PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH … · 2018. 4. 5. · DI INSTANSI MILITER...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH … · 2018. 4. 5. · DI INSTANSI MILITER...
PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP STRESS
PADA PEREMPUAN BALI YANG MENJALANI TRIPLE ROLES
DI INSTANSI MILITER DENPASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
I Gde Arya Raditya Atmawijaya
139114124
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IIALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP STRESS
PADA PEREMPUAN BALI YANG MENJALANI TR\PLE ROI.]iS
DI INSTANSI MILITER DENPASAR
Oleh :
t Gde Arya Raditya Atmawijaya
139114124
Telah disetujui oleh :
Pembimbin'r Sknosi
r/n'.&Y
P. I-Ienrietta P.D.A.D.S., M.A. tanggal:$ 5 i;t 2g1g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
qf,;tFF -_qF-
IIALAMAN PENGESAEAN SKRIPSI
PENGARUH STRATEGI COPING TERIIADAP STRESS
PADA PEREMPUAN BALI YANG MENJALANI TNPLE ROLES
DI INSTANSI MILITER DENPASAR
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
I Gde Arya Raditya Aturawijaya
Nama
Penguji 1
Penguji 2
Penguji 3
V-$'"t*ag 5 APA zUB
Sanata Dharma
*..^"1"./*$
tu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NAGARA BHAKTI
Sebagai kesatria yang rajin dan giat menuntut ilmu untuk diamalkan secara gagah
berani dan bercita-cita luhur sebagai patriot bangsa
-Akademi Militer-
SAD SATYA SRI SENA
Bukan Mawar Penghias Taman Tetapi Melati Pagar Bangsa
-Korps Wanita Angkatan Darat-
KARTIKA EKA PAKSI
Keluhuran Nusa Bangsa Serta Prajurit Sejati
-TNI Angkatan Darat-
Letakkan Mimpimu Setinggi Bintang
Karena Ketika Kamu Jatuh,
Kamu Akan Jatuh di Antara Bintang-Bintang
-Kolonel Arm. I Kadek Arya Atmawijaya-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada :
Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Yang senantiasa memberikan bimbingan dan kekuatannya kepada saya
Keluarga Atmawijaya yang sangat saya sayangi
Yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat dan jiwa kesatria
Dosen Pembimbing, Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A.
Yang selalu sabar untuk menghadapi salah satu anaknya yang pemalas ini
Sahabatku ODEN
Yang selalu menungguku untuk kembali pulang
Teman-teman bimbingan skripsi
Yang selalu tidak pernah berhenti dan selalu ada untuk membantu menyelesaikan
skripsi
Perempuanku yang selalu ceria, Mirna Unisia Purwanto
Yang selalu ada, selalu memberi semangat, dan selalu menjadi pribadi yang
menyenangkan, terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN I'ARYA
Saya menyatakan dcngan sesungguhnya bahwa sklipsi yang saya tulis ini
lidak n.rernuat kirrya atau bagian karya olang lain, kccuali yang tclah
disebutkan clalan.r kutipan dallar pustaka. sebagaimana layaknya karya iln'riah.
Yogyakarta, l6 Januali 2018
Penul is.
I Gde ,l\Irnawuaya
vl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP STRESS
PADA PEREMPUAN BALI YANG MENJALANI TRIPLE ROLES
DI INSTANSI MILITER DENPASAR
I Gde Arya Raditya Atmawijaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi coping Problem Focused Coping dan
Emotion Focused Coping terhadap stres perempuan Bali yang menjalani Triple Roles, sekaligus bekerja
di Instansi Miltiter. Ada dua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu 1) ada pengaruh Problem
Focused Coping terhadap perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di Instansi Militer Denpasar, 2)
ada pengaruh Emotion Focused Coping terhadap perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di Instansi
Militer Denpasar. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif regresi ganda dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sebanyak 131 subjek perempuan Bali yang
bekerja di Instansi Militer untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Data diperoleh dengan
menggunakan dua skala, yaitu skala The Ways Of Coping Questionnaire revised (WCQ) dan Depression,
Anxiety, Stress Scale (DASS). Data kemudian dianalisis dengan teknik analisis regresi dengan bantuan
SPSS versi 23. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Strategi Coping Problem Focused
Coping dan Emotion Focused Coping terhadap stress perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di
Instansi Militer karena nilai signifikansi PFC= 0.759, EFC=0.321.
Kata kunci : Strategi Coping, Problem Focused Coping, Emotion Focused Coping, Stres, Triple Roles,
Instansi Militer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PENGARUH STRATEGI COPING TERHADAP STRESS
PADA PEREMPUAN BALI YANG MENJALANI TRIPLE ROLES
DI INSTANSI MILITER DENPASAR
I Gde Arya Raditya Atmawijaya
ABSTRACT
This study is aimed to investigate the influence of Coping Strategies Problem Focused Coping
and Emotion Focused Coping towards stress on Balinese Women who have Triple Roles in their life and
also work in a Military Institute. There are two hypothesis in this study. 1) there is an influence of
Problem Focused Coping towards Balinese Women who have Triple Roles in their life and work in a
Military Institute, 2) there is an influence of Emotion Focused Coping towards Balinese Women who
have Triple Roles in their life and work in a Military Institute. This is a quantitave-regression study that
uses purposive sampling as a technique to determine the sample. There are 131 Balinese Women who
work in a Military Institute that joined this study. The data is collected by spreading queationnaires that
include The ways Of Coping Questionnaire Revised (WCQ) and Depression, Anxiety, Stress Scale
(DASS). The researcher used multiple regression and also did a few extra analysis using Independent
Sample t-test using SPSS version 23. The result showed that there is no influence of Coping Strategies
such as Problem Focused Coping and Emotion Focused Coping towards Balinese Women who have
Triple Roles in their life and also work in a Military Insititute because the signification value of PFC is
= 0.759 and EFC is = 0.321, which are both above 0,05, which make them insignificant.
Keyword : Coping Strategies, Problem Focused Coping, Emotion Focused Coping, Stress, Triple Roles,
Military Institute.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHLINTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang berlanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dhanna :
Nama : I Gde Arya Raditya Atmawijaya
Nomor Mahasiswa : 139114124
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dhanr.ra karya ilmiah saya yang berjudul :
Pengaruh Strategi Coping Terhadap Stress pada Perempuan Bali
Yang Menjalani Triple Roles di Instansi Militer Denpasar.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharrna hak unruk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di intemet
atau media lain untuk kepentingan akaden.ris 'tanpa llerlu ureminta izin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencamtun.lkan
nama saya sebagai pcnulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di buat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 Januari 2018
Yang menyatakan,
.4// -/,/-1y'h
I Gde Arya Raditya Atmawijaya
l\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan
rahmat, kekuatan, dan bimbingan di setiap langkah penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selain itu peneliti juga menyadari banyak pihak
lain yang turut ikut serta dalam memberikan bantuan dan waktu untuk membantu
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Titik Kristiyani M. Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru E M., M.Psi. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Diana Pertama Sari, M.Sc. selaku dosen penguji, dan sosok dosen yang
sudah saya anggap sebagai teman sendiri, senang bertemu dan bisa kenal
dengan dirimu bu, stay healty and bright ya bu, God bless you always.
4. Ibu Passchedonia Henrietta PDAS., M.A. selaku Wakil Ketua Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan sebagai dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk salah satu anak
bimbinganmu yang ceroboh ini, terima kasih sudah dan masih mau untuk
menghadapi bocah seperti saya, jasamu tidak akan saya lupakan bu!
5. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. sebagai mantan Kaprodi yang bersedia
membantu mahasiswanya dan sebaga dosen yang sudah mau membantu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
menyediakan waktu untuk saya dalam proses pengerjaan skripsi, terima kasih
bapak!
6. Untuk bapak R. Landung Eko Prihatmoko, M.Si. selaku mantan dosen
pembimbing akademik saya yang sudah mau membantu dan memberikan
saran atas keluh kesal saya selama berkuliah disini.
7. Untuk bapak Drs. H. Wahyudi, M.Si untuk telah menjadi pribadi yang unik
dan membantu proses pelancaran penulisan skripsi hingga akhirnya bisa
selesai juga persyaratannya, terima kasih pak!
8. Untuk ibu Dr. Tjcipto Susana, terima kasih telah memberi teladan dan
berbagai macam bentuk pelajaran kepada saya, sebagai dosen favorit saya
sangat senang bisa banyak belajar dari ibu, sukses selalu bu! Tuhan
memberkati.
9. Untuk karyawan dan staff Fakultas Psikologi, mas Gandung, mas Muji, bu
Nani, dan staff lainnya, terima kasih telah banyak membantu saya dan senda
guraunya.
10. Untuk Keluarga Arya Atmawijaya, buat papa, mama dan ivan yang selalu
memberi semangat dan caranya tersendiri dalam membimbingku hingga saat
ini, doakan suatu saat anakmu ini bisa mengabdi pada tanah air dan keluarga!
11. Untuk perempuan yang selalu berada di sampingku saat aku aku merasa
rapuh, Mirna Unisia Purwanto, terima kasih atas segala bentuk
pengorbananmu dan kepedulianmu kepada laki-laki yang bukan siapa-siapa
ini. Satu hal yang aku tahu bahwa dirimu adalah perempuan kuat yang aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
kenal, tidak pernah menyerah, menginspirasi, enak diajak berdiskusi, dan bisa
menjadi pribadi yang menyenangkan. Terima kasih dan semoga tahun depan
cita-citamu bisa tercapai. God bless you dear
12. Untuk teman-teman ODEN yang selalu sedia menemani dan menunggu saat
aku pulang ke Bali. Wira, Gartha, kak JP, kak Wi, Edo, Edi, Gung Dasta,
Kendrok. Semoga suatu saat kita bisa menjadi pribadi yang sukses,
astungkara!
13. Untuk teman-teman kost belakang kandang sapi, Dito dan Dana. Terima kasih
atas waktu yang sangat berharga selama kita tinggal bersama di satu kost,
khusus dito segera kerjain skripsinya, jangan nonton drama korea mulu.
14. Untuk teman-teman kampus, Jeje, Dewinta, Feby, Venny, Rey, Bama, bahkan
Meme (ibunda Rey). Terima kasih atas perhatian dan kebahagiaan serta
pelajaran penting yang kalian berikan kepada saya. Khusus untuk Meme
terima kasih telah mau menjadi ibu kedua yang sudah mau merawat, memberi
makan, memberi tempat tinggal, memberi ilmu baru, dan memberi
pengalaman baru. Maaf aku belum bisa membalas budi apa yang sudah Meme
berikan, terima kasih banyak Me! Tetap menjadi pribadi yang menyenangkan
ya Me!
15. Untuk teman teman seperjuangan dosen pembimbing mbak Etta, Koh Edwin,
KI, Ana, Rendy, Dito, Jeje, Praba, Rosa, Sony, Abiel, dan teman-teman lain
yang tidak bisa sebutkan, terima kasih banyak atas bantuan kalian selama ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
jujur tanpa bantuan dan kesabaran kalian, skripsi ini tidak akan selesai.
Terimakasih!
16. Untuk KOWAD dan ASN Denpasar yang sudah bersedia untuk membantu
penelitian ini agar berjalan dengan lancar.
17. Untuk teman-teman BEMF periode tahun 2013/2014. Terima kasih telah
memberikan saya kesempatan untuk menjadi bagian dari BEMF dan
menerima pelajaran baru. Jujur BEMF ini adalah sebuah organisasi pertana
yang membuat saya kapok sekaligus tertempa secara mental, tapi semua
latihan itu berguna hingga sekarang, terima kasih banyak!
18. Untuk teman-teman Panitia Live in, Psychofest, PKMM, International
Conference on Psychology 2016. Terima kasih telah memberi saya
kesempatan untuk mencoba sesuatu hal yang baru, banyak manfaat yang saya
dapatkan dari kepanitiaan tersebut, terimakasih!
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk
menerima kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap semoga ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 26 Januari 2017
Penulis
I Gde Arya Raditya Atmawijaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
JUDUL SKRIPSI .....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHix
KATA PENGANTAR ............................................................................................x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB 1 ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 11
BAB 2 ....................................................................................................................12
LANDASAN TEORI ............................................................................................12
A. Strategi Coping ........................................................................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Definisi Strategi Coping ........................................................................................ 12
2. Bentuk Strategi Coping .............................................................................................. 13
3. Dampak dari Strategi Coping ............................................................................... 16
4. The Ways of Coping .............................................................................................. 19
B. Stres ............................................................................................................................. 20
1. Definisi Stres .......................................................................................................... 20
2. Aspek-aspek stress ................................................................................................. 21
3. Tipe-Tipe Stres ....................................................................................................... 22
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Stres .......................................................... 23
5. Pengukuran Terhadap Stres ................................................................................ 29
C. Triple Roles .................................................................................................................. 30
1. Definisi Triple Roles ............................................................................................... 30
D. Perempuan di TNI ...................................................................................................... 34
E. Perempuan Dewasa yang Memiliki Karir ............................................................... 37
F. Pengaruh Strategi Coping Pada Perempuan Bali yang Menjalani Triple
Roles di Instansi Militer Denpasar. .......................................................................... 38
G. Skema Penelitian ........................................................................................................ 42
H. Hipotesis Penelitian .................................................................................................... 43
BAB 3 ....................................................................................................................44
METODE PENELITIAN ....................................................................................44
A. Jenis dan Desain Penelitian ....................................................................................... 44
B. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 44
C. Definisi Operasional ................................................................................................... 45
D. Subjek penelitian ........................................................................................................ 46
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 47
F. Validitas dan Realiabilitas ......................................................................................... 51
G. Analisis Data ............................................................................................................... 58
1. Uji Asumsi .............................................................................................................. 58
2. Uji Hipotesis ........................................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB 4 ....................................................................................................................62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................62
A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................................. 62
B. Deskripsi Subjek ......................................................................................................... 62
C. Deskripsi Data Penelitian .......................................................................................... 64
D. Hasil Penelitian ........................................................................................................... 72
1. Uji Asumsi .............................................................................................................. 72
2. Uji Hipotesis ........................................................................................................... 76
E. Analisis Tambahan Uji Beda ..................................................................................... 77
F. Pembahasan ................................................................................................................ 79
BAB 5 ....................................................................................................................83
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................83
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 83
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 84
C. Saran ............................................................................................................................ 84
Daftar pustaka ......................................................................................................85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran item skala The Ways Of Coping Questionnaire .............................. 48
Tabel 2. Skor Respon pada variabel strategi coping ................................................... 49
Tabel 3. Sebaran item skala DASS ............................................................................. 50
Tabel 4. Skor respon pada variabel DASS Stress Scale ............................................. 51
Tabel 5. Deskripsi kualitas item Skala Stress DASS .................................................. 53
Tabel 6. Deskripsi kualitas item Skala Emotion Focused Coping .............................. 54
Tabel 7. Deskripsi kualitas item Skala Problem Focused Coping .............................. 56
Tabel 8. Deskripsi Jenis Pekerjaan Subjek ................................................................. 63
Tabel 9. Deskripsi Usia Subjek ................................................................................... 63
Tabel 10. Deskripsi lama bekerja subjek di Instansi Militer ....................................... 63
Tabel 11. Data empirik skala stres .............................................................................. 65
Tabel 12. Deskripsi kategori subjek skala stres .......................................................... 66
Tabel 13. Data empirik skala Problem Focused Coping ............................................ 67
Tabel 14. Deskripsi kategori subjek Problem Focused Coping .................................. 69
Tabel 15. Data empirik skala Emotion Focused Coping............................................. 70
Tabel 16. Deskripsi kategori subjek Emotion Focused Coping .................................. 71
Tabel 17. Uji Asumsi Linearitas (stress dan Problem Focused Coping) .................... 72
Tabel 18. Uji Asumsi Linearitas (stress dan Emotion Focused Coping) .................... 73
Tabel 19. Hasil Uji Homoskidestisitas ........................................................................ 74
Tabel 20. Hasil Uji Asumsi Normalitas Residu .......................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 21. Hasil Uji Kolinearitas.................................................................................. 75
Tabel 22. Deskripsi Regresi Ganda stress & Problem Focused Coping serta Emotion
Focused Coping .......................................................................................................... 77
Tabel 23. Deskripsi analisis uji beda umur dengan stres ............................................ 78
Tabel 24. Deskripsi analisis uji beda jenis pekerjaan dengan stres............................. 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Skala Penelitian ................................................................................. 90
LAMPIRAN B Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres DASS ......................................... 103
LAMPIRAN C Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres Problem Focused Coping .......... 105
LAMPIRAN D Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres Emotion Focused Coping .......... 107
LAMPIRAN E Hasil Uji t Mean Teoritis dan Mean Empiris ................................... 110
LAMPIRAN F Hasil Uji Normalitas Residu ............................................................ 113
LAMPIRAN G Hasil Uji Homoskidestisitas ............................................................ 115
LAMPIRAN H Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 117
LAMPIRAN I Hasil Uji Koleniearitas ...................................................................... 120
LAMPIRAN J Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 122
LAMPIRAN K Hasil Uji Beda ................................................................................. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perempuan dan laki-laki dalam menjalani kehidupan memiliki
perannya masing-masing. Berdasarkan gender perempuan dan laki-laki
dibedakan sesuai dengan perannya, yaitu laki-laki memiliki peran sebagai
pencari nafkah dan kepala keluarga, sedangkan perempuan memiliki peran
sebagai pengurus kebutuhan keluarga seperti mengurus anak-anak, suami dan
kebutuhan rumah tangga lainnya (Puspitawati, 2013). Seiring berjalannya
waktu kaum perempuan memiliki tugas tambahan yaitu membantu mencari
nafkah, hal ini membuat perempuan pada masa kini memiliki peran ganda
dalam menjalani hidupnya. Menurut Verbrugge (1983) peran ganda
merupakan dua peran yang dijalani sekaligus, yaitu peran sebagai perempuan
karir (bekerja) dan sebagai pengurus rumah tangga. Sedangkan Roos dan
Gatta (dalam Putrianti, 2007) mengatakan bahwa peran ganda adalah suatu
sikap dalam menghadapi dua hal yang berbeda yaitu pekerjaan dan tanggung
jawab keluarga.
Di Bali, perempuan yang bekerja mulai mengalami peningkatan dari
tahun 2010 hingga 2015 yaitu sekitar 1.106.74 ribu orang (BPS, 2016).
Namun masyarakat Bali masih mempercayai bahwa perempuan yang sudah
menikah dan bekerja tetap memiliki peran wajib, baik dalam mengurus anak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
anak, melayani suami maupun ikut berperan dalam bersosialisasi dengan
lingkungan tempat tinggal dan kegiatan suci agama. Hal tersebut membuat
perempuan Bali harus menjalani Triple Roles (tiga peran) dalam hidupnya.
Mosser (1989) menjelaskan bahwa perempuan pada umumnya
memiliki tiga peran dalam kehidupan, yaitu domestic roles, productive roles,
dan social roles. Tiga peran atau biasa disebut Triple Roles ini antara lain
berperan sebagai pengurus dan pelindung rumah tangga (domestic), berperan
dalam mencari nafkah (productive), serta berperan dalam kehidupan sosial
(social) dan hal tersebut juga terdapat pada perempuan Bali. Nakatani (dalam
Suyadnya, 2009) menemukan bahwa perempuan Bali tidak hanya
menjalankan dua peran namun tiga peran (Triple Roles) sekaligus. Oleh
karena itu perempuan Bali diyakini sebagai sosok yang memiliki kerja dan
tuntutan terbesar dalam sebuah keluarga jika dibandingkan dengan laki-laki,
karena perempuan Bali harus menjalankan Triple Roles (Kinanti dan Suarya,
2016).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widayani dan
Hartati (2014) menunjukkan bahwa ketiga peran atau multiperan yang
dibebankan kepada kaum perempuan Bali dianggap sebagai bentuk
ketimpangan peran, karena ketiga peran tersebut tidak dibebankan juga
kepada kaum laki-laki, karena laki-laki hanya berperan sebagai pemimpin
rumah tangga dan pencari nafkah. Beban ini sangat dirasakan kaum
perempuan Bali karena harus menjalankan tiga peran dalam kehidupannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam melakukan social roles dan productif roles, kaum perempuan Bali
tidak dapat berkonsentrasi dan menjalankan peran sepenuhnya karena harus
membagi perhatiannya juga kepada domestic roles (Widayani dan Hartati,
2014).
Pada Triple Roles khususnya pada peran pertama (domestic roles)
perempuan Bali memiliki konsep dalam menjalani peran domestiknya yaitu
bertanggung jawab sebagai seorang istri, dengan kata lain perempuan Bali
yang sudah menikah harus mampu menjaga keutuhan pernikahannya, bisa
menjadi istri yang ideal, mempunyai konsep menjadi perempuan yang mampu
merawat dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi anak yang suputra
(anak yang mampu berbakti dan membanggakan orang tua), dan mampu
mengatasi konflik dalam keluarga (Suyadnya, 2009).
Peran kedua (produktive roles) terdapat pada perempuan Bali yang
bekerja sebagai anggota di militer. Mereka tetap dituntut untuk bekerja secara
professional. Dari hasil komunikasi pribadi dengan salah satu anggota
perempuan di TNI yaitu MA pada tanggal 9 juli 2017 di tempat beliau
bekerja. Beliau mengatakan bahwa bekerja di TNI memiliki tuntutan kontrak
kerja selama 24 jam kepada TNI. Komunikasi pribadi yang dilakukan juga
dengan WS pada tanggal 9 juli 2017 di kediamannya mengatakan hal yang
serupa yaitu bahwa dirinya mempunyai kontrak waktu selama 24 jam kepada
TNI dan terkadang mengalami kecemasan pada dirinya yang membuat beliau
jarang memiliki tidur yang berkualitas. Dengan adanya tuntuan dari peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kedua (productif roles) dan peran pertama (domestic roles) membuat
perempuan Bali mengalami tekanan yang cukup berat untuk menjalani kedua
peran tersebut.
Perempuan Bali tidak hanya menjalankan peran ganda (double roles)
tetapi juga menjalani peran lain yaitu peran sosial (adat) sejak dari dulu
(Suyadnya, 2009). Peran ketiga (social roles) perempuan Bali adalah ikut
berperan dalam kegiatan suci agama karena hal tersebut sudah menjadi bagian
budaya dan adat perempuan Bali. Suyadnya (2009) mengatakan bahwa
perempuan Bali yang sudah menikah otomatis menjadi krama adat. Krama
adat merupakan anggota dari suatu organisasi di Bali yang bernama desa adat
atau banjar adat. Tugas tugas yang diberikan kepada krama adat dari desa
adat atau banjar dapat berupa melakukan sesaji (mebanten), ngayah (ikut
bergabung pada komunitas untuk membantu persembahyangan di pura
Kahyangan Tiga), dan membantu dalam upacara adat (nguopin) dimana hal
tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan semua anggota desa adat dan
banjar (Rivai dalam Suyadnya, 2009).
Triple Roles yang dijalani oleh perempuan Bali dapat menyebabkan
stres bahkan depresi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diputra dan Lestari
(2015) mengatakan bahwa perempuan Bali yang menjalani tiga peran (Triple
Roles) berpotensi untuk mengalami stres karena dituntut untuk melakukan
peran sebagai ibu rumah tangga, bekerja sebagai pegawai kantor, dan juga
memiliki kewajiban suci keagamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Stres menurut Selye (dalam Huffman, Vernoy, Vernoy, 2000)
merupakan suatu respons yang tidak spesifik dalam tubuh terhadap
permintaan apapun yang terjadi pada tubuh. Stres adalah reaksi dari tubuh
yang terjadi karena merepon stimulus baik dari internal maupun eksternal.
Sedangkan menurut McEwen (2009) stres dapat ditafsirkan sebagai sebuah
ancaman bagi integritas fisik dan psikis pada diri seseorang yang berakibat
pada perilaku atau fisik seseorang.
Stres merupakan reaksi dari tubuh yang berasal dari stimulus baik
internal, eksternal, kognitif, dan lingkungan. Stimulus yang menyebabkan
stres disebut dengan stresor (Huffman, Verno, Vernoy, 2000). Stresor dapat
berupa hinaan fisik, seperti trauma, cedera, pengerahan tenaga, dan pada saat
badan dipaksa untuk bekerja diluar kemampuannya. Stresor juga terdiri dari
pengalaman primer psikologikal seperti menyelesaikan deadline tugas,
konflik interpersonal, kejadian yang tidak terduga, frustasi, isolasi, dan
kejadian traumatis dalam hidup. Semua tipe stresor tersebut membuat adanya
behavioral response dan membangkitkan konsekuensi secara fisik seperti
tekanan darah, meningkatnya detak jantung, meningkatnya adrenalin,
membuat fungsi kognitif dan metabolism tubuh terganggu (McEwen, 2009).
Pada saat seseorang mengalami stres, detak jantung akan meningkat,
tekanan darah pada tubuh mereka juga akan meningkat, meningkatnya
intensitas pernafasan, otot akan tegang, menurunnya pergerakan pada otot
perut, dan menyempitnya pembuluh darah, dan tubuh akan melepaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
hormone epinephrine dan cortisol. Dampak dari stres sendiri dapat terjadi baik
secara psikis maupun fisik, bahkan dampak dari stres juga dapat menimbulkan
penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung (Huffman, Vernoy,
Vernoy, 2000).
Dampak dari stres tersebut membuat orang melakukan sesuatu untuk
menghilangkan stres, yaitu dengan melakukan Coping. Coping adalah suatu
bentuk usaha seseorang dalam mengatur (mengurangi, meminimalisir,
menguasai, atau mentoleransi) kebutuhan dari konflik internal dan eskternal
dari orang yang bersangkutan (Folkman and Lazarus, 1980). Coping menurut
Adriyani (2013) merupakan suatu usaha dalam bentuk apapun yang dilakukan
seseorang dalam menghadapi dan menanggulangi suatu permasalahan atau
setidaknya berusaha melakukan sesuatu dengan tujuan agar dapat beradaptasi
dengan permasalahan tersebut sehingga dapat mengurangi atau meminimalisir
tekanan yang ada. Untuk dapat melakukan coping diperlukan konsep dari
cara-cara untuk mengurangi dan menghadapai stress yang disebut dengan
Strategi Coping. Konsep dari Strategi Coping pada umumnya digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara stres dengan tingkah laku individu dalam
menghadapi tuntutan yang menekan dari lingkungannya (Nurhayati, 2006).
Strategi Coping merupakan usaha secara kognitif dan perilaku untuk
mengurangi, mengatasi, atau melakukan toleransi terhadap tuntutan internal
dan eksternal yang terjadi karena adanya transaksi dengan lingkungan yang
penuh stres. Oleh karena itu strategi coping bisa berupa pikiran, perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
individu dalam usahanya untuk mengatasi, menahan, atau menurunkan efek
negatif dari situasi yang mengancam (Baron & Byne dalam Nurhayati, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Cohen dan
Lazarus (1979) Strategi Coping mampu membantu mengatur perasaan cemas,
takut, memulihkan rasa percaya diri dan hubungan interpersonal. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Aldwin dan Reverson (1987) mereka
menemukan bahwa Strategi Coping dapat mengurangi dampak negatif dari
kejadian yang dapat menimbulkan stres pada kesejahteraan emosi mereka.
Oleh karena itu Strategi Coping dapat membantu seseorang untuk mengurangi
dampak negatif dari tekanan maupun stres yang dialami karena suatu kejadian
tertentu.
Lazarus dan Folkman (1986) membagi Strategi Coping menjadi 2
macam yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping
(EFC). Problem Focused Coping (PFC) merupakan usaha yang dilakukan
untuk memecahkan suatu masalah dengan melakukan strategi kognitif yang
langsung mengambil tindakan atau mencari informasi yang berguna untuk
memecahkan masalah, sedangkan Emotion Focused Coping (EFC) merupakan
usaha yang dilakukan untuk menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika
menghadapi masalah atau tekanan dan berupaya untuk mencari dukungan
sosial (Lazarus & Folkman, 1986).
Problem Focused Coping (PFC) lebih sering digunakan untuk
menghilangkan stresor langsung pada sumber penyebab stresor muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(Lazarus dan Folkman, 1986). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Herman
dan Tetrick (2009), mereka mengatakan bahwa Problem Focused Coping
dapat ditujukan untuk mengurangi efek dari stresor yang disebabkan oleh
reaksi emosional. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa Problem
Focused Coping memiliki kemampuan untuk menyelesaikan sumber masalah,
melakukan eksplorasi, berfokus pada sumber masalah, memberikan bentuk
pertolongan nyata, melakukan perencanaan untuk menyelesaikan masalah,
membangun relasi, mengatur dan mengubah situasi.
Emotion Focused Coping (EFC) lebih sering digunakan pada situasi
yang cenderung menuntut seseorang untuk mengendalikan dan mengatur
emosinya, Emotion Focused Coping merupakan strategi (symptom-focused
atau avoidant strategies) yang berfokus pada meminimalisir atau mengatur
emosi akibat dari suatu masalah (Lazarus dan Folkman, 1986). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Krischer, Penney & Hunter (2010) terhadap
karyawan mengatakan bahwa Emotion Focused Coping (EFC) dapat
membantu karyawan untuk mengurangi emotional exhaustion, dimana
emotional exhaustion dapat mengakibatkan turn over, masalah tidur,
menurunnya motivasi, dan menurunnya performasi. Dengan melakukan
Emotional Focused Coping karyawan dapat menurunkan tingkat emosi
negatif seseorang dalam merenspon stresor.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fleishman dan Fogel (dalam
Moneyman, Hennessy, Sowell, Demi. Seals, Mizuno, 1998) mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
bahwa Emotion Focused Coping (EFC) tidak efektif digunakan pada pasien
yang mengalami penyakit kronis. Walaupun begitu Emotion Focused Coping
dapat membantu pasien dalam menurunkan emotional distress. Penelitian
yang dilakukan oleh Fawzy, Namir, dan Walcott (dalam Moneyman dkk,
1998) menemukan bahwa pada pasien yang menggunakan Emotion Focused
Coping (EFC) cendeurng mengalami depresi yang lebih tinggi dibandingan
dengan pasien yang menggunakan Problem Focused Coping (PFC).
Baker dan Berenbaum (dalam Krischer, Penney, Hunter 2010)
mengatakan bahwa Problem Focused Coping (PFC) lebih efektif dibanding
Emotion Focused Coping (EFC) dikarenakan karateristik yang dimiliki
Problem Focused Coping lebih aktif dalam menyelesaikan sumber masalah
dibanding dengan Emotion Focused Coping yang cenderung pasif. Namun
peneliti lain mengatakan bahwa Emotion Focused Coping efektif dalam
situasi dimana seseorang mempunyai tingkat kendali yang kecil pada suatu
stresor, dan Problem Focused Coping lebih efektif pada seorang individu
yang merasa dirinya mampu menghadapi stresor (Lazarus dan Folkman,
1985).
Goodness of Fit Hypothesis (Conway & Terry, 1992) mengatakan
bahwa pada situasi yang bisa dihadapi, diubah, atau dikendalikan, Problem
Focused Coping (PFC) akan berfungsi secara adaptif, dan Emotion Focused
Coping (EFC) akan berfungsi secara maladaptif. Begitu pula sebaliknya
dimana pada situasi yang tidak bisa dihadapi, diubah, atau dikendalikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Emotion Focused Coping (EFC) akan berfungsi secara adaptif, dan Problem
Focused Coping (PFC) akan berfungsi secara maladaptif. Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh Vitaliano (dalam Conway & Terry, 1992)
mengatakan dirinya tidak menemukan bahwa Problem Focused Coping (PFC)
akan selalu berfungsi secara maladaptif pada situasi yang tidak dapat
dikendalikan, begitupula Emotion Focused Coping (EFC) akan berfungsi
secara adaptif pada situasi yang tidak dapat dikendalikan.
Seperti yang sudah dipaparkan, berdasarkan penelitian-penelitian
sebelumnya yang menghasilkan berbagai pandangan dari Strategi Coping dan
dari Goodness of Fit Hypothesis dimana Problem Focused Coping dapat
berfungsi secara efektif pada situasi yang dapat dikendalikan sedangkan
Emotion Focused Coping dapat berfungsi secara efektif pada situasi yang
tidak dapat dikendalikan, maka peneliti menjadi tertarik untuk melihat
pengaruh Strategi Coping yang digunakan pada perempuan Bali yang
menjalani Triple Roles dimana perempuan Bali tersebut yang memiliki
pekerjaan sebagai anggota TNI di Instansi Militer.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka permasalahan yang diangkat
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaruh Strategi Coping Pada Stres
Perempuan Bali yang Menjalani Triple Roles di Instansi Militer Denpasar?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh Strategi Coping pada Stres perempuan
bali yang mengalami stres karena menjalani Triple Roles di Instansi Militer
Denpasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Dapat memberikan sumbangan pengetahuan pada ilmu Psikologi
Klinis, Psikologi Industri Organisasi, dan Psikologi Sosial terkait
pengaruh dan Strategi Coping yang digunakan oleh perempuan Bali di
Instansi Militer yang menjalani Triple Roles dalam hidupnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan sarana
untuk mengetahui stres dan jenis Strategi Coping yang digunakan pada
perempuan Bali khususnya yang bekerja di lingkungan militer dan lebih
luasnya hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi seluruh
perempuan yang di bekerja di militer untuk mengatasi stres yang mereka
alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Strategi Coping
1. Definisi Strategi Coping
Coping adalah suatu bentuk usaha seseorang dalam mengatur
(mengurangi, meminimalisir, menguasai, atau mentoleransi) kebutuhan
internal dan eksternal dari orang yang bersangkutan (Folkman, Lazarus,
Gruen, & Delongis, 1986). Adriyani (2013) mengatakan bahwa coping
merupakan suatu usaha dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh seseorang
dalam menghadapi dan menanggulangi suatu permasalahan dengan tujuan
kesejahteraan dan rasa aman yang diinginkan, atau setidaknya berusaha
melakukan sesuatu dengan tujuan agar dapat beradaptasi diri dengan
permasalahan sehingga dapat mengurangi atau meminimalisir keadaan yang
penuh tekanan tersebut.
Coping dalam pandangan Sarafino (dalam Kinanti dan Suarya, 2016)
adalah suatu proses atau usaha individu dalam mencoba untuk mengelola
perbedaan yang dirasakan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki
dengan tujuan untuk menetralisasi atau mengurangi stres yang terjadi.
Sedangkan Mechanic (dalam Lipowski, 1970) mengatakan bahwa coping
merupakan perilaku instrumental dan kemampuan menyelesaikan masalah
pada diri seseorang dalam menjalani tuntutan hidup dan tujuan hidup, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tersebut memerlukan penerapan kemampuan, teknik, dan pengetahuan yang
dimiliki oleh orang tersebut.
Cara-cara coping yang digunakan untuk mengurangi atau
menghadapai stres disebut dengan Strategi Coping. Konsep strategi coping
pada umumnya digunakan untuk menjelaskan hubungan antara stres dengan
tingkah laku individu dalam menghadapi berbagai tuntutan yang menekan
dari lingkungannya (Nurhayati, 2006). Lebih jauh Folkman (1984)
menjelaskan bahwa strategi coping adalah usaha secara kognitif dan perilaku
untuk mengurangi, mengatasi, atau melakukan toleransi terhadap tuntutan
internal dan eksternal yang terjadi karena adanya transaksi dengan lingkungan
yang penuh stres. Oleh karena itu strategi coping bisa berupa pikiran, perasaan
individu dalam usahanya untuk mengatasi, menahan, atau menurunkan efek
negatif dari situasi yang mengancam (Baron & Byrne dalam Nurhayati, 2006).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Strategi
Coping adalah suatu bentuk dari suatu usaha seseorang untuk meminimalisir,
mengatur, atau mengurangi suatu tekanan dengan menggunakan instrument
atau cara tertentu yang berhubungan dengan pengetahuan seseorang dalam
menghadapai atau mengatur tekanan dan stres.
2. Bentuk Strategi Coping
Menurut Lazarus dan Folkman (1980) ada dua jenis Strategi Coping,
yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping (EFC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Problem Focused Coping (PFC)
Problem Focused Coping (PFC) merupakan strategi coping yang
sering digunakan di mana situasi dapat diubah atau dikendalikan oleh
seseorang. Selain itu Problem Focused Coping lebih sering digunakan
saat seseorang merasa suatu situasi dapat diselesaikan daripada situasi
yang tidak bisa dikendalikan (Lazarus dan Folkman, 1980).
Ada beberapa aspek dari Problem Focused Coping menurut
Folkman dan Lazarus (dalam Taylor, 1999) yaitu:
1) Confrontative coping
Usaha secara agresif yang dilakukan oleh individu untuk
mengubah situasi dengan adanya keberanian untuk mengambil
resiko.
2) Seeking social support
Usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
informasi dan mencari dukungan emosional untuk
mendapatkan kenyamanan.
3) Planful problem solving
Usaha yang dilakukan individu untuk memikirkan rencana
berupa tindakan untuk mengubah dan memecahkan masalah
dari situasi yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Emotion Focused Coping (EFC)
Emotion Focused Coping (EFC) merupakan strategi coping yang
digunakan saat seseorang mengalami situasi yang tidak dapat diubah
atau dikendalikan. Emotion Focused Coping (EFC) lebih sering
digunakan saat seseorang merasa situasi tidak dapat dikendalikan atau
diubah untuk mengurangi sumber stresor (Lazarus dan Folkman dalam
Carver 1989).
Ada beberapa aspek dari Emotion Focused Coping menurut
Folkman dan Lazarus (dalam Taylor, 1999) yaitu:
1) Distancing
Usaha yang dilakukan oleh individu dalam menggambarkan
upaya-upaya untuk melepaskan diri dari masalah, situasi yang
menekan, atau sumber dari stres.
2) Posititve reappraisal
Usaha yang dilakukan oleh individu untuk menemukan makna
yang positif terhadap pengalaman dengan berfokus pada
perkembangan pribadi.
3) Accepting responsibility
Usaha yang dilakukan oleh individu untuk berusaha mengenali
dan menerima peran yang dimiliki dan berusaha bertanggung
jawab atas peran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
4) Escape/Avoidance
Usaha yang dilakukan oleh individu untuk menghindari atau
melarikan diri dari situasi yang dihadapi atau usaha untuk
menggambarkan pikiran dan keinginan yang ingin dicapai
5) Self control
Usaha yang dilakukan oleh individu untuk tetap mampu
mengendalikan emosinya dalam menghadapi suatu
permasalahan.
3. Dampak dari Strategi Coping
Hasil dari penelitian mengenai strategi coping menunjukkan
bahwa coping dapat digunakan untuk mengurangi, menguasai, atau
meminimalisir stres. Pada penelitian yang dilakukan oleh Lazarus dan
Folkman (1980) pada 100 orang responden yang terdiri dari 52 perempuan
dan 48 laki-laki ditemukan bahwa dalam menggunakan strategi coping
selalu melibatkan Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused
Coping (EFC) dan dalam penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa
kurang dari 2% ditemukan hanya salah satu jenis coping saja yang
digunakan dalam menghadapi stres. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dalam menggunakan strategi coping untuk menghadapi masalah atau stres
selalu digunakan baik Problem Focused Coping (PFC) maupun Emotion
Focused Coping (EFC).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Cohen dan
Lazarus (1973) strategi coping mampu membantu mengatur perasaan
cemas, takut, memulihkan rasa percaya diri dan hubungan interpersonal.
Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Aldwin dan Tracey (1987)
mereka menemukan bahwa strategi coping dapat mengurangi dampak
negatif dari kejadian yang dapat menimbulkan stres pada kesejahteraan
emosi mereka. Oleh karena itu strategi coping dapat membantu seseorang
untuk mengurangi dampak negatif dari tekanan maupun stres yang dialami
karena suatu kejadian tertentu. Baik Problem Focused Coping (PFC)
maupun Emotion Focused Coping (EFC) mempunyai caranya masing-
masing dalam menghadapi stres.
Problem Focused Coping (PFC) lebih sering digunakan untuk
menghilangkan stresor langsung pada sumber penyebab stresor muncul
(Lazarus & Folkman, 1986). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Herman dan Tetrick (2009), mereka mengatakan bahwa Problem Focused
Coping dapat ditujukan untuk mengurangi efek dari stresor yang
disebabkan oleh reaksi emosional. Hasil penelitian tersebut menemukan
bahwa Problem Focused Coping memiliki problem-focused seperti
menyelesaikan sumber masalah, melakukan eksplorasi, berfokus pada
sumber masalah, memberikan bentuk pertolongan yang nyata, melakukan
perencanaan untuk menyelesaikan masalah, membangun relasi, mengatur
dan mengubah situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Emotion Focused Coping (EFC) lebih sering digunakan pada
situasi yang cenderung menuntut seseorang untuk mengendalikan dan
mengatur emosinya, Emotion Focused Coping merupakan strategi
(symptom-focused atau avoidant strategies) yang berfokus untuk
meminimalisir atau mengatur emosi akibat dari suatu masalah (Lazarus
dan Folkman, 1986). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Krischer,
Penney, dan Hunter (2010) terhadap karyawan mengatakan bahwa
Emotion Focused Coping (EFC) dapat membantu karyawan untuk
mengurangi emotional exhaustion, di mana emotional exhaustion dapat
mengakibatkan turn over, masalah tidur, menurunnya motivasi, dan
menurunnya performansi. Dengan melakukan Emotional Focused Coping
karyawan dapat menurunkan tingkat emosi negatif dalam merespon
stresor.
Dalam pengunaannya sebagai strategi coping, ada beberapa
ilmuwan yang berpendapat bahwa Problem Focused Coping lebih efektif
dibanding Emotion Focused Coping (Baker & Berenbaum dalam
Krischer, Penney, Hunter, 2010) dikarenakan karateristik yang dimiliki
Problem Focused Coping lebih aktif dalam menyelesaikan sumber
masalah dibanding dengan Emotion Focused Coping yang cenderung
pasif. Namun menurut Lazarus (dalam Krischer, Penney, Hunter, 2010 )
yang membedakan antara Problem Focused Coping (PFC) dengan
Emotion Focused Coping (EFC) adalah berdasarkan fungsinya semata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
bukan perbedaan yang spesifik seperti perbedaan perilaku atau kognisi
seseorang. Lebih lanjut Lazarus dan Folkman (1985) mengatakan bahwa
Emotion Focused Coping (EFC) efektif dalam situasi di mana seseorang
mempunyai tingkat kendali yang kecil pada suatu stresor, dan Problem
Focused Coping (PFC) lebih efektif pada seorang individu yang merasa
dirinya mampu menghadapi stresor.
4. The Ways of Coping
Peneliti akan menggunakan The Ways of Coping Questionnaire
(WCQ) yang sudah direvisi oleh Folkman (1986) untuk melihat jenis
Strategi coping apa yang digunakan seseorang untuk menghadapi
stressnya. The Ways of Coping Questionnaire (revised) memiliki 66 item
yang terdiri dari Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused
Coping (EFC). Pada Problem Focused Coping (PFC) terdiri dari aspek
Confrontive Coping, Planful problem-sloving, dan Seeking Social
Support. Sedangkan pada Emotion Focused Coping (EFC) terdiri dari
Distancing, Escape-Avoidance, Self-control, Accepting responsibility,
dan Positive Reappraisal (Lazarus dan Folkman, dalam Taylor 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
B. Stres
1. Definisi Stres
Stres menurut Selye (dalam Huffman, Vernoy, Vernoy, 2000)
merupakan suatu respons yang tidak spesifik dalam tubuh terhadap
permintaan apapun yang terjadi pada tubuh. Stres adalah reaksi dari tubuh
yang terjadi karena merespon stimulus baik dari internal maupun dari
eksternal. Sedangkan menurut McEwen (2009) Stres dapat ditafsirkan
sebagai sebuah ancaman bagi integritas fisik dan psikis pada diri
seseorang yang berakibat kepada perilaku atau fisik seseorang.
Stres merupakan reaksi dari tubuh yang berasal dari stimulus baik
internal, eksternal, kognitif, dan lingkungan. Stimulus yang menyebabkan
stres disebut dengan stresor (Huffman, Vernoy, Vernoy, 2000). Stresor
dapat berupa hinaan fisik, seperti trauma, cedera, pengerahan tenaga dan
pada saat badan dipaksa untuk bekerja diluar kemampuannya. Stresor juga
terdiri dari pengalaman primer psikologis seperti menyelesaikan deadline
tugas, konflik interpersonal, kejadian yang tidak terduga, frustasi, isolasi,
dan kejadian traumatis dalam hidup. Semua tipe stresor tersebut membuat
adanya behavioral response dan membangkitkan konsekuensi secara
psikis seperti tekanan darah, meningkatnya detak jantung, meningkatnya
adrenalin, membuat fungsi kognitif dan metabolisme tubuh terganggu.
Pada saat seseorang mengalami stres, detak jantung akan
meningkat; tekanan darah pada tubuh mereka juga akan meningkat;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
meningkatnya intensitas pernafasan; otot menjadi tegang; menurunnya
pergerakan pada otot perut; menyempitnya pembuluh darah; dan
membuat tubuh melepaskan hormon epinephrine dan cortisol. Dampak
dari stres sendiri dapat terjadi baik secara psikis maupun fisik, bahkan
dampak dari stres juga dapat menimbulkan penyakit serius seperti kanker
dan penyakit jantung (Huffman, Vernoy, Vernoy, 2000).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu respon tidak spesifik karena adanya stimulus dari
internal maupun eksternal yang mengancam tubuh sehingga berdampak
pada fisik dan psikis seseorang dan dapat menyebabkan penyakit serius.
2. Aspek-aspek stress
Aspek-aspek stress menurut Sarafino (dalam Gunawati, Hartati, dan
Listiara) yaitu :
a. Aspek Biologis
Aspek biologis dari stress berupa gejala fisik. Gejala fisik dari
stress yang dialami individu antara lain: sakit kepala, gangguan
tidur, gangguan pencernaan, ganguan makan, gangguan kulit dan
produksi keringat yang berlebihan.
b. Aspek Psikologis
Aspek Psikologis stress berupa gejala psikis. Gejala psikis dari
stres antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1. Gejala kognisi
Kondisi stress dapat mengganggu proses berpikir individu.
Individu yang mengalami stress cenderung mengalami
ganguan daya ingat, perhatian dan konsentrasi.
2. Gejala emosi
Kondisi stress dapat mengganggu kestabilan emosi individu.
Individu yang mengalami stress akan menunjukkan gejala
mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala
sesuatu, merasa sedih dan depresi.
3. Gejala tingkah laku
Kondisi stress dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari
yang cenderung negatif sehingga menimbulkan masalah dalam
hubungan interpersonal.
3. Tipe-Tipe Stres
Selye (dalam Huffman, Vernoy, Vernoy. 2000) mengatakan bahwa
stres dibagi menjadi dua yaitu
a. Eustres: Stres yang mempunyai efek positif seperti stres yang
diinginkan atau stres yang menyenangkan
b. Distres: stres yang mempunyai efek negatif seperti stres yang tidak
menyenangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Stres yang terdiri dari eustres dan distres di ilustrasikan oleh Holmes
dan Rahe (dalam Fevre, Matheny dan Kolt, 2003) dengan menggunakan
Social Readjustmen Rating Scale. Mereka menjelaskan jika seseorang
mengalami distres di mana distres tersebut mengambil banyak tempat
maka eustres akan mengikuti jumlah yang tersisa. Mereka mengatakan
bahwa dalam diri seseorang terdapat dua stres baik distres maupun eustres
dan kedua hal tersebut memiliki total jumlahnya tergantung dari besar
kecilnya seseorang mengalami distres atau eustres. Benson dan Allen
(dalam Matheny dan Kolt, 2003) menjelaskan bahwa konsep dari jumlah
optimal stres digambarkan dengan diagram U terbalik (Inverted U
diagram). Mereka menjelaskan bahwa meningkatnya stres akan
berdampak menguntungkan pada tingkat performansi hingga stres tersebut
sudah mencapai titik optimal, setelah itu performansi seseorang akan
mengalami penurunan.
4. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Stres
Stres dapat terjadi karena beberapa faktor. Menurut Huffman, Vernoy,
dan Vernoy (2000) terdapat 5 faktor utama yang menyebabkan seseorang
menjadi stres, yaitu
a. Life Changes
Kejadian pada hidup seseorang seperti pernikahan, kematian dari
salah satu anggota keluarga, atau pindah ke rumah baru dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengganggu kehidupan seseorang dan menyebabkan stres.
Holmes dan Richard Rahe (dalam Huffman, Vernoy, dan Vernoy,
2000) mengatakan bahwa kejadian stres yang berlangsung pada
waktu yang singkat juga dapat memberikan efek merugikan bagi
kesehatan. Seperti pada pernikahan akan memberikan efek yang
menyenangkan, kematian pada anggota keluarga akan memberikan
efek pedih, dan efek netral pada saat pindah ke rumah baru. Semua
hal tersebut memberikan dampak stres yang tinggi dengan jumlah
yang berlebih dan hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan
tubuh untuk menanggulangi stres dan menyebabkan penyakit yang
serius.
b. Chronic Stresor
Pernikahan yang buruk, pekerjaan yang tidak layak, atau iklim
politik yang tidak bertoleransi dapat menjadi stres kronis. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Evans (dalam Huffman, Vernoy,
Vernoy, 2000) mendapatkan bahwa stres kronis yang diakibatkan
karena suara pesawat terbang berkaitan dengan perubahan
hormonal dan detak jantung. Selain itu pada penelitian lainnya
stres kronis juga dapat terjadi baik pada tempat bekerja maupun
dalam keluarga sekalipun. Pada tempat kerja stres kronis dapat
menyebabkan menurunnya tingkat performansi kerja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
konsentrasi, sedangkan pada lingkungan keluarga stres kronis
dapat terjadi karena adanya perceraian, kekerasan dalam rumah
tangga, dan masalah ekonomi (Wallerstein & Kelly dalam
Huffman, dkk, 2000).
c. Hassles
Berbeda dengan stres kronik, hassles merupakan stres yang terjadi
akibat suatu hal sepele pada kehidupan seseorang yang menumpuk
sehingga menimbulkan stres. DeLongis (dalam Huffman, dkk,
2000). Hassles merupakan stres kecil yang terjadi pada kehidupan
sehari-hari seseorang namun dapat menjadi sumber utama
seseorang mengalami stres. Hassles dapat dicontohkan seperti saat
seseorang mencari tempat parkir, kehabisan susu untuk sarapan,
atau program komputer yang tidak berjalan / error. Beberapa
peneliti percaya hassles merupakan sumber utama stres pada
kehidupan seseorang dibandingkan dengan kejadian besar yang
terjadi pada diri seseorang (Pearlin, dalam Huffman dkk , 2000).
Hal tersebut terjadi karena hassles mengalami peningkatan seiring
berjalannya waktu (DeLongis, dalam Huffman dkk, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Frustration
Saat seseorang mengalami Stresed out ketika tidak bisa
melakukan apa yang diinginkan, maka orang tersebut akan
mengalami frustasi. Ketika seseorang sudah memiliki tujuan dan
tidak dapat mewujudkannya, maka seseorang akan mengalami
frustasi dan akan menyebabkan stres. Huffman dkk (2000)
mengatakan bahwa frustasi merupakan emosi negatif yang terjadi
karena tujuan seseorang yang tidak tercapai, seperti saat seseorang
tidak mendapat pinjaman uang ketika membeli sesuatu atau tidak
diterima pada universitas yang diinginkan. Frustasi kerap dikaitkan
dengan motivasi. Seseorang tidak akan merasa frustasi ketika tidak
memiliki motivasi untuk mencapai sebuah tujuan. Sebaliknya
semakin termotivasi seseorang dalam mencapai sesuatu, semakin
seseorang tersebut mengalami frustasi yang tinggi ketika tujuannya
tidak tercapai.
e. Conflict
Konflik terjadi ketika seseorang dipaksa untuk membuat pilihan
antara setidaknya 2 pilihan alternatif yang tidak sama. Tingkat dari
stres yang diakibatkan oleh konflik tergantung dari tingkat
kompleksitas konflik dan kesukaran dari cara untuk mengatasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Terdapat 3 macam tipe konflik yang dapat menyebabkan tingkat
sres yang berbeda-beda, yaitu:
1) Approach-approach confict
Pada approach-approach confict seseorang harus memilih
antara dua atau lebih alternatif favorable. Apapun hasil dari
pilihan tersebut merupakan hasil yang diinginkan. Walaupun
hal ini tidak terlihat seperti akan menimbulkan stres, namun hal
tersebut tidaklah demikian, seperti contoh pada saat seseorang
akan mengerjakan tugas liburan musim panas di mana orang
tersebut dapat memilih untuk mengerjakan dengan melakukan
wawancara dengan orang terkenal sambil menikmati waktu
atau melakukan hal baru yang bernilai di mana akan
menambah pengalaman hidup dan kedua hal tersebut sama-
sama memberikan keuntungan pada diri seseorang.
2) Avoidance-avoidance conflict
Situasi di mana seseorang harus membuat pilihan antara dua
atau lebih pilihan yang tidak diinginkan yang menuntut pada
hasil yang tidak menyenangkan (negatif) dan akan
menimbulkan stres pada diri seseorang.
3) Approach-avoidance conflict
Situasi di mana seseorang harus membuat pilihan antara dua
alternatif di mana akan memberikan hasil yang diinginkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tidak diinginkan sekaligus. Situasi tersebut sering dialami
ketika seseorang ingin menghabiskan waktu dengan orang
terdekatnya/kekasihnya, namun disisi lain orang tersebut akan
tidak dapat meluangkan waktu bersama teman-temannya. Atau
pada kehidupan sehari-hari ketika seseorang ingin makan es
krim, mereka akan menambah bobot berat badannya sebanyak
400 kalori.
Semakin lama konflik untuk diselesaikan atau semakin rumit suatu
pilihan yang harus dibuat, semakin besar stres yang akan dialami oleh
orang tersebut. secara umum approach-approach confict merupakan cara
paling mudah untuk mengatasi stres dan menghasilkan stres yang tidak
terlalu tinggi, sedangkan avoidance-avoidance conflict merupakan cara
mengatasi stres yang susah karena hasil dari konflik tersebut sama sekali
tidak diinginkan. Approach-avoidance conflict memiliki stres yang lebih
rendah dibandingkan dengan avoidance-avoidance conflict, approach-
avoidance conflict merupakan bentuk tengan dari approach-approach
confict dan avoidance-avoidance conflict.
Selain kelima hal tersebut ada juga faktor yang dapat menyebabkan
stres, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) pada
karyawan bank, ditemukan bahwa umur dan masa kerja juga menjadi
faktor penyebab stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a. Umur
Hasil penelitian yang dilakukan Fitri (2013) membuktikan bahwa
semakin tua umur seorang pekerja maka akan semakin rendah
kemungkinan menderita stres. Seseorang dengan umur yang lebih
tua cenderung mempunyai kondisi kesehatan mental yang lebih
baik dibanding dengan orang dengan usia yang lebih mudah (Fitri,
2013).
b. Masa kerja
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013) menemukan
bahwa pekerja dengan masa kerja lebih lama cenderung
mempunyai kemampuan dan pemahaman yang lebih baik
mengenai pekerjaannya dibanding dengan pekerja yang
mempunyai masa kerja pendek. Hal ini dikarenakan pengalaman
yang dimiliki oleh pekerja dengan masa kerja yang lebih lama
mempunyai pengalaman yang lebih banyak mengenai pekerjaan
yang dilakukannya (Fitri, 2013)
5. Pengukuran Terhadap Stres
Pengukuran terhadap stres akan dilakukan dengan menggunakan
Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS). Depression, Anxiety, Stress
Scale mengukur 3 aspek gejala yaitu, depresi, kecemasan, dan stres.
Menurut Crawford & Henry (2003) skala DASS dapat mengukur tingkat
depresi, kecemasan, dan stres pada subjek klinis dan non-klinis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Dari pengukuran dan skala di atas maka peneliti akan menggunakan
metode pengukuran dan skala Depression, Anxiety, Stress, Scale (DASS).
Peneliti hanya akan menggunakan skala DASS pada aspek stres karena
pada subjek yang akan dilakukan oleh peneliti hanya mengukur stres dan
tidak mengukur dari segi depresi dan kecemasan. Pada skala stress
tersebut mengukur non-chronic arousal (gejala yang tidak kronis) seperti
Difficulty relaxing, nervous arousal, Easily upset/agitated, Irritable/Over-
reactive, dan Impatient. Hasil penelitin Crawford & Henry (2003)
menemukan bahwa reliabilitas dari skala stres pada DASS untuk menguji
subjek non-klinis dengan menggunakan Cronbach’s alpha adalah 0,90.
Hal tersebut membuat skala stres pada DASS dapat digunakan pada
subjek non-klinis seperti pada subjek penelitian yaitu perempuan Bali
yang menjalani Triple Roles di Instansi Militer.
C. Triple Roles
1. Definisi Triple Roles
Mosser (1989) menjelaskan bahwa perempuan pada umumnya
memiliki tiga peran dalam kehidupan, yaitu domestic roles, productive roles,
dan social roles. Tiga peran atau biasa disebut Triple Roles ini antara lain
berperan sebagai pengurus dan pelindung rumah tangga (domestic), berperan
dalam mencari nafkah (productif), serta berperan dalam kehidupan sosial
(social) dan hal tersebut juga terdapat pada perempuan Bali. Nakatani (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Suyadnya, 2009) menemukan bahwa perempuan Bali tidak hanya
menjalankan peran ganda namun tiga peran (Triple Roles) sekaligus. Oleh
karena itu perempuan Bali diyakini sebagai sosok yang memiliki kerja dan
tuntutan terbesar dalam sebuah keluarga jika dibandingkan dengan laki-laki,
karena perempuan Bali harus menjalankan Triple Roles (Kinanti dan Suarya,
2016).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widayani dan
Hartati (2014) menunjukkan bahwa ketiga peran atau multiperan yang
dibebankan kepada kaum perempuan Bali dianggap sebagai bentuk
ketimpangan peran, karena ketiga peran tersebut tidak dibebankan juga
kepada kaum laki-laki. Beban ini sangat dirasakan kaum perempuan Bali
karena harus menjalankan tiga peran dalam kehidupannya. Dalam melakukan
social roles dan productif roles, kaum perempuan Bali tidak berkonsentrasi
dan menjalankan peran sepenuhnya karena harus membagi perhatiannya juga
kepada domestic roles (Widayani dan Hartati, 2014).
Peran pertama yang dijalani oleh perempuan Bali yaitu domestic roles.
Domestic roles merupakan peran yang dibawa atau dilakukan berdasarkan
status seseorang sebagai laki-laki atau perempuan (Suyadnya, 2009). Peran
pertama pada perempuan Bali dalam rumah tangga dimulai setelah perempuan
tersebut menikah. Pada saat perempuan Bali akan menikah dilakukan sebuah
upacara yang disebut kala-kalaan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa baik
perempuan dan laki-laki Bali telah melakukan upacara pernikahan yang sah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dan diketahui oleh masyarakat sekitar. Setelah mereka resmi menjadi
pasangan suami istri maka peran pertama yaitu domestic roles wajib
dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab perempuan Bali yang sudah
menikah (Suyadnya, 2009).
Pada peran pertama (domestic roles) perempuan Bali memiliki konsep
dalam menjalani peran domestiknya yaitu bertanggung jawab sebagai seorang
istri, dengan kata lain perempuan Bali yang sudah menikah harus mampu
menjaga pernikahannya, bisa menjadi istri yang ideal, mempunyai konsep
menjadi perempuan yang mampu merawat dan membesarkan anak-anaknya
agar menjadi anak yang suputra (anak yang mampu berbakti dan
membanggakan orang tua), dan mampu mengatasi konflik dalam keluarga
(Suyadnya, 2009).
Pada peran kedua yaitu productif roles, perempuan Bali juga harus
melaksanakan perannya sebagai pencari nafkah untuk membantu suaminya
dan memberi kebutuhan untuk keluarganya (Suyadnya, 2009). Ada beberapa
alasan perempuan Bali harus mencari uang untuk kebutuhan keluarganya,
yaitu
1. Mereka harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya
2. Kesempatan bagi perempuan Bali untuk memulai karirnya
3. Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan yang mereka miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. Suatu kepercayaan di mana perempuan yang bekerja memiliki
derajat yang lebih tinggi daripada perempuan yang tidak bekerja
(menunjukkan eksistensi)
Walaupun sekarang lapangan pekerjaan sudah banyak terbuka bagi
perempuan Bali di sektor pariwisata Bali, para perempuan Bali tetap harus
meminta ijin kepada suaminya untuk bekerja.
Pada peran ketiga yaitu social roles, perempuan Bali ikut berperan
dalam kegiatan suci agama karena hal tersebut sudah menjadi bagian budaya
dan adat perempuan Bali. Suyadnya (2009) mengatakan bahwa perempuan
Bali yang sudah menikah otomatis menjadi krama adat. Krama adat
merupakan anggota dari suatu organisasi di Bali yang bernama desa adat atau
banjar adat. Tugas tugas yang diberikan kepada krama adat dari desa adat
atau banjar dapat berupa melakukan sesaji (mebanten), ngayah (ikut
bergabung pada komunitas untuk membantu persembahyangan di pura
Kahyangan Tiga), dan membantu dalam upacara adat (nguopin) di mana hal
tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan semua anggota desa adat dan
banjar (Rivai dalam Suyadnya, 2009).
Triple Roles yang dijalani oleh perempuan Bali dapat menyebabkan
stres bahkan depresi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diputra dan Lestari
(2015) mengatakan bahwa perempuan Hindu Bali yang memiliki tiga peran
(Triple Roles) berpotensi untuk mengalami stres karena dituntut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
melakukan peran sebagai ibu rumah tangga, bekerja sebagai pegawai kantor,
dan juga memiliki kewajiban suci keagamaan.
D. Perempuan di TNI
Perempuan di TNI di bagi menjadi 3 bagian, yaitu Korps Wanita
Angkatan Darat (KOWAD), Korps Wanita Angkatan Laut (KOWAL), dan
Wanita Angkatan Udara (WARA). KOWAD awalnya dibentuk pada tanggal
22 Desember 1961 dengan adanya gagasan tentang penggunaan tenaga militer
wanita untuk bidang-bidang penugasan tertentu yang membutuhkan ketelitian,
ketekunan, kesabaran, dan sifat-sifat keibuan yang menjadi kodrat wanita
untuk lebih mencapai afiliasi organisasi (www.tniad.mil.id). Sedangkan
KOWAL dibentuk pada tanggal 5 Januari 1963 dengan adanya gagasan
diperlukan tenaga wanita dalam jajaran angkatan laut yang berkaitan dengan
aspek egisensi, yaitu beberapa bidang tertentu yang lebih sesuai dikerjakan
oleh kaum wanita sesuai dengan kodratnya (www.tnial.mil.id) . Lalu pada
WARA yang dibentuk pada 12 Agustus 1962 pada awalnya diperlukan tenaga
wanita untuk digunakan pada bidang administrasi, guru bahasa, dokter, dan
bidang hukum saja. Lalu kemampuan WARA berkembangan pesat menjadi
perempuan yang bertugas di tower sampai menjadi pemegang kemudi
pesawat terbang di TNI Angkatan Udara (www.tniau.mil.id).
Selain 3 hal di atas, pada Militer juga terdapat perempuan yang
bekerja sebagai ASN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tahun 2014 yang berbicara tentang Aparatur Sipil Negara, dari pasal 1 butir
satu disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Lalu pada butir dua disebutkan
bahwa pegawai Aparatur Sipil Negara atau ASN adalah pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintahan dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan (http://www.sumiharjon.com/2015/11/aparatur-sipil-
negara).
Perempuan yang menjadi anggota TNI memiliki tanggung jawab dan
tugas yang sama seperti laki-laki yang menjadi anggota TNI. Dalam
wawancara yang dilakukan kepada MA pada tanggal 9 Juli 2017 di tempat
beliau bekerja, beliau mengatakan bahwa menjadi anggota TNI memiliki jam
kerja yang tidak tentu seperti pada pekerja kantoran yang pada umumnya
hanya 8 jam bekerja. Disaat atasan memanggil dirinya harus segera siap untuk
memenuhi perintah atasan, dan tidak ada kata menolak terhadap perintah
atasan. Beliau juga mengatakan bahwa bekerja menjadi anggota TNI tidak
mengenal waktu dan kontrak kerjanya 24 jam tidak ada hari libur. Beliau juga
mengatakan hal tersebut memang sudah menjadi tugas KOWAD, jika tidak
siap lebih baik tidak perlu mendaftar menjadi KOWAD daripada
menimbulkan masalah di belakangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Wawancara yang dilakukan dengan WS pada tanggal 9 juli 2017 di
kediaman beliau, beliau mengatakan bahwa menjadi KOWAD memiliki
tantangan sendiri, walaupun perempuan TNI memiliki kewajiban dan
tanggung jawab yang sama dengan laki-laki yang bekerja di TNI, baik
perempuan maupun laki-laki dalam TNI tetap sama dalam persaingan
mendapatkan jabatan. Beliau juga mengatakan bahwa perempuan dalam TNI
lebih sering ditugaskan pada bidang yang membutuhkan kerapian dan
ketelitian.
Tuntutan yang harus dijalani sebagai perempuan yang bekerja di
Instansi Militer menyebabkan mereka mengalami konflik dan Stres. Pada
wawancara yang dilakukan kepada MA pada tanggal 9 Juli 2017 beliau
mengatakan bahwa dirinya sempat mengalami kesusahan pada awal menjalani
Triple Roles. Selain itu beliau juga bercerita bahwa dirinya mengalami
kesulitan dalam membagi waktu sehingga menimbulkan konflik pada
keluarganya. Terkait karir beliau juga terhambat karena beliau tidak bisa
meninggalkan keluarga dan terkadang tidak mendapat jabatan baru, hal
tersebut membuat karir beliau terhambat dan menimbulkan Stres. Wawancara
yang dilakukan kepada WS pada tanggal 9 Juli 2017, beliau mengatakan
bahwa menjadi perempuan yang bertugas di TNI serta menjalani Triple Roles
bukanlah suatu hal yang mudah. Tuntutan yang harus dijalani membuat beliau
sulit mendapatkan kualitas tidur yang baik dan terkadang menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perasaan cemas terkait pekerjaan, keluarga, serta di kehidupan sosial
keluarganya.
E. Perempuan Dewasa yang Memiliki Karir
Jean Baker Miller (dalam Santrock, 2002) menyimpulkan bahwa apa
yang dilakukan perempuan dalam kehidupan mereka sebagian besar berada
dalam keterlibatan aktif dalam perkembangan orang lain. Dalam pandangan
Miller (dalam Santrock, 2002) perempuan dewasa seringkali berinteraksi
dengan orang lain dalam cara membantu perkembangan emosional,
intelektual, dan sosial orang lain. Carol Cilligan (dalam Santrock, 2002)
mengatakan bahwa perempuan sangat ahli dalam menghargai tingginya
keterkaitan dengan orang lain, kepekaan pada perasaan orang lain, dan
hubungan dekat dengan orang lain.
Dalam bekerja, jalur yang diambil paling umum untuk perempuan
adalah bekerja sebentar setelah menyelesaikan sekolah. Namun bagi
perempuan karir terdapat gambaran yang berbeda, karena perempuan tersebut
lebih mempertahankan keterampilan profesionalnya (Santrock, 2002).
Menurut Golan (dalam Santrock, 2002) terdapat 4 pola karir yaitu
1. Teratur : perempuan yang melanjutkan
pelatihan professionalnya segera setelah tamat sekolah, yang
memulai bekerja dan melanjutkan tanpa gangguan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Karir yang terganggu : perempuan yang memulai
seperti pola teratur tetapi mengganggu karirnya untuk beberapa
tahun. Biasanya karena untuk membesarkan anak.
3. Karir kedua : perempuan yang mulai
pelatihan professionalnya setelah waktu anak-anak meninggalkan
rumah atau setelah perceraian.
4. Karir kedua yang dimodifikasi : perempuan yang memulai
pelatihan profesionalnya ketika anak-anak masih di rumah, tetapi
telah cukup besar sehingga tidak memerlukan waktu penuh
pengasuhan, kemudian mulai bekerja, sampai anak terakhir
meninggalkan rumah atau menjadi mandiri.
F. Pengaruh Strategi Coping Pada Perempuan Bali yang Menjalani Triple Roles
di Instansi Militer Denpasar.
Strategi coping merupakan usaha secara kognitif dan perilaku untuk
mengurangi, mengatasi, atau melakukan toleransi terhadap tuntutan internal
dan eksternal yang terjadi karena adanya transaksi dengan lingkungan yang
penuh stres. Strategi coping bisa berupa pikiran, perasaan individu dalam
usahanya untuk mengatasi, menahan, atau menurunkan efek negatif dari
situasi yang mengancam (Baron & Byne dalam Nurhayati, 2006).
Lazarus dan Folkman (1986) membagi strategi coping menjadi dua
bagian yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(EFC). Problem Focused Coping merupakan cara yang dilakukan untuk
memecahkan suatu masalah dengan melakukan strategi kognitif yang
langsung mengambil tindakan atau mencari informasi yang berguna untuk
memecahkan masalah. Emotion Focused Coping merupakan cara yang
dilakukan untuk menurunkan emosi negatif yang dirasakan ketika
menghadapi masalah atau tekanan dan berupaya untuk mencari dukungan
sosial (Lazarus dan Folkman, 1986).
Baik Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping
sama-sama memiliki cara untuk mengurangi atau meminimalisir stres. Ebih
(EFC) efektif dalam situasi di mana seseorang mempunyai tingkat kendali
yang kecil pada suatu stresor, dan Problem Focused Coping (PFC) lebih
efektif pada seorang individu yang merasa dirinya mampu menghadapi
stresor. Problem Focused Coping (PFC) lebih sering digunakan untuk
menghilangkan stresor yang menjadi sumber masalah muncul, sedangkan
Emotion Focused Coping (EFC) lebih sering digunakan pada situasi yang
cengerung menuntut seseorang untuk mengendalikan dan mengatur emosinya
(Lazarus &Folkman, 1986).
Kemampuan strategi coping untuk menghadapi, mengurangi, atau
meminimalisir stres akan efektif bila digunakan pada situasi yang sesuai
dengan situasi dan kondisi stres seseorang. Stres menurut Selye (dalam
Huffman, Vernor, Vernoy, 2000) merupakan suatu respons yang tidak spesifik
dalam tubuh terhadap permintaan apapun yang terjadi pada tubuh. Stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
adalah reaksi dari tubuh yang terjadi karena merespon baik dari internal
maupun eksternal. Sedangkan menurut McEwen (2009) Stres dapat
ditafsirkan sebagai sebuah ancaman bagi integritas fisik dan psikis pada diri
seseorang yang berakibat pada perilaku atau fisik seseorang.
Stres yang dihasilkan dari Triple Roles pada perempuan Bali
diakibatkan karena harus menjalani tiga peran sekaligus. Suyadnya (2009)
menjelaskan ketiga peran yang dijalani oleh perempuan Bali yaitu pada peran
pertama (domestic role) perempuan Bali yang sudah menikah memiliki
tanggung jawab sebagai seorang istri untuk mampu menjaga keutuhan rumah
tangga dan merawat anak-anaknya, lalu pada peran kedua (productive roles)
perempuan Bali mampu untuk membantu suami dalam menambah
penghasilan keluarga, dan pada peran ketiga (social roles) perempuan Bali
dituntut untuk ikut berpatisipasi dalam kegiatan suci agama untuk membantu
suami sesuai dengan adat istiadat Bali.
Selain tuntutan untuk hidup dengan menjalani Triple Roles,
perempuan Bali tersebut juga mengalami tuntutan lain karena harus bekerja
sebagai anggota TNI, di mana mereka memiliki kontrak kerja 24 jam
mengabdi kepada TNI dan harus selalu siap saat pimpinan memberikan
perintah. Tuntutan pekerjaan dan kehidupan dalam menjalani Triple Roles
membuat perempuan Bali memiliki tingkat kendali yang kecil atas
kehidupannya dan melakukan cara untuk menghadapi atau mengurangi stres
dengan strategi coping. Kemampuan dari strategi coping dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
perempuan Bali yang menjalani Triple Roles sekaligus menjadi Anggota TNI
untuk mengurangi, menghadapi, atau meminimalisir stres yang mereka
hadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
G. Skema Penelitian
Strategi Coping
Perempuan Bali
yang Stres karena
menjalani Triple
Roles di Militer
Problem Focused Coping
Distancing, Escape-Avoidance,
Accepting responsibility, Self-
control, Positive Reappraisal.
Confrontive Coping, Seeking
Social Support, Planful
Problem-Solving.
Emotion Focused Coping
Stress menurun Stress menurun
Melakukan bentuk
pertolongan nyata,
melakukan perencanaan
untuk menyelesaikan
masalah, membangun relasi,
mengatur dan mengubah
situasi
berdoa, mengatur emosi,
menonton TV, bersantai,
makan makan favorit,
melakukan hal-hal yang bisa
membuat melupakan atau
tidak menganggap bahwa
masalah tersebut ada
Sumber stress terselesaikan Sumber stress terselesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
H. Hipotesis Penelitian
Secara umum hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh
strategi coping Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping
terhadap stres. Dari hipotesis tersebut menghasilkan beberapa hipotesis 1
dan hipotesis 2, yaitu
Hipotesis 1 : Problem Focused Coping (PFC) berpengaruh pada
stress perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di
Instansi Militer.
Hipotesis 2 : Emotion Focused Coping (EFC) berpengaruh pada
stress perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di
Instansi Militer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori
secara objektif dengan mengukur kemampuan antar variabel secara
numerik dan menganalisanya secara statistik (Creswell, dalam
Supratiknya, 2014). Creswell (2014) mengatakan bahwa penelitian
kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu
dengan cara meneliti hubungan variabel. Variabel-variabel ini diukur
biasanya dengan instrument-instrumen penelitian sehingga data yang
terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur
statistik (Creswell, 2014).
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat satu variabel independen dan satu
variabel dependen. Masing-masing variabel tersebut adalah :
1. Independent Variable : Strategi Coping Problem Focused Coping (PFC) dan
Emotion Focused Coping (EFC).
2. Dependent Variable : Stres pada perempuan Bali yang menjalani Triple
Roles di Militer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Definisi Operasional
1. Strategi Coping Problem Focused Coping dan Emotion Focused
Coping
Strategi Coping merupakan suatu bentuk dari suatu usaha
perempuan Bali untuk meminimalisir, mengatur, menguasai,
mengurangi, atau mengendalikan suatu tekanan dengan menggunakan
instrument atau cara tertentu yang berhubungan dengan pengetahuan
seseorang dalam menghadapi atau mengatur tekanan dan stres. strategi
Coping dibagi menjadi dua yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan
Emotion Focused Coping (EFC) oleh Lazarus dan Folkman (1986).
Aspek-aspek Problem Focused Coping menurut Lazarus dan
Folkman (dalam Taylor, 1999) antara lain Confrontive Coping, Planful
problem-sloving, dan Seeking Social Support. Sedangkan aspek-aspek
Emotion Focused Coping menurut Lazarus dan Folkman (dalam
Taylor, 1999) antara lain Distancing, Escape-Avoidance, Accepting
responsibility, Self-control, dan Positive Reappraisal.
Strategi Coping akan diukur menggunakan skala The Ways of
Coping Questionnaire yang sudah direvisi (Folkman, 1986). Skala
tersebut disusun berdasarkan 3 aspek Problem Focused Coping yaitu
Confrontive Coping, Seeking Social Support, dan Planful Problem
Solving lalu 5 aspek Emotion Focused Coping yaitu Distancing,
Escape-avoidance, Accepting Responsibility, Positive Reappraisal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan Self-control. Skoring dilakukan dengan cara menghitung hasil
dengan memisahkan aspek Problem Focused Coping dan Emotion
Focused Coping. Skor total pada setiap aspek tersebut akan
menunjukkan jenis strategi coping apa yang sering digunakan
seseorang saat menghadapi situasi stressnya.
2. Stres
Stres merupakan suatu respon tidak spesifik karena adanya
stimulus dari internal maupun eksternal yang mengancam tubuh
sehingga berdampak pada fisik dan psikis seseorang dan dapat
menyebabkan penyakit serius. Ada beberapa aspek stress yaitu Aspek
Biologis yang dapat berupa gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan
tidur, gangguan pencernaan, ganguan makan, gangguan kulit dan
produksi keringat yang berlebihan dan Aspek Psikologis yaitu berupa
gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku
Dalam penelitian ini, stress akan diukur dengan menggunakan
Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS) (Lovibond & Lovibond,
1995). Namun peneliti hanya akan menggunakan Skala Stress pada
DASS karena dalam penelitian ini hanya akan mengukur stresnya saja.
Semakin tinggi atau rendah skor total menunjukkan stress yang
dialami oleh seseorang.
D. Subjek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Supratiknya (2014) mengatakan bahwa subjek penelitian adalah
sampel dari populasi yang dianggap mewakili atau mempunyai
kararakteristik yang mencerminkan populasi asalnya. Pada dasarnya,
subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian.
Pemilihan subjek pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, yaitu penentuan sampel yang didasarkan melalui pertimbangan
tertentu sesuai yang dikehendaki (Azwar, 2010). Peneliti menggunakan
metode purposive sampling karena peneliti bertujuan untuk mendapatkan
subjek dengan kriteria perempuan Bali yang sudah menikah, bekerja di
Instansi Militer dengan status masih aktif, dan menjalankan kegiatan suci
agama.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif ini akan
dilakukan dengan menyebar skala kepada subjek penelitian. Jenis skala
yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu Depression, Anxiety, Stress
Scale (DASS) untuk mengukur stress seseorang (Lovibond & Lovibond,
1995) dan The Ways Of Coping Questionnaire (WCQ) yang sudah direvisi
oleh Folkman (1986) untuk melihat jenis strategi coping apa yang
digunakan seseorang dalam menghadapi situasi stress.
1. Strategi Coping
Alat ukur yang digunakan untuk melihat Strategi Coping
seseorang dalam menghadapi stress adalah dengan The Ways of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Coping Questionnaire (WCQ) yang sudah direvisi oleh Folkman
tahun 1986 yang telah diadaptasi dan ditejermahkan. The Ways of
Coping Questionnaire merupakan skala yang berbentuk model
Likert.
Tabel 1
Sebaran item skala The Ways of Coping Questionnaire
Variabel Strategi Aspek Item
Strategi
Coping
Problem
Focused Coping
Confrontive Coping 6
Seeking Social Support 6
Planful Problem-Solving 6
Emotion
Focused Coping
Distancing 6
Escape-Avoidance 8
Accepting Responsibility 4
Positive Reappraisal 7
Self-control 7
Total aspek yang diukur 50
Skala WCQ terdiri dari 66 item, dan hanya 50 item yang
diukur dan terdiri dari 3 aspek Problem Focused Coping (PFC) dan
5 aspek dari Emotion Focused Coping (EFC). 3 aspek pada
Problem Focused Coping adalah Confrontive Coping, Seeking
Social Support, Planful Problem-Solving. Sedangkan 5 aspek dari
Emotion Focused Coping adalah Distancing, Escape-Avoidane,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Accepting Responsibility, Self-control dan Positive Reappraisal.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pernyataan dengan alternatif jawaban Tidak Pernah, Jarang,
Kadang-Kadang, dan Sering.
Tabel 2
Skor Respon pada Variabel Strategi Coping
Respon Skor respon
Tidak Pernah 0
Jarang 1
Kadang-Kadang 2
Sering 3
Tingginya skor respon pada skala ini menunjukkan
tingginya nilai Strategi Coping pada subjek.
2. Stress
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data stress
pada perempuan Bali yang menjalani Triple Roles ada dengan
menggunakan Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS) milik
Lovibond & Lovibond (1995). DASS telah diadaptasi versi
Indonesia oleh Damanik (2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3
Sebaran Item Skala DASS
Variabel Jenis Item
Stress Dificulty relaxing 3
Nervous Arousal 2
Easyly upset/agitated 3
Irritable/Over-reacted 3
Impatient 3
Total 14
Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS) merupakan skala yang
berbentuk model Likert. Peneliti memilih untuk menggunakan aspek
Stress pada DASS karena peneliti hanya ingin melihat dari segi stress.
Skala dari aspek Stres pada DASS terdiri dari 14 item. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dengan alternatif
jawaban 0 : tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah. 1 :
sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang. 2 : sesuai
dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering. 3 : sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4
Skor respon pada variabel DASS Stress Scale
Respon Skor respon
Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah 0
Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-
kadang
1
Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat
dipertimbangkan, atau lumayan sering
2
Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali 3
Tingginya skor respon pada skala ini menunjukkan tingginya stress
pada subjek.
F. Validitas dan Realiabilitas
1. Validitas
Supratiknya (2014) mengatakan bahwa Validitas
menunjukkan sejauh mana alat tes sungguh mengukur atribut
psikologis yang hendak diukur. Azwar (dalam Matondang, 2009)
menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrument pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut.
Validitas isi dalam penelitian ini menggunakan pengujian
tes yang dianalisis melalui expert judgment (Supratiknya, 2014).
Kedua skala adaptasi yaitu The Ways of Coping Questionnaire
yang sudah direvisi (WCQ) (Folkman 1986) dan Depression,
Anxiety, Stress Scale (DASS) (Lovibond & Lovibond, 1995) yang
sudah diadaptasi kedalam bahasa Indonesia oleh Damanik (2006)
sudah memiliki hasil uji validitas yang cukup baik, namun peneliti
juga meminta ahli bahasa untuk menerjemahkan skala WCQ untuk
mendapatkan validitas yang lebih akurat.
2. Kualitas Item
Kualitas item dilihat melalui uji daya beda item dengan
bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 23.
Setelah uji coba skala, peneliti melakukan penghitungan dengan
menggunakan SPSS dan mendapatkan hasil seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 5
Deskripsi kualitas item Skala Stress DASS
item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
VAR00001 10,9695 44,630 ,487 ,380 ,885
VAR00002 11,0229 43,715 ,511 ,384 ,884
VAR00003 10,8626 42,566 ,515 ,483 ,884
VAR00004 10,8015 42,499 ,581 ,460 ,881
VAR00005 10,7634 41,490 ,609 ,454 ,880
VAR00006 10,4427 44,172 ,406 ,249 ,889
VAR00007 10,8015 41,083 ,692 ,576 ,876
VAR00008 10,8931 41,235 ,620 ,484 ,879
VAR00009 10,8702 41,514 ,697 ,641 ,876
VAR00010 10,4962 41,267 ,652 ,555 ,878
VAR00011 10,7405 43,240 ,569 ,451 ,882
VAR00012 11,0687 43,664 ,539 ,483 ,883
VAR00013 10,9237 43,333 ,481 ,372 ,886
VAR00014 10,9771 42,623 ,593 ,500 ,881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 6
Deskripsi kualitas item Skala Emotion Focused Coping
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
VAR00001 50,2290 132,132 ,127 ,448 ,873
VAR00002 49,6031 129,334 ,266 ,452 ,870
VAR00003 48,7786 125,451 ,554 ,660 ,864
VAR00004 49,6183 126,761 ,390 ,555 ,868
VAR00005 49,7023 124,088 ,552 ,494 ,864
VAR00006 49,7863 127,246 ,386 ,414 ,868
VAR00007 49,2061 128,334 ,334 ,473 ,869
VAR00008 49,4656 126,297 ,389 ,487 ,868
VAR00009 49,7786 129,574 ,250 ,377 ,871
VAR00010 49,5420 126,327 ,412 ,409 ,867
VAR00011 49,2595 126,655 ,468 ,461 ,866
VAR00012 49,2672 125,597 ,445 ,390 ,866
VAR00013 49,5878 126,075 ,422 ,447 ,867
VAR00014 49,2443 129,832 ,245 ,338 ,871
VAR00015 49,0153 124,384 ,553 ,648 ,864
VAR00016 49,8168 126,135 ,478 ,422 ,866
VAR00017 49,0992 126,675 ,512 ,558 ,865
VAR00018 49,4504 126,265 ,360 ,417 ,868
VAR00019 50,1527 130,715 ,199 ,397 ,872
VAR00020 50,1679 127,895 ,302 ,388 ,870
VAR00021 50,5496 129,511 ,288 ,439 ,870
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
VAR00022 50,7405 132,271 ,168 ,373 ,872
VAR00023 50,1221 128,862 ,321 ,447 ,869
VAR00024 49,4046 123,704 ,610 ,587 ,862
VAR00025 49,7634 123,905 ,461 ,523 ,866
VAR00026 49,1298 129,268 ,305 ,376 ,869
VAR00027 49,0000 126,123 ,497 ,555 ,865
VAR00028 49,1985 124,437 ,584 ,585 ,863
VAR00029 50,5344 129,420 ,265 ,303 ,870
VAR00030 49,0916 126,622 ,456 ,408 ,866
VAR00031 49,6260 125,467 ,495 ,421 ,865
VAR00032 48,5115 127,329 ,444 ,500 ,866
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 7
Deskripsi kualitas item Problem Focused Coping
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
VAR00001 26,5191 41,252 ,305 ,287 ,778
VAR00002 26,6336 40,726 ,312 ,321 ,778
VAR00003 27,2443 42,478 ,223 ,249 ,782
VAR00004 26,7634 41,305 ,302 ,309 ,778
VAR00005 27,6718 43,207 ,155 ,115 ,786
VAR00006 25,9466 39,866 ,536 ,558 ,763
VAR00007 26,4504 40,342 ,361 ,351 ,774
VAR00008 27,2137 42,046 ,239 ,303 ,782
VAR00009 27,0229 41,469 ,233 ,229 ,784
VAR00010 26,4046 38,627 ,583 ,483 ,758
VAR00011 26,0992 38,121 ,548 ,490 ,759
VAR00012 26,8855 40,856 ,350 ,240 ,774
VAR00013 26,2061 42,134 ,273 ,349 ,779
VAR00014 26,8855 41,302 ,277 ,285 ,780
VAR00015 25,9466 39,636 ,516 ,550 ,763
VAR00016 26,5954 40,212 ,375 ,403 ,773
VAR00017 26,1221 38,908 ,527 ,577 ,761
VAR00018 26,1145 40,918 ,413 ,393 ,771
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,20
memiliki daya pembeda yang dianggap memuaskan, sehingga
sehingga item dengan riX atau ri(X-i) kurang dari 0,20 dapat
diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi
rendah (Supratiknya, 2014). Dari skala Problem Focused Coping
(PFC) dan Emotion Focused Coping (EFC) terdapat beberapa item
yang dibawah dari 0,20. Karena item tersebut merupakan skala
adaptasi maka peneliti tidak melakukan pengguguran item dan
harus digunakan secara utuh (Supratiknya, 2015).
3. Reliabilitas
Supratiknya (2014) mengatakan bahwa salah satu syarat
alat ukur yang baik adalah memiliki reliabilitas yang baik.
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu
populasi individu atau kelompok (AERA, APA, & NCME dalam
Supratiknya, 2014). Sedangkan menurut Nunnaly (dalam
Supratiknya, 2014) reliabilitas adalah ketepatan pengukuran tanpa
menghiraukan atribut apa yang diukur.
Secara psikometrik reliabilitas menunjuk pada dua ciri
dalam tes yaitu konsistensi internal dan stabilitas. Konsistensi
internal adalah konsistensi antar bagian-bagian dalam tes,
sedangkan stabilitas merupakan konsistensi antar waktu dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tes (Klein dalam Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini
reliabilitas diukur dalam bentuk konsistensi internal. Data koefisien
konsistensi internal diperoleh melalui 1 kali pengetesan. Data yang
diperoleh akan dihitung dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach’s (Supratiknya, 2014). Menurut Guilford (dalam
Supratiknya, 2014) koefisien minimum yang dipandang
memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0.70. jika koefisien
reliabilitas dibawah 0.70 maka sebuah tes menjadi kurang memadai
untuk digunakan bagi perorangan sebab hal tersebut menunjukkan
bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian besar sehingga
interpretasi skor menjadi meragukan (Supratiknya, 2014).
Hasil try out yang telah dilakukan, didapat hasi dari Skala
The Ways of Coping Questionnaire (revised) yaitu memiliki skor
koefisien Alpha Cronbach’s yang tinggi yaitu pada aspek Problem
Focused Coping (PFC) 0,784 dan pada Emotion Focused Coping
(EFC) 0,872. Lalu pada Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS)
memiliki Alpha Cronbach’s sangat tinggi yaitu 0.948 begitupula
Skala Stress pada DASS memiliki Alpha Cronbach’s yang tinggi
yaitu 0.899.
G. Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui bahwa hubungan
antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus
atau tidak (Santoso, 2010). Hal ini akan menunjukkan bahwa
peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan
diikuti secara linear oleh peningkatan atau penuruan kuantitas
di variabel lainnya. Santoso (2010) menjelaskan bahwa suatu
hubungan variabel dikatakan linear jika memiliki nilai p <
0.05. Sedangkan hubungan dikatakan tidak linear jika memiliki
nilai p > 0.05. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
test for linierity dan grafik scatter plot dengan SPSS versi 23.
b. Uji Homoskedastisitas
Uji Homoskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
ada sebuah grup (data kategori) mempunyai variansi yang
sama di antara anggota grup tersebut (Santoso, 2010). Jika
varians sama, maka dapat dikatakan Homoskedastisitas, jika
varians menunjukkan hal yang tidak sama, maka dapat
dikatakan terjadi Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, uji
homosmedastisitas dilakukan dengan metode uji glejser
(Santoso, 2010). Uji Homoskedastisitas akan terpenuhi jika
nilai signifikansi regresi > 0.05
c. Uji Normalitas Residu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Santoso (2010) mengatakan bahwa uji normalitas residu
merupakan uji yang dilakukan untuk menguji normalitas
sebaran error populasinya, bukan uji normalitas untuk skor
variabel dependennya. Dalam uji normalitas residu dilakukan
uji residu dari variabel dependen penelitian. Santoso (2010)
menjelaskan bahwa nilai p lebih kecil dari 0.05 maka data
penelitian yang diuji memiliki perbedaan secara signifikan
dengan data yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa data
yang diuji memiliki sebaran yang tidak normal.
Apabila p lebih besar dari 0.05 maka data penelitian yang
diuji tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data
yang normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan program SPSS versi 23, yaitu dengan
analisis Kolmogorov-Smirnov.
d. Uji Kolinearitas
Uji kolinearitas dilakukan untuk melihat bahwa prediktor-
prediktor yang dilibatkan dalam penelitian tidak berkolerasi
satu dengan yang lain (Santoso, 2010). Semakin besar VIF
(Variance Inflation Factor) semakin tinggi kolinearitas yang
terjadi pada variabel tersebut. Jika VIF dari suatu variabel
memiliki angka lebih dari 10, maka ada kecurigaan besar
bahwa variabel tersebut memiliki masalah kolinearitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
cukup serius. Jika nilai Tolerance yang makin kecil maka
menunjukkan kolinearitas dari suatu variabel makin parah
(Santoso, 2010). Nilai maksimal Tolerance adalah 1,0. Jika
nilai Tolerance sama dengan 1,0 menunjukkan prediktor dapat
dikatakan tidak berkolerasi sama sekali dengan prediktor
lainnya (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode
statistic regresi ganda dengan SPSS versi 23. Proses ini dilakukan
setelah melakukan uji normalitas, linearitas, dan
homoskedastisitas. Metode statistik regresi ganda akan digunakan
jika uji normalitas dan linearitas menunjukkan data sebaran yang
normal dan linear.
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui kondisi hubungan
antar variabel, biasanya satu variabel dependen dengan satu atau
lebih variabel independen (Santoso, 2010). Analisis regresi juga
dilakukan agar mendapatkan garis regresi untuk melakukan
prediksi dan memperoleh informasi mengenai seberapa baik
prediksi dilakukan dengan garis tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 18 desember 2017 sampai 22
desember 2017. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara menyebar
skala yang terdiri dari skala Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS) dan
The Ways Of Coping revised. Sebagai catatan pada DASS peneliti hanya
menggunakan Stress Scale saja untuk mengukur stress pada subjek yang
akan diteliti. Skala disebar dengan cara membagikan Hardcopy langsung
kepada subjek yang ditemui di Instansi Militer tersebut.
Penelitian ini melibatkan subjek yaitu perempuan bali yang sudah
menikah dan menjalani Triple Roles sekaligus bekerja di Militer sebanyak
150 orang. Jumlah ini kemudian berkurang karena 19 skala yang
disebarkan tidak dikembalikan kepada peneliti. Hal ini membuat data yang
dapat diuji hanya 131 subjek saja.
B. Deskripsi Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan Bali yang menjalani
Triple Roles di Instansi Militer. Jumlah total subjek yang terlibat dalam
penelitian ini adalah 131 orang. Data demografi subjek yang terlibat dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 8
Deskripsi Jenis Pekerjaan Subjek
Tabel 9
Deskipsi Umur Subjek
Usia Jumlah Presentase
23 – 30 tahun 36 27,5%
31 – 40 tahun 30 23,1%
41 – 50 tahun 35 26,7%
51 – 58 tahun 30 23%
Totsl 131 100%
Tabel 10
Deskripsi lama bekerja subjek di Instansi Militer
Lama Bekerja Jumlah Presentase
0 – 5 tahun 20 15,3%
6 – 10 tahun 20 15,3%
11 – 15 tahun 15 11,4%
16 – 20 tahun 24 18,3%
Jenis pekerjaan Jumlah Presentase
TNI 60 45,8%
ASN 71 54,2%
Total 131 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
>20 tahun 52 39,8%
Total 131 100%
C. Deskripsi Data Penelitian
Pada bagian ini dipaparkan deskripsi mengenai data yang
diperoleh dari 131 subjek. Bagian deskripsi data penelitian meunjukkan
perbandingan antara mean teoritis dan empiris yang dimiliki oleh masing-
masing variabel. Mean teoritis didapatkan dari hasil perhitungan manual
berdasarkan skor terendah dan tertingi yang dapat diraih dalam sebuah
skala.
Sebaliknya, mean empirik merupakan rata-rata skor yang
dimiliki oleh subjek penelitian. Skor empirik dan uji One Sample Test
didapatkan menggunakan bantuan SPPS versi 23. Berikut perbandingan
mean teoritik dan mean empirik beserta hasil uji One-Sample Test
menggunakan SPSS versi 23. Hasil perhitungan diperoleh sebagai berikut:
1. Skala Stress DASS
Jumlah item : 14
Nilai Minimum : 14 x 0 = 0
Nilai Maksimum : 14 x 3 = 42
Rentang Nilai : 0 – 42
Jarak : 42 – 0 = 42
Mean Teoritik : (nilai minimal + nilai maksimal) = 42 = 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2 2
Tabel 11
Data empirik skala stress
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan data empirik skala stress uji
beda mean One Sample Test memperoleh signifikasi sebesar 0,00. Nilai ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
teoritik dengan mean empiris. Pada skala stress menunjukkan nilai mean
empiris sebesar 11,66 sedangkan nilai mean teoritis sebesar 21. Nilai mean
empiris lebih rendah dari nilai teoritis, hal ini menunjukkan bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki stress yang rendah.
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Stress 131 11,66 7,003 ,612
One-Sample Test
Test Value = 21
T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Stress -15,259 130 ,000 -9,336 -10,55 -8,13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Peneliti juga menetapkan tiga kategori yaitu baik, sedang, dan
kurang pada skala stress. Penetapan rentang nilai pada masing-masing
kategori yaitu:
Kategori Rendah = Nilai Mean – Standar Deviasi
Kategori Tinggi = Nilai Mean + Standar Deviasi
Kategori Sedang = Rentang Rendah – Tinggi
Berdasarkan tabel 11 Menunjukkan nilai mean pada stress adalah
11,66 dengan standar deviasi 7. Dengan demikian penetapan rentang nilai
kategori sebagai berikut
Kategori Rendah = 11-7 : 4
Kategori Tinggi = 11 + 7 : 18
Kategori Sedang = 4 sampai 18
Tabel 12
Deskripsi kategori subjek skala stres DASS.
Kategori Jumlah Presentasi
Tinggi 25 19,1 %
Rendah 23 17,6 %
Sedang 83 63,4 %
Total 131 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah subjek paling
banyak pada skala stress berada pada kategorisasi sedang sebanyak 83
orang (63,4%), kemudian kategori tinggi sebanyak 25 orang (19,1%), dan
jumlah paling sedikit berada pada kategori kurang yaitu 23 orang (17,6%).
2. Skala Problem Focused Coping (PFC)
Jumlah item : 18
Nilai Minimum : 18 x 0 = 0
Nilai Maksimum : 18 x 3 = 54
Rentang Nilai : 0 – 54
Jarak : 54 – 0 = 54
Mean Teoritik : (nilai minimal + nilai maksimal) = 54 = 27
2 2
Tabel 13
Data empirik skala Problem Focused Coping (PFC)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PFC 131 28,08 6,727 ,588
One-Sample Test
Test Value = 27
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
PFC 1,831 130 ,069 1,076 -,09 2,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan tabel skala 13. Problem Focused Coping (PFC)
menunjukkan nilai empiris 28.08, sedangkan pada nilai pada skor teoritis
27. Nilai empiris lebih tinggi daripada nilai teoritis. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek menggunakan Strategi Problem Focused Coping yang tinggi.
Selanjutnya peneliti melakukan uji t untuk mengetahui perbedaan antara
mean empiris dengan mean teoritis. Hasilnya adalah p = 0,069 dan lebih
besar dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa perempuan Bali yang bekerja
di Instansi Militer Denpasar menggunakan Problem Focused Coping (PFC)
yang cukup tinggi meskipun tidak signifikan.
Peneliti juga menetapkan tiga kategori yaitu baik, sedang, dan
kurang pada skala stress. Penetapan rentang nilai pada masing-masing
kategori yaitu:
Kategori Rendah = Nilai Mean – Standar Deviasi
Kategori Tinggi = Nilai Mean + Standar Deviasi
Kategori Sedang = Rentang Rendah – Tinggi
Berdasarkan tabel 13 Menunjukkan nilai mean pada stress adalah
28 dengan standar deviasi 6,7. Dengan demikian penetapan rentang nilai
kategori sebagai berikut
Kategori Rendah = 28 - 6 : 22
Kategori Tinggi = 28 + 6 : 34
Kategori Sedang = 22 sampai 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 14
Deskripsi kategori subjek Problem Focused Coping (PFC)
Kategori Jumlah Presentasi
Tinggi 23 17,6 %
Rendah 28 21,4 %
Sedang 80 61,1 %
Total 131 100 %
Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa jumlah subjek paling
banyak pada skala stress berada pada kategorisasi sedang sebanyak 80 orang
(61,1%), kemudian kategori rendah sebanyak 28 orang (21,4%), dan jumlah
paling sedikit berada pada kategori tinggi yaitu 23 orang (17,6%).
3. Skala Emotion Focused Coping (EFC)
Jumlah item : 31
Nilai Minimum : 31 x 0 = 0
Nilai Maksimum : 31 x 3 = 91
Rentang Nilai : 0 – 91
Jarak : 42 – 0 = 91
Mean Teoritik : (nilai minimal + nilai maksimal) = 91 = 45,5
2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 15
Data empirik skala Emotion Focused Coping (EFC)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
EFC 131 51,14 11,698 1,022
Berdasarkan tabel 15 skala Emotion Focused Coping (EFC) yang
didapatkan, menunjukkan nilai mean empiris sebesar 51,14, sedangkan nilai
mean teoritis sebesar 45,5. Selanjutnya, peneliti juga melakukan uji One
Sample t-test untuk mengetahui signifikasi pada perbedaan antara mean
empiris dengan mean teoritis dan memperoleh hasil yang signifikan yaitu
0,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini
menggunakan Emotion Focused Coping (EFC) yang tinggi.
Peneliti juga menetapkan tiga kategori yaitu baik, sedang, dan
kurang pada skala stress. Penetapan rentang nilai pada masing-masing
kategori yaitu:
Kategori Rendah = Nilai Mean – Standar Deviasi
One-Sample Test
Test Value = 45.5
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
EFC 5,516 130 ,000 5,637 3,62 7,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kategori Tinggi = Nilai Mean + Standar Deviasi
Kategori Sedang = Rentang Kurang – Tinggi
Berdasarkan tabel 15 Menunjukkan nilai mean pada Emotion
Focused Coping (EFC) adalah 51,14 dengan standar deviasi 11,6. Dengan
demikian penetapan rentang nilai kategori sebagai berikut.
Kategori Rendah = 51 - 11 : 40
Kategori Tinggi = 51 + 11 : 62
Kategori Sedang = 40 sampai 62
Tabel 16
Deskripsi kategori subjek Emotion Focused Coping (EFC)
Kategori Jumlah presentasi
Tinggi 21 16,0 %
Rendah 25 19,1 %
Sedang 85 64,9 %
Total 131 100 %
Berdasarkan tabel 16 menunjukkan bahwa jumlah subjek paling
banyak pada skala stress berada pada kategorisasi sedang sebanyak 80 orang
(61,1%), kemudian kategori kurang sebanyak 28 orang (21,4%), dan jumlah
paling sedikit berada pada kategori tinggi yaitu 23 orang (17,6%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso,
2010). Santoso (2010) menjelaskan bahwa uji linearitas memiliki
asumsi peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan
diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di
variabel lainnya. Uji asumsi linearitas dilakukan dengan metode test
for linearity dalam SPSS (Santoso, 2010). Nilai signifikansi yang lebih
kecil dari 0,05 pada baris linearity akan menunjukkan bahwa hubungan
antar variabel mengikuti model linear
Tabel 17
Uji Asumsi Linearitas ( Stress dan Problem Focused Coping )
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F Sig.
stress
PFC
Between Groups
(Combined) 1482,532 28 52,948 1,104 0,35
Linearity 120,924 1 120,924 2,521 0,115
Deviation from Linearity
1361,608 27 50,43 1,051 0,412
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 18
Uji Asumsi Linearitas ( Stress dan Emotion Focused Coping )
ANOVA Table
Sum of Squares
Df Mean
Square F Sig.
Stress * EFC
Between Groups
(Combined) 1793,749 46 38,995 0,715 0,892
Linearity 201,466 1 201,466 3,694 0,058
Deviation from Linearity
1592,283 45 35,384 0,649 0,943
Berdasarkan tabel-tabel uji asumsi linearitas tersebut
menunjukkan bahwa data dari stress dan Problem Focused Coping
tidak terdeviasi dari pola linear ( p= 0,412) hal ini juga terjadi pada
data EFC dan Stress bahwa data yang dihasilkan tidak terdeviasi juga
dari pola linear (p=0.943).
b. Uji Homoskedastisitas
Uji Homoskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui
adanya ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini menggunakan metode
Glejser digunakan untuk melakukan uji homoskedastisitas. Asumsi
homoskedastisitas akan terpenuhi jika nilai signifikansi dari regresi >
0,05. Berikut merupakan tabel hasil uji homoskedastisitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 19
Hasil Uji Homoskedastisitas
Coefficientsa
Model t Sig.
1
(Constant) 3,225 0,002
PFC 0,244 0,808
EFC -0,241 0,81
a. Dependent Variable: abs
Tabel uji Homoskedastisitas tersebut menunjukkan bahwa seluruh
milai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 yaitu 0,808 dan 0,810.
Hasil ini menunjukkan bahwa asumsi Homoskedastisitas terpenuhi
dan terbukti tidak terdapat gejala Heteroskedastisitas.
c. Uji Normalitas Residual
Tabel 20
Hasil Uji Asumsi Normalitas Residu
Hasil uji asumsi normalitas residu menunjukkan bahwa data-
data dalam penelitian ini memiliki sebaran yang normal karena
memiliki nilai signifikansi di atas 0,05 (p > 0,05). Skor signifikansi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Unstandardized Residual
0,052 131 ,200*
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang diperoleh sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian
yang dilakukan memiliki sebaran yang normal.
d. Uji Kolinearitas
Uji kolinearitas dilakukan untuk melihat bahwa prediktor-prediktor
yang dilibatkan dalam penelitian tidak berkolerasi satu dengan
yang lain (Santoso, 2010). Jika VIF dari suatu variabel memiliki
angka lebih dari 10, maka ada kecurigaan besar bahwa variabel
tersebut memiliki masalah kolinearitas yang cukup serius. Jika
nilai Tolerance yang makin kecil maka menunjukkan kolinearitas
dari suatu variabel makin parah (Santoso, 2010). Jika nilai
Tolerance sama dengan 1,0 menunjukkan prediktor dapat
dikatakan tidak berkolerasi sama sekali dengan prediktor lainnya
(Santoso, 2010).
Tabel 21
Hasil Uji Kolinearitas
D
a
r
i
Coefficientsa
Model Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) 0,002
PFC 0,808 0,396 2,522
EFC 0,81 0,396 2,522
a. Dependent Variable: abs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Hasil data yang didapat menunjukkan bahwa nilai
Tolerance sebesar 0,396 (PFC dan EFC). Hal ini menunjukkan
bahwa prediktor tidak berkorelasi sama sekali dengan prediktor
lainnya. Selain itu dari hasil data tersebut mendapat nilai VIF
sebesar 2,52 (PFC dan EFC). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
tersebut tidak memiliki masalah kolinearitas.
2. Uji Hipotesis
Hasil uji asumsi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini memiliki sebaran yang normal, selain itu
hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti satu garis lurus
dan memiliki variansi residu yang homogen. Oleh karena itu peneliti
dapat menguji hipotesis dengan menggunakan metode statistik regresi
ganda melalui SPSS versi 23.
H1: Problem Focused Coping (PFC) berpengaruh pada stres
perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di Instansi Militer
H2 : Emotion Focused Coping (EFC) berpengaruh pada stres
perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di Instansi Militer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 22
Deskripsi regresi ganda stress dan Problem Focused Coping (PFC) dan
Emotion Focused Coping (EFC).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,177 2,833 2,181 ,031
PFC ,044 ,145 ,043 ,307 ,759
EFC ,083 ,083 ,139 ,997 ,321
a. Dependent Variable: Stress
Berdasarkan tabel regresi ganda Stress dan Problem
Focused Coping (PFC) serta Emotion Focused Coping (EFC)
menunjukkan bahwa hasil yang didapat tidak signifikan dan
membuat hipotesis pertama dan kedua ditolak.
E. Analisis Tambahan Uji Beda
Peneliti juga melakukan analisis tambahan dengan uji beda
Independent Sample t-test untuk melihat mengukur stress dari dua
kelompok yang berbeda. Analisis tambahan uji beda Independent Sample
t-test dilakukan peneliti untuk melihat apakah ada perbedaan dari umur
dan jenis pekerjaan subjek.
Dari hasil yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 23
Deskripsi analisi uji beda umur dengan stres
Independent Samples Test
Levene’s Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
stress
Equal variances assumed
0,381 0,538 -2,383 129 0,019 -2,86527 1,20227
Equal variances not assumed
-2,381 127,141 0,019 -2,86527 1,20325
Jenispekerjaan N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
stress
ASN 60 13,1833 7,45266 0,96213
TNI 71 10,3803 6,37263 0,75629
Tabel 24
Deskripsi analisis uji beda jenis pekerjaan dengan stres
Group Statistics
Jenispekerjaan N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
Stress
ASN 60 13,1833 7,45266 0,96213
TNI 71 10,3803 6,37263 0,75629
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres yang
signifikan dari kelompok ASN dan TNI, begitupula tidak ada perbedaan stress
yang signifikan pada kelompok umur 23-40 tahun dengan kelompok umur 41-
53 tahun.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian dengan mengunakan regresi ganda,
dapat diketahui bahwa hipotesis pertama dan kedua ditolak, yaitu tidak ada
pengaruh yang signifikan strategi coping Problem Focused Coping (PFC)
dan Emotion Focused Coping (EFC) pada stress perempuan Bali yang
menjalani Triple Roles di Militer. Hasil signifikansi yang diperoleh diatas
0,05 (PFC= 0,759, EFC= 0,321) yang membuat hasil tersebut tidak
signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai besar subjek
mempunyai stres yang sedang yaitu 83 orang (63,4%), stress kategori
tinggi 25 orang (19,1%), dan stres kategori kurang yaitu 23 orang (17,6%).
Stres yang sebagian besar tergolong sedang ini karena sebagian status
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Stress
Equal variances assumed
1,078 0,301 2,321 129 0,022 2,80305 1,20782 0,41335 5,19275
Equal variances not assumed
2,29 116,838 0,024 2,80305 1,2238 0,37935 5,22675
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mereka yang bekerja sebagai ASN sebanyak 71 orang (54,3%) dimana
mereka tidak memiliki tekanan yang tinggi seperti halnya para perempuan
yang menjabat di Instansi Militer dan bekerja sebagai TNI KOWAD.
Walaupun begitu tugas yang harus dijalani perempuan ASN yang bekerja
di Instansi Militer tetap tidak ringan karena peran mereka yang tidak bisa
menolak perintah atasan TNI di Instansi Militer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan dari Problem Focused Coping terhadap stres subjek (p=0,759).
Hal tersebut terjadi karena perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di
Instansi Militer memiliki caranya masing-masing dan sudah terbiasa dalam
menghadapi stress yang dihadapinya. Data menunjukkan bahwa rata-rata
subjek dalam penelitian telah bekerja di Instansi Militer selama 20 tahun
keatas berjumlah 52 orang (39,8%). Lama bekerja subjek di Instansi
Militer membuat mereka sudah terbiasa dalam menghadapi tekanan dan
stress yang mereka hadapai di Instansi Militer. Selain itu jumlah subjek
yang menggunakan Problem Focused Coping sebagian besar masuk dalam
kategori sedang yaitu sebanyak 80 orang (61,1%). Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi psikis mereka sudah terkendali dalam menghadapi situasi
penuh stres karena terbiasa menjalankan kegiatan mereka di Instansi
Militer (Rustiana & Cahyati, 2012).
Selain itu dalam wawancara yang dilakukan kepada MA dan WS
mengatakan bahwa dalam merintis awal karirnya memang terasa sangat
berat, mereka mengatakan di 5-10 tahun awal merupakan masa paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
berat saat merintis awal karir dan perannya sebagai perempuan Bali yang
menjalani Triple Roles dan bekerja di Instansi Militer. Namun setelah
terbiasa mereka mengatakan mampu untuk mengatasi masalah yang dulu
pernah mereka hadapi begitupula keluarga dan keluarga besar mereka
yang sudah memaklumi jika para perempuan Bali ini bekerja sebagai
anggota di Instansi Militer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan dari Emotion Focused Coping terhadap stres subjek (p=0,321).
Sebagian subjek menggunakan Emotion Focused Coping dengan kategori
sedang yang berjumlah 85 orang (64,9%). Hal tersebut terjadi karena
menurut wawancara dari salah satu perempuan Bali yang bekerja dimiliter
yaitu MA yang dilakukan melalui percakapan via telfon pada tanggal 9
januari 2018, beliau mengatakan bahwa kehidupan di militer tidaklah
mudah. Jam kerja yang tidak jelas dan harus selalu siap siaga saat atasan
memanggil menjadi faktor utama perempuan Bali yang bekerja di Instansi
Militer mengalami stress. Beban kerja dan bentuk pelatihan yang diberikan
kepada perempuan Bali yang bekerja di Militer memiliki taraf yang sama.
Mereka dituntut untuk bekerja secara professional sama halnya seperti
laki-laki. Wawancara yang dilakukan baik dengan MA dan WS sama-sama
mengatakan bahwa karir mereka di TNI juga terhambat karena masih
adanya diskriminasi sehingga memungkinkan mengatasi stres dengan
menghindarinya atau dengan perilaku emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lazarus dan Folkman (1980)
menemukan bahwa strategi coping selalu melibatkan Problem Focused
Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping (EFC). Bishop (dalam
Rustina & Cahyati, 2012) mengatakan bahwa strategi coping dapat
disempurnakan dengan strategi yang berbeda. Pada umumnya individu
menggunakan strategi coping Problem Focused Coping dan Emotion
Focused Coping dalam menghadapi situasi yang penuh stres. Lazarus dan
Folkman (1985) mengatakan bahwa efektifitas dari strategi coping dilihat
dari situasi stress yang dihadapi, Emotion Focused Coping (EFC) akan
efektif dalam situasi di mana seseorang mempunyai tingkat kendali yang
kecil pada suatu stressor, dan Problem Focused Coping (PFC) efektif pada
seorang individu yang merasa dirinya mampu menghadapi stressor. Jika
seseorang melakukan strategi coping yang tidak sesuai dengan stress yang
dihadapinya, maka strategi coping akan menjadi tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Seluruh hasil penelitian yang dilakukan pada 131 perempuan Bali
yang menjalani Triple Roles di Instansi Militer Denpasar menunjukkan
bahwa hasil yang didapat tidak sesuai dengan hipotesis yang ada.
Hipotesis pertama dan kedua tidak terbukti karena hasil yang didapat tidak
signifikan.
Hal ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu kemampuan para
perempuan Bali yang menjalani Triple Roles di Instansi Militer yang
sudah terbiasa dalam menghadapi stress yang ada. Hasil dari wawancara
yang dilakukan memang menyebutkan bahwa dalam menjalani Triple
Roles di 5-10 tahun awal merintis karir bukan sesuatu yang mudah. Beban
pekerjaan di TNI yang tidak mengenal waktu dan harus selalu siap siaga
jika atasan memberi perintah menjadi beban tersendiri dalam bekerja.
Selain itu mengurus dan menjaga kehidupan keluarga juga menjadi
tuntutan perempuan Bali dalam menjalani Triple Roles. Tidak hanya kedua
peran tersebut, perempuan Bali juga dituntut untuk menjalani perannya
sebagai pelaksana kegiatan suci agama yang merupakan tuntutan dari adat
dan budaya Bali itu sendiri. Namun dengan terbiasanya mereka dalam
menghadapi stress yang seperti itu membuat mereka mampu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
menghadapi situasi stress yang sudah ada dengan cara mereka masing-
masing.
B. Keterbatasan Penelitian
Ada keterbatasan dalam melaksanakan penelitian yaitu kurang
tepatnya waktu pengambilan data karena bertepatan dengan akhir tahun
2017, sehingga saat itu pada subjek memiliki kesibukan yang tinggi dan
merasa kurang waktu untuk mengerjakan skala yang diberikan kepada
subjek.
C. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya
Untuk melakukan penelitian selanjutnya peneliti menyarankan
untuk mencari waktu yang sesuai dalam pengambilan data,
dikarenakan populasi subjek yang masih sedikit dan memiliki jam
kerja yang padat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Daftar pustaka
Adlwin, Carolyn & Reverson, Tracey. 1987. Does coping help? A reexamination
of the relation between coping and mental health. Journal of personality and
social psychology: American psychological association.
Andriyani, juli. 2013. Coping stress pada wanita karier yang berkeluarga. Banda
Aceh: Fakultas dakwah dan komunikasi UIN.
Aparatur Sipil Negara. Diakses di http://www.sumiharjon.com/2015/11/aparatur-
sipil-negara) pada tanggal 5 januari 2018.
BPS. Diakses di https://bali.bps.go.id/dynamictable/2017/05/18/151/jumlah-
penduduk-bekerja-menurut-jenis-kelamin-2010-2016.html pada tanggal 11
Juni 2017.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Cohen, F & Lazarus, R. 1973. Active Coping Processes, Coping Dispositions, and
Recovery from Surgery. American Psychosomatic Society: American
Elsevier Publishing Company.
Conway, V & Terry, D. 1992. Appraised Controllability as a Moderator of the
Effectiveness of Different Coping Strategies: A test of the Goodness of Fit
Hypothesis. Australian Journal of Psychology Vol. 44, No. 1: University of
Queensland.
Crawford, R & Henry, D. 2003. The Depression Anxiety Stress Scale (DASS):
Normative Data and Latent Structure in A Large non-Clinical Sample.
British Journal of Clinical Psychology: The British Psychological Society.
Creswel, W .2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Damanik, E. 2006. The Measurment of Reliability, Validity, Item Analysis and
Normative Data of Depression Anxiety Stress Scale (DASS) di akses di
http://www2.psy.unsw.edu.au/dass/Indonesian/Damanik.htm
Diputra, Nyoman dan Lestari, Made. Koping stress dalam menjalani peran ganda
pada wanita hindu di Denpasar. Jurnal psikologi udayana: Universitas
udayana.
Fevre, Matheny, & Kolt. 2003. Eustress, Distress, and Interpretation in
Occipational Stress. Journal of Managerial Psychology. Emerald.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Fitri, A. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stres
Kerja Pada Karyawan Bank. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 2,
nomor 1: FKM UNDIP.
Folkman, S & Lazarus, R. 1985. If It Must Be a Process” Study of Emotion and Coping During Three Stages of a College Examination. Journal of
Personality and Social Psychology: American Psychological Association,
Inc.
Folkman, S & Lazarus, R. 1980. An analysis of coping in a middle-aged
community sample. Journal of health and social behavior, vol. 21, No. 3:
American sociological association.
Gunawati, Hartati, Listiara. 2006. Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi
Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam
Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas
Diponegoro Vol.3 No.2: Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro.
Herman, J & Tetrick L. 2009. Problem Focused Versus Emotion Focused Coping
Strategies and Repatriation Adjusment. Human Resource Management:
Wiley Periodicals, Inc.
Huffman, Karen; Vernoy, Mark; Vernoy, Judith. 2000. Psychology In Action 5th
Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Kinanti & Suarya. 2016. Perbedaan Strategi Koping Pada Perempuan Hindu Bali
Yang Bekerja dan Tidak Bekerja. Jurnal Psikologi Udayana: Fakultas
Psikologi Univeritas Udayana.
Korps Wanita Angkatan Darat. Diakses di www.tniad.mil.id pada tanggal 20
oktober 2017
Korps Wanita Angkatan Laut. Diakses di www.tnial.mil.id pada tanggal 20
oktober 2017
Krischer, M; Penney, L; Hunter, E. 2010. Can Counterproductive Work Behaviors
Be Productive? CWB as Emotion-Focused Coping. Journal of Occupational
Health Psychology: American Psychology Association.
Lazarus,R; Folkman, S; Schetter,C; DeLongis, Anita; Gruen, R. 1986. Dynamics
of a Stressful Encounters: Cognitiver Appraisal, Coping, and Encounter
Outcomes. Journal of Personality and Social Psychology: University of
California, Berkeley.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lipowski, Z. 1970. Physical Illness, The Individual And The Coping Processes.
Psychiatry in Medicine: Journals.sagepub.com.
Lovibond, P & Lovibond, S. 1995. The Structure of Negative Emotional States:
Comparison of The Depression Anxiety Stress Scales (DASS) With The Beck
Depression And Anxiety Inventories. Behavior research therapy: Elsevier
Science Ltd.
Mantondang, Z. 2009. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.
Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol. 6 No.1: Universitas Negri Medan.
McEwen, B. S. 2009. Homeostatis, Rheostatis, Allostasis and Allostatic load.
New york, NY, USA: Elsevier.
Moneyham, Hennessy, Sowell, Demi, Seals, Mizuno. 1998. The Effectiveness of
Coping Strategies Used by HIV-Seropositive Women. Research in Nursing
& Health: John Wiley & Sons, Inc.
Moser, Caroline. 1989. Gender planning and development. London: Taylor &
Francis e-library.
Nurhayati, Siti. 2006. Peningkatan kemampuan menggunakan Problem Focused
Coping perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Indonesian
psychological journal Vol. 3 No. 1: Fakultas ilmu pendidikan universitas
negeri Yogyakarta.
Puspitawati. 2013. Konsep, Teori , dan Analisis Gender. Institut Pertanian Bogor:
PT IPB Press.
Putrianti, Folra G, 2007. Kesuksesan peran ganda wanita karir ditinjau dari
dukungan suami, optimize, dan strategi coping. Jurnal ilmiah berkala
Psikologi: Universitas sarjanawiyata tamansiswa, Yogyakarta.
Rustiana, E & Cahyati, W. 2012. Hubungan Antara Stress Kerja Dengan
Pemilihan Strategi Coping Pada Dosen. Jurnal Kesehatan Masyarakat:
Kemas.
Santrock, J. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5,
Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Santoso, A. 2010. Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta:
Penerbit USD.
Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Strutton, D & Lumpkin, J. 1994. Problem-and Emotion-Focused Coping
Dimensions and Sales Presentasion Effectiveness. Journal of The Academy
of Marketing Science: University of Southwestern Lousiana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Suparno, P. 2011. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: Penerbit USD.
Supratiknya, A. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD.
Supratiknya, A. 2014. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Penerbit USD
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dalam
Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Suyadnya, Wayan. 2009. Balinese women and identities: are they trapped in
traditions, globalization or both?. Social Sciences Faculty: Brawijaya
university, malang.
Taylor, Shelley. E. (1999). Health psychology: A textbook (ed. Ke-4). Berkhire:
Open University Press.
Verbrugge, 1983. Multiple Roles and Physical Health of Women and Men. Journal
of Health and Social Behavior, Vol 24, No. 1: American Sociaological
Association.
Wanita Angkatan Udara. Diakses di www.tniau.mil.id pada tanggal 20 oktober
2017
Widayani & Hartati. 2014. Kesetaraan dan keadilan gender dalam pandangan
perempuan bali: studi fenomenologis terhadap penulis perempuan bali.
Jurnal Psikologi Undip Vol. 13 No.2: Universitas Diponegoro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN A Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
SKALA PENELITIAN
Gede Arya Raditya Atmawijaya
139114124
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PENGANTAR
Dengan hormat,
Saya I Gede Arya Raditya Atmawijaya, mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk keperluan skripsi. Oleh
karena itu, saya mohon bantuan dan kesediaan saudari untuk mengisi
skala yang diberikan kepada saudari dengan jujur sesuai dengan keadaan
diri saudari masing-masing. Jangan lupa memastikan judul skala dan
yang paling penting adalah membaca instruksi pengisian skala sebelum
mengisi skala.
Kerahasiaan jawaban dan data diri saudari dijamin dan dilindungi oleh
kode etik Psikologi.
Atas bantuan yang saudari berikan, saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 15 Desember 2017
Peneliti,
I Gede Arya Raditya Atmawijaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LEMBAR IDENTITAS
INISIAL : ...............................................
USIA : ...............................................
BEKERJA DI TNI SELAMA : ...............................................
JENIS PEKERJAAN : TNI / ASN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari.
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang
benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara
yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran
Bapak/Ibu/ Saudara.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal
sepele.
2 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3 Saya merasa sulit untuk bersantai.
4 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
5 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa
cemas.
6
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu).
7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
8 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
9 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya
kesal.
11 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap
hal yang sedang saya lakukan.
12 Saya sedang merasa gelisah.
13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
14 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Buka Halaman Sebaliknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Instruksi
Untuk menanggapi pernyataan-pernyataan di kuesioner ini, anda
sebaiknya memikirkan atau membayangkan diri anda pada sebuah situasi
yang penuh dengan tekanan. Silahkan ambil beberapa saat untuk
memikirkan situasi yang paling membuat anda tertekan setidaknya
minggu terakhir ini.
“Situasi penuh tekanan” yang kami maksudkan adalah situasi yang
menyusahkan dan mengganggu anda, entah karena anda merasa tertekan
dan kesulitan, atau karena anda harus mengerahkan upaya yang besar
untuk mengatasi situasi tersebut. Situasi tersebut bisa saja melibatkan
keluarga anda, pekerjaan anda, teman anda, atau hal lain yang penting
bagi anda. Sebelum menanggapi pernyataan-pernyataan ini, pikirkan
secara rinci hal-hal yang terkait dengan situasi penuh tekanan ini, seperti
di mana kejadian ini terjadi, siapa saja yang terlibat, bagaimana anda
bertindak, dan mengapa ini penting bagi anda. Anda bisa saja masih
berkutat dengan situasi tersebut saat ini, atau bisa saja situasi tersebut
sudah berlalu. Tetapi yang jelas situasi itu adalah situasi yang paling
membuat anda tertekan setidaknya seminggu terakhir.
Ketika anda menanggapi pernyataan dalam kuesioner ini, terus
bayangkan situasi yang menekankan itu tadi. Baca tiap pernyataan secara
seksama, dan tandai angka 0, 1, 2, atau 3, berdasarkan keseringan anda
dalam melakukan hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Keterangan:
Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan!
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Berkonsentrasi saja pada apa yang harus saya lakukan setelah
ini – langkah berikutnya.
2 Saya mencoba menganalisa masalah agar dapat memahaminya
lebih baik.
3 Beralih ke pekerjaan atau kegiatan lain untuk melupakan
masalah
4
Saya merasa bahwa akan terjadi perubahan dengan
berjalannya waktu – satu-satunya hal yang dapat saya lakukan
adalah menunggu
5 Membuat tawaran atau berkompromi untuk mendapatkan
sesuatu yang positif dari situasi.
6 Saya melakukan sesuatu yang saya duga tidak akan berhasil,
tetapi paling tidak saya melakukan sesuatu.
7 Berusaha membuat orang yang
bersangkutan/bertanggungjawab mengubah pikirannya
8 Berbicara dengan orang lain untuk mencaritahu lebih banyak
tentang situasi.
0 = sama sekali tidak pernah 2 = cukup sering dilakukan
1 = sedikit dilakukan 3 = sangat sering dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
9 Mengkritik atau menasihati diri sendiri
10 berusaha tidak memutuskan hubungan sepenuhnya melainkan
tetap terbuka untuk apapun yang akan terjadi
11 Berharap akan terjadi keajaiban
12 Tunduk kepada nasib; kadang-kadang saya memang
mengalami nasib sial
13 Meneruskan hidup seolah-olah tidak terjadi apa-apa
14 Saya mencoba menyimpan perasaan pada diri sendiri
15 Mencari hikmah dibalik masalah; berusaha melihatnya dari
sisi positif
16 Tidur lebih banyak dari biasanya
17 Mengungkapkan rasa amarah kepada orang(-orang) yang
menyebabkan masalah
18 Bersedia menerima belas kasihan dan pengertian dari orang
lain
19 Berkata kepada diri sendiri tentang hal-hal yang membantu
saya merasa lebih baik
20 Saya terinspirasi untuk melakukan sesuatu yang kreatif
21 Berusaha melupakan semuanya
22 Mendapatkan bantuan yang profesional (bantuan medis).
23 Berubah atau berkembang dalam cara yang baik/positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
24 Saya menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi sebelum
mengambil tindakan
25 Saya meminta maaf atau melakukan sesuatu untuk berbaikan
lagi
26 Saya membuat rencana aksi dan mengikutinya/melakukannya
27 Saya menerima hal terbaik dari apa yang saya inginkan
28 Saya melampiaskan perasaan saya dengan satu atau banyak
cara (entah bagaimana).
29 Menyadari bahwa saya sendiri yang menyebabkan masalah
terjadi
30 Saya menjadi lebih baik setelah mengalami pengalaman itu
daripada sebelumnya
31 Berbicara dengan orang lain yang dapat melakukan sesuatu
yang nyata untuk mengatasi masalah itu.
32 Menjauh dari masalah untuk beberapa waktu; berusaha
istirahat atau mengambil liburan.
33 Berusaha merasa lebih baik dengan cara makan, minum,
meditasi, merokok, dll.
34 Mengambil resiko besar atau melakukan sesuatu yang
berbahaya
35 Saya berusaha tidak bertindak terlalu cepat atau mengikuti
firasat pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
36 Menemukan iman baru.
37 Menjaga harga diri dan tetap berteguh hati
38 Menemukan kembali apa yang penting dalam hidup ini
39 Mengubah sesuatu agar semuanya akan berakhir dengan baik
40 Menghindari orang secara umum.
41 Tidak membiarkannya hal tersebut terlalu mengganggu saya;
tidak mau terlalu banyak memikirkannya.
42 Saya meminta nasihat dari saudara atau teman yang saya
hormati
43 Menjaga supaya orang lain tidak tahu seberapa buruk
keadaannya
44 Mengabaikan situasi; tidak mau terlalu serius menanggapinya
45 Berbicara dengan orang lain tentang perasaan saya
46 Pantang menyerah dan berjuang untuk apa yang saya inginkan
47 Melampiaskannya kepada orang lain
48 Memanfaatkan pengalaman sebelumnya; saya pernah
mengalami situasi serupa
49 Saya tahu apa yang harus dilakukan, jadi saya berusaha dua
kali lipat agar berhasil
50 Tidak mau percaya bahwa itu telah terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
51 Berjanji kepada diri sendiri bahwa lain kali hasilnya akan
berbeda
52 Menemukan beberapa solusi berbeda untuk mengatasi
masalah
53 Menerimanya, karena tidak ada yang bisa dilakukan
54 Saya berusaha menjaga supaya perasaan saya tidak terlalu
mengganggu hal-hal yang lain.
55 Berharap Saya dapat mengubah apa yang telah terjadi atau
perasaan yang saya alami
56 Saya mengubah sesuatu pada diri saya
57 Saya melamun atau membayangkan waktu atau tempat yang
lebih baik dari apa yang sedang saya alami.
58 Saya ingin situasi itu berlalu atau selesai dengan satu atau lain
cara
59 Berkhayal atau berangan-angan tentang bagaimana semuanya
akan berakhir
60 Saya berdoa
61 Saya bersiap-siap untuk menerima resiko terburuk
62 Saya terus berpikir tentang apa yang akan saya katakan atau
lakukan
63 Saya berpikir tentang bagaimana seorang yang saya kagumi
akan menghadapi situasi ini dan menggunakannya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
contoh
64 Saya berusaha melihat situasi dari sudut pandang orang lain
yang bersangkutan
65 Saya mengingatkan diri bahwa segalanya bisa saja jauh lebih
buruk
66 Saya berlari atau berolahraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN B Hasil Uji Reliabilitas
Skala Stres DASS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 131 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 131 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,889 ,889 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 10,9695 44,630 ,487 ,380 ,885
VAR00002 11,0229 43,715 ,511 ,384 ,884
VAR00003 10,8626 42,566 ,515 ,483 ,884
VAR00004 10,8015 42,499 ,581 ,460 ,881
VAR00005 10,7634 41,490 ,609 ,454 ,880
VAR00006 10,4427 44,172 ,406 ,249 ,889
VAR00007 10,8015 41,083 ,692 ,576 ,876
VAR00008 10,8931 41,235 ,620 ,484 ,879
VAR00009 10,8702 41,514 ,697 ,641 ,876
VAR00010 10,4962 41,267 ,652 ,555 ,878
VAR00011 10,7405 43,240 ,569 ,451 ,882
VAR00012 11,0687 43,664 ,539 ,483 ,883
VAR00013 10,9237 43,333 ,481 ,372 ,886
VAR00014 10,9771 42,623 ,593 ,500 ,881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN C Hasil Uji Reliabilitas
Skala Stres Problem
Focused Coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 131 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 131 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,784 ,784 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 26,5191 41,252 ,305 ,287 ,778
VAR00002 26,6336 40,726 ,312 ,321 ,778
VAR00003 27,2443 42,478 ,223 ,249 ,782
VAR00004 26,7634 41,305 ,302 ,309 ,778
VAR00005 27,6718 43,207 ,155 ,115 ,786
VAR00006 25,9466 39,866 ,536 ,558 ,763
VAR00007 26,4504 40,342 ,361 ,351 ,774
VAR00008 27,2137 42,046 ,239 ,303 ,782
VAR00009 27,0229 41,469 ,233 ,229 ,784
VAR00010 26,4046 38,627 ,583 ,483 ,758
VAR00011 26,0992 38,121 ,548 ,490 ,759
VAR00012 26,8855 40,856 ,350 ,240 ,774
VAR00013 26,2061 42,134 ,273 ,349 ,779
VAR00014 26,8855 41,302 ,277 ,285 ,780
VAR00015 25,9466 39,636 ,516 ,550 ,763
VAR00016 26,5954 40,212 ,375 ,403 ,773
VAR00017 26,1221 38,908 ,527 ,577 ,761
VAR00018 26,1145 40,918 ,413 ,393 ,771
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN D Hasil Uji Reliabilitas Skala
Stres Emotion Focused Coping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 131 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 131 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 50,2290 132,132 ,127 ,448 ,873
VAR00002 49,6031 129,334 ,266 ,452 ,870
VAR00003 48,7786 125,451 ,554 ,660 ,864
VAR00004 49,6183 126,761 ,390 ,555 ,868
VAR00005 49,7023 124,088 ,552 ,494 ,864
VAR00006 49,7863 127,246 ,386 ,414 ,868
VAR00007 49,2061 128,334 ,334 ,473 ,869
VAR00008 49,4656 126,297 ,389 ,487 ,868
VAR00009 49,7786 129,574 ,250 ,377 ,871
VAR00010 49,5420 126,327 ,412 ,409 ,867
VAR00011 49,2595 126,655 ,468 ,461 ,866
VAR00012 49,2672 125,597 ,445 ,390 ,866
VAR00013 49,5878 126,075 ,422 ,447 ,867
VAR00014 49,2443 129,832 ,245 ,338 ,871
VAR00015 49,0153 124,384 ,553 ,648 ,864
VAR00016 49,8168 126,135 ,478 ,422 ,866
VAR00017 49,0992 126,675 ,512 ,558 ,865
VAR00018 49,4504 126,265 ,360 ,417 ,868
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,871 ,872 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
VAR00019 50,1527 130,715 ,199 ,397 ,872
VAR00020 50,1679 127,895 ,302 ,388 ,870
VAR00021 50,5496 129,511 ,288 ,439 ,870
VAR00022 50,7405 132,271 ,168 ,373 ,872
VAR00023 50,1221 128,862 ,321 ,447 ,869
VAR00024 49,4046 123,704 ,610 ,587 ,862
VAR00025 49,7634 123,905 ,461 ,523 ,866
VAR00026 49,1298 129,268 ,305 ,376 ,869
VAR00027 49,0000 126,123 ,497 ,555 ,865
VAR00028 49,1985 124,437 ,584 ,585 ,863
VAR00029 50,5344 129,420 ,265 ,303 ,870
VAR00030 49,0916 126,622 ,456 ,408 ,866
VAR00031 49,6260 125,467 ,495 ,421 ,865
VAR00032 48,5115 127,329 ,444 ,500 ,866
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN E Hasil Uji t Mean Teoritis dan
Mean Empiris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Data empirik skala stress
Data empirik skala Problem Focused Coping (PFC)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Stress 131 11,66 7,003 ,612
One-Sample Test
Test Value = 21
T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Stress -15,259 130 ,000 -9,336 -10,55 -8,13
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PFC 131 28,08 6,727 ,588
One-Sample Test
Test Value = 27
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
PFC 1,831 130 ,069 1,076 -,09 2,24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
D
Data empirik skala Emotion Focused Coping (EFC)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
EFC 131 51,14 11,698 1,022
One-Sample Test
Test Value = 45.5
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
EFC 5,516 130 ,000 5,637 3,62 7,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN F Hasil Uji Normalitas Residu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized Residual ,052 131 ,200* ,975 131 ,018
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN G Hasil Uji Homoskidestisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,515 1,710 3,225 ,002
PFC ,021 ,086 ,034 ,244 ,808
EFC -,012 ,050 -,034 -,241 ,810
a. Dependent Variable: abs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN H Hasil Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Uji Asumsi Linearitas (stress dan Problem Focused Coping)
Uji Asumsi Linearitas (stress dan Emotion Focused Coping )
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
S
t
r
e
s
s
*
P
F
C
Between
Groups
(Combined) 1482,532 28 52,948 1,104 ,350
Linearity 120,924 1 120,924 2,521 ,115
Deviation from
Linearity 1361,608 27 50,430 1,051 ,412
Within Groups 4892,690 102 47,968
Total
6375,221 130
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
S
t
r
e
s
Between
Groups
(Combined) 1793,749 46 38,995 ,715 ,892
Linearity 201,466 1 201,466 3,694 ,058
Deviation from
Linearity 1592,283 45 35,384 ,649 ,943
Within Groups 4581,473 84 54,541
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
s
*
E
F
C
Total
6375,221 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN I Hasil Uji Koleniearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5,515 1,710 3,225 ,002
PFC ,021 ,086 ,034 ,244 ,808 ,396 2,522
EFC -,012 ,050 -,034 -,241 ,810 ,396 2,522
a. Dependent Variable: abs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN J Hasil Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,177 2,833 2,181 ,031
PFC ,044 ,145 ,043 ,307 ,759
EFC ,083 ,083 ,139 ,997 ,321
a. Dependent Variable: Stress
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN K Hasil Uji Beda
Independent Sample t-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Deskripsi analisi uji beda umur dengan stres
Group Statistics
Umur N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
stress 1 66 10,2424 6,50931 ,80124
2 65 13,1077 7,23732 ,89768
Independent Samples Test
Levene’s Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
stress Equal variances assumed
,381 ,538 -2,383 129 ,019 -2,86527 1,20227 -
5,24400 -,48654
Equal variances not assumed
-2,381 127,141 ,019 -2,86527 1,20325 -
5,24626 -,48428
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Deskripsi analisis uji beda jenis pekerjaan dengan stres
Group Statistics
Jenispekerjaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
stress ASN 60 13,1833 7,45266 ,96213
TNI 71 10,3803 6,37263 ,75629
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Stress
Equal variances assumed
1,078 0,301 2,321 129 0,022 2,80305 1,20782 0,41335 5,19275
Equal variances not assumed
2,29 116,838 0,024 2,80305 1,2238 0,37935 5,22675
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI