Piping System Waras

download Piping System Waras

of 20

description

piping system

Transcript of Piping System Waras

PERENCANAAN PIPA

PIPING SYSTEMTUGAS AKHIR DYNASTY 99 GC

PERENCANAAN PIPA

(PIPING SYSTEM)

A.UMUMSistem pipa merupakan bagian utama suatu sistem yang menghubungkan titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa baik untuk memindahkan tenaga atau pemompaan harus dipertimbangkan secara teliti karena keamanan dari sebuah kapal akan tergantung pada susunan perpipaaan seperti hanya pada perlengkapan kapal lainnya.

B BAHAN PIPAPemilihan bahan pipa untuk sistem perpipaan dalam kapal harus memperhatikan peraturan-peraturan dari Biro Klasifikasi Indonesia antara lain :

1. Seamless Adrowing Stell Pipe (Pipa baja tanpa sambungan)

Pipa ini digunakan untuk semua penggunaan dan dibutuhkan untuk pipa tekan pada sistem bahan bakar dan untuk sistem pipa pengeluaran, bahan bakar dari pompa injeksi bahan bakar.

2. Lap Welded Electric Resistence Welded Stell Pipe

Pipa jenis ini tidak diijinkan untuk sistem pipa dengan temperatur melampaui 450OF dan juga untuk tekanan tinggi.

3. Steamless Brown Pipe (Pipa dari tembaga/kuningan)

Pipa jenis ini tidak boleh digunakan pada temperatur lebih dari 460OK dan tidak boleh digunakan pada super heated (uap dan panas lanjut).

4. Pipa dari Timah Hitam

Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis maka dapat digunakan untuk supply air laut, dapat juga untuk saluran sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.5. Pipa dari Baja Tempa atau Besi Kuningan (besi tempa)Pipa jenis ini digunakan untuk semua pipa bahan bakar minyak lumas.

6. Pipa dari besi tuang dan campuran yang tidak melampaui 400 o F, kecuali bila untuk sistem yang bersangkutan dipergunakan bahan lain.C. BAHAN KATUP DAN PERALATAN (FITTING)Bahan katup dan peralatan (fitting) yang diijinkan menurut perhitungan dari Biro Klasifikasi Indonesia antara lain :

1. Kuningan/Bross

Katup dari bahan kuningan digunakan untuk temperatur dibawah 450OF. Bila temperatur lebih besar 550OF maka digunakan material perunggu yang besar diameternya minimal 3 inchi dan tekanan lebih besar dari 230 Psi.

2. Besi/Iron

Berbagai macam besi mulai dari cast iron yang biasanya digunakan untuk katup-katup kecil sampai hight strenght alloy cost yang dipakai untuk katup besar. Cost iron tidak boleh digunakan untuk katup yang memerlukan temperatur rendah atau aliran corosi.

3. Baja / SteelDigunakan untuk temperatur dan tekanan yang tinggi

4. Stainless Steel

Digunakan untuk katub yang memerlukan gambar detail pipa air tawar, menembus sekat/deck dengan temperatur rendah atau korosif.

D. FLENSBahan flens untuk sistem pipa dapat dipasang pada pipa dengan memperhatikan material yang dipakai, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pipa baja dengan ukuran diameter normal lebih dari 12 inchi harus dimuaikan (expended) ke dalam flens baja/dapat dibaut pada flens atau dilas.

2. Pipa yang lebih kecil

Dapat dibaut ke dalam flens tanpa dilas, tetapi khusus dapat untuk pipa uap air dan minyak juga dimuaikan supaya dapat memastikan adanya kehidupan alirannya atau light thends.

3. Flens dari besi tuang dapat digunakan dengan sistem sambungan yang dibaut dan hanya boleh dipakai dalam sistem dimana penggunaannya tidak dilarang.4. Pipa non ferro

Untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 2 inchi dapat dibaut.

Tabel 6.1.Ketentuan Sambungan Pipa Dengan FlensDDfPeDtHBaut

1521760809124

20272658510124

2534759510124

324279011512154

404869512012154

6571313015014154

80891014518014154

1001143016520016194

125159820023516198

150165323526518198

200216328032020238

E. KETENTUAN UMUM SISTEM PIPA

Sistem pipa harus dibuat sepraktis mungkin dengan bengkokan dan sambungan las sedapat mungkin dengan flens/sambungan yang dapat dilepas dan dipisahkan bila perlu. Demikian pula instalasi pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditumpu/dijepit sedemikian rupa untuk mengurangi getaran.Tabel 6.2.

Standard Size of Steel Pipa

Complies with JISInside Diameter (mm)Nominal Size Pipe (inch)Outside Diameter (mm)SGP (Tebal Min) (mm)Schedule 40 (mm)Schedule 80 (mm)

610,52,01,72,4

103/817,32,32,33,2

1521,72,82,83,7

2027,22,82,93,9

25134,03,23,44,5

321 42,73,53,64,9

401 48,63,53,75,1

50260,53,83,95,5

652 76,34,25,27,0

80389,14,25,57,6

1004114,34,56,08,6

1255139,84,56,69,5

1506165,25,07,111,0

2008216,35,88,212,7

25010267,46,69,3-

30012318,56,910,3-

35014355,67,911,1-

40016406,47,912,7-

45018457,2---

50020508,0---

1. Sistem Bilga

a. Susunan Pipa Bilga Secara Umum

Susunan pipa bilga secara umum harus ditentukan dengan persyaratan dari BKI :

Pipa-pipa bilga dan penghisapannya harus ditentukan sedemikian rupa sehingga kapal dapat dikeringkan sempurna walaupun dalam keadaan miring/ kurang sempurna (menguntungkan).

Pipa-pipa hisap harus diatur kedua sisi kapal pada ruangan-ruangan kedua ujung masing-masing kapal cukp dilengkapi dengan satu pipa hisap yang dapat mengeringkan ruangan-ruangan tersebut.

Ruangan yang terletak dimuka sekat tubrukan dan di belakang tabung poros propeller yang tidak dihubungkan dengan sistem bila umum harus diberi

b. Pipa Bilga yang melalui tangki-tangki

Pipa bilga yang melewati tanki-tanki pipa bilga tidak boleh dipasang melalui tanki minyak lumas dan air minum.

Jika pipa bilga melalui tangki bahan bakar yang terletak diatas alas ganda dan berakhir dalam ruangan yang sulit dicapai selama pelayaran maka harus dilengkapi dengan katub periksa atau check valve tambahan, tepat dimana pipa bilga tersebut dalam tangki bahan bakar.c. Pipa Expansi Dari jenis yang telah disetujui harus digunakan untuk menampung expansi panas dari sistem bilga. Expansi karet tidak diijinkan untuk dipergunakan dalam kamar mesin dan tangki-tangki.

d. Pipa Hisap Bilga dan Saringan-saringan

Pipa hisap harus dipasng sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan dalam membersihkan pipa hisap dan kotak pengering pipa hisap dilengkapi dengan saringan yang tahan karat. Aliran pipa hisap bilga darurat tidak boleh terhalang dan pipa hisap tersebut terletak pada jarak yang cukup dari alas dalam.

e. Katub dan Perlengkapan Pipa Bilga

Katub alih atau perlengkapan pada pipa bilga terletak pada tempat yang mudah dicapai dalam ruangan dimana pompa bilga ditempatkan.2. Sistem Ballast

a. Susunan Pipa Ballast Secara Umum

Pipa hisap dalam tanki-tanki ballast harus diatur sedemikian rupa sehingga tanki-tanki tersebut dapat dikeringkan sewaktu kapal dalam keadaan trim atau kapal dalam keadaan kurang menguntungkan.

b. Pipa ballast yang melewati ruang muat.

Jika pipa ballast yang terpasang di depan daerah tanki muatan maka tebal dinding pada pipa harus diperbesar, lengkung pipa untuk mengatasi pemuaian harus ada pada pipa ini.3. Sistem Bahan Bakar

a. Susunan pipa bahan bakar secara umum

Pipa bahan bakar tidak boleh melalui tanki air tawar maupun tanki minyak lumas, pipa bahan bakar tidak boleh terletak disekitar komponen-komponen yang panas.

b. Pipa pengisi dan pengeluaran

Pengisian pipa bahan bakar cair harus disalurkan melalui pipa yang diletakkan dari geladak terbuka/tempat-tempat pengisian bahan bakar di bawah geladak. Disarankan pada pengisian dari kedua sisi kapal. Penutupan pipa di atas geladak harus dapat dilakukan pengaliran bahan bakar menggunakan pipa pengisian.4. Sistem Pipa Air Tawar.

Susunan pipa air tawar secara umum

a. Pipa-pipa yang berisi air tawar tidak boleh melalui pipa-pipa yang bukan berisi air tawar. Pipa udara dan pipa limbah air tawar boleh dihubungkan dengan pipa lain dan juga tidak boleh melewati tanki-tanki yang berisi air tawar yang dapat diminum.b. Ujung-ujung atas dari pipa udara harus dilindungi terhadap kemungkinan masuknya serangga kapal ke dalam pipa tersebut, pipa duga harus cukup tinggi dari geladak, dan terbuka serta tidak boleh melalui tanki isinya bahan cair yang digunakan untuk air minum. Pipa air tawar tidak boleh dihubungkan pipa air lain yang bukan air minum5. Sistem Saniter

a. Pipa saniter dan Scupper berdiameter antara 50 10 mm. Direncanakan 3 (80 mm) (SDK Hal.43) tebal direncanakan 4,2 mm.b. Lubang pembuangan Scupper dan Saniter

1) Lubang pembuangan dalam jumlah dan ukuran cukup untuk mengeluarkan air laut harus di pasang geladak cuaca dan pada geladak lambung timbul dalam bangunan atas dan rumah geladak yang tidak tertutup kedap air harus disalurkan ke luar.

2) Pipa pembuangan dari ruangan di bawah garis muat musim panas, harus dihubungkan pipa bilga dan harus dilindungi dengan baik.

3) Lubang pembuatan dan saniter tidak boleh dipasang di atas garis muat kosong di daerah tempat peluncuran sekoci penolong.

c. Sistem Sawage (Sistem Pembuangan Kotoran)

Diameter pipa sawage paling kecil 100 mm (SDK Hal. 45). Direncanakan berdiameter = 4 tebal 4,5 mm.6. Sistem Pipa Udara dan Pipa Duga

a. Susunan pipa udara secara umum

Semua tanki dan ruangan kosong dan lain-lain pada bagian yang tertinggi harus dilengkapi dengan pipa udara yang dalam keadaan dipanasi harus berakhir di geladak biasa.

Pipa-pipa udara dari tanki-tanki pengumpulan atau penampungan minyak yang tidak dipanasi boleh terlihat di geladak mesin.

Pipa-pipa udara harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pengumpulan cairan dalam pipa tersebut.

Pipa udara dari tanki penyimpanan minyak lumas, boleh berakhir pada kamar jika dinding tanki penyimpanan minyak lumas tersebut merupakan bagian dari lambung kapal. Maka pipa-pipa udaranya harus berakhir di selubung kamar mesin di atas geladak lambung timbul.

Pipa udara dari tanki-tanki cofferdam dan ruangan yang merupakan pipa hisap bilga harus dipasang dengan pipa udara yang berakhir di rungan terbuka.

b. Pipa duga

Diameter pipa duga minimal adalah 32 mm dan direncanakan 1 , letak pipa duga secara umum menurut BKI 1996 adalah sebagai berikut :

Tanki-tanki ruangan, cofferdam dan bilga dalam ruangan yang tidak mudah dicapai setiap saat harus dilengkapi pipa duga, sedapat mungkin pipa duga tersebut harus memanjang ke bawah sampai mendekati alas.

Pipa duga yang ujungnya terletak di bawah garis lambung timbul harus dilengkapi dengan katup otomatis. Pipa duga seperti itu hanya diijinkan dalam ruangan yang dapat diperiksa dengan temperatur.

Pipa duga harus dilengkapi dengan pelapis dibawahnya bilamana pipa duga tersebut dihubungkan dengan kedudukan samping atas pipa cabang di bawah pipa tersebut harus dipertebal secukupnya.

Pipa duga tanki dilengkapi dengan lubang pengatur tekanan yang dibuat sedikit mungkin di bawah geladak tanki.

c. Bahan Pipa Duga

Pipa baja harus dilindungi terhadap pengkaratan pada bagian dalam dan lainnya.

F. UKURAN PIPA1. Pipa Bilga Utama Perhitungan Diameter Pipa (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 N 2.2)dH= 1,68 + 25 (mm)

Dimana :

L= 95,00 m

B= 16,20 m

H= 8,20 m

dH=1,68 + 25 mm

= 105,88 mm (Berdasarkan table diambil 100 mm)

= 4

Perhitungan tebal pipa utama (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 C 2.1)S=So + c + b (mm)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pcda=Diameter luar pipa

=114,3 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(114,3 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=1,13 mm

maka : S=1,13 mm + 3 mm + 0

=4,13 mm (Menurut table JIS = 4,2 mm)

a. Kapasitas Pompa Bilga Utama (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 C. 3.1)

Q=5,75 x 10-3 x dH2

=5,75 x 10-3 x 1002

=57,50 m3 / jam

Dimana :

Q=Kapasitas air ballast diijinkan dengan 1 buah pompa + 1 cadangan

=57,50 m3 / jam

b. Pipa Bilga Cabang

Perhitungan Diameter Pipa (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 N 2.2)

dz= 2,15 + 25 (mm)

l=Panjang kompartemen yang kedap air

=19,2 m

Maka :

dz= 2,15 + 25 (mm)

=71,54 mm (Menurut table JIS = 80 mm)

=3

Perhitungan tebal pipa cabang (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 C 2.1)

S=So + c + b (mm)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pc

da=Diameter luar pipa

=89,1 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(89,1 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=0,88 mm

maka :

S=0,88 mm + 3 mm + 0

=3,88 mm (Menurut table JIS = 3,8 mm)2. Pipa BallastDiameter pipa ballast sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki air ballast yaitu :Volume Tangki Air Ballast=804,028 m3Berat Jenis Air Laut=1,025 ton / m3Kapasitas tangki air ballast=V x BJ air laut

=804,028 x 1,025 = 824,129 ton

Berdasarkan table didapatkan harga sebesar 175 mm

Diambil 175 mm = 8

Kapasitas Tangki (ton)Diameter dalam pipa dan fitting (mm)

Sampai 2060

20 4070

40 7580

75 12090

120 190100

190 265110

265 360125

360 480140

480 620150

620 800160

800 1000175

1000 1300200

Kapasitas Pompa Bilga Utama (Berdasarkan BKI 2000 Sec. 11 C. 3.1)

Q=5,75 x 10-3 x dH2

=5,75 x 10-3 x 1752

=176,09 m3 / jam

Dimana :

Q=Kapasitas air ballast diijinkan dengan 1 buah pompa + 1 cadangan

=176,09 m3 / jam

Perhitungan tebal pipa ballast (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 C 2.1)

S=So + c + b (mm)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pc

da=Diameter luar pipa

=216,3 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(216,3 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=2,14 mm

maka :

S=2,14 mm + 3 mm + 0

=5,14 mm (Menurut table JIS = 5,0 mm)

3. Pipa Bahan Bakar

Sesuai dengan perhitungan pada Rencana Umum (RU) maka dibutuhkan untuk mesin induk dan mesin Bantu adalah :

BHP Mesin Induk=3800 HP

BHP Mesin Bantu =20 % x 3800

=760 HP

Sehingga BHP total=BHP AE + BHP ME

=760 + 3800

=4560 HP

a. Kebutuhan bahan bakar (Qb1)

Jika 1 HP dimana koefisien pemakaian bahan bakar dibutuhkan (0,17 0,18) Kg/Hp/Jam, diambil 0,18 Kg/Hp/Jam.

BHP total=4560 HP

Kebutuhan Bahan Bakar=0,18 Kg/Hp/Jam x 4560

=820,80 Kg/jam

=0,8208 Ton/jam

b. Kebutuhan bahan bakar tiap jam (Qb1)

Spesifikasi bahan bakar=1,25 m3/tonQb1=Kebutuhan bahan bakar x Spesifik volume berat bahan bakar

=0,8208 x 1,25

=1,026 m3 / h

c. Direncanakan pengisian tangki bahan bakar tiap 12 jam

Sehingga volume tangki

V=Qb1 x h m3

=1,026 x 12

=12,312 m3d. Pengisian tangki harian diperlukan waktu 1 jam, maka kapasitas pompa dari tangki bahan bakar ke tangki harian :

Qb2=

=

=12,312 m3/jam

e. Diameter pipa dari tangki harian menuju mesin :

d=

=

=13,36 mm (Menurut tabel JIS = 15 mm)

=

Perhitungan tebal pipa dari tangki harian menuju mesin :

S=So + c + b (mm) (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 C 2.1)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pc

da=Diameter luar pipa

=21,7 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(21,7 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=0,21 mm

maka :

S=0,21 mm + 3 mm + 0

=3,21 mm (Menurut table JIS = 3,8 mm)

f. Diameter pipa dari tangki bahan bakar menuju tangki harian

d=

=

=46,27 mm (Menurut tabel JIS = 50 mm)

=2

Perhitungan tebal pipa dari tangki bahan bakar menuju tangki mesin

S=So + c + b (mm) (Berdasarkan BKI 2000 Sec.11 C 2.1)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pc

da=Diameter luar pipa

=60,5 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(60,5 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=0,60 mm

maka :

S=0,60 mm + 3 mm + 0

=3,60 mm (Menurut table JIS = 3,8 mm)

4. Pipa Minyak Lumas

Diameter pipa minyak lumas sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki minyak lumas yaitu :

Volume Tangki Minyak Lumas=18,52 m3Berat Jenis minyak =1,25 ton / m3Kapasitas tangki minyak lumas=V x BJ minyak

=18,52 x 1,25

=23,15 ton

Qs=Kapasitas minyak lumas, direncanakan 15 menit = jam

=23,15 / 0,25

=92,6d=

=

=126,90 mm (Menurut tabel JIS = 125 mm)

=5

Kapasitas Pompa Minyak Lumas

Q=5,75 x 10-3 x dH2

=5,75 x 10-3 x 1252

=89,84 m3 / jam

=176,09 m3 / jam

Perhitungan tebal pipa minyak lumasS=So + c + b (mm)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pc

da=Diameter luar pipa

=139,8 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(139,8 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=1,38 mm

maka :

S=1,38 mm + 3 mm + 0

=4,60 mm (Menurut table JIS = 4,5 mm)

5. Pipa Air Tawar

Diameter pipa air tawar sesuai dengan perhitungan kapasitas tangki air tawar yaitu :

Volume Tangki Air Tawar=38,4 m3Berat Jenis Air Tawar=1,000 ton / m3Kapasitas tangki air tawar=V x BJ air

=38,4 x 1,000 = 38,4 ton

Berdasarkan tabel didapat harga sebesar 40 mm

Diambil 65 mm = 1

Kapasitas Pompa Air TawarQ=5,75 x 10-3 x dH2

=5,75 x 10-3 x 402

=9,20 m3 / jam

Perhitungan tebal pipa air tawarS=So + c + b (mm)

Dimana:

So=(da.Pc)/20 ( perm V + Pc

da=Diameter luar pipa

=48,6 mm

Pc=Ketentuan tekanan (BKI 2000 Sec. 11. table 11.1)

=16 Bar

( perm=Toleransi tegangan max

=80 N/mm2 (BKI 2000 Sec. 11. C 2.3.3)

V=Faktor efisiensi = 1,00

c=Faktor korosi sea water lines = 3,00

b=0

So=(48,6 x 16) / 20 x 80 x 1 + 16

=0,48 mm

maka :

S=0,48 mm + 3 mm + 0

=3,48 mm (Menurut table JIS = 3,8 mm)

6. Pipa Udara dan Pipa Duga

a. Pipa udara dipasang pada setiap tangki yang terletak pada dasar ganda. Untuk dasar ganda yang berisi air, diameter minimum dari pipa udara adalah 100 mm (4 ) dengan ketebalan 4,5 mm. Untuk dasar ganda yang berisi bahan bakar, diameter minimum dari pipa udara adalah 100 mm (4 ).b. Pipa duga dipasang pada tangki bahan bakar, tangki air tawar dan tangki ballast. Pipa duga direncanakan mempunyai diameter sebesar 65 mm (2,5 )7. Pipa Sanitari dan Pipa Sewagea. Pipa sanitair berdiameter antara 50 150 mm, direncanakan diameter pipa sanitair adalah 80 mm (3 ) dengan ketebalan 4,2 mm.b. Pipa sewage (pipa buangan air tawar) direncanakan dengan diameter 100 mm (4 ) dengan ketebalan 4,5 mm.8. Deflektor atau Pipa Udara Ruang Mesina. Deflektor pemasukan pada ruang mesin

d4=

Dimana :

d4=Diameter deflektor

V4=Volume ruang mesin:1114,52 m2v=Kecepatan udara yang melewati ventilasi

=(2,2 4 m/det):4 m/det

(o=Density udara bersih:1 kg/m3(1=Density udara dalam ruangan:1 kg/m3n=Banyaknya pergantian udara tiap jam:15 m3/jam

Maka :

d4=

=1,556 m

r= x d

=0,5 x 1,556

=0,778 m

Luas lingkaran deflektor

L=( x r2

=3,14 x 0,7782

=1,900 m2Menggunakan 2 buah deflektor pemasukan

Jadi luas 1 buah deflektor

Ld= x L

=0,5 x 1,900

=0,95 m2

Jadi diameter satu lubang deflektor

d4=

=

=1,1mUkuran deflektor pemasukan pada ruang mesin

d4=1,1a=0,16xd4:0,16x1,1:0,176b=0,3xd4:0,3x1,1:0,33c=1,5xd4:1,5x1,1: 1,65r=1,25xd4:1,25x1,1:1,735e min=0,4 m

b. Deflektor pengeluaran pda ruang mesin

d4=1,1a=2xd4:2x1,1:2,2b=0,25xd4:0,25x1,1:0,275c=0,6xd4:0,6x1,1:0,66e min=0,4 mG. Komponen-komponen dalam sistem pipa

1. Separator

Fungsi dari separator adalah untuk memisahkan antara minyak dengan air. Prinsip kerjanya adalah dalam separator terdapat mangkuk-mangkuk yang berlubang pada titik tepinya. Setelah minyak dan air yang bercampur masuk ke dalam separator maka mangkuk tersebut berputar bersama porosnya. Dengan perbedaan massa jenis maka air akan keluar melalui pembuangan, sedangkan minyak akan masuk melalui lubang-lubang pada mangkuk yang selanjutnya ditampung dalam tanki harian.

2. Hidrosphore

Dalam hidrophore terdapat 4 bagian. berisi air sedangkan berisi udara dengan tekanan kerja 3 kg/cm2 Hg berfungsi mendistribusikan air ke mesin kemudi, ruang mesin dan geladak dengan bantuan kompresor otomatis.

3. Cooler

Fungsi dari cooler adalah sebagai pendingin. Bagian dalamnya terdapat pipa-pipa kecil untuk masuknya air laut yang dipakai sebagai pendingin mesin. Minyak masuk melalui celah-celah pipa air laut secara terus menerus. Dengan demikian minyak akan didinginkan suhunya sebelum masuk ke mesin induk dan mesin bantu.

4. Purifier

Secara fungsional sama dengan separator, yaitu sebagai pemisah, tetapi antara minyak dengan bukan zat cair (contoh : pasir, kerikil), dengan prinsip perbedaan berat. Kotoran yang telah dipisahkan dibuang pada saat pengedokan kapal atau saat bersandar di pelabuhan.

5. Strainer/FilterFungsi dari stainer adalah sebagai penyaring dimana tersusun atas pokit yang diberi lubang-lubang atau kasa penyaring.

6. Botol Angin Dan Sea Chest

Fungsinya apabila kotak lautnya terdapat banyak kotoran atau binatang laut, angin akan menyemprotkan udara yang bertekanan ke dalam kotak laut tersebut.

7. Kondensor Pada Instalasi Pendingin

Fungsinya adalah untuk mengubah uap air menjadi air untuk keperluan pendinginan.

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan

Universitas Diponegoro Semarang

PARWANTOL0G 002 653

_1194011158.unknown

_1194011681.unknown

_1194114748.unknown

_1194159089.unknown

_1194159252.unknown

_1194159258.unknown

_1194158431.unknown

_1194114320.unknown

_1194114386.unknown

_1194011692.unknown

_1194012042.unknown

_1194011216.unknown

_1194011268.unknown

_1194011187.unknown

_1194007116.unknown

_1194009027.unknown

_913584709.unknown

_1188998882.unknown