PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya...

207
SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Monica Dewi Pratiwi NIM: 101124028 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

SUMBANGAN KATEKESE UMAT

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT

LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER,

PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG,

JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Monica Dewi Pratiwi

NIM: 101124028

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

orang tuaku tercinta: Paulus Sugita dan Victoria Suprihatin

berserta kakak-kakakku tersayang: Agustinus Eko Pramustiyowidi,

dan Yohanes Wikan Kharismawan,

keluarga-keluarga dan umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut,

Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

v

MOTTO

“Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir

yang akan menjadi orang yang terdahulu

dan ada orang yang terdahulu

yang akan menjadi orang yang terakhir."

(Luk 13:30)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

viii

ABSTRAK

Judul skripsi SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT LINGKUNGAN

SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA, SUMBER,

PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG, JAWA

TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS. Skripsi ini memiliki

latar belakang bahwa dalam kehidupan umat kurang mampu menghayati iman

khususnya bagi orang dewasa dan orang tua. Masih banyak umat yang kurang

memahami imannya dan menerapkannya dalam hidup. Umat kurang mampu

mendalami pengalaman hidupnya menjadi bermakna. Persoalan pokok pada

skripsi ini adalah iman setiap umat sebaiknya selalu dikembangkan. Akan tetapi

pada kenyataanya umat yang berusia dewasa dan tua kurang mendapat perhatian

dari Gereja. Oleh sebab itu untuk mendalami persoalan yang dihadapi umat,

penulis melakukan penyebaran kuesioner dan studi pustaka yang bersumber dari

Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan pandangan para ahli.

Katekese umat merupakan proses sharing pengalaman iman yang mampu

meneguhkan iman umat. Melalui katekese, umat diharapkan terbantu untuk

mendalami pesan Kitab Suci berdasarkan pengalaman hidup. Sedangkan

keberhasilan katekese umat membutuhkan kerjasama antara umat sebagai peserta

dan pendamping. Dalam proses katekese umat, melibatkan beberapa unsur yaitu

sharing pengalaman iman, pendalaman pesan Kitab Suci, menerapkan iman

Kristiani dalam kehidupan dan doa bersama. Tetapi umat belum memanfaatkan

peluang yang ada, banyak umat belum terlibat dalam proses katekese umat. Di

usia dewasa dan usia tua mereka menghadapi banyak tantangan dan persolan

hidup, oleh karena itu kehadiran katekese umat sangat membantu dan

mempengaruhi penghayatan iman supaya umat memiliki iman yang kuat dalam

menghadapi kehidupan. Salah satu model katekese umat yang dapat membantu

umat meningkatkan penghayatan iman adalah model Shared Christian Praxis.

Model SCP menekankan dialog dan partisipasi supaya mendorong umat untuk

mengungkapkan visi dan misi hidup dengan Visi dan Misi Kristiani, sehingga

umat mampu untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Penulis dalam skripsi ini mengusulkan katekese umat model SCP untuk

membantu umat meningkatkan penghayatan iman. Umat diharapkan terbantu

dalam mendalami pengalaman hidupnya berdasarkan wahyu Tuhan sehingga umat

dapat mengembangkan dan mendalami imannya melalui tindakan nyata dalam

hidup. Adapun tema umum yang diangkat adalah “Membangun Kebersamaan

dalam Meningkatkan Penghayatan Iman”. Tujuannya adalah bersama

pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami pentingnya arti

kebersamaan dalam meningkatkan penghayatan iman sehingga peserta dapat

bersama-sama membangun kebersamaan dalam hidup berkomunitas dan

melibatkan diri dalam kegiatan menggereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is THE CONTRIBUTION OF COMMUNITY

CATECHESIS TO IMPROVE THE FAITHFUL’S FAITH IN SAINT JOSEPH

DISTRICT, BERUT, SANTA MARTA REGION, SUMBER, SANTA MARIA

LOURDES PARISH, SUMBER, MAGELANG, CENTRAL JAVA THROUGH

SHARED CHRISTIAN PRAXIS. The background of this thesis is based on the fact

that christian elderly could not live their faith in their life. Many people do not

understand their own and can not apply it in their life. People could not make their

life experiences more meaningful. The key issue of this thesis is to develop

lifelong faith formation of every people. But in reality christian elderly do not

receivefully atention from Church. There, to explore the problem, the author

spread questionnaires, do literature study from Bible, Church documents, and

from experts point of view.

Community catechesis ia a prosess of sharing experiences of people of faith

that is meant to confirm the faith of the people. Throught people catechesis, is

expected to help the faithful’s deepen the message of the Bible based on their life

experiences. On the other hand, community catechesis can be successful there is it

cooperation among people as participants and chaperones. In the process of

community catechesis, it involves several elements by sharing faith experience, by

deepening the message of Bible, by applying christian faith in life and prayering

together. But many pople have not yet used the advantages. Many people have not

been involved in the process of community catechesis. Adult and elderly faced

many challenges and life problem, therefore the presence of community catechesis

really help and influence faithful’s faith, so that they can have strong faith for

their life. One model of community catechesis that can help people to develop

faith formation the Shared Christian Praxis model. SCP model emphasize

dialogue and participation in order encourage people to express the vision and

mossion on their life with Vision and Mission Christian so that people were able

to actualize meaning God’s Kingdom.

The writer in this paper proposes a model community catechesis SCP to

help people improve the appreciation of faith. People are expected to gain help in

deepening the experience of life based on the revelation of God so that people can

develop and deepen their faith throught concrete action in life. The theme raised is

to “Building Fellowship to Develop Faithful’s Faith”. The gold of this theme is

together with the chaperones, participants are invited to ralize and understand the

important of being together to develop faithful’s faith so that they can buil

fellowship in their own community and participate into Church activities.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan karena cinta kasih-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul SUMBANGAN KATEKESE UMAT

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT

LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA,

SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG,

JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan

banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dengan

setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku Dosen Pembimbing Utama, yang

selalu memberi perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis

dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan dosen penguji kedua, yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

3. Drs. L. Bambang H.Y., M.Hum., selaku dosen penguji ketiga, yang sering

mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap staf dosen dan seluruh karyawan prodi IPPAK Universitas Sanata

Dharma, yang secara tidak langsung selalu memberikan semangat kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xi

penulis dalam menyelesaikan studi di IPPAK dan telah mendidik serta

membimbing penulis selama belajar di IPPAK.

5. Aloysius Martoyoto Wiyono, Pr, sebagai Pastor Paroki St. Maria Lourdes,

Sumber, Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan memberi dukungan dalam menyelesaikan studi di

Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.

6. Ketua Lingkungan dan seluruh umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut yang

telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua beserta sanak keluarga dengan ketulusan hati mendoakan,

membantu, mendampingi, memberikan dukungan dan memberikan motivasi

sepenuhnya bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan di Prodi IPPAK

Universitas Sanata Dharma.

8. Sahabat-sahabat tercinta: Tiara Wulandari Mustikarani dan Hana Puspita

Canti yang dengan setia memberikan dukungan dan selalu memberikan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Segenap teman-teman tercinta mahasiswa angkatan 2010 dan lintas angkatan

yang telah mendukung dan berdinamika bersama dalam studi di IPPAK

sehingga tercipta kebersamaan sebagai keluarga IPPAK.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang dengan

tulus hati telah memberikan kritik, saran, dukungan, dan semangat dalam

menyelesaikan studi di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xx

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 4

D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 5

E. Metode Penulisan ............................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 5

BAB II. PENELITIAN TENTANG KATEKESE UMAT DI

LINGKUNGAN ST. YUSUF, BERUT, WILAYAH ST. MARTA

SUMBER, PAROKI ST. MARIA LOURDES, SUMBER,

MAGELANG ...................................................................................... 8

A. Gambaran Umum Situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ........... 8

1. Sejarah Berdirinya Gereja St. Maria Lourdes, Sumber ............. 8

2. Visi dan Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ...................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xiv

a. Visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber .............................. 10

b. Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber .............................. 11

3. Karya Pastoral di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ................ 12

4. Letak Geografis .......................................................................... 12

5. Situasi Umum Paroki St. Maria Lourdes, Sumber ..................... 13

6. Situasi Sosial dan Ekonomi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber 15

B. Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah

St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber , Magelang .. 16 1. Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St.

Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber .................... 16

2. Situasi Katekese Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut,

Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber 17

C. Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka

Meningkatkan Penghayatan Iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut,

Wilayah St. Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber,

Magelang ........................................................................................... 20 1. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 20

2. Rumusan Permasalahan .............................................................. 21

3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 21

4. Metodologi Penelitian ................................................................. 22

a. Metode Penelitian ................................................................. 22

b. Jenis Penelitian ...................................................................... 22

c. Alat Pengumpulan Data ........................................................ 22

d. Tempat Penelitian................................................................... 23

e. Waktu Penelitian ................................................................... 23

f. Responden ............................................................................. 23

g. Sampel .................................................................................. 23

h. Variabel Penelitian ............................................................... 24

i. Teknik Analisis Data .............................................................. 25

D. Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka

Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf,

Berut ................................................................................................... 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xv

1. Identitas Responden ................................................................... 26

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ........ 27

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat ......................... 28

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ........................... 31

c. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat .................... 33

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat ............. 35

e. Harapan terhadap Katekese Umat ......................................... 36

f. Usulan terhadap Katekese Umat ......................................... 38

3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ......... 39 a. Pemahaman Umat terhadap Iman ......................................... 39

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ......................... 41

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat .............................. 42

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan

Iman ...................................................................................... 45

E. Pembahasan Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam

Rangka Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St.

Yusuf, Berut .................................................................................... 48 1. Identitas Responden ................................................................... 48

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ...... 49

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat ......................... 49

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat ........................... 52

c. Hambatan yang Terjadi dalam Katekese Umat .................... 54

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat ............. 56

e. Harapan terhadap Katekese Umat ......................................... 57

f. Usulan terhadap Katekese Umat ......................................... 59

3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ........ 60

a. Pemahaman Umat terhadap Iman ......................................... 60

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ......................... 62

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat .............................. 63

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan

Iman ...................................................................................... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xvi

F. Kesimpulan Penelitian ...................................................................... 69

BAB III. KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

DALAM PENGHAYATAN IMAN ............................................ 71

A. Gambaran Umum tentang Katekese ................................................ 72

1. Tempat Katekese dalam Pastoral Gereja .................................... 72

2. Pengertian Umum Katekese ........................................................ 76

3. Tujuan Katekese .......................................................................... 78

4. Isi Katekese .................................................................................. 79

5. Pendekatan-pendekatan Katekese .............................................. 80

a. Pendekataan Biblis/Kitab Suci .............................................. 81

b. Pendekatan Antropologis/Pengalaman Manusia .................. 81

c. Pendekatan Masalah............................................................... 82

d. Pendekatan Peristiwa ............................................................ 82

e. Pendekatan Alam ................................................................... 83

6. Sarana Katekese .......................................................................... 83

B. Gambaran Umum tentang Katekese Umat ...................................... 84

1. Pengertian Umum Katekese Umat .............................................. 85

2. Tujuan Katekese Umat ............................................................... 85

3. Isi Katekese Umat ........................................................................ 87

4. Sarana Katekese Umat ................................................................. 87

5. Model Katekese Umat ................................................................. 88

a. Model Pengalaman Hidup ..................................................... 88

b. Model Biblis .......................................................................... 90

c. Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup ............... 91

C. Shared Christian Praxis: Salah Satu Model Katekese Umat ........... 92

1. Pengertian Shared Christian Praxis ............................................ 92

a. Shared .................................................................................. 93

b. Christian ............................................................................... 94

c. Praxis .................................................................................... 95

2. Langkah Katekese Umat Model Shared Christian Praxis ........... 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xvii

a. Langkah 0: Pemusatan Aktifitas ....................................... 97

b. Langkah I: Pengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta ....... 98

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ............. 100

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani Peserta . 102

e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi

Konkrit ............................................................................... 103

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret ............... 105

3. Tinjauan Kritis Katekese Umat Model Shared Christian Praxis 107

a. Urutan Langkah ................................................................... 108

b. Peserta .................................................................................... 108

c. Penggunaan Waktu ............................................................... 109

d. Keterampilan Katekis ............................................................ 109

D. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ....................................... 110

1. Penghayatan Iman ...................................................................... 110

2. Bentuk dan Cara Penghayatan Iman dalam Katekese Umat .... 113

a. Bentuk Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ............... 114

b. Cara Penghayatan Iman dalam Katekese Umat .................. 114

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penghayatan Iman dalam

Katekese Umat ........................................................................... 115 a. Faktor Pendukung Penghayatan Iman dalam Katekese

Umat ..................................................................................... 115

b. Faktor Penghambat Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ................................................................................... 116

4. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat Model Shared Christian Praxis ........................................................................ 117 a. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah 0: Pemusatan

Aktifitas ............................................................................... 118

b. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah I:

Pengungkapan Pengalaman Hidup Peserta ............................ 119

c. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah II:

Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ................................. 120

d. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah III: Menggali

Pengalaman Iman Kristiani Peserta .................................... 121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xviii

e. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah IV:

Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit ............ 122

f. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah V:

Mengusahakan Suatu Aksi Konkret .................................... 124 BAB IV. USULAN KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN

PRAXIS UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN

UMAT LINGKUNGAN ST. YUSUF, BERUT, WILAYAH ST.

MARTA, SUMBER, PAROKI ST. MARIA LOURDES,

SUMBER, MAGELANG ............................................................... 125

A. Latar Belakang Usulan Katekese Umat Model Shared Christian

Praxis ................................................................................................ 125

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ................................................ 126

C. Rumusan Tema dan Tujuan ............................................................... 128

D. Matrik Usulan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis bagi

Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang .............................. 131

E. Petunjuk Pelaksanaan Usulan Katekese Umat .................................. 135

F. Contoh Persiapan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis . 136

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 149

A. Kesimpulan ........................................................................................ 149

B. Saran .................................................................................................. 151

1. Bagi Pendamping Katekese Umat .............................................. 152

2. Bagi Umat .................................................................................... 152

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 154

LAMPIRAN .................................................................................................. 157

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Pastor Kepala

Paroki ............................................................................. (1) Lampiran 2: Surat Izin Penelitian untuk Ketua Lingkungan St. Yusuf,

Berut ................................................................................. (2) Lampiran 3: Surat Bukti Melaksanakan Penelitian .............................. (3)

Lampiran 4: Pedoman Wawancara dengan Ketua Lingkungan

St. Yusuf, Berut ................................................................ (4) Lampiran 5: Rangkuman Hasil Wawancara dengan Ketua Lingkungan

St. Yusuf, Berut ................................................................. (5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xix

Lampiran 6: Kuesioner untuk Penelitian ............................................ (10)

Lampiran 7: Contoh Isian Kuesioner Penelitian .................................. (17)

Lampiran 8: Kumpulan Lagu-lagu ..................................................... (25)

Lampiran 9: Cerita: Daun-daun dan Orang ............................................ (26)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xx

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan

kepada umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departeman Agama

Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal.

8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Paus Yohanes Paulus II

kepada para Uskup, Klerus, dan segenap umat beriman

tentang ketekese masa kini, 16 Oktober 1979.

DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang

wahyu ilahi, 18 November 1965.

KGK : Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Yohanes Paulus

II, 25 Juni 1992.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan

oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.

LG : Lumen Gentium. Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II

tentang Gereja, 21 November 1964.

Youcat : Youcat Indonesia – Katekismus Populer, disahkan oleh Paus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xxi

Benedictus XVI, tahun 2010. Dokumen asli diterbitkan

tahun 2010, R.D. Yohanes Dwi Harsanto, dkk (Penerjemah).

C. Singkatan lain-lain

AK : Suster-suster Abdi Kristus

Art : Artikel

Bdk : Bandingkan

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

Dll : Dan lain-lain

Dst : Dan seterusnya

Hal : Halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

J : Jumlah responden yang menjawab salah satu item jawaban

dalam soal kuesioner.

JIP : Jurusan Ilmu Pendidikan

Kamtibmas : Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Kan : Kanon

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi III), yang disusun

oleh Balai Pustaka Jakarta

KK : Kepala Keluarga

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

LAI : Lembaga Alkitab Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xxii

LBI : Lembaga Biblika Indonesia

LCD : Liquid Crystal Display

MB : Madah Bakti, No.553, 478, 501, 533 Buku Doa dan

Nyanyian Edisi 2000 yang disusun oleh Pusat Musik Liturgi

Yogyakarta

N : Jumlah responden

No : Nomor

OMK : Orang Muda Katolik

PAK : Pendalaman Agama Katolik

PIA : Pendalaman Iman Anak

PIR : Pendalaman Iman Remaja

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PML : Pusat Musik Liturgi

PNS : Pegawai Negara Sipil

PPL : Program Pengalaman Lapangan

Pr : Projo

Prodi : Program Studi

PS : Puji Syukur, No. 615, Buku Doa dan Nyanyian Gerejawi

yang disusun oleh Komisi Liturgi Konferensi Waligereja

Indonesia tahun 1992

Rm : Romo

RT : Rukun Tetangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xxiii

SCP : Shared Christian Praxis

SD : Sekolah Dasar

SJ : Serikat Jesuit

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

Sosekbud : Sosial, ekonomi, dan budaya

SR : Sekolah Rakyat

USD : Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

xxiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Variabel Penelitian .......................................................................... 24

Tabel 2: Identitas Responden ........................................................................ 26

Tabel 3: Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat .................................. 28

Tabel 4: Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat .................................. 31

Tabel 5: Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat ................................ 33

Tabel 6: Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat ...................... 35

Tabel 7: Harapan terhadap Katekese Umat ................................................... 36

Tabel 8: Usulan terhadap Katekese Umat ..................................................... 38

Tabel 9: Pemahaman Umat terhadap Iman ................................................... 39

Tabel 10: Penghayatan Iman dalam Katekese Umat ..................................... 41

Tabel 11: Perwujudan Iman dalam Katekese Umat ....................................... 42

Tabel 12: Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman . 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman sekarang iman yang kuat masih sangat dibutuhkan oleh setiap umat

untuk bisa menghadapi perkembangan zaman dan permasalah hidup. Dari usia

anak-anak sampai dengan tua, mereka perlu mendapatkan pendampingan supaya

iman mereka terus bertumbuh dan berkembang dalam hidup. Khususnya umat yang

sudah berusia dewasa dan tua juga masih memerlukan pendampingan supaya iman

mereka semakin berkembang untuk menghadapi kehidupan. Umat yang berusia

dewasa dan tua pasti menghadapi berbagai macam persolan hidup dari lingkungan

keluarga, sosial, maupun pribadi. Persoalan hidup tersebut harus dihadapi dengan

ketegaran dan dengan iman yang kuat. Walaupun pada kenyataanya masih banyak

umat kurang bisa menyikapi persolan tersebut dengan iman tetapi malah

menghindar dari masalah. Oleh sebab itulah Gereja memiliki tugas untuk

mewartakan Kabar Gembira kepada semua umat supaya umat juga terbantu untuk

mendalami dan mengembangkan imannya.

Gereja memiliki tugas mewartakan Kabar Gembira kepada seluruh umat

tanpa memandang perbedaan. Oleh sebab itu Gereja berupaya untuk membangun

kebiasaan hidup rohani dan menemukan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu

umat mendewasakan iman Salah satu kegiatan Gereja yang sudah dikenal oleh

umat adalah katekese umat. Setiap Lingkungan menyelenggarakan katekese umat

pada masa-masa tertentu (Prapaskah, Adven, BKSN), atau Lingkungan dengan

sengaja melaksanakan katekese umat sebagai kegiatan rutin yang harus

dilaksanakan demi kepentingan bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

2

Berdasarkan PKKI II katekese umat merupakan proses komunikasi

pengalaman iman antar umat sehingga umat dapat saling bersaksi dan mampu

memperteguhkan dan menyempurnakan iman setiap umat. Katekese umat juga

mengandaikan adanya perencanaan dengan tidak meninggalkan pengetahuan

Tujuan katekese umat adalah mendalami pengalaman hidup dengan terang Kitab

Suci supaya terjadi pertobatan terus menerus. Iman umat semakin beriman dan

dapat mewujudkan imanya dalam kehidupan sehari-hari sehingga bersatu dengan

Kristus (Huber, 1981b: 15-16).

Pada dasarnya katekese umat dapat ditujukan kepada anak-anak, remaja,

orang muda, orang dewasa dan orang tua. Melalui katekese umat dibantu untuk

dekat dan mendalami pesan dalam Kitab Suci yang terkandung di dalamnya

sehingga umat dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

berkatekese umat dapat belajar banyak hal misalnya dapat saling mengenal pribadi

satu sama lain, peka terhadap kebutuhan umat, imannya semakin berkembang dan

diteguhkan, serta semakin mengenal pribadi-Nya, dll.

Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis umat yang berusia dewasa dan

tua kurang mendapatkan perhatian dari pihak Gereja. Gereja lebih fokus untuk

lebih memberikan pelayanan terhadap kaum muda dengan alasan mereka adalah

para generasi penerus Gereja. Padahal Kabar Gembira hendaknya selalu diwartakan

kepada siapa saja dan tanpa mengenal batasan umur. Pelayanan juga terus

diberikan kepada umat yang sudah dewasa maupun tua karena mereka

membutuhkan iman yang kokoh untuk menghadapi permasalah hidupnya.

Iman memang penting dalam hidup umat, hal ini juga dikatakan oleh Injil

Matius yaitu “Ia berkata kepada mereka: Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

3

berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji

sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana,

maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu“ (Mat 17:20).

Dalam kutipan tersebut sudah sangat jelas bahwa sekecil apa pun iman yang

dimiliki oleh seseorang akan menjadi berguna dan berpengaruh dalam hidupnya

jika iman tersebut terus dikembangkan. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini

dapat dihadapi dengan iman. Tidak ada yang mustahil terjadi dalam kehidupan

umat bila melakukannya dengan iman.

Penulis melaksanakan penelitian untuk mengetahui gambaran umum

katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan katekese umat terhadap penghayatan iman

umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut sehingga umat dapat menjadi saksi Kristus

dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis berusaha untuk mengajak umat di Lingkungan St. Yusuf supaya

dapat melibatkan diri dalam kegiatan menggereja terutama kegiatan katekese umat

yang ada di Lingkungan. Melalui katekese umat diharapkan umat mampu terbantu

untuk mendalami pengalaman-pengalaman hidupnya berdasarkan pesan dalam

Kitab Suci. Dengan mengikuti katekese umat diharapkan semakin tekun

mengembangkan dan mendalami imannya dan mampu mewujudkan imannya

dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga ingin mencoba mengusulkan salah satu

model katekese umat Shared Christian Praxis yang cocok bagi umat setempat

supaya umat terbantu untuk meningkatkan penghayatan iman.Usulan ini mengajak

umat untuk terlibat aktif dalam katekese umat karena katekese umat dapat

memberikan pengaruh dan manfaat dalam kehidupan. Katekese umat merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

4

kegiatan yang melibatkan doa bersama, dan dialog antar umat dan Tuhan. Maka

penulis mengangkat judul SUMBANGAN KATEKESE UMAT DALAM

RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT

LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT, WILAYAH SANTA MARTA,

SUMBER, PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG,

JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis akan memberi perhatian

khusus pada masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf,

Berut?

2. Apa gambaran umum dari katekese umat?

3. Bagaimana katekese umat model Shared Christian Praxis dapat meningkatkan

penghayatan iman umat Lingkungan St. Yusuf, Berut?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui gambaran umum katekese umat yang berlangsung di Lingkungan

St. Yusuf, Berut.

2. Mengetahui dan mendalami hal-hal pokok tentang gambaran umum dari

katekese umat.

3. Mengetahui cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan penghayatan iman

umat Lingkungan St. Yusuf, Berut melalui katekese umat model Shared

Christian Praxis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

5

D. Manfaat Penulisan

1. Memberikan pemahaman yang cukup kepada umat di Lingkungan St. Yusuf,

Berut tentang katekese umat serta mengetahui salah satu model katekese umat

yaitu model Shared Christian Praxis sehingga umat dapat merasakan

manfaatnya dan terbantu dalam meningkatkan penghayatan iman.

2. Memberikan dorongan atau motivasi kepada umat di Lingkungan St. Yusuf,

Berut supaya dapat mengikuti katekese umat dengan kesungguhan hati sehingga

umat terbantu dalam meningkatkan penghayatan iman.

3. Menambah wawasan baru dan membantu penulis sebagai anggota Gereja untuk

meningkatkan penghayatan iman dengan melibatkan diri dalam katekese umat

sebagai modal untuk menghadapi persoalan hidup.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode diskriptif. Metode

diskriptif berusaha untuk memecahkan masalah yang ada berdasarkan data-data

yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis (Cholik Narbuko &

Abu Achmadi, 2007: 44). Penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode

diskripsi yang mendalami tentang katekese umat dalam rangka meningkatkan

penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta, Sumber,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber.

F. Sistematika Penulisan

Judul Skipsi yang dipilih adalah SUMBANGAN KATEKESE UMAT

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

6

LINGKUNGAN SANTO YUSUF, BERUT WILAYAH SANTA. MARTA,

SUMBER PAROKI SANTA MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG,

JAWA TENGAH MELALUI SHARED CHRISTIAN PRAXIS.

Bab I berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

Bab II membahas tentang gambaran umum katekese umat yang berlangsung

di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Bab II terdiri dari lima bagian yaitu pertama,

gambaran umum tentang situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber. Kedua,

gambaran situasi umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Ketiga, penelitian tentang

sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di

Lingkungan St. Yusuf, Berut. Keempat, hasil penelitian tentang sumbangan

katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St.

Yusuf, Berut. Kelima, pembahasan hasil penelitian.

Bab III membahas tentang salah satu model katekese umat yaitu model

Shared Christian Praxis untuk meningkatkan penghayatan iman. Bab III terdiri

dari empat bagian yaitu pertama, gambaran umum tentang katekese. Kedua,

gambaran umum tentang katekese umat. Ketiga, Shared Christian Praxis

merupakan salah satu model katekese umat. Keempat, penghayatan iman dalam

katekese umat.

Bab IV menjelaskan tentang katekese umat model Shared Christian Praxis

sebagai usulan untuk meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf,

Berut. Bab IV ini terdiri dari enam bagian yaitu latar belakang usulan katekese

umat model Shared Christian Praxis, alasan pemilihan tema dan tujuan, rumusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

7

tema dan tujuan, penjabaran katekese umat model Shared Christian Praxis,

petunjuk pelaksanaan katekese umat model Shared Christian Praxis, dan contoh

persiapan katekese umat model Shared Christian Praxis.

Bab V berisikan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari

keseluruhan skripsi diantaranya: saran bagi para pendamping ketekese umat dan

saran bagi seluruh umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

BAB II

PENELITIAN TENTANG KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN ST.

YUSUF, BERUT, WILAYAH ST. MARTA, SUMBER, PAROKI ST.

MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG

Salah satu cara untuk meningkatkan penghayatan iman adalah melalui

katekese umat. Katekese umat merupakan sharing pengalaman iman antar peserta

yang saling meneguhkan satu dengan yang lain. Umat yang sungguh-sungguh

mengikuti proses berkatekese akan terbantu untuk meningkatkan penghayatan

iman. Umat sebaiknya mampu meningkatkan penghayatan iman supaya umat

memperoleh iman yang kuat sebagai pedoman/bekal menjalani kehidupan sehari-

hari dan mampu untuk bersaksi di tengah-tengah masyarakat.

A. Gambaran Umum Situasi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber merupakan salah satu Wilayah dari

Paroki St. Antonius, Muntilan. Akan tetapi karena umat di Sumber semakin

berkembang maka Paroki St. Maria Lourdes berdiri sendiri terpisah dari Paroki St.

Antonius, Muntilan. Oleh sebab itu Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dibagi

menjadi 4 Wilayah dan masing-masing Wilayah mempunyai Gereja/Kapel untuk

memudahkan umat berkumpul beribadah (Martoyoto Wiyono, 2014: 1).

1. Sejarah Berdirinya Gereja St. Maria Lourdes, Sumber

Kehadiran Tuan Sungken (Belanda) pada tahun 1923 sebagai pengusaha

sapi perah dan perkebunan bibit tebu memberikan pengaruh yang baik kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

9

warga sekitar. Banyak warga dan para pekerja tertarik untuk menjadi orang

Katolik karena kehadiran Tuan Sungken. Oleh sebab itu Rm. Speekle, SJ dari

Paroki Muntilan datang untuk memberi pelajaran agama, pembinaan, dan sebulan

sekali mengadakan misa di rumah Tuan Sungken (Kirjito, 2009: 6).

Akan tetapi ketika terjadi perang di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember

1948 Gereja yang berada di dusun Musuk dihancurkan, beberapa tokoh agama

ditangkap dan diadili dengan tuduhan menjadi mata-mata bangsa Belanda. Pada

tahun 1950 kegiatan Gereja hidup kembali dan umat dihimpun oleh tokoh Katolik,

yaitu Timotius Prawiro Wahyono dari dusun Juwono, Pius Partin dari dusun

Diwak, dan Yusup Somaatmaja dari dusun Berut (Kirjito, 2009: 6).

Pada tahun 1951, guru sekolah Kanisius diwajibkan untuk mengajar agama

di Lingkungan-lingkungan. Pada tahun 1953 dibangun SR Kanisius sekaligus

dipakai sebagai tempat beribadah. Pada tahun 1957 SR Kanisius dibongkar, dan

dibangun Gereja dan pada tanggal 11 Februari 1959 Gereja selesai dibangun serta

diresmikan dengan nama Gereja St. Maria Lourdes. Pada tahun 1968 berdirilah

SMP Farming dan sekolah pertukangan di lokasi dekat SR Kanisius dan suster-

suster AK membangun rumah biara di dekat Gereja Sumber (Kirjito, 2009: 7).

Pada bulan Agustus 1978 Rm. Dibya Wahyana, SJ membeli tanah di

belakang Gereja Sumber untuk dibangun gedung pastoran. Namun pada tanggal

17 Agustus 1978 Rm. Dibya Wahyana, SJ meninggal dunia menjelang

pemberkatan gedung pastoran. Pada tahun 1988, Rm. Simon Ciptosuwarno, SJ,

bertugas di Gereja Sumber, beliau memikirkan untuk membangun stasi mandiri

karena jumlah umat semakin banyak. Berdasarkan gagasan Rm Cipto umat

Sumber dibagi dalam empat stasi mandiri, yaitu stasi Sumber, stasi Tangkil, stasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

10

Juwono dan stasi Lor Senowo. Setiap Wilayah memiliki Gereja/Kapel masing-

masing. Para Romo melaksanakan perayaan Ekaristi dan pelayanan umat di

masing-masing stasi. Dengan keempat stasi tersebut, Sumber berkembang

menjadi Paroki administratif dari Paroki Muntilan. Pada tahun 1997 Rm. P.

Susanto Prawirowardoyo, Pr bertugas di Sumber, pada saat itulah Paroki

administatrif Sumber mulai dirintis sebagai Paroki mandiri (Kirjito, 2009: 8).

2. Visi dan Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Umat harus mampu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu umat juga harus paham akan visi dan misi

Paroki. Visi merupakan tujuan bersama yang akan dicapai melalui misi. Misi

merupakan langkah atau cara untuk mencapai tujuan bersama. Semua warga

Gereja harus saling bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain supaya

tujuan bersama dapat terwujud.

a. Visi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Martoyoto Wiyono (2014: 6) mengatakan bahwa visi Paroki St. Maria

Lourdes, Sumber berdasarkan arahan Keuskupan Agung Semarang adalah

“Persekutuan murid-murid Kristus yang tekun dan setia memperdalam iman

melalui kegiatan yang menghadirkan keselamatan Allah kepada semua orang.”

Berdasarkan rumusan visi tersebut Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

memiliki tiga hal pokok yang ditekankan dalam pelayanannya yaitu persekutuan

murid-murid Yesus yang tekun dan setia memperdalam iman serta menghadirkan

keselamatan Allah. Pertama, umat Paroki Sumber merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

11

persekutuan/paguyuban murid-murid Kristus yaitu umat yang tampil sebagai

murid yang setia mendengarkan, mengikuti, dan melaksanakan kehendak-Nya.

Kedua, umat Paroki Sumber harus tekun dan setia memperdalam imannya. Umat

harus mengikuti teladan Yesus dengan kesetiaan supaya dapat menemukan

kehendak Allah dalam kesederhanaan hidup. Ketiga, kegiatan yang dilakukan

oleh umat Paroki Sumber ingin menghadirkan keselamatan Allah kepada semua

orang. Umat melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tidak sebatas aktivitas atau

program kerja tetapi setiap hal yang dilakukan umat dengan giat akan membawa

keselamatan bagi semua orang (Martoyoto Wiyono, 2014: 6).

b. Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber yaitu sebagai berikut (Martoyoto

Wiyono, 2014: 6):

- Meneguhkan keluarga muda dan OMK dalam menjalani kehidupannya

dengan iman yang tangguh.

- Mengembangkan budaya setempat sebagai sarana hidup bermasyarakat.

- Melayani dengan tulus dan murah hati semua orang yang terbuka akan

karya keselamatan Tuhan.

- Memberdayakan potensi-potensi umat dan masyarakat dalam meningkatkan

semangat kerja.

- Meningkatkan kepedulian umat untuk menjaga kelestarian alam dalam

kehidupan sehari-hari

Misi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dijelaskan dalam lima bagian.

Pertama, Gereja ingin meneguhkan keluarga-keluarga muda dan OMK supaya

dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan iman yang tangguh. Kedua, Gereja

ingin mengembangkan kebudayaan yang ada sebagai sarana hidup bermasyarakat.

Ketiga, Gereja akan melayani semua umat dengan ketulusan dan kemurahan hati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

12

serta terbuka terhadap karya keselamatan Allah. Keempat, Gereja ingin

mengembangkan dan mengelola potensi yang dimiliki umat dan masyarakat

sekitar untuk meningkatkan semangat kerja. Kelima, Gereja akan meningkatkan

kepedulian umat terhadap keutuhan alam semesta dalam kehidupan.

3. Karya Pastoral di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Paroki tidak sebatas memiliki visi dan misi saja tetapi harus mempunyai

karya pastoral dalam Paroki untuk mendukung terwujudnya visi dan misi Paroki

tersebut. Karya pastoral yang dilaksanakan di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

adalah Ekaristi harian, Ekaristi mingguan, Ekaristi sekolah, perayaan hari besar,

kunjungan keluarga, paguyuban Ana Yoakim (wali timbalan), ibu-ibu wanita

katolik (Marta, Rukun Biyung), Rekoleksi, Kerahiman Ilahi, Paguyuban Keluarga

Mesias, PIA, PIR, dan OMK. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

adalah mengadakan live in, dan mengirim bantuan berupa beras ke Seminari

Tinggi Mertoyudan, Magelang (Martoyoto Wiyono, 2014: 7-8).

4. Letak Geografis

Menurut buku Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki St. Maria Lourdes,

Sumber, Gereja St. Maria Lourdes terletak di desa Sumber, kecamatan Dukun,

kabupaten Magelang. Batas-batas Paroki Sumber yaitu sebagai berikut (Kirjito,

2009: 14 ):

- Sebelah Barat: Paroki St. Antonius, Muntilan,

- Sebelah Utara: Paroki St. Kristoforus, Banyutemumpang,

- Sebelah Timur: Paroki Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria, Boyolali,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

13

- Sebelah Selatan: Paroki St. Theresia, Salam,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber terdiri dari 4 Wilayah/stasi yaitu Wilayah

St. Marta, Sumber, Wilayah St. Yusup, Juwono, Wilayah St. Paulus,

Ngargomulyo, dan Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo. Sebagian kecil umat

di Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo berasal dari desa Tlogolele dan

Banyutemumpang, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali. Mereka tetap dilayani di

Paroki Sumber karena jarak ke Gereja Boyolali terlalu jauh dan lebih dekat untuk

datang ke Gereja Wilayah St. Petrus Kanisius Lor Senowo, Paroki St. Maria

Lourdes (Martoyoto Wiyono, 2014: 2).

5. Situasi Umat Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang

Berdasarkan data statistik per bulan April 2014 jumlah umat Paroki Sumber

berjumlah 1.151 KK dan terdiri dari 2.999 jiwa. Untuk memudahkan dalam

pengorganisasian umat, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber dibagi menjadi 4

Wilayah dengan 33 Lingkungan sebagai berikut (Martoyoto Wiyono, 2014: 2-5).

37%

13%

32%

18%

Jumlah Umat Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang

Sumber (465 KK; 1110 jiwa)

Juwono (133 KK; 382 jiwa)

Ngargomulyo (353 KK; 951 jiwa)

Lor Senowo (200 KK; 556 jiwa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

14

Jumlah Umat Wilayah St. Marta, Sumber St Yohanes Talun (19 KK / 41 Jiwa)

St Paulus Gejiwan (33 KK/86 Jiwa)

St Monica Duren (43 KK / 110 Jiwa)

St Yusup Kemiriombo (37 KK/72 Jiwa)

St Don Bosco Sumber (61 KK / 167 Jiwa)

St Yusup Berut (68 KK / 163 Jiwa)

St Yulius Berut (40 KK/109 Jiwa)

St Petrus Ngentak (68 KK/190 Jiwa)

St Paulus Diwak (57 KK/130 Jiwa)

St Pius Diwak (39 KK / 102 Jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Yusup, Juwono St Yakobus Keron - Ngadipuro (20 KK / 46Jiwa)

St Albertus Balong (18 KK/57 Jiwa)

St Yusup Juwono (29 KK/98 Jiwa)

St Lukas Kwayuhan - Wates (30 KK/92Jiwa)

St Mikael Sempon - Selosari (36 KK/89Jiwa)

Jumlah Umat Wilayah St. Paulus, Ngargomulyo St Thomas Kalibening (54 KK/144 Jiwa)

St Alexander Sabrang (32 KK/83 Jiwa)

St Mateus Batur Duwur (26 KK/69 Jiwa)

St Petrus Kanisius Braman (31 KK/102Jiwa)Theresia Gemer (42 KK/119 Jiwa)

St Yohanes Pembaptis Gemer (42 KK/81Jiwa)St Maria Tangkil (27 KK/81 Jiwa)

St Yusup Tangkil (29 KK/71 Jiwa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

15

6. Situasi Sosial dan Ekonomi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Situasi sosial kemasyarakatan yang tercipta di Paroki St. Maria Lourdes,

Sumber sangat baik karena tercipta kerukunan, persaudaraan, dan gotong royong.

