PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/358/2/118114068_full.pdf · CARBOPOL...

99
FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN CARBOPOL 940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN SEBAGAI HUMECTANT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Andre Salim NIM : 118114068 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/358/2/118114068_full.pdf · CARBOPOL...

  • FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG

    KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN

    CARBOPOL

    940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN

    SEBAGAI HUMECTANT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Andre Salim

    NIM : 118114068

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    FORMULASI SEDIAAN EMULGEL EKSTRAK ETANOL RIMPANG

    KENCUR (Kaempferia galanga L.) DENGAN MENGGUNAKAN

    CARBOPOL

    940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN GLISERIN

    SEBAGAI HUMECTANT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Andre Salim

    NIM : 118114068

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    Tidak ada yang bisa didapatkan secara instan,

    maka dibutuhkan kesabaran untuk sukses.

    Tidak ada yang namanya KEGAGALAN. Kadang Anda

    BERHASIL, kadang Anda BELAJAR. Anda hanya

    GAGAL jika Anda BERHENTI.

    Jika Anda berkomitmen untuk memberikan

    waktu, tenaga dan daya melakukan sesuatu

    tanpa meminta apapun sebagai imbalan, Anda

    pasti mendapatkan imbalan melebihi ekspektasi

    Anda.

    Where there is a will, there is a way.

    Karya ini kupersembahkan untuk :

    Pahlawan dan sahabat sejatiku, Yesus Kristus,

    Papa dan Mama tercinta,

    Adik-adikku beserta keluarga tercinta,

    Teman-teman angkatan 2011, dan

    Almamaterku

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PRAKATA

    Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan

    penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

    yang berjudul “Formulasi Sediaan Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur

    (Kaempferia galanga L.) dengan Menggunakan Carbopol

    940 sebagai Gelling

    Agent dan Gliserin sebagai Humectant” ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun

    untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program

    Studi Farmasi (S. Farm.).

    Sepanjang proses perkuliahan selama menempuh masa studi S1 sampai

    penyusunan tugas akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria.

    2. Papa dan Mama beserta keluarga tercinta atas doa, kasih sayang, perhatian,

    kesabaran, motivasi, kritik, dan saran yang telah diberikan kepada penulis.

    3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    4. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Kaprodi Farmasi Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta.

    5. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing

    yang telah memberikan bimbingan, diskusi, kritik, dan saran kepada penulis

    mulai dari penyusunan proposal, proses penelitian hingga penyelesaian skripsi

    ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    6. Tim penguji yang beranggotakan Bapak Septimawanto Dwi P., M.Si., Apt., Ibu

    Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. atas

    kesediaannya dalam menyediakan waktu, serta memberikan pengarahan, kritik,

    saran kepada penulis.

    7. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah

    mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.

    8. Para laboran terutama pak Musrifin, pak Wagiran, serta seluruh karyawan atas

    segala bantuan selama penulis melakukan penelitian dan menempuh

    perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

    9. Albertus Juannino Prabowo dan Vincentius Henry Susanto selaku teman kerja

    satu tim dalam proses penelitian ini.

    10. Para sahabat dan teman-teman angkatan 2011 atas dukungan dan kebersamaan

    yang tidak terlupakan.

    11. Seluruh pihak yang telah membantu selama proses penelitian ini yang tidak

    dapat disebutkan satu per satu.

    Penulis sadar bahwa penulis memiliki keterbatasan kemampuan dan

    pengetahuan pada pengerjaan tugas akhir ini walaupun penulis telah berusaha

    menyelesaikan tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, penulis

    sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk

    memperbaiki kekurangan yang ada. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi pembaca.

    Yogyakarta, 8 Juni 2015

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    PRAKATA ..................................................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vii

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

    ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

    INTISARI ................................................................................................... xvii

    ABSTRACT ................................................................................................ xviii

    BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

    1. Perumusan masalah ............................................................................ 4

    2. Keaslian penelitian ............................................................................. 4

    3. Manfaat penelitian .............................................................................. 5

    B. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

    BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA............................................................ 7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    A. Kencur (Kaempferia galanga L.) ............................................................ 7

    B. Etil-p-metoksisinamat ............................................................................. 8

    C. Sinar Ultraviolet ...................................................................................... 9

    D. Sunscreen ................................................................................................ 9

    E. Emulgel ................................................................................................. 11

    F. Gelling Agent ........................................................................................ 11

    G. Humektan .............................................................................................. 12

    H. Surfaktan ............................................................................................... 13

    I. Desain Faktorial .................................................................................... 14

    J. Landasan Teori ...................................................................................... 15

    K. Hipotesis ............................................................................................... 16

    BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 17

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 17

    B. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ...................................... 17

    C. Alat Dan Bahan Penelitian .................................................................... 20

    D. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 21

    1. Pengumpulan, penyiapan, dan penyerbukan simplisia rimpang

    kencur ............................................................................................... 21

    2. Determinasi tanaman ........................................................................ 21

    3. Pembuatan ekstrak rimpang kencur ................................................. 21

    4. Uji kualitatif EPMS dalam ekstrak kencur ....................................... 22

    5. Penentuan nilai SPF ......................................................................... 22

    6. Optimasi proses pembuatan emulgel ................................................ 23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    7. Pengujian organoleptis ..................................................................... 25

    8. Pengujian tipe emulgel dengan metode pengenceran....................... 25

    9. Uji pH emulgel ................................................................................. 25

    10. Uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol rimpang

    kencur ............................................................................................... 26

    E. Analisis Data ......................................................................................... 26

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 28

    A. Penyiapan Dan Determinasi Tanaman .................................................. 28

    B. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur ................................................... 28

    C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur ......................................... 30

    D. Penentuan Nilai SPF ............................................................................. 31

    E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur .................................................... 33

    F. Pengujian Organoleptis ......................................................................... 35

    G. Pengujian Tipe Emulgel ........................................................................ 35

    H. Uji pH Emulgel Ekstrak Kencur ........................................................... 36

    I. Uji Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur .................... 37

    J. Efek Penambahan Carbopol 940 Dan Gliserin, Serta Interaksinya

    Dalam Menentukan Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang

    Kencur ................................................................................................... 40

    K. Penentuan Area Komposisi Optimum Emulgel Ekstrak Etanol

    Rimpang Kencur ................................................................................... 44

    L. Validasi Persamaan Respon Dalam Area Komposisi Optimum ........... 46

    M. Stabilitas Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur ............................ 47

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 51

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 51

    B. Saran ..................................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 52

    LAMPIRAN ................................................................................................. 55

    BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 80

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua

    level ................................................................................................ 15

    Tabel II. Formula emulgel acuan .................................................................. 23

    Tabel III. Formula emulgel ekstrak etanol rimpang kencur ........................... 24

    Tabel IV. Hasil uji organoleptis (48 jam setelah pembuatan) ........................ 35

    Tabel V. Hasil uji organoleptis (satu bulan setelah pembuatan) ................... 35

    Tabel VI. Hasil uji pH emulgel ....................................................................... 37

    Tabel VII. Jumlah penggunaan Carbopol

    940 dan gliserin dalam formula ... 38

    Tabel VIII. Sifat fisik emulgel ekstrak kencur (𝑥 SD) .................................... 39

    Tabel IX. Uji normalitas data daya sebar dan viskositas ................................ 41

    Tabel X. Uji kesamaan varians data daya sebar dan viskositas .................... 42

    Tabel XI. Efek Carbopol

    940 dan gliserin serta interaksinya dalam

    menentukan respon viskositas ........................................................ 42

    Tabel XII. Efek Carbopol

    940 dan gliserin serta interaksinya dalam

    menentukan respon daya sebar ....................................................... 43

    Tabel XIII. Validasi superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur ......... 47

    Tabel XIV. Pergeseran viskositas formula 1 ..................................................... 48

    Tabel XV. Pergeseran viskositas formula a ..................................................... 48

    Tabel XVI. Pergeseran viskositas formula b ..................................................... 48

    Tabel XVII. Pergeseran viskositas formula ab ................................................... 48

    Tabel XVIII. Uji normalitas data pergeseran viskositas ...................................... 49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    Tabel XIX. Uji kesamaan varians data pergeseran viskositas ........................... 49

    Tabel XX. Uji ANOVA data pergeseran viskositas ......................................... 50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Struktur etil-p-metoksisinamat ..................................................... 8

    Gambar 2. Struktur Carbopol ....................................................................... 12

    Gambar 3. Struktur gliserin .......................................................................... 13

    Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS ...................................... 30

    Gambar 5. Kurva contour plot respon viskositas ......................................... 45

    Gambar 6. Kurva contour plot respon daya sebar........................................ 45

    Gambar 7. Superimposed contour plot emulgel ekstrak kencur .................. 46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat keterangan determinasi tanaman .................................... 55

    Lampiran 2. Uji kualitatif etil-p-metoksisinamat ......................................... 56

    Lampiran 3. Penetapan nilai SPF ................................................................. 59

    Lampiran 4. Grafik hasil orientasi ............................................................... 62

    Lampiran 5. Uji tipe emulsi ......................................................................... 65

    Lampiran 6. Hasil uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak kencur ....... 66

    Lampiran 7. Hasil analisis menggunakan program R-3.1.1 ......................... 69

    Lampiran 8. Dokumentasi ............................................................................ 77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    INTISARI

    Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia

    galanga L.) yang mengandung etil-p-metoksisinamat sebagai senyawa sunscreen,

    dan dengan bentuk sediaan emulgel yang menggabungkan unsur gel dan emulsi,

    diharapkan ekstrak dapat terdispersi secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui adanya pengaruh Carbopol

    940 sebagai gelling agent dan gliserin

    sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik emulgel, serta mengetahui

    area komposisi optimum sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur.

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain

    faktorial menggunakan dua faktor yaitu Carbopol

    940 (gelling agent) dan

    gliserin (humectant), dan dua level yaitu level rendah dan level tinggi. Sifat fisik

    emulgel yang diamati meliputi daya sebar, viskositas, lalu stabilitas fisik emulgel

    yang diamati dengan cara membandingkan viskositas 48 jam setelah pembuatan

    dan setelah 1 bulan penyimpanan. Analisa data menggunakan program R-3.1.1

    untuk mengetahui signifikansi dari setiap faktor dan interaksinya dalam

    memberikan efek.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Carbopol

    940 dan gliserin

    memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar, tapi hanya Carbopol

    940

    yang memberikan efek yang signifikan terhadap viskositas, sedangkan interaksi

    keduanya tidak memberikan efek yang signifikan terhadap daya sebar dan

    viskositas. Emulgel yang dihasilkan stabil selama 1 bulan penyimpanan. Selain itu,

    area komposisi optimum yang diperoleh valid dan menunjukkan sifat fisik yang

    dikehendaki.

    Kata kunci : ekstrak etanol rimpang kencur, sunscreen, emulgel, carbopol

    940,

    gliserin, desain faktorial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    ABSTRACT

    This research used Kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract

    containing ethyl-p-methoxycinnamate as sunscreen compound, and with emulgel

    dosage form that combines elements of gel and emulsion, it‟s expected that the

    extract can be dispersed well. This research was aimed to investigate the effect of

    Carbopol

    940 as a gelling agent and glycerin as a humectant to the physical

    characteristics and stability of emulgel, and to investigate the optimum

    composition area of the Kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract emulgel.

    This research was pure experimental study using a factorial design with

    two factors, Carbopol

    940 (gelling agent) and glycerin (humectant), and two

    levels, low level and high level. The physical characteristics observed are

    spreadability and viscosity, while the stability of emulgel was observed by

    comparing the viscosity after 48 hours production and after 1 month storage.

    Analysis of data using R-3.1.1 program was used to determine the significance of

    each factor and their interactions in effect.

    The results showed that Carbopol

    940 and glycerin provided significant

    effects on spreadability, but only Carbopol

    940 provided a significant effect on

    viscosity, while their interactions did not provide significant effects on

    spreadability and viscosity. The produced emulgel was stable during 1 month

    storage. The obtained optimum composition area was valid and showed the

    desired physical characteristics.

    Keywords : kaempferia galanga L. rhizome ethanol extract, sunscreen, emulgel,

    carbopol

    940, glycerin, factorial design.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sinar ultraviolet sangat berbahaya bagi manusia karena dapat

    menyebabkan kanker kulit. Dengan adanya pemanasan global, sinar matahari

    semakin dapat membahayakan yang ada di permukaan bumi. Pemanasan global

    adalah peningkatan dalam suhu atmosfer bumi, yang sebagian besar disebabkan

    oleh gas yang diproduksi ketika manusia membakar batubara, minyak, dan bahan

    bakar fosil lainnya, gas tersebut yang salah satunya adalah karbon dioksida

    menahan panas matahari di dalam atmosfer kita (Oxlade, 2003). Sinar ultraviolet

    mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm (Gandjar dan Rohman, 2007).

    Cahaya yang memiliki energi tinggi ini masuk tanpa halangan karena penipisan

    lapisan ozon, sehingga intensitas sinar ultraviolet meningkat lalu dipantulkan

    dengan energi rendah yang cuma bisa terjebak di atmosfer dan meningkatkan

    panas. Sinar matahari terasa semakin menyengat dan panasnya mampu membuat

    kulit menjadi merah. Oleh karena itu, ada beberapa usaha yang dilakukan untuk

    melindungi kulit dari bahaya sinar UV, salah satunya adalah penggunaan tabir

    surya (sunscreen).

    Menurut Asriani (2012), etil-p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu

    senyawa hasil isolasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) yang

    merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit dari sengatan

    matahari. Ekstrak kental dari rimpang tanaman kencur yang banyak tumbuh di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Indonesia ini mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 37,9% dan etil-p-

    metoksisinamat tidak kurang dari 4,3%. EPMS memberikan perlindungan ultra

    (nilai Sun Protecting Factor (SPF) > 15) pada hasil penelitian nilai SPF senyawa

    dalam konsentrasi 40 mg/ml (Asriani, 2012).

    Salah satu bentuk sediaan semisolid yang banyak digunakan untuk

    sediaan topikal sunscreen adalah emulgel. Emulgel merupakan sediaan yang

    menggabungkan unsur gel dan emulsi. Emulgel digunakan karena memiliki

    kelebihan seperti memberikan daya sebar yang baik dan mudah dipakai. Emulgel

    memiliki stabilitas fisik yang lebih baik daripada krim dan salep (Priani,

    Humanisya, dan Darusman, 2014). Stabilitas tersebut dikarenakan ekstrak yang

    mengandung minyak atsiri dan EPMS tidak langsung dicampurkan ke dalam gel

    tetapi terdispersi secara baik sebagai fase minyak dalam emulsi M/A, kemudian

    emulsi yang stabil ini bisa dicampurkan ke dalam basis gel, sehingga pelepasan

    obatnya juga akan lebih baik daripada hanya langsung dicampurkan ke dalam

    basis gel. Sistem emulsi akan berfungsi sebagai emolien yang akan mencegah

    penguapan. Emulsi mengandung fase minyak sehingga diharapkan membuat

    sediaan sunscreen yang dihasilkan tidak mudah dibilas dengan air dan dapat

    berefek lebih lama untuk menjamin perlindungan sepanjang hari, namun adanya

    sistem gel memberikan sensasi dingin menyejukkan dan menutupi rasa oily dari

    emulsi sehingga emulgel tetap nyaman digunakan (Widyaningtyas, 2010).

    Basis gel yang ideal adalah yang bersifat inert dan non reaktif dengan

    komponen lain dalam formulasi. Salah satu jenis bahan pembentuk gel yang

    sering dipakai adalah Carbopol

    940. Menurut Islam, Rodriguez-Hornedo, Ciotti,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    dan Ackermann (2004), Carbopol

    940 merupakan gelling agent yang memiliki

    viskositas tinggi pada konsentrasi yang rendah. Carbopol

    940 akan menyediakan

    matriks untuk menjebak droplet minyak sehingga akan meningkatkan stabilitas

    emulgel karena dengan adanya matriks dalam sistem emulgel maka akan

    meminimalkan pergerakan antar droplet dalam sistem tersebut dan terjadinya

    perubahan ukuran droplet ke arah yang lebih besar dapat diatasi. Carbopol

    940

    yang tersusun dari monomer asam akrilat merupakan gelling agent sintetik yang

    memiliki stabilitas yang baik karena menghasilkan dispersi yang homogen dan

    tidak menimbulkan iritasi. Gliserin merupakan humectant yang berasal dari lemak

    tumbuhan, sehingga gliserin aman digunakan pada sediaan topikal (Alvarez-

    Nunez dan Medina, 2009). Gliserin merupakan salah satu eksipien yang umum

    digunakan sebagai humectant karena tidak beracun dan tidak mengiritasi. Oleh

    karena itu, dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh Carbopol

    940 dan gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak kencur.

    Komposisi Carbopol

    940 dan gliserin akan memberikan efek yang dapat diukur

    kebermaknaannya dalam menentukan parameter-parameter sediaan emulgel

    kencur seperti sifat fisik yang meliputi daya sebar dan viskositas.

    Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Carbopol

    940 dan

    gliserin terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang

    kencur. Factorial design digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

    pengaruh signifikan dari faktor-faktor yang digunakan serta untuk menentukan

    area komposisi optimum dari sediaan. Diharapkan dengan komposisi Carbopol

    940 dan gliserin yang optimum dapat menghasilkan sediaan emulgel ekstrak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    etanol rimpang kencur yang memiliki kualitas yang baik yang dapat dilihat dari

    sifat fisik dan stabilitas fisiknya sehingga dapat diaplikasikan di masyarakat

    sebagai sunscreen.

    1. Perumusan masalah

    a. Bagaimana pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin

    sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel

    ekstrak etanol rimpang kencur?

    b. Apakah dapat diperoleh area komposisi optimum Carbopol 940 dan

    gliserin untuk menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur

    dengan sifat fisik yang dikehendaki?

    2. Keaslian penelitian

    Penelitian mengenai penggunaan ekstrak kencur dan bentuk sediaan

    emulgel yang pernah dilakukan adalah:

    a. Penentuan Stabilitas Sediaan Krim Tabir Surya dari Bahan Ekstrak

    Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) yang dilakukan oleh Widji,

    Noor, dan Diana (2005). Didapatkan kesimpulan pada penelitian tersebut

    bahwa senyawa etil para metoksi sinamat dalam sediaan krim tabir surya

    dengan basis berfase air kurang stabil pada penyimpanan selama 70 hari

    pada suhu kamar dan mengalami penurunan kadar secara bermakna pada

    derajat kepercayaan 0,01.

    b. Optimasi Tween 80 dan Span 80 sebagai Emulsifying Agent serta

    Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dalam Sediaan Emulgel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis L.): Aplikasi Desain

    Faktorial (Laverius, 2011).

    Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian

    tentang formulasi sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur

    (Kaempferia galanga L.) dengan Carbopol

    940 sebagai gelling agent dan

    gliserin sebagai humectant belum pernah dilakukan.

    3. Manfaat penelitian

    a. Manfaat teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

    pengaruh Carbopol

    940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant

    terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang

    kencur dan mengetahui faktor yang signifikan dalam mempengaruhi respon

    sifat dan stabilitas fisik yang dihasilkan.

    b. Manfaat praktis

    Penelitian ini diharapkan memberi gambaran sifat fisik emulgel yang

    baik kepada masyarakat melalui parameter daya sebar, viskositas, dan

    menghasilkan formula optimum emulgel ekstrak kencur yang dapat diterima

    oleh masyarakat.

    B. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Membuat sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur yang stabil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Tujuan khusus

    a. Mengetahui pengaruh Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin

    sebagai humectant terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel

    ekstrak etanol rimpang kencur.

    b. Mengetahui area komposisi optimum Carbopol

    940 dan gliserin untuk

    menghasilkan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik

    yang dikehendaki.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Kencur (Kaempferia galanga L.)

    1. Klasifikasi tanaman

    Kerajaan : Plantae

    Divisi : Spermathophyta

    Sub Divisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledonae

    Ordo : Zingiberales

    Famili : Zingiberaceae

    Genus : Kaempferia

    Spesies : Kaempferia galanga L.

    (Rukmana, 1994)

    2. Morfologi kencur

    Karakteristik morfologi tanaman kencur adalah sebagai berikut: pelepah

    daun berdaging, tidak berbulu, dan selalu tersembunyi di dalam tanah; ukuran

    rimpang pendek, bercabang-cabang, dan berbau harum; akar tanaman berdaging,

    beberapa ujung membentuk umbi sebesar kacang tanah atau sebesar telur burung

    merpati. Rimpang kencur sebagian lagi terletak di atas tanah. Bentuk rimpang

    umumnya bulat, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya coklat-kekuningan

    dan berbau harum (Rukmana, 1994).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    3. Kandungan kimia

    Kandungan kimia ekstrak kencur yaitu minyak atsiri dengan komponen

    utama etil-p-metoksisinamat dan etil sinamat. Rimpang kencur mengandung

    minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol (Rukmana, 2004).

    Etil-p-metoksisinamat (EPMS) termasuk dalam golongan senyawa ester

    yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan

    juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar. Ekstraksinya

    dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu

    etanol, etil asetat, metanol, air, dan heksana. Suatu senyawa dalam ekstraksinya

    yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang

    diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati

    (Firdausi, 2009).

    B. Etil-p-metoksisinamat

    Gambar 1. Struktur etil-p-metoksisinamat (Gaud, Surana, Talele, Talele, dan

    Gokhale, 2008).

    Etil para-metoksisinamat (EPMS) merupakan salah satu senyawa hasil

    isolasi rimpang kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu

    pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Golongan sinamat memiliki konjugat

    tidak jenuh yaitu cincin aromatik dan gugus karbonil pada bagian asam

    karboksilat (ester). Konfigurasi dari gugus tersebut memungkinkan terjadinya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    delokalisasi di sepanjang molekul. Energi yang digunakan untuk transisi elektron

    ini terjadi pada panjang gelombang sekitar 305 nm (Lowe, Shaath, dan Pathak,

    1997).

    C. Sinar Ultraviolet

    Sinar UV merupakan sinar elektromagnetis yang merupakan bagian dari

    spektrum sinar matahari. Berdasarkan panjang gelombang dan energi yang

    dimilikinya, sinar UV dikelompokan menjadi tiga jenis yaitu UV-A, UV-B, dan

    UV-C. Sinar UV-A mempunyai energi yang relatif rendah, namun dapat

    menembus lapisan kulit sampai lapisan jangat dan lemak. Hal ini berdampak

    terhadap kerusakan pada jaringan jangat dan lemak. Hal yang nampak pada kulit

    jika lapisan lemak rusak adalah kulit menjadi keriput. Sinar UV-B memiliki

    energi yang relatif tinggi, hal ini berdampak terhadap lapisan kulit paling atas,

    yaitu lapisan kulit ari. Sinar UV-B mampu membakar dan merusak lapisan ari.

    Selain itu, sinar UV juga berperan dalam menimbulkan kelainan pigmentasi

    (Tranggono dan Latifah, 2007).

    D. Sunscreen

    Tabir surya (sunscreen) digunakan untuk mengurangi efek buruk sinar

    matahari tersebut. Jenis sunscreen terbagi menjadi dua macam, yaitu yang bersifat

    sebagai penghalang kimiawi (contohnya PABA, salisilat, dan antranilat) yang

    dapat mengabsorpsi hampir 95% radiasi sinar UV-B yang dapat menyebabkan

    sunburn (eritema dan kerut) namun tidak dapat menghalangi UV-A penyebab

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    direct tanning, kerusakan sel elastin, dan timbulnya kanker kulit. Jenis sunscreen

    yang kedua adalah yang bersifat sebagai penghalang fisik (contohnya titanium

    dioksida, Mg silikat, ZnO, dan kaolin) yang dapat memantulkan sinar serta

    menahan UV-A maupun UV-B (Wasitaatmadja, 1997).

    EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang

    kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS

    memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi

    terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan

    auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu

    mengabsorpsi radiasi sinar UV (Widyaningtyas, 2010).

    SPF (Sun Protecting Factor) merupakan parameter efektivitas suatu

    sediaan sunscreen. Semakin besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang

    diberikan. Nilai SPF suatu produk menyatakan perbandingan antara waktu yang

    dibutuhkan radiasi UV-B dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang

    terlindungi dengan waktu yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk

    menyebabkan eritema dengan tingkatan yang sama (Stanfield, 2003).

    Penentuan aktivitas tabir surya berdasarkan nilai SPF. Nilai SPF dapat

    ditentukan secara in vitro dengan menggunakan metode spektrofotometri. Nilai

    SPF didapat dari perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:

    log 𝑆𝑃𝐹 = 𝐴𝑈𝐶

    𝜆𝑛− 𝜆1

    (Asriani, 2012)

    Produk dengan perlindungan matahari kategori „minimal‟ merupakan

    produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 2 sampai di bawah 12. Produk dengan

    ……………………….....(1)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    perlindungan matahari kategori „moderate‟ merupakan produk sunscreen yang

    memiliki nilai SPF 12 sampai di bawah 30. Produk dengan perlindungan matahari

    kategori „high‟ merupakan produk sunscreen yang memiliki nilai SPF 30 ke atas

    (U.S. Department of Health and Human Services, 2014).

    EPMS termasuk dalam kategori „moderate‟, karena pada hasil penelitian

    senyawa dalam konsentrasi 40 mg/ml memberikan nilai SPF > 15 (Asriani, 2012).

    E. Emulgel

    Emulgel dibuat dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent dengan

    perbandingan tertentu. Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan

    emulgel adalah gelling agent yang dapat meningkatkan viskositas, emulsifying

    agent untuk menghasilkan emulsi yang stabil, humektan, dan pengawet. Syarat

    sediaan emulgel sama seperti syarat untuk sediaan gel, yaitu untuk penggunaan

    dermatologi harus mempunyai syarat sebagai berikut: tiksotropik, mempunyai

    daya sebar yang baik, dan dapat bercampur dengan beberapa zat tambahan

    (Magdy, 2004).

    F. Gelling Agent

    Gelling agent yang digunakan dalam bidang farmasi dan kosmetik harus

    inert, aman, dan non reaktif terhadap komponen formulasi lainnya. Gelling agent

    yang digunakan dalam formulasi cair harus dapat memberikan atau menyediakan

    bentuk matriks selama penyimpanan sediaan, dan matriks tersebut harus dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    pecah dengan mudah ketika diberikan shear forces pada saat penggojogan atau

    ketika diaplikasikan secara topikal (Zatz dan Kushla, 1996).

    Carbopol atau disebut juga carbomer (gambar 2) merupakan salah satu

    gelling agent untuk menghasilkan gel maupun emulgel dengan karakteristik

    tertentu. Secara kimia, carbomer merupakan polimer sintetik dengan bobot

    molekul tinggi dari asam akrilat. Carbopol dapat digunakan sebagai gelling agent

    pada konsentrasi 0,5% – 2% (Draganoiu, Rajabi-Siahboomi, dan Tiwari, 2009).

    Gambar 2. Struktur Carbopol (Draganoiu dkk., 2009)

    Carbomer digunakan secara ekstensif dalam produk-produk

    nonparenteral, terutama cairan topikal dan sediaan semisolid. Carbomer umumnya

    dianggap bahan yang pada dasarnya tidak beracun dan tidak mengiritasi. Tidak

    ada bukti reaksi hipersensitivitas terhadap carbomer yang digunakan secara

    topikal pada manusia (Draganoiu dkk., 2009).

    G. Humektan

    Humektan merupakan bahan kosmetik yang dapat mempertahankan

    kandungan air pada lapisan kulit terluar. Humektan bersifat higroskopis sehingga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    dapat mempertahankan kelembaban sediaan dan mendistribusikan lembab tersebut

    saat diaplikasikan di permukaan kulit. Humektan larut dalam air dan mudah

    hilang setelah dicuci air (Zocchi, 2001).

    Gliserin merupakan nama lain dari gliserol. Gliserin (gambar 3) bisa

    digunakan sebagai pengawet, emmolient, humectant, plasticizer, solvent, dan

    pemanis. Gliserin dapat digunakan sebagai humektan pada konsentrasi hingga

    30%. Gliserin bersifat tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis, rasanya manis,

    dan berupa cairan viscous. Umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun

    dan tidak mengiritasi (Alvarez-Nunez dan Medina, 2009).

    Gambar 3. Struktur gliserin (Alvarez-Nunez dan Medina, 2009)

    H. Surfaktan

    Surfaktan merupakan salah satu jenis emulsifying agent yang mengurangi

    tegangan antarmuka antara minyak dan air sehingga meminimalkan energi

    permukaan dari droplet yang terbentuk (Allen, 2002).

    Surfaktan merupakan suatu molekul yang mempunyai rantai hidrokarbon

    nonpolar dan polar pada tiap ujung rantai molekulnya. Molekul ini akan dapat

    menarik fase minyak dan fase air sekaligus dan akan menempatkan diri berada di

    antara kedua fase tersebut. Keberadaan surfaktan sebagai emulsifying agent akan

    menurunkan tegangan antarmuka fase minyak dan fase air (Friberg, Quencer, dan

    Hilton, 1996).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    I. Desain Faktorial

    Desain faktorial adalah aplikasi persamaan regresi di mana teknik ini

    memberikan model hubungan antara variabel respon dengan lebih dari satu

    variabel bebas. Desain faktorial digunakan untuk mencari efek dari berbagai

    faktor atau kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial merupakan desain

    untuk menentukan efek secara simultan dan interaksi dari efek tersebut (Bolton

    dan Bon,1997).

    Notasi dalam desain faktorial dua level (level tinggi dan level rendah)

    yaitu faktor yang berada di level tinggi dilambangkan dengan “+”, sedangkan

    yang berada di level rendah dilambangkan dengan “-“. Hal ini menjadi penting

    untuk penentuan interaksi antar faktor (Amstrong dan James, 1996).

    Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain

    faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus berikut:

    Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2.................................................(2)

    Keterangan:

    Y = respon hasil atau sifat yang diamati

    X1, X2 = faktor uji

    b0 = rata-rata respon hasil

    b1, b2, b12 = koefisien setiap faktor yang dihitung dari hasil percobaan

    Desain faktorial dua level dan dua faktor memerlukan empat percobaan

    (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor).

    Penamaan formula untuk empat percobaan adalah formula 1 untuk percobaan I,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    formula a untuk percobaan II, formula b untuk percobaan III, dan formula ab

    untuk percobaan IV (Bolton dan Bon, 1997).

    Rancangan percobaan desain faktorial sebagai berikut:

    Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua

    level

    Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi

    1 - - +

    a + - -

    b - + -

    ab + + +

    Keterangan:

    (-) = level rendah

    (+) = level tinggi

    Percobaan 1 = Formula dengan faktor A level rendah, dan faktor B rendah

    Percobaan a = Formula dengan faktor A level tinggi, dan faktor B rendah

    Percobaan b = Formula dengan faktor A level rendah, dan faktor B tinggi

    Percobaan ab = Formula dengan faktor A level tinggi, dan faktor B tinggi

    (Bolton dan Bon, 1997)

    J. Landasan Teori

    Sunscreen merupakan salah satu upaya untuk melindungi diri dari

    paparan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker kulit. Tanaman kencur

    telah diketahui memiliki kandungan kimia berupa minyak atsiri yang sebagian

    besar mengandung etil-p-metoksisinamat dan etil sinamat yang telah diketahui

    memiliki aktivitas sebagai senyawa yang mampu menyerap sinar ultraviolet

    (Firdausi, 2009). Bentuk sediaan emulgel diharapkan mampu membawa minyak

    atsiri dari ekstrak kencur karena EPMS terdispersi secara baik sebagai fase

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    minyak dalam emulsi M/A sedangkan gel dapat memberikan sensasi dingin pada

    kulit. Carbopol

    940 merupakan gelling agent yang memiliki viskositas tinggi

    pada konsentrasi yang rendah (Islam dkk., 2004). Gliserin juga mempengaruhi

    sifat fisik dan stabilitas sediaan karena sebagai humektan bersifat higroskopis,

    dapat mempertahankan kelembaban sediaan dan mendistribusikan lembab saat

    diaplikasikan di permukaan kulit (Zocchi, 2001).

    Ekstrak etanol rimpang kencur belum pernah diteliti apakah dapat

    diformulasikan dalam bentuk sediaan emulgel. Oleh karena itu, dalam penelitian

    ini akan dilakukan formulasi ekstrak etanol rimpang kencur dalam bentuk sediaan

    emulgel di mana diteliti juga komposisi dari gelling agent (Carbopol

    940) dan

    humectant (gliserin) dengan metode desain faktorial sehingga dapat diperoleh

    komposisi optimum. Nilai sun protecting factor (SPF) dapat memberikan

    gambaran mengenai potensi zat aktif yang digunakan dalam menyerap sinar UV.

    K. Hipotesis

    1. Terdapat pengaruh dominan di antara faktor Carbopol

    940 sebagai gelling

    agent, faktor gliserin sebagai humectant, atau interaksi antar kedua faktor

    terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang

    kencur.

    2. Area komposisi optimum Carbopol

    940 dan gliserin untuk menghasilkan

    emulgel ekstrak etanol rimpang kencur dengan sifat fisik yang dikehendaki

    dapat diperoleh.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental

    murni dengan menggunakan aplikasi desain faktorial dengan dua faktor dan dua

    level untuk melihat signifikansi model persamaan dalam memprediksi respon sifat

    dan stabilitas fisik emulgel dan melihat faktor yang dominan yang mempengaruhi

    sifat dan stabilitas fisik emulgel. Penelitian dilakukan di Laboratorium

    Farmakognosi Fitokimia dan Laboratorium Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi

    Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel penelitian

    a. Variabel bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi level gelling agent dan

    humectant, yaitu Carbopol

    940 dan gliserin, masing-masing pada level

    rendah dan tinggi.

    b. Variabel tergantung

    Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat dan stabilitas fisik

    emulgel (viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas emulgel setelah

    penyimpanan selama satu bulan).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    c. Variabel pengacau terkendali

    Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah alat dan bahan

    yang digunakan, asal dan umur tanaman, wadah dan lama penyimpanan,

    lama pengadukan, kecepatan pengadukan dalam pembuatan sediaan

    emulgel, dan kondisi penyimpanan.

    d. Variabel pengacau tak terkendali

    Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu

    penyimpanan, suhu ruangan, dan kelembaban ruangan.

    2. Definisi operasional

    a. Ekstrak etanol rimpang kencur adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil

    ekstraksi serbuk rimpang kencur dengan cara maserasi menggunakan

    etanol 95% selama 2 hari dan remaserasi satu kali selama 2 hari,

    dilanjutkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator dan water

    bath sampai diperoleh ekstrak kental.

    b. SPF (Sun Protecting Factor) ekstrak kencur adalah kemampuan ekstrak

    sebagai zat aktif sunscreen untuk melindungi kulit dari eritema yang

    disebabkan oleh paparan radiasi sinar UV-A dan sinar UV-B.

    c. Sunscreen adalah sediaan yang dapat melindungi kulit dari kerusakan

    akibat paparan sinar UV.

    d. Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi tipe

    minyak dalam air dan gelling agent sebagai pembentuk gel dengan

    konsentrasi tertentu.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    e. Gelling agent adalah bahan pembentuk sediaan emulgel yang membentuk

    matriks tiga dimensi. Gelling agent yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah Carbopol

    940 dengan konsentrasi 1% dan 1,5%.

    f. Humectant adalah bahan yang membantu mempertahankan kelembaban

    sediaan dan permukaan kulit dengan cara menarik lembab dari lingkungan.

    Humectant yang digunakan pada penelitian ini adalah gliserin dengan

    konsentrasi 20% dan 30%.

    g. Sifat fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui

    kualitas fisik emulgel, meliputi viskositas dan daya sebar. Viskositas yang

    diinginkan adalah 200 – 300 d.Pa.s. Daya sebar yang diinginkan adalah 3

    – 5 cm.

    h. Stabilitas fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk

    mengetahui konsistensi kualitas fisik emulgel, yang diamati melalui

    pergeseran viskositas.

    i. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas emulgel setelah disimpan 1

    bulan pada suhu kamar dibandingkan dengan viskositas awal. Rumus yang

    digunakan untuk pergeseran viskositas adalah :

    Pergeseran viskositas =[ viskositas awal −viskositas setelah 1 bulan ]

    viskositas awal𝑥100% ...(3)

    Pergeseran viskositas dalam penelitian ini kurang dari 10%.

    j. Desain faktorial adalah desain penelitian yang dapat digunakan untuk

    mengetahui efek yang dominan dari penambahan Carbopol

    940 dan

    gliserin dalam menentukan sifat dan stabilitas fisik emulgel.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    k. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini

    digunakan 2 faktor, yaitu penambahan Carbopol

    940 dan gliserin.

    l. Level adalah tingkatan faktor yang diteliti. Terdapat dua level yaitu level

    rendah dan level tinggi.

    m. Respon adalah besaran yang diamati perubahan efeknya, besarnya dapat

    dikuantitatifkan. Respon dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel

    (daya sebar dan viskositas) dan stabilitas fisik emulgel (pergeseran

    viskositas).

    n. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan

    faktor.

    o. Contour plot adalah profil respon viskositas dan daya sebar emulgel.

    p. Contour plot superimposed adalah gabungan dari semua contour plot yang

    dapat digunakan untuk menentukan ada tidaknya prediksi komposisi

    formula optimum emulgel.

    C. Alat dan Bahan Penelitian

    Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-

    Germany), pipet mikro, shaker (Innova 2100), oven, rotary evaporator (Janke-

    Kulken), mixer, Viscometer¸ Spectrophotometer UV-Vis SHIMADZU (UV mini -

    1240), lemari pendingin, stopwatch, indikator pH, waterbath, labu Erlenmeyer,

    dan tabung reaksi.

    Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk kencur, etanol

    95% (kualitas teknis), etanol (kualitas p.a), Carbopol

    940 (kualitas farmasetis),

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Span 20 (kualitas farmasetis), Tween 20 (kualitas farmasetis), gliserin (kualitas

    farmasetis), parafin cair (kualitas farmasetis), metil paraben dan propil paraben

    (kualitas farmasetis), trietanolamina (kualitas farmasetis), dan aquadest.

    D. Tata Cara Penelitian

    1. Pengumpulan, penyiapan, dan penyerbukan simplisia rimpang kencur

    Serbuk rimpang kencur didapat dari Laboratorium Biologi Farmasi

    Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Serbuk yang

    dikehendaki adalah serbuk kering berwarna coklat.

    2. Determinasi tanaman

    Determinasi tanaman dilakukan untuk membuktikan kebenaran

    tanaman kencur yang digunakan. Determinasi tanaman kencur telah dilakukan

    oleh bagian Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas

    Gadjah Mada Yogyakarta.

    3. Pembuatan ekstrak rimpang kencur

    Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan proses maserasi. Serbuk

    rimpang kencur ditimbang sebanyak 50 gram, ditempatkan dalam Erlenmeyer

    750 mL, ditambahkan 500 mL etanol 95% ke dalam Erlenmeyer yang berisi

    serbuk rimpang kencur. Kemudian dilakukan maserasi selama 48 jam dengan

    menggunakan maserator, setelah dilakukan maserasi selanjutnya dilakukan

    penyaringan dengan menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat

    vakum dan proses diulangi 1 kali lagi (maserasi selama 48 jam) dengan jenis

    dan jumlah pelarut yang sama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Setelah tahap maserasi selesai maka dilakukan penguapan dengan

    rotary evaporator dan waterbath sampai ekstrak tampak pekat atau sedikit

    kandungan pelarut.

    4. Uji kualitatif EPMS dalam ekstrak kencur

    Uji kualitatif dilakukan untuk memastikan bahwa ekstrak rimpang

    kencur yang sudah dibuat mengandung senyawa aktif yang diperlukan. Uji

    kualitatif EPMS telah dilakukan oleh bagian Laboratorium Penelitian dan

    Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yaitu dengan metode

    KLT seperti pada lampiran 2.

    5. Penentuan nilai SPF

    Penyiapan larutan sampel 10 ppm yaitu dengan menimbang 0,04 gram

    ekstrak kencur dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diaduk sampai homogen.

    Kemudian larutan tersebut diencerkan dengan mengambil 5 mL larutan

    tersebut yang dilarutkan dalam 10 mL etanol dan diencerkan lagi dengan

    mengambil 5 mL larutan tersebut yang dilarutkan dalam 10 mL etanol. Lalu

    dari larutan tersebut diambil lagi 1 mL dilarutkan dalam 10 mL etanol dan

    diencerkan lagi dengan mengambil 1 mL dilarutkan dalam 10 mL etanol

    sehingga didapatkan konsentrasi larutan sampel ekstrak kencur 10,0 ppm.

    Ekstrak dengan konsentrasi 10 ppm kemudian dilakukan scanning

    pada panjang gelombang 290 nm – 330 nm menggunakan spectrophotometer

    UV-Vis, lalu diperoleh nilai absorbansi, dan nilai AUC bisa dihitung untuk

    menentukan nilai SPF seperti tercantum pada lampiran 3.

    log 𝑆𝑃𝐹 = 𝐴𝑈𝐶

    𝜆𝑛− 𝜆1

    ……………………….....(4)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    ΣAUC merupakan total luas area dari peak yang dihasilkan pada masing-

    masing panjang gelombang yang digunakan dalam scanning, λn merupakan

    panjang gelombang terbesar dalam penelitian ini yaitu 330 nm, sedangkan λ1

    merupakan panjang gelombang terkecil yaitu 290 nm.

    6. Optimasi proses pembuatan emulgel

    a. Formula

    Formula emulgel acuan menurut Formulation and Evaluation of Optimized

    Clotrimazole Emulgel Formulations (Yassin, 2014) dapat dilihat pada tabel

    II.

    Tabel II. Formula emulgel acuan

    Formula (% b/b) Jumlah (g)

    Clotrimazole 1

    Carbopol 934 1

    Liquid paraffin 7,5

    Tween 20 1

    Span 20 1,5

    Propylene glycol 5

    Ethanol 2,5

    Methyl paraben 0,03

    Propyl paraben 0,01

    Purified water to 100

    Modifikasi dilakukan dengan mengganti zat aktif dan beberapa eksipiennya.

    Formula hasil modifikasi seperti pada tabel III.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Tabel III. Formula emulgel ekstrak etanol rimpang kencur

    Formula F1 (g) Fa (g) Fb (g) Fab (g)

    Ekstrak rimpang

    kencur 4 4 4 4

    Carbopol® 940 2 3 2 3

    Gliserin 40 40 60 60

    Span 20 3 3 3 3

    Tween 20 2 2 2 2

    TEA 3 3 3 3

    Parafin Cair 10 10 10 10

    Metil Paraben 0,6 0,6 0,6 0,6

    Propil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2

    Aquadest 125 125 125 125

    Keterangan :

    F1 = Formula dengan Carbopol

    940 level rendah dan gliserin level rendah

    Fa = Formula dengan Carbopol

    940 level tinggi dan gliserin level rendah

    Fb = Formula dengan Carbopol

    940 level rendah dan gliserin level tinggi

    Fab = Formula dengan Carbopol

    940 level tinggi dan gliserin level tinggi

    b. Pembuatan emulgel

    Carbopol

    940 dikembangkan dengan menggunakan 90 mL

    aquadest dari formula selama 24 jam. Fase minyak dibuat dengan

    mencampur span 20, parafin cair, dan ekstrak kencur, dicampur dahulu di

    atas waterbath dengan suhu 60-700C. Fase air dibuat dengan mencampur

    tween 20 dengan gliserin yang sebelumnya telah dicampur metil paraben

    dan propil paraben di atas waterbath dengan suhu 60-700C. Fase minyak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    dan fase air dicampur bersama dengan sisa aquadest dari formula, campuran

    di-mixer pada kecepatan skala 1 selama 5 menit.

    Emulsi selanjutnya dicampurkan ke dalam Carbopol

    940 yang

    sebelumnya telah dikembangkan dengan aquadest dari formula dengan

    kecepatan putar mixer pada skala 1 selama 5 menit. Trietanolamina

    ditambahkan ke dalam campuran sampai pH 6, kemudian campuran diaduk

    kembali menggunakan mixer kecepatan skala 1 selama 5 menit.

    7. Pengujian organoleptis

    Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan

    homogenitas emulgel ekstrak kencur 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan

    penyimpanan.

    8. Pengujian tipe emulgel dengan metode pengenceran

    Emulgel diletakkan di atas gelas arloji kemudian ditambahkan fase air

    (aquadest) dengan volume dua kali lipat volume emulgel, demikian juga

    dengan menggunakan fase minyak (parafin cair). Pengamatan dilakukan

    setelah emulgel selesai dibuat, dengan melihat apakah emulgel bercampur atau

    tidak.

    9. Uji pH emulgel

    Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH

    universal, yaitu dengan memasukkan indikator pH universal (pH strips) ke

    dalam emulgel ekstrak kencur 48 jam setelah pembuatan dan 1 bulan

    penyimpanan. Kemudian nilai pH ditentukan dengan cara membandingkan

    warna yang dihasilkan dengan standar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    10. Uji sifat dan stabilitas fisik emulgel ekstrak etanol rimpang kencur

    a. Uji viskositas dan pergeseran viskositas

    Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri

    VT 04 dengan cara: sediaan emulgel dimasukkan ke dalam wadah dan

    dipasang pada portable viscometer. Viskositas emulgel diketahui dengan

    mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Viskositas yang

    dikehendaki pada penelitian ini antara 200 – 300 d.Pa.s. Pengujian

    viskositas dilakukan pada 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 1 bulan

    setelah pembuatan emulgel untuk mengetahui prosentase pergeseran

    viskositas.

    b. Uji daya sebar

    Pengukuran daya sebar dilakukan 48 jam setelah pembuatan

    emulgel. Pengukuran dilakukan dengan cara: emulgel ditimbang 1 gram

    kemudian emulgel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di

    atas emulgel diletakkan kaca bulat lain yang transparan dan anak timbang

    dengan berat total 125 gram. Lalu didiamkan selama 1 menit dan diukur

    diameter penyebarannya pada 4 titik (Garg dkk., 2002).

    E. Analisis Data

    Analisis data utama meliputi viskositas dan daya sebar (sifat fisik), dan

    pergeseran viskositas (stabilitas fisik) menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan taraf

    kepercayaan 95% untuk menentukan normalitas distribusi data. Jika nilai p-value

    > 0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal sedangkan jika p-value <

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Setelah data terdistribusi normal

    dilakukan uji Levene’s Test dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai p-value >

    0,05 maka data dikatakan memiliki kesamaan varian (homogen).

    Apabila pada penelitian ini didapatkan data yang terdistribusi normal

    dapat dilanjutkan dengan melihat besarnya pengaruh antara Carbopol

    940

    dengan gliserin yang dianalisis secara statistik menggunakan uji two-way

    ANOVA.

    Analisis statistik dilakukan menggunakan software R-3.1.1. Berdasarkan

    analisis statistik ini, maka dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh yang

    signifikan dari Carbopol

    940, gliserin, atau interaksi kedua faktor terhadap

    respon-respon yang diuji dalam penelitian ini, serta dapat ditentukan faktor yang

    paling dominan terhadap efek dari respon uji.

    Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode desain faktorial,

    sehingga dapat diperoleh pengaruh efek komposisi Carbopol

    940 dan gliserin

    terhadap sifat dan stabilitas fisik sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur.

    Dari persamaan desain faktorial dibuat contour plot setiap sifat fisik sediaan dan

    kemudian digabungkan dalam contour plot superimposed. Dilakukan berdasarkan

    rumus: Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2. Dengan Y = respon hasil atau sifat yang

    diamati. X1, X2 adalah faktor uji. b0 adalah rata-rata respon hasil. b1, b2, b12 =

    koefisien setiap faktor yang dihitung dari hasil percobaan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Penyiapan dan Determinasi Tanaman

    Serbuk simplisia rimpang kencur didapat dari Bagian Biologi Farmasi

    Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Mulai dari pengumpulan,

    penyiapan dan penyerbukannya dilakukan di laboratorium tersebut.

    Determinasi tanaman kencur dilakukan oleh Bagian Biologi Farmasi

    Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dilakukan

    determinasi adalah untuk membuktikan kebenaran tanaman kencur (Kaempferia

    galanga L.) yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi tercantum di

    lampiran 1.

    B. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kencur

    Rimpang kencur dan serbuknya diperoleh dari satu sumber yaitu dari

    Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

    Yogyakarta. Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan cara ekstraksi dengan

    metode maserasi. Maserasi merupakan proses ekstraksi untuk simplisia yang

    mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Dilakukan dengan

    merendam 50 gram serbuk rimpang kencur dalam erlenmeyer 750 mL dengan 500

    mL etanol 95%. Etanol 95% digunakan karena etil-p-metoksisinamat (EPMS)

    yang merupakan senyawa aktif yang diperlukan, mudah larut dalam etanol. Etanol

    merupakan pelarut universal yang dapat menarik hampir sebagian besar senyawa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    kimia yang terkandung dalam tanaman. Etanol dipilih sebagai penyari karena

    lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh, tidak beracun, netral, dan panas

    yang dibutuhkan untuk pemekatan relatif sedikit (Departemen Kesehatan RI,

    1986).

    Maserasi dilakukan dengan menggunakan maserator selama 48 jam,

    karena pada penelitian ini digunakan metode maserasi mekanis di mana dilakukan

    penggojogan secara kontinu selama proses maserasi sehingga dengan waktu 48

    jam proses ekstraksi sudah optimal. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan

    menggunakan kertas saring dengan bantuan destilat vakum dan proses diulangi

    satu kali lagi dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Pengadukan

    menggunakan maserator akan meratakan cairan penyari untuk membasahi seluruh

    serbuk. Larutan hasil ekstraksi disaring sehingga terpisah dari serbuk. Tujuan

    penyaringan adalah untuk memisahkan sisa ampas serbuk rimpang kencur dengan

    hasil maserasi, sehingga didapatkan hasil maserasi yang murni bebas partikel

    serbuk, karena selanjutnya akan dilakukan penguapan. Proses maserasi tersebut

    diulangi satu kali lagi karena diharapkan setelah selesai penyaringan lalu

    direndam lagi dengan cairan penyari, akan diperoleh lagi sisa-sisa kandungan

    senyawa tabir surya yang diinginkan dalam serbuk tersebut. Setelah itu, hasil

    maserasi diuapkan dengan rotary evaporator dan waterbath. Prinsip kerja dari

    rotary evaporator adalah memindahkan pelarut dari sampel dengan menggunakan

    sistem evaporasi. Setelah didapatkan ekstrak kental dengan menggunakan rotary

    evaporator, ekstrak kental tersebut diuapkan di atas waterbath, sehingga

    diperoleh ekstrak kental yang diharapkan bebas dari etanol.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    C. Uji Kualitatif EPMS dalam Ekstrak Kencur

    Uji kualitatif dilakukan di bagian LPPT UGM. Uji ini dilakukan dengan

    tujuan memastikan adanya kandungan EPMS sebagai senyawa yang dikehendaki

    dalam ekstrak yang sudah diperoleh, dan hasilnya adalah ekstrak positif

    mengandung EPMS.

    Gambar 4. Analisis spot hasil uji kualitatif EPMS

    Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, spot yang lebih kecil

    merupakan spot EPMS pembanding, dan spot yang lebih besar merupakan spot

    EPMS dalam sampel ekstrak kencur yang diuji.

    Sampel yang duji di bagian LPPT UGM merupakan ekstrak kencur yang

    sudah diekstraksi dengan etanol 95%. Sampel tersebut diuji menggunakan TLC

    dengan fase diam silika gel 60 F254 yang bersifat polar dan dengan fase gerak

    heksan – etil asetat (4:1) yang bersifat non polar karena heksan yang bersifat non

    P S

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    polar lebih besar perbandingannya dengan etil asetat yang bersifat polar. Fase

    gerak digunakan untuk mengikat senyawa non polar yang utama yaitu EPMS.

    Untuk dapat mempertegas warna digunakan pereaksi semprot, dan vanillin asam

    sulfat dipilih karena ingin mendeteksi EPMS yang termasuk senyawa atsiri.

    Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4, terdapat spot EPMS dari sampel yang

    memiliki warna dan nilai Rf yang sama dengan pembanding, yaitu berwarna biru

    violet pada Rf 0,72, menunjukkan secara kualitatif terdapat senyawa EPMS dalam

    sampel ekstrak kencur yang diuji. Senyawa EPMS bisa terdeteksi pada panjang

    gelombang 254 nm dan visibel dengan warna biru violet, tetapi pada panjang

    gelombang 365 nm tidak terdeteksi karena senyawanya tidak berpendar pada sinar

    dengan panjang gelombang tersebut.

    D. Penentuan Nilai SPF

    EPMS termasuk dalam jenis sunscreen yang bersifat sebagai penghalang

    kimiawi yang bekerja dengan cara mengabsorpsi radiasi sinar UV. EPMS

    memiliki kromofor dan auksokrom yang diperkirakan memiliki daya proteksi

    terhadap radiasi sinar UV pada kulit. Dengan adanya gugus kromofor dan

    auksokrom inilah terjadi mekanisme chemical sunscreen yaitu mampu

    mengabsorpsi radiasi sinar UV.

    SPF merupakan parameter efektivitas suatu sediaan sunscreen. Semakin

    besar SPF, semakin besar pula perlindungan yang diberikan. Nilai SPF suatu

    produk menyatakan perbandingan antara waktu yang dibutuhkan radiasi UV-B

    dan UV-A untuk menimbulkan eritema pada kulit yang terlindungi dengan waktu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    yang dibutuhkan oleh kulit yang tidak terlindungi untuk menyebabkan eritema

    dengan tingkatan yang sama (Stanfield, 2003).

    Untuk penentuan nilai SPF senyawa sunscreen adalah panjang

    gelombang 250-400 nm karena merupakan panjang gelombang daerah serapan

    sinar UV-A dan UV-B. Pengukuran tidak dilakukan pada panjang gelombang

    sinar UV-C karena seluruh radiasi UV-C telah diabsorbsi oleh gas di atmosfer

    sehingga tidak sampai ke bumi.

    Penentuan nilai SPF untuk ekstrak etanol rimpang kencur ini dilakukan

    dengan scanning absorbansi pada panjang gelombang 290-330 nm, karena EPMS

    hanya menyerap pada panjang gelombang sinar UV-B. SPF ekstrak dalam

    konsentrasi 10 ppm yaitu 4,3772 (replikasi I); 2,6642 (replikasi II); dan 2,4977

    (replikasi III). Berdasarkan perhitungan seperti tercantum dalam lampiran 3,

    diperoleh rata-rata nilai SPF sebesar 3,1797, yang menunjukkan terdapat potensi

    sunscreen dalam ekstrak, dan termasuk dalam perlindungan matahari kategori

    „minimal‟.

    E. Pembuatan Emulgel Ekstrak Kencur

    Emulgel merupakan sediaan campuran antara emulsi dengan gel. Prinsip

    pembuatannya adalah dengan mencampurkan emulsi dan gelling agent dengan

    perbandingan tertentu.

    Ekstrak kencur berfungsi sebagai zat aktif yang mempunyai potensi tabir

    surya. Zat aktif yang digunakan memiliki sifat sukar larut dalam air, oleh karena

    itu akan dibuat sediaan tipe minyak dalam air (M/A). Setelah terbentuk emulsi,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    kemudian gel menyerap droplet-droplet pada sistem emulsi sehingga mengurangi

    terjadinya penggabungan droplet-droplet minyak dan menjadikan sistem emulsi

    dalam bentuk lebih stabil. Emulgel yg diformulasikan akan diaplikasi secara

    topikal. Jumlah ekstrak yang digunakan adalah 4 gram, karena pertimbangan

    ekstrak yang belum terlalu murni dan terikatnya zat aktif dengan eksipien-

    eksipien dalam formula sehingga bisa mengurangi efek tabir surya, maka jumlah

    ekstrak perlu dilebihkan, dan dari hasil orientasi dengan jumlah 4 gram

    menunjukkan sediaan emulgel dengan karakter sifat fisik yang diinginkan.

    Gelling agent yang digunakan pada pembuatan emulgel ini adalah

    Carbopol

    940. Carbopol

    940 digunakan karena dapat memberikan viskositas

    yang baik dan pelepasan zat aktif saat pengaplikasiannya juga baik. Gliserin

    digunakan sebagai humectant untuk menjaga kelembaban pada saat

    pengaplikasian, karena gliserin memiliki 3 gugus hidroksi (-OH) pada strukturnya

    sehingga dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Tween 20 dan

    span 20 digunakan sebagai emulsifying agent, yang menjembatani antara fase air

    dengan fase minyak dengan cara menurunkan tegangan antar muka pada kedua

    fase tersebut agar dapat bercampur. Formula yang dipakai terdapat dua jenis

    pengawet, untuk meningkatkan aktivitas antimikrobial karena basis dari emulgel

    ini kebanyakan berupa air, sehingga terjadinya kontaminasi mikroba pada proses

    penyimpanan perlu diminimalkan. Pengawet yang dipakai adalah metil paraben

    yang lebih larut di air, dan propil paraben yang lebih larut di minyak.

    Trietanolamin berfungsi sebagai basa untuk menetralkan pH asam Carbopol

    940.

    Fase minyak dalam formula adalah parafin cair.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Formula yang digunakan pada pembuatan emulgel estrak kencur ini

    mengacu pada hasil orientasi yang dilakukan penulis (lampiran 4). Formula yang

    digunakan merupakan hasil modifikasi dari formula acuan berdasarkan penelitian

    dari Yassin (2014). Modifikasi yang dilakukan meliputi perubahan jumlah gelling

    agent dan jumlah humectant. Formula yang dimodifikasi ini selanjutnya

    digunakan dalam penelitian untuk memperoleh emulgel ekstrak kencur dengan

    karakter sifat fisik yang diinginkan, yaitu memiliki viskositas 200-300 d.Pa.s,

    daya sebar 3-5 cm, dan pergeseran viskositas kurang dari 10% (Widyaningtyas,

    2010). Carbopol

    940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant

    merupakan faktor yang akan dilihat pengaruhnya terhadap sifat fisik dan stabilitas

    emulgel. Jumlah Carbopol

    940 yang digunakan dalam formula adalah 2 gram

    (level rendah) dan 3 gram (level tinggi), sedangkan jumlah gliserin adalah 40

    gram (level rendah) dan 60 gram (level tinggi).

    Terdapat tahap emulsifikasi di awal dalam pembuatan emulgel ekstrak

    kencur ini. Pemanasan pada proses emulsifikasi dilakukan pada suhu 60-700C

    untuk mempermudah proses emulsifikasi karena suhu akan meningkatkan energi

    pada proses emulsifikasi, sehingga akan terbentuk droplet-droplet dengan ukuran

    yang lebih kecil. Fase air dan fase minyak dicampurkan menggunakan mixer

    dalam proses emulsifikasi ini. Setelah itu, dilakukan tahap penambahan gelling

    agent yaitu dengan menambahkan Carbopol

    940 yang sudah dikembangkan di

    dalam aquadest selama 24 jam. Ketika Carbopol

    940 didispersikan ke dalam air,

    molekul hidrat akan menyerap air dan meningkatkan viskositas (Chikhalikar dan

    Moorkath, 2002). Lalu dilakukan penambahan trietanolamin (TEA) untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    penetralan, di mana terjadi peningkatan viskositas karena akan terbentuk ion-ion

    bermuatan negatif yang kemudian akan menimbulkan gaya tolak-menolak dari

    ion-ion tersebut (Bluher dkk., 1995).

    F. Pengujian Organoleptis

    Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan

    homogenitas emulgel ekstrak kencur pada 48 jam dan 1 bulan setelah pembuatan.

    Ini merupakan suatu uji pendahuluan yang berfungsi untuk melihat kualitas dan

    stabilitas sediaan emulgel yang telah dibuat. Hasil pembuatan diperoleh emulgel

    ekstrak kencur yang baik berbentuk semisolid, homogen, berwarna kuning, berbau

    ekstrak kencur, dan tidak terjadi perubahan sifat organoleptis setelah 1 bulan

    penyimpanan, seperti yang ditunjukkan pada tabel IV dan V.

    Tabel IV. Hasil uji organoleptis (48 jam setelah pembuatan)

    Formula Bentuk Warna Bau Homogenitas

    F1 Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Fa Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Fb Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Fab Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Tabel V. Hasil uji organoleptis (satu bulan setelah pembuatan)

    Formula Bentuk Warna Bau Homogenitas

    F1 Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Fa Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Fb Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    Fab Semisolid Kuning Khas kencur Homogen

    G. Pengujian Tipe Emulgel

    Pengujian tipe emulgel dilakukan dengan metode pengenceran. Emulgel

    akan ditambahkan atau dilarutkan ke dalam fase air (aquadest) dan fase minyak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    (parafin cair). Pengujian ini dilakukan untuk memastikan kebenaran tipe emulsi

    dalam emulgel yang dibuat.

    Jika emulgel yang dimasukkan ke dalam wadah air dapat terencerkan

    dalam air tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipe emulgel adalah M/A.

    Sedangkan jika emulgel yang dimasukkan ke dalam wadah minyak dapat

    terencerkan dalam minyak tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tipe emulgel

    adalah A/M. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian formula emulgel

    ekstrak kencur menunjukkan bahwa emulgel dapat terencerkan dalam air. Oleh

    karena itu, seperti tercantum dalam lampiran 5, dapat disimpulkan tipe emulgel

    ekstrak kencur yang dibuat adalah tipe M/A. Tipe emulsi yang dibuat dalam

    penelitian ini adalah M/A karena senyawa aktif yang digunakan bersifat non polar.

    Ekstrak kencur lebih larut dalam fase minyak. Dengan tipe emulsi M/A,

    diharapkan senyawa aktif dapat lebih stabil ketika dibuat dalam sediaan emulgel.

    H. Uji pH Emulgel Ekstrak Kencur

    Uji pH bertujuan untuk memastikan pH sediaan pada 48 jam dan 1 bulan

    setelah selesai pembuatan. Sediaan yang memiliki pH sama dengan pH kulit

    adalah sediaan yang diinginkan. Jika pH sediaan tidak berada pada rentang pH

    kulit normal yang relatif memiliki sifat asam yaitu sekitar 4-6,5 (Tranggono dan

    Latifah, 2007), maka sediaan tersebut berpotensi mengiritasi kulit. Hasil uji pH

    yang dilakukan dengan menggunakan indikator universal (pH strips) tersaji dalam

    tabel VI.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Tabel VI. Hasil uji pH emulgel

    Formula pH

    48 jam 1 bulan

    F1 6 6

    Fa 6 6

    Fb 6 6

    Fab 6 6

    Berdasarkan tabel VI dapat disimpulkan bahwa emulgel ekstrak kencur

    yang dibuat memiliki pH yang sudah sesuai karena memenuhi kriteria pH untuk

    kulit normal.

    I. Uji Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur

    Sifat fisik dan stabilitas sediaan adalah parameter yang dapat diamati

    untuk memenuhi syarat sediaan farmasetis yang baik dan dapat diterima oleh

    masyarakat. Sifat fisik yang diukur dari sediaan emulgel tersebut adalah viskositas

    dan daya sebar, sedangkan untuk stabilitas fisik emulgel diamati dari pergeseran

    viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan. Kriteria penerimaan yang

    diinginkan, yaitu memiliki viskositas 200-300 d.Pa.s, daya sebar 3-5 cm, dan

    pergeseran viskositas kurang dari 10%. Kriteria penerimaan tersebut diperoleh

    dari hasil orientasi peneliti dengan cara mencoba membuat sediaan emulgel

    ekstrak etanol rimpang kencur yang acceptable, untuk menentukan batas kriteria

    penerimaan setiap respon uji. Sediaan emulgel yang dibuat dapat dikatakan baik

    apabila memenuhi syarat tersebut.

    Faktor yang berperan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas emulgel

    dalam penelitian ini adalah Carbopol

    940 dan gliserin. Jumlah dari kedua faktor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    tersebut dipilih berdasarkan hasil orientasi seperti yang ditunjukkan pada tabel VII

    dan lampiran 4.

    Tabel VII. Jumlah penggunaan Carbopol

    940 dan gliserin dalam formula

    Faktor Carbopol

    940 Gliserin

    Level rendah 2 gram 40 gram

    Level tinggi 3 gram 60 gram

    1. Viskositas

    Viskositas merupakan pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

    mengalir. Semakin tinggi viskositas, semakin tinggi tahanannya. Jika

    viskositas sediaan terlalu tinggi (kental), sediaan akan susah untuk dikeluarkan

    dari kemasannya, sedangkan jika viskositas sediaan terlalu rendah (encer),

    sediaan tidak akan tinggal lama pada kulit saat digunakan. Semakin tinggi

    viskositas suatu emulgel, pergerakan droplet-droplet emulsi dalam emulgel

    menjadi terbatas, sehingga tidak akan berinteraksi satu sama lain dan

    menimbulkan fenomena instabilitas emulsi. Viskositas diukur dengan cara

    memasukkan emulgel ke dalam wadah dan dipasang pada portable viscotester

    lalu viskositas dapat diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk

    viskositas. Terdapat pemutar dengan skala tertentu untuk sediaan yang akan

    terbaca hasilnya pada layar. Tingkat kekentalan diperoleh dari kemampuan

    pemutar untuk menggerakkan sediaan emulgel. Emulgel yang baik memiliki

    kisaran viskositas 200-300 d.Pa.s. Pengukuran viskositas dilakukan setelah 48

    jam pembuatan, dan tiap minggu selama satu bulan penyimpanan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    2. Daya sebar

    Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu

    sediaan saat diaplikasikan pada kulit. Uji ini penting dilakukan karena terkait

    dengan kemudahan pengaplikasian pada kulit dan penerimaan konsumen.

    Daya sebar yang baik untuk emulgel berada pada kisaran 3-5 cm. Semakin

    kecil diameter daya sebar, maka semakin kental sediaan emulgel. Pengukuran

    daya sebar dilakukan setelah 48 jam pembuatan, 1 gram emulgel di atas kaca

    bulat berskala dengan pemberian beban 125 gram dan didiamkan selama

    menit.

    Tabel VIII. Sifat fisik emulgel ekstrak kencur (𝒙 SD)

    Formula Viskositas (d.Pa.s) Daya Sebar (cm)

    F1 210 10 4,23 0,076

    Fa 280 10 4,05 0,132

    Fb 233,33 15,275 4,06 0,052

    Fab 273,33 15,275 3,96 0,052

    Berdasarkan tabel VIII dapat dilihat bahwa semua hasil respon yang

    diperoleh dalam penelitian ini masuk rentang daya sebar maupun viskositas yang

    diinginkan. Penurunan daya sebar terjadi seiring dengan peningkatan viskositas.

    Formula a dengan komposisi Carbopol 940 level tinggi dan gliserin level rendah

    memiliki viskositas lebih tinggi dan daya sebar lebih rendah dibandingkan dengan

    formula 1, sedangkan pada formula b dengan komposisi Carbopol 940 level

    rendah dan gliserin level tinggi memiliki viskositas sedikit lebih tinggi dan daya

    sebar lebih rendah dibandingkan dengan formula 1. Hal ini menunjukkan bahwa

    penambahan Carbopol 940 sangat meningkatkan viskositas dan menurunkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    daya sebar, sedangkan penambahan gliserin meningkatkan viskositas walaupun

    tidak besar pengaruhnya dan menurunkan daya sebar.

    J. Efek Penambahan Carbopol

    940 dan Gliserin, serta Interaksinya Dalam

    Menentukan Sifat Fisik Emulgel Ekstrak Etanol Rimpang Kencur

    Efek adalah perubahan respon yang disebabkan oleh variasi level dan

    faktor. Untuk dapat mengetahui besar efek carbopol 940, gliserin, serta interaksi

    keduanya dalam menentukan daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas sebagai

    sifat fisik emulgel ekstrak kencur, maka dilakukan analisis data menggunakan R-

    3.1.1 dengan uji two-way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Selain itu juga

    dilakukan analisis secara statistik terhadap signifikansi faktor-faktor dalam

    memberikan efek. Faktor yang menentukan respon secara dominan ditunjukkan

    oleh nilai efek yang paling besar, sedangkan faktor yang berpengaruh namun tidak

    mendominasi dalam menentukan respon ditunjukkan oleh nilai efek yang paling

    kecil. Nilai efek berharga mutlak, adanya tanda positif atau negatif pada nilai efek

    menunjukkan pengaruh faktor yang diteliti terhadap respon. Nilai efek positif

    menunjukkan bahwa faktor meningkatkan respon, sedangkan nilai efek negatif

    menunjukkan bahwa faktor menurunkan respon.

    Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan aplikasi desain

    faktorial dengan dua faktor pada dua level, yaitu level tinggi dan level rendah.

    Rancangan formula dalam penelitian ini memiliki jumlah bahan yang sama pada

    tiap formula kecuali carbopol 940 dan gliserin. Hal ini dilakukan agar efek yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    terlihat hanyalah efek dari penambahan carbopol 940 dan gliserin pada level

    yang diteliti saja.

    1. Uji normalitas data

    Pada penelitian ini, data yang didapatkan diuji kenormalannya

    menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk mengetahui apakah distribusi data

    normal atau tidak. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel IX.

    Tabel IX. Uji normalitas data daya sebar dan viskositas

    Parameter Sifat Fisik p-value

    Viskositas F1 1

    Fa 1

    Fb 0,6369

    Fab 0,6369

    Daya Sebar F1 0,6369

    Fa 0,3631

    Fb 0,4633

    Fab 0,4633

    Dapat dilihat dari hasil tersebut bahwa masing-masing data memiliki

    nilai probabilitas (p) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa daya sebar

    dan viskositas memiliki distribusi data normal karena memiliki nilai p > 0,05.

    2. Uji kesamaan varians

    Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians pada populasi

    yang merupakan salah satu syarat dilakukannya uji ANOVA, uji ini dilakukan

    dengan menggunakan Levene’s Test, data memiliki kesamaan varians apabila

    memiliki nilai p lebih dari 0,05. Hasil yang diperoleh tersaji dalam tabel X.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Tabel X. Uji kesamaan varians data daya sebar dan viskositas

    Parameter Sifat Fisik p-value

    Viskositas 0,9159

    Daya Sebar 0,7501

    Berdasarkan tabel X, dapat dilihat bahwa pada uji daya sebar dan

    viskositas memiliki nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data

    yang didapat memiliki kesamaan varians dan dapat dilakukan uji parameterik.

    3. Respon viskositas

    Hasil pengolahan data viskositas emulgel ekstrak etanol rimpang

    kencur yang diukur 48 jam setelah pembuatan tersaji dalam tabel XI.

    Tabel XI. Efek Carbopol

    940 dan gliserin serta interaksinya dalam

    menentukan respon viskositas

    Faktor Efek p-value

    Carbopol

    940 130 7,77 x 10-5

    Gliserin 4,1667 0,296

    Interaksi -1,5 0,079

    Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis uji ANOVA yang

    terdapat di dalam program R-3.1.1, nilai efek paling besar ditunjukkan oleh

    Carbopol

    940 dengan nilai efek 130. Nilai efek ini menunjukkan bahwa

    Carbopol

    940 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan

    respon viskositas yaitu meningkatkan viskositas karena bernilai positif.

    Gliserin juga berpengaruh walapun efeknya tidak dominan. Gliserin juga

    meningkatkan viskositas karena bernilai positif.

    Carbopol

    940, gliserin, dan interaksi keduanya dapat dikatakan

    memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon viskositas apabila

    memiliki nilai p < 0,05. Hasil analisis data pada tabel di atas menunjukkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    bahwa Carbopol

    940 memberikan efek yang signifikan terhadap respon

    viskositas karena memiliki nilai p < 0,05, sedangkan gliserin dan interaksi

    keduanya tidak memberikan efek yang signifikan karena memiliki nilai p >

    0,05. Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas adalah:

    Y = -96,6667 + 130X1 + 4,1667X2 - 1,5X1X2

    dengan X1 adalah Carbopol

    940, X2 adalah gliserin, dan X1X2 adalah

    interaksi Carbopol

    940 dan gliserin.

    4. Respon daya sebar

    Hasil pengolahan data daya sebar emulgel ekstrak etanol rimpang

    kencur yang diukur 48 jam setelah pembuatan tersaji dalam tabel XII.

    Tabel XII. Efek Carbopol

    940 dan gliserin serta interaksinya dalam

    menentukan respon daya sebar

    Faktor Efek p-value

    Carbopol

    940 -0,35 0,0201

    Gliserin -0,017083 0,0261

    Interaksi 0,004167 0,4194

    Berdasarkan data yang didapatkan dari analisis uji ANOVA yang

    terdapat di dalam program R-3.1.1, nilai efek paling besar ditunjukkan oleh

    Carbopol

    940 dengan nilai efek 0,35. Nilai efek ini menunjukkan bahwa

    Carbopol

    940 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan

    respon daya sebar yaitu menurunkan daya sebar karena bernilai negatif.

    Gliserin juga berpengaruh walapun efeknya tidak dominan. Gliserin juga

    menurunkan daya sebar karena bernilai negatif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Carbopol

    940 sebagai gelling agent akan membentuk jaringan

    struktural yang menyebabkan kenaikan viskositas sehingga merupakan faktor

    yang penting dalam sistem tersebut. Dengan adanya matriks untuk menjebak

    droplet minyak tersebut, Carbopol

    940 bisa memberikan pengaruh dominan

    terhadap viskositas, dan dengan demikian juga memberikan pengaruh

    dominan terhadap daya sebar dengan menyebabkan penurunan daya sebar.

    Carbopol

    940, gliserin, dan interaksi keduanya dapat dikatakan

    memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon daya sebar apabila

    memiliki nilai p < 0,05. Hasil ana