Artikel Anthony Dio Martin "Cinderella Complex" Tabloid GSH April 2012

1
MIND AND SOUL Ingin berkonsultasi langsung? Silakan hubungi: www.antho- nydiomartin.com/go/ facebook THINKSTOCK AHLI PSIKOLOGI & MOTIVATOR ANTHONY DIO MARTIN Menghentikan Cinderella Complex Salahkah Cinderella Complex? Tidak sepenuhnya. Namun, untuk jangka panjang, para penderitanya akan mengha- biskan banyak energi orang di sekitarnya, bahkan sulit dian- dalkan. Sindrom tersebut dapat dihentikan dengan adanya kesadaran untuk menjadi lebih mandiri. 1. Stop berfantasi. Jika Anda belum menikah, berhentilah berfantasi akan datang pangeran tanpa cacat yang menolong. Belajar bersikap realistis kepada pasangan. 2. Persiapkan masa depan. 3. Jadilah orang yang bisa diandalkan. 4. Biasakan mandiri dan mela- kukan hal-hal kecil sendiri. 5. Belajar menyelesaikan masalah secara mandiri. 6. Tak perlu cemas dan yakinlah kemampuan Anda jauh melebihi ketakutan Anda. D emikian pula yang terjadi pada Mega. Hingga sekarang, ia masih sering berfantasi akan datangnya seorang pangeran yang bakal me- nyuntingnya. Usia 30 tahun, tetapi Mega masih berperilaku, menurut teman-temannya, seperti anak-anak. Hobinya bermain boneka kesayang- an, yang dibawa ke mana pun. Mega pernah dua kali menjalin hubungan asmara, tetepi selalu ber- akhir dengan perpisahan. Penyebab- nya, sang pacar tidak tahan dengan sikapnya yang suka ngambek dan penuntut. Kedua contoh itu memiliki gejala- gejala yang mendekati gambaran Colette Dowling dalam bukunya berjudul The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Indepen- dence, yang terbit pada 1981. Buku tersebut berkisah tentang kecende- rungan perempuan dewasa yang berperilaku tidak layaknya perempu- an dewasa karena ketakutan mereka untuk menjadi mandiri. Kenyataannya, meski saat ini ba- nyak perempuan metropolitan yang tampak independen, berkarier bagus dan sukses, ternyata mengalami kecemasan, rapuh, dan berfantasi akan hadirnya figur pendamping. Bagaimana asal mula istil ah Cinderel- la Complex? Pasti banyak yang tahu Cinderella, tokoh dongeng terkenal karya Disney. Kisahnya pertama kali ditulis pada 1697 oleh penulis Prancis, Charles Perrault. Pasti pula Anda sudah tahu kisahnya. Kisah Cinderella kemudian diadap- tasi ke dalam kehidupan beberapa perempuan dewasa secara usia, teta- pi secara mental belum atau kurang matang. Istilah Cinderella Complex menjelaskan ketakutan tersembunyi pada perempuan untuk mandiri. Jika digali dan ditelusuri, mereka punya harapan bahkan fantasi bahwa hidup akan diselamatkan, dilindungi, dan tentunya disayangi “sang pangeran”. Dalam kehidupan sehari-hari, penyakit psikologis ini biasa disebut sindrom umur 20, sindrom umur 21, sindrom umur 22, dan seterusnya sesuai usia si perempuan, selama ia masih terus berkhayal tentang pangeran impian. Ciri-Ciri • Perempuan yang mengalami Cinderella Complex tampak tidak matang. Antara usia biologis dengan usia kematangan mental-emosional, terpaut jauh. Secara fisik sudah de- wasa, tetapi secara mental kekanak- kanakan. • Sangat bergantung pada orang lain, bak parasit. Kala mulai berpacaran dan menikah, mereka berharap hidup mereka akan selalu dilindungi dan dijaga. • Sangat rapuh, terutama menghadapi tekanan dan masalah hidup. Tak heran, dalam beberapa kasus, ketika sudah menikah dan mengalami masalah, mereka dengan mudahnya pulang kembali ke rumah orangtuanya. Itulah sebabnya, perempuan yang mengalami Cinderella Complex sangat membutuhkan pacar ataupun suami yang bisa bersifat seperti ayahnya, yang lebih dewasa, yang bisa melindungi serta mengayomi hidupnya. Kadang-kadang, mereka pun bisa serta merta memutuskan hubungan, kala mereka merasa cowok ataupun suami yang menjadi pasangannya, ternyata tidak seperti harapan. Bisa juga sebaliknya, mereka dipu- tus lantaran laki-laki yang menjadi tumpuan hidup, merasa capek terus- menerus harus membela dan melin- dungi diri perempuan itu, yang tak pernah mandiri dalam mengambil keputusan dan melakukan sesuatu. Contohnya, pergi ke mana pun harus diantar, menuntut sang pacar harus berperilaku gentleman seperti dalam buku etika, dan lainnya. Bahkan, dalam beberapa kasus, sering terjadi seorang perempuan dewasa penderita Cinderella Com- plex masih menggunakan pakaian ataupun berperilaku seperti anak- anak. Latar Belakang Seringkali penderita sindroma Cinderella Complex lahir dari keluarga yang terlalu protektif. Orangtua terlalu melindungi. Bahkan ketika mereka telah dewasa, orangtua turut campur tangan melindungi. Akibatnya, mereka tak pernah dewasa. Di sisi lain, hal itu bisa terjadi pada orangtua yang sering membiarkan anak putrinya bermanja-manja secara berlebihan, ataupun banyak mengambil tanggung jawab atas kehidupan putrinya. Cinderella Complex Sindrom Perempuan yang Tak Pernah Dewasa Setiap kali bertengkar dengan suaminya atau ada masalah kecil saja, Yanti lantas ngambek dan pulang ke rumah orangtuanya. Padahal, pernikahan Yanti dengan Leo sudah berjalan lima tahun dan mereka telah dikaruniai anak berusia 3 tahun. 20 | TAHUN XIII, No. 03 / 13 - 19 APRIL 2012

description

Apakah Anda mengenal orang yang mengalami Cinderella Complex? Apa itu Cinderella Complex? Itulah tipe wanita yang selalu tergantung, tidak mandiri dan tidk pernah dewasa. Bagaimanakah ciri-cirinya? Bagaimana asal muasal Cinderella Complex ini? Serta bagaimana menghadapinya? Bacalah di artikel menarik Bp.Anthony Dio Martin yang dimuat di Tabloid Gaya Hidup Sehat, bulan April 2012 lalu. Untuk info lebih lanjut mengenai artikel, seminar dan training yang diberikan oleh Bp.Anthony Dio Martin, silakan hubungi HR Excellency di 021-3518505 atau 021-3862521 atau email ke: [email protected]

Transcript of Artikel Anthony Dio Martin "Cinderella Complex" Tabloid GSH April 2012

Page 1: Artikel Anthony Dio Martin "Cinderella Complex" Tabloid GSH April 2012

MIN

D A

ND

SO

UL

Ingin berkonsultasi langsung? Silakan

hubungi: www.antho-nydiomartin.com/go/

facebook

THIN

KST

OC

K

AHLI PSIKOLOGI & MOTIVATORANTHONY DIO MARTIN

Menghentikan Cinderella Complex

Salahkah Cinderella Complex? Tidak sepenuhnya. Namun, untuk jangka panjang, para penderitanya akan mengha-biskan banyak energi orang di sekitarnya, bahkan sulit dian-dalkan. Sindrom tersebut dapat dihentikan dengan adanya kesadaran untuk menjadi lebih mandiri.1. Stop berfantasi. Jika Anda

belum menikah, berhentilah berfantasi akan datang pangeran tanpa cacat yang menolong. Belajar bersikap realistis kepada pasangan.

2. Persiapkan masa depan.3. Jadilah orang yang bisa

diandalkan.4. Biasakan mandiri dan mela-

kukan hal-hal kecil sendiri.5. Belajar menyelesaikan

masalah secara mandiri. 6. Tak perlu cemas dan yakinlah

kemampuan Anda jauh melebihi ketakutan Anda.

Demikian pula yang terjadi pada Mega. Hingga sekarang, ia masih sering berfantasi akan datangnya

seorang pangeran yang bakal me-nyuntingnya. Usia 30 tahun, tetapi Mega masih berperilaku, menurut teman-temannya, seperti anak-anak. Hobinya bermain boneka kesayang-an, yang dibawa ke mana pun.

Mega pernah dua kali menjalin hubungan asmara, tetepi selalu ber-akhir dengan perpisahan. Penyebab-nya, sang pacar tidak tahan dengan sikapnya yang suka ngambek dan penuntut.

Kedua contoh itu memiliki gejala-gejala yang mendekati gambaran Colette Dowling dalam bukunya berjudul The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Indepen-dence, yang terbit pada 1981. Buku tersebut berkisah tentang kecende-rungan perempuan dewasa yang berperilaku tidak layaknya perempu-an dewasa karena ketakutan mereka untuk menjadi mandiri.

Kenyataannya, meski saat ini ba-nyak perempuan metropolitan yang tampak independen, berkarier bagus dan sukses, ternyata mengalami kecemasan, rapuh, dan berfantasi akan hadirnya fi gur pendamping. Bagaimana asal mula istilah Cinderel-la Complex?

Pasti banyak yang tahu Cinderella, tokoh dongeng terkenal karya Disney. Kisahnya pertama kali ditulis pada 1697 oleh penulis Prancis, Charles Perrault. Pasti pula Anda sudah tahu kisahnya.

Kisah Cinderella kemudian diadap-tasi ke dalam kehidupan beberapa perempuan dewasa secara usia, teta-pi secara mental belum atau kurang matang. Istilah Cinderella Complex menjelaskan ketakutan tersembunyi pada perempuan untuk mandiri.

Jika digali dan ditelusuri, mereka

punya harapan bahkan fantasi bahwa hidup akan diselamatkan, dilindungi, dan tentunya disayangi “sang pangeran”. Dalam kehidupan sehari-hari, penyakit psikologis ini biasa disebut sindrom umur 20, sindrom umur 21, sindrom umur 22, dan seterusnya sesuai usia si perempuan, selama ia masih terus berkhayal tentang pangeran impian.

Ciri-Ciri• Perempuan yang mengalami

Cinderella Complex tampak tidak matang. Antara usia biologis dengan usia kematangan mental-emosional, terpaut jauh. Secara fi sik sudah de-wasa, tetapi secara mental kekanak-kanakan.

• Sangat bergantung pada orang lain, bak parasit. Kala mulai berpacaran dan menikah, mereka berharap hidup mereka akan selalu dilindungi dan dijaga.

• Sangat rapuh, terutama menghadapi tekanan dan masalah hidup. Tak heran, dalam beberapa kasus, ketika sudah menikah dan mengalami masalah, mereka dengan mudahnya pulang kembali ke rumah orangtuanya.

Itulah sebabnya, perempuan yang mengalami Cinderella Complex sangat membutuhkan pacar ataupun suami yang bisa bersifat seperti ayahnya, yang lebih dewasa, yang bisa melindungi serta mengayomi hidupnya. Kadang-kadang, mereka pun bisa serta merta memutuskan hubungan, kala mereka merasa

cowok ataupun suami yang menjadi pasangannya, ternyata tidak seperti harapan.

Bisa juga sebaliknya, mereka dipu-tus lantaran laki-laki yang menjadi tumpuan hidup, merasa capek terus-menerus harus membela dan melin-dungi diri perempuan itu, yang tak pernah mandiri dalam mengambil keputusan dan melakukan sesuatu. Contohnya, pergi ke mana pun harus diantar, menuntut sang pacar harus berperilaku gentleman seperti dalam buku etika, dan lainnya.

Bahkan, dalam beberapa kasus, sering terjadi seorang perempuan dewasa penderita Cinderella Com-plex masih menggunakan pakaian ataupun berperilaku seperti anak-anak.

Latar BelakangSeringkali penderita sindroma

Cinderella Complex lahir dari keluarga yang terlalu protektif. Orangtua terlalu melindungi. Bahkan ketika mereka telah dewasa, orangtua turut campur tangan melindungi. Akibatnya, mereka tak pernah dewasa. Di sisi lain, hal itu bisa terjadi pada orangtua yang sering membiarkan anak putrinya bermanja-manja secara berlebihan, ataupun banyak mengambil tanggung jawab atas kehidupan putrinya. ◗

Cinderella ComplexSindrom Perempuan yang Tak Pernah Dewasa

Setiap kali bertengkar dengan suaminya atau ada masalah kecil saja, Yanti lantas ngambek dan pulang ke rumah orangtuanya. Padahal, pernikahan Yanti dengan Leo sudah berjalan lima tahun dan mereka telah dikaruniai anak berusia 3 tahun.

20 | TAHUN XIII, No. 03 / 13 - 19 APRIL 2012