PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · REMAJA DI TARAKAN Diajukan Untuk Memenuhi...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI … · REMAJA DI TARAKAN Diajukan Untuk Memenuhi...
i
SKRIPSI
HUBUNGAN KEPRIBADIAN NEUROTIK DAN IMPULSIVE BUYING PADA
REMAJA DI TARAKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Friska Indryani Sitorus
129114077
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Hard work will always beat talent
when talent fails to work hard
-Kevin Durant
Never give up on anybody.
Miracles happen everyday
-H. Jackson Brown Jr.
A comfort zone is a beautiful place but
nothing ever grows there
-unknown
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kupanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang sudah memberkati aku hingga saat ini.
Tanpanya ini tidak mungkin terselesaikan. Terimakasih
Tuhan Yesus, terjadilah sesuai dengan kehendak-Mu.
Skripsi ini juga kupersembahkan kepada kedua orangtua
ku yaitu Bapak M. Sitorus dan Mama Darma Gultom yang
selalu memberi motivasi disaat situasi apapun. Tidak lupa
juga kepada abang ku Bobby Andrian Sitorus.
Kepada sahabatku,sepupu-sepupuku, teman-teman
seperjuangan, dan kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukungku dalam menyelesaikan skripsi
ini. Terimakasih Kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Agustus 2016
Penulis,
(Friska Indryani Sitorus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN KEPRIBADIAN NEUROTIK DAN IMPULSIVE BUYING PADA
REMAJA DI TARAKAN
Friska Indryani Sitorus
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecenderungan kepribadian neurotik
dengan impulsive buying pada remaja di Tarakan. Penelitian ini menggunakan subjek sejumlah 330
remaja (115 laki-laki dan 185 perempuan). Pengambilan data dilakukan dengan pengisian skala
impulsive buying dan skala kecenderungan kepribadian neurotik. Reliabilitas dari skala impulsive
buying sebesar (α) = 0.747, reliabilitas dari skala kepribadian compliant sebesar (α) = 0.758, reliabilitas dari skala kepribadian aggressive sebesar (α) = 0.801, dan reliabilitas dari skala kepribadian detached sebesar (α) = 0.795. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian Spearman’s Rho dalam program SPSS for windows versi 23.0 karena sebaran data tidak normal. Hasil
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan (r = 0.139; p = 0.008) antara
kepribadian compliant (x̄ = 36.11; SD = 4.853) dan impulsive buying (x̄ = 28.65; SD = 4.038).
Terdapat hubungan positif dan signifikan (r = 0.156; p = 0.003) antara kepribadian aggressive (x̄ = 32.38; SD = 4.499) dan impulsive buying (x̄ = 28.65; SD = 4.038).
Kata kunci : Impulsive Buying dan Kecenderungan Kepribadian Neurotik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN NEUROTIC PERSONALITY AND
IMPULSIVE BUYING OVER THE ADOLESCENTS IN TARAKAN
Friska Indryani Sitorus
ABSTRACT
This Research aimed to determine the relationship between the neurotic personality
tendencies and the impulsive buying over the adolescents in Tarakan. This study involved the 330
adolescents (115 males and 185 females). The data collection was performed by filling the impulsive
buying scale and the scale of neurotic personality tendencies. The reliability of the scale of impulsive
buying was (α) = 0747, the reliability of a compliant personality scale was (α) = 0758, the reliability of the scale aggressive personality was (α) = 0801, and reliability of the scale detached personality was (α) = 0795. The data analysis techniques this research applied the Spearman's Rho test in SPSS for Windows version 23.0 since the data distribution was irregular. The results showed that there were
positive and significant correlation (r = 0.139; p = 0.008) between the personality compliant (X =
36.11; SD = 4,853) and the impulsive buying (x̄ = 28.65; SD = 4.038). There was a positive and a
significant correlation (r = 0.156; p = 0.003) between the aggressive personality (x = 32.38; SD =
4,499) and the impulsive buying (x̄ = 28.65; SD = 4.038).
Keywords: Impulsive Buying and Neurotic Personality Tendencies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Friska Indryani Sitorus
Nomor Mahasiswa : 129114077
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN KEPRIBADIAN NEUROTIK DAN IMPULSIVE BUYING PADA
REMAJA DI TARAKAN
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Agustus 2016
Yang menyatakan,
(Friska Indryani Sitorus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
dan penyertaan-Nya yang tiada berkesudahaan. Berkat kasih-Nya, saya dapat
menyelesaikan skiripsi ini yang berjudul “Hubungan Kepribadian Neurotik dan
Impulsive Buying pada remaja di Tarakan”. Saya juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus, atas penyertaan-Nya dan tidak pernah mengeluh mendengar
semua keluh-kesah ku tiada henti dan selalu menerimaku apa adanya.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
sekaligus dosen pembimbing skripsi. Terimakasih atas kesabarannya dan
selalu welcome ketika ditemui serta selalu membantu untuk memberi jalan
keluar ketika ada kesusahan dan selalu memberi semangat untuk
menyeselaikan skripsi ini.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M, Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
membantu saya dalam menyelesaikan masa kuliah hingga lulus.
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang banyak memberikan ilmu, pengetahuan,
pengalaman, dan nasihat hingga akhirnya saya bisa lulus serta mendapatkan
nilai-nilai yang berharga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak M. Sitorus dan Mama Darma Gultom yang selalu menguatkan dalam
kondisi apapun dan yang selalu menerima kekuranganku. Terimakasih atas
cinta dan kasih sayang kalian kepada ku. Jika diberikan kehidupan lagi aku
akan tetap ingin kalian sebagai orangtua ku karena gak ada yang sesempurna
kalian.
7. Abang Bobby Andrian Sitorus, yang selalu menghibur dan memberikan
lelucon yang selalu membuatku tersenyum. Terimakasih sudah menjadi
saudara satu-satunya yang nyebelin dan ngangenin.
8. Kepada sekolah tempat saya penelitian. Terimakasih telah mengijinkan saya
melakukan penelitian dengan sambutan yang hangat.
9. Seluruh subjek penelitian. Terimakasih telah membantu atas kesediannya
untuk mau terlibat dalam penelitian ini.
10. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma. Terimakasih atas
pelayanannya yang hangat dan ramah. Karyawan perpustakaan Universitas
Sanata Dharma.
11. Mbak Lina, Terimakasih kakak perempuanku buat segalanya.
12. Tante Hotmian Gultom dan Tante Agus Nadeak yang mau membantuku
selama pengerjaan skripsi ini.
13. Kepada sahabat-sahabatku, Noviana Ishak dan Melissa Hooru. Terimakasih
sudah mau menjadi tempat yang nyaman dalam hal apapun dan dukungan
kalian selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Kepada adik-adik sepupu yang sudah membantuku selama penelitian dan
memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi Miranda Sianipar dan Artika
Sianipar.
15. Teman-teman bimbingan, semangat kita semua pasti bisa. Jangan menyerah.
16. Teman-teman angkatan 2012 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
terimakasih atas dinamika yang luar biaasa ini selama kurang lebih empat
tahun ini.
17. Teman-teman kos, terimakasih teman satu atap yang selalu memberi
semangat.
18. Terimakasih kepada Tobi yang selalu sabar dalam membantu ku mengerjakan
skripsi. Jasa mu tidak akan ku lupakan.
19. Tak lupa juga terimakasih pada Libgen dan Google Translate yang membantu
saya dalam mencari jurnal dan menerjemahkan jurnal tersebut.
20. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan. Terimakasih. Tuhan memberkati.
Yogyakarta, 30 Agustus 2016
Penulis,
(Friska Indryani Sitorus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
1. Manfaat Praktis .................................................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Manfaat Teoritis ................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9
A. Impulsive Buying .................................................................................... 9
1. Definisi Impulsive Buying ................................................................. 9
2. Aspek-aspek Impulsive Buying ......................................................... 11
3. Faktor-faktor Impulsive Buying ....................................................... 15
B. Kepribadian Neurotik ........................................................................... 21
1. Definisi Kepribadian Neurotik ......................................................... 21
2. Kebutuhan-kebutuhan Kepribadian Neurotik .................................. 22
3. Tipe-tipe Kepribadian Neurotik ....................................................... 25
C. Remaja .................................................................................................. 28
1. Definisi Remaja ............................................................................... 28
2. Tahap Perkembangan Remaja .......................................................... 30
D. Dinamika Hubungan Kepribadian Neurotik dengan Impulsive Buying.32
F. Hipotesis ............................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 39
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................. 39
C. Definisi Operasional ............................................................................. 40
1. Impulsive Buying .............................................................................. 40
2. Kepribadian Neurotik ...................................................................... 40
D. Subjek Penelitian .................................................................................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
E. Prosedur Penelitian ............................................................................... 42
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 43
G. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 46
H. Metode Analisis Data ........................................................................... 52
1. Uji Asumsi ....................................................................................... 51
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 54
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 54
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 55
C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 56
D. Hasil Analisis Data ............................................................................... 59
1. Uji Asumsi Penelitian ...................................................................... 59
2. Uji Linearitas ................................................................................... 63
3. Uji Hipotesis .................................................................................... 66
E. Pembahasan .......................................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 74
A. Kesimpulan ........................................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................................... 74
1. Bagi Remaja ..................................................................................... 74
2. Bagi Orang Tua ................................................................................ 75
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN .......................................................................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rangkuman dari Kecenderungan Kepribadian Neurotik Horney .......... 27
Tabel 2. Skor Favorabel Skala Impulsive Buying dan Kepribadian Neurotik ..... 44
Tabel 3. Sebaran Aitem Skala Impulsive Buying ................................................ 45
Tabel 4. Sebaran Aitem Skala Kepribadian Neurotik .......................................... 46
Tabel 5. Sebaran Aitem Skala Impulsive Buying Setelah Seleksi Aitem ............. 50
Tabel 6. Sebaran Aitem Skala Kepribadian Neurotik Setelah Seleksi Aitem...... 51
Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................... 55
Tabel 8. Data Teoritik dan Mean Empirik ........................................................... 56
Tabel 9. One Sample T-Test Mean Teoritik dan Mean Empirik Skala Impulsive
Buying .................................................................................................... 57
Tabel 10. One Sample T-Test Mean Teoritik dan Mean Empirik Skala Kepribadian
Neurotik ................................................................................................ 57
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 59
Tabel 12. Hasil Uji Linearitas Kepribadian Compliant dan Impulsive Buying ..... 63
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Kepribadian Aggressive dan Impulsive Buying .... 64
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas Kepribadian Detached dan Impulsive Buying ...... 65
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Kepribadian Compliant dan Impulsive Buying ....... 67
Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Kepribadian Aggressive dan Impulsive Buying ...... 68
Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Kepribadian Detached dan Impulsive Buying ........ 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Inflasi Kota Tarakan Oktober 2015 ............................................. 4
Gambar 2 Histogram Kepribadian Impulsive Buying ............................................ 60
Gambar 3 Histogram Kepribadian Compliant ....................................................... 61
Gambar 4 Histogram Kepribadian Aggressive ....................................................... 62
Gambar 5 Histogram Kepribadian Detached ......................................................... 63
Gambar 6 Scatterplot Kepribadian Compliant dan Impulsive Buying ................... 64
Gambar 7 Scatterplot Kepribadian Aggressive dan Impulsive Buying................... 65
Gambar 8 Scatterplot Kepribadian Detached dan Impulsive Buying ..................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Dinamika Hubungan Kepribadian Neurotik dengan Impulsive Buying . 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Statistik Deskriptif dan One Sample T-test....................................... 84
Lampiran 2. Uji Normalitas .................................................................................. 87
Lampiran 3. Uji Linearitas .................................................................................... 90
Lampiran 4. Uji Hipotesis ..................................................................................... 94
Lampiran 5. Reliabilitas Skala .............................................................................. 97
Lampiran 6. Skala Penelitian .............................................................................. 103
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian........................................................................ 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah acara FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 8 Agustus 2015 menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia semakin konsumtif dan mulai meninggalkan kebiasaan
untuk menabung. Hal tersebut tercermin menurunnya Marginal Propensity to
Save (MPS) atau kecenderungan untuk menabung dalam 3 tahun terakhir dan
naiknya Marginal Properity to Consume (MPC) atau kecenderungan
menggunakan uangnya untuk berbelanja. Tercatat bahwa Indonesia memiliki
rasio Gross National Saving per GPD (Gross Product Domistic) yaitu sebesar
30,87 %. Berbeda dengan China sebesar 48,87%, Singapura 46,73% dan Korea
yakni 35,11%. Berdasarkan hasil rasio tersebut Indonesia berada di bawah
sehingga mengakibatkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan mengalami
penurunan (kompas.com).
Di tahun yang sama yaitu 2015, Lembaga Riset Kandence International
Indonesia mengungkap bahwa sebanyak 28% masyarakat Indonesia memiliki
kebiasaan konsumtif. Berdasarkan hasil riset tersebut menunjukkan bahwa 14 masyarakat Indonesia memiliki gaya hidup yang konsumtif. Riset tersebut
dilakukan dengan mencatat pengeluaran bulanan setiap responden dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kebanyakan dari responden membelanjakan uang di luar dari perencanaan dalam
jumlah yang besar dan terkejut dengan pengeluarannya (Lifestyle.bisnis.com).
Pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan sebelumnya disebut sebagai
impulsive buying (Hawkins, 2014).
Impulsive buying merupakan pembelian yang tidak rasional dan
dilakukan dengan cepat atau spontan dan sebelumnya tidak direncanakan, diikuti
oleh konflik pikiran dan dorongan emosional yang tidak dapat dilawan untuk
melakukan pembelian (Verplanken & Herabadi, 2001). Dorongan emosional
yang tidak dapat dilawan karena adanya perasaan yang intens untuk melakukan
pembelian dengan segera, sehingga mengabaikan dampak negatif dan merasakan
puas ketika membeli, namun mengalami konflik di dalam pemikiran (Rook
dalam Verplanken & Herabadi, 2001).
Impulsive buying dapat dilakukan oleh siapa pun tak terkecuali remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh Surindo (dalam Anin, Rasimin, & Atamimi,
2008) menyatakan bahwa remaja merupakan penyumbang terbesar dalam
perilaku belanja yang konsumtif. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Loudon
dan Bitta (dalam Ambarwati & Safitri, 2011) mengemukakan bahwa remaja
adalah kelompok yang berorientasi konsumtif. Rawling, Boldero, dan Wiseman
(dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011) menemukan bahwa individu yang berusia
muda cenderung lebih impulsif dibandingkan individu yang berusia tua.
Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju pada
masa dewasa. Menurut Santrock (2007) masa perkembangan remaja tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memiliki rentang usia 15-18 tahun. Pada masa ini remaja mengalami
perkembangan yang sangat pesat baik secara fisik, psikologis, dan sosial.
Perkembangan yang sangat pesat membuat remaja cenderung berpikir secara
abstrak dan tergesa-gesa. Sifat remaja inilah yang membuat remaja mudah
terpengaruh oleh iklan atau tagline yang diberikan kepadanya sehingga para
remaja cenderung impulsif. Dari hasil riset, sebagian besar sasaran utama iklan
adalah remaja karena karakteristik remaja yang masih labil sehingga mudah
dipengaruhi untuk melakukan impulsive buying (Anin, Rasimin, & Atamimi,
2008).
Salah satu fenomena impulsive buying juga terjadi di Kota Tarakan,
seperti yang dilansir oleh Kaltim.co.id bahwa daya beli di Tarakan cukup tinggi
karena meningkatnya jumlah penduduk di Tarakan membuat Tarakan semakin
maju dan berkembang baik dari segi teknologi maupun fashion. Penduduk
Tarakan lebih didominasi oleh penduduk muda yang berusia 15-50 tahun sebesar
66,39% (BPS(Badan Pusat Statistika), 2015). Daya beli yang cukup tinggi
tercermin pada grafik inflasi Tarakan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gambar 1. Grafik Inflasi Kota Tarakan Oktober 2015
Grafik inflansi tersebut menunjukkan bahwa tingginya kelompok
komoditi sandang dibandingkan kelompok komoditi-komoditi lainnya. Menurut
Siswandari (2005) bahwa pakaian merupakan produk yang paling banyak
dikonsumsi secara impulsif dengan presentase sebesar 42,42%. Fashion
merupakan salah satu elemen penting untuk mendukung penampilan remaja agar
dapat diterima oleh kelompoknya (Hurlock dalam Anin, Rasimin, & Atamimi,
2008).
Menurut Sarwono (2011) remaja akan melakukan hal apapun untuk dapat
menunjang penampilannya agar mendapatkan perhatian sehingga dapat diterima
oleh teman sebaya atau kelompoknya. Remaja sadar bahwa dukungan sosial
teman sebaya akan sangat dipengaruhi oleh penampilan dan juga berdasarkan
benda-benda yang dimilikinya (Hurlock, dalam Anin, Rasimin, & Atamimi,
2008). Menurut Mappiare (1982) perilaku remaja yang menambah penampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dirinya dalam kelompoknya adalah karena mengikuti trend yang diminati oleh
kelompok sebayanya. Trend yang semakin hari semakin berkembang membuat
remaja semakin impulsif dalam membeli barang-barang yang menunjang dirinya
khususnya fashion. Menurut Mappiare (1982) fashion merupakan salah satu hal
yang tidak boleh dilupakan dalam menunjang penampilannya. Sama halnya
dengan remaja yang cukup mementingkan fashion untuk menunjang
penampilannya sehingga membuat remaja akan lebih mudah melakukan
impulsive buying pada produk fashion.
Impulsive buying dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik
produk, faktor marketing, dan karakteristik konsumen antara lain; kepribadian
konsumen dan demografis konsumen (Loudon & Bitta dalam Anin, Rasimin, &
Atamimi, 2008). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi impulsive buying
adalah kepribadian. Menurut Verplanken & Herabadi (2001) bahwa impulsive
buying memiliki kecenderungan umum yang sangat berakar pada kepribadian
seseorang. Kepribadian individu merupakan aspek psikologis yang terkait dengan
kecenderungan impulsive buying. Kepribadian merupakan panduan konsumen
dalam memilih cara untuk memenuhi tujuannya dalam berbagai situasi yang
berbeda termasuk bagaimana cara konsumen memandang dirinya sendiri dalam
menentukan pilihan produk yang akan dibeli (Ferrinadewi, 2008). Menurut Hall
dan Lindzey (1993) kepribadian adalah sesuatu yang memberikan tata tertib dan
keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan
oleh individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian sebelumnya mengenai impulsive buying dengan kepribadian
yang dilakukan oleh Verplanken dan Herabadi (2001) mengatakan bahwa
impulsive buying memiliki kecenderungan umum yang berakar pada kepribadian
seseorang. Kecenderungan umum yang berakar pada kepribadian membuat
impulsive buying berkorelasi dengan kepribadian. Selain itu, penelitian yang
dilakukan oleh Shahjehan, Qureshi, Zeb, & Saifullah (2012) menunjukkan
terdapat hubungan yang positif antara impulsive buying dengan kepribadian.
Kemudian, menurut Herabadi (dalam Badgaiyan & Verma, 2014) menyatakan
bahwa kepribadian (Big Five) berkorelasi positif dengan impulsive buying.
Dari berbagai macam teori tentang perkembangan kepribadian, salah
satunya adalah teori kepribadian Karen Horney yaitu kepribadian neurotik.
Menurut Horney, kepribadian neurotik merupakan dasar dari berkembangnya
kecemasan. Kecemasan dasar tersebut dari pengalaman masa lalu yaitu ketika
masa kanak-kanak yang berkaitan dengan orang tua sehingga memunculkan
kecemasan dasar (basic hostility) (dalam Hidayat, 2011). Horney membagi
kepribadian neurotik menjadi tiga tipe yaitu compliant (penurut), aggressive, dan
detached (terpisah). Compliant adalah individu dengan kepribadian mengalah
yang menampilkan sikap dan perilaku yang bergerak menuju orang lain untuk
mendapatkan kasih sayang dan dukungan. Aggressive adalah kepribadian yang
bergerak melawan orang lain dengan tampil kuat dan tampil semenarik mungkin
agar menjadi pusat perhatian. Sedangkan detached adalah individu yang
memiliki kepribadian yang terpisah dengan perilakunya diarahkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bergerak menjauhi orang lain agar dapat menjaga jarak emosional (dalam
Hidayat, 2011).
Horney berpendapat bahwa tipe kepribadian neurotik compliant memiliki
kebutuhan untuk menyenangkan orang lain dan berbuat sesuai dengan harapan-
harapan orang lain sehingga orang lain dapat menerimanya agar ia dapat
memperoleh cinta serta individu ini merupakan seorang yang sangat peka
terhadap penolakan. Selain itu, tipe kepribadian aggressive memiliki kebutuhan
ingin dikagumi dan dipuja oleh orang lain sehingga ia akan menampilkan diri
semenarik mungkin agar orang lain memperhatikan dirinya. Tipe kepribadian
detached memiliki kebutuhan untuk berdiri sendiri dan bebas dengan melakukan
pemisahan diri kepada orang lain agar tidak terikat oleh siapapun atau apapun
(dalam Hall & Lindzey, 1993). Hal ini merupakan ciri yang dapat meningkatkan
kemungkinan individu untuk melakukan perilaku impulsive buying untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti hubungan dari kepribadian neurotik dan impulsive buying
pada remaja.
B. Rumusan masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah
kepribadian neurotik berhubungan dengan impulsive buying pada remaja di
Tarakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepribadian
neurotik dan impulsive buying pada remaja di Tarakan.
D. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan teoritis bagi
pengembangan ilmu pengetahuan tentang perilaku konsumen dan
psikologi kepribadian, yaitu impulsive buying dan kepribadian neurotik
2. Manfaat praktis
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi remaja untuk mengetahui kepribadian neurotik
dan perilaku impulsive buying. Hasil penelitian juga dapat dijadiakan
sebagai bahan refleksi dan evaluasi diri bagi remaja dalam perilaku
belanja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. IMPULSIVE BUYING
1. Definisi Impulsive Buying
Rook dan Gardner (dalam Muruganantham & Bhakat, 2013)
mendefinisikan impulsive buying sebagai perilaku yang tidak direncanakan
melibatkan pengambilan keputusan yang cepat dan kecenderungan untuk
segera mendapatkan produk tersebut. Rook (1987) berpendapat bahwa
selama melakukan impulsive buying, konsumen akan mengalami keinginan
sesaat, kuat dan gigih. Hal ini ditandai dengan dorongan membeli sebagai
suatu yang tidak diinginkan, dan reaksi yang tidak reflektif yang terjadi
segera setelah terkena rangsangan oleh suatu stimulus. Pembelian yang tidak
direncanakan ini membuat konsumen membeli suatu produk tanpa
mengevaluasi kegunaan produk tersebut (Vohs & Faber, Parboteeah dalam
Vishnu & Raheem, 2012). Hal ini dikarenakan konsumen didorong oleh
keinginan sehingga ia akan melakukan tindakan membeli secara spontan
tanpa melalui berbagai pertimbangan (Kipnis, Reich, Winshie, dalam Rook,
1987).
Hal senada juga dikemukakan oleh Muray (dalam Anin, Rasimin &
Atamimi, 2008) impulsive buying didefinisikan sebagai kecenderungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
individu untuk membeli secara spontan, reflektif, atau kurang melibatkan
pikiran, segera, dan kinetik. Kecenderungan konsumen untuk membeli
secara spontan ini dapat menghasilkan pembelian ketika konsumen percaya
bahwa tindakan tersebut adalah hal yang wajar (Rook & Fisher, dalam
Solomon 2009).
Impulsive buying ditandai dengan pembelian suatu item dengan sedikit
atau tidak adanya musyawarah pada pembelian yang tiba-tiba dan dengan
dorongan kuat (Blok & Morwitz, dalam Muruganantham & Bhakat, 2013).
Kacen dan Lee (2002) menyatakan bahwa perilaku impulsif lebih
membangkitkan gairah dan tak tertahankan tetapi kurang konsultatif jika
dibandingkan dengan perilaku pembelian yang direncanakan.
Menurut Barratt (dalam Shahjehan, Qureshi, Zeb, & Saifullah, 2012)
impulsivitas adalah kepribadian didefinisikan sebagai kecenderungan
bertindak tanpa pemikiran, membuat keputusan secara cepat, dan gagal
untuk menghargai keadaan di luar dan sekarang. Tindakan tanpa pemikiran
dan pertimbangan tersebut didorong oleh Impulsive sehingga seseorang akan
melakukan sesuatu tindakan tanpa pertimbangan yang cermat mengenai
lingkungannya secara objektif dan tanpa mempertimbangankan konsekuensi
dari tindakan yang dilakukan (Kipnis, Reich, & Winshie, dalam Rook,
1987). Dorongan untuk membeli adalah perilaku hedon yang kompleks dan
dapat merangsang emosional juga impulsive buying rentan terjadi
sehubungan berkurangnya konsekuensi (Rook, 1987: 191). Dalam pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang sama, Hoch dan Loewenstein (dalam Muruganantham & Bhakat, 2013)
menjelaskan impulsive buying sebagai perjuangan antara kekuatan psikologis
keinginan dan kemauan.
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa impulsive buying adalah perilaku belanja yang didorong oleh
keinginan dalam diri tanpa adanya perencanaan, spontan, segera dalam
melakukan pembelian dengan tidak adanya pertimbangan kegunaan dan
konsekuensi dari pembelian tersebut.
2. Aspek-aspek Impulsive Buying
Perilaku impulsive buying didasari oleh dua aspek yaitu aspek kognitif
dan aspek afektif. Kedua aspek ini merupakan komponen yang muncul daari
dalam diri pembeli sehingga membentuk suatu perilaku impulsive buying
(Verplanken & Herabadi, 2009).
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif pada impulsive buying adalah ketika konsumen
melakukan impulsive buying konsumen kurang atau tidak merencanakan
dan mempertimbangkan konsekuensi atas pembelian yang dilakukan
serta tidak memikirkan tujuan dari pembelian yang dilakukan
(Verplanken & Herabadi, 2001). Konsumen cenderung mudah
terpengaruh oleh harga produk yang ditawarkan dan keuntungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
diperoleh ketika membeli produk tersebut (Verplanken, Herabadi &
Knippenberg, 2009).
Shiv dan Fedorikhin (dalam Verplanken & Knippenberg, 2001)
menunjukkan bahwa sumber daya kognitif yang terbatas dapat
mengakibatkan konsumen membuat pilihan untuk melakukan impulsive
buying. Hal ini juga diungkapkan oleh Coley (2002) bahwa proses
kognitif terdiri dari tiga komponen, yaitu pertama cognitive
deliberation, yaitu keadaan di mana konsumen merasakan sebuah
dorongan untuk bertindak (membeli) tanpa adanya pertimbangan
ataupun memikirkan konsekuensi dari tindakannya tersebut. Selanjutnya
unplanned buying, yaitu keadaan di mana konsumen kurang atau tidak
memiliki rencana yang jelas ketika berbelanja. Terakhir, disregerd for
future, yaitu keadaan di mana konsumen yang melakukan impulsive
buying tidak memikirkan atau mengabaikan masa depan. Sebagai
contoh, ketika konsumen sedang berada di pusat perbelanjaan dan
kemudian ia melihat diskon di salah satu toko, konsumen tersebut akan
segera melihat produk itu dan membeli barang tersebut. Padahal
sebelumnya ia sama sekali tidak merencanakan untuk membeli produk
tersebut. Pada saat konsumen hendak melihat produk diskon, proses
kognitif konsumen bekerja dan ketika konsumen tertarik pada salah satu
produk secara tiba-tiba konsumen tersebut membeli tanpa adanya
perencanaan sebelumnya. Pada saat konsumen membayar produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tersebut, proses kognitif terabaikan. Hal ini dikarenakan konsumen
kurang atau tidak merencanakan dan memikirkan resiko serta tujuan dari
pembelian produk tersebut (Verplanken & Knippenberg, 2001).
b. Aspek Afektif
Aspek afektif berkaitan dengan emosi, perasaan senang,
gembira, dan adanya dorongan untuk yang muncul untuk segera
memiliki sesuatu yang disukai tanpa adanya perencanaan sebelumnya,
serta kurangnya kontrol sehingga mengakibatkan penyesalan setelah
membeli (Verplanken & Herabadi, 2001). Ketika pembelian yang tidak
terencana telah dilakukan, konsumen akan memunculkan perasaan
menyesal, misalnya membuang-buang uang dengan membeli produk
yang tidak bermanfaat (Dittmar & Drury, 2000).
Menurut Coley (2002) proses afektif memiliki tiga komponen
yaitu, pertama irresistible urge to buy, keinginan konsumen yang instan,
dan memaksa konsumen secara terus menerus untuk segera
mendapatkan produk tersebut, sehingga membuat konsumen tidak dapat
menahan diri untuk memiliki produk tersebut. Kedua, positive buying
emotion, keadaan suasana hati yang positif dari hasil impulsive buying
yang dilakukan untuk memuaskan dirinya. Konsumen cenderung akan
melakukan impulsive buying lagi untuk mempertahankan suasana hati
yang menyenangkan. Terakhir, mood management, konsumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
melakukan impulsive buying didorong oleh keinginan konsumen untuk
mengubah atau menata perasaan atau suasana hatinya.Sebagai contoh,
seorang wanita remaja yang sedang berada di pusat perbelanjaan melihat
barang yang disukai, konsumen merasa ada desakan untuk segera
memiliki produk tersebut sehingga dapat memuaskan hasratnya
walaupun sebenarnya produk tersebut tidak memiliki manfaat bagi
dirinya. Menurut Hirschman & Holbrook (2009) ketika konsumen
melakukan impulsive buying, konsumen akan mengabaikan aspek
kognitif dan lebih mengikuti aspek afektif seperti lebih mengikuti
keinginan emosional (dalam Verplanken & Knippenberg, 2001).
Berdasarkan kedua aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa
aspek impulsive buying adalah aspek kognitif dan aspek afektif. Dalam
impulsive buying aspek kognitif adalah konsumen yang kurang atau
tidak memiliki perencanaan dalam melakukan suatu pembelian sehingga
pada saat konsumen melakukan impulsive buying konsumen tidak
memikirkan resiko dan tujuan dari pembelian produk tersebut.
Sedangkan, aspek afektif adalah konsumen yang melakukan impulsive
buying didasari atas emosi, misalnya tertarik dan menyukai pada
produk, serta timbul rasa senang dan adanya desakan untuk segera
memiliki produk tersebut, serta setelah membeli produk itu konsumen
mengalami penyesalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying
Secara umum, impulsive buying dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal impulsive buying merujuk pada isyarat pemasaran
atau rangsangan yang ditempatkan dan dikendalikan oleh pemasar dalam
upaya untuk memikat konsumen dalam perilaku pembelian (Youn dan
Faber, 2000). Stimulis eksternal terkait dengan belanja dan lingkungan
pemasaran. Lingkungan toko seperti ukuran toko, suasana, dan desain,
sementara lingkungan pemasaran adalah berbagai aktivitas penjualan dan
iklan. Impulsive buying dapat diinduksi ketika seorang konsumen bertemu
dengan rangsangan visual yang relevan dalam lingkungan ritel, atau
rangsangan promosi (Piron, 1991). Impulsive buying dianggap sebagai
skenario belanja dengan promosi penjualan yang inovatif, pesan yang
kreatif dan penggunaan teknologi yang tepat di ritel toko-toko
(Schiffman, 2010).
Berbagai rangsangan dalam toko baik secara langsung atau tidak
langsung sangat mempengaruhi pelanggan. Suasana toko yang
dipengaruhi oleh atribut seperti pencahayaan, tata letak, presentasi barang
yang akan dijual, lantai, warna, suara, bau, pakaian dan tenaga
pelayanan. Lingkungan toko yang menyenangkan sangat merangsang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyebabkan peningkatan impulsive buying (Hoyer dan MacInnis, 1999).
Penampilan produk dan adanya musik juga berpengaruh secara eksternal
pada pelanggan (Verplanken dan Herabadi, 2001).
Xu (2007) menyatakan bahwa lingkungan toko mempengaruhi
kondisi emosional konsumen yang dapat menyebabkan impulsive buying
dalam toko. Rook dan Hoch (1985) menekankan bahwa impulsive buying
benar-benar dimulai dengan sensasi dan persepsi konsumen yang
didorong oleh stimulus eksternal, dan diikuti oleh dorongan tiba-tiba
untuk membeli (saya lihat saya ingin membeli).
Mattila dan Wirtz (2008) menemukan bahwa rangsangan
lingkungan toko mempengaruhi secara positif perilaku pembelian impuls
terutama ketika lingkungan toko dianggap sebagai over-stimulating
hormone (kegembiraan dan stimulasi). Rangsangan di lingkungan ritel
toko cenderung mempengaruhi emosi konsumen (Donovan dan Rossiter,
1982), yang merupakan variabel lain yang ditemukan untuk
mempengaruhi impulsive buying (Rook 1987; Zhou dan Wong 2003).
Baumeister (2002) berpendapat bahwa gairah yang tinggi dan
overstimulasi mengurangi regulasi diri dan juga cenderung mengurangi
kemampuan orang berpikir melalui tindakan mereka yang selanjutnya
dapat meningkatkan peluang impulsive buying.
Gupta (dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013) menyatakan
bahwa pada ukuran toko-toko besar, display produk dan harga produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang menjadi rangsangan utama dalam toko. Pada ukuran toko-toko kecil,
harga produk merupakan faktor utama yang menarik impulsive buying.
Merchandise ritel langsung memotivasi konsumen untuk membeli suatu
produk. Kegiatan merchandising bertindak sebagai salesman yang diam
di ritel outlet (Muruganantham dan Kaliyamoorthy, 2005). Hulten &
Vanyushyn (2011) juga mengamati bahwa pembeli yang impulsif
memberikan perhatian lebih pada display di dalam toko.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi munculnya impulsive buying adalah lingkungan seperti
lingkungan toko dan lingkungan pemasaran (marketing), promosi
penjualan, merchandise ritel, stimulus sensori, dan pelayanan toko.
b. Faktor Internal
Faktor internal impulsive buying menunjukkan isyarat internal
pada individu dan karakteristik yang membuat seseorang terlibat dalam
impulsive buying. Rangsangan internal terkait dengan kepribadian
individu dibandingkan dengan lingkungan toko atau rangsangan yang
diberikan. Menurut Schiffman (2008) kepribadian didefinisikan sebagai
suatu organisasi yang unik dan dinamis dari karakteristik orang tertentu,
fisik dan psikologis yang mempengaruhi perilaku dan tanggapan terhadap
lingkungan fisik dan sosial. Kepribadian merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan impulsive buying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(Rook & Fisher, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Ketika
seseorang hendak membeli suatu produk, orang akan memiliki nilai dan
makna berbeda. Secara khusus, beberapa produk dapat berfungsi sebagai
simbol, misalnya dari gaya hidup atau kepribadian tertentu (Belk,
Dittmar, Higgins, dalam Herabadi, Verplanken & Knippenberg, 2009).
Hal ini didukung oleh pendapat Rook dan Hoch (dalam Muruganantham
dan Bhakat, 2013) yang mengatakan bahwa sesungguhnya yang
mengalami impulsive buying selama berbelanja adalah orang itu sendiri
dan bukan dari produk tersebut.
Lain halnya dengan pendapat dari Sneath, Lacey, & Kennett-
Hansel (dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013) mengatakan bahwa
impulsive buying dapat diinduksi karena depresi dan upaya untuk
meningkatkan mood. Verplanken dan Herabadi (2001) menemukan hasil
yang sama dalam studi yang menyatakan bahwa impulsive buying sering
dikaitkan dengan individu yang ingin melarikan diri dari persepsi negatif
seperti rendah diri, perasaan negatif, atau suasana hati. Berbagai
rangsangan yang dihasilkan seperti pengalaman konsumen sendiri dan
emosi juga bertanggung jawab pada impulsive buying (Hirschman, dalam
Muruganantham dan Bhakat, 2013). Weinberg dan Gottwald (dalam
Muruganantham dan Bhakat, 2013) berpendapat bahwa impulsive buying
memunculkan perasaan yang lebih besar dari hiburan, kesenangan,
antusiasme, dan sukacita. Chang, Eckman, & Yan, (2011) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
berpendapat bahwa konsumen yang memiliki respon emosi yang lebih
positif pada lingkungan ritel lebih mungkin untuk melakukan impulsive
buying.
Impulsive buying atau membeli dengan sedikit atau tanpa
perencanaan sebelumnya juga merupakan bentuk keterlibatan yang
rendah dalam pengambilan keputusan (Michael, William, & Pandit,
dalam Muruganantham dan Bhakat, 2013). Youn dan Faber (2000)
menunjukkan bahwa impulsive buying mungkin berasal dari sifat-sifat
konsumen seperti impulsif, kenikmatan berbelanja, atau kurangnya
kontrol diri. Shen dan Khalifa (2012) mengamati bahwa kognisi
konsumen berhubungan antara impulsive buying dan perilaku impulsif
yang sebenarnya.
Selain itu, Hausman (2000) berpendapat bahwa impulsive buying
merupakan kebutuhan hedonis yang termotivasi oleh pencapaian yang
lebih tinggi, kebutuhan yang dikelompokkan dari teori Maslow 'hierarki
kebutuhan'. Upaya tersebut untuk memenuhi urutan tertingginya
kebutuhan untuk berbagai jenis perilaku impulsive buying. Sharma,
Sivakumaran, & Marshall (2010) mengkategorikan impulsive buying
sebagai perilaku hedonis yang berhubungan dengan perasaan dan
motivasi psikososial bukannya pikiran dan manfaat fungsional. Beatty
dan Ferrell (1998) mengemukakan bahwa impulsive buying dikaitkan
dengan stimulasi sensorik dan motivasi hedonis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Loudon dan Bitta (dalam F, BS, & Atamimi, 2008) juga
mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi Impulsiveve buying,
yaitu:
a. Produk dengan karakteristik harga murah, kebutuhan kecil atau
marginal, produk jangka pendek, ukuran kecil, dan toko yang mudah
dijangkau.
b. Pemasaran dan marketing yang meliputi distribusi dalam jumlah banyak
outlet yang self service, iklan melalui media massa yang sangat
sugestibel dan terus menerus, iklan di titik penjualan, posisi display dan
lokasi toko yang menonjol.
c. Karakteristik konsumen seperti kepribadian, jenis kelamin, sosial
demografis atau karakteristik sosial ekonomi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang dapat mempengaruhi
munculnya impulsive buying adalah kepribadian, emosi, kebutuhan hedonis, dan
evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. KEPRIBADIAN NEUROTIK
1. Definisi Kepribadian Neurotik
Menurut Chaplin (dalam Rahma, Lestari, & Faziah, 2013) kepribadian
neurotik adalah suatu organisasi kecenderungan yang berorientasi pada
perolehan jaminan keamanan dan perlindungan secara maksimum.
Kecenderungan ini muncul karena adanya kecemasan dasar (basic anxiety)
dalam diri. Horney mendefinisikan kecemasan dasar sebagai perasaan
terisolasi dan tidak berdaya dalam dunia yang dipahami secara potensial
bermusuhan (dalam Supratiknya, 1993). Ketidakberdayaan tersebut membuat
ia terperengkap dalam kebutuhan-kebutuhan kompulsif untuk mengurangi
kecemasan (dalam Olson & Hergenhahn, 2011)
Menurut Horney akar dari kepribadian neurotik ditemukan di dalam
hubungan orangtua dan anak. Sebelumnya anak tidak diberikan rasa aman dan
kepuasaan akan cinta sehingga anak akan mengembangkan perasaan
permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tuanya. Permusuhan dasar
ini mengarah pada perasaan yang tidak aman yang kuat dan kecemasan yang
samar-samar (dalam Olson & Hergenhahn, 2011). Semakin ia
menyembunyikan permusuhan dan perasaan dendamnya terhadap
keluarganya, semakin juga ia memproyeksikan kecemasannya pada dunia luar
dan orang-orang disekitarnya (dalam Semiun, 2012).
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian
neurotik adalah munculnya kecemasan dasar karena tidak memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
jaminan keamanan dan perlindungan dari orang tua sehingga mengembangkan
permusuhan dasar yang kemudian direpresi membuat individu tersebut
terperangkap pada kebutuhan-kebutuhan kompulsif untuk mengurangi
kecemasan tersebut.
2. Kebutuhan-Kebutuhan Neurotik
Horney (dalam Feist & Feist, 2012) menemukan sepuluh kategori
kebutuhan neurotik yang menggambarkan orang-orang neurotik dalam
usahanya untuk melawan kecemasan dasar tersebut. Dalam kesepuluh
kebutuhan ini, satu orang dapat menerapkan lebih dari satu kebutuhan.
Masing-masing kebutuhan-kebutuhan neurotik berhubungan dengan orang
lain dalam berbagai cara, yakni:
a. Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri
Kebutuhan ini ingin mendapatkan kasih sayang dan penerimaan diri
dari orang lain, orang-orang neurotik berusaha dengan cara apapun untuk
menyenangkan orang lain. Mereka berusaha memenuhi harapan orang
lain, cenderung takut untuk mengatakan bahwa dirinya benar (self-
assertion) dan cenderung kurang nyaman dengan permusuhan dengan
orang lain dan kepada dirinya.
b. Kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat
Kurangnya kepercayaan diri membuat orang-orang neurotik berusaha
mendekatkan dirinya dengan pasangan yang lebih kuat. Dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
mereka memiliki peniliaian yang tinggi tehadap cinta dan takut jika
sendirian atau ditinggalkan.
c. Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkungan yang
sempit
Orang-orang neurotik berusaha untuk tidak menonjol atau biasanya
cenderung menempati posisi kedua. Ia akan merasa puas dengan stimulus
yang sangat sedikit. Orang-orang neurotik menurunkan kemampuannya
ketingkat yang lebih rendah dan takut membuat permintaan yang
dirasanya membebani orang lain.
d. Kebutuhan neurotik akan kekuasaan
Kekuasaan dan kasih sayang merupakan kebutuhan yang paling besar
bagi neurotik. Kebutuhan akan kekuasaan disertai dengan kebutuhan akan
penghargaan sosial dan kepemilikan yang tampak dalam bentuk
kebutuhan untuk mengatur orang lain serta menghindari perasaan lemah.
e. Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain
Orang-orang neurotik suka menilai orang berdasarkan bagaimana
orang tersebut dapat dimanfaatkan bagi kepentingannya. Namun, disaat
yang bersamaan mereka takut untuk dimanfaatkan oleh orang lain.
f. Kebutuhan neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi
Kebalikan pada kebutuhan c, di sini orang-orang neurotik berusaha
untuk menempati urutan pertama, menjadi orang yang paling penting, dan
berusaha mencari perhatian orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
g. Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi
Harga diri yang tinggi membuat orang-orang neurotik harus terus
ditunjang dengan kekaguman dan penerimaan dari orang lain. Mereka
cenderung lebih mengagumi diri mereka dibandingkan dengan apa yang
mereka miliki.
h. Kebutuhan neurotik akan ambisi dan pencapaian pribadi
Orang-orang neurotik mempunyai dorongan yang kuat agar menjadi
yang terbaik. Mereka berusaha mengalahkan orang lain agar dapat
membuktikan kehebatannya.
i. Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan
Berbeda dengan sebelumnya, orang-orang neurotik berusaha untuk
menjauh dari orang lain agar dapat membuktikan bahwa mereka bisa
hidup tanpa orang lain.
j. Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketidakmungkinan untuk
salah
Orang-orang neurotik berusaha semaksimal mungkin agar menjadi
sempurna. Mereka takut jika membuat kesalahan sehingga mereka
mereka berusaha untuk menyembunyikan kelemahan mereka dari orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Tipe-Tipe Kepribadian Neurotik
Berdasarkan kesepuluh kebutuhan tersebut Horney (dalam Olson &
Hergenhahn, 2011) mengelompokkan kebutuhan tersebut menjadi tiga
kategori umum, yaitu :
a. Mendekati orang lain (compliant)
Kepribadian yang seperti ini disebut sebagai tipe yang penurut.
Individu yang memiliki kepribadian ini utamanya memilih untuk selalu
mengalah. Tipe ini membutuhkan untuk disukai, dinginkan, dicintai,
diharapkan, merasa diterima, menjadi penting bagi orang lain khusunya
pada orang tertentu, dan inginnya untuk diperhatikan serta dibimbing
terutama pada orang yang kuat atau berpengaruh. Tipe kepribadian ini
juga didasari pada permusuhan dasar dengan mencari cinta dan afeksi.
Keramahan yang dibuat karena didasarkan kepada agresivitas yang
direpresi.
b. Melawan orang lain (aggressive)
Tipe ini merupakan tipe kebalikan dari tipe compliant. Horney
menyebut tipe ini adalah tipe bermusuhan yang memiliki kebutuhan akan
kekuasaan, mengeksplotasi orang lain, dan seringnya mencari prestise.
Tipe bermusuhan ini sama kompulsifnya dengan orang-orang penurut dan
tingkah laku mereka juga sama-sama dipicu oleh kecemasan dasar.
Individu ini termotivasi oleh keinginan kuat untuk memeras orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan memanfaatkan orang lain demi kepentingan dirinya sendiri serta
jarangnya untuk mengakui kesalahannya.
c. Menjauhi orang lain (detached)
Pada tipe kepribadian ini, Horney menyebutnya sebagai tipe
menghidar. Individu ini berusaha memisahkan dirinya dari orang lain agar
dapat menjaga jarak secara emosional. Ia berusaha menyangkal dan
menekan semua perasaannya terhadap orang lain terutama cinta dan
kebencian. Baginya keintiman hanya akan membawa konflik sehingga
harus dihindari. Individu dengan kepribadian ini berusaha untuk menjaga
privasi sebanyak mungkin waktu untuk sendirian karena kebersamaan
akan mengganggunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 1
Rangkuman dari Kecenderungan Kepribadian Neurotik Horney :
Kecenderungan Neurotik
Mendekati orang lain Melawan orang lain Menjauhi orang
lain
Konflik dasar atau
sumber dari
kecenderungan
neurotik
Kepribadian penurut
(The compliant
personality)
Kepribadian agresif
(The aggressive
personality)
Kepribadian
memisahkan diri
(The detached
personality)
Perasaan
ketidakberdayaan
Perlindungan dari
permusuhan atau
ketidakramahan orang
lain
Perasaan
terpisah
Kebutuhan neurotik
1. Kasih saying 4. Kekuasaan 9. Kemandirian
dan kebebasan
2. Rekan yang
berpengaruh atau kuat
5. Pemerasan 10.
Kesempurnaan
dan gengsi
3. Batasan sempit
dalam hidup
6. Penghargaan dari
ketidakmungkinan
untuk salah
7. Kekaguman pribadi
8. Pencapaian pribadi
Ciri normal yang
serupa
Ramah, penuh cinta
kasih
Kemampuan untuk
bertahan hidup
dilingkungan yang
kompetitif
Mandiri dan
tenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
C. REMAJA
1. Definisi Remaja
Menurut Santrock (2007) masa remaja adalah masa transisi dalam
rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dengan dan
masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun. Pada masa ini terjadi
proses pematangan baik itu fisik maupun psikologis. Tidak ada seorang anak
yang memasuki masa remaja dalam bentuk daftar kosong, yang hanya
memiliki kode genetik yang akan menentukan berbagai pikiran, perasaan,
dan perilakunya. Namun, dikombinasi dengan faktor keturunan, pengalaman
masa kanak-kanak, dan pengalaman masa remaja, menentukan rangkaian
perkembangan remaja.
Menurut Larson (dalam Santrock, 2007) remaja tidak hanya
melibatkan pertimbangan mengenai usia, namun juga pengaruh dari sosio-
historis. Dengan mempertimbangkan konteks sosio-historis, masa remaja
didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,
sosi-emosional dan kognitif.
Meurut Piaget (dalam Santrock, 2007) remaja secara kognitif mulai
mengembangkan pemikiran operasional formal. Pada tahap ini remaja sudah
mulai dapat berpikir abstrak, konkret, logis, dapat menarik kesimpulan dari
informasi yang ia dapatkan dari lingkungannya dan dapat menggambarkan
keadaan yang ideal. Keadaan ideal tersebut membuat mereka menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
bahwa dirinya merupakan tanggung jawab orang dewasa. Namun, menurut
remaja, mereka lebih baik dibandingkan orang dewasa. Sehingga seringkali
remaja memiliki perbedaan pendapat dan dapat menjadi konflik.
Santrock (2007) membagi remaja menjadi dua rentang usia. Pertama
adalah masa remaja awal dengan rentang usia 10 tahun hingga 13 tahun.
Kedua adalah masa remaja akhir dengan rentang usia 18 tahun hingga 22
tahun. Santrock membedakan remaja menjadi dua bagian karena masa
remaja akhir telah mencapai transisi perkembangan yang hampir mendekati
masa dewasa. Menurut Erikson (dalam Feist & Feist, 2010) masa remaja
dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja
pertengahan, dan masa remaja akhir. Usia masa remaja awal pada
perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Usia
pada masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada
laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan usia masa remaja akhir pada
perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun. Selain itu,
menurut WHO, remaja adalah orang-orang yang memiliki usia 10 tahun
hingga 20 tahun (Sarwono, 2011).
Berdasarkan pengertian remaja yang telah dipaparkan, dapat diambil
kesimpulan bahwa masa remaja adalah individu yang berusia 15 tahun
hingga 18 tahun. Usia tersebut berada pada tahap remaja madya di mana
remaja mengalami kebingungan untuk memilih yang mana, peka atau peduli,
kelompok atau sendiri serta optimis atau pesimis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Tahap Perkembangan Remaja
Masa remaja adalah periode peralihan perkembangan dari anak-anak ke
masa dewasa, dimulai sekitar usia 10-12 dan berakhir pada usia 18-21 tahun.
Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik,
psikologis maupun sosial (Pediatri, 2010). Santrock (2007) mengemukakan
dua transisi remaja yaitu pada masa kanak-kanak ke masa remaja dan masa
remaja ke masa dewasa.
a. Masa Kanak-Kanak ke Masa Remaja
Masa kanak-kanak ke masa remaja dilalui pada usia 10 tahun hingga
13 tahun. Pada transisi ini sejumlah perubahan terjadi baik secara biologis,
kognitif, dan juga sosio-emosional. Remaja mengalami fase pubertas yang
ditunjukka melalui perubahan fisik dan perubahan hormonal.
Selain itu, pada masa remaja awal, terjadi perubahan di otak yang
memungkinkan kemajuan dalam berpikir. Ketika remaja memasuki transisi
ini, mereka mulai berpikir secara lebih egosentris, sering kali memandang
dirinya seolah-olah berada di atas pentas, unik, dan tak terkalahkan.
Perubahan juga terjadi pada sosio-emosional, meliputi tuntutan untuk
mencapai kemandirian, konflik dengan orang tua, dan keinginan lebih
banyak untuk meluangkan waktu bersama kawan-kawan sebaya. Menurut
Reed Larson dan Maryse Richards (dalam Santrock, 2007) emosi yang
dimiliki oleh remaja lebih ekstrem dan berlalu lebih cepat dibadingkan
orang dewasa (Santrock, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berdasarkan penelitian dari Blakemore & Mills, 2014; Kar, Vijay, &
Mishra, 2013; Steinberg, 2013 dalam King 2016) perubahan otak remaja
berfokus pada perkembangan awal amigdala yang meliputi emosi dan
perkembangan akhir korteks prafrontal yang berhubungan dengan
penalaran dan pengambilan keputusan. Adanya perubahan tersebut
membuat remaja memiliki pemikiran yang egosentris (Byrnes & Kuhn,
dalam King, 2016). Transisi dari masa kanak-kanak hingga masa remaja
bersifat kompleks dan multidimensional yang melibatkan perubahan di
berbagai aspek kehidupan (Santrock, 2007).
b. Masa Remaja ke Masa Dewasa
Masa remaja diawali pada segi biologis dan berakhir pada aspek
kultural. Artinya, transisi dari masa kanak-kanak hingga remaja dimulai
dengan kematangan pubertas, sementara transisi dari remaja menuju
dewasa ditentukan oleh standar dan pengalaman budaya. Pada masa ini
remaja lebih memperhatikan masa depan seperti karir, mulai serius dalam
berhubungan dengan lawan jenis, dan eksplorasi identitas lebih menonjol
dibandingkan pada masa remaja awal.
Transisi masa remaja hingga masa dewasa dapat berlangsung cukup
lama hingga remaja mengembangkan berbagai keterampilan yang lebih
efektif untuk menjadi anggota penuh dari suatu masyarakat. Kenneth
Kenniston (dalam Santrock, 2007) transisi antara remaja dan masa dewasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
merupakan masa di mana ekonomi dan kehidupan pribadi bersifat
sementara. Selama transisi ini penghasilan mereka sering kali masih rendah
dan bersifat sporadis, tempat tinggal merekasering berubah-ubah. Menurut
Santrock (2007) rentang usia pada transisi ini adalah 18 tahun hingga 22
tahun.
D. Dinamika Hubungan Kepribadian Neurotik dengan Impulsive Buying
Setiap individu memilki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian
dapat mempengaruhi perilaku baik pada lingkungan sekitar maupun pada
kehidupan. Menurut Tom (2015) setiap indvidu memiliki kepribadian yang unik
dan memiliki karisma tersendiri yang membedakan perilaku dan adaptasi
terhadap lingkungan dari orang lain. Salah satu kepribadian tersebut adalah
kepribadian neurotik. Menurut Chaplin (2006) kepribadian neurotik didefinisikan
sebagai suatu organisasi kecenderungan yang berorientasi pada perolehan
jaminan keamanan dan perlindungan secara maksimum.
Menurut Horney (dalam Olson & Hergenhahn, 2011) kepribadian
neurotik dikelompokkan menjadi tiga tipe kepribadian neurotik yaitu compliant,
aggressive, dan detached.
Pada tipe kepribadian neurotik yang pertama yaitu compliant. Tipe ini
merupakan kepribadian yang penurut, ia selalu berusaha memenuhi harapan
orang lain dan menyenangkan orang lain. Hal tersebut dilakukan karena agar ia
mendapatkan cinta dan afeksi orang lain. Kepribadian ini sangat peka terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
setiap tanda penolakan dan ketidakramahan dalam (dalam Semiun, 2012).
Individu yang memiliki tipe kepribadian compliant yang tinggi cenderung
memiliki ketergantungan yang tidak wajar (mood dependency) pada orang yang
berpengaruh di kelompoknya atau di lingkungannya.
Tipe kepribadian compliant yang tinggi cenderung mudah untuk
dipengaruhi. Mudahnya untuk dipengaruhi disebabkan tipe kepribadian
compliant merupakan tipe yang penurut, sehingga ketika diberikan iklan dengan
tagline untuk membeli produk tersebut akan mendorong individu segera membeli
produk yang ditawarkan (Kumar, 2012). Individu yang penurut yang mudah
dipengaruhi oleh sekitarnya karena ingin diterima oleh lingkungan sosialnya
disebut sebagai konformitas. Menurut Lin & Chen (2012) bahwa individu yang
cenderung melakukan konformitas rentan untuk melakukan impulsive buying.
Menurut Beatty dan Ferrell (1998) impulsive buying didefinisikan sebagai
perilaku pembelian yang terjadi secara spontan yang dilakukan pada saat itu juga
tanpa memiliki rencana sebelumnya untuk membeli produk.
Pada tipe kepribadian neurotik kedua yaitu aggressive. Tipe ini
merupakan tipe bermusuhan dengan orang disekitarnya (Horney dalam Olson &
Hergenhahn, 2011). Individu yang memiliki tipe kepribadian aggressive yang
tinggi cenderung berusaha untuk mendapatkan kekuasaan dengan melakukan
apapun untuk mendapatkannya (Horney dalam Coolidge, 2001). Selain itu,
individu yang memiliki tipe kepribadian aggressive yang tinggi cenderung
memiliki pemikiran-pemikiran untuk selalu memusuhi orang lain, seperti ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
selalu mengalahkan orang lain dan menjadi urutan teratas tanpa ada orang lain
yang dapat mengungguulinya serta inginya menjadi pusat perhatian dengan cara
berpenampilan semenarik mungkin dan diakui oleh lingkungannya tanpa peduli
berapa harga yang harus dibayar agar dapat mengungguli orang sekitarnya
(dalam Olson & Hergenhahn, 2011). Hal ini mengindikasikan individu yang
memiliki tipe kepribadian aggressive yang tinggi rentan melakukan impulsive
buying karena inginya berpenampilan menarik agar dapat mengungguli orang
lain tanpa peduli dengan harga yang harus dibayar. Hal tersebut juga didukung
dengan pendapat dari Rook (1987) bahwa ketika orang melakukan impulsive
buying ia tidak peduli atau mengabaikan resiko dari perilakunya.
Tipe kepribadian terakhir adalah detached. Tipe ini merupakan tipe yang
menjauh dari orang lain (Horney dalam Feist & Feist, 2012). Individu yang
memiliki kepribadian detached yang tinggi cenderung menarik diri dari
lingkungannya baik secara emosi dengan orang lain dengan cara apapun baik
dalam bentuk cinta, persahabatan, ataupun kompetisi (Horney dalam Coolidge,
2001). Hal ini dilakukan karena suatu ekspresi dari kebutuhan akan kesendirian
dan kebebasan. Kecenderungan pada tipe kepribadian detached yang tinggi akan
membuat individu tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya dan tidak terikat
akan apapun, misalnya sesuatu yang sedang trend. Kecenderungan untuk
menarik diri akan relasi sehingga tipe kepribadian ini tidak terikat oleh apapun
membuat individu tersebut tidak mudah terpengruh oleh lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Skema Hubungan Kepribadian Neurotik dengan Impulsive Buying
1. Skema 1 (Hubungan antara tipe kepribadian compliant dan impulsive buying)
Comliant
Tinggi
Memenuhi harapan orang lain
Takut ditolak
Ketergantungan yang tidak wajar
Penurut
Mudah dipengaruhi
Rendah
Tidak mudah memenuhi
harapan orang lain
Bebas
Sulit dipengaruhi
Impulsive buying tinggi
Impulsive buying rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Skema 2 (Hubungan antara tipe kepribadian aggressive dan impulsive buying)
Aggressive
Tinggi
Kekuasaan
Permusuhan
Menjadi yang pertama dengan
melakukan apapun
Menjadi pusat perhatian
Tampil menarik
Ketidakpedulian
Rendah
Bersahabat
Ramah
Peduli dengan orang lain
bersaing secara adil
Impulsive buying tinggi
Impulsive buying rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Skema 3 (Hubungan antara tipe kepribadian detached dan impulsive buying)
F. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Terdapat hubungan positif antara tipe kepribadian neurotik compliant
dengan impulsive buying.
2. Terdapat hubungan posittif antara tipe kepribadian neurotik aggressive
dengan impulsive buying.
Detached
Tinggi
Menyendiri
Tidak terikat
Menarik diri dari lingkungan sosial
Tidak mudah terpengaruh
Bebas
Rendah Mau menjalin relasi
Mudah terpengaruh dan ketergantungan
Impulsive buying rendah
Impulsive buying tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Terdapat hubungan negatif antara tipe kepribadian neurotik detached
dengan impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasi yang bertujuan
menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variabel
lainnya. Menurut Santoso (2010), teknik korelasi dilakukan untuk melihat
kecenderungan pola pada suatu variabel berdasarkan kecenderungan pola
pada variabel yang lain. jika kecenderungan pada suatu variabel selalu diikuti
oleh kecenderungan pada variabel lain, dapat dikatakan bahwa kedua variabel
tersebut memiliki hubungan atau berkolerasi. Penelitian ini bertujuan menguji
hubungan antara kepribadian neurotik dengan impusive buying pada remaja di
Tarakan.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel Tergantung (Y) : Impulsive buying pada remaja
2. Variabel Bebas (X) : Kepribadian Neurotik, yaitu tipe compliant,
aggressive dan detached.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Impusive Buying
Impulsive buying adalah perilaku belanja yang didorong oleh
keinginan dalam diri tanpa adanya perencanaan, spontan, segera dalam
melakukan pembelian dengan tidak adanya pertimbangan kegunaan dan
konsekuensi dari pembelian tersebut.
Impulsive buying diukur dengan skala impulsive buying. Skala
tersebut terdiri dari aspek afektif dan aspek kognitif. Perolehan skor
tinggi pada skala ini mengindikasikan bahwa subjek memiliki
kecenderungan impulsive buying yang tinggi. Sebaliknya, perolehan skor
yang rendah mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan
impulsive buying yang rendah.
2. Kepribadian Neurotik
Kepribadian neurotik secara operasional definisikan kepribadian
neurotik adalah munculnya kecemasan dasar karena tidak memperoleh
jaminan keamanan dan perlindungan dari orang tua sehingga mengembangkan
permusuhan dasar yang kemudian direpresi membuat individu tersebut
terperangkap pada kebutuhan-kebutuhan kompulsif untuk mengurangi
kecemasan tersebut. Terdapat dari tiga tipe kepribadian neurotik yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Compliant (patuh), memiliki kebutuhan untuk mendekati orang lain
untuk melindungi diri dari ketidakberdayaan, dan ketergantungan
yang tidak wajar pada orang lain (codependency)
b. Aggressive, memiliki kebutuhan akan kekuasaan, ingin dikagumi,
ingin memperoleh penghargan dan gengsi, melawan orang lain, dan
memiliki ambisi pribadi.
c. Detached (lepas dari orang lain), memiliki kebutuhan untuk menjauhi
orang lain, kesendirian, kebebasan, dan kemandirian. Sebagian
neurotik menganggap berhubungan dengan orang lain merupakan
sebuah tekanan.
Skor pada skala tipe kepribadian dihitung berdasarkan skor total untuk
setiap tipenya. Semakin tinggi nilai skor total tiap tipe, maka subjek
memiliki skor yang tinggi pada tiap tipe kepribadian neurotik tersebut.
D. SUBJEK PENELITIAN
E. Subjek pada penelitian ini adalah remaja laki-laki dan remaja perempuan.
Kriteria sampel yang dipilih adalah remaja dengan rentang usia 15 tahun
hingga 18 tahun di Tarakan, Kalimantan Utara. Hal ini dikarenakan rentang
usia tersebut masuk dalam klasifikasi remaja (Santrock, 2007). Alasan peneliti
memilih remaja sebagai subjek karena remaja merupakan penyumbang
terbesar dalam hal perilaku konsumsi khusunya pada produk fashion (Swa
dalam dalam Anin, BS, dan Atamimi, 2008). Remaja yang digunakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
penelitian ini adalah dengan menggunakan subjek penelitian remaja di
Tarakan karena di Tarakan merupakan salah satu kota yang memiliki
fenomena impulsive buying.
Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti menggunkan teknik
non-probability sampling, khusunya sampling insidental. Sampling insidental
merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, jika kebetulan orang yang ditemui cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel berdasarkan latar belakang
pendidikan SMA dan SMK.
F. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan skala yang disebarkan pada remaja di
beberapa sekolah SMA dan SMK di Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang
bersedia mengisi skala. Peneliti membagikan skala, kemudian peneliti
meminta subjek untuk mengambil skala dan membaca informed consent serta
memberikan tanda tangan sebagai tanda persetujuan untuk menjadi subjek
penelitian pada lembar skala dan sebagai tanda untuk menjaga kerahasian data
subjek. Lalu peneliti menjelaskan instruksi pengerjaan skala secara klasikal di
depan kelas dan peneliti menginstruksikan agar pengerjaannya dilakukan pada
saat itu juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
G. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan metode skala.
Skala adalah alat ukur psikologis dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menangkap respon seseorang
terhadao konsep yang diukur sehingga dapat diberi penilaian atau skor dan
dapat diinterpretasikan (Azwar, 1999). Jenis skala yang digunakan adalah
skala Likert dengan item dalam bentuk favourable dan unfavourable. Item
favourable adalah item yang isinya mendukung, memihak, atau menunjukkan
ciri variabel yang diukur. Sedangkan item unfavourable adalah item yang
isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan variabel yang diukur
(Azwar, 1999). Skala yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan pernyataan dengan alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Penggunaan empat
kategori respon tanpa menggunakan kategori respon “netral”, hal ini
dikarenakan jika menggunakan alternatif tengah dalam kategori jawaban tidak
memiliki efek yang signifikan pada data (Andrews dalam Anggoro &
Widhiarso, 2010) dan ketika subjek memilih alternatif tengah menunjukkan
subjek ragu-ragu dalam mengerjakan tugas (Kulas & Stachowski, 2009).
Respon yang dipilih oleh subjek memiliki skor sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 2
Skor Favorabel dan Unfovorabel Variabel
Respon Favorabel Unfavorabel
Sangat Sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3
Sangat Tidak Sesuai 1 4
Tingginya skor favourable mengindikasikan bahwa subjek memiliki
tingkat impulsive buying yang tinggi. Sebaliknya, rendahnya skor
mengindikasikan bahwa subjek memiliki tingkat impulsive buying yang
rendah.
Selain itu, pada pernyataan favourable, tingginya skor
mengindikasikan bahwa subjek memiliki tipe kepribadian neurotik yang
tinggi. Sebaliknya, rendahnya skor mengindikasikan bahwa subjek memiliki
tipe kepribadian neurotik yang rendah.
1. Skala Impulsive Buying
Dalam penelitian ini, alat pengambilan data yang digunakan untuk
mengukur perilaku impulsive buying adalah skala impulsive buying dalam
bentuk skala likert. Skala impulsive buying didasari oleh aspek kognitif
dan aspek afektif yang dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi
(2001). Skala ini berisi 20 aitem soal dengan 12 aitem favorabel dan 8
aitem unfavorabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3
Sebaran Aitem Skala Impulsive Buying
Aspek No Aitem
Favorabel
No Aitem
Unfavorabel
Jumlah Bobot
Aspek
Kognitif
1, 2, 4, 5, 6,
7, 8, 9, dan
19
13 10 50%
Aspek
Afektif
3, 10, dan
20
11, 12, 14, 15,
16, 17, dan 18
10 50%
Total 20 100%
2. Skala Tipe Kepribadian Neurotik
Pengukuran kepribadian neurotik dalam penelitian ini menggunakan
skala HCTI (Horney Coolidge Type Inventory). Dalam penelitian ini,
pengukuran kepribadian neurotik menggunakan tiga tipe kepribadian
neurotik yaitu compliant (patuh), aggressive, dan detached (menjauh).
yang dikembangkan oleh Frederick L. Coolidge (2001). Skala ini berisi 57
aitem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4
Sebaran Aitem Skala Kepribadian Neurotik
Tipe-Tipe
Kepribadian
Neurotik
No Soal Jumlah Bobot
Compliant 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19,
22, 25, 28, 31, 34,37,
40, 43, 46, 49, 52,
dan 55.
19 33.3%
Aggressive 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20,
23, 26, 29, 32, 35, 38,
41, 44, 47, 50, 53,
dan 56.
19 33.3%
Detached 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
24, 27, 30, 33, 36, 39,
42, 45, 48, 51, 54,
dan 57
19 33.3%
Total 57 100%
H. VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Validitas Skala
Validitas adalah proses pengujian untuk mengetahui apakah suatu
skala mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan
ukurnya (Azwar, 2015). Skala penelitian ini dikatakan memiliki validitas
yang tinggi apabila skala tersebut sesuai dengan fungsi ukurnya.
Sebaliknya, apabila skala penelitian dikatakan memiliki validitas yang
rendah apabila skala tersebut menghasilkan data yang tidak relevan
dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Validitas isi tersebut dapat dilakukan oleh seseorang
yang memiliki pengetahuan terhadap aspek yang hendak diukur
(professional judgement) (Azwar, 2009). Hal ini dilakukan untuk dapat
membuktikan kesesuaian aitem-aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang
akan diungkap.
2. Skala Aitem
Penelitian ini menggunakan uji coba atau try out terpakai, sehingga
penelitian hanya dilakukan satu kali. Hal ini didasari oleh alasan sebagai
berikut :
a. Alasan Teoris
Uji coba atau try out terpakai merupakan uji coba yang
hasilnya dapat digunakan sebagai data penelitian untuk menguji
hipotesis penelitian dan hanya aitem yang sahih saja yang dianalisis.
Dengan kata lain, uji coba terpakai digunakan untuk menguji
validitas dan reliabilitas dengan cara pengambilan datanya hanya
sekali dan hasil uji cobanya langsung digunakan untuk menguji
hipotesis. Kelebihan uji coba terpakai ini adalah peneliti dapat
mempersingkat waktu pelaksanaan, tenaga dan biaya. Namun, uji
coba terpakai ini memiliki resiko yaitu banyaknya aitem yang gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dan sedikitnya aitem yang bertahan, sehingga peneliti tidak
mempunyai kesempatan untuk merevisi kuesionernya (Hadi, 2004).
b. Alasan Praktis
Alasan utama peneliti menggunakan data terpakai karena
sebelumnya peneliti melakukan pre-riset untuk mengetahui tingkat
impulsive buying pada remaja secara online dan terlihat beberapa dari
subjek tidak mengisi secara menyeluruh sehingga peneliti ingin
mengawasi secara langsung ketika subjek hendak mengisi skala
tersebut. Kemudian, peneliti menggunakan uji coba atau try out
terpakai karena jauhnya tempat untuk mengambil data yaitu di
Tarakan, Kalimantan Utara.
Alasan lain peneliti menggunakan data try out terpakai karena
sedikitnya waktu yang tersisa. Hal ini disebabkan karena subjek yang
hendak dipakai akan segera mengikuti ujian sekolah.
Pada penelitian ini, seleksi aitem dilakukan berdasarkan daya
diskriminasi atau daya beda. Seleksi aitem dilakukan dengan cara
menguji kesesuaian karakteristik masing-masing aitem dengan aspek
yang mewakili setiap variabel. Daya diskriminasi aitem untuk melihat
sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok
individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur.
Aitem yang memiliki daya diskriminasi tinggi bila semua atau sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kelompok tinggi menjawab dengan hasil besar dan semua atau sebagian
kelompok rendah mendapat nilai rendah (Azwar, 2012).
Parameter daya beda aitem berupa koefisien korelasi antara
distribusi skor aitem dengan distribusi skor total skala (riX) yang
memperlihatkan kesesuaian fungsi aitem dengan fungsi skala dalam
mengungkapkan perbedaan individual. Besarnya koefisien korelasi aitem-
total bergerak dari 0 – 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin
mendekati angka 1,00 maka semakin baik daya diskriminasi aitem,
sebaliknya semakin mendekati angka 0 atau memiliki tanda negatif
mengindikasi bahwa aitem tidak memiliki daya diskriminasi. Kriteria
pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total dengan menggunakan
batasan riX ≥ 0,30. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
daya bedanya dianggap memuaskan. Begitupun sebaliknya, aitem yang
harga riX atau ri(X-i) kurang dari 0,30 dinyatakan sebagai aitem yang
memiliki daya beda rendah. Namun, dapat dipertimbangkan untuk
menurunkan sedikit batasan kriteria menjadi 0,25 apabila aitem masih
tidak mencukupi (Azwar, 2012).
Hasil pengujian data pada skala impulsive buying dari total 20
aitem terdapat 5 aitem yang gugur karena riX ≤ 0,25, yaitu no 4, 10, 12,
14, dan 17. Namun, karena ada perbedaan jumlah aitem pada aspek
kognitif dan aspek afektif, maka aitem diseimbangkan sehingga aitem
yang gugur adalah 5, 7, dan 9. Skala kecenderungan kepribadian neurotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terdapat 57 aitem. Pada tipe kepribadian neurotik compliant aitem yang
memiliki riX ≤ 0,25 yaitu no 25, 34, 37, 40, 43, dan 55. Pada tipe
kepribadian neurotik aggressive aitem yang memiliki riX ≤ 0,25 yaitu no
29. Kemudian, tipe kepribadian neurotik detached, aitem yang memiliki
riX ≤ 0,25 yaitu no 6, 39, dan 57. Gugurnya aitem pada setiap tipe menjadi
tidak seimbang. Oleh sebab itu, aitem diseleksi kembali dengan cara
menyamakan pada tipe kepribadian yang paling sedikit, sehingga aitem
yang gugur yaitu 5, 6, 8, 9, 17, 23, 25, 29, 32, 33, 34, 37, 39, 40, 43, 54,
55, dan 57.
Tabel 5
Sebaran aitem skala impulsive buying setelah seleksi aitem
Aspek No Aitem
Favorabel
No Aitem
Unfavorabel
Jumlah Bobot
Aspek
Kognitif
1, 2, 6, 8, dan
19
13 6 50%
Aspek
Afektif
3 dan 20 11, 15, 16, dan
18
6 50%
Total 7 5 12 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 6
Sebaran aitem skala impulsive buying setelah seleksi aitem
Tipe-Tipe
Kepribadian
Neurotik
No Soal Jumlah Bobot
Compliant 1, 4, 7, 10, 13,
16, 19, 22, 28,
31, 46, 49, dan
52.
13 33.33%
Aggressive 2, 11, 14, 20,
26, 35, 38, 41,
44, 47, 50, 53,
dan 56.
13 33.33%
Detached 3, 12, 15, 18,
21, 24, 27, 30,
36, 42, 45, 48,
dan 51.
13 33.33%
Total 39 100%
3. Reliabilitas Skala
Salah satu ciri instrumen ukur yang berkualitas yang baik adalah
reliabel, yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan eror
pengukuran kecil (Azwar, 2015). Hal ini dilakukan untuk mengacu pada
keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur yang mengandung makna
seberapa kecermataan pengukuran. Menurut Azwar (2015) reliabilitas
dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam
rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi angka reliabilitasnya
mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
jika koefisien yang semakin mendekati angka 0, berarti semakin rendah
reliabilitasnya. Penelitian ini menggunkan teknik koefisien Alpha
Cronbach untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan perhitungan
SPSS 23.0 for Windows. Skala impulsive buying memiliki reliabilitas
sebesar 0.747, skala pada tipe kepribadian compliant memiliki reliabilitas
sebesar 0.758, skala pada tipe kepribadian aggressive memiliki reliabilitas
sebesar 0.801, dan skala pada tipe kepribadian detached memiliki
reliabilitas sebesar 0.795.
I. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan antara distribusi sebaran antara variabel bebas
dengan variabel tergantung dalam penelitian ini bersifat normal atau
tidak.
b. Uji Linearitas
Uji lenearitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
untuk melihat adanya hubungan linear atau tidak antara variabel bebas
dan variabel tergantung, yang tampak dengan ada tidaknya garis lurus
dalam pengujian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis akan dilakukan dengan teknik analisis data dengan
SPSS yaitu uji korelasi Product Moment dari Pearson. Perhitungan yang
digunakan adalah menggunakan aplikasi SPSS versi 23.00 for windows.
Hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien
korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1.
Sedangkan yang terkecil adalah 0. Jika hubungan antara dua variabel
mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut
sempurna (Sugiyono, 2008). Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat
bagaimana hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung
dan sejauh mana kekuatan dari hubungan tersebut. Selain itu, apabila
asumsi tidak terpenuhi yaitu apabila data tidak normal, maka uji hipotesis
akan menggunakan pengujian korelasi Spearman’s Rho SPSS for
Windows versi 23.00 (Hadi, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta surat perizinan penelitian
pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk melakukan penelitian di
beberapa SMA yang bertempat di Tarakan, Kalimantan Utara. Surat perizinan
tersebut diberikan terlebih dahulu kepada Dinas Pendidikan Kota Tarakan. Hal ini
dilakukan karena peneliti harus meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Dinas
sebelum benar-benar melakukan penelitian ke beberapa SMA di Tarakan. Selain
itu, peneliti juga meminta surat perizinan dari Dinas Pendidikan Kota Tarakan.
Setelah surat perizinan dibuat dan dapat diambil dari Kantor Dinas Pendidikan
Kota Tarakan, peneliti segera memberikan surat izin kepada Kepala Sekolah
tersebut dan menjelaskan secara singkat mengenai tujuan dari penelitian tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan skala dengan cara membagikan
dan memberikan instruksi pengerjaan pada skala secara langsung kepada siswa-
siswa di setiap kelas. Penelitian ini melibatkan 330 subjek yang merupakan siswa
kelas X dan XI dari beberapa SMA yang ada di Tarakan. Subjek yang digunakan
dalam penelitian ini hanya kelas X dan XI karena siswa kelas XII telah lulus
sekolah. Subjek dalam penelitian ini berasal dari dua SMA di Tarakan, yaitu SMA
Negeri 1 Tarakan dan SMA Frater Don Bosco. Pengumpulan data penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dilaksanakan pada tanggal 18-20 Mei 2016. Penelitian ini membutuhkan waktu
tiga hari, dua hari di SMA 1 Negeri Tarakan dan satu hari di SMA Frater Don
Bosco. Total skala yang diisi oleh subjek adalah 330 skala, namun terdapat 30
skala yang dianggap gugur oleh peneliti karena tidak memberikan jawaban secara
penuh pada skala penelitian. Jadi, total skala yang dianggap memenuhi kriteria
oleh peneliti adalah 300 skala penelitian.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Tabel 7
Deskripsi Subjek Penelitian
Karakteristik Jumlah Prosentase
Usia
15 tahun 56 18.7%
16 tahun 151 50.3%
17 tahun 82 27.3%
18 tahun 11 3.7%
Jenis Kelamin
Laki-laki 115 38.33%
Perempuan 185 61.67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan perbandingan antara mean teoritik
dan mean empirik pada data yang telah diperoleh. Mean teoritik adalah skor rata-
rata alat ukur penelitian yang diperoleh melalui perhitungan manual dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
MT = � × � + × � �
Mean empiris adalah skor rata-rata data penelitian yang diperoleh dari
deskripsi data di statistik yang dihitung menggunakan bantuan program SPSS
23.00 for windows, maka diperoleh hasil perhitungan data teoritik dan data
empirik sebagai berikut:
Tabel 8
Data Teoritik dan Empirik
Variabel N SD Min.
Teoritik
Min.
Empirik
Max.
Teoritik
Max.
Empirik
Mean
Teoritik
Mean
Empirik
Impulsive
Buying
300 4.038 12 19 60 51 30 28.65
Compliant 300 4.853 13 22 52 52 32.5 36.11
Aggressive 300 4.499 13 22 52 45 32.5 32.38
Detached 300 4.666 13 14 52 38 32.5 24.20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 9
One Sample T-Test Mean Teoritik dan Mean Empirik
Skala Impulsive Buying
One-Sample Test
Test Value = 37.5
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Impulsive
Buying 122,897 299 ,000 28,653 28,19 29,11
Tabel 10
One Sample T-Test Mean Teoritik dan Mean Emapirik
Skala Kecenderungan Kepribadian Neurotik
One-Sample Test
Test Value = 32.5
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Compliant 128,860 299 ,000 36,107 35,56 36,66
Aggressive 124,662 299 ,000 32,383 31,87 32,89
Detached 89,822 299 ,000 24,197 23,67 24,73
Pada tabel 10 dapat dilihat hasil uji t pada skala Impulsive Buying
menunjukkan nilai signifikan 0.000, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean empirik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Impulsive Buying. Pada tabel 8 menunjukkan bahwa mean teoritik pada Impulsive
Buying sebesar 30, sedangkan skor mean empirik pada Impulsive Buying sebesar
28.65 dengan SD sebesar 4.038. Skor tersebut menunjukkan bahwa skor mean
teoritik pada Impulsive Buying lebih tinggi dibandingkan dengan skor mean
empirik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa subjek
penelitian memiliki kecenderungan Impulsive Buying yang tergolong rendah.
Pada tabel 10 dapat dilihat juga hasil uji t pada kepribadian Compliant,
Aggressive, dan Detached menunjukkan nilai signifikan 0.000 hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara mean teoritik dan mean
empiris. Pada tabel 8 menunjukkan bahwa skor mean teoritik pada skala
Compliant sebesar 32.5, sedangkan mean empirik pada skala Compliant sebesar
36.11, skor tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki
kecenderungan kepribadian Compliant yang cenderung tinggi. Selain itu, mean
teoritik skala Aggressive memiliki sebesar 32.5, sedangkan mean empiriknya
memiliki skor sebesar 32.38, dari skor tersebut menunjukkan bahwa subjek
penelitian memiliki kecenderungan kepribadian Aggressive yang rendah.
Selanjutnya, mean teoritik pada skala Detached memiliki skor sebesar 32.5,
sementara pada mean empiriknya memiliki skor sebesar 24.20, adanya mean
emipirik yang memiliki skor lebih rendah dari skor mean teoritik dapat
disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan kepribadian
Detached yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. HASIL ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-
Smirnov dalam program SPSS for windows versi 23.0. Hasil uji
normalitas sebegai berikut :
Tabel 11
Uji Normalitas Skala Impulsive Buying dan Kecenderungan Kepribadian
Neurotik
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Impulsive
Buying ,111 300 ,000 ,971 300 ,000
Compliant ,064 300 ,005 ,992 300 ,082
Aggressive ,082 300 ,000 ,983 300 ,001
Detached ,090 300 ,000 ,979 300 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Pada tabel 11 dalam kolom Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa
impulsive buying memiliki nilai signifikan (p) sebesar 0.000 (p<0.05). Hal
ini menunjukkan bahwa sebaran data pada impulsive buying tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 2. Histogram Impulsive Buying
Pada kepribadian compliant memiliki nilai signifikan (p) sebesar 0.005
(p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data pada kepribadian
complian tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 3. Histogram Kepribadian Compliant
Pada kepribadian aggressive memiliki nilai signifikan (p) sebesar
0.000 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data pada
kepribadian aggressive tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4. Histogram Kepribadian Aggressive
Pada kepribadian detached memiliki nilai signifikan (p) sebesar 0.000
(p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data pada kepribadian
detached tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 5. Histogram Kepribadian Detached
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan test of linearity dalam
program SPSS for windows versi 23.0. Hasil uji linearitas sebagai berikut:
Tabel 12
Hasil Uji Linieritas kepribadian compliant dan impulsive buying
ANOVA Table
F Sig.
Compliant*Impulsive
Buying
(Combined) 1.253 0.119
Linearity 10.269 0.002
Deviation from
Linearity
1.010 0.454
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil uji linieritas pada tabel 12, dapat dilihat bahwa
dengan Compliant dan Impulsive Buying memiliki nilai signifikan sebesar
0.002 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa Compliant dan Impulsive
Buying memiliki hubungan yang linear.
Gambar 6. Scatterplot Kepribadian Compliant dan Impulsive Buying
Tabel 13
Hasil uji linearitas kepribadian aggressive dan impulsive buying
ANOVA Table
F Sig.
Aggressive*Impulsive
Buying
(Combined) 1.978 0.006
Linearity 12.376 0.001
Deviation from
Linearity
1.506 0.071
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Pada kepribadian Aggressive dan Impulsive Buying memiliki nilai
signifikansi sebesar 0.001 (p < 0.05 ). Berdasarkan data ini menunjukkan
bahwa Aggressive dan Impulsive Buying memiliki hubungan yang linear.
Gambar 7. Scatterplot Kepribadian Aggressive dan Impulsive Buying
Tabel 14
Hasil uji linearitas kepribadian detached dan impulsive buying
ANOVA Table
F Sig.
Detached*Impulsive Buying (Combined) 1.164 0.280
Linearity 1.138 0.287
Deviation from
Linearity
1.165 0.282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada kepribadian Detached dan Impulsive Buying memiliki nilai
signifikansi sebesar 0.280 (p < 0.05 ). Berdasarkan data ini menunjukkan
bahwa Detached dan Impulsive Buying memiliki hubungan yang tidak linear.
Gambar 8. Scatterplot Kepribadian Detached dan Impulsive Buying
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan korelasi
product moment menggunakan SPSS for Windows versi 23.0. Uji korelasi
ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan
tergantung, yaitu terdapat hubungan antara kepribadian neurotik dengan
impulsive buying pada remaja. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa
variabel memiliki sebaran data yang tidak normal, sehingga penelitian ini
memakai uji teknik korelasi Spearman’s Rho dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
program SPSS for windows versi 23.0. Hipotesis penelitian ini dilakukan
dengan pengujian 1-tailed, karena hipotesis telah berarah.
Tabel 15
Hasil uji hipotesis variabel impulsive buying dengan compliant
Impulsive
Buying
Compliant
Spearman’s rho
Impulsive
Buying
Correlation
Coefficient
1,000 ,139*
Sig. (1-tailed) ,008
N 300 300
Compliant Correlation
Coefficient
,139* 1,000
Sig. (1-tailed) ,008
N 300 300
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel 15, dapat dilihat bahwa
kepribadian compliant dan impulsive buying memperoleh koefisien
korelasi (r) sebesar 0.139 dengan nilai signifikansi sebesar 0.008
(p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif, rendah,
dan signifikan antara kepribadian compliant dan impulsive buying. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kepribadian compliant maka semakin
tinggi impulsive buying, sebaliknya semakin rendah kepribadian
compliant maka semakin rendah impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 16
Hasil uji hipotesis variabel impulsive buying dengan aggressive
Impulsive
Buying
Aggressive
Spearman’s rho
Impulsive
Buying
Correlation
Coefficient
1,000 ,156**
Sig. (1-tailed) ,003
N 300 300
Aggressive Correlation
Coefficient
,156**
1,000
Sig. (1-tailed) ,003
N 300 300
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Pada kepribadian aggressive dan impulsive buying diperoleh
koefisien korelasi (r) sebesar 0.156 dengan nilai signifikansi sebesar
0.003 (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif,
rendah, dan signifikan antara kepribadian aggressive dan impulsive
buying. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepribadian
aggressive maka semakin tinggi impulsive buying, sebaliknya semakin
rendah kepribadian aggressive maka semakin rendah impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 17
Hasil uji hipotesis variabel impulsive buying dengan detached
Impulsive
Buying
Detached
Spearman’s rho
Impulsive
Buying
Correlation
Coefficient
1,000 ,054
Sig. (1-tailed) ,178
N 300 300
Detached Correlation
Coefficient
,054 1,000
Sig. (1-tailed) ,178
N 300 300
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Pada kepribadian detached dan impulsive buying diperoleh
koefisien korelasi (r) sebesar 0.054 dengan nilai signifikansi sebesar
0.178 (p>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara detached dan impulsive buying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
E. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecenderungan
kepribadian neurotik dan impulsive buying. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
korelasi antara kepribadian compliant dengan impulsive buying memiliki korelasi
positif sebesar 0.139 dan signifikan sebesar 0.008. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi kepribadian compliant maka semakin tinggi pula impulsive buying.
Sebaliknya, semakin rendah kepribadian compliant maka semakin rendah
impulsive buying. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa korelasi antara
kepribadian aggressive dengan impulsive buying memiliki korelasi positif sebesar
0.156 dan signifikan sebesar 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kepribadian aggressive maka semakin tinggi juga impulsive buying. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah kepribadian compliant maka semakin rendah pula
impulsive buying. Selanjutnya, hasil lain menunjukkan bahwa kepribadian
detached dengan impulsive buying tidak memiliki korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa impulsive buying pada remaja
berhubungan dengan kecenderungan kepribadian neurotik yaitu kepribadian
compliant dan kepribadian aggressive. Kepribadian tersebut memiliki peranan
yang cukup penting dalam menentukan tinggi rendahnya impulsive buying.
Kepribadian merupakan suatu organisasi yang unik dan dinamis dari karakteristik
seseorang, seperti fisik dan psikologis yang mempengaruhi perilaku dan tanggapan
terhadap lingkungan sosial (Schiffman, 2008). Remaja dengan kecenderungan
kepribadian compliant memiliki karakteristik yang penurut dan memiliki ketakutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dimusuhi oleh orang lain sehingga menurutnya harapan dan opini orang lain
dinilai sangat penting bagi dirinya untuk dilakukan (Olson & Hergenhahn, 2011).
Individu yang penurut tersebut akan mudah terpengaruh pada iklan yang
ditampilkan dan membuatnya akan melakukan pembelian secara spontan tanpa
berpikir terlebih dahulu. Steinberg (2012) mengatakan bahwa remaja lebih mudah
terpengaruh oleh iklan. Hal ini didukung oleh pendapat Kumar (2012) bahwa
individu dengan kepribadian compliant akan cukup terpengaruh dengan iklan yang
memberikan tagline yang menonjol. Selain itu, individu yang memiliki
kecenderungan kepribadian compliant cenderung berusaha untuk memenuhi
harapan orang lain dan menganggap bahwa opini dari orang lain sangat penting
(Olson & Hergenhahn, 2011). Sama halnya remaja yang berpikir bahwa apabila
mereka dapat mengikuti trend, maka ia dapat diterima oleh teman sebayanya
(Sarwono, 2011). Pentingnya mengikuti trend ini membuat remaja sadar bahwa
dukungan sosial dari teman sebaya sangat dipengaruhi oleh penampilan dan
berdasarkan benda-benda yang dimiliki (Hurlock, 2011). Oleh karena itu, remaja
yang memiliki kepribadian compliant cenderung akan lebih mudah melakukan
impulsive buying.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian aggressive
memiliki hubungan terhadap impulsive buying pada remaja di Tarakan. Hal ini
karena individu yang memiliki kepribadian aggressive menekankan kebutuhan
utama dalam hidupnya adalah diakui dan menjadi terkenal tidak peduli berapa pun
harga yang harus dibayar agar ia dapat mengungguli orang lain (Olson &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hergenhahn, 2011). Sama halnya dengan pemikiran remaja yang egosentris.
Remaja yakin bahwa orang lain sibuk dengan diri mereka sebagai individu yang
unik dan tak terkalahkan (Albert & Steinberg dalam King, 2016). Menurut Jersild
(1998) hal ini disebabkan remaja sedang memasuki masa peka dan kecenderungan
neurotiknya lebih tinggi dibandingkan di usia yang lainnya. Individu yang
memiliki kepribadian ini takut untuk direndahkan, dipermalukan, diabaikan dan
takut aibnya terkuat sehingga akan merugikan namanya (Olson & Hergenhahn,
2011). Sehingga ia akan melakukan apapun agar dirinya tampil menarik dan
mendapatkan dukungan sosial dari teman sebayanya (Hurlock, 2011) Hal ini
membuat remaja pada umumnya akan mempunyai keinginan membeli yang tinggi
(Monks, 2014). Sehingga remaja di Tarakan yang memiliki kepribadian aggressive
cenderung sulit menahan dorongan dalam dirinya untuk tidak melakukan
pembelian pada produk yang dianggapnya menarik dan sedang ramai
diperbincangkan oleh teman sebayanya.
Berdasarkan hasil uji linier, menunjukkan bahwa hubungan antara
kepribadian detached dan impulsive buying memiliki data yang tidak linier. Hal
tersebut sejalan dengan teori yang mengungkapkan bahwa individu yang memiliki
kepribadian detached yang tinggi cenderung mengihindari orang lain dan tidak
ingin terikat pada siapa pun atau apa pun dan tidak ingin bergantung akan apa pun
(Feist & Feist, 2010). Individu ini sangat menghargai kebebasan dan kemandirian
serta sulitnya untuk didekati (Feist & Feist, 2010), sulitnya untuk didekati dan
merupakan seorang yang bebas membuat individu yang memiliki kepribadian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tersebut tidak mudah untuk terpengaruh oleh iklan dan tidak mudah untuk
melakukan pembelian secara tiba-tiba. Remaja yang memiliki kepribadian ini tidak
mudah untuk terpengaruh oleh trend dan harus membeli produk tersebut dengan
segera. Remaja lain mengikuti trend agar diterima oleh teman sebayanya. Namun
berbeda dengan individu yang memiliki kepribadian detached, ia bahkan tidak
ingin berhubungan dengan orang lain dan menjauhi orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian, yaitu kepribadian compliant memiliki hubungan yang positif, rendah,
dan signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi kepribadian compliant pada remaja
maka akan semakin tinggi juga impulsive buying pada remaja di Tarakan.
Sebaliknya, apabila semakin rendah kepribadian compliant maka akan semakin
rendah pula impulsive buying pada remaja di Tarakan.
Kepribadian aggressive dan impulsive buying memiliki hubungan yang
positif, rendah, dan signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi kepribadian
aggressive pada remaja maka akan semakin tinggi juga impulsive buying pada
remaja di Tarakan. Sebaliknya, apabila semakin rendah kepribadian aggressive
maka akan semakin rendah pula impulsive buying pada remaja di Tarakan.
B. Saran
1. Bagi Remaja
Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan evaluasi diri bagi
remaja karena remaja rentan memiliki kecenderungan impulsive buying,
walaupun hasil penelitian menunjukkan subjek yang memiliki perilaku
impulsive buying tergolong rendah. Remaja juga diharapkan dapat mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dalam keputusan pembelian sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kelompok
atau teman sebayanya. Selain itu, para remaja juga diharapkan untuk mencari
informasi terlebih dahulu sebelum membeli produk tersebut dan tidak
mementingkan pada aspek afektif agar tidak terjadi resiko negatif seperti
penyesalan.
2. Bagi Orang Tua
Bagi para orang tua diharapkan mampu mengawasi ataupun
mendampingi serta mengontrol remaja yang hendak melakukan pembelian
agar tidak boros dalam menggunakan uangnya.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Keterbatasan penelitian ini adalah pada beberapa aitem skala
kepribadian neurotik ada yang belum dirumuskan dengan baik sehingga
belum memenuhi kaidah-kaidah penulisan aitem. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan saat membuat aitem atau mengadaptasi sebuah skala lebih
memperhatikan penggunaan kalimat agar aitem lebih mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati , Y., & Safitri, R. M. (2011). Hubungan antara Kepribadian Narsistik
dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja di Yogyakarta. ISSN : 2087-1899,
53-101.
Anggoro, W. J., & Widhiarso, W. (2010). Konstruksi dan Identifikasi Properti
Psikometris Instrumen Pengukuran Kebahagian Berbasis Pendekatan
Indigenous Psychology Study Multitrait-Multimethod. Jurnal Psikologi vol
37. No 2, 176-188.
Anggreini, R., & Mariyanti, R. (2014). Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku
Konsumtif Mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi, 34-42.
Anin, A., Rasimin, B., & Atamimi, N. (2008). Hubungan Self Monitoring dengan
Impulsive Buying terhadap Produk Fashion pada Remaja . Jurnal Psikologi,
181-193.
Assael, H. (1984). Consumer Behavior and Marketing Action Secind Edition.
California: Kent Publishing Company.
Astasari, A. R., & Sahrah, A. (2009). Hubungan Konformitas dengan Perilaku
Membeli Impulsif pada Remaja Putri. Jurnal Psikologi, 1-29.
Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Edisi Dua. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Badgaiyan, A. J., & Verma, A. (2014). Instrinsic Factors Affecting Impulsive Buying
Behavior-Evidence from India. Journal of Retailing and Consumer Services,
537-549.
Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari
Pediatri, 21-29.
Beatty, S. E., & Ferrell, M. E. (1998). Impulse Buying: Modeling Its Precursors.
Journal of Retailing, 169-191.
Chang, H. J., Eckman, M., & Yan, R. N. (2011). Application of The Stimulus-
Organism-Response Model to The Retail Environment: The Role of Hedonic
Motivation in Impulse Buying Behavior. The International Review of Retail,
Distribution and Consumer Research, 233-249.
Chaplin, J. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Chuah, S. L., & Gan, C. C. (2015). The Influence of Individual Internal Factors on
Impulse Buying Behaviour through Online Shopping. Global Journal of
Business and Social Science Review, 60-70.
Coley , A. L. (2002). Affective and Cognitif Processes Involved in Impulse Buying.
Coolidge, F. L., Moor, J. C., Yamazaki, T. G., Stewart, S. E., & Segal, D. L. (2001).
On the Relationship between Karen Horney's Tripartite Neurotic Type Theory
and Personality Disorder Features. Personality and Individual Differences,
1387-1400.
Engel, J. E., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (1995). Perilaku Konsumen Edisi
Keenam Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.
Feist, G. J., & Feist, J. (2012). Theories of Personality Edisi Ketujuh. Jakarta:
Salemba Humanika.
Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghani, U., Imran, M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of Demographic
Characteristics on Impulse Buying Behavior of Urban Consumers in
Peshawar. International Journal of Academy Research, 286-289.
Hadi, S. (2004). Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hall, C. S., & Lindzey, G. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:
Kanisius.
Hausman, A. (2000). Multi-Method Investigation of Consumer Motivation in Impulse
Buying Behaviour. Journal of Consumer Marketing, 403-419.
Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. (2014). Consumer Behavior Building
Marketing Strategy Twelfth Edition. Publishing by McGraw.
Herabadi, A. G., Verplanken, B., & Knippenberg, A. v. (2009). Consumption
Experience of Impulsive Buying in Indonesia : Emotional Arousal and
Hedonistic Consideration. Asian Journal of Social Psychology, 20-31.
Hidayat, D. R. (2011). Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor: Penerbit
Ghalia Indonesia.
Hurlock, E. B. (1974). Personality Development. New Delhi: Tata McGraw-Hill.
Japar, M. (2015). Analisis Kepribadian Konseli Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis.
Yogyakarta: Pohon Cahaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The Influence of Culture on Consumer Impulsive
Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 163-176.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mathai, S. T., & Haridas, R. (2014). Personality-Its Impact on Impulse Buying
Behavior among The Retail Costomers in Kochin City. IOSR Journal of
Business and Management, 48-55.
Mowen, J. C., & Minor , M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1 edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Muruganantham, g., & Bhakat, R. S. (2013). A Review of Impulse Buying Behavior.
International Journal of Marketing Studies, 149-160.
Nisa, L. K. (2015). Hubungan Konsep Diri dengan Pembelian Impulsive (Impulsive
Buying) Produk Pakaian pada Mahasiswi UIN Maliki Malang. 1-10.
Olson, M. H., & Hergenhahn, B. R. (2011). Pengantar TEORI-TEORI
KEPRIBADIAN. Yogyakarata: PUSTAKA PELAJAR.
Rahma, F. M., Lestari, S., & Faizah. (2013). Hubungan Tiga Tipe Kepribadian
Neurotik (Karen Horney) dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Malang. Jurnal Psikologi, 1-19.
Rahma, F. M., Lestari, S., & Faizah. (2013). Hubungan Tiga Tipe Kepribadian
Neurotik (Karen Horney) dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas X
Madrasah Aliyah Negri (MAN) 3 Malang. Jurnal Psikologi, 1-19.
Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research, 189-
199.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sarwomo, S. W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2004). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effect of
Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African Journal
of Business Management, 2187-2194.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effect of
Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African Journal
of Business Management, 2187-2194.
Sharma, P., Sirvakumaran , B., & Marshall, R. (2010). Impulse Buying and Variety
Seeking: A Trait-Correlates Perspective. Journal of Business Research, 276-
283.
Shen, K. N., & Khalifa, M. (2012). System design effects on online impulse buying.
Internet Research, 394-425.
Siswandari, A. D. (2005). Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja. Skripsi (tidak
diterbitkan).
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tom, E. E. (2015). Impulse Buying Behaviour and Demographic Analysis among
University of Calabar Student . Journal of Marketing and Consumer
Research, 42-48.
Tom, E. E. (2015). Impulsive Behaviour and Demographic Analysis among
University of Calabar Students, Nigeria. Journal of Marketing and Consumer
Reasearch, 42-48.
Verplamken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual Difference in Impulse Buying
Tendency: Feeling and No Thinking . European Journal of Personality, S71-
S83.
Vishnu, P., & Raheem, A. R. (2013). Factor Influencing Impulse Buying Behavior.
Europe Journal of Scientific Research, 67-79.
Widjaja, P. D., & WUlan, R. (1998). Hubungan antar Asertivitas dan Kematangan
dengan Kecenderungan Neurotik pada Remaja. Jurnal Psikologi, 56-62.
Youn, S., & Faber, R. j. (2000). Impulse Buying: Its Relation to Personality Traits
and Cues. Advances in Consumer Research, 179-185.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Anggreini, R., & Mariyanti, R. (2014). Hubungan antara Kontrol Diri dan Perilaku
Konsumtif Mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi, 34-42.
Anin, A., Rasimin, B., & Atamimi, N. (2008). Hubungan Self Monitoring dengan
Impulsive Buying terhadap Produk Fashion pada Remaja . Jurnal Psikologi,
181-193.
Assael, H. (1984). Consumer Behavior and Marketing Action Secind Edition.
California: Kent Publishing Company.
Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Edisi Dua. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Badgaiyan, A. J., & Verma, A. (2014). Instrinsic Factors Affecting Impulsive Buying
Behavior-Evidence from India. Journal of Retailing and Consumer Services,
537-549.
Batubara, J. R. (2010). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari
Pediatri, 21-29.
Beatty, S. E., & Ferrell, M. E. (1998). Impulse Buying: Modeling Its Precursors.
Journal of Retailing, 169-191.
Chang, H. J., Eckman, M., & Yan, R. N. (2011). Application of The Stimulus-
Organism-Response Model to The Retail Environment: The Role of Hedonic
Motivation in Impulse Buying Behavior. The International Review of Retail,
Distribution and Consumer Research, 233-249.
Chuah, S. L., & Gan, C. C. (2015). The Influence of Individual Internal Factors on
Impulse Buying Behaviour through Online Shopping. Global Journal of
Business and Social Science Review, 60-70.
Coley , A. L. (2002). Affective and Cognitif Processes Involved in Impulse Buying.
Engel, J. E., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (1995). Perilaku Konsumen Edisi
Keenam Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.
Feist, G. J., & Feist, J. (2012). Theories of Personality Edisi Ketujuh. Jakarta:
Salemba Humanika.
Ghani, U., Imran, M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of Demographic
Characteristics on Impulse Buying Behavior of Urban Consumers in
Peshawar. International Journal of Academy Research, 286-289.
Hadi, S. (2004). Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hausman, A. (2000). Multi-Method Investigation of Consumer Motivation in Impulse
Buying Behaviour. Journal of Consumer Marketing, 403-419.
Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. (2014). Consumer Behavior Building
Marketing Strategy Twelfth Edition. Publishing by McGraw.
Herabadi, A. G., Verplanken, B., & Knippenberg, A. v. (2009). Consumption
Experience of Impulsive Buying in Indonesia : Emotional Arousal and
Hedonistic Consideration. Asian Journal of Social Psychology, 20-31.
Hurlock, E. B. (1974). Personality Development. New Delhi: Tata McGraw-Hill.
Japar, M. (2015). Analisis Kepribadian Konseli Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis.
Yogyakarta: Pohon Cahaya.
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The Influence of Culture on Consumer Impulsive
Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 163-176.
Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mathai, S. T., & Haridas, R. (2014). Personality-Its Impact on Impulse Buying
Behavior among The Retail Costomers in Kochin City. IOSR Journal of
Business and Management, 48-55.
Mowen, J. C., & Minor , M. (2002). Perilaku Konsumen Jilid 1 edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Muruganantham, g., & Bhakat, R. S. (2013). A Review of Impulse Buying Behavior.
International Journal of Marketing Studies, 149-160.
Nisa, L. K. (2015). Hubungan Konsep Diri dengan Pembelian Impulsive (Impulsive
Buying) Produk Pakaian pada Mahasiswi UIN Maliki Malang. 1-10.
Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research, 189-
199.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sarwomo, S. W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Schiffman, L., & Kanuk, L. L. (2004). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effect of
Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African Journal
of Business Management, 2187-2194.
Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effect of
Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African Journal
of Business Management, 2187-2194.
Sharma, P., Sirvakumaran , B., & Marshall, R. (2010). Impulse Buying and Variety
Seeking: A Trait-Correlates Perspective. Journal of Business Research, 276-
283.
Shen, K. N., & Khalifa, M. (2012). System design effects on online impulse buying.
Internet Research, 394-425.
Siswandari, A. D. (2005). Perilaku Membeli Impulsif pada Remaja. Skripsi (tidak
diterbitkan).
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tom, E. E. (2015). Impulse Buying Behaviour and Demographic Analysis among
University of Calabar Student . Journal of Marketing and Consumer
Research, 42-48.
Tom, E. E. (2015). Impulsive Behaviour and Demographic Analysis among
University of Calabar Students, Nigeria. Journal of Marketing and Consumer
Reasearch, 42-48.
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual Difference in Impulse Buying
Tendency: Feeling and No Thinking . European Journal of Personality, S71-
S83.
Vishnu, P., & Raheem, A. R. (2013). Factor Influencing Impulse Buying Behavior.
Europe Journal of Scientific Research, 67-79.
Youn, S., & Faber, R. j. (2000). Impulse Buying: Its Relation to Personality Traits
and Cues. Advances in Consumer Research, 179-185.
http://kupang.tribunnews.com/2015/06/24/tarakan-kota-terkaya-di-indonesia)
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/08/08/110746226/OJK.Orang.Indonesi
a.Makin.Konsumtif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
http://lifestyle.bisnis.com/read/20160203/220/515825/28-warga-indonesia-hidup-
dalam-kondisi-besar-pasak-daripada-tiang
http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/32864/daya-beli-tinggi-masyarakat-tak-peka
Data Statistis Badan Pusat Statistik Kota Tarakan Tahun 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 1
Statistik Deskriptif dan
One Sample T-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic
Impulsive
Buying 300 19 42 28,65 ,233 4,038
Compliant 300 22 52 36,11 ,280 4,853
Aggressive 300 22 45 32,38 ,260 4,499
Detached 300 14 38 24,20 ,269 4,666
Valid N
(Listwise) 300
2. One Sample T-test
One-Sample Test
Test Value = 30
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Impulsive
Buying 122,897 299 ,000 28,653 28,19 29,11
One-Sample Test
Test Value = 32,5
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Compliant 128,860 299 ,000 36,107 35,56 36,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
One-Sample Test
Test Value = 32,5
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Aggressive 124,662 299 ,000 32,383 31,87 32,89
One-Sample Test
Test Value = 32,5
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Detached 89,822 299 ,000 24,197 23,67 24,73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2
Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Impulsive Buying 300 100,0% 0 0,0% 300 100,0%
Compliant 300 100,0% 0 0,0% 300 100,0%
Aggressive 300 100,0% 0 0,0% 300 100,0%
Detached 300 100,0% 0 0,0% 300 100,0%
Descriptives
Statistic
Std.
Error
IMPULSIVE_
BUYING
Mean 28,65 ,233
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 28,19
Upper Bound 29,11
5% Trimmed Mean 28,52
Median 28,00
Variance 16,308
Std. Deviation 4,038
Minimum 19
Maximum 42
Range 23
Interquartile Range 6
Skewness ,509 ,141
Kurtosis -,097 ,281
COMPLIANT Mean 36,11 ,280
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 35,56
Upper Bound 36,66
5% Trimmed Mean 36,03
Median 36,00
Variance 23,554
Std. Deviation 4,853
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Minimum 22
Maximum 52
Range 30
Interquartile Range 6
Skewness ,242 ,141
Kurtosis ,116 ,281
AGGRESSIVE Mean 32,38 ,260
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 31,87
Upper Bound 32,89
5% Trimmed Mean 32,27
Median 32,00
Variance 20,244
Std. Deviation 4,499
Minimum 22
Maximum 45
Range 23
Interquartile Range 6
Skewness ,359 ,141
Kurtosis ,258 ,281
DETACHED Mean 24,20 ,269
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 23,67
Upper Bound 24,73
5% Trimmed Mean 24,06
Median 24,00
Variance 21,771
Std. Deviation 4,666
Minimum 14
Maximum 38
Range 24
Interquartile Range 6
Skewness ,395 ,141
Kurtosis -,277 ,281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IMPULSIVE_BUYI
NG
,111 300 ,000 ,971 300 ,000
COMPLIANT ,064 300 ,005 ,992 300 ,082
AGGRESSIVE ,082 300 ,000 ,983 300 ,001
DETACHED ,090 300 ,000 ,979 300 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 3
Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
IMPULSIVE_
BUYING *
COMPLIANT
Between
Groups
(Combined) 577,320 27 21,382 1,353 ,119
Linearity 162,293 1 162,293 10,269 ,002
Deviation from
Linearity
415,027 26 15,963 1,010 ,454
Within Groups 4298,627 272 15,804
Total 4875,947 299
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
IMPULSIVE_BUYING
* COMPLIANT
,182 ,033 ,344 ,118
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
IMPULSIVE_
BUYING *
AGGRESSIVE
Between
Groups
(Combined) 690,113 23 30,005 1,978 ,006
Linearity 187,690 1 187,690 12,376 ,001
Deviation from
Linearity
502,423 22 22,837 1,506 ,071
Within Groups 4185,833 276 15,166
Total 4875,947 299
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
IMPULSIVE_BUYING
* AGGRESSIVE
,196 ,038 ,376 ,142
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
IMPULSIVE_
BUYING *
DETACHED
Between
Groups
(Combined) 412,503 22 18,750 1,164 ,280
Linearity 18,333 1 18,333 1,138 ,287
Deviation from
Linearity
394,170 21 18,770 1,165 ,282
Within Groups 4463,444 277 16,114
Total 4875,947 299
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
IMPULSIVE_BUYING
* DETACHED
,061 ,004 ,291 ,085
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 4
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Korelasi Impulsive Buying dengan Compliant
Correlations
IMPULSIVE_
BUYING
COMPLIAN
T
Spearman's
rho
IMPULSIVE_BUYING Correlation
Coefficient
1,000 ,139**
Sig. (1-tailed) . ,008
N 300 300
COMPLIANT Correlation
Coefficient
,139**
1,000
Sig. (1-tailed) ,008 .
N 300 300
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Impulsive Buying dengan Aggressive
Correlations
IMPULSIVE_
BUYING
AGGRESSIV
E
Spearman's
rho
IMPULSIVE_BUYING Correlation
Coefficient
1,000 ,156**
Sig. (1-tailed) . ,003
N 300 300
AGGRESSIVE Correlation
Coefficient
,156**
1,000
Sig. (1-tailed) ,003 .
N 300 300
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Impulsive Buying dengan Detached
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Correlations
IMPULSIVE_
BUYING
DETACHE
D
Spearman's
rho
IMPULSIVE_BUYING Correlation
Coefficient
1,000 ,054
Sig. (1-tailed) . ,178
N 300 300
DETACHED Correlation
Coefficient
,054 1,000
Sig. (1-tailed) ,178 .
N 300 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 5
Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
1. Skala Impulsive Buying
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 200 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,747 20
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
IB1 42,93 39,422 ,574 ,715
IB2 42,96 39,561 ,561 ,716
IB3 43,00 41,874 ,357 ,733
IB4 42,90 43,508 ,188 ,746
IB5 42,59 41,490 ,364 ,732
IB6 42,77 41,836 ,364 ,732
IB7 42,85 42,333 ,301 ,737
IB8 42,93 40,080 ,500 ,721
IB9 42,98 42,392 ,267 ,740
IB10 42,50 44,724 ,083 ,754
IB11 43,54 43,495 ,270 ,740
IB12 43,69 44,064 ,192 ,745
IB13 43,18 41,465 ,347 ,734
IB14 43,36 44,524 ,104 ,752
IB15 43,60 42,603 ,322 ,736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
IB16 43,20 42,613 ,302 ,737
IB17 42,64 46,654 -,095 ,771
IB18 43,56 42,861 ,298 ,738
IB19 43,57 41,151 ,444 ,726
IB20 43,58 40,546 ,530 ,720
2. Skala Kepribadian Compliant
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 200 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,758 19
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
C1 49,09 47,700 ,511 ,734
C4 49,32 49,634 ,312 ,749
C7 49,00 50,312 ,305 ,750
C10 48,85 48,972 ,482 ,738
C13 49,02 47,789 ,549 ,732
C16 49,61 49,968 ,364 ,746
C19 49,48 48,753 ,449 ,739
C22 49,12 48,558 ,515 ,736
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
C25 48,95 52,444 ,113 ,764
C28 49,01 49,497 ,336 ,747
C31 48,96 47,480 ,441 ,738
C34 49,81 51,019 ,200 ,758
C37 49,28 50,765 ,249 ,754
C40 49,75 51,648 ,152 ,763
C43 49,04 50,993 ,192 ,760
C46 49,34 49,703 ,309 ,750
C49 49,30 49,045 ,348 ,746
C52 48,81 50,540 ,267 ,753
C55 48,13 52,385 ,247 ,754
3. Skala Kepribadian Aggressive
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 200 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,801 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
A2 46,00 55,166 ,477 ,785
A5 44,34 59,752 ,333 ,795
A8 45,78 59,030 ,275 ,797
A11 45,46 55,244 ,399 ,791
A14 46,23 55,954 ,463 ,786
A17 46,30 59,779 ,311 ,795
A20 45,64 57,690 ,380 ,791
A23 45,83 59,542 ,280 ,797
A26 45,49 55,940 ,390 ,791
A29 44,59 60,023 ,241 ,799
A32 45,36 57,436 ,338 ,794
A35 46,28 57,449 ,410 ,790
A38 44,75 58,108 ,357 ,793
A41 45,53 57,256 ,401 ,790
A44 45,37 57,249 ,378 ,791
A47 44,42 59,230 ,341 ,794
A50 45,75 56,141 ,372 ,792
A53 45,63 54,929 ,516 ,782
A56 45,31 55,932 ,404 ,790
4. Skala Kepribadian Detached
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 200 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 200 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,795 19
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
D3 38,78 50,597 ,510 ,777
D6 38,82 56,912 -,010 ,809
D9 38,25 53,264 ,284 ,791
D12 39,22 52,220 ,420 ,783
D15 39,33 50,916 ,539 ,776
D18 38,78 48,735 ,570 ,772
D21 38,92 51,525 ,433 ,782
D24 38,71 49,676 ,497 ,777
D27 38,49 50,874 ,431 ,782
D30 38,12 49,372 ,471 ,779
D33 38,98 54,683 ,261 ,792
D36 38,97 51,688 ,400 ,784
D39 38,03 53,351 ,204 ,799
D42 39,26 53,992 ,304 ,790
D45 39,55 52,862 ,470 ,783
D48 38,93 51,648 ,345 ,788
D51 39,26 50,492 ,514 ,777
D54 37,85 52,825 ,277 ,792
D57 37,10 56,824 ,053 ,800
Keterangan : Diberi tanda gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 6
Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Friska Indryani Sitorus
(129114077)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Yogyakarta, 18 Mei 2016
Kepada :
Yth. Saudara yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya :
Nama : Friska Indryani Sitorus
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir sebagai mahasiswa, saya memohon
kesedian Teman-teman untuk membantu saya mengisi skala penelitian ini dengan
memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan yang telah saya susun dalam
skala penelitian ini. Sebelum mengisi skala penelitian, terlebih dahulu Teman-teman
diminta untuk mengisi beberapa data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian.
Kemudian, Teman-teman diharapkan untuk mengisi skala penelitian sesuai dengan
apa yang Teman-teman alami, rasakan, maupun pikirkan. Teman-teman tidak
perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar maupun
salah. Semua jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiannya. Saya sangat
menghargai Teman-teman apabila Teman-teman bersedia mengisi skala ini dengan
sejujur-jujurnya. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas ketersedian
Teman-teman untuk mengisi skala penelitian saya ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan
suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan adalah murni dari apa yang saya alami,
rasakan, dan pikirkan. Saya mengijinkan penggunaan jawaban yang saya berikan
tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.
Tarakan, .... ............. 2016
(paraf tanpa nama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DATA IDENTITAS
Inisial :
Usia : ______tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Kelas :
Nama Sekolah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PETUNJUK PENGERJAAN PADA SKALA I
Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada dengan seksama, kemudian
pilihlah jawaban dengan memberi tanda (X) di dalam pilihan kotak yang tersedia,
yaitu :
SS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri Anda
Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal
ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang mencerminkan diri
Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya suka berbelanja X
Ketika Anda keliru dalam memberi tanda silang (X), maka Anda dapat
mengganti jawaban Anda dengan memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang
keliru dan kembali memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap lebih
sesuai dengan diri Anda.
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya suka berbelanja X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
SKALA I
Pastikan tidak ada jawaban yang telewatkan. Selamat Mengerjakan.
No Pernyataan SS S TS STS
1. Sulit bagi saya untuk melewatkan pakaian
bagus yang saya lihat di toko
2. Terkadang saya tidak bisa menahan perasaan
dalam keinginan membeli pakaian
3. Jika saya membeli pakaian, saya biasanya
melakukannya secara spontan
4. Terkadang saya merasa bersalah setelah
membeli pakaian tersebut
5. Saya hanya bisa menjadi sangat gembira jika
saya melihat pakaian yang ingin saya beli
6. Setiap kali saya melewati toko pakaian, saya
selalu melihat pakaian yang bagus sehingga
saya ingin membelinya
7. Sangat menyulitkan bagi saya untuk melewati
sebuah penawaran (diskon)
8. Jika saya melihat pakaian yang baru, saya ingin
membelinya
9. Saya sering ceroboh dalam membeli pakaian
10. Saya biasa membeli pakaian ‘langsung pada
tempatnya’
11. Saya biasanya berpikir dengan hati-hati
sebelum saya membeli pakaian
12. Saya biasanya hanya membeli pakaian yang
saya niatkan
13. Saya bukan tipe orang yang “jatuh hati pada
pandangan pertama” dengan pakaian yang saya lihat di toko tersebut
14. Kebanyakan dari pakaian yang saya beli, sudah
terencana terlebih dahulu
15. Saya hanya membeli pakaian yang saya
butuhkan
16. Bukanlah gaya saya yang langsung membeli
pakaian
17. Saya suka membandingkan merk-merk pakaian
yang berbeda sebelum membelinya
18. Sebelum membeli pakaian tersebut saya selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
mempertimbangkan apakah saya
membutuhkannya atau tidak
19. Terkadang saya membeli pakaian tersebut
karena saya suka berbelanja daripada saya
membutuhkannya
20. Saya sering membeli pakaian tanpa berpikir
terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PETUNJUK PENGERJAAN PADA SKALA II
Jawablah pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda yang paling konsisten
selama beberapa tahun terakhir. Jawaban Anda akan dijaga, sehingga Anda dapat
menjawab sejujur mungkin. Baca dan pahamilah setiap pernyataan yang ada dengan
seksama, kemudian pilihlah jawaban dengan memberi nomor yang telah tersedia,
yaitu :
1 : Bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” Anda lakukan
2 : Bila pernyataan tersebut “Kadang-kadang” Anda lakukan
3 : Bila pernyataan tersebut “Sering” Anda lakukan
4 : Bila pernyataan tersebut “Selalu” Anda lakukan
Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam hal
ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang mencerminkan diri
Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
1. ___4___Saya merasa saya tidak terkalahkan
Ketika Anda keliru dalam memberi nomor, maka Anda dapat mengganti
jawaban Anda dengan memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang keliru dan
kembali memberi nomor pada jawaban yang Anda anggap lebih sesuai dengan diri
Anda.
Contoh koreksi :
1. __4__1__Saya merasa saya tidak terkalahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
SKALA II
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan.
Tidak pernah/ Kadang-kadang/ Sering/ Selalu
1 2 3 4
1. ______ Saya seorang yang penuh kasih sayang.
2. ______ Ini adalah dunia yang bermusuhan.
3. ______ Saya lebih memilih menyendiri.
4. ______ Saya merasa lebih baik ketika saya memiliki suatu hubungan.
5. ______ Hidup adalah perjuangan.
6. ______ Orang bilang saya tidak emosional.
7. ______ Saya suka disenangi oleh orang lain.
8. ______ Saya lebih suka memerintah.
9. ______ Saya merupakan seorang yang mandiri.
10. ______ Saya suka membantu orang lain.
11. ______ Hanya yang terkuat yang bertahan hidup.
12. ______ Saya tidak terlalu membutuhkan orang lain.
13. ______ Saya senang memberikan simpati dengan yang lain.
14. ______ Saya senang memiliki perasaan berkuasa.
15. ______ Saya bisa hidup cukup baik tanpa ada orang lain.
16. ______ Saya tidak egois.
17. ______ Saya suka meremehkan orang lain.
18. ______ Saya lebih suka bekerja, tidur, dan makan sendirian.
19. ______ Saya rela mengorbankan diri.
20. ______ Orang lain terlalu sentimental.
21. ______ Saya menghindari pesta dan pertemuan sosial.
22. ______ Saya orang yang murah hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
23. ______ Orang-orang tidak pengertian.
24. ______ Saya pribadi yang tertutup.
25. ______ Saya lebih suka bersama orang lain daripada sendirian.
26. ______ Saya akan menguji diri sendiri dalam situasi yang menakutkan untuk membuat
diri saya lebih kuat.
27. ______ Saya menghindari pertanyaan tentang kehidupan pribadi saya.
28. ______ Saya mudah memaafkan dan mudah melupakan masalah tersebut
29. ______ Saya suka pendapat yang baik.
30. ______ Saya ingin hidup mandiri/ bebas dari orang lain.
31. ______ Saya peduli apa yang orang lain pikirkan tentang saya.
32. ______ Saya seorang yang percaya diri dan berani.
33. ______ Saya menghindar/ menolak dari kewajiban yang lama.
34. ______ Saya merasa hancur ketika saya ditolak.
35. ______ Orang yang meminta-minta membuat saya marah.
36. ______ Saya merasa kesepian.
37. ______ Kebanyakan orang lebih menarik dari pada saya.
38. ______ Untuk bertahan hidup di dunia ini, kamu harus melihat pada diri kamu terlebih
dahulu.
39. ______ Saya membenci orang yang mencoba untuk mempengaruhi saya.
40. ______ Saya merasa lemah dan tak berdaya ketika saya sendirian.
41. ______ Orang-orang cenderung tidak dapat dipercaya.
42. ______ Saya mencoba untuk menghindari saran dari orang lain.
43. ______ Saya mencoba untuk menghindari perkelahian atau perdebatan.
44. ______ Orang-orang cenderung memiliki trik.
45. ______ Saya bisa hidup dengan baik tanpa teman atau keluarga.
46. ______ Saya cenderung merasa itu salah saya jika terjadi kesalahan.
47. ______ Anak-anak harus diajarkan untuk memiliki prinsip dan keyakinan yang teguh.
48. ______ Saya merasa lebih baik ketika orang tidak berbagi pikiran atau perasaan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
kepada saya.
49. ______ Saya cenderung orang yang meminta maaf terlebih dahulu.
50. ______ Fakta kehidupan orang yang paling sukses memanfaatkan orang lain untuk maju.
51. ______ Saya merasa lebih baik tanpa orang lain daripada bersama orang lain.
52. ______ Saya butuh kehadiran orang lain.
53. ______ Sifat dasar manusia adalah agresif.
54. ______ Saya mencoba untuk menghindari konflik.
55. ______ Anak-anak harus diajarkan untuk bersikap baik dan penuh kasih.
56. ______ Saya sudah bertemu dengan banyak orang idiot dalam hidup saya.
57. ______ Anak-anak harus diajarkan kemandirian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI