PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · mengandung enzim-enzim yang berperan sebagai...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · mengandung enzim-enzim yang berperan sebagai...
i
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH
DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL
ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN DADAP SEREP (Erythrina
subumbrans (Hassk.) Merr.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Aldo Kristian
NIM : 098114038
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhanku Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaan-Nya
Bapak, Ibu dan Kakak-kakakku atas kasih sayang
dan segala hal yang diberikan
Sahabat-sahabatku dan almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan atas segala rahmat, berkat, anugrah
dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN
METODE DPPH DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL
FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN DADAP SEREP
(Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.)” ini dengan baik. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis ingin berterima kasih kepada segala pihak yang telah memberikan
bantuan baik dukungan, bimbingan, sarana, materil maupun moril dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada:
1. Ipang Djunarko,M.Sc.,Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
2. Prof.Dr.C.J. Soegihardjo,Apt., selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan perhatian, bimbingan dan arahan dari awal pengusulan skripsi
sampai penulisan skripsi ini selesai.
3. Lucia Wiwid Wijayanti,M.Si., selaku Dosen Penguji atas ketersediaannya
untuk menguji dan juga memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
4. Yohanes Dwiatmaka,M.Si., selaku Dosen Penguji atas ketersediaannya untuk
menguji dan juga memberikan masukan dan saran dalam skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Rini Dwiastuti S.Far.,Apt, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan memberi nasihat kepada penulis.
6. Sahabat seperjuangan skripsi DPPH, Anthony Felix, Mikhael Gustandy,
Willigis Danu Patria yang selalu membantu dan bekerjasama dengan luar biasa.
7. Teman-teman FSM dan FST A 2009, atas kerjasama, dukungan dan bantuan
yang diberikan.
8. Segenap laboran Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
atas segala bantuan selama penulis melakukan penelitian di laboratorium.
9. Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kal-Bar, atas bantuan dana yang
diberikan.
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat
disebut satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam
penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan banyak pihak.
Yogyakarta, 10 Maret 2013
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..………………………………. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA…. vi
KATA PENGANTAR.…………………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xvi
INTISARI………………………………………………………………... xvii
ABSTRACT……………………………………………………………... xviii
BAB I PENGANTAR……………………………………………………. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………... 1
B. Permasalahan…………………………………………………….. 3
C. Keaslian Penelitian……………………………………………..… 3
D. Manfaat penelitian……………………………………………....... 4
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………... 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………..... 6
A. Dadap Serep……………….......................................................... 6
1. Keterangan botani………………………………………………… 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
2. Nama tumbuhan…………………………………………………. 6
3. Klasifikasi dadap serep…..……………………………………… 6
4. Gambaran umum………………………………………………… 7
5. Kandungan kimia dadap serep…………………………………… 7
B. Senyawa Fenolik……………………………………………………. 8
C. Radikal Bebas…………………………………………………… 9
D. Antioksidan……………………………………………………… 11
E. Penyarian………………………………………………………… 13
F. Metode DPPH dan Folin-Ciocalteu…………………………….... 14
G. Validasi Metode……………………………………………...…… 16
H. Landasan Teori……………………………………………………. 18
I. Hipotesis………………………………………………………….. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………….. 20
B. Variabel…………………………………………………………… 20
C. Definisi Operasional…………………..……………………….… 20
D. Bahan dan Alat Penelitian………………………………………… 21
1. Bahan penelitian……………………………………………….. 21
2. Alat penelitian…………………………………………….…… 21
E. Tatacara Penelitian………………………………………………… 22
1. Determinasi tumbuhan………………………………………… 22
2. Pengumpulan bahan……………………………………….…… 22
3. Preparasi sampel…………………………………………….… 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Pembuatan larutan pembanding dan uji…………………….… 23
5. Uji pendahuluan……………………………………………..… 24
6. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan………………..…… 25
7. Uji aktivitas antioksidan………………………………….…… 26
8. Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total…………. 27
9. Penetapan kandungan fenolik total……………………………. 27
F. Analisis Hasil……………………………………………………… 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………….… 31
A. Determinasi……………………………………………………….. 31
B. Hasil Pengumpulan Bahan………………………………………… 31
C. Hasil Preparasi Sampel……………………………………….…… 34
1. Ekstraksi sampel……………………………………………..… 34
2. Fraksinasi ekstrak…………………………………………….… 35
D. Hasil Uji Pendahuluan……………………………………………....... 37
1. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan……………………….… 37
2. Uji pendahuluan senyawa fenolik……………………………… 39
E. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan……………………. 40
1. Penentuan panjang gelombang maksimun (λ maks)…………… 40
2. Penentuan Operating Time (OT)………………………………... 41
F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan………………………. 43
1. Presisi metode uji aktivitas antioksidan ………………………… 45
2. Linearitas metode uji antioksidan……………………………….. 46
3. Spesifisitas metode uji antioksidan………………………………… 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH……………… 48
H. Hasil Optimasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total……….. 55
1. Penentuan operating time (OT)……………………………………….. 55
2. Penentuan panjang gelombang maksimum…………………………… 56
I. Hasil Validasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total………… 57
1. Presisi metode penetapan kadar kandungan fenolik total…………….. 57
2. Linieritas metode penetapan kandungan fenolik total………………… 58
3. Spesifisitas metode penetapan kandungan fenolik total………………. 59
J. Hasil Penetapan Kandungan Fenolik Total……………………………. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 62
A. Kesimpulan……………………………………………………….……. 62
B. Saran………………………………………………………………....... 62
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 63
LAMPIRAN…………………………………………………………….… 66
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………….. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Berbagai Reactive Oxygen Species (ROS) dan
antioksidan sebagai penetral……………………………. 13
Tabel II. Kisaran recovery hasil analisis yang diterima………….. 17
Tabel III. Kriteria nilai presisi yang masih dapat diterima………... 17
Tabel IV. Hasil Scanning panjang gelombang maksimum DPPH… 40
Tabel V. Hasil pengukuran absorbansi seri baku kuersetin
yang direaksikan dengan radikal DPPH………………… 43
Tabel VI. Hasil pengukuran absorbansi seri fraksi etil asetat
ekstrak etanol daun dadap serep yang direaksikan
dengan DPPH…………………………………………… 44
Tabel VII. Hasil presisi aktivitas antioksidan standar kuersetin……. 45
Tabel VIII. Hasil presisi aktivitas antioksidan fraksi etil asetat……… 45
Tabel IX. Hasil aktivitas antioksidan kuersetin dengan metode
DPPH……………………………………………………. 51
Tabel X. Hasil aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak
etanol daun dadap serep dengan metode DPPH…………. 52
Tabel XI. Hasil perhitungan IC50 kuersetin dan Fraksi etil asetat
ekstrak etanol daun dadap serep…………………………. 53
Tabel XII. Penggolongan tingkat kekuatan antioksidan kuersetin
dan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun dadap serep…… 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel XIII. Hasil scanning panjang gelombang maksimum………….. 57
Tabel XIV. Hasil presisi asam galat dari beberapa parameter……… 58
Tabel XV. Hasil pengukuran absorbansi asam galat yang
direaksikan dengan Folin-Ciocalteu…………………… 58
Tabel XVI. Hasil penentuan jumlah fenolik total fraksi etil asetat
ekstrak etanol daun dadap serep……………………… 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Beberapa struktur senyawa isoflavonoid………………… 8
Gambar 2. Klasifikasi flavonoid produk alam………………………. 9
Gambar 3. Usulan mekanisme reaksi antara BHT dan DPPH……….. 12
Gambar 4. Reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa antioksidan.. 15
Gambar 5. Skema jalannya penelitian……………………………….. 30
Gambar 6. Blanko DPPH , Fraksi etil asetat, Kuersetin…………..…. 38
Gambar 7. Blanko reagen Folin-ciocalteau , Fraksi+reagen
Folin-ciocalteau, Asam galat+ragen Folin-ciocalteatu…… 39
Gambar 8. Grafik penentuan OT kuersetin (Replikasi 2)…………….. 42
Gambar 9. Grafik Penetuan OT Fraksi Etil Asetat (Replikasi 1)……... 42
Gambar 10. Reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa…………….. 48
Gambar 11. Struktur senyawa kuersetin……………………………….. 49
Gambar 12. Usulan mekanisme reaksi kuersetin dan radikal DPPH…… 49
Gambar 13. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan
kuersetin………………………………………………….. 51
Gambar 14. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan
fraksi etil asetat…………………………………………… 52
Gambar 15. Grafik penentuan OT asam galat (Replikasi 1)…………… 56
Gambar 16. Reaksi pembentukan kompleks molybdenum-blue……….. 60
Gambar 17. Kurva kalibrasi asam galat………………………………... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman dadap serep………………. 66
Lampiran 2. Gambar tanaman dadap serep………………………… 67
Lampiran 3. Perhitungan rendemen……………………………... … 68
Lampiran 4. Data penimbangan untuk pengujian
aktivitas antioksidan……………………………….. ... 69
Lampiran 5. Data perhitungan konsentrasi pengujian
aktivitas antioksidan…………………………………. 70
Lampiran 6. Scanning pengkoreksi………………………………... 72
Lampiran 7. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan……………. 73
Lampiran 8. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH.. 74
Lampiran 9. Perhitungan nilai IC50 kuersetin dan fraksi air
ekstrak metanol daun dadap serep……………………... 84
Lampiran 10. Penimbangan bahan pengujian kandungan fenolik total... 85
Lampiran 11. Perhitungan konsentrasi pengujian fenolik total………… 85
Lampiran 12. Scanning kontrol asam galat……………………………. 88
Lampiran 13. Optimasi penentuan kandungan fenolik total…………… 88
Lampiran 14. Perhitungan kandungan fenolik total…………………… 93
Lampiran 15. Hasil pengujian statistik dengan software R 2.14.1…….. 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Dalam pengobatan tradisional di Indonesia, daun dari tanaman dadap
serep berkhasiat untuk mengobati sakit kepala, batuk serta untuk minuman bagi
wanita sehabis melahirkan. Senyawa fenolik merupakan salah satu kandungan
bioaktif dari daun dadap serep. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun dadap serep secara in
vitro yang didasarkan pada efek peredaman radikal bebas larutan 1,1-difenil-
pikrilhidrazil (DPPH) yang dinyatakan dengan inhibition concentration 50 (IC50).
Kandungan fenolik total juga ditentukan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu
dengan baku standar asam galat yang dinyatakan dengan massa ekivalen asam
galat. Prinsip metode ini adalah senyawa fenolik teroksidasi dalam suasana basa
dan pereaksi Folin-Ciocalteu tereduksi menjadi larutan berwarna biru yang dapat
diukur dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 750 nm. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol daun dadap serep
mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 245,15 ± 4,26 µg/mL
dan kandungan fenolik total sebesar 8,51 ± 0,18 ekivalen asam galat per g fraksi
etil asetat ekstrak etanol daun dadap serep dan metode yang digunakan belum
tervalidasi.
Kata kunci: daun dadap serep (Erythrina subumbrans Hassk), fraksi etil asetat,
antioksidan, DPPH, kandungan fenolik total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
In Indonesian traditional medicine, the leaves of dadaps (Erythrina
subumbrans (Hassk.) Merr.) are efficacious to cure headaches, cough and can also
be used as a drink for women after childbirth. Phenolic compound is one of the
bioactive contents in dadaps leaves. This research was conducted to determine the
antioxidant activities of ethyl acetate fraction of ethanol extract of dadaps leaves
in vitro based on the reducing effect of free radical of 1,1-diphenyl-pikrilhidrazil
(DPPH) solution expressed by inhibition concentration 50 (IC50). The total
phenolic contents was also determined by using the Folin-Ciocalteu reagent with
gallic acid standard expressed by the mass of gallic acid equivalents. The principle
of this method is oxidized phenolic compounds in alkaline medium and Folin-
Ciocalteu reagent is reduced to a blue solution that can be measured by the visible
spectrophotometer at a wavelength of 750 nm. The results showed that the ethyl
acetate fraction of ethanol extract of dadaps leaves had antioxidant activities with
IC50 valued in the amount of 245.15 ± 4.26 µg/mL and the total phenolic content
of 8.51 ± 0.18 gallic acid equivalent per g of ethyl acetate fraction of ethanol
extract of dadaps leaves and the method has not been validated.
Keywords : dadaps leaves (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.), ethyl acetate
fraction, antioxidant, DPPH, total phenolic content
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Paparan sistem biologis dari xenobiotik, polusi, radiasi pengion atau
cahaya UV dan perkembangan kondisi patologis tertentu menyebabkan tekanan
oksidatif, akibatnya meningkatkan produksi oksigen radikal. (Sapakal et al.,
2008). Pembentukan radikal bebas dan reaksi oksidasi pada biomolekul akan
berlangsung sepanjang hidup. Inilah penyebab utama dari proses penuaan dan
berbagai penyakit degeneratif (Silalahi, 2006). Radikal oksigen terus dibentuk
pada semua organisme hidup, dengan efek merusak yang menyebabkan cedera
dan kematian sel (Sapakal et al., 2008). Jenis Reaktif Oksigen Spesies (ROS)
termasuk radikal hidroksil, radikal anion superoksida, hidrogen peroksida, radikal
nitrat oksida, radikal hipoklorit, dan berbagai lipid peroksida mampu bereaksi
dengan membran lipid, asam nukleat, protein, enzim dan molekul kecil lainnya,
yang mengakibatkan kerusakan sel (Sapakal et al., 2008).
Antioksidan adalah zat yang berperan penting dalam menunda atau
mencegah penyakit degeneratif oleh kerusakan oksidatif dari komponen sel hidup
yang disebabkan oleh radikal bebas. Didalam tubuh secara alami telah
mengandung enzim-enzim yang berperan sebagai antioksidan dalam tubuh seperti
enzim glutation reduktase (GSH), superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT),
glutation peroksidase (GPX), diketahui dapat melemahkan spesies oksigen reaktif
dengan menghilangkan potensi oksidan atau dengan mengubah spesies oksigen
reaktif dan spesies nitrogen reaktif menjadi senyawa yang stabil. Namun karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tekanan oksidatif berlebih didalam tubuh, menyebabkan produksi radikal bebas
menjadi meningkat didalam tubuh yang berakibat dibutuhkannya tambahan
antioksidan yang cukup untuk menanggulangi tekanan oksidatif yang tinggi
tersebut sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan sel sebagai akibat dari
reaksi radikal bebas.
Antioksidan sintetik seperti butylated hidroksitoluen (BHT), butylated
hydroxyanisole (BHA), tert-butylhydroquinone (TBHQ) dan propil gallate (PG)
telah digunakan selama bertahun-tahun, namun senyawa tersebut sedang diperiksa
untuk kemungkinannya dalam menimbulkan toksisitas. Oleh karena itu, sekarang
ini dilakukan penelitian intensif tentang antioksidan polifenol alami yang berasal
dari tumbuhan untuk menggantikan antioksidan sintetis (Qader et al., 2011).
Dadap serep (Erythrina subumbrans) adalah salah satu tanaman yang
secara tradisional digunakan untuk minuman bagi wanita sehabis melahirkan dan
untuk mengobati sakit kepala. Rebusan daunnya juga digunakan untuk mengobati
batuk (Anonim, 2007). Dalam tanaman dadap serep memiliki kandungan senyawa
bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, isoflavonoid, saponin dan lektin. Senyawa
fenolik tersebut memiliki peranan penting dalam kaitan penggunaan tanaman
terhadap manfaatnya bagi kesehatan. Salah satu manfaat dari kandungan senyawa
fenolik pada tanaman dadap serep telah dibuktikan dalam penelitian
Rukachaisirikul et al.,(2007) yang menunjukan tanaman dadap serep (Erythrina
subumbrans) mengandung senyawa fenolik yang beraktivitas antibakteri lebih
kuat dibanding standar antibiotik vancomycin dan oxacillin terhadap beberapa
strain bakteri streptococcus dan staphylococcus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Senyawa fenolik merupakan senyawa bioaktif dari tumbuhan yang
merupakan sumber antioksidan alami yang aman. Untuk melihat potensi
antioksidan dari tanaman dadap serep, dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan
aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep yang
dilakukan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) secara
spektrofotometri. Metode DPPH dipilih karena sederhana, mudah, cepat dan peka
serta hanya memerlukan sedikit sampel. Aktivitas diukur dengan menghitung
jumlah pengurangan intensitas warna ungu DPPH yang sebanding dengan
pengurangan konsentrasi larutan DPPH. Peredaman tersebut dihasilkan oleh
bereaksinya molekul Difenil Pikril Hidrazil dengan atom hidrogen yang
dilepaskan satu molekul komponen sampel sehingga terbentuk senyawa Difenil
Pikril Hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke
kuning (Zuhra, Tarigan dan Sihotang, 2008). Penentuan kandungan fenolik total
dari fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep dilakukan menggunakan
metode Folin-Ciocalteu dimana merupakan salah satu metode yang cepat dan
sederhana dalam menentukan kandungan fenolik total (Fu et al., 2011).
B. Permasalahan
1. Berapakah nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun
dadap serep dengan menggunakan metode DPPH yang dinyatakan dengan IC50
?
2. Berapakah kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap
serep yang dinyatakan dengan massa ekivalen asam galat ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Keaslian Penelitian
Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang uji aktivitas antioksidan
daun dadap pernah dilakukan oleh :
Estrada, E.I., 2010, dengan judul “Actividad Antioxidante De Alcaloides De
Erythrina Americana Miller”. Penelitian ini menggunakan daun dadap spesies
Erythrina Americana Miller yang diperoleh di universitas nacional autonoma
de Mexico (Mexico) dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl).
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
bahwa dalam penelitian ini daun dadap serep spesies Erythrina subumbrans
(Hassk.) Merr. yang digunakan dipanen dari dari kebun tanaman obat Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep dengan
menggunakan metode DPPH yang dinyatakan dengan IC50.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang aktivitas
antioksidan daun dadap serep sehingga bisa dimanfaatkan sebagai alternatif untuk
pemeliharaan kesehatan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep.
2. Mengetahui nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun
dadap serep dengan menggunakan metode DPPH yang dinyatakan dengan IC50
dan mengetahui nilai kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik
daun dadap serep yang dinyatakan dalam mg ekivalen asam galat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Dadap Serep
1. Keterangan botani
Dadap serep termasuk tanaman legum pohon, berasal dari Asia Tenggara
dan tersebar di seluruh kepulauan nusantara. Varietas tanaman ini dibedakan
berdasarkan ada tidaknya duri pada kulitnya (Purwanto, 2007).
2. Nama tumbuhan
Nama latin : Erythrina subumbrans Hassk. (Anonim, 2007).
Nama sinonim : Erythrina hypaphorus Boerl., Erythrina lithosperma
Miquel (Anonim, 2007).
Nama daerah : dadap minyak, dadap limit (sunda); dadap lengan,
dadap lisah (jawa); dadap lenga, thetheuk oleng
(Madura) (Purwanto, 2007).
3. Klasifikasi dadap serep menurut USDA (2011)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Erythrina
Spesies : Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Gambaran umum
Dadap serep merupakan tanaman legum pohon, tumbuh tinggi agak
bengkok, ketinggian mencapai 15-22 m dengan diameter batang 40-100 cm,
sistem perakaran dalam. Kulit batang berwarna hijau, batang yang tua bercampur
garis-garis kecoklatan, cabang tumbuh lurus ke atas membentuk sudut 45o.
Daunnya beranak tiga helai, berbentuk delta atau gemuk bundar ujung agak
meruncing, bagian bawah daun membundar, bila diremas terasa lunak ditangan.
Ukuran panjang tangkai daun 10-20,5 cm; panjang daun 9-19 cm; dan lebar daun
6-17 cm. Daun atas berukuran lebih besar daripada kedua daun penumpu.
Bunganya tumbuh diantara ketiak daun, daun mahkota bunyanya berwarna merah
kekuningan, berbentuk terompet. Polongnya berukuran kecil, berbentuk sabit,
berisi 4-8 biji per polong (Purwanto, 2007).
Dalam penggunaannya, bagian kulit kayu dan daun dadap serep secara
empiris digunakan untuk pengobatan tradisional sebagai campuran dengan
tanaman obat lainnya. Di Indonesia ditemukan daun mudanya digunakan untuk
minuman bagi wanita sehabis melahirkan dan untuk mengobati sakit kepala.
Rebusan daunnya digunakan untuk mengobati batuk (Anonim, 2007).
5. Kandungan kimia dadap serep
Tanaman dadap serep memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti
alkaloid, flavonoid, isoflavonoid, saponin dan lektin. Flavonoid dan isoflavonoid
yang terkandung dalam tanaman dadap merupakan senyawa bioaktif yang
menarik perhatian para peneliti karena selain memiliki struktur senyawa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
baru, senyawa bioktif tersebut juga menunjukan potensi sebagai senyawa
antimikroba (Rasooli, 2011).
O O
IsoflavanIsoflavone
O
O
O
Isoflavanone
O
Isoflavan-3-ene
O
OH
Isoflavanol
O O
3-arylcoumarin
Gambar 1. Beberapa struktur senyawa isoflavonoid (Samanta, Das,
dan Das, 2011)
B. Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik merupakan metabolit sekunder dari alam dengan jumlah
senyawa yang besar (lebih dari 8.000) yang tersebar luas diseluruh kingdom
tanaman dan dikarakterisasi dengan setidaknya memiliki satu cincin aromatis
dengan satu atau lebih terikat dengan gugus hidroksil. Senyawa fenolik dapat
diklasifikasikan berdasarkan susunan dari atom karbon dalam flavonoid (flavonol,
flavon, flavan-3-ol, antosianidin, flavanon, isoflavon dan lainnya) dan non-
flavonoid (asam fenolat, hidroksinamat, stilben dan lainnya) dan senyawa-
senyawa tersebut umumnya berada terkonjugasi dengan gula dan asam organik
(Cartea, Francisco, Soengas, dan Velasco, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Flavonoid merupakan salah satu kelompok metabolit sekunder terbesar
sebagai senyawa fenolik. Flavonoid melindungi tanaman terhadap berbagai
ancaman biotik dan abiotik yang menunjukkan spektrum dengan beragam fungsi
biologis dan memainkan peran penting dalam interaksi antara tanaman dan
lingkungannya (Samanta et al., 2011). Senyawa fenolik mayoritas yang ada di
alam berada sebagai glikosida. Adanya gula dan gugus hidroksil membuat
senyawa fenolik larut dalam air sedangkan adanya gugus metil dan unit isopentil
membuat flavonoid menjadi lipofilik (Samanta et al., 2011).
Sebagian besar koleksi metabolit dari produk alam disebut dengan istilah
flavonoid yang mencakup senyawa dengan karbon berstruktur C6-C3-C6.
Tergantung pada posisi keterkaitan dari cincin aromatik ke bagian benzopiren,
kelompok produk alam ini dibagi menjadi tiga kelas: Flavonoid (2 -
fenilbenzopiren), isoflavonoid (3-benzopiren) dan Neoflavonoid (Samata et al.,
2011).
O
O
Flavonoids Isoflavonoids(3-benzopyrans)
O
Neoflavonoids
Gambar 2. Klasifikasi flavonoid produk alam (Samata et al., 2011)
C. Radikal Bebas
Reaktif oksigen spesies (ROS) adalah istilah yang meliputi semua
molekul yang sangat reaktif yang mengandung atom oksigen yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
golongan radikal bebas. Jenis ROS termasuk radikal hidroksil, radikal anion
superoksida, hidrogen peroksida, singlet oksigen, radikal nitrat oksida, radikal
hipoklorit, dan berbagai lipid peroksida. Semua mampu bereaksi dengan membran
lipid, asam nukleat, protein, enzim dan molekul kecil lainnya, yang
mengakibatkan kerusakan sel (Sapakal et al, 2008).
Banyak bukti yang telah dikumpulkan untuk melihat kerusakan seluler
yang timbul akibat dari spesies oksigen reaktif (ROS), setidaknya sebagian, dalam
etiologi dan patofisiologi penyakit manusia seperti gangguan neurodegeneratif
(misalnya penyakit alzheimer, penyakit parkinson, multipel sklerosis, syndrom
down), peradangan, infeksi virus, autoimun patologi, dan gangguan sistem
pencernaan seperti peradangan pencernaan dan ulkus. Dalam sistem metabolisme
tubuh, radikal bebas dihasilkan sebagai bagian dari proses normal metabolisme
tubuh, dan reaksi berantai radikal bebas biasanya diproduksi di rantai pernapasan
mitokondria, campuran oksidase fungsi hati, dengan leukosit bakteri, melalui
aktivitas xantin oksidase, polusi atmosfer, dan dari transisi logam katalis, obat dan
xenobiotik. Selain itu, mobilisasi kimia dari cadangan lemak di bawah berbagai
kondisi seperti menyusui, olahraga, demam, infeksi dan bahkan puasa, dapat
menghasilkan peningkatan aktivitas radikal dan meningkatkan kerusakan,
khususnya yang berhubungan dengan kekebalan tubuh dan sistem saraf. Hormon
stres (adrenalin dan noradrenalin) yang disekresikan oleh kelenjar adrenal di
bawah kondisi stres emosional yang berkelanjutan dan berlebihan, yang
kemudian dimetabolisme menjadi lebih sederhana seperti molekul radikal bebas,
juga dapat meningkatkan produksi senyawa radikal dalam tubuh (Atawodi, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang mampu menunda,
memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi didalam tubuh. Antioksidan
mampu menstabilkan, atau menonaktifkan radikal bebas sebelum menyerang sel
dalam tubuh. Antioksidan merupakan senyawa yang penting untuk menjaga
kesehatan seluler dan kesehatan sistemik tubuh (Sapakal et al., 2008).
Senyawa antioksidan dapat dibedakan berdasarkan komposisi, sifat fisik
dan kimia, mekanisme dan tempat aksi dari senyawa antioksidan tersebut. Enzim-
enzim yang berperan sebagai antioksidan dalam tubuh seperti enzim glutation
reduktase (GSH), superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT), glutation
peroksidase (GPX), diketahui dapat melemahkan spesies oksigen reaktif dengan
menghilangkan potensi oksidan atau dengan mengubah spesies oksigen reaktif
dan spesies nitrogen reaktif menjadi senyawa yang stabil. Senyawa dengan bobot
molekul tinggi seperti protein : albumin, ceruplasmin, transferin, haptoglobin
mengikat logam aktif redoks dan membatasi produksi radikal bebas katalis logam.
Senyawa dengan berat molekul rendah dibagi menjadi antioksidan larut lemak
(tokoferol, karotenoid, kina dan beberapa polifenol) dan antioksidan yang larut air
(asam askorbat, asam urat dan beberapa polifenol). Senyawa antioksidan jenis
mineral: selenium, mangan, tembaga, dan seng diakui sebagai antioksidan yang
serbaguna. Senyawa antioksidan jenis vitamin: vitamin A, C, dan E ternyata
memiliki peran penting dalam mencegah atau meminimalkan kerusakan
peroksidasi dalam sistem biologis. Tanaman kaya antioksidan merupakan sumber
antioksidan alami yang dapat ditemukan dalam sayuran, kacang kedelai, kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
jeruk, biji sesame, daun teh hijau, biji kakao, anggur, tomat, jeruk, apel, biji-
bijian, zaitun, wortel (Sapakal et al.,2008).
Sumber-sumber antioksidan dapat berupa antioksidan sintetik maupun
antioksidan alami. Tetapi saat ini penggunaan antioksidan sintetik mulai dibatasi
karena ternyata dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa antioksidan
sintetik seperti BHT (Butylated Hydroxy Toluena) ternyata dapat meracuni
binatang percobaan dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu industri makanan
dan obat-obatan beralih mengembangkan antioksidan alami dan mencari sumber-
sumber antioksidan alami baru (Zuhra et al., 2008).
Gambar 3. Usulan mekanisme reaksi antara BHT dan DPPH ((a) donasi
kedua atom hidrogen, (b) dimerisasi, (c) kompleksasi) (Bondet, Brand-
Williams, dan Berset, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel I. Berbagai Reactive Oxygen Species (ROS) dan antioksidan sebagai
penetral (Sapakal et al., 2008)
Reactive Oxygen Species
(ROS) Senyawa antioksidan
Radikal hidroksil vitamin C, glutation, flavonoid, asam
lipoid
Radikal superoksida vitamin C, glutation, flavonoid, SOD
Hidrogen peroksida vitamin C, glutation, betakaroten,
vitamin E, CoQ10, flavonoid, asam
lipoid
Lipid peroksida beta karoten, vitamin E, ubiquinon,
flavonoid, glutation peroksidase
E. Penyarian
Penyarian adalah kegiatan penarikan zat atau metabolit aktif yang semula
berada didalam sel yang kemudian ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif
tersebut larut dalam cairan penyari (Harborne, 1987). Secara umum, penyarian
dapat dibedakan menjadi infudasi, maserasi, perkolasi dan penyarian
berkesinambungan. Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, atau campuran
etanol air (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986).
Maserasi merupakan metode yang melibatkan perendaman dan
penggojogan bahan tanaman didalam pelarut tertentu yang kemudian pelarutnya
diuapkan (Raaman, 2006). Remaserasi merupakan modifikasi cara penyarian
maserasi. Pada proses remaserasi cairan penyari dibagi menjadi dua bagian.
Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diendap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang
kedua (Depkes, 1986). Alkohol didalam banyak penelitian merupakan pelarut
yang cocok untuk berbagai tujuan ekstraksi sebagai pelarut awal yang digunakan
dalam tahapan ekstraksi (Harborne, 1998).
Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk praperlakukan sampel
untuk memisahkan analit-analit dari komponen-komponen matriks yang mungkin
menganggu pada saat kuantifikasi atau deteksi analit. Ekstraksi cair-cair
ditentukan oleh distribusi Nerst atau hukum partisi yang menyatakan “pada
konsentrasi dan tekanan yang konstan, analit akan terdistribusi dalam proporsi
yang selalu sama diantara dua pelarut yang saling tidak campur”. Perbandingan
konsentrasi pada keadaan setimbang di dalam 2 fase disebut dengan koefisien
distribusi atau koefisien partisi (Kd) dan digambarkan dengan rumus :
Kd = 𝑆 𝑜𝑟𝑔
𝑆 𝑎𝑞
Dimana [S]org dan [S]aq masing-masing merupakan konsentrasi analit
dalam fase organik dan dalam fase air; Kd merupakan koefisien partisi. Efiseiensi
proses ekstraksi tergantung pada nilai distribusinya dan juga tergantung pada
volume relative kedua fase. Adanya ekstaksi berulang (bertingkat) akan
meningkatkan efisiensi ekstraksi (Gandjar dan Rohman, 2007).
F. Metode DPPH dan Folin-Ciocalteu
Metode DPPH merupakan metode yang sering digunakan untuk menguji
aktivitas antioksidan. Metode ini bertujuan untuk mengetahui parameter
konsentrasi yang ekivalen memberikan 50% efek aktivitas antioksidan (IC50). Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ini dapat dicapai dengan cara mengintepretasikan data eksperimental dari metode
tersebut (Molyneux, 2004).
Uji kuantitatif daya antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-
difenil-2-pikrilhidrazil) secara spektrofotometri sinar tampak. Metode ini
didasarkan pada perubahan warna radikal DPPH. Perubahan warna tersebut
disebabkan oleh reaksi antara radikal bebas DPPH dengan satu atom hidrogen
yang dilepaskan senyawa yang terkandung dalam bahan uji untuk membentuk
senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning. Pada metode ini
absorbansi yang diukur adalah absorbansi larutan DPPH sisa yang tidak bereaksi
dengan senyawa antioksidan (Josephy, 1997).
NO2
O2N
O2N
NN + AH O2N
NO2
NO2
HN N
DPPH Free RadicalDPPH Reduced FormPhenolic Compounds
+ A
Gambar 4. Reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
(Irshad, Zafaryab, Singh, dan Rizvi, 2012)
Dalam metode DPPH, dengan adanya elektron bebas yang tidak
berpasangan pada senyawa radikal DPPH, senyawa tersebut memberikan serapan
maksimum yang kuat pada panjang gelombang 517 nm dan memberikan warna
ungu. Warnanya berubah dari ungu menjadi kuning sebagai bentuk berkurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
absorptivitas molar radikal DPPH pada 517 nm dari 9660 ke 1640 ketika elektron
bebas radikal DPPH dipasangkan dengan hidrogen dari senyawa antioksidan
radikal bebas untuk membentuk senyawa DPPH-H. Dengan demikian hasil
dekolorisasi yang terjadi memberikan nilai stoikiometri sehubungan dengan
jumlah elektron yang ditangkap (Prakash, 2001).
Metode Folin-Ciocalteu (F-C) merupakan metode kolorimetri yang
sering digunakan yang berdasarkan reaksi oksidasi yang cepat dari fenol dengan
menggunakan senyawa alkali, umumnya menggunakan sodium karbonat, yang
akan menghasilkan ion fenolat yang cukup besar. Senyawa fenolat yang terbentuk
mereduksi warna kuning F-C menjadi berwarna biru, yang dapat diukur secara
spektrofotometri ( Cicco dan Lattanzio, 2011).
G. Validasi Metode
Validasi metode dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis dapat
memberikan hasil seperti yang diharapakan dengan akurat, spesifik, reprodusibel,
dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis (Gandjar dan Rohman, 2007).
Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai
terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai
rujukan. Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH (International Conference on
Harmanization) merekomendasikan pengumpulan data dari 9 kali penetapan
kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda (misal 3 konsentrasi dengan 3 kali
replikasi). Data harus dilaporkan sebagai persentase perolehan kembali (recovery)
(Gandjar dan Rohman, 2007). Rata-rata persen recovery yang dihasilkan
seharusnya berada dalam kisaran sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel II. Kisaran recovery hasil analisis yang diterima (APMVA, 2004)
% Senyawa
impuritis/aktif Rata-rata recovery yang diterima
≥ 10 98-102 %
≥ 1 90-110 %
0,1-1 80-120 %
< 1 75-125 %
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda
signifikan secara statistik (Gandjar dan Rohman, 2007).
Tabel III. Kriteria nilai presisi yang masih dapat diterima (APVMA, 2004)
Kadar zat aktif
(%)
Nilai KV yang masih dapat diterima (%)
≥ 10 ≤ 2
1-10 ≤ 5
0,1-1 ≤ 10
<0,1 ≤ 20
Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara
tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain dalam matriks sampel
seperti ketidakmurnian, produk degradasi, dan komponen matriks (Gandjar dan
Rohman, 2007). Jika respon yang dihasilkan dari suatu metode dapat
membedakan senyawa yang dituju dengan respon yang lainnya, maka metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tersebut dapat dikatakan selektif. Selektifitas suatu metode analisis dapat
ditunjukan dengan menampilkan data yang menggambarkan tidak adanya
interferensi dari hasil produk degradasi dan senyawa yang dapat menyebabkan
interferensi lainnya dalam matriks (APVMA, 2004).
Linearitas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh
hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada
kisaran yang diberikan. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik
kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x)
(Gandjar dan Rohman, 2007).
H. Landasan Teori
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif yang merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan sel dalam tubuh.
Untuk mengurangi dampak kerusakan yang diakibatkan dari radikal bebas,
dibutuhkan senyawa antioksidan yang merupakan suatu senyawa yang mampu
menunda, memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi didalam tubuh yang
dapat berasal dari radikal bebas. Antioksidan mampu menstabilkan atau
menonaktifkan radikal bebas sebelum menyerang sel dalam tubuh. Sumber-
sumber antioksidan dapat berupa antioksidan sintetik maupun antioksidan alami
yang berasal dari tanaman.
Secara empiris tanaman dadap serep digunakan sebagai bahan obat
tradisional yang digunakan untuk mengobati batuk, sakit kepala, demam dan
minuman bagi wanita sehabis melahirkan. Tanaman dadap serep memiliki
kandungan senyawa bioaktif seperti alkaloid, flavonoid, isoflavonoid, saponin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lektin. Adanya berbagai kandungan senyawa fenolik disamping saponin dan lektin
dalam tanaman dadap serep tersebut memberikan kemungkinan besar bahwa
tanaman ini memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Pengujian aktivitas antioksidan dari suatu sampel uji dapat dilakukan
dengan menggunakan metode DPPH. Metode ini didasarkan pada perubahan
warna radikal DPPH yang disebabkan oleh reaksi antara radikal bebas DPPH
dengan senyawa antioksidan yang menyumbangkan satu atom hidrogen yang
dilepaskan senyawa yang terkandung dalam bahan uji untuk membentuk senyawa
1,1-difenil-2-pikrilhidrazin yang berwarna kuning, sisa DPPH yang tidak bereaksi
diukur secara spektrofotometri sinar tampak.
Kandungan senyawa fenolik dari suatu sampel dapat diukur dengan
metode Folin-Ciocalteu (F-C). Metode ini berdasarkan reaksi oksidasi yang cepat
dari fenol dengan menggunakan senyawa alkali, umumnya menggunakan sodium
karbonat, yang akan menghasilkan ion fenolat yang cukup besar. Senyawa fenolat
yang terbentuk mereduksi warna kuning F-C menjadi berwarna biru, yang dapat
diukur secara spektrofotometri.
I. Hipotesis
Fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep mempunyai aktivitas
antioksidan yang dapat diukur dengan metode DPPH yang dinyatakan dengan
IC50. Kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep
dapat diukur dengan metode Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dengan massa
ekivalen asam galat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental karena subjek uji
diberi perlakuan.
B. Variabel
1. Variabel bebas berupa konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap
serep.
2. Variabel tergantung berupa aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik total
fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep.
3. Variabel pengacau terkendali berupa tempat tumbuh tanaman, waktu
pemanenan dan cara panen.
4. Variabel pengacau tidak terkendali berupa cahaya matahari, cuaca, kelembaban,
curah hujan.
C. Definisi Operasional
1. Daun dadap serep adalah daun (folium) segar dari tanaman dadap serep yang
dipanen dari Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma (Yogyakarta) dengan bentuk daun belah ketupat, dengan lebar ± 10-17
cm, berwarna hijau.
2. Ekstrak etanolik daun dadap serep adalah sari hasil proses maserasi daun dadap
serep dengan penyari etanol.
3. Fraksi etil asetat adalah hasil fraksinasi ekstrak etanolik daun dadap serep
dengan menggunakan pelarut etil asetat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4. Persen inhibition concentration (%IC) adalah persen yang menyatakan
kemampuan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep untuk
menangkap radikal DPPH.
5. Nilai inhibition concentration 50 (IC50) adalah nilai konsentrasi fraksi etil
asetat ekstrak etanolik daun dadap serep yang menghasilkan penangkapan 50%
radikal DPPH.
D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: daun dadap serep
yang diambil dari kebun tanaman obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, akuades (Laboratorium Kimia Analisis Instrumental
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma); bahan kualitas p.a. E. Merck,
yaitu: metanol, bahan kualitas p.a. Sigma Chem. Co., USA, yaitu: DPPH, reagen
Folin-Ciocalteu, asam galat, dan kuersetin kualitas Sigma Chem. Co., USA; bahan
kualitas teknis Brataco Chemica, yaitu: wasbensin dan etil asetat; bahan kualitas
teknis CV. General Labora, yaitu: metanol; dan aluminium foil.
2. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: neraca analitik (Scaltec
SBC 22, BP 160P), vacuum rotary evaporator (Junke & Kunkel), waterbath
(labo-tech, Heraeus), vortex (Janke & Kunkel), spektrofotometer UV-Vis (Perkin
Elmer Lamda 20), blender, corong Buchner, oven, mikropipet 10-1000μL; 1-10
mL (Acura 825, Socorex), tabung reaksi bertutup, dan alat-alat gelas yang lazim
digunakan di laboratorium analisis (Pyrex-Germany dan Iwaki).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
E. Tatacara Penelitian
1. Determinasi tumbuhan
Determinasi tanaman dadap serep dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi-Fitokimian, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Pengumpulan bahan
Tanaman dadap serep diperoleh dari kebun tanaman obat Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma di Yogyakarta. Pengumpulan pada musim
kemarau bulan Agustus tahun 2012. Pemanenan dilakukan pada tanaman saat pagi
hari.
3. Preparasi sampel
Daun dadap serep segar dicuci dengan air mengalir, dikering-anginkan,
dan ditimbang sebanyak 1 kg, kemudian dihaluskan dengan grinder. Ketika
dihaluskan, daun tersebut ditambahkan sedikit cairan penyari (etanol 76%).
Simplisia yang telah dihaluskan ditimbang 100 g dan dituang kedalam bejana
maserasi, ditambah etanol 76% sampai terendam sempurna, dan dicampur
homogen. Campuran dimaserasi pada suhu ruangan selama dua hari. Filtrat
diperoleh melalui penyaringan dengan corong Buchner. Ampas penyaringan
diremaserasi dengan etanol 76% secukupnya selama dua hari. Kemudian filtratnya
dicampurkan dengan filtrat terdahulu. Campuran filtrat kemudian disaring. Lalu
hasil penyaringan filtrat diuapkan pelarutnya dengan vacuum rotary evaporator
hingga diperoleh ekstrak etanol daun dadap serep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Ekstrak etanol daun dadap serep ditambah 300 mL air hangat dan
diekstraksi cair-cair menggunakan wasbensin dengan perbandingan larutan
ekstrak : wasbensin (1:1 v/v), kemudian didiamkan sampai terpisah sempurna.
Fase air akan berada pada bagian bawah, sedangkan fase wasbensin berada pada
bagian atas.
Dari hasil partisi diperoleh dua fraksi, yaitu fraksi wasbensin dan fraksi
air. Selanjutnya fraksi air diekstraksi cair-cair lagi menggunakan etil asetat dengan
perbandingan larutan fraksi air : etil asetat (1:1 v/v) sehingga didapatkan fraksi air
dan etil asetat. Setelah dipisahkan fraksi etil asetat diuapkan pelarutnya dengan
vacuum rotary evaporator. Hasil fraksi tersebut kemudian ditutup dengan plastik
serta aluminium foil lalu disimpan dalam desikator. Lalu hasil fraksi tersebut
digunakan untuk dianalisis lebih lanjut.
4. Pembuatan larutan pembanding dan uji
a. Pembuatan larutan DPPH
Sejumlah DPPH dilarutkan ke dalam metanol p.a sehingga diperoleh
larutan DPPH dengan konsentrasi 0,4 mM. Larutan tersebut ditutup dengan
alumunium foil dan harus selalu dibuat baru.
b. Pembuatan larutan stok kuersetin
Sebanyak 2,5 mg kuersetin dilarutkan dengan metanol p.a sampai 10,0
mL.
c. Pembuatan larutan pembanding
Diambil sebanyak 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 mL larutan stok kuersetin,
kemudian ditambahkan metanol p.a sampai 10,0 mL, sehingga diperoleh
konsentrasi larutan standar kuersetin sebesar 5; 7,5; 10; 12,5; dan 15 μg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Pembuatan larutan uji
1. Larutan uji untuk aktivitas antioksidan
Sebanyak 12,5 mg hasil fraksi etil asetat ditimbang, lalu di add
metanol p.a sampai 25,0 mL. Diambil sebanyak 1,5; 3; 4,5; 6; 7,5 mL larutan
tersebut, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai 10,0 mL, sehingga
diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar 75; 150; 225; 300; 375 μg/mL.
2. Larutan uji untuk penentuan kandungan fenolik total
Sebanyak 5,0 mg hasil fraksi etil asetat ditimbang, lalu ditambahkan
metanol p.a sampai diperoleh konsentrasi larutan uji sebesar 500,0 µg/mL.
e. Pembuatan larutan asam galat
Dibuat larutan asam galat dengan konsetrasi 500 µg/mL dalam
akuades : methanol p.a (1:1). Diambil sebanyak 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; dan 3,0 mL
larutan tersebut, kemudian ditambahkan akuades : metanol p.a (1:1) sampai
10,0 mL, sehingga diperoleh konsentrasi larutan baku asam galat sebesar 50;
75; 100; 125; dan 150 µg/mL.
5. Uji pendahuluan
a. Uji fenolik
Sejumlah 0,5 mL larutan uji 500,0 µg/mL dan larutan pembanding
asam galat 150,0 µg/mL dimasukan ke dalam 3 tabung reaksi. Lalu
ditambahkan 5 mL pereaksi fenol Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan
dengan akuades (1:10 v/v) kedalam tabung reaksi. Diamkan selama 10 menit.
Tambahkan 4 mL larutan natrium karbonat 1 M. Kemudian amati warna
larutan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan
Sebanyak 1 mL larutan DPPH dimasukan ke dalam masing-masing
tiga tabung reaksi. Ditambahkan masing-masing dengan 1 mL metanol p.a,
larutan pembanding kuersetin 37,5 μg/mL , dan larutan uji 200,0 μg/mL.
Selanjutnya, larutan tersebut ditambahkan dengan 3 mL metanol p.a. Larutan
tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Setelah 30 menit, amati warna
pada larutan tersebut.
6. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan
a. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum
Pada 3 labu ukur 10 mL, dimasukan masing-masing 0,5; 1,0; 1,5 mL
larutan DPPH. Ditambahkan larutan tersebut dengan metanol p.a hingga tanda
batas sehingga konsentrasi DPPH menjadi 0,020; 0,040; dan 0,080. Larutan
tersebut kemudian divortex selama 30 detik. Diamkan selama OT. Lalu
dilakukan scanning panjang gelombang serapan maksimum dengan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 400-600 nm.
b. Penentuan operating time (OT)
Sebanyak 2 mL larutan DPPH dimasukan kedalam masing-masing 3
labu ukur 10 mL, ditambahkan masing-masing dengan 2 mL larutan
pembanding kuersetin 5; 10 dan 15 μg/mL. Selanjutnya larutan tersebut
ditambahkan dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan tersebut
kemudian divortex selama 30 detik. Setelah itu dibaca absorbansinya dengan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang serapan maksimum selama 1
jam. Dilakukan demikian juga untuk larutan uji 75; 225; 375 μg/mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
7. Uji aktivitas antioksidan
Uji aktivitas antioksidan ditentukan dengan menggunakan metode
spoktrofotometri sesuai dengan penelitian Rollando (2012).
a. Pengukuran absorbansi larutan DPPH (kontrol)
Pada labu ukur 10 mL, dimasukan sebanyak 2 mL larutan DPPH.
Ditambahan larutan tersebut dengan metanol p.a hingga tanda batas. Kemudian
larutan tersebut dibaca absorbansinya pada saat OT dan panjang gelombang
maksimum. Pengerjaan dilakukan sebanyak 3 kali. Larutan ini digunakan
sebagai kontrol untuk menguji larutan pembanding dan uji.
b. Pengukuran absorbansi larutan pembanding dan uji
Sebanyak 1 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam tabung reaksi
bertutup kemudian ditambah dengan 1 mL larutan pembanding dan uji pada
berbagai seri konsentrasi telah dibuat. Selanjutnya larutan tersebut ditambah
dengan metanol p.a hingga tanda batas. Larutan tersebut kemudian divortex
selama 30 detik dan diamkan selama OT. Larutan dibaca absorbansinya dengan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum hasil optimasi.
Pengujian dilakukan dengan 3 kali replikasi.
c. Validasi metode uji aktivitas antioksidan
Hasil dari prosedur 7 a dan b, divalidasi presisi (%CV), spesifisitas
(spektra kontrol), dan linearitas (nilai r).
% CV = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑆𝐷 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Estimasi aktivitas antioksidan
Hasil dari prosedur 7 a dan b, dihitung nilai % IC dan IC50 untuk
kuersetin dan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep.
8. Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total
Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total ditentukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri.
a. Penentuan OT
Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 100; dan 150 μg/mL
ditambahkan dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan
air (1:10 v/v). Larutan selanjutnya ditambahkan dengan 4,0 mL natrium karbonat
1 M. Setelah itu, dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada
panjang gelombang 750 nm selama 30 menit.
b. Penentuan panjang gelombang maksimum
Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 100; dan 150 μg/mL
ditambahkan dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan
air (1:1 v/v). Larutan selanjutnya ditambahkan dengan 4,0 mL natrium karbonat 1
M. Diamkan selama OT, absorbansinya dibaca pada λ maksimum dengan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 600-800 nm.
9. Penetapan kandungan fenolik total
a. Pembuatan kurva baku asam galat
Sebanyak 0,5 mL larutan asam galat 50; 75; 100; 125; dan 150 μg/mL
ditambah dengan 5 mL reagen Folin-Ciocalteu yang telah diencerkan dengan air
(1:1 v/v). Larutan selanjutnya ditambah dengan 4,0 mL natrium karbonat 1 M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Setelah OT, absorbansinya dibaca pada λ maksimum terhadap blanko yang terdiri
atas akuades : metanol p.a (1:1), reagen Folin-Ciocalteu dan larutan natrium
karbonat 1 M. Pengerjaan dilakukan 3 kali.
b. Validasi metode penetapan kandungan fenolik total
Hasil dari prosedur 9 a , divalidasi presisi (%CV), spesifisitas (spektra
kontrol), dan linearitas (nilai r).
% CV = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑆𝐷 𝑘𝑜𝑛𝑠 𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 x 100%
c. Estimasi kandungan fenolik total larutan uji
Diambil 0,5 mL larutan uji 500 μg/mL, lalu masing-masing dimasukan ke
dalam labu takar 10,0 mL dan dilanjutkan sebagaimana perlakuan pada
pembuatan kurva baku asam galat . Kandungan fenolik total dinyatakan sebagai
gram ekivalen asam galat (mg ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat).
Lakukan 3 kali replikasi.
F. Analisis Hasil
Aktivitas penangkapan radikal DPPH (%) dihitung dengan rumus :
Absorbansi (larutan kontrol) – Absorbansi sampel (larutan pembanding/uji) X 100%
Absorbansi larutan control
Data aktivitas tersebut dianalisis dan dihitung nilai IC50 mengunakan
persamaan regresi linear dengan sumbu x adalah konsentrasi larutan uji maupun
pembanding, sedangkan sumbu y adalah %IC. Lalu dianalisis secara statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
untuk menentukan ada atau tidak adanya perbedaan bermakna antara IC50 larutan
pembanding dan larutan uji.
Uji kandungan fenolik total menghasilkan nilai mg ekivalen asam galat
dalam per g fraksi etil asetat. Nilai tersebut didapatkan dari analisis regresi linier
dengan data kurva baku secara intrapolasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 5. Skema jalannya penelitian
Determinasi tanaman
Pengumpulan dan preparasi bahan
Pembuatan ekstrak etanol daun dadap serep
Ekstraksi cair-cair dengan wasbensin dan air
Fraksi wasbensin Fraksi air
Ekstraksi cair-cair dengan etil asetat
Fraksi etil asetat Fraksi air II
Uji Pendahuluan
Optimasi uji antioksidan
Validasi metode uji
aktivitas antioksidan
Estimasi aktivitas
antioksidan
Analisis statistik
Optimasi metode
penetapan kandungan
fenolik total
Validasi metode
penetapan kandungan
fenolik total
Estimasi kandungan
fenolik total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi
Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan adalah determinasi
tanaman yang akan digunakan sebagai sampel uji. Tujuan dilakukannya
determinasi adalah untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman yang
digunakan serta untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan tanaman saat
dilakukan penelitian. Determinasi tanaman dadap serep dilakukan di
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma dengan acuan buku Flora of Java (Backer and Bakhuizen van den Brink,
1965). Dari hasil determinasi (lampiran 1) yang dilakukan terbukti bahwa
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah dadap serep (Erythrina
subumbrans (Hassk.) Merr.).
B. Hasil Pengumpulan Bahan
Daun dadap serep yang digunakan diperoleh dari kebun tanaman obat
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Daun dipanen tanggal
21 september 2012. Daun dadap serep dipilih yang tidak layu, tidak terdapat bekas
luka daun, masih berwarna hijau dan masih segar. Adanya luka daun pada
tanaman dapat menyebabkan timbulnya respon enzimatik terhadap luka pada daun
tanaman tersebut. Polifenol oksidase merupakan suatu enzim ekstraseluler yang
akan mengoksidasi senyawa fenolik menjadi bentuk radikal dan membentuk
polimer yang digunakan untuk menutup luka pada daun. Menurut Harborne
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(1987), senyawa fenol pada tanaman sangat peka terhadap adanya proses oksidasi
enzim yang mungkin dapat berakibat hilangnya senyawa fenol. Berkurangnya
senyawa fenolik pada daun maka dapat mengakibatkan pada berkurangnya
aktivitas antioksidan. Seleksi ini dilakukan untuk menjaga kualitas daun yang
akan digunakan sehingga kemungkinan terjadinya pengurangan mutu sampel daun
akibat sudah terjadinya perubahan kandungan kimia daun dari proses perubahan
metabolisme tumbuhan dapat dihindari. Daun kemudian dicuci, dibersihkan
dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa partikel debu,
pengotor lain serta kontaminan yang masih tertinggal di daun.
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat
menentukan mutu simplisia daun dadap serep yang akan digunakan sebagai
sampel uji, oleh karena itu diperlukan prosedur baku dalam proses tersebut.
Waktu terbaik untuk pemanenan daun (kualitas pada puncak musim atau waktu
pada hari pemanenan) harus ditentukan sesuai dengan kualitas dan kuantitas
konstituen aktif biologis dari hasil vegetatif total bagian tanaman obat yang
ditargetkan. Dalam pemanenan daun dadap serep dipilih pada saat pagi hari untuk
mendapatkan hasil metabolit sekunder dari tanaman secara maksimal dan tidak
dalam kondisi basah (hujan atau embun) atau dalam kondisi kelembaban tinggi
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh mikroba pada
tanaman. Kontaminasi mikroba pada tanaman dapat mengakibatkan berubahnya
metabolisme dari tanaman tersebut. Hal ini dikarenakan adanya senyawa
fitotoksin yang dihasilkan oleh mikroba yang merupakan hasil sintesis mikroba
pada tanaman saat mikroba tersebut menyerang tanaman. Fitotoksin dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menginduksi tanaman untuk memproduksi senyawa fitoaleksin yang merupakan
senyawa hasil metabolisme tanaman sebagai pertahanan atas serangan mikroba.
Menurut Harborne (1987), senyawa fitoaleksin pada tanaman dapat berupa
seskuiterpenoid, isoflavonoid, asetilena, atau senyawa fenol. Apabila senyawa
fitoaleksin diproduksi berlebih pada tanaman sebagai tanggapan atas serangan
mikroba, maka jumlah senyawa fenol yang dibutuhkan sebagai sumber fitoaleksin
akan bertambah. Hal ini dapat menimbulkan kandungan senyawa fenol yang
merupakan metabolit sekunder tanaman yang dapat berfungsi sebagai senyawa
antioksidan akan berkurang akibat digunakannya senyawa fenol sebagai sumber
fitoaleksin.
Daun dadap yang telah diperoleh dan dicuci kemudian dikeringkan
sebelum ekstraksi. Menurut World Health Organization (2003), dalam proses
pengeringan, kelembapan udara pada tempat pengeringan diperhatikan dan dijaga
untuk menghindari kelembapan udara berlebih yang dapat menimbulkan
tumbuhnya kontaminan jamur pada daun. Pengeringan dilakukan dalam keadaan
terawasi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang mungkin terjadi. Daun
dadap serep yang diperoleh dikeringkan segera tanpa menggunakan suhu tinggi
dan dalam aliran udara yang baik. Setelah daun dadap serep benar-benar kering,
daun tersebut disimpan diwadah yang kering dan bersih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Hasil Preparasi Sampel
1. Ekstraksi sampel
Serbuk simplisia yang digunakan kemudian diekstraksi dengan cairan
penyari etanol 76%. Menurut Harborne (1998), etanol didalam banyak penelitian
merupakan pelarut yang cocok untuk berbagai tujuan ekstraksi sebagai pelarut
awal yang digunakan dalam tahapan ekstraksi. Metode penyarian yang digunakan
adalah dengan maserasi. Pemilihan metode ini karena dengan metode ini sampel
yang digunakan tidak mengalami perlakuan pemanasan sehingga senyawa yang
tidak cocok dengan pemanasan terjaga stabilitasnya. Maserasi dilakukan selama
dua hari dan dilanjutkan remaserasi selama dua hari. Selama proses maserasi
dilakukan, digunakan juga shaker sebagai alat untuk membantu penggojogan.
Penggojogan dilakukan untuk meningkatkan kontak antara cairan penyari yang
digunakan dengan sampel, sehingga proses ekstraksi metabolit yang terkandung
dalam sampel dapat berjalan lebih efektif dan mendapatkan hasil penyarian yang
maksimal. Remaserasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memaksimalkan
hasil perolehan penyarian dari senyawa yang belum tersari akibat sudah jenuhnya
cairan penyari yang digunakan.
Hasil dari proses maserasi dan remaserasi dikumpulkan yang kemudian
disaring dengan corong Buchner yang dilapisi kertas saring dan diintegrasikan
dengan pompa vacuum sehingga proses penyaringan lebih cepat. Filtrat hasil
penyaringan tersebut kemudian diuapkan pelarutnya menggunakan alat vacuum
rotary evaporator. Alat tersebut dapat menguapkan pelarut yang digunakan
dengan titik didih yang lebih rendah dari titik didih pelarut dengan adanya pompa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
vakum, sehingga dapat memperkecil kemungkinan rusaknya senyawa yang
terkandung didalamnya. Perolehan bobot ekstrak daun dadap serep adalah sebesar
14,235 g.
2. Fraksinasi ekstrak
Struktur senyawa aktif dalam tanaman sangat bervariasi. Perbedaaan ini
dipengaruhi golongan dan substituen dari senyawa tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan perbedaan polaritas dari tiap-tiap senyawa tersebut sehingga untuk
mengekstraksi senyawa aktifnya diperlukan pelarut dengan polaritas yang
bertingkat. Menurut Snyder (1997), proses fraksinasi akan memisahkan
komponen aktif dari ekstrak daun kedalam fraksi polar, semi polar dan fraksi non
polar. Etanol merupakan salah satu pelarut universal yang dapat menyari banyak
senyawa kimia seperti klorofil, minyak, vitamin dan mineral. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini dilakukan fraksinasi yang bertujuan untuk memisahkan
senyawa-senyawa didalam ekstrak sehingga yang didapat adalah senyawa-
senyawa yang dituju yaitu senyawa fenolik. Dalam melakukan fraksinasi dalam
penelitian ini menggunakan prinsip ektraksi cair-cair dimana merupakan teknik
ekstraksi yang menggunakan dua pelarut yang tidak tercampurkan yang
menimbulkan perpindahan senyawa terlarut dari satu pelarut ke pelarut kedua.
Ekstrak yang didapat kemudian dilarutkan dengan air hangat agar lebih
mudah untuk melarutkan ekstrak kental. Fraksinasi dilakukan dengan wasbensin
yang merupakan pelarut non polar. Penggunaan wasbensin yang merupakan
senyawa non polar dimaksudkan untuk mengekstraksi senyawa-senyawa non
polar seperi minyak, lemak, klorofil dan vitamin. Fraksinasi dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menggunakan corong pisah. Dalam corong pisah, fraksi air akan berada dibagian
bawah sedangkan fraksi wasbensin ada di bagian atas. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan bobot jenis antara wasbensin dan air. Fraksi air yang mengandung
senyawa polar seperti fenolik disimpan, sedangkan fraksi wasbensin yang
mengandung klorofil, minyak, lemak dan vitamin tidak digunakan dalam
penelitian ini.
Tahap selanjutnya melakukan fraksinasi kembali dari fraksi air yang
diperoleh menggunakan pelarut etil asetat. Menurut Robinson (1995),
pengekstraksian kembali fraksi air dengan pelarut organik yang tidak bercampur
dengan air tetapi agak polar sering kali bermanfaat untuk memisahkan golongan
fenolik seperti senyawa-senyawa flavonoid dari senyawa yang lebih polar seperti
karbohidrat. Etil asetat merupakan pelarut yang baik untuk ini. Fraksi air akan
berada dibagian bawah dan fraksi etil asetat yang berbobot jenis lebih kecil dari
bobot jenis air akan berada diatas. Fraksi etil asetat akan mengkestraksi senyawa
fenolik aglikon sedangkan senyawa seperti antosianin, glikosida flavonoid akan
berada dalam fraksi air.
Dalam melakukan fraksinasi, dilakukan dengan perbandingan yang sama
antara pelarut etil asetat, wasbensin dan air dengan masing-masing menggunakan
100 mL fraksi. Menurut Gandjar dan Rohman (2007), fraksinasi juga dilakukan
secara berulang sebanyak tiga kali karena ekstraksi berulang dengan volume yang
sama akan lebih efektif dibanding melakukan ekstraksi tunggal dengan volume
yang besar. Bentuk glikosida senyawa fenolik bersifat polar, sedangkan bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
aglikonnya bersifat cenderung non polar, sehingga tidak menutup kemungkinan
adanya senyawa tersebut larut dalam air maupun etil asetat.
Setelah didapat fraksi etil asetat, fraksi kemudian diuapkan menggunakan
vaccum rotary evaporator untuk meminimalkan pemaparan pemanasan supaya
stabilitas senyawa fenolik tetap terjaga. Sisa fraksi etil asetat kemudian
dimasukkan kedalam oven dengan suhu 40 oC untuk menguapakan sisa pelarut
sehingga didapatkan ekstrak kental. Fraksi kental etil asetat dalam cawan petri
kemudian dibungkus dengan plastik dan ditutup dengan alumunium foil supaya
tidak terkena udara dan tidak terpapar sinar UV yang dapat mendegradasi
senyawa fenolik yang ada didalam fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat yang sudah
dibungkus dimasukan didalam desikator agar tidak terpapar lembab dan
ditumbuhi jamur atau mikroba. Bobot fraksi etil asetat yang didapat sebesar 0,424
g dan rendemen fraksi etil asetat yang didapat adalah 0,424 %.
D. Hasil Uji Pendahuluan
1. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan
Tujuan uji pendahuluan aktivitas antioksidan adalah untuk mengetahui
secara kualitatif adanya senyawa yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan
di dalam fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep. Uji ini menggunakan
radikal DPPH dengan kuersetin sebagai pembanding dan fraksi etil asetat ekstrak
etanolik sebagai sampel uji. Uji ini perlu dilakukan sebelum uji kuantitatif dimana
dapat menentukan langkah perlu dilakukannya uji kuantitatif aktivitas antioksidan
atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Uji ini dilakukan menggunakan tabung reaksi dengan menambahkan
sejumlah larutan kuersetin dan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep
ke larutan DPPH. Keberadaan senyawa antioksidan dapat menyebabkan terjadinya
peluruhan warna larutan dari ungu ke kuning.
Gambar 6. Blanko DPPH (B), Fraksi etil asetat (A), Kuersetin (C)
Dalam uji ini digunakan kontrol positif berupa larutan DPPH yang
ditambah kuersetin untuk menunjukan warna larutan jika hasilnya positif (Gambar
5). Kontrol negatif dalam penelitian ini menggunakan larutan DPPH untuk
menunjukan warna larutan apabila hasil uji negatif (Gambar 5). Dari hasil uji yang
dilakukan terlihat adanya penurunan intensitas warna larutan uji fraksi etil asetat
ekstrak etanolik dari warna ungu menjadi kuning (Gambar 5). Ini menunjukan
bahwa hasil pengujian positif dan didalam fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun
dadap serep mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1. Uji pendahuluan senyawa fenolik
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan senyawa fenolik
dalam fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep. Pengujian dilakukan
dengan metode Folin-Ciocalteau yang didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi
dalam suasana basa. Pengujian dilakukan dengan mencampurkan fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep dengan pereaksi Folin-Ciocalteau. Menurut
Cicco dan Lattanzio (2011), reaksi yang terjadi yaitu adanya oksidasi senyawa
fenol dalam suasana basa, yang pada umumnya menggunakan sodium karbonat,
yang mana biasanya akan menghasilkan ion fenolik yang cukup banyak. Ion
fenolat yang terbentuk akan mereduksi warna kuning dari reagen Folin-ciocalteau.
Reaksi positif dari metode ini membentuk kompleks warna biru. Semakin tinggi
kadar fenol pada sampel, semakin banyak produk molekul berwarna biru,
akibatnya intensitas warna biru semakin tinggi.
Gambar 7. Blanko reagen Folin-ciocalteau (A), Fraksi+reagen Folin-
ciocalteau (B), Asam galat+ragen Folin-ciocalteatu (C)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Uji ini menggunakan kontrol negatif, yaitu pereaksi Folin-Ciocalteu
untuk menunjukan warna larutan jika hasilnya negatif (Gambar 6). Kontrol
positif dalam uji ini menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu yang ditambah asam
galat untuk menunjukan warna larutan jika hasilnya positif (Gambar 6). Dari hasil
penelitian yang dilakukan, fraksi etil asetat yang diberi reagen Folin-Ciocalteu
menunjukan warna biru. Dapat disimpulkan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun
dadap serep mengandung senyawa fenolik.
E. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan
1. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum ( λ maks)
Tujuan penentuan panjang gelombang maksimum adalah untuk
menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH yang digunakan
memberikan absorbansi yang paling optimum. Menurut Gandjar dan Rohman
(2007), pada panjang gelombang maksimum, perubahan yang sedikit dari
konsentrasi akan memberikan perubahan yang paling besar pada absorbansi yang
dihasilkan. Dengan demikian diperoleh sensitivitas yang maksimum.
Panjang gelombang maksimum dilakukan dengan scanning tiga
konsentrasi larutan DPPH. Scanning panjang gelombang dilakukan pada panjang
gelombang 400-600 nm.
Tabel IV. Hasil Scanning panjang gelombang maksimum DPPH
Konsentrasi larutan
DPPH λ maks hasil scanning λ maks rata-rata λ maks teoritis
0,02 mM 515,5 nm
515,5 nm 515-520 nm 0,04 mM 515,5 nm
0,08 mM 515,5 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Menurut Molyneux (2004), panjang gelombang teoritis untuk pengukuran
DPPH berkisar antara 515 nm-520 nm. Hasil scanning tiga konsentrasi larutan
DPPH didapatkan hasil panjang gelomabang maksimum rata-rata adalah 515,5 nm
(Tabel IV). Panjang gelombang ini masih masuk dalam kisaran panjang
gelombang teoritis DPPH, yaitu 515-520 nm.
2. Penentuan Operating Time (OT)
Operating time merupakan waktu dimana reaksi yang terjadi sudah
optimal. Menurut Mustariche (2012), pada rentang waktu tersebut senyawa uji
dan larutan pembanding berada dalam keadaan reaksi sempurna dengan DPPH
yang ditunjukan dengan diperolehnya absorbansi DPPH yang stabil. Pengukuran
pada waktu OT bertujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam memperoleh
hasil pengukuran. Penetuan OT dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan
DPPH yang sudah direaksikan dengan larutan pembanding, yaitu kuersetin serta
larutan uji, yaitu fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep. Pengukurun
dilakukan pada konsentrasi rendah, tengah dan tinggi. Absorbansi diukur tiap 5
menit selama 60 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 8. Grafik penentuan OT kuersetin (Replikasi 2)
Gambar 9. Grafik Penetuan OT Fraksi Etil Asetat (Replikasi 1)
Dari hasil pengukuran OT yang terlihat pada gambar 7 dan gambar 8
menunjukan bahwa absorbansi stabil pada menit ke-30 hingga menit ke-60.
Dengan demikian, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa pada menit ke-30
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 20 40 60 80
Operating time kuersetin
Waktu (menit)
Ab
sorb
ansi
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 10 20 30 40 50 60 70
75 µg/mL
225 µg/mL
375 µg/mL
Penentuan OT Fraksi Etil Asetat
Waktu (menit)
Ab
sorb
ansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
seluruh senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan pada larutan pembanding
dan larutan uji sudah bereaksi dengan radikal DPPH, sehingga OT yang akan
digunakan untuk reaksi radikal DPPH dengan larutan pembanding dan larutan uji
adalah 30 menit.
F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan
Validasi metode merupakan serangkaian prosedur yang digunakan untuk
menjamin bahwa metode analisis dapat memberikan hasil seperti yang
diharapakan dengan akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit
yang akan dianalisis. Hasil dari suatu analisis dengan metode yang valid akan
memberikan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Parameter metode analisis
yang dinilai dalam pengujian ini yaitu presisi, linearitas dan spesifisitas.
Tabel V. Hasil pengukuran absorbansi seri baku kuersetin yang direaksikan
dengan radikal DPPH
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Konsentrasi
Kuersetin
(µg/mL)
Absorbansi
Konsentrasi
Kuersetin
(µg/mL)
Absorbansi
Konsentrasi
Kuersetin
(µg/mL)
Absorbansi
5,2 0,653 5 0,663 5 0,656
7,8 0,563 7,5 0,572 7,5 0,559
10,4 0,475 10 0,473 10 0,480
13 0,377 12,5 0,385 12,5 0,395
15,8 0,288 15 0,292 15 0,311
Persamaan regresi linear
y = -0,035x + 0,833
r = -0,9997
Persamaan regresi linear
y = -0,037x + 0,849
r = -0,9998
Persamaan regresi linear
y = -0,028x + 0,82
r = -0,9995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari tiga replikasi yang dilakukan memberikan persamaan regresi linear
yang berbeda tiap replikasinya. Berdasarkan nilai persamaan regresi linear seri
baku kuersetin yang dihasilkan, dipilih persamaan dari hasil replikasi dua yaitu y
= -0,037x + 0,849 yang akan digunakan untuk menghitung nilai presisi
(Coefficient of variation) dari kuersetin. Persamaan tersebut dipilih karena nilai r
dari replikasi dua menghasilkan nilai yang paling mendekati 1 atau -1, yaitu r = -
0,9998.
Tabel VI. Hasil pengukuran absorbansi seri fraksi etil asetat ekstrak etanolik
daun dadap serep yang direaksikan dengan DPPH
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Konsentrasi
Fraksi
(µg/mL)
Absorbansi
Konsentrasi
Fraksi
(µg/mL)
Absorbansi
Konsentrasi
Fraksi
(µg/mL)
Absorbansi
75,6 0,612 75 0,603 75 0,617
151,2 0,506 150 0,531 150 0,514
226,8 0,442 225 0,449 225 0,435
302,4 0,334 300 0,367 300 0,345
378 0,255 375 0,27 375 0,263
Persamaan regresi linear
y = -0,088x + 0,695
r = -0,9975
Persamaan regresi linear
y = -0,001x + 0,693
r = -0,9986
Persamaan regresi linear
y = -0,001x + 0,697
r = -0,9991
Berdasarkan hasil (pada tabel VI) dari tiga replikasi fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep yang dilakukan dipilih persamaan replikasi tiga
yaitu y = -0,001x + 0,697 dengan nilai r = 0,9991 sebagai persamaan yang akan
digunakan untuk menghitung coefficient of variation (CV) untuk fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1. Presisi metode uji aktivitas antioksidan
Presisi merupakan keterulangan dan ketertiruan dari perolehan hasil
analisis beberapa kali terhadap sampel yang dianalisis dengan metode yang
digunakan. Presisi dari metode analisis dinyatakan dalam Coeffisien of Variant
(CV). Menurut Kingstone (2004), CV yang baik adalah CV ≤ 20% untuk
konsentrasi analit <0,1%b/v.
Tabel VII. Hasil presisi aktivitas antioksidan standar kuersetin
Konsentrasi
Rerata
konsentrasi
Rerata
%IC SD % CV
Rendah 5,067 23,654 0,0051 0,781
Tengah 10,133 44,716 0,0037 0,757
Tinggi 15,267 65,506 0,0122 4,137
Berdasarkan hasil yang diperoleh yang ditunjukan pada tabel VII, didapat
nilai % CV 0,0781 %, 0,757 %, 4,137 % untuk tiga konsentrasi standar kuersetin
yang digunakan. Nilai ini masih masuk dalam persyaratan % CV menurut
Kingstone (2004), dimana CV yang baik adalah CV ≤ 20% dengan konsentrasi
analit <0,1%b/v.
Tabel VIII. Hasil presisi aktivitas antioksidan fraksi etil asetat
Konsentrasi
Rerata
konsentrasi
Rerata
%IC SD % CV
Rendah 86 26,475 0,0070 1,162
Tengah 255 46,792 0,0070 1,584
Tinggi 434,4 68,380 0,0075 2,857
Berdasarkan hasil yang diperoleh yang ditunjukan pada tabel VIII, didapat
% CV fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep dari tiga konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yaitu 1,162 %, 1,584 %, 2,857 %. Nilai ini juga masih masuk dalam persyaratan
% CV menurut Kingstone (2004), dimana CV yang baik adalah CV ≤ 20% dengan
konsentrasi analit <0,1%b/v, sehingga dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
metode analisis yang digunakan memiliki presisi yang baik.
2. Lineritas metode uji antioksidan
Linearitas merupakan suatu gambaran mengenai kemampuan suatu
prosedur analisis untuk menghasilkan hubungan yang proporsional antara
konsentrasi analit dalam sampel dengan hasil yang diberikan, baik secara
langsung atau dengan transformasi dari perhitungan matematik yang baik.
Linearitas dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r). Dalam penentuan kurva
kalibrasi yang baik, konsentrasi minimal terdiri dari lima konsentrasi dengan jarak
antara 50-150%. Sedangkan menurut Chan et al., (2004), untuk koefisien korelasi
adalah 0,995 ataupun diharapkan lebih dari nilai tersebut.
Berdasarkan hasil tiga repikasi yang ditunjukan pada tabel V untuk
validasi metode analisis kuersetin, didapatkan persamaan regresi linear untuk
replikasi satu, replikasi dua dan replikasi tiga berturut-turut adalah 0,9997, 0,9998,
dan 0,9995. Dari tiga hasil tersebut nilai r yang dihasilkan masih memenuhi
persyaratan linearitas menurut Chan et al (2005), dimana minimal koefisien
korelasi linearitas yang baik minimal r = 0,995. Hal ini menunjukkan bahwa
metode yang digunakan dalam analisis kuersetin mempunyai linearitas yang baik.
Dari persamaan regresi linier fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun
dadap serep yang ditunjukan pada tabel VI, hasil dari tiga replikasi yang
dilakukan didapatkan nilai koefisien korelasi berturut-turut adalah replikasi satu r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
= 0,9975, r = 0,9986, dan r = 0,9991. Tiga hasil ini masih diatas nilai koefisien
korelasi linearitas minimal menurut Chan et al (2005), yaitu r = 0,995. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan metode ini memiliki linieritas yang baik untuk
menganalisis fraksi etil asetat ekstrak daun dadap serep.
3. Spesifisitas metode uji antioksidan
Spesifisitas merupakan kemampuan suatu metode analisis dalam
mengukur dengan akurat respon analit dalam suatu matriks diantara komponen
potensial lainnya didalam sampel. Dalam metode analisis ini yang menggunakan
spektrofotometri visibel pada pengukuran kuersetin dan fraksi etil asetat sampel
uji, spesifikasi metode dapat dilihat dengan tidak adanya serapan dari sampel
sebelum ditambah DPPH pada panjang gelombang pengukuran yang digunakan
yaitu 515,5 nm.
Berdasarkan hasil scanning pada larutan pembanding kuersetin
(Lampiran 6c ) dan larutan uji fraksi etil asetat (Lampiran 6e ) pada panjang
gelombang 515,5 nm tidak terdapat serapan, sehingga ketika kuersetin maupun
larutan uji fraksi etil asetat direaksikan dengan radikal DPPH maka yang terbaca
hanya absorbansi DPPH hasil reaksi. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan
metode uji aktivitas antioksidan untuk kuersetin dan fraksi etil asetat memiliki
spesifitas yang baik.
Dari hasil validasi metode analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa
metode penangkapan radikal bebas DPPH oleh kuersetin dan fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep sebagai antioksidan terbukti sudah baik dalam
linearitas, presisi dan spesifisitas sehingga hasil yang diperoleh dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
G. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Radikal DPPH
Metode DPPH merupakan metode yang sering digunakan untuk menguji
aktivitas antioksidan. Aktivitas diukur secara spektrofotometri dengan
menghitung jumlah pengurangan intensitas warna ungu larutan DPPH yang
sebanding dengan jumlah DPPH yang beraksi dengan senyawa antioksidan.
Menurut Zuhra et al., (2008), peredaman tersebut dihasilkan oleh bereaksinya
molekul Difenil Pikril Hidrazil dengan atom hidrogen yang dilepaskan satu
molekul komponen sampel sehingga terbentuk senyawa Difenil Pikril Hidrazin
dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning.
Dengan adanya penangkapan radikal DPPH menyebabkan terjadinya penurunan
nilai absorbansi DPPH. Reaksi radikal DPPH terhadap senyawa fenolik adalah
sebagai berikut :
NO2
O2N
O2N
NN + AH O2N
NO2
NO2
HN N
DPPH Free RadicalDPPH Reduced Form
Phenolic Compounds
+ A
Gambar 10. Reaksi antara radikal DPPH dengan senyawa antioksidan
(Irshad et al., 2012)
Mengenai pelarut yang digunakan, dalam penelitian ini menggunakan
perlarut metanol karena menurut Molyneux (2004), telah diketahui metanol tidak
memberikan interferensi pada reaksi yang terjadi. Pada penelitian ini digunakan
kuersetin sebagai pembanding dalam uji aktivitas antioksidan. Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kuersetin sebagai pembanding karena kuersetin termasuk flavonoid yang telah
diketahui memiliki aktivitas antioksidan.
Gambar 11. Struktur senyawa kuersetin (Cartea, 2010)
O
OOH
HO O
OH
OH
DPPH-
O
OOH
HO O
OH
OH
DPPHH
O
OOH
HO O
OH
OH
H
O
OOH
HO O
OH
OH
O
OOH
HO O
OH
OH
DPPH-
O
OOH
HO O
OH
OH
DPPH
O
OOH
HO O
OH
OH
O
O OH
OHO
OH
HO
Kuersetin-
O
OOH
HO O
OH
OH
O
OOH
HO O
OH
OH
Gambar 12. Usulan mekanisme reaksi antara kuersetin dan radikal DPPH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pada gambar 12 menunjukan reaksi kuersetin dalam peredaman radikal
DPPH yang dihasilkan oleh bereaksinya molekul DPPH dengan atom hidrogen
yang dilepaskan molekul kuersetin sebagai standar sehingga terbentuk senyawa
Difenil Pikril Hidrazin dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari
ungu ke kuning. Pengurangan radikal DPPH juga disebabkan reaksi terminasi
antara radikal DPPH dengan radikal kuersetin yang terbentuk.
Metode DPPH dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui parameter
konsentrasi yang ekivalen memberikan 50 % efek aktivitas antioksidan (IC50).
IC50 didefinisikan sebagai konsentrasi efektif larutan uji yang dapat menurunkan
50% intensitas serapan blanko dan dapat dihitung dari persamaan regresi linear
pada kurva konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak daun dadap serep terhadap persen
peredaman. Semakin kecil harga IC50 yang dihasilkan menunjukan kemampuan
menangkap radikal bebas yang semakin kuat. Persamaan regresi linier dan hasil
perhitungan % IC untuk standar kuersetin ditunjukan pada tabel IX dan gambar 13
persamaan regresi linier dan hasil perhitungan % IC untuk fraksi etil asetat
ditunjukkan pada tabel X dan gambar 14, sedangkan hasil IC50 untuk kuersetin
dan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep di tunjukan pada tabel XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel IX. Hasil aktivitas antioksidan kuersetin dengan metode DPPH
Replikasi
Konsentrasi
(µg/mL) % IC Persamaan regresi linier 5,2 24,246
7,8 34,687
I 10,4 44,896 y = 4,024x + 3,323
13 56,265 r=0,9997
15,8 66,589
5 22,817
7,5 33,411
II 10 44,936 y = 4,326x + 1,210
12,5 55,180 r=0,9999
15 66,007
5 23,898
7,5 35,151
III 10 44,315 y = 3,949x + 4,994
12,5 54,176 r=0,9995
15 63,921
Gambar 13. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan kuersetin
y = 4.326x + 1.210R² = 0.9999
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5
%IC
Ku
erse
tin
Konsentrasi kuersetin (µg/mL)
Kurva konsentrasi kuersetin vs %IC Kuersetin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel X. Hasil aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun
dadap serep dengan metode DPPH
Replikasi Konsentrasi (µg/mL) % IC Persamaan regresi linier
75,6 26,176
151,2 38,963
I 226,8 46,683 y = 0,141x + 16,09
302,4 59,710 r = 0,9975
378 69,240
75 28,129
150 36,710 y = 0,131x + 17,40
II 225 46,484 r = 0,9986
300 56,257
375 67,819
75 25,121
150 37,621 y = 0,141x + 15,30
III 225 47,209 r = 0,9991
300 58,131
375 68,083
Gambar 14. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan fraksi etil
asetat
y = 0.141x + 15.30r = 0.9991
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 50 100 150 200 250 300 350 400
%IC
fra
ksi e
til a
seta
t
Konsentrasi fraksi etil asetat (µg/mL)
Kurva konsentrasi fraksi etil asetat vs %IC fraksi etil asetat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel XI. Hasil perhitungan IC50 kuersetin dan Fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep
Bahan Uji
IC50 (µg/mL)
Rata-rata
(µg/mL) SD % CV
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
Kuersetin 11,593 11,278 11,443 11,438 0,157 1,377
Fraksi etil
asetat 240,496 248,855 246,099 245,150 4,425 1,736
Dari tabel XI, nilai % CV yang dihasilkan untuk sampel kuersetin dan
fraksi etil asetat berturut-turut sebesar 1,377 % dan 1,736 %. Dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa CV yang dihasilkan menurut Kingstone (2004) memenuhi
persyaratan analisis, yaitu ≤ 20%, hal ini berarti bahwa uji aktivitas antioksidan
yang dilakukan mempunyai presisi yang baik.
Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukan pada tabel XI, rata-rata
IC50 kuersetin adalah 11,438 ± 0,157 µg/mL dan rata-rata IC50 fraksi etil asetat
ekstrak etanolik daun dadap serep adalah 245,150 ± 4,425 µg/mL. Dari hasil nilai
IC50 tersebut diketahui bahwa kuersetin memiliki aktivitas antioksidan lebih besar
dibandingkan dengan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep.
Berdasarkan tingkat kekuatan aktivitas antioksidan menurut Aryanto (2006),
kuersetin berada pada tingkat antioksidan sangat kuat (< 50 µg/mL), sedangkan
fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep pada tingkat lemah (> 150
µg/mL).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel XII. Penggolongan tingkat kekuatan antioksidan kuersetin dan fraksi
etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Aryanto, 2006)
Intensitas Nilai IC50 Kuersetin
Fraksi etil asetat
ekstrak etanolik
Sangat kuat <50 µg/mL √
Kuat 50-100 µg/mL - -
Sedang 101-150 µg/mL - -
Lemah >150 µg/mL - √
Data hasil IC50 kuersetin dan fraksi etil asetat kemudian dianalisa secara
statistik untuk melihat signifikansi data dari kuersetin dan fraksi etil asetat. Dalam
penelitian ini analisa data secara statistik menggunakan software R 2.14.1. Hal
pertama yang dilakukan adalah melakukan pengujian distribusi normal data IC50
kuersetin dan fraksi etil asetat . Hal ini dilakukan untuk mengetahui langkah
selanjutnya apakah akan menggunakan uji parametrik atau non-parametrik.
Pengujian distribusi normal data dilakukan menggunakan uji normalitas Shapiro-
wilk. Pemilihan uji normalitas Shapiro-Wilk karena menurut Dahlan (2012), jika
data yang digunakan berjumlah kurang dari lima puluh maka uji normalitas data
menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk. Hipotesis null (Hnull) adalah data IC50
terdistribusi normal sedangkan hipotesis alternatif adalah data IC50 terdistribusi
tidak normal. Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai P untuk IC50 kuersetin dan
fraksi etil asetat berturut-turut sebesar 0,9488 dan 0,6291. Nilai signifikansi yang
diperoleh untuk kuersetin dan fraksi etil asetat lebih besar dari nilai signifikansi
0,05 (taraf kepercayaan 95%), oleh karena itu Hnull diterima. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan data IC50 kuersetin dan fraksi etil asetat terdistribusi normal.
Dari hasil analisis data yang secara statistik diketahui terdistribusi
normal, maka langkah selanjutnya melakukan uji parametrik, yaitu uji T tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
berpasangan. Hipotesis null (Hnull) adalah nilai IC50 kuersetin tidak lebih kecil
daripada fraksi etil asetat dan hipotesis alternatif yang digunakan adalah nilai IC50
kuersetin lebih kecil daripada fraksi etil asetat. Hasil pengujian statistik diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 antara kuersetin dan fraksi etil asetat. Dari hasil
yang diperoleh jika dibandingkan dengan nilai signifikansi yang ditentukan, yaitu
0,05 maka Hnull ditolak karena nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil
daripada nilai signifikansi yang ditentukan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa nilai IC50 kuersetin lebih kecil daripada fraksi etil asetat.
H. Hasil Optimasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total
1. Penentuan operating time (OT)
Penentuan operating time (OT) dilakukan dengan mengukur absorbansi
tiap 5 menit dalam rentang waktu 30 menit. OT merupakan waktu dimana reaksi
yang terjadi antara asam galat dan reagen Folin-Ciocalteu sudah optimal yang
ditunjukkan dengan absorbansi yang stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 15. Grafik penentuan OT asam galat (Replikasi 1)
Berdasarkan hasil yang diperoleh yang ditunjukkan pada grafik
penentuan OT asam galat menunjukan dari menit ke-10 sampai ke-30 absorbansi
senyawa hasil reaksi asam galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu terbentuk secara
stabil. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa OT penetapan kandungan
fenolik total adalah 10 menit.
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang maksimum ditentukan untuk mendapatkan serapan
maksimum dari hasil reaksi antara asam galat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu.
Menurut Gansch, Weber, dan Lee (2009), panjang gelombang maksimum untuk
hasil reaksi Folin-Ciocalteu dengan senyawa fenolik adalah 750-765. Penentuan
panjang gelombang maksimum dilakukan dengan melakukan scanning pada
panjang gelombang 600-800 nm pada tiga konsentrasi larutan asam galat
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
0 10 20 30 40
50 ppm
100 ppm
150 ppm
Operating Time Asam Galat
Waktu (menit)
Ab
sorb
ansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel XIII. Hasil scanning panjang gelombang maksimum
Konsentrasi larutan
Asam galat
λ maks
hasil scanning
λ maks
rata-rata
λ maks
teoritis
150 µg/mL 754 750,3
750 100 µg/mL 744
50 µg/mL 753
Hasil Scanning tiga konsentrasi asam galat yang sudah direaksikan
dengan pereaksi Folin-Ciocalteu didapatkan hasil panjang gelombang maksimum
rata-rata adalah 750 nm. Oleh karena itu dalam menentukan kandungan fenolik
total menggunakan panjang gelombang 750 nm.
I. Hasil Validasi Metode Penetapan Kandungan Fenolik Total
Validasi metode penetapan kandungan fenolik total dilakukan dengan
analisis presisi, linearitas dan spesifisitas dari tiga replikasi larutan baku asam
galat yang digunakan.
1. Presisi metode penetapan kadar kandungan fenolik total
Presisi metode analisis dinyatakan dengan koefisien variasi atau CV.
Menurut Harmita (2004), kadar analir sekitar 100 ppm CV kurang dari 5 % dapat
dikatakan metode tersebut memberikan presisi yang baik. Dari ketiga tingkat
konsentrasi yang dibuat, nilai % CV yang dibuat masuk dalam % CV yang
dipersyaratkan sehingga metode ini dapat dikatakan memilki presisi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel XIV. Hasil presisi asam galat dari beberapa parameter
Sampel rata-rata
absorbansi SD %CV
Seri 1 0,328 0,01 2,940
Seri 2 0,446 0,006 1,400
Seri 3 0,554 0,01 1,854
Seri 4 0,660 0,013 1,97
Seri 5 0,773 0,015 1,992
2. Linieritas metode penetapan kandungan fenolik total
Linieritas merupakan kemampuan dari suatu metode untuk mendapatkan
hasil uji yang secara langsung proposional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang ditentukan. Pada persamaan regresi linear yang didapat dari tiga replikasi
asam galat adalah replikasi satu sebesar 0,9993, replikasi dua sebesar 0,9995 dan
replikasi tiga sebesar 0,9999. Menurut Harmita (2004), persyaratan linearitas yang
baik jika nilai r lebih besar atau mendekati 0,999, maka dapat dikatakan bahwa
kurva baku memenuhi persyaratan linearitas.
Tabel XV. Hasil pengukuran absorbansi asam galat yang direaksikan dengan
pereaksi Folin-Ciocalteu
Asam galat
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
terukur
Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
terukur
Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
terukur
50 0,321 49,8 0,324 51 0,339
75 0,444 74,7 0,453 76,5 0,441
100 0,545 99,6 0,565 102 0,551
125 0,652 124,5 0,675 127,5 0,653
150 0,777 149,4 0,786 153 0,756
y = 0,004x + 0,0998
r= -0,9993
y = 0,004x + 0,1022
r = 0,9995
y = 0,004x + 0,1296
r = 0,9999
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Spesifisitas metode penetapan kandungan fenolik total
Berdasarkan hasil scanning pada larutan asam galat (Lampiran 12) dan
fraksi etil asetat pada panjang gelombang 750 nm tidak terdapat serapan. Hal ini
berarti bahwa hanya hasil reaksi asam galat atau fraksi etil asetat dengan pereaksi
Folin-Ciocalteau saja yang terbaca pada panjang gelombang 750 nm tanpa adanya
respon pembacaan absorbansi dari senyawa lain. Oleh karena itu, metode
penetapan kandungan fenolik total untuk asam galat dan fraksi etil asetat ekstrak
etanolik daun dadap serep memiliki spesifisitas yang baik.
J. Hasil Penetapan Kandungan Fenolik Total
Penetapan kandungan fenolik total dalam penelitian ini dilakukan secara
spektrofotometri dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu menggunakan
asam galat sebagai pembanding. Menurut Cicco dan Lattanzio (2011), metode
Folin-Ciocalteu (F-C) merupakan metode kolorimetri yang sering digunakan yang
berdasarkan reaksi oksidasi yang cepat dari fenol dengan menggunakan senyawa
alkali, umumnya menggunakan natrium karbonat, yang akan menghasilkan ion
fenolat yang cukup besar. Senyawa fenolat yang terbentuk mereduksi kompleks
fosfotungstat-fosfomolibdat warna kuning F-C menjadi berwarna kompleks
berwarna biru, yang dapat diukur secara spektrofotometri. Semakin besar
konsentrasi senyawa fenol maka semakin banyak ion fenolat yang akan mereduksi
kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat sehingga warna biru yang dihasilkan
semakin pekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
H3PO4(MoO3)12+
OH
+ H2O
O
O
kuinon
H2(PMo12O12)
atau
H7(PMo12O10)
+
Kompleks molybdenum-blue
Senyawa fenolreagen Folin-Ciocalteu
Gambar 16. Reaksi pembentukan kompleks molybdenum-blue (Singleton dan
Rossi, 1965)
Gambar 17. Kurva kalibrasi asam galat dalam penetapan fenolik total
Tabel XVI. Hasil penentuan jumlah fenolik total fraksi etil asetat ekstrak
etanolik daun dadap serep
Sampel Kandungan fenolik
total rata-rata SD CV
Replikasi 1 8,30
8,507 0,183 2,156 Replikasi 2 8,57
Replikasi 3 8,65
y = 0.004x + 0.129r = 0.9999
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 50 100 150 200
Ab
sorb
ansi
Konsentrasi asam galat (µg/mL)
Kurva persamaan regresi linear
regresi linear asam galat
Linear (regresi linear asam galat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan hasil yang diperoleh yang ditunjukan pada gambar 17,
didapat persamaan regresi linear replikasi tiga yaitu y = 0,004x + 0,129 dengan r =
0,9999. Persamaan ini dipilih karena merupakaan persamaan regresi linear yang
memiliki nilai r paling mendekati 1. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil
kandungan fenolik total rata-rata pada sampel sebesar 8,507 ± 0,183 mg ekivalen
asam galat per gram fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep
dengan menggunakan metode DPPH yang dinyatakan sebagai IC50 rata-rata
sebesar 245,15 ± 4,425 µg/mL dan metode yang digunakan belum tervalidasi.
2. Kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap
serep yang dinyatakan dengan massa ekivalen asam galat rata-rata sebesar
8,51 ± 0,18 mg ekivalen asam galat per gram fraksi etil asetat ekstrak etanolik
daun dadap serep dan metode yang digunakan belum tervalidasi.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian aktivitas antioksidan dari fraksi air ekstrak etanolik
daun dadap serep untuk melihat potensi aktivitas antioksidan dari fraksi air
tersebut.
2. Perlu dilakukan penelitian untuk melihat potensi aktivitas lainnya (seperti
aktivitas antibakteri) dari daun tanaman dadap serep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Daftar Pustaka
Anonim, 2007, PROSEA Plant Resources of South-East Asia 11 Auxiliary plants,
LIPI Press, Jakarta, pp.127-130
APVMA, 2004, Guidelines for The Validation of Analytical Methods for Active
Constituent, Agricultural, and Veterinary Chemical Products , Kingston
Ariyanto,R., 2006, Uji Aktivitas antioksidan, Penentuan Kandungan Fenolik dan
Flavonoid Total Fraksi Kloroform dan Fraksi Air Ekstrak Metanolik
Pegagan (Centella asiatica L. Urban), Skripsi, Universitas Gadjah Mada
Atawodi, S.E., 2005, Antioxidant potential of African medicinal plants, Afr. J.
Biotechnol, Vol. 4 (2), 128
Backer CA, dan Bakhuizen van den Brink RC, 1965. Flora of Java, Vol. 2.
Noordhoff, Groningen, The Netherland, pp. 626–628
Bondet, V., Brand-Williams, W. and Berset, C., 1996, Kinetics and Mechanisms
of Antioxidant Activity using the DPPH• Free Radical Method, Lebensm.-
Wiss. U.-Technol., vol. 30, 609–615
Cartea, M.E., Francisco, M., Soengas, P., and Velasco, P., 2010, Phenolic
Compounds in Brassica Vegetables, Molecules, 16, 251-280
Chan, Chung Chow, Lam, Herman, Lee, and Y.C., Zhang, Xue-Ming, 2004,
Analtytical Method Validation and Instrument Performance Verification,
Jhon Wiley and Sons, Inc., New Jersey
Cicco, N., and Lattanzio, V., 2011, The Influence of Initial Carbonate
Concentration on the Folin-Ciocalteu Micro-Method for the Determination
of Phenolics with Low Concentration in the Presence of Methanol: A
Comparative Study of Real-Time Monitored Reactions, American Journal
of Analytical Chemistry,840-844
Dahlan, M.S., 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika,
Jakarta, pp. 37, 42-49
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Departemen kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, pp. 2, 10-13
Desmiaty, Y., Julia, R., Ika, R., 2008, Uji Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas
Daun Cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels), Jurnal Farmasi Indonesia,
70 – 74
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986, Sediaan Galenik,
Jilid 2, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 11-12
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope
Indonesia, edisi 4, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp.
1036, 1061
Estrada, E.I., 2010, Actividad Antioxidante De Alcaloides De Erythrina
Americana Miller, Tesis, Campus Montecillo, Mexico
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Fu, L., Xu, B.T., Gan, R.Y., Zhang, Y., Xu, X.R., Xia, E.Q., and Li, H.B., 2011,
Total Phenolic Contents and Antioxidant Capacities of Herbal and Tea
Infusions, Int. J. Mol. Sci., 12, 2112-2124
Gandjar, I. G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, PP: 46-48, 465-472
Gansch, H., Weber, C.A., and Lee, C.Y., 2009, Antioxidant Capacity and
Phenolic Phytochemicals in Black Raspberries, New York Fruit Quarterly,
17(1), 19-21
Harborne, J.B., 1998, Phytochemical Methods : a guide to modern techniques of
plant analysis, Third edition, Chapman & Hall, London, pp 4-6
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia : Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,
Ed. 2, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung, 47-
109
Harmita, 2004, Majalah Ilmu Kefarmasian Vol.I, No.3: Petunjuk Pelaksanaan
Validasi Metode dan Cara, Departemen Farmasi FMIPA UI, Jakarta, pp.
117-135
Irshad, Md., Zafaryab, Md., Singh, M., and Rizvi, M.M.A., 2012, Comparative
Analysis of the Antioxidant Activity of Cassia fistula Extracts,
Int.J.Med.Chem., Volume 2012, 1-6
Josephy, P.D., 1997, Molecular Toxicology, Oxford University Press, New York,
pp. 44-103
Kingston, 2004, Guidelines for The Validation of Analytical methods for Active
Constituent, Agricultural, and Veterinary Chemical Products, Australian
Pesticides and Veterinary Medicines Authority
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin J.
Sci.Technol., 26(2), 211-219
Mustarichie, R., Moektiwardoyo, M., Levita, J., Supriyatna, Muhtadi, A.,
Subarnas, A., and Udin, L.Z., 2012, The Research Evidence of Antioxidant
and Anti-Cancer Activity of Genistein Content In The Indonesia
Traditional Food (Oncom) Ethanol Extract, Int. Res J Pharm. App Sci.,
2(5), 65-73
Prakash, Aruna Ph. D., 2001, Antioxidant Activity, takes you into the Heart of a
Giant Resource Volume 19 Number 2, 1,2
Purwanto, I., 2007, Mengenal Lebih Dekat Leguminosae, Kanisius, Yogyakarta,
pp. 77-78
Qader, S.W., Abdulla M.A., Chua L.S., Najim N., Zain M.M., and Hamdan S., 2011,
Antioxidant, Total Phenolic Content and Cytotoxicity Evaluation of
Selected Malaysian Plants, Molecules, 3434
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Raaman, N., 2006, Phytochemical Techniques, New India Publishing Agency,
New Delhi, pp. 10-11
Rasooli, I., 2011, Bioactive Compounds in Phytomedicine, InTech, Croatia, pp.
163-179
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi keenam,
penerbit ITB, Bandung, pp. 191-209
Rollando, 2012, Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Radikal 1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil (DPPH) dan Penetapan Kandungan Fenolik Total Fraksi Air
Ekstrak Metanol Daun Sirih (Piper Betle L.), Skripsi, 27-34, Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Rukachaisirikul, T., Innok, P., Aroonrerk, N., Boonamnuaylap, W., Limrangsun,
S., Boonanyon, C., Woonjina, U., Suksamrarn, A., 2007, Antibacterial
Pterocarpans From Erythrina subumbrans, J.Ethnopharmacol., 110, 171-
175
Samanta, A., Das, G., Das, S.K., 2011, Roles of Flavonoids in Plants, Int J Pharm
Sci Tech, Vol-6, 12-28
Sapakal V. D., Shikalgar T. S., Ghadge R. V., Adnaik R.S., Naikwade N. S.,
Magdum C. S. 2008, In Vivo Screening of Antioxidant Profile : a review,
Journal of Herbal Medicine and Toxicology, 1-2
Silalahi, J., 2006, Makanan Fungsional, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, p. 41
Singleton, V.L. and Rossi, J.A., 1965, Colorimetry of Total Phenolic with
Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagent, Am. J. Enol. Vitic, 16,
147
Snyder L.R., and Kirkland J.J,1997, Practical HPLC Method Development, 2nd
Ed, John Wiley and sons
United States Department of Agriculture (USDA), 2011, Natural Resources
Conservation Service,http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=ERSU15,
diakses tanggal 3 Februari 2013
Wangcharoen, W. dan Morasuk, W., 2007a, Antioxidant Capacity and Phenolic
content of Some Thai Culinary Plants, Mj. Int. J.Sci.Tech., 01(02), 100-
106
World Health Organization, 2003, WHO guidelines on good agricultural and
collection practices (GACP) for medicinal plants, World Health
Organization, Geneva, pp. 13-16, 55-60
Zuhra, C.F., Tarigan, J., dan Sihotang, H., 2008, Aktivitas Antioksidan Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk (Sauropus androgunus (L) Merr.), Jurnal
Biologi Sumatera, pp. 7 – 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
LAMPIRAN
Lampiran 1.Surat determinasi tanaman dadap serep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 2. Gambar tanaman dadap serep dari kebun tanaman obat
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 3. Perhitungan rendemen
Cawan1
(g)
Cawan 2
(g)
Cawan 3
(g)
Bobot cawan 59,1322 59,4312 59,2913
Bobot
cawan+ekstrak
64,3125 63,7355 64,0414
Bobot ekstrak 5,1803 4,3043 4,7501
Total bobot ekstrak 14,2347
Bobot serbuk daun dadap yang digunakan = 100 g
Bobot total ekstrak etanol = 14,2347 g
Rendemen ekstrak etanol = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 x 100%
= 14,2347 𝑔
100 𝑔 x 100%
= 14,2347 %
Bobot fraksi etil asetat = 0,4238 g
Rendemen fraksi etil asetat = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 x 100%
= 0,4238
100 x 100%
= 0,4238 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 4. Data penimbangan untuk pengujian aktivitas antioksidan
a. Penimbangan DPPH
Replikasi 1 (g) Repilkasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Bobot kertas 0,2123 0,2129 0,2130
Bobot kertas + DPPH 0,2279 0,2286 0,2289
Bobot kertas + sisa 0,2123 0,2129 0,2130
Bobot DPPH 0,0156 0,0157 0,0159
b. Penimbangan Kuersetin
Replikasi 1
(g)
Repilkasi 2
(g)
Replikasi 3
(g)
Bobot kertas 0,2347 0,2326 0,2439
Bobot kertas + kuersetin 0,2373 0,2352 0,2465
Bobot kertas + sisa 0,2348 0,2327 0,2439
Bobot zat 0,0025 0,0025 0,0026
c. Penimbangan sampel uji
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Bobot cawan 14,5897 14,114 14,1086
Bobot cawan + fraksi 14,6025 14,1266 14,1211
Bobot cawan + sisa 14,5899 14,1141 14,1086
Bobot zat 0,0126 0,0125 0,0125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 5. Data perhitungan konsentrasi pengujian aktivitas antioksidan
a. Konsentrasi DPPH
Replikasi 1
BM = 394,33
Mol = massa
BM =
15,6 mg
394,33 = 0,0395 mmol
M = mol
volume =
0,0395 mmol
0,1 L = 0,395 mM
Replikasi 2
BM = 394,33
Mol = massa
BM =
15,7 mg
394,33 = 0,0398 mmol
M = mol
volume =
0,0398 mmol
0,1 L = 0,398 mM
Replikasi 3
BM = 394,33
Mol = massa
BM =
15,9 mg
394,33 = 0,0403 mmol
M = mol
volume =
0,0403 mmol
0,1 L = 0,403 mM
b. Konsentrasi Kuersetin
Kosentrasi larutan induk
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
2,5 mg
10 mL = 250 µg/mL
2,5 mg
10 mL = 250 µg/mL
2,6 mg
10 mL = 260 µg/mL
Konsentrasi seri larutan pembanding kuersetin
Seri larutan pembanding Konsentrasi larutan pembanding
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Seri 1 5 µg/ml 5 µg/ml 5,2 µg/ml
Seri 2 7,5 µg/ml 7,5 µg/ml 7,8 µg/ml
Seri 3 10 µg/ml 10 µg/ml 10,4 µg/ml
Seri 4 12,5 µg/ml 12,5 µg/ml 13 µg/ml
Seri 5 15 µg/ml 15 µg/ml 15,6 µg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Contoh perhitungan konsentrasi larutan pembanding (Replikasi 1)
Larutan induk = 250 µg/mL
Konsentrasi larutan pembanding (seri 1) =
C1 x V1 = C2 x V2
250 µg/mL x 0,2 mL = C2 x 10 mL
C2 = 5 µg/mL
b. Konsentrasi sampel uji fraksi etil asetat
Konsentrasi larutan induk
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
12,6 mg
25 mL = 504 µg/mL
12,5 mg
25 mL = 500 µg/mL
12,5 mg
25 mL = 500 µg/mL
Konsentrasi seri larutan uji fraksti etil asetat
Seri larutan uji
Konsentrasi larutan sampel (µg/mL)
Replikasi
1
Replikasi 2 Replikasi 3
Seri 1 75,6 75 75
Seri 2 151,2 150 150
Seri 3 226,8 225 225
Seri 4 302,4 300 300
Seri 5 378 375 375
Contoh perhitungan konsentrasi larutan pembanding (Replikasi 2)
Larutan induk = 500 µg/mL
Konsentrasi larutan sampel uji (seri 1) =
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x 1,5 mL = C2 x 10 mL
C2 = 75 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 6. Scanning pengkoreksi
a. Scanning metanol
b. Scanning metanol : air (1:1 v/v)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
c. Scanning Kuersetin
d. Scanning asam galat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
e. Scanning fraksi etil asetat (400-600 nm)
f. Scanning fraksi etil asetat (600-800 nm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 7. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan
a. Penentuan Operating Time
1. Penetuan OT kuersetin
OT yang didapat 30 menit
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi I pada λ 517 nm
5 µg/mL 10 µg/mL 15 µg/mL
5 0,665 0,551 0,371
10 0,653 0,536 0,35
15 0,645 0,523 0,333
20 0,638 O,51 0,317
25 0,634 0,499 0,308
30 0,633 0,494 0,303
35 0,632 0,494 0,303
40 0,632 0,494 0,303
45 0,632 0,494 0,303
50 0,631 0,494 0,302
55 0,631 0,494 0,302
60 0,631 0,494 0,302
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi II pada λ 517 nm
5 µg/mL 10 µg/mL 15 µg/mL
5 0,623 0,492 0,306
10 0,612 0,476 0,284
15 0,602 0,465 0,272
20 0,597 0,455 0,26
25 0,594 0,448 0,251
30 0,592 0,441 0,243
35 0,592 0,441 0,243
40 0,592 0,441 0,243
45 0,592 0,441 0,243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
OT yang didapat 30 menit
2. Penetuan OT fraksi etil asetat daun dadap serep
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi I pada λ 517,0 nm
75 µg/mL 225 µg/mL 375 µg/mL
5 0,662 0,380 0,264
10 0,645 0,361 0,248
15 0,627 0,354 0,234
20 0,618 0,348 0,225
25 0,613 0,343 0,219
30 0,609 0,338 0,215
35 0,609 0,338 0,215
40 0,609 0,338 0,215
45 0,609 0,338 0,215
50 0,609 0,338 0,215
55 0,609 0,338 0,214
60 0,609 0,338 0,214
OT yang didapat 30 menit
50 0,592 0,440 0,243
55 0,592 0,440 0,242
60 0,592 0,440 0,242
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi III pada λ 517 nm
5 µg/mL 10 µg/mL 15 µg/mL
5 0,650 0,483 0,335
10 0,629 0,462 0,312
15 0,621 0,446 0,291
20 0,616 0,435 0,274
25 0,613 0,426 0,261
30 0,61 0,42 0,252
35 0,61 0,42 0,252
40 0,61 0,42 0,252
45 0,61 0,42 0,251
50 0,61 0,419 0,251
55 0,609 0,419 0,251
60 0,609 0,419 0,251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi II pada λ 517 nm
75 µg/mL 225 µg/mL 375 µg/mL
5 0,616 0,398 0,335
10 0,604 0,370 0,311
15 0,595 0,352 0,293
20 0,588 0,341 0,279
25 0,585 0,333 0,272
30 0,582 0,327 0,267
35 0,582 0,327 0,267
40 0,582 0,327 0,267
45 0,582 0,327 0,267
50 0,582 0,327 0,266
55 0,582 0,327 0,266
60 0,582 0,326 0,266
OT yang didapat 30 menit
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi III pada λ 517 nm
75 µg/mL 225 µg/mL 375 µg/mL
5 0,659 0,455 0,330
10 0,637 0,438 0,301
15 0,626 0,424 0,277
20 0,619 0,413 0,258
25 0,615 0,409 0,247
30 0,613 0,406 0,243
35 0,613 0,406 0,243
40 0,613 0,406 0,243
45 0,613 0,406 0,243
50 0,613 0,406 0,242
55 0,613 0,405 0,242
60 0,613 0,405 0,242
OT yang didapat 30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
b. Penentuan λ maksimum
1. Scanning DPPH 0,020 mM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Spektra DPPH 0,04 mM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Spektra DPPH 0,08 mM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4. Plot scanning λ maksimum
Lampiran 8. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH
% IC = Absorbansi (larutan kontrol) – Absorbansi sampel (larutan pembanding/uji) X 100%
Absorbansi larutan control
a. Kuersetin
Replikasi
Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
Absorbansi
larutan
pembanding % IC
Persamaan regresi
linier
5,2
0,653 24,2459
7,8
0,563 34,6868
I 10,4 0,862 0,475 44,8956 y = 4,024x + 3,323
13
0,377 56,2645 r=0,9997
15,8
0,288 66,5893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Konsentrasi 5 ,2 µg/mL
% IC = 0,862−0.653
0,862 𝑥 100 % = 24,2459%
Konsentrasi 7,8 µg/mL
% IC = 0,862−0.563
0,862 𝑥 100 % = 34,6868%
Konsentrasi 10,4 µg/mL
% IC = 0,862−0.475
0,862 𝑥 100 % = 44,8956%
Konsentrasi 13µg/mL
% IC = 0,862−0.377
0,862 𝑥 100 % = 56,2645%
Konsentrasi 15,8 µg/mL
% IC = 0,862−0.288
0,862 𝑥 100 % = 66,5893%
Replikasi
Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
Absorbansi
larutan
pembanding % IC
Persamaan regresi
linier
5
0,663 22,8172
7,5 0,859 0,572 33,4109
II 10
0,473 44,9360 y = 4,326x + 1,210
12,5
0,385 55,1804 r=0,9999
15
0,292 66,0070
Replikasi
Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
Absorbansi
larutan
pembanding % IC
Persamaan regresi
linier
5
0,656 23,8979
7,5 0,862 0,559 35,1508
III 10
0,480 44,3155 y = 3,962x + 4,663
12,5
0,395 54,1763 r=0,9995
15
0,311 63,9211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. fraksi etil asetat daun dadap serep
Replikasi Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
Absorbansi
larutan sampel
uji
% IC Persamaan
regresi linier
75,6
0,829
0,612 26,1761
y = 0,141x +
16,09
r = 0,9975
151,2 0,506 38,9626
I 226,8 0,442 46,6828
302,4 0,334 59,7105
378 0,255 69,24
Konsentrasi 75,6 µg/mL
% IC = 0,829−0.612
0,829 𝑥 100 % = 26,1761 %
Konsentrasi 151,2 µg/mL
% IC = 0,829−0.506
0,829 𝑥 100 % = 38,9626 %
Konsentrasi 226,8 µg/mL
% IC = 0,829−0.442
0,829 𝑥 100 % = 46,6828 %
Konsentrasi 302,4 µg/mL
% IC = 0,829−0.334
0,829 𝑥 100 % = 59,7105 %
Konsentrasi 378 µg/mL
% IC = 0,829−0.255
0,829 𝑥 100 % = 69,24 %
Replikasi Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
Absorbansi
larutan
sampel uji
% IC Persamaan
regresi linier
75
0,839
0,603 28,1287
y = 0,131x +
17,40
r = 0,9986
150 0,531 36,7104
II 225 0,449 46,4839
300 0,367 56,2574
375 0,27 67,8188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Replikasi Konsentrasi
(µg/mL)
Absorbansi
kontrol
Absorbansi
larutan
sampel uji
% IC Persamaan
regresi linier
75
0,824
0,617 25,1214
y = 0,141x +
15,30
r = 0,9991
150 0,514 37,6214
III 225 0,435 47,2087
300 0,345 58,1311
375 0,263 68,0825
Lampiran 9. Perhitungan nilai IC50 kuersetin dan fraksi air ekstrak metanol
daun dadap serep
a. Kuersetin
Replikasi I
Persamaan regresi linier : y = 4,024x + 3,323
( y = aktivitas antioksidan, x = kadar kuersetin dalam µg/mL)
IC50 adalah nilai x saat y = 50
50 = 4,024x + 3,323
x = 50−3,323
4,024= 11,5929µg/mL
Replikasi Persamaan IC50 (µg/mL)
II y = 4,326x + 1,210 11,2783
III y = 3,949x + 4,994 11,4429
b. Fraksi etil asetat daun dadap serep
Replikasi I
Persamaan regresi linier : y = 0,141x + 16,09
( y = aktivitas antioksidan, x = kadar kuersetin dalam µg/mL)
IC50 adalah nilai x saat y = 50
50 = 0,141x + 16,09
x = 50−16,09
0,141= 240,4965 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Replikasi Persamaan IC50
(µg/mL)
II y = 0,131x + 17,40 248,855
III y = 0,141x + 15,30 246,0993
Lampiran 10. Penimbangan bahan pengujian kandungan fenolik total
a. Data penimbangan asam galat
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Bobot Kertas 0,2246 0,2268 0,2431
Bobot Kertas + zat 0,2496 0,2519 0,2689
Bobot sisa 0,2246 0,227 0,2434
Bobot zat 0,0250 0,0249 0,0255
b. Data penimbangan fraksi etil asetat
Replikasi 1 (g) Replikasi 2 (g) Replikasi 3 (g)
Bobot cawan 14,5925 14,1172 14,2864
Bobot cawan + fraksi 14,5975 14,1224 14,2915
Bobot cawan + sisa 14,5925 14,1174 14,2865
Bobot zat 0,005 0,005 0,005
Lampiran 11. Perhitungan konsentrasi pengujian fenolik total
a. Konsentrasi asam galat
Kosentrasi larutan induk
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
25,2 mg
10 mL = 2500 µg/mL
24,9 mg
10 mL = 2490 µg/mL
25,5 mg
10 mL = 2550 µg/mL
Kosentrasi larutan intermediet
Replikasi 1 Replikasi 2
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
2500 µg/mL x 5 mL = C2 x 25 ml 2490 µg/mL x 5 mL = C2 x 25 mL
C2 = 500 µg/mL C2 = 498 µg/mL
Replikasi 3
C1.V1 = C2.V2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2550 µg/mL x 5 mL = C2 x 25 mL
C2 = 510 µg/mL
Konsentrasi seri larutan asam galat
Replikasi 1 (500 µg/mL)
Seri 1 Seri 2 Seri 3
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
500 µg/mL.1 = C2. 10 500 µg/mL.1,5 = C2. 10 500 µg/mL.2 = C2. 10
C2 = 50 µg/mL C2 = 75 µg/mL C2 =100 µg/mL
Seri 4 Seri 5
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
500 µg/mL.2,5 = C2. 10 500 µg/mL.3 = C2. 10
C2 =125 µg/mL C2 =150 µg/mL
Replikasi 2 (498 µg/mL)
Seri 1 Seri 2 Seri 3
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
498 µg/mL.1 = C2. 10 498 µg/mL.1,5 = C2. 10 498 µg/mL.2 = C2. 10
C2 = 49,8 µg/mL C2 = 74,7 µg/mL C2 = 99,6 µg/mL
Seri 4 Seri 5
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
498 µg/mL.2,5 = C2. 10 498 µg/mL.3 = C2. 10
C2 = 124,5 µg/mL C2 = 149,4 µg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Replikasi 3 (510 µg/mL)
Seri 1 Seri 2 Seri 3
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
510 µg/mL.1 = C2. 10 510 µg/mL.1,5 = C2. 10 510 µg/mL.2 = C2. 10
C2 = 51 µg/mL C2 = 76,5 µg/mL C2 = 102 µg/mL
Seri 4 Seri 5
C1.V1 = C2.V2 C1.V1 = C2.V2
510 µg/mL.2,5 = C2. 10 510 µg/mL.3 = C2. 10
C2 = 127,5 µg/mL C2 = 153 µg/mL
Konsentrasi Larutan Asam Galat (µg/mL) Absorbansi
Seri larutan Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 R1 R2 R3
Seri 1 50 49,8 51 0,321 0,324 0,339
Seri 2 75 74,7 76,5 0,444 0,453 0,441
Seri 3 100 99,6 102 0,545 0,565 0,551
Seri 4 125 124,5 127,5 0,652 0,675 0,653
Seri 5 150 149,4 153 0,777 0,786 0,756
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 12. Scanning kontrol asam galat
Lampiran 13. Optimasi penentuan kandungan fenolik total
a. Penentuan Operating Time
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi I pada λ 750,0 nm
50 µg/mL 100 µg/mL 150 µg/mL
5 0,314 0,504 0,764
10 0,325 0,524 0,796
15 0,325 0,525 0,796
20 0,325 0,525 0,796
25 0,325 0,525 0,796
30 0,325 0,526 0,797
OT yang didapat 10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi II pada λ 750,0 nm
50 µg/mL 100 µg/mL 150 µg/mL
5 0,296 0,522 0,727
10 0,303 0,548 0,758
15 0,306 0,548 0,759
20 0,306 0,548 0,759
25 0,306 0,548 0,76
30 0,306 0,548 0,76
OT yang didapat 10 menit
Waktu (menit) Absorbansi konsentrasi replikasi III pada λ 750,0 nm
50 µg/mL 100 µg/mL 150 µg/mL
5 0,309 0,547 0,759
10 0,327 0,584 0,791
15 0,328 0,584 0,791
20 0,328 0,584 0,792
25 0,328 0,584 0,792
30 0,328 0,584 0,792
OT yang didapat 10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
b. Penentuan λ maksimum
1. Spektra asam galat 50 μg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2. Spektra asam galat 100 μg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
3. Spektra asam galat 150 μg/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 14. Perhitungan kandungan fenolik total
Sampel replikasi 1
Absorbansi sampel = 0,461
y = 0,004x + 0,129
0,461 = 0,004x + 0,129
x = 0,461− 0,129
0,004 = 83 µg/mL
Kandungan fenolik total = x . v
m = 0,083 mg/mL.
0,5 mL
0,005 g
= 8,3 mg ekivalensi asam galat per g fraksi
Sampel replikasi 2
Absorbansi sampel = 0,472
y = 0,004x + 0,129
0,472 = 0,004x + 0,129
x = 0,472− 0,129
0,004 = 85,75 µg/mL
Kandungan fenolik total = x . v
m = 0,0857 mg/mL.
0,5 mL
0,005 g
= 8,57 mg ekivalensi asam galat per g fraksi
Sampel replikasi 3
Absorbansi sampel = 0,475
y = 0.004x + 0.129
0,475 = 0.004x + 0.129
x = 0,475− 0,129
0,004 = 86,5 µg/mL
Kandungan fenolik total = x . v
m = 0,0865 mg/mL.
0,5 mL
0,005 g
= 8,65 mg ekivalensi asam galat per g fraksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 15. Hasil pengujian statistik dengan software R 2.14.1
a. Uji normalitas
b. Uji T tidak berpasangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BIOGRAFI PENULIS
Aldo Kristian, penulis skripsi dengan judul UJI
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN
METODE DPPH DAN PENETAPAN
KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL
ASETAT EKSTRAK ETANOLIK DAUN DADAP
SEREP (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.),
dilahirkan di kota Pontianak 20 Desember 1991 dari
pasangan Bapak Yosep Puna S,Pd dan Ibu Magdalena.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan di SD N 17 Pontianak pada tahun 1997
hingga 2003 lalu melanjutkan pendidikan menengah di SMP Santo Fransiskus
Asisi Pontianak pada tahun 2003 hingga 2006. Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan di SMA N 5 Pontianak pada tahun 2006 hingga 2009 dan melanjutkan
pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2009 hingga 2013. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis aktif mengikuti berbagai
kepanitian acara seperti acara Pharmacy Performance and Event Cup (2010) dan
Temu alumni akbar (2012). Selain kegiatan dalam lingkungan kampus, penulis
juga pernah menjadi relawan dalam pendataan demografis wilayah rawan bencana
merapi yang diselenggarakan oleh United Nations Development Programme
(UNDP) pada tahun 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI