PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN...

144
PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Alfonsus Adi Nugraha NIM: 101124010 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN

PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK

DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Alfonsus Adi Nugraha

NIM: 101124010

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN

PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK

DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Alfonsus Adi Nugraha

NIM: 101124010

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

ii

S K R I P S I

PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN

PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK

DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA

Oleh:

Alfonsus Adi Nugraha

NIM: 101124010

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Dr. C. Putranto SJ Tanggal, 9 Oktober 2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

iii

S K R I P S I

PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK

DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Alfonsus Adi Nugraha

NIM: 101124010

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

pada tanggal 23 November 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat.

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Drs. F.X. Heryatno. W.W., SJ, M.Ed. .......................

Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd ........................

Anggota : 1. Dr. C. Putranto SJ ........................

2. Drs. L. Bambang Hendarto. Y. M.Hum ........................

3. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd ........................

Yogyakarta, 23 November 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph. D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

iv

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan kepada,

Drs. Florentinus Suradi (Alm) dan Damiana Wartini selaku orangtua saya

Katarina Ani Kristianingrum dan Bartolomeus Abdi Widyatama

selaku saudara dan saudari saya,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada

saya untuk berkembang,

Serta kepada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama

Katolik yang juga turut serta dalam proses mendampingi perkembangan saya baik

secara akademis maupun non-akademis.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

v

MOTTO

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan,

menyanyilah bagi Tuhan hai seluruh bumi! Pujilah nama-Nya!”

(Mazmur 96: 1-2a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 November 2015

Penulis

Alfonsus Adi Nugraha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma:

Nama : Alfonsus Adi Nugraha

Nomor Mahasiswa : 101124010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 23 November 2015

Yang menyatakan,

Alfonsus Adi Nugraha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

viii

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA dipilih karena dewasa ini banyak dari umat Katolik, khususnya di Paroki St. Antonius Kotabaru, kurang memahami tentang peranan lagu Ekaristi. Di tengah makin berkembangnya khasanah lagu-lagu Gereja, lagu rohani juga semakin banyak muncul di kalangan umat sendiri. Kemunculan lagu rohani ini justru lebih disukai oleh umat. Bahkan ada juga umat yang dengan sengaja mengadopsi lagu-lagu rohani tersebut ke dalam Perayaan Ekaristi dengan alasan bahwa lagu-lagu tersebut lebih meriah, lebih indah dan juga mengena di hati. Hal ini dilakukan umat tanpa melihat esensi dan makna dari Perayaan Ekaristi sebagai sebuah perayaan bersama umat. Padahal terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh ketika lagu rohani tersebut layak untuk masuk ke dalam liturgi, karena tidak semua lagu rohani memiliki makna dalam pengungkapan misteri Kristus yang ada di dalam Perayaan Ekaristi. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan ketika mengikuti Perayaan Ekaristi, umat khususnya kaum muda akan cenderung diam ketika pada bagian tertentu dalam misa, dinyanyikan lagu baru yang tentunya tidak banyak dari umat yang mengetahuinya. Hal inilah yang membuat umat tidak fokus dan menggangu pengungkapan iman mereka saat Perayaan Ekaristi.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah tentang perlunya pemahaman yang tepat oleh kaum muda Katolik tentang peranan lagu rohani Ekaristi demi meningkatkan pemaknaan mereka Tentang Ekaristi. Karena jika dilihat lebih jauh lagi, kaum muda merupakan generasi penerus Gereja, yang diharapkan dapat ikut serta aktif dalam seluruh kehidupan menggereja. Kaum muda perlu didampingi dalam memperkembangankan iman mereka termasuk dalam hal pemaknaan Ekaristi. Untuk mengkaji masalah ini penulis memerlukan data yang akurat. Data diperoleh lewat proses pengamatan, penelitian dan pembahasan secara langsung terhadap Perayaan Ekaristi melalui hasil kuesioner yang dibagikan kepada kaum muda usai Perayaan Ekaristi. Di samping itu, beberapa pandangan dari para ahli tentang musik dan Ekaristi juga diperlukan untuk menunjang gagasan yang digunakan untuk mengkaji persoalan ini.

Hasil akhir dari tulisan ini menunjukkan bahwa kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” merupakan suatu model pendampingan yang relevan bagi kaum muda Katolik sekarang ini. Untuk keperluan itu, penulis mengusulkan suatu kegiatan pendampingan dalam bentuk Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” bagi kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

ix

ABSTRACT

This thesis entitled THE ROLE OF EUCHARIST SPIRITUAL SONGS IN INCREASING PURPOSE OF EUCHARISTIC CELEBRATION FOR YOUTH CATHOLIC AT THE PARISH OF SAINT ANTHONY KOTABARU YOGYAKARTA, has been chosen because nowadays, there are a lot of Catholics, especially in the Parish of St. Anthony Kotabaru, are lack of understanding the role of the Eucharist song. In the midst of repertoire growing of hymns, the numbers of spiritual songs are also increasingly emerged among the people themselves. The emergence of the spiritual song is actually preferred by people. Even some people who deliberately adopting spiritual songs into the celebration of the Eucharist on the grounds that the songs are livelier, more beautiful and also heart touching. This is done without looking out the essence and meaning of the Eucharist as a celebration with the people. There are several steps that must be taken when hymns are eligible to enter into the liturgy, because not all spiritual songs have meaning in the disclosure of the mystery of Christ in the Eucharist. Based on the observation that the author did when following the Eucharist, especially the young people will tend to be quiet when in certain parts of the Mass, sung a new song which is certainly not a lot of people are familiar. This is what makes people do not focus and interfere their faith disclosures when the Eucharist.

A key issue in this thesis is about the need for a proper understanding by young Catholics about the role of the spiritual song of the Eucharist in order to enhance their meaning on the Eucharist. Because if we see it further, young people are the next generation of the Church, which is expected to participate actively in the whole church activities. Young people need to be accompanied in their faith development including the meaning of the Eucharist. To examine this issue the author requires accurate data. Data were obtained through a process of observation, research and discussion directly toward the Eucharist through the results of a questionnaire distributed to young people after the Eucharist. In addition, some of the views of experts about the music and the Eucharist are also needed to support the idea that is used to assess this issue.

The final result of this research shows that a Workshop "Spiritual Song Eucharist" is a model of assistance that is relevant to today's young Catholics. For this purpose, the authors propose a mentoring activity in the form of Workshop "Spiritual Song Eucharist" for young people Catholic in the Parish of St. Anthony Kotabaru Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

anugerah, berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga Skripsi mengenai PERANAN

LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN

PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI

SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA ini akhirnya dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan dan kelemahan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan

waktu, sarana, maupun ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis

sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk

penyempurnaan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa nasehat,

petunjuk maupun dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, dengan penuh

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kekuatan, penghiburan, dan

pengajaran untuk semakin teguh dalam iman kepada-Nya. Segala kemuliaan,

hormat dan puji hanya kepada Tuhan.

2. Dr. C. Putranto SJ. selaku dosen pembimbing utama skripsi yang telah

membimbing, mengarahkan, memberikan pengetahuan dan perhatian pada

penulis dalam mulai merumuskan proposal hingga penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xi

3. Drs. L. Bambang Hendarto. Y. M.Hum selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing, mendampingi, mengarahkan, dan memberikan

perhatian pada penulis selama masa studi.

4. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen penguji yang dengan setia

memberikan masukan dan kritikan bagi penulis untuk semakin

menyempurnakan tulisan ini.

5. Damiana Wartini selaku orang tua yang senantiasa menemani, memberi

dukungan moral dan materi, membimbing, dan menyemangati penulis dalam

proses penyelesaian skripsi ini.

6. Katarina Ani Kristianingrum dan Bartolomeus Abdi Widyatama yang selalu

mendukung dan menguatkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini

7. Galang Ananta, Nicanius Andre Wuddy Luchensi, Yohanes Caecar K.P.,

Antonius Winarno, Veronika Dwi Lestari yang tak jemu-jemu menyemangati

penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Rita Verena Miranti, terima kasih sudah memberikan nada dan warna dalam

setiap nafas. Terimakasih sudah menjadi “adik” yang super baik yang selalu

setia mendengarkan dan menemani di setiap langkah.

9. Teman-teman angkatan 2010 yang telah menemani, mendukung, dan

berjuang bersama dalam menjalani perkuliahan mulai dari awal hingga akhir

dengan penuh dinamika yang tidak pernah dapat dilupakan.

10. Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Cantus Firmus yang telah memberikan

inspirasi dan pengalaman terbaik bagi penulis. Terima kasih karena disini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xii

penulis mendapatkan banyak kakak, adik dan sahabat terbaik yang selalu

mendukung penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.

Yogyakarta, 23 November 2015

Penulis

Alfonsus Adi Nugraha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4

D. Manfaat Penulisan ........................................................................... 5

E. Metode Penulisan ............................................................................ 5

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 6

BAB II. MAKNA PERAYAAN EKARISTI DAN LAGU ROHANI EKARISTI ..................................................................................... 8

A. Ekaristi ............................................................................................ 8

1. Pengertian Ekaristi ...................................................................... 8

2. Dasar dan Sejarah Ekaristi .......................................................... 9

a. Paskah Yahudi Sebagai Kenangan Akan Pembebasan Dari Mesir (Eksodus) ..................................................................... 9

b. Perkembangan Perayaan Paskah dan Roti Tak Beragi ............ 10

c. Perjamuan Paskah Yahudi pada Zaman Yesus ........................ 10

d. Perjamuan Malam Terakhir Yesus .......................................... 11

e. Ekaristi Menurut Pandangan Bapa-Bapa Gereja ..................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xiv

3. Makna Ekaristi ........................................................................... 13

a. Ekaristi Sebagai Ungkapan Cinta Kasih Yesus yang Sehabis-Habisnya ................................................................................ 13

b. Ekaristi Sebagai Perjamuan yang Mempersatukan Umat dengan Allah, Umat dengan Umat .......................................... 14

c. Ekaristi Sebagai sumber dan Puncak Kehidupan Kristiani ................................................................................. 16

d. Ekaristi Memampukan Kita Untuk Tinggal Dalam Kristus ..... 16

B. Lagu Rohani Ekaristi ....................................................................... 17

1. Musik ......................................................................................... 17

a. Pengertian Musik ................................................................... 17

b. Unsur Dasar Musik ................................................................ 19

1) Melodi ............................................................................... 20

2) Irama ................................................................................. 20

3) Harmoni ............................................................................ 21

2. Lagu Rohani Ekaristi .................................................................. 22

a. Sejarah dan Perkambangan Musik Rohani .............................. 22

b. Jenis Lagu Rohani .................................................................. 24

1) Lagu Gerejani .................................................................... 24

2) Lagu Rohani ...................................................................... 24

3) Lagu Rohani Liturgis ......................................................... 25

c. Kedudukan Lagu Rohani dalam Ekaristi................................. 27

3. Kaum Muda Katolik ................................................................... 28

BAB III. PENELITIAN TENTANG PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI ST. ANTONIUS KOTABARU ................................................... 30

A. Gambaran Umum Paroki St. Antonius Kotabaru .......................... 31

1. Sejarah Terbentuknya Paroki St. Antonius Kotabaru .............. 31

2. Visi dan Misi Paroki St. Antonius Kotabaru ........................... 33

3. Perayaan Ekaristi Paroki St. Antonius Kotabaru ..................... 34

4. Gambaran Umum Kaum Muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru ................................................................................ 36

B. Metodologi Penelitian ................................................................... 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xv

1. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 37

2. Permasalahan Penelitian ......................................................... 39

3. Tujuan Penelitian ................................................................... 39

4. Manfaat Penelitian ................................................................. 40

5. Jenis Penelitian ...................................................................... 40

6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 41

7. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 41

8. Responden Penelitian ............................................................. 42

9. Definisi Operasional............................................................... 43

10. Variabel Penelitian ................................................................. 43

11. Kisi-kisi Penelitian ................................................................. 44

C. Laporan Hasil Penelitian ............................................................... 45

1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi ................................................ 46

2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi ................................................. 49

3. Usaha Meningkatkan Pemaknaan Ekaristi Melalui Lagu Rohani Ekaristi ...................................................................... 53

D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 54

1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi ................................................ 54

2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi ................................................. 59

3. Usaha Meningkatkan Pemaknaan Ekaristi Melalui Lagu Rohani Ekaristi ...................................................................... 69

E. Kesimpulan Penelitian .................................................................. 73

BAB IV. USULAN KEGIATAN WORKSHOP “LAGU ROHANI EKARISTI” UNTUK MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI ST. ANTONIUS KOTABARU .............................. 77

A. Refleksi Pastoral ........................................................................... 78

B. Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” .................................. 82

1. Pemikiran Dasar ..................................................................... 85

2. Tujuan Kegiatan ..................................................................... 85

3. Identitas kegiatan ................................................................... 86

4. Identifikasi Peserta ................................................................. 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xvi

5. Tema dan Sub Tema............................................................... 86

6. Strategi Penyampaian ............................................................. 87

7. Sarana/Peralatan ..................................................................... 87

8. Sumber Bahan ........................................................................ 88

9. Matriks Kegiatan Workshop ................................................... 89

10. Gambaran dan Jadwal Kegiatan Workshop ............................. 90

11. Contoh Satuan Pendampingan Kegiatan Workshop ............... 91

BAB V. PENUTUP.................................................................................... 110

A. Kesimpulan .................................................................................. 110

B. Saran ............................................................................................ 112

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 113

LAMPIRAN .............................................................................................. 115

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................... (1)

Lampiran 2. Panduan Pertanyaan Kuesioner ....................................... (2)

Lampiran 3. Contoh Hasil Lembar Kuesioner ..................................... (5)

Lampiran 4. Surat Rekomendasi Paroki St. Antonius Kotabaru Yogyakarta .......................................................................................... (11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Gereja

KGK : Ketekismus Gereja Katolik

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II Tentang

Gereja, 21 November 1964

MS : Musicam Sacram, Dokumen Tentang Musik Dalam Liturgi

PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Kehidupan Para Imam

PUMR : Pedoman Umum Misale Romawi

SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang

Liturgi Suci, November 1990

B. Singkatan Lain

Art : Artikel

EKA : Ekaristi Kaum Anak

EKM : Ekaristi Kaum Muda

EKR : Ekaristi Kaum Remaja

KAS : Keuskupan Agung Semarang

KWI : Konfrensi Wali Gereja Indonesia

LCD : Liquid Crystal Digital (Proyektor)

PT : Perguruan Tinggi

SMTA : Sekolah Menengah Tingkat Atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kaum muda dikenal sebagai kelompok manusia yang hidup antara masa

anak-anak dan masa dewasa. A. M. Mangunharjana dalam bukunya

Pendampingan Kaum Muda (1986: 11-12), berpendapat bahwa:

“Kaum muda adalah para muda-mudi yang berumur 15 sampai 21 tahun. Kaum muda adalah mereka yang oleh ilmu psikologi disebut adolescent yang mencakup para muda-mudi dalam usia Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), serta dalam umur studi di Perguruan Tinggi (PT) semester I-IV”.

Kaum muda dapat digolongkan sebagai kelompok umur diantara masa kanak-

kanak dan dewasa. Dalam masa transisi ini pada umumnya seseorang memasuki

masa sulit, biasanya timbulah krisis dengan masalah-masalah kompleks yang

berakibat luas dan menyangkut banyak pihak. Pada pihak yang lain kaum muda

memiliki tanggungjawab melanjutkan pembangunan Bangsa, Negara, Gereja dan

keluarga. Dapat dikatakan bahwa arah kehidupan manusia ditentukan oleh

generasi muda yang menggantikan tugas kaum tua. Oleh karena itu usaha

mempersiapkan kaum muda untuk mengemban tugas dan tanggungjawabnya

terhadap pembangunan dalam segala seginya adalah tugas banyak pihak, baik

pemerintah, Gereja, maupun pihak-pihak lain yang peduli dalam hal

pengembangan kaum muda.

Disamping tugas dan tanggungjawabnya sebagai generasi penerus, kaum

muda juga memiliki ketertarikan yang membantu mereka mencari jati diri mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

2

untuk menuju kedewasaan. Banyak hal dalam bidang bakat dan minat yang kaum

muda sukai seperti bisnis, seni, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Di bidang

seni sendiri, musik memiliki daya tarik yang luar biasa bagi kaum muda. Kaum

muda kerap kali dihubung-hubungkan dengan musik sebagai gaya gaya hidup

mereka. Selain musik cukup asyik dinikmati, musik memiliki kaitan dengan

pengalaman hidup kaum muda sehari-hari. Musik dapat memunculkan ikatan

personal yang emosional.

Demikian juga dengan munculnya lagu-lagu rohani Ekaristi yang ber-

genre pop memberikan perhatian para kaum muda untuk kembali masuk kepada

penghayatan imannya lewat Ekaristi. Hal yang sama juga dikatakan oleh E.

Martasudjita dalam bukunya Sakramen-Sakramen Gereja (2003: 277), yang

mengatakan bahwa “dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, umat beroleh kesatuan

dan kebersamaan dengan Kristus sendiri”. Dalam Ekaristi iman akan Kristus

dapat diungkapkan, di mana Gereja merayakan Misteri Paskah Kristus yaitu

sengsara wafat kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga yang membawa manusia

pada keselamatan. Namun dalam lingkup umat Katolik sendiri, sering kali kaum

muda dipandang memiliki masalah dengan liturgi. Kaum muda sering dipandang

suka semaunya sendiri, senang hura-hura, dan cenderung tidak bisa diatur dalam

hal berliturgi, sementara liturgi sendiri dipandang sebagai sesuatu yang sakral,

seolah jauh dari kerinduan para orang muda. Diantara hubungan keduanya seolah

ada perasaan enggan tapi rindu. Namun realitasnya di zaman modern saat ini,

melihat kerap kali diadakan EKM (Ekaristi Kaum Muda) juga World Youth Day

yang mendatangkan Sri Paus dimana keduanya sangat bercorakkan kaum muda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

3

menandakan kerinduan para kaum muda Katolik untuk memaknai perayaan iman/

Ekaristi/liturgi secara mendalam.

Lewat partisipasi aktifnya kaum muda menjadikan Gereja turut

berkembang. Kaum muda merupakan kumpulan pribadi dari keluarga-keluarga

yang sering disebut sebagai Gereja kecil. Dalam hal ini sebagai tempat bertumbuh

dan berkembangnya gereja dalam arti yang lebih luas yaitu sebuah lembaga yang

mewadahi kebutuhan kaum beriman dalam bentuk ibadat dan liturgi serta

kegiatan-kegiatan lainnya. Kaum muda Katolik tumbuh berkembang melalui

pergaulan mereka setiap hari dalam kenyataan diri sendiri, keluarga, lingkungan

sekitar dan masyarakat.

Begitu pun juga mengenai musik liturgi, suatu perayaan liturgi tidak hanya

soal pikiran, tetapi juga menyangkut tata gerak dan seluruh cita-rasa batin yang

terdorong untuk diungkapkan. Hal ini dapat diwujudkan dalam doa, permohonan,

pujian, sembah sujud dan semacamnya. Dalam hal inilah musik ditempatkan,

sehingga lagu rohani pun yang pada dasarnya sudah merupakan ungkapan iman

juga mendapat bagian dalam liturgi, khususnya pada proses penghayatan dan

pemaknaan Ekaristi oleh kaum muda.

Dengan demikian pokok-pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini

terutama yang berhubungan dengan lagu rohani Ekaristi dan makna Ekaristi

terutama bagi kaum muda Katolik. Untuk mewujudkan usaha ini, penulis memilih

bentuk pewartaan melalui lagu rohani ekaristi yang sesuai dengan situasi kaum

muda saat ini. Untuk itu, judul yang diangkat adalah : “PERANAN LAGU

ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

4

PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI ST.

ANTONIUS KOTABARU, YOGYAKARTA”. Lagu rohani Ekaristi yang

dimaksudkan dalam skripsi ini merupakan usaha atau cara yang digunakan penulis

untuk membantu meningkatkan serta menambah pengetahuan tentang lagu rohani

Ekaristi dan makna Perayaan Ekaristi dan bagi umat beriman Khususnya bagi

kaum muda Katolik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut:

1. Sejauh mana pengetahuan tentang makna Ekaristi dan lagu rohani Ekaristi

dimengerti oleh kaum muda Katolik?

2. Sejauh mana lagu rohani Ekaristi berperan bagi kaum muda Katolik dalam

pemaknaan Ekaristi?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai lewat penulisan ini adalah sebagai

berikut yaitu:

1. Memberi wawasan kepada penulis tentang makna Ekaristi dan lagu rohani

Ekaristi.

2. Mengetahui sejauh mana peranan lagu rohani Ekaristi bagi kaum muda Katolik

dalam pemaknaan Perayaan Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

5

D. MANFAAT PENULISAN

Diharapkan dengan penulisan skripsi dengan judul Peranan lagu rohani

Ekaristi dalam meningkatkan pemaknaan Perayaan Ekaristi bagi kaum muda

Katolik dapat memberikan wawasana serta pemahaman kepada penulis mengenai

makna Ekaristi, makna liturgi dan musik rohani dalam Perayaan Ekaristi.

Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat membantu para pemerhati

kaum muda katolik dan juga musik liturgi untuk mengembangkan musik rohani

dalam liturgi Ekaristi, sehingga dapat semakin membantu kaum muda Katolik

dalam menemukan makna Perayaan Ekaristi.

E. METODE PENULLISAN

Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan

deskriptif-analitis, yaitu dengan memaparkan pengetahuan tentang makna

Perayaan Ekaristi, dan musik rohani Ekaristi.

Penulis melakukan observasi Perayaan Ekaristi untuk mendapatkan data

lapangan yang berupa pengamatan aktif dan turut serta dalam Perayaan Ekaristi

serta wawancara langsung dengan umat yang baru saja mengikuti Perayaan

Ekaristi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini selanjutnya dianalisis

untuk memperoleh data yang lebih spesifik yang menyangkut peranan musik

rohani Ekaristi dalam Perayaan Ekaristi.

Penulisan ini didukung pula dengan studi pustaka sebagai kajian teori yang

didapatkan dari sejumlah buku sumber atau dokumen yang dapat

dipertanggungjawabkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

6

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memperoleh gambaran singkat isi skripsi ini, penulis akan

menguraikan pokok-pokok atau garis besar skripsi secara ringkas dalam empat

bab sebagai berikut:

BAB I:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan

permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan

gambaran singkat penulisan.

BAB II:

Pada bab II, penulis menyajikan pengertian Ekaristi, dasar dan sejarah

Ekaristi, makna Ekaristi, pengertian tentang musik secara umum, unsur-unsur

dasar musik, jenis lagu rohani, peranan lagu rohani Ekaristi, serta pengertian

kaum muda katolik.

BAB III:

Pada bab III berisi tentang gambaran umum Paroki St. Antonius Kotabaru

diantaranya sejarah terbentuknya Paroki St. Antonius Kotabaru, visi dan misi

Paroki St. Antonius Kotabaru, gambaran Perayaan Ekaristi Paroki St. Antonius

Kotabaru dan gambaran umum kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru.

Selain itu juga terdapat penjabaran tentang metodologi penelitian yang mencakup

latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, jenis penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, tempat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

7

waktu penelitian, responden penelitian, definisi operasional, variabel penelitian,

kisi-kisi penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian,

kesimpulan penelitian.

BAB IV:

Pada bab IV berisi tentang refleksi pastoral dari hasil penelitian, gambaran

kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”, contoh persiapan salah satu sesi dari

kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”.

BAB V:

Pada bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

BAB II

MAKNA PERAYAAN EKARISTI DAN LAGU ROHANI EKARISTI

A. Ekaristi

1. Pengertian Ekaristi

Ekaristi berasal dari kata Yunani Eucharistein yang berarti: mengagumi,

bersyukur, berterima kasih, lebih menunjukkan aspek syukur dan pujian dalam

perayaan itu dengan Doa Syukur Agung sebagai intinya (Kirchberger, 1991: 195).

Ekaristi merupakan kata yang dipakai untuk menyebut seluruh upacara misa,

khususnya bagian kedua (sesudah perayaan sabda) yang mencapai puncaknya

pada konsekrasi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dan berakhir

dengan komuni. Ekaristi juga menunjukkan kehadiran nyata Kristus dalam roti

dan anggur. Dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan Rohani Gereja,

yakni Kristus sendiri, Paskah kita (PO art 5 bdk KGK art 1324). Ekaristi yang

diadakan oleh kristus pada perjamuan terakhir, adalah yang paling agung diantara

sakramen-sakramen yang lain dan merupakan pusat hidup Gereja (Gerald O’

Collins SJ, 1996: 643). Selain itu dalam Lumen Gentium, konstitusi Dogmatis

tentang Gereja art 11, mengatakan bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak

seluruh hidup Kristiani.

Paus Yohanes Paulus II dalam Dokumen Ecclesia de Eucharistia, art 10

menjelaskan bahwa Ekaristi sebagai sumber kehadiran Kristus dalam persekutuan

umat beriman dan menjadi santapan rohaninya adalah milik Gereja yang paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

9

berharga dalam perjiarahannya sepanjang sejarah. Ini juga merupakan ungkapan

komitmennya yang hidup terhadap misteri Ekaristi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sakramen

Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur untuk mengenangkan, menghadirkan,

menghayati akan karya keselamatan Allah yang telah terwujud dalam diri Yesus

Kristus serta mengenangkan penderitaan Yesus sebelum wafat di kayu salib.

Melalui perayaan Ekaristi kita diajak untuk menghayati seluruh karya

keselamatan Allah dengan cara ikut ambil bagian di dalamnya dimana Ekaristi

sumber serta puncak seluruh kehidupan umat Kristiani yang sejati.

2. Dasar dan Sejarah Ekaristi

Dalam Perjanjian Lama, Ekaristi memiliki latar belakang yang kuat,

terutama dalam tradisi Yahudi. Berikut adalah dasar dan sejarah Ekaristi.

a. Paskah Yahudi Sebagai Kenangan Akan Pembebasan Dari Mesir

(Eksodus)

Setiap bangsa mempunyai kenangan akan peristiwa yang menentukan

perjalanan hidup bersama. Bagi bangsa Israel, kenangan yang tak dapat dilupakan

adalah peristiwa pembebasan dari Mesir. Peristiwa pembebasan dari Mesir yang

tertulis dalam Kitab Keluaran menjadi sangat penting karena diikuti oleh

penggambaran di padang gurun dan pembentukan bangsa Israel sebagai umat

Allah dalam ikatan perjanjian (Prasetyantha 2008: 19).

Perayaan Ekaristi Gereja berakar pada tradisi perjamuan makan (Paskah)

Yahudi. Adapun Inti pokok tradisi perjamuan makan Yahudi adalah doa sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

10

perjamuan yang berisi doa syukur atas Roti, perjamuan makan, lalu doa sesudah

perjamuan yang berisi doa syukur atas piala (Martasudjita, 2005: 273).

b. Perkembangan Perayaan Paskah dan Roti Tak Beragi

Secara kronologis, umat Israel menempatkan titik awal terjadinya

Perayaan Paskah dan roti tak beragi pada peristiwa keluaran dari Mesir. Hari Raya

Paskah dan Roti Tak Beragi bersama-sama diberi nama perayaan Paskah.

Perayaan Paskah mempunyai akarnya pada tradisi para gembala, sedangkan

perayaan Roti Tak Beragi pada mulanya berakar pada perayaan di lingkungan

para petani (Prasetyantha 2008: 22).

c. Perjamuan Paskah Yahudi pada Zaman Yesus

Pada Zaman Yesus, Perayaan Paskah tetap menjadi perayaan keagamaan

Yahudi yang utama. Pada pagi hari, umat mengumpulkan semua ragi,

membawanya ke Bait Allah untuk dibakar bersama-sama oleh para imam. Dan

pada sore hari dilaksanakan penyembelihan kambing dan domba yang dilakukan

di Bait Allah, dan setelah matahari terbenam dimulailah perjamuan Paskah yang

dilaksanakan di dalam keluarga atau di dalam kelompok, dengan cara

mengelilingi meja perjamuan Paskah dengan jumlah paling sedikit sepuluh orang.

Namun jika di dalam satu keluarga tidak memenuhi jumlah minimal tersebut,

mereka dapat mengundang keluarga lain untuk bergabung. Adapun tujuannya

yaitu agar anak domba Paskah dapat disantap sampai habis, tanpa sisa. Sesuai

dengan peraturan, seluruh daging kurban harus habis, dimakan dan tulang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

11

tulangnya dibakar. Adapun peserta perjamuan biasanya memakai pakaian putih,

menyantap makanan dengan setengah berbaring, mengitari meja perjamuan yang

berukuran rendah (Prasetyantha, 2008: 25).

Peristiwa makan bersama ini merupakan gambaran dari perjamuan Paskah

Yahudi di zaman Yesus. Di dalam perjanjian lama peraturan tentang perjamuan

paskah ini dapat kita temukan pada Kel 12: 1-13: 6. Macam-macam makanan

yang disantap di dalam perjamuan Paskah mempunyai maknanya masing-masing.

Semuanya dikaitkan dengan peristiwa keluaran dari Mesir (Eksodus). Anak

domba Paskah dipakai sebagai kenangan akan belas kasih Allah yang telah “

melewati” rumah-rumah nenek moyang Israel di tanah Mesir dan tidak

membinasakan anak-anak sulung mereka (Kel 12: 27). Adapun beberapa lambang

yang digunakan dalam paskah yang dapat dilihat antara lain; sayur pahit

melambangkan kondisi perbudakan yang membawa kepahitan hidup bangsa Israel

karena bangsa Mesir (Kel 1: 14) sedangkan Roti tak beragi melambangkan

penderitaan di masa lalu dan dikaitkan dengan situasi yang tergesa-gesa ketika

bangsa Israel hendak meninggalkan Mesir (Prasetyantha 2008: 28).

d. Perjamuan Malam Terakhir Yesus

Hari Kustono. Pr, dalam buku yang disunting Prasetyantha (2008: 29)

mengatakan bahwa pada awal berkembangnya jemaat Kristiani, perjamuan Tuhan

sudah menjadi salah satu faktor utama yang meneguhkan ikatan persaudaraan

antar anggota jemaat dan antar komunitas Gerejani. Perjamuan Tuhan menjadi

sarana utama untuk menyatukan umat dengan Kristus sang penebus. Dalam Mat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

12

26: 18 Kisah perjamuan malam terakhir dapat kita duga bahwa Yesus telah

merencanakan perjamuan tersebut dengan meminta salah seorang pengikutnya

untuk menyiapkan tempat untuk perjamuan malam.

e. Ekaristi Menurut Pandangan Bapa-bapa Gereja

Santo Yustinus Martir dalam buku karangan Martasudjita (2005: 205).

memandang Ekaristi sebagai suatu ibadah atau liturgi Kristiani. Ekaristi

merupakan kurban rohani sebab Ekaristi merupakan doa yang benar dan pujian

syukur yang tepat. Pujian syukur tersebut meliputi kurban kepada Allah, kenangan

akan penderitaan Yesus, akan penciptaan dan penebusan. Yustinus yakin bahwa

santapan Ekaristi adalah tubuh dan darah Yesus Kristus sendiri

Santo Ignatius dari Antiokhia, dalam suratnya kepada umat Philadelpia

mengatakan untuk mengusahakan merayakan satu Ekaristi, karena ini hanyalah

tubuh Tuhan kita Yesus Kristus dan hanya satu piala untuk persatuan dengan

darah-Nya dan hanya satu Altar (Martasudjita, 2005: 249). Selain itu Santo

Ignatius mengajarkan bahwa Roti Ekaristi sebagai tubuh Tuhan sendiri, yakni

Yesus Kristus yang telah mempersembahkan diri dalam roti dan anggur Ekaristi.

Menurut santo Ireneus Lyon, Ekaristi pertama-tama adalah kurban pujian

syukur. Dalam Ekaristi diungkapkan pujian syukur atas penciptaan, dan atas

penebusan Yesus Kristus. Adapun tujuan makanan Ekaristi adalah penyampaian

Sang Logos. Artinya dengan menerima santapan Ekaristi orang disatukan dalam

kebersamaan abadi dengan Yesus Kristus (Martasudjita, 2005: 250-251).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

13

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan

Perjanjian Lama, Ekaristi merupakan perayaan karya keselamatan Allah dalam

suatu perayaan syukur yang dilakukan oleh Bangsa Israel yang berhasil keluar

dari Mesir. Perayaan Syukur itu berupa perjamuan makan (Paskah) dengan

menyantap santapan roti tak beragi dan domba yang telah dipersembahkan.

Sedangkan Ekaristi pada jaman Yesus dan pandangan para Bapa Gereja sebagai

perayaan Syukur atas karya Keselamatan Allah dan pengampunan dosa yang telah

hadir melalui diri Yesus. Ekaristi sebagai kenangan akan perjamuan malam

terakhir Yesus bersama dengan para Rasul, penderitaan Yesus serta

penebusanNya melalui tubuh dan darahNya yang disimbolkan melalui Roti dan

Anggur yang telah Ia berkati, dipecah dan dibagikan kepada para murid.

3. Makna Ekaristi

a. Ekaristi sebagai Ungkapan Cinta Kasih Yesus yang Sehabis-habisnya

Kasih Yesus kepada muridNya ia curahkan selama masa hidupNya seperti

halnya yang tertulis dalam dalam Yoh 13: 1 yang berbunyi ”sementara itu

sebelum hari raya paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba

untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi

murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi sampai kepada

kesudahannya”. Ia mengasihi murid-murid-Nya dengan kasih yang sungguh luar

biasa, tanpa batas hingga rela memberikan nyawa-Nya demi keselamatan para

Murid serta seluruh umat beriman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

14

Dengan wafat-Nya di kayu salib mengungkapkan cinta kasih-Nya yang

total kepada para Murid serta seluruh manusia demi persatuan dengan Allah. Ia

mengorbankan diri di kayu salib demi memenuhi karya keselamatan dari Allah

bagi umatNya. Ia memiliki jiwa pengorbanan yang sungguh luar biasa dan

memiliki kasih yang total terhadap sahabat-sahabat-Nya.

Yesus telah memberikan kemenangan sejati dan keselamatan bagi semua

orang dengan anugerah cinta kasih yang tanpa batas kepada para murid serta

umat-Nya. Oleh karena itu untuk mengenang anugerah-Nya Gereja mengabadikan

dan mengenang-Nya dalam Ekaristi suci. Ekaristi menjadi suatu kenangan untuk

hidup rohani yang bersumber dari Allah (Martasudjita, 2005: 295-296).

b. Ekaristi sebagai Perjamuan yang Mempersatukan Umat dengan Allah,

Umat dengan umat

Dalam Ekaristi, umat mengenangkan janji Kristus yang diberikan yaitu

TubuhNya yang diserahkan demi keselamatan manusia dan DarahNya dicurahkan

sebagai jaminan perjanjian baru demi pengampunan dosa semua orang

(Kirchberger, 1991: 195). Ekaristi menjadi sarana bagi umat kristiani untuk

mengadakan perjamuan pengenangan akan misteri Kristus. Ekaristi merupakan

suatu perjamuan pengenangan karena umat yang turut membawakan kurban

dipersatukan dengan Allah.

Menurut Grun (1998: 29) perjamuan adalah pengalaman kebersamaan

yang paling mendalam dengan para peserta perjamuan dan sekaligus dengan

Allah. Allah mengundang para murid dan juga umat-Nya dalam sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

15

perjamuan untuk menjadikan mereka satu keluarga dalam kerajaan-Nya.

Perjamuan menjadi tanda bahwa Allah peduli dengan umat-Nya, disamping itu

juga memampukan umat untuk menjalin relasi dengan sesamanya. Ekaristi

menjadi daya kekuatan bagi umat untuk senantiasa merindukan kesatuan dengan

Allah. Oleh karena itu umat yang mengikuti perjamuan/perayaan Ekaristi diajak

untuk bersatu dengan Allah melalui terang Roh Kudus (Koinonia). Koinonia

adalah suatu bentuk keterlibatan umat untuk bersatu dengan Allah melalui Ekaristi

dan membentuk suatu persaudaraan antar umat beriman dalam terang Roh Kudus.

Dalam pemecahan Ekaristi, kita secara nyata ikut serta dalam tubuh

Tuhan; maka kita pun diangkat untuk bersama-sama bersatu dengan Dia dan

bersatu antara kita (LG 7). Hal ini menjadi tempat persatuan antara umat dengan

Allah, umat dengan umat yang membentuk suatu Gereja. Allah sendiri selalu

hadir di tengah hidup umat dalam setiap perkumpulan yang melibatkan

kehadiranNya (Martasudjita, 2005: 358). Hal ini dapat kita lihat ketika Tuhan

Yesus bersabda “sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku

disitu Aku ada ditengah-tengah mereka” (Mat 18: 20).

Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci. Sacrosanctum

Concilium, art 47, mengatakan bahwa Ekaristi sebagai perjamuan Paskah. Hal ini

dimengerti dalam keseluruhan perayaan Ekaristi sehingga Ekaristi menjadi tempat

untuk mengenang seluruh karya keselamatan Yesus Kristus yang berakhir dengan

wafat dan kebangkitanNya (Martasudjita, 2005: 297-298).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

16

c. Ekaristi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja

Ekaristi tidak hanya pusat seluruh liturgi Gereja, tetapi juga menjadi

sumber dan puncak kehidupan Gereja (Martasudjita 2003: 297). Dalam hal ini LG

art 11 mengatakan demikian:

“Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh hidup kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba Ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah; demikianlah semua menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam persembahan maupun dalam komuni suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan caranya sendiri. Kemudian, sesudah memperoleh kekuatan dari tubuh Kristus dalam perjamuan suci, mereka secara konkret menampilkan kesatuan Umat Allah, yang oleh sakramen mahaluhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara mengagumkan.”

Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani menunjukkan

sebuah pemahaman dari Konsili Vatikan II, yang tidak dapat memisahkan Ekaristi

dengan kehidupan sehari-hari. Hidup sehari-hari memperoleh kekuataan dan

dasarnya dari Ekaristi sebagai sumber. Dari Ekaristilah mengalir kekuatan yang

menjiwai dan menggerakkan seluruh hidup orang Kristiani dalam mengarungi

suka duka kehidupannya. Selain itu Ekaristi juga menjadi puncak dari seluruh

kegiatan umat Kristiani. Artinya, semua bidang kehidupan yang dijalani umat

Kristiani tertuju dan mengarah kepada Ekaristi sebagai puncaknya.

d. Ekaristi Memampukan Kita Untuk Tinggal dalam Kristus

Di dalam injil Yoh 1: 39 Yesus bersabda: ”Marilah dan kamu akan

melihatnya. Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu

mereka tinggal bersama-sama dengan Dia”. Yesus mengundang para murid untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

17

tinggal bersama Dia. Hal ini bertujuan agar para murid mengalami, merasakan

menghidupi dan mengalami sendiri misteri pribadi dan hidup Kristus. Dengan

demikian mereka dapat bersatu dalam persekutuan denganNya. Sehingga para

Murid memiliki suatu pengalaman pribadi tinggal bersama Kristus dan

pengalaman itu menjadi suatu misi perutusan dalam mewartakan kabar gembira

ke seluruh dunia (Martasudjita 2012: 21).

Di dalam Ekaristi Yesus menjadi roti Hidup yang diserahkan bagi

umatNya. Roti hidup ini memberikan kehidupan bagi umat dimanapun berada.

Melalui Ekaristi umat diajak untuk tinggal bersama Kristus, masuk dan bersatu di

dalam misteri Ekaristi, yakni misteri wafat dan kebangkitanNya. Peristiwa tinggal

bersama Kristus terwujud dalam penyambutan Komuni suci. Kita merayakan

Ekaristi, menyambut tubuh dan darahNya dalam komuni suci menjadi tanda

bahwa kita” tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita” (Martasudjita

2012: 23).

B. Lagu Rohani Ekaristi

1. Musik

a. Pengertian Musik

Menurut Levinson yang disunting oleh Karina Andjani (2014: 47) di

dalam buku berjudul Apa itu Musik?, mengatakan bahwa musik merupakan suara

yang secara temporal diorganisir oleh seseorang, yang dimaksudkan untuk

memperkaya pengalaman melalui keterlibatan aktif, seperti mendengarkan,

menari, menampilkan, dengan suara yang dianggap sebagai suara. Martasudjita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

18

(1999: 135) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Liturgi, Makna, Sejarah dan

Teologi Liturgi, mengatakan secara Etimologis istilah “musik” berasal dari bahasa

Yunani mousike yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin musica.

Kata musik tidak dapat didefinisikan hanya dari suatu segi tertentu. Musik

bukan merupakan sebuah bentuk gagasan maupun hasil pemikiran, karena musik

memiliki estetika tersendiri. Nilai keindahan dalam musik ditunjukan secara lugas

ketika musik itu dibunyikan dan diperdengarkan. Nilai keindahan musik ditujukan

kepada orang lain dan dirinya sendiri. Musik merupakan perpaduan dari bunyi

akustis (bunyi yang bersifat riil/hanya bunyi) yang dialami dalam suatu dimensi

ruang dan waktu. Musik memiliki dimensi waktunya tersendiri. Musik terjadi

ketika berjalan sesuai dengan waktu dan keteraturan irama.

Menurut Prier (1983: 9) dalam buku Liturgi Perayaan Keselamatan

berpendapat bahwa musik dapat mengungkapkan perasaan manusia. Melalui

musik, orang dapat mengekspresikan diri. Musik dapat menjadi tanda cinta bagi

orang lain. Dengan musik, orang menjadi tahu apa yang sedang dialami

seseorang. Ungkapan kegembiraan, kesedihan, keputusasaan, kehilangan arah,

dan lain-lain, dapat ditunjukkan melalui musik. Musik disebut juga sebagai bahasa

universal yang dapat diterima dan dimengerti oleh setiap orang dari segala lapisan

masyarakat. Musik mengatasi perbedaan batas usia manusia, jenis kelamin, dan

ras. Irama dalam musik melampaui bahasa, suku, Negara, bahkan agama. Musik

mampu dinikmati oleh semua kalangan karena musik merupakan suatu bentuk

komunikasi antar manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

19

Bernstein & Picker (1972: 1) dalam bukunya An Introduction To Music

mengatakan bahwa musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu

dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan

ide dan emosi. Musik dibentuk dari berbagai nada, melodi, ritme dan akor yang

tersusun harmonis dan didukung oleh warna suara tertentu yang diterima oleh

telinga. Telinga manusia mudah menerima dan menikmati akor-akor harmonis.

Telinga manusia mampu menilai musik sebagai bunyi kualitatif yang

mengandung arti tertentu. Musik mampu memuat arti yang luas. Makna yang

terkandung dalam musik merupakan makna yang tersirat bukan tersurat. Hal ini

dikarenakan makna dalam musik tidak sejelas ketika diungkapkan dengan

lambang atau kata-kata. (Prier, 2010: 1)

b. Unsur Dasar Musik

Musik merupakan suatu peristiwa bunyi. Musik yang paling mudah

dikenali dan paling sederhana diawali oleh munculnya suara manusia. Suara

manusia dihasilkan dari adanya getaran pita suara pada tenggorokan. Getaran

yang dihasilkan oleh pita suara diresonansikan dalam rongga mulut. Sedangkan

sura yang berasal dari luar pribadi diterima oleh sistem pendengaran manusia

yakni telinga sebagai suatu bunyi (Harder, 1979: 1). Setiap bunyi yang muncul

tidak begitu saja disebut sebagai musik hendaknya. Pada dasarnya musik memiliki

unsur pembentuk yakni melodi, irama/tempo dan harmonisasi (Banoe, 2003: 288).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

20

1) Melodi

Melodi dipahami sebagai sebuah urutan nada dengan jarak tertentu dan

membawa makna dalam penyampaiannya. Istilah melodi dikemukakan sebagai

suatu unsur utama dalam penentuan kualitas suatu karya musik (Mack, 1994: 7).

Melodi berasal dari bahasa Yunani Melos yang bermakna arus. Dari akar kata

inilah, melodi dalam musik dipahami sebagai sebuah cara untuk mengatur musik

dengan perhitungan waktu. Penentuan pembentukan melodi disusun dengan

persyaratan dalam penyampaiannya. Nada-nada yang disusun sebagai suatu

melodi memiliki jarak dan ukuran tertentu. Perbedaan urutan nada didasarkan dari

hasil perbandingan proporsi pada dawai gitar yang dimunculkan oleh Phytagoras.

Dalam pengenalan suatu melodi tertentu harus dilihat ciri-ciri yang dimilikinya.

Melodi memiliki bentuk nada yang jelas, memiliki suatu ungkapan tertentu dan

nada-nadanya mampu dinyanyikan dengan baik dan jelas.

2) Irama

Irama berkaitan erat dengan panjang pendeknya nada dan tekanan bagi

melodi (Prier, 2009: 76). Irama merupakan salah satu unsur pokok musik yang

mampu menghidupkan suasana dalam pembentukan lagu. Menurut Dieter Mack

(1994: 7) dalam bukunya Sejarah Musik III mengatakan bahwa irama berkaitan

erat dengan kesan fungsional pada musik. Selain itu kesan fungsional yang

dihasilkan dari pembentukan irama mampu menunjukkan kesan tertentu dari lagu

tersebut. Irama yang menggunakan nada-nada panjang memberikan kesan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

21

kesedihan atau keputusasaan, sedangkan irama yang riang yang dibentuk dari

nada-nada pendek dapat memberi nuansa kebahagiaan, keceriaan.

Irama berbeda dengan tempo. Tempo berhubungan dengan jumlah ketukan

atau hitungan permenit dalam sebuah lagu. Tempo juga berhubungan erat dengan

tebentuknya birama dalam lagu. Tempo secara mendasar dibagi menjadi dua

yakni cepat dan lambat. Hingga pada abad 19 ditemukan metronom yakni sebuah

alat yang digunakan untuk menghitung ketukan permenit. Dengan alat ini tempo

dapat diperkirakan cepat lambatnya. Tempo paling cepat disebut dengan

Prestissimo (220-240 ketukan per menit) hingga yang paling lambat yakni largo

(40-44 ketukan per menit) (Prier, 2009b: 108).

3) Harmoni

Harmoni termasuk satu unsur yang dapat mengkomposisikan musik.

Harmoni dapat juga disebut sebagai bentuk keselarasan. Sesuatu terlihat indah

apabila ada keteraturan dan keselarasan antara yang satu dengan yang lain.

Phytagoras pernah menyatakan dalil mengenai harmoni yaitu “semua yang

ditunjukkan dengan angka dan harmoni di dalam musik maupun di dalam alam

semesta” (Prier, 1991: 30). Hal ini menunjukkan bahwa harmonisasi tidak hanya

membentuk musik, namun juga membentuk keselarasan hidup. harmonisasi dalam

musik membentuk suasana vertikal, keselarasan antar suara yang satu dengan

yang lain ataupun suara vokal dengan instrumental. Selain harmonisasi musik dan

alam, hidup manusia memiliki harmoninya tersendiri. Harmoni dalam hidup

manusia terlihat dalam keselarasan antara jiwa dan badan. Harmoni kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

22

manusia sering disebut dengan Musica Humana atau musik manusiawi (Prier,

2009b: 61).

Musik memiliki variasi tersendiri. Akor-akor tonika (do-mi-sol) dikenal

sebagai bunyi harmonis. Namun musik sendiri hidup dari bentuk yang harmonis

dan disharmonis. Musik yang disharmonis disebut juga suara disonan. Akor

disonan merupakan suatu kejanggalan dalam musik. Akor disonan yang memiliki

kejanggalan merupakan suatu bentuk variasi yang ingin diselaraskan dengan akor

konsonan sehingga membentuk musik yang harmoni (Prier, 2010: 2) (Prier,

2009b: 123).

2. Lagu Rohani Ekaristi

a. Sejarah dan Perkembangan Lagu Rohani

Menurut W. Blankenburg yang disunting Karl E. Prier dalam buku

berjudul Musik Gereja Zaman Sekarang (2009: 14) menggolongkan musik/lagu

rohani sebagai bagian dari musik Gereja. Secara musik Gereja sendiri merupakan

musik yang dipakai dalam gedung gereja atau musik khusus dari umat sebagai

suatu persekutuan.

Pada zaman gereja awal, abad 1-4, musik Gereja dikenal dengan musik

emosional. Musik emosional memiliki unsur emosional atau segi musikal yang

selalu melebihi peranan liturgis ke arah apresiasi dan seni. Musik emosional selalu

berhubungan dengan Allah dan karya penciptaan-Nya. Pandangan baru mengenai

musik Gereja pada zaman Renaissance untuk menjadikan manusia penting, bahwa

komponis dengan ungkapan perasaan subyektif ingin menggerakkan perasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

23

pendengar (affectus movere); dan penyanyi yang mementaskan sebuah karya

musik berusaha untuk menggemakan kembali perasaan sang komponis (affectus

exprimere). Pada zaman barok (abad 16-17) istilah liturgi dalam musik Gereja

semakin di geser ke latar belakang dan diganti dengan istilah sakral. Dimana pada

abad-abad sebelumnya liturgi termasuk menjadi bagian yang pokok dalam ibadat.

Pengaruh dari opera dan konser mempengaruhi afek (perasaan) dalam komponis,

interpreter dan pendengar musik, sehingga arti musik gereja bergeser kearah

musik religius dan rohani. Musik Gereja Protestan menjadi awal lahirnya kantata,

passio dan juga oratorio yakni karya musik dengan syair rohani yang berkembang

di Gereja Protestan. Dalam Gereja Protestan abad 18, musik mendapat fungsi

sebagai sarana dan bukan lagi sebagai bagian dari liturgi; ia bertujuan

menimbulkan devosi/suasana khidmat, hal ini yang menjadika karya musik rohani

pindah dari Gereja ke gedung pertunjukkan; bahwa musik gereja disesuaikan

dengan tuntutan zaman. Kemudian pada zaman klasik nyanyian rohani yang

menjadi bagian dari musik rohani (bukan nyanyian ibadat) muncul (Prier, 2009:

14-41).

Musik rohani merupakan musik yang diciptakan dan dipakai di luar ibadat

(Prier, 2009: 14). Musik rohani merupakan hasil produk karya musik dari Gereja

Protestan. Semenjak Gereja paska konsili mampu mengaburkan batas antara

sakral dan profan, musik Gereja, khususnnya musik liturgi memperoleh berbagai

macam inkulturasi. Inkulturasi dalam musik liturgi tersebut tidak hanya mencakup

budaya kedaerahan saja namun juga masuknya budaya pop dan juga musik rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

24

dengan kekhasan Gereja Protestan. Proses inkulturasi liturgi inilah yang membuat

munculnya musik rohani Ekaristi.

b. Jenis Lagu Rohani

1) Lagu Gerejani

Menurut Bernardus B. Ujan yang tulisannya dimuat dalam Inspirasi;

Lentera Yang Membebaskan (2006: 26), menjelaskan bahwa lagu Gerejani atau

musik Gereja, dalam bahasa latin musica eccelsiastica adalah istilah yang

digunakan oleh para pengikut Kristus atau Gereja ketika persekutuan beriman ini

menyadari kekhasannya dalam mengekspresikan iman lewat musik/lagu terutama

dalam ibadat atau liturgi. Istilah ini mengacu pada tatanan bunyi dengan melodi

tertentu tanpa teks atau sesuai dengan bentuk teks yang mengungkapkan baik isi

hati umat beriman maupun ajaran dan iman Gereja.

Musik ini dapat dihasilkan dengan bantuan alat atau instrument maupun

dengan suara vokal penyanyi. Karena mengungkapkan iman yang diajarkan dan

dihayati oleh umat beriman maka musik Gereja memiliki kekhasan dibandingkan

dengan musik dari umat yang beragama lain meskipun dipengaruhi juga oleh

musik agama lain misalnya dari musik orang Yahudi. Musik/lagu Gereja pada

umumnya adalah salah satu bentuk dari musik religus atau musik rohani.

2) Lagu Rohani

Lagu Rohani atau musik religius (musica religiosa) adalah musik yang

mengungkapkan atau mengandung tema-tema rohani (Ujan, 2006: 26-27). Musik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

25

atau lagu rohani ini dimiliki umat agama manapun. Bahkan ada tema musik-

rohani yang umum diterima oleh umat manapun karena bersifat universal. Baik

melodi maupun teksnya mengungkapkan pengalaman rohani yang diterima oleh

orang beriman dari berbagai agama. Ketika suatu musik/lagu rohani

mengungkapkan pengalaman khusus dari umat agama tertentu, maka ia menjadi

musik/lagu yang khas misalnya lagu rohani khas Yahudi atau khas Hindu dan

Budha atau khas Kristen dan Islam.

Lagu rohani itu jadi khas Kristiani bila mengungkapkan keyakinan iman

akan Kristus Tuhan dan Penyelamat atau akan Tritunggal Mahakudus serta pokok

iman lain yang diyakini orang Kristiani. Di dalam lingkup Gereja sendiri, lagu

rohani dalam arti sempit berarti segala macam musik/lagu yang mengungkapkan

pengalaman rohani khas Gereja tetapi tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam

perayaan-perayaan liturgis (Ujan, 2006: 26).

3) Lagu Rohani Liturgis

Lagu Liturgis atau musik suci (musica sacra) oleh Gereja Katolik

merupakan segala macam musik/lagu Gerejani atau musik/lagu rohani yang

digubah khusus untuk ibadat atau perayaan-perayaan liturgis (Ujan, 2006: 26).

Kini istilah yang lebih populer adalah lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani liturgis

atau lagu rohani Ekaristi dalam arti tertentu mengacu pada semua macam musik

yang inspirasinya atau maksud dan tujuan serta cara membawakannya mempunyai

hubungan dengan iman Gereja. Tema-tema yang digunakan dalam lagu rohani

Ekaristi menunjuk pada salah satu bagian dalam Perayaan Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

26

Berikut merupakan hasil pemaparan oleh Bernardinus. B. Ujan (2006: 26-

27) tentang ciri-ciri lagu rohani Ekaristi

Lagu rohani Ekaristi dapat dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat

musik sebagai pengiring. Baik teks maupun musik dengan melodinya yang secara

khas mengekspresikan iman Gereja yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa

yang dilakukan Allah (karya agung Allah yang menyelamatkan) dan tanggapan

manusia beriman (syukur-pujian, sembah-sujud, dan permohonan). Istilah lagu

liturgi dipandang Gereja sebagai sebuah bagian utuh dari perayaan liturgi dan

bukan sebagai suatu unsur luar yang dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan

liturgis seakan-akan suatu barang asing atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di

tengah perayaan liturgi.

Sebagai bagian utuh dari liturgi, lagu rohani Ekaristi itu merupakan doa

dan bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. Musik/Lagu

liturgi itu mesti indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni

musik/nyanyian pada umumnya, namun lebih dari itu musik/lagu liturgi

mengungkapkan doa manusia beriman. Bahkan musik atau nyanyian liturgis

sebagai doa mempunyai nilai tinggi. Sebab musik-liturgi menggerakkan seluruh

diri manusia yang menyanyi atau yang menggunakan alat-alat musik (budi,

perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau kaki dll). Sekaligus demi harmoni

dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan

orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan maksud-tujuan musik/nyanyian

liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini sesuai dengan hakekat dari liturgi

sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang demi kepentingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

27

umum (kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya demi diri

sendiri).

c. Kedudukan Lagu Rohani dalam Ekaristi

Lagu rohani Ekaristi merupakan bentuk musik rohani yang dipakai dan

digunakan dalam Ekaristi. Sama halnya dengan musik liturgi, musik rohani

Ekaristi mampu memberikan suasana batiniah. Lagu rohani Ekaristi tidak dapat

menggantikan bagian integral dalam liturgi (SC art. 112). Namun dalam

Sacrosanctum Concilium, Dokumen Konsili Vatikan II tentang konstitusi Liturgi,

artikel 118, mengatakan Nyanyian rohani umat hendaknya dikembangkan secara

ahli, sehingga kaum beriman dapat bernyanyi dalam kegiatan-kegiatan devosional

dan perayaan-perayaan ibadat, menurut kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan

rubrik.

Berikut merupakan peranan dan tujuan lagu rohani menurut nilai

pentingnya dan frekwensi seringknya kita pakai, kita memilih dan mengambil

Perayaan Ekaristi.

1) Nyanyian Pembukaan, digunakan untuk membuka Perayaan Ekaristi,

membina kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri

iman yang dirayakan.

2) Nyanyian Persiapan Persembahan, berperan sebagai pengiring perarakan

persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan.

3) Nyanyian Komuni tujuannya adalah agar umat secara batin bersatu dalam

komuni juga untuk menyatakan persatuannya saceara lahiriah dalam nyanyian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

28

bersama. Maka lagu komuni harus bertemakan komuni atau Tubuh dan Darah

Kristus.

4) Nyanyian penutup berperan untuk mengahantarkan imam dan para pembantu-

pembantunya meninggalkan altar dan menuju ke sakristi (fakultatif)

C. Kaum Muda Katolik

Sebelum membahas tentang pengertian kaum muda Katolik, terlebih

dahulu akan dibahas mengenai pengertian kaum muda secara umum. Charles M.

Shelton, S.J, (1988: 10) dalam bukunya Menuju Kedewasaan Kristiani, yang

mengutip definisi tentang kaum muda dari persekutuan psikiater Amerika dalam

Psychiatric Glossary, memberikan batasan kaum muda sebagai berikut:

“Kaum muda adalah suatu periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang membawanya ke kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan terbentuknya seseorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial.”

Selanjutnya beliau mengatakan bahwa yang dapat digolongkan sebagai

kaum muda tidak hanya para pelajar sekolah lanjutan atas, tetapi mereka juga

yang senior di perguruan tinggi, karena kelompok orang tersebut masih dalam

taraf kedewasaan. Sejalan dengan hal ini, Mangunhardjana (1986: 11-12) dalam

bukunya Pendampingan Kaum Muda juga menambahkan bahwa kaum muda

adalah mereka yang oleh ilmu psikologi disebut adolescent, yang mencakup para

muda-mudi di usia sekolah menengah tingkat atas (SMTA), serta dalam umur

studi di perguruan tinggi (PT) semester I-IV.

Menurut mangunhardjana, (1986: 11) kata ‘kaum muda’ digunakan untuk

menunjuk golongan, atau kelompok kaum muda yang berumur antara 15-21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

29

tahun. Menurut undang-undang perkawinan RI tahun 1974, kaum muda meliputi

para muda-mudi yang sudah melewati umur kanak-kanak dan belum mencapai

batasan umur yang ditentukan oleh undang-undang untuk menikah, bagi pemuda

minimal berumur 19 tahun dan pemudi minimal berumur 16 tahun.

Dari segi usia, Dr. J. Riberu (1977: 183) memberikan batasan kaum muda-

mudi mereka yang lebih kurang berusia 12-24 tahun dan “bagi mereka yang

bersekolah, usia ini sesuai dengan usia sekolah lanjutan dan perguruan tinggi”.

Sedangkan bila ditinjau dari segi sosiologis Dr. J. Riberu mengatakan bahwa

sesorang tergolong kaum muda atau orang-orang dewasa:

“Sering kali berjalan dengan status berdikari di bidang nafkah atau status keluarga. Umur sosial ini menyebabkan seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan usia muda bisa dianggap sudah dewasa dan sebaliknya orang muda yang sudah melampaui usia tersebut masih dianggap muda-mudi.”

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kaum muda

adalah sekelompok orang yang berumur 15-24 tahun yakni dari golongan umur

pelajar hingga mahasiswa. Sehingga yang dimaksud dengan kaum muda Katolik

sama seperti gambaran sebelumnya, hanya saja kaum muda Katolik lebih spesifik

menunjuk pada orang-orang dalam suatu paroki yang sering dikenal sebagai

“MUDIKA” (MUda-muDi KAtolik).

Dari paparan teori di atas, penulis terdorong untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan tentang makna Ekaristi dan lagu rohani Ekaristi dimengerti

oleh umat, khususny bagi kaum muda Katolik. Dan juga sejauh mana lagu rohani

Ekaristi berperan bagi kaum muda katolik dalam pemaknaan Perayaan Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

BAB III

PENELITIAN TENTANG PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI

DALAM PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI

BAGI KAUM MUDA KATOLIK

DI PAROKI ST. ANTONIUS KOTABARU

Dalam bab II telah diuraikan tentang pengertian Ekaristi baik secara umum

maupun secara khusus. Pada bab II juga telah diuraikan tentang lagu rohani

Ekaristi dan juga perannya dalam perayaan Ekaristi. Pada bab III ini penulis akan

membahas perihal penelitian tentang lagu rohani Ekaristi dalam pemaknaan

Perayaan Ekaristi bagi kaum muda Katolik paroki St. Antonius Kotabaru. Dalam

bab III ini penulis mengawali dengan memberikan gambaran umum Paroki St.

Antonius Kotabaru, Perayaan Ekaristi, dan juga kaum muda Katolik di paroki

tersebut berikut perkembangannya.

Bagian selanjutnya penulis menjelaskan metodologi penelitian yang

nantinya akan dilaksanakan. Sesudah melaksanakan penelitian, penulis membahas

hasil penelitian yang terlah diperoleh dalam laporan penelitian. Dengan penelitian

yang penulis lakukan, diharapkan dapat memberikan gambaran lagu rohani

Ekaristi yang dapat membantu umat, khususnnya kaum muda dalam

meningkatkan pemaknaan Perayaan Ekaristi di Paroki St. Antonius Kotabaru

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

31

A. Gambaran Umum Paroki St. Antonius Kotabaru

1. Sejarah terbentuknya Paroki St. Antonius Kotabaru

Berikut merupakan pemaparan yang disusun oleh A. Hani Rudi Hartoko,

S.J (2013: 167-171) Profil Paroki SJ mengenai sejarah terbentuknya Paroki St.

Antonius Kotabaru.

Terbentuknya Paroki Santo Antonius Kotabaru diawali dengan kegiatan

misi Katolik abad 20. Pada awalnya pewartaan iman Katolik di Kotabaru dimulai

pada Tahun 1918 oleh Rama F. Strater, S.J. Beliau menyewa rumah di seberang

Masjid Syuhada sekarang. Rumah itu berfungsi sebagai pastoran, tempat

mengajar, novisiat yang kemudian dibuka, dan sekaligus gereja. Rama Strater

kemudian membeli tanah lapang dan juga kuburan dimana sekarang berdiri gereja

St. Antonius, Kolese Santo Ignasius (KOLSANI), dan IPPAK. Kompleks ini

diresmikan pada tanggal 18 Februari 1923, dan mulai berfungsi pada tangal 16

Juni 1923.

Sebelum gereja St. Antonius Kotabaru berdiri, gedung gereja masih berupa

kapel yang terbuka untuk umum dan dikelola oleh Kolsani. Seiring dengan

berkembangnya misi, umat Kotabaru semakin bertambah jumlahnya maka gedung

gereja baru didirikan. Gereja St. Antonius diresmikan pada tanggal 26 September

1926 oleh Mgr. A. Van Velsen, S.J. Gereja diberi nama Santo Antonius dari

Padua sesuai dari intensi donatur dari Belanda. Pada awalnya, Gereja Santo

Antonius adalah gereja rektorat. Pastor Kepala adalah Rektor Kolese Santo

Ignasius (KOLSANI). Selain untuk ibadat, gereja juga berfungsi sebagai tempat

latihan pelayanan bagi calon imam. Sampai tahun 1933, Gereja Santo Antonius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

32

Kotabaru masih berstatus sebagai stasi Senopati, Loji Kecil. Baru sejak tanggal 1

Januari 1934 terpisah dari paroki Senopati, namun tetap milik Kolese.

Pada zaman penjajahan Jepang, gereja St. Antonius Kotabaru, Kolsani dan

IPPAK (waktu itu Seminari Tinggi) dialihfungsikan sebagai gudang,

penampungan interniran dan kantor. Maka, gereja mengalihfungsikan sebuah

rumah kuno di Kumetiran sebagai gereja. Pada tahun 1945, Kumetiran mekar

sebagai paroki. Setelah proklamasi, gereja dan Kolsani kembali berfungsi seperti

sediakala dan gedung IPPAK menjadi kantor pemerintahan RI dan kemudian

sebagai Kantor Departemen Penerangan dan Pertahanan. Setelah pengakuan

kemerdekaan, Gereja mengalami perkembangan yang berarti baik melalui sekolah

maupun kelas katekumen. Perkembangan pendidikan di lingkungan naungan

Gereja St. Antonius Kotabaru meliputi SD, SMP dan SMA. Pada tahun 1955,

IKIP Sanata Dharma mengawali kiprahnya di wilayah Kotabaru. Begitu juga

dengan Skolastikat MSF dan SCJ. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua

skolastikat itu dan juga seminari tinggi berpindah ke Kentungan.

Sampai dengan tahun 1965, paroki Kotabaru telah melahirkan Gereja

Kumetiran, Baciro, Jetis dan Banteng. Pada tahun 1966, Gereja telah membeli

tanah di Jl. I Dewa Nyoman Oka no. 18 untuk dijadikan pastoran. Para imam

mulai menempati pastoran itu pada tahun 1967. Sejak tahun 1976, kolsani

menyerahkan Gereja Kepada paroki. Pemisahan penuh dari Kolsani baru terjadi

pada tahun 1975. Sejak itu, Gereja Santo Antonius Kotabaru lepas dari Kolsani.

Pada tahun 1985, sebuah angket telah diberikan terhadap mereka yang

datang Misa di gereja Kotabaru. Dari 6.011 umat yang mengisi angket, ternyata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

33

3.296 (54,8%) berasal dari luar paroki dan 2.715 (45,2%) berasal dari paroki

Kotabaru. Rama F.X. Wiryopranata, S.J. mencanangkan Gereja Kotabaru sebagai

Gereja terbuka, Paroki Kotabaru membuka lebar-lebar pintunya bagi siapapun

yang ingin berperan aktif dalam semua kegiatan gerejani. Menurut Rama F.X.

Wiryopranata, S.J. kebijakan ini sesuai dengan semangat Konsili Vatikan II.

2. Visi dan Misi Paroki St. Antonius Kotabaru

Menurut M. Hari Prasetyo yang disunting oleh P. Mutiara Andalas, S.J

(2011: 26) Bertumbuh Untuk Berbagi; 85 Tahun Gereja Santo Antonius Kotabaru

Yogyakarta, dipaparkan Visi dan Misi Paroki Santo Antonius Kotabaru sebagai

berikut;

Visi: Paroki St. Antonius Kotabaru, sebagai bagian umat Allah KAS, menjadi pribadi-pribadi umat beriman yang berlandaskan nilai-nilai Injil terutama belas kasih, keterbukaan, kebenaran, empati dan pelayanan untuk mengembangkan persekutuan umat Allah yang mampu memajukan persaudaraan sejati dengan siapapun yang berkehendak baik. Misi: Bersumber pada persekutuan Allah Tritunggal, umat Allah Paroki Santo Antonius Kotabaru dipanggil untuk:

Menghidupkan iman umat, terutama di kalangan kaum muda sebagai daya kekuatan dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.

Mengembangkan semangat pewartaan kabar gembira. Mengembangkan pelayaanan yang lelahanan. Memelihara kehidupan dan keutuhan alam ciptaan. Mewujudkan kepedulian umat kepada kaum kecil, lemah, miskin,

tersingkir dan difabel. Membangun sikap terbuka umat pada siapapun saja yang berkehendak

baik dalam keberagaman kelompok/golongan, aneka budaya, dan keyakinan demi terwujudnya persaudaraan sejati.

Meningkatkan wawasan dan keterampilan umat guna mengembangkan pelayanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

34

3. Perayaan Ekaristi Paroki St. Antonius Kotabaru

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai gambaran Perayaan Ekaristi di

Paroki St. Antonius Kotabaru. Data yang berhubungan dengan hal-hal tersebut

diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2006: 79) Usulan

Katekese Sebagai Tanggapan Atas Penghayatan Ekaristi Kaum Muda Paroki

Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta.

Paroki St. Antonius Kotabaru dikenal sebagai paroki yang kreatif dalam

hal pengembangan iman umatnya. Di tengah gejolak zaman dan tantangan dunia

masa kini, paroki ini selalu ingin mewujudkan suatu Gereja yang terbuka. Selain

Ekaristi harian dan mingguan, paroki yang memilki basis kaum muda yang kuat

ini mengadakan model Ekaristi yang disesuaikan dengan keinginan umat, diantara

Ekaristi Kaum Muda (EKM), Ekaristi Kaum Remaja (EKR), Ekaristi Kaum Anak

(EKA), Ekaristi Karismatik, dan juga Ekaristi bahasa Jawa. Model-model Ekaristi

tersebut merupakan upaya dari pihak paroki demi menampung keinginan umat

yang mungkin jenuh dengan Perayaan Ekaristi yang biasanya. Waktu Perayaan-

perayaan Ekaristi tersebut telah terjadwal dan diberitakan pada umat. Sehingga

umat lebih leluasa memilih waktu Perayaan Ekaristi yang diminati.

Ekaristi anak diadakan sebulan sekali. Perayaan ini biasanya dihadiri anak-

anak sekolah minggu lingkungan. Kekhasan perayaan ini yakni liturginya yang

sengaja dikemas dalam versi anak-anak, baik rumusan doa maupun lagu-lagunya.

Maka dari itu, dalam perayaan ini kerap melibatkan anak, mulai dari koor,

pengantar persembahan, hingga lektor dan lektrisnya. Selain itu juga Injil

dibawakan dengan berbagai bentuk seperti drama, sendra tari maupun monolog.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

35

Berikutnya Ekaristi Kaum Remaja (EKR), hanya saja perayaan ini

biasanya dihadiri dan diselenggarakan oleh anak-anank kelompok usia sekolah

dasar dan menengah pertama. Sama halnya dengan EKR, Ekaristi Kaum Muda

merupakan salah satu model Perayaan Ekaristi yang banyak menarik perhatian

khususnya kaum muda. Ekaristi Kaum Muda ini biasanya diselenggarakan oleh

Sekolah Menengah Atas Katolik maupun komunitas-komunitas. Bagi komunitas

tersebut EKM dijadikan ajang mengembangkan kreativitas kaum muda. Kaum

muda diberi kebebasan dalam berliturgi dengan melihat batas kewajaran.

Kelompok pengisi EKM tetap didampingi dalam pengemasan Perayaan Ekaristi.

Selain EKA, EKR dan juga EKM, paroki St. Antonius Kotabaru juga

mengadakan Ekaristi Karismatik. Perayaan ini diadakan mengingat terdapat

banyak umat yang tergabung dalam kemompok Persekutuan Doa Karismatik

Katolik (PDKK), namun perayaan Ekaristi ini juga terbuka bagi umat yang cocok

dengan model dan gayanya. Ekaristi bahasa Jawa diperuntukkan bagi mereka

yang masih menyukai bahasa Jawa. Ekaristi bahasa Jawa tersebut mengunakan

rumusan tata perayaan Ekaristi dalam bahasa Jawa, mulai dari rumusan doa

hingga homili dan biasanya Ekaristi ini dilaksanakan pada Ekaristi Pertama di hari

Minggu pukul 05.30. Selain itu terdapat Ekaristi Lansia yang banyak diikuti oleh

para orang tua maupun para lansia.

Dari keseluruhan model Ekaristi yang ada di paroki St. Antonius Kotabaru

bukan mengharuskan umat untuk menyesuaikan umur, misalnya Ekaristi Kaum

Muda maka umatnya haruslah kaum muda. Model- model Ekaristi diadakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

36

mengupayakan kecocokan ungkapan iman dan juga ekspresi rasa syukur kepada

Allah. Dengan demikian umat diberikan kebebasan dalam bersyukur.

4. Gambaran Umum Kaum Muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru

Berikut adalah pemaparan tentang kaum muda Paroki St. Antonius

Kotabaru berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Engelbertha Ranolat (2005:

57) Penghayatan Sakramen Krisma Dalam Hidup Menggereja Kaum Muda di

Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta.

Gereja St. Antonius Kotabaru Yogyakarta sering disebut sebagai Gereja

Kaum Muda, karena kebanyakan dari umat yang hadir mengikuti Perayaan

Ekaristi mingguan merupakan kaum muda. Gereja St. Antonius Kotabaru dikenal

memiliki basis kaum muda yang kuat. Melihat kenyataan yang ada, maka Gereja

St. Antonius Kotabaru mendedikasikan dirinya sebagai “Gereja Kaum Muda”.

Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja tidak murni dari berasal

lingkup teritorial tetapi kebanyakan dari mereka berasal dari lingkup kategorial.

Gereja ini terbuka bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam hidup menggereja

melalui komunitas-komunitas yang ada baik anak-anak, remaja, kaum muda,

orang dewasa maupun lansia.

Paroki konsisten dalam hal pengembangan iman umat banyak melibatkan

umat khususnya kaum muda dalam hal kehidupan menggereja. Sebagai Gereja

Kaum Muda, Gereja ini menawarkan kepada kaum muda keterlibatan penuh

dalam komunitas-komunitas yang ada, bahkan memberikan peluang yang besar

bagi kaum muda untuk mengembangkan pribadi serta imannya lewat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

37

keterlibatannya dalam hidup menggereja melalui wadah yang ada. Diantaranya

dengan adanya komunitas kerja liturgi, seperti kelompok lektor, koor, organis

hingga Patemon. Dengan demikian kaum muda diharapakan dapat menyalurkan

bakat, kemampuan dan inspirasinya sebagai orang muda untuk dapat

mengekspresikan iman mereka sebagai kaum muda. Melalui wadah-wadah

tersebut, banyak dari kaum muda yang merasa diperhatikan serta mendapatkan

tempat untuk mengekspresikan imannya. Selain itu kaum muda dapat menambah

relasi dengan rekan muda yang lain dari berbagai paroki, sehingga kaum muda

dapat berproses bersama rekan-rekan muda lainnya.

B. Metodologi Penelitian

1. Latar Belakang Penelitian

Gereja St. Antonius Kotabaru dikenal dengan “Gereja kaum muda”,

dimana sebagian besar dari jumlah umatnya ialah kaum muda. Gereja St.

Antonius ini sangat bernuansakan kaum muda sehingga tidak jarang umat yang

hadir dalam Perayaan Ekaristi, baik harian ataupun mingguan, mayoritas adalah

kaum muda. Gereja ini mendedikasikan dirinya sebagai “Gereja Kaum Muda”

karena melihat realita yang ada dimana sebagian besar umatnya adalah kaum

muda atau kurang lebih 70% adalah umat yang berusia muda (Praba, 2001: 11)

Dari hasil wawancara singkat yang dilakukan oleh penulis sebelum

penelitian, penulis menemukan bahwa alasan kaum muda merayakan Ekaristi

hanya sebagai pemenuhan kewajiban dan formalitas saja. Selain itu beberapa

diantara kaum muda, datang ke gereja hanya karena memiliki permohonan yang

mendesak, juga karena merasa hatinya tidak tenang. Dari data tersebut diketahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

38

bahwa kaum muda cenderung mementingkan hal-hal yang dapat dilihat, ditangkap

dan disentuh dengan panca indra.

Gereja St. Antonius Kotabaru adalah salah satu Gereja yang memiliki

kepedulian besar kepada iman umat. Gereja St. Antonius Kotabaru

memberlakukan 7 kali misa mingguan di gereja paroki termasuk misa harian di

pagi dan sore hari. Melihat relitas yang ada saat ini, Paroki St. Antonius Kotabaru

melalui para aktivis parokinya telah mengupayakan berbagai macam cara supaya

umat tidak merasa bosan untuk merayakan Ekaristi. Salah satunya ialah membuat

variasi dalam Ekaristi guna meningkatkan partisipasi umat dalam merayakan

Ekaristi. Bentuk variasi yang sering dipakai oleh paroki ini adalah melalui lagu

atau nyanyian Ekaristi yang disusun dengan menarik setiap minggunya.

Untuk hal liturgi, pihak Gereja memberikan kebebasan bagi umat dalam

menggunakan lagu rohani Ekaristi dalam setiap Perayaan Ekaristi. Bidang liturgi

membebaskan pemilihan lagu rohani Ekaristi kepada umat yang bertugas koor

selain lagu-lagu dan rumusan doa yang telah ditentukan.

Walaupun paroki ini membebaskan umat dalam menggunakan lagu rohani

Ekaristi saat Perayaan Ekaristi, beberapa kaum muda mengungkapkan bahwa

akan cenderung untuk diam ketika dinyanyikan lagu rohani Ekaristi yang belum

mereka tahu saat Perayaan Ekaristi berlangsung.

Atas dasar keprihatinan di atas, melalui penelitian ini penulis mencoba

memaparkan sejauh mana kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru

mampu memaknai Ekaristi sebagai puncak kehidupan Kristiani. Apakah dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

39

bantuan lagu rohani Ekaristi dapat membantu meningkatkan pemakanaan mereka

akan Ekaristi.

2. Permasalahan penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

a. Sejauh mana pengetahuan tentang peranan lagu Rohani Ekaristi dimengerti

oleh kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru?

b. Sejauh mana kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru mampu

memaknai Ekaristi sebagai puncak kehidupan Kristiani?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diadakan untuk mendapatkan gambaran lagu rohani Ekaristi

yang dapat membantu kaum muda dalam memaknai Perayaan Ekaristi. Tujuannya

adalah sebagai berikut:

a. Mendapatkan gambaran tentang peranan lagu rohani Ekaristi menurut kaum

muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru.

b. Mengetahui sejauh mana orang muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru

mampu memaknai Ekaristi sebagai puncak kehidupan Kristiani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

40

4. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan wawasana serta

pemahaman kepada mengenai makna Ekaristi, makna liturgi dan lagu rohani

dalam perayaan Ekaristi.

Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat membantu pihak terkait, dalam

hal ini paroki dan pemerhati kaum muda Katolik, untuk mengembangkan lagu

rohani Ekaristi, sehingga dapat semakin membantu kaum muda Katolik dalam

menemukan makna Perayaan Ekaristi.

5. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas, sikap, kepercayaan, persepsi,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Nana, 1990: 60). Penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena yang ada, baik itu alamiah atau rekayasa manusia

(Nana, 1990: 72). Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, metode

deskriptif analitis ini sendiri merupakan metode yang menganalisis suatu data

yang ditinjau dari dua hal yakni kenyataan dan ketentuan yang ada (Arikunto,

2006: 230).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

41

6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

penyebaran kuesioner. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat pertanyaan

yang berkaitan dengan lagu rohani Ekaristi dan juga makna Perayaan Ekaristi.

Penyebaran angket ini diberikan kepada orang muda Katolik Paroki St. Antonius

Kotabaru yang telah mengikuti Perayaan Ekaristi harian, setelah diisi, angket

dikembalikan pada peneliti.

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan dalam

mengumpulkan aneka ragam informasi yang disusun secara sistematis. Instrumen

atau alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan angket.

Angket merupakan alat penelitian yang dibagikan kepada responden bersifat

terbuka, untuk memungkinkan jawaban pernyataan yang sesuai dengan

pengetahuan, pemahaman dan pengalaman sejujurnya. Pernyataan yang telah

disusun disebarkan kepada responden, yakni orang muda Katolik Paroki St.

Antonius Kotabaru. Masing-masing angket terdiri dari dua bagian, yakni

mengenai aspek identitas responden dan daftar pertanyaan untuk setiap responden.

7. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di paroki St. Antonius Kotabaru. Penyebaran

angket dilakukan pada bulan Juni 2015 setelah Perayaan Ekaristi harian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

42

8. Responden Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 158), teknik sampling digunakan dengan tujuan

untuk menggeneralisasi hasil penelitian. Sampel yaitu bagian populasi yang

mewakili untuk menjadi subjek penelitian. Dengan demikian, sampel yang

diambil harus representatif atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya.

Menurut cara pengambilannya, sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling tahu tentang data yang

dibutuhkan. Menurut Sutrisno Hadi (1995: 91), teknik purposive sampling

dilakukan dengan cara pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau

sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-

ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Penulis memilih

purposive sampling dengan alasan agar data diperoleh langsung dari sumber yang

tepat dan sesuai dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang telah ditentukan.

Responden penelitian ini adalah kaum muda Katolik Paroki St. Antonius

Kotabaru yang baru saja mengikuti Perayaan Ekaristi harian. Dari ±1200 populasi

kaum muda yang ada di Paroki St. Antonius Kotabaru, penulis menggunakan

sejumlah 50 responden sebagai sampel. Penulis tidak mengambil seluruh kaum

muda Katolik di paroki ini karena keterbatasan waktu, tenaga dan materi dari

penulis. Penulis hanya mengambil sample orang muda Katolik yang secara rutin

merayakan Ekaristi harian, baik pagi maupun sore hari. Pemilihan kriteria

responden yakni kaum muda Katolik yang terbiasa mengikuti Perayaan Ekaristi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

43

karena pemaknaan mereka akan Ekaristi yang memotivasi mereka untuk

merayakan Ekaristi setiap harinya.

9. Definisi Operasional

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan dalam bab II, maka

dapat dirumuskan definisi operasional dari kedua variabel sebagai berikut:

a. Peranan lagu rohani Ekaristi

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel lagu rohani Ekaristi.

Lagu rohani Ekaristi merupakan bentuk musik rohani yang dipakai dan digunakan

dalam Ekaristi. Meskipun dapat digunakan dalam Perayaan Ekaristi namun

kedudukan lagu rohani Ekaristi tidak dapat menggantikan bagian integral dalam

liturgi.

b. Pemaknaan orang muda Katolik akan Perayaan Ekaristi.

Makna Perayaan Ekaristi yakni sebagai ungkapan cinta kasih Yesus yang

sehabis-habisnya melalui perjamuan yang menyatukan umat dengan Allah, umat

dengan umat. Ekaristi yang dirayakan merupakan sumber dan puncak seluruh

kehidupan Kristiani yang memampukan manusia untuk tinggal dalam Kristus.

10. Variabel Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (1995: 224), variabel merupakan suatu gejala atau

peristiwa yang bervariasi menurut jenis dan tingkatannya. Gejala itulah yang

menjadi obyek penelitian. Variabel merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

44

menjadi obyek penelitian (Arikunto, 2006: 12). Adapun variabel dalam penelitian

ini sebagai berikut:

a. Peranan lagu rohani Ekaristi.

b. Pemaknaan orang muda Katolik akan Perayaan Ekaristi.

c. Usaha meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi.

11. Kisi-kisi Penelitian

Tabel 1

Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Jumlah item

(1) (2) (3) (4)

1 Peranan lagu

rohani Ekaristi

1. Syair religius

2. Memiliki unsur profan

3. Bersifat liturgis

4. Membangun suasana batiniah

5. Sesuai dengan ajaran iman

Kristiani

1,2,3

4,5

6,7,8,9,10

11

12,13

2 Pemaknaan

Perayaan

Ekaristi.

1. Ungkapan cinta kasih Yesus.

2. Perjamuan yang mempersatukan

umat dengan Allah, umat

dengan umat.

3. Sumber dan puncak seluruh

kehidupan Kristiani.

4. Memampukan manusia tinggal

dalam Kristus.

5. Ketertarikan terhadap Ekaristi

6. Menemukan makna Ekaristi

7. Ekaristi sebagai pengungkapan

14,15

16,17

18,21

19,20

22,23

24

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

45

iman Kristiani

3 Usaha

meningkatkan

pemaknaan

Ekaristi melalui

lagu rohani

Ekaristi

1. Keterlibatan aktif sebagai umat

beriman baik dalam Perayaan

Ekaristi, hidup menggereja dan

bermasyarakat

26, 27, 28

29,30

C. Laporan Hasil Penelitian

Pada laporan hasil penelitian kuesioner tertutup ini, penulis

melaporkannya berdasasrkan dua kategori, yaitu positif dan negatif. Kategori

positif diartikan apabila jawaban dari responden sangat setuju (SS) dan setuju (S).

Sementara itu kategori negatif adalah apabila jawaban responden tidak setuju (TS)

dan sangat tidak setuju (STS). Pembahasan hasil penelitian ini tidak mengambil

jumlah pilihan dari jawaban responden terbanyak, melainkan mengambil jumlah

dari responden yang menjawab positif diantaranya sangat setuju (SS) dan setuju

(S). Pilihan jawaban netral (N) memiliki kedudukan netral juga, namun

disesuaikan dengan pernyataan jadi jumlah jawaban netral dapat dimasukkan ke

dalam kategori positif maupun kategori negatif tergantung dari pernyataan yang

diberikan. Dari jumlah jawaban tersebut kemudian diambil prosentasenya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

A X 100 % = ... N

A = Jumlah yang menjawab

N = Jumlah responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

46

Pada bagian ini juga penulis akan memaparkan hasil penelitian ini

berdasarkan urutan-urutan variabel yang dibahas dalam penelitian. Pada bagian

pertama penulis akan membahas mengenai peranan lagu rohani Ekaristi. Pada

bagian kedua, penulis membahas mengenai pemaknaan Perayaan Ekaristi. Pada

bagian terakhir, penulis akan membahas dan menguraikan beberapa usaha yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani

Ekaristi.

1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi

Tabel 2

Hasil Penelitiaan Variabel Peranan Lagu Rohani Ekaristi

N= 50

No. Pernyataan Jumlah

SS S N TS STS A. Peranan lagu rohani Ekaristi

1. Syair lagu rohani Ekaristi

bersifat religius

19

(38%)

26

(52%)

5

(10%)

0

(0%)

0

(0%)

2. Lagu rohani Ekaristi memiliki

syair yang mendalam

12

(24%)

31

(62%)

6

(12%)

1

(2%)

0

(0%)

3. Syair dalam lagu rohani

Ekaristi sesuai dengan ayat-

ayat dalam Kitab Suci

3

(6%)

25

(50%)

21

(42%)

1

(1%)

0

(0%)

4. Lagu pop rohani bisa dipakai

dalam Perayaan Ekaristi

6

(12%)

13

(26%)

21

(42%)

8

(16%)

2

(4%)

5. Lagu rohani Ekaristi bisa

digunakan di luar

kepentingan ibadat

6

(12%)

23

(46%)

17

(34%)

3

(6%)

1

(2%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

47

6. Lagu rohani Ekaristi adalah

lagu yang hanya digunakan

dalam Perayaan Ekaristi

3

(6%)

12

(24%)

16

(32%)

16

(32%)

3

(6%)

7. Lagu rohani Ekaristi bisa

digunakan untuk keperluan

liturgis

11

(22%)

32

(64%)

6

(12%)

1

(2%)

0

(0%)

8. Lagu-lagu yang menjadi

bagian liturgi baku tidak bisa

digantikan oleh lagu pop

rohani apapun

15

(30%)

13

(26%)

18

(36%)

3

(6%)

1

(2%)

9. Lagu rohani Ekaristi

hendaknya memiliki makna

liturgis

18

(36%)

25

(50%)

7

(14%)

0

(0%)

0

(0%)

10. Lagu rohani Ekaristi

seharusnya sesuai dengan

konteks Ekaristi

16

(32%)

24

(48%)

9

(18%)

1

(2%)

0

(0%)

11. Dengan Lagu rohani Ekaristi

saya dapat membangun

susana batiniah

17

(34%)

27

(54%)

6

(12%)

0

(0%)

0

(0%)

12. Lagu rohani Ekaristi dapat

membawa saya masuk ke

alam batiniah

17

(34%)

26

(52%)

7

(14%)

0

(0%)

0

(0%)

13. Lagu rohani Ekaristi

seharusnya sesuai dengan

nilai dan ajaran iman

Kristiani

22

(44%)

25

(50%)

3

(6%)

0

(0%)

0

(0%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

48

Dari tabel 2 diperlihatkan sejauh mana Kaum Muda Katolik St. Antonius

Kotabaru mengetahui dan memahami tentang lagu rohani Ekaristi sekaligus

perannnya dalam Perayaan Ekaristi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

penulis melihat pada penyataan nomor 1 bahwa terdapat sebanyak 45 (90%)

responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi memiliki syair yang bersifat

religius. Pada nomor 2 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu

rohani Ekaristi memiliki syair yang mendalam. Sedangkan pada nomor 3

sebanyak 28 (56%) responden menyetujui bahwa syair dalam lagu rohani Ekaristi

sesuai dengan kutipan ayat-ayat yang terdapat dalam Kitab Suci.

Pada nomor 4 yakni sebanyak 10 (20%) responden tidak menyetujui

bahwa lagu rohani populer bisa dipakai dalam Perayaan Ekaristi. Sementara

sebanyak 4 (8%) responden tidak menyetujui yakni pada nomor 5 bahwa lagu

rohani Ekaristi dapat digunakan di luar kepentingan ibadat. Sedangkan pada

nomor 6 sebanyak 15 (30%) responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi

adalah lagu yang hanya digunakan dalam Perayaan Ekaristi.

Pada nomor 7 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu

rohani Ekaristi dapat digunakan untuk keperluan liturgis. Sebanyak 28 (56%)

responden menyetujui pada nomor 8 bahwa lagu-lagu seperti ordinarium, bait

pengantar injil dan lagu Bapa Kami, tidak dapat digantikan oleh lagu pop rohani

apapun. Pada nomor 9 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa

hendaknya lagu rohani Ekaristi memiliki makna liturgis. Sedangkan pada nomor

10 sebanyak 40 (80%) responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi

seharusnya sesuai dengan konteks Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

49

Pada nomor 11 sebanyak 44 (88%) responden menyetujui bahwa lagu

rohani dapat membangun suasana hening dan khusyuk dalam Perayaan Ekaristi.

Sedangkan pada nomor 12 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu

rohani Ekarsti dapat membawa mereka masuk ke dalam alam batiniah selama

Perayaan Ekaristi. Sementara itu sebanyak 47 (94%) responden yakni pada nomor

13, menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi sudah seharusnya sesuai dengan nilai-

nilai dan ajaran iman Kristiani.

2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi

Tabel 3

Pemaknaan Perayaan Ekaristi

N=50

No. Pernyataan Jumlah

Pemaknaan Perayaan Ekaristi SS S N TS STS

14. Ekaristi merupakan ungkapan

cinta Kasih Yesus yang sehabis-

habisnya

26

(52%)

21

(42%)

2

(4%)

0

(0%)

1

(2%)

15. Perayaan Ekaristi adalah suatu

perayaan syukur untuk

mengenangkan, menghadirkan,

menghayati, akan karya

keselamatan Allah yang

terwujud dalam diri Yesus

Kristus dengan berpuncak pada

kurban salib-Nya

36

(72%)

13

(26%)

1

(2%)

0

(0%)

0

(0%)

16. Perayaan Ekaristi dapat

memberikan kedamaian

28

(54%)

21

(42%)

1

(2%)

0

(0%)

0

(0%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

50

kesadaran, kesembuhan, dan

kerinduan untuk bersatu dengan

Allah

17. Ekaristi bukan hanya merupakan

perjamuan yang menyatukan

umat dengan Allah tetapi juga

menyatukan sesama umat

26

(52%)

22

(44%)

2

(4%)

0

(0%)

0

(0%)

18. Ekaristi adalah sebuah perayaan

syukur dan sumber serta puncak

seluruh kehidupan Kristiani

24

(48%)

21

(42%)

4

(8%)

0

(0%)

1

(2%)

19. Ekaristi memampukan kita

untuk tinggal dalam Kristus dan

Kristus tinggal di dalam kita

21

(42%)

29

(58%)

0

(0%)

0

(0%)

0

(0%)

20. Ekaristi sebagai sumber untuk

memperoleh kekuatan hidup

dalam menghadapi persoalan

hidup

14

(28%)

30

(60%)

5

(10%)

1

(2%)

0

(0%)

21. Ekaristi merupakan sebuah

kebutuhan rohani dan sumber

kekuatan hidup bagi kaum muda

22

(44%)

22

(44%)

6

(6%)

0

(0%)

0

(0%)

22. Sebagai kaum muda, saya lebih

tertarik merayakan Ekaristi

dengan lagu rohani Ekaristi

5

(10%)

22

(44%)

20

(40%)

3

(6%)

0

(0%)

23. Sebagai kaum muda, melalui

lagu rohani Ekaristi, saya merasa

tersentuh akan kehadiran Allah

dalam perayaan Ekaristi.

11

(22%)

33

(66%)

5

(10%)

1

(2%)

0

(0%)

24. Lagu rohani Ekaristi dapat

membantu saya dalam

memaknai Ekaristi

9

(18%)

32

(64%)

8

(16%)

1

(2%)

0

(0%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

51

25. Lagu rohani Ekaristi dapat

membantu saya untuk

mengungkapkan iman saat

merayakan Ekaristi.

9

(18%)

34

(68%)

5

(10%)

2

(4%)

0

(0%)

Dari tabel variabel yang kedua, ingin digambarkan sejauh mana

pemaknaan kaum muda Katolik akan Perayaan Ekaristi. Selain itu usaha untuk

meningkatkan pemakanaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi dimunculkan

juga di dalam tabel 3. Pada nomor 14 sebanyak 47 (94%) responden menyetujui

bahwa Ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus yang sehabis-habisnya

yakni berujung pada peristiwa wafatnya di kayu salib. Sedangkan pada nomor 15

yakni sebanyak 49 (98%) responden menyetujui bahwa Perayaan Ekaristi adalah

suatu perayaan syukur untuk mengenangkan, menghadirkan dan menghayati akan

karya keselamatan Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan

berpuncak pada kurban salib-Nya.

Pada nomor 16 sebanyak 49 (98%) responden menyetujui bahwa Perayaan

Ekaristi dapat memberikan kedamaian, kesadaran, kesembuhan serta kerinduan

untuk bersatu dengan Allah. Sedangkan sebanyak 48 (96%) responden menyetujui

pada nomor 17 bahwa Ekaristi bukan hanya merupakan sebuah perjamuan yang

hanya menyatukan umat dengan Allah melainkan juga menyatukan antar sesama

umat. Pada nomor 18 sebanyak 45 (90%) responden menyetujui bahwa Ekaristi

adalah sebuah perayaan syukur dan juga sumber serta puncak seluruh kehidupan

umat Kristiani. Pada nomor 19 sebanyak 50 (100%) responden menyetujui bahwa

Ekaristi dapat memampukan umat untuk tinggal dalam Kristus dan Kristus tinggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

52

di dalam hidup umat. Sebanyak 44 (88%) reponden pada nomor 20, menyetujui

bahwa Ekaristi menjadi sumber untuk memperoleh kekuatan hidup dalam

menghadapi persoalan hidup mereka.

Pada nomor 21 yakni sebanyak 44 (88%) responden menyetujui bahwa

Ekaristi merupakan sebuah kebutuhan rohani mereka juga termasuk sumber

kekuatan hidup bagi kaum muda. Selain itu pada nomor 22, sebanyak 27 (54%)

mereka juga menyetujui bahwa mereka lebih tertarik merayakan Ekaristi yang

menggunakan lagu-lagu rohani Ekaristi. Sedangkan pada nomor 23 sebanyak 44

(88%) responden menyetujui bahwa mereka merasa tersentuh akan kehadiran

Allah dalam Perayaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi. Sama halnya dengan

itu, pada nomor 24 sebanyak 41 (82%) responden menyetujui bahwa lagu rohani

Ekaristi dapat membantu mereka dalam memaknai Ekaristi. Sedangkan pada

nomor 25 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi

dapat membantu mereka dalam mengungkapkan iman saat merayakan Ekaristi.

3. Usaha Meningkatkan Pemaknaan Ekaristi Melalui Lagu Rohani Ekaristi

Tabel 4

Usaha meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi

N=50

No. Pernyataan Jumlah

B. Usaha meningkatkan

pemaknaan Ekaristi melalui

lagu rohani Ekaristi

SS S N TS STS

26. Paroki perlu mengupayakan

pengembangan lagu-lagu

rohani Ekaristi yang sesuai

14

(28%)

15

(30%)

16

(32%)

4

(8%)

1

(2%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

53

dengan selera anak muda

27. Paroki perlu melibatkan kaum

muda yang memiliki potensi

dalam hal musik untuk

mencipta lagu rohani Ekaristi

yang sesuai dengan minat

kaum muda

22

(44%)

18

(36%)

8

(16%)

2

(4%)

0

(0%)

28. Perlu diupayakan sosialisasi

dan pengenalan lagu-lagu

rohani Ekaristi pada kaum

muda

19

(38%)

23

(46%)

7

(14%)

1

(2%)

0

(0%)

29. Diadakan festival koor lagu-

lagu rohani Ekaristi baru

yang melibatkan kaum muda

18

(36%)

19

(38%)

13

(26%)

0

(0%)

0

(0%)

30. Perlu adanya seorang pastor

pembimbing kaum muda

yang bisa mendampingi dan

mengarahkan kaum muda

dalam meningkatkan

penghayatan mereka terhadap

makna Ekaristi

28

(56%)

21

(42%)

1

(2%)

0

(0%)

0

(0%)

Pada nomor 26 sebanyak 29 (58%) responden menyetujui bahwa paroki

perlu mengupayakan pengembangan lagu-lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan

selera anak muda sekarang ini. Sedangkan pada nomor 27 sebanyak 40 (90%)

responden menyetujui bahwa paroki perlu melibatkan kaum muda yang memiliki

potensi dalam hal musik untuk dapat mencipta lagu rohani Ekaristi yang sesuai

dengan minat kaum muda. Sebanyak 42 (84%) responden, pada nomor 28,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

54

menyetujui bahwa kaum muda perlu diberikan sosialisasi dan juga pengenalan

lagu-lagu rohani Ekaristi. Sama halnya dengan itu, pada nomor 29 yakni sebanyak

37 (74%) responden menyetujui untuk diadakan festival koor lagu-lagu rohani

Ekaristi baru yang melibatkan peran serta kaum muda di dalamnya.

Pada nomor 30 sebanyak 49 (98%) reponden menyetujui bahwa perlu

adanya seorang Pastor pembimbing kaum muda yang bisa mendampingi dan

mengarahkan kaum muda dalam meningkatkan penghayatan mereka terhadap

makna Ekaristi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil dari penelitian yang telah

dilaksanakan dengan 50 responden kaum muda Katolik di Paroki St. Antonius

Kotabaru. Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkannya ke dalam 3

variabel. Data yang penulis peroleh yaitu berupa jumlah jawaban responden

beserta prosentasenya. Jumlah itu didapat dari pernyataan-pernyataan responden

dengan pilihan yang telah disediakan. Penulis akan menjabarkan jawaban tersebut

secara lengkap.

1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi

Pada variabel peranan lagu rohani Ekaristi yang tertera pada tabel 2

menunjukkan bahwa, item nomor 1, diketahui 45 responden dengan prosentase

90% menyetujui bahwa syair lagu rohani bersifat religius. Lagu rohani Ekaristi

bukanlah lagu pop yang mengalami pergeseran makna. Seperti lagu pop modern

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

55

yang di ubah dan diberikan penekanan pada frase “engkaulah” menjadi

“Engkaulah” atau “mencintaimu” menjadi “mencintai-Mu”. Dengan tidak

mengindahkan makna dari lagu asli kemudian diubah menjadi syair yang religius.

Pada item nomor 2, responden sebanyak 43 dengan prosentase 86%

menyetujui bahwa mereka merasakan lagu rohani Ekaristi memiliki syair yang

mendalam. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa syair pada lagu rohani

Ekaristi memiliki hubungan yang menggambarkan relasi yang intim antara

manusia dengan Allah. Relasi semacam inilah yang mencoba dimunculkan oleh

pengarang lagu rohani Ekaristi yang senantiasa menunjukkan kedekatan antara

manusia sebagai ciptaan dengan Allah, penciptanya. Pada tabel ini juga terdapat

seorang responden yang menyatakan bahwa lagu rohani Ekaristi tidak memilik

syair mendalam. Hal ini dapat disebabkan oleh pengalaman dari responden sendiri

yang belum menemukan kedekatannya dengan Allah melalui sarana lagu rohani

Ekaristi.

Pada item nomor 3, yakni sebanyak 49 responden dengan prosentase

sejumlah 98% menyetujui bahwa, syair dalam lagu rohani Ekaristi merupakan

kutipan dari Kitab Suci. Tidak dapat dipungkiri Kitab Suci merupakan harta

kekayaan iman Gereja yang menjadi sumber dan pegangan hidup umat Kristiani.

Dengan demikian lagu rohani Ekaristi bukan lagi merupakan lagu yang

sembarangan, karena di dalamnya memuat ajaran iman Kristiani. Pada item

nomor 3 ini pula terdapat seorang responden yang menyatakan bahwa lagu rohani

Ekaristi tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam kitab suci. Lagu roahani Ekaristi

sendiri muncul dari pergulatan maupun pengalaman rohani para pengarangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

56

Pengalaman batin yang tertuang dalam syair inilah yang seingkali belum sesuai

dan dapat dikatakan minim dalam menggunakan kutipan dari Kitab Suci. Pada

prinsipnya lagu rohani Ekaristi hendaknya semakin memperjelas misteri Yesus

Kristus yang tercurah melalui Perayaan Ekaristi.

