pkm-alabio.hulusungaiutarakab.go.idpkm-alabio.hulusungaiutarakab.go.id/wp-content/uploads/... ·...

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Indonesia Sehat ( PIS ) merupakan satu program dari agenda Nawa Cita, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya, seperti Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia selanjutnya menjadi program utama pembangunan kesehatan, yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Stategi Kementrian Kesehatan 2015- 2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MenKes/52/2015. Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga didukung oleh upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat sesuai inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS ) antara lain, 1.) Melakukan aktivitas fisik, 2.) Mengkonsumsi sayur, buah, dan ikan, 3.) Memeriksa kesehatan secara rutin, 4.) Tidak merokok, 5.) Tidak mengkonsumsi alkohol, 6.) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ), 7.) Membersihkan lingkungan. Cakupan Data keluarga sehat pada tahun 2018, 1.) Anggota Keluarga Tidak Merokok sebesar 44.0%, 2.) Keluarga memiliki akses/menggunakn sarana Air Bersih 94.9%, 3.) Keluarga sudah menjadi anggota JKN 48,6%, 4.) Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 88.8%, 5.) Keluarga mengikuti KB 49.4%, 6.) Ibu bersalin di fasilitas kesehatan 86.5%, 7.) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 91.6%, 8.) Bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan 80.1%, 9.) Pertumbuhan Balita dipantau setiap bulan 87.1%, 10.) Penderita TB Paru berobat sesuai standar 35.3%, 11.) Penderita Hipertensi berbat teratur 25.9%, 12.) Penderita gangguan jiwa berat, di obati dan tidak ditelantarkan 37.5%. Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan terintegrasi Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat

Transcript of pkm-alabio.hulusungaiutarakab.go.idpkm-alabio.hulusungaiutarakab.go.id/wp-content/uploads/... ·...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat ( PIS ) merupakan satu program dari agenda Nawa Cita,

yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program

sektoral lainnya, seperti Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program

Indonesia Sejahtera. Program Indonesia selanjutnya menjadi program utama

pembangunan kesehatan, yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana

Stategi Kementrian Kesehatan 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MenKes/52/2015.

Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga didukung oleh upaya

bersama antara pemerintah dan masyarakat sesuai inpres nomor 1 tahun 2017 tentang

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ( GERMAS ) antara lain, 1.) Melakukan aktivitas fisik, 2.)

Mengkonsumsi sayur, buah, dan ikan, 3.) Memeriksa kesehatan secara rutin, 4.) Tidak

merokok, 5.) Tidak mengkonsumsi alkohol, 6.) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan

sehat ( PHBS ), 7.) Membersihkan lingkungan.

Cakupan Data keluarga sehat pada tahun 2018, 1.) Anggota Keluarga Tidak

Merokok sebesar 44.0%, 2.) Keluarga memiliki akses/menggunakn sarana Air Bersih

94.9%, 3.) Keluarga sudah menjadi anggota JKN 48,6%, 4.) Keluarga memiliki

akses/menggunakan jamban keluarga 88.8%, 5.) Keluarga mengikuti KB 49.4%, 6.) Ibu

bersalin di fasilitas kesehatan 86.5%, 7.) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 91.6%,

8.) Bayi diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan 80.1%, 9.) Pertumbuhan Balita dipantau setiap

bulan 87.1%, 10.) Penderita TB Paru berobat sesuai standar 35.3%, 11.) Penderita

Hipertensi berbat teratur 25.9%, 12.) Penderita gangguan jiwa berat, di obati dan tidak

ditelantarkan 37.5%.

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan terintegrasi Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang didasari oleh data dan

informasi profil kesehatan keluarga melalui kunjungan rumah. Pendekatan keluarga

mengintegrasikan pelayanan UKP dan UKM secara berkesinambungan dengan target

keluarga diharapkan dapat meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan

yang komperehensif. Dengan pendekatan keluarga tersebut setiap keluarga dapat

menerapkan perilaku hidup sehat untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan kesehatan

dalam keluarga.

Menjelang berakhirnya periode RPJMN 2015-2019, Indonesia mengalami perbaikan

dalam hal prevalensi masalah gizi khususnya prevalensi gizi kurang dan stunting.

Berdasarkan riskesdas 2013-2018, meskipun prevalensinya masih tinggi dan di atas

ambang batas WHO masalah kesehatan masyarakat, prevalensi gizi kurang dan stunting

menurun berturut-turut dari 19.6 % menjadi 17.7 % dan dari 37.2% menjadi 30.8%.

Melihat perkembangan pencapaian target RPJMN untuk perbaikan gizi dan

pengalaman pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat, terdapat beberapa

tantangan khususnya koordinasi dan penguatan intervensi sensitive serta konvergensi dan

berkelanjutan program.

Arah kebijakan pembangunan kesehatan ke depan akan lebih dititikberatkan pada

upaya preventif dan promotif melalui Program Indonesia Sehat yang difokuskan pada 4

program prioritas yaitu, percepatan penurunan kematian ibu dan kematian bayi, perbaikan

gizi khususnya stunting, penurunan prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak

menular, diimplementasikan melalui pendekatan keluarga dan Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat (GERMAS) sebagai strategi untuk perubahan perilaku keluarga dan masyarakat

khususnya dalam pengenalan diri terhadap resiko penyakit.

B. TUJUAN1. Tujuan Umum

Menurunkan permasalahan kesehatan di indonesia dengan meningkatkan

kerjasama menuju bangsa sehat berprestasi.

2. Tujuan Khususa. Meningkatkan kerjasama dan komitmen dengan lintas sektor

b. Meningkatkan cakupan keluarga sehat dalam bidang gizi

c. Meningkatkan keterampilan, Keahlian dan pengembangan inovasi oleh petugas

Gizi

BAB IIDATA PERMASALAHAN KESEHATAN , KARYA INOVASI DAN HASIL

KEGIATAN INOVASI.

A. PERMASALAHANCapaian target indikator program gizi pada UPT Puskesmas Rawat Inap

Alabio adalah :

a. Cakupan N/D masih rendah.

Berdasarkan hasil cakupan program gizi pada tahun 2017, data cakupan N/D hanya

48.72% dan pada tahun 2018 cakupannya 52.36%.

b. Cakupan ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil cakupan program gizi pada tahun 2017, data cakupan ASI

Eksklusif hanya 54.22% dan pada tahun 2018 cakupannya 56.44%.

c. Sebagian besar balita gizi kurang dan sangat kurang yang dikonsultasi diruang

gizi jarang makan buah dan sayur.

d. Masyarakat masih belum sadar akan pentingnya pemberian ASI eksklusif

B. PEMECAHAN MASALAHa. Untuk meningkatkan cakupan N/D maka kami buat inovasi yaitu penambahan

pemberian buah pada menu PMT posyandu. Diharapkan pada saat itu balita dapat

mengkonsumsi buah dan membiasakan nya dihari-hari selanjutnya. Ini juga dapat

meningkatkan cakupan D/S karena selain mendapat PMT pada saat posyandu juga

mendapat tambahan buah.

b. Untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif, inovasi yang kami buat adalah

penyuluhan ASI Eksklusif pada tingkat sekolah SMA/MA. Kegiatan ini sudah di

jalankan dari tahun 2017. Kami memilih melakukan penyuluhan di SMA karena kami

telah melakukan penyuluhan ke 33 desa selama tahun 2016 dan hasilnya tidak

terlalu sesuai harapan. Karena sewaktu penyuluhan di desa yang menghadiri

penyuluhan hanya para ibu balita, sedangkan untuk pencapaian keberhasilan ASI

Ekslusif juga perlu dukungan dari suami. Selain itu juga penyuluhan di desa menurut

kami sudah terlambat. Maka dari itu dari tahun 2017 kami fokuskan penyuluhan ASI

Eksklusif ke sekolah untuk pembekalan dini pengetahuan tentang ASI baik bagi siswi

calon pejuang ASI, maupun bagi siswa calon ayah ASI

C. KARYA INOVASIAMANAH( AlabioMAri makaN buAH )

Sayur dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat

pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-

buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh

serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan

dan dapat menghambat perkembangan sel kanker usus besar.

Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air

besar (BAB/sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayur

dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak

menular kronik.

Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk

mengkonsumsi sayur dan buah terutama sayur dan buah lokal. Konsumsi sayuran

dan buah-buahan yang cukup merupakan salah satu indikator sederhana gizi

seimbang.

Mengkonsumsi sayur dan buah merupakan salah satu syarat dalam

memenuhi menu gizi seimbang. Sayur dan buah merupakan makanan penting yang

harus selalu dikonsumsi setiap kali makan. Tidak hanya bagi orang dewasa,

mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-

anak. Dengan diet tinggi sayur dan buah baik untuk melindungi kesehatan tubuh,

termasuk dalam menjaga berat badan (Mitchell, 2012). Membiasakan anak untuk

mengkonsumsi sayur dan buah sejak dini sangat penting karena pola diet yang

diterapkan pada usia anak-anak akan mempengaruhi pola diet ketika dewasa (Horne

dkk, 2010), jika ketika masih anak-anak memiliki pola diet yang buruk maka hingga

dewasa pun akan tetap buruk (Mitchell, 2012) dan akan mempengaruhi

kesehatannya (Friedman dkk, 2010). Begitu pula dengan mengkonsumsi sayur dan

buah yang dibiasakan sejak dini agar menjadi suatu kebiasaan baik hingga dewasa.

Akan tetapi, pada kenyataannya anak masih sulit untuk mengkonsumsi buah dan

sayur dalam jumlah yang memadai.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang gizi, khususnya

pengetahuan buah dan sayur dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan gizi.

Perlu dipahami pula bahwa tidak efektifnya pendidikan gizi pada anak semenjak usia

dini berdampak pada pengetahuan yang kurang tentang pola konsumsi makanan

yang sehatdan seimbang saat dewasa, sehingga menyebabkan perilaku yang salah

(Kementrian Kesehatan RI, 2011). Masalah tersebut dapat berakibat buruk bagi

tumbuh kembang anak. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita

kurang gizi karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak

memenuhi kebutuhan nutrisinya (Fitriani, 2009). Selain itu, anak dapat mengalami

Stunting atau menjadi balita pendek. Oleh sebab itu, diperlukan upaya pendidikan

gizi sejak usia dini guna meningkatkan pengetahuan buah dan sayur pada anak.

Upaya tersebut diharapkan dapat memotivasi anak untuk mengkonsumsi buah dan

sayur dalam jumlah yang memadai.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi buah dan sayur

pada anak-anak adalah rendahnya pengetahuan mereka tentang gizi. Sediaoetama

(2008) mengemukakanbahwa pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku dalam memilih makanan. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan

mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi

yang baik pula. Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam

memilih makanan akan berpengaruh terhadap status gizi (Sediaoetama, 2008).

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memberikan

pendidikan gizi pada anak.

Dalam Al Qur’an juga terdapat beberapa ayat yang menganjurkan kepada

manusia agar mengkonsumsi buah-buahan. Seperti dalam QS Al Mu’minun:19 yang

artinya “ Dengan itu KAMI tumbuhkan bagimu kebun-kebun kurma dan anggur,

didalamnya terdapat buah-buahan yang banyak untuk kamu dan dari buah-buahan

itu sebagian kamu makan”.

Ditinjau dari segi ilmiah, buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral.

Sama halnya dengan sayuran, sebenarnya buah mengandung makronutrien yang

lengkap, yaitu protein, lemak dan karbohidrat, walaupun relative dalam jumlah kecil

bila dibandingkan dengan kandungan vitamin dan mineralnya. Kadar Karbohidrat

dalam buah umumnya lebih tinggi dari pada sayuran, terutaman pada buah yang

manis. Yang memberikan rasa manis pada buah bukan glukosa melainkan fruktosa.

Mineral yang terdapat dalam buah serba lengkap yaitu kalsium, fosfor, zat besi,

natrium, kalium, magnesium. Vitamin dalam buah juga lengkap yaitu vitamin A,

vitamin B, vitamin C dan vitamin E.

Disamping kandungan nutrient yang serba lengkap buah juga mengandung

serat makanan. Manfaat serat makanan adalah memberi isi atau volume didalam

lambung sehingga menimbulkan rasa kenyang. Disamping itu serat makanan

memperlancar buang air besar, sehingga mencegah terjadinya sembelit.

( Tirtawinata, 2006)

PEJUANG ASIASI eksklusif menurut World Health Organization ( WHO,2011) adalah

hanya memberikan ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada

bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan

berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentihan, akan tetapi tetap

diberikan kepada bayi sampai bayi berumur 2 tahun.

ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, bersifat

ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diber ASI selama 6 bulan tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air the, dan air putih serta tambahan

makanan padat seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim kecuali

witamin, mireral dan obat (Prasetyono, 2009).

ASI merupakan makanan terbaik yang diberikan ibu kepada bayinya.

Komposisi ASI berubah menurut stadium penyusuan ( kolostrom, susu peralihan,

susu matur) yang sesuai dengan kebutuhan bayi pada stadium itu, dan tidak dapat

ditiru dengan pemberian susu formula. Komposisi yang terkandung dalam ASI

adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air dengan komposisi yang

seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung 200 zat gizi dan

pemberian kekebalan buat bayi hingga 20 kali lipat. Zat-zat itu antara lain putih telur,

lemak, protein, kerbohidrat, vitamin, mineral, hormone pertumbuhan, berbagai enzim

dan kekebalan.

Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga dan Negara. Manfaat

pemberian ASI antara lain, mencegah pendarahan pasca persalinan, mengurangi

resiko terjadinya anemia, mengurangirisiko kanker ovarium dan payudara,

memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan, sebagai salah

satu metode KB sementara. Manfaat ASI bagi keluarga antara lain, mudah

pemberiannya seperti tidak mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan,

menghemat biaya, bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran

keluarha. Manfaat ASI bagi Negara antara lain, menurunkan angka kesakitan dan

kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk

membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa ( Astutik,

2014 )

ASI merupakan imunitas pertama, dan sekaligus dapat memberikan

perlindungan terhadap diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan serta

beberapa masalah kesehatan lainnya. Pemberian ASI membantu ibu dan bayi

membentuk hubungan kasih saying yang sangat erat, sebuah proses yang disebut

ikatan batin. Hubungan yang erat membantu bayi merasa aman dan dicintai, yang

diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

D. HASIL KEGIATAN KARYA INOVASIAMANAH( AlabioMAri makaN buAH )

KegiatanAlabio MAri makaN buAHsudah dimulai sejak bulan mei 2018.

Setiap desa sudah melakukan penambahan buah pada PMT posyandu untuk

mensukseskan program pemerintas ( Germas ) yang salah satunya anjuran untuk

makan buah dan sayur. Diharapkan dengan pemberian contoh buah pada PMT

posyandu dapat menjadikan anak gemar / suka makan buah dihari-hari

selanjutnya setelah hari posyandu.

Contoh – contoh pemberian buah + PMT

PEJUANG ASIASI eksklusif merupakan salah satu dari indicator cakupan Keluarga Sehat.

Selain itu juga ASI Eksklusif masuk dalam tahapan 100 Hari Pertama Kehidupan

yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada tahun 2016 melalui Dana DAK Non Fisik kami melakukan penyuluhan

ASI eksklusif ke 33 desa yang ada diwilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap

Alabio. Dari kegiatan yang kami lakukan, cakupan hasilnya masih kurang dari

yang diharapakan. Selama penyuluhan sebagian besar yang hadir hanya ibu-ibu

nya saja, selain itu peserta yang hadir rata-rata sudah mempunyai balita, sangat

jarang yang hadir calon-calon ibu yang akan menjadi pejuang ASI.

Pada tahun 2017 masih dengan menggunakan dana DAK Non Fisik, kami

mengubah sasaran kami menjadi ke sekolah-sekolah. Siswa-siswi yang diberi

penyuluhan adalah kelas IIX dengan jumlah 300 siswa-siswi. Maret yang

diberikan pada waktu penyuluhan meliputi, 1.) Pengertian ASI Eksklusif, 2.) Dasar

Hukum Pemberian ASI Eksklusif, 3.) Keuntungan Menyusui, 4.) Kandungan ASI,

5.) Perbedaan ASI & Susu Formula, 6.) Cara menyimpan dan memompa ASI, 7.)

Posisi menyusui dan cara pelekatan yang baik 8.) Tanda-tanda bayi tidak cukup

ASI, 9.) Puasa Bagi Ibu Menyusui, 10.) Mitos seputar menyusui, 11.) Peran Ayah

ASI

Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi bekal bagi siswa-siswi yang akan

menjadi calon ayah dan ibu untuk lebih percaya diri dan tidak bingung tentang

bagaimana memberikan ASI eksklusif dan dapat mengatasi masalah-masalah

yang berhubungan seputar menyusui. Mungkin kegiatan ini tidak dapat diukur

dalam waktu dekat, tp kami harapkan kedepannya 2-3 tahun lagi generasi

penerus yang sudah mendapatkan penyuluhan ini dapat mensukseskan program

pemerintah dalam hal pemberian ASI Eksklusif.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANAdanya inovasi dalam program gizi berupa AMANAH( AlabioMAri makaN

buAH ) dan pembentukan Pejuang ASI diharapkan dapat meningkatkan cakupan

indikator program gizi pada wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio, serta

mensukseskan GERMAS yang dicanangkan oleh Pemerintah.

B. SARANKegiatan inovasi ini diharapkan menjadi motivasi bagi tenaga kesehatan

khususnya nutrisionis UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio agar selalu

meningkatkan kinerja, kreatifitas, profesionalisme, dan lebih berinovasi lagi

dibidangnya, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Mungkin kedepannya perlu

dilakukan :

1. Masalah kesehatan / masalah gizi sebaiknya dimulai dari “ hulu “

yaitu dengan memberikan segala macam bentuk penyuluhan /

sosialisasi pada remaja yang akan menjadi penerus generasi

selanjutnya.

2. Perlu adanya peningkatan kerjasama antar program dan lintas

sektor.

3. Penyuluhan / sosialisasi bisa berkolaborasi pada kegiatan

Pramuka / Saka Bakti Husada.

BAB IVPENUTUP

Demikian makalah ini dibuat, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena

terbatasnya pengetahun dan referensi mengenai bahasan makalah ini.

Penulis berharap apa yang ada dalam makalah ini dapat dipahami bersama

sehingga memberikan pelajaran dimasa yang akan dating untuk menjadi lebih baik lagi. Hal

ini tidak terlepas dari dukungan oleh semua pihak yang telah membantu dari teman-teman

UPT puskesmas Rawat Inap Alabio dan kerjasama lintas sektor.

Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata-kata dan

kalimat yang kurang jelas di mengerti, karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak

luput dari kesalahan. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah ini.

Demilkian yang dapat penulis sampaikan, ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya dan semoga makalah ini dapat diterima serta bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADINama Lengkap : Astuti Rahmayanti, S.Gz

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Teluk Sinar, 18 Agustus 1985

Status : Kawin

Anak Ke : 1 ( satu )

Alamat : Desa Rantau Karau Hilir RT 01 No 45

Kecamatan Sungai Pandan

Kabupaten Hulu Sungai Utara 71455

No HP : 085233009909

Email : [email protected]

B. PENDIDIKANPendididkan yang pernah ditempuh :

1. 1989 – 1990 : TK Aisyiah Hambuku Tengah

2. 1991 – 1997 : SDN Rantau Karau Hilir

3. 1998 – 2000 : SMPN 1 Sungai Pandan

4. 2001 – 2003 : SMAN 1 Sungai Pandan

5. 2004 – 2006 : DIII Gizi Poltekkes Depkes Banjarmasin

6. 2006 – 2008 : S1 Ilmu Gizi Kesehatan Universitas Brawijaya

C. PENGALAMAN KERJA1. Tenaga Magang di Dinas Kesehatan Kab. HSU tahun 2008 ( april – desember)

2. PNS di UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio dari tahun 2009 – sekarang

AMANAH( AlabioMAri makaN buAH )

PEJUANG ASI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahuata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga pelaksannan dan penyusunan makalah ini dapat selesai dengan judul AMANAH “ Alabio Mari Makan Buah “.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berperan dan selalu mendukung penyelesaian makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dan selalu mendukung penyelesaian makalah ini khususnya kepada :

1. Bapak H. Mohammad Iqbal, S.Sos selaku Camat Sungai Pandan.2. Ibu dr. Hj. Norsalihah selaku Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio yang telah

memberi motivasi dan dukungan.3. Seluruh Nutrisionis Puskesmas Alabio 4. Seluruh kepala Desa di wilayah kecamatan Sungai Pandan5. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan do’a.6. Semua Pihak yang telah berpartisipasi.

Saya menyadari adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki sehingga dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Alabio, Maret 2019

Penulis

Astuti Rahmayanti, S.Gz

NIP 19850818 200904 2 005

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..……… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..……… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..……… iii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………..……… iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..……… v

BAB I. PENDAHILUAN……………………………………………………………..……… 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………..……… 1B. Tujuan ……………………………………………………………..……… 2

BAB II. PERMASALAHAN MASALAH, PEMECAHAN MASALAH,

KARYA INOVASI DAN HASIL INOVASI ………………………………………… 3

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….. 8

BAB I. PENUTUP ……………………………………………………………..……… 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..……… 10

LAMPIRAN ……………………………………………………………..……… 11

MAKALAH

KINERJA NUTRISIONIS UNTUK MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN KESEHATAAN MASYARAKAT

DALAM MENDUKUNG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

AMANAH( AlabioMAri makaN buAH )

&

PEJUANG ASI

Oleh :ASTUTI RAHMAYANTI, S.GzNIP 19850818 200904 2 005

DINAS KESEHATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

UPT PUSKESMAS RAWAT INAP ALABIOJL. ISTIRAHAT NO 037 KEC. SUNGAI PANDAN, ALABIO 71455

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN