PKn

14
7. Demokrasi Pasca Reformasi Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah di tangan rakyat. Kekuasaan di dalam negara tersebut dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan esensi pengertian tersebut maka hakikat kekuasaan di tangan rakyat adalah menyangkut baik penyelenggaraan negara maupun pemerintah. Oleh karena itu, kekuasaan pemerintah negara di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu : - Pemerintah dari rakyat (goverment of the people) - Pemerintah oleh rakyat (goverment by people) - Pemerintah untuk rakyat (goverment for people) Prinsip pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat tersebut bagi negara Indonesia terkandyng daloam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berbunyi : “... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pembukaan UUD 1945 dalam ilmu hukum memiliki kedudukan sebagai “staatfundamentalnorm”, oleh karena itu merupakan sumber hukum positif dalam Negara Republik Indonesia; maka prinsip demokrasi dalam negara

description

Pendidikan Kewarganegaraan

Transcript of PKn

Page 1: PKn

7. Demokrasi Pasca Reformasi

Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan tertinggi

dalam suatu negara adalah di tangan rakyat. Kekuasaan di dalam negara tersebut

dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan esensi pengertian

tersebut maka hakikat kekuasaan di tangan rakyat adalah menyangkut baik

penyelenggaraan negara maupun pemerintah. Oleh karena itu, kekuasaan

pemerintah negara di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu :

- Pemerintah dari rakyat (goverment of the people)

- Pemerintah oleh rakyat (goverment by people)

- Pemerintah untuk rakyat (goverment for people)

Prinsip pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat tersebut bagi negara

Indonesia terkandyng daloam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berbunyi :

“... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan

berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan

mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Pembukaan UUD 1945 dalam ilmu hukum memiliki kedudukan sebagai

“staatfundamentalnorm”, oleh karena itu merupakan sumber hukum positif dalam

Negara Republik Indonesia; maka prinsip demokrasi dalam negara Indonesia

selain tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Makna pengertian “dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” dimaksudkan bahwa

dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu berdasarkan pada moral

kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Selain itu, dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara eksplisit

tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “Kedaulatan berada di

tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Prinsip

demokrasi tersebut secara eksplisit juga dijabarkan dalam pasal UUD 1945 hasil

amandemen dengan mewujudkan sistem penentuan kekuasaan pemerintahan

negara secara langsung, yaitu melibatkan rakyat secara langsung dalam memilih

presiden dan wakil presiden Pasal 6A ayat (1).

Page 2: PKn

Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan negara Indonesia juga

diwujudkan dalam penentuan kekuasaan negara, yaitu dengan menentukan dan

memisahkan tentang kekusasaan eksekutif Pasal 4 sampai dengan Pasal 16,

legislatif Pasal 19 sampai dengan Pasal 22, dan yudikatif Pasal 24 UUD 1945.

Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan Dalam Undang-

Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen 2002

Demokrasi sebagai sistem pemerintah dari rakyat, dalam arti rakyat

sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam

pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita-citanya. Suatu pemerintahan dari

rakyat haruslah sesuai dengan filsafat hidup rakyat itu sendiri yaitu filsafat

Pancasila dan inilah dasar filsafat demokrasi Indonesia.

Demokrasi di Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 selain mengakui

adanya kebebasan dan persamaan hak juga sekaligus mengakui perbedaan serta

keberanekaragaman mengingat Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika”.

Secara filosofis bahwa demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat

adalah sebagai asal mula kekuasaan negara sekaligus sebagai tujuan kekuasaan

negara. Rakyat merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahluk

individu dan mahluk sosial, oleh karena itu dalam pengertian demokrasi

kebebasan individu harus diletakkan dalam kerangka tujuan bersama, bukan

bersifat liberal yang hanya mendasarkan pada kebebasan individu saja dan bukan

demokrasi kelas. Kebebasan individu yang diletakkan demi tujuan kesejahteraan

bersama inilaj yang menurut istilah pendiri negara disebut sebagai asa

kebersamaan, asas kekeluargaan akan tetapi “bukan nepotisme”.

Secara umum didalam sistem pemerintahaan yang demokratis senantiasa

mengandung unsur-unsur yang paling penting dan mendasar yaitu :

- Keterlibatan warga negara dalm pembuatan keputusan politik.

- Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara.

- Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai

oleh warga negara.

- Suatu sistem perwakilan.

Page 3: PKn

- Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.

Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka demokrasi mengandung cirri yang

merupakan patokan yaitu setiap siste demokrasi adalah ide bahwa warga negara

seharusnya terlibat dalam hal tertentu dalam bidang pembuatan keputusan-

keputusan politik, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melalui

wakil pilihan mereka. Cirri lain yang tidak boleh diabaikan adalah adanya

keterlibatan atau partisipasi warga negara baik langsung maupun tidak langsung

didalam proses pemerintahan negara.

Oleh karena itu, di dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem

demokrasi, kita akan selalu menemukan adanya supra struktur politik dan

infrastruktur politik sebagai komponen pendukung tegaknya demokrasi. Dengan

menggunakan konsep Montequieu mana Supra Struktur Politik meliputi lembaga

Legislatif, lembaga Eksekutif dan lembaga Yudikatif. Untuk negara-negara

tertentu masih ditemukan lembaga-lembaga negara yang lain, misalnya negara

Indonesia di bawah sistem Undang-Undang Dasar 1945, lembaga-lembaga negara

atau alat-alat perlengkapan negara adalah :

- Majelis Permusyawarakatan Rakyat

- Dewan Perwakilan Rakyat

- Presiden

- Mahkamah Agung

- Badan Pemeriksa Keuangan

Adapun Infrastruktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen, yaitu

sebagai berikut :

- Partai Politik

- Golongan (yang tidak bersadarkan pemilu)

- Golongan Penekana

- Alat Komunikasi Politik

- Tokoh-Tokoh Politik

Baik supra struktur politik maupun infrastruktur politik, yang terdapat

dalam sistem ketatanegaraan masing-masing saling mempengaruhi serta

mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain. Dalam sisitem

demokrasi, mekanisme interaksi antara Supra Struktur Politik dapat dilihat dalam

Page 4: PKn

proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan keputusan politik,

keputusan politik itu merupakan input dari Infrastruktur politik yang kemudian

dijabarkan oleh Supra Struktur Politik.

2. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem

Ketatanegaraan Indonesia Pasca Amandemen 2002

Berdasarkan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut penjabaran demokrasi

dalam ketatanegaraan Indonesia dapat ditemukan dalam konsep demokrasi

sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 sebagai “Staatsfundamentalnorm”, yaitu

“…Suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…” (ayat

2), selanjutnya dalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan negara

angka Romawi III dijelaskan “Kedaulatan rakyat…”

Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan

rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula

kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu, “rakyat”

adalah merupakan paradigma sentral kekuasaan negara. Adapun rincian struktural

ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD 1945 adalah

sebagai berikut:

A. Konsep Kekuasaan

Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam

UUD 1945 sebagai berikut:

1. Kekuasaan di Tangan Rakyat

(a) Pembukaan UUD Alinea IV

“…Maka disusunlah kemerdekaan kebangasaan Indonesia itu dalam

suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat…”

(b) Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945

“Negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan atas

kerakyatan dalam permusyawaratan perwakilan” (pokok pikiran III)

(c) UUD 1945 pasal 1 ayat (1)

“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.

Kemudian penjelasan terhadap pasal ini UUD 1945 menyebutkan

Page 5: PKn

“Menetapkan bentuk kesatuan dan republik mengandung isi pokok

pikiran kedaulatan rakyat”

(d) UUD 1945 pasal 1 ayat (2)

“Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-

Undang Dasar”.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

negara Republik Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau

kedaulatan tertinggi adalah di tangan rakyat dan realisasinya diatur

dalam Undang-Undang Dasa negara. Sebelum dilakukan amandemen

kekuasaan tertinggi dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Pembagian Kekuasaan

Sebagaimana dijelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat,

dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar, oleh karena itu pembagian

kekuasaan menurut demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah

sebagai berikut:

(a) Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat (1)

UUD 1945)

(b) Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan

DPD (pasal 5 ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945)

(c) Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal

24 ayat (1) UUD 1945)

(d) Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Hal ini termuat dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) “... DPR juga

memiliki fungsi pengawasan terhadap presiden selaku penguasa

eksekutif”.

(e) Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif,

yang dalam UUD lama didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan

Agung (DPA), (pasal 16 UUD 1945). Dengan lain perkataan UUD

1945 hasil amandemen telah mengahapuskan Dewan Pertimbangan

Page 6: PKn

Agung, karena hal ini berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan

negara fungsinya tidak jelas.

Mekanisme pendelegasian kekuasaan yang demikian ini dalam khasanah

ilmu hukum tatanegara dan ilmu politik dikenal dengan istilah “distribution of

power” yang merupakan unsur mutlak dari negara demokrasi.

3. Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui

proses atau mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut:

(1) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 “Kedaulatan di tangan rakyat …”.

Kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu untuk

membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

(2) “Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki kekuasaan melakukan

perubahan terhadap UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta

melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar

konstitusi”.

(3) Pasal 20 A ayat (1) memuat “Dewan Perwakilan Rakyat memiliki

funsgi pengawasan, yang berarti melakukan pengawasan terhadap

jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh presiden dalam jangka

waktu 5 tahun”.

(4) Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan

DPR (rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai realisasi periodesasi

kekuasaan).

Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahunan

kekuasaan sebagaimana tersebut di atas, menurut UUD 1945 mencakup antara

lain: periode kekuasaan, pengawasan kekuasaan dan pertanggungjawaban

kekuasaan.

Page 7: PKn

B. Konsep Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:

1) Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III, yaitu “… Oleh

karena itu sistem negara yang terbentuk dalam UUD 1945 harus

berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas

permusyawaratan/perwakilan”.

Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia.

2) Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara

terbanyak, misalnya pasal 7B ayat (7).

Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengandung pokok pikiran

bahwa konsep pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum

tatanegara Indonesia berdasarkan :

1. Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya,

artinya segala keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan

dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.

2. Namun demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai, maka

dimungkinkan pengambilan keputusan itu melalui suara terbanyak.

C. Konsep Pengawasan

Konsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:

(1) Pasal 1 ayat (2), “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan

menurut Undang-Undang Dasar”. Dalam penjelasan pasal 1 ayat (2)

UUD 1945 disebutkan bahwa, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi

namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasarkan UUD. Berbeda

dengan UUD lama sebelum dilakukan amandemen, MPR yang

memiliki kekuasaan tertinggi sebagai penjelmaan kekuasaan rakyat.

Maka menurut UUD hasil amandemen MPR kekuasaannya menjadi

terbatas, yaitu meliputi presiden dan wakil presiden serta

memberhentikan presiden sesuai dengan masa jabatannya atau jikalau

melanggar UUD.

(2) Pasal 2 ayat (1), “Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas Dewan

Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah.

Page 8: PKn

Berdasarkan ketentuan tersebut maka menurut UUD 1945 hasil

amandemen MPR hanya dipilih melalui pemilu.

(3) Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat

menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, disebut: “…

kecuali itu anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi

anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena itu DPR dapat

senantiasa mengawasi tindakan-tindakan presiden…”.

Berdasarkan pada ketentuan tersebut di atas maka konsep pengawasan

menurut demokrasi Indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasarnya

adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan oleh seluruh warga negara karena kekuasaan di dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia adalah di tangan rakyat.

2. Secara formal ketatanegaraan pengawasan berada pada DPR.

D. Konsep Partisipasi

Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut :

(1) Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945

“Segala warga negara bersamaaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tiada kecualinya”.

(2) Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran

dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-

Undang”.

(3) Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

“Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan

negara”.

Berdasarkan ketentuan sebagaimana termuat dalam UUD 1945 tersebut di

atas, maka konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan

dan kemasyarakatan dan pastisipasi itu terbuka untuk seluruh warga negara

Indonesia.

Page 9: PKn

Demokrasi Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 beserta

penjelasannya mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur

sentral. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh

adanya orientasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum

dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan

yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat.

Selain itu realisasi demokrasi Indonesia sangat ditentukan oleh otentisitas

tafsiran pasal-pasal UUD 1945. Atas musyawarah untuk mufakat yang oleh

pendiri negara diistilahkan dengan asa kebersamaan kekeluargaan, bukan

disalahtafsirkan sebagai “praktek nepotisme” sebagaimana dilakukan oleh

pemerintah sebelum era reformasi. Kata kunci asa kekeluargaan adalah kedaulatan

rakyat. Jadi sumber norma, sumber nilai demokrasi Indonesia adalah kerakyatan

sebagai dasar filosofinya.

Sistem demokrasi Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945

yang hanya memuat dasar-dasarnya saja memungkinkan untuk senantiasa

dilakukan reformasi sesuai dengan perkembangan aspirasi rakyat, karena rakyat

adalah sebagai pendukung kekuasaan negara. Misalnya zaman Orde Lama kita

menganut multi partai, kemudian Orde Baru kita menganut sistem dua partai dan

satu golongan karya, dan era reformasi dewasa ini dikembangan kembali multi

partai yang benar-benar memberikan kebebasan untuk berserikat dan berkumpul

yang sesuai dengan Undang-Undang.