PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI … · performance of marketing department was...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI … · performance of marketing department was...
EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA
KOTOR
Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Visensia Paschalina Ossot
NIM : 051334016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk Tuhan Yesus, Bunda
Maria, Malaikat kecilku, bapa tercinta STEFANUS YULIO OSSOT
dan mama tersayang ALBINA IMAN, kakakku tercinta
CHRISTIANI KURNIAWATI OSMANTI , untuk adik-adikku yang
sungguh aku kasihi AGUSTINUS KAYETANUS OSSOT ; IRENIUS
MARIANO OSSOT ; MARIA STEPHANI NOVELIA OSMANTI , dan
untuk Nana ge HERIBERTUS PRAYONO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jangan berusaha menjadi lebih besar dari
dirimu yang sebenarnya.
Lebih bijaksana bersikap rendah hati dan
berserah dengan sepenuh hati, dari pada
berkeras kepala tetapi akhirnya hancur
bila mendapat kesulitan.
Belajarlah dari pengalaman hidup karena
pengalaman hidup yang pernah kamu alami
akan menjadi penopang langkah hidupmu
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Juni 2009
Visensia Paschalina Ossot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Visensia Paschalina Ossot Nomor Mahasiswa : 051334016 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Evaluasi Kinerja Departemen Produksi dan Depertemen Pemasaran dengan Menggunakan Analisis Selisih Laba Kotor beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 17 Juli 2009 Yang menyatakan
Visensia Paschalina Ossot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria, serta Malaikat Kecilku yang telah membimbing dan menguatkan penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN
PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA KOTOR, studi kasus pada
PT. Madu Baru Yogyakarta. Adapun tujuan dari penulisan skipsi ini adalah untuk
memenuhi syarat meraih gelar sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan dan bantuan baik materiil maupun moriil dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati , penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku ketua program studi
Pendidikan Akuntansi dan dosen penguji skripsi atas segala arahan dan
bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis.
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji skripsi atas
segala arahan dan bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis.
5. Bapak Drs. F.X.Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar memberikan arahan, bimbingan serta bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapa & mama untuk segala dukungan, doa dan bimbingan yang telah
membuat penulis merasa semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakakku yang termanis (Christiani Kurniawati Osmanti) dan adik-adikku
yang tersayang (Agustinus Kayetanus Ossot, Irenius Mariano Ossot, Maria
Stephani Novelia Osmanti) untuk segala hiburan, canda dan tawa yang selalu
menguatkan hati penulis.
8. Ka Heri untuk segala hiburan dan candanya yang membuat penulis selalu bisa
tertawa dan tersenyum.
9. Untuk seluruh keluarga besarku atas segala dukungan dan doa yang sudah
diberikan kepada penulis.
10. Untuk teman-teman kos Narada 14 B ( Indah Sari Kencono Putri, Agnes
Dwijayanti Ningrum, Ignasia Sely Soaputty, Lucia Rahayu Dwi Hastuti,
Christina Ida Fitriani, Theresia Septi Wulandari, Francisca Indra Triana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Puspitasari, Christina Dely Soaputty) atas segala kebersamaan yang kita lalui
selama ini.
11. Untuk warga arimbi 10, Un, Elen, Fat, Ira, Eren, ka Olin, ka Kris, ka Anchis,
ka Eja, ka Nanek, Ocin, Nenak, dan semua sahabat-sahabatku atas segala
dukungan dan kebersamaan yang sudah kita lalui bersama.
12. Untuk Amang Gode dan Amang Adi atas segala bantuan yang sudah
diberikan kepada penulis.
13. Untuk teman-teman PAK angkatan 2005 atas segala dukungan dan bantuan
yang sudah diberikan kepada penulis.
14. Untuk teman-teman Mitra perpustakaan USD atas dukungan yang diberikan
kepada penulis.
15. Untuk semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini bisa
lebih berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis,
Visensia Paschalina Ossot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
EVALUASI KINERJA DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH LABA
KOTOR
Studi Kasus pada PT. Madu Baru Yogyakarta Visensia Paschalina Ossot
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) kinerja departemen produksi pada PT. Madu Baru Yogyakarta selama tahun 2004 – 2008, (2) kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru Yogyakarta selama tahun 2004 – 2008. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di PT. Madu Baru Yogyakarta Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul Yogyakarta, 55181 bulan Maret sampai April 2009.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis selisih laba kotor. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama adalah analisis selisih harga pokok penjualan, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua adalah analisis selisih penjualan.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) kinerja departemen produksi pada tahun 2004 – 2008 menurun atau buruk. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih harga-harga pokok penjualan yang merugikan. (2) kinerja departemen pemasaran berdasarkan selisih harga jual pada tahun 2004 dan tahun 2007 menurun atau buruk. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih harga penjualan yang merugikan. Sedangkan kinerja departemen pemasaran pada tahun 2005, 2006 dan 2008 berdasarkan selisih harga jual meningkat atau baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih harga jual yang menguntungkan. Kinerja depertemen pemasaran berdasarkan selisih kuantitas bersih pada tahun 2004 – 2008 secara umum meningkat atau baik. Hal ini ditunjukkan oleh adanya selisih kuantitas bersih yang menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
PERFORMANCE EVALUATION OF PRODUCTION AND MARKETING DEPARTMENT BY APPLYING ANALYSIS OF GROSS VARIANCE
A Case Study in PT. Madu Baru Yogyakarta
Visensia Paschalina Ossot Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of this research is to know: (1) performance of production department of PT. Madu Baru Yogyakarta from 2004 until 2008, (2) performance of marketing department of PT. Madu Baru Yogyakarta from 2004 until 2008. The research is a case study which took place in PT. Madu Baru Yogyakarta Padokan Tirtonirmolo Kasihan, Bantul, Yogyakarta, 55181 from March until April 2009.
The technique of collecting data is done through interview, while the technique of analyzing data is analysis of gross variance. The technique of analyzing data which is used in order to answer the first problem is the analysis of cost-selling price variance, while the second problem formulation is answered by using the analysis of selling cost variance.
According to the output of data analysis, the conclusions are: (1) the performance of production department in 2004-2008 was bad. This is indicated by the lost in cost prices variance. (2) According to selling price variance in 2004, the performance of marketing department was bad or decreasing. It is indicated by the lost in selling price variance. While the performance of marketing department in 2004 was bad, its performance in 2005, 2006, and 2008 was increasing. The performance of marketing department in 2004-2008 on net quantity variance was generally good or increasing. This is indicated by the net quantity variance which is profitable.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... x
ABSTRACT....................................................................................................... xi
DAFTAR ISI...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
E. Manfaat penelitian.................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 6
A. Anggaran Laba Kotor............................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Pengertian Anggaran Laba Kotor..................................................... 6
2. Kegunaan Anggaran Laba Kotor ..................................................... 9
3. Hubungan Anggaran Laba Kotor dengan Manajemen..................... 10
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran Laba kotor ....................................................................... 10
B. Analisis Selisih Laba Kotor ................................................................... 13
1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor ........................................... 13
2. Teknik Analisis Selisih Laba Kotor ................................................. 17
C. Manfaat Analisis Selisih Laba Kotor ..................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 33
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 33
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 33
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 34
E. Teknik Analisis Data.............................................................................. 36
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 43
A. Sejarah Perusahaan ................................................................................ 43
B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ......................................................... 46
C. Lokasi Perusahaan.................................................................................. 47
D. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................ 47
E. Produksi .............................................................................................. 59
F. Personalia .............................................................................................. 65
G. Pemasaran dan Distribusi ...................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 69
A. Deskripsi Data........................................................................................ 69
B. Analisis Data .......................................................................................... 69
1. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004 ......................................... 70
2. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005 ......................................... 78
3. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006 ......................................... 85
4. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2007 ......................................... 93
5. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2008 ......................................... 100
C. PEMBAHASAN .................................................................................... 110
1. Evaluasi Kinerja Departemen Produksi Berdasarkan Selisih Harga
HPP .................................................................................................. 110
2. Evaluasi Kinerja Departemen Pemasaran ....................................... 117
a. Berdasarkan Selisih Harga Jual............................................ 117
b. Berdasarkan Selisih Kuantitas Penjualan............................. 126
c. Berdasarkan Selisih Kuantitas HPP ..................................... 135
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 145
B. Keterbatasan .......................................................................................... 146
C. Saran ...................................................................................................... 146
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Selisih Laba Kotor .......................................... 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Analisis Selisih Laba Kotor ............................................... 29
Gambar 5.1. Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2004 ..................................... 77
Gambar 5.2 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2005 ...................................... 84
Gambar 5.3 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2006 ...................................... 92
Gambar 5.4 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2007 ...................................... 99
Gambar 5.5 Analisis Selisih Laba Kotor Tahun 2008 ....................................... 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ..................................................................... 150
Lampiran 2 Data Analisis Laba Kotor ............................................................... 162
Lampiran 3 Perhitungan Realisasi Laba Kotor .................................................. 165
Lampiran 4 Analisis Selisih Laba Kotor............................................................ 168
Lampiran 5 Permohonan Izin Penelitian............................................................ 188
Lampiran 6 Surat Keterangan dari Perusahaan ................................................. 189
Lampiran 7 Pernyataan telah melakukan penelitian .......................................... 190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia dewasa ini semakin meningkatkan persaingan
antar perusahaan dalam memperebutkan pangsa pasar. Persaingan tersebut
semakin menuntut manajemen untuk tetap survive dan bahkan harus mampu
meningkatkan perolehan pendapatan dan laba yang setinggi-tingginya. Agar
tujuan tersebut tercapai, maka pihak perusahaan harus melakukan fungsi
manajemen dengan baik. Salah satu fungsi manjemen adalah perencanaan.
Perencanaan merupakan proses menetapkan tujuan yang akan dicapai di
masa yang akan datang dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mancapai
tujuan tidak semata-mata ditentukan oleh ada atau tidak adanya rencana.
Faktor-faktor penentu lainnya adalah kemampuan manajemen dalam
mengelola dan memanfaatkan kesempatan di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, pihak manajemen perusahaan harus mampu memberdayakan
potensi untuk merealisasikan rencana-rencananya.
Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh
laba (profit oriented). Laba merupakan elemen yang sangat penting bagi
perusahaan karena dengan laba dapat diketahui kinerja perusahaan
khususnya pihak manajemen dalam mendayagunakan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Besarnya laba perusahaan dapat diperhitungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan membandingkan secara layak antara semua pendapatan atau
penerimaan dengan semua biaya yang terjadi selama satu periode akuntansi
(matching principle).
Setiap perusahaan sudah pasti menginginkan perolehan laba yang
optimal. Jumlah perolehan laba yang ingin dicapai oleh perusahaan biasanya
disajikan dalam sebuah anggaran yaitu anggaran laba atau perencanaan laba.
Perencanaan laba akan memudahkan manajemen dalam mengarahkan semua
kegiatan perusahaan dan menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan
efisien.
Laba kotor merupakan salah satu bagian dari perencanaan laba.
Perencanaan laba kotor dapat berupa laba kotor yang dianggarkan atau laba
kotor periode sebelumnya. Meskipun manajemen telah melakukan
perencanaan laba kotor dengan baik, umumnya pihak manajemen akan
menemukan penyimpangan antara anggaran laba kotor dengan realisasi laba
kotor pada periode tersebut. Penyimpangan ini perlu dianalisis penyebabnya.
Satu teknik yang sangat membantu untuk dapat menjelaskan sebab-sebab
terjadinya penyimpangan tersebut adalah analisis selisih laba kotor. Yang
dimaksudkan dengan analisis selisih laba kotor adalah memecah-mecah atau
membagi menjadi bagian-bagian atau elemen-elemen yang lebih kecil
dengan tujuan untuk menentukan penyebab penyimpangan laba kotor dan
untuk mengetahui hubungan antara elemen-elemen tersebut. Analisis laba
kotor bermanfaat untuk mengetahui kinerja perusahaan, khususnya
departemen pemasaran dan departemen produksi dengan membandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
antara laba kotor yang dicapai dan laba kotor yang dianggarkan atau standar.
Apabila perusahaan menyusun anggaran atau standar laba kotor, maka
analisis laba kotor dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba
kotor yang dicapai pada periode berjalan dan laba kotor periode sebelumnya.
Perbedaan atau selisih laba kotor periode yang berjalan dan periode
sebelumnya menunjukkan adanya perbedaaan kinerja perusahaan antara dua
periode tersebut. Selisih atau perbedaan laba kotor antara yang dicapai
dengan yang dianggarkan atau standar disebabkan adanya selisih hasil
penjualan atau selisih harga pokok penjualan atau keduanya. Oleh karena
itu, selisih laba kotor menjadi tanggung jawab baik departemen pemasaran
maupun departemen produksi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Evaluasi
Kinerja Departemen Produksi Dan Departemen Pemasaran Dengan
Menggunakan Analisis Selisih Laba Kotor”
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis bermaksud menganalisis laba kotor
berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan sejak tahun 2003 sampai
dengan tahun 2008. Analisis laba kotor mencakup kinerja departemen
produksi dan departemen pemasaran pada PT. Madu BaruYogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Bagaimanakah kinerja departemen produksi PT. Madu Baru pada tahun
2004 sampai tahun 2008 ?
2. Bagaimanakah kinerja depertemen pemasaran PT. Madu Baru pada
tahun 2004 sampai tahun 2008 ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja departemen produksi pada PT. Madu Baru
selama tahun 2004 – 2008.
2. Untuk mengetahui kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru
selama tahun 2004 – 2008.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran titik-titik
kelemahan dari kinerja perusahaan pada periode tersebut kepada pihak
manajemen. Dengan demikian, pihak manajemen akan mampu untuk
menguraikan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
mengoreksi situasi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi para
mahasiswa khususnya yang tertarik untuk mempelajari akuntansi biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dan akuntansi manajemen dan untuk menambah literatur pada
perpustakaan.
3. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan penulis dan
memberikan pengalaman nyata kepada penulis mengenai kenyataan
yang benar-benar terjadi di dalam perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANGGARAN LABA KOTOR
1. Pengertian Anggaran Laba Kotor
a. Pengertian Anggaran
Anggaran atau sering disebut juga dengan budget merupakan
salah satu cara untuk melakukan pengendalian dalam suatu perusahaan.
Pengendalian ini disebut pengendalian anggaran yaitu penguasaan atau
memimpin suatu perusahaan dengan suatu anggaran.
1) Menurut Munandar
Anggaran (budget) adalah rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang (Munandar, 1986 : 1).
2) Menurut Ahyari
Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan di dalam unit kuantitatif (moneter) (Ahyari, 1998 : 15).
3) Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan (Gunawan. A dan Marwan. A , 1992 : 6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4) Menurut Polemi dan James A. dalam bukunya “ Cost Accounting
II”
The budget is quantitative expression of management objectives and a tool used to analyze progress toward those objective. An effective budget should be properly coordinated with management and accounting system. Budgets may be short-term (1 year or less) or long term (greater than 1 year) (Polimeni and James A, 1984 : 1).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa anggaran (budget) adalah sebuah rencana yang bersifat
kuantitatif dan diukur dalam unit moneter untuk jangka waktu tertentu
dimasa datang sebagai bentuk tanggung jawab manajemen dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
b. Pengertian Laba Kotor
Selisih antara pendapatan dan biaya dalam suatu periode tertentu
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita perusahaan
selama periode tersebut. Apabila pendapatan lebih besar daripada biaya,
maka perusahaan akan memperoleh laba. Sebaliknya, apabila biaya
lebih besar daripada pendapatan maka perusahaan akan menderita
kerugian. Atau dengan kata lain laba adalah selisih lebih pendapatan
diatas biaya, sedangkan rugi adalah selisih lebih biaya diatas
pendapatan.
Adapun yang dimaksudkan dengan laba kotor menurut Ralph S
Polimeni dan James A Cashin (1984 : 116), laba kotor adalah total
penjualan (sales) dikurangi harga pokok penjualan (Cost of good
sold). Sedangkan menurut Matz dan Usry (1990 : 205), laba kotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
adalah perbedaan atau selisih antara harga pokok penjualan dengan
hasil penjualan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa laba kotor merupakan perbedaan atau selisih antara
hasil penjualan dengan harga pokok penjualan. Dari defenisi tersebut
dapat diketahui elemen-elemen yang membentuk laba kotor yaitu
elemen penjualan dan elemen harga pokok penjualan. Yang
dimaksudkan dengan penjualan adalah usaha meyakinkan gagasan
kepada orang lain agar mereka mau melakukan sesuatu. Jadi inti dari
kegiatan penjualan adalah membujuk atau meyakinkan orang lain agar
mau membeli produk yang ditawarkan. Sedangkan yang dimaksudkan
dengan harga pokok penjualan adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk memperoleh
aktiva atau secara tidak langsung untuk memperoleh penghasilan.
c. Pengertian Anggaran Laba kotor
Setiap perusahaan tentunya membuat anggaran laba kotor untuk
jangka waktu tertentu. Anggaran laba kotor adalah laba kotor yang
diharapkan dapat dicapai pada periode anggaran atau periode akuntansi
tertentu (Supriyono, 2000 : 170). Besarnya anggaran laba kotor dapat
dihitung dengan menselisihkan anggaran penjualan dengan anggaran
harga pokok penjualan pada periode yang bersangkutan. Besarnya
anggaran penjualan ditentukan oleh dua hal yaitu harga jual/satuan dan
kuantitas atau volume penjualan. Perubahan penjualan bisa
mempengaruhi laba kotor. Perubahan penjualan ini dipengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perubahan harga jual dan kuantitas produk yang di jual. Keadaan ini
bisa di lihat dari perbandingan antara penjualan periode sebelumnya
atau disebut juga penjualan yang dianggarkan dengan penjualan saat ini
atau penjualan yang terealisasi. Anggaran harga pokok penjualan
ditentukan oleh dua elemen yaitu harga pokok penjualan setiap satuan
produk dan kuantitas atau volume penjualan.
2. Kegunaan Anggaran Laba Kotor
Anggaran laba kotor merupakan bagian dari anggaran laba
perusahaan sehingga dapat digunakan dalam merencanakan pengendalian
perusahaan. Adapun manfaat dari anggaran laba kotor yaitu :
a. Sebagai pedoman kerja
Anggaran laba kotor dapat digunakan sebagai pedoman kerja dan
memberikan arah sekaligus memberikan target-target yang harus
dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.
b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran laba kotor dapat digunakan sebagai alat pengkoordinasian
kerja agar semua bagian di dalam perusahaan dapat saling menunjang
dan saling bekerja sama dengan baik untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
c. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran laba kotor dapat digunakan sebagai tolak ukur, sebagai alat
pembanding untuk menilai (evaluasi) kegiatan perusahaan. Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang dalam anggaran laba kotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dengan apa yang telah direalisasikan perusahaan, maka dapatlah di nilai
apakah perusahaan telah sukses berkerja atau kurang sukses bekerja.
3. Hubungan Anggaran Laba Kotor dengan Manajemen
Secara sederhana, manajemen dapat diartikan sebagai suatu ilmu
dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan dan pembimbingan (directing),
pengkoordinasian (coordinating) serta mengadakan pengawasan
(controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Sedangkan manfaat dari anggaran laba kotor seperti yang telah
dikemukakan di atas adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat
pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. Bila dikaitkan
dengan fungsi manajemen, manfaat anggaran laba kotor juga sudah
tergabung dalam fungsi manajemen sehingga dapat dikatakan bahwa
anggaran laba kotor memiliki hubungan yang erat dengan manajemen.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Laba Kotor
Suatu anggaran laba kotor dapat berfungsi dengan baik apabila
semua komponen-komponen yang membentuknya dapat ditaksir secara
akurat. Untuk melakukan penaksiran secara akurat diperlukan berbagai
data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menyusun anggaran laba kotor. Faktor-faktor
tersebut dapat digolongkan menjadi dua macam, antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Faktor-faktor intern
Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor intern adalah informasi dan
pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan tersebut. Faktor-faktor
tersebut antara laian :
1) Penjualan tahun-tahun lalu.
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan
saluran distribusi dan sebagainya.
3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan yang berhubungan dengan
kualitas dan keahlian.
5) Finansial yang dimiliki perusahaan sebagai faktor yang memiliki
pengaruh yang paling dominan terhadap perencanaan yang telah
disusun oleh business manager yang meliputi sumber modal kerja,
return yang dikehendaki dari investasi dan tingkat perputaran yang
dikehendaki.
6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
7) Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan tentang pelaksanaan
fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, bidang
produksi, bidang pembelanjaan, bidang administrasi maupun bidan
personalia.
Faktor-faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang dapat
dikendalikan (controllabel) sehingga perusahaan bisa menyesuiakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan mengendalikan faktor-faktor ini agar sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan di masa yang akan datang.
b. Faktor-faktor ekstern
Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor ekstern adalah data, informasi
dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaan, tetapi memiliki
pengaruh terhadap kegiatan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara
lain :
1) Keadaan persaingan
2) Tingkat pertumbuhan penduduk
3) Tingkat penghasilan masyarakat
4) Tingkat pendidikan masyarakat
5) Tingkat penyebaran penduduk
6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan.
8) Keadaaan ekonomi nasional maupun internasional, kemajuan
teknologi dan sebagainya.
Faktor-faktor ekstern ini sering disebut sebagai faktor-faktor
yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable ) sehingga perusahaan
tidak dapat mengendalikan dan menyesuaikan faktor-faktor tersebut
agar sesuai dengan keinginan perusahaan pada periode yang akan
datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. ANALISIS SELISIH LABA KOTOR
1. Pengertian Analisis Selisih Laba Kotor
Menurut RA Supriyono (2000:179), analisis selisih laba kotor
merupakan bagian dari analisis laba, yang dimaksud analisis selisih laba
kotor adalah memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian atau
elemen yang lebih kecil dengan tujuan untuk menentukan penyebab
penyimpangan laba kotor dan untuk mengetahui hubungan antara elemen-
elemen tersebut. Analisis laba kotor dilakukan karena terdapat
penyimpangan antara perolehan laba kotor (laba kotor sesungguhnya)
dengan anggaran laba kotor. Penyimpangan ini harus dicari penyebabnya
dengan maksud agar pihak manajemen dapat dengan segera mengambil
tindakan koreksi agar terjadi perbaikan atau perubahan pada periode
berikutnya. Sedangkan menurut Dwi Prastowo (2005 : 209) bahwa analisis
laba kotor merupakan suatu proses yang kontinyu (berkesinambungan) dan
intensif. Di dalam menganalisis perubahan laba kotor, pembandingan
dapat dilakukan antara anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau
antara realisasi periode berjalan dengan periode sebelumnya. Dari
beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada intinya
analisis selisih laba kotor digunakan untuk mengetahui penyebab
penyimpangan atau perubahan laba kotor dengan membandingkan antara
anggaran dan realisasi untuk periode berjalan atau antara realisasi periode
berjalan dengan periode sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Penyimpangan yang terjadi antara anggaran laba kotor dengan
realisasi laba kotor disebabkan karena beberapa faktor. Menurut Munawir
(2002 : 216), penyimpangan atau perbedaan tersebut pada dasarnya
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok
penjualan. Perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor penjualan
disebabkan oleh adanya :
a. Perubahan harga jual per satuan produk
b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang dijual atau yang
dihasilkan.
Sedangkan perubahan laba kotor yang terjadi karena faktor harga
pokok penjualan disebabkan oleh adanya :
a. Perubahan harga pokok rata-rata per satuan
b. Perubahan kuantitas atau volume produk yang di jual.
RA Supriyono (2000 : 176) menyatakan bahwa penyimpangan
realisasi laba dibandingkan dengan rencana laba dapat disebabkan karena
elemen-elemen sebagai berikut :
a. Penyimpangan jumlah realisasi laba kotor dibandingkan dengan rencana laba kotor yang dipengaruhhi oleh elemen penjualan dan harga pokok penjualan.
b. Penyimpangan jumlah realisasi biaya distribusi (pemasaran) dibandingkan dengan anggaran biaya distribusi.
c. Penyimpangan jumlah realisasi biaya administrasi dan umum dibandingkan dengan anggaran biaya administrasi dan umum.
d. Penyimpangan jumlah realisasi penghasilan dan biaya di luar usaha dibandingkan dengan anggaran penghasilan dan biaya di luar usaha
e. Penyimpangan jumlah realisasi pajak atas laba (yaitu pajak penghasilan atas laba perusahaan) dibandingkan dengan anggaran pajak atas laba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Sedangkan menurut Abas Kartadinata (2000 : 226), faktor yang
mungkin dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan atau perbedaaan
dalam laba kotor adalah :
a. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun pada tingkat biaya.
b. Volume variance atau selisih volume yang disebabkan karena jumlah unit yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penjualan yang diperkirakan.
c. Mix variance atau selisih komposisi yang disebabkan karena komposisi produk – produk yang dijual tidak sama dengan komposisi yang diperkirakan.
Analisis laba kotor bisa dilakukan dengan cara membandingkan
dua laporan rugi laba suatu perusahaan dari laba kotor yang telah
direncanakan atau dianggarkan dengan laba kotor yang terealisasi pada
periode yang bersangkutan. Dari perbandingan tersebut, mungkin akan
diperoleh hasil yang kurang berarti yang disebabkan laporan rugi laba
tersebut tidak memuat informasi atau data yang jelas tanpa mengadakan
analisa lebih lanjut. Informasi tersebut misalnya (Munawir, 2002 : 217) :
a. Apa sebabnya penjualan berubah ? 1) Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan
kuantitas barang yang dijual ? 2) Berapa perubahan penjualan yang disebabkan oleh perubahan
harga produk jual itu ? b. Apa sebabnya harga pokok penjualan berubah ?
1) Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual ?
2) Berapa perubahan harga pokok penjualan yang disebabkan perubahan biaya atau harga pokok per satuan ?
Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga jual
tidak dapat diidentifikasikan secara jelas karena harga jual berhubungan
dengan pihak ekstern perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bahwa harga jual dipengaruhi oleh keadaan pasar. Perubahan laba kotor
yang disebabkan oleh perubahan kuantitas barang yang di jual
berhubungan langsung dengan bagian penjualan atau bagian pemasaran,
sehingga tanggung jawab perubahan laba kotor berada pada departemen
pemasaran. Adanya perubahan laba kotor yang dicapai yang disebabkan
karena faktor penjualan akan menunjukkan kinerja dari departemen
pemasaran. Apabila perusahaan mengalami peningkatan pada harga
maupun volume penjualan yang menyebabkan peningkatan pada perolehan
laba kotor, maka dapat dikatakan bahwa kinerja departemen pemasaran
untuk periode yang bersangkutan baik atau lebih efektif dari pada periode
sebelumnya.
Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga dan
kuantitas harga pokok penjualan merupakan tanggung jawab departemen
produksi. Departemen ini harus memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan selisih harga pokok
penjualan : mengapa harga-harga pokok penjualan yang sesungguhnya
lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan ?, mengapa volume
harga pokok penjualan yang sesungguhnya lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang dianggarkan ?, mengapa biaya produksi (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) yang sesungguhnya lebih
tinggi atau lebih rendah dari yang dianggarkan?
Analisis terhadap penyimpangan antara anggaran laba kotor
dengan realisasi laba kotor sangat penting untuk dilakukan. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
hasil analisis ini, maka pihak manajemen dapat mengambil suatu
keputusan dalam rangka memperbaiki penyimpangan tersebut. Adapun
tujuan dari analisis laba kotor ini adalah (RA Supriyono. 2000 : 175) :
a. Memberikan petunjuk kepada manajer tentang elemen apa yang menyimpang, berapa jumlah penyimpangan dan bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang dicapai perusahaan, apa penyebab penyimpangan tersebut, pada kegiatan apa penyimpangan tersebut terjadi, siapa yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan tersebut atau penyimpangan tersebut dapat dikendalikan oleh pusat kegiatan tertentu atau tidak.
b. Memberikan petunjuk kepada manajer untuk menyusun anggaran laba periode berikutnya, dengan investasi terhadap penyimpangan yang timbul agar dapat menilai apakah rencana laba merupakan pengukur yang baik untuk menilai atau mengevaluasi realisasi laba. Apabila ternyata rencana laba tidak tepat maka akibatnya tidak dapat dipakai sebagai alat evaluasi dan dalam menentukan rencana laba periode berikutnya harus lebih teliti.
2. Teknik Analisis Selisih Laba Kotor
Penyimpangan laba kotor merupakan selisih antara rencana atau
anggaran laba kotor dengan realisasi laba kotor. RA Supriyono (2000 :
180) menyajikan teknik-teknik untuk menghitung penyimpangan tersebut.
Adapun teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghitung selisih laba kotor
Selisih laba kotor adalah selisih yang timbul karena perbedaan
antara realisasi laba kotor dibandingkan dengan anggaran laba kotor
untuk periode yang bersangkutan, yang dapat dihitung dengan rumus :
SLK = (PS – HpS) – (AP – A Hp)
Atau
SLK = LKS – ALK
Dimana ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
SLK = Selisih laba kotor
PS = Penjualan sesungguhnya
Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya
AP = Anggaran penjualan
A Hp = Anggaran harga pokok penjualan
LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = Anggaran laba kotor
Sifat selisih :
Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable)
LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable)
b. Menentukan penyebab selisih laba kotor
1) Menghitung selisih penjualan
Selisih penjualan adalah selisih yang timbul karena
perbedaan antara realisasi penjualan dibandingkan dengan
anggaran penjualan untuk periode yang bersangkutan. Selisih
penjualan dapat dihitung dengan rumus :
SP = (KS x HJS) – (KA x HJA)
Atau
SP = PS – PA
Dimana,
SP = Selisih penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
PS = Penjualan sesungguhnya
PA = Penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, PS > PA, maka SP menguntungkan (favorable)
PS < PA, maka SP merugikan (unfavorable)
Selanjutnya, selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke dalam dua
macam selisih, yaitu :
a) Selisih Harga Jual (Sales Price Variance)
Selisih harga jual adalah selisih penjualan yang
ditimbulkan oleh perbedaaan antara harga jual sesungguhnya
atau realisasi harga jual dibandingkan dengan harga jual yang
dianggarkan. Apabila harga jual sesungguhnya lebih besar
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan, maka
selisih harga jual sifatnya menguntungkan. Sedangkan apabila
harga jual sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan
harga jual yang dianggarkan, maka selisih harga jual sifatnya
merugikan.
SHJ = (KS x HJS) – (KS x HJA)
= KS (HJS – HJA)
Dimana,
SHJ = Selisih harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
KS = Kuantitas atau volume penjualan
sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan
(favorable)
HJS < HJA, maka SHJ merugikan
(unfavorable)
b) Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan (Sales Quantity or
Volume Variance)
Selisih kuantitas penjualan adalah selisih penjualan
penjualan yang disebabkan perbedaan antara kuantitas
penjualan sesungguhnya atau volume penjualan sesungguhnya
dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan.
Apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih besar
dibandingkan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka
selisih kuantitas penjualan sifatnya menguntungkan. Sedangkan
apabila kuantitas penjualan sesungguhnya lebih kecil
dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan
maka sifat selisih merugikan. Selisih kuantitas penjualan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
= (KS – KA) HJA
Dimana :
SKP = Selisih kuantitas penjualan atanu selisih
volume penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan
sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan
dianggarkan
HJA = Harga jual satuan menurut anggaran
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, selisih menguntungkan (favorable)
KS < KA, selisih merugikan (unfavorable)
c. Menghitung selisih harga pokok penjualan
Selisih harga pokok penjualan adalah selisih yang timbul
karena perbedaan harga pokok penjualan yang sesungguhnya
(realisasi) dibandingkan dengan harga pokok penjualan yang
direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya.
Selisih harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
SHp = (KS x H Hp S) – (KA x H Hp A)
= Hp S – Hp A
Dimana,
SHp = Selisih harga pokok penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
H Hp S = Harga harga pokok penjualan satuan yang
sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
H Hp A = Harga pokok penjualan per satuan dianggarkan
Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya
Hp A = Harga pokok penjualan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, Hp S > Hp A, maka S Hp merugikan (unfavorable)
Hp S < Hp A, maka S Hp menguntungkan (favorable)
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisa penyebabnya ke
dalam dua macam selisih, yaitu :
1) Selisih Harga-harga Pokok Penjualan (Cost of Sales Price
Variance)
Selisih harga-harga pokok penjualan adalah selisih harga
pokok penjualan yang disebabkan karena perbedaan antara harga-
harga pokok penjualan sesungguhnya dengan harga-harga pokok
penjualan yang dianggarkan atau standar atau periode sebelumnya.
Apabila harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih
besar dibandingkan dengan dengan harga-harga pokok penjualan
yang dianggarkan, maka selisihnya sifatnya merugikan. Apabila
harga-harga pokok penjualan sesungguhnya lebih kecil
dibandingkan dengan harga-harga penjualan dianggarkan maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
selisihnya menguntungkan. Selisih harga-harga pokok penjualan
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SHHp = (KS x HHp S) – (KS x HHp A)
= KS (HHp S – HHp A)
Dimana,
SHHp = Selisih harga-harga pokok penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan
sesungguhnya
HHp S = Harga-harga pokok penjualan per satuan
sesungguhnya
HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan
dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila HHp S > HHp A, maka S Hp merugikan
(unfavorable)
HHp S < HHp A, maka S Hp menguntungkan
(favorable)
2) Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan (Cost of
Sales Quantity on Volume Variance)
Selisih kuantitas harga-harga pokok penjualan adalah selisih
harga pokok penjualan yang disebabkan karena adanya perbedaan
antara kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
dibandingkan dengan kuantitas atau volume penjualan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
direncanakan atau dianggarkan atau standar atau periode
sebelumnya.
Sifat selisih kuantitas penjualan akan selalu berlawanan
dengan sifat selisih kuantitas harga pokok penjualan, apabila selisih
kuantitas penjualan merugikan maka selisih kuantitas harga pokok
penjualan menguntungkan, apabila selisih kuantitas penjualan
menguntungkan maka selisih kuantitas harga pokok penjualan
merugikan.
Dalam menghitung selisih kuantitas harga pokok penjualan,
apabila kuantitas penjualan yang sesungguhnya lebih besar
dibandingkan dengan kuantitas penjualan yang dianggarkan maka
sifat selisihnya merugikan, sedangkan apabila kuantitas penjualan
sesungguhnya lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas penjualan
yang dianggarkan maka sifat selisihnya menguntungkan. Selisih
kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
SKHp = (KS x HHp A) – (KA x HHp A)
= (KS – KA) HHp A
Dimana :
SKHp = Selisih kuantitas atau volume harga pokok
penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
HHp A = Harga-harga pokok penjualan per satuan
dianggarkan, atau standar, atau periode
sebelumnya
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan.
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, maka SKHp merugikan (unfavorable)
KS < KA, maka SKHp menguntungkan
(favorable)
d. Menghitung selisih Kuantitas atau volume Bersih (Net Quantity or
Volume Variance)
Selisih kuantitas bersih dapat dihitung dengan
menjumlahkan selisih kuantitas penjualan dengan selisih kuantitas
harga pokok penjualan.
Apabila perusahaan menjual barang dagangan atau produk
lebih dari satu macam, selisih kuantitas bersih dapat dianalisa lebih
lanjut ke dalam dua penyebab selisih, yaitu:
1) Selisih Komposisi Penjualan
Selisih komposisi penjualan adalah selisih yang
timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada
komposisi sesungguhnya dibandingkan dengan laba kotor pada
komposisi yang dianggarkan.
Apabila laba kotor pada komposisi sesungguhnya lebih
besar dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dianggarkan, maka sifat selisih menguntungkan. Apabila laba
kotor pada komposisi sesungguhnya lebih kecil dibandingkan
dengan laba kotor pada komposisi dianggarkan, maka sifat
selisih merugikan.
Rumus perhitungan selisih komposisi penjualan,
dimana rencana laba kotor didasarkan anggaran adalah sebagai
berikut:
SKm P = LKKm S – LKKm A
(KSJ x LKAJ) – (TKS x LKR)
Di mana,
SKm P = Selisih komposisi penjualan
LKKm S = Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
LKKm A = Laba kotor pada komposisi dianggarkan
KSJ = Kuantitas sesungguhnya setiap jenis
produk yang dijual
LKAJ = Laba kotor dianggarkan setiap jenis
produk per satuan
TKS = Total kuantitas sesungguhnya yang dijual
LKR = Laba kotor rata-rata per satuan
dianggarkan
Selisih komposisi penjualan dapat pula dihitung untuk
setiap jenis produk yang dijual dengan rumus sebagai berikut:
SKm P = (Km S – Km A) LKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Di mana,
SKm P = Selisih komposisi penjualan
Km S = Komposisi sesungguhnya setiap jenis
produk
Km A = Komposisi dianggarkan setiap jenis
produk
LKA = Laba kotor dianggarkan setiap produk
Apabila, Km S > Km A, maka SKm P menguntungkan
(favorable)
Km S < Km A, maka SKm P merugikan
(unfavorable)
2) Selisih Kuantitas Penjualan Final
Selisih kuantitas penjualan final adalah selisih yang
timbulnya disebabkan perbedaan antara laba kotor pada
komposisi yang dianggarkan dengan laba kotor yang
dianggarkan untuk periode yang bersangkutan.
Apabila laba kotor pada komposisi dianggarkan lebih
besar dibandingkan laba kotor yang dianggarkan, maka sifat
selisih menguntungkan. Apabila laba kotor pada komposisi
dianggarkan lebih kecil dibanding laba kotor dianggarkan,
maka sifat selisih merugikan.
Rumus perhitungan selisih kuantitas penjualan final
apabila dasar perbandingan adalah anggaran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
SKPF = (TKS x LKR) – (KA x LKs A)
Di mana,
SKPF = Selisih kuantitas penjualan final
TKS = Total Kuantitas penjualan sesungguhnya
LKR = Laba kotor Rata-rata dianggarkan
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan setiap jenis
produk
LKs A = Laba kotor satuan dianggarkan setiap jenis produk
Atau dapat pula dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SKPF = (TKS x LKR) – (TKA x LKR)
= (TKS - TKA) LKR
Di mana,
TKA = Total Kuantitas penjualan di Anggarkan.
Sifat selisih:
Apabila, TKS > TKA, selisihnya menguntungkan
(favorable)
TKS < TKA, selisihnya merugikan (unfavorable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 2.1
Bagan Analisis Selisih Laba Kotor
Sumber : Supriyono (2000 : 194)
Anggaran Laba Kotor
Laba Kotor Sesungguhnya
Selisih Laba Kotor
Selisih Penjualan
Selisih Harga Pokok
Penjualan
Selisih Harga Jual
Selisih Kuantitas Penjualan
Selisih Kuantitas
HPP
Selisih Harga HPP
Selisih Kuantitas
Bersih
Selisih Kuantitas Penjualan
Final
Selisih Komposisi Penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Manfaat Analisis laba kotor
Manfaat analisis laba kotor bagi manajemen adalah :
1. Memberikan motivasi bagi manajemen untuk memulai suatu pemeriksaan
yang memungkinkan dilakukannya tindakan koreksi, khususnya analisis
yang menunjukkan perbedaan yang tidak menguntungkan (rugi) antara
anggaran dan realisasi.
2. Analisis laba kotor yang di dasarkan pada anggaran dapat memberikan
gambaran mengenai titik-titik kelemahan dari kinerja periode tersebut
sehingga manajemen akan mampu menguraikan tindakan-tindakan
perbaikan untuk mengoreksi.
3. Laba kotor menjadi tanggung jawab bersama dari fungsi pemasaran dan
fungsi produksi. Fungsi pemasaran harus dapat menjelaskan perubahan-
perubahan yang terjadi pada harga jual per unit, pergeseran komposisi
penjualan dan penurunan total unit yang dijual . Sedangkan funsi produksi
harus menjelaskan kenaikan harga pokok per unit maupun penurunan
harga pokok per unit.
4. Untuk dapat menentukan selisih yang terjadi pada biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi perlu diteliti lebih lanjut
agar dapat diketahui penyebabnya. Pada umumnya yang bertanggung jawab
atas terjadinya penyimpangan pada laba kotor adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1. Selisih harga jual
Selisih ini disebabkan karena perusahaan telah menjual produk
dengan harga jual yang sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dengan harga jual yang dianggarkan. Tanggung jawab
terhadap selisih ini terletak pada pejabat perusahaan yang memiliki
wewenang untuk menentukan harga jual, biasanya adalah kepala
departemen atau bagian pemasaran.
Apabila harga jual ditentukan pemerintah, maka perusahaan harus
mematuhi peraturan pemerintah tersebut sehingga tanggung jawab
terjadinya selisih harga jual bukan pada departemen pemasaran.
2. Selisih kuantitas atau volume penjualan
Selisih ini disebabkan karena perusahaan dapat menjual produk
dengan kuantitas lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan
kuantitas yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap selisih ini pada
umumnya terletak pada departemen pemasaran karena kuantitas yang di
jual akan tergantung pada harga jual produk dan keaktifan bagian
pemasaran dalam menjual produk. Kedua faktor tersebut umumnya masih
berada dalam jangkauan departemen pemasaran.
Selisih kuantitas penjualan dapat bersifat di luar jangkauan
departemen pemasaran misalnya karena hambatan atau kemacetan dalam
produksi yang mengakibatkan kualitas yang dihasilkan menurun sehingga
kuantitas yang dapat dijual juga menurun. Apabila penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penyimpangan adalah faktor tersebut, maka tanggung jawab selisih ini
tidak terletak pada depertemen pemasaran.
3. Selisih harga - harga pokok penjualan
Selisih ini disebabkan karena harga – harga pokok penjualan yang
sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil daripada yang dianggarkan.
Selisih ini disebabkan karena di dalam kegiatan produksi telah terjadi
penghematan atau pemborosan biaya. Pada umumnya, selisih ini
merupakan tanggung jawab departemen produksi.
4. Selisih kuantitas atau volume harga pokok penjualan
Penyebab selisih ini adalah sama dengan penyebab timbulnya
selisih kuantitas penjualan sehingga selisih ini menjadi tanggung jawab
departemen pemasaran.
5. Selisih komposisi penjualan
Selisih ini disebabkan karena kuantitas penjualan secara
keseluruhan berbeda dengan yang dianggarkan. Tanggung jawab terhadap
selisih ini terletak pada depertemen pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus yang bersifat
evaluatif pada PT. Madu Baru Yogyakarta. Yang dimaksudkan dengan studi
kasus dalam penelitian ini adalah penelitian terhadap data-data mengenai laba
kotor yang digunakan untuk mengetahui bagaimanakah kinerja departemen
produksi dan departemen pemasaran pada PT. Madu Baru, apakah baik atau
buruk. Data-data yang diperoleh selanjutnya di olah dan dianalisa kemudian
ditarik kesimpulan . Kesimpulan yang ditarik hanya berlaku pada PT. Madu
Baru dalam tahun 2004 – 2008 dan tidak berlaku untuk perusahaan lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Madu Baru Yogyakarta pada
bulan Maret - April 2009.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang menjadi sumber informasi
mengenai data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah pimpinan perusahaan atau staf yang
mewakili, dalam hal ini adalah kepala departemen pemasaran, kepala
departemen produksi, kepala bagian akuntansi dan keuangan dan kepala
bagian umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Sedangkan yang dimaksudkan dengan objek penelitian adalah sesuatu
hal yang ingin diteliti. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
3. Realisasi kuantitas produksi produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
4. Anggaran harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk
gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008.
5. Realisasi harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk
gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008.
6. Anggaran kuantitas penjualan produk gula , alkohol dan spiritus pada
tahun 2003 – 2008.
7. Realisasi kuantitas penjualan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
8. Anggaran harga jual/satuan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
9. Realisasi harga jual/satuan produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara.
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab secara lisan kepada pengurus atau pengelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
perusahaan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Wawancara ini akan dilakukan kepada pimpinan perusahaan atau staf yang
mewakili, dalam hal ini adalah kepala departemen pemasaran, kepala
departemen produksi, kepala bagian akuntansi dan keuangan dan kepala
bagian umum. Adapun data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah :
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
3. Realisasi kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
4. Anggaran harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk
gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008.
5. Realisasi harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk
gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008.
6. Anggaran kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
7. Realisasi kuantitas penjualan produk gula dan spiritus pada tahun 2003 –
2008.
8. Anggaran harga jual/satuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008.
9. Realisasi harga jual/satuan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun
2003 – 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
E. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang akan digunakan oleh penulis untuk
melakukan analisis terhadap data-data diatas adalah sebagai berikut :
1. Menghitung selisih laba kotor dengan rumus sebagai berikut :
SLK = (PS – HpS) – (AP – A Hp)
Atau
SLK = LKS – ALK
Dimana ,
SLK = Selisih laba kotor
PS = Penjualan sesungguhnya
Hp S = Harga pokok penjualan sesungguhnya
AP = Anggaran penjualan
A Hp = Anggaran harga pokok penjualan
LKS = Laba kotor sesungguhnya
ALK = Anggaran laba kotor
Sifat selisih :
Apabila, LKS > ALK, maka SLK menguntungkan (favorable)
LKS < ALK, maka SLK merugikan (unfavorable)
Untuk menentukan apakah selisih laba kotor cukup berarti atau
tidak digunakan batas presentase 10 %. Jika selisih laba kotor yang terjadi
kurang atau sama dengan 10 %, maka selisih tidak cukup berarti. Jika
selisih laba kotor yang terjadi lebih dari 10 %, maka selisih cukup berarti.
Selisih laba kotor 10 % dapat dihitung dengan mencari besarnya selisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
antara laba kotor tahun sebelumnya dengan laba kotor periode tertentu,
kemudian selisihnya dibagi dengan laba kotor tahun sebelumnya dan hasil
pembagiannya dikalikan 100 % (R. Soemita Adikoesoema, 1980 : 15).
2. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu bagaimanakah
kinerja departemen Produksi pada PT. Madu Baru Yogyakarta pada tahun
2004 – 2008, maka dilakukan perhitungan terhadap selisih harga-harga
pokok penjualan (Cost of Sales Price Variance).
Selisih harga-harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
SHHp = (KS x HHp S) – (KS x HHp A)
= KS (HHp S – HHp A)
Dimana,
SHHp = Selisih harga-harga pokok penjualan
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HHp S = Harga-harga pokok penjualan per satuan
sesungguhnya
HHP A = Harga-harga pokok penjualan per satuan
dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila HHp S > HHp A, maka S Hp merugikan (unfavorable)
HHp S < HHp A, maka S Hp menguntungkan
(favorable)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
a. Untuk selisih menguntungkan .
Jika selisih harga-harga pokok penjualan tahun sebelumnya
lebih besar daripada selisih harga-harga pokok penjualan tahun
berjalan, maka kinerja depertemen produksi buruk. Jika selisih harga-
harga pokok penjualan tahun sebelumnya lebih kecil daripada selisih
harga-harga pokok penjualan, maka kienrja depertemen produksi baik.
b. Untuk selisih merugikan
Jika selisih harga-harga pokok penjualan tahun sebelumnya
lebih kecil daripada selisih harga-harga pokok penjualan, maka kinerja
depertemen produksi buruk. Jika selisih harga-harga pokok penjualan
tahun sebelumnya lebih besar daripada selisih harga-harga pokok
penjualan, maka kinerja depertemen produksi baik.
Untuk menentukan apakah selisih penjualan cukup berarti atau
tidak digunakan batas presentase 10 %. Jika selisih penjualan yang terjadi
kurang atau sama dengan 10 %, maka selisih tidak cukup berarti. Jika
selisih penjualan yang terjadi lebih dari 10 %, maka selisih cukup berarti.
Selisih penjualan 10 % dapat dihitung dengan mencari besarnya selisih
antara selisih penjualan tahun sebelumnya dengan selisih penjualan
periode tertentu, kemudian selisihnya dibagi dengan selisih penjualan
tahun sebelumnya dan hasil pembagiannya dikalikan 100 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu bagaimanakah
kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru Yogyakarta selama
tahun 2004 – 2008, maka dilakukan perhitungan terhadap
a. Selisih Harga Jual (Sales Price Variance)
Selisih harga jual di hitung dengan rumus sebagai berikut :
SHJ = KS x HJS) – (KS x HJA)
= KS (HJS – HJA)
Dimana,
SHJ = Selisih harga jual
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
HJS = Harga jual satuan sesungguhnya
HJA = Harga jual satuan dianggarkan
Sifat selisih :
Apabila, HJS > HJA, maka SHJ menguntungkan (favorable)
HJS < HJA, maka SHJ merugikan (unfavorable)
b. Selisih Kuantitas atau Volume Penjualan (Sales Quantity atau Volume
Variance)
Selisih kuantitas penjualan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
SKP = (KS x HJA) – (KA x HJA)
= (KS – KA) HJA
Dimana :
SKP = Selisih kuantitas penjualan atanu selisih volume
penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
KS = Kuantitas atau volume penjualan sesungguhnya
KA = Kuantitas atau volume penjualan dianggarkan
HJA = Harga jual satuan menurut anggaran
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, selisih menguntungkan (favorable)
KS < KA, selisih merugikan (unfavorable)
c. Selisih Kuantitas atau Volume Harga Pokok Penjualan (Cost of Sales
Quantity on Volume Variance)
Selisih kuantitas harga pokok penjualan dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
SKHp = (KS x HHp A) – (KA x HHp A)
= (KS – KA) HHp A
Dimana :
SKHp = Selisih kuantitas atau volume harga pokok
penjualan
KS = Kuantitas penjualan sesungguhnya
HHp A = Harga-harga pokok penjualan per satuan
dianggarkan, atau standar, atau periode
sebelumnya
KA = Kuantitas penjualan dianggarkan.
Sifat selisih :
Apabila, KS > KA, maka SKHp merugikan (unfavorable)
KS < KA, maka SKHp menguntungkan (favorable)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1) Untuk selisih menguntungkan
a) Jika selisih harga jual tahun sebelumnya lebih besar dari suatu
tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran buruk. Jika
selisih harga jual suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun
sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran baik.
b) Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari
suatu tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran buruk.
Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih besar
dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran baik.
c) Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari
suatu tahun tertentu, maka maka kinerja departemen pemasaran
baik. Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih
besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran
buruk.
2) Untuk selisih merugikan
a) Jika selisih harga jual tahun sebelumnya lebih besar dari suatu
tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran baik. Jika
selisih harga jual suatu tahun tertentu lebih besar dari tahun
sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b) Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari
suatu tahun tertentu, maka maka kinerja departemen pemasaran
baik. Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih
besar dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran
buruk.
c) Jika selisih kuantitas penjualan tahun sebelumnya lebih besar dari
suatu tahun tertentu, maka kinerja departemen pemasaran buruk.
Jika selisih kuantitas penjualan suatu tahun tertentu lebih besar
dari tahun sebelumnya, maka kinerja departemen pemasaran baik.
Untuk menentukan apakah selisih penjualan cukup berarti atau
tidak digunakan batas presentase 10 %. Jika selisih penjualan yang terjadi
kurang atau sama dengan 10 %, maka selisih tidak cukup berarti. Jika
selisih penjualan yang terjadi lebih dariu 10 %, maka selisih cukup berarti.
Selisih penjualan 10 % dapat dihitung dengan mencari besarnya selisih
antara selisih penjualan tahun sebelumnya dengan selisih penjualan
periode tertentu, kemudian selisihnya dibagi dengan selisih penjualan
tahun sebelumnya dan hasil pembagiannya dikalikan 100 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, kurang lebih ada 17 pabrik
gula di DIY yang dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi, pada
tahun 1942 seluruh pabrik dikuasai oleh pemerintahan Jepang, walaupun pada
saat itu hanya ada 12 pabrik saja yang beroperasi dan tidak berlangsung lama
dikarenakan dalam situasi perang. Setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia, pemerintah Indonesia mengambil ahli semua pabrik gula tersebut
dan di bumihanguskan. Setelah kondisi pemerintahan di Indonesia mulai
stabil, pabrik gula mulai didirikan lagi. Prakarsa pendirian pabrik gula ini
diawali dengan pembentukan P3W (Panitia Pendirian Pabrik Gula) yang
bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Daerah Yogyakarta, yang kemudian
dibentuk BPPP (Badan Pelaksana Perusahaan Perkebunan). Adapun tujuan
didirikannya kembali pabrik gula adalah untuk menampung para buruh pabrik
gula yang kehilangan pekerjaannya, menambah kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, serta untuk menambah pendapatan pemerintah.
PT. Madu Baru Yogyakarta berdiri berdasarkan akta notaris dan
mulai dibangun pada tanggal 14 Juni 1955. PT Madu Baru menaungi dua
pabrik yaitu pabrik gula Madukismo dan pabrik spiritus Madukismo. Pabrik
gula Madukismo mulai beroperasi tahun 1958, sedangkan pabrik spiritus
Madukismo mulai beroperasi tahun 1959. Pabrik gula Madiksmo dan pabrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
spiritus Madukismo diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI
pertama Ir. Soekarno. Kepemilikan saham pada awal pendirian adalah 75 %
saham milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan 25 % saham milik
pemerintah Ri (Depertemen Pertanian RI). Saat ini kepemilikan saham
terbesar berada di tangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yaitu sebesar 65
% dan 35 % milik pemerintah yang dikuasakan kepada PT. Rajawali
Nusantara Indonesia. Selain modal sendiri berupa kepemilikan saham, PT.
Madu Baru juga mendapatkan kredit dari bank pemerintah untuk operasional
dan investasi.
Adapun kronologi status perusahaan dan perubahan manajemen
sebagai berikut :
1. Tahun 1955 – 1962
Status perusahaan adalah perusahaan swasta yang berbadan
hukum Perseroan Terbatas (PT) dengan nama Pabrik-pabrik Gula Madu
Baru PT.
2. Tahun 1962 – 1966
PT. Madu Baru bergabung dengan perusahaan Negara dibawah
BPU – PPN (Badan Pimpinan Umum – Perusahaan Negara). Hal ini
dilakukan karena adanya policy pemerintah RI yang mengambil ahli
semua perusahaan di Indonesia.
3. Tahun 1966
BPU – PPN dibubarkan. Atas pembubaran tersebut, pabrik-pabrik
gula di Indonesia diberikan pilihan untuk tetap menjadi perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Negara atau keluar menjadi perusahaan swasta (PT). Akhirnya PT.
Madu Baru memilih untuk menjadi perusahaan swasta yang berbadan
hukum Perseroan Terbatas (PT).
4. Tahun 1966 – 1984
PT. Madu Baru kembali menjadi perusahaan swasta dengan
susunan direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX
sebagai presiden direktur. Pada tanggal 4 Maret 1984 diadakan kontrak
manajemen dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang
merupakan salah satu BUMN milik departemen keuangan RI. Kontrak
ini berlaku sampai dengan tanggal 24 Februari 2004.
5. Tanggal 24 Februari 2004 – sekarang
PT. Madu Baru menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara
profesional dan independen. Namun demikian, sampai saat ini PT. Madu
Baru Yogyakarta masih dikelolah oleh PT. Rajawali Nusantara
Indonesia.
PT. Madu Baru Yogyakarta sebagai perusahaan padat karya
menampung tenaga kerja dari Propinsi DIY dan sekaligus sebagai satu-
satunya pabrik gula dan pabrik spiritus di Yogyakarta yang mengemban tugas
mensukseskan program pengadaan pangan nasional khususnya gula pasir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
1. Visi
PT. Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di
Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.
2. Misi
a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.
b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang
ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,
memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta
mengutamakan kemitraan dengan petani.
c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian
terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan
pencapaian share holder values.
3. Tujuan
Menumbuhkembangkan PT. Madu Baru melalui :
a. Pertumbuhan profit yang berkelanjutan.
b. Jumlah unit usaha dan atau jenis produk (product overing)
bertambah.
c. Meningkatkan manfaat perusahaan bagi stakeholder.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Lokasi Perusahaan
PT. Madu Baru terletak di desa Padokan, kelurahan Tirtonirmolo,
kecamatan Kasihan, kabupaten Bantul, propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Adapun dasar pemilihan lokasi perusahaan adalah sebagai
berikut :
1. Letak pabrik dekat dengan pusat kota dan sarana transportasi sehingga
memudahkan dalam distribusi produk dan pengadaan bahan baku serta
bahan pembantu untuk pabrik gula maupun pabrik spiritus.
2. Daerah sekitar pabrik merupakan kawasan pabrik sehingga
menguntungkan dan baik untuk tanaman tebu sebagai bahan baku produk
gula.
3. Tenaga kerja mudah dicari dan didapat karena sebagai perusahaan padat
karya, PT. Madu Baru banyak menampung tenaga kerja dari daerah sekitar
perusahaan.
4. Lokasi pabrik dekat dengan sungai Winongo yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan air yang digunakan untuk mengasilkan uap.
5. Penduduk sekitar pabrik telah berpengalaman dalam menanam tebu.
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan
hubungan antar personil atau karyawan dalam menyelesaikan tugas
perusahaan maupun organisasi. Struktur organisasi yang baik akan
menunjang pengelolaan perusahaan yang baik pula, sehingga diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dapat mencapai hasil yang maksimal, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Dalam organisasi PT. Madu Baru Yogyakarta, direksi membawahi
beberapa kepala bagian. Setiap jenjang jabatan memiliki fungsi, tugas dan
wewenang masing-masing.
1. Direktur
a. Fungsi
Direktur berfungsi untuk mengelola perusahaan secara
keseluruhan untuk melaksanakan kebijakan rapat umum pemegang
saham.
b. Tugas
Direktur memiliki tugas sebagai berikut :
1) Merumuskan tujuan perusahaan.
2) Menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
3) Menyusun rencana jangka panjang perusahaan.
4) Menetapkan kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman
penyusunan anggaran tahunan.
5) Menetapkan rancangan anggaran perusahaan yang akan
diusulkan kepada rapat umum pemegang perusahaan.
c. Wewenang
Direktur memiliki wewenang untuk :
1) Memilih dan menetapkan tujuan yang terbaik untuk perusahaan
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2) Memilih dan memantapkan strategi untuk mencapai tujuan
perusahaan.
3) Menetapkan program-program untuk melaksanakan tujuan
perusahaan.
4) Bertindak atas nama perusahaan dalam urusan perusahaan
dengan pihak luar.
5) Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
6) Memilih dan menetapkan kebijakan dalam bidang keuangan,
personalia, teknik dan umum.
7) Mendelegasikan sebagian atau seluruh wewenangnya.
2. Satuan Pengawas Internal (SPI)
a. Tugas dan wewenang
Satuan Pengawas Internal (SPI) memiliki tugas dan
wewenang sebagai berikut :
1) Melakukan pengawasan melalui kegiatan audit, konsultasi dan
pembinaan terhadap semua kegiatan dan fungsi organisasi.
2) Melakukan pengawasan atas-atas pihak yang terkait dengan
perusahaan atas persetujuan direktur.
3) Melakukan audit investigasi terhadap aspek yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
4) Dalam rangka penugasan memiliki aspek penuh dan bebas ke
seluruh fungsi, catatan, dokumen, aset dan karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5) Mengalokasikan sumber daya dan menentukan lingkup kerja,
serta menetapkan teknik-teknik audit.
6) Memperoleh bantuan kerjasama dari personi di unit-unit
perusahaan pada saat melakukan pengawasan, serta jasa-jasa
khusus lainnya dari dalam maupun luar perusahaan.
7) Menjadi counterpart bagi auditor eksternal dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. General Manager
a. Fungsi
General manager berfungsi untuk mengelola perusahaan
secara keseluruhan sesuai dengan kebijakan yang telah telah
ditetapkan oleh direksi. General manager bertanggung jawab
terhadap direksi.
b. Tugas
General manager memiliki tugas sebagai berikut :
1) Merumuskan sasaran dalam kerangka tujuan yang telah
ditetapkan direksi.
2) Menetapkan strategi untuk mencapai sasaran perusahaan.
3) Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan kebijakan direksi.
4) Membantu direksi dalam menyusun rencana jangka panjang
perusahaan.
5) Melaksanakan kebijakan dan pedoman penyusunan anggaran
tahunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
6) Mengkoordinasi penyusunan rencana anggaran perusahaan yang
akan diusulkan kepada direksi.
7) Melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang keuangan,
personalia, produksi, teknik dan umum.
8) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan direksi dalam
pengendalian manajemen.
9) Merumuskan ketentuan-ketentuan dalam koordinasi yang ada di
bawahnya.
10) Menegakkan disiplin kerja karyawan perusahaan.
11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditentukan oleh direksi.
12) Memberikan otorisasi atas dokumen dalam laporan sesuai
dengan sistem wewenang yang berlaku.
c. Wewenang
General manager memiliki wewenang untuk :
1) Memilih dan menetapkan sasaran yang terbaik bagi perusahaan
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan direksi.
2) Memilih dan menetapkan strategi untuk mencapai sasaran
perusahaan.
3) Menyetujui rancangan anggaran perusahaan yang akan
diusulkan kepada direksi.
4) Mengendalikan pelaksanaan anggaran perusahaan.
5) Mengangkat dan memberhentikan karyawan staf dan non staf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4. Kepala Bagian Pemasaran
a. Fungsi
Kepala bagian pemasaran berfungsi untuk melaksanakan
kebijakan direksi dalam ketentuan general manager dalam bidang
pemasaran, serta memimpin divisi pemasaran untuk mencapai
sasaran dan tujuan perusahaan.
b. Tugas
Kepala bagian pemasaran memiliki tugas sebagai berikut :
1) Menyusun strategi pemasaran.
2) Mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT.
Madu Baru.
3) Merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses
penagihan.
4) Mengadakan perbaikan sistem pemasaran.
5) Menilai prestasi kerja staf pemasaran.
5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
a. Fungsi
Kepala bagian akuntansi dan keuangan berfungsi untuk
melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang keuangan, anggaran,
serta memimpin divisi akuntansi dan keuangan untuk mencapai
sasaran dan tujuan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Tugas
Kepala bagian akuntansi dan keuangan memiliki tugas
sebagai berikut :
1) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan general manager
dalam bidang keuangan.
2) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan general manager
dalam pengolahan data dan akuntansi perusahaan.
3) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan general manager
dalam hubungan dengan masyarakat dan keamanan.
4) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan general manager
dalam bidang pengadaan barang dan jasa.
c. Wewenang
Kepala bagian akuntansi dan keuangan memiliki wewenang untuk :
1) Menetapkan pelaksanaan kebijakan direksi dan general
manager dalam bidang administrasi, akuntansi dan keuangan
perusahaan.
2) Menetapkan prosedur pengumpulan rancangan anggaran dari
divisi dan bagian lain dalam perusahaan.
3) Menetapkan rancangan anggaran divisi akuntansi dan keuangan.
6. Kepala Bagian SDM dan Umum
a. Fungsi
Kepala bagian SDM dan umum berfungsi untuk
melaksanakan kebijakan direksi dalam ketentuan general manager
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dalam bidang personalia serta memimpin bagian personalia untuk
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.
b. Tugas
Kepala bagian SDM dan umum memiliki tugas sebagai berikut :
1) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan general manager
dalam bidang SDM dan umum.
2) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan general manager
dalam pencarian karyawan baru sesuai dengan yang
dibutuhkan perusahaan.
3) Melaksanakan recruiting calon karyawan.
4) Melaksanakan ketentuan-ketentuan mengenai pendidikan
keterampilan dan pengembangan karyawan.
5) Menjalankan kebijakan direksi dan ketentuan administrator
mengenai jaminan sosial karyawan.
6) Memelihara hubungan baik dengan instansi pemerintah
mengenai masalah perburuhan.
c. Wewenang
Kepala bagian SDM dan umum memiliki wewenang untuk :
1) Memilih informasi yang dibutuhkan dalam rangka tugas yang
berhubungan dengan kepegawaian dari semua kepada divisi,
kepala bagian dan kepala seksi dalam perusahaan.
2) Menghitung tujuan dan jaminan sosial karyawan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3) Mengusulkan penambahan, pengurangan dan pemindahan
karyawan perusahaan.
7. Kepala Bagian Instalasi
a. Fungsi
Kepala bagian instalasi berfungsi untuk membantu kepala
bagian pabrik gula dan pabrik spiritus dalam melaksanakan
kebijakan direksi dan ketentuan administrasi dalam pengoperasian,
pemeliharaan dan reparasi mesin serta equipment pabrik lori dan
loko, kendaraan, traktor, pompa, pemeliharaan dan reparasi
bangunan, penyediaan tenaga listrik, serta memimpin seksi-seksi
yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
b. Tugas
Kepala bagian instalasi memilki tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan rencana penggunaan instalasi untuk melayani
pabrik.
2) Mempertahankan operasi instalasi untuk menjaga kontinuitas
penyediaan jasa untuk memenuhi kebutuhan pabrik.
3) Bekerja sama dengan kepala bagian tanaman dalam melakukan
penelitian, pengelolaan, pemeliharaan dan reparasi remise (lori
dan loko), pompa air dan traktor.
4) Bekerja sama dengan bagian umum dalam melakukan
pengolahan, pemeliharaan dan reparasi kendaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
5) Memberikan pertimbangan-pertimbangan teknis kepada semua
bagian dalam pengadaan barang teknis keperluan perusahaan.
6) Membuat rancangan amggaran bagiannya untuk diajukan
kepada kepala divisi.
c. Wewenang
Kepala bagian instalasi memilki wewenang untuk :
1) Mengatur penggunaan instalasi dan bagian-bagian pabrik
sesuai dengan kebutuhan pabrik.
2) Dalam masa giling dapat memberhentikan proses kerja
instalasi jika dipandang perlu dan segera melaporkan
pemberhentian tersebut kepada kepala divisi pabrik gula dan
pabrik spiritus.
3) Memberhentikan penggunaan bangunan, kendaraan, lori, loko
dan traktor jika dipandang perlu dan segera melaporkan
pemberhentian tersebut.
4) Mencari informasi kepada kepala divisinya mengenai keadaan
karyawan yang berada dalam bagiannya.
5) Menetapkan rancangan anggaran yang akan diusulkan kepada
kepala divisinya.
8. Kepala Bagian Pabrikasi
a. Fungsi
Kepala bagian pabrikasi berfungsi untuk membantu kepala
bagian pabrik gula dan pabrik spiritus yang lain dalam melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kebijakan direksi dan ketentuan general manager dalam pengelolaan
gula dan memimpin seksi-seksi yang berada di bawah wewenangnya
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
b. Tugas
Kepala bagian pabrikasi memilki tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan rencana produksi gula.
2) Mengawasi mutu, penimbangan dan pembungkusan gula.
3) Mengendalikan proses produksi gula untuk memenuhi target
produksi gula.
4) Menjaga kelancaran proses produksi gula.
5) Membantu kepala divisi pabrik gula dan spiritus dalam
pengadaan bahan pembantu.
6) Menghitung kebenaran angka-angka rendemen dan daftar bagi
hasil petani.
7) Membantu bagian instalasi pabrik gula dalam perawatan dan
pemeliharaan mesin-mesin di luar masa giling.
8) Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan
gula kepada instansi pemerintah yang terkait (BP3G).
9) Membuat rancangan anggaran bagiannya untuk diajukan
kepada kepala divisi.
c. Wewenang
Kepala bagian pabrikasi memiliki wewenang untuk :
1) Mengendalikan mutu gula sesuai dengan yang ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
2) Menghentikan proses produksi gula jika dipandang perlu.
3) Menyusun laporan rutin dan isidentil mengenai kegiatan
bagian pabrikasi.
4) Membantu memberi informasi kepada kepala divisi mengenai
keadaan karyawan yang berada dalam bagiannya.
9. Kepala Pabrik Spiritus
a. Fungsi
Kepala pabrik spiritus berfungsi untuk mengolah alkohol dan
spiritus serta memimpin seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
b. Tugas
Kepala pabrik spiritus memiliki tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan rencana produksi alkohol dan spiritus.
2) Mengawasi mutu alkohol dan spiritus.
3) Mengendalikan produksi alkohol dan spiritus untuk memenuhi
target produksi.
10. Kepala Bagian Tanaman
a. Fungsi
Kepala bagian tanaman berfungsi untuk membantu general
manager dalam melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang
penanaman dan penyediaan bibit tebu, pemasukan areal Tebu Rakyat
Intensifikasi (TRI), penyuluhan teknis penanaman tebu, rencana
tebang dan angkutan tebu dan kegiatan lain yang menyangkut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penyediaan tebu sebagai bahan baku pabrik gula serta memimpin
seksi-seksi yang berada dalam bagiannya untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
b. Tugas
Kepala bagian tanaman memiliki tugas sebagai berikut :
1) Membantu general manger dalam melaksanakan kebijkan
direksi dalam penetapan rencana dan pelaksanaan penanaman
tebu dan produktivitas tebu giling.
2) Membantu general manger dalam melaksanakan pencapaian
target penanaman tebu bibit dan tebu giling.
3) Membantu general manger dalam menetapkan komposisi jenis
tebu, jadwal penanaman, jadwal tebang dan angkutan tebu.
E. Produksi
1. Hasil produksi
PT. Madu Baru memproduksi beberapa jenis produk antara lain
gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau GKP
(Gula Kristal Putih), alkohol murni (kadar 95 %) dan spiritus bakar
(kadar 94 %). Mutu produksi gula pasir dipantau oleh P3GI Pasuruan
(Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia), sedangkan mutu alkohol
murni dan spiritus bakar dipantau oleh Balai Penelitian Kimia
Depertemen Perindustrian dan PT. Sucofindo Indonesia. Besarnya hasil
produksi sangat tergantung pada jumlah tebu yang digiling dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dipengaruhi oleh luas area tanaman tebu. Sebagai gambaran luas area
tebu yang ada saat ini berkisar antara 5.000 hingga 6.000 hektar dengan
tingkat produktivitas lahan tiap hektarnya sekitar 1.000 kuintal tebu.
Hasil produksi rata-rata per tahun untuk produk gula kualitas SHS IA
adalah ± 35.000 ton per tahun. Sedangkan untuk produk yang dihasilkan
dari pabrik spiritus adalah 7,5 – 8 juta liter per tahun. Untuk
memproduksi gula digunakan bahan baku berupa tebu dan bahan
pembantu berupa batu gamping, belerang, flokulan, air dan NaOH.
Sedangkan untuk produk yang dihasilkan di pabrik spiritus digunakan
bahan baku berupa tetes dari pabrik gula Madukismo ± 25.000 ton per
tahun dan bahan pembantu berupa pupuk urea, NPK dan Asam Sulfat.
Masa produksi yang dibutuhkan untuk berproduksi sekitar 5 sampai 6
bulan per tahun (24 jam / hari) secara terus-menerus yaitu bulan Mei
sampai dengan Oktober. Selain bulan tersebut digunakan untuk
memelihara mesin pabrik (servis, revisi, perbaikan, penggantian dan lain-
lain).
2. Proses Produksi
a. Proses pengolahan di pabrik gula Madukismo
Proses pengolahan tebu menjadi gula pasir melalui beberapa
tahapan sebagai berkut :
1) Pemerahan nira (extraction)
Setelah tebu ditebang, dikirim ke stasiun gilingan
(ekstraksi) untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dengan cairannya yang mengandung gula (nira mentah)
melalui alat-alat berupa unigrator mark IV dan cane knife
digabung dengan lima gilingan, masing-masing terdiri atas tiga
rol dengan ukuran 36” × 64”. Ampas yang diperoleh sekitar 30
% tebu untuk bahan bakar di stasiun ketel (pusat tenaga),
sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian
untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula
karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun gilingan.
2) Pemurnian nira
PG. Madukismo menggunakan sistem sulfitasi. Nira
mentah ditimbang, dipanaskan 70˚ - 75˚, direaksikan dengan
susu kapur dalam defecator dan diberi gas SO2 dalam peti
sulfitasi sampai Ph 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai
suhu 100˚- 105˚C. kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam
peti pengendap (dorr clarifier) dan disaring menggunakan
rotary vacum filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya
(blotong) digunakan sebagai pupuk organik. Kadar gula dalam
blotong ini dibawah 2,00 %. Nira jernihnya dikirim ke stasiun
penguapan.
3) Penguapan nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan
dengan system multiple effect yang disusun secara
interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
encer dengan padat terlarut 16 % dapat dinaikan menjadi 64 %
dan disebut nira kental yang siap dikristalkan di stasiun
kristalisasi atau stasiun masakan. Total luas bidang pemanas
5.990 m VO. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas
SO sebagai bleaching atau pemucatan dan siap untuk
dikristalkan.
4) Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan diuapkan lagi dalam
pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul kristal gula.
Sistem yang dipaki yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula
produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit (seed), serta
sebagian lagi dilebur untuk dimasak kembali. Pemanasan
menggunakan uap dengan tekanan vakum sebesar 65 CmHg
sehingga suhu didihnya hanya 65˚ C, jadi sakarosa tidak rusak
akibat terkena panas yang tinggi. Hasil masakan merupakan
campuran Kristal gula dan larutan (stroop). Sebelum
dipisahkan di stasiun puteran, gula lebih dahulu didinginkan di
dalam palung pendingin (kultrog).
5) Puteran gula (centrifuge)
Alat ini bertugas memisahkan gula dengan larutannya
(stroop) dengan gaya centrifugal. Puteran gula yang tersedia :
a) 3 buah Broadbent 48” × 30” untuk masakan A.
b) 4 buah batch sangerhausen 48” × 28” untuk masakan A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c) 2 buah western CC5 untuk masakan D.
d) 6 buah batch sangerhausen 48” × 28” untuk gula SHS.
e) 2 buah BMA 850 K untuk gula C.
f) 1 buah BMA 1.000 K untuk gula D.
6) Penyelesaian dan gudang gula
Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari puteran SHS
dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal yang
kemudian dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung
plastik (polipropoline) dengan kapasitas 50 kg netto. Produksi
gula per hari tergantung dari rendemen gulanya. Jika rendemen
8 % maka pada kapasitas 3.000 tth diperoleh gula 2.400 kuintal
atau 4.800 sak. Agar gula yang telah dikemas tidak rusak,
lantai harus dialasi dengan kayu, plastik dan gedek. Selain itu,
suhu gudang harus 30˚C dan kelembapan udara tidak lebih dari
65 %.
b. Proses pengolahan di pabrik spiritus Madukismo
1) Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan
ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi. Sebagai sumber
nitrogen dipakai pupuk urea dan sebagai sumber phosphor
dipakai pupuk NPK, pH diatur sekitar 4,8 dengan H2SO4 agar
tidak terjadi kontaminasi dari bakteri lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) Peragian
Dilaksanakan bertahap mulai isi 3.010, 18.000 liter dan
75.000 liter. Waktu peragian utama berkisar 40 – 50 jam dan
kadar alkohol yang dicapai antara 9 – 10 %.
3) Penyulingan
Adonan yang telah selesai diragikan, dipisahkan
alkoholnya (disuling) di dalam pesawat penyulingan yang
terdiri dari 4 kolom yaitu :
a) Kolom maische
Alkohol kasar kadar ± 45 % yang kemudian
dimasukan ke kolom vorloop. Hasil bawah dari kolom ini
adalah vinase yang kemudian dibuang.
b) Kolom vorloop
Hasil atas berupa alkohol teknis kadar 94 % yang
masih mengandung aldehide dan ditampung sebagai hasil.
Sedangkan hasil bawah berupa alkohol muda kadar ± 25 %
yang dimasukan ke kolom rektifiser.
c) Kolom rektifiser
Hasil atas berupa alkohol murni (prima I) dengan
kadar minimal 95 % yang ditampung sebagai hasil. Hasil
tengah berupa alkohol muda yang mengandung minyak
fusel yang kemudian dimasukan ke kolol nachloop.
Sedangkan hasil bawah berupa lutter waser, air yang bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
alkohol, dan kadang-kadang bila perlu sebagian digunakan
untuk menambah kolom vorloop sebagai bahan penyerap
alkohol dan sebagian dibuang.
d) Kolom nachloop
Hasil atas berupa alkohol teknis dengan kadar 94 %
yang ditampung sebagai hasil. Sedangkan hasil bawah
berupa air yang bebas alkohol dan dibuang.
F. Personalia
1. Penggolongan karyawan
Sebagai bentuk balas jasa PT. Madu Baru kepada karyawannya,
perusahaan memberikan upah sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditangani. Adapun penggolongan karyawan berdasarkan sistem
pengupahannya adalah sebagai berikut :
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Karyawan staff (karyawan pimpinan)
Karyawan staff adalah karyawan yang mempunyai
jabatan tertentu dan mempunyai bawahan.
2) Karyawan non staff
Karyawan non staff adalah karyawan yang bekerja
sebagai pelaksana dan menjadi bawahan karyawan staff.
b. Karyawan tidak tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Karyawan tidak tetap dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Karyawan kampanye
Karyawan kampanya adalah karyawan yang bekerja
hanya pada waktu produksi saja yang terkait langsung dengan
proses produksi.
2) Karyawan musiman
Karyawan musiman adalah karyawan yang bekerja
hanya pada waktu produksi saja, tetapi tidak terkait langsung
dengan proses produksi. Kebanyakan mereka mejadi tenaga
administrasi, tanam, tebang dan angkut.
c. Karyawan harian lepas (karyawan borong)
Karyawan borong adalah karyawan yang bekerja apabila ada
borongan pekerjaan.
Untuk karyawan tetap, sistem pengupahan diatur tersendiri dalam
PKB antara serikat pekerja dengan direksi. Sedangkan untuk karyawan
tidak tetap dan karyawan harian lepas (karyawan borong), sistem
pengupahannya mengacu pada upah minimum propinsi yang berlaku.
Adapun jumlah karyawan sampai dengan saat ini adalah sebagai berikut :
a. Karyawan pimpinan berjumlah 60 orang.
b. Karyawan pelaksana berjumlah 432 orang.
c. Karyawan tidak tetap (kampanye dan musiman) berjumlah 844
orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. Karyawan borongan tebangan dan garap kebun berjumlah 3.000
orang.
2. Jaminan sosial
PT. Madu Baru memberikan jaminan sosial bagi para karyawan
antara lain :
a. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk semua
karyawan.
b. Hak pensiun untuk karyawan tetap (pimpinan dan pelaksana).
c. Program TASKAT (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua)
untuk karyawan kampanye.
d. Koperasi karyawan dan pensiunan PT. Madu Baru.
e. Perumahan dinas untuk karyawan tetap.
f. Poliklinik dan klinik KB perusahaan untuk semua karyawan.
g. Taman kanak-kanak perusahaan untuk karyawan dan umum.
h. Sarana olahraga untuk karyawan tetap dan kesenian.
i. Pakaian dinas untuk karyawan tetap, kampanye dan musiman.
j. Biaya pengobatan.
k. Rekreasi karyawan dan keluarga
3. Sistem pembayaran gaji
Sistem pembayaran gaji yang diterapkan oleh PT. Madu Baru
adalah sebagai berikut :
a. Karyawan tetap pembayaran gajinya dilakukan secara bulanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
b. Karyawan kerja waktu tertentu pembayaran gajinya dilakukan secara
bulanan.
c. Karyawan harian pembayaran gajinya dilakukan secara harian.
G. Pemasaran dan Distribusi
Hasil produksi PG. Madukismo sampai tahun 1997, pemasarannya
diatur oleh pemerintah khususnya BULOG. Hasil produksi disimpan di
gudang PG Maduksimo yang kemudian langsung dibeli oleh DOLOG DIY.
Sejak saat itu gula sudah menjadi milik DOLOG, sedangkan PG. Madukismo
hanya sebagai pengeluaran. Sejak tahun 1998 sampai dengan sekarang, gula
PG. Madukismo dijual bebas, sedangkan gula milik petani diserahkan dan
dijual langsung oleh petani. Harga jual gula PG. Maduksimo mengikuti
ketentuan harga berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.
420/KMK/01/1998 tanggal 07 September 1998.
Untuk alkohol dan spiritus, pemasarannya diatur sendiri oleh melalui
distributor. Harga jual alkohol dan spiritus ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan ASED (Asosiasi Spiritus Etanol dan Derivatnya) No.10/KU-
ASED/VII/1998 tanggal 02 Juli 1998. Daerah pemasaran produk meliputi
DIY dan Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung selisih laba kotor pada
PT. Madu Baru Yogyakarta adalah data-data laba kotor yang sesungguhnya.
Data-data yang dianalisis adalah data laba kotor sesungguhnya tahun 2003,
data laba kotor sesungguhnya tahun 2004, data laba kotor sesungguhnya
tahun 2005, data laba kotor sesungguhnya tahun 2006, data laba kotor
sesungguhnya tahun 2007 dan data laba kotor sesungguhnya tahun 2008
untuk produk gula, alkohol dan spiritus.
Laba kotor sesungguhnya adalah selisih antara hasil penjualan
sesungguhnya dengan harga pokok penjualan sesungguhnya. Besarnya
penjualan sesungguhnya dapat dihitung dari kuantitas penjualan sesungguhnya
dikalikan harga jual per satuan sesungguhnya dari setiap macam produk yang
dijual. Sedangkan harga pokok penjualan sesugguhnya dapat dihitung dari
kuantitas penjualan sesungguhnya dikalikan harga pokok penjualan per satuan
sesungguhnya dari setiap macam produk produk yang dijual.
B. Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data laba kotor sesungguhnya dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2008. Analisis dilakukan dengan membandingkan
laba kotor sesungguhnya pada periode berjalan dengan laba kotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
sesungguhnya tahun sebelumnya. Data laba kotor sesungguhnya dari tahun
sebelumnya dijadikan sebagai anggaran. Anggaran laba kotor tidak bisa
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan karena kondisi ekonomi yang
tidak stabil yang sifatnya berada di luar kendali perusahaan sehingga tidak
tepat jika digunakan sebagai alat pengukur kinerja. Selain itu, data-data
anggaran pada tahun-tahun lalu sudah dilenyapkan sehingga peneliti tidak
bisa mendapatkan data-data anggaran tersebut.
Dalam analisis data ini akan dikelompokkan menjadi lima bagian
yaitu analisis selisih laba kotor tahun 2004, analisis selisih laba kotor tahun
2005, analisis selisih laba kotor tahun 2006, analisis laba kotor tahun 2007
dan analisis selisih laba kotor tahun 2008.
1. Analisis selisih laba kotor tahun 2004
Selisih laba kotor tahun 2004 dapat dicari dengan
membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor
sesungguhnya 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih laba
kotor tahun 2004 sebesar Rp.7.646.116.100,00 (tidak menguntungkan).
Laba kotor sesungguhnya tahun 2004 sebesar (Rp.1.426.896.245,00)
(tidak menguntungkan) lebih kecil dan laba kotor sesungguhnya tahun
2003 sebesar Rp. 6.219.409.996,00 (menguntungkan). Hal ini
menunjukkan laba kotor sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan
sebesar 122,94 % dibandingkan dengan laba kotor tahun 2003. Dengan
menggunakan batas toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu
selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih.
a. Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2004 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2004 dengan
penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih penjualan sebesar Rp. 4.373.627.960,00
(menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
43.806.455.540,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun
2003 sebesar Rp. 39.433.017.580,00. Hal ini berarti penjualan
sesungguhnya tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 11,09 %
dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2003.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke
dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan.
1) Selisih harga jual
Selisih harga jual tahun 2004 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2004 dengan
harga jual sesungguhnya tahun 2003 dikalikan kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2004 sebesar Rp.
542.801.360,00 (tidak menguntungkan). Harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. Rp43.806.455.540,00
lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2003 sebesar
Rp44.349.256.900,00. Hal ini berarti harga jual sesungguhnya
tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 1,22 % dibandingkan
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2003.
2) Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2004 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2003 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun
2004 sebesar Rp. 4.916.239.320,00 (menguntungkan). Kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
44.349.256.900,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 39.433.017.580,00. Hal
ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004
mengalami kenaikan sebesar 12,47 % dibandingkan dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2004 dapat dicari
dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2004 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan
sebesar Rp.12.019.744.060,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00
lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2003
sebesar Rp. 33.213.607.590,00. Hal ini berarti harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan sebesar
36,19 % dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2003.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP.
1) Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan
harga HPP sesungguhnya tahun 2004 dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2003 dikalikan dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih harga HPP sebesar Rp. 7.834.039.270,00 (tidak
menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar
Rp. 45.233.351.650,00 lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahhun 2003 sebesar Rp. 37.399.312.380,00. Hal
ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2004 mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
penurunan sebesar 20,95 % dibandingkan harga HPP
sesungguhnya tahun 2003.
2) Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan
membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004
dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 dikalikan
harga HPP sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp.
4.185.704.790,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 37.399.312.380,00 lebih
besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.
33.213.607.590,00. Hal ini berarti kuantitas HPP tahun 2004
mengalami penurunan sebesar 12,60 % dibandingkan dengan
kuantitas HPP tahun 2003.
c. Selisih Kuantitas Penjualan Bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari dengan
membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2004 dengan
selisih kuantitas HPP tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2004 sebesar Rp.
730.534.530,00 (menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun
2004 sebesar Rp. 4.916.239.320,00 (menguntungkan) lebih besar
dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 4.185.704.790,00 (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2004
mengalami kenaikan sebesar 17,46 % dibandingkan dengan
kuantitas HPP tahun 2004.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu
macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi
penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1) Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2004 dapat dicari
dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp. 361.272.787,00
(tidak menguntungkan). Laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 7.311.226.306,00 lebih
besar dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp. 6.949.953.519,00. Hal ini berarti laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2004 mengalami penurunan
sebesar 4,94 % dibandingkan dengan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2003.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
2) Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2003 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun 2003. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 1.091.816.310,00
(menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2003 sebesar Rp. 7.311.226.306,,00 lebih besar dari laba
kotor sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 6.219.409.996,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2004 mengalami kenaikan sebesar 17,56 % dibandingkan
dengan laba kotor tahun 2003.
Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2004 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2004 (gambar 1. Halaman 77).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 5.1
Analisis Selisih Laba kotor tahun 2004
Selisih kuantitas penjualan final Rp. 1.091.816.310,00
(F)
Selisih komposisi penjualan Rp.
361.272.787,00 (UF)
Selisih kuantitas bersih Rp.
730.534.530 (F) Selisih kuantitas HPP Rp.
4.185.704.790,00 (UF)
Selisih harga HPP Rp.
7.834.039.270,00 (UF)
Selisih kuantitas penjualan Rp.
4.916.239.320,00 (F)
Selisih harga jual Rp. 542.801.360,00
(UF)
Selisih HPP Rp. 12.019.744.060,00
(UF)
Selisih penjualan Rp.
4.373.627.960,00 (F)
Selisih laba kotor Rp.
7.646.116.100,00 (UF)
Laba kotor tahun 2004 (Rp.
4.426.706.110,00)
Laba kotor tahun 2003 Rp.
6.219.409.990,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Analisis selisih laba kotor tahun 2005
Selisih laba kotor tahun 2005 dapat dicari dengan
membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih laba kotor tahun 2005 sebesar Rp. 10.888.975.200,00
(menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
9.462.269.085,00 lebih besar dari rugi kotor tahun 2004 sebesar Rp.
1.426.706.110,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2005
mengalami kenaikan sebesar 763,22 % dibandingkan dengan rugi kotor
tahun 2004. Dengan menggunakan batas toleransi 10 % maka selisih
tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu
selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih.
a. Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2005 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2005 dengan
penjualan sesungguhnya 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 28.065.388.240,00
(menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
71.871.843.780,00 lebih besar dari penjualan sesungguhnya tahun
2004 sebesar Rp. 43.806.455.540,00. Hal ini berarti penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 64,07 %
dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2004.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke
dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan.
1) Selisih harga jual
Selisih harga jual tahun 2005 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2005 dengan
harga jual sesungguhnya tahun 2004 dikalikan kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2005 sebesar Rp.
14.250.782.400,00 (menguntungkan). Harga jual sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 57.621.061.380,00.
Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2005 mengalami
kenaikan sebesar 24,73 % dibandingkan dengan harga jual
sesungguhnya tahun 2004.
2) Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005
dapat dicari dengan membandingkan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004 dikalikan harga jual sesungguhnya
tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
kuantitas penjualan tahun 2005 sebesar Rp. 13.814.605.840,00
(menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2005 sebesar Rp. 57.621.061.380 lebih besar dari kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
43.806.455.540,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 31,53 %
dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2004.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2005 dapat dicari
dengan membandingkan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2005 dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004. Dari
hasil analisis menunjukkan adanya selisih harga pokok penjualan
sebesar Rp. 17.176.223.040,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00
lebih besar dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp. 45.233.351.650,00. Hal ini berarti harga pokok
penjualan sesungguhnya tahun 2005 mengalami penurunan sebesar
37,98 % dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya
tahun 2003.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
1) Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan
antara harga HPP sesungguhnya tahun 2005 dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2004 dikalikan dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih harga HPP sebesar Rp. 3.559.717.256,00 (tidak
menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar
Rp. 62.409.574.690,00 lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 58.849.857.430,00. Hal
ini berarti harga HPP sesungguhnya tahun 2005 mengalami
penurunan sebesar 6,05 % dibandingkan dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2004.
2) Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan
membandingkan antara kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2005 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004
dikalikan harga HPP sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp.
13.616.505.780,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 58.849.857.430,00 lebih
besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
45.233.351.650,00. Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 30,11 %
dibandingkan dengan kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004.
c. Selisih kuantitas penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari dengan
membandingkan antara selisih kuantitas penjualan tahun 2005
dengan selisih kuantitas HPP tahun 2005. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp.
198.100.060,00 (menguntungkan). Kuantitas penjualan tahun 2005
sebesar Rp. 13.814.605.840,00 (menguntungkan) lebih besar dari
kuantitas HPP tahun 2005 sebesar Rp. 13.616.505.780,00 (tidak
menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2005
mengalami kenaikan sebesar 1,46 % dibandingkan dengan kuantitas
HPP tahun 2005.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu
macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi
penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1) Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2005 dapat dicari
dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
adanya selisih komposisi penjualan sebesar (Rp.
1.047.110.245,00) (menguntungkan). Laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2004 sebesar (Rp.
2.275.906.301,00) lebih besar dari laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 sebesar (Rp. 1.228.796.056,00). Hal
ini berarti laba kotor sesungguhnya tahun 2005 mengalami
kenaikan sebesar 46 % dibandingkan dengan laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2004.
2) Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2004 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun 2004. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 849.200.191,00 (tidak
menguntungkan). Rugi kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2004 sebesar Rp. 2.275.906.301,00 lebih besar dari rugi
kotor tahun 2004 sebesar Rp. 1.426.706.110,00. Hal ini berarti
laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2005 mengalami
penurunan sebesar 59,52 % dibandingkan laba kotor
sesungguhnya tahun 2004.
Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2005 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2005 (gambar 2. Halaman 84).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 5.2
Analisis Selisih Laba kotor tahun 2005
Selisih kuantitas penjualan final Rp.
849.200.191,00 (UF)
Selisih komposisi penjualan Rp. (Rp. 1.047.110.245,00)
(F)
Selisih kuantitas bersih Rp.
197.100.060,00 (F) Selisih kuantitas
HPP Rp. 13.616.505.780
(UF)
Selisih harga HPP Rp.
3.559.717.256,00 (UF)
Selisih kuantitas penjualan Rp.
13.814.605.840,00 (F)
Selisih harga jual Rp.
14.250.782.400,00 (F)
Selisih HPP Rp. 17.176.223.040,00
(UF)
Selisih penjualan Rp.
28.065.388.240,00 (F)
Selisih laba kotor Rp.
10.888.975.200,00 (F)
Laba kotor tahun 2005 Rp.
9.462.269.085,00
Laba kotor tahun 2004 Rp.
(1.426.706.110,00)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Analisis selisih laba kotor tahun 2006
Selisih laba kotor tahun 2006 dapat dicari dengan
membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih laba kotor tahun 2006 sebesar Rp. 2.663.119.125,00
(menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
12.125.388.210,00 lebih besar dari laba kotor sesungguhnya tahun 2005
sebesar Rp. 9.462.269.085,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya
tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 28,14 % dibandingkan dengan
laba kotor sesungguhnya tahun 2005. Dengan menggunakan batas
toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu
selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih.
a. Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2006 dapat dicari dengan
membandingkam penjualan sesungguhnya tahun 2006 dengan
penjualan sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2006 sebesar Rp.
18.319.086.210,00 (menguntungkan). Penjualan sesungguhnya tahun
2006 sebesar Rp. 90.190.929.990 lebih besar dari penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 71.871.843.780,00. Hal ini
berarti penjualan sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sebesar 25,49 % dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya
tahun 2005.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke
dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan.
1) Selisih harga jual
Selisih harga jual tahun 2006 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2006 dengan
harga jual sesungguhnya tahun 2005 dikalikan kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih harga jual sebesar Rp.
14.451.252.390,00 (menguntungkan). Harga jual sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 75.739.677.600,00.
Hal ini berarti harga jual sesungguhnya tahun 2006 mengalami
kenaikan sebesar 19,08 % dibandingkan harga jual
sesungguhnya tahun 2005.
2) Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2006 dapat dicari
dengan membandingkan antara kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006 dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 dikalikan harga jual sesungguhnya
tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kuantitas penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 3.867.833.820,00
(menguntungkan). Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2006 sebesar Rp. 75.739.677.600,00 lebih besar dari kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
71.871.843.780,00. Hal ini berarti kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 5,38 %
dibandingkan dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2005.
b. Selisih Harga Pokok Penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2006 dapat dicari
dengan membandingkan antara harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2006 dengan harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih harga pokok penjualan tahhun 2006 sebesar Rp.
15.655.967.090,00 (tidak menguntungkan). Harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00 lebih besar
dari harga pokok penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
62.409.574.690,00. Hal ini berarti harga pokok penjualan
sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 25,09 %
dibandingkan dengan harga pokok penjualan sesungguhnya tahun
2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP.
1) Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan
antara harga HPP sesungguhnya tahun 2006 dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2005 dikalikan dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih harga HPP tahun 2006 sebesar Rp.
12.173.352.770,00 (tidak menguntungkan). Harga HPP
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.540.780,00 lebih
besar dari harga HPP tahun 2005 sebesar Rp.
65.892.189.010,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya
tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 18,48 %
dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2005.
2) Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan
membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006
dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 dikalikan
HPP sesungguhnya tahun 2005. Dari hasi analisis menunjukkan
adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp.3.482.614.320,00
(tidak menguntungkan). Kuantitas HPP sesungguhnya tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2006 sebesar Rp. 65.892.189.010,00 lebih besar dari kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00.
Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006
mengalami penurunan sebesar 5,58 % dibandingkan dengan
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005.
c. Selisih kuantitas penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih dapat dicari
membandingkan antara selisih kuantitas penjualan dengan selisih
kuantitas HPP. Dari hasl analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan bersih sebesar Rp. 385.219.500,00
(menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan sebesar Rp.
3.867.833.820 (menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas
HPP sebesar Rp. 3.482.614.320,00 (tidak menguntungkan). Hal ini
berarti kuantitas penjualan tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar
11,06 % dibandingkan dengan kuantitas penjualan HPP tahun 2006.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu
macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi
penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1) Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2006 dapat dicari
dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp.
1.175.384.851,00 (menguntungkan). Laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 8.672.103.739,00 lebih
kecil dari laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006
sebesar Rp. 9.847.488.590,00. Hal ini berarti laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2006 mengalami penurunan
sebesar 13,56 % dibandingkan dengan laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2005.
2) Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2005 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun 2005. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 790.165.346,00 (tidak
menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp. 8.672.103.739,00 lebih kecil dari laba
kotor sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 9.462.269.085,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2005 mengalami penurunan sebesar 8,35 % dibandingkan
dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2006 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2006 (gambar 3. Halaman 92).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Gambar 5.3
Analisis Selisih Laba kotor tahun 2006
Selisih kuantitas penjualan final Rp.
790.165.346,00 (UF)
Selisih komposisi penjualan Rp.
1.175.384.851,00 (F)
Selisih kuantitas bersih Rp.
385.219.500,00 (F)
Selisih kuantitas HPP Rp.
3.482.614.320,00 (UF)
Selisih harga HPP Rp.
12.173.352.770,00 (UF)
Selisih kuantitas penjualan Rp.
3.867.833.820,00 (F)
Selisih harga jual Rp.
14.451.252.390,00 (F)
Selisih HPP Rp. 15.655.967.090,00
(UF)
Selisih penjualan Rp.
18.319.086.210,00 (F)
Selisih laba kotor Rp.
2.663.119.125,00 (F)
Laba kotor tahun 2006 Rp.
12.125.388.210,00
Laba kotor tahun 2005Rp.
9.462.269.085,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4. Analisis selisih laba kotor tahun 2007
Selisih laba kotor tahun 2007 dapat dicari dengan
membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih laba kotor tahun 2007 sebesar Rp. 5.165.377.626,00 (tidak
menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
6.960.010.584,00 lebih kecil dari laba kotor sesungguhnya tahun 2006
sebesar Rp. 12.125.388.210,00. Hal ini berarti laba kotor sesungguhnya
tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 42,59 % dibandingkan dengan
laba kotor sesungguhnya tahun 2006. Dengan menggunakan batas
toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor di analisis menjadi tiga bagian yaitu
selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih kuantitas
penjualan bersih.
a. Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2007 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2007 dengan
penjualan sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2007 sebesar Rp.
4.285.326.210,00 (tidak menguntungkan). Penjualan sesungguhnya
tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih besar dari penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
berarti penjualan sesungguhnya tahun 2007 mengalami kenaikan
sebesar 4,75 % dibandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2006.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya ke
dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih kuantitas
penjualan.
1) Selisih harga jual
Selisih harga jual tahun 2007 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2007 dengan
harga jual sesungguhnya tahun 2006 dikalikan kuantitas
penjualan sesunggguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2007 sebesar Rp.
1.337.253.310,00 (tidak menguntungkan). Harga jual
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih
kecil dari harga jual sesungguhnya tahhun 2006 sebesar Rp.
95.813.509.510,00. Hal ini berarti harga jual sesunggguhnya
tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 1,39 % dibandingkan
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2006.
2) Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2007 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2007 dengan kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2006 dikalikan harga jual sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2007 sebesar Rp. 5.622.579.520,00 (menguntungkan). Kuantitas
penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
95.813.509.510,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00. Hal
ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007
mengalami kenaikan sebesar 6,23 % dibandingkan dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006.
b. Selisih harga pokok penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahun 2007 dapat dicari
dengan membandingkan HPP sesungguhnya tahun 2007 dengan HPP
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya
selisih HPP tahun 2007 sebesar Rp. 9.450.703.840,00 (tidak
menguntungkan). HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
87.516.245.620,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun 2006
sebesar Rp. 78.065.541.780,00. Hal ini menunjukan HPP
sesungguhnya tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 12,11 %
dibandingkan HPP sesungguhnya tahun 2006.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga HPP
dan selisih kuantitas HPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
1) Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan membandingkan
harga HPP sesungguhnya tahun 2007 dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2006 dikalikan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih harga HPP tahun 2007 sebesar Rp.
4.420.746.008,00 (tidak menguntungkan). Harga HPP
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 87.516.245.620,00 lebih
besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
83.095.499.610,00. Hal ini berarti harga HPP sesungguhnya
tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 5,30 % dibandingkan
dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2006.
2) Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP dapat dicari dengan
membandingkan kuantitas penjualan sesungguhnya 2007 dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 dikalikan HPP
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 5.029.957.830,00
(tidak menguntungkan). Kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2007 sebesar Rp. 83.095.499.610,00 lebih besar dari kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00.
Hal ini berarti kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mengalami penurunan sebesar 6,44 % dibandingkan dengan
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006.
c. Selisih kuantitas penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2007 dapat dicari
dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan tahun 2007
dengan selisih kuantitas HPP tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan bersih sebesar Rp.
592.621.690,00 (menguntungkan). Selisih kuantitas penjualan tahun
2007 sebesar Rp. 5.622.579.520,00 (menguntungkan) lebih besar
dari selisih kuantitas HPP sebesar Rp. 5.029.957.830,00 (tidak
menguntungkan). Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2007
mengalami kenaikan sebesar 11,78 % dibandingkan kuantitas HPP
tahun 2007.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari satu
macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih dapat
dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih komposisi
penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
1) Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2007 dapat dicari
dengan membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor pada posisi
sesungguhnya tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
adanya selisih komposisi penjualan sebesar Rp.
1.657.191.080,00 (tidak menguntungkan). Laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
19.198.469.560,00 lebih besar dari laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 14.375.200.980,00. Hal
ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007
mengalami penurunan sebesar 11,53 % dibandingkan dengan
laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2006.
2) Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final dapat dicari dengan
membandingkan antara laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2006 dengan laba kotor sesungguhnya
tahun 2006. Dari hasil analisis menunjukkan adanya selisih
kuantitas penjualan final sebesar Rp. 2.249.212.770,00
(menguntungkan). Laba kotor pada komposisi sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp. 14.375.200.980,00 lebih besar dari laba
kotor sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 12.125.388.210,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun
2006 mengalami kenaikan sebesar 18,55 % dibandingkan
dengan laba kotor sesungguhnya tahun 2006.
Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2007 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2007 (gambar 4. Halaman 99).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Gambar 5.4
Analisis Selisih Laba kotor tahun 2007
Selisih kuantitas penjualan final Rp. 2.249.212.770,00
(F)
Selisih komposisi penjualan Rp.
1.657.191.080,00 (UF)
Selisih kuantitas bersih Rp.
592.621.690,00 (F) Selisih kuantitas
HPP Rp. 5.029.957.830,00
(UF)
Selisih harga HPP Rp.
4.420.746.008,00 (UF)
Selisih kuantitas penjualan Rp.
5.622.579.520,00 (F)
Selisih harga jual Rp.
1.337.253.310,00 (UF)
Selisih HPP Rp. 9.450.703.840,00
(UF)
Selisih penjualan Rp.
4.285.326.210,00 (F)
Selisih laba kotor Rp.
5.165.377.626,00 (UF)
Laba kotor tahun 2007 Rp.
6.960.010.584,00
Laba kotor tahun 2006 Rp.
12.125.388.210,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5. Analisis selisih laba kotor tahun 2008
Selisih laba kotor tahun 2008 dapat dicari dengan
membandingkan laba kotor sesungguhnya tahun 2008 dengan laba
kotor sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukkan
adanya selisih laba kotor tahun 2008 sebesar Rp. 2.769.124.854
(menguntungkan). Laba kotor sesungguhnya tahhun 2008 sebesar
Rp. 9.729.135.438,00 lebih besar dari laba kotor tahun 2007
sebesar Rp. 6.960.010.584,00. Hal ini berarti laba kotor tahun 2008
mengalami kenaikan sebesar 39,79 % dibandingkan dengan laba
kotor sesungguhnya tahun 2007. Dengan menggunakan batas
toleransi 10 % maka selisih tersebut berarti.
Selanjutnya selisih laba kotor dianalisis menjadi tiga bagian
yaitu selisih penjualan, selisih harga pokok penjualan dan selisih
kuantitas penjualan bersih.
a. Selisih penjualan
Selisih penjualan tahun 2008 dapat dicari dengan
membandingkan penjualan sesungguhnya tahun 2008 dengan
penjualan sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih penjualan tahun 2008 sebesar Rp.
32.993.965.700,00 (menguntungkan). Penjualan sesungguhnya
tahun 2008 sebesar Rp. 127.470.221.900,00 lebih besar dari
penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
94.476.256.200,00. Hal ini berarti penjualan sesungguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 34,92 %
dibandingkan dengan penjualan sesungguhnya tahun 2007.
Selanjutnya selisih penjualan dianalisis penyebabnya
ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga jual dan selisih
kuantitas penjualan.
1) Selisih harga jual
Selisih harga jual tahun 2008 dapat dicari dengan
membandingkan harga jual sesungguhnya tahun 2008
dengan harga jual sesungguhnya tahun 2007 dikalikan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih harga jual tahun 2008
sebesar Rp. 14.566.896.100 (menguntungkan). Harga jual
sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp. 127.470.221.900,00
lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2007
sebesar Rp. 112.903.325.800,00. Hal ini berarti harga jual
sesungguhnya tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar
12,90 % dibandingkan dengan harga jual sesungguhnya
tahun 2007.
2) Selisih kuantitas penjualan
Selisih kuantitas penjualan tahun 2008 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2008 dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 dikalikan harga jual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan tahun
2007 sebesar Rp. 18.427.069.600,00 (menguntungkan).
Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp.
112.903.325.800,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00.
Hal ini berarti kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2008 meningkat sebesar 19,50 % dibandingkan dengan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007.
b. Selisih harga pokok penjualan
Selisih harga pokok penjualan tahhun 2008 dapat dicari
dengan membandingkan HPP sesungguhnya tahun 2008
dengan HPP sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menujukkan adanya selisih HPP tahun 2008 sebesar Rp.
30.324.840.880,00 (tidak menguntungkan). HPP sesungguhnya
tahun 2008 sebesar Rp. 117.741.086.500,00 lebih besar dari
HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
104.501.201.000,00. Hal ini berarti HPP sesungguhnya tahun
2008 mengalami penurunan sebesar 34,54 % dibandingkan
HPP sesungguhnya tahun 2007.
Selanjutnya selisih harga pokok penjualan dianalisis
penyebabnya ke dalam dua macam selisih yaitu selisih harga
HPP dan selisih kuantitas HPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
1) Selisih harga HPP
Selisih harga HPP dapat dicari dengan
membandingkan harga HPP sesungguhnya tahun 2008
dengan harga HPP sesungguhnya tahun 2007 dikalikan
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil
analisis menunjukkan adanya selisih harga HPP tahun
2008 sebesar Rp. 13.239.885.500,00 (tidak
menguntungkan). Harga HPP sesungguhnya tahun 2008
sebesar Rp. 117.741.086.500,00 lebih besar dari harga
HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
104.501.201.000,00. Hal ini berarti harga HPP
sesungguhnya tahun 2008 mengalami penurunan sebesar
12,67 % dibandingkan dengan harga HPP sesungguhnya
tahun 2007.
2) Selisih kuantitas HPP
Selisih kuantitas HPP tahun 2008 dapat dicari
dengan membandingkan kuantitas penjualan
sesungguhnya taqhun 2008 dengan kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 dikalikan dengan harga HPP
sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas HPP sebesar Rp.
16.984.955.380,00 (tidak menguntungkan). Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp. 104.501.201.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007
sebesar Rp. 87.516.245.620,00. Hal ini berarti kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2008 mengalami penurunan
sebesar 19,41 % dibandingkan kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2007.
c. Selisih kuantitas penjualan bersih
Selisih kuantitas penjualan bersih tahun 2008 dapat
dicari dengan membandingkan selisih kuantitas penjualan
tahun 2008 dengan selisih kuantitas HPP tahun 2008. Dari
hasil analisis menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan
bersih sebesar Rp. 1.442.114.220,00 (menguntungkan). Selisih
kuantitas penjualan tahun 2008 sebesar Rp. 18.427.069.600,00
(menguntungkan) lebih besar dari selisih kuantitas HPP tahun
2008 sebesar Rp. 16.984.955.380,00 (tidak menguntungkan).
Hal ini berarti kuantitas penjualan tahun 2008 mengalami
kenaikan sebesar 8,49 % dibandingkan dengan kuantitas HPP
tahun 2008.
Karena PT. Madu Baru Yogyakarta menjual lebih dari
satu macam produk, maka selisih kuantitas penjualan bersih
dapat dianalisis ke dalam dua penyebab selisih yaitu selisih
komposisi penjualan dan selisih kuantitas penjualan final.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1) Selisih komposisi penjualan
Selisih komposisi penjualan tahun 2008 dapat
dicari dengan membandingkan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2008 dengan laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih komposisi penjualan tahun
2008 sebesar Rp. 772.401.705,00 (tidak menguntungkan).
Laba kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007
sebesar Rp. 9.174.526.558,00 lebih besar dari laba kotor
pada komposisi sesungguhnya tahun 2008 sebesar Rp.
8.402.124.853,00. Hal ini berarti laba kotor pada
komposisi sesungguhnya tahun 2008 mengalami
penurunan sebesar 8,42 % dibandingkan dengan laba kotor
pada komposisi sesungguhnya tahun 2007.
2) Selisih kuantitas penjualan final
Selisih kuantitas penjualan final tahun 2008 dapat
dicari dengan membandingkan laba kotor pada komposisi
sesungguhnya tahun 2007 dengan laba kotor
sesungguhnya tahun 2007. Dari hasil analisis
menunjukkan adanya selisih kuantitas penjualan final
sebesar Rp. 2.214.515.974,00 (menguntungkan). Laba
kotor pada komposisi sesungguhnya tahun 2007 sebesar
Rp. 9.174.526.558,00 lebih besar dari laba kotor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 6.960.010.584,00.
Hal ini berarti laba kotor pada komposisi sesunggguhnya
tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 31,82 %
dibandingkan dengan laba kotor sesungguhnya tahun
2007.
Perincian analisis selisih laba kotor tahun 2008 dapat dilihat pada
bagan analisis selisih laba kotor tahun 2008 (gambar 5, halaman 107).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Gambar 5.5
Analisis Selisih Laba kotor tahun 2008
Selisih kauntitas penjualan final Rp. 2.214.515.974,00
(F)
Selisih komposisi penjualan Rp.
772.401.705,00 (UF) Selisih kuantitas
bersih Rp. 1.442.114.200,00
(F) Selisih kuantitas
HPP Rp. 13.239.885.500,00
(UF)
Selisih harga HPP Rp.
16.984.955.380,00 (UF)
Selisih kuantitas penjualan Rp.
18.427.069.600,00 (F)
Selisih harga jual Rp.
14.566.896.100,00 (F)
Selisih HPP Rp. 30.224.840.880,00
(UF)
Selisih penjualan Rp.
32.993.965.700,00 (F) Selisih laba kotor
Rp. 2.769.124.854,00 (F)
Laba kotor tahun 2008 Rp.
9.729.135.438,00
Laba kotor tahun 2007 Rp.
6.960.010.584,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 5.1
Rangkuman Analisis Selisih Laba Kotor
Jenis selisih Tahun 2004 (Rp)
% Tahun 2005 (Rp)
% Tahun 2006 (Rp)
% Tahun 2007 (Rp) % Tahun 2008 (Rp)
%
Selisih penjualan 4.373.627.960 (F)
11,09 28.065.198.240(F)
64,07 18.319.086.210(F)
25,49 4.285.326.210 (F)
4,75 32.993.965.700 (F)
34,92
• Selisih harga jual
542.611.362 (UF)
1,22 14.250.782.400(F)
24,73 14.451.252.390(F)
19,08 1.337.253.310 (UF)
1,39 14.566.896.100 (F)
12,90
• Selisih kuantitas penjualan
4.916.239.320 (F)
12,47 13.814.415.840(F)
31,53 3.867.833.820 (F)
5,38 5.622.579.520 (F)
6,23 18.427.069.600 (F)
19,50
Selisih HPP 12.019.744.060 (UF)
36,19 17.176.223.040(F)
37,98 15.655.967.090(UF)
25,09 9.450.703.840 (UF)
12,11 30.224.840.880 (UF)
34,54
• Selisih harga HPP
7.834.039.270 (UF)
20,95 3.559.717.256 (UF)
6,05 12.173.352.770(UF)
18,48 4.420.746.008 (UF)
5,30 13.239.885.500 (UF)
12,67
• Selisih kuantitas HPP
4.185.704.790 (UF)
12,60 13.616.505.780(UF)
30,11 3.482.614.320 (UF)
5,58 5.029.957.830 (UF)
6,44 16.984.955.380 (UF)
19,41
Selisih kuantitas bersih
730.534.530 (F)
17,46 197.910.060 (F)
1,46 385.219.500 (F)
11,06 592.621.690 (F)
11,78 1.442.114.200 (F)
8,49
• Selisih komposisi penjualan
361.272.787 (UF)
4,94 1.047.110.245 (F)
46 1.175.384.801 (F)
13,56 1.657.191.080 (UF)
11,53 772.401.705 (UF)
8,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
• Selisih kuantitas penjualan final
1.091.816.310 (F)
17,56 849.200.191 (UF)
59,52 790.165.346 (UF)
8,35 2.249.812.770 (F)
18,56 2.214.515.974 (F)
31,82
Selisih laba kotor 7.646.116.100 (UF)
122,94 10.888.975.200(F)
763,22 2.663.119.125 (F)
28,14 5.165.377.626 (UF)
42,59 2.769.124.854 39,79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
C. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah dianalisis, langkah selanjutnya adalah
melakukan pembahasan secara rinci untuk mengetahui kinerja departemen
produksi dan departemen pemasaran selama 5 periode akuntansi terakhir
yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.
1. Evaluasi kinerja departemen produksi berdasarkan selisih harga HPP
Kinerja departemen produksi PT. Madu Baru Yogyakarta pada
tahun 2004 menurun atau buruk. Hal ini terjadi karena harga HPP
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 45.233.351.650,00 lebih besar
dari harga HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 37.399.312.380,00
sehingga terdapat selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp.
7.834.039.270,00 atau mengalami penurunan sebesar 20,95 %. Pada
tahun 2004 selisih harga HPP merugikan karena harga HPP
sesungguhnya produk gula tahun 2004 sebesar Rp. 361.982,61/kuintal
lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahhun 2003 sebesar Rp.
275.896,08/kuintal sehingga terjadi selisih harga HPP tahun 2004 yang
merugikan sebesar Rp. 86.086,53/kuintal. Harga HPP sesungguhnya
tahun 2004 untuk produk alkohol sebesar Rp. 3.397,29/liter lebih besar
dari harga HPP sesunggguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 3.253,35/liter
sehingga terjadi selisih harga HPP tahun 2004 sebesar Rp. 143,94/liter.
Harga HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk produk spiritus sebesar Rp.
3.397,29/liter lebih besar dari harga HPP sesunggguhnya tahun 2003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
sebesar Rp. 3.253,35/liter sehingga terjadi selisih harga HPP tahun 2004
sebesar Rp. 143,94/liter.
Secara total, harga HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk produk
gula sebesar Rp. 30.276.442.690,00 lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 23.076.113.670,00 sehingga
terjadi selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp. 7.200.329.020,00.
Harga HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk produk alkohol sebesar Rp.
11.939.435.980,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2003
sebesar Rp. 11.433.573.240,00 sehingga terjadi selisih harga HPP yang
merugikan sebesar Rp. 505.862.740,00. Harga HPP sesungguhnya tahun
2004 untuk produk spiritus sebesar Rp. 3.017.472.978,00 lebih besar dari
harga HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 2.889.625.470,00
sehingga terjadi selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp.
127.847.508,00.
Kenaikan harga HPP tersebut disebabkan oleh naiknya biaya
produksi. Naiknya biaya produksi disebabkan karena perusahaan
melakukan penggantian mesin pabrik dan perluasan pada jumlah areal
untuk penanaman tebu. Selain itu, harga tebu yang ditawarkan petani
meningkat yang dipicu oleh kenaikan harga pupuk di pasaran.
Pada tahun 2005, kinerja departemen produksi PT. Madu Baru
Yogyakarta menurun atau buruk. Hal ini terjadi karena harga HPP
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 62.409.574.690,00 lebih besar dari
harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. Rp. 58.849.857.430,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
sehingga terdapat selisih merugikan sebesar Rp. Rp.3.559.717.256,00
atau mengalami penurunan sebesar 6,05 %. Pada tahun 2005 selisih
harga HPP merugikan karena harga HPP sesungguhnya produk gula
tahun 2005 sebesar Rp. 374.922,78/kuintal lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 361.982,61/kuintal sehingga
terjadi selisih harga HPP yang merugikan tahun 2004 sebesar Rp.
12.940,17/kuintal. Harga HPP sesungguhnya untuk produk alkohol tahun
2005 sebesar Rp. 3.724,95/liter lebih besar dari harga HPP sesungguhnya
tahun 2004 sebesar Rp. 3.397,29/liter sehingga terjadi selisih harga HPP
yang merugikan sebesar Rp. 327,66/liter. Harga HPP sesungguhnya
untuk produk spiritus tahun 2005 sebesar Rp. 3.724,95/liter lebih besar
dari harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 3.397,29/liter
sehingga terjadi selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp.
327,66/liter.
Secara total, harga HPP sesungguhnya tahun 2005 untuk produk
gula sebesar Rp. 36.109.937.710,00 lebih besar dari total harga HPP
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 34.863.631.120,00 sehingga
terjadi selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp. 1.246.306.590,00.
Harga HPP sesungguhnya tahun 2005 untuk produk alkohol sebesar Rp.
19.022.574.660,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp. 17.349.280.570,00 sehingga terjadi selisih harga HPP yang
merugikan sebesar Rp. 1.673.294.090,00. Harga HPP sesungguhnya
tahun 2005 untuk produk spiritus sebesar Rp. 7.277.062.320,00 lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
6.636.945.744,00 sehingga terjadi selisih harga HPP yang merugikan
sebesar Rp. 640.116.576,00.
Kenaikan harga HPP tersebut disebabkan naiknya biaya produksi
berupa biaya pembibitan, biaya penggilingan tebu, biaya penebangan dan
pengangkutan tebu, biaya pembungkusan gula, biaya angkutan motor dan
biaya pompa air dan hama.
Pada tahun 2006, kinerja departemen produksi menurun atau
buruk. Hal ini terjadi karena HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
78.065.541.780,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun 2005
sebesar Rp. 65.892.189.010,00 sehingga terdapat selisih merugikan
sebesar Rp. 12.173.352.770,00 atau mengalami penurunan sebesar 18,48
%. Pada tahun 2006 selisih harga HPP merugikan karena harga HPP
sesungguhnya produk gula tahun 2006 sebesar Rp. 417.373,11/kuintal
lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
374.922,78/kuintal sehingga terjadi selisih merugikan sebesar Rp.
42.450,33/kuintal. Harga HPP sesungguhnya tahun 2006 untuk produk
alkohol sebesar Rp. 4.877,66/liter lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 3.724,95/liter sehingga terdapat
selisih yang merugikan sebesar Rp. 1.152,71/liter. Harga HPP
sesungguhnya tahun 2006 untuk produk spiritus sebesar Rp.
4.877,66/liter lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sebesar Rp. 3.724,95/liter sehingga terdapat selisih yang merugikan
sebesar Rp. 1.152,71/liter.
Secara total, HPP sesungguhnya tahun 2006 untuk produk gula
sebesar Rp. 41.875.946.380,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun
2005 sebesar Rp. 36.109.937.710,00 sehingga terjadi selisih yang
merugikan sebesar Rp. 5.766.008.670,00. Harga HPP sesungguhnya
tahun 2006 untuk produk alkohol sebesar Rp. 22.513.597.800,00 lebih
besar dari HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 19.022.574.660,00
sehingga terjadi selisih yang merugikan sebesar Rp. 3.491.023.140,00.
Harga HPP sesungguhnya tahun 2006 untuk produk spiritus sebesar Rp.
1.502.644.830,00 lebih kecil dari HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar
Rp. 7.277.062.320,00 sehingga terjadi selisih yang merugikan sebesar
Rp. 5.774.417.490,00.
Kenaikan harga HPP tersebut disebabkan naiknya biaya produksi.
Kenaikan biaya produksi terjadi akibat terjadinya gempa bumi sehingga
perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan atas bahan baku
maupun mesin agar produksi tetap berjalan. Perusahaan juga harus
mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk memperoleh tenaga kerja
karena banyak tenaga kerja yang tidak mampu lagi bekerja sebagai akibat
adanya gempa bumi.
Pada tahun 2007, kinerja departemen produksi menurun atau
buruk. Hal ini terjadi karena HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
87.516.245.620,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahhun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
sebesar Rp. 83.095.499.610,00 sehingga terdapat selisih yang merugikan
sebesar Rp. 4.420.746.008,00 atau mengalami penurunan sebesar 5,30
%. Pada tahun 2007, selisih harga HPP merugikan karena harga HPP
sesungguhnya produk gula sebesar Rp. 453.403,03/kuintal lebih besar
dari harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 417.373,11
sehingga terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 36.029,92/kuintal. Harga
HPP sesungguhnya produk alkohol sebesar Rp. 4.939,70/liter lebih besar
dari harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 4.877,66/liter
sehingga terjadi selisih yang merugikan sebesar Rp. 62,04/liter. Harga
HPP sesungguhnya produk spiritus sebesar Rp. 4.939,70/liter lebih besar
dari harga HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 4.877,66/liter
sehingga terjadi selisih yang merugikan sebesar Rp. 62,04/liter.
Secara total, HPP sesungguhnya tahun 2007 untuk produk gula
sebesar Rp. 53.676.534.450,00 lebih kecil dari HPP ssungguhnya tahun
2006 sebesar Rp. 54.753.443.810,00 sehingga terjadi selisih yang
menguntungkan sebesar Rp. 1.076.909.360,00. Harga HPP sesungguhnya
tahun 2007 untuk produk alkohol sebesar Rp. 38.934.998.200,00 lebih
besar dari HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 33.226.466.920,00
sehingga terjadi selisih yang merugikan sebesar Rp. 5.708.531.280,00.
Harga HPP sesungguhnya tahun 2007 untuk produk spiritus sebesar Rp.
3.201.976.832,00 lebih besar dari HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar
Rp. 2.211.019.264,00 sehingga terjadi selisih yang merugikan sebesar
Rp. 990.957.568,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kenaikan harga HPP tersebut disebabkan naiknya biaya produksi.
Kenaikan biaya produksi disebabkan oleh naiknya harga tebu karena
beberapa faktor seperti naiknya pupuk untuk pemeliharaan tanaman tebu,
naiknya biaya penyusutan aktiva tetap (mesin dan peralatan pabrik),
biaya penggilingan tebu, biaya penebangan dan pengangkutan tebu, biaya
pembungkusan dan biaya eksploitasi motor.
Pada tahun 2008, kinerja departemen produksi menurun atau
buruk. Hal ini terjadi karena harga HPP sesungguhnya tahun 2008
sebesar Rp. 117.741.086.500,00 lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 104.501.201.000,00 sehingga
terdapat selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp.
13.239.885.500,00 atau mengalami penurunan sebesar 12,67 %. Pada
tahun 2008, selisih harga HPP merugikan karena harga HPP
sesungguhnya untuk produk gula sebesar Rp. 515.428,56/kuintal lebih
besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
453.403,03/kuintal sehingga terjadi selisih harga HPP yang merugikan
sebesar Rp. 62.025,53/kuintal. Harga HPP sesungguhnya tahun 2008
untuk produk alkohol sebesar Rp. 5.511,22/liter lebih besar dari harga
HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 4.939,70/liter sehingga
terjadi selisih harga HPP yang merugikan sebesar 571,52/liter. Harga
HPP sesungguhnya tahun 2008 untuk produk spiritus sebesar Rp.
5.511,22/liter lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sebesar Rp. 4.939,70/liter sehingga terjadi selisih harga HPP yang
merugikan sebesar 571,52/liter.
Secara total, harga HPP sesungguhnya tahun 2008 untuk produk
gula sebesar Rp. 61.911.443.700,00 lebih besar dari harga HPP
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 54.461.157.850,00 sehingga
terjadi selisih harga HPP yang merugikan sebesar Rp. 7.450.285.850,00.
Harga HPP sesungguhnya tahun 2008 untuk produk alkohol sebesar Rp.
47.936.015.310,00 lebih besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2007
sebesar Rp. 42.964.994.110,00 sehingga terjadi selisih harga HPP yang
merugikan sebesar Rp. 4.971.021.200,00. Harga HPP sesungguhnya
tahun 2008 untuk produk spiritus sebesar Rp. 7.839.627.487,00 lebih
besar dari harga HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
7.075.049.027,00 sehingga terjadi selisih harga HPP yang merugikan
sebesar Rp. 764.578.460,00.
Kenaikan harga HPP disebabkan oleh naiknya biaya produksi,
disamping naiknya biaya usaha yang meliputi kenaikan pada biaya
pimpinan dan tata usaha, biaya penggilingan tebu, biaya penebangan,
biaya angkutan motor dan biaya pemeliharaan pabrik.
2. Evaluasi kinerja departemen pemasaran
a. Berdasarkan selisih harga jual
Kinerja departemen pemasaran pada tahun 2004 menurun
atau buruk karena selisih harga jual tahun 2004 merugikan sebesar
Rp. 542.801.360,00 atau mengalami penurunan sebesar 1,22 %. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
ini disebabkan adanya jumlah harga jual sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp.43.806.455.540,00 lebih kecil dari jumlah harga jual
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.44.349.256.900,00. Pada tahun
2004 selisih harga jual merugikan karena adanya harga jual
sesungguhnya per satuan untuk produk gula sebesar Rp.
334.205,55/kuintal lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun
2003 sebesar Rp. 339.332,36/kuintal sehingga terjadi selisih harga
jual yang merugikan sebesar Rp. 5.126,81/kuintal. Harga jual
sesungguhnya tahun 2004 untuk produk alkohol sebesar Rp.
3.597,48/liter lebih kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2003
sebesar Rp. 3.610,19/liter sehingga terjadi selisih harga jual yang
merugikan sebesar Rp. 12,71/liter. Harga jual sesungguhnya tahun
2004 untuk produk spiritus sebesar Rp. 3.614,41/liter lebih kecil dari
harga jual sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 3.692,46/liter
sehingga terjadi selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
78,05/liter.
Total harga jual sesungguhnya tahun 2004 untuk produk gula
sebesar Rp. 27.953.152.730,00 lebih kecil dari harga jual
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.28.381.962.190,00 sehingga
terdapa selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
428.809.460,00. Total harga jual sesungguhnya tahun 2004 untuk
produl alkohol sebesar Rp. 12.642.983.710,00 lebih kecil dari harga
jual sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.12.687.651.740,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
sehingga terjadi selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
44.668.030,00. Total harga jual sesungguhnya tahun 2004 untuk
produk spiritus sebesar Rp. 3.210.318.962,00 lebih kecil dari harga
jual sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 3.279.642.972,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
69.324.010,00.
Selisih harga jual merugikan karena adanya gula pesaing
yang harganya lebih murah dari pada harga yang ditawarkan
perusahaan. Selain itu, pemerintah melakukan impor gula untuk
mencukupi kebutuhan gula dalam negeri.
Pada tahun 2005, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena selisih harga jual tahun 2005 menguntungkan
sebesar Rp. 14.250.782.400,00 atau mengalami peningkatan sebesar
24,73 %. Hal ini disebabkan adanya jumlah harga jual sesungguhnya
tahun 2005 sebesar Rp.71.871.843.780,00 lebih besar dari harga jual
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 57.621.061.380,00. Pada
tahun 2005 selisih harga jual menguntungkan karena adanya harga
jual sesungguhnya untuk produk gula sebesar Rp. 438.022,03/kuintal
lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
334.205,55/kuintal sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 103.816,48/kuintal. Harga jual
sesungguhnya tahun 2005 untuk produk alkohol sebesar Rp.
4.146/liter lebih besar dari harga jual sesunguhnya tahun 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
sebesar Rp. 3.597,48/liter sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 548,52/liter. Harga jual sesungguhnya
tahun 2005 untuk produk spiritus sebesar Rp. 4.357/liter lebih besar
dari harga jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 3.614,41/liter
sehingga terjadi selisih yang menguntungkan sebesar Rp.
742,59/liter.
Secara total harga jual sesungguhnya tahun 2005 untuk
produk gula sebesar Rp. 42.187.215.780,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 32.188.339.140,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
9.998.876.640,00. Harga jual sesungguhnya tahun 2005 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 21.172.792.800,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.18.371.610.860,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
2.801.181.940,00. Harga jual sesungguhnya tahun 2005 untuk
produk spiritus sebesar Rp. 8.511.835.200,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 7.061.111.376,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
1.450.723.824,00.
Selisih harga jual menguntungkan karena terjadi peningkatan
pada harga jual produk/satuan yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya, disamping terjadi kenaikan biaya produksi akibat
permintaan gula di pasar yang meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Pada tahun 2006, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena selisih harga jual tahun 2006 menguntungkan
sebesar Rp. 14.451.252.390,00 atau mengalami peningkatan sebesar
19,08 %. Hal ini disebabkan adanya jumlah harga jual sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00 lebih besar dari harga jual
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 75.739.677.600,00. Pada
tahun 2006, selisih harga jual menguntungkan karena adanya harga
jual sesunguhnya untuk produk gula sebesar Rp. 490.217,30/kuintal
lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
438.022,03/kuintal sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 52.195,27/kuintal. Harga jual
sesungguhnya untuk produk alkohol tahun 2006 sebesar Rp.
5.497,43/liter lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2005
sebesar Rp. 4.146.liter sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 1.351,43/liter. Harga jual sesungguhnya
untuk produk spiritus tahun 2006 sebesar Rp. 5.480,96/liter lebih
besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
4.357/liter sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan
sebesar Rp. 1.123,96/liter.
Secara total, harga jual sesungguhnya tahun 2006 untuk
produk gula sebesar Rp. 54.753.443.810,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 48.923.639.800,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
5.829.804.010,00. Harga jual sesungguhnya tahun 2006 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 33.226.466.920,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 25.058.424.000,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
8.168.042.920,00. Harga jual sesungguhnya tahun 2006 untuk
produk spiritus sebesar Rp. 2.211.019.264,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 1.757.613.800,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
453.405.464,00.
Selisih harga jual menguntungkan karena naiknya harga jual
untuk masing-masing produk. Naiknya harga jual gula, alkohol, dan
spiritus dikarenakan naiknya harga jual nasional. Naiknya harga gula
nasional dilakukan pemerintah untuk mendorong pabrik-pabrik gula
maupun pabrik spiritus untuk berproduksi lebih baik sehingga bisa
mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Pada tahun 2007, kinerja departemen pemasaran menurun
atau buruk karena adanya selisih harga jual yang merugikan sebesar
Rp. 1.337.253.310,00 atau mengalami penurunan sebesar 1,39 %.
Hal ini disebabkan adanya jumlah harga jual sesungguhnya tahun
2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 lebih kecil dari harga jual
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 95.813.509.510,00. Pada
tahun 2007, selisih harga jual merugika n karena adanya harga jual
sesunguhnya untuk produk gula sebesar Rp. 487.664,08/kuintal lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
490.217,30/kuintal sehingga terjadi selisih harga jual yang
merugikan sebesar Rp. 2.553,22/kuintal. Harga jual sesungguhnya
tahun 2007 untuk produk alkohol sebesar Rp. 5.352,77/liter lebih
kecil dari harga jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
5.497,43/liter sehingga terjadi selisih harga jual yang merugikan
sebesar Rp. 144,66/liter. Harga jual sesungguhnya tahun 2007 untuk
produk spiritus sebesar Rp. 5.424,22/liter lebih kecil dari harga jual
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 5.480,96/liter sehingga terjadi
selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp. 56,74/liter.
Secara total, harga jual sesungguhnya tahun 2007 untuk
produk gula sebesar Rp. 53.396.968.630,00 lebih kecil dari harga
jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 53.676.534.450,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
297.565.820,00. Harga jual sesungguhnya tahun 2007 untuk produk
alkohol sebesar Rp. 37.910.458.250,00 lebih kecil dari harga jual
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 38.934.998.200,00 sehingga
terjadi selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
1.024.539.950,00. Harga jual sesungguhnya tahun 2007 untuk
produk spiritus sebesar Rp. 3.168.829.324,00 lebih kecil dari harga
jual sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.3.201.976.832,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang merugikan sebesar Rp.
33.147.508,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Selisih harga jual merugikan karena naiknya biaya produksi.
Selain itu, harga jual gula dunia mengalami penurunan di tahun 2007
yang disebabkan adanya ekspor gula India secara besar-besaran dan
melemahnya konsumsi gula di Cina. Sementara pada waktu itu,
Indonesia mengadakan impor gula secara besar-besaran dengan
harga impor yang lebih rendah dari harga gula lokal. Rendahnya
harga gula impor menyebabkan turunnya harga gula lokal termasuk
gula yang dijual PT. Madu Baru Yogyakarta. Di satu sisi, harga jual
alkohol dan spiritus juga mengalami penurunan karena harga tetes
yang dibeli dari petani mengalami penurunan.
Pada tahun 2008, kinerja depertemen pemasaran meningkat
atau baik karena selisih harga jual tahun 2008 menguntungkan
sebesar Rp. 14.566.896.100 atau mengalami peningkatan sebesar
12,90 %. Hal ini disebabkan adanya jumlah harga jual sesungguhnya
tahun 2008 sebesar Rp. 127.470.221.900,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 112.903.325.800,00. Pada
tahun 2008, selisih harga jual menguntungkan karena adanya harga
jual sesungguhnya untuk produk gula sebesar Rp. 537.552,11/kuintal
lebih besar dari harga jual sesunggguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
487.664,08/kuintal sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 49.888,03/kuintal. Harga jual
sesungguhnya tahun 2008 untuk produk alkohol sebesar Rp.
5.952,81/liter lebih besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
sebesar Rp. 5.352,77/liter sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 600,04/liter. Harga jual sesungguhnya
tahun 2008 untuk produk spiritus sebesar Rp. 7.766,94/liter lebih
besar dari harga jual sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
5.424,22/liter sehingga terjadi selisih harga jual yang
menguntungkan sebesar Rp. 2.342,72/liter.
Secara total, harga jual sesungguhnya tahun 2008 untuk
produk gula sebesar Rp. 64.568.845.770,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 20007 sebesar Rp. 58.576.473.210,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
5.992.372.560,00. Harga jual sesunggguhnya tahun 2008 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 51.776.918.950,00 lebih besar dari harga
jual sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 46.557.833.770,00
sehingga terjadi selisih harga jual yang menguntungkan sebesar Rp.
5.219.085.180,00. Harga jual sesungguhnya untuk produk spiritus
sebesar Rp. 11.124.457.210,00 lebih besar dari harga jual
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp, 7.769.018.854,00 sehingga
terjadi selisih harga HPP yang menguntungkan sebesar Rp.
3.355.438.356,00.
Selisih harga jual menguntungkan karena naiknya biaya
produksi. Naiknya biaya produksi disebabkan adanya kenaikan pada
kuantitas produksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
b. Berdasarkan selisih kuantitas penjualan
Pada tahun 2004, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004
sebesar Rp.44.349.256.900,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.39.433.017.580,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar
Rp. 4.916.239.320 atau mengalami peningkatan sebesar 12,47 %.
Pada tahun 2004, selisih kuantitas penjualan menguntungkan karena
adanya kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 untuk produk
gula sebesar 83.640,60 kuintal lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar 76.282,63 kuintal sehingga terjadi
selisih kuantiats penjualan yang menguntungkan sebesar 7.357,97
kuintal. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 untuk produk
alkohol sebesar 3.514.400 liter lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar 3.184.000 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 330.400
liter. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 untuk produk
spiritus sebesar 888.200 liter lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar 556.000 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 332.200
liter.
Secara total, kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004
untuk produk gula sebesar Rp.28.381.962.190,00 lebih besar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003 sebesar
Rp.25.885.164.860,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan
sebesar Rp. 2.496.797.330,00. Kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2004 untuk produk alkohol sebesar Rp.12.687.651.740,00
lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2003
sebesar Rp.11.494.844.960,00 sehingga terjadi selisih kuantitas
penjualan yang menguntungkan sebesar Rp. 1.192.806.780,00.
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 untuk produk spiritus
sebesar Rp. 3.279.642.972,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 2.053.007.760,00 sehingga
terjadi selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar Rp.
1.226.635.212,00.
Selisih kuantitas penjualan tahun 2004 untuk produk gula
menguntungkan karena meningkatnya jumlah permintaan pasar
khususnya di wilayah Jawa Tengah. Meskipun jumlah produksi gula
tahun 2004 menurun, penjualan gula sebagian di ambil dari
persediaan akhir dari tahun 2003 sehingga tetap bisa memenuhi
kebutuhan pasar. Sedangkan selisih kuantitas penjualan tahun 2004
untuk produk alkohol dan spiritus juga menguntungkan karena
adanya peningkatan jumlah tetes yang diolah dan bertambahnya hari
suling mengakibatkan jumlah produksi bertambah yang berdampak
pada kapasitas penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Pada tahun 2005, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005
sebesar Rp. 57.621.061.380,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.43.806.455.540,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar
Rp. 13.814.605.840,00 atau mengalami peningkatan sebesar 31,53
%. Pada tahun 2005, selisih kuantitas penjualan menguntungkan
karena kuantitas penjualan sesungguhnya untuk produk gula sebesar
96.313 kuintal lebih besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2004 sebesar Rp. 83.640,60 kuintal sehingga terjadi selisih
kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 12.672,40 kuintal.
Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 untuk produk alkohol
sebesar 5.106.800 liter lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004 sebesar 3.514.400 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 1.592.400
liter. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahhun 2005 untuk produk
spiritus sebesar 1.953.600 liter lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2004 sebesar 888.200 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas yang menguntungkan sebesar 1.065.400 liter.
Secara total, kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005
untuk produk gula sebesar Rp. 32.188.339.140,00 lebih besar dari
kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp. 27.953.152.730,00
sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
sebesar Rp. 4.235.186.410,00. Kuantitas penjualan tahun 2005 untuk
produk alkohol sebesar Rp.18.371.610.860,00 lebih besar dari
kuantitas penjualan tahun 2004 sebesar Rp. 12.642.983.710,00
sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan
sebesar Rp. 5.728.627.150,00. Kuantitas penjualan sesungguhnya
untuk produk spiritus sebesar Rp. 7.061.111.376,00 lebih besar dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
3.210.318.962,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
merugikan sebesar Rp. 3.850.792.414,00.
Selisih kuantitas penjualan tahun 2005 untuk produk gula
menguntungkan karena meningkatnya jumlah kuantitas yang dijual
yang disebabkan meningkatnya jumlah produksi. Peningkatan
jumlah produksi gula disebabkan bertambahnya jumlah tebu yang
digiling meskipun jumlah rendemen masih dibawah tahun
sebelumnya. Sedangkan selisih kuantitas penjualan untuk produk
alkohol dan spiritus juga menguntungkan karena meningkatnya
jumlah yang dijual yang disebabkan peningkatan pada jumlah
produksi. Peningkatan produksi terjadi karena jumlah tetes yang di
olah dan jumlah hari suling yang meningkat. Peningkatan kuantitas
penjualan untuk setiap macam produk juga dilakukan untuk
memenuhi permintaan pasar.
Pada tahun 2006, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena adanya kuantitas penjualan sesungguhnya sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Rp. 75.739.677.600,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.71.871.843.780,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar
Rp. 3.867.833.820,00 atau mengalami peningkatan sebesar 5,38 %.
Pada tahun 2006, selisih kuantitas penjualan menguntungkan karena
adanya kuantitas penjualan sesungguhnya untuk produk gula sebesar
111.692,19 kuintal lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar 96.313 kuintal sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 15.379,19
kuintal. kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 untuk produk
alkohol sebesar 6.044.000 liter lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar 5.106.800 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 937.200
liter. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 untuk produk
spiritus sebesar 403.400 liter lebih kecil dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2005 sebesar 1.953.600 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang merugikan sebesar 1.550.200 liter.
Secara total, kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006
untuk produk gula sebesar Rp. 48.923.639.800,00 lebih besar dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
42.187.215.780,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
menguntungkan sebesar Rp. 6.736.424.050,00. Kuantitas penjualan
sessungghnya tahun 2006 untuk produk alkohol sebesar Rp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
25.058.424.000,00 lebih besar kuantitas penjualan sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp. 21.172.792.800,00 sehingga terjadi selisih
kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar Rp.
3.885.631.200,00. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006
untuk produk spiritus sebesar Rp. 1.757.613.800,00 lebih kecil dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
8.511.835.200,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
merugikan sebesar Rp. 6.754.221.400,00.
Adanya selisih kuantitas penjualan tahun 2006
menguntungkan untuk produk gula karena meningkatnya jumlah
kuantitas yang dijual yang disebabkan meningkatnya jumlah
produksi. Peningkatan jumlah produksi disebabkan meningkatnya
jumlah tebu yang di giling. Peningkatan jumlah tebu yang di giling
disebabkan karena PT. Madu Baru memperluas areal penanaman
tebu sehingga hasil panen tebu meningkat. Sedangkan selisih
kuantitas penjualan untuk produk alkohol juga menguntungkan
karena jumlah tetes yang diolah bertambah sebagai akibat dari
meningkatnya jumlah tebu yang di panen. Sementara, selisih
kuantitas penjualan untuk produk spiritus merugikan karena
terjadinya kebakaran di pabrik spiritus sehingga mengurangi jumlah
spiritus yang dapat dijual.
Pada tahun 2007, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena adanya kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
2007 sebesar Rp. 95.813.509.510,00 lebih besar dari kuantitas
penjualan tahun 2006 sebesar Rp. 90.190.929.990,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar
Rp. 5.622.579.520,00. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2007 untuk produk gula sebesar 109.495,39 kuintal lebih kecil dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar 111.692,19
kuintal sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang merugikan
sebesar 3.196,8 kuintal. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2007 untuk produk alkohol sebesar 7.082.400 liter lebih besar dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar 6.044.000 liter
sehingga terjadi selisih yang menguntungkan sebesar 1.038.400 liter.
Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 untuk produk spiritus
sebesar 584.200 liter lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2006 sebesar 403.400 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar 180.800
liter.
Secara total, kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007
untuk produk gula sebesar Rp. 53.676.534.450,00 lebih kecil dari
kuantitas penjualan sesungguhnnya tahun 2006 sebesar Rp.
54.753.443.810,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
merugikan sebesar Rp. 1.076.909.360,00. Kuantitas penjualan tahun
2007 untuk produk alkohol sebesar Rp. 38.934.998.200,00 lebih
besar dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
33.226.466.920,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
menguntungkan sebesar Rp. 5.708.531.280,00. Kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 untuk produk spiritus sebesar Rp.
3.201.976.832,00 lebih besar dari kuantitas penjualan yang
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 2.211.019.264,00 sehingga
terjadi selisih kuantitas penjualan yang merugikan sebesar Rp.
990.957.568,00.
Adanya selisih kuantitas penjualan yang merugikan untuk
produk gula disebabkan karena pada tahun 2007 pemerintah
melakukan impor gula besar-besaran sehingga permintaan gula lokal
menurun, meskipun hasil tebu yang digiling dan rendemen
mengalami peningkatan. Adanya selisih kuantitas penjualan yang
menguntungkan pada produk alkohol dan spiritus disebabkan jumlah
tetes yang diolah dan jumlah hari suling mengalami peningkatan.
Pada tahun 2008, kinerja departemen pemasaran meningkat
atau baik karena kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008
sebesar Rp. 112.903.325.800,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahhun 2007 sebesar Rp. 94.476.256.200,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar
Rp. 18.427.069.600,00 atau mengalami peningkatan sebesar 19,50 %
dari kuantitas penjualan sesunggguhnya tahun 2007. Pada tahun
2008, selisih kuantitas penjualan menguntungkan karena adanya
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008 untuk produk gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
sebesar Rp. 120.116,44 kuintal lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 109.495,39 kuintal sehingga
terjadi selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar
10.621,05 kuintal. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008
untuk produk alkohol sebesar 8.697.895,44 liter lebih besar dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar 7.082.400 liter
sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan
sebesar 1.615.495,44 liter. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun
2008 untuk produk spiritus sebesar 1.432.283,14 liter lebih besar
dari kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar 584.200
liter sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
menguntungkan sebesar 848.083,14 liter.
Secara total, kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008
untuk produk gula sebesar Rp. 58.576.473.210,00 lebih besar dari
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
53.396.968.630,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
menguntungkan sebesar Rp. 5.179.504.580,00. Kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2008 untuk produk alkohol sebesar Rp.
46.557.833.770,00 lebih besar dari kuantitas penjualan
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 37.910.458.250,00 sehingga
terjadi selisih kuantitas penjualan yang menguntungkan sebesar Rp.
8.647.375.520,00. Kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2008
untuk produk spiritus sebesar Rp. 7.769.018.854,00 lebih besar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kuantitas penjualan sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
3.168.829.324,00 sehingga terjadi selisih kuantitas penjualan yang
menguntungkan sebesar Rp. 4.600.189.530,00
Selisih kuantitas penjualan tahun 2008 untuk produk gula
menguntungkan karena meningkatnya jumlah produksi.
Meningkatnya jumlah produksi gula disebabkan karena
meningkatnya jumlah tebu yang digiling, dan rendeman. Selain itu,
pemerintah juga menghentikan impor gula karena di akhir tahun
2007 gula nasional mengalami surplus dan masih bisa memenuhi
kebutuhan gula nasional sampai dengan dimulainya musim giling di
awal bulan Mei 2009. Sedangkan selisih kuantitas penjualan tahun
2008 untuk produk alkohol dan spiritus juga menguntungkan karena
adanya peningkatan jumlah tetes yang diolah dan bertambahnya hari
suling mengakibatkan jumlah produksi bertambah yang berdampak
pada kapasitas penjualan.
c. Berdasarkan selisih kuantitas HPP
Pada tahun 2004, kinerja departemen pemasaran menurun
atau buruk disebabkan adanya kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2004 sebesar Rp.37.399.312.380,00 lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.33.213.607.590,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
4.185.704.790,00 atau mengalami penurunan sebesar 12,60 %. Pada
tahun 2004, selisih kuantitas HPP merugikan karena kuantitas HPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
sesungguhnya produk gula sebesar 83.640,60 kuintal lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar 76.282,63 kuintal
sehingga terjadi kenaikan kuantitas penjualan sebesar 7.357,97
kuintal. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk produk
alkohol sebesar 3.514.400 liter lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2003 sebesar 3.184.000 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar 330.400 liter.
Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk produk spiritus
sebesar 888.200 lebih besar dari kauntitas HPP sesungguhnya tahun
2003 sebesar 556.000 sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar 333.200 liter.
Secara total, kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk
produk gula sebesar Rp. 23.076.113.670,00 lebih besar dari kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp. 21.046.078.590,00
sehingga terdapat selisih kuantita HPP yang merugikan sebesar Rp.
2.030.035.080,00. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 11.433.573.240,00 lebih besar dari
kuantitas HPP sesugguhnya tahun 2003 sebesar Rp.
10.358.666.400,00 sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar Rp. 1.074.906.840,00. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2004 untuk produk spiritus sebesar Rp.
2.889.625.470,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
2003 sebesar Rp. 1.808.562.600,00 sehingga terjadi selisih kuantitas
HPP yang merugikan sebesar Rp. 1.081.062.870,00.
Adanya selisih kuantitas HPP yang merugikan disebabkan
adanya peningkatan pada kuantitas penjualan untuk produk gula
meskipun jumlah yang diproduksi menurun. Peningkatan kuantitas
penjualan gula dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar
meskipun kuantitas produksi menurun. Namun, kekurangan produksi
ditutupi dengan persediaan yang tersisa dari tahun 2003. Sedangkan
adanya selisih kuantitas HPP yang merugikan untuk produk alkohol
dan spiritus disebabkan adanya peningkatan kuantitas penjualan.
Peningkatan kuantitas penjualan mengakibatkan bertambahnya
kuantitas yang diproduksi sehingga biaya produksi pun meningkat.
Pada tahun 2005, kinerja departemen pemasaran menurun
atau buruk disebabkan adanya kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2005 sebesar Rp. 58.849.857.430,00 lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2003 sebesar Rp.45.233.351.650,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
13.616.505.780,00 atau mengalami penurunan sebesar 30,11 %.
Pada tahun 2005, selisih kuantitas HPP merugikan karena adanya
kuantitas kuantitas HPP sesungguhnya untuk produk gula sebesar
96.313 kuintal lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2004 sebesar 83.640,60 kuintal sehingga terjadi selisih kuantitas
HPP yang merugikan sebesar 12.672,6 kuintal. Kuantitas HPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
sesungguhnya tahun 2005 untuk produk alkohol sebesar 5.106.800
liter lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004
sebesar 3.514.400 liter sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar 1.592.400 liter. Kuantitas HPP sesungguhnya
tahun 2005 untuk produk spiritus sebesar 1.953.600 liter lebih besar
dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar 888.200 liter
sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar
1.065.400 liter.
Secara total, kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 untuk
produk gula sebesar Rp. 34.863.631.120,00 lebih besar dari kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp. 30.276.442.690,00
sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
4.587.188.430,00. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 17.349.280.570,00 lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2004 sebesar Rp.
11.939.435.980,00 sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar Rp. 5.409.844.590,00. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2005 untuk produk spiritus sebesar Rp.
6.636.945.744,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2004 sebesar Rp. 3.017.472.978,00 sehingga terjadi selisih kuantitas
HPP yang merugikan sebesar Rp. 3.619.472.766,00.
Adanya selisih kuantitas HPP yang merugikan disebabkan
adanya peningkatan pada kuantitas penjualan untuk setiap macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
produk. Peningkatan jumlah kuantitas penjualan mengakibatkan
meningkatnya kuantitas produksi sehingga biaya produksi pun ikut
meningkat.
Pada tahun 2006, kinerja departemen pemasaran menurun
atau buruk disebabkan adanya kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2006 sebesar Rp. 65.892.189.010,00 lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.62.409.574.690,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
3.482.614.320,00 atau mengalami penurunan sebesar 5,58 %. Pada
tahun 2006, selisih kuantitas HPP merugikan karena adanya
kuantitas HPP sesungguhnya untuk produk gula sebesar 111.692,19
kuintal lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005
sebesar 96.313 kuintal sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar 15.379,19 kuintal. Kuantitas HPP sesungguhnya
tahun 2006 untuk produk alkohol sebesar 6.044.000 liter lebih besar
dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar 5.106.800 liter
sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar
937.200 liter. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 untuk
produk spiritus sebesar 403.400 liter lebih kecil dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2005 sebesar 1.953.600 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas HPP yang menguntungkan sebesar 1.550.200 liter.
Secara total, kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 untuk
produk gula sebesar Rp. 41.875.946.380,00 lebih besar dari kuantitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp. 36.109.937.710,00
sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
5.766.008.670,00. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 22.513.597.800,00 lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2005 sebesar Rp.
19.022.574.660,00 sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar Rp. 3.491.023.140,00. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2006 untuk produk spiritus sebesar Rp.
1.502.644.830,00 lebih kecil dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2005 sebesar Rp. 7.277.062.320,00 sehingga terjadi selisih kuantitas
HPP yang menguntungkan sebesar Rp. 5.774.417.490,00.
Adanya selisih kuantitas HPP yang merugikan untuk produk
gula dan alkohol disebabkan adanya kuantitas penjualan yang
meningkat. Meningkatnya kuantitas penjualan mengakibatkan
naiknya kuantitas produksi sehingga biaya produksi pun ikut
mengalami peningkatan. Adanya selisih kuantitas HPP yang
menguntungkan untk produk spiritus disebabkan adanya penurunan
kuantitas penjualan. Penurunan kuantitas penjualan mengakibatnya
berkurangnya kuantitas produksi sehingga biaya produksi pun
menurun. Adanya peningkatan maupun penurunan pada kuantitas
penjualan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Pada tahun 2007, kinerja departemen pemasaran menurun
atau buruk disebabkan adanya kuantitas HPP sesungguhnya tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
2007 sebesar Rp. 83.095.499.610,00 lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 78.065.541.780,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
5.029.957.830,00. Pada tahun 2007, selisih kuantitas HPP merugikan
karena adanya kuantitas HPP sesungguhnya untk produk alkohol
sebesar 7.082.400 liter lebih besar dari kauntitas HPP sesungguhnya
tahun 2006 sebesar 6.044.000 liter sehingga terjadi selisih kuantitas
HPP yang merugikan sebesar Rp. 1.038.400 liter. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2007 untuk produk spiritus sebesar 584.200 liter
lebih besar dari kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar
403.400 liter sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan
sebesar 180.800 liter. Meskipun produk alkohol dan spiritus
mengalami selisih kuantitas HPP yang merugikan, namun berbeda
dengan produk gula dimana kuantitas HPP sesunggguhnya tahun
2007 sebesar 109.495,39 kuintal lebih kecil dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2006 sebesar 111.692,19 kuintal sehingga
terjadi selisih kuantitas HPP yang menguntungkan sebesar 2.196,8
kuintal.
Secara total, kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar
Rp. 45.700.451.460,00 lebih kecil dari kuantitas HPP sesungguhnya
tahun 2006 sebesar Rp. 46.617.316.700,00 sehingga terjadi selisih
kuantitas HPP yang menguntungkan sebesar Rp. 916.865.240,00.
Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 untuk produk alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
sebesar Rp. 34.545.539.180,00 lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp. 29.480.577.040,00 sehingga
terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
5.064.962.140,00. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 untuk
produk spiritus sebesar Rp. 2.849.528.972,00 lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2006 sebesar Rp.
1.967.648.044,00 sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar Rp. 881.880.928,00.
Adanya selisih yang kuantitas HPP yang menguntungkan
untuk produk gula karena terjadi penurunan kuantitas penjualan,
meskipun terjadi peningkatan pada kuantitas produksi. Penurunan
kuantitas produksi dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
pasar. Selisih kuantitas HPP yang menguntungkan terjadi pada
produk alkohol dan spiritus karena kuantitas penjualan mengalami
kenaikan. Kenaikan pada kuantitas penjualan menyebabkan kenaikan
kuantitas produksi sehingga biaya produksi pun ikut naik.
Pada tahun 2008, kinerja departemen pemasaran menurun
atau buruk disebabkan adanya kuantitas HPP sesungguhnya tahun
2008 sebesar Rp. 104.501.201.000,00 lebih besar dari kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 87.516.245.620,00 sehingga
terdapat selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
16.984.955.380,00. Pada tahun 2008 selisih kuantitas HPP
merugikan karena adanya kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
untuk produk gula sebesar Rp. 120.116,44 kuintal lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 109.495,39
kuintal sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan
sebesar 10.621,05 kuintal. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2008
untuk produk alkohol sebesar 8.697.895,44 liter lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar 7.082.400 liter
sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar
1.615.495,44 liter. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2008 untuk
produk spiritus sebesar 1.432.283,14 liter lebih besar dari kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar 584.200 liter sehingga terjadi
selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar 848.083,14 liter.
Secara total, kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2008 untuk
produk gula sebesar Rp. 61.911.443.700,00 lebih besar dari kuantitas
HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp. 49.645.541.600,00
sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp.
12.265.902.100,00. Kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2008 untuk
produk alkohol sebesar Rp. 47.936.015.310,00 lebih besar dari
kuantitas HPP sesungguhnya tahun 2007 sebesar Rp.
34.984.931.280,00 sehingga terjadi selisih kuantitas HPP yang
merugikan sebesar Rp. 12.951.084.030,00. Kuantitas HPP
sesungguhnya tahun 2008 untuk produk spiritus sebesar Rp.
7.893.627.487,00 lebih besar dari kuantitas HPP sesunggguhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
tahun 2007 sebesar Rp. 2.885.772.740,00 sehingga terjadi selisih
kuantitas HPP yang merugikan sebesar Rp. 5.007.845.747,00.
Adanya kuantitas HPP yang merugikan terjadi karena
peningkatan pada kuantitas penjualan. Meningkatnya kuantitas
penjualan terjadi karena meningkatnya kuantitas produksi sehingga
biaya produksi pun ikut naik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja departemen produksi pada PT. Madu Baru Yogyakarta dari tahun
2004 sampai dengan tahun 2008 menurun atau buruk. Hal ini ditunjukkan
oleh adanya harga HPP sesungguhnya lebih besar dari harga HPP yang
dianggarkan.
2. Kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru Yogyakarta dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 di tinjau dari :
a. Selisih harga jual
Kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru
Yogyakarta tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 cenderung
meningkat atau baik, meskipun di tahun 2004 dan 2007 kinerja
departemen pemasaran menurun atau buruk. Meningkatnya kinerja
departemen pemasaran disebabkan karena adanya harga jual
sesungguhnya yang lebih besar dari harga jual yang dianggarkan.
Sementara, menurunnya kinerja departemen pemasaran disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
karena adanya harga jual sesungguhnya yang lebih rendah dari harga
jual yang dianggarkan.
b. Selisih kuantitas bersih
Kinerja departemen pemasaran pada PT. Madu Baru
Yogyakarta tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 meningkat atau
baik. Secara umum, selisih kuantitas bersih menguntungkan karena
penjualan produk meningkat, meskipun di tahun 2006 penjualan
produk spiritus mengalami penurunan dan di tahun 2007 penjualan
produk gula juga mengalami penurunan.
B. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam peneliatian ini adalah bahwa kesimpulan
yang diambil bisa saja bias apabila asumsi keaslian data tidak terpenuhi.
Dalam hal ini, peneliti tidak bisa melacak keaslian data tersebut.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, peneliti ingin
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kinerja departemen produksi harus bisa ditingkatkan lagi dengan sedapat
mungkin menekan biaya produksi agar tidak semakin meningkat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
tahun ke tahun. Namun demikian, meskipun biaya produksi di tekan,
diharapkan kualitas produknya tetap baik dan memuaskan.
2. Departemen pemasaran diharapkan bisa lebih tanggap terhadap kondisi
pasar baik secara lokal, nasional mapun internasional sehingga bisa
memilih strategi pemasaran yang baik dan sesuai kondisi pasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemah, Soemita. (1983). Budget Perusahaan. Bandung : Sinar Dunia Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. (1992). Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : BPFE Ahyari, Agus. (1988). Anggaran Perusahaan : Pendekatan Kuantitatif, Buku 1. Yogyakarta : BPFE Basu Swastha dan Irawan. (1985). Manajemen Pemasaran Modern, Edisi dua. Yogyakarta : Liberty Ery, Himawan FX. (1993). Evaluasi Laba Kotor Studi Kasus CV Gita Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Handoko, T. Hani. (1999). Manajemen. Yogyakarta :BPFE Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (1999). Akuntansi Manajemen.
Jakarta : Erlangga
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan Per 1 April 2007. Jakarta : Salemba Empat Kartadinita, Abas. (2000). Akuntansi dan Analisis Biaya, Pendekatan terhadap Tingkah Laku Biaya. Jakarta : PT Rineka Cipta Matz dan Usry. (1990). Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian, jilid 2. Jakarta : Erlangga Munawir, S. (2002). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty Polimeni, Ralph S. dan James A.Cashin. Ahli Bahasa Badjuri. (1984). Akuntansi Keuangan 2. Edisi dua. Jakarta : Erlangga Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. (2005). Analisis Laporan Keuangan, Konsep dan Aplikasi. Edisi dua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Rodiosunu. (1986). Manajemen Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Dua. Yogyakarta : BPFE Rita Puri Wahyundari. (1992). Analisis Laba Kotor Studi Kasus PT Intan Pariwara Klaten. Skripsi. Yogyakarta : IKIP Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Supriyono, RA (2000). Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta : BPFE Supriyanto, Y. (1995). Anggaran Perusahaan : Perencanaan dan pengendalian laba. Yogyakarta : STIE YKPN Usry, F. Milton dan Adolph Matz. 1990. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Jilid dua. Jakarta : Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Pendirian perusahaan
1. Kapan perusahaan didirikan dan oleh siapa?
2. Dengan jasa notaris siapa dan berapa nomor akta pendirian
perusahaan?
3. Kapan perusahaan mulai beroperasi ?
4. Visi dan misi perusahaan ?
5. Apa tujuan didirikannya perusahaan ?
B. Lokasi Perusahaan
1. Apa yang mendasari pemilihan lokasi perusahaan ?
2. Berapa luas areal perusahaan ?
3. Apakah perusahan memiliki cabang di daerah lain ?
C. Struktur Organisasi
1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan dan bagian apa saja yang
ada dalam perusahaan ?
2. Bagaimana tugas dan wewenang dari masing-masing bagian dalam
struktur organisasi ?
3. Bagaimana dengan sistem delegasi wewenang ? mengapa demikian ?
a. Sentralisasi, alasan ?
b. Desentralisasi, alasan ?
c. Campuran (sentralisasi dan desentralisasi), alasan ?
D. Permodalan
1. Dari mana sumber modal bagi perusahaan ?
a. Modal saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Komposisi kepemilikan saham
1) ........................................= .........%
2) ........................................= .........%
3)
b. Modal asing
1) Dalam negeri .................= .........%
2) Luar negeri ....................= .........%
2. Bagaimana cara perusahaan memperoleh modal asing yang berasal
dari dalam negeri ? (mohon pilih salah satu atau lebih).
a. Penjualan obligasi = ..........................%
b. Pinjaman bank = .................................%
c. ...................
3. Negara apa saja yang menjadi sumber modal asing (luar negeri) bagi
perusahaan ?
a. Negara ....................= %
b. Negara ....................= %
c. ..................................
4. Berapa modal awal pada saat pendirian perusahaan?
II. PERSONALIA
1. Berapa jumlah karyawan tetap dan tidak tetap untuk masing-masing
bagian dalam perusahaan ?
a. Pabrik gula (mohon dituliskan pada baris yang kosong)
Bagian Jumlah karyawan tetap
(orang)
Jumlah karyawan tidak
tetap (orang)
Administarasi
umum
Akuntansi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
keuangan
Sumber daya manusia
Produksi
Pemasaran
Pengawasan
.......................
.........................
...........................
.......................
.........................
...........................
b. Pabrik spiritus (mohon dituliskan pada baris yang kosong)
Bagian Jumlah karyawan tetap
(orang)
Jumlah karyawan tidak
tetap (orang)
Administarasi
umum
Akuntansi dan
keuangan
Sumber daya manusia
Produksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Pemasaran
Pengawasan
.......................
.........................
...........................
.......................
.........................
...........................
2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi calon karyawan ?
3. Bagaimana cara perusahaan dalam merekrut karyawan ? (pilih salah satu
atau lebih).
a. Walk-ins (pelamar atau pencari kerja langsung datang ke perusahaan
dan menyerahkan surat lamaran pekerjaan)
b. Rekomendasi dari karyawan
c. Iklan
d. Agen-agen penempatan tenaga kerja
e. Lembaga-lembaga pendidikan
f. .............................................
g. ............................................
4. Sebagai bentuk balas jasa kepada karyawan, perusahaan menggunakan
sistem upah atau sistem gaji, atau sistem campuran? (mohon pilih salah
satu atau lebih).
a. Karyawan tetap
1) Sistem gaji
2) Sisten upah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
3) Sistem campuran
b. Karyawan tidak tetap
1) Sistem gaji
2) Sistem upah
3) Sistem campuran
5. Usaha apa yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas karyawan ? (mohon pilih salah satu atau lebih).
a. Pelatihan karyawan
1) Magang
2) Rotasi jabatan
3) ……………..
4) ……………...
b. Pengembangan karyawan
1) Pemindahan karyawan ke bagian lain
2) Pengetahuan teknologi bagi karyawan
3) ………………………
4) ………………………
6. Usaha apa yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan kesejahteraan
karyawan ? (mohon pilih salah satu atau lebih).
a. Penyediaan klinik kesehatan bagi karyawan
b. Penyediaan jaminan kecelakaan kerja
c. Dana pensiun
d. Rumah ibadah (.................)
e. Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi
f. Perumahan dinas
g. ...............................
h. ..................................
7. Apakah di perusahaan terdapat serikat pekerja? (mohon pilih salah satu
atau lebih).
a. Ya, ..............................(nama serikat pekerja)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
b. Tidak
III. PRODUKSI
1. Dari mana perusahaan memperoleh bahan baku untuk produk gula,
alkohol dan spiritus ?
2. Bahan baku apa saja yang digunakan untuk memproduksi gula, alkohol
dan spiritus ?
3. Usaha apa yang dilakukan untuk menjaga kualitas bahan baku ?
4. Bagaimana proses produksi gula , alkohol dan spiritus ?
5. Apakah proses produksi gula dan spiritus yang dilakukan bersifat terus
menerus atau terputus-putus?
6. Biaya-biaya apa saja yang terjadi dalam memproduksi gula , alkohol dan
spiritus?
7. Apakah ada bahan pembantu untuk memproduksi gula, alkohol dan
spiritus ?
8. Berapa kapasitas normal yang dimiliki perusahaan ?
9. Apakah ada bahan lain yang ditambahkan pada proses produksi alkohol
dan spiritus selain tetes yang berasal dari pengolahan gula ?
II PEMASARAN
1. Apakah perusahaan melakukan kegiatan promosi ? caranya ? (mohon
pilih salah satu atau lebih).
a. Iklan
b. Personel selling
c. ..........
2. Bagaimana saluran distribusi produk ? (mohon pilih salah satu atau
lebih)ok. Langsung grosir
a. Produsen – konsumen
b. Produsen – perantara – konsumen
c. ……………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
3. Apa saja yang dilakukan perusahaan dalam menganalis pasar terutama yang
berkaitan dengan persaingan dan hal-hal yang lain ? (mohon pilih salah
satu atau lebih).
a. Melakukan riset pemasaran
b. ………………………………
c. ……………………………….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
IV. AKUNTANSI DAN KEUANGAN
1. Berapa anggaran kuantitas produksi produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 ?
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik (ku)
Spiritus (liter)
Alkohol (liter)
2. Berapa realisasi kuantitas produksi produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 ?
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik
(ku)
Spiritus (liter)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Alkohol (liter)
3. Berapa anggaran harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 –
2008 ?
Tahun
produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik
(Rp)
Spiritus (Rp)
Alkohol (Rp)
4. Berapa realisasi harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula , alkohol dan spiritus pada tahun 2003 –
2008 ?
Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Produk
Gula pabrik
(Rp)
Spiritus (Rp)
Alkohol (Rp)
5. Berapa anggaran kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 ? gula pabrik
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik
(ku)
Spiritus (liter)
Alkohol (liter)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
6. Berapa realisasi kuantitas penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 ?
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik
(ku)
Spiritus (liter)
Alkohol (liter)
7. Berapa anggaran harga jual/satuan penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 ?
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
(Rp)
Spiritus (Rp)
Alkohol (Rp)
8. Berapa realisasi harga jual/satuan penjualan produk gula, alkohol dan spiritus pada tahun 2003 – 2008 ?
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik
(Rp)
Spiritus (Rp)
Alkohol (Rp)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
LAMPIRAN 2
DATA ANALISIS LABA KOTOR
1. Realisasi kuantitas produksi produk gula, spiritus dan alkohol pada tahun 2003 – 2008
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik (ku) 85.247,40 82.030,47 104.658,30 109.955,15 131.417,10 147.305,43
Spiritus (liter) 557.730 591.293 750.719 1.069.900 809.799 913.372
Alkohol (liter) 3.465.220 4.217.407 5.021.681 5.331.800 6.698.201 7.913.255
2. Realisasi harga pokok/satuan produksi (biaya produksi/satuan) produk gula , spiritus dan alkohol pada tahun 2003 – 2008
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik (Rp) 275.896,08 361.982,61 374.922,78 417.373,11 453.403,03 515.428,56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Spiritus (Rp) 3.253,35 3.397,29 3.724,95 4.877,66 4.939,70 5.511,22
Alkohol (Rp) 3.253,35 3.397,29 3.724,95 4.877,66 4.939,70 5.511,22
3. Realisasi kuantitas penjualan produk gula , spiritus dan alkohol pada tahun 2003 – 2008
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik (ku) 76.282,63 83.640,60 96.313 111.692,19 109.495,39 120.116,44
Spiritus (liter) 556.000 888.200 1.953.600 403.400 584.200 1.432.283,14
Alkohol (liter) 3.184.000 3.514.400 5.106.800 6.044.000 7.082.400 8.697.895,44
4. Realisasi harga jual/satuan penjualan produk gula , spiritus dan alkohol pada tahun 2003 – 2008
Tahun
Produk
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gula pabrik (Rp) 339.332,36 334.205,55 438.022,03 490.217,30 487.664,08 537.552,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Spiritus (Rp) 3.692,46 3.614,41 4.357 5.480,96 5.424,22 7.766,94
Alkohol (Rp) 3.610,19 3.597,48 4.146 5.497,43 5.352,77 5.952,81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
LAMPIRAN 3
PERHITUNGAN REALISASI LABA KOTOR
REALISASI LABA KOTOR TAHUN 2003
Penjualan (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Kotor (Rp) Produk Satuan
Harga/st Jumlah HPP/st Jumlah Per st Jumlah
Gula (ku) 76.282,63 339.332,36 25.885.164.860 275.896.,08 21.046.078.590 63.436,28 4.839.586.276
Alkohol (lt) 3.184.000 3.610,19 11.494.844.960 3.253,35 10.358.666.400 356,84 1.136.178.560
Spiritus (lt) 556.000 3.692,46 2.053.007.760 3.253,35 1.808.862.600 439,11 244.145.160
3.816.282,63 39.433.017.580 33.213.607.590 6.219.409.996
REALISASI LABA KOTOR TAHUN 2004
Penjualan (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Kotor (Rp) Produk Satuan
Harga/st Jumlah HPP/st Jumlah Per st Jumlah
Gula (ku) 83.640,60 334.205,55 27.953.152.730 361.982,61 30.276.442.690 (27.777,06) (2.323.289.965)
Alkohol (lt) 3.514.400 3.597,48 12.642.983.710 3.397,29 11.939.435.980 200,19 703.647.736
Spiritus (lt) 888.200 3.614,41 3.210.318.962 3.397,29 3.017.472.978 217,12 192.845.984
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
4.486.240,60 43.806.455.540 45.233.351.650 1.426.706.110
REALISASI LABA KOTOR TAHUN 2005
Penjualan (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Kotor (Rp) Produk Satuan
Harga/st Jumlah HPP/st Jumlah Per st Jumlah
Gula (ku) 96.313 438.022,03 42.187.215.780 374.922,78 36.109.937.710 63.099,25 6.077.278.065
Alkohol (lt) 5.106.800 4.146 21.172.792.800 3.724,95 19.022.574.660 421,05 2.150.218.140
Spiritus (lt) 1.953.600 4.357 8.511.835.200 3.724,95 7.277.062.320 632,05 1.234.772.880
7.156.713 71.871.843.780 62.409.574.690 9.462.269.085
REALISASI LABA KOTOR TAHUN 2006
Penjualan (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Kotor (Rp) Produk Satuan
Harga/st Jumlah HPP/st Jumlah Per st Jumlah
Gula (ku) 111.692,19 490.217,30 54.753.443.810 417.373,11 46.617.316.700 72.844,19 8.136.127.110
Alkohol (lt) 6.044.000 5.497,43 33.226.466.920 4.877,66 29.480.577.040 619,77 3.745.889.880
Spiritus (lt) 403.400 5.480,96 2.110.019.264 4.877,66 1.967.648.044 603,30 243.371.220
6.559.092,19 90.190.929.990 78.065.541.780 12.125.388.210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
REALISASI LABA KOTOR TAHUN 2007
Penjualan (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Kotor (Rp) Produk Satuan
Harga/st Jumlah HPP/st Jumlah Per st Jumlah
Gula (ku) 109.495,39 487.664,08 53.396.968.630 453.403,03 49.645.541.600 34.261,05 3.751.427.032
Alkohol (lt) 7.082.400 5.352,77 37.910.458.250 4.939,70 34.984.931.280 413,07 2.925.526.968
Spiritus (lt) 584.200 5.424,22 3.168.829.324 4.939,70 2.885.772.740 484,52 283.056.584
7.776.095,39 94.476.256.200 87.516.245.620 6.960.010.584
REALISASI LABA KOTOR TAHUN 2008
Penjualan (Rp) Harga Pokok Penjualan (Rp) Laba Kotor (Rp) Produk Satuan
Harga/st Jumlah HPP/st Jumlah Per st Jumlah
Gula (ku) 120.116,44 537.552,11 64.568.845.770 515.428,56 61.911.443.700 22.123,55 2.657.402.066
Alkohol (lt) 8.697.895,44 5.952,81 51.776.918.950 5.511,22 47.936.015.310 441,59 3.840.903.647
Spiritus (lt) 1.432.283,14 7.766,94 11.124.457.210 5.511,22 7.893.627.487 2.255,72 3.230.829.725
127.470.221.900 117.741.086.500 9.729.135.438
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
LAMPIRAN 4
ANALISIS SELISIH LABA KOTOR
ANALISIS SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2004
Laba kotor tahun 2003 Rp.6.219.409.996 Laba kotor tahun 2004 (Rp. 1.426.706.110) selisih laba kotor Rp. 7.646.116.100 faktor-faktor penyebab terjadinya selisih laba kotor 1. Selisih Penjualan
Penjualan tahun 2003 Rp.39.433.017.580 Penjualan tahun 2004 Rp.43.806.455.540 Rp.4.373.627.960 (F) a. Selisih harga jual
Kuantitas yang dijual tahun 2004 × harga jual tahun 2003 Gula = 83.640,60 × Rp.339.332,36 = Rp.28.381.962.190 Alkohol = 3.514.400 × Rp.3.610,19 = Rp.12.687.651.740 Spiritus = 888.200 × Rp.3.692,46 = Rp. 3.279.642.972 Rp.44.349.256.900 Kuantitas yang dijual tahun 2004 × harga jual tahun 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Gula = 83.640,60 × Rp. 334.205,55 = Rp. 27.953.152.730 Alkohol = 3.514.400 × Rp.3.597,48 = Rp. 12.642.983.710 Spiritus = 888.200 × Rp.3.614,41 = Rp. 3.210.318.962 Rp.43.806.455.540
Rp. 542.801.360 (UF)
b. Selisih kuantitas penjualan
Kuantitas yang dijual tahun 2003 × harga jual tahun 2003 Gula = 76.282,63 × Rp. Rp.339.332,36 = Rp.25.885.164.860 Alkohol = 3.184.000 × Rp. 3.610,19 = Rp.11.494.844.960 Spiritus = 556.000 × Rp. 3.692,46 = Rp. 2.053.007.760 Rp.39.433.017.580 Kuantitas yang dijual tahun 2004 × harga jual tahun 2003 Gula = 83.640,60 × Rp.339.332,36 = Rp.28.381.962.190 Alkohol = 3.514.400 × Rp.3.610,19 = Rp.12.687.651.740 Spiritus = 888.200 × Rp.3.692,46 = Rp. 3.279.642.972 Rp.44.349.256.900 Rp. 4.916.239.320 (F)
2. Selisih Harga Pokok Penjualan HPP 2003 Rp. 33.213.607.590 HPP 2004 Rp. 45.233.351.650 Rp. 12.019.744.060 (UF) a. Selisih harga HPP
Kuantitas yang dijual tahun 2004 × HPP tahun 2003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Gula = 83.640,60 × Rp.275.896,08 = Rp. 23.076.113.670 Alkohol = 3.514.400 × Rp.3.253,35 = Rp. 11.433.573.240 Spiritus = 888.200 × Rp.3.253,35 = Rp. 2.889.625.470 Rp.37.399.312.380 Kuantitas yang dijual tahun 2004 × HPP tahun 2004 Gula = 83.640,60 × Rp. 361.982,61 = Rp. 30.276.442.690 Alkohol = 3.514.400 × Rp. 3.397,19 = Rp. 11.939.435.980 Spiritus = 888.200 × Rp.3.397,29 = Rp. 3.017.472.978 Rp.45.233.351.650 Rp. 7.834.039.270 (F)
b. Selisih kuantitas HPP Kuantitas yang dijual tahun 2003 × HPP tahun 2003 Gula = 76.282,63 × Rp. 275.896,08 = Rp. 21.046.078.590 Alkohol = 3.184.000 × Rp. 3.253,35 = Rp. 10.358.666.400 Spiritus = 556.000 × Rp. 3.253,35 = Rp. 1.808.562.600 Rp.33.213.607.590 Kuantitas yang dijual tahun 2004 × HPP tahun 2003 Gula = 83.640,60 × Rp.275.896,08 = Rp. 23.076.113.670 Alkohol = 3.514.400 × Rp.3.253,35 = Rp. 11.433.573.240 Spiritus = 888.200 × Rp.3.253,35 = Rp. 2.889.625.470 Rp.37.399.312.380 Rp. 4.185.704.790 (UF)
3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih kuantitas penjualan = Rp. 4.916.239.320 (F) Selisih kuantitas HPP = Rp. 4.185.704.790 (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Rp. 730.534.530 (F) a. Selisih komposisi penjualan
Total kuantitas yang dijual tahun 2004 × LKR tahun 2003 4.486.240,60 × Rp. 1.629,70 = Rp. 7.311.226.306 Kuantitas yang dijual tahun 2004 × laba kotor satuan tahun 2003 Gula = 83.640,60 × Rp. 63.436,28 = Rp. 5.305.848.521 Alkohol = 3.514.400 × Rp. 356,84 = Rp. 1.254.087.496 Spiritus = 888.200 × Rp. 439,11 = Rp. 390.017.502 = Rp. 6.949.953.519 Rp. 361.272.789 (UF)
b. Selisih kuantitas penjualan final Total kuantitas yang dijual tahun 2004 × LKR tahun 2003 4.486.240,60 × Rp. 1.629,70 = Rp. 7.311.226.306
LK tahun 2003 = Rp. 6.219.409.996 Rp. 1.091.816.310 (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
ANALISIS SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2005 Laba kotor tahun 2004 (Rp. 1.426.706.110) Laba kotor tahun 2005 Rp. 9.462.269.085 Selisih laba kotor Rp. 10.888.975.200 (F) Faktor-faktor penyebab selisih laba kotor : 1. Selisih Penjualan
Penjualan tahun 2004 Rp. 43.806.455.540 Penjualan tahun 2005 Rp.71.871.843.480 Selisih penjualan Rp. 28.065.388.240 (F) a. Selisih harga jual
Kuantitas yang dijual tahun 2005 × harga jual tahun 2004 Gula = 96.313 × Rp. 334.205,55 = Rp. 32.188.339.140 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 3.597,48 = Rp.18.371.610.860 Spiritus = 1.953.600 × Rp. 3.614,41 = Rp. 7.061.111.376 Rp. 57.621.061.380 Kuantitas yang dijual tahun 2005 × harga jual tahun 2005 Gula = 96.313 × Rp. 438.022,03 = Rp. 42.187.215.780 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 4.146 = Rp. 21.172.792.800 Spiritus = 1.953.600 × Rp. 4.357 = Rp. 8.511.835.200 Rp.71.871.843.780 Rp. 14.250.782.400 (F)
b. Selisih kuantitas penjualan Kuantitas yang dijual tahun 2004 × harga jual tahun 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Gula = 83.640,60 × Rp. 334.205,55 = Rp. 27.953.152.730 Alkohol = 3.514.400 × Rp. 3.597,48 = Rp. 12.642.983.710 Spiritus = 888.200 × Rp. 3614,41 = Rp. 3.210.318.962 Rp.43.806.645.540 Kuantitas yang dijual tahun 2005 × harga jual tahun 2004 Gula = 96.313 × Rp. 334.205,55 = Rp. 32.188.339.140 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 3.597,48 = Rp.18.371.610.860 Spiritus = 1.953.600 × Rp. 3.614,41 = Rp. 7.061.111.376 Rp. 57.621.061.380 Rp. 13.814.605.840 (F)
2. Selisih Harga Pokok Penjualan HPP tahun 2004 Rp. 45.233.351.650 HPP tahun 2005 Rp.62.409.574.690 Rp. 17.176.233.040 (UF) a. Selisih harga HPP
Kuantitas yang dijual tahun 2005 × HPP tahun 2004 Gula = 96.313 × Rp. 361.982,61 = Rp. 34.863.631.120 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 3.397,29 = Rp. 17.349.280.570 Spiritus = 1.913.600 × Rp. 3.397,29 = Rp. 6.636.945.744 Rp. 58.849.857.430 Kuantitas yang dijual tahun 2005 × HPP tahun 2005 Gula = 96.313 × Rp.374.922,78 = Rp. 36.109.937.710 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 3.724,95 = Rp. 19.022.574.660
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Spiritus = 1.953.600 × Rp. 3.724,95 = Rp. 7.277.062.320 Rp.62.409.574.690 Rp.3.559.717.256 (UF)
b. Selisih kuantitas HPP Kuantitas yang dijual tahun 2004 × HPP tahun 2004 Gula = 83.640,60 × Rp. 361.982,61 = Rp. 30.276.442.690 Alkohol = 3.514.400 × Rp. 3.397,19 = Rp. 11.939.435.980 Spiritus = 888.200 × Rp.3.397,29 = Rp. 3.017.472.978 Rp.45.233.351.650 Kuantitas yang dijual tahun 2005 × HPP tahun 2004
Gula = 96.313 × Rp. 361.982,61 = Rp. 34.863.631.120 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 3.397,29 = Rp. 17.349.280.570 Spiritus = 1.913.600 × Rp. 3.397,29 = Rp. 6.636.945.744 Rp. 58.849.857.430 Rp. 13.616.505.780 (UF)
3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih kuantitas penjualan Rp. 13.814.605.840 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 13.616.505.780 (UF) Rp. 197.910.060 (F) a. Selisih komposisi penjualan
Total kuantitas yang dijual tahun 2005 × LKR tahun 2004 7.156.713 × (Rp. 318,01) (Rp. 2.275.906.301) Kuantitas yang dijual tahun 2005 × laba kotor satuan tahun 2004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Gula = 96.313 × (Rp. 27.777,06) = (Rp. 2.675.291.980) Alkohol = 5.106.800 × Rp. 200,19 = Rp. 1.022.330.292 Spiritus = 1.953.600 × Rp. 217,12 = Rp. 424.165.632 (Rp. 1.228.796.056) (Rp. 1.047.110.045) (F)
b. Selisih penjualan kuantitas final Total kuantitas yang dijual tahun 2005 × LKR tahun 2004 7.156.713 × (Rp. 318,01) (Rp. 2.275.906.301) LK tahun 2004 (Rp. 1.426.706.110) (Rp. 849.200.191) (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
ANALISIS SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2006
Laba kotor tahun 2005 Rp. 9.462.269.085 Laba kotor tahun 2006 Rp. 12.125.388.210 Selisih laba kotor tahun 2006 Rp. 2.663.119.125 (F) 1. Selisih Penjualan
Penjualan tahun 2005 Rp. 71.871.843.780 Penjualan tahun 2006 Rp. 90.190.929.990 Rp. 18.319.086.210 (F) a. Selisih harga jual
Kuantitas yang dijual tahun 2006 × harga jual tahun 2005 Gula = 111.692,19 × Rp. 438.022,03 = Rp. 48.923.639.800 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 4.146 = Rp. 25.058.424.000 Spiritus = 403.400 × Rp. 4.357 = Rp. 1.757.613.800 Rp. 75.739.677.600 Kuantitas yang dijual tahun 2006 × harga jual tahun 2006 Gula = 111.692,19 × Rp. 490.217,30 = Rp. 54.753.443.810 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 5.497,43 = Rp. 33.226.466.920 Spiritus = 403.400 × Rp. 5.480,96 = Rp. 2.211.019.264 Rp. 90.190.929.990 Rp. 14.451.252.390 (F)
b. Selisih kuantitas penjualan Kuantitas yang dijual tahun 2005 × harga jual tahun 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Gula = 96.313 × Rp. 438.022,03 = Rp. 42.187.215.780 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 4.146 = Rp. 21.172.792.800 Spiritus = 1.953.600 × Rp. 4.357 = Rp. 8.511.835.200 Rp.71.871.843.780 Kuantitas yang dijual tahun 2006 × harga jual tahun 2005 Gula = 111.692,19 × Rp. 438.022,03 = Rp. 48.923.639.800 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 4.146 = Rp. 25.058.424.000 Spiritus = 403.400 × Rp. 4.357 = Rp. 1.757.613.800 Rp. 75.739.677.600 Rp. 3.867.833.820 (F)
2. Selisih Harga Pokok Penjualan HPP tahun 2005 Rp. 62.409.574.690 HPP tahun 2006 Rp. 78.065.541.780 Rp. 15.655.967.090 (UF) a. Selisih harga HPP
Kuantitas yang dijual tahun 2006 × HPP tahun 2005 Gula = 111.692,19 × Rp. 374.922,78 = Rp. 41.875.946.380 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 3.724,95 = Rp. 22.513.597.800 Spiritus = 403.400 × Rp. 3.724,95 = Rp. 1.502.644.830 Rp. 65.892.189.010 Kuantitas yang dijual tahun 2006 × HPP tahun 2006 Gula = 111.692,19 × Rp. 417.373,11 = Rp. 46.617.316.700 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 4.877,66 = Rp. 29.480.577.040
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Spiritus = 403.400 × Rp. 4.877,66 = Rp. 1.967.648.044 Rp. 78.065.541.780 Rp. 12.173.352.770 (UF)
b. Selisih kuantitas HPP Kuantitas yang dijual tahun 2005 × HPP tahun 2005 Gula = 96.313 × Rp.374.922,78 = Rp. 36.109.937.710 Alkohol = 5.106.800 × Rp. 3.724,95 = Rp. 19.022.574.660 Spiritus = 1.953.600 × Rp. 3.724,95 = Rp. 7.277.062.320 Rp.62.409.574.690 Kuantitas yang dijual tahun 2006 × HPP tahun 2005 Gula = 111.692,19 × Rp. 374.922,78 = Rp. 41.875.946.380 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 3.724,95 = Rp. 22.513.597.800 Spiritus = 403.400 × Rp. 3.724,95 = Rp. 1.502.644.830 Rp. 65.892.189.010 Rp. 3.482.614.320 (UF)
3. Selisih kuantitas bersih Selisih kuantitas penjualan = Rp. 3.867.833.820 (F) Selisih kuantitas HPP = Rp. 3.482.614.320 (UF) Rp. 385.219.500 (F) a. Selisih komposisi penjualan
Total kuantitas yang dijual tahun 2006 × LKR tahun 2005 6.559.092,19 × Rp. 1.322,15 Rp. 8.672.103.739 Kuantitas yang dijual tahun 2006 × laba per satuan tahun 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Gula = 111.692,19 × Rp. 63.099,25 = Rp. 7.047.693.420 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 421,05 = Rp. 2.544.826.200 Spiritus = 403.400 × Rp. 632,05 = Rp. 254.968.970 Rp. 9.847.488.590 Rp. 1.175.384.851 (F)
b. Selisih kuantitas penjualan final Total kuantitas yang dijual tahun 2006 × LKR tahun 2005 6.559.092,19 × Rp Rp. 1.322,15 Rp. 8.672.103.739 Laba kotor tahun 2005 Rp. 9.462.269.085 Rp790.165.346 (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
ANALISIS SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2007
Laba kotor tahun 2006 Rp. 12.125.388.210 Laba kotor tahun 2007 Rp. 6.960.010.584 Selisih laba kotor Rp. 5.165.377.626
Faktor-faktor penyebab selisih laba kotor : 1. Selisih Penjualan
Penjualan tahun 2006 Rp. 90.190.929.990 Penjualan tahun 2007 Rp. 94.476.256.200 Rp. 4.285.326.210 (F) a. Selisih harga jual
Kuantitas yang dijual tahun 2007 × harga jual tahun 2006 Gula = 109.495,39 × Rp. 490.217,30 = Rp. 53.676.534.450 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 5.497,43 = Rp. 38.934.998.200 Spiritus = 584.200 × Rp. 5.480,96 = Rp. 3.201.976.832 Rp. 95.813.509.510 Kuantitas yang dijual tahun 2007 × harga jual tahun 2007 Gula = 109.495,39 × Rp. 487.664,08 = Rp. 53.396.968.630 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 5.352,77 = Rp. 37.910.458.250 Spiritus = 584.200 × Rp. 5.424,22 = Rp. 3.168.829.324 Rp. 94.476.256.200 Rp. 1.337.253.310 (UF)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
b. Selisih kuantitas penjualan Kuantitas yang dijual tahun 2006 × harga jual tahun 2006 Gula = 111.692,19 × Rp. 490.217,30 = Rp. 54.753.443.810 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 5.497,43 = Rp. 33.226.466.920 Spiritus = 403.400 × Rp. 5.480,96 = Rp. 2.211.019.264 Rp. 90.190.929.990
Kuantitas yang dijual tahun 2007 × harga jual tahun 2006 Gula = 109.495,39 × Rp. 490.217,30 = Rp. 53.676.534.450 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 5.497,43 = Rp. 38.934.998.200 Spiritus = 584.200 × Rp. 5.480,96 = Rp. 3.201.976.832 Rp. 95.813.509.510 Rp. 5.622.579.520 (F)
2. Selisih Harga Pokok Penjualan HPP tahun 2006 Rp. 78.065.541.780 HPP tahun 2007 Rp. 87.516.245.620
Rp. 9.450.703.840 (UF)
a. Selisih harga HPP Kuantitas yang dijual tahun 2007 × HPP tahun 2006 Gula = 109.495,39 × Rp. 417.373,11 = Rp. 45.700.451.460 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 4.877,66 = Rp. 34.545.539.180 Spiritus = 584.200 × Rp. 4.877,66 = Rp. 2.849.528.972 Rp. 83.095.499.610
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Kuantitas yang dijual tahun 2007 × HPP tahun 2007 Gula = 109.495,39 × Rp. 453.403,03 = Rp. 49.645.541.600 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 4.939,70 = Rp. 34.984.931.280 Spiritus = 584.200 × Rp. 4.939,70 = Rp. 2.885.772.740 Rp. 87.516.245.620 Rp. 4.420.746.008 (UF)
b. Selisih kuantitas HPP Kuantitas yang dijual tahun 2006 × HPP tahun 2006 Gula = 111.692,19 × Rp. 417.373,11 = Rp. 46.617.316.700 Alkohol = 6.044.000 × Rp. 4.877,66 = Rp. 29.480.577.040 Spiritus = 403.400 × Rp. 4.877,66 = Rp. 1.967.648.044 Rp. 78.065.541.780 Kuantitas yang dijual tahun 2007 × HPP tahun 2006 Gula = 109.495,39 × Rp. 417.373,11 = Rp. 45.700.451.460 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 4.877,66 = Rp. 34.545.539.180 Spiritus = 584.200 × Rp. 4.877,66 = Rp. 2.849.528.972 Rp. 83.095.499.610 Rp. 5.029.957.830 (UF)
3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih kuantitas penjualan Rp. 5.622.579.520 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 5.029.957.830 (UF) Rp. 592.621.690 (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
a. Selisih komposisi penjualan Total kuantitas yang dijual tahun 2007 × LKR tahun 2006 7.776.095,39 × Rp. 1.848,64 Rp. 14.375.200.980 Kuantitas yang dijual tahun 2007 × laba per satuan tahun 2006 Gula = 109.495,39 × Rp. 72.844,19 = Rp. 7.976.102.993 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 619,77 = Rp. 4.389.459.048 Spiritus = 584.200 × Rp. 603,30 = Rp. 352.447.860 Rp. 12.718.009.900 Rp. 1.657.191.080 (UF)
b. Selisih kuantitas final Total kuantitas yang dijual tahun 2007 × LKR tahun 2006 7.776.095,39 × Rp. 1.848,64 Rp. 14.375.200.980 Laba kotor tahhun 2006 Rp. 12.125.388.210 Rp. 2.249.812.770 (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
ANALISIS SELISIH LABA KOTOR TAHUN 2008
Laba kotor tahun 2007 Rp. 6.960.010.584 Laba kotor tahun 2008 Rp. 9.729.135.438 Selisih laba kotor Rp. 2.769.124.854
Faktor-faktor penyebab selisih laba kotor : 1. Selisih Penjualan
Penjualan tahun 2007 Rp. 94.476.256.200 Penjualan tahun 2008 Rp. 127.470.221.900 Rp. 32.993.965.700 (F) a. Selisih harga jual
Kuantitas yang dijual tahun 2008 × harga jual tahun 2007 Gula = 120.116,44 × Rp. 487.664,08 = Rp. 58.576.473.210 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 5.352,77 = Rp. 46.557.833.770 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 5.424,22 = Rp. 7.769.018.854 Rp. 112.903.325.800 Kuantitas yang dijual tahun 2008 × harga jual tahun 2008 Gula = 120.116,44 × Rp. 537.552,11 = Rp. 64.568.845.770 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 5.952,81 = Rp. 51.776.918.950 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 7.766,94 = Rp. 11.124.457.210 Rp. 127.470.221.900 Rp. 14.566.896.100 (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
b. Selisih kuantitas penjualan Kuantitas yang dijual tahun 2007 × harga jual tahun 2007 Gula = 109.495,39 × Rp. 487.664,08 = Rp. 53.396.968.630 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 5.352,77 = Rp. 37.910.458.250 Spiritus = 584.200 × Rp. 5.424,22 = Rp. 3.168.829.324 Rp. 90.190.929.990
Kuantitas yang dijual tahun 2008 × harga jual tahun 2007 Gula = 120.116,44 × Rp. 487.664,08 = Rp. 58.576.473.210 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 5.352,77 = Rp. 46.557.833.770 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 5.424,22 = Rp. 7.769.018.854 Rp. 112.903.325.800 Rp. 18.427.069.600 (F)
2. Selisih Harga Pokok Penjualan HPP tahun 2007 Rp. 87.516.245.620 HPP tahun 2008 Rp. 117.741.086.500
Rp. 30.224.840.880 (UF)
a. Selisih harga HPP Kuantitas yang dijual tahun 2008 × HPP tahun 2007 Gula = 120.116,44 × Rp. 453.403,03 = Rp. 54.461.157.850 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 4.939,70 = Rp. 42.964.994.110 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 4.939,70 = Rp. 7.075.049.027 Rp. 104.501.201.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Kuantitas yang dijual tahun 2008 × HPP tahun 2008 Gula = 120.116,44 × Rp. 453.403,03 = Rp. 61.911.443.700 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 4.939,70 = Rp. 47.936.015.310 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 4.939,70 = Rp. 7.893.627.487 Rp. 117.741.086.500 Rp. 13.239.885.500 (UF)
b. Selisih kuantitas HPP Kuantitas yang dijual tahun 2007 × HPP tahun 2007 Gula = 109.495,39 × Rp. 453.403,03 = Rp. 49.645.541.600 Alkohol = 7.082.400 × Rp. 4.939,70 = Rp. 34.984.931.280 Spiritus = 584.200 × Rp. 4.939,70 = Rp. 2.885.772.740 Rp. 87.516.245.620
Kuantitas yang dijual tahun 2008 × HPP tahun 2007 Gula = 120.116,44 × Rp. 453.403,03 = Rp. 54.461.157.850 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 4.939,70 = Rp. 42.964.994.110 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 4.939,70 = Rp. 7.075.049.027 Rp. 104.501.201.000 Rp. 16.984.955.380 (UF)
3. Selisih Kuantitas Bersih Selisih kuantitas penjualan Rp.18.427.069.600 (F) Selisih kuantitas HPP Rp. 16.984.955.380 (UF) Rp. 1.442.114.220 (F) a. Selisih komposisi penjualan
Total kuantitas yang dijual tahun 2008 × LKR tahun 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
10.250.295,02 × Rp. 895,05 Rp. 9.174.526.558 Kuantitas yang dijual tahun 2008 × laba per satuan tahun 2007 Gula = 120.116,44 × Rp. 34.261,05 = Rp. 4.115.315.357 Alkohol = 8.697.895,44 × Rp. 413,07 = Rp. 3.592.839.669 Spiritus = 1.432.283,14 × Rp. 484,52 = Rp. 693.969.827 Rp. 8.402.124.853 Rp. 772.401.705 (UF)
b. Selisih kuantitas final Total kuantitas yang dijual tahun 2008 × LKR tahun 2007 10.250.295,02 × Rp. 895,05 Rp. 9.174.526.558 Laba kotor tahun 2007 Rp. 6.960.010.584 Rp. 2.214.515.974 (F)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
LAMPIRAN 5
PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
LAMPIRAN 6
SURAT KETERANGAN DARI PERUSAHAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
LAMPIRAN 7
PERNYATAAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya telah melakukan penelitian
untuk keperluan penyusunan skripsi di PT. Madu Baru Yogyakarta mulai tanggal
16 Maret 2009 sampai dengan 30 April 2009.
Yogyakarta, 25 Mei 2009
Visensia Paschalina Ossot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI