PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN POLA ... fileHUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN POLA ... fileHUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS...
HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANGTUA DENGANKEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI SISWA/I KELAS XI IPA 2 DAN XI
IPS 2 DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:Alvita Anjarsari Hamungpuni
121114073
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Savor every moment, every hunch the God bequeth on to you,and on His name sake you walk every steps;
you’ll be blessed.-Alvita Anjarsari Hamungpuni-Be happy not because everything is good.
But because we can see the good in everything.-AS-He has made everything beautiful in it’s time.-Ecclesiastes 3:11-
I’m a little pencil in the hand of a writting God,who is sending a love letter to the world.-Mother Teresa-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ini Kupersembahkan Bagi...
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria,
Yang senantiasa menjadi penopang hidupku.
Kedua Orangtua Tercinta,
Yang selalu memotivasi, mendampingi, mendoakan
dan memberi masukan kepadaku
serta mencukupi semuanya sampai saat ini.
Kakakku Tersayang,
Yang selalu mendoakan, memberi bantuan
dan dukungan kepadaku dengan begitu sabarnya.
Keponakanku Terkasih,
Yang selalu menghiburku dikala aku risau.
Semua Keluarga Besarku,
Yang selalu mendoakan, membantu dan mendukungku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGANKEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI SISWA/I KELAS XI IPA 2 DAN XI IPS 2
DI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017
Alvita Anjarsari HamungpuniUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2017
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan yang positif dansignifikan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemampuan mengelola emosisiswa, (2) mengetahui seberapa tinggi tingkat pola asuh demokratis, (3) mengetahui butir-butir pengukuran pola asuh demokratis yang teridentifikasi perolehan skornya rendah, (4)mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan mengelola emosi, (5) mengetahui butir-butir pengukuran kemampuan mengelola emosi yang teridentifikasi perolehan skornyarendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta TahunAjaran 2016/2017.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik korelasi. Subjekpenelitian adalah siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahunajaran 2016/2017 yang berjumlah 48 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalahkuesioner pola asuh demokratis yang berjumlah 63 item dan kemampuan mengelolaemosi yang berjumlah 55 item. Koefisien reliabilitas instrumen penelitian ini dianalisismenggunakan teknik Alfa Cronbach yang disesuaikan dengan kriteria Guilford. Dari hasilperhitungan dengan Alfa Cronbach pada kuesioner pola asuh demokratis diperolehkoefisien senilai 0,945 dan reliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi sertapada kuesioner kemampuan mengelola emosi diperoleh koefisien senilai 0,944 danreliabilitas instrumen masuk dalam kriteria sangat tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 44 (91,67%) siswa memiliki pola asuhdemokratis pada kategori tinggi, berarti pola asuh demokratis pada siswa sudah baik, 4(8,33%) siswa pada kategori sedang dan tidak ada siswa yang berada di kategori rendah.Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa, 36 (75%) siswa memiliki kemampuanmengelola emosi pada kategori tinggi, berarti siswa memiliki kemampuan mengelolaemosinya sudah baik, sedangkan 12 (25%) siswa pada kategori sedang dan tidak adasiswa berada di kategori rendah. Hasil analisis butir item menunjukkan bahwa terdapat 6butir item pola asuh demokratis yang teridentifikasi rendah dan 3 butir item kemampuanmengelola emosi yang teridentifikasi rendah. Hasil analisis uji hipotesis menunjukkanbahwa nilai probabilitas kurang dari 0,05, yaitu 0,000 < 0,05. Hasil ini menunjukkanbahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis orangtua dengankemampuan mengelola emosi siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2 diYogyakarta. Nilai koefisien korelasi yaitu 0,777, artinya ada hubungan positif antara polaasuh demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi siswa kelas XI IPA 2 danXI IPS 2 SMA Bopkri Yogyakarta. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pola asuhdemokratis orangtua maka semakin tinggi pula kemampuan mengelola emosi.
Kata kunci: pola asuh demokratis, kemampuan mengelola emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN DEMOCRATIC PARENTING AND THE ABILITYTO MANAGE EMOTION OF IPA 2 XI GRADERS AND IPS 2 XI GRADERS ATSMA (SENIOR HIGH SCHOOL) BOPKRI 2 YOGYAKARTA, BATCH 2016/2017
Alvita Anjarsari HamungpuniSanata Dharma University
Yogyakarta2017
This research was aimed at (1) finding the positive and significant correlationbetween democratic parenting and the students’ ability to manage emotion, (2) finding thelevel of democratic parenting, (3) finding democratic parenting measurement itemsindentified as having a low score, (4) finding the level of ability to manage emotion, (5)finding emotion management ability measurement items identified as having low score onIPA 2 XI graders and IPS 2 XI graders at SMA Bopkri 2 Yogyakarta, batch 2016/2017.
This research was a descriptive research with correlation technique. The researchsubjects were 48 IPA 2 XI graders and IPS 2 XI graders at SMA Bopkri 2 Yogyakarta,batch 2016/2017. Data collection tool used was 63 items of democratic parentingquestionnaire and 55 items of emotion management ability questionnaire. Instrumentreliability coefficient of this research was analyzed by using Alfa Cronbach techniquemade suitable for Guilford criteria. From the calculation with Alfa Cronbach ondemocratic parenting questionnaire, it was yielded the coefficient of 0.945 and theinstrument reliability fell on the very high criterion, while on emotion management abilityquestionnaire, it was yielded the coefficient of 0.944 and the instrument reliability fell onthe very high criterion.
The research result showed that 44(91.67%) students had democratic parentingcategorized as high, which meant democratic parenting on students was good, 4 (8.33%)students were categorized as medium and no student was categorized as low. The resultalso showed that 36 (75%) students had emotion management ability categorized as high,which meant that students’ ability to manage emotion was good, while 12 (25%) studentswere categorized as medium and no student was categorized as low. The result of analysisshowed there were 6 items of democratic parenting identified as low and 3 items ofemotion management identified as low. Hypothesis examination analysis result showedthat probability score was lower than 0.05, which was 0.000 < 0.05. This result showedthat there was a significant correlation between democratic parenting and the ability tomanage emotion of IPA 2 XI Graders and IPS 2 XI Graders at SMA Bopkri 2Yogyakarta. The correlation coefficient value was 0.777, which meant there was apositive correlation between democratic parenting and the ability to manage emotion ofIPA 2 XI Graders and IPS 2 XI Graders at SMA Bopkri 2 Yogyakarta. This meant thatthe higher the democratic parenting, the higher the emotion management.
Keyword: Democratic Parenting, Emotion Management Ability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
perlindungan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang
berjudul “Hubungan Pola Asuh Demokratis Orangtua dengan Kemampuan
Mengelola Emosi Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”.
Usaha yang peneliti lakukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini tidaklah
mudah. Namun, berkat usaha keras serta adanya bantuan, doa, dan dukungan yang
diberikan kepada peneliti, maka tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar
dan baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu, yaitu kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Kepala Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
4. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan masukan, dorongan, semangat, kritik, saran, serta
membimbing dan mendampingi peneliti dalam proses penyusunan tugas
akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan pendampingan kepada
peneliti selama menempuh studi.
6. Stefanus Pryatmoko selaku petugas di sekretariat Bimbingan dan
Konseling yang membantu peneliti mengurus berbagai administrasi dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir.
7. Sri Sulastri, M.Pd. selaku Kepala SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di
sekolah.
8. Drs. Edi Sutrisna selaku guru Bimbingan dan Konseling yang telah
membantu peneliti selama proses penelitian di SMA Bopkri 2 Yogyakarta.
9. Siswa-siswi kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2016/2017 yang telah bersedia menjadi subjek dan
membantu peneliti dalam proses pengumpulan data yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Orangtua tercinta Bapak Tjuk Prijantoro dan Mama Mintarsih atas segala
kasih sayang, cinta, dukungan, doa, pengorbanan, dan nasehat yang
diberikan kepada peneliti selama ini.
11. Kakak tercinta Aldino Vedra Priyantoro dan Hyan Maharsiwi yang telah
memberikan dorongan agar segera menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Keponakanku tercinta Gabrio Vedra Sinatra dan Marcello Vedra Sinatria
yang selalu menghibur sehingga membangkitkan semangat peneliti dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iiiHALAMAN MOTTO ......................................................................................... ivHALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................vPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. viPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. viiABSTRAK ......................................................................................................... viiiABSTRACT ......................................................................................................... ixKATA PENGANTAR ...........................................................................................xDAFTAR ISI ...................................................................................................... xiiiDAFTAR TABEL ...............................................................................................xvDAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1A. Latar Belakang Masalah.............................................................1B. Identifikasi Masalah ..................................................................7C. Pembatasan Masalah .................................................................8D. Rumusan Masalah .....................................................................8E. Tujuan Penelitian ......................................................................9F. Manfaat Penelitian ..................................................................10G. Definisi Operasional Variabel..................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................12A. Hakikat Pola Asuh Demokratis ...............................................12
1. Pengertian Pola Asuh Demokratis ....................................122. Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis .........................................133. Aspek-aspek Pola Asuh Demokratis .................................16
B. Hakikat Kemampuan Mengelola Emosi .................................191. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi .......................192. Fungsi Mengelola Emosi Siswa ........................................193. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola
Emosi ................................................................................214. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi .....................23
C. Masa Remaja Akhir .................................................................261. Pengertian Masa Remaja Akhir .........................................262. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja Akhir ..............27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Hubungan Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan MengelolaEmosi ......................................................................................28
E. Hasil Penelitian Relevan .........................................................30F. Kerangka Pikir ........................................................................31G. Hipotesis Penelitian .................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................35A. Jenis Penelitian ........................................................................35B. Subjek Penelitian .....................................................................35C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................36D. Variabel Penelitian ...................................................................36E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian..............37F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................41G. Analisis Data ............................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................55A. Hasil Penelitian ........................................................................55B. Pembahasan..............................................................................63
BAB V PENUTUP ....................................................................................75
A. Simpulan ..................................................................................75B. Keterbatasan.............................................................................76C. Saran.........................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ...............................................................36
Tabel 3.2 Norma Skoring Kuesioner Pola Asuh Demokratis Orangtua dan
Kemampuan Mengelola Emosi Siswa ..........................................38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis ..................................38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi ....................40
Tabel 3.5 Indeks Deskriminasi Item Kuesioner Pola Asuh Demokratis dan
Kemampuan Mengelola Emosi .....................................................43
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis Setelah Uji
Diskriminasi Item ..........................................................................43
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi Setelah Uji
Diskriminasi Item ..........................................................................45
Tabel 3.8 Kriteria Guilford ............................................................................47
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pola Asuh Demokratis ..............47
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Kemampuan Mengelola
Emosi .............................................................................................48
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Pola Asuh Demokratis Orangtua dan
Kemampuan Mengelola Emosi ......................................................51
Tabel 3.12 Kategori Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas XI IPA 2 dan XI
IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 .....52
Tabel 3.13 Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.......................................................................................53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 3.14 Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item Pola Asuh Demokratis
Orangtua dengan Kemampuan Mengelola Emosi .........................54
Tabel 4.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ......56
Tabel 4.2 Hasil Uji Korelasi Variabel Pola Asuh Demokratis dengan
Kemampuan Mengelola Emosi ......................................................57
Tabel 4.3 Kategori Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas XI IPA 2 dan XI
IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 .....59
Tabel 4.4 Penggolongan Skor Item Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas
XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017...........................................................................60
Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.......................................................................................61
Tabel 4.6 Penggolongan Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017...........................................................................62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Bagan Kerangka Pikir .....................................................34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Ujicoba Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan
Mengelola Emosi ..........................................................................82
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan
Mengelola Emosi ..........................................................................90
Lampiran 3. Tabulasi Data Pola Asuh Demokratis ...........................................97
Lampiran 4. Tabulasi Data Kemampuan Mengelola Emosi ............................100
Lampiran 5. Item Valid dan Gugur Pola Asuh Demokratis ............................103
Lampiran 6. Item Valid dan Gugur Kemampuan Mengelola Emosi ...............111
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian .....................................................................118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB IPENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
definisi operasional variabel penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan lingkungan sosial dimana seorang anak
melakukan interaksi untuk yang pertama kalinya. Adanya proses interaksi
antara orangtua dan anak maka karakter seorang anak akan terbentuk. Salah
satunya adalah orangtua berperan dalam mendidik dan membimbing anak
agar memiliki karakter yang baik. Keberhasilan pembentukan karakter pada
anak salah satunya dipengaruhi oleh model orangtua dalam melaksanakan
pola asuh. Salah satu karakternya adalah cara anak ketika mengelola
emosinya.
Setiap orangtua memiliki cara yang berbeda saat mereka mengasuh
anaknya. Lingkungan sekitar memiliki peran penting dalam pembentukan
karakter remaja. Seorang anak belajar dari lingkungan terdekatnya seperti
keluarga sehingga ketika anak menjadi remaja, ia bersikap dan berperilaku
berdasarkan apa yang ia pelajari. Dari keluarga anak belajar bagaimana
berkata, berlaku dan bersikap. Bisa dibayangkan betapa besarnya peranan
orangtua dalam penanaman nilai dasar ini yang sangat berpengaruh dalam
pembentukan karakter seseorang di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Remaja yang terbiasa diasuh dan dididik di dalam lingkungan
keluarga yang mendidik dengan pola asuh otoriter, akan berbeda sekali
karakter dan wataknya dengan anak yang diasuh dan dididik dalam keluarga
yang mengasuh dengan pola asuh demokratis. Pola asuh yang mereka
dapatkan dan terima sejak kecil sudah masuk dalam ingatan mereka sehingga
akan terbawa sampai usia remaja.
Hurlock (1996) menyatakan bahwa setiap orangtua berbeda di dalam
menerapkan pola sikap dan perilaku mereka terhadap anak remajanya. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa sikap yang mereka pelajari di dalam mengasuh
dan mendidik. Ada tiga pola pengasuhan yang dikemukakan oleh Baumrind
(1975), yaitu Authoritarian (otoriter), Permissive (permisif), dan
Authoritative (demokratis). Perilaku anak yang diasuh secara otoriter, yaitu:
(1) mudah tersinggung, (2) penakut, (3) pemurung dan tidak bahagia (4)
mudah terpengaruh, (5) mudah stress, (6) tidak mempunyai arah masa depan
yang jelas, (7) tidak bersahabat. Perilaku anak yang diasuh secara permisif,
yaitu: (1) bersikap impulsif dan agresif, (2) suka memberontak, (3) kurang
memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri, (4) suka mendominasi, (5)
tidak jelas arah hidupnya, (6) prestasinya rendah. Perilaku anak yang diasuh
secara demokratis, yaitu: (1) bersikap bersahabat, (2) memiliki ras percaya
diri, (3) mampu mengendalikan diri, (4) bersikap sopan, (5) mau bekerja
sama, (6) memiliki rasa ingin tahunya yang tinggi, (7) mempunyai
tujuan/arah hidup yang jelas, (8) berorientasi terhadap prestasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Remaja yang terbiasa mendapatkan pola asuh otoriter dan permisif
dari orangtuanya akan cenderung bersikap agresif, mudah tersulut emosinya
dan sering kali tidak dapat mengendalikan amarahnya. Pola asuh yang mereka
terima sejak kecil, besar kemungkinan ketika mereka menjadi orangtua
mereka terapkan juga kepada anak-anak mereka dikemudian hari.
Ahli psikologi memandang manusia adalah makhluk yang secara
alami memiliki emosi. Menurut James (Purwanto dan Mulyono, 2006) emosi
adalah keadaan jiwa yang menampakkan diri dengan sesuatu perubahan yang
jelas pada tubuh. Emosi setiap orang mencerminkan keadaan jiwanya, yang
akan tampak secara nyata pada perubahan jasmaninya. Contoh, ketika
seseorang diliputi emosi marah, wajahnya memerah, napasnya menjadi sesak,
otot-otot tangannya akan menegang, dan energi tubuhnya memuncak.
Kemampuan mengelola emosi adalah cara seseorang menyalurkan
emosi dengan baik sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kemampuan mengelola emosi merupakan individu yang mampu meluapkan
emosinya dengan tepat dan mampu menguasai dirinya yang sedang emosi.
Emosi yang diluapkan sesuai dengan emosi yang dirasakan, tidak kurang juga
tidak berlebihan. Emosi yang diluapkan juga tidak merugikan diri sendiri
maupun orang lain (Triantoro, 2009).
Menurut Hurlock (1996), masa remaja merupakan masa yang rentan
dengan berbagai kenakalan remaja sehingga remaja dapat kapan saja tersulut
emosinya. Remaja seperti petasan yang sumbunya bisa menyala otomatis.
Remaja sangat mudah mengalami emosi positif maupun negatif. Terkadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
remaja sedih sekali, bersikap sangat melankolis dan mudah tersinggung,
minder, dan tidak yakin dengan apa yang sedang dilakukan. Remaja juga bisa
sangat marah dan sangat gembira hanya karena hal sepele. Emosi
menguasainya lebih kuat daripada nalarnya sehingga remaja tidak mampu
mengelola emosi. Jika ini dibiarkan tumbuh apa adanya, maka akan
mendapati remaja yang cenderung membahayakan dirinya dan orang lain di
sekitarnya.
Berdasarkan pengalaman peneliti pada bulan Oktober sampai
Desember 2015 saat PPL di SMA Bopkri 2 Yogyakarta peneliti memiliki
pengalaman bersama siswa/i di sekolah tersebut. Peneliti melihat dan
berdasarkan wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling tentang
adanya kasus yang disebabkan karena kurangnya kontrol emosi pada remaja.
Kasus tersebut adalah kasus yang dilakukan remaja karena kenakalan remaja
yang terjadi, seperti melakukan aksi tawuran dengan membawa senjata tajam.
Akibat dari tawuran yang dilakukan oleh belasan siswa tersebut salah seorang
siswa sempat dirawat di rumah sakit. Kasus tawuran tersebut nampak bahwa
remaja tidak dapat mengontrol emosinya. Kurangnya kontrol emosi dan
pengelolaan emosi pada remaja ini menjadi salah satu faktor terbentuknya
kenakalan remaja (Alhamri dan Fakhrurrozi, 2007). Selain itu, ada siswa
perempuan kelas XI IPS 2 yang mengajak beberapa teman sekelasnya di
SMA Bopkri 2 Yogyakarta untuk memaki siswa kelas X hanya karena iri dan
berebut pacar. Siswa kelas XI merasa lebih tua sebagai kakak kelas merasa
berani melawan adik kelasnya. Peneliti melihat ada juga siswa yang dikelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hanya berdiam diri saja, tidak bergabung dengan teman-temannya yang lain.
Saat teman-temannya bercanda dan bercerita bersama, salah seorang siswa
hanya diam ditempat duduknya dan tidak ingin bergabung dengan temannya
karena merasa tidak nyaman saat bersama dengan teman sekelasnya.
Orangtua yang memanjakan anak remajanya juga dapat membuat
kurang memiliki kontrol emosi yang baik karena ketika keinginannya tidak
terpenuhi, anak remajanya bisa marah dan mudah emosi. Banyak juga yang
memiliki masalah dengan guru. Masalah tersebut biasanya dipicu oleh
berbagai hal, seperti siswa tidak terima dengan perlakuan guru yang
memarahinya saat siswa membolos dan perlakuan guru yang mengancam
akan memberinya nilai jelek apabila ribut di kelas. Terkadang meluapkan
kesenanganpun siswa masih belum mampu mengelola perasaan senangnya
tersebut, seperti halnya ketika siswa merayakan kelulusan dengan mencoret-
coret baju dan konvoi dijalanan.
Setiap orangtua memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengasuh
anak-anaknya. Penerapan pola asuh dalam keluarga akan membuat anak
mengetahui bagaimana mengambil keputusan, bersikap mandiri dan
mengungkapkan pendapat serta perasaannya baik positif maupun negatif.
Menurut Baumrind (dalam Yusuf, 2010) mengemukakan tentang dampak
parenting style terhadap perilaku remaja, yaitu: (1) remaja yang orangtuanya
bersikap authoritarian, cenderung bersikap bermusuhan dan memberontak;
(2) remaja yang orangtuanya bersikap permissive, cenderung berperilaku
bebas (tidak terkontrol); (3) remaja yang orangtuanya bersikap authoritative,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
cenderung terhindar dari kegelisahan, kekacauan atau perilaku nakal. Dari
ketiga pola asuh tersebut, orangtua juga memiliki kekhasannya sendiri dari
salah satu pola asuh yang diterapkan kepada anaknya.
Remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis akan berbeda dengan
remaja yang tidak mendapatkan pola asuh demokratis. Remaja yang
mendapatkan pola asuh demokratis memiliki sikap mampu untuk
mengendalikan diri seperti mengelola emosinya sendiri. Orangtua yang
menerapkan pola asuh otoriter dan permisif kepada anaknya maka anak akan
bersikap memberontak dan cenderung berperilaku bebas (tidak terkontrol).
Saat anak tumbuh menjadi seorang remaja dan semakin banyak hal diluar
dirinya yang dapat memancing emosinya, anak dapat bersikap memberontak
dan tidak mampu mengelola emosinya. Orangtua yang memberikan apapun
yang diinginkan anak tanpa memperhatikan kebutuhan maka anak akan
merasa bahwa orangtuanya memberikan kebebasan untuk memiliki sesuatu.
Suatu saat ketika anak meminta sesuatu dan orangtua tidak memberinya maka
anak akan bersikap marah kepada orangtuanya.
Pemahaman, penerimaan diri akan suatu emosi, mengetahui secara
jelas makna dari perasaan, mampu mengungkapkan perasaan secara
konstruktif merupakan hal-hal yang mendorong tercapainya kesejahteraan
psikologis, kebahagiaan, dan kesehatan jiwa individu. Orang yang mampu
memahami emosi apa yang sedang mereka alami dan rasakan, akan lebih
mampu mengelola emosinya secara positif. Sebaliknya, orang yang kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
memahami emosi apa yang sedang bergejolak dalam perasaannya, menjadi
rentan dan terpenjara oleh emosinya sendiri.
Peneliti ingin membuktikan adanya pola asuh demokratis dan
kemampuan mengelola emosi di sekolah. Asumsi peneliti bahwa dapatkah
pola asuh demokratis menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan
mengelola emosinya. Adanya permasalahan seperti diatas peneliti mencoba
untuk mengadakan penelitian mengenai “Hubungan Pola Asuh Demokratis
Orangtua dengan Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/i Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, dapat diidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut.
1. Siswa terlibat tawuran antar SMA dengan membawa senjata tajam dan
mengakibatkan adanya korban.
2. Siswa perempuan yang memaki adik kelasnya.
3. Siswa yang suka berdiam diri di kelas.
4. Keinginan anak selalu dipenuhi oleh orangtua.
5. Anak selalu diberi kebebasan oleh orangtua.
6. Siswa yang memiliki masalah dengan guru.
7. Siswa yang mencoret-coret baju saat merayakan kelulusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berfokus untuk mengetahui hubungan pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi. Peneliti hanya
melakukan penelitian pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA
Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, rumusan masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017?
2. Seberapa tinggikah tingkat pola asuh demokratis pada siswa/i kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017?
3. Adakah butir-butir pengukuran pola asuh demokratis yang teridentifikasi
perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di
SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017?
4. Seberapa tinggikah tingkat kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
5. Adakah butir-butir pengukuran kemampuan mengelola emosi yang
teridentifikasi perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
2. Mengetahui seberapa tinggi tingkat pola asuh demokratis pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
3. Mengetahui butir-butir pengukuran pola asuh demokratis yang
teridentifikasi perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
4. Mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan mengelola emosi pada
siswa/i kelas XI IPA 2 dan IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017.
5. Mengetahui butir-butir pengukuran kemampuan mengelola emosi yang
teridentifikasi perolehan skornya rendah pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang didapat dari penelitian ini diharapkan dapat diambil
manfaat sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan
khususnya Bimbingan dan Konseling yang menyangkut teori-teori
tentang pola asuh demokratis orangtua dan kemampuan mengelola
emosi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan informasi
pentingnya pola asuh demokratis orangtua dan pengelolaan emosi
pada siswa.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan membantu
siswa dalam memahami tingkat pola asuh demokratis dan
kemampuan mengelola emosinya.
c. Bagi Orangtua
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan informasi
pentingnya pola asuh demokratis diterapkan pada siswa sehingga
siswa memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
G. Definisi Operasional Variabel
1. Pola asuh demokratis merupakan kombinasi unik antara pemberian
kontrol yang tinggi dan dorongan positif orangtua terhadap otonomi dan
perjuangan serta usaha mandiri anaknya. Kesimpulan dari aspek-aspek
dalam pengasuhan ini adalah pengawasan terhadap tingkah laku anak-
anaknya tetapi orangtua juga bersifat responsif, menghargai pikiran dan
perasaan serta mengikut sertakan anaknya dalam mengambil keputusan.
2. Kemampuan mengelola emosi merupakan seseorang yang mampu
meluapkan emosinya dengan tepat dan mampu menguasai dirinya.
Kesimpulan dari aspek-aspek kemampuan mengelola emosi adalah
memiliki pola pemikiran yang positif akan mampu mengungkapkan
amarah dengan tepat dan memiliki kesadaran diri akan perasaan yang
dirasakan. Setelah itu, individu dapat mengendalikan diri untuk
mengelola emosi yang menyebabkan perasaan cemas dan kesepian.
3. Masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi perkembangan antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-
perubahan biologis, kognitif, dansosio-emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan hakikat pola asuh demokratis, hakikat kemampuan
mengelola emosi, remaja dan pengelolaan emosi, hasil penelitian relevan,
kerangka pikir, dan hipotesis penelitian.
A. Hakikat Pola Asuh Demokratis
1. Pengertian Pola Asuh Demokratis
Menurut Gunarsa (1981), dalam pendidikan demokratis adalah
remaja boleh mengemukakan pendapat sendiri, mendiskusikan
pandangan-pandangan mereka dengan orang tua, menentukan dan
mengambil keputusan. Akan tetapi orang tua masih melakukan
pengawasan dalam hal mengambil keputusan terakhir dan bila diperlukan
persetujuan orang tua. Pola asuh demokratis adalah orang tua yang
menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk anak
dengan cara memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional
atau pemikiran-pemikiran. Remaja yang dibesarkan dengan pola
pengasuhan authoritative akan merasakan suasana rumah yang penuh
rasa saling menghormati, penuh apresiasi, kehangatan, penerimaan, dan
adanya konsistensi pengasuhan dari orangtua mereka.
Menurut Baumrind (1975) pola asuh authoritative merupakan
kombinasi unik antara pemberian kontrol yang tinggi dan dorongan
positif orangtua terhadap otonomi dan perjuangan atau usaha mandiri
anak. Menurut Suherman (2000), pola asuh demokratis merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perlakuan orangtua yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat tentang segala sesuatu yang menyangkut
kehidupan pribadinya. Jadi, pola asuh demokratis adalah gaya
pengasuhan yang diterapkan orangtua kepada anak, orangtua
memberikan kasih sayang kepada anak, namun orangtua tetap bersikap
tegas dan menghargai anak. Selain itu, orangtua juga memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dan
memberikan kebebasan kepada anak tetapi tetap ada rambu-rambu yang
berlaku dari orangtua.
2. Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis
Menurut Baumrind (1975) pola asuh demokratis memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Orangtua menjadikan dirinya sebagai model panutan bagi anak-
anaknya
Orangtua memberikan contoh sikap yang baik kepada anak. Selain
mengarahkan anak, orangtua ikut berperan memperagakan sesuatu
hal yang memang anak butuhkan dan belum dipahami sehingga anak
melihat orangtua dan anak mampu melakukan dengan cara melihat
yang dilakukan orangtua. Misal, orangtua menaati norma-norma
yang berlaku di lingkungan sekitar, dengan cara anak melihat sikap
dan mendengarkan pengarahan dari orangtua, anak mampu
menirukan dan melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Orangtua hangat dan berupaya membimbing anak-anaknya dalam
membuat keputusan
Orangtua membangun kedekatan dengan anak dan membimbing
anak dalam membuat keputusan. Anak merasa nyaman ketika
orangtua mampu membangun kedekatan dengan anak, saat anak
merasa nyaman dengan orangtua, anak bersedia menerima
pengarahan dan bimbingan dari orangtua. Termasuk saat anak
mendapatkan bimbingan dalam membuat keputusan.
c. Orangtua berwenang untuk mengambil keputusan akhir dalam
keluarga
Orangtua memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan akhir
dalam keluarga. Kebebasan yang diambil juga memperhatikan
rambu-rambu dan peraturan yang berlaku dalam keluarga.
d. Orangtua menghargai disiplin anak-anaknya
Anak juga memiliki aturan dalam mendisiplinkan diri, meskipun
anak masih menjadi tanggung jawab orangtua tetapi anak juga
memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Anak
mendisiplinkan diri dengan caranya sendiri dan belajar bertanggung
jawab atas kehidupannya. Disini peran orangtua adalah menghargai
disiplin yang sudah dilakukan anak.
Pola asuh demokratis juga bercirikan adanya kesamaan hak dan
kewajiban orang tua dan anak, di mana anak dilatih untuk mampu
mempertanggungjawabkan sikap, ucapan, dan perilakunya. Pola asuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
demokratis akan menghasikan karakteristik anak-anak yang mandiri,
dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman,
mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru,
anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, percaya terhadap
kemampuan dirinya dan koperatif terhadap orang lain (Sudjito, Sutaryo,
Kaelan, dkk, 2013).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat empat ciri-ciri pola asuh demokratis. Orangtua menjadikan
dirinya sebagai model panutan bagi anak remajanya supaya anak mampu
mencontoh sikap baik orangtua. Orangtua bersikap hangat dan berupaya
membimbing anak remajanya dalam membuat keputusan. Selain itu,
orangtua memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan akhir dalam
keluarga. Orangtua menghargai disiplin yang dilakukan anak dengan
caranya sendiri agar anak merasa dihargai oleh orangtua. Orangtua
mampu membangun kedekatan dengan anak remajanya dan membuat
anak remajanya merasa nyaman dekat dengan orangtua. Adanya
kesamaan hak dan kewajiban orang tua dan anak, di mana anak dilatih
untuk mampu mempertanggungjawabkan perilakunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Aspek-aspek Pola Asuh Demokratis
Menurut Baumrind (1975) pola asuh demokratis memiliki aspek-
aspek sebagai berikut.
a. Hangat namun tegas
Orangtua memberikan sikap hangat dan kasih sayang kepada
anaknya. Orangtua memberikan kelonggaran pada anaknya dan
menjelaskan alasan mereka dibalik kebijakannya. Orangtua
memberikan pengarahan kepada anaknya dan tegas dalam
mengambil tindakan.
b. Mengenakan seperangkat standar untuk mengatur anak-anaknya
yang sesuai dengan perkembangan anaknya
Orangtua memandang anaknya sebagai individu yang berkembang
dan mampu melakukan sesuatu hal sesuai dengan perkembangan.
Orangtua tidak menuntut anaknya diluar batas kemampuannya.
c. Menempatkan nilai yang tinggi pada perkembangan kemandirian
dan pengaturan diri sendiri
Orangtua menghargai kemandirian anaknya dan sering membantu
anak dalam hal pengaturan diri dan disiplin. Di sisi lain, masih
menetapkan batas-batas dan pengendalian-pengendalian atas
tindakan-tindakan mereka.
d. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan rasional, berorientasi pada
masalah serta sering melibatkan diri dalam perbincangan dan
penjelasan pada anak-anaknya seputar persoalan disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Orangtua mengajarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Orangtua melibatkan diri dalam membimbing anaknya mengenai
persoalan disiplin dan pemecahan masalah secara konstruktif.
e. Mendorong interaksi saling memberi dan menerima
Kedua belah pihak saling memahami pandangannya untuk akhirnya
sampai pada suatu keputusan yang dapat diterima semua pihak.
Menggunakan cara take and give, rasa tanggungjawab dapat semakin
meningkat.
f. Mendukung, menerima, dan bertanggungjawab dalam
mempertimbangkan berbagai alternatif, tetapi tidak mendominasi
anak
Orangtua menghargai anaknya sebagai pribadi yang membutuhkan
orangtua tetapi di lain pihak sebagai pribadi yang mandiri. Anak
diberi kesempatan untuk berpikir dan mempertimbangkan setiap
keputusan yang diambil tanpa terpengaruh tekanan dari luar.
g. Menggunakan wewenang tetapi dalam penerapannya bersifat
membimbing anak
Orangtua memberikan kebebasan tetapi tetap ada rambu-rambu yang
berlaku dari orangtua. Anak mendapatkan bimbingan dan arahan dari
orangtua namun dibebaskan dalam memutuskan setiap
permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
h. Bekerjasama dengan anak dalam membuat keputusan
Orangtua mengekspresikan pandangannya tetapi tetap menghargai
individualitas anak dalam membuat keputusan. Orangtua menghargai
anak sebagai pribadi dengan segala haknya dalam membuat
keputusan.
i. Mendorong anak untuk melepaskan diri secara berangsur-angsur dari
pihak keluarga
Orangtua memberi dorongan kepada anaknya untuk melatih diri
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap peran orangtua.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat sembilan aspek pola asuh demokratis. Individu yang diasuh
dengan pola asuh demokratis mendapatkan bimbingan dan pengarahan
dari orangtua. Anak remaja diberikan kebebasan oleh orangtua tetapi
juga bertanggung jawab terhadap kelonggaran yang diberikan oleh
orangtua. Orangtua dan anak remajanya dapat bekerja sama dalam setiap
keputusan yang diambil. Selain itu, anak remajanya juga diberi
kesempatan untuk berpikir dan mempertimbangkan setiap keputusan
yang diambil. Orangtua menghargai anak sebagai pribadi dengan segala
hak yang dimiliki anak. Anak dilatih untuk melepaskan diri dari
ketergantungan terhadap peran orangtua supaya anak memiliki
kemandirian untuk menentukan kehidupannya di masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
B. Hakikat Kemampuan Mengelola Emosi
1. Pengertian Kemampuan Mengelola Emosi
Menurut Sarwono (dalam Yusuf, 2010) emosi merupakan setiap
keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat
lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam). Emosi
sebagai perasaan, afek, yang terjadi ketika seseorang berada dalam
sebuah kondisi atau sebuah interaksi yang penting baginya, khususnya
bagi kesejahteraannya (dalam Santrock, 2007). Menurut Chaplin (2002),
merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari
organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang
mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Jadi, emosi adalah keadaan
atau kondisi yang sedang dialami individu.
Kemampuan mengelola emosi adalah cara seseorang
menyalurkan emosi dengan baik sehingga tidak merugikan diri sendiri
dan orang lain. Kemampuan mengelola emosi merupakan individu yang
mampu meluapkan emosinya dengan tepat dan mampu menguasai
dirinya yang sedang emosi. Emosi yang diluapkan sesuai dengan emosi
yang dirasakan, tidak kurang juga tidak berlebihan. Emosi yang
diluapkan juga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
2. Fungsi Mengelola Emosi Siswa
Konsep paling populer tentang pengendalian emosi (emotional
control) menitikberatkan pada penekanan reaksi yang tampak terhadap
rangsangan yang menimbulkan emosi. Menurut konsep ini, seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang telah dibangkitkan kemarahannya akan melumpuhkan emosi
tersebut dan dengan melakukan hal itu ia akan menampakkan gambaran
emosi yang tenang. Emosi yang dilumpuhkan adalah emosi yang
biasanya menyertai kemarahan, antara lain yang tampak dalam wujud
ekspresi wajah, tubuh, atau kata-kata. Semakin berhasil seseorang
menekan ekspresi yang tampak ini orang itu dinilai semakin baik
pengendalian emosinya (Hurlock, 1996).
Konsep ilmiah tentang pengendalian emosi sangat berbeda dari
konsep yang populer tersebut. Dengan menggunakan kata “control”
seperti yang didefinisikan pada setiap kamus standar yang berarti
“berusaha sekuat-kuatnya mengendalikan atau mengarahkan energi
emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara
sosial. Memang, konsep ilmiah menitikberatkan pada pengendalian,
tetapi hal itu tidak sama artinya dengan penekanan. Apabila orang
mengendalikan ekspresi emosi yang tampak, mereka juga berusaha
mengalihkan energi yang ditimbulkan oleh tubuh mereka menjadi
persiapan untuk betindak ke arah pola perilaku yang bermanfat dan dapat
diterima secara sosial. Hal ini sangat berbeda dari konsep populer, yang
mengharuskan penekanan energi emosional di dalam diri mereka
(Hurlock, 1996).
Agar mencapai pengendalian emosi dalam artian yang ilmiah,
individu harus memberikan perhatian pada aspek mental dari emosi
sebanyak perhatian pada aspek fisik. Sekedar mengekspresikan emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam bentuk yang dapat diterima secara sosial tidaklah cukup. Aspek
mental dari emosi juga memerlukan bimbingan. Kalau tidak keadaan
emosional itu akan menyala terus dan menyebabkan seseorang bereaksi
emosional terhadap rangsangan yang muncul kemudian. Akibatnya, atas
kemauannya sendiri, orang itu tidak akan sanggup membangkitkan reaksi
emosi yang baru. Sebagai contoh, meskipun seseorang telah menemukan
cara ekspresi yang dapat diterima secara sosial, hal itu tidak menjamin
bahwa ia tidak akan marah lagi. Jika ia masih juga berpikir tentang sebab
kemarahannya, ia akan menjadi semakin marah dan semakin yakin
bahwa kemarahannya dapat dibenarkan (Hurlock, 1996).
Oleh karena itu, jelas bahwa di samping harus belajar bagaimana
cara menangani rangsangan yang membangkitkan emosi, individu juga
harus belajar bagaimana cara mengatasi reaksi yang biasanya menyertai
emosi tersebut. Agar dapat melakukan hal ini, anak harus mampu menilai
rangsangan tersebut dan menentukan apakah reaksi emosi yang akan ia
lakukan dapat dibenarkan atau tidak (Hurlock, 1996).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengelola Emosi
Pembersihan sistem energi yang terkurung, yang terjadi apabila
ekspresi emosi dikendalikan, dikenal sebagai “katarsis emosi”. Apabila
energi fisik yang dibina untuk persiapan bertindak tidak dilepaskan,
keseimbangan tubuh akan terganggu. Demikian pula halnya, apabila
keadaan mental yang menyertai emosi tidak ditangani secara tepat, hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
akan menimbulkan sikap yang tidak menyenangkan sehingga
penyesuaian pribadi dan sosial anak berkurang (Hurlock, 1996).
Berikut ini bantuan bagi katarsis emosi (Hurlock, 1996).
a. Kegiatan menyibukkan diri sehari-hari baik dengan bermain maupun
dengan bekerja.
b. Pemahaman bahwa kegiatan menyibukkan diri dapat membantu
kesehatan fisik dan emosi.
c. Pengembangan rasa humor sehingga seseorang dapat tertawa
sekalipun menertawakan diri sendiri.
d. Pengertian bahwa menangis tidak selalu merupakan perilaku yang
kebayi-bayian. Menangis dapat merupakan hal yang baik bagi
individu apabila mereka tahu kapan dan di mana menangis.
e. Hubungan emosional yang akrab paling tidak dengan salah seorang
anggota keluarga. Orang tua dapat membantu anak mengembangkan
pandangan yang lebih matang terhadap masalah mereka.
f. Seorang teman akrab tempat anak dapat menceritakan kesulitan dan
mengadu. Anak mungkin ragu-ragu untuk mengutarakan masalahnya
kepada orang yang lebih tua.
g. Kesediaan untuk membincangkan masalah dengan seseorang yang
bersikap simpatik. Sebagian besar anak tidak dapat berbicara bebas
tentang segala sesuatu, termasuk masalah mereka, kecuali apabila
mereka didorong untuk melkukan hal itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
h. Pengertian dari pihak lain terhadap sebab yang melatarbelakangi
timbulnya emosi anak. Sebagai contoh, anak-anak yang mengalami
rasa takut mempunyai alasan tertentu. Jika orang tua, guru, dan
orang lain memahami hal ini, maka anak-anak akan bersedia
membicarakan ketakutan mereka.
4. Aspek-aspek Kemampuan Mengelola Emosi
Goleman (1996) adapun aspek-aspek kemampuan dalam
mengelola emosi sebagai berikut.
a. Bersikap toleran terhadap frustrasi
Saat seseorang frustrasi dapat memunculkan emosi. Emosi yang
muncul ketika frustrasi dapat membuat individu tidak mampu
mengelola emosinya dan tidak mampu menguasai dirinya. Akan
tetapi, individu yang mampu bersikap toleran terhadap frustrasi yang
sedang dialami maka individu mampu mengelola emosi secara lebih
baik.
b. Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat tanpa berkelahi
Tice mengungkapkan bahwa amarah merupakan suasana hati yang
paling sulit dikendalikan. Berbeda dengan kesedihan, amarah
menimbulkan semangat, bahkan menggairahkan sehingga
memunculkan individu untuk melakukan perkelahian tetapi individu
yang memiliki pola pemikiran yang positif akan mampu
mengungkapkan amarah dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Dapat mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri sendiri dan
orang lain
Perlunya memiliki kesadaran diri akan perasaan yang dirasakan.
Perasaan atau suasana hati yang sedang dirasakan individu akan
mempengaruhi pikiran sehingga ketika pikiran itu muncul akan
mendorong individu melakukan tindakan. Apabila suasana hati
sedang kacau, tidak perlu risau dan larut ke dalamnya, dan mampu
melepaskan diri dari suasana hati tersebut.
d. Memiliki perasaan positif tentang diri sendiri, sekolah, dan keluarga
Perasaan timbul ketika menyadari akan perasaan diri sendiri.
Menurut Mayer (dalam Goleman, 1996), kesadaran diri berarti
waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran individu tentang
suasana hati. Suasana hati yang bahagia, ketika sedang berlangsung,
dapat memperkuat kemampuan untuk berpikir dengan fleksibel dan
dengan lebih kompleks sehingga memudahkan menemukan
pemecahan masalah, baik persoalan intelektual atau antarpribadi.
e. Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stress)
Permasalahan individu yang kompleks dan sulit diselesaikan menjadi
sumber dari stress yang sulit dihindari. Menurut Clonninger (2009),
stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika
seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan belum
mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang mengganggu
seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
individu dapat mengamati secara mendalam tentang permasalahan
yang mengundang stress, tentunya individu dapat menyikapi
stressor. Individu yang mampu mengamati permasalahan tersebut
maka individu dapat mengatasi stres karena permasalahan yang
sedang dialami.
f. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam pergaulan
Di dalam pergaulan pasti setiap individu pernah merasakan kesepian
dan cemas tetapi individu juga harus mampu mengurangi rasa
kesepian dan cemas yang dirasakan. Saat individu merasakan hal itu,
maka individu mampu memperkirakan kemampuannya sendiri
dalam mengatasi situasi tersebut. Selain itu, individu harus
memahami keadaan yang menyebabkan individu tersebut merasakan
kesepian dan cemas. Setelah itu, individu dapat mengendalikan diri
untuk dapat mengelola emosi yang menyebabkan cemas tersebut.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
enam aspek kemampuan mengelola emosi. Individu yang memiliki
kemampuan mengelola emosi dapat menyalurkan emosinya dengan baik
dan tepat. Individu mampu bersikap toleran terhadap frustrasi yang
sedang dialami sehingga individu mampu mengelola emosi secara lebih
baik. Individu memiliki pola pemikiran yang positif akan mampu
mengungkapkan amarah dengan tepat. Perlunya individu memiliki
kesadaran diri akan perasaan yang dirasakan. Menurut Mayer (dalam
Goleman, 1996), kesadaran diri berarti waspada baik terhadap suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
hati maupun pikiran individu tentang suasana hati. Selain itu, memiliki
kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stress) juga penting
karena apabila individu dapat mengamati secara mendalam tentang
permasalahan yang mengundang stress, tentunya individu dapat
menyikapi stressor. Individu juga diharapkan dapat mengurangi perasaan
kesepian dan cemas dalam pergaulan, individu harus memahami keadaan
yang menyebabkan individu tersebut merasakan kesepian dan cemas.
Setelah itu, individu dapat mengendalikan diri untuk dapat mengelola
emosi yang menyebabkan cemas tersebut.
C. Masa Remaja Akhir
1. Pengertian Masa Remaja Akhir
Masa remaja (adolescence) sebagai periode transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang
melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional
(Santrock, 2007). Elizabeth Hurlock menyebut masa remaja sebagai
masa adolescence. Adolescence adalah proses berkembangnya
kematangan mental, emosional, dan fisik seorang manusia (dalam Farida,
2014). Menurut Rumini dan Sundari (dalam Farida, 2014) masa remaja
adalah peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Di masa ini,
remaja mengalami perkembangan semua aspek dan fungsi untuk
memasuki masa dewasa. Intinya, secara fisik dan psikis mereka bukan
lagi anak-anak namun bukan juga manusia dewasa yang telah matang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Tugas Perkembangan Masa Remaja Akhir
Havighurst (1961) menjelaskan tugas-tugas perkembangan remaja
sebagai berikut.
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
Remaja memandang wanita sebagai wanita dan memandang laki-laki
sebagai laki-laki dan berkembang menjadi orang dewasa. Bekerja
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan belajar
memimpin orang lain tanpa mendominasi.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita
Remaja menerima peranan masing-masing sebagai pria atau wanita
sesuai dengan ketentuan atau norma-norma di masyarakat.
c. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau orang dewasa
lainnya
Remaja mampu meninggalkan sikap kekanak-kanakan. Remaja
membebaskan dirinya dari ketergantungannya terhadap orangtua
maupun orang lain.
d. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang
diperlukan bagi warga negara
Menjadi warga negara yang baik perlu mengembangkan konsep
hukum, pemerintah, ekonomi, geografi, hakikat manusia dan
lembaga sosial. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan
kemampuan berpikir dalam upaya memecahkan masalah secara
efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
e. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial sebagai orang dewasa yang
bertanggung jawab. Menaati nilai-nilai sosial yang berlaku di
masyarakat dalam bertingkah laku.
f. Memperoleh seperangkat nilai dan etika sebagai pedoman dalam
bertingkah laku
Membentuk seperangkat nilai yang dapat direalisasikan dan
mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai.
Mengembangkan kesadaran dalam hubungannya dengan alam
semesta dan dengan sesama manusia. Memahami gambaran hidup
dan nilai sehingga mampu hidup selaras dengan orang lain.
g. Beriman dan bertakwa kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa
Mencapai kematangan sikap dan kebiasaan dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan
sehari-hari. Memiliki kesadaran dalam beribadah dan taat pada
perintah agama.
D. Hubungan Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan Mengelola Emosi
Siswa
Pola asuh yang diterima oleh seseorang di rumah sebagai lingkungan
terkecil dalam kehidupan seseorang akan berpengaruh dengan kemampuan
emosi siswa. Pola asuh yang dinilai tepat adalah pola asuh demokratis. Pola
asuh tersebut dinilai tepat karena adanya sikap-sikap positif bagi anak. Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
satunya adalah adanya kehangatan dan kasih sayang yang diberikan oleh
orangtua kepada anak remajanya. Kehangatan yang diberikan akan
membentuk kedekatan antara orangtua dan anak remajanya. Hal ini
berpengaruh terhadap keterampilan sosial seorang remaja. Keterampilan
sosial yang dimiliki remaja didukung dengan kemampuan dalam mengenali
dan mengelola emosi diri.
Dalam penerapan pola asuh demokratis, pemberian kebebasan dari
orangtua merupakan salah satu aspek yang terkandung didalamnya. Remaja
diberi kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, apabila telah terjadi
kesepakatan bersama maka remaja pun harus berrtanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat (Santrock, 2007). Remaja juga menghargai setiap
masukan dan kritikan yang ditujukan pada dirinya (Santrock, 2007). Remaja
mampu menerima masukan dan kritikan tanpa ada rasa marah dan dengki
kepada orang yang memberinya masukan maupun kritik. Hal ini secara tidak
langsung akan menumbuhkan motivasi dalam diri remaja untuk berkembang
menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga remaja mampu hidup lebih mandiri
dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri (Goleman, 1996). Apabila
remaja mampu hidup lebih mandiri dan bertanggungjawab maka hal tersebut
pun akan meningkatkan kemampuan dalam mengelola emosi remaja yang
bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
E. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Pramitasari (2011), mahasiswi jurusan
Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul “Hubungan
antara Pola Asuh Demokratis dan Kecerdasan Emosional pada Remaja di
Yogyakarta”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara pola asuh demokratis dan kecerdasan emosional yang dimiliki remaja
di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan antara pola asuh demokratis dan kecerdasan emosional pada
remaja di Yogyakarta. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil r = 0,287
dengan nilai p = 0,001 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa remaja yang diasuh
dengan pola asuh cenderung demokratis memiliki tingkat kecerdasan
emosional yang tinggi dan remaja yang diasuh dengan pola asuh cenderung
tidak demokratis akan memiliki tingkat kecerdasan emosional yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Priyanti (2003), mahasiswi jurusan
Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul “Hubungan
Pola Asuh Otoritatif dengan Kecerdasan Emosi pada Akhir Masa Kanak-
kanak”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan positif
antara pola asuh otoritatif orangtua dan kecerdasan emosi pada akhir masa
kanak-kanak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan antara pola asuh demokratis dan kecerdasan emosional pada
remaja di Yogyakarta. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai koefisien
korelasi 0,831 dengan p = 0,01 (p < 0,05). Hubungan yang kuat dan positif
serta besarnya sumbangan menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memiliki peranan yang cukup besar dalam mendorong peningkatan atau
pengembangan kecerdasan emosi pada akhir masa kanak-kanak. Hubungan
yang erat antara pola asuh otoritatif dengan kecerdasan emosi anak
menimbulkan adanya pengharapan yang tinggi dari siswa terhadap penerapan
pola asuh secara otoritatif dari orangtuanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Savitri (2008), mahasiswi jurusan
Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul “Hubungan
antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Demokratis dan Penyesuaian Diri pada
Remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
persepsi terhadap pola asuh demokratis dan penyesuaian diri pada remaja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara persepsi terhadap pola asuh demokratis dan penyesuaian diri pada
remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil r = 0,718 dengan nilai p =
0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi persepsi terhadap pola
asuh demokratis maka semakin baik penyesuaian diri yang dilakukan oleh
remaja, sedangkan semakin rendah persepsi terhadap pola asuh demokratis
maka semakin buruk penyesuaian diri pada remaja.
F. Kerangka Pikir
Pola asuh demokratis merupakan gaya pengasuhan yang diterapkan
orangtua kepada anak, yang penuh kasih sayang, namun tetap bersikap tegas
dan menghargai anak. Selain itu, orangtua juga memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan kebebasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kepada anak tetapi tetap ada rambu-rambu yang berlaku dari orangtua.
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk
meluapkan emosinya dengan tepat dan mampu menguasai dirinya yang
sedang emosi. Emosi yang diluapkan sesuai dengan emosi yang dirasakan,
tidak kurang juga tidak berlebihan. Emosi yang diluapkan juga tidak
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Pola asuh yang diterapkan orangtua akan mempengaruhi kemampuan
anak remaja dalam mengelola emosi. Hal itu didasarkan bahwa lingkungan
terkecil sosialisasi seorang anak berada pada lingkup keluarga dimana
orangtua mengambil peranan penting dalam mendidik dan mengarahkan
anaknya agar berkembang sesuai tahap perkembangannya, khususnya dalam
tahapan kemampuan mengelola emosi. Dari beberapa pola asuh, salah satu
pola asuh yang dianggap tepat adalah pola asuh demokratis. Dengan
menerapkan pola asuh tersebut, orangtua memiliki kedekatan dengan anaknya
sehingga menciptakan suasana hangat serta menumbuhkan kerjasama yang
baik antara orangtua dan anak. Selain itu, kebiasaan yang sudah diterapkan
orangtua dapat dibawa oleh anak ke lingkungan yang lebih luas, yaitu
lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Perilaku seorang anak tidak
jauh dari pola asuh yang diterapkan oleh orangtua. Orangtua mengarahkan
anaknya dalam mengambil keputusan, bertanggung jawab atas dirinya
sendiri, memberikan kelonggaran yang disertai alasannya, mandiri dan
mengajarkan batasan-batasan dari tindakan yang dilakukan anak. Pola asuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang diterapkan orangtua tersebut dapat membantu anak dalam mengelola
emosi.
Siswa yang diasuh dengan pola asuh demokratis memiliki
kemampuan mengelola emosi yang baik. Pola asuh demokratis dianggap pola
asuh yang tepat dan memiliki nilai positif saat diterapkan pada anak. Pola
asuh demokratis mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang baik salah
satunya dalam mengelola emosinya. Emosi yang munculpun bisa datang dari
mana saja, bisa dari luar maupun dalam diri. Emosi yang datang disebabkan
dari luar, diri sendiri yang mampu mengatasinya dengan mengenali diri
sendiri dan emosi tersebut. Saat datang dari dalam diri, diri sendirilah yang
mampu mengevaluasi diri sendiri yang menyebabkan emosi. Emosi yang
datang baik dari luar maupun dalam diri, diri sendirilah yang membuat
keputusan akan apa yang dilakukan saat sedang emosi. Keputusan yang
diambil itu dapat dilihat apakah memiliki kemampuan diri dalam mengelola
emosi. Mengelola emosi berarti mampu meluapkan emosi dengan cara yang
baik dan tidak merugikan orang lain, meluapkan yang tidak berlebihan juga
tidak kurang.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pola asuh
demokratis yang diterapkan orangtua memiliki keterkaitan dengan
kemampuan anak dalam mengelola emosi. Keterkaitan antara pola asuh
demokratis dengan kemampuan mengelola emosi dapat digambarkan pada
bagan berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 2.1Bagan Kerangka Berpikir
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka diajukan hipotesis penelitian
yang berupa hipotesis statistik.
1. Hipotesis Alternatif (HI)
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh demokratis
orangtua dengan kemampuan mengelola emosi pada siswa/i kelas XI IPA
2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Hipotesis Null (Ho)
Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh
demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola emosi pada siswa/i
kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
PengelolaanEmosi
Pola AsuhDemokratis
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,
waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data
dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan teknik
korelasi. Furchan (2004) mengatakan penelitian deskriptif dengan
metode survey dirancang untuk memperoleh informasi dengan
mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif
besar jumlahnya.
Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran tentang korelasi antara pola asuh demokratis
orangtua dengan kemampuan mengelola emosi siswa/siswi kelas XI di
SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017. Jumlah siswa dapat
dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.1Jumlah Subjek Penelitian
Kelas Siswa Hadir Siswa TidakHadir
XI IPA 2 25 2XI IPS 2 23 0Jumlah 48 2
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data ini dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2017 dan
20 Februari 2017 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang beralamatkan di
Jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini digunakan dua variabel penelitian yang terdiri
dari:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat disebut sebagai variabel tak bebas. Variabel
terikat dapat juga dikatakan sebagai dependent variable (Y).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pola asuh demokratis.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas disebut sebagai variabel penyebab. Variabel
bebas dapat juga dikatakan independent variable (X). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah kemampuan mengelola emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Kuesioner ini disusun dalam bentuk skala bertingkat
menurut skala Likert.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian
pertama adalah kuesioner pola asuh demokratis dan bagian kedua
adalah kuesioner kemampuan mengelola emosi. Kuesioner pola asuh
demokratis dan kemampuan mengelola emosi yang bersifat tertutup
karena pilihan alternatif untuk semua item sudah disediakan.
Kuesioner dalam penelitian ini memuat pernyataan-pernyataan yang
mengungkap aspek-aspek pola asuh demokratis dan kemampuan
mengelola emosi dengan skala Likert. Item-item kuesioner terdiri
atas dua macam pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan
unfavorable.
Ada empat alternatif jawaban dalam kuesioner pola asuh
demokratis dan kemampuan mengelola emosi yaitu: Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang
sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dengan
memberi tanda centang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.2Norma Skoring Kuesioner Pola Asuh Demokratis Orangtua
dan Kemampuan Mengelola Emosi Siswa
AlternatifJawaban
Pola Asuh DemokratisOrangtua
Kemampuan MengelolaEmosi Siswa
SkorFavorable
SkorUnfavorable
SkorFavorable
SkorUnfavorable
Sangat Sesuai 4 1 4 1Sesuai 3 2 3 2
Tidak sesuai 2 3 2 3Sangat Tidak
Sesuai 1 4 1 4
Berikut ini juga dipaparkan kisi-kisi instrumen pola asuh
demokratis yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 3.3Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis
No Aspek Pola AsuhDemokratis
Indikator Nomor Item JumlahFav Unfav
1 Hangat namuntegas
a. Remaja mendapatkan kasihsayang dari orangtua
10,30
20, 40 4
b. Remaja mendapatkanpengarahan dari orangtua dalambertindak
50,70
60, 1 4
2 Mengenakanseperangkatstandar untukmengaturanak-anaknyayang sesuaidenganperkembangananaknya
a. Remaja mampu berkembangsesuai tahap perkembangannya
11,31
21, 41 4
b. Orangtua membiasakan remajapercaya terhadapkemampuannya sendiri
51,71
61, 2 4
3 Menempatkan nilaiyang tinggi padaperkembangankemandirian danpengaturan dirisendiri
a. Remaja diajarkan oleh orangtuauntuk memperlihatkan sikapmandiri
12,32
22, 42 4
b. Remaja mendapatkanpenghargaan dari orangtua ataskemandirian yang dilakukan
52,72
62, 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
No Aspek Pola AsuhDemokratis
Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav4 Menanamkan
kebiasaan-kebiasaan rasional,berorientasi padamasalah serta seringmelibatkan diridalam perbincangandan penjelasan padaanak-anaknyaseputar persoalandisiplin
a. Remaja diajarkan untukmenerapkan norma-norma yangberlaku di masyarakat
13,33
23, 43 4
b. Remaja dilatih untuk bersikapdisiplin
53,73
63, 4 4
5. Mendoronginteraksi salingmemberi danmenerima
a. Remaja mampu memberikanpandangannya sendiri danmenerima pandangan orang lain
14,34
24, 44 4
b. Remaja mampu menerimakeputusan yang dapat diterimaoleh pihak luar dan dirinyasendiri
54,74
64, 5 4
c. Remaja memiliki rasatanggungjawab
15,35
25, 45 4
6. Mendukung,menerima, danbertanggungjawabdalammempertimbangkanberbagai alternatif,tetapi tidakmendominasi anak
a. Remaja mendapatkankesempatan untuk berpikirtanpa terpengaruh tekanan dariluar
55,75
65, 6 4
b. Orangtua membantu remajamemecahkan masalah secarakonstruktif
16,36
26, 46 4
7. Menggunakanwewenang tetapidalampenerapannyabersifatmembimbing anak
a. Remaja mendapatkankebebasan dari orangtua dengandisertai alasan yang tepat
56,76
66, 7 4
b. Remaja mendapatkanbimbingan dan pengarahantentang baik dan buruk yangdiputuskan
17,37
27, 47 4
8. Bekerjasamadengan anak dalammembuat keputusan
a. Remaja diberi kesempatanuntuk mendengarkan pendapatorangtua
57,8
67, 18 4
b. Orangtua mampu menjalinkerjasama dengan remaja
28,48
38, 58 4
9. Mendorong anakuntuk melepaskandiri secaraberangsur-angsurdari pihak keluarga
a. Remaja dilatih untukmelepaskan diri dariketergantungan terhadaporangtua
68,19
9, 29 4
b. Remaja mampu melepaskan diridari ketergantungan peranorangtua secara berangsur-angsur
39,59
49, 69 4
Jumlah 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.4Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi
No AspekKemampuan
Mengelola Emosi
Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav
1. Bersikap toleranterhadap frustrasi
a. mengetahui frustrasi yangsedang dirasakan
10,30
20, 40 4
b. mampu bersikap toleran ataumenghargai frustrasi
50,70
60, 1 4
c. mampu mengelola amarah yangdisebabkan oleh frustrasi
11,31
21, 41 4
2. Lebih mampumengungkapkanemosi dengan tepat
a. memiliki pola pemikiran yangpositif
51,71
61, 2 4
b. meluapkan kemarahan tanpaberkelahi
12,32
22, 42 4
c. mampu mengungkapkanamarah sesuai dengan polapemikiran yang positif
52,72
62, 3 4
3. Dapatmengendalikanperilaku agresifyang merusak dirisendiri dan oranglain
a. memahami perilaku mana yangmembuat saya ingin bertindaknegatif kepada orang lain
13,33
23, 43 4
b. mampu melepaskan diri darisuasana hati yang dirasakan
53,4
63, 14 4
c. mampu mengendalikan diri dariperilaku agresif
24,44
34, 54 4
4. Memiliki perasaanpositif tentang dirisendiri, sekolah,dan keluarga
a. Bersikap tenang saatmenghadapi masalah
64,15
5, 25 4
b. Bersikap ramah di lingkungansekolah
35,55
45, 65 4
c. Bersikap saling menghormatianggota keluarga
6,26
16, 36 4
5. Memilikikemampuan untukmengatasiketegangan jiwa(stress)
a. mengetahui sumber stress ataustressor
46,66
56, 7 4
b. mampu mengamatipermasalahan yang terjadi
17,37
27, 47 4
c. mampu menemukan cara untukmengatasi stress
57,8
67, 18 4
6. Dapat mengurangiperasaan kesepiandan cemas dalampergaulan
a. memahami keadaan yangmenyebabkan kesepian dancemas
28,48
38, 58 4
b. mampu memperkirakankemampuan diri sendiri dalammengatasi situasi
68,19
9, 29 4
c. mengendalikan diri untuk dapatmengelola emosi akibat darikesepian dan cemas
39,59
49, 69 4
Jumlah 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Furchan, 2005).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi adalah sejauh mana item-item dalam skala mencakup
keseluruhan kawasan objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi
skala mencerminkan aspek yang hendak diukur dengan melihat
konstruk teoritik dari aspek-aspek yang ada pada variabel yang akan
diukur (Azwar, 1999). Suryabrata (2008), mengatakan bahwa
validitas isi ditentukan dengan analisis rasional atau lewat
professional judgement (penilaian professional). Instrumen pola asuh
demokratis dan kemampuan mengelola emosi dikontruksi
berdasarkan aspek-aspek pola asuh demokratis dan kemampuan
mengelola emosi kemudian validasi item dilakukan oleh Ag. Krisna
Indah Marheni, S.Pd., M.A. selaku dosen pembimbing dan Drs. Edi
Sutrisna selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMA Bopkri 2
Yogyakarta.
Instrumen yang telah dianalisis oleh kedua ahli dan dinyatakan
layak untuk dipakai. Penelitian melakukan ujicoba terlebih dahulu
lalu setelah ujicoba peneliti melakukan perbaiki pada instrumen.
Selanjutnya setelah diperbaiki, peneliti langsung melakukan
penelitian dengan memberikannya kepada subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data empirik dan
menganalisis butir item secara kuantitatif dengan perhitungan
korelasi item dengan skor total dan menggunakan teknik analisis
korelasi Pearson Product Moment dengan rumus berikut.
∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ – (∑ ) }Keterangan:
= korelasi skor total kuesioner dan total butir-butir keusioner
N = jumlah subjek
X = skor total kuesioner
Y = skor total butir-butir kuesioner
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Skor korelasi item dengan skor total bergerak antara 0,00-1.
Semakin tinggi nilai korelasi item dengan skor total skala, maka
semakin bagus daya item tersebut. Sebaliknya, semakin rendah nilai
korelasi item skor total, semakin rendah daya beda item tersebut.
Apabila daya beda bernilai – (minus), maka item tersebut tidak bisa
membedakan antara individu yang memiliki atribut atau tidak, malah
item tersebut memberikan informasi yang salah (Jelpa, 2015). Maka
nilai indeks diskriminasi item dapat dilihat sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.5Indeks Diskriminasi Item
Kuesioner Pola Asuh Demokratis dan Kemampuan Mengelola Emosi
Nilai Klasifikasi> 0,300 Diterima
0,250-0,299 Dipertimbangkan< 0,249 Tidak disarankan- (minus) Ditolak
Apabila item tersebut memiliki nilai 0,250-0,299, maka item
tersebut dapat dipertimbangkan. Item tersebut tetap dipakai jika item
yang memiliki nilai > 0,300 terbatas (Jelpa, 2015). Dikarenakan
keterbatasan item dibeberapa indikator maka item yang masuk dalam
klasifikasi dipertimbangkan juga digunakan.
Tabel 3.6Kisi-kisi Instrumen Pola Asuh Demokratis
Setelah Uji Diskriminasi Item
No Aspek Pola AsuhDemokratis
Indikator Nomor Item JumlahFav Unfav
1 Hangat namuntegas
a. Remaja mendapatkan kasihsayang dari orangtua
10*,30*
20*, 40 4
b. Remaja mendapatkanpengarahan dari orangtuadalam bertindak
50*,70*
60*, 1* 4
2 Mengenakanseperangkatstandar untukmengaturanak-anaknyayang sesuaidenganperkembangannaknya
a. Remaja mampu berkembangsesuai tahap perkembangannya
11*,31*
21, 41* 4
b. Orangtua membiasakan remajapercaya terhadapkemampuannya sendiri
51*,71*
61*, 2* 4
3 Menempatkan nilaiyang tinggi padaperkembangankemandirian danpengaturan dirisendiri
a. Remaja diajarkan olehorangtua untukmemperlihatkan sikap mandiri
12,32*
22*,42*
4
b. Remaja mendapatkanpenghargaan dari orangtua ataskemandirian yang dilakukan
52,72*
62*, 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Aspek Pola AsuhDemokratis
Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav4 Menanamkan
kebiasaan-kebiasaanrasional,berorientasi padamasalah serta seringmelibatkan diridalam perbincangandan penjelasan padaanak-anaknyaseputar persoalandisiplin
a. Remaja diajarkan untukmenerapkan norma-norma yangberlaku di masyarakat
13*,33*
23*,43*
4
b. Remaja dilatih untuk bersikapdisiplin
53*,73*
63*, 4* 4
5. Mendoronginteraksi salingmemberi danmenerima
a. Remaja mampu memberikanpandangannya sendiri danmenerima pandangan orang lain
14*,34*
24*,44*
4
b. Remaja mampu menerimakeputusan yang dapat diterimaoleh pihak luar dan dirinyasendiri
54*,74*
64, 5* 4
c. Remaja memiliki rasatanggungjawab
15*,35*
25*,45*
4
6. Mendukung,menerima, danbertanggungjawabdalammempertimbangkanberbagai alternatif,tetapi tidakmendominasi anak
a. Remaja mendapatkankesempatan untuk berpikir tanpaterpengaruh tekanan dari luar
55*,75*
65*, 6* 4
b. Orangtua membantu remajamemecahkan masalah secarakonstruktif
16*,36*
26*, 46 4
7. Menggunakanwewenang tetapidalampenerapannyabersifatmembimbing anak
a. Remaja mendapatkan kebebasandari orangtua dengan disertaialasan yang tepat
56*,76*
66*, 7* 4
b. Remaja mendapatkanbimbingan dan pengarahantentang baik dan buruk yangdiputuskan
17*,37
27*,47*
4
8. Bekerjasamadengan anak dalammembuat keputusan
a. Remaja diberi kesempatan untukmendengarkan pendapatorangtua
57*,8*
67*, 18 4
b. Orangtua mampu menjalinkerjasama dengan remaja
28*,48*
38, 58* 4
9. Mendorong anakuntuk melepaskandiri secaraberangsur-angsurdari pihak keluarga
a. Remaja dilatih untukmelepaskan diri dariketergantungan terhadaporangtua
68*,19
9, 29 4
b. Remaja mampu melepaskan diridari ketergantungan peranorangtua secara berangsur-angsur
39*,59*
49, 69 4
Jumlah 76
* = item valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.4Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Mengelola Emosi
Setelah Uji Diskriminasi Item
No AspekKemampuan
Mengelola Emosi
Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav
1. Bersikap toleranterhadap frustrasi
a. mengetahui frustrasi yangsedang dirasakan
10,30*
20*,40*
4
b. mampu bersikap toleran ataumenghargai frustrasi
50*,70*
60*, 1* 4
c. mampu mengelola amarah yangdisebabkan oleh frustrasi
11*,31
21*,41*
4
2. Lebih mampumengungkapkanemosi dengan tepat
a. memiliki pola pemikiran yangpositif
51*,71*
61*, 2* 4
b. meluapkan kemarahan tanpaberkelahi
12*,32
22*,42*
4
c. mampu mengungkapkan amarahsesuai dengan pola pemikiranyang positif
52,72
62*, 3* 4
3. Dapatmengendalikanperilaku agresifyang merusak dirisendiri dan oranglain
a. memahami perilaku mana yangmembuat saya ingin bertindaknegatif kepada orang lain
13*,33
23, 43* 4
b. mampu melepaskan diri darisuasana hati yang dirasakan
53,4*
63, 14 4
c. mampu mengendalikan diri dariperilaku agresif
24*,44
34, 54* 4
4. Memiliki perasaanpositif tentang dirisendiri, sekolah,dan keluarga
a. Bersikap tenang saatmenghadapi masalah
64,15*
5*, 25* 4
b. Bersikap ramah di lingkungansekolah
35*,55*
45*,65*
4
c. Bersikap saling menghormatianggota keluarga
6*,26*
16*,36*
4
5. Memilikikemampuan untukmengatasiketegangan jiwa(stress)
a. mengetahui sumber stress ataustressor
46,66
56, 7* 4
b. mampu mengamatipermasalahan yang terjadi
17*,37*
27*,47*
4
c. mampu menemukan cara untukmengatasi stress
57*,8*
67*, 18 4
6. Dapat mengurangiperasaan kesepiandan cemas dalampergaulan
a. memahami keadaan yangmenyebabkan kesepian dancemas
28,48
38*,58*
4
b. mampu memperkirakankemampuan diri sendiri dalammengatasi situasi
68*,19*
9, 29 4
c. mengendalikan diri untuk dapatmengelola emosi akibat darikesepian dan cemas
39*,59*
49, 69* 4
Jumlah 72
* = item valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability (Azwar, 2009). Reliabilitas
suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur
apa yang diukur (Furchan, 2005). Jadi, reliabilitas menunjukkan
apakah instrumen yang bersangkutan secara konsisten menghasilkan
data yang benar-benar dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas pada
instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik konsistensi
internal, yaitu dengan perhitungan menggunakan formula Alfa
Cronbach. Adapun rumus koefisien Alfa Cronbach (a) (Nurgiyanto,
Burhan dkk, 2000) adalah sebagai berikut.
= ∑ 2 − (∑ )
Keterangan:= varians butir pertanyaan ke – n (misalnya ke – 1, ke – 2, danseterusnya)∑ = jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke – n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan
kriteria Guilford (Masidjo, 1995) berikut ini.
Tabel 3.6Kriteria Guilford
Koefisien Korelasi Kualifikasi0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi0,41 – 0,70 Cukup Tinggi1,21 – 0,40 Rendah
Negatif - 0,20 Sangat Rendah
a. Pengujian reliabilitas untuk kuesioner pola asuh demokratis
Dari hasil perhitungan dengan Alfa Cronbach, reliabilitas
sebesar
Tabel 3.7Hasil Uji Reliabilitas
Kuesioner Pola Asuh DemokratisReliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.945 63
Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan koefisien
reliabilitas pada kriteria Guilford. Dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas instrumen termasuk dalam kriteria sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Pengujian reliabilitas untuk kuesioner kemampuan mengelola
emosi
Dari hasil perhitungan dengan Alfa Cronbach, reliabilitas
sebesar
Tabel 3.8Hasil Uji Reliabilitas
Kuesioner Kemampuan Mengelola EmosiReliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 55
Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan koefisien
reliabilitas pada kriteria Guilford. Dapat disimpulkan bahwa
reliabilitas instrumen termasuk dalam kriteria sangat tinggi.
G. Analisis Data
Sugiyono (2011), mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut merupakan
langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Menentukan Skor dan Pengolahan Data
Dalam menentukan skor dan pengolahan data langkah-langkah
yang dilakukan adalah:
a. Setiap item diberi skor sesuai dengan norma skoring yang sudah
tersedia yaitu untuk variabel pola asuh demokratis, pada
pernyataan favorable skor yang digunakan untuk jawaban
sangat sesuai adalah 4, untuk jawaban sesuai adalah 3, untuk
jawaban tidak sesuai adalah 2, dan untuk jawaban sangat tidak
sesuai adalah 1. Pada pernyataan unfavorable, skor yang
digunakan untuk jawaban sangat sesuai adalah 1, untuk jawaban
sesuai adalah 2, untuk jawaban tidak sesuai adalah 3, dan untuk
jawaban sangat tidak sesuai adalah 4.
b. Untuk variabel kemampuan mengelola emosi siswa, pada
pernyataan favorable skor yang digunakan untuk jawaban
sangat sesuai adalah 4, untuk jawaban sesuai adalah 3, untuk
jawaban tidak sesuai adalah 2, dan untuk jawaban sangat tidak
sesuai adalah 1. Pada pernyataan unfavorable, skor yang
digunakan untuk jawaban sangat sesuai adalah 1, untuk jawaban
sesuai adalah 2, untuk jawaban tidak sesuai adalah 3, dan untuk
jawaban sangat tidak sesuai adalah 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
c. Membuat tabulasi data dan menghitung frekuensi setiap nilai
berdasarkan skor setiap item.
d. Menghitung jumlah skor dari masing-masing subjek. Skor yang
diperoleh tersebut dapat memberikan petunjuk tingkat pola asuh
demokratis orangtua dan kemampuan mengelola emosi siswa.
e. Menghitung jumlah skor tiap item dari kedua variabel
sehingga yang diperoleh dapat menjadi petunjuk bahwa terdapat
item-item tertentu yang skornya rendah dan item-item yang
skornya tinggi.
f. Menghitung persentase pada tiap frekuensi (banyaknya subjek)
dengan cara membagi banyaknya subjek pada tiap frekuensi
dengan banyaknya subjek seluruhnya (N) dikalikan 100.
2. Menentukan Kategori
Pengkategorian pola asuh demokratis dan kemampuan
mengelola emosi disusun berdasarkan model distribusi normal.
Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut
kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum
jenjang pada penelitian ini adalah dari tinggi ke rendah.
Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi
yang disusun oleh Azwar (2009). Pola asuh demokratis orang tua
dengan kemampuan mengelola emosi siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI
IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 terdiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
atas tiga kategori : tinggi, sedang, dan rendah dengan norma
kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 3.9Kategorisasi Skor Pola Asuh Demokratis Orangtua dan
Kemampuan Mengelola Emosi
Norma/kriteria skor Kategoriµ+0,5σ <X Tinggi
µ-0,5 σ <X≤ µ+0,5 σ SedangX≤ µ-0,5 σ Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik : skor tertinggi yang diperoleh
subjek peneltian berdasarkan
perhitungan skala
Skor minimum teoritik : skor terendah yang diperoleh
subjek penelitian berdasarkan
perhitungan skala
Standar deviasi (σ/sd) : luas jarak rentangan yang
dibagi dalam 6 satuan deviasi
sebaran
Mean teoritik (µ) : rata-rata teoritik skor
maksimum dan minimum
Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tinggi rendah, pola asuh demokratis orang tua
dengan kemampuan mengelola emosi siswa/i kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2016/2017 dengan jumlah item pola asuh demokratis = 63, dan
jumlah item kemampuan mengelola emosi = 55, diperoleh
unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
a. Perhitungan capaian skor subjek variabel pola asuh
demokratis :
Skor maksimal teoritk : 63 x 4 = 252
Skor minimum teoritik : 63 x 1 = 63
Luas jarak : 252 – 63 = 189
Standar deviasi (σ/sd) : (252 – 63) : 6 = 31,5
Mean teoritik (µ) : (252 + 63): 2 = 157,5
Hasil perhitunan data skor subjek disajikan dalam
norma kategorisasi pola asuh demokratis siswa/i kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2016/2017, tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 3.10Kategori Pola Asuh Demokratis Siswa/I Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 Di SMA Bopkri 2 Yogyakarta TahunAjaran 2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategoriµ+0,5σ <X 173,25 < X Tinggi
µ-0,5 σ <X≤ µ+0,5 σ 141,75 < X ≤ 173,25 SedangX≤ µ-0,5 σ X ≤ 171 Rendah
b. Perhitungan capaian skor subjek variabel kemampuan
mengelola emosi:
Skor maksimal teoritk : 55 x 4 = 220
Skor minimum teoritik : 55 x 1 = 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Luas jarak : 220 – 55 = 165
Standar deviasi (σ/sd) : (220 – 55) : 6 = 27,5
Mean teoritik (µ) : (220 + 55) : 2 = 137,5
Hasil perhitunan data skor subjek disajikan dalam norma
kategorisasi kemampuan mengelola emosi siswa/i kelas XI IPA
2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran
2016/2017, tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 3.11Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/I Kelas XIIPA 2 dan XI IPS 2 Di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategoriµ+0,5σ <X 151,25 < X Tinggi
µ-0,5 σ <X≤ µ+0,5 σ 123,75 < X ≤ 151,25 SedangX≤ µ-0,5 σ X≤ 123,75 Rendah
c. Mencari kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item variabel
pola asuh demokratis orang tua dengan kemampuan mengelola
emosi secara keseluruhan dengan menggunakan N = 48.
Perhitungannya sebagai berikut:
Skor maksimal teoritk : 48 x 4 = 192
Skor minimum teoritik : 48 x 1 = 48
Luas jarak : 192 - 48 = 144
Standar deviasi (σ/sd) : (192 – 48) : 6 = 24
Mean teoritik (µ) : (192 + 48) : 2 = 120
Hasil perhitunan data skor item disajikan dalam norma
kategorisasi tinggi rendahnya skor item-item pola asuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
demokratis orang tua dengan kemampuan mengelola emosi
siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017, tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 3.12Penggolongan Tinggi Rendahnya Skor Item
Pola Asuh Demokratis Orang Tua Dengan KemampuanMengelola Emosi
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategoriµ+0,5σ <X 132 < X Tinggi
µ-0,5 σ <X≤ µ+0,5 σ 108 < X ≤ 132 SedangX≤ µ-0,5 σ X ≤ 108 Rendah
3. Uji Hipotesis
Menguji hipotesis menggunakan uji korelasi dengan rumus r
Pearson Product Moment dengan bantuan program computer yaitu SPSS.
∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ – (∑ ) }Keterangan:
= korelasi skor total kuesioner dan total butir-butir keusioner
N = jumlah subjek
X = skor total kuesioner
Y = skor total butir-butir kuesioner
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan
“Hubungan Pola Asuh Demokratis Orang Tua dengan Kemampuan
Mengelola Emosi Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017”.
A. Hasil Penelitian
1. Hubungan Pola Asuh Demokratis Orangtua dengan
Kemampuan Mengelola Emosi Pada Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan
antara pola asuh demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola
emosi siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Untuk menguji hipotesis ini
digunakan uji korelasi dengan rumus r Pearson Product Moment
(Sugiyono, 2013) dengan bantuan program SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ – (∑ ) }Keterangan:
= korelasi skor total kuesioner dan total butir-butir keusioner
N = jumlah subjek
X = skor total kuesioner
Y = skor total butir-butir kuesioner
XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Untuk mengetahui kuat lemahnya tingkat atau keeratan
hubungan antara kedua variabel yang diteliti, digunakan pedoman
untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2013).
Tabel 4.1Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,80 – 1,00 Sangat Tinggi0,60 – 0,799 Tinggi0,40 – 0,599 Sedang0,20 – 0,399 Rendah0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Uji signifikansi dapat diperoleh dengan cara:
Jika taraf signifikansi < α, maka Hο ditolak dan HI diterima.
Jika taraf signifikansi > α, maka Hο diterima dan HI ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hipotesis terdiri dari:
Hipotesis Nol (Hο : ρ = 0)
Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pola asuh demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola
emosi siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.
Hipotesis Kerja (HI : ρ ≠ 0)
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pola
asuh demokratis orangtua dengan kemampuan mengelola
emosi siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Penjelasan lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2Hasil Uji Korelasi
Variabel Pola Asuh Demokratis dengan Kemampuan Mengelola EmosiCorrelations
PolaAsuhDemok
ratis
KemampuanMen
gelolaEmosi
PolaAsuhDemokratis Pearson Correlation 1 .777**
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
KemampuanMengelola
Emosi
Pearson Correlation .777** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 48 48
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari hasil analisis uji hipotesis ditunjukkan bahwa nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0.000 (p < 0,05) maka hasil ini
berarti baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh demokratis orangtua dengan kemampuan
mengelola emosi siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, maka koefisien korelasi yang
ditemukan sebesar 0,777. Jadi dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa koefisien korelasi antara pola asuh demokratis orangtua dengan
kemampuan mengelola emosi siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA
Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 berada pada kategori
tinggi.
Berdasarkan hasil uraian di atas, terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel pola asuh demokratis orangtua dengan
kemampuan mengelola emosi siswa dengan hasil hitung menunjukkan
arah hubungan positif, artinya hipotesis yang menyatakan ada hubungan
positif antara pola asuh demokratis dengan kemampuan mengelola emosi
siswa diterima. Siswa yang diasuh dengan pola asuh demokratis memiliki
kemampuan mengelola emosi yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Tingkat Pola Asuh Demokratis Pada Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya pola asuh demokratis
orangtua pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta, berdasarkan norma kategorisasi yang mengacu pada
pendapat Azwar (2009). Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.3Kategori Pola Asuh Demokratis Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan XIIPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor FrekuensiResponden
PresentaseFrekuensi
%
KategoriPola Asuh
Demokratisµ+0,5σ < X 132 < X 44 91,67 % Tinggi
µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ 108 < X ≤ 132 4 8,33 % SedangX ≤ µ-0,5 σ X ≤ 108 0 0 % Rendah
Jumlah 48 100 %
Dari tabel 11 terlihat bahwa
a. Terdapat 44 siswa (91,67 %) di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang
mendapatkan tingkat pola asuh demokratisnya teridentifikasi
tinggi.
b. Terdapat 4 siswa (8,33 %) di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang
mendapatkan tingkat pola asuh demokratisnya teridentifikasi
sedang.
c. Tidak ada siswa (0 %) di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang
mendapatkan tingkat pola asuh demokratisnya teridentifikasi
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3. Capaian Skor Item Pola Asuh Demokratis Pada Siswa/i Kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
Penggolongan skor item tingkat pola asuh demokratis pada
siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta
ditentukan dengan menggunakan kategori Azwar (2010). Adapun
hasil penggolongan item dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4PenggolonganSkor ItemPola Asuh Demokratis Siswa/i Kelas XIIPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor FrekuensiItem
PresentaseFrekuensi
%
KategoriPola Asuh
Demokratis
No. Item
µ+0,5σ <X 173,25 < X 1 1,58 % Tinggi 18µ-0,5 σ <X≤ µ+0,5 σ 141,75 < X ≤
173,2556 88,8 % Sedang 1, 2, 3, 5,
6, 7, 8, 9,10, 11, 12,13, 14, 15,16, 17, 20,21, 22, 23,24, 25, 26,27, 28, 29,30, 31, 32,33, 34, 35,36, 37, 38,41, 42, 44,45, 46, 47,48, 49, 50,51, 52, 54,55, 56, 57,58, 59, 60,61, 62, 63
X≤ µ-0,5 σ X ≤ 141,75 6 9,52 % Rendah 4, 19, 39,40, 43, 53
Jumlah 63 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel diatas menunjukkan bahwa item dengan skor yang
berada dalam kategori rendah 6 item, item dengan kategori sedang
sebanyak 56 item, dan item dengan kategori tinggi sebanyak 1 item.
4. Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Pada Siswa/i Kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya kemampuan mengelola
emosi pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta, berdasarkan norma kategorisasi yang mengacu pada
pendapat Azwar (2009). Kategorisasi tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.5Kategori Kemampuan Mengelola Emosi Siswa/i Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor FrekuensiResponden
PresentaseFrekuensi
%
KategoriKemampuan
MengelolaEmosi
µ+0,5σ < X 132 < X 36 75 % Tinggiµ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ 108 < X ≤ 132 12 25 % Sedang
X ≤ µ-0,5 σ X ≤ 108 0 0 % RendahJumlah 48 100 %
Dari tabel 12 terlihat bahwa
a. Terdapat 36 siswa (75 %) di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang
memiliki tingkat kemampuan mengelola emosinya
teridentifikasi tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
b. Terdapat 12 siswa (25 %) di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang
memiliki tingkat kemampuan mengelola emosinya
teridentifikasi sedang.
c. Tidak ada siswa (0 %) di SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang
memiliki tingkat kemampuan mengelola emosinya
teridentifikasi rendah.
5. Capaian Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Pada Siswa/i
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2016/2017.
Penggolongan skor item tingkat kemampuan mengelola emosi
pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2
Yogyakarta ditentukan dengan menggunakan kategori Azwar
(2010). Adapun hasil penggolongan item dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.6PenggolonganSkor ItemKemampuan Mengelola Emosi Siswa/i
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 YogyakartaTahun Ajaran 2016/2017
Norma/KriteriaSkor
Rentang Skor FrekuensiItem
PresentaseFrekuensi
%
KategoriKemampuan
MengelolaEmosi
No. Item
µ+0,5σ < X 151,25 < X 22 40 % Tinggi 1, 4, 5, 6, 8,18, 19, 20,21, 23, 24,25, 29, 39,40, 42, 43,44, 45, 46,
51, 55µ-0,5 σ < X ≤ µ+0,5 σ 123,75 < X ≤
151,2530 54,5 % Sedang 2, 3, 7, 9,
11, 12, 14,15, 16, 17,22, 26, 27,30, 31, 32,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Norma/KriteriaSkor RentangSkor FrekuensiItem
PresentaseFrekuensi
%
KategoriKemampuan
MengelolaEmosi
No. Item
33, 34, 35,36, 37, 38,41, 47, 48,49, 50, 52,
53, 54X ≤ µ-0,5 σ X ≤ 123,75 3 5,45 % Rendah 10, 13, 28
Jumlah 55 100 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa item dengan skor yang
berada dalam kategori rendah 3 item, item dengan kategori sedang
sebanyak 30 item, dan item dengan kategori tinggi sebanyak 22 item.
B. Pembahasan
1. Hubungan Pola Asuh Demokratis Orangtua dengan
Kemampuan Mengelola Emosi Pada Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan
XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Sesuai dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara pola asuh demokratis
orangtua dengan kemampuan mengelola emosi. Hasil ini dilihat dari
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0.000 (p < 0,05) maka
hasil ini berarti baik. Meskipun ada hubungan yang signifikan antara
pola asuh demokratis orangtua namun hasil hitung menunjukkan
arah hubungan positif, artinya terdapat hubungan positif antara
variabel pola asuh demokratis dan kemampuan mengelola emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
siswa. Siswa yang diasuh dengan pola asuh demokratis memiliki
kemampuan mengelola emosi yang baik.
Remaja yang mampu mengelola emosi memiliki kontrol diri
yang kuat. Sebagai contoh, tidak berkata kasar dan membentak
dalam berbicara, mengganggu teman lain, menyerang teman,
membolos, memaki teman, dan berkelahi. Remaja yang diasuh
dengan pola asuh demokratis akan memiliki kemampuan emosi yaitu
dengan mengontrol dirinya. Kontrol diri saat erat kaitannya dengan
pengendalian emosi karena pada hakikatnya emosi itu bersifat
feedback atau timbal balik. Emosi merupakan bagian dari aspek
afektif yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan
perilaku seseorang emosi bersifat fluktuatif dan dinamis, artinya
perubahan emosi sangat tergantung pada kemampuan seseorang
dalam mengendalikan diri. Kemampuan mengontrol diri pada remaja
juga berkembang seiring dengan perkembangan emosi. Remaja
dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada masa
akhir remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapkan orang
lain, melainkan menunggu saat serta tempat yang lebih dapat
diterima.
Faktor yang mempengaruhi kontrol diri seseorang adalah
kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan
keluarga dan kelompok teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
cukup kondusif, dalam artian kondisinya diwarnai dengan hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh
tanggungjawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang
baik. Hal ini dikarenakan remaja mencapai kematangan emosi oleh
faktor-faktor pendukung tersebut.
Remaja yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang
baik mampu menghadapi stress. Sesuai dengan penyataan Cloninger
(2009), bahwa stress adalah keadaan yang membuat tegang terjadi
ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan yang belum
mempunyai jalan keluarnya, atau banyak pikiran yang mengganggu
seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Apabila
individu dapat mengamati secara mendalam tentang permasalahan
yang mengundang stress, tentunya individu dapat mengatasi
stressor.
Pada penelitian ini, ada hubungan yang positif dan signifikan
antara pola asuh demokratis dengan kemampuan mengelola emosi
siswa. Hal ini disebabkan oleh orangtua bersikap hangat dan
menjalin kerjasama dengan anak remajanya. Orangtua memberikan
kelonggaran pada anaknya dan menjelaskan alasan mereka dibalik
kebijakannya. Orangtua memberikan pengarahan kepada anaknya
dan tegas dalam mengambil tindakan. Orangtua yang bersikap
demikian akan membangun kelekatan dengan anak remajanya.
Kelekatan inilah yang dibawa remaja dalam berhubungan dengan
lingkungan sosialnya sehingga remaja mampu memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
keterampilan sosial dengan lingkungannya. Salah satunya adalah
kemampuan remaja dalam mengenali emosi diri sendiri dan
mengelola emosi diri sendiri. Dengan demikian, remaja mampu
mengelola emosinya saat berhadapan dengan orang lain (Goleman,
1996).
Remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis akan berbeda
dengan remaja yang tidak mendapatkan pola asuh demokratis.
Remaja yang mendapatkan pola asuh demokratis memiliki sikap
mampu untuk mengendalikan diri seperti mengelola emosinya
sendiri. Orangtua yang menerapkan pola asuh otoriter dan permisif
kepada anaknya maka anak akan bersikap memberontak dan
cenderung berperilaku bebas (tidak terkontrol).
Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara pola asuh demokratis orangtua
dengan kemampuan mengelola emosi, artinya terdapat hubungan
positif antara variabel pola asuh demokratis dan kemampuan
mengelola emosi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan
mengelola emosi yang ditandai oleh kemampuan siswa dalam
mengontrol diri dan menghadapi stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2. Tingkat Pola Asuh Demokratis Pada Siswa/i Kelas XI IPA 2 dan XI
IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 menunjukkan 44
siswa atau sebesar 91,67 % memiliki tingkat pola asuh demokratisnya
dalam kategori tinggi, 4 siswa atau sebesar 8,33 % memiliki tingkat pola
asuh demokratisnya dalam kategori sedang, dan tidak ada siswa atau
sebesar 0 % memiliki tingkat pola asuh demokratisnya dalam kategori
rendah.
Siswa yang mendapatkan tingkat pola asuh demokratis dalam
kategori tinggi, berarti siswa mendapatkan pola asuh demokratis dari
orangtua sudah baik, berdasarkan pengalaman yang pernah dialami siswa
dengan orangtua serta siswa memiliki pengalaman dan hubungan yang
baik dengan orangtua. Siswa yang mendapatkan tingkat pola asuh dalam
kategori sedang, artinya siswa masih belum mendapatkan pola asuh
demokratis dari orangtua, mungkin masih ada orangtua yang menerapkan
pola asuh otoriter dan permisif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori tinggi berarti sudah
baik terlihat lebih banyak dibandingkan dengan kategori sedang. Hal ini
mungkin disebabkan karena siswa sudah mendapatkan pola asuh
demokratis dari orangtua. Siswa merasakan kasih sayang dan kehangatan
dari orangtua. Orangtua memberikan kepercayaan kepada anak
remajanya dengan memberikan kebebasan yang disertai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
alasannya supaya anak remajanya mampu memiliki sikap
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri. Siswa dilatih untuk memiliki
hubungan yang baik ketika bergaul dengan lingkungan sekitar.
Seperti yang diungkapkan Baumrind (1975), anak remaja
mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari orangtua dalam setiap
tindakan yang mungkin dilakukan siswa. Orangtua dan anak remajanya
dapat bekerja sama dalam setiap keputusan yang diambil. Selain itu, anak
remajanya juga diberi kesempatan untuk berpikir dan
mempertimbangkan setiap keputusan yang diambil. Orangtua
menghargai anak sebagai pribadi dengan segala hak yang dimiliki anak.
Anak dilatih untuk melepaskan diri dari ketergantungan terhadap peran
orangtua supaya anak memiliki kemandirian untuk menentukan
kehidupannya di masa depan.
3. Capaian Skor Item Pola Asuh Demokratis Pada Siswa/i Kelas XI
IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017 yang teidentifikasi rendah.
Berdasarkan analisa capaian skor item pola asuh demokratis
terdapat enam item yang termasuk dalam kategori rendah. Item pertama
yaitu “Saya dibebaskan oleh orangtua keluar rumah kapan saja”.
Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa orangtua belum
menanamkan sikap disiplin pada anak remajanya. Misalnya anak
remajanya yang dibiarkan untuk keluar dan pulang kerumah kapan saja
tanpa memperhatikan waktu. Saat remaja dibiarkan keluar dan pulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kapan saja membuat remaja cenderung berperilaku bebas dan tidak
terkontrol. Hal tersebut menunjukkan dampak dari pola pengasuhan
permissive.
Item kedua, “Orangtua membela saya ketika saya membuat
kesalahan di sekolah”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa
orangtua belum melatih anak remajanya bertanggungjawab. Remaja tidak
dilatih untuk mampu mempertanggungjawabkan kesalahan yang
diperbuatnya. Baik kesalahan sikap, ucapan, dan perilakunya.
Item ketiga, “Orangtua terlalu banyak memberikan saya nasehat
sehingga membuat saya bosan”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan
bahwa orangtua kurang bekerja sama dengan anak remajanya. Orangtua
kurang menghargai anak remajanya sebagai pribadi yang memiliki hak
dalam mengambil keputusan. Orangtua terlalu banyak menasehati
sehingga remaja merasa tidak diberi kesempatan untuk membuat
keputusan.
Item keempat, “Ketika saya tidak bisa mengerjakan tugas sekolah,
orangtua saya membantu mengerjakannya”. Rendahnya item ini dapat
diindikasikan bahwa orangtua belum mendorong anak remajanya untuk
melepaskan diri dari perannya sebagai orangtua. Remaja belum mampu
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orangtua.
Item kelima, “Orangtua saya memberikan hukuman dengan
menyita handphone saya saat saya mendapatkan nilai ujian yang jelek”.
Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa orangtua kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menghargai kemandirian dan pengaturan diri anak remajanya. Orangtua
menempatkan nilai yang tinggi pada pengaturan diri sehingga remaja
memiliki pengaturan diri yang baik. Saat remaja memiliki pengaturan
diri, remaja mampu menetapkan tindakan yang harus dilakukan ketika
mendapatkan nilai ujian jelek.
Item keenam, “Saya mendapatkan pujian dari orangtua karena rajin
beribadah”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa orangtua
menghargai kemandirian dan pengaturan diri anak remajanya.
Kemandirian dapat ditunjukkan dengan adanya sikap remaja yang rajin
beribadah. Mungkin remaja merasa bahwa pujian yang diberikan karena
rajin beribadah hanyalah seperti anak kecil. Remaja merasa sudah
memiliki kemandirian dan pengaturan diri yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah
mengindikasikan bahwa perlunya orangtua meningkatkan dan
mengembangkan kembali dalam hal menanamkan sikap disiplin pada
anak remajanya, melatih anak remajanya bertanggungjawab, dan bekerja
sama dengan anak remajanya.
Perilaku anak yang diasuh secara otoriter, yaitu: mudah
tersinggung, penakut, pemurung dan tidak bahagia, mudah terpengaruh,
mudah stress, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas, tidak
bersahabat. Perilaku anak yang diasuh secara permisif, yaitu: bersikap
impulsif dan agresif, suka memberontak, kurang memiliki rasa percaya
diri dan pengendalian diri, suka mendominasi, tidak jelas arah hidupnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
prestasinya rendah. Perilaku anak yang diasuh secara demokratis, yaitu:
bersikap bersahabat, memiliki ras percaya diri, mampu mengendalikan
diri, bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahunya yang
tinggi, mempunyai tujuan/arah hidup yang jelas, berorientasi terhadap
prestasi. Remaja yang terbiasa mendapatkan pola asuh otoriter dan
permisif dari orangtuanya akan cenderung bersikap agresif, mudah
tersulut emosinya dan sering kali tidak dapat mengendalikan amarahnya.
4. Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Pada Siswa/i Kelas XI IPA 2
dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
2016/2017.
Berdasarkan paparan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 menunjukkan 36
siswa atau sebesar 75 % memiliki tingkat kemampuan mengelolanya
dalam kategori tinggi, 12 siswa atau sebesar 25 % memiliki kemampuan
mengelolanya dalam kategori sedang, dan tidak ada siswa atau sebesar 0
% memiliki tingkat kemampuan mengelola emosinya dalam kategori
rendah.
Siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi dalam kategori
tinggi, berarti siswa memiliki kemampuan menyalurkan emosinya
dengan tepat baik emosi positif maupun emosi negatif. Siswa mampu
menguasai dirinya dari emosi yang sedang dirasakan. Siswa tidak mudah
tersulut emosinya dan mampu mengendalikan diri dari berbagai hal yang
membuat dirinya emosi. Emosi yang diluapkan dapat dikelola dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
baik sesuai dengan yang dirasakan, artinya siswa meluapkannya tidak
kurang juga tidak berlebihan. Emosi yang diluapkanpun tidak merugikan
diri sendiri maupun orang lain. Siswa yang memiliki kemampuan
mengelola emosi dalam kategori sedang, artinya siswa kurang mampu
dalam mengelola emosi dan siswa masih mudah tersulut emosinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori tinggi terlihat lebih
banyak dibandingkan dengan kategori sedang. Hal ini mungkin
disebabkan karena siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi
dapat menyalurkan emosinya dengan baik dan tepat. Siswa memiliki pola
pemikiran yang positif akan mampu mengungkapkan amarah dengan
tepat. Perlunya siswa memiliki kesadaran diri akan perasaan yang
dirasakan. Seperti yang diungkapkan Mayer, kesadaran diri berarti
waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran individu tentang
suasana hati.
5. Capaian Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi Pada Siswa/i
Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2 di SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2016/2017 yang teridentifikasi rendah.
Berdasarkan analisa capaian skor item kemampuan mengelola
emosi terdapat tiga item yang termasuk dalam kategori rendah. Item
pertama yaitu “Saya pernah menangis tanpa alasan yang jelas”.
Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa remaja kurang mampu
mengetahui frustrasi yang sedang dirasakan. Frustrasi yang dirasakan
dapat menimbulkan emosi. Emosi yang muncul ketika frustrasi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
membuat remaja tidak mampu mengelola emosi dan menguasai diri.
Remaja yang tidak mengetahui frustrasi yang sedang dirasakan
membuatnya merasa tidak tenang sehingga menyebabkan remaja
menangis secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
Item kedua, “Saat saya sedang marah, saya berbicara dengan nada
keras kepada orang yang membuat saya marah”. Rendahnya item ini
dapat diindikasikan bahwa remaja belum mampu mengungkapkan
amarah sesuai dengan pola pemikiran yang positif. Tice mengungkapkan
bahwa amarah merupakan suasana hati yang paling sulit dikendalikan.
Amarah menimbulkan semangat sehingga muncul dorongan untuk
bersikap menyerang.
Item ketiga, “Saya tidak peduli dengan teman yang menjauhi
saya”. Rendahnya item ini dapat diindikasikan bahwa remaja belum
mampu memahami keadaan yang menyebabkan kesepian dan cemas.
Dalam pergaulan setiap remaja pernah merasakan kesepian dan cemas
saat dijauhi teman. Remaja yang kurang memahami kesepian dan cemas
merasa tidak peduli dengan teman yang menjauhinya.
Berdasarkan hasil penelitian, item-item yang tergolong rendah
mengindikasikan bahwa perlunya ditingkatkan dan dikembangkan
kembali dalam hal mengungkapkan amarah sesuai dengan pola
pemikiran yang positif dan memahami keadaan yang menyebabkan
frustrasi dan suasana hati negatif sehingga tidak memunculkan emosi
yang negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Seperti yang diungkapkan Hurlock (1996), masa remaja
merupakan masa yang rentan dengan berbagai kenakalan remaja
sehingga remaja dapat kapan saja tersulut emosinya. Remaja sangat
mudah mengalami emosi positif maupun negatif. Terkadang remaja sedih
sekali, bersikap sangat melankolis dan mudah tersinggung, minder, dan
tidak yakin dengan apa yang sedang dilakukan. Remaja juga bisa sangat
marah dan sangat gembira hanya karena hal sepele. Emosi menguasainya
lebih kuat daripada nalarnya sehingga remaja tidak mampu mengelola
emosi. Jika ini dibiarkan tumbuh apa adanya, maka akan mendapati
remaja yang cenderung membahayakan dirinya dan orang lain di
sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB VPENUTUP
Bab ini memaparkan tentang kesimpulan dan saran-saran untuk berbagai
pihak.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pola asuh demokratis orangtua dengan kemampuan
mengelola emosi. Artinya terdapat hubungan positif antara variabel pola
asuh demokratis dan kemampuan mengelola emosi siswa.
2. Pola asuh demokratis orangtua pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 kategori baik. Hal ini
tampak dari perolehan skor pola asuh demokratis orangtua yang
menunjukkan bahwa siswa/i XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 sudah mendapatkan pola asuh
demokratis dari orangtua, namun kurang ditingkatkan secara optimal
lagi.
3. Hasil penelitian menunjukkan terdapat enam item pada variabel pola
asuh demokratis yang tergolong rendah. Item tersebut berada diaspek
ketiga yaitu menempatkan nilai yang tinggi pada perkembangan
kemandirian dan pengaturan diri sendiri; aspek keempat yaitu
menanamkan kebiasaan-kebiasaan rasional, berorientasi pada masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
serta sering melibatkan diri dalam perbincangan dan penjelasan pada
anak-anaknya seputar persoalan disiplin; aspek ketujuh yaitu
menggunakan wewenang tetapi dalam penerapannya bersifat
membimbing anak; aspek kedelapan yaitu bekerjasama dengan anak
dalam membuat keputusan; dan aspek kesembilan yaitu mendorong anak
untuk melepaskan diri secara berangsur-angsur dari pihak keluarga.
4. Kemampuan mengelola emosi pada siswa/i kelas XI IPA 2 dan XI IPS 2
SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 kategori baik. Hal ini
tampak dari perolehan skor pola asuh demokratis orangtua yang
menunjukkan bahwa siswa/i XI IPA 2 dan XI IPS 2 SMA Bopkri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 sudah memiliki kemampuan
mengelola emosi, namun kurang ditingkatkan secara optimal lagi.
5. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga item pada variabel
kemampuan mengelola emosi yang tergolong rendah. Item tersebut
berada diaspek kesatu yaitu bersikap toleran terhadap frustrasi; aspek
kedua yaitu lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat tanpa
berkelahi; dan aspek keenam yaitu dapat mengurangi perasaan kesepian
dan cemas dalam pergaulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Keterbatasan
1. Terdapat enam item yang belum benar-benar mengukur pola asuh
demokratis.
2. Terdapat tiga item yang belum benar-benar mengukur kemampuan
mengelola emosi.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, berikut saran peneliti
kepada beberapa pihak.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru BK diharapkan dapat mengupayakan bekerjasama dengan
orangtua siswa dalam mengembangkan pola asuh demokratis sehingga
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola emosi agar
lebih baik.
2. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan mempersiapkan instrumen yang akan
digunakan baik dengan membuat instrumen baru atau mengembangkan
instrumen yang telah dibuat peneliti agar hasilnya lebih baik.
3. Bagi Orangtua
Orangtua diharapkan dapat meningkatkan suasana demokratis di
lingkungan keluarga serta berperan aktif dalam mendidik anak remajanya
agar lebih terciptanya pribadi anak yang lebih baik salah satunya dalam
kemampuan mengelola emosi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan mengelola
emosi dan menerapkannya ke lingkungan yang lebih luas sehingga
tercipta suasana yang kondusif antar siswa dan lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad & Asrori. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi
Aksara.
Agoes, Dariyo. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun
Pertama (Psikologi Atitama). Bandung: Refika Aditama.
Azwar, Saifudin. (2009). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.
Jakarta : Pustaka Pelajar
Azwar, Saifudin. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baumrind, D. (1975). Authoritarian vs. Authoritative Parental Control.
Dalam J.J. Conger. 1975. Contemporary Issues in Adolescent
Development. New York: Harper and Row.
Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Cloninger, S. (2009). Theories Of Personality Understanding Persons.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Farida, Anna. (2014). Pilar-pilar Pembangunan Karakter Remaja.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Furchan, Arief. (2007). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furchan, Arief. (2004). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Goleman, Daniel. (1996). Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia.
Gulo, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo
Gunarsa, Singgih D. (1981). Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Gunarsa, Singgih D. (2004). Dari Anak Sampai Lanjut Usia. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Hadi, S. (1991). Analisis Butir-butir untuk Instrumen. Edisi pertama. Andi
Offset.
Havighurst. (1961). Human Development & Education. New York: David
Mckay Co.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Perkembangan Anak (Jilid 1). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hurlock, Elizabeth, B. (1978). Perkembangan Anak (Jilid 2). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hurlock, Elizabeth, B. (1996). Psikologi Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Husada, Anna Kurniawati. (2013). Hubungan Pola Asuh Demokratis Dan
Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Prososial Pada Remaja.
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 2, No. 3, hal 266-277.
Marheni, Krisna. I. (2009). Sikap Terhadap Perceraian Ditinjau Dari
Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin Dan Persepsi Pola Asuh
Orangtua. Tesis. Yogyakarta: UGM.
Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di
Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Nurgiyantoro, Burhan dkk. (2000). Statistik Terapan: Untuk Penelitian
Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Periantalo, Jelpa. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asik Mudah dan
Bermanfaat. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Pramitasari, Andina. (2011). Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis dan
Kecerdasan Emosional pada Remaja di Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Priyanti, Dhany. (2003). Hubungan Pola Asuh Otoritatif dengan
Kecerdasan Emosi pada Akhir Masa Kanak-kanak. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Safaria, Triantoro. (2009). Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara.
Santrock, John W. (2007). Remaja Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Sudjito, Sutaryo, Kaelan, dkk. (2013). Prosiding Kongres Pancasila.
Yogyakarta: PSP Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Suparno, Paul. (2011). Pengantar Statistika untuk Pendidikan & Psikologi
(Buku Mahasiswa). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Yusuf, Syamsu. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 1Kuesioner Ujicoba Pola Asuh Demokratis dan
Kemampuan Mengelola Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
A. IdentitasKelas :Jenis Kelamin :Tanggal Pengisian :
B. Kata PengantarPada kesempatan ini kami meminta kerelaan dan kesediaan teman-teman
untuk mengisi kuesioner ini. Dengan demikian kami sangat mengharapkan teman-teman mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri danpengalaman teman-teman. Atas kesediaan teman-teman, kami mengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk PengisianDi bawah ini ada sejumlah pernyataan. Bacalah masing-masing pernyataan
dengan teliti. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakansesuai dengan pengalaman teman-teman.
Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut.
1. Sangat Sesuai (SS) = Hal ini sangat sesuai dengan diri teman-temandan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sesuai (S) = Hal ini sesuai dengan diri teman-teman danpengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
3. Kurang Sesuai (TS) = Hal ini tidak sesuai dengan diri teman-teman danpengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
4. Tidak Sesuai (STS) = hal ini sangat tidak sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
Langkah-langkah mengisi kuesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut.
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini!2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri teman-
teman!3. Berilah tanda centang(√) pada kolom yang telah disediakan!
Contoh:
No Pernyataan SS S TS STS1 Orangtua saya membiarkan saya pulang
hingga larut malam√
2 Orangtua memberikan saya hadiahketika saya mendapatkan juara
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Kuesioner Pola Asuh Demokratis
No. Pernyataan SS S TS STS1 Saya kurang bersyukur dengan apa yang saya miliki
sekarang2 Orangtua tidak mengijinkan saya untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan organisasi di sekolah3 Orangtua menuntut saya untuk menjadi juara kelas4 Saya dibebaskan oleh orangtua keluar rumah kapan saja5 Orangtua tidak mengarahkan saya ketika saya mengambil
sebuah keputusan6 Orangtua melakukan apa yang saya inginkan7 Orangtua meminta saya untuk bergaul hanya dengan teman
yang pandai8 Orangtua mendengarkan saya ketika saya sedang berbicara
atau menyampaikan pendapat9 Orangtua memberikan saya uang jajan setiap saya
memintanya10 Saya diingatkan oleh orangtua untuk tidak pulang larut
malam11 Orangtua membiasakan saya untuk meninggalkan sikap
kekanak-kanakan saya12 Orangtua saya membiasakan saya untuk mencuci baju
sendiri13 Saya diajarkan oleh orangtua supaya saya menaati aturan-
aturan di lingkungan masyarakat14 Orangtua mendidik saya untuk bersikap terbuka dengan
kritik/saran yang orang lain tujukan kepada saya15 Orangtua memberikan gambaran kepada saya tentang
kehidupan yang terjadi dalam keluarga saya16 Orangtua mendampingi saya dalam menemukan solusi
setiap masalah yang saya hadapi17 Orangtua mengingatkan saya supaya saya berhati-hati
dalam bergaul18 Orangtua memarahi saya apabila saya mengeluh19 Orangtua melatih saya untuk mengatur uang jajan sendiri
dengan memberikannya setiap bulan/minggu20 Orangtua saya membiarkan saya ketika saya tidak keluar
kamar tidur21 Saya masih dibantu orangtua dalam hal mencuci pakaian22 Orangtua membersihkan tempat tidur saya setiap harinya23 Orangtua membiarkan saya saat saya tidak berpartisipasi di
lingkungan masyarakat24 Orangtua memotong pembicaraan saat saya sedang
berbicara kepadanya25 Orangtua membiarkan saya ketika mereka tahu saya
menggunakan uang sekolah/SPP26 Orangtua saya acuh tak acuh dengan segala keputusan
yang saya ambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
27 Orangtua memaksa saya untuk mengikuti kegiatan yangdikehendaki oleh orangtua saya
28 Kedekatan saya dengan orangtua saya, ditunjukkan dengansaling berbagi cerita diantara kami
29 Orangtua memanjakan saya, lebih-lebih ketika saya sedangsakit
30 Orangtua saya mengingatkan saya untuk makan ketikawaktunya makan
31 Orangtua mengajarkan saya untuk merawat diri32 Orangtua saya mengajarkan saya untuk merawat barang
yang saya miliki33 Orangtua mengajarkan saya bertegur sapa dengan orang-
orang di lingkungan masyarakat34 Orangtua melatih saya untuk berani mengemukakan
gagasan/ide yang saya pikirkan35 Orangtua melatih saya untuk memiliki sikap berani dalam
menanggung resiko dari apa yang saya perbuat36 Orangtua saya memberikan saya usul/saran untuk
menemukan alternatif lain saat saya kesulitan memecahkanmasalah
37 Orangtua mendampingi saya dalam menentukan pilihanjurusan di perguruan tinggi
38 Orangtua memarahi saya saat saya tidak mau menurutikemauan orangtua
39 Saya diajarkan orangtua untuk mengatur segala kebutuhanyang saya perlukan
40 Saat saya sakit, orangtua saya tidak langsungmengantarkan saya ke rumah sakit
41 Orangtua membiarkan saya mengamuk ketika saya tidakdibelikan gadget oleh orangtua
42 Saya meminta tolong kepada orang tua untukmenyelesaikan tugas yang seharusnya saya lakukan sendiri
43 Orangtua melarang saya bergaul dengan teman dilingkungan rumah
44 Saya memberontak saat gagasan/ide saya tidak diterimaorang lain
45 Ketika saya tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah,orangtua saya diam saja
46 Orangtua menuntut saya untuk melaksanakan usul/saranmereka saat membantu saya menyelesaikan masalah
47 Orangtua membela saya ketika saya membuat kesalahan disekolah
48 Orangtua mengajarkan saya untuk berbagi dengan saudarakandung saya
49 Saya meminta tolong orangtua saya dalam membelikebutuhan saya
50 Saya diajarkan oleh orangtua untuk meminta maaf saatsaya melakukan kesalahan
51 Orangtua menanamkan sikap percaya diri ketika saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sedang mengerjakan apapun52 Orangtua saya memberikan hadiah kepada saya saat saya
mendapatkan nilai raport yang baik53 Orangtua membiasakan saya untuk bangun pagi setiap
harinya54 Orangtua mengajarkan saya menghargai keputusan orang
lain dan saling bermusyawarah untuk mencapai keputusanbersama
55 Orangtua memberikan kesempatan untuk memikirkansegala sesuatunya sebelum saya mengambil keputusan
56 Saya diijinkan oleh orangtua untuk bergaul dengansiapapun, tetapi saya juga diharapkan untuk menjaga diridengan baik
57 Orangtua mengajarkan kepada saya untuk mendengarkanpendapat orang lain yang sedang berbicara kepada saya
58 Orangtua berlaku tidak adil kepada saya59 Saya melaksanakan ibadah dengan kesadaran sendiri tanpa
diingatkan/diminta oleh orangtua60 Orangtua tidak peduli dengan baik buruknya suatu hal
yang saya lakukan61 Orangtua tidak percaya kepada saya bahwa saya mampu
menyelesaikan tugas saya sendiri62 Orangtua saya memberikan hukuman dengan menyita
handphone saya saat saya mendapatkan nilai ujian yangjelek
63 Orangtua saya acuh tak acuh dengan kewajiban sayasebagai siswa
64 Orangtua mengajarkan saya untuk menuruti kata hati saatmembuat keputusan tanpa mendengarkan pendapat oranglain
65 Saya diharuskan menuruti keputusan yang orangtua sayaambil
66 Orangtua membatasi saya dalam bergaul67 Orangtua terlalu banyak memberikan saya nasehat
sehingga membuat saya bosan68 Orangtua melatih saya untuk berhemat dalam memenuhi
setiap kebutuhan saya69 Saya tidak mau makan ketika makanan di rumah tidak
sesuai dengan selera saya70 Orangtua mengajarkan saya untuk bersikap sopan kepada
orang yang lebih tua, misal, mengatakan permisi saat lewatdi depan orang yang lebih tua
71 Orangtua memberikan kepercayaan kepada saya ketikasaya mengerjakan tugas sendiri
72 Saya mendapatkan pujian dari orangtua karena rajinberibadah
73 Orangtua membiasakan saya untuk tepat waktu saatmembuat janji dengan orang lain
74 Orangtua mengajarkan saya untuk tidak boleh putus asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
ketika gagasan/ide saya tidak diterima orang lain75 Orangtua mendukung apa yang menjadi cita-cita/impian
saya di kemudian hari76 Orangtua mengijinkan saya untuk menjalin hubungan
dengan lawan jenis
Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi
No. Pernyataan SS S TS STS1 Saya tidak sabar ketika sedang menghadapi masalah2 Saya tidak percaya dengan kelebihan yang saya miliki3 Saya suka menjelek-jelekan teman yang saya benci4 Saya mengajak anggota keluarga saya pergi untuk sekedar
refreshing5 Saya mengambil keputusan secara tergesa-tega tanpa
mempedulikan akibatnya6 Saya merasa bahagia dan nyaman ketika berkumpul
dengan keluarga7 Saya mudah menangis secara tiba-tiba tanpa sebab8 Saya merasa tenang ketika saya berdoa kepada Tuhan atas
masalah yang saya hadapi9 Saya minder ketika harus berkenalan dengan teman baru10 Saya pernah merasakan kecewa akibat kegagalan11 Saya melakukan kegiatan yang bisa mengalihkan rasa
marah ketika saya kecewa12 Saat saya marah dengan orang lain, saya memilih untuk
membicarakan baik-baik dengan orang tersebut agarpermasalahan kami selesai
13 Saya memaafkan orang lain yang sudah menyakiti hatisaya
14 Saya memilih diam dan tidak ingin orang lain tahu apayang sedang saya rasakan
15 Saya mampu mengambil sisi positif dari setiap masalahyang saya hadapi
16 Saya tidak mendengarkan anggota keluarga yang sedangberbicara kepada saya
17 Saya memikirkan sebab dan akibat sebelum mengambilsebuah tindakan
18 Saya mengeluh ketika sedang kesulitan19 Saya merasa senang dapat menghibur teman-teman dan
membuat mereka tertawa pada saat suasana tegang20 Saya pernah menangis tanpa alasan yang jelas21 Saya langsung marah ketika ada orang yang membuat saya
kecewa22 Saya langsung memukul orang lain ketika dibuat marah
olehnya23 Saya mendiamkan orang yang membuat saya merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tersinggung24 Saya mau menerima kekalahan dan menghargai
kemenangan orang lain25 Saya menyalahkan orang lain saat suasana tidak sesuai
dengan keinginan saya26 Saya bersedia membantu anggota keluarga yang
membutuhkan bantuan saya27 Saya merasa menyesal dengan apa yang terjadi dalam
hidup saya28 Saya merasa bersalah ketika saya dijauhi teman29 Saya tidak percaya diri melakukan hal-hal baru yang
belum pernah saya lakukan sebelumnya30 Saat saya gagal saya akan mencari tahu yang
menyebabkan saya gagal lalu memperbaikinya31 Saya memilih untuk tidur ketika saya merasa marah karena
kecewa32 Saya menangis ketika saya sedang sedih33 Saya sadar ketika orang lain mendiamkan saya, saya harus
instropeksi diri34 Ketika saya merasa senang saya berteriak untuk
menunjukkan rasa senang saya kepada orang lain35 Saya merasa senang saat bertemu dengan teman-teman di
sekolah36 Saya merasa tidak cocok dengan salah satu anggota
keluarga saya37 Saya tahu sebab dan akibat dari masalah yang terjadi
dalam hidup saya38 Saya tidak peduli dengan teman yang menjauhi saya39 Ketika saya sedang berada dalam masalah, saya tetap
percaya diri untuk menghadapinya40 Saya mudah marah tanpa sebab41 Saya balas dendam dengan orang yang pernah membuat
saya kecewa42 Saat merasa sakit hati dengan seseorang, secara diam-diam
saya merusak barang orang tersebut43 Ketika pendapat saya tidak diterima, saya akan marah44 Saya lebih baik pergi meninggalkan orang yang membuat
saya marah45 Saya enggan menyapa teman sebelum teman saya
menyapa saya terlebih dahulu46 Saya mudah sakit ketika memiliki banyak pikiran47 Saya merasa diri saya tidak berharga48 Saya sadar untuk tidak memusuhi teman karena saya tahu
rasanya dimusuhi49 Saya merasa gugup saat sedang berbicara di depan umum50 Masalah yang saya hadapi membuat saya menjadi
seseorang yang lebih kuat51 Saya mampu bersikap optimis saat akan menghadapi ujian52 Saya memiliki pandangan yang baik ketika saya sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
marah53 Saya datang pada teman untuk berbagi cerita setelah putus
cinta54 Saya bersama teman yang lain mencoret-coret baju
seragam saat merayakan kelulusan55 Saya merasakan kepuasan saat bisa menolong teman di
sekolah56 Saya tidak peduli dengan apa yang membuat saya sedih57 Dalam keadaan stres saya mampu menemukan cara yang
positif dengan melakukan kegiatan seperti berolahraga,mendengarkan musik, membaca buku, dll
58 Saya merasa biasa saja setelah menyakiti hati orang lain59 Saya meluangkan waktu saya untuk bermain dengan
teman-teman saya tanpa mengganggu waktu belajar saya60 Masalah yang saya hadapi membuat saya malas untuk
belajar61 Saya berprasangka buruk terhadap orang lain ketika
merasa terganggu oleh orang tersebut62 Saat saya sedang marah, saya berbicara dengan nada keras
kepada orang yang membuat saya marah63 Saat saya putus cinta saya mengurung diri di dalam kamar64 Ketika saya menghadapi masalah, saya membutuhkan
waktu untuk tenang memikirkan solusinya65 Saya menutup diri ketika sedang berinteraksi dengan
teman di sekolah66 Saya merasa diri saya tertekan ketika ada orang yang
memarahi saya67 Ketika saya merasa tertekan, saya akan meluapkannya
kepada orang terdekat saya68 Ketika saya merasa tidak sanggup mengatasi rasa cemas
saya, saya meminta saran kepada teman/guru/orangtua69 Saya merasa tidak memiliki banyak teman70 Saya tahu setiap masalah yang saya hadapi terjadi karena
sebuah alasan71 Saya tidak membenci orang yang pernah menyakiti saya72 Saya tetap tersenyum ketika saya merasa sakit hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 2Kuesioner Penelitian Pola Asuh Demokratis dan
Kemampuan Mengelola Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
A. IdentitasKelas :Jenis Kelamin :Tanggal Pengisian :
B. Kata PengantarPada kesempatan ini kami meminta kerelaan dan kesediaan teman-teman
untuk mengisi kuesioner ini. Dengan demikian kami sangat mengharapkan teman-teman mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri danpengalaman teman-teman. Atas kesediaan teman-teman, kami mengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk PengisianDi bawah ini ada sejumlah pernyataan. Bacalah masing-masing pernyataan
dengan teliti. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakansesuai dengan pengalaman teman-teman.
Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut.
1. Sangat Sesuai (SS) = Hal ini sangat sesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sesuai (S) = Hal ini sesuai dengan diri teman-temandan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
3. Tidak Sesuai (TS) = Hal ini tidaksesuai dengan diri teman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
4. Sangat Tidak Sesuai (STS) = hal ini sangat tidak sesuai dengan diriteman-teman dan pengalaman teman-teman dalam kehidupan sehari-hari
Langkah-langkah mengisi kuesioner ini secara praktis adalah sebagai berikut.
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini!2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri teman-
teman!3. Berilah tanda centang(√) pada kolom yang telah disediakan!
Contoh:
No Pernyataan SS S TS STS1 Orangtua saya membiarkan saya pulang
hingga larut malam√
2 Orangtua memberikan saya hadiahketika saya mendapatkan juara
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Kuesioner Pola Asuh Demokratis
No. Pernyataan SS S TS STS1 Saya kurang bersyukur dengan apa yang saya miliki
sekarang2 Orangtua tidak mengijinkan saya untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan organisasi di sekolah3 Orangtua membiarkan saya saat saya tidak berpartisipasi di
lingkungan masyarakat4 Saya dibebaskan oleh orangtua keluar rumah kapan saja5 Orangtua mengajarkan saya untuk tidak boleh putus asa
ketika gagasan/ide saya tidak diterima orang lain6 Orangtua memberikan kesempatan untuk memikirkan
segala sesuatunya sebelum saya mengambil keputusan7 Orangtua saya memberikan saya usul/saran untuk
menemukan alternatif lain saat saya kesulitan memecahkanmasalah
8 Orangtua memaksa saya untuk mengikuti kegiatan yangdikehendaki oleh orangtua saya
9 Orangtua mengajarkan saya untuk berbagi dengan saudarakandung saya
10 Saya melaksanakan ibadah dengan kesadaran sendiri tanpadiingatkan/diminta oleh orangtua
11 Saya diingatkan oleh orangtua untuk tidak pulang larutmalam
12 Orangtua membiasakan saya untuk meninggalkan sikapkekanak-kanakan saya
13 Orangtua membersihkan tempat tidur saya setiap harinya14 Orangtua mengajarkan saya bertegur sapa dengan orang-
orang di lingkungan masyarakat15 Orangtua mendidik saya untuk bersikap terbuka dengan
kritik/saran yang orang lain tujukan kepada saya16 Orangtua tidak mengarahkan saya ketika saya mengambil
sebuah keputusan17 Saya diharuskan menuruti keputusan yang orangtua saya
ambil18 Saya diijinkan oleh orangtua untuk bergaul dengan
siapapun, tetapi saya juga diharapkan untuk menjaga diridengan baik
19 Orangtua membela saya ketika saya membuat kesalahan disekolah
20 Orangtua berlaku tidak adil kepada saya21 Orangtua saya membiarkan saya ketika saya tidak keluar
kamar tidur22 Orangtua mengajarkan saya untuk merawat diri23 Orangtua saya mengajarkan saya untuk merawat barang
yang saya miliki24 Orangtua melarang saya bergaul dengan teman di
lingkungan rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
25 Orangtua memotong pembicaraan saat saya sedangberbicara kepadanya
26 Orangtua memberikan gambaran kepada saya tentangkehidupan yang terjadi dalam keluarga saya
27 Orangtua mendukung apa yang menjadi cita-cita/impiansaya di kemudian hari
28 Orangtua membatasi saya dalam bergaul29 Orangtua mengajarkan kepada saya untuk mendengarkan
pendapat orang lain yang sedang berbicara kepada saya30 Orangtua melatih saya untuk berhemat dalam memenuhi
setiap kebutuhan saya31 Orangtua saya mengingatkan saya untuk makan ketika
waktunya makan32 Orangtua membiarkan saya mengamuk ketika saya tidak
dibelikan gadget oleh orangtua33 Saya meminta tolong kepada orang tua untuk
menyelesaikan tugas yang seharusnya saya lakukan sendiri34 Orangtua membiasakan saya untuk bangun pagi setiap
harinya35 Orangtua melatih saya untuk berani mengemukakan
gagasan/ide yang saya pikirkan36 Orangtua membiarkan saya ketika mereka tahu saya
menggunakan uang sekolah/SPP37 Orangtua melakukan apa yang saya inginkan38 Orangtua mengijinkan saya untuk menjalin hubungan
dengan lawan jenis39 Orangtua terlalu banyak memberikan saya nasehat
sehingga membuat saya bosan40 Ketika saya tidak bisa mengerjakan tugas sekolah,
orangtua saya membantu mengerjakannya41 Saya diajarkan oleh orangtua untuk meminta maaf saat
saya melakukan kesalahan42 Orangtua menanamkan sikap percaya diri ketika saya
sedang mengerjakan apapun43 Orangtua saya memberikan hukuman dengan menyita
handphone saya saat saya mendapatkan nilai ujian yangjelek
44 Orangtua saya acuh tak acuh dengan kewajiban sayasebagai siswa
45 Saya memberontak saat gagasan/ide saya tidak diterimaorang lain
46 Orangtua melatih saya untuk memiliki sikap berani dalammenanggung resiko dari apa yang saya perbuat
47 Orangtua mendampingi saya dalam menemukan solusisetiap masalah yang saya hadapi
48 Orangtua meminta saya untuk bergaul hanya dengan temanyang pandai
49 Orangtua mendengarkan saya ketika saya sedang berbicaraatau menyampaikan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
50 Saya diajarkan orangtua untuk mengatur segala kebutuhanyang saya perlukan
51 Orangtua tidak peduli dengan baik buruknya suatu halyang saya lakukan
52 Orangtua tidak percaya kepada saya bahwa saya mampumenyelesaikan tugas saya sendiri
53 Saya mendapatkan pujian dari orangtua karena rajinberibadah
54 Orangtua membiasakan saya untuk tepat waktu saatmembuat janji dengan orang lain
55 Orangtua mengajarkan saya menghargai keputusan oranglain dan saling bermusyawarah untuk mencapai keputusanbersama
56 Ketika saya tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah,orangtua saya diam saja
57 Orangtua saya acuh tak acuh dengan segala keputusanyang saya ambil
58 Orangtua mengingatkan saya supaya saya berhati-hatidalam bergaul
59 Kedekatan saya dengan orangtua saya, ditunjukkan dengansaling berbagi cerita diantara kami
60 Ketika orangtua saya pergi ke luar kota, saya tidak bisabangun pagi sehingga tidak masuk sekolah
61 Orangtua mengajarkan saya untuk bersikap sopan kepadaorang yang lebih tua, misal, mengatakan permisi saat lewatdi depan orang yang lebih tua
62 Orangtua memberikan kepercayaan kepada saya ketikasaya mengerjakan tugas sendiri
63 Saya diajarkan oleh orangtua supaya saya menaati aturan-aturan di lingkungan masyarakat
Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi
No. Pernyataan SS S TS STS1 Saya tahu setiap masalah yang saya hadapi terjadi karena
sebuah alasan2 Saya berprasangka buruk terhadap orang lain ketika
merasa terganggu oleh orang tersebut3 Saat saya marah, saya meluapkannya dengan bernyanyi,
bermain game, berolahraga, dll4 Saya mau menerima kekalahan dan menghargai
kemenangan orang lain5 Saya merasa senang saat bertemu dengan teman-teman di
sekolah6 Saya bersedia membantu anggota keluarga yang
membutuhkan bantuan saya7 Saya merasa menyesal dengan apa yang terjadi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
hidup saya8 Saya merasa tenang ketika saya berdoa kepada Tuhan atas
masalah yang saya hadapi9 Saya merasa tidak percaya diri ketika menghadapi
tantangan10 Saya pernah menangis tanpa alasan yang jelas11 Saya tidak sabar ketika sedang menghadapi masalah12 Saya tidak membenci orang yang pernah menyakiti saya13 Saat saya sedang marah, saya berbicara dengan nada keras
kepada orang yang membuat saya marah14 Saya memilih pergi berbelanja bersama teman-teman saat
saya merasa kesal15 Saya enggan menyapa teman sebelum teman saya
menyapa saya terlebih dahulu16 Saya merasa tidak cocok dengan salah satu anggota
keluarga saya17 Saya tahu sebab dan akibat dari masalah yang terjadi
dalam hidup saya18 Saya meminta maaf ketika saya dijauhi teman karena ulah
saya sendiri19 Saya merasa senang dapat menghibur teman-teman dan
membuat mereka tertawa pada saat suasana tegang20 Saat saya gagal saya akan mencari tahu yang
menyebabkan saya gagal lalu memperbaikinya21 Saya melakukan kegiatan yang bisa mengalihkan rasa
marah ketika saya kecewa22 Saya tidak percaya dengan kelebihan yang saya miliki23 Saya suka menjelek-jelekan teman yang saya benci24 Saya bersama teman yang lain mencoret-coret baju
seragam saat merayakan kelulusan25 Saya merasakan kepuasan saat bisa menolong teman di
sekolah26 Ketika saya dikritik orang lain, saya menjadi berpikir
bahwa telah melakukan kesalahan yang besar27 Saya merasa diri saya tidak berharga28 Saya tidak peduli dengan teman yang menjauhi saya29 Ketika saya sedang berada dalam masalah, saya tetap
percaya diri untuk menghadapinya30 Saya mudah marah tanpa sebab31 Saya langsung marah ketika ada orang yang membuat saya
kecewa32 Saat saya marah dengan orang lain, saya memilih untuk
membicarakan baik-baik dengan orang tersebut agarpermasalahan kami selesai
33 Saya memaafkan orang lain yang sudah menyakiti hatisaya
34 Saya mengambil keputusan secara tergesa-tega tanpamempedulikan akibatnya
35 Saya menutup diri ketika sedang berinteraksi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
teman di sekolah36 Saya mudah menangis secara tiba-tiba tanpa sebab37 Dalam keadaan stres saya mampu menemukan cara yang
positif dengan melakukan kegiatan seperti berolahraga,mendengarkan musik, membaca buku, dll
38 Saya merasa biasa saja setelah menyakiti hati orang lain39 Saya meluangkan waktu saya untuk bermain dengan
teman-teman saya tanpa mengganggu waktu belajar saya40 Masalah yang saya hadapi membuat saya menjadi
seseorang yang lebih kuat41 Saya balas dendam dengan orang yang pernah membuat
saya kecewa42 Saya langsung memukul orang lain ketika dibuat marah
olehnya43 Ketika pendapat saya tidak diterima, saya akan marah44 Saya mampu mengambil sisi positif dari setiap masalah
yang saya hadapi45 Saya merasa bahagia dan nyaman ketika berkumpul
dengan keluarga46 Saya memikirkan sebab dan akibat sebelum mengambil
sebuah tindakan47 Ketika saya merasa tertekan, saya akan meluapkannya
kepada orang terdekat saya48 Ketika saya merasa tidak sanggup mengatasi rasa cemas
saya, saya meminta saran kepada teman/guru/orangtua49 Saya merasa tidak memiliki banyak teman50 Masalah yang saya hadapi membuat saya malas untuk
belajar51 Saya mampu bersikap optimis saat akan menghadapi ujian52 Saat merasa sakit hati dengan seseorang, secara diam-diam
saya merusak barang orang tersebut53 Saya mengajak anggota keluarga saya pergi untuk sekedar
refreshing54 Saya menyalahkan orang lain saat suasana tidak sesuai
dengan keinginan saya55 Saya tidak mendengarkan anggota keluarga yang sedang
berbicara kepada saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Pola Asuh Demokratis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3
2 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 1 3 3 2 3 4 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4
3 2 4 2 3 3 2 3 3 1 3 4 1 3 2 3 3 4 3 4 1 1 1 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 1
4 4 4 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4
5 3 3 4 2 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 2 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 3
6 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
7 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2
8 3 3 3 2 3 3 3 4 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 1 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2
9 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2
10 4 4 2 3 3 3 3 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4
11 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3
12 4 4 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2
13 4 4 2 4 4 3 3 3 2 4 4 2 4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3
14 2 4 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4
15 4 4 1 2 2 3 3 3 1 4 3 3 4 3 2 4 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 4 2 2 1 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3
16 2 3 1 4 3 4 3 1 2 3 3 4 3 4 4 2 3 1 3 4 4 2 2 1 3 3 1 1 3 2 3 4 3 2 2 2 3 1 3 1
17 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
18 4 4 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 1 2 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 1 4 1
19 3 2 3 3 1 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3
20 4 3 1 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2
21 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
22 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
23 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
24 1 4 4 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3
25 3 2 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3
26 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4
27 4 4 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 3 4 1 2 3 2 4 4 1 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4
30 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
31 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 2 3 4 3 3 3 2 4 2 4 2 3 2 3 4 2 4 2 3 3 4 4 1 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2
33 1 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3
34 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 1 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 2
35 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3
36 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
37 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
38 4 4 3 4 3 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 1 1 1 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4
118 128 100 113 115 101 118 126 75 128 122 109 131 128 125 118 137 89 120 92 100 116 102 109 135 117 119 114 96 111 130 134 129 125 129 122 116 86 119 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 Ʃ
4 4 4 4 4 2 3 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 262
4 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 3 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 234
3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 199
2 3 3 4 3 2 2 3 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 253
4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 257
2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 230
4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 247
3 3 3 2 1 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 222
3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 2 4 4 1 3 4 3 3 2 3 3 4 3 227
4 4 4 3 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 267
4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 251
4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 265
2 3 4 3 4 2 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 249
3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 4 3 1 3 3 4 2 230
4 2 4 3 3 1 2 3 2 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 2 1 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 217
3 4 3 2 4 2 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 1 2 3 1 4 4 3 2 3 1 3 3 3 2 1 2 3 2 3 198
3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 4 236
4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 1 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 249
2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 251
3 4 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 237
4 4 4 4 3 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 263
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 226
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 218
3 3 4 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 4 4 1 3 3 1 3 2 4 3 3 4 3 4 215
3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 258
4 3 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 225
4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 1 245
3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 1 4 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 219
4 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 232
3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 221
3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 212
3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3 1 3 3 4 1 219
3 3 2 3 2 3 1 4 1 3 2 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 3 4 3 2 190
2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 3 4 4 4 211
4 3 4 4 4 2 2 4 2 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 2 231
3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 205
3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 202
4 4 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 258
124 121 132 118 111 87 107 130 76 132 125 109 127 125 124 137 128 124 115 116 114 123 118 94 103 114 103 118 109 128 121 102 122 131 137 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 4 Tabulasi Data Kemampuan Mengelola Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 2 1 2 4 3 4 4 4 3 4
2 3 2 4 4 3 3 2 4 3 2 2 2 4 1 3 3 2 4 4 4 2 4 1 4 3 2 4 1 3 3 3 3 3 3 3 1 4 1 3 1
3 1 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 2 2 1 4 2 3 2 4 4 3 4 1 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 4 3 2 4 1 4 4
4 4 3 4 4 3 3 2 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4
5 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 4
6 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2
7 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3
8 1 3 3 4 1 3 4 2 4 1 4 3 4 3 3 4 1 1 4 2 1 4 3 4 2 4 4 1 1 2 2 2 4 1 4 4 1 4 3 3
9 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 1 3 2 3 4 2 1 3 2
10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 2 4 4 2 4 3 3
11 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 1 4 2 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 2
12 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 3 3 1 4 2 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3
13 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2
14 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 1 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 4 1 2 2 2
15 2 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 1 4 2 3 2 2 2 1 4 3 2 4 1 3 3 4 3 3 2 4 2 3 2 3 3
16 3 1 3 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 1 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 1 4 1 3 4 2 4
17 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4
18 3 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 1 3 4 1 4 4 4 1 4 4
19 2 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3
20 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3
21 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 1 4 1 4 3 3 3 3 1 4 1 3 2 3 4
22 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
23 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
24 1 1 1 4 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 1 4 2
25 2 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 4 2 2 2 4 3 3 3 2 3
26 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
27 1 2 1 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 1 3 4 4 3 3 1 2 3 1 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 4 3 1 2
28 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3
29 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
30 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
31 2 3 3 4 1 4 3 3 1 4 4 4 3 2 4 2 2 1 4 1 1 1 1 3 1 4 2 3 2 3 4 4 4 2 4 1 3 1 4 2
32 3 2 3 3 3 2 1 1 3 4 4 2 3 2 3 4 3 2 2 1 3 4 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 3 3
33 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3
34 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 4 2 3 3 3 1
35 3 2 2 3 3 3 3 3 1 4 4 3 4 1 4 3 3 2 4 2 1 2 1 3 3 3 3 3 1 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 1
36 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2
37 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 1 1 3 2 3 3 4 3 2 2 3 1 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 4 2
38 2 2 4 4 2 4 1 4 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 4 4 1 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
94 99 109 117 108 121 115 125 104 118 128 114 116 74 116 117 115 99 121 104 93 117 78 113 101 115 107 92 92 118 113 104 115 94 126 106 114 98 116 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 Ʃ
4 4 4 2 3 1 4 3 1 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 3 3 4 4 4 4 245
2 3 4 1 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 2 2 4 2 2 3 4 2 3 3 204
3 4 4 3 2 2 3 2 3 4 3 2 2 1 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 4 2 2 201
4 4 4 1 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 1 4 3 4 3 4 4 239
3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 4 4 4 4 3 3 239
2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 190
3 3 4 1 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 195
4 4 4 3 3 1 4 4 2 2 4 3 3 3 4 1 3 4 4 3 2 2 4 2 3 2 3 2 3 1 4 4 204
1 3 4 3 3 2 4 1 3 4 4 3 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 1 4 1 3 2 2 3 184
4 4 4 2 4 2 3 1 4 1 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 244
2 1 2 3 3 3 3 4 1 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 203
3 3 3 3 4 3 4 1 2 3 4 3 1 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 4 1 4 2 4 4 3 4 229
2 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 198
3 2 2 3 3 2 3 4 1 3 3 3 1 3 4 4 2 3 3 1 1 1 2 4 3 3 2 3 1 3 1 1 182
1 1 3 4 2 4 4 3 2 4 4 3 3 1 4 2 4 2 3 3 1 1 2 3 2 4 1 4 4 3 2 3 197
3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 4 3 1 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 4 203
4 3 4 3 3 2 4 3 1 4 4 2 2 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 228
1 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 1 4 1 2 4 1 4 232
4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 215
4 4 4 2 2 2 3 3 1 4 4 2 3 1 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 210
4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 1 4 4 4 4 4 1 232
2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 201
3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 198
3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 4 4 4 2 3 2 4 2 3 1 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 189
3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 1 4 4 2 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 192
2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 3 4 2 2 4 2 4 3 3 4 184
2 2 4 4 4 2 4 3 4 1 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 1 3 1 4 4 1 3 4 2 3 3 1 195
3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 191
3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 213
3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 200
2 2 2 3 1 4 1 4 2 3 4 4 3 2 3 1 4 2 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 1 4 4 4 199
3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 1 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 1 3 1 4 191
3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 192
2 1 2 2 2 4 2 2 1 3 4 3 4 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 198
1 3 3 4 3 4 3 4 1 4 1 2 1 4 2 3 4 4 4 1 1 1 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 203
3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 179
2 2 1 4 1 3 2 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 1 3 2 4 3 1 3 2 3 1 3 3 3 186
4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 2 4 4 3 2 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 227
105 111 121 97 108 92 117 117 86 118 124 107 104 102 124 97 128 118 120 100 96 90 108 118 114 89 109 109 111 119 104 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 5Item Valid dan Gugur Pola Asuh Demokratis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
No Item Parameter Hasil Hitung Klarifikasi
1
PearsonCorrelation .641**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
2
PearsonCorrelation .360*
ValidSig. (2-tailed) ,026N 38
3
PearsonCorrelation ,216
GugurSig. (2-tailed) ,192N 38
4
PearsonCorrelation ,291
ValidSig. (2-tailed) ,076N 38
5
PearsonCorrelation .355*
ValidSig. (2-tailed) ,029N 38
6
PearsonCorrelation ,252
ValidSig. (2-tailed) ,128N 38
7
PearsonCorrelation .411*
ValidSig. (2-tailed) ,010N 38
8
PearsonCorrelation .369*
ValidSig. (2-tailed) ,023N 38
9
PearsonCorrelation -,104
GugurSig. (2-tailed) ,535N 38
10
PearsonCorrelation .399*
ValidSig. (2-tailed) ,013N 38
11
PearsonCorrelation ,307
ValidSig. (2-tailed) ,061N 38
12
PearsonCorrelation ,243
GugurSig. (2-tailed) ,142N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
13
PearsonCorrelation .524**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
14
PearsonCorrelation .490**
ValidSig. (2-tailed) ,002N 38
15
PearsonCorrelation ,297
ValidSig. (2-tailed) ,070N 38
16
PearsonCorrelation .504**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
17
PearsonCorrelation .441**
ValidSig. (2-tailed) ,006N 38
18
PearsonCorrelation -,203
GugurSig. (2-tailed) ,222N 38
19
PearsonCorrelation -,173
GugurSig. (2-tailed) ,300N 38
20
PearsonCorrelation ,292
ValidSig. (2-tailed) ,076N 38
21
PearsonCorrelation ,139
GugurSig. (2-tailed) ,405N 38
22
PearsonCorrelation .386*
ValidSig. (2-tailed) ,017N 38
23
PearsonCorrelation .458**
ValidSig. (2-tailed) ,004N 38
24
PearsonCorrelation .544**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
25
PearsonCorrelation .542**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
26
PearsonCorrelation .464**
ValidSig. (2-tailed) ,003N 38
27
PearsonCorrelation .585**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
28
PearsonCorrelation .435**
ValidSig. (2-tailed) ,006N 38
29
PearsonCorrelation ,081
GugurSig. (2-tailed) ,628N 38
30
PearsonCorrelation .350*
ValidSig. (2-tailed) ,031N 38
31
PearsonCorrelation .575**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
32
PearsonCorrelation .525**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
33
PearsonCorrelation .554**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
34
PearsonCorrelation .628**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
35
PearsonCorrelation .685**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
36
PearsonCorrelation .544**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
37
PearsonCorrelation ,249
GugurSig. (2-tailed) ,132N 38
38
PearsonCorrelation -,114
GugurSig. (2-tailed) ,495N 38
39
PearsonCorrelation .373*
ValidSig. (2-tailed) ,021N 38
40
PearsonCorrelation ,240
GugurSig. (2-tailed) ,146N 38
41
PearsonCorrelation .349*
ValidSig. (2-tailed) ,032N 38
42
PearsonCorrelation .443**
ValidSig. (2-tailed) ,005N 38
43
PearsonCorrelation .674**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
44
PearsonCorrelation .590**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
45
PearsonCorrelation .547**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
46
PearsonCorrelation ,122
GugurSig. (2-tailed) ,466N 38
47
PearsonCorrelation .545**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
48
PearsonCorrelation ,291
ValidSig. (2-tailed) ,077N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
49
PearsonCorrelation -,148
GugurSig. (2-tailed) ,375N 38
50
PearsonCorrelation .510**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
51
PearsonCorrelation .738**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
52
PearsonCorrelation ,087
GugurSig. (2-tailed) ,603N 38
53
PearsonCorrelation .505**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
54
PearsonCorrelation .646**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
55
PearsonCorrelation .642**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
56
PearsonCorrelation .504**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
57
PearsonCorrelation .545**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
58
PearsonCorrelation .679**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
59
PearsonCorrelation ,313
ValidSig. (2-tailed) ,056N 38
60
PearsonCorrelation .599**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
61
PearsonCorrelation .689**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
62
PearsonCorrelation ,270
ValidSig. (2-tailed) ,101N 38
63
PearsonCorrelation .479**
ValidSig. (2-tailed) ,002N 38
64
PearsonCorrelation -,019
GugurSig. (2-tailed) ,911N 38
65
PearsonCorrelation .408*
ValidSig. (2-tailed) ,011N 38
66
PearsonCorrelation .576**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
67
PearsonCorrelation .511**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
68
PearsonCorrelation ,292
ValidSig. (2-tailed) ,075N 38
69
PearsonCorrelation ,231
GugurSig. (2-tailed) ,163N 38
70
PearsonCorrelation .690**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
71
PearsonCorrelation .767**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
72
PearsonCorrelation .454**
ValidSig. (2-tailed) ,004N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
73
PearsonCorrelation .527**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
74
PearsonCorrelation .390*
ValidSig. (2-tailed) ,015N 38
75
PearsonCorrelation .595**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
76
PearsonCorrelation .387*
ValidSig. (2-tailed) ,016N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6Item Valid dan Gugur Kemampuan Mengelola
Emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
No Item Parameter Hasil Hitung Klarifikasi
1
PearsonCorrelation .523**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
2
PearsonCorrelation .535**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
3
PearsonCorrelation .511**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
4
PearsonCorrelation ,289
ValidSig. (2-tailed) ,078N 38
5
PearsonCorrelation .516**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
6
PearsonCorrelation .468**
ValidSig. (2-tailed) ,003N 38
7
PearsonCorrelation ,277
ValidSig. (2-tailed) ,093N 38
8
PearsonCorrelation .510**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
9
PearsonCorrelation ,143
GugurSig. (2-tailed) ,391N 38
10
PearsonCorrelation -,006
GugurSig. (2-tailed) ,970N 38
11
PearsonCorrelation .436**
ValidSig. (2-tailed) ,006N 38
12
PearsonCorrelation .529**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
13
PearsonCorrelation .534**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
14
PearsonCorrelation ,054
GugurSig. (2-tailed) ,745N 38
15
PearsonCorrelation .438**
ValidSig. (2-tailed) ,006N 38
16
PearsonCorrelation .541**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
17
PearsonCorrelation .526**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
18
PearsonCorrelation ,160
GugurSig. (2-tailed) ,338N 38
19
PearsonCorrelation .348*
ValidSig. (2-tailed) ,032N 38
20
PearsonCorrelation .427**
ValidSig. (2-tailed) ,008N 38
21
PearsonCorrelation .473**
ValidSig. (2-tailed) ,003N 38
22
PearsonCorrelation .552**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
23
PearsonCorrelation ,162
GugurSig. (2-tailed) ,330N 38
24
PearsonCorrelation .414**
ValidSig. (2-tailed) ,010N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
25
PearsonCorrelation ,295
ValidSig. (2-tailed) ,072N 38
26
PearsonCorrelation .414**
ValidSig. (2-tailed) ,010N 38
27
PearsonCorrelation .573**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
28
PearsonCorrelation ,078
GugurSig. (2-tailed) ,642N 38
29
PearsonCorrelation -,018
GugurSig. (2-tailed) ,916N 38
30
PearsonCorrelation .336*
ValidSig. (2-tailed) ,039N 38
31
PearsonCorrelation -,026
GugurSig. (2-tailed) ,876N 38
32
PearsonCorrelation ,238
GugurSig. (2-tailed) ,150N 38
33
PearsonCorrelation ,206
GugurSig. (2-tailed) ,214N 38
34
PearsonCorrelation -,039
GugurSig. (2-tailed) ,814N 38
35
PearsonCorrelation .396*
ValidSig. (2-tailed) ,014N 38
36
PearsonCorrelation .419**
ValidSig. (2-tailed) ,009N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
37
PearsonCorrelation .335*
ValidSig. (2-tailed) ,040N 38
38
PearsonCorrelation .385*
ValidSig. (2-tailed) ,017N 38
39
PearsonCorrelation ,270
ValidSig. (2-tailed) ,101N 38
40
PearsonCorrelation .599**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
41
PearsonCorrelation .468**
ValidSig. (2-tailed) ,003N 38
42
PearsonCorrelation .584**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
43
PearsonCorrelation .461**
ValidSig. (2-tailed) ,004N 38
44
PearsonCorrelation -,189
GugurSig. (2-tailed) ,255N 38
45
PearsonCorrelation .329*
ValidSig. (2-tailed) ,044N 38
46
PearsonCorrelation -,198
GugurSig. (2-tailed) ,234N 38
47
PearsonCorrelation .439**
ValidSig. (2-tailed) ,006N 38
48
PearsonCorrelation ,002
GugurSig. (2-tailed) ,990N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
49
PearsonCorrelation ,046
GugurSig. (2-tailed) ,782N 38
50
PearsonCorrelation ,276
ValidSig. (2-tailed) ,094N 38
51
PearsonCorrelation ,293
ValidSig. (2-tailed) ,075N 38
52
PearsonCorrelation -,023
GugurSig. (2-tailed) ,889N 38
53
PearsonCorrelation ,176
GugurSig. (2-tailed) ,291N 38
54
PearsonCorrelation .481**
ValidSig. (2-tailed) ,002N 38
55
PearsonCorrelation .498**
ValidSig. (2-tailed) ,001N 38
56
PearsonCorrelation -,023
GugurSig. (2-tailed) ,891N 38
57
PearsonCorrelation .327*
ValidSig. (2-tailed) ,045N 38
58
PearsonCorrelation .462**
ValidSig. (2-tailed) ,003N 38
59
PearsonCorrelation .371*
ValidSig. (2-tailed) ,022N 38
60
PearsonCorrelation .482**
ValidSig. (2-tailed) ,002N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
61
PearsonCorrelation .432**
ValidSig. (2-tailed) ,007N 38
62
PearsonCorrelation .360*
ValidSig. (2-tailed) ,026N 38
63
PearsonCorrelation ,193
GugurSig. (2-tailed) ,247N 38
64
PearsonCorrelation -,101
GugurSig. (2-tailed) ,545N 38
65
PearsonCorrelation .659**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
66
PearsonCorrelation -,275
GugurSig. (2-tailed) ,094N 38
67
PearsonCorrelation .462**
ValidSig. (2-tailed) ,003N 38
68
PearsonCorrelation ,300
ValidSig. (2-tailed) ,067N 38
69
PearsonCorrelation .572**
ValidSig. (2-tailed) ,000N 38
70
PearsonCorrelation .487**
ValidSig. (2-tailed) ,002N 38
71
PearsonCorrelation .410*
ValidSig. (2-tailed) ,011N 38
72
PearsonCorrelation ,237
GugurSig. (2-tailed) ,152N 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 7Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI