Pilar Konservasi Plh

9
Nama : ERWIN HIDAYAT NIM : 4411411029 Prodi : Biologi Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu universitas yang mendeklarasikan sebagai universitas konservasi. Sebagai universitas konservasi, UNNES menerapkan tujuh pilar konservasi. Ketujuh pilar tersebut adalah Biodiversitas, Arsitektur Hijau & Transportasi Internal, Pengolahan Limbah, Kebijakan Nir Kertas, Energi Bersih, Sumber Daya Manusia atau Etika, Seni dan Budaya, Kaderisasi Konservasi. 1. Biodiversitas Secara geografis, Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif tinggi. Untuk meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, telah dikembangkan "Taman Keanekaragaman Hayati" yang meliputi program penghijauan, pemilahan sampah organik dan anorganik, dan pengolahan sampah organik menjadi kompos. Inventarisasi awal fauna khususnya burung dan kupu-kupu di kampus pusat Unnes pada tahun 2005, 2008, dan awal 2009, berhasil mengidentifikasi sebanyak 58 jenis burung. Dari jumlah tersebut, 14 diantaranya dilindungi peraturan dan perundangan Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori spesies yang dilindungi CITES (Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II, I dan

Transcript of Pilar Konservasi Plh

Page 1: Pilar Konservasi Plh

Nama : ERWIN HIDAYAT

NIM : 4411411029

Prodi : Biologi

Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu universitas yang mendeklarasikan

sebagai universitas konservasi. Sebagai universitas konservasi, UNNES menerapkan tujuh

pilar konservasi. Ketujuh pilar tersebut adalah Biodiversitas, Arsitektur Hijau & Transportasi

Internal, Pengolahan Limbah, Kebijakan Nir Kertas, Energi Bersih, Sumber Daya Manusia

atau Etika, Seni dan Budaya, Kaderisasi Konservasi.

1. Biodiversitas

Secara geografis, Unnes terletak di daerah pegunungan dengan topografi yang beragam

dan memiliki tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna

yang relatif tinggi. Untuk meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi, telah

dikembangkan "Taman Keanekaragaman Hayati" yang meliputi program penghijauan,

pemilahan sampah organik dan anorganik, dan pengolahan sampah organik menjadi

kompos. Inventarisasi awal fauna khususnya burung dan kupu-kupu di kampus pusat

Unnes pada tahun 2005, 2008, dan awal 2009, berhasil mengidentifikasi sebanyak 58

jenis burung. Dari jumlah tersebut, 14 diantaranya dilindungi peraturan dan perundangan

Indonesia; 2 jenis termasuk dalam kategori spesies yang dilindungi CITES

(Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora)

Appendix II, I dan termasuk kelompok spesies yang dilindungi IUCN (International

Union for Conservation of Nature) dengan kategori Endangered Species: EN, dan lima

jenis termasuk kategori spesies endemik Jawa. Selain itu ditemukan sebanyak 33 jenis

kupu-kupu dan salah satunya merupakan jenis yang dilindungi menurut sistem

perundangan Indonesia.

2. Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal

Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan

binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air

dan energi, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan

yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu

menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan

Page 2: Pilar Konservasi Plh

produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan

lingkungan. Dalam divisi ini akan dikembangkan guidline penyertaan struktur ramah

lingkungan pada penggunaan gedung saat ini dengan fungsi baru, pengembangan jalur

sepeda dan jalan kaki, penggunaan transportasi ramah lingkungan, pembuatan shelter

sepeda, pembuatan contoh sumur resapan, dan pembuatan model bangunan hemat

energi. Hal ini bertujuan membentuk budaya ramah lingkungan pada lingkungan

kampus. Pada tahap awal sejak deklarasi UNNES sebagai universitas konservasi

pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki telah dilaksanakan.

3. Pengolahan Limbah

Program ini melputi daur ulang kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah

laboratorium, dan pengolahan bunga/daun kering. Sejak tahun 2009 telah dilakukan

pemisahan tempat sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di setiap

gedung Unnes. Program kelanjutan dari pemisahan sampah ini adalah adanya

pengelolaan yang berkelanjutan sesuai dengan jenis sampah tersebut, sampah organik

dikelola menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk sampah anorganik dilakukan

pemilahan untuk dilakukan daur ulang atau dikirim ke TPA. Selain untuk menjaga

kelestarian lingkungan diperlukan pula pengelolaan lingkungan meliputi pengelolaan

sampah, daur ulang sampah organik menjadi kompos dan perencanaan Unit Pengelolaan

Limbah Laboratorium Kimia dan Biologi. Dalam pengolahan kompos ini warga sekitar

lingkungan kampus juga dilibatkan agar terciptanya lapangan pekerjaan bagi warga

sekitar guna mendukung budaya konservasi. Pengembangan pengolahan kompos ini

dilakukan bertahap seiring peningkatan produksi pupuk kompos yang diproduksi.

4. Kebijakan Nir Kertas

Program ini melputi daur ulang kertas, plastik, logam/kaleng, pengolahan limbah

laboratorium, dan pengolahan bunga/daun kering. Sejak tahun 2009 telah dilakukan

pemisahan tempat sampah antara sampah organik dan sampah anorganik di setiap

gedung Unnes. Program kelanjutan dari pemisahan sampah ini adalah adanya

pengelolaan yang berkelanjutan sesuai dengan jenis sampah tersebut, sampah organik

dikelola menjadi pupuk kompos, sedangkan untuk sampah anorganik dilakukan

pemilahan untuk dilakukan daur ulang atau dikirim ke TPA.

Page 3: Pilar Konservasi Plh

Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan diperlukan pula pengelolaan lingkungan

meliputi pengelolaan sampah, daur ulang sampah organik menjadi kompos dan

perencanaan Unit Pengelolaan Limbah Laboratorium Kimia dan Biologi. Dalam

pengolahan kompos ini warga sekitar lingkungan kampus juga dilibatkan agar

terciptanya lapangan pekerjaan bagi warga sekitar guna mendukung budaya konservasi.

Pengembangan pengolahan kompos ini dilakukan bertahap seiring peningkatan produksi

pupuk kompos yang diproduksi.

5. Energi Bersih

Program ini merupakan upaya pemanfaatan sumber energi terbarukan dan penggunaan

teknologi energi yang efisien dengan budaya hemat energi. Energy surya (solar energy)

merupakan sumber energy terbarukan yang paling sederhana, sehingga dengan

penerapan panel surya di beberapa titik utama, kampus akan mengurangi konsumsi

listrik dari PT.PLN. Selain itu dikembangkan pula biofuel. Proses composting dari bio-

massa merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh biofuel dan dipadukan pada

sistem pengolahan limbah organik. Tenaga angin adalah sumber energy yang dapat

dimanfaatkan di Unnes dengan membuat kincir angin di area terbuka kampus dan

bersinergi dengan panel surya. Selain itu sosialisasi terhadap civitas akademika UNNES

dan lingkungan sekitar kampus juga dilaksanakan guna mendukung pelaksanaan

kebijakan green energy

6. Sumber Daya Manusia atau Etika

Dalam divisi Sumber Daya Manusia, secara sederhana mempunyai tugas pengembangan

karakter masyarakat dalam pengembangan konservasi baik secara individu maupun

dalam masyarakat. Divisi ini secara rinci akan berusaha berperan secara langsung dalam

pelatihan-pelatihan pengembangan kemampuan individu dalam bidang konservasi. Hal

ini bertujuan membentuk budaya ramah lingkungan pada tiap individu. Pada tahap awal

sejak deklarasi UNNES sebagai universitas konservasi beberapa pelatihan tentang

konservasi telah dilaksanakan. Pengembangan karakter konservasi ini diharapkan dapat

menjadi semangat dalam pengembangan konservasi di lingkungan UNNES pada

khususnya dan pada masyarakat pada umumnya.

Page 4: Pilar Konservasi Plh

7. Seni dan Budaya

Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap dan

perilaku segenap warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang mencerminkan

nilai konservasi menjadi program konservasi di budang budaya. Implementasinya lewat

sosialisasi dan pembudayaansikap hidup ramah lingkungan, semangat menanam

sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi sekaligur pengembangan

energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada perlindungan dan penguatan.

Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah berlangsung akan diteruskan, difasilitasi, dan

dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo legen)', sanggar tari, sanggar

pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan kampung budaya. Kampung budaya,

secara fisik, merupakan sebuah perkampungan yang mencerminkan prinsip

multikultural. Diperkampungan inilah berbagai aspek dan wujud kebudayaan

dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan. Diperkampungan ini akan dibangun rumah

berbagai etnis lengkap dengan uba rampe dan aktifitas yang mencerminkan entitas tiap-

tiap etnis (kultur/subkultur).

8. Kaderisasi Konservasi

Program ini merupakan upaya peningkatan kader konservasi baik di lingkungan UNNES

maupun masyarakat sekitar UNNES. Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah

penjaringan kader, pelatihan kader melalui pendidikan konservasi, sosialisasi, dan

memperluas kerjasamadengan pihak terkait dengan kegiatan konservasi dan lingkungan

hidup. Bersamaan dengan upaya konservasi secara ekologis, penguatan pada aspek sikap

dan perilaku segenap warga universitas serta lingkungan disekitarnya yang

mencerminkan nilai konservasi menjadi program konservasi di budang budaya.

Implementasinya lewat sosialisasi dan pembudayaansikap hidup ramah lingkungan,

semangat menanam sekaligus merawatnya, mengutamakan nir kertas, efisien energi

sekaligur pengembangan energi ramah lingkungan yang semua bermuara pada

perlindungan dan penguatan. Sejalan dengan itu, kegiatan yang telah berlangsung akan

diteruskan, difasilitasi, dan dioptimalkan. Antara lain sarasehan 'selasa legen (rebo

legen)', sanggar tari, sanggar pedalangan, sanggar panatacara, dan pembangunan

kampung budaya. Kampung budaya, secara fisik, merupakan sebuah perkampungan

yang mencerminkan prinsip multikultural. Diperkampungan inilah berbagai aspek dan

wujud kebudayaan dieksplorasi, diapresiasi dan dikembangkan.

Page 5: Pilar Konservasi Plh

Diperkampungan ini akan dibangun rumah berbagai etnis lengkap dengan uba rampe dan

aktifitas yang mencerminkan entitas tiap-tiap etnis (kultur/subkultur).

Tiga Kegiatan Pokok Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan

Perlindungan sistem penyangga kehidupan meliputi usaha-usaha dan tindakantindakan

yang berkaitan dengan perlindungan mata air, tebing, tepian sungai, danau, dan jurang,

pemeliharaan fungsi hidrologi hutan, perlindungan pantai, pengelolaan daerah aliran

sungai, perlindungan terhadap gejala keunikan dan keindahan alam, dan lain-lain.

Perlindungan sistem penyangga kehidupan dilaksanakan dengan cara menetapkan wilayah

yang dilindungi. Pada dasarnya area yang dilindungi dapat dilakukan upaya pemanfaatan,

tetapi harus mematuhiketentuan yang ditetapkan pemerintah.

2. Pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna beserta ekosistemnya

Pengawetan merupakan usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin keanekaragaman

jenis meliputi penjagaan agar unsur-unsur tersebut tidak punah dengan tujuan agar

masing-masing unsur tersebut dapat berfungsi dalam alam dan senantiasa siap untuk

sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Punahnya salah satu unsur tidak

dapat digantikan dengan unsur lain. Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat

dilaksanakan di dalam kawasan (konservasi in-situ) ataupun di luar kawasan (konservasi

ex-situ).

3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

Pemanfataan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya padahakikatnya

merupakan usaha pengendalian/pembatasan dalam pemanfaatan sumberdaya alam hayati

dan ekosistemnya sehingga pemanfaatan tersebut dapat dilakukan secara terus menerus

pada masa mendatang. Kegiatan yang dilakukan adalah pemanfaatan kondisi lingkugan

kawasan pelestarian alam dengan tetap menjaga kelestarian fungsi kawasan dan

pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kelangsungan

potensi, daya dukung dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.

Page 6: Pilar Konservasi Plh

Manfaat secara umum dari dari kedua pilar konservasi itu adalah:

Pemanfaatan sumberdaya alam hayati perlu dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan

secara bijaksana, hal ini untuk menjamin agar persediaan sumberdaya alam tidak habis dalam

waktu singkat. Pemanfaatan dengan penuh tanggung jawab danbijaksana itulah yang kita

sebut dengan konservasi. Sumberdaya alam dan ekosistemnya merupakan bagian dari

kehidupan manusia, baik masyarakat tradisional maupun modern. Disamping itu, faktor lain

yang perlu dipertimbangkan adalah faktor ekonomis dimana manusia memanfaatkan

sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua segi kehidupan manusia

tergantung dari adanya sumberdaya alam, baik langsung maupun tidak langsung, baik yang

tinggal di kota maupun desa.

Konservasi memiliki nilai secara ekonomis maupun sosial filosofis. Secara ekonomi nilai

konservasi mencakup :1. Pelestarian tanah dan air, 2. Stabilitas iklim, 3. Konservasi

sumberdaya alam hayati yang dapat diperbaharui, 4. Perlindungan plasma nuftah, 5.

Ekowisata. Nilai konservasi secara sosial-filosofis :1. Mutu kehidupan yanglebih baik, 2.

Tanggung jawab moral, dan 3. sebagai warisan anak cucu dan kebanggaan bangsa.