Hal ini juga terlihat dari kerja sama antar budaya dan agama misalnya saling

mengundang tokoh agama sebagai peserta atau pembicara dalam suatu kegiatan

bersama. Umat mengadakan Natalan tani, penyelenggaraan live in, bersilaturahmi

kepada umat beragama lain pada saat Idul Fitri, merayakan Suran, Muludan,

silaturahmi kepada Kamtibmas Polsek Dukun, mengadakan gelar budaya „Jagad

Bocah Merapi‟ bekerja sama dengan Padhepokan Tjipta Budaya, Sanggar Bangun

Budaya, dll (Martoyoto Wiyono, 2014: 11).

Secara ekonomi umat di Paroki St. Maria Lourdes, Sumber berada dalam

kelas menengah ke bawah karena sebagian besar umat bekerja sebagai petani dan

buruh. Umat Paroki Sumber sebagian kecil bekerja sebagai PNS, pegawai swasta,

pensiunan, karyawan, wiraswasta dll (Martoyoto Wiyono, 2014: 13-15).

Jumlah Umat Wilayah St. Petrus Kanisius, Lor Senowo

St Yusup Ngampel (18 KK / 50 Jiwa)

St Bartholomeus Kajangkoso (17 KK / 49Jiwa)St Gregorius Grogol (20 KK/61 Jiwa)

St Yakobus Krinjing (16 KK/48 Jiwa)

St Yohanes Dadapan (30 KK/90 Jiwa)

St Maria Sewukan (44 KK/134 Jiwa)

St Mateus Semen (43 KK/109 Jiwa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

16

B. Gambaran Situasi Umum di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St.

Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Lingkungan St. Yusuf merupakan pecahan dari Lingkungan St. Yulius,

Berut. Pada tahun 2005 Lingkungan St. Yulius dikembangkan menjadi satu

Lingkungan lagi yaitu St. Yusuf karena jumlah umat bertambah banyak. Setiap

Lingkungan mempunyai kepengurusan masing-masing, tetapi tetap saling

bekerjasama. Sedangkan penggunaan nama pelindung Lingkungan St. Yusuf

diambil dari nama baptis tokoh agama yang tinggal di Lingkungan tersebut yaitu

Bapak Yusup Somaatmaja [Lampiran 5: (5)].

1. Situasi Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta Sumber,

Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Secara geografis Lingkungan St. Yusuf, Berut berada di kelurahan Sumber,

kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Batas-batas Lingkungan St. Yusuf, Berut

sebagai berikut [Lampiran 5: (5)]:

- Sebelah Utara: Lingkungan St. Petrus, Ngentak, dan Lingkungan St. Paulus,

serta St. Pius, Diwak,

- Sebelah Selatan: Lingkungan St. Thomas, Kalibening,

- Sebelah Barat: Lingkungan St. Yulius, Berut,

- Sebelah Timur: Lingkungan St. Petrus, Ngentak,

Berdasarkan data per November 2014 Lingkungan St. Yusuf, Berut terdiri

dari 60 KK dengan 187 jiwa. Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut mayoritas

adalah orang dewasa. Sedangkan pekerjaan umat 90% adalah petani dan buruh

(mencangkul, tandur, menambang pasir, buruh pabrik batu, dst). Sebagian kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

17

umat bekerja sebagai PNS dan pensiunan. Oleh sebab itu secara ekonomi umat

berada dalam kelas menengah ke bawah [Lampiran 5: (5)].

Situasi sosial di Lingkungan St. Yusuf dengan umat beragama lain terjalin

dengan baik. Keakraban antar umat beragama dapat dirasakan saat umat sedang

mengalami kerepotan (umat Katolik), umat Muslim ikut membantu dan

sebaliknya. Dalam organisasi pedesaan tidak ada pembedaan antara orang Katolik

dan Muslim misalnya arisan, kegiatan RT, dan kelompok tani, kerja bakti. Umat

Katolik dan Muslim membaur dalam berkesenian. Walaupaun kesenian tersebut

pendiri dan pelatihnya orang Katolik tetapi pesertanya dari umat Muslim.

Kebersamaan umat yang tercipta saat hari raya kurban, umat Katolik mendapatkan

daging kurban, pada saat lebaran umat Katolik ikut merayakan dengan saling

berkunjung untuk bersilaturahmi. Apabila ada umat yang meninggal semua warga

terlibat membantu, misalnya bila yang meninggal umat Katolik maka umat

Muslim diundang untuk mendoakan yang meninggal dengan cara tahlilan dan

sebaliknya [Lampiran 5: (5)-(6)].

2. Situasi Katekese Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, Wilayah St. Marta

Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber

Umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut dalam keterlibatan hidup menggereja

masih sangat kurang. Sebagian sesar umat sangat sulit untuk terlibat, belum

mempunyai “greget” atau semangat dan belum ada kesadaran diri untuk

mengikuti kegiatan menggereja sehingga sedikit umat yang mau terlibat penuh.

Ketidakterlibatan umat dalam hidup menggereja dapat dilihat dari kedatangan

umat mengikuti Ekaristi di Gereja (Ekaristi harian maupun Ekaristi mingguan),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

18

pendalaman iman di Lingkungan, doa bersama dan kerja bakti membersihkan

Gereja [Lampiran 5: (6)].

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Lingkungan St.

Yusuf adalah ibadat sabda setiap satu bulan sekali, rosario (bulan Mei dan

Oktober), pendalaman iman (BKSN, Adven, dan Prapaskah), PIA setiap minggu

dibantu oleh siswa-siswi dari SMA Vanlith Muntilan, jalan salib, kerja bakti

membersihkan Gereja, tugas koor setiap 10 minggu sekali bekerjasama dengan

Lingkungan St. Yulius, kegiatan WK (Wanita Katolik) setiap Senin paing, dan

Novena bersama [Lampiran 5: (6)].

Katekese umat yang sudah berjalan di Lingkungan St. Yusuf dilaksanakan

pada masa Adven, Prapaskah dan BKSN walaupun menurut kesepakatan katekese

umat dilaksanakan satu bulan sekali. Keterlibatan umat dalam menghadiri

katekese umat belum merata artinya sebagian kecil umat yang mau datang. Umat

harus diajak satu persatu dan biasanya yang hadir adalah orang dewasa dan tua,

serta beberapa anak remaja yang memiliki tugas sekolah [Lampiran 5: (8)].

Keterlibatan umat dalam proses katekese umat masih pasif karena sebagian

besar umat kurang berpendidikan sehingga banyak umat hanya sebagai

pendengar. Sebagian besar umat kurang bisa mengolah pengalaman hiduo

menjadi pengalaman iman. Umat yang aktif dalam berkatekese hanya orang-orang

tertentu dan umat akan aktif pada saat menyampaikan doa umat dengan

menggunakan bahasa yang sederhana. Oleh karena itu hambatan yang dihadapi

Lingkungan adalah umat yang aktif mengungkapkan gagasan terbatas, umat sulit

untuk menyampaikan pengalaman hidup dan pengalaman iman, kurangnya sarana

pendukung karena sarana yang di miliki Lingkungan sangat terbatas, peserta atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

19

umat yang datang kebanyakan orang-orang tua, susah mengajak umat untuk

terlibat walaupun setiap pertemuan sudah diingatkan, daya tangkap umat kurang

karena lelah bekerja. Sedangkan dukungan dari Lingkungan adalah tersedianya

tempat yang digunakan untuk berkatekese dengan cara bergiliran bagi umat yang

bersedia rumahnya digunakan untuk berkumpul [Lampiran 5 :(8)].

Pendamping katekese umat adalah prodiakon atau ketua Lingkungan hal ini

dilakukan karena tidak semua umat mampu memandu katekese umat. Proses

katekese umat yang sejauh ini sudah berjalan adalah lagu pembukaan, doa

pembukaan, pengantar, bacaan Kitab Suci, pembahasan teks Kitab Suci, sharing

pengalaman hidup, rangkuman, doa umat, doa penutup dan doa malam, serta lagu

penutup jika diperlukan. Akan tetapi pada langkah-langkah tersebut tidak selalu

sama karena bisa sharing pengalaman hidup kemudian pembacaan Kitab Suci dan

pembahasannya. Dalam hal ini pendamping berperan sebagai pemandu, dan

memberikan pengarahan/penjelasan isi teks Kitab Suci dengan penggunaan sarana

pendukung (Kitab Suci, Kidung Adi, atau buku panduan) [Lampiran 5: (7)].

Umat dan pendamping saling bekerjasama dengan harapan umat dapat

terlibat aktif dalam proses berkatekese dan menghadirinya dengan kesadaran

supaya menjadi umat yang berkualitas dalam iman, dan pendamping dapat

memandu dengan kreatif supaya umat antusias mengikutinya. Sedangkan usulan

yang diharapkan Lingkungan adalah mencari sarana yang menarik misalnya

penggunaan LCD untuk menampilkan foto, gambar, video, umat lebih peka dan

tahu kebutuhan Lingkungan, adanya pembekalan untuk para pendamping katekese

umat, serta mencetak katekis yang handal [Lampiran 5: (9)].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

20

C. Penelitian tentang Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka

Meningkatkan Pengahayatan Iman di Lingkungan St. Yusuf, Berut,

Wilayah St.Marta, Sumber, Paroki St. Maria Lourdes, Sumber, Magelang

Berdasarkan permasalahan yang ada penulis melakukan penelitian supaya

mendapatkan data-data yang diperlukan untuk mengetahui seberapa besar

sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan

St. Yusuf, Berut. Dalam kehidupan umat katekese umat dan iman saling berkaitan

karena iman perlu dikembangkan dan katekese umat merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan penghayatan iman.

1. Latar Belakang Penelitian

Setiap Lingkungan memiliki kegiatan rohani yang bertujuan untuk

menumbuhkan iman supaya semakin dewasa. Umat diharapkan dapat terlibat aktif

di dalamnya supaya mereka dapat menjadi saksi Kristus dalam kehidupan. Salah

satu kegiatan Lingkungan yang sangat menarik adalah ketekese umat. Akan tetapi

umat kurang mempunyai kepedulian terhadap kegiatan tersebut. Umat biasanya

lebih tertarik untuk mengikuti doa devosi seperti doa Rosario dari pada mengikuti

katekese umat. Berdasarkan pengamatan umat di Lingkungan St. Yusuf masih

banyak umat yang belum beriman. Hal ini terlihat dari kepekaan, kepedulian, dan

kesadaran diri dalam menghidupi Gereja dan menghadapi kehidupan. Umat

kurang mampu mendalami pengalaman hidup sehari-hari menjadi bermakna.

Oleh sebab itu penulis melaksanakan penelitian untuk mengetahui seberapa

besar sumbangan katekese umat terhadap penghayatan iman di Lingkungan St.

Yusuf, Berut. Kehadiran katekese umat pasti membawa nilai positif dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

21

kehidupan iman umat yaitu membantu umat meningkatkan penghayatan iman

sehingga dapat bersaksi di tengah-tengah masyarakat.

2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

a. Bagaimana gambaran katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St.

Yusuf, Berut?

b. Apa hambatan umat dalam mengikuti katekese umat yang ada di Lingkungan

St. Yusuf, Berut?

c. Apa harapan umat terhadap terlaksananya katekese umat di Lingkungan St.

Yusuf, Berut?

d. Sejauh mana sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan

iman?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran umum katekese umat yang berlangsung di

Lingkungan St. Yusuf, Berut.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan umat dalam mengikuti ketekese umat

di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

c. Untuk mengetahui harapan umat terhadap katekese umat di Lingkungan St.

Yusuf, Berut supaya menjadi lebih baik lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

22

d. Untuk mengetahui sejauh mana sumbangan katekese umat dalam

meningkatkan penghayatan iman.

4. Metodologi Penelitian

a. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

diskriptif. Metode diskriptif berusaha untuk memecahkan masalah berdasarkan

data-data yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis (Cholik

Narbuko & Abu Achmadi, 2007: 44).

b. Jenis Penelitian

Penulis dalam penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah memahami fenomena yang dialami responden secara holistik dan

deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, serta pada suatu konteks yang

sedang dialami dengan menggunakan metode alamiah (Moleong, 2012: 6).

c. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian, penulis menggunakan alat pengumpulan data berupa

kuesioner. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan/pernyataan yang bersifat

terbuka/tertutup. Sifat kuesioner yang dipilih adalah kuesioner tertutup. Kuesioner

tertutup merupakan kuesioner yang berbentuk sedemikian rupa sehingga

responden diminta memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dalam

dirinya, dengan memberi tanda silang (Riduwan, 2013: 72). Penulis menggunakan

kuesioner langsung yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

23

langsung. Dengan menggunakan tipe pilihan kuesioner fact finding yaitu jawaban

koesioner yang disediakan ada dua pilihan sedangkan tipe item multiple choice

jawaban yang disediakan lebih dari dua pilihan (Sutrisna Hadi, 2004b: 178).

d. Tempat Penelitian

Penulis melaksanakan penyebaran dan pengisian kuesioner kepada

responden untuk melakukan penelitian tentang sumbangan katekese umat dalam

meningkatkan penghayatan iman dilakukan di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

e. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian adalah 5 hari.

Kegiatan penyebaran dan pengisian kuesioner dimulai pada tanggal 6-8 Desember

2014 dan tanggal 15-16 Desember 2014. Penulis menyebarkan kuesioner kepada

responden dengan cara mendatangi langsung ke rumah responden.

f. Responden

Responden merupakan orang-orang yang berperan sebagai penjawab atas

pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian (Pusat Bahasa Depenas, 2015: 952).

Responden dalam penelitian ini adalah umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut yang

berusia 30 tahun ke atas dengan jumlah keseluruhan ada 100 jiwa.

g. Sampel

Sampel merupakan sebagian responden yang akan diteliti. Populasi

merupakan semua responden dari sampel (Sutrisna Hadi, 2004: 77). Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

24

menggunakan teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara

random/acak (Sutrisna Hadi, 2004: 82-84). Purposive sampling merupakan jenis

sampel yang digunakan karena pemilihan responden berdasarkan ciri-ciri tertentu

supaya penelitian dapat mencapai tujuan (Sutrisna Hadi, 2004: 91). Sampel

diambil dari 60 % dari 100 responden (populasi) yaitu 60 responden dengan

kriteria: umat Lingkungan St. Yusuf, Berut, berusia 30 tahun ke atas, dan terlibat

aktif maupun tidak terlibat aktif dalam katekese umat.

h. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang dapat diukur, dan memiliki dua nilai atau

lebih yang berasal dari satu unit yaitu dari pribadi/kelompok/satu unit dengan

waktu yang berbeda (Labovitz & Hagelorn, 1982: 29). Variabel dalam penelitian

ini adalah katekese umat dan meningkatkan penghayatan iman umat di

Lingkungan St. Yusuf, Berut. Variabel yang diungkap adalah identitas responden,

pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat, penghayatan dan

perwujudan iman dalam katekese umat. Untuk lebih memperjelas variabel

penelitian yang diungkap dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1: Variabel Penelitian

No. Variabel yang

diungkap

Aspek yang diungkap No. Item Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

Identitas responden

a. Jenis kelamin

b. Usia

c. Pendidikan

d. Pekerjaan

1

2

3

4

1

1

1

1

2. Pemahaman dan a. Pemahaman umat 5, 6, 7, 8, 9, 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

25

(1) (3) (4) (5)

keterlibatan umat

dalam katekese

umat

terhadap katekese umat

b. Keterlibatan umat

dalam katekese umat

c. Hambatan yang terjadi

dalam katekese umat

d. Dukungan yang

dibutuhkan dalam

ketekese umat

e. Harapan terhadap

katekese umat

Usulan terhadap

katekese umat

10, 11,12

13, 14, 15,

16, 17

18, 19, 20,

21

22, 23,24

25, 26, 27,28

29, 30, 31

5

4

3

4

3

3. Penghayatan, dan

perwujudan, iman

dalam katekese

umat

a. Pemahaman umat

terhadap iman

b. Penghayatan iman

katolik dalam katekese

umat

c. Perwujudan iman

dalam katekese umat

d. Peran katekese umat

dalam meningkatkan

penghayatan iman

32, 33, 34

35, 36, 37,

38

39, 40, 41,

42, 43

44, 45, 46,

47, 48, 49,

50

3

4

5

7

JUMLAH 50

i. Teknik Analisis Data

Dalam pengolahan data hasil penelitian, rumus yang digunakan adalah

(

). (J) adalah jumlah jawaban responden yang masuk, (N) adalah

jumlah responden keseluruhan, dan 100% adalah prosentase keseluruhan

(Riduwan, 2013: 89).

D. Hasil Penelitian tentang Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka

Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut.

Hasil penelitian yang disajikan setelah melakukan penelitian adalah

katekese umat yang terlaksana di Lingkungan dan sumbangan katekese umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

26

dalam meningkatkan penghayatan iman. Data-data yang diperoleh penelitian

adalah identitas responden, pemahaman dan keterlibatan umat serta penghayatan

dan perwujudan iman dalam katekese umat.

Penyebaran kuesionder dilakukan selama 5 hari yaitu dari tanggal 6-8

Desember 2014 dan 15-16 Desember 2014. Dari 60 kuesioner yang disebarkan

ada 52 yang kembali dan 8 tidak kembali.

Berikut ini hasil pengolahan data berdasarkan masing-masing variabel dari

52 kuesioner yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

1. Identitas Responden

Pada variabel identitas responden terdiri dari jenis kelamin, usia,

pendidikan, dan pekerjaan responden yang terungkap dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Identitas Responden

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

1. Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

24

28

46,15

53,85

2.

Usia

a. Kurang dari 35 tahun

b. 36-45 tahun

c. 46-55 tahun

d. Lebih dari 56 tahun

13

22

8

9

25,00

42,31

15,38

17,31

3.

Pendidikan terakhir

a. SD

b. SMP

c. SMA/SMK

d. Perguruan tinggi

10

11

19

12

19,23

21,15

36,54

23,08

4.

Pekerjaan

a. Petani

b. Buruh/karyawan

30

14

57,70

26,92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

27

(1) (2) (3) (4)

c. Wiraswasta

d. PNS

7

1

13,46

1,92

Berdasarkan tabel 2 di atas sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan 53,85% (28 orang), walaupun perbandingannya tidak terlalu jauh

dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki 46,15% (24 orang).

Sebagian besar responden yang berusia 36-45 tahun ada 42,31% (22 orang),

sedangkan sebagian lagi responden yang berusia kurang dari 35 tahun ada 25,00%

(13 orang), berusia lebih dari 50 tahun ada 17,31% (9 orang), dan berusia 46-55

tahun 15,38% (8 orang).

Ada pun sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah SMA/SMK

36,54% (19 orang), perguruan tinggi 23,08% (12 orang), SMP 21,15% (11 orang),

dan SD 19,23% (10 orang). Sedangkan sebagian besar responden bekerja sebagai

petani 57,69% (30 orang), dan sebagian kecil umat bekerja sebagai

buruh/karyawan 26,92% (14 orang), wiraswasta 13,46% (7 orang), dan PNS

1,92% (1 orang).

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

Pada variabel pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese umat

terdiri dari pemahaman umat terhadap katekese umat, keterlibatan umat dalam

katekese umat, hambatan yang terjadi dalam katekese umat, dukungan yang

dibutuhkan dalam ketekese umat, harapan terhadap katekese umat dan usulan

terhadap katekese umat. Variabel pemahaman dan keterlibatan umat dalam

katekese umat terungkap dalam tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

28

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat

Tabel 3. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

5. Pengertian katekese umat

a. Pendalaman Kitab Suci

b. Saling membagikan pengalaman iman

c. Ibadat Sabda

d. Doa Rosario

27

21

0

4

51,93

40,38

0,00

7,69

6. Tujuan ketekese umat

a. Saling membagikan pengalaman iman antar umat

b. Mengolah pengalaman hidup melalui terang Kitab

Suci

c. Pendewasaan iman dan kesaksian iman di tengah-

tengah masyarakat

d. Berdoa bersama

10

22

17

3

19,23

42,31

32,69

5,77

7.

Isi katekese umat

a. Pengalaman hidup sehari-hari

b. Pengalaman iman Gereja yang ada di dalam Kitab

Suci

c. Ajaran Gereja tentang dokumen Gereja

d. Doa

28

17

1

6

53,85

32,69

1,92

11,54

8. Sarana yang digunakan dalam katekese umat

a. Teks Kitab Suci yang akan dibahas

b. Buku lagu dan buku doa

c. Buku panduan

d. Sarana dari kreatifitas pendamping

24

4

14

10

46,15

7,70

26,92

19,23

9.

Model katekese umat

a. Menggali pengalaman hidup

b. Pendalaman Kitab Suci

c. Campuran (menggali pengalaman hidup dan

pendalaman Kitab Suci)

d. Doa bersama

20

17

4

11

38,46

32,69

7,70

21,15

10.

Langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat

a. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, cerita

pengalaman hidup berdasarkan Kitab Suci,

pendalaman pengalaman hidup dan Kitab Suci, doa

umat dan penutup

b. Pembukaan, pengalaman hidup umat, mendalami

teks Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam

situasi umat dan mengusahakan suatu aksi konkret

dalam kehidupan, doa umat dan penutup

14

19

26,92

36,54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

29

(1) (2) (3) (4)

c. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, doa umat

dan doa penutup

d. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci,

pendalaman Kitab Suci, pendalaman pengalaman

hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan

penutup.

3

16

5,77

30,77

11. Tema katekese umat sesuai dengan situasi dan kondisi

umat

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9

14

26

3

17,31

26,92

50,00

5,77

12. Pemimpin katekese umat

a. Ketua Lingkungan

b. Prodiakon

c. Umat yang ditunjuk

d. Umat secara bergantian

20

12

12

8

38,46

23,08

23,08

15,38

Berdasarkan tabel 3 di atas pemahaman umat terhadap pengertian katekese

umat sebagian besar responden menjawab pendalaman Kitab Suci 51,93% (27

orang), katekese umat merupakan saling membagikan pengalaman iman 40,38%

(21 orang). Tetapi ada juga responden yang menjawab katekese umat merupakan

doa Rosario 7,69% (4 orang) dan tidak ada responden yang menjawab katekese

umat merupakan ibadat sabda.

Pemahaman responden terhadap tujuan katekese umat sebagian besar

responden menjawab mengolah pengalaman hidup melalui terang Kitab Suci

42,31% (22 orang), dan membagikan pengalaman iman antar umat 19,23% (10

orang). tujuan katekese umat adalah pendewasaan iman dan kesaksian iman di

tengah- masyarakat 32,69% (17 orang), dan berdoa bersama 5,77% (3 orang).

Isi katekese umat yang sejauh ini dilaksanakan di Lingkungan St. Yusuf

adalah pengalaman hidup sehari-hari 53, 85% (28 orang). Sedangkan pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

30

iman Gereja yang ada di dalam Kitab Suci 32, 69% (17 orang), ajaran Gereja

tentang dokumen Gereja 1, 92% (1 orang), dan doa bersama 11,54% (6 orang).

Sedangkan sarana yang digunakan dalam katekese umat sebagian besar

responden menjawab sarana teks Kitab Suci yang akan dibahas 46,15% (24

orang), dan 7, 69% (4 orang) menjawab buku lagu dan buku doa. Sarana lain yang

digunakan dalam berkatekese adalah buku panduan 26,92 % (14 orang), dan

sarana dari kreatifitas pendamping 19,23% (10 orang).

Model katekese umat yang biasanya digunakan di Lingkungan adalah 38,

46% (20 orang) menjawab menggali pengalaman hidup dan pendalaman Kitab

Suci 32,69% (17 orang). Sedangkan 21,15% (11 orang) menjawab katekese umat

model doa bersama, dan 7,70% (4 orang) responden menjawab model campuran

(menggali pengalaman hidup dan pendalaman Kitab Suci).

Adapun langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat di Lingkungan

sebagian besar responden menjawab pembukaan, pengalaman hidup umat,

mendalami teks Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat dan

mengusahakan suatu aksi konkret dalam kehidupan, doa umat dan penutup

36,54% (19 orang), dan 30,77% (16 orang) responden menjawab pembukaan,

pembacaan teks Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci, pendalaman pengalaman

hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan penutup. Sedangkan responden

yang menjawab langkah-langkah pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, cerita

pengalaman hidup berdasarkan Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup dan

Kitab Suci, doa umat dan penutup 26,92% (14 orang), serta pembukaan,

pembacaan teks Kitab Suci, doa umat dan doa penutup 5,77% (3 orang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

31

Kesesuaian tema katekese umat terhadap situasi dan kondisi umat di

Lingkungan sebagian besar responden menjawab kadang-kadang sesuai 50,00%

(26 orang), dan sering sesuai 26,92% (14 orang). Sedangkan 17,31% (9 orang)

responden menjawab tema katekese umat selalu sesuai dan 5,77% (3 orang)

responden menjawab tidak pernah sesuai.

Pemimpin katekese umat yang sering terlaksana di Lingkungan adalah

38,46% (20 orang) menjawab ketua Lingkungan, dan prodiakon sebanyak 23,08%

(12 orang). 23,08% (12 orang) responden menjawab umat yang ditunjuk, dan

15,38% (8 orang) menjawab umat secara bergantian.

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

Tabel 4. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

13. Keterlibatan umat mengikuti katekese umat

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4

10

33

5

7,70

19,23

63,46

9,61

14.

Ketertarikan umat mengikuti katekese umat

a. Sangat tertarik

b. Tertarik

c. Kurang tertarik

d. Tidak tertarik

5

41

6

0

9,61

78,85

11,54

0,00

15.

Motivasi umat mengikuti ketekese umat

a. Kebutuhan dan kerinduan akan sabda Tuhan

b. Ingin berkumpul bersama.

c. Memperdalam iman

d. Keterpaksaan atau ikut-ikutan

20

6

24

2

38,46

11,54

46,15

3,85

16.

Sikap umat dalam mengikuti katekese umat

a. Diam saja atau pasif

b. Berbicara jika ditunjuk

2

9

3,85

17,31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

32

(1) (2) (3) (4)

c. Mengikuti arahan pendamping

d. Aktif dengan terlibat dalam proses katekese umat

24

17

46,15

32,69

17. Situasi umat dalam mengikuti kegiatan katekese umat

di Lingkungan

a. Umat terlibat aktif

b. Umat sebagai peserta mengikuti alur yang diarahkan

pembimbing

c. Umat pasif dan cuek

d. Umat kurang menciptakan suasana kekeluargaan

12

26

3

11

23,08

50,00

5,77

21,15

Berdasarkan tabel di atas keterlibatan umat dalam mengikuti katekese umat

di Lingkungan sebagian responden menjawab kadang-kadang mengikuti katekese

umat 63,46% (33 orang), dan 19,23% (10 orang) menjawab sering mengikuti

katekese umat. Sedangkan 9,61% (5 orang) menjawab tidak pernah mengikuti

katekese umat, dan 7,70% (4 orang) menjawab selalu mengikuti ketekese umat.

Sebagian besar responden tertarik mengikuti katekese umat 78,85% (41

orang), dan 11,54% (6 orang) kurang tertarik. Sedangkan 9,61 % (5 orang)

menjawab sangat tertarik mengikuti katekese umat, dan tidak ada responden yang

menjawab tidak pernah tertarik..

Motivasi umat mengikuti katekese umat 46,15% (24 orang) menjawab

memperdalam iman, 38,46% (20 orang) menjawab kebutuhan dan kerinduan

sabda Tuhan. Sedangkan motivasi lain ingin berkumpul bersama umat lain

11,54% (6 orang), dan motivasi karena keterpaksaan/ikut-ikutan 3,85% (2 orang).

Sikap umat dalam mengikuti katekese umat sebagian besar responden

mengikuti arahan pendamping 46,15% (24 orang), dan 32,69% (17 orang) terlibat

aktif dalam proses katekese umat. Sedangkan sikap umat berbicara jika ditunjuk

17,31% (9 orang), dan sikap diam atau pasif 3,85% (2 orang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

33

Situasi umat dalam mengikuti katekese umat adalah umat mengikuti alur

yang diarahkan pendamping 50,00% (26 orang), dan umat terlibat aktif 23,08%

(12 orang). Sedangkan 21,15% (11 orang) situasi umat kurang menciptakan

suasana kebersamaan, dan 5,77% (3 orang) menjawab situasi umat pasif dan cuek.

c. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat

Tabel 5. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

18. Hambatan yang dialami selama mengikuti proses

katekese umat

a. Kesulitan untuk memahami proses katekese umat

b. Kesulitan untuk mengungkapkan pengalaman

hidup

c. Kesulitan untuk merenungkan pengalaman hidup

d. Kesulitan untuk menanggapi pokok pembicaraan

9

14

19

10

17,31

26,92

36,54

19,23

19.

Hambatan yang dirasakan dari pihak Lingkungan

berkaitan dengan pelaksanaan katekese umat

a. Pendamping kurang kreatif sehingga terpaku pada

teks

b. Pendamping kurang mempunyai pengetahuan

cukup tentang bahan katekese umat

c. Kurangnya dukungan sarana dari Lingkungan

d. Tidak tersedianya tempat untuk melakukan

katekese umat

14

7

26

5

26,92

13,46

50,00

9,62

20.

Hambatan dalam diri untuk mengikuti katekese umat

a. Kesibukan

b. Kurang peduli/malas

c. Memiliki masalah pribadi

d. Lelah setelah seharian bekerja

23

11

0

18

44,23

21,15

0,00

34,62

21. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese

umat

a. Katekese umat terlalu lama

b. Tidak tepat waktu

c. Tercipta suasana emosional yang tidak mendukung

d. Tercipta lingkungan fisik yang kurang mendukung

16

9

12

15

30,77

17,31

23,08

28,84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

34

Berdasarkan tabel di atas hambatan yang dialami umat salama mengikuti

katekese umat adalah kesulitan untuk merenungkan pengalaman hidup 36,54%

(19 orang), dan kesulitan untuk mengungkapkan pengalaman hidup 26,92% (14

orang). Sedangkan responden yang menjawab kesulitan untuk menanggapi pokok

pembicaraan pokok pembicaraan 19,23% (10 orang), dan 17,31% (9 orang)

responden menjawab kesulitan untuk memahami proses katekese umat.

Hambatan yang umat rasakan dari pihak Lingkungan adalah 50,00% (26

orang) responden menjawab kurangnya sarana pendukung, dan 26,92% (14 orang)

responden pendamping kurang kreatif sehingga terpaku pada teks. Sedangkan

sebagian kecil responden menjawab pendamping kurang mempunyai pengetahuan

yang cukup tentang katekese umat 13,46% (7 orang), dan 9,62% (5 orang)

responden menjawab tidak tersedianya tempat untuk melakukan katekese umat.

Hambatan dalam diri umat untuk mengikuti katekese umat di Lingkungan

sebagain besar responden menjawab kesibukan 44,23% (23 orang), dan 34,61%

(18 orang) responden menjawab lelah setelah seharian bekerja. Sedangkan

hambatan dalam diri yaitu kurang peduli atau malas terhadap kegiatan katekese

umat 21,15% (11 orang) dan bahkan tidak ada responden yang menjawab

memiliki masalah pribadi dalam mengikuti katekese umat.

Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese umat sebagaian besar

responden menjawab katekese umat terlalu lama 30,77% (16 orang), dan tercipta

lingkungan fisik yang kurang mendukung 28,84% (15 orang). Sebagian kecil

responden menjawab hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese umat

tercipta suasana emosional yang tidak mendukung 23,08% (12 orang), dan

17,31% (9 orang) responden menjawab tidak tepat waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

35

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat

Tabel 6. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

22. Waktu yang ideal/cocok untuk katekese umat

a. Kurang dari 60 menit

b. 60 menit-90 menit

c. 90 menit-120 menit

d. Lebih dari 120 menit

19

29

4

0

36,54

55,77

7,69

0,00

23. Dukungan Lingkungan yang dirasakan selama

mengikuti katekese umat

a. Menyediakan tempat

b. Menyediakan sarana pendukung

c. Adanya pendamping/pemandu katekese umat

d. Menyediakan dana

18

17

17

0

34,62

32,69

32,69

0,00

24.

Dukungan dalam diri untuk mengikuti katekese umat

a. Mempunyai waktu luang untuk mengikuti katekese

umat

b. Mempunyai kesadaran diri untuk terlibat aktif

dalam proses katekese umat

c. Mempunyai kerinduan untuk dekat dengan Sabda

Allah

d. Keterbukaan untuk menyediakan tempat untuk

katekese umat

8

23

18

3

15,38

44,23

34,62

5,77

Berdasarkan tabel diatas waktu yang ideal atau untuk katekese umat,

responden menjawab 60 menit-90 menit 55,76% (19 orang), dan 36,54% (19

orang) responden menjawab kurang dari 60 menit. Sedangkan 7,69% (4 orang)

responden menjawab 90 menit-120 menit.

Dukungan Lingkungan untuk terselenggaranya katekese umat sebagian

responden menjawab menyediakan tempat 34,62% (18 orang), dan Lingkungan

menyediakan sarana pendukung 32,69% (17 orang). Sebagian kecil responden

menjawab adanya pendamping/pemimpin katekese umat 32,69% (17 orang).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

36

Dukungan yang ada dalam diri umat sebagian responden mempunyai

kesadaran diri terlibat aktif dalam proses katekese umat 44,23% (23 orang), dan

34,62% (18 orang) menjawab mempunyai kerinduan untuk dekat dengan sabda

Allah. Sedangkan dukungan lain umat memiliki waktu luang 15,38% (8 orang),

dan 5,77 (3 orang) responden keterbukaan menyediakan tempat.

e. Harapan terhadap Katekese Umat

Tabel 7. Harapan terhadap Katekese Umat

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

25.

Harapan terhadap katekese umat yang akan datang

a. Katekese umat dikemas dengan menarik

b. Menggunakan sarana pendukung

c. Menjawab kebutuhan umat

d. Menciptakan suasana yang menyenangkan penuh

persaudaraan

13

2

7

30

25,00

3,85

13,46

57,69

26.

Harapan terhadap proses katekese umat

a. Umat terlibat aktif sehingga dapat memahami

materi katekese umat

b. Tercipta suasana yang bersahabat (saling

menghormati)

c. Isi sesuai dengan kebutuhan umat

d. Dapat disusun secara menarik

20

15

4

13

38,46

28,85

7,69

25,00

27.

Harapan terhadap pendamping katekese umat

a. Pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan

semua umat

b. Pendamping memiliki pengetahuan yang cukup

c. Pendamping terampil dalam berkomunikasi

d. Pendamping terampil mengajak umat merenungkan

pengalaman hidup

26

5

4

17

50,00

9,62

7,69

32,69

28.

Katekese umat yang menarik

a. Menjawab kebutuhan umat

b. Dapat menantang umat untuk menghadapi

perkembangan zaman dan permasalahanya

c. Dapat mengajak umat terlibat aktif dalam proses

pendalaman iman

13

8

3

25,00

15,38

5,77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

37

(1) (2) (3) (1)

d. Dapat mengajak umat terlibat aktif dalam hidup

menggereja dan masyarakat

28 53,85

Tabel 7 di atas menunjukkan harapan responden terhadap katekese umat,

sebagian besar responden menjawab menciptakan suasana menyenangkan penuh

persaudaraan 57,69% (30 orang), dan katekese umat dikemas dengan menarik

25,00% (13 orang). Harapan umat terhadap katekese umat 13,46% (7 orang)

responden menjawab katekese umat dapat menjawab kebutuhan umat, dan 3,85%

(2 orang) responden menjawab menggunakan sarana pendukung.

Harapan umat terhadap proses katekese umat 38,46% (20 orang) responden

menjawab umat terlibat aktif sehingga dapat memahami materi katekese umat,

dan 28,85% (15 orang) tercipta suasana yang bersahabat. Sedangkan 25,00% (13

orang) menjawab proses katekese umat dapat disusun secara menarik, dan 7,69%

(4 orang) menjawab isi katekese umat sesuai kebutuhan umat.

Ada pun harapan terhadap pendamping katekese umat sebagian besar

responden menjawab pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan semua umat

50,00% (26 orang), dan pendamping terampil mengajak umat merenungkan

pengalaman hidup 32,69% (17 orang). Sedangkan 9,62% (5 orang) responden

menjawab pendamping memiliki pengetahuan yang cukup, dan 7,69% ( 4 orang)

responden menjawab pendamping terampil berkomunikasi.

Katekese umat yang menarik adalah katekese umat yang dapat mengajak

umat terlibat aktif dalam hidup menggereja dan masyarakat 53,85% (28 orang),

dan 25,00% (13 orang) responden katekese umat yang dapat menjawab kebutuhan

umat. Katekese umat yang menarik adalah dapat menantang umat menghadapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

38

perkembangan zaman 15,38% (8 orang), dan mengajak umat terlibat aktif dalam

katekese umat 5,77% (3 orang).

f. Usulan terhadap Katekese Umat

Tabel 8. Usulan terhadap Katekese Umat

N=(52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

29.

Usulan untuk katekese umat yang akan datang

a. Menyediakan sarana dan menggunakan metode

yang menarik

b. Adanya pelatihan untuk para pendamping/pemandu

katekese umat

c. Pendamping kreatif sehingga umat dapat saling

membagikan pengalaman hidup

d. Menciptakan suasana yang mendukung

5

6

9

32

9,62

11,54

17,31

61,53

30.

Tema yang menarik untuk diangkat dalam katekese

umat yang akan datang

a. Lingkungan hidup

b. Kesetaraan gender

c. Memperjuangkan keadilan

d. Membangun kebersamaan

7

3

3

39

13,46

5,77

5,77

75,00

31.

Usulan untuk pendamping katekese umat

a. Pendamping dapat membangkitkan suasana

kekeluargaan

b. Pendamping menguasai bahan dan dapat

menyajikan materi dengan menarik

c. Pendamping menggunakan bahasa yang sederhana

d. Pendamping dapat menjadi motivator umat

27

11

4

10

51,93

21,15

7,69

19,23

Tabel di atas menunjukkan usulan katekese umat 61,53% (32 orang)

responden menjawab menciptakan suasana yang mendukung, dan pendamping

kreatif sehingga dapat saling membagikan pengalaman hidup 17,31% (9 orang).

Adapun 11,54% (6 orang) mengusulkan pelatihan untuk para pendamping, dan

9,62% (5 orang) menyediakan sarana dan menggunakan metode yang menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

39

Sedangkan tema yang menarik untuk diangkat dalam katekese umat

sebagian besar responden menjawab tema membangun kebersamaan 79,00% (39

orang), dan tema lingkungan hidup 13,46% (7 orang). Sedangkan 5,77% (3

orang) responden menjawab katekese umat dengan tema kesetaraan gender dan

5,77% (3 orang) responden menjawab tema memperjuangkan keadilan.

Usulan responden terhadap pendamping katekese umat adalah pendamping

dapat membangkitkan suasana kekeluargaan 51,93% (27 orang), dan pendamping

menguasai bahan dan menyajikan materi dengan menarik 21,15% (11 orang).

Sedangkan usulan pendamping katekese umat adalah pendamping dapat menjadi

motivator bagi umat 19,23% (10 orang), dan pendamping dapat menggunakan

bahasa yang sederhana 7,69% (4 orang).

3. Pengahayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat

Variabel penghayatan dan perwujudan iman dalam katekese umat terdiri

dari pemahaman umat terhadap iman, penghayatan iman dan perwujudan iman

dalam katekese umat, serta peran katekese umat dalam meningkatkan

penghayatan iman. Variabel tersebut dijabarkan dalam tabel berikut:

a. Pemahaman Umat terhadap Iman

Tabel 9. Pemahaman Umat terhadap Iman

N=(52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

32.

Arti iman

a. Gambaran hubungan manusia dengan Tuhan dan

30

57,69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

40

(1) (2) (3) (4)

tanggapan manusia akan wahyu-Nya

b. Iman merupakan sumber dan pusat dari

keseluruhan kehidupan keagamaan sehingga

manusia dapat menanggapi rencana Tuhan.

c. Sikap penyerahan diri secara total kepada Allah

d. Iman merupakan ikatan pribadi antara manusia

dengan Allah yang tak terpisahkan dengan

persetujuan bebas yang dimiliki manusia atas

wahyu-Nya.

2

19

1

3,85

36,54

1,92

33.

Iman harus diwujudkan dalam tindakan konkret

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

21

30

1

0

40,38

57,70

1,92

0,00

34. Mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan

di kehidupan sehari-hari

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8

15

29

0

15,38

28,85

55,77

0,00

Tabel di atas menunjukkan jawaban responden tantang arti iman yaitu iman

adalah gambaran hubungan manusia dengan Tuhan dan tanggapan manusia akan

wahyu-Nya 57,69% (30 orang) dan iman merupakan sikap penyerahan diri secara

total kepada Allah 36,54% (19 orang). Sedangkan iman merupakan sumber dan

pusat keseluruhan kehidupan keagamaan sehingga manusia dapat menanggapi

rencana Tuhan ada 3,85% (2 orang) dan iman merupakan ikatan pribadi antara

manusia dengan Allah yang tak terpisahkan dengan persetujuan bebas yang

dimiliki manusia atas wahyu-Nya. 1,92% (1 orang).

Iman sebaiknya diwujudkan dalam tindakan konkret, sebagian besar

responden menjawab setuju 56,69% (30 orang), dan 40,38% (21 orang)

menjawab sangat setuju, ragu-ragu 19,20 (1 orang) bahkan tidak ada responden

yang menjawab tidak setuju jika iman sebaiknya diwujudkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

41

Responden mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan, sebagian

besar responden menjawab kadang-kadang 55,77% (29 orang), dan 28,85% (15

orang) responden menjawab sering. Sedangkan responden menjawab selalu

mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan kehidupan sehari-hari

15,38% (8 orang), dan tidak ada responden yang menjawab tidak pernah

mewujudkan iman.

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Tabel 10. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

35.

Merenungkan pengalaman hidup yang sudah dialami

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8

18

26

0

15,39

34,61

50,00

0,00

36. Berdasarkan pengalaman umat menemukan makna/arti

yang terkandung di dalamnya.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12

26

14

0

23,08

50,00

26,92

0,00

37. Umat dapat menemukan nilai-nilai Kitab Suci yang

menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman

umat sendiri

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20

20

12

0

38,46

38,46

23,08

0,00

38.

Materi katekese umat membantu umat dalam

memahami keadaan atau situasi hidup

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

13

35

4

0

25,00

67,31

7,69

0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

42

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian responden menjawab kadang-

kadang merenungkan pengalaman hidup 50,00% (26 orang), dan sering 34,61%

(18 orang). Sedangkan responden yang selalu merenungkan 15,39% (8 orang),

dan tidak ada responden yang tidak pernah merenungkan pengalaman hidup.

Berdasarkan pengalaman hidup responden menemukan makna/arti yang

terkandung di dalamnya, sebagian responden menjawab sering 50,00% (26

orang), dan kadang-kadang 14,92% (14 orang). Bahkan ada responden yang

menjawab berdasarkan pengalaman hidup selalu menemukan makna/arti yang

terkandung di dalamnya 23,08% (12 orang), dan tidak ada responden yang

menjawab tidak pernah menemukan makna/arti yang terkandung di dalamnya.

Sebagian besar responden menjawab materi katekese umat membantu

responden dalam memahami keadaan/situasi hidup, 67,31% (35 orang), dan

sangat membantu 25,00% (13 orang). Tetapi ada juga responden menjawab materi

katekese umat kurang membantu 7,69% (4 orang), dan tidak ada responden yang

menjawab materi katekese umat tidak membantu.

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat

Tabel 11. Perwujudan Iman Katolik dalam Katekese Umat

N=(52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

39.

Menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses

ketekese umat

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18

18

13

3

34,61

34,61

25,00

5,78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

43

(1) (2) (3) (4)

40. Terbuka terhadap pendapat dan sharing pangalaman

iman dari umat lain

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16

11

24

1

30,77

21,16

46,15

1,92

41.

Yang dilakukan umat dalam proses katekese umat

untuk mendukung penghayatan iman

a. Tidak menghakimi pendapat orang lain

b. Mensharingkan pengalaman iman dengan

kejujuran dan keterbukaan

c. Memperhatikan penjelasan dan pengarahan

pendamping

d. Terlibat penuh dalam proses katekese umat

16

11

24

1

30,78

21,15

46,15

1,92

42.

Dapat merasakan kehadiran Allah mengikui ketekese

umat melalui sharing pengalaman hidup

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12

20

20

0

23,08

38,46

38,46

0,00

43. Setelah mengikuti proses katekese umat mempunyai

keputusan untuk melaksanakan niat-niat yang akan

dibangun sebagai wujud pertobatan.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15

18

19

0

28,85

34,61

36,54

0,00

Berdasarkan no. item 39 responden menciptakan suasana kekeluargaan

dalam proses katekese umat, sebagian besar responden menjawab selalu 34,61%

(18 orang), dan 34,61% (18 orang) responden menjawab sering. Tetapi ada juga

responden yang menjawab kadang-kadang menciptakan suasana kekeluargaan

dalam proses katekese umat 25,00% (13 orang), dan jarang menciptakan suasana

kekeluargaan dalam proses katekese umat 5,77 (3 orang).

Sedangkan keterbukaan umat terhadap pendapat dan saling membagikan

pengalaman iman dari umat lain, sebagian besar responden menjawab kadang-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

44

kadang 15% (24 orang), dan 30,77 % (16 orang) responden menjawab selalu.

Sedangkan 21,16% (11 orang) responden menjawab sering terbuka terhadap

pendapat, dan saling membagikan pengalaman iman dari umat lain, tetapi ada

juga responden yang menjawab tidak pernah terbuka 1,92% (1 orang).

Sedangkan hal yang dilakukan responden dalam proses katekese umat untuk

mendukung penghayatan iman katolik, sebagian besar responden menjawab

memperhatikan penjelasan dan pengarahan dari pendamping 46,15% (24 orang),

dan 30,78% (16 orang) responden menjawab tidak menghakimi pendapat orang

lain. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab hal yang dilakukan dalam

proses ketekese umat untuk mendukung penghayatan iman adalah membagikan

pengalaman iman dengan kejujuran dan keterbukaan 21,15% (11 orang) dan

terlibat secara penuh dalam proses katekese umat 1,92% (1 orang).

Adapun responden merasakan kehadiran Allah setelah/selama mengikuti

katekese umat melalui saling membagikan pengalaman hidup, sebagian responden

menjawab sering 38,46% (20 orang), dan 38,46% (20 orang) responden menjawab

kadang-kadang. Sedangkan 23,85% (12 orang) responden menjawab selalu

merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat dan tidak ada

responden yang menjawab tidak pernah.

Setelah mengikuti proses katekese umat responden mempunyai keputusan

untuk melaksanakan niat-niat yang dibangun sebagai wujud pertobatan, sebagian

responden menjawab kadang-kadang 36,54% (19 orang), dan 34,61% (18 orang)

responden menjawab sering. Sedangkan responden menjawab selalu mempunyai

keputusan untuk melaksanakan niat-niat yang dibangun sebagai wujud pertobatan

28,85% (15 orang) dantidak ada responden yang menjawab tidak pernah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

45

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman

Tabel 12. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman

N= (52)

No Pertanyaan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

44.

Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti katekese

umat

a. Menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja dan

nilai-nilai dalam Kitab Suci

b. Menguatkan dan meneguhkan iman

c. Memberikan keberanian untuk bersaksi dalam

kehidupan sehari-hari

d. Tidak tahu

17

26

3

6

32,69

50,00

5,77

11,54

45. Katekese umat membantu umat dalam penghayatan

iman

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

19

30

3

0

36,54

57,69

5,77

0,00

46.

Peran katekese umat dalam rangka meningkatkan

penghayatan iman

a. Memberikan pengetahuan tentang ajaran Gereja

dan nilai-nilai Kitab Suci

b. Untuk mempermudah umat mendalami pengalaman

hidup

c. Membantu umat untuk memahami nilai-nilai Kitab

Suci dalam pengalaman hidup

d. Untuk membantu umat mendalami kehidupan

berdasarkan iman

16

4

28

4

30,77

7,69

53,85

7,69

47. Hasil yang diperoleh selama mengikuti katekese umat

a. Menemukan makna pengalaman hidup

b. Dapat merenungkan pengalaman hidup sehingga

dapat bersaksi kepada sesama di tengah masyarakat

c. Terbuka terhadap kehadiran Allah dalam kehidupan

d. Biasa saja

18

12

17

5

34,62

23,08

32,69

9,61

48.

Pengaruh yang dirasakan umat selama mengikuti

katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman

a. Iman semakin diteguhkan dan dikuatkan

b. Berani untuk bersaksi kepada sesama

c. Berasa bahagia dan tenang karena telah mendalami

nilai-nilai dalam Kitab Suci dan pengalaman hidup

d. Biasa saja

32

6

10

4

61,54

11,54

19,23

7,69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

46

(1) (2) (3) (4)

49. Proses katekese umat yang dapat meningkatkan

penghayatan iman katolik

a. Saling membagikan pengalaman hidup

b. Merenungkan pengalaman hidup dalam terang

Kitab Suci

c. Menerapkan iman Kristiani dan mengusahakan

suatu aksi konkrit yang akan dilakukan

d. Merenungkankan pengalaman hidup dalam terang

Kitab Suci dan melaksanakan aksi konkrit dalam

kehidupan sebagai perwujudan iman

10

8

8

26

19,23

15,38

15,39

50,00

50.

Yang dialami dan dirasakan setelah mengikuti

katekese umat di Lingkungan

a. Merasa terbantu untuk semakin mengenal pribadi

Yesus dan diri pribadi sehingga

mengembangkan/memperdalam iman

b. Merasa tertarik untuk mengikuti katekese umat

yang akan datang

c. Merasa terganggu karena waktu untuk

keluarga/pribadi menjadi berkurang

d. Biasa saja

44

2

0

6

84,62

3,85

0,00

11,53

Hasil penelitian tabel di atas menunjukkan manfaat yang diperoleh setelah

mengikuti katekese umat adalah 50,00% (26 orang) responden menjawab

menguatkan dan meneguhkan iman, dan 32,69% (17 orang) responden menjawab

menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja. Sedangkan 5,77% (3 orang)

responden menjawab memberikan keberanian untuk bersaksi dalam kehidupan

sehari-hari, tetapi ada juga responden yang menjawab tidak tahu manfaat yang

diperoleh setelah mengikuti katekese umat 11,54% (6 orang).

Katekese umat membantu penghayatan iman, sebagian responden menjawab

membantu 57,69% (30 orang), dan sangat membantu 36,54% (19 orang).

Sedangkan 5,77% (3 orang) responden menjawab katekese umat kurang

membantu dalam penghayatan iman, dan tidak ada responden yang menjawab

katekese umat tidak membantu penghayatan iman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

47

Peran katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman yaitu

responden menjawab membantu umat untuk memahami nilai-nilai Kitab Suci

dalam pengalaman hidup 53,85% (28 orang) dan 30,77% (16 orang) untuk

memberikan pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai Kitab Suci. Peran

katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman 7,69% (4 orang)

untuk memudahkan umat mendalami pengalaman hidup, dan untuk membantu

umat mendalami kehidupan berdasarkan iman 7,69% (4 orang).

Hasil yang diperoleh selama mengikuti katekese umat, sebagian responden

menemukan makna pengalaman hidup 34,61% (18 orang), dan 32,69% (17 orang)

terbuka terhadap kehadiran Allah dalam kehidupan. Hasil yang diperoleh selama

mengikuti katekese umat adalah dapat merenungkan pengalaman hidup sehingga

dapat bersaksi kepada sesama di tengah masyarakat 23,08% (12 orang), tetapi ada

juga responden yang menjawab biasa saja 9,61% (5 orang).

Pengaruh yang dirasakan selama mengikuti katekese umat dalam

meningkatkan penghayatan iman adalah responden menjawab iman semakin

diteguhkan dan dikuatkan 61,54% (32 orang), dan merasa bahagia dan tenang

karena telah mendalami nilai-nilai Kitab Suci dan pengalaman hidup 19,23% (10

orang). Sedangkan pengaruh lain yang dirasakan adalah berani untuk bersaksi

kepada sesama 11,54% (6 orang), dan merasa biasa saja 7,69% (4 orang).

Proses katekese umat yang dapat meningkatkan penghayatan iman katolik

adalah merenungkan pengalaman hidup dalam terang Kitab Suci dan

melaksanakan aksi konkrit dalam kehidupan sebagai perwujudan iman 50,00%

(26 orang), dan saling membagikan pengalaman iman 19,23% (10 orang).

Sedangkan responden menjawab merenungkan pengalaman hidup dalam terang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

48

Kitab Suci 15,39% (8 orang), dan menerapkan iman Kristiani dan mengusahakan

suatu aksi konkrit yang akan dilakukan 15,38% (8 orang).

Umat merasakan dan mengalami manfaat setelah mengikuti katekese umat

banyak responden yang menjawab merasa terbantu untuk semakin mengenal

pribadi Yesus dan diri pribadi sehingga mengembangkan/memperdalam iman

84,61% (44 orang), dan merasa biasa saja 11,53% (6 orang). Akan tetapi ada juga

responden yang menjawab merasa tertarik untuk mengikuti pendalaman iman

yang akan datang 3,85% (2 orang) dan tidak ada responden yang menjawab

merasa terganggu karena waktu untuk keluarga/pribadi berkurang.

E. Pembahasan Hasil Penelitian Sumbangan Katekese Umat dalam Rangka

Meningkatkan Penghayatan Iman Umat Lingkungan St. Yusuf, Berut

Berdasarkan hasil penelitian tentang seberapa besar sumbangan katekese

umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman di Lingkungan St. Yusuf

maka ditemukan poin-poin penting dari setiap variabel. Oleh sebab itu hasil

penelitian tersebut dijabarkan sesuai dengan data-data yang diperoleh.

Pembahasan hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui lebih dalam pelaksanaan

katekese umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut, dan mengetahui seberapa besar

sumbangan katekese umat dalam rangka meningkatkan penghayatan iman.

1. Identitas Responden

Tabel 2 di atas menunjukkan keseluruhan responden yang berjumlah 52

orang adalah umat yang aktif maupun tidak aktif mengikuti katekese umat.

Sebagian besar umat berjenis kelamin perempuan (28 orang) dan sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

49

berjenis kelamin laki-laki tidak begitu jauh yaitu (24 orang). Sedangkan usia umat

sebagian responden kebanyakan antara 36-45 tahun (22 orang) Sebagian besar

pendidikan terakhir umat adalah lulusan SMA/SMK sebagian kecil pendidikan

terakhir SD, SMP, dan perguruan tinggi dengan pekerjaan umat sebagai petani

dan buruh/karyawan serta sebagian kecil bekerja sebagai wiraswasta dan PNS.

Berdasarkan data di atas, usia umat yang terlibat dalam katekese umat

bervariasi yaitu antara kurang dari 35 tahun dan lebih dari 56 tahun dengan latar

belakang pendidikan yang berbeda juga. Hal ini menunjukkan bahwa umat yang

hadir dalam katekese umat adalah umat usia dewasa dan tua, bahkan pekerjaan

umat sebagai petani tidak menjadi penghalang untuk membaur dengan umat lain

dalam mengikuti katekese umat yang ada di Lingkungan.

2. Pemahaman dan Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

Pada bagian variabel 1 penulis membicarakan tentang pemahaman dan

keterlibatan umat dalam katekese umat yang dijabarkan lebih dalam untuk

mendapatkan data penting. Pemahaman dan keterlibatan umat dalam katekese

umat terdiri dari pemahaman umat terhadap katekese umat, keterlibatan umat

dalam katekese umat, hambatan yang terjadi dalam katekese umat, dukungan,

harapan dan usulan terhadap katekese umat.

a. Pemahaman Umat terhadap Katekese Umat

Berdasarkan tabel 3 pemahaman umat terhadap katekese umat masih sangat

kurang. Sebagian besar umat menjawab katekese umat adalah pendalaman Kitab

Suci 51,93% padahal katekese umat merupakan tukar pengalaman iman antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

50

umat 40,38%. Bahkan ada umat yang menjawab katekese umat merupakan doa

rosario. Dengan jawaban tersebut berarti umat belum bisa membedakan antara

katekese umat dengan doa rosario.

Pemahaman umat terhadap katekese umat sudah cukup baik hal ini terlihat

dari jawaban umat yaitu saling membagikan pengalaman iman, mengolah

pengalaman hidup melalui terang Kitab Suci, serta pendewasaan iman dan

kesaksian di masyarakat. Tetapi ada beberapa umat yang belum memahami tujuan

dari katekese umat karena katekese umat merupakan doa bersama.

Berdasarkan situasi di Lingkungan isi ketekese umat yang selama ini sudah

terlaksana sering menggunakan pengalaman hidup sehari-hari, pengalaman iman

Gereja yang ada di dalam Kitab Suci, dan doa tetapi hanya sedikit saja

menyangkut dokumen Gereja. Berdasarkan jawaban umat isi katekese umat yang

sudah terlaksana di Lingkungan bervariasi akan tetapi masih perlu dikembangkan

lagi karena dokumen Gereja masih kurang digunakan menjadi isi katekese umat.

Sedangkan sarana yang sering digunakan dalam katekese umat adalah teks

Kitab Suci yang akan dibahas, buku panduan. Sarana yang tersedia tersebut

menunjukkan bahwa umat dan Lingkungan sudah menyadari bahwa pentingnya

menggunakan sarana pendukung dalam proses katekese umat sehingga umat dapat

mengetahui alur pembicaraan yang akan dibahas. Ada pun buku lagu dan buku

doa kurang digunakan sebagai sarana pendukung katekese umat karena umat

sudah menyediakan buku panduan yang di dalamya terdapat lagu dan doa-doanya.

Sarana yang terakhir yang sering digunakan adalah sarana kreatif dari

pendamping. Hal ini menunjukkan pendamping memiliki kreatifitas dan telah

mempersiapkan materi katekese umat dengan maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

51

Sedangkan model katekese umat yang sering digunakan adalah menggali

pengalaman hidup dan pendalaman Kitab Suci. Hal ini menunjukkan bahwa

kedua model katekese umat tersebut sering digunakan di Lingkungan. Sedangkan

katekese umat model campuran (menggali pengalaman hidup dan pendalaman

Kitab Suci) jarang digunakan di Lingkungan. Akan tetapi ada juga umat yang

belum memahami model katekese umat yang bisanya dilakukan di Lingkungan

karena beberapa umat menjawab katekese umat model doa bersama. Doa bersama

masuk dalam proses katekese umat dan tidak berdiri sendiri.

Model katekese umat yang sering digunakan di Lingkungan sudah sesuai

dengan langkah-langkah katekese umat. Sebagian besar umat menjawab langkah-

langkah sebagai berikut pembukaan, pengalaman hidup umat, mendalami teks

Kitab Suci, menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat dan mengusahakan

suatu aksi konkret dalam kehidupan, doa umat dan penutup. Langkah-langkah

tersebut merupakan katekese model pengalaman hidup. Langkah pembukaan,

pembacaan teks Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci, pendalaman pengalaman

hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan penutup ini merupakan model

Kitab Suci. Langkah-langkah seperti pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci,

cerita pengalaman hidup berdasarkan Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup

dan Kitab Suci, doa umat dan penutup merupakan model campuran. Sedangkan

langkah-langkah seperti pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, doa umat dan

doa penutup merupakan katekese umat yang tidak lengkap.

.Adapun tema katekese umat yang selama ini dilaksanakan di Lingkungan

masih mengalami keprihatinan karena menurut umat tema katekese umat masih

kadang-kadang sesuai dengan situasi dan kondisi umat di Lingkungan. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

52

menunjukkan tema katekese belum menjawab kebutuhan dan kerinduan umat.

Sedangkan tema katekese umat yang sering sesuai dengan situasi dan kondisi

umat berarti tema katekese umat sudah cukup menanggapi kebutuhan dan

kerinduan umat. Ada pun tema katekese umat selalu sesuai dengan situasi dan

kondisi berarti umat sudah puas karena menjawab kebutuhan. Tetapi jika tema

katekese umat tidak pernah sesuai berarti umat tidak memiliki kepekaan terhadap

sekitarnya dan dirinya serta kurang terbuka menerima materi katekese umat.

Bahkan keterlibatan umat dalam memandu jalannya katekese umat masih

sangat kurang karena yang sering memandu katekese umat adalah ketua

Lingkungan dan prodiakon. Hal ini menunjukkan bahwa umat masih beranggapan

tugas pemandu katekese umat adalah katua Lingkungan dan prodiakon. Para

pengurus Lingkungan belum memberikan kesempatan penuh kepada umat.

Keterlibatan umat dalam memimpin katekese umat masih kurang hal ini terlihat

dari jawaban umat yaitu umat yang ditunjuk dan umat secara bergantian.

b. Keterlibatan Umat dalam Katekese Umat

Katerlibatan umat dalam berkatekese masih sangat kurang karena sebagian

besar umat kadang-kadang mengikuti katekese umat. Sebagian kecil umat

menjawab sering terlibat yang berarti umat sudah cukup memiliki kesadaran diri

terlibat walaupun tidak maksimal menghadirinya. Sedangkan umat yang selalu

terlibat maka umat tersebut secara penuh telah mengikuti katekese umat dan

memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk terlibat. Bahkan ada umat yang tidak

pernah mengikuti katekese umat hal ini menunjukkan bahwa umat tidak memiliki

kepedulian dan kesadaran diri mengikuti katekese umat yang ada di Lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

53

Kebanyakan umat tertarik mengikuti katekese umat hal ini menunjukkan

bahwa umat memiliki kesadaran diri yang cukup baik karena katekese umat

penting dan dapat memberikan manfaat. Sedangkan umat yang sangat tertarik

mengikuti katekese umat berarti katekese umat sangat penting dan umat memiliki

kesadaran yang tinggi terlibat aktif dalam kegiatan di Lingkungan. Bahkan tidak

ada umat yang tidak tertarik terhadap katekese umat, hal ini menunjukkan bahwa

katekese umat memberikan pengaruh baik dalam kehidupan. Akan tetapi ada umat

yang kurang tertarik mengikuti katekese umat hal ini menunjukkan bahwa umat

belum memiliki kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam kegiatan di Lingkungan.

Pada dasarnya motivasi umat mengikuti katekese umat sangat baik karena

untuk memperdalami iman, dan kebutuhan dan kerinduan akan sabda Tuhan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa motivasi umat untuk pendewasaan iman dan sebagai

petunjuk menjalani hidup. Tetapi jika umat memiliki motivasi ingin berkumpul

bersama, dan sebagian lagi karena keterpaksaan/ikut-ikutan. Hal ini menunjukkan

bahwa umat melakukannya sebagai kewajiban bukan kebutuhan dan kesadaran

diri sehingga umat menghadiri katekese umat sebatas sebagai rutinitas. Mengikuti

katekese umat untuk mendalami iman berarti umat menyadari bahwa iman perlu

untuk selalu dikembangkan dan didalami supaya semakin berkembang.

Sedangkan keterlibatan umat dalam katekese umat sebagian besar umat

masih sangat kurang karena umat hanya mengikuti arahan pendamping, dan

sebagian kecil umat diam saja/pasif, dan bicara jika ditunjuk. Ketiga hal ini

menunjukkan bahwa umat menerima apa saja yang diungkapkan dan diarahkan

oleh pendamping dan umat kurang memiliki kesadaran diri untuk terlibat aktif

dalam katekese umat. Umat juga perlu mendapat sapaan/perintah secara langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

54

supaya mau terlibat aktif dalam proses katekese umat. Bahkan sedikit umat yang

terlibat aktif dalam katekese umat. Umat yang terlibat aktif berarti umat tersebut

memiliki kesadaran diri untuk melibatkan diri dalam proses katekese umat dan

menyadari pentingnya melibatkan diri demi tercapainya tujuan bersama.

c. Hambatan yang terjadi dalam Katekese Umat

Hambatan umat dalam mengikuti katekese umat perlu untuk diperhatikan

supaya katekese umat dapat menjadi lebih baik. Hambatan yang biasanya dialami

umat adalah kesulitan dalam merenungkan pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini

menunjukkan bahwa umat perlu dibantu untuk menemukan pengalaman hidup

sesuai tema atau umat tersebut belum memiliki kerendahan hati untuk memproses

pengalaman hidupnya. Kesulitan lain yang dihadapi umat adalah kesulitan

mengungkapkan pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini berarti umat belum bisa

terbuka untuk membagikan pengalaman hidup. Umat juga kesulitan menanggapi

pokok pembicaraan berarti umat kurang fokus mengikuti katekese umat, atau

kurang memahami meteri yang disampaikan oleh pendamping. Umat kesulitan

memahami proses katekese umat, hal ini menunjukkan bahwa umat kurang

tertarik atau kurang memperhatikan pembicaan.

Adapun hambatan yang dirasakan pihak Lingkungan adalah kurangnya

sarana pendukung. Hal ini menunjukkan bahwa Lingkungan belum bisa

menyediakan sarana-sarana yang mendukung. Lingkungan belum bisa

menyediakan sara pendukung kemungkinan ada beberapa sebab seperti

ketidaktahuan pengurus Lingkungan, keterbatasan biaya, tenaga, dan ide.

Hambatan lain pendamping kurang kreatif dalam memandu katekese umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

55

sehingga pendamping terpaku pada teks. Hal ini terjadi karena pendamping

kurang mempersiapkan bahan dan mempersiapkan diri sehingga kurang

memahami bahan katekese umat yang akan disampaikan. Kurangnya sarana dan

kurangnya kreatifitas pendamping disebabkan karena keterbatasan tenaga dan

kurangnya pengetahuan. Sedangkan tidak tersedianya tempat berkatekese berarti

umat kurang memiliki kesadaran diri untuk menggunakan rumahnya sebagai

tempat berkatekese. Hambatan lainnya adalah tidak adanya dana, hal ini

menunjukkan Lingkungan kurang memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan.

Ada pun hambatan dalam diri umat untuk mengikuti katekese umat adalah

kurang peduli/malas mengikuti ketekse umat. Hal ini menunjukkan bahwa umat

kurang memiliki kesadaran diri mengikuti katekese umat. Hambatan lainnya

adalah masalah pribadi, ini berarti umat sudah bijaksana menghadapi masalah

pribadinya sehingga mampu mengikuti katekese umat di Lingkungan. Umat

kelelahan setelah seharian bekerja, hal ini terjadi karena sebagian umat bekerja

sebagai petani dan buruh sehingga hampir seharian waktu mereka digunakan

bekerja. Bahkan tidak hanya itu saja umat juga masih mempunyai kesibukan yang

lain yang menyebabkan mereka tidak terlibat mengikuti katekese umat. Hal ini

menunjukkan bahwa umat belum bisa membagi waktu secara bijaksana untuk

keluarga/pribadi dan kegiatan yang ada di Lingkungan serta umat kurang

memiliki kesadaran diri menghadiri ketekese umat.

Adapun hambatan yang terjadi dalam katekese umat, sebagian besar umat

menjawab katekese umat terlalu lama. Hal ini menunjukkan bahwa umat merasa

proses katekese umat terlalu panjang. Hambatan lainnya adalah tercipta

lingkungan fisik yang kurang mendukung. Hal ini berarti lingkungan fisik sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

56

mempengaruhi proses katekese umat. Tercipta suasana emosional yang tidak

mendukung, hal tersebut menunjukkan bahwa untuk melaksanakan katekese umat

perlu menciptakan suasana emosional yang mendukung. Hambatan lainnya adalah

tidak tepat waktu memulai katekese umat. Hal ini menunjukkan bahwa umat

menginginkan supaya menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

d. Dukungan yang Dibutuhkan dalam Katekese Umat

Waktu yang ideal/cocok dalam pelaksanaan katekese umat adalah 60 menit-

90 menit. Hal ini menunjukkan bahwa umat waktu tersebut tidak terlalu lama

dalam melaksanakan katekese umat. Sedangkan umat yang memilih waktu kurang

dari 60 menit berarti umat tersebut menginginkan proses katekese umat yang

singkat sehingga tidak menyita banyak waktu. Ada juga umat yang memilih

waktu 90 menit-120 menit, hal ini menunjukkan bahwa untuk mendalami tema

katekese umat memerlukan waktu yang lama. Tetapi jika waktu yang ideal lebih

dari 120 menit maka umat menginginkan supaya membahas tema katekese umat

secara rinci dan jelas sehingga membutuhkan waktu yang lama.

Sedangkan dukungan dari Lingkungan untuk terlaksananya katekese umat

adalah menyediakan tempat, menyediakan sarana pendukung, dan adanya

pendamping katekese umat. Berdasarkan ketiga hal tersebut Lingkungan telah

terbuka menyediakan tempat dan dengan kesadaran diri menyediakan sarana

pendukung serta tersedianya pendamping katekese umat.

Adapun dukungan yang ada dalam diri umat adalah umat memiliki

kesadaran diri terlibat dalam kagiatan katekese umat. Hal ini berarti bahwa umat

memiliki kepeduliam untuk mengikuti katekese umat. Dukungan lainnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

57

kerinduan umat terhadap sabda Tuhan. Bagi umat yang merindukan sabda Tuhan

maka umat tersebut akan bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses katekese

umat walaupun prosesnya tidak dikemas dengan menggunakan sarana pendukung

dan menyadari bahwa sabda Tuhan merupakan sumber hidup. Dukungan lain

yang diperlukan demi terlaksananya katekese umat adalah adanya waktu luang

dan tersedianya tempat berkatekese. Kedua hal ini menunjukkan bahwa umat

masih mengesampingkan katekese umat dalam kehidupan sehingga kurang

terbuka menyediakan tempat dan kurang bijaksana membagi waktu.

e. Harapan terhadap Katekese Umat

Harapan umat terhadap katekese umat adalah menciptakan suasana yang

menyenangkan penuh dengan persaudaraan. Hal tersebut menunjukkan suasana

kekeluargaan penting dalam berkatekese dan umat merindukan suasana tersebut.

Harapan lain dalam berkatekese adalah mengemas katekese umat menjadi

menarik. Hal ini menunjukan katekese umat yang sudah berlangsung belum

dikemas dengan menarik. Sedangkan sarana pendukung untuk katekese umat

masih kurang sehingga perlu ditingkatkan. Materi yang menjawab kebutuhan

umat merupakan hal penting supaya umat tertarik mengikuti katekese umat.

Adapun harapan umat terhadap proses katekese umat supaya menjadi lebih

baik yaitu umat terlibat aktif sehingga dapat memahami materi katekese umat. Hal

tersebut menunjukkan bahwa umat menginginkan supaya seluruh umat dengan

kesadaran diri terlibat aktif dalam proses katekese umat supaya katekese umat

dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan harapan lainnya adalah

menciptakan suasana yang saling menghormati. Hal ini menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

58

suasana yanag mendukung dibutuhkan dalam proses katekese umat. Katekese

umat dapat disusun dengan menarik, hal ini menunjukkan selama ini katekese

umat belum maksimal dalam penyusunanya sehingga menjadi kurang menarik.

Sedangkan harapan akan isi sesuai dengan kebutuhan umat ini berarti katekese

umat yang berlangsung di Lingkungan kurang sesuai dengan kebutuhan umat.

Sedangkan harapan umat terhadap pendamping katekese umat, adalah

pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan semua umat, serta pendamping

terampil membantu umat merenungkan pengalaman hidup dan merenungkan

pesan dalam Kitab Suci. Oleh sebab itu umat mengharapkan supaya pendamping

katekese umat tidak hanya kreatif dan melibatkan umat tetapi pendamping dapat

mengajak umat untuk merenungkan pengalaman hidup dan menemukan nilai-nilai

dalam Kitab Suci. Adapun harapan lainnya adalah pendamping memiliki

pengetahuan yang cukup tentang katekese umat. Hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan diperlukan dalam proses katekese umat. Pengetahuan dapat

mendukung dan membantu proses katekese umat. Pendamping juga dapat

terampil dalam berkomunikasi, hal ini menunjukkan bahwa umat menyadari

dalam proses katekese umat memerlukan komunikasi. Terjalinnya komunikasi

yang baik akan mempengaruhi keberhasilan penyampaian isi katekese umat.

Sedangkan katekese umat yang menarik adalah katekese umat yang dapat

mengajak umat terlibat aktif dalam hidup menggereja, masyarakat, serta katekese

umat yang menjawab kebutuhan umat. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa

katekese umat tidak sebatas mendalami pengalaman hidup dan nilai-nilai Kitab

Suci tetapi memberikan pengaruh untuk terlibat dalam kegiatan menggereja dan

masyarakat. Katekese umat dapat menjawab kebutuhan umat berarti umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

59

merindukan apa yang menjadi kebutuhan dan kebutuhannya dapat terpenuhi

dalam katekese umat. Sedangkan katekese umat yang dapat menantang umat

menghadapi perkembangan zaman dan permasalahanya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa umat mengharapkan semangat, dan nilai hidup baru

sehingga dapat menghadapi perkembangan zaman dan permasalahannya.

f. Usulan terhadap Katekese Umat

Berdasarkan tabel 8 di atas, usulan terhadap katekese umat yang akan

datang adalah menciptakan suasana yang mendukung. Suasana dalam proses

katekese umat sangat penting demi keberhasilan tujuan yang akan dicapai.

Sedangkan usulan lainnya untuk katekese umat yang datang adalah adanya

pelatihan untuk para pendamping, menyediakan sarana dan menggunakan metode

yang menarik. Berdasarkan kedua hal tersebut menunjukkan bahwa sarana dan

metode yang menarik dapat mendukung keseluruhan proses katekese umat.

Bahkan perlu ada pelatihan untuk pendamping, hal ini menunjukkan bahwa umat

sadar pengetahuan itu penting untuk melengkapi informasi dalam katekese umat.

Ada pun usulan lain supaya pendamping dapat kreatif sehingga umat dapat saling

membagikan pengalaman iman. Hal ini berarti pendamping diharapkan dapat

kreatif mengajak umat mengungkapkan pengalaman hidup.

Sedangkan tema yang menarik untuk diangkat dalam katekese umat adalah

membangun kebersamaan karena tema ini sesuai dengan situasi dan kondisi umat

di Lingkungan. Tema tersebut sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan

menggereja. Sedangakan tema lingkungan hidup merupakan tema yang penting

juga karena sekarang lingkungan alam mulai tercemar oleh limbah sampah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

60

suara. Tema kesetaraan gender merupakan tema yang menarik hal ini

menunjukkan bahwa pada zaman sekarang masih terjadi diskriminasi terhadap

laki-laki atau perempuan. Adapun tema tentang memperjuangkan keadilan

merupakan tema yang menarik sebab di zaman yang modern ini masih sering

terjadi ketidakadilan dalam kehidupan Gereja maupun masyarakat umum.

Usulan untuk pendamping katekese umat adalah dapat membangkitkan

suasana kekeluargaan. Suasana kekeluargaan penting demi kelancaran proses

katekese umat. Pendamping dapat menjadi motivator, berarti umat dapat

memperoleh semangat baru. Bahasa yang sederhana perlu diperhatikan supaya

umat dapat memahami isi katekese umat. Pendamping menguasai bahan dan

menyajikan materi dengan menarik yang berarti perlu ada persiapan yang matang.

3. Penghayatan dan Perwujudan Iman dalam Katekese Umat

Pada variabel 2 penulis membicarakan tentang penghayatan dan perwujudan

iman dalam ketekese umat. Variabel 2 tersebut terbagi terdiri dari pemahaman

umat terhadap iman, penghayatan iman dalam katekese umat, perwujudan iman

dalam katekese umat, dan peran katekese umat dalam meningkatkan penghayatan

iman umat.

a. Pemahaman Umat terhadap Iman

Berdasarkan tabel 9 di atas, arti iman berdasarkan jawaban umat sudah

sesuai karena iman merupakan gambaran hubungan manusia dengan Tuhan dan

tanggapan manusia akan wahyu-Nya. Iman merupakan sumber dan pusat dari

keseluruhan kehidupan keagamaan sehingga manusia dapat menanggapi rencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

61

Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman umat sudah sesuai dengan

pengertian iman berdasarkan Kitab Suci. Iman merupakan sikap penyerahan diri

secara total kepada Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat belum paham

tentang pengertian iman karena sikap penyerahan merupakan tindakan nyata dari

iman. Iman adalah ikatan pribadi antara manusia dengan Allah yang tak

terpisahkan dengan persetujuan bebas yang dimiliki manusia atas wahyu-Nya.

Hal tersebut menunjukkan umat sudah paham tentang iman sesuai dengan KGK.

Sedangkan banyak umat yang setuju bila iman harus diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari yang berarti bahwa umat telah menyadari iman sebaiknya

diwujudkan dalam hidup. Sedangkan umat yang sangat setuju jika iman harus

diwujudkan berarti umat sungguh menyadari bahwa iman sebaiknya wajib

diwujudkan. Sedangkan umat yang ragu-ragu berarti dalam kehidupan sehari-hari

umat tersebut masih jarang mewujudkan iman dalam kehidupan. Adapun umat

yang tidak setuju jika iman diwujudkan dalam tindakan nyata berarti umat

mengetahui bahwa iman sebaiknya diwujudkan dalam kehidupan.

Selama ini umat kadang-kadang mewujudkan iman dalam sikap, tindakan,

dan ucapan di dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat masih

butuh belajar untuk sering mewujudkan iman dalam kehidupan. Sedangkan umat

yang sering menunjukkan iman dalam sikap, tindakan, dan ucapan maka umat

tersebut telah mewujudkannya iman dengan kesungguhan hati dan mampu

melewati rintangan yang dihadapi. Sedangkan umat yang selalu mewujudkan

iman dalam tindakan, sikap, dan perkataan berarti umat sudah maksimal dalam

mewujudkan iman. Bahkan tidak ada umat yang menjawab tidak pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

62

mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan dalam ucapan. Hal tersebut berarti

umat telah mewujudkan iman dalam tindakan nyata.

b. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Umat yang kadang-kadang merenungkan pengalaman hidup yang sudah

dialami berarti umat tersebut kurang mampu mengolah pengalaman hidup

menjadi bermakna. Sedangkan umat yang sering merenungkan pengalaman hidup

berarti umat sudah cukup baik mengolah pengalaman hidup menjadi bermakna

dan dapat menghadapi tantangan yang ada. Adapun umat yang selalu

merenungkan pengalaman hidup berarti umat menyadari pentingnya mengolah

pengalaman hidup menjadi bermakna, dan umat semakin mengenal dirinya.

Tetapi tidak ada umat yang tidak pernah merenungkan pengalaman hidup. Hal

tersebut menunjukkan bahwa umat paham untuk merenungkan pengalaman

hidupnya.

Berdasarkan pengalaman hidup umat selalu menemukan makna dan arti

yang terkandung di dalamnya maka umat telah menemukan pesan baru dan

membangun kebiasaan merenungkan pengalaman hidup. Sedangkan umat yang

kadang-kadang menemukan makna hidup maka umat belum membangun

kebiasaan untuk merenungkan pengalaman hidupnya. Bila umat menjawab sering

menemukan makna dalam pengalaman hidup, maka umat tersebut sudah mulai

membangun kebiasaan merenungkan pengalaman hidup. Tetapi tidak ada umat

yang tidak pernah menemukan makna dalam pengalaman hidupnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa umat pernah merenungkan pengalaman hidupnya, dan umat

pernah menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

63

Adapun umat yang selalu menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang

menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman berarti umat terbuka

menerima teguran, peneguhan, atau pengokohan iman. Sedangkan umat yang

sering menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur, memperteguhkan,

atau mengokohkan iman berarti umat cukup terbuka menerima sapaan-Nya. Umat

yang kadang-kadang menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang menegur,

memperteguhkan, atau mengokohkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa

umat masih kurang terbuka akan sapaan Tuhan lewat sabda-Nya. Bahkan tidak

ada umat yang tidak pernah menemukan nilai-nilai dalam Kitab Suci yang

menegur, memperteguhkan, atau mengokohkan iman. Hal tersebut berarti umat

menyadari dirinya dapat disapa Tuhan lewat sabda-Nya dan pengalaman hidup.

Sedangkan materi katekese umat dapat membantu umat memahami keadaan

dan situasi hidup berarti katekese umat memberikan peran penting dalam

mendalami pengalaman hidup pribadi dan sosial. Adapun umat yang menganggap

katekese umat kurang membantu dalam memahami keadaan dan situasi hidup

berarti materi katekese umat kurang sesuai kenyataan. Sedangkan katekese umat

tidak membantu umat dalam memahami keadaan dan situasi hidup berarti

katekese umat tidak bisa memberikan manfaat untuk memahami keadaan sekitar.

c. Perwujudan Iman dalam Katekese Umat

Berdasarkan tabel 11 di atas, umat selalu menciptakan suasana kekeluargaan

dalam proses katekese umat. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat sadar dan

memahami bahwa dalam proses katekese umat diperlukan suasana kekeluargaan.

Sedangkan umat yang sering menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

64

katekese umat berarti umat telah sadar bila suasana kekeluargaan perlu diciptakan

untuk mendukung proses katekese umat. Adapun umat yang kadang-kadang

menciptakan suasana kekeluargaan berarti umat belum menyadari pentingnya

menciptakan suasana kekeluargaan untuk mendukung katekese umat. Tetapi jika

umat tidak pernah menciptakan suasana kekeluargaan berarti umat tersebut tidak

paham akan pentingnya suasana kekeluargaan dalam berkatekese, dan umat belum

mewujudkan perannya sebagai peserta dalam proses katekese umat.

Berdasarkan tabel di atas umat yang terbuka terhadap pendapat dan sharing

pengalaman iman dari umat lain masih sangat kurang karena kebanyakan umat

masih kadang-kadang terbuka. Oleh sebab itu umat yang kadang-kadang terbuka

berarti belum memahami pentingnya menghargai dan menghormati perbedaan

yang ada dalam katekese umat. Ada pun umat yang selalu terbuka terhadap

pendapat dan sharing pengalaman iman berarti umat sudah menyadari bahwa

setiap manusia itu berbeda sehingga perlu saling menghormati dan menghargai.

Adapun umat yang sering terbuka, maka umat tersebut sudah cukup memahami

perlunya menghormati dan menghargai orang lain dalam proses katekese umat.

Sedangkan umat yang tidak pernah terbuka terhadap orang lain maka umat

tersebut menganggap dirinya benar dan tidak bisa menghargai gagasan orang lain.

Sedangkan yang dilakukan umat dalam proses katekese umat untuk

mendukung penghayatan iman adalah tidak menghakimi pendapat orang lain. Hal

tersebut menunjukkan bahwa umat bisa menghargai perbedaan. Adapun sikap

lainnya adalah mensharingkan pengalaman iman dengan kejujuran dan

keterbukaan, maka umat bisa berdamai dengan dirinya sehingga dapat berbagi

pengalaman. Umat yang terlibat penuh dalam katekese umat berarti umat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

65

kesadaran diri ambil bagian dalam katekese umat demi tujuan yang akan dicapai.

Sedangkan umat yang memperhatikan penjelasan dan pengarahan pendamping

berarti menerima arahan pendamping tanpa harus terlibat dalam katekese umat.

Umat dapat selalu merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese

umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat

sungguh-sungguh mengikuti katekese umat. Umat kadang-kadang merasakan

kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat melalui sharing pengalaman

hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat kurang mampu mengikuti katekese

umat. Adapun umat yang sering merasakan kehadiran Allah selama mengikuti

katekese umat maka umat sudah cukup menyadari kehadiran Allah. Bahkan tidak

ada umat yang tidak pernah merasakan kehadiran Allah selama mengikuti

katekese umat melalui sharing pengalaman hidup. Hal ini menunjukkan bahwa

umat sudah pernah merasakan kehadiran Allah selama mengikuti katekese umat.

Setelah mengikuti proses berkatekese umat selalu mempunyai keputusan

melaksanakan niat-niat yang akan dibangun sebagai wujud pertobatan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa umat mempunyai kesadaran diri untuk mewujudkan

imannya secara maksimal. Umat yang sering mempunyai keputusan untuk

melaksanakan niat-niatnya maka umat mempunyai kesadaran diri mewujudkan

imannya tetapi belum maksimal. Sedangkan umat yang kadang-kadang

mempunyai keputusan untuk melaksanakan niat-niatnya berarti umat kurang

memiliki kesadaran diri mewujudkan imannya. Tetapi tidak ada umat yang tidak

pernah mempunyai keputusan melaksanakan niat-niatnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa umat sudah memahami bahwa iman sebaiknya diwujudkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

66

d. Peran Katekese Umat dalam Meningkatkan Penghayatan Iman

Manfaat yang diperoleh umat setelah mengikuti katekese umat adalah

menguatkan dan meneguhkan iman. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese

umat memberikan manfaat yang baik karena iman umat semakin dikuatkan dan

diteguhkan untuk bersaksi dalam kehidupan. Manfaat lain yang diperoleh umat

adalah menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai dalam Kitab

Suci. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat memberikan

pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai Kitab Suci. Katekese umat juga

memberikan keberanian untuk bersaksi dalam kehidupan. Hal ini menunjukkan

bahwa katekese umat mengajak umat untuk berani menjadi saksi dalam

kehidupan. Akan tetapi ada juga umat yang tidak mengetahui manfaat yang

diperoleh setelah mengikuti katekese umat. Hal ini berarti umat tidak mengikuti

proses katekese umat dengan kesungguhan hati dan sebatas rutinitas.

Sedangkan katekese umat dapat sangat membantu dalam penghayatan iman

maka katekese umat dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan umat

dan memudahkan umat dalam penghayatan iman. Katekese umat dapat membantu

dalam penghayatan iman berarti katekese umat dapat memberikan manfaat bagi

kehidupan umat dan dapat membantu umat dalam penghayatan iman. Katekese

umat dapat kurang membantu dalam penghayatan iman. Hal tersebut

menunjukkan bahwa katekese umat belum banyak memberikan sumbangan dalam

kehidupan umat. Ada pun katekese umat tidak membantu dalam penghayatan

iman berarti katekese umat tidak memberikan manfaat bagi kehidupan umat.

Peran katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman hanya sebatas

membantu umat memahami pesan Kitab Suci dalam pengalaman hidup. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

67

tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat memberikan informasi dan

membantu mendalami pesan Kitab Suci. Sebagian kecil lagi umat berpendapat

bahwa peran katekese umat adalah mempermudah umat mendalami pengalaman

hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat terbantu dalam mendalami

pengalaman hidup. Adapun peran lain dari katekese umat adalah membantu umat

mendalami kehidupan berdasarkan iman. Hal tersebut menujukkan bahwa dalam

berkatekese umat diajak untuk mendalami pengalaman hidupnya berdasarkan

Kitab Suci dan mengajak untuk mewujudkan imannya dalam tindakan nyata.

Sedangkan hasil yang diperoleh umat selama mengikuti katekese umat

adalah menemukan makna pengalaman hidup. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kehadiran katekese umat memberikan manfaat untuk memperoleh makna baru

dari pengalaman hidup. Hasil lain yang diperoleh umat adalah terbuka terhadap

kehadiran Allah dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese

umat dapat menyadarkan umat tentang pentingnya keterbukaan terhadap sapaan-

Nya. Dalam berkatekese umat dapat merenungkan pengalaman hidup sehingga

dapat bersaksi di tengah masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa umat

belajar mendalami pengalaman hidup dengan merenungkan dan mewujudkannya.

Tetapi jika umat merasa biasa saja, maka umat kurang terbuka dan merasa apa

yang diterima dalam katekese umat merupakan sesuatu yang kurang penting.

Pengaruh yang dirasakan umat selama mengikuti katekese umat dalam

mengingkatkan penghayatan iman adalah iman semakin diteguhkan dan

dikuatkan. Pengaruh tersebut menunjukkan umat mengikuti proses katekese umat

dengan kesungguhan hati. Pengaruh lain yang dirasakan umat adalah berani

bersaksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa katekese umat dapat membantu umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

68

untuk bersaksi dalam hidup. Sedangkan umat yang merasa bahagia dan tenang

karena telah mendalami pesan Kitab Suci dan pengalaman hidup, maka katekese

umat dapat memberikan kedamaian hati, karena kekuatirannya dapat terjawab dari

pesan baru yang diperoleh. Tetapi jika umat merasa biasa saja maka katekese

umat tidak memberikan manfaat dan dampak dalam pribadi umat tersebut.

Proses katekese umat yang dapat meningkatkan penghayatan iman adalah

merenungkan pengalaman hidup dalam terang Kitab Suci dan melaksanakan aksi

konkrit dalam kehidupan sebagai perwujudan iman. Hal tersebut menunjukkan

bahwa umat memahami seluruh proses katekese memiliki peran dan memiliki

tujuan. Beberapa umat menjawab proses katekese umat yang dapat meningkatkan

penghayatan iman yaitu saling membagikan pengalaman hidup. Hal tersebut

menunjukkan bahwa umat tersebut kurang memahami tujuan katekese umat yang

akan dicapai bersama.

Setelah mengikuti proses katekese umat, umat merasa terbantu untuk

mengenal pribadi-Nya dan diri pribadi sehingga mengembangkan iman. Hal

tersebut menunjukkan bahwa umat semakin mengenal bahwa kehidupannya

berharga dan dapat meneladani tindakan-Nya. Adapun umat merasa tertarik untuk

mengikuti katekese umat yang akan datang berarti umat merasakan manfaat dan

pengaruh mengikuti katekese umat. Bahkan tidak ada umat yang merasa

terganggu karena waktu untuk keluarga/pribadi menjadi berkurang. Hal tersebut

menunjukkan bahwa katekese umat memberikan pengaruh yang positif dalam

kehidupan. Tetapi ada juga umat yang merasa biasa saja. Hal tersebut menjadi

keprihatinan karena umat belum bisa merasakan peran dan manfaat mengikuti

katekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

69

F. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan penelitian sebagian besar umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut

berjenis kelamin perempuan dengan usia 36-46 tahun. Pendidikan terakhir

sebagian besar SMA/SMK dan pekerjaan umat sebagai petani dan buruh.

Sebagain besar umat kurang memahami katekese umat yang sudah berlangsung di

Lingkungan. Katekese umat yang sudah berlangsung di Lingkungan masih

membutuhkan banyak perbaikan karena sarana yang digunakan masih sangat

terbatas, perlu meningkatkan suasana kekeluargaan dan meningkatkan peran

pendamping. Sedangkan tema yang digunakan dalam berkatekese masih belum

sesuai dengan kebutuhan umat sehingga katekese umat menjadi tidak menarik.

Hambatan yang dialami umat dalam katekese umat adalah sebagian besar

kesulitan merenungkan pengalaman hidup, menanggapi pokok pembicaraan, dan

mengungkapkan pengalaman hidup, umat sibuk, malas mengikuti katekese umat,

serta lelah setelah seharian bekerja. Adapun hambatan yang dialami Lingkungan

adalah kurangnya sarana pendukung, pendamping kurang kreatif, dan kurang

memiliki pengetahuan yang cukup. Bahkan proses katekese umat selama ini

terlalu lama, dan tercipta suasana yang kurang mendukung.

Sedangkan harapan umat terhadap katekese umat adalah menciptakan suasana

kekeluargaan dan persaudaraan, umat terlibat aktif, pendamping memiliki

pengetahuan yang cukup akan materi katekese umat, pendamping kreatif dan aktif

melibatkan semua umat dan materi katekese umat dapat menjawab kebutuhan,

mengangkat tema tentang membangun kebersamaan serta katekese umat dapat

mengajak umat untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja dan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

70

Ada pun sumbangan katekese umat dalam meningkatkan penghayatan iman

masih belum dirasakan seluruh umat. Hal ini dapat dilihat dari peran katekese

umat dalam kehidupan umat yaitu membantu memahami pesan Kitab Suci dalam

pengalaman hidup, memberi pengetahuan tentang ajaran Gereja dan pesan Kitab

Suci dan terbantu mendalami iman tetapi belum sampai pada tindakan nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

BAB III

KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS DALAM

PENGHAYATAN IMAN

Karya pastoral Gereja merupakan tindakan Gereja sebagai keseluruhan umat

Allah dalam melaksanakan tugas perutusan dan panggilan (Adisusanto, 2000: 13).

Dalam karya pastoral, Gereja mempunyai tugas penting yang disebut sebagai tiga

tugas Kristus yaitu Kristus Nabi (docendi), Kristus imam (sanctificandi), dan

Kristus sebagai Raja (regendi) (Amalorpavadass, 1972: 5).

Dalam tugas kenabian Gereja berpartisipasi mewartakan misteri

keselamatan dan mengajak umat menanggapi panggilan Allah. Yesus yang sudah

bangkit dan mati merupakan pokok pewartaan Gereja sekarang, karena tugas

pokok Kristus sebelum wafat dan kebangkitan adalah mewartakan Kerajaan Allah

(Sumarno Ds, 2013/2014: 35-36).

Tempat katekese dalam karya pastoral Gereja berada di dalam tugas

kenabian. Katekese berada dalam tugas kenabian karena katekese merupakan

pengajaran/pendidikan agama untuk umat. Salah satu bentuk katekese adalah

katekese umat yang berisikan tukar pengalaman iman (Huber, 1981c: 10).

Model Shared Christian Praxis merupakan salah satu model katekese umat

yang dapat membantu umat untuk meningkatkan penghayatan iman. Model

Shared Christian Praxis ini bertitik tolak pada pengalaman hidup. Dengan

penghayatan iman umat diharapkan dapat menanggapi wahyu-Nya sehingga

memperoleh keselamatan yang telah Allah janjikan dan membagikan kasih

kepada sesama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

72

A. Gambaran Umum tentang Katekese

Gereja merupakan himpunan orang-orang beriman akan Yesus Kristus. Oleh

sebab itu Gereja mempunyai tiga tugas Kristus dalam karya pastoralnya yaitu

Kristus Nabi (decendi), Kristus Imam (sanctificandi), dan Kristus Raja (regendi).

Tugas Kristus Nabi dalam KHK, kan. 747 § 1 adalah Kristus memberi

kepercayaan kepada Gereja untuk menjaga iman bersama Roh Kudus sebagai

kebenaran, menyelidiki mendalam, mewartakan, dan menjelaskan dengan setia.

Gereja memiliki tugas dan hak mewartakan Injil kepada semua orang dengan alat

komunikasi sosial dan tanpa bergantung pihak lain.

Tugas Kritus Imam menurut KHK, kan. 834 § 1 bahwa Gereja

melaksanakan tugas menguduskan secara istimewa dengan liturgi suci sebagai

pelaksanaan tugas imamat. Pengudusan manusia dinyatakan dalam tanda-tanda

indrawi dan dihasilkan dengan cara khas. Dengan liturgi dipersembahkan juga

liturgi publik kepada Allah oleh Tubuh Yesus, yaitu Kepada dan anggota- Nya.

Tugas Kristus Raja dalam KHK, kan. 212 § 1 para Gembala suci yang

mewakili Kristus sebagai guru iman, atau mereka yang ditetapkan sebagai

pemimpin Gereja harus diikuti dengan ketaatan kristiani oleh kaum beriman

kristiani dengan kesadaran tanggungjawab masing-masing.

1. Tempat Katekese dalam Pastoral Gereja

Istilah „pastoral‟ berasal dari kata „pastor‟, yang dalam bahasa Latinnya

berarti gembala. „Pastoral‟ merupakan seluruh karya yang dilakukan oleh semua

orang beriman, tidak hanya pastor sebagai pelayan imamat dalam melaksanakan

tugas sebagai Kristus Imam (Sumarno Ds, 2012/2013: 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

73

Oleh karena itu karya pastoral dapat dipahami sebagai tindakan yang

dilakukan Gereja sebagai keseluruhan umat Allah dalam melaksanakan tugas

perutusan dan panggilannya, bukan hanya karya pastor atau hirarki saja tetapi

seluruh umat berpartisipasi (Adisusanto, 2000: 13).

Dalam karya pastoral Gereja terdapat tiga tugas pokok Kristus yang harus

terlaksana yaitu Kristus sebagai Nabi (docendi), Kristus sebagai Imam

(sanctificandi), dan Kristus sebagai Raja (regendi). Dari ketiga tugas Gereja

tersebut terdapat tiga bentuk yang terpenuhi dalam pelayanan pastoral Gereja

yaitu pelayanan sabda dengan mewartakan (kerygma), pelayanan ibadat dengan

merayakan (leiturgia), dan pelayanan pengarahan dengan mengorganisir dan

mendidik umat Kristus (koinonia) dengan penuh cinta kasih supaya dapat

memberikan kesaksian (martyria) dan pengabdian kepada sesama (diakonia)

(Sumarno Ds, 2013/2014: 35; bdk. Amalorpavadass, 1972: 5).

Tugas pokok Kristus sebagai Nabi (docendi) adalah mewartakan Kerajaan

Allah kepada seluruh umat. Dalam tugas tersebut Gereja berpartisipasi dalam

pokok, karya dan pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah. LG, art. 12

mengatakan bahwa semua umat Allah berpartisipasi dalam tugas kenabian yaitu

menyampaikan kesaksian, melalui pengalaman iman dan cinta kasih, serta

memberikan pujian syukur kepada-Nya (Ibr 13:15). Seluruh umat beriman yang

telah diurapi (1 Yoh 2:20.27), dan tidak dapat sesat dalam beriman. LG, art. 35

kaum awam berpartisipasi dalam tugas kenabian. Oleh karena itu umat menjadi

saksi-Nya dan dibekali iman dan rahmat sabda (Kis 2:17-18; bdk. Why 19:10)

sehingga dapat terpancar dalam kehidupan (Sumarno Ds, 2013/2014: 35).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

74

Tugas kenabian Gereja adalah mewartakan Kerajaan Allah, mengajak

seluruh umat menanggapi panggilan dan menerima keselamatan-Nya yang

terpenuhi dalam bentuk pelayanan sabda. Pelayanan sabda yang merupakan fungsi

pastoral dan berisikan Tradisi yang hidup. Oleh karena itu sabda Allah

disampaikan dengan cara dan bentuk yang bervariasi, sehingga dapat membina,

menggairahkan dan memupuk iman umat supaya menjadi aktual dan relevan

dalam kehidupan sehari-hari (Sumarno Ds, 2013/2014: 36-37; bdk.

Amalorpavadass, 1972: 5-6).

Bentuk dan fungsi Gereja dalam pelayanan Sabda adalah magisterium

(kuasa mengajar) Gereja yang tidak dapat sesat, sebagai penjaga dan penyampaian

pengajaran iman; peranan teologi sebagai refleksi iman dan pengalaman kristen/

sebagai penulisan sistematis dan penyelidikan ilmiah tentang kebenaran iman;

serta pelayanan sabda dengan pewartaan, katekese dan homili/khotbah (Sumarno

Ds, 2013: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 6).

Pelayanan sabda merupakan tugas Gereja yang penting karena merupakan

awal mula terbentuknya Gereja adalah melalui komunitas kaum beriman (1 Ptr

1:23) sehingga seolah-olah orang dilahirkan lewat sabda. Gereja hidup dan

mendapat sumber makanan dari Sabda Allah maupun roti Ekaristi (Kis 2:24)

(Sumarno Ds, 2013/2014: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 7).

Ketiga tugas Gereja tersebut merupakan tugas penyelamatan Gereja

sehingga katekese berada dalam tugas kenabian (docendi). Katekese berperan

sebagai sarana, alat dan media penyampaian wahyu Allah (Sumarno Ds,

2013/2014: 35; bdk. Amalorpavadass, 1972: 5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

75

Pelayanan sabda memberikan persiapan dan membimbing ke arah perayaan

(santificandi). Perayaan merupakan ungkapan syukur atas pewartaan sabda yang

telah diterima umat. Kegiatan ibadat terjadi karena warta Gembira yang harus

diwartakan dan liturgi Ekaristi timbul karena liturgi sabda. Dalam perayaan

terdapat pelayanan sabda sebagai sebuah pewartaan dan pelayanan sabda cocok

untuk berkatekese (Sumarno Ds, 2013/2014: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 7).

Tugas Kristus sebagai Raja (regendi) berproses dari pelayanan sabda

(kerygma) dan liturgi yang keduanya saling membutuhkan sehingga tercapai

kesaksian iman dan terwujudnya pengabdian cinta kasih dalam kehidupan

(Sumarno Ds, 2013/2014: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 7-8).

Ketiga tugas Kristus tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain.

Tanpa pelayanan sabda liturgi menjadi magis dan ritual, hukum menjadi legalistis

dan yuridis, lembaga menjadi institusional, dan pastor hanya sebagai pembesar

administrasi. Demi terwujudnya tugas Kristus maka dibutuhkan usaha terus

menerus. Dalam Perjanjian Lama peranan imam bersifat ibadat tetapi dalam

Perjanjian Baru terjadi penekanan dalam tugas kenabian sebagai segi imamat (Rm

15:16). Kegiatan ibadat muncul karena Kabar Gembira yang diwartakan. Ekaristi

timbul karena liturgi sabda, dan Ekaristi tidak berarti jika tidak ada liturgi sabda

(Sumarno Ds, 2013/2014: 37; bdk. Amalorpavadass, 1972: 7).

Katekese merupakan bagian dari pelayanan sabda dan tercermin dalam

tugas kenabian yang dilakukan oleh Gereja demi terciptanya Kerajaan Allah.

Tugas kenabian adalah menyampaikan Kabar Gembira kepada seluruh umat

dengan memberi kesaksian iman dan menanggapi wahyu Allah. Tugas kenabian

didukung dengan tugas perayaan (sanctificandi) sebagai bentuk tindakan ritual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

76

Tugas perayaan timbul karena tugas kenabian (docendi), dan tugas Raja (regendi)

berasal dari proses tugas kenabian dan perayaan. Oleh karena itu tempat katekese

dalam karya pastoral Gereja berada dalam tugas kenabian yang merupakan

pewartaan sabda melalui kesaksian iman dengan menjawab dan mewujudkan

nilai-nilai Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari (Sumarno Ds, 2013/2014:

36-38; bdk. Amalorpavadass, 1972: 5-8).

Secara keseluruhan katekese tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pastoral

dan misioner Gereja. Katekese merupakan pembinaan iman untuk anak-anak,

kaum muda, orang dewasa, dan orang tua tentang ajaran Kristiani, yang diberikan

secara organis dan sistematis, supaya umat dapat memasuki kepenuhan hidup

Kristiani. Oleh karena itu katekese secara formal tidak bertepatan dengan unsur

misi pastoral Gereja yang memiliki unsur kateketis, yang merupakan persiapan

katekese atau bersumber pada misi pastoral. Tetapi katekese tetap bertumpu pada

unsur-unsur kateketis. Unsur misi pastoral adalah proklamasi awal Injil/pewartaan

misioner melalui kerygma untuk membangkitkan iman umat, penyelidikan alasan

beriman, pengalaman hidup, perayaan Sakramen, integrasi ke dalam hidup jemaat,

dan kesaksian apostolis misioner. Katekese dan evangelisasi tidak saling

bertentangan dan tidak bisa dianggap sama tetapi keduanya saling berhubungan

(CT, art. 18).

2. Pengertian Umum Katekese

Istilah „katekese‟ berasal dari bahasa Yunani yaitu „katechein’. Katechein

berasal dari dua kata yaitu kat yang berarti pergi atau meluas, dan echo berarti

menggema atau menyuarakan ke luar. Katechein mempunyai dua pengertian yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

77

pewartaan yang sedang disampaikan atau diwartakan dan ajaran dari para

pemimpin untuk umat (Papo, 1987: 1). Kata „katekese‟ berarti membuat gema,

membuat sesuatu bergaung. Kata „katekese‟ juga terdapat dalam teks Kitab Suci

yaitu Luk 1:4 (diajarkan); Kis 18:25 (pengajaran dalam Jalan Tuhan); Kis 21:21

(mengajar); Rm 2:18 (diajar); 1 Kor 14:19 (mengajar); Gal 6:6 (pengajaran)

(Telaumbanua, 1999: 4).

Dalam konteks pengertian tentang katekese dapat dipahami sebagai

pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman untuk umat supaya seorang Kristen

semakin hari semakin dewasa dalam iman. Oleh sebab itu katekese diperuntukkan

bagi orang yang sudah dibaptis tetapi dengan berjalannya waktu setelah zaman

Bapa-bapa Gereja (Patristik), katekese merupakan suatu pengajaran dan latihan

untuk para calon baptis (Telaumbanua, 1999: 4). Dengan demikian katekese

merupakan segala usaha penyampaian ajaran iman, pendidikan agama/ajaran

Gereja (Papo, 1987: 11). Di dalam katekese berisikan pengarahan tata-hidup

orang beriman yang diwujudkan dalam kehidupan pribadi dan bersama

(Setyakarjana, 1997: 4).

CT, art. 18 menyatakan bahwa katekese adalah pembinaan iman untuk

anak-anak, kaum muda dan orang dewasa tentang ajaran Kristen. Pembinaan iman

tersebut disampaikan secara organis dan sistematis, dengan tujuan mengantar

umat memasuki kepenuhan hidup Kristen.

Katekese juga mengajak seluruh umat-Nya untuk merasakan kasih Allah

sebagaimana dijalaskan dalam CT, art. 5:

Katekese mencakup arti mengajak sesama mendalami Misteri dalam segala

dimensinya: “untuk menunjukkan kepada semua orang makna rencana yang

terkandung dalam misteri ...bersama dengan segala orang kudus memahami,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

78

betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus

... mengenai kasih itu yang melampaui segala pengetahuan ... (dan dipenuhi)

dalam segala kepenuhan Allah”.

Katekese tidak sebatas mengantar umat pada kepenuhan hidup Kristus tetapi

juga mengajak umat untuk mendalami Misteri Kristus yaitu makna terdalam

tentang kasih Allah, kasih yang melebihi pengetahuan, dan kasih yang terpenuhi

dalam kepenuhan diri Allah.

Dalam rangka penerimaan sakramen katekese merupakan persiapan

menerima sakramen-sakramen yang bernilai tinggi untuk mengantar kepada

sakramen iman (CT, art. 23). Katekese juga harus mampu memantapkan dan

mengajarkan iman, serta terus menerus membangkitkan iman dengan bantuan

rahmat-Nya. Dengan hati terbuka, timbul pertobatan dan menyerahkan diri

seutuhnya kepada Yesus. Hal ini biasa terjadi bagi umat yang baru mengalami

ambang iman (CT, art. 19). Oleh karena itu inti dari katekese terarah pada

pendewasaan iman dan kesaksian umat di tengah-tengah masyarakat (CT, art. 25).

3. Tujuan Katekese

Katekese bertujuan untuk mendampingi umat supaya bersatu dengan Kristus

sehingga umat menerima kekuatan dari Allah (CT, art. 25). Sasarannya adalah

umat yang sudah tua maupun yang masih muda semakin hari bertumbuh dalam

iman dengan bantuan Allah. Dalam proses katekese, umat diajak untuk mengenal

misteri Kristus melalui firman-firman-Nya, supaya umat hidup berdasarkan

firman-Nya (CT, art. 20). Katekese juga merangsang pengetahuan, penghayatan,

serta pertumbuhan benih iman yang diberi oleh Roh Kudus melalui pewartaan

awal, dan yang diperoleh melalui pembaptisan (CT, art. 5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

79

Sejalan dengan itu tujuan mutakir katekese ialah bukan saja

menghubungkan umat dengan Yesus Kristus, melainkan mengundangnya

untuk memasuki persekutuan hidup yang mesra denganNya. Hanya Dialah,

yang dapat membimbing kita kepada cintakasih Bapa dalam Roh, dan

mengajak kita ikut serta menghayati hidup Tritunggal Kudus (CT, art. 5).

Tujuan katekese adalah membantu menghubungkan relasi manusia dengan

pribadi Yesus dan mengundang Yesus masuk dalam kehidupan manusia sehingga

terjalin hubungan yang mesra. Yesus Kristus membimbing manusia dengan cinta

kasih Bapa dalam Roh, dan mengajak manusia untuk terlibat dalam menghayati

hidup Tritunggal Kudus.

4. Isi Katekese

Dalam CT, art. 5 dikatakan bahwa jantung katekese adalah pribadi Yesus

yang diutus Bapa menjadi manusia. Dia yang telah menderita sengsara dan wafat

demi manusia, dan sekarang telah bangkit dengan mulia serta hidup di tengah

kehidupan manusia. Jantung katekese disampaikan melalui pewartaan Injil dan

Kabar Gembira Keselamatan yang merupakan bagian dari katekese. Isi katekese

tersebut sering didengar, disampaikan dan diterima dengan terbuka hati. Oleh

karena itu katekese didalami melalui refleksi dan studi sistematis dalam

pengalaman hidup yang diwujudkan dalam kehidupan Gereja, masyarakat serta

umat berani untuk mengambil keputusan dan berkomitmen (CT, art. 26).

Isi katekese merupakan wahyu Allah (Kitab Suci) yang memuncak dalam

diri Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang. Dengan

prinsip Kabar Gembira tersebut menjadi aktual, nyata, dapat dirasakan oleh umat

dan membawa perubahan hidup (Banyu Dewa, 2003: 18). Keselamatan dan

pembebasan yang berasal dari Allah dan Yesus Kristus, nilai-nilai kerja dan harga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

80

diri manusia serta masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat merupakan

isi katekese yang tidak bisa ditinggalkan (Gowing Bataona, 1979: 40-43)

Tradisi dan Kitab Suci yang merupakan sumber hidup dan warisan Gereja

yang berisikan sabda Allah sebagai sumber pokok katekese. Tradisi dan Kitab

Suci merupakan suatu hal yang kudus. Tradisi dan Kitab Suci tersebut yang telah

dipercayakan kepada Gereja seperti yang telah diingatkan dalam Konsili Vatikan

II, pelayanan sabda-kotbah pastoral, kateketik dan pendidikan Kristen harus

dikembangkan, dan mendorong manusia menuju kekudusan melalui sabda Allah

(CT, art. 27).

Karena Tradisi dan Kitab Suci merupakan sumber katekese maka

dibutuhkan perhatian akan kenyataan yang terjadi karena katekese harus lebih

berwarna, dan diresapi oleh gagasan, semangat dan visi Kitab Suci serta Injil

dengan berhadapan pada teks-teks tersebut dengan melakukan kontak. Oleh

karena itu katekese akan menjadi kaya dan efektif jika membaca teks tersebut

dengan pengertian serta hati dengan menggali inspirasi, refleksi dan kehidupan

Gereja (CT, art. 27).

5. Pendekatan-pendekatan Katekese

Pendekatan merupakan suatu pola dasar yang dapat digunakan dalam

menyampaikan pewartaan Kristiani, supaya umat atau peserta terbantu dalam

menghayati imannya. Terdapat lima pendekatan yang dapat digunakan dalam

karya katekese yaitu pendekatan biblis/Kitab Suci, pendekatan

antropologis/pengalaman manusia, pendekatan masalah, pendekatan peristiwa,

dan pendekatan alam (Papo, 1987: 64).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

81

a. Pendekataan Biblis/Kitab Suci

Pendekataan biblis/Kitab Suci merupakan pola dasar dalam penyampaian

pewartaan berdasarkan nilai-nilai Kitab Suci. Pendekatan ini meliputi tiga langkah

yaitu menampilkan aspirasi umat, menampilkan nilai-nilai Kitab Suci dan hidup

baru (Papo, 1987: 64).

Langkah pertama dalam pendekatan biblis adalah memilih salah satu nilai

kemanusiaan dengan memberikan penjelasan dan mengungkapkan pengalaman

hidup dengan memanfaatkan sarana pendukung yang ada. Langkah kedua

mendalami nilai Kitab Suci dengan pengalaman hidup peserta dan pengalaman

hidup orang kudus. Langkah ketiga berdasarkan nilai-nilai Kitab Suci, peserta

diajak untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk

pertobatan (Papo, 1987: 65).

b. Pendekatan Antropologis/Pengalaman Manusia

Pendekatan antropologis/pengalaman manusia merupakan pendekatan yang

bertitik tolak dari pengalaman hidup yang konkret. Pendekatan antropologis

menekankan penyadaran pengalaman hidup umat dalam memberikan arah melalui

Yesus Kristus sehingga umat dapat memaknai hidup menjadi berarti. Pendekatan

antropologis memiliki tiga langkah pokok yaitu pengalaman hidup, menemukan

arti kristiani, dan arti bagi hidup (Papo, 1987: 65-66).

Langkah pertama dalam pendekatan antropologis diawali dengan

merangsang pengalaman hidup dan memanfaatkan sarana misalnya cerita, foto,

film, atau sarana lainnya. Langkah kedua peserta diajak untuk mengungkapkan

pengalaman hidup dan mendalaminya sebagai pengalaman yang dirasakan semua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

82

orang. Langkah ketiga umat diajak untuk menyimak kesaksian iman dalam Kitab

Suci sebagai arti akhir dari pengalaman hidup. Sabda Allah yang sudah diterima

dapat memberi arti baru dalam kehidupan manusia yaitu dari pengalaman hidup

menuju Yesus Kristus dan kembali ke kehidupan nyata (Papo, 1987: 65-66).

c. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan pendekatan berdasarkan masalah yang

sedang terjadi dan membutuhkan solusi berdasarkan Kitab Suci. Pendekatan ini

terdiri dari penegasan masalah dengan menguraikan masalah yang terjadi, mencari

jawaban Kristiani melalui Kitab Suci, dan penerapan hidup (Papo, 1987: 66-67).

Langkah pertama dalam pendekatan masalah adalah menemukan masalah

yang terdapat fakta-fakta hidup sebagai topik. Topik tersebut menjadi hal penting

dengan melakukan diskusi untuk memecahankan masalah. Jawaban yang muncul

harus sesuai akal budi, berdasarkan wahyu dan dokumen Gereja. Langkah kedua,

peserta diajak menemukan jawaban berdasarkan Kitab Suci/domumen Gereja.

Jawaban yang muncul dapat memberi pengaruh pada kehidupan dan menemukan

contoh konkret sebagai nilai baru. Agar pendekatan masalah dapat berhasil peserta

dituntut untuk melakukan meditasi mendalam sehingga memperoleh kesimpulan

yang tepat. Peserta juga diharapkan memiliki rasa hormat terhadap Kitab Suci,

liturgi, dll dalam proses katekese (Papo, 1987: 66-67).

d. Pendekatan Peristiwa

Pendekatan peristiwa merupakan pewartaan yang terjadi saat ada

kesempatan spontan, misalnya resepsi pernikahan, layat, reuni keluarga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

83

peringatan orang meninggal, pemberkatan rumah, arisan, selametan, tukar cincin,

dll. Pendekatan peristiwa meliputi tiga langkah yaitu menanggapi peristiwa yang

terjadi, mendalami iman dalam terang Kitab Suci, dan penerapan dalam hidup

(Papo, 1987: 67-68).

Pendekatan peristiwa diawali dengan mengajak umat mengungkapkan

pengalaman hidup sesuai peristiwa yang sedang terjadi dan katekis memberikan

arahan. Dari sharing pengalaman hidup, dan menemukan nilai-nilai hidup peserta

diteguhkan dengan bacaan Kitab Suci. Pada tahap akhir katekis menyebutkan

contoh konkret dan memberikan penjelasan supaya peserta dapat menghayati

peristiwa itu dengan semangat dan pandangan baru (Papo, 1987: 67-68).

e. Pendekatan Alam

Pendekatan alam merupakan pendekatan yang bertitik tolak dari unsur alam

semesta untuk membantu peserta dalam menghayati imannya. Pendekatan alam

terdiri dari tiga langkah pokok yaitu mencari arti alam semesta yang terjadi,

membaca Kitab Suci, dan perwujudan hidup (Papo, 1987: 68-69).

Pendekatan alam didahului dengan mengajak peserta memperhatikan alam,

memilih dan memperhatikan salah satu jenis alam dengan mengungkapkan

pendapat. Peserta mendalami teks Kitab Suci dengan menemukan makna hidup

dan berani mewujudkan nilai-nilai itu dalam kehidupan (Papo, 1987: 68-69).

6. Sarana Katekese

Sarana merupakan alat bantu, bahan, tempat dan kesempatan yang

digunakan dalam berkatekese, misalnya papan tulis, gambar, flanel, cerita,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

84

nyanyian, drama, guntingan gambar, perayaan, buku, alat-alat ibadat dan tempat

berkatekese. Pribadi pendamping merupakan sarana sebagai pemudah, pengarah,

dan, pencipta suasana. Pendamping sebagai tokoh dan pemberi kesaksian iman

dengan mengembangkan kepribadian peserta yaitu memberi penyadaran,

pengembangan dan peneguh iman dan kehidupan agama (Papo, 1987: 79).

Berdasarkan dari pengajaran lisan maupun beredarnya surat-surat di Gereja-

gereja yang telah dilakukan oleh para Rasul pada zaman itu katekese terus

berkembang untuk mencari cara dan sarana yang bersifat modern. Cara dan sarana

yang modern itu mendukung jalannya tugas perutusan, dan mendukung peran

serta jemaat dan para gembala (CT, art. 46).

Peluang-peluang besar yang ada yaitu berkat media komunikasi sosial dan

media komunikasi dalam kelompok (“group media”) yaitu radio, media cetak,

piringan hitam, rekaman tape, serta seluruh media audio-visual lain yang harus

dimanfaatkan dengan baik (CT, art. 46).

Berbagai upaya dan usaha yang sudah dilakukan, semua kegiatan Gereja

bersifat kateketis, karya katekese tidak kehilangan nilai, akan tetapi memperoleh

penyegaran baru. Salah satu gejala utama pembaharuan katekese sekarang adalah

penerbitan dan penggadaan buku-buku katekese di wilayah Gereja yang bisa

digunakan sebagai sumber atau isi katekese (CT, art. 49).

B. Gambaran Umum tentang Katekese Umat

Katekese umat merupakan komunikasi iman antar peserta dengan saling

memberikan kesaksian iman yang akan membantu umat untuk diteguhkan

imannya dan semakin menghayati imannya secara sempurna (Huber, 1981b: 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

85

Keberhasilan proses katekese umat dapat dilihat dari tercapainya tujuan

yang didukung dengan sarana, isi, sumber katekese yang mendukung serta

pemilihan model katekese. Model katekese umat yang dapat digunakan adalah

model pengalaman hidup, model biblis/Kitab Suci dan model campuran.

1. Pengertian Umum Katekese Umat

Huber (1981b: 15) mengutip rumusan katekese umat yang dihasilkan oleh

PKKI II:

Katekese Umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman

iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat/kelompok. Melalui

kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman

masing-masing diteguhkan dan dihayati semakin sempurna. Dalam

Ketekese Umat tekanan terutama diletakkan penghayatan iman, meskipun

pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada

perencanaan.

Rumusan di atas menegaskan bahwa katekese umat merupakan tukar

pengalaman iman antar umat dengan saling membagikan kesaksian iman.

Kesaksian iman tersebut dapat memperteguhkan iman peserta yang

mendengarkan. Tukar pengalaman iman merupakan pokok dari proses katekese

umat, dengan tidak meninggalkan pengetahuan dan mengandaikan perencanaan.

2. Tujuan Katekese Umat

Katekese umat merupakan sharing pengalaman iman antar peserta yang

meneguhkan. Maka Huber (1981b: 16), mengutip rumusan tujuan katekese umat

dalam PKKI II, yaitu

- supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman-

pengalaman kita sehari-hari;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

86

- dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari

kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari:

- dengan demikian kita semakin sempurna beriman, berharap,

mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup kristiani kita;

- pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas

mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengkokohkan Gereja semesta;

- sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup

kita di tengah masyarakat.

Berdasarkan rumusan di atas tujuan katekese umat adalah umat diajak untuk

meresapi pengalaman hidup dengan terang Kitab Suci supaya dapat melakukan

pertobatan dan merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan. Umat semakin

sempurna dalam iman, pengaharapan, cinta kasih dan hidup semakin kokoh.

Hidup umatdapat menyatu dengan Kristus, menjemaat, berani mewujudkan tugas

Gereja dan mampu mengokohkan Gereja semesta serta bersaksi tentang Kristus

dalam kehidupan sehari-hari.

Umat mampu memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup di tengah-

tengah masyarakat, merupakan rangkuman tujuan katekese umat dari sudut yang

berbeda. Ketiga tujuan katekese umat yang pertama lebih mengarah pada pribadi

peserta (ekstern), dan kedua lainnya menegaskan tujuan katekese umat sebagai

Gereja dan memuncak pada hidup umat di tengah-tengah masyarakat (intern)

(Huber, 1981a: 23).

Katekese umat membantu umat untuk hidup penuh kesadaran, mendalam,

mendorong proses pemanusiaan kristiani dan membantu proses pendewasaan

iman. Katekese umat menempatkan pengalaman religius dalam kehidupan nyata

sehingga umat dapat menafsirkan riwayat hidupnya sebagai sejarah penyelamatan

(Huber, 1981a: 23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

87

3. Isi Katekese Umat

Demi terwujudnya tujuan katekese umat diperlukan isi katekese umat. Isi

katekese umat adalah pengalaman iman umat dalam kehidupan sehari-hari,

pengalaman iman Gereja yang terdapat di dalam Kitab Suci, dan pengalaman

iman Gereja dalam Tradisi yaitu perumusan iman Gereja untuk menanggapi

situasi dan kondisi pada saat ini dan yang akan datang (Heselaar, 1981: 103).

Dalam katekese umat, peserta diajak untuk bersaksi akan Yesus Kristus.

Yesus Kristus yang hadir di tengah kehidupan manusia, dengan tujuan manusia

dapat berjumpa dengan Allah melalui perantara Yesus. Oleh sebab itu Yesus

menjadi isi dan cara dalam berkatekese (Huber, 1981a: 19). Melalui sabda

manusia dapat berjumpa dan bersaksi akan iman Yesus Kristus sebagai perantara

Bapa. Kahadiran Yesus menjadi pola hidup manusia dalam Kitab Suci (Perjanjian

Lama) mendasari penghayatan iman sepanjang Tradisi (Sumarno Ds, 2013: 9).

Untuk mendukung isi katekese umat maka diperlukan sumber katekese yang

jelas untuk mempertanggungjawabkan isi tersebut. Sumber-sumber katekese umat

meliputi Kitab Suci, ajaran Magisterium, liturgi, kehidupan Gereja, kehidupan

manusia, dan tanda-tanda zaman. Sumber katekese umat tersebut dapat menjadi

pegangan umat dalam menjalankan kehidupan (Pareira, 1979: 82).

4. Sarana Katekese Umat

Sarana pendukung untuk menyampaikan pesan atau isi katekese umat

diperlukan. Sarana-sarana yang bisa digunakan adalah buku-buku teks untuk

peserta, bantuan audio visual, dan katekismus lokal. Sarana-sarana tersebut dapat

langsung digunakan dalam kegiatan kateketik yang disediakan komunitas kristiani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

88

berdasarkan orientasi kateketis, dan kegiatan kateketik-analisis situasi, rencana

karya, petunjuk kateketik (Dapiyanta, 2013: 13).

Ungkapan yang sama juga dikatakan bahwa sarana katekese umat adalah

alat-alat komunikasi sosial dari bangsa yang memberikan pengaruh dan dukungan

atas kemajuan hidup rohani, serta kemajuan mutu manusia. Alat-alat komunikasi

tersebut digunakan untuk mencapai cita-cita bersama dari berbagai kalangan

(Setyakarjana, 1997: 10). Buku-buku katekese, sarana slide, tape recorder, Kitab

Suci, dan sarana audio visual yang sangat mendukung dalam proses berkatekese

(Setyakarjana, 1997: 42).

5. Model Katekese Umat

Model merupakan pola dasar yang digunakan dalam melaksanakan

pewartaan Injil. Unsur pokok dalam pendalaman iman/katekese adalah

pengalaman hidup, teks Kitab Suci, dan penerapan konkret. Pendalaman

iman/katekese memiliki tiga model katekese umat, yaitu model pengalaman

hidup, model biblis dan model campuran (Sumarno Ds, 2013: 11).

a. Model Pengalaman Hidup

Model pengalaman hidup bertitik tolak dari pengalaman hidup dan berpusat

pada hidup peserta. Berdasarkan pengalaman dan tindakan hidup yang dialami

maka umat semakin mengenal pribadinya. Model pengalaman hidup menekankan

pengalaman konkret peserta sebagai pusat dari proses komunikasi iman. Oleh

karena itu dalam berkatekese dibutuhkan suasana yang mendukung supaya umat

berani mengungkapkan pengalaman hidup (Sumarno Ds, 2013: 11-12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

89

Langkah-langkah dalam model pengalaman hidup adalah pembukaan,

penyajian pengalaman hidup, pendalaman pengalaman hidup, rangkuman

pendalaman pengalaman hidup, bacaan Kitab Suci/Tradisi, pendalaman teks Kitab

Suci/Tradisi, rangkuman pendalaman teks Kitab Suci/Tradisi dan penerapan

dalam kehidupan sehari-hari (Sumarno Ds, 2013: 11-12).

Langkah awal katekese umat model pengalaman hidup adalah pembukaan

yang berisikan lagu dan doa pembukaan sesuai tema. Kemudian

katekis/pendamping menyajikan pengalaman hidup yang relevan, diambil dari

surat kabar/cerita sesuai tema. Berdasarkan pengalaman hidup, peserta diajak

untuk mendalaminya dan mengaktulisasikan pengalaman hidup konkret tersebut.

Pendalaman pengalaman hidup dapat dilakukan dalam kelompok kecil dengan

menggunakan pertanyaan bantuan untuk merangsang peserta mengambil sikap

moral. Setelah mendalami pengalaman hidup katekis/pendamping membuat

rangkuman sikap yang akan dilakukan peserta. Berdasarkan pengalaman hidup

peserta merefleksikan nilai-nilai dalam Kitab Suci/Tradisi untuk mengukuhkan

iman. Pada tahap ini katekis/pendamping berperan untuk membantu umat

mengungkapkan pesan inti teks Kitab Suci/Tradisi. Setelah itu

katekis/pendamping merangkum pendalaman teks Kitab Suci/Tradisi pesan

intinya berdasarkan persiapan dari sumber-sumber yang mendukung. Berdasarkan

hasil refleksi peserta diajak untuk menerapkan nilai/sikap yang diperoleh selama

proses berkatekese dalam kehidupan konkret, dan mengambil kesimpulan praktis

sesuai tema dalam hidup di masyarakat, Gereja, Lingkungan, Wilayah, maupun

Paroki, keluarga. Peserta juga diajak untuk merenungkan dan mengungkapkan

buah-buah pribadi yang diperoleh berupa niat yang dapat dilakukan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

90

kehidupan sehari-hari. Sebagai penutup dalam berkatekese peserta diajak untuk

mengungkapkan doa spontan, dan dapat diakhiri doa penutup dengan merangkum

keseluruhan tema, atau dengan doa bersama/nyanyian (Sumarno Ds, 2013: 11-12).

b. Model Biblis

Model biblis berpusat pada pengalaman Kitab Suci/Tradisi dan memiliki

tiga hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu mengamati, mengartikan dan

menerapkan teks Kitab Suci. Ketiga hal pokok tersebut digunakan untuk

membantu umat memahami isi Kitab Suci/Tradisi. Ketekese umat model biblis

terdiri dari beberapa langkah yaitu pembukaan, teks Kitab Suci/Tradisi,

pendalaman teks Kitab Suci/Tradisi, pendalaman pengalaman hidup, penerapan

dalam hidup, dan penutup (Sumarno Ds, 2013: 12-13).

Langkah pertama dalam model biblis yang berisikan doa dan atau nyanyian

pembukaan. Pada langkah pembukaan peran katekis/pendamping menghubungkan

tema katekese sekarang dengan tema sebelumnya. Setelah itu pembacaan teks

Kitab Suci yang dibacakan oleh salah satu peserta langsung dari Kitab Suci dan

peserta diajak merefleksikannya. Pendalaman teks Kitab Suci, diawali dengan

masuk dalam kelompok kecil untuk mengungkapkan hasil refleksi pribadi.

Sedangkan katekis/pendamping berperan merangkum pesan inti dari peserta

dengan menghubungkan penjelasan pribadi berdasarkan persiapan pribadi.

Katekis/pendamping menjadi sumber yang penting karena menampilkan isi/pesan

inti Kitab Suci yang relevan dan mudah dipahami peserta. Kemudian peserta

diajak untuk mendalami pengalaman hidup dengan menghubungkan pesan inti

teks Kitab Suci. Dari pendalaman hidup peserta diajak merefleksikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

91

menemukan sikap yang bisa dilakukan dalam hidup. Peserta dapat menemukan

semangat, jiwa, serta kekuatan baru dari teks Kitab Suci yang dapat diwujudkan.

Kemudian peserta masuk dalam keheningan merenungkan pesan yang diperoleh,

menemukan sarana, dan cara menghadapi kesulitan, serta menemukan hal-hal

yang mendukung dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai penutup proses katekese

peserta mengungkapkan doa spontan dan katekis/pendamping menutup dengan

doa penutup, doa bersama atau nyanyian bersama (Sumarno Ds, 2013: 12-13).

c. Model Campuran: Biblis dan Pengalaman Hidup

Katekese umat model campuran merupakan gabungan antara model biblis

dan model pengalaman hidup. Model campuran bertitik tolak pada hubungan

antara Kitab Suci/Tradisi dengan pengalaman hidup konkret peserta (Sumarno Ds,

2013: 13-14). Katekese umat model campuran memiliki beberapa langkah penting

yaitu pembukaan, pembacaan Kitab Suci/Tradisi, penyajian pengalaman hidup,

pendalaman pengalaman hidup dengan teks Kitab Suci/Tradisi, penerapan

meditatif, evaluasi singkat, dan doa penutup (Sumarno Ds, 2013: 13-14).

Langkah pembukaan model campuran adalah doa dan nyanyian pembuka.

Langkah kedua, pembacaan teks Kitab Suci/Tradisi, dibacakan peserta secara

langsung dan pendamping mengulanginya kemudian peserta diberi kesempatan

merenungkannya. Setelah itu peserta diajak menyimak pengalaman hidup dengan

sarana pendukung untuk membangkitkan semangat peserta. Peserta diajak

mengungkapkan kesan pribadi dalam penyajian pengalaman hidup, mencari apa

yang terjadi dalam pengalaman hidup secara objektif, menemukan tema dan pesan

pokok. Berdasarkan pengalaman hidup peserta diajak merefleksikan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

92

mendalami pesan yang diperoleh dan menghubungkan pengalaman pribadi

dengan pesan Kitab Suci. Peran pendamping adalah merangkum reflekis

pengalaman hidup dan mengajak peserta membangun niat bersama/pribadi.

Langkah lima, penerapan meditatif katekis membuat pertanyaan pembantu

sebagai bahan reflektif pengalaman hidup, dan refleksi-pemikiran muncul selama

pendalaman pengalaman dihubungkan dengan Kitab Suci. Kemudian Katekis

mengajak peserta menemukan nilai baru dalam hidup pribadidan bersama.

Langkah keenam adalah evaluasi jalannya katekese umat berupa isi, tema,

langkah-langkah dan proses sharing pengalaman iman. Dengan evaluasi

diharapkan pertemuan berikutnya menjadi lebih baik, sesuai, dan relevan.

Sebagai penutup dilakukan doa umat spontan dan doa penutup dan menyanyikan

lagu penutup sesuai tema (Sumarno Ds, 2013: 13-14).

C. Shared Christian Praxis: Salah Satu Model Katekese Umat

Salah satu model katekese umat yaitu model Shared Christian Praxis (SCP).

Shared Christian Praxis adalah model katekese umat yang menekankan sifat

dialog dan partisipasi supaya mendorong umat berdasarkan konfrontasi tradisi dan

visi hidup dengan Tradisi dan Visi Kristiani sehingga dapat mewujudkan nilai-

nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan sehari-hari (Sumarno Ds, 2013: 14-15).

1. Pengertian Shared Christian Praxis

Katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP) terdiri dari 3 (tiga)

unsur penting yang harus diperhatikan yaitu Shared, Christian, dan Praxis

(Sumarno Ds, 2012: 15-17).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

93

a. Shared

Istilah „shared’ merupakan pengertian dari komunikasi iman yang bersifat

dialogal, partisipasi dan kritis, sikap egaliterian, terbuka terhadap diri sendiri,

sesama dan rahmat Tuhan. Shared menekankan aspek dialog, kebersamaan,

keterlibatan dan solidaritas. Oleh sebab itu proses sharing pengalaman peserta

diharapkan dapat saling mendengarkan dengan terbuka, dengan hati dan

berkomunikasi dengan kebebasan hati. Karena sharing mempunyai hubungan

antara hidup faktual dengan tradisi dan visi kristiani (Groome, 1997: 4).

Sharing berarti saling berbagi rasa, pengetahuan, dan saling mendengarkan

pengalaman setiap umat. Proses sharing diawali dengan berdialog kepada diri

sendiri kemudian diungkapkan dalam berbagai pengalaman dengan suasana

persaudaraan dan cinta kasih (Sumarno Ds, 2013: 16).

Aspek dialog dalam sharing didahului dengan refleksi dan pengolahan

pengalaman pribadi sebagai pokok penegasan bersama. Dalam proses berdialog

dibutuhkan kejujuran, keterbukaan, kepekaan dan penghormatan. Hal terpenting

dalam berdialog adalah mendengarkan dengan hati yaitu mendengarkan penuh

simpati. Oleh karena itu dialog memiliki unsur peneguhan, penegasan, dan hasrat

untuk maju bersama serta unsur hubungan dialegtis antara praktis faktual peserta

dengan nilai dan semangat kristiani (Groome, 1997: 4).

Dalam dialog terdapat dua unsur yaitu membicarakan (to tell) dan

mendengarkan (to lisen). Membicarakan berarti menyampaikan kebenaran dan

pengalaman pribadi dan mengatakannya dengan kejujuran, bukan atas apa yang

didengar, diperkirakan dan dipikirkan. Membicarakan didasari sikap keterbukaan,

kejujuran, dan kerendahan hati untuk mengungkapkan pengalaman hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

94

Mendengarkan berarti mendengar dengan hati dan rasa yang dikomunikasikan

orang lain. Dengan mendengarkan pribadi tersebut akan menemukan diri sendiri

dan menemukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Mendengarkan melibatkan

keseluruhan diri sehingga muncul empati (Sumarno Ds, 2013: 16-17).

b. Christian

Model Shared Christian Praxis akan mengusahakan supaya kekayaan iman

Kristiani dan visinya dapat terjangkau, dekat, dan relevan di tengah-tengah

kehidupan umat. Dengan proses itu kekayaan iman Gereja dapat berkembang

menjadi pengalaman iman karena kekayaan iman menekankan dua unsur pokok

yaitu pengalaman iman Kristiani (tradisi) dan visi (Groome, 1997: 2-3).

Tradisi (T dengan huruf besar) merupakan keseluruhan pengalaman iman

umat yang terungkap dan dibakukan Gereja dalam menanggapi pewahyuan Allah.

Tradisi Gereja merupakan seluruh corak kehidupan umat Kristiani, Kitab Suci,

ajaran Gereja resmi, intepretasi/tafsir, penelitian para teolog, praktek suci, ibadat,

sakramen, simbol, ritus, pesta/peringatan, hiasan/lukisan merupakan ekspresi

iman akan pengalamannya dengan Allah berdasarkan peristiwa historis, mati, dan

kebangkitan Yesus (Sumarno Ds, 2013: 17).

Tradisi mengungkapkan kenyataan iman umat yang hidup dan dihidupi.

Sebagai kenyataan iman Tradisi Kristiani terus mengundang umat dalam

keterlibatan praktis dan proses pembribadian. Tradisi Kristiani merupakan

perjumpaan antara rahmat Allah dalam Kristus dan tanggapan manusia. Tradisi

sebagai sabda yang dihidupi untuk mengembangkan identitas kristiani dan

memberi insiprasi supaya nilai-nilai itu terwujud (Groome, 1997: 3).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

95

Tradisi (t dalam huruf kecil) merupakan seluruh pengalaman konkret

manusia dan sejarahnya dalam menghayati hidup serta menjalani hidup di dunia

atas dasar iman (Sumarno Ds, 2013: 17).

Visi (V dengan huruf besar) merupakan pengetahuan dan kenyataan

hadirnya isi Tradisi, dan menjadi jawaban pengalaman iman kristiani serta janji

Allah yang terungkap dalam Tradisi. Visi merupakan kenyataan konkret atas

jawaban manusia terhadap janji-janji Allah yang terwujud dalam Tradisi

(Sumarno Ds, 2012: 17).

Visi Kristiani menekankan tuntutan dan janji yang terdapat dalam Tradisi,

tanggungjawab dan perutusan umat merupakan jalan menghidupi semangat dan

sikap kemuridan dan hal mendasar adalah terwujudnya Kerajaan Allah. Visi

Kristiani mengarah pada proses sejarah kehidupan yang saling berhubungan,

bersifat dinamis, mengandung penilaian, penegasan, pilihan, dan keputusan

(Groome, 1997: 3).

Visi (v dalam huruf kecil) merupakan kritik perbuatan manusia pada masa

kini, dan menjadi ukuran beriman dan terbuka atas masa depan. Manusia dalam

menjalankan kehidupannya berusaha menganggapi janji Allah dan

merumuskannya dalam visi kristiani berdasarkan pengalaman akan tradisi atau

pengalaman yang sedang dihayati (Sumarno Ds, 2013: 17).

c. Praxis

Praxis merupakan perbuatan/tindakan manusia yang meliputi keseluruhan

diri manusia dengan segala sesuatu yang dibuat dengan tujuan tertentu. Praxis

mengacu pada tindakan manusia dengan tujuan perubahan hidup meliputi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

96

kesatuan praktik dan teori (kreatifitas), antara refleksi kritis dan kesadaran historis

(keterlibatan baru). Praxis merupakan praktek yang didukung oleh refleksi teoritis

dan sebaliknya. Praxis merupakan ungkapan pribadi meliputi ungkapan fisik,

emosional, intelektual, dan spiritual dari hidup (Sumarno Ds, 2013: 15).

Aktifitas terdiri dari kegiatan mental, fisik, kesadaran, tindakan pribadi dan

sosial, hidup pribadi, kegiatan publik yang merupakan kenyataan masa kini

sebagai perwujutan diri. Aktifitas bersifat historis sehingga ditempatkan pada

waktu dan tempat (Sumarno Ds, 2013: 15; bdk. Groome, 1997: 2)

Penekanan refleksi ada pada refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi

dan sosial terhadap praxis pribadi dan kehidupan masyarakat terhadap Tradisi dan

Visi kristiani (Sumarno Ds, 2013: 15; bdk. Groome, 1997: 2).

Kreativitas merupakan perpaduan antara aktifitas dan refleksi dengan

menekankan sifat transenden sebagai manusia dalam dinamika praxis sehingga

menciptakan praxis baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

(Sumarno Ds, 2013: 15; bdk. Groome, 1997: 2)

2. Langkah Katekese Umat Model Shared Christian Praxis

Katekese umat model Shared Christian Praxis yang menekankan proses

komunikasi pengalaman hidup. Oleh sebab itu katekese umat model Shared

Christian Praxis (SCP) dapat dipahami sebagai suatu proses yang mengalir.

Katekese umat model Shared Christian Praxis terdiri dari lima langkah yang

saling berurutan, walaupun dalam kenyataanya tidak jarang terjadi tumpang

tindih, atau terulang atau langkah satu dengan yang lainnya saling bergabung

menjadi satu (Groome, 1997: 5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

97

Langkah-langkah katekese umat model Shared Christian Praxis (SCP)

saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Katekese umat model Shared

Christian Praxis memiliki dari 5 (lima) langkah-langkah pokok yang didahului

dengan langkah 0 (pemusatan aktifitas). Kelima langkah katekese umat model

Shared Christian Praxis (SCP) adalah mengungkap pangalaman hidup peserta,

mendalami pengalaman hidup peserta, menggali pengalaman iman kristiani,

menerapkan iman kristiani dalam situasi peserta konkret, dan mengusahakan

suatu aksi konkrit (Sumarno Ds, 2013: 18-22; bdk. Groome, 1997: 5-50).

a. Langkah 0: Pemusatan Aktifitas

Langkah nol dapat digunakan bila diperlukan. Apabila sudah memiliki

bahan atau buku panduan yang sudah jadi, maka langkah ini tidak perlu

digunakan. Unsur-unsur penting yang ada pada langkah nol adalah kekhasan,

tujuan, peran peserta, dan peran pendamping.

Kekhasan dari langkah nol adalah peserta dapat menentukan sendiri tema

pokok yang akan dibahas sesuai dengan minat, kebutuhan dan keprihatinan yang

sedang terjadi (Sumarno Ds, 2013: 18).

Melalui cerita, permasalahan/keyakinan, peserta didorong menyampaikan

pemahaman dan pengalaman. Berdasarkan kepentingan, minat, kebutuhan peserta

diajak merumuskan topik dan menyusunannya sesuai prioritas (Groome, 1997: 8).

Tujuan yang ingin dicapai adalah peserta menentukan tema yang sesuai

kenyataan hidup sehingga tema tersebut menjadi tema pokok. Tema yang

diangkat harus konkret yang mencerminkan pokok hidup, keprihatinan,

permasalahan dan kebutuhan peserta (Sumarno Ds, 2013: 18).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

98

Membangun keterlibatan dan kesadaran peserta sebagai subjek dalam

ketekese sehingga menjadi pendidikan yang menciptakan kesatuan kesadaran,

kehendak, dan keterlibatan baru. Tema dasar disadari sebagai tema bersama.

Langkah nol bermaksud membangun kesadaran dan minat bersama dan visi

sebagai sarana perjumpaan, kebersatuan, dan komunikasi antar pribadi sebagai

subjek dengan menghormati keunikan dan kebutuhan (Groome, 1997: 8).

Peserta berperan untuk terlibat aktif dalam berkatekese, menjalin dialog

dalam pemilihan tema dasar sesuai model Shared Christian Praxis dan tema

tersebut tidak bertentangan dengan iman kristiani. Melalui simbol, keyakinan,

cerita, bahasa foto, poster, video, kaset, film, telenovela, atau sarana lain peserta

dapat menemukan sendiri salah satu aspek kehidupan yang bisa digunakan

sebagai tema dasar dalam berkatekese (Sumarno Ds, 2013: 19).

Pendamping menciptakan lingkungan psikososial yaitu peserta

berpartisipasi dan tercipta suasana persahabatan, kekeluargaan, dan saling percaya

sehingga peserta diterima, dimengerti, dan dihargai. Pendamping menciptakan

lingkungan fisik yang mendukung. Pendamping memilih sarana yang tepat dan

membantu peserta menentukan serta merumuskan tema pokok yang menjadi

prioritas (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome, 1997: 10).

b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Peserta

Langkah pertama merupakan keterlibatan peserta untuk membagikan

pengalaman hidupnya sesuai dengan tema. Pengalaman hidup yang dibagikan

merupakan kejadian atau peristiwa yang benar-benar dialami. Langkah pertama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

99

ini memiliki tiga hal pokok yang mendukung jalannya katekese yaitu kekhasan,

tujuan, peran peserta, dan peran pendamping.

Kekhasan langkah pertama adalah sharing pengalaman hidup yang terjadi di

masyarakat, dan kehidupan pribadi. Melalui cerita, puisi, tarian, nyanyian, drama

pendek, lambang, dll peserta mengungkapkan pengalaman hidup dan

keterlibatannya. Pengalaman hidup yang diungkapkan dapat berupa perasaan,

menilai, sikap, kepercayaan, dan keyakinan sehingga peserta sadar dan kritis akan

pengalaman hidupnya (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome, 1997: 5).

Tujuan yang akan dicapai pada langkah pertama adalah peserta dapat

mengungkapkan pengalaman hidup sesuai tema. Peserta tidak hanya

mengungkapkan pengalaman pribadi tetapi pengalaman orang lain/keadaan

masyarakat/gabungan keduanya (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome, 1997: 5).

Untuk mendukung terwujudnya tujuan yang akan dicapai maka peserta

berperan mengungkapkan pengalaman hidup. Peserta menyadari pengalaman

pribadinya, mendalami, membahasakan, dan menyampaikan kepada peserta yang

lain (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome 1997: 11).

Pengalaman hidup yang diungkapkan adalah pengalaman pribadi, atau

kehidupan dan permasalahan sosial, ekomomi, budaya yang terjadi di lingkungan

masyarakat atau gabungan keduanya. Dengan sharing pengalaman peserta yang

masih subjektif dan akan menjadi objektif sehingga mereka akan diteguhkan dan

dikembangakan imannya (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome, 1997: 11).

Demi terciptanya peran peserta pendamping juga ikut berperan yaitu

berperan sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana hangat dan

mendukung. Apabila peserta yang hadir banyak, maka dibagi dalam kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

100

kecil supaya efektif. Pendamping merumuskan pertanyaan dengan jelas, terarah,

tidak menyinggung pribadi peserta, pendamping menyesuaikan latar belakang

peserta, terbuka dan objektif dalam menghadapi peserta. Pendamping membangun

sikap ramah, sabar, hormat, dan bersahabat. Pendamping peka terhadap

permasahan peserta, dan memberi kebebasan memilih pertanyaan yang cocok.

Pendamping juga menyadari tujuan dan pokok pemikiran dasar langkah pertama

(Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome, 1997: 13, 42).

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

Berdasarkan proses sharing pengalaman hidup pada langkah pertama maka

langkah kedua ini peserta mendalami pengalaman hidupnya menjadi pengalaman

iman. Langkah kedua ini juga terdiri dari tiga hal pokok yaitu kekhasan, tujuan,

peran peserta, dan peran pendamping.

Kekhasan langkah kedua adalah refleksi kritis dan mengantar peserta pada

pengalaman hidup dan tindakannya yang mencakup tiga hal yaitu pemahaman

kritis dan sosial (alasan, minat, asumsi) menekankan pemahaman terhadap

tindakan dan pertimbangannya serta menganalisa pengalaman hidup yang

dibentuk oleh sistem sosial yang keduanya saling berhubungan. Kenangan analisis

dan sosial (sumber historis) yang mencakup sejarah hidup dan pranata sosial yang

membentuk dan mempengaruhi cara hidup masyarakat. Imajinasi kreatif dan

sosial (harapan konsekunsi historis), mencakup dua tekanan yaitu bersifat pribadi

berarti membayangkan konsekuansi, kemungkinan, dan tanggungjawab pribadi

atas keputusan konsekuansi yang membuat peserta sadar akan keterlibatan dan

solidaritas sosial (Sumarno Ds, 2013: 20; bdk. Groome 1997: 5-6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

101

Tujuan yang akan dicapai adalah merefleksikan dan mengantar peserta pada

kesadaran kritis pengalaman hidupnya dan tindakanya yang berhubungan dengan

pemahaman kritis dan sosial (alasan, minat, asumsi), kenangan analisis dan sosial

(sumber historis) dan imajinasi kreatif serta sosial (harapan konsekuensi historis).

Berdasarkan pengalaman hidup peserta sampai pada kesadaran terdalam, sehingga

dapat mengolah dan menemukan makna hidup, dan praksis baru (Sumarno Ds,

2013: 20; bdk. Groome, 1997: 5-6, 43).

Peran peserta pada langkah kedua adalah memperdalam pengalaman hidup

melalui refleksi dan berproses pada kesadaran kritis atas pengalaman hidup dan

tindakannya yang meliputi tiga hal yaitu pemahaman kritis dan sosial, kenangan

analisis dan sosial, serta imajinasi kreatif dan sosial. Peserta berusaha

merefleksikan pengalaman hidupnya yang telah dikomunikasikan sehingga

menemukan arti dan nilai dari pengalaman tersebut. Peserta juga dapat mencapai

kesadaran terhadap tradisi dan visi hidupnya sehingga menciptakan keterlibatan

hidup dan praksis baru. Jadi inti peran peserta pada langkah kedua adalah

memperdalam sharing pengalaman hidup pada langkah kedua dan mengantar

peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman dan tindakannya (Sumarno Ds,

2013: 20; bdk. Groome, 1997: 14-15).

Pendamping juga berperan menciptakan suasana saling menghormati dan

mendukung setiap gagasan, sumbangan dari peserta. Pendamping mengundang

peserta melakukan refleksi kritis, menguji pemahaman, kenangan, dan imajinasi

peserta. Pendamping mengajak peserta untuk aktif berbicara tanpa paksaan.

Pendamping dapat menggunakan pertanyaan pembantu untuk mendalami tema

bukan mengintrogasi, mengganggu harga diri dan rahasia peserta. Pendamping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

102

memahami kondisi peserta, terutama peserta yang tidak biasa melakukan refleksi

kritis. Pendamping berusaha untuk menghindari kesan bahwa peserta diwajibkan

mempertanggungjawabkan pengalaman hidup. Peran pendamping yang penting

adalah kesabaran dalam berproses, dan menggunakan imajinasi sebagai

penyambung langkah ketiga (Sumarno Ds, 2013: 20; bdk. Groome, 1997: 44).

Pendamping menyadari adanya kesulitan dalam refleksi kritis sehingga

dibutuhkan kesabaran, dan keterampilan untuk mengembangkanya. Pendamping

perlu menciptakan lingkungan psikososial yaitu keakraban, rasa senasib-

sepenanggungan dan kepercayaan antar peserta. (Groome, 1997: 19).

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani Peserta

Pada langkah ketiga peserta akan berhadapan dengan teks Kitab Suci untuk

didalami bersama supaya menemukan nilai-nilai Kerajaan Allah yang bisa

diwujudkan dalam kehidupan. Langkah ketiga memiliki tiga hal pokok yang perlu

diperhatikan yaitu kekhasan, tujuan, peran peserta, dan peran pendamping.

Kekhasan langkah ketiga adalah pendamping menyampaikan pesan Tradisi

dan Visi Kristiani supaya terjangkau dan mengena dalam kehidupan peserta.

Tradisi dan Visi Kristisni berisikan pewahyuan dan kehendak Allah yang

memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus serta mampu mengungkapkan

tanggapan manusia atas pewahyuan-Nya. Sifat pewahyuan Allah adalah dialogal,

menyejarah dan normatif, seperti terungkap dalam Kitab Suci, ajaran-ajaran

Gereja, liturgi, spiritual, devosi, kepemimpinan, kehidupan umat beriman. Oleh

sebab itu diperlukan penafsiran supaya pewahyuan-Nya relevan dalam kehidupan

(Sumarno Ds, 2013: 20-21).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

103

Tujuan yang hendak dicapai pada langkah ketiga mengkomunikasikan nilai-

nilai yang terdapat dalam Tradisi dan Visi kristiani supaya dekat dan mengena

dalam kehidupan peserta dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Pendamping membuka jalan, menghilangkan hambatan sehingga peserta dapat

menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi dan Visi kristiani tersebut

(Sumarno Ds, 2013: 20; bdk. Groome, 1997: 6).

Peran peserta demi terciptanya tujuan langkah ini adalah mendialogkan

tradisi dan visi hidup dengan Tradisi dan Visi Gereja sehingga iman Kristiani

dapat dekat dan hadir di tengah-tengah kehidupan peserta dan peserta terdorong

mempribadikan makna kebenaran secara kritis dan kreatif, dan menemukan

praksis baru (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome, 1997: 19).

Pendamping juga berpartisipasi dengan menghormati Tradisi dan visi

Kristiani yang otentik, dan normatif, memanfaatkan sarana dan menafsirakan

Kitab Suci sebagai informasi dan mambantu peserta supaya nilai-nilai Tradisi dan

visi Kristiani dapat dekat dalam kehidupan peserta. Tafsiran Kitab Suci disertai

dengan kesaksian iman, harapan, dan hidup pribadi. Pendamping menggunakan

metode yang tepat dan cocok, mengantar peserta pada kesadaran diri, tidak

mengulang-ulang rumusan, tidak bersikap sebagai guru serta mempersiapkan

bahan secara maksimal (Sumarno Ds, 2013: 21; bdk. Groome, 1997: 28).

e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit

Berdasarkan pengolahan langkah pertama sampai ketiga peserta

menemukan nlai-nilai baik yang akan dikembangkan dan nilai-nilai tidak baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

104

yang akan ditinggalkan. Untuk itu langkah keempat ini juga mempunyai tiga

unsur pokok yaitu kekhasan, tujuan, peran peserta, dan peran pendamping.

Kekhasan langkah ketiga ini, peserta diajak untuk mendialogkan hasil

pengolahan langkah pertama, kedua dan isi pokok langkah ketiga. Peserta dapat

menemukan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani yang meneguhkan, mengkritik,

sehingga peserta dapat melangkah pada kehidupan yang lebih baik dengan

semangat, nilai, dan iman baru demi terwujudnya Kerajaan Allah (Sumarno Ds,

2013: 21; bdk. Groome, 1997: 7).

Berdasarkan penemuan nilai-nilai Tradisi maka tujuan yang dicapai pada

langkah ini adalah mengajak peserta menemukan nilai hidup berdasarkan Tradisi

dan Visi Kristiani. Peserta diajak untuk dapat menentukan sendiri sikap lama yang

akan diubah atau diperbaiki, dan menemukan nilai-nilai baru yang hendak

dikembangkan dan diwujudkan dalam kehidupan. Langkah empat bertujuan

mengintepretasikan nilai hidup ke dalam Tradisi dan visi Kristiani serta

mempersonalisasikan dan memperkaya dinamika Tradisi dan visi Kristiani

(Sumarno Ds, 2013: 21; bdk. Groome, 1997: 30, 48).

Peserta dan pendamping juga berpartisipasi demi tujuan yang akan dicapai.

Peran peserta adalah peserta mendialogkan hasil pengolahan langkah pertama,

langkah kedua dan isi pokok langkah ketiga. Berdasarkan hasil pengolahan setiap

langkah peserta menemukan nilai-nilai tradisi dan visi Kristiani yang

meneguhkan, mengkritik, sehingga peserta dapat melangkah kehidupan yang lebih

baik lagi dengan semangat, nilai, dan iman baru demi terwujudnya Kerajaan Allah

(Sumarno Ds, 2013: 21; bdk. Groome, 1997: 5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

105

Dalam proses menemukan nilai hidup peserta dapat mengungkapkan

perasaan, sikap, intuisi, perspektif, evaluasi, dan penegasan kebenaran nilai dan

kesadaran yang diyakini sebagai tanggapan dialog tradisi dan visi kristiani.

Pengungkapan nilai hidup dapat berupa penjelasan, tulisan, simbol, atau ekspresi

dsb (Sumarno Ds, 2013: 21; bdk. Groome, 1997: 32).

Pendamping menghormati kebebasan dan saling menghormati hasil

penegasan peserta, terutama peserta yang menolak penafsiran pendamping,

pendamping mampu meyakinkan peserta supaya menemukan nilai pengalaman

hidup dan visi dalam terang Tradisi dan Visi Kristiani. Pendamping mendorong

peserta supaya dapat merubah sikap sebagai pendengar pasif menjadi pendengar

aktif, menyadari tafsiran pendamping bukan harga mati dan pendamping mampu

mendengarkan dengan hati terhadap tanggapan, pendapat, dan pemikiran peserta

lain (Sumarno Ds, 2012: 21-22; bdk. Groome, 1997: 48-49).

Peran lainnya yang harus dilakukan pendamping adalah membantu peserta

dengan cara menyampaikan pertanyaan-pertanyaan bantuan yang bersifat aktif,

supaya peserta dapat menemukan sendiri nilai-nilai hidup, kesadaran baru dari

iman, dan perjuangan hidup yang akan diwujudkan dan dikembangkan secara

kritis dan kreatif dalam kehidupan sehari-hari (Sumarno Ds, 2013: 21; bdk.

Groome, 1997: 49).

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret

Langkah kelima merupakan langkah terakhir dari katekese umat model

Shared Christian Praxis. Pada tahap ini peserta diajak menutup katekese umat

dengan melakukan ibadat singkat untuk mendoakan seluruh proses katekese umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

106

yang telah berlangsung. Langkah kelima ini juga terdiri dari tiga hal penting yaitu

kekhasan, tujuan, peran peserta, dan peran pendamping.

Kekhasan langkah kelima adalah peserta diajak menemukan keputusan

pribadi dan bersama berdasarkan tema dalam berkatekese. Keputusan tersebut

dapat bermacam bentuk dan sifat serta subjek dan arah. Keputusan berdasarkan

bentuk menekankan aspek kognitif/pemahaman, aspek afektif/perasaan, dan

tingkah laku/praktis-politis. Keputusan berdasarkan sifat berhubungan dengan

pribadi, dan interpersonal/sosial-politis. Keputusan berdasarkan subjek bersifat

aktivitas pribadi, dan bersama. Keputusan berdasarkan arah bersifat

intern/kepentingan kelompok dan ekstern/kepentingan diluar kelompok

(keterlibatan sesama) (Sumarno Ds, 2013: 22; bdk. Groome, 1997: 34-35).

Sedangkan tujuan yang dicapai adalah peserta dapat sampai pada keputusan

praktis sebagai tanggapan umat terhadap wahyu Allah yang berlangsung dalam

sejarah kehidupan dengan Tradisi Gereja dan Visi Kristiani. Keprihatinan dari

tujuan yang ingin dicapai adalah mendorong peserta pada keterlibatan baru

sehingga muncul pertobatan pribadi dan sosial (metanoia). Secara teologis peserta

diajak untuk mengungkapkan harapan rahmat Allah dan atas tanggapan tersebut

kehidupan manusia akan menjadi lebih baik. Tanggapan tersebut bertujuan

membantu peserta mengambil keputusan secara moral, konseptual, sosial, politis

sesuai nilai Kristiani. Langkah kelima merupakan sarana untuk menghayati dan

mewujudkan iman (Sumarno Ds, 2013: 22; bdk. Groome, 1997: 34, 49).

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai peserta berperan untuk

mengungkapkan keputusan yang akan diwujudkan dan dikembangkan dalam

berbagai bentuk (aspek kognitif/pemahaman, dan aspek afektif/perasaan) dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

107

berdasarkan sifat (pribadi, interpersonal, sosial-politis); berdasarkan subjek

(aktifitas pribadi/bersama) dan berdasarkan arah (intern atau ekstern untuk

kepentingan kelompok) (Sumarno Ds, 2013: 22; bdk. Groome, 1997: 49).

Pendamping juga berperan untuk membantu peserta mengambil keputusan

pribadi diiringi dengan pertobatan pribadi atau sosial. Keputusan tersebut sebagai

wujud iman Kristiani supaya Kerajaan Alah dapat hadir dalam kehidupan manusia

(Sumarno Ds, 2013: 22; bdk. Groome, 1997: 37).

Pendamping menyadari hakikat praktis, inovatif, dan transformatif pada

langkah kedua. Pendamping mampu untuk merumuskan pertanyaan yang bersifat

sederhana sehingga membantu peserta mengambil keputusan, dan menekankan

sikap optimis yang realistis. Pendamping merangkum isi langkah pertama sampai

keempat sehingga membantu peserta mengambil keputusan pribadi dan bersama.

Sebagai penutup peserta diajak merayakan liturgi sederhana untuk mendoakan

keputusan yang diambil (Sumarno Ds, 2013: 22; bdk. Groome, 1997: 50).

3. Tinjauan Kritis Katekese Umat Model Shared Christian Praxis

Keberhasilan katekese umat dipengaruhi oleh beberapa hal pokokuntuk

mendukung jalannya ketekese umat model Shared Charistian Praxis. Hal-hal

yang mendukung katekese umat model Shared Christian Praxis adalah materi,

kesiapan pendamping, fasilitator, dan lingkungan fisik yang mendukung.

Hal-hal yang harus diperhatikan demi terlaksananya katekese umat model

Shared Christian Praxis adalah urutan setiap langkah, peserta katekese umat,

penggunaan waktu yang efektif, serta keterampilan katekis/pendamping dalam

berkatekese (Sumarno Ds, 2013: 22-23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

108

a. Urutan Langkah

Urutan dalam berkatekese yang biasanya terjadi adalah mensharingkan

pengalaman hidup dan merefleksikannya. Berdasarkan hasil refleksi peserta diajak

menemukan pengalaman iman dan menghadirkan Tradisi dan Visi Kristiani,

mewujudkannya dalam tindakan nyata serta berani menanggapi wahyu Allah

sebagai pembaharuan/keterlibatan baru (Sumarno Ds, 2013: 22-23).

Kelima langkah tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lain

dengan memberi penekanan yang berbeda dalam setiap langkah. Langkah-langkah

katekese umat tersebut dapat terjadi tumpang tindih antara langkah pertama dan

kedua, langkah empat dengan langkah kelima (Sumarno Ds, 2013: 23).

Semua langkah-langkah tersebut merupakan satu kesatuan, supaya

memudahkan pendamping dalam memandu. Untuk memulai katekese umat adalah

dengan mengungkapkan pengalaman hidup secara bersama. Cara tersebut

merupakan cara yang bisa dilakukan walaupun tidak harus dilaksanakan. Tetapi

yang terpenting dalam berkatekese adalah suasana kebersamaan, pengungkapan

dan merefleksikan pengalaman hidup menjadi pengalaman iman sehingga terarah

pada pendidikan iman (Sumarno Ds, 2012: 23).

b. Peserta

Mendorong peserta berdasarkan tradisi dan visi hidup dengan Tradisi dan

Visi Kristiani, supaya secara pribadi/kelompok melakukan penegasan dan berani

mengambil keputusan demi terwujudnya Kerajaan Allah (Sumarno Ds, 2013: 14).

Suasana lingkungan yang mendukung akan membuat peserta menjadi bebas dan

terbuka mengungkapkan pengalaman hidup/pendapatnya. Oleh sebab itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

109

dibutuhkan rasa percaya diri terhadap diri sendiri maupun peserta lain dan jika

memungkinkan mampu berkontak dengan semua peserta (Sumarno Ds, 2013: 24).

c. Penggunaan Waktu

Pada dasarnya Shared Christian Praxis merupakan suatu kegiatan/sikap

yang dapat digunakan dalam setiap usaha pendidikan kristiani, maka berkaitan

dengan waktu tidak menjadi suatu masalah (Sumarno Ds, 2013: 23).

Shared Christian Praxis merupakan kegiatan yang dapat dilaksanakan

diberbagai kesempatan terutama berkaitan dengan pendidikan kristiani, maka

waktu yang digunakan dapat menyesuaikan situasi dan kondisi peserta. Waktu

yang digunakan bersifat fleksibel karena menyesuaikan penggunaannya misalnya

retret/rekoleksi. Penggunaan dan pemanfaatan lingkungan, tempat, dan waktu

yang longgar merupakan sesuatu yang ideal dalam memberi perhatian yang cukup

pada setiap langkah (Sumarno Ds, 2013: 23-24).

d. Keterampilan Katekis

Katekis terampil dalam menciptakan lingkungan emosional dan lingkungan

physis yang mendukung. Lingkungan emosional merupakan suasana saling

menerima, hangat, dan terbuka, sehingga peserta merasa diterima, bebas, dan

santai. Lingkungan physis merupakan lingkungan yang lembut, misalnya lantai

tertutup lebih baik dari pada lantai kosong, kursi yang nyaman dari pada kursi

malas atau kursi bangku, memperhatikan pencahayaan, pengaturan tempat duduk,

suasana warna, lantai, hiasan, dll. Katekis/pendamping juga terampil dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

110

berperan sebagai pemandu atau fasilitator dalam keseluruhan proses katekese

umat (Sumarno Ds, 2013: 24).

Tanggung jawab dan peran katekis dalam berkatekese adalah sebagai

fasilitator dengan menciptakan suasana pertemuan menjadi hangat dan

mendukung, memberikan penjelasan dengan jelas, menghormati dan menghargai

setiap gagasan yang disampaikan peserta, mengajak peserta untuk terlibat,

memberikan tafsiran yang jelas dan menggunakan bahasa yang sederhana, tidak

mendoktrinasi kepada peserta tetapi membiarkan peserta berproses dengan

bantuan katekis serta berani bersaksi akan kebenaran (Sumarno Ds, 2013: 19-22).

D. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Katekese umat merupakan tempat untuk membantu umat menghayati iman

katolik karena melalui sharing pengalaman iman umat semakin diteguhkan

imannya. Shared Christian Praxis adalah salah satu model katekese umat yang

bisa dgunakan untuk membantu peserta mendalami imannya karena menekankan

pengalaman hidup konkret. Dari setiap proses katekese umat dan langkah-langkah

yang ada didalamya peserta akan diajak untuk memperdalam kehidupannya

sehingga iman umat semakin bertumbuh dan berkembang.

1. Penghayatan Iman

Penghayatan berasal dari kata „hayat‟ yang berarti hidup, kehidupan, nyawa,

atau raga. Penghayatan berarti pengalaman batin, pendalaman, penjiwaan, atau

peresapan. Penghayatan merupakan pendalaman kehidupan (pengalaman hidup)

yang dialami sekarang atau masa lalu (Setiawan, 2014: 1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

111

Pengertian iman dalam bahasa Yunani disebut „pistis’ artinya memberi

kepercayaan kepada seseorang atau dalam bahasa Latin „fides’ dan dalam bahasa

Inggris „faith’ artinya keyakinan dan penerimaan akan wahyu Allah. Dalam

bahasa Indonesia „beriman‟ lebih dimaksudkan sebagai hubungan manusia dengan

Allah; sedangkan „percaya‟ dipakai sebagai hubungan antar manusia. Dalam

Kitab Suci „iman‟ merupakan sumber dan pusat dari keseluruhan kehidupan

keagamaan manusia. Dengan iman manusia mampu menjawab rencana Allah

dalam jangka waktu (Leon Dufour, 1979: 7).

Kata „iman‟ dan „percaya‟ merupakan gambaran hubungan manusia dengan

Allah, serta tanggapan akan wahyu Allah. Akan tetapi wahyu yang disampaikan

Allah kadang tidak sesuai dengan harapan manusia, karena kehendak Allah belum

tentu sesuai dengan kehendak manusia (Sutrisnaatmaka, 2002: 47-48).

Dalam KGK, art. 150 menjelaskan tentang pengertian iman dalam

kehidupan manusia:

Iman adalah ikatan manusia dengan Allah dan sekaligus, tidak terpisahkan

dari itu, persetujuan secara bebas terhadap segala kebenaran yang

diwahyukan Allah. Sebagai ikatan pribadi dengan Allah dan persetujuan

terhadap kebenaran yang diwahyukan Allah, iman Kristen berbeda dengan

kepercayaan yang diberikan kepada seorang manusia. Menyerahkan diri

seluruhnya kepada Allah, dan mengimani secara absolut apa yang Ia

katakan adalah tepat dan benar. Sebaliknya adalah sia-sia dan salah

memberikan kepercayaan yang demikian itu kepada seorang makluk.

Berdasarkan rumusan di atas iman merupakan sebuah ikatan pribadi antara

manusia dengan Allah yang tak terpisahkan dengan persetujuan bebas yang

dimiliki manusia terhadap kebenaran yang diwahyukan-Nya. Sebagai ikatan

pribadi dengan Allah dan persetujuan bebas akan wahyu Allah, maka iman

berbeda dengan kepercayaan yang diberikan untuk manusia. Menyerahkan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

112

dan mengimani-Nya secara penuh bahwa wahyu Allah benar dan tepat. Menjadi

salah dan sia-sia jika memberikan kepercayaan seperti itu kepada manusia.

Iman merupakan hubungan manusia dengan Allah. Hubungan tersebut

manusia terlibat penuh dalam penyerahan diri kepada Allah yang telah

mewahyukan kehendak dan rencana-Nya, dengan mendatangi manusia melalui

kekuasaan dan kasih sayang serta memanggil manusia masuk dalam kesatuan-Nya

(Banawiratma & Suharyo, 1990: 60).

Iman juga dapat terlihat dalam wujud sosial yaitu agama. Hal tersebut dapat

terlihat dengan jelas dalam ekspresi agama melalui dan dalam

persaudaraan/paguyuban iman, dalam pewartaan, dalam ibadah/perayaan iman

dan dalam wujud sekuler iman (Banawiratma & Suharyo, 1990: 61).

Karena iman merupakan penyerahan diri dan tanggapan wahyu Allah maka

keterarahan dan penyerahan diri manusia tidak hanya terlihat dalam ungkapan

iman, misalnya doa, upacara, peragaan religius, rumusan ajaran. Keterarahan dan

penyerahan diri manusia terlaksana dalam perbuatan baik misalnya menemani

orang sakit atau membebaskan sesama dari kesengsaraan, penderitaan, kesepian,

kemalangan dan merasa tersingkir dari yang lain (Banawiratma, 1986: 36).

Dalam DV, art. 5 ditegaskan tentang keterlibatan iman dalam keseluruhan

diri manusia:

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan

“ketaatan iman” (Rom 16:26; lih. Rom 1:5; 2 Kor 10:5-6 ). Demikianlah

manusia dengan kebebasan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah,

dengan mempersembahkan “kepatuhan akal budi serta kehendak yang

sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan”, dan dengan sukarela

menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikaruniakan oleh-Nya. Supaya

orang dapat beriman seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului

serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan

hati dan mengembalikannya kepada Allah, membuka mata budi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

113

mempercayai kebenaran. Supaya semakin mendalamlah pengertian akan

wahyu, Roh Kudus itu juga senantiasa menyempurnakan iman melalui

kurnia-kurnia-Nya.

Berdasarkan rumusan di atas iman memiliki tiga aspek dalam melibatkan

diri manusia. Pertama, ketaatan iman dan penyerahan bebas atas seluruh diri

kepada Allah, yaitu berhubungan dengan akal budi (intelektual, pengetahuan,

keyakinan dan pengertian serta pemahaman). Kedua, kehendak yaitu perasaan

supaya manusia dapat menentukan sikap hidup. Ketiga, kerelaan hati/keterbukaan

menerima wahyu Allah, walaupun pada kenyataannya kerelaan dan ketaatan

kadang bertentangan dengan kehendak manusia (Sustrisnaatmaka, 2002: 48-49).

Keterlibatan iman dalam diri manusia tidak berarti beriman sekedar

mengetahui Kitab Suci dan ajaran Gereja, tetapi mampu mewujudkannya dalam

hidup. Iman dihayati dalam pribadi yang otentik, mempertahankan keutuhan

ciptaan, menghargai sesama, dan tindakan berdasarkan cinta kasih. Beriman

berarti mampu menyelamatkan kehidupan melalui iman itu (Shenli, 2013: 1).

Jadi dapat disimpulkan bahwa penghayatan iman merupakan proses

seseorang mendalami kehidupannya melalui pengalaman hidup dengan

menanggapi wahyu Allah. Iman harus melibatkan seluruh diri manusia supaya

nilai-nilai Kerajaan Allah dapat terwujud dalam kehidupan. Iman akan tumbuh

dan berkembang bila diwujudkan dalam tindakan penuh cinta kasih karena iman

tidak terbatas pada pengetahuan tentang Kitab Suci dan ajaran Gereja.

2. Bentuk dan Cara Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Untuk sampai pada penghayatan iman dalam keseluruhan proses katekese

umat, peserta harus mengetahui cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

114

pengahayatan iman. Peserta paham bentuk-bentuk pengahyatan iman dalam

proses katekese umat.

a. Bentuk Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Pada dasarnya iman bukanlah kata-kata hampa/tanpa makna tetapi iman

merupakan kenyataan. Kenyataan yang artinya iman dapat diwujudkan dalam

tindakan, perbuatan, dan kata-kata penuh cinta kasih yang bisa dibagikan kepada

semua orang (Youcat, no. 25).

Bentuk penghayatan iman yang terlihat adalah proses sharing pengalaman

hidup, peserta mempunyai kecintaan dunia, dan manusia sebagai dasar

berkomunikasi, memiliki sikap rendah hati, pengalaman iman yang melibatkan

kejujuran dan keterbukaan sehingga memperoleh kekuatan dan dukungan dari

sesama, bijaksana terhadap apa yang disharingkan. Sharing tidak sebatas kepada

peserta, tetapi antar peserta dan Tuhan (Sumarno Ds, 2013: 17).

b. Cara Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Iman bertumbuh bila umat cermat mendengarkan sabda Tuhan dan

membangun hubungan intim dengan Allah dalam doa (Youcat, no. 21). Karena

sabda Allah dengan keteguhan, kesetiaan, dan tanpa kesalahan mengajarkan

kebenaran sebab ditulis berdasarkan ilham Roh Kudus. Ilham Roh Kudus turun

melalui orang-orang terpilih untuk menggunakan kecakapan dan kemampuan

mereka sementara Allah berkarya dalam dan melalui orang-orang tersebut

(Youcat, no.14). Mencari kesatuan pribadi dengan Allah dan percaya kepada-Nya

dalam segala hal sehingga manusia berani menanggapi wahyu Allah dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

115

Yesus (Youcat, no. 22). Umat haus dan menginginkan kepenuhan sabda Allah

dengan bantuan pendamping dalam berkatekese (Olsthoorn, 1981:59-60).

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penghayatan Iman dalam Katekese

Umat

Proses penghayatan iman dalam katekese umat dibutuhkan kerjasama antara

pendamping dan peserta sebagai bentuk dukungan tercapainya tujuan bersama.

Bahkan dalam proses itu pendamping dan peserta akan menghadapi hambatan-

hambatan yang akan mengganggu proses pengahayatan iman. Oleh karena itu

diperlukan kepekaan masing-masing peserta akan sapaan Allah melalui proses

berkatekese sehingga satu dengan lain saling terbantu dalam penghayatan iman.

a. Faktor Pendukung Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses katekese umat

dalam penghayatan iman yaitu pertemuan menarik, peserta harus intim,

pendamping peka, waktu harus menguntungkan, pendamping menguasai teknik

memimpin (Huber, 1981c: 14). Menggunakan metode yang bervariasi, bahasa

sederhana dan mudah dipahami, tema sesuai kebutuhan, menjangkau seluruh

umat, penyajian materi tersusun secara sistematis dan melakukan evaluasi untuk

menghindari terjadinya kesalahan yang sama, fasilitator/pendamping menguasai

bahan dan adanya pelatihan serta keterlibatan kaum biarawan-biarawati

(Dapiyanta, 2013: 13). Pendamping memperhatikan bahan, metode, dan susunan

kelompok yang dapat menjamin keterlibatan umat supaya memberikan pengaruh

demi berkembangnya penghayatan iman (Olsthoorn, 1981:59-60).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

116

Ungkapan lain juga dikatakan bahwa faktor pendukung katekese umat

adalah kebiasaan umat berkumpul, adanya penggerak dan aktivitas Paroki yang

menggiatkan umat terlibat, adanya bahan katekese umat yang tersedia, dan adanya

program keuskupan, pusat pastoral, dan panitia kateketik (Setyakarjana, 1997: 84)

Faktor pendukung penghayatan iman dari peserta adalah haus sabda Allah

dan menginginkan kepenuhan-Nya melalui berkatekese. Peserta merindukan

jawaban atas kebutuhan hidup, dan merindukan kehendak Allah. Umat pernah

mengalami pengalaman menemukan jawaban dasariah dalam Kitab Suci, dan

yakin Kitab Suci mendekati dan menyapa umat (Olsthoorn, 1971: 59-60).

Peserta dan pendamping menciptakan lingkungan emosional dan physis

yang baik. Lingkungan emosional merupakan suasana pertemuan yang saling

menerima, hangat, dan terbuka sehingga peserta bebas mengungkapkan argumen.

Menghargai dan memperhatikan setiap sumbangan yang disampaikan umat. rasa

Saling percaya antar peserta dan pendamping sebagai dukungan proses dalam

berkatekese sehingga sampai pada penghayatan iman (Sumarno Ds, 2013: 23).

Lingkungan physis merupakan lingkungan belajar yang menyenangkan,

mesra, hangat, dan terbuka. Misalnya lantai tertutup, kursi yang nyaman,

pengaturan cahaya, pengaturan tempat duduk, warna, hiasan, jumlah umat, dll.

Jika peserta yang datang banyak maka bisa masuk dalam kelompok kecil supaya

efisien dan memberikan kesempatan perserta terlibat (Sumarno Ds, 2013: 24).

b. Faktor Penghambat Penghayatan Iman dalam Katekese Umat

Faktor penghambat penghayatan iman dalam berkatekese adalah umat

belum haus akan sabda Allah sebagai sumber hidup akibatnya umat belum tertarik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

117

pada pertemuan Kitab Suci/katekese dan belum sungguh-sungguh melibatkan diri

(Olsthoorn, 1981: 60).

Tukar pengalaman hidup menjadi gagal dan menjengkelkan apabila peserta

tidak mau saling menanggapi, tidak saling menampung, dan secara bersama tidak

mendalami satu pokok dalam katekese umat. Dalam proses pembicaraan tidak

saling berkaitan dan menjadi tidak cocok dengan pokok tema yang diangkat

(Huber, 1981b:19).

Adapun faktor penghambat lainnya adalah pendamping kurang mengetahui

dan memahami katekese umat serta kurang memiliki keterampilan memandu

katekese umat. Masih ada petugas hirarki yang kurang memahami dan bersimpati

terhadap katekese umat, masih ada umat yang klerikalisme-centris, dan adanya

hambatan struktural, sehingga umat menjadi pasif (Lalu, 2007: 22).

4. Penghayatan Iman dalam Katekese Umat Model Shared Christian Praxis

Salah satu cara untuk membantu meningkatkan penghayatan iman adalah

melalui katekese umat model Shared Christian Praxis. Dalam katekese umat

model Shared Christian Praxis prosesnya menekankan dialog/partisipasi supaya

peserta terdorong berdasarkan komunikasi Tradisi dan Visi Kristiani dengan

tradisi dan visi untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah (Groome, 1997: 1).

Dalam katekese umat model Shared Christian Praxis terdapat langkah-

langkah penting yang harus diperhatikan. Setiap langkah dalam model Shared

Christian Praxis memiliki tiga unsur penting demi tercapainya penghayatan iman

yaitu letak, dukungan, dan hambatan penghayatan iman. Ketiga unsur tersebut

saling melengkapi satu sama lain demi tercapainya tujuan bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

118

a. Penekanan Penghayatan Iman dalam Langkah 0: Pemusatan Aktifitas

Letak penghayatan iman langkah 0 adalah keterlibatan umat dalam

menentukan tema yang diangkat pada pertemuan berikutnya. Penghayatan iman

diawali dengan sikap kepekaan terhadap situasi yang terjadi di dalam keluarga

maupun masyarakat sekitar yang mencerminkan pokok-pokok hidup,

keprihatinan, permasalahan, dan kebutuhan (Sumarno Ds, 2013: 18; bdk. Groome,

1997: 8, 39). Peserta mampu mengungkapkan keyakinan kepada Allah yang

senantiasa terlibat dalam mewahyukan diri dan kehendak-Nya dalam kehidupan

umat. Melalui refleksi, sejarah hidup dapat menjadi tempat perjumpaan

pewahyuan Allah dan tanggapan manusia (Sumarno Ds, 2013: 18-19).

Dukungan dari langkah 0 adalah peserta diberi kebebasan mengungkapkan

pendapat untuk menentukan tema yang akan dibahas. Peserta menentukan tema

pertemuan sesuai dengan pokok hidup, keprihatinan, permasalahan, dan

kebutuhan (Sumarno Ds, 2013: 18). Penggunaan sarana tepat untuk

mempermudah peserta mengungkapkan tema pokok misalnya menggunakan

simbol, keyakinan, foto, poster, video, kaset suara, film, telenovela, atau sarana

yang lain. Didukung juga dengan lingkungan psikososial dan fisik yang kondusif,

dan katekis/pendamping dapat membantu peserta menentukan tema yang menjadi

prioritas (Sumarno Ds, 2013: 18; bdk. Groome, 1997: 10).

Sedangkan hambatan yang sering dihadapi adalah umat tidak memiliki

kepeduliaan dan kepekaan atas peristiwa/kejadian yang ada di lingkungan sekitar.

Pendamping kurang mampu mengarahkan dan menggunakan sarana pendukung

untuk membantu peserta mengungkapkan pendapat. Pendamping kurang mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

119

memilih tema yang menjadi prioritas dan sesuai dengan kebutuhan umat,

pendamping kurang mampu mengarahkan umat dalam menentukan tema dasar.

b. Penekanaan Penghayatan Iman pada Langkah I: Pengungkapan

Pengalaman Hidup Peserta

Letak penghayatan iman berada dalam kesadaran diri peserta

mengungkapkan pengalaman hidup berdasarkan kehidupan dan permasalahan

(sosekbud) yang terjadi di masyarakat atau gabungan keduanya, sehingga peserta

dapat menghayati iman katolik (Sumarno Ds, 2013: 19 ; bdk. Groome, 1997: 11).

Kesadaran peserta terhadap pengalaman hidupnya akan mempertebal

keyakinan bahwa sebagai subjek utama dalam proses berkatekese. Sebagai subjek,

peserta mempunyai hak untuk mengatur dan merencanakan hidupnya berdasarkan

kepentingan, minat, dan kemampuan sehingga proses katekese akan membantu

peserta menghayati iman katolik (Groome, 1997: 11).

Dukungan demi terciptanya penghayatan iman adalah peserta terdorong

untuk mensharingkan pengalaman hidup dalam berbagai bentuk (lambang, tarian,

nyanyian, puisi, pantonim, dll). Melalui sharing peserta terbantu untuk

meningkatkan pengahayatan iman. Pendamping memberi dukungan dengan

menciptakan sikap ramah, sabar, hormat, bersahabat, peka dan melaksanakan

perannya dengan baik. Tercipta suasana yang hangat, merumuskan pertanyaan

yang jelas, terarah, tidak menyinggung harga diri, sesuai latar belakang, bersifat

terbuka dan objektif (Sumarno Ds, 2013: 19; Groome, 1997: 13).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

120

Hambatan yang terjadi yaitu umat tidak mau terlibat, dan tidak terbuka

mensharingkan pengalaman hidup. Pendamping sering kurang mampu mengajak

peserta terlibat, adanya lingkungan fisik, dan suasana yang kurang mendukung.

c. Penekanaan Penghayatan Iman dalam Langkah II: Mendalami

Pengalaman Hidup Peserta

Letak penghayatan iman berada dalam refleksi kritis dan tersampainya

peserta pada pengalaman hidup dan tindakan yang mencakup tiga hal yaitu

pemahaman kritis dan sosial (alasan, minat, asumsi) menekankan pemahaman

terhadap tindakan dan pertimbangannya serta menganalisa pengalaman hidup

yang dibentuk oleh sistem sosial. Kenangan analisis dan sosial (sumber historis)

yang mencakup dua hal yaitu sejarah hidup dan pranata sosial yang membentuk

dan mempengaruhi cara hidup dalam masyarakat. Imajinasi kreatif dan sosial

(harapan konsekunsi historis), mencakup dua tekanan yaitu bersifat pribadi

berkaitan dengan konsekuansi, kemungkinan, dan tanggungjawab pribadi atas apa

yang telah dilakukan dan konsekuansi itu membuat sadar akan keterlibatan dan

solidaritas sosial (Sumarno Ds, 2013: 19; bdk. Groome 1997: 5-6).

Dukungan yang mempengaruhi dalam penghayatan iman adalah pribadi

pendamping dalam memandu proses katekese umat yaitu menciptakan suasana

saling menghormati dan mendukung setiap gagasan, mengundang umat untuk

refleksi kritis, mendorong peserta berdialog dan menarik penegasan bersama

dengan tujuan memperdalam, menguji pemahaman, kenangan, dan imanjinasi.

Pendamping mengajak peserta untuk berbicara tanpa paksaan, menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

121

pertanyaan yang terbuka, pendamping dapat memahami kondisi peserta terutama

yang tidak terbiasa melakukan refleksi kritis (Sumarno Ds, 2013: 20).

Sedangkan hambatan yang mengganggu proses penghayatan iman adalah

peserta belum bisa merefleksikan pengalaman hidup menjadi pengalaman iman.

Peserta belum bisa berdamai/terbuka dengan pengalaman hidupnya sehingga tidak

menemukan nilai-nilai baik melalui pengalaman hidup sebagai bahan

pembelajaran dalam kehidupan. Terciptanya suasana yang kurang mendukung,

dan pendamping kurang terampil memandu peserta dalam berkatekese.

d. Penekanaan Penghayatan Iman dalam Langkah III: Menggali

Pengalaman Iman Kristiani Peserta

Letak penghayatan imannya berada dalam penyampaian pesan Tradisi dan

Visi Kristiani supaya terjangkau dan mengena dalam kehidupan peserta dalam

konteks dan latar belakang budaya. Tradisi dan Visi Kristisni berisi pewahyuan

diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus

serta mampu mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan. Sifat

pewahyuan Allah adalah dialogal, menyejarah dan normatif, seperti terungkap

dalam Kitab Suci, pengajaran Gereja, liturgi, spiritual, devosi, kepemimpinan,

kehidupan umat beriman. Karena bersifat normatif maka diperlukan penafsiran

supaya pewahyuan Allah dapat relevan dalam hidup (Sumarno Ds, 2013: 20-21).

Dukungan dari pendamping yang berpengaruh dalam penghayatan iman

katolik adalah pendamping menghormati Tradisi dan Visi Kristiani yang otentik

dan normatif. Pendamping memanfaatkan sarana dan menafsirakan Kitab Suci

sebagai informasi serta membantu peserta supaya nilai Tradisi dan visi Kristiani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

122

dekat dalam kehidupan. Tafsiran Kitab Suci disertai dengan kesaksian iman,

harapan, dan hidup pribadi. Pendamping menggunakan metode yang tepat dan

cocok. Pendamping mengantar peserta pada kesadaran diri, tidak mengulang-

ulang rumusan, tidak bersikap sebagai guru dan mempersiapkannya secara

maksimal (Sumarno Ds, 2013: 21; bdk. Groome, 1997: 28).

Hambatan yang sering terjadi adalah peserta merasa tidak tidak layak

menafsirkan pesan Kitab Suci. Oleh karena itu peserta menjadi pasif dan tidak

bisa menghayati iman sesuai dengan kehidupan. Sedangkan kesulitan dari

pendamping adalah tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam menafsirkan

Kitab Suci, tidak sesuai tujuan dan tidak ada kesinambungan antara langkah satu

dan dua. Pendamping tidak menggunakan metode yang tepat, mendekte peserta,

mengulang-ulang rumusan, bersikap sebagai guru, dan pendamping tidak

mempersiapkan dengan matang sehingga umat tidak bisa meningkatkan

penghayatan iman karena teks Kitab Suci tidak dekat dan relevan.

e. Penekanaan Penghayatan Iman dalam Langkah IV: Menerapkan Iman

Kristiani dalam Situasi Konkrit

Letak penghayatan iman langkah keempat adalah menemukan nilai-nilai

hidup yang hendak ditekankan, sikap-sikap tidak baik yang hendak dihilangkan,

dan sikap-sikap baik yang hendak dikembangkan. Peserta mengintegrasikan nilai-

nilai hidup dalam Tradisi dan visi Kristiani serta mempersonalisasikan dan

memperkaya dinamika Tradisi dan visi kristiani. Peserta mendialogkan hasil

pengolahan langkah I-III. Nilai-nilai yang menenguhkan, mengkritik atau

mempertanyatakan dan mengundang peserta pada kehidupan yang lebih baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

123

dengan semangat, nilai, dan iman yang baru demi terwujudnya Kerajaan Allah

(Sumarno Ds, 2013: 21).

Dukungan pendamping dalam penghayatan iman adalah menghormati

kebebasan dan hasil penegasan peserta bahkan kepada peserta yang menolak

tafsiran pendamping. Pendamping mampu meyakinkan peserta untuk

menemukan nilai pengalaman hidup dan visi dengan nilai Tradisi dan Visi

Kristiani. Pendamping mendorong peserta merubah sikap pendengar pasif

menjadi aktif. Pendamping menyadari bahwa tafsiran pendamping bukan harga

mati, mendengarkan dengan hati (Sumarno Ds, 2013: 21).

Hambatan penghayatan iman dari pendamping dan peserta beranggapan

bahwa tafsiran pendamping sebagai kebenaran satu-satunya, peserta menerima

pesan Tradisi dan Visi Kristiani sebagai kebenaran yang baku (objektivitisme) dan

pendapat/pengalaman peserta yang paling benar karena seolah-olah tidak

membutuhkan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani (subjektifitisme) (Sumarno Ds,

2013: 21; bdk. Groome, 1997: 31).

Dalam proses langkah keempat ini peserta merasa tidak mampu/tidak

percaya diri dalam menemukan nilai tradisi dan visi peserta dengan Tradisi dan

Visi Kristiani. Peserta bersikap pasif tidak mau terlibat sehingga tercipta suasana

yang tegang. Bahkan pendamping mengalami kesulitan dalam mengajak peserta

untuk saling mendengarkan pendapat yang berbeda-beda. Peserta kurang bisa

memahami penjelasan pendamping sehingga akan menghambat proses langkah

kelima dan suasana menjadi tidak menarik lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

124

f. Penekanaan Penghayatan Iman dalam Langkah V: Mengusahakan Suatu

Aksi Konkret

Letak penghayatan iman pada langkah lima adalah peserta dapat mengambil

keputusan praktis sebagai tanggapan akan wahyu Allah yang berlangsung dalam

hidup dengan Tradisi Gereja sepanjang sejarah dan visi kristiani. Praktis yang

merupakan keputusan peserta dalam mendorong keterlibatan baru dan melahirkan

pertobatan pribadi dan sosial (metanoia) (Sumarno Ds, 2013: 22).

Untuk mendukung penghayatan iman pendamping dapat melaksanakan

tanggungjawabnya dengan kesungguhan hati. Pendamping menyadari hakikat

praktis, inovatif, dan transformatif dari langkah lima. Pendamping merumuskan

pertanyaan yang sederhana untuk membantu peserta mengambil keputusan, dan

menekankan sikap optimis yang realistis pada. Pendamping merangkum hasil

langkah I-IV. Pendamping mengusahakan supaya peserta sampai pada keputusan

pribadi dan bersama serta mengajak peserta merayakan liturgi sederhana untuk

mendoakan keputusan yang sudah diambil (Sumarno Ds, 2013: 22).

Hambatan yang sering terjadi dalam proses penghayatan iman adalah

peserta berhenti pada niat pribadi sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah kurang bisa

diwujudkan dalam kehidupan bersama. Penghayatan iman akan terhambat karena

peserta sulit menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai bentuk keterlibatan dalam

kehidupan dan pendamping tidak menjalankan perannya dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

BAB IV

USULAN KATEKESE UMAT MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS

UNTUK MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN UMAT

LINGKUNGAN ST. YUSUF, BERUT, WILAYAH ST. MARTA,

SUMBER, PAROKI ST. MARIA LOURDES, SUMBER, MAGELANG

Katekese umat yang berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut

memberikan sumbangan dalam kehidupan umat terutama dalam meningkatkan

penghayatan iman. Berdasarkan keprihatinan yang masih terjadi di Lingkungan St.

Yusuf maka penulis mengusulkan adanya katekese umat model Shared Christian

Praxis untuk membantu umat meningkatkan penghayatan iman. Usulan tersebut

dapat berguna dan bermanfaat bagi umat untuk membantu meningkatkan

pengahayatan iman dan mengajak umat untuk terlibat aktif mengikuti katekese

umat yang ada di Lingkungan supaya umat mengalami pertobatan terus menerus.

A. Latar Belakang Usulan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis

Katekese umat merupakan sharing pengalaman iman antar umat yang mampu

memperteguhkan iman masing-masing umat. Katekese umat biasanya

diselenggarakan pada bulan Maret (Prapaskah), Oktober (BKSN), dan Desember

(Adven) bahkan pihak keuskupan sudah menyediakan bahan dalam bentuk buku

panduan untuk memudahkan umat dalam berkatekese. Dengan adanya katekese

umat, umat diharapkan semakin dewasa dalam iman sehingga dapat menjadi saksi

di tengah-tengah masyarakat. Dengan adanya ketekese umat, umat memiliki tempat

untuk belajar lebih dalam tentang sabda Tuhan sebagai pedoman dalam menjalani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

126

kehidupan dan mengajak umat untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Bahkan

dengan mengikuti katekese umat dapat membantu umat untuk meningkatkan

penghayatan iman. Dalam proses katekese umat melibatkan beberapa unsur yaitu

pengalaman hidup, mendalami sabda Tuhan, membangun niat dan doa bersama.

Berdasarkan hasil penelitian, kehadiran katekese umat belum mampu

membantu umat meningkatkan penghayatan iman dengan berbagai sebab. Oleh

sebab itu penulis mengusulkan katekese umat yang dilakukan di Lingkungan

dengan tujuan membantu umat meningkatkan penghayatan iman. Dengan adanya

usulan katekese umat diharapkan umat semakin meningkatkan penghayatan iman

dan semangat terlibat dalam hidup menggereja serta terjadi pertobatan terus.

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan

Berdasarkan penelitian dan pengamatan penulis terhadap katekese umat yang

berlangsung di Lingkungan St. Yusuf umat belum menyadari pentingnya

melibatkan diri dalam hidup menggereja. Masih banyak umat yang belum terlibat

dalam kegiatan Lingkungan dengan berbagai alasan. Padahal katekese umat dapat

memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan umat. Katekese umat tidak

sekedar kegiatan rutin dari program bersama, tetapi katekese umat dapat membantu

umat untuk lebih dekat dengan sabda Tuhan, untuk merekatkan hubungan dengan

sesama dan mampu membantu umat meningkatkan penghayatan iman.

Berdasarkan hasil penelitian tema yang menarik untuk diangkat dalam

ketekese umat adalah membangun kebersamaan. Bagi penulis tema tersebut sesuai

dengan situasi umat di Lingkungan St. Yusuf. Membangun kebersamaan dalam

kehidupan sangat penting dan umat masih sangat kurang membangun kebersamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

127

antar umat di Lingkungan maupun di dalam keluarga. Umat kurang memahami

pentingnya peran setiap orang dalam kegiatan di Lingkungan. Hal ini dapat terlihat

dari keterlibatan umat yaitu kurangnya keterlibatan umat mengikuti tugas koor di

Gereja, membersihkan Gereja (kerja bakti), kurang menghormati perbedaan yang

ada. Melalui tema ini umat tidak hanya meningkatkan penghayatan iman sekaligus

membangun kebersamaan dalam hidup sebagai wujud kasih. Tema dan tujuan yang

diangkat dalam katekese umat sesuai dengan hasil penelitian. Katekese umat yang

menarik adalah tema dan isinya menjawab kebutuhan umat, mengajak umat terlibat

dalam kegiatan menggereja dan didukung dengan penggunaan metode dan sarana.

Tema umum yang diangkat dalam ketekese umat model Shared Christian

Praxis di Lingkungan St. Yusuf, Berut adalah “Membangun kebersamaan dalam

meningkatkan penghayatan iman” dengan tujuan bersama pendamping, peserta

diajak untuk menyadari dan memahami pentingnya arti kebersamaan dalam

meningkatkan penghayatan iman sehingga peserta dapat bersama-sama

membangun kebersamaan dalam hidup berkomunitas dan melibatkan diri dalam

kegiatan menggereja. Melalui usulan katekese umat ini, umat semakin terbantu

meningkatkan penghayatan iman dan mampu membangun kebersamaan di

lingkungan keluarga, Gereja, maupun masyarakat serta melibatkan diri dalam

kegiatan menggereja. Tema umum tersebut masih dijabarkan lagi menjadi 6 tema

yaitu bersama Yesus kita membangun kebersamaan dalam hidup berkomunitas,

membangun kebersamaan dalam keluarga, membangun kebersamaan dalam

kehidupan menggereja, iman yang kuat membuahkan kasih dalam hidup

kebersamaan, hidup dalam kasih dan bersatu dalam Kristus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

128

Penjabaran tema umum menjadi beberapa tema didasarkan pada Yesus

sebagai teladan manusia dalam membangun kebersamaan, membangun

kebersamaan di lingkungan keluarga, membangun kebersamaan dalam kegiatan

menggereja. Dengan membangun kebersamaan dan melibatkan diri dalam kegiatan

menggereja maka iman akan menjadi kuat sehingga membuahkan kasih dalam

kehidupan bersama. Iman yang kuat dapat menciptakan kebersamaan dalam hidup

melalui kasih Tuhan sehingga mampu untuk hidup seturut dengan kehendak-Nya

dan berani menjadi saksi Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

C. Rumusan Tema dan Tujuan

Tema Umum : Membangun kebersamaan dalam meningkatkan

penghayatan iman.

Tujuan Umum : Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari

dan memahami pentingnya arti kebersamaan dalam

meningkatkan penghayatan iman sehingga peserta dapat

bersama-sama membangun kebersamaan dalam hidup

berkomunitas dan melibatkan diri dalam kegiatan

menggereja.

Tema dan Tujuan umum tersebut dijabarkan dalam tema dan tujuan yang lebih

khusus yaitu sebagai berikut:

Tema I : Bersama Yesus kita membangun kebersamaan dalam

hidup berkomunitas.

Tujuan I : Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari

pentingnya membangun kebersamaan dalam hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

129

berkomunitas sehingga mereka dapat saling berbagi satu

sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Tema II : Membangun kebersamaan dalam keluarga.

Tujuan II : Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari

betapa pentingnya membangun kebersamaan di dalam

keluarga sehingga mereka dapat menciptakan suasana

damai di dalam keluarga.

Tema III : Membangun kebersamaan dalam kehidupan menggereja.

Tujuan III : Bersama pendamping, peserta mendalami makna

kebersamaan dalam kegiatan menggereja sehingga

mereka mampu melibatkan diri dalam kegiatan

menggereja terutama di Lingkungan.

Tema IV : Iman yang kuat membuahkan kasih dalam hidup

kebersamaan.

Tujuan IV : Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari

bahwa iman merupakan dasar untuk membangun

kebersamaan sehingga mereka dapat saling membantu

dalam kehidupan sehari-hari.

Tema V : Hidup dalam kasih.

Tujuan V : Bersama pendamping, peserta diajak untuk hidup

berdasarkan kasih sehingga mereka dapat saling

mengasihi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Tema VI : Bersatu dalam Kristus

Tujuan VI : Bersama pendamping, peserta diajak untuk hidup bersatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

130

dengan Kristus sehingga mereka dapat rendah hati dalam

hidup di Lingkungan keluarga, Gereja, maupun

masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

135

E. Petunjuk Pelaksanaan Usulan Katekese Umat

Usulan katekese umat model Shared Christian Praxis ditujukan kepada

umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Katekese umat ini dilaksanakan setiap

bulan sekali kecuali pada masa Prapaskah, BKSN, masa Adven dan bulan

Rosario. Katekese umat ini juga dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun,

dengan 6 kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap masing-masing pertemuan

katekese umat 60-90 menit. Sedangkan tempat yang digunakan untuk katekese

umat adalah salah satu rumah umat secara bergantian.

Usulan katekese umat model Shared Christian Praxis dilaksanakan secara

berurutan berdasarkan tema yang sudah disusun karena pertemuan satu

berhubungan dengan pertemuan berikutnya supaya tujuan dapat tercapai dengan

baik. Enam tema katekese umat sebagai usaha untuk meningkatkan penghayatan

iman umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

Sedangkan pendamping atau pelaksana kegiatan katekese umat adalah

penulis dan bekerja sama dengan pemuka umat serta umat di Lingkungan St.

Yusuf. Melalui kegiatan ini diharapkan umat semakin terbantu untuk

meningkatkan penghayatan iman dan memperkenalkan kepada umat katekese

umat model Shared Christian Praxis sepaya umat juga semakin semangat untuk

melibatkan diri dalam ketekese umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

136

F. Contoh Persiapan Katekese Umat model Shared Christian Praxis

1. Identitas

a. Tema pertemuan : Bersama Yesus kita membangun kebersamaan dalam

hidup berkomunitas.

b. Tujuan : Bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari

pentingnya membangun kebersamaan dalam hidup

berkomunitas sehingga mereka dapat saling berbagi

satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

c. Peserta : Orang dewasa

d. Tempat : Salah satu rumah umat

e. Waktu : 60-90 menit

f. Metode : Sharing

Tanya jawab

Informasi

Renungan

Peneguhan

g. Model : SCP (Shared Christian Praxis)

h. Sarana : Teks Kitab Suci Kis 2:41-47.

Teks lagu: “Dalam Yesus Kita Bersaudara” dan

“Hari ini Ku Rasa Bahagia”

Teks Cerita: “Daun-daun dan Orang”

Spiker aktif

Laptop

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

137

i. Sumber bahan : Darmawijaya, St. (2006). Kisah Para Rasul.

Kanisius: Yogyakarta, hal. 42-47.

LBI. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru.

Kanisius: Kanisius: Yogyakarta, hal. 218.

LAI. (2011). Alkitab Deuterokanonika. KWI:

Jakarta, hal. 143.

Mihalic, Frank. (2008a). 1500 Cerita Bermakna

(Jilid I). Obor: Jakarta, hal. 182-183.

2. Pemikiran Dasar

Pada zaman sekarang kebersamaan antar umat tetap diperlukan untuk

mempererat hubungan satu sama lain. Suatu kelompok/komunitas terbentuk

karena adanya kebersamaan antar anggota. Tetapi pada kenyataanya kebersamaan

semakin luntur karena perkembangan zaman. Pada zaman sekarang banyak umat

yang tidak peduli dengan lingkungan di mana mereka tinggal. Banyak umat

kurang memahami pentingnya membangun kebersamaan. Penyebab lunturnya

kebersamaan dalam kehidupan umat adalah pengaruh perkembangan teknologi

yang pesat, sibuk dengan pekerjaan, cuek dengan keadaan sekitar, egois, dll.

Tidak jarang sering dijumpai banyak umat membangun kebersamaan saat

kebersamaa itu menguntungkan bagi dirinya.

Kis 2:41-47 menguraikan tentang kebersamaan yang ada dalam sebuah

komunitas/kelompok yaitu mereka orang-orang yang percaya kepada Yesus. Kita

merupakan pribadi-pribadi yang percaya kepada Yesus dan hidup dalam suatu

lingkungan yang membuat kita selalu kuat. Secara istimewa juga kita dipanggil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

138

untuk hidup bersama Yesus melalui pembaptisan yang sudah kita terima. Karena

kita hidup dalam komunitas/kelompok yang membutuhkan kebersamaan maka

Yesus mengajak kita untuk tekun dalam pengajaran dan berkumpul merayakan

Ekaristi atau ibadat bersama, tekun dalam doa, bersuka cita, bersyukur, dan saling

berbagi satu sama lain. Oleh karena itu kita semakin percaya dan yakin akan

kuasa Yesus dalam hidup kita sehingga semakin banyak yang percaya kepada-

Nya dan saling membangun kebersamaan.

Pada pertemuan kali ini kita diajak untuk membangun kebersamaan dalam

berkomunitas terutama komunitas Gereja, serta melibatkan Yesus untuk

mewujudkan kebersamaan. Kebersamaan dalam berkomunitas harus selalu

dikembangkan supaya suka cita hidup bersama Yesus dapat selalu dirasakan.

Dengan membangun kebersamaan kita dapat merasakan kasih Tuhan dengan

saling berbagi. Perwujudan kebersamaan dalam komunitas misalnya melibatkan

diri dalam kegiatan menggereja, tekun berdoa, menghadiri perayaan Ekaristi,

saling berbagi pengalaman, saling berbagi pengetahuan, saling bekerjasama

membersihkan Gereja, melibatkan diri dalam tugas koor, dll. Membangun

kebersamaan berarti berani untuk berkorban dan berani untuk bekerjasama.

3. Pengembangan Langkah-Langkah:

a. Pembukaan

1) Kata pengantar

Bapak/ibu dalam Yesus Kristus, pada malam hari ini kita di sini berkumpul

untuk bersama-sama belajar tentang bersama Yesus kita membangun

kebersamaan dalam berkomunitas/kelompok. Pada saat ini kebersamaan yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

139

di Lingkungan atau Gereja semakin hari semakin luntur. Banyak dijumpai umat

yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kurang peduli dengan sekitar, atau kurang

tanggap akan situasi dan kondisi di sekitar. Kebersamaan itu penting bagi

kehidupan kita dalam sebuah komunitas/kelompok. Bahkan segala sesuatu dapat

dihadapi jika kita melibatkan Yesus dalam membangun kebersamaan tersebut.

Dalam Kis 2:41-47 kita akan diajak untuk membangun kebersamaan dalam

komunitas orang beriman. Kebersamaan yang sesungguhnya tidak hanya sebatas

merasakan kebahagiaan akan tetapi kebersamaan juga membutuhkan perjuangan,

dan pengorbanan untuk sesuatu yang akan dicapai. Dalam membangun

kebersamaan membutuhkan kerjasama satu sama lain. Melalui kebersamaan kita

belajar mampu saling berkomunikasi, saling mengenal dan saling berbagi.

2) Lagu pembukaan: “Dalam Yesus Kita Bersaudara” [Lampiran 8: (25)]

3) Doa pembukaan

Bapa yang maha pemurah, kami bersyukur dan berterima kasih kepada-Mu,

karena penyertaan-Mu kami semua dapat berkumpul di tempat ini untuk bersama-

sama mendalami sabda-Mu. Bapa, kami mohon dampingi kami semua yang ada di

sini supaya kami dapat membuka hati kami untuk merenungkan, mendalami, dan

mensharingkan pengalaman hidup kami dalam membangun kebersamaan

berkomunitas. Kami mohon agar kami semakin menyadari pentingnya

membangun kebersamaan dalam hidup komunitas sehingga kami dapat saling

berbagi kasih. Bapa kami mohon berkatilah seluruh pertemuan malam hari ini,

dari awal hingga akhir supaya kami sungguh-sungguh memahami arti

kebersamaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

140

b. Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

1) Pendamping membagikan teks cerita yang berjudul “Daun-Daun dan Orang”

[Lampiran 9: (26)] kepada peserta dan menunjuk salah satu peserta untuk

membacakanya sedangkan umat lain memperhatikan dan mendengarkan.

2) Pendamping memberikan waktu kepada umat untuk membaca secara pribadi

cerita tersebut dalam hati.

3) Pendamping meminta salah satu peserta untuk mencoba menceritakan kembali

dengan singkat cerita “Daun-Daun dan Orang”.

4) Inti sari cerita “Daun-Daun dan Orang”.

Hidup dalam kelompok seperti halnya sebuah pohon yang terdiri dari daun,

batang pohon, cabang, dan akar. Daun memiliki peran penting demi berkembang

dan bertumbuhnya pohon. Satu lembar daun bagaikan satu pribadi dalam

kelompok tersebut. Jika satu lembar daun tidak dapat bekerja dengan baik maka

akan menghambat pertumbuhan pohon. Jika tidak ada kerjasama antara daun,

batang, cabang, maupun akar maka pohon tidak akan tumbuh dengan baik. Pohon

membutuhkan air dari akar pohon dan sinar matahari. Melalui hijau daun pohon

akan memproduksi air dan gula kemudian disimpan sebagai bahan makanan.

5) Pengungkapan pengalaman hidup: peserta diajak untuk mendalami

perumpamaan tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan:

a) Ceritakanlah hambatan apa saja yang terjadi jika sebuah pohon tumbuh tanpa

ada kebersamaan?

b) Ceritakan pengalaman Bapak/Ibu dalam menghadapi hambatan dalam

membangun kebersamaan berkomunitas (Lingkungan, Wilayah, atau Paroki)?

6) Suatu contoh arah rangkuman pendamping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

141

Berdasarkan perumpamaan di atas, hambatan yang terjadi jika bagian-

bagian dari pohon tersebut tidak tumbuh dalam kebersamaan adalah jika pohon

tidak menerima sinar matahari karena terhalang sesuatu, tidak ada air yang

mengalir, daun menjadi gugur atau layu dll.

Dalam pengalaman hidup hambatan-hambatan yang sering dihadapi dalam

membangun kebersamaan berkomunitas misalnya tidak mau bekerja sama satu

sama lain, tidak saling mempercayai kemampuan orang lain, tidak mau berkorban,

saling menyalahkan, dijahui umat lain, tidak mau tahu atau tidak peduli dengan

lingkungan, dll. Hambatan-hambatan tersebut menghambat pertumbuhan hidup

dalam berkomunitas. Hambatan-hambatan tersebut akan mengganggu kehidupan

dalam berkomunitas, akan tetapi semua hambatan dapat diselesaikan jika saling

bekerjasama dan melibatkan Yesus.

c. Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta

1) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman hidup yang telah

diungkapkan pada langkah I, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut ini:

Bagaimana sikap Bapak/Ibu dalam menghadapi hambatan-hambatan yang

terjadi dalam membangun kebersamaan di Lingkungan/Wilayah/Paroki?

2) Pendamping memberikan arah rangkuman singkat atas jawaban-jawaban

peserta yang telah diungkapkan, misalnya sebagai berikut:

Bapak/Ibu yang terkasih, setelah kita merefleksikan pengalaman hidup kita,

banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi hambatan-hambatan untuk

membangun kebersamaan dalam komunitas/kelompok. Setiap dari kita pasti

memiliki cara sendiri untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Ada orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

142

yang memberikan perhatian dan kepedulian, tekun terlibat dalam setiap kegiatan

yang ada di Lingkungan, Wilayah/Paroki, tetapi ada juga yang menikmati saja apa

yang sedang terjadi dalam kelompok, cuek, tidak mau tahu. Diperlukan ketekunan

dan keberanian dalam menghadapi hambatan tersebut dan melibatkan Yesus

supaya memberikan kekuatan. Hanya Yesus yang bisa diandalkan dalam

menghadapi berbagai hambatan dan tantangan untuk membangun kebersamaan.

d. Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani

1) Salah satu peserta dimohon untuk membacakan teks langsung dari Kitab Suci,

yang diambil dari Kis 2:41-47.

2) Peserta diberi waktu hening sejenak untuk secara pribadi merenungkan dan

menanggapi bacaan Kitab Suci dengan bantuan beberapa pertanyaan, yaitu:

a) Ayat-ayat mana yang mengesan bagi Bapak/Ibu berkaitan membangun

kebersamaan dalam berkomunitas? Mengapa ayat tersebut mengesan bagi

Bapak/Ibu?

b) Apa pesan inti yang mau disampaikan Paulus dalam membangun kebersamaan

di Lingkungan/Wilayah/Paroki?

3) Peserta diajak untuk terlebih dahulu mengungkapkan hasil renungan pribadi

sehubungan dengan pertanyaan diatas.

4) Pendamping menyampaikan tafsiran dari bacaan Kis 2:41-47 dan

menghubungkan pesan inti dengan tanggapan dan hasil renungan pribadi serta

sesuai dengan tema dan tujuan pertemuan, misalnya, sebagai berikut:

Teks Kitab Suci yang diambil dari Kis 2: 41-47 merupakan salah satu

perikop yang membicarakan tentang kebersamaan dalam berkomunitas. Dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

143

perikop ini mengajak kita untuk merenungkan cara hidup dalam sebuah komunitas

yang pertama. Hampir semua ayat dalam Kis 2:41-47 dapat mengesan bagi hidup

kita. Kis 2:41, mengingatkan akan panggilan hidup kita untuk mengikuti Yesus

melalui baptisan. Dalam komunitas bertekun dalam pengajaran, dan berkumpul

untuk berdoa bersama (Kis 2:42), terjadi mukjizat dan tanda dalam pengajaran

(Kis 2:43), banyak orang yang percaya kepada-Nya tetap bersatu dan kepunyaan

mereka adalah kepunyaan bersama (Kis 2:44), saling berbagi (Kis 2:45), selalu

berkumpul bersama dengan sepenuh hati, bertekun, dan bersuka cita, (Kis 2:46)

dan orang-orang yang percaya kepada-Nya selalu memuji Tuhan, sehingga

banyak orang senang melihat kehadiran mereka dan semakin bertambah banyak.

Berdasarkan Kis 2: 41-47, pesan inti yang ingin disampaikan oleh Paulus

adalah orang yang percaya kepada-Nya semakin banyak. Oleh sebab itu

terbentuklah gaya hidup jemaat yaitu persekutuan, untuk saling melayani

berdasarkan ajaran Gereja dan dilaksanakan dalam ibadah. Seperti dalam Kis

2:44, menggambarkan sebuah kebersamaan dalam komunitas. Kebersamaan dan

menganggap semua yang ada adalah milik bersama. Hal ini merupakan sebuah

ungkapan persahabatan. Yang menjadi pokok dalam berkomunitas adalah semua

anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun menyimpan bagi

dirinya sendiri dan yang lainnya mengalami kekurangan.

Unsur kehidupan dalam berkomunitas adalah bertekun dalan ajaran,

membangun keluarga baru, memecahkan roti, berdoa bersama, dan dicintai

banyak orang. Dasar utama umat Allah adalah setia pada ajaran Gereja yang di

dalamnya terdapat nilai-nilai Kitab Suci. Umat dapat membangun keluarga baru

berdasarkan pada pengalaman iman dan dikembangkan dalam persaudaraan. Ciri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

144

khas persaudaraan tersebut adalah mengesampingkan kepentingan pribadi dan

saling berbagi dalam kebersamaan, saling peduli, dan memperhatikan satu sama

lain. Sedangkan makan bersama lebih pada mengenang apa yang pernah

dilakukan oleh Yesus besama para murid-Nya. Doa bersama merupakan ungkapan

dari komunitas beriman dan tampil sebagai saksi hubungan yang erat dengan

Allah sebagai hubungan yang pokok dalam kehidupan.

e. Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkrit

1) Pendamping mulai mengawali langkah ini dengan menempatkan peserta dalam

konteks dan situasi pertemuan, serta menerapkan pesan inti Kitab Suci dalam

pengalaman, kebutuhan, dan situasi hidup sesuai dengan tema dan tujuan katekese

umat, misalnya sebagai berikut:

Bapak/Ibu yang terkasih dalam Yesus setelah kita bersama-sama mendalami

pengalaman kebersamaan dalam komunitas/kelompok kita menemukan pesan di

dalamnya. Bersama Yesus kita diajak untuk mampu membangun komunitas orang

beriman yang sungguh hidup dalam kehidupan kita. Dibutuhkan kerjasama dalam

membangun kebersamaan dalam komunitas/kelompok. Bersama Yesus kita

mampu menjalani kehidupan dalam komunitas/kelompok. Tidak mudah hidup

dalam sebuah komunitas/kelompok karena setiap orang memiliki kepentingan,

karakter dan kekhasan masing-masing. Akan tetapi kita persatukan oleh tujuan

yang sama yaitu bersama berproses menjadi orang beriman dengan teladan Yesus.

2) Sebagai bahan refleksi untuk semakin mendalami arti kebersamaan dalam

berkomunitas. Dan dalam suasana yang hening peserta diajak untuk merenungkan

hasil merenungkan langkah I-III dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

145

Apa arti berbagi bagi Bapak/Ibu untuk membangun kebersamaan dalam hidup

berkomunitas di Lingkungan/Wilayah/Paroki?

3) Peserta diberi kesempatan untuk merenungkan pertanyaan di atas dengan

diiringi lagu instumental (Jesus, remember me). Setelah itu peserta diberi

kesempatan untuk mengungkapkan hasil renungan pribadi. Pada langkah ke IV

pendamping dapat memberikan arah rangkuman singkat sesuai dengan hasil-hasil

renungan pribadi peserta, misalnya:

Bersama Yesus kita mampu melakukan banyak hal termasuk membangun

kebersamaan dalam berkomunitas/kelompok. Dengan melibatkan Yesus kita telah

menyadari bahwa pentingnya bantuan Yesus dalam hidup kita. Pribadi Yesus

dapat menjadi teladan bagi kita untuk membangun kebersamaan dalam sebuah

komunitas/kelompok orang. Oleh karena itu hidup dalam kebersamaan sangat

penting bagi kita, dan hidup dalam kebersamaan memberikan kekuatan dan

manfaat untuk menjalani kehidupan.

Berbagi dalam kebersamaan berarti mau membagikan apa yang kita miliki

kepada mereka yang lebih membutuhkan. Berbagai berarti mau berkorban bagi

sesama. Berbagi berarti belajar untuk hidup dalam kebersamaan dan tidak

mementingkan diri sendiri. Berbagi berarti mau memberikan diri kepada sesama

yang membutuhkan. Contoh saling berbagi dalam kebersamaan berkomunitas

adalah saling berbagi pengalaman, saling berbagi pengetahuan, berbagi perhatian,

berbagi materi kepada yang membutuhkan, saling berbagi kebahagiaan, saling

membantu kepada yang membutuhkan, mengikuti Ekaristi di Gereja, mengikuti

kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan, musyawarah dalam menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

146

suatu masalah, saling mempercayai, dan saling melengkapi, mengikuti kerja bakti,

ikut terlibat tugas koor di Gereja, dll.

f. Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit

1) Pengantar

Bapak/Ibu yang terkasih tadi kita sudah bersama-sama menggali

pengalaman hidup dalam komunitas/kelompok melalui perumpamaan tumbuhnya

sebuah pohon. Hidup berkomunitas ibarat sebuah pohon yang terdiri dari daun,

batang, ranting-ranting, dan akar. Demi pertumbuhan sebuah pohon diperlukan

sinar matahari untuk sumber tenaga dan pengairan yang cukup untuk mengolah

bahan makanan sehingga menghasilkan buah. Satu lembar daun ibarat satu pribadi

yang memiliki peran penting demi pertumbuhan komunitas. Demikian pula

dengan pengalaman hidup, dalam membangun kebersamaan kita mengalami

banyak tantangan/hambatan. Setiap orang memiliki cara sendiri untuk

menghadapi tantangan/hambatan yang terjadi. Hambatan-hambatan yang biasanya

terjadi dalam membangun kebersamaan adalah malas untuk terlibat, tidak

memiliki kesadaran diri untuk saling berbagi, sibuk dengan pekerjaan, dll.

Sedangkan sikap/tindakan yang bisa dilakukan untuk menghadapi hambatan

dalam membangun kebersamaan adalah melibatkan Yesus dalam menghadapi

kesulitan, mempertahankan apa yang sudah menjadi kebiasaan baik dalam

berkomunitas, tekun, saling mengingatkan, peduli dengan sesama, dll.

Bersama Yesus kita belajar banyak hal yaitu tekun dalam doa, tekun dalam

pengajaran, menghadiri Ekaristi atau ibadah, dan saling berbagi. Berbagi disini

tidak sebatas berbagi secara materi tetapi dapat berbagai pengalaman, perhatian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

147

kasih, dll. Tindakan-tindakan tersebut merupakan wujud dari kebersamaan dalam

sebuah komunitas. Berdasarkan pengalaman iman dalam Kisah Para Rasul kita

semakin menyadari bahwa membangun kebersamaan dalam komunitas/kelompok

itu penting. Melalui Yesus dan bersama Yesus kita diajak untuk terus membangun

kebersamaan walaupun banyak tantangan yang akan dihadapi.

Berdasarkan hasil refleksi kita semakin tegur/disadarkan/diteguhkan dalam

hal berdoa, mengikuti Ekaristi, tekun mengikuti pengajaran, dan saling berbagi.

Bahkan kebersamaan berarti mau saling berbagi kepada sesama. Berbagi berarti

mau memberi apa yang kita miliki untuk orang lain. Berbagi berarti memberikan

perhatian dengan kasih. Tindakan nyata dari saling berbagi untuk membangun

kebersamaan adalah saling berbagi perhatian, berbagai kasih, saling

mengingatkan, berbagi pengalaman, pengetahuan, mengikuti Ekaristi, dll. Oleh

sebab itu untuk mendukung terwujudnya kebersamaan dalam komunitas alangkah

baiknya kita dapat menemukan dan melaksanakan niat-niat yang akan kita bangun

secara pribadi dan bersama supaya semakin hari komunitas/kelompok orang

beriman di Lingkungan/Wilayah/Paroki terus kita hidupi dan kita bangun.

2) Peserta diajak untuk memikirkan niat-niat yang akan dilakukan untuk

mendukung terwujudnya kebersamaan di Lingkungan/Wilayah/Paroki, dengan

panduan pertanyaan sebagai berikut:

Tindakanan apa saja yang harus diperhatikan untuk mewujudkan kebersamaan

dalam berkomunitas dengan saling berbagi dengan sesama di

Lingkungan/Wilayah/Paroki?

3) Peserta diberi kesempatan mengungkapkan dan mensharingkan niat pribadi

yang akan dilakukan dalam kehidupan. Kemudian peserta diajak untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

148

mendiskusikan dan mengambil keputusan bersama yang akan dibangun dalam

sebagai umat beriman di Lingkungan St. Yusuf, Berut. Setelah itu niat pribadi dan

bersama dipersembahkan dalam doa umat supaya dapat terwujud dalam hidup.

g. Penutup

1) Pendamping meletakkan salib dan lilin di tengah-tengah peserta, sehingga

semua peserta dapat melihatnya. Kemudian pendamping mengajak peserta untuk

mengajukan doa-doa umat kepada Tuhan Yesus. Pendamping mengawalinya doa

umat kemudian diakhiri dengan doa Bapa Kami, doa penutup yang dihubungkan

dengan tema dan tujuan katekese umat dan doa malam.

2) Doa Penutup

Tuhan Yesus, yang penuh kasih, kami mengucap syukur kepada-Mu karena

pada pertemuan malam hari ini, Engkau telah menyertai kami sehingga pertemuan

malam ini dapat berjalan dengan baik. Banyak tantangan/hambatan yang kami

hadapi untuk membangun kebersamaan. Tapi kami percaya kami dapat

melewatinya dengan ketukunan, dan kesabaran. Kami berterima kasih kerena

kami disadarkan dan dibuka mata hati kami betapa pentingnya membangun

kebersamaan dalam berkomunitas serta melibatkan Engkau dalam hidup.

Bantulah kami supaya berkat teladan-Mu kami mampu mewujudkan kebersamaan

dengan saling berbagi perhatian, kasih, tenaga, waktu, dan pengalaman kepada

sesama. Semoga berkat kasih-Mu kami mampu mewujudkan niat yang akan kami

lakukan dalam kehidupan untuk membangun kebersamaan dalam berkomunitas.

Doa permohonan ini kami haturkan dalam kebaktian kami kepada hati-Mu Yang

Maha Kudus, kini dan selama-lamanya. Amin. Doa malam.

3) Lagu Penutup : “Hari ini Ku Rasa Bahagia” [Lampiran 8: (25)].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan situasi umat dan hasil penelitian, dapat dilihat situasi katekese

umat yang sudah berlangsung di Lingkungan St. Yusuf, Berut dan penghayatan

iman umat melalui katekese umat. Oleh sebab itu dapat ditarik kesimpulan dan

saran supaya katekese umat yang sudah berlangsung di Lingkungan St. Yusuf

semakin hari semakin baik. Dengan adanya katekese umat diharapkan mendukung

kebutuhan umat sehingga membantu meningkatkan penghayatan iman.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian banyak umat yang belum memiliki pemahaman

yang benar tentang katekese umat sehingga terjadi salah penafsiran tentang

katekese umat yang diselenggarakan di Lingkungan. Masih banyak umat

menganggap katekese umat merupakan doa bersama dan doa Rosario sehingga

tujuan yang akan dicapai dalam katekese umat belum dapat tercapai dengan

maksimal. Katekese umat yang sudah berlangsung di Lingkungan St. Yusuf

belum mampu menanggapi kebutuhan umat sehingga peran dan manfaatnya

belum maksimal. Peran dan manfaat katekese umat hanya sebatas sebagai

pengetahuan tentang ajaran Gereja/nilai-nilai dalam Kitab Suci, dan menguatkan

iman umat tetapi belum sampai pada perwujudan iman dalam kehidupan sehari-

hari. Perwujudan iman dalam hidup umat belum terlaksana secara maksimal

karena umat banyak yang masih kadang-kadang mewujudkan iman walaupun

mereka menyadari bahwa iman harus diwujudkan dalam tindakan, perbuatan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

150

perkataan. Kehadiran katekese umat di Lingkungan belum mampu membantu

umat dalam meningkatkan penghayatan iman katolik, hal ini disebabkan karena

kurangnya keterlibatan umat, pemahaman umat kurang, proses katekese umat

yang kurang menarik, peran pendamping dan peserta kurang maksimal dan

kurangnya keseriusan umat dalam mengikuti katekese umat.

Berdasarkan situasi katekese umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut masih

banyak yang perlu diperbaiki lagi supaya kehadiran katekese umat mampu

membantu umat meningkatkan pengahayatan iman dan merekatkan hubungan satu

sama lain dalam kebersamaan. Lingkungan dapat meningkatkan peran

pendamping katekese umat, melibatkan seluruh umat dalam katekese umat, materi

katekese umat yang sesuai dengan kebutuhan, tersedianya tempat katekese umat,

serta dapat mengolah waktu katekese umat dengan baik.

Katekese umat merupakan sharing pengalaman iman antar umat sehingga

dapat saling memperteguhkan iman umat. Dalam proses katekese umat, umat akan

diajak untuk mendalami pengalaman hidup melalui terang Injil sehingga umat

dapat mengalami pertobatan secara terus menerus dan dapat merasakan kehadiran

Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Katekese umat juga mengajak umat untuk

mewujudkan iman dalam tindakan nyata, dan umat dapat hidup seturut kehendak-

Nya sehingga mampu menjadi saksi-saksi Kristus di dalam kehidupan.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses katekese

umat yaitu isi katekese umat, pemilihan model katekese umat, sarana yang

digunakan, peran pendamping serta peserta. Peran pendamping dalam proses

katekese umat sangat mempengaruhi karena pendamping berperan sebagai

fasilitator. Katekese umat dapat memberikan pengaruh dan manfaat demi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

151

pendewasaan iman. Oleh sebab itu dalam proses katekese umat, umat dibantu

untuk meningkatkan penghayatan iman dan mampu mewujudkan iman dalam

kehidupan sehari-hari. Shared Christian Praxis merupakan salah satu model

katekese umat yang dapat membantu umat dalam meningkatkan penghayatan

iman. Katekese umat model Shared Christian Praxis menekankan dialog antar

peserta dan pendamping dengan mendalami dan mengolah pengalalaman hidup

konkrit. Model SCP terdiri dari lima langkah dan didahului dengan langkah 0.

Setiap langkah dalam model SCP memiliki unsur kekhasan, tujuan, peran

pendamping, dan peran peserta. Langkah-langkah tersebut saling berkaitan

sehingga membantu umat untuk mencapai tujuan dan membantu umat

meningkatkan pengahayatan iman.

Oleh sebab itu untuk membantu umat meningkatkan penghayatan iman,

penulis mengusulkan untuk mengadakan katekese umat dengan model Shared

Christian Praxis. Model Shared Christian Praxis dipilih dengan alasan model

tersebut cocok untuk umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut karena menekankan

dialog pengungkapan pengalaman hidup. Tema katekese umat terdiri dari enam

tema yang saling berkaitan. Tema katekese umat tersebut dilaksanakan setiap

bulan kecuali pada masa Adven, Prapaskah, dan bulan Rosario.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan hasil penelitian maka masih banyak hal

yang perlu ditingkatkan lagi untuk mendukung berlangsungnya kegiatan

katekese umat. Katekese umat yang mampu memberikan manfaat dan pengaruh

bagi kehidupan umat. Kehadiran katekese umat mampu membantu umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

152

meningkatkan penghayatan iman katolik dan membantu meningkatkan

kebersamaan di Lingkungan sehingga mampu melibatkan diri dalam kegiatan

menggereja.

1. Bagi Pendamping

Yang dimaksud pendamping adalah para pengurus Lingkungan dan seluruh

umat Lingkungan St. Yusuf, Berut yang memiliki kesadaran diri dan kemampuan

untuk menjadi pendampingi katekese umat. Para pengurus Lingkungan dan

seluruh umat di Lingkungan memiliki kesadaran diri untuk melibatkan diri dalam

mendampingi umat dalam melaksanakan katekese umat. Para pendamping dan

seluruh umat dapat menyadari pentingnya katekese umat dalam pendewasaan

iman dan meningkatkan penghayatan iman, sehingga katekese umat perlu

dilaksanakan secara rutin dan umat dapat merasakan manfaatnya dalam hidup.

Para pengurus dan umat dapat mempersiapkan materi dan mempersiapkan diri

secara maksimal karena keberhasilan katekese umat tergantung pada peran

pendamping. Pengurus Lingkungan dan umat dapat saling bekerjasama dan saling

mempercayai demi kebersamaan umat beriman di Lingkungan St. Yusuf, Berut.

