Pkm Kc 13 Unibraw Arif Impas Tuntas (Inovasi
-
Upload
arif-hidayat -
Category
Documents
-
view
49 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of Pkm Kc 13 Unibraw Arif Impas Tuntas (Inovasi
-
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
IMPAS TUNTAS (INOVASI MESIN PENGASAPAN TELUR ASIN)
TEROBOSAN UNTUK MODERNISASI DAN INOVASI TELUR ASIN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-KC
Diusulkan oleh:
1. ARIF HIDAYAT 115060700111108 2011
2. FAKHRIYUDHA 115060707111025 2011
3. RAMDHA DIEN AZKA 105060201111007 2010
4. HILDARIA KURNIANINGSIH 115060701111047 2011
5. TAQWATUL H. CANDINI 105120207111073 2010
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
-
i
-
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan .................................................................................................... 3
D. Luaran yang Diharapkan ....................................................................... 3
E. Kegunaan Program ................................................................................ 3
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 4
G. Metode Pelaksanaan .............................................................................. 6
H. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 10
I. Rincian Biaya ......................................................................................... 11
J. Daftar Pustaka........................................................................................ 12
K. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1) Biodata Ketua dan Anggota Kelompok.............................................. 13
2) Biodata Dosen Pendamping............................................................... 15
-
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik Kimia Tempurung Kelapa........................................ 6
Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa........................................... 6
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... 10
Tabel 4. Biaya Pembuatan IMPAS TUNTAS............................................. 11
-
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Desain Mesin ............................................................................ 7
Gambar 2. Desain Tampak Samping ......................................................... 7
Gambar 3. Desain Tungku ......................................................................... 7
Gambar 4. Desain Cerobong Asap ............................................................. 7
Gambar 5. Susunan Rak dan Aliran Asap ................................................. 8
Gambar 6. Plat Rangka Luar Mesin ........................................................... 8
Gambar 7. Desain Rak ............................................................................... 8
Gambar 8. Atmega 16 ................................................................................ 9
Gambar 9. RTC .......................................................................................... 9
Gambar 10. Relay ....................................................................................... 9
Gambar 11. Buzzer ..................................................................................... 9
Gambar 12. Sensor Suhu ............................................................................ 9
Gambar 13. LED Display ........................................................................... 9
Gambar 14. Skema Pendeteksi Suhu ......................................................... 9
Gambar 15. Skema Pendeteksi Waktu ....................................................... 9
Gambar 16. Desain Motif Pembungkus Telur ........................................... 10
-
1
A. Latar Belakang Masalah
Hasil peternakan Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Peningkatan itu sangat berpengaruh dalam pangan dan perekonomian Indonesia.
Menurut data statistik dirjen peternakan 2010 populasi 42,090 juta menghabiskan
sekitar 216,7 ton daging dan 216.701.000 ton telur (Statistik Dirjen Peternakan,
2010). Realita dalam perekonomian Indonesia, kontribusi peternakan dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto Indonesia lebih dari 12% per tahunnya
(Badan Pusat Statistik, 2012). Sementara dari aspek penyerapan tenaga kerja,
kontribusi sektor peternakan terus mengalami peningkatan, dari sekitar 6% pada
tahun 2005 menjadi sekitar 11% pada tahun 2008 (Pusdatin Kementerian
Pertanian, 2008). Peningkatan itu juga di karenakan jumlah hewan ternak terus
meningkat. Salah satunya adalah itik, itik meningkat sekitar 5,67% pada tahun
2004 dan terus meningkat dari tahun ke tahun (Statistik Pertanian, 2005).
Itik menyumbangkan telur lebih dari 180.000 ton atau setara dengan 16%
produksi telur nasional pada tahun 2005. Itik baru menyumbangkan 38.700 ton
atau setara dengan 3% dari produksi daging unggas nasional atau sekitar 2% dari
produksi daging nasional (Balai Penelitian Ternak, 2007). Konsumsi telur
meningkat sebesar 6,6% yaitu dari 4,11 kg menjadi 4,38 kg pada periode yang
sama (Statistik Pertanian, 2004). Sedangkan seluruh itik di Indonesia dipelihara
sedikitnya oleh 285.000 rumah tangga petani atau sama dengan 6,34% rumah
tangga petani atau 35,49% rumah tangga peternak unggas pada tahun 1993.
Jumlah peternak itik tersebut menurun sejak tahun 1973 dari total 1.633.651
menjadi 285.000 pada tahun 1993. Seluruh itik di Indonesia dipelihara sedikitnya
oleh 285.000 rumah tangga petani atau sama dengan 6,34% rumah tangga petani
atau 35,49% rumah tangga peternak unggas pada tahun 1993 (DITJENNAK,
2004). Jumlah petani itu pun akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya
minat konsumsi terhadap telur.
Telur itik mengandung semua gizi yang dibutuhkan manusia
bahkan kandungan proteinnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
telur ayam, yaitu masing-masing 12,81 dan 12,14%. Kandungan lemak
dalam telur itik (13,77%) lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam,
puyuh dan angsa yaitu masing-masing 11,15, 11,09 dan 13,27%
-
2
(CHEN, 1996). Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik
kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan
mikroorganisme melalui pori -pori telur. Oleh sebab itu usaha
pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur
(Menegristek, 2000). Hal itu pun yang menjadi masalah dari pengrajin
telur asin karena singkatnya daya tahan dari telur asin. Metode
pengawetan telur yang ada saat ini adalah pendinginan, pembungkusan
kering, pelapisan dengan minyak dan pencelupan dalam berbagai
cairan. Telur asin pun merupakan salah satu metode yang banyak di
pakai oleh pengrajin Home Industry untuk mengawetkan telur. Namun,
metode pengawetan ini masih menggunakan cara tradisional dan daya
tahannya hanya 1 sampai 3 minggu saja. Oleh karena itu diperlukan
metode untuk memperlama daya tahan dari telur asin salah satunya
adalah dengan sistem pengasapan.
Salah satu solusi menghemat bahan bakar yang digunakan pada
proses pengasapan digunakannya tempurung kelapa karena mengingat
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang
utama di dunia. Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai
3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar
butir kelapa, yang sebagian besar (95%) merupakan perkebunan rakyat.
Tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan di
Indonesia. Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot buah kelapa.
Dengan demikian, apabila data Memperindag menyebutkan secara rata-
rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka
terdapat sekitar 672 ribu ton tempurung yang dihasilkan dan tidak
dimanfaatkan dengan baik.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mengusulkan IMPAS
(Inovasi Mesin Pengasapan Telur Asin) guna mempertahankan daya
tahan telur asin lebih tahan lama dan mengurangi limbah tempurung
kelapa yang kurang dimanfaatkan, serta memperbaiki perekonomian
baik petani kelapa dan produsen telur asin dengan meningkatkan minat
beli konsumen terhadap inovasi produk telur asin yang baru .
-
3
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:
1. Bagaimana membuat desain prototipe mesin pengasapan telur asin yang
ekonomis dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa sehingga bisa
meninggkatkan daya tahan telur asin dan inovasi produk telur asin asap ?
2. Bagaimana prinsip kerja mesin pengasap ?
C. Tujuan Program
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini, antara lain:
1. Menciptakan mesin pengasapan telur asin yang ekonomis yang dapat
membuat daya tahan telur asin lebih lama dan menghasilkan inovasi
produk telur asap baru.
2. Mengetahui prinsip kerja mesin pengasap agar dapat dibuat mesin asap
yang baik dan benar.
D. Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya
mesin pengasapan yang dapat menambah daya tahan (Life time) telur
asin dan dapat meningkatkan keuntungan para pengerajin (Home
Industry) dan mengurangi limbah tempurung kelapa serta menjadi
inovasi, serta terobosan baru dalam bidang pengasapan telur asin
sehingga meningkatkan daya jual produk kepada konsumen.
E. Kegunaan Program
Kegunaan-kegunaan dari PKM-KC IMPAS TUNTAS (Inovasi
Mesin Pengasapan Telur Asin) Terobosan untuk Modernisasi dan
Inovasi Telur Asin ini diantaranya adalah:
Aspek sosial :
a) Menyadarkan pada masyarakat pentingnya pengasapan dalam
pembuatan telur asin agar hasil telur asinnya lebih tahan lama.
b) Memudahkan produsen dalam pembuatan telur asin .
c) Memperbaiki perekonomian produsen-produsen Home Industry.
Aspek Iptek :
a) Memberi inovasi baru mesin untuk pengasapan yang praktis dan
ekonomis.
-
4
b) Menjadi inspirasi bagi penciptaan atau pengembangan produk
dalam pembuatan telur asin.
F. Tinjauan Pustaka
a) Telur Asin
Widjaja (2003) mengemukakan bahwa telur asin memiliki
nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur
segar dan tahan disimpan selama dua minggu. Dijelaskan juga
oleh Samosir (1993) bahwa lama perendaman telur dalam adonan
dan banyaknya garam yang digunakan akan mempengaruhi
kualitastelur asin. Menurut Dahnimar (2006) telur asin yang
menggunakan medium pengasinan berupa air, garam dan abu
dapur dengan perendaman selama 3 hari, menghasilkan telur asin
rebus yang dapat disimpan selama 2 hari.
Menurut Djaafar (2007) pengawetan telur hendaknya tidak
merusak lemak maupun komponen lainnya. Lemak merupakan
salah satu unsur gizi yang terdapatdalam makanan. Lemak dalam
telur berfungsi meningkatkan cita rasa, memperbaki tekstur,
sebagai pembawa flavor dan sebagai sumber energi bagi tubuh.
Namun, mengkonsumsi lemak atau minyak yang sudah
mengalami oksidasi dapat mengganggu kesehatan, seperti
penyakit jantung dan kolesterol.
Kuning telur banyak mengandung asam lemak, termasuk
omega-3. Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak jenuh
ganda yang sangat baik bagi tubuh. Untuk mempertahankan
kandungan omega-3 dalam telur asin selama proses penggaraman
dapat ditambahkan proses pengasapan. Selain dapat
mempertahankan kandungan omega-3 pengasapan juga berfungsi
sebagai pengawet alami (Djaafar, 2007).
b) Pengasapan
Komponen asap tersebut merupakan substansi yang
bersifat preservatif dan bakteriostik. Selama pengasapan, akan
berbentuk lapisan yang melapisi permukaan bahan yang berguna
-
5
untuk mencegah penguapan air dan mencegahmikroba masuk
kedalam bahan. Selain itu, phenol dan asap organik merupakan
zat anti bakteri (bakteriostatikagent) dan sebagai antioksidan.
Hal ini disebabkan karena gugusan aldehyd dan keton bereaksi
dengan lemak, hal ini menyebabkan bahan asap daya simpannya
2 kali lebih lama dari pada bahan biasa (Ibarra, 1983).
Suhu pengasapan merupakan suhu optimum untuk aktifitas
enzim tertentu yang diperlukan untuk meningkatkan asap
tersebut. Juga dengan pemanasan, akan mengurangi
endapan/kristal nitrat pada curing prosses. Selain itu dapat juga
merangsang terjadinya brawning-reaction yang menimbulkan
aroma enak dan menarik.
Menurut Sugitha, dkk. (2004) Komposisi asap secara garis
besarnya adalah phenol, alkohol, asap organik dan Karbonis
serta hidrokarbons.
Menurut IPTEK (2009), tahap penting lain dalam
pengasapan adalah memilih jenis bahan bakar yang akan
digunakan. Bahan bakar yang bisa digunakan dalam pengasapan
telur asin asap adalah kayu petai cina, batok kelapa, sekam.
Ditambahkan oleh Sugitha, dkk. (2004) bahan bakar lain sebagai
alternatif adalah serbuk gergaji, serutan kayu, tempurung,
tempurung kelapa, dan sebagainya.
Pengasapan dapat dilakukan dengan cara pengasapan
dingin pada suhu 35-45oC, tetapi kadang-kadang suhu 50
oC
masih dianggap pengasapan dingin. Pengendaliannya tentu
cukup sulit. Pengasapan dingin dengan cara pengasapan tidak
langsung lebih cocok yaitu, tungku ditempatkan terpisah dari
ruangan.
c) Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa merupakan bagian dari buah kelapa
yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan
terletak di bagian sebelah dalam tempurung dengan ketebalan
-
6
berkisar antara 2-6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan
sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih
tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar
6-9 % (Pranata, 2007).
Karakteristik tempurung kelapa dapat dilihat di Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Kimia Tempurung Kelapa
Komponen Persentase (%)
Kadar Air 7,8
Kadar Abu 0,4
Kadar Karbon 18,80
Kadar Zat Menguap 80,80
Sumber : (Pranata, 2007)
Tempurung kelapa yang termasuk kayu keras, secara kimiawi
memiliki komposisi yang sama dengan kayu yaitu tersusun dari lignin,
selulosa dan hemiselulosa. Komposisi kimia tempurung kelapa dapat
dilihat di Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa
Komponen Persentase (%)
Lignin 36,51
Hemiselulosa 19,27
Selulosa 33,61
Sumber : (Pranata, 2007)
G. Metode Pelaksanaan
a) Studi Pustaka
Metode pelaksanaan pertama yang digunakan dalam program ini
adalah studi pustaka atau mempelajari teori-teori yang berhubungan
dengan perancangan dan pembuatan mesin pengasapan telur asin yang
diantaranya meliputi pendesignan model kerangka, perancangan kerangka,
dan aksesoris yang diperlukan.
b) Pendesainan Kerangka
Sebelum pembuatan secara langsung, hal pertama yang dilakukan
adalah membuat desain kerangka mesin pengasapan. Dalam pendesainan
kerangka ini meliputi desain 3 dimensi dari mesinnya yang meliputi
tampak depan, samping, bagian dalam mesin, rak telur, dan aksesoris
tambahan.
-
7
Gambar 1. Desain Mesin Gambar 2. Desain Tampak Samping
Gambar 3. Desain Tungku
c) Konstruksi Mesin Pengasap Telur Asin
Konstruksi mesin pengasapan telur ialah sebagai berikut:
a. Mesin harus terdiri dari memiliki cerobong asap agar asap tidak
terkumpul didalam mesin dan harus ada penyaringan udara yang
keluar dari cerobong asap.
Gambar 4. Desain Cerobong Asap
b. Jumlah Rak telur dalam mesin haruslah berjumlah genap, agar
memudahkan pergantian tempat rak dan penempatannya berjarak agar
asap mudah mengalir ke atas.
-
8
Gambar 5. Susunan Rak dan Aliran Asap
c. Mesin juga harus memakai plat besi 2mm 2 lapis dengan lapis bahan
pemantul panas diantara plat agar panas di dalam mesin tidak keluar.
Gambar 6. Plat Rangka Luar Mesin
d. Rak menggunakan plat 1 mm. untuk perlindungan rak, rak dilapisi
dengan seluloid agar tahan panas dan ditambahkan pengait untuk
menggantung pembungkus telur bermotif serta diberi plat berlubang
agar udara dapat mengalir ke atas.
Gambar 7. Desain Rak
-
9
e. Mesin dipasangkan roda sebagai penunjang mobilitas seperti gambar
1. Roda dipilih yang memiliki pengunci sehingga dapat dibuat diam
tidak bergerak.
f. Mesin dipasang mikro kontroler atmega 16, RTC (Real Time
Controller), rellay, buzzer/alarm, sensor suhu (IC LM 35) dan adaptor
yang dihubungkan menjadi 1 intalasi listrik (black box) serta LED
display agar dapat menginformasikan pengguna saat proses
pengasapan.
Gambar 8. Atmega 16 Gambar 9. RTC
Gambar 10. Rellay Gambar 11. Buzzer
Gambar 11. Sensor Suhu Gambar 13. LED Display
Gambar 14. Skema Pendeteksi Suhu
Gambar 15. Skema Pendeteksian Waktu
SUHU BLACK BOX LED DISPLAY /
ALARM
WAKTU BLACK BOX LED DISPLAY /
ALARM
-
10
d) Pemasangan Aksesoris Mesin Pengasap Telur Asin
Setelah pembuatan konstruksi selesai, maka dilanjutkan dengan
pembuatan dan pemasangan aksesoris lain yang diperlukan untuk
menunjang kerja mesin agar lebih baik dan mudah untuk dioperasikan
seperti roda, tombol pengaturan, desain pembungkus telur bermotif
berbahan aluminium foil sehingga dapat membuat inovasi telur bermotif
dan dapat digantungkan pada rak saat pengasapan dan lain-lain.
Gambar 16. Desain Motif Pembungkus Telur
e) Uji Kelayakan Pakai (equality control)
Langkah ini adalah langkah terakhir dalam metode pelaksanaan
program ini. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan
kelayakan mesin ini untuk dipakai. Dalam uji kelayakan ini dilakukan
beberapa uji antara lain uji ketahanan terhadap panas, uji kekuatan, dan
pengujian terkait lainnya.
H. Jadwal Kegiatan Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Bulan Ke-
1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Pematangan Konsep
3 Pendesainan Kerangka
4 Konstruksi Kerangka
5 Pemasangan Aksesoris
Tambahan
6 Evaluasi Tahap 1
7 Uji Kelayakan Pakai
8 Evaluasi Tahap 2
9 Persiapan Monev dan
Pembuatan Laporan
-
11
I. Rincian Biaya Tabel 4. Biaya pembuatan IMPAS TUNTAS
No. Jenis dan Barang Jumlah Biaya Satuan Total
1 Bahan Habis Pakai
a) Kertas A4 80gr b) Tinta printer isi ulang c) Ballpoint d) ATK (gunting, penghapus,
stapler)
3 Rim
2 Buah
1 Pack
1 Dozen
@Rp. 40.000
@Rp. 35.000
@Rp. 30.000
@Rp. 15.000
Rp. 120.000
Rp. 75.000
Rp. 30.000
Rp. 15.000
2 Peralatan dan bahan:
a. Roda b. Kaca (1x1 meter) c. Plat stainless steel 2mm d. Besi L 3 cm (6 meter) e. Kuas f. Cat dasar zincronmate
(20kg)
g. Cat Finishing Hammertone h. Seluloid i. Microcontroler Atmega 16 j. RTC k. Bezzer/alarm l. Sensor Suhu m. Rellay n. Adaptor o. Kabel p. Baterai q. LED Display r. Aluminium Foil s. Plat Berlubang t. Kompor u. Kawat v. Baut w. Tinner x. Tang y. Obeng z. Gunting Kawat aa. Lem Besi bb. Amplas
4 Buah
3 Buah
6 Buah
3 Buah
4 Buah
1 Buah
1 Kg
1 Pack
3 Buah
2 Buah
3 Buah
2 Buah
1 Buah
2 Buah
5 Meter
4 Buah
3 Buah
1 Pack
4 Pack
1 Buah
20 Meter
30 Buah
5 Buah
3 Buah
2 Set
2 Buah
2 Kaleng
20 Buah
@Rp. 150.000
@Rp. 75.000
@Rp. 415.000
@Rp 68.000
@Rp. 20.000
@Rp. 380.000
@Rp. 120.000
@Rp. 500.000
@Rp. 50.000
@Rp. 20.000
@Rp. 20.000
@Rp. 35.000
@Rp. 40.000
@Rp. 50.000
@Rp. 5.000
@Rp. 2.000
@Rp. 25.000
@Rp. 50.000
@Rp. 200.000
@Rp. 135.000
@Rp. 15.000
@Rp. 500
@Rp. 7.000
@Rp. 50.000
@Rp. 95.000
@Rp. 45.000
@Rp. 45.000
@Rp. 5.000
Rp. 750.000
Rp. 225.000
Rp. 2.490.000
Rp. 204.000
Rp. 80.000
Rp. 380.000
Rp. 120.000
Rp. 500.000
Rp. 150.000
Rp. 40.000
Rp. 60.000
Rp. 70.000
Rp. 40.000
Rp. 100.000
Rp. 25.000
Rp. 8.000
Rp. 75.000
Rp. 50.000
Rp. 800.000
Rp. 135.000
Rp. 300.000
Rp. 15.000
Rp. 35.000
Rp. 150.000
Rp. 190.000
Rp. 90.000
Rp. 90.000
Rp. 100.000
3 Biaya lain-lain:
a. Sewa mesin las b. Sewa solder c. Kawat las d. Biaya transportasi
7 Hari
2 Hari
2
-
@Rp. 400.000
@Rp. 50.000
@Rp. 195.000
@Rp. 300.000
Rp. 2.800.000
Rp. 100.000
Rp. 390.000
Rp. 300.000
Total Pengeluaran Rp.11.102.000
-
12
J. Daftar Pustaka
Astawan, M. 2006. Telur asin, aman dan penuh gizi. Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2005. Profil Pangan dan Pertanian. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Dahnimar, 2006. Pembuatan telur asin. Komunikasi Pribadi di Sicincin
Tanggal 25 September 2006, Sicincin.
Firdaus, Ikhsan. 2012. Prospek Peternakan Bebek Cukup Menjanjikan Solusi
Masa Pensiun. Lampung
Ginting, Nurzainah. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Hasil Ternak. Medan:
Universitas Sumatera Utara
Ketaren, Pius P., 2007. PERAN ITIK SEBAGAI PENGHASIL TELUR DAN
DAGING NASIONAL. Bogor: Balai Penelitian Ternak
Menegristek, 2010. Telur Asin. Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Novia, Deni, Dkk. 2012. STUDI PEMBUATAN TELUR ASIN ASAP
MENGGUNAKAN SABUT KELAP. Padang: Universitas Andalas
Samosir, D. J. 1993. Ilmu Ternak Itik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugitha, I.M., L.Ibrahim., S.N.Aritonang, N.Syair dan S.Melia. 2004. Dasar
Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Padang: Universitas
Andalas Padang.
Suharno, B. dan K. Amri. 2003. Beternak Itik Petelur Secara
Intensif. Penebar Swadaya, Jakarta.
Surya, Adi. 2008. LIMBAH PERKEBUNAN KELAPA (Cocos nucifera) SEBAGAI
BAHAN PENGAWET MAKANAN. Jakarta.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan,
Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama
dengan Swiss Development Cooperation, 1993.
Uswatun, Aminah, dkk. 2012. Pembuatan Telur Asin. Surakarta: Univeritas
Sebelas Maret
Wasito dan E. S. Rohaeni. 1994. Beternak Itik Alabio. Kanisius, Yogyakarta.
Widjaja, K. 2003. Peluang Bisnis Itik. Penebar Swadaya, Jakarta.
-
13
-
14
-
15