pkn

12
SIKAP DISKRIMINASI PADA LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KAMPUS MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing Oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani, M.Si Disusun Oleh : Firman Nurdiyansyah 16 085230790012 120533430822 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO APRIL 2015 RABU 5 - 6

description

jjj

Transcript of pkn

  • SIKAP DISKRIMINASI PADA LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KAMPUS

    MAKALAH

    Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah

    Pendidikan Kewarganegaraan

    yang dibimbing Oleh Bapak Drs. H. Gatot Isnani, M.Si

    Disusun Oleh :

    Firman Nurdiyansyah

    16

    085230790012

    120533430822

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    APRIL 2015

    RABU 5 - 6

  • ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

    BAB II : PEMBAHASAN

    A. Pengertian dari Hak Asasi Manusia (HAM) ......................... 3 B. Pengertian dari Diskriminasi ............................................................ 4 C. Upaya untuk Menghapus Sikap Diskriminasi .......................................... 5

    BAB II : PENUTUP

    A. Kesimpulan................................................................................................ 9 B. . Saran.. ... 9

    DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 10

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Di zaman sekarang banyak kasus pelanggaran HAM, entah itu kasus diskriminasi

    perbedaaan Agama, Ras, sosial dan lain sebagainya. Dalam masalah ini saya khusus

    membahas tentang diskriminiasi terutama yang terjadi pada lingkungan sekolah

    mmaupun lingkungan kampus. Para pelaku diskriminasi ini terkadang tidak tahu

    bahwa terdapat hukum yang melarang sikap yang dilakukan tersebut, karena takutnya

    para pelaku tersebut melakukan tindak diskriminasi terhadap sesama hingga

    menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti perkelahian, bentrok, bunuh diri

    dan yang paling parah adalah saling membunuh.

    Pada kasus lain yang telah di ungkapkan oleh Srijanti, dkk, Liputan 6 SCTV

    memberitakan bahwa ada seorang anak SD di Bandung yang bunuh diri karena tidak

    mampu membayar SPP dan dijek oleh teman-temanya. (2009 : 111). Selain itu,

    contoh lain mengenai diskriminasi yang dimuat dalam berita (news.liputan6.com)

    yang diakses pada (22:Maret:2015) bahwa Saling ejek antar warga hingga berujung

    bentrok juga terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. dua Kelompok pemuda di Jalan

    Pelita dan Jalan Cilallang, Makassar ini terlibat saling serang menggunakan batu dan

    anak panah.

    Dari masalah tersebut penulis dapat membuat judul makalah ini Sikap

    Diskriminasi Pada Lingkungan Sekolah dan Kampus karena hal tersebut saya ingin

    membahas tentang masalah diskriminasi yang terjadii pada lingkungan kita terutama

    pada sekolah maupun kampus, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dan

    menghindarkan kita dari diskriminasi agar dapat menciptakan lingkungan yanga

    damai dan aman.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan ulasan latar belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan

    masalah sebagai berikut,

  • 2

    1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)?

    2. Apa pengertian Diskriminasi ?

    3. Apa upaya pemerintah Indonesia menghapuskan sikap diskriminasi ?

    Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya

    Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Hak Asasi Manusia

    Pengertian hak asasi manusia (HAM) menurut Tilaar dalam Srijanti, dkk (2009)

    adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak

    dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan

    kelahiranya atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat.

    Menurut Kaelan (2012:98) HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh

    manusia, sesuai dengan kodratnya.

    Al hakim, dkk (2012:66) Hak Kemerdekaan sebagai individu, dan hak

    kemerdekaan suatu saat sebagai badan pula. Itu sebenarnya sudah mengandung suatu

    konflik, dan sebagai tadi saya terangkan kepada tuan-tuan dan nyonya sekalian, justru

    dalam pertentangan dalam kebatinan negara-negara.

    Dalam Pasal 1 ayat 1 undang-undang Nomor 39 1999 tentang HAM disebutkan

    pengertian Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

    dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

    anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

    hukum dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat

    dan martabat manusia.

    Ruang lingkup HAM menurut arti di atas meliputi:

    1. Hak pribadi, hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-

    lain;

    2. Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada;

    3. Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan;

    serta

    4. Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

    Hakikat hak asasi manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga keselamatan

    eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan

    perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati,

  • 4

    melindungi, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia menjadi kewajiban dan

    tangung jawab bersama antara individu, pemeritah (aparatur pemerintahan baik sipil

    maupun militer),dan negara.

    Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik

    kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :

    1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian

    dari manusia secara otomatis.

    2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

    agama, etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.

    3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk

    membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM

    walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau

    melanggar HAM.

    Jadi, segala hak yang berakar dari martabat, harkat, serta kodrat manusia adalah

    hak yang lahir bersama manusia itu. Hak ini bersifat universal, berlaku di mana saja,

    kapan saja, dan untuk siapa saja. Hak itu tidak tergantung pada pengakuan manusia,

    negara, dan masyarakat lain. Hak ini diperoleh manusia dari Penciptanya dan

    merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

    B. Pengertian Diskriminasi

    Diskriminasi pada dasarnya adalah penolakan atas HAM dan kebebasan dasar.

    Dalam Pasal 1 ayat 3 undang-undang Nomor 39 1999 tentang HAM disebutkan

    pengertian diskriminasi adalah Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan,

    atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan

    manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status

    ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan,

    penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak

    asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif

    dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan

    lainnya..

  • 5

    Perlakuan diskriminasi sangat bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945

    beserta amandemennya. Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas mengutamakan

    kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat baik di bidang politik,

    ekonomi, sosial budaya, hukum dan bidang kemasyarakatan lainnya. Untuk itu

    Undang-Undang Dasar 1945 beserta amendemennya sangat penting untuk menjadi

    acuan universal para penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

    C. Upaya untuk Menghapus Sikap Diskriminasi

    Upaya untuk penghapusan sikap diskriminasi adalah dengan cara pengenalan

    peraturan-peraturan yang menentang sikap tersebut, dan diharapkan dapat mencagah

    dan alangkah baiknya jika dapat menghapus sikap tersebut.

    Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

    Tahun 1945 alinea keempat, bangsa dan negara Indonesia telah membentuk suatu

    susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar

    kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan

    Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

    permusyawaratan/perwakilan serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Atas susunan negara yang terbentuk dan dijelaskan dalam Pembukaan Undang-

    Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, maka dalam Pasal 27

    ayat (1) Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur

    ketentuan mengenai kedudukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan bagi

    setiap warga negara Indonesia.

    Ketentuan sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 27 ayat 1 didukung pula

    oleh ketentuan-ketentuan pada Bab XA tentang hak asasi manusia dalam undang-

    undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945, antara lain meliputi :

    1. Pasal 28A

    Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan

    hidupdan kehidupannya.

  • 6

    2. Pasal 28B ayat 1

    Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

    melalui perkawinan yang sah

    3. Pasal 28C ayat 1

    Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan

    kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh

    manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi

    meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

    4. Pasal 28D ayat 1

    Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,

    dan kepastian hukum yangadil serta perlakuan yang sama dihadapan

    hokum.

    5. Pasal 28E ayat 1

    Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,

    memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

    kewarganegaraan, memilih tempat tinggal diwilayah negara dan

    meninggalkannya, serta berhak kembali.

    6. Pasal 28F

    Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi

    untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak

    untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan

    menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang

    tersedia.

    7. Pasal 28G ayat 1

    Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

    martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas

    rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat

    atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

  • 7

    8. Pasal 28H ayat 1

    Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

    dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak

    memperoleh pelayanan kesehatan

    9. Pasal 28I ayat 1

    Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,

    hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak

    diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan

    hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak

    asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

    10. Pasal 28J ayat 1

    Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    11. Pasal 31 ayat 1

    Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

    Peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

    Indonesia Tahun 1945 mengenai Hak Asasi Manusia itu kemudian menjadi salah satu

    dasar hukum pembentukan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

    Asasi Manusia. Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 angka 1, disebutkan bahwa Hak

    Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakiki dan keberadaan

    manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang

    wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah

    serta setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

    Sedangkan dalam Pasal 1 angka 2, diuraikan mengenai kewajiban dasar manusia

    yaitu seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan

    terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.

    Dalam Undang-Undang tentang hak asasi manusia tersebut juga disebutkan

    batasan definisi mengenai diskriminasi yang dicantumkan dalam Ketentuan Umum

    Pasal 1 angka 3, yang berbunyi Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan

  • 8

    atau pengucilan yang langsung maupun tak langsung pada pembedaan manusia atas

    dasar agama, suku, ras, etnis, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis

    kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau

    penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan hak asasi manusia dan

    kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bisang

    politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.

    Asas dasar yang terkandung dalam ketentuan Undang-Undang tentang hak asasi

    manusia, adalah bahwa Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi

    Hak Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati

    melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia yang harus dilindungi, dihormati

    dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan

    dan kecerdasan serta keadilan. Berpedoman kepada asas dasar yang terkandung di

    dalamnya, maka Pasal 3 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

    Asasi Manusia, menyebutkan bahwa Setiap orang berhak atas perlindungan Hak

    Asasi Manusia dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi.

  • 9

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    1. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan

    kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi,

    tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau

    menindas HAM orang lain.

    2. Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap individual atau

    kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-

    atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau

    keanggotaan kelas-kelas sosial.

    3. Perilaku diskriminatif tidak sesuai dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan dan

    oleh karenanya perlu dihapuskan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa

    dan bernegara. Di Indonesia, perilaku diskriminatif terjadi antara lain

    didasarkan pada ras, jenis kelamin, usia, ekonomi maupun status sosial.

    B. Saran

    Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan

    HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga

    HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan

    sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga

    HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan

    orang lain.

  • 10

    DAFTAR RUJUKAN

    Al Hakim, S. dkk. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indonesia.

    Malang: Madani.

    Anwar. 2014.Gara-gara Saling Ejek, Bentrokan Antar-warga Pecah di Sorong.

    http://news.liputan6.com/read/2152499/gara-gara-saling-ejek-bentrokan-antar-

    warga-pecah-di-sorong. (online). (diakses 21 Maret 2015).

    Kaelan, (Ed.). 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

    berdasarkan. Yogyakarta : Paradigma.

    Srijanti. Dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Jakarta: Graha

    Ilmu.

    Universitas Negeri Malang. 2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,

    Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima.

    Malang: UM Press.

    Undang-Undang Dasar Replubik Indonesia Tahun 1945. Surabaya : Serba Jaya.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

    Manusia. (online). hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_39_99.htm. (Diakses 17 Maret

    2015).