Piping System Mv Mina Jaya Niaga o1 512 Gt

7/18/2019 Piping System Mv Mina Jaya Niaga o1 512 Gt

http://slidepdf.com/reader/full/piping-system-mv-mina-jaya-niaga-o1-512-gt 1/39

PIPING SYSTEM

TUGAS AKHIR MV “MINA JAYA NIAGA 01” 512 GT

BAB VI

PERHITUNGAN SISTEM PIPA

( PIPING SYSTEM )

A. UMUM

Sistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang

menghubungkan titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa

baik untuk memindahkan tenaga atau pemompaan harus dipertimbangkan

secara teliti karena keamanan dari sebuah kapal akan tergantung pada susunan

perpipaaan seperti halnya pada perlengkapan kapal lainnya.

B BAHAN PIPA

Pemilihan bahan pipa untuk sistem perpipaan dalam kapal harus

memperhatikan peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi Indonesia antara

lain :

B.1. Seamle !"a#$%& S'ell P$e (P$a a*a 'a%a am+%&a%)

Pipa ini digunakan untuk semua penggunaan dan dibutuhkan untuk pipa

tekan pada sistem bahan bakar dan untuk sistem pipa pengeluaran, bahan

bakar dari pompa injeksi bahan bakar.

Gambar 6.1. Seamless Drawing Steel Pipe

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 1

UNIVERSITAS !IP,NEG,R, SEMARANG

NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


B.2. Seamle B"3#% P$e (P$a 4a"$ 'ema&a6+%$%&a%)

Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari !"#

$ dan

tidak boleh digunakan pada super heated %uap dan panas lanjut&.

Gambar 6.2. Seamless Drawn Pipe

B.3. -a 7el4e4 Ele8'"$8 Re$'e%8e 7el4e4 S'ell P$e

Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk digunakan dalam sistem di mana

tekanan kerja melampaui '(! Psi atau pada temperatur di mana sistem yang

dibutuhkan pipa tekanan tanpa sambungan.

Gambar 6.3. Gambar6.4.

Lap Welded Steel Pipe Electric Resistence Welded Steel Pipe



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


B.4. P$a 4a"$ T$ma9 H$'am

Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis maka dapat digunakan

untuk supply air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam

ruangan yang kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan

merusak sistem bilga.

B.5. P$a 4a"$ Ba*a Tema a'a+ Be$ K+%$%&a% (e$ 'ema)

Pipa jenis ini digunakan untuk semua pipa bahan bakar minyak lumas.

B.6. P$a Gal:a%$

Pipa jenis ini digunakan untuk supplai air laut %sistem Ballast dan Bilga&.

Gambar 6.5. Pipa Galanis

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


.; UKURAN PIPA

;.1 P$a S89e4+le <0

Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan

menyeluruh dengan sistem galanis. )engan sistem perlindungan tersebut

maka pipa dapat digunakan untuk supplay air laut, dapat juga untuk saluran

sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api

sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.

Gambar 6.6. Pipa Sc!ed"le 4#

;.2 P$a S89e4+le =0 > 120

Pipa jenis ini diisyaratkan mempunyai ketebalan yang lebih tebal

dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. )alam penggunaan pipa schedule *!

+ ! dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran fluida

bertekanan tinggi.

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI <


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


.' U6+"a% P$a Be"4aa"6a% Kaa$'a Ta%&6$ (BKI 200? Se8 11 N 1)

Seperti yang terdapat pada table ". berikut ini :

/able ".

0kuran pipa berdasarkan kapasitas tangki

Kapasitas /angki %ton& )iameter dalam pipa 1 fitting %mm&

! + ! "!

! + ! 2!

! + 2( *!

2( + ! 3!

! + 3! !!

3! + "( !

"( + '"! (

'"! + *! !

*! + "! (!

"! + *!! "!

*!! + !!! 2(

!!! + '!! !!

'!! - 2!! (



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


;.< U6+"a% P$a Be"4aa"6a% JIS (Jaa% I%'e"%a'$3%al S'a%4a"')

0kuran pipa yang ditetapkan oleh 4IS %4apan International Standart&

terdapat pada tabel "..

Tael ?.2.

Standart 0kuran Pipa Baja menurut 54IS6 tahun !!

I%$4e N3m$%al ,+'$4e SGP S89e4+le <0 S89e4+le =0!$ame'e" S$@e !$ame'e" Teal M$% (mm) (mm)

%mm& %inch& %mm& %mm&

" 7 !.( .! .2 .! '8* 2.' .' .' '.

( 9 .2 .* .* '.2

! 2. '. .3 '.3

( '.! '.( '. .(

' 7 .2 '.( '." .3

! 9 *." '.* '.2 (.

(! "!.( . '.3 (.("( 9 2".' . (. 2.!

*! ' *3. .( (.( 2."

!! .' .( ".! *."

( ( '3.* (.! "." 3.(

(! " "(. (.* 2. .!

!! * ".' "." *. .2

(! ! "2. ".3 3.' -

'!! '*.( 2.3 !.' -

(! '((." 2.3 . -

!! " !". - .2 -(! * (2. - - -

(!! ! (!*.! - - -

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI ?


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


.! MA;AMMA;AM KATUP

!.1.B+''e"l Val:e

Katup untuk membuka dan menutup fluida, dan mengontrol kebutuhan

fluida. Katup ini mudah dalam pengoperasiannya dan harganya murah.

Gambar 6.$. %"tter&l' ale

!.2.Re4+8$%& Val:e

;educing <al<e merupakan katup yang paling berbeda dengan katup-katup

lainnya, karena katup ini memiliki fungsi untuk mengontrol tekanan fluida.

Gambar 6.(. Red"cing ale



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


!..N3% Re'+"% Val:e ( ;9e86 Val:e )

=on return <al<e adalah katup yang arah aliran fluidanya hanya satu arah.

Gambar 6.). *+n Ret"rn ale

!.<.Te"m3'a'$6 Val:e

>erupakan katup untuk mengontrol suhu fluida.

!.5.Ga'e Val:e ( Ka'+ P$%'+ )

0ntuk menutup aliran baik dengan membuka atau menutup katup sesuai

dengan kebutuhan

Gambar 6.1#. Gate ale

!.?.Gl3e Val:e ( Ka'+ B3la Sae' Val:e )

)igunakan untuk membuka seluruhnya atau menutup sama sekali

alirannya.

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI =


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


.E BAHAN KATUP !AN PERA-ATAN (CITTING)

Bahan katup dan peralatan %fitting& yang diijinkan menurut

perhitungan dari Biro Klasifikasi Indonesia antara lain :

E.1. K+%$%&a% B"3

Katup dari bahan kuningan digunakan untuk temperatur diba?ah (!#$.

Bila temperatur lebih besar ((!#$ maka digunakan material perunggu yang

besar diameternya minimal ' inchi dan tekanan lebih besar dari '! Psi.

Gambar 6.11. ,at"p ,"ningan

E.2. Be$ I"3%

Berbagai macam besi mulai dari cast iron yang biasanya digunakan untuk

katup-katup kecil sampai hight strenght alloy cost yang dipakai untuk katup

besar. ost iron tidak boleh digunakan untuk katup yang memerlukan

temperatur rendah atau aliran corosi.

E.. Ba*a S'eel

)igunakan untuk temperatur dan tekanan yang tinggi

E.<. S'a$%le S'eel

)igunakan untuk katub yang memerlukan gambar detail pipa air ta?ar,

menembus sekat8deck dengan temperatur rendah atau korosif.



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


.C C-ENS

Bahan flens untuk sistem pipa dapat dipasang pada pipa dengan

memperhatikan material yang dipakai, dengan ketentuan sebagai berikut :

• Cle% a4a P$a Ba*a

Pipa baja dengan ukuran diameter normal lebih dari inchi harus

dimuaikan %e@pended& ke dalam flens baja8dapat dibaut pada flens atau dilas.

• P$a a%& -e$9 Ke8$l

)apat dibaut ke dalam flens tanpa dilas, tetapi khusus dapat untuk pipa

uap air dan minyak juga dimuaikan supaya dapat memastikan adanya

kekedapan pada ulirnya.

• Cle% 4a"$ Be$ T+a%&

)apat digunakan dengan sistem sambungan yang dibaut dan hanya boleh

dipakai dalam sistem dimana penggunaannya tidak dilarang.

• P$a N3% Ce""3

0ntuk diameter lebih kecil atau sama dengan inchi dapat dibaut.

JENISJENIS C-ENS ANTARA -AIN D

a& Slip on

b& Aeld =eck $lange

c& Blind

d& Socked Aeld $lange

e& PC 4oin $lange



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


JENIS A-AT PENYAMBUNG D

• (D elbo?

• 3!D Elbo?

• 3!D Street Elbo?

• (D F-band

• /ee

• ross

• ap

• ;ound Gead Plug

Sambungan antara pipa dengan flens harus sesuai dengan ketentuan,

dimana ketentuan tersebut seperti yang terdapat pada table ".'.

/abel ".'.

Ketentuan Sambungan Pipa )engan $lens (BKI 200? e8. 10)

4 41 !8 ! T H J.Ba+'

( ,! "! *! 3

! 2,2 "( *( !

( ',! 2( 3( !

' ,2 3! ( (

! *," 3( ! (

"( 2",' '! (! (

*! *3, ( *! (

!! ,' "( !! " 3

( (3,* !! '( " 3 *

(! "(, '( "( * 3 *



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


!! ",' *! '! ! ! *

Gambar 6.12. -lens

Keterangan:

d H )iameter dalam

d H )iameter luar pipa

Pe H )iameter letak baut flens

) H )iameter flens

t H /ebal flens

G H )iameter Baut

4 baut H 4umlah Baut

.G KETENTUAN UMUM SISTEM PIPA

Sistem pipa harus dibuat sepraktis mungkin dengan bengkokan dan

sambungan las sedapat mungkin dengan flens8sambungan yang dapat dilepas dan

dipisahkan bila perlu. )emikian pula instalasi pipa harus dilindungi sedemikian

rupa sehingga terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditumpu8dijepit

sedemikian rupa untuk mengurangi getaran.



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


G.1. S$'em B$l&a

G.1.a. S++%a% P$a B$l&a Se8a"a Um+m

Susunan pipa bilga secara umum harus ditentukan dengan persyaratan dari

BKI :

Pipa-pipa bilga dan penghisapannya harus ditentukan

sedemikian rupa sehingga kapal dapat dikeringkan sempurna

?alaupun dalam keadaan miring8 kurang sempurna

%menguntungkan&.

Pipa-pipa hisap harus diatur kedua sisi kapal pada ruangan-

ruangan kedua ujung masing-masing kapal cukup dilengkapi

dengan satu pipa hisap yang dapat mengeringkan ruangan-ruangan

tersebut.

;uangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan di belakang

tabung poros propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem

pompa bilga umum harus dikeringkan dengan cara yang memadai.

G.1.. P$a B$l&a a%& melal+$ 'a%&6$'a%&6$

Pipa bilga yang mele?ati tanki-tanki pipa bilga tidak boleh

dipasang melalui tanki minyak lumas dan air minum.

4ika pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak diatas alas

ganda dan berakhir dalam ruangan yang sulit dicapai selama

pelayaran maka harus dilengkapi dengan katub periksa atau check

<al<e tambahan, tepat dimana pipa bilga tersebut dalam tangki

bahan bakar.



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


G.1.8. P$a Ea%$

)ari jenis yang telah disetujui harus digunakan untuk

menampung e@pansi panas dari sistem bilga. E@pansi karet tidak

diijinkan untuk dipergunakan dalam kamar mesin dan tangki-

tangki.

G.1.4. P$a H$a B$l&a 4a% Sa"$%&a%a"$%&a%

Pipa hisap harus dipasng sedemikian rupa sehingga tidak

menyulitkan dalam membersihkan pipa hisap dan kotak pengering

pipa hisap dilengkapi dengan saringan yang tahan karat.

Cliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan pipa

hisap tersebut terletak pada jarak yang cukup dari alas dalam.

G.1.e. Ka'+ 4a% Pe"le%&6aa% P$a B$l&a

Katub alih atau perlengkapan pada pipa bilga terletak pada

tempat yang mudah dicapai dalam ruangan dimana pompa bilga

ditempatkan.

G.2. S$'em Balla'

G.2.a. S++%a% P$a Balla' Se8a"a Um+m

Pipa hisap dalam tanki-tanki ballast harus diatur sedemikian rupa

sehingga tanki-tanki tersebut dapat dikeringkan se?aktu kapal dalam

keadaan trim atau kapal dalam keadaan kurang menguntungkan.

G.. S$'em Ba9a% Ba6a"

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 1<


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


G..a. S++%a% P$a Ba9a% Ba6a" Se8a"a Um+m

Pipa bahan bakar tidak boleh melalui tanki air ta?ar maupun tanki

minyak lumas, pipa bahan bakar tidak boleh terletak disekitar komponen-

komponen yang panas.

G... P$a Pe%&$$ 4a% Pe%&el+a"a%

Pengisian pipa bahan bakar cair harus disalurkan melalui pipa yang

diletakkan dari geladak terbuka8tempat-tempat pengisian bahan bakar di

ba?ah geladak. )isarankan pada pengisian dari kedua sisi kapal. Penutupan

pipa di atas geladak harus dapat dilakukan pengaliran bahan bakar

menggunakan pipa pengisian.

G.<. S$'em P$a A$" Ta#a"

Susunan pipa air ta?ar secara umum

G.<.a. Pipa-pipa yang berisi air ta?ar tidak boleh melalui pipa-pipa

yang bukan berisi air ta?ar. Pipa udara dan pipa limbah air ta?ar

boleh dihubungkan dengan pipa lain dan juga tidak boleh mele?ati

tanki-tanki yang berisi air ta?ar yang dapat diminum.

G.<.. 0jung-ujung atas dari pipa udara harus dilindungi terhadap

kemungkinan masuknya serangga kapal ke dalam pipa tersebut, pipa

duga harus cukup tinggi dari geladak, dan terbuka serta tidak boleh

melalui tanki isinya bahan cair yang digunakan untuk air minum.

Pipa air ta?ar tidak boleh dihubungkan pipa air lain yang bukan air

minum.

G.5. S$'em Sa%$'e"F S8+e"F 4a% Se#a&e



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


G.5.a. P$a Sa%$'e" 4a% S8+e"

Berdiameter antara (!≈ ! mm. )irencanakan '6 %*! mm& %S)K Gal.'&

tebal direncanakan , mm.

G.5.. -+a%& Pem+a%&a% S8+e" 4a% Sa%$'e"

1) ubang pembuangan dalam jumlah dan ukuran cukup

untuk mengeluarkan air laut harus di pasang geladak cuaca dan

pada geladak lambung timbul dalam bangunan atas dan rumah

geladak yang tidak tertutup kedap air harus disalurkan ke luar.

2) Pipa pembuangan dari ruangan di ba?ah garis muat

musim panas, harus dihubungkan pipa bilga dan harus dilindungi

dengan baik.

) ubang pembuatan dan saniter tidak boleh dipasang

di atas garis muat kosong di daerah tempat peluncuran sekoci

penolong.

G.5.8. S$'em Sa#a&e (S$'em Pem+a%&a% K3'3"a%)

)iameter pipa sa?age minimal !! mm %S)K Gal. (&. )irencanakan

berdiameter H 6 tebal ,( mm.

G.?. S$'em P$a U4a"a 4a% P$a !+&a

G.?.a. S++%a% P$a U4a"a Se8a"a Um+m

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 1?


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


Semua tanki dan ruangan kosong dan lain-lain pada bagian yang

tertinggi harus dilengkapi dengan pipa udara yang dalam keadaan

dipanasi harus berakhir di geladak biasa.

Pipa-pipa udara dari tanki-tanki pengumpulan atau penampungan

minyak yang tidak dipanasi boleh terlihat di geladak mesin.

Pipa-pipa udara harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak

terjadi pengumpulan cairan dalam pipa tersebut.

Pipa udara dari tanki penyimpanan minyak lumas, boleh berakhir

pada kamar jika dinding tanki penyimpanan minyak lumas tersebut

merupakan bagian dari lambung kapal. >aka pipa-pipa udaranya

harus berakhir di selubung kamar mesin di atas geladak lambung

timbul.

Pipa udara dari tanki-tanki cofferdam dan ruangan yang merupakan

pipa hisap bilga harus dipasang dengan pipa udara yang berakhir di

rungan terbuka.

G.?.. P$a !+&a

)iameter pipa duga minimal adalah ' mm dan direncanakan 76,

letak pipa duga secara umum menurut BKI !!" adalah sebagai

berikut :

/anki-tanki ruangan, cofferdam dan bilga dalam ruangan yang

tidak mudah dicapai setiap saat harus dilengkapi pipa duga, sedapat



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


mungkin pipa duga tersebut harus memanjang ke ba?ah sampai

mendekati alas.

Pipa duga yang ujungnya terletak di ba?ah garis lambung timbul

harus dilengkapi dengan katup otomatis. Pipa duga seperti itu

hanya diijinkan dalam ruangan yang dapat diperiksa dengan

temperatur.

Pipa duga harus dilengkapi dengan pelapis diba?ahnya bilamana

pipa duga tersebut dihubungkan dengan kedudukan samping atas

pipa cabang di ba?ah pipa tersebut harus dipertebal secukupnya.

Pipa duga tanki dilengkapi dengan lubang pengatur tekanan yang

dibuat sedikit mungkin di ba?ah geladak tanki.

G.?.8. Ba9a% P$a !+&a

Pipa baja harus dilindungi terhadap pengkaratan pada bagian dalam

dan lainnya.

.H PERHITUNGAN PIPA

H.1. P$a B$l&a U'ama

Perhitungan )iameter Pipa %Berdasarkan BKI !!" Sec. = .&

dG H ,"* ( )GB +× ( %mm&

)imana :

H ','! m

B H *,! m

G H ',"! m

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 1=


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


dG H ,"* ( )"!,'!,*'!,' +× ( mm

H '3,! mm %diambil ! mm&

H 1F5 “ ( Be"4aa"6a% 'ael )

Perhitungan tebal pipa utama %Berdasarkan BKI !!" Sec. .&

S H So c b %mm&

)imana :

So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ

da H )iameter luar pipa

H <=F? mm

Pc H Ketentuan tekanan %BKI !!" Sec. . table .&

H 1? Ba"

σ perm H /oleransi tegangan ma@

H =0 Nmm2 %BKI !!" Sec. . .'.'&

J H $aktor efisiensi H 1F00

c H $aktor korosi sea ?ater lines H F00

b H !

So H "&*!-!%

&"",*%

+ / /

/

H 0F<= mm

maka :

S H !,* mm ' mm !

H F<= mm %>enurut table 4IS H , mm&

Kapasitas Pompa Bilga 0tama %Berdasarkan BKI !!" Sec. . '.&

H (,2( @ !-'

@ dG



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


H (,2( @ !-' @ '3,!

H =F=5 m *am

)imana :

H Kapasitas air ballast diijinkan dengan buah pompa

cadangan

H =F=5 m *am

H.2. P$a B$l&a ;aa%&

Perhitungan )iameter Pipa %Berdasarkan BKI !!! Sec. = .&

dL H ,( ( )GBl +× ( %mm&

l H Panjang kompartemen yang kedap air

H '",!2 m

>aka :

dL H ,( ( )"!,'!,*'!,' +× ( %mm&

H (!,2 mm %diambil "( mm&

H 2F5 “ (Be"4aa"6a% 'ael)

Perhitungan tebal pipa cabang %Berdasarkan BKI !!! Sec.

.&

S H So c b %mm&

)imana :



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ


H ?F mm


H 1? Ba"


H =0 Nmm2 %BKI !!" Sec. . .'.'&



b H 0

So H"&*!-!%

&"',2"%

+ / /

/

H 0F55 mm

maka :

S H !,2(( mm ' mm !

H F55 mm %>enurut table 4IS H , mm&

H.. P$a Balla'

)iameter pipa ballast sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki air

ballast yaitu:

Jolume /angki Cir Ballast H 2,' m'

Berat 4enis Cir aut H ,!( ton 8 m'

Kapasitas tangki air ballast H J @ B4 air laut



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


H 2,' @ ,!( H !,'"3 ton

Berdasarkan table didapatkan harga sebesar 125 mm

!$am$l 125 mm 5 “

Kapasitas Pompa Bilga 0tama %Berdasarkan BKI !!" Sec. . '.&

b H (,2( @ !-' @ dG

H (,2( @ !-' @ '3,!

H =F=5 m *am

)imana :

H Kapasitas air ballast diijinkan dengan buah pompa cadangan

H *,*'( m' 8 jam

Perhitungan tebal pipa ballast %Berdasarkan BKI !!" Sec. .&

S H So c b %mm&

)imana :

So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ


H 1F= mm


H 1? Ba"


H =0 Nmm2 %BKI !!" Sec. . .'.'&



b H 0



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


So H"&*!-!%

&"*,'3%

+ / /

/

H 1F=< mm

maka :

S H ,'* mm ' mm !

H <F=< mm %>enurut table 4IS H (,! mm&

H.<. P$a Ba9a% Ba6a"

Sesuai dengan perhitungan pada ;encana 0mum %;0& maka dibutuhkan

untuk mesin induk dan mesin Bantu adalah :

BGP >esin Induk H *!! GP

BGP >esin Bantu H (! GP

Sehingga BGP total H BGP CE BGP >E

H (! *!!

H 50 GP

a. Kebutuhan bahan bakar %b&

4ika GP dimana koefisien pemakaian bahan bakar dibutuhkan %!,2

+ !,*& Kg8Gp84am, diambil !,2 Kg8Gp84am.

BGP total H 3(! GP

Kebutuhan Bahan Bakar H !,2 Kg8Gp84am @ 3(!

H ",( Kg8jam



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


0F1?2 T3%*am

b. Kebutuhan bahan bakar tiap jam %b&

Spesifikasi bahan bakar H ,( m'8ton

b H Kebutuhan bahan bakar @ Spesifik <olume berat bahan

bakar

H !," @ ,(

H 0F202 m 9

c. )irencanakan pengisian tangki bahan bakar tiap ! jam

Sehingga <olume tangki

J H b @ h m'

H !,! @ !

H <F0< m % Pengisian tangki harian tiap ! jam &

d. Pengisian tangki harian diperlukan ?aktu jam, maka kapasitas

pompa dari tangki bahan bakar ke tangki harian :

b H4am

J

H

4am

,!

H <F0< m*am

e. )iameter pipa dari tangki harian menuju mesin :

d H'-

!@(,2(

Kb

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 2<


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


H!,!!(2(

!,!

H (,3 mm %diambil " mm&

H 8 “ %>enurut tabel 4IS H " mm&

Perhitungan tebal pipa dari tangki harian menuju mesin :

S H So c b %mm& %Berdasarkan BKI !!" Sec. .&

)imana :

So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ


H 10F5 mm


H 1? Ba"

σ permH /oleransi tegangan ma@

H =0 Nmm2 %BKI !!" Sec. . .'.'&



b H 0

So H"&*!-!%

&"(,!%

+ / /

/

H 0F10 mm

maka :

S H !,!' mm ' mm !

H F10 mm %>enurut table 4IS H ', mm&

f. )iameter pipa dari tangki bahan bakar menuju tangki harian



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


d H'-

!@(,2(

Kb

H !,!!(2(

,!

H 2?F50 mm %diambil ' mm&

H 1 “ %>enurut tabel 4IS H ' mm&

Perhitungan tebal pipa dari tangki bahan bakar menuju tangki mesin

S H So c b %mm& %Berdasarkan BKI !!" Sec. .&

)imana :

So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ


H <2F mm


H 1? Ba"


H =0 Nmm2 %BKI !!" Sec. . .'.'&



b H 0

So H"&*!-!%

&"2,-%

+ / /

/ H !, mm

maka :

S H !, mm ' mm !

H F<2 mm %>enurut table 4IS H ',( mm&

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 2?


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


H.5. P$a M$%a6 -+ma

)iameter pipa minyak lumas sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki

minyak lumas yaitu :

Jolume /angki >inyak umas H 2F50 m'

Berat 4enis minyak H !,* ton 8 m'

Kapasitas tangki minyak lumas H J @ B4 minyak

H ,(3! @ !,*

H 2F02 '3%

s H Kapasitas minyak lumas, direncanakan ( menit H 7 jam

H!,(

,!2H =F2==

d H'-

!@(,2(

Ks

H!,!!(2(

*,**

H '2,3" mm %diambil ! mm&

H ,( “ %>enurut tabel 4IS H ! mm&

Kapasitas Pompa >inyak umas H "! mm % BKI !!" sec II =.'. &

H (,2( @ !-' @ dG

H (,2( @ !-' @ '3,!

H =F=5 m *am

Perhitungan tebal pipa minyak lumas

S H So c b %mm&



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


)imana :

So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ


H <=F? mm


H 1? Ba"


H =0 Nmm2 %BKI !!" Sec. . .'.'&



b H 0

So H"&*!-!%&"",*%+ / /

/

H 0F<= mm

maka :

S H !,* mm ' mm !

H F<= mm %>enurut table 4IS H ',* mm&

H.?. P$a A$" Ta#a"

)iameter pipa air ta?ar sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki air

ta?ar yaitu

Jolume /angki Cir /a?ar H 0F<= m

Berat 4enis Cir /a?ar H ,!!! ton 8 m'

Kapasitas tangki air ta?ar H J @ B4 air

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI 2=


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


H '!,'* @ ,!!!

H 0F<= '3%

Kapasitas Pompa Cir /a?ar

H (,2( @ !-' @ dG

H (,2( @ !-' @ '3,!

H =F=5 m *am

Perhitungan tebal pipa air ta?ar

S H So c b %mm&

)imana :

So H Pc. / perm /

Pc /da

+&-!%

&%

σ


H ?F mm


H 1? Ba"

σ permH /oleransi tegangan ma@

H =0 Nmm2 %BKI !!! Sec. . .'.'&



b H 0

So H"&*!-!%

&"',2"%

+ / /

/

H 0F? mm



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


maka :

S H !,2" mm ' mm !

H F? mm %>enurut table 4IS H , mm&

H.. P$a U4a"a 4a% P$a !+&a

H..a. Pipa udara dipasang pada semua tangki untuk mengeluarkan udara

pada ?aktu tangki sedang diisi secara sempurna dan

menghindarkan adanya kenaikan tekanan. 0ntuk dasar ganda yang

berisi air, diameter minimum dari pipa udara adalah 100 mm (< “)

H... dengan ketebalan F2 mm. 0ntuk dasar ganda yang berisi bahan

bakar, diameter minimum dari pipa udara adalah 100 mm (< “)..

>enurut CBS :

• /inggi pipa udara :

)i atas free board deck : 2"! cm

)i atas super structure deck : (! cm

• 0kuran pipa udara

$resh ?ater tank : M 5

Aater ballast tank : M 5

$uel oil tank : M 5

H..8. Pipa duga dipasang pada tangki bahan bakar, tangki air ta?ar dan

tangki ballast, digunakan untuk memeriksa cairan Pipa duga

direncanakan mempunyai diameter sebesar ?5 mm (2F5 “).



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


H.=. P$a Sa%$'a"$ 4a% P$a Se#a&e

G.*.a. Pipa sanitair digunakan untuk membuang air dari geladak dan juga

untuk membuang air yang sudah dipakai dari tempat-tempat

mandi, penatu, bar-bar makanan dan minuman, dapur, gudang, dan

sebagainya. Pipa sanitair berdiameter antara 50 > 150 mm,

direncanakan diameter pipa sanitair adalah 100 mm ( “) dengan

ketebalan <F2 mm.

G.*.b. Pipa se?age %pipa buangan air ta?ar& direncanakan dengan

diameter 100 mm (< “) dengan ketebalan <F5 mm. Pipa kotoran

tidak boleh melalui ruangan-ruangan tempat tinggal, tempat

penyimpanan makanan, gudang, kamar makan, dsb.

H.. !ele6'3"

$ungsi dari )eflektor adalah untuk mempertahankan susunan kimia,

kelembaban dan suhu udara yang dibutuhkan didalam kompartemen-

kompartemen di atas kapal.

4umlah udara yang dibutuhkan untuk <entilasi bagi kompartemen yang

tertentu harus berdasarkan :

• Suhu udara ma@imum yang di ijinkan didalam kompartemen.

• Kelembaban udara ma@imum yang di ijinkan dalam

kompartemen.



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


• Presentase # ma@imum yang diijinkan dalam udara didalam

kompartemen.

H..a. !ele6'3" R+a%& Me$%

d H )iameter deflektor

J H Jolume ruang mesin H ',' m'

< H Kecepatan udara yang mele?ati <entilasi ,! + ,! m8dt

γ # H )ensity udara bersih kg8m'

γ H )ensity udara dalam ruangan kg8m'

n H Banyaknya pergantian udara tiap jam : ( m'8jam

>aka :

d H !,!(@@',@3!!

(@@','+

H !,!('!

*,(+

41 0F0? m

r H 9 @ d

H !,( @ !,'!"

H !,(' m

uas lingkaran deflektor

H π @ r

H ', @ % !,('&

H ', @ !,!'

- 0F0 m2

>enggunakan buah deflektor pemasukan pada ruang mesin

4adi luas buah deflektor

d H 9 @

H !,( @ !,!2'



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


-4 0F0?5 m2

4adi diameter satu lubang deflektor

d H

@ N8

Bd

H ',@8

!,!'"(

H 2*(,!

!,!'"(

H !*,!

4 0F21 m

a 0kuran deflektor pemasukan pada ruang mesin

d( H !,3 m

a H !," @ d : !," @ !,3 : !,!'( m

b H !,' @ d : !,' @ !,3 : !,!"( m

c H ,( @ d : ,( @ !,3 : !,' m

r H ,( @ d : ,( @ !,3 : !,2 m

e min H !, m

b )eflektor pengeluaran pada ruang mesin

d H !,('m

a H @ d : @ !,(' : !,'!" m

b H !, @ d : !, @ !,(' : !,!'! m

c H !," @ d : !," @ !,(' : !,!3 m

e min H !, m

.I K,MP,NENK,MP,NEN !A-AM SISTEM PIPA

I.1.Sea"a'3"

$ungsi dari separator adalah untuk memisahkan antara minyak dengan air.

Prinsip kerjanya adalah dalam separator terdapat mangkuk-mangkuk yang



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


berlubang pada titik tepinya. Setelah minyak dan air yang bercampur masuk

ke dalam separator maka mangkuk tersebut berputar bersama porosnya.

)engan perbedaan massa jenis maka air akan keluar melalui pembuangan,

sedangkan minyak akan masuk melalui lubang-lubang pada mangkuk yang

selanjutnya ditampung dalam tanki harian.

Gambar 6.14. Separat+r

I.1.H$4"393"e

)alam hidrophore terdapat bagian. berisi air sedangkan 7 berisi udara

dengan tekanan kerja ' kg8cm Gg berfungsi mendistribusikan air ke mesin

kemudi, ruang mesin dan geladak dengan bantuan kompresor otomatis.

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI <


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


Gambar 6.15. 0'dr+p!+re

I.2.;33le"

$ungsi dari cooler adalah sebagai pendingin. Bagian dalamnya terdapat

pipa-pipa kecil untuk masuknya air laut yang dipakai sebagai pendingin

mesin. >inyak masuk melalui celah-celah pipa air laut secara terus menerus.

)engan demikian minyak akan didinginkan suhunya sebelum masuk ke mesin

induk dan mesin bantu.

Gambar 6.16. ++ler

I.2. P+"$$e"

Secara fungsional sama dengan separator, yaitu sebagai pemisah, tetapi

antara minyak dengan bukan Lat cair %contoh : pasir, kerikil&, dengan prinsip

perbedaan berat. Kotoran yang telah dipisahkan dibuang pada saat

pengedokan kapal atau saat bersandar di pelabuhan.



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


Gambar 6.1$. P"ri&ier

I.. S'"a$%e"C$l'e"

$ungsi dari stainer adalah sebagai penyaring dimana tersusun atas pokit

yang diberi lubang-lubang atau kasa penyaring.

Gambar 6.1(. Strainer

I.<. B3'3l A%&$% !a% Sea ;9e'

$ungsinya apabila kotak lautnya terdapat banyak kotoran atau binatang

laut, angin akan menyemprotkan udara yang bertekanan ke dalam kotak laut

tersebut.

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI ?


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


Gambar 6.1). Sea !est

I.5. K3%4e%3" Pa4a I%'ala$ Pe%4$%&$%

$ungsinya adalah untuk mengubah uap air menjadi air untuk keperluan

pendinginan.

Gambar 6.2#. ,+ndens+r

J. PERHITUNGAN SEA ;HEST

J.1. Pe"9$'+%&a% !$la8eme%'

) H pp @ B @ / @ b @ O @ c

Dimana

pp H ','! m

B H *,! m

/ H ',"! m

b H !,"2

O H ,!(

c H ,!!

adi

) H ','! @ *,! @ ',"! @ !,"2 @ ,!( @ ,!!

H 2*3,3"3 /on

J.2. !$ame'e" !alam P$a



NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


Berdasarkan diktat S)K hal ' I/S 3*. kapasitas tangki antara ! -

2 )

)irencanakan ( )

d H ( @ 2*3,3"3

H *,3( ton

berdasarkan tabel didapat diameter pipa sebesar 3! mm.

J.. Pe"9$'+%&a% Teal Pla' Sea ;9e'

/ebal plat sea chest harus sesuai rumus BKI !!" Sec. *.B.(.'.

/ H . a . 4 P . tk

P H bar

/ H @ !,"2 ,- / ,( H (,! mm

J.<. Pe"9$'+%&a% -+a%& Sea ;9e'

1. -+a Pe%ama%& P$a

C H 7 N.d

H 7 @ ',@ 3!

H "'2* mm

2. -+a Pe%ama%& Sea G"ea'$%&

C H @ C

H @ "'2*

H 2(" mm

. J+mla9 l+a%& ea &"ea'$%& 4$"e%8a%a6a% 1? +a9 ma6a l+a

'$a l+a%& ea &"ea'$%& :

PR,GRAM STU!I !IP-,MA III TEKNIK PERKAPA-AN VI =


NA!/,RIN -0G 00 0



PIPING SYSTEM


a H C8"

H 2(" 8 "

H 232,( mm

<. Be%'+6 l+a%& 4$"e%8a%a6a% e"e&$ 4e%&a% a%*a%& ?0 mm

ma6aD

H a8p

H 232,( 8 "!

H ',2 mm Q mm

5. U6+"a% 6$$6$$ ea &"ea'$%&

Panjang %P& H "! mm dan lebar %& H mm

Piping System Mv Mina Jaya Niaga o1 512 Gt

Documents

Transcript of Piping System Mv Mina Jaya Niaga o1 512 Gt