PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI1].pdf · menulis puisi. Sebelum penelitian, diperoleh data...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI1].pdf · menulis puisi. Sebelum penelitian, diperoleh data...
i
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN
MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V
SEMESTER II SDN CANCANGAN CANGKRINGAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh:Andang Suhana
NIM: 091134243
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“ Sikap bersyukur adalah cara mutlakuntuk mendapat hal-hal baik lebih banyak
lagi bagi kehidupanmu.”
Kupersembahkan untuk :
Bapak J. Sudjada (†)
Ibu Yustina Haryanti
Lia Natalia Anggraeni
Avela Resita Dewi
Kakak-kakakku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Desember 2011
Penulis
Andang Suhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : ANDANG SUHANA
Nomor Mahasiswa : 091134243
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma skripsi saya yang berjudul :
“PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA
AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEMESTER II SDN CANCANGAN
CANGKRINGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan hak
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 20 November 2011
Yang menyatakan,
Andang Suhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIAAUDIOVISUALUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEMESTER IISDN CANCANGAN CANGKRINGAN
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Andang SuhanaSanata Dharma Universty
2011
Puisi sebagai bagian dari pelajaran bahasa Indonesia harus dipelajari olehsiswa kelas V, semester 2, sekolah dasar. Siswa SDN Cancangan menemuikendala untuk memenuhi nilai standar berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) yang ditentukan untuk pelajaran tersebut.
Siswa Kelas V, SDN Cancangan, Tahun Pelajaran 2009/2010 belumsepenuhnya memahami materi puisi dan hanya 45% dari 20 siswa kelas V, SDNCancangan, yang mampu memenuhi nilai standar KKM. Untuk memecahkanmasalah tersebut, peneliti melakukan penelitian menggunakan pembelajaranpendekatan kontekstual dan media audio visual untuk mengarahkan siswa praktekmenulis puisi. Para siswa diminta untuk menciptakan puisi berdasarkanpengalaman sehari-hari, melalui diskusi kelompok dan melihat contoh puisi, halmerupakan contoh pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan penerapankomponen pembelajaran pada pendekatan kontekstual.
Kemmis dan Mc Taggart sebagai model penelitian yang digunakan olehpeneliti untuk mengukur manfaat dari pendekatan ini. Penelitian dilakukan padadua siklus, dan setiap siklus terdiri dari dua bagian pembelajaran. Peneliti jugamembuat rubrik penilaian untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan siswa terhadap keterampilanmenulis puisi. Sebelum penelitian, diperoleh data nilai yang menunjukkan 45%dari 20 siswa yang mampu memenuhi standar KKM. Pada siklus pertama, 60,86%dari 23 siswa kelas V, SDN Cancangan, mampu melampui standar KKM, danpada siklus kedua 78,26% dari 23 siswa kelas V, SD N Cancangan, mampumemenuhi standar KKM.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan kontekstual dan mediaaudiovisual berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan siswa menulis puisi.Batasan penelitian ini adalah peningkatan keterampilan siswa menulis puisi, hasilpenelitian hanya untuk siswa kelas V, semester 2, SDN Cancangan, Cangkringan,Tahun 2010/2011.
Kata kunci: Keterampilan menulis puisi, Pendekatan kontekstual, Mediaaudiovisual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE USING CONTEXTUAL APPROACH AND AUDIOVISUAL MEDIAFOR IMPROVING STUDENTS SKILL WRITING POETRY CLASS V
SEMESTER II ELEMENTARY SCHOOL CANCANGAN CANGKRINGANTHE LESSON YEAR 2010/2011
Andang SuhanaSanata Dharma University
2011
Poetry as part of Indonesian language teaching should be studied bystudents in grade fifth, two semesters of elementary school. SDN Cancanganstudents have problems to meet the minimum standards based on completenesscriteria (KKM) defined for the lesson.
Class V students, SDN Cancangan, Lessons Year 2009/2010 do not fullyunderstand the material of poetry, and only 45% of 20th graders fifth, SDNCancangan, which is able to meet the standards of KKM. To resolve problems,researchers conducted experiments using a contextual approach to visual andaudio media to engage students practice writing poetry. The students were askedto create poems based on everyday experience, through discussion groups, see theexamples of poetry, it is done in accordance with the application of the learningcomponent of the contextual approach.
Kemmis and Mc Taggart as research model that used by researcher tomeasure the effect of the approach. The research conducted on two cycles, andeach cycle consisted of two part learning. Researcher also made assessmentrubric to measure poetry writing skill of the students.
Result of the research shows the students’ improvement poetry writingskills. Before the research, data obtained showing the value of 45% of the 20students who are able to meet the standards of KKM. In the first cycle, 60.86%from 23 students in grade V, SDN Cancangan, KKM able to go beyond thestandard, and the second cycle of 78.26% from 23 students in grade fifth, SD NCancangan, able to achieve KKM standards.
Conclusion of this study is the contextual approach and audiovisual mediato affect the increased ability of students to write poetry. Limitation of this study isthe increased ability of students to write poetry, the results only for class fifthstudents, semester 2, SDN Cancangan, Cangkringan, and Year 2010/2011.
Key words: poetry writing skills, contextual approach, audiovisual media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
penyertaan, petunjuk dan pengalaman yang diberikan kepada penulis dalam
rangka menyusun skripsi dari awal hingga akhir. Penulis menyadari bahwa dalam
rangkaian penyusunan sekripsi ini, tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,
berupa dukungan dalam bentuk apapun yang sifatnya membantu dan mendorong
tersusunnya skripsi ini dan tentu saja memiliki andil yang besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Secara khusus penulis memberikan penghargaan dan rasa terimakasih
yang tulus kepada :
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD USD yang telah
memberikan masukan, saran, pandangan dan dukungan sejak awal
sampai skripsi ini terselesaikan.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, arahan, serta bimbingan dengan baik dari awal
sampai akhir penulisan skripsi ini.
4. Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan dukungan, arahan, serta bimbingan dengan baik dari
awal sampai akhir penulisan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah membekali penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Panitia Penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti
ujian sarjana dan mempertahankan skripsi ini.
7. Pujiami, S.Pd.,SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Cancangan,
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, yang telah bersedia memberikan ijin
untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di kelas V SDN cancangan.
8. Isti Wartini, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas V SDN
Cancangan yang telah bersedia memberikan kesempatan, waktu dan
pemikiran selama pelaksanaan penelitian di kelas.
9. Bapak dan Ibu guru se-SD N Cancangan, Sleman, Yogyakarta yang telah
memberikan motivasi dan arahan hingga penelitian ini terselesaikan.
10. Ibu Yustina Haryanti, Lia Natalia Anggaraeni, A.Ma. dan Avela Resita
Dewi, selaku keluarga yang telah memberikan dukungan materi dan doa,
sehingga menjadi penyemangat untuk dapat menyelesaikan perkuliahan
dengan baik.
11. Teman-teman atas segala proses dan persahabatan yang telah kita lalui
bersama dalam mengukir kenangan dan meraih tujuan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan demi perbaikan karya ilmiah ini. Semoga
karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca
Penulis,
Andang Suhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Pembatasan Masalah ................................................... 6
C. Perumusan Masalah .................................................... 6
D. Pemecahan Masalah ................................................... 7
E. Batasan Pengertian ...................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ........................................................ 9
G. Manfaat Kontribusi Penelitian ................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................ 11
A. Kajian Teoritis.............................................................. 11
1. Menulis ....................................................................... 11
a.Pengertian Menulis ................................................... 11
b. Tujuan Menulis ....................................................... 12
c. Keterampilan Menulis ............................................. 13
2. Puisi ........................................................................... 13
a. Pengertian puisi ........................................................ 13
b. Jenis-jenis Puisi ....................................................... 14
c. Unsur-unsur Puisi ..................................................... 16
3. Pendekatan Kontekstual ............................................. 20
a. Pengertian ............................................................... 20
b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual................. 21
c. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual .. 22
4. Media Pembelajaran ................................................... 25
5. Media Audiovisual ..................................................... 26
6. Uraian Materi Pelajaran ............................................. 27
B. Kerangka Berfikir ........................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ......................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 29
A. Desain Penelitian ......................................................... 29
B. Setting Penelitian ........................................................ 30
C. Rencana Tindakan ....................................................... 30
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .............. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1.Jenis Data ................................................................ 33
2.Teknik Pengumpulan Data ..................................... 34
3.Instrumen Penelitian ............................................... 35
E. Analisis Data ............................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... 42
A. Hasil Penelitian ........................................................... 42
B. Pembahasan ................................................................. 59
BAB V PENUTUP ........................................................................... 67
A. Kesimpulan ................................................................. 67
B. Saran ............................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69
LAMPIRAN ...................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel.1. Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi ………………..... 35
Tabel.2. Lembar Observasi Siswa .................................................. 36
Tabel.3. Target Pencapaian Per Siklus ………………………....... 38
Tabel.4. Targer Pencapaian Observasi Pembelajran ...................... 40
Tabel.5. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1 dan 2 .................... 50
Tabel.6. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 dan 2 .................... 57
Tabel.7. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siklus I ……. ... 60
Tabel.8. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siklus II …........ 62
Tabel.9. Daftar Perbandingan Nilai Menulis Puisi Siswa ............... 64
Tabel.10. Skor Hasil Lembar Observasi Pembelajaran .................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1.Siklus PTK model Kemmis & Mc. Taggart …………… 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus ........................................................................................ 71
2. RPP ............................................................................................ 73
3. LKS ............................................................................................. 85
4. Nilai Kondisi Awal ..................................................................... 94
5. Nilai Siswa Siklus I ..................................................................... 95
6. Nilai Siswa Siklus II ................................................................... 96
7. Hasil Observasi ........................................................................... 97
8. Karya Puisi Siswa ....................................................................... 102
9. Laporan Data Pencapaian Penelitian ........................................... 121
10. Dokumentasi ............................................................................... 123
11. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ........................................... 126
12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa mempunyai peranan penting bagi terciptanya komunikasi, salah satu
peranan bahasa adalah sebagai alat penyampaian pesan. Agar pesan diterima
sesuai dengan keinginan pembuat pesan, maka diperlukan penggunaan bahasa
yang sesuai dan jelas. Mengingat pentingnya bahasa untuk berkomunikasi, maka
tidak berlebihan jika bahasa sangat mutlak untuk dikuasi oleh semua orang dan
menjadi bagian pelajaran dalam sebuah pendidikan. Secara umum bahasa juga
merupakan identitas bagi suatu bangsa, untuk itu di Indonesia pelajaran bahasa
Indonesia diberikan di setiap jenjang pendidikan.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran pokok disetiap jenjang
sekolah di Indonesia, mulai dari pra-sekolah hingga perguruan tinggi.
Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk
menguasai keterampilan berbahasa melalui berbagai aspek. Aspek bahasa yang
diajarkan di sekolah meliputi aspek membaca, menulis, mendengarkan, menyimak
dan berbicara selanjutnya aspek-aspek keterampilan berbahasa tersebut dipadukan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pelajaran bahasa Indonesia di jenjang pendidikan sekolah dasar bertujuan
untuk mengenal dan menguasai aspek-aspek berbahasa. Agar dapat terpenuhi
keterampilan berbahasa diperlukan suatu pembelajaran yang mampu memudahkan
anak didik untuk mencapai tingkat penguasaan yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya disampaikan
secara runtut dan sistematis agar dapat mencapai hasil akhir pembelajaran yang
diinginkan atau tuntas.
Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar hendaknya mempersiapkan
keterampilan berbahasa anak didik untuk menempuh jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diberikan mulai dari
kelas I, dengan bobot pembelajaran disetiap aspek berbahasa lebih ringan, tingkat
mudah atau dasar kemudian meningkat sesuai dengan tingkatan kelas yang
ditempuh.
Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dipadukan dengan
pembelajaran sastra, pelajaran sastra ini lebih menekankan pada kemampuan
siswa mengenali dan membuat karya sastra. Karya sastra yang sering dijumpai
pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah menulis puisi.
Menulis puisi terdapat pada pelajaran bahasa Indonesia kelas V semester 2,
dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan
fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi dan kompetensi
dasar yakni menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Berdasarkan dengan materi menulis puisi di kelas V semester 2 tersebut,
peneliti menemukan bahwa keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD N
Cancangan, Tahun Pelajaran 2009/2010 masih rendah. Setelah dilakukan
observasi terhadap kondisi awal ada beberapa hal yang menyebabkan
keterampilan menulis puisi rendah yakni, pemahaman siswa terhadap unsur-unsur
puisi kurang, siswa tidak diarahkan untuk mengangkat tema lingkungan sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sebagai materi untuk menulis puisi sehingga daya imajinasi kurang, dan juga
dibuktikan dengan dokumen nilai siswa yang masih berada dibawah standar nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang ditentukan yakni 65. Dari dokumen
atau data yang diperoleh dari guru bahasa Indonesia tersebut, diketahui bahwa
siswa yang nilainya mencapai KKM 65 sebanyak 9 siswa dari 20 siswa kelas V
Tahun Pelajaran 2009/2010 atau jika dipronsentase baru sebesar 45% mencapai
nilai KKM.
Sebagai calon guru sekolah dasar peneliti merasa prihatin dengan kondisi
tersebut, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui
kendala-kendala/permasalahan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh
siswa berkaitan dengan keterampilan menulis puisi.
Karena menulis puisi merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia
maka keterampilan menulis puisi perlu untuk dikuasai siswa kelas V, semester 2,
SDN Cancangan, Tahun Pelajaran 2010/2011. Selain dapat meningkatkan nilai
pelajara bahasa Indonesia dengan menulis puisi siswa dapat mengetahui dan
dapat menerapkan pentingnya menuangkan imajinasi, gagasan, dan buah pikiran
mengenai peristiwa, pengalaman dan hal-hal yang berkaitan dengan
lingkungannya dalam sebuah karya sastra. Dengan diawali mengetahui dan bisa
menulis puisi melalui pembelajaran di sekolah dasar, siswa mampu menerapkan
keterampilan menulis puisi pada jenjang sekolah berikutnya.
Menurut McCrimmon (dalam Slamet 2009:96 ) ”menulis merupakan
kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal
yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
memahami dengan jelas”. Sedangkan puisi sendiri memiliki suatu nilai seni karya
sastra yang dapat digunakan sebagai media mengkomunikasikan pikiran, perasaan
dan imajinasi seseorang kepada orang lain.
Menurut Watts-Dunton (Situmorang 1980:9) “Puisi adalah ekspressi dari
pengalaman imajinatif, yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa
emosionil dan berirama”.
Berdasarkan pendapat tentang menulis dan puisi tersebut penulis membuat
kesimpulan bahwa keterampilan menulis puisi memiliki paduan keterampilan
yang membantu mengaktulisasi diri penulis dalam karya puisinya. Keterampilan
menulis puisi dapat tercapai melalui pembelajaran yang mengacu pada kemauan
dan kemampuan anak didik memunculkan imajinasi, mengungkapkan perasaan,
berdasarkan pengalaman di lingkungan sekitar dan objek yang konkrit.
Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini
mengenai pembelajaran materi menulis puisi, yaitu dengan menggunakan
pembelajaran dengan metode ceramah dilanjutkan dengan penugasan,
pembelajaran tersebut dianggap kurang memberikan keleluasaan siswa dalam
berimajinasi.
Dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis
puisi, diharapkan siswa dengan mudah mendapatkan bahan atau pengalaman
terhadap objek nyata yang terjadi disekitar siswa. Hal tersebut sesuai dengan
pengertian pendekatan kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Sanjaya (Sugiyanto 2009:17) Pendekatan kontekstual melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni: Kontruktivisme
(constructivism), Bertanya (Questioning), Menemukan (Inquiri), Masyarakat
Belajar (Learning Community), Permodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya
(Authentic Assesment).
Pendekatan Kontekstual memudahkan siswa menggali imajinasi dan
memunculkan ide-ide kreatif karena berhubungan langsung dengan lingkungan
sehari-hari siswa, sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis puisi.
Selain menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran tersebut,
peneliti juga memadukannya dengan penggunaan media pembelajaran yakni
media audiovisual.
Penggunaan media audiovisual tersebut dimaksudkan peneliti untuk
memudahkan siswa mengamati kembali objek yang diamati dilingkungan siswa
untuk dihadirkan kembali didalam ruangan kelas. Dengan mengamati hasil
rekaman dari objek yang dijumpai siswa diharapkan dapat memunculkan ide-ide
kreatif dengan suasana yang berbeda. Penggunaan media tersebut yang utama
bertujuan untuk menghadirkan pengalaman yang dapat didengarkan (audio) dan
dilihat (visual) yang terdapat pada objek pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dan media
audiovisual ini peneliti mengaharapkan adanya peningkatan keterampilan menulis
puisi pada siswa kelas V, semester 2, SD N Cancangan, Cangkringan.
B. Pembatasan Masalah
Peneliti menyadari, bahwa tidak setiap masalah yang timbul dari bermacam-
macam penyebab pada pembelajaran menulis puisi tidak dapat diselesaikan dalam
waktu yang relatif singkat. Hal ini mengingat keterampilan menulis puisi
didasarkan pada daya imajinatif dan ide-ide kreatif siswa yang berbeda-beda.
Untuk itu penelitian ini dibatasi pada Pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas V,
semester 2, di SDN Cancangan, Cangkringan, Tahun Pelajaran 2010/2011, pada
kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat, dan materi
pokok menulis puisi. Penilaian didasarkan pada hasil karya puisi siswa dengan
memperhatikan unsur-unsur fisik puisi yaitu meliputi pilihan kata, bait,
kesesuaian judul dan isi, dan penggunaan gaya bahasa.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi, peneliti
menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual dalam penelitian
untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa SDN Cancangan,
kelas V, semester 2, Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka diajukan
rumusan masalah “Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kontekstual dan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis
puisi pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa Kelas V, Semester 2, SDN
Cancangan, Cangkringan, Tahun Pelajaran 2010/2011?”
D. Pemecahan Masalah
Menulis puisi merupakan kemampuan yang menjadi bagian dari kompetensi
dasar yang akan dicapai di sekolah dasar pada pelajaran bahasa Indonesia. Metode
pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia pada materi
menulis puisi adalah pembelajaran yang menarik, efektif, dan tepat, sehingga
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Pelajaran bahasa Indonesia
khusunya materi menulis puisi perlu perhatian sehingga siswa mempunyai
kesempatan mengaktualisasi diri dalam pembelajaran tersebut dan dapat
menyampaikan pesan dalam bentuk karya sastra tulis dengan leluasa menurut
pengalamannya terhadap lingkungan sehari-hari.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu pembelajaran yang memadukan
materi pelajaran dengan kondisi lingkungan siswa, sehingga dapat memotivasi
siswa untuk lebih memahami materi pelajaran tersebut, karena siswa dihadapkan
pada kondisi lingkungan dan kehidupan siswa sehari-hari (konteks, pribadi, sosial,
dan kultural) sehingga siswa tidak merasa asing dengan pengetahuan yang
mengarah pada keterampilan yang dapat diterapkan pada pemasalahan yang
dihadapinya.
Pendekatan kontekstual dapat merubah suasana pembelajaran dalam kelas,
sehingga pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi tidak dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
monoton dalam ruang kelas, namun dapat dilakukan juga diluar kelas sehingga
objek yang menjadi inspirasi dalam penulisan dapat dialami secara nyata melalui
pengamatan secara langsung dilingkungan siswa.
Diperlukan media pembelajaran yang mendukung aspek mendengar dan
melihat sebagai gambaran nyata terhadap objek. Media audiovisual dianggap
cocok karena memiliki peranan sebagai media penyampai pesan yang dapat
ditangkap indera penglihatan dan pendengaran serta secara nyata dapat
menggambarkan serupa dengan objek yang diamati.
E. Batasan Pengertian
Untuk memperjelas pengertian dan istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka peneliti membuat batasan terhadap beberapa pengertian
tersebut. Berikut ini merupakan pengertian-pengertian yang dimaksud.
1. Menulis adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu
subjek memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya
sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas. McCrimmon (Slamet
2009:96 )
2. Puisi adalah ekspressi dari pengalaman imajinatif, yang bersifat artistik
dari pikiran manusia dalam bahasa emosionil dan berirama. Menurut
Watts Dunton (Situmorang 1980:9)
3. Peningkatan keterampilan menulis puisi yang akan dicapai pada penelitian
ini adalah keterampilan siswa dalam menghasilkan karya puisi yang dapat
memenuhi unsur fisik puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Pendekatan Kontekstual adalah konsep belajar yang mengkaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapan kehidupan mereka sehari-hari.
5. Media audiovisual adalah suatu media yang menayangkan/menampilkan
objek dapat ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengaran.
6. Media pendidikan adalah alat yang dapat membantu menyampaikan pesan
pembelajaran mengenai suatu materi pelajaran.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan
kontekstual dan media audiovisual pada pembelajaran bahasa Indonesia materi
menulis puisi dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V,
semester 2, SD N Cancangan, Cangkringan, Tahun Ajaran 2010/2011.
G. Manfaat Kontribusi Penelitian
Penelitian ini dilaksaanan dengan harapan dapat menyumbangkan manfaat-
manfaat:
1. Secara Teoritis
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan
pembelajaran dan berani untuk menerapkan suatu jenis pembelajaran yang
dapat meningkatkan kreativitas dan keutuhan dalam penyampaian materi
pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan
pendekatan kontekstual dan media audiovisual pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi menulis puisi.
b. Bagi guru sekolah dasar, dapat menjadi masukan dalam variasi
pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dilaksanakan kembali
dalam pelajaran bahasa Indonesia.
c. Bagi sekolah dasar, hasil penelitian dapat menjadi sebuah laporan yang
dapat menambah suatu bacaan untuk memberikan manfaat bagi
kalangan guru sebagai salah satu contoh penelitian tindakan kelas, bagi
yang masih mengalami kesulitan memulai/melakukan penelitian dan
sebagai pembanding bagi yang sudah melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah pengungkapan gagasan atau perasaan
secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan bertatap muka dengan orang lain.
Menurut soeparno dan M. Yunus (Slamet 2008:96) menulis dapat
didefinisikan sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.
Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan. Alwi (2003:12-19)
Menurut konsep ini kegiatan menulis merupakan kegiatan untuk
mengungkapkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran dan perasaan seseorang
kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan mengkomunikasikan ide, gagasan, perasaan menjadi pesan yang
dituangkan dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa
bertatap muka secara langsung. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang
produktif, dan keterampilan ini harus selalu dilatih dengan disertai praktik teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Tujuan Menulis
Tujuan menulis beragam sesuai dengan penulisnya menulis sebagai kegiatan
pemberitahuan dan mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur dan
menyenangkan, dan menyatakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi.
Menurut Hartig (dalam Tarigan 1994:34) tujuan menulis adalah:
1) Tujuan penugasan (assignment purpose), penulis menulis sesuatu
karena ditugaskan, bukan atas kemampuan sendiri.
2) Altruistik, yaitu untuk menyenagkan pembaca.
3) Persuasif, yaitu untuk menyakinkan para pembaca dan kebenaran
gagasan yang diutamakan.
4) Informasional, yaitu untuk memberikan informasi.
5) Pernyataan diri, yaitu untuk memperkenalkan diri sebagai pengarang
pada pembaca.
6) Pemecahan masalah, yaitu untuk mencerminkan atau menjelajahi
pikiran-pikiran agar dapat dimengerti oleh pengarang.
7) Kreatif, yaitu untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai
kesenian.
Peneliti memaknai tujuan menulis sebagai penuangan pikiran dalam kata-
kata yang disusun menjadi suatu rangkaian pesan untuk dikomunikasikan pada
diri sendiri sebagai bentuk refleksi diri dan untuk orang lain sebagai informasi
tertulis. Dalam menulis puisi, menulis merupakan penuangan imajinasi, perasaan
dalam bentuk tulisan untuk diungkapkan atau disampaikan kepada orang lain
sebagai bentuk karya seni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Keterampilan Menulis
Kegiatan menulis mempunyai hasil berupa tulisan, pesan, bacaan yang
disajikan dalam berbagai media. Publikasi sebuah tulisan sebagian besar menjadi
pangkal tujuan seseorang ketika ingin menulis dengan harapan dapat dinikmati
orang lain.
Byrne ( dalam Slamet 2008:106 ) keterampilan menulis pada hakikatnya
bukan sekedar kemampuan menulis symbol-symbol grafis sehingga berbentuk
kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat tertentu, melainkan keterampilan
menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis
melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga
buah pikiran tersebut dapat disampaikan kepada pembaca dengan berhasil.
Berdasarkan pendapat tersebut keterampilan menulis pada puisi dapat
dimaknai sebagai kemampuan mengungkapkan perasaan, buah pemikiran dan
secara jelas tercemin dari kata-kata yang dirangkai sehingga dapat membuahkan
gambaran situasi yang dialami penulis. Keterampilan menulis siswa yang akan
dicapai pada penelitian ini dilihat dari kemampuan siswa menuangkan pikiran dan
perasaan terhadap objek nyata melalui pengamatan lingkungan sekitarnya.
2. Puisi
a. Pengertian Puisi
Puisi merupakan karya seni dalam bidang sastra, sehingga banyak pendapat
yang berbeda mengenai arti puisi. Secara struktural puisi terdiri dari beberapa kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang membentuk baris, bait serta masing-masing mempunyai makna atau arti
tersendiri dan mempunyai sudut pandang tertentu.
Menurut Watts-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi
adalah ekspressi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam
bahasa yang emosional dan berirama.
Sementara Mathew Arnold (Situmorang, 1980:9) puisi adalah satu-satunya
cara yang indah, impressif dan yang paling efektif mendendangkan sesuatu.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut peneliti berpendapat bahwa puisi
merupakan suatu bentuk ekspressi yang mendalam dari pengalaman tentang
pengamatan suatu hal yang dialami, kemudian dipadukan dengan imajinasi serta
pemikiran seseorang terhadap lingkungan sekitar.
b. Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan isi yang terkandung dalam puisi, puisi dapat dibagi menjadi
tiga yaitu :
1) Puisi Epik disebut juga Puisi Naratif, bentuk puisi ini agak panjang dan
bercerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan, masalah surga, neraka, Tuhan,
dan kematian. Disamping itu puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa
penyair menceritakan hal-hal diluar dirinya.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa dalam puisi epik, penyair
menceritakan hal yang belum atau tidak akan pernah dialami. Dalam
pembuatan puisi jenis ini dapat bersumber dari cerita orang lain atau dari
membaca buku. Di Indonesia puisi yang termasuk jenis ini disebut syair
dan balada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2) Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subyektif dan personal. Artinya
penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dirinya. Puisi
ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata ganti orang
pertama. Isinya tentang cinta, kematian, masalah muda dan tua. Adapun
yang termasuk puisi lirik antara lain sonata, eligi, ode, dan himne.
3) Puisi dramatik, puisi jenis ini bersifat objektif dan subyektif. Dalam hal ini
seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan berbicara melalui tokoh lain.
Dengan kata lain dalam puisi ini penyair menyampaikan secara langsung
pengalaman yang ingin diungkapkan tetapi menyampaikan melalui tokoh
lain sehingga tampaknya seperti sebuah dialog.
Menurut Suharianto (1981:29), berdasarkan kata-kata dalam pembentukan puisi,
puisi dibagi menjadi dua yaitu.
1) Puisi Prismatis adalah puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai
lambang atau kiasan. Dalam puisi ini pengarang dalam menggunakan kata-
kata sulit dipahami bagi yang belum menguasai benar teori puisi.
Misalnya ketika penyair ingin menggambarkan suatu keadaan maka
menggunakan simbol tersendiri, sehingga ketika pembaca ingin
memahaminya harus benar-benar mencermati dan dirasakan.
2) Puisi diaphan adalah puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak
mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Dalam puisi
diaphan mengarang menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau
dapat dikatakan bahwa kata yang digunakan adalah kata-kata yang
diungkapkan dalam sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Unsur-unsur Puisi
Secara sederhana puisi terbentuk dari berbagai unsur yang disebut kata,larik,
bait, bunyi, dan makna. Unsur tersebut saling mempengaruhi bagi terciptanya
keutuhan sebuah karya puisi.
Puisi juga mempunyai bentuk dan memiliki unsur-unsur didalamnya seperti
menurut Waluyo (1995:26-27) dalam puisi terdapat struktur fisik dan struktur
batin. Struktur fisik terdiri atas unsur-unsur kata, bahasa kiasan, citraan, gaya
bahasa, dan sasaran rektorik. Sementara itu, menurut Badrun (1993:54) unsur-
unsur puisi antara lain yaitu diksi, imajiner, bahasa kiasan, sarana retorik, bunyi,
irama, tipografi, tema, dan makna.
I.A. Richard (dalam Situmorang 1980:12) membedakan dua hal yang
membangun puisi, yaitu the nature of poetry (hakekat puisi) dan the method of
poetry (metode puisi). Hakekat puisi sebagai unsur yang membangun struktur
dalam puisi terdiri atas tema (sense), nada (tone), perasaan (feeling), amanat
(atention). Selanjutnya, unsur metode puisi membangun struktur luar dari puisi
terdiri atas diction (diksi), imagery (pencitraan), the concrete word (kata-kata
konkret), figurative language (majas), rhythm and rime (ritme dan rima).
Metode puisi yang membangun struktur luar puisi tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
a) Diksi (diction)
Diksi berarti “pilihan yang tepat dan selaras” (dalam
penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga terbentuk
efek tertentu (sesuai yang diharapkan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Diksi dalam teks puisi/lirik ikut menentukan keberhasilan
maupun kegagalan penyair.
Diksi merupakan pemilihan kata dari penyair untuk
menyampaikan gagasannya sehingga dapat membangkitkan suasana
tertentu. Selain itu diksi dalam puisi mencerminkan kemampuan dan
keluasan wawasan pengarang dalam pemilihan dan penggunaan kata-
kata yang tepat, sehingga diksi dapat menentukan pesan suatu teks
puisi sehingga dapat diterima atau tidak oleh masyarakat (Hermintoto,
2003:23).
Meyer ( dalam Badrun 1989:9) membagi diksi dalam tiga hal
yaitu :
1.1) Diksi formal adalah bermatabat, inpersonal dan
menggunakan bahasa tinggi.
1.2) Diksi pertengahan, diksi ini agak sedikit tidak formal dan
biasanya kata-kata yang digunakan adalah yang dipakai
oleh kebanyakan orang yang berpendidikan.
1.3) Diksi informal, mencakup dua bahasa sehari-hari yang
dalam hal ini termasuk slang, dan dialek yang meliputi
dialek geografis dan sosial.
b) Pencitraan (imagery)
“Imagery atau pencitraan adalah daya bayang” (situmorang,
1974:20). Pencitraan di dalam puisi merupakan ungkapan daya bayang
yang berupa pengalaman indrawi. Cuddon (dalam situmorang,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1989:15) mengungkapkan imagery sebagai istilah yang umum
menunjuk pada penggunaan bahasa untuk menampilkan objek-objek,
tindakan, perasaan, pemikiran, ide, pernyataan pemikiran dan
pengalaman-pengalaman yang bersifat indra atau bukan indra”.
Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian, kata, atau
susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoriosa,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris atau bait puisi
seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak
(imaji visual), atau sesuatu yang dapat kita raba, rasakan, dan sentuh
(imaji taktil). Pengimajian ditandai dengan penggunaan kata yang
konkret dan khas (Waluyo 1995:79)
c) Kata-kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan
maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
Misalnya saja penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar
pengemis gembel, penyair menggunakan kata-kata gadis berkaleng
kecil. Dengan penggunaan kata-kata konkret dalam puisi dapat
memudahkan pembaca mengimajinasikan dalam bentuk yang jelas dan
bermakna.
Kata-kata konkret digunakan penyair untuk mengungkapkan
dengan tepat keinginannya melukiskan suatu keadaan, membayangkan
dengan tepat akan apa yang hendak dikemukankannya. Jadi penyair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
memilih kata-kata yang konkret untuk melukiskan atau mengatakan
sesuatu itu dengan setepat-tepatnya, secermat-cermatnya dan
sekonkrit-konkritnya. (Situmorang, 1980:22)
Waluyo (1995:78) ada hubungan erat antara diksi, pengimajian,
dan kata konkret. Diksi harus menghasilkan dorongan pengimajian dan
karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti yang diungkapkan.
Penggunaan kata-kata konkret dalam puisi dimaksudkan untuk
memberikan kesan seadanya mengenai suatu hal, peristiwa dan
keadaan yang dilihat penyair.
d) Bahasa kiasan (figurative language)
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta
memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau
hal lain yang lebih umum. Ada berbagai macam gaya bahasa. Pada
penulisan puisi, gaya bahasa kiasan yang sering dipergunakan penyair
untuk memberikan efek indah pada puisi.
Bahasa Kiasan (figurative language) adalah figura bahasa atau
gaya bahasa. Badrun (1989:26) mengungkapkan bahasa kiasan sebagai
salah satu alat kepuitisan berfungsi agar sesuatu yang digambarkan
dalam puisi menjadi jelas, hidup, intensif dan menarik.
Bahasa kiasan dipergunakan penyair mendukung pencitraan untuk
membantu penyair menyampaikan amanat atau maksud dengan baik.
“Yang dimaksud dengan figurative language ialah cara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan
imagery dengan mempergunakan gaya bahasa, gaya perbandingan,
gaya kiasan, gaya pelambang sehingga makin jelas makna atau lukisan
yang hendak dikemukakan” (Situmorang, 1980:23). Gaya bahasa
kiasan yang sering digunakan penyair dalam puisi diantaranya adalah
metafora, simile, fersonifikasi, sinekdoki, metonimia, simbol dan
allegori.
e) Rima
Di dalam puisi terdapat pengulangan-pengulang bunyi berpola di
akhir kalimat puisi yang menimbulkan rima. “Rima adalah persamaan
bunyi di akhir kalimat” (Taum, 2004:59). Rima dalam puisi erat
hubungannya dengan unsur batin puisi yang terdapat dalam hakekat
puisi yaitu sense. Rima dalam penulisan puisi mempunyai pola
diantaranya A-A-A-A, A-A-B-B, A-B-A-B, dan A-B-B-A.
3. Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa indonesia diperlukan
dalam kegiatan menciptakan suatu karya puisi, karena diharapkan mampu
menghasilkan gambaran yang jelas terhadap objek konkrit dalam lingkungan
siswa sehari-hari. Pendekatan Kontesktual merupakan suatu proses pendidikan
yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga
siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
(ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.
Menurut Nurhadi (dalam Sugiyanto, 2009: 14), pembelajaran kontekstual
merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara
materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Konsep pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat membantu guru
mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Menurut Wina Sanjaya (2005 : 110) terdapat 5 karakteristik penting dalam
proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL :
1. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari
tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari,dengan demikian
pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka
memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).
Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan,
kemudian memperhatikan detailnya.
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami
dan diyakini,misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain
tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan
tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
4. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya
harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak
perubahan perilaku siswa.
5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik
untuk proses perbaikan dan penyambungan strategi.
Berdasarkan karakteristik pembelajaran kontekstual tersebut peneliti
mengarahkan/mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya mengenai
puisi berdasarkan sumber pengetahuan langsung. Pengalaman siswa diperoleh
dari pengamatan terhadap lingkungan siswa sehari-hari dan mempraktikan untuk
menuangkan perasaan dan pemikirannya dalam karya puisi.
c. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menurut Wina Sanjaya (2005: 118), melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran. Sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a) Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan proses membangun atau menyusun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Ilmu
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta yang siap diambil dan diingat oleh
siswa, tetapi harus dikonstruksi melalui pengalaman-pengalaman nyata siswa.
Dalam konstruktivisme proses lebih utama dari pada hasil.
Dalam pembelajaran ini. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dibenak
mereka sendiri. Siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan terlibat secara aktif
dalam proses belajar mengajar, siswa menjadi pusat kegiatan dalam pembelajaran,
siswa diharapkan berkembang melalui pengalaman yang diperolehnya.
b) Bertanya
Bertanya adalah cerminan berpikir. Dengan bertanya jendela ilmu
pengetahuan menjadi terbuka, karena dengan bertanya bisa melakukan bimbingan,
dorongan, evaluasi atau konfirmasi. Di samping itu dengan bertanya dapat
mencairkan ketegangan, menambah pengetahuan, menggali informasi,
meningkatkan motivasi dan memfokuskan perhatian.
c) Menemukan (Inkuiri)
Menemukan adalah proses yang penting dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir
secara sistematis. Sehingga terjadi proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
d) Masyarakat belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Konsep masyarakat belajar dalam kontekstual menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang baik melalui perorangan
maupun kelompok, dari dalam kelas, sekitar kelas, diluar kelas, lingkungan rumah
dan di lingkungan yang lebih luas. Dalam pendekatan kontekstual guru disarankan
membentuk kelompok belajar yang heterogen agar terbentuk masyarakat belajar
untuk saling berbagi, membantu,mendorong, dan menghargai.
e) Pemodelan (modeling)
Suatu pemodelan akan lebih mengefektifkan pelaksanaan kontekstual untuk
ditiru, diadaptasi, atau dimodifikasi. Dengan adanya model untuk dicontoh
biasanya konsep akan lebih mudah dipahami atau bahkan dapat menimbulkan ide
baru. Pemodelan dalam matematika misalnya mempelajari contoh penyelesaian
soal, penggunaan alat peraga.
f) Refleksi
Refleksi adalah berpikir kembali tentang materi yang baru saja dipelajari,
merenungkan kembali aktivitas yang telah dilakukan, atau mengevaluasi kembali
bagaimana belajar yang telah dilakukan.
Refleksi berguna untuk evaluasi diri, koreksi, perbaikan, atau peningkatan
diri. Membuat rangkuman, meneliti dan memperbaiki kegagalan, mencari
alternatif lain cara belajar dan membuat jurnal pembelajaran adalah contoh
membuat refleksi.
g) Penilaian Nyata/Sebenarnya (Assesmen otentik)
Penilaian otentik seharusnya dilakukan dari berbagai aspek dan metode
sehingga obyektif,misalnya membuat catatan harian melalui observasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menilai aktivitas dan motivasi, wawancara atau angket untuk menilai aspek
afektif, portofolio untuk menilai seluruh hasil kerja siswa, tes untuk menilai
tingkat penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar. Penilaian ini dilakukan
secara terus-menerus selama kegiatan berlangsung.
Melalui pembelajaran dengan pendekatan kontekstual tersebut peneliti
mengarahkan siswa agar dapat berfikir kritis terhadap pengalaman
dilingkungannya dan membagun pengetahuannya sendiri terhadap materi melalui
kegiatan pengamatan, peroses berfikir secara individu maupun kelompok,
pertanyaan-pertanyaaan yang diajukan serta dengan melihat contoh karya puisi
sebagai gambaran puisi yang akan ditulis.
4. Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”,
yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam
Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”
sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau
meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima
pesan. Berikut ini pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang
pengertian media yaitu :
Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai
dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan media pembelajaran
adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru
dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah dicita-citakan.
Penggunaan media pelajaran dalam penelitian ini untuk membantu siswa
mengaktualisasi pemikiran dan perasaan siswa.
5. Media Audiovisual
Alat–alat audio-visual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar
dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Menurut Suleiman (1981:11)
Media audiovisual dapat menghadirkan satu objek secara konkret pada suatu
pembelajaran yang dapat dinikmati bersama-sama atau terdapat keseragaman
pengamatan, namun siswa/pengamat mempunyai presepsi yang berbeda mengenai
objek pengamatan tersebut karena, setiap individu pengamat memiliki
pengalaman berbeda-beda terhadap peristiwa atau objek tertentu.
Media audio visual merupakan suatu bentuk media alat untuk
menyampaikan pesan komunikasi yang diharapkan mampu menimbulkan
kegemaran terhadap suatu materi, karena di kemas melalui tayangan video dan
siswa dapat fokus menyimaknya agar, informasi yang terkandung dalam video
tersebut dapat diserap melalui secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Peneliti memilih menggunakan media audio visual untuk kegiatan menulis
karena dianggap mampu menciptakan imajinasi yang berkembang dari objek yang
di simaknya. Siswa dapat menggunakan media pelajaran audiovisual ini sebagai
sarana untuk lebih memahami objek pengamatan, melalui media audiovisual
siswa dapat melihat dan mendengarkan hal-hal yang ditayangkan.
6. Uraian Materi Pelajaran
Menulis puisi merupakan hal yang sulit dilakukan jika penulis tidak
memeahami unsur-unsur karya puisi. Untuk itu dalam materi menulis puisi,
siswadiberikan penjelasan mengenai unsur-unsur fisik puisi yang terdiri dari diksi,
pilihan kata, kata konkret, dan gaya bahasa.
Puisi yang ditulis siswa merupakan ungkapkan pikiran dan perasaan siswa
itu sendiri terhadap suatu objek, peristiwa dan dirasakan sendiri oleh siswa. untuk
merangsang munculnya perasaan dan pemikiran siswa, maka pembelajaran
menulis puisi perlu di kemas dengan semenarik mungkin sehingga siswa dapat
memperoleh gambaran, pemahaman yang jelas mengenai puisi yang akan
ditulisnya.
Dengan mengunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual pada
pembelajaran menulis puisi, materi dikemas dengan menarik untuk merangsang
kesenangan dan menimbulkan ketertarikan siswa, sehingga mampu menggugah
imajinasi, ide, dan kemauan untuk menyalurkan/menuangkan dalam kegiatan
menulis puisi sehingga, menjadi apresiasi sastra sebagai media untuk
mengungkapkan perasaan dan pikiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
B. Kerangka Berfikir
Dari uraian kepustakaan yang telah dirincikan di atas, dapat diambil sebuah
kesimpulan bahwa kemampuan menulis puisi atau karya sastra perlu diberikan
perhatian. Khususnya untuk kegiatan menulis puisi dan untuk menumbuhkan
minat serta meningkatkan keterampilan menulis puisi diperlukan dukungan suatu
model pembelajaran yang dapat memicu timbulnya kesenangan menulis, sehingga
mudah mendapatkan ide dan gagasan untuk selanjutnya dipergunakan untuk
menulis puisi dan siswa mempunyai sumber inspirasi yang konkrit.
Menulis sastra (khususnya puisi) seringkali dihadapkan pada kondisi
pemikiran siswa yang kurang mampu memunculkan buah pikiran dan perasaan
kedalam tulisan sehingga tidak dapat menghasilkan sebuah karya puisi.
Berdasarkan pembelajaran kontekstual dan media audiovisual yang akan
digunakan akan diketahui apakah ada perbedaan dengan metode pembelajaran
ceramah, bila dilihat dari aspek yang akan diukur yakni keterampilan menulis
puisi yang meliputi kesesuaian judul dan isi, diksi, bait, dan gaya bahasa.
C. Hipotesis Tindakan
Dari penjelasan dan hasil pemikiran yang diperoleh dari kerangka berpikir
maka diperoleh hipotesis: “Pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual
dan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas IV SDN Cancangan, Cangkringan, Sleman”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis & Mc.Taggart. Konsep Pokok
dalam model Penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu : Perencanaan
(Planning), tindakan (Acting), Pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting),
kemudian hubungan keempat komponen tersebut disebut dengan siklus. Siklus
kegiatan model Kemmis & Mc.Taggart adalah sebagai berikut :
Gambar.1
Siklus PTK model Kemmis & Mc.Taggart
Pada siklus I target tingkat keberhasilan adalah 60 % dari 23 siswa dapat
menulis puisi dengan baik, sehingga terjadi peningkatan dari kondisi awal sebesar
15%. Selanjutnya pada siklus II diharapkan tingkat keberhasilan menulis puisi
adalah 75 % dari 23 siswa kelas V SDN Cancangan, sehingga terjadi kenaikan
sebesar 15% setelah dilakukan penelitian pada siklus I.
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS II
PERENCANAAN
REFLEKSI TINDAKAN
PENGAMATAN
SIKLUS I
PERENCANAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilakukan di SD Negeri Cancangan, Dusun Gatak,
Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan. Subyek Penelitian adalah siswa kelas
V dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Penelitian dilakukan pada mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas V semester 2, dengan sub materi pokok
menulis puisi dan penelitian ini bertujuan untuk dapat meningkatkan keterampilan
menulis puisi. Penelitian ini dilakukan pada semester genap, di bulan Juni,Tahun
pelajaran 2010/2011 dengan menggunakan empat kali pertemuan, masing-masing
pertemuan dilakukan dalam 3 jam pelajaran atau alokasi waktu tiap pertemuan 3
x 35 menit.
C. Rencanaan Tindakan
1. Persiapan
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti melakukan persiapan
tindakan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah dan guru kelas V atau guru
bidang studi bahasa Indonesia serta guru-guru lainya di sekolah yang
bersangkutan.
b. Menyusun rencana pembelajaran bahasa Indonesia dengan
pendekatan kontekstual dan menggunakan media audiovisual.
c. Menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam
pelaksanaan tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada saat pelaksanaan tindakan peneliti menerapkan pembelajaran bahasa
Indonesia materi menulis puisi dengan mengunakan pembelajaran kontekstual
serta menggunakan media audio visual.
Pertemuan ke-1, pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran kontekstual dengan rangkaian kegiatan pembelajaran dimulai
dengan kegiatan awal. Peneliti melakukan apresepsi mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan puisi pada kegiatan awal tersebut.
Kegiatan selanjutnya kegiatan inti, kegiatan ini dibagi menjadi dua tahap
yaitu kegiatan pra-menulis berupa mendengarkan penjelasan guru mengenai
unsur-unsur puisi. Tahap menulis, siswa diarahkan untuk melihat dan
menyaksikan secara langsung keadaan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari siwa
melalui pengamatan dilingkungan sekolah, peneliti merekam kejadian peristiwa
dan obyek pengamatan dalam bentuk video, selain melakukan pengamatan siswa
juga ditugaskan untuk menulis hasil pengamatan, kejadian-kejadian, peristiwa dan
gambaran lingkungan yang diamatinya. Selanjutnya siswa di bentuk menjadi
kelompok-kelompok dengan jumlah anggota 4-6 siswa pada tiap kelompoknya
dalam kelompok tersebut siswa di beri waktu untuk berdiskusi mengenai hasil
pengamatannya, setelah dirasa cukup waktu untuk berdiskusi, siswa diberikan
tugas mencari sinonim dari kata-kata yang dituliskanya melalui diskusi.
Siswa menuliskan kata-kata dan sinonimnya di papan tulis kemudian
peneliti mengoreksi kebenaran kata dengan sinonimnya. Berdasarkan kata-kata
yang dituliskan masing-masing siswa, melalui pengamatan siswa menulis puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
kemudian dikumpulkan untuk diperiksa peneliti dan guru. Peneliti dan siswa
membuat refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, selanjutnya
peneliti menganalisa hasil karya puisi siswa serta hasil observasi terhadap kinerja
sisw. Analisa nilai tersebut dilakukan untuk mengetahui, apakah tindakan
pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi,
serta tindakan observasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk kegiatan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan ke-2, kegiatan pembelajaran dimulai dari kegiatan awal yaitu
peneliti melakukan apresepsi mengingatkan kembali pembelajran sebelumnya
(pertemuan ke-1) dan menyerahkan hasil puisi siswa, kemudian dilanjutkan pada
kegitan inti siswa melihat kembali puisi yang ditulisnya, setelah kegiatan tersebut
selasai siswa diajak untuk menyaksikan video dengan media audiovisual
mengenai rekaman kegiatan pengamatan pada pertemuan ke-1, dan siswa
ditugaskan kembali untuk menulis dan memperbaiki karya puisi yang telah
ditulisnya, selanjutnya hasil puisi di kumpulkan untuk periksa peneliti dan guru.
Peneliti dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan. Kemudian dari data nilai karya puisi siswa dilakukan analisa
untuk menentukan apakah hasil yang dicapai siswa telah memenuhi target
penelitian atau perlu dilanjutkan untuk siklus selanjutnya untuk memperoleh
target yang ditentukan. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengetahui
kegiatan pembelajaran yang dilakukan perlu diadakan pembenahan atau tidak
untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini keterampilan menulis puisi bebas siswa, melalui
pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual
merupakan hal yang akan diteliti. Kondisi awal keterampilan menulis puisi siswa
diperoleh melalui pengumpulan data dengan teknik dokumentasi, di mana nilai
mengarang siswa kelas V SDN Cancangan dikumpulkan kemudian dilakukan
analisis dengan mendata dan mencari prosentase banyaknya siswa yang nilainya
mencapai KKM yakni 65.
Nilai siswa merupakan indikator dari keterampilan menulis puisi siswa.
Apabila nilai siswa baik, maka keterampilan menulis puisi bebas siswa dapat
dikatakan baik, begitu pula sebaliknya. Peran pembelajaran yang akan diterapkan
pada penelitian ini sangat mendukung tercapainya tujuan penelitian ini, untuk itu
diperlukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui pembelajaran tersebut
dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk mencapai keterampilan menulis puisi
yang diharapkan.
Untuk mengetahui hal tersebut maka, diperlukan tes menulis puisi bebas
dengan instrumen yang baik sehingga nilai yang didapat merupakan nilai yang
benar-benar mencerminkan keterampilan menulis siswa yang sebenarnya dan juga
observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.
1. Jenis Data
Jenis data yang akan diolah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
berupa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Puisi siswa yang dinyatakan/direpresentasikan dalam bentuk skor /nilai.
b. Proses pembelajaran yang ditentukan oleh lembar observasi dan
dinyatakan dalam bentuk skor.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Kondisi Awal
Data kondisi awal keterampilan menulis puisi siswa diperoleh melalui
pengumpulan data dengan teknik dokumentasi di mana nilai menulis puisi
siswa kelas V SD N Cancangan Tahun Pelajaran 2009/2010,dikumpulkan
kemudian dilakukan analisis dengan mencari nilai yang mencapai KKM dan
ditentukan dalam prosentase.
Data kondisi awal proses pembelajaran diperoleh dari hasil observasi
terhadap proses pembelajaran sebelum dilakukan penelitian.
b. Data Penelitian
Data keterampilan menulis puisi diperoleh pada setiap akhir siklus dalam
penelitian berupa karya puisi siswa yang dinilai berdasarkan rubrik
penilaian.
Observasi terhadap proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk
prosentase untuk menentukan kegiatan pembelajaran disetiap pertemuan.
Peneliti menggunakan validitas isi (content validity) untuk menguji validitas
dari hasil tes, validitas tipe ini dimaknai sebagai proses penentuan seberapa jauh
suatu alat tes menunjukkan kerelevansian dan keterwakilan terhadap ranah tugas
yang diukur. Gronlund (Burhan, 2010:155).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Tes
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas V,
SD N Cancangan, dilakukan tes menulis puisi kemudian dinilai menggunakan
rubrik penilaian. Instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai hasil tes
menulis puisi adalah rubrik yang disusun sedemikian rupa dan mencakup aspek-
aspek yang akan dinilai dari karya puisi siswa, aspek-aspek tersebut meliputi
bentuk fisik puisi. Rubrik penilain yang akan digunakan merupakan hasil
modifikasi dari rubrik penilaian tugas menulis puisi/sastra yang diambil dari
sumber : (Burhan Nurgiyantoro. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta :
BPFE (2010:487)). Rubrik penilaian yang dimaksud dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel.1Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi
No Aspek Bobot Skor Kriteria Totalskor
NilaiAkhir
1 2 3 4 5 6 71 Kesesuaian
juduldengan isi
3 4 Jika keseluruhan isimencerminkan judul
3 Jika ada 2 larik dari isi yangtidak mempunyai kaitandengan judul
2 Jika ada 3 larik dari isi yangtidak mempunyai kaitandengan judul
1 Jika ada bait yang tidakmencerminkan atauberkaitan dengan judul
2 Pilihan kata(diksi)
3 4 Jika ada 5 pilihan kata yangtepat
3 Jika ada 4 pilihan kata yangtepat
2 Jika ada 3 pilihan kata yangtepat
1 Jika pilihan kata tidak tepat
3 Bait 2 4 Semuan larik dalam bait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
saling terkait
3 Ada 1 larik dalam bait yangtidak terkait
2 Ada 2 larik dalam bait yangtidak terkait
1 Semua larik tidak salingterkait
4 Gayabahasa
2 4 Semua gaya bahasa yangdigunakan tepat
3 Ada 2 gaya bahasa yangdigunakan tidak tepat
2 Menggunakan gaya bahasanamun tidak tepat
1 Tidak menggunakan gayabahasa
Bobot total 10 Total skor (bobot x skor)
Nilai = skor yang diperoleh siswa x 100Skor maksimal
b. Intrumen observasi
Observasi ini dilakukan peneliti dengan pedoman intrumen pengamatan.
Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung, peneliti menggunakan
instrumen observasi ini untuk mengukur proses pembelajaran mampu
mengarahkan siswa pada tujuan penelitian.
Dan yang bertindak sebagai observer adalah rekan peneliti dalam hal ini
guru kelas V. Bentuk observasi yang dibuat dimodifikasi dari (sumber:
Sriyono.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta.(1992:
75)). Lembar observasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Tabel. 2Lembar Observasi Siswa
No. Nama Kriteria yang diamati Total
SkorA B C D E F
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Keterangan kriteria adalah sebagai berikut.
A = Siswa memperhatikan penjelasan guru
B = Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
C = Siswa bertanya kepada guru mengenai materi
D = Siswa dapat bekerja sama dengan teman kelompok
E = Siswa mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk guru
F = Siswa memberi tanggapan atas pendapat guru/ teman prentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Nilai = skor yang diperoleh siswa x 100
Skor maksimal
1) Bobot skor
1 = jika siswa tidak merespon tindakan yang termasuk dalam kriteria
2 = jika tindakan siswa sering tidak sesuai dengan kriteria
3 = jika tindakan siswa kadang sesuai dengan kriteria
4 = jika tindakan siswa sesuai dengan kriteria
E. Analisis data
1. Analisis Data Tes Menulis Puisi
Kondisi awal keterampilan menulis puisi siswa dan kondisi akhir yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel.3Target Pencapaian Per Siklus
No Peubah IndikatorKondisi
Awal
Kondisi pada Akhir
Siklus
Siklus I Siklus II
1 Keterampilan
menulis puisi
siswa.
Nilai siswa
yang
mencapai
KKM ( % )
45 % 60 % 75 %
Peningkatan keterampilan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN
Cancangan Cangkringan, Sleman, diuji dengan langkah-langkah berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a. Menentukan jumlah seluruh skor setiap siswa pada siklus I dan II
Rumus : 100xXmaks
XN
Keterangan :
N = Skor akhir yang diperoleh setiap siswa
X = Jumlah skor akhir yang diperoleh setiap siswa
Xmaks = Skor maksimal ideal dari tes
100 = Bilangan tetap
b. Menentukan skor rata-rata kelas dalam %
X =)(
...21
XmaksY
XnXX x100% = .... %
Keterangan :
X1+X2+...+Xn = Jumlah skor akhir yang diperoleh semua siswa
Y = Jumlah siswa
Xmaks = Skor maksimal ideal dari tes
c. Menentukan jumlah siswa yang mencapai KKM dalam %
%100xY
XN = … %
Keterangan :
N = Jumlah siswa yang mencapai KKM dalam %
X = Jumlah siswa yang mencapai KKM
Y = Jumlah seluruh siswa
d. Membandingkan skor rata-rata kelas (%) dengan kondisi awal dan target
akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
e. Menarik kesimpulan apakah terjadi peningkatan atau tidak dan apakah sikus
perlu dilanjutkan atau tidak.
2. Analisis Data Observasi.
Perbandingan kondisi awal proses pembelajaran menulis puisi siswa dan
kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel.4Target Pencapaian Obserasi Pembelajaran
No Peubah IndikatorKondisi Awal
(rata-rata)
Tindakan penelitian
Siklus I Siklus II
1 2 1 2
1 Proses
pembelajaran
menulis puisi
Respon
siswa
terhadap
pembelajaran
40 50 70 80 90
a. Menentukan rentang skor respon siswa terhadap proses pembelajaran dari
skor maksimal 100, rentang skor yang dimaksud sebagai berikut.
0-20 kurang
21-50 cukup
51-70 baik
71-100 sangat baik
b. Menentukan rata-rata skor yang diperoleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Perolehan skor siswa selanjutnya diambil rata-rata, jika skor rata-rata
menunjuk pada rentang skor kurang atau cukup maka diperlukan perubahan
komponen untuk proses pembelajaran selanjutnya. Namun apabila skor rata-rata
menunjuk pada rentang skor baik atau sangat baik pembelajaran dipertahankan
pada pertemuan berikutnya.
Hasil dari pengumpulan data pada lembar observasi ini selanjutnya digunakan
untuk menentukan rencana pembelajaran dari setiap pertemuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “ Penggunaan Pendekatan
Kontekstual dan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Puisi Siswa Kelas V Semester II SD N Cancangan Tahun Ajaran 2010/2011”
dilaksanakan selama dua minggu. Penelitian ini dimulai pada tanggal 15 Juni
2011 sampai dengan 24 Juni 2011.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap
pertemuan terdiri dari tiga jam pelajaran (3 X 35 menit) yang dilaksanakan
selama satu minggu yaitu pada tanggal 15 Juni 2011 dan 17 Juni 2011, yang
diikuti oleh siswa kelas V SDN Cancangan sebanyak 23 siswa.
Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang
melaksanakan pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan Pembelajaran
kontekstual dan media audiovisual. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan
dalam siklus I adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
2006 kelas V mata pelajaran bahasa Indonesia tentang menulis puisi dan dengan
menggunakan langkah-langkah pembelajaran kontekstual serta menggunakan
media audiovisual antara lain adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1) Memilih standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang sesuai
dengan menulis puisi pada kelas V.
Alasan pemilihan kompetensi dasar dan indikator tersebut adalah:
(1) Kompetensi dasar dan indikator menulis puisi sulit untuk dikuasai
karena siswa menemui berbagai kesulitan yang berarti.
(2) Kompetensi dasar dan indikator menulis puisi tersebut merupakan
salah satu kemampuan berbahasa yang harus dituntaskan siswa
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, sehingga nantinya akan
berguna dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan menulis puisi
siswa dapat menanamkan rasa apresiasi terhadap suatu karya baik
karyanya sendiri maupun karya orang lain di dalam kehidupan,
dengan rasa apresiasi yang dimiliki tersebut secara tidak langsung
akan menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap sesama.
(3) Pemilihan kompetensi dasar dan indikator tersebut didasarkan
pada kurikukum yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil
belajar yang diperoleh siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I
sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
telah dipilih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ini
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan 3 jam
pelajaran dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juli 2011 dan Jum’at 17 Juli
2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut mencakup: SK,
KD, indikator, tujuan pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran,
metode pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran,
evaluasi, dan format penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan pendekatan kontekstual, materi menulis puisi pada siklus I
ini mengambil objek tentang alam seperti pemandangan atau tumbuh-
tumbuhan. Mengenai susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan langkah-langkahnya semua tercakup di dalam lampiran.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan mengarahkan siswa
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun pada RPP.
4) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi pembelajaran
ketika menggunakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Kontekstual dan media audio visual pada pembelajaran menulis puisi.
5) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang sangat berperan dalam
proses pembelajaran menulis puisi. Adapun sarana dan prasarana yang
digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut:
(1) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang sama
digunakan untuk pembelajaran setiap harinya, diatur sedemikian
rupa tempat sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
(2) Media Audiovisual
Perangkat audiovisual (laptop, sound, viewer) digunakan untuk
menayangkan tulisan, gambar, dan video dari laptop yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
berkaitan dengan materi menulis puisi. Dengan menggunakan
perangkat tersebut hal yang ditayangkan akan lebih jelas, dan lebih
besar sehingga semua siswa di dalam ruang kelas dapat
melihatnya. Dengan penggunaan media audiovisual ini siswa akan
lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
menulis puisi.
(3) Buku Pelajaran
Buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia digunakan sebagai
acuan belajar. Di dalam proses pembelajaran menulis puisi peneliti
menggunakan buku acuan yang menjadi buku pegangan siswa,
adapun buku pelajaran yang digunakan adalah buku karangan Edi
Warsidi dan Farika tahun 2008 yang berjudul Bahasa Indonesia
Membuatku Cerdas Kelas V, buku tersebut merupakan Buku
Sekolah Elektronik (BSE).
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah rencana tindakan dibuat, peneliti segera melakukan tindakan
penelitian dengan melaksanakan proses pembelajaran bahasa Indonesia
materi menulis puisi, menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pendekatan kontekstual yang telah dibuat untuk meningkatkan kemampuan dan
hasil belajar siswa.
Siklus I yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan diuraikan sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1) Pertemuan 1 ( Siklus I )
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni 2011 selama 3
jam pelajaran atau sekitar 105 menit.
Pada pertemuan pertama, indikator pembelajarannya adalah siswa dapat
mengetahui unsur-unsur puisi. Peneliti menjelaskan tentang pengertian puisi,
unsur-unsur puisi, dengan pembelajaran sebagai berikut : melalui tanya jawab
siswa dapat mengetahui unsur-unsur puisi, melalui pengamatan objek siswa
dapat menemukan tema puisi dengan tepat, dan melalui diskusi siswa dapat
membangun gagasan puisi berdasarkan tema.
Adapun materi yang diajarkan sesuai dengan tujuan tersebut meliputi
hakikat puisi (pengertian, unsur-unsur). Dengan menggunakan pembelajaran
pendekatan kontekstual siswa diarahkan untuk menentukan tema berdasarkan
objek yang diamati, serta dapat menentukan/memilih kata yang akan disusun
menjadi puisi. Berikut ini dipaparkan kondisi nyata yang dialami selama proses
pembelajaran berlangsung.
(1) kegiatan awal
Peneliti membuka pelajaran dengan doa bersama dan absensi siswa serta
mempersiapkan media atau alat peraga yang dibutuhkan. Selanjutnya guru
mengkondisikan siswa untuk mengetahui materi dengan memberikan apersepsi
melalui pertanyaan yang dikaitkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan puisi. Misalnya, siapa yang suka menulis
puisi?, Siapa yang pernah mengikuti lomba baca puisi?, dan sebagainya. Siswa
masih terlihat malu-malu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti, siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
masih belum begitu berani mengungkapkan pendapat maka peneliti memberikan
motivasi kepada siswa agar siswa tetap tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
(2) Kegiatan Inti
Peneliti memberikan materi tentang pengertian dan unsur-unsur puisi,
kemudian melalui tanya jawab dengan siswa peneliti memberikan penjelasan
tentang langkah-langkah menulis puisi secara umum yang terdiri dari
menentukan tema/ide, menentukan pilihan kata dan mengembangkan pilihan kata
tersebut. Kemudian setelah materi tentang puisi diberikan pada siswa, peneliti
memberikan contoh puisi dan siswa mengisi beberapa pertanyaan tentang contoh
puisi pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibagikan sebelumnya. Pada
kegiatan ini peneliti membagi siswa ke dalam 4 kelompok yang beranggotakan
5-6 siswa untuk mendiskusikan puisi atau hasil pengamatan terhadap puisi
tersebut. Kemudian perwakilan siswa dari masing- masing kelompok maju
untuk membacakan hasil diskusi mereka. Kegiatan selanjutnya siswa diberikan
tugas mengamati lingkungan sekitar bersama masing-masing kelompoknya dan
peneliti menugaskan siswa untuk menulis tema puisi.
Peneliti merekam objek pengamatan siswa dan akan ditayangkan kembali
di kelas. Setelah selesai/cukup melakukan pengamatan di lingkungan, siswa
kembali ke kelas dan diminta untuk mengamati video yang ditampilkan, siswa
mulai menuliskan puisi mengenai/berdasarkan objek yang diamati secara
langsung maupun melalui video.
Setelah selesai menulis puisi, siswa mengumpulkan puisi yang ditulisnya
diakhir pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
(3) Kegiatan Penutup
Peneliti mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai materi yang baru
dipelajari, peneliti memberikan tindak lanjut dengan menjelaskan kembali
hal-hal yang ditanyakan siswa.
2) Pertemuan 2 ( Siklus I )
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Juni 2011 selama 3
jam pelajaran atau sekitar 105 menit.
Pada pertemuan ini, indikator yang ditekankan adalah siswa dapat menulis
puisi dengan pilihan kata yang tepat dan siswa dapat mengetahui jenis atau
ciri gaya bahasa yang terdapat pada sebuah puisi. Siswa dapat mengetahui gaya
bahasa melalui pengamatan puisi.
(1) Kegiatan awal
Peneliti mempersiapkan media atau alat peraga yang digunakan.
Selanjutnya guru mengkondisikan siswa lalu mengadakan apersepsi tentang
materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan
memberikan penguatan dan mengingat kembali pada pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
(2) Kegaiatan inti
Siswa melakukan kegiatan pengamatan terhadap puisi yang diberikan
peneliti dan selanjutnya siswa mencari kata-kata sukar dalam puisi yang diamati.
Kemudian siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa untuk
mendiskusikan kata-kata sukar yang ditemukan dalam puisi yang diamati,
kemudian peneliti dan siswa melakukan pembahasan mengenai kata-kata sukar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang ditemukan dalam puisi tersebut. Setelah dilakukan penjelasan meneganai
sinonim kata dan gaya bahasa siswa diberikan tugas mengamati lingkungan
sekitar.
Kegiatan selanjutnya siswa secara individu diberikan tugas untuk menulis
puisi berdasarkan obyek yang diamati dan sesuai dengan imajinasi terhadap
objek tersebut. siswa diarahkan kembali ke dalam kelas di dalam kelas setelah
dirasa cukup melakukan pengamatan. Didalam kelas siswa diberi kesempatan
untuk melihat tayangan video dan membaca kembali karya puisi masing-masing.
Setelah siswa menyelesaikan tugas menulis puisi kemudian siswa mengumpulkan
hasil puisi tersebut kepada peneliti. Peneliti bersama-sama dengan siswa
melakukan tanya jawab untuk memperdalam pengetahuan seputar materi menulis
puisi.
(3) Kegiatan penutup
Peneliti dan siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan dan selanjutnya membuat kesimpulan tentang materi
pembelajaran. Pada akhir kegiatan ini peneliti juga memberikan penguatan dan
motivasi kepada siswa untuk tidak takut menuangkan ide-ide, gagasan,
pemikiran dalam sebuah puisi.
c. Observasi Siklus I
Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan wali kelas IV sebagai
mitra peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, dari observasi tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel.5
Hasil Observasi Siklus I Pertemuan ke-1dan 2
No. Nama Hasil skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Yu 63 71
2 Ag 46 50
3 Al 63 83
4 An 54 88
5 Ang 63 79
6 Ap 63 79
7 At 54 71
8 Ba 58 83
9 Dw 58 67
10 Gu 54 58
11 Ke 58 75
12 Mi 50 67
13 Ra 63 75
14 Re 63 79
15 Ri 63 75
16 Si 54 83
17 Su 58 79
18 We 58 67
19 Ye 50 75
20 Dw 58 75
21 Be 50 54
22 Ya 58 71
23 Ri 38 50
Rata-rata skor 56 72
Berdasarkan hasil rata-rata skor respon siswa terhadap proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
pada tabel tersebut sudah memenuhi target rata-rata yang diinginkan untuk
siklus I disetiap pertemuan, namun perlu diadakan perhatian khusus pada
pembagian siswa ke dalam kelompok. Hal teresebut perlu dilakukan karena
dalam diskusi kelompok ada beberapa kelompok yang merasa tidak cocok/
senang dengan anggota kelompoknya sehingga kerja kelompok kurang maksimal.
Pada proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut, siswa merasa senang
saat menulis puisi dengan pengamatan objek secara langsung.
pada pembelajaran selanjutnya perlu diadakan pembenahan pada sistem
pembagian kelompok dan menambah komponen pembelajaran yang merangsang
siswa untuk bertanya agar proses pelajaran yang diinginkan dapat tercapai pada
siklus dan pertemuan selanjutnya.
d. Refleksi Siklus I
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I peneliti melakukan refleksi
untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan pada siklus ini. Bahan
refleksi peneliti didapat dari observasi dan dari hasil tes menulis puisi. Observasi
dilakukan ketika pembelajaran berlangsung dan tes menulis puisi dilakukan di
akhir pembelajaran pertemuan II siklus I. Hal-hal yang ditemukan selama proses
pembelajaran sebagai berikut.
1) Alokasi waktu yang diberikan pada materi menulis puisi dengan
melakukan pengamatan objek langsung masih dirasa terlalu singkat
atau kurang mencukupi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2) Pada pelaksanaan siklus I hasil yang diperoleh dari tes mengarang
terdapat peningkatan dari kondisi awal.
3) Nilai rata-rata puisi siswa belum mencapai KKM 65 meskipun ada
peningkatan dari kondisi awal.
Kendala-kendala yang dialami pada pembelajaran siklus pertama
digunakan sebagai bahan pertimbangan pada pembelajaran yang akan dilakukan
pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Memilih standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang sesuai
dengan menulis puisi pada kelas V.
1) Alasan pemilihan kompetensi dasar dan indikator tersebut adalah:
(1) Kompetensi dasar dan indikator menulis puisi tersebut merupakan
salah satu kemampuan berbahasa yang harus dituntaskan siswa
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga dengan rasa
apresiasi yang dimiliki tersebut secara tidak langsung akan
menumbuhkan rasa saling menghargai terhadap sesama.
(2) Pemilihan kompetensi dasar dan indikator tersebut didasarkan
pada kurikukum yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil
belajar yang diperoleh siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II ini dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dalam 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan 3 jam pelajaran atau
sekitar 105 menit, yang dilaksanakan dalam kurun waktu satu
minggu yaitu pada hari Rabu dan Jum’at.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan mengarahkan siswa
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun pada RPP.
4) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang berperan dalam proses
pembelajaran menulis puisi. Adapun sarana dan prasarana yang digunakan
dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut:
(1) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang sama
digunakan untuk pembelajaran setiap harinya. Sedangkan
pengaturan ruangan termasuk tempat duduk siswa dibuat
sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
(2) Media Audiovisual
Perangkat audiovisual (laptop, sound, viewer) digunakan untuk
menayangkan tulisan, gambar, dan video dari laptop yang
berkaitan dengan materi menulis puisi. Dengan menggunakan
perangkat tersebut hal yang ditayangkan akan lebih jelas, dan lebih
besar sehingga semua siswa di dalam ruang kelas dapat
melihatnya. Dengan penggunaan media audiovisual ini siswa akan
lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
menulis puisi.
(3) Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
acuan belajar. Buku yang digunakan adalah buku karangan Edi
Warsidi dan Farika. Tahun 2008 yang berjudul Bahasa Indonesia
Membuatku Cerdas Kelas V
.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II, dilaksanakan pada hari Rabu tanggal,
22 Juni 2011 dan Jum’at tanggal, 24 Juni. Pembelajaran berlangsung sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu dengan menerapkan
pendekatan kontekstual dan media audiovisual yang dirancang oleh peneliti. Pada
pertemuan ke-1 siklus II ini, dilakukan tes menulis puisi untuk mengetahui
perkembangan keterampilan menulis puisi siswa.
Berikut ini merupakan rician kegiatan siklus II pada setiap pertemuan.
1) Pertemuan 1 ( siklus II )
Pelaksanaan siklus II pada pertemuan ke-1 indikator pembelajarannya
adalah siswa dapat mengetahui langkah-langkah menulis puisi.
(1) Kegiatan Awal
Pembelajaran diawali dengan berdoa, kemudian dilanjutkan dengan
mengabsensi siswa. Untuk memantapkan dan mengingat kembali pembelajaran
sebelumnya, peneliti melakukan apresepsi dengan pertanyaan, Apakah kalian
menyukai puisi?, Hal apa yang kalian sukai saat menulis puisi?, dan siswa
diberikan kesempatan bertanya mengenai materi/unit yang akan dipelajari.
(2) Kegiatan Inti
Peneliti mengajak siswa untuk mengamai objek secara langsung yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pengamatan lingkungan siswa, dimulai dengan membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) peneliti mengarahkan siswa untuk memgamati objek yang ditentukan dan
menuliskan ide, gagasan puisi berdasarkan objek yang diamatinya tersebut dan
kegiatan ini dilakukan secara individu. Setelah siswa melakukan pengamatan,
siswa menulis puisi berdasarkan objek pengamatan dengan arahan peneliti, siswa
kembali kedalam ruang kelas didalam kelas pembelajaran dilanjutkan dengan
melihat tayangan video yang direkam peneliti waktu di lokasi pengamatan objek.
Dari video tersebut peneliti menugaskan siswa untuk mengamati objek sekali lagi,
mengigat kembali dan mengaktualkan dalam bentuk menulis puisi. Setelah siswa
selesai menulis puisi selanjutnya hasil karya puisi tersebut diserahkan pada
peneliti.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi dan kendala-
kendala yang dialami pada pembelajaran yang baru saja dilaksanakan.
(3) Kegiatan Akhir
Peneliti bersama siswa melakukan tanya jawab seputar kesulitan yang
dialami dalam proses pembelajaran. Peneliti membuat kesimpulan menegenai
materi yang telah dipelajari.
2. Pertemuan 2 ( Siklus II )
Pertemuan ke-2 pada siklus II, dilaksanakan pada hari jum’at tanggal, 24
Juni 2011 dan diikuti oleh siswa kelas V SDN Cancangan yang terdiri dari 23
siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus II memiliki indikator siswa dapat
menulis puisi dengan gaya bahasa dan pilihan kata yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(1) Kegiatan Awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdoa, mengabsen siswa untuk
mengetahui jumlah siswa yang hadir. Selanjutnya peneliti memberikan motivasi
kepada siswa berkenaan dengan hasil puisi pada pertemuan sebelumnya dengan
kalimat pujian seperti, puisi yang kalian tulis sudah terlihat bagus, untuk
selanjutnya apakah kalian siap untuk membuat puisi yang lebih bagus dari yang
kemarin?. Disamping itu siswa juga diberikan kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya mengenai pembelajaran menulis puisi dan
memilih obyek pengamatan.
(2) Kegiatan Inti
Siswa ditugaskan untuk menulis langkah-langkah apa saja yang dilakukan
untuk memulai menulis puisi. Setelah itu siswa bersama dengan peneliti menuju
lokasi pengamatan yang telah disetujui, sesampainya dilokasi pengamatan siswa
mulai mencatat hal-hal yang dianggap penting selama pengamatan untuk ditulis
dalam puisi, setelah dirasa cukup melakukan pengamatan langsung, siswa
kembali ke dalam kelas kegiatan selanjutnya mulai memilih kata-kata yang
tepat untuk ditulis dalam puisi dengan memperhatikan pemakaian gaya bahasa.
Dalam kelas siswa diajak untuk megamati video dan menulis kembali
puisi yang dibuatnya setelah menggabungkan pengalaman yang didapat dari
pengamatan langsung dan pengamatan pada media audiovisual.
Siswa mengumpulkan hasil karya puisinya untuk dinilai oleh peneliti
dengan menggunakan instrument penilaian yang telah disusun peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(3) Kegiatan Akhir
Peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai materi menulis puisi yang
telah dipelajari.
c. Observasi Siklus II
Observasi dilaksanakan peneliti dengan bantuan wali kelas V pada saat
pembelajaran berlangsung didalam kelas. Data hasil observasi disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel.6
Hasil Observasi Siklus II Pertemuan ke-1dan 2
No. Nama Hasil skor
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Yu 88 100
2 Ag 67 75
3 Al 88 92
4 An 92 100
5 Ang 88 92
6 Ap 79 96
7 At 79 96
8 Ba 92 88
9 Dw 79 92
10 Gu 75 92
11 Ke 83 96
12 Mi 71 83
13 Ra 83 88
14 Re 92 96
15 Ri 83 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
16 Si 92 92
17 Su 88 92
18 We 79 96
19 Ye 79 83
20 Dw 79 96
21 Be 67 71
22 Ya 79 96
23 Ri 63 79
Rata-rata skor 81 91
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran
dapat diikuti siswa dengan baik. Siswa bersemangat dalam melakukan kegiatan
pengamatan disekitar sekolah dan sudah terlihat terbiasa dengan kegiatan
pembelajaran diluar kelas.
d. Refleksi Siklus II
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I peneliti melakukan refleksi
untuk lebih menghayati kekurangan dan kelebihan pada siklus ini, bahan refleksi
peneliti didapat dari observasi dan dari hasil tes menulis puisi. Observasi
dilakukan ketika pembelajaran berlangsung sedangkan tes menulis puisi
dilakukan di akhir pembelajaran pertemuan II. Hal-hal yang ditemukan selama
proses pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran baik ketika menyelesaikan
tugas individu maupun kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2) Pada pelaksanaan siklus II diperoleh hasil nilai puisi mencapai target
yakni 78,26% dari target 75% jumlah siswa kelas V SDN Cancangan,
nilainya telah memenuhi KKM.
B. Pembahasan
Peneliti memperoleh nilai kondisi awal menulis puisi siswa kelas V SDN
Cancangan dari guru bahasa Indonesia sebagai mitra peneliti.
Data awal tersebut menunjukan bahwa nilai menulis puisi pada pelajaran
bahasa Indonesia dari 20 siswa 55% diantaranya belum mencapai KKM 65 dan
dapat diketahui bahwa baru sekitar 45% mencapai KKM 65. Berdasarkan
masalah tersebut peneliti melaksanakan penelitian pada pembelajaran menulis
Puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual
dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi.
Observasi awal pada proses pembelajaran menulis puisi dengan metode
ceramah dan penugasan dilakukan pada tahap awal sebelum penelitian
menunjukkan hasil bahwa, peran siswa terhadap pembelajaran kurang aktif atau
minat siswa rendah. Pada pelaksanaan pembelajaran menulis puisi menggunakan
pendekatan kontekstual dan media audiovisual, mampu menumbuhkan minat
siswa terhadap pelajaran puisi, hal tersebut ditunjukkan oleh data hasil lembar
obserasi yang dilakukan disetiap pertemuan. Terjadi peningkatan keaktifan
sehingga menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia
khususnya materi menulis puisi, siswa dapat dengan leluasa menuliskan hal–hal
yang berkaitan dengan kondisi lingkungan siswa ke dalam sebuah puisi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pembelajaran tersebut.
Nilai siswa juga mengalami peningkatan yang sesuai dengan harapan pada
setiap siklus yang dilakukan. Berikut rincian perolehan nilai siswa dalam setiap
siklus penelitian yang dilakukan.
1. Hasil KeterampilanMenulis Puisi Siklus I
Hasil yang didapatkan pada akhir siklus I menunjukan seberapa besar
peningkatan keterampilan menulis puisi bebas dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual.
Dari hasil tes menulis puisi bebas pada siklus I diperoleh data nilai siswa
yang menunjukkan peningkatan sebesar 15,86%, sementara untuk target
pencapaian siklus I adalah 15% meningkat dari kondisi awal, atau hasil yang
diharapkan 60% dari jumlah 23 siswa nilainya dapat mencapai KKM.
Rincian nilai keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SDN
Cancangan dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel. 7Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Pada Siklus I
NO.URUT Nama
Aspek yang dinilai Keterangan
Judul& Isi Diksi Bait
GayaBahasa Nilai
KKM MencapaiKKM
1 Yu 12 6 8 2 58,3 65 Tidak tercapai
2 Ag 9 6 8 2 52,1 65 Tidak tercapai
3 Al 12 9 8 6 72,9 65 Tercapai
4 An 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
5 Ang 12 6 8 2 58,3 65 Tidak tercapai
6 Ap 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
7 At 12 6 8 2 58,3 65 Tidak tercapai
8 Ba 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
9 Dw 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
10 Gu 12 6 6 2 54,2 65 Tidak tercapai
11 Ke 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
12 Mi 9 6 8 2 52,1 65 Tidak tercapai
13 Ra 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
14 Re 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
15 Ri 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
16 Si 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
17 Su 9 6 8 2 52,1 65 Tidak tercapai
18 We 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
19 Ye 12 6 8 6 66,7 65 Tercapai
20 Dw 12 9 8 6 72,9 65 Tercapai
21 Be 9 6 8 2 52,1 65 Tidak tercapai
22 Ya 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
23 Ri 9 6 4 2 43,8 65 Tidak tercapai
Rata-rata 11,35 7,7 7,74 3,48 63Skor Pencapaian dari
skor maks. ( % ) 94,6 64,1 96,7 43,5
Prosentase pencapaian KKM
%100xY
XN = … % -------- N = 14 / 23 x 100 % = 60.86%
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus pertama
telah mencapai target peningkatan yang diharapkan yakni peningkatan sebesar
15% dari Kondisi awal 45%, jadi pada siklus I ini telah dicapai 60.86% dari
jumlah 23 siswa kelas V SDN Cancangan yang nilainya telah mencapai nilai
KKM untuk pelajaran bahasa Indonesia yakni 65.
Namun untuk dapat mencapai target peningkatan yang telah ditentukan
untuk hasil akhir penelitian ini yakni 75 % maka penelitian ini perlu dilanjutkan
pada siklus selanjutnya (siklus II).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Hasil Keterampilan Menulis Puisi Pada Siklus II
Pada siklus ke II ini diperoleh hasil yang memuaskan karena target
pencapaian nilai pada penelitian ini terpenuhi dari target peningkatan jumlah
siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 30% dari kondisi awal, pada siklus ini
peningkatan yang terjadi sebesar 33,26% dari kondisi awal.
Meningkatnya nilai pada pembelajaran menulis puisi bebas dengan
menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual ini karena siswa
mulai mengenal pembelajaran tersebut pada siklus I, sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran siklus II siswa tidak begitu mengalami kendala yang berarti, siswa
juga bersungguh-sunguh dalam melakukan pengamatan objek baik secara
langsung maupun melalui media yang disediakan oleh peneliti. Pembelajaran
pada siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan 3
jam pelajaran. Penilaian hasil tes menulis puisi pada siklus II diperoleh hasil tes
dalam tabel berikut.
Tabel. 8
Data Hasil Nilai Keterampilan Menulis Siklus II
No Nama
Aspek yang dinilai KeteranganJudul& Isi Diksi Bait Gaya
Bahasa Nilai KKMMencapai KKM
1 Yu 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
2 Ag 12 6 8 4 62,5 65 Tidak tercapai
3 Al 12 9 8 8 77,1 65 Tercapai
4 An 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
5 Ang 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
6 Ap 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
7 At 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
8 Ba 12 9 8 6 72,9 65 Tercapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
9 Dw 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
10 Gu 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
11 Ke 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
12 Mi 12 6 8 4 62,5 65 Tidak tercapai
13 Ra 12 9 8 6 72,9 65 Tercapai
14 Re 12 9 8 6 72,9 65 Tercapai
15 Ri 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
16 Si 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
17 Su 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
18 We 12 9 8 6 72,9 65 Tercapai
19 Ye 12 6 8 6 66,7 65 Tercapai
20 Dw 12 9 8 8 77,1 65 Tercapai
21 Be 12 9 8 2 64,6 65 Tidak tercapai
22 Ya 12 9 8 4 68,8 65 Tercapai
23 Ri 12 6 6 2 54,2 65 Tidak tercapai
Rata-rata 12,000 8,478 7,913 4,609 68,750Skor Pencapaian dariskor maksimal ( % ) 100 68,5 98,9 57,6
Prosentase pencapaian KKM
%100xY
XN = … % ----------------N = 18 / 23 x 100 % = 78.26%
Dari data tersebut diperoleh nilai menulis puisi yang mencapai KKM
sebanyak 18 siswa, dengan kata lain 78.26% dari jumlah seluruh siswa kelas V
SDN Cancangan telah mencapai KKM bahasa Indonesia yakni 65. Sehingga
target pencapaian nilai sebesar 75% telah dicapai pada siklus ke II ini serta nilai
rata-rata kelas juga mengalami peningkatan yang semula dibawah nilai KKM
pada akhir siklus pada penelitian ini nilai rata-rata kelas diatas KKM yang
ditentukan yakni 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel. 9
Data Perbandingan Nilai Puisi Siswa
No.
Responden
KONDISI
AWAL
No.
Responden
NILAI
SIKLUS I
NILAI
SIKLUS II
1 64 1 58,3 68,82 52 2 52,1 62,53 48 3 72,9 77,14 75 4 68,8 68,85 65 5 58,3 68,86 46 6 68,8 68,87 60 7 58,3 68,89 69 8 68,8 72,910 68 9 68,8 68,811 70 10 54,2 68,812 71 11 68,8 68,813 70 12 52,1 62,514 62 13 68,8 72,915 70 14 68,8 72,916 66 15 68,8 68,817 59 16 68,8 68,818 53 17 52,1 68,819 52 18 68,8 72,920 63 19 66,7 66,7
20 72,9 77,1
21 52,1 64,6
22 68,8 68,8
23 43,8 54,2
Hasil pada tabel diatas menunjukkan peningkatan keterampilan menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
puisi yang diukur dan dinyatakan dalam nilai/angka, selanjutnya sebagai
pendukung terjadinya peningkatan tersebut, berikut ini disajikan tabel hasil
observasi terhadap proses pembelajaran pada kondisi awal dan kondisi
pembelajaran disetiap pertemuan per siklus yang dinyatakan dalam skor/angka.
Tabel yang dimaksud yakni sebagai berikut.
Tabel. 10
Skor Hasil Lembar Observasi Pembelajaran
No. Nama Kondisi Siklus I Siklus II
Awal Pertemuan1
Pertemuan2
Pertemuan1
Pertemuan2
1 Yu 46 63 71 88 100
2 Ag 33 46 50 67 75
3 Al 46 63 83 88 92
4 An 46 54 88 92 100
5 Ang 42 63 79 88 92
6 Ap 38 63 79 79 96
7 At 38 54 71 79 96
8 Ba 38 58 83 92 88
9 Dw 38 58 67 79 92
10 Gu 38 54 58 75 92
11 Ke 42 58 75 83 96
12 Mi 33 50 67 71 83
13 Ra 42 63 75 83 88
14 Re 46 63 79 92 96
15 Ri 42 63 75 83 96
16 Si 42 54 83 92 92
17 Su 42 58 79 88 92
18 We 42 58 67 79 96
19 Ye 33 50 75 79 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
20 Dw 50 58 75 79 96
21 Be 38 50 54 67 71
22 Ya 42 58 71 79 96
23 Ri 33 38 50 63 79
Rata-rata Skor 40 56 72 81 91
Berdasarkan pada keseluruhan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis “pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
dan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V, semester 2, SD N Cancangan,
Cangkringan, Tahun Pelajaran 2010/2011” diterima. Hipotesis terbukti dengan
melihat dari perbedaan rata-rata nilai kondisi awal yang lebih rendah atau tidak
mencapai KKM dan nilai siswa yang mencapi KKM hanya sebesar 45%,
dibandingkan dengan nilai akhir siklus II yang mencapai atau melampaui KKM
65 sebesar 78,26% dari jumlah 23 siswa dan rata-rata kelas yang diperoleh adalah
68.47 sehingga lebih besar dari KKM 65.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pambahasan hasil penelitian berupa data nilai karya menulis
puisi dan didukung data hasil observasi pembelajaran dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan kontekstual
dan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa
kelas V, Semester 2, SD N Cancangan, Cangkringan, Tahun Pelajaran
2010/2011.
Hal ini terbukti dengan meningkatnya keterampilan menulis puisi jika
dilihat dari nilai yang diperoleh masing-masing siswa. Nilai siswa pada kondisi
awal yang mencapai KKM 65 sebanyak 45% dari jumlah seluruh siswa,
meningkat menjadi 60.86% pada siklus I. Sedangkan pada siklus II menjadi
78.26% dari jumlah seluruh siswa.
B. Saran
Beberapa saran yang ingin disampaikan peneliti kepada pihak-pihak yang
berada dalam dunia pendidikan atau pun pihak yang ingin meneliti masalah yang
serupa diantaranya:
1. Pendekatan kontekstual dan media audiovisual dapat membantu
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Oleh sebab itu, hendaknya guru bahasa Indonesia menerapkan
pendekatan kontekstual dan dengan dukungan media audiovisual
dalam pembelajaran tersebut
2. Dalam pembelajaran menulis puisi mengunakan pendekatan
kontekstual dan audiovisual, guru hendaknya tidak terlalu tegas dalam
memberikan batasan waktu pada siswa hal ini mengingat siswa
melakukan pengamatan objek langsung (dilakukan diluar kelas),
pemberian batas waktu pelajaran hendaknya juga memperhatikan
aktivitas siswa dalam pengamatan dan kondisi objek pengamatan.
3. Dalam menggunakan pendekatan kontekstual guru hendaknya
memilih konteks yang sesuai antara materi pembelajaran dengan
kondisi lingkungan siswa saat itu.
4. Dalam menerapkan pendekatan kontekstual, guru disarankan
melaksanakan seluruh prinsip yang ada pada pendekatan ini sehingga
hasil yang dicapai memuaskan.
5. Perangkat media audiovisual hendaknya dimiliki oleh setiap sekolah,
sehingga dapat di manfaatkan sebagai media penyampaian materi
pelajaran yang dapat mencakup perhatian seluruh siswa di dalam
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan.2003. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Buku Obor.
Badrun, Ahmad. 1989.Teori Puisi. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas. 2003.Kurikulum 2004.Jakarta.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual learning and teaching).
Jakarta : Depdiknas.
Nurgiyantoro,Burhan. 2010 (ed. Ke-1). Penilaian Pembelajaran Bahasa.
Yogyakarta: BPFE.
Kamisa. 1997.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Kasihani , Kasbolah.ES. 2001. Penelitian Tindakan Kelas.Malang, UM
Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT. Raja Grafindo
Persada.
Situmorang.1980. Puisi dan Metodologi Pengajaran. Ende Flores: Arnoladus.
Situmorang.1981. Puisi Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur. Ende Flores:
Arnoladus.
Sriyono.1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta
Slamet.St Y. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta:
LPP UNS dan UNS press
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2009. Media Pelajaran.Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Yuma
Pressindo.
Suharianto, S. 1981. Pengantar Teori Puisi. Surakarta: Widya Duta.
Sulaiman, Amir Hamzah. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran dan
Penyuluhan. Jakarta: Gramedia.
Tarigan, Henri Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Taum, Yoseph Yapi. 2004. Telaah Puisi Indonesia I. Yogyakarta: Fakultas Sastra
Program Studi Sastra Indonesia
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Wina Sanjaya. 2006 (Ed.1, Cet.2). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI