PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/358/2/118114068_full.pdf · CARBOPOL...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/358/2/118114068_full.pdf · CARBOPOL...
-
FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG
KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN
CARBOPOL
940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN
SEBAGAI HUMECTANT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Andre Salim
NIM : 118114068
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG
KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN
CARBOPOL
940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN
SEBAGAI HUMECTANT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Andre Salim
NIM : 118114068
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
Tidak ada yang bisa didapatkan secara instan,
maka dibutuhkan kesabaran untuk sukses.
Tidak ada yang namanya KEGAGALAN. Kadang Anda
BERHASIL, kadang Anda BELAJAR. Anda hanya
GAGAL jika Anda BERHENTI.
Jika Anda berkomitmen untuk memberikan
waktu, tenaga dan daya melakukan sesuatu
tanpa meminta apapun sebagai imbalan, Anda
pasti mendapatkan imbalan melebihi ekspektasi
Anda.
Where there is a will, there is a way.
Karya ini kupersembahkan untuk :
Pahlawan dan sahabat sejatiku, Yesus Kristus,
Papa dan Mama tercinta,
Adik-adikku beserta keluarga tercinta,
Teman-teman angkatan 2011, dan
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga L.) dengan Menggunakan Carbopol
940 sebagai Gelling
Agent dan Gliserin sebagai Humectant” ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program
Studi Farmasi (S. Farm.).
Sepanjang proses perkuliahan selama menempuh masa studi S1 sampai
penyusunan tugas akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
2. Papa dan Mama beserta keluarga tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian,
kesabaran, motivasi, kritik, dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Kaprodi Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, diskusi, kritik, dan saran kepada penulis
mulai dari penyusunan proposal, proses penelitian hingga penyelesaian skripsi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
6. Tim penguji yang beranggotakan Bapak Septimawanto Dwi P., M.Si., Apt., Ibu
Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. atas
kesediaannya dalam menyediakan waktu, serta memberikan pengarahan, kritik,
saran kepada penulis.
7. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.
8. Para laboran terutama pak Musrifin, pak Wagiran, serta seluruh karyawan atas
segala bantuan selama penulis melakukan penelitian dan menempuh
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
9. Albertus Juannino Prabowo dan Vincentius Henry Susanto selaku teman kerja
satu tim dalam proses penelitian ini.
10. Para sahabat dan teman-teman angkatan 2011 atas dukungan dan kebersamaan
yang tidak terlupakan.
11. Seluruh pihak yang telah membantu selama proses penelitian ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis sadar bahwa penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan pada pengerjaan tugas akhir ini walaupun penulis telah berusaha
menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk
memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 8 Juni 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA ..................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
INTISARI ................................................................................................... xvii
ABSTRACT ................................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1. Perumusan masalah ............................................................................ 4
2. Keaslian penelitian ............................................................................. 4
3. Manfaat penelitian .............................................................................. 5
B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
A. Kencur (Kaempferia galanga L.) ............................................................ 7
B. Etil-p-metoksisinamat ............................................................................. 8
C. Sinar Ultraviolet ...................................................................................... 9
D. Sunscreen ................................................................................................ 9
E. Emulgel ................................................................................................. 11
F. Gelling Agent ........................................................................................ 11
G. Humektan .............................................................................................. 12
H. Surfaktan ............................................................................................... 13
I. Desain Faktorial .................................................................................... 14
J. Landasan Teori ...................................................................................... 15
K. Hipotesis ............................................................................................... 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 17
B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ...................................... 17
C. Alat Dan Bahan Penelitian .................................................................... 20
D. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 21
1. Pengumpulan, penyiapan, dan penyerbukan simplisia rimpang
kencur ............................................................................................... 21
2. Determinasi tanaman ........................................................................ 21
3. Pembuatan ekstrak rimpang kencur ................................................. 21
4. Uji kualitatif EPMS dalam ekstrak kencur ....................................... 22
5. Penentuan nilai SPF ......................................................................... 22
6. Optimasi proses pembuatan emulgel ................................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
7. Pengujian organoleptis ..................................................................... 25
8. Pengujian tipe emulgel dengan metode pengenceran....................... 25
9. Uji pH emulgel ................................................................................. 25
10. Uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol rimpang
kencur ............................................................................................... 26
E. Analisis Data ......................................................................................... 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 28
A. Penyiapan Dan Determinasi Tanaman .................................................. 28
B. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur ................................................... 28
C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur ......................................... 30
D. Penentuan Nilai SPF ............................................................................. 31
E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur .................................................... 33
F. Pengujian Organoleptis ......................................................................... 35
G. Pengujian Tipe Emulgel ........................................................................ 35
H. Uji pH Emulgel Ekstrak Kencur ........................................................... 36
I. Uji Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur .................... 37
J. Efek Penambahan Carbopol 940 Dan Gliserin, Serta Interaksinya
Dalam Menentukan Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang
Kencur ................................................................................................... 40
K. Penentuan Area Komposisi Optimum Emulgel Ekstrak Etanol
Rimpang Kencur ................................................................................... 44
L. Validasi Persamaan Respon Dalam Area Komposisi Optimum ........... 46
M. Stabilitas Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur ............................ 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 51
A. Kesimpulan ........................................................................................... 51
B. Saran ..................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 52
LAMPIRAN ................................................................................................. 55
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua
level ................................................................................................ 15
Tabel II. Formula emulgel acuan .................................................................. 23
Tabel III. Formula emulgel ekstrak etanol rimpang kencur ........................... 24
Tabel IV. Hasil uji organoleptis (48 jam setelah pembuatan) ........................ 35
Tabel V. Hasil uji organoleptis (satu bulan setelah pembuatan) ................... 35
Tabel VI. Hasil uji pH emulgel ....................................................................... 37
Tabel VII. Jumlah penggunaan Carbopol
940 dan gliserin dalam formula ... 38
Tabel VIII. Sifat fisik emulgel ekstrak kencur (𝑥 SD) .................................... 39
Tabel IX. Uji normalitas data daya sebar dan viskositas ................................ 41
Tabel X. Uji kesamaan varians data daya sebar dan viskositas .................... 42
Tabel XI. Efek Carbopol
940 dan gliserin serta interaksinya dalam
menentukan respon viskositas ........................................................ 42
Tabel XII. Efek Carbopol
940 dan gliserin serta interaksinya dalam
menentukan respon daya sebar ....................................................... 43
Tabel XIII. Validasi superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur ......... 47
Tabel XIV. Pergeseran viskositas formula 1 ..................................................... 48
Tabel XV. Pergeseran viskositas formula a ..................................................... 48
Tabel XVI. Pergeseran viskositas formula b ..................................................... 48
Tabel XVII. Pergeseran viskositas formula ab ................................................... 48
Tabel XVIII. Uji normalitas data pergeseran viskositas ...................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
Tabel XIX. Uji kesamaan varians data pergeseran viskositas ........................... 49
Tabel XX. Uji ANOVA data pergeseran viskositas ......................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur etil-p-metoksisinamat ..................................................... 8
Gambar 2. Struktur Carbopol ....................................................................... 12
Gambar 3. Struktur gliserin .......................................................................... 13
Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS ...................................... 30
Gambar 5. Kurva contour plot respon viskositas ......................................... 45
Gambar 6. Kurva contour plot respon daya sebar........................................ 45
Gambar 7. Superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur .................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman .................................... 55
Lampiran 2. Uji kualitatif etil-p-metoksisinamat ......................................... 56
Lampiran 3. Penetapan nilai SPF ................................................................. 59
Lampiran 4. Grafik hasil orientasi ............................................................... 62
Lampiran 5. Uji tipe emulsi ......................................................................... 65
Lampiran 6. Hasil uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kencur ....... 66
Lampiran 7. Hasil analisis menggunakan program R-3.1.1 ......................... 69
Lampiran 8. Dokumentasi ............................................................................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
INTISARI
Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia
galanga L.) yang mengandung etil-p-metoksisinamat sebagai senyawa sunscreen,
dan dengan bentuk sediaan emulgel yang menggabungkan unsur gel dan emulsi,
diharapkan ekstrak dapat terdispersi secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh Carbopol
940 sebagai gelling agent dan gliserin
sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik emulgel, serta mengetahui
area komposisi optimum sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain
faktorial menggunakan dua faktor yaitu Carbopol
940 (gelling agent) dan
gliserin (humectant), dan dua level yaitu level rendah dan level tinggi. Sifat fisik
emulgel yang diamati meliputi daya sebar, viskositas, lalu stabilitas fisik emulgel
yang diamati dengan cara membandingkan viskositas 48 jam setelah pembuatan
dan setelah 1 bulan penyimpanan. Analisa data menggunakan program R-3.1.1
untuk mengetahui signifikansi dari setiap faktor dan interaksinya dalam
memberikan efek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Carbopol
940 dan gliserin
memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar, tapi hanya Carbopol
940
yang memberikan efek yang signifikan terhadap viskositas, sedangkan interaksi
keduanya tidak memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar dan
viskositas. Emulgel yang dihasilkan stabil selama 1 bulan penyimpanan. Selain itu,
area komposisi optimum yang diperoleh valid dan menunjukkan sifat fisik yang
dikehendaki.
Kata kunci : ekstrak etanol rimpang kencur, sunscreen, emulgel, carbopol
940,
gliserin, desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xviii
ABSTRACT
This research used Kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract
containing ethyl-p-methoxycinnamate as sunscreen compound, and with emulgel
dosage form that combines elements of gel and emulsion, it‟s expected that the
extract can be dispersed well. This research was aimed to investigate the effect of
Carbopol
940 as a gelling agent and glycerin as a humectant to the physical
characteristics and stability of emulgel, and to investigate the optimum
composition area of the Kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract emulgel.
This research was pure experimental study using a factorial design with
two factors, Carbopol
940 (gelling agent) and glycerin (humectant), and two
levels, low level and high level. The physical characteristics observed are
spreadability and viscosity, while the stability of emulgel was observed by
comparing the viscosity after 48 hours production and after 1 month storage.
Analysis of data using R-3.1.1 program was used to determine the significance of
each factor and their interactions in effect.
The results showed that Carbopol
940 and glycerin provided significant
effects on spreadability, but only Carbopol
940 provided a significant effect on
viscosity, while their interactions did not provide significant effects on
spreadability and viscosity. The produced emulgel was stable during 1 month
storage. The obtained optimum composition area was valid and showed the
desired physical characteristics.
Keywords : kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract, sunscreen, emulgel,
carbopol
940, glycerin, factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sinar ultraviolet sangat berbahaya bagi manusia karena dapat
menyebabkan kanker kulit. Dengan adanya pemanasan global, sinar matahari
semakin dapat membahayakan yang ada di permukaan bumi. Pemanasan global
adalah peningkatan dalam suhu atmosfer bumi, yang sebagian besar disebabkan
oleh gas yang diproduksi ketika manusia membakar batubara, minyak, dan bahan
bakar fosil lainnya, gas tersebut yang salah satunya adalah karbon dioksida
menahan panas matahari di dalam atmosfer kita (Oxlade, 2003). Sinar ultraviolet
mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm (Gandjar dan Rohman, 2007).
Cahaya yang memiliki energi tinggi ini masuk tanpa halangan karena penipisan
lapisan ozon, sehingga intensitas sinar ultraviolet meningkat lalu dipantulkan
dengan energi rendah yang cuma bisa terjebak di atmosfer dan meningkatkan
panas. Sinar matahari terasa semakin menyengat dan panasnya mampu membuat
kulit menjadi merah. Oleh karena itu, ada beberapa usaha yang dilakukan untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar UV, salah satunya adalah penggunaan tabir
surya (sunscreen).
Menurut Asriani (2012), etil-p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu
senyawa hasil isolasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) yang
merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan
matahari. Ekstrak kental dari rimpang tanaman kencur yang banyak tumbuh di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
Indonesia ini mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 37,9% dan etil-p-
metoksisinamat tidak kurang dari 4,3%. EPMS memberikan perlindungan ultra
(nilai Sun Protecting Factor (SPF) > 15) pada hasil penelitian nilai SPF senyawa
dalam konsentrasi 40 mg/ml (Asriani, 2012).
Salah satu bentuk sediaan semisolid yang banyak digunakan untuk
sediaan topikal sunscreen adalah emulgel. Emulgel merupakan sediaan yang
menggabungkan unsur gel dan emulsi. Emulgel digunakan karena memiliki
kelebihan seperti memberikan daya sebar yang baik dan mudah dipakai. Emulgel
memiliki stabilitas fisik yang lebih baik daripada krim dan salep (Priani,
Humanisya, dan Darusman, 2014). Stabilitas tersebut dikarenakan ekstrak yang
mengandung minyak atsiri dan EPMS tidak langsung dicampurkan ke dalam gel
tetapi terdispersi secara baik sebagai fase minyak dalam emulsi M/A, kemudian
emulsi yang stabil ini bisa dicampurkan ke dalam basis gel, sehingga pelepasan
obatnya juga akan lebih baik daripada hanya langsung dicampurkan ke dalam
basis gel. Sistem emulsi akan berfungsi sebagai emolien yang akan mencegah
penguapan. Emulsi mengandung fase minyak sehingga diharapkan membuat
sediaan sunscreen yang dihasilkan tidak mudah dibilas dengan air dan dapat
berefek lebih lama untuk menjamin perlindungan sepanjang hari, namun adanya
sistem gel memberikan sensasi dingin menyejukkan dan menutupi rasa oily dari
emulsi sehingga emulgel tetap nyaman digunakan (Widyaningtyas, 2010).
Basis gel yang ideal adalah yang bersifat inert dan non reaktif dengan
komponen lain dalam formulasi. Salah satu jenis bahan pembentuk gel yang
sering dipakai adalah Carbopol
940. Menurut Islam, Rodriguez-Hornedo, Ciotti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
dan Ackermann (2004), Carbopol
940 merupakan gelling agent yang memiliki
viskositas tinggi pada konsentrasi yang rendah. Carbopol
940 akan menyediakan
matriks untuk menjebak droplet minyak sehingga akan meningkatkan stabilitas
emulgel karena dengan adanya matriks dalam sistem emulgel maka akan
meminimalkan pergerakan antar droplet dalam sistem tersebut dan terjadinya
perubahan ukuran droplet ke arah yang lebih besar dapat diatasi. Carbopol
940
yang tersusun dari monomer asam akrilat merupakan gelling agent sintetik yang
memiliki stabilitas yang baik karena menghasilkan dispersi yang homogen dan
tidak menimbulkan iritasi. Gliserin merupakan humectant yang berasal dari lemak
tumbuhan, sehingga gliserin aman digunakan pada sediaan topikal (Alvarez-
Nunez dan Medina, 2009). Gliserin merupakan salah satu eksipien yang umum
digunakan sebagai humectant karena tidak beracun dan tidak mengiritasi. Oleh
karena itu, dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh Carbopol
940 dan gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak kencur.
Komposisi Carbopol
940 dan gliserin akan memberikan efek yang dapat diukur
kebermaknaannya dalam menentukan parameter-parameter sediaan emulgel
kencur seperti sifat fisik yang meliputi daya sebar dan viskositas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Carbopol
940 dan
gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang
kencur. Factorial design digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh signifikan dari faktor-faktor yang digunakan serta untuk menentukan
area komposisi optimum dari sediaan. Diharapkan dengan komposisi Carbopol
940 dan gliserin yang optimum dapat menghasilkan sediaan emulgel ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
etanol rimpang kencur yang memiliki kualitas yang baik yang dapat dilihat dari
sifat fisik dan stabilitas fisiknya sehingga dapat diaplikasikan di masyarakat
sebagai sunscreen.
1. Perumusan masalah
a. Bagaimana pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin
sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel
ekstrak etanol rimpang kencur?
b. Apakah dapat diperoleh area komposisi optimum Carbopol 940 dan
gliserin untuk menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur
dengan sifat fisik yang dikehendaki?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai penggunaan ekstrak kencur dan bentuk sediaan
emulgel yang pernah dilakukan adalah:
a. Penentuan Stabilitas Sediaan Krim Tabir Surya dari Bahan Ekstrak
Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) yang dilakukan oleh Widji,
Noor, dan Diana (2005). Didapatkan kesimpulan pada penelitian tersebut
bahwa senyawa etil para metoksi sinamat dalam sediaan krim tabir surya
dengan basis berfase air kurang stabil pada penyimpanan selama 70 hari
pada suhu kamar dan mengalami penurunan kadar secara bermakna pada
derajat kepercayaan 0,01.
b. Optimasi Tween 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent serta
Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dalam Sediaan Emulgel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L.): Aplikasi Desain
Faktorial (Laverius, 2011).
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian
tentang formulasi sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur
(Kaempferia galanga L.) dengan Carbopol
940 sebagai gelling agent dan
gliserin sebagai humectant belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pengaruh Carbopol
940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant
terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang
kencur dan mengetahui faktor yang signifikan dalam mempengaruhi respon
sifat dan stabilitas fisik yang dihasilkan.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan memberi gambaran sifat fisik emulgel yang
baik kepada masyarakat melalui parameter daya sebar, viskositas, dan
menghasilkan formula optimum emulgel ekstrak kencur yang dapat diterima
oleh masyarakat.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Membuat sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin
sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel
ekstrak etanol rimpang kencur.
b. Mengetahui area komposisi optimum Carbopol
940 dan gliserin untuk
menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik
yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kencur (Kaempferia galanga L.)
1. Klasifikasi tanaman
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga L.
(Rukmana, 1994)
2. Morfologi kencur
Karakteristik morfologi tanaman kencur adalah sebagai berikut: pelepah
daun berdaging, tidak berbulu, dan selalu tersembunyi di dalam tanah; ukuran
rimpang pendek, bercabang-cabang, dan berbau harum; akar tanaman berdaging,
beberapa ujung membentuk umbi sebesar kacang tanah atau sebesar telur burung
merpati. Rimpang kencur sebagian lagi terletak di atas tanah. Bentuk rimpang
umumnya bulat, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat-kekuningan
dan berbau harum (Rukmana, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
3. Kandungan kimia
Kandungan kimia ekstrak kencur yaitu minyak atsiri dengan komponen
utama etil-p-metoksisinamat dan etil sinamat. Rimpang kencur mengandung
minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol (Rukmana, 2004).
Etil-p-metoksisinamat (EPMS) termasuk dalam golongan senyawa ester
yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan
juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar. Ekstraksinya
dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu
etanol, etil asetat, metanol, air, dan heksana. Suatu senyawa dalam ekstraksinya
yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang
diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati
(Firdausi, 2009).
B. Etil-p-metoksisinamat
Gambar 1. Struktur etil-p-metoksisinamat (Gaud, Surana, Talele, Talele, dan
Gokhale, 2008).
Etil para-metoksisinamat (EPMS) merupakan salah satu senyawa hasil
isolasi rimpang kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu
pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Golongan sinamat memiliki konjugat
tidak jenuh yaitu cincin aromatik dan gugus karbonil pada bagian asam
karboksilat (ester). Konfigurasi dari gugus tersebut memungkinkan terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
delokalisasi di sepanjang molekul. Energi yang digunakan untuk transisi elektron
ini terjadi pada panjang gelombang sekitar 305 nm (Lowe, Shaath, dan Pathak,
1997).
C. Sinar Ultraviolet
Sinar UV merupakan sinar elektromagnetis yang merupakan bagian dari
spektrum sinar matahari. Berdasarkan panjang gelombang dan energi yang
dimilikinya, sinar UV dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu UV-A, UV-B, dan
UV-C. Sinar UV-A mempunyai energi yang relatif rendah, namun dapat
menembus lapisan kulit sampai lapisan jangat dan lemak. Hal ini berdampak
terhadap kerusakan pada jaringan jangat dan lemak. Hal yang nampak pada kulit
jika lapisan lemak rusak adalah kulit menjadi keriput. Sinar UV-B memiliki
energi yang relatif tinggi, hal ini berdampak terhadap lapisan kulit paling atas,
yaitu lapisan kulit ari. Sinar UV-B mampu membakar dan merusak lapisan ari.
Selain itu, sinar UV juga berperan dalam menimbulkan kelainan pigmentasi
(Tranggono dan Latifah, 2007).
D. Sunscreen
Tabir surya (sunscreen) digunakan untuk mengurangi efek buruk sinar
matahari tersebut. Jenis sunscreen terbagi menjadi dua macam, yaitu yang bersifat
sebagai penghalang kimiawi (contohnya PABA, salisilat, dan antranilat) yang
dapat mengabsorpsi hampir 95% radiasi sinar UV-B yang dapat menyebabkan
sunburn (eritema dan kerut) namun tidak dapat menghalangi UV-A penyebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
direct tanning, kerusakan sel elastin, dan timbulnya kanker kulit. Jenis sunscreen
yang kedua adalah yang bersifat sebagai penghalang fisik (contohnya titanium
dioksida, Mg silikat, ZnO, dan kaolin) yang dapat memantulkan sinar serta
menahan UV-A maupun UV-B (Wasitaatmadja, 1997).
EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang
kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS
memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi
terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan
auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu
mengabsorpsi radiasi sinar UV (Widyaningtyas, 2010).
SPF (Sun Protecting Factor) merupakan parameter efektivitas suatu
sediaan sunscreen. Semakin besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang
diberikan. Nilai SPF suatu produk menyatakan perbandingan antara waktu yang
dibutuhkan radiasi UV-B dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang
terlindungi dengan waktu yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk
menyebabkan eritema dengan tingkatan yang sama (Stanfield, 2003).
Penentuan aktivitas tabir surya berdasarkan nilai SPF. Nilai SPF dapat
ditentukan secara in vitro dengan menggunakan metode spektrofotometri. Nilai
SPF didapat dari perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:
log 𝑆𝑃𝐹 = 𝐴𝑈𝐶
𝜆𝑛− 𝜆1
(Asriani, 2012)
Produk dengan perlindungan matahari kategori „minimal‟ merupakan
produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 2 sampai di bawah 12. Produk dengan
……………………….....(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
perlindungan matahari kategori „moderate‟ merupakan produk sunscreen yang
memiliki nilai SPF 12 sampai di bawah 30. Produk dengan perlindungan matahari
kategori „high‟ merupakan produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 30 ke atas
(U.S. Department of Health and Human Services, 2014).
EPMS termasuk dalam kategori „moderate‟, karena pada hasil penelitian
senyawa dalam konsentrasi 40 mg/ml memberikan nilai SPF > 15 (Asriani, 2012).
E. Emulgel
Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent dengan
perbandingan tertentu. Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan
emulgel adalah gelling agent yang dapat meningkatkan viskositas, emulsifying
agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil, humektan, dan pengawet. Syarat
sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk penggunaan
dermatologi harus mempunyai syarat sebagai berikut: tiksotropik, mempunyai
daya sebar yang baik, dan dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan
(Magdy, 2004).
F. Gelling Agent
Gelling agent yang digunakan dalam bidang farmasi dan kosmetik harus
inert, aman, dan non reaktif terhadap komponen formulasi lainnya. Gelling agent
yang digunakan dalam formulasi cair harus dapat memberikan atau menyediakan
bentuk matriks selama penyimpanan sediaan, dan matriks tersebut harus dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
pecah dengan mudah ketika diberikan shear forces pada saat penggojogan atau
ketika diaplikasikan secara topikal (Zatz dan Kushla, 1996).
Carbopol atau disebut juga carbomer (gambar 2) merupakan salah satu
gelling agent untuk menghasilkan gel maupun emulgel dengan karakteristik
tertentu. Secara kimia, carbomer merupakan polimer sintetik dengan bobot
molekul tinggi dari asam akrilat. Carbopol dapat digunakan sebagai gelling agent
pada konsentrasi 0,5% – 2% (Draganoiu, Rajabi-Siahboomi, dan Tiwari, 2009).
Gambar 2. Struktur Carbopol (Draganoiu dkk., 2009)
Carbomer digunakan secara ekstensif dalam produk-produk
nonparenteral, terutama cairan topikal dan sediaan semisolid. Carbomer umumnya
dianggap bahan yang pada dasarnya tidak beracun dan tidak mengiritasi. Tidak
ada bukti reaksi hipersensitivitas terhadap carbomer yang digunakan secara
topikal pada manusia (Draganoiu dkk., 2009).
G. Humektan
Humektan merupakan bahan kosmetik yang dapat mempertahankan
kandungan air pada lapisan kulit terluar. Humektan bersifat higroskopis sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
dapat mempertahankan kelembaban sediaan dan mendistribusikan lembab tersebut
saat diaplikasikan di permukaan kulit. Humektan larut dalam air dan mudah
hilang setelah dicuci air (Zocchi, 2001).
Gliserin merupakan nama lain dari gliserol. Gliserin (gambar 3) bisa
digunakan sebagai pengawet, emmolient, humectant, plasticizer, solvent, dan
pemanis. Gliserin dapat digunakan sebagai humektan pada konsentrasi hingga
30%. Gliserin bersifat tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis, rasanya manis,
dan berupa cairan viscous. Umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun
dan tidak mengiritasi (Alvarez-Nunez dan Medina, 2009).
Gambar 3. Struktur gliserin (Alvarez-Nunez dan Medina, 2009)
H. Surfaktan
Surfaktan merupakan salah satu jenis emulsifying agent yang mengurangi
tegangan antarmuka antara minyak dan air sehingga meminimalkan energi
permukaan dari droplet yang terbentuk (Allen, 2002).
Surfaktan merupakan suatu molekul yang mempunyai rantai hidrokarbon
nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya. Molekul ini akan dapat
menarik fase minyak dan fase air sekaligus dan akan menempatkan diri berada di
antara kedua fase tersebut. Keberadaan surfaktan sebagai emulsifying agent akan
menurunkan tegangan antarmuka fase minyak dan fase air (Friberg, Quencer, dan
Hilton, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
I. Desain Faktorial
Desain faktorial adalah aplikasi persamaan regresi di mana teknik ini
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan lebih dari satu
variabel bebas. Desain faktorial digunakan untuk mencari efek dari berbagai
faktor atau kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial merupakan desain
untuk menentukan efek secara simultan dan interaksi dari efek tersebut (Bolton
dan Bon,1997).
Notasi dalam desain faktorial dua level (level tinggi dan level rendah)
yaitu faktor yang berada di level tinggi dilambangkan dengan “+”, sedangkan
yang berada di level rendah dilambangkan dengan “-“. Hal ini menjadi penting
untuk penentuan interaksi antar faktor (Amstrong dan James, 1996).
Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain
faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2.................................................(2)
Keterangan:
Y = respon hasil atau sifat yang diamati
X1, X2 = faktor uji
b0 = rata-rata respon hasil
b1, b2, b12 = koefisien setiap faktor yang dihitung dari hasil percobaan
Desain faktorial dua level dan dua faktor memerlukan empat percobaan
(2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor).
Penamaan formula untuk empat percobaan adalah formula 1 untuk percobaan I,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan formula ab
untuk percobaan IV (Bolton dan Bon, 1997).
Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua
level
Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Keterangan:
(-) = level rendah
(+) = level tinggi
Percobaan 1 = Formula dengan faktor A level rendah, dan faktor B rendah
Percobaan a = Formula dengan faktor A level tinggi, dan faktor B rendah
Percobaan b = Formula dengan faktor A level rendah, dan faktor B tinggi
Percobaan ab = Formula dengan faktor A level tinggi, dan faktor B tinggi
(Bolton dan Bon, 1997)
J. Landasan Teori
Sunscreen merupakan salah satu upaya untuk melindungi diri dari
paparan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit. Tanaman kencur
telah diketahui memiliki kandungan kimia berupa minyak atsiri yang sebagian
besar mengandung etil-p-metoksisinamat dan etil sinamat yang telah diketahui
memiliki aktivitas sebagai senyawa yang mampu menyerap sinar ultraviolet
(Firdausi, 2009). Bentuk sediaan emulgel diharapkan mampu membawa minyak
atsiri dari ekstrak kencur karena EPMS terdispersi secara baik sebagai fase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
minyak dalam emulsi M/A sedangkan gel dapat memberikan sensasi dingin pada
kulit. Carbopol
940 merupakan gelling agent yang memiliki viskositas tinggi
pada konsentrasi yang rendah (Islam dkk., 2004). Gliserin juga mempengaruhi
sifat fisik dan stabilitas sediaan karena sebagai humektan bersifat higroskopis,
dapat mempertahankan kelembaban sediaan dan mendistribusikan lembab saat
diaplikasikan di permukaan kulit (Zocchi, 2001).
Ekstrak etanol rimpang kencur belum pernah diteliti apakah dapat
diformulasikan dalam bentuk sediaan emulgel. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini akan dilakukan formulasi ekstrak etanol rimpang kencur dalam bentuk sediaan
emulgel di mana diteliti juga komposisi dari gelling agent (Carbopol
940) dan
humectant (gliserin) dengan metode desain faktorial sehingga dapat diperoleh
komposisi optimum. Nilai sun protecting factor (SPF) dapat memberikan
gambaran mengenai potensi zat aktif yang digunakan dalam menyerap sinar UV.
K. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh dominan di antara faktor Carbopol
940 sebagai gelling
agent, faktor gliserin sebagai humectant, atau interaksi antar kedua faktor
terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang
kencur.
2. Area komposisi optimum Carbopol
940 dan gliserin untuk menghasilkan
emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik yang dikehendaki
dapat diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental
murni dengan menggunakan aplikasi desain faktorial dengan dua faktor dan dua
level untuk melihat signifikansi model persamaan dalam memprediksi respon sifat
dan stabilitas fisik emulgel dan melihat faktor yang dominan yang mempengaruhi
sifat dan stabilitas fisik emulgel. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia dan Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi level gelling agent dan
humectant, yaitu Carbopol
940 dan gliserin, masing-masing pada level
rendah dan tinggi.
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat dan stabilitas fisik
emulgel (viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas emulgel setelah
penyimpanan selama satu bulan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
c. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan
yang digunakan, asal dan umur tanaman, wadah dan lama penyimpanan,
lama pengadukan, kecepatan pengadukan dalam pembuatan sediaan
emulgel, dan kondisi penyimpanan.
d. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
penyimpanan, suhu ruangan, dan kelembaban ruangan.
2. Definisi operasional
a. Ekstrak etanol rimpang kencur adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil
ekstraksi serbuk rimpang kencur dengan cara maserasi menggunakan
etanol 95% selama 2 hari dan remaserasi satu kali selama 2 hari,
dilanjutkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator dan water
bath sampai diperoleh ekstrak kental.
b. SPF (Sun Protecting Factor) ekstrak kencur adalah kemampuan ekstrak
sebagai zat aktif sunscreen untuk melindungi kulit dari eritema yang
disebabkan oleh paparan radiasi sinar UV-A dan sinar UV-B.
c. Sunscreen adalah sediaan yang dapat melindungi kulit dari kerusakan
akibat paparan sinar UV.
d. Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi tipe
minyak dalam air dan gelling agent sebagai pembentuk gel dengan
konsentrasi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
e. Gelling agent adalah bahan pembentuk sediaan emulgel yang membentuk
matriks tiga dimensi. Gelling agent yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Carbopol
940 dengan konsentrasi 1% dan 1,5%.
f. Humectant adalah bahan yang membantu mempertahankan kelembaban
sediaan dan permukaan kulit dengan cara menarik lembab dari lingkungan.
Humectant yang digunakan pada penelitian ini adalah gliserin dengan
konsentrasi 20% dan 30%.
g. Sifat fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui
kualitas fisik emulgel, meliputi viskositas dan daya sebar. Viskositas yang
diinginkan adalah 200 – 300 d.Pa.s. Daya sebar yang diinginkan adalah 3
– 5 cm.
h. Stabilitas fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui konsistensi kualitas fisik emulgel, yang diamati melalui
pergeseran viskositas.
i. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas emulgel setelah disimpan 1
bulan pada suhu kamar dibandingkan dengan viskositas awal. Rumus yang
digunakan untuk pergeseran viskositas adalah :
Pergeseran viskositas =[ viskositas awal −viskositas setelah 1 bulan ]
viskositas awal𝑥100% ...(3)
Pergeseran viskositas dalam penelitian ini kurang dari 10%.
j. Desain faktorial adalah desain penelitian yang dapat digunakan untuk
mengetahui efek yang dominan dari penambahan Carbopol
940 dan
gliserin dalam menentukan sifat dan stabilitas fisik emulgel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
k. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini
digunakan 2 faktor, yaitu penambahan Carbopol
940 dan gliserin.
l. Level adalah tingkatan faktor yang diteliti. Terdapat dua level yaitu level
rendah dan level tinggi.
m. Respon adalah besaran yang diamati perubahan efeknya, besarnya dapat
dikuantitatifkan. Respon dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel
(daya sebar dan viskositas) dan stabilitas fisik emulgel (pergeseran
viskositas).
n. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan
faktor.
o. Contour plot adalah profil respon viskositas dan daya sebar emulgel.
p. Contour plot superimposed adalah gabungan dari semua contour plot yang
dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi
formula optimum emulgel.
C. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-
Germany), pipet mikro, shaker (Innova 2100), oven, rotary evaporator (Janke-
Kulken), mixer, Viscometer¸ Spectrophotometer UV-Vis SHIMADZU (UV mini -
1240), lemari pendingin, stopwatch, indikator pH, waterbath, labu Erlenmeyer,
dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk kencur, etanol
95% (kualitas teknis), etanol (kualitas p.a), Carbopol
940 (kualitas farmasetis),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Span 20 (kualitas farmasetis), Tween 20 (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas
farmasetis), parafin cair (kualitas farmasetis), metil paraben dan propil paraben
(kualitas farmasetis), trietanolamina (kualitas farmasetis), dan aquadest.
D. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan, penyiapan, dan penyerbukan simplisia rimpang kencur
Serbuk rimpang kencur didapat dari Laboratorium Biologi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Serbuk yang
dikehendaki adalah serbuk kering berwarna coklat.
2. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk membuktikan kebenaran
tanaman kencur yang digunakan. Determinasi tanaman kencur telah dilakukan
oleh bagian Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
3. Pembuatan ekstrak rimpang kencur
Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan proses maserasi. Serbuk
rimpang kencur ditimbang sebanyak 50 gram, ditempatkan dalam Erlenmeyer
750 mL, ditambahkan 500 mL etanol 95% ke dalam Erlenmeyer yang berisi
serbuk rimpang kencur. Kemudian dilakukan maserasi selama 48 jam dengan
menggunakan maserator, setelah dilakukan maserasi selanjutnya dilakukan
penyaringan dengan menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat
vakum dan proses diulangi 1 kali lagi (maserasi selama 48 jam) dengan jenis
dan jumlah pelarut yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Setelah tahap maserasi selesai maka dilakukan penguapan dengan
rotary evaporator dan waterbath sampai ekstrak tampak pekat atau sedikit
kandungan pelarut.
4. Uji kualitatif EPMS dalam ekstrak kencur
Uji kualitatif dilakukan untuk memastikan bahwa ekstrak rimpang
kencur yang sudah dibuat mengandung senyawa aktif yang diperlukan. Uji
kualitatif EPMS telah dilakukan oleh bagian Laboratorium Penelitian dan
Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yaitu dengan metode
KLT seperti pada lampiran 2.
5. Penentuan nilai SPF
Penyiapan larutan sampel 10 ppm yaitu dengan menimbang 0,04 gram
ekstrak kencur dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diaduk sampai homogen.
Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan mengambil 5 mL larutan
tersebut yang dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diencerkan lagi dengan
mengambil 5 mL larutan tersebut yang dilarutkan dalam 10 mL etanol. Lalu
dari larutan tersebut diambil lagi 1 mL dilarutkan dalam 10 mL etanol dan
diencerkan lagi dengan mengambil 1 mL dilarutkan dalam 10 mL etanol
sehingga didapatkan konsentrasi larutan sampel ekstrak kencur 10,0 ppm.
Ekstrak dengan konsentrasi 10 ppm kemudian dilakukan scanning
pada panjang gelombang 290 nm – 330 nm menggunakan spectrophotometer
UV-Vis, lalu diperoleh nilai absorbansi, dan nilai AUC bisa dihitung untuk
menentukan nilai SPF seperti tercantum pada lampiran 3.
log 𝑆𝑃𝐹 = 𝐴𝑈𝐶
𝜆𝑛− 𝜆1
……………………….....(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
ΣAUC merupakan total luas area dari peak yang dihasilkan pada masing-
masing panjang gelombang yang digunakan dalam scanning, λn merupakan
panjang gelombang terbesar dalam penelitian ini yaitu 330 nm, sedangkan λ1
merupakan panjang gelombang terkecil yaitu 290 nm.
6. Optimasi proses pembuatan emulgel
a. Formula
Formula emulgel acuan menurut Formulation and Evaluation of Optimized
Clotrimazole Emulgel Formulations (Yassin, 2014) dapat dilihat pada tabel
II.
Tabel II. Formula emulgel acuan
Formula (% b/b) Jumlah (g)
Clotrimazole 1
Carbopol 934 1
Liquid paraffin 7,5
Tween 20 1
Span 20 1,5
Propylene glycol 5
Ethanol 2,5
Methyl paraben 0,03
Propyl paraben 0,01
Purified water to 100
Modifikasi dilakukan dengan mengganti zat aktif dan beberapa eksipiennya.
Formula hasil modifikasi seperti pada tabel III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Tabel III. Formula emulgel ekstrak etanol rimpang kencur
Formula F1 (g) Fa (g) Fb (g) Fab (g)
Ekstrak rimpang
kencur 4 4 4 4
Carbopol® 940 2 3 2 3
Gliserin 40 40 60 60
Span 20 3 3 3 3
Tween 20 2 2 2 2
TEA 3 3 3 3
Parafin Cair 10 10 10 10
Metil Paraben 0,6 0,6 0,6 0,6
Propil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2
Aquadest 125 125 125 125
Keterangan :
F1 = Formula dengan Carbopol
940 level rendah dan gliserin level rendah
Fa = Formula dengan Carbopol
940 level tinggi dan gliserin level rendah
Fb = Formula dengan Carbopol
940 level rendah dan gliserin level tinggi
Fab = Formula dengan Carbopol
940 level tinggi dan gliserin level tinggi
b. Pembuatan emulgel
Carbopol
940 dikembangkan dengan menggunakan 90 mL
aquadest dari formula selama 24 jam. Fase minyak dibuat dengan
mencampur span 20, parafin cair, dan ekstrak kencur, dicampur dahulu di
atas waterbath dengan suhu 60-700C. Fase air dibuat dengan mencampur
tween 20 dengan gliserin yang sebelumnya telah dicampur metil paraben
dan propil paraben di atas waterbath dengan suhu 60-700C. Fase minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
dan fase air dicampur bersama dengan sisa aquadest dari formula, campuran
di-mixer pada kecepatan skala 1 selama 5 menit.
Emulsi selanjutnya dicampurkan ke dalam Carbopol
940 yang
sebelumnya telah dikembangkan dengan aquadest dari formula dengan
kecepatan putar mixer pada skala 1 selama 5 menit. Trietanolamina
ditambahkan ke dalam campuran sampai pH 6, kemudian campuran diaduk
kembali menggunakan mixer kecepatan skala 1 selama 5 menit.
7. Pengujian organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan
homogenitas emulgel ekstrak kencur 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan
penyimpanan.
8. Pengujian tipe emulgel dengan metode pengenceran
Emulgel diletakkan di atas gelas arloji kemudian ditambahkan fase air
(aquadest) dengan volume dua kali lipat volume emulgel, demikian juga
dengan menggunakan fase minyak (parafin cair). Pengamatan dilakukan
setelah emulgel selesai dibuat, dengan melihat apakah emulgel bercampur atau
tidak.
9. Uji pH emulgel
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH
universal, yaitu dengan memasukkan indikator pH universal (pH strips) ke
dalam emulgel ekstrak kencur 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan
penyimpanan. Kemudian nilai pH ditentukan dengan cara membandingkan
warna yang dihasilkan dengan standar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
10. Uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol rimpang kencur
a. Uji viskositas dan pergeseran viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri
VT 04 dengan cara: sediaan emulgel dimasukkan ke dalam wadah dan
dipasang pada portable viscometer. Viskositas emulgel diketahui dengan
mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Viskositas yang
dikehendaki pada penelitian ini antara 200 – 300 d.Pa.s. Pengujian
viskositas dilakukan pada 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 1 bulan
setelah pembuatan emulgel untuk mengetahui prosentase pergeseran
viskositas.
b. Uji daya sebar
Pengukuran daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan
emulgel. Pengukuran dilakukan dengan cara: emulgel ditimbang 1 gram
kemudian emulgel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di
atas emulgel diletakkan kaca bulat lain yang transparan dan anak timbang
dengan berat total 125 gram. Lalu didiamkan selama 1 menit dan diukur
diameter penyebarannya pada 4 titik (Garg dkk., 2002).
E. Analisis Data
Analisis data utama meliputi viskositas dan daya sebar (sifat fisik), dan
pergeseran viskositas (stabilitas fisik) menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf
kepercayaan 95% untuk menentukan normalitas distribusi data. Jika nilai p-value
> 0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal sedangkan jika p-value <
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Setelah data terdistribusi normal
dilakukan uji Levene’s Test dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai p-value >
0,05 maka data dikatakan memiliki kesamaan varian (homogen).
Apabila pada penelitian ini didapatkan data yang terdistribusi normal
dapat dilanjutkan dengan melihat besarnya pengaruh antara Carbopol
940
dengan gliserin yang dianalisis secara statistik menggunakan uji two-way
ANOVA.
Analisis statistik dilakukan menggunakan software R-3.1.1. Berdasarkan
analisis statistik ini, maka dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh yang
signifikan dari Carbopol
940, gliserin, atau interaksi kedua faktor terhadap
respon-respon yang diuji dalam penelitian ini, serta dapat ditentukan faktor yang
paling dominan terhadap efek dari respon uji.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode desain faktorial,
sehingga dapat diperoleh pengaruh efek komposisi Carbopol
940 dan gliserin
terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur.
Dari persamaan desain faktorial dibuat contour plot setiap sifat fisik sediaan dan
kemudian digabungkan dalam contour plot superimposed. Dilakukan berdasarkan
rumus: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2. Dengan Y = respon hasil atau sifat yang
diamati. X1, X2 adalah faktor uji. b0 adalah rata-rata respon hasil. b1, b2, b12 =
koefisien setiap faktor yang dihitung dari hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyiapan dan Determinasi Tanaman
Serbuk simplisia rimpang kencur didapat dari Bagian Biologi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Mulai dari pengumpulan,
penyiapan dan penyerbukannya dilakukan di laboratorium tersebut.
Determinasi tanaman kencur dilakukan oleh Bagian Biologi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dilakukan
determinasi adalah untuk membuktikan kebenaran tanaman kencur (Kaempferia
galanga L.) yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi tercantum di
lampiran 1.
B. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur
Rimpang kencur dan serbuknya diperoleh dari satu sumber yaitu dari
Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan cara ekstraksi dengan
metode maserasi. Maserasi merupakan proses ekstraksi untuk simplisia yang
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Dilakukan dengan
merendam 50 gram serbuk rimpang kencur dalam erlenmeyer 750 mL dengan 500
mL etanol 95%. Etanol 95% digunakan karena etil-p-metoksisinamat (EPMS)
yang merupakan senyawa aktif yang diperlukan, mudah larut dalam etanol. Etanol
merupakan pelarut universal yang dapat menarik hampir sebagian besar senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
kimia yang terkandung dalam tanaman. Etanol dipilih sebagai penyari karena
lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh, tidak beracun, netral, dan panas
yang dibutuhkan untuk pemekatan relatif sedikit (Departemen Kesehatan RI,
1986).
Maserasi dilakukan dengan menggunakan maserator selama 48 jam,
karena pada penelitian ini digunakan metode maserasi mekanis di mana dilakukan
penggojogan secara kontinu selama proses maserasi sehingga dengan waktu 48
jam proses ekstraksi sudah optimal. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan
menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat vakum dan proses diulangi
satu kali lagi dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Pengadukan
menggunakan maserator akan meratakan cairan penyari untuk membasahi seluruh
serbuk. Larutan hasil ekstraksi disaring sehingga terpisah dari serbuk. Tujuan
penyaringan adalah untuk memisahkan sisa ampas serbuk rimpang kencur dengan
hasil maserasi, sehingga didapatkan hasil maserasi yang murni bebas partikel
serbuk, karena selanjutnya akan dilakukan penguapan. Proses maserasi tersebut
diulangi satu kali lagi karena diharapkan setelah selesai penyaringan lalu
direndam lagi dengan cairan penyari, akan diperoleh lagi sisa-sisa kandungan
senyawa tabir surya yang diinginkan dalam serbuk tersebut. Setelah itu, hasil
maserasi diuapkan dengan rotary evaporator dan waterbath. Prinsip kerja dari
rotary evaporator adalah memindahkan pelarut dari sampel dengan menggunakan
sistem evaporasi. Setelah didapatkan ekstrak kental dengan menggunakan rotary
evaporator, ekstrak kental tersebut diuapkan di atas waterbath, sehingga
diperoleh ekstrak kental yang diharapkan bebas dari etanol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur
Uji kualitatif dilakukan di bagian LPPT UGM. Uji ini dilakukan dengan
tujuan memastikan adanya kandungan EPMS sebagai senyawa yang dikehendaki
dalam ekstrak yang sudah diperoleh, dan hasilnya adalah ekstrak positif
mengandung EPMS.
Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, spot yang lebih kecil
merupakan spot EPMS pembanding, dan spot yang lebih besar merupakan spot
EPMS dalam sampel ekstrak kencur yang diuji.
Sampel yang duji di bagian LPPT UGM merupakan ekstrak kencur yang
sudah diekstraksi dengan etanol 95%. Sampel tersebut diuji menggunakan TLC
dengan fase diam silika gel 60 F254 yang bersifat polar dan dengan fase gerak
heksan – etil asetat (4:1) yang bersifat non polar karena heksan yang bersifat non
P S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
polar lebih besar perbandingannya dengan etil asetat yang bersifat polar. Fase
gerak digunakan untuk mengikat senyawa non polar yang utama yaitu EPMS.
Untuk dapat mempertegas warna digunakan pereaksi semprot, dan vanillin asam
sulfat dipilih karena ingin mendeteksi EPMS yang termasuk senyawa atsiri.
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, terdapat spot EPMS dari sampel yang
memiliki warna dan nilai Rf yang sama dengan pembanding, yaitu berwarna biru
violet pada Rf 0,72, menunjukkan secara kualitatif terdapat senyawa EPMS dalam
sampel ekstrak kencur yang diuji. Senyawa EPMS bisa terdeteksi pada panjang
gelombang 254 nm dan visibel dengan warna biru violet, tetapi pada panjang
gelombang 365 nm tidak terdeteksi karena senyawanya tidak berpendar pada sinar
dengan panjang gelombang tersebut.
D. Penentuan Nilai SPF
EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang
kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS
memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi
terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan
auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu
mengabsorpsi radiasi sinar UV.
SPF merupakan parameter efektivitas suatu sediaan sunscreen. Semakin
besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang diberikan. Nilai SPF suatu
produk menyatakan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan radiasi UV-B
dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang terlindungi dengan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk menyebabkan eritema
dengan tingkatan yang sama (Stanfield, 2003).
Untuk penentuan nilai SPF senyawa sunscreen adalah panjang
gelombang 250-400 nm karena merupakan panjang gelombang daerah serapan
sinar UV-A dan UV-B. Pengukuran tidak dilakukan pada panjang gelombang
sinar UV-C karena seluruh radiasi UV-C telah diabsorbsi oleh gas di atmosfer
sehingga tidak sampai ke bumi.
Penentuan nilai SPF untuk ekstrak etanol rimpang kencur ini dilakukan
dengan scanning absorbansi pada panjang gelombang 290-330 nm, karena EPMS
hanya menyerap pada panjang gelombang sinar UV-B. SPF ekstrak dalam
konsentrasi 10 ppm yaitu 4,3772 (replikasi I); 2,6642 (replikasi II); dan 2,4977
(replikasi III). Berdasarkan perhitungan seperti tercantum dalam lampiran 3,
diperoleh rata-rata nilai SPF sebesar 3,1797, yang menunjukkan terdapat potensi
sunscreen dalam ekstrak, dan termasuk dalam perlindungan matahari kategori
„minimal‟.
E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur
Emulgel merupakan sediaan campuran antara emulsi dengan gel. Prinsip
pembuatannya adalah dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent dengan
perbandingan tertentu.
Ekstrak kencur berfungsi sebagai zat aktif yang mempunyai potensi tabir
surya. Zat aktif yang digunakan memiliki sifat sukar larut dalam air, oleh karena
itu akan dibuat sediaan tipe minyak dalam air (M/A). Setelah terbentuk emulsi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
kemudian gel menyerap droplet-droplet pada sistem emulsi sehingga mengurangi
terjadinya penggabungan droplet-droplet minyak dan menjadikan sistem emulsi
dalam bentuk lebih stabil. Emulgel yg diformulasikan akan diaplikasi secara
topikal. Jumlah ekstrak yang digunakan adalah 4 gram, karena pertimbangan
ekstrak yang belum terlalu murni dan terikatnya zat aktif dengan eksipien-
eksipien dalam formula sehingga bisa mengurangi efek tabir surya, maka jumlah
ekstrak perlu dilebihkan, dan dari hasil orientasi dengan jumlah 4 gram
menunjukkan sediaan emulgel dengan karakter sifat fisik yang diinginkan.
Gelling agent yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah
Carbopol
940. Carbopol
940 digunakan karena dapat memberikan viskositas
yang baik dan pelepasan zat aktif saat pengaplikasiannya juga baik. Gliserin
digunakan sebagai humectant untuk menjaga kelembaban pada saat
pengaplikasian, karena gliserin memiliki 3 gugus hidroksi (-OH) pada strukturnya
sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Tween 20 dan
span 20 digunakan sebagai emulsifying agent, yang menjembatani antara fase air
dengan fase minyak dengan cara menurunkan tegangan antar muka pada kedua
fase tersebut agar dapat bercampur. Formula yang dipakai terdapat dua jenis
pengawet, untuk meningkatkan aktivitas antimikrobial karena basis dari emulgel
ini kebanyakan berupa air, sehingga terjadinya kontaminasi mikroba pada proses
penyimpanan perlu diminimalkan. Pengawet yang dipakai adalah metil paraben
yang lebih larut di air, dan propil paraben yang lebih larut di minyak.
Trietanolamin berfungsi sebagai basa untuk menetralkan pH asam Carbopol
940.
Fase minyak dalam formula adalah parafin cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Formula yang digunakan pada pembuatan emulgel estrak kencur ini
mengacu pada hasil orientasi yang dilakukan penulis (lampiran 4). Formula yang
digunakan merupakan hasil modifikasi dari formula acuan berdasarkan penelitian
dari Yassin (2014). Modifikasi yang dilakukan meliputi perubahan jumlah gelling
agent dan jumlah humectant. Formula yang dimodifikasi ini selanjutnya
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh emulgel ekstrak kencur dengan
karakter sifat fisik yang diinginkan, yaitu memiliki viskositas 200-300 d.Pa.s,
daya sebar 3-5 cm, dan pergeseran viskositas kurang dari 10% (Widyaningtyas,
2010). Carbopol
940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant
merupakan faktor yang akan dilihat pengaruhnya terhadap sifat fisik dan stabilitas
emulgel. Jumlah Carbopol
940 yang digunakan dalam formula adalah 2 gram
(level rendah) dan 3 gram (level tinggi), sedangkan jumlah gliserin adalah 40
gram (level rendah) dan 60 gram (level tinggi).
Terdapat tahap emulsifikasi di awal dalam pembuatan emulgel ekstrak
kencur ini. Pemanasan pada proses emulsifikasi dilakukan pada suhu 60-700C
untuk mempermudah proses emulsifikasi karena suhu akan meningkatkan energi
pada proses emulsifikasi, sehingga akan terbentuk droplet-droplet dengan ukuran
yang lebih kecil. Fase air dan fase minyak dicampurkan menggunakan mixer
dalam proses emulsifikasi ini. Setelah itu, dilakukan tahap penambahan gelling
agent yaitu dengan menambahkan Carbopol
940 yang sudah dikembangkan di
dalam aquadest selama 24 jam. Ketika Carbopol
940 didispersikan ke dalam air,
molekul hidrat akan menyerap air dan meningkatkan viskositas (Chikhalikar dan
Moorkath, 2002). Lalu dilakukan penambahan trietanolamin (TEA) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
penetralan, di mana terjadi peningkatan viskositas karena akan terbentuk ion-ion
bermuatan negatif yang kemudian akan menimbulkan gaya tolak-menolak dari
ion-ion tersebut (Bluher dkk., 1995).
F. Pengujian Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan
homogenitas emulgel ekstrak kencur pada 48 jam dan 1 bulan setelah pembuatan.
Ini merupakan suatu uji pendahuluan yang berfungsi untuk melihat kualitas dan
stabilitas sediaan emulgel yang telah dibuat. Hasil pembuatan diperoleh emulgel
ekstrak kencur yang baik berbentuk semisolid, homogen, berwarna kuning, berbau
ekstrak kencur, dan tidak terjadi perubahan sifat organoleptis setelah 1 bulan
penyimpanan, seperti yang ditunjukkan pada tabel IV dan V.
Tabel IV. Hasil uji organoleptis (48 jam setelah pembuatan)
Formula Bentuk Warna Bau Homogenitas
F1 Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Fa Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Fb Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Fab Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Tabel V. Hasil uji organoleptis (satu bulan setelah pembuatan)
Formula Bentuk Warna Bau Homogenitas
F1 Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Fa Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Fb Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
Fab Semisolid Kuning Khas kencur Homogen
G. Pengujian Tipe Emulgel
Pengujian tipe emulgel dilakukan dengan metode pengenceran. Emulgel
akan ditambahkan atau dilarutkan ke dalam fase air (aquadest) dan fase minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
(parafin cair). Pengujian ini dilakukan untuk memastikan kebenaran tipe emulsi
dalam emulgel yang dibuat.
Jika emulgel yang dimasukkan ke dalam wadah air dapat terencerkan
dalam air tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipe emulgel adalah M/A.
Sedangkan jika emulgel yang dimasukkan ke dalam wadah minyak dapat
terencerkan dalam minyak tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipe emulgel
adalah A/M. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian formula emulgel
ekstrak kencur menunjukkan bahwa emulgel dapat terencerkan dalam air. Oleh
karena itu, seperti tercantum dalam lampiran 5, dapat disimpulkan tipe emulgel
ekstrak kencur yang dibuat adalah tipe M/A. Tipe emulsi yang dibuat dalam
penelitian ini adalah M/A karena senyawa aktif yang digunakan bersifat non polar.
Ekstrak kencur lebih larut dalam fase minyak. Dengan tipe emulsi M/A,
diharapkan senyawa aktif dapat lebih stabil ketika dibuat dalam sediaan emulgel.
H. Uji pH Emulgel Ekstrak Kencur
Uji pH bertujuan untuk memastikan pH sediaan pada 48 jam dan 1 bulan
setelah selesai pembuatan. Sediaan yang memiliki pH sama dengan pH kulit
adalah sediaan yang diinginkan. Jika pH sediaan tidak berada pada rentang pH
kulit normal yang relatif memiliki sifat asam yaitu sekitar 4-6,5 (Tranggono dan
Latifah, 2007), maka sediaan tersebut berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji pH
yang dilakukan dengan menggunakan indikator universal (pH strips) tersaji dalam
tabel VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Tabel VI. Hasil uji pH emulgel
Formula pH
48 jam 1 bulan
F1 6 6
Fa 6 6
Fb 6 6
Fab 6 6
Berdasarkan tabel VI dapat disimpulkan bahwa emulgel ekstrak kencur
yang dibuat memiliki pH yang sudah sesuai karena memenuhi kriteria pH untuk
kulit normal.
I. Uji Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
Sifat fisik dan stabilitas sediaan adalah parameter yang dapat diamati
untuk memenuhi syarat sediaan farmasetis yang baik dan dapat diterima oleh
masyarakat. Sifat fisik yang diukur dari sediaan emulgel tersebut adalah viskositas
dan daya sebar, sedangkan untuk stabilitas fisik emulgel diamati dari pergeseran
viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan. Kriteria penerimaan yang
diinginkan, yaitu memiliki viskositas 200-300 d.Pa.s, daya sebar 3-5 cm, dan
pergeseran viskositas kurang dari 10%. Kriteria penerimaan tersebut diperoleh
dari hasil orientasi peneliti dengan cara mencoba membuat sediaan emulgel
ekstrak etanol rimpang kencur yang acceptable, untuk menentukan batas kriteria
penerimaan setiap respon uji. Sediaan emulgel yang dibuat dapat dikatakan baik
apabila memenuhi syarat tersebut.
Faktor yang berperan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel
dalam penelitian ini adalah Carbopol
940 dan gliserin. Jumlah dari kedua faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
tersebut dipilih berdasarkan hasil orientasi seperti yang ditunjukkan pada tabel VII
dan lampiran 4.
Tabel VII. Jumlah penggunaan Carbopol
940 dan gliserin dalam formula
Faktor Carbopol
940 Gliserin
Level rendah 2 gram 40 gram
Level tinggi 3 gram 60 gram
1. Viskositas
Viskositas merupakan pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin tinggi tahanannya. Jika
viskositas sediaan terlalu tinggi (kental), sediaan akan susah untuk dikeluarkan
dari kemasannya, sedangkan jika viskositas sediaan terlalu rendah (encer),
sediaan tidak akan tinggal lama pada kulit saat digunakan. Semakin tinggi
viskositas suatu emulgel, pergerakan droplet-droplet emulsi dalam emulgel
menjadi terbatas, sehingga tidak akan berinteraksi satu sama lain dan
menimbulkan fenomena instabilitas emulsi. Viskositas diukur dengan cara
memasukkan emulgel ke dalam wadah dan dipasang pada portable viscotester
lalu viskositas dapat diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk
viskositas. Terdapat pemutar dengan skala tertentu untuk sediaan yang akan
terbaca hasilnya pada layar. Tingkat kekentalan diperoleh dari kemampuan
pemutar untuk menggerakkan sediaan emulgel. Emulgel yang baik memiliki
kisaran viskositas 200-300 d.Pa.s. Pengukuran viskositas dilakukan setelah 48
jam pembuatan, dan tiap minggu selama satu bulan penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
2. Daya sebar
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu
sediaan saat diaplikasikan pada kulit. Uji ini penting dilakukan karena terkait
dengan kemudahan pengaplikasian pada kulit dan penerimaan konsumen.
Daya sebar yang baik untuk emulgel berada pada kisaran 3-5 cm. Semakin
kecil diameter daya sebar, maka semakin kental sediaan emulgel. Pengukuran
daya sebar dilakukan setelah 48 jam pembuatan, 1 gram emulgel di atas kaca
bulat berskala dengan pemberian beban 125 gram dan didiamkan selama
menit.
Tabel VIII. Sifat fisik emulgel ekstrak kencur (𝒙 SD)
Formula Viskositas (d.Pa.s) Daya Sebar (cm)
F1 210 10 4,23 0,076
Fa 280 10 4,05 0,132
Fb 233,33 15,275 4,06 0,052
Fab 273,33 15,275 3,96 0,052
Berdasarkan tabel VIII dapat dilihat bahwa semua hasil respon yang
diperoleh dalam penelitian ini masuk rentang daya sebar maupun viskositas yang
diinginkan. Penurunan daya sebar terjadi seiring dengan peningkatan viskositas.
Formula a dengan komposisi Carbopol 940 level tinggi dan gliserin level rendah
memiliki viskositas lebih tinggi dan daya sebar lebih rendah dibandingkan dengan
formula 1, sedangkan pada formula b dengan komposisi Carbopol 940 level
rendah dan gliserin level tinggi memiliki viskositas sedikit lebih tinggi dan daya
sebar lebih rendah dibandingkan dengan formula 1. Hal ini menunjukkan bahwa
penambahan Carbopol 940 sangat meningkatkan viskositas dan menurunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
daya sebar, sedangkan penambahan gliserin meningkatkan viskositas walaupun
tidak besar pengaruhnya dan menurunkan daya sebar.
J. Efek Penambahan Carbopol
940 dan Gliserin, serta Interaksinya Dalam
Menentukan Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan
faktor. Untuk dapat mengetahui besar efek carbopol 940, gliserin, serta interaksi
keduanya dalam menentukan daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas sebagai
sifat fisik emulgel ekstrak kencur, maka dilakukan analisis data menggunakan R-
3.1.1 dengan uji two-way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Selain itu juga
dilakukan analisis secara statistik terhadap signifikansi faktor-faktor dalam
memberikan efek. Faktor yang menentukan respon secara dominan ditunjukkan
oleh nilai efek yang paling besar, sedangkan faktor yang berpengaruh namun tidak
mendominasi dalam menentukan respon ditunjukkan oleh nilai efek yang paling
kecil. Nilai efek berharga mutlak, adanya tanda positif atau negatif pada nilai efek
menunjukkan pengaruh faktor yang diteliti terhadap respon. Nilai efek positif
menunjukkan bahwa faktor meningkatkan respon, sedangkan nilai efek negatif
menunjukkan bahwa faktor menurunkan respon.
Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan aplikasi desain
faktorial dengan dua faktor pada dua level, yaitu level tinggi dan level rendah.
Rancangan formula dalam penelitian ini memiliki jumlah bahan yang sama pada
tiap formula kecuali carbopol 940 dan gliserin. Hal ini dilakukan agar efek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
terlihat hanyalah efek dari penambahan carbopol 940 dan gliserin pada level
yang diteliti saja.
1. Uji normalitas data
Pada penelitian ini, data yang didapatkan diuji kenormalannya
menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk mengetahui apakah distribusi data
normal atau tidak. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel IX.
Tabel IX. Uji normalitas data daya sebar dan viskositas
Parameter Sifat Fisik p-value
Viskositas F1 1
Fa 1
Fb 0,6369
Fab 0,6369
Daya Sebar F1 0,6369
Fa 0,3631
Fb 0,4633
Fab 0,4633
Dapat dilihat dari hasil tersebut bahwa masing-masing data memiliki
nilai probabilitas (p) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa daya sebar
dan viskositas memiliki distribusi data normal karena memiliki nilai p > 0,05.
2. Uji kesamaan varians
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians pada populasi
yang merupakan salah satu syarat dilakukannya uji ANOVA, uji ini dilakukan
dengan menggunakan Levene’s Test, data memiliki kesamaan varians apabila
memiliki nilai p lebih dari 0,05. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
Tabel X. Uji kesamaan varians data daya sebar dan viskositas
Parameter Sifat Fisik p-value
Viskositas 0,9159
Daya Sebar 0,7501
Berdasarkan tabel X, dapat dilihat bahwa pada uji daya sebar dan
viskositas memiliki nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
yang didapat memiliki kesamaan varians dan dapat dilakukan uji parameterik.
3. Respon viskositas
Hasil pengolahan data viskositas emulgel ekstrak etanol rimpang
kencur yang diukur 48 jam setelah pembuatan tersaji dalam tabel XI.
Tabel XI. Efek Carbopol
940 dan gliserin serta interaksinya dalam
menentukan respon viskositas
Faktor Efek p-value
Carbopol
940 130 7,77 x 10-5
Gliserin 4,1667 0,296
Interaksi -1,5 0,079
Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis uji ANOVA yang
terdapat di dalam program R-3.1.1, nilai efek paling besar ditunjukkan oleh
Carbopol
940 dengan nilai efek 130. Nilai efek ini menunjukkan bahwa
Carbopol
940 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan
respon viskositas yaitu meningkatkan viskositas karena bernilai positif.
Gliserin juga berpengaruh walapun efeknya tidak dominan. Gliserin juga
meningkatkan viskositas karena bernilai positif.
Carbopol
940, gliserin, dan interaksi keduanya dapat dikatakan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon viskositas apabila
memiliki nilai p < 0,05. Hasil analisis data pada tabel di atas menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
bahwa Carbopol
940 memberikan efek yang signifikan terhadap respon
viskositas karena memiliki nilai p < 0,05, sedangkan gliserin dan interaksi
keduanya tidak memberikan efek yang signifikan karena memiliki nilai p >
0,05. Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas adalah:
Y = -96,6667 + 130X1 + 4,1667X2 - 1,5X1X2
dengan X1 adalah Carbopol
940, X2 adalah gliserin, dan X1X2 adalah
interaksi Carbopol
940 dan gliserin.
4. Respon daya sebar
Hasil pengolahan data daya sebar emulgel ekstrak etanol rimpang
kencur yang diukur 48 jam setelah pembuatan tersaji dalam tabel XII.
Tabel XII. Efek Carbopol
940 dan gliserin serta interaksinya dalam
menentukan respon daya sebar
Faktor Efek p-value
Carbopol
940 -0,35 0,0201
Gliserin -0,017083 0,0261
Interaksi 0,004167 0,4194
Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis uji ANOVA yang
terdapat di dalam program R-3.1.1, nilai efek paling besar ditunjukkan oleh
Carbopol
940 dengan nilai efek 0,35. Nilai efek ini menunjukkan bahwa
Carbopol
940 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan
respon daya sebar yaitu menurunkan daya sebar karena bernilai negatif.
Gliserin juga berpengaruh walapun efeknya tidak dominan. Gliserin juga
menurunkan daya sebar karena bernilai negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
Carbopol
940 sebagai gelling agent akan membentuk jaringan
struktural yang menyebabkan kenaikan viskositas sehingga merupakan faktor
yang penting dalam sistem tersebut. Dengan adanya matriks untuk menjebak
droplet minyak tersebut, Carbopol
940 bisa memberikan pengaruh dominan
terhadap viskositas, dan dengan demikian juga memberikan pengaruh
dominan terhadap daya sebar dengan menyebabkan penurunan daya sebar.
Carbopol
940, gliserin, dan interaksi keduanya dapat dikatakan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon daya sebar apabila
memiliki nilai p < 0,05. Hasil ana