PKM-P-Potensi Ekstrak Rumput Gajah
Transcript of PKM-P-Potensi Ekstrak Rumput Gajah
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
POTENSI EKSTRAK RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum Schum.) SEBAGAI
ALTERNATIF ANTIDISLIPIDEMIA: UPAYA PENURUN ANGKA KEMATIAN
AKIBAT JANTUNG KORONER
BIDANG KEGIATAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN
(PKM P)
Diusulkan oleh :
Zora Almira (102210101027) Angkatan (2010)
Imas Rifki Sahara (102210101097) Angkatan (2010)
Andika Dewi Ramadhani (102210101032) Angkatan (2010)
Farichatul Izzah (122210101022) Angkatan (2012)
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2012
ii
iii
C. DAFTAR ISI
A. HALAMAN JUDUL................................................................................................................. i
B. HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................. ii
C. DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
D. LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 1
E. PERUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 2
F. TUJUAN ................................................................................................................................... 2
G. LUARAN YANG DIHARAPKAN ......................................................................................... 3
H. KEGUNAAN ........................................................................................................................... 3
I. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
Pengertian Dislipidemia……….................................................................................................3
J. METODE PELAKSANAAN .................................................................................................... 8
Alat dan Bahan……………………………………………………………………………......5
Cara Penelitian…………………………………………………………………………..…....6
Subjek Penelitian…………………………………………………………………………......6
Variabel Penelitian…………………………………………………………………………...6.
Preparasi hewan uji…………………………………………………………………………...7
Perlakuan hewan uji ………………………………………………………………………....7
Uji Imunohistologi …………………………………………………………………………...8
Analisis Data……………………………………………………………………………….....8
K. JADWAL KEGIATAN ........................................................................................................... 9
L. RANCANGAN BIAYA ........................................................................................................... 9
M. LAMPIRAN .......................................................................................................................... 12
1
D. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyakit kardiovaskuler (PKV) terutama penyakit jantung koroner menjadi pembunuh
utama di dunia. Berdasarkan data statistik American Heart Association (2009), kematian
akibat jantung koroner pada tahun 2005 adalah 445.687 dengan rata-rata 1 kematian setiap 37
detik perhari. Seseorang diperkirakan terserang penyakit jantung koroner setiap 25 detik dan
akan mati akibat jantung koroner setiap menit pada tahun 2009. Dua puluh dua persen dari
45% angka kematian akibat jantung koroner di antaranya disebabkan oleh hiperlipidemia.
Setengah dari orang-orang tersebut juga mengalami penyakit hiperkolesterolemia (WHO,
2012). Adanya reaksi inflamasi dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan dan
pengembangan plak arteri pada penyakit jantung koroner (Sinantra et al., 2008). Oleh karena
itu, hiperlipidemia dianggap berperan secara langsung terhadap 7,5 juta angka kematian dari
total seluruh kematian global dan kolesterol (American Heart Association, 2002).
Faktor risiko penyakit jantung koroner ditemukan pada pasien dengan kardiometabolik
seperti hipertensi dan hiperinsulinemia (Brunzell et al., 2008), serta pada pasien yang
memiliki penyakit dislipidemia dimana terdapat peningkatan jumlah lipoprotein aterogenik
seperti penurunan HDL-C (high density lipoprotein cholesterol), tingginya kadar trigliserida,
dan peningkatan LDL-C (low density lipoprotein cholesterol) dari batas normal (Kathiresan et
al., 2005). Pengaturan farmakologis dianjurkan untuk mengurangi peningkatan LDL dengan
sejumlah agen penurun lipid sehingga dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner
(Vijayaraghavan, 2010).
Salah satu alternatif untuk mengurangi risiko jantung koroner adalah meminimalkan
faktor risiko lipid dan lipoprotein. Antara lain dengan menurunkan kadar kolesterol LDL yang
merupakan komponen penting risiko jantung koroner dan stroke atau dengan cara
meningkatkan kolesterol HDL melalui modifikasi jalur kolesterol (Brunzell et al., 2008).
Pemanfaatan kandungan zat aktif pada tumbuhan di sekitar kita yang dapat berkhasiat dalam
modifikasi jalur kolesterol dapat menjadi jalan alternatif tersebut. Saponin merupakan salah
satu kandungan aktif dari tumbuhan yang dapat memicu penurunan kolesterol hati dan kadar
trigliserida serta peningkatan ekskresi tinja kolesterol. Mekanisme aktivitas
antihiperkolesterolemia saponin diperantarai dengan hambatan penyerapan kolesterol dalam
usus (Matsui et al., 2009).
2
Tumbuhan yang kaya akan saponin di antaranya adalah rumput gajah (Pennisetum
purpureum Schum.). Tumbuhan ini mudah ditemukan di sekitar kita, terutama tumbuh liar di
tanah-tanah kosong. Rumput gajah selama ini cenderung dimanfaatkan sebagai pakan hewan
ternak mamalia dan sebagai bahan pangan terapi diet untuk gorila (Okaraonye dan Ikewuchi,
2009). Padahal tumbuhan ini memiliki potensi sebagai antidislipidemia. Oleh karena itu perlu
ditelusuri lebih lanjut khasiat rumput gajah sebagai antidislipidemia melalui penurunan kadar
kolesterol total, kadar LDL, dan peningkatan kadar HDL. Sehingga diharapkan dapat menjadi
alternatif dalam terapi dislipidemia karena mampu menurunkan risiko aterosklerosis dan
mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung koroner.
E. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pemberian ekstrak rumput gajah dapat menurunkan kadar kolesterol total pada
tikus yang dikondisikan dislipidemia?
2. Apakah pemberian ekstrak rumput gajah dapat meningkatkan kadar HDL pada tikus yang
dikondisikan dislipidemia?
3. Apakah pemberian ekstrak rumput gajah dapat menurunkan kadar LDL pada tikus yang
dikondisikan dislipidemia?
4. Apakah pemberian ekstrak rumput gajah dapat menekan aterosklerosis pada pemeriksaan
imunohistokimia arteri karotid tikus yang dikondisikan dislipidemia?
F. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penurunan kadar kolesterol total pada tikus yang dikondisikan dislipidemia
dengan pemberian ekstrak rumput gajah.
2. Mengetahui peningkatan kadar HDL pada tikus yang dikondisikan dislipidemia dengan
pemberian ekstrak rumput gajah.
3. Mengetahui penurunan kadar LDL pada tikus yang dikondisikan dislipidemia dengan
pemberian ekstrak rumput gajah.
4. Mengetahui efek penekan aterosklerosis pada pemeriksaan imunohistokimia arteri karotid
tikus yang dikondisikan dislipidemia dengan pemberian ekstrak rumput gajah.
3
G. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari penelitian ini akan diperoleh informasi dan bukti ilmiah mengenai efek ekstrak
rumput gajah sebagai alternatif antidislipidemia dalam menurunkan angka kematian akibat
jantung koroner tanpa efek samping. Selain itu hasil penelitian ini dapat dipublikasikan dalam
jurnal ilmiah.
H. KEGUNAAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dan
masyarakat pada umumnya. Mahasiswa memperoleh informasi tentang penggunaan bahan-
bahan alam sebagai sumber obat yang berkhasiat untuk menurunkan angka kematian akibat
jantung koroner sehingga peneliti dapat mengembangkan pada tahap selanjutnya. Kegunaan
penelitian ini bagi masyarakat adalah adanya informasi mengenai alternatif obat
antidislipidemia tanpa efek samping.
I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Dislipidemia
Dislipidemia adalah suatu keadaan yang mengarah pada terganggunya proses
metabolisme lipid di dalam tubuh. Penyakit ini diitandai dengan adanya peningkatan kadar
kolesterol, trigliserida, LDL (lipoprotein densitas rendah), dan penurunan kadar HDL
(lipoprotein densitas tinggi). Keadaan dislipidemia yang berkaitan dengan metabolisme lipid
menjadikannya sebagai faktor risiko aterosklerosis dan jantung koroner. Pada manusia,
keseimbangan lipid diatur dengan baik oleh mekanisme penyerapan dalam usus, metabolism
dan sintesis endogen, transport lipoprotein, dan ekskresi empedu (Bei et al., 2012). Dua faktor
utama penyebab dislipidemia adalah tingkat HDL dan LDL seseorang (National Institute of
Health, 2002)
HDL mempunyai kandungan protein dan fosfolipid yang paling besar: 20%
kolesterol, 5% trigliserdia, dan 50% protein. HDL penting untuk membersihkan trigliserida
dan kolesterol serta untuk transport dan metabolism ester kolesterol dalam plasma. HDL akan
menurun pada penderita dislipidemia, perokok, penderita diabetes yang tidak terkontrol dan
pemakai kombinasi esterogen dan progestin (National Institute of Health, 2002).
LDL terdiri dari hampir 50% kolesterol dan kurang dari 10 % trigliserida. LDL
berfungsi membawa kolesterol ke jaringan hati dan perifer. Kadar LDL plasma bergantung
dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan asupan lemak jenuh serta kecepatan
4
produksi dan eliminasi LDL dan VDL (Very Low Density Lipoprotein) (National Institute of
Health, 2002).
Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi kronis yang salah satu penyebabnya
adalah oksidasi LDL (Sarbini et al., 2007). Aterosklerosis merupakan kelainan pada pembuluh
darah yang ditandai timbulnya lesi intimal dengan atheromas (juga disebut atheromatus atau
plak aterosklerosis) yang menonjol ke pembuluh lumen (Chambless et al., 1997)
Aterosklerosis berawal dari penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL di dinding
arteri. LDL secara normal dapat masuk dan keluar dari dinding arteri lewat endotel. Masuknya
lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya jumlah
lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi).
Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah, sehingga
lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di dinding arteri. Gangguan fungsi lapisan dinding
pembuluh darah ini menjadi awal proses aterosklerosis dan mendorong mekanisme inflamasi
serta infeksi (Hellings et al., 2012).
Ateroklerosis merupakan proses pembentukan plak pada pembuluh darah, hal ini
akan menyebabkan terganggunya aliran darah sepanjang tubuh. Bila pembentukan plak terjadi
pada pembuluh darah jantung, maka hal ini bisa menyebabkan jantung koroner. Adanya plak
pada pembuluh darah dapat diuji dengan menggunakan uji imunohistologi. Kadar LDL
merupakan faktor penting dalam terjadinya atherosklerosis. (Kathiresan et al, 2005)
Abnormalitas metabolisme lipid merupakan faktor utama terjadinya atherosklerosis
dan jantung koroner. Sehingga jika kita ingin meminimalisir terjadinya resiko tersebut, kita
harus mengkondisikan metabolisme lipid senormal mungkin. Kondisi abnormalitas
metabolisme lipid berkaitan erat dengan peningkatan berat badan pada tubuh seseorang.
Kondisi berat badan yang tidak seimbang juga menunjukkan adanya abnormalitas
metabolisme lipid. HDL atau yang biasa dikenal sebagai lemak baik memberikan kontribusi
pada proses metabolisme lipid. Kadar HDL yang tinggi di dalam tubuh dapat mengalahkan
kadar LDL yang merupakan faktor utama aterosklerosis. Hal ini akan mengurangi resiko
aterosklerosis, karena HDL mampu membersihkan trigliserida dan kolesterol dalam pembuluh
darah (Brunzell et al., 2008). Alternatif lain yang bisa dilakukan adalah menggunakan saponin
yang telah diketahui dapat mencegah penyerapan lemak di dalam tubuh. (Matsui et al, 2009)
2. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schum.)
5
P. purpureum (Schumach), yang biasa dikenal dengan nama rumput gajah atau
rumput Napier, termasuk family Poaceae (alt. Graminae) (ITIS, 2009). Rumput gajah
merupakan tumbuhan jenis rumput – rumputan yang tumbuh liar di daerah tropis Benua
Afrika, Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Bentuk daun rumput gajah lebar dengan
panjang cabang – cabang kecil yang mencapai 3 cm. Sistem perakarannya cukup dalam
menembus tanah dan permukaannya kedap air (Premaratne, 2006).
Menurut Syarifudin (tanpa tahun), rumput gajah rata- rata memiliki kandungan zat
gizi, seperti protein kasar 9,66%, serat kasar 30,86%, lemak 2,24%, dan abu 15,96%. Hasil
skrining fitokimia yang dilakukan oleh Okaraonye et al. (2009) menunjukkan bahwa pada
rumput gajah mengandung senyawa – senyawa sekunder penting, yaitu alkaloid, glikosida
sianogenik, oksalat, saponin, dan tanin.
Saponin merupakan salah satu senyawa yang memiliki potensi dalam kontrol
kolesterol. Senyawa ini termasuk senyawa glikosida kompleks dengan berat molekul tinggi
yang sering ditemukan dalam tumbuhan tingkat tinggi. Ditinjau dari strukturnya, saponin
mengandung gugus – gugus gula terutama glukosa, galaktosa, xylose, rhamnosa, atau
metilpentosa yang berikatan dengan suatu triterpen atau aglikon steroid (Wiessman et al.,
2003). Tumbuhan yang mengandung saponin sering digunakan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat Asia (Nandkumar, 2011). Saponin diketahui berfungsi sebagai antimikroba yang
potensial (Okaraonye et al. 2009), sekaligus bermanfaat untuk mencegah absorbsi kolesterol
dan lemak pada usus penderita dislipidemia (efek hipokolesterol) (Matsui et al., 2009)
J. METODE PELAKSANAAN
1. Alat dan Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah tumbuhan rumput gajah, etanol 96%,
Makanan Diet Lemak Tinggi (MDLT) berupa campuran lemak kambing dan minyak (1:5),
Na2SO4 anhidrat, H2SO4 pekat, aquadest, kloroform, reagen Fluitest®
HDL-D, reagen
Fluitest® LDL-CHOL, bufer normal formalin (BNF) 10%, alkohol (70%, 80%, 90%, 96%,
dan absolut), xilol, parafin, dan pewarna Haematoxylin-Eosin. Alat yang digunakan berupa
oven, maserator, rotary evaporator, seperangkat alat gelas, timbangan untuk berat badan
tikus, sonde, lempeng KLT dan TLC chamber, haematology analyzer, seperangkat alat uji
imunohistokimia.
6
Subjek Penelitian
Tikus jantan galur Wistar dengan bobot 180-220 gram berumur kurang lebih 8-10
minggu. Tikus dipelihara di kandang plastik berukuran 47 x 34 x 18 cm3 dengan serbuk
gergaji (diganti setiap 48 jam) dan memiliki akses bebas ke makanan dan air. Ditempatkan
pada ruangan yang bersuhu 23-25° C (Mandukhail et al., 2010)
Variabel Penelitian
a. Variabel bebas: dosis ekstrak rumput gajah yang diberikan
b. Variabel terikat: kolesterol total, kadar LDL dan HDL serta profil pembentukan plak
aterosklerosis setelah perlakuan.
c. Variabel terkendali: galur, umur, dan jenis kelamin hewan uji, makanan lemak yang
diberikan, waktu dan lama perlakuan, pemeliharaan dan perlakuan tehadap tikus.
2. Cara Penelitian
a) Pembuatan Ekstrak Rumput Gajah. (Penanggung jawab: Imas Rifki Sahara)
1) Perolehan Bahan
Rumput gajah diperoleh dari daerah Jember, Jawa Timur. Rumput yang digunakan
dipilih yang berumur tua karena diperkirakan kandungan dan saponinnya tinggi.
2) Pembuatan Ekstrak Rumput Gajah dengan Maserasi
Rumput gajah disortir, dicuci, dan dikeringkan dengan diangin-anginkan.
kemudian dihaluskan. Serbuk kemudian diayak, ditimbang sebanyak 250 gram dan
dimasukkan ke dalam gelas beker serta dibasahi etanol 96% terlebih dahulu. Serbuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam maserator. Simplisia direndam 24 jam dan disaring.
Ekstrak cair etanolik rumput gajah yang diperoleh dikentalkan dengan rotary
evaporator.
3) Identifikasi Saponin dengan Uji Forth dan KLT
a. Uji Forth
Uji saponin dilakukan dengan metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2
mL sampel ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL aquadest lalu
dikocok selama 30 detik. Apabila terbentuk busa yang mantap (tidak hilang selama
7
30 detik) maka identifikasi menunjukkan adanya saponin. Uji penegasan saponin
dilakukan dengan menguapkan sampel sampai kering kemudian mencucinya dengan
heksana sampai filtrat jernih. Residu yang tertinggal ditambahkan kloroform, diaduk
5 menit, kemudian ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan disaring, ditambah H2SO4
pekat dan diaduk perlahan. Terbentuknya cincin merah sampai coklat menunjukkan
adanya saponin (Suryanti, et al., 2005).
b. Uji KLT
Ekstrak ditambah dengan HCl 2M, diaduk, direfluks 6 jam di atas waterbath,
kemudian didinginkan. Setelah itu dinetralkan dengan amonia, diuapkan di atas
waterbath, ditambah n-heksana kemudian disaring. Filtrat selanjutnya diuapkan di
atas waterbath, ditambah 5 tetes kloroform, dan ditotolkan pada lempeng silika gel
G60. Elusi dilakukan dengan kloroform : aseton = 4 : 1. Lempeng dikeringkan dan
diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm. Kemudian lempeng disemprot
dengan SbCl3, dipanaskan pada suhu 110oC selama 10 menit, dan diamati pada
cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm (Suryanti, et al., 2005).
b) Preparasi hewan uji (Penanggung jawab: Farichatul Izzah)
1) Adaptasi Hewan Uji
Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, diberikan makanan pelet, minum air ad libitum
serta ditempatkan pada kondisi cahaya dan temperatur yang sesuai selama satu
minggu (Mandukhail et al., 2010).
2) Pembagian Kelompok
Hewan uji di kelompokkan menjadi 5 kelompok dengan 6 tikus jantan setiap satu
kelompok.
Kelompok 1: hewan uji tanpa induksi dislipidemia dengan diberi pakan biasa (pelet),
tanpa perlakuan ekstrak etanolik rumput gajah.
Kelompok 2: hewan uji dengan induksi dislipidemia (diberi pakan tinggi lemak)
tanpa perlakuan ekstrak etanolik rumput gajah.
Kelompok 3: hewan uji dengan induksi dislipidemia (diberi pakan tinggi lemak)
dengan perlakuan esktrak etanolik rumput gajah dengan dosis 50 mg/mL.
Kelompok 4: hewan uji dengan induksi dislipidemia (diberi pakan tinggi lemak)
dengan perlakuan ekstrak etanolik rumput gajah dengan dosis 200 mg/mL.
8
Kelompok 5: hewan uji dengan induksi dislipidemia (diberi pakan tinggi lemak)
dengan perlakuan ekstrak etanolik rumput gajah dengan dosis 500 mg/mL.
3) Induksi Dislipidemia
Induksi dislipidemia dilakukan dengan pemberian makanan diet lemak tinggi
(MDLT) yang terdiri dari campuran lemak kambing dan minyak (1:5) kecuali
kelompok 1 selama satu minggu. Cara pembuatan MDLT: lemak ditimbang sesuai
dengan yang dibutuhkan lalu dicampurkan dengan minyak dan dipanaskan. MDLT
diberikan per oral sebanyak 2% berat badan selama dua bulan (Dachriyanus et al.,
2007).
c) Perlakuan hewan uji (Penanggung jawab: Zora Almira dan Andika Dewi Ramadhani)
Semua hewan uji diambil darah dari vena mata untuk diuji kadar kolesterol total,
LDL, dan HDL awal. Kemudian semua hewan uji diberi pakan MDLT selama satu
minggu. Selanjutnya setiap hari semua hewan diberi MDLT selama dua bulan secara oral
kecuali kelompok satu diberi pakan pelet biasa dan ekstrak etanolik rumput gajah untuk
kelompok uji (kelompok 3,4,5) selama dua bulan. Setiap hari dilakukan penimbangan.
Pada akhir perlakuan, semua tikus diambil kembali darahnya melalui pembuluh vena mata
untuk diukur kadar kolesterol total, LDL, dan HDL akhir. Semua hewan uji selanjutnya
dibunuh dan diambil pembuluh darah arteri karotid pada jantung untuk diuji
imunohistokimia.
d) Uji Imunohistologi
Arteri karotid jantung difiksasi dalam bufer normal formalin (BNF) 10%. Setelah
melalui proses dehidrasi dan clearing, sediaan di-embedding dalam paraffin. Selanjutnya
dipotong setebal ± 5 µm dan diwarnai dengan Mayers HE (Haematoxyllin Eosin)
(Suryana., 2001).
Sediaan yang telah diperoleh kemudian diwarnai dengan menggunakan pewarnaan
Haematoxylin Eosin (HE) dengan urutan xilol (2 kali pada larutan yang berbeda) dan
alkohol absolut masing-masing 2 menit. Kemudian dicuci dengan alkohol 95%, alkohol
80%, dan air kran masing-masing selama 1 menit. Lalu dilakukan pencucian
haematoxylin Eosin (HE) dengan air kran masing-masing selama 30 detik, litium karbonat
selama 15-30 detik, dan eosin selama 2-3 menit. Setelah proses pewarnaan selesai kaca
preparat dikeringkan dan ditetesi dengan zat perekat albumin:gliserin (1:1), selanjutnya
9
ditutup dengan kaca objek. Preparat diberi label dan siap untuk diamati di bawah
mikroskop cahaya (Permata., 2006).
Analisis Data
Data diperoleh dari hasil pengukuran berat badan tikus yang dilakukan setiap hari
sebagai parameter kualitatif adanya penambahan kolesterol dalam tubuh. Analisis juga
dilakukan dengan menghitung selisih antara kadar kolesterol awal dengan kadar kolesterol
akhir, kadar LDL awal dengan kadar LDL akhir, serta kadar HDL awal dengan kadar HDL
akhir dengan rumus:
Perubahan kadar kolesterol total, kadar LDL, dan kadar HDL antar kelompok
selanjutnya dianalisis secara statistik menggunakan metode Anova (Analysis of Varians).
Jumlah pembuluh darah yang ditemukan pada irisan jaringan di atas objek gelas dihitung,
kemudian dilakukan penghitungan pembuluh darah yang mempunyai kelainan di dindingnya.
Persentase pembuluh darah dengan endapan sel lemak dihitung dan hasil pengamatan
dianalisa secara statistik menggunakan metode Anova (Analysis of Varians).
K. Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan Ke-
1 2 3 4 5
1 Pembuatan Ekstrak
2 Preparasi Hewan Uji
3 Perlakuan Hewan Uji
4 Evaluasi
5 Laporan
L. Rancangan Biaya
Anggaran dana yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
No. Bahan dan Alat Satuan Harga Harga total
1. Tikus 30 ekor Rp 35.000 Rp 1.050.000
Tikus optimasi 10 ekor Rp 35.000 Rp 350.000
2. Rumput gajah 4 ikat Rp 25.000 Rp 100.000
3. Etanol 6 liter Rp 50.000 Rp 300.000
Δ = kadar akhir – kadar awal
10
4. Aquadest 10 liter Rp 5000 Rp 50.000
5. Lemak sapi 2 kg Rp 35.000 Rp 70.000
6. Minyak goring 5 kg Rp 15.000 Rp 75.000
7. Reagen Fluitest® HDL-D 10 ml Rp 250.000 Rp 2.500.000
8. Reagen Fluitest® LDL-CHOL. 10 ml Rp 250.000 Rp 2.500.000
9. Sewa Maserator 3 bulan Rp 25.000/bln Rp 75.000
10. Sewa rotary evaporator 3 bulan Rp 120.000/bln Rp 360.000
11. Sewa Biolyzer Clinical
Chemistry Lab.
2 bulan Rp 70.000/bln Rp 140.000
12. Sonde 10 buah Rp 15.000 Rp 150.000
13. Pipa kapiler 1 kotak Rp 100.000 Rp 100.000
14. Alumunium voil 1 buah Rp 15.000 Rp 15.000
15. Masker 1 kotak Rp 35.000 Rp 35.000
16. Sarung tangan 1 kotak Rp 50.000 Rp 50.000
17. Spuit injeksi 5 buah Rp 15.000 Rp 75.000
18. Vial 2 buah Rp 7.500 Rp 15.000
19. Clinical tube 50 buah Rp 1.000 Rp 50.000
20. Pemeriksaan sampel 35 sampel Rp 50.000 Rp 1.750.000
21. Sewa laboratorium Biologi
Farmasi
1 ruang Rp 100.000 Rp 100.000
22. Sewa laboratorium Biomedik 3 bulan Rp 100.000/bln Rp 300.000
23. Biaya perawatan hewan uji 4 kotak/bulan Rp 35.000/bln Rp 140.000
24. Sewa Laboratorium Histologi
(optimasi)
1 bulan Rp 100.000/bln Rp 100.000
Sewa Laboratorium Histologi
(pengujian)
2 bulan Rp 125.000/bln Rp 250.000
25. Uji Kolesterol 1 kali Rp 500.000 Rp 500.000
26. Bahan-bahan uji
Imunohistokimia
3 kali pakai Rp 200.000/1x
pakai
Rp 600.000
27. Laporan 5 buah Rp 10.000/bln Rp 50.000
28. Penggandaan Laporan 5 buah Rp 25.000 Rp 125.000
29. Transportasi Rp 350.000
30. Studi literature Rp 150.000
TOTAL Rp 12.475.000
M.DAFTAR PUSTAKA
AHA Statistical Update., 2009, Disease and Stroke Statistics 2009 Update A Report From the
American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics
Subcommittee, Circulation Heart, 119: e21-e181.
Brunzell JD, Davidson M, Furberg CD, Goldberg RB, Howard BV, Stein JH, Witztum JL., 2008,
Lipoprotein Management in Patients with Cardiometabolic Risk: Consensus Statement
from the American Diabetes Association and the American College of Cardiology
Foundation, Diabetes Care, 31 (4): 811-822.
11
Brunzell, John D. 2008. Lipoprotein Management in Patients With Cardiometabolic Risk.
Dibetes Care. 31 (4): 811-822.
Chambless, Llyold E. Heiss, Gerardo. Folsom, Aaron. Rosamond, Wayne. Szklo. Clegg, Limin
X. 1997. Association of Coronary Heart Disease Incidence with Carotid Arterial Wall
Thickness and Major Risk Factors: The Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC)
Study, 1987-1993. American Journal of Epidemiology. 6: 483-494.
Dachriyanus K., Delpa U., Oktaria R., Ernas O., Mukhtar MH., 2007, Uji Efek A-Mangostin
terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL
Darah Mencit Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (Ld50
), Jurnal Sains
Teknologi, 12(2):64–72
Hellings, Willem E. 2010. Composition of Carotid Atherosclerotic Plaque is Associated With
Cardiovascular Outcome: A Prognostic Study. American Heart Association. 121:
1941-1950.
Kathiresan S, Otvos JD, Sullivan LM, Keyes MJ, Schaefer EJ, Wilson PW, D'Agostino
RB, Vasan RS, Robins SJ., 2005, Circulation Increased, Small Low-Density
Lipoprotein Particle Number: A Prominent Feature of The Metabolic Syndrome in the
Framingham Heart Study, 113 (1): 1524-4539.
Mandukhail, S R., Nauman A., Anwarul H G., 2010, Studies on Antidyslipidemic Effects of
Morinda citrifolia (Noni) Fruit, Leaves and Root Extracts, BioMed Central : Lipids in
Health and Disease, 9: 88
Matsui Y, Kobayashi K, Masuda H, Kigoshi H, Akao M, Sakurai H, Kumagai H., 2009,
Quantitative Analysis of Saponins in a Tea-Leaf Extract and Their
Antihypercholesterolemic Activity, Biosci Biotechnol Biochem, 73 (7): 1513-1522.
National Institute of Health. 2002. High Blood Cholesterol. National Heart and Blood Institute.
NIH Publication : No 02-5215
Okaraonye C.C. and Ikewuchi J.C., 2009, Nutritional and Antinutritional Components of
Pennisetum purpureum (Schumach), Pakistan Journal of Nutrition, 8 (1): 32-34.
Permata, D A., 2006, Potensi Rebusan Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Perbaikan
Pankreas Tikus Putih Hiperglikemia, Institut Pertanian Bogor
Premaratne, S. & Premalal, G., 2006. Hybrid Napier (Pennisetum perpureum X Pennisetum
americarnum) Var. Co-3: A Resourceful Fodder Grass For Dairy Development In Sri
Lanka.
Sarbini, Dwi. Sargowo, Djanggan. Rohman, M,Saifur. 2007.The Effect Of Red Rosella Tea
(Hibiscus sabdariffa Linn) on the Inhibition of NF-κB Activation, TNF-α and ICAM-1-
Protein Expressions Following Treatment with Ox-LDL in HUVECs. Journal
Kardiologi Indonesia. 28: 133-141.
12
Sinatra, M.D. Stephen T., Roberts, M.D. James C, Zucker M., 2008, America: Health Book
Summaries.com, Reverse Heart Disease Now.
Suryana, Y., 2001, Kajian Gambaran Histopatologi Pembuluh Darah pada Tikus Strain Wistar
dengan Hiperlipidemia Pasca Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) dan Ekstrak Jamur Kuping (Auricularia polytricha), Institut Pertanian
Bogor
Suryanti V., Soerya D M., Dwik K., 2005, Komponen Kimia Buah Pare Belut (Trichosanthes
anguina L.), J. Alchemy, [4] (2), 28-34
Syarifuddin, Andi Nursyam.2002. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Ensilase pada
Berbagai Umur Pemotongan. PS. ProduksiTernak, Fakultas Pertanian Unlam.
Kalimantan Scientia 22 (63): 36. 2002.
The Journal of Agricultural Science 2 (1): 22-33,2006.
Vijayaraghavan, Krishnaswami., 2010, Treatment of dislipidemia in patients with type 2 diabetes
Lipids in Health and Disease, BioMed Central, 9 (144): 2-12.
Wiesman, Z. &Chapagain, B.P., 2003.Laboratory evaluation of natural saponin as a bioactive
agent against Aedesaegypti and Culexpipiens.Dengue Bulletin, 27, pp.168–173.
WHO. 2012. World Health Statistic. Switzerland : WHO.
Vijayaraghavan, Krishnaswami., 2010, Treatment of dislipidemia in patients with type 2 diabetes
Lipids in Health and Disease, BioMed Central, 9 (144): 2-12.
13
14
15