PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN...
PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN
PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK
DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Alfonsus Adi Nugraha
NIM: 101124010
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN
PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK
DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Alfonsus Adi Nugraha
NIM: 101124010
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
S K R I P S I
PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN
PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK
DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA
Oleh:
Alfonsus Adi Nugraha
NIM: 101124010
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. C. Putranto SJ Tanggal, 9 Oktober 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
S K R I P S I
PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK
DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Alfonsus Adi Nugraha
NIM: 101124010
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 23 November 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat.
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda tangan
Ketua : Drs. F.X. Heryatno. W.W., SJ, M.Ed. .......................
Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd ........................
Anggota : 1. Dr. C. Putranto SJ ........................
2. Drs. L. Bambang Hendarto. Y. M.Hum ........................
3. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd ........................
Yogyakarta, 23 November 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph. D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan kepada,
Drs. Florentinus Suradi (Alm) dan Damiana Wartini selaku orangtua saya
Katarina Ani Kristianingrum dan Bartolomeus Abdi Widyatama
selaku saudara dan saudari saya,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada
saya untuk berkembang,
Serta kepada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik yang juga turut serta dalam proses mendampingi perkembangan saya baik
secara akademis maupun non-akademis.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan,
menyanyilah bagi Tuhan hai seluruh bumi! Pujilah nama-Nya!”
(Mazmur 96: 1-2a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 November 2015
Penulis
Alfonsus Adi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Universitas Sanata Dharma:
Nama : Alfonsus Adi Nugraha
Nomor Mahasiswa : 101124010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 23 November 2015
Yang menyatakan,
Alfonsus Adi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA dipilih karena dewasa ini banyak dari umat Katolik, khususnya di Paroki St. Antonius Kotabaru, kurang memahami tentang peranan lagu Ekaristi. Di tengah makin berkembangnya khasanah lagu-lagu Gereja, lagu rohani juga semakin banyak muncul di kalangan umat sendiri. Kemunculan lagu rohani ini justru lebih disukai oleh umat. Bahkan ada juga umat yang dengan sengaja mengadopsi lagu-lagu rohani tersebut ke dalam Perayaan Ekaristi dengan alasan bahwa lagu-lagu tersebut lebih meriah, lebih indah dan juga mengena di hati. Hal ini dilakukan umat tanpa melihat esensi dan makna dari Perayaan Ekaristi sebagai sebuah perayaan bersama umat. Padahal terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh ketika lagu rohani tersebut layak untuk masuk ke dalam liturgi, karena tidak semua lagu rohani memiliki makna dalam pengungkapan misteri Kristus yang ada di dalam Perayaan Ekaristi. Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan ketika mengikuti Perayaan Ekaristi, umat khususnya kaum muda akan cenderung diam ketika pada bagian tertentu dalam misa, dinyanyikan lagu baru yang tentunya tidak banyak dari umat yang mengetahuinya. Hal inilah yang membuat umat tidak fokus dan menggangu pengungkapan iman mereka saat Perayaan Ekaristi.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah tentang perlunya pemahaman yang tepat oleh kaum muda Katolik tentang peranan lagu rohani Ekaristi demi meningkatkan pemaknaan mereka Tentang Ekaristi. Karena jika dilihat lebih jauh lagi, kaum muda merupakan generasi penerus Gereja, yang diharapkan dapat ikut serta aktif dalam seluruh kehidupan menggereja. Kaum muda perlu didampingi dalam memperkembangankan iman mereka termasuk dalam hal pemaknaan Ekaristi. Untuk mengkaji masalah ini penulis memerlukan data yang akurat. Data diperoleh lewat proses pengamatan, penelitian dan pembahasan secara langsung terhadap Perayaan Ekaristi melalui hasil kuesioner yang dibagikan kepada kaum muda usai Perayaan Ekaristi. Di samping itu, beberapa pandangan dari para ahli tentang musik dan Ekaristi juga diperlukan untuk menunjang gagasan yang digunakan untuk mengkaji persoalan ini.
Hasil akhir dari tulisan ini menunjukkan bahwa kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” merupakan suatu model pendampingan yang relevan bagi kaum muda Katolik sekarang ini. Untuk keperluan itu, penulis mengusulkan suatu kegiatan pendampingan dalam bentuk Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” bagi kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
This thesis entitled THE ROLE OF EUCHARIST SPIRITUAL SONGS IN INCREASING PURPOSE OF EUCHARISTIC CELEBRATION FOR YOUTH CATHOLIC AT THE PARISH OF SAINT ANTHONY KOTABARU YOGYAKARTA, has been chosen because nowadays, there are a lot of Catholics, especially in the Parish of St. Anthony Kotabaru, are lack of understanding the role of the Eucharist song. In the midst of repertoire growing of hymns, the numbers of spiritual songs are also increasingly emerged among the people themselves. The emergence of the spiritual song is actually preferred by people. Even some people who deliberately adopting spiritual songs into the celebration of the Eucharist on the grounds that the songs are livelier, more beautiful and also heart touching. This is done without looking out the essence and meaning of the Eucharist as a celebration with the people. There are several steps that must be taken when hymns are eligible to enter into the liturgy, because not all spiritual songs have meaning in the disclosure of the mystery of Christ in the Eucharist. Based on the observation that the author did when following the Eucharist, especially the young people will tend to be quiet when in certain parts of the Mass, sung a new song which is certainly not a lot of people are familiar. This is what makes people do not focus and interfere their faith disclosures when the Eucharist.
A key issue in this thesis is about the need for a proper understanding by young Catholics about the role of the spiritual song of the Eucharist in order to enhance their meaning on the Eucharist. Because if we see it further, young people are the next generation of the Church, which is expected to participate actively in the whole church activities. Young people need to be accompanied in their faith development including the meaning of the Eucharist. To examine this issue the author requires accurate data. Data were obtained through a process of observation, research and discussion directly toward the Eucharist through the results of a questionnaire distributed to young people after the Eucharist. In addition, some of the views of experts about the music and the Eucharist are also needed to support the idea that is used to assess this issue.
The final result of this research shows that a Workshop "Spiritual Song Eucharist" is a model of assistance that is relevant to today's young Catholics. For this purpose, the authors propose a mentoring activity in the form of Workshop "Spiritual Song Eucharist" for young people Catholic in the Parish of St. Anthony Kotabaru Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
anugerah, berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga Skripsi mengenai PERANAN
LAGU ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN
PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI
SANTO ANTONIUS KOTABARU YOGYAKARTA ini akhirnya dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kelemahan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan
waktu, sarana, maupun ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa nasehat,
petunjuk maupun dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, dengan penuh
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kekuatan, penghiburan, dan
pengajaran untuk semakin teguh dalam iman kepada-Nya. Segala kemuliaan,
hormat dan puji hanya kepada Tuhan.
2. Dr. C. Putranto SJ. selaku dosen pembimbing utama skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan, memberikan pengetahuan dan perhatian pada
penulis dalam mulai merumuskan proposal hingga penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Drs. L. Bambang Hendarto. Y. M.Hum selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing, mendampingi, mengarahkan, dan memberikan
perhatian pada penulis selama masa studi.
4. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen penguji yang dengan setia
memberikan masukan dan kritikan bagi penulis untuk semakin
menyempurnakan tulisan ini.
5. Damiana Wartini selaku orang tua yang senantiasa menemani, memberi
dukungan moral dan materi, membimbing, dan menyemangati penulis dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Katarina Ani Kristianingrum dan Bartolomeus Abdi Widyatama yang selalu
mendukung dan menguatkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini
7. Galang Ananta, Nicanius Andre Wuddy Luchensi, Yohanes Caecar K.P.,
Antonius Winarno, Veronika Dwi Lestari yang tak jemu-jemu menyemangati
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Rita Verena Miranti, terima kasih sudah memberikan nada dan warna dalam
setiap nafas. Terimakasih sudah menjadi “adik” yang super baik yang selalu
setia mendengarkan dan menemani di setiap langkah.
9. Teman-teman angkatan 2010 yang telah menemani, mendukung, dan
berjuang bersama dalam menjalani perkuliahan mulai dari awal hingga akhir
dengan penuh dinamika yang tidak pernah dapat dilupakan.
10. Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Cantus Firmus yang telah memberikan
inspirasi dan pengalaman terbaik bagi penulis. Terima kasih karena disini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
penulis mendapatkan banyak kakak, adik dan sahabat terbaik yang selalu
mendukung penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Yogyakarta, 23 November 2015
Penulis
Alfonsus Adi Nugraha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ........................................................................... 5
E. Metode Penulisan ............................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 6
BAB II. MAKNA PERAYAAN EKARISTI DAN LAGU ROHANI EKARISTI ..................................................................................... 8
A. Ekaristi ............................................................................................ 8
1. Pengertian Ekaristi ...................................................................... 8
2. Dasar dan Sejarah Ekaristi .......................................................... 9
a. Paskah Yahudi Sebagai Kenangan Akan Pembebasan Dari Mesir (Eksodus) ..................................................................... 9
b. Perkembangan Perayaan Paskah dan Roti Tak Beragi ............ 10
c. Perjamuan Paskah Yahudi pada Zaman Yesus ........................ 10
d. Perjamuan Malam Terakhir Yesus .......................................... 11
e. Ekaristi Menurut Pandangan Bapa-Bapa Gereja ..................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3. Makna Ekaristi ........................................................................... 13
a. Ekaristi Sebagai Ungkapan Cinta Kasih Yesus yang Sehabis-Habisnya ................................................................................ 13
b. Ekaristi Sebagai Perjamuan yang Mempersatukan Umat dengan Allah, Umat dengan Umat .......................................... 14
c. Ekaristi Sebagai sumber dan Puncak Kehidupan Kristiani ................................................................................. 16
d. Ekaristi Memampukan Kita Untuk Tinggal Dalam Kristus ..... 16
B. Lagu Rohani Ekaristi ....................................................................... 17
1. Musik ......................................................................................... 17
a. Pengertian Musik ................................................................... 17
b. Unsur Dasar Musik ................................................................ 19
1) Melodi ............................................................................... 20
2) Irama ................................................................................. 20
3) Harmoni ............................................................................ 21
2. Lagu Rohani Ekaristi .................................................................. 22
a. Sejarah dan Perkambangan Musik Rohani .............................. 22
b. Jenis Lagu Rohani .................................................................. 24
1) Lagu Gerejani .................................................................... 24
2) Lagu Rohani ...................................................................... 24
3) Lagu Rohani Liturgis ......................................................... 25
c. Kedudukan Lagu Rohani dalam Ekaristi................................. 27
3. Kaum Muda Katolik ................................................................... 28
BAB III. PENELITIAN TENTANG PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI DALAM PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI ST. ANTONIUS KOTABARU ................................................... 30
A. Gambaran Umum Paroki St. Antonius Kotabaru .......................... 31
1. Sejarah Terbentuknya Paroki St. Antonius Kotabaru .............. 31
2. Visi dan Misi Paroki St. Antonius Kotabaru ........................... 33
3. Perayaan Ekaristi Paroki St. Antonius Kotabaru ..................... 34
4. Gambaran Umum Kaum Muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru ................................................................................ 36
B. Metodologi Penelitian ................................................................... 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 37
2. Permasalahan Penelitian ......................................................... 39
3. Tujuan Penelitian ................................................................... 39
4. Manfaat Penelitian ................................................................. 40
5. Jenis Penelitian ...................................................................... 40
6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 41
7. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 41
8. Responden Penelitian ............................................................. 42
9. Definisi Operasional............................................................... 43
10. Variabel Penelitian ................................................................. 43
11. Kisi-kisi Penelitian ................................................................. 44
C. Laporan Hasil Penelitian ............................................................... 45
1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi ................................................ 46
2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi ................................................. 49
3. Usaha Meningkatkan Pemaknaan Ekaristi Melalui Lagu Rohani Ekaristi ...................................................................... 53
D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 54
1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi ................................................ 54
2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi ................................................. 59
3. Usaha Meningkatkan Pemaknaan Ekaristi Melalui Lagu Rohani Ekaristi ...................................................................... 69
E. Kesimpulan Penelitian .................................................................. 73
BAB IV. USULAN KEGIATAN WORKSHOP “LAGU ROHANI EKARISTI” UNTUK MENINGKATKAN PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI ST. ANTONIUS KOTABARU .............................. 77
A. Refleksi Pastoral ........................................................................... 78
B. Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” .................................. 82
1. Pemikiran Dasar ..................................................................... 85
2. Tujuan Kegiatan ..................................................................... 85
3. Identitas kegiatan ................................................................... 86
4. Identifikasi Peserta ................................................................. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
5. Tema dan Sub Tema............................................................... 86
6. Strategi Penyampaian ............................................................. 87
7. Sarana/Peralatan ..................................................................... 87
8. Sumber Bahan ........................................................................ 88
9. Matriks Kegiatan Workshop ................................................... 89
10. Gambaran dan Jadwal Kegiatan Workshop ............................. 90
11. Contoh Satuan Pendampingan Kegiatan Workshop ............... 91
BAB V. PENUTUP.................................................................................... 110
A. Kesimpulan .................................................................................. 110
B. Saran ............................................................................................ 112
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 113
LAMPIRAN .............................................................................................. 115
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................... (1)
Lampiran 2. Panduan Pertanyaan Kuesioner ....................................... (2)
Lampiran 3. Contoh Hasil Lembar Kuesioner ..................................... (5)
Lampiran 4. Surat Rekomendasi Paroki St. Antonius Kotabaru Yogyakarta .......................................................................................... (11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Dokumen Gereja
KGK : Ketekismus Gereja Katolik
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II Tentang
Gereja, 21 November 1964
MS : Musicam Sacram, Dokumen Tentang Musik Dalam Liturgi
PO : Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang
Kehidupan Para Imam
PUMR : Pedoman Umum Misale Romawi
SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang
Liturgi Suci, November 1990
B. Singkatan Lain
Art : Artikel
EKA : Ekaristi Kaum Anak
EKM : Ekaristi Kaum Muda
EKR : Ekaristi Kaum Remaja
KAS : Keuskupan Agung Semarang
KWI : Konfrensi Wali Gereja Indonesia
LCD : Liquid Crystal Digital (Proyektor)
PT : Perguruan Tinggi
SMTA : Sekolah Menengah Tingkat Atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kaum muda dikenal sebagai kelompok manusia yang hidup antara masa
anak-anak dan masa dewasa. A. M. Mangunharjana dalam bukunya
Pendampingan Kaum Muda (1986: 11-12), berpendapat bahwa:
“Kaum muda adalah para muda-mudi yang berumur 15 sampai 21 tahun. Kaum muda adalah mereka yang oleh ilmu psikologi disebut adolescent yang mencakup para muda-mudi dalam usia Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), serta dalam umur studi di Perguruan Tinggi (PT) semester I-IV”.
Kaum muda dapat digolongkan sebagai kelompok umur diantara masa kanak-
kanak dan dewasa. Dalam masa transisi ini pada umumnya seseorang memasuki
masa sulit, biasanya timbulah krisis dengan masalah-masalah kompleks yang
berakibat luas dan menyangkut banyak pihak. Pada pihak yang lain kaum muda
memiliki tanggungjawab melanjutkan pembangunan Bangsa, Negara, Gereja dan
keluarga. Dapat dikatakan bahwa arah kehidupan manusia ditentukan oleh
generasi muda yang menggantikan tugas kaum tua. Oleh karena itu usaha
mempersiapkan kaum muda untuk mengemban tugas dan tanggungjawabnya
terhadap pembangunan dalam segala seginya adalah tugas banyak pihak, baik
pemerintah, Gereja, maupun pihak-pihak lain yang peduli dalam hal
pengembangan kaum muda.
Disamping tugas dan tanggungjawabnya sebagai generasi penerus, kaum
muda juga memiliki ketertarikan yang membantu mereka mencari jati diri mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
untuk menuju kedewasaan. Banyak hal dalam bidang bakat dan minat yang kaum
muda sukai seperti bisnis, seni, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Di bidang
seni sendiri, musik memiliki daya tarik yang luar biasa bagi kaum muda. Kaum
muda kerap kali dihubung-hubungkan dengan musik sebagai gaya gaya hidup
mereka. Selain musik cukup asyik dinikmati, musik memiliki kaitan dengan
pengalaman hidup kaum muda sehari-hari. Musik dapat memunculkan ikatan
personal yang emosional.
Demikian juga dengan munculnya lagu-lagu rohani Ekaristi yang ber-
genre pop memberikan perhatian para kaum muda untuk kembali masuk kepada
penghayatan imannya lewat Ekaristi. Hal yang sama juga dikatakan oleh E.
Martasudjita dalam bukunya Sakramen-Sakramen Gereja (2003: 277), yang
mengatakan bahwa “dengan mengikuti Perayaan Ekaristi, umat beroleh kesatuan
dan kebersamaan dengan Kristus sendiri”. Dalam Ekaristi iman akan Kristus
dapat diungkapkan, di mana Gereja merayakan Misteri Paskah Kristus yaitu
sengsara wafat kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga yang membawa manusia
pada keselamatan. Namun dalam lingkup umat Katolik sendiri, sering kali kaum
muda dipandang memiliki masalah dengan liturgi. Kaum muda sering dipandang
suka semaunya sendiri, senang hura-hura, dan cenderung tidak bisa diatur dalam
hal berliturgi, sementara liturgi sendiri dipandang sebagai sesuatu yang sakral,
seolah jauh dari kerinduan para orang muda. Diantara hubungan keduanya seolah
ada perasaan enggan tapi rindu. Namun realitasnya di zaman modern saat ini,
melihat kerap kali diadakan EKM (Ekaristi Kaum Muda) juga World Youth Day
yang mendatangkan Sri Paus dimana keduanya sangat bercorakkan kaum muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menandakan kerinduan para kaum muda Katolik untuk memaknai perayaan iman/
Ekaristi/liturgi secara mendalam.
Lewat partisipasi aktifnya kaum muda menjadikan Gereja turut
berkembang. Kaum muda merupakan kumpulan pribadi dari keluarga-keluarga
yang sering disebut sebagai Gereja kecil. Dalam hal ini sebagai tempat bertumbuh
dan berkembangnya gereja dalam arti yang lebih luas yaitu sebuah lembaga yang
mewadahi kebutuhan kaum beriman dalam bentuk ibadat dan liturgi serta
kegiatan-kegiatan lainnya. Kaum muda Katolik tumbuh berkembang melalui
pergaulan mereka setiap hari dalam kenyataan diri sendiri, keluarga, lingkungan
sekitar dan masyarakat.
Begitu pun juga mengenai musik liturgi, suatu perayaan liturgi tidak hanya
soal pikiran, tetapi juga menyangkut tata gerak dan seluruh cita-rasa batin yang
terdorong untuk diungkapkan. Hal ini dapat diwujudkan dalam doa, permohonan,
pujian, sembah sujud dan semacamnya. Dalam hal inilah musik ditempatkan,
sehingga lagu rohani pun yang pada dasarnya sudah merupakan ungkapan iman
juga mendapat bagian dalam liturgi, khususnya pada proses penghayatan dan
pemaknaan Ekaristi oleh kaum muda.
Dengan demikian pokok-pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini
terutama yang berhubungan dengan lagu rohani Ekaristi dan makna Ekaristi
terutama bagi kaum muda Katolik. Untuk mewujudkan usaha ini, penulis memilih
bentuk pewartaan melalui lagu rohani ekaristi yang sesuai dengan situasi kaum
muda saat ini. Untuk itu, judul yang diangkat adalah : “PERANAN LAGU
ROHANI EKARISTI DALAM MENINGKATKAN PEMAKNAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PERAYAAN EKARISTI BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI PAROKI ST.
ANTONIUS KOTABARU, YOGYAKARTA”. Lagu rohani Ekaristi yang
dimaksudkan dalam skripsi ini merupakan usaha atau cara yang digunakan penulis
untuk membantu meningkatkan serta menambah pengetahuan tentang lagu rohani
Ekaristi dan makna Perayaan Ekaristi dan bagi umat beriman Khususnya bagi
kaum muda Katolik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Sejauh mana pengetahuan tentang makna Ekaristi dan lagu rohani Ekaristi
dimengerti oleh kaum muda Katolik?
2. Sejauh mana lagu rohani Ekaristi berperan bagi kaum muda Katolik dalam
pemaknaan Ekaristi?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai lewat penulisan ini adalah sebagai
berikut yaitu:
1. Memberi wawasan kepada penulis tentang makna Ekaristi dan lagu rohani
Ekaristi.
2. Mengetahui sejauh mana peranan lagu rohani Ekaristi bagi kaum muda Katolik
dalam pemaknaan Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. MANFAAT PENULISAN
Diharapkan dengan penulisan skripsi dengan judul Peranan lagu rohani
Ekaristi dalam meningkatkan pemaknaan Perayaan Ekaristi bagi kaum muda
Katolik dapat memberikan wawasana serta pemahaman kepada penulis mengenai
makna Ekaristi, makna liturgi dan musik rohani dalam Perayaan Ekaristi.
Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat membantu para pemerhati
kaum muda katolik dan juga musik liturgi untuk mengembangkan musik rohani
dalam liturgi Ekaristi, sehingga dapat semakin membantu kaum muda Katolik
dalam menemukan makna Perayaan Ekaristi.
E. METODE PENULLISAN
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan
deskriptif-analitis, yaitu dengan memaparkan pengetahuan tentang makna
Perayaan Ekaristi, dan musik rohani Ekaristi.
Penulis melakukan observasi Perayaan Ekaristi untuk mendapatkan data
lapangan yang berupa pengamatan aktif dan turut serta dalam Perayaan Ekaristi
serta wawancara langsung dengan umat yang baru saja mengikuti Perayaan
Ekaristi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini selanjutnya dianalisis
untuk memperoleh data yang lebih spesifik yang menyangkut peranan musik
rohani Ekaristi dalam Perayaan Ekaristi.
Penulisan ini didukung pula dengan studi pustaka sebagai kajian teori yang
didapatkan dari sejumlah buku sumber atau dokumen yang dapat
dipertanggungjawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambaran singkat isi skripsi ini, penulis akan
menguraikan pokok-pokok atau garis besar skripsi secara ringkas dalam empat
bab sebagai berikut:
BAB I:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan
gambaran singkat penulisan.
BAB II:
Pada bab II, penulis menyajikan pengertian Ekaristi, dasar dan sejarah
Ekaristi, makna Ekaristi, pengertian tentang musik secara umum, unsur-unsur
dasar musik, jenis lagu rohani, peranan lagu rohani Ekaristi, serta pengertian
kaum muda katolik.
BAB III:
Pada bab III berisi tentang gambaran umum Paroki St. Antonius Kotabaru
diantaranya sejarah terbentuknya Paroki St. Antonius Kotabaru, visi dan misi
Paroki St. Antonius Kotabaru, gambaran Perayaan Ekaristi Paroki St. Antonius
Kotabaru dan gambaran umum kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru.
Selain itu juga terdapat penjabaran tentang metodologi penelitian yang mencakup
latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, jenis penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, tempat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
waktu penelitian, responden penelitian, definisi operasional, variabel penelitian,
kisi-kisi penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian,
kesimpulan penelitian.
BAB IV:
Pada bab IV berisi tentang refleksi pastoral dari hasil penelitian, gambaran
kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”, contoh persiapan salah satu sesi dari
kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”.
BAB V:
Pada bab V berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
MAKNA PERAYAAN EKARISTI DAN LAGU ROHANI EKARISTI
A. Ekaristi
1. Pengertian Ekaristi
Ekaristi berasal dari kata Yunani Eucharistein yang berarti: mengagumi,
bersyukur, berterima kasih, lebih menunjukkan aspek syukur dan pujian dalam
perayaan itu dengan Doa Syukur Agung sebagai intinya (Kirchberger, 1991: 195).
Ekaristi merupakan kata yang dipakai untuk menyebut seluruh upacara misa,
khususnya bagian kedua (sesudah perayaan sabda) yang mencapai puncaknya
pada konsekrasi roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus dan berakhir
dengan komuni. Ekaristi juga menunjukkan kehadiran nyata Kristus dalam roti
dan anggur. Dalam Ekaristi suci tercakuplah seluruh kekayaan Rohani Gereja,
yakni Kristus sendiri, Paskah kita (PO art 5 bdk KGK art 1324). Ekaristi yang
diadakan oleh kristus pada perjamuan terakhir, adalah yang paling agung diantara
sakramen-sakramen yang lain dan merupakan pusat hidup Gereja (Gerald O’
Collins SJ, 1996: 643). Selain itu dalam Lumen Gentium, konstitusi Dogmatis
tentang Gereja art 11, mengatakan bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak
seluruh hidup Kristiani.
Paus Yohanes Paulus II dalam Dokumen Ecclesia de Eucharistia, art 10
menjelaskan bahwa Ekaristi sebagai sumber kehadiran Kristus dalam persekutuan
umat beriman dan menjadi santapan rohaninya adalah milik Gereja yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berharga dalam perjiarahannya sepanjang sejarah. Ini juga merupakan ungkapan
komitmennya yang hidup terhadap misteri Ekaristi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sakramen
Ekaristi merupakan sebuah perayaan syukur untuk mengenangkan, menghadirkan,
menghayati akan karya keselamatan Allah yang telah terwujud dalam diri Yesus
Kristus serta mengenangkan penderitaan Yesus sebelum wafat di kayu salib.
Melalui perayaan Ekaristi kita diajak untuk menghayati seluruh karya
keselamatan Allah dengan cara ikut ambil bagian di dalamnya dimana Ekaristi
sumber serta puncak seluruh kehidupan umat Kristiani yang sejati.
2. Dasar dan Sejarah Ekaristi
Dalam Perjanjian Lama, Ekaristi memiliki latar belakang yang kuat,
terutama dalam tradisi Yahudi. Berikut adalah dasar dan sejarah Ekaristi.
a. Paskah Yahudi Sebagai Kenangan Akan Pembebasan Dari Mesir
(Eksodus)
Setiap bangsa mempunyai kenangan akan peristiwa yang menentukan
perjalanan hidup bersama. Bagi bangsa Israel, kenangan yang tak dapat dilupakan
adalah peristiwa pembebasan dari Mesir. Peristiwa pembebasan dari Mesir yang
tertulis dalam Kitab Keluaran menjadi sangat penting karena diikuti oleh
penggambaran di padang gurun dan pembentukan bangsa Israel sebagai umat
Allah dalam ikatan perjanjian (Prasetyantha 2008: 19).
Perayaan Ekaristi Gereja berakar pada tradisi perjamuan makan (Paskah)
Yahudi. Adapun Inti pokok tradisi perjamuan makan Yahudi adalah doa sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
perjamuan yang berisi doa syukur atas Roti, perjamuan makan, lalu doa sesudah
perjamuan yang berisi doa syukur atas piala (Martasudjita, 2005: 273).
b. Perkembangan Perayaan Paskah dan Roti Tak Beragi
Secara kronologis, umat Israel menempatkan titik awal terjadinya
Perayaan Paskah dan roti tak beragi pada peristiwa keluaran dari Mesir. Hari Raya
Paskah dan Roti Tak Beragi bersama-sama diberi nama perayaan Paskah.
Perayaan Paskah mempunyai akarnya pada tradisi para gembala, sedangkan
perayaan Roti Tak Beragi pada mulanya berakar pada perayaan di lingkungan
para petani (Prasetyantha 2008: 22).
c. Perjamuan Paskah Yahudi pada Zaman Yesus
Pada Zaman Yesus, Perayaan Paskah tetap menjadi perayaan keagamaan
Yahudi yang utama. Pada pagi hari, umat mengumpulkan semua ragi,
membawanya ke Bait Allah untuk dibakar bersama-sama oleh para imam. Dan
pada sore hari dilaksanakan penyembelihan kambing dan domba yang dilakukan
di Bait Allah, dan setelah matahari terbenam dimulailah perjamuan Paskah yang
dilaksanakan di dalam keluarga atau di dalam kelompok, dengan cara
mengelilingi meja perjamuan Paskah dengan jumlah paling sedikit sepuluh orang.
Namun jika di dalam satu keluarga tidak memenuhi jumlah minimal tersebut,
mereka dapat mengundang keluarga lain untuk bergabung. Adapun tujuannya
yaitu agar anak domba Paskah dapat disantap sampai habis, tanpa sisa. Sesuai
dengan peraturan, seluruh daging kurban harus habis, dimakan dan tulang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tulangnya dibakar. Adapun peserta perjamuan biasanya memakai pakaian putih,
menyantap makanan dengan setengah berbaring, mengitari meja perjamuan yang
berukuran rendah (Prasetyantha, 2008: 25).
Peristiwa makan bersama ini merupakan gambaran dari perjamuan Paskah
Yahudi di zaman Yesus. Di dalam perjanjian lama peraturan tentang perjamuan
paskah ini dapat kita temukan pada Kel 12: 1-13: 6. Macam-macam makanan
yang disantap di dalam perjamuan Paskah mempunyai maknanya masing-masing.
Semuanya dikaitkan dengan peristiwa keluaran dari Mesir (Eksodus). Anak
domba Paskah dipakai sebagai kenangan akan belas kasih Allah yang telah “
melewati” rumah-rumah nenek moyang Israel di tanah Mesir dan tidak
membinasakan anak-anak sulung mereka (Kel 12: 27). Adapun beberapa lambang
yang digunakan dalam paskah yang dapat dilihat antara lain; sayur pahit
melambangkan kondisi perbudakan yang membawa kepahitan hidup bangsa Israel
karena bangsa Mesir (Kel 1: 14) sedangkan Roti tak beragi melambangkan
penderitaan di masa lalu dan dikaitkan dengan situasi yang tergesa-gesa ketika
bangsa Israel hendak meninggalkan Mesir (Prasetyantha 2008: 28).
d. Perjamuan Malam Terakhir Yesus
Hari Kustono. Pr, dalam buku yang disunting Prasetyantha (2008: 29)
mengatakan bahwa pada awal berkembangnya jemaat Kristiani, perjamuan Tuhan
sudah menjadi salah satu faktor utama yang meneguhkan ikatan persaudaraan
antar anggota jemaat dan antar komunitas Gerejani. Perjamuan Tuhan menjadi
sarana utama untuk menyatukan umat dengan Kristus sang penebus. Dalam Mat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
26: 18 Kisah perjamuan malam terakhir dapat kita duga bahwa Yesus telah
merencanakan perjamuan tersebut dengan meminta salah seorang pengikutnya
untuk menyiapkan tempat untuk perjamuan malam.
e. Ekaristi Menurut Pandangan Bapa-bapa Gereja
Santo Yustinus Martir dalam buku karangan Martasudjita (2005: 205).
memandang Ekaristi sebagai suatu ibadah atau liturgi Kristiani. Ekaristi
merupakan kurban rohani sebab Ekaristi merupakan doa yang benar dan pujian
syukur yang tepat. Pujian syukur tersebut meliputi kurban kepada Allah, kenangan
akan penderitaan Yesus, akan penciptaan dan penebusan. Yustinus yakin bahwa
santapan Ekaristi adalah tubuh dan darah Yesus Kristus sendiri
Santo Ignatius dari Antiokhia, dalam suratnya kepada umat Philadelpia
mengatakan untuk mengusahakan merayakan satu Ekaristi, karena ini hanyalah
tubuh Tuhan kita Yesus Kristus dan hanya satu piala untuk persatuan dengan
darah-Nya dan hanya satu Altar (Martasudjita, 2005: 249). Selain itu Santo
Ignatius mengajarkan bahwa Roti Ekaristi sebagai tubuh Tuhan sendiri, yakni
Yesus Kristus yang telah mempersembahkan diri dalam roti dan anggur Ekaristi.
Menurut santo Ireneus Lyon, Ekaristi pertama-tama adalah kurban pujian
syukur. Dalam Ekaristi diungkapkan pujian syukur atas penciptaan, dan atas
penebusan Yesus Kristus. Adapun tujuan makanan Ekaristi adalah penyampaian
Sang Logos. Artinya dengan menerima santapan Ekaristi orang disatukan dalam
kebersamaan abadi dengan Yesus Kristus (Martasudjita, 2005: 250-251).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan
Perjanjian Lama, Ekaristi merupakan perayaan karya keselamatan Allah dalam
suatu perayaan syukur yang dilakukan oleh Bangsa Israel yang berhasil keluar
dari Mesir. Perayaan Syukur itu berupa perjamuan makan (Paskah) dengan
menyantap santapan roti tak beragi dan domba yang telah dipersembahkan.
Sedangkan Ekaristi pada jaman Yesus dan pandangan para Bapa Gereja sebagai
perayaan Syukur atas karya Keselamatan Allah dan pengampunan dosa yang telah
hadir melalui diri Yesus. Ekaristi sebagai kenangan akan perjamuan malam
terakhir Yesus bersama dengan para Rasul, penderitaan Yesus serta
penebusanNya melalui tubuh dan darahNya yang disimbolkan melalui Roti dan
Anggur yang telah Ia berkati, dipecah dan dibagikan kepada para murid.
3. Makna Ekaristi
a. Ekaristi sebagai Ungkapan Cinta Kasih Yesus yang Sehabis-habisnya
Kasih Yesus kepada muridNya ia curahkan selama masa hidupNya seperti
halnya yang tertulis dalam dalam Yoh 13: 1 yang berbunyi ”sementara itu
sebelum hari raya paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba
untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi
murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi sampai kepada
kesudahannya”. Ia mengasihi murid-murid-Nya dengan kasih yang sungguh luar
biasa, tanpa batas hingga rela memberikan nyawa-Nya demi keselamatan para
Murid serta seluruh umat beriman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Dengan wafat-Nya di kayu salib mengungkapkan cinta kasih-Nya yang
total kepada para Murid serta seluruh manusia demi persatuan dengan Allah. Ia
mengorbankan diri di kayu salib demi memenuhi karya keselamatan dari Allah
bagi umatNya. Ia memiliki jiwa pengorbanan yang sungguh luar biasa dan
memiliki kasih yang total terhadap sahabat-sahabat-Nya.
Yesus telah memberikan kemenangan sejati dan keselamatan bagi semua
orang dengan anugerah cinta kasih yang tanpa batas kepada para murid serta
umat-Nya. Oleh karena itu untuk mengenang anugerah-Nya Gereja mengabadikan
dan mengenang-Nya dalam Ekaristi suci. Ekaristi menjadi suatu kenangan untuk
hidup rohani yang bersumber dari Allah (Martasudjita, 2005: 295-296).
b. Ekaristi sebagai Perjamuan yang Mempersatukan Umat dengan Allah,
Umat dengan umat
Dalam Ekaristi, umat mengenangkan janji Kristus yang diberikan yaitu
TubuhNya yang diserahkan demi keselamatan manusia dan DarahNya dicurahkan
sebagai jaminan perjanjian baru demi pengampunan dosa semua orang
(Kirchberger, 1991: 195). Ekaristi menjadi sarana bagi umat kristiani untuk
mengadakan perjamuan pengenangan akan misteri Kristus. Ekaristi merupakan
suatu perjamuan pengenangan karena umat yang turut membawakan kurban
dipersatukan dengan Allah.
Menurut Grun (1998: 29) perjamuan adalah pengalaman kebersamaan
yang paling mendalam dengan para peserta perjamuan dan sekaligus dengan
Allah. Allah mengundang para murid dan juga umat-Nya dalam sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perjamuan untuk menjadikan mereka satu keluarga dalam kerajaan-Nya.
Perjamuan menjadi tanda bahwa Allah peduli dengan umat-Nya, disamping itu
juga memampukan umat untuk menjalin relasi dengan sesamanya. Ekaristi
menjadi daya kekuatan bagi umat untuk senantiasa merindukan kesatuan dengan
Allah. Oleh karena itu umat yang mengikuti perjamuan/perayaan Ekaristi diajak
untuk bersatu dengan Allah melalui terang Roh Kudus (Koinonia). Koinonia
adalah suatu bentuk keterlibatan umat untuk bersatu dengan Allah melalui Ekaristi
dan membentuk suatu persaudaraan antar umat beriman dalam terang Roh Kudus.
Dalam pemecahan Ekaristi, kita secara nyata ikut serta dalam tubuh
Tuhan; maka kita pun diangkat untuk bersama-sama bersatu dengan Dia dan
bersatu antara kita (LG 7). Hal ini menjadi tempat persatuan antara umat dengan
Allah, umat dengan umat yang membentuk suatu Gereja. Allah sendiri selalu
hadir di tengah hidup umat dalam setiap perkumpulan yang melibatkan
kehadiranNya (Martasudjita, 2005: 358). Hal ini dapat kita lihat ketika Tuhan
Yesus bersabda “sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku
disitu Aku ada ditengah-tengah mereka” (Mat 18: 20).
Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci. Sacrosanctum
Concilium, art 47, mengatakan bahwa Ekaristi sebagai perjamuan Paskah. Hal ini
dimengerti dalam keseluruhan perayaan Ekaristi sehingga Ekaristi menjadi tempat
untuk mengenang seluruh karya keselamatan Yesus Kristus yang berakhir dengan
wafat dan kebangkitanNya (Martasudjita, 2005: 297-298).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Ekaristi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja
Ekaristi tidak hanya pusat seluruh liturgi Gereja, tetapi juga menjadi
sumber dan puncak kehidupan Gereja (Martasudjita 2003: 297). Dalam hal ini LG
art 11 mengatakan demikian:
“Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh hidup kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba Ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah; demikianlah semua menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam persembahan maupun dalam komuni suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan caranya sendiri. Kemudian, sesudah memperoleh kekuatan dari tubuh Kristus dalam perjamuan suci, mereka secara konkret menampilkan kesatuan Umat Allah, yang oleh sakramen mahaluhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara mengagumkan.”
Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani menunjukkan
sebuah pemahaman dari Konsili Vatikan II, yang tidak dapat memisahkan Ekaristi
dengan kehidupan sehari-hari. Hidup sehari-hari memperoleh kekuataan dan
dasarnya dari Ekaristi sebagai sumber. Dari Ekaristilah mengalir kekuatan yang
menjiwai dan menggerakkan seluruh hidup orang Kristiani dalam mengarungi
suka duka kehidupannya. Selain itu Ekaristi juga menjadi puncak dari seluruh
kegiatan umat Kristiani. Artinya, semua bidang kehidupan yang dijalani umat
Kristiani tertuju dan mengarah kepada Ekaristi sebagai puncaknya.
d. Ekaristi Memampukan Kita Untuk Tinggal dalam Kristus
Di dalam injil Yoh 1: 39 Yesus bersabda: ”Marilah dan kamu akan
melihatnya. Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu
mereka tinggal bersama-sama dengan Dia”. Yesus mengundang para murid untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tinggal bersama Dia. Hal ini bertujuan agar para murid mengalami, merasakan
menghidupi dan mengalami sendiri misteri pribadi dan hidup Kristus. Dengan
demikian mereka dapat bersatu dalam persekutuan denganNya. Sehingga para
Murid memiliki suatu pengalaman pribadi tinggal bersama Kristus dan
pengalaman itu menjadi suatu misi perutusan dalam mewartakan kabar gembira
ke seluruh dunia (Martasudjita 2012: 21).
Di dalam Ekaristi Yesus menjadi roti Hidup yang diserahkan bagi
umatNya. Roti hidup ini memberikan kehidupan bagi umat dimanapun berada.
Melalui Ekaristi umat diajak untuk tinggal bersama Kristus, masuk dan bersatu di
dalam misteri Ekaristi, yakni misteri wafat dan kebangkitanNya. Peristiwa tinggal
bersama Kristus terwujud dalam penyambutan Komuni suci. Kita merayakan
Ekaristi, menyambut tubuh dan darahNya dalam komuni suci menjadi tanda
bahwa kita” tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita” (Martasudjita
2012: 23).
B. Lagu Rohani Ekaristi
1. Musik
a. Pengertian Musik
Menurut Levinson yang disunting oleh Karina Andjani (2014: 47) di
dalam buku berjudul Apa itu Musik?, mengatakan bahwa musik merupakan suara
yang secara temporal diorganisir oleh seseorang, yang dimaksudkan untuk
memperkaya pengalaman melalui keterlibatan aktif, seperti mendengarkan,
menari, menampilkan, dengan suara yang dianggap sebagai suara. Martasudjita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(1999: 135) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Liturgi, Makna, Sejarah dan
Teologi Liturgi, mengatakan secara Etimologis istilah “musik” berasal dari bahasa
Yunani mousike yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin musica.
Kata musik tidak dapat didefinisikan hanya dari suatu segi tertentu. Musik
bukan merupakan sebuah bentuk gagasan maupun hasil pemikiran, karena musik
memiliki estetika tersendiri. Nilai keindahan dalam musik ditunjukan secara lugas
ketika musik itu dibunyikan dan diperdengarkan. Nilai keindahan musik ditujukan
kepada orang lain dan dirinya sendiri. Musik merupakan perpaduan dari bunyi
akustis (bunyi yang bersifat riil/hanya bunyi) yang dialami dalam suatu dimensi
ruang dan waktu. Musik memiliki dimensi waktunya tersendiri. Musik terjadi
ketika berjalan sesuai dengan waktu dan keteraturan irama.
Menurut Prier (1983: 9) dalam buku Liturgi Perayaan Keselamatan
berpendapat bahwa musik dapat mengungkapkan perasaan manusia. Melalui
musik, orang dapat mengekspresikan diri. Musik dapat menjadi tanda cinta bagi
orang lain. Dengan musik, orang menjadi tahu apa yang sedang dialami
seseorang. Ungkapan kegembiraan, kesedihan, keputusasaan, kehilangan arah,
dan lain-lain, dapat ditunjukkan melalui musik. Musik disebut juga sebagai bahasa
universal yang dapat diterima dan dimengerti oleh setiap orang dari segala lapisan
masyarakat. Musik mengatasi perbedaan batas usia manusia, jenis kelamin, dan
ras. Irama dalam musik melampaui bahasa, suku, Negara, bahkan agama. Musik
mampu dinikmati oleh semua kalangan karena musik merupakan suatu bentuk
komunikasi antar manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bernstein & Picker (1972: 1) dalam bukunya An Introduction To Music
mengatakan bahwa musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu
dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan
ide dan emosi. Musik dibentuk dari berbagai nada, melodi, ritme dan akor yang
tersusun harmonis dan didukung oleh warna suara tertentu yang diterima oleh
telinga. Telinga manusia mudah menerima dan menikmati akor-akor harmonis.
Telinga manusia mampu menilai musik sebagai bunyi kualitatif yang
mengandung arti tertentu. Musik mampu memuat arti yang luas. Makna yang
terkandung dalam musik merupakan makna yang tersirat bukan tersurat. Hal ini
dikarenakan makna dalam musik tidak sejelas ketika diungkapkan dengan
lambang atau kata-kata. (Prier, 2010: 1)
b. Unsur Dasar Musik
Musik merupakan suatu peristiwa bunyi. Musik yang paling mudah
dikenali dan paling sederhana diawali oleh munculnya suara manusia. Suara
manusia dihasilkan dari adanya getaran pita suara pada tenggorokan. Getaran
yang dihasilkan oleh pita suara diresonansikan dalam rongga mulut. Sedangkan
sura yang berasal dari luar pribadi diterima oleh sistem pendengaran manusia
yakni telinga sebagai suatu bunyi (Harder, 1979: 1). Setiap bunyi yang muncul
tidak begitu saja disebut sebagai musik hendaknya. Pada dasarnya musik memiliki
unsur pembentuk yakni melodi, irama/tempo dan harmonisasi (Banoe, 2003: 288).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Melodi
Melodi dipahami sebagai sebuah urutan nada dengan jarak tertentu dan
membawa makna dalam penyampaiannya. Istilah melodi dikemukakan sebagai
suatu unsur utama dalam penentuan kualitas suatu karya musik (Mack, 1994: 7).
Melodi berasal dari bahasa Yunani Melos yang bermakna arus. Dari akar kata
inilah, melodi dalam musik dipahami sebagai sebuah cara untuk mengatur musik
dengan perhitungan waktu. Penentuan pembentukan melodi disusun dengan
persyaratan dalam penyampaiannya. Nada-nada yang disusun sebagai suatu
melodi memiliki jarak dan ukuran tertentu. Perbedaan urutan nada didasarkan dari
hasil perbandingan proporsi pada dawai gitar yang dimunculkan oleh Phytagoras.
Dalam pengenalan suatu melodi tertentu harus dilihat ciri-ciri yang dimilikinya.
Melodi memiliki bentuk nada yang jelas, memiliki suatu ungkapan tertentu dan
nada-nadanya mampu dinyanyikan dengan baik dan jelas.
2) Irama
Irama berkaitan erat dengan panjang pendeknya nada dan tekanan bagi
melodi (Prier, 2009: 76). Irama merupakan salah satu unsur pokok musik yang
mampu menghidupkan suasana dalam pembentukan lagu. Menurut Dieter Mack
(1994: 7) dalam bukunya Sejarah Musik III mengatakan bahwa irama berkaitan
erat dengan kesan fungsional pada musik. Selain itu kesan fungsional yang
dihasilkan dari pembentukan irama mampu menunjukkan kesan tertentu dari lagu
tersebut. Irama yang menggunakan nada-nada panjang memberikan kesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kesedihan atau keputusasaan, sedangkan irama yang riang yang dibentuk dari
nada-nada pendek dapat memberi nuansa kebahagiaan, keceriaan.
Irama berbeda dengan tempo. Tempo berhubungan dengan jumlah ketukan
atau hitungan permenit dalam sebuah lagu. Tempo juga berhubungan erat dengan
tebentuknya birama dalam lagu. Tempo secara mendasar dibagi menjadi dua
yakni cepat dan lambat. Hingga pada abad 19 ditemukan metronom yakni sebuah
alat yang digunakan untuk menghitung ketukan permenit. Dengan alat ini tempo
dapat diperkirakan cepat lambatnya. Tempo paling cepat disebut dengan
Prestissimo (220-240 ketukan per menit) hingga yang paling lambat yakni largo
(40-44 ketukan per menit) (Prier, 2009b: 108).
3) Harmoni
Harmoni termasuk satu unsur yang dapat mengkomposisikan musik.
Harmoni dapat juga disebut sebagai bentuk keselarasan. Sesuatu terlihat indah
apabila ada keteraturan dan keselarasan antara yang satu dengan yang lain.
Phytagoras pernah menyatakan dalil mengenai harmoni yaitu “semua yang
ditunjukkan dengan angka dan harmoni di dalam musik maupun di dalam alam
semesta” (Prier, 1991: 30). Hal ini menunjukkan bahwa harmonisasi tidak hanya
membentuk musik, namun juga membentuk keselarasan hidup. harmonisasi dalam
musik membentuk suasana vertikal, keselarasan antar suara yang satu dengan
yang lain ataupun suara vokal dengan instrumental. Selain harmonisasi musik dan
alam, hidup manusia memiliki harmoninya tersendiri. Harmoni dalam hidup
manusia terlihat dalam keselarasan antara jiwa dan badan. Harmoni kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
manusia sering disebut dengan Musica Humana atau musik manusiawi (Prier,
2009b: 61).
Musik memiliki variasi tersendiri. Akor-akor tonika (do-mi-sol) dikenal
sebagai bunyi harmonis. Namun musik sendiri hidup dari bentuk yang harmonis
dan disharmonis. Musik yang disharmonis disebut juga suara disonan. Akor
disonan merupakan suatu kejanggalan dalam musik. Akor disonan yang memiliki
kejanggalan merupakan suatu bentuk variasi yang ingin diselaraskan dengan akor
konsonan sehingga membentuk musik yang harmoni (Prier, 2010: 2) (Prier,
2009b: 123).
2. Lagu Rohani Ekaristi
a. Sejarah dan Perkembangan Lagu Rohani
Menurut W. Blankenburg yang disunting Karl E. Prier dalam buku
berjudul Musik Gereja Zaman Sekarang (2009: 14) menggolongkan musik/lagu
rohani sebagai bagian dari musik Gereja. Secara musik Gereja sendiri merupakan
musik yang dipakai dalam gedung gereja atau musik khusus dari umat sebagai
suatu persekutuan.
Pada zaman gereja awal, abad 1-4, musik Gereja dikenal dengan musik
emosional. Musik emosional memiliki unsur emosional atau segi musikal yang
selalu melebihi peranan liturgis ke arah apresiasi dan seni. Musik emosional selalu
berhubungan dengan Allah dan karya penciptaan-Nya. Pandangan baru mengenai
musik Gereja pada zaman Renaissance untuk menjadikan manusia penting, bahwa
komponis dengan ungkapan perasaan subyektif ingin menggerakkan perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pendengar (affectus movere); dan penyanyi yang mementaskan sebuah karya
musik berusaha untuk menggemakan kembali perasaan sang komponis (affectus
exprimere). Pada zaman barok (abad 16-17) istilah liturgi dalam musik Gereja
semakin di geser ke latar belakang dan diganti dengan istilah sakral. Dimana pada
abad-abad sebelumnya liturgi termasuk menjadi bagian yang pokok dalam ibadat.
Pengaruh dari opera dan konser mempengaruhi afek (perasaan) dalam komponis,
interpreter dan pendengar musik, sehingga arti musik gereja bergeser kearah
musik religius dan rohani. Musik Gereja Protestan menjadi awal lahirnya kantata,
passio dan juga oratorio yakni karya musik dengan syair rohani yang berkembang
di Gereja Protestan. Dalam Gereja Protestan abad 18, musik mendapat fungsi
sebagai sarana dan bukan lagi sebagai bagian dari liturgi; ia bertujuan
menimbulkan devosi/suasana khidmat, hal ini yang menjadika karya musik rohani
pindah dari Gereja ke gedung pertunjukkan; bahwa musik gereja disesuaikan
dengan tuntutan zaman. Kemudian pada zaman klasik nyanyian rohani yang
menjadi bagian dari musik rohani (bukan nyanyian ibadat) muncul (Prier, 2009:
14-41).
Musik rohani merupakan musik yang diciptakan dan dipakai di luar ibadat
(Prier, 2009: 14). Musik rohani merupakan hasil produk karya musik dari Gereja
Protestan. Semenjak Gereja paska konsili mampu mengaburkan batas antara
sakral dan profan, musik Gereja, khususnnya musik liturgi memperoleh berbagai
macam inkulturasi. Inkulturasi dalam musik liturgi tersebut tidak hanya mencakup
budaya kedaerahan saja namun juga masuknya budaya pop dan juga musik rohani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dengan kekhasan Gereja Protestan. Proses inkulturasi liturgi inilah yang membuat
munculnya musik rohani Ekaristi.
b. Jenis Lagu Rohani
1) Lagu Gerejani
Menurut Bernardus B. Ujan yang tulisannya dimuat dalam Inspirasi;
Lentera Yang Membebaskan (2006: 26), menjelaskan bahwa lagu Gerejani atau
musik Gereja, dalam bahasa latin musica eccelsiastica adalah istilah yang
digunakan oleh para pengikut Kristus atau Gereja ketika persekutuan beriman ini
menyadari kekhasannya dalam mengekspresikan iman lewat musik/lagu terutama
dalam ibadat atau liturgi. Istilah ini mengacu pada tatanan bunyi dengan melodi
tertentu tanpa teks atau sesuai dengan bentuk teks yang mengungkapkan baik isi
hati umat beriman maupun ajaran dan iman Gereja.
Musik ini dapat dihasilkan dengan bantuan alat atau instrument maupun
dengan suara vokal penyanyi. Karena mengungkapkan iman yang diajarkan dan
dihayati oleh umat beriman maka musik Gereja memiliki kekhasan dibandingkan
dengan musik dari umat yang beragama lain meskipun dipengaruhi juga oleh
musik agama lain misalnya dari musik orang Yahudi. Musik/lagu Gereja pada
umumnya adalah salah satu bentuk dari musik religus atau musik rohani.
2) Lagu Rohani
Lagu Rohani atau musik religius (musica religiosa) adalah musik yang
mengungkapkan atau mengandung tema-tema rohani (Ujan, 2006: 26-27). Musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
atau lagu rohani ini dimiliki umat agama manapun. Bahkan ada tema musik-
rohani yang umum diterima oleh umat manapun karena bersifat universal. Baik
melodi maupun teksnya mengungkapkan pengalaman rohani yang diterima oleh
orang beriman dari berbagai agama. Ketika suatu musik/lagu rohani
mengungkapkan pengalaman khusus dari umat agama tertentu, maka ia menjadi
musik/lagu yang khas misalnya lagu rohani khas Yahudi atau khas Hindu dan
Budha atau khas Kristen dan Islam.
Lagu rohani itu jadi khas Kristiani bila mengungkapkan keyakinan iman
akan Kristus Tuhan dan Penyelamat atau akan Tritunggal Mahakudus serta pokok
iman lain yang diyakini orang Kristiani. Di dalam lingkup Gereja sendiri, lagu
rohani dalam arti sempit berarti segala macam musik/lagu yang mengungkapkan
pengalaman rohani khas Gereja tetapi tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam
perayaan-perayaan liturgis (Ujan, 2006: 26).
3) Lagu Rohani Liturgis
Lagu Liturgis atau musik suci (musica sacra) oleh Gereja Katolik
merupakan segala macam musik/lagu Gerejani atau musik/lagu rohani yang
digubah khusus untuk ibadat atau perayaan-perayaan liturgis (Ujan, 2006: 26).
Kini istilah yang lebih populer adalah lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani liturgis
atau lagu rohani Ekaristi dalam arti tertentu mengacu pada semua macam musik
yang inspirasinya atau maksud dan tujuan serta cara membawakannya mempunyai
hubungan dengan iman Gereja. Tema-tema yang digunakan dalam lagu rohani
Ekaristi menunjuk pada salah satu bagian dalam Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Berikut merupakan hasil pemaparan oleh Bernardinus. B. Ujan (2006: 26-
27) tentang ciri-ciri lagu rohani Ekaristi
Lagu rohani Ekaristi dapat dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat
musik sebagai pengiring. Baik teks maupun musik dengan melodinya yang secara
khas mengekspresikan iman Gereja yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa
yang dilakukan Allah (karya agung Allah yang menyelamatkan) dan tanggapan
manusia beriman (syukur-pujian, sembah-sujud, dan permohonan). Istilah lagu
liturgi dipandang Gereja sebagai sebuah bagian utuh dari perayaan liturgi dan
bukan sebagai suatu unsur luar yang dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan
liturgis seakan-akan suatu barang asing atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di
tengah perayaan liturgi.
Sebagai bagian utuh dari liturgi, lagu rohani Ekaristi itu merupakan doa
dan bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. Musik/Lagu
liturgi itu mesti indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni
musik/nyanyian pada umumnya, namun lebih dari itu musik/lagu liturgi
mengungkapkan doa manusia beriman. Bahkan musik atau nyanyian liturgis
sebagai doa mempunyai nilai tinggi. Sebab musik-liturgi menggerakkan seluruh
diri manusia yang menyanyi atau yang menggunakan alat-alat musik (budi,
perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau kaki dll). Sekaligus demi harmoni
dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan
orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan maksud-tujuan musik/nyanyian
liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini sesuai dengan hakekat dari liturgi
sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang demi kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
umum (kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya demi diri
sendiri).
c. Kedudukan Lagu Rohani dalam Ekaristi
Lagu rohani Ekaristi merupakan bentuk musik rohani yang dipakai dan
digunakan dalam Ekaristi. Sama halnya dengan musik liturgi, musik rohani
Ekaristi mampu memberikan suasana batiniah. Lagu rohani Ekaristi tidak dapat
menggantikan bagian integral dalam liturgi (SC art. 112). Namun dalam
Sacrosanctum Concilium, Dokumen Konsili Vatikan II tentang konstitusi Liturgi,
artikel 118, mengatakan Nyanyian rohani umat hendaknya dikembangkan secara
ahli, sehingga kaum beriman dapat bernyanyi dalam kegiatan-kegiatan devosional
dan perayaan-perayaan ibadat, menurut kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan
rubrik.
Berikut merupakan peranan dan tujuan lagu rohani menurut nilai
pentingnya dan frekwensi seringknya kita pakai, kita memilih dan mengambil
Perayaan Ekaristi.
1) Nyanyian Pembukaan, digunakan untuk membuka Perayaan Ekaristi,
membina kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri
iman yang dirayakan.
2) Nyanyian Persiapan Persembahan, berperan sebagai pengiring perarakan
persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan.
3) Nyanyian Komuni tujuannya adalah agar umat secara batin bersatu dalam
komuni juga untuk menyatakan persatuannya saceara lahiriah dalam nyanyian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bersama. Maka lagu komuni harus bertemakan komuni atau Tubuh dan Darah
Kristus.
4) Nyanyian penutup berperan untuk mengahantarkan imam dan para pembantu-
pembantunya meninggalkan altar dan menuju ke sakristi (fakultatif)
C. Kaum Muda Katolik
Sebelum membahas tentang pengertian kaum muda Katolik, terlebih
dahulu akan dibahas mengenai pengertian kaum muda secara umum. Charles M.
Shelton, S.J, (1988: 10) dalam bukunya Menuju Kedewasaan Kristiani, yang
mengutip definisi tentang kaum muda dari persekutuan psikiater Amerika dalam
Psychiatric Glossary, memberikan batasan kaum muda sebagai berikut:
“Kaum muda adalah suatu periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang membawanya ke kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan terbentuknya seseorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial.”
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa yang dapat digolongkan sebagai
kaum muda tidak hanya para pelajar sekolah lanjutan atas, tetapi mereka juga
yang senior di perguruan tinggi, karena kelompok orang tersebut masih dalam
taraf kedewasaan. Sejalan dengan hal ini, Mangunhardjana (1986: 11-12) dalam
bukunya Pendampingan Kaum Muda juga menambahkan bahwa kaum muda
adalah mereka yang oleh ilmu psikologi disebut adolescent, yang mencakup para
muda-mudi di usia sekolah menengah tingkat atas (SMTA), serta dalam umur
studi di perguruan tinggi (PT) semester I-IV.
Menurut mangunhardjana, (1986: 11) kata ‘kaum muda’ digunakan untuk
menunjuk golongan, atau kelompok kaum muda yang berumur antara 15-21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tahun. Menurut undang-undang perkawinan RI tahun 1974, kaum muda meliputi
para muda-mudi yang sudah melewati umur kanak-kanak dan belum mencapai
batasan umur yang ditentukan oleh undang-undang untuk menikah, bagi pemuda
minimal berumur 19 tahun dan pemudi minimal berumur 16 tahun.
Dari segi usia, Dr. J. Riberu (1977: 183) memberikan batasan kaum muda-
mudi mereka yang lebih kurang berusia 12-24 tahun dan “bagi mereka yang
bersekolah, usia ini sesuai dengan usia sekolah lanjutan dan perguruan tinggi”.
Sedangkan bila ditinjau dari segi sosiologis Dr. J. Riberu mengatakan bahwa
sesorang tergolong kaum muda atau orang-orang dewasa:
“Sering kali berjalan dengan status berdikari di bidang nafkah atau status keluarga. Umur sosial ini menyebabkan seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan usia muda bisa dianggap sudah dewasa dan sebaliknya orang muda yang sudah melampaui usia tersebut masih dianggap muda-mudi.”
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kaum muda
adalah sekelompok orang yang berumur 15-24 tahun yakni dari golongan umur
pelajar hingga mahasiswa. Sehingga yang dimaksud dengan kaum muda Katolik
sama seperti gambaran sebelumnya, hanya saja kaum muda Katolik lebih spesifik
menunjuk pada orang-orang dalam suatu paroki yang sering dikenal sebagai
“MUDIKA” (MUda-muDi KAtolik).
Dari paparan teori di atas, penulis terdorong untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan tentang makna Ekaristi dan lagu rohani Ekaristi dimengerti
oleh umat, khususny bagi kaum muda Katolik. Dan juga sejauh mana lagu rohani
Ekaristi berperan bagi kaum muda katolik dalam pemaknaan Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENELITIAN TENTANG PERANAN LAGU ROHANI EKARISTI
DALAM PEMAKNAAN PERAYAAN EKARISTI
BAGI KAUM MUDA KATOLIK
DI PAROKI ST. ANTONIUS KOTABARU
Dalam bab II telah diuraikan tentang pengertian Ekaristi baik secara umum
maupun secara khusus. Pada bab II juga telah diuraikan tentang lagu rohani
Ekaristi dan juga perannya dalam perayaan Ekaristi. Pada bab III ini penulis akan
membahas perihal penelitian tentang lagu rohani Ekaristi dalam pemaknaan
Perayaan Ekaristi bagi kaum muda Katolik paroki St. Antonius Kotabaru. Dalam
bab III ini penulis mengawali dengan memberikan gambaran umum Paroki St.
Antonius Kotabaru, Perayaan Ekaristi, dan juga kaum muda Katolik di paroki
tersebut berikut perkembangannya.
Bagian selanjutnya penulis menjelaskan metodologi penelitian yang
nantinya akan dilaksanakan. Sesudah melaksanakan penelitian, penulis membahas
hasil penelitian yang terlah diperoleh dalam laporan penelitian. Dengan penelitian
yang penulis lakukan, diharapkan dapat memberikan gambaran lagu rohani
Ekaristi yang dapat membantu umat, khususnnya kaum muda dalam
meningkatkan pemaknaan Perayaan Ekaristi di Paroki St. Antonius Kotabaru
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
A. Gambaran Umum Paroki St. Antonius Kotabaru
1. Sejarah terbentuknya Paroki St. Antonius Kotabaru
Berikut merupakan pemaparan yang disusun oleh A. Hani Rudi Hartoko,
S.J (2013: 167-171) Profil Paroki SJ mengenai sejarah terbentuknya Paroki St.
Antonius Kotabaru.
Terbentuknya Paroki Santo Antonius Kotabaru diawali dengan kegiatan
misi Katolik abad 20. Pada awalnya pewartaan iman Katolik di Kotabaru dimulai
pada Tahun 1918 oleh Rama F. Strater, S.J. Beliau menyewa rumah di seberang
Masjid Syuhada sekarang. Rumah itu berfungsi sebagai pastoran, tempat
mengajar, novisiat yang kemudian dibuka, dan sekaligus gereja. Rama Strater
kemudian membeli tanah lapang dan juga kuburan dimana sekarang berdiri gereja
St. Antonius, Kolese Santo Ignasius (KOLSANI), dan IPPAK. Kompleks ini
diresmikan pada tanggal 18 Februari 1923, dan mulai berfungsi pada tangal 16
Juni 1923.
Sebelum gereja St. Antonius Kotabaru berdiri, gedung gereja masih berupa
kapel yang terbuka untuk umum dan dikelola oleh Kolsani. Seiring dengan
berkembangnya misi, umat Kotabaru semakin bertambah jumlahnya maka gedung
gereja baru didirikan. Gereja St. Antonius diresmikan pada tanggal 26 September
1926 oleh Mgr. A. Van Velsen, S.J. Gereja diberi nama Santo Antonius dari
Padua sesuai dari intensi donatur dari Belanda. Pada awalnya, Gereja Santo
Antonius adalah gereja rektorat. Pastor Kepala adalah Rektor Kolese Santo
Ignasius (KOLSANI). Selain untuk ibadat, gereja juga berfungsi sebagai tempat
latihan pelayanan bagi calon imam. Sampai tahun 1933, Gereja Santo Antonius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Kotabaru masih berstatus sebagai stasi Senopati, Loji Kecil. Baru sejak tanggal 1
Januari 1934 terpisah dari paroki Senopati, namun tetap milik Kolese.
Pada zaman penjajahan Jepang, gereja St. Antonius Kotabaru, Kolsani dan
IPPAK (waktu itu Seminari Tinggi) dialihfungsikan sebagai gudang,
penampungan interniran dan kantor. Maka, gereja mengalihfungsikan sebuah
rumah kuno di Kumetiran sebagai gereja. Pada tahun 1945, Kumetiran mekar
sebagai paroki. Setelah proklamasi, gereja dan Kolsani kembali berfungsi seperti
sediakala dan gedung IPPAK menjadi kantor pemerintahan RI dan kemudian
sebagai Kantor Departemen Penerangan dan Pertahanan. Setelah pengakuan
kemerdekaan, Gereja mengalami perkembangan yang berarti baik melalui sekolah
maupun kelas katekumen. Perkembangan pendidikan di lingkungan naungan
Gereja St. Antonius Kotabaru meliputi SD, SMP dan SMA. Pada tahun 1955,
IKIP Sanata Dharma mengawali kiprahnya di wilayah Kotabaru. Begitu juga
dengan Skolastikat MSF dan SCJ. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua
skolastikat itu dan juga seminari tinggi berpindah ke Kentungan.
Sampai dengan tahun 1965, paroki Kotabaru telah melahirkan Gereja
Kumetiran, Baciro, Jetis dan Banteng. Pada tahun 1966, Gereja telah membeli
tanah di Jl. I Dewa Nyoman Oka no. 18 untuk dijadikan pastoran. Para imam
mulai menempati pastoran itu pada tahun 1967. Sejak tahun 1976, kolsani
menyerahkan Gereja Kepada paroki. Pemisahan penuh dari Kolsani baru terjadi
pada tahun 1975. Sejak itu, Gereja Santo Antonius Kotabaru lepas dari Kolsani.
Pada tahun 1985, sebuah angket telah diberikan terhadap mereka yang
datang Misa di gereja Kotabaru. Dari 6.011 umat yang mengisi angket, ternyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3.296 (54,8%) berasal dari luar paroki dan 2.715 (45,2%) berasal dari paroki
Kotabaru. Rama F.X. Wiryopranata, S.J. mencanangkan Gereja Kotabaru sebagai
Gereja terbuka, Paroki Kotabaru membuka lebar-lebar pintunya bagi siapapun
yang ingin berperan aktif dalam semua kegiatan gerejani. Menurut Rama F.X.
Wiryopranata, S.J. kebijakan ini sesuai dengan semangat Konsili Vatikan II.
2. Visi dan Misi Paroki St. Antonius Kotabaru
Menurut M. Hari Prasetyo yang disunting oleh P. Mutiara Andalas, S.J
(2011: 26) Bertumbuh Untuk Berbagi; 85 Tahun Gereja Santo Antonius Kotabaru
Yogyakarta, dipaparkan Visi dan Misi Paroki Santo Antonius Kotabaru sebagai
berikut;
Visi: Paroki St. Antonius Kotabaru, sebagai bagian umat Allah KAS, menjadi pribadi-pribadi umat beriman yang berlandaskan nilai-nilai Injil terutama belas kasih, keterbukaan, kebenaran, empati dan pelayanan untuk mengembangkan persekutuan umat Allah yang mampu memajukan persaudaraan sejati dengan siapapun yang berkehendak baik. Misi: Bersumber pada persekutuan Allah Tritunggal, umat Allah Paroki Santo Antonius Kotabaru dipanggil untuk:
Menghidupkan iman umat, terutama di kalangan kaum muda sebagai daya kekuatan dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat.
Mengembangkan semangat pewartaan kabar gembira. Mengembangkan pelayaanan yang lelahanan. Memelihara kehidupan dan keutuhan alam ciptaan. Mewujudkan kepedulian umat kepada kaum kecil, lemah, miskin,
tersingkir dan difabel. Membangun sikap terbuka umat pada siapapun saja yang berkehendak
baik dalam keberagaman kelompok/golongan, aneka budaya, dan keyakinan demi terwujudnya persaudaraan sejati.
Meningkatkan wawasan dan keterampilan umat guna mengembangkan pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Perayaan Ekaristi Paroki St. Antonius Kotabaru
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai gambaran Perayaan Ekaristi di
Paroki St. Antonius Kotabaru. Data yang berhubungan dengan hal-hal tersebut
diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2006: 79) Usulan
Katekese Sebagai Tanggapan Atas Penghayatan Ekaristi Kaum Muda Paroki
Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta.
Paroki St. Antonius Kotabaru dikenal sebagai paroki yang kreatif dalam
hal pengembangan iman umatnya. Di tengah gejolak zaman dan tantangan dunia
masa kini, paroki ini selalu ingin mewujudkan suatu Gereja yang terbuka. Selain
Ekaristi harian dan mingguan, paroki yang memilki basis kaum muda yang kuat
ini mengadakan model Ekaristi yang disesuaikan dengan keinginan umat, diantara
Ekaristi Kaum Muda (EKM), Ekaristi Kaum Remaja (EKR), Ekaristi Kaum Anak
(EKA), Ekaristi Karismatik, dan juga Ekaristi bahasa Jawa. Model-model Ekaristi
tersebut merupakan upaya dari pihak paroki demi menampung keinginan umat
yang mungkin jenuh dengan Perayaan Ekaristi yang biasanya. Waktu Perayaan-
perayaan Ekaristi tersebut telah terjadwal dan diberitakan pada umat. Sehingga
umat lebih leluasa memilih waktu Perayaan Ekaristi yang diminati.
Ekaristi anak diadakan sebulan sekali. Perayaan ini biasanya dihadiri anak-
anak sekolah minggu lingkungan. Kekhasan perayaan ini yakni liturginya yang
sengaja dikemas dalam versi anak-anak, baik rumusan doa maupun lagu-lagunya.
Maka dari itu, dalam perayaan ini kerap melibatkan anak, mulai dari koor,
pengantar persembahan, hingga lektor dan lektrisnya. Selain itu juga Injil
dibawakan dengan berbagai bentuk seperti drama, sendra tari maupun monolog.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berikutnya Ekaristi Kaum Remaja (EKR), hanya saja perayaan ini
biasanya dihadiri dan diselenggarakan oleh anak-anank kelompok usia sekolah
dasar dan menengah pertama. Sama halnya dengan EKR, Ekaristi Kaum Muda
merupakan salah satu model Perayaan Ekaristi yang banyak menarik perhatian
khususnya kaum muda. Ekaristi Kaum Muda ini biasanya diselenggarakan oleh
Sekolah Menengah Atas Katolik maupun komunitas-komunitas. Bagi komunitas
tersebut EKM dijadikan ajang mengembangkan kreativitas kaum muda. Kaum
muda diberi kebebasan dalam berliturgi dengan melihat batas kewajaran.
Kelompok pengisi EKM tetap didampingi dalam pengemasan Perayaan Ekaristi.
Selain EKA, EKR dan juga EKM, paroki St. Antonius Kotabaru juga
mengadakan Ekaristi Karismatik. Perayaan ini diadakan mengingat terdapat
banyak umat yang tergabung dalam kemompok Persekutuan Doa Karismatik
Katolik (PDKK), namun perayaan Ekaristi ini juga terbuka bagi umat yang cocok
dengan model dan gayanya. Ekaristi bahasa Jawa diperuntukkan bagi mereka
yang masih menyukai bahasa Jawa. Ekaristi bahasa Jawa tersebut mengunakan
rumusan tata perayaan Ekaristi dalam bahasa Jawa, mulai dari rumusan doa
hingga homili dan biasanya Ekaristi ini dilaksanakan pada Ekaristi Pertama di hari
Minggu pukul 05.30. Selain itu terdapat Ekaristi Lansia yang banyak diikuti oleh
para orang tua maupun para lansia.
Dari keseluruhan model Ekaristi yang ada di paroki St. Antonius Kotabaru
bukan mengharuskan umat untuk menyesuaikan umur, misalnya Ekaristi Kaum
Muda maka umatnya haruslah kaum muda. Model- model Ekaristi diadakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengupayakan kecocokan ungkapan iman dan juga ekspresi rasa syukur kepada
Allah. Dengan demikian umat diberikan kebebasan dalam bersyukur.
4. Gambaran Umum Kaum Muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru
Berikut adalah pemaparan tentang kaum muda Paroki St. Antonius
Kotabaru berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Engelbertha Ranolat (2005:
57) Penghayatan Sakramen Krisma Dalam Hidup Menggereja Kaum Muda di
Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta.
Gereja St. Antonius Kotabaru Yogyakarta sering disebut sebagai Gereja
Kaum Muda, karena kebanyakan dari umat yang hadir mengikuti Perayaan
Ekaristi mingguan merupakan kaum muda. Gereja St. Antonius Kotabaru dikenal
memiliki basis kaum muda yang kuat. Melihat kenyataan yang ada, maka Gereja
St. Antonius Kotabaru mendedikasikan dirinya sebagai “Gereja Kaum Muda”.
Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja tidak murni dari berasal
lingkup teritorial tetapi kebanyakan dari mereka berasal dari lingkup kategorial.
Gereja ini terbuka bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam hidup menggereja
melalui komunitas-komunitas yang ada baik anak-anak, remaja, kaum muda,
orang dewasa maupun lansia.
Paroki konsisten dalam hal pengembangan iman umat banyak melibatkan
umat khususnya kaum muda dalam hal kehidupan menggereja. Sebagai Gereja
Kaum Muda, Gereja ini menawarkan kepada kaum muda keterlibatan penuh
dalam komunitas-komunitas yang ada, bahkan memberikan peluang yang besar
bagi kaum muda untuk mengembangkan pribadi serta imannya lewat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
keterlibatannya dalam hidup menggereja melalui wadah yang ada. Diantaranya
dengan adanya komunitas kerja liturgi, seperti kelompok lektor, koor, organis
hingga Patemon. Dengan demikian kaum muda diharapakan dapat menyalurkan
bakat, kemampuan dan inspirasinya sebagai orang muda untuk dapat
mengekspresikan iman mereka sebagai kaum muda. Melalui wadah-wadah
tersebut, banyak dari kaum muda yang merasa diperhatikan serta mendapatkan
tempat untuk mengekspresikan imannya. Selain itu kaum muda dapat menambah
relasi dengan rekan muda yang lain dari berbagai paroki, sehingga kaum muda
dapat berproses bersama rekan-rekan muda lainnya.
B. Metodologi Penelitian
1. Latar Belakang Penelitian
Gereja St. Antonius Kotabaru dikenal dengan “Gereja kaum muda”,
dimana sebagian besar dari jumlah umatnya ialah kaum muda. Gereja St.
Antonius ini sangat bernuansakan kaum muda sehingga tidak jarang umat yang
hadir dalam Perayaan Ekaristi, baik harian ataupun mingguan, mayoritas adalah
kaum muda. Gereja ini mendedikasikan dirinya sebagai “Gereja Kaum Muda”
karena melihat realita yang ada dimana sebagian besar umatnya adalah kaum
muda atau kurang lebih 70% adalah umat yang berusia muda (Praba, 2001: 11)
Dari hasil wawancara singkat yang dilakukan oleh penulis sebelum
penelitian, penulis menemukan bahwa alasan kaum muda merayakan Ekaristi
hanya sebagai pemenuhan kewajiban dan formalitas saja. Selain itu beberapa
diantara kaum muda, datang ke gereja hanya karena memiliki permohonan yang
mendesak, juga karena merasa hatinya tidak tenang. Dari data tersebut diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
bahwa kaum muda cenderung mementingkan hal-hal yang dapat dilihat, ditangkap
dan disentuh dengan panca indra.
Gereja St. Antonius Kotabaru adalah salah satu Gereja yang memiliki
kepedulian besar kepada iman umat. Gereja St. Antonius Kotabaru
memberlakukan 7 kali misa mingguan di gereja paroki termasuk misa harian di
pagi dan sore hari. Melihat relitas yang ada saat ini, Paroki St. Antonius Kotabaru
melalui para aktivis parokinya telah mengupayakan berbagai macam cara supaya
umat tidak merasa bosan untuk merayakan Ekaristi. Salah satunya ialah membuat
variasi dalam Ekaristi guna meningkatkan partisipasi umat dalam merayakan
Ekaristi. Bentuk variasi yang sering dipakai oleh paroki ini adalah melalui lagu
atau nyanyian Ekaristi yang disusun dengan menarik setiap minggunya.
Untuk hal liturgi, pihak Gereja memberikan kebebasan bagi umat dalam
menggunakan lagu rohani Ekaristi dalam setiap Perayaan Ekaristi. Bidang liturgi
membebaskan pemilihan lagu rohani Ekaristi kepada umat yang bertugas koor
selain lagu-lagu dan rumusan doa yang telah ditentukan.
Walaupun paroki ini membebaskan umat dalam menggunakan lagu rohani
Ekaristi saat Perayaan Ekaristi, beberapa kaum muda mengungkapkan bahwa
akan cenderung untuk diam ketika dinyanyikan lagu rohani Ekaristi yang belum
mereka tahu saat Perayaan Ekaristi berlangsung.
Atas dasar keprihatinan di atas, melalui penelitian ini penulis mencoba
memaparkan sejauh mana kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru
mampu memaknai Ekaristi sebagai puncak kehidupan Kristiani. Apakah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
bantuan lagu rohani Ekaristi dapat membantu meningkatkan pemakanaan mereka
akan Ekaristi.
2. Permasalahan penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
a. Sejauh mana pengetahuan tentang peranan lagu Rohani Ekaristi dimengerti
oleh kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru?
b. Sejauh mana kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru mampu
memaknai Ekaristi sebagai puncak kehidupan Kristiani?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diadakan untuk mendapatkan gambaran lagu rohani Ekaristi
yang dapat membantu kaum muda dalam memaknai Perayaan Ekaristi. Tujuannya
adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan gambaran tentang peranan lagu rohani Ekaristi menurut kaum
muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru.
b. Mengetahui sejauh mana orang muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru
mampu memaknai Ekaristi sebagai puncak kehidupan Kristiani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan wawasana serta
pemahaman kepada mengenai makna Ekaristi, makna liturgi dan lagu rohani
dalam perayaan Ekaristi.
Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat membantu pihak terkait, dalam
hal ini paroki dan pemerhati kaum muda Katolik, untuk mengembangkan lagu
rohani Ekaristi, sehingga dapat semakin membantu kaum muda Katolik dalam
menemukan makna Perayaan Ekaristi.
5. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Nana, 1990: 60). Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena yang ada, baik itu alamiah atau rekayasa manusia
(Nana, 1990: 72). Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, metode
deskriptif analitis ini sendiri merupakan metode yang menganalisis suatu data
yang ditinjau dari dua hal yakni kenyataan dan ketentuan yang ada (Arikunto,
2006: 230).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
penyebaran kuesioner. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat pertanyaan
yang berkaitan dengan lagu rohani Ekaristi dan juga makna Perayaan Ekaristi.
Penyebaran angket ini diberikan kepada orang muda Katolik Paroki St. Antonius
Kotabaru yang telah mengikuti Perayaan Ekaristi harian, setelah diisi, angket
dikembalikan pada peneliti.
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan dalam
mengumpulkan aneka ragam informasi yang disusun secara sistematis. Instrumen
atau alat yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan angket.
Angket merupakan alat penelitian yang dibagikan kepada responden bersifat
terbuka, untuk memungkinkan jawaban pernyataan yang sesuai dengan
pengetahuan, pemahaman dan pengalaman sejujurnya. Pernyataan yang telah
disusun disebarkan kepada responden, yakni orang muda Katolik Paroki St.
Antonius Kotabaru. Masing-masing angket terdiri dari dua bagian, yakni
mengenai aspek identitas responden dan daftar pertanyaan untuk setiap responden.
7. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di paroki St. Antonius Kotabaru. Penyebaran
angket dilakukan pada bulan Juni 2015 setelah Perayaan Ekaristi harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
8. Responden Penelitian
Menurut Arikunto (2006: 158), teknik sampling digunakan dengan tujuan
untuk menggeneralisasi hasil penelitian. Sampel yaitu bagian populasi yang
mewakili untuk menjadi subjek penelitian. Dengan demikian, sampel yang
diambil harus representatif atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya.
Menurut cara pengambilannya, sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling tahu tentang data yang
dibutuhkan. Menurut Sutrisno Hadi (1995: 91), teknik purposive sampling
dilakukan dengan cara pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau
sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Penulis memilih
purposive sampling dengan alasan agar data diperoleh langsung dari sumber yang
tepat dan sesuai dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang telah ditentukan.
Responden penelitian ini adalah kaum muda Katolik Paroki St. Antonius
Kotabaru yang baru saja mengikuti Perayaan Ekaristi harian. Dari ±1200 populasi
kaum muda yang ada di Paroki St. Antonius Kotabaru, penulis menggunakan
sejumlah 50 responden sebagai sampel. Penulis tidak mengambil seluruh kaum
muda Katolik di paroki ini karena keterbatasan waktu, tenaga dan materi dari
penulis. Penulis hanya mengambil sample orang muda Katolik yang secara rutin
merayakan Ekaristi harian, baik pagi maupun sore hari. Pemilihan kriteria
responden yakni kaum muda Katolik yang terbiasa mengikuti Perayaan Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
karena pemaknaan mereka akan Ekaristi yang memotivasi mereka untuk
merayakan Ekaristi setiap harinya.
9. Definisi Operasional
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan dalam bab II, maka
dapat dirumuskan definisi operasional dari kedua variabel sebagai berikut:
a. Peranan lagu rohani Ekaristi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel lagu rohani Ekaristi.
Lagu rohani Ekaristi merupakan bentuk musik rohani yang dipakai dan digunakan
dalam Ekaristi. Meskipun dapat digunakan dalam Perayaan Ekaristi namun
kedudukan lagu rohani Ekaristi tidak dapat menggantikan bagian integral dalam
liturgi.
b. Pemaknaan orang muda Katolik akan Perayaan Ekaristi.
Makna Perayaan Ekaristi yakni sebagai ungkapan cinta kasih Yesus yang
sehabis-habisnya melalui perjamuan yang menyatukan umat dengan Allah, umat
dengan umat. Ekaristi yang dirayakan merupakan sumber dan puncak seluruh
kehidupan Kristiani yang memampukan manusia untuk tinggal dalam Kristus.
10. Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (1995: 224), variabel merupakan suatu gejala atau
peristiwa yang bervariasi menurut jenis dan tingkatannya. Gejala itulah yang
menjadi obyek penelitian. Variabel merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menjadi obyek penelitian (Arikunto, 2006: 12). Adapun variabel dalam penelitian
ini sebagai berikut:
a. Peranan lagu rohani Ekaristi.
b. Pemaknaan orang muda Katolik akan Perayaan Ekaristi.
c. Usaha meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi.
11. Kisi-kisi Penelitian
Tabel 1
Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Jumlah item
(1) (2) (3) (4)
1 Peranan lagu
rohani Ekaristi
1. Syair religius
2. Memiliki unsur profan
3. Bersifat liturgis
4. Membangun suasana batiniah
5. Sesuai dengan ajaran iman
Kristiani
1,2,3
4,5
6,7,8,9,10
11
12,13
2 Pemaknaan
Perayaan
Ekaristi.
1. Ungkapan cinta kasih Yesus.
2. Perjamuan yang mempersatukan
umat dengan Allah, umat
dengan umat.
3. Sumber dan puncak seluruh
kehidupan Kristiani.
4. Memampukan manusia tinggal
dalam Kristus.
5. Ketertarikan terhadap Ekaristi
6. Menemukan makna Ekaristi
7. Ekaristi sebagai pengungkapan
14,15
16,17
18,21
19,20
22,23
24
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
iman Kristiani
3 Usaha
meningkatkan
pemaknaan
Ekaristi melalui
lagu rohani
Ekaristi
1. Keterlibatan aktif sebagai umat
beriman baik dalam Perayaan
Ekaristi, hidup menggereja dan
bermasyarakat
26, 27, 28
29,30
C. Laporan Hasil Penelitian
Pada laporan hasil penelitian kuesioner tertutup ini, penulis
melaporkannya berdasasrkan dua kategori, yaitu positif dan negatif. Kategori
positif diartikan apabila jawaban dari responden sangat setuju (SS) dan setuju (S).
Sementara itu kategori negatif adalah apabila jawaban responden tidak setuju (TS)
dan sangat tidak setuju (STS). Pembahasan hasil penelitian ini tidak mengambil
jumlah pilihan dari jawaban responden terbanyak, melainkan mengambil jumlah
dari responden yang menjawab positif diantaranya sangat setuju (SS) dan setuju
(S). Pilihan jawaban netral (N) memiliki kedudukan netral juga, namun
disesuaikan dengan pernyataan jadi jumlah jawaban netral dapat dimasukkan ke
dalam kategori positif maupun kategori negatif tergantung dari pernyataan yang
diberikan. Dari jumlah jawaban tersebut kemudian diambil prosentasenya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
A X 100 % = ... N
A = Jumlah yang menjawab
N = Jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pada bagian ini juga penulis akan memaparkan hasil penelitian ini
berdasarkan urutan-urutan variabel yang dibahas dalam penelitian. Pada bagian
pertama penulis akan membahas mengenai peranan lagu rohani Ekaristi. Pada
bagian kedua, penulis membahas mengenai pemaknaan Perayaan Ekaristi. Pada
bagian terakhir, penulis akan membahas dan menguraikan beberapa usaha yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani
Ekaristi.
1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi
Tabel 2
Hasil Penelitiaan Variabel Peranan Lagu Rohani Ekaristi
N= 50
No. Pernyataan Jumlah
SS S N TS STS A. Peranan lagu rohani Ekaristi
1. Syair lagu rohani Ekaristi
bersifat religius
19
(38%)
26
(52%)
5
(10%)
0
(0%)
0
(0%)
2. Lagu rohani Ekaristi memiliki
syair yang mendalam
12
(24%)
31
(62%)
6
(12%)
1
(2%)
0
(0%)
3. Syair dalam lagu rohani
Ekaristi sesuai dengan ayat-
ayat dalam Kitab Suci
3
(6%)
25
(50%)
21
(42%)
1
(1%)
0
(0%)
4. Lagu pop rohani bisa dipakai
dalam Perayaan Ekaristi
6
(12%)
13
(26%)
21
(42%)
8
(16%)
2
(4%)
5. Lagu rohani Ekaristi bisa
digunakan di luar
kepentingan ibadat
6
(12%)
23
(46%)
17
(34%)
3
(6%)
1
(2%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
6. Lagu rohani Ekaristi adalah
lagu yang hanya digunakan
dalam Perayaan Ekaristi
3
(6%)
12
(24%)
16
(32%)
16
(32%)
3
(6%)
7. Lagu rohani Ekaristi bisa
digunakan untuk keperluan
liturgis
11
(22%)
32
(64%)
6
(12%)
1
(2%)
0
(0%)
8. Lagu-lagu yang menjadi
bagian liturgi baku tidak bisa
digantikan oleh lagu pop
rohani apapun
15
(30%)
13
(26%)
18
(36%)
3
(6%)
1
(2%)
9. Lagu rohani Ekaristi
hendaknya memiliki makna
liturgis
18
(36%)
25
(50%)
7
(14%)
0
(0%)
0
(0%)
10. Lagu rohani Ekaristi
seharusnya sesuai dengan
konteks Ekaristi
16
(32%)
24
(48%)
9
(18%)
1
(2%)
0
(0%)
11. Dengan Lagu rohani Ekaristi
saya dapat membangun
susana batiniah
17
(34%)
27
(54%)
6
(12%)
0
(0%)
0
(0%)
12. Lagu rohani Ekaristi dapat
membawa saya masuk ke
alam batiniah
17
(34%)
26
(52%)
7
(14%)
0
(0%)
0
(0%)
13. Lagu rohani Ekaristi
seharusnya sesuai dengan
nilai dan ajaran iman
Kristiani
22
(44%)
25
(50%)
3
(6%)
0
(0%)
0
(0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari tabel 2 diperlihatkan sejauh mana Kaum Muda Katolik St. Antonius
Kotabaru mengetahui dan memahami tentang lagu rohani Ekaristi sekaligus
perannnya dalam Perayaan Ekaristi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
penulis melihat pada penyataan nomor 1 bahwa terdapat sebanyak 45 (90%)
responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi memiliki syair yang bersifat
religius. Pada nomor 2 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu
rohani Ekaristi memiliki syair yang mendalam. Sedangkan pada nomor 3
sebanyak 28 (56%) responden menyetujui bahwa syair dalam lagu rohani Ekaristi
sesuai dengan kutipan ayat-ayat yang terdapat dalam Kitab Suci.
Pada nomor 4 yakni sebanyak 10 (20%) responden tidak menyetujui
bahwa lagu rohani populer bisa dipakai dalam Perayaan Ekaristi. Sementara
sebanyak 4 (8%) responden tidak menyetujui yakni pada nomor 5 bahwa lagu
rohani Ekaristi dapat digunakan di luar kepentingan ibadat. Sedangkan pada
nomor 6 sebanyak 15 (30%) responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi
adalah lagu yang hanya digunakan dalam Perayaan Ekaristi.
Pada nomor 7 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu
rohani Ekaristi dapat digunakan untuk keperluan liturgis. Sebanyak 28 (56%)
responden menyetujui pada nomor 8 bahwa lagu-lagu seperti ordinarium, bait
pengantar injil dan lagu Bapa Kami, tidak dapat digantikan oleh lagu pop rohani
apapun. Pada nomor 9 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa
hendaknya lagu rohani Ekaristi memiliki makna liturgis. Sedangkan pada nomor
10 sebanyak 40 (80%) responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi
seharusnya sesuai dengan konteks Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada nomor 11 sebanyak 44 (88%) responden menyetujui bahwa lagu
rohani dapat membangun suasana hening dan khusyuk dalam Perayaan Ekaristi.
Sedangkan pada nomor 12 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu
rohani Ekarsti dapat membawa mereka masuk ke dalam alam batiniah selama
Perayaan Ekaristi. Sementara itu sebanyak 47 (94%) responden yakni pada nomor
13, menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi sudah seharusnya sesuai dengan nilai-
nilai dan ajaran iman Kristiani.
2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi
Tabel 3
Pemaknaan Perayaan Ekaristi
N=50
No. Pernyataan Jumlah
Pemaknaan Perayaan Ekaristi SS S N TS STS
14. Ekaristi merupakan ungkapan
cinta Kasih Yesus yang sehabis-
habisnya
26
(52%)
21
(42%)
2
(4%)
0
(0%)
1
(2%)
15. Perayaan Ekaristi adalah suatu
perayaan syukur untuk
mengenangkan, menghadirkan,
menghayati, akan karya
keselamatan Allah yang
terwujud dalam diri Yesus
Kristus dengan berpuncak pada
kurban salib-Nya
36
(72%)
13
(26%)
1
(2%)
0
(0%)
0
(0%)
16. Perayaan Ekaristi dapat
memberikan kedamaian
28
(54%)
21
(42%)
1
(2%)
0
(0%)
0
(0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kesadaran, kesembuhan, dan
kerinduan untuk bersatu dengan
Allah
17. Ekaristi bukan hanya merupakan
perjamuan yang menyatukan
umat dengan Allah tetapi juga
menyatukan sesama umat
26
(52%)
22
(44%)
2
(4%)
0
(0%)
0
(0%)
18. Ekaristi adalah sebuah perayaan
syukur dan sumber serta puncak
seluruh kehidupan Kristiani
24
(48%)
21
(42%)
4
(8%)
0
(0%)
1
(2%)
19. Ekaristi memampukan kita
untuk tinggal dalam Kristus dan
Kristus tinggal di dalam kita
21
(42%)
29
(58%)
0
(0%)
0
(0%)
0
(0%)
20. Ekaristi sebagai sumber untuk
memperoleh kekuatan hidup
dalam menghadapi persoalan
hidup
14
(28%)
30
(60%)
5
(10%)
1
(2%)
0
(0%)
21. Ekaristi merupakan sebuah
kebutuhan rohani dan sumber
kekuatan hidup bagi kaum muda
22
(44%)
22
(44%)
6
(6%)
0
(0%)
0
(0%)
22. Sebagai kaum muda, saya lebih
tertarik merayakan Ekaristi
dengan lagu rohani Ekaristi
5
(10%)
22
(44%)
20
(40%)
3
(6%)
0
(0%)
23. Sebagai kaum muda, melalui
lagu rohani Ekaristi, saya merasa
tersentuh akan kehadiran Allah
dalam perayaan Ekaristi.
11
(22%)
33
(66%)
5
(10%)
1
(2%)
0
(0%)
24. Lagu rohani Ekaristi dapat
membantu saya dalam
memaknai Ekaristi
9
(18%)
32
(64%)
8
(16%)
1
(2%)
0
(0%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
25. Lagu rohani Ekaristi dapat
membantu saya untuk
mengungkapkan iman saat
merayakan Ekaristi.
9
(18%)
34
(68%)
5
(10%)
2
(4%)
0
(0%)
Dari tabel variabel yang kedua, ingin digambarkan sejauh mana
pemaknaan kaum muda Katolik akan Perayaan Ekaristi. Selain itu usaha untuk
meningkatkan pemakanaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi dimunculkan
juga di dalam tabel 3. Pada nomor 14 sebanyak 47 (94%) responden menyetujui
bahwa Ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus yang sehabis-habisnya
yakni berujung pada peristiwa wafatnya di kayu salib. Sedangkan pada nomor 15
yakni sebanyak 49 (98%) responden menyetujui bahwa Perayaan Ekaristi adalah
suatu perayaan syukur untuk mengenangkan, menghadirkan dan menghayati akan
karya keselamatan Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan
berpuncak pada kurban salib-Nya.
Pada nomor 16 sebanyak 49 (98%) responden menyetujui bahwa Perayaan
Ekaristi dapat memberikan kedamaian, kesadaran, kesembuhan serta kerinduan
untuk bersatu dengan Allah. Sedangkan sebanyak 48 (96%) responden menyetujui
pada nomor 17 bahwa Ekaristi bukan hanya merupakan sebuah perjamuan yang
hanya menyatukan umat dengan Allah melainkan juga menyatukan antar sesama
umat. Pada nomor 18 sebanyak 45 (90%) responden menyetujui bahwa Ekaristi
adalah sebuah perayaan syukur dan juga sumber serta puncak seluruh kehidupan
umat Kristiani. Pada nomor 19 sebanyak 50 (100%) responden menyetujui bahwa
Ekaristi dapat memampukan umat untuk tinggal dalam Kristus dan Kristus tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
di dalam hidup umat. Sebanyak 44 (88%) reponden pada nomor 20, menyetujui
bahwa Ekaristi menjadi sumber untuk memperoleh kekuatan hidup dalam
menghadapi persoalan hidup mereka.
Pada nomor 21 yakni sebanyak 44 (88%) responden menyetujui bahwa
Ekaristi merupakan sebuah kebutuhan rohani mereka juga termasuk sumber
kekuatan hidup bagi kaum muda. Selain itu pada nomor 22, sebanyak 27 (54%)
mereka juga menyetujui bahwa mereka lebih tertarik merayakan Ekaristi yang
menggunakan lagu-lagu rohani Ekaristi. Sedangkan pada nomor 23 sebanyak 44
(88%) responden menyetujui bahwa mereka merasa tersentuh akan kehadiran
Allah dalam Perayaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi. Sama halnya dengan
itu, pada nomor 24 sebanyak 41 (82%) responden menyetujui bahwa lagu rohani
Ekaristi dapat membantu mereka dalam memaknai Ekaristi. Sedangkan pada
nomor 25 sebanyak 43 (86%) responden menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi
dapat membantu mereka dalam mengungkapkan iman saat merayakan Ekaristi.
3. Usaha Meningkatkan Pemaknaan Ekaristi Melalui Lagu Rohani Ekaristi
Tabel 4
Usaha meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi
N=50
No. Pernyataan Jumlah
B. Usaha meningkatkan
pemaknaan Ekaristi melalui
lagu rohani Ekaristi
SS S N TS STS
26. Paroki perlu mengupayakan
pengembangan lagu-lagu
rohani Ekaristi yang sesuai
14
(28%)
15
(30%)
16
(32%)
4
(8%)
1
(2%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan selera anak muda
27. Paroki perlu melibatkan kaum
muda yang memiliki potensi
dalam hal musik untuk
mencipta lagu rohani Ekaristi
yang sesuai dengan minat
kaum muda
22
(44%)
18
(36%)
8
(16%)
2
(4%)
0
(0%)
28. Perlu diupayakan sosialisasi
dan pengenalan lagu-lagu
rohani Ekaristi pada kaum
muda
19
(38%)
23
(46%)
7
(14%)
1
(2%)
0
(0%)
29. Diadakan festival koor lagu-
lagu rohani Ekaristi baru
yang melibatkan kaum muda
18
(36%)
19
(38%)
13
(26%)
0
(0%)
0
(0%)
30. Perlu adanya seorang pastor
pembimbing kaum muda
yang bisa mendampingi dan
mengarahkan kaum muda
dalam meningkatkan
penghayatan mereka terhadap
makna Ekaristi
28
(56%)
21
(42%)
1
(2%)
0
(0%)
0
(0%)
Pada nomor 26 sebanyak 29 (58%) responden menyetujui bahwa paroki
perlu mengupayakan pengembangan lagu-lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan
selera anak muda sekarang ini. Sedangkan pada nomor 27 sebanyak 40 (90%)
responden menyetujui bahwa paroki perlu melibatkan kaum muda yang memiliki
potensi dalam hal musik untuk dapat mencipta lagu rohani Ekaristi yang sesuai
dengan minat kaum muda. Sebanyak 42 (84%) responden, pada nomor 28,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menyetujui bahwa kaum muda perlu diberikan sosialisasi dan juga pengenalan
lagu-lagu rohani Ekaristi. Sama halnya dengan itu, pada nomor 29 yakni sebanyak
37 (74%) responden menyetujui untuk diadakan festival koor lagu-lagu rohani
Ekaristi baru yang melibatkan peran serta kaum muda di dalamnya.
Pada nomor 30 sebanyak 49 (98%) reponden menyetujui bahwa perlu
adanya seorang Pastor pembimbing kaum muda yang bisa mendampingi dan
mengarahkan kaum muda dalam meningkatkan penghayatan mereka terhadap
makna Ekaristi.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil dari penelitian yang telah
dilaksanakan dengan 50 responden kaum muda Katolik di Paroki St. Antonius
Kotabaru. Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkannya ke dalam 3
variabel. Data yang penulis peroleh yaitu berupa jumlah jawaban responden
beserta prosentasenya. Jumlah itu didapat dari pernyataan-pernyataan responden
dengan pilihan yang telah disediakan. Penulis akan menjabarkan jawaban tersebut
secara lengkap.
1. Peranan Lagu Rohani Ekaristi
Pada variabel peranan lagu rohani Ekaristi yang tertera pada tabel 2
menunjukkan bahwa, item nomor 1, diketahui 45 responden dengan prosentase
90% menyetujui bahwa syair lagu rohani bersifat religius. Lagu rohani Ekaristi
bukanlah lagu pop yang mengalami pergeseran makna. Seperti lagu pop modern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yang di ubah dan diberikan penekanan pada frase “engkaulah” menjadi
“Engkaulah” atau “mencintaimu” menjadi “mencintai-Mu”. Dengan tidak
mengindahkan makna dari lagu asli kemudian diubah menjadi syair yang religius.
Pada item nomor 2, responden sebanyak 43 dengan prosentase 86%
menyetujui bahwa mereka merasakan lagu rohani Ekaristi memiliki syair yang
mendalam. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa syair pada lagu rohani
Ekaristi memiliki hubungan yang menggambarkan relasi yang intim antara
manusia dengan Allah. Relasi semacam inilah yang mencoba dimunculkan oleh
pengarang lagu rohani Ekaristi yang senantiasa menunjukkan kedekatan antara
manusia sebagai ciptaan dengan Allah, penciptanya. Pada tabel ini juga terdapat
seorang responden yang menyatakan bahwa lagu rohani Ekaristi tidak memilik
syair mendalam. Hal ini dapat disebabkan oleh pengalaman dari responden sendiri
yang belum menemukan kedekatannya dengan Allah melalui sarana lagu rohani
Ekaristi.
Pada item nomor 3, yakni sebanyak 49 responden dengan prosentase
sejumlah 98% menyetujui bahwa, syair dalam lagu rohani Ekaristi merupakan
kutipan dari Kitab Suci. Tidak dapat dipungkiri Kitab Suci merupakan harta
kekayaan iman Gereja yang menjadi sumber dan pegangan hidup umat Kristiani.
Dengan demikian lagu rohani Ekaristi bukan lagi merupakan lagu yang
sembarangan, karena di dalamnya memuat ajaran iman Kristiani. Pada item
nomor 3 ini pula terdapat seorang responden yang menyatakan bahwa lagu rohani
Ekaristi tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam kitab suci. Lagu roahani Ekaristi
sendiri muncul dari pergulatan maupun pengalaman rohani para pengarangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pengalaman batin yang tertuang dalam syair inilah yang seingkali belum sesuai
dan dapat dikatakan minim dalam menggunakan kutipan dari Kitab Suci. Pada
prinsipnya lagu rohani Ekaristi hendaknya semakin memperjelas misteri Yesus
Kristus yang tercurah melalui Perayaan Ekaristi.
Pada item nomor 4, yakni sebanyak 10 responden dengan Prosentase
sebesar 20% tidak menyetujui bahwa, lagu pop rohani dapat dipakai dalam
Perayaan Ekaristi. Hal ini menggambarkan bahwa banyak dari kalangan kaum
muda belum benar-benar memahami perbedaan lagu pop rohani dan juga lagu
rohani Ekaristi. Lagu pop rohani merupakan lagu yang muncul dari pengalaman
pribadi pengarang yang menunjukkan pengalaman personal saja antara manusia
dengan Allah. Sementara lagu rohani Ekaristi merupakan lagu yang dibuat khusus
sifatnya mengajak dan memperjelas misteri Yesus Kristus dalam ritus Ekaristi.
Lagu rohani Ekaristi hendaknya tidak mengindahkan hakikat dari Ekaristi sebagai
suatu perayaan bersama umat, antara pribadi yang satu dengan yang lain dalam
suatu komunio yang disatukan oleh Allah melalui Ekaristi Suci.
Pada item nomor 5, sebanyak 4 responden dengan prosentase 8% tidak
menyetujui bahwa, lagu rohani bisa digunakan diluar kepentingan ibadat. Sama
halnya pada item nomor 6, sebanyak 15 responden dengan prosentase sebesar
30% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi merupakan lagu yang hanya
digunakan dalam Perayaan Ekaristi. Sedangkan pada item nomor 7, sebanyak 43
responden dengan prosentase 86% menyetujui bahwa lagu, rohani bisa digunakan
untuk keperluan liturgis. Dari ketiga item ini digambarkan dengan jelas bahwa
kaum muda kurang memahami dimaksudkan dengan ibadat, liturgi dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Perayaan Ekaristi. Mereka masih memandang liturgi sebagai Perayaan Ekaristi
juga sebagai ibadat. Lagu rohani Ekaristi merupakan lagu yang khusus digunakan
untuk Perayaan Ekaristi. Bukan lagu yang dipergunakan untuk acara pertemuan di
luar Perayaan Ekaristi, meskipun acara tersebut bercorakkan Kristiani. Sama
halnya dalam ibadat, dengan beragamnya jenis ibadat, lagu rohani Ekaristi
hendaknya menunjukkan dengan jelas misteri Yesus Kristus yang dikenangkan
melalui Ekaristi.
Pada item nomor 8, sebanyak 28 responden dengan prosentase 56%
menyetujui bahwa lagu-lagu yang menjadi bagian dari liturgi baku tidak bisa
digantikan oleh lagu pop rohani manapun. Hal ini disebabkan karena lagu-lagu
tersebut menjadi bagian integral Ekaristi. Lagu-lagu tersebut diantaranya lagu-
lagu Ordinarium dan lagu Bapa Kami. Dari fakta tersebut dapat diketahui bahwa
kaum muda sudah cukup mengerti tentang peranan lagu yang ada di dalam
susunan liturgi. Mereka sependapat bahwa lagu rohani apapun tidak dapat
menggantikan lagu-lagu tersebut, meskipun memiliki makna yang sama. Namun
pada tabel 2 ini juga diketahui sebanyak 22 responden dengan prosentase 44%
menyetujui mereka tidak mengetahui bahwa lagu-lagu pop rohani tidak dapat
menggantikan lagu-lagu yang menjadi bagian integral Ekaristi. Mereka
menganggap bahwa selama mereka pernah mendengar lagu tersebut
menggantikan lagu-lagu integral, dapat disimpulkan bahwa hal itu boleh dan sah-
sah saja.
Pada item nomor 9, sebanyak 43 responden dengan prosentasi sebesar
86% menyetujui bahwa, lagu rohani hendaknya memiliki makna liturgis. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
data tersebut membuktikan bahwa mereka paham bahwasanya lagu rohani
hendaknya dapat membantu umat ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi. Dengan
lagu rohani Ekaristi seharusnya umat dapat berperan serta aktif dalam liturgi
seperti bernyanyi, berjabat tangan, berdoa, hening dan lain sebagainya. Hal yang
berbeda muncul dalam monor item yang sama, yakni sebanyak 7 responden
dengan prosentase sebanyak 14% menyetujui tidak tahu bahwasanya lagu rohani
Ekaristi perlu memiliki makna liturgis.
Pada item nomor 10, sebanyak 40 responden dengan prosentase sebesar
80% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi seharusnya sesuai dengan konteks
Ekaristi. Dari fakta tersebut diketahui bahwa kaum muda mengerti bahwa Ekaristi
merupakan perayaan bersama umat. Perayaan Ekaristi bukan milik anggota koor
saja ketika umat tidak dapat bernyanyi karena lagu yang digunakan belum
familiar dikalangan umat. Pada item yang sama juga terdapat 10 responden
dengan prosentase 20% menyetujui bahwa lagu rohani Ekaristi tidak harus sesuai
dengan konteks Ekaristi. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua
kaum muda mengerti tentang konteks Ekaristi dan konsekuensinya dalam
pemilihan lagu.
Pada item nomor 11, sebanyak 44 responden dengan prosentase 88%
menyetujui bahwa, dengan lagu rohani Ekaristi mereka dapat membangun suasana
batiniah saat Perayaan Ekaristi. Hal yang sama ditemukan pada item nomor 12,
yakni sebanyak 43 responden dengan prosentase sebesar 86% menyetujui bahwa
dengan lagu rohani dapat memasuki alam batiniahnya. Dari fakta tersebut
diketahui bahwa sebagian besar dari kaum muda mampu membangun suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
batiniahnya dan masuk ke dalamnya. Doa merupakan sarana untuk berkomunikasi
dengan Allah. Dengan masuk ke alam batiniah manusia dapat menemukan
keheningan sampai pada suasana dimana manusia dapat berkomunikasi dengan
Tuhan. Dari faktai tersebut dapat disimpulkan bahwa cukup banyak kaum muda
yang sudah mampu menemukan keheningan ketika mereka berdoa. Dengan
bernyanyi mereka juga telah dapat menemukan sebuah bentuk komunikasi dengan
Allah.
Pada item nomor 13, sebanyak 47 responden dengan presentasi sebanyak
94% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi harus sesuai dengan nilai dan ajaran
iman Kristiani. Dengan fakta ini diketahui bahwa, kaum muda mulai menyadari
kebutuhan rohani mereka tentang ajaran iman Katolik yang mereka butuhkan.
Mereka menyadari bahwa, ajaran Yesus tentang cinta kasih merupakan salah satu
yang mereka butuhkan. Mereka sependapat bahwa, dengan lagu rohani Ekaristi
mereka dapat meresapkan nilai-nilai iman dan ajaran iman Kristiani.
2. Pemaknaan Perayaan Ekaristi
Variabel pemaknaan Perayaan Ekaristi menunjukkan bahwa pada item
nomor 14, sebanyak 47 responden dengan prosentase 94% menyetujui bahwa,
Ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus yang sehabis-habisnya. Dengan
fakta ini diketahui bahwa, kaum muda menyadari bahwa Yesus mengasihi murid-
murid-Nya dengan kasih yang luar biasa, tanpa batas hingga Ia rela memberikan
nyawa-Nya demi keselamatan para murid. Hal serupa berlaku juga pada kasih
yang telah kaum muda rasakan selama hidupnya. Lewat kasih Yesus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sungguh total itu, memberikan pengajaran bagi kaum muda untuk mampu
memberikan diri dalam menyalurkan kasih kepada sesamanya. Anugerah kasih
tanpa batas yang Yesus berikan kepada para Murid inilah yang oleh Gereja
dikenangkan dalam Ekaristi Suci. Ekaristi menjadi suatu kenangan untuk hidup
rohani dari Allah melalui perantaraan Putera-Nya Yesus Kristus.
Pada item nomor 15, yakni sebanyak 49 responden dengan prosentase
sebesar 98% menyetujui bahwa, Perayaan Ekaristi merupakan suatu perayaan
syukur untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati, akan karya keselamatan
Allah yang terwujud dalam diri Yesus Kristus dengan berpuncak pada kurban
salib-Nya. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kaum muda memahami dan
menyadari bahwa Ekaristi merupakan perayaan syukur mengenangkan karya
keselamatan Allah dalam diri Yesus Kristus. Dengan wafat-Nya di kayu salib
mengungkapkan cinta kasih-Nya yang total kepada para Murid serta seluruh umat
manusia demi persatuan dengan Allah. Ia mengorbankan diri si kayu salib demi
memenuhi karya keselamatan dari Allah bagi umat-Nya. Ia memiliki jiwa
pengorbanan yang sungguh luar biasa dan memiliki kasih yang total terhadap
sahabat-sahabat-Nya. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa, kaum muda
sudah memiliki pemahaman tentang Perayaan Ekaristi sebagai perayaan syukur
akan karya keselamatan Allah.
Pada item nomor 16, sebanyak 49 responden dengan prosentase sebesar
98% menyetujui bahwa, Perayaan Ekaristi memberikan kedamaian, kesadaran,
kesembuhan dan kerinduan untuk bersatu dengan Allah. Dengan fakta ini,
diketahui bahwa kaum muda telah merasakan dampak yang besar dari Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dalam Ekaristi, umat mengenangkan janji Kristus yang diberikan yaitu Tubuh-
Nya yang diserahkan demi keselamatan manusia dan Darah-Nya dicurahkan
sebagai jaminan perjanjian baru demi pengampunan dosa manusia. Ekaristi
menjadi sebuah sarana untuk mengadakan perjamuan pengenangan akan misteri
Kristus. Ekaristi sebagai sebuah perjamuan pengenangan karena umat yang turut
membawakan kurban dipersatukan dengan Allah. Ekaristi menjadi daya kekuatan
bagi umat untuk senantiasa merindukan kesatuan dengan Allah. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kaum muda sangat merindukan kesatuan dengan Allah.
Relasi yang mampu menyadarkan, menyembuhkan dan memberikan kedamaian
hati.
Pada item nomor 17, yakni sebanyak 48 responden dengan prosentase
sebesar 96% menyetujui bahwa, ekaristi bukan hanya merupakan perjamuan yang
menyatukan umat dengan Allah tetapi juga menyatukan sesama umat. Dengan
data ini diketahui bahwa banyak dari kaum muda yang telah menyadari bahwa
Ekaristi merupakan perayaan umat. Melalui Ekaristi umat dijadikan satu dalam
sebuah perjamuan suci bersama denagn Allah dan sesasma umat. Perjamuan
menjadi sebuah pengalaman kebersamaan yang paling mendalam dengan para
peserta perjamuan dan sekaligus dengan Allah. Allah mengundang para murid dan
juaga umat-Nya dalam sebuah perjamuan untuk menjadikan mereka satu keluarga
dalam kerajaan-Nya. Perjamuan ini menjadi tanda bahwa Allah peduli dengan
umat-Nya, disamping itu juga memampukan umat untuk menjalin relasi dengan
sesamanya. Namun pada item yang sama ditemukan 2 responden dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
prosentase 4% merasa ragu-ragu untuk menyetujui bahwa Ekaristi merupakan
perjamuan yang menyatukan manusia dengan Alah dan juga dengan sesamanya.
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum muda sudah merasakan
bahwa mereka diundang untuk mengikuti perjamuan/Perayaan Ekaristi dan diajak
untuk bersatu dengan Allah melalui terang Roh kudus. Melalui terang Roh Kudus
ini kaum muda diajak untuk terlibat dalam persatuan dengan Allah dalam Ekaristi
dan membentuk suatu persaudaraan antar umat beriman dalam terang Roh Kudus,
hal inilah yang sering disebut sebagai Koinonia.
Pada item nomor 18, sebanyak 45 responden dengan prosentase sebanyak
90% menyetujui bahwa, Ekaristi merupakan sumber serta puncak seluruh
kehidupan Kristiani. Dengan data tersebut diketahui bahwa kaum muda
menyadari bahwa Ekarsiti sebagai sebuah kebutuhan rohani. Dengan demikian
mereka juga memahami bahwa Ekaristi tidak hanya sebagai pusat seluruh liturgi
Gereja, tetapi juga menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja. Dengan ikut
serta dalam kurban Ekaristi menjadikan Ekaristi sebuah kesatuan utuh yang tidak
bisa memisahkan Ekaristi dengan kehidupan sehari-hari. Hidup sehari-hari
memperoleh kekuatan dan dasarnya dari Ekaristi sebagai sumber. Dari Ekaristilah
mengalir daya kekuatan yang menjiwai dan menggerakkan seluruh hidup Kristiani
mereka dalam mengarungi suka duka kehidupannya. Selain itu Ekaristi juga
menjadi puncak seluruh kegiatan umat Kristiani. Namun dari nomor item tersebut
terdapat sebanyak 5 responden dengan prosentase 10% yang tidak menyetujui
bahwa, Ekaristi merupakan sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani.
Mereka merasa bahwa tidak selalu Ekaristi yang menjadi bagian dari hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kristiani, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat lainnya yang dapat
menunjukkan bentuk kehidupan Kristiani. Dari kedua fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa semua bidang kehidupan yang dijalani oleh umat Kristiani
hendaknya tertuju dan mengarah kepada Ekaristi sebagai puncaknya.
Pada item nomor 19, sebanyak 50 responden dengan prosentase 100%
menyetujui bahwa, Ekaristi memampukan mereka untuk tinggal dalam Kristus
dan Kristus tinggal di dalam kehidupan mereka. Dari data tersebut diketahui
bahwa, kaum muda telah menanggapi undangan dari Yesus untuk tinggal
bersama-Nya. Sama halnnya yang dilakukan olehpara murid di jaman Yesus yang
mau menangapi ajakan Yesus untuk tinggal bersama-sama dengan Dia. Undangan
ini dimaksudkan oleh Yesus agar para Murid mengalami, merasakan, menghidupi
dan mengalami sendiri misteri pribadi dan hidup Kristus. Dengan demikian
mereka dapat bersatu dalam persekutuan denganNya. Bagi para Murid sendiri,
pengalaman tinggal bersama Kristus menjadi suatu misi dalam perutusan dan
mewartakan kabar genmbira ke seluruh dunia. Kaum muda merasakan bahwa di
dalam Ekaristi Yesus menjadi roti hidup yang diserahkan bagi umat-Nya. Dari roti
hidup inilah mereka diberi suatu kehidupan. Melalui Ekaristi kaum muda diajak
untuk tinggal bersama Kristus, masuk dan menyatu di dalam misteri Ekaristi,
yakni misteri wafat dan kebangkitan-Nya. Pengalaman tinggal bersama Kristus
terwujud dalam penyambutan komuni suci. Merayakan Ekaristi berarti
menyambut Tubuh dan Darah-Nya dalam komuni suci yang menjadi tanda bahwa
umat tinggal di dalam Kristus dan Kristus tinggal di dalam hidup umat. Dari
kenyataan ini apat disimpulkan bahwa kaum muda memiliki kemauan untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tinggal dalam Kristus supaya Kristus juga berkenan untuk bekerja di dalam
kehidupan mereka.
Pada item nomor 20, yakni sebanyak 44 dengan prosentase sebanyak 88%
menyetujui bahwa, Ekaristi sebagai sumber untuk memperoleh kekuatan dalam
menghadapi persoalan hidup. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda
menyadari akan kebutuhannya akan perjumpaaan dengan Allah. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kaum muda merupakan manusia biasa yang dikenal dengan
memiliki banyak masalah sesuai tahapan usianya. Masa muda adalah masa
pencarian jati diri, maka tidak heran bahwa kebanyakan dari mereka yang masih
labildari segi emosionalnya dan bingung menentukan arah jalan hidupnya lewat
hal-hal yang mereka sukai. Hingga terkadang ketika masalah datang, hanya
sedikit dari mereka yang dapat bersikap dewasa untuk mengatasinya namun tidak
sedikit juga yang mencari ketenangan diri untuk nantinya dapat memecahkan
masalahnya masing-masing. Bagi kaum muda Katolik, Perayaan Ekaristi
merupakan salah satu alternatif pilihan dalam proses mengatasi masalah hidup.
Perjumpaan dengan Tuhan di dalam Ekaristi memberikan kekuatan tersendiri bagi
mereka. Dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus, mereka merasa lebih
dekat dengan Yesus. Relasi yang hangat dengan Yesus memberikan mereka rasa
aman dan damai. Sehingga mereka merasa ketika dekat dengan Yesus mereka
dapat menghadapi masalahnya dengan baik. Dari item nomor 20, terdapat juga
sebanyak 7 responden dengan prosentase sebesar 14% yang tidak menyetujui
bahwa, mereka Ekaristi merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh
kekuatan hidup. Alternatif pilihan seperti ziarah juga sedang digandrungi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kaum muda saat ini. Secara devosional mereka mengungkapakan dan
memohonkan rahmat bagi persoalan hidup mereka.
Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa, kaum muda
menyadari kebutuhannya akan rahmat dari Allah untuk kehidupan pribadi mereka.
Yesus menjadi kekuatan mereka untuk mengahadapi persoalan hidup kaum muda.
Pada item nomor 21, sebanyak 44 responden dengan prosentase sebesar
88% menyetujui bahwa, Ekaristi merupakan sebuah kebutuhan rohani dan sumber
kekuatan hidup bagi kaum muda. Dari data ini diketahui bahwa banyak kaum
muda menjadikan Ekarsiti sebagai kebutuhan rohani mereka. Ekaristi bukan
hanya menjadi kekeuatan bagi mereka dalam menghadapi persoalan hidup, tetapi
juga menjadi kekuatan bagi mereka dalam menjalani hidup. Dengan merayakan
Ekaristi setiap hari mereka merasa hidup bersama dengan Yesus. Yesus menjadi
teman seperjalanan bagi mereka. Kaum muda merasa lebih lega ketika usai
merayakan Ekaristi. Mereka merasa mantab untuk menjalani hari mereka bersama
dengan Yesus. Namun dari tabel 3 pada item yang sama, terdapat 6 responden
dengan prosentase sebesar 12% dengan ragu-ragu menyetujui bahwa Ekaristi
merupakan sumber kebutuhan rohani dan kekuatan hidup mereka.
Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum muda Katolik
tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan mereka akan iman. Iman yang harus
senantiasa mereka rayakan, dan Ekaristi merupakan satu-satunya cara dalam
mengungkapkan iman. Dengan menyambut Kristus mereka mendapatkan
kekuatan untuk menjalani hidup dan bahkan dalam menghadapi segala
permasalahan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Pada item nomor 22, sebanyak 27 responden dengan prosentase sebesar
54% menyetujui bahwa, sebagai kaum muda mereka tertarik merayakan Ekaristi
dengan menggunakan lagu rohani Ekaristi. Dari data tersebut diketahui sebagian
besar kaum muda memiliki minat terhadap lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani
Ekasiti bagi mereka adalah lagu yang lebih dekat dengan mereka. Selain dengan
syair lagu yang mudah dipahami lagu rohani bagi mereka sesuai dengan gaya
anak muda sekarang ini. Namun pada nomor item yang sama, yakni sebanyak 23
responden dengan prosentase sebesar 46% tidak menyetujui bahwa, sebagai kaum
muda mereka tertarik merayakan Ekaristi dengan menggunakan lagu rohani
Ekaristi. Dari data ini diketahui bahwa mereka belum tertarik untuk merayaakan
Ekaristi dengan menggunakan lagu rohani Ekaristi, beberapa kaum muda masih
tertarik dengan lagu Ekaristi yang sudah ada dan sudah sangat familiar dikalangan
umat. Dari kedua data ini dapat disimpulkan bahwa belum semua kaum muda
merasa nyaman dengan penggunaan lagu rohani Ekaristi dalam Perayaan Ekaristi.
Pada item nomor 23, sebanyak 44 responden dengan prosentase sebanyak
88% menyetujui bahwa sebagai kaum muda, melalui lagu rohani Ekaristi mereka
merasa tersentuh akan kehadiran Allah dalam perayaan Ekaristi. Dari data tersebut
diketahui bahwa cukup banyak dari kaum muda merasa tersentuh melalui lagu
rohani Ekaristi. Lagu rohani Ekaristi juga merupakan ungkapan syukur atas berkat
yang telah Allah berikan. Lagu rohani Ekaristi juga merupakan sebuah bentuk
komunikasi dari manusia kepada Allah. Lagu rohani dalam Ekaristi juga
merupakan tanggapan iman. Dengan lagu rohani Ekaristi digambarkan bahwa
kaum muda merasakan kehadiran Allah melalui hal-hal yang dekat dan khas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dengan dinamika kaum muda saat ini. Namun pada nomor yang sama, sebanyak 6
responden dengan prosentase sebanyak 12% tidak menyetujui bahwa, mereka
tersentuh oleh kehadiran Allah lewat lagu rohani Ekaristi. Beberapa dari kaum
muda masih memilih masuk ke dalam keheningan, dalam hal ini dengan berdoa,
untuk dapat merasakan kehadiran Allah.
Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa belum semua kaum
muda dapat merasakan kehadiran Allah lewat lagu rohani Ekaristi, namun
sebagian besar dari mereka sudah dapat menemukan kehadiran Allah melalui lagu
rohani Ekaristi sebagai salah satu bentuk ungkapan iman.
Pada item nomor 24, yakni sebanyak 41 responden dengan prosentase
sebanyak 82% menyetujui bahwa, lagu rohani membantu mereka dalam
memaknai ekaristi. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda dapat memaknai
Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani Ekaristi membantu umat dalam
merayakan perayaan pengenangan misteri Ekaristi, yakni misteri wafat dan
kebangkitan Kristus. Selain lagu rohani Ekaristi membantu umat mengenangkan
misteri Ekaristi, lagu rohani juga merupakan rasa syukur atas ungkapan kasih
Kristus yang telah diberikan kepada umat-Nya lewat pengorbanannya di salib.
Dengan ungkapan syukur tersebut umat semakin di dekatkan dengan Allah dan
melalui Ekaristi umat disatukan kembali dengan Allah, dam merayakannya
bersama dengan umat seluruh Gereja. Namun dari tabel tersebut sebanyak 9
responden dengan prosentase sebanyak 18% tidak menyetujui bahwa, lagu rohani
Ekaristi dapat membantu mereka memaknai Ekaristi. Hal ini dapat disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
oleh karena mereka belum terbiasa dengan lagu rohani Ekaristi yang termasuk
dalam khasanah lagu modern Gereja.
Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa, bagi kaum muda
pemaknaan Ekaristi bukan melulu soal lagu yang dipakai dalam Perayaan
Ekaristi. Namun terdapat hal-hal yang lain yang dapat membantu mereka dalam
memaknai Ekaristi seperti rumusan doa, pemilihan bacaan Kitab Suci dan juga
kotbah.
Pada item nomor 25, sebanyak 43 responden dengan prosentase sebanyak
86% menyetujui bahwa, lagu rohani Ekaristi dapat membantu mereka untuk
mengungkapkan iman saat merayakan Ekaristi. Dari data tersebut diketahui
bahwa kaum muda dapat menjadikan lagu rohani Ekaristi sebagai sarana yang
membantu mereka dalam mengungkapkan iman saat Ekaristi. Seperti pada yang
sudah dibahas dalam nomor-nomor sebelumnya bahwa kaum muda mampu
menjadikan hal-hal baru, dalam hal ini lagu rohani Ekaristi, sebagai sarana yang
membantu mereka mengungkapakan iman. Dari fakta ini dapat disimpulakan
bahwa lagu rohani Ekaristi sudah menjadi bagian dalam kehidupan menggereja,
terutama saat merayakan Ekaristi. Kaum muda merasa terbantu mengungkapkan
imannya secara leluasa dengan syair religius yang mengena di hati mereka.
Dengan lagu rohani Ekaristi kaum muda dapat memaknai perayaan secara lebih
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3. Usaha meningkatkan pemaknaan Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi
Dalam tabel 4 pada item nomor 26, ditemukan sebanyak 29 responden
dengan prosentase sebesar 58% menyetujui bahwa, paroki perlu mengupayakan
pengembangan lagu-lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan selera anak muda.
Dari data tersebut diketahui bahwa kaum muda memiliki harapan kepada paroki
untuk ikut serta dalam hal perkembangan iman kaum muda. Selain melibatkan
kaum muda dalam peranannya sebagai petugas liturgi, Paroki St Antonius
Kotabaru perlu mengadakan pengembangan-pengmbangan dalam hal liturgi,
khususnya lagu rohani Ekaristi, yang menjadi salah satu bagian penting dalam
liturgi. Dengan adanya pengembangan lagu rohani Ekaristi diharapkan kaum
muda dapat lebih mudah mengungkapkan imannya. Di dalam tabel tersebut pada
nomor item yang sama, terdapat sebanyak 21 responden tidak menyetujui bahwa,
paroki perlu melakukan pengembangan lagu rohani Ekaristi. Hal ini dikarenakan
masih terdapat banyak aspek yang perlu dikembangkan tidak hanya soal lagu
Ekaristi, namun juga bisa dalam bidang liturginya seperti pendampingan
kelompok penyusun Ekaristi Kaum Muda (EKM) dan lain sebagainya.
Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa bidang-bidang kegiatan
kaum muda membutuhkan pendampingan dari paroki, termasuk dalam hal
pengembangannya. Hal ini dimaksudkan agar Ekaristi tidak menjadi sebuah
rutinitas yang membosankan, terutama bagi Paroki St. Antonius Kotabaru yang
sebagian besar umatnya adalah kaum muda.
Pada item nomor 27, sebanyak 40 responden dengan prosentase sebanyak
80% menyetujui bahwa, paroki perlu melibatkan kaum muda yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
potensi dalam hal musik untuk mencipta lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan
minat kaum muda. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda masih perlu
dilibatkan untuk mencipta lagu rohani Ekaristi. Paroki St. Antonius Kotabaru
merupakan paroki yang memiliki perhatian khusus pada kaum muda, termasuk
dalam hal musik Gereja. Paroki St. Antonius Kotabaru selalu memberikan
peluang bagi umat untuk menyumbangkan karyanya dalam bentuk lagu rohani
Ekaristi ciptaan mereka untuk dapat dimasukkan ke dalam buku Kidung Ekaristi
Kotabaru (KEK). KEK merupakan buku yang digunakan oleh Paroki St Antonius
sebagai alternatif pilihan lagu Ekaristi yang dapat digunakan dalam perayaan
Ekaristi di paroki tersebut. Lagu-lagu dalam buku KEK adalah kumpulan lagu
rohani Ekaristi yang sering digunakan dalam Perayaan Ekaristi. KEK menjadi
peluang bagi para pencipta lagu rohani yang mengharapkan lagu yang mereka
buat dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi umat dalam memaknai Ekaristi.
Namun dari tabel 4 pada momor item yang sama, terdapat sebanyak 10 responden
yang tidak menyetujui bahwa, kaum muda tidak perlu dilibatkan dalam mencipta
lagu rohani Ekaristi. Hal ini menunjukkan bahwa ada sejumlah kaum muda yang
kurang memiliki perhatian pada bidang liturgi, khususnya lagu rohani. Kalaupun
ada yang berminat bukan berarti mereka mampu mencipta lagu yang sesuai
dengan makna dari Ekaristi itu sendiri.
Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa, peluang mencipta lagu
Ekaristi seperti ini merupakan peluang bagi kaum muda untuk terlibat dalam
kehidupan menggereja, khususnya mereka yang memeiliki kemampuan dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
bermusik. Kesempatan ini bukan menjadi penghalang bagi kaum muda untuk
mengembangkan bakat dan minat selain mereka mengembangkan iman mereka.
Pada item nomor 28, sebanyak 42 responden dengan prosentase sebesar
84% menyetujui bahwa, perlu diupayakan sosialisasi dan pengenalan lagu-lagu
rohani Ekaristi pada kaum muda. Dari fakta ini diketahui bahwa kaum muda
memerlukan sosialisasi dan juga pengenalan lagu-lagu rohani Ekaristi. Hal ini
penting, mengingat kaum muda yang hadir dalam perayaan Ekaristi bukan berasal
dari paroki Kotabaru. Sebagian besar dari kaum muda yang mengahadiri Ekarsiti
adalah para pendatang dari luar Kota Yogyakarta yang sedang dalam menjalani
studi maupun bekerja di Yogyakarta. Gereja St. Antonius Kotabaru selalu menarik
perhatian kaum muda khususnya dalam penyelenggaraan Perayaan Ekaristi.
Dengan tersedianya jadwal waktu Perayaan Ekaristi yang banyak, Gereja St.
Antonius menjadi pilihan bagi kaum muda untuk merayakan Ekaristi karena
lokasinya tepat berada dekat dengan pusat kota Yogyakarta. Sosialisasi dan
pengenalan lagu rohani Ekaristi yang telah coba diupayakan oleh Paroki St.
Antonius Kotabaru adalah dengan memberikan tugas kepada petugas koor untuk
menyanyikan lagu pra-Ekaristi. Lagu pra-Ekaristi dimunculkan dengan harapan
agar umat dapat mengenal lagu-lagu yang digunakan di Paroki St. Antonius
Kotabaru tanpa ada ikatan dalam perayaan Ekaristi. Selain itu dalam panduan
Ekaristi mingguan yang dibawa oleh umat juga terdapat lagu pra-Ekaristi yang
dinyanyikan beserta notasinya. Namun dari tabel 4 juga ditemukan sebanyak 8
responden, pada nomor item yang sama, dengan prosentase sebesar 16% tidak
menyetujui perlunya upaya sosialisasi dan pengenalan lagu rohani Ekaristi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kaum muda. Hal ini dikarenakan upaya yang dilakukan paroki sudah cukup
membantu bagi umat untuk mengenali lagu rohani yang terdapat dalam buku
KEK.
Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa masih perlunya
sosialisasi dan pengenalan lagu rohani Ekaristi bagi kaum muda. Karena tidak
semua kaum muda berasal dari Paroki Kotabaru, dan butuh waktu yang cukup
bagi mereka untuk mengenal lagu-lagu rohani Ekaristi tersebut.
Pada item nomor 29, sebanyak 37 responden dengan prosentase sebesar
74% menyetujui bahwa, perlu diadakan festival koor lagu-lagu rohani Ekaristi
baru yang melibatkan kaum muda. Dari fakta tersebut diketahui bahwa kaum
muda sependapat untuk mengadakan festival atau parade koor dengan materi lagu
rohani Ekaristi sebagai bentuk sosialisasi serta pengenalan lagu-lagu rohani
Ekaristi baru kepada umat. Langkah ini merupakan salah satu cara yang tepat
dalam hal mensosialisasikan dan mengenalkan umat pada lagu rohani Ekaristi.
Dengan mengikutsertakan umat sebagai peserta koor makin menambah rasa
persaudaraan dan kekompakan antar umat dalam satu kelompok koor maupun
dengan kompertitor koor yang lain. Kaum muda juga hendaknya dilibatkan baik
sebagai peserta maupun panitia penyelenggara. Namun hal yang berbeda juga
nampak pada nomor item yang sama, yakni sebanyak 13 responden dengan
prosentase sebesar 26% memilih netral, yakni tidak memilih setuju atau tidak
setuju dengan pernyatan tersebut. Hal ini diketahui karena terdapat bidang-bidang
lain yang dapat melibatkan kaum muda dalam kehidupan menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Dari kedua fakta ini dapat disimpulkan bahwa mengadakan festival koor
lagu-lagu rohani Ekaristi baru merupakan salah satu alternatif pilihan untuk
melibatakan kaum muda dalam kegiatan menggereja. Festival koor tersebut dirasa
dapat membantu umat, khususnya kaum muda unuk dapat meningkatkan
pemaknaannya terhadap Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi.
Pada item nomor 30 sebanyak 49 responden dengan prosentase sebanyak
98% menyetujui bahwa, perlu adanya seorang pastor pembimbing kaum muda
yang bisa mendampingi dan mengarahkan kaum muda dalam meningkatkan
penghayatan mereka terhadap makna Ekaristi. Dengan fakta ini diketahui bahwa
kaum muda mengharapkan adanya pastor yang mau mendampungi kaum muda
untuk memperkembangkan hidup menggereja. Paroki St. Antonius Kotabaru
memiliki berbagai wadah dalam memperkembangkan bakat dan iman kaum muda,
namun kaum muda masih merasakan kurangnya bimbingan dari seorang pastor.
Bimbingan dan pendampingan tersebut diharapkan dapat membantu mereka
dalam memperkembangkan iman sekaligus membantu meningkatkan pemakanaan
mereka dapa Ekaristi terutama lewat peranan lagu rohani Ekaristi.
E. Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan dari laporan penelitian di Paroki St. Antonius Kotabaru
mengenai peranan lagu rohani Ekaristi terhadap pemaknaan Ekaristi bagi kaum
muda ini akan menjadi titik tolak dalam penyusunan program dalam usaha
meningkatkan pemaknaan kaum muda akan Ekaristi termasuk keterlibatan mereka
dalam hidup menggereja. Dapat dikategorikan bahwa kaum muda di Paroki St.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Antonius Kotabaru terdiri dari para pelajar, mahasiswa dan perkerja. Kaum muda
ini tentunyta memiliki kesibukan serta tanggungjawab masing-masing yang
mengharuskan mereka untuk menyediakan waktu secara penuh pada kegiatan dan
pekerjaan mereka. Meskipun pada umumnya kaum muda memiliki kesibukan,
sebagian kecil dari mereka masih ada yang mampu meluangkan waktu untuk
menghadiri Perayaan Ekaristi harian. Penjadwalan Perayaan Ekaristi di Paroki St.
Antonuis Kotabaru, termasuk Perayaan Ekaristi harian sengaja disusun untuk
memenuhi kebutuhan umat.
Dengan tersedianya jadwal Perayaan Ekaristi tersebut, memberikan
kemudahan bagi kaum muda untuk dapat memilih waktu yang mereka inginkan,
baik itu Perayaan Ekaristi pagi hari sebelum menjalankan aktivitas maupun
perayaan Ekaristi di sore hari setelah melakukan aktivitas seharian. Perayaan
Ekaristi bagi kaum muda menjadi tempat untuk mengungkapkan iman mereka,
selain itu juga Ekaristi menjadi sarana bagi mereka untuk berjumpa dan
berkomunikasi dengan Tuhan. Bagi kaum muda Ekaristi menjadi sumber dan
puncak kehidupan kristiani, selain itu juga sebagai bentuk pengungkapan iman
mereka akan Yesus Kristus. Perayaan Ekaristi bagi kaum muda sudah menjadi
kebutuhan rohani.
Dari kenyataan ini juga disadari bahwa terdapat motivasi yang beragam
dari kaum muda itu sendiri. Baik bagi mereka yang membutuhkan rahmat
pertolongan, kesembuhan dari Allah, ataupun sekedar merasakan ketenangan
ketika bertemu dengan Tuhan. Kaum muda menyadari bahwa Ekaristi, yakni
dengan menyambut Yesus dalam rupa Tubuh dan Darah-Nya, dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
mereka dalam menghadapi persoalan hidup mereka. Dengan Ekaristi, kaum muda
tidak hanya ikut serta dalam perjamuan yang menyatukan manusia dengan Allah,
namun lebih dari itu, semua orang yang hadir dalam perayaan keselamatan itu
dijadikan satu dalam sebuah komunio, yakni relasi manusia dengan Allah dan
juga antar sesama.
Dari hasil yang diperoleh, kaum muda kurang mendapat pengetahuan yang
mendalam tentang lagu rohani, khususnya yang berkaitan langsung dengan
Perayaan Ekaristi. Kaum muda kurang memahami tentang perbedaan lagu rohani
Ekaristi dengan lagu pop rohani. Lagu rohani Ekaristi ini lah yang sebenarnya
dapat membantu umat, khususnya kaum muda untuk dapat memaknai Perayaan
Ekaristi, disamping unsur-unsur lain yang dapat membantu umat untuk lebih
memaknai Ekaristi. Namun di luar itu semua, motivasi yang kaum muda miliki
untuk secara rutin mengikuti Perayaan Ekaristi dan berjumpa dengan Tuhan
adalah sesuatu yang patut diapresiasi.
Melihat permasalahan di atas, penulis mencoba mengusulkan sebuah
program pendampingan yang diperuntukkan bagi kaum muda melalui sebuah
Workshop. Workshop merupakan sebuah kegiatan yang dapat membantu kaum
dalam membahas masalah-masalah aktual yang terjadi saat ini. Dengan
menggunakan metode diskusi dan juga dinamika kelompok diharapkan mampu
membantu kaum muda untuk mengerti tentang khasanah lagu rohani Ekaristi,
serta membantu meningkatkan pemaknaan kaum muda sendiri pada Perayaan
Ekaristi. Workshop ini sendiri disusun dan dilaksanakan dengan mengacu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
situasi dan juga keperihatinan di lingkup kaum muda serta metode yang
digunakan disesuaikan dengan minat kaum muda saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
USULAN KEGIATAN WORKSHOP “LAGU ROHANI EKARISTI”
UNTUK MENINGKATKAN PEMAKNAAN EKARISTI
BAGI KAUM MUDA KATOLIK DI ST. ANTONIUS KOTABARU
Pada bab sebelumnya, penulis telah memaparkan tentang metode penelitian
beserta pembahasannya. Pada pembahasan penelitian, diketahui bahwa kaum muda
kurang memiliki pengetahuan yang cukup dalam hal lagu rohani Ekaristi secara
khusus peranannya dalam hal pemaknaan Ekaristi. Kaum muda kurang mendapatkan
gambaran yang jelas tentang lagu rohani yang sesuai untuk Ekaristi.
Pada bagian awal bab IV ini, penulis akan memberikan refleksi pastoral atas
hasil penelitian pada bab sebelummnya. Kemudian penulis akan memaparkan sesuatu
kegiatan pendampingan untuk kaum muda yaitu Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”.
Workshop atau yang dikenal dengan lokakarya “Lagu Rohani Ekaristi” ini diharapkan
mampu meningkatkan pemaknaan Ekaristi lewat peranan lagu rohani Ekaristi bagi
kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru. Selain itu, bab ini juga akan
menjelaskan mengenai rancangan kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” yang
diuraikan dalam pemikiran dasar, identitas kegiatan, identifikasi peserta, tema dan sub
tema, media penyampaian, sarana/peralatan, sumber bahan serta contoh rencana
pelaksaan dari salah satu sesi kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
A. Refleksi Pastoral
Kaum muda merupakan generasi penerus Gereja, Gereja sangat membutuhkan
kaum muda untuk meneruskan karya pelayanannya. Dalam usianya yang masih muda
belia, kaum muda memiliki dunianya masing-masing dimana terdapat kecenderungan
untuk bebas melakukan apapun yang mereka ingin lakukan. Kaum muda juga mudah
untuk terbawa dalam situasi yang bagi mereka membawa rasa nyaman sehingga dapat
membawa mereka pada ketidakteraturan. Namun disamping itu, mereka juga
merupakan warga Gereja yang tentu saja membutuhkan perhatian, pelayanan, dan
pengarahan. Lebih dari itu, Gereja memberikan peluang yang cukup banyak bagi
kaum muda untuk dapat ikut serta dan berperan aktif dalam kehidupan menggereja
sehingga iman mereka semakin dapat terarahkan.
Dari penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan dalam bab sebelumnya,
nampak bahwa masih terdapat sebagian kecil dari kaum muda Katolik yang kurang
memahami tentang peranan lagu rohani Ekaristi dalam meningkatkan pemaknaan
akan Ekaristi. Kaum muda lebih cenderung untuk melihat hal-hal yang secara nyata
mereka lihat di sekitar mereka tanpa melihat esensi di dalamnya. Begitupun juga yang
terjadi pada pemahaman mereka mengenai lagu rohani Ekaristi. Kesalahpahaman
mereka mengenai lagu rohani Ekaristi juga berimbas pada pemaknaan mereka
mengenai perayaan Ekaristi itu sendiri. Seperti yang ditulis dalam Dokumen Tentang
Musik Dalam Liturgi, Musicam Sacram art 11, yang menyebutkan bahwa kemeriahan
sejati liturgi tidak tergantung semata-mata pada indahnya nyanyian atau bagusnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
upacara, melainkan pada makna dan perayaan yang memperhitungkan keterpaduan
perayaan liturgis dan pelaksanaan setiap bagian sesuai ciri-ciri khasnya. Perayaan
Ekaristi bukan lagi soal perayaan pribadi yang seolah-olah lebih mementingkan
perasaan pribadi, namun Perayaan Ekaristi lebih-lebih merupakan perayaan bersama
umat.
Kaum muda membutuhkan sebuah tempat yang dapat memberi peluang untuk
terlibat dalam kehidupan menggereja. Dalam bentuk komunitas atau paguyuban yang
ada, kaum muda Katolik dapat memiliki perkembangan iman bersama dengan
teman-teman seusianya, sehingga mereka merasa nyaman dan menyenangkan untuk
berkembang. Melalui komunitas kaum muda Katolik, kaum muda belajar untuk
terlibat dalam hidup menggereja seperti berdoa bersama, sharing pengalaman iman,
kegiatan sosial dan sebagainya. Disamping itu kaum muda juga membutuhkan sebuah
pendampingan yang mampu memberikan arahan yang tepat dalam menempatkan diri
dalam kehidupan menggereja seperti dalam Ekaristi. Pendampingan mengenai liturgi
dirasa tepat untuk diadakan bagi komunitas kaum muda Katolik. Pendampingan ini
dimaksudkan untuk mengenalkan kembali sekaligus memberikan pemahaman yang
mendalam tentang makna Ekaristi. Terutama dalam konteks pelayanan jaman
sekarang dimana lagu-lagu rohani berkembang dengan cukup pesat. Bagi kaum muda
Katolik, hal ini semacam memberikan angin segar pada mereka karena hal ini sesuai
dengan gaya mereka, sehingga tidak jarang dari kaum muda yang menyalahartikan
tentang peranan lagu rohani khususnya dalam Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Secara teologis yang menjadi kekhasan dari lagu Ekaristi adalah baik teks
maupun musik serta melodinya, secara khas mengekspresikan iman Gereja yang
dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang dilakukan Allah, karya agung Allah
yang menyelamatkan dan tanggapan manusia beriman; syukur-pujian, sembah-sujud,
dan permohonan (Ujan, 2006: 27). Lagu Ekaristi sudah dipandang Gereja sebagai
bagian utuh dari perayaan liturgi dan bukan sebagai suatu unsur lepas yang
dimasukkan dan diletakkan di dalam perayaan liturgi. Sebagai bagian utuh dari liturgi,
lagu Ekaristi itu merupakan doa dan bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi
bahan tontonan. Sebab lagu Ekaristi merupkan sebuah doa yang menggerakkan
seluruh diri manusia yang menyanyi baik budi, perasaan-hati, mata, telinga, suara,
tangan maupun kaki. Dengan meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri
dengan orang lain, dengan tempat, dengan situasi merupakan maksud dan tujuan
sebuah lagu Ekaristi yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini akan sesuai dengan
hakekat dari liturgi sendiri sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang
demi kepentingan umum yakni kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan
hanya demi diri sendiri. Dengan demikian pandangan bahwa orang yang menyanyi
dengan baik sebenarnya berdoa dua kali (si bene cantat bis orat) adalah benar adanya.
Dalam Nota Pastoral KAS 2009 tentang kaum muda art. 58 dijelaskan bahwa
terdapat banyak metode dan aktivitas yang dapat dimanfaatkan untuk pelibatan kaum
muda, diantarannya retret, rekoleksi, ceramah, outbound, training, workshop,
pertemuan-pertemuan kelompok doa, pentas seni, teater, diskusi, sharing, dll, semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
metode ini dipilih dan diwujudkan dalam aneka aktivitas, yang sesuai dengan
kapasitas dan minat kaum muda.
Kegiatan pendampingan yang diusulkan dalam skripsi ini selain dimaksudkan
untuk mengenalkan kembali pada kaum muda tentang makna Ekaristi, juga
diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mereka tentang peranan lagu rohani
Ekaristi sehingga dari keduanya terdapat kesinambungan bahwa lagu rohani Ekaristi
dapat berperan dalam pemaknaan Ekaristi bagi kaum muda. Seperti yang ditulis
dalam Dokumen Tentang Musik Dalam Liturgi atau Musicam Sacram art 11, yang
menyebutkan bahwa kemeriahan sejati liturgi tidak tergantung semata-mata pada
indahnya nyanyian atau bagusnya upacara, melainkan pada makna dan perayaan yang
memperhitungkan keterpaduan perayaan liturgis dan pelaksanaan setiap bagian sesuai
ciri-ciri khasnya.
Dalam Nota Pastoral KAS 2009 tentang kaum muda art. 61 diuraikan bahwa;
“Melalui proses pendampingan dan kesempatan untuk terlibat, orang muda dapat menimba pengetahuan yang pada gilirannya akan berguna bagi mereka dan juga Gereja sendiri. Demi pengembangan pemahaman mengenai seluk-beluk iman kristiani sendiri, perlulah kiranya kepada orang muda ini ditawarkan wacana-wacana, baik yang berkaitan langsung dengan iman maupun yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, yang dapat digunakan oleh orang muda untuk berbuat lebih nyata sebagai bagian dari Gereja.”
Metode workshop ini dipilih dan diharapkan dapat sejalan dengan gaya,
situasi dan dunia kaum muda saat ini.
Akhirnya kegiatan pendampingan bagi komunitas kaum muda Katolik ini,
memang sangat dibutuhkan mengingat dari keperihatinan kaum muda serta kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
mereka akan Ekaristi. Kegiatan pendampingan tersebut hendaknya dapat menjadi
sebuah pembelajaran bagi kaum muda untuk dapat meningkatkan pemaknaan mereka
akan Ekaristi melalui peranan lagu rohani Ekaristi.
B. Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”
1. Pemikiran Dasar
Manusia sebagai makhluk ciptaan tentunya tidak dapat melepaskan dari Allah
yang telah memberi kehidupan. Keterikatan antara manusia dengan Allah inilah yang
mendorong manusia untuk senantiasa bersyukur atas berkat melimpah dari Allah.
Bagi orang Kristiani, Perayaan Ekaristi merupakan salah satu bentuk ungkapan
syukur kepada Allah. Ekaristi merupakan kurban rohani sebab Ekaristi merupakan
doa yang benar dan pujian syukur yang tepat. Ekaristi merupakan salah satu cara
memenuhi kerinduan umat kristiani dengan Allah sendiri.
Dalam Perayaan Ekaristi sendiri memiliki banyak unsur dan bagian yang tidak
dapat terpisahkan yang menjadi satu kesatuan yang utuh. Dewasa ini, Perayaan
Ekaristi dipandang umat hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja. Tidak jarang
orang yang hadir dalam Ekaristi karena memiliki banyak permohonan yang perlu
dikabulkan dan tidak sedikit yang menganggap Ekaristi sebagai formalitas belaka.
Gambaran semacam ini dapat kita lihat pada realitas hidup menggereja orang
muda Katolik saat ini. Khususnya dalam hal Ekaristi, Kaum muda Katolik Paroki St.
Antonius Kotabaru tidak semuanya aktif dalam perayaan Ekarsti harian, beberapa
diantaranya hadir dalam Perayaan Ekarsti harian karena sudah terbiasa. Beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kaum muda yang lainnya datang dalam Perayaan Ekaristi hanya untuk mencari Tuhan
karena merasa hatinya tidak tenang. Dari beberapa alasan tersebut ada kemungkinan
bahwa umat khususnya kaum muda tidak memahami makna Ekaristi mereka rayakan.
Selain hal tersebut disadari atau tidak, di era modern ini banyak hal yang
menyangkut aspek kehidupan manusia mulai berubah. Beberapa dari perubahan itu
mengarah pada hal-hal yang negatif, namun banyak dari perubahan itu berkembang
ke arah yang lebih baik. Hingga munculah beberapa produk di era modern yang
sedikit banyak dapat membantu manusia dalam menjalani hidup. Lagu pop rohani
merupakan salah satu produk era modern saat ini. Bagi kita, sebagai umat katolik
melihat fenomena kemunculan lagu rohani sebagai sarana yang dapat membantu
menghayati iman kristiani. Maka tidak heran bahwa banyak dari umat Katolik yang
menyukai lagu-lagu pop rohani. Dampaknya adalah, umat mengadopsi lagu pop
rohani kedalam Perayaan Ekaristi sebagai lagu Ekaristi. Umat merasa lebih nyaman,
lebih senang dan lebih bergairah dengan gaya musik dari lagu pop rohani. Hal inilah
yang akhir-akhir ini mendapatkan sorotan sejak awal kemunculan lagu pop rohani
dalam Perayaan Ekaristi. Lagu pop rohani dianggap kurang sesuai dengan konteks
Ekaristi yang merupakan sebuah perayaan bersama dan bukan perayaan pribadi.
Dampak lainnya dirasakan oleh kaum muda, kaum muda mendapatkan banyak
pengaruh dari peristiwa masuknya lagu pop rohani dalam Perayaan Ekaristi. Kaum
muda menjadi kesulitan dalam membedakan antara lagu pop rohani dan lagu Ekaristi.
Mereka beranggapan bahwa lagu pop rohani sering dinyanyikan dalam perayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Ekaristi termasuk lagu Ekaristi. Bahkan ketika lagu pop modern muncul dalam
perayaan Ekaristi hanya karena pergeseran interpretasi lagu yang mampu
menunjukkan sebuah relasi antara manusia dengan Allah. Fenomena semacam inilah
yang menghambat kaum muda untuk memaknai Ekaristi secara tepat.
Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” dirasa sesuai sebagai sarana
pendampingan iman bagi kaum muda. Melalui workshop ini, kaum muda diajak
untuk saling bertukar pikiran dan berdialog satu dengan yang lain mengenai tema
yang dibahas dalam workshop. Dengan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini kaum
muda semakin diperkaya dan dapat semakin memahami mengenai hal-hal seputar
liturgi Gereja, khususnya lagu rohani Ekaristi, sehingga semakin mampu memaknai
Ekaristi yang mereka rayakan sehari-hari.
Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini bertolak pada situasi dan keprihatinan
kaum muda, sehingga proses dan tujuan yang ingin dicapai selalu menitik beratkan
pada situasi kaum muda saat ini. Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini diharapkan
mampu mengajak kaum muda untuk kembali ke dalam jiwa Ekaristi dan membantu
kaum muda untuk mengungkapkan imannya secara tepat. Kegiatan dalam Workshop
“Lagu Rohani Ekaristi” ini dibuat dengan metode yang sesuai dengan dunia dan
semangat kaum muda saat ini. Metode dalam workshop ini memungkinkan bagi kaum
muda untuk dapan mengungkapkan dan menyatakan argument mereka secara bebas
didalam forum berkaitan dengan lagu rohani Ekaristi. Hal ini diharapkan bahwa
masalah yang diangkat dalam kegiatan workshop tersebut merupakan gambaran dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
keprihatinan kaum muda saat ini. Selain itu kaum muda juga akan diberikan suatu
model pelatihan tentang cara untuk membedakan lagu-lagu rohani untuk memberikan
pelatihan bagi kaum muda, dalam suatu studi kasus, kaum muda akan dihadapkan
pada dua contoh lagu, yakni lagu Ekaristi dan lagu pop rohani. Nantinya kaum muda
akan di ajak untuk dapat menentukan lagu yang tepat digunakan dalam Perayaan
Ekaristi dan juga sesuai dengan esensi Ekaristi itu sendiri.
Oleh karena itu penulis mengusulkan kegiatan Workshop “Lagu Rohani
Ekaristi” yang diharapkan dapat mampu membantu kaum muda Katolik Paroki St.
Antonius Kotabaru dalam memaknai Perayaan Ekaristi melalui peranan lagu rohani
Ekaristi.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu kaum muda Katolik Paroki St.
Antonius Kotabaru mengetahui khasanah lagu rohani Ekaristi dan juga memahami
peranannya, sehingga semakin mampu memaknai Ekaristi secara tepat lewat
pemahaman mereka mengenai liturgi, Ekaristi dan juga lagu rohani Ekaristi. Di
bagian akhir dari kegiatan Workshop ini, peserta akan diminta untuk memilih dan
menyusun lagu rohani sebagai bentuk pemahaman mereka tentang peranan lagu
rohani Ekaristi dan juga pemaknaan mereka pada Perayaan Ekaristi. Pemilihan lagu
tersebut tetap didasarkan pada peranan dan tujuan lagu rohani Ekaristi itu sendiri pada
bagian-bagian liturgi. Hasil dari kegiatan ini berupa sebuah susuanan lagu-lagu rohani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Ekaristi yang dapat digunakan oleh Paroki St. Antonius Kotabaru sebagai refrensi
lagu rohani Ekaristi yang dapat dipakai dalam Perayaan Ekaristi.
3. Identitas Kegiatan
a. Nama Kegiatan : Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”
b. Waktu : pukul 08.00 – 16.00
c. Tempat : GKS Widyamandala
4. Identitifikasi Peserta
Peserta dalam kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” tersebut adalah
perwakilan dari kaum muda Katolik lingkungan Paroki St. Antonius Kotabaru.
Perwakilan kaum muda tersebut diharapkan merupakan seorang penggerak kaum
muda setempat, memiliki perhatian khusus di bidang liturgi, terutama paduan suara
lingkungan.
5. Tema dan Sub Tema
Pemilihan tema dan sub tema yang akan digunakan dalam program diuraikan
sebagai berikut:
a. Tema : Kaum muda; memaknai Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi
b. Sub tema : - Kembali ke jiwa Ekaristi
- Lagu rohani Ekaristi sebagai manifestasi pemaknaan Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6. Strategi Penyampaian
Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini akan dilaksanakan dalam
bentuk aktivitas kelompok beserta / semua peserta, kelompok kecil maupun individu.
Peserta akan diajak untuk melalukan berbagai aktivitas yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman mengenai Ekaristi melalui liturgi dan juga lagu-lagu
rohani Ekaristi. Kegiatan ini akan berlangsung selama 1 hari yang di dalamnya
terdapat beberapa materi. Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini akan membahas
tentang liturgi Ekaristi dan juga lagu rohani Ekaristi beserta sejarah dan
perkembangannya. Materi ini diharapkan mampu memberikan bantuan besar untuk
mencapai tujuan dari program Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” ini.
Metode yang digunakan dalam kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”
adalah metode sharing, diskusi, dinamika dalam kelompok dan juga studi kasus yang
nantinnya dapat diplenokan di bagian akhir kegiatan workshop. Yang ingin dicapai
dalam proses workshop ini yaitu kaum muda memiliki pemahaman yang cukup
mengenai Ekaristi melalui pengetahuan tentang liturgi dan lagu rohani Ekaristi,
sehingga nantinya kaum muda dapat memaknai Ekaristi secara lebih tepat.
7. Sarana/Peralatan
Multimedia : laptop, LCD, speaker, wireless.
Alat musik : gitar/keyboard.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Alkitab, Puji Syukur, Madah Bakti, Kidung Ekaristi Kotabaru dan
Bernyanyilah Bagi Tuhan, perlengkapan dinamika kelompok.
8. Sumber Bahan
Liturgi; Perayaan Keselamatan, Liturgi; Pengantar untuk Studi, Praksis
Liturgi, Musik Gereja Zaman Sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
9. Matriks Kegiatan Workshop
Tema Umum : Kaum muda; memaknai Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi.
Tujuan umum : Membantu kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru mengetahui khasanah lagu rohani Ekaristi
dan juga memahami peranannya, sehingga semakin mampu memaknai Ekaristi secara tepat lewat pemahaman mereka
mengenai liturgi, Ekaristi dan juga lagu rohani Ekaristi
Tabel 6
Matrik Kegiatan Workshop “Lagu Roahni Ekaristi”
No. Tema Tujuan tema Materi Metode Sarana Sumber Bahan
1. Kembali ke jiwa Ekaristi.
Mengenalkan kembali tentang liturgi Ekaristi kepada kaum Muda
Materi untuk tema “Kembali ke jiwa Ekaristi”
Informasi Sharing Tanya-jawab Diskusi
Kitab Suci Hand Out
Liturgi; Perayaan Keselamatan,
Liturgi; Pengantar untuk Studi
Praksis Liturgi, Musik Gereja Zaman Sekarang.
2. Lagu rohani Ekaristi sebagai manifestasai pemaknaan Ekaristi
Membantu kaum muda memaknai Ekaristi melalui lagu rohani Ekaristi
Materi untuk tema “lagu rohani Ekaristi sebagai manifestasi perayaan Ekaristi
Informasi Sharing Tanya-jawab Diskusi Dinamika
Kelompok Pleno
Kitab Suci Hand Out Buku Puji
Syukur, Madah Bakti, KEK, BBT
Praksis Liturgi, Musik Gereja Zaman Sekarang.
Majalah Bulanan Kristiani INSPIRASI, Lentera Yang Membebaskan no 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
10. Gambaran dan Jadwal Kegiatan Workshop
Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” bagi kaum muda ini akan
dilaksanakan di GKS Widyamandala milik Paroki St. Antonius Kotabaru. Workshop
ini akan dilaksanakan satu hari yakni pada hari minggu. Workshop “Lagu Rohani
Ekaristi” ini dimulai pukul 08.00-16.00. Penulis akan memimpin jalannya kegiatan
Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”. Penulis juga melibatkan pengurus kaum muda
paroki sebagai tim penyelenggara yang membantu suksesnya program Workshop
“Lagu Rohani Ekaristi” bagi kaum muda tersebut.
Penjabaran waktu program workshop “Lagu Rohani Ekaristi” adalah sebagai
berikut:
Tabel 7
Jadwal Acara Kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”
Waktu Acara Penanggung Jawab
07.30-08.00
Registrasi Workshop “Lagu
Rohani Ekaristi” & pembagian
snack
Peneliti & Team
08.00-08.05 Ice Breaking Peneliti & Team
08.05-08.15
Perkenalan dan sambutan dari
Romo Paroki St. Antonius
Kotabaru
Peneliti & Team
08.15-08.45
(30 menit)
Sesi 1
Materi 1.
Apa itu Workshop “Lagu Rohani
Ekaristi”?
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
11. Contoh Satuan Pendampingan Kegiatan Workshop
Berdasarkan usulan kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi” diatas, maka
pada badian ini penulis akan mengajukan satu contoh persiapan kegiatan workshop.
Contoh satuan persiapan ini merupakan salah satu sesi dari 2 sesi yang ada di dalam
kegiatan Workshop “Lagu Rohani Ekaristi”.
08.45-10.45
(120 Menit)
Materi 2
Liturgi dan Ekaristi
Tanya-jawab
Pembicara dari Pusat
Musik Liturgi
10.45-11.00 snack Peneliti & Team
11.00- 12.30
Sesi 2
Pembagian dalam kelompok kecil
Penugasan
Peneliti & Team
12.30-13.00 Makan Siang Peneliti & Team
13.00-13.30 Pleno dalam Kelompok besar Peneliti & Team
13.30-14.30 Materi 3
Peranan Lagu Rohani Ekaristi
Tanya-jawab
Pembicara dari Pusat
Musik Liturgi
14.30-15.00 Penarikan Kesimpulan Peneliti & Team
bersama pembicara dari
Pusat Musik Liturgi
15.00-15.15 Evaluasi dan saran Peneliti & Team
15.15 Penutupan Workshop “Lagu
Rohani Ekaristi”
Peneliti & Team
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Contoh Persiapan
A. Identitas
1. Judul Sesi : Peranan Lagu Rohani Ekaristi.
2. Tujuan Sesi : Kaum muda semakin memahami peranan lagu rohani Ekaristi.
3. Peserta : Kaum muda Katolik Paroki St. Antonius Kotabaru.
4. Tempat : GKS Widyamandala.
5. Pelakasana : Alfonsus Adi Nugraha.
6. Hari/Tanggal : Minggu, 15 November 2015.
7. Waktu : Pukul 11.00- 14.30 WIB
B. Pemikiran Dasar
Paroki St. Antonius Kotabaru merupakan Paroki yang sangat memperjuangkan
pengembangan iman kaum muda. hyal ini dapat dilihat dari banyaknyawadah atau
komunitas yang memungkingkan bagi kaum muda untuk dapat mengembangkan
minat dan sekaligus iman mereka. Namun pada kenyataannya masih banyak kaum
muda yang masih merasa kurang dalam mendapatkan pemahaman yang cukup
tentang pengetahuan iman Katolik. Diantaranya pengetahuan kaum muda tentang
khasanah lagu rohani Ekaristi serta pemahaman mereka tentang peranan lagu rohani
Ekaristi dalam Perayaan Ekaristi. Hal ini menunjukkan bahwa kaum muda
memerlukan sebuah pendampingan yang secara khusus membantu kaum muda untuk
melengkapi kekurangpahaman mereka akan hal-hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan dalam Nota Pastoral KAS 2009
tentang kaum muda (art. 16) yang mengatakan bahwa;
“Masa muda adalah masa yang paling baik untuk mendapatkan dan menyerap aneka macam pendidikan. Dalam masa inilah orang muda belajar merasakan, melihat, mengalami dan melakukan sesuatu sehingga nalar, gerak hidup dan hati mereka bertumbuh dengan baik. Semakin baik dan benar pendampingan yang diperoleh, orang muda akan bertumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan bijaksana. Untuk itu, perlu tersedia fasilitas pendidikan formal dan non formal yang berkualitas dan didukung oleh orang-orang yang penuh dengan dedikasi. Pendidikan yang bermutu akan memberikan ruang yang kondusif bagi orang muda untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan mampu menyikapi dunianya dengan bijaksana.”
Dengan demikian pendampingan kepada kaum muda mengenai pemahaman
mereka mengenai peranan lagu rohani Ekaristi dirasa sangat perlu untuk
pengembangan iman kaum muda sendiri.
C. Tujuan Pertemuan
Kaum muda semakin mengetahui khasanah lagu Ekaristi serta memahami
peranan lagu rohani Ekaristi.
D. Materi
Lagu-lagu rohani dan lagu Ekaristi dan peranan lagu Ekaristi.
E. Sumber Bahan
1. Prier, Karl. E. SJ. (2009) Musik Gereja Zaman Sekarang. Yogyakarta: PML.
2. Ujan, Bernardus. Boli. SVD. (2006) Majalah Bulanan Kristiani INSPIRASI,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lentera Yang Membebaskan no 24. Semarang.
3. KWI. Komisi. Liturgi. (2002) Pedoman Umum Misale Romawi. Ende: Nusa Indah.
4. Kidung Ekaristi Kotabaru, Bernyanyilah Bagi Tuhan.
F. Metode
1. Ceramah
2. Sharing dan tanya-jawab
3. Dinamika Kelompok
G. Sarana
1. Handout
2. Alat Tulis
3. Laptop
4. Sound System
H. Proses Pendampingan
1. Pengantar
Selamat Pagi teman-teman, masih semangat? Mari kita cek semangatnya
terlebih dahulu. Jika saya mengucapkan “kaum muda Katolik”, teman-teman silahkan
menjawab dengan semangat “100 persen Katolik, 100 Persen Indonesia”. Kemudian
disertai gerakan menyilangkan kedua tangan di depan dada selanjutnya mengepalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
tangan kanan ke atas. Setelah kita mendengarkan pemaparan tentang Ekaristi,
berikutnya kita akan masuk pada sesi berikutnya tentang peranan lagu Ekaristi.
2. Kegiatan Inti
Sebelum masuk ke dalam materi tentang pemahaman peranan lagu Ekaristi,
peserta akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok
beranggotakan 7-8 orang. Setelah terbagi dalam 5-6 kelompok, peserta akan
dibagikan 2 buah buku, yakni buku Kidung Ekaristi Kotabaru dan buku Bernyanyilah
Bagi Tuhan. Pendamping akan mengajak peserta untuk mencari lagu-lagu dalam
kedua buku tersebut sesuai dengan kriteria yang telah diberikan pada masing
kelompok, dengan dipandu beberapa pertanyaan berikut ini:
Carilah 1 buah lagu dari masing-masing buku yang disediakan sesuai dengan
kriteria yang telah diberikan pada masing-masing kelompok!
Jelaskan alasan anda memilih lagu tersebut! Mengapa lagu ini sesuai dengan
kriteria tersebut?
Setelah masing-masing peserta mendiskusikan pertanyaan tersebut dalam
kelompok, kemudian pendamping meminta wakil dari masing-masing kelompok
untuk maju ke depan untuk memaparkan hasil temuan mereka atas pertanyaan yang
diberikan kepada kelompok. Setelah sesi pleno dari masing-masing kelompok selesai,
pendamping kemudian melanjutkan dengan pemaparan mengenai apa yang dimaksud
dengan lagu rohani Ekaristi sekaligus peranannya dalam Perayaan Ekaristi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
a. Jenis Lagu Rohani
1) Lagu Gerejani
Menurut Bernardus B. Ujan yang tulisannya dimuat dalam Inspirasil; Lentera
Yang Membebaskan (2006: 26), menjelaskan bahwa lagu Gerejani atau musik Gereja,
dalam bahasa latin musica eccelsiastica adalah istilah yang digunakan oleh para
pengikut Kristus atau Gereja ketika persekutuan beriman ini menyadari kekhasannya
dalam mengekspresikan iman lewat musik/lagu terutama dalam ibadat atau liturgi.
Istilah ini mengacu pada tatanan bunyi dengan melodi tertentu tanpa teks atau sesuai
dengan bentuk teks yang mengungkapkan baik isi hati umat beriman maupun ajaran
dan iman Gereja.
Musik ini dapat dihasilkan dengan bantuan alat atau instrument maupun
dengan suara vokal penyanyi. Karena mengungkapkan iman yang diajarkan dan
dihayati oleh umat beriman maka musik Gereja memiliki kekhasan dibandingkan
dengan musik dari umat yang beragama lain meskipun dipengaruhi juga oleh musik
agama lain misalnya dari musik orang Yahudi. Musik/lagu Gereja pada umumnya
adalah salah satu bentuk dari musik religus atau musik rohani.
2) Lagu Rohani
Lagu Rohani atau musik religius (musica religiosa) adalah musik yang
mengungkapkan atau mengandung tema-tema rohani (Ujan, 2006: 26-27). Musik atau
lagu rohani ini dimiliki umat agama manapun. Bahkan ada tema musik-rohani yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
umum diterima oleh umat manapun karena bersifat universal. Baik melodi maupun
teksnya mengungkapkan pengalaman rohani yang diterima oleh orang beriman dari
berbagai agama.
Ketika suatu musik/lagu rohani mengungkapkan pengalaman khusus dari
umat agama tertentu, maka ia menjadi musik/lagu yang khas misalnya lagu rohani
khas Yahudi atau khas Hindu dan Budha atau khas Kristen dan Islam. Lagu rohani itu
jadi khas Kristiani bila mengungkapkan keyakinan iman akan Kristus Tuhan dan
Penyelamat atau akan Tritunggal Mahakudus serta pokok iman lain yang diyakini
orang Kristiani. Di dalam lingkup Gereja sendiri, lagu rohani dalam arti sempit berarti
segala macam musik/lagu yang mengungkapkan pengalaman rohani khas Gereja
tetapi tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam perayaan-perayaan liturgis. (Ujan,
2006: 26)
3) Lagu Rohani Liturgis
Lagu Liturgis atau musik suci (musica sacra) oleh Gereja Katolik merupakan
segala macam musik/lagu Gerejani atau musik/lagu rohani yang digubah khusus
untuk ibadat atau perayaan-perayaan liturgis. (Ujan, 2006: 26) Kini istilah yang lebih
populer adalah lagu rohani Ekaristi. Lagu rohani liturgis atau lagu rohani Ekaristi
dalam arti tertentu mengacu pada semua macam musik yang inspirasinya atau
maksud dan tujuan serta cara membawakannya mempunyai hubungan dengan iman
Gereja. Tema-tema yang digunakan dalam lagu rohani Ekaristi menunjuk pada salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
satu bagian dalam Perayaan Ekaristi. Berikut merupakan hasil pemaparan oleh
Bernardinus. B. Ujan (2006: 26-27) tentang ciri-ciri lagu rohani Ekaristi;
Lagu rohani Ekaristi dapat dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat musik
sebagai pengiring. Baik teks maupun musik dengan melodinya yang secara khas
mengekspresikan iman Gereja yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang
dilakukan Allah (karya agung Allah yang menyelamatkan) dan tanggapan manusia
beriman (syukur-pujian, sembah-sujud, dan permohonan). Istilah lagu liturgi
dipandang Gereja sebagai sebuah bagian utuh dari perayaan liturgi dan bukan sebagai
suatu unsur luar yang dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgis
seakan-akan suatu barang asing atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di tengah
perayaan liturgi.
Sebagai bagian utuh dari liturgi, lagu rohani Ekaristi itu merupakan doa dan
bukan sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. Musik/Lagu liturgi itu
mesti indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni musik/nyanyian pada
umumnya, namun lebih dari itu musik/lagu liturgi mengungkapkan doa manusia
beriman. Bahkan musik atau nyanyian liturgis sebagai doa mempunyai nilai tinggi.
Sebab musik-liturgi menggerakkan seluruh diri manusia yang menyanyi atau yang
menggunakan alat-alat musik (budi, perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau
kaki dll). Sekaligus demi harmoni dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri
dan menyesuaikan diri dengan orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan
maksud-tujuan musik/nyanyian liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Hal ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dengan hakekat dari liturgi sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang
demi kepentingan umum (kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya
demi diri sendiri).
b. Ciri-ciri Lagu Liturgis
Musik Liturgis (khususnya melodi yg dihasilkan oleh alat-alat musik) dan
nyanyian liturgis (khususnya teks atau tindakan liturgis yang diberi melodi), dapat
dilagukan dengan suara dan bunyi alat-alat musik sebagai pengiring. Baik teks
maupun musik dengan melodinya yang secara khas mengekspresikan iman Gereja
yang dirayakan dalam liturgi yaitu tentang apa yang dilakukan Allah (karya agung
Allah yang menyelamatkan) dan tanggapan manusia beriman (syukur-pujian,
sembah-sujud, dan permohonan).
Kita menggunakan istilah “musik-liturgis” dan bukan “musik dalam liturgi”
karena dengan “musik liturgis” mau digarisbawahi pandangan Gereja tentang musik
sebagai bagian utuh dari perayaan liturgi dan bukan sebagai suatu unsur luar yang
dicopot dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgis seakan-akan suatu barang asing
atau hal lain dari liturgi lalu diletakkan di tengah perayaan liturgi.
Sebagai bagian utuh dari liturgi, musik liturgi itu merupakan doa dan bukan
sekedar suatu ekspresi seni yang jadi bahan tontonan. Memang musik liturgi itu mesti
indah dan memenuhi persyaratan-persyaratan seni musik/nyanyian pada umumnya,
namun lebih dari itu musik liturgi mengungkapkan doa manusia beriman. Bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
musik atau nyanyian-liturgis sebagai doa mempunyai nilai tinggi. Sebab musik-liturgi
menggerakkan seluruh diri manusia yang menyanyi atau yang menggunakan alat-alat
musik (budi, perasaan-hati, mata, telinga, suara, tangan atau kaki dll). Sekaligus demi
harmoni dituntut kurban untuk meninggalkan diri sendiri dan menyesuaikan diri
dengan orang lain, dengan tempat, dengan situasi, dengan maksud-tujuan
musik/nyanyian liturgis yaitu demi Tuhan dan sesama. Ini memang cocok dengan
hakekat dari liturgi sebagai perayaan bersama yang melibatkan banyak orang demi
kepentingan umum (kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia, bukan hanya demi
diri sendiri). Oleh karena itu Gereja mewarisi pandangan bahwa orang yang
menyanyi dengan baik sebenarnya berdoa dua kali (si bene cantat bis orat). Sekali
lagi, nilai yang tinggi itu tercapai kalau ada kurban dengan meninggalkan diri sendiri
dan bersatu dengan yang lain dalam menyanyi atau bermusik demi kepentingan
bersama.
c. Seni Musik Liturgis
Musik-liturgis sebagai karya seni (bukan tontonan atau pertunjukan)
sebenarnya membantu kita semua sebagai peraya untuk mengarahkan seluruh diri
kepada inti misteri yang dirayakan dalam liturgi yaitu kepada Tuhan sendiri sebagai
sumber segala karya seni. Oleh karena itu cara-cara yang mengalihkan perhatian kita
kepada hal lain atau kepada tokoh tertentu perlu diwaspadai. Bisa saja kita memilih
seorang artis sebagai pemazmur atau penyanyi solo tetapi ketika ia menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
tugasnya tidak boleh ditonjolkan keartisannya, tetapi “fungsi liturgisnya”.
Memberikan aplaus kepada si pemazmur atau solist karena suaranya yang bagus
lebih merupakan bagian dari suatu acara panggung pertunjukan. Demikian juga
pembawa homili yang memilih dan membawakan lagu yang sedang populer di tengah
atau di akhir homili (karena ada kaitan dengan tema homili) yang langsung ditanggapi
oleh umat dengan tepuk tangan meriah, perlu dipertimbangkan apakah hal seperti itu
punya fungsi atau makna liturgis. Padahal ketika imam menyanyikan Prefasi atau
Kisah Institusi dalam Doa Syukur Agung dengan suara yang bagus tidak diberi
aplaus.
Pertimbangan yang sama dapat kita pakai untuk menilai kebiasaan koor
menyanyikan semua lagu selama perayaan liturgis. Sebetulnya koor dengan dirigen
yang bagus sungguh berfungsi liturgis kalau dapat membantu semua peraya yang lain
untuk menyanyi bersama dengan lebih baik seperti atau mendekati cara koor
menyanyi. Kalau dari awal sampai akhir semua nyanyian dibawakan hanya oleh koor,
meskipun semuanya sangat mempesona, sebetulnya telah mengurangkan maknanya
sebagai musik/nyanyian liturgis. Perlu ada suatu pembagian yang lebih seimbang
dalam hal ini.
d. Proses Menjadi Musik/Lagu Liturgis
Menerima musik liturgis sebagai doa liturgis menuntut pula kesediaan setiap
peraya atau kelompok peraya untuk menerima musik atau nyanyian yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
disepakati oleh Gereja untuk dipakai di dalam perayaan-perayaan liturgi.
Musik/nyanyian yang ada di dalam buku-buku nyanyian yang diterbitkan dengan
nihil obstat dan imprimatur pimpinan Gereja, dipandang sebagai musik-liturgis. Tentu
melewati proses seleksi yang dibuat oleh orang-orang yang punya kemampuan dalam
bidangnya hingga mendapat persetujuan dari pimpinan Gereja. Kesempatan terbuka
bagi para komponis untuk mencipta lagu-lagu bagu yang lebih sesuai dengan rasa
seni musik orang setempat, namun untuk dipakai sebagai musik/nyanyian liturgis
perlu menempuh prosedur seleksi hingga mendapat pesetujuan resmi untuk dipakai
dalam perayaan liturgi. Patut kita puji inisitip-inisitip untuk mencipta dan
menemukan lagu-lagu baru yang lebih seusai dengan budaya setempat dan kebutuhan
liturgis, misalanya dalam misa dengan “lagu-lagu alternatif”. Akan tetapi perlu kita
waspadai kecenderungan menggunakan nyanyian-nyanyian baru itu tanpa peduli pada
proses untuk “menjadi milik besama” dari Gereja, apalagi kalau yang jadi patokan
utama adalah rasa suka, tertarik, tersentuh tanpa mengindahkan persyaratan liturgis.
Kadang terjadi bahwa kita memilih musik/nyanyian tertentu untuk perayaan
liturgi karena sudah bosan dengan yang lama padahal yang baru itu belum tentu
memenuhi persyaratan liturgis. Ini tantangan buat kita: merasa bosan dengan
musik/nyanyian liturgis karena terus menerus menyanyikan yang sama (lama) atau
merasa tidak tertarik, tidak suka, tidak tersentuh, tidak tergerak. Kita cendrung
tersentuh dengan yang baru. Maka serta merta kita mencari dan membawakan
musik/nyanyian baru dalam liturgi, tetapi tanpa pertimbangan atau seleksi. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
demikian dapat terjadi bahwa kita menggunakan musik/nyanyian yang sebenarnya
tidak memenuhi persyaratan untuk perayaan liturgis.
Jadi bukan soal utama suka atau tidak suka, menarik atau tidak menarik,
menyentuh atau tidak menyentuh, baru atau lama tetapi apakah telah menjadi “milik
bersama” dari Gereja karena disepakati sebagai musik/nyanyian liturgis. Sebuah
nyanyian atau musik diterima sebagai “milik bersama” bukan hanya karena telah
dimasukkan ke dalam buku nyanyian resmi tetapi juga karena dilatih bersama,
dinyanyikan bersama dan dipahami serta dihayati bersama maknanya dalam
perayaan.
Musik-liturgis diterima atau diakui oleh Gereja sebagai miliknya, milik
persekutuan demi kepentingan bersama (dikenal tradisi untuk tidak menulis si
komponisnya dalam buku-buku resmi nyanyian-liturgis, tetapi nama mereka ditulis
dalam catatan sejarah penyusunan buku). Perlu ada proses menjadikan musik-liturgis
itu sebagai milik bersama. Dalam proses ini Gereja melihat betapa pelunya membuat
latihan untuk menguasai dan menghayati musik/nyanyian bersama sebagai nyanyian
dari hati, nayanyian yang mempengaruhi seluruh pribadi peraya. Jadi ada proses
meninggalkan diri sendiri (rasa dan keinginan pribadi atu kelompok khusus) lalu
menerima yang umum dan menjadikannya bagian atau milik pribadi demi
kepentingan umum. Ini sebuah proses yang tidak gampang, karena yang menjadi
tantangan adalah kecenderungan untuk mengutamakan rasa atau keinginan
pribadi/kelompok khusus. Aspek personalnya lebih nampak dari pada aspek liturgis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
(yang umum). Kepentingan pribadi lebih menonjol dari pada kepentingan umum.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai bagian utuh dari liturgi, musik-liturgi
juga mesti berfungsi liturgis dalam arti baik teks maupun lagunya sesuai dengan
unsur atau tindak liturgis dalam keseluruhan tata perayaan liturgis. Maka kita dapati
nyanyian yang cocok untuk liturgi pembaptisan tetapi tidak sesuai untuk liturgi
pernikahan. Nyanyian-liturgis untuk Ekaristi juga mesti sesuai dengan teks liturgi
Ekaristi dan tindakan liturgis dalam unsur-unsur atau bagian-bagian tertentu dari
liturgi Ekaristi. Sebuah lagu pembuka tentu tidak cocok untuk kesempatan seruan
“kudus-kudus”, meskipun dari sudut kebenaran teks dan keindahan lagu tak ada cacat.
Dalam hal ini tempat liturgis lagu pembuka itu tidak cocok atau nyanyian itu tidak
mempunyai fungsi liturgis karena dinyanyikan pada saat “kudus kudus”.
e. Memilih Musik/Lagu Liturgis
Perlu diketahui juga teks-teks liturgis mana saja yang dapat dinyanyikan
(khususnya dalam liturgi Ekaristi). Ada teks-teks baku-tetap (antara lain Tuhan
Kasihanilah Kami, Kemuliaan, Aku Percaya, Kudus-Kudus, Bapa Kami, Anak
Domba Allah). Nyanyian ini disebut ordinarium. Ada juga teks-teks yang dapat
berubah atau bervarisi rumusannya sesuai dengan perayaan pada hari bersangkutan
dan disebut proprium (Antifon Pembuka atau Lagu Pembuka untuk mengiringi
perarakan masuk, Mazmur Tanggapan untuk menanggapi Sabda Allah yang telah
dimaklumkan, Alleluia-Bait Pengantar Injil untuk menyiapkan diri mendengarkan
pemakluman Injil, Antifon Komuni atau Lagu Komuni selama atau sesudah komuni,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Nyanyian Persiapan Persembahan untuk mengiringi perarakan bahan-bahan
persembahan dan Lagu Penutup untuk mengiringi perarakan kembali). Teks-teks ini
sangat kaya dan berhubungan erat dengan tindakan liturgis, unsur-unsur liturgis, tema
perayaan, masa liturgis serta bacaan-bacaan dalam perayaan liturgi. Suatu hal yang
patut dipuji adalah kebiasaan menyanyikan Mazmur Tanggapan dan Alleluia-Bait
Pengantar Injil dengan teks yang bervariasi sesuai dengan hari atau pestanya. Lagu
yang sesuai dengan teks-teks antifon (Pembuka dan Komuni) sebenarnya sangat kaya
dan bervariasi serta biblis.
Dalam hubungan dengan teks-teks liturgi, terutama yang harus atau boleh
dinyanyikan, diharapkan agar susunannya tepat serta mudah dan indah kalau
dinyanyikan. Dalam hal ini lagu melayani teks dan bukan sebaliknya. Baiklah kita
waspadai nyanyian yang mengorbankan ketepatan dan kebenaran iman demi
mempertahankan suatu melodi. Misalnya lagu Bapa Kami Filipina, demi penyesuaian
dengan melodinya diubahlah rumusan “jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di
dalam surga” menjadi “jadilah kehendak-Mu di bumi dan di surga”. Mengganti
“seperti” dengan “dan” sebenarnya mengubah iman kita akan surga, bahwa di surga
dan di bumi kehendak Tuhan tidak selalu terjadi. Padahal kita percaya bahwa
kehendak Tuhan selalu terjadi di surga sedangkan di bumi tidak selalu terjadi karena
ulah manusia yang suka melawan kehendak Tuhan, maka kita mohon agar kehendak
Tuhan terjadi di bumi seperti di surga. Kalau prinsip “melodi melayani teks”
diperhatikan, maka ketepatan dan kebenaran teks-teks liturgis juga dapat terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
f. Peranan Lagu Ekaristi
Peranan atau fungsi musik-nyanyian dalam liturgi hanya dapat dipahami kalau
musik atau nyanyian itu kita tempatkan dalam suatu perayaan liturgi. Perayaan liturgi
itu sendiri dapat mencakup perayaan-perayaan sakramen, perayaan sabda atau ibadat
harian. Menurut nilai pentingnya dan frekwensi seringknya kita pakai, kita memilih
dan mengambil Perayaan Ekaristi sebagai contohnya.
1) Nyanyian pembukaan digunakan untuk membuka Perayaan Ekaristi, membina
kesatuan umat yang berhimpun, mengantar masuk ke dalam misteri iman yang
dirayakan pada liturgi tersebut, sesuai dengan masa dan pesta liturginya.
Selain itu nyanyiaan pembukaan Nyanyian pembukaan dinyanyikan sebagai
pengiring ketika imam dan putra altar serta prodiakon menuju altar. Maka
lamanya nyanyian pembukaan harus disesuaikan dengan kapan imam atau
pemimpin liturgi sudah siap di altar.
2) Tuhan Kasianilah Kami merupakan suatu teks kuno yang sudah ada sejak
lama, tujuannya adalah sebagai suatu seruan kepada Tuhan dan memohon
belas kasihanNya.
3) Madah Kemuliaan merupakan madah yang sangat dihormati pada jaman
Kristen kuno. Melalui madah ini, umat yang berkumpul atas dorongan Roh
Kudus memuji Allah Bapa dan Anak Domba Allah, serta memohon
belaskasihNya. Madah ini tidak boleh diganti dengan terks yang lain. Madah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
kemuliaan yang dinyanyikan pada hari minggu secara khusus bertujuan untuk
mengenangkan kebangkitan Kristus.
4) Mazmur Tanggapan merupakan unsur pokok dalam liturgi sabda. Mazmur
tanggapan dimaksudkan untuk memperdalam renungan atas sabda Allah dan
sekaligus menanggapi sabda Allah yang baru saja didengarkan dalam bacaan
sebelummya. Mazmur tanggapan biasanya diambil dari buku bacaan misa
(lectionarium), para petugas menggunakan buku resmi “Mazmur Tanggapan
dan Alleluya Tahun ABC”. Dalam kasus darurat saja, mazmur tanggapan
dapat diganti dengan lagu lain yang sesuai dengan tema.
5) Bait Pengantar Injil / Alleluya. Dengan aklamasi ini, jemaat beriman
menyambut dan menyapa Tuhan yang akan bersabda kepada Injil, dan
sekaligus menyatakan imannya (PUMR no 62).
6) Nyanyian Persiapan Persembahan, tujuannya untuk mengiringi perarakan
persembahan, maka digunakan nyanyian dengan tema persembahan. Kalau
tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian (PUMR no 74).
7) Kudus merupakan nyanyian sebagai wujud partisipasi umat dalam doa Syukur
Agung. Nyanyian Kudus tidak dapat digantikan dan diambil dari teks resmi
(TPE) (PUMR no 78b).
8) Nyanyian Bapa Kami, tujuannya adalah untuk memohon rejeki sehari-hari
(roti Ekaristi), mohon pengampunan dosa, supaya anugerah Roh Kudus itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
diberikan kepada umat yang kludus. Teks Bapa kami harus diambil daribuku
teks misa resmi (TPE) (PUMR no 85).
9) Nyanyian Anak Domba Allah, tujuannya adalah untuk mengiringi pemecahan
roti (PUMR no 83). Lagu Anak Domba Allah dapat dihilangkan apabila
pemecahan roti terjadi dalam waktu yang singkat dan tidak perlu diiringi lagi.
Namun lagu ini dapat menjadi lagu penghantar imam dalam persiapan
menyambut komuni.
10) Nyanyian Komuni tujuannya adalah agar umat secara batin bersatu dalam
komuni juga untuk menyatakan persatuannya saceara lahiriah dalam nyanyian
bersama. Untuk menunjukkan kegembiraan hati, untuk menggaris bawahi
corak ‘jemaat’ dari perarakan komuni. Maka lagu komuni harus bertemakan
komuni atau Tubuh dan Darah Kristus, tidak boleh menyanyikan lagu untuk
Orang Kudus, Maria, tanah air, panggilan-pengutusan atau yang lain (PUMR
no 86).
11) Nyanyian Madah Pujian sesudah komuni dimaksudkan sebagai ungkapan
syukur atas santapan yang diterima yaitu Tubuh (dan Darah Kristus) sebagtai
keselamatan kekal bagi manusia (PUMR no 86).
12) Nyanyian penutup bertujuan untuk mengahantarkan imam dan para
pembantu-pembantunya meninggalkan altar dan menuju ke sakristi
(fakultatif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3. Penutup
Teman-teman yang terkasih demikianlah pemaparan tentang lagu rohani serta
peranan lagu Ekaristi. Dalam dinamika kelompok tadi kita telah sama-sama belajar
dalam memilih lagu Ekaristi sesuai dengan hakikat dan makna serta perannya dalam
Peryaan Ekaristi. Dari pemaparan singkat tentang lagu rohani Ekaristi juga telah
dijelaskan tentang jenis-jenis lagu rohani, unsur-unsur yang terdapat dalam lagu
rohani dan juga bagaimana lagu rohani tersebut dapat menjadi lagu rohani yang
liturgis. Dari hasil dinamika kelompok yang teman-teman kerjakan tadi nantinya akan
disatukan dan dikumpulkan menjadi sebuah refrensi yang dapat menjadi pegangan
bagi umat Paroki St. Antonius Kotabaru, terutama bagi para petugas koor sedang
yang menyiapkan lagu untuk bertugas saat Perayaan Ekaristi. Rekomendasi ini
diharapkan dapat membantu kita dalam memilih lagu rohani Ekaristi yang sesuai
dengan peranannya dalam Perayaan Ekaristi.
Dengan demikian semoga dengan keseluruhan proses ini kita diharapkan
untuk dapat semakin meneguhkan dan membuka wawasan kita terhadap lagu rohani
Ekaristi serta dapat dengan bijak memilih lagu rohani yang sesuai dengan
pemakanaan kita tentang Ekaristi, serta dengannya dapat meningkatkan pemaknaan
kita akan Perayaan Ekaristi sebagi puncak kehidupan Kristiani kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada Bagian penutup penulis mengemukakan beberapa hal sebagai
kesimpulan dari seluruh isi skripsi. penulis juga menyampaikan beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna bagi Paroki St. Antonius Kotabaru, khususnya di bidang
pembinaan kaum muda, juga saran bagi pemerhati kaum muda.
A. Kesimpulan
Pembahasan mengenai pemaknaan Perayaan Ekaristi oleh kaum muda pada
bab sebelumnya, menunjukkan bahwa pentingnya merayakan Ekaristi sebagai bentuk
ungkapan syukur atas berkat yang telah dilimpahkan oleh Allah kepada umatnya.
Perayaan Ekaristi merupakan sebuah kerinduan untuk bertemu dan berkomunikasi
dengan Allah. Karena dengan Ekaristi umat tidak hanya disatukan dalam sebuah
relasi hangat dengan Allah, namun selain itu juga disatukan dengan sesama umat di
dalam suatu perjamuaan yang kudus. Mengingat pentingnya Ekaristi dalam hidup
orang beriman, penuslis menegaskan perlunya pendampingan bagi umat sejak usia
muda, khususnya bagi kaum muda untuk dapat memaknai Ekaristi secara baik.
Keprihatinan yang penulis temukan pada kaum muda saat ini adalah kurangnya
pemaknaan akan Perayaan Ekaristi. Diketahui terdapat cukup banyak dari kaum muda
yang hadir dalam perayaan Ekaristi harian bahkan mingguan, namun hanya sedikit
dari mereka yang mampu memaknai Perayanan Ekaristi yang mereka rayakan. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
itu perkembangan lagu rohani yang kian pesat dalam Gereja juga semakin
membelokkan pemaknaan mereka mengenai Ekaristi. Banyaknya lagu rohani yang
masuk dalam liturgi membuat umat, khususnya kaum muda, tidak lagi menjadikan
Ekaristi sebagai sebuah perayaan bersama umat dalam kesatuan Gereja, melainkan
hanya untuk menemukan rasa senang pribadi dan tidak membantu umat dalam
berliturgi, yakni berjumpa dengan Tuhan dan sesamanya.
Penulis memilih Paroki St. Antonius Kotabaru karena paroki ini memiliki
keistimewaan dalam dinamika hidup umatnya. Perayaan Ekaristi di paroki ini nampak
semarak dan selalu dipadati oleh umat, khususnya kaum muda. Model Perayaan
Ekaristi di Paroki Kotabaru memiliki kekhasan tersendiri karena dari pihak paroki
sendiri memberikan kebebasan bagi kelompok kategorial seperti kelompok PIA, PIR,
Kaum muda dsb, untuk membantu dalam menyelenggarakan Ekaristi.
Praduga penulis, dengan kreatifitas yang dibawa dari masing-masing
kelompok khususnya kaum muda, dalam peneyelenggaraan Ekaristi, membawa
masuk budaya baru ke dalam Ekaristi, seperti halnya lagu rohani popular yang masuk
ke dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian kehadiran budaya pop, lagu rohani
populer, ke dalam Perayaan Ekaristi mengakibatkan penggeseran pemaknaan akan
Ekaristi karena kurangnya pemahaman tentang khasanah dan peranan dari lagu
Ekaristi. Minimnya pengetahuan itu kemungkinan disebabkan karena faktor
pembinaan serta pendampingan yang diperoleh kaum muda kurang memadai; materi
tidak sesuai dengan konteks kaum muda saat ini, cara penyampaian kurang menarik,
belum banyak pihak yang memberikan perhatian dalam bidang ini, namun bisa juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
karena peserta malas mengikuti pendampingan, sehingga kehadirannya menjadi tidak
penuh, yang berakibat pada pengetahuan mereka tentang Ekaristi menjadi berkurang.
Dari pengalaman mengamati dan mempelajari pemaknaan Ekaristi oleh kaum
muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru, ditemukan bahwa Kaum muda Katolik
Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta, perlu meningkatkan pemaknaan
Perayaan Ekaristi secara tepat. Maka dari itu, kaum muda Katolik Paroki St. Antonius
Kotabaru perlu menemukan makna dari Perayaan Ekaristi melalui pemahaman
tentang lagu rohani Ekaristi serta peranannya. Dengan demikian harapan dari
pendampingan tersebut dapat tercapai dengan maksimal.
B. Saran
Dengan memaknai Perayaan Ekaristi, kaum muda semakin dimampukan
untuk tinggal di dalam Kristus sehingga iman mereka dapat senantiasa berkembang
seiring perubahan jaman yang kian menuntut mereka untuk berpaling kepada hal-hal
yang negatif. Dengan memaknai Ekaristi, kaum muda akan semakin tumbuh dan
berkembang sekaligus tumbuh menjadi pribadi yang beriman dewasa.
Berikut ini akan disampaikan beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh
pihak paroki St. Antonius Kotabaru sehubungan dengan lemahnya pemaknaan kaum
muda serta pemahaman tentang peranan lagu rohani Ekaristi. Beberapa hal itu antara
lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
1. Komunitas-komunitas yang berada di Paroki St. Antonius Kotabaru juga
hendaknya diberikan pendampingan serupa khususnya dalam memahami peranan
lagu rohani Ekaristi, supaya mereka tidak hanya terlibat dalam komunitas
tersebut dengan kemampuan yang sesuai dengan kriteria komunitas tersebut.
Sehingga dengan memahami peranan lagu rohani, mereka semakin mantap dalam
memaknai Ekaristi yang mereka rayakan.
2. Pendampingan sebaiknya tidak hanya diprioritaskan pada tim liturgi saja, tetapi
juga pada kaum muda pada umumnya, sehingga mereka semakin terlatih dan
terbina dalam memilih lagu rohani Ekaristi. Dari pemahaman lagu rohani Ekaristi
ini diharapkan mereka semakin mampu memaknai Ekaristi sebagai sumber dan
puncak hidup rohani mereka.
3. Ada baiknya bila Paroki Santo Antonius Kotabaru membentuk tim yang
mendampingi kaum muda secara berkesinambungan, mengingat semakin
bertambahnya jumlah kaum muda yang sering berkumpul di paroki ini.
4. Program yang telah dibuat oleh penulis berikut penjabarannya, diharapkan dapat
menjadi masukan bagi para pendamping kaum muda Paroki St. Antonius
Kotabaru khususnya, dan pemerhati kaum muda di luar Paroki Kotabaru pada
umumnya, berkaitan dengan peranan lagu rohani Ekaristi untuk peningkatan
pemaknaan Ekaristi.
5. Dalam pendampingan, para pendamping dirasa perlu untuk menyadari situasi dan
kondisi kaum muda, hal ini juga berkaitan dengan tantangan tantangan yang
sedang mereka hadapi diusia-usia mereka saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA Alkitab Deuterokanonika. (1976). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan
Lembaga Biblika Indonesia. Andalas, P. M. SJ. (2011). Bertumbuh Untuk Berbagi; 85 Tahun Gereja Santo
Antonius Kotabaru Yogyakarta. Andjani, Karina. (2014). Apa itu Musik? Kajian Tentang Sunyi dan Bunyi
Berdasarkan 4’33” Karya John Cage, Tanggerang Selatan: Marjin Kiri. Bambang Hendarto, L. (Ed). (2006). Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi
Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Yogyakarta : PUSKAT
Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Benedict XVI, Pope. Sacramentum Caritatis via http://www.vatican.va/
holy_father/benedict_xvi/apost_exhortations/documents/hf_ben-xvi_exh_ 20070222_sacramentum-caritatis_en.html#Actuosa_participatio
Bernstein, Martin & M. Picker. (1972) An Introduction To Music, New Jersey: Prentice Hall.
Campbell, Don. (2002). Efek Mozart: Memanfaatkan Kekuatan Musik Untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, Dan Menyehatkan Tubuh (Alih Bahasa:Drs. T. Hermaya), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Grun, Anselm. (1998). Ekaristi dan Perwujudan Diri. Ende: Nusa Indah Hadi, Sutrisno. (1995). Statistik. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM. Hartoko. A. H. R. SJ. (2013). Profil Paroki SJ. Yogyakarta: Kanisius Keuskupan Agung Semarang. Nota Pastoral KAS 2009- Kaum Muda Menggugah
Dunia via http://notapastoralkas2009.blogspot.in/2009/02/nota-pastoral-keuskupan-agung-semarang.html
Kirchberger, Georg. SVD. (1991). Gereja Yesus Kristus Sakramen Roh Kudus. Ende : Nusa Indah.
Mack, Dieter. (1994). Sejarah Musik III. Yogyakarta: PML. Mangunhardjana, A. M. (1986) Pendampingan Kaum Muda, Yogyakarta:
Kanisius. Martasudjita, E. Pr. (1998). Makna Liturgi bagi Kehidupan sehari-hari.
Yogyakarta : Kanisius _________________. (1999). Pengantar Liturgi; Makna, Sejarah, dan Teologi
Liturgi. Yogyakarta : Kanisius. _________________. (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius _________________. (2005). Ekaristi:Tinjauan Teologis, Liturgis, Pastoral,
Yogyakarta: Kanisius. _________________. (2011). Liturgi, Pengantar untuk Studi dan Praksis Liturgi,
Yogyakarta: Kanisius. _________________. (2012). Ekaristi dalam Kitab Hukum Kanonik. Diktat mata
Kuliah Ekaristi untuk Mahasiswa Semester X, Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Prasetyantha, Y.B. (2008). Ekaristi dalam Hidup Kita. Yogyakarta: Kanisius. Prier, Karl E. SJ. (1983). Liturgi Perayaan Keselamatan. Yogyakarta : PML. _____________. (1991). Sejarah Musik I. Yogyakarta: PML. _____________. (2009). Kamus Musik. Yogyakarta: PML. _____________. (2009b). Musik Gereja Zaman Sekarang. Yogyakarta: PML Purwatma, M. Pr,. (2002). Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa Mata Kuliah
Sakramentologi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Ranolat, Engelbertha. (2005). Penghayatan Sakramen Krisma Dalam Hidup
Menggereja Kaum Muda di Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Riberu, J. (1977). Pembinaan Muda-mudi. Yogyakarta. Kanisius. Shelton, Charles. M. (1988). Menuju Kedewasaan Kristiani. Yogyakarta.
Kanisius. Sudjanan, Nana. (1990). Penilaian Proses Belajar Mengajar cet. 3. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta Supriyanto. (2006). Usulan Katekese Sebagai Tanggapan Atas Penghayatan
Ekaristi Kaum Muda Paroki Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Ujan, Bernardinus. B. (2006). Inspirasi; Lentera Yang Membebaskan. Semarang: Inspirasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Panduan Pertanyaan Kuesioner
Instrumen Penelitian Angket
Identitas Responden
Nama lengkap :
Usia :
Petunjuk Pengisian Angket 1. Bacalah dengan seksama pernyataan-pernyataan yang tersedia sebelum anda menjawab.
2. Ada lima alternatif jawaban yang tersedia untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam tabel, antara lain:
SS : Sangat Setuju N : Netral
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
Silahkan memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan atau situasi yang anda
rasakan atau alami dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang anda pilih. Misalnya
saya tidak suka Ekaristi.
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Sebagai kaum muda saya rajin merayakan Ekaristi √
Berdasarkan pengalaman mengikuti Perayaan Ekaristi harian saya memahami dan menyadari
bahwa:
No Pernyataan SS S N TS STS
1. Syair lagu rohani Ekaristi bersifat religius
2. Lagu rohani Ekaristi memiliki syair yang
mendalam
3. Syair dalam lagu rohani Ekaristi sesuai dengan
ayat-ayat dalam Kitab Suci
4. Lagu pop rohani bisa dipakai dalam Perayaan
Ekaristi
5. Lagu rohani Ekaristi bisa digunakan di luar
kepentingan ibadat
6. Lagu rohani Ekaristi adalah lagu yang hanya
digunakan dalam Perayaan Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
No Pernyataan SS S N TS STS
7. Lagu rohani Ekaristi bisa digunakan untuk
keperluan liturgis
8. Lagu-lagu yang menjadi bagian liturgi baku tidak
bisa digantikan oleh lagu pop rohani apapun
9. Lagu rohani Ekaristi hendaknya memiliki makna
liturgis
10. Lagu rohani Ekaristi seharusnya sesuai dengan
konteks Ekaristi
11. Dengan Lagu rohani Ekaristi saya dapat
membangun susana batiniah
12. Lagu rohani Ekaristi dapat membawa saya masuk
ke alam batiniah
13. Lagu rohani Ekaristi seharusnya sesuai dengan
nilai dan ajaran iman Kristiani
14. Ekaristi merupakan ungkapan cinta Kasih Yesus
yang sehabis-habisnya
15. Perayaan Ekaristi adalah suatu perayaan syukur
untuk mengenangkan, menghadirkan, menghayati,
akan karya keselamatan Allah yang terwujud
dalam diri Yesus Kristus dengan berpuncak pada
kurban salib-Nya
16. Perayaan Ekaristi dapat memberikan kedamaian
kesadaran, kesembuhan, dan kerinduan untuk
bersatu dengan Allah
17. Ekaristi bukan hanya merupakan perjamuan yang
menyatukan umat dengan Allah tetapi juga
menyatukan sesama umat
18. Ekaristi adalah sebuah perayaan syukur dan
sumber serta puncak seluruh kehidupan Kristiani
19. Ekaristi memampukan kita untuk tinggal dalam
Kristus dan Kristus tinggal di dalam kita
20. Ekaristi sebagai sumber untuk memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pernyataan SS S N TS STS
kekuatan hidup dalam menghadapi persoalan
hidup
21. Ekaristi merupakan sebuah kebutuhan rohani dan
sumber kekuatan hidup bagi kaum muda
22. Sebagai kaum muda, saya lebih tertarik
merayakan Ekaristi dengan lagu rohani Ekaristi
23. Sebagai kaum muda, melalui lagu rohani Ekaristi,
saya merasa tersentuh akan kehadiran Allah dalam
perayaan Ekaristi.
24. Lagu rohani Ekaristi dapat membantu saya dalam
memaknai Ekaristi
25. Lagu rohani Ekaristi dapat membantu saya untuk
mengungkapkan iman saat merayakan Ekaristi.
26. Paroki perlu mengupayakan pengembangan lagu-
lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan selera
anak muda
27. Paroki perlu melibatkan kaum muda yang
memiliki potensi dalam hal musik untuk mencipta
lagu rohani Ekaristi yang sesuai dengan minat
kaum muda
28. Perlu diupayakan sosialisasi dan pengenalan lagu-
lagu rohani Ekaristi pada kaum muda
29. Diadakan festival koor lagu-lagu rohani Ekaristi
baru yang melibatkan kaum muda
30. Perlu adanya seorang pastor pembimbing kaum
muda yang bisa mendampingi dan mengarahkan
kaum muda dalam meningkatkan penghayatan
mereka terhadap makna Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI