Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

34
PEMERIKSAAN IKAN dan IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum mata kuliah Parasitologi Disusun oleh : Muhammad Rizqi Hasany 230110120038 Afrah Haniyah Dafiq 230110120039 Firdha Octavia 230110120040 Kelas: Perikanan A / Kelompok 13 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN JATINANGOR 2014

description

Parasitology

Transcript of Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

Page 1: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

PEMERIKSAAN IKAN dan IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum

mata kuliah Parasitologi

Disusun oleh :

Muhammad Rizqi Hasany 230110120038

Afrah Haniyah Dafiq 230110120039

Firdha Octavia 230110120040

Kelas:

Perikanan A / Kelompok 13

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

PEMERIKSAAN IKAN dan IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum

mata kuliah Parasitologi

Disusun oleh :

Muhammad Rizqi Hasany 230110120038

Afrah Haniyah Dafiq 230110120039

Firdha Octavia 230110120040

Kelas:

Perikanan A / Kelompok 13

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2014

Page 3: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan akhir praktikum ini dapat kami

selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Laporan akhir praktikum ini merupakan hasil praktikum yang telah kami

lakukan. Laporan ini berisi “Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan”

yang merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan pada mata kuliah

Parasitologi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

Dosen - dosen pada mata kuliah Parasitologi yang telah membimbing kami

selama perkuliahan dan selama praktikum mata kuliah Parasitologi.

Asisten laboratorim mata kuliah Parasitologi yang turut membimbing dan

membantu selama proses pelaksanaan praktikum.

Seluruh kelompok praktikum mata kuliah Parasitologi dan anggota

kelompok 13 yaitu Muhammad Rizqi Hasany, Afrah Haniyah Dafiq, dan

Firdha Octavia yang dimana atas segala kerjasamanya laporan praktikum ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada laporan akhir yang

telah kami susun ini. Oleh karena itu, kami berharap Bapak dan Ibu dosen serta

para asisten laboratorium pada praktikum mata kuliah Parasitologi agar sekiranya

dapat memberikan saran dan kritik membangun agar kami dapat menghasilkan

tugas yang lebih baik di kesempatan berikutnya. Semoga laporan akhir ini

memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan.

Jatinangor, 09 Juni 2014

Kelompok 13

Page 4: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

ii

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR ............................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................... iv

I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................... 2

1.3 Manfaat ......................................................................... 2

II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 3

2.1 Ikan Mas ........................................................................ 3

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas ..................................................... 3

2.1.2 Morfologi Ikan Mas ....................................................... 4

2.2 Ikan Ar ar ...................................................................... 5

2.2.1 Klasifikasi Ikan Ar ar ..................................................... 5

2.2.2 Morfologi Ikan Ar ar ...................................................... 6

2.3 Parasitologi .................................................................... 7

2.3.1 Deskripsi Parasit ............................................................ 7

2.3.2 Identifikasi dan Jenis Parasit .......................................... 8

III METODOLOGI ...................................................................... 15

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ........................................ 15

3.2 Alat dan Bahan .............................................................. 15

3.2.1 Alat................................................................................ 15

3.2.2 Bahan ............................................................................ 15

3.3 Prosedur Kerja ............................................................... 16

3.3.1 Pengamatan Ektoparasit ................................................. 16

3.3.2 Pengamatan Endoparasit ................................................ 16

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 17

4.1 Data Kelompok Ikan Ar ar ............................................. 17

4.2 Data Kelas Ikan Ar ar .................................................... 17

4.3 Data Kelompok Ikan Mas .............................................. 20

4.4 Data Kelas Ikan Mas ...................................................... 20

4.4 Pembahasan Ar ar .......................................................... 23

4.6 Pembahasan Mas ........................................................... 24

V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 25

5.1 Kesimpulan.................................................................... 25

5.2 Saran ............................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 27

Page 5: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

iii

DAFTAR GAMBAR

NO JUDUL HALAMAN

1 Gambar 1 Ikan Mas ................................................................... 3

2 Gambar 2 Ikan Ar ar .................................................................. 5

Page 6: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

iv

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

1 Alat dan Bahan ....................................................................... 15

2 Data Kelompok Ikan Ar ar ..................................................... 17

3 Data Kelas Ikan Ar ar ............................................................. 17

4 Data Kelompok Ikan Mas ....................................................... 20

5 Data Kelas Ikan Mas .............................................................. 20

Page 7: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Parasitologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai organisme yang

salah satu cara hidupnya merugikan organisme lain. Organisme yang hidup

sebagai parasit selama hidupnya memerlukan organisme lain sebagai tempat

hidupnya. Parasitologi juga mempelajari morfologi, klasifikasi dan biologi dari

hewan yang hidupnya berparasit.

Parasitologi ikan adalah ilmu yang mempelajari parasit pada ikan dalam arti

ikan sebagai inang atau sebagai perantara. Parasit pada ikan ada yang dari fillm

Arthropoda (serangga), Helminth (cacing), Protozoa (hewan bersel satu), Fungi

(jamur), dan Alga (ganggang).

Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau di dalam organisme lain

dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya untuk berkembang

biak (Subekti dan Mahasri, 2010). Parasit dapat merugikan inangnya karena

mengambil makanan pada tubuh inangnya selain itu, parasit adalah suatu

organisme yang mengambil bahan untuk kebutuhan metabolismenya (makanan)

dari tubuh inangnya dan merugikan bagi inang tersebut. Sehingga parasit tidak

dapat hidup lama di luar tubuh inangnya (Alifuddin, 2004).

Prevalensi adalah besarnya persentase ikan yang terinfestasi dari ikan

contoh yang diperiksa (Karantina Ikan kelas II Tanjung Emas, 2009). Menurut

Diba (2009) menyatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat prevalensi disebabkan

oleh keadaan endemik suatu parasit, kemampuan adaptasi parasit di tubuh inang

dan kecocokan inang untuk kelangsungan hidup parasit dan kualitas lingkungan.

Selain itu padat tebar yang rendah juga mempengaruhi keberadaan cacing

ektoparasit karena ruang gerak dan makanan bagi ikan masih dalam kondisi yang

normal sehingga tidak terjadi kompetisi dalam hal mencari makanan dan ruang

gerak.

Page 8: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

2

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara mengidentifikasi penyakit ikan

2. Mengetahui spesies penyakit ikan

3. Perhitungan prevalensi dan intensitas parasit pada Ikan Mas

4. Perhitungan prevalensi dan intensitas parasit pada Ikan Ar ar

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa mengetahui cara mengidentifikasi penyakit ikan

2. Mahasiswa mengetahui berbagai spesies penyakit ikan

3. Mahasiswa mengetahui cara perhitungan prevalensi dan intensitas parasit

pada ikan

Page 9: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas

Ikan mas (Cyprinus Carpio Linn) merupakan ikan air tawar yang

mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, pemeliharaannya mudah dan banyak

diminati masyarakat karena dagingnya enak dan gurih serta kandungan proteinnya

cukup tinggi (Bijanti, 2005).

Kandungan gizi ikan mas per 100 gram berat badan yaitu berupa kalori

sebanyak 95 kalori; protein 4,5 gram; lemak 0,2 gram; karbohidrat 23,1gram;

kalsium 42 miligram; fosfor 134 miligram; besi 10 miligram; vit B1 0,22

miligram dan air 71,0 gram (Khairuman et al., 2002).

Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum,

badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed)

dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di

bagian mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di

antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam (Susanto,2007).

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas

Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) dikelompokkan ke dalam:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

(Linnaeus, 1758)

Gambar 1. Ikan Mas

Page 10: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

4

2.1.2 Morfologi Ikan Mas

Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor.

Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung

yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup

insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000).

Adapun karakteristik morfologi ikan mas, sebagai berikut:

1. Secara umum ikan mas mempunyai tubuh Bilateral Simetris. Yang artinya,

tubuhnya terdiri dari dua belahan yang sama. Dan jika tubuh ikan mas

dibelah, maka hasil kedua belahan sama.

2. Bentuk tubuh ikan ini cenderung memanjang. Selain itu, ia juga memipih

tegak atau dikenal dengan istilah comprossed.

3. Mulut ikan mas ada pada bagian tengah ujung kepala terminal atau berada

tepat di ujung hidung. Mulut tersebut bisa disembulkan atau dikenal

dengan istilah protaktil.

4. Pada wilayah anterior mulut ikan mas terdapat dua pasang sungut.

5. Adapun pada ujung dalam mulutnya, dijumpai gigi kerongkongan atau

pharyngeal teeth. Gigi ini terdiri atas tiga baris gigi geraham.

6. Umumnya hampir semua tubuh ikan mas tertutupi sisik. Namun perlu juga

disebutkan, ada beberapa varietas yang sisiknya sedikit.

7. Jika dicermati, sisik pada ikan mas cenderung berukuran besar Sisik ini

termasuk sisik jenis sikloid atau lingkaran.

8. Sisik ini juga digolongkan sebagai Ctenoid yakni sisik dengan bentuk

layaknya sisir. Bentuk ini lazim ditemui pada ikan dengan jari-jari sirip

yang keras.

9. Bentuk sirip ekor pada ikan mas dikenal dengan istilah emarginate yakni

berpinggiran berlekuk tunggal.

10. Dorsal atau sirip punggung ikan mas agak memanjang. Bagian

belakangnya memiliki jari kera dan di bagian akhir yakni pada sirip ketiga

juga keempat, jari tersebut menjadi bergerigi.

11. Letak sirip punggung pada ikan ini agak berseberangan dengan ventral

atau permukaan sirip perutnya.

Page 11: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

5

12. Sirip perut ini cenderung dekat dengan sirip dada atau subabnominal.

13. Pada sirip dada ikan mas, dijumpai operculum dan properkulum.

14. Adapun sirip pada duburnya (anal) memiliki ciri layaknya sirip punggung.

Berjari keras dan pada bagian akhirnya sirip berubah bergerigi.

15. Pada lina lateralis/gurat isi/garis rusuk ikan mas digolongkan lengkap.

Lina lateralis ini ada pada pertengahan tubuh. Bentuknya melintang, mulai

dari bagian tutup insang hingga ke ujung belakang area pangkal ekor.

16. Organ Insang ikan mas terdiri atas tapis insang, tulang lengkung insang

serta lembaran daun insang.

17. Ikan mas tidak mempunyai lambung. Oleh sebab itu ia menggunakan

lambung palsu. Lambung ini berfungsi untuk menampung makanan.

2.2 Ikan Ar ar

Ikan Ar-ar (Carassius carracius) pertama kali dibudidayakan oleh

masyarakat Cina pada tahun 960-1729. Awalnya bentuk ikan ar-ar seperti ikan

Mas (Cyprinus carpio L), bedanya ikan ar-ar tidak memiliki sepasang sungut di

mulutnya (Bachtiar 2002).

Ikan ar-ar merupakan ikan hias air tawar yang hidup di perairan dengan air

yang mengalir tenang serta berudara sejuk (Bachtiar 2002). Ikan ini merupakan

hewan omnivora (Watson et al 2004) dan bukan hewan kanibal sehingga dapat

dipelihara secara koloni dalam satu lingkungan pemeliharaan (Iskandar dan

Sitanggang 2003).

2.2.1 Klasifikasi Ikan Ar ar

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Clupeiformes

Family : Cyprinidae

Genus : Carassius

Spesies : Carassius carracius

(Freyhof 2004).

Gambar 2. Ikan Ar ar

Page 12: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

6

2.2.2 Morfologi Ikan Ar ar

Ikan ar-ar memiliki organ interna dan eksterna yang keseluruhan organ

tersebut memiliki ciri dan fungsi tertentu untuk mendukung kelangsungan hidup

ikan (Yanong 2003). Insang merupakan salah satu organ interna ikan ar-ar yang

memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup ikan. Peranan penting tersebut

adalah sebagai media pertukaran gas (Campbell et al 2004). Insang terdiri dari

lamela insang primer, lamela insang sekunder dan tulang rawan insang. Lamela

primer adalah lamela yang bersentuhan langsung dengan tulang rawan insang dan

lamela sekunder merupakan percabangan dari lamela primer (Yanong 2003).

Insang akan mengoptimalkan ekstraksi oksigen dari air dan merupakan

tempat untuk melepaskan karbon dioksida. Ikan memompa air melalui mulut dan

5 keluar diantara celah insang lewat gerakan terkoordinasi dari rahang dan

operculum (penutup insang), agar terjadi ventilasi.

Ventilasi yang dimaksudkan berupa aktivitas inhalasi dan ekshalasi atau

proses mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida lewat pernafasan.

Ketika ventilasi terjadi, darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan

aliran air yang mengalir, oksigen akan masuk ke dalam aliran darah dan CO2 akan

dibuang ke air (Campbell et al 2004).

Usus merupakan salah satu organ interna ikan yang mengambil peranan

dalam sistem pencernaan. Usus berbentuk seperti tabung memanjang yang

melingkar-lingkar dan mengisi sebagian besar rongga abdomen. Makanan yang

ditangkap oleh mulut akan masuk ke dalam rongga mulut, melewati faring,

esofagus, bola usus (intestinal bulb), usus kemudian sisa makanan yang tidak

diserap akan dikeluarkan lewat anus (Sarbahi 1951).

Page 13: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

7

2.3 Parasitologi

Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang

semua organisme parasit. Tetapi dengan adanya kemajuan ilmu, parasitologi kini

terbatas mempelajari organisme parasit yang tergolong hewan parasit, meliputi:

protozoa, helminthes, arthropoda dan insekta parasit, baik yang zoonosis ataupun

anthroponosis.

Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis; yaitu

hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes). Parasit

ukurannya jauh lebih kecil dari hospesnya juga tidak menghendaki hospesnya

mati, sebab kehidupan hospes sangat essensial dibutuhkan bagi parasit yang

bersangkutan.

2.3.1 Deskripsi Parasit

Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup atas pengorbanan dari

induk semangnya (hewan atau tumbuhan lain). Jadi parasit itu hidup dengan satu

yaitu menyakiti induk semangnya. (Alifudin, 1996)

Dalam perikanan, parasit merupakan organisme yang menumpang pada ikan

untuk mencari keuntungan dalam mempertahankan hidupnya. Semua organisme

dalam air memiliki potensi sebagai inang bagi parasit. Dalam jumlah kecil,

parasit tidak akan membahayakan ikan namun jika kondisi lingkungan

memungkinkan maka parasit akan bereproduksi dengan cepat.

Bila ditinjau dari sudut ketergantungan parasit terhadap inang dapat

dibedakan dalam beberapa kelompok :

a. Tempat di tubuh ikan, maka dikenal dengan bentuk parasit yang disebut

ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang menyerang

bagian luar tubuh ikan atau dibagian yang masih bersentuhan dengan air dan

udara seperti sisik, insang, sirip, kulit, operculum (penutup insang) dan rongga

mulut. Endoparasit adalah parasit yang hidupnya di dalam tubuh inang sperti

alat pencernaan (usus), peredaran darah (sel darah), otak, otot daging, mata,

dan organ tubuh seperti ginjal, hati, gelembung renang. Endoparasit ini terbagi

Page 14: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

8

dua yaitu interseluler, didalam rongga tubuh ikan dan intraseluler di dalam sel

inang, contoh bakteri.

b. Waktu terdapatnya pada tubuh inang, dibagi atas parasit temporer, parasit

stationer, periodik dan permanen. Parasit temporer adalah kelompok

parasit yang berada pada tubuh inang ketika waktu mengambil makanan saja,

bila sudah kenyang parasit akan meninggalkan inang dan hidup bebas,

contohnya nyamuk, lintah, dan pacet. parasit stasioner adalah parasit yang

sebagian atau seluruh hidupnya menetap pada hospes, apabila menetap selama

satu stadium siklus hidupnya disebut Parasit Stasioner Berkala (Stasioner

Periodik) dan apabila selama hidupnya menetap dan berparasit pada hospes

disebut Parasit Stasioner Permanen. Parasit periodik adalah parasit yang

hanya hidup pada inang sebagai bagian dari siklus hidupnya saja dan ada

stadium yang hisup bebas. Parasit permanen adalah parasit yang selama

hidupnya berada pada tubuh inang dari telur hingga dewasa, contohnya kutu

rambut.

c. Kelangsungan hidup pada inang, dibagi atas dua kelompok yaitu parasit

oblogatif dan fakultatif. Parasit obligatif adalah parasit yang seluruh

hidupnya bergantung dengan inang dari mulai larva hingga dewasa, bilamana

ketika masih dalam bentuk telur atau larva tidak mendapatkan inang maka

stadium larvanya akan mati. Parasit fakultatif adalah sekolompok parasit

yang sebagian siklus hidupnya tanpa membutuhkan inang, seperti beberapa

jenis cacing yang larvanya berada di alam sedangkan ketika dewasanya berada

dalam usus.

2.3.2 Identifikasi dan Jenis Parasit

Filum Protozoa

Trichodina sp

Trichodina sp merupakan jenis protozoa dari kelompok Ciliata yang

memiliki bulu getar. Trichodina sp mempunyai bentuk tubuh seperti cawan,

berdiameter 5μm, dengan bulu getar terangkai pada kedua sisi sel (Irianto 2005).

Trichodina sp. Merupakan parasit yang mudah memisahkan diri menjadi dua

Page 15: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

9

bagian yang lebih kecil dan kemudian masing-masing bagian akan kembali

memperbanyak diri.

Trichodina sp merupakan ektoparasit yang menyerang/menginfeksi kulit

dan insang, biasanya menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Populasi Trichodina

sp di air meningkat pada saat peralihan musim, dari musim panas ke musim

dingin. Berkembang biak dengan cara pembelahan yang berlangsung di tubuh

inang, mudah berenang secara bebas, dapat melepaskan diri dari inang dan

mampu hidup lebih dari dua hari tanpa inang. Parasit ini berukuran ± 50nm,

berbentuk bundar dengan sisi lateral berbentuk lonceng, memiliki cincin dentikel

sebagai alat penempel dan memiliki silia di sekeliling tubuhnya. Ikan yang

terinfeksi mengalami iritasi pada kulit, produksi lendir berlebih, insang pucat,

megap-megap sehingga ikan sering menggantung di permukaan air atau di pinggir

kolam, nafsu makan menurun, gerakan ikan lemah, sirip ekor rusak dan berawama

kemerahan akibat pembuluh darah kapiler pada sirip pecah.

Diagnosa penyakit dilakukan dengan membuat preparat basah dari lendir

dan insang ikan yang terinfeksi, pengamatan di bawah mikroskop dengan

pembesaran objektif 10x (Zainun 2008).

Oodinium sp

Oodinium sp merupakan jenis Flagellata yang masuk kategori

protozoa,tetapi beberapa sumber mengatakan bahwa Oodinium spini masuk

kategori algae karena memiliki klorofil . Oodinium sp merupakan salah satu

parasit yang sering menyerang pada kondisi ikan yang sedang stress. Oodinium sp

dapat menyerang ikan air tawar maupun laut, dimana untuk air tawar disebabkan

oleh Oodinium pilularis atau Oodinium limneticum dan untuk ikan air laut

disebabkan oleh Oodinium ocellatum. Oodinium akan mencari ikan sebagai inang

dengan segera, karena Oodinium akan mati dalam waktu 24 jam jika tidak

menemukan inangnya. Oodinium akan menempel pada ikan dengan menggunakan

flagellum yang kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk

ke dalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan. Batang (kaki) penghisap ini

Page 16: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

10

akan merusak sel-sel disekitamya dan menghisap nutrisi pada daging ikan (inang)

sebagai makanannya.

Gejala klinis pada Oodinium di mulai dari sirip ikan, tahapan lebih lanjut

akan terlihat seperti memakai bedak atau bertaburan tepung, ini yang disebut

velvet. Pada tahapan berikutnya, potongan sisik atau kulit dari ikan akan

terkelupas, pada mata akan terlihat adanya selaput seperti kabur dan kemudian

menyerang seluruh bagian tubuh. Sedangkan Kabata (1985), menjelaskan bahwa

infeksi Oodinium sp disebabkan karena penetrasi akan rizoid ke sel epitel inang,

sehingga menyebabkan nekrosis, pendarahan dan mengalami infeksi sekunder

oleh bakteri dan jamur.

Vorticella sp

Vorticella sp. merupakan protozoa dari filum Ciliophora. Vorticella sp.

memiliki bentuk lonceng terbaiik dengan tangkai bersilia yang mengandung fibril

yang disebut myoneme (Kabata 1985). Cara reproduksinya dengan cara

pembelahan. Vorticella sp. tidak hanya hidup di perairan air tawar saja, tetapi juga

di perairan laut dan dapat menempel pada tumbuhan dan hewan.

Filum Arthropoda

Argulus sp

Argulus sp atau kutu ikan merupakan parasit ikan dari golongan udang-

udangan keluarga Branchira. Sifat parasitik Argulus sp cenderung temporer.

Mereka mancari inangnya secara acak dan dapat berpindah dengan bebas pada

tubuh ikan atau bahkan meninggalkannya. Argulus sp diketahui dapat berahan

selama beberapa hari diluar tubuh ikan.

Argulus sp menempel pada ikan dengan menggunakan alat penghisap

khusus. Selanjutnya binatang ini akan menancapkan mulut jarumnya pada tubuh

ikan untuk menyuntikan anti koagulan darah. Baru kemudian parasit tersebut

mengkonsumsi darah dari inangnya.

Page 17: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

11

Tingkat serangan Argulus sp sangat tergantung pada ukuran ikan dan

jumlah individu parasit yang menyerang. Meskipun demikian, sering tidak

menimbulkan ancaman kematian pada ikan yang bersangkutan. Akan tetapi luka

yang ditimbulkannya dapat menjadi rentan fterhadap serangan jamur dan bakteri.

Ergasilus sp

Ergasilus sp ini mirip dengan lernae, mereka mempunyai salah satu ujung

yang bercagak membentuk pengait, yang akan digunakan untuk menusuk kulit

pada bagian insang ikan. Ergasilus sp berukuran 1.5 mm. Hanya Ergasilus sp

betina yang akan menyerang dan menempel pada ikan sebagai parasit, sedangkan

Ergasilus sp jantan akan berenang bebas sebagai plankton. Ikan akan kehilangan

banyak darah, dan kadang akan disertai dengan infeksi lain seperti insang

membusuk (gill rot). Ergasilus sp berkembang berawal pada tahap larva yang

dikenalkan pada akuarium / kolam melalui makanan hidup.

Cymothoa sp

Parasit ini memasuki ikan melalui insang, dan kemudian menempel di lidah

ikan. Parasit betina menempel di lidah, sementara parasit jantan menempel di

lengkungan insang di bawah dan di belakang parasit betina. Cymothoa sp betina

memiliki panjang sekitar 8–29 milimeter (0.3–1.1 in) dan lebar sekitar 4–14 mm

(0,16–0,55 in), sementara yang jantan memiliki panjang sekitar 7.5–15 mm (0.3–

0.6 in) dan lebar sekitar 3–7 mm (0,12–0,28 in). Parasit ini menghisap darah

melalui cakarnya di depan, sehingga lidah ikan mengalami atrofi akibat

kekurangan darah. Cymothoa sp kemudian menggantikan lidah ikan dengan

menempelkan tubuhnya sendiri ke otot potongan lidah. Ikan yang menjadi inang

kemudian mampu menggunakan parasit tersebut seperti lidah biasa. Tampaknya

parasit ini tidak mengakibatkan kerusakan lain bagi ikan yang menjadi inangya.

Begitu Cymothoa sp menjadi lidah pengganti, beberapa parasit menghisap darah

inangnya, sementara banyak parasit lainnya yang memakan ingus inangnya.

Page 18: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

12

Lernea sp

Lernea sp. menurut Handajani (2005), merupakan salah satu ektoparasit

yang termasuk ke dalam phylum Arthopoda, kelas Crustacea, subkelas

Entomostraea, ordo Copepoda, family Lemaideae, 50 Igenus Lemea, spesies

Lernea sp. Kordi (2004) menjelaskan bahwa parasit Lernea sp. sepintas mirip

sebuahi jarumyang menancap pada tubuli ikan, sehingga sering disebut kutu

jarum. Handajani (2005) juga menyebutkan bahwa Lernea sp. adalah parasit yang

menancapkan kepalanya kedalam tubuh ikan dengan menggunakan semacam

perangkat mirip jangkar.

Ikan yang terserang penyakit ini memperlihatkan gejala klinis antara lain :

organ tubuh yang diserang Lernea sp. Nampak seperti cacing yang

bergelantungan. Bagian kepala dengan jangkamya berada dalam daging ikan

sedangkan bagian badannya dengan 2 kantong telur keluar bebas. Pertumbuhan

ikan semakin menumn dan terhambat, badannya kums. Bila Lernea sp dicabut

meninggalkan bekas luka bempa sebuah lubang kecil pada tubuh ikan (Daelani

2001).

Filum Helminthes

Dactylogyrus sp

Dactylogyrus sp. merupakan parasit yang penting pada ikan air tawar dan

ikan air laut. Juga merupakan parasit yang penting pada carp fry. Hidup di

insang,tergolong Monogenea, punya kaki paku dan beracetabulum. Parasit yang

matang melekat pada insang dan bertelur disana. Dactylogyrus sp. merupakan

cacing Trematoda dari sub-kelas Monogenea. Spesiesnya berparasit pada hewan

air berdarah dingin atau pada ikan, amfibi, reptil, kadang-kadang pada

invertebrata air. Distribusinya luas, memiliki siklus hidup langsung dan

merupakan parasit ekstemal pada insang, sirip, dan rongga mulut. Bisa juga

ditemukan pada traktus urinaria. Cacing ini bersifat ovipara dan memiliki haptor

yaitu organ untuk menempel yang dilengkapi dengan 2 pasang jangkar dan 14 kait

di lateral. Intensitas reproduksi dan infeksi memuncak pada musim panas. Telur

pada umumnya memliki operkulum dan filamen disalah satu ujungnya yang

Page 19: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

13

berfungsi untuk melekatkan telur pada hospes atau benda lain. Larva

(oncomiridium) mempunyai silia dan eye spot lebih dari satu. Larva akan

berenang dan menempel pada tubuh hospes kemudian menjadi dewasa di hospes

(Kabata 1985).

Kabata (1985) menyebutkan bahwa klasifikasi Dactylogyrus sp.

digolongkan kelas Monogenea, subkelas Polyonchoinea, ordo Dactylogyridea,

family Dactylogyridae, genua Dactylogyrus dan spesies Dactylogyrus sp.

Bentuk Dactylogyrus sp. adalah parasit yang memiliki sepasang bintik mata,

saluran usus yang tidak jelas, sepasang jangkar yang tidak memiliki penghubung.

Sesuai dengan pernyataan Kabata, (1985) bahwa Dactylogyrus sp. memiliki 2

pasang mata yang kadang - kadang tampak seperti titik hitam dan memiliki

saluran usus, mata dan vagina tidak jelas serta sepasang jangkar tanpa bar

(penghubung).

Kabata (1985) juga menjelaskan siklus hidup parasit dimulai dari cacing

dewasa bertelur, menetas menjadi larva bersilia (onchomiracidium), melekat pada

insang kemudian menjadi cacing dewasa. Gejala klinis pada ikan yang terserang

Dactylogyrus sp. Yaitu nafsu makan menurun, insang bengkak, megap-megap di

permukaan air, lendir berlebihan, pucat, sukar bernafas, dan terkadang insang

sampai terbuka keluar.

Gyrodactylus sp

Parasit ini merupakan organisme yang menyerang tubuh ikan bagian luar.

Gyrodactylus sp menginfeksi tubuh dan sirip ikan. Gyrodactylus sp merupakan

cacing parasit ikan yang menempel pada tubuh inang. Cacing Monogenea

berkembangbiak dengan menghasilkan satu telur setiap beberapa saat. Telur

mereka menyebar di air atau menempel pada substrat dasar. Larva menetas dari

telur dan mengalami tahap berenang sebelum menginfeksi inang baru.

Gyrodactylus sp berkembangbiak dengan melahirkan anakan yang sudah

mengandung anakan lagi. Semua anakan hasil reproduksi ini mampu menginfeksi

ikan tanpa adanya inang perantara (Awik dkk 2007)

Page 20: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

14

Clinostonum sp

Parasit ini seringkali ditemukan pada benih ikan gurame, dan

menyebabkan sakit bintilan. Bintil-bintil ini mengandung cercaria Clinostonum

sp. Dan menyebabkan ikan gurame yang terinfeksi terhambat pertumbuhannya.

Daur hidup Clinostonum sp terdiri dari beberapa fase yakni pertama yaitu

fase telur (dalam air), kedua fase miracidium, sporocyst dan redia (dalam siput),

ketiga fase cercaria dan kista/metacercaria (dalam air), serta keempat fase dewasa

(dalam hewan vertebrata, ikan, ternak, burung, dan manusia)

Digenea yang telah diketahui mendekati 400 genera dan sedikitnya 4000

spesies yang menyerang ikan. Parasit ini memperlihatkan inang spesifisitas yang

tinggi terutama pada inang antara yang pertama dan pada inang akhir. Organ yang

diserang pada inang akhir adalah organ internal seperti saluran gastrointernal dan

organ yang berdekatan seperti hati dan empedu, paru-paru, gelembung renang

serta saluran darah.

Page 21: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

15

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum mengenai pemeriksaan ikan dan identifikasi parasit ini dilakukan

di laboratorium Akuakultur di gedung Dekanat FPIK Unpad. Pada tanggal 08 Mei

2014 dan 19 Mei 2014 mulai pukul 10.00 – 12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Nama Alat Fungsi

a. Baki

b. Cawan Petri

c. Gunting

d. Mikroskop

e. Penggaris

f. Penusuk

g. Pinset

h. Pipet tetes

i. Pisau bedah

j. Timbangan

analitik

a. Untuk menyimpan alat praktikum

b. untuk tempat meletakkan sample ikan

c. untuk membedah bagian dorsal (perut) ikan

d. untuk melihat parasit

e. untuk mengukur Total Length (TL)

f. untuk mematikan ikan

g. untuk mengambil sample

h. untuk memberi tetesan air pada sample

i. untuk memotong sample

j. untuk mengukur bobot ikan

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Ikan mas

Ikan ar – ar

Aquades

Page 22: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

16

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengamatan Ekotoparasit

Pengamatan ektoparasit ini dilakukan pada bagian eksternal tubuh ikan

yaitu, sisik, lendir pada sirip, dan insang.

Alat dan bahan disiapkan

Ikan ditimbang bobotnya dan diukur panjangnya

Ikan diambil sisiknya menggunakan pisau bedah

Sisik ikan diletakkan pada object glass kemudian diberi 1 ml aquades (1

tetes)

Sisik ikan diamati dibawah mikroskop

Parasit yang ditemukan dicacat jenis dan jumlahnya

Keempat poin di atas diulangi untuk pengamatan parasit pada lender ikan.

Untuk pengamatan pada insang, insang yang telah diambil menggunakan

pinset dicacah terlebih dahulu menggunakan pisau bedah sebelum diberi I

ml aquades dan diamati dibawah mikroskop.

3.3.2 Pengamatan Endoparasit

Pengamatan endoparasit ini dilakukan pada bagian internal tubuh ikan yaitu

otot dan saluran pencernaan ikan.

Alat dan bahan disiapkan

Ikan di timbang bobotnya dan diukur panjangnya

Ikan diambil ototnya menggunakan gunting dan pinset

Otot ikan dicacah menggunakan pisau bedah agar pengamatan lebih mudah

Otot ikan diletakkan pada object glass kemudian diberi 1 ml aquades (1

tetes)

Otot ikan diamati dibawah mikroskop

Parasit yang ditemukan dicacat jenis dan jumlahnya

Kelima poin di atas diulangi untuk pengamatan parasit pada saluran

pencernaan ikan (usus).

Page 23: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kelompok Ikan Ar ar

Kelompok : 13

Hari/Tanggal : Senin / 19 Mei 2014

Spesies ikan : Carassius carracius

Hasil pengamatan kelompok kami, parasit yang berada pada ikan Ar ar sebagai

berikut:

Kel Ikan Panjang Jenis Parasit Ekto Endo

Sirip/sisik Insang Otot Usus

13

Ar ar 1 6 cm Ektoparasit Dactylogyrus - 3 - -

Ar ar 2 6 cm Ektoparasit Gyrodactylus - 1 - -

Ar ar 3 6cm Ektoparasit Dactylogyrus - 1 - -

4.2 Data Kelas Ikan Ar ar

Hari/Tanggal :Senin / 19 Mei 2014

Spesies ikan : Carassius carracius

Hasil pengamatan kelompok 27 kelompok, parasit yang berada pada ikan Ar ar

sebagai berikut:

Kel Ikan Panjang Jenis Parasit Ekto Endo

Sirip / Sisik Insang Otot Usus

1

Arar 1 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Gyrodactylus

1

Arar 2 4,5 cm Ektoparasit

Dactylogyrus

1

Gyrodactylus

2

1

Arar 3 5,2 cm Ektoparasit Dactylogyrus 1 2

Gyrodactylus

1

2

Arar 1 6 cm

Ektoparasit Gyrodactylus 2

Endoparasit

Sparganum

mansoni 3

Sparganum

proliferasi 1

Arar 2 5,5 cm Ektoparasit Gyrodactylus 1

Arar 3 6 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Gyrodactylus 1

Page 24: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

18

3

Arar 1 4,6 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Arar 2 6 cm - -

Arar 3 5,5 cm - -

4

Arar 1 4,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

2

Arar2 5,5 cm - -

Arar 3 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

5

Arar 1 5,5 cm - -

Arar2 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

4

Arar 3 5,1 cm Ektoparasit Gyrodactylus

3

6

Arar 1 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

2

Arar2 5,5 cm - -

Arar 3 6 cm Ektoparasit Dactylogyrus

3

7

Arar 1 6,2 cm Ektoparasit Dactylogyrus

2

Arar2 4,2 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Arar 3 4 cm - -

8

Arar 1 5,7 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Arar2 5,8 cm Ektoparasit Tricodina 1

Endoparasit Acarus

1

Arar 3 6,4 cm - -

9

Arar 1 5,8 cn - -

Arar2 5,7 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Arar 3 - Ektoparasit Dactylogyrus

1

10

Arar 1 6,5 cm - -

Arar2 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus 1 1

Arar 3 6,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus 1 2

11

Arar 1 - Ektoparasit Gyrodactylus

2

Arar2 - - -

Arar 3 - - -

12

Arar 1 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Gyrodactylus

1

Arar 2 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

2

Gyrodactylus

3

Arar 3 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

3

Gyrodactylus

2

13

Arar 1 6 cm Ektoparasit Dactylogyrus

3

Arar 2 6 cm Ektoparasit Gyrodactylus

1

Arar 3 6 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

14

Arar 1 6 cm Ektoparasit Dactylogyrus

6

Arar2 6 cm - -

Arar 3 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

2

15

Arar 1 5,5 cm - -

Arar2 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

3

Arar 3 4,5 cm Ektoparasit Trichodinella

3

16

Arar 1 5,7 cm Ektoparasit Dactylogyrus

4

Endoparasit Sparganum

2

Arar 2 5,6 cm Ektoparasit Dactylogyrus 1 5

Gyrodactylus 2 1

Arar 3 5,6 cm Ektoparasit

Dactylogyrus

12

Gyrodactylus

6

Endoparasit Sparganum

4

17

Arar 1 - Ektoparasit Dactylogyrus

1

Arar2 - Ektoparasit Dactylogyrus

5

Arar 3 - - -

Page 25: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

19

18

Arar 1 5,6 cm - -

Arar2 5,7 cm Ektoparasit Gyrodactylus 2

Arar 3 5,7 cm Ektoparasit Dactylogyrus 2

Endoparasit Sparganum

2

19

Arar 1 - - -

Arar2 - Ektoparasit Dactylogyrus

5

Arar 3 - Ektoparasit Dactylogyrus 1

20

Arar 1 5 cm - -

Arar2 4,8 cm Ektoparasit Dactylogyrus 1

Arar 3 5 cm Ektoparasit Lernea 1

21

Arar 1 5 cm - -

Arar2 5,3 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

Arar 3 5,2 cm Ektoparasit Dactylogyrus

4

22

Arar 1 5,6 cm - Dactylogyrus

3

Arar2 5,7 cm Ektoparasit Dactylogyrus

4

Arar 3 5,7 cm Ektoparasit Dactylogyrus

3

Gyrodactylus

2

23

Arar 1 6,5 cm - -

Arar2 5,5 cm - -

Arar 3 5,5 cm - -

24

Arar 1 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus 1 3

Arar 2 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus 3 3

Gyrodactylus

3

Arar 3 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus 2 1

Gyrodactylus

3

25

Arar 1 5,5 cm Ektoparasit

Dactylogyrus

9

Gyrodactylus

1

Chilodinela

1

Arar 2 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

3

Gyrodactylus

1

Arar 3 5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

1

26

Arar 1 4,9 cm - -

Arar2 5,5 cm - -

Arar 3 5,5 cm Ektoparasit Dactylogyrus

2

27

Arar 1 6,5 cm - -

Arar2 5,5 cm - -

Arar 3 5,5 cm - -

(Ektoparasit)

Intensitas Parasit = _Jumlah parasit yang ditemukan_

Jumlah ikan yang terinfeksi

= 179 = 2,5

71

Pravelensi = _Jumlah ikan yang terinfeksi_ x 100 %

Jumlah ikan yang diperiksa

= _71_ x 100 %

81 = 87 %

Page 26: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

20

(Endoparasit)

IntensitasParasit = _Jumlah parasit yang ditemukan_

Jumlah ikan yang terinfeksi

= 13 = 2,1

6

Pravelensi = _Jumlah ikan yang terinfeksi_ x 100 %

Jumlah ikan yang diperiksa

= _13_ x 100 %

81

= 16 %

4.3 Data Kelompok Ikan Mas

Kelompok : 13

Hari/Tanggal : Kamis / 8 Mei 2014

Spesies ikan : Cyprinus carpio

Hasil pengamatan kelompok kami, parasit yang berada pada ikan Mas sebagai

berikut:

Kel Bobot

(gram)

TL

(cm) Jenis Parasit

Bagian Tubuh

Ektoparasit Endoparasit

Kulit Sisik Sirip Insang Usus Otot

13 150 20 Dactylogyrus

sp - - - 3 - -

4.4 Data Kelas Ikan Mas

Hari/Tanggal : Kamis / 8 Mei 2014

Spesies ikan : Cyprinus carpio

Hasil pengamatan 27 kelompok, parasit yang berada pada ikan Mas sebagai

berikut:

Kel Bobot

(gram)

TL

(cm) Jenis Parasit

Bagian Tubuh

Ektoparasit Endoparasit

Kulit Sisik Sirip Insang Usus Otot

1 122 19 Dactylogyrus sp - - - 7 - -

2 191 22 Dactylogyrus sp - - - 3 - -

Gyrodactylus sp 2 - - - - -

Page 27: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

21

3 161 19 Dactylogyrus sp - - - 16 - -

4 179 18,5 Dactylogyrus sp - - - 12 - -

5 216 21,5 Dactylogyrus sp - - - 1 - -

6 186 21 Dactylogyrus sp - - - 24 - -

Myxobolus sp - - - 6 - -

7 175 21 Gyrodactylus sp - - - 3 -

Lerneae sp - 1 - - - -

8 188 19,7 Dactylogyrus sp - - - 6 - -

9 102 19 Dactylogyrus sp - - - 1 - -

10 176 25

Gyrodactylus sp - - - 4 - -

Dactylogyrus sp - - - 7 - -

Trichodina sp - - - 1 - -

Argulus sp - - 1 - - -

11 374 26 Gyrodactylus sp - - - 1 - -

Dactylogyrus sp - - - 2 - -

12 220 30

Camallanus sp - - - - 2 -

Dactylogyrus sp - - - 7 - -

Gyrodactylus sp 1 - - 1 - -

Ichthyophthirius

sp - - - 8 - -

Rhabditis sp - - - 2 - -

Trichodina sp - - - 3 - -

13 150 20 Dactylogyrus sp - - - 3 - -

14 165 27 Camallanus sp - - - - 2 -

Dactylogyrus sp - - - 2 - -

15 107 18

Dactylogyrus sp - - - 9 - -

Gyrodactylus sp - - - 1 - -

Ichthyopthirius

sp - - - 1 - -

Diplozoon sp - - - 1 - -

Trichodina sp - - - 11 - -

16 144 24 Dactylogyrus sp - - - 6 - -

Gyrodactylus sp - - - 5 - -

17 Gyrodactylus sp - - - 1 - -

Dactylogyrus sp - - - 2 - -

Page 28: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

22

18 293 24,3

Gyrodactylus sp - - - 4 - -

Dactylogyrus sp - - - 3 - -

Tricodina sp - - - 1 - -

19 168,58 20,3 Dactylogyrus sp - 2 - 3 - -

20 188,75 20,5 Lerneae sp 1 - - - - -

21 211,90 22,2 Dactylogyrus sp - - - 6 - -

22 136,97 19,4 Gyrodactylus sp - - - 4 - -

Dactylogyrus sp - - - 2 - -

23 170,40 21 Argulus sp 1 - - - - -

Dactylogyrus sp - - - 7 - -

24 137,05 18 Dactylogyrus sp - - - 3 - -

25 207,85 22,5 Dactylogyrus sp - - - 37 - -

26 145,20 20 Dactylogyrus sp - - - 12 - -

27 175 21 Dactylogyrus sp - - - 11 - -

(Ektoparasit)

IntensitasParasit = _Jumlah parasit yang ditemukan_

Jumlah ikan yang terinfeksi

= 262 = 9,8

27

Pravelensi = _Jumlah ikan yang terinfeksi_ x 100 %

Jumlah ikan yang diperiksa

= _27_ x 100 %

27 = 100 %

(Endoparasit)

IntensitasParasit = _Jumlah parasit yang ditemukan_

Jumlah ikan yang terinfeksi

= _4_ = 2

2

Pravelensi = _Jumlah ikan yang terinfeksi_ x 100 %

Jumlah ikan yang diperiksa

= _2_ x 100 %

27 = 0,7 %

Page 29: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

23

4.5 Pembahasan Arar

Bagian tubuh ikan yang dapat terinfeksi oleh parasit adalah bagian luar

dan dalam, bagian luar tubuh ikan yang biasa terserang parasit mencakup sirip,

sisik dan insang, sedangan bagian dalam tubuh ikan yang biasanya terserang

adalah otot dan usus.

Pada ikan yang kami amati, kami dapat mengidentifikasi bahwa ikan Ar ar

yang kami amati terdapat parasit yang hidup di bagian tubuh luar ikan yaitu

insang. Pada ikan Ar ar 1 terdapat Dactylogyrus sebanyak 3 spesies, Ar ar 2

terdapat Gyrodactylus 1 spesies dan Ar ar 3 terdapat Dactylogyrus 1 spesies

sehingga jumlah parasit yang didapatkan dari 3 ikan Ar ar ada 5 spesies parasit.

Dari 27 kelompok yang mengikuti praktikum ada berbagai macam jenis

parasit yang didapatkan dari setiap individu ikan Ar ar, tetapi kebanyakan spesies

yang didapatkan adalah Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Setiap kelompok pun

mendapatkan jumlah parasit yang diderita berbeda-beda. Kelompok 1

mendapatkan 10 spesies, kelompok 2 mendapatkan 9 spesies, kelompok 3

mendapatkan 1 spesies, kelompok 4 ; 7 ; 8 mendapatkan 3 spesies, kelompok 5

mendapatkan 7 spesies, kelompok 6 ; 10 ; 13 ; 21 mendapatkan 5 spesies,

kelompok 9 ; 11 ; 20 ; 26 mendapatkan 2 spesies, kelompok 12 ; 22 mendapatkan

12 spesies, kelompok 14 mendapatkan 8 spesies, kelompok 15 ; 17 ; 18 ; 19

mendapatkan 6 spesies, kelompok 16 mendapatkan 37 spesies, kelompok 23 ; 27

tidak mendapatkan spesies, kelompok 24 mendapatkan 19 spesies dan kelompok

25 mendapatkan 16 spesies. Jadi jumlah spesies yang didapatkan dari 81 ikan Ar

ar adalah 192 spesies parasit yang hidup.

Dari semua jumlah ikan yang terjangkit parasit dapat dihitung berapa

intensitas dan pravelensi parasit pada seluruh ikan tersebut. Parasit yang ada

dibagian luar tubuh ikan memiliki intensitas sebesar 2,5 dan pravelensi sebesar

87%, sedangkan parasit dibagian dalam tubuh ikan memiliki intensitas sebesar 2,1

dan pravelensi sebesar 16%.

Page 30: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

24

4.6 Pembehasan Ikan Mas

Ikan mas yang kami amati memiliki bobot sebesat 150 gram dan panjang

total 20 cm. Pada ikan in, kami dapat mengidentifikasi bahwa ikan mas yang kami

amati terdapat parasit yang hidup di bagian tubuh luar ikan yaitu insang. Pada

insang tersebut terdapat Dactylogyrus sebanyak 3 spesies.

Dari 27 kelompok yang mengikuti praktikum ada berbagai macam jenis

parasit yang didapatkan dari setiap individu ikan mas, tetapi kebanyakan spesies

yang didapatkan adalah Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Setiap kelompok pun

mendapatkan jumlah parasit yang diderita berbeda-beda. Kelompok 1

mendapatkan 7 spesies, kelompok 2,19 mendapatkan 5 spesies, kelompok 3

mendapatkan 16 spesies, kelompok 4 ; 26 mendapatkan 12 spesies, kelompok 5 ;

9 ; 20 mendapatkan 1 spesies, kelompok 6 mendapatkan 30 spesies, kelompok 7 ;

14 mendapatkan 4 spesies, kelompok 8 ; 21 ; 22 mendapatkan 6 spesies,

kelompok 10 mendapatkan 13 spesies, kelompok 11 ; 13 ; 17 ; 24 mendapatkan 3

spesies, kelompok 16 mendapatkan 37 spesies, kelompok 23 ; 27 tidak

mendapatkan spesies, kelompok 12 mendapatkan 24 spesies dan kelompok 15

mendapatkan 23 spesies, kelompok 16 ; 27 mendapatkan 11 spesies, kelompok 18

; 23 mendapatkan 8 spesies, dan kelompok 25 mendapatkan 37 spesies. Jadi

jumlah spesies yang didapatkan dari 27 ikan mas adalah 266 spesies parasit yang

hidup.

Dari semua jumlah ikan yang terjangkit parasit dapat dihitung berapa

intensitas dan pravelensi parasit pada seluruh ikan tersebut. Parasit yang ada

dibagian luar tubuh ikan memiliki intensitas sebesar 9,8 dan pravelensi sebesar

100%, sedangkan parasit dibagian dalam tubuh ikan memiliki intensitas sebesar 2

dan pravelensi sebesar 0,7%.

Page 31: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

25

BAB V

KESIMPULAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ikan mas (Cyprinus Carpio Linn) merupakan ikan air tawar yang

mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.

Ikan ar-ar merupakan ikan hias air tawar yang hidup di perairan dengan air

yang mengalir tenang serta berudara sejuk (Bachtiar 2002).

Parasitologi adalah suatu ilmu cabang Biologi yang mempelajari tentang

semua organisme parasit.

Parasit adalah hewan atau tumbuhan yang hidup atas pengorbanan dari

induk semangnya (hewan atau tumbuhan lain).

Jumlah spesies yang didapatkan dari 81 ikan Ar ar adalah 192 spesies

parasit yang hidup.

Jumlah parasit yang hidup diluar tubuh ikan Ar ar 179 spesies.

Jumlah parasit yang hidup didalam tubuh ikan Ar ar 13 spesies.

Parasit yang ada dibagian luar tubuh ikan Ar ar memiliki intensitas sebesar

2,5 dan pravelensi sebesar 87%.

Parasit dibagian dalam tubuh ikan Ar ar memiliki intensitas sebesar 2,1 dan

pravelensi sebesar 16%.

Jumlah spesies yang didapatkan dari 27 ikan mas adalah 266 spesies

parasit yang hidup.

Jumlah parasit yang hidup diluar tubuh ikan mas 262 spesies.

Jumlah parasit yang hidup didalam tubuh ikan mas 4 spesies.

Parasit yang ada dibagian luar tubuh ikan memiliki intensitas sebesar 9,8

dan pravelensi sebesar 100%.

Parasit dibagian dalam tubuh ikan memiliki intensitas sebesar 2 dan

pravelensi sebesar 0,7%.

Page 32: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

26

5.2 Saran

Praktikan harus lebih teliti mengambil sampel karena bisa saja pada bagian

tubuh yang dianggap tidak terdapat parasit, terdapat parasit namun tidak teramati,

dan harus belajar lebih cepat dalam mengidentifikasi penyakit agar praktikum

berjalan tepat waktu.

Praktikan harus lebih teliti dalam perhitungan intensitas parasit dan

prevalensi agar hasil perhitungannya akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

Praktikan benar-benar melakukan praktikum ini sesuai prosedur yang ada,

sehingga hasil yang diperoleh bisa dipertanggung jawabkan. Karena ilmu yang

bisa kita peroleh dari praktikum ini sangat banyak dan bermanfaat bagi kita

kedepannya.

Page 33: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

27

DAFTAR PUSTAKA

Alfiany, Rizky. 2013. Penyakit yang biasa muncul pada ikan lele.

http://rizkyalfiany.blogspot.com/2013/04/penyakit-yang-biasa-muncul-

pada-ikan.html (diakses 4 juni 2014)

Andi, Mahatir. 2013. Patogen Pada Ikan. http://sukseszona.blogspot.com/

2013/12/patogen-pada-ikan.html (diakses 5 juni 2014)

Anonim. 2011. BIOLOGI DAN MORFOLOGI IKAN MAS(Cyprinus carpio L).

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/02/biologi-dan-morfologi-ikan-

mascyprinus.html (diakses 4 juni 2014)

Anonim. 2013. Klasifikasi Dan Morfologi Ikan Mas. http://tentang-ikan.blogspot.

com/2013/11/klasifikasi-dan-morfologi-ikan-mas.html (diakses 4 juni 2014)

Anonim. 2013. Parasit dan Penyakit Ikan. http://parasitologiperikanan.

blogspot.com/ (diakses 4 juni 2014)

Herupradoto, Bimo Aksono dkk. 2010. Karakterisasi Protein Spesifik Aeromonas

hydrophila Penyebab Penyakit Ulser pada Ikan Mas. Jurnal Veteriner. Vol.

11 No. 3 : 158-162

Permana, Aang. 2010. Klasifikasi Ikan Mas. http://masperfish.wordpress.com

/2010/07/17/ikan-mas/ (diakses 4 juni 2014)

Prayoga, Rifdo dkk. 2013. PARASIT DAN PENYAKIT IKAN Pemeriksaan Parasit

Pada Ikan Lele, Ikan Ar-Ar, Ikan Mas, Ikan Nilem dan Ikan Tambakan.

http://allaboutfisheriesteory.wordpress.com/2013/06/16/parasit-dan-

penyakit-ikan-pemeriksaan-parasit-pada-ikan-lele-ikan-ar-ar-ikan-mas-ikan-

nilem-dan-ikan-tambakan/ (diakses 4 juni 2014)

Page 34: Pemeriksaan Ikan Dan Identifikasi Penyakit Ikan

28

Wiyatno, Ferlyn Hendra dkk. 2012. Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada

Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes Altivelis) Di Karamba Jaring Apung Unit

Pengelola Budidaya Laut Situbondo. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan

Vol. 4 No. 1