Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

26
Proceeding: The 1st Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference Faqih Asy’ari Islamic Institute Sumbersari Kediri, Indonesia “Moderasi Islam Aswaja untuk Perdamaian Dunia” (Volume 2, 2019) ISBN (Volume Lengkap) 978-623-91749-3-4; ISBN (Volume 2): 978-623-91749-5-8 Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan (Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Ngawi) M. Hanif Satria Budi Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri, Indonesia Email: [email protected] Abstract Tolerance is an attitude of mutual respect and respect for the beliefs of others in religion. Village Pohkonyal District of Pangkur Regency Ngawi has two religions with the percentage of the population that religion Islam 90% and Christians 10%. This study aims to determine (1) religious tolerance (2 ) Elements of Tolerance, (3) Value basis and foundation of the formation of tolerance among people of religion, (4) Shape tolerance among people of Islam and Christianity in establishing harmony through the activity of religious. This study uses a qualitative methodology with a case study approach. Collection techniques in the form of observation and interviews. Research results show that religious tolerance is carried out in a tasamuh way. While the element of tolerance it among others provide freedom and independence, recognizes the right of every person, respect the beliefs of people of other, and mutual understanding. Value basis and foundation of the formation of tole warranty religion among others the value of religious, cultural, social, and humanity. While the form of tolerance is tolerance in terms of religious, social, cultural, and humanity. Each religion does with the way of practising religion who have been in the study in each religion. In Islam like 'Pengajian ibu-ibu', 'pengajian bapak-bapak', tahlilan, sholawatan, muslimatan NU. Then the people of Christians among other services mature, meetings weekly, worship the highway special, and worship the feast of the ecclesiastical. Forms of social tolerance between Muslims and Christians in the Pohkonyal activities hamlet consists of mutual, activities august 17, and activities of others Keywords : tolerance , religious communities , establishing harmony

Transcript of Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Page 1: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Proceeding: The 1st Faqih Asy’ari Islamic Institute International Conference

Faqih Asy’ari Islamic Institute Sumbersari Kediri, Indonesia

“Moderasi Islam Aswaja untuk Perdamaian Dunia” (Volume 2, 2019) ISBN (Volume Lengkap) 978-623-91749-3-4; ISBN (Volume 2): 978-623-91749-5-8

Agama dan Toleransi:

Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Ngawi)

M. Hanif Satria Budi Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri, Indonesia

Email: [email protected]

Abstract

Tolerance is an attitude of mutual respect and respect for the beliefs of others

in religion. Village Pohkonyal District of Pangkur Regency Ngawi has two

religions with the percentage of the population that religion Islam 90% and

Christians 10%. This study aims to determine (1) religious tolerance (2 )

Elements of Tolerance, (3) Value basis and foundation of the formation of

tolerance among people of religion, (4) Shape tolerance among people of

Islam and Christianity in establishing harmony through the activity of

religious. This study uses a qualitative methodology with a case study

approach. Collection techniques in the form of observation and interviews.

Research results show that religious tolerance is carried out in a tasamuh

way. While the element of tolerance it among others provide freedom and

independence, recognizes the right of every person, respect the beliefs of

people of other, and mutual understanding. Value basis and foundation of the

formation of tole warranty religion among others the value of religious,

cultural, social, and humanity. While the form of tolerance is tolerance in

terms of religious, social, cultural, and humanity. Each religion does with the

way of practising religion who have been in the study in each religion. In

Islam like 'Pengajian ibu-ibu', 'pengajian bapak-bapak', tahlilan, sholawatan,

muslimatan NU. Then the people of Christians among other services mature,

meetings weekly, worship the highway special, and worship the feast of the

ecclesiastical. Forms of social tolerance between Muslims and Christians in

the Pohkonyal activities hamlet consists of mutual, activities august 17, and

activities of others

Keywords : tolerance , religious communities , establishing harmony

Page 2: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

153

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Abstrak

Toleransi merupakan sikap saling menghormati dan menghargai

kepercayaan orang lain dalam beragama. Desa Pohkonyal Kecamatan

Pangkur Kabupaten Ngawi memiliki dua agama dengan persentase penduduk

yang beragama Islam 90% dan Kristen 10%. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui (1) toleransi beragama (2) Unsur Toleransi, (3) Nilai dasar dan

landasan pembentukan toleransi antar umat beragama, (4) Bentuk toleransi

antar umat Islam dan Kristen dalam membangun kerukunan melalui

masyarakat. aktivitas keagamaan. Penelitian ini menggunakan metodologi

kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulannya berupa

observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi

beragama dilakukan dengan cara tasamuh .Sedangkan unsur toleransi itu

antara lain memberikan kebebasan dan kemandirian, mengakui hak setiap

orang, menghormati kepercayaan orang lain, dan saling pengertian. Nilai

dasar dan fondasi pembentukan tole agama garansi antara lain nilai agama,

budaya, sosial, dan kemanusiaan ty . Sedangkan bentuk toleransi adalah

toleransi dalam hal agama, sosial, budaya, dan humanit y . Masing-masing

agama berkaitan dengan cara pengamalan agama yang telah di pelajari di

masing-masing agama. Dalam islam seperti ibu pengajian , bapak pengajian,

tahlilan, sholawatan, muslimatan NU. Kemudian umat Kristiani antara lain

ibadah dewasa, pertemuan mingguan, ibadah di jalan raya khusus, dan

ibadah hari raya gerejawi. Bentuk toleransi sosial antara umat Islam dan

Nasrani di Dusun Pohkonyal terdiri dari kegiatan gotong royong, kegiatan

17 Agustus , dan kegiatan bersama.

Kata Kunci: Toleransi, kerukunan umat beragama, komunitas beragana

Pendahuluan

Toleransi dalam Islam sering disebut dengan Tasamuh atau berlapang

dada., tenggang rasa.Radikalisme atau disebut fundamental Islam, merupakan

fenomena yang semakin menghawatirkan di Indonesia dalam beberapa tahun

akhir. Hal ini ditandai antara dengan munculnya organisasi-organisasi

keagamaan yang sering menggunakan cara-cara kekerasan dalam setiap

gerakannya. Pemerintah sebenarnya sudah mengantisipasi organisasi tersebut

dengan menonaktikan dan mengilegalkan kegiatan tersebut. Tetapi mereka

bagaikan bunglon, yang selalu merubah penampilannya dengan isi yang

sama.

Page 3: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

154 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, ditandai dengan

banyaknya suku, budaya, ras, etnis, agama, dan adat istiadat. Indonesia bukan

Negara ateis, Indonesia adalah Negara beragama yang setiap penduduknya

berhak dan wajib memeluk satu agama dari 6 agama yang diakui di

Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 29 ayat (1) dan

(2) bahwasanya Negara memberi kebebasan kepada penduduk untuk memilih

salah satu agama yang telah ada di Indoensia yaitu agama Islam, Kristen

Katolik, Budha, Hindu, Kristen Protestan, dan Konghucu. Hal ini menjadikan

kita sebagai masyarakat yang harus saling memiliki rasa toleransi dan hidup

rukun dalam beragama.

Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup berbagai masalah

keyakinan dalam diri manusia yang berkaitan dengan akidah atau ketuhanan

yang diyakininya1. Di Indonesia seseorang harus diberi kebebasan dalam

beragama untuk meyakini kepercayaan yang dianutnya. Karena dalam hal

keyakinan atau akidah seseorang kita tidak bisa menuntut untuk sama dengan

kita. Keyakinan adalah urusan antara hamba dengan Tuhan nya. Tanpa

adanya roleransi beragama di masyarakat kehidupan akan menjadi rusak dan

tidak harmonis.

Pada masayarakat desa Pohkonyal ini, rasa toleransi sangat tinggi.

Setiap pemeluk agama memiliki hak masing-masing dalam beribadah. Akan

tetapi tidak meninggalkan hubungan dengan sesame manusia. Sebenarnya

yang menjadikan kehidupan harmonis adalah kesadaran dari masyarakat

sendiri akan pentingnya sikap gotong royong, guyub rukun, tepo seliro, dan

rendah hati. Berbeda hal nya disebuah perumahan Penambongan yang

terletak di daerah perkotaan yang masyarakatnya terdiri dari berbagai macam

daerah sehingga menimbulkan masyarakat yang heterogen. Heterogenitas

masyarakat perkotaan dicirikan dengan rasa guyub yang berkurang. Mereka

1 Casram, Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural, Wawasan

Jurnal Agama dan Sosial Budaya1, 2 (Jui 2016), hal. 188

Page 4: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

155

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

lebih berfikir secara rasional dengan kehidupan individualistic dibandingkan

masyarakat pedesaan2.

Dari pemaparan di atas seharusnya sikap toleransi itu harus bisa

diwujudkan baik di masyarakat pedesaan dan perkotaan. Karena hal ini masih

dalam satu bingkai Negara Kesatuan Indonesia yang tercantum dalam UUD

1945. Dari pemahaman tersebut, perbedaan yang ada dalam kehidupan

masyarakat Indoensia sejatinya untuk memenuhi kepentingan bersama agar

hidup aman, damai, dan sejahtera3.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini menggunakan

pendekatan studi kasus yang bertujuan untuk menggali informasi secara luas

dan mendalam tentang kondisi yang ada lapangan. Penelitian ini lebih

berfokus pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat guna

menambah kerukunan antar umat beragama. Karena dengan adanya kegiatan

di masyarakat maka akan nampak apakah dengan adanya perbedaan

keyakinan bisa menambah kerukunan atau justru sebaliknya. Penelitian

dilakukan di Desa Pohkonyal Kabupuaten Ngawi Provinsi Jawa Timur,

Ngawi bagian paling timur. Di Desa ini ada beberapa masyarakat yang

beragama kristen. Mayoritas di Desa tersebut Islam. Penggalian data

menggunakan wawancara dengan masyarakat, tokoh Agama, dan Kepala

Desa. Diharapkan dengan wawancara ini mendapat data yang sesuai dan

akurat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Toleransi Beragama

Secara etimoligi, kata tasamuh berasal dari bahasa Arab سمع yang

artinya berlapang dada, toleransi.4 Menurut Tatapangarsa toleransi dalam

2 Ika Fatmawati Faridah, Toleransi Antarumat Beragama Masyarakat Perumahan, Jurnal

Komunitas 5(1) (2013), hal. 15 3 Lely Nisvilyah, Toleransi Antarumat Beragama Dalam Memperkokoh Persatuan dan

Kesatuan Bangsa (Studi Kasus Umat Islam dan Kristen Dusun Segaran Kecamatan Dlangu

Kabupaten Mojokerto), Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013,

hal. 383 4 M. Kasir Ibrahim, Kamus Arab Indonesia-Indonesia Arab, ( Surabaya: Apollo Lestari, t.th),

hal. 122

Page 5: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

156 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

bahasa arabnya adalah Tasamuh. Arti tasamuh ialah bermurah hati dalam

pergaulan.5 Tasamuh secara etimologis adalah mentoleransi atau menrima

perkara secara ringan. Secara etimologis berarti mentoleransi atau menerima

perbedaan dengan ringan hati.6

Secara bahasa toleransi dari bahasa Inggris “Tolerance” yang berati

membirakan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sifat

toleran, mendiamkan, membiarkan. Dalam bahasa arab kata toleransi adalah

Tasamuh atau lapang dada. Menurut Badawi tasamuh adalah pendirian atau

sikap yang termanifestasikan pada kesediaan untuk menerima berbagai

pandangan yang pendirian beraneka ragam meskipun tidak sependapat

dengannya.7

Sedangkan menurut istilah toleransi adala menghargai, membolehkan,

membiarkan pendirian pendapat, pendangan, kepercayaan, kebiasaan,

kelakuan dan sebagainya yang lain atau yang bertentengan dengan

pendiriannya sendiri, misalnya agama, ideologi dan ras.8 Toleransi

merupakan sikap menghargai, menghormati, lapang dada yang harus dimilik

setiap orang, karena pada dasarnya perbedaan adalah sunatullah yang tidak

bisa dilepaskan dari kehidupan di dunia. Perbedaan pandangan harus

dijadikan sarana untuk mencapai tujuan bersama dalam bermasyarakat dan

bernegara. Toleransi juga dapat menciptakan ketertiban dan keamanan dunia.

Menurut Tilman toleransi adalah saling menghargai, melalui pengertian

dengan tujuan kedamaian. Toleransi adalah metode menuju kedamaian.

Toleransi adalah faktor pentinf dalam kedamaian.9 Peradaban dunia saat ini

banyaknya perang karena kurangnya sikap toleransi. Mengakui kebenaran

5 Humaidi Tatapangarsa, Akhlak yang Mulia, ( Surabaya: Bina Ilmu, 1980)

6 Irwan Masduqi, Berislam Secara Toelran: Teologi Kerukukan Umat Beragama, (

Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011), hal. 36 7 Bahari, Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh Kepribadian, Keteribatan

Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama dan Lingkungan Pendidikan terhadap

Toleransi Beragama pada 7 Perguruan Tinggi Umum Negeri), (Jakarta: Badan Litbang dan

Diklat Kementerian Agama, 2010), hlm 51 8 Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: PN Balai Pustaka,

1976), hlm 829 9 Tilman, Butir Refleksi Sikap Toleransi, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm 95

Page 6: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

157

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

masing-masing. Wajar setiap orang yang beragama mengklaim bahwa

agamanya paling benar. Tapi hal demikian tidak digunakan untuk merusak

hubungan dengan manusia. Inilah kesalahan pemahaman masyarakat tentang

toleransi. Salahnya refrensi dalam mendapatkan pemahaman menjadi salah

satu penyebab intoleransi.

Menurut Badawi bahwa toleransi adalah pendirian atau sikap yang

termanifestasikan pada kesediaan untuk menerima berbagai padangan dan

pendirian yang beranekaragam, meskipun tidak sependapat dengannya. Lebih

lanjut dijelaskan bahwa toleransi erat kaitannya dengan masalah kebebasan

atau kemerdekaan hak asasi manusia dan tata kehidupan bermasyarakat,

sehingga mengizinkan berlapang dada terhadap adanya perbedaan pendapat

dan keyakinan dari setiap individu.10

Orang yang memiliki rasa toleransi akan

menghargai, menghormati, berpendapat, memberikan kesempatan orang lain

untuk melakukan ibadah sesuai kepercayaannya, dan memiliki rasa empati

dan simpati.

Toleransi adalah sikap suka mendengar dan menghargai pendapat dan

pendirian orang lain. Lawan dari tasamuh adalah ashabiyah.11

Tasamuh atau

toleransi adalah sikap kebesaran jiawa, keluasan pikiran dan kelapangan dada,

sedangkan ta’ashub merupakan kekerdilan jiwa, kepicikan pikiran dan

kesempitan dada.12

Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat multikultur dengan

multiagama memiliki pemahaman yang banyak terkait tolernasi. Namun ada

sebagian juga yang kurang paham hal tersebut. Kurangnya pehaman bisa

memicu kesalahpahaman dan kekacauan di masyarakat karena tidak bisa

menerima perebdaan yang ada. Menurut Tilman ada refleksi dalam

memahami sikap toleransi, sebagai berikut:

a. Kedamaian adalah tujuan

b. Toleransi adalah terbuka dan reseptif pada indahnya perbedaan

10

Baidi Bukhori, Toleransi Terhadap Umat Kristiani: Ditinjau dari Fundamentalis Agama

dan Kontrol Diri, (Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2012) hlm. 15 11

Ika Setiyani, Dica Lanitaaffinoxy dan Ismunajab, Pendidikan Agama Islam, (Swadaya

Murni, 2010), hlm. 40 12

Shalahuddin Sanusi, Integrasi Umat Islam: Pola Pembinaan Kesatuan Ummat Islam,

(Bandung: Iqmatuddin, 1987), hlm. 121

Page 7: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

158 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

c. Toleransi menghargai individu dan perbedaannya, menghapus topeng

dan ketegangan yang disebabkan oleh ketidak pedulian menyediakan

kesempatan untuk menemukan dan menghapus stigma yang disebabkan

oleh kebangsaaan, agama, dan apa yang diwariskan

d. Toleransi adalah saling menghagai satu sama lain melalui pengertian

e. Benih dari intoleransi adalah ketakukan dan ketidak pedulian

f. Benih dari toleransi adalah cinta, disiram dengan kasih dan pemeliharaan

g. Jika tidak cinta tidak ada toleransi

h. Yang tahu menghargai kebaikan dalam diri orang lain dan situasi

memiliki toleransi

i. Toleransi juga berati kemampuan menghadapi situasi sulit

j. Toleransi terhadap ketifaknyamanan hidup dengan membirakan berlalu

k. Melalui pengertian dan keterbukaan pikiran orang yang toleran

memperlakukan orang lain secara beebeda, dan menunjukkan

toleransinya.13

Jadi toleransi adalah refleksi diri untuk saling menghargai,

menghormati, menerima perbedaan, mencintai, saling membantu, dan

memberi rasa aman kepada sesama manusia. Untuk lebih mengetahui tentang

toleransi atau tasamuh, ada beberapa karakteristik toleransi menurut Syekh

Salim bin Hilali, sebagai berikut:

a. Kerelaan hati kaena kemuliaan dan kedermawanan

b. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan

c. Kelemah lembutan karena kemudahan

d. Muka yang ceria karena kegembiaraan

e. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan

f. Mudah dalam berhubungan sosial (mu’amalah) tanpa penipuan

g. Menggampangkan dalam berdakwah kejala Allah tanpa basa-basi

h. Terikat dan tunduk kepada Agama Allah SWT tanpa keberatan.14

13

Tilman, Butir Refleksi Sikap Toleransi,hlm. 94 14

Siti Aminah, Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam Keanekaragaman Budaya dan Toleransi

Antar Agama, Jurnal Cendekia Vol.13 N0. 1 (Januari 2015), hlm. 52-53

Page 8: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

159

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Dalam bermasyarakat hendaknya sebagai umat beragama, harus patuh

pada aturan yang dibuat oleh Tuhan. Setiap agama memiliki keyakinan

masing-masing dalam beribadah. Islam memiliki pedoman Al-Qur’an dan

Kristen memiliki Injil. Apabila masing-masing agama mengamalkan dan

meyakininya, maka kehidupan yang beragama ini akan berjalan dengan

damai. Karena pada dasarnya, toleransi timbul karena kita mampu

mengamalkan ajaran agama tanpa paksaan. Toleransi tumbuh di masyarakat

dengan sendirinya.

Ruang lingkup toleransi menurut Forum Komunikasi Umat Beragama

(FKUB), sebagai berikut:

a. Mengakui hak orang lain

Ialah suatu sikap mental yang mengakui hak setiap di dalam

menentukan sikap atau tingkah laku dan nasibnya masing-masing, tentu

saja sikap atau perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang

lain

b. Menghormati keyakinan orang lain

Keyakinan seseorang ini biasanya berdasarkan kepercayaan, yang

telah tertanam dalam hati dan diikutkan dengan landasan tertentu, baik

yang berupa wahyu maupun pemikiran yang rasional, karena itu

keyakinan seseorang tidak akan mudah untuk dirubah atau dipengaruhi.

Atas kenyataan tersebut, perlu adanya kesadaran utnuk menghormati

keyakinan orang lain.

c. Agree In Disagrement

Agree In Disagrement (setuju dalam perbedaan) adalah prinsip

yang selalu didengungkan oleh mantan Menteri Agama Prof. Dr. H.

Mukti Ali dengan maksud bahwa perbedaan tidak harus ada permusuhan

karena perbedaan selalu ada dimanapun, maka dengan perbedaan itu

seseorang harus menyadari adanya keanekaragaman kehidupan ini.

d. Saling mengerti

Merupakan salah satu unsur toleransi yang paling penting, sebab

dengan tidak adanya saling pengertian ini tentu tidak akan terwujud

toleransi

e. Kesadaran dan kejujuran

Page 9: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

160 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Menyangkut sikap, jiwa dan kesadaran batin seseorang yang

seklaigus juga adanya kejujuran dalam bersikap,sehingga tidak terjadi

pertentangan antara sikap yang dilakukan denga apa yang terdapat dalam

batinnya.15

Unsur Toleransi

Rasulullah mengutamakan silaturahim, mencegah pertumpahan darah,

dan memberi keamanan di masyarakat baru tauhid. Padahal tauhid itu

penitng, tapi ketika ingin memunculkan cahaya tauhid, harus benar-benar

punya tempat yang dapat menyerap cahaya itu supaya tauhid dapat diterapkan

dengan murni. Ketika manusia hubungannya rusak, silaturahmi terputus maka

mulai retak prikemanusiaannya.

Toleransi adalah bentuk dari kesadaran diri untuk menghargai orang

lain. Dalam bermasyarakat pentingnya sikap toleransi untuk mengekspresikan

segala perilaku dalam bersosial, bertutur kata dan berperilaku dengan

manusia. Adapun unsur dalam toleransi antara lain:

a. Memberikan kebabasan dan kemerdekaan

Di Indonesia kebebasan beragama termaktub dalam Undang-

Undang 1945 pasal 29 ayat 2 bahwa setiap warga diberi kemerdekaan

atau kebebasan untuk memeluk agama nya masing-masing dan beribadat

menurut agama dan kepercayaannya. Setiap manusia diberikan

kebebasan untuk berbuat, bergerak maupun berkehendak menurut dirinya

sendiri dan juga di dalam memilih satu agama atau kepercayaan.

Kebebassan ini diberikan sejak manusia lahir sampai nanti ia meninggal

dan kebebasan kemerdekaan yang manusia miliki tidak dapat digantikan

atau direbut oleh orang lain dengan cara apapun, karena kebebasan itu

adalah datangnya dari Tuhan YME yang harus dijaga dan dilundungi.

b. Mengakui Hak Setiap Orang

Sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam

menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja

15

Tim Penulis FKUB, Kapita Selekta Kerukunan Umat Beragama, (Semarang: Forum

Kerukunan Umat Beragama (FKUB), 2009), hlm. 5-6

Page 10: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

161

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

sikap atau perilaku yang di jalankan itu tidak melanggar hak orang lain

karena kalau demikian, kehidupan di dalam bermasyarakat akan kacau.

c. Menghormati keyakinan orang lain

Dalam hal ini, diberlakukan bagi toleransi antar agama. Namun

apabila di kaitkan di alam toleransi sosial. Maka menjadi menghormati

keyakinan orang lain dalam memilih suatu kelompok.

d. Saling mengerti

Rasa saling menghormati tidak akan terjadi apabila manusia tidak

memiliki rasa saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling

berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling

mengerti dan saling mengahrgai antara satu dengan lainnya.16

Nilai Dasar dan Landasan Terbentukanya Toleransi Antar Umat

Beragama

Indonesia tidak hanya kaya sumber daya alamnya saja, tapi negeri yang

kaya akan perbedaan. Mulai dari suku, bahasa, budaya, dan agama. Perbedaan

adalah keniscayaan yang dikehendaki Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an pun

mengakui adanya perbedaan. Allah berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hujurat

ayat 13 : ي ها الناس ان خلقنكم م ن ذكر وان ثى وجعلنكم شعوبا وق باىل لت عارف وا ان اكرمكم يا

(١٣عند الل ات قىكم ان الل عليم خبي ر)

Artinya:“ Wahai Manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi

Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesunnguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”(Q.S. Al-Hujurat 49:13)17

.

16

Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju

Dialog dan Kerukunan antar Agama: Sejarah Toleransi dan Intoleransi Agama dan

Kepercayaan Sejak Jaman Yunani. (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), hlm. 23 17

Quran.kemenag.go.id

Page 11: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

162 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Masyarakat mengedepankan sikap toleransi antar umat beragama

dengan menerima kehadiran agama lain di lingkungan desa Pohkonyal.

Dengan berbaur dengan masyarakat, saling interaksi, gotong royong

memberikan kesan yang damai dan rukun. Secara normatif nilai dasar yang

menjadi landasan tolernasi antarumat beragama adalah;

Pertama adalah nilai agama yang terdapat pada masing-masing ajaran

agama baik itu Islam ataupun Kristen yang mengajarakn betapa pentingnya

tolernasi antar umat beragama. Dalam beragama pun Islam mengajarkan

toleransi dalam surat Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi “Lakum Diinukum

Waliyadin” artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku. Prinsip Islam

dalam toleransi siapapun tidak boleh memaksa untuk memeluk agama lain

atau meninggalkan ajaran agamanya. Setiap orang berhak meyakini agama

masing-masing dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya. Karena

dalam UUD 1945 Pasal 28E Ayat (1) setiap orang berhak memeluk agama

dan beribadah menurut agamanya, Ayat (2) setiap orang berhak atas

kebebasan meyakini kepercayaan18

. Jadi sudah jelas negara juga melindungi

segenap warganya untuk beribadah dan meyakini kepercayaannya. Perlu kita

ingat perbedaan adalah bagian dari rahmat Allah. Karena dengan adanya

perbedaan manusia bisa saling melengkapi dan tolong menolong. Hidup

rukun tanp adanya perpecahan. Sebagai umat Islam yang mayoritas di

Indonesia sebaiknya kita tidak merasa paling benar sendiri. Seharusnya kita

menjadi pengayom bagi minoritas.

Dalam agama Kristen juga di ajarkan dengan adanya perbedaan yang

menjadi landasan untuk tetap hidup rukun di masyarakat. Dalam Matius 5

kasih yang berbunyi : (1) Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu

dan segenap jiwamu, (2) kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. Bahkan

terhadap musuhmu harus saling mengasihi. Karena dengan mengembangkan

sikap saling mengasihi maka akan menjadi anak-anak bapamu yang di

surga19

. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Handono (umat kristiani)

18

UUD 1945 Amandemen ke-2 19

Heer. J. J, de, Tafsiran Alkitab Injil Matius, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003). hlm. 44-

45

Page 12: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

163

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

bahwa kasih sayang tidak hanya kepada Tuhan saja, tapi juga kepada umat

manusia dan semua ciptaan Tuhan termasuk binatang. Tumbuhan, tanah, air,

dan lainnya. Dengan ajaran cinta kasih maka mampu menciptakan kehidupan

yang rukun, bersatu dan selalu mengedepankan rasa kemanusian. Dengan

demikian tidak memandang agamanya, ras, suku, budaya dan bahasa. Jadi

agama kristen juga mengajarkan cinta kasih kepada Tuhan, manusia dan

semua makhluk yang ada di bumi bahkan musuh pun harus dikasihi. Kasih

kepada Tuhan dengan menyerahkan sepenuhnya jiwa dan raga. Sama halnya

dengan Islam, mencintai Allah dengan cara melaksanakan perintahnya dan

menjauhi larangannya. Selanjutnya kasih kepada manusia, yaitu sama halnya

mengasihi diri sendiri. Dalam bersosial tidak membedakan kaya miskin,

agama, budaya, suku, ras dan lainnya. yang terakhir mengasihi musuh dengan

cara kita mendoakan. Sama dengan Islam ketika memiliki musuh atau orang

yang tidak suka dengan kita maka senjata yang paling ampuh adalah

mendoakan. Dari penjelasan diatas kita tahu bahwa setiap agama memiliki

kebaikan dan tujuan yang sama yaitu menjaga kerukunan, gotong royong,

persatuan dan kesatuan.

Setiap agama seharusnya berusaha keras untuk mengisi pemahaman dan

kegiatannya dengan hal-hal yang mendorong hubungan saling bekerjasama

untuk semua orang. Seperti di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi umat Islam

dan Krsiten saling membantu ketika ada kegiatan di masyarakat. Seperti yang

disampaikan Bapak Arif selaku masyarakat di sana bahwa antara umat Islam

dan Kristen saling bahu membahu, tidak ada sedikitpun gesekan di antara

kami. Semisal ketika umat Islam ada acara slametan, umat kristen juga ikut

membantu kadang ikut acara slametan juga. Bagi kami tidak masalah, karena

pada prinsipnya untuk masalah urusan kemanusian kita tidak membedakan,

karena menyangkut kepentingan umum. Namun ketika sudah masuk diranah

akidah, itu sudah menjadi urusan masing-masing. Saling memberikan

kesempatan untuk beribadah sesuai ajarannya.

Sesuai dengan prinsip toleransi Islam bahwa tolernasi merupakan sikap

tenggang rasa dan lapang dada. Toleransi agama menurut Islam adalah

sebatas membiarkan umat agama lain untuk melaksanakan ibadah dan ajaran

agamanya, sejauh aktivitas tersebut tidak mengganggu ketertiban dan

Page 13: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

164 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

ketenangan umum20

. Namun faktanya sekarang rasa tenggang rasa itu hanya

sebatas ucapan. Minoritas banyak yang kesulitan untuk beribadah. Seperti

mendirikan tempat ibadah dipersullit, beribadah di rumah digerbek dan masih

banyak lagi. Inilah kurangnya kesadaran kita khususnya umat Islam untuk

menghargai umat lainnya untuk beribadah. Karena sudah jelas dalam UUD

1945 Pasa 28 dijelaskan bahwa setiap wargan negara berhak menjalankan

ibadah sesusi kepercayaan masing-masing. Jadi Islam sebagai mayotitas harus

melindungi dan memberi contoh yang baik kepada umat lainnya untuk saling

tenggang rasa.

Seperti yang disampaikan Quraish Shihab, Islam mengajarkan dan

menekankan keniscayaan akhlak tolernasi dalam pergaulan antarumat

beragama, maka tidak mungkin Islam merusak toleransi tersebut atas nama

agama pula. Namun, dilain pihak, dalam pergaulan antarumat beragama,

Islam juga sangat ketat menjada kemurnian akidah dan syariah Islamiah dari

noda-noda yang datang dari luar. Maka bagi Islam kemurnian akidah dan

syariah Islamiah tersebut tidak boleh dirusak atau ternoda oleh praktik

tolernasi21

.

Kedua adalah nilai budaya dan adat istiadat setempat. Hal ini

merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat sekitar secara

turun temurun, dan menjadi adat istiadat. Dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke

generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang yang rumit, termasuk

sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan

dan karya seni. Menurut Taylor budaya adalah keseluruhan yang kompleks,

yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang

didapat manusia sebagai anggota masyarakat.22

.

20

Suryan A.Jumrah, Toleransi Antarumat Beragama: Perspektif Islam, Jurnal Ushuluddin

Vol. 23 No. 2 (Juli-Desember 2015), hlm. 192 21

M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qu’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 371 22

Sukidin, Basrowi, Agus Wiyaka, Pengantar Ilmu Budaya, (Surabaya: Insan Cendekia,

2003), hlm. 4-5

Page 14: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

165

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Masyarakat Desa Pohkonyal tetap menjalankan tradisi yang sudah ada

sejak dulu, seperti gotong royong, tolong menolong dan membangun sikap

kebersamaan di tengah perbedaan. Sebagai contoh dalam lingkup kecil sikap

saling membantu dan tolong menolong terus dikembangkan antara tetangga

satu dengan yang lainnya tanpa memandang agama. Hal-hal seperti ini yang

menjadikan kehidupan di Desa rukun dan damai. Nilai-nilai budaya seperti ini

diajarkan di setiap agama. Karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan

untuk umatnya. Yang jelas, kegiatan yang dilakukan di Desa tersebut tidak

melanggar etika dan norma, apalagi norma agama. Karena kegiatan yang

dilakukan di ranah umum harus berdasarkan keputusan bersama tidak boleh

merugikan satu pihak, baik Islam dan Kristen. Itulah kenapa toleransi itu

sangat penting bagi kehidupan sekarang ini.

Ketiga nilai kemanusiaan. Pada hakikatnya manusia adalah makhluk

sosial yang saling membutuhkan. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa

adanya bantuan orang lain. Mulai dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari,

makan, minum, pakaian dan lainnya. secara tidak langsung manusia yang

saling bergantung ini dapat menghadirkan sikap toleransi. Islam sangat

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Seperti yang disampaikan oleh

Gus Dur, beliau mengatakan tiga substansi hubungan antar manusia; pertama

manusia saling mencintai; kedua saling mengerti; ketiga saling menghidupi23

.

Ini menjadi pondasi penting bagi umat manusia diluar urusan akidah.

Seperti yang disampaikan Bapak Sukirno selaku Kepala Desa

Pohkonyal mengatakan bawah kemanusian itu bisa dilakukan dengan

kesadaran manusia itu sendiri. Kemanusian yang didasari dengan rasa saling

menghormati, saling memiliki, saling membutuhkan, dan saling mengasihi

sesama masyarakat. Dengan hal seperti itu maka sikap toleransi antar agama

dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Beliau juga mengatakan bahwa

sekarang ini sikap toleransi sudah mulai hilang di masyarakat Indonesia.

Karena beda pandangan, saling mengafirkan sehingga munculnya kelompok

intoleran yang sebenarnya hanya ingin membuat kegaduhan ditengah

masyarakat Indoensia yang plural. Selaras dengan pernyataan Gus Dur bahwa

23

Maman Imanulhaq Faqieh, Fatwa dan Canda Gus Dur, (Jakarta: PT. Kompas Media

Nusantara, 2010), hlm. 58

Page 15: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

166 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

memandang manusia tidak melalui kacamata agama, politik, suku, partai,

ormas, dan atribut-atribut lainnya. fokus kemanusian adalah manusia dan

kemanusian itu sendiri. Nilai kemanusiaan dalam Islam termaktub dalam Al-

Qur’an sebagai berikut Al-Qur’an Surat Thaha aya 29-32 :

امري فا واشركه ازري ا به اشدد اخى هرون اهلي م ن وزي راا ل واجعل Artinya: “dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku (yaitu)

Harun saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia,

dan jadikanlah dia teman dalam urusanku”.( Q.S. Taha 20:29-

32)24

Keempat nilai sosial yang erat dengan interaksi masyarakat. Interaksi

sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas soial, dalam

pengertiannya sendiri interaksi sosial merupakan hubungan anara ora-

perorangan, antar kelompok manusia, mapun antar orang dengan kelompok

manusia25

. Teori interaksi sosial sesuai bila digunakan untuk melihat ada

hubungan timbal balik antara individu dengan individu, kelompok dengan

kelompok atau sebaliknya. Dengan adanya nilai sosial yang berlaku maka

kerukunan di masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sosial di masyarakat desa

lebih tinggi dibanding di daerah perkotaan. Kalau melihat realita yang ada,

ketika tetangga mengadakan hajatan, hanya keluarganya saja yang ikut

membantu. Beda dengan di desa, sosialnya begitu tinggi. Ini dapat ditemukan

di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi, ketika masyarakat atau tetangga

mengadakan acara/hajatan maka masyarakat semuanya ikut. Tidak melihat

apa agamanya, yang penting masih dalam ranah sosial. Menurut Soerjono

Soekamto, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan

24

Quran.kemenag.go.id 25

Muhammad taufik, Nilai Sosio-Religius Masyarakat Desa: Studi Interaksi Antarumat

Beragama di Yogyakarta, Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora, Vol. 16 (1), 2018,

hlm. 66

Page 16: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

167

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

tidak adanya komunikasi atau interkasi antara satu dengan yang lain maka

tidak ada kehidupan bersama.26

Menurut peneliti untuk mendukung nilai sosial yang ada di masyarakat,

perlu adanya upaya-upaya untuk memelihara sikap toleransi, seperti:

a. Melaksanakan kegiatan bersama yang dilakukan oleh seluruh elemen

masyarakat

b. Memberikan pengertian kepada masyarakat, untuk selalu menjaga

kerukunan ditengah masyarakat yang multi agama dan perbedaan

karakter

c. Mengadakan perkumpulan untuk berdialog antar agama, agar saling

memahami antar masyarakat

d. Pemerintah desa membuat forum persaudaraan antar umat beragama,

seperti Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) guna membangun

komunikasi melalui diaolog yang didasarkan ajaran normatif masing-

masing agama

e. Memberikan pemahaman tentang bahayanya konflik intoleransi

f. Saling menjaga antar umat beragama. Dalam hal ini kita harus menjaga

tempat ibadah atau ketika umat beragama sedang beribadah. Demi

keamanan dan kenyamanan kita bersama

Kelima nilai historis yang mana sejak dulu masyarakat sudah hidup

berdampingan. Saling tolong menolong, menghormati dan menghargai.

Perbedaan agama tidak menjadi penghalang masyarakat untuk tetap

berinteraksi. Dari zaman dulu sampai sekarang ketika ada tetangga yang

hajatan, pasti saling bantu. Walapun yang melakukan hajatan tetangga umat

kristen. Yang paling menarik di Desa Pohkonyal ini adalah ketika umat Islam

ada yang slametan, umat kristen juga ikut berpartisipasi. Apakah boleh

seperti itu? Bukankah itu sudah memasuki wilayah aqidah?. Perlu kita ketahui

bahwa slametan itu bagian dari budaya, adat dan tradisi yang dilakukan untuk

mengucapkan rasa syukur. Sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga

pernah datang diacara umat kristiani di gereja. Banyak kontoversi ketika itu.

26

Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007) ,

hlm.68

Page 17: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

168 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Tapi Gus Dur berkeyakinan, kita sebagai manusia hanya menhormati umat

lainnya, tidak sampai pada wilayah akidah mereka.

Kalau kita melihat historis lebih luas lagi, Indonesia merdeka

diperjuangkan oleh pejuang-pejuang yang tidak hanya dari Islam, tapi ada

yang dari Kristen, Hindu, Budha dan umat lainnya. jadi sangat wajar banyak

wilayah di Indonesia masyarakat hidup rukun berdampingan dengan multi

agama, suku, budaya, bahasa, karakter dan etnis. Secara tidak langsung

pendiri Bangsa ini menajarakan kepada kita bahwa hiduplah yang rukun,

saling tolong menolong dan melindungi. Namun dewasa ini warisan sikap

yang baik itu seakan hilang. Banyak kasus intoleransi yang terjadi, seperti

larangan mendirikan tempat ibadah, perusakan tempat ibadah, pelarangan

beribadah, dan masih banyak lagi. Hal seperti ini menjadi pelajaran bagi kita

untuk selalu mengharagai antar sesama umat beragama

Keenam nilai akhlak adalah pemimpin dan tokoh agama memberikan

contoh kepada masyarakat bagaimana bertoleransi antar umat beragama.

Kepala Desa Pohkonyal yang beragama Islam dan juga anggota Banser NU

selalu mengajak masyarakat untuk hidup rukun, saling menghormati. Karena

panutan kita Rasulullah juga memberikan contoh akhlak yang baik. Seperti

Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab Ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada

(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak

menyebut Allah”. (Q.S. Al Ahzab: 21) 27

Selain Kepala Desa ada juga tokoh agama yang memberi nasihat

kepada umatnya untuk saling menghargai, menghormati. Disetiap kegiatan

keagamaan selalu diberikan wejangan agar menjaga kerukunan umat

beragama. Seperti yang dikatakan Kepala Desa, aparat desa dan tokoh agama

selalu koordinasi dalam menjaga kerukunan warganya. Sebagai Kepala Desa

Bapak Sukirno memberikan amanat kepada masing-masing tokoh agama

untuk menyisipkan pesan kepada jamaahnya ketika kegiatan keagamaan.

27

Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. ( Bandung: CV. Jabal Rodhotul

Jannah, 2010), hlm. 420

Page 18: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

169

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Karena tokoh agama diyakini mampu memberikan efek positif dan didengar

nasihatnya.

Kepala Desa memberikan arahan kepada masyaraktnya agar menjaga

kerukunan, keharmonisan dan persatuan di saat kegiata-kegiatan desa seperti

peringatan HUT RI, rapat perangkat desa, PKK, kegiatan sosial, halal bihalal,

peringatan hari raya agama. Arahan yang disampaikan yaitu agar masyarakat

saling menghormati, menghargai, menjaga kerukunan dan persatuan. Seperti

saat Ramadhan, umat Islam meminta izin kepada umat kristen agar tidak

terganggu dengan suara spiker ngaji sampai tengah malam, membangunkan

sahur. Dengan arahan-arahan yang diberikan bapak kepala desa diharapkan

mampu menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya toleransi antar

umat beragama

Sedangkan para tokoh agama dalam memberikan arahan kepada

jamaahnya dalam kegiatan keagamaan, ngaji, muslimatan, jamaah sholawat,

pengajian, ibadah umat kristen, disitu disisipkan pesan-pesan untuk saling

menghargai dan menghormati agama lain. Karena hakikat dari toleransi

adalah tidak ada yang saling membenci bahkan melukai. Sama-sama bersatu

untuk hidup rukun dan menghindari permusuhan. Tokoh agama disini dirasa

menjadi tonggak terdepan dalam mencegah intoleransi. Karena sekarang

kebencian bisa berawal dari guru yang salah. Guru yang kurangnya ilmu

untuk menjelaskan esensi toleransi kepada masyarakat.

Bentuk Toleransi Antara Umat Islam dan Kristen Dalam Menjalin

Kerukunan Melalui Kegiatan Keagamaan

Toleransi adalah cara kita untuk menghormati sesama manusia, baik

dari agama, suku, ras dan budaya. Toleransi merupakan suatu keniscayaan

untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan.28

Di Desa Pohkonyal

semua masyarakat baik Islam dan Kristen memiliki kesempatan yang sama

untuk melakukan ibadah, sebagai saran untuk meningkatkan iman dan taqwa.

Dalam hal beribadah, umat islam bisa melaksanakan solat di masjid sekitar

rumah. Tapi untuk umat kristen mereka harus keluar dari desa untuk bisa

melakukan ibadah, karena di daerah sendiri belum ada gereja. Bukan karena

28

Muhammad Jayus, Toleransi Dalam Prespektif Al-Qu’an, Jurnal Al-Dzikra Vol. 9 No. 1

(Januari –Juni Tahun 2015), hlm. 127

Page 19: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

170 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

tidak boleh dibangun gereja, tapi memang karena jumlah umat kristen terlalu

sedikit maka digabung dengan daerah lain. Dalam hal beribadah dari masing-

masing agama saling menghargai dan tidak ikut mencampuri akidahnya.

Karena pada prinsipnya semua agama memiliki kebenaran akan agamanya

masing-masing.

Oleh sebab itu, Islam memiliki prinsip dan ketentuan sendiri dalam

akidah dan harus dipegang teguh bagi setiap kaum muslim dalam

bertoleransi29

:

a. Toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada masalah hubungan

sosial kemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan

persaudaraan kemanusiaan, sejauh tidak bertentangan dan tidak

melanggar ketentuan teologis Islam

b. Toelransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan

memberikan suasana kondusif bagi umat lain untuk beribadah

menjalankan ajaran agamanya. Bukan akhlak Islam menghalangi umat

lain untuk beribadah menurut keyakinan dan tata cara agamanya, apalagi

memaksa umat lain berkonversi kepada Islam

c. Di dalam bertoleransi kemurnian akidah dan syariah wajib dipelihara.

Maka Islam sangat melarang toleransi yang kebablasan, yakni perilaku

toleransi yang bersifat kompromistis yang bernaunsa sinkertis.

Demikian toleransi menurut Islam berdasarkan syariat agama. Islam

tidak akan melarang agama lain untuk melakukan kegiatan ibadah atas nama

agama.

Indonesia khususnya umat Islam banyak sekali ritual ibadah yang

dilakukan. Tak heran kalau di Indonesia ini menjadi muslim terbesar di

Dunia. Islam masuk ke Indonesia melalu pedagang yang disebarkan oleh

Wali Songo. Para Wali dalam menyebarkan Islam tidak mudah, banyak sekali

tantangan dari masyrakat. Metode yang dipakai mulai dari dakwah, kesenian,

wayang dan tembang-tembang jawa. Dengan cara-cara itu wali songo berhasil

menyebarkan Islam. Tapi tidak ada pemaksaan kepada masyarakat untuk

29

Suryan A.Jumrah, Toleransi Antarumat Beragama: Perspektif Islam, hlm. 92

Page 20: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

171

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

masuk Islam. Toleransi beragama juga dilakukan oleh para Wali Allah. Bagi

peneliti ini adalah khazanah baru dalam cara berdakwah.

Toleransi masyarakat Desa Pohkonyal lebih kepada praktik ibadah.

Sama-sama memberikan kebebsan untuk menjalankan ritual kegamaan.

Sebagai mayoritas muslim, umat Islam tidak semena-mena kepada umat

kristen dalam melaksanakan ritual keagamaan di rumah. Prinsip ini sesuai

dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. Tertuang dalam Al-Qur’an Surat Al-

Kafirun ayat 6:30

لكم دي نكم ول دين Artinya: “Untukmu agamamu, untukku agamaku.” (Q.S. Al-Kafirun

109:6)

Wujud dari toleransi umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal, bisa

dilihat dari bagaimana setiap agama menghormati kegiatan keagamaan yang

dilakukan masing-masing agama. Yang pertama kegiatan-kegiatan

keagamaan umat Islam sebagai berikut:

a. Pengajian ibuk-ibuk

Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali setiap hari sabtu malam

minggu. Tempat kegiatan ganti-ganti, jadi setiap jamaah mendapatkan

jatah rumahnya di tempati pengajian. Jamaah ibuk-ibuk ini sekitar 50

orang. Pengajian menggunakan pengeras suara. Waktunya kurang lebih

90 menit. Pengajian ini dipimpin oleh Bapak Wahib dan Bapak Supam.

Kegiatan di awali dengan MC membacakan susunan acara, pembacaan

ayat suci Al-Qur’an, sambutan shohibul bait, tahlil, dan mauidoh

hasanah. Di sini mauidoh hasanah atau ceramah di sisipkan pesan-pesan

sosial, khususnya dalam hal toleransi, supaya jamaah tau akan

pentingnya hidup rukun dan saling menghormati. Selain itu ceramah

agama juga difungsikan supaya jamaah lebih beriman kepada Allah

SWT. Karena dengan iman kita bisa menjalankan semua perintahnya dan

menjauhi semua larangannya atau dalam Islam disebut taqwa.

b. Pengajian bapak-bapak

30

Quran.kemenag.go.id

Page 21: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

172 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Beda dengan ibuk-ibuk, pengajian bapak-bapak dilaksanakan

malam jumat, dengan jumlah jamaah kurang lebih 30 an. Isi dari

kegiatannya pun juga beda. Pengajian bapak-bapak ini hanya kirim dia

atau tahlilan. Tidak ada ceramah agama. Kegiatan ini juga menggunakan

pengeras suara.

c. Ngaji diniyah

Kegiatan ini untuk anak-anak kecil yang mengaji ilmu agama.

Yang dilakukan setiap hari jam 3 sore. Selain ngaji kegiatan lain adalah

solat jamaah. Dalam kegiatan seperti ini ustdadz bisa memberikan

nasihat kepada anak-anak agar hidup rukun dengan teman, baik yang

sesama Islam mapun non Islam. Karena sangat penting mengajari anak

sejak dini untuk bersikap baik kepada sesama manusia. Realita sekarang

banyak remaja yang terpapar virus intoleran, merasa paling benar. Maka ,

pentingnya pemahaman sejak dini terkait toleransi dan mencari guru

terbaik yang paham akan hal tersebut.

d. Sholawatan

Agenda rutin yang dilaksanakan seminggu sekali setiap malam

jumat ini beranggotakan ibuk-ibuk. Namun ada juga kelompok remaja.

Bagi umat Islam sholawat adalah obat kerinduan kepada Baginda Nabi

Muhammad SAW dan meneladani sikap Beliau. Karena Nabi

memberikan contoh kepada umatnya, bagaimana beliau menghadapi

orang yahudi setiap pagi hari. Nabi dikatakan gila, namun Nabi tetap

sabar dan tersenym. Pernah juga Nabi dilempari batu dan kotoran hewan,

akan tetapi begitu mulianya beliau tidak ada rasa dendam pun di dalam

hatinya. Inilah yang perlu dicontoh oleh umatnya di dunia, bagaimana

kita hidup berdampingan dengan berbagai macam perebedaan.

e. Khotmil Qur’an

Dilakukan 35 hari sekali setiap minggu legi. Dilantunkan oleh

hafidz dan hafidzah. Kegiatan ini dilakukan mulai jam 5 pagi sampai jam

5 sore menjelang magrib menggunakan pengeras suara di masjid. Al-

Qur’an adalah kalamullah yang indah, hanya dengan mendengarnya saja

kita dapat pahala. Selain hanya membaca kita juga dianjurkan untuk

Page 22: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

173

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

mengetahui makna dari isi Al-Qur’an supaya kita tahu dan mampu

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

f. Pengajian Ibu Muslimat NU

Pengajian ini dilakukan sebulan sekali mulai jam 8 pagi sampai 12

siang. Jamaah tidak hanya dari desa Pohkonyal tapi dari luar daerah juga

ada. Jadi mengumpulkan banyak orang yang bisa jadi dapat mengganggu

masyarakat lainnya. Namun dengan adanya koordinasi seluruh elemen

baik umat kristen, maka acara bisa berjalan dengan lancar. Kegiatan ini

diisi oleh kyai-kyai NU, mulai dari istighosah dan ceramah keagamaan.

Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan oleh semua agama baik

Islam atau Kristen adalah baik dan membawa keberkahan untuk semua

umatnya. Dalam pelaksanaannya pun juga diatur supaya tidak terjadi

pergesekan di masyarakat. Tujuan dari semua ini adalah supaya masyarakat

dapat beribadah dengan aman dan khusyuk. Selanjutnya kegiatan ibadah umat

kristiani sebagai berikut:

a. Kebaktian keluarga

Dilakukan kamis sore dan berkelompok. Kebaktian keluarga

dilkaukan secara bergilir dari rumah ke rumah atau disebut anjang sana.

Acara kebaktian di awali dengan pujian-pujian untuk Tuhan Yesus.

Dalam kebaktian ini menggunakan bahasa Indonesia dan Jawa kemudian

dilanjutkan dengan kutbah yang dipimpin oleh ketua kelompok. Materi

kutbah diambil dari kitab injil. Ketua kelompok juga memberikan

nasehat tentang bagaimana pentingnya hidup rukun dan saling

menghormati, apalagi kita sebagai minoritas di Desa Pohkonyal. Harus

saling menghargai jangan sampai menimbulkan permasalahn. Apabila

ada hal yang mengganjal lebih baik dibicarakan baik-baik

b. Kebaktian anak kecil

Komisi pembinaan pemuda dan mahasiswa yang memiliki hak

untuk melakukan kebaktian sendiri. Biasanya untuk lansia di atas 60

tahun juga melakukan kebaktian sendiri dalam satu bulan sekali. Dan ada

juga untuk pembinaan ibu-ibu

c. Kebaktian minggu

Dilaksakan di gereja GPDI elohim pada hari minggu

d. Kebaktian hari raya gerejawi

Page 23: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

174 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Untuk merayakan peristiwa Kristus sepanjang tahun gerejawi

diselenggarakan kebaktian pada hari minggu adven

e. Kebaktian untuk persitiwa khusus

Diselenggarakan kebaktian inisiasi, ordinasi, institusionalisasi, dan

kebaktian pastoral

f. Kebaktian lainnya

Kebaktian yang dilakukan berdasarkan kebutuhan, seperti; HUT

reformasi, HUT RI, HUT GKI, HUT Jemaat, tutup tahun dan tahun baru.

Penutup

Setelah menganalisis paparan di atas, maka dapat disimpukan bahwa

setiap warga Negara berhak memeluk agama sesuai keyakinan masing-

masing. Sebagai Negara yang memiliki beberapa Agama, maka sangat

dianjurkan untuk saling toleransi, menghormati keyakinan orang lain. Banyak

hal yang dapat dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang damai, aman,

dan sejahtera. Seperti halnya yang dilakukan masyarakat Desa Pohkonyal

Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi, yang mana ada masyarakat yang

beragama Kristen tapi masyarakat hidup damai berdampingan. Masyarakat

lebih mengutamakan hak setiap pemeluk agama untuk melakukan ibadah.

Seperti pemeluk agama Islam, mereka bisa melakukan kegiatan seperti

pengajian bapak-baoak, pengajian ibuk-ibuk, ngaji diniyah, sholawatan, dan

muslimatan NU. Disini peran NU juga sangat berperan dalam menjaga

kerukunan umat beragama. Tidak jarang Banser bagian dari NU ikut menjaga

kegiatan yang dilakukan oleh umat kristiani. Sebaliknya umat kristiani juga

berhak menjalankan peribadatan, kebaktian, setiap hari minggu tanpa ada rasa

takut. Karena dalam diri masyarakat yang mayoritas Islam sudah tertanam

rasa roleransi yang diberikan oleh Kyai-kyai atau Ustadz-ustadz ketika

kegiatan keagamaan. Begitu juga dengan kaum kristiani, selalu dibekali oleh

pendeta untuk saling hidup rukun. Sejatinya setiap agama itu di ajarkan

kebaikan dalam semua bidang, terlebih dalam aspek kehidupan yang

majemuk seperti ssekarang ini.

Page 24: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

175

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Daftar Pustaka

A.Jumrah, Suryan. Toleransi Antarumat Beragama: Perspektif Islam, Jurnal

Ushuluddin Vol. 23 No. 2 (Juli-Desember 2015)

Aminah, Siti. Merajut Ukhuwah Islamiyah Dalam Keanekaragaman Budaya

dan Toleransi Antar Agama, Jurnal Cendekia Vol.13 N0. 1 (Januari

2015)

Bahari. 2010. Toleransi Beragama Mahasiswa (Studi tentang Pengaruh

Kepribadian, Keteribatan Organisasi, Hasil Belajar Pendidikan Agama

dan Lingkungan Pendidikan terhadap Toleransi Beragama pada 7

Perguruan Tinggi Umum Negeri), Jakarta: Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama

Bukhori, Baidi. 2012. Toleransi Terhadap Umat Kristiani: Ditinjau dari

Fundamentalis Agama dan Kontrol Diri, Semarang: IAIN Walisongo

Semarang

Casram, Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural,

Wawasan Jurnal Agama dan Sosial Budaya1, 2 (Jui 2016)

Faqieh, Maman Imanulhaq. 2010. Fatwa dan Canda Gus Dur. Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara

Faridah, Ika Fatmawati, Toleransi Antarumat Beragama Masyarakat

Perumahan, Jurnal Komunitas 5(1) (2013)

Hasyim, Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan beragama dalam Islam

Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan antar Agama: Sejarah

Toleransi dan Intoleransi Agama dan Kepercayaan Sejak Jaman

Yunani. Surabaya: Bina Ilmu

Heer. J. J, de. 2003. Tafsiran Alkitab Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung

Mulia

Ibrahim, M. Kasir. t.th. Kamus Arab Indonesia-Indonesia Arab. Surabaya:

Apollo Lestari

Ika Setiyani, Dica Lanitaaffinoxy dan Ismunajab. 2010. Pendidikan Agama

Islam. Swadaya Murni

Page 25: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

176 M. Hanif Satria Budi

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Jayus, Muhammad. Toleransi Dalam Prespektif Al-Qu’an, Jurnal Al-Dzikra

Vol. 9 No. 1 (Januari –Juni Tahun 2015)

Kementerian Agama RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV.

Jabal Rodhotul Jannah

Masduqi, Irwan. 2011. Berislam Secara Toelran: Teologi Kerukukan Umat

Beragama, Bandung: PT. Mizan Pustaka

Nisvilyah, Lely Toleransi Antarumat Beragama Dalam Memperkokoh

Persatuan dan Kesatuan Bangsa (Studi Kasus Umat Islam dan Kristen

Dusun Segaran Kecamatan Dlangu Kabupaten Mojokerto), Kajian

Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013

Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN

Balai Pustaka

Quran.kemenag.go.id

Sanusi, Shalahuddin. 1987. Integrasi Umat Islam: Pola Pembinaan Kesatuan

Ummat Islam. Bandung: Iqmatuddin

Shihab, M. Quraish. 1992. Membumikan al-Qu’an Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada

Sukidin, Basrowi, Agus Wiyaka. 2003. Pengantar Ilmu Budaya. Surabaya:

Insan Cendekia

Tatapangarsa, Humaidi. 1980. Akhlak yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu

taufik, Muhammad. Nilai Sosio-Religius Masyarakat Desa: Studi Interaksi

Antarumat Beragama di Yogyakarta, Khazanah: Jurnal Studi Islam dan

Humaniora, Vol. 16 (1), 2018

Tilman. 2004. Butir Refleksi Sikap Toleransi. Jakarta: Grasindo

Tim Penulis FKUB, Kapita Selekta Kerukunan Umat Beragama, (Semarang:

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), 2009)

UUD 1945 Amandemen ke-2

Page 26: Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam ...

Agama dan Toleransi: Toleransi Umat Beragama dalam Menjalin Kerukunan

(Studi Kasus Umat Islam dan Kristen di Desa Pohkonyal Kabupaten Ngawi)

177

Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference Volume 2, 2019

Copyright © 2019 Proceeding: The 1st Faqih Asy’ari Islamic Institute International

Conference Faqih Asy’ari Islamic Institute Sumbersari Kediri, Indonesia “Moderasi

Islam Aswaja untuk Perdamaian Dunia”(Volume 2, 2019) ISBN (complete) 978-623-

91749-3-4; ISBN (Volume 2): 978-623-91749-5-8

Copyright of Proceeding: The 1st FaqihAsy’ari Islamic Institute International Conference

is the property of FaqihAsy’ari Islamic Institute (IAIFA) Kediri and its content may not be

copied oremailed to multiple sites or posted to a listserv without the copyright holder's

express writtenpermission. However, users may print, download, or email articles for

individual use.

http://proceeding.iaifa.ac.id/index.php/FAI3C