PIGP juniska

32
PIGP (Program Induksi Guru Pemula) Senin, 07 Mei 2012 A. Pengertian PIGP (Program Induksi Guru Pemula) Program induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru Pemula dapat juga dilaksanakan sebagai Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah, karena itu pelaksanaan yang baik haruslah sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama dan kemitraan diantara para guru dalam pendekatan pembelajaran profesional. Induksi merupakan proses pembelajaran professional yang berlangsung paling tidak selama satu tahun dimana guru pemula belajar menyesuaikan diri dari pendidikan guru di sekolah atau dari tempat kerja lain untuk menjadi guru baik sebagai guru tetap, guru kontrak atau guru paruh waktu di sekolah. Induksi adalah proses pembelajaran untuk menjadi guru dan pembelajaran tentang profesi guru serta merupakan proses perkembangan kepribadian. PIGP adalahkegiatan orientasi pelatihan di tempat kerja, pengembangan dan praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pemebelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah ditempat tugasnya.

description

jubus

Transcript of PIGP juniska

Page 1: PIGP juniska

PIGP (Program Induksi Guru Pemula)

Senin, 07 Mei 2012

A.   Pengertian PIGP (Program Induksi Guru Pemula)

Program induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesi

Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru Pemula dapat juga

dilaksanakan sebagai Program Induksi Guru Pemula Berbasis Sekolah, karena itu

pelaksanaan yang baik haruslah sistematis dan terencana berdasarkan konsep

kerjasama dan kemitraan diantara para guru dalam pendekatan pembelajaran

profesional.

Induksi merupakan proses pembelajaran professional yang berlangsung paling tidak

selama satu tahun dimana guru pemula belajar menyesuaikan diri dari pendidikan guru

di sekolah atau dari tempat kerja lain untuk menjadi guru baik sebagai guru tetap, guru

kontrak atau guru paruh waktu di sekolah. Induksi adalah proses pembelajaran untuk

menjadi guru dan pembelajaran tentang profesi guru serta merupakan proses

perkembangan kepribadian.

PIGP adalahkegiatan orientasi pelatihan di tempat kerja, pengembangan dan praktik

pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pemebelajaran/bimbingan dan

konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah ditempat tugasnya.

                                                                                             

B.   Prinsip Program Induksi

Penyelenggaraan program induksi bagi guru pemula didasarkan pada prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Profesional; penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi, 

sesuai bidang tugas;

2. Kemitraan; menempatkan guru pemula dan pembimbing sebagai mitra sejajar;

3. Kesejawatan; penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;

4. Mandiri; bekerja tanpa bergantung pada pihak lain;

5. Demokratis; menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi

dan kelompok;

Page 2: PIGP juniska

6. Terbuka; proses dan hasil kerja diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan;

7. Fleksibel; menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada;

8. Partisipasif; melibatkan banyak pihak dalam pengambilan keputusan;

9. Akuntabel; penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik;

10.Responsibel; penyelenggaraan bekerja sesuai dengan tupoksinya;

11.Sistemik, dilaksanakan secara teratur dan runut;

12.Berkelanjutan, dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengadakan

perbaikan atas hasil sebelumnya;

Program induksi dilaksanakan  dalam rangka menyiapkan guru pemula agar

menjadi guru profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan demikian

program induksi senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat diperbaiki di masa

depan. Pemantaun dan evaluasi  sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu

pendidikan terutama dalam pemenuhan standar kompetensi guru sesuai dengan

ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain itu,

melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat menunjang usaha

peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan

yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, kondisi sekolah, dan

lingkungannya.

C.   Dasar Hukum PIGP

1.      Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen , bagian V : tentang

Pembinaan dan Pengembangan, pada  Pasal 32 dan 33.

2.      Permenpaan No.16 Tahun 2009 tentang Jabatan fungsional Guru dan Angka kredirnya,

bagiaqn V tentang Pembinaan dan Pengembangan, pada pasal 30.

3.      Permen Diknas No. 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi bagi Guru Pemula.

D.   Tujuan PIGP

Page 3: PIGP juniska

1. Beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah

2. Melaksanakanpekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah

Program Induksi Guru Pemula  didasarkan pada pemahaman bahwa:

1.  Pembelajaran di tempat kerja merupakan unsur utama bagi perkembangan dan

pembelajaran professional guru pemula, Tahap ini juga berperan penting dalam

Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB).

2.  Pembelajaran professional melibatkan guru dan kelompok guru yang mengembangkan

praktek dan pemahaman baru tentang pekerjaan mereka.

3.  Kerjasama dan dialog professional di sekolah dapat mendukung pembelajaran

professional, mengembangkan praktek reflektif dan memperkuat pendekatan

kolegalitas untuk perkembangan sekolah.

4.  Pembelajaran professional guru merupakan landasan bagi perkembangan sekolah dan

peningkatan hasil belajar siswa serta peningkatan status profesi.

PIGP yang efektif adakah program yang:

1.  Mengembangkan kompetensi professional guru pemula dalam mengajar

2.  Menuntut peran kepala sekolah dan mentor untuk menciptakan hubungan yang kuat,

professional, dan positif dengan guru pemula serta pegawai sekolah lain

3.  Didasarkan pada semangat kemitraan di sekolah dan PPB.

4.  Mengintegrasikan refleksi dan evaluasi diri untuk guru pemula, mentor dan kepala

sekolah

5.  Bersifat fleksibel dan mengalami peerubahan dalam perjalanan waktu untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan yang muncul dari guru pemula

6.  Menghubungkan guru pemula, mentor dan kepala sekolah dengan jaringan seprofesi di

sekolah lain

Yang akan membimbing Guru Pemula:

1. Guru pembimbing yang telah mendapatkan SK dari Kepala sekolah

2. Kepala Sekolah

Page 4: PIGP juniska

3. Pengawas Sekolah

E.   Tata Cara Pelaksanaan  Guru Pemula

Bulan 1       : Praobservasi,Observasi dan Pascaobservasi

Bulan 2-9    : Penilaian oleh Pembimbing

Bulan 10-11: Penenilaian Oleh Kepala Sekolah

Bulan 12     : Laporan PIGP Kategori Baik atau tidak Baik

Aturan Nilai:

91-100: Amat Baik

76-90: Baik

61-75: cukup

51-60: sedang

< 50: Kurang

Nilai diatas 76 maka akan diterbitkan Sertifikat Guru Induksi Guru Pemula oleh Dinas

Pendidik. Jika Kurang nilai 76 maka akan diperpanjang 1 Tahun lagi. Program PIGP

dilaksanakan di sekolah selama 1 tahun.

F.    Garis Besar PIGP

Tiap titik poin dalam kotak PIGPBS menunjukkan modul untuk pembelajaran

professional bagi guru pemula, kepala sekolah dan mentor. Program PIGP merupakan

kelanjutan dari proses pembelajaran di universitas (pendidikan guru pre-service) dan

Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kepala sekolah harus melakukan analisis kebutuhan

terhadap guru pemula dan sekolah. Program induksiguru pemula berbasis sekolah

hendaknya dapat memenuhi kebutuhan individual guru pemula dengan memperhatikan

aspek-aspek unik dan khas dari sekolah. Proses assessmen bagi guru pemula meliputi

observasi mengajar dan pekerjaan lain yang terkait dengan pengajaran. Tahap 1

dilaksanakan dari bulan 2-9 pada tahun pertama mengajar. Assessmen tahap 1

merupakan penilaian untuk pengembangan- difokuskan pada penilaian untuk

pembelajaran. Assessmen tahap 2 – penilaian untuk pembelajaran. Penilaian tahap 2

(bulan 10-12) dapat dilaksanakan setelah dilaksanakannya PIGP dan assessmen

Page 5: PIGP juniska

tahap-1. Pada assessmen tahap 2, kinerja guru dinilai berdasarkan elemen kompetensi

yang tercantum dalam Standar Guru (Regulasi menteri 16/2007). Kepala sekolah harus

membuat keputusan tentang kompetensi professional guru pemula setelah

dilaksanakan proses penilaian Tahap 2. Proses ini meliputi pembuatan laporan tertulis

secara formal tentang guru yang ditandatangai oleh guru pemula dan  kepala sekolah.

Pengawas sekolah akan mengesahkan laporan tersebut setelah malakukan wawancara

dan observasi terhadap guru pemula pada waktu yang telah ditentukan (bulan 10-12).

Tugas dan Tanggungjawab Ditjen PMPTK

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen

PMPTK) sebagai pembina guru memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membangun

sistem regulasi program induksi. Selain itu juga memberikan pendampingan bagi

daerah yang masih belum memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk

melaksanakan program induksi.

Tugas dan Tanggungjawab Dinas Pendidikan

Bagi guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka dinas pendidikan kabupaten/ kota/

provinsi sesuai dengan lingkup tugasnya memberikan informasi kepada sekolah

tentang guru pemula yang ditempatkan pada sebuah sekolah. Selain informasi maka

dinas pendidikan juga memberikan surat tugas kepada guru pemula yang bersangkutan

untuk bertugas di sekolah tertentu. Bagi guru bukan PNS maka pihak sekolah swasta

melaporkan kepada pihak dinas pendidikan tentang adanya guru pemula di sekolahnya.

Dalam kaitannya dengan program induksi maka dinas pendidikan harus menegaskan

kepada kepala sekolah agar melaksanakan program induksi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Tugas dan Tanggungjawab Sekolah

Page 6: PIGP juniska

Hari- hari dan minggu pertama guru pemula di sekolah merupakan waktu yang

sangat penting. Pada periode itu guru pemula memerlukan dukungan penuh dan juga

perasaan nyaman. Kepala sekolah dan mentor harus memahami isi modul program

induksi agar siap melaksanakan program orientasi sekolah yang memberikan dukungan

penuh kepada guru pemula. Pada program penganalan sekolah ini diharapkan kepala

sekolah dan mentor akan mengetahui informasi penting tentang sekolah dan dukungan

bagi guru pemula dan juga guru pemula akan mengetahui panduan kerja pada hari-hari

dan minggu pertama di sekolah. Sebelum seorang guru pemula mengawali tugasnya,

sekolah dapat menyiapkan buku pedoman yang berisi tentang kebijakan sekolah,

prosedur sekolah, format-format administratif dan informasi lain yang dapat membantu

guru pemula berlajar menyesuaikan diri dengan rutinitas sekolah dengan cepat. Buku

pedoman dapat digunakan sebagai petunjuk bagi guru pemula pada awal-awal memulai

tugas di sekolah. Buku pedoman tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang terkait dengan prosedur, rutinitas sekolah, serta membantu

menunjukkan sumber-sumber yang mendukung tugas guru pemula termasuk

menunjukkan orang-orang yang dapat menjawab atas berbagai pertanyaan yang

dimilikinya. Komponen yang disarankan dimuat dalam buku pedoman induksi meliputi :

(1) Informasi tentang rutinitas yang terkait dengan tugas-tugas harian, memeriksa

kehadiran murid, rapat-rapat sekolah, kegiatan ekstra-kurikuler; dan upacara-upacara;

(2) Prosedur yang terkait dengan evakuasi keadaan darurat, penanganan siswa yang

sakit, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), komunikasi dengan orang tua/wali

murid, ketidakhadiran guru mendadak karena sakit atau alasan lain, cara mendapatkan

dan menggunakan sumber-sumber daya; (3) Informasi umum tentang direktori staf

yang berisi nama-nama guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan pegawai

sekolah beserta dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, Jadwal Pelajaran

Sekolah, peta dan rencana sekolah, nomor-nomor telepon penting, profile masyarakat

dan sekolah, norma-norma profesi guru, dan rencana sekolah. Buku pedoman induksi

dapat dalam bentuk kompilasi loose leaf sehingga memudahkan pembaruan informasi.

Bila buku-buku atau sumber-sumber tertentu tidak boleh difotokopi atau dibawa oleh

guru pemula/baru, maka buku-buku dan sumber-sumber tersebut hendaknya

Page 7: PIGP juniska

ditempatkan di ruang tertentu di sekolah yang dapat diakses oleh guru pemula/baru

tersebut.

Tugas dan Tanggungjawab Pengawas Sekolah

Sebagai pelaksana evaluasi maka pengawas sekolah memiliki tugas dan wewenang

sebagai berikut:

1. Mempelajari modul program induksi bagi guru pemula.

2. Menyiapkan instrumen evaluasi program induksi.

3. Melakukan evaluasi program induksi.

4. Mengolah data hasil evaluasi program induksi.

5. Menyusun laporan hasil evaluasi program induksi.

6. Memberikan rekomendasi atas hasil program induksi.

7. Merencanakan tindak-lanjut program induksi.

Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Sebagai penanggungjawab sekolah dan penanggungjawab program induksi di

sekolah maka kepala sekolah memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

1. Menyambut guru baru/guru pemula.

2. Memperkenalkan guru pemula kepada guru/staf sekolah yang penting.

3. Menghubungkan guru pemula dengan guru mentor atau staf yang dapat membantu

pada awal-awal masa tugas.

4. Secara berkala menemui/menyapa guru baru untuk menunjukkan perhatian

5. Secara berkala mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman

dan dukungan.

6. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru.

7. Bersikap mendukung.

8. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan program indyuksi.

Page 8: PIGP juniska

9. Menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan program induksi.

10. Memberikan rekomendasi atas hasil program induksi.

11. Merencanakan tindak-lanjut program induksi.

Tugas dan Tanggung jawab Mentor

Seorang mentor sangat penting artinya untuk mendukung keberhasilan program

induksi. Tugas dan tanggung jawab seorang mentor meliputi tugas minggu pertama,

tugas harian, dan kegiatan pendukung.

Tugas Minggu Pertama :

1. Penyambutan guru baru

2. Memperkenalkan guru pemula/baru kepada guru/staf sekolah yang penting

3. Pengenalan lingkungan sekolah

4. Menghubungkan guru pemula/baru dengan guru mentor atau staff yang dapat

membantu pada     awal-awal masa tugas

5. Memberikan daftar siswa yang diajar guru pemula/baru

6. Menunjukkan ruang kelas tempat mengajar guru baru beserta perlengkapan

pendukungnya.

Tugas Harian :

1. Mengenalkan guru baru dengan tugas-tugas administratif sehari-hari yang harus

dilakukan  semua guru .

2. Menemui/menyapa guru baru untuk menunjukkan perhatian

3. Mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman dan dukungan :

Kegiatan pendukung :

1. Bertemu dengan guru baru/pemula tiap pagi sebelum pelajaran dimulai

Page 9: PIGP juniska

2.  Berbicara pada guru pemula/baru pada akhir waktu pelajaran setiap hari dan

membicarakan kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami guru dan mencari jalan

keluarnya.

3. Siap untuk mendengarkan

4. Bersikap positif dan konstruktif

5. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru

6. Menjelaskan hal-hal yang diharapan

7. Bersikap mendukung

Mentor tentu memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekolah yang perlu diberikan

kepada guru pemula, yaitu pengetahuan tentang siswa, tempat asal mereka serta apa

yang sedang terjadi di dalamnya. Setelah guru pemula terbiasa dengan kegiatan

rutinnya, maka mentor sebaiknya meluangkan waktu untuk berbicara dengan guru baru

tersebut tentang persoalan atau pertanyaan yang mungkin muncul.

Tugas dan Tanggung jawab Guru Pemula

Tugas dan tanggungjawab guru pemula dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu

kegiatan minggu pertama, kegiatan awal, dan kegiatan pengelolaan kelas.

Kegiatan Minggu Pertama

1. Guru pemula/ baru melapor kepada kepala sekolah, tetapi apabila guru pemula/baru

tersebut belum dapat bertemu dengan kepala sekolah, maka harus melapor ke petugas

administrasi atau kantor kepala sekolah dan melengkapi dokumen-dokumen yang

diperlukan sekolah.

2. Menemui mentor yang telah ditunjuk

3. Memastikan bahwa telah mengetahui jadwal sekolah dan waktu kerja.

4. Mendapatkan daftar siswa yang diajar.

5. Menyiapkan ruang kelas.

6. Memastikan siswa memiliki tempat duduk yang cukup

Page 10: PIGP juniska

7. Mengatur tempat duduk siswa.

8. Mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk pengajaran (buku-buku, kertas,

alat-alat tulis).

9. Menyiapkan tata tertib kelas termasuk tata cara masuk dan keluar kelas.

10. Memahami kebijakan sekolah terkait dengan kesejahteraan dan pendisiplinan siswa.

11. Meminta tolong pada staff/pegawai sekolah bila diperlukan.

12. Mengatur dan menyiapkan pelajaran sebelum hari mengajar dan menyiapkan aktivitas

tambahan yang mungkin diperlukan.

13. Bersikap fleksibel dan siap untuk melakukan perubahan.

Kegiatan pengelolaan kelas yang harus dilakukan adalah:

a. Memeriksa daftar siswa sesuai kehadrian.

b. Menjelaskan materi yang harus dimiliki siswa dan menanyakan ketentuan sekolah

tentang materi tersebut kepada kepala sekolah atau mentor sebelumnya.

c. Menjelaskan tata tertib kelas kepada siswa, beberapa sekolah menggunakan tata tertib

yang dibuat oleh guru bersama dengan murid. Pada tahap ini sebaiknya guru pemula

menanyakan prosedur-prosedur yang berlaku di sekolah dan meminta saran kepada

mentor atau kepala sekolah.

d. Membuat siswa selalu aktif belajar, kumpulkan dan periksala pekerjaan siswa seawal

mungkin, jangan lupa memberikan masukan atas pekerjaan tersebut, dengan cara

demikian akan ingat nama-nama siswa.

Bila guru pemula/baru mulai bertugas dan menggantikan guru di sekolah sementara

kegiatan belajar semester itu telah berjalan maka guru pemula/baru tersebut harus

mengikuti jadwal sekolah yang telah ada. Dalam hal ini guru pemula/baru tidak memiliki

banyak waktu untuk menyesuaikan diri dan memahami berbagai prosedur sekolah

tersebut. Oleh karena itu sebaiknya selalu minta saran dari mentor dan guru yang telah

berpengalaman setiap kali Anda mendapat kesulitan.

Kegiatan Minggu ke 2 dan Minggu berikutnya

Page 11: PIGP juniska

Bila guru pemula/baru tersebut adalah orang baru di masyarakat sekitar sekolah, maka

sebaiknya memahami secara umum tentang masyarakat itu serta tempat tinggal siswa.

Kehidupan anak di rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pembelajaran

mereka. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa di rumah akan

sangat membantu guru pemula/baru dalam mengajar di sekolah. Sebaiknya guru

pemula/baru juga membicarakan dengan kepala sekolah dan mentor tentang masyarat

lokal dan harapan guru pemula/baru tersebut terhadap siswa di kelas. Karena guru

pemula/baru merupakan pendatang baru di sekolah, siswa terkadang “menguji” guru

pemula/baru di kelas dengan menanyakan/melakukan hal-hal tertentu baik terkait

dengan pelajaran maupun tidak, maka sebaiknya guru pemula/baru melakukan

tindakan sebagai berikut:

a. menjelaskan harapan dan standard kerja siswa serta perilaku mereka, tuliskan dan

pajanglah peraturan yang telah disepakati bersama.

b. menjelaskan apa yang Anda harapkan dari siswa tentang kegiatan dan tugas-tugas

belajar siswa termasuk kegiatan membaca dan menulis.

c. menyiapkan sebaik-baiknya pelajaran yang diampu dan yang perlu diingat adalah

persiapan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran.

d. memastikan tahu nama semua siswa yang diajar.

e. memperhatikan bahwa manajemen siswa didasarkan pada konsep sekolah sebagai

tempat belajar.

f. menegakkan disiplin siswa tetapi dengan cara-cara yang ramah. Selalu ingat akan

posisi Anda sebagai guru.

g. menggunakan respon/feedback positif kepada para siswa karena lebih efektif dalam

hal manajemen perilaku dibanding hukuman dan respon yang negatif.

Page 12: PIGP juniska

h. meminta saran dari mentor dan kepala sekolah.

i. mengenali siswa sebaik mungkin.

Pemantauan dan Evaluasi

Keberadaan program induksi memiliki tujuan dalam rangka menyiapkan guru pemula

agar menjadi guru profesional dalam mengelola pembelajaran di kelasnya. Dengan

demikian program induksi perlu senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat

diperbaiki di masa depan sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu

pendidikan agar terpenuhi ketentuan sebagaimana telah ditentukan dalam

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan

Kompetensi Guru. Selain itu, melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga

dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus

memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswau,

kondisi sekolah, dan lingkungannya.

Pelaporan

Laporan ditulis oleh guru pemula, mentor, kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Masing-masing laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Laporan yang ditulis oleh guru pemula berisi tentang kemajuan pekerjaannya

sehubungan dengan modul yang telah ditentukan untuk dipelajari dan dilaksanakan.

2. Laporan yang ditulis oleh mentor berisi tentang kemajuan hasil bimbingan yang

dilakukkannya terhadap guru pemula.

Page 13: PIGP juniska

3. Laporan yang ditulis oleh kepala sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap guru

pemula.

4. Laporan yang ditulis oleh pengawas sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap

guru pemula

Penanganan Permasalahan

Hasil pemantauan dan evaluasi yang dituangkan dalam laporan dapat berisi hal-hal

yang positif maupun hal yang negatif tentang keberhasilan program induksi yang

dilakukan oleh guru pemula. Dengan demikian terdapat potensi adanya permasalahan

yang ditemui dalam sebagai hasil pemantauan dan evaluasi. Untuk menangani

permasalahan tersebut maka dapat diuraikan

1. Mentor, menangani masalah teknis yang berhubungan dengan kemajuan program

induksi yang dilaksakan oleh guru pemula, termasuk penyediaan fasilitas penduikung

bagi guru pemula dalam melaksanakan tugas awalnya.

2. Kepala Sekolah, menangani masalah pada level sekolah atau masalah teknis yang

tidak dapat ditangani oleh mentor, termasuk perijinan, pelaksanaan evalluasi dan

pelaporan.

3. Pengawas Sekolah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi

program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk perbaikan

pelaksanaan tugas apabila ditemukan terjadinya kekurangan dalam mencapai indikatoir

keberhasilan program induksi.

4. Dinas nPendidikan, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi

program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk menangani keluhan

atas pelaksanaan program induksi di sebuah sekolah.

Page 14: PIGP juniska

5. Badan Kepegawaian Daerah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil

evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, yang mana atas

hasil evaluasi dan rekomendasi ditemukan bahwa seorang guru pemula dinilai gagal

melaksanakan program induksi.

6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

menangani masalah yang berhubungan dengan sosialisasi, regulasi, dan implementasi

program induksi termasuk penyediaan program pendampingan bagi daerah yang belum

mampu melaksanakan program induksi sepenuhnya sesuai ketentuan yang berlaku.

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA

Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model, dan pihak sekolah

menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu

guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan penjelasan

tentang kriteria pembimbing serta tanggungjawab pembimbing, kepala sekolah dan

pengawas serta model pelaksanaan Program Induksi.

A.   Kriteria dan Tanggungjawab Pihak Yang Terlibat

Kriteria Pembimbing:

Pembimbing harus memiliki:

kompetensi sebagai guru profesional;

pengalaman mengajar  sekurang-kurangnya 5 tahun dan  memiliki jabatan

sebagai Guru Muda, diprioritaskan yang memiliki pengalaman mengajar atau

mengajar pada jenjang kelas yang sama dan pada mata pelajaran yang sama

dengan guru pemula

kemampuan bekerja sama dengan baik;    

kemampuan komunikasi yang baik

kemampuan menganalisis dan memberikan saran-saran perbaikan terhadap

proses pembelajaran/bimbingan dan konseling;

Page 15: PIGP juniska

Tanggungjawab Pembimbing:

menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat, terbuka

dengan guru pemula;

memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan konseling

melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah/madrasah;

memberikan dukungan terhadap rencana kegiatan pengembangan keprofesian

guru pemula;

memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling guru lain;

melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada kepala sekolah/

madrasah;

memberikan masukan dan saran atas hasil pembimbingan  tahap kedua.

Tanggungjawab Kepala Sekolah:

melakukan analisis kebutuhan guru pemula;

menyiapkan Buku Pendoman Pelaksanaan Program Induksi;

menunjuk  pembimbing yang sesuai dengan kriteria;

menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang dipimpinnya tidak

terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing.

mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas pendidikan

terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tidak dapat

menjadi pembimbing.

memantau pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;

melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran

perbaikan;

melakukan penilaian kinerja

menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja untuk disampaikan kepada Kepala

Dinas Pendidikan terkait, dengan mempertimbangkan masukan dari saran dari

pembimbing dan pengawas sekolah/ madrasah, serta memberikan salinan

laporan tersebut kepada guru  pemula. 

Page 16: PIGP juniska

Tanggung jawab Pengawas :

memberikan penjelasan kepada kepala sekolah/madrasah dan pembimbing dan

guru pemula tentang  pelaksanaan program induksi termasuk proses penilaian;

melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang  pelaksanaan

pembimbingan dan penilaian dalam program induksi;

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program induksi di satuan pendidikan

yang menjadi tanggungjawabnya;

melakukan pembimbingan terhadap guru pemula serta memberikan saran

perbaikan;

memberikan masukan dan saran  atas isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja.

B.   Persiapan 

Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula perlu

mempersiapkan hal-hal berikut:

1. Melakukan Analisis Kebutuhan  dengan mempertimbangkan ciri khas

sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman  guru pemula,

ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan Buku Pedoman,

keberadaan organisasi profesi yang terkait, dan faktor-faktor pendukung lainnya.

2. Menyelenggarakan pelatihan tentang pelaksanaan program induksi bagi guru

pemula yang diikuti oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing

dengan pelatih seorang pengawas yang telah mengikuti program pelatihan bagi

pelatih program induksi.

3. Menyiapkan Buku Pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan

sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan informasi lain yang dapat

membantu guru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekolah/madrasah.

4. Menunjuk seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Page 17: PIGP juniska

C. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan pertama

setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat guru pemula

bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal berikut:

1.   pembimbing memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru

pemula;

2.   pembimbing memperkenalkan guru pemula kepada siswa;

3. pembimbing melakukan bimbingan dalam menyusunan perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling dan tugas terkait lainnya;

4.   guru pemula mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk

melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi;

5.   guru pemula mempelajari Buku Pedoman dan Panduan Kerja bagi guru pemula,

data-data sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru;

6.   guru pemula mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar

di sekolah/madrasah;

7.   guru pemula mempelajari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

D. Pelaksanaan dan Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling

Bimbingan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan

cara:

Page 18: PIGP juniska

memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru;

memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling,

pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta penilaian hasil

belajar/bimbingan siswa;

memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran/bimbingan dan

konseling dengan menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan

dan Konseling;

Bimbingan pelaksanaan tugas tambahan dilakukan dengan cara:

melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah;

memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada

kegiatan yang menjadi tugas tambahan

Pembimbingan dilaksanakan melalui dua tahap:

Pembimbingan Tahap Pertama

Tahap ini dilaksanakan pada bulan ke dua sampai dengan bulan ke sembilan, dengan

diobservasi minimal satu kali dalam sebulan. 

Pembimbingan Tahap Kedua

Tahap ini dilaksanakan pada bulan ke sepuluh dan sebelas, dengan diobservasi oleh

kepala sekolah minimal tiga kali dan diobservasi oleh pengawas sekolah minimal dua

kali.

1. Pembimbingan Tahap Pertama

Pembimbingan tahap pertama dilaksanakan  pada bulan ke-2 sampai dengan ke-9

melalui  observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling diikuti ulasan dan masukan

Page 19: PIGP juniska

oleh guru pembimbing. Pembimbingan tahap 1 merupakan pembimbingan dalam

melaksanakan proses pembelajaran/bimbingan dan konseling yang meliputi  menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling,  melaksanakan

pembelajaran/bimbingan dan konseling, menilai hasil pembelajaran/bimbingan dan

konseling, dan melaksanakan tugas tambahan.

Pembimbingan tahap ini dilakukan oleh  pembimbing melalui  observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling dan observasi kegiatan yang menjadi beban

kerja guru pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setiap bulan selama

masa pembimbingan tahap 1. Tujuan pembimbingan tahap pertama ini adalah untuk

mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik

secara reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara

terbuka   tentang  semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik  yang perlu

untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar

oleh guru lain.

Proses observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling memiliki tahapan sebagai

berikut: 

1. Pra Observasi

       Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan dan menyepakati fokus

observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling.  Fokus observasi  meliputi elemen

kompetensi  (maksimal 5) dari keempat kompetensi inti sebagaimana yang tertulis

dalam  Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling bagi pembimbing

dan Lembar Refleksi bagi Guru Pemula. 

2.    Pelaksanaan Observasi

       Pada saat pelaksanaan observasi, pembimbing mengisi  Lembar Observasi

Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sesuai dengan hasil observasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan konseling oleh guru pemula.

3.    Pasca Observasi

       Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:

Page 20: PIGP juniska

Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling setelah

selesai mengajar/membimbing.

1. Pembimbing dan guru pemula melakukan refleksi untuk mendiskusikan proses

pembelajaran/bimbingan dan konseling.

2. Pembimbing memberikan salinan Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan

dan Konseling kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru pemula,

pembimbing dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen

Portofolio.

Pembimbingan tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok

proses pembelajaran/bimbingan dan konseling serta tugas lain yang relevan. Selama

berlangsungnya pembimbingan tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau

pelaksanaan bimbingan terhadap guru pemula. Dalam pembimbingan tahap pertama ini

pengawas melakukan pemantauan, pembinaan, dan pemberian dukungan dalam

pelaksanaan bimbingan guru pemula.

3.    Pembimbingan Tahap Kedua

Pembimbingan tahap ke dua dilaksanakan  pada bulan  ke sepuluh sampai dengan

bulan ke sebelas, berupa observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling diikuti

dengan ulasan dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas, yang

mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/bimbingan dan

konseling.

Observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling pada pembimbingan tahap ke dua 

dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan

oleh pengawas sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Observasi pembelajaran/bimbingan

dan konseling dalam pembimbingan tahap ke dua yang dilakukan oleh kepala

sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara bersamaan

dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran/bimbingan dan

konseling. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas menemukan adanya

kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran/ bimbingan dan konseling oleh

Page 21: PIGP juniska

guru pemula maka kepala sekolah/madrasah dan atau pengawas wajib memberikan

umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula. Langkah  observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas

dalam tahan ke dua adalah sebagai berikut:

1.    Pra Observasi

       Kepala sekolah atau pengawas bersama guru pemula menentukan fokus observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling.  Fokus observasi maksimal lima elemen

kompetensi dari setiap kompetensi inti pada setiap observasi mengajar. Fokus

observasi ditandai dalam Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling 

dan Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sebelum  

dilaksanakannya observasi.

2.    Pelaksanaan Observasi

       Pada saat pelaksanaan observasi, kepala sekolah/madrasah atau pengawas

mengamati kegiatan pembelajaran/bimbingan dan konseling guru pemula dan mengisi 

Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling sesuai dengan fokus

elemen kompetensi yang telah disepakati.

3.  Pasca Observasi

Kegiatan yang dilakukan pasca observasi adalah:

a.    Guru pemula mengisi  Lembar Refleksi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling

setelah pembelajaran/bimbingan dan konseling dilaksakan.

b.    Kepala sekolah/madrasah atau pengawas dan guru pemula membahas hasil

pembimbingan pada setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru pemula

setelah observasi selesai.

Page 22: PIGP juniska

c.    Guru Pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas menandatangani

Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling. Kepala sekolah

memberikan salinan  Lembar Observasi Pembelajaran/Bimbingan dan Konseling

kepada guru pemula.

E.    Penilaian

Penilaian kinerja terhadap guru pemula dilakukan sebagaimana penilaian kinerja yang

diterapkan terhadap guru lain (senior) pada setiap tahun. Hasil penilaian kinerja pada

akhir program induksi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala

sekolah/madrasah dan pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil,

terbuka, akuntabel dan demokratis. Peserta Program Induksi dinyatakan Berhasil, jika

semua elemen kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki kriteria

nilai dengan kategori Baik.

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan elemen kompetensi

guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui observasi

pembelajaran/bimbingan dan konseling serta observasi pelaksanaan tugas lain yang

relevan.

F.   Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan ke-11 setelah  pembimbingan tahap ke

dua dan penilaian kinerja selesai dilakukan, dengan prosedur sebagai berikut:

1.   Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja  Guru Pemula oleh kepala

sekolah/madrasah yang didiskusikan dengan pembimbing dan pengawas.

2.   Penentuan Keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan

mempertimbangkan hasil observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling serta

Page 23: PIGP juniska

pelaksanaan tugas lain yang relevan, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan

memiliki Nilai Kinerja dengan Kategori Amat Baik, Baik, Cukup, Sedang dan Kurang. 

3.   Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala

sekolah/madrasah.

4.   Pengajuan penerbitan Sertifikat oleh kepala sekolah/madrasah kepada  Kepala

Dinas Pendidikan atau Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota bagi guru

pemula yang telah memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai

minimal berkategori Baik. Sertifikat menyatakan bahwa peserta program Induksi telah

Berhasil menyelesaikan Program Induksi dengan  baik

Diposkan oleh indritjitrawangsa di 06.12 1 komentar: Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Lokasi: Indonesia Beranda Langganan: Entri (Atom)

Arsip Blog

▼   2012 (1) o ▼   Mei (1)

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false fa...

Mengenai Saya

indritjitrawangsa anything as far as I go, whatever I'm flying high, but my resolve is I should be able to stand up and flying high with all the dreams, ideals, and expectations :) :*

Lihat profil lengkapku Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.