Pada item nomor 4, yakni sebanyak 10 responden dengan Prosentase

sebesar 20% tidak menyetujui bahwa, lagu pop rohani dapat dipakai dalam

Perayaan Ekaristi. Hal ini menggambarkan bahwa banyak dari kalangan kaum

muda belum benar-benar memahami perbedaan lagu pop rohani dan juga lagu

rohani Ekaristi. Lagu pop rohani merupakan lagu yang muncul dari pengalaman

pribadi pengarang yang menunjukkan pengalaman personal saja antara manusia

dengan Allah. Sementara lagu rohani Ekaristi merupakan lagu yang dibuat khusus

sifatnya mengajak dan memperjelas misteri Yesus Kristus dalam ritus Ekaristi.

Lagu rohani Ekaristi hendaknya tidak mengindahkan hakikat dari Ekaristi sebagai

suatu perayaan bersama umat, antara pribadi yang satu dengan yang lain dalam

suatu komunio yang disatukan oleh Allah melalui Ekaristi Suci.

Pada item nomor 5, sebanyak 4 responden dengan prosentase 8% tidak

menyetujui bahwa, lagu rohani bisa digunakan diluar kepentingan ibadat. Sama

halnya pada item nomor 6, sebanyak 15 responden dengan prosentase sebesar

30% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi merupakan lagu yang hanya

digunakan dalam Perayaan Ekaristi. Sedangkan pada item nomor 7, sebanyak 43

responden dengan prosentase 86% menyetujui bahwa lagu, rohani bisa digunakan

untuk keperluan liturgis. Dari ketiga item ini digambarkan dengan jelas bahwa

kaum muda kurang memahami dimaksudkan dengan ibadat, liturgi dan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

57

Perayaan Ekaristi. Mereka masih memandang liturgi sebagai Perayaan Ekaristi

juga sebagai ibadat. Lagu rohani Ekaristi merupakan lagu yang khusus digunakan

untuk Perayaan Ekaristi. Bukan lagu yang dipergunakan untuk acara pertemuan di

luar Perayaan Ekaristi, meskipun acara tersebut bercorakkan Kristiani. Sama

halnya dalam ibadat, dengan beragamnya jenis ibadat, lagu rohani Ekaristi

hendaknya menunjukkan dengan jelas misteri Yesus Kristus yang dikenangkan

melalui Ekaristi.

Pada item nomor 8, sebanyak 28 responden dengan prosentase 56%

menyetujui bahwa lagu-lagu yang menjadi bagian dari liturgi baku tidak bisa

digantikan oleh lagu pop rohani manapun. Hal ini disebabkan karena lagu-lagu

tersebut menjadi bagian integral Ekaristi. Lagu-lagu tersebut diantaranya lagu-

lagu Ordinarium dan lagu Bapa Kami. Dari fakta tersebut dapat diketahui bahwa

kaum muda sudah cukup mengerti tentang peranan lagu yang ada di dalam

susunan liturgi. Mereka sependapat bahwa lagu rohani apapun tidak dapat

menggantikan lagu-lagu tersebut, meskipun memiliki makna yang sama. Namun

pada tabel 2 ini juga diketahui sebanyak 22 responden dengan prosentase 44%

menyetujui mereka tidak mengetahui bahwa lagu-lagu pop rohani tidak dapat

menggantikan lagu-lagu yang menjadi bagian integral Ekaristi. Mereka

menganggap bahwa selama mereka pernah mendengar lagu tersebut

menggantikan lagu-lagu integral, dapat disimpulkan bahwa hal itu boleh dan sah-

sah saja.

Pada item nomor 9, sebanyak 43 responden dengan prosentasi sebesar

86% menyetujui bahwa, lagu rohani hendaknya memiliki makna liturgis. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

58

data tersebut membuktikan bahwa mereka paham bahwasanya lagu rohani

hendaknya dapat membantu umat ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi. Dengan

lagu rohani Ekaristi seharusnya umat dapat berperan serta aktif dalam liturgi

seperti bernyanyi, berjabat tangan, berdoa, hening dan lain sebagainya. Hal yang

berbeda muncul dalam monor item yang sama, yakni sebanyak 7 responden

dengan prosentase sebanyak 14% menyetujui tidak tahu bahwasanya lagu rohani

Ekaristi perlu memiliki makna liturgis.

Pada item nomor 10, sebanyak 40 responden dengan prosentase sebesar

80% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi seharusnya sesuai dengan konteks

Ekaristi. Dari fakta tersebut diketahui bahwa kaum muda mengerti bahwa Ekaristi

merupakan perayaan bersama umat. Perayaan Ekaristi bukan milik anggota koor

saja ketika umat tidak dapat bernyanyi karena lagu yang digunakan belum

familiar dikalangan umat. Pada item yang sama juga terdapat 10 responden

dengan prosentase 20% menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi tidak harus sesuai

dengan konteks Ekaristi. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua

kaum muda mengerti tentang konteks Ekaristi dan konsekuensinya dalam

pemilihan lagu.

Pada item nomor 11, sebanyak 44 responden dengan prosentase 88%

menyetujui bahwa, dengan lagu rohani Ekaristi mereka dapat membangun suasana

batiniah saat Perayaan Ekaristi. Hal yang sama ditemukan pada item nomor 12,

yakni sebanyak 43 responden dengan prosentase sebesar 86% menyetujui bahwa

dengan lagu rohani dapat memasuki alam batiniahnya. Dari fakta tersebut

diketahui bahwa sebagian besar dari kaum muda mampu membangun suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

59

batiniahnya dan masuk ke dalamnya. Doa merupakan sarana untuk berkomunikasi

dengan Allah. Dengan masuk ke alam batiniah manusia dapat menemukan

keheningan sampai pada suasana dimana manusia dapat berkomunikasi dengan

Tuhan. Dari faktai tersebut dapat disimpulkan bahwa cukup banyak kaum muda

yang sudah mampu menemukan keheningan ketika mereka berdoa. Dengan

bernyanyi mereka juga telah dapat menemukan sebuah bentuk komunikasi dengan

Allah.

Pada item nomor 13, sebanyak 47 responden dengan presentasi sebanyak

94% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi harus sesuai dengan nilai dan ajaran

iman Kristiani. Dengan fakta ini diketahui bahwa, kaum muda mulai menyadari

kebutuhan rohani mereka tentang ajaran iman Katolik yang mereka butuhkan.

Mereka menyadari bahwa, ajaran Yesus tentang cinta kasih merupakan salah satu

yang mereka butuhkan. Mereka sependapat bahwa, dengan lagu rohani Ekaristi

mereka dapat meresapkan nilai-nilai iman dan ajaran iman Kristiani.

2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi

Variabel pemaknaan Perayaan Ekaristi menunjukkan bahwa pada item

nomor 14, sebanyak 47 responden dengan prosentase 94% menyetujui bahwa,

Ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus yang sehabis-habisnya. Dengan

fakta ini diketahui bahwa, kaum muda menyadari bahwa Yesus mengasihi murid-

murid-Nya dengan kasih yang luar biasa, tanpa batas hingga Ia rela memberikan

nyawa-Nya demi keselamatan para murid. Hal serupa berlaku juga pada kasih

yang telah kaum muda rasakan selama hidupnya. Lewat kasih Yesus yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

60

sungguh total itu, memberikan pengajaran bagi kaum muda untuk mampu

memberikan diri dalam menyalurkan kasih kepada sesamanya. Anugerah kasih

tanpa batas yang Yesus berikan kepada para Murid inilah yang oleh Gereja

dikenangkan dalam Ekaristi Suci. Ekaristi menjadi suatu kenangan untuk hidup

rohani dari Allah melalui perantaraan Putera-Nya Yesus Kristus.

Pada item nomor 15, yakni sebanyak 49 responden dengan prosentase

sebesar 98% menyetujui bahwa, Perayaan Ekaristi merupakan suatu perayaan

syukur untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati, akan karya keselamatan

Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan berpuncak pada kurban

salib-Nya. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kaum muda memahami dan

menyadari bahwa Ekaristi merupakan perayaan syukur mengenangkan karya

keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus. Dengan wafat-Nya di kayu salib

mengungkapkan cinta kasih-Nya yang total kepada para Murid serta seluruh umat

manusia demi persatuan dengan Allah. Ia mengorbankan diri si kayu salib demi

memenuhi karya keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Ia memiliki jiwa

pengorbanan yang sungguh luar biasa dan memiliki kasih yang total terhadap

sahabat-sahabat-Nya. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa, kaum muda

sudah memiliki pemahaman tentang Perayaan Ekaristi sebagai perayaan syukur

akan karya keselamatan Allah.

Pada item nomor 16, sebanyak 49 responden dengan prosentase sebesar

98% menyetujui bahwa, Perayaan Ekaristi memberikan kedamaian, kesadaran,

kesembuhan dan kerinduan untuk bersatu dengan Allah. Dengan fakta ini,

diketahui bahwa kaum muda telah merasakan dampak yang besar dari Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

61

Dalam Ekaristi, umat mengenangkan janji Kristus yang diberikan yaitu Tubuh-

Nya yang diserahkan demi keselamatan manusia dan Darah-Nya dicurahkan

sebagai jaminan perjanjian baru demi pengampunan dosa manusia. Ekaristi

menjadi sebuah sarana untuk mengadakan perjamuan pengenangan akan misteri

Kristus. Ekaristi sebagai sebuah perjamuan pengenangan karena umat yang turut

membawakan kurban dipersatukan dengan Allah. Ekaristi menjadi daya kekuatan

bagi umat untuk senantiasa merindukan kesatuan dengan Allah. Dari data tersebut

dapat disimpulkan bahwa kaum muda sangat merindukan kesatuan dengan Allah.

Relasi yang mampu menyadarkan, menyembuhkan dan memberikan kedamaian

hati.

Pada item nomor 17, yakni sebanyak 48 responden dengan prosentase

sebesar 96% menyetujui bahwa, ekaristi bukan hanya merupakan perjamuan yang

menyatukan umat dengan Allah tetapi juga menyatukan sesama umat. Dengan

data ini diketahui bahwa banyak dari kaum muda yang telah menyadari bahwa

Ekaristi merupakan perayaan umat. Melalui Ekaristi umat dijadikan satu dalam

sebuah perjamuan suci bersama denagn Allah dan sesasma umat. Perjamuan

menjadi sebuah pengalaman kebersamaan yang paling mendalam dengan para

peserta perjamuan dan sekaligus dengan Allah. Allah mengundang para murid dan

juaga umat-Nya dalam sebuah perjamuan untuk menjadikan mereka satu keluarga

dalam kerajaan-Nya. Perjamuan ini menjadi tanda bahwa Allah peduli dengan

umat-Nya, disamping itu juga memampukan umat untuk menjalin relasi dengan

sesamanya. Namun pada item yang sama ditemukan 2 responden dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

62

prosentase 4% merasa ragu-ragu untuk menyetujui bahwa Ekaristi merupakan

perjamuan yang menyatukan manusia dengan Alah dan juga dengan sesamanya.

Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum muda sudah merasakan

bahwa mereka diundang untuk mengikuti perjamuan/Perayaan Ekaristi dan diajak

untuk bersatu dengan Allah melalui terang Roh kudus. Melalui terang Roh Kudus

ini kaum muda diajak untuk terlibat dalam persatuan dengan Allah dalam Ekaristi

dan membentuk suatu persaudaraan antar umat beriman dalam terang Roh Kudus,

hal inilah yang sering disebut sebagai Koinonia.

Pada item nomor 18, sebanyak 45 responden dengan prosentase sebanyak

90% menyetujui bahwa, Ekaristi merupakan sumber serta puncak seluruh

kehidupan Kristiani. Dengan data tersebut diketahui bahwa kaum muda

menyadari bahwa Ekarsiti sebagai sebuah kebutuhan rohani. Dengan demikian

mereka juga memahami bahwa Ekaristi tidak hanya sebagai pusat seluruh liturgi

Gereja, tetapi juga menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja. Dengan ikut

serta dalam kurban Ekaristi menjadikan Ekaristi sebuah kesatuan utuh yang tidak

bisa memisahkan Ekaristi dengan kehidupan sehari-hari. Hidup sehari-hari

memperoleh kekuatan dan dasarnya dari Ekaristi sebagai sumber. Dari Ekaristilah

mengalir daya kekuatan yang menjiwai dan menggerakkan seluruh hidup Kristiani

mereka dalam mengarungi suka duka kehidupannya. Selain itu Ekaristi juga

menjadi puncak seluruh kegiatan umat Kristiani. Namun dari nomor item tersebut

terdapat sebanyak 5 responden dengan prosentase 10% yang tidak menyetujui

bahwa, Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani.

Mereka merasa bahwa tidak selalu Ekaristi yang menjadi bagian dari hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

63

Kristiani, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat lainnya yang dapat

menunjukkan bentuk kehidupan Kristiani. Dari kedua fakta tersebut dapat

disimpulkan bahwa semua bidang kehidupan yang dijalani oleh umat Kristiani

hendaknya tertuju dan mengarah kepada Ekaristi sebagai puncaknya.

Pada item nomor 19, sebanyak 50 responden dengan prosentase 100%

menyetujui bahwa, Ekaristi memampukan mereka untuk tinggal dalam Kristus

dan Kristus tinggal di dalam kehidupan mereka. Dari data tersebut diketahui

bahwa, kaum muda telah menanggapi undangan dari Yesus untuk tinggal

bersama-Nya. Sama halnnya yang dilakukan olehpara murid di jaman Yesus yang

mau menangapi ajakan Yesus untuk tinggal bersama-sama dengan Dia. Undangan

ini dimaksudkan oleh Yesus agar para Murid mengalami, merasakan, menghidupi

dan mengalami sendiri misteri pribadi dan hidup Kristus. Dengan demikian

mereka dapat bersatu dalam persekutuan denganNya. Bagi para Murid sendiri,

pengalaman tinggal bersama Kristus menjadi suatu misi dalam perutusan dan

mewartakan kabar genmbira ke seluruh dunia. Kaum muda merasakan bahwa di

dalam Ekaristi Yesus menjadi roti hidup yang diserahkan bagi umat-Nya. Dari roti

hidup inilah mereka diberi suatu kehidupan. Melalui Ekaristi kaum muda diajak

untuk tinggal bersama Kristus, masuk dan menyatu di dalam misteri Ekaristi,

yakni misteri wafat dan kebangkitan-Nya. Pengalaman tinggal bersama Kristus

terwujud dalam penyambutan komuni suci. Merayakan Ekaristi berarti

menyambut Tubuh dan Darah-Nya dalam komuni suci yang menjadi tanda bahwa

umat tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam hidup umat. Dari

kenyataan ini apat disimpulkan bahwa kaum muda memiliki kemauan untuk dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

64

tinggal dalam Kristus supaya Kristus juga berkenan untuk bekerja di dalam

kehidupan mereka.

Pada item nomor 20, yakni sebanyak 44 dengan prosentase sebanyak 88%

menyetujui bahwa, Ekaristi sebagai sumber untuk memperoleh kekuatan dalam

menghadapi persoalan hidup. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda

menyadari akan kebutuhannya akan perjumpaaan dengan Allah. Tidak dapat

dipungkiri bahwa kaum muda merupakan manusia biasa yang dikenal dengan

memiliki banyak masalah sesuai tahapan usianya. Masa muda adalah masa

pencarian jati diri, maka tidak heran bahwa kebanyakan dari mereka yang masih

labildari segi emosionalnya dan bingung menentukan arah jalan hidupnya lewat

hal-hal yang mereka sukai. Hingga terkadang ketika masalah datang, hanya

sedikit dari mereka yang dapat bersikap dewasa untuk mengatasinya namun tidak

sedikit juga yang mencari ketenangan diri untuk nantinya dapat memecahkan

masalahnya masing-masing. Bagi kaum muda Katolik, Perayaan Ekaristi

merupakan salah satu alternatif pilihan dalam proses mengatasi masalah hidup.

Perjumpaan dengan Tuhan di dalam Ekaristi memberikan kekuatan tersendiri bagi

mereka. Dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus, mereka merasa lebih

dekat dengan Yesus. Relasi yang hangat dengan Yesus memberikan mereka rasa

aman dan damai. Sehingga mereka merasa ketika dekat dengan Yesus mereka

dapat menghadapi masalahnya dengan baik. Dari item nomor 20, terdapat juga

sebanyak 7 responden dengan prosentase sebesar 14% yang tidak menyetujui

bahwa, mereka Ekaristi merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh

kekuatan hidup. Alternatif pilihan seperti ziarah juga sedang digandrungi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

65

kaum muda saat ini. Secara devosional mereka mengungkapakan dan

memohonkan rahmat bagi persoalan hidup mereka.

Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa, kaum muda

menyadari kebutuhannya akan rahmat dari Allah untuk kehidupan pribadi mereka.

Yesus menjadi kekuatan mereka untuk mengahadapi persoalan hidup kaum muda.

Pada item nomor 21, sebanyak 44 responden dengan prosentase sebesar

88% menyetujui bahwa, Ekaristi merupakan sebuah kebutuhan rohani dan sumber

kekuatan hidup bagi kaum muda. Dari data ini diketahui bahwa banyak kaum

muda menjadikan Ekarsiti sebagai kebutuhan rohani mereka. Ekaristi bukan

hanya menjadi kekeuatan bagi mereka dalam menghadapi persoalan hidup, tetapi

juga menjadi kekuatan bagi mereka dalam menjalani hidup. Dengan merayakan

Ekaristi setiap hari mereka merasa hidup bersama dengan Yesus. Yesus menjadi

teman seperjalanan bagi mereka. Kaum muda merasa lebih lega ketika usai

merayakan Ekaristi. Mereka merasa mantab untuk menjalani hari mereka bersama

dengan Yesus. Namun dari tabel 3 pada item yang sama, terdapat 6 responden

dengan prosentase sebesar 12% dengan ragu-ragu menyetujui bahwa Ekaristi

merupakan sumber kebutuhan rohani dan kekuatan hidup mereka.

Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum muda Katolik

tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan mereka akan iman. Iman yang harus

senantiasa mereka rayakan, dan Ekaristi merupakan satu-satunya cara dalam

mengungkapkan iman. Dengan menyambut Kristus mereka mendapatkan

kekuatan untuk menjalani hidup dan bahkan dalam menghadapi segala

permasalahan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

66

Pada item nomor 22, sebanyak 27 responden dengan prosentase sebesar

54% menyetujui bahwa, sebagai kaum muda mereka tertarik merayakan Ekaristi

dengan menggunakan lagu rohani Ekaristi. Dari data tersebut diketahui sebagian

besar kaum muda memiliki minat terhadap lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani

Ekasiti bagi mereka adalah lagu yang lebih dekat dengan mereka. Selain dengan

syair lagu yang mudah dipahami lagu rohani bagi mereka sesuai dengan gaya

anak muda sekarang ini. Namun pada nomor item yang sama, yakni sebanyak 23

responden dengan prosentase sebesar 46% tidak menyetujui bahwa, sebagai kaum

muda mereka tertarik merayakan Ekaristi dengan menggunakan lagu rohani

Ekaristi. Dari data ini diketahui bahwa mereka belum tertarik untuk merayaakan

Ekaristi dengan menggunakan lagu rohani Ekaristi, beberapa kaum muda masih

tertarik dengan lagu Ekaristi yang sudah ada dan sudah sangat familiar dikalangan

umat. Dari kedua data ini dapat disimpulkan bahwa belum semua kaum muda

merasa nyaman dengan penggunaan lagu rohani Ekaristi dalam Perayaan Ekaristi.

Pada item nomor 23, sebanyak 44 responden dengan prosentase sebanyak

88% menyetujui bahwa sebagai kaum muda, melalui lagu rohani Ekaristi mereka

merasa tersentuh akan kehadiran Allah dalam perayaan Ekaristi. Dari data tersebut

diketahui bahwa cukup banyak dari kaum muda merasa tersentuh melalui lagu

rohani Ekaristi. Lagu rohani Ekaristi juga merupakan ungkapan syukur atas berkat

yang telah Allah berikan. Lagu rohani Ekaristi juga merupakan sebuah bentuk

komunikasi dari manusia kepada Allah. Lagu rohani dalam Ekaristi juga

merupakan tanggapan iman. Dengan lagu rohani Ekaristi digambarkan bahwa

kaum muda merasakan kehadiran Allah melalui hal-hal yang dekat dan khas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

67

dengan dinamika kaum muda saat ini. Namun pada nomor yang sama, sebanyak 6

responden dengan prosentase sebanyak 12% tidak menyetujui bahwa, mereka

tersentuh oleh kehadiran Allah lewat lagu rohani Ekaristi. Beberapa dari kaum

muda masih memilih masuk ke dalam keheningan, dalam hal ini dengan berdoa,

untuk dapat merasakan kehadiran Allah.

Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa belum semua kaum

muda dapat merasakan kehadiran Allah lewat lagu rohani Ekaristi, namun

sebagian besar dari mereka sudah dapat menemukan kehadiran Allah melalui lagu

rohani Ekaristi sebagai salah satu bentuk ungkapan iman.

Pada item nomor 24, yakni sebanyak 41 responden dengan prosentase

sebanyak 82% menyetujui bahwa, lagu rohani membantu mereka dalam

memaknai ekaristi. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda dapat memaknai

Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani Ekaristi membantu umat dalam

merayakan perayaan pengenangan misteri Ekaristi, yakni misteri wafat dan

kebangkitan Kristus. Selain lagu rohani Ekaristi membantu umat mengenangkan

misteri Ekaristi, lagu rohani juga merupakan rasa syukur atas ungkapan kasih

Kristus yang telah diberikan kepada umat-Nya lewat pengorbanannya di salib.

Dengan ungkapan syukur tersebut umat semakin di dekatkan dengan Allah dan

melalui Ekaristi umat disatukan kembali dengan Allah, dam merayakannya

bersama dengan umat seluruh Gereja. Namun dari tabel tersebut sebanyak 9

responden dengan prosentase sebanyak 18% tidak menyetujui bahwa, lagu rohani

Ekaristi dapat membantu mereka memaknai Ekaristi. Hal ini dapat disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

68

oleh karena mereka belum terbiasa dengan lagu rohani Ekaristi yang termasuk

dalam khasanah lagu modern Gereja.

Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa, bagi kaum muda

pemaknaan Ekaristi bukan melulu soal lagu yang dipakai dalam Perayaan

Ekaristi. Namun terdapat hal-hal yang lain yang dapat membantu mereka dalam

memaknai Ekaristi seperti rumusan doa, pemilihan bacaan Kitab Suci dan juga

kotbah.

Pada item nomor 25, sebanyak 43 responden dengan prosentase sebanyak

86% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi dapat membantu mereka untuk

mengungkapkan iman saat merayakan Ekaristi. Dari data tersebut diketahui

bahwa kaum muda dapat menjadikan lagu rohani Ekaristi sebagai sarana yang

membantu mereka dalam mengungkapkan iman saat Ekaristi. Seperti pada yang

sudah dibahas dalam nomor-nomor sebelumnya bahwa kaum muda mampu

menjadikan hal-hal baru, dalam hal ini lagu rohani Ekaristi, sebagai sarana yang

membantu mereka mengungkapakan iman. Dari fakta ini dapat disimpulakan

bahwa lagu rohani Ekaristi sudah menjadi bagian dalam kehidupan menggereja,

terutama saat merayakan Ekaristi. Kaum muda merasa terbantu mengungkapkan

imannya secara leluasa dengan syair religius yang mengena di hati mereka.

Dengan lagu rohani Ekaristi kaum muda dapat memaknai perayaan secara lebih

tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

69

3. Usaha meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi

Dalam tabel 4 pada item nomor 26, ditemukan sebanyak 29 responden

dengan prosentase sebesar 58% menyetujui bahwa, paroki perlu mengupayakan

pengembangan lagu-lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan selera anak muda.

Dari data tersebut diketahui bahwa kaum muda memiliki harapan kepada paroki

untuk ikut serta dalam hal perkembangan iman kaum muda. Selain melibatkan

kaum muda dalam peranannya sebagai petugas liturgi, Paroki St Antonius

Kotabaru perlu mengadakan pengembangan-pengmbangan dalam hal liturgi,

khususnya lagu rohani Ekaristi, yang menjadi salah satu bagian penting dalam

liturgi. Dengan adanya pengembangan lagu rohani Ekaristi diharapkan kaum

muda dapat lebih mudah mengungkapkan imannya. Di dalam tabel tersebut pada

nomor item yang sama, terdapat sebanyak 21 responden tidak menyetujui bahwa,

paroki perlu melakukan pengembangan lagu rohani Ekaristi. Hal ini dikarenakan

masih terdapat banyak aspek yang perlu dikembangkan tidak hanya soal lagu

Ekaristi, namun juga bisa dalam bidang liturginya seperti pendampingan

kelompok penyusun Ekaristi Kaum Muda (EKM) dan lain sebagainya.

Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa bidang-bidang kegiatan

kaum muda membutuhkan pendampingan dari paroki, termasuk dalam hal

pengembangannya. Hal ini dimaksudkan agar Ekaristi tidak menjadi sebuah

rutinitas yang membosankan, terutama bagi Paroki St. Antonius Kotabaru yang

sebagian besar umatnya adalah kaum muda.

Pada item nomor 27, sebanyak 40 responden dengan prosentase sebanyak

80% menyetujui bahwa, paroki perlu melibatkan kaum muda yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

70

potensi dalam hal musik untuk mencipta lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan

minat kaum muda. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda masih perlu

dilibatkan untuk mencipta lagu rohani Ekaristi. Paroki St. Antonius Kotabaru

merupakan paroki yang memiliki perhatian khusus pada kaum muda, termasuk

dalam hal musik Gereja. Paroki St. Antonius Kotabaru selalu memberikan

peluang bagi umat untuk menyumbangkan karyanya dalam bentuk lagu rohani

Ekaristi ciptaan mereka untuk dapat dimasukkan ke dalam buku Kidung Ekaristi

Kotabaru (KEK). KEK merupakan buku yang digunakan oleh Paroki St Antonius

sebagai alternatif pilihan lagu Ekaristi yang dapat digunakan dalam perayaan

Ekaristi di paroki tersebut. Lagu-lagu dalam buku KEK adalah kumpulan lagu

rohani Ekaristi yang sering digunakan dalam Perayaan Ekaristi. KEK menjadi

peluang bagi para pencipta lagu rohani yang mengharapkan lagu yang mereka

buat dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi umat dalam memaknai Ekaristi.

Namun dari tabel 4 pada momor item yang sama, terdapat sebanyak 10 responden

yang tidak menyetujui bahwa, kaum muda tidak perlu dilibatkan dalam mencipta

lagu rohani Ekaristi. Hal ini menunjukkan bahwa ada sejumlah kaum muda yang

kurang memiliki perhatian pada bidang liturgi, khususnya lagu rohani. Kalaupun

ada yang berminat bukan berarti mereka mampu mencipta lagu yang sesuai

dengan makna dari Ekaristi itu sendiri.

Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa, peluang mencipta lagu

Ekaristi seperti ini merupakan peluang bagi kaum muda untuk terlibat dalam

kehidupan menggereja, khususnya mereka yang memeiliki kemampuan dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

71

bermusik. Kesempatan ini bukan menjadi penghalang bagi kaum muda untuk

mengembangkan bakat dan minat selain mereka mengembangkan iman mereka.

Pada item nomor 28, sebanyak 42 responden dengan prosentase sebesar

84% menyetujui bahwa, perlu diupayakan sosialisasi dan pengenalan lagu-lagu

rohani Ekaristi pada kaum muda. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda

memerlukan sosialisasi dan juga pengenalan lagu-lagu rohani Ekaristi. Hal ini

penting, mengingat kaum muda yang hadir dalam perayaan Ekaristi bukan berasal

dari paroki Kotabaru. Sebagian besar dari kaum muda yang mengahadiri Ekarsiti

adalah para pendatang dari luar Kota Yogyakarta yang sedang dalam menjalani

studi maupun bekerja di Yogyakarta. Gereja St. Antonius Kotabaru selalu menarik

perhatian kaum muda khususnya dalam penyelenggaraan Perayaan Ekaristi.

Dengan tersedianya jadwal waktu Perayaan Ekaristi yang banyak, Gereja St.

Antonius menjadi pilihan bagi kaum muda untuk merayakan Ekaristi karena

lokasinya tepat berada dekat dengan pusat kota Yogyakarta. Sosialisasi dan

pengenalan lagu rohani Ekaristi yang telah coba diupayakan oleh Paroki St.

Antonius Kotabaru adalah dengan memberikan tugas kepada petugas koor untuk

menyanyikan lagu pra-Ekaristi. Lagu pra-Ekaristi dimunculkan dengan harapan

agar umat dapat mengenal lagu-lagu yang digunakan di Paroki St. Antonius

Kotabaru tanpa ada ikatan dalam perayaan Ekaristi. Selain itu dalam panduan

Ekaristi mingguan yang dibawa oleh umat juga terdapat lagu pra-Ekaristi yang

dinyanyikan beserta notasinya. Namun dari tabel 4 juga ditemukan sebanyak 8

responden, pada nomor item yang sama, dengan prosentase sebesar 16% tidak

menyetujui perlunya upaya sosialisasi dan pengenalan lagu rohani Ekaristi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

72

kaum muda. Hal ini dikarenakan upaya yang dilakukan paroki sudah cukup

membantu bagi umat untuk mengenali lagu rohani yang terdapat dalam buku

KEK.

Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa masih perlunya

sosialisasi dan pengenalan lagu rohani Ekaristi bagi kaum muda. Karena tidak

semua kaum muda berasal dari Paroki Kotabaru, dan butuh waktu yang cukup

bagi mereka untuk mengenal lagu-lagu rohani Ekaristi tersebut.

Pada item nomor 29, sebanyak 37 responden dengan prosentase sebesar

74% menyetujui bahwa, perlu diadakan festival koor lagu-lagu rohani Ekaristi

baru yang melibatkan kaum muda. Dari fakta tersebut diketahui bahwa kaum

muda sependapat untuk mengadakan festival atau parade koor dengan materi lagu

rohani Ekaristi sebagai bentuk sosialisasi serta pengenalan lagu-lagu rohani

Ekaristi baru kepada umat. Langkah ini merupakan salah satu cara yang tepat

dalam hal mensosialisasikan dan mengenalkan umat pada lagu rohani Ekaristi.

Dengan mengikutsertakan umat sebagai peserta koor makin menambah rasa

persaudaraan dan kekompakan antar umat dalam satu kelompok koor maupun

dengan kompertitor koor yang lain. Kaum muda juga hendaknya dilibatkan baik

sebagai peserta maupun panitia penyelenggara. Namun hal yang berbeda juga

nampak pada nomor item yang sama, yakni sebanyak 13 responden dengan

prosentase sebesar 26% memilih netral, yakni tidak memilih setuju atau tidak

setuju dengan pernyatan tersebut. Hal ini diketahui karena terdapat bidang-bidang

lain yang dapat melibatkan kaum muda dalam kehidupan menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

73

Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa mengadakan festival koor

lagu-lagu rohani Ekaristi baru merupakan salah satu alternatif pilihan untuk

melibatakan kaum muda dalam kegiatan menggereja. Festival koor tersebut dirasa

dapat membantu umat, khususnya kaum muda unuk dapat meningkatkan

pemaknaannya terhadap Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi.

Pada item nomor 30 sebanyak 49 responden dengan prosentase sebanyak

98% menyetujui bahwa, perlu adanya seorang pastor pembimbing kaum muda

yang bisa mendampingi dan mengarahkan kaum muda dalam meningkatkan

penghayatan mereka terhadap makna Ekaristi. Dengan fakta ini diketahui bahwa

kaum muda mengharapkan adanya pastor yang mau mendampungi kaum muda

untuk memperkembangkan hidup menggereja. Paroki St. Antonius Kotabaru

memiliki berbagai wadah dalam memperkembangkan bakat dan iman kaum muda,

namun kaum muda masih merasakan kurangnya bimbingan dari seorang pastor.

Bimbingan dan pendampingan tersebut diharapkan dapat membantu mereka

dalam memperkembangkan iman sekaligus membantu meningkatkan pemakanaan

mereka dapa Ekaristi terutama lewat peranan lagu rohani Ekaristi.

E. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan dari laporan penelitian di Paroki St. Antonius Kotabaru

mengenai peranan lagu rohani Ekaristi terhadap pemaknaan Ekaristi bagi kaum

muda ini akan menjadi titik tolak dalam penyusunan program dalam usaha

meningkatkan pemaknaan kaum muda akan Ekaristi termasuk keterlibatan mereka

dalam hidup menggereja. Dapat dikategorikan bahwa kaum muda di Paroki St.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

74

Antonius Kotabaru terdiri dari para pelajar, mahasiswa dan perkerja. Kaum muda

ini tentunyta memiliki kesibukan serta tanggungjawab masing-masing yang

mengharuskan mereka untuk menyediakan waktu secara penuh pada kegiatan dan

pekerjaan mereka. Meskipun pada umumnya kaum muda memiliki kesibukan,

sebagian kecil dari mereka masih ada yang mampu meluangkan waktu untuk

menghadiri Perayaan Ekaristi harian. Penjadwalan Perayaan Ekaristi di Paroki St.

Antonuis Kotabaru, termasuk Perayaan Ekaristi harian sengaja disusun untuk

memenuhi kebutuhan umat.

Dengan tersedianya jadwal Perayaan Ekaristi tersebut, memberikan

kemudahan bagi kaum muda untuk dapat memilih waktu yang mereka inginkan,

baik itu Perayaan Ekaristi pagi hari sebelum menjalankan aktivitas maupun

perayaan Ekaristi di sore hari setelah melakukan aktivitas seharian. Perayaan

Ekaristi bagi kaum muda menjadi tempat untuk mengungkapkan iman mereka,

selain itu juga Ekaristi menjadi sarana bagi mereka untuk berjumpa dan

berkomunikasi dengan Tuhan. Bagi kaum muda Ekaristi menjadi sumber dan

puncak kehidupan kristiani, selain itu juga sebagai bentuk pengungkapan iman

mereka akan Yesus Kristus. Perayaan Ekaristi bagi kaum muda sudah menjadi

kebutuhan rohani.

Dari kenyataan ini juga disadari bahwa terdapat motivasi yang beragam

dari kaum muda itu sendiri. Baik bagi mereka yang membutuhkan rahmat

pertolongan, kesembuhan dari Allah, ataupun sekedar merasakan ketenangan

ketika bertemu dengan Tuhan. Kaum muda menyadari bahwa Ekaristi, yakni

dengan menyambut Yesus dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya, dapat membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

75

mereka dalam menghadapi persoalan hidup mereka. Dengan Ekaristi, kaum muda

tidak hanya ikut serta dalam perjamuan yang menyatukan manusia dengan Allah,

namun lebih dari itu, semua orang yang hadir dalam perayaan keselamatan itu

dijadikan satu dalam sebuah komunio, yakni relasi manusia dengan Allah dan

juga antar sesama.

Dari hasil yang diperoleh, kaum muda kurang mendapat pengetahuan yang

mendalam tentang lagu rohani, khususnya yang berkaitan langsung dengan

Perayaan Ekaristi. Kaum muda kurang memahami tentang perbedaan lagu rohani

Ekaristi dengan lagu pop rohani. Lagu rohani Ekaristi ini lah yang sebenarnya

dapat membantu umat, khususnya kaum muda untuk dapat memaknai Perayaan

Ekaristi, disamping unsur-unsur lain yang dapat membantu umat untuk lebih

memaknai Ekaristi. Namun di luar itu semua, motivasi yang kaum muda miliki

untuk secara rutin mengikuti Perayaan Ekaristi dan berjumpa dengan Tuhan

adalah sesuatu yang patut diapresiasi.

Melihat permasalahan di atas, penulis mencoba mengusulkan sebuah

program pendampingan yang diperuntukkan bagi kaum muda melalui sebuah

Workshop. Workshop merupakan sebuah kegiatan yang dapat membantu kaum

dalam membahas masalah-masalah aktual yang terjadi saat ini. Dengan

menggunakan metode diskusi dan juga dinamika kelompok diharapkan mampu

membantu kaum muda untuk mengerti tentang khasanah lagu rohani Ekaristi,

serta membantu meningkatkan pemaknaan kaum muda sendiri pada Perayaan

Ekaristi. Workshop ini sendiri disusun dan dilaksanakan dengan mengacu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

76

situasi dan juga keperihatinan di lingkup kaum muda serta metode yang

digunakan disesuaikan dengan minat kaum muda saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

BAB IV

USULAN KEGIATAN WORKSHOP “LAGU ROHANI EKARISTI”

UNTUK MENINGKATKAN PEMAKNAAN EKARISTI

BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI ST. ANTONIUS KOTABARU

Pada bab sebelumnya, penulis telah memaparkan tentang metode penelitian

beserta pembahasannya. Pada pembahasan penelitian, diketahui bahwa kaum muda

kurang memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal lagu rohani Ekaristi secara

khusus peranannya dalam hal pemaknaan Ekaristi. Kaum muda kurang mendapatkan

gambaran yang jelas tentang lagu rohani yang sesuai untuk Ekaristi.

Pada bagian awal bab IV ini, penulis akan memberikan refleksi pastoral atas

hasil penelitian pada bab sebelummnya. Kemudian penulis akan memaparkan sesuatu

kegiatan pendampingan untuk kaum muda yaitu Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”.

Workshop atau yang dikenal dengan lokakarya “Lagu Rohani Ekaristi” ini diharapkan

mampu meningkatkan pemaknaan Ekaristi lewat peranan lagu rohani Ekaristi bagi

kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru. Selain itu, bab ini juga akan

menjelaskan mengenai rancangan kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” yang

diuraikan dalam pemikiran dasar, identitas kegiatan, identifikasi peserta, tema dan sub

tema, media penyampaian, sarana/peralatan, sumber bahan serta contoh rencana

pelaksaan dari salah satu sesi kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

78

A. Refleksi Pastoral

Kaum muda merupakan generasi penerus Gereja, Gereja sangat membutuhkan

kaum muda untuk meneruskan karya pelayanannya. Dalam usianya yang masih muda

belia, kaum muda memiliki dunianya masing-masing dimana terdapat kecenderungan

untuk bebas melakukan apapun yang mereka ingin lakukan. Kaum muda juga mudah

untuk terbawa dalam situasi yang bagi mereka membawa rasa nyaman sehingga dapat

membawa mereka pada ketidakteraturan. Namun disamping itu, mereka juga

merupakan warga Gereja yang tentu saja membutuhkan perhatian, pelayanan, dan

pengarahan. Lebih dari itu, Gereja memberikan peluang yang cukup banyak bagi

kaum muda untuk dapat ikut serta dan berperan aktif dalam kehidupan menggereja

sehingga iman mereka semakin dapat terarahkan.

Dari penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan dalam bab sebelumnya,

nampak bahwa masih terdapat sebagian kecil dari kaum muda Katolik yang kurang

memahami tentang peranan lagu rohani Ekaristi dalam meningkatkan pemaknaan

akan Ekaristi. Kaum muda lebih cenderung untuk melihat hal-hal yang secara nyata

mereka lihat di sekitar mereka tanpa melihat esensi di dalamnya. Begitupun juga yang

terjadi pada pemahaman mereka mengenai lagu rohani Ekaristi. Kesalahpahaman

mereka mengenai lagu rohani Ekaristi juga berimbas pada pemaknaan mereka

mengenai perayaan Ekaristi itu sendiri. Seperti yang ditulis dalam Dokumen Tentang

Musik Dalam Liturgi, Musicam Sacram art 11, yang menyebutkan bahwa kemeriahan

sejati liturgi tidak tergantung semata-mata pada indahnya nyanyian atau bagusnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

79

upacara, melainkan pada makna dan perayaan yang memperhitungkan keterpaduan

perayaan liturgis dan pelaksanaan setiap bagian sesuai ciri-ciri khasnya. Perayaan

Ekaristi bukan lagi soal perayaan pribadi yang seolah-olah lebih mementingkan

perasaan pribadi, namun Perayaan Ekaristi lebih-lebih merupakan perayaan bersama

umat.

Kaum muda membutuhkan sebuah tempat yang dapat memberi peluang untuk

terlibat dalam kehidupan menggereja. Dalam bentuk komunitas atau paguyuban yang

ada, kaum muda Katolik dapat memiliki perkembangan iman bersama dengan

teman-teman seusianya, sehingga mereka merasa nyaman dan menyenangkan untuk

berkembang. Melalui komunitas kaum muda Katolik, kaum muda belajar untuk

terlibat dalam hidup menggereja seperti berdoa bersama, sharing pengalaman iman,

kegiatan sosial dan sebagainya. Disamping itu kaum muda juga membutuhkan sebuah

pendampingan yang mampu memberikan arahan yang tepat dalam menempatkan diri

dalam kehidupan menggereja seperti dalam Ekaristi. Pendampingan mengenai liturgi

dirasa tepat untuk diadakan bagi komunitas kaum muda Katolik. Pendampingan ini

dimaksudkan untuk mengenalkan kembali sekaligus memberikan pemahaman yang

mendalam tentang makna Ekaristi. Terutama dalam konteks pelayanan jaman

sekarang dimana lagu-lagu rohani berkembang dengan cukup pesat. Bagi kaum muda

Katolik, hal ini semacam memberikan angin segar pada mereka karena hal ini sesuai

dengan gaya mereka, sehingga tidak jarang dari kaum muda yang menyalahartikan

tentang peranan lagu rohani khususnya dalam Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

80

Secara teologis yang menjadi kekhasan dari lagu Ekaristi adalah baik teks

maupun musik serta melodinya, secara khas mengekspresikan iman Gereja yang

dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang dilakukan Allah, karya agung Allah

yang menyelamatkan dan tanggapan manusia beriman; syukur-pujian, sembah-sujud,

dan permohonan (Ujan, 2006: 27). Lagu Ekaristi sudah dipandang Gereja sebagai

bagian utuh dari perayaan liturgi dan bukan sebagai suatu unsur lepas yang

dimasukkan dan diletakkan di dalam perayaan liturgi. Sebagai bagian utuh dari liturgi,

lagu Ekaristi itu merupakan doa dan bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi

bahan tontonan. Sebab lagu Ekaristi merupkan sebuah doa yang menggerakkan

seluruh diri manusia yang menyanyi baik budi, perasaan-hati, mata, telinga, suara,

tangan maupun kaki. Dengan meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri

dengan orang lain, dengan tempat, dengan situasi merupakan maksud dan tujuan

sebuah lagu Ekaristi yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini akan sesuai dengan

hakekat dari liturgi sendiri sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang

demi kepentingan umum yakni kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan

hanya demi diri sendiri. Dengan demikian pandangan bahwa orang yang menyanyi

dengan baik sebenarnya berdoa dua kali (si bene cantat bis orat) adalah benar adanya.

Dalam Nota Pastoral KAS 2009 tentang kaum muda art. 58 dijelaskan bahwa

terdapat banyak metode dan aktivitas yang dapat dimanfaatkan untuk pelibatan kaum

muda, diantarannya retret, rekoleksi, ceramah, outbound, training, workshop,

pertemuan-pertemuan kelompok doa, pentas seni, teater, diskusi, sharing, dll, semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

81

metode ini dipilih dan diwujudkan dalam aneka aktivitas, yang sesuai dengan

kapasitas dan minat kaum muda.

Kegiatan pendampingan yang diusulkan dalam skripsi ini selain dimaksudkan

untuk mengenalkan kembali pada kaum muda tentang makna Ekaristi, juga

diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mereka tentang peranan lagu rohani

Ekaristi sehingga dari keduanya terdapat kesinambungan bahwa lagu rohani Ekaristi

dapat berperan dalam pemaknaan Ekaristi bagi kaum muda. Seperti yang ditulis

dalam Dokumen Tentang Musik Dalam Liturgi atau Musicam Sacram art 11, yang

menyebutkan bahwa kemeriahan sejati liturgi tidak tergantung semata-mata pada

indahnya nyanyian atau bagusnya upacara, melainkan pada makna dan perayaan yang

memperhitungkan keterpaduan perayaan liturgis dan pelaksanaan setiap bagian sesuai

ciri-ciri khasnya.

Dalam Nota Pastoral KAS 2009 tentang kaum muda art. 61 diuraikan bahwa;

“Melalui proses pendampingan dan kesempatan untuk terlibat, orang muda dapat menimba pengetahuan yang pada gilirannya akan berguna bagi mereka dan juga Gereja sendiri. Demi pengembangan pemahaman mengenai seluk-beluk iman kristiani sendiri, perlulah kiranya kepada orang muda ini ditawarkan wacana-wacana, baik yang berkaitan langsung dengan iman maupun yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, yang dapat digunakan oleh orang muda untuk berbuat lebih nyata sebagai bagian dari Gereja.”

Metode workshop ini dipilih dan diharapkan dapat sejalan dengan gaya,

situasi dan dunia kaum muda saat ini.

Akhirnya kegiatan pendampingan bagi komunitas kaum muda Katolik ini,

memang sangat dibutuhkan mengingat dari keperihatinan kaum muda serta kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

82

mereka akan Ekaristi. Kegiatan pendampingan tersebut hendaknya dapat menjadi

sebuah pembelajaran bagi kaum muda untuk dapat meningkatkan pemaknaan mereka

akan Ekaristi melalui peranan lagu rohani Ekaristi.

B. Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”

1. Pemikiran Dasar

Manusia sebagai makhluk ciptaan tentunya tidak dapat melepaskan dari Allah

yang telah memberi kehidupan. Keterikatan antara manusia dengan Allah inilah yang

mendorong manusia untuk senantiasa bersyukur atas berkat melimpah dari Allah.

Bagi orang Kristiani, Perayaan Ekaristi merupakan salah satu bentuk ungkapan

syukur kepada Allah. Ekaristi merupakan kurban rohani sebab Ekaristi merupakan

doa yang benar dan pujian syukur yang tepat. Ekaristi merupakan salah satu cara

memenuhi kerinduan umat kristiani dengan Allah sendiri.

Dalam Perayaan Ekaristi sendiri memiliki banyak unsur dan bagian yang tidak

dapat terpisahkan yang menjadi satu kesatuan yang utuh. Dewasa ini, Perayaan

Ekaristi dipandang umat hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja. Tidak jarang

orang yang hadir dalam Ekaristi karena memiliki banyak permohonan yang perlu

dikabulkan dan tidak sedikit yang menganggap Ekaristi sebagai formalitas belaka.

Gambaran semacam ini dapat kita lihat pada realitas hidup menggereja orang

muda Katolik saat ini. Khususnya dalam hal Ekaristi, Kaum muda Katolik Paroki St.

Antonius Kotabaru tidak semuanya aktif dalam perayaan Ekarsti harian, beberapa

diantaranya hadir dalam Perayaan Ekarsti harian karena sudah terbiasa. Beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

83

kaum muda yang lainnya datang dalam Perayaan Ekaristi hanya untuk mencari Tuhan

karena merasa hatinya tidak tenang. Dari beberapa alasan tersebut ada kemungkinan

bahwa umat khususnya kaum muda tidak memahami makna Ekaristi mereka rayakan.

Selain hal tersebut disadari atau tidak, di era modern ini banyak hal yang

menyangkut aspek kehidupan manusia mulai berubah. Beberapa dari perubahan itu

mengarah pada hal-hal yang negatif, namun banyak dari perubahan itu berkembang

ke arah yang lebih baik. Hingga munculah beberapa produk di era modern yang

sedikit banyak dapat membantu manusia dalam menjalani hidup. Lagu pop rohani

merupakan salah satu produk era modern saat ini. Bagi kita, sebagai umat katolik

melihat fenomena kemunculan lagu rohani sebagai sarana yang dapat membantu

menghayati iman kristiani. Maka tidak heran bahwa banyak dari umat Katolik yang

menyukai lagu-lagu pop rohani. Dampaknya adalah, umat mengadopsi lagu pop

rohani kedalam Perayaan Ekaristi sebagai lagu Ekaristi. Umat merasa lebih nyaman,

lebih senang dan lebih bergairah dengan gaya musik dari lagu pop rohani. Hal inilah

yang akhir-akhir ini mendapatkan sorotan sejak awal kemunculan lagu pop rohani

dalam Perayaan Ekaristi. Lagu pop rohani dianggap kurang sesuai dengan konteks

Ekaristi yang merupakan sebuah perayaan bersama dan bukan perayaan pribadi.

Dampak lainnya dirasakan oleh kaum muda, kaum muda mendapatkan banyak

pengaruh dari peristiwa masuknya lagu pop rohani dalam Perayaan Ekaristi. Kaum

muda menjadi kesulitan dalam membedakan antara lagu pop rohani dan lagu Ekaristi.

Mereka beranggapan bahwa lagu pop rohani sering dinyanyikan dalam perayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

84

Ekaristi termasuk lagu Ekaristi. Bahkan ketika lagu pop modern muncul dalam

perayaan Ekaristi hanya karena pergeseran interpretasi lagu yang mampu

menunjukkan sebuah relasi antara manusia dengan Allah. Fenomena semacam inilah

yang menghambat kaum muda untuk memaknai Ekaristi secara tepat.

Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” dirasa sesuai sebagai sarana

pendampingan iman bagi kaum muda. Melalui workshop ini, kaum muda diajak

untuk saling bertukar pikiran dan berdialog satu dengan yang lain mengenai tema

yang dibahas dalam workshop. Dengan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini kaum

muda semakin diperkaya dan dapat semakin memahami mengenai hal-hal seputar

liturgi Gereja, khususnya lagu rohani Ekaristi, sehingga semakin mampu memaknai

Ekaristi yang mereka rayakan sehari-hari.

Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini bertolak pada situasi dan keprihatinan

kaum muda, sehingga proses dan tujuan yang ingin dicapai selalu menitik beratkan

pada situasi kaum muda saat ini. Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini diharapkan

mampu mengajak kaum muda untuk kembali ke dalam jiwa Ekaristi dan membantu

kaum muda untuk mengungkapkan imannya secara tepat. Kegiatan dalam Workshop

“Lagu Rohani Ekaristi” ini dibuat dengan metode yang sesuai dengan dunia dan

semangat kaum muda saat ini. Metode dalam workshop ini memungkinkan bagi kaum

muda untuk dapan mengungkapkan dan menyatakan argument mereka secara bebas

didalam forum berkaitan dengan lagu rohani Ekaristi. Hal ini diharapkan bahwa

masalah yang diangkat dalam kegiatan workshop tersebut merupakan gambaran dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

85

keprihatinan kaum muda saat ini. Selain itu kaum muda juga akan diberikan suatu

model pelatihan tentang cara untuk membedakan lagu-lagu rohani untuk memberikan

pelatihan bagi kaum muda, dalam suatu studi kasus, kaum muda akan dihadapkan

pada dua contoh lagu, yakni lagu Ekaristi dan lagu pop rohani. Nantinya kaum muda

akan di ajak untuk dapat menentukan lagu yang tepat digunakan dalam Perayaan

Ekaristi dan juga sesuai dengan esensi Ekaristi itu sendiri.

Oleh karena itu penulis mengusulkan kegiatan Workshop “Lagu Rohani

Ekaristi” yang diharapkan dapat mampu membantu kaum muda Katolik Paroki St.

Antonius Kotabaru dalam memaknai Perayaan Ekaristi melalui peranan lagu rohani

Ekaristi.

2. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu kaum muda Katolik Paroki St.

Antonius Kotabaru mengetahui khasanah lagu rohani Ekaristi dan juga memahami

peranannya, sehingga semakin mampu memaknai Ekaristi secara tepat lewat

pemahaman mereka mengenai liturgi, Ekaristi dan juga lagu rohani Ekaristi. Di

bagian akhir dari kegiatan Workshop ini, peserta akan diminta untuk memilih dan

menyusun lagu rohani sebagai bentuk pemahaman mereka tentang peranan lagu

rohani Ekaristi dan juga pemaknaan mereka pada Perayaan Ekaristi. Pemilihan lagu

tersebut tetap didasarkan pada peranan dan tujuan lagu rohani Ekaristi itu sendiri pada

bagian-bagian liturgi. Hasil dari kegiatan ini berupa sebuah susuanan lagu-lagu rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

86

Ekaristi yang dapat digunakan oleh Paroki St. Antonius Kotabaru sebagai refrensi

lagu rohani Ekaristi yang dapat dipakai dalam Perayaan Ekaristi.

3. Identitas Kegiatan

a. Nama Kegiatan : Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”

b. Waktu : pukul 08.00 – 16.00

c. Tempat : GKS Widyamandala

4. Identitifikasi Peserta

Peserta dalam kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” tersebut adalah

perwakilan dari kaum muda Katolik lingkungan Paroki St. Antonius Kotabaru.

Perwakilan kaum muda tersebut diharapkan merupakan seorang penggerak kaum

muda setempat, memiliki perhatian khusus di bidang liturgi, terutama paduan suara

lingkungan.

5. Tema dan Sub Tema

Pemilihan tema dan sub tema yang akan digunakan dalam program diuraikan

sebagai berikut:

a. Tema : Kaum muda; memaknai Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi

b. Sub tema : - Kembali ke jiwa Ekaristi

- Lagu rohani Ekaristi sebagai manifestasi pemaknaan Ekaristi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

87

6. Strategi Penyampaian

Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini akan dilaksanakan dalam

bentuk aktivitas kelompok beserta / semua peserta, kelompok kecil maupun individu.

Peserta akan diajak untuk melalukan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman mengenai Ekaristi melalui liturgi dan juga lagu-lagu

rohani Ekaristi. Kegiatan ini akan berlangsung selama 1 hari yang di dalamnya

terdapat beberapa materi. Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini akan membahas

tentang liturgi Ekaristi dan juga lagu rohani Ekaristi beserta sejarah dan

perkembangannya. Materi ini diharapkan mampu memberikan bantuan besar untuk

mencapai tujuan dari program Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini.

Metode yang digunakan dalam kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”

adalah metode sharing, diskusi, dinamika dalam kelompok dan juga studi kasus yang

nantinnya dapat diplenokan di bagian akhir kegiatan workshop. Yang ingin dicapai

dalam proses workshop ini yaitu kaum muda memiliki pemahaman yang cukup

mengenai Ekaristi melalui pengetahuan tentang liturgi dan lagu rohani Ekaristi,

sehingga nantinya kaum muda dapat memaknai Ekaristi secara lebih tepat.

7. Sarana/Peralatan

Multimedia : laptop, LCD, speaker, wireless.

Alat musik : gitar/keyboard.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

88

Alkitab, Puji Syukur, Madah Bakti, Kidung Ekaristi Kotabaru dan

Bernyanyilah Bagi Tuhan, perlengkapan dinamika kelompok.

8. Sumber Bahan

Liturgi; Perayaan Keselamatan, Liturgi; Pengantar untuk Studi, Praksis

Liturgi, Musik Gereja Zaman Sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

89

9. Matriks Kegiatan Workshop

Tema Umum : Kaum muda; memaknai Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi.

Tujuan umum : Membantu kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru mengetahui khasanah lagu rohani Ekaristi

dan juga memahami peranannya, sehingga semakin mampu memaknai Ekaristi secara tepat lewat pemahaman mereka

mengenai liturgi, Ekaristi dan juga lagu rohani Ekaristi

Tabel 6

Matrik Kegiatan Workshop “Lagu Roahni Ekaristi”

No. Tema Tujuan tema Materi Metode Sarana Sumber Bahan

1. Kembali ke jiwa Ekaristi.

Mengenalkan kembali tentang liturgi Ekaristi kepada kaum Muda

Materi untuk tema “Kembali ke jiwa Ekaristi”

Informasi Sharing Tanya-jawab Diskusi

Kitab Suci Hand Out

Liturgi; Perayaan Keselamatan,

Liturgi; Pengantar untuk Studi

Praksis Liturgi, Musik Gereja Zaman Sekarang.

2. Lagu rohani Ekaristi sebagai manifestasai pemaknaan Ekaristi

Membantu kaum muda memaknai Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi

Materi untuk tema “lagu rohani Ekaristi sebagai manifestasi perayaan Ekaristi

Informasi Sharing Tanya-jawab Diskusi Dinamika

Kelompok Pleno

Kitab Suci Hand Out Buku Puji

Syukur, Madah Bakti, KEK, BBT

Praksis Liturgi, Musik Gereja Zaman Sekarang.

Majalah Bulanan Kristiani INSPIRASI, Lentera Yang Membebaskan no 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

90

10. Gambaran dan Jadwal Kegiatan Workshop

Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” bagi kaum muda ini akan

dilaksanakan di GKS Widyamandala milik Paroki St. Antonius Kotabaru. Workshop

ini akan dilaksanakan satu hari yakni pada hari minggu. Workshop “Lagu Rohani

Ekaristi” ini dimulai pukul 08.00-16.00. Penulis akan memimpin jalannya kegiatan

Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”. Penulis juga melibatkan pengurus kaum muda

paroki sebagai tim penyelenggara yang membantu suksesnya program Workshop

“Lagu Rohani Ekaristi” bagi kaum muda tersebut.

Penjabaran waktu program workshop “Lagu Rohani Ekaristi” adalah sebagai

berikut:

Tabel 7

Jadwal Acara Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”

Waktu Acara Penanggung Jawab

07.30-08.00

Registrasi Workshop “Lagu

Rohani Ekaristi” & pembagian

snack

Peneliti & Team

08.00-08.05 Ice Breaking Peneliti & Team

08.05-08.15

Perkenalan dan sambutan dari

Romo Paroki St. Antonius

Kotabaru

Peneliti & Team

08.15-08.45

(30 menit)

Sesi 1

Materi 1.

Apa itu Workshop “Lagu Rohani

Ekaristi”?

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

91

11. Contoh Satuan Pendampingan Kegiatan Workshop

Berdasarkan usulan kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” diatas, maka

pada badian ini penulis akan mengajukan satu contoh persiapan kegiatan workshop.

Contoh satuan persiapan ini merupakan salah satu sesi dari 2 sesi yang ada di dalam

kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”.

08.45-10.45

(120 Menit)

Materi 2

Liturgi dan Ekaristi

Tanya-jawab

Pembicara dari Pusat

Musik Liturgi

10.45-11.00 snack Peneliti & Team

11.00- 12.30

Sesi 2

Pembagian dalam kelompok kecil

Penugasan

Peneliti & Team

12.30-13.00 Makan Siang Peneliti & Team

13.00-13.30 Pleno dalam Kelompok besar Peneliti & Team

13.30-14.30 Materi 3

Peranan Lagu Rohani Ekaristi

Tanya-jawab

Pembicara dari Pusat

Musik Liturgi

14.30-15.00 Penarikan Kesimpulan Peneliti & Team

bersama pembicara dari

Pusat Musik Liturgi

15.00-15.15 Evaluasi dan saran Peneliti & Team

15.15 Penutupan Workshop “Lagu

Rohani Ekaristi”

Peneliti & Team

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

92

Contoh Persiapan

A. Identitas

1. Judul Sesi : Peranan Lagu Rohani Ekaristi.

2. Tujuan Sesi : Kaum muda semakin memahami peranan lagu rohani Ekaristi.

3. Peserta : Kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru.

4. Tempat : GKS Widyamandala.

5. Pelakasana : Alfonsus Adi Nugraha.

6. Hari/Tanggal : Minggu, 15 November 2015.

7. Waktu : Pukul 11.00- 14.30 WIB

B. Pemikiran Dasar

Paroki St. Antonius Kotabaru merupakan Paroki yang sangat memperjuangkan

pengembangan iman kaum muda. hyal ini dapat dilihat dari banyaknyawadah atau

komunitas yang memungkingkan bagi kaum muda untuk dapat mengembangkan

minat dan sekaligus iman mereka. Namun pada kenyataannya masih banyak kaum

muda yang masih merasa kurang dalam mendapatkan pemahaman yang cukup

tentang pengetahuan iman Katolik. Diantaranya pengetahuan kaum muda tentang

khasanah lagu rohani Ekaristi serta pemahaman mereka tentang peranan lagu rohani

Ekaristi dalam Perayaan Ekaristi. Hal ini menunjukkan bahwa kaum muda

memerlukan sebuah pendampingan yang secara khusus membantu kaum muda untuk

melengkapi kekurangpahaman mereka akan hal-hal tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

93

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan dalam Nota Pastoral KAS 2009

tentang kaum muda (art. 16) yang mengatakan bahwa;

“Masa muda adalah masa yang paling baik untuk mendapatkan dan menyerap aneka macam pendidikan. Dalam masa inilah orang muda belajar merasakan, melihat, mengalami dan melakukan sesuatu sehingga nalar, gerak hidup dan hati mereka bertumbuh dengan baik. Semakin baik dan benar pendampingan yang diperoleh, orang muda akan bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana. Untuk itu, perlu tersedia fasilitas pendidikan formal dan non formal yang berkualitas dan didukung oleh orang-orang yang penuh dengan dedikasi. Pendidikan yang bermutu akan memberikan ruang yang kondusif bagi orang muda untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan mampu menyikapi dunianya dengan bijaksana.”

Dengan demikian pendampingan kepada kaum muda mengenai pemahaman

mereka mengenai peranan lagu rohani Ekaristi dirasa sangat perlu untuk

pengembangan iman kaum muda sendiri.

C. Tujuan Pertemuan

Kaum muda semakin mengetahui khasanah lagu Ekaristi serta memahami

peranan lagu rohani Ekaristi.

D. Materi

Lagu-lagu rohani dan lagu Ekaristi dan peranan lagu Ekaristi.

E. Sumber Bahan

1. Prier, Karl. E. SJ. (2009) Musik Gereja Zaman Sekarang. Yogyakarta: PML.

2. Ujan, Bernardus. Boli. SVD. (2006) Majalah Bulanan Kristiani INSPIRASI,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

94

Lentera Yang Membebaskan no 24. Semarang.

3. KWI. Komisi. Liturgi. (2002) Pedoman Umum Misale Romawi. Ende: Nusa Indah.

4. Kidung Ekaristi Kotabaru, Bernyanyilah Bagi Tuhan.

F. Metode

1. Ceramah

2. Sharing dan tanya-jawab

3. Dinamika Kelompok

G. Sarana

1. Handout

2. Alat Tulis

3. Laptop

4. Sound System

H. Proses Pendampingan

1. Pengantar

Selamat Pagi teman-teman, masih semangat? Mari kita cek semangatnya

terlebih dahulu. Jika saya mengucapkan “kaum muda Katolik”, teman-teman silahkan

menjawab dengan semangat “100 persen Katolik, 100 Persen Indonesia”. Kemudian

disertai gerakan menyilangkan kedua tangan di depan dada selanjutnya mengepalkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

95

tangan kanan ke atas. Setelah kita mendengarkan pemaparan tentang Ekaristi,

berikutnya kita akan masuk pada sesi berikutnya tentang peranan lagu Ekaristi.

2. Kegiatan Inti

Sebelum masuk ke dalam materi tentang pemahaman peranan lagu Ekaristi,

peserta akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok

beranggotakan 7-8 orang. Setelah terbagi dalam 5-6 kelompok, peserta akan

dibagikan 2 buah buku, yakni buku Kidung Ekaristi Kotabaru dan buku Bernyanyilah

Bagi Tuhan. Pendamping akan mengajak peserta untuk mencari lagu-lagu dalam

kedua buku tersebut sesuai dengan kriteria yang telah diberikan pada masing

kelompok, dengan dipandu beberapa pertanyaan berikut ini:

Carilah 1 buah lagu dari masing-masing buku yang disediakan sesuai dengan

kriteria yang telah diberikan pada masing-masing kelompok!

Jelaskan alasan anda memilih lagu tersebut! Mengapa lagu ini sesuai dengan

kriteria tersebut?

Setelah masing-masing peserta mendiskusikan pertanyaan tersebut dalam

kelompok, kemudian pendamping meminta wakil dari masing-masing kelompok

untuk maju ke depan untuk memaparkan hasil temuan mereka atas pertanyaan yang

diberikan kepada kelompok. Setelah sesi pleno dari masing-masing kelompok selesai,

pendamping kemudian melanjutkan dengan pemaparan mengenai apa yang dimaksud

dengan lagu rohani Ekaristi sekaligus peranannya dalam Perayaan Ekaristi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

96

a. Jenis Lagu Rohani

1) Lagu Gerejani

Menurut Bernardus B. Ujan yang tulisannya dimuat dalam Inspirasil; Lentera

Yang Membebaskan (2006: 26), menjelaskan bahwa lagu Gerejani atau musik Gereja,

dalam bahasa latin musica eccelsiastica adalah istilah yang digunakan oleh para

pengikut Kristus atau Gereja ketika persekutuan beriman ini menyadari kekhasannya

dalam mengekspresikan iman lewat musik/lagu terutama dalam ibadat atau liturgi.

Istilah ini mengacu pada tatanan bunyi dengan melodi tertentu tanpa teks atau sesuai

dengan bentuk teks yang mengungkapkan baik isi hati umat beriman maupun ajaran

dan iman Gereja.

Musik ini dapat dihasilkan dengan bantuan alat atau instrument maupun

dengan suara vokal penyanyi. Karena mengungkapkan iman yang diajarkan dan

dihayati oleh umat beriman maka musik Gereja memiliki kekhasan dibandingkan

dengan musik dari umat yang beragama lain meskipun dipengaruhi juga oleh musik

agama lain misalnya dari musik orang Yahudi. Musik/lagu Gereja pada umumnya

adalah salah satu bentuk dari musik religus atau musik rohani.

2) Lagu Rohani

Lagu Rohani atau musik religius (musica religiosa) adalah musik yang

mengungkapkan atau mengandung tema-tema rohani (Ujan, 2006: 26-27). Musik atau

lagu rohani ini dimiliki umat agama manapun. Bahkan ada tema musik-rohani yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

97

umum diterima oleh umat manapun karena bersifat universal. Baik melodi maupun

teksnya mengungkapkan pengalaman rohani yang diterima oleh orang beriman dari

berbagai agama.

Ketika suatu musik/lagu rohani mengungkapkan pengalaman khusus dari

umat agama tertentu, maka ia menjadi musik/lagu yang khas misalnya lagu rohani

khas Yahudi atau khas Hindu dan Budha atau khas Kristen dan Islam. Lagu rohani itu

jadi khas Kristiani bila mengungkapkan keyakinan iman akan Kristus Tuhan dan

Penyelamat atau akan Tritunggal Mahakudus serta pokok iman lain yang diyakini

orang Kristiani. Di dalam lingkup Gereja sendiri, lagu rohani dalam arti sempit berarti

segala macam musik/lagu yang mengungkapkan pengalaman rohani khas Gereja

tetapi tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam perayaan-perayaan liturgis. (Ujan,

2006: 26)

3) Lagu Rohani Liturgis

Lagu Liturgis atau musik suci (musica sacra) oleh Gereja Katolik merupakan

segala macam musik/lagu Gerejani atau musik/lagu rohani yang digubah khusus

untuk ibadat atau perayaan-perayaan liturgis. (Ujan, 2006: 26) Kini istilah yang lebih

populer adalah lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani liturgis atau lagu rohani Ekaristi

dalam arti tertentu mengacu pada semua macam musik yang inspirasinya atau

maksud dan tujuan serta cara membawakannya mempunyai hubungan dengan iman

Gereja. Tema-tema yang digunakan dalam lagu rohani Ekaristi menunjuk pada salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

98

satu bagian dalam Perayaan Ekaristi. Berikut merupakan hasil pemaparan oleh

Bernardinus. B. Ujan (2006: 26-27) tentang ciri-ciri lagu rohani Ekaristi;

Lagu rohani Ekaristi dapat dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat musik

sebagai pengiring. Baik teks maupun musik dengan melodinya yang secara khas

mengekspresikan iman Gereja yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang

dilakukan Allah (karya agung Allah yang menyelamatkan) dan tanggapan manusia

beriman (syukur-pujian, sembah-sujud, dan permohonan). Istilah lagu liturgi

dipandang Gereja sebagai sebuah bagian utuh dari perayaan liturgi dan bukan sebagai

suatu unsur luar yang dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgis

seakan-akan suatu barang asing atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di tengah

perayaan liturgi.

Sebagai bagian utuh dari liturgi, lagu rohani Ekaristi itu merupakan doa dan

bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. Musik/Lagu liturgi itu

mesti indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni musik/nyanyian pada

umumnya, namun lebih dari itu musik/lagu liturgi mengungkapkan doa manusia

beriman. Bahkan musik atau nyanyian liturgis sebagai doa mempunyai nilai tinggi.

Sebab musik-liturgi menggerakkan seluruh diri manusia yang menyanyi atau yang

menggunakan alat-alat musik (budi, perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau

kaki dll). Sekaligus demi harmoni dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri

dan menyesuaikan diri dengan orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan

maksud-tujuan musik/nyanyian liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

99

dengan hakekat dari liturgi sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang

demi kepentingan umum (kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya

demi diri sendiri).

b. Ciri-ciri Lagu Liturgis

Musik Liturgis (khususnya melodi yg dihasilkan oleh alat-alat musik) dan

nyanyian liturgis (khususnya teks atau tindakan liturgis yang diberi melodi), dapat

dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat musik sebagai pengiring. Baik teks

maupun musik dengan melodinya yang secara khas mengekspresikan iman Gereja

yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang dilakukan Allah (karya agung

Allah yang menyelamatkan) dan tanggapan manusia beriman (syukur-pujian,

sembah-sujud, dan permohonan).

Kita menggunakan istilah “musik-liturgis” dan bukan “musik dalam liturgi”

karena dengan “musik liturgis” mau digarisbawahi pandangan Gereja tentang musik

sebagai bagian utuh dari perayaan liturgi dan bukan sebagai suatu unsur luar yang

dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgis seakan-akan suatu barang asing

atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di tengah perayaan liturgi.

Sebagai bagian utuh dari liturgi, musik liturgi itu merupakan doa dan bukan

sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. Memang musik liturgi itu mesti

indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni musik/nyanyian pada umumnya,

namun lebih dari itu musik liturgi mengungkapkan doa manusia beriman. Bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

100

musik atau nyanyian-liturgis sebagai doa mempunyai nilai tinggi. Sebab musik-liturgi

menggerakkan seluruh diri manusia yang menyanyi atau yang menggunakan alat-alat

musik (budi, perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau kaki dll). Sekaligus demi

harmoni dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri

dengan orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan maksud-tujuan

musik/nyanyian liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Ini memang cocok dengan

hakekat dari liturgi sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang demi

kepentingan umum (kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya demi

diri sendiri). Oleh karena itu Gereja mewarisi pandangan bahwa orang yang

menyanyi dengan baik sebenarnya berdoa dua kali (si bene cantat bis orat). Sekali

lagi, nilai yang tinggi itu tercapai kalau ada kurban dengan meninggalkan diri sendiri

dan bersatu dengan yang lain dalam menyanyi atau bermusik demi kepentingan

bersama.

c. Seni Musik Liturgis

Musik-liturgis sebagai karya seni (bukan tontonan atau pertunjukan)

sebenarnya membantu kita semua sebagai peraya untuk mengarahkan seluruh diri

kepada inti misteri yang dirayakan dalam liturgi yaitu kepada Tuhan sendiri sebagai

sumber segala karya seni. Oleh karena itu cara-cara yang mengalihkan perhatian kita

kepada hal lain atau kepada tokoh tertentu perlu diwaspadai. Bisa saja kita memilih

seorang artis sebagai pemazmur atau penyanyi solo tetapi ketika ia menjalankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

101

tugasnya tidak boleh ditonjolkan keartisannya, tetapi “fungsi liturgisnya”.

Memberikan aplaus kepada si pemazmur atau solist karena suaranya yang bagus

lebih merupakan bagian dari suatu acara panggung pertunjukan. Demikian juga

pembawa homili yang memilih dan membawakan lagu yang sedang populer di tengah

atau di akhir homili (karena ada kaitan dengan tema homili) yang langsung ditanggapi

oleh umat dengan tepuk tangan meriah, perlu dipertimbangkan apakah hal seperti itu

punya fungsi atau makna liturgis. Padahal ketika imam menyanyikan Prefasi atau

Kisah Institusi dalam Doa Syukur Agung dengan suara yang bagus tidak diberi

aplaus.

Pertimbangan yang sama dapat kita pakai untuk menilai kebiasaan koor

menyanyikan semua lagu selama perayaan liturgis. Sebetulnya koor dengan dirigen

yang bagus sungguh berfungsi liturgis kalau dapat membantu semua peraya yang lain

untuk menyanyi bersama dengan lebih baik seperti atau mendekati cara koor

menyanyi. Kalau dari awal sampai akhir semua nyanyian dibawakan hanya oleh koor,

meskipun semuanya sangat mempesona, sebetulnya telah mengurangkan maknanya

sebagai musik/nyanyian liturgis. Perlu ada suatu pembagian yang lebih seimbang

dalam hal ini.

d. Proses Menjadi Musik/Lagu Liturgis

Menerima musik liturgis sebagai doa liturgis menuntut pula kesediaan setiap

peraya atau kelompok peraya untuk menerima musik atau nyanyian yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

102

disepakati oleh Gereja untuk dipakai di dalam perayaan-perayaan liturgi.

Musik/nyanyian yang ada di dalam buku-buku nyanyian yang diterbitkan dengan

nihil obstat dan imprimatur pimpinan Gereja, dipandang sebagai musik-liturgis. Tentu

melewati proses seleksi yang dibuat oleh orang-orang yang punya kemampuan dalam

bidangnya hingga mendapat persetujuan dari pimpinan Gereja. Kesempatan terbuka

bagi para komponis untuk mencipta lagu-lagu bagu yang lebih sesuai dengan rasa

seni musik orang setempat, namun untuk dipakai sebagai musik/nyanyian liturgis

perlu menempuh prosedur seleksi hingga mendapat pesetujuan resmi untuk dipakai

dalam perayaan liturgi. Patut kita puji inisitip-inisitip untuk mencipta dan

menemukan lagu-lagu baru yang lebih seusai dengan budaya setempat dan kebutuhan

liturgis, misalanya dalam misa dengan “lagu-lagu alternatif”. Akan tetapi perlu kita

waspadai kecenderungan menggunakan nyanyian-nyanyian baru itu tanpa peduli pada

proses untuk “menjadi milik besama” dari Gereja, apalagi kalau yang jadi patokan

utama adalah rasa suka, tertarik, tersentuh tanpa mengindahkan persyaratan liturgis.

Kadang terjadi bahwa kita memilih musik/nyanyian tertentu untuk perayaan

liturgi karena sudah bosan dengan yang lama padahal yang baru itu belum tentu

memenuhi persyaratan liturgis. Ini tantangan buat kita: merasa bosan dengan

musik/nyanyian liturgis karena terus menerus menyanyikan yang sama (lama) atau

merasa tidak tertarik, tidak suka, tidak tersentuh, tidak tergerak. Kita cendrung

tersentuh dengan yang baru. Maka serta merta kita mencari dan membawakan

musik/nyanyian baru dalam liturgi, tetapi tanpa pertimbangan atau seleksi. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

103

demikian dapat terjadi bahwa kita menggunakan musik/nyanyian yang sebenarnya

tidak memenuhi persyaratan untuk perayaan liturgis.

Jadi bukan soal utama suka atau tidak suka, menarik atau tidak menarik,

menyentuh atau tidak menyentuh, baru atau lama tetapi apakah telah menjadi “milik

bersama” dari Gereja karena disepakati sebagai musik/nyanyian liturgis. Sebuah

nyanyian atau musik diterima sebagai “milik bersama” bukan hanya karena telah

dimasukkan ke dalam buku nyanyian resmi tetapi juga karena dilatih bersama,

dinyanyikan bersama dan dipahami serta dihayati bersama maknanya dalam

perayaan.

Musik-liturgis diterima atau diakui oleh Gereja sebagai miliknya, milik

persekutuan demi kepentingan bersama (dikenal tradisi untuk tidak menulis si

komponisnya dalam buku-buku resmi nyanyian-liturgis, tetapi nama mereka ditulis

dalam catatan sejarah penyusunan buku). Perlu ada proses menjadikan musik-liturgis

itu sebagai milik bersama. Dalam proses ini Gereja melihat betapa pelunya membuat

latihan untuk menguasai dan menghayati musik/nyanyian bersama sebagai nyanyian

dari hati, nayanyian yang mempengaruhi seluruh pribadi peraya. Jadi ada proses

meninggalkan diri sendiri (rasa dan keinginan pribadi atu kelompok khusus) lalu

menerima yang umum dan menjadikannya bagian atau milik pribadi demi

kepentingan umum. Ini sebuah proses yang tidak gampang, karena yang menjadi

tantangan adalah kecenderungan untuk mengutamakan rasa atau keinginan

pribadi/kelompok khusus. Aspek personalnya lebih nampak dari pada aspek liturgis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

104

(yang umum). Kepentingan pribadi lebih menonjol dari pada kepentingan umum.

Untuk memenuhi persyaratan sebagai bagian utuh dari liturgi, musik-liturgi

juga mesti berfungsi liturgis dalam arti baik teks maupun lagunya sesuai dengan

unsur atau tindak liturgis dalam keseluruhan tata perayaan liturgis. Maka kita dapati

nyanyian yang cocok untuk liturgi pembaptisan tetapi tidak sesuai untuk liturgi

pernikahan. Nyanyian-liturgis untuk Ekaristi juga mesti sesuai dengan teks liturgi

Ekaristi dan tindakan liturgis dalam unsur-unsur atau bagian-bagian tertentu dari

liturgi Ekaristi. Sebuah lagu pembuka tentu tidak cocok untuk kesempatan seruan

“kudus-kudus”, meskipun dari sudut kebenaran teks dan keindahan lagu tak ada cacat.

Dalam hal ini tempat liturgis lagu pembuka itu tidak cocok atau nyanyian itu tidak

mempunyai fungsi liturgis karena dinyanyikan pada saat “kudus kudus”.

e. Memilih Musik/Lagu Liturgis

Perlu diketahui juga teks-teks liturgis mana saja yang dapat dinyanyikan

(khususnya dalam liturgi Ekaristi). Ada teks-teks baku-tetap (antara lain Tuhan

Kasihanilah Kami, Kemuliaan, Aku Percaya, Kudus-Kudus, Bapa Kami, Anak

Domba Allah). Nyanyian ini disebut ordinarium. Ada juga teks-teks yang dapat

berubah atau bervarisi rumusannya sesuai dengan perayaan pada hari bersangkutan

dan disebut proprium (Antifon Pembuka atau Lagu Pembuka untuk mengiringi

perarakan masuk, Mazmur Tanggapan untuk menanggapi Sabda Allah yang telah

dimaklumkan, Alleluia-Bait Pengantar Injil untuk menyiapkan diri mendengarkan

pemakluman Injil, Antifon Komuni atau Lagu Komuni selama atau sesudah komuni,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

105

Nyanyian Persiapan Persembahan untuk mengiringi perarakan bahan-bahan

persembahan dan Lagu Penutup untuk mengiringi perarakan kembali). Teks-teks ini

sangat kaya dan berhubungan erat dengan tindakan liturgis, unsur-unsur liturgis, tema

perayaan, masa liturgis serta bacaan-bacaan dalam perayaan liturgi. Suatu hal yang

patut dipuji adalah kebiasaan menyanyikan Mazmur Tanggapan dan Alleluia-Bait

Pengantar Injil dengan teks yang bervariasi sesuai dengan hari atau pestanya. Lagu

yang sesuai dengan teks-teks antifon (Pembuka dan Komuni) sebenarnya sangat kaya

dan bervariasi serta biblis.

Dalam hubungan dengan teks-teks liturgi, terutama yang harus atau boleh

dinyanyikan, diharapkan agar susunannya tepat serta mudah dan indah kalau

dinyanyikan. Dalam hal ini lagu melayani teks dan bukan sebaliknya. Baiklah kita

waspadai nyanyian yang mengorbankan ketepatan dan kebenaran iman demi

mempertahankan suatu melodi. Misalnya lagu Bapa Kami Filipina, demi penyesuaian

dengan melodinya diubahlah rumusan “jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di

dalam surga” menjadi “jadilah kehendak-Mu di bumi dan di surga”. Mengganti

“seperti” dengan “dan” sebenarnya mengubah iman kita akan surga, bahwa di surga

dan di bumi kehendak Tuhan tidak selalu terjadi. Padahal kita percaya bahwa

kehendak Tuhan selalu terjadi di surga sedangkan di bumi tidak selalu terjadi karena

ulah manusia yang suka melawan kehendak Tuhan, maka kita mohon agar kehendak

Tuhan terjadi di bumi seperti di surga. Kalau prinsip “melodi melayani teks”

diperhatikan, maka ketepatan dan kebenaran teks-teks liturgis juga dapat terjamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

106

f. Peranan Lagu Ekaristi

Peranan atau fungsi musik-nyanyian dalam liturgi hanya dapat dipahami kalau

musik atau nyanyian itu kita tempatkan dalam suatu perayaan liturgi. Perayaan liturgi

itu sendiri dapat mencakup perayaan-perayaan sakramen, perayaan sabda atau ibadat

harian. Menurut nilai pentingnya dan frekwensi seringknya kita pakai, kita memilih

dan mengambil Perayaan Ekaristi sebagai contohnya.

1) Nyanyian pembukaan digunakan untuk membuka Perayaan Ekaristi, membina

kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri iman yang

dirayakan pada liturgi tersebut, sesuai dengan masa dan pesta liturginya.

Selain itu nyanyiaan pembukaan Nyanyian pembukaan dinyanyikan sebagai

pengiring ketika imam dan putra altar serta prodiakon menuju altar. Maka

lamanya nyanyian pembukaan harus disesuaikan dengan kapan imam atau

pemimpin liturgi sudah siap di altar.

2) Tuhan Kasianilah Kami merupakan suatu teks kuno yang sudah ada sejak

lama, tujuannya adalah sebagai suatu seruan kepada Tuhan dan memohon

belas kasihanNya.

3) Madah Kemuliaan merupakan madah yang sangat dihormati pada jaman

Kristen kuno. Melalui madah ini, umat yang berkumpul atas dorongan Roh

Kudus memuji Allah Bapa dan Anak Domba Allah, serta memohon

belaskasihNya. Madah ini tidak boleh diganti dengan terks yang lain. Madah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

107

kemuliaan yang dinyanyikan pada hari minggu secara khusus bertujuan untuk

mengenangkan kebangkitan Kristus.

4) Mazmur Tanggapan merupakan unsur pokok dalam liturgi sabda. Mazmur

tanggapan dimaksudkan untuk memperdalam renungan atas sabda Allah dan

sekaligus menanggapi sabda Allah yang baru saja didengarkan dalam bacaan

sebelummya. Mazmur tanggapan biasanya diambil dari buku bacaan misa

(lectionarium), para petugas menggunakan buku resmi “Mazmur Tanggapan

dan Alleluya Tahun ABC”. Dalam kasus darurat saja, mazmur tanggapan

dapat diganti dengan lagu lain yang sesuai dengan tema.

5) Bait Pengantar Injil / Alleluya. Dengan aklamasi ini, jemaat beriman

menyambut dan menyapa Tuhan yang akan bersabda kepada Injil, dan

sekaligus menyatakan imannya (PUMR no 62).

6) Nyanyian Persiapan Persembahan, tujuannya untuk mengiringi perarakan

persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan. Kalau

tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian (PUMR no 74).

7) Kudus merupakan nyanyian sebagai wujud partisipasi umat dalam doa Syukur

Agung. Nyanyian Kudus tidak dapat digantikan dan diambil dari teks resmi

(TPE) (PUMR no 78b).

8) Nyanyian Bapa Kami, tujuannya adalah untuk memohon rejeki sehari-hari

(roti Ekaristi), mohon pengampunan dosa, supaya anugerah Roh Kudus itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

108

diberikan kepada umat yang kludus. Teks Bapa kami harus diambil daribuku

teks misa resmi (TPE) (PUMR no 85).

9) Nyanyian Anak Domba Allah, tujuannya adalah untuk mengiringi pemecahan

roti (PUMR no 83). Lagu Anak Domba Allah dapat dihilangkan apabila

pemecahan roti terjadi dalam waktu yang singkat dan tidak perlu diiringi lagi.

Namun lagu ini dapat menjadi lagu penghantar imam dalam persiapan

menyambut komuni.

10) Nyanyian Komuni tujuannya adalah agar umat secara batin bersatu dalam

komuni juga untuk menyatakan persatuannya saceara lahiriah dalam nyanyian

bersama. Untuk menunjukkan kegembiraan hati, untuk menggaris bawahi

corak ‘jemaat’ dari perarakan komuni. Maka lagu komuni harus bertemakan

komuni atau Tubuh dan Darah Kristus, tidak boleh menyanyikan lagu untuk

Orang Kudus, Maria, tanah air, panggilan-pengutusan atau yang lain (PUMR

no 86).

11) Nyanyian Madah Pujian sesudah komuni dimaksudkan sebagai ungkapan

syukur atas santapan yang diterima yaitu Tubuh (dan Darah Kristus) sebagtai

keselamatan kekal bagi manusia (PUMR no 86).

12) Nyanyian penutup bertujuan untuk mengahantarkan imam dan para

pembantu-pembantunya meninggalkan altar dan menuju ke sakristi

(fakultatif).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

109

3. Penutup

Teman-teman yang terkasih demikianlah pemaparan tentang lagu rohani serta

peranan lagu Ekaristi. Dalam dinamika kelompok tadi kita telah sama-sama belajar

dalam memilih lagu Ekaristi sesuai dengan hakikat dan makna serta perannya dalam

Peryaan Ekaristi. Dari pemaparan singkat tentang lagu rohani Ekaristi juga telah

dijelaskan tentang jenis-jenis lagu rohani, unsur-unsur yang terdapat dalam lagu

rohani dan juga bagaimana lagu rohani tersebut dapat menjadi lagu rohani yang

liturgis. Dari hasil dinamika kelompok yang teman-teman kerjakan tadi nantinya akan

disatukan dan dikumpulkan menjadi sebuah refrensi yang dapat menjadi pegangan

bagi umat Paroki St. Antonius Kotabaru, terutama bagi para petugas koor sedang

yang menyiapkan lagu untuk bertugas saat Perayaan Ekaristi. Rekomendasi ini

diharapkan dapat membantu kita dalam memilih lagu rohani Ekaristi yang sesuai

dengan peranannya dalam Perayaan Ekaristi.

Dengan demikian semoga dengan keseluruhan proses ini kita diharapkan

untuk dapat semakin meneguhkan dan membuka wawasan kita terhadap lagu rohani

Ekaristi serta dapat dengan bijak memilih lagu rohani yang sesuai dengan

pemakanaan kita tentang Ekaristi, serta dengannya dapat meningkatkan pemaknaan

kita akan Perayaan Ekaristi sebagi puncak kehidupan Kristiani kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

BAB V

PENUTUP

Pada Bagian penutup penulis mengemukakan beberapa hal sebagai

kesimpulan dari seluruh isi skripsi. penulis juga menyampaikan beberapa saran yang

diharapkan dapat berguna bagi Paroki St. Antonius Kotabaru, khususnya di bidang

pembinaan kaum muda, juga saran bagi pemerhati kaum muda.

A. Kesimpulan

Pembahasan mengenai pemaknaan Perayaan Ekaristi oleh kaum muda pada

bab sebelumnya, menunjukkan bahwa pentingnya merayakan Ekaristi sebagai bentuk

ungkapan syukur atas berkat yang telah dilimpahkan oleh Allah kepada umatnya.

Perayaan Ekaristi merupakan sebuah kerinduan untuk bertemu dan berkomunikasi

dengan Allah. Karena dengan Ekaristi umat tidak hanya disatukan dalam sebuah

relasi hangat dengan Allah, namun selain itu juga disatukan dengan sesama umat di

dalam suatu perjamuaan yang kudus. Mengingat pentingnya Ekaristi dalam hidup

orang beriman, penuslis menegaskan perlunya pendampingan bagi umat sejak usia

muda, khususnya bagi kaum muda untuk dapat memaknai Ekaristi secara baik.

Keprihatinan yang penulis temukan pada kaum muda saat ini adalah kurangnya

pemaknaan akan Perayaan Ekaristi. Diketahui terdapat cukup banyak dari kaum muda

yang hadir dalam perayaan Ekaristi harian bahkan mingguan, namun hanya sedikit

dari mereka yang mampu memaknai Perayanan Ekaristi yang mereka rayakan. Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

111

itu perkembangan lagu rohani yang kian pesat dalam Gereja juga semakin

membelokkan pemaknaan mereka mengenai Ekaristi. Banyaknya lagu rohani yang

masuk dalam liturgi membuat umat, khususnya kaum muda, tidak lagi menjadikan

Ekaristi sebagai sebuah perayaan bersama umat dalam kesatuan Gereja, melainkan

hanya untuk menemukan rasa senang pribadi dan tidak membantu umat dalam

berliturgi, yakni berjumpa dengan Tuhan dan sesamanya.

Penulis memilih Paroki St. Antonius Kotabaru karena paroki ini memiliki

keistimewaan dalam dinamika hidup umatnya. Perayaan Ekaristi di paroki ini nampak

semarak dan selalu dipadati oleh umat, khususnya kaum muda. Model Perayaan

Ekaristi di Paroki Kotabaru memiliki kekhasan tersendiri karena dari pihak paroki

sendiri memberikan kebebasan bagi kelompok kategorial seperti kelompok PIA, PIR,

Kaum muda dsb, untuk membantu dalam menyelenggarakan Ekaristi.

Praduga penulis, dengan kreatifitas yang dibawa dari masing-masing

kelompok khususnya kaum muda, dalam peneyelenggaraan Ekaristi, membawa

masuk budaya baru ke dalam Ekaristi, seperti halnya lagu rohani popular yang masuk

ke dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian kehadiran budaya pop, lagu rohani

populer, ke dalam Perayaan Ekaristi mengakibatkan penggeseran pemaknaan akan

Ekaristi karena kurangnya pemahaman tentang khasanah dan peranan dari lagu

Ekaristi. Minimnya pengetahuan itu kemungkinan disebabkan karena faktor

pembinaan serta pendampingan yang diperoleh kaum muda kurang memadai; materi

tidak sesuai dengan konteks kaum muda saat ini, cara penyampaian kurang menarik,

belum banyak pihak yang memberikan perhatian dalam bidang ini, namun bisa juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

112

karena peserta malas mengikuti pendampingan, sehingga kehadirannya menjadi tidak

penuh, yang berakibat pada pengetahuan mereka tentang Ekaristi menjadi berkurang.

Dari pengalaman mengamati dan mempelajari pemaknaan Ekaristi oleh kaum

muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru, ditemukan bahwa Kaum muda Katolik

Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta, perlu meningkatkan pemaknaan

Perayaan Ekaristi secara tepat. Maka dari itu, kaum muda Katolik Paroki St. Antonius

Kotabaru perlu menemukan makna dari Perayaan Ekaristi melalui pemahaman

tentang lagu rohani Ekaristi serta peranannya. Dengan demikian harapan dari

pendampingan tersebut dapat tercapai dengan maksimal.

B. Saran

Dengan memaknai Perayaan Ekaristi, kaum muda semakin dimampukan

untuk tinggal di dalam Kristus sehingga iman mereka dapat senantiasa berkembang

seiring perubahan jaman yang kian menuntut mereka untuk berpaling kepada hal-hal

yang negatif. Dengan memaknai Ekaristi, kaum muda akan semakin tumbuh dan

berkembang sekaligus tumbuh menjadi pribadi yang beriman dewasa.

Berikut ini akan disampaikan beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh

pihak paroki St. Antonius Kotabaru sehubungan dengan lemahnya pemaknaan kaum

muda serta pemahaman tentang peranan lagu rohani Ekaristi. Beberapa hal itu antara

lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

113

1. Komunitas-komunitas yang berada di Paroki St. Antonius Kotabaru juga

hendaknya diberikan pendampingan serupa khususnya dalam memahami peranan

lagu rohani Ekaristi, supaya mereka tidak hanya terlibat dalam komunitas

tersebut dengan kemampuan yang sesuai dengan kriteria komunitas tersebut.

Sehingga dengan memahami peranan lagu rohani, mereka semakin mantap dalam

memaknai Ekaristi yang mereka rayakan.

2. Pendampingan sebaiknya tidak hanya diprioritaskan pada tim liturgi saja, tetapi

juga pada kaum muda pada umumnya, sehingga mereka semakin terlatih dan

terbina dalam memilih lagu rohani Ekaristi. Dari pemahaman lagu rohani Ekaristi

ini diharapkan mereka semakin mampu memaknai Ekaristi sebagai sumber dan

puncak hidup rohani mereka.

3. Ada baiknya bila Paroki Santo Antonius Kotabaru membentuk tim yang

mendampingi kaum muda secara berkesinambungan, mengingat semakin

bertambahnya jumlah kaum muda yang sering berkumpul di paroki ini.

4. Program yang telah dibuat oleh penulis berikut penjabarannya, diharapkan dapat

menjadi masukan bagi para pendamping kaum muda Paroki St. Antonius

Kotabaru khususnya, dan pemerhati kaum muda di luar Paroki Kotabaru pada

umumnya, berkaitan dengan peranan lagu rohani Ekaristi untuk peningkatan

pemaknaan Ekaristi.

5. Dalam pendampingan, para pendamping dirasa perlu untuk menyadari situasi dan

kondisi kaum muda, hal ini juga berkaitan dengan tantangan tantangan yang

sedang mereka hadapi diusia-usia mereka saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

114

DAFTAR PUSTAKA Alkitab Deuterokanonika. (1976). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan

Lembaga Biblika Indonesia. Andalas, P. M. SJ. (2011). Bertumbuh Untuk Berbagi; 85 Tahun Gereja Santo

Antonius Kotabaru Yogyakarta. Andjani, Karina. (2014). Apa itu Musik? Kajian Tentang Sunyi dan Bunyi

Berdasarkan 4’33” Karya John Cage, Tanggerang Selatan: Marjin Kiri. Bambang Hendarto, L. (Ed). (2006). Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi

Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Yogyakarta : PUSKAT

Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Benedict XVI, Pope. Sacramentum Caritatis via http://www.vatican.va/

holy_father/benedict_xvi/apost_exhortations/documents/hf_ben-xvi_exh_ 20070222_sacramentum-caritatis_en.html#Actuosa_participatio

Bernstein, Martin & M. Picker. (1972) An Introduction To Music, New Jersey: Prentice Hall.

Campbell, Don. (2002). Efek Mozart: Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, Dan Menyehatkan Tubuh (Alih Bahasa:Drs. T. Hermaya), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Grun, Anselm. (1998). Ekaristi dan Perwujudan Diri. Ende: Nusa Indah Hadi, Sutrisno. (1995). Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM. Hartoko. A. H. R. SJ. (2013). Profil Paroki SJ. Yogyakarta: Kanisius Keuskupan Agung Semarang. Nota Pastoral KAS 2009- Kaum Muda Menggugah

Dunia via http://notapastoralkas2009.blogspot.in/2009/02/nota-pastoral-keuskupan-agung-semarang.html

Kirchberger, Georg. SVD. (1991). Gereja Yesus Kristus Sakramen Roh Kudus. Ende : Nusa Indah.

Mack, Dieter. (1994). Sejarah Musik III. Yogyakarta: PML. Mangunhardjana, A. M. (1986) Pendampingan Kaum Muda, Yogyakarta:

Kanisius. Martasudjita, E. Pr. (1998). Makna Liturgi bagi Kehidupan sehari-hari.

Yogyakarta : Kanisius _________________. (1999). Pengantar Liturgi; Makna, Sejarah, dan Teologi

Liturgi. Yogyakarta : Kanisius. _________________. (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius _________________. (2005). Ekaristi:Tinjauan Teologis, Liturgis, Pastoral,

Yogyakarta: Kanisius. _________________. (2011). Liturgi, Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi,

Yogyakarta: Kanisius. _________________. (2012). Ekaristi dalam Kitab Hukum Kanonik. Diktat mata

Kuliah Ekaristi untuk Mahasiswa Semester X, Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

115

Prasetyantha, Y.B. (2008). Ekaristi dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius. Prier, Karl E. SJ. (1983). Liturgi Perayaan Keselamatan. Yogyakarta : PML. _____________. (1991). Sejarah Musik I. Yogyakarta: PML. _____________. (2009). Kamus Musik. Yogyakarta: PML. _____________. (2009b). Musik Gereja Zaman Sekarang. Yogyakarta: PML Purwatma, M. Pr,. (2002). Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa Mata Kuliah

Sakramentologi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Ranolat, Engelbertha. (2005). Penghayatan Sakramen Krisma Dalam Hidup

Menggereja Kaum Muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Riberu, J. (1977). Pembinaan Muda-mudi. Yogyakarta. Kanisius. Shelton, Charles. M. (1988). Menuju Kedewasaan Kristiani. Yogyakarta.

Kanisius. Sudjanan, Nana. (1990). Penilaian Proses Belajar Mengajar cet. 3. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta Supriyanto. (2006). Usulan Katekese Sebagai Tanggapan Atas Penghayatan

Ekaristi Kaum Muda Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Ujan, Bernardinus. B. (2006). Inspirasi; Lentera Yang Membebaskan. Semarang: Inspirasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

Lampiran 2. Panduan Pertanyaan Kuesioner

Instrumen Penelitian Angket

Identitas Responden

Nama lengkap :

Usia :

Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah dengan seksama pernyataan-pernyataan yang tersedia sebelum anda menjawab.

2. Ada lima alternatif jawaban yang tersedia untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam tabel, antara lain:

SS : Sangat Setuju N : Netral

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

Silahkan memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan atau situasi yang anda

rasakan atau alami dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang anda pilih. Misalnya

saya tidak suka Ekaristi.

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Sebagai kaum muda saya rajin merayakan Ekaristi √

Berdasarkan pengalaman mengikuti Perayaan Ekaristi harian saya memahami dan menyadari

bahwa:

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Syair lagu rohani Ekaristi bersifat religius

2. Lagu rohani Ekaristi memiliki syair yang

mendalam

3. Syair dalam lagu rohani Ekaristi sesuai dengan

ayat-ayat dalam Kitab Suci

4. Lagu pop rohani bisa dipakai dalam Perayaan

Ekaristi

5. Lagu rohani Ekaristi bisa digunakan di luar

kepentingan ibadat

6. Lagu rohani Ekaristi adalah lagu yang hanya

digunakan dalam Perayaan Ekaristi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

3

No Pernyataan SS S N TS STS

7. Lagu rohani Ekaristi bisa digunakan untuk

keperluan liturgis

8. Lagu-lagu yang menjadi bagian liturgi baku tidak

bisa digantikan oleh lagu pop rohani apapun

9. Lagu rohani Ekaristi hendaknya memiliki makna

liturgis

10. Lagu rohani Ekaristi seharusnya sesuai dengan

konteks Ekaristi

11. Dengan Lagu rohani Ekaristi saya dapat

membangun susana batiniah

12. Lagu rohani Ekaristi dapat membawa saya masuk

ke alam batiniah

13. Lagu rohani Ekaristi seharusnya sesuai dengan

nilai dan ajaran iman Kristiani

14. Ekaristi merupakan ungkapan cinta Kasih Yesus

yang sehabis-habisnya

15. Perayaan Ekaristi adalah suatu perayaan syukur

untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati,

akan karya keselamatan Allah yang terwujud

dalam diri Yesus Kristus dengan berpuncak pada

kurban salib-Nya

16. Perayaan Ekaristi dapat memberikan kedamaian

kesadaran, kesembuhan, dan kerinduan untuk

bersatu dengan Allah

17. Ekaristi bukan hanya merupakan perjamuan yang

menyatukan umat dengan Allah tetapi juga

menyatukan sesama umat

18. Ekaristi adalah sebuah perayaan syukur dan

sumber serta puncak seluruh kehidupan Kristiani

19. Ekaristi memampukan kita untuk tinggal dalam

Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita

20. Ekaristi sebagai sumber untuk memperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

No Pernyataan SS S N TS STS

kekuatan hidup dalam menghadapi persoalan

hidup

21. Ekaristi merupakan sebuah kebutuhan rohani dan

sumber kekuatan hidup bagi kaum muda

22. Sebagai kaum muda, saya lebih tertarik

merayakan Ekaristi dengan lagu rohani Ekaristi

23. Sebagai kaum muda, melalui lagu rohani Ekaristi,

saya merasa tersentuh akan kehadiran Allah dalam

perayaan Ekaristi.

24. Lagu rohani Ekaristi dapat membantu saya dalam

memaknai Ekaristi

25. Lagu rohani Ekaristi dapat membantu saya untuk

mengungkapkan iman saat merayakan Ekaristi.

26. Paroki perlu mengupayakan pengembangan lagu-

lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan selera

anak muda

27. Paroki perlu melibatkan kaum muda yang

memiliki potensi dalam hal musik untuk mencipta

lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan minat

kaum muda

28. Perlu diupayakan sosialisasi dan pengenalan lagu-

lagu rohani Ekaristi pada kaum muda

29. Diadakan festival koor lagu-lagu rohani Ekaristi

baru yang melibatkan kaum muda

30. Perlu adanya seorang pastor pembimbing kaum

muda yang bisa mendampingi dan mengarahkan

kaum muda dalam meningkatkan penghayatan

mereka terhadap makna Ekaristi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA S K

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI