PIPA DAN SM

download PIPA DAN SM

of 8

Transcript of PIPA DAN SM

PIPING1.LATAR BELAKANG Pipa sebagai cubing panjang dari tanah liat, konkret, loham, kayu, dan sebagainya untuk mengalirkan air, gas, minyak, dan cairan-cairan lain. Fluida merupakan substansi yang dapatmengalirkan cairan atau gas.Hampir setiap tahun diperkenalkan kegunaan baru untuk pipa yang menghasilkan kebutuhan baru dan pengembangan spesifikasi-spesifikasi material serta pengembangan para pakar perancang pemipaan. Saat ini pipa dapat dicari hampir di setiap tempat, baik pemipaan dalamautomobil hingga sistem perpipaan yang rumit (pipa proses, jalur pipa, pipa tenaga uap pabrik atau salah satu dari berbagai kategori lainnya) pada industri rekayasa.Untuk mendukung sistem produksi yang memadai diperlukan tenaga kerja yang handal atau peningkatan keahlian tenagakerja profesi Perancangan Sistem Pemipaan.

PLUMBING ATAU INSTALASI AIR Instalasi air bersih harus direncanakan dengan benar agar distribusi air dalam rumah berjalan lancar dan efisien. Jika tidak direncanakan dengan baik (berkelok kelok dan bercabang banyak), distribusi air bersih akan terganggu. Pemipaan atau dalam bahasa Inggris disebut plumbing, merupakan sistem yang salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih. Namun kadang kadang, sistem ini tidak berjalan semestinya sehingga penyediaan air yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah tangga menjadi terganggu. Oleh karenanya, sistem instalasi air bersih harus direncanakan sejak awal dan dituangkan dalam bentuk gambar perencanaan instalasi. Pengertian Instalasi Saluran Air Bersih Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambungnya ke bak bak penampungan air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-Faktor Penting dalam Instalasi Saluran Air Bersih : 1. Sumber Air Rangkaian instalasi air bersih di dalam rumah, atau biasa disebut instalasi pipa sekunder, umumnya menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Namun ukuran instalasi pipa primer (dari sumber air ke instalasi dalam rumah) berbeda beda bergantung pada sumber airnya. -) Air PAM langsung dihubungkan ke instalasi pipa di rumah, maka pipa primernya menggunakan pipa berukuran sama dengan instalasi pipa sekunder,yaitu ukuran 0,5 inchi. -) Air PAM didistribusikan ke instalasi pipa di rumah melalui bak penampung (tower air), maka pipa dari meteran PAM ke tower air menggunakan pipa ukuran 0,5 inci. Sedangkan dari tower air ke instalasi di rumah menggunakan pipa ukuran ,1 inci. -) Air tanah, dengan bantuan jet pump, dialirkan langsung ke instalasi pemipaan di rumah. Instalasi pipa dari pompa ke instalasi di rumah menggunakan pipa yang berukuran sama dengan besar penampang pipa keluaran (outtake) di pompa. -) Air tanah didistribusikan ke sistem pemipaan di rumah melalui tower air, maka pipa dari

pompa ke tower air menggunakan ukuran yang sama dengan pipa keluar (outtake) dari pompa. Sedangkan dari tower air ke instalasi pipa di rumah menggunakan pipa inci,1 inci. 2. Biaya Sebagai sebuah sistem bangunan, instalasi pemipaan air bersih juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Besar kecilnya biaya dipengaruhi oleh model instalasi (tertutup atau terbuka), letak instalasi pipa (ditanam dalam tanah atau di atas tanah), jenis pipa, dan ukuran pipa. 3. Model instalasi a. Sistem tertutup Pemipaan tertutup maksudnya ujung pipa yang terakhir (hilir) menyambung kembali ke ujung awal pipa (hulu). Sistem seperti ini bisa juga disebut jaringan pemipaan memutar (loop). Sistem tertutup memungkinkan tekanan di semua outtake (pipa keluaran air) rata. Pemipaan sistem tertutup membutuhkan jumlah pipa lebih besar dibanding pemipaan sistem terbuka. Konsekuensinya, pemipaan sistem tertutup membutuhkan biaya lebih besar dibanding sistem terbuka. b. Sistem terbuka Pemipaan terbuka adalah sistem pemipaan yang kedua ujung pipa (hilir dan hulu) tidak menyambung. Bila jaringan pemipaannya terbuka, biasanya outtake di bagian ujung pipa akan bertekanan rendah. Pemipaan sistem terbuka membutuhkan jumlah pipa lebih sedikit dibanding pemipaan sistem tertutup. Keuntungan pemipaan sistem terbuka ini adalah membutuhkan biaya lebih sedikit dibanding sistem terbuka. 4. Letak Instalasi pipa a.Instalasi di atas tanah Instalasi di atas tanah (biasanya dalam plafon rumah) mudah pemasangannya. Deteksi kebocoran pipa pun lebih cepat diketahui sehingga perbaikannya tidak sesulit instalasi pipa di dalam tanah. Pada bangunan dua lantai, instalasi air bersih kebanyakan diletakkan di atas plafon. b.Instalasi di dalam tanah Instalasi di dalam tanah sulit mendeteksinya bila ada kerusakan. Bila sumber kerusakan sudah diketahui maka harus menggali tanah bahkan membongkar lantai. Sehingga menggunakan instalasi ini sulit dalam pengontrolannya.Tapi ada kebaikan dari sistem instalasi dalam tanah ini yaitu dari sisi kerapiannya. 5. Jenis pipa a.Logam Sebelum munculnya PVC, pipa logam banyak dipakai oleh masyarakat. Pipa logam sangat kuat,tebal dan tahan terhadap panas. Namun jenis pipa ini mempunyai kelemahan yaitu dapat berkarat sehingga air menjadi kotor dan bau. b.PVC (Poli Vinil Chloride) Bahan PVC merupakan terobosan inovatif yang hebat dan sangat menghematkan konsumen. Selain itu, PVC merupakan material yang tak karat dan lebih mudah perawatan maupun perbaikannya jika terjadi kerusakan. Satu satunya kelemahan pipa PVC adalah rawan bocor apabila sistem pengelemannya kurang rapi. Meski demikian, PVC merupakan bahan yang paling banyak dipakai masvarakat saat ini. 6. Ukuran pipa Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk system perairan rumah tangga atau lainnya adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan untuk PDAM biasanya

memakai standard Nasional SNI. Berikut ini adalah macam-macam ukuran pipa PVC dengan standard JIS (satuan inch) yang dimulai dari AW 1/2 sampai AW 10 (atau lebih), D 1 1/4 sampai D 10 (atau lebih) dan C 5/8 sampai C 5 Polyvinyl chloride (PVC) adalah pipa yang terbuat dari plastik dan beberapa kombinasi vinyl lainnya. Memiliki sifat yang tahan lama dan tidak gampang dirusak. Pipa PVC juga tidak berkarat atau membusuk. Oleh karena itu, PVC ini paling sering digunakan dalam sistem irigasi/perairan dan pelindung kabel. Di Indonesia standard ukuran yang dipakai untuk system perairan rumah tangga atau lainnya adalah standart JIS (Japanese Industrial Standard), sedangkan untuk PDAM biasanya memakai standard Nasional SNI. Berikut ini adalah macam-macam ukuran pipa PVC dengan standard JIS (satuan inch) yang dimulai dari AW 1/2 sampai AW 10 (atau lebih), D 1 1/4 sampai D 10 (atau lebih) dan C 5/8 sampai C 5AW 1/2 AW 3/4 AW 1 AW 1 1/4 AW 1 1/2 AW 2 AW 2 1/2 AW 3 AW 4 AW 5 AW 6 AW 8 AW 10 D 1 1/4 D 1 1/2 D2 D 2 1/2 D3 D4 D5 D6 D8 D 10 C 5/8 C 1/2 C 3/4 C1 C 1 1/4 C 1 1/2 C2 C 2 1/2 C3 C4 C5

AW = paling tebal, biasanya dipakai untuk perairan yang memiliki tekanan (seperti pakai pompa) D = tidak terlalu tebal, bisa untuk tekanan yang tidak terlalu besar atau bisa dipakai untuk buangan. C = paling tipis, biasanya untuk buangan air, tidak bisa untuk tekanan Berikut ini maksud dari angka dibelakang kode AW/D/C

PENGERTIAN PENGERJAAN PLATPENDAHULUAN 1.1 Pengertian Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat yang dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan pelat yang kita gunakan dalam pembuatan benda kerja memiliki ketebalan 0,8 mm. Dalam melakukan praktik kerja kita harus mengetahui urutan langkah-langkah kerja sebagai berikut, antara lain: 1. Pembuatan Gambar kerja 2. Melakukan pemotongan pelat 3. Menghitung besarnya Bending (penekukan) 4. Melakukan Penekukan 5. Assembling 6. Finished Work (Pengamplasan) 1.2 Peralatan yang digunakan Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya adalah: a. Penggores Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Macam-macam penggores menurut bentuknya antara lain: Penggores sederhana Penggores dengan ujung yang dibengkokkan Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti b. Penitik Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300. c. Mistar baja Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm. d. Mistar siku Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja. e. Roll meter Merupakan alat ukur yang berbentuk lempengan pelat tipis yang dapat digulung. Karena roll meter ini tipis dan panjang maka dapat digunakan untuk mengukur bidang yang melingkar. Roll meter ini terdiri dari bermacam-macam ukuran yaitu 3 m, 5 m, 10 m.

f. Gunting pelat Berfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang berbentuk radius atau lingkaran. g. Kikir Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain: a. rata d. bulat b. segi empat e. setengah lingkaran c. segi tiga f. bujur sangkar 1.3 Mesin-mesin yang digunakan Selain peralatan pendukung, dalam melakukan kerja pelat juga memerlukan beberapa mesin yang digunakan antara lain: a. Mesin Potong Hidrocut Mesin ini digunakan untuk memotong pelat yang akan dikerjakan, mesin ini mampu memotong pelat dengan ketebalan 6 mm serta panjang maksimal 3 meter. b. Mesin Potong Manual Mesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan ketebalan maksimal 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter. c. Mesin Bending Manual dan Promecam Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan untuk mesin bending promecam untuk pembendingan pelat yang tidak dapat dibending dengan bending manual. d. Mesin Bor Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling serta untuk jalan keluar panas pada benda yang dibuat. LANGKAH KERJA 2.1 Menggambar Bukaan Langkah awal kerja pelat adalah menggambar bukaan. Gambar bukaan benda kerja dapat digambar langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun peralatan yang digunakan untuk menggambar bukaan tersebut adalah: A. Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat terdapat goresan sket bukaan. B. Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut. C. Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman dalam penggoresan.

D. Roll meter, digunakan untuk mengukur panjang pelat yang tidak memungkinkan diukur dengan mistar. 2.2 Melakukan Pemotongan Setelah selesai menggambar bukaan pada pelat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan menurut garis pada gambar tersebut. Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau dengan menggunakan manual. Adapun cara pemotongan dengan gunting pelat adalah sebagai berikut: - Pegang benda kerja dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting. - Bibir gunting dibuat tegak lurus terhadap benda kerja dan tepat pada garis lukisan. - Jari manis tangan kanan diletakkan diantara bibir yang terkatub seluruhnya. - Mengatupkan bibir dengan menekan tangkainya. - Untuk menggunting bentuk lingkaran atau radius dapat digunakan gunting dengan bibir lengkung kiri/kanan, atau gunting dengan universal. 2.3 Melakukan Pembendingan (penekukan) Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul). Menghitung besar bending (Penekukan) Penghitungan besar perbandingan dapat dilakukan dengan mengunakan rumus = ?=(R+X) Makin tebal plat yang digunakan yang digunakan maka makin besar penekukan dengan demikian nilai ? makin besar Contoh perhitungan : Diketahui : R = 1 Ditanya : Besar Penekukan T = 1 mm X = 0,33 T = 900 Jawab : ? = (R+X) 2 ?? 360o ? = (1+0,33) 2.3,14. 90o 360o ? = (1,33) 3,14 2 ? = 2,08 mm Perhitungan Penekukan Plat Dasar Perhitungan Pelat Luas Penekukan Sudut Penekukan 2.4 Penyambungan dan Pembentukan Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu: a. Menyambung dengan sekrup c. Menyambung dengan paku keling b. Menyambung dengan lipatan d. Menyambung dengan las titik Penekukan yang diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari luas penekukan. Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi pembentukan radius sesuai dengan yang diinginkan. Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada luas penekukan. Radius penekukan adalah radius dari busur dalam Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh tangent radius penekukan dengan

permukaan bagian dalam. Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari radius penekukan. Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut penekukan. Untuk memperkirakan panjang benda kerja yang akan digunakan adalah suatu cara untuk menentukan panjangnya garis netral secara teoritis ini perlu untuk menghitung penekukan yang diizinkan ? untuk masing-masing lakukan dan jumlah dari setiap panjang adalah L dari masing-masing kaki penekukan, seadainya L adalah merupakan panjang dari bukaan plat, maka : B = L1 +L2 + ? = (R + x) 2 360 Dimana x adlah jarak dari permukaan dengan garis netral besarnya berubah-ubah pada perbandingan ketebalan (T) yang ada terhadap radius pelipatan, penekukan dilambang dengan (R) dimana : R < 2 T X = 0,33 T R = 2T - 4T X= 0,4 T R > 4T X = 0,5 T c. Perhitungan pelat yang diizinkan (?) dengan R = 0 Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka lagi dapat menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan sambungan sekrup. 2.5 Pengecatan Setelah proses diatas selesai dan benda kerja juga telah terbentuk sesuai dengan perencanaan. Kemudian kita dapat melakukan pengecatan untuk melapisi permukaan benda kerja agar tidak berkarat. Akan tetapi sebelum dilakukan pengecatan sebaiknya dilakukan proses pengamplasan agar hasil pengecatan lebih maksimal.