2. Bagi Umat

Umat dapat menyadari pentingnya katekese umat di Lingkungan karena

memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan umat. Umat dapat menyadari

bahwa katekese umat bukan sekedar kegiatan rutinitas atau kebiasaan tetapi

katekese umat dapat menjadi kebutuhan umat untuk mendewasaan iman dan

membantu meningkatkan penghayatan iman. Dengan adanya katekese umat, umat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

153

dapat semakin mengenal sabda Tuhan, membangun hubungan yang erat dengan

Tuhan dan sesama.

Umat dalam mengikuti katekese umat diharapkan dapat terlibat aktif dalam

proses katekese umat, sehingga tujuan katekese umat dapat tercapai dan umat

merasakan manfaatnya dalam hidup. Umat juga perlu untuk menciptakan suasana

yang mendukung yaitu suasana kekeluargaan. Dengan menciptakan suasana

kekeluargaan dalam berkatekese maka katekese umat menjadi menyenangkan,

menarik dan dapat merasakan damai dalam mengikuti katekese umat. Umat juga

perlu untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain demi tercipta

Lingkungan yang penuh dengan kasih persaudaraan dan kebersamaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J.L.CH. (1967). Tafsiran Surat Filipi. Jakarta: Badan Penerbit Kristen.

Adisusanto, F.X. (2000). Katekese dalam Konteks Pastoral Gereja. (Seri Puskat

No. 370). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat.

Amalorpavadass, D.S. (1972). Katekese sebagai Tugas Pastoral Gereja. (Seri

Pradnyawidya No. 11). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Kateketik

“Pradnyawidya”.

Banawiratma, J.B. (1986). Iman Kristiani Berjumpa dengan Iman Non-Kristiani.

Dalam J.B. Banawiratma (Ed.). Wahyu Iman Kebatinan. (hal. 35-52).

Yogyakarta: Kanisius.

________. & Suharyo, I. (1990). Umat Allah Menegaskan Arah. Kanisius:

Yogyakarta.

Banyu Dewa HS, P. (2003). Katekese di Tengah Pesatnya Kemajuan Teknologi.

Umat Baru, 208, hal. 14-19.

Cholik Narbuko & Abu Achmadi. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Dapiyanta, F.X. (2013). Katekese Umat antara Harapan dan Kenyataan. Rohani,

60, hal. 12-14.

Darmawijaya, St. (2006). Kisah Para Rasul. Kanisius: Yogyakarta.

Gowing Bataona, Yos. (1979). Katekese Sekarang. Dalam Th. Huber (Ed.). Arah

Katekese Indonesia??? (hal. 18-45). Yogyakarta: Kanisius.

Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese

(Seri Puskat No. 356). (F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur)

Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli

diterbitkan tahun 1991).

Hadiwiyata, A.S. (2008). Tafsiran Injil Yohanes. Yogyakarta: Kanisius.

Heselaar, F. (1981). Di Sekitar Katekese Umat. Dalam Th. Huber (Ed.). Katekese

Umat Hasil Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Se-Indonesia II. (hal.

97-105). Yogyakarta: Kanisius.

Huber, Th. (1981a). Beberapa Catatan pada Rumus Katekese Umat PKKI II.

Dalam Th. Huber (Ed.). Katekese Umat Hasil Pertemuan Kateketik antar

Keuskupan Se-Indonesia II. (hal. 17-23). Yogyakarta: Kanisius.

________. (1981b). Katekese Umat Hasil Pertemuan Kateketik antar Keuskupan

se-Indonesia II. Dalam Th. Huber (Ed.). Rumus Katekese Umat yang

Dihasilkan PKKI II. (hal. 15-16). Yogyakarta: Kanisius.

________. (1981c). Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan Se-Indonesia II 26

Juni - 5 Juli 1980. Dalam Th. Huber (Ed.). Katekese Umat Hasil

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Se-Indonesia II. (hal. 7-14).

Yogyakarta: Kanisius.

Katekismus Gereja Katolik. (1995). (P. Herman Embuiru SVD, Penerjemah).

Ende: Arnoldus. (Dokumen Asli diterbitkan Tahun 1992).

Kirjito, Vincentius. (2009). Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki St. Maria

Lourdes, Sumber. Manuskrip yang berisi tentang kerangka besar pedoman

tata penggembalaan Paroki St. Maria Lourdes yang disusun dalam rangka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

155

pembaharuan pedoman pelaksaan dewan Paroki Sumber pada tanggal 5

Mei 2009.

Kitab Hukum Kanonik. (2006). (Codex Iuris Canonici) (Dr. R. Rubiyatmoko dkk,

Penerjemah). Bogor: Grafika Mardi Yuana. (Dokumen asli diterbitkan

tahun 1983).

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Labovits, Samforn & Hagelorn, Robert. (1982). Metode Riset Sosial. Jakarta:

Erlangga.

Lalu, Yosef. (2007). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.

LBI. (1985). Surat-surat Ibrani dan Umum. Yogyakarta: Kanisius.

________. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. (A.S. Hardawiyata,

Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius.

________. (2011). Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Leon Dufour, Xavier. (1979). Iman dalam Kitab Suci. (Seri Pastoral No. 3).

Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.

Martoyoto Wiyono, Aloysius. (2014). Profil Paroki St. Maria Lourdes Sumber

dan Narasi Supervisi. Manuskrip yang berisi tentang profil Paroki dan

bahan supervisi untuk pembelajaran pelayanan tahun 2013-2014 yang

disusun dalam rangka supervisi Paroki St. Maria Lourdes, Sumber pada

tanggal 19 Mei 2014.

Mihalik, Frank. (1998a). 1500 Cerita Bermakna (Jilid I). (F. Rudijanto, MA,

Penerjemah). Bogor: Grafika Mardi Yuana.

________. (1998b). 1500 Cerita Bermakna (Jilid III). (F. Rudijanto, MA,

Penerjemah). Bogor: Grafika Mardi Yuana.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Olsthoorn, P. Dr. Martin (1981). Membina Kelompok Kitab Suci yang Anggota-

anggotanya Semakin Terlibat. Dalam Th. Huber (Ed.). Katekese Umat

Hasil Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Se-Indonesia II. (hal. 58-

73). Yogyakarta: Kanisius.

Papo, Jakob. (1987). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah.

Pareira, Berthold A. (1979). Katekese dan Kitab Suci. Dalam Th. Huber (Ed.).

Arah Katekese Indonesia??? (hal. 82-93). Yogyakarta: Kanisius.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.

Riduwan. (2013). Belajar Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Setiawan, Ebda. http://kbbi.web.id/penghayatan accessed on May 14, 2014.

Setyakarjana, J.S. (1997). Arah Katekese di Indonesia: Dari Mencari Arah

Ketekese 1976 sampai dengan Pertemuan Katekatik antar Keuskupan

Se-Indonesia VI 1996. Yogyakarta: Pusat Kateketik Yogyakarta.

Shenli, Mario Angelo. (2013). Iman yang Membumi. Fenomena, X, hal. 1.

Sumarno Ds, M. (2012/2013). Pastoral Paroki. Diktat Mata Kuliah Pastoral

Paroki untuk Mahasiswa Semester V, Program Studi Ilmu Pendidikan

dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

156

________. (2013). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik

Paroki (PPL PAK Paroki). Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman

Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki (PPL PAK Paroki) untuk

Mahasiswa semester VI, Program Studi Ilmu Pendidikan dengan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

________. (2013/2014). Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki). Diktat

Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk

Mahasiswa Semester III, Program Studi Ilmu Pendidikan dengan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sutrisnaatmaka, Mgr. A. M. (2002). Penghayatan Iman Berdasar Wahyu Allah:

Impikasi dan Relevansinya untuk Hidup Dewasa Ini. Dalam L. Madya

Utama, SJ dkk. (Ed.). Dinamika Hidup Beriman. (hal. 45-86).

Yogyakarta: Kanisius.

Sutrisno Hadi. (2004a). Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta: Andi.

________. (2004b). Metodologi Research (Jilid 2). Yogyakarta: Andi.

Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, dan Peserta

Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.

van den End, Th. (1995). Tafsiran Alkitab Surat Roma. Jakarta: PT BPK Gunung

Mulia.

Verlag, Pattloch GmbH & Munich, Co. KG,. (2012) Youcat Indonesia:

Katekismus Populer. (R.D. Yohanes Dwi Harsanto dkk., Penerjemah).

Yogyakarta: Kanisius. (Dokumen asli diterbitkan tahun 2010).

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

157

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(1)

Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian untuk Pastor Kepala Paroki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(2)

Lampiran 2: Surat Izin Penelitin untuk Ketua Lingkunan St. Yusuf, Berut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(3)

Lampiran 3: Surat Bukti Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(4)

Lampiran 4: Pedoman Wawancara dengan Ketua Lingkungan St.Yusuf,

Berut

1. Sebutkan batas-batas Lingkungan St. Yusuf, Berut?

2. Bagaimana sejarah Lingkungan St. Yusuf, Berut?

3. Berapa jumlah umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

4. Apa pekerjaan umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

5. Bagaimana situasi sosial dan ekonomi umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

6. Kegiatan apa saja yang sudah terlaksana di Lingkungan? kapan dilakukan?

7. Bagaimana keterlibatan umat dalam kegiatan di Lingkungan?

8. Apa permasalahan yang sering terjadi di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

9. Menurut Anda apa itu katekese umat/pendalaman iman?

10. Apa tujuan dari katekese umat/pendalaman iman?

11. Apa isi katekese umat/pendalaman iman yang disampaikan kepada umat?

12. Sarana apa yang digunakan dalam ketekese umat/pendalaman iman?

13. Apa model katekese umat/pendalaman iman yang biasanya digunakan?

14. Apa saja langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat/pendalaman

iman?

15. Bagaimana peran pendamping dalam katekese umat/pendalaman iman?

16. Kapan katekese umat/pendalaman iman dilaksanakan?

17. Dari mana Lingkungan mendapat bahan katekese umat/pendalaman iman?

18. Siapa yang biasanya memimpin/pemandu katekese umat/pendalaman iman?

19. Bagaimana keterlibatan umat dalam mengikuti katekese umat/pendalaman

iman?

20. Apa dukungan Lingkungan terhadap penyelenggaraan katekese umat/

pendalaman iman?

21. Apa hambatan atau kesulitan yang sering dihadapi dalam katekese

umat/pendalaman iman?

22. Apa harapan Anda terhadap penyelenggaraan katekese umat/pendalaman

iman?

23. Apa usulan Anda terhadap penyelenggaraan katekese umat/pendalaman iman

di Lingkungan St. Yusuf, Berut supaya menjadi lebih baik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(5)

Lampiran 5: Rangkuman Hasil Wawancara dengan Ketua Lingkungan St.

Yusuf, Berut

A. Pelaksanaan

Responden : P. Sugito, Ketua Lingkungan St. Yusuf, Berut

Waktu : 4 November 2014

Tempat : di Rumah Responden

B. Pokok-Pokok Pertanyaan dan Rangkuman Hasil Wawancara

1. Sebutkan batas-batas Lingkungan St. Yusuf, Berut?

Jawaban:

Sebelah Utara: Lingkungan St. Petrus, Ngentak dan St. Paulus, St. Pius,

Diwak,

Sebelah Selatan: Lingkungan St. Thomas, Kalibening,

Sebelah Barat: Lingkungan St. Yulius, Berut,

Sebelah Timur: Lingkungan St. Petrus, Ngentak

2. Bagaimana sejarah Lingkungan St. Yusuf, Berut?

Jawaban:

Dulu Lingkungannya hanya ada satu yaitu Lingkungan St. Yulius, tapi karena

banyak keluarga-keluarga baru maka pada tahun 2005 Lingkungan dibagi

menjadi dua yaitu Lingkungan St. Yulius dan St. Yusuf. Nama St. Yusuf

diambil dari nama baptis seorang tokoh agama yaitu Yusuf Somaatmaja.

3. Berapa jumlah umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

Jawaban:

Ada 60 KK dan terdiri dari 187 orang. Lingkungan St. Yusuf, Berut

mayoritas orang dewasa.

4. Apa pekerjaan umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

Jawaban:

90% pekerjaan umat sebagai petani dan buruh (mencangkul, tandur, menggali

pasir, buruh pabrik baru, dll) dan beberapa orang sebagai PNS dan pensiunan.

5. Bagaimana situasi sosial dan ekonomi umat di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

Jawaban:

Secara umum situasi sosialnya baik artinya bila ada umat non Katolik yang

kerepotan, orang Katolik juga ikut membantu dan jika orang Katolik yang

kerepotan, orang non Katolik ikut mambantu juga. Dalam organisasi

pedesaan tidak ada pembedaan antara Katolik dan non Katolik misalnya

arisan, Rtnan, kelompok tani). Contoh lain misalnya Lingkungan mempunyai

kesenian, pendiri dan pelatihnya dari orang Katolik, tapi umat Muslim juga

ikut terlibat sebagai peserta. Undangan untuk pertunjukan tidak hanya dalam

acara-acara orang Katolik tapi juga hari-hari besar orang Muslim. Sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(6)

hubungan keduanya menjadi dekat dan erat. Kalau kurbanan, orang Katolik

juga mendapat daging kurban, jika lebaran orang Katolik ikut merayakan dan

saling silaturahmi tanpa memandang agama dan golongan, dan jika

sambatan/kerjabakti, nikahan, orang meninggal semua warga saling

membantu. Ini terlihat jika orang Katolik ada yang meninggal orang Muslim

juga ikut diundang untuk mendoakan yang meninggal dengan cara mereka

yaitu tahlilan dan jika yang meninggal orang Muslim orang Katolik juga

diundang. Situasi ekonomi, termasuk kelas menengah kebawah karena

sebagain besar bekerja sebagai petani dan buruh saja.

6. Kegiatan apa saja yang sudah terlaksana di Lingkungan? kapan dilakukan?

Jawaban:

Ibadat sabda, 1 bulan sekali

Rosario pada bulan Mei dan Oktober

Pendalaman iman saat BKSN bulan September, Adven bulan Desember,

Prapaskah bulan Maret

PIA setiap minggu dibantu oleh beberapa siswa-siswi dari SMA Vanlith

Jalan salib setiap prapaskah

Koor untuk tugas Gereja setiap 10 minggu sekali bekerja sama dengan

Lingkungan St. Yulius, Berut

Novena dilakukan menjelang Pentakosta

Kegiatan Wanita Katolik setiap Senin paing

Kerja bakti membersihkan Gereja

7. Bagaimana keterlibatan umat dalam kegiatan di Lingkungan?

Jawaban:

Umat masih malas dan sibuk dengan urusan masing-masing (mengejar harta

duniawi), umat belum mempunyai “greget” untuk terlibat. Kesadaran umat

sangat kurang. Ada yang aktif tapi ada juga yang masih tidak aktif (belum

merata) ini dapat dilihat dari keterlibatan umat terhadap kegiatan di

Lingkungan misalnya pendalaman iman, kerja bakti untuk Gereja, dll.

8. Apa permasalahan yang terjadi di Lingkungan St. Yusuf, Berut?

Jawaban:

Banyak keluarga-keluarga mengalami permasalahan (perselingkuhan)

Banyak orang muda (OMK) yang menikah di KUA sehingga pindah

agama

Banyak umat yang sibuk mengumpulkan harta sehingga tidak mau

terlibat dalam kegiatan menggereja

Umat susah untuk diajak berkumpul untuk musyawarah membahas

Lingkungan

Adanya ketidakpercayaan umat terhadap salah satu pengurus Lingkungan

9. Menurut Anda apa itu katekese umat/pendalaman iman?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(7)

Jawaban:

Pendalaman iman merupakan proses pembelajaran untuk mengenal akan

Tuhan, penyampaian ajaran Gereja kepada umat. Pendalaman iman

menyampaikan pengalaman kepada umat lain (sesama)

10. Apa tujuan dari katekese umat/pendalaman iman?

Jawaban:

Memperkuat dan menumbuhkan iman umat supaya dapat menghadapi

permasalahan dengan benar

Memperdalam iman dan pengetahuan tentang ajaran Gereja

11. Apa isi katekese umat/pendalaman iman yang disampaikan kepada umat?

Jawaban:

Pendalaman ajaran Gereja

Sharing pengalaman

Ajakan untuk terlibat dalam hidup menggereja untuk memperdalam iman

Mendengarkan pengalaman iman

12. Apa sarana yang digunakan dalam ketekese umat/pendalaman iman?

Jawaban:

Kitab Suci

Pengalaman iman

Buku lagu (Kidung Adi)

Buku panduan

13. Apa model katekese umat/pendalaman iman yang biasanya digunakan?

Jawaban:

Modelnya tidak tentu kadang menggunakan pengalaman tapi kadang

menggunakan Kitab Suci.

14. Apa saja langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat/pendalaman

iman?

Jawaban:

Lagu biasanya hapalan

Doa pembukaan

Pengantar

Bacaan Kitab Suci yang akan dibahas

Pembahasan Kitab Suci

Sharing pengalaman hidup

Rangkuman

Doa umat

Doa penutup dan doa malam

Lagu penutup jika diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(8)

15. Bagaimana peran pendamping dalam katekese umat/pendalaman iman?

Jawaban:

Perannya memimpin doa

Memberikan pengarahan/penjelasan tentang teks Kitab Suci

16. Kapan katekese umat/pendalaman iman dilaksanaka?

Jawaban:

Pendalaman iman biasanya dilaksanakan pada saat BKSN (September),

Adven (Desember) dan Prapaskah (Maret). Kesepakatanya setiap bulan sekali

mengadakan pendalaman iman (minggu pertama doa Rosario, minggu kedua

doa Kerahiman Ilahi, minggu ketiga pendalaman iman, dan minggu ke empat

ibadat bersama).

17. Dari mana Lingkungan mendapat bahan katekese umat/pendalaman iman?

Jawaban:

Bahan dari Gereja atau menyusun sendiri jika diperlukan.

18. Siapa yang biasanya memimpin/pemandu katekese umat/pendalaman iman?

Jawaban:

Yang memimpin biasanya ketua Lingkungan dan prodiakon, sedangkan umat

hanya sebagai peserta karena umat tidak mungkin diberi tugas untuk

memimpin pendalaman iman. Umat dilibatkan dalam proses pendalaman

iman.

19. Bagaimana keterlibatan umat dalam mengikuti katekese umat/pendalaman

iman?

Jawaban:

Umat sebagian besar petani yang kurang pendidikan maka yang aktif itu

hanya sedikit. Sebagian besar hanya sebagai pendengar setia saja. Yang

mempunyai pengalaman iman pun sangat terbatas. Jadi yang aktif

pendalaman iman biasanya orang-orang tertentu saja, hanya biasanya umat

akan aktif dalam doa umat dengan menggunakan bahasa sederhana, dan

dalam nyanyian umat terlibat. Umat yang aktif mengikuti pendalaman iman

biasanya orang dewasa dan orang tua, dan ada juga anak remaja karena

mendapat tugas sekolah.

20. Apa dukungan Lingkungan terhadap penyelenggaraan katekese

umat/pendalaman iman?

Jawaban:

Tersedianya tempat untuk menyelenggarakan pendalaman iman, Lingkungan

tetap memerlukan pendalaman iman walaupun yang datang hanya sedikit.

21. Apa hambatan atau kesulitan yang sering dihadapi dalam katekese

umat/pendalaman iman?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(9)

Jawaban: Umat yang bisa berbicara terbatas sehingga sulit untuk menyampaikan

pengalaman hidup

Kurangnya sarana pendukung/sarana minim

Pesertanya hanya orang-orang tua

Sulit mengajak umat untuk terlibat

Setiap kali pertemuan harus diingatkan dengan cara diajak satu per satu

Karena lelah umat daya tangkapnya kurang

22. Apa harapan Anda terhadap penyelenggaraan katekese umat/pendalaman

iman?

Jawaban: Umat dapat aktif mengikuti kegiatan Lingkungan dengan cara mengikuti

proses pendalaman iman (membangun dan menghidupi Lingkungan)

Umat aktif dalam hidup menggereja

Umat menjadi umat yang berkualitas untuk memperkuat iman

Pendamping dapat memimpin pendalaman iman dengan kreatif

23. Apa usulan Anda terhadap penyelenggaraan katekese umat/pendalaman iman

di Lingkungan St. Yusuf, Berut supaya menjadi lebih baik?

Jawaban: Mencari sarana yang menarik contohnya LCD

Mencetak katekis yang handal

Umat tahu kebutuhan Lingkungan

Ada pembekalan atau pelatihan untuk memimpin pendalaman iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(10)

Lampiran 6: Kuesioner untuk Penelitian

KUESIONER PENELITIAN SUMBANGAN KATEKESE UMAT

DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN

KATOLIK DI LINGKUNGAN ST. YUSUF BERUT, WILAYAH ST.

MARTA SUMBER, PAROKI ST. MARIA LOURDES SUMBER

MAGELANG

__________________________________________________________________

Petunjuk:

Jawablah semua pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda

silang (X)

di depan jawaban yang sesuai dengan situasi yang sesungguhnya.

__________________________________________________________________

A. IDENTITAS DIRI

1. Jenis kelamin Anda?

a. Laki-laki

b. Perempuan

2. Berapa umur Anda?

a. Kurang dari 35 tahun

b. 36-45 tahun

c. 46-55 tahun

d. Lebih dari 56 tahun

3. Apa pendidikan terakhir Anda?

a. SD

b. SMP

c. SMA/SMK

d. Perguruan tinggi

4. Apa pekerjaan Anda sekarang?

a. Petani

b. Buruh/karyawan

c. Wiraswasta

d. PNS

B. PEMAHAMAN UMAT TERHADAP KATEKESE

UMAT/PENDALAMAN IMAN

5. Apa yang Anda ketahui tentang katekese umat/pendalaman iman?

a. Pendalaman Kitab Suci

b. Sharing pengalaman iman

c. Ibadat Sabda

d. Doa Rosario

6. Apa tujuan dari ketekese umat/pendalaman iman?

a. Sharing pengalaman iman antar peserta

b. Mengolah pengalaman hidup melalui terang Kitab Suci

c. Pendewasaaan iman dan kesaksian iman di tengah-tengah masyarakat

d. Berdoa bersama

7. Apa isi dari katekese umat/pendalaman iman yang sejauh ini dilaksanakan?

a. Pengalaman hidup sehari-hari

b. Pengalaman iman Gereja yang ada di dalam Kitab Suci

c. Ajaran Gereja tentang dokumen Gereja

d. Doa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(11)

8. Sarana apa saja yang selama ini digunakan dalam katekese umat/pendalaman

iman?

a. Teks Kitab Suci yang akan dibahas

b. Buku lagu dan buku doa

c. Buku panduan

d. Sarana dari kreatifitas pendamping

9. Apa model katekese umat/pendalaman iman yang digunakan di Lingkungan

Anda?

a. Menggali pengalaman hidup

b. Pendalaman Kitab Suci

c. Sarasehan

d. Doa bersama

10. Bagaimana langkah-langkah yang terjadi dalam katekese umat/pendalaman

iman di Lingkungan Anda?

a. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, cerita pengalaman hidup

berdasarkan Kitab Suci, pendalaman pengalaman hidup dan Kitab Suci,

doa umat dan penutup

b. Pembukaan, pengalaman hidup umat, mendalami teks Kitab Suci,

menerapkan iman Kristiani dalam situasi umat dan mengusahakan suatu

aksi konkret dalam kehidupan, doa umat dan penutup

c. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, doa umat dan doa penutup

d. Pembukaan, pembacaan teks Kitab Suci, pendalaman Kitab Suci,

pendalaman pengalaman hidup, penerapan iman Kristiani, doa umat dan

penutup

11. Apakah tema katekese umat/pendalaman iman sesuai dengan situasi dan

kondisi umat?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12. Siapa yang memimpin katekese umat/pendalaman iman selama ini?

a. Ketua Lingkungan

b. Prodiakon

c. Umat yang ditunjuk

d. Umat secara bergantian

C. KETERLIBATAN UMAT DALAM KATEKESE

UMAT/PENDALAMAN IMAN

13. Apakah Anda mengikuti katekese umat/pendalaman iman?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14. Apakah Anda tertarik mengikuti katekese umat/pendalaman iman?

a. Sangat tertarik

b. Tertarik

c. Kurang tertarik

d. Tidak tertarik

15. Apa motivasi Anda mengikuti ketekese umat/pendalaman iman?

a. Kebutuhan dan kerinduan akan sabda Tuhan

b. Ingin berkumpul bersama

c. Memperdalam iman

d. Keterpaksaan atau ikut-ikutan

16. Bagaimana sikap Anda dalam mengikuti katekese umat/pendalaman iman?

a. Diam saja atau pasif

b. Berbicara jika ditunjuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(12)

c. Mengikuti arahan pendamping

d. Aktif dengan terlibat dalam proses pendalaman iman

17. Bagaimana situasi umat dalam mengikuti kegiatan katekese umat/pendalaman

iman di Lingkungan Anda?

a. Umat terlibat aktif

b. Umat sebagai peserta mengikuti alur yang diarahkan pendamping

c. Umat pasif dan cuek

d. Umat kurang menciptakan suasana kebersama

D. HAMBATAN YANG TERJADI DALAM KATEKESE

UMAT/PENDALAMAN IMAN

18. Apa hambatan yang Anda alami selama mengikuti katekese umat/pendalaman

iman?

a. Kesulitan untuk memahami proses pendalaman iman

b. Kesulitan untuk mengungkapkan pengalaman hidup

c. Kesulitan untuk merenungkan/merefleksikan pengalaman hidup

d. Kesulitan untuk menanggapi pokok pembicaraan

19. Apa hambatan yang Anda rasakan dari pihak Lingkungan berkaitan dengan

pelaksanaan katekese umat/pendalaman iman?

a. Pendamping kurang kreatif sehingga terpaku pada teks

b. Pendamping kurang mempunyai pengetahuan cukup tentang bahan

pendalaman iman

c. Kurangnya dukungan dari Lingkungan

d. Tidak tersedianya tempat untuk melakukan pendalaman iman

20. Apa hambatan dalam diri Anda untuk mengikuti katekese umat/pendalaman

iman?

a. Kesibukan

b. Kurang peduli/malas

c. Memiliki masalah pribadi

d. Lelah setelah seharian bekerja

21. Apa hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan katekese umat/pendalaman

iman?

a. Penggunaan waktu untuk pendalaman iman terlalu lama

b. Kesepakatan waktu untuk pendalaman iman terlalu malam

c. Tercipta suasana emosional yang tidak mendukung

d. Tercipta Lingkungan fisik yang kurang mendukung

E. DUKUNGAN TERHADAP KATEKESE UMAT/PENDALAMAN

IMAN

22. Berapakah waktu yang ideal/cocok untuk katekese umat/pendalaman iman?

a. Kurang dari 60 menit

b. 60 menit-90 menit

c. 90 menit-120 menit

d. Lebih dari 120 menit

23. Apa dukungan Lingkungan yang Anda rasakan selama mengikuti katekese

umat/pendalaman iman?

a. Menyediakan tempat

b. Menyediakan sarana pendukung

c. Adanya pendamping/pemandu pendalaman iman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(13)

d. Menyediakan dana

24. Apa dukungan dalam diri Anda untuk mengikuti katekese umat/pendalaman

iman?

a. Mempunyai waktu luang untuk mengikuti pendalaman iman

b. Mempunyai kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam mengikuti

pendalaman iman

c. Mempunyai kerinduan untuk dekat dengan Sabda Allah

d. Keterbukaan untuk menyediakan tempat untuk pandalaman iman

F. HARAPAN TERHADAP KATEKESE UMAT/PENDALAMAN IMAN

25. Apa harapan Anda terhadap katekese umat/pendalaman iman yang akan

datang?

a. Pendalaman iman dikemas dengan menarik

b. Menggunakan sarana pendukung

c. Menjawab kebutuhan umat

d. Menciptakan suasana yang menyenangkan penuh persaudaraan

26. Apa harapan Anda terhadap proses katekese umat/pendalaman iman?

a. Umat terlibat aktif sehingga dapat memahami materi pendalaman iman

b. Tercipta suasana yang bersahabat (saling menghormati)

c. Isi sesuai dengan kebutuhan umat

d. Dapat disusun secara menarik sehingga dapat hidup

27. Apa harapan Anda terhadap pendamping katekese umat/pendalaman iman?

a. Pendamping lebih kreatif dan aktif melibatkan semua umat

b. Pendamping memiliki pengetahuan yang cukup

c. Pendamping terampil dalam berkomunikasi

d. Pendamping terampil dalam berefleksi (mengolah pengalaman hidup

menjadi kesaksian iman)

28. Bagaimana pendalaman iman yang menarik bagi Anda?

a. Menjawab kebutuhan umat

b. Dapat menantang umat untuk menghadapi perkembangan zaman dan

permasalahanya

c. Dapat mengajak umat terlibat aktif dalam proses pendalaman iman

d. Dapat mengajak umat terlibat aktif dalam hidup menggereja dan

masyarakat

G. USULAN TERHADAP KATEKESE UMAT/PENDALAMAN IMAN

29. Apa usulan Anda untuk katekese umat/pendalaman iman yang akan datang?

a. Menyediakan sarana dan metode menarik

b. Adanya pelatihan untuk para pendamping/pemandu pendalaman iman

c. Pendamping kreatif sehingga terjadi komunikasi iman

d. Menciptakan suasana yang mendukung (kekeluargaan, persahabatan, dan

saling terbuka)

30. Apa tema yang menarik bagi Anda yang diangkat dalam katekese

umat/pendalaman iman yang akan datang?

a. Lingkungan hidup

b. Kesetaraan gender

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(14)

c. Memperjuangkan keadilan

d. Membangun kebersamaan

31. Apa usulan Anda untuk pendamping katekese umat/pendalaman iman?

a. Pendamping dapat membangkitkan suasana kekeluargaan dan

persahabatan

b. Pendamping menguasai bahan dan dapat menyajikan materi dengan

menarik

c. Pendamping menggunakan bahasa yang sederhana

d. Pendamping dapat menjadi motivator umat

H. PEMAHAMAN UMAT TERHADAP IMAN

32. Apa arti dari iman?

a. Gambaran hubungan manusia dengan Tuhan dan tanggapan manusia akan

wahyu-Nya

b. Tanggapan manusia akan wahyu-Nya

c. Sikap penyerahan diri secara total kepada Allah

d. Memberi kepercayakan kepada Allah untuk memimpin hidup manusia

33. Apakah iman harus diwujudnyatakan dalam tindakan konkret?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

34. Apakah selama ini Anda mewujudkan iman dalam sikap, tindakan, dan

ucapan di kehidupan sehari-hari?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

I. PENGHAYATAN IMAN KATOLIK DALAM KATEKESE

UMAT/PENDALAMAN IMAN

35. Apakah Anda merefleksikan/merenungkan pengalaman hidup yang sudah

dialami?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

36. Berdasarkan pengalaman hidup (menyenangkan dan tidak menyenangkan)

Anda menemukan makna/arti yang terkandung di dalamnya.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

37. Apakah Anda menemukan nilai-nilai Kitab Suci yang menegur,

memperteguhkan, atau mengokohkan iman?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

38. Apakah materi katekese umat/pendalaman iman membantu Anda dalam

memahami keadaaan atau situasi hidup anda?

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(15)

J. PERWUJUDAN IMAN KATOLIK DALAM KATEKESE UMAT/

PANDALAMAN IMAN

39. Apakah Anda menciptakan suasana kekeluargaan dalam proses ketekese

umat/pendalaman iman?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Jarang

40. Apakah Anda terbuka terhadap pendapat dan sharing pangalaman iman dari

umat lain?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

41. Apa yang Anda lakukan dalam proses katekese umat/pendalaman iman untuk

mendukung penghayatan iman?

a. Tidak menghakimi pendapat orang lain

b. Terlibat aktif dalam proses katekese umat

c. Terbuka terhadap diri sendiri dan sesama

d. Memperhatikan penjelasan dan pengarahan pendamping

42. Apakah Anda dapat merasakan kehadiran Allah setelah atau selama

mengikuti proses ketekese umat/pendalaman iman?

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

43. Setelah mengikuti proses katekese umat/pendalaman iman Anda mempunyai

keputusan untuk melaksanakan niat-niat yang Anda bangun sebagai wujud

pertobatan.

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

K. PERAN KATEKESE UMAT/PENDALAMAN IMAN DALAM

RANGKA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KATOLIK

44. Apa manfaat yang Anda peroleh setelah mengikuti katekese umat/

pendalaman iman?

a. Menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai dalam Kitab

Suci

b. Menguatkan dan meneguhkan iman untuk bersaksi dalam kehidupan

sehari-hari

c. Menjadi lebih peduli dengan sesama

d. Tidak tahu

45. Apakah katekese umat/pendalaman iman membantu Anda dalam

pengahayatan iman katolik?

a. Sangat membantu

b. Membantu

c. Kurang membantu

d. Tidak membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(16)

46. Apa peran katekese umat/pendalaman iman dalam rangka meningkatkan penghayatan

iman katolik?

a. Memberikan pengetahuan tentang ajaran Gereja dan nilai-nilai Kitab Suci

b. Untuk mempermudah umat mendalami pengahayatan iman katolik

c. Membantu umat untuk memahami nilai-nilai Kitab Suci dalam pengalaman hidup

d. Untuk menghantar umat pada kepenuhan hidup bersama Kristus

47. Apa hasil yang Anda peroleh selama mengikuti katekese umat/pendalaman iman?

a. Menemukan makna pengalaman hidup

b. Dapat merefleksikan pengalaman hidup sehingga dapat bersaksi kepada sesama di

tengah masyarakat

c. Terbuka terhadap kehadiran Allah dalam kehidupan

d. Biasa saja

48. Apa pengaruh yang Anda rasakan selama mengikuti katekese umat/pendalaman iman

dalam meningkatkan penghayatan iman katolik?

a. Iman semakin diteguhkan dan dikuatkan

b. Berani untuk bersaksi kepada sesama

c. Menjadi peduli terhadap keadaan sesama

d. Biasa saja

49. Menutut Anda, mana proses katekese umat/pendalaman iman yang dapat meningkatkan

penghayatan iman katolik?

a. Saling membagikan pengalaman iman

b. Merefleksikan pengalaman hidup dalam terang Kitab Suci

c. Menerapkan iman Kristiani dan mengusahakan suatu aksi konkrit yang akan dilakukan

d. Merefleksikan pengalaman hidup dalam terang Kitab Suci dan melaksanakan aksi

konkrit dalam kehidupan sebagai perwujudan iman

50. Apa yang Anda alami dan Anda rasakan setelah mengikuti katekese umat/pendalaman

iman di Lingkungan?

a. Merasa terbantu untuk semakin mengenal pribadi Yesus dan diri pribadi sehingga

mengembangkan/memperdalam iman

b. Merasa tertarik untuk mengikuti pendalaman iman yang akan datang

c. Merasa terganggu karena waktu untuk keluarga/pribadi menjadi berkurang

d. Biasa saja

----------TERIMA KASIH-------

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(17)

Lampiran 7: Contoh Isian Kuesioner Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(18)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(19)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(23)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(24)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(25)

Lampiran 8: Kumpulan Lagu-lagu

Lagu pembukaan: “Dalam Yesus Kita Bersaudara”

Dalam Yesus kita bersaudara (3X)

Sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersatu (3X)

Sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita bersatu

Lagu penutup : “Hari ini Ku Rasa Bahagia”

Hari ini kurasa bahagia

Berkumpul bersama saudara seiman

Tuhan Yesus t’lah satukan kita

Tanpa memandang di antara kita

Bergandengan tangan

dalam kasih dalam satu hati

Berjalan dalam terang kasih Tuhan

Kau sahabatku

Kau saudaraku

Tiada yang dapat memisahkan kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · dalam Meningkatkan P enghayata n Iman ´ 7 ujuan nya adalah bersama pendamping, peserta diajak untuk menyadari dan memahami penti ngnya

(26)

Lampiran 9: Cerita : Daun-daun dan Orang

“Daun-daun dan Orang”

Yang paling penting dari sebuah pohon adalah daun-daunnya. Anda bisa

memiliki batang pohon dan cabang-cabangnya, tapi jika tidak ada daunnya maka

pohon itu adalah pohon mati atau tidak produksi. Daun adalah bengkel dari

sebuah pohon.

Dalam satu kelompok atau organisasi, para anggotanya bisa disamakan

dengan daun-daun pada sebuah pohon. Sama seperti ada ratusan jenis daun maka

ada banyak jenis manusia: yang berguna, yang berfungsi sebagai hiasan, berduri,

bisa dimakan, bisa untuk obat, harum, dan beragam bentuk dan ukurannya.

Selembar daun adalah satu unit kerja. Jika ia tidak bekerja dan memproduksi,

maka pohon itu sendiri memotong saluran hidupnya. Daun membutuhkan air dari

akar pohon dan cahaya matahari dari atas. Melalui warna hijau pada daun, ia

memproduksi air dan gula yang disimpan di dalam akar dan kemudian menjadi

makanan seperti kentang dan sebagainya.

Jika Anda menghalangi sinar matahari dari daun maka ia akan mati. Ia mati

karena ia tidak bisa bekerja dan memproduksi. Jika Anda tidak mengairinya maka

ia akan mati juga...karena ia tidak bisa bekerja. Dan sekali lagi, jika karena satu

dan lain hal tidak dapat berproduksi, maka pohon itu akan menggugurkan

daunnya, daun itu tidak berguna, berproduktif.

Orang dalam organisasi bisa disamakan dengan daun-daun itu, tanpa mereka

kelompok bisa saja mempunyai ketua dan beberapa kepala seksi, tapi tidak

mempunyai anggota.

Dalam kehidupan rohani, seperti halnya dengan daun dalam ilmu tumbuhan

(botani), kita memerlukan kekuatan dari bawah dan dari atas. Kita adalah

manusia; kita membutuhkan bumi dan kehidupan; tetapi kita juga memerlukan

rahmat Tuhan dari atas. Tanpa hal ini kita tidak bisa menghasilkan buah.

Mihalik, Frank. (2008). 1500 Cerita Bermakna (Jilid I). Obor: Jakarta,

hal.182-183.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI