PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018. 5. 6. · meningkatka n sikap toleransi dan...

351
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS KLEPU SLEMAN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh : ALOISIA RANI MEITA P 101134066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2018. 5. 6. · meningkatka n sikap toleransi dan...

  • PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

    UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN

    KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS

    KLEPU SLEMAN

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Disusun Oleh :

    ALOISIA RANI MEITA P

    101134066

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2014

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

    UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN

    KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS

    KLEPU SLEMAN

    Skripsi

    DiajukanUntukMelengkapi Salah SatuSyarat

    MemperolehGelarSarjanaPendidikan

    Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

    DisusunOleh :

    ALOISIA RANI MEITA P.

    101134066

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2014

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya ilmiah.

    Yogyakarta, 12 Juni 2014

    Penulis

    Aloisia Rani Meita P.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan untuk :

    Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalu memberkati dan

    membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Kedua orang tua yang telah memberi dukungan dan semangat agar saya

    dapat menyelesaikan kuliah ini dengan baik dan tepat waktu.

    Kakak dan adik yang selalu membantu dan memberikan semangat pula

    untuk saya agar selalu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Sahabat-sabahatku Maria Erika, Febrieny Wulandari, dan Maria Wanti

    yang selalu berjuang bersama-sama menyelesaikan skripsi ini dan selalu

    memberikan semangat kepada saya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    MOTTO

    Proses merupakan langkah awal mendapatkan

    sebuah hasil yang terbaik.

    Pengalaman akan berguna untuk kehidupan kita

    tanpa kita sadari.

    Berjuang itu penting daripada mencari kemudahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Aloisia Rani Meita Prasetianingsih

    NIM : 101134066

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

    PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

    UNTUK MENINGKATKAN SIKAP TOLERANSI DAN KEMAMPUAN

    KOGNITIF PENJUMLAHAN PECAHAN KELAS V SD KANISIUS KLEPU

    SLEMAN.

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

    Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

    mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

    mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya

    selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal 12 Juni 2014

    Yang menyatakan,

    Aloisia Rani Meita P.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk

    Meningkatkan Sikap Toleransi Dan Kemampuan Kognitif Penjumlahan

    Pecahan Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman

    Studi Kasus pada Peningkatan Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siswa

    Kelas V SD Kanisius Klepu Tahun Ajaran 2013/1014

    Aloisia Rani Meita P.

    UniversitasSanata Dharma

    2014

    Latar belakang masalah penelitian ini kurangnya sikap toleransi dan

    pemahaman mengenai pecahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk

    mendeskripsikan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

    meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif mata pelajaran matematika

    materi penjumlahan pecahan siswa kelas V SD Kanisius Klepu semester genap

    tahun ajaran 2013/2014.

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan

    model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan dua siklus, setiap siklus

    terdiri tiga tahap yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi.

    Model Kemmis dan Taggart mempunyai ciri khas menggabungkan tindakan dan

    pengamatan menjadi satu tahapan. Teknik pengumpulan data menggunakan

    pengamatan, kuesioner, penilaian diri, dan tes.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modelpembelajaran

    kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan

    kognitif materi penjumlahan pecahan.Sikap toleransi siswa semula memiliki rata-

    rata nilai sebesar 65 termasuk kategori sedang, dan diakhir siklus rata-rata nilai

    sikap toleransi yaitu 82 termasuk kategori sangat tinggi. Peningkatan nilai rata-

    rata dari kondisi awal ke akhir siklus sebesar 23. Kemampuan kognitif siswa

    semula memiliki rata-rata nilai ulangan 67,5dan diakhir siklus rata-rata nilai

    ulangan siswa yaitu 86. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan kognitif dari

    kondisi awal ke akhir siklus sebesar 19. Kondisi awal persentase siswa yang

    mencapai KKM 58%, diakhir siklus persentase siswa yang mencapai KKM 93%.

    Peningkatan persentase siswa yang mencapai KKM dari kondisi awal ke akhir

    siklus sebesar 35%.

    Kata kunci : sikap toleransi, kemampuan kognitif, penjumlahan pecahan,

    pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRACT

    The Use Cooperative LearningModel Type STAD to Improve Tolerance and

    Cognitive Ability in Addtion Fraction of the Fifth Grade Students at

    Kanisius Klepu Elementary School of Sleman

    The case study to increase Tolerance and Cognitive Abilityof the Fifth Grade

    Students at Kanisius Klepu Elementary School of Sleman academic year of

    2013/2014

    Aloisia Rani Meita P.

    Universitas Sanata Dharma

    2014

    The background of this research problem was the lack of tolerance and

    understanding fractions. Therefore, this research aimed to describe the use of

    cooperative learning type STAD can increase tolerance and cognitive ability as

    mathematics material addtion fractions of the fifth grade students at Kanisius

    Klepu Elementary School in even semester of the academic year of 2013/2014.

    This research was a classroom action research which used Kemmis and

    Taggart model. This research was conducted in two cycles. Each cycle is

    consistedof three stages: planning, action and observation, also reflection. Model

    Kemmis and Taggart have a characteristic combining action and observation into

    a single stage. The data collection technique used observations, questionnaires,

    self-assessment and tests.

    The result of the research showed that the use ofcooperative learning

    model of STAD type can improve tolerance and cognitive ability of addtion

    fractions material. The attitude of tolerance studentsinitially has the mean score of

    61 included in medium category and the last cycle, average score was 82,

    included in very high category. An increase in the average value of the initial

    conditions to the last cycle was 23. The students’ cognitive ability initially has the

    mean score of 67 in daily tests and the last cycle, the mean score of the students

    was 86. An increase in average value cognitive ability of the initially conditions to

    the last cycle was 19. The initial conditions the percentage of the students who

    reached KKM was 58% and the las tcycle, the percentage ofstudents who reached

    KKM was 93%. An increase in the percentage students who reached KKM of the

    initial conditions to the last cycle was 35 %.

    Keywords: tolerance, cognitive ability, addtion fractions, cooperative

    learning type Student TeamAchievement Division (STAD).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan

    karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

    judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADuntuk

    Meningkatkan Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Penjumlahan Pecahan

    Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman”.

    Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahawa tanpa bimbingan, bantuan, dan dorongan dari

    berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena pada kesempatan ini

    penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma.

    2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi

    Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

    3. Ibu Dra Haniek S.P., M.Pd., dosen pembimbing I yang telah membimbing

    dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah

    membimbing dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    5. Seluruh dosen dan staf PGSD yang telah membimbing dan melayani kami.

    6. Bapak A. Yance Eko Sutopo, S.Pd, Kepala SD Kanisius Klepu yang telah

    mengijinkan saya untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Klepu.

    7. Bapak Sri Mantoro, S.Pd., Guru Kelas V SD Kanisius Klepu yang telah

    mendukung terlaksananya penelitian.

    8. Ibu Nimas Palmasari, S.Pd., Guru kelas IV SD Kanisius Klepu yang telah

    membantu mempersiapkan pelaksanaan penelitian.

    9. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis

    untuk menyelesaikan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    10. Maria Erika, Febrieny Wulandari, Maria Wanti, dan Fx. Candra Dwi P.

    sebagai sahabat yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    11. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak bisa penulis sebutkan satu per

    satu.

    Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Semoga

    skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi Universitas Sanata Dharma.

    Yogyakarta, 12 Juni 2014

    Penulis

    Aloisia Rani Meita P.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

    MOTTO .............................................................................................................. v

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vii

    ABSTRAK ......................................................................................................... viii

    ABSTRACT ....................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6

    C. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

    D. Pemecahan Masalah ............................................................................... 7

    E. Batasan Pengertian ................................................................................. 8

    F. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9

    G. Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................ 9

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 11

    A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

    Division (STAD) .................................................................................... 11

    1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................. 11

    2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................ 12

    3. Persiapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .............................. 15

    4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................. 18

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    5. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............................. 19

    6. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................... 20

    B. Ranah Kemampuan yang Dicapai Siswa dalam Kegiatan

    Pembelajaran .................................................... ........................................

    21

    1. Ranah Kognitif ..................................................................................... 21

    2. Ranah Afektif ....................................................................................... 24

    3. Ranah Psikomotorik ............................................................................. 25

    C. Hakikat Toleransi ................................................................................... 25

    1. Pengertian Sikap Toleransi ............................................................... 25

    2. Karakteristik Sikap Toleransi ............................................................ 26

    D. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .......................................... 27

    1. Hakikat Pembelajaran Matematika ................................................... 27

    2. Karakteristik Matematika .................................................................. 28

    3. Tujuan Matematika ........................................................................... 30

    4. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika ................................ 31

    5. Pecahan ............................................................................................. 32

    E. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 35

    F. Kerangka Berpikir .................................................................................. 38

    G. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 40

    BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 64 41

    A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 41

    B. Setting Penelitian .................................................................................... 44

    1. Waktu Penelitian ............................................................................... 44

    2. Subjek Penelitian ............................................................................... 44

    3. Objek Penelitian ................................................................................ 44

    4. Tempat Penelitian .............................................................................. 44

    C. Rencana Penelitian ................................................................................. 45

    1. Persiapan .......................................................................................... 45

    2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ...................................................... 46

    3. Pengamatan ....................................................................................... 55

    4. Refleksi ............................................................................................. 56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 57

    1. Variabel Indikator Keberhasilan ...................................................... 57

    2. Pengumpulan Data ........................................................................... 59

    E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 63

    1. Instrumen Sikap Toleransi ............................................................... 63

    2. Instrumen Kemampuan Kognitif ..................................................... 68

    F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian ...................................... 71

    1. Validitas ........................................................................................... 71

    2. Reliabilitas ....................................................................................... 77

    G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 78

    1. Analisis Data Sikap Toleransi .......................................................... 78

    2. Analisis Data Kemampuan Kognitif ................................................ 81

    H. Kriteria Keberhasilan ............................................................................. 82

    1. Kriteria Keberhasilan Sikap Toleransi ............................................. 82

    2. Kriteria Keberhasilan Kemampuan Kognitif ................................... 82

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 84

    A. Data Kondisi Awal ................................................................................. 84

    1. Sikap Toleransi Siswa ..................................................................... 84

    2. Kemampuan Kognitif Siswa ........................................................... 86

    B. Deskripsi Pelaksanaan Setiap Siklus ..................................................... 87

    1. Siklus I ............................................................................................ 88

    2. Siklus II ........................................................................................... 98

    C. Hasil Penelitian ...................................................................................... 107

    1. Siklus I ............................................................................................. 107

    2. Siklus II ............................................................................................ 110

    D. Pembahasan............................................................................................ 112

    1. Peningkatan Sikap Toleransi Siswa ................................................. 113

    2. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa ....................................... 117

    BAB V PENUTUP ............................................................................................ 123

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 123

    B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 124

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    C. Saran ...................................................................................................... 124

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 126

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 129

    BIODATA PENULIS ........................................................................................ 328

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Materi Penjumlahan Pecahan ............................. 3

    Tabel 2.1 Perhitungan Skor Perkembangan ....................................................... 13

    Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok ........................................................ 16

    Tabel 2.3 Contoh Pembagian Siswa ke dalam Tim ............................................ 17

    Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2006 ........... 32

    Tabel 3.1 Pengumpulan Data dan Instrumen ...................................................... 57

    Tabel 3.2 Pemberian Skor Pengamatan .............................................................. 64

    Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pengamatan Sikap Toleransi ............................................... 64

    Tabel 3.4 Pengukuran Skala Likert ..................................................................... 65

    Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Toleransi .................................................. 66

    Tabel 3.6 Kisi-Kisi Penilaian Diri Sikap Toleransi ............................................ 67

    Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I .......................................................... 68

    Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ........................................................ 69

    Tabel 3.9 Penskoran Soal Uraian Objektif ......................................................... 70

    Tabel 3.10 Rincian Penskoran Soal Evaluasi ...................................................... 71

    Tabel 3.11 Pedoman PAP II ................................................................................ 73

    Tabel 3.12 Koefisien Reliabilitas ........................................................................ 77

    Tabel 3.13 Perhitungan PAP II ........................................................................... 78

    Tabel 3.14 Kategori Sikap Toleransi Siswa ........................................................ 79

    Tabel 3.15 Kriteria Keberhasilan Sikap Toleransi .............................................. 82

    Tabel 3.16 Kriteria Keberhasilan Kemampuan Kognitif .................................... 83

    Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Sikap Toleransi Siswa ........................................ 85

    Tabel 4.2 Rekap Nilai Ulangan Matematika Materi Penjumlahan Berbagai

    Bentuk Pecahan pada Tahun 2011/2012 dan 2012/2013.................... 86

    Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 88

    Tabel 4.4 Hasil Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siklus I ................. 97

    Tabel 4.5 Hasil Sikap Toleransi dan Kemampuan Kognitif Siklus II ................ 105

    Tabel 4.6 Sikap Toleransi Siswa Siklus I ........................................................... 107

    Tabel 4.7 Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I ................................................. 108

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    Tabel 4.8 Sikap Toleransi Siswa Siklus II .......................................................... 110

    Tabel 4.9 Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II ................................................ 111

    Tabel 4.10 Rata-rata Sikap Toleransi Siswa ....................................................... 113

    Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Ulangan Siswa Kelas V ...................................... 118

    Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Penelitian ............................................................ 122

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Pecahan............................................................................................ 33

    Gambar 2.2 Langkah Pertama Operasi Hitung Pecahan dengan Media Kertas .. 34

    Gambar 2.3 Langkah Kedua Operasi Hitung Pecahan dengan Media Kertas .... 34

    Gambar 2.4 Bagan Literatur Map Penelitian-penelitian Relevan ....................... 37

    Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 42

    Gambar 4.1 Peningkatan Sikap Toleransi Siswa ................................................ 114

    Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa....................................... 118

    Gambar 4.3 Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM .......................... 118

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ........................................................................................... 129

    Lampiran 2 a RPP Siklus I ....................................................................................................... 138

    b RPP Siklus II ..................................................................................................... 156

    Lampiran 3 a Penlaian Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Siklus

    I dan Siklus II ....................................................................................................

    173

    b Penilaian Pertemuan Ketiga Siklus I dan Siklus II ............................................ 178

    Lampiran 4 a Rangkuman Materi Siklus I ............................................................................... 181

    b Rangkuman Materi Sikus II .............................................................................. 185

    Lampiran 5 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1 ............................................. 189

    b Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 ....................................................... 193

    c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 1 ........................................ 195

    d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 1 .................................... 196

    Lampiran 6 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2 ............................................. 197

    b Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2 ....................................................... 200

    c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 2 ........................................ 203

    d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus I Pertemuan 2 .................................... 204

    Lampiran 7 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 205

    b Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 ...................................................... 209

    c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan 1....................................... 212

    d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan 1 .................................. 213

    Lampiran 8 a Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 215

    b Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 ...................................................... 220

    c Lembar Soal Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan 2....................................... 223

    d Kunci Jawaban Pre Tes dan Kuis Siklus II Pertemuan 2 .................................. 224

    Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I ........................................................................................... 226

    Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II ......................................................................................... 231

    Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Evaluasi ............................................................................... 238

    Lampiran 12 Pembagian Kelompok STAD ............................................................................... 243

    Lampiran 13 Sertifikat Penghargaan Tim .................................................................................. 245

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xx

    Lampiran 14 a Lembar Pengamatan Sikap Toleransi siswa ...................................................... 247

    b Lembar Kuesioner Sikap Toleransi siswa ......................................................... 249

    c Lembar Penilaian diri Sikap Toleransi siswa .................................................... 252

    Lampiran 15 a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Uji Validasi Siklus I .................................................... 254

    b Data Uji Validasi Soal Siklus I .......................................................................... 255

    c Rekap Hasil Penghitungan Uji Validasi Siklus I ............................................... 258

    Lampiran 16 a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Uji Validasi Siklus II ................................................... 260

    b Data Uji Validasi Soal Siklus II ........................................................................ 261

    c Rekap Hasil Penghitungan Uji Validasi Siklus II ............................................. 264

    Lampiran 17 a Data Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ...................................................... 266

    b Hasil Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Soal Siklus I ...................................... 269

    Lampiran 18 a Data Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ..................................................... 270

    b Hasil Perhitungan SPSS Uji Reliabilitas Soal Siklus II .................................... 272

    Lampiran 19 a Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ..................................................... 273

    b Isian Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran .................................................... 276

    c Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ........................................ 279

    Lampiran 20 a Instrumen Validasi Lembar Pengamatan ........................................................... 280

    b Isian Hasil Validasi Lembar Pengamatan.......................................................... 281

    c Rangkuman Hasil Validasi Lembar Pengamatan .............................................. 282

    Lampiran 21 a Instrumen Validasi Lembar Kuesioner .............................................................. 283

    b Isian Hasil Validasi Lembar Kuesioner ............................................................. 285

    c Rangkuman Hasil Validasi Lembar Kuesioner ................................................. 287

    Lampiran 22 a Instrumen Validasi Lembar Penilian Diri .......................................................... 288

    b Isian Hasil Validasi Lembar Penilian Diri......................................................... 289

    c Rangkuman Hasil Validasi Lembar Penilian Diri ............................................. 290

    Lampiran 23 a Instrumen Validasi Soal Evaluasi ...................................................................... 291

    b Isian Hasil Validasi Soal Evaluasi ..................................................................... 292

    c Rangkuman Hasil Validasi Soal Evaluasi ......................................................... 293

    Lampiran 24 a Data Kondisi Awal Hasil Pengamatan Sikap Toleransi

    Siswa..................................................................................................................

    294

    bData Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus I 295

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xxi

    c Data Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus I

    Pertemuan 2 ....................................................................................................

    296

    d Data Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus II

    Pertemuan 1 ....................................................................................................

    297

    e Data Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa Siklus I

    Pertemuan 2 .................................................................................................... 344

    298

    Lampiran 25 Skor Hasil Pengamatan Sikap Toleransi Siswa .................................................... 299

    Lampiran 26 a Data Kondisi Awal Hasil Kuesioner Sikap Toleransi ...................................... 300

    b Data Hasil Kuesioner Sikap Toleransi Siswa Siklus I...................................... 301

    c Data Hasil Kuesioner Sikap Toleransi Siswa Siklus II .................................... 302

    Lampiran 27 Skor Hasil Kuesioner Sikap Toleransi Siswa ....................................................... 303

    Lampiran 28 a Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Kondisi Awal ................................. 304

    b Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus I Pertemu

    an Pertama .........................................................................................................

    305

    c Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus I Pertemu-

    an Kedua ............................................................................................................

    306

    d Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus II Perte-

    muan Pertama ....................................................................................................

    307

    e Data Hasil Penilaian Diri Sikap Toleransi Siklus II Pertemu

    an Kedua ............................................................................................................

    308

    Lampiran 29 Hasil Akhir Penilaian Diri Sikap Toleransi .......................................................... 309

    Lampiran 30 a Nilai Ulangan Siswa Kelas V Tahun Ajaran 2011/2012 ................................... 310

    b Nilai Ulangan Siswa Kelas V Tahun Ajaran 2012/2013 ................................... 311

    Lampiran 31 a Hasil Penilaian Kemampuan Kognitif Siklus I .................................................. 312

    b Hasil Penilaian Kemampuan Kognitif Siklus II ................................................ 315

    Lampiran 32 a Poin Perkembangan Siswa Siklus I ................................................................... 318

    b Poin Perkembangan Siswa Siklus II .................................................................. 321

    Lampiran 33 Dokumentasi ......................................................................................................... 324

    Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian .............................................................................................. 326

    Lampiran 35 Surat Telah Melakukan Penelitian........................................................................ 327

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam bab ini akan diuraikan tujuh hal yaitu latar belakang masalah,

    pembatasan masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian,

    tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

    A. Latar Belakang Masalah

    Mata pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang penting dalam

    perannya mengembangkan potensi anak. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang

    diterapkan di Indonesia dimana mata pelajaran matematika telah diberikan sejak

    sekolah dasar. Kompetensi yang harus dikuasai anak di sekolah dasar yaitu

    berkaitan dengan bilangan, pengukuran, dan pengolahan data yang tercantum

    dalam standar kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

    Melalui mata pelajaran matematika, anak diharapkan memiliki kemampuan

    untuk berpikir logis, analitis, sistematis, krisis, kreatif, dan kemampuan bekerja

    sama (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 240). Hal ini dapat terwujud jika

    pelaksanaan pembelajaran guru tepat dalam memilih metode atau model

    pembelajaran yang digunakan. Guru juga dapat menumbuhkan sikap-sikap positif

    untuk perkembangan anak jika kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

    menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran

    matematika. Sikap-sikap positif yang dapat ditumbuhkan seperti pantang

    menyerah, disiplin, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, teliti, dan tanggung

    jawab dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan saling menghargai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika harus

    dipersiapkan dengan sungguh-sungguh oleh guru. Guru juga harus cerdas dan

    kreatif dalam membantu siswa memahami konsep matematika yang dapat

    dilakukan dengan menggunakan hal-hal yang sering dijumpai siswa setiap

    harinya. Guru juga hendaknya memilih berbagai variasi pendekatan, strategi,

    metode yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan situasi kelas. Guru

    dalam memilih baik atau tidaknya model pembelajaran akan tergantung tujuan

    pembelajaran, kesesuaian materi ajar, tingkat kecerdasan siswa, kemampuan guru

    serta memaksimalkan sumber belajar yang ada (Daryanto dan Rahardjo, 2012

    :240). Hal ini perlu supaya siswa dapat memahami materi dengan baik dan tidak

    mengalami kesulitan yang besar. Materi mata pelajaran matematika bersifat

    abstrak untuk siswa di sekolah dasar karena perkembangan kognitif siswa usia

    sekolah dasar berada pada tahap operasional konkrit atau masih membutuhkan

    hal-hal yang nyata atau konkrit.

    Mata pelajaran matematika juga membutuhkan ketelitian dalam

    menyelesaikan setiap persoalan, memiliki materi yang abstrak, atau cara guru

    menyampaian materi kurang jelas dapat membuat siswa mengalami kesulitan

    mata pelajaran ini. Permasalahan ini juga saya jumpai di SD Kanisius Klepu

    ketika peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V pada hari Senin

    tanggal 21 Oktober 2013. Siswa kelas V SD Kanisius Klepu lebih kesulitan pada

    mata pelajaran matematika khususnya materi pecahan baik penjumlahan,

    pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini didukung dengan nilai

    matematika materi penjumlahan pecahan siswa kelas V tahun 2011/2012 dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    2012/2013 yang menunjukkan lebih dari lima siswa tidak mencapai Kriteria

    Ketuntasan Minimum (KKM) di setiap tahun ajaran. Nilai mata pelajaran

    matetmatika dua tahun terakhir yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

    Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Mata Pelajaran Matematika Materi

    Pecahan Kelas V SD Kanisius Klepu

    Tahun

    Pelajaran KKM

    Nilai

    Rata-Rata

    Kelas

    Ketuntasan Jumlah

    Siswa Ya Tidak

    2011/2012 60 68 57,57%

    (19 siswa)

    43,43%

    (14 siswa) 33

    2012/2013 60 67 58,62%

    (17 siswa)

    41,37%

    (12 siswa) 29

    Rata-rata total 68 58,06%

    (36 siswa)

    41,93%

    (26 siswa) 62

    Sumber : daftar nilai siswa kelas V SD Kanisius Klepu Sleman

    Data kondisi awal Tabel 1.1, nilai rata-rata materi pecahan di dua tahun

    terakhir di SD Kanisius memiliki tingkat ketuntasan yang masih kategori rendah.

    Siswa yang tidak tuntas pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 51,51% dari 33

    siswa. Tahun ajaran 2012/2013, siswa yang tidak tuntas 51,72% dari 29 siswa.

    Kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran matematika di SD Kanisius

    Klepu yaitu 60.

    Peneliti juga melakukan observasi di kelas V SD Kanisius Klepu saat mata

    pelajaran matematika pada hari Senin, 21 Oktober 2013. Peneliti mendapatkan

    hasil observasi belum optimalnya sikap toleransi antar siswa kelas V SD Kanisius

    Klepu. Siswa kelas V SD Kanisius Klepu antusias dalam belajar akan tetapi siswa

    cenderung tidak menghormati guru karena ketika guru menjelaskan ada beberapa

    siswa yang tidak mau mendengarkan bahkan suara guru kalah dengan suara siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    yang asyik berbicara. Ketika siswa diminta untuk berkelompok, siswa

    menentukan sendiri anggota kelompok yaitu teman bermain atau teman di sekitar

    tempat duduk. Siswa yang menentukan kelompok sendiri menunjukkan bahwa

    setiap kelompok terdiri dari anggota yang sesama gender dan beberapa kelompok

    beranggotakan siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Ketika

    berdiskusi, siswa yang menonjol dikelas atau siswa yang pintar di kelompok

    tersebut yang menguasai diskusi dan mengambil setiap keputusan. Di kelas V SD

    Kanisius Klepu juga terdapat satu siswa yang dikucilkan karena siswa tersebut

    dianggap nakal dan menyebalkan oleh siswa.

    Toleransi adalah sikap saling menghargai perbedaan di lingkungan sekitar

    (Suyadi, 2013: 66). Manusia di kehidupan ini mengalami perbedaaan antar

    masing-masing individu maka sikap saling menghargai perbedaan harus

    ditanamkan sejak dini supaya dapat memiliki sikap toleransi. Perbedaan yang

    sering dialami oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah perbedaan

    tingkat kemampuan masing-masing siswa, perbedaan bakat, perbedaan sikap,

    perbedaan jenis kelamin dan perbedaan pendapat ketika berdiskusi. Perbedaan-

    perbedaan inilah harus diberi perhatian khusus oleh guru agar antar siswa dapat

    terjalin toleransi atau saling menghargai dengan baik. Hasil perolehan kondisi

    awal yang diambil menggunakan pengamatan, kuesioner, dan penilaian diri

    tentang sikap toleransi diperoleh rata-rata nilai 61 dan termasuk pada kategori

    sedang. Alat pengumpulan data untuk sikap toleransi berdasarkan lima indikator

    sikap toleransi pertama menghargai siswa yang mengalami kesulitan; kedua saling

    menghargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, kemampuan;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    ketiga dapat menerima hal-hal berbeda dengan yang dipercayai; keempat

    menumbuhkan sikap bekerjasama dan bersinergi; kelima mengenali potensi diri.

    Permasalahan yang terjadi di SD Kanisius Klepu diperlukan penelitian

    tindakan kelas karena materi penjumlahan pecahan masih menjadi kesulitan bagi

    siswa kelas V di SD Kanisius Klepu dan belum optimalnya sikap toleransi.

    Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) untuk mengatasi permasalahan di kelas V SD

    Kanisius Klepu. Siswa dituntut untuk selalu bekerjasama dengan siswa lain jika

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga siswa dapat

    saling membaur dan menghargai satu sama lain. Penelitian tindakan kelas juga

    dapat memberi solusi dalam memperbaiki hasil materi penjumlahan pecahan

    karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa

    dituntut untuk memiliki tanggung jawab secara mandiri dalam memahami materi.

    Penelitian tindakan kelas pada dasarnya memberikan obat atau solusi atas

    penyakit atau permasalahan yang terjadi saat kegiatan pembelajaran. Model

    pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki ciri utama belajar secara kelompok

    yang terdiri dari empat hingga lima siswa yang memiliki perbedaan di setiap

    anggotanya baik dari segi kemampuan, bakat, jenis kelamin bahkan suku. Melalui

    model kooperatif tipe STAD mengembangkan sikap saling membantu,

    menghargai satu sama lain di dalam kelompok, dan mengenali potensi diri

    sehingga dapat membantu meningkatkan toleransi dan kemampuan kognitif.

    STAD paling tepat untuk mengajarkan materi pelajaran ilmu pasti seperti

    matematika, penggunaan bahasa, geografi, dan konsep sains lainnya (Rusman,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2010: 214). Siswa akan melakukan kegiatan pembelajaran secara kelompok

    dengan anggota kelompok dibentuk secara heterogen berdasarkan tingkat

    kemampuan dan gender sehingga siswa yang mengalami kesulitan matematika

    dapat dibantu oleh siswa yang telah memahami materi.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian

    tindakan kelas (PTK) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe STAD Untuk Meningkatkan Sikap Toleransi Dan Kemampuan Kognitif

    Penjumlahan Pecahan Kelas V SD Kanisius Klepu Sleman. Penelitian ini

    memiliki tujuan agar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan sikap toleransi dan

    kemampuan kognitif siswa materi penjumlahan pecahan.

    B. Pembatasan Masalah

    Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) dilakukan di kelas V SD Kanisius Klepu Sleman

    dengan jumlah siswa 28 pada mata pelajaran matematika semester genap dengan

    kompetensi dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk

    pecahan. Materi yang digunakan yaitu penjumlahan pecahan berpenyebut sama,

    penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, penjumlahan pecahan biasa dengan

    pecahan campuran, dan penjumlahan pecahan campuran dengan pecahan

    campuran.

    Kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu dibatasi sampai

    proses mengaplikasikan (C3) menggunakan taksonomi kognitif menurut Bloom

    yang telah direvisi oleh Anderson and Krathwohl. Sikap toleransi yang diukur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    melalui lima indikator yaitu menghargai siswa yang mengalami kesulitan; saling

    menghargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya , kemampuan;

    dapat menerima hal-hal berbeda dengan yang dipercayai; menumbuhkan sikap

    bekerjasama dan bersinergi; mengenali potensi diri.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merumuskan

    masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

    1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan sikap toleransi dan

    kemampuan kognitif siswa kelas V SD Kanisius Klepu?

    2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan sikap toleransi dan

    kemampuan kognitif pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD

    Kanisius Klepu?

    D. Pemecahan Masalah

    Berdasar permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang dan

    rumusan masalah, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

    Student Team Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan sikap toleransi

    dan kemampuan aspek kognitif mata pelajaran matematika. Model pembelajaran

    kooperatif tipe STAD memuat langkah-langkah sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    1. Siswa mengerjakan pre tes untuk memperoleh skor awal.

    2. Guru menyampaikan materi pembelajaran.

    3. Siswa diskusi kelompok dengan anggota kelompok yang heterogen terdiri

    dari 4 sampai 5 siswa.

    4. Siswa membuat rangkuman materi.

    5. Siswa mengerjakan kuis secara individu.

    6. Siswa menghitung poin kemajuan secara berkelompok.

    7. Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok.

    E. Batasan Pengertian

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, peneliti menguraikan

    batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut.

    1. Student Team Achievement Division (STAD)

    STAD adalah kegiatan pembelajaran yang mengelompokkan siswa

    berdasarkan kemampuan, gender, dan ras agar siswa terlibat serta memiliki

    tanggung jawab untuk saling membantu dan mendorong satu sama lain dalam

    memahami materi yang diajarkan oleh guru.

    2. Sikap Toleransi

    Toleransi adalah sikap yang menghormati martabat, hak semua orang , dapat

    menerima dari hal yang berbeda dengan yang dilakukan diri sendiri atau hal-hal

    yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri sendiri.

    3. Kemampuan kognitif

    Kemampuan kognitif adalah suatu proses yang berhubungan dengan daya

    ingat, wawasan atau pengetahuan guna menambah perolehan hasil belajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    4. Pecahan

    Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang ditulis dalam bentuk

    , a

    dan b termasuk bilangan bulat, b tidak sama dengan 0 (nol) dan bilangan a bukan

    kelipatan bilangan b.

    F. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan yang ingin dicapai dalam

    penelitian ini sebagai berikut.

    1. Untuk meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

    Division (STAD) pada siswa kelas V SD Kanisius Klepu.

    2. Untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

    Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan sikap

    toleransi dan kemampuan kognitif pada mata pelajaran matematika siswa

    kelas V SD Kanisius Klepu.

    G. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

    1. Bagi Peneliti

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

    Division (STAD) untuk mata pelajaran matematika materi penjumlahan pecahan.

    2. Bagi Guru

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan atau alternatif

    model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan sikap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    toleransi dan kemampuan kognitif siswa mata pelajaran matematika pada materi

    penjumlahan bilangan pecahan.

    3. Bagi Siswa

    Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung dalam

    mata pelajaran matematika khususnya pada materi penjumlahan bilangan pecahan

    serta memiliki pengalaman baru dalam kegiatan belajar.

    4. Bagi Pihak Sekolah

    Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekolah melalui nilai

    yang diperoleh siswa dan dapat mengetahui penggunaan model pembelajaran

    kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu

    upaya untuk meningkatkan sikap toleransi dan kemampuan kognitif siswa pada

    mata pelajaran matematika.

    5. Bagi Peneliti Lain

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi bagi

    peneliti, sehingga dapat menambah wawasan dalam penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada

    suatu kegiatan pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini akan dipaparkan empat hal yaitu kerangka teori, penelitian

    yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Keempat hal tersebut

    akan diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

    A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement

    Division (STAD)

    1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Pengertian STAD yaitu kegiatan pembelajaran yang mengelompokkan siswa

    dengan mencampurkan siswa yang memiliki tingkat kemampuan, jenis kelamin,

    dan suku yang berbeda-beda agar terlibat dalam pengakuan tim serta tanggung

    jawab kelompok atas pembelajaran masing-masing anggota kelompok (Suyatno,

    2009: 52). Pengertian lain mengenai STAD yaitu kegiatan pembelajaran yang

    mengelompokkan siswa secara beragam berdasarkan kemampuan, jenis kelamin,

    dan suku untuk saling membantu dan mendorong satu sama lain dalam menguasai

    keterampilan yang diajarkan oleh guru (Rusman, 2010: 214). Siswa dapat

    membantu siswa lain dalam satu kelompok dan menafsirkan kelebihan atau

    kekurangan untuk membantu agar bisa berhasil mengerjakan kuis atau

    menyelesaikan tugas. Kegiatan pembelajaran STAD memberikan waktu kepada

    siswa untuk bekerja sama setelah pelajaran yang diberikan guru tetapi tidak saling

    membantu ketika mengerjakan kuis sehingga setiap siswa harus menguasi materi

    pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Berdasarkan uraian pengertian STAD dapat ditarik kesimpulan yaitu kegiatan

    pembelajaran yang mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan, jenis

    kelamin, dan ras agar siswa terlibat serta memiliki tanggung jawab untuk saling

    membantu dan mendorong satu sama lain dalam memahami materi yang diajarkan

    oleh guru.

    2. Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Komponen-komponen STAD terdiri dari presentasi kelas, tim, kuis, skor

    kemajuan individu, dan rekognisi tim (Slavin, 2005: 143).

    Presentasi kelas yaitu pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau

    berdiskusi tentang materi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Guru dalam

    melakukan presentasi kelas harus benar-benar difokuskan pada unit STAD. Hal

    ini diperlukan supaya siswa menyadari harus memperhatikan penuh karena skor

    kuis menentukan skor tim siswa.

    Tim dalam STAD terdiri dari empat sampai lima siswa yang terbagi

    berdasarkan kinerja akademik, jenis kelamin, ataupun ras. Tim ini memiliki fungsi

    utama untuk memastikan bahwa semua anggota tim sungguh-sungguh belajar dan

    mempersiapkan anggota tim agar dapat mengerjakan kuis dengan baik.

    Guru memberikan kuis setelah selesai melakukan presentasi dan setelah siswa

    melakukan kerja kelompok. Setiap siswa mengerjakan kuis secara individual

    artinya para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

    mengerjakan kuis sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individual

    untuk memahami materi pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Skor kemajuan individual diberikan kepada siswa supaya siswa dapat

    mencapai kinerja yang diinginkan. Setiap siswa akan memiliki skor awal yang

    diperoleh dari rata-rata kinerja siswa sebelumnya, baik hasil kuis pada pertemuan

    sebelumnya atau dari hasil pre tes. Setiap siswa akan mengumpulkan poin untuk

    tim mereka dengan melihat tingkat kenaikan skor kuis dan dibandingkan dengan

    skor awal. Pedoman pemberian poin kemajuan setiap siswa tercantum di Tabel

    2.1 sebagai berikut.

    Tabel 2.1 Perhitungan Skor Perkembangan

    Skor Kuis Poin Kemajuan

    Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin

    10 sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin

    Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin

    Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin

    Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 poin

    Sumber : Slavin, (2005: 159)

    Siswa mendapatkan penghargaan apabila mencapai skor rata-rata kriteria

    tertentu, inilah yang disebut rekognisi tim. Rekognisi tim atau pemberian

    penghargaan dilakukan dengan menentukan tim yang paling baik. Penentuan tim

    ini dapat dilakukan dengan penghitungan skor tim. Cara penghitungan setiap poin

    kemajuan anggota tim dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah anggota tim yang

    hadir. Sebagai contoh kelompok yang beranggotakan 5 siswa ingin mendapatkan

    penghargaan tertinggi dari guru, maka kelompok harus mencapai rata-rata

    kelompok sebesar 30. Setiap anggota kelompok harus mendapatkan nilai

    sempurna atau mendapatkan nilai lebih dari 10 poin di atas skor awal pada hasil

    kuis, maka siswa akan mendapatkan poin kemajuan sebanyak 30. Setiap poin

    kemajuan yang didapatkan anggota kelompok akan dijumlahkan dan dibagi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    dengan jumlah anggota kelompok. Jika setiap anggota kelompok mendapatkan

    poin kemajuan 30, maka jumlah poin kemajuan 150 kemudian dibagi 5 sesuai

    jumlah anggota kelompok. Kelompok mendapatkan rata-rata kelompok sebesar 30

    dan mendapatkan penghargaan tertinggi dari guru.

    Penjabaran komponen STAD juga diutarakan oleh Taniredja, dkk meliputi

    presentasi kelas, tim atau tahap kerja kelompok, kuis atau tahap tes individu,

    tahap perhitungan skor kemajuan individu, dan tahap pemberian penghargaan

    (2011: 74). Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut.

    Presentasi kelas dimulai dengan guru menyampaikan indikator yang harus

    dicapai dan memotivasi siswa sehingga tumbuh rasa ingin tahu tentang materi

    yang akan dipelajari hari ini. Langkah selanjutnya, guru memberikan apersepsi

    untuk membantu siswa menghubungkan materi yang disajikan dengan

    pengetahuan yang dimiliki.

    Tim atau tahap kerja kelompok dimulai dengan membentuk tim yang terdiri

    empat sampai lima siswa menurut kinerja akademik, jenis kelamin, ras maupun

    etnis. Guru pada tahap ini bertugas sebagai fasilitator dan motivator.

    Kuis atau tahap tes individu diadakan pada akhir pertemuan kedua atau ketiga

    kira-kira 10 menit yang bertujuan untuk mengetahui yang telah dipelajari siswa

    secara individu selama proses kerja kelompok. Dalam kuis ini siswa tidak

    diperbolehkan untuk saling membantu ketika mengerjakan soal kuis.

    Tahap perhitungan skor kemajuan individu yang dihitung berdasarkan skor

    awal yang telah ditentukan. Tahapan ini dilakukan agar siswa termotivasi untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    memperoleh skor terbaik. Pedoman pemberian skor perkembangan individu

    berpedoman pada Slavin (2005: 159).

    Tahap pemberian penghargaan atau rekognisi tim dilakukan dengan

    memberikan penghargaan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila

    skor rata-rata siswa mencapai kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

    Penjelasan komponen-komponen STAD menurut Slavin maupun Taniredja,

    dkk dapat disimpulkan komponen-komponen STAD terdiri dari presentasi kelas,

    tim atau kerja kelompok, kuis atau tes individu, skor kemajuan individu, dan

    rekognisi tim atau pemberian penghargaan.

    3. Persiapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam menggunakan STAD yaitu

    (Trianto, 2009: 69) perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, buku siswa,

    LKS beserta lembar jawabnya. Persiapan selanjutnya membentuk kelompok

    kooperatif. Guru dalam menentukan anggota kelompok harus heterogen yaitu

    campuran dari tingkat prestasi, jenis kelamin, suku tetapi kemampuan antar satu

    kelompok dengan lainnya homogen. Siswa terlebih dahulu dirangking kemudian

    dibagi menjadi kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah.

    Kelompok atas terdiri 25% siswa dari keseluruhan siswa diambil dari siswa

    ranking satu. Kelompok tengah terdiri 50% siswa dari keseluruhan siswa diambil

    dari urutan setelah siswa yang termasuk kelompok atas. Kelompok bawah terdiri

    25% siswa dari keseluruhan siswa diambil dari urutan setelah siswa yang

    termasuk kelompok atas dan tengah).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Setelah menentukan kelompok, guru menentukan skor awal setiap siswa.

    Penentuan skor awal dapat diambil dari nilai ulangan sebelumnya atau setelah

    mengadakan kuis. Guru juga harus mengatur tempat duduk siswa. Hal ini untuk

    mendukung keberhasilan pembelajaran karena sebagai pencegahan timbulnya

    kegaduhan. Guru selanjutnya membuat lembar kerja yang dikerjakan siswa secara

    berkelompok.

    Persiapan berikutnya guru menghitung skor kelompok dengan membuat rata-

    rata skor perkembangan anggota kelompok dengan menjumlah skor

    perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota

    kelompok. Guru kemudian memberikan predikat kepada setiap kelompok

    berdasarkan rata-rata skor perkembangan kelompok. Selanjutnya guru

    memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan

    predikat yang diperoleh masing-masing kelompok. Pedoman pemberian predikat

    dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut (Trianto, 2009: 72).

    Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok

    Rata-rata tim Predikat

    0 ≤ x ≤ 5 -

    5 ≤ x ≤ 15 Tim Baik

    15 ≤ x ≤ 25 Tim Hebat

    25 ≤ x ≤ 30 Tim Super

    Sumber : Trianto, (2009: 72)

    Persiapan yang diperlukan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

    juga dijelaskan oleh Slavin (2005: 147) yaitu : materi, dan pembagian kelompok.

    Pertama yaitu materi. Materi yang disiapkan cukup dengan materi yang

    disebuat sendiri dengan dilampirkan sebuah lembar kegiatan, lembar jawaban, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    sebuah kuis untuk setiap unit yang ingin diajarkan. Setiap unit harus terdiri dari

    tiga sampai lima instruksi.

    Kedua yaitu membagi para siswa ke dalam tim. Kelompok terdiri dari empat

    sampai lima siswa yang terdiri dari siswa perempuan dan siswa laki-laki, seorang

    siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah. Level kinerja setiap tim harus

    setara. Pembagian tim berdasarkan prestasi dapat dilakukan seperti Tabel 2.3

    berikut ini.

    Tabel 2.3 Contoh Pembagian Siswa ke Dalam Tim

    Pretasi Siswa Peringkat Nama Tim

    Siswa berprestasi tinggi

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    Siswa berprestasi sedang 7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    F

    E

    D

    C

    B

    A

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    Siswa berprestasi rendah 24

    25

    26

    27

    28

    29

    F

    E

    D

    C

    B

    A

    Sumber : Slavin, (2005: 152)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Pada tabel di atas, siswa peringkat 13 sampai 17 belum mendapatkan tim,

    maka siswa peringkat 13 sampai 17 akan dimasukkan ke dalam kelompok A

    sampai F secara merata. Guru dalam menambahkan anggota tim harus melihat

    keseimbangan tim baik prestasi maupun jumlah jenis kelamin dari setiap tim yang

    akan ditambah jumlah anggotanya.

    Ketiga adalah menentukan skor awal pertama. Skor awal dapat menggunakan

    rata-rata kuis sebelumnya atau nilai terakhir siswa dari tahun lalu. Keempat yaitu

    membangun tim. Sebelum guru memulai kegiatan pembelajaran menggunakan

    kegiatan kelompok, diperlukan latihan pembentukan tim hanya untuk memberikan

    kesempatan kepada anggota tim untuk saling mengenal satu sama lain.

    Persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam menggunakan STAD yang

    diuraikan oleh Trianto ataupun Slavin dapat disimpulkan (1) guru mempersiapkan

    perangkat pembelajaran beserta materi, (2) guru mempersiapkan kelompok atau

    membentuk kelompok, (3) guru menentukan skor awal, (4) guru mengatur tempat

    duduk, (5) guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok.

    4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Langkah-langkah dalam STAD menurut Rusman (2010: 215) yaitu: (1) guru

    menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memberikan motivasi

    belajar kepada siswa, (2) siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri dari 4

    sampai 5 siswa secara heterogen (jenis kelamin, tingkat kemampuan dan suku),

    (3) guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu yang dapat dibantu

    dengan penggunaan media atau demonstrasi, siswa belajar dalam kelompok untuk

    mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru, (4) siswa mengerjakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    kuis secara individu sebaga bentuk evaluasi, (5) guru memberikan penghargaan

    kepada prestasi tim.

    Penjelasan lain langkah-langkah STAD (Fawaid dan Anam, 2009: 235) yaitu

    : (1) guru meminta siswa untuk mengerjakan pre test, pre test dapat berbentuk

    ujian atau pre test tentang unit-unit sebelumnya, (2) siswa dibagi dalam

    kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa yang terdiri dari siswa

    yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah dan kelompok tersebut juga

    beragam dalam hal gender dan etnis. (3) guru menyajikan konten materi

    pembelajaran hari ini, (4) guru membagikan lembar kerja yang telah dipersiapkan

    dan fokus konten yang akan dipelajari bersama. (5) guru memeriksa kelompok-

    kelompok untuk kemajuan pembelajaran pembelajaran. (6) siswa bersama guru

    mengelola kuis-kuis individu untuk setiap siswa. (7) guru memberikan skor

    kelompok berdasarkan pada skor-skor yang diperoleh secara perorangan.

    Secara ringkas pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut

    Suyatno (2009:53) yaitu mengajar, belajar tim, kuis dan penghargaan tim.

    Langkah pembelajaran STAD menurut beberapa ahli di atas dapat

    disimpulkan (1) siswa mengerjakan pre tes untuk menentukan skor awal, (2) guru

    mempresentasikan konten yang akan dipelajari, (3) guru membagi siswa ke dalam

    kelompok secara heterogen, (4) siswa mnegerjakan tugas secara kelompok,(5)

    siswa mengerjakan kuis secara individu, (6) siswa mendapatkan penghargaan tim.

    5. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2005:

    103) yaitu : (1) setiap siswa memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    kepada kelompoknya dan posisi anggota kelompok setara, (2) Siswa bekerja sama

    mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, (3) Siswa

    aktif membantu dan memotivasi untuk berhasil bersama, (4) siswa aktif berperan

    sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

    Kelebihan STAD juga diutarakan oleh Rusman (2010: 203) yaitu (1) siswa

    memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar untuk diri sendiri dan membantu

    anggota kelompok, (2) siswa belajar dengan cara tutor sebaya yang lebih efektif

    daripada pembelajaran oleh guru, (3) siswa dapat mengurangi sikap individualistis

    dan mau menerima kelebihan atau kelemahan orang lain.

    Kelebihan STAD yang dipaparkan oleh Slavin dan Rusman dapat

    disimpulkan (1) setiap siswa mempunyai kontribusi di dalam kelompok, (2) siswa

    belajar dengan cara tutor sebaya yang lebih efektif daripada pembelajaran oleh

    guru, (3) siswa mempunyai tanggung jawab untuk memahami materi dan

    membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan, (4) siswa mampu

    bekerja sama sehingga mengurangi sikap individualistis dan menerima kelebihan

    atau kekurangan siswa lain.

    6. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Rusman

    (2010: 204) yaitu pembelajaran menggunakan tipe ini membutuhkan waktu yang

    relatif lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD seperti penyajian materi

    dari guru, kerja kelompok dan tes individual atau kuis. Kekurangan model

    pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lain dipaparkan oleh Isjoni (2010: 62)

    yaitu guru dituntut sebagai fasilitator, mediator, motivator dan evaluator, padahal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    tidak semua guru mampu menjadi fasilitator, mediator, motivator dan evaluator

    dengan baik.

    Kekurangan STAD menurut Rusman dan Isjoni dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran menggunakan STAD memerlukan waktu yang relatif lama dan tidak

    semua guru dapat menjadi fasilitator, mediator, motivator dan evaluator dengan

    baik.

    B. Ranah Kemampuan yang Dicapai Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran

    1. Ranah Kognitif

    a. Pengertian Ranah Kognitif

    Ranah kognitif adalah suatu proses yang memiliki sifat menambah wawasan

    atau pengetahuan guna menambah hasil belajar (Harjanto, 2006: 91). Pengertian

    yang lain tentang ranah kognitif yaitu berhubungan dengan daya ingat mengenai

    pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual yang terpusat melalui

    penilaian tes (Kuswana, 2012: 11).

    Kedua pengertian tentang ranah kognitif ini dapat disimpulkan suatu proses

    yang berhubungan dengan daya ingat, wawasan atau pengetahuan guna

    menambah perolehan hasil belajar.

    b. Tingkatan taksonomi Ranah Kognitif

    Taksonomi kemampuan ranah kognitif menurut Bloom telah direvisi oleh

    Anderson and Krathwohl. Sebelum direvisi oleh Anderson and Krathwohl

    taksonomi ranah kognitif Bloom terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi,

    analisa, sintesa, dan evaluasi (Muslich, 2011: 39).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Taksonomi ranah kognitif setelah direvisi terdiri dari mengingat, mengerti,

    memakai, menganalisis, menilai dan mencipta. Ulasan mengenai taksonomi

    Bloom yang telah direvisi (Siregar, 2010: 9) yaitu: Pertama yaitu mengingat.

    Tahap mengingat adalah meningkatkan ingatan tentang materi yang disajikan

    dalam berbagai bentuk. Kedua yaitu mengerti. Tahap mengerti adalah mampu

    membangun arti dari pesan pembelajaran dalam bentuk komunikasi lisan, tulisan

    ataupun grafis. Ketiga yaitu memakai. Tahap memakai artinya penggunaan suatu

    prosedur untuk mengerjakan latihan ataupun menyelesaikan suatu permasalahan.

    Keempat yaitu menganalisis. Tahap menganalisis adalah suatu proses

    memecahkan permasalahan ke dalam unsur-unsur pokoknya dan menentukan

    bagaimana hubungan satu sama lain. Kelima yaitu menilai. Tahap menilai adalah

    pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Keenam

    adalah menciptakan. Tahap menciptakan adalah pembuatan produk baru dengan

    mengatur kembali unsur-unsur atau bagian ke dalam suatu pola yang belum

    pernah ada sebelumnya.

    Penjelasan yang lain mengenai taksonomi Bloom yang telah direvisi

    Anderson dan Krathwohl sebagai berikut (Anderson and Krathwohl, 2010: 99).

    Proses kognitif yang pertama yaitu mengingat. Proses mengingat adalah

    aktivitas menarik kembali pengetahuan yang nyata atau relevan dari ingatan

    jangka panjang seorang siswa. Siswa memiliki dua proses mengingat yaitu

    menyadari dan mengingat kembali. Proses menyadari maksudnya proses untuk

    menyadari aktivitas menarik kembali informasi yang relevan dari ingatan untuk

    membandingkan informasi dengan informasi lain yang sedang disajikan. Proses

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    mengingat kembali berarti proses yang mencakup aktivitas penarikan kembali

    informasi yang relevan dari ingatan saat didesak.

    Proses kognitif yang kedua yaitu memahami. Proses memahami memiliki arti

    siswa mampu mengkonstruksikan makna dari materi pembelajaran dari suatu

    pesan-pesan atau petunjuk-petunjuk soal atau guru. Petunjuk dapat berupa

    komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik (gambar). Siswa dapat

    memahami jika mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan

    sebelumnya yang telah siswa miliki dengan diintegrasikan skema-skema atau

    kerangka kerja yang telah siswa kenali sebelumnya.

    Proses kognitif yang ketiga yaitu mengaplikasikan. Proses mengaplikasi

    meliputi penggunaan prosedur atau cara kerja tertentu untuk mengerjakan suatu

    latihan atau menyelesaikan suatu masalah. Proses kognitif yang keempat yaitu

    menganalisis. Proses menganalisis artinya usaha untuk mengurai suatu materi

    menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan materi secara

    keseluruhan. Proses kognitif yang kelima yaitu mengevaluasi. Proses

    mengevaluasi dapat diartikan sebagai tindakan yang membantu suatu penilaian

    didasarkan pada kriteria dan standar tertentu. Kriteria dapat berupa kualitas,

    efisiensi, dan konsistensi dimana dapat ditentukan oleh guru atau siswa. Proses

    kognitif yang keenam menciptakan. Proses menciptakan adalah proses

    membentuk sesuatu yang baru dan koheren untuk membuat prosuk yang asli.

    Siswa harus memiliki pola pikir kreatif pada proses mencipta ini.

    Taksonomi Bloom yang telah direvisi yang diulas oleh Siregar dan Anderson

    and Krathwohl memiliki pengertian yang sama walaupun menggunakan istilah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    yang berbeda. Taksonomi Bloom yang telah direvisi dari kedua ahli dapat

    disimpulkan terdiri dari mengingat, mengerti atau memahami, memakai atau

    menerapkan, menganalisis, menilai atau mengevaluasi dan mencipta atau

    menciptakan.

    Tahap taksonomi Bloom penelitian ini menggunakan tahap mengingat sampai

    tahap menerapkan. Hal ini dikarenakan pada usia sekolah dasar (6-12 tahun)

    kemampuan kognitif anak sudah mampu mereaksi rangsangan intelektual dan

    melaksanakan tugas belajar (Yusuf, 2009: 178). Tahapan ini ditandai dengan tiga

    kemampuan baru yaitu mengelompokkan, menyusun, dan menghubungkan atau

    menghitung angka-angka atau bilangan. Kemampuan baru ini sesuai dengan

    kemampuan kognitif tahap mengingat, memahami, dan menerapkan. Mengingat

    merupakan tahap mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang,

    memahami merupakan tahapan untuk menyusun arti dari suatu materi atau

    persoalan, dan menerapkan merupakan tahapan untuk menggunakan suatu

    prosedur dalam menyelesaikan suatu persoalan.

    2. Ranah Afektif

    Ranah afektif adalah sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai

    (Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada siswa dalam

    berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran, perhatiannya terhadap

    mata pelajaraan, menghormati guru, disiplin dalam mengikuti pelajaran.

    Pengertian ranah afektif yang lain yaitu siswa memiliki karakter atau sikap

    terhadap mata pelajaran yang membantu mencapai ketuntasan belajar secara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    maksimal (Haryati, 2006: 38). Penilaian aspek afektif dapat dilakukan dengan

    menggunakan observasi, angket, dan wawancara.

    Pengertian ranah afektif dapat ditarik kesimpulan yaitu berkaitan dengan

    sikap, karakter atau nilai dalam berbagai tingkah laku untuk membantu mencapai

    ketuntasan belajar secara maksimal. Dalam penelitian ini, peneliti selain

    meningkatkan kemampuan kognitif juga meningkatkan kemampuan afektif siswa

    khususnya pada sikap toleransi.

    3. Ranah Psikomotorik

    Ranah psikomotorik adalah proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan

    pada pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk

    keterampilan siswa. Pengembangannya dalam pendidikan mencakup proses yang

    menggerakkan otot, juga berkembang dengan pengetahuan yang berkaitan dengan

    keterampilan hidup (Sukardi, 2008: 76). Penjelasan yang lain mengenai ranah

    psikomotorik adalah sesuatu hal yang berkaitan dengan keterampilan yang

    bersifat manual atau motorik (Hamzah, 2006: 38).

    Pengertian ranah psikomotorik menurut Sukardi dan Hamzah dapat

    disimpulkan bahwa ranah psikomotorik yaitu proses pengetahuan yang berkaitan

    dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik seperti aspek otot dan

    keterampilan siswa.

    C. Hakikat Toleransi

    1. Pengertian Sikap Toleransi

    Sikap toleransi termasuk karakter yang dikembangkan dalam pendidikan

    karakter. Nilai-nilai dalam pendidikan karakter sekolah dasar terdiri dari amanah,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    menghormati atau menghargai, tanggung jawab, adil, jujur dan sportif, peduli

    serta kewarganegaraan (Samani dan Hariyanto, 2012: 55). Berdasarkan nilai-nilai

    di atas maka dapat dikembangkan sikap-sikap seperti religius, jujur, disiplin, kerja

    keras, toleransi, jujur, berani, mandiri dan lain sebagainya (Samani dan Hariyanto,

    2012 : 116). Sikap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sikap toleransi.

    Sikap toleransi adalah menghormati martabat dan hak semua orang meskipun

    keyakinan dan perilaku mereka berbeda dengan kita (Zubaedi, 2011: 63).

    Pengertian lain, sikap toleransi yaitu dapat menerima penyimpangan dari hal yang

    dipercayai atau praktik-praktik yang berbeda dengan yang dilakukan diri sendiri

    atau menerima hal-hal yang berbeda dengan apa yang menjadi keyakinan diri

    (Samani dan Hariyanto, 2012: 54).

    Pengertian sikap toleransi dapat disimpulkan sebagai sikap yang

    menghormati martabat, hak semua orang, dapat menerima dari hal yang berbeda

    dengan yang dilakukan diri sendiri atau hal-hal yang berbeda dengan apa yang

    menjadi keyakinan diri sendiri.

    2. Karakteristik Sikap Toleransi

    Karakteristik sikap toleransi terdiri dari dua karakteristik (Zubaedi, 2011: 64)

    yaitu saling menghargai tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya,

    keyakinan, kemampuan, dan dapat menghargai orang lain meskipun berbeda

    pandangan. Karakteristik sikap toleransi yang lain (Suyadi, 2013: 66) yaitu saling

    menghargai siswa yang mengalami kesulitan, saling bekerja sama dan bersinergi

    bersama, mengenal potensi diri, saling mengagumi dan memahami, serta

    menghargai tanpa berupaya memalsukan diri menjadi orang lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Karakteristik toleransi dapat ditarik kesimpulan yaitu saling menghargai

    tanpa membedakan suku, gender, penampilan, budaya, keyakinan, kemampuan,

    dapat menghargai orang lain meskipun berbeda pandangan, saling menghargai

    siswa yang mengalami kesulitan, saling bekerja sama dan bersinergi bersama,

    mengenal potensi diri, saling mengagumi dan memahami, serta menghargai tanpa

    berupaya memalsukan diri menjadi orang lain

    D. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

    1. Hakikat Pembelajaran Matematika

    Pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran yang dibangun oleh

    guru dalam mengembangkan kreativitas untuk meningkatkan kemampuan berpikir

    dan kemampuan membangun konsep pengetahuan baru sebagai upaya memahami

    materi matematika dengan baik (Susanto, 2013: 186).

    Menurut Bourne dalam Fathani (2009: 19) mengatakan bahwa matematika

    sebagai konstruktivisme sosial yang menekankan pada knowing how, maksudnya

    manusia dipandang sebagai makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu

    pengetahuan dengan lingkungannya. Sebagai contoh manusia dalam kehidupan

    sehari-hari melakukan transaksi jual beli dengan menggunakan uang. Mata

    pelajaran matematika membantu memahami menggunakan uang, hal ini

    ditunjukkan dengan adanya kompetensi dasar (KD) di kelas 3 yang membahas

    tentang penggunaan uang yaitu KD 1.5 memecahkan masalah perhitungan

    termasuk yang berkaitan dengan uang.

    Hakikat pembelajaran menurut Susanto dan Bourne dalam Fathani dapat

    disimpulkan bahwa matematika yaitu proses mengkonstruksi ilmu pengetahuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    dengan lingkungannya dengan menekankan cara menyelesaikan persoalan untuk

    meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan membangun konsep

    pengetahuan baru.

    2. Karakteristik Matematika

    Karakteristik Matematika yang dikemukakan oleh Fathani (2009: 59) sebagai

    berikut.

    a. Memiliki objek kajian abstrak

    Pada dasarnya matematika memiliki objek kajian yang sifatnya abstrak,

    meskipun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Ada empat objek kajian

    matematika, yaitu fakta, operasi, konsep, dan prinsip. (Fathani, 2009: 59)

    1) Fakta

    Fakta adalah konvensi dalam matematika yang biasanya diungkapkan

    melalui simbol-simbol tertentu, sebagai conoth simbol “5” secara umum sudah

    dipahami sebagai bilangan “lima”, sebaliknya kalau seseorang mengucapkan

    “lima” dengan sendirinya dapat menuliskan simbol “5”. Contoh lain simbol “ + ”

    secara umum sudah dipahami bahwa simbol tersebut untuk tanda menjumlahkan.

    2) Operasi

    Operasi adalah melakukan perhitungan, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan

    matematika lainnya, misalnya operasi “penjumlahan”, “pengurangan”,

    “perkalian”, pembagian dan lain sebagainya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    3) Konsep

    Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau

    mengkategorikan sekumpulan objek. Misalnya menggolongkan berbagai benda ke

    dalam bangun ruang atau bangun datar.

    4) Prinsip

    Prinsip adalah hubungan diantara berbagai objek dasar matematika. Misalnya

    sifat distributif dan sifat asosiatif dalam perkalian bilangan matematika. Prinsip

    pada matematika, pertama yaitu bertumpu pada kesepakatan. Simbol-simbol dan

    istilah dalam matematika adalah kesepakatan bersama yang penting dan telah

    disepakati dalam matematika, sehingga dapat memudahkan pembahasan dan

    pemahaman matematika.

    Kedua yaitu konsisten dalam sistemnya. Matematika mempunyai berbagai

    macam sistem yang dibentuk dari beberapa teori. Suatu definisi teori harus

    menggunakan istilah atau konsep yang sudah disepakati terlebih dahulu, sehingga

    tidak terjadi perselisihan antara sistem yang satu dengan yang lain. Ketiga yaitu

    memiliki simbol yang kosong arti. Secara umum simbol dalam matematika tidak

    memiliki arti atau kosong. Simbol akan bermakna jika kita mengkaitkannya

    dengan konteks tertentu. Misal a - b = c tidak selalu a,b dan c adalah bilangan,

    tetapi selalu mengaitkan simbol tersebut dengan bilangan-bilangan yang real.

    Penjelasan lain mengenai karakteristik matematika dikemukakan oleh

    Soewandi dan Sinduningrum yaitu (2011: 58) perlunya menggunakan penalaran

    dengan menggunakan metode deduktif yang mampu menghasilkan kesimpulan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Matematika merupakan hal yang sangat simbolis, artinya simbol-simbol

    matematika singkat dan mudah dipahami.

    Berdasarkan penjelasan karakteristik matematika menurut Fathani dan

    Soewandi&Sinduningrum dapat disimpulkan bahwa karakteristik matematika

    terdiri dari objek kajian yang abstrak, simbol, perlunya penalaran, bertumpu pada

    kesepakatan, konsisten dalam sistemnya, dan memerhatikan semesta pembicaraan.

    3. Tujuan Matematika

    Tujuan matematika secara umum yaitu siswa dapat dan terampil

    menggunakan matematika. Siswa yang terampil menggunakan matematika akan

    berguna dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 189).

    Menurut Ibrahim dan Suparni (2008: 36) tujuan pembelajaran matematika

    sekolah adalah sebagai berikut.

    a. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

    matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dan pernyataan matematika.

    b. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

    mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan

    tepat dalam pemecahan masalah.

    c. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain

    yang memperjelas keadaan atau masalah.

    d. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

    memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika

    serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    e. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

    merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

    yang diperoleh.

    Tujuan matematika di sekolah dasar menurut Susanto dan Ibrahim&Suparni

    dapat disimpulkan yaitu siswa dapat terampil dalam menggunakan matematika di

    kehidupan sehari-hari dengan menggunakan penalaran, mampu memahami

    konsep, mampu mengkomunikasikan gagasan dan miliki sikap menghargai

    kegunaan matematika dikehidupan sehari-hari.

    4. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika

    Menurut Depdiknas dalam Susanto (2001: 9) kompetensi umum dalam

    pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu : pertama, melakukan operasi

    hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan operasi hitung

    campuran termasuk pecahan.

    Kompetensi kedua menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan

    bangun ruang sederhana termasuk penggunaan sudut, keliling, luas, dan volume.

    Kompetensi yang ketiga, menentukan sifat simetris, kesebangunan, dan sistem

    koordinat. Kompetensi keempat, menggunakan pengukuran satuan, kesetaraan

    antarsatuan, dan penaksiran pengukuran. Kompetensi kelima, menentukan dan

    menafsirkan data sederhana seperti ukuran tertinggi, terendah, rata-rata, modus,

    mengumpulkan, dan menyajikan data. Kompetensi keenam yaitu menyelesaikan

    masalah, melakukan penalaran, dan mengkomunikasikan gagasan secara

    matematika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Dalam penelitian ini kompetensi yang digunakan yaitu kompetensi pertama

    mengenai operasi hitung penjumlahan, khususnya mengenai operasi hitung

    berbagai bentuk pecahan di kelas V. Standar kompetensi dan kompetensi dasar

    materi pecahan di kelas V tertuang dalam Tabel 2.4 sebagai berikut.

    Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2006

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    Bila