Sri Subekti Bendryman PANITIA SELEKSI CALON DEKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · penciptaan skenario, ... juga pemain film pendek, (3)...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · penciptaan skenario, ... juga pemain film pendek, (3)...
i
PROSES KREATIF
KARYA SINEMATOGRAFI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
ANGELA FRENZIA B.
NIM 054114024
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA September 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ada dua jenis manusia di dunia ini,
seorang realis dan pemimpi.
Mereka yang realis tahu kemana akan pergi
Mereka yang pemimpi telah tiba disana
(Robert Orben)
Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk:
Bapa di Surga
Yesus dan Bunda Maria
Mama dan Papa
Kaum miskin di Indonesia
Teman-teman yang bergerak bagi keadilan si miskin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Frenzia, Angela. 2010. Proses Kreatif Karya Sinematografi Film Pendek “Lampu-Lampu Ampera”. Tugas Akhir Strata 1 (S-1). Yogyakarta : Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma. Tugas Akhir karya sinematografi ini memaparkan proses kreatif pembuatan film pendek karya penulis yang berjudul “Lampu-Lampu Ampera”. Tugas akhir ini bertujuan menjabarkan proses pembuatan karya sinematografi mulai dari tahap awal atau pra produksi, tahap pengambilan gambar atau produksi dan tahap editing atau pasca produksi, hingga menjadi suatu karya utuh film pendek “Lampu-Lampu Ampera”. Proses pembuatan karya sinematografi film pendek “Lampu-Lampu Ampera” ini melewati beberapa tahapan yaitu (1) tahap pra produksi atau perencanaan kegiatan seperti penciptaan skenario, pembuatan Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget pembentukaan tim inti, perekrutan pemain, pencarian lokasi shooting, tata ruang, juga tata rias dan properti, (2) tahap produksi seperti shooting film pendek meliputi penetapan skenario akhir, penetapan lokasi shooting, persiapan peralatan shooting, peran dan tugas kru, juga pemain film pendek, (3) tahap pasca produksi seperti proses editing gambar, editing suara, dan tata musik. Film pendek “Lampu-Lampu Ampera” menceritakan seorang transmigran remaja jalanan bernama Ilham yang sangat ingin rumahnya dialiri listrik agar dapat merasakan cahaya lampu di rumahnya. Keinginan Ilham ini dilatarbelakangi oleh berkilaunya kota Palembang oleh lampu listrik, namun tidak di rumahnya. Ilham mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya kepada emaknya. Namun emak yang juga tidak tahu banyak, membuat Ilham jengkel dan pergi dari rumah. Di tengah kekecewaan karena Ilham tidak menemukan titik terang, Ilham menemukan koran yang terdapat berita mengenai PLN dan Ampera. Akhirnya Ilham memberanikan diri utnuk pergi ke kantor PLN. Sesampainya di kantor PLN, Ilham malah ciut melihat beberapa satpam. Namun seseorang perempuan membantu Ilham dan memberikan informasi, Melihat keadaan kantor yang sepi, Ilham mencoba memasuki sebuah ruangan. Di ruangan itu ia bertemu dengan salah satu karyawan. Mereka pun berbincang-bincang. Melihat ada peluang baik, Ilham meminta karyawan tersebut membantunya memindahkan lampu yang ada di Ampera ke rumah Ilham. Hal itu tidak disambut baik, Ilham justru diusir. Ilham gagal, namun ia tidak menyerah. Di otaknya masih tersimpan cara lain untuk mendapatkan lampu. Pada saat itu, Ilham bertemu dengan Agus, sahabatnya dan menceritakan kejadian di PLN. Ilham mengutarakan niatnya untuk mencongkel lampu lalu lintas yang baru dibuat di perempatan jalan karena menurut Ilham lampu itu bisa hidup tanpa listrik. Ternyata lampu itu sama sekali tidak menyala. Digantungnya lampu di langit-langit rumahnya dengan harapan akan menyala walau sedikit. Lampu tetap tidak menyala. Keesokannya Ilham mencoba peruntungan dengan meminta lampu di kantor DPRD. Hal itu ia lakukan karena sebelumnya ia mendengar bahwa semua orang melakukan demo dan meminta banyak hal di kantor DPRD tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Sesampainya di kantor DPRD, Ilham dan Agus justru bingung akan meminta kepada siapa. Mereka pun pulang setelah menunggu berjam-jam. Keesokannya, lampu curian itu dibuang Ilham dan Ilham pun sadar bahwa terlalu sulit baginya untuk menyicipi cahaya lampu listrik. Setelah melalui kegiatan pengambilan gambar, hasil yang didapat dari proses tersebut adalah (1) film pendek berjudul “Lampu-Lampu Ampera” berbentuk Video Compact Disc dan Digital Video Disc, (2) sebuah laporan akhir pertanggungjawaban karya sinematografi film pendek “Lampu-Lampu Ampera” yang menjabarkan proses pembuatan karya sinematografi film pendek “Lampu-Lampu Ampera.” Kemudian, penulis menyimpulkan bahwa film pendek “Lampu-Lampu Ampera” merupakan visualisasi dari realita kesenjangan sosial yang ada di kota Palembang. Selain sebagai pembelajaran untuk dapat menghasilkan karya yang lebih baik nantinya, film pendek “Lampu-Lampu Ampera” tersirat bebrapa kritikan terhadap pemerintah kota Palembang dalam membuat kebijakan. Penulis memilih untuk mengangkat fenomena listrik di kota Palembang dan memberi judul film pendek ini ”Lampu-Lampu Ampera” karena menurut penulis, lampu-Lampu Ampera yang banyak mewakili banyak permasalahan di kota palembang. Dalam membuat film pendek “Lampu-Lampu Ampera” ini, bukanlah dana yang besar yang menjadi pegangan, melainkan sikap mau berproses hingga sebuah hasil karya film yang artistik dan bermakna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Frenzia, Angela. 2010. Proses Kreatif Karya Sinematografi Film Pendek “Lampu-Lampu Ampera.” Tugas Akhir Strata 1 (S-1). Yogyakarta : Indonesian Literature Study Program, Indonesian Literature Department, Indonesian Literature Faculty, Sanata Dharma University. This Final Paper on cinematography exposed the creative process in making a short movie, “Lampu-Lampu Ampera” written by the paper writer. This Final Paper aimed at the explanation of the process in making the cinematograph started from the first stage or pre-production, filming process or production, editing process or post-production, to a complete work of short movie entitled “Lampu-Lampu Ampera”. The process in making the cinematograph had gone through some stages. The first stage was (1) pre-production. This stage included script creating process, planning and storyboarding, crew and team recruitment, characters development and audition process, fund raising, filming locations, planning for the settings, sound system, make up and properties, (2) production stage was about the production or filming process. It included script revision, the final plan of locations, the fixed plan of tools and equipments using, team works, and the performance of actors and actresses, (3) editing stage was about the post-production. It contained of the editing process for the film, sound, and music. Short movie “Lampu-Lampu Ampera” tells a story about Ilham, a young transmigrator who wanted to see the lights of electricity lamps in his house. The gap between the luxury lights of Palembang City and his dark house was the reason of his desire. He tried to find the answers of the questions stressed his mind by asking his mother. His mother’s lacks of answers and resignation made him mad. He went out then to find the answers somewhere. In his desperation, he decided to cut his hair off to get rid of his bad luck. By doing this, he wished to get what he wanted. Soon as his hair cut, he found a newspaper which posted an article about The State Electricity Enterprise (PLN) and The Ampera Bridge. He also read an article about electricity and PLN. He forced himself to go to the PLN office. As he arrived there, he almost lost his guts seeing some security officers. A woman helped him by giving some information which rebuilt his confidence. He walked into the office without any doubt and fear. Seeing that there was nobody there, he straightly entered a room. He met an officer there. The officer asked him why he was there. They had a small talk then. Seeing that there was a good chance, Ilham asked the officer to help him taking the lights at the Ampera Bridge and placed them in his house. The officer was angry and asked him to leave the office.He failed but he did not give up. He still had another idea in his mind to get the lights. At the same time, he met his friend, Agus. He told Agus about what had happened in the office before. After busking in the street, he uttered his plan to steal a new traffic light at a crossroad. He thought that the lamp could catch a light without the electricity. Indeed, he was completely wrong; no light came from the lamp. Nevertheless, he believed that there would be a miracle. He hung the lamp on the roof and expected that it would catch a light. He found that it was
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
still a lamp with no light. The next morning, he tried his luck by coming to Indonesian Legislative Assembly (DPRD) office to ask another lamp. He often saw many people arranged demonstrations and asked many things there. When he and Agus arrived at the office, they did not know what they should do there. Finally, they went home after waiting for hours. A day later, Ilham threw the stolen lamp away. Finally he realized that it was just too difficult to get electricity and saw its lights. The results after the filming process were (1) a short movie entitled “Lampu-Lampu Ampera” in the Compact Disc and Digital Video Disc format, (2) a Final Report of a short movie entitled “Lampu-Lampu Ampera” which exposed and revealed the process in making the short movie. The writer concludes that a short movie is one way to keep the existence of local movies. It is an educative process to produce a better work in the future. A short movie has a close relationship with literature because it reflects the integrity of the filmmaker in expressing human life and his idea which is represented in the script acted by the actors. A short movie is the expression of an artwork that delivers certain message. It is conveyed to audience through the combination of pictures and sounds. In the process of making a short movie, the most important thing is not about the budget but the will to learn and involve in the process to make an artistic and meaningful work.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya yang
melimpah sehingga panulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat akhir untuk menempuh ujian sarjana di Fakultas Sastra,
Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sadar bahwa tugas akhir ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya tugas akhir ini, yaitu:
1. S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum. selaku dosen pembimbing I, terima kasih telah
membantu, memberi masukan, membimbing dengan sabar hingga saya dapat
menyelasaikan tugas akhir ini.
2. Drs. B. Rahmanto, M. Hum. selaku dosen pembimbing II, terima kasih telah
memberi kepercayaan dan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Dra. Tjandrasih, M. Hum. Terima kasih telah membimbing saya dan bersedia
mendengarkan keluh kesah selama melakukan studi di prodi Sastra Indonesia.
4. Dr. I. Prapromo Baryadi, M. Hum., Drs. Heri Antono, M. Hum,. Drs. Ari
Subagyo, M. Hum., Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Drs. FX. Santosa, S. U.,
dan seluruh dosen Sastra Indonesia, terima kasih atas ilmu dan pengetahuan yang
telah diberikan selama saya menempuh pendidikan di prodi Sastra Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5. Kepada Bpk. Widodo, kakungku Hilarius Suyono B.A dan kepada (Alm)Bapak
Arwan Tuti Arta, terima kasih telah memberikan sebuah nasehat kepada saya,
sehingga saya kembali bangkit dan mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Kepada Ayahanda P. Franz Sarjiana, terima kasih atas doa, semangat, nasihat,
saran, kritik, kepercayaan, kesabaran, dana yang tak terhingga yang telah
diberikan kepada saya hingga saya dapat menyelesaikan pendidikan S1.
7. Kepada Ibunda Yustina Sri Subekti (Bon-Bon),yang ketika skripsi ini dibuat,
mengalami kecelakaan, terima kasih telah memberi pelajaran berharga bahwa kita
tak harus berputus asa ketika kita jatuh, melainkan bangkit dan mencoba untuk
kembali berjalan. Terima kasih juga atas limpahan doa, kasih sayang, perhatian,
yang diberikan kepada saya, hingga saya pun bangkit dan menyelesaikan
pendidikan S1.
8. Untuk “Bunnyku”, terima kasih atas kesabaranmu yang teramat sangat, perhatian
yang berlimpah,bantuanmu dalam segala hal, semangat yang tak putus-putus
kepadaku dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Terima kasih juga, karena
kamu telah menunjukkan arti hidup yang sesungguhnya.
9. Kepada Tante Ririn, Tante Naning, dan Om Nonot, sebagai pengganti mama dan
papaku di Jogja, terima kasih atas perhatian, kasih sayang, semangat, doa dan
wejangan yang telah diberikan kepada saya, hingga saya berhasil menyelesaikan
tugas akhir ini.
10. Untuk Tim film dan semua yang telah membantu pembuatan film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”: Andika Kartika Putra, Singgih Setyawan, Felix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
11. Untuk Tim film dan semua yang telah membantu pembuatan film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”: Andika Kartika Putra, Singgih Setyawan, Felix
T.A, Priska B.A, Maria Sari, Windy Novatrin, Felicia Joelian, Nancy, Bpk.Eddy,
Bpk. Yohanes Alwi, Ibu Diana Rina, Bpk. Sukirman, Kak Deli, duMas Pras,
Mas Menyun, Mbak Rosa, PT. PLN Persero Cabang Palembang, Warga
Pemukiman Pemulung di Ringroad, dan semua yang tak bisa disebutkan satu-
persatu. Terima kasih semuanya, tanpa bantuan kalian semuanya, “Lampu-
Lampu Ampera” mungkin hanya sekedar judul.
12. Kepada semua karyawan Universitas Sanata Dharma terutama Bpk. Kemis,
terima kasih atas ketulusan dan senyum kalian sehingga telah membuat kampus
kita menjadi lebih bersahabat.
13. Kepada semua kaum miskin dan Anak-anak jalanan, terima kasih telah menjadi
inspirasi hingga terwujudlah film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
Penulis menyadari benar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, Oleh karena
itu, saran dan kritik dari semua pihak terhadap saya dengan tujuan dapat memperbaiki
tugas akhir ini, saya terima dengan lapang dada. Penulis juga berharap skripsi ini dapat
menjadi renungan hidup bagi kita semua.
Yogyakarta, 10 Juli 2010
I FILM PENDEK “LAMPU-LAMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI............................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................ v
PERNYATAAN PUBLIKASI.............................................................................. vi
ABSTRAK.............................................................................................................. vii
ABSTRACT........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR........................................................................................... xi
DAFTAR ISI........................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 5
1.5 Landasan Teori........................................................................................ 5
1.5.1 Film................................................................................................ 5
1.5.2 Skenario......................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1.5.2.1 Ide Cerita........................................................................... 6
1.5.2.2 Melakukan Observasi dan Riset......................................... 6
1.5.2.3 Alur Cerita........................................................................... 7
1.5.2.4 Sinopsis............................................................................... 8
1.5.2.5 Tokoh.................................................................................. 8
1.5.2.6 Penulisan Skenario.............................................................. 11
1.5.3 Tim Inti........................................................................................... 12
1.5.3.1 Produser............................................................................. 12
1.5.3.2 Sutradara............................................................................ 13
1.5.3.3 Penata Fotografi dan Operator Kamera............................. 14
1.5.3.4 Penata Artistik.................................................................... 18
1.5.3.5 Pencatat Adegan dan Petugas Clapper.............................. 20
1.5.4 Script Breakdown,Storyboard dan Breakdown Budget................. 21
1.5.5 Pemain............................................................................................ 23
1.5.6 Editing ............................................................................................ 24
1.6 Metodologi Penelitian.............................................................................. 26
1.7 Sistematika Penyajian............................................................................... 27
BAB II TAHAP PRA PRODUKSI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”............................. 28
2.1 Skenario................................................................................................... 28
2.1.1 Mencari Ide Cerita......................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2.1.2 Observasi dan Riset........................................................................ 29
2.1.3 Alur Cerita...................................................................................... 30
2.1.4 Sinopsis........................................................................................... 32
2.1.5 Tokoh.............................................................................................. 33
2.1.5.1 Tokoh Ilham........................................................................ 34
2.1.5.2 Tokoh Agus........................................................................ 35
2.1.5.3 Tokoh Pak Santo................................................................ 37
2.1.5.4 Tokoh Emak....................................................................... 38
2.1.5.5 Tokoh Bu Santo.................................................................. 39
2.1.5.6 Tokoh Pelanggan PLN........................................................ 40
2.1.6 Penulisan Skenario.......................................................................... 42
2.2 Tim Inti.................................................................................................... 56
2.3 Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget ........................ 57
2.4 Pemain...................................................................................................... 58
2.5 Pencarian Lokasi...................................................................................... 60
2.6 Tata Ruang............................................................................................... 61
2.7 Tata Rias dan Properti.............................................................................. 63
BAB III TAHAP PRODUKSI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”............................. 64
3.1 Skenario Akhir......................................................................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
3.2 Lokasi Shooting....................................................................................... 96
3.3 Peralatan Shooting................................................................................... 99
3.4 Peran dan Tugas Tim Inti......................................................................... 100
3.4.1 Sutradara dan Produser.................................................................. 101
3.4.1.1 Sutradara............................................................................. 101
3.4.1.2 Produser.............................................................................. 106
3.4.2 Penata Artistik................................................................................ 107
3.4.2.1 Penataan Ruang/ Setting..................................................... 107
3.4.2.2 Properti................................................................................ 109
3.4.2.3 Kostum............................................................................... 110
3.4.3 Penata Fotografi.............................................................................. 112
3.4.4 Operator Kamera/ Kameraman....................................................... 113
3.4.4.1 Angle Kamera..................................................................... 114
3.4.4.2 Jenis Shot........................................................................... 118
3.4.4.3 Pergerakan Kamera............................................................. 123
3.4.5 Pencatat Adegan dan Petugas Clapper.......................................... 128
3.5 Akting Pemain......................................................................................... 129
3.5.1 Tokoh Utama “Ilham” ................................................................... 130
3.5.2 Tokoh Pembantu “Agus” .............................................................. 131
3.5.3 Tokoh Pembantu “Pak Santo” ...................................................... 132
3.5.4 Tokoh Pembantu “Emak Yati” ............................................... 134
3.5.5 Tokoh Pembantu “Istri Pak Santo” ............................................... 135
3.5.6 Tokoh Pembantu “Pelanggan PLN” ............................................. 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
3.5.7 Tokoh Figuran “Sekuriti PLN” ..................................................... 137
3.5.8 Tokoh Figuran “Tukang Pangkas Rambut” .................................. 138
BAB IV TAHAP PASCA PRODUKSI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”.............................. 140
4.1 Editing Gambar........................................................................................ 140
4.2 Editing Suara............................................................................................ 143
4.3 Tata Musik................................................................................................ 144
BAB V PENTUTUP........................................................................................... 148
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 148
5.2 Saran........................................................................................................ 150
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 152
LAMPIRAN........................................................................................................... 153
1. Contoh Script Breakdown....................................................................... 153
2. Contoh Rancangan Kostum Pemain........................................................ 159
3. Contoh Working Schedule........................................................................ 163
4. Contoh Breakdown Budget..................................................................... 164
5. Contoh Storyboard................................................................................. 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Rancangan Penataan ruang tamu, rumah Bpk. Santo... 62
Gambar 2. Gambar Rancangan Penataan rumah Ilham................................. 62
Gambar 3. Jembatan Ampera, Palembang................................................. 97
Gambar 4. Benteng Kuto Besak, Palembang.............................................. 97
Gambar 5. Rumah Pemulung di jln. Ringroad, Jogja................................. 97
Gambar 6. Depan Degung PDRD, Palembang................................................... 97
Gambar 7. Clapper, Handycam, DVD, dan Mini DV........................................ 100
Gambar 8. Camera Digital................................................................................... 100
Gambar 9. Handycam Mini DV................................................................. ........ 100
Gambar 10. Tripod....................................................................................... ........ 100
Gambar 11 dan 12. Gambar Contoh arah gerak pemain................................. 102
Gambar 13 dan 14. Gambar Situasi saat sutradara dan kru melakukan
diskusi.................................................................................................................... 104
Gambar 15 dan 16. Gambar saat Sutradara sedang mengarahkan
kameraman..................................................................................................... 105
Gambar 17 dan 18. Gambar saat sutradara mengarahkan
pemain................................................................................................................ 105
Gambar 19 dan 20. Gambar Tim film sedang menata rumah pemulung
di Ringroad........................................................................................................... 109
Gambar 21 dan22. Gambar Tim film dibantu warga membenahi bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
depan dan ruangan....................................................................................... ........ 109
Gambar 23. Radio.................................................................................................. 110
Gambar 24. Kipas Sate.......................................................................................... 110
Gambar 25. Pakaian Lusuh.................................................................................. 110
Gambar 26. Toples/kue kering................................................................... ........ 110
Gambar 27. Gitar................................................................................................... 110
Gambar 28. Bolham 20 watt....................................................................... ......... 110
Gambar 29 dan 30. Penata rias merias pemeran Emak................................... 112
Gambar 31 dan 32. Hasil foto angle terbaik untuk pengambilan gambar....... 113
Gambar 33. Foto untuk dokumentasi......................................................... ......... 113
Gambar 34. Penata fotografi mencari angle................................................ 113
Gambar 35.Contoh hasil Teknik Eye Profil pada adegan di kantor
PLN................................................................................................................. 115
Gambar 36. Contoh hasil Frog Eye Low untuk adegan Ilham
bingung........................................................................................................... 115
Gambar 37. Contoh hasil High Angle untuk adegan Emak melipat
pakaian........................................................................................................... 116
Gambar 38. Contoh hasil Low Angle Perview untuk adegan Ilham pulang
ke rumah.......................................................................................................... 117
Gambar 39. Contoh hasil Over Shoulder untuk adegan Ilham bertemu
Seorang pelanggan PLN........................................................................................ 117
Gambar 40. Contoh hasil Bird Eye View untuk adegan Ilham & Pak Santo
di ruangan....................................................................................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Gambar 41. Contoh gambar adegan menggunakan framing CU..................... 119
Gambar 42. Contoh gambar adegan menggunakan framing MCU................. 119
Gambar 43. Contoh gambar adegan menggunakan framing MS..................... 120
Gambar 44. Contoh gambar adegan menggunakan framing MLS.................. 121
Gambar 45. Contoh gambar adegan menggunakan framing LS..................... 121
Gambar 46. Contoh gambar adegan menggunakan framing ELS................... 122
Gambar 47. Contoh gambar adegan dengan 1 objek/ 1 shot............................ 123
Gambar 48. Conoth gambar adegan dengan 2 objek/ 2 shot............................. 123
Gambar 49. Contoh gambar gerak tilt-down...................................................... 124
Gambar 50. Contoh gambar gerak tilt-up.......................................................... 125
Gambar 51. Contoh gambar gerak kamera pan right...................................... 126
Gambar 52. Contoh gambar gerak kamera pan left................................... 126
Gambar 53. Contoh gambar gerak kamera track in.......................................... 127
Gambar 54. Contoh gambar kamera melakukan zoom in............................... 128
Gambar 55 dan 56. Gambar petugas clapper sekaligus pencatat adegan.... 129
Gambar 57 dan 58. Andika Kartika Putra memerankan tokoh Ilham dalam
film pendek “Lampu-Lampu Ampera”..................................................... 131
Gambar 59 dan 60. Felix Tri Artanto memerankan tokoh Agus dalam film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”............................................................. 132
Gambar 61 dan 62. Singgih Setyawan memerankan tokoh Pak Santo dalam
film pendek “Lampu-Lampu Ampera”..................................................... 133
Gambar 63 dan 64. Maria Sari Awida memerankan tokoh Emak dalam film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”............................................................. 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Gambar 65 dan 66. Windy Novatrin memerankan tokoh Istri Pak Santo
dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.......................................... 136
Gambar 67 dan 68. Felicia Joelian memerankan tokoh Pelanggan PLN dalam
film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.................................................... 137
Gambar 69. Bpk. Eddy memerankan tokoh Sekuriti PLN dalam film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”.......................................................................... 138
Gambar 70. Cipto memerankan tukang pangkas rambut dalam film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”.......................................................................... 139
Gambar 71. Contoh gambar transisi dissolve..................................................... 142
Gambar 72. Contoh gambar transisi fade out/ fade to black............................ 142
Gambar 73. Contoh gambar transisi fade in/ fade to white............................... 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kata pengantar buku “Film Pinggiran Antologi Film Pendek,
Film Eksperimental, dan Film Dokumenter” (2008), Prakosa melalui David
mengemukakan bahwa film pendek Indonesia mempunyai sejarahnya sendiri yang
bukan merupakan bagian dari sejarah film cerita di Indonesia. Ia lalu mengutamakan
bahwa sejarah film pendek harus dilihat sebagai sejarah dari sejumlah rangsangan.
yang kadangkala hanya berlangsung sesaat.
Menurut Prakosa (2008: 30) beranggapan jika ditarik garis dari keseluruhan
film-film pendek dari Filipina, Taiwan, Singapura, dan sebagian dari Indonesia, yang
mayoritas para pembuatnya adalah anak-anak muda, yang baru menyelesaikan
pendidikan sinematografinya, adalah tampak sekali adanya kesetaraan visi, kekuatan
pemanfaatan teknologi sinematografi, dan kebanyakan mau tidak mau masih ada
pengaruh visi tradisi film cerita yang di negaranya sangat kuat mengakar dari tahun
ke tahun.
Hal tersebut membuktikan bahwa film pendek bukanlah suatu karya yang
tidak berarti dan dapat dipandang sebelah mata. Dalam perkembangannya film
pendek menjadi suatu pilihan bagi para pembuat film pemula untuk mengungkap
realita yang ada di masyarakat, seperti sosial, politik atau bahkan kebudayaan. Film
pendek pun kini lebih diminati oleh para pembuat film yang lebih menyukai cerminan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kejujuran kehidupan manusia daripada film percintaan yang dibumbui secara
berlebihan. Film pendek memenangkan hati para pembuat film muda yang tidak
mempunyai sponsor karena tidak memakan biaya puluhan juta. Film pendek yang
memberi ruang bagi para pembuat film untuk mengatur sendiri segala sesuatunya
yang berkaitan dengan pembuatan film tersebut.
Inilah yang menjadi pertimbangan penulis untuk membuat karya
sinematografi yang berupa film pendek berjudul “Lampu-Lampu Ampera” guna
memenuhi tugas akhir perkuliahan. Pemilihan karya sinematografi film pendek
inipun didukung oleh beberapa mata perkuliahan yang didapatkan di Prodi Sastra
Indonesia.
Film pendek “Lampu-Lampu Ampera” menceritakan seorang pengamen
perantauan bernama Ilham. Ilham adalah anak putus sekolah yang lugu tetapi
mempunya rasa ingin tahu yang besar. Ilham yang sangat ingin rumahnya terang
seperti Ampera ini berusaha untuk mendapatkan penerangan di perusahaan listrik,
mencuri lampu lalu lintas, hingga ke gedung DPR. Ilham sempat diusir dari kantor
karena memaksa karyawan PLN untuk memindahkan lampu-lampu di Ampera ke
rumahnya. Tak hanya itu, Ilham pun terpaksa mencuri bolham lampu lalu-lintas agar
dapat dipasang di rumahnya. Namun rumahnya tetap gelap, tidak seperti Ampera.
Sampai akhirnya ia pun meminta lampu di gedung DPRD. Kisah lugu seorang Ilham
dalam memperjuangkan keinginan sederhananya inilah yang akan diangkat dalam
film pendek ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tema dari film ini adalah semua orang berhak atas terang, tidak hanya jembatan
Ampera. Pemikiran sederhana penulis tentang film ini terinspirasi dari realita
kesenjangan yang tampak di kota Palembang. Mengamati Palembang sebagai kota
yang baru-baru ini dijadikan sebagai kota wisata sehingga pemerintah setempat
menghabiskan energi listrik hanya untuk menerangi tempat-tempat wisata. Padahal di
sisi lain banyak kaum miskin yang terpaksa harus mencuri aliran listrik untuk sekedar
menerangi rumahnya yang berukuran 3x3 meter. Bahkan banyak rumah yang sama
sekali tidak tersentuh oleh listrik. Keironisan ini membuktikan bahwa hanya kaum
berada (diibaratkan ampera) yang mempunyai hak untuk menikmati apa pun
termaksud cahaya yang mahal atau lampu listrik. Realita ini diekspresikan dalam
sebuah film pendek berjudul “Lampu-Lampu Ampera”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam karya sinematografi film pendek
“Lampu-Lampu Ampera” ini yaitu:
1.2.1 Bagaimana tahap praproduksi yang meliputi skenario, Script Breakdown
Storyboard dan Breakdown Budget,pembentukaan tim inti, perekrutan
pemain, pencarian lokasi shooting, tata ruang, juga tata rias dan properti
“Lampu-Lampu Ampera”?
1.2.2 Bagaimana tahap produksi yang meliputi skenario akhir, lokasi shooting,
peralatan shooting, peran dan tugas tim inti, dan pemain film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2.3 Bagaimana tahap pascaproduksi yang meliputi edting gambar, editing suara,
dan tata musik, hingga menghasilkan film pendek “Lampu-Lampu Ampera”?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah yang
diuraikan di atas, pembuatan karya sinematografi film pendek ini bertujuan :
1.3.1 Melakukan tahap praproduksi yang meliputi penciptaan skenario, pembuatan
Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget, pembentukaan tim
inti, perekrutan pemain, pencarian lokasi shooting, tata ruang, juga tata rias
dan properti “Lampu-Lampu Ampera”.
1.3.2 Melakukan tahap produksi yaitu shooting film pendek meliputi penetapan
skenario akhir, penetapan lokasi shooting, persiapan peralatan shooting, peran
dan tugas kru, juga pemain film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
1.3.3 Mengerjakan tahap pascaproduksi yang meliputi proses editing gambar,
editing suara, dan tata musik, hingga dihasilkan film pendek “Lampu-Lampu
Ampera”
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil pembuatan karya film pendek tersebut diharapkan dapat bermanfaat:
1.4.1 Manfaat teoritis, hasil dari pembuatan film pendek ini diharapkan dapat
mengungkapkan sebuah proses pembuatan sinematografi film pendek dari
awal hingga akhir film.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.4.2 Manfaat praktis, hasil pembuatan film pendek ini dapat dijadikan salah satu
wujud ekspresi seni berupa karya sinematografi film pendek.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Film Pendek
Prakosa (2008: 3) berpendapat bahwa film pendek tak akan sama dengan
dunia film cerita komersial. Dunia film pedek tak akan mengenal star system, tak
mengenal peraturan produksi yang rumit, juga tak mangenal ballyhoo yang besar
dipajang di depan gedung bioskop. Dan, tampaknya tak mengenal keglamouran, Film
pendek masih dianggap sebagai sesuatu yang sangat ekslusif.
Film pendek dan eksperimental secara murni memang dikenal sebagai media
ungkapan batin yang jujur (Prakosa, 2008: 31).
Effendy (2008: 13) mengatakan bahwa durasi film pendek biasanya di bawah
60 menit. Di banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi
seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis
film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok
yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik.
1.5.2 Skenario
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Sebelum memasuki tahap membuat skenario, perlu ditentukan dahulu
beberapa hal yang berkaitan dengan cerita yang akan ditulis. Untuk itu ada berbagai
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1.5.2.1 Mencari Ide Cerita
Ide cerita adalah gagasan yang nantinya akan dituangkan menjadi sebuah
cerita ke dalam skenario. (Lutters, 2004:46).
Widagdo dan Gora, dalam buku “Bikin Sendiri Film Kamu” (2004: 19),
mengatakan bahwa [...] menemukan inspirasi ide cerita scenario, sama seperti
mencari jarum di tumpukan jarum. Artinya sebenarnya jika kita mau, sumber
inspirasi sudah ada dimana-mana, hanya saja bagaimana kepekaan kita untuk
memikirnya secara lebih mendalam.
1.5.2.2 Melakukan Observasi dan Riset
Observasi adalah pengamatan terhadap sebuah kasus untuk kebutuhan
penulisan skenario. Pengamatan yang dimaksud di sini bukan sebatas mengamati atau
melihat secara fisik dari dekat atau dari jauh, namun yang lebih penting kita harus
dapat menyelami dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut.
(Lutters, 2004:59).
Riset hampir sama dengan observasi, namun lebih diartikan sebagai penelitian
yang sifatnya mencari data kebenaran tentang sesuatu hal. Riset ini biasanya
dibutuhkan jika kita mendapat pesanan tulisan tentang hal-hal yang bertemakan
sejarah atau memerlukan penyelidikan ilmiah (Lutters, 2004:61).
1.5.2.3 Merancang Alur Cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Alur cerita sama dengan jalan cerita, atau sering kita sebut plot. Tidak ada
cerita tanpa jalan cerita atau plot. Jadi plot adalah hal yang wajib dalam membuat
sebuah cerita, termasuk cerita untuk skenario film dan sinetron. Plot yang berkaitan
dengan penulisan skenario dapat dibagi menjadi plot lurus dan plot bercabang
(Lutters, 2004:50).
1.5.2.4 Sinopsis
Menurut Lutters (2004: 61), Skenario [...] adalah ringkasan cerita. Namun
dalam sebuah cerita film atau sinetron, sinopsis bukan sekedar ringkasan cerita,
melainkan sebuah ikhtisar yang mmeuat semua data dan informasi dalam skenario.
Dalam sinopsis untuk film dan sinetron, ada beberapa hal yang harus termuat, yakni
isi cerita, keinginan dan tujuan dari cerita, hambatan dan cara penanggulangannya,
karakter tokoh-tokohnya, lokasi dan waktu kejadian, serta inti pembicaraan.
Untuk sebuah penulisan skenario, peran sinopsis cukup penting guna mengisi
skenario yang akan dibuat. [...], bagi penulis yang mendapat pesanan cerita, justru
diminta membuat sinopsisnya dahulu sebelum membuat skenario(Lutters, 2004:62).
1.5.2.5 Profil dan Tipologi Tokoh
Dalam buku “Kunci Sukses Menulis Skenario” (2004: 69-79), Lutters
menjabarkan mengenai nama, usia, status, profesi, tipe fisik dan psikis, juga latar
belakang seorang tokoh dalam sebuah film cukup penting. Berikut penjabaran
tersebut:
a. Nama tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Nama tokoh harus disesuaikan dengan banyak hal. [...] Selain itu, saat
menuliskan nama tokoh dalam profil [...] mencantumkan embel-embel nama
tokoh[...]. Nama beken juga menjadi salah satu hal yang penting pula untuk
dicantumkan dalam profil tokoh.
c. Usia tokoh
Penulisan usia tokoh perlu untuk kebutuhan make-up sehingga jika ada peran
yang membutuhkan alat-alat make-up spesial akan dapat diketahui dari profil
ini
d. Status
Status yang dimaksud di sini bukanlah status dalam arti umum, misalnya
pelajar, mahasiswa, lajang atau sudah menikah. Status dalam keluarga pun
perlu ditegaskan dalam sebuah skenario, misalnya status sebagai suami, istri,
anak, janda atau duda.
e. Agama
Pencantuman agama sebenarnya tidak mutlak.[...] jika cerita tidak berkisah
tentang agama, tetapi kita ingin menunjukkan bahwa agama menjadi satu hal
yang sangat mempengaruhi si tokoh maka agama juga perlu disebutkan.
f. Profesi atau Jabatan
Profesi dan jabatan perlu ditulisakan jika dalam skenario profesi/jabatan tokoh
akan menjadi bagian yang diceritakan.
g. Tipologi tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tipologi tokoh adalah istilah psikologis untuk membedakan manusia
berdasarkan beberapa tipe. Tipologi tokoh dibedakan menjadi:
Tipe Fisik
Tipe fisik terbagi menjadi empat ciri, yaitu:
- Piknis
Tipe piknis mengarah pada tubuh dengan ciri-ciri pendek, berat badan
melebihi berat normal. Jenis tubuh ini memperlihatkan banyak lemak
sehingga tulang-tulangnya tidak tampak.
- Leptosom
Tipe leptosom mengarah pada tubuh yang tinggi dan kurus. Berat
badan kurang dari normal. Jenis tubuh ini [...] tulang-tulang terlihat
menonjol. Wajah cenderung memelas dan sedih.
- Atletis
Tipe tubuh atletis adalah tipe tubuh yang mengarah pada bentuk tubuh
yang tinggi dan kekar. Tidak banyak lemak, tapi juga tidak tampak
tulang-tulang di tubuhnya. Yang tampak lebih menonjol adalah urat-
urat. Biasanya badannya tegap dan kuat. Perbandingan berat badan
seimbang.
- Displatis
Displastis adalah bentuk tubuh khas dan unik dan tidak umum.
Kategori ini tidak bisa dijabarkan dengna detail tertentu, meningat tipe
ini menyimpang dari konstitusi normal, atau bisa dibilang spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tipe Psikis
Tipe psikis merupakan penggolongan manusia berdasarkan tempramen.
Tipe psikis dibagi menjadi empat yaitu:
- Sanguinis
Tipe sanguinis memiliki sifat-sifat dasar yang dalam pergaulan ia
ramah, supel, periang [...]. Cepat bosan dengan hal yang serius.
Namun, sangat suka pada hal-hal yang bersifat hiburan.
- melankolis
Tipe melankolis memiliki sifat dasar yang selalu curiga terhadap orang
lain, kurang percaya dan tidak mudah menerima keramahan orang.
- Koleris
Tipe koleris memiliki sifat-sifat dasar yang cepat terbakar/marah,
tetapi juga cepat padam tanpa benci atau dendam. Tindakannya cepat
tidak stabil. Selalu tampak sibuk[...], suka bermurah hati dan
melindungi.
- Flegmatis
Tipe flegmatis memiliki sifat-sifat dasar yang cool, atau lambat
menjadi panas. Namun, jika dia sudah panas, panasnya itu akan tahan
lama. Dengan kata lain, jika dia sudah cocok dengan suatu bidang atau
hal yang dicintainya, dia akan setia. [...], penyabar.
h. Ciri khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Ciri-ciri khusus yang dimaksud adalah ciri-ciri fisik ataupun kelakuan dari
tokoh-tokoh yang ada. Ciri-ciri khusus ini [...] untuk tanda bahwa tokoh
tersebut memiliki suatu kelebihan atau kekurangan pada dirinya yang
berkaitan dengan perannya.
i. Latar belakang
Latar belakang tokoh adalah hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu tokoh
tersebut yang masih mempengaruhi sikap hidup tokoh hingga saat ini. Hal
yang berhubungan dengan latar belakang tokoh yaitu: latar belakang keluarga,
budaya, ekonomi, sosial, dan pendidikan.
1.5.2.6 Penulisan Skenario
Skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan deskripsi dan
dialog yang matang dan siap digarap dalam bentuk visual. Skenario merupakan jiwa
dari sebuah tayangan film. Marselli Sumarno dalam buku “Dasar-Dasar Apresiasi
Film” melalui Lutters dalam bukunya “Kunci Sukses Menulis Skenario” (2004:90-
91), menjabarkan bahwa skenario diibaratkan seperti cetak biru bagi insinyur atau
kerangka bagi tubuh manusia.[...] Skenario adalah sesuatu yang membuat hidup
sebuah tontonan atau film. [...] Dalam membuat skenario tidak perlu mencantumkan
sudut atau angle kamera, istilah-istilah penyutradaraan yang detail
Menurut Lutters, dalam buku “Kunci Sukses Menulis Skenario” (2004: 91-
94), penulisan skenario perlu memperhatikan beberapa format yaitu judul scene,
nama pemeran, deskripsi visual, tokoh dialog, beat, dan dialog. Namun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
digunakan dalam skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera nantinya adalah
sebagai berikut:
a. Judul Scene
Berisi nomor scene1.; keterangan luar atau dalam ruangan, EXT./INT.;
keterangan tempat kejadian atau ruangan, RUMAH MARKUS; RUANG
TAMU; waktu kejadian; PAGI/SIANG/SORE/MALAM.
b. Tokoh Dialog
Bagian ini menerangkan NAMA tokoh yang sedang berdialog [...].
c. Deskripsi Visual
Berisikan tentang keterangan suasana, peristiwa yang terkandung dalam scene
tersebut.
d. Beat
[...] Beat adalah kata kerja aktif yang berisikan pikiran, perasaan, dan emosi
tokoh. [...]. Contoh,(menyesali perbuatannya), (menangisi ibunya), (memarahi
adiknya), dll.
e. Dialog
Di bagian ini terdapat kalimat dialog yang nantinya akan diucapkan oleh
pemain. Dialog dibutuhkan untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa
dilakukan hanya dengan gerak dan gambar, [...].
1.5.3 Tim Inti
1.5.3.1 Produser
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Produser mengepalai depertemen produksi yang biasa jadi penggerak awal
sebuah produksi film (Effendy, 2008: 59). Menurut Effendy dalam buku “Mari
Membuat Film” (2008:59-61), Sebutan produser berbeda-berda sesuai tugas dan
peranannya. Produser diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: Executive producer,
associate producer, producer dan line producer. Executive producer disandang oleh
satu atau sejumlah orang yang menjadi inisiator produksi sebuah film. Merekalah
yang bertanggung jawab atas penggalangan dana produksi. Associate producer
adalah satu atau sejumlah orang yang punya hak mengetahui jalannya produksi [...]
tak punya hak untuk mencampuri keputusan yang diambil dalam sebuah produksi
film. [...]. Predikat ini diberikan kepada institusi yang terlibat dalam pendanaan film.
Producer disandang oleh orang yang memproduksi sebuah film, bukan membiayai
sebuah atau menanam investasi dalam sebuah produksi film. Tugas produser adalah
memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, baik dalam
aspek kreatif maupun maanagemen produksi,[...]. Line producer [...] tugasnya
membantu memberi masukkan dan alternatif atas masalah-masalah yang dihadapi
oleh seluruh departemen dalam batasan anggaran yang sudah disepakati, line
producer tidak ikut campur dalam urusan kreatif. Dengan begitu line producer tidak
terlibat dalam proses casting (penentuan pemeran) dan pengambangan skenario.
1.5.3.2 Sutradara
Pekerjaan sutradara dimulai dari membedah skenario ke dalam konsep kreatif
tentang arahan gaya pengambilan gambar. Selanjutnya mengurai setiap adegan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membuat uraian arah pengambilan gambar dari tiap adegan [...], kemudian
diterjemahkan ke dalam storyboard [...] yang akan direkam menjadi sebuah film. [...]
Sutradara kemudian memberi pengarahan tentang film yang akan digarap. Untuk itu,
sutradara harus berkomunikasi secara intensif dengan tim inti lainnya seperti penata
fotografi, penata artistik bahkan editor (Effendy, 2008: 62).
Tugas sutradara adalah menciptakan sebuah hasil karya menarik dari ide-ide
yang dicetuskan atau yang ada dalam naskah. [...]. Sutradara juga disebut pencipta
karena menciptakan sebuah ide yang masih dibuat dalam bentuk tulisan menjadi
gambar atau visual. Selain itu seorang sutradara juga harus memiliki kemampuan
memimpin karena ia akan mengarahkan banyak orang yang ahli di bidangnya, seperti
juru kamera, juru lampu dan pemain sehingga mereka bekerja berdasarkan apa yang
diinginkan sutradara (Dennis, 2008: 03).
Tuntutan seorang sutradara adalah harus kreatif. Maksudnya adalah dapat
menciptakan sesuatu yang menarik dan beda.[...]. Sebagai seorang pemimpin,
sutradara pun dituntut untuk mengetahui dan memahami bidang lain yang digeluti
para pekerja dalam tim kerjanya. Karena menyutradarai pemain, maka sutradara
dituntut mengerti seluk-beluk seni peran. Ia harus tahu bagaimana akting yang alami
atau kaku. Begitu juga dengan hal yang berkaitan dengan kamera, sutradara
setidaknya mengerti tentang berbagai jenis kamera, manfaat pemakaian setiap jenis
kamera dan sebagainya. (Dennis, 2008: 04).
Widagdo dan Gora, dalam buku “Bikin Sendiri Film Kamu” (2004: 41),
menjelaskan bahwa sutradara harus mewaspadai kendala dan hambatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mungkin terjadi. Dia harus mempunyai alternatif rencana sebagai strategi jika rencana
A tidak berjalan, maka sudah ada rencana B, C, dan seterusnya dengan maksud agar
produksi tidak terhenti hanya karena beberapa kendala kecil saja. Sutradara harus
yakin dengan kemampuannya untuk dapat mengatasi keadaan di lapangan.
1.5.3.3 Penata Fotografi dan Operator Kamera
Penata fotografi merancang tata cahaya dan tata kamera yang sesuai.
Kemudian, menyusun daftar seputar lampu yang akan dipakai; kamera yang
digunakan, jenis film, lensa, dan filter lensa; serta peralatan khusus lainnya (Dennis,
2008:10). [...] Operator kamera adalah orang yang mengoperasikan kamera, [...]
Operator kamera bertanggung jawab mengoperasikan kamera tanpa menentukan
lensa atau filter kamera apa yang cocok atau jenis dan filter lampu apa yang dipakai.
Pendeknya, penata fotografi merancang apa yang harus dilakukan oleh para operator
kamera atau kameraman (Effendy, 2008: 67).
Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar kamera
diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau sering juga diistilahkan satu kali
take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah terjadi, memiliki arti
satu rangkaian gambar utuh yang tidak terinterupsi oleh potongan gambar.[...]. Shot
merupakan unsur terkecil dari film.[...]. Sekumpulan beberapa shot biasanya dapat
menjadi sebuah adegan (Pratista, 2008: 29).
Adegan adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang
memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi cerita,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
tema, karakter atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot yang
saling berhubungan (Pratista, 2008: 29-30).
Dalam suatu pengambilan gambar seorang operator kamera dibantu penata
fotografi harus mengetahui jarak, sudut, kemiringan serta ketinggian kamera terhadap
objek, serta pergerakan kamera untuk mendapatkan gambar yang diinginkan. Dalam
buku “Memahami Film” (2008: 104-110), Pratista menjabarkan mengenai hal
tersebut :
1.5.3.3.1 Jarak
Jarak yang dimaksud adalah dimensi jarak kamera terhadap objek dalam
kamera. Teknis jarak diukur menggunakan skala manusia. Dimensi jarak kamera
terhadap objek dikelompokkan menjadi tujuh;
a. Extreme Long Shot
Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari objeknya.
Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Menggambarkan sebuah objek yang
sangat jauh atau panorama yang luas.[...].
b. Long Shot
Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar
belakang masih dominan.[...].
c. Medium Long Shot
Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh
fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
d. Medium Shot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur
serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam
frame.
e. Medium Close-up
Pada jarak ini diperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Tubuh manusia
mulai mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.[...].
f. Close-up
Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki atau sebuah objek kecil
lainnya. [...] memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas. Close-up biasa
digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga
memperlihatkan sangat mendetail sebuah benda atau objek.
g. Extreme Close-up
Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail bagian dari
wajah seperti mata, telinga, hidung atau bagian dari sebuah objek.
Namun jarak-jarak tersebut bukanlah hal yang bersifat baku.[...] Jarak apa saja dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan, tuntutan serta selera.
1.5.3.3.2 Sudut
Sudut kamera adalah sudut pandang kamera terhadap objek yang berada
dalam sebuah frame. Secara umum sudut kamera dapat dibagi menjadi tiga, yakni;
high angle (kamera melihat obyek dalam frame yang berada di bawahnya) , straight-
on angle (kamera melihat objek dalam frame secara lurus) , serta low-angle (kamera
melihat obyek dalam frame yang berada di atasnya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1.5.3.3.3 Pergerakan kamera
Dalam produksi film, kamera sangat dimungkinkan untuk bergerak bebas.
[...]. Pergerakan kamera berfungsi umumnya untuk mengikuti pergerakan seorang
karakter serta obyek. Pergerakan kamera seringkali juga digunakan untuk
menggambarkan situasi dan suasana sebuah lokasi atau suatu panorama. Pergerakan
kamera secara teknis sebenarnya tidak terhitung namun secara umum dikelompokkan
menjadi empat, yakni,
a. Pan
merupakan singkatan dari panorama. Istilah panorama digunakan karena
umumnya menggambarkan pemandangan[...]. Pan adalah pergerakan kamera
secara horisontal (kanan ke kiri) dengan posisi kamera statis.
b. Tilt
Tilt merupakan pergerakan kamera secara vertikal (atas-bawah atau bawah-
atas) dengan posisi kamera statis.
c. Track
Tracking shot atau dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat perubahan
posisi kamera secara horisontal. [...]. Pergerakan dapat bervaiasi yakni, maju,
mundur, atau menyamping.
d. Crane shot
Crane shot adalah pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera secara
vertikal, horisontal atau kemana saja selama masih di atas permukaan
tanah(melayang).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
1.5.3.4 Penata Artistik
Bertugas menerjemahkan apa yang jadi keinginan kreatif sutradara dan
merancangnya. [...]. Penata artistik juga menata ruang dan tata letak, perabot,[...], tata
rias, busana, property, luar bidang gambar, dan tata letak pemeran.[...] Untuk itu
diperlukan pengetahuan luas dalam soal kreatif dan teknis agar mampu menuangkan
keinginan sutradara menjadi rancangan yang diterima dan dimengerti oleh semua
pihak (Effendy, 2008: 65-66).
Aspek utama tim penata artistik, yaitu:
1.5.3.4.1 Setting
Setting adalah seluruh latar bersama propertinya. Properti dalam hal ini adalah
semua benda tidak bergerak seperti perabot, pintu, jendela, kursi, lampu,pohon dan
sebagainya. Setting digunakan dalam sebuah film umumnya dibuat senyata mungkin
dengan konteks ceritanya. Setting yang sempurna pada prinsipnya adalah setting yang
otentik. Setting harus mampu menyakinkan penontonnya jika film tersebut tampak
sungguh-sungguh terjadi pada lokasi dan waktu sesuai konteks cerita filmnya [...]
(Pratista, 2008: 62).
Dalam buku “Memahami Film” (2008: 63-65), Pratista menjabarkan
mengenai Jenis-jenis Setting, yaitu; set studio, Shot on location dan set virtual. Set
studio adalah membangun sebuah studio besar dam melakukan penyetingan pada
studio tersebut sesuai dengan tempat yang dibutuhkan dalam film. Shot on location
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
biasanya menggunakan lokasi aktual yang sesungguhnya. Dan Set virtual adalah
teknik manipulasi setting yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer.
[...]. Fungsi utama setting adalah memberikan petunjuk kepada penonton
tentang waktu dan ruang agar memberikan informasi yang kuat dalam mendukung
cerita filmnya. Selain berfungsi sebagai latar ceritaitu, Setting juga dapat menjadi
petunjuk status sosial karakter seorang tokoh dalam film juga menjadi pembangun
mood sesuai dengan tuntutan cerita (Pratista, 2008: 66).
1.5.3.4.2 Kostum dan tata rias
Kostum adalah segala sesuatu hal yang dikenakan pemain bersama seluruh
aksesorisnya. Aksesoris kostum termasuk di antaranya topi, perhiasan, jam tangan,
kacamata, sepatu, tongkat, dan sebagainya. Dalam sebuah film, busana tidak hanya
sekedar sebagai penutup tubuh semata, namun juga memiliki beberapa fungsi sesuai
dengan konteks naratifnya (Pratista, 2008: 71).
Tata rias wajah memiliki fungsi untuk menunjukkan usia dan untuk
menggambarkan wajah nonmanusia. Tata rias wajah biasanya digunakan karena
wajah pemain tidak seperti yang diharapkan dalam cerita film. [...] (Pratista, 2008:
74).
1.5.3.5 Pencatat Adegan dan Petugas Clapper
Pencatat adegan bertugas mencatat tiap pergantian shot, pengulangan take,
pemeran, scene, tanggal dan waktu take dan kameraman. Sedangkan Petugas clapper
bertugas membawa clapper board yang berisi scene, take, date, director, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagainya untuk kemudian diketukkan pasa saat shooting dialog ketika kamera
gambar dan alat rekam suara berputar dalam kecepatan yang sinkron (Effendy, 2008:
132).
1.5.4 Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget
Dalam buku “Bekerja Sebagai Sutradara” (2008: 14-15), Dennis merincikan
26 format atau hal-hal yang tertera pada Script Breakdown. Namun yang digunakan
dalam skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera nantinya adalah sebagai berikut:
a. Date, yaitu tempat untuk mengisi tanggal saat script breakdown ini
diisi.
b. Script version date, yaitu untuk mengisi tanggal versi skenario yang
dipakai untuk menyiapkan shooting.
c. Production Company, yaitu tempat untuk mencantumkan nama dan
nomor telepon rumah produksi yang memproduksi film tersebut.
d. Title/no of episodes, yaitu tempat untuk menuliskan film yang kita
produksi. [...].
e. Page count, yaitu panjang adegan dari skenario yang kita buat.
f. Location or set, pencantuman lokasi sesuai dengan skenario.
g. Scene no, yaitu tempat untuk menuliskan nomor adegan sesuai dengan
yang tercantum dalam skenario.
h. Int/Ext, yaitu tempat untuk menuliskan adegan terjadi di dalam(int)
atau di luar(ext) ruangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
i. Day/Night, yaitu tempat menuliskan waktu saat adegan berlangsung,
siang atau malam hari.
j. Description, [...] tercatat kejadian spesifik yang ada dalam adegan.
k. Cast, bagian ini mencatat semua pemeran yang melakukan dialog
termasuk peran pendukung.
l. Wardobe, bagian yang mencatat pakaian yang dikenakan para
pemeran.
m. Extras/Atmosphere, mencantumkan jumlah orang yang dibutuhkan
untuk mendukung suasana dalam sebuah adegan.
n. Make up/hair do, bagian ini mencantumkan catatan khusus tentang
tata rias dan rambut untuk tiap peran.
o. Vehicles or Animal, mencatat kendaraan dan binatang yang ada.
p. Props, Sey Dressing,Greenery, mencatat benda yang dipakai/properti
yang digunakan.
q. Sound/Music, mencatat kebutuhan akan efek suara, seperti suara
mobil.
[...] Storyboard yaitu rangkaian gambar ala komik yang memuat informasi
tentang ruang dan tata letak pemeran atau (blocking) (Effendy, 2008:61).
Storyboard merupakan sejumlah sketsa yang menggambarkan aksi di dalam
film/video/musik/ilkan atau bagian khusus dari film yang disusun teratur pada papan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
buletin, dilengkapi dengan dialog yang sesuai waktunya atau deskripsi adegan
(Dennis, 2008: 09).
Script Breakdown [...] memungkinkan anda untuk mengetahui rincian
kebutuhan shooting berikut biaya yang dibutuhkan serta memuungkinkan mengatur
jadwal shotting shedule (Effendy, 2008: 29). Storyboard ini akan memudahkan tim
lokasi dalam menerjemahkan lokasi sesuai visi sutradara (Dennis, 2008: 14).
Berakdown Budget adalah biaya kebutuhan produksi dari masing-masing
departement, yang dirinci secara detail (Widagdo dan Gora, 2004: 173).
1.5.5 Pemain
[...] merupakan pelaku cerita yang memotivasi dan selalu bergerak dalam
melakukan sebuah aksi. Hal yang perlu kita catat adalah pelaku cerita dapat memiliki
wujud fisik yang beragam dan tidak selalu wujud manusia. [...] dikelompokkan
menjadi beberapa jenis sesuai tuntutan dan fungsinya dalam sebuah film. dan
terakhir yang merupakan salah satu kunci utama untuk menentukan keberhasilan
sebuah film adalah perfoma dari seorang pemain (akting) (Pratista, 2008: 80).
Penampilan seorang aktor dalam film secara umum dapat dibagi dua yakni,
visual dan audio. Secara visual menyangkut aspek fisik yakni, gerak tubuh (gesture),
serta ekspresi wajah. [...](Pratista, 2008: 85).
Akting pemain sering pula diperdebatkan pencapaian realistiknya. Akting
realistik adalah penampilan fisik, gesture, ekspresi, serta gaya bicara yang sama
dengan seseorang dalam kenyataan sehari-hari. Akting realistik memang lebih sering
dipuji pata pengamat film (Pratista, 2008: 85).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1.5.6 Editing
Proses pengambilan gambar telah selesai, dan setelah itu produksi film
memasuki tahap editing. Dalam tahap ini, shot-shot yang telah diambil, dipilih, diolah
dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing
bersama pergerakan kamera merupakan unsur sinematik yang murni oleh seni film.
Sejak awal perkembangan, para pembuat film telah menyadari betapa kuatnya
pengaruh teknik editing untuk memanipulasi ruang dan waktu (Pratista, 2008: 132).
Mereka bahkan menganggap aspek editing adalah unsur dasar pembentuk sinema
(Pratista, 2008: 132).
Definisi editing setelah filmnya jadi (pasca produksi) adalah teknik-teknik
yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. [...]. Adapun sineas memiliki
wilayah kontrol yang luas untuk menghubungkan shot-shot dalam film mereka. [...].
Sineas juga dapat memilih pentuk perubahan sesuai tuntutan naratif dan estetik yang
ia inginkan. Editing dibagi dua jenis, yakni editing kontinu dan editing diskontinu.
Editing kontinu adalah perpindahan shot langsung tanpa terjadi lompatan waktu.
Sebbaliknya editing diskontinu adalah perpindahan shot dengan terjadi lompatan
waktu. Adapun bentuk-bentuk editing menurut Pratista (2008: 123-126) dalam
bukunya “Memahami Film” adalah:
a. Cut
Cut merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung. Shot A langsung
berubah seketika menjadi shot B. Dalam film jenis apa pun bentuk editing ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
adalah yang paling umum digunakan. Cut Sifatnya amat fleksibel hingga
memungkinkan untuk editing kontinu ataupun diskontinu.
b. Wipe
Wipe adalah transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser ke arah kiri,
kanan, atas, bawah atau lainnya hingga berganti menjadi sebuah shot baru. Teknik
ini biasanya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu tidak
berselisih jauh(Selanng beberapa menit). [...] Teknik wipe dapat digunakan pula
untuk editing kontinu seperti jika sebuah karakter atau obyek bergerak melintas
sebuah tiang atau pohon besar. Teknik wipe dapat “disembunyikan” melalui
obyek-obyek tersebut sehingga shot tidak tampak terputus.
c. Disolve
Disolve merupakan transisi dimana gambar pada shot sebelumnya selama
sesaat bertumpuk dengan shot setelahnya. Selama sesaat bayangan gambar shot A
bertumpuk dengan bayangan gambar shot B. Seringkali digunakan untuk
menunjukkan perubahan waktu pada ruang yang sama.
d. Fade
Fade merupakan transisi shot secara bertahap dimana gambar secara perlahan
intensitasnya bertambah gelap sehingga seluruh gambar berwarna hitam dan ketika
gambar muncul kembali bertambah terang, dan shot telah berganti. Pada umumnya
digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu secara signifikan, seperti
berganti hari, bulan, bahkan tahun. Fade-out umumnya digunakan untuk menutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
adegan dengan intensitas gambar bertambah gelap sementara fade-in digunakan
utnuk membuka sebuah adegan dengan intensitas gambar bertambah terang
1.6 Metodologi Penelitian
Untuk menyusun skenario, digunakan metode observasi ke pemukiman
kumuh yang terletak di pinggiran Jembatan Ampera dan di pinggiran Sungai Musi II
yang berada di Kota Palembang. Kemudian untuk mendapatkan data-data yang
menunjang skenario, dilakukan riset sederhana atau penyelidikan untuk mencocokkan
kebenaran yang ada dengan opini masyarakat yang ada di pinggiran Jembatan
Ampera dan Musi II. Riset dilakukan di PT. PLN Cabang Palembang dan melakukan
wawancara langsung dengan beberapa karyawan PT. PLN tersebut mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan informasi penting untuk menunjang skenario. Hasil observasi
dan riset sederhana tersebut kemudian diekspresikan dalam bentuk skenario. Setelah
skenario dibuat, dilakukan proses pra produksi (pembentukan tim inti, perancangan
script Breakdown dan Story Board, pembuatan Breakdown Budget, pencarian lokasi
syuting, tata ruang/setting, dan, rancangan tata cahaya), proses produksi (skenario
awal dan akhir, penetapan lokasi shooting, persiapan peralatan shooting, peran dan
tugas kru, dan akting pemain), dan proses pasca produksi (pengeditan gambar, suara,
penataan musik, pengkoreksian, dan penetapan hasil editing). Tahap-tahap tersebut
dideskripsikan menjadi laporan tugas akhir ini.
1.7 Sistematika Penyajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Penelitian ini disajikan dalam 4 bab. Bab I merupakan bab yang berisi
pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka dan landasan teori, metode penelitian, sistematika
penyajian. Bab II merupakan bab yang berisi perencanaan kegiatan produksi atau
masa pra produksi sinematografi film pendek “Lampu-Lampu Ampera” yang
meliputi skenario, Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget,
pembentukaan tim inti, perekrutan pemain, , pencarian lokasi shooting, tata ruang,
juga tata rias dan properti. Bab III merupakan hasil kegiatan produksi atau tahap
shooting sinematografi film pendek “lampu-Lampu Ampera” yang meliputi skenario
akhir, lokasi shooting, peralatan shooting, peran dan tugas tim inti, dan pemain. Bab
IV merupakan kegiatan pasca produksi yang berisi tahapan kegiatan editing yang
meliputi edting gambar, editing suara, dan tata musik. Bab V merupakan bab penutup
berisi kesimpulan dan saran. Diluar keempat bab tersebut terdapat lampiran yang
berisi dokumentasi produksi film, storyboard, scripbreakdown, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB II
TAHAP PRA PRODUKSI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”
Tahap pra produksi merupakan tahap ketika pembuat film merencanakan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada pelaksanaan produksi. Tahap pra
produksi dalam pembuatan film haruslah terencana dengan baik agar pelaksanaan
produksi akan lebih efisian. Dengan perencanaan kegiatan pembuat film dapat
menghemat waktu, tenaga dan biaya. Berikut ini merupakan penjabaran mengenai
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yang berupa skenario, Script Breakdown,
Storyboard dan Breakdown Budget, pembentukaan tim inti, perekrutan pemain, ,
pencarian lokasi shooting, tata ruang, juga tata rias dan properti “Lampu-Lampu
Ampera”:
2.1 Skenario
Skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera diciptakan pada tanggal 16
hingga 25 Febuari 2009. Untuk dapat menciptakan sebuah skenario utuh, penulis
terlebih dahulu melakukan beberapa tahapan seperti:
2.1.1 Mencari Ide Cerita
Ide cerita bermula dari pengalaman salah satu keluarga yang merupakan
karyawan Perusahaan Listrik di Palembang. Ia mengalami kejadian unik saat bekerja.
Seorang anak kecil mendatanginya di ruang kerja untuk meminta tolong dipasangkan
aliran listrik secara resmi karena anak itu tidak mau mencuri aliran listrik seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tetangga-tetangganya. Namun, begitu tahu tarif pemasangan listrik mahal, anak itu
pamit pulang dan berjanji akan mengumpulkan uang untuk memasang aliran listrik di
rumahnya. Merasa iba, namun tidak berhak untuk bertindak karena tidak memiliki
kedudukan tinggi, maka karyawan tersebut hanya memberinya uang sekadarnya
untuk ditabung.
Pengalaman menarik inilah yang menjadi ide cerita bagi penulis. Selain
kejadian itu, penulis juga mengamati perubahan keadaan kota Palembang yang baru
saja dijadikan salah satu kota Wisata Indonesia. Kota Palembang yang terlihat megah
karena lampu-lampu yang terang dan berwarna-warni, menyimpan banyak
kejanggalan. Pemasangan lampu sorot, lampu berwarna-warni di berbagai tempat
wisata di Palembang membutuhkan ribuan volt listrik. Hal ini membuat Perusahaan
Listrik di kota Palembang kerepotan karena mereka harus melakukan pemadaman
bergilir terhadap rumah-rumah warga di kota Palembang. Pengalaman tersebut
menarik bagi penulis untuk digarap menjadi sebuah skenario.
2.1.2 Observasi dan Riset
Observasi adalah hal penting yang harus dilakukan oleh penulis skenario.
Penulis skenario melakukan pengamatan terhadap seorang transmigran bernama Madi
yang berprofesi sebagai tukang becak dan tinggal di pemukiman kumuh yang terletak
di perbatasan kota Palembang dengan kabupaten lain. Penulis melakukan pendekatan
dengan cara mengobrol dan menanyakan mengenai kehidupan sehari-hari. Penulis
juga menanyakan apakah rumahnya dialiri listrik atau tidak. Setelah itu, penulis
mendatangi pemukiman kumuh yang tidak dialiri listrik untuk sekedar mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
keseharian kaum miskin tersebut. Di pemukiman tersebut, ada beberapa warga yang
mencuri aliran listrik, warga yang rumahnya tidak dialiri listrik, biasanya
berbondong-bondong mendatangi warga lain yang mencuri aliran listrik untuk
sekadar menonton televisi.
Dari hasil pengamatan singkat tersebut kemudian penulis mencoba mencari
kebenaran dan informasi lainnya melalui wawancara dengan salah satu karyawan PT.
PLN. Karyawan PT. PLN tersebut mengatakan bahwa penggunaan lampu berdaya
listrik yang besar harus diimbangi dengan pemadaman bergilir. Namun, warga kota
Palembang tidak bisa menerima kebijakan tersebut. Info lain yang didapat adalah
pemerintah kota seringkali tidak tepat waktu dalam melakukan pembayaran rekening
lisrik untuk penerangan kota dan tempat wisata, dan berbagai informasi lainnya yang
kemudian dijadikan data untuk skenario.
2.1.3 Merancang Alur Cerita
Alur lurus yang ceritanya hanya terfokus pada konflik sentral Ilham dalam
mendapatkan lampu untuk menerangi rumahnya. mengemukakan rancangan alur
cerita film pendek “Lampu-Lampu Ampera menggunakan teori Hudson yang terdapat
dalam buku “Kunci Sukses Menulis Skenario” (Lutters, 2006: 53), yang terdiri dari:
2.1.3.1 Pengenalan
Pada pengenalan akan diperlihatkan kegiatan sehari- hari Ilham sebagai
pengamen lampu merah yang biasa mengamen terkadang hingga malam dan
tidur di pinggir jalan.
2.1.3.2 Awal konflik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Pada awal konflik akan ditandai dengan percakapan Ilham dengan ibunya
mengenai kota Palembang dengan lampu-lampunya yang megah, namun sangat
bertolak belakang dengan rumahnya.
2.1.3.3 Pertumbuhan Laku
Pada pertumbuuhan laku akann diperlihatkan Ilham yang berusaha mencari
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ibunya.
Ilham akhirnya pergi ke kantor PLN.
2.1.3.4 Klimaks
Pada tahap ini, akan diperlihatkan ketika Ilham membicarakan keinginannya
dengan salah satu karyawan PLN, namun perdebatanlah yang terjadi sampai
akhirnya Ilham diusir dari kantor tersebut dan pada akhirnya Ilham dan Agus
mencuri lampu lalu-lintas yang masih baru.
2.1.3.5 Penurunan laku
Kekecewaan Ilham karena lampu lalu-lintas itu tidak bisa hidup. Ilham
mencoba meminta lampu di kantor DPRD, namun sesampainya di kantor
DPRD, Ilham dan Agus bingung akan meminta kepada siapa. Alhasil mereka
hanya menunggu di luar gerbang akan diperlihatkan pada tahap ini.
2.1.3.6 Penyelesaian
Diperlihatkan ketika lham keesokan harinya menyerah dan meletakkan lampu
lalu-lintas itu tepat di bawah tulisan DPRD. Hal ini merupakan akhir dari cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.1.4. Sinopsis
“Lampu-Lampu Ampera” adalah cerita seorang transmigran remaja jalanan
bernama Ilham yang sangat ingin rumahnya dialiri aliran listrik agar dapat merasakan
sedikit cahaya lampu ada di rumahnya. Keinginan Ilham ini dilatarbelakangi oleh
berkilaunya kota Palembang oleh lampu listrik, namun tidak di rumahnya. Ilham
mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenaknya kepada
emaknya. Namun emak yang juga tidak tahu banyak dan nrimo itu, membuat Ilham
jengkel dan pergi dari rumah untuk mencari jawaban tersebut. Di tengah kekecewaan
karena Ilham tidak menemukan titik terang, ia memutuskan untuk memotong
rambutnya dengan harapan semua kesialannya akan hilang dan ia akan berhasil
mendapatkan keinginannya tersebut. Benar saja usai potong rambut, Ilham
menemukan koran yang berisikan tentang PLN dan Ampera. Tidak hanya itu Ilham
melihat tulisan mengenai listrik dan PLN. Akhirnya Ilham memberanikan diri untuk
pergi ke kantor PLN.
Sesampainya di kantor PLN, Ilham malah ciut karena melihat beberapa
satpam. Namun seorang ibu membantu Ilham dan memberikan informasi, sehingga
kepercayaan diri Ilham muncul dan Ilham kembali melanjutkan langkahnya ke dalam
kantor tanpa takut dan ragu. Melihat keadaan kantor yang sepi, Ilham mencoba
memasuki sebuah ruangan. Di ruangan itu ia bertemu dengan salah satu karyawan.
Karyawan tersebut menanyakan perihal kedatangan Ilham. Mereka pun berbincang-
bincang. Melihat ada peluang baik, Ilham meminta karyawan tersebut membantunya
memindahkan lampu yang ada di Ampera ke rumahnya Ilham. Hal itu tidak disambut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
baik, tetapi Ilham justru diusir dari ruangan tersebut. Ilham gagal, namun ia tidak
menyerah. Di otaknya masih tersimpan cara lain untuk mendapatkan lampu.
Di saat itu, Ilham bertemu dengan Agus, sahabatnya dan menceritakan
kejadian di PLN. Usai mengamen Ilham mengutarakan niatnya untuk mencongkel
lampu lalu lintas yang baru dibuat di perempatan jalan karena menurut Ilham lampu
itu bisa hidup tanpa listrik. Ternyata lampu itu sama sekali tidak menyala, namun
Ilham tetap menunggu keajaiban. Digantungnya lampu di langit-langit rumahnya
dengan harapan akan menyala walau sedikit. Ternyata Lampu tetap tidak menyala.
Keesokannya Ilham mencoba peruntungan dengan meminta lampu di kantor
DPRD. Hal itu ia lakukan karena sebelumnya ia selalu melihat dan mendengar bahwa
semua orang melakukan demo dan meminta banyak hal di kantor DPRD tersebut.
Sesampainya di kantor DPRD, Ilham dan Agus justru bingung akan meminta kepada
siapa dan bagaimana caranya. Mereka pun pulang setelah menunggu berjam-jam.
Keesokannya, lampu curian itu dibuang Ilham dan Ilham pun sadar bahwa terlalu
sulit baginya untuk menyicipi cahaya lampu listrik.
2.1.5 Tokoh
Untuk dapat menentukan pemain, penciptaan profil sangat diperlukan. Tidak
detail memang ,namun yang terpenting adalah gambaran mengenai tokoh tersebut.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar memudahkan dalam pencarian pemain.
Jika pemain sesuai atau mendekati dengan karakter maupun ciri-ciri fisik tokoh,
maka peran yang akan dimainkan berkesan alamiah. Selain itu, akan memudahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
penata rias dalam merias pemain agar sesuai dengan karakter tokoh dalam film.
Berikut ini merupakan profil dari tokoh-tokoh utama dan pembantu:
2.1.5.1 Tokoh Ilham
Nama lengkap: Ilham Saputro Eko.
Nama Panggilan: Ilham.
Usia: 18 tahun.
Status: Anak tunggal dari Emak Yati, sahabat Agus.
Agama: Islam.
Profesi: Pengamen jalanan.
Ciri Khusus:
Rambut ikal bergelombang seperti ibunya. Malas mandi dan ganti baju. Selain
itu Ilham sangat gemar merokok. Gaya bicaranya berlogat Jawa namun menggunakan
bahasa Palembang. Ketika sedang bersemangat, Ilham akan berbicara dengan lantang
dan tegas. Namun ketika Ilham sedang sedih atau binggung, nada suaranya terkesan
memelas dan terputus-putus.
Latar belakang:
Ilham adalah anak tunggal dari pasangan Yati dan Darso. Yati seorang buruh
cuci sedangkan almarhum Darso, semasa hidupnya adalah buruh bangunan dan
pekerja kasar. Setelah ditinggal mati oleh ayahnya, Ilham diajak ibunya pindah ke
Palembang dan tinggal di pemukiman kumuh transmigran dari pulau Jawa.. Karena
bertempat tinggal di pemukiman kumuh yang rata-rata para pekerja kasar dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
transmigran, maka Ilham harus mampu bertahan hidup dan mau berusaha untuk
mendapatkan sesuatu. Ilham hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 5 SD.
Dalam pergaulannya, Ilham hanya mengenal teman-teman satu profesinya
(pengamen) yang sama-sama mencari nafkah di perempatan jl. Jendral Sudirman, dan
teman-teman sebayanya yang tinggal di pemukiman kumuh transmigran dari pulau
Jawa. Sahabat karib Ilham adalah Agus.
Tipologi tokoh:
Secara fisik Ilham memiliki tipe tubuh atletis. Tinggi badannya 176 cm dan
berat badannya 75 kg. Badannya tegap dan proporsional. Warna rambut hitam dan
memiliki bentuk muka oval. Sedangkan secara psikis, Ilham yang bersuku bangsa
Jawa ini tipe orang yang flegmatis. Ilham orang yang sabar, polos namun ia cukup
kritis untuk ukuran anak putus sekolah. Ilham tidak tempramental, ia lebih suka
mencari tempat yang tenang dan menyendiri jika sedang marah atau sedih.
2.1.5.2 Tokoh Agus
Nama lengkap: Muhammat Agus.
Nama panggilan: Agus.
Usia: 16 tahun.
Status: Tetangga, teman satu profesi dan teman dekat Ilham.
Agama: Islam.
Profesi: Pengamen jalanan.
Ciri khusus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Agus mempunyai bekas luka jahitan di dekat mata sebelah kiri. Kebiasaan
khususnya selalu membawa gitar pemberian kakaknya. Gaya bicaranya bersuara agak
berat/ bass karena pubertas. Karena bersahabat dengan Ilham, yang bahasanya
campur aduk, Agus terkadang menggunakan bahasa Indonesia jika bersama Ilham.
Namun, logat dan cengkok nada khas Melayu tetap ada.
Latar Belakang:
Anak kedua dari 4 bersaudara ini merupakan tetangga Ilham dan sahabat
baik Ilham. Agus lahir dan besar di Palembang. Ayahnya, Ngadiyo seorang tukang
sampah keliling sedangkan ibunya Zulziyah, merupakan ibu rumah tangga, dan kakak
laki-lakinya seorang pencopet. Dari kakaknya Agus mendapatkan sebuah gitar yang
menghantar ia menjadi musisi jalanan. Trauma masa lalunya yang pernah
ditinggalkan temannya saat dikeroyok oleh orang banyak karena dikira pencuri,
menjadikan Ilham orang yang selektif dalam memilih teman dekat.
Tipologi Tokoh:
Secara fisik Agus memiliki tipe tubuh letopsom. Tinggi badannya 174 cm dan
berat badannya 49kg. Badannya kurus dan agak bungkuk. Rambutnya coklat karena
terbakar matahari.Bentuk muka kotak. Sedangkan secara psikis, Agus yang bersuku
bangsa Jawa-Melayu ini tipe orang Melankolis. Tidak mudah percaya dengan orang
yang belum dikenal, namun setia terhadap teman dekat, penurut, dan lebih suka
menjadi pengikut. Namun Agus memiliki angan-angan menjadi penyanyi pop
terkenal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.1.5.3 Tokoh Pak Santo
Nama lengkap: Santo Antonius.
Nama Panggilan: Santo.
Usia: 34 tahun.
Status: Seorang suami yang belum dikaruniai anak.
Agama: Katolik.
Profesi: Tim inti Akuntan PT. PLN Persero Cabang Palembang .
Ciri Khusus: Rambut sedikit beruban, gaya bicaranya datar dan agak kaku.
Latar belakang:
Pak Santo mejabat kepala atau koordinator bagian akuntansi di PT. PLN
Cabang Palembang setelah ia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan
Akuntansi di salah satu Universitas Swasta di Jakarta .Ia Adalah orang Keturunan
Jawa. Pak Santo merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Ir.
Hartono seorang pensiunan Karyawan Perusahaan swasta. Ibunya bernama Ranti
seorang pensiunan Kepala Sekolah Menengah Pertama. Kedua adik laki-lakinya
masih berkuliah. Dalam lingkungan kerja dan pergaulan, Pak Santo dikenal sebagai
orang yang tulus, tidak pamrih, bertanggung jawab dan sangat disegani. Istrinya
adalah keturunan Thionghoa dan lebih muda 4 tahun darinya.
Tipologi tokoh:
Secara fisik Pak Santo memiliki tipe tubuh atletis. Tinggi badannya 178 cm
dengan berat badannya 74kg. Badannya besar dan kekar. Warna rambut hitam dan
memiliki bentuk muka oval. Sedangkan secara psikis, Pak Santo tipe orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
koleris. Pak Santo orang yang konservatif dan amat mencintai pekerjaannya. Pak
Santo juga sosok pekerja keras, patuh, dan jujur. Pak Santo gampang gampang
tersentuh hatinya jika melihat orang lain sedang dalam kesusahan, namun ia tegas bila
menyangkut urusan pekerjaan.
2.1.5.4 Tokoh Emak
Nama lengkap: Yati.
Nama Panggilan: Emak Yati.
Usia: 48 tahun.
Status: Janda yang mempunyai seorang anak lelaki bernama Ilham.
Agama: Islam.
Profesi: Buruh cuci, terkadang kerja di pasar.
Ciri khusus:
Badan gemuk, mempunyai tahi lalat di hidung sebelah kiri, laki leter O karena
gemuk. Gaya bicaranya berlogat jawa dengan penggunaan bahasa jawa bukan krama.
Karena terbiasa dengan transmigran lain yang sudah terpengaruh budaya palembang,
terkadang nada bicara Emak naik di akhir kalimat dan sedikit keras.
Latar Belakang:
Perempuan tamatan Sekolah Dasar ini mendapat sebutan Emak dari orang-
orang sekitar. Janda bernama asli Yati ini pindah ke Palembang dengan membawa
anaknya karena ditinggal mati oleh suaminya Rusdi. Ayahnya bernama Giyono,
hanyalah seorang buruh tani yang sekarang sudah tidak bekerja lagi, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
almarhum ibunya, bernama Sumi, hanya ibu rumah tangga pedesaan. Emak adalah
perempuan jawa yang berasal dari kelas bawah..
Tipologi Tokoh:
Secara fisik Emak Yati memiliki tipe tubuh piknis. Tinggi badannya 153 cm
dan berat badannya 80kg. Badannya gempal dengan warna kulit sawo matang, rambut
panjang tidak terurus karena sering diikat. Sedangkan secara psikis, Emak Yati
merupakan tipe orang Sanguinis. Walaupun hidup susah, emak tetap ikhlas dan
menerima nasibnya. Ia cepat beradaptasi dan mudah diterima oleh orang-orang di
pemukiman tempat ia tinggal. Namun, Emak tidak suka dengan hal-hal yang berbau
politik dan yang bersifat kekerasan.
2.1.5.5 Tokoh Ibu Santo
Nama lengkap: Agatha Novatrin
Nama Panggilan: Agatha
Usia: 30 tahun.
Status: Istri dari Bpk. Santo Antonius.
Agama: Katolik
Profesi: Ibu rumah tangga, pengusaha catering.
Ciri khusus:
Agatha pandai bermain alat musik piano. Agatha sering memainkan poni
rambutnya. Gaya bicaranya pelan dan lembut. Bahasa yang dipakai adalah bahasa
Indonesia, karena istri dari pak Santo ini lama tinggal di Jakarta.
Latar Belakang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Perempuan keturunan China, anak ke dua dari dua bersaudara ini
mengenyam pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Ia berhasil meraih gelar
S1, fakultas Komunikasi di salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Dalam menjalin
relasi, wanita yang belum dikaruniai anak ini aktif dalam kegiatan Wanita Katholik di
sala satu gereja di Palembang. Ayahnya Yohanes Hadi seorang Dosen sedangkan
ibunya, Silvani Lukman adalah pensiunan karyawan sebuah BANK. Keluarga Agatha
merupakan keturunan China yang tidak rasisme.
Tipologi Tokoh:
Secara fisik Agatha memiliki tipe tubuh atletis. Tinggi badannya 168 cm dan
berat badannya 80kg. Badannya berisi, mata sipit, kulit kuning langsat. Agatha
memiliki model rambut panjang lurus tergerai dan terawat dengan warna hitam pekat.
Sedangkan secara psikis, Agatha merupakan tipe orang Flegmatis. atau istri pak
Santo merupakan istri yang penyabar, perhatian, lembut dan elegan. Dia bukanlah
tipe perempuan yang suka berdandan dan memakai perhiasan mewah. Agatha sosok
perempuan berpendidikan yang santun dan sederhana. Agatha yang pemalu ini lebih
senang mendengarkan cerita dan memberi saran kepada orang lain yang meminta
pendapatnya saja.
2.1.5.6 Tokoh Pelanggan PLN
Nama lengkap: Yuliana
Nama Panggilan: Yuli
Usia: 32 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Status: Pelanggan PT. PLN. Seorang wirasuasta yang melajang
Agama: Kristen Protestan
Profesi: Pengelola dan pemilik sebuah rumah makan moderen di Palembang.
Ciri khusus:
Yuli mempunyai tahi lalat di bawah hidung sebelah kanan. Bicaranya Agak
cepat, namun tetap santun. Keturunan China ini biasa menggunakan bahasa Indonesia
namun, logat Melayu tetap nampak.
Latar Belakang:
Yuliana, tidak menyelesaikan kuliahnya di salah satu Universitas Swasta di
Palembang. Ia lebih memilih untuk membuka usaha dan dapat memberi pekerjaan
bagi orang lain. Tokoh Pelanggan PLN (Yuliana) merupakan wanita single yang
mandiri. Yuliana memiliki usaha di bidang kuliner.
Tipologi Tokoh:
Secara fisik Yuli memiliki tipe tubuh piknis. Tinggi badannya 156 cm dan berat
badannya 60kg. Badannya agak gempal dan pipinya temban, mata sipit, kulit kuning
langsat. Yuli memiliki model rambut sebahu berwarna hitam, namun agak sedikit
berantakan karena sibuk. Sedangkan secara psikis, Yuli merupakan tipe orang
Sanguinis. Yuli ramah, supel, dan pintar bernegosiasi. Yuli tidak menyukai kegiatan
yang bersifat teoritis. Ia lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang santai dan
menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.1.6 Skenario Awal
Skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera” ditulis oleh Angela Frenzia
Betyarini sutradara sekaligus produser film ini. Skenario awal terdiri 10 scene
dengan tambahan 1 adegan pembukaan berupa gambar gerak dan 2 adegan penutup.
Berikut ini merupakan bentuk utuh skenario awal:
OPENING TASE: EXT. AMPERA
Palembang menyinarkan cahayanya. Lampu-lampu berhamburan di sekeliing
Jembatan Ampera. Ditambah dengan kerlap-kerlip lampu di pusat kota. Perlahan terlihat dua orang lelaki muda tidur pulas. Anak yang satu memegangi gitarnya,
dan yang satu lagi meringkuk kedinginan.
1. EXT. Benteng Kuto Besak – MORNING
ACT- ILHAM, ANAK SEKOLAH
Seorang lelaki tidur di depan Benteng yang merupakan tempat wisata tersebut. Seorang anak sekolah yang hendak melewati tempat itu jatuh tersandung
ANAK SEKOLAH Heh, Heh, Bangun! ANAK SEKOLAH Aduh! ILHAM Huah, , Haduh, ANAK SEKOLAH Ganggu orang lewat! Sana pergi!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. INT. RUMAH ILHAM – AFTERNOON ACT- EMAK, ILHAM
Dari kejauhan Ilham berjalan menuju rumahnya yang kumuh dan reot. Ilham masuk dan bertemu dengan emaknya. Emak tengah mengambil bahu-baju dari jemuran dam membawanya masuk, lalu melipatinya.. Ilham masuk. Emak melihat raut wajah Ilham.
EMAK Dari mana saja, sama siapa kau? Semalaman dak
pulang… (Emak berhenti melipat baju dan mendekati Ilham.
Ilham hanya memandangi emak sambil menggaruk-garuk rambutnya karena gatal.)
ILHAM Semalem tu aku pergi sama Agus, Cari makan, trus kito
tidur di Benteng, males balek. Tidur di rumah samo di jalan samo bae.
EMAK Ya udah. Mandi dulu sana! Ganti baju, baju udah berapa
minggu kamu dak ganti baju. ILHAM (Mencuim baju dan keleknya.) Emang Ilham masih punya baju lain? Jeda EMAK Itu emak nemu kemarin. Lumayan buat ganti. ILHAM (Melihat baju yang diberi emak. Ilham membuka radio kesayangannya, lalu didengarnya
berita demo di DPRD Palembang.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ILHAM Mak, emak sudah lihat kan di jalan-jalan tu lampu di
mana-mana. Di jembatan Ampera tu terang betul. Air mancurnya juga ada lampu. Di perempatan tuh juga. Jadi kepikiran aku mak.
EMAK Mikir apa Ilham…Ilham, ngaya! SD aja ndak lulus. ILHAM Emangnya anak dak lulus SD dak boleh mikir! Dari
kemarin aku lihat kota kita ini terang nian. Lampu ada di mana-mana. Tapi tempat kita ini dak ada lampunya?
EMAK Ya, beda lah Ilham. Lampu yang d ijalan-jalan itu kan
ada yang bayari. Sampe pajak motornya, pajak mobilnya, itu kan dibayari semua.
ILHAM Mak, bukannya motor sama mobil itu ada lampunya
sendiri? EMAK Kurang terang kali lampunya. ILHAM Kurang terang gimana mak? Dak ngerti aku. Ngomong
sama emak ni dak nyambung! EMAK Ya, mau gimana lagi, emang begitu dari sanonya kali? ILHAM Sanonya mana? Pemerintah? Lihatlah mak rumah kito ini. Gelep, dak ada lampunya,
eh, kok malah sanonya itu pasang lampu di jalanan meriahnyo minta ampun. Mubazir kan, mending kasih kito dikit lampunyo…
(Emak hanya diam. Dia sudah tak tahu lagi harus
menjawab apa. Ilham lalu pergi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
EMAK Heh, kemana lagi Ilham? Oalah Ham…Ham…Wong susah kok nganeh-aneh.
Ilham pergi meninggalkan rumahnya kemudian ia berjalan menuju sebuah pangkas rambut. Di situ ia menunggu giliran sembari membaca koran yang beberapa beritanya berisikan kebobrokan pemerintah kota.
3. EXT. SIMPANG JALAN– AFTERNOON
ACT- ILHAM Ilham duduk di perempatan dan memandangi tulisan iklan. Ilham tertegun
ILHAM Bayarlah listerik tepat pada waktunya.
Ilham menggut-manggut setelah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Kemudian beranjak dari persimpangan tersebut,
4. EXT. DEPAN KANTOR PLN – AFTERNOON ACT- ILHAM, ORANG 1 Ilham memandangi kantor PLN dengan terkesima. Dilihatnya patung maskot PLN dengan takjub.
ILHAM Ai, besar nian kantor ini. Kalah Balai Desa sama
Lapangan Sepak bola di kampung aku. (Ilham mengendap-endap hendak masuk ke sana.
Seseorang perempuan yang baru keluar dari kantor memperhatikan gerak-gerik Ilham. Perempuan itu mendekatinya.)
ORANG 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dek, kenapa sembuyi-sembuyi begitu? ILHAM Bu, mau beli listrik di sini bukan? ORANG 1 Waduh, beli listrik? Ini bukan toko, ini kantor, jadi
enggak menjual listrik. ILHAM Ai, bohong ibu ni. Tadi aku lihat ada tulisan
“BAYARLAH LISTRIK TEPAT PADA WAKTUNYA”
ORANG 1 O, mau pasang listrik? Adek masuk aja ke sana. Tanya
bagian pemasangan listrik! Nah, nanti dipasang deh listrik di rumah adek.
ILHAM O, iya …iya, gampang kayaknya. Makasih ya bu
5. INT. RUANG AKUNTANSI LISTRIK – AFTERNOON
ACT- ILHAM, PAK SANTO Ilham berhasil masuk ke dalam kantor. Namun, ia tidak menemukan bagian pemasangan listrik. Raut muka Ilham menunjukan kebingungan. Ada banyak ruangan di kantor itu. Ia nampak bingung masuk ke ruangan yang mana. Dengan ragu-ragu ia membuka pintu sebuah ruangan Dilihatnya seorang bapak sedang menelepon. Ilham berdiri menunggu bapak itu selesai menelepon. Bapak tersebut kaget melihat seorang anak dengan dandanan yang kumal masuk ke ruangannya. Diperhatikannya Ilham. Dilihatnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.
PAK SANTO Kamu kok bisa masuk ke ruangan ini? Kamu mau apa?
Jangan-jangan kamu mau mencuri ya? Kamu jangan macam-macam ya! Mau saya laporkan ke kantor polisi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
ILHAM Jangan…Jangan pak. Aku cuma mau minta tolong pak PAK SANTO Adek mau minta sumbangan? Aduh dek, di sini itu dak
menerima permintaan sumbangan. Ini bukan yayasan sosial. Ini kantor perusahaan listrik negara. Sana, pergi!
ILHAM Nah, itu dia pak maksud saya. Aku mau minta listrik
pak untuk di rumah saya. Ilham agak berbisik Bapak ini ni, mentang-mentang aku gembel dikira mau
minta sumbangan aku. Gembel-gembel begini masih lebih terhormat daripada koruspor, eh, ko…rupsor. Ai bukan koruptor!
PAK SANTO
Heh, kamu mau pasang listrik di rumahmu? Kenapa tidak ayah atau ibumu saja yang kemari?
ILHAM Aku Cuma tinggal dengan emakku. Emak sudah tua.
Pak, rumah kami itu gelap terus, makanya aku mau minta listrik.
PAK SANTO Di mana rumah kamu memangnya? ILHAM Plaju, Pinggir Musi pak bawah Ampera. PAK SANTO Itu kan pemukiman kumuh.
Jeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Bapak sepertinya tidak bisa bantu dek. Emm, begini saja, bapak beri uang, agar kamu membeli penerangan lain selain lampu. Bagaimana?
ILHAM Selain lampu? PAK SANTO Iya, , , lilin atau lampu sentir ILHAM Saya maunya listrik dan lampu. Lilin itu kurang terang
pak! PAK SANTO Untuk punya listrik dan lampu, kamu harus membayar
biaya administrasinya. ILHAM Ha, astrerasi? Membayar uang maksudnya? Aku punya.
Ini 20ribu. PAK SANTO Hhahaha…dek, biayanya itu maksimal 1 juta. Punya
1juta. Orang-orang itu saja ngutang untuk bisa pasang listrik di jalan-jalan itu. Memangnya punya uang segitu?
ILHAM Hah, 1 juta ya pak? Dak punya kalau sebanyak itu. Jeda Pak, kalau begitu, saya minta tolong bapak untuk bantu
mindahin lampu-lampu yang di ampera itu ke rumah saya saja pak?
PAK SANTO Sinting kamu…Jangan macam-macam ya! (Mengangkat gagang telepon dan memencet angka.) Securiti, keruangan saya segera!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ILHAM Pak, tunggu dulu pak. Daripada di jalan, lampunya
mubazir pak. PAK SANTO Duh, pusing saya. Sudah, sudah, lebih baik kamu pergi
dari ruangan saya. Kepala saya sudah pusing. Sana, pergi sana!
ILHAM Pak,…
(Terdengar suara langkah kaki satpam. Lalu satpam itu membuka pintu. Pak Santo mengisyaratkan dengan gerakan kepala untuk membawa Ilham keluar dari ruangannya. Satpam memegang lengan Ilham dan membawanya keluar dari ruangan tersebut. Ilham pun berteriak)
Pak, , ,saya cuma minta satu lampu saja pak……satu
lampu saja paaaaakkkk! 6. EXT. BENTENG KUTO BESAK– LATE AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Tampak Ilham sedang duduk di bangku benteng. Tampak suasana di sana sangat indah. Cukup pantas jika dijadikan Kota Visit Indonesia. Wajahnya terlihat letih. Tak lama, Agus yang baru pulang ngamen, menghampiri Ilham.
AGUS Ilham, woey, Bro! Dari mana kau? Ku cari ke rumah, dak
ada. Ngamen sendiri aku, jadinya. ILHAM Ai, , pening..pening kepala aku ni. Jeda Tadi tuh aku abis minta listrik buat rumah aku biar dak
gelep terus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
AGUS Oey, minta juga aku kalo gitu. Di mana mintanya? ILHAM Di PLN. Gus, ,Gus, ,Kau nak minta? Boro-boro! Aku bae
dak dikasih, malah di usir aku. AGUS Na, kok diusir Ham? ILHAM Ternyato listrik tu bayar. 1 juta. Nak pake apa aku bayar?
Pake gitar kau? Ai, sudahlah. Ngamen bae kito. AGUS Listriknyo? ILHAM Tenang, aku punya akal. Nanti tapi aku kasih tau.
Ngamen dulu kito. AGUS Ham, aku dari tadi udah ngamen. ILHAM Yo, ngamen lagi. Ye dak CS.
7. EXT. PEREMPATAN JALAN – NIGHT
ACT- ILHAM, AGUS Ilham dan Agus mengamen di perempatan lampu merah. Keduanya tampak begitu semangat. Tak lama mereka duduk di pinggir jalan. Agus kemudian mendekati dinding pertokoan dan buang air kecil. Tampak air kencingnya amat deras mengucur. Sedang Ilham menghitung uang hasil mengamen. Tak lama perhatian Ilham beralih pada lampu merah di perempatan tersebut.
AGUS Ham, apa rencana kau tadi? ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gus, , ,sini Gus! Liat lampu merah itu na! Kadang mati, kadang hidup, dak kayak lampu lain, idup terus. Nah, berarti lampu itu dak pake listrik. Iya dak Gus?
AGUS Iya. Pinter kau Ham ILHAM Nah, kito ambil bae lampu itu. AGUS Yuk… (Kemudian mereka berdua menuju ke arah lampu lalu
lintas yang dimaksud mereka. Kemudian tampak dari bawah Agus keberatan menyangga Ilham yang sedang mempereteli lampu tersebut. Entah bagaimana cara Ilham. Namun ia berhasil membongkar lampu tersebut.)
ILHAM Bisa Gus, gampang ternyata AGUS Cepet Ham, pegel bahu aku! (Tak lama terdengar teriakan seseorang. Kedua anak
lelaki itu pun menoleh ke arah suara. Lalu mereka segera kabur)
ILHAM dan AGUS Kabur……Kabur…..
8. EXT. AMPERA – AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Di jembatan tersebut, tampak Ilham dan Agus sedang bediskusi. Ilham menimbang-nimbang lampu yang semalam dicurinya. Namun dari semalam bolham itu tak juga menyala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
AGUS Tunggu aja Ham, Kurang lama kali njemurnya. Jadi
tenaganya belum penuh. Makanya belum bisa nyala. Sabar, Orang sabar di sayang Alloh.
ILHAM Serasa ustad bae kau ini. Ke mesjid be setaon sekali.
Sudahlah, percuma! Lama nunggunya! Dari semalam dak hidup hidup ini lampu.
AGUS Mungkin nanti malam hidup? Atau besok pagi, atau
siangnya. Ham, sudah lapar aku. Pulang dulu kita ya! ILHAM Ya sudah, aku juga ngantuk Gus (Agus beranjak dari tempatnya disusul Ilham. Namun
Ilham kembali menoleh lampu yang ditinggalkannya, lama Ilham mematung, dan akhirnya diambilnya kembali lampu itu.)
Tunggu Gus!
9. INT. RUMAH PAK SANTO – LATE AFTERNOON ACT- PAK SANTO, ISTRI
Setelah pulang dari tempat kerjanya pak Santo langsung menuju ruang makan. Terlihat istrinya menyiapkan makanan untuknya
PAK SANTO Ahhhhh….. ISTRI Bagaimana hari ini pa? Sembari menyiapkan makanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PAK SANTO Memang susah menjadi pegawai kayak papa nie. ISTRI Lho kenapa? PAK SANTO Iya! Birokrasi pemerintahan selalu menekan kita untuk
hemat daya. Sementara di lapangan banyak pemborosan listrik.
ISTRI Terus PAK SANTO Nah, warga yang kurang mampu selalu memprotes
kenapa biaya listrik mahal. Mereka butuh subsidilah, PLN tidak tanggung jawablah, sementara kita dapet duit darimana? Orang-orang saja utang sama PLN. Alasannya ingin membuat Palembang jadi kota yang megah.
ISTRI Tapi kasian juga mereka yang tidak mampu ya? PAK SANTO Iya, seperti pengamen yang menemui papa, ma. ISTRI Kenapa memangnya Pa? PAK SANTO Dia itu sepertinya pengamen, nah anak itu ingin
rumahnya dipasangi listrik. Namun dia tidak ada biaya. Nah, masak papa disuruh mindah lampu-lampu ampera ke rumahnya.
ISTRI Tertawa kecil PAK SANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Padahal bapak sudah tawarin dia uang, tapi anak itu tidak mau. Terpaksa bapak panggil satpam buat usir anak itu keluar.
ISTRI Bapak tega? PAK SANTO Sebenarnya tidak, tapi mau bagaimana? Semua itu selalu
ada prosedurnya dan prosedur itu pasti ada biaya! Huh, bikin darah tinggi aja…
(terlihat mereka masih bercakap, lampu di atasnya
menerangi seluruh ruangan itu. Kelesuan malam seusai rutinitas kerja. Namun rumah itu masih menyala, menyudutkan malam.)
DISSOVLE TO :
Dari atas langit-langit gelap terlihat bolam lampu mati, menggantung. Di bawahnya Emak dan Ilham sedang makan ditemani sebuah cahaya kecil. Ilham seperti masih menununggu bolam lampu itu bersinar di atasnya. Namun, ia tidak lagi peduli. Perutnya yang keroncongan membuat ia lupa pada bolam yang menggantung.
10. EXT. DEPAN GEDUNG DPRD. SIANG ACT- ILHAM, AGUS.
Ilham dan Agus terlihat berjalan di suatu tempat, Agus membawa gitarnya. Mereka terlihat membicarakan sesuatu.
Ilham : Gus, semalem aku punya ide, setelah kupikir-pikir ada
satu tempat yang bisa kita mintai listrik!!!!!!! Agus : O ya? Dimana man?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Ilham : Ahhh…sudah kau ikut aja! Mereka berjalan menembus panas aspal trotoar,
sementara jalanan acuh menyapu mereka. Ilham : Nah ini dia!!!! Agus : Lho kok disini Ham? Ilham : Weeee, jangan salah! Kata orang-orang dan kata berita,
kalau kita punya permintaan dan kita minta di sini pasti akan dikabulkan,Bro.
Agus : Ah yang bener? Ilham : Iya!!! Agus : Terus mintanya sama siapa? Ilham : (Ia terdiam, wajahnya mencari sesuatu di dalam pagar
tinggi itu. Matanya terus mencari, ia pun menaiki pagar tersebut.)
Agus : Gimana ni? (Beberapa jam kemudian mereka lelah menunggu… Sampai akhirnya Agus dan Ilham pergi.)
CLOSEING TASE:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampu yang sengaja dibuang atau tidak sengaja dibuang terlihat tergelentak di bawah tulisan DPRD
Iham menyerah, pikirannya melayang entah ke mana. Di tepi Sungai Musi ia merenung...atau mungkin melamun. Hanya ditemani sebatang rokok.
2.2 Tim Inti
Proses pembuatan film pendek “Lampu-Lampu Ampera”, sutradara dan kru-
kru lainnya memiliki lebih dari satu peran. Sutradara juga membantu kru yang lain
dalam melakukan pengambilan gambar atau bahkan membuat set tempat. Seorang
pemeran pun dapat menjadi penata cahaya atau petugas cleaper jika tidak sedang
bermain. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kru dalam film pendek tidak terlalu
banyak sehingga penghematan biaya dari semua segi dapat dilakukan. Dalam proses
film pendek tidak dibutuhkan kru yang banyak, karena selain dana pembuatan
terbatas, kru yang terlalu banyak justru tidak efektif dalam pembuatan sebuah film
pendek. Dalam film pendek“Lampu-Lampu Ampera”, terdapat tim inti yang terdiri
dari:
Producer dan Sutradara: Angela Frenzia Betyarini.
Penata Artistik: Andika Kartika dan Priska B. Artanti.
Operator Camera: Fadeli Sukirman, Singgih Setyawan, dan Andika Kartika.
Penata Fotografi: Windy Novatrin dan Maria S. Awida.
Penata Cahaya: Felix Tri Artanto dan Singgih Setyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Cleaper dan Pencatat adegan: Felicia Joelian dan Raynanci Yonita
2.3 Script Breakdown, Storyboard dan Breakdown Budget
Pembuatan Script Breakdown dan Storyboard dilakukan tanggal 06-15 Juni
2009. Pembuatan Script Breakdown dan Storyboard dilakukan oleh penulis skenario.
Scriptbreakdown dalam Film pendek “Lampu-Lampu Ampera”, bertujuan
memudahkan sutradara dan kru lain dalam menyiapkan kebutuhan untuk shooting
dan juga untuk pemeran yang akan melakukan akting dan dialog. Penata rias akan
merias pemeran sesuai dengan make-up dan hair do yang ada pada scriptbreakdown.
Tim artistik akan lebih mudah mempersiapkan properti yang digunakan karena sudah
dituliskan dalam scriptbreakdown.
Storyboard dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera” ini hanya untuk
adegan di rumah Ilham, Simpang jalan, Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera dan
Adegan Ilham di tepi Sungai Musi. Adegan-adegan yang dibuatkan storyboard
adalah adegan yang lokasinya sudah fix, dan beberapa adegan tidak dibuatkan
storyboardnya. Ini merupakan kesepakatan antara sutradara dan kameraman.
Storyboard yang telah dibuat tidak sepenuhnya harus digunakan. Jika dalam
pelaksanaannya, kru dan sutradara mendapati ganjalan, sutradara bersama
kameraman berimprovisasi untuk mencari angle baru yang sesuai bagi adegan
tersebut. Contoh script breakdown dan storyboard terdapat pada lembar lampiran.
Sebelum melakukan pencarian dana, sebelummya dibuat breakdown budget.
Breakdown Budget adalah perencanaan anggaran kebutuhan dari awal produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
hingga akhir produksi. Hal ini dilakukan agar biaya yang dikeluarkan untuk produksi
film tersebut tidak membengkak. Selain itu dengan membuat anggaran, hal-hal
seperti biaya tak terduga dapat dihindari.
Breakdown Budget terdiri dari anggaran dana pra-produksi, produksi dan
pasca produksi. Ketiga hal itu terbagi lagi ke dalam beberapa unsur yaitu: konsumsi,
transportasi, buku panduan guna mendukung proses pengambilan gambar, penyewaan
peralatan shooting, kaset mini DV, pembelian property dan proses pengeditan.
Setelah diketahui biaya secara keseluruhan, barulah pencarian dana dilakukan.
Namun dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera” dana berasal dari produser film.
Hal ini cukup memudahkan proses produksi film dalam hal pendanaan. Contoh
Breakdown budget film pendek “Lampu-Lampu Ampera” terdapat pada lembar
lampiran.
2.4 Pemain
Usai menyiapkan keperluan produksi, sutradara atau produser kemudian
mencari pemain yang sesuai dengan kriteria. Dalam film pendek “Lampu-Lampu
Ampera”, sebagian besar pemain pernah berkecimpung dalam dunia seni peran,
beberapa lainnya tidak. Namun, ini cukup menguntungkan sutradara. Dua orang
pemain merupakan bagian dari tim inti yaitu penata artistik dan penata kamera/
operator kamera. Tim inti tidak hanya terdiri dari satu orang, melainkan terdiri dari
tiga hingga dua orang. Sehingga walaupun ada pemain yang juga menjadi penata
artistik atau operator kamera, pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pemain direkrut karena mendekati karakter bahkan ciri-ciri fisik dari tokoh dalam
film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
Pemain-pemain dalam film ini, berasal dari tempat dan pendidikan yang
berbeda. Pemain-pemain dalam film ini, berasal dari Yogyakarta dan Palembang.
Peran utama Ilham dimainkan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Fakultas Sastra
Prodi Sastra Indonesia bernama Andika Kartika Putra. Peran pembantu yaitu Agus
diperankan oleh siswa jurusan IPS SMU Xaverius 3 Palembang. Peran Emak
dimainkan oleh Maria Sari Awida, mahasisiwi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Fakultas Hukum, Peran Pak Santo dimainkan oleh Singgih Setyawan, mahasiswa
Universitas Akademi Komputer Yogyakarta Fakultas Teknik Informatika, Peran Istri
Pak Santo dimainkan oleh Windy Novatin mahasiswa Universitas Malaysia Fakultas
Desain Grafis dan seorang ibu pelanggan PLN diperankan oleh mahasiswa
Universitas Parahyangan Bandung Fakultas Ekonomi bernama Felicia Joelian. Selain
itu terdapat peran pelengkap antara lain seorang pemain berprofesi sebagai Security
PT. PLN cabang Palembang yang memerankan Security , dan seorang lainnya
Alumnus SMU Negri di Yogyakarta yang memerankan tukang potong rambut.
Langkah selanjutnya adalah pengarahan pemain untuk berperan sebagai tokoh
dalam film. Karena sebagian besar pernah berkecimpung di dunia seni peran, baik itu
terater maupun film, maka latihan yang dilakukan tidak begitu lama. Sutradara hanya
melakukan reading bersama pemain sebanyak lima kali dan melakukan 1 kali latihan
dasar yang terdiri dari gesture karakter dalam naskah skenario, latihan suara, dan
latihan artikulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2.5 Pencarian lokasi
Dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera, pencarian lokasi untuk
pengambilan gambar, dilakukan di beberapa tempat. Tempat-tempat yang sudah
diperkirakan tersebut adalah Benteng Kuto Besak, Pinggiran Sungai Musi, Jembatan
Ampera, Kantor DPRD Sumsel dan Kantor PT. PLN Cabang Palembang, Rumah
pribadi di perumahan Sukarami Indah. Dalam melakukan pencarian lokasi, tim juga
harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
2.6.1 Izin
Izin didapatkan dari pemilik lokasi dan pengurus wilayah setempat seperti
RT, RW atau Lurah. Izin tidak harus bersifat tertulis, yang terpenting, tim
sudah berkoordinasi dengan pengurus setempat dan pemilik tempat agar
pengambilan gambar berjalan dengan baik.
2.6.2 Keamanan
Pada lokasi tertentu seperti tempat terbuka, pengamanan harus dilakukan. Jika
dirasa tempat terlalu ramai, atau ada yang menonton proses pengambilan
gambar, maka tim harus melakukan pengamanan dengan meletakkan
peralatan yang akan dipakai dan barang-barang pribadi pada satu tempat dan
salah satu tim menjaga barang-barang tersebut.
2.6.3 Cuaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Perubahan cuaca, arah mata angin, arah terbit dan tenggelamnya matahari
perlu dicatat untuk menghindari gagalnya pengambilan gambar karena
perubahan cuaca.
2.6.4 Foto lokasi
Lokasi-lokasi tersebut didokumentasikan. Foto tersebut sangat bermanfaat
bagi tim untuk mengidentifikasi ruang.
2.6 Tata Ruang
Dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera” digunakan setting cerita in door
yang dibuat oleh penulis skenario atau sutradara. Rancangan ini kemudian oleh
penata artistik dikembangkan atau disesuaikan dengan lokasi yang ada. Walaupun
sutradara sudah memiliki rancangan sendiri, namun tim penata artistik tetap membuat
rancangan yang sudah disesuaikan dengan lokasi yang ada. Hasil rancangan ini
kemudian dikoreksi kembali oleh kru, dan jika sudah sesuai maka tim penata artistik
dapat melakukan tugasnya yaitu melakukan penataan ruang.
Setting in door sangat memerlukan denah ruang. Dengan adanya denah raung
yang sudah dilengkapi dengan peralatan, maka penataan ruang akan lebih mudah.
Jika denah sudah dibuat, maka tugas selanjutnya adalah melengkapi property yang
belum tersedia. Sedangkan untuk setting out door, penataan ruang tidak terlalu
diperlukan, cukup mengandalkan situasi yang ada di sekitar lokasi. Berikut ini
merupakan contoh denah penataan ruang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 1. Gambar Rancangan penataan ruang tamu rumah Bpk. Santo.
Gambar 2. Gambar Rancangan penataan rumah Ilham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2.7 Tata rias dan properti
Penata rias bertugas merias para pemain agar mendekati atau sama dengan
karakter tokoh film. Penata rias diperkenankan memilih riasan dan kostum namun
tetap harus sesuai dengan karakter tokoh dalam film. Riasan tidak perlu berlebihan
seperti riasan teater.
Properti yang digunakan pemain sesuai dengan gambaran dari sutradara.
Properti pemain sangat barguna untuk bisnis akting mereka saat pengambilan gambar
berlangsung. Properti tersebut antara lain lampu bolham, tikar, kain-kain bekas,
pakaian-pakaian lusuh, radio baterai, gitar, kipas sate, bantal lusuh, rantang, lauk,
nasi, lilin, meja, kursi tamu, kursi kantor, lemari, majalah, telepon kantor, name tag ,
kertas-kertas, air mineral, vas bunga, pohon natal, piano, sofa, kipas angin, gordyn,
lampu, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB III
TAHAP PRODUKSI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”
Tahap produksi adalah tahap melakukan kegiatan pengambilan gambar atau
shooting sesuai dengan konsep yang dibuat (Bekerja Sebagai Sutradara, 2008). Pada
tahap produksi akan dijabarkan skenario akhir, lokasi shooting, peralatan shooting,
peran dan tugas tim inti, dan pemain film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
3.1 Perubahan Skenario dan Skenario Akhir
Skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera” dibuat oleh Angela Frenzia
Betyarini sekaligus sutradara dan produser film ini. Pembuatan skenario awal terdiri
10 scene dengan tambahan 1 adegan pembukaan berupa gambar gerak dan 2 adegan
penutup. Setelah melakukan pengambilan gambar dan masuk ke proses pengeditan,
terdapat beberapa perubahan adegan menjadi gambar gerak untuk pembukaan, 12
scene, dan gambar gerak untuk penutup adegan. Improvisasi pada saat pengambilan
gambar dalam bentuk dialog maupun gerak tubuh cukup banyak dilakukan, namun
tidak sampai mengubah jalan cerita. Improvisasai tersebut terjadi karena arahan
sutradara pada saat latihan utntuk tidak segan-segan melakukan improvisasi gerak
tubuh dan dialog senyaman mungkin, namun sutradara meminta agar para pemain
tidak sampai menghilangkan pesan cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berikut ini merupakan perubaan-perubahan yang terjadi pada Skenario film pendek “Lampu-Lampu Ampera”:
OPENING TASE: EXT. AMPERA
Palembang menyinarkan cahayanya. Lampu-lampu berhamburan di sekeliing
Jembatan Ampera. Ditambah dengan kerlap-kerlip lampu di pusat kota. Perlahan terlihat dua orang lelaki muda tidur pulas. Anak yang satu memegangi gitarnya,
dan yang satu lagi meringkuk kedinginan.
Pada adegan pembukaan ini, tidak ada penambahan ataupun pengurangan.
Semua sesuai dengan skenario awal.
1. EXT. Benteng Kuto Besak – MORNING
ACT- ILHAM, ANAK SEKOLAH
Seorang lelaki tidur di depan Benteng yang merupakan tempat wisata tersebut. Seorang anak sekolah yang hendak melewati tempat itu jatuh tersandung
ANAK SEKOLAH Heh, Heh, Bangun! ANAK SEKOLAH Aduh! ILHAM Huah, , Haduh, ANAK SEKOLAH Ganggu orang lewat! Sana pergi!
Adegan pada scene ini tidak ditampilkan dalam film dikarenakan ada beberapa hal
yang kurang sesuai dengan keinginan sutradara dan dianggap tidak begitu
penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. INT. RUMAH ILHAM – AFTERNOON ACT- EMAK, ILHAM
Dari kejauhan Ilham berjalan menuju rumahnya yang kumuh dan reot. Ilham masuk dan bertemu dengan emaknya. Emak tengah mengambil baju-baju dari jemuran dam membawanya masuk, lalu melipatinya.. Ilham masuk. Emak melihat raut wajah Ilham.
EMAK Dari mana saja, sama siapa kau? Semalaman dak
pulang… (Emak berhenti melipat baju dan mendekati Ilham.
Ilham hanya memandangi emak sambil menggaruk-garuk rambutnya karena gatal.)
ILHAM Semalem tu aku pergi sama Agus, Cari makan, trus kito
tidur di Benteng, males balek. Tidur di rumah samo di jalan samo bae.
EMAK Ya udah. Mandi dulu sana! Ganti baju, baju udah berapa
minggu kamu dak ganti baju. ILHAM (Mencuim baju dan keleknya.) Emang Ilham masih punya baju lain? Jeda EMAK Itu emak nemu kemarin. Lumayan buat ganti. ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(Melihat baju yang diberi emak. Ilham membuka radio kesayangannya, lalu didengarnya
berita demo di DPRD Palembang.) ILHAM Mak, emak sudah lihat kan di jalan-jalan tu lampu di
mana-mana. Di jembatan Ampera tu terang betul. Air mancurnya juga ada lampu. Di perempatan tuh juga. Jadi kepikiran aku mak.
EMAK Mikir apa Ilham…Ilham, ngaya! SD aja ndak lulus. ILHAM Emangnya anak dak lulus SD dak boleh mikir! Dari
kemarin aku lihat kota kita ini terang nian. Lampu ada di mana-mana. Tapi tempat kita ini dak ada lampunya?
EMAK Ya, beda lah Ilham. Lampu yang di jalan-jalan itu kan
ada yang bayari. Sampe pajak motornya, pajak mobilnya, itu kan dibayari semua.
ILHAM Mak, bukannya motor sama mobil itu ada lampunya
sendiri? EMAK Kurang terang kali lampunya. ILHAM Kurang terang gimana mak? Dak ngerti aku. Ngomong
sama emak ni dak nyambung! EMAK Ya, mau gimana lagi, emang begitu dari sanonya kali? ILHAM Sanonya mana? Pemerintah? Lihatlah mak rumah kito ini. Gelep, dak ada lampunya,
eh, kok malah sanonya itu pasang lampu di jalanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
meriahnyo minta ampun. Mubazir kan, mending kasih kito dikit lampunyo…
(Emak hanya diam. Dia sudah tak tahu lagi harus
menjawab apa. Ilham lalu pergi) EMAK Heh, kemana lagi Ilham? Oalah Ham…Ham…Wong susah kok nganeh-aneh.
Ilham pergi meninggalkan rumahnya kemudian ia berjalan menuju sebuah pangkas rambut. Di situ ia menunggu giliran sembari membaca koran yang beberapa beritanya berisikan kebobrokan pemerintah kota.
Perubahan dialog terjadi cukup banyak pada scene di atas. Hal ini karena
para pemain melakukan improvisasi. Dikarenakan scene 1 tidak dipakai, adegan
pada scene di atas menjadi scene 1. Penambahan adegan pun terjadi pada awal
scene ini. Adegan Ilham pulang ke perumahan kumuh, dan sebelum memasuki
rumah Ilham membasuh muka, membasahi rambut, kaki dan tangannya di tempat
penampungan air yang tak jauh dari rumah Ilham. Perubahan lain adalah adegan
Ilham di sebuah tempat pangkas rambut dijadikan scene berikutnya yaitu scene 2.
3. EXT. SIMPANG JALAN– AFTERNOON
ACT- ILHAM Ilham duduk di perempatan dan memandangi tulisan iklan. Ilham tertegun
ILHAM Bayarlah listerik tepat pada waktunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Ilham menggut-manggut setelah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Kemudian beranjak dari persimpangan tersebut,
Tidak banyak terjadi perubahan dialog pada scene 3.
4. EXT. DEPAN KANTOR PLN – AFTERNOON ACT- ILHAM, ORANG 1 Ilham memandangi kantor PLN dengan terkesima. Dilihatnya patung maskot PLN dengan takjub.
ILHAM Ai, besar nian kantor ini. Kalah Balai Desa sama
Lapangan Sepak bola di kampung aku. (Ilham mengendap-endap hendak masuk ke sana.
Seseorang perempuan yang baru keluar dari kantor memperhatikan gerak-gerik Ilham. Perempuan itu mendekatinya.)
ORANG 1 Dek, kenapa sembuyi-sembuyi begitu? ILHAM Bu, mau beli listrik di sini bukan? ORANG 1 Waduh, beli listrik? Ini bukan toko, ini kantor, jadi
enggak menjual listrik. ILHAM Ai, bohong ibu ni. Tadi aku lihat ada tulisan
“BAYARLAH LISTRIK TEPAT PADA WAKTUNYA”
ORANG 1 O, mau pasang listrik? Adek masuk aja ke sana. Tanya
bagian pemasangan listrik! Nah, nanti dipasang deh listrik di rumah adek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ILHAM O, iya …iya, gampang kayaknya. Makasih ya bu
Pada scene 4 terdapat penambahan adegan saat pengambilan gambar berlangsung,
yaitu Ilham masuk ke halaman depan kantor lalu bersembunyi di balik sebuah
mobil. Seorang perempuan melihat Ilham bersembunyi di balik mobilnya, lalu
menepuk bahu Ilham dari belakang. Tambahan lain adalah Ilham memasuki
kantor menaiki tangga tanpa rasa takut lagi terhadap orang yang berpakaian
satpam.
5. INT. RUANG AKUNTANSI LISTRIK – AFTERNOON
ACT- ILHAM, PAK SANTO Ilham berhasil masuk ke dalam kantor. Namun, ia tidak menemukan bagian pemasangan listrik. Raut muka Ilham menunjukan kebingungan. Ada banyak ruangan di kantor itu. Ia nampak bingung masuk ke ruangan yang mana. Dengan ragu-ragu ia membuka pintu sebuah ruangan Dilihatnya seorang bapak sedang menelepon. Ilham berdiri menunggu bapak itu selesai menelepon. Bapak tersebut kaget melihat seorang anak dengan dandanan yang kumal masuk ke ruangannya. Diperhatikannya Ilham. Dilihatnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.
PAK SANTO Kamu kok bisa masuk ke ruangan ini? Kamu mau apa?
Jangan-jangan kamu mau mencuri ya? Kamu jangan macam-macam ya! Mau saya laporkan ke kantor polisi?
ILHAM Jangan…Jangan pak. Aku cuma mau minta tolong pak PAK SANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Adek mau minta sumbangan? Aduh dek, di sini itu dak menerima permintaan sumbangan. Ini bukan yayasan sosial. Ini kantor perusahaan listrik negara. Sana, pergi!
ILHAM Nah, itu dia pak maksud saya. Aku mau minta listrik
pak untuk di rumah saya. Ilham agak berbisik Bapak ini ni, mentang-mentang aku gembel dikira mau
minta sumbangan aku. Gembel-gembel begini masih lebih terhormat daripada koruspor, eh, ko…rupsor. Ai bukan koruptor!
PAK SANTO
Heh, kamu mau pasang listrik di rumahmu? Kenapa tidak ayah atau ibumu saja yang kemari?
ILHAM Aku Cuma tinggal dengan emakku. Emak sudah tua.
Pak, rumah kami itu gelap terus, makanya aku mau minta listrik.
PAK SANTO Di mana rumah kamu memangnya? ILHAM Plaju, Pinggir Musi pak bawah Ampera. PAK SANTO Itu kan pemukiman kumuh.
Jeda Bapak sepertinya tidak bisa bantu dek. Emm, begini saja,
bapak beri uang, agar kamu membeli penerangan lain selain lampu. Bagaimana?
ILHAM Selain lampu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PAK SANTO Iya, , , lilin atau lampu sentir ILHAM Saya maunya listrik dan lampu. Lilin itu kurang terang
pak! PAK SANTO Untuk punya listrik dan lampu, kamu harus membayar
biaya administrasinya. ILHAM Ha, astrerasi? Membayar uang maksudnya? Aku punya.
Ini 20ribu. PAK SANTO Hhahaha…dek, biayanya itu maksimal 1 juta. Punya
1juta. Orang-orang itu saja ngutang untuk bisa pasang listrik di jalan-jalan itu. Memangnya punya uang segitu?
ILHAM Hah, 1 juta ya pak? Dak punya kalau sebanyak itu. Jeda Pak, kalau begitu, saya minta tolong bapak untuk bantu
mindahin lampu-lampu yang di ampera itu ke rumah saya saja pak?
PAK SANTO Sinting kamu…Jangan macam-macam ya! (Mengangkat gagang telepon dan memencet angka.) Securiti, keruangan saya segera! ILHAM Pak, tunggu dulu pak. Daripada di jalan, lampunya
mubazir pak. PAK SANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Duh, pusing saya. Sudah, sudah, lebih baik kamu pergi dari ruangan saya. Kepala saya sudah pusing. Sana, pergi sana!
ILHAM Pak,…
(Terdengar suara langkah kaki satpam. Lalu satpam itu membuka pintu. Pak Santo mengisyaratkan dengan gerakan kepala untuk membawa Ilham keluar dari ruangannya. Satpam memegang lengan Ilham dan membawanya keluar dari ruangan tersebut. Ilham pun berteriak)
Pak, , ,saya cuma minta satu lampu saja pak……satu
lampu saja paaaaakkkk!
Pada scene 5 terdapat sedikit perubahan dialog oleh tokoh Pak Santo untuk
mempermudah pemain berdialog, namun tidak sampai mengubah jalan cerita.
6. EXT. BENTENG KUTO BESAK– LATE AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Tampak Ilham sedang duduk di bangku benteng. Tampak suasana di sana sangat indah. Cukup pantas jika dijadikan Kota Visit Indonesia. Wajahnya terlihat letih. Tak lama, Agus yang baru pulang ngamen, menghampiri Ilham.
AGUS Ilham, woey, Bro! Dari mana kau? Ku cari ke rumah, dak
ada. Ngamen sendiri aku, jadinya. ILHAM Ai, , pening..pening kepala aku ni. Jeda Tadi tuh aku abis minta listrik buat rumah aku biar dak
gelep terus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
AGUS Oey, minta juga aku kalo gitu. Di mana mintanya? ILHAM Di PLN. Gus, ,Gus, ,Kau nak minta? Boro-boro! Aku bae
dak dikasih, malah di usir aku. AGUS Na, kok diusir Ham? ILHAM Ternyato listrik tu bayar. 1 juta. Nak pake apa aku bayar?
Pake gitar kau? Ai, sudahlah. Ngamen bae kito. AGUS Listriknyo? ILHAM Tenang, aku punya akal. Nanti tapi aku kasih tau.
Ngamen dulu kito. AGUS Ham, aku dari tadi udah ngamen. ILHAM Yo, ngamen lagi. Ye dak CS.
Terdapat penambahan scene sesudah scene 6 ini. Scene 7 adalah scene dengan
adegan Ilham dan Agus mengamen di perempatan lampu merah.
7. EXT. PEREMPATAN JALAN – NIGHT
ACT- ILHAM, AGUS Ilham dan Agus mengamen di perempatan lampu merah. Keduanya tampak begitu semangat. Tak lama mereka duduk di pinggir jalan. Agus kemudian mendekati dinding pertokoan dan buang air kecil. Tampak air kencingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
amat deras mengucur. Sedang Ilham menghitung uang hasil mengamen. Tak lama perhatian Ilham beralih pada lampu merah di perempatan tersebut.
AGUS Ham, apa rencana kau tadi? ILHAM Gus, , ,sini Gus! Liat lampu merah itu na! Kadang mati,
kadang hidup, dak kayak lampu lain, idup terus. Nah, berarti lampu itu dak pake listrik. Iya dak Gus?
AGUS Iya. Pinter kau Ham ILHAM Nah, kito ambil bae lampu itu. AGUS Yuk… (Kemudian mereka berdua menuju ke arah lampu lalu
lintas yang dimaksud mereka. Kemudian tampak dari bawah Agus keberatan menyangga Ilham yang sedang mempereteli lampu tersebut. Entah bagaimana cara Ilham. Namun ia berhasil membongkar lampu tersebut.)
ILHAM Bisa Gus, gampang ternyata AGUS Cepet Ham, pegel bahu aku! (Tak lama terdengar teriakan seseorang. Kedua anak
lelaki itu pun menoleh ke arah suara. Lalu mereka segera kabur)
ILHAM dan AGUS Kabur……Kabur…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Scene di atas berubah menjadi scene 8. Di awal skenario Agus yang seharusnya
melakukan adegan kencing, namun pada pengambilan gambar, pemeran
digantikan oleh Ilham. Pada adegan pencurian bolham lampu lalu-lintas, adegan
yang seharusnya adalah Agus menyangga Ilham untuk merusak bolham dan
membawanya, namun pada adegan ini Ilham yang menyangga Agus. Hal tersebut
karena postur tubuh pemeran tokoh Ilham lebih besar ketimbang pemeran tokoh
Agus. Lokasi adegan kencing yang awalnya di tetapkan dipertokoan, pada
pengambilan gambar, adegan tersebut dilakukan di bawah jembatan layang
perempatan jalan. Mengikuti perubahan pada scene-scene sebelumnya, scene di
atas menjadi scene 8.
8. EXT. AMPERA – AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Di jembatan tersebut, tampak Ilham dan Agus sedang bediskusi. Ilham menimbang-nimbang lampu yang semalam dicurinya. Namun dari semalam bolham itu tak juga menyala.
AGUS Tunggu aja Ham, Kurang lama kali njemurnya. Jadi
tenaganya belum penuh. Makanya belum bisa nyala. Sabar, Orang sabar di sayang Alloh.
ILHAM Serasa ustad bae kau ini. Ke mesjid be setaon sekali.
Sudahlah, percuma! Lama nunggunya! Dari semalam dak hidup hidup ini lampu.
AGUS Mungkin nanti malam hidup? Atau besok pagi, atau
siangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ham, sudah lapar aku. Pulang dulu kita ya! ILHAM Ya sudah, aku juga ngantuk Gus (Agus beranjak dari tempatnya disusul Ilham. Namun
Ilham kembali menoleh lampu yang ditinggalkannya, lama Ilham mematung, dan akhirnya diambilnya kembali lampu itu.)
Tunggu Gus!
Scene di atas mengalami perubahan setelah masuk di bagian editing. Setelah
dilakukan pengamatan ulang scene di atas diubah menjadi scene 10. Pada dialog
terdapat sedikit perubahan untuk menyesuaikan keadaan pada saat pengambilan
gambar.
9. INT. RUMAH PAK SANTO – LATE AFTERNOON ACT- PAK SANTO, ISTRI
Setelah pulang dari tempat kerjanya pak Santo langsung menuju ruang makan. Terlihat istrinya menyiapkan makanan untuknya
PAK SANTO Ahhhhh….. ISTRI Bagaimana hari ini pa? Sembari menyiapkan makanan PAK SANTO Memang susah menjadi pegawai kayak papa nie. ISTRI Lho kenapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PAK SANTO Iya! Birokrasi pemerintahan selalu menekan kita untuk
hemat daya. Sementara di lapangan banyak pemborosan listrik.
ISTRI Terus PAK SANTO Nah, warga yang kurang mampu selalu memprotes
kenapa biaya listrik mahal. Mereka butuh subsidilah, PLN tidak tanggung jawablah, sementara kita dapet duit darimana? Orang-orang saja utang sama PLN. Alasannya ingin membuat Palembang jadi kota yang megah.
ISTRI Tapi kasian juga mereka yang tidak mampu ya? PAK SANTO Iya, seperti pengamen yang menemui papa, ma. ISTRI Kenapa memangnya Pa? PAK SANTO Dia itu sepertinya pengamen, nah anak itu ingin
rumahnya dipasangi listrik. Namun dia tidak ada biaya. Nah, masak papa disuruh mindah lampu-lampu ampera ke rumahnya.
ISTRI Tertawa kecil PAK SANTO Padahal bapak sudah tawarin dia uang, tapi anak itu
tidak mau. Terpaksa bapak panggil satpam buat usir anak itu keluar.
ISTRI Bapak tega? PAK SANTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Sebenarnya tidak, tapi mau bagaimana? Semua itu selalu ada prosedurnya dan prosedur itu pasti ada biaya! Huh, bikin darah tinggi aja…
(terlihat mereka masih bercakap, lampu di atasnya
menerangi seluruh ruangan itu. Kelesuan malam seusai rutinitas kerja. Namun rumah itu masih menyala, menyudutkan malam.)
Pada skenario adegan yang terjadi seharusnya adalah Pak Santo dan Bu Santo
mengobrol di ruang makan sembari bu Santo menyiapkan makanan. Namun saat
mengecek lokasi dan mengkonfirmasikan untuk pengambilan gambar, pemilik
rumah hanya mengijinkan untuk melakukan pengambilan gambar di wilayah
ruang tamu dan ruang keluarga. Sehingga kru memutuskan untuk memilih ruang
tamu untuk melakukan adegan di atas. Karena adanya perubahan tempat, di akhir
adegan terdapat perubahan dialog untuk menyesuaikan keadaan yang terjadi.
Terdapat pula adegan tambahan yaitu adegan Istri pak Santo bermain piano
sembari menunggu suaminya pulang.
DISSOVLE TO :
Dari atas langit-langit gelap terlihat bolam lampu mati, menggantung. Di bawahnya Emak dan Ilham sedang makan ditemani sebuah cahaya kecil. Ilham seperti masih menununggu bolam lampu itu bersinar di atasnya. Namun, ia tidak lagi peduli. Perutnya yang keroncongan membuat ia lupa pada bolam yang menggantung.
Setelah sampai pada tahap pengeditan, adegan di atas menjadi scene 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
10. EXT. DEPAN GEDUNG DPRD. SIANG ACT- ILHAM, AGUS.
Ilham dan Agus terlihat berjalan di suatu tempat, Agus membawa gitarnya. Mereka terlihat membicarakan sesuatu.
Ilham : Gus, semalem aku punya ide, setelah kupikir-pikir ada
satu tempat yang bisa kita mintai listrik!!!!!!! Agus : O ya? Dimana man? Ilham : Ahhh…sudah kau ikut aja! Mereka berjalan menembus panas aspal trotoar,
sementara jalanan acuh menyapu mereka. Ilham : Nah ini dia!!!! Agus : Lho kok disini Ham? Ilham : Weeee, jangan salah! Kata orang-orang dan kata berita,
kalau kita punya permintaan dan kita minta di sini pasti akan dikabulkan bro!
Agus : Ah yang bener? Ilham : Iya!!! Agus : Terus mintanya sama siapa? Ilham :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
(Ia terdiam, wajahnya mencari sesuatu di dalam pagar tinggi itu. Matanya terus mencari, ia pun menaiki pagar tersebut.)
Agus : Gimana ni? (Beberapa jam kemudian mereka lelah menunggu… Sampai akhirnya Agus dan Ilham pergi.)
Scene di atas menjadi scene 12.
CLOSEING TASE:
Lampu yang sengaja dibuang atau tidak sengaja dibuang terlihat tergelentak di bawah tulisan DPRD
Setelah mengalami proses pengeditan, adegan di atas menjadi adegan dalam scene 13.
Iham menyerah, pikirannya melayang entah ke mana. Di tepi Sungai Musi ia merenung...atau mungkin melamun. Hanya ditemani sebatang rokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Berikut ini adalah skenario akhir film pendek “Lampu-Lampu Ampera”:
OPENING TASE: EXT. AMPERA
Palembang menyinarkan cahayanya. Lampu-lampu berhamburan di sekeliing Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak dan Rumah makan apung River Side.
Ditambah dengan kerlap-kerlip lampu di pusat kota. Perlahan terlihat dua orang lelaki muda tidur pulas. Anak yang satu memegangi gitarnya, dan yang satu lagi
meringkuk kedinginan. 1. INT. RUMAH ILHAM – AFTERNOON ACT- EMAK, ILHAM
Ilham mencuci muka, membasahi rambut, kaki dan tangannya di bak penampungan air di sebelah rumahnya. Tampak bak tersebut berlumut dan tidak terawat. Kemudian Ilham berjalan menuju rumahnya yang kumuh. Ilham masuk dan bertemu dengan emaknya. Emak tengah mengangkati pakaian yang dijemurnya, lalu melipatinya. Ilham masuk. Emak melihat raut wajah Ilham.
EMAK Dari mana saja kamu le, Semalaman ndak pulang. Sama
siapa tho le? (Emak tetap melipati baju. Ilham mengambil kipas
sembari mengipasi diri..) ILHAM Semalem tu aku sama Agus mak, ngamen, trus tidur di
Benteng, lagian tidur di rumah samo di jalan samo bae.
EMAK Ya udah. Mandi dulu sana! Ganti baju, bajumu udah
berapa minggu kamu dak ganti baju hayo?
ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
(Mencuim baju dan keleknya.) Emang aku punya baju lain? Jeda EMAK Nih,kemarin emak baru dapet rejeki. Lumayan buat
ganti tho. ILHAM (Melihat baju yang diberi emak. Ilham membuka radio kesayangannya, terdengar suara
penyiar radio “Selamat pagi, sekitar 300 pedagang kaki wilayah pasar 16 ilir
yang menjadi korban penggusuran satpol PP berdemo di kantor DPRD Sumsel. Demo ini membuat jalan raya di sekitarnya menjadi macet”.)
ILHAM Demo terus, kapan damainya. Mak, emak sudah lihat
kan di jalan-jalan tu lampu di mana-mana. Di jembatan ampera, air mancurnya juga. Di perempatan lebih banyak lagi. Jadi kepikiran aku mak.
EMAK Ealah Ilham...Ilham, Mikir apa tho kamu tuh? Ngaya
banget! SD aja ndak lulus. ILHAM Emangnya mesti lulus SD baru boleh mikir mak! Dari
dulu aku lihat kota kita ini terang nian. Lampu ada dimana-mana. Sementara di tempat kita ini dak ada lampunya?
EMAK Ya, beda lah Ilham. Lampu dijalan-jalan itu ada yang
bayari. Dari pajak motornya, pajak mobilnya, Semua itu ada yang mbayari.
ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tapi mak, bukannya motor sama mobil itu sudah ada lampunya sendiri?
EMAK Ya...Kurang terang kali nak, lampunya. ILHAM Kurang terang gimana mak? Ndak nyambung ngomong
sama emak! EMAK Ya, mau gimana lagi, sudah dari sananya kali? ILHAM Mana? Pemerintah? Lihatlah mak rumah kito ini. Gelep, dak ada lampunya,
tapi di jalan-jalan meriah nian lampunya. Coba buat kita sikok, kan lumayan dari pada di jalan-jalan itu mubazir.
(Emak hanya diam. Dia tak tahu lagi harus menjawab
apa. Ilham lalu pergi) EMAK Heh, mau kemana lagi Ilham? Udah mendung gini. Oalah Ham…Ham…Wong susah kok nganeh-aneh tho
nak. 2. EXT. PANGKAS RAMBUT – AFTERNOON ACT- ILHAM
Ilham berjalan menuju sebuah pangkas rambut. Usai memangkas rambutnya, Ilham tak sengaja melihat sebuah koran kota yang beberapa beritanya berisikan tentang pemerintahan kota Palembang.
3. EXT. SIMPANG JALAN– AFTERNOON
ACT- ILHAM Ilham duduk di perempatan dan memandangi tulisan iklan. Ilham tertegun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
ILHAM Bayarlah listerik tepat pada waktunya. Listrik itu bayar,
Dimana belinya? Di tempatnya cik Eli kali ye. O, di PLN!
Ilham menggut-manggut setelah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Kemudian beranjak dari persimpangan tersebut.
4. EXT. DEPAN KANTOR PLN – AFTERNOON ACT- ILHAM, ORANG 1 Ilham sampai di depan Kantor PLN. Ketika hendak masuk ke dalam Ilham agak takut melihat beberapa orang yang dikiranya satpam. Ilham bersembunyi di balik mobil.
ILHAM Gilo, satpamnyo banyak nian. (Seseorang perempuan yang baru keluar dari samping
kantor memperhatikan gerak-gerik Ilham. Perempuan itu mendekatinya.)
ORANG 1 Dek, lagi ngapain? ILHAM Eh, idak bu. Mau tanya, di sini jual listrik dak? ORANG 1 Waduh, beli listrik? Ini kantor bukan toko, jadi enggak
jual listrik. ILHAM Ai, bohong ibu ni. Di sana tadi aku lihat ada tulisan
“BAYARLAH LISTRIK TEPAT PADA WAKTUNYA”
ORANG 1 O, mau pasang listrik? Adek masuk aja ke dalam. Tanya
bagian pemasangan listrik! Nah, nanti dipasang listrik di rumah adek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
ILHAM O, iya …iya, gampang kayaknya. Makasih ya bu (Ilham berjalan masuk tanpa rasa takut terhadap
satpam.)
5. INT. RUANG AKUNTANSI LISTRIK – AFTERNOON
ACT- ILHAM, PAK SANTO Ilham menaiki tangga menuju lantai dua. Namun, ia tidak menemukan bagian pemasangan listrik. Ada banyak ruangan di kantor itu. Ia nampak bingung masuk ke ruangan yang mana. Dengan ragu-ragu ia membuka pintu sebuah ruangan. Dilihatnya seorang bapak sedang menelepon. Ilham berdiri menunggu bapak itu selesai menelepon. Bapak tersebut heran melihat seorang anak dengan dandanan yang kumal masuk ke ruangannya.
PAK SANTO Lho, kamu kok bisa masuk ke ruangan ini? Mau ngapain
kamu? Jangan-jangan kamu mau mencuri ya? Nanti saya laporkan ke kantor polisi!
ILHAM Jangan…Jangan pak. Saya cuma mau minta tolong pak PAK SANTO Minta tolong apa? Minta sumbangan? Di sini itu tidak
memberikan sumbangan. Ini bukan yayasan sosial. Ini kantor listrik negara. Sana, pergi!
ILHAM Nah, itu dia pak maksud saya. Aku mau minta listrik
pak, untuk di rumah saya. PAK SANTO
Kamu mau pasang listrik di rumahmu? Kenapa tidak orang tuamu saja yang kemari?
ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Saya itu cuma tinggal dengan emak. Emak sudah tua. Pak, rumah kami itu gelap terus, makanya aku mau minta listrik.
PAK SANTO Memangnya rumah kamu di mana? ILHAM Pinggir sungai Musi itu lho pak bawah jembatan. PAK SANTO Itu kan pemukiman kumuh.
Jeda Bapak sepertinya tidak bisa bantu dek. Atau, begini saja,
bapak beri uang, agar kamu membeli penerangan lain selain lampu. Bagaimana?
(Mengeluarkan selembar uang Lima Puluh Ribu) ILHAM Selain lampu? PAK SANTO Iya, , , lilin atau lampu sentir ILHAM Saya maunya listrik dan lampu. Lilin itu kurang terang
pak! PAK SANTO Untuk punya listrik dan lampu, kamu harus membayar
biaya administrasinya. ILHAM Ha, astrerasi? PAK SANTO Iya, uang. ILHAM O, uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(Mengelurkan selembar uang Dua Puluh Ribu.) PAK SANTO Hah 20 ribu? …dek, biayanya itu 1 juta. ILHAM 1 juta pak? PAK SANTO Punya 1juta. Orang-orang itu saja ngutang untuk bisa
pasang listrik di jalan-jalan itu. Memangnya punya uang segitu?
ILHAM Dak punya kalau sebanyak itu. Jeda Atau begini saja pak, saya minta tolong bapak untuk
bantu mindahin lampu-lampu yang di ampera itu ke rumah saya saja pak?
PAK SANTO Sinting kamu…Jangan macam-macam ya! (Mengangkat gagang telepon dan memencet angka.) Securiti, keruangan saya segera! ILHAM Pak, tunggu dulu pak. Daripada di jalan, lampunya
mubazir pak. PAK SANTO Sudah, sudah, lebih baik kamu pergi dari ruangan saya.
Kepala saya sudah pusing. Sana, pergi sana! ILHAM Pak,…
(Securiti mengetuk pintu, lalu membuka pintu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
SECURITI Siap pak. PAK SANTO Bawa anak ini keluar! ILHAM Tapi pak! (Securiti menyeret Ilham ke luar ruangan.)
6. EXT. BENTENG KUTO BESAK– LATE AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Ilham sedang duduk di bangku benteng. Tampak suasana di sana sangat indah. Wajahnya terlihat letih. Tak lama, Agus yang baru pulang ngamen, menghampiri Ilham.
AGUS Ilham, kemano kau Ham? Kucari ke rumah, dak ada. ILHAM Ai, , pening..pening kepala aku ni. Jeda Tadi tuh aku abis minta listrik buat rumah aku biar dak
gelep terus. AGUS Oey, dimana mintanyo? Mau aku. ILHAM Di PLN. Gus, ,Gus, , Boro-boro! Aku malah di usir. AGUS Kenapa diusir Ham? ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Ternyato listrik tu bayar. 1 juta. Dari mano duit sebanyak itu? Jual gitar kau? Ai, sudahlah. Ngamen bae kito.
AGUS Listriknyo? ILHAM Tenang, aku punya akal. Nanti aku kasih tau. Sekarang
ngamen dulu bae kito. AGUS Ham, aku tadi udah ngamen. ILHAM Yo, ngamen lagi. AGUS Yo udahlah
7. EXT. PEREMPATAN JALAN – LATE AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Ilham dan Agus menuju ke perempatan jalan raya. Sesampainya di sana , mereka berdua langsung mengamen dari mobil ke mobil.
8. EXT. PEREMPATAN JALAN – NIGHT
ACT- ILHAM, AGUS Ilham dan Agus tampak letih. Agus duduk di bawah jembatan layang sambil menghitung uang, sedangkan Ilham kencing di dinding jembatan layang yang baru dibangun itu.
AGUS Ada rencana apa tadi Ham? ILHAM Gus, , ,sini Gus! Liat lampu merah itu na! Kadang mati,
kadang hidup, dak kayak lampu lain, idup terus. Nah, berarti lampu itu dak pake listrik. Iya dak Gus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
AGUS Iya. Pinter kau Ham ILHAM Nah, kito ambil bae lampu itu. AGUS Yuk… (Kemudian mereka berdua menuju ke arah lampu lalu
lintas yang dimaksud mereka. Kemudian tampak dari bawah Ilham keberatan menyangga Agus yang sedang mempereteli lampu tersebut. Entah bagaimana caranya. Namun ia berhasil membongkar lampu tersebut. Tak lama terdengar teriakan seseorang. Keduanya segera kabur).
9. INT. RUANG TAMU RUMAH PAK SANTO – LATE AFTERNOON ACT- PAK SANTO, ISTRI
Setelah pulang dari tempat kerjanya, pak Santo menuju ke rumah. Di rumah, terlihat istrinya memainkan alat musik piano sembari menanti suaminya pulang.
PAK SANTO Ma... ISTRI Eh, papa. (Membawakan tas dan menutup pintu) PAK SANTO Haahhh... Memang susah menjadi pegawai kayak papa nie. ISTRI Lho kenapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PAK SANTO Iya! Birokrasi pemerintahan selalu menekan kita untuk
hemat daya. Sementara dilapangan banyak pemborosan listrik.
ISTRI Terus PAK SANTO Nah, warga yang kurang mampu selalu memprotes
kenapa biaya listrik mahal. Mereka butuh subsidilah, PLN tidak tanggung jawablah, sementara kita dapet duit darimana? Orang-orang saja utang sama PLN. Alasannya ingin membuat Palembang jadi kota yang megah.
ISTRI Tapi kasian juga ya mereka yang tidak mampu? PAK SANTO Iya, seperti anak kecil tadi siang. ISTRI Kenapa memangnya Pa? PAK SANTO Dia itu sepertinya pengamen, nah anak itu ingin
rumahnya dipasangi listrik. Namun dia tidak ada biaya. Masa... papa yang disuruh mindahin lampu-lampu ampera ke rumahnya.
ISTRI (Tertawa kecil) PAK SANTO Padahal bapak sudah tawarin dia uang, tapi anak itu
tidak mau. Terpaksa bapak panggil satpam buat usir anak itu keluar.
ISTRI Bapak tega?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PAK SANTO Sebenarnya tidak, tapi mau bagaimana? Semua itu selalu
ada prosedurnya dan prosedur itu pasti ada biaya! Haduh, bikin darah tinggi saja…
ISTRI Ya sudah, nggak usah terlalu dipikir. Kita makan aja.
Mama sudah masak buat papa. (terlihat mereka masih bercakap, lampu di atasnya
menerangi seluruh ruangan itu. Kelesuan malam seusai rutinitas kerja. Namun rumah itu masih menyala, menyudutkan malam.)
10. EXT. AMPERA – AFTERNOON
ACT- ILHAM, AGUS Di jembatan tersebut, tampak Ilham dan Agus sedang bediskusi. Ilham menimbang-nimbang lampu yang semalam dicurinya. Namun dari semalam bolham itu tak juga menyala.
AGUS Tunggu aja Ham, Kurang lama kali njemurnya. Jadi
tenaganya belum penuh. Makanya belum bisa nyala. Sabar! Orang sabar di sayang Tuhan.
ILHAM Serasa ustad bae kau ini. Sudah dari semalem
nunggunya, dak idup idup.
AGUS Mungkin nanti malam Ham, atau siangnya atau
,malamnya lagi. Ham, sudah lapar aku. Pulang yuk! ILHAM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Iyo, nunggu dari panas mendung, panas lagi juga dak idup-idup. Ya sudah, aku juga ngantuk Gus. Pulang bae yuk!
(Agus beranjak dari tempatnya disusul Ilham. Namun
Ilham kembali menoleh lampu yang ditinggalkannya, lama Ilham mematung, dan akhirnya diambilnya kembali lampu itu.)
Tunggu Gus!
11. INT. RUMAH ILHAM – NIGHT
ACT- ILHAM, EMAK
Dari atas langit-langit gelap terlihat bolam lampu mati, menggantung. Di bawahnya Emak dan Ilham sedang makan ditemani sebuah cahaya kecil yang berasal dari lilin. Ilham seperti masih menununggu bolam lampu itu bersinar di atasnya. Namun, ia tidak lagi peduli. Perutnya yang keroncongan membuat ia lupa pada bolham yang menggantung.
12. EXT. DEPAN GEDUNG DPRD. SIANG Ilham dan Agus terlihat berjalan di suatu tempat, Agus membawa gitarnya. Mereka terlihat membicarakan sesuatu.
Ilham : Gus, semalem aku punya ide, setelah kupikir-pikir dari
semalem di sini tempatnya!!!!!!! Agus : Lho kok di sini Ham? Ilham : Weeee, jangan salah! Di berita-berita, kalau kita minta
apa-apa di sini Gus. Agus : Ah yang bener?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Ilham : Iya!!! Agus : Terus mintanya sama siapa? Ilham : (Ia terdiam, wajahnya mencari sesuatu di dalam pagar
tinggi itu. Matanya terus mencari, ia pun menaiki pagar tersebut.)
Agus : Gimana ni? (Beberapa jam kemudian mereka lelah menunggu… Sampai akhirnya Agus dan Ilham pergi)
13. EXT. DEPAN DPRD SUMSEL – MORNING
ACT- ILHAM, AGUS Ilham dan Agus datang kembali ke DPRD Sumsel. Terlihat lampu dibuang di
bawah tulisan DPRD
CLOSEING TASE:
Iham menyerah, pikirannya melayang entah kemana. Di tepi Sungai Musi ia merenung...atau mungkin melamun. Hanya ditemani sebatang rokok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3.2 Lokasi Shooting
Saat melakukan hunting lokasi, sutradara dan tim film melakukan
pengecekan bagaimana perizinan dan keamanan di lokasi. Hal ini bertujuan
memudahkan kegiatan pengambilan gambar pada tahap produksi. Selain izin dan
keamanan, pada saat pengambilan gambar, sutradara dan tim film memperhatikan
kegiatan orang-orang di sekitar lokasi. Beberapa kali tim film sempat mendapatkan
sedikit hambatan untuk melakukan pengambilan gambar. Salah satunya saat
melakukan pengambilan gambar di perempatan jalan Jendral Sudirman. Termpat
tersebut biasa dipakai anak-anak jalanan untuk mengamen. Beberapa dari mereka
sangat antusias dengan adanya shooting film pendek “Lampu-Lampu Ampera”,
namun beberapa mengatakan bahwa harus ada uang keamanan. Mendapati situasi
seperti ini, sutradara dan segenap tim film melakukan diskusi dan mencari jalan
sehingga proses pengambilan gambar dapat dilakukan.
Setelah melakukan pengecekan perizinan dan kemanan, sutradara dan tim film
mengidentiikasi foto-foto lokasi yang diambil saat hunting lokasi untuk mendapatkan
angle yang sesuai dengan storyboard atau artistik. Setelah didapatkan angle yang
sesuai, kemudian sutradara menjelaskan kepada pemain bloking atau posisi mereka di
frame kamera.
Lokasi pengambilan gambar berada di dua kota berbeda, yaitu Palembang dan
Yogyakarta. Pengambilan gambar di kota Palembang dilakukan pada tanggal 19-22
September 2009. Pengambilan gambar di Yogyakarta dilakukan pada tanggal 15-16
Oktober 2009. Pemilihan lokasi shooting di dua kota terpisah dikarenakan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
waktu dan keamanan kru juga pemain. Berikut ini gambar lokasi-lokasi shooting,
daftar tempat lokasi beserta adegannya:
Gambar 3. Jembatan Ampera, Plg. Gambar 4. Benteng Kuto Besak, Plg.
Gbr 5. Rumah Pemulung, Ringroad, Jyg. Gbr 6. Depan Gedung DPRD, Plg.
a. Benteng Kuto Besak, Palembang Digunakan untuk:
• Adegan Pembukaan/Opening.
• Adegan Ilham dan Agus tidur di malam hari (Tangga
Panggung).
• Adegan Ilham dibangunkan oleh anak SMU (adegan tidak
dipakai).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Pinggir Sungai Musi digunakan untuk:
• Adegan Ilham dan Agus mengobrol usai Ilham bertemu Pak Santo
di kantor PLN.
• Adegan penutup, Ilham merenung sambil merokok.
c. Perempatan Jl. Jendral Sudirman, Palembang digunakan untuk :
• Adegan Ilham memandangi tulisan.
• Adegan Ilham dan Agus berjalan melewati sebuah becak.
• Adegan Ilham dan Agus mengamen.
d. Perempatan Jl. Sekip, Bawah Jembatan Layang, Palembang digunakan untuk:
• Adegan Agus menghitung uang.
• Adegan Ilham kencing.
• Adegan Ilham dan Agus mengambil bolham lampu lalu lintas.
e. Kantor PLN Cabang Jl. Kapen A. Rivai, Palembang digunakan untuk:
• Adegan Ilham sembunyi di balik mobil.
• Adegan Ilham bertemu perempuan yang memberitahu tempat
pemasangan listrik.
• Adegan Ilham naik tangga, membuka pintu.
• Adegan Ilham bertemu pak Santo.
• Adegan Ilham diusir security atau satpam kantor PLN.
f. Atas Jembatan Ampera, Palembang digunakan untuk:
• Adegan Ilham dan Agus menunggu bolham lampu menyala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
• Adegan Ilham meningalkan dan mengambil kembali bolham.
g. Rumah Bpk. Alwi di Perum. Sukarami Indah Jln. Kebun Bunga, Palembang
digunakan untuk:
• Adegan Pak Santo membuka pintu.
• Adegan Bu Santo bermain piano.
• Adegan Bu Santo dan Pak Santo mengobrol.
h. Bagian Depan Kantor DPRD Sumsel, Palembang digunakan untuk:
• Adegan Ilham dan Agus menunggu untuk meminta listrik.
• Adegan Ilham membuang bolham lampu.
i. Pemukiman Pemulung Jl Ringroad Timur Yogyakarta digunakan untuk:
• Adegan Ilham berjalan menuju bak penampungan air.
• Adegan Ilham mencuci muka.
• Adegan Ilham masuk rumah.
• Adegan Emak mengangkati jemuran.
• Adegan Emak melipati pakaian.
• Adegan Ilham dan Emak mengobrol.
j. Pangkas Rambut di wilayah Alun-Alun Kidul, Yogyakarta.
• Adegan Ilham Potong Rambut.
• Adegan Ilham membaca koran.
3.3 Peralatan Shooting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
peralatan shooting dipersiapkan pada tanggal 17 September 2009, jauh-jauh
hari sebelum pengambilan gambar. Persiapan jauh hari ini dilakukan karena
pengambilan gambar dilakukan di kota Palembang. Kemudian, sutradara, pemain
yang berasal dari Yogyakarta dan kru berangkat menuju Palembang pada tanggal
yang sama. Peralatan yang disiapkan ini nantinya akan digunakan olah penata
fotografi, cameraman, pencatat adegan dan penata cahaya. Peralatan tersebut berupa
Handycam mini DV, Handycam DVD, tripod, camera pocket, clapper, roll kabel dan
lampu sorot. Dibawah ini merupakan gambar beberapa peralatan shooting tersebut:
Gbr 7. Clapper,handycam DVD,MDV. Gbr 8. Camera digital.
Gbr 9. Handycam MiniDV. Gbr 10. Tripod.
3.4 Peran dan Tugas Tim Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
3.4.1 Sutradara dan Produser
Sutradara dan Produser dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera ini
dipegang oleh satu orang. Tugas sutradara adalah memantau dan terjun langsung pada
pembuatan film dibarengi dengan tugas produser yaitu pengelolaan dana biaya.
3.4.1.1 Sutradara
Dalam penyutradaraan, terdapat hal-hal yang menjadi tugas penting selama
waktu shooting yaitu kesinambungan script, kesinambungan mood dan kerjasama
tim. Dalam kesinambungan script, proses pengambilan gambar film pendek “Lampu-
Lampu Ampera” dikelompokkan berdasarkan lokasi dan waktu. Karena pengambilan
gambar dilakukan di dua kota, maka pengelompokan shooting dibedakan menjadi di
Palembang dan Yogyakarta. Dalam pengambilan gambar film pendek “Lampu-
Lampu Ampera”, kesinambungan yang harus diperhatikan adalah masalah arah gerak
dan pandangan pameran (screen direction), penggunaan properti dan pemilihan kata
yang tidak konsisten dalam dialog. Penting bagi sutradara untuk memperhatikan arah
gerak dan pandangan pemeran agar adegan sinkron. Salah satu contoh adalah saat
adegan Ilham masuk ke ruangan Pak Santo. Adegan yang terjadi adalah Ilham
membuka pintu yang ada di sebelah kanan dan berhadapan dengan Pak Santo.
Adegan berikutnya adalah Pak Santo melihat kedatangan Ilham dari arah kanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Gambar 11 dan 12. Gambar contoh arah gerak pemeran.
Setiap kali take, sutradara selalu memperhatikan posisi dan penggunaan properti.
Misalnya ketika pengambilan gambar adegan Ilham mengobrol dengan Emak. Pada
adegan tersebut banyak penggunaan properti seperti kipas sate untuk digunakan
Ilham mengipasi badannya, pakaian untuk dilipat Emak dan radio untuk didengar
Ilham. Ketika pengulangan terjadi, posisi properti harus sama dengan adegan
sebelumnya. Jika pada adegan sebelumnya Ilham memegang radio dan didekatkan ke
ke telinga, lalu sutradara meng-cut adegan dan hendak melanjutkan pengambilan
gambar dengan adegan akhir saat Ilham meletakkan radio di telinga, maka posisi
radio harus sama dengan take sebelumnya. Namun perubahan posisi properti bisa
dikatakan wajar. Contohnya ketika Ilham meninggalkan lampu bolham di Jembatan
Ampera. Ketika Ilham mengambil kembali lampu tersebut, letak lampu bolham sudah
berubah. Hal ini wajar, berdasarkan logika, lampu bolham bisa saja terkena angin,
karena di atas jembatan angin cukup kencang dan cuaca saat itu digambarkan
mendung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Dalam melakukan dialog, sutradara mengizinkan pemain untuk menggunakan
kata-katanya yang lebih mudah untuk diingat. Di lapangan, banyak pengulangan
adegan karena kata-kata yang digunakan pemain kurang sesuai dan agak melenceng.
Sehingga sutradara harus mencarikan alternatif kata bagi pemain agar lebih mudah
dalam pengucapan. Misalnya, pada adegan Ilham di ruangan Pak Santo, terdapat
kalimat “Di sini Perusahaan Listrik Negara, bukan ...”. Kata Perusahaan Listrik
Negara dirasa sulit oleh Singgih (pemeran Pak Santo). Adegan diulang berkali-kali
karena kalimat tersebut dianggap sulit. Singgih mengubah kalimat tersebut menjadi
“Di sini Perusahaan Listrik, bukan...”. Pengubahan ini dirasa kurang pas oleh
sutradara, alhasil dicarikan alternatif kalimat lain, yaitu “Di sini ini bukan Kantor
Listrik Negara”.
Selain menjaga kesinambungan script, sutradara juga harus bisa menjaga
kesinambungan mood pemain dan kru tentunya. Kondisi fisik juga mental kru dan
pemain harus tetap stabil sampai masa produksi berakhir. Dalam hal ini sutradara
melakukan diskusi selama masa produksi. Jika pemain dan kru merasa ada ganjalan
misalnya mengenai kenyamanan di lokasi shooting, mengenai dialog dalam skenario
atau jika pemain merasa letih dan tidak bisa melanjutkan pengambilan gambar, maka
sutradara tidak memaksakan kehendak, melainkan mencari solusi bersama dengan
kru dan pemain. Dengan menjaga kesinambungan mood, pemain menjadi terbiasa
dengan atmosfir saat shooting, kru pun dapat menjadikan sutradara sebagai partner
sehingga suasana shooting menjadi lebih membangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Gambar 13 dan 14. Gambar situasi saat sutradara dan kru melakukan diskusi.
Kerjasama tim juga merupakan sesuatu yang harus ada dalam proses produksi/
pengambilan gambar. Dengan adanya kerjasama antara sutradara dan kru, proses
pengambilan gambar menjadi lebih mudah. Sutradara bekerjasama dengan
kameraman, penata artistik, dan kru lain untuk menghasilkan gambar yang sesuai
dengan keinginan. Sutradara tidak segan turun tangan untuk memberikan contoh
kepada kameraman, angle yang tepat untuk sebuah adegan. Dalam pengambilan
gambar, jika ada gambar dari storyboard dianggap kurang sesuai dengan lokasi yang
ada, sutradara melakukan riset singkat keadaan di sekitar lokasi, lalu sutradara
menentukan angle, kemudian sutradara memberikan penjabaran terhadap hasil riset
singkat tersebut kepada kameraman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 15 dan 16 . Gambar saat Sutradara sedang mengarahkan kameraman.
Tugas lain sutradara yaitu memberikan pengarahan akting dan dialog kepada
pemain-pemain yang akan melakukan pengambilan gambar. Jika pada saat take
berlangsung pemain melakukan improvisasi yang tidak sesuai dengan arahan
sutradara, maka sutradara diperkenankan menegur pemain. Pengarahan sutradara
berupa pelatihan artikulasi, gesture, suara dan business ackting. Dalam proses
pembuatan film pendek ini sutradara menerima masukan saran dari kru agar hasil
gambar jadi lebih baik .
Gambar 17 dan 18. Gambar saat Sutradara mengarahkan pemain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3.4.1.2 Produser
Pengelolaan dana untuk proses pengambilan gambar dilakukan oleh produser.
Dalam hal ini produser yang juga sutradara tidak melakukan penghematan berlebihan.
Prioritas produser pada saat pengambilan gambar adalah konsumsi/ logistik,
transportasi dan akomodasi. Dalam hal konsumsi, produser mempercayakan ibu
Yustina Subekti. Beliau yang menyiapkan makan besar sebelum shooting,
sesudahnya dan snack. Kuantitas dan kualitas makanan dinomorsatukan agar kualitas
kerja tim di lapangan nanti tetap terjaga. Jika tidak sempat makan sebelum shooting,
maka produser bertanggung jawab menyediakan makanan untuk kru diwaktu break.
Selama shooting di Palembang, produser memilih mobil sebagai sarana
transportasi. Mobil tersebut dipinjam dari Bpk. Franz Sarjiyana. Sedangkan di Jogja,
produser memilih menggunakan mobil yang dipinjam dari salah satu kru yaitu
Andika Kartika. Digunakan mobil dan pick-up sebagai sarana transportasi karena
dapat membawa peralatan shooting yang cukup banyak dengan waktu yang tepat.
Selain itu, kru dan pemain lebih nyaman dapat digunakan pemain sebagai kamar ganti
saat shooting di tempat terbuka. Penginapan selama shooting di Palembang adalah
rumah, kru dan pemain tidak menginap di hotel atau losmen, karena sutradara/
produser memiliki keluarga di Palembang. Kru dan pemain tinggal di rumah
sutradara/produser yang terletak di Jl. Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Indah blok
C/20. Hal ini cukup menghemat dana, karena tidak mengeluarkan biaya untuk
penginapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3.4.2 Penata Artistik
Penata Artistik bertugas memberikan ilustrasi visual dan segala hal detail
lainnya seperti tata ruang, perlengkapan, properti, kostum serta atributnya. Pada tahap
awal penata artistik bersama produser memberikan arahan storyboard. Pada tahap
pengambilan gambar, penata artistik mewujudkan keinginana sutradara dalam bentuk
suasana ruang untuk mempertegas suatu adegan agar terlihat baik. Tugas tersebut
dikepalai oleh Andika Kartika Putra dan Priska Betya Artanti. Tim artistik memiliki
empat hal yang wajib dikerjakan yaitu setting, properti, kostum, dan make-up/tata
rias.
3.4.2.1 Penataan Setting
Setting dilakukan beberapa hari atau sehari sebelum pengambilan gambar.
Pada Film pendek “Lampu-Lampu Ampera”, penataan setting yang dikepalai oleh
Andika Kartika Putra ini dilakukan hanya untuk adegan ruangan yaitu adegan di
Rumah Pak Santo dan adegan di Rumah Ilham.Penataan setting dilakukan pada
tanggal 06-07 September 2009 untuk adegan Pak Santo dan tanggal 15 Oktober 2009
untuk adegan Ilham di rumahnya. Lokasi/ tempat yang di set adalah rumah Bpk. Alwi
di perum. Sukarami Indah, KM.9, Palembang dan salah satu rumah kosong di
Pemukiman pemulung yang dikelola oleh Bpk. Damar di Jl. Ringroad Timur,
Yogyakarta. Kedua lokasi tersebut tidak disewa. Kru meminta izin untuk meminjam
tempat guna pengambilan gambar kepada pemilik tempat yang merupakan kerabat.
Namun, sebagai tanda terima kasih, kru memberikan cinderamata kepada pemilik
tempat. Setting ulang dilakukan untuk lokasi rumah Bpk. Alwi, dikarenakan pemilik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
rumah menyarankan untuk menggunakan ruang tamu. Sehingga sutradara dan kru
melakukan tata ruang ulang dan setting ruang tamu untuk adegan Pak Santo dan
istrinya dilakukan beberapa jam sebelum pengambilan gambar. Tidak banyak yang
diubah pada ruang tamu rumah Bpk. Alwi karena ruangan sudah sesuai dengan
keinginan sutradara. Kru hanya menambahkan beberapa properti seperti toples berisi
makanan ringan, memasang pohon natal dan memindahkan posisi piano.
Setting berikutnya dilakukan di salah satu rumah yang terletak di pemukiman
pemulung Jl. Ringroad Timur, Yogyakarta. Penyetingan dilakukan satu hari sebelum
pengambilan gambar, namun, beberapa jam sebelum pengambilan gambar, kru
sedikit memperbaiki tatanan ruang. Setelah dirasa cukup rapih, barulah pengambilan
gambar dilakukan. Setting ruang di lokasi pemukiman pemulung ini sedikit lebih
rumit daripada setting ruang di rumah Bpk. Alwi. Rumah kosong yang menjadi
tempat pengambilan gambar, penuh dengan sampah plastik milik para pemulung
yang menetap di pemukiman tersebut, sehingga butuh waktu yang agak lama untuk
memindahkan sampah-sampah plastik tersebut ke tempat lain. Namun, kru sangat
terbantu oleh warga sekitar yang bersedia membantu kru membersihkan rumah agar
dapat digunakan untuk pengambilan gambar.
Ruang lainnya yang digunakan untuk pengambilan gambar adalah ruangan
kerja Bpk. Franz S. Yang berada di kantor PT. PLN, Palembang. Dikarenakan
ruangan sudah sangat cocok dan sesuai, kru hanya menambahkan beberapa properti
seperti majalah dan menempatkan posisi meja dan kursi pada posisi yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
untuk pengambilan gambar. Berikut ini merupakan gambar-gambar saat kru
melakukan setting ruang:
Gambar 19 dan 20. Gambar ketika Tim menata rumah pemulung di Ringroad.
Gambar 21 dan 22. Gambar tim dibantu warga membenahi lokasi shooting.
3.4.2.2 Properti
Untuk melakukan setting ruang, tentu saja dibutuhkan properti yang sesuai.
Properti disiapkan bersamaan dengan setting ruang. Properti yang dibutuhkan
tidaklah sulit untuk dicari. Beberapa properti didapat dari pemilik tempat
pengambilan gambar. Pencarian dan peminjaman properti dilakukan oleh sutradara
dan Priska Betya Artanti dibantu oleh Bpk. Franz dan Bpk Alwi untuk properti-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
properti berat seperti pohon natal, lampu bolham dan lainnya. Di bawah ini
merupakan beberapa properti yang digunakan saat pengambilan gambar berlangsung.
Gambar 23. Radio. Gambar 24. Kipas sate. Gambar 25.pakaian lusuh.
Gambar 26.Toples/kue kering. Gambar 27. Gitar. Gambar 28. Bolham20watt.
a. Properti “Rumah Ilham” antara lain:
tikar, kain-kain bekas, pakaian-pakaian lusuh, radio baterai, kipas sate, bantal
lusuh, rantang, lauk, nasi, lilin, dan sebagainya.
b. Properti “Ruang Kerja Pak Santo” antara lain:
meja kerja, kursi tamu, kursi kantor, lemari besi untuk berkas-berkas, majalah,
telepon kantor, name tag , kertas-kertas, air mineral, vas bunga dan sebagainya.
c. Properti “Rumah Pak Santo” antara lain:
pohon natal, piano, kursi kecil, sofa, meja tamu, kipas angin, lemari sudut,
gordyn, lampu, dan sebagainya.
3.4.2.3 Kostum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kostum sangatlah menunjang karakter pemain, kostum yang sesuai dapat
memperkuat karakter tokoh film tersebut. Pencarian dan pencocokan kostum terhadap
pemain dilakukan oleh Priska dibantu Oleh Ibu Diana Rina dan Windy Novatrin.
Untuk peran utama dan peran pembantu, kostum sudah dirancang sebelumnya pada
tahap pra produksi. Untuk tokoh Ilham, Emak dan Agus, kostum didapat di tempat
baju-baju bekas. Untuk peran Pak Santo, kostum didapat dari Bpk. Franz. Untuk
peran Bu Santo dan pelangan PLN, kostum didapat dari koleksi Ibu Diana Rina.
Untuk peran figuran lainnya, kostum seadanya yang mereka pakai pada saat
pengambilan gambar. Contoh rancangan kostum peran Ilham, Agus, Pak Santo, dan
Bu Santo terdapat pada lembar lampiran.
3.4.2.4 Make up
Wajah akan sering disorot oleh kamera, maka make-up pada film “Lampu-
Lampu Ampera bertujuan mempertegas dan memperjelas kondisi fisik yaitu wajah
pemeran. Tokoh Ilham dan Agus tidak dirias karena wajah mereka yang agak kucel
sudah dirasa pas untuk memerankan seorang anak jalanan. Bahkan pemeran Ilham
dan Agus diminta oleh sutradara untuk tidak mandi sebelum pengambilan gambar
agar kesan lusuh lebih didapat. Untuk Peran Pak Santo, penata rias melakukan sedikit
perubahan pada rambut dan wajah. Wajah dibedaki namun tidak tebal, dan rambut
sedikit diberi warna putih untuk kesan uban yang tumbuh karena stress. Untuk tokoh
Emak, penata rias menghitamkan wajah dan sedikit leher dengan menggunakan alas
bedak, kemudian ditimpa dengan bodypainting berwarna hitam agar terlihat legam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dan berjelaga. Sedangkan untuk peran Bu Santo dan Pelanggan PLN, mereka merias
sendiri dengan catatan dari sutradara untuk tidak berlebihan agar lebih natural.
Gambar 29 dan 30. Penata rias merias pemeran Emak.
3.4.3 Penata fotografi
Penata fotografi pada film pendek “Lampu-Lampu Ampera” bertugas
mengambil beberapa gambar foto dari beberapa sudut sebelum take berlangsung. Hal
ini bertujuan untuk mencari angle terbaik untuk sebuah adegan. Penata fotografi juga
mengambil gambar foto pada saat cut to. Selain itu, penata fotografi yang
dipercayakan oleh Maria Sari Awida dan Windy Novatrin merangkap sebagai petugas
dokumentasi. Setelah penata fotografi mendapati angle yang artistik melalui kamera,
kemudian penata fotografi menunjukan kepada operator kamera atau kameraman.
Kemudian kameraman menggunakan handycam untuk mengambil gambar sesuai
dengan angle yang difoto oleh penata artistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Gambar 31 dan 32. Hasil foto angle atau sudut terbaik untuk pengambilan gambar.
Gambar 33. Foto untuk dokumentasi. Gambar 34.Penata fotografi mencari angle.
3.4.4 Operator Kamera atau Kameraman
Kameraman mempunyai peranan penting pada film “Lampu-Lampu Ampera”.
Mereka tidak sekedar mengoperasikan kamera, tetapi memiliki feel akan gambar
yang direkam. Ketika kameraman merekam sebuah adegan, mereka juga
memperhatikan segala aspek seperti pencahayaan, warna, dan sebagainya. Operator
kamera dalam film ini dipercayakan Singgih Setyawan, Andika Kartika, dan Fadeli
Sukirman, S Ti. Sebelum pengoperasian kamera, kameraman harus melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
persiapan kamera. Kameraman mempersiapkan peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menunjang kamera seperti tripod, baterry dan baterry cadangan, dan sebagainya.
Kemudian kameraman mengecek kondisi kamera. Jika sudah, maka pengambilan
gambar dilakukan. Kameranan perlu memperhatikan tipe shot, angle kamera, dan
pergerakan kamera apa yang akan digunakan. Angle kamera adalah teknis
pengambilan gambar dari sudut tertentu untuk mengekspose adegan. Sedangkan shot
adalah ukuran objek pada ruang frame di kamera. Pergerakan kamera adalah
perubahan posisi kamera dalam proses pengambilan gambar.
3.4.4.1 Angle Kamera
Beberapa angle yang digunakan dalam film “Lampu-Lampu Ampera” adalah
Eye Profil, Frog Eye Level, High Angle, Low Angle Perview, Over shoulder Perview,
dan Top Angle.
a. Eye Profil
Eye Profil adalah teknik pengambilan gambar dalam ketinggian relatif sedang,
kurang lebih sejajar dengan tinggi kita. Pengambilan gambar dengan teknik ini
bertujuan agar ekspresi wajah dan gerak tubuh bahu dapat terlihat dengan jelas.
Dalam beberapa pengambilan gambar teknik ini kameraman sedikit melakukan
kreasi untuk menghilangkan kesan monoton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Gambar 35. Contoh hasil teknik Eye Profil pada adegan di kantor PLN.
b. Frog Eye Level
Teknik pengambilan gambar ini memposisikan kamera berada di bawah paha
hingga ujung kaki. Teknik ini digunakan pada adegan Ilham kebingungan
ketika masuk ke dalam kantor PLN. Kamera memperlihatkan kesan bingung
dari gerak kaki Ilham. Untuk mendapatkan kesan tersebut memang cukup sulit,
namun sutradara cukup antusias untuk mencoba hingga didapatkan hasil yang
sesuai dengan keinginan.
Gambar36. Contoh hasil Frog Eye Low untuk adegan Ilham di kantor PLN.
c. High Angle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Pada teknik ini, kamera merekam gambar dari sudut atas objek, sehingga objek
tampak terekspose dari bagian atas. Bagi kameraman menggunakan teknik
pengambilan gambar ini pada beberapa adegan film “Lampu-Lampu Ampera”,
akan memberi kesan dramatis dan dinamis. Teknik ini juga menjauhkan dari
kesan monoton.
Gambar 37. Contoh hasil High Angle untuk adegan Emak melipat pakaian.
d. Low Angle Perview
Pengambilan gambar menggunakan teknik ini berarti posisi kamera berada di
sudut bawah. Untuk teknik ini sutradara film pendek “Lampu-Lampu Ampera”
menerjemahkan konsep yang diinginkan kepada kameraman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Gambar 38. Contoh hasil Low Angle Perview, adegan Ilham pulang ke rumah.
e. Over Shoulder Perview
Pengambilan gambar menggunakan teknik ini, mengambil adegan dari sudut
belakang atau punggung salah satu tokoh atau subjek. Bagi kameraman, angle
ini lebih menarik ketimbang mengambil dari depan untuk dua orang yang
sedang melakukan dialog. Dengan teknik ini, gambar terkesan tidak terlalu
frontal.
Gambar 39. Contoh hasil Over Shoulder untuk adegan Ilham bertemu seorang
pelanggan PLN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
f. Bird Eye View
Teknik ini merupakan pengembangan teknik High Angle. Penggunaan teknik
ini pada salah satu adegan dalam film “Lampu-Lampu Ampera” karena teknik
ini cukup menarik. Pengambilan gambar dengan teknik seperti ini seperti
penglihatan seekor burung, walaupun pada salah satu adegan yang
menggunakan teknik ini ketinggian tidak lebih dari 4 meter.
Gambar 40. Contoh hasil Bird Eye View untuk adegan Ilham dan Pak Santo di
ruangan.
3.4.4.2 Jenis Shot
Dalam film “Lampu-Lampu Ampera” kameraman menggunakan beberapa
shot. Dalam hal ini kameraman cukup teliti, karena hasil komposisi framing atau
pemakaian shot tidak memotong sendi subjek. Adapun jenis shot yang digunakan
adalah Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Shot, Long Shot,
dan Extreeme Long Shot.
a. Close Up
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Framing pengambilan, dengan posisi kamera berada sangat dekat dengan
subjek, sehingga wajah subjek terlihat detail atau jelas disebut dengan Close
Up. Kameraman menggunakannya dengan tujuan agar ekspresi subjek (wajah)
terlihat jelas melalui kerut dahi, alis mata, mata dan bibir.
Gambar 41.Contoh gambar adegan yang menggunakan framing CU.
b. Medium Close Up
Dalam Medium Close Up, komposisi framing subjek lebih jauh dari Close Up
namun lebih dekat dari Medium Shot.
Gambar 42. Contoh gambar adegan yang menggunakan framing MCU.
c. Medium Shot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Medium Shot mengambil gambar subjek kurang lebih setengah badan.
Komposisi ini digunakan sutradara dengan tujuan memberi ruang pandang
subjek.
Gambar 43. Contoh gambar adegan yang menggunakan framing MS.
d. Medium Long Shot
Pada komposisi framing ini, setting atau background diikutsertakan sebagai
pendukung suasana. Agar penonton mengetahui keadaan sekitar subjek yang
terjadi saat itu. Setting sebagai pendukung suasana diperlukan untuk
kesinambungan cerita dan aksi dari tokoh dengan setting itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Gambar 44. Contoh gambar adegan yang menggunakan framing Medium Long
Shot.
e. Long Shot
Ukuran luas pandang pada komposisi framing ini lebih luas dan lebar dibanding
Medium Long Shot, namun lebih sempit ketimbang Extreeme Long Shot. Jika
pada Medium Long Shot, setting bertujuan sebagai pendukung suasana, pada
Long Shot, justru ingin dilihatkan bahwa subjek sedang berada pada suatu
tempat dengan kondisi tertentu.
Gambar 45. Contoh gambar adegan yang menggunakan framing LS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
f. Extreeme Long Shot
Untuk komposisi framing ini, tokoh tampak jauh hampir tak terlihat dan lebih
menonjolkan setting tempat. Kameraman ingin menunjukkan interaksi tokoh
dengan ruang dan mempertegas penonton untuk berimajenasi mengenai ruang
cerita. Intinya setting tempat atau keadaan suatu tempatlah yang ingin
ditunjukkan kepada penonton dengan tujuan misalnya tempat wisata yang
indah, keadaan kumuh suatu pemukiman atau keramaian di sebuah lokasi.
Gambar 46. Contoh gambar adegan yang menggunakan framing ELS.
g. One Shot
One shot adalah pengambilan gambar dengan objek gambar hanya sorang
pemain saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Gambar 47. Contoh gambar adegan dengan 1 objek gambar atau 1 shot.
h. Two Shot
Two shot adalah pengambilan gambar dengan objek gambar dua orang pemain.
Gambar 48. Contoh gambar dengan dua objek gambar atau 2 shot.
3.4.4.3 Pergerakan Kamera
Pergerakan kamera digunakan untuk memberi nuansa kepada film pendek
“Lampu-Lampu Ampera” Pergerakan kamera seperti Tilting, Panning, Traking,
Zooming, Crane, dan Folowing adalah istilah untuk memudahkan komunikasi
sutradara kepada kameraman untuk arah gerak atau ke mana arah perangkat kamera
berubah posisi pada proses pengambilan gambar. Namun pada proses produksi film
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
pendek ini, sutradara punya istilah sendiri untuk menyebutkan pergerakan kamera
yang diinginkan kepada cameraman. Bahasa sederhana yang sering digunakan
sutradara adalah bahasa yang sering dipakai petugas parkir ketika sedang
memarkirkan kendaraan beroda empat. Kiri dan kanan untuk panning, terus atau
maju, mundur untuk titling dan lain sebagainya. Ada beberapa pergerakan kamera
yang digunakan dalam film ini, antara lain:
a. Tilting
Gerak tilting menyajikan pergerakan kamera secara vertikal. Pada beberapa
adegan kameraman menggunakan tripod untuk mendapatan gerak tiliting yang
sempurna. Gerakan kamera secara vertikal dari bawah ke atas disebut Tilt up,
sedangkan sebaliknya disebut Tilt down
Gambar 49. Contoh gambar gerak tilt-down.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Gambar 50. Contoh gambar gerak tilt-up.
b. Panning
Kameraman menggunakan gerakan kamera panning pada banyak adegan. Sama
seperti tilting, pada beberapa adegan, kameraman menggunakan bantuan tripod
agar hasil panning yang didapat lurus. Gerakan kamera panning adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
menyamping atau mendatar horizontal ke kiri dan ke kanan. Jika ke kanan
dinamakan pan right dan ke kiri dinamakan pan left.
Gambar 51. Contoh gambar gerak kamera pan right.
Gambar 52. Contoh gambar gerak kamera pan left.
c. Tracking
Gerak tracking pada film ini tidak menggunakan peralatan seperti dolly atau
sejenisnya. Kameraman hanya berjalan mundur atau maju untuk mengikuti
gerak pemain. Dengan cara ini memang mendapatkan banyak kesulitan seperti
jalan kameraman terlalu lambat sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan
keinginan sutradara, gerak pemain yang terlalu cepat dan kameraman tidak bisa
menyesuaikan atau konsentrasi kameraman yang terpecah antara
memperhatikan gambar yang direkam atau memperhatikan jalan agar tidak
jatuh atau tidak goyang, sehingga pengambilan gambar diulang berkali-kali.
Disebut track in apabila kamera mundur dan track out apabila kamera maju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Gambar 53. Contoh gambar gerak kamera track in.
d. Zoom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Zoom adalah posisi kamera tidak bergerak melainkan, kameraman memainkan
fasilitas yang terdapat pada kamera yang memungkinkan objek untuk terkesan
dekat meskipun kamera berada relatif jauh jaraknya dari objek gambar. Atau
sebaliknya. Jika kamera perlahan-lahan mendekat ke objek gambar di sebut
zoom-in, jika kamera perlahan-lahan menjauhi objek gambar disebut zoom-out.
Penggunaan fasilitas ini bagi kameraman film pendek “Lampu-Lampu
Ampera” untuk penutup dari sebuah scene dan sebagai awal atau pembukaan
dari sebuah scene.
Gambar 54. Contoh gambar kamera melakukan zoom in.
3.4.5 Pencatat Adegan dan Petugas Clapper
Dalam proses film pendek “Lampu-Lampu Ampera ini, pencatat adegan
merangkap sebagai petugas clapper. Felicia Joelian, S.E. dan Rainancy Yonita
Serang S.H. menjadi sukarelawan untuk melakukan pencatatan adegan dan menjadi
petugas clapper. Walaupun mereka tidak bersinggungan dengan dunia sinematografi
tapi dengan sedikit arahan dari sutradara, mereka dapat melakukan tugas tersebut
dengan cukup baik. Tugas mereka adalah mencatat tiap pergantian shot, pengulangan
take, pemeran, scene, tanggal dan waktu take dan kameraman. Petugas clapper hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
menyebutkan scene, take, dan memberi tanda berupa bunyi dari papan clapper setelah
sutradara mengatakan “Action”.
Gambar 55 dan 56. Gambar petugas clapper sekaligus pencatat adegan saat
melakukan tugasnya.
3.5 Akting Pemain
Para pemain pada film pendek “Lampu-Lampu Ampera” dipilih oleh
sutradara dengan melihat kemiripan tipologi tokoh dalam film pendek ini. Jumlah
pemain film “Lampu-Lampu Ampera” adalah 9 orang. Satu orang peran pertama, dua
orang peran pembantu pria, tiga orang peran pembantu wanita, dan dua orang figuran
pria. Para pemain yang diberikan pengarahan oleh sutradara pada saat latihan/ pra
produksi hanya peran utama dan peran pembantu. Sedangkan peran figuran hanya
diberi pengarahan sebelum melakukan pengambilan gambar. Pengarahan dan latihan
kepada peran utama dan peran pembantu bertujuan agar pemain dapat lebih
mendalami karakter tokoh dalam skenario.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
3.5.1 Tokoh Utama “Ilham”
Tokoh Ilham diperankan oleh Andika Kartika. Andika dituntut untuk mampu
menampilkan karakter Ilham yang pemikir namun lugu dan polos. Mau berusaha
keras untuk mendapatkan sesuatu. Ilham berusaha mencarikan penerangan listrik
salah satu tujuannya adalah agar ibunya dapat menikmati terangnya lampu listrik
seperti orang lain. Namun, Ilham adalah remaja yang kritis. Dalam menghadapi suatu
permasalahan, Ilham tidak tinggal diam melainkan berusaha mencari jawaban dan
penyelesaiannya. Ilham penyabar dan tidak tempramental. Jika mengalami masalah,
Ilham lebih suka menyendiri dan mencari tempat sepi untuk berdialog dengan dirinya
sendiri. Pada adegan penutup, Ilham memilih duduk di tepi sungai musi untuk
melampiaskan rasa marah, jengkel dan kecewanya karena tidak mendapatkan listrik.
Namun jika kemarahannya tidak terbendung, Ilham akan melakukan hal-hal spontan,
seperti pada adegan memotong rambut. Ilham melakukannya sebagai perlarian
terhadap ketidakpuasannya terhadap jawaban yang diberikan ibunya. Contoh lain
adalah ketika ia tahu biaya pemasangan listrik malah, ia malah mengajak Pak Santo
untuk memindahkan beberapa lampu Ampera ke rumahnya.
Dalam berakting sebagai sahabat Agus. Ilham pun harus mampu
menampilkan sifat seorang pemimpin yang pandai meyakinkan teman-temannya
untuk melakukan sesuatu, dan mendominasi. Untuk menampilkan sifat-sifat tersebut,
Andika dapat melakukannya dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan usia Andika
Kartika yang lebih dewasa dari Felix Tri Artanto, sehingga Andika dapat dengan
mudah menjadi sosok yang mendominasi. Tokoh Ilham hadir dihampir semua scene.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Oleh karena itu Andika Kartika Putra harus dapat menampilkan karakter Ilham
tersebut dalam tiap pengambilan gambar. Dalam hal ini, Andika Kartika Putra sudah
memerankan peran Ilham dengan sangat natural. Kesulitan yang dialami adalah
penggunakan logat jawa namun memakai bahasa Palembang yang menjadi ciri khas
Ilham, dikarenakan keterbatasan perbendaharaan kata dari daerah Palembang. Namun
pengalaman Andika Kartika Putra dalam berakting, cukup memudahkan sutradara
dalam memberi pengarahan.
Gambar 57 dan 58. Andika Kartika Putra memerankan tokoh Ilham dalam film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
3.5.2 Tokoh Pembantu “Agus”
Tokoh Agus diperankan olah Felix Tri Artanto. Ia tampil pada banyak adegan
bersama Ilham. Sebagai Agus, Felix Tri Artanto diminta untuk mampu menampilkan
sifat seorang Agus yang dan memiliki fisik yang lemah, sifat yang setia kawan, dan
penurut, namun terkadang pesimis, dan mudah menyerah. Agus sangat mempercayai
semua perkataan Ilham, dan mau menemani dan menolong Ilham dalam setiap usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Ilham untuk mendapatkan listrik, walaupun keinginan Agus tidak sebesar keinginan
Ilham dalam mendapatkan listrik.Sifat yang setia kawan, dan penurut Agus, terdapat
pada setiap adegannya bersama Ilham. Sifat mudah putus asa Agus terdapat pada
adegan ketika lampu bolham yang mereka curi tidak dapat menyala. Agus, tidak mau
menunggu lebih lama dan mengajak Ilham untuk pulang, karena kepanasan,
kelaparan, dan bosan menunggu. Penampilan Agus pada tiap scene adalah untuk
menjadi pendamping atau rekan Agus dalam usahanya mendapatkan lampu listrik
untuk rumah Ilham.
Dalam memerankan peran Agus, Felix Tri Artanto tidak menjumpai kesulitan
yang berarti, karena banyaknya kesamaan tipologi. Namun kesulitan yang dialami
Felix adalah menghapalkan dialog. Namun, hal itu bisa diatasi, dan Felix berhasil
memainkan peran tersebut dengan baik dan natural pada setiap scene.
Gambar 59 dan 60. Felix Tri Artanto memerankan tokoh Agus dalam film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”.
3.5.3 Tokoh Pembantu “Pak Santo”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Tokoh Pak Santo diperankan oleh Singgih Setyawan. Singgih diminta
menampilkan sosok pak Santo yang kaku, konserfatif, pekerja keras, patuh, dan jujur.
Singgih juga diharapkan mampu menampilkan sifat Pak Santo yang mudah tersentuh
hatinya jika melihat orang lain sedang dalam kesusahan, namun tegas dalam
pekerjaan. Pada adegan di kantor PLN, Pak Santo mengalami dilema ketika Ilham
meminta tolong agar rumahnya dialiri listrik, dikarenakan, Pak Santo harus tegas
dalam mengambil keputusan yang menyangkut pekerjaan.
Dalam menampilkan karakter dan watak seorang Santo Antonius, pada
awalnya Singgih Setyawan mengalami kesulitan. Hal itu disebabkan karena sutradara
meminta Singgih untuk tidak banyak melakukan improvisasi dialog. Bagi sutradara
kalimat yang diucapkan pak Santo sangat penting untuk kesinambungan cerita,
sehingga dialog harus dihapal oleh Singgih, sedangkan ia juga merangkap sebagai
kameraman. Namun, Singgih berhasil memerankan Pak Santo seperti yang
diinginkan sutradara.
Gambar 61 dan 62.Singgih Setyawan memerankan tokoh Pak Santo dalam film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
3.5.4 Tokoh Pembantu “Emak Yati”
Tokoh Emak Yati diperankan oleh Maria Sari. Untuk memerankan tokoh
Emak Yati, Maria Sari diminta menampilkan sosok perempuan jawa yang terbiasa
hidup susah, namun tetap ikhlas, sabar, dan menerima nasibnya. Emak Yati
dikenal sangat ramah, mudah akrab, dan merupakan sosok yang menyenangkan di
kalangan ibu-ibu transmigran lainnya. Emak selalu terlihat gembira, walaupun
mendapat masalah. Namun, Emak tidak mengerti dengan hal-hal yang berbau politik
dan yang bersifat kekerasan. Hal tersebut tampak ketika anaknya menanyakan ia
perihal lampu dia Ampera yang sangat terang, Emak hanya menanggapi sekenanya
saja, karena karena ia tidak tahu tentang politik..
Emak Peran ini bertolak belakang dengan pemainnya, Maria Sari. Namun, ia
mau berusaha keras untuk menampilkan karakter tersebut. Pada awalnya Maria Sari
cukup sulit untuk memainkan sebuah peran yang karakter dan wataknya berbeda jauh
dengan dia, namun ia mempelajari dialog dan melakukan pendalaman peran sehingga
ia berhasil melakonkan Emak Yati sesuai dengan keinginan sutradara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Gambar 63 dan 64. Maria Sari Awida memerankan tokoh Emak Yati dalam film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
3.5.5 Tokoh Pembantu “Istri Pak Santo/Ibu Agatha”
Tokoh ini diperankan oleh Windy Novatrin. Windy harus memerankan bu
Santo/Agatha yang merupakan perempuan berpendidikan, santun, dan sederhana. Bu
Santo/Agatha yang pemalu ini lebih senang menjadi pendengar yang baik. Hal ini
tampak pada adegan bersama Pak Santo. Bu Santo dengan setia mendengarkan cerita
dari suaminya. Sikap santun Bu Santo telihat berhati-hati saat menanggapi cerita
suaminya. Rasa perhatiannya terlihat dari saran kepada suaminya untuk tidak terlalu
memikirkan masalah tersebut.
Bagi Windy, ini merupakan pengalaman pertamanya dalam berakting. Namun
ia tidak menyerah begitu saja. Setelah mendapat arahan dan semangat dari sutradara
dan kru lainnya. Dalam memerankan tokoh Agatha, Windy mengerahkan
kemampuannya untuk dapat menjadi sosok yang berbeda jauh dengan dirinya, dan
Windy cukup berhasil memerankan sosok seorang Agatha yang lembut dan elegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Gambar 65 dan 66. Windy Novatrin memerankan tokoh istri Pak Santo atau Agatha
dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
3.5.6 Tokoh Pembantu “Pelanggan PLN”
Tokoh pelanggan PLN ini diperankan oleh Felicia Joelian. Walaupun muncul
hanya satu scene, Felicia tetap harus memunculkan sosok wanita berusia 32 tahun
yang cuek dalam penampilan, ramah, dan supel. Felicia memiliki pengalaman
bermain dalam drama musikal yang diadakan oleh salah satu Universitas di Bandung,
oleh karena itu sangat antusias ketika dimintai tolong untuk berperan sebagai
pelanggan PLN. Felicia mau bekerja sama dengan baik sehingga dan memerankan
peran tersebut sesuai yang diminta oleh sutradara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Gambar 68 dan 68. Felicia Joelian memerankan tokoh Pelanggan PLN atau Yuliana
dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
3.5.7 Tokoh Pelengkap atau figuran “Security PLN”
Tokoh ini diperankan oleh Bapak Eddy Kurniawan. Tokoh dan patuh pada
atasan. Walaupun tampil hanya sekali, sutradara tetap meminta Bapak Eddy untuk
memerankan Securiti PT. PLN ini memiliki sifat yang tegas, dan sigap dalam filim
pendek “Lampu-Lampu Ampera”. Walaupun tidak pernah berakting di depan kamera,
bapak Eddy yang berprofesi sebagai Securiti di PT. PLN ini, tidak mengalami
kesulitan untuk menghadirkan sikap tegas yang diminta oleh sutradara. Bapak Eddy
mengikuti arahan sutradara dan menghasilkan adegan yang sesuai dengan keinginan
sutradara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Gambar 69. Bpk. Eddy Kurniawan memerankan tokoh Sekuriti PLN dalam film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”.
3.5.8 Tokoh Pelengkap atau figuran “Tukang Pangkas Rambut”
Tokoh Tukang pangkas rambut diperankan oleh Cipto. Tukang pangkas
rambut ini memiliki karakter yang ramah dan sopan. Cipto yang kebetulan seorang
pemangkas rambut langganan salah satu kru ini, bersedia untuk membantu proses
pengambilan gambar, walaupun awalnya Cipto agak malu-malu. Dalam film pendek
ini, tokoh tukang pangkas rambut tidak berdialog, sehingga sutradara tidak
memerlukan kepiawaian Cipto dalam berakting. Cipto cukup memangkas rambut
tokoh Ilham saja dan kameraman merekam adegan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Gambar 70. Cipto memerankan tokoh Tukang Pangkas Rambut dalam film pendek
“Lampu-Lampu Ampera”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
BAB IV
TAHAP PASCA PRODUKSI
FILM PENDEK “LAMPU-LAMPU AMPERA”
Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir dari proses pembuatan film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”. Tahap ini dilakukan usai tahap produksi selesai.
Pada tahap editing, terdapat 3 hal penting dilakukan oleh editor yaitu editing gambar,
editing suara, dan tata musik, hingga dihasilkan sebuah film pendek “Lampu-Lampu
Ampera. Proses editing dipercayakan kepada sdr. Prasasti Raden, S.Sn didampingi
oleh sutradara dan para kameran yaitu Andika Kartika Putra dan Singgih Setyawan.
4.1 Editing Gambar
Dalam film pendek“Lampu-Lampu Ampera” sistem editing gambar yang
digunakan adalah sistem linear. Proses editing berlangsung sekitar 9 hari. Proses
editing sedikit lama namun tidak ada kesulitan yang berarti dalam melakukan
editing. Editing non linear digunakan karena penggunaan Laser Disc Digital Read
dan Write berkapasitas besar untuk menyimpan video dan audio. Sistem ini
memudahkan editor untuk melakukan editing, karena gambar tidak perlu diambil
secara berurutan namun secara acak.
Film pendek “Lampu-Lampu Ampera memakan 5 buah kaset Mini DV yang
dicapture menggunakan fire wire lalu masuk dalam komputer. Kaset Mini DV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
tersebut masing-masing berdurasi 60 menit, dalam komputer berbentuk file AVI
(Video For Window) atau frame film tersebut berisi gambar gerak beserta audio. Pada
film ini editor menggunakan Adobe Premier Pro CS4.
Dalam proses editing gambar, hal pertama yang dilakukan oleh editor bersama
sutradara adalah penyeleksian gambar atau shot. Shot-shot yang lolos seleksi
kemudian disatukan menjadi scene sesuai catatan scene film. Hal tersebut dilakukan
untuk memudahkan editor untuk mengetahui gambar-gambar atau shot-shot yang
diperlukan. Kemudian editor mengurutkan gambar-gambar tersebut menjadi urutan
jalan cerita atau peristiwa per-shot. Dalam shot-shot teresbut terdapat nomor scene,
yang menjadi acuan editor. Nomor-nomor ini ada dalam tiap potongan awal shot yang
tertera pada papan clapper.
Proses kedua yang dilakukan adalah memilah potongan kasar (tough cut) dan
potongan akhir (fine cut). Di sini, editor harus berhati-hati dalam memilih potongan
dalam scene. Sebab rangkaian tempo, keterpaduan dan kualitas usual maupun verbal
setiap scene ditentukan dalam proses ini. Potongan-potongan gambar atau shot yang
kasar dan kurang berkualitas akan dipoles oleh editor hingga menjadi potongan
gambar yang lebih baik dan halus (Fine Cut). Penting untuk menjaga ketepatan
potongan gambar menurut waktu dan tempat. Hal ini supaya tempo, keterpaduan dan
kesinambungan dalam film dapat terjaga.
Setelah melalui kedua proses tersebut, editor akan menentukan jenis transisi
yang akan digunakan. Ada beberapa transisi yang akan digunakan dalam film
“Lampu-Lampu Ampera”. Transisi tersebut yaitu dissolve, cut to, fade in dan fade
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
out. Dissolve adalah pergantian berangsur-angsur dari gambar terdahulu ke gambar
berikutnya. Pergantian tersebut sangatlah halus dan perlahan. Teknik cut to adalah
perubahan langsung dari gambar awal ke gambar berikutnya. Teknik cut to lebih
dominan digunakan dalam film pendek ini dikarenakan kesinambungan gambar
dilandasi dengan teknik ini. Fade in adalah tampilan gambar secara perlahan dari
gelap menjadi terang. Teknik ini biasa digunakan pada awal cerita atau menandakan
perpindahan tempat atau waktu. Sedangkan teknik Fade out adalah teknik pergantian
gambar awal kemudian perlahan gelap. Dalam Fade out, terdapat dua teknik yaitu
Fade to black dan Fade to white. Sesuai dengan namanya teknik Fade to black adalah
teknik pergantian gambar yang berangsur-angsur menjadi gelap atau hitam dan
berganti ke gambar berikutnya. Sedangkan teknik Fade to White adalah teknik
pergantian gambar yang berangsur-angsur menjadi putih dan beralih ke gambar
berikutnya.
Gambar 71. Contoh hasil transisi dissollve.
Gambar 72. Contoh hassil transisi fade out atau fade to black.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Gambar 73. Contoh hasil transisi fade in atau fade to white.
Proses akhir dari editing adalah proses rendering. Proses ini mengubah file
projek atau shot-shot menjadi satu kesatuan file. Tak lupa editor memberikan filter
pada gambar. Filter berfungsi untuk menghaluskan tampilan gambar yang kasar.
Filtering atau effect visual dilakukan dengan memberi warna pada gambar agar lebih
halus dan jelas. Pada film “Lampu-Lampu Ampera” effect color atau warna yang
digunakan adalah abu-abu agar halus dan natural.
4.2 Editing Suara
Proses editing suara dilakukan secara langsung dalam program Adobe
Premier Pro CS4 bersamaan dengan proses editing gambar. Hal tersebut dilakukan
karena dalam proses produksi, kru tidak menggunakan microphone atau boomer
sebagai alat bantu perekam suara. Perekaman suara mengandalkan mic dari handycam
dan mic tersebut sensitif dalam merekam audio atau suara.
Kendala yang sering dijumpai adalah distrubevoice atau suara yang
mengganggu. Disurbevoice ini sering terekam pada saat melakukan adegan di luar
ruangan. Misalnya pada adegan Ilham dan Agus di atas jembatan Ampera, terdengar
suara kendaraan yang lalu lalang. Oleh karena itu, editor menghaluskan dan
mengecilkan volume disturbevoice tesebut. Namun, hasil yang didapat hampir sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
dengan hasil editing yang menggunakan program Adobe audition 2.0. Dalam proses
ini, suara yang terekam dalam handycam tidak dapat dipisah kemudian dipindah ke
dalam program adobe audition 2.0, sebab yang terekam dalam handycam merupakan
satu kesatuan video audio.
Program adobe audition 2.0 dalam produksi film pendek ini digunakan untuk
mengedit musik atau tata musik, nantinya. Musik-musik ini bentuknya file MP3 atau
Compact Disc dan juga sound effect yang diperlukan dalam film pendek “Lampu-
Lampu Ampera”. Editing suara yang dilakukan bersamaam dengan editing gambar ini
dapat mengurangi volume disturbevoice. Editor dapat lebih efisien dalam bekerja,
sebab dalam satu program editing, editor dapat melekukan dua program editing
sekaligus.
4.3 Tata Musik
Musik dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera, sangat penting
peranannya dalam memberikan kekuatan adegan atau penguatan terhadap karakter
tokoh terhadap peristiwa yang terjadi dalam cerita. Atmosfir dramatis dapat
terbentuk, lalu memberi kesan psikologis terhadap penontonnya. Musik dalam film
pendek ini penggunakan instrumen yang slow atau lembut lebih dominan. Sebagian
lagi menggunakan musik dengan tempo cepat pada adegan konflik atau klimaks. Di
sisi lain, musik dapat digunakan sebagai latar belakang, petunjuk waktu dan tempat,
juga untuk mengiringi credit title.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Sutradara beserta kru pada saat pra produksi film pendek ini, terlebih dahulu
mengolah konsep musik yang akan digunakan, tidak perlu detail yang terpenting
adalah pemilihan lagu tersebut memiliki tempo musik yang sesuai dengan adegan.
Dalam pembuatan fim pendek ini tidak diperlukan suatu kru khusus untuk menata
musik, melainkan sutradara bekerja sama dengan kru lain yang mempunyai
kemampuan di bidang musik, untuk mencari konsep musik sesuai dengan adegan-
adegan dalam film pendek “Lampu-Lampu Ampera” ini. Konsep musik tersebut,
kemudian dituliskan pada script breakdown dalam kolom sound atau musik.
Pada saat editing, tugas editorlah yang mencarikan lagu apa yang cocok untuk
adegan-adegan dalam film pendek ini. Namun, tetap sesuai dengan konsep yang telah
dibuat sebelumnya. Tidak semua adegan menggunakan latar belakang musik, hanya
adegan-adegan tertentu saja. Dalam proses ini editor tidak menemui kesulitan berarti.
Editor melakukan pemotongan musik dan mengatur besar atau kecilnya suara musik
dalam adegan dengan baik. Program yang digunakan untuk melakukan penataan
musik adalah program adobe audition2.0. Musik berbentuk grafik suara dalam track
atau musik track. Editor beroperasi menggunakan line system untuk mengolah
volume suara dalam adegan. Kemudian, setelah hasil editing sempurna, editor
melakukan rendering.
Lagu-lagu yang digunakan untuk backsound musik dalam film pendek ini
dipilih dari kumpulan lagu-lagu instrumen Aphex Twin, dan sebuah musik dangdut.
Pada sebuah adegan, terdapat suara seorang perempuan di radio. Suara itu didapatkan
dari rekaman melalui handphone. Oleh editor, suara tersebut dipoles agar suara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
menyerupai seorang penyiar radio yang sedang siaran. Lagu untuk ending
menggunakan instrumen dari sebuah lagu daerah yang berasal dari Palembang, yaitu
“Gending Sriwijaya. Terdapat 12 lagu yang dipakai dalam film pendek ini, yaitu:
1. Instrumen “Petiatil Cx Htdui” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan
untuk adegan Ilham menuju rumah.
2. Musik dangdut, digunakan untuk adegan Ilham menuju rumah.
3. Instrumen “Meltphace 6” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan untuk
adegan Ilham masuk ke kantor PLN.
4. Instrumen “Penty Harmonium” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan
untuk adegan Ilham diusir dari kantor PLN dan duduk di pinggir Sungai
Musi.
5. Instrumen “Dhyonchord” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan untuk
adegan Ilham dan Agus mengamen.
6. Instrumen “Cork-Verlo” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan untuk
adegan Ilham dan Agus mencuri lampu bolham.
7. Instrumen “Nanou 2” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan untuk
adegan Ilham dan Emak makan malam.
8. Instrumen “Penty Harmonium” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan
untuk adegan Ilham dan Agus di atas Ampera.
9. Instrumen “Weythek” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan untuk
adegan Pak Santo pulang ke rumah dan bertemu istrinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
10. Instrumen “A Scullyar of A Dhagrow” yang dibawakan oleh Aphex,
digunakan untuk adegan Ilham dan Agus di depan kantor DPRD Sumsel
hingga mereka pergi.
11. Instrumen “Petiatil cx Htdui” yang dibawakan oleh Aphex, digunakan
untuk adegan Ilham merenung di pinggir Musi.
12. Instrumen yang berasal dari lagu daerah “Gending Sriwijaya” oleh NN,
digunakan untuk credit title.
Setelah semua proses tersebut dilakukan hingga menjadi satu kesatuan film
pendek “Lampu-Lampu Ampera”, tahap berikutnya adalah membuatkan cover untuk
film dan mengcopy film pendek tersebut untuk nantinya dibagikan kepada para
dosen, kru, pemain dan orang-orang yang telah membantu proses pembuatan film
pendek “Lampu-Lampu Ampera” tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk dapat menghasilkan film pendek “Lampu-Lampu Ampera”. Penulis
melewati banyak tahapan yaitu (1) tahap praproduksi atau perencanaan kegiatan
seperti penciptaan skenario, Script Breakdown dan Storyboard, pembentukaan tim
inti, perekrutan pemain, Breakdown Budget, pencarian lokasi shooting, tata ruang,
juga tata rias dan properti, (2) tahap produksi seperti skenario akhir, lokasi shooting,
peralatan shooting, peran dan tugas tim inti, dan pemainnya, (3) tahap pascaproduksi
seperti proses editing gambar, editing suara dan tata musik. Sehingga penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut.
Pertama, film pendek memiliki peran berarti dalam mengembangkan dan
mempertahankan suatu budaya film pribumi. Film pendek tak mengenal peraturan
produksi yang rumit, atau keglamouran. Film pendek memiliki kaitan erat dengan
sastra karena film pendek mencerminkan kejujuran pembuatnya dalam
mengekspresikan pemikiran serta kehidupan manusia yang tertuang dalam sebuah
skenario yang dilakonkan oleh para pemainnya. Film pendek merupakan ungkapan
seni rupa yang memiliki pesan yang disajikan berupa gambar dan suara, dan akan
disampaikan kepada penonton.
Kedua, skenario yang matang didasarkan pada penulis skenario atau sutradara.
Perekrutan tim inti yang berkualitas dan mau bekerja sama, pembuatan Script
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Breakdown atau data kebutuhan dalam scene, pematangan setting berupa storyboard,
perincian dana yang transparan, pemilihan para pemain yang sesuai dengan kriteria,
penetapan lokasi, pencarian properti, dan gambaran pencahayaan merupakan hal yang
penting agar dapat menghasilkan sebuah film yang berkualitas.
Ketiga, dalam melakukan pengambilan gambar, seorang sutradara
memposisikan dirinya bukan sebagai mandor tetapi sebagai rekan kerja. Seorang
sutradara harus mampu menghandle apa saja, baik itu pengoperasian kamera,
penataan ruang, penataan cahaya, dan sebagainya. Sutradara harus bisa berfikir positif
dan jernih ketika menemui permasalahan di lokasi shooting. Selain itu, seorang
sutradara harus mau menerima saran maupun kritikan dari kru lain yang bersifat
membangun, dengan begitu kru dan pemain akan menghormati sutradara.
Keempat, dalam pengambilan gambar kerjasama tim sangat penting ketika
seorang kru tidak dapat melakukan tugasnya karena suatu hal, kru yang lain dan
sutradara menggantikan tugas kru tersebut, jadi tidak berpatok pada job masing-
masing yang sudah ditentukan. Antara kru, pemain, maupun sutradara harus saling
membantu, mengingat waktu shooting yang singkat dan sunber daya manusia yang
terbatas. Ungkapan penyemangat dan perhatian kepada kru atau pemain yang sedang
down, sangat penting untuk memberi rasa nyaman dan menciptakan suasana yang
kondusif dan bersahabat.
Kelima, pengeditan sangat penting agar film yang memiliki banyak
kekurangan itu dapat ditutupi dengan proses pengeditan. Agar menjadi sebuah film
yang baik, editor tidak hanya sekedar melakukan pengabungan gambar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
menyocokkannya dengan scene. Dibutuh kesabaran, ketelitian, keahlian untuk
memilah mana gambar yang berkualitas dan tidak. Dibutuhkan intuisi agar cacat pada
film dapat ditutupi oleh editor, misalnya, dengan cara memberi effect atau
pemotongan adegan. Editor juga memiliki kepekaan terhadap musik apa yang cocok
untuk adegan-adegan yang ada pada film pendek. Dengan begitu, kekurangan pada
film tidak begitu nampak saat film ditonton.
5.2 Saran
Film pendek “Lampu-Lampu Ampera ini masih banyak kekurangannya.
Namun, yang ada sebuah proses pembelajaran yang akan memberi banyak
pengalaman berharga bagi penulis untuk dapat menciptakan karya yang lebih baik,
kedepannya. Oleh kerena itu, penulis memberikan sedikit saran berdasarkan
pengalaman penulis dalam proses pembuatan film pendek “Lampu-Lampu Ampera.”
1. Perencanaan kegiatan pengambilan gambar haruslah matang dan terperinci,
agar mempermudah proses selanjtnya. Pentingnya dibuat rancana cadangan,
untuk mempersiapkan ketika keadaan dilapangan tidak sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
2. Sutradara harus memiliki persiapan khusus untuk menghadapi kru yang down,
pemain yang kesulitan berdialog atau berackting saat pengambilan gambar,
ataupun masalah yang terjadi saat pengambilan gambar. Karena, hal-hal
seperti itu kemungkinan besar akan dialami dalam proses pembuatan film.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
3. Dalam penganggaran dana, juga dianggarkan dana untuk keperluan yang tidak
terduga, agar kru tidak mengalami kesilitan mencari dana untuk keperluan
yang tidak terduga.
4. Sutradara tidak memposisikan diri sebagai pimpinan yang ditakuti, melainkan
sutradara memposisikan diri rekan kerja, agar hubungan kerja dengan kru
maupun pemain menjadi lebih baik, kondusif dan menyenangkan. Dengan
begitu sutradara akan mengurangi konflik yang seringkali terjadi antara
sutradara dengan kru atau pemain. Saling memberi semangat kepada sesama
kru dan pemain dapat memulihkan mood.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, G. Fitryan. 2008. Bekerja Sebagai; Sutradara. Jakarta: Erlangga. Effendi, Heru. 2008. Mari Membuat Film; Panduan Menjadi Produser. Cetakan
Keenam. Yogyakarta: Yayasan Konfiden. Lutters, Elizabeth. 2006. Kunci Sukses; Menulis Skenario. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Grasindo. Prakosa, Gotot. 2008. Film Pinggiran; Antologi Film Pendek, Film Eksperimental,
dan Film Dokumenter. Cetakan Kedua. Jakarta: FFTV-IKJ & YLP. Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Cetakan Kedua. Jakarta: Homerian
Pustaka. Madcom. 2009. Panduan Lengkap Editing Video;dengan Adobe Premiere Pro CS4.
Yogyakarta: Andi Offset. Madccom. 2009. The Adobe Premiere Pro CS4; Untuk Pemula. Yogyakara: Andi
Offset. Widagdo, Bayu dan Gora S. Winastwan. 2004. Bikin Film Kamu Sendiri; Panduan
Produksi Film Indonesia. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Anidya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 CONTOH SCRIPT BREAKDOWN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
LAMPIRAN 3
WORKING SCHEDULE/ PROGRAM KERJA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
LAMPIRAN 4
BREAKDOWN BUDGET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
LAMPIRAN 5
CONTOH STORYBOARD
Setting: Pinggir Sungai Musi/Benteng Kuto Besak Keterangan: Ilham merenung, Agus mendatangi Ilham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Angela Frenzia
Betyarini ini lahir pada tanggal 28 Febuari 1987
di Bandar Lampung. Penulis mengawali
pendidikannya di Taman Kanak-Kanak
Xaverius I Puteri Palembang pada tahun 1991-
1993, kemudian melanjutkan pendidikan di
Sekolah Dasar Xaverius I Puteri Palembang
pada tahun1993-1996. Pada tahun 1996-1999 penulis menyelesaikan
penddidikan dasar di Sekolah Dasar Kristen Bina Bangsa. Penulis
melanjutkan studinya di Sekolah Menengah Pertama Xaverius Maria
Palembang, tahun 1999-2002 dan melanjutkan ke tingkat menengah atas
di Sekolah Menengah Atas Xaverius III Palembang, pada tahun 2002-
2005 hingga sekarang di Jurusan Sastra Idonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI