pindang ikan

20
 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prof il Usaha Pe mi nd an ga n Geb ya r Cakalan g Ke camatan Palabuhanratu Palabuhanratu merupakan daerah pesisir di Selatan Kabupaten Sukabumi dan sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Palabuhanratu terkenal dengan penghasil utama perikanan laut di Kabupaten Sukabumi.Daerah ini merupakan daerah yang memiliki pantai karena  berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.Keadaan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia membuat daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap yang baik, dengan jangkauan daerah  penangkapan yang luas. Sebagian besar daerah pantai di Kabupaten Sukabumi membentuk teluk yang menyebabkan daerah tersebut terlindung dari gelombang laut Samudera Indonesia yang cukup besar sehingga keberadaan PPN Pelabuhan Ratu sebagai sentral kegiatan perikanan tangkap pada saat ini sudah sangat sesuai dengan kondisi geografi pantai berupa teluk tersebut.Pelabuahan Ratu juga termasuk salah satu daerah yang memiliki tempat pelelangan ikan di Jawa Barat. Berd asarka nkead aan terseb ut pemer intah Kecama tan Palabu hanra tu menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggulan.Menurut keterangan DinasPerikanan Pelabuhan ratu merupakan sekto r strategisdi wilayahnya k arena  berhubungandengan kehidupan dan matapencaharian sebagian masyarakatdiwilayah ini. Salah satu mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Palabuhan Ratu adalah hasil pengolahan ikan.Gebyar Cakalang merupakan suatu usaha  pengolahan pemindangan yang ada di Kecamatan Palabuhanratu.Usaha ini berdiri  pada tahun 1993.Pemilik usaha ini bernama Bapak Harun Taufik.Beliau berumur 50 tahun dan merupakan penduduk asli Sukabumi.Pada awal mulanya beliau sempat menjadi karyawan di sebuah usaha pemindangan ika n di Cilacap selama 13 tahun.Kemudian beliau dipercayai oleh atasannya ( Bapak Haji Kardi) ini u ntuk membuka usaha sendiri di Palabuhanratu.Dengan bantuan dan dukungan Bapak

description

asdfghjkl

Transcript of pindang ikan

  • 33

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Profil Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang Kecamatan Palabuhanratu

    Palabuhanratu merupakan daerah pesisir di Selatan Kabupaten Sukabumi

    dan sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat,

    Indonesia.Palabuhanratu terkenal dengan penghasil utama perikanan laut di

    Kabupaten Sukabumi.Daerah ini merupakan daerah yang memiliki pantai karena

    berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.Keadaan yang berbatasan

    langsung dengan Samudera Indonesia membuat daerah tersebut merupakan daerah

    yang memiliki potensi perikanan tangkap yang baik, dengan jangkauan daerah

    penangkapan yang luas. Sebagian besar daerah pantai di Kabupaten Sukabumi

    membentuk teluk yang menyebabkan daerah tersebut terlindung dari gelombang

    laut Samudera Indonesia yang cukup besar sehingga keberadaan PPN Pelabuhan

    Ratu sebagai sentral kegiatan perikanan tangkap pada saat ini sudah sangat sesuai

    dengan kondisi geografi pantai berupa teluk tersebut.Pelabuahan Ratu juga

    termasuk salah satu daerah yang memiliki tempat pelelangan ikan di Jawa Barat.

    Berdasarkankeadaan tersebut pemerintah Kecamatan Palabuhanratu

    menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggulan.Menurut keterangan

    DinasPerikanan Pelabuhan ratu merupakan sektor strategisdi wilayahnya karena

    berhubungandengan kehidupan dan matapencaharian sebagian

    masyarakatdiwilayah ini.

    Salah satu mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Palabuhan Ratu

    adalah hasil pengolahan ikan.Gebyar Cakalang merupakan suatu usaha

    pengolahan pemindangan yang ada di Kecamatan Palabuhanratu.Usaha ini berdiri

    pada tahun 1993.Pemilik usaha ini bernama Bapak Harun Taufik.Beliau berumur

    50 tahun dan merupakan penduduk asli Sukabumi.Pada awal mulanya beliau

    sempat menjadi karyawan di sebuah usaha pemindangan ikan di Cilacap selama

    13 tahun.Kemudian beliau dipercayai oleh atasannya (Bapak Haji Kardi) ini untuk

    membuka usaha sendiri di Palabuhanratu.Dengan bantuan dan dukungan Bapak

  • 34

    H. Kardi, maka Bapak Harun mulai membuka usahanya.Usaha pemindangan

    Bapak Harun ini maju pesat, pembeli banyak yang mempercayai kualitas hasil

    ikan pindangnya. Sehingga pesanan dari berbagai kota semakin banyak,

    penjualannya sampai ke daerah Bogor, Cianjur. Pesanan ikan pindang dari

    konsumen mencapai 1-2 ton setiap harinya.Jumlah karyawan Usaha Pemindangan

    Gebyar Cakalang sebanyak 15 orang, termasuk 2 orang dari pihak keluarga Bapak

    Harun.

    Memasuki tahun 2012 akhir harga bahan baku ikan melonjak naik. Terlebih

    pada musim paceklik ikan.Bapak Harunmengatakan harga ikan terus naik karena

    tidak ada nelayan yang melaut karena takut dengan ketinggian ombak dan cuaca

    yang buruk.Maka, stok ikan yang ada adalah ikan yang disimpan pengusaha ikan

    di dalam cold storage (gudang pendingin), dan di jual pengusaha ikan ketika ikan

    di pasaran sudah naik harganya.Usaha Bapak Harun ini merupakan usaha

    pemindangan ikan grosiran, jadi tidak memungkinkan untuk membeli ikan dengan

    jumlah yang sedikit.Ketika harga ikan naik, usaha Bapak Harun mulai

    menurunkan jumlah produksinya. Perusahaan lainyang memiliki modal besar dan

    cold storage inilah yang dapat menjadi hambatan terbesarusaha Bapak Harun.

    4.2 Analisis Usaha Pemindangan

    Sebagaimana diketahui ikanmerupakan produk yang sangatmudah

    mengalami pembusukan.Secara umum kerusakan ataupembusukan ikan dan

    hasilolahannya dapat digolongkan pada:1) Kerusakan biologi, 2)

    Kerusakanenzimatis, 3) Kerusakan fisika, 4)Kerusakan kimiawi.

    Untukmenghindari pembusukan dilakukanberbagai cara salah satunya adalah

    pemindangan ikan.

    Analisis usaha pemindangan dihitungkan berdasarkan investasi yang

    dikeluarkan untuk kegiatan pemindangan ikan yang terdiri dari analisis

    pemasaran, analisis teknik, analisis finansial (analisis pendapatan usaha, analisis

    BCR).

  • 35

    4.2.1 Aspek Teknik

    4.2.1.1 Bahan dan Alat Pemindangan

    Industri pengolahan ikan pindang Gebyar Cakalang memperoleh bahan

    baku ikan dari TPI yang bertempat di Pelabuhan Ratu. Jenis-jenis bahan dan alat

    pemindangan yang digunakan dalam usaha ini adalah:

    1. Ikan Segar

    Untuk mendapatkan ikan segar tersebut pihak pengolah harus mendatangi

    sendiri lokasi TPI dengan membawa mobil bak jenis L300 untuk mengangkut

    ikan segar yang di simpan di dalam trays kotak untuk memudahkan pengangkutan

    ikan. Jumlah bahan baku ikan yang dibeli tergantung ketersediaan ikan yang ada

    di TPI, dan pembelian ikan segar dilakukan setiap hari.

    2. Garam

    Garam berfungsi dalam pemindangan adalah sebagai pengawet dan

    pemberi rasa pada ikan yang dipindang.

    3. Air

    Air untuk pengolahan ikan pindang yang digunakan adalah air bersih yang

    didapat dari air PDAM, digunakan untuk pencucian ikan dan perebusan saat

    memasak ikan pindang.

    4. Badeng

    Badeng adalah wadah yang digunakan dalam proses pemindangan.

    Badeng ini digunakan dari awal proses pemasakan, sampai proses pemasaran.

    5. Kayu Bakar

    Usaha pengolah ikan pindang Gebyar Cakalang ini menggunakan kayu

    bakar sebagai bahan bakar untuk memasaknya, karena jika menggunakan kayu

    bakar ikan pindang akan memberikan rasa yang nikmat dibandingkan memasak

    menggunakan kompor.

    4.2.1.2 Proses Produksi

    Berikut adalah cara-cara pembuatan ikan pindang yang dilakukan di unit

    usaha Gebyar Cakalang dan alur prosesnya dapat dilihat pada lampiran 3.

  • 36

    a. Pemilihan dan Pencucian ikan

    Ikan yang akan diproses sebagai bahan baku pindang sebaiknya

    dikelompokan terlebih dahulu menurut ukuran dan kesegaran ikan. Setelah itu

    ikan dicuci bersih untuk menghilangkan lendirnya. Pada ikan yang berukuran

    besar (lebih dari 1 kilogram) pencucian sekaligus dilakukan penyiangan dengan

    membuang isi perut, pembuangan isi perut dilakukan dengan cara menariknya

    dari lubang operculum agar perut ikan tidak rusak sedangkan pada ikan kecil

    hanya dilakukan pencucian saja pada tubuh ikan.

    b. Penyiapan Wadah

    Wadah yang digunakan untuk membuat ikan pindang adalah badeng yang

    terbuat dari almunium atau besi/seng.Sebelum digunakan wadah badeng dicuci

    supaya tidak ada kotoran yang menempel dibagian dalam wadahnya, setelah

    wadah dicuci dibagian dasar wadah diletakkan palang bambu dan anyaman bambu

    yang berguna untuk memberi ruang air saat perebusan.

    c. Penyusunan dan Penggaraman

    Ikan yang telah dibersihkan disusun di dalam wadah badeng secara

    berlapis-lapis dengan cara tubuh ikan disimpan secara vertikal jadi perut ikan

    membawahi punggung ikan yang ada dibawahnya, sedangkan kepala ikan

    menghadap ekor ikan lainnya, setiap lapisan ditaburi garam sampai lapisan ikan

    paling atas. Setelah penyusunan dan penggaraman selesai tambahkan air bersih ke

    dalam wadah sampai seluruh lapisan ikan terendam.

    d. Perebusan

    Setelah ikan disusun, digarami dan di isi air di dalam wadah selesai,

    wadah badeng di tutup menggunakan kertas semen yang telah dicuci. Kemudian

    di panaskan di atas tungku, dengan bahan bakar yang digunakan adalah kayu

    bakar, hal ini dikarenakan pemanasan dengan menggunakan kayu bakar menurut

    pengusaha tersebut akan memberikan rasa ikan pindang yang khas dibandingkan

    dengan menggunakan kompor, proses perebusan berlangsung selama 6-8 jam.

    Lama perebusan ini tergantung pada ukuran ikan yang di pindang. Tanda ikan

    telah masak pada proses perebusan adalah terdapat retakan-retakan pada tubuh

  • 37

    ikan terutama pada bagian punggung dan kepala ikan. Selama proses perebusan

    dilakukan pengecekan secara berkala untuk melihat kematangan ikan, apabila ikan

    sudah matang air perebusan dibuang dengan membuka penutup lubang didinding

    bagian bawah wadah. Air sisa dari perebusan ikan pindang ini biasanya oleh

    warga sekitar di tampung untuk dibuat sebagai bahan pembuatan baku petis ikan.

    e. Penyimpanan

    Dalam proses pengemasan dan penyimpanan ikan pindang dibiarkan tetap

    berada dalam wadah pemindangan yang ditutup rapat, penutupan ini harus benar-

    benar di perhatikan agar mutu ikan pindang tidak menurun. Wadah ikan harus

    tertutup rapat dan sebaik mungkin agar tidak terkontaminasi kotoran dari luar

    karena pada saat dipasarkan ikan pindang masih tetap berada di dalam

    badeng.Untuk mendapatkan daya awet yang tinggi, sebaiknya ikan pindang

    diletakan di dalam ruangan yang kering dan bertemperatur lingkungan cukup

    rendah.Setelah itu ikan pindang siap untuk dipasarkan.

    4.2.2 Aspek Pemasaran

    Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu

    dalam menciptakan nilai ekonomi.Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga

    barang dan jasa.Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi,

    pemasaran dan konsumsi.Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan

    produksi dan konsumsi.Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut

    adalahManajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

    pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa

    untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan

    organisasi (Kotler, 1997).

    Hasil dari produksi ikan pindang yang dihasilkan oleh Usaha Pemindangan

    Gebyar Cakalang akan langsung dijual kepada pedagang-pedagang eceran. Untuk

    Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang pemasarannya meliputi pasar Bogor,

    Cibinong, Citeureup, Ciampea, Cipanas. Dalam menganalisis pemasaran ada

    beberapa aspek yang harus diperhatikan antara lain:

  • 38

    (a) Strategi Produk

    Jenis ikan pindang yang dijual oleh Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang

    beragam, yaitu ikan Cakalang, Tongkol, Layang.Untuk ikan yang banyak

    digemari oleh masyarakat adalah Ikan Cakalang.

    (b) Strategi Harga

    Harga merupakan faktor yang sangat penting.Hal ini disebabkan harga

    menentukan apakah penerimaan yang diperoleh akan mampumenutup berbagai

    biaya yang dikeluarkan, menghasilkan keuntungan dan sesuai dengantarget yang

    ingin dicapai oleh Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang. Penentuan harga

    dilakukan berdasarkan harga pasar yang berlaku danberbeda untuk setiap jenis

    ikannya.

    Namun dalam kenyataannya untuk usaha pemindangan ikan di Usaha

    Pemindangan Gebyar Cakalang ini dalam keadaan penurunan. Adanya beberapa

    hambatan yaitu jumlah ikan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan produsen, hal

    ini disebabkan pada 2 tahun belakangan ini persediaan ikan kurang, dikarenakan

    terdapat saingan dari perusahaan lain yang memborong serta menimbun ikan di

    cold storage. Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang ini merupakan perusahaan

    pemindangan ikan dengan skala kecil menengah. Unit usaha ini memproduksi

    ikan pindang kurang lebih sebanyak 1-2 ton dalam 1 hari. Dalam keadaan

    kesulitan mencari ikan yang murah, maka unit usaha ini terkadang tidak

    memproduksi ikan pindang, karena akan merugikan perusahaannya.

    c. Strategi Tempat

    Lokasi Usaha Gebyar Cakalang ini berlokasi di Desa Jayanti yang

    berdekatan dengan tempat pelelangan ikan (TPI) sehingga untuk mendapatkan

    bahan baku ikan segar lebih mudah. Penentuan tempat menjadi sangat penting

    karena agar pelanggan mudah menjangkau lokasi tempat usaha.

    d. Strategi Promosi

    Gebyar Cakalang tidak melakukan promosi khusus dalam memasarkan

    produknya.Promosi yang dilakukan, yaitu promosi secara langsung dengan

  • 39

    memperkenalkan hasil produknya kepada pembeli atau disebut penjualan

    langsung.

    4.2.3 Aspek Finansial

    Aspek finansial merupakan kajian keuangan untuk mengetahui

    keberhasilan dan keuntungan yang telah dicapai selama usaha pemindangan

    tersebut berlangsung. Dengan analisis ini, pengelola dapat membuat perhitungan

    dan menentukan tindakan apa untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan

    dalam usahanya. Keuntungan berarti memperoleh kelebihan hasil dari modal yang

    telah dikeluarkan.

    Selain untuk mengetahui keuntungan dari usaha yang dilakukan, analisis

    finansial juga digunakan untuk mengetahui kelayakan dari usaha yang dilakukan

    oleh pengelola pemindangan ikan.

    Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan

    sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa

    mendatang.Biaya Investasiadalah biaya yang digunakannya dapat berlangsung

    dalam waktu yang relatif lama (lebih dari satu tahun).Biaya investasi biasanya

    berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan

    kapasitas produksi.Contoh: Pembangunan gedung, alat-alat yang diperlukan

    dalam proses pemindangan ikan, dan lain-lain. Untuk biaya investasi Usaha

    Pemindangan Ikan Gebyar Cakalang pertahun dapat dilihat pada tabel 7.

    Tabel 7. Biaya Investasi pertahunNo Alat dan

    Bahan Harga Satuan

    (Rp)Umur Teknik(tahun)

    Harga Total (Rp)

    Nilai Penyusutan/ tahun (Rp)

    1234567

    891011

    BangunanMobil L300Bak fiberCool boxBatu tungkuBadengTimbangan JarumTraysBaskomSelang AirPisau

    11223003001

    20414

    75.000.00080.000.0001.500.0005.000.000

    15.00015.000

    1.500.000

    100.000100.00040.00025.000

    251035515

    3322

    75.000.00080.000.0003.000.000

    10.000.0004.500.0004.500.0001.500.000

    2.000.000400.00040.000

    100.000

    3.000.0008.000.0001.000.0002.000.000

    900.0004.500.000

    300.000

    666.667133.33320.00050.000

  • 40

    Total 181.040.000 20.570.000

    Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu unit usaha

    pemindangan ikan yaitu sebesar Rp181.040.000 (tanah tidak diperhitungkan,

    karena tanah diperoleh dari warisan keluarga).Modal investasi tersebut digunakan

    untuk membeli berbagai peralatan pemindangan ikan serta untuk bangunan dan

    kendaraan.Biaya investasi bangunan dan kendaraan relatif lebih besar

    dibandingkan biaya untuk peralatan.

    Biaya produksi terdiri dari dua bagian, yaitu biaya tetap dan biaya tidak

    tetap. Biaya tetap yaitu sejumlah biaya yang tetap harus dikeluarkan saat proses

    pemindangan berproduksi atau tidak, misalnya biaya pembayaran listrik dan

    biaya-biaya penyusutan. Biaya tetap tertera pada Tabel 8.

    Tabel 8. Biaya Tetap Usaha Pemindangan

    No Biaya Tetap / tahun Harga (Rp)12345

    Biaya penyusutanPembayaran ListrikPajak Pembayaran Telepon Biaya Air

    20.570.0001.200.000

    30.000.000600.000240.000

    Jumlah 52.610.000Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Biaya tidak tetap (biaya/variabel) yaitu sejumlah biaya yang digunakan

    untuk memproduksi ikan pindang dan jumlahnya sangat tergantung pada jumlah

    kapasitas dan masa produksi yang bersangkutan. Beberapa variabel yang termasuk

    ke dalam biaya tidak tetap yaitu upah karyawan, bahan baku ikan, garam, bensin,

    kayu bakar dan tali plastik. Jumlah biaya tidak tetap yang dikeluarkan sangat

    mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh.Biaya variabel pada usaha

    pemindangan Gebyar Cakalang terdapat perbedaan perhitungan ketika musim

    ikan dan pada musim panceklik.Pada umumnya biaya variabel pada musim ikan

    lebih besar dari musim panceklik ikan, dikarenakan pada musim ikan jumlah

    produksinya lebih besar dibanding musim panceklik.Perhitungan biaya variabel

    ketika musim ikan sepuluh bulan setiap tahunnya antara Bulan April sampai

    Bulan Januari, sedangkan pada musim panceklik ikan dua bulan setiap tahunnya

  • 41

    di Bulan Februari dan Bulan Maret.Biaya tidak tetap (variabel) pada saat musim

    ikan tertera pada Tabel 9 dan biaya tidak tetap pada saat panceklik ikan tertera

    pada tabel 10.

    Tabel 9.Biaya Variabel Pada Saat Musim Ikan

    No Biaya Variabel / Bulan Total Harga (Rp)12345678910

    Ikan Cakalang (12500 kg x Rp 12.000/kg)Ikan Tongkol (5000 kg x Rp 14.000/kg)Ikan Layang ( 7500 kg x Rp 13.000/kg)Upah Pegawai (15 orang)BensinGaramKayu Bakar/trukTali plastikKertas SemenBiaya operasional

    150.000.00070.000.00097.500.00013.125.0001.000.000

    875.0001.500.000

    60.000400.000

    6.000.000Jumlah 340.460.000Biaya Variabel/ 10 bulan 3.404.600.000Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Tabel 10. Biaya Variabel Pada Saat Musim Paceklik ikanNo Biaya Variabel / Bulan Total Harga (Rp)12345678910

    Ikan Cakalang (6000 kg x Rp 12.500/kg)Ikan Tongkol (2400 kg x Rp 15.000/kg)Ikan Layang ( 3600 kg x Rp 14.000/kg)Upah Pegawai (15 orang)BensinGaramKayu Bakar/trukTali plastikKertas SemenBiaya operasional

    75.000.00036.000.00050.400.0006.300.000

    600.000400.000750.00040.000

    250.0003.000.000

    Jumlah 172.740.000Biaya Variabel / 2 bulan 345.480.000Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Biaya Variabel = (Saat Musim Ikan) + (Saat Musim Paceklik)

    = Rp3.404.600.000 + Rp 345.480.000

    = Rp 3.750.080.000

    Total Biaya = (Biaya Tetap + Biaya Variabel)

    = Rp 52.610.000+ Rp 3.750.080.000

    = Rp 3.802.690.000

  • 42

    Jadi dapat disimpulkan bahwa biaya total yang dikeluarkan oleh Usaha

    Pemindangan Gebyar Cakalang setiap tahunnya adalah Rp 3.802.690.000.Dari

    jumlah biaya total tersebut berasal dari modal pribadi.

    Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah

    output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh

    perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Total biaya penerimaan tertera

    pada Tabel 11 untuk penerimaan pada saat musim ikan sedangkan untuk

    penerimaan pada saat musim penceklik ikan tertera pada tabel 12.

    Tabel 11. Penerimaan Pada Saat Musim Ikan

    No Ikan yang Terjual JumlahxHarga(Rp) Total (Rp)123

    Ikan Cakalang Ikan TongkolIkan Layang

    12500 kg x (Rp 500.000 / 35 kg (1 badeng))5000 kg x (Rp 550.000 / 35 kg (1 badeng))7500 kg x (Rp 550.000 / 35 kg (1 badeng))

    178.571.428 78.571.428117.857.142

    Jumlah penerimaan per bulan 374.999.998Jumlah penerimaan (10 bulan) 3.749.999.980Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Tabel 12. Penerimaan Pada Saat Musim Paceklik Ikan

    No Ikan yang Terjual JumlahxHarga(Rp) Total (Rp)123

    Ikan Cakalang Ikan TongkolIkan Layang

    6000 kg x (Rp 500.000 / 35 kg (1 badeng))2400 kg x (Rp 550.000 / 35 kg (1 badeng))3600 kg x (Rp 550.000 / 35 kg (1 badeng))

    85.714.284 37.714.285 56.571.428

    Jumlah penerimaan per bulan 179.999.997Jumlah penerimaan (2 bulan) 359.999.994Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Total Penerimaan = (Pada Saat Musim Ikan)+(Pada Saat Musim Paceklik)

    = Rp 3.749.999.980 + Rp 359.999.994

    = Rp 4.109.999.974

    Penyusutan berat ikan, dari ikan mentah sampai menjadi ikan pindang

    tidak mempengaruhi perhitungan penjualan ikan pindang di unit usaha ini karena

    penjualan ikan pindangnya menggunakan sistem penjualan grosiran yang tidak

    menjual ikan pindangnya secara perkilo tetapi langsung perbadeng. Jadi ikan

    mentah yang sudah ditimbang (35 kilogram perbadeng) dan dimasak akan

    menyusut sekitar dua kilogram perbadengnya, tidak dianggap rugi untuk

    penjualan ikan pindangnya.

  • 43

    4.2.3.1Analisis Pendapatan Usaha

    Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang

    diperoleh dari usaha pemindangan ikan. Analisis pendapatan dihitung berdasarkan

    selisih antara penerimaan total (T R) dengan biaya total (T C) dengan rumus

    sebagai berikut:

    Keuntungan ( ) = Penerimaan Total (T R) - Biaya Total (T C)= Rp4.109.999.974 Rp3.802.690.000

    = Rp307.309.974

    Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan Usaha

    Pemindangan Gebyar Cakalang dapat dikatakan menguntungkan, dengan besar

    keuntungan tiap tahunnya adalah Rp307.309.974 atau sebesar Rp 25.109.974 per

    bulannya.

    4.2.3.2 Analisis Kelayakan Usaha (BCR)

    Hasil perhitungan dari analisis ini menunjukkan bahwa usaha tersebut

    layak untuk dijalankan maka usaha tersebut layak untuk memperoleh investasi

    untuk kegiatan perkembangan usahanya dan jika hasil anlisis menunjukkan

    bahwa suatu usaha tidak layak untuk dijalankan maka perlu dilakukan evaluasi

    usaha yang sudah berjalan.

    Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

    B/C = Total Penerimaan

    Biaya Total

    = Rp 4.109.999.974

    Rp 3.802.690.000

    = 1,1

    Hasil perhitungan diatas mendapatkan hasil B/C = 1,1 maka dapat

    disimpulkan bahwa Usaha Pemindangan Gebyar Cakalang dapat dikatakan

    menguntungkan, sesuai dengan kriteria B/C > 1. Sehingga perusahaan ini layak

    untuk memperoleh investasi perkembangan usahanya.

  • 44

    4.3 Arah Pengembangan Usaha

    4.3.1 Analisis IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)

    4.3.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal

    Dalam melakukan kegiatan usaha pemindangan ini, usaha pemindangan

    Gebyar Cakalang memperhatikan beberapa hal yang menjadi faktor internal

    bauran pemasarannya, yaitu:

    a. Produk

    Produk ikan pindang yang diperdagangkan di Gebyar Cakalang ini yaitu

    Ikan Cakalang, Ikan Tongkol, dan Ikan Layang. Kualitas ikan pindang yang

    dihasilkan perusahaan ini sangat baik, sehingga memiliki banyak pelanggan setia.

    Ikan yang dihasilkan merupakan suatu hal yang harus terus dipertahankan. Ciri

    khusus ikan pindang yang berkualitas baik, yaitu memiliki cita rasa yang gurih,

    daging ikan tidak rusak, aroma ikan pindang sedap, kematangan daging merata.

    b. Harga

    Gebyar Cakalang menentukan harga produk ikan pindangnya berdasarkan

    harga bahan baku ikan mentah. Harga untuk ikan pindang Cakalang dijual Rp

    500.000 per-badeng (35 kg), ikan pindang Tongkol dan ikan pindang Layang

    dijual dengan harga Rp 550.000 per-badeng (35 kg). Dengan harga jual ikan

    pindang Cakalang Rp 500.000 per-badeng (35 kg), Gebyar Cakalang

    mendapatkan keuntungan sebesar 13% dari per-badengnya.

    Harga ikan mentah akan melonjak naik, ketika sedang tidak musim

    ikan.Maka produsenakan membatasi jumlah produksi ikan pindangnya. Produsen

    tidak berproduksi jika harga ikan melonjak drastis. Meskipun harga bahan baku

    ikan mentah naik, produsen tidak menaikkan harga ikan pindangnya.

    c. Distribusi

    Gebyar Cakalang ini merupakan unit usaha pemindangan grosiran.

    Perusahaan ini memproduksi paling sedikit 1 ton ikan pindang setiap harinya.

    Sesuai dengan perannya sebagai pedagang grosir, maka perusahaan ini

    mendistribusikan hasil produksinya ke pedagang eceran. Perusahaan ini dalam

    mendistribusikan

  • 45

    d. Keuangan

    Sumber pendanaan terhadap kegiatan usaha berasal dari modal sendiri. Pada

    Tahun 2012Industri Pengolahan Gebyar Cakalang mendapat bantuan usaha dari

    Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi sebesar Rp 50.000.000, dana

    bantuan tersebut diberikan untuk menambah alat pemindangan baru seperti trays,

    bak pemindangan untuk pindang air garam, badeng, cool box, timbangan dan

    memperaiki saluran pembuangan limbah, dana bantuan tersebut diberikan secara

    grant atau tanpa harus dikembalikan. Dengan dijadikannya usaha Gebyar

    Cakalang ini percontohan bagi pengusaha pindang lain pada umumnya didaerah

    Sukabumi.Namun dalam kenyataannya perusahaan pemindangan ini kurang baik

    dalam pembukuan anggarannya. Biaya pengembangan usaha dan penambahan

    modal kerja berasal dari keuntungan yang diperoleh dari penjualannya.

    e. Sumberdaya Manusia

    Pemilik usaha Gebyar Cakalang membina karyawannya dengan sangat

    tekun dan disiplin. Kualitas kerja menjadi kunci utama dihasilkan produk yang

    baik. Setiap pekerjaan harus dilakukan dengan baik, bersih dan tepat waktu.

    Tingkat pengawasan terhadap kinerja karyawan tinggi dan langsung dilakukan

    oleh pemilik Gebyar Cakalang. Tidak segan-segan terkadang beliau pun ikut turun

    tangan dalam pelaksanaan produksi ini. Sehingga dihasilkan karyawan yang

    mahir melakukan segala cakupan kegiatan produksi pemindangan ikan.

    4.3.1.2 Identifikasi Lingkungan Eksternal

    Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi usaha pemindangan Ikan

    Pindang Gebyar Cakalang ini, yaitu:

    a. Ancaman Pendatang Baru

    Ancaman yang datang dari perusahaan-perusahaan asing yang masuk

    sebagai pendatang baru menimbulkan sejumlah permasalahan bagi perusahaan

    pemindangan ikan yang sudah ada. Ancaman yang datang dari perusahaan ini

    bukan dari produk ikan pindangnya melainkan dari bahan baku ikan yang

    digunakan untuk pemindangan,Perusahaan ini bergerak di bidang usaha penjualan

    ikan segar. Modal perusahaan mereka yang besar dapat menyaingi jumlah

  • 46

    produksi ikan pindang yang dihasilkan.Adanya perusahaan asing yang

    bermodalkan cold storageuntuk menimbun ikandan dapat membeli sejumlah ikan

    dalam volume yang besar, mengakibatkan perusahaan ikan pindang grosiran

    seperti Gebyar Cakalang ini pun kalah bersaing.

    b. Sosial Budaya

    Dari hasil wawancara dengan responden pemilik usaha Gebyar Cakalang

    bahwaperubahan kondisi sosial budaya yang terus menerus mengalami perubahan

    seiring dengan kemajuan zaman, dapat mempengaruhi sikap konsumen dalam

    mempengaruhi pembelian ikan pindang sesuai dengan gaya hidupnya.Misalkan

    konsumen beralih ke produk lain seperti nugget ikan dan produk ikan jenis

    lainnya atau lebih menyukai membeli ikan mentahnya.

    c. Ekonomi

    Ketidakstabilan kondisi ekonomi Indonesia akhir-akhir ini, menyebabakan

    harga ikan, garam, biaya operasional dan kebutuhan lainnya menjadi meningkat.

    Proses meningkatnya harga-harga secara umum dapat disebabkan oleh berbagai

    faktor, antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, sampai akibat adanya

    ketidaklancaran distribusi barang.

    d. Persaingan Antar Industri Pemindangan

    Persaingan antar industri pemindangan dapat mempengaruhi kebijakan

    perusahaan. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi jumlah

    pengolah ikan pindang di Kabupaten Sukabumi berjumlah 1225 orang pengolah

    pindang. Strategi dalam menghadapi persaingan ini yaitu meningkatkan kualitas

    kinerja perusahaan.

    4.3.2 Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

    Setelah menganalisis faktor internal dan eksternal pada kekuatan, kelemahan,

    peluang dan ancaman usaha pemindangan ikan Gebyar Cakalang, maka dapat

    diperoleh suatu matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor

    Evaluation (EFE). Kemudian dapat kita hitung bobot dan rating dari masing-

    masing faktor tersebut. Pemberian bobot dan rating berdasarkan pada faktor

    subyektifitas yang dilakukan peneliti melalui pengamatan, wawancara dan

  • 47

    dokumentasi yang dilakukan pada perusahaan untuk menilai besar kekuatan,

    kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat dihadapi oleh perusahaan tersebut.

    Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat dari tiap faktor, dapat diketahui bobot

    skor dari tiap faktor.Nilai ini merupakan perkalian antara bobot dengan peringkat.

    Nilai skor ini akan menunjukkan faktor internal yang paling kuat dan paling

    lemah baik secara kekuatan maupun kelemahan dariIndustri Pengolahan Gebyar

    Cakalang. Matriks IFE dari Industri Pengolahan Gebyar Cakalang dapat dilihat

    pada Tabel 13.

    Tabel 13. Matriks IFE

    KekuatanFaktor Internal Bobot Rating Skor

    a Keterampilan karyawan baik 0.29 4 1.16b Fasilitas operasional dan transportasi

    memadai0.33 3 0.99

    c Modal usaha baik 0.13 3 0.39d Kualitas produk ikan pindang baik 0.25 4 1.00

    Jumlah 1.00 3.54

    Kelemahan Faktor Internal Bobot Rating Skor

    a Tidak berani mengambil resiko usaha 0.42 3 1.26b Proses pembukuan anggaran kurang

    baik0.42 3 1.26

    c Produksi terganggu oleh perusahaan pembeli ikan segar

    0.16 4 0.64

    Jumlah 1.00 3.16Sumber: Data Primer, diolah (2013)

    Berdasarkan tabel diatas pada faktor internal terdapat empat faktor

    kekuatan dan tiga faktor kelemahan. Faktor kekuatan tersebut yaitu:

    a. Keterampilan karyawan baik memiliki rating empat, sesuai dengan data

    karyawan memiliki pengalaman kerja baik yang sudah membuat pindang

    selama lima belas tahun dansemua karyawan pernah sampai ke Aceh dan

    Cilacap untuk membuat pindang, kemudian disiplin waktu dalam sehari

    karyawan bekerja 8-9 jam.

  • 48

    b. Fasilitas operasional dan transportasi memadai memiliki rating tiga, sesuai

    dengan kondisi usaha ini sudah memiliki fasilitas pemindangan yang baik

    hanya saja belum dilengkapi cold storage untuk menyimpan ikan.

    c. Modal usaha baik memiliki rating tiga, sesuai dengan modal usaha pengusaha

    lebih dari cukup dan pengusaha pandai memutar modal uang usahanya.

    d. Kualitas produk ikan pindang baik memiliki rating empat, karena dapat dilihat

    dari pelanggan yang terus menjadi pelanggan tetap, meskipun pelanggan

    tersebut tidak satu kota dengan pengusaha.

    Faktor kelemahan yang ada diperusahaan ini yaitu:

    a. Tidak berani mengambil resiko usaha memiliki rating tiga, sesuai dengan

    keadaan perusahaan ini tidak berani mengambil resiko membeli ikan ketika

    ikan mahal dan tidak berani menaikkan harga ikan pindangnya.

    b. Proses pembukuan anggaran kurang baik memiliki rating tiga, karena dapat

    dilihat dari baru dibuatnya pembukuan penjualan dan pemasukan dimulai dari

    tahun 2012, padahal usaha ini sudah berjalan dari tahun 1993.

    c. Produksi terganggu oleh perusahaan pembeli bahan baku ikan segar memiliki

    rating empat,dapat dilihat dari pengusaha yang kalah saing dalam pembelian

    ikan segar untuk bahan baku ketika adanya perusahaan yang membeli ikan

    segar dalam jumlah besar.

    Berdasarkan hasil perhitungan matrik IFE diatas didapat bahwa nilai

    kekuatan yang paling besar adalah keterampilan karyawan baik dengan nilai 1,16.

    Sedangkan nilaikelemahan yang paling besar adalah tidak berani mengambil

    resiko usaha dan proses pembukuan anggaran kurang yang memiliki nilai

    1,26.Sedangkan matrik EFE yang digunakan untuk menganalisis lingkungan

    eksternal sehingga diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman

    yang dihadapi industri pemindangan.Matrik EFE dapat dilihat pada Tabel 14.

  • 49

    Tabel 14. Matrik EFE

    Peluang

    Ancaman

    Sumber : Data Primer, diolah (2013)

    Berdasarkan tabel diatas pada faktor eksternal terdapat empat faktor

    peluang dan tiga faktor ancaman. Faktor peluang tersebut yaitu:

    a. Ikan pindang diminati oleh masyarakat memiliki rating tiga,dilihat dari ikan

    pindang diminati oleh masyarakat merupakan peluang yang baik bagi

    pengusaha ikan pindang untuk memasarkan produk ikan pindangnya.

    b. Permintaan ikan pindang banyak memiliki rating tiga, karena dapat dilihat dari

    permintaan ikan pindang yang selalu ada dari pelanggan yang membeli ikan

    pindang ke tempat usaha ini.

    c. Memiliki pelanggan setia memiliki rating empat, karena terbukti dengan

    adanya pelanggan setia yang sudah berlangganan hampir 15 tahun.

    d. Adanya bantuan dari pemerintah memiliki rating dua, karena dengan adanya

    bantuan dari pemerintah, pengusaha pemindangan ini dapat membeli peralatan

    baru untuk pemindangan.

    Faktor ancaman yang ada diperusahaan ini yaitu:

    a. Perubahan selera konsumen memiliki rating dua, karena perubahan selera

    konsumen merupakan ancaman bagi pengusaha ikan pindang. Perubahan

    selera ini dapat mempengaruhi pembelian ikan pindang karena konsumen bisa

    saja berganti ke produk lain.

    Faktor Eksternal Bobot Rating Skora Ikan pindang diminati oleh masyarakat 0.25 3 0.75b Permintaan ikan pindang banyak 0.20 3 0.80c Memiliki pelanggan setia 0.17 4 0.68d Adanya bantuan dari pemerintah 0.37 2 0.74

    Jumlah 1.00 2.97

    Faktor Eksternal Bobot Rating Skora Perubahan selera konsumen 0.33 2 0.66b Persaingan bisnis semakin ketat 0.25 3 0.75c Perekonomian Indonesia yang tidak stabil 0.42 3 1.26

    Jumlah 1.00 2.67

  • 50

    b. Persaingan bisnis semakin ketat memiliki rating tiga, karena dengan

    banyaknya pengusaha pindang yang tidak hanya dari daerah Sukabumi

    membuat persaingan untuk memasarkan produknya semakin sulit.

    c. Perekonomian Indonesia yang tidak stabil memiliki rating tiga, karena

    mempengaruhi usaha bapak Harun, ketika harga-harga bahan untuk

    pemindangan misalkan ikan segar, garam naik harganya usaha ini terhambat

    dalam proses produksinya.

    Berdasarkan hasil perhitungan matrik EFE diatas didapat bahwa nilai

    peluang yang paling besar adalah permintaan ikan pindang banyak dengan nilai

    0.80. Sedangkan nilai ancaman yang paling besar adalah perekonomian Indonesia

    tidak stabil yang memiliki nilai 1,26.

    4.3.3 Analisis Matrik Strategi

    Setelah diketahui faktor-faktor dari proses analisis matrik IFE yang

    menjelaskan tentang kekuatan dan kelemahan yang ada pada Industri Pengolahan

    dan analisis matrik EFE yang memberikan gambaran peluang dan ancaman yang

    dihadapi Industri Pengolahan Gebyar Cakalang maka tahap selanjutnya yang

    harus dilakukan adalah penggabungan dari nilai IFE dan EFE dengan

    menggunakan matrik strategi. Berdasarkan analisis matriks IFE didapat total skor

    dari kekuatan adalah 3,54 dan total skor kelemahan adalah 3,16. Sedangkan dari

    analisis matriks EFE didapat total skor dari peluang adalah 2,97 dan total skor

    ancaman adalah 2,67. Kemudian dari nilai total skor tersebut dimasukan ke dalam

    rumus SWOT untuk menentukan posisi perusahaan dalam matriks strategi, maka

    diperoleh nilai sebagai berikut:

    ;

    =

    ,, ;

    ,,

    = 0,19 ; 0,15

    Kemudian hasilnya dapat digambarkan dalam diagram matriks strategi

    untuk mengetahui posisi dari perusahaan serta strategi yang sesuai untuk

    diterapkan. Hasil matriks strategi dapat dilihat pada Gambar 6.

  • 51

    (0,19 ; 0,15)

    Gambar 6. Matriks Strategi Pengembangan Usaha PindangSumber : Data Primer, diolah (2013)

    Dapat dilihat pada Gambar 6 bahwa hasil dari matriks strategi berada pada

    posisi strategi agresif (kuadran 1).Rangkuti (2006), kuadran 1 merupakan situasi

    yang sangat menguntungkan.Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan

    sehingga dapat memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk kemajuan

    perusahaan.Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

    kebijakan pertumbuhan yang agresif.Strategi agresif ini bisa dilakukan

    olehIndustri Pengolahan Gebyar Cakalang dengan melakukan perbaikan tempat

    produksi, memperluas daerah pemasaran serta dapat menjalin kerjasamadengan

    pemindang lain.

    4.3.4 Pemaknaan Strategi

    Analisis pemaknaan strategi merupakan tahap pencocokan untuk

    menghasilkan alternatif strategi yang cocok dilakukan perusahaan dengan

    melibatkan faktor internal yaitu kekuatan, kelemahan dan faktor eksternal yaitu

    peluang dan ancaman yang dimiliki oleh industri pengolahan Gebyar Cakalang

    yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan matrik IFE dan matrik

    EFE. Berdasarkan analisis matrik strategi pengembangan usaha pengolahan ikan

    pindang di Gebyar Cakalang yaitu disarankan menggunakan strategi agresif, yaitu

    perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

    FAKTOR PELUANG

    FAKTOR KELEMAHAN

    FAKTOR ANCAMAN

    FAKTOR KEKUATAN

    IMendukung

    StrategiAgresif

    IIMendukung

    StrategiDiversifikasi

    IVMendukung

    StrategiDefensif

    IIIMendukung Strategi

    Turnaround

  • 52

    memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada untuk kemajuan perusahaan

    sehingga dapat memungkinkan untuk terus melakukan perbaikan tempat produksi,

    memperluas daerah pemasaran serta dapat menjalin kerjasamadengan pemindang

    lain. Alternatifnya antara lain adalah Strategi S-O, yaitu: (a)mempertahankan dan

    meningkatkan kualitas ikan pindang serta pengawasan dan pelayanan,(b)

    menambah fasilitas produksi dengan peralatan yang lebih baik, (c) meningkatkan

    jumlah produksi.Selengkapnya analisis matriks Strategi dapat dilihat pada Tabel

    15.

    Tabel 15. Pemaknaan Strategi

    Internal

    Eksternal

    Strenght (S)/ Kekuatan

    1.Keterampilan karyawan baik2.Fasilitas operasional dan

    transportasi memadai3.Modal usaha baik4.Kualitas produk ikan pindang

    baik

    Weaknesses (W)/ Kelemahan1. Tidak berani

    mengeluarkan modal yang besar

    2. Produksi terganggu oleh pasokan ikan

    3. Proses pembukuan anggaran kurang baik

    Oppourtinities(O)/ Peluang1.Ikan pindang

    diminati oleh masyarakat

    2.Permintaan ikan pindang banyak

    3.Memiliki pelanggan setia

    4.Adanya bantuan dari pemerintah

    Strategi S-O1. Mempertahankan dan

    meningkatkan kualitas ikan pindang serta pengawasan dan pelayanan (S1, S2, S4,S5, O2, O3)

    2. Menambah fasilitas produksi dengan peralatan yang lebih baik (S1, S3, O2, O3, O4)

    3. Meningkatkan jumlah produksi (S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4)

    Strategi W-O1. Melakukan kegiatan

    kemitraan dengan pemasok ikan (W1, W2, O2, O3, O4)

    2.Meningkatkan modal yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi (W1, O1, O2, O3)

    Threats(T)/Ancaman1.Perubahan selera

    konsumen2.Persaingan bisnis

    semakin ketat3.Perekonomian

    Indonesia yang tidak stabil

    Strategi S-T1. Meningkatkan daya saing

    (S1, S4, S5, T2)2. Meningkatkan kedekatan

    dengan konsumen (S1, S5, T1)

    Strategi W-T1. Mengoptimalkan

    kapasitas produksi (S1, S2, T1)

    2. Memperbaiki pembukuan anggaran (S1, S3, T3)

    3.