Pidana Mati Dan Ham

2
Nama : Bambang Prihatmoko NIM : 1101011412079 Kelas : B ANALISIS JALINAN HUKUMAN PIDANA MATI DENGAN HAM Hak asasi Manusia adalah hak -hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat ( Declaration of Indepe ndence of USA ) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1 , pasal 28 , pasal 29 ayat 2 , pasal 30 ayat 1 , dan pasal 31 ayat 1 Mahkamah Konstitusi pernah memutuskan bahwa hukuman mati yang diancamkan untuk kejahatan tertentu dalam UU No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika tidak bertentangan dengan UUD 1945. Hukuman mati tidak bertentangan dengan hak untuk hidup yang dijamin oleh UUD 1945, karena konstitusi Indonesia tidak menganut asas kemutlakan hak asasi manusia (HAM). Hak asasi yang diberikan oleh konstitusi kepada warga negara mulai dari pasal 28A hingga 28I Bab XA UUD 1945, dibatasi oleh pasal 28J, bahwa hak asasi seseorang digunakan dengan harus menghargai dan menghormati hak asasi orang lain demi berlangsungnya ketertiban umum dan keadilan sosial. Pandangan konstitusi itu, ditegaskan juga oleh UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM yang juga menyatakan pembatasan hak asasi seseorang dengan adanya hak orang lain demi ketertiban umum. Jadi

description

wesewe

Transcript of Pidana Mati Dan Ham

Nama: Bambang PrihatmokoNIM: 1101011412079Kelas: B

ANALISIS JALINAN HUKUMAN PIDANA MATI DENGAN HAM

Hak asasi Manusiaadalahhak-hak yang telah dipunyaiseseorangsejak ia dalam kandungan. HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalamUUD 1945Republik Indonesia, seperti padapasal 27 ayat 1,pasal 28,pasal 29 ayat 2,pasal 30 ayat 1, danpasal 31 ayat 1Mahkamah Konstitusi pernah memutuskan bahwa hukuman mati yang diancamkan untuk kejahatan tertentu dalam UU No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika tidak bertentangan dengan UUD 1945. Hukuman mati tidak bertentangan dengan hak untuk hidup yang dijamin oleh UUD 1945, karena konstitusi Indonesia tidak menganut asas kemutlakan hak asasi manusia (HAM).Hak asasi yang diberikan oleh konstitusi kepada warga negara mulai dari pasal 28A hingga 28I Bab XA UUD 1945, dibatasi oleh pasal 28J, bahwa hak asasi seseorang digunakan dengan harus menghargai dan menghormati hak asasi orang lain demi berlangsungnya ketertiban umum dan keadilan sosial.Pandangan konstitusi itu, ditegaskan juga oleh UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM yang juga menyatakan pembatasan hak asasi seseorang dengan adanya hak orang lain demi ketertiban umum. Jadi sama sekali tidak ada yang bertentangan dengan konstitusi mengenai masalah Hukuman mati ini.Pasal 28AUndang-Undang Dasar 1945(UUD 1945)yang berbunyi:Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.Dasar hukum yang menjamin hak untuk hidup di Indonesia juga terdapat dalamPasal 9Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia(UU HAM)yang berbunyi:(1)Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya(2)Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin(3)Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.Penjelasan Pasal 9 UU HAMdikatakan bahwa setiap orang berhak atas kehidupan, mempertahankan kehidupan, dan meningkatkan tarafkehidupannya. Hak atas kehidupan ini bahkan juga melekat pada orang yangterpidana mati. Dalam hal atau keadaan yang sangat luar biasa berdasarkan putusan pengadilan dalam kasus pidana mati. Maka pidana mati dalam hal dan atau kondisi tersebut,masih dapat diizinkan.Hanya pada dua haltersebut itulah hak untuk hidup dapat dibatasi. Dari penjelasan Pasal 9 UU HAM di atas dapat diketahui bahwa dalam kondisi tertentu seperti pidana mati, hak untuk hidup dapat dibatasi.