PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAMPINGAN IMAN ANAK TERHADAP KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAMPINGAN IMAN ANAK TERHADAP KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI...
PENGARUH PENDAMPINGAN IMAN ANAK
TERHADAP KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI ALTAR
DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Bernadetta Linda Kusumawati
NIM: 101124030
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus yang selalu setia mendampingi penulis, seluruh keluarga yang
menjadi penyemangat bagi penulis, para dosen IPPAK-USD yang banyak
membantu penulis melalui ilmu dan pengalaman yang diberikan, serta kepada
siapa saja yang telah berkehendak baik membimbing dan membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Serahkanlah Kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau!
(Mazmur 54 :23)
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,
mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
(Lukas 11: 10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Agustus 2015
Penulis
Bernadetta Linda Kusumawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Program Studi Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata
Dharma:
Nama : Bernadetta Linda Kusumawati
Nomor Mahasiswa : 101124030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENDAMPINGAN IMAN ANAK TERHADAP
KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI ALTAR DI PAROKI MARGANINGSIH
KALASAN
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 18 Agustus 2015
Yang menyatakan,
Bernadetta Linda Kusumawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul PENGARUH PENDAMPINGAN IMAN ANAK
TERHADAP KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI ALTAR DI PAROKI
MARGANINGSIH KALASAN dipilih karena adanya harapan bahwa
keterlibatan anak maupun remaja sebagai putra-putri Altar sangat berguna untuk
melihat regenerasi Gereja masa depan. Anak merupakan harapan Gereja masa
depan maka membutuhkan pendampingan bagi imannya agar dapat terlibat. Oleh
karena itu skripsi ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh
Pendampingan Iman Anak terhadap keterlibatan sebagai putra-putri Altar.
Pendampingan Iman Anak adalah interaksi antara pendamping dan anak-
anak dalam Pendampingan Iman melalui suatu program yang sengaja dibentuk
untuk saling memperkembangkan iman, baik antara pendamping maupun peserta.
Sedangkan keterlibatan sebagai Putra-putri Altar merupakan keikutsertaan
anggota Putra-Putri Altar secara sadar, aktif dan penuh dalam hidup menggereja
yang sesuai dengan tugasnya, baik sebagai petugas liturgi maupun sebagai
anggota komunitas dalam organisasi Putra-putri Altar.
Hipotesis yang dapat dirumuskan dari penelitian ini yaitu; Ho: tidak ada
pengaruh Pendampingan Iman Anak terhadap Keterlibatan sebagai Putra-putri
Altar di Paroki Marganingsih Kalasan, Ha: ada pengaruh Pendampingan Iman
Anak terhadap Keterlibatan sebagai Putra-putri Altar di Paroki Marganingsih
Kalasan.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk regresi, dengan populasi
adalah anggota Putra-putri Altar yang pernah mengikuti kegiatan Pendampingan
Iman Anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling. Instrumen yang digunakan adalah skala sikap dengan 18 pertanyaan
untuk Pendampingan Iman Anak dan 18 pertanyaan untuk Keterlibatan Putra-putri
Altar. Uji Validitas yang digunakan dengan taraf signifikansi sebesar 5% dengan
N 60 anak berdasarkan nilai Rtabel sebesar 0,254 diperoleh sebanyak 31 item valid
dengan nilai Reliabilitas sebesar 0,869 yang berarti reliabilitas instrumen tinggi.
Dari hasil regresi linier sederhana dengan taraf signifikansi 5%, hasil
penelitian diperoleh nilai rata-rata Pendampingan Iman Anak 53,5833 dan nilai
rata-rata keterlibatan Putra-putri Altar 56,7 keduanya tergolong sangat baik. Nilai
r2 diperoleh
sebesar 0,471 atau 47,1% yang berarti terdapat pengaruh positif antara
variabel Pendampingan Iman Anak (X) terhadap Variabel keterlibatan Putra-putri
Altar (Y) Persamaan Regresi yang diperoleh Y=17,558 + 0,730 X ini berarti
setiap nilai X bertambah satu maka nilai Y bertambah 17,558 + 0,730. Nilai
signifikansi sebesar 0,000 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, ini
berarti varibel Pendampingan Iman Anak berpengaruh terhadap Variabel
Keterlibatan Putra-putri Altar.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar orangtua juga turut serta
terlibat dalam perkembangan iman anak, perlu perencanaan dan peningkatan bagi
kegiatan Pendampingan Iman anak dan membuat aksi nyata bagi anak-anak yang
mengikuti Pendampingan Iman Anak salah satunya dengan ikut terlibat dalam
pelayanan sebagai Putra-putri Altar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis is titled THE INFLUENCE OF ASSITANCE CHILDREN
FAITH ON THE SON AND DAUGTHER ALTAR SERVERS INVOLVEMENT
IN MARGANINGSIH KALASAN PARISH was choosen because children and
younger son and daugther Altar Servers involvement was useful to church future
regeneration. Children are the future hope of the Church. Children need assistance
to faith can flourish. Therefore this thesis to look at how much influence of the
assitance children faith to the involment of son and daugther altar servers
involvement in marganingsih kalasan parish.
The son and daugther altar servers is interaction between the children
companion in a program is deliberately set to promote mutual faith, between
companion and participants. While involment of as the son and daugther altar
servers is the participation of members the son and daugther altar servers in
consciously, active and full of life church as in accordance with them duties as an
officer of the liturgy as members of the organization the son and daugther altar
servers.
Based on the above theory can be formulated the research hypotesis, Ho:
there is no significance influence between on the assitance Children Faith on the
son and daugther Altar Serve involvemen in Marganingsih Kalasan Parish. Ha:
There is Influence on the assitance Children Faith on the son and daugther Altar
Servers involvemen in Marganingsih Kalasan Parish.
This research is to aquantitative type in a regression model. The population
of this research are son and daugther Altar Serve was followed in Assitance
Children Faith, sampling chossen with purposive sampling. The instrumen used is
attitude scale, developed in 18 statements about Assitance Children Faith and 18
statements regarding the son and daugther Servers. The validity test results on the
significance level 5%, N 60 people with the critical value 0,254, obtained as many
as 31 items are valid. The reliability test results in alpha coefficient 0,869, which
mean high reliability of the instrument.
From the results of simple linear regression test at significance level of
5%, showed that the average value of Assitance Children Faith is 53,5833 and the
son and daugther Altar Serve Involvement is 56,7, both are classified very well., r2
values obtained 0,471 (47,1%) which means there are a positive influence from
Assitance Children Faith (X) on the son and daugther Altar Servers Involvement
(Y). The regression equation is Y=17,558 + 0,730 X which means are that any
additional value by 1 point on X, Y value increasses by 17,558 + 0,730 point,
significance value being 0,000 indicates that Ha is receved and Ho is rejected.
This means that the Assitance Children Faith has positive influence on the son and
daugther Altar Serve Involvement.
Based on the result of this research, here suggested to parent involved in
the development of faith in children and need to plan and increase assitance to
make real action for children one to get involved in ministy as a From the son and
daugther Altar servers.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa Yang Maha Kasih yang
telah membimbing, menuntun dan menyertai penulis dengan kasih-Nya selama
proses pembuatan skripsi sehingga penulisan dan penyusunan skripsi yang
berjudul PENGARUH PENDAMPINGAN IMAN ANAK TERHADAP
KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI ALTAR DI PAROKI MARGANINGSIH
KALASAN dapat selesai dengan baik.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi pihak
Gereja mengenai pentingnya pengenalan hidup menggereja dalam Pendampingan
Iman Anak bagi keterlibatan anak-anak dalam hidup menggereja, salah satunya
sebagai putra-putri altar. Selain itu, penulisan skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat
bantuan dari berbagai pihak yang selalu mendampingi, memotivasi, membimbing
dan memberikan kritikan yang membangun. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., selaku Dosen utama, yang selalu
membimbing, mengingatkan, mendampingi dan memberikan motivasi dengan
penuh kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan selaku Dosen penguji II yang selalu mengingatkan dan
memberi semangat kepada penulis dalam proses penulisan skripsi serta
mendampingi dan memotivasi penulis selama proses belajar di IPPAK.
3. Dr. CB. Putranta, S.J., selaku dosen III yang telah memberikan semangat dan
motivasi penulis dalam menyelesaikan dan mempertanggungjawabkan
skripsi.
4. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung., S.J., M. Ed. Selaku Kaprodi IPPAK-USD
yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk memulai dan
menyelesaikan penulisan skripsi dari awal hingga akhir.
5. Segenap staf Dosen IPPAK-USD yang telah mendidik, memberikan teladan
dan membantu penulis selama proses belajar di IPPAK maupun selama
penyusunan skripsi.
6. Segenap staf Karyawan IPPAK-USD yang dengan setia membantu dan
melayani serta memberikan arahan kepada penulis, khususnya kepada staf
sekretariat yang dengan ceria membantu dan mengarahkan penulis selama
proses penulisan dan penyelesaian skripsi.
7. Romo L. Tata Priyana, Pr., selaku Pastor Paroki Marganingsih Kalasan,
Sleman, Yogyakarta, yang telah mengizinkan dan memotivasi penulis untuk
mengadakan penelitian di Paroki Marganingsih Kalasan.
8. Teman-teman dan anak-anak Putra-putri Altar Paroki Marganingsih Kalasan
yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam penelitian dan
penyelesaikan penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
9. Orangtua, nenek, adik dan segenap keluarga yang memberikan cinta
kasihnya kepada penulis dan memotivasi penulis baik secara material maupun
non-material sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik.
10. Teman-teman IPPAK angkatan 2010 yang sama-sama berjuang teristimewa
untuk Nicanius Andrey Wuddy Luchensy yang telah membantu dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang sudah
mendoakan, membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
Semoga Tuhan selalu membimbing dan memberkati semua karya dan segala
niat baik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga
penulisan skripsi ini berguna bagi yang membutuhkan khususnya bagi pihak
pendamping PIA.
Yogyakarta, 18 Agustus 2015
Bernadetta Linda Kusumawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Identitifikasi Masalah ................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah. .................................................................. 9
D. Rumusan Masalah. ...................................................................... 9
E. Tujuan Penulisan ......................................................................... 10
F. Manfaat Penulisan ....................................................................... 10
G. Metode Penulisan ........................................................................ 12
H. Sistematika Penulisan ................................................................. 12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ........................................ 14
A. PENDAMPINGAN IMAN ANAK ......................................... 14
1. Pengertian PIA ....................................................................... 14
2. Tujuan PIA ............................................................................ 15
3. Subyek dalam PIA ................................................................. 18
a. Anak merupakan Subyek Utama dalam PIA ...................... 18
b. Orangtua sebagai Pendidik yang Utama ............................ 20
c. Pendamping sebagai Mitra Kerja ....................................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Karakteristik Anak dalam PIA ............................................... 23
a. Minat Beragama Anak Menurut Hurlock ........................... 23
b. Minat Beragama Anak Menurut Fowler ............................ 24
5. Kegiatan dalam PIA. ............................................................... 25
a. Kegiatan PIA Dilaksanakan Secara Terencana. ................. 26
b. Kegiatan PIA Bersifat Sistematis. ...................................... 29
c. Kegiatan PIA Bersifat Metodis. ......................................... 30
6. Fungsi dari Kegiatan yang ada dalam PIA. ............................ 31
B. KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI ALTAR ......................... 32
1. Putra-putri Altar ..................................................................... 33
a. Sejarah Putra-putri Altar ................................................... 34
b. Tugas Putra-putri Altar ...................................................... 37
2. Komunitas Putra-putri Altar. .................................................. 40
a. Pengertian Tentang Komunitas. ......................................... 40
b. Kegiatan Putra-putri Altar dalam Komunitas. ................... 41
c. Struktur Kepengurusan dalam
Komunitas Putra-putri Altar. ............................................. 42
3. Keterlibatan dalam Putra-putri Altar. ..................................... 45
C. PENELITIAN YANG RELEVAN .......................................... 48
D. KERANGKA PIKIR ................................................................ 50
E. HIPOTESIS. .............................................................................. 51
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 52
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 52
B. Desain Penelitian ....................................................................... 52
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 53
D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 53
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................. 54
1. Variabel Penelitian ................................................................. 54
2. Definisi Konseptual Variabel .................................................. 55
a. Pendampingan Iman Anak .................................................... 55
b. Keterlibatan Putra-putri Altar ............................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Definisi Oprasional Variabel................................................... 55
a. Pendampingan Iman Anak .................................................... 55
b. Keterlibatan Putra-putri Altar ............................................... 55
4. Insrtumen Penelitian ............................................................... 56
5. Kisi-kisi Instrumen ................................................................. 57
6. Hasil Observasi Putra-putri Altar
di Paroki Marganingsih Kalasan . .......................................... 59
7. Pengembangan Instrumen ....................................................... 59
a. Uji Coba Terpakai ............................................................... 59
b. Uji Validitas ....................................................................... 60
c. Uji Reliabilitas ..................................................................... 62
8. Deskripsi Data. ........................................................................ 62
a. Variabel PIA (Variabel X) .................................................. 63
b. Variabel Keterlibatan Putra-Putri Altar (Variabel Y) ........ 64
9. Uji Persyaratan Analisis. ......................................................... 64
a. Uji Normalitas Data............................................................ 64
b. Uji Linearitas Regresi. ....................................................... 65
c. Uji Homokedastisitas. ........................................................ 65
10. Uji Hipotesis. ........................................................................ 66
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................. 67
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 67
1. Uji Persyaratan Analisis ........................................................ 67
a. Uji Normalitas Data ........................................................... 67
b. Uji Linearitas ...................................................................... 70
c. Uji Homokedastisitas. ........................................................ 71
2. Deskripsi Data ......................................................................... 73
a. Pendampingan Iman Anak ................................................. 73
b. Keterlibatan ........................................................................ 79
B. Uji Hipotesis....... .......................................................................... 89
C. Hasil Studi Dokumen. ................................................................... 94
1. PIA Paroki Marganingsih Kalasan. ........................................... 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. PIA Santa Maria Kalasan Barat. ............................................... 96
3. PIA Stasi Maguwo. ................................................................... 98
4. PIA Stasi Macanan. ................................................................... 99
D. Pembahasan Hasil Penelitian. ....................................................... 101
E. Keterbatasan Penelitian. ................................................................ 109
F. Refleksi Kateketis . ........................................................................ 110
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 115
A. Kesimpulan ............................................................................... 115
B. Saran ........................................................................................ 118
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 121
LAMPIRAN .................................................................................................. 124
Lampiran 1. Surat Penelitian ........................................................................... (1)
Lampiran 2. Kuisioner Penelitian .................................................................... (3)
Lampiran 3. Tabel Total Variabel X dan Y .................................................... (7)
Lampiran 4. Tabel Nilai r Product Moment. .................................................... (9)
Lampiran 5. Hasil Analisis Validitas . ............................................................. (10)
Lampiran 6. Hasil Studi Dokumen .................................................................. (17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Gereja
CT :Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II
kepada Para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979
GE : Gravissimum Educationis
KHK :Kitab Hukum Kanonik
PUMR :Pedoman Umum Misale Romawi
SC :Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Tentang Liturgi Suci
Dokumen Konsili Vatikan II
B. Singkatan dalam Penelitian
ANOVA : Analisys Of Variance
Dev : Deviasi
Ha : Hipotesis Alternatif
Ho : Hipotesis Nol
Sig : Signifikansi
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
Std : Standard
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
Bdk : Bandingkan
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
Komkat : Komisi Kateketik
PA : Putra-putri Altar
PIA : Pendampingan Iman Anak
OMK : Orang Muda Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tugas PA
Tabel 2 : Pilihan Jawaban dan Skor
Tabel 3 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Pendampingan Iman Anak
Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Keterlibatan Putra-Putri Altar dalam
Tugas Liturgis
Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Variabel Keterlibatan sebagai Putra-Putri Altar
dalam Komunitas
Tabel 6 : Panduan Program Studi
Tabel 7 : Item- Total Statistics
Tabel 8 : Reliability Statistics
Tabel 9 : Kriteria Variabel X
Tabel 10 : Kriteria Variabel Y
Tabel 11 : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keterlibatan
Tabel 12 : ANOVA Table
Tabel 13 : Rangkuman Statistik Deskripsi Pendampingan Iman Anak
Tabel 14 : Statistik Deskripsi Keteladanan Pendamping PIA
Tabel 15 : Deskripsi Keteladanan Pendamping PIA
Tabel 16 : Statistik Deskripsi Keaktifan Anak-anak dalam PIA
Tabel 17 : Deskripsi Keaktifan anak-anak dalam PIA
Tabel 18 : Statistik Deskripsi Kegunaan Program dalam PIA
Tabel 19 : Deskripsi Kegunaan Program dalam PIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel 20 : Rangkuman Statistik Keterlibatan Putra-putri Altar
Tabel 21 : Statistik Deskripsi Kehadiran secara Sadar (Liturgi)
Tabel 22 : Deskripsi Kehadiran secara Sadar (Liturgi)
Tabel 23 : Statistik Deskriptif Kehadiran secara Aktif (Liturgi)
Tabel 24 : Deskripsi Kehadiran secara Aktif (Liturgi)
Tabel 25 : Statistik Deskripsi Kehadiran secara Penuh (Liturgi)
Tabel 26 : Deskripsi Kehadiran secara Penuh (Liturgi)
Tabel 27 : Statistik Deskripsi Kehadiran secara Sadar dalam Komunitas
Tabel 28 : Deskripsi Kehadiran secara Sadar (Komunitas)
Tabel 29 : Statistik Deskripsi Kehadiran secara Aktif (Komunitas)
Tabel 30 : Deskripsi Kehadiran secara Aktif (Komunitas)
Tabel 31 : Statistik Deskripsi Kehadiran secara Penuh dalam Komunitas
Tabel 32 : Deskripsi Kehadiran secara Penuh (Komunitas)
Tabel 33 : Descriptive Statistics
Tabel 34 : Model Summaryb
Tabel 35 : ANOVAb
Tabel 36 : Variables Entered/Removedb
Tabel 37 : Coefficientsa
Tabel 38 : Correlations
Tabel 39 : Studi Dokumen PIA Paroki Marganingsih Kalasan
Tabel 40 : Studi Dokumen PIA Santa Maria Kalasan Barat
Tabel 41 : Studi Dokumen PIA Stasi Maguwo
Tabel 42 : Studi Dokumen PIA Stasi Macanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Histogram
Grafik 2 : Normal P-P Plot Keterlibatan
Grafik 3 : Normal P-P Plot PIA
Grafik 4 : Scatterplot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa dan masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami kerusakan
keadaban publik, yang terungkap dalam korupsi, kekerasan dan perusakan
lingkungan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat adanya hubungan yang tidak beres
antara pemerintah, pasar dan warga. Boli Kontan dalam Praedicamus (2006: 19)
menuliskan pendapatnya bahwa Gereja menyadari dirinya juga terlibat di dalam
masalah tersebut. Gereja ikut ambil bagian dalam muncul dan berkembangnya
kerusakan keadaban publik. Kesadaran itu memacu Gereja untuk bertobat yang
terungkap dalam gerakan membangun keadaban publik baru bangsa bersama siapa
saja yang berkehendak baik. Istilah yang digunakan adalah gerakan menciptakan
habitus baru.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Gereja merupakan
bagian dari dunia. Gereja turut serta dalam urusan bangsa dan negara. Gereja
tidak hanya berpangku tangan terhadap hal duniawi. Melihat kegelisahan yang
mengancam bangsa Indonesia maka Gereja mau membuka diri hal ini nampak
dalam habitus baru yang dikeluarkan oleh Arah Dasar Keuskupan Agung
semarang tahun 2006 - 2010. Dalam arah dasar keuskupan Agung Semarang
tahun 2006 - 2010 dikatakan bahwa Gereja tidak hanya ingin membudayakan
kebiasaan-kebiasaan baik, namun juga mengemukakan bahwa habitus baru itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
meliputi keterlibatan secara aktif membangun kehidupan dalam keluarga dengan
menjadikannya basis hidup beriman; kemudian melibatkan anak-anak, remaja dan
kaum muda dalam pengembangan umat. Memberdayakan mereka yang kecil,
lemah, miskin dan tersingkir (Komisi Liturgi 2008: 64).
Dari rumusan tersebut dapat kita cermati bersama mengenai keterlibatan
aktif dalam keluarga dengan menjadikan keluarga sebagai basis hidup orang
beriman. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga, berarti keluarga yang
merupakan Gereja kecil, dibangun berdasarkan cinta kasih memiliki tugas untuk
saling mengembangkan kasih melalui doa bersama dan sharing iman melalui
pengalaman hidup sehari-hari. Keluarga merupakan wujud cinta yang kongkret
antara orangtua dengan anak yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan dalam hidup jasmani maupun rohani karena anak mulai beriman
dan mulai belajar dasarnya dari dalam keluarga. Selain keluarga ternyata
keterlibatan anak dan remaja sangat diharapkan oleh Gereja Keuskupan agung
Semarang dalam hidup menggereja. Anak dan remaja merupakan penerus masa
depan Gereja.
Dibanyak kesempatan dalam doa lingkungan maupun latihan koor jarang
sekali terlihat anak maupun remaja untuk ikut terlibat di dalamnya apalagi untuk
mempersembahkan dirinya sebagai pelayan Tuhan di altar. Terakhir yang perlu
kita cermati adalah soal pemberdayaan mereka yang kecil, lemah, miskin dan
tersingkir. Gereja bukan saja tempat orang-orang sehat dan kaya namun Gereja
adalah milik semua umat dan semua umat boleh datang dan dekat dengan Tuhan.
Yesus juga memberikan teladan kepada kita untuk tidak pilih kasih dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memandang sebelah mata mereka yang kecil, lemah, miskin dan tersingkir justru
merekalah yang berkenan di hadapan Tuhan.
Dari pedoman Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang 2006 - 2010,
Gereja sangat membutuhkan peran keterlibatan dari anak dan remaja untuk
terlibat dalam hidup menggereja. Anak dan remaja merupakan warga Gereja
mereka memiliki peran sebagai penerus Gereja maka mereka layak mengenal
Yesus dan terlibat dalam hidup menggereja. Menurut Komisi Liturgi (2008: 66)
Menjadi warga Gereja yang dewasa, tentu merupakan hasil pembelajaran dan
pembiasaan yang ditanamkan. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa
pembelajaran dan pembiasaan ini membutuhkan proses dan tentunya dilakukan
sedini mungkin, demikian pula bagi anggota Gereja khususnya anak dan remaja
yang merupakan generasi Gereja masa depan merekalah yang menjadi subyek
pembelajaran dan pembiasaan dalam hal iman dan keterlibatan. Namun
bagaimana anak dan remaja dapat terlibat dalam melayani Tuhan?
Dari pengamatan penulis di Paroki Marganingsih Kalasan, mengamati
bahwa banyak anak dan remaja yang dihantarkan oleh orangtua maupun
bimbingan dari guru agama atau katekis lingkungan dan wilayah untuk
mendaftarkan diri menjadi putra-putri Altar untuk mewakili wilayah maupun
lingkungan mereka untuk mendaftarkan diri menjadi putra-putri altar Gereja
Marganingsih Kalasan. Dari pengalaman tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
iman anak ternyata juga dapat tumbuh karena dukungan yang ada dari luar
dirinya, selain dari dirinya sendiri. Anak dan remaja dapat terlibat melayani
Tuhan melalui salah satu komunitas yang tidak hanya mengenalkan mereka pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Yesus melalui teman-teman, namun mereka melayani Yesus sendiri bersama
teman-teman seusia mereka. Gereja Marganingsih kalasan memiliki salah satu
komunitas tersebut yakni komunitas PA Kalasan (KOMPAK), komunitas ini
menjadi tempat untuk anak dan remaja belajar dan terlibat untuk mengenal dan
melayani Tuhan di Altar bersama teman-teman.
Pendampingan untuk Putra-putri Altar tentu penting diberikan untuk calon
anggota PA, dengan adanya pelatihan, pengenalan akan sikap maupun alat-alat
liturgi, serta ujian kelayakan sebagai PA sebelum pelantikan anggota PA sangat
membantu mereka untuk mempersiapkan diri sebagai pelayan Tuhan. Menurut
Martasudjita (2008: 17) “Putra-putri Altar merupakan pelayan Tuhan”. Sebagai
pelayan berarti Putra-putri Altar harus selalu siap dalam menjalankan
pelayanannya hal ini juga dilakukan oleh kakak-kakak pendamping misdinar di
Paroki Marganingsih Kalasan untuk memberikan teladan bagi anggota misdinar
yang didampinginya agar mereka mempunyai semangat pelayanan.
Komisi Liturgi (2009: 51) menyatakan bahwa orang muda lebih identik
dengan penjaga parkir. Hal ini juga penulis amati ketika masih menjadi
pendamping bagi putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan, untuk
memperoleh dana kas bagi komunitas PA kalasan, anggota dan penggurus PA
juga bekerja sebagai penjaga parkir bahkan dibanyak kesempatan lebih banyak
anak-anak yang bertugas menjaga parkir dari pada ikut melayani Tuhan di altar.
Anak-anak lebih tertarik untuk kegiatan-kegiatan yang bersama-sama dan
menyenangkan seperti bertugas menjadi penjaga parkir di Gereja daripada
bertugas sebagai PA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang (2008: 67) menuliskan
pendapatnya bahwa keterlibatan menggereja bagi seluruh umat beriman katolik
bisa dinyatakan melalui empat bidang kehidupan Gereja, yaitu bidang liturgi dan
peribadatan, pewartaan iman, kehidupan paguyuban serta pelayanan. Prasetya
(2007:53) menyatakan bahwa sebagai petugas liturgi, kaum awam dapat
mengambil bagian atau melibatkan diri secara layak dan bertanggungjawab” juga
para pelayan misa (putra altar), para lektor, para komentator dan para anggota
paduan suara benar-benar menjalankan pelayanan liturgis. Maka hendaknya
mereka menunaikan tugas dengan saleh, tulus dan saksama, sebagaimana layak
untuk pelayanan seluhur itu, dan sudah semestinya dituntut dari mereka oleh umat
Allah” (SC 29).
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa putra-putri altar mengambil
bagian melibatkan diri dari bidang liturgi Gereja mereka juga dituntut untuk
bertanggungjawab dalam tugas dan pelayanan mereka, padahal seperti yang telah
kita ketahui bersama, putra-putri altar masuk dalam usia anak dan remaja yang
membutuhkan bimbingan dan pendampingan yang terus menerus agar
terbentuklah rasa tanggungjawab dalam keterlibatan sebagai putra-putri altar.
Salah satu aspek yang menarik untuk diteliti untuk mendukung
terbentuknya sikap di atas adalah pendampingan iman anak. Pendampingan Iman
Anak ikut menentukan proses bagi anak untuk menjadi remaja atau orang dewasa
yang bertanggungjawab dalam keterlibatan hidup menggereja salah satunya
dengan pelayanan di bidang liturgi sebagai putra-putri altar. Selain itu Yesus
sangat mengharapkan anak-anak untuk datang kepada-Nya (Mrk.10: 14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pendampingan Iman Anak juga sangat membutuhkan perhatian sebagai tempat
penyemaian iman Gereja masa depan hal ini juga didasari oleh pendapat Prasetya
(2008: 21) yang mengatakan:
“Anak-anak memerlukan tempat penyemaian yang khusus dan
berkesinambungan untuk mengembangkan kepribadian dan imannya, dan
kehidupan menggereja. Anak-anak harus disiapkan dengan pendidikan
kepribadian dan iman yang baik dan memadahi demi kehidupannya di
masa depan. Kegiatan PIA dapat menjadi salah satu tempat penyemaian
tersebut.”
Di zaman Yesus yang menganut budaya Patriarki dimana anak dan
perempuan tidak diperhitungkan, tetapi dalam Injil Yohanes 6:9 Tuhan
memperhitungkannya untuk mengadakan mujizat lima roti dan dua ikan
(Pujasumarta 2008: 13). Maka dalam hidup menggereja, Gereja perlu
memperhatikan Pendampingan Iman Anak. Kehadiran anak perlu mendapatkan
perhatian, terutama dalam proses pengembangan hidup dan iman mereka. Selain
itu pentingnya pendampingan iman anak memiliki beberapa nilai strategis yang
menguntungkan baik bagi pendamping maupun untuk anak yang didampingi
berikut nilai strategis yang diambil dari diktat mata kuliah PIA oleh Suhardiyanto
(2011: 3):
“ Anak memiliki kerterlibatan yang besar (mudah dibentuk) dan ingatan
yang kuat. Hal yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan dipegang
baik-baik dan diingat terus sampai usia dewasa. PIA yang dilakukan
dengan baik akan menjadi bekal yang baik pula bagi kehidupan mereka di
usia dewasa. Dengan melaksanakan PIA secara baik sebenarnya
pendamping juga telah secara tidak langsung melakuakan kaderisasi sejak
dini”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dalam pendampingan iman anak seharusnya baik pendamping, anak
maupun orangtua dari anak-anak mengetahui pentingnya PIA sehingga anak-anak
dapat dibimbing untuk mengikuti pendampingan dengan setia, orangtua mampu
mendukung kegiatan PIA. Melalui PIA diharapkan semakin banyak anak yang
dapat bertanggungjawab dan mau ikut terlibat dalam hidup menggereja khususnya
sebagai putra-putri altar yang dekat dengan usia mereka.
Gereja Marganingsih Kalasan merupakan salah satu Gereja paroki yang
melaksanakan PIA, menurut pengalaman penulis sebagai umat di Paroki Kalasan
kegiatan PIA dilaksanakan di Gereja Paroki Marganingsih Kalasan, wilayah
maupun lingkungan. Dalam Gereja Paroki Marganingsih Kalasan, meskipun
kegiatan PIA bersamaan pada saat misa kedua di setiap hari minggu, namun
banyak anak yang mengikuti proses pendampingan ini. Dari beberapa kesempatan
saat ikut mendampingi penulis mengamati bahwa pendampingan yang diberikan
sungguh menarik dan dapat dipahami oleh anak dan bacaan yang diberikan sesuai
dengan bacaan hari minggu. Kegiatan PIA di Paroki Marganingsih Kalasan
sempat dilaksanakan di sore hari pada hari Minggu namun karena semakin
sedikitnya anak yang hadir dan karena orangtua tidak dapat menghantar maupun
alasan waktu untuk beristirahat maka kegiatan PIA dilaksanakan bersamaan
dengan misa kedua.
Adapun tujuan dari kegiatan PIA menurut Suhardiyanto (2011: 4) adalah
peserta PIA memiliki sikap dan wawasan kristiani serta bangga atasnya, mampu
pula mengungkapkan dan mewujudkan imannya sesuai usia mereka. Dari tujuan
PIA diharapkan anak dapat mengungkapkan dan mewujudkan imannya sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dengan tahapan usia mereka. Salah satu bentuk ungkapan iman adalah dengan
cara mengikuti perayaan ekaristi. Mengamati paroki Marganingsih Kalasan
dengan potensi anak dan remaja yang baik dalam keterlibatan hidup menggereja
dan pendampingan iman anak yang tetap dilaksanakan dengan berbagai halangan
dan rintangan untuk sama-sama memperkembangkan iman anak baik dari sarana-
prasarana yang diberikan oleh Gereja maupun kesepakatan dan bantuan dari pihak
orangtua, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
”Pengaruh Pendampingan Iman anak terhadap keterlibatan Putra-putri Altar di
Paroki Marganingsih Kalasan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah penulisan sebagai berikut:
1. Kegiatan PIA bukan merupakan kemauan dari dalam diri anak melainkan
dorongan oleh orangtua.
2. Anak dan remaja kurang mendapat perhatian dalam pendalaman iman baik
di lingkungan maupun di wilayah.
3. Gereja sebagai salah satu tempat pendampingan iman anak untuk
bertumbuh, anak merupakan pemilik masa depan Gereja perlu mendapatkan
perhatian.
4. Ada kebijakan anak-anak ikut Perayaan Ekaristi atau misa hari minggu tetapi
ramai sedangkan sekolah minggu di Paroki dipandang sebagai penitipan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
anak. Pandangan umat terhadap anak sebagai penerus Gereja atau sebagai
penggangu saat Misa?
5. Pendampingan Iman Anak sebagai salah satu pengenalan keterlibatan aktif
hidup menggereja anak dan remaja sebagai putra-putri altar belum
mendapatkan banyak perhatian dari banyak pihak.
C. Pembatasan Masalah
Setelah melihat permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis
memilih aspek pendampingan iman dan keterlibatan aktif hidup menggereja,
maka penulis membatasi penulisannya pada pendampingan iman anak dan
keterlibatan hidup menggereja anak dan remaja sebagai putra-putri altar.
Oleh karena itu, judul penulisan ini dibatasi pada, “Pengaruh
Pendampingan Iman Anak terhadap keterlibatan Putra-putri Altar di Paroki
Marganingsih Kalasan.” Penulisan ini akan lebih melihat pengaruh yang
ditimbulkan dari Pendampingan Iman Anak terhadap keterlibatan putra-putri altar
di Paroki Marganingsih Kalasan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah di atas adalah:
1. Bagaimana Pendampingan iman anak dilaksanakan di paroki Marganingsih
Kalasan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Bagaimana keterlibatan putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan?
3. Seberapa besar pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan
anak dan remaja sebagai putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan?
E. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini adalah:
1. Mendiskripsikan pendampingan iman anak.
2. Mendiskripsikan keterlibatan putra-putri altar.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh pendampingan iman anak terhadap
keterlibatan putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan.
F. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan mengenai pengaruh
pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-putri altar di Paroki
Marganingsih Kalasan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis:
a. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya pengetahuan tentang
pendampingan iman anak serta cara melibatkan anak dalam hidup
menggereja.
b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Romo Paroki:
Mendorong Romo paroki untuk terus membudayakan pendampingan iman anak
baik di paroki maupun di wilayah dan lingkungan. Penulisan ini juga bermanfaat
untuk membuka peluang pendampingan bagi pendamping iman anak, serta
menjadi pelopor dalam memfasilitasi pendampingan bagi iman anak.
b. Bagi Anak PIA:
Memberikan petunjuk bagi anak-anak PIA bahwa dengan mengikuti PIA anak
akan semakin bertambah iman, harapan dan kasih sehingga anak-anak dapat
terlibat hidup menggereja sebagai putra-putri altar. Penulisan ini diharapkan untuk
mendewasakan iman anak agar anak semakin bertanggungjawab atas imannya.
c. Bagi pendamping dan orangtua
Memberikan wawasan pentingnya pendampingan iman anak yang sesuai dengan
kebutuhan dan tantangan zaman, pendampingan yang menarik dapat berkesan
bagi anak. Sehingga pendamping dapat semakin memperkaya diri dengan hal-hal
baru untuk proses pendampingan. Menyadarkan orangtua bahwa pendampingan
iman anak membutuhkan dukungan dengan memfasilitasi anak-anak datang
kepada Yesus.
d. Bagi Penulis:
Menambah pemahaman akan pentingnya pendampingan iman anak. Melalui
pendampingan iman anak mampu semakin mendewasakan penulis untuk semakin
memperkembangkan kreatifitas dan semangat pelayanan. Dengan penelitian ini
membuat penulis ikut terlibat dalam membantu pelayanan Tuhan melalui saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
maupun menerima masukan dari pendamping baik PIA maupun putra-putri altar.
Penulis semakin tekun untuk terus mencari dan mengolah data dengan baik.
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang akan digunakan untuk penulisan ini adalah metode
deskriptif analitis yakni memaparkan hasil penelitian yang diperoleh melalui
penyebaran angket mengenai pendampingan iman anak terhadap keterlibatan
putra-putri altar di paroki Marganingsih Kalasan. Penulis juga mengembangkan
studi dokumen.
4. Sistematika Penulisan
BAB I berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II berisi tentang kajian pustaka dan hipotesis yang meliputi
Pendampingan iman anak, tujuan PIA, subyek dalam PIA, karakteristik anak
dalam PIA, kegiatan dalam PIA dan fungsi dari kegiatan yang ada dalam PIA.
Pendampingan iman anak mulai dari pengertian, tujuan, perkembangan anak dan
pendamping PIA. Keterlibatan sebagai putra-putri altar meliputi Putra-putri Altar,
komunitas PA dan keterlibatan dalam PA.
BAB III memaparkan penelitian berkaitan dengan jenis penelitian, desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, teknik dan instrumen
pengumpulan data, uji persyaratan analisis dan hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB IV memaparkan tentang hasil penelitian, hasil studi dokumen dan
pembahasan penulis berdasarkan hasil penelitian.
BAB V kesimpulan penulisan yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. PENDAMPINGAN IMAN ANAK
Anak merupakan masa depan Gereja, hidup Gereja masa depan terletak
dalam gengaman mereka, maka anak-anak memerlukan bimbingan untuk
menghantarkan mereka pada cita-cita Gereja masa depan dan hal ini mendapatkan
bagiannya dalam bentuk suatu pendampingan, pendampingan iman anak adalah
bentuk pendampingan iman yang diberikan dengan pengajaran yang sesuai
dengan usia anak dan pendampingan dilaksanakan bersama dengan teman-teman
sebaya mereka. Dalam pendampingan iman anak terdapat beberapa aspek yang
perlu diketahui yakni pengertian PIA, tujuan PIA, subyek PIA, karakteristik anak
usia PIA, kegiatan anak dalam PIA dan fungsi dari kegiatan yang ada dalam PIA.
1. Pengertian PIA
Pendampingan Iman Anak atau yang disebut dengan PIA adalah sebutan
yang dipakai untuk menyebut sekolah minggu, beragam sebutan yang sering
terdengar selain pendampingan iman anak. Bina iman anak katolik (BIAK) di
keuskupan Surabaya salah satunya, hal ini penulis ketahui pada saat mendampingi
BIAK di Paroki Roh Kudus tempat Karya Bakti Paroki selain itu Bagiyowinadi
(2009: 29) membenarkan hal tersebut bahwa keuskupan Surabaya memang
menggunakan istilah BIAK untuk menyebutkan sekolah minggunya, selain BIAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ternyata pendampingan iman anak di Keuskupan Jakarta memiliki sebutan
Sekolah Bina Iman (SBI).
Menurut Suhardiyanto (2011: 1) dalam diktat kuliah menyatakan bahwa
pendampingan iman anak adalah “istilah teknis yang dipakai Keuskupan Agung
Semarang untuk menyebut sekolah minggu”. Melalui beragam istilah yang
penulis dapatkan tentang sekolah minggu atau pendampingan iman anak maka
dapat disimpulkan bahwa PIA adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mewujudkan cita-cita Gereja dengan cara mendekatkan anak-anak pada Tuhan
sang Pencipta dengan menanamkan, membimbing, menumbuhkan serta
mengembangkan iman anak melalui pendampingan sebagai pelengkap
pendampingan dari orangtua di rumah dan pendidikan Agama Katolik di sekolah
kekhasan dalam PIA adalah anak belajar mengenai hidup menggereja di luar
kurikulum sekolah dan mengenalnya bersama dengan teman-teman seusia
mereka.
2. Tujuan PIA
Tujuan utama dari PIA yaitu anak-anak peserta PIA diharapkan memiliki
sikap dan wawasan iman kristiani, bangga atas imannya dan mampu
mengungkapkan imannya serta dapat mewujudkan imannya sesuai dengan usia
mereka (Diktat mata kuliah PIA, Suhardiyanto 2011: 4). Dalam PIA anak-anak
dibantu untuk memperkembangkan iman mereka dan dilatih untuk menghayati
kebersamaan sebagai Gereja atau persekutuan umat Allah (KWI 2011: 33).
Seperti yang kita ketahui bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, (Yak 2: 14-26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
maka anak perlu mendapat wawasan iman kristiani melalui pengarahan dalam
kegiatan PIA, anak dibantu untuk mengenal keterlibatan dalam hidup menggereja
salah satunya pengenalan akan semangat pelayananan dan diwujudkan dalam
sikap kristiani yakni melayani Tuhan sesuai dengan usia mereka agar iman
mereka sebagai umat Allah dapat berkembang, baik dalam sikap dan tindakan
mereka sebagai anak-anak Allah.
Dalam membangun sikap dan wawasan iman kristiani, anak-anak perlu
didampingi untuk mengetahui imannya salah satunya melalui sharing pengalaman
iman dengan cara-cara sederhana yang disukai oleh anak-anak. Pendampingan
hendaknya masuk melalui pintu mereka yakni sebagai pendamping mampu
mengenal dunia anak dan berbicara, memberikan teladan maupun meteri dengan
sederhana, sesuai dengan karakteristik anak, dan keluar melalui pintu kita. Dalam
menggungkapkan dan mewujudkan imannya, anak perlu didampingi untuk
berdoa, mengikuti Perayaan Ekaristi dan mengikuti doa lingkungan sebagai wujud
ungkapan iman mereka dan sebagai perwujudan iman anak, anak perlu diberi
teladan dan pengertian untuk belajar dengan baik, membantu orangtua dan
menolong sesama. Anak juga perlu diberi pendampingan untuk memperkenalkan
hidup menggereja, mulai dari kegiatan-kegiatan yang ada di lingkup lingkungan,
wilayah maupun paroki, mengenal alat-alat liturgi, sikap-sikap liturgi dan para
petugas dalam liturgi khususnya pada saat Ekaristi.
Dalam Bagiyowinadi (2009: 115) mengingatkan bahwa pendampingan
iman anak bukan melulu soal penyampaian Alkitab secara kognitif melainkan soal
komunikasi iman yang melahirkan suasana gembira, berkumpul bersama, terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bergembira karena mendengarkan sabda Tuhan dan kemudian pulang membawa
tugas perutusan dari Tuhan, mengajar anak semakin terlibat dalam dinamika
hidup menggereja karena anak adalah masa depan Gereja, maka anak butuh
terlibat dalam hidup menggereja sehingga Gereja menjadi milik bagi mereka,
pendampingan juga membimbing anak-anak untuk semakin memahami dan
mengalami masa Adven, masa Natal, Bulan Kitab suci Nasional, bulan maria dan
seputaran tahun liturgi dengan kemasan yang khas dan dirayakan bersama teman-
teman seusia mereka.
Prasetya (2008: 21-22) menyatakan kalau anak-anak berkembang dalam
iman dan kepribadiannya, maka anak-anak diharapkan dapat menjadi pribadi yang
matang serta beriman dewasa dan mendalam dan menjadi orang katolik yang
militan sehingga dapat diandalkan untuk menghidupi dan mengembangkan Gereja
masa depan. Anak merupakan harapan Gereja masa depan, dengan begitu baik
bila dalam pendampingan diperkenalkan tentang kehidupan menggereja, agar
dalam mengembangkan iman dan sikap Kristiani anak memiliki pandangan dan
cita-cita untuk Gereja sehingga Gereja menjadi milik mereka karena mereka
termasuk dalam anggota Gereja.
Sugiarti dalam diktat PIA (1999: 17) menambahkan tujuan PIA dalam
upaya membantu orangtua dalam mendidik anak yaitu ingin membantu orangtua
kristiani dalam usaha mendampingi anak-anak yang sedang berkembang menuju
ke masa remaja, di dalam iman dan di dalam kepribadian mereka. Dari tujuan PIA
tersebut kata membantu merupakan kata kunci utama bahwa kegiatan PIA
bertujuan untuk membantu orangtua dalam pendidikan iman mereka. Orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adalah pendidik yang utama dan pertama, agar tujuan pendampingan ini tercapai
berarti sangat diperlukan kerjasama yang baik antara pendamping, anak-anak dan
orangtua anak. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan PIA
adalah membantu orangtua mengenalkan iman dan sikap kristiani agar anak
bangga akan imannya sehingga anak nantinya dapat menggembangkan Gereja
dalam iman dan tindakan nyata sebagai rekan kerja Allah dalam pelayanan yang
mengembangkan Gereja di masa depan sehingga anak-anak perlu diperkenalkan
tentang kegiatan-kegiatan hidup menggereja salah satu yang sesuai dengan usia
mereka setelah PIA adalah menjadi Putra-putri Altar sehingga anak dapat ambil
bagian dalam bentuk pelayanan tersebut.
3. Subyek dalam PIA
a. Anak merupakan subyek utama dalam PIA
Subyek dalam Pendampingan iman anak di Gereja Indonesia adalah
anak-anak yang berusia 1-12 tahun merekalah subyek pendampingan iman anak
hal ini dibenarkan oleh Arah Dasar Pembinaaan Anak Gereja Katolik Indonesia
2006-2016 dalam Bagiyowinadi (2009: 195) yang menyatakan bahwa anak
sebagai pribadi yang berharga dan unik berhak mendapatkan pembinaan dan yang
dimaksud dengan anak adalah berusia dini dan usia sekolah dasar (1-12 tahun)
selain itu ditegaskan pula dalam CT. (1979: 40) Paus Yohanes Paulus II
menegaskan bahwa anak-anak yang telah menerima baptisan bayi pun adalah
sasaran katekese terlebih untuk melengkapi proses inisiasi dan benih iman dalam
pembaptisan itu makin bertumbuh kembang dan berbuah dalam kesaksian hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan cara pendampingan (art.37), anak dikenalkan dengan kegiatan-kegiatan
hidup menggereja sehingga buahnya dapat dilihat dari bentuk pelayanan mereka
kepada Tuhan melalui Gereja-Nya, karena anak adalah masa depan Gereja.
Dalam CT art.36 juga dijelaskan bahwa anak-anak wajib diberikan unsur
katekese yang pertama dan utama yakni dari orangtua dan lingkungan mereka,
orangtua wajib mengenalkan pokok-pokok dasar iman kristiani melalui doa dan
membaca sabda Tuhan. Keuskupan Agung Semarang membagi pendampingan
tersebut dalam formatio iman berjenjang menjadi 6 tahap (Dewan Karya Pastoral
2014: 41) yakni:
1) Pendampingan Iman Anak Usia Dini (PIUD) anak usia 0-5 tahun
2) Pendampingan Iman Anak (PIA) anak usia 6-10 tahun
3) Pendampingan Iman Remaja (PIR) dengan usia anak remaja 11-14 tahun
4) Pendampingan Iman Orang Muda (PIOM atau OMK) usia 15-35 tahun
5) Pendampingan Iman Orang Dewasa (PIOD) usia 36-60 tahun
6) Pendampingan Iman Usia Lanjut (PIUL) usia 61 tahun ke atas
Dengan demikian anak yang berusia 0-5 tahun diberikan pendampingan
khusus dari orangtua mereka atau melalui pendampingan iman di Gereja (jika
ada), didukung melalui lingkungan hidup dan bimbingan dari orangtua. Paroki
Marganingsih Kalasan merupakan salah satu anggota keuskupan Agung
Semarang. Maka usia dalam PIA yang dimaksud oleh penulis di sini adalah anak
yang usia 6-10 tahun. Usia 10 tahun adalah usia akhir mereka ingin ikut dan
senang bergabung dalam PIA karena saat kelas 4 SD biasanya anak yang berusia
10 tahun ke atas mengikuti pendampingan komuni pertama, hal ini dibenarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
oleh Bagiyowinadi (2009: 29) “pendampingan iman anak yakni pembinaan iman
bagi anak-anak katolik (sampai usia menerima komuni pertama) dalam suasana
gembira.
b. Orangtua sebagai Pendidik yang Utama
Orangtua yang memiliki anak dalam usia tesebut (6-10 tahun) juga
menjadi sasaran dalam pendampingan, karena orangtua merupakan pendidik yang
utama dan pertama maka dibutuhkan peran dari orangtua untuk mengenalkan anak
pada kegiatan PIA, menghantar, mengingatkan maupun mendampingi anak-anak
selama proses pendampingan. Orangtua juga merupakan pendamping yang
pertama dan utama sehingga dibutuhkan perhatian dari orangtua untuk
memperkenalkan iman kristiani kepada anak. Orangtua hendaknya menjadi
pendukung bukan penghambat dalam pendampingan, maka diperlukan juga
pengertian dari orangtua untuk mengikuti pendampingan iman anak.
Dalam dokumen tentang pendidikan kristen, GE (art.3) menuliskan
bahwa orangtua terikat kewajiban untuk mendidik anak-anak mereka karena
orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama maka bentuk kerjasama
yang dapat ditawarkan adalah dengan cara memotivasi anak-anak dalam
pendampingan iman anak, mengadakan pertemuan dengan orangtua anak-anak
untuk mendengarkan masukkan mereka dan menyampaikan kebutuhan dalam
pendampingan, mengajak orangtua juga ikut melibatkan diri dalam pelayanan ini
(Bagiyowinadi 2009: 179-180). Orangtua tetap menjadi panutan bagi anak-
anaknya terlebih untuk anak-anak di jaman sekarang, mereka membutuhkan
teladan daripada kata-kata. Maka keteladanan orangtua terlibat dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menggereja membuat anak semakin mengenal Gereja dan ingin ikut serta pula
dalam kegiatan Gereja terlebih dalam bidang liturgi. Anak belajar dari melihat dan
meniru maka penting memperkenalkan hidup menggereja dengan bimbingan
orangtua. Dalam KHK kanon 1055 alinea pertama menyebutkan bahwa:
Perjanjian perkawinan, dengannya seorang laki-laki dan seorang
perempuan membentuk antara mereka persekutuan seluruh hidup yang
menuntut ciri kodratnya terarah pada kesejahteraan suami istri serta
kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis, oleh
Kristus diangkat ke martabat sakramen.
Dari pernyataan tersebut nampak jelas bahwa orangtua
bertanggungjawab dalam urusan pendewasaan iman anak. Anak merupakan
karunia yang diberikan kepada sepasang suami-istri untuk menyadari tugas
mereka sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Boli Kotan dalam
Praedicamus (2010: 52) memberi ketegasan yang perlu disadari oleh orangtua
bahwa iman anak pertama-tama berkembang dalam keluarga melalui pengajaran
dan teladan dari orangtua dan anggota keluarganya.
c. Pendamping sebagai Mitra Kerja
Pendamping yang menjadi sasaran di sini tentu pendamping yang mampu
mensyukuri anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepadanya, tentunya mereka
yang bersedia mengenali, mengakuinya kemudian mengembangkannya. Dalam
Injil Mat. 25: 29 “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga
yang ada padanya akan diambil dari padanya.” Tampak bahwa barangsiapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mempunyai kemauan memanfaatkan potensi yang diberikan Tuhan maka Tuhan
akan menambahkan berbagai hal kepadanya (Bagiyowinadi 2009: 83).
Tugas pendamping yakni mendampingi anak-anak dalam tim, karena
dalam Luk. 10:1 Yesus menunjuk tujuh puluh murid untuk pergi berdua-dua.
“Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu
mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang
hendak dikunjungi-Nya.” Mengapa berdua-dua? Bagiyowinadi (2009: 162)
menuliskan bahwa bila seseorang bekerja seorang diri apabila berhasil akan
cenderung menjadi sombong, bila gagal akan mudah putus asa. Justru dengan
adanya rekan dapat saling melengkapi, meneguhkan, menghibur dan menguatkan
dalam pelayanan. Setiap anggota tim kerja mempunyai peran dan berharga di
mata Tuhan. Dalam Yoh. 15:16a “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu.” Tuhan sendirilah yang memilih saya dan Anda untuk
menjadi pelayan Tuhan dalam mendampingi anak-anak, sebagai rekan kerja-Nya
untuk mengenalkan dan mendekatkan anak-anak kepada Tuhan hal ini dapat
terwujud bila pendamping juga mengalami cinta kasih Tuhan sendiri, sehingga
tidak hanya mewartakan apa yang tidak diketahui melainkan menjadi milik dan
dapat mengkomunikasikannya kepada anak-anak.
Pendamping hendaknya mampu mendukung kegiatan PIA, melaksanakan
kegiatan PIA dan mampu mendampingi calon pendamping PIA sebagai
regenerasi. Pendamping PIA juga sedapat mungkin terlibat dalam kegiatan hidup
menggereja dan ikut serta dalam kegiatan menggereja sehingga tidak hanya
mewartakaan apa yang tidak di ketahui tetapi mengalami Tuhan melalui kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
hidup menggereja, hal ini dapat menjadi panutan bagi anak-anak untuk terlibat
juga dalam kegiatan menggereja, sehingga mereka mempunyai impian untuk
melayani Tuhan.
4. Karakteristik Anak dalam PIA
Batasan usia PIA seperti yang telah disepakati di atas adalah anak yang
berusia 6-10 tahun, maka untuk mengetahui proses perkembangan minat
beragama pada anak dalam usia PIA tersebut, penulis membaginya sebagai
berikut:
a. Minat Beragama Anak Menurut Hurlock
Minat beragama biasanya timbul karena dorongan dan kasih sayang dari
keluaraga yang mendukung dan memberikan teladan untuk berdoa maupun ke
gereja. Selain orangtua sekolah dan pendampingan dalam pendampingan iman
anak juga berperan dalam meningkatkan minat anak dalam beragama. Hurlock
(1978: 132) menyebutkan bahwa agama mengandung dua unsur yaitu keyakinan
dan tata cara. Keduanya berbeda dan menjamin minat tersendiri bagi anak tidak
berarti bahwa minat terhadap kedua unsur akan sama.
Bagi anak yang masuk pada masa awal kanak-kanak, Hurlock
menyebutkan bahwa anak-anak menyukai agama karena tata cara atau upacara
keagamaannya yang menarik. Jadi bagi anak yang masuk pada masa awal kanak-
kanak minat adalah gabungan rasa hormat dan rasa ingin tahu. Untuk membuat
anak kecil mengerti tentang agama, konsep keagamaan yang diajarkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bahasa sehari-hari dan dengan contoh kehidupan sehari-hari. Anak diajarkan
dengan konsep konkret dan realistis. Hurlock (1990: 127) menambahkan bahwa
konsep beragama anak adalah realistik, yaitu anak menafsirkan apa yang
didengar, dilihat sesuai dengan apa yang sudah diketahui. Awal pada masa kanak-
kanak disebut dengan tahap dongeng karena anak menerima semua keyakinan
dengan unsur yang tidak nyata.
Pada akhir masa kanak-kanak yakni usia antara 6-10 tahun, anak
menganggap kegiatan menggereja mulai mirip dengan kegiatan sekolah, dan
merupakan suatu kewajiban, atau suatu keharusan. Pada anak berusia ini lebih
suka perkumpulan di gereja, piknik, perayaan hari besar dan berwisata. Minat
mereka beragama bersifat sosial. Anak yang berusia di bawah 8 tahun memiliki
keyakinan bahwa berdoa merupakan cara berbicara dengan Tuhan, namun ketika
bertambahnya usia minat anak pada keyakinan berkurang mereka merasa bahwa
sebagian doanya tidak dikabulkan. Pada usia ini anak juga sering berdiskusi
maupun tanya-jawab seputar agama bersama dengan teman sebayanya. Mereka
lebih dibingungkan oleh kenyataan perbedaan-perbedaan konsep yang didapatkan
di sekolah.
b. Minat Beragama Menurut Fowler
Fowler dalam bukunya (Agus Clemers 1995: 28-29) menyebutkan bahwa
anak usia 3-7 tahun masuk dalam tahap pertama yakni tahap Intuitive-Projective
Faith yakni tahap anak mengalami dunia gambaran dan daya imajinasi yang bebas
karena belum dikontrol oleh pikiran logis. Maka pengalaman anak bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
episodis dan kesan-kesan kongkret indrawi-emosional senantiasa berubah, maka
dalam proses pendampingan penting adanya simbolisasi, bahasa, cerita, gerak
maupun isyarat. Pada tahap ini membuka kepekaan anak terhadap dunia misteri
dan Yang Ilahi serta tanda-tanda nyata kekuasaan-Nya. Dunia gambaran dan
imajinasi ini menguasai seluruh hidup kognitif dan afektif yang mendasari pola
kepercayaan anak.
Tahap kedua yakni tahap Mithic-literal faith yakni tahap anak usia 7-12
tahun. Pada tahap ini, operasi logis anak masih bersifat konkret, tetapi sudah
memungkinkan daya pikir logis menggunakan kategori sebab-akibat, ruang dan
waktu. Ceritalah yang menjadi sarana utama anak untuk mengumpulkan berbagai
arti dan keterkaitan hal satu dengan hal yang lainnya dan untuk membentuk
pendapatnya.
5. Kegiatan dalam PIA
Setelah mengetahui karakteristik perkembangan iman anak usia 6-10
tahun, maka perlu untuk menyusun kegiatan yang dapat membantu anak untuk
memperkembangkan imannya. Prasetya (2008: 24) mempunyai pandangan bahwa
kegiatan dalam PIA adalah tempat untuk pembinaan iman untuk anak-anak dan
bukan satu-satunya, melalui kegiatan PIA ini anak diajak untuk mengembangkan
kepribadian secara bertahap dan bertanggungjawab, untuk itu perlu disiapkan dan
dilakukan secara terencana, sistematis dan metodis, dengan harapan anak dapat
mengerti dan meyakini imannya, anak tahu kepada siapa harus beriman, mampu
mengungkapkan imannya, mampu merayakan imannya, mampu menampilkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan hidupnya secara baik. Hal ini juga didukung oleh Bagiyowinadi (2009: 85-95)
yang menyoroti persiapan PIA agar menarik diantaranya dibutuhkan perencanaan
atau persiapan, bahan pertemuan, langkah-langkah serta metode untuk kegiatan
PIA
a. Kegiatan PIA Dilaksanakan Secara Terencana
Kegiatan PIA yang dilaksanakan secara terencana dapat dilihat dalam
satuan pendampingan yang digagas dalam mata kuliah PIA. Dalam bukunya
Minggu Gembira Amin Susanto (2008: 17-18) menyatakan bahwa pertemuan
yang telah direncanakan berdasarkan proses pengalaman hidup dalam terang
iman, tampak dalam:
1) Tema:
Tema adalah batasan pertemuan yang memberi gambaran bagi pendamping
tentang ruang lingkup iman yang akan dibahas. Tema yang ditawarkan yakni
berharga dihadapan Tuhan, berharga bagi jemaat, berharga bagi masyarakat dan
dunia.
2) Renungan Pendamping:
Kesaksian hidup dari pendamping yang merupakan hal penting dalam katekese.
Perlu disajikan pertanyaan refleksi tentang tema yang disajikan pada bagian
renungan pendamping. Bagiyowinadi (2009: 86-87) menyoroti tentang metode
yang digunakan Yesus untuk membuka mata hati umat-Nya tentang Kerajaan
Allah yakni melalui perumpamaan, pengalaman hidup sehari-hari, melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perbandingan dan alat peraga. Dari pengajaran Yesus tersebut maka hendaknya
pendamping juga mampu memberikan renungan yang sesuai dengan hidup anak.
3) Tujuan:
Tujuan meliputi segi iman yang akan dicapai dalam suatu pertemuan. Terdapat
tiga aspek tujuan yang akan dicapai (Bagiyowinadi 2009: 90) yakni kognitif,
afektif dan psikomotorik.
4) Sumber Bahan:
Merupakan sumber-sumber yang dipakai dalam pembelajaran tertentu misalnya
Kitab suci atau dokumen Gereja.
5) Sarana dan alat:
Perlengkapan yang dapat mendukung pertemuan menjadi semakin hidup dan
mengena. Misalnya teks Kitab suci, blangko isian, teks lagu dan sebagainya.
6) Doa atau lagu pembukaan dan penutup:
Penting bagi pendamping bahwa setiap pertemuan yang direncanakan merupakan
perjumpaan umat beriman. Kesadaran hadir umat dapat diungkapkan melalui doa
pembukaan dan doa penutup dapat menggunakan lagu yang sesuai dengan
kemampuan anak-anak.
7) Menyadari pengalaman:
Menyadari pengalaman merupakan unsur pokok dari suatu pendampingan yaitu
dengn cara menggali, mendalami, memperluas pengalaman konkret sehari-hari
yang mungkin dibicarakan dan sesuai dengan tema pertemuan. Hal yang paling
pokok dalam menyadari pengalaman hidup adalah menyadari pengalaman hidup
sehari-hari yang sesuai dengan tema melalui cerita, gambar, foto atau tanya jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Bagiyowinadi (2009: 91) menambahkan bahwa “pengalaman anak dapat digali
melalui aneka sarana dan pengalaman anak yang mirip dengan sarana yang
diberikan dalam pendampingan dapat ditemukan dan disharingkan bersama”.
8) Mendengarkan Sabda Allah:
Langkah ini merupakan unsur pokok dalam proses pertemuan. Pertemuan
mengupayakan agar lewat Kitab Suci peserta mampu menemukan pesan iman
melalui drama, cerita atau membacakan kitab suci. Pesan Kitab Suci dapat dibuat
menarik agar teringat dan dapat menjadikan pesan pewartaan bagi anak melalui
beragam bentuk kreasi dengan menghias kutipan Kitab Suci maupun dengan
menghafalkannya. Bagiyowinadi (2009: 91) menambahkan bahwa Kitab Suci
dapat dijelaskan dan diperdalam agar anak menemukan pesanya.
9) Mempertemukan pengalaman sehari-hari dengan pengalaman iman:
Pengalaman sehari-hari akan bermakna ketika mendapatkan terang iman yang
ditemukan dari Kitab Suci. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan,
menghubungkan, membandingkan pengalaman sehari-hari dengan pesan
pewartaan. Pengalaman hidup anak sehari-hari akan bermakna karena sabda
Allah. Hal ini dapat mendorong suatu aksi nyata dalam hidup sehari-hari dan
dapat dirumuskan dalam doa, maupun niat-niat hidup yang terbuka pada aksi dan
tindakan nyata. Dalam terang Injil, anak-anak dapat semakin meresapi arti
pengalamannya sehari-hari, bertobat dan menyadari kehadiran Allah.
10) Model eksploratif dan simulatif:
Model ini digunakan untuk anak-anak mendalami materi pendampingan dengan
cara merasakan sendiri, menemukan dan menyimpulkan contohnya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mengunjungi, melihat, mengamati, mendiskripsikan serta melakukan peragaan
secara langsung misalnya dalam mengikuti misa anak.
b. Kegiatan PIA Bersifat Sistematis
Kegiatan PIA yang bersifat sistematis dapat dilihat dalam pengelolaan isi
dan suasana dalam kegiatan PIA serta pengelolaan lain yakni pengelolaan awal,
pengelolaan tenggah dan pengelolaan akhir.
1) Pengelolaan isi:
Menurut Prasetya (2008: 47) pengelolaan isi menyangkut bahan (Kitab Suci,
ajaran Gereja, dokumen Gereja, hidup menggereja dan hidup memasyarakat) dan
proses dalam kegiatan pendampingan, ini lebih pada upaya pendamping untuk
menyiapkan secara bertanggungjawab.
2) Pengelolaan suasana:
Pengelolaan ini menyangkut suasana yang mau dibangun selama proses
pendampingan agar menarik dan menyenagkan bagi anak-anak. Upaya ini tidak
lepas dari penggunaan metode dan sarana yang ada, walau santai tetapi tetap
mendalam dan utuh.
3) Pengelolaan awal:
Pengelolaan ini menyangkut tempat pendampingan, orang-orang yang harus
dihubungi misalnya pengurus dewan paroki, ketua stasi maupun ketua
lingkungan, bahan yang disampaikan, catatan administrasi yang disiapkan
misalnya data peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4) Pengelolaan tengah:
Pengelolaan ini menyangkut pendamping, dengan jadwal dan tugas yang jelas dan
upaya pendampingan agar kegiatan PIA terus berjalan dan berkesinambungan
berdasarkan program kerja yang dibuat.
5) Pengelolaan lanjut:
Pengelolan menyangkut pelaksanaan pendampingan, evaluasi pendampingan.
Memonitor pendampingan meliputi suasana hati, harapan, dan motivasi anak-anak
disetiap pertemuan, serta tanggapan orangtua terhadap kegiatan ini.
c. Kegiatan PIA Bersifat Metodis
Dalam kegiatan PIA, pendamping perlu memilih metode yang menarik
agar dapat membantu memperkembangkan iman anak-anak. Hendaknya metode
yang dipilih tepat, sederhana dan menarik sehingga dekat dengan kehidupan anak
sehari-hari. Prasetya (2008: 45-46) menawarkan lima (5) metode yang sesuai
dengan usia dalam PIA berikut metode yang ditawarkan:
1) Metode Ekspresi:
Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mengekspresikan (berupa gerak,
irama, gambar dan puisi) gagasan atau ide yang telah diterima dalam pertemuan.
2) Metode Populer:
Metode ini mengajak anak untuk mendalami materi dengan aneka tehknik dan
model populer yang diminati dan dekat dengan anak-anak sehingga menjadi milik
bagi mereka seperti acara televisi, lagu yang dimodivikasi maupun permainan
dengan kuis atau dengan sarana audio-visual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3) Metode Dinamika Kelompok:
Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi dalam bentuk
aneka permainan yang menghibur namun mendidik, selain itu melatih anak untuk
bekerjasama dalam kelompok misalnya dengan permainan yang membutuhkan
kelompok atau out bond.
4) Metode naratif:
Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi melalui
cerita, baik cerita rakyat, cerita bergambar maupun fabel (cerita binatang).
6. Fungsi dari Kegiatan yang ada dalam PIA
Setelah melihat tentang kegiatan dalam Pendampingan Iman Anak maka
harapannya, anak-anak yang pernah ikut Pendampingan Iman Anak memiliki
kekhasan dalam hal imannya yakni mampu semakin mengenal dan lebih dekat
dengan Yesus Kristus, mampu menampilkan diri dan hidup secara baik, mampu
menjadi berkat bagi orangtua, teman-teman dan masyarakat di sekitarnya.
Prasetya (2008: 24) mengungkapkan target dari kegiatan PIA yakni anak
diharapkan tahu kepada siapa harus beriman, mampu mengungkapkan imannya
dalam doa, mampu merayakan imannya secara bersama. Dari pernyataan tersebut
tampak bahwa setelah mengikuti PIA anak diharapkan tidak hanya berhenti pada
PIA melainkan mampu lebih dekat dengan Yesus Kristus, berguna bagi jemaat
melalui kegiatan pelayanan gerejani, salah satu pelayanan yang mendekati usia
mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan adalah melalui komunitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mendukung mereka berkembang yakni komunitas PA yang menjadi wadah bagi
anak dan remaja untuk melayani Tuhan sesuai usia mereka dan belajar menjadi
berkat bagi sesama.
B. KETERLIBATAN PUTRA-PUTRI ALTAR
Dalam hidup menggereja baik kaum awam, religius maupun hierarki
dibutuhkan semangat untuk berpartisipasi atau terlibat dalam hidup menggereja,
terlibat berarti berpartisipasi dengan aktif dan sadar (Heuken 2005: 103) sehingga
tidak hanya tahu dan ikut-ikutan saja tetapi sadar dan aktif mengikuti kegiatan
menggereja. Ensiklik Mediator Dei (1947) membagi tiga bentuk partisipasi yakni
partisipasi batin atau penghayatan pribadi, partisipasi lahir dan partisipasi
sakramental yakni ikut menyambut komuni, maka umat yang dikatakan terlibat
dalam kegiatan menggereja berarti ikut berpartisipasi batin atau penghayatan
pribadi dalam bentuk doa-doa, partisipasi lahir yakni ikut menyanyi, menjawab
doa umat dan aklamasi, serta tampak dalam gerakan lahiriah, seperti berlutut,
mengatupkan tangan dan partisipasi sakramental yakni menyambut komuni.
Dalam KHK artikel 899 §2. Menyatakan bahwa:
Dalam perjamuan Ekaristi umat Allah dihimpun menjadi satu, dibawah
pimpinan Uskup atau pimpinan imam di bawah otoritanya, yang bertindak
sebagai pribadi Kristus (personam Christi gerere), serta semua umat lain
yang menghadirinya, entah klerus entah awam bersama-sama mengambil
bagian, masing-masing menurut caranya sendiri sesuai keberagaman
tahbisan dan tugas-tugas liturgis.
Partisipasi umat secara aktif dan sadar ternyata perlu mendapatkan
perhatian besar dari umat sendiri karena berdasarkan baptisan, umat Allah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mendapatkan hak dan kewajiban dalam tugas imam, nabi dan raja sebagai umat
kristiani (SC 14) dan umat Allah diharapkan tidak hanya menjadi umat yang pasif
melainkan ikut serta, penuh khidmat dan secara aktif (SC 18) maka dalam
perayaan liturgis dibutuhkan partisipasi kaum awam untuk menggembangkan dan
menghidupkan Gereja, karena “setiap anggota Gereja ikut serta bertanggung
jawab dalam kehidupan Gereja” (Purwatma 2014: 18) . Dalam kesempatan ini kita
akan melihat salah satu bentuk keterlibatan awam dalam hidup menggereja, yakni
sebagai PA. Brien (2005: 132) melihat bahwa banyak anak dan kaum muda
katolik yang terlibat dalam bidang liturgi Gereja dimana mereka dapat mengambil
bagian secara aktif. Menjadi PA termasuk menggambil bagian secara aktif dalam
keterlibatan liturgi Gereja. Dalam tugasnya saat Ekaristi PA berada di depan,
maka secara sadar tingkah laku mereka dilihat oleh umat kalau PA secara aktif,
sadar dan penuh dengan sikap hormat maka umat akan terbantu, sebaliknya jika
PA bertingkah laku tidak baik akan menggangu umat.
1. Putra-Putri Altar
Putra-putri Altar atau misdinar adalah anak-anak dan remaja yang mau
melayani Yesus, dokumen Gereja Redemptionis Sacramentum artikel 40
membenarkan bahwa”mereka (anggota PA) adalah bagian dari umat beriman yang
berpartisipasi aktif dalam melayani Tuhan”. Pada saat perayaan Ekaristi, Yesus
yang hadir di altar membutuhkan anak dan remaja untuk melayani Yesus dan
umat-Nya. Martasudjita (2008: 12) dalam bukunya Panduan Misdinar menuliskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
bahwa kata misdinar berasal dari bahasa Jerman: messdiner artinya pelayan Misa
Kudus, dalam bahasa Inggris altar servers berarti pelayan altar.
a. Sejarah Putra-putri Altar
Bila berbicara mengenai sejarah PA tidak terlepas dari santo Pelindung PA
yakni santo Tarsisius. Dalam kisah hidupnya memperjuangkan hosti suci inilah
yang menjadikan Gereja memiliki komunitas PA dengan semangat pelayanan.
Menurut sejarahnya dari buku seri Orang Kudus Setiawati (1989: 7-39)
mengkisahkan bahwa pertengahan abad ke-3 di daerah Roma agama Kristiani
dilarang di sana, bahkan kaisar Valerianus memerintah polisi Roma untuk
mencari orang-orang yang percaya kepada Kristus untuk ditangkap, disiksa dan
dibunuh. Meski banyak orang kristiani yang terbunuh, tetapi banyak murid-murid
Kristus yang tetap setia tidak mau mempersembahkan korban kepada para berhala
Romawi. Dalam situasi semacam itu, orang-orang kristiani hanya berani
berkumpul pada malam hari di “katakomba”(teras kuburan bawah tanah)
bentuknya gang yang panjang dari beberapa kuburan dalam satu gua. Di sanalah
orang-orang kristiani biasa melakukan Ekaristi atau Misa.
Pada waktu itu, ada seorang pemuda kristiani yang setiap pagi, sebelum
fajar menyingsing dengan riang gembira menuju ke tempat tersebut dengan
berjalan kaki melintasi lorong-lorang kota Roma untuk melayani imam
merayakan Ekaristi. Tarsisius adalah seorang muda yang penuh semangat untuk
melayani Tuhan, memang Tarsisius juga memiliki banyak teman termasuk teman-
teman yang bukan Kristiani, Suatu pagi Tarsisius mengikuti perayaan Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang dipimpin sendiri oleh imam sayangnya umat yang hadir hanya sedikit karena
sudah ditangkap dan sisanya melarikan diri ke luar kota. Selesai perayaan imam
berkeluh kesah tenang orang-orang tawanan roma yang kristiani, mereka ingin
menerima Hosti sebelum mereka meninggal, santo Tarsisius dengan senang hati
menawarkan dirinya, meskipun ibunya yang adalah seorang janda dan hanya
memiliki Tarsisius sebagai satu-satunya teman hidup beliau kurang menyetujui
keputusan anaknya, namun Ibu juga seorang katolik yang tidak hanya ingin
mementingkan dirinya sendiri maka dengan berat hati ibu Tarsisius mengijinkan
anaknya untuk menghantarkan Hosti tersebut dan karena wajah imam tidak asing
lagi bagi polisi Romawi, awalnya imam menolak karena terlalu rawan bagi
Tarsisius untuk menghantarnya tetapi Tarsisius memiliki alasan dan semangat
yang kuat, selain itu karena hari masih pagi dan belum ramai orang maka
Tarsisius berani.
Dalam perjalanannya, Ibu Tarsisius memandangi anaknya hingga
Tarsisius berjalan jauh dan kemudian Ibu berdoa di taman Zaitun doa yang sama
diucapkan Yesus saat menjelang penderitaan-Nya yakni “bukan kehendakku yang
terjadi melainkan kehendak-Mu”. Dalam perjalanannya Tarsisius bertemu dengan
teman-temannya yang belum mengenal Allah, karena kegigihannya untuk segera
samapai di penjara bertemu dengan seorang prajurit (katolik) yang hendak
membagikan komuni kepada tawanan maka Tarsisius tidak mengindahkan teman-
temannya dan segera bergegas lari, tiba-tiba batu besar dilemparkan oleh Petilius
(seorang teman Tarsisius yang belum beriman kepada Kristus) mengenai bahu
Tarsisius. Tarsisius tidak mungkin berjalan lagi karena batu besar tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
membuat tubuhnya sempoyongan, akhirnya Tarsisius mengingat pesan imam
bahwa “jangan sampai Tubuh Tuhan kita dihinakan oleh mereka yang tidak
percaya. Kalau terjadi apa-apa sambutlah sendiri” kemudian anak itu
menyambutnya sendiri. Melihat hal tersebut salah satu teman Tarsisius mencari
bantuan dan bertemu dengan Pak Kuadratus (Prajurit yang menunggu Tarsisius)
akhirnya karena tidak kuat Tarsisius meninggal sebagai martir yang
memperjuangkan Ekaristi Kudus yang diperingati setiap tahun pada tanggal 15
Agustus.
Sejarah putra-putri altar tidak lepas dari semangat santo Tarsisius yang
dengan setia melayani Tuhan dan sesama bahkan melayani Tuhan dengan senang
hati hingga Tarsisius menghembuskan nafas terakhirnya, semangat inilah yang
menjadi semangat pelayanan bagi putra-putri altar. Setelah mengetahui sejarah
santo Tarsisius baik untuk kita mengetahui perkembangan putra-putri altar, pada
zaman dahulu sebelum Konsili Vatikan II nama misdinar adalah akolit dan tugas
akolit dalam Martasudjita (2008: 13-14) termasuk dalam tugas pelayanan yang
diterimakan dengan tahbisan, tetapi namanya tahbisan rendah. Paus Paulus VI
meniadakan tahbisan rendah bagi para calon imam, namun diganti dengan
pelantikan. Frater-frater yang dilantik menjadi akolit itulah para misdinar atau
putra altar yang boleh melayani Paus dalam Ekaristi, tetapi karena jumlah frater-
frater akolit itu tidak banyak sementara kebutuhan pelayanan tersebar di berbagai
tempat, maka anak dan remaja diperkenankan menjadi putra-putri altar hingga
saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Tugas Putra-Putri Altar
Putra-putri Altar termasuk dalam anggota umat beriman pilihan Allah.
Dalam PUMR (2002: 63) art.95 “tugas umat beriman yang merayakan Misa
merupakan umat kudus, yang dipilih Allah dan dianugerahi martabat imam, nabi
dan raja. Mereka berkumpul untuk mengucap syukur dan mempersembahkan
kurban murni kepada Allah tidak hanya melalui perantaraan tangan imam,
melainkan bersama dengan imam mereka belajar mempersembahkan diri”. Maka
hendaknya, mereka menjauhkan segala sikap mementingkan diri sendiri dan
menghindarkan perpecahan.
Dalam liturgi Gereja yang didapatkan dari pendampingan iman anak, kita
mengenal macam-macam pelayan khusus. Ada pelayan yang menjalankan
tugasnya berdasarkan tahbisan seperti diakon, imam, uskup, paus. Tetapi ada juga
pelayan tak tertahbis. Pelayan tak tertahbis mengemban tugas khusus berdasarkan
imamat rajawi yang mereka terima pada saat pembaptisan. Pelayan tak tertahbis
itu antara lain pemimpin koor, pembawa bahan persembahan, PA dan lektor.
Dalam PUMR (2002: 63) art. 98 menyebutkan PA dilantik untuk
melayani altar dan membantu imam serta diakon. Tugas utama ialah menyiapkan
altar dan bejana-bejana kudus. Kalau diperlukan, komuni kepada umat sebagai
pelayanan tak lazim. Dalam PUMR (2002: 87-88) artikel 187-193 dijelaskan
beragam tugas PA yang dapat terjadi dilaksanakan dalam waktu yang sama maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dibutuhkan pembagian tugas antar anggota PA. Tugas putra-putri altar dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1: Tugas Putra-putri Altar
Urutan Ekaristi Makna Tugas Putra-putri Altar
Ritus pembuka Tuhan hadir di
tengah-tengah umat
(bdk. Mat. 18:20)
Tugas PA di sini adalah berjalan
bersama imam dan petugas lain dalam
perarakan, membawa serta peralatan
liturgis. Sesampainya di depan
mezbah PA juga berlutut atau hormat
di hadapan Tuhan, sebagai tanda
penghormatan kepada Tuhan.
Liturgi Sabda Tuhan hadir
melalui sabda-Nya
Pada saat petugas Mazmur
menyanyikan mazmur, putra altar
petugas pembawa wiruk dan lilin
menuju ke sangkristi untuk
mengambil wiruk yang berfungsi
untuk pendupaan mimbar dan Injil
sedang petugas pembawa lilin
bertugas mengiringi imam membaca
bacaan injil di mimbar sabda.
PA memiliki tugas aktif yakni
mendengarkan sabda Tuhan dan ikut
mendaraskan mazmur, karena PA
menjadi teladan bagi umat.
Liturgi Ekaristi Tuhan hadir secara
sakramental
melalui roti dan
anggur
PA bertugas menjemput persembahan,
sedang pada saat perayaan Ekaristi
khusus atau hari raya tertentu petugas
wiruk tidak ikut menjemput
persembahan, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menghantarkan persembahan kepada
imam Setelah menghantar petugas
persembahan ke depan altar, PA
meletakkan bahan-bahan persembahan
pada tempatnya dan petugas yang
bertugas melayani imam untuk
mencuci tangan imam dan pendupaan
siap di dekat altar untuk melayani
imam, dalam PUMR artikel 190
“menyatakan bahwa kalau diadakan
pendupaan, PA membuka pendupaan
bagi imam dan mendampingi imam
ketika mendupai bahan persembahan,
salib dan altar kemudian PA mendupai
imam dan umat”.
Dalam Doa Syukur Agung PA
bertugas untuk mendupai (bila
diadakan pendupaan) dan bertugas
membunyikan lonceng saat
konsekrasi, pada saat doa Bapa Kami,
petugas pembawa wiruk
mengembalikan wiruk ke sangkristi
kemudian kembali ke altar.
Pada saat komuni, biasanya PA
mendampingi imam atau prodiakon
petugas pembagi komuni kepada umat
dengan membawa membawa lilin
pada saat hari raya atau saat khusus.
Ritus penutup Tuhan mengutus Pada saat ritus penutup PA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
umat-Nya dan
menyertainya
hingga akhir zaman
(bdk.Mat. 28:20 )
memberikan penghormatan di altar
bersama dengan petugas Ekaristi yang
lain dan imam kemudian berjalan
beriringan mengantar imam kembali
ke sangkristi. PUMR artikel 193
menyebutkan bahwa “sesudah Misa
selesai, PA dan para pelayan lain
kembali ke sangkristi dan berarak
seperti pada urutan saat masuk”.
2. Komunitas Putra-putri Altar
a. Pengertian Tentang Komunitas
Dalam konteksnya, komunitas di sini berarti komunitas gerejawi yang
mempunyai peran dalam hidup menggereja, Bernard (2012: 4) memberikan
penjelasan bahwa komunitas dalam arti gerejawi adalah paguyuban, organisasi
dan perkumpulan yang didasarkan dari communio. Communio sendiri dipandang
dari sudut gerejawi berarti ikatan dari persaudaraan manusia karena menjadi
bagian dari keluarga Allah. Allah sendiri yang berinisiatif mempersatukan umat-
Nya dalam persekutuan dengan-Nya. Sebuah organisasi dinyatakan sebagai
komunitas bila memiliki empat karakteristik communio yakni: bertekun dalam
pengajaran para rasul, hidup dalam persaudaraan, memecahkan Roti dan bertekun
dalam doa (Balun 2012: 44-47).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Kegiatan Putra-Putri Altar dalam komunitas
Dalam bentuk keterlibatannya sebagai anggota Gereja, PA sebagai
bagian dalam umat Allah memiliki peranan yang khas dalam hidup menggereja
maka dibutuhkan komunitas PA sebagai organisasi berdasarkan ikatan
persaudaraan di dalam Kristus. Adapun kegiatan-kegiatan dalam komunitas PA
antara lain:
1) Berkumpul bersama:
Keteladanan yang diberikan oleh para rasul kepada umat Allah adalah
berkumpul bersama dan saling membantu, komunitas PA memiliki waktu untuk
berkumpul bersama, “mereka disatukan oleh kemauan dan keterbukaan untuk
mendengarkan injil sebab injil kekuatan Allah bagi keselamatan umat beriman”
(Balun 2012: 45), sehingga injil menjadi dasar semangat pelayanan mereka.
2) Hidup bersaudara:
Dalam komunitas dibutuhkan hidup bersaudara antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain, sharing iman dalam pengalaman iman Kristiani
didasarkan tentang hidup, misi, kematian dan kebangkitan Yesus yang
mempersatukan umat kristiani, intinya mereka saling berbagi (Balun 2012: 45),
dalam komunitas PA anggota PA saling berbagi dan saling menguatkan dalam
duka dan suka, jatuh - bangun mengikuti Yesus. Hidup bersama dinyatakan dalam
cinta kasih, keadilan dan komitmen bersama (Balun 2012: 46) dan hal inilah yang
menguatkan komunitas PA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3) Mengikuti Ibadat atau perayaan Ekaristi bersama:
Sebagai pelayan Tuhan, PA memiliki tugas dan kegiatan bersama pada
saat perayaan Ekaristi dan anggota saling membantu dalam suasana kekeluargaan
demi tercapainya perayaan yang hikmat dan kelancaran dalam bertugas, maka
anggota komunitas PA saling mengisi dan melengkapi dalam tugas dan ibadat
mereka, baik tugas di Gereja maupun saat retret bersama anggota PA. Dalam
kegiatan PA biasanya dibuka dengan ibadat bersama dan saat momen tertentu
mengadakan perayaan Ekaristi bersama.
4) Bertekun dalam doa :
Dalam komunitas PA, semua kegiatan diawali dan diakhiri dengan doa,
dengan Tujuan supaya Tuhan selalu menyertai dan hadir dalam kegiatan
komunitas PA, semangat berdoa inilah yang menjadikan masing-masing anggota
PA melaksanakan tugas mereka dengan percaya dan rendah hati. Dalam Kis. 2: 42
berbunyi: “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” maka hidup
doa ini menjadi salah satu ciri komunitas jemaat perdana yang dilanjutkan dalam
komunitas PA.
c. Struktur kepengurusan dalam komunitas Putra-putri Altar
PA membutuhkan organisasi untuk para anggotanya berkumpul, belajar
dan saling melengkapi satu sama lain. Sebagai mahluk sosial khususnya anak dan
remaja, mereka memerlukan wadah untuk berkumpul dengan teman-teman
sesama PA sehingga terjalin kebersamaan dan kekompakan dalam komunitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tersebut. Dalam organisasi tentu ada pengurusnya untuk mempermudah
pembagian tugas dalam PA. Selain pengurus, PA juga membutuhkan pendamping
adapun peran mereka tampak sebagai berikut:
1) Koordinator atau Ketua:
Prasetya (2008: 20) yang menyatakan bahwa dalam tim kerja misdinar
dibutuhkan koordiantor atau ketua maka Gabriel (1997: 20) melengkapi peran
ketua atau koordinator tersebut yakni: bertanggungjawab atas nama organisasi
baik ke dalam maupun ke luar, mengkoordinasi kelancaran tugas, memimpin rapat
dan mengusahakan keharmonisan dan kekompakan semua anggota PA. Maka
dapat diketahui tugas koordinator sangat penting peranannya sehingga sangat
dibutuhkan bukan hanya yang pandai namun juga mampu bertanggungjawab
karena sadar dan aktif bahwa yang dilayani bukan hanya anggota PA melainkan
Tuhan sendiri.
2) Wakil Koordinator atau Wakil Ketua:
Peran wakil di sini juga sangat penting untuk membantu peran
koordinator, tentunya koordinator tidak dapat berjalan sendiri tanpa peran wakil
dan seksi-seksi yang lain.
3) Sekretaris:
Menjadi sekretaris berarti harus sadar akan tugasnya yakni mencatat dan
melaporkan notulis, hasil pleno dan mengurusi administrasi misalnya
undangan, absen anggota, jadwal tugas dengan sepengetahuan koordinator
maka dibutuhkan keaktifan sekretaris dalam organisasi dan pertemuan-
pertemuan PA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4) Bendahara:
Bendahara bertugas untuk mencatat uang masuk maupun keluar,
bertanggungjawab dan mengusahakan sumber dana untuk organisasi PA dengan
kegiatan - kegiatan kebersamaan yang dilakukan dengan aktif dan sadar, misalnya
dengan parkir, menjual koran bekas dan sebagainya.
5) Koordinator tugas:
Gabriel (1997: 21) menyebutnya dengan koordinator tugas di sini penulis
lebih ingin menyebutnya dengan sie liturgi atau seksi liturgi yakni mereka yang
bertanggungjawab untuk melatih anggota PA, memperkenalkan anggota PA
dengan liturgi dan bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan PA. Hal ini
sesuai dengan yang digagas oleh Prasetya (2009: 20) tim kerja yang membatu
koordinator dalam meringankan tugasnya.
6) Pembantu Umum:
Pembantu umum di sini adalah mereka yang karena kecintaannya dengan
PA biasanya kakak - kakak pengurus yang telah senior atau purna tugas mereka
mau membantu dan mau mendampingi pengurus yang baru untuk membantu
semua pekerjaan PA sehingga baik pengurus baru maupun lama dapat sama-sama
belajar saling mengevaluasi dan bertanggungjawab atas tugas bersama. Hal ini
juga didukung oleh Gabriel (1997: 21) yang menyebutnya sebagai pembantu
umum.
7) Anggota PA:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Anggota PA di sini harus mempunyai kesadaran, aktif dan penuh dalam
kegiatan-kegiatan yang ditawarkan karena sadar bahwa Tuhan sendiri yang telah
memilih mereka sehingga mereka dengan keaktifan mereka melayani Tuham
sebagai wujud ungkapan terimakasih kepada Tuhan.
Tim kerja PA sebaiknya ada dalam koordinasi tim Liturgi, dibawah
sepengetahuan pastor paroki sehingga PA memiliki pendamping, baik dari tim
liturgi sendiri maupun dari para biarawan/biarawati yang mampu bertugas
mendampingi mereka adapun peran mereka adalah mengarahkan dan
membimbing organisasi atau yang disebut oleh Gabriel (1997: 22) mereka adalah
semacam wali kelas pengurus, yang menyertai dalam pertemuan-pertemuan,
membantu bila ada kesulitan dan sebagai pengarah dalam memutuskan
pertimbangan-pertimbangan penting.
Setelah mengetahui susunan pengurus lalu bagaimana sebaiknya
pengurus dibentuk, Prasetya (2009: 21) memberikan gagasan secara eksplisit
bahwa hendaknya pengurus itu dipilih oleh anggota PA atau pengurus PA lama,
dan Pastor paroki atau Dewan Paroki yang tahu persis membutuhkan sosok seperti
apa? Hendaknya dipilih yang terbaik bagi paroki dan sesuai dengan kebutuhan
PA.
3. Keterlibatan dalam Putra-Putri Altar
Putra-putri Altar dikatakan terlibat bila hadir dalam perayaan Ekaristi
secara aktif, sadar dan penuh ikut serta dalam tiga tugas Kristus sebagai warga
Gereja (imam, nabi dan raja), masing-masing umat diberi karunia yang khas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
melaksanakan tugas tersebut. Menjadi Putra-putri Altar berarti turut serta ambil
bagian dalam tugas imamat Kristus yakni menjadi pelayan altar (imamat atau
tugas mengkuduskan). Menjadi Putra-putri Altar berati menjadi anak dan remaja
yang terlibat dalam hidup menggereja, selalu siap sedia dalam melayani Tuhan,
menjaga ketenangan saat bertugas, saling membantu dan membimbing antara
anggota Putra-putri Altar dan pendamping.
Putra-putri Altar juga mempunyai komunitas maka Putra-putri Altar juga
diharapkan terlibat dalam komunitasnya, yakni menjadi anggota komunitas yang
sadar, aktif dan penuh akan tugasnya. Martasujita (2008: 15) menyebutkan bahwa
tugas pelayanan putra-putri altar adalah panggilan dan perutusan yang istimewa
dan mulia. Mendapat tugas misdinar adalah kesempatan menjalankan amanat
Gereja yakni terlibat aktif dalam liturgi Gereja.
Dalam tugasnya sebagai putra-putri yang dipilih oleh Tuhan sendiri
untuk melayani-Nya seperti yang terdapat dalam Yoh. 15: 16 “Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya
apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”.
Allah sendiri yang telah memilih kita untuk menjadi PA maka hendaknya sebagai
anggota PA dibutuhkan kesadaran, keaktifan dan kehadiran secara penuh, untuk
juga mempersiapkan diri dan mempersiapkan tugas dengan berlatih dan
berkoordinasi dalam komunitas sehingga dapat bertugas secara baik dan benar
membantu umat untuk juga terlibat dalam perayaan dengan cara ikut menyanyi,
berdoa, dan mendengarkan sabda Tuhan, sebagai pelayan Tuhan hendaknya juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mengetahui dan melaksanakan sikap liturgi untuk membantu umat, karena setiap
sikap PA dilihat oleh umat. Sikap liturgi yang hendaknya disadari oleh PA yakni
(Martasudjita 1998: 18-30):
a. Berjalan:
Berjalan sebenarnya mau menggungkapkan hakikat umat Allah yang
sedang berziarah dan bergerak menuju tanah surgawi. PA berjalan misalnya pada
saat perarakan, namun dalam berjalan kita tidak perlu tergesa-gesa karena kita
memiliki waktu untuk Tuhan, maka berjalan sebaiknya teratur, dengan badan dan
kepala tegak, tenang dan agung.
b. Berlutut:
Berlutut adalah tanda penghormatan kita kepada Allah, berlutut memiliki
makna bahwa kita memperkecil diri dihadapan Allah. Dalam berlutut dapat
dilakukan dengan satu kaki, atau dua kaki. PA berlutut satu kaki saat perarakan
tiba dari sangkristi maupun akan kembali ke sangkristi di depan altar, mau
mengambil alat liturgi dan menggunakannya sesuai kebutuhan dalam perayaan,
berlutut dua kaki misalnya saat doa syukur agung.
c. Menundukkan Kepala dan Membungkuk:
Menundukkan kepala dan membungkuk berarti kita memberikan
penghormatan kepada yang dituakan atau yang lebih besar yaitu Allah, sebagai
tanda merendahkan diri di hadapan Allah.
d. Duduk:
Duduk adalah sikap tenang, sikap orang yang sedang memikirkan atau
mendengarkan sesuatu dengan penuh perhatian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
e. Mengatupkan Tangan:
Mengatupkan tangan dalam budaya jawa mengatupkan tangan berarti
memusatkan pikiran dari kesibukan, dalam liturgis mengatupkan tangan berarti
melambangkan perjumpaan antara Allah dan manusia, permohonan, sikap hormat
dan penyerahan diri kepada Allah.
f. Membuat Tanda Salib dan Menerima Berkat:
Tanda Salib merupakan ungkapan iman dasar akan salib Kristus yang
membawa penebusan dan keselamatan, tanda perlindungan terhadap setan.
Menerima berkat menunjuk pada menerima pelimpahan kuasa dan daya Allah
yang menyelamatkan.
g. Menepuk Dada:
Menepuk dada adalah ungkapan penyesalan, atau sebagai ungkapan
pengakuan akan ketidakpantasan dan kesalahan dosa-dosa kita. Menepuk dada
dengan tangan dilakukan saat pengakuan dosa.
h. Jabatan Tangan:
Jabatan tangan mengungkapkan penghormatan dan persaudaraan.
Biasanya dilakukan saat salam damai untuk tanda bahwa kita mau berdamai
dengan Tuhan dan sesama kita.
C. PENELITIAN YANG RELEVAN
Berdasarkan judul penulisan, penulis menemukan bahwa terdapat
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yakni mengenai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
“Pengaruh Model Pendampingan Kooperatif Tipe Student Teams Achivement
Division dalam Persiapan Komuni Pertama Terhadap Keterlibatan Anak dalam
Perayaan Ekaristi di Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu, Sleman, Yogyakarta.”
Penulisan ini diajukan oleh Anastasia Purwanti, seorang mahasiswi
Program Studi Ilmu Pendididkan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (IPPAK-USD). Latar belakang penulisan
ini adalah suburnya praktik devosi umat di sekitar perayaan Ekaristi. Dalam
Perayaan Ekaristi umat justru sibuk dengan doa devosi, Perayan Ekaristi adalah
perayaan bersama yang membutuhkan keterlibatan aktif umat sesuai dengan
bagian dan perannya masing-masing.
Dalam penulisannya, Purwanti menggunakan jenis penelitan kuantitatif
berbentuk regresi dan metode penelitian ex post facto dengan populasi anak
sejumlah 60 peserta yang merupakan 34 anak yang mengikuti persiapan komuni
pertama di stasi Pojok dan 26 anak Paroki Klepu dengan kriteria yang mendapat
model kooperatif tipe student teams achivement divisions dalam persiapan komuni
pertama dari bulan Oktober 2011- Juni 2012 dengan bentuk instrumen skala sikap
sebanyak 25 pertanyaan. Melalui skripsi ini penulis akhirnya tergerak untuk
memberikan usulan program pengembangan model pendampingan kooperatif tipe
student teams achivement divisions dalam persiapan komuni pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
D. KERANGKA PIKIR
Pada hakikatnya anak-anak dapat mengenal kegiatan hidup menggereja
melalui PIA, dengan aktif dalam mengikuti kegiatan pendampingan iman anak,
anak secara perlahan akan berkembang bukan hanya dalam hal iman melainkan
dalam sikap dan tindakan mereka dan mereka mempunyai harapan serta
keinginan untuk dapat mewujudkannya dalam terlibat aktif hidup menggereja
salah satunya sebagai Putra-putri altar, yang sangat dekat dengan usianya
sebagai pelayan Tuhan.
Putra-putri Altar adalah anak-remaja yang terpilih untuk melayani Tuhan
di altar. Dalam tugasnya sebagai putra altar, anak dan remaja perlu didampingi
agar hidup dan tingkah laku mereka sesuai dengan harapan Tuhan, karena
tugasnya sebagai pelayan Tuhan, maka mereka membutuhkan pemahaman,
pelatihan dan bimbingan untuk berkembang bersama dengan teman-teman
seusia mereka, komunitas PA sebagai salah satu tempat bagi mereka
berkembang. Pendampingan bagi putra - putri altar sangat diperlukan agar anak
dapat mengenal liturgi Gereja sehingga dapat menjalankan tugas dengan aktif,
sadar dan penuh dengan khidmat dan bertanggungjawab untuk membantu umat
dekat dengan Tuhan.
Menjadi putra - putri altar memerlukan minat atau kemauan dan didorong
oleh semangat pelayanan serta kerendahan hati. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi anak dan remaja untuk mau terlibat menjadi putra altar yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
belajar dari tugas sekolah, dari dorongan orangtua, pendampingan komuni
pertama dan melalui pendampingan iman anak.
E. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian yang akan diuji pada taraf signifikansi sebesar 5%:
1) Hipotesis alternatif (Ha): Ada pengaruh Pendampingan Iman Anak terhadap
Keterlibatan Putra - putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan.
2) Hipotesis nihil (Ho): Tidak ada pengaruh Pendampingan Iman Anak terhadap
Keterlibatan Putra - putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan.
Keterlibatan Putra-
putri Altar
Dorongan Orangtua
Tugas dari
sekolah
Pendampingan
Komuni pertama
Pendampingan
Iman Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif
berbentuk regresi. Musfiqon (2012: 56), menuliskan bahwa penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang jenis datanya bersifat angka. Data yang penulis dapatkan
berupa angka untuk menyatakan jumlah pengaruh antara variabel X yaitu
Pendampingan Iman Anak dan variabel Y adalah Keterlibatan Putra-putri Altar di
Paroki Marganingsih Kalasan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah ex post facto yakni penelitian yang
digunakan untuk meneliti suatu kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendampingan iman anak
terhadap keterlibatan anak dan remaja sebagai putra-putri altar di Paroki
Marganingsih Kalasan. Penelitian dideskripsikan atau memberikan gambaran
obyek secara kuantitatif atau berupa data yang diangkakan. Variabel X dalam
penelitian merupakan variabel bebas atau variabel independen, karena
mempengaruhi variabel Y yang merupakan veriabel terikat atau variabel
dependen, karena mendapat pengaruh dari variabel X. Desain penelitiannya
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Keterangan :
Variabel X : Pendampingan Iman Anak
Variabel Y : Keterlibatan Putra-putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Paroki Marganingsih Kalasan yang terletak
di Jalan Solo Km.13, Kalasan, Sleman. Paroki ini dipilih sebagai tempat
penelitian karena Paroki Marganingsih Kalasan, merupakan salah satu paroki
yang melibatkan anak dan remaja dalam kegiatan liturgi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari - Februari tahun 2015
sesuai dengan kebijakan dan persetujuan dari romo Paroki Marganingsih Kalasan.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian maka populasi di sini
adalah semua anggota putra-putri altar Paroki Marganingsih Kalasan.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive
sampling. Pengambilan sampel pada penelitian ini dipilih dengan cara peneliti
Variabel X Variabel Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memilih langsung subyek yang akan menjadi sampel dalam penelitian yang
berdasarkan pada tujuan penelitian (Musfiqon 2012: 96), maka yang diambil
sebagai subyek penelitian adalah putra-putri Altar paroki Marganingsih Kalasan
baik Putra-putri Altar baru maupun Putra-putri Altar lama yang pernah mengikuti
kegiatan Pendampingan Iman Anak di berbagai lingkungan paroki Marganingsih
Kalasan.
Anggota Putra-putri Altar yang pernah mengikuti Pendampingan iman anak
dipilih karena mereka pernah dan telah mengalami kegiatan pendampingan iman
anak baik di paroki maupun wilayah tempat mereka tinggal, sedang yang tidak
pernah mengikuti pendampingan iman anak tidak dipilih mereka tidak ada
pengalaman dalam menngikuti pendampingan anak, sehingga diharapkan data
yang dipilih untuk penelitian menjadi lebih valid.
Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel diambil dari anggota Putra-putri
Altar Paroki Marganingsih Kalasan yang pernah mengikuti pendampingan iman
anak berjumlah 60 sampel anak yang usia tingkatan sekolah kurang lebih sama
yakni dari SD kelas V sampai kelas VIII SMP dengan harapan masih ingat
tentang kegiatan Pendampingan Iman Anak yang pernah dialami oleh mereka.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang akan diselidiki pengaruhnya,
dalam penelitian ini adalah pendampingan iman anak. Variabel terikat adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
variabel yang muncul atau diramalkan muncul dalam hubungan fungsional
dengan variabel bebas, dalam penelitian ini adalah keterlibatan Putra-putri altar.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara penyebaran angket
(kuisioner), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,
2009: 199). Angket diberikan langsung kepada anggota putra-putri altar yang
pernah mengikuti PIA. Angket akan diisi langsung oleh anggota putra-putri altar
dan hasilnya akan diperoleh langsung.
2. Definisi Konseptual Variabel
a. Pendampingan Iman Anak adalah salah satu usaha yang ditempuh Gereja
untuk memupuk rasa memiliki pada diri anak terhadap Gereja agar anak
memiliki cita-cita untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja dan memiliki
sikap serta wawasaan iman Kristiani sehingga dapat menjadi penerus Gereja
masa depan.
b. Keterlibatan Putra-putri Altar adalah suatu keinginan dari dalam diri anak dan
remaja yang dibarengi dengan aksi nyata untuk ambil bagian melayani Tuhan,
dalam kegiatan liturgi, sosial maupun dalam komunitas PA sendiri.
3. Definisi Operasional Variabel
a. Pendampingan Iman Anak adalah kegiatan antara pendamping dan anak-anak
yang dilaksanakan secara terbimbing dan dengan perencanaan yang bertujuan
untuk mendekatkan anak dengan Yesus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Keterlibatan Putra-putri Altar adalah keikutsertaan anggota Putra-putri Altar
secara sadar, aktif dan penuh dalam hidup menggereja yang sesuai dengan
tugasnya dalam organisasi Putra-putri Altar maupun sebagai petugas liturgi
yang hadir dan melayani Yesus di altar dalam wujud Imam pada saat
perayaan Ekaristi.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat pengumpul data. Jenis instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis instrumen non tes, yaitu perbedaan
semantik. Perbedaan semantik yaitu sebuah skala yang terdiri dari beberapa
tingkat yaitu selalu – tidak pernah dan sangat setuju – tidak setuju. Cara ini dipilih
untuk mengukur pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra -
putri altar.
Instrumen berisi pertanyaan-pertanyaan antara variabel pendampingan
iman anak (X) dan variabel keterlibatan putra-putri altar (Y). Pertanyaan pada
setiap variabel berjumlah masing-masing 18 pertanyaan dengan alternatif jawaban
selalu – tidak pernah dan sangat setuju – tidak setuju dengan nilai 4, 3, 2, 1.
Tabel 2: Pilihan Jawaban dan skor
Pilihan Jawaban Skor
Selalu - Tidak pernah 4 – 1
Sangat Setuju - Tidak setuju 4 – 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3: Kisi-Kisi Instrumen Variabel Pendampingan Iman Anak
No Sub Variabel Indikator Item
Soal
No
Soal
1. Keteladanan
Pendamping PIA
- Mengarahkan anak untuk
terlibat dalam hidup
menggereja.
- Pendamping PIA dapat
menjadi fasilitator dalam
proses pendampingan.
- Pendamping menggunakan
sarana-prasarana.
- Memberikan arahan, evaluasi
atau rangkuman kegiatan
yang dilaksanakan selama
proses pendampingan.
1
4
1
3
1
2-5
6
7-9
2. Keterlibatan Anak-
anak dalam PIA
- Bergembira dan bernyanyi
bersama teman-teman.
1 10
- Sharing dalam kelompok
kecil.
1 11
- Bekerjasama dan bermain
tanpa pilih kasih.
2 12-13
3. Kegunaan Program
dalam PIA
- Terencana ada satuan
program atau acuan sendiri.
- Dapat dilaksanakan oleh
pendamping yang lain.
2
3
14-15
16-18
Jumlah total 18 18
Tabel 4: Kisi-kisi Instrumen Variabel Keterlibatan
Putra-Putri Altar dalam Tugas Liturgis
No Sub Variabel Indikator Item
soal
No
soal
1 Kehadiran secara
sadar
- Terdapat jadwal tugas
harian, mingguan maupun
jadwal perayaan Ekaristi hari
Besar.
- Punya inisiatif dalam
melaksanakan tugas
liturgisnya.
- Melaksanakan tugas sesuai
dengan perannya (misalnya:
2
1
1
1-2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sebagai pembawa lilin,
pembawa wiruk) dalam
Perayaan Ekaristi.
2 Kehadiran secara
aktif
- Mengucapkan doa-doa dalam
Perayaan Ekaristi.
- Ikut bernyanyi dalam
perayaan Ekaristi.
- Memahami sikap - sikap
liturgi yang dapat membantu
umat.
- Mengingatkan petugas lain
yang tampak lupa akan
tugasnya.
- Dapat bekerjasama dan
saling melengkapi dalam
bertugas.
1
1
1
1
1
5
6
7
8
9
3 Kehadiran secara
penuh
- Datang tepat waktu, tidak
terlambat.
- Mengikuti perayaan Ekaristi
dari awal hingga akhir.
1
1
10
11
Jumlah total 11 11
Tabel 5: Kisi-kisi Instrumen Variabel Keterlibatan
Sebagai Putra-Putri Altar dalam Komunitas
No Sub Variabel Indikator Item
soal
No
soal
1 Kehadiran secara
sadar
- Menghadiri kegiatan
komunitas PA sesuai agenda
yang ada.
- Mendukung kegiatan
komunitas.
1
1
1
2
2 Kehadiran secara aktif - Menggungkapkan pendapat
demi kepentingan bersama.
- Melaksanakan tugas yang
diberikan dalam komunitas
dengan baik.
1
1
3
4
3 Kehadiran secara
penuh
- Datang tepat waktu, tidak
terlambat.
- Menggunakan alat
komunikasi seperlunya agar
tidak terganggu.
- Tidak pulang mendahului.
1
1
1
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Jumlah total 7 7
Tabel 6: Panduan Studi Dokumen
No Aspek Skor
1 Program
Pendampingan
Tahunan
Sangat
terencana
4 3 2 1 Tidak
terencana
2 Jadwal Proses
Pendampingan
Sangat
terencana
4 3 2 1 Tidak
terencana
6. Hasil Observasi Putra-Putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan
Hasil observasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar keterlibatan
Putra-putri altar di Paroki Marganingsih Kalasan dengan indikator terlibat dalam
tugasnya sebagai putra-putri Altar dengan sadar, aktif dan penuh dan terlibat
dalam kegiatan dengan indikator terlibat dalam komunitas secara sadar, aktif dan
penuh. Observasi dilakukan saat misa mingguan (misa pagi dan siang) serta misa
harian.
7. Pengembangan Instrumen
a. Uji Coba Terpakai
Dalam penelitian ini bersifat uji coba terpakai artinya instrumen yang
digunakan langsung dipakai untuk penelitian. Peneliti hanya satu kali
menyebarkan instrumen untuk mendapatkan data penelitian. Butir instrumen yang
telah diisi oleh responden akan diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
soal yang memiliki validitas dan reliabilitas rendah tidak dipakai dalam analisis
data, sedangkan yang memenuhi syarat akan digunakan untuk menguji hipotesis.
b. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009: 172) instrumen dinyatakan valid bila dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan
suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat validitas suatu instrumen (Riduwan,
2011: 194). Instrumen dikatakan valid bila dapat mengukapkan data dari setiap
variabel dan instrumen dikatakan valid jika mempunyai validitas tinggi dan
instrumen yang tidak valid bila mempunyai validitas yang rendah. Pengujian
validitas menggunakan program SpSS 16. For windows sebagai berikut:
Tabel 7: Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1 121.7167 94.884 .434 .864
X2 121.6833 93.678 .492 .863
X3 121.6333 94.846 .468 .863
X4 121.8000 96.536 .258 .868
X5 121.5667 95.097 .488 .863
X6 121.8167 95.034 .319 .867
X7 121.8500 95.350 .383 .865
X8 121.6500 95.553 .427 .864
X9 122.1667 95.734 .242 .869
X10 121.7500 94.936 .335 .866
X11 122.3500 97.316 .131 .873
X12 121.6333 94.033 .573 .862
X13 121.5333 94.694 .580 .862
X14 121.8667 92.490 .497 .862
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
X15 121.5000 97.339 .289 .867
X16 121.4500 97.777 .286 .867
X17 121.4667 95.745 .466 .864
X18 122.4667 99.575 .013 .876
Y1 121.6167 97.630 .199 .869
Y2 121.7833 93.088 .620 .860
Y3 121.8000 93.214 .489 .862
Y4 121.5333 96.728 .283 .867
Y5 121.5333 94.558 .594 .862
Y6 121.6833 95.712 .386 .865
Y7 121.6000 96.481 .327 .866
Y8 121.9000 92.803 .480 .863
Y9 121.4667 96.050 .434 .864
Y10 121.7000 94.925 .411 .864
Y11 121.4833 95.915 .520 .864
Y12 122.6167 95.800 .210 .871
Y13 121.9833 94.288 .406 .864
Y14 122.1333 93.846 .407 .864
Y15 121.5833 94.654 .526 .863
Y16 121.7000 94.451 .412 .864
Y17 121.6333 96.406 .329 .866
Y18 121.5167 97.339 .285 .867
Tabel di atas dianalisis sebagai berikut jika r hitung lebih besar dari r tabel
berarti valid. Apabila r hitung < r tabel tidak valid. Dengan nilai N = 60 maka
Berdasarkan tabel diperoleh r tabel = 0,254 dengan demikian diperoleh hasil
kesimpulan berdasarkan tabel di atas adalah terdapat lima (5) instrumen yang
tidak valid yaitu pada item X9, X11, X 18, Y1 dan Y12 sedangkan 31 item
lainnya valid yaitu pada item X1, X2, X3, X4, X5, X6 ,X7, X8, X10, X12, X13,
X14,X15, X16,X17, Y2, Y3,Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9,Y10, Y11, Y13, Y14, Y15,
Y16, Y17 dan Y18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali akan menghasilkan hasil data yang sama (Sugiyono 2009: 173). Pengujian
reliabilitas menggunakan program SpSS 16 For Windows dengan metode alpha,
sebagai berikut:
Tabel 8: Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.869 36
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen yang dibagikan
kepada anggota Putra-putri Altar diperoleh r11 = 0, 869 dari 36 soal valid. Dapat
disimpulkan bahwa semua data yang dianalisis dengan metode alpha adalah
reliabel atau sudah baik karena r11 = 0, 869 > rtabel, dan mendekati angka 1,00
dimana jika koefisien semakin mendekati angka 1,00 maka semakin mendekati
taraf sempurna.
8. Deskripsi Data
Analisis deskriptif dilakukan untuk mendapatkan nilai rata-rata dari
variabel. Deskripsi data meliputi rata-rata (mean), standar deviasi, rentang skor
(range), skor minimun dan maximum, nilai tengah (median), nilai yang sering
muncul (modus), skor total (sum) dan frekuensi dari skala yang digunakan.
Deskripsi data berdasarkan kategori dari setiap variabel:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
a. Variabel PIA (Variabel X)
Penentuan kategori data variabel pendampingan iman anak adalah sebagai
berikut:
Rumus penentuan kategori butir :
Keterangan:
S mak : Skor Maksimal
S min : Skor minimum
N : rentang skala instrumen
1) Skor tertinggi dari variabel yang dicapai: 4 X 15 = 60
2) Skor terendah dari variabel yang dicapai: 1 X 15 = 15
3) Hasil skor tertinggi dikurangi skor terendah: 60 – 15 = 45
4) Hasil dibagi 4 sesuai dengan intervalnya: 45: 4 = 11,25
Tabel 9: Kriteria Variabel X
Kategori Interval
Sangat Baik 45,12 – 60
Baik 33,86 – 45,11
Kurang 22,6 – 33,85
Sangat kurang 11,25 – 22,5
Smak - Smin
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Variabel Keterlibatan Putra-Putri Altar (Variabel Y)
Penentuan kategori data variabel Keterlibatan Putra-putri Altar adalah
sebagai berikut:
1) Skor tertinggi dari variabel yang dicapai: 4 X 16 = 64
2) Skor terendah dari variabel yang dicapai: 1 X 16 = 16
3) Hasil skor tertinggi dikurangi skor terendah: 64 – 16 = 48
4) Hasil dibagi 4 sesuai dengan intervalnya: 48 :4 =12
Tabel 10: Kriteria Variabel Y
Kategori Interval
Sangat Baik 51 – 64
Baik 38 – 50
Kurang 25 – 37
Sangat kurang 12 – 24
9. Uji Persyaratan Analisis
Setelah menguji Validitas dan reliabilitas, maka tahap selanjutnya adalah
menguji persyaratan analisis data yang dilakukan dengan uji normalitas data, uji
linearitas data dan uji homokedastisitas data dengan regresi sederhana. Pengujian
menggunakan program SpSS 16. For windows sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data, dan uji normalitas yang menjadi syarat untuk menentukan jenis
analisis statistik selanjutnya (Riduwan, 2010: 217). Normal atau tidaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pengujian distribusi data atau nilai-nilai residual ditentukan berdasarkan grafik
normal probabiliti plot dengan program SpSS 16 For windows, pengujian diuji
dengan menggunakan data grafik distribusi yang dapat dilihat pada gambar dari
Histrogram dan Normal Probability Plot, bila sebaran data mengikuti garis linier
maka distribusi normal namun bila tidak mengikuti dan jauh dari garis linier maka
dapat dikatakan bahwa ada masalah terhadap asumsi normalitas, data dikatakan
berdistribusi normal jika titik - titik (plot) terletak di sekitar garis diagonal dan
jika dilihat lebih jauh nilai titik - titik (plot) terlihat tidak menyimpang jauh dari
garis diagonal (Budi Santosa 2005: 235). Pengujian dilakukan untuk mengetahui
perbedaan signifikan antara data yang diuji dengan data baku.
b. Uji Linearitas Regresi
Uji linearitas dilakukan untuk mengukur derajat keeratan hubungan,
memprediksi besarnya arah hubungan itu, dan meramalkan besarnya variabel
dependen itu (Riduwan, 2009: 220). Uji regresi dilakukan dengan cara model
regresi sederhana variabel X (Pendampingan Iman Anak) terhadap variabel Y
(Keterlibatan PA) dengan bantuan SpSS 16 For Windows. Uji linearitas yang
digunakan yakni untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat
dapat dilakukan dengan uji F dengan taraf signifikansi yakni sebesar 0,05.
c. Uji Homokedakstisitas
Uji homokedakstisitas untuk mengetahui keseimbangan varian antara
variabel bebas (Keterlibatan PA). Bagi Santoso, 2014: 187 uji homokedastisitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
digunakan untuk mengetahui apakah ada ketidaksamaan varians dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain, bila ternyata tetap maka hal tersebut
disebut Homokedakstisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan grafik
scaterplot, bila sebaran titik-titik tidak membentuk pola maka uji
homokedaktisitas terpenuhi. Pengujian homokedaksitas dengan bantuan program
SpSS 16 For Windows.
10. Uji Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan SpSS 16 For Windows dengan
melihat tabel signifikansi pada tabel anova dan signifikansi pada tabel coefficien
dimana bila hasil signifikansi < 0,05 maka Ha diterima Ho ditolak berarti
signifikan begitu juga sebaliknya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-putri
altar di Paroki Marganingsih Kalasan.
Ho: Tidak ada pengaruh Pendampingan iman anak terhadap keterlibatan putra-
putri altar di Paroki Marganingsih Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan disampaikan hasil penelitian yang berisi uji persyaratan
analisis yang terdiri dari uji normalitas data, uji linearitas dan uji homokedastisitas
serta hasil deskripsi data yang terdiri dari pendampingan Iman Anak dan keterlibatan
Putra-putri Altar, hasil studi dokumen, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
1. Uji Persyaratan Analisis
Uji persyaratan dilakukan dengan bantuan program SpSS 16 For Windows
dengan variabel independen (Pendampingan Iman Anak) dan variabel dependen
(keterlibatan Putra-putri Altar), uji persyaratan terdiri dari uji normalitas data yang
tampak pada tabel Normal P-P Plot, uji linearitas regresi yang tampak pada tabel
annova dan uji homokedakstisitas yang tampak pada tabel scatterplot sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data untuk mengetahui distribusi populasi dalam sebuah model
regresi. Normal atau tidaknya pengujian diuji dengan cara menggunakan uji Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dan data grafik distribusi yang dapat dilihat pada gambar
dari Histrogram dan Normal Probability Plot sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa besarnya signifikansi kolmogorov
smirnov untuk keterlibatan putra-putri altar (PA) sebesar 0,55 dengan syarat nilai
signifikansi ≥ 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi normalitas.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa data yang diuji mendapatkan hasil
berdistribusi normal. Selain data tersebut hasil uji normalitas dapat dilihat dalam
histogram dan grafik berikut ini:
Tabel 11: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
keterlibatan
N 60
Normal Parametersa Mean 56.7000
Std. Deviation 5.14963
Most Extreme
Differences
Absolute .173
Positive .102
Negative -.173
Kolmogorov-Smirnov Z 1.342
Asymp. Sig. (2-tailed) .055
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari gambar histogram dapat dilihat bahwa gambar tersebut berpola distribusi
normal dengan grafiknya mengikuti bentuk lonceng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Melalui hasil grafik Normal Probability Plot terlihat bahwa Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa variabel keterlibatan berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Jika residual berasal dari distribusi normal maka sebaran titik-titik (plot) akan
terletak di sekitar garis lurus, tersebar di sekeliling garis lurus dan tidak terpencar
jauh dari garis lurus. Dengan demikian data pada variabel keterlibatan Putra-putri
Altar dapat dikatakan berdistribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal jika
titik-titik (plot) terletak di sekitar garis diagonal dan jika dilihat lebih jauh nilai titik-
titik (plot) terlihat tidak menyimpang jauh dari garis diagonal (Budi Santosa 2005:
235).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan yang linier atau
tidak secara signifikan. Uji linearitas untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dan terikat dapat dilakukan dengan uji F dengan taraf signifikansi 0,05.
Tabel 12: ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
PIA *
KETERLIBATA
N
Between
Groups
(Com
bined
)
1232.383 20 61.619 5.410 .000
Linea
rity 776.232 1 776.232
68.14
9 .000
Devia
tion
from
Linea
rity
456.150 19 24.008 2.108 .024
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Within Groups 444.217 39 11.390
Total 1676.600 59
Tabel di atas mau menunjukkan bahwa hasil dari F- deviation from linearity
sebesar 2.108 dan hasil dari signifikansi- linearity sebesar 0,000. Dengan rumus Ho
tidak terpenuhi jika nilai F > 0,05 maka tidak signifikan maka Ho ditolak, sedangkan
Ha terpenuhi jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan linear.
Dari hasil di atas F = 2.108 > 0,05 maka data diatas bersifat tidak signifikan
sehingga Ho ditolak dan dapat dikatakan berpola linier karena Ha diterima hal ini
tampak dari hasil signifikansi linearity yakni sebesar 0,000 dan 0,000 < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Pendampingan Iman Anak dan keterlibatan PA
terdapat signifikansi sebesar 0,000 dan terdapat hubungan yang linier.
c. Uji Homokedakstisitas
Uji homokedakstisitas untuk mengetahui ketidaksamaan varians residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika dalam pengujian hasil dari
scatterplot membentuk suatu pola tertentu maka dapat dikatakan hasilnya
homokedakstisitas tidak terpenuhi melainkan bersifat heterokedakstisitas Uji
homokedakstisitas menggunakan bantuan SpSS 16 For Windows. Cara
menggambarkan nilai dengan model regresi dengan nilai prediksi variabel
keterlibatan dari gambar Scatterplot sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk pola tertentu secara jelas tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak
digunakan untuk prediksi keterlibatan berdasarkan variabel independennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Deskripsi Data
a. Pendampingan Iman Anak
Tabel 13: Rangkuman Statistik Deskripsi Pendampingan Iman Anak
Statistics
Pendampingan Iman Anak
N
Valid 60
Mean 53.5833
Median 55.0000
Mode 57.00
Std. Deviation 4.83733
Variance 23.400
Range 20.00
Minimum 40.00
Maximum 60.00
Sum 3215.00
Dari tabel statistik Pendampingan Iman Anak dapat dilihat N valid 60 anak
dengan 15 butir instrumen variabel X diketahui bahwa nilai rata-rata dari variabel
Pendampingan Iman Anak mean 53,5833 dengan standar deviasi 4,83733. Untuk
range adalah 20 dengan skor minimum adalah 40 dan skor maksimum adalah 60.
Sedangkan nilai tengah (median) adalah 55 serta nilai yang sering muncul (mode)
adalah 57 dan sum adalah 3215.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Data Pendampingan Iman Anak akan dideskripsikan berdasarkan sub variabel
yakni variabel Pendamping, Anak-anak PIA dan Program PIA.
1) Keteladanan Pendamping PIA
Tabel 14: Statistik Deskripsi keteladanan Pendamping PIA
Statistics
Keteladanan Pendamping PIA
N
Valid 60
Mean 28.1500
Median 29.0000
Mode 29.00
Std. Deviation 2.91009
Variance 8.469
Range 12.00
Minimum 20.00
Maximum 32.00
Sum 1689.00
Pada tabel statistik di atas tentang sub variabel keteladanan Pendamping PIA
dapat diketahui bahwa N valid 60 anak PA dengan jumlah instrumen 8 buah soal.
Dengan mean 28,1500, median 29 , mode 29, standar deviasi 2,91009, variance
8,469, range 12, skor minimum 20, skor maksimum 32 dan sum 1689. Di bawah ini
akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
per sub variabel, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 15 : Deskripsi keteladanan Pendamping Pendampingan Iman Anak
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Sangat setuju 29-32 34 56%
Setuju 22-28 24 40%
Kurang setuju 15-21 2 4%
Tidak setuju 8-14 0 0%
Jumlah 60 100%
2) Keaktifan Anak-anak dalam PIA
Tabel 16 : Statistik Deskripsi Keaktifan
Anak-Anak dalam PIA
Statistics
Keaktifan Anak-anak dalam
PIA
N
Valid 60
Mean 10.7833
Median 11.0000
Mode 12.00
Std. Deviation 1.40329
56%
40%
4%
0%
keteladanan pendamping PIA
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Variance 1.969
Range 6.00
Minimum 6.00
Maximum 12.00
Sum 647.00
Pada tabel statistik tentang sub variabel Keaktifan Anak-anak dalam PIA
dapat diketahui bahwa N valid 60 siswa dengan jumlah instrumen 3 buah soal.
Dengan mean 10,7833 median 11, mode 12, standar deviasi 1,40329, variance
1,969, range 6 skor minimum 6 skor maksimum 12 dan sum 647. Di bawah ini akan
dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub
variabel, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 17 : Deskripsi keaktifan Anak-anak dalam PIA
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 9,78-12 48 80%
Sering 7,52-9,77 11 18%
Jarang 5,26-7,51 1 2%
Tidak pernah 3-5,25 0 0%
Jumlah 60 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Kegunaan Program dalam PIA
Tabel 18 : Statistik Deskripsi Kegunaan Program dalam PIA
Statistics
Kegunaan Program dalam PIA
N
Valid 60
Mean 14.6500
Median 15.0000
Mode 16.00
Std. Deviation 1.47090
Variance 2.164
Range 6.00
Minimum 10.00
Maximum 16.00
Sum 879.00
Pada tabel statistik tentang sub variabel kegunaan Program dalam PIA dapat
diketahui bahwa N valid 60 anak PA dengan jumlah instrumen 4 butir. Nilai mean
80%
18%
2% 0%
Keaktifan anak-anak dalam PIA
selalu
sering
jarang
tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
14,65 median 15, mode 16, standar deviasi 1,47090, variance 2,164, range 6, skor
minimum 10, skor maksimum 16 dan sum 879. Di bawah ini akan dipaparkan sub
variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 19: Deskripsi Kegunaan Program dalam PIA
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 16 22 36%
Sering 12-15 36 60%
Jarang 8-11 2 4%
Tidak pernah 4-7 0 0%
Jumlah 60 100%
36%
60%
4%
0%
kegunaan Program dalam PIA
sangat berguna
berguna
kurang berguna
tidak berguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Keterlibatan
Tabel 20 : Rangkuman Statistik Deskripsi Keterlibatan Putra-Putri Altar
Statistics
Keterlibatan PA
N
Valid
60
Mean 56.7000
Median 58.0000
Mode 61.00
Std. Deviation 5.14963
Variance 26.519
Range 24.00
Minimum 40.00
Maximum 64.00
Sum 3402.00
Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 60 siswa dengan jumlah instrumen 16
butir diketahui bahwa rata-rata Keterlibatan Putra-putri Altar dengan mean 56,7
standar deviasi 5,14963. Dengan range adalah 24 dengan skor minimum adalah 40
dan skor maksimum adalah 64, Sedangkan nilai tengah (median) adalah 58serta nilai
yang sering muncul (mode) adalah 61dan sum adalah 3402.
Data keterlibatan Putra-putri Altar akan dideskripsikan berdasarkan sub
variabel kehadiran secara sadar, aktif dan penuh dalam bidang liturgi serta kehadiran
secara sadar, aktif dan penuh dalam komunitas Putra-putri Altar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1) Kehadiran Secara Sadar dalam Bidang Liturgi
Tabel 21 : Statistik Deskripsi Kehadiran Secara Sadar (Liturgi)
Statistics
Kehadiran secara Sadar
(liturgi)
N
Valid 60
Mean 10.5833
Median 11.0000
Mode 12.00
Std. Deviation 1.47627
Variance 2.179
Range 6.00
Minimum 6.00
Maximum 12.00
Sum 635.00
Data sub variabel Kehadiran secara sadar dalam bidang liturgi dapat diketahui
bahwa N valid 60 dengan jumlah instrumen 3 buah soal. Jumlah mean sebesar
10,5833, median sebesar 11, standar deviasi sebesar 1,47627, range sebesar 6, serta
mode sebesar 12, skor minimum 6, skor maksimum 12, dan sum sebesar 635.
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel kehadiran secara sadar, maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 22: Deskripsi Kehadiran Secara Sadar (Liturgi)
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 9,78-12 47 78%
Sering 7,52-9,77 12 20%
Jarang 5,26-7,51 1 2%
Tidak pernah 3-5,25 0 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Jumlah 60 100%
2) Kehadiran Secara Aktif dalam Bidang Liturgi
Tabel 23 : Statistik Deskripsi Kehadiran Secara Aktif
Statistics
Kehadiran secara Aktif (liturgi)
N
Valid 60
Mean 17.9833
Median 19.0000
Mode 19.00
Std. Deviation 1.95276
Variance 3.813
Range 10.00
Minimum 10.00
Maximum 20.00
Sum 1079.00
78%
20%
2% 0%
kehadiran secara sadar(liturgi)
selalu
sering
jarang
tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Data kehadiran secara aktif diketahui bahwa N valid 60 dengan jumlah
instrumen 5 buah soal. Jumlah mean sebesar 17,9833, median sebesar 19, standar
deviasi sebesar 1,95276, range sebesar 10, serta mode sebesar 19, skor minimum 10,
skor maksimum 20, dan sum sebesar 1079.
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel kehadiran secara aktif, maka dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 24 : Deskripsi Kehadiran Secara Aktif (Liturgi)
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 16,26-20 46 75%
Sering 12,51-16,25 13 23%
Jarang 8,76-12,50 1 2%
Tidak pernah 5-8,75 0 0%
Jumlah 60 100%
75%
23%
2% 0%
kehadiran secara aktif (Liturgi)
selalu
sering
jarang
tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
3) Kehadiran Secara Penuh dalam Bidang Liturgi
Tabel 25 : Statistik Deskriptif Kehadiran Secara Penuh
Statistics
Kehadiran secara Penuh
(liturgi)
N
Valid 60
Mean 7.2833
Median 8.0000
Mode 8.00
Std. Deviation .94046
Variance .884
Range 3.00
Minimum 5.00
Maximum 8.00
Sum 437.00
Data kehadiran secara penuh diketahui bahwa N valid 60 dengan jumlah
instrumen 2 buah soal. Jumlah mean sebesar 7,2833, median sebesar 8, standar
deviasi sebesar 0,94046, range sebesar 3, serta mode sebesar 8, skor minimum 5, skor
maksimum 8, dan sum sebesar 437.
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel kehadiran secara penuh, maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 26: Deskripsi Kehadiran Secara Penuh (Liturgi)
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Sangat setuju 6,6-8 46 77%
Setuju 5,1-6,5 11 18%
Kurang setuju 3,6-5,0 3 5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tidak setuju 2-3,5 0 0%
Jumlah 60 100%
4) Kehadiran Secara Sadar dalam Komunitas
Tabel 27: Statistik Deskripsi Kehadiran Secara Sadar Dalam Komunitas
Statistics
Kehadiran secara sadar
(komunitas)
N
Valid 60
Mean 3.2500
Median 3.0000
Mode 3.00
Std. Deviation .72778
Variance .530
Range 3.00
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Sum 195.00
77%
18% 5%
0%
kehadiran secara penuh (liturgi)
sangat setuju
setuju
kurang setuju
tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Data kehadiran secara sadar diketahui bahwa N valid 60 dengan jumlah
instrumen 1 buah soal. Jumlah mean sebesar 5,8667, median sebesar 6, standar
deviasi sebesar 1,33362, range sebesar 6, serta mode sebesar 6, skor minimum 2, skor
maksimum 8, dan sum sebesar 352.
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel kehadiran secara sadar dalam
komunitas, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 28: Deskripsi Kehadiran Secara Sadar (Komunitas)
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 4 24 48%
Sering 3 29 49%
Jarang 2 6 10%
Tidak pernah 1 1 3%
Jumlah 60 100%
48%
49%
10%
3%
Kehadiran secara Sadar (komunitas)
selalu
sering
jarang
tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5) Kehadiran Secara Aktif dalam Komunitas
Tabel 29 : Statistik Deskripsi Kehadiran Secara Aktif
Statistics
Kehadiran secara Aktif
(komunitas)
N
Valid 60
Mean 6.7500
Median 7.0000
Mode 7.00
Std. Deviation 1.08339
Variance 1.174
Range 4.00
Minimum 4.00
Maximum 8.00
Sum 405.00
Data kehadiran secara aktif diketahui bahwa N valid 60 dengan jumlah
instrumen 2 buah soal. Jumlah mean sebesar 6,75, median sebesar 7, standar deviasi
sebesar 1,08339, range sebesar 4, serta mode sebesar 7, skor minimum 4, skor
maksimum 8, dan sum sebesar 405.
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel kehadiran secara penuh, maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 30 : Deskripsi Kehadiran Secara Aktif (Komunitas)
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 6,6-8 49 95%
Sering 5,1-6,5 11 3%
Jarang 3,6-5,0 10 2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tidak pernah 2-3,5 0 0%
Jumlah 60 100%
6) Kehadiran Secara Penuh Dalam Komunitas
Tabel 31 : Kehadiran Secara Penuh Dalam Komunitas
Statistics
Kehadiran secara Penuh
(komunitas)
N
Valid 60
Mean 10.8500
Median 11.0000
Mode 12.00
Std. Deviation 1.31259
Variance 1.723
Range 4.00
Minimum 8.00
95%
3% 2%
kehadiran secara aktif (komunitas)
selalu
sering
jarang
tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Maximum 12.00
Sum 651.00
Data kehadiran secara penuh dalam komunitas diketahui bahwa N valid 60
dengan jumlah instrumen 3 buah soal. Jumlah mean sebesar 10,85, median sebesar
11, standar deviasi sebesar 1,31259, range sebesar 4, serta mode sebesar 12, skor
minimum 8, skor maksimum 12, dan sum sebesar 651.
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel kehadiran secara penuh, maka
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 32 : Deskripsi Kehadiran Secara Penuh (Komunitas)
Kriteria Interval Jumlah anak Presentase
Selalu 9,78-12 47 78%
Sering 7,52-9,77 13 22%
Jarang 5,26-7,51 0 0%
Tidak pernah 3-5,25 0 0%
Jumlah 60 100%
78%
22%
0% 0%
kehadiran secara penuh (komunitas)
selalu
sering
jarang
tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Uji Hipotesis
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar Variabel
Independen (PIA) memberi pengaruh terhadap vaiabel dependen (Keterlibatan Putra-
putri Altar), analisis regresi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 33: Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Keterlibatan 56.7000 5.14963 60
PIA 53.5833 4.83733 60
Dari tabel di atas nilai rata-rata pada Variabel keterlibatan Putra-putri Altar
sebesar 56,7 dan standar deviasi atau simpangan baku pada variabel dependen adalah
5,14963 sedangkan mean atau rata-rata dari variabel Independen (PIA) sebesar
53,5833 dengan standar deviasi 4,8733 besarnya N menunjukkan jumlah responden
sebanyak 60 anak.
Tabel 34: Model Summaryb
Mode
l R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics Durbi
n-
Watso
n
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Chang
e
1 .686a
.471 .462 3.77812 .471 51.610 1 58 .000 1.859
a. Predictors: (Constant), PIA
b. Dependent Variable:
keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui seberapa besar variabel bebas
(Pendampingan Iman Anak) mempengaruhi variabel terikat (Keterlibatan Putra-putri
Altar). Hal tersebut dapat dilihat melalui Standar Error of the Estimate, bila kurang
dari standar deviasi berarti variabel bebas baik untuk mempengaruhi variabel terikat,
begitu pula sebaliknya. Dari tabel 34 di atas diketahui bahwa standar deviasi
keterlibatan 5,14963 sebesar dan dari tabel 35 di atas diketahui Standar Error of the
Estimate sebesar 3,77812, maka dari tabel di atas diketahui bahwa variabel bebas
baik untuk mempengaruhi variabel terikat karena 3,77812 < 5,14963.
Dalam tabel di atas dketahui nilai R = 0,686 berarti variabel bebas
(Pendampingan Iman Anak) kuat memprediksi variabel terikat (Keterlibatan Putra-
putri Altar) karena jika nilai R mendekati angka 1, maka semakin kuat prediksi
variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Besarnya Rsquare = 0,471 bila
dikalikan dengan 100% maka menjadi 47,1%, maka terdapat 47,1% pengaruh
Pendampingan Iman Anak terhadap Keterlibatan Putra-Putri Altar, sedangkan 100% -
47,1% = 52,9% sisanya Keterlibatan Putra-Putri Altar dipengaruhi oleh Variabel lain
selain Variabel Pendampingan Iman Anak.
Dari tabel model sumary terlihat bahwa koefisien korelasi adalah sebesar
0,686 dan koefisien determinasi sebesar 0,471. Nilai Durin-Watson (DW) pada tabel
model sumary digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas. Aturan
keputusannya adalah jika nilai DW lebih kecil dari -2 maka bisa diartikan gejala
autokorelasi positif. Jika nilai DW lebih besar dari 2 maka bisa diartikan gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
multikolinearitas negatif. sedangkan jika nilai DW diantara -2 sampai +2 maka
diartikan tidak terjadi gejala multikolinearitas (Budi Santosa, 2005: 140). Dari tabel
terlihat nilai DW adalah 1,859 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 35: ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 736.697 1 736.697 51.610 .000a
Residual 827.903 58 14.274
Total 1564.600 59
a. Predictors: (Constant), PIA
b. Dependent Variable: keterlibatan
Tabel di atas menjelaskan apakah variasi nilai variabel bebas dapat
menjelaskan variasi nilai variabel terikat dengan besarnya nilai F. F hitung = 51,610
dengan signifikansi sebesar 0,000. Tabel ANOVA signifikansi 0,000 lebih kecil dari
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain variabel Pendampingan
Iman Anak dapat memprediksi Keterlibatan Putra-putri Altar.
Tabel 36: Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PIAa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel di atas mau menjelaskan bahwa metode yang digunakan untuk
menganalisis data adalah metode Enter dengan program SPSS 16.0
Tabel 37 :Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
Tolera
nce VIF
1 (Constant
) 17.558 5.470
3.210 .002
PIA .730 .102 .686 7.184 .000 .686 .686 .686 1.000
1.00
0
a. Dependent Variable:
keterlibatan
Berdasarkan tabel coefficients di atas pada kolom B constant (a) adalah
17,558 sedangkan PIA (b) adalah 0,730. Sehingga persamaan regresi di tuliskan
sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 17,558 + 0,730 X
Huruf b merupakan koefisien arah regresi, menyatakan perubahan rata-rata
variabel Y setiap perubahan Variabel X. Bila b bertanda positif merupakan
penambahan jika b bertanda negatif merupakan penurunan. Setiap variabel X
(Pendapingan Iman Anak) bertambah satu, maka rata-rata variabel Y bertambah
0,730. Bila nilai X (Pendampingan Iman Anak) diketahui berjumlah 80, maka nilai Y
(keterlibatan Putra-putri Altar) adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Y = 17,558 + 0,730 X
= 17,558 + 0,730 (80)
= 17,558 +58,4
Y = 75,958
Jadi, nilai keterlibatan Putra-putri Altar diperkirakan sebesar 75,958. Setiap
kali Variabel X bertambah satu, maka rata-rata variabel Y bertambah 0,730, bila
bertambah 10 maka variabel Y akan bertambah 7,3. Besarnya nilai t dalam tabel
dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat, Ho ditolak bila nilai Signifikansi < 0,05 berarti berpengaruh
begitu sebaliknya. Dalam tabel diketahui t tes 7,184 besarnya signifikansi 0,000 <
0,05 dengan demikian Ho ditolak artinya koefisien regresi signifikan atau
pendampingan Iman Anak benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap
keterlibatan keterlibatan Putra-putri Altar.
Tabel 38: Correlations
keterlibatan PIA
Pearson Correlation keterlibatan 1.000 .686
PIA .686 1.000
Sig. (1-tailed) Keterlibatan . .000
PIA .000 .
N Keterlibatan 60 60
PIA 60 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel di atas menggambarkan besarnya koefisien korelasi keterlibatan PA
dengan Pendampingan Iman Anak (PIA) teknik analisis yang digunakan adalah
dengan Pearson Correlation. Koefisien korelasi Pendampingan Iman anak (PIA)
dengan Keterlibatan (PA) sebesar 0,686 bertanda positif, menunjukkan arah korelasi
yang positif, semakin tinggi Pendampingan Iman Anak semakin tinggi pula
keterlibatan anak untuk menjadi Putra-putri Altar. Berdasarkan nilai korelasi yang
didapatkan 0,686 menurut Sujarweni (2012: 61) hasil korelasi antara 0,41-0,70
termasuk dalam pengelompokkan keeratan korelasi yang kuat.
C. Hasil Studi Dokumen
Dalam melakukan penelitian terhadap variabel Pendampingan Iman Anak
juga didukung dengan studi dokumen untuk menguatkan fakta mengenai variabel
Pendampingan Iman Anak. Selain dari pengisian angket yang dilakukan, studi
dokumen mengacu pada program pendampingan iman anak dan jadwal yang dimiliki
dalam Pendampingan Iman Anak di Paroki Marganingsih Kalasan. Hasil studi
dokumen diharapkan dapat menggambarkan sejauh mana Pendampingan Iman Anak
dikelola di Paroki Marganingsih Kalasan dan pengaruhnya terhadap keterlibatan
Putra-putri Altar.
Pendampingan Iman Anak diukur melalui dua aspek yakni memiliki program
Pendampingan Iman Anak dan Jadwal pendampingan Iman Anak, masing-masing
aspek bernilai antara 4-1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel Studi Dokumen
1) PIA Paroki Marganingsih Kalasan
Tabel 39: Studi Dokumen PIA Paroki Marganingsih Kalasan
No Aspek Indikator Skor Jumlah
4 3 2 1
1 Program
Pendampingan
Tahunan
Program pendampingan
tahun 2015
√ 2
2 Silabus
pendampingan
Silabus Pendampingan
tahun 2015
√ 1
3 Satuan
Pendampingan
Satuan pendampingan
sesuai dengan silabus
√ 2
4 Jadwal Proses
Pendampingan
Penyusunan jadwal
pendampingan secara
teratur
√ 1
Selama proses
pendampingan selalu
dihadiri oleh pendamping
√ 1
Dari tabel hasil penilaian studi dokumen Pendampingan Iman Anak di Paroki
Marganingsih Kalasan, program pendampingan tahunan di Paroki Marganingsih
Kalasan diberi nilai 2 karena terdapat program yang wajib ditulis sebagai laporan dan
program pendampingan PIA sendiri tidak tertulis seperti tugas koor, misa anak saat
paskah dan natalan untuk tahun 2015. Silabus pendampingan beserta satuan
pendampingan memang ada tetapi mengacu pada penanggalan liturgi dan dari buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
pendampingan iman anak yang didapat oleh seorang pendamping yang mengikuti
pembekalan sebagai buku pengangan, sehingga tidak khusus dibuat untuk tahun 2015
sehingga diberi nilai 1 poin untuk silabus dan 2 poin untuk satuan pendampingan
karena ada tetapi bukan khusus dibuat untuk tahun 2015.
Proses pendampingan berjalan memang tanpa ada jadwal karena anak-anak
maupun pendamping dan orangtua sudah tahu dan sudah menjadi kegiatan rutin bagi
mereka setiap misa kedua hari minggu, sehingga tidak ada jadwal, maka untuk point
jadwal diberi nilai 1, pendamping memang selalu ada yang hadir walau tidak dijadwal
karena pendamping sebagian adalah orangtua dari anak-anak PIA tersebut, dibantu
oleh OMK dan suster yang berada di Paroki Marganingsih Kalasan maka masing-
masing indikator bernilai 1 poin.
2) PIA Santa Maria Kalasan Barat
Tabel 40: Studi Dokumen PIA Santa Maria Kalasan Barat
No Aspek Indikator Skor Jumlah
4 3 2 1
1 Program
Pendampingan
Tahunan
Program pendampingan
tahun 2015
√ 1
2 Silabus
pendampingan
Silabus pendampingan
tahun 2015
√ 1
3 Satuan
Pendampingan
Satuan pendampingan
sesuai dengan silabus
√ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4 Jadwal Proses
Pendampingan
Penyusunan jadwal
pendampingan secara
teratur
√ 1
Selama proses
pendampingan selalu
dihadiri oleh pendamping
√ 1
Dari tabel hasil penilaian studi dokumen Pendampingan Iman Anak di
wilayah Santa Maria Kalasan Barat, program pendampingan tahunan di wilayah
Santa Maria Kalasan Barat di beri nilai 1 karena tidak ada atau belum dibuatnya
program tahunan untuk tahun 2015. Silabus pendampingan beserta satuan
pendampingan memang ada tetapi bukan untuk tahun ini pasalnya memang pernah
dibuat namun bukan khusus untuk tahun 2015 sehingga diberi nilai 2 masing-masing
karena ada tetapi bukan khusus untuk tahun 2015.
Proses pendampingan berjalan memang tanpa ada jadwal karena anak-anak
maupun pendamping sudah menjadi kegiatan rutin bagi mereka sehingga tidak ada
jadwal, namun wilayah diumumkan di kapel bersamaan dengan misa jumat pertama
di wilayah, dengan pendamping memang selalu ada yang hadir walau tidak dijadwal
karena pendamping adalah dari OMK wilayah tersebut maka masing-masing
indikator bernilai 1 poin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3) PIA Stasi Maguwo
Tabel 41: Studi Dokumen PIA Stasi Maguwo
No Aspek Indikator Skor Jumlah
4 3 2 1
1 Program
Pendampingan
Tahunan
Program pendampingan
tahun 2015
√ 2
2 Silabus
Pendampingan
Silabus pendampingan
tahun 2015
√ 1
3 Satuan
Pendampingan
Satuan pendampingan
sesuai dengan silabus
tahun 2015
√ 3
4 Jadwal Proses
Pendampingan
Penyusunan jadwal
pendampingan secara
teratur
√ 1
Selama proses
pendampingan selalu
dihadiri oleh pendamping
√ 1
Dari tabel di atas PIA stasi Maguwo memiliki program tahunan yang setiap
tahunnya dibuat oleh tim kerja PIA sebagai laporan kepada sie liturgi stasi sehingga
diberi nilai 4 karena program sudah ditentukan berdasarkan tujuan dan kegiatannya,
masing-masing anggota tim kerja PIA memiliki bagian tugas sendiri-sendiri untuk
membuat satuan pendampingan yang akan digunakan untuk pendampingan, sehingga
pendamping yang hadir untuk mendampingi dapat menyampaikan dengan baik,
satuan pendampingan dibuat berdasarkan penanggalan tahun liturgi sehingga bacaan
yang digunakan PIA dengan bacaan mingguan sesuai maka untuk silabus dan satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pendampingan masing-masing diberi nilai 1 poin dan 3 poin karena silabus tidak ada
dalam bentuk tertulis rinci sedang satuan pendampingan memang dipersiapkan.
Kegiatan PIA dilaksanakan setiap hari minggu bersamaan dengan perayaan
Ekaristi hari minggu pukul 08.00 wib sehingga memang tidak dibuat jadwal tertulis
karena anak-anak sudah tahu, kalau ada pengumuman mendadak untuk minggu depan
dapat disampaikan saat pendampingan berlangsung, maka untuk jadwal proses
pendampingan bernilai 1 poin, dalam pendampingan selalu dihadiri oleh pendamping
PIA yang tidak lain adalah OMK dari stasi tersebut dan dengan sabar membimbing
adik-adiknya. OMK menyusun tugas dan terdapat jadwal pendamping yang pokok
untuk mendampingi pada saat proses pendampingan sedang anggota OMK yang lain
wajib membantu maka diberi nilai 1 poin karena tidak ada bukti fisik setelah
pendampingan selesai.
4) PIA Stasi Macanan
Tabel 42: Studi Dokumen PIA Stasi Macanan
No Aspek Indikator Skor Jumlah
4 3 2 1
1 Program
Pendampingan
Tahunan
Program pendampingan
tahun 2015
√ 2
2 Silabus
pendampingan
Silabus pendampingan
tahun 2015
√ 1
3 Satuan
Pendampingan
Satuan pendampingan
sesuai dengan silabus
√ 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
4 Jadwal Proses
Pendampingan
Penyusunan jadwal
pendampingan secara
teratur
√ 1
Selama proses
pendampingan selalu
dihadiri oleh pendamping
√ 1
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa PIA Stasi Macanan memiliki
Program tahunan yang di awasi langsung oleh tim liturgi stasi dan membawahi tim
kerja PIA namun program tersebut tidak terkhusus untuk kegitan pendampingan
tetapi berupa laporan wajib yang diberikan kepada tim Liturgi sehingga penulis
memberi nilai sebesar 2 poin. PIA Macanan membuat satuan Pendampingan
berdasarkan penanggalan liturgi sebagai silabus sehingga bacaan disesuaikan dengan
hari minggu namun terkadang sesuai cerita kitab suci kain dan habel misalnya atau
kisah nabi-nabi dari buku-buku sekolah minggu, karena silabusnya tidak ada dan
satuan pendampingan tidak dibuat maka masing-masing diberi nilai 1 poin.
Jadwal kegiatan PIA tidak tertulis hanya saja setiap minggu kedua tidak ada
PIA karena misa hanya diadakan sabtu sore, sehingga PIA libur minggu ke dua,
kegiatan PIA dilaksanakan bersamaan dengan misa minggu pagi sehingga untuk
jadwal pendampingan memiliki 1 poin. Jadwal pendampingan bagi pendamping
dibuat bergiliran agar pendamping dapat mempersiapkan diri, setiap pertemuan
tercantum dua orang pendamping yakni dari ibu-ibu satu dan dari OMK satu namun
tidak tertulis secara terencana sehingga diberi nilai 1 poin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1) Pengaruh
Dari hasil pengujian signifikansi didapatkan hasil 0,000 dengan syarat nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha di terima, yang berarti
terdapat pengaruh antara variabel X (Pendampingan Iman Anak) dan Variabel Y atau
keterlibatan Putra-putri Altar, dari hasil pengujian didapatkan signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam tabel model summary
diperoleh R square yang menunjukkan sebagai penentu seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan dalam Pendampingan Iman Anak adalah 0,471 atau 0,471 X 100% maka
didapatkan 47,1% pengaruh Pendampingan Iman Anak terhadap keterlibatan sebagai
Putra-Putri Altar, sedangkan 52,9% lainnya dipengaruh oleh variabel lain selain
variabel Pendampingan Iman Anak, antara lain karena pengaruh atau dorongan dari
orangtua, dari pendampingan Komuni pertama maupun tugas dari Bapak/Ibu Guru di
sekolah yang memberikan tugas kepada anak-anak untuk terlibat.
Dari hasil penelitian menununjukkan hubungan antara Pendampingan Iman
Anak dan Keterlibatan Putra-putri Altar, menurut tabel korelasi diketahui hubungan
antara dua variabel tersebut sebesar 0,686 yang berarti memiliki hubungan yang kuat,
dengan hasil signifikansi sebesar 0,000. Dengan syarat Ho ditolak dan Ha diterima
apabila hasil signifikansi < 0,05, dengan hasil penelitian ini berarti Ho ditolak dan Ha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
diterima sehingga terdapat pengaruh antara variabel X yakni Pendampingan Iman
Anak terhadap Keterlibatan Putra-putri Altar.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh Pendampingan Iman Anak
terhadap Keterlibatan Putra-putri Altar berpengaruh positif hal ini tampak dalam tabel
koeffisien dengan rumus persamaan regresi Y = 17,558 + 0,730 X dan menunjukkan
hubungan yang positif oleh karena itu jika nilai X semakin tinggi maka nilai Y juga
bertambah semakin tinggi, bila Pendampingan Iman Anak semakin ditingkatkan
maka semakin meningkat pula Keterlibatan Putra-putri Altar di Paroki Marganingsih
Kalasan.
Dari hasil penelitian secara teori Pendampingan Iman Anak memiliki
pengaruh terhadap keterlibatan Putra-putri Altar, pengaruh sebesar 47,1% oleh
karena itu secara teori menunjukkan bahwa Variabel independen (Pendampingan
Iman Anak) memiliki pengaruh terhadap Variabel dependen (keterlibatan Putra-putri
Altar) di Paroki Marganingsih Kalasan.
Hasil deskripsi data menunjukkan Pendampingan Iman anak dengan mean
sebesar 53,5833, median sebesar 55, mode sebesar 57, standar deviasi sebesar
4,83733, range sebesar 20, skor minimum 40, skor maksimum 60 dan sum sebesar
3215 memberi pengaruh terhadap variabel Y yakni Keterlibatan Putra-putri Altar.
Pada tabel coefficient menghasilkan regresi positif dengan persamaan regresi Y=
18,336 + 0,716 X yang menunjukkan hasil positif, berarti ada hubungan yang positif
juga antara variabel Pendampingan Iman Anak dan Keterlibatan Putra-putri Altar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2) Sub Variabel Pendampingan Iman Anak dan Studi Dokumen
Dari hasil sub variabel Pendampingan Iman Anak yakni mengenai
pendamping PIA dengan hasil mean sebesar 28,15 yang berarti pendamping dalam
mendampingi anak-anak masuk dalam kriteria anak-anak sangat setuju bahwa
pendamping dapat dijadikan teladan bagi mereka, didapatkan dari 60 anak, 34 anak
(56%) menyatakan bahwa anak-anak setuju bahwa pendamping PIA dapat menjadi
panutan bagi mereka untuk terlibat dan 24 orang (40%) menyatakan bahwa
Pendamping PIA sering bisa menjadi pedoman bagi anak-anak untuk terlibat hidup
Menggereja sedang untuk pilihan kurang setuju 2 anak yang memilih (4%) dan tidak
setuju berjumlah 0 (0%) anak. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak sangat setuju
bahwa pendamping dalam Pendampingan Iman Anak dapat berperan dalam
pendampingan dan dapat dijadikan teladan bagi anak-anak.
Dari hasil sub variabel Anak-anak Pendampingan Iman Anak diketahui mean
sebesar 110,7833 dapat dikategorikan anak-anak selalu hadir dan rajin dalam
mengikuti pendampingan, didapatkan dari 60 anak, 48 anak (80%) anak menyatakan
selalu mengikuti Pendampingan Iman Anak, 11 anak (18%) menyatakan sering
mengikuti Pendampingan Iman Anak dan 1 anak (2%) menyatakan jarang mengikuti
Pendampingan Iman Anak dan tidak ada yang menyatakan tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai keinginan dan semangat dalam
mengikuti kegiatan Pendampingan Iman Anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Dari sub variabel Program Pendampingan Iman Anak (PIA) menunjukkan
mean sebesar 14,65 yang berarti bahwa program PIA yang ada selalu digunakan. Dari
60 anak, 22 anak (36%) menyatakan dalam pendampingan selalu terdapat persiapan
yang telah disiapkan oleh pendamping untuk memperlancar jalannya proses
pendampingan, 36 anak (60%) menyatakan bahwa persiapan sering digunakan dalam
proses pendampingan yang disiapkan oleh pendamping untuk memperlancar jalannya
proses pendampingan, sedangkan yang menyatakan jarang 2 anak (4%) dan tidak
pernah tidak ada. Dari data tersebut diketahui bahwa persiapan dalam Pendampingan
Iman Anak sering digunakan dalam proses pendampingan dan di Paroki
Marganingsih Kalasan dapat dikatakan sering persiapan pendampingan dipersiapkan
terlebih dahulu.
Dari hasil studi dokumen dapat dilihat bahwa kenyataannya pendampingan
iman anak dibeberapa kegiatan Pendampingan Iman Anak di Paroki Marganingsih
Kalasan kurang mendapat perhatian khusus, hal ini tampak dari belum adanya
persiapan proses pendampingan dan kegiatan Pendampingan Iman Anak berjalan
begitu saja tanpa terencana, tanpa adanya program pendampingan dan satuan
pendampingan. Pendamping biasanya memberikan materi pendampingan sesuai
dengan bacaan mingguan dan dipersiapkan beberapa hari sebelumnya, sehingga dapat
dikatakan bila pendamping yang mempersiapkan berhalangan hadir maka proses
pendampingan berjalan apa adanya tanpa persiapan dari pendamping yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Anak-anak PIA merupakan generasi penerus Gereja sehingga perlu
dipersiapkan dan didampingi untuk mengenal Gerejanya dan dalam hidup
keagamaannya, maka diharapkan kegiatan pendampingan perlu dipersiapkan dan
dibuatkan program berdasarkan karakteristik anak-anak di paroki tersebut sehingga
tepat sasaran, jadwal juga mendapat peran penting untuk dipersiapkan guna
mengetahui proses pendampingan dan apa saja materi yang dibahas sehingga tidak
mengulang materi pendampingan.
3) Sub Variabel Keterlibatan Putra-putri Altar dan Observasi
Dari hasil analisis deskriptif tentang variabel terikat yaitu keterlibatan Putra-
putri Altar diketahui mean sebesar 56,7, median sebesar 58, mode sebesar 61 standar
deviasi sebesar 5,14963, range sebesar 24, nilai minimum sebesar 40, nilai maksimum
sebesar 64 dan sum sebesar 3402, diukur dengan 6 sub variabel yakni kehadiran
secara sadar dalam bidang liturgi, kehadiran secara aktif dalam bidang liturgi dan
kehadiran secara penuh dalam bidang liturgi serta kehadiran secara sadar dalam
komunitas, kehadiran secara aktif dalam komunitas dan kehadiran secara penuh
dalam komunitas.
Dari hasil sub variabel kehadiran secara sadar di bidang liturgi diketahui mean
sebesar 10,5833 yang berarti anak-anak selalu hadir secara sadar dalam tugasnya
sebagai Putra-putri Altar secara litugis. Dari 60 anak, 47 anak (78%) menyatakan
selalu sadar akan tugas mereka sebagai putra-putri altar di bidang liturgi, 12 anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
(20%) menyatakan sering menyadari tugas mereka sebagai putra-putri altar di bidang
liturgi dan 1 anak (2%) menyatakan jarang menyadari tugas mereka sebagai putra-
putri altar di bidang litugi, sedangkan tidak ada anak yang memilih opsi tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak PA selalu dapat menyadari tugasnya sebagai
anggota Putra-putri Altar dalam bidang Liturgi.
Dari hasil sub variabel kehadiran secara aktif di bidang liturgi diketahui mean
sebesar 17,9883 yang berarti anak-anak PA selalu hadir secara aktif dalam bidang
liturgi sebagai Putra-putri Altar. Dari 60 anak, 46 anak (75%) menyatakan selalu
hadir secara aktif saat bertugas sebagai Putra-putri Altar, 13 anak (23%) menyatakan
sering hadir secara aktif dalam bertugas sebagai Putra-putri Altar, 1 anak (2%)
menyatakan jarang hadir secara aktif dalam bertugas sebagai Putra-putri Altar. Tidak
ada anak yang memilih untuk tidak pernah aktif secara sadar dalam bertugas. Hal ini
menunjukkan bahwa anak-anak PA memiliki kesadaran untuk hadir secara aktif
dalam tugasnya sebagai putra-putri altar.
Dari hasil sub variabel kehadiran secara penuh dalam bidang liturgi diketahui
mean sebesar 7,2833 yang berarti anak-anak PA selalu hadir secara penuh dalam
bidang liturgi, dengan 60 anak PA diantaranya 46 anak (77%) selalu menghadiri
kegiatan liturgi secara penuh, 11 anak (18%) menyatakan sering hadir dalam kegiatan
liturgi sebaga PA secara penuh dan 3 anak (5%) menyatakan jarang hadir dalam
kegiatan liturgi sebagai PA secara penuh. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak PA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
memiliki komitmen untuk hadir dalam kegiatan liturgi secara penuh dari awal hingga
akhir.
Dari hasil sub variabel kehadiran secara sadar dalam komunitas diketahui
bahwa mean sebesar 5,8667 yang berarti anak-anak PA sering hadir secara sadar
dalam kegiatan komunitas. Dengan 60 anak diantaranya 24 anak (48%) menyatakan
selalu hadir secara sadar dalam kegiatan komunitas, 29 anak (49%) menyatakan
sering hadir secara sadar dalam kegiatan komunitas, 6 anak (10%) menyatakan jarang
hadir secara sadar dalam kegiatan komunitas dan 1 anak (3%) menyatakan tidak
pernah hadir secara sadar dalam kegiatan komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata anak hadir secara sadar dalam kegiatan komunitas dan tahu peran mereka.
Dari hasil sub variabel kehadiran secara aktif dalam komunitas diketahui
mean sebesar 6,75 yang berarti anak-anak selalu hadir secara aktif dalam kegiatan
komunitas, dengan 60 anak diantaranya 49 anak (95%) menyatakan selalu hadir
secara aktif dalam komunitas, 11 anak (3%) menyatakan sering hadir secara aktif
dalam komunitas dan 10 anak (2%) menyatakan jarang hadir secara aktif dalam
komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak putra-putri altar memiliki
kesadaran aktif dalam kegiatan komunitas berarti berani mengeluarkan pendapat dan
mengikuti kegiatan dengan tidak hanya hadir secara fisik saja tetapi ikut terlibat di
dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dari hasil sub variabel kehadiran secara penuh dalam komunitas diketahui
mean sebesar 10,85 yang berarti anak-anak dalam komunitas PA sering mengikuti
acara komunitas secara penuh, dengan 60 anak diantaranya tidak ada yang memilih
selalu hadir secara penuh dari awal hingga selesainya kegiatan komunitas, 47 anak
(78%) memilih untuk sering hadir secara penuh dalam kegiatan komunitas dan 13
anak (22%) menyatakan jarang hadir secara penuh dalam kegiatan komunitas. Hal ini
menunjukkan bahwa anak-anak PA untuk hadir secara setia dari awal hingga dalam
acara komunitas rupanya masih butuh peningkatan.
Dari hasil observasi penulis, memang anak-anak Putra-putri Altar mengalami
keterlibatan yang sadar, aktif dan penuh dalam kegiatan liturgi, karena mereka selalu
sadar akan tugasnya dan untuk itu mereka hadir lebih awal guna mempersiapkan hati
dan diri untuk melayani Tuhan di altar. Mereka aktif dan saling mengingatkan bila
temannya lupa untuk mengambil persembahan atau ampul, biasanya mereka
menggunakan kode-kode tertentu untuk mengingatkan agar tidak menggangu
konsentrasi umat, kalau kehadiran secara penuh dalam hal liturgi memang mereka
dapat menahan diri untuk tetap berada di Gereja untuk tetap menjadi pelayan saat
perayaan Ekaristi dari awal hingga akhir.
Keterlibatan anak-anak Putra-putri altar dalam kegiatan komunitas terkadang
harus dikembalikan kepada anak-anaknya sendiri, bagaimana menyikapi kegiatan
komunitas itu sendiri karena ada beberapa anak yang memprioritaskan tugas sekolah
dari pada kegiatan komunitas, namun ada juga yang dapat menyelesaikan keduanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dengan baik. Dalam kegiatan komunitas biasanya anak-anak PA sadar, aktif dan
penuh hadir itu tergantung dari dalam diri anak sendiri karena ada beberapa anak
yang sadar, aktif dan penuh dalam kegiatan komunitas dan menggunakan alat
komunikasi dengan seperlunya namun ada juga yang datang terlambat, bahkan
pulang mendahului maka hal ini tergantung dari cara pandang anak-anak tentang
pentingnya kegiatan komunitas.
E. Keterbatasan Penelitian:
Dalam melaksanakan persiapan hingga proses penelitian, penulis mengalami
hambatan dan keterbatasan sebagai berikut:
1. Keterbatasan waktu :
Peneliti memiliki keterbatasan waktu dalam meneliti sehingga data yang diperoleh
diharapkan bahwa responden menjawab sesuai dengan pengalaman dan keadaan yang
sebenarnya dialami oleh responden.
2. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan membuat kuisioner :
Peneliti mengalami keterbatasan pengetahuan yang berkaitan dengan penggunaan
bahasa dalam kuisioner, sehingga maksud yang diharapkan oleh penulis tidak sesuai
dengan bahasa kuisioner, sehingga kurang dapat dimengerti oleh responden.
3. Keterbatasan pengambilan sampel :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Peneliti terbatas mengambil sampel hanya pada 60 anak dan anak-anak yang pernah
mengikuti Pendampingan Iman Anak, sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat
dibandingkan dengan anak-anak yang tidak pernah mengikuti pendampingan iman
anak.
4. Keterbatasan buku dan dokumen yang digunakan:
Peneliti menyadari keterbatasan dalam mencari dan menemukan sumber-sumber yang
berguna bagi penelitian.
5. Penyebaran Kuisioner :
Kuisioner disebarkan kepada anak-anak Putra-putri altar pada saat sebelum latihan
untuk pekan suci dan sebagian ada yang dibawa pulang sehingga peneliti tidak
mengawasi, sehingga kurang dapat dimengerti oleh responden.
F. Refleksi Kateketis
1. Katekese Bagi Pendampingan Iman Anak
Anak-anak merupakan masa depan Gereja, Gereja sangat membutuhkan anak-
anak untuk regenerasi. Anak-anak membutuhkan katekese dalam usianya yang masih
muda, dengan segala daya ingatan dan kepolosan mereka untuk mengenal Yesus
sebagai anggotta Gereja. Gereja bertugas untuk mendampingi anak dan remaja agar
langkah mereka makin mendalami misteri keselamatan, merayakannya dan
menghayati dalam hidup sehari-hari (Dewan Karya Pastoral 2008: 27). Anak-anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
membutuhkan tempat katekese yang sesuai dengan taraf usia mereka, paguyuban
Pendampingan Iman Anak (PIA) di Gereja merupakan salah satu cara yang tepat
untuk memupuk iman, sikap dan harapan mereka akan Yesus Kristus.
Dalam paguyuban tersebut anak-anak mengalami perkembangan iman
bersama dengan teman-teman seusia mereka, sehingga menyengkan dan mudah bagi
mereka untuk berkembang. Melalui paguyuban Pendampingan Iman Anak (PIA)
anak belajar untuk terlibat dalam hidup Gereja seperti berdoa bersama, memupuk
sikap yang baik dalam hidup sehari-hari dan belajar untuk mengasihi sesama melalui
teman-teman mereka serta menerima sesama apa adanya termasuk kelemahan dan
kelebihan mereka sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan, hal ini ditegaskan
pula dalam Catechesi Tradendae artikel 37 bahwa katekese pada masa anak-anak
adalah katekese yang memberi kepada anak-anak kegembiraan menjadi saksi Kristus
dalam hidup sehari-hari. Anak-anak dapat menjadi saksi Kristus bagi teman-teman
seusianya baik di rumah di sekolah dan dimana saja mereka berada.
Anak-anak dalam berkembang membutuhkan teladan dari orangtua daan
pendamping yang mampu mendukung perkembangan iman mereka, karena tidak
jarang anak-anak malas diajak ke Gereja atau sembayangan lingkungan karena berat
menonton acara televisi, dan bila mereka sekolah di sekolah yang bukan yayasan
Katolik, tidak jarang mereka malah lebih hapal dengan doa-doa di luar agama
Katolik. Dari sini dapat dilihat bahwa anak belajar melalui pengalaman, teladan dan
dilakukan secara terus-menerus sehingga tidak berhenti hanya sampai pada
pendampingan Iman anak, melainkan perlu diteruskan ke paguyuban selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
yang ada di Gereja misalnya menggikuti paguyuban Pendampingan Iman Remaja dan
paguyuban Putra-putri Altar.
2. Katekese Bagi Komunitas Putra-Putri Altar
Komunitas putra-putri altar merupakan salah satu komunitas yang menghayati
hidup sebagaimana yang telah dihayati oleh jemaat perdana mereka berkumpul,
sharing atau berbagi dan kesediaan mereka terlibat dalam kebutuhan umat menjadi
simbol pelayanan mereka kepada Tuhan. Komunitas perlu dibina agar mengarahkan
mereka pada tujuan yang agung yakni Yesus sendiri. Katekese bagi komunitas putra-
putri altar bermaksud juga untuk menghantar anggota putra-putri altar dalam
kehidupan umat serta perutusannya mereka perlu menyadari bahwa mereka
merupakan bagian dari umat, mereka bukan hanya obyek melainkan subyek dalam
kehidupan umat (Dewan Karya Pastoral 2008: 30).
Mengingat anggota putra-putri altar menginjak usia remaja dengan berbagai
pertanyaan dan tantangan zaman maka katekese diharapkan dapat menjadi pegangan
hidup mereka dalam pergulatan hidup. Mengingat masa remaja anak lebih senang
bergaul, berkumpul dan berkelompok dengan teman-teman seusia mereka dengan
bakat dan tujuan yang sama maka diharapkan komunitas putra-putri altar dapat
menyuguhkan pertemuan untuk para anggota sharing, ibadat dan berdoa bersama.
Yesus pernah berkata “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-
Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:20) diharapkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
pertmuan katekese tersebut anggota komunitas dapat semakin dekat dan merasakan
kehadiran Tuhan lewat teman-teman dan pelayanan mereka sebagai putra-putri altar
dan pelajar yang dapat melayani Tuhan dengan tulus hati. "Lihat, Aku mengutus
kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati.” Pesan Yesus tersebut mau mengajak anggota
komunitas putra-putri altar agar dapat menjadi pelayan yang tulus dan mampu
melihat kondisi zaman secerdik ular agar tidak jatuh pada hiburan-hiburan dan
pergaulan yang salah di dilam dunia yang acuh tak acuh sekarang.
Dalam perannya sebagai putra-putri altar hendaknya mampu memberikan
kesaksian bagi teman, keluarga dan masyarakat melalui sikap tindakan dan tutur kata
mereka sebagai pelayan Tuhan. Cara berkatekese yang menarik sesuai dengan usia
mereka tentu menjadi semangat tersendiri untuk menghadiri kegiatan tersebut hal ini
sama seperti yang diungkapkan dalam CTe artikel 46 Gereja mempunyai peluang
untuk menggunakan media sosial yang menarik untuk berkatekese sesuai dengan
keadaan mereka.
Akhirnya ketekese bagi komunitas putra-putri altar memang sangat
dibutuhkan mengingat perkembangan dan usia mereka serta perkembangan zaman
yang semakin acuh tak acuh terhadap kehidupan yang semakin berubah. Hendaknya
disadari bahwa katekese yang tepat bagi mereka seperti yang terungkap dalam
Catechesi Tradendae artikel 38 adalah katekese yang mampu membimbing mereka
untuk memeriksa hidupnya dan menjalin dialog, katekese yang tidak mengacuhkan
soal-soal besar kaum remaja, pemberian diri, iman kepercayaan cinta kasih dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sarana-sarana pengungkapannya. Ketekese tersebut yang dirindukan oleh anggota
putra-putri altar yang menginjak usia remaja, pewahyuan diri Yesus sebagai teman,
sahabat dan pembimbing mereka yang dekat dengan mereka, dapat diteladan dan
mempuat mereka mampu mewartakan karya keselamatan Yesus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian bab IV menunjukkan bahwa mean dari Pendampingan Iman
Anak sebesar 53,5833 masuk dalam kriteria sangat baik dan menunjukkan
bahwa di Paroki Marganingsih Kalasan memiliki kegiatan Pendampingan
Iman Anak, hasil mean juga menunjukkan bahwa Pendampingan iman anak
di Paroki Marganingsih Kalasan berjalan dengan sangat baik. Pendampingan
Iman Anak merupakan suatu interaksi antara pendamping dan anak-anak
melalui sebuah program atau persiapan yang dipersiapkan oleh pendamping
untuk lebih mengenal dan dekat dengan Yesus, dari hasil studi dokumen
tentang Pendampingan Iman Anak didapati bahwa wilayah, stasi dan Gereja
Paroki Marganingsih Kalasan ternyata belum mempunyai persiapan untuk
pendampingan dan satuan pendampingan secara terencana sehingga proses
pendampingan berjalan mengalir saja.
2. Sub variabel dari Pendampingan Iman Anak yakni: Keteladanan Pendamping
PIA dengan memiliki nilai mean sebesar 28,15 yang berarti anak-anak sangat
setuju bahwa pendamping dapat dijadikan teladan bagi mereka untuk terlibat
dalam hidup menggereja dan mampu memperkenalkan macam-macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
kegiatan yang dapat dipilih oleh anak-anak untuk masuk dan terlibat di
dalamnya. Sub Variabel Keaktifan Anak-anak dalam PIA memiliki nilai
mean sebesar 10,7833 yang berarti anak-anak selalu mau ikut aktif dalam
pendampingan iman anak dengan menyanyi bersama, bermain bersama dalam
mengikuti proses pendampingan. Sub variabel Kegunaan Program dalam PIA
tampak bahwa nilai mean sebesar 14,65 dan masuk dalam kriteria program
PIA sering digunakan dalam proses persiapan untuk pendampingan, maka
dapat dikatakan bahwa di Paroki Marganingsih Kalasan terdapat program
(rencana pendampingan) yang digunakkan dalam proses pendampingan.
3. Dari hasil penelitian bab IV menunjukkan bahwa mean dari Keterlibatan
Putra-putri Altar di Paroki Marganingsih Kalasan bernilai sebesar 56,7 yang
menunjukkan bahwa keterlibatan Putra-putri Altar berjalan dengan sangat
baik. Anak-anak anggota putra-putri Altar dapat melaksanakan tugas liturgi
dan kegiatan yang ada dalam komunitas dengan sangat baik. Terlibat berarti
keikutsertaan secara sadar, aktif dan penuh sebagai putra-putri altar saat
bertugas liturgi maupun dalam kegiatan komunitas. Dari hasil pengamatan
secara obyektif anggota putra-putri altar memang sebagian besar sudah
terlibat dengan baik, hanya saja terkadang yang bertugas tidak sesuai dengan
yang ada dalam teks misa, dalam teks misa yang bertugas PA tertulis enam
petugas PA namun kenyataan di saat misa terkadang hanya empat atau dua
anak saja yang bertugas.
4. Sub variabel dari Keterlibatan Putra-putri Altar adalah: kehadiran anggota
putra-putri altar secara sadar dalam tugas secara liturgis yang memiliki nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
mean sebesar 10,5833 ini menunjukkan bahwa anggota putra-putri altar
paroki Marganingsih Kalasan selalu memiliki kepekaan untuk hadir secara
sadar dalam kegiatan liturgi Gereja. Sub Variabel Kehadiran secara aktif
dalam tugas secara liturgis memiliki nilai mean sebesar 17,98333 yang berarti
anak-anak putra-putri altar selalu menjalankan tugas liturgisnya secara aktif,
dan sub variabel Kehadiran secara penuh dalam kegiatan liturgi memiliki
nilai mean sebesar 7,2833 yang berarti anggota putra-putri altar sangat setuju
untuk melaksanakan kegiatan liturgi secara penuh dari awal hingga akhir. Sub
Variabel kehadiran Anggota putra-putri altar secara sadar dalam komunitas
memiliki nilai mean sebesar 3,25 yang berarti anak-anak sering mengikuti
kegiatan dalam komunitas secara sadar. Sub variabel kehadiran secara aktif
dalam komunitas memiliki mean sebesar 6,75 yang berarti bahwa anak-anak
anggota Putra-putri Altar selalu hadir secara aktif dalam kegiatan komunitas.
Sub Variabel kehadiran secara penuh dalam kegiatan komunitas memiliki
mean sebesar 10,85 yang berarti anak-anak anggota Putra-putri Altar selalu
mengikuti kegiatan komunitas secara penuh.
5. Dari hasil uji hipotesis yang digunakan untuk melihat pengaruh, dengan
signifikansi sebesar 0,000 dan kurang dari 0,05 yang berarti bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari Variabel bebas yaitu Pendampingan Iman Anak terhadap
variabel terikat yaitu Keterlibatan Putra-putri Altar. Dari hasil regresi
didapatkan besarnya pengaruh Pendampingan Iman Anak terhadap
Keterlibatan Putra-putri Altar sebesar 0,471 atau (dikalikan 100%) 47,1%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Besarnya hasil didapatkan dengan menggunakan rumus persamaan regresi
dan didapatkan Y = 17,558 + 0,730 X, artinya setiap penambahan satu poin
Pendampingan Iman Anak maka keterlibatan Putra-putri Altar bertambah
17,558 + 0,730.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian di atas, penulis memberikan
beberapa saran yang diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan
keterlibatan anak untuk hidup menggereja khususnya sebagai putra-putri altar:
1. Bagi Pihak Gereja:
Pihak Gereja lebih menggiatkan dan meningkatkan kegiatan
Pendampingan Iman Anak yang dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi proses
pendampingan baik di Gereja Paroki Marganingsih Kalasan maupun di wilayah
atau lingkungan yang mempunyai kegiatan tersebut, guna mendukung dan
membantu proses pendampingan. Mengumpulkan pendamping dan membuat
perencanaan bersama sehingga materi pendampingan baik dalam wilayah, stasi
maupun paroki memiliki materi dan perencanaan yang sama sehingga dapat
digunakan oleh pendamping dalam memberikan materi.
2. Bagi Pendamping Pendampingan Iman Anak:
Pendamping mempunyai peran penting dalam proses pendampingan
maka perlu untuk memberikan diri mengikuti kegiatan-kegiatan yang
mengembangkan dan menambah pengetahuan berkaitan dengan Pendampingan
Iman Anak dengan regenerasi pendamping dan evaluasi serta pengorganisasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
pendamping. Pendamping perlu mempersiapkan program, silabus dan satuan
pendampingan untuk pendampingan iman anak sehingga proses pendampingan
tidak hanya berjalan apa adanya melainkan terencana dan dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tahu arah yang hendak dicapai. Bila dirasa
untuk membuat program dan satuan pendampingan sendiri tidak mencukupi maka
pendamping PIA se-Paroki Marganingsih Kalasan dapat dikumpulkan untuk
berbagi tugas, sehingga satuan pendampingan dan materi yang disampaikan se-
Paroki Marganingsih Kalasan dapat sama dan hal tersebut juga menghindari
pengulangan materi yang sama dalam satu tahun.
3. Bagi Orangtua:
Orangtua sebagai pendidik yang utama dan pertama dmana anak
mengenal basis Gereja dalam keluarga tersebut makan hendaknya orangtua
memberikan waktu, teladan dan memotivasi anak-anaknya untuk terlibat dalam
kegiatan menggereja, mengajak dan mengingatkan anak untuk mengikuti PIA
karena di dalam PIA anak dapat berkembang imannya sesuai dengan usia mereka
dan belajar bersosialisasi bersama dengan teman-teman sebayanya. Orangtua
hendaknya mendukung dan membantu memfasilitasi kebutuhan PIA dengan
bekerjasama bersama dengan pendamping PIA sebagai mitra kerja.
4. Bagi anggota Putra-putri Altar :
Lebih meningkatkan semangat keterlibatan sebagai pelayan Tuhan di
Altar secara sadar, aktif dan penuh, membantu imam saat Perayaan Ekaristi tidak
hanya dalam misa mingguan namun juga misa harian atau misa di wilayah
maupun stasi masing-masing anggota putra-putri Altar tanpa harus diperintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
(secara sadar, aktif dan penuh). Sebagai anggota komunitas hendaknya terbuka
dan mau merangkul semua teman-teman dalam komunitas PA tersebut sehingga
dapat bekerjasama dengan baik dan saling mengingatkan harapannya anggota
komunitas rindu untuk berkumpul bersama untuk saling mendukung dalam
pelayanan dan hidup bersama sebagai saudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Amin Susanto, Al. (2008). Minggu Gembira. Yogyakarta: Kanisius.
Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II Kepada Para Uskup, Klerus dan
Segenap Umat Beriman tentang Katekese Masa Kini. (1979). Catechesi
Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Departemen
Dokumentasi dan penerangan KWI.
Balun, Bernard S. (2012). Komunitas Basis Gerejawi Paroki, Gereja yang hidup.
Yogyakarta: Lamalera.
Bagiyowinadi, FX. (2009). Bekal untuk Pendamping Bina Iman Anak.
Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Boli Kotan, Daniel. (2010). Katekese Anak Usia Dini. PRAEDICAMUS. H. 48-61
Budi Santosa, Purbayu. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Yogyakarta: Andi.
Budiardjo, Tri. (2011). Pelayanan Anak yang Holistik. Yogyakarta: Andi.
Biddulp, Steve. (2004). The Secret Of Happy Children. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Gabriel, F.X. (1997). Seluk-beluk Putra Altar. Malang: Lumen Christi.
Goretti Sugiarti, M. (1999). Pendampingan Iman Anak. Diktat PIA untuk
Mahasiswa Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Heuken, Adolf. (2005). Ensiklopedi Gereja jilid V. Jakarta: Yayasan Cipta Loka
Caraka.
Hurlock, Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1. Alih Bahasa: dr.
Med.Meitasari Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
________________. (1990). Psikologi Perkembangan edisi kelima. Alih Bahasa:
Dra. Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Indra Sanjaya, V. (2011). Belajar dari Yesus Sang Katekis. Yogyakarta: Kanisius.
KAS, Dewan Karya Pastoral. (2008). Nota Pastoral: Melibatkan Anak dan
Remaja untuk Pengembangan Umat. Dewan Karya Pastoral : KAS.
_________________. (2014). Formatio Iman Berjenjang. Yogyakarta: Kanisius.
Kitab Hukum Kanonik. (2006). (F.X. Purwoharsanto., dkk, penerjemah). Bogor:
Grafika Mardi Yuana.
Konsili Vatikan II. (1990). Sacrosanctum Concilium. Diterjemahkan oleh: R.
Hardawiryana. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan penerangan
KWI.
Listiani, Ingrid. http://katolisitas.org/8757/sekilas-makna-liturgi-dan-beberapa-
pelanggaran-liturgi accessed on Mei 30, 2014.
Martasudjita, E. (1998). Memahami Simbol-simbol Liturgi. Yogyakarta: Kanisius.
_________________.(2007). Liturgi dalam Keluarga. Yogyakarta: Kanisius.
_________________.(2008). Bersama anak dan remaja berliturgi. Yogyakarta:
Kanisius.
_________________.(2008). Panduan Misdinar. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
_________________.(2008).Tentang Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius.
_________________.(2014). Formatio Iman dalam Liturgi. Yogyakarta:
Kanisius.
Misdinar Paulus.http://misdinarpaulus.blogspot.com/ accessed on September 24,
2014.
Musfiqon, M. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Pedoman Umum Misale Romawi. (2002). (Komisi Liturgi KWI, penerjemah).
Flores: Nusa Indah.
Prasetya, L. (2003). Keterlibatan Awam. Malang: Dioma.
_________________.(2008).Dasar-dasar Pendampingan Iman Anak.
Yogyakarta: Kanisius.
Pidyarto Gunawan, H. (2001). Umat Bertanya, Romo Pid Menjawab. Rubik
Konsultasi Iman 5. Kanisius: Yogyakarta.
Pudjiono, V. (2007). Pendidikan Anak di Rumah di Bidang Iman. Semarang:
Komisi pendampingan Keluarga.
Pujasumarta, J.(2008). Ekaristi: Berbagi Lima Roti dan Dua Ikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Purwanti, Anastasia (2012). Pengaruh Model Pendampingan Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Divisions Dalam Persiapan Komuni
Pertama Terhadap Keterlibatan Anak Dalam Perayaan Ekaristi di
Paroki Santo Petrus dan Paulus, Klepu, Sleman, Yogyakarta. Skripsi
Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Purwatma,M. (2014). Komunitas Para Murid Demi Kerajaan Allah Seri Pastoral
426. Yogyakarta: Kanisius.
Riduwan (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: Gramedia
Setiawati, Maria. (1989). Santo Tarsisius. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhardiyanto, HJ (2011). Pendidikan Iman Anak. Diktat Mata Kuliah PIA untuk
Mahasiswa semester III Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Sujarweni, V. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syamsu, H. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Tanujaya, Edward. (2009). Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta:
Salemba.
Tay, Stevanus. http://katolisitas.org/6073/arah-dasar-pembinaan-iman-anak-
gereja-katolik-indonesia-2006-2016/ accessed on September 25, 2014.
Ujan, Boli .http://katolisitas.org/10405/apakah-tugas-akolit-misdinar accessed on
September 17, 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Wijayani, Agustina. (2011). 100 Tips Mengajar Sekolah Minggu. Yogyakarta:
Footprints publishing.
Wordpress.com.https://binaimankatolik.wordpress.com/2012/04/19/bina-iman-
anak-katolik/ accessed on Mei 23, 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
Lampiran 1: Surat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Nama : .......................................
I. Petunjuk Pengisian
A. Bacalah dan cermati pertanyaan sebelum mengerjakannya.
B. Isilah setiap pertanyaan dengan pengetahuan dan pengalaman yang kamu alami
dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersedia, berikut contoh
pengisian:
1. Saya mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari minggu atau hari besar yang
disamakan dengan hari minggu.
Selalu !__√_____!______!______!______! Tidak pernah
Artinya:
a. Bila memberi tanda centang (√) pada kolom “selalu” berarti kamu selalu
mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari minggu atau hari besar yang
disamakan dengan hari minggu.
b. Bila memberi tanda centang (√) di antara kolom “selalu” dan “tidak pernah”
berarti kamu jarang mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari Minggu atau
hari besar yang disamakan dengan hari minggu.
c. Bila memberi tanda centang (√) pada kolom “tidak pernah” berarti kamu
tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi setiap hari Minggu atau hari besar
yang disamakan dengan hari minggu.
C. Jawaban langsung dikerjakan pada lembar angket ini.
D. Hanya ada satu tanda (√) di setiap butir pertanyaan dan pastikan setiap pertanyaan
terisi tanpa ada yang terlewatkan.
E. Terimakasih atas kerjasamanya.
Selamat Mengerjakan, Tuhan memberkati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
II. Isilah pernyataan di bawah ini pada kolom yang telah disediakan!
A. Variabel Pendampingan Iman Anak
1. Saya diarahkan untuk mengamati kegiatan hidup menggereja.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
2. Pendamping datang dari awal hingga akhir pendampingan.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
3. Pendamping menjelaskan tujuan dari setiap pertemuan.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
4. Pendamping menguasai materi
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
5. Pendamping melaksanakan pendampingan menggunakan langkah-langkah sesuai
dengan materi
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
6. Dalam melaksanakan materi PIA pendamping menggunakan sarana dan prasarana
yang mendukung.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
7. Pendamping memberikan penilaian terhadap hasil karya anak-anak.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
8. Penamping memberikan pujian atas hasil kerja anak-anak PIA.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
9. Pendamping memberikan hadiah atau penghargaan kepada anak-anak yang
berprestasi.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
10. Dalam PIA saya ikut bergembira dan bernyanyi bersama dengan teman-teman.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
11. Saya berani menceritakan pengalaman hidup saya secara jujur.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
12. Saya mampu bermain dengan semua teman tanpa pilih kasih.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
13. Saya mampu bekerjasama dengan teman-teman dalam kelompok.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
14. Dalam PIA terdapat kegiatan pendampingan yang diadakan setiap minggu.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
15. Setiap pertemuan pendampingan selalu ada pendamping yang datang.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
16. Pendamping berjumlah lebih dari satu orang.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
17. Materi PIA membuat saya semakin mengenal Tuhan Yesus.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
18. Romo paroki pernah berkunjung dalam PIA.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
B. Variabel keterlibatan sebagai Putra-putri Altar dalam tugas Liturgis
1. PA mempunyai jadwal tugas liturgis dan saya terdaftar dalam jadwal tugas PA harian,
mingguan maupun hari raya.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
2. Saya melaksanakan tugas sesuai jadwal.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
3. Saat mempunyai inisiatif dalam melaksanakan tugas PA.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
4. Bila saya bertugas sebagai pembawa wiruk atau tugas yang lainnya dalam PA, saya
melaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
5. Saat Perayaan Ekaristi saya ikut menjawab dan menggucapkan doa-doa bersama
umat.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
6. Saya ikut bernyanyi bersama umat saat Perayaan Ekaristi
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
7. Duduk dengan tenang dan khikmat merupakan salah satu sikap liturgi yang dapat
membantu umat dalam Perayaan Ekaristi.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
8. Saya merasa perlu mengingatkan teman lain yang lupa akan tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
9. Saat bertugas sebagai PA saya dapat bekerjasama dengan teman-teman.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
10. Saat akan bertugas, saya berusaha hadir lebih awal untuk persiapan.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
11. Saya mengikuti perayaan Ekaristi dari awal hingga akhir secara khidmat.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
C. Variabel keterlibatan sebagai Putra-putri Altar dalam Komunitas
1. Rapat PA dilaksanakan secara rutin.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
2. Saya mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam komunitas.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
3. Saya berani menggungkapkan pendapat demi kepentingan bersama.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
4. Ketika saya terpilih menjadi panitia dalam suatu kegiatan PA, saya melaksanakan
peran saya secara bertanggungjawab.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
5. Saat ada rapat atau pertemuan, saya berusaha datang tepat waktu.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
6. Saat pertemuan atau rapat, saya menggunakkan alat komunikasi seperlunya agar tidak
menggangu.
Sangat Setuju !______!______!______!______! Tidak setuju
7. Saya mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Selalu !______!______!______!______! Tidak pernah
*Terimakasih, Tuhan memberkati*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 3: Tabel Total Variabel X dan Y
No Nama ∑X ∑Y Total X+Y
1 Briant 61 62 123
2 Carissa 54 46 100
3 Fransiska 65 71 136
4 Viona 56 65 121
5 Luru 65 65 130
6 Lauren 56 55 111
7 Jessica 64 62 126
8 Anggela 63 64 127
9 Veve 68 67 135
10 Bernadin 68 66 134
11 Keavin 68 67 135
12 Vivi 65 68 133
13 Olivia 65 67 132
14 Fabiola 49 53 102
15 Devina 66 64 130
16 David 64 64 128
17 Marlan 60 59 119
18 Ditto 57 63 120
19 Didi 59 65 124
20 FX. Ditto 55 60 115
21 Davino 48 53 101
22 Krisna 60 57 117
23 Mario 64 65 129
24 Destya 61 57 118
25 Anna 65 68 133
26 Abraham 61 69 130
27 Restu 48 59 107
28 Rangga 66 67 133
29 Tessa 56 59 115
30 Gaby 69 62 131
31 Diah 64 60 124
32 Febriana 61 66 127
33 Tasya 68 63 131
34 Sinta 49 51 100
35 Fioreti 63 55 118
36 Maya 66 71 137
37 Aris 57 66 123
38 Bekti 67 65 132
39 Amel 64 64 128
40 Lora 62 67 129
41 Vitus 66 64 130
42 Sehvi 59 62 121
43 Octa 68 72 140
44 Danik 64 63 127
45 Hai 63 67 130
46 Felix 68 62 130
47 Monica 60 50 110
48 Dandy 57 52 109
49 Kesia 67 70 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
50 Gita 64 65 129
51 Maurence 61 66 127
52 Putri 57 60 117
53 Vita 65 62 127
54 Chyntia 67 67 134
55 Agung 67 61 128
56 Cindy 64 62 126
57 Icha 68 67 135
58 Edo 66 68 134
59 Michael 68 67 135
60 Aloysius 67 71 138
Jumlah 3733 3775 7508
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Lampiran 4: Tabel Nilai r Product Moment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
Lampiran 5: Hasil Analisis Validitas
pendampingan Iman Anak
NO Nama Pendamping Anak-anak PIA Program PIA
∑X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 Briant 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 2 4 4 4 3 61
2 Carissa 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 54
3 Fransiska 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 65
4 Viona 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 61
5 Luru 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 65
6 Lauren 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 56
7 Jessica 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 64
8 Anggela 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 63
9 Veve 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 68
10 Bernadin 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 68
11 Keavin 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 68
12 Vivi 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 1 65
13 Olivia 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 1 65
14 Fabiola 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 49
15 Devina 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 66
16 David 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 64
17 Marlan 4 3 4 2 4 3 3 4 1 4 3 3 4 4 4 3 4 3 60
18 Ditto 4 1 4 3 3 2 4 3 4 1 4 3 4 1 4 4 4 4 57
19 Didi 4 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3 3 4 2 3 3 3 4 59
20 FX. Ditto 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 55
21 Davino 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 4 2 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
22 Krisna 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 60
23 Mario 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 64
24 Destya 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 4 4 3 61
25 Anna 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 65
26 Abraham 3 4 3 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 61
27 Restu 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 48
28 Rangga 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 66
29 Tessa 3 2 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 56
30 Gaby 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 69
31 Diah 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 64
32 Febriana 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 4 3 61
33 Tasya 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 68
34 Sinta 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 49
35 Fioreti 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 63
36 Maya 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 66
37 Aris 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 57
38 Bekti 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 67
39 Amel 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 64
40 Lora 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 62
41 Vitus 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 66
42 Sehvi 2 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 59
43 Octa 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
44 Danik 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 3 64
45 Hai 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 63
46 Felix 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 68
47 Monica 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 60
48 Dandy 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
49 Kesia 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 67
50 Gita 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 64
51 Maurence 2 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 61
52 Putri 4 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 57
53 Vita 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 3 65
54 Chyntia 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 67
55 Agung 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 67
56 Cindy 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 64
57 Icha 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 68
58 Edo 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 66
59 Michael 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 68
60 Aloysius 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 1 67
E 211 213 216 206 220 205 203 215 184 209 173 216 222 202 224 227 226 166
N 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300
IK 0,703 0,71 0,72 0,69 0,733 0,68 0,68 0,72 0,61 0,697 0,577 0,72 0,74 0,673 0,747 0,76 0,75 0,55
1
Q 0,297 0,29 0,28 0,31 0,267 0,32 0,32 0,28 0,39 0,303 0,423 0,28 0,26 0,327 0,253 0,24 0,25 0,45
PQ 0,209 0,206 0,2 0,22 0,196 0,22 0,22 0,2 0,24 0,211 0,244 0,202 0,19 0,22 0,189 0,18 0,19 0,25
60 59
Var but. 0,39 0,455 0,35 0,49 0,294 0,62 0,41 0,31 0,74 0,593 0,851 0,312 0,25 0,609 0,267 0,21 0,25 0,76
Var tot
Reliabilitas 0,859
Validitas 0,484 0,542 0,51 0,32 0,529 0,39 0,44 0,47 0,32 0,402 0,221 0,61 0,61 0,554 0,336 0,33 0,5 0,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
Keterlibatan PA
Bidang Liturgis Dalam Komunitas
kehadiran secara sadar Kehadiran secara aktif
kehadiran
penuh
kehadiran
sadar
kehadiran
aktif kehadiran penuh ∑Y
TOTA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 62 123
4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 46 100
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 136
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 65 126
4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 66 131
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 55 111
3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 1 2 4 3 4 4 4 62 126
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 4 4 64 127
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 67 135
4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 66 134
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 67 135
4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 68 133
4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 67 132
4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 53 102
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 64 130
4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 64 128
4 3 2 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 59 119
4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 2 63 120
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 65 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 60 115
3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 53 101
4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 1 1 4 1 4 4 57 117
3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 65 129
3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 57 118
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 68 133
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 69 130
3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 2 3 4 4 59 107
4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 67 133
3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 59 115
3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 62 131
4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 4 3 4 1 3 4 60 124
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 3 4 4 66 127
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 63 131
3 2 2 4 4 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 51 100
4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 55 118
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 137
4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 66 123
2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 65 132
4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 64 128
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 67 129
3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 4 64 130
4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 2 2 3 4 4 4 62 121
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 140
4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 63 127
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 67 130
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 3 3 62 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
2 2 2 3 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 50 110
1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 52 109
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 70 137
4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 65 129
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 66 127
4 3 2 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 60 117
4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 62 127
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 67 134
3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 61 128
4 3 2 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 62 126
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 67 135
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 68 134
4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 67 135
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71 138
217
20
7
20
6 222 222 213 218
20
0 226 212 225 157 195 186 219 212
21
6 223
300
30
0
30
0 300 300 300 300
30
0 300 300 300 300 300 300 300 300
30
0 300
0,7
2 0,7 0,7
0,7
4 0,74
0,7
1
0,7
3 0,7
0,7
5 0,71 0,75 0,52 0,65 0,62 0,7
0,7
1 0,7
0,7
4
0,2
8 0,3 0,3
0,2
6 0,26
0,2
9
0,2
7 0,3
0,2
5 0,29 0,25 0,48 0,35 0,38 0,3
0,2
9 0,3
0,2
6
0,2 0,2 0,2
0,1
9
0,19
2
0,2
1 0,2 0,2
0,1
9 0,21 0,19 0,25 0,23 0,24 0,2
0,2
1 0,2
0,1
9
0,4 0,4 0,5 0,3 0,24 0,3 0,3 0,6 0,2 0,42 0,19 0,88 0,53 0,6 0,3 0,4 0,3 0,2 15,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
1 8 7 5 4 5 9 7
100,6
0,2
6 0,7 0,5
0,3
4
0,62
6
0,4
4
0,3
8 0,5
0,4
7 0,46 0,55 0,3 0,47 0,47 0,6
0,4
7 0,4
0,3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
Kriteria Interval Jumlah Presentase
Sangat terencana 14,3-20 0 0%
Terencana 10,7-14,2 0 0%
Kurang terencana 7,1-10,6 2 50%
Tidak terencana 3,5-7,0 2 50%
Jumlah 4 100%
0% 0%
50% 50%
studi dokumen
sangat terencana
terencana
kurang terencana
tidak terencana
Lampiran 6: Tabel Statistics
Studi Dokumen
Studi Dokumen
N
valid
4
Mean 6.5000
Median 6.5000
Mode 5.00a
Std. Deviation 1.29099
Variance 1.667
Range 3.00
Minimum 5.00
Maximum 8.00
Sum 26.00
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI