PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA...

35
PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati 1 PENDAHULUAN Hidup, mati, jodoh, dan rizki sesungguhnya milik Alloh SWT. Manusia hanya mampu berdoa dan berusaha, yang menentukan segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia adalah Alloh SWT. Ungkapan tersebut mengisyaratkan kepada manusia untuk menyadari bahwa kedudukan manusia di hadapan Alloh memiliki martabat yang lebih tinggi dibanding dengan makhluk lain. Untuk itu, segala permasalahan manusia di dunia wajib diselesaikan dengan akal pikiran yang sehat dan jernih dengan mempertimbangkan aspek hukum dan hak asazi manusia. Pemidanaan adalah salah satu bentuk upaya manusia untuk mencegah timbulnya kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan dan pelanggaran yang berat dan istilah pidana mati dalam sejarah hukum pidana merupakan dua komponen 1 Teknisi pada FIS Unnes 1

Transcript of PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA...

Page 1: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU

DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA

Oleh Rohmawati1

PENDAHULUAN

Hidup, mati, jodoh, dan rizki sesungguhnya milik Alloh SWT. Manusia hanya

mampu berdoa dan berusaha, yang menentukan segala sesuatu yang terjadi pada diri

manusia adalah Alloh SWT. Ungkapan tersebut mengisyaratkan kepada manusia untuk

menyadari bahwa kedudukan manusia di hadapan Alloh memiliki martabat yang lebih

tinggi dibanding dengan makhluk lain. Untuk itu, segala permasalahan manusia di dunia

wajib diselesaikan dengan akal pikiran yang sehat dan jernih dengan mempertimbangkan

aspek hukum dan hak asazi manusia.

Pemidanaan adalah salah satu bentuk upaya manusia untuk mencegah

timbulnya kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan dan pelanggaran yang berat dan istilah

pidana mati dalam sejarah hukum pidana merupakan dua komponen permasalahan yang

saling berhubungan. Hal ini diwujudkan dalam KUHP Indonesia yang mengancam

kejahatan tertentu (kejahatan berat) dengan pidana mati.

Seiring waktu yang terus berjalan, di berbagai negara terjadi perubahan dan

perkembangan baru, dimana sejarah hukum pidana pada masa lampau mengungkapkan

adanya sikap dan pendapat seolah-olah pidana mati merupakan obat paling mujarab

terhadap kejahatan-kejahatan berat ataupun kejahatan-kejahatan lain. Begitu juga masa

sekarang, pidana mati diharapkan mampu sebagai obat mujarab untuk membasmi

kejahatan.

1 Teknisi pada FIS Unnes

1

Page 2: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

Bangsa Indonesia saat ini sedang melakukan pembaharuan di bidang hukum

pidana, salah satunya pidana mati. Pihak pendukung dan penentang pidana mati mencoba

untuk tetap mempertahankan pendapatnya. Hal ini tentu saja akan membawa pengaruh

bagi terbentuknya suatu kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia yang baru, hasil

pikiran bangsa sendiri, yang telah lama dicita-citakan.

Masalah pemidanaan sangat berkaitan dengan kehidupan seseorang di

masyarakat, terutama bila menyangkut kepentingan benda hukum yang paling berharga

bagi kehidupan bermasyarakat yaitu nyawa dan kemerdekaan atau kebebasan.

Pemerintah dalam menjalankan hukum pidana kadang kala dihadapkan dan

mempertimbangkan suatu pendapat yang dipaparkan oleh Hazewinkel-Suringa, yaitu

“pemerintah negara harus menjamin kemerdekaan individu, menjamin supaya pribadi

manusia tidak disinggung dan tetap dihormati. Tapi kadang–kadang sebaliknya,

pemerintah negara menjatuhkan hukuman, dan justru menjatuhkan hukuman itu, maka

pribadi manusia tersebut oleh pemerintah negara diserang, misalnya yang bersangkutan

dipenjarakan. Jadi pada satu pihak pemerintah negara membela dan melindungi pribadi

manusia terhadap serangan siapapun juga, sedangkan pihak lain, pemerintah negara

menyerang pribadi manusia yang hendak dilindungi dan dibela itu.

Dalam hukum pidan dikenal beberapa teori tujuan pemidanaan, antara lain, teori

absolut (teori pembalasan), teori relatif (teori prevensi) dan teori gabungan. Teori absolut

(pembalasan menyatakan bahwa kejahatan sendirilah yang memuat anasir-anasir yang

menuntut pidana mati yang membenarkan pidana dijatuhkan. Teori pembalasan ini pada

dasarnya dibedakan atas corak subjektif yang pembalasannya ditujukan pada kesalahan si

2

Page 3: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

pembuat karena tercela dan corak objektif yang pembalasannya ditujukan sekedar pada

perbuatan apa yang telah dilakukan orang yang bersangkutan.

Teori relatif (prevensi) memberikan dasar dari pemidanaan pada pertahanan tata

tertib masyarakat. Oleh sebab itu tujuan dari pemidanaan adalah menghindarkan

(prevensi) dilakukannya suatu pelanggaran hukum. Sifat prevensi dari pemidanaan adalah

prevensi umum dan prevensi khusus. Menurut teori prevensi umum, tujuan pokok

pemidanaan yang hendak dicapai adalah pencegahan yang ditujukan kepada khalayak

ramai, kepada semua orang agar supaya tidak melakukan pelanggaran terhadap ketertiban

masyarakat. Sedangkan menurut teori prevensi khusus, yang menjadi tujuan pemidanaan

adalah mencegah si penjahat mengulangi lagi kejahatan atau menahan calon pelanggar

melakukan perbuatan jahat yang telah direncanakannya.

Teori gabungan mendasarkan jalan pikiran bahwa pidana hendak didasarkan

atas tujuan pembalasan dan mempertahankan ketertiban masyarakat, yang diterapkan

secara kombinasi dengan menitikberatkan pada salah satu unsurnya tanpa meghilangkan

unsur yang lain maupun pada semua unsur yang ada.

Sedangkan menurut Muladi, dalam perangkat tujuan pemidanaan tersebut harus

tercakup dua hal yaitu pertama, harus sedikit banyak menampung aspirasi masyarakat

yang menuntut pembalasan sebagai pengimbangan atas dasar tingkat kesalahan si pelaku;

kedua, harus tercakup tujuan pemidanaan berupa memelihara solidaritas masyarakat,

pemidanaan harus diarahkan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan

masyarakat.

Tujuan pemidanaan menurut konsep KUHP 1991/1992 dinyatakan dalam pasal

51, adalah sebagai berikut:

3

Page 4: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

1. mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi

pengayoman masyarakat.

2. Memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan sehingga

menjadikannya orang baik dan berguna.

3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan

keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat.

4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana

PIDANA MATI MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA

1. Pidana Mati dalam Hukum Adat

Pidana mati sudah dikenal oleh hampir semua suku di Indonesia. Berbagai

macam delik yang dilakukan diancam dengan pidana mati. Cara melaksanakan pidana

mati juga bermacam-macam; ditusuk dengan keris, ditenggelamkan, dijemur dibawah

matahari hingga mati, ditumbuk kepalanya dengan alu dan lain-lain.

Di Aceh, seorang istri yang berzina dibunuh. Di batak, jika pembunuh tidak

membayar denda dan keluarga dari yang terbunuh menyerahkan untuk pidana mati,

maka pidana mati segera dilaksanakan. Kalau di Minangkabau menurut pendapat

konservatif dari Datuk Ketemanggungan dikenal hukum membalas, siapa yang

mencurahkan darah juga dicurahkan darahnya. Sedangkan di Cirebon penculik atau

perampok wanita, baik penduduk asli atau bukan yang menculik atau mengadaikan

pada orang Cirebon d anggap kejahatan yang dapat dipidana mati. Di Kalimantan,

orang yang bersumpah palsu dipidana mati dengan jalan ditenggelamkan. Di sulawesi

Selatan pemberontakan terhadap pemerintah kalau yang bersalah tak mau pergi ke

tempat pembuangannya, maka ia boleh dibunuh oleh setiap orang.

4

Page 5: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

Di Sulawesi Tengah, seorang wanita yang berhubungan dengan seorang

pria batua yaitu budak, maka tanpa melihat proses di pidana mati. Di Kepulauan Aru

orang yang membawa dengan senjata mukah, kalau ia tak dapat membayar denda ia

dipindana mati.

Di Pulau Bonerate, pencuri dipidana mati dengan jalan tidak diberi makan,

pencuri itu diikat kaki tangannya kemudian ditidurkan di bawah matahari hingga

mati. Di Nias, bila dalam tempo tiga hari belum memberikan uang sebagai harga

darah pada keluarga korban, maka pidana mati diterapkan.

Di Pulau Timor, tiap kerugian dari kesehatan atau milik orang harus dibayar

atau dibalaskan. Balasan itu dapat berupa pidana mati. Sedangkan di Lampung

terdapat beberapa delik yang diancamkan dengan pidana mati yaitu pembunuhan,

delik slah putih (zina antara bapak dan ibu dengan anaknya atau mertua dengan

menantunya dsb) dan berzina dengan istri orang lain.

2. Pidana Mati menurut Hukum Islam

Ancaman pidana mati dalam hukum Islam, dikenal dengan istilah Qishash.

Pandangan Islam terhadap pidana mati tercantum dalam Al qur’an sebagai berikut :

a. Surat Al Baqarah ayat 178 yang artinya “ “Hai orang-orang yang beriman,

diwajibkan atasmu Qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh, orang

merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya, wanita

dengan wanita. Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudara

terbunuh, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan

hendaklah (yang diberi maaf) membayar diyah kepada pihak yang memberi maaf

dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah satu keringanan hukuman

5

Page 6: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

yang telah disyaratkan Tuhanmu, sementara untukmu adalah menjadi rahmat

pula. Siapa yang melanggar sesudah itu akan memperoleh siksa yang pedih.

Namun jika keluarga terbunuh (waliyyul maqtuul) menggugurkan qishash

(dengan memaafkan), qishash tidak dilaksanakan. Selanjutnya mereka

mempunyai dua pilihan lagi, meminta diyat (tebusan), atau

memaafkan/menyedekahkan.

b. Surat Al Baqarah ayat 179 artinya: ” Dalam hukum Qishash itu ada

(jaminan) kelangsungan hidup, hai oran-orang yang berakal, supaya kamu

bertaqwa.

c. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk

membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS Al-An’aam :

151)

d. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk

membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (alasan) yang benar.” (QS Al-Israa:

33)

e. “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisaa` : 29).

f. “Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang

lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja)…” (QS An-Nisaa` : 92)

g. “dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa..... (QS Yunus:

40).

Diyat untuk pembunuhan sengaja adalah 100 ekor unta di mana 40 ekor di

antaranya dalam keadaan bunting, berdasarkan hadits Nabi riwayat An-Nasa`i (Al-

6

Page 7: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

Maliki, 1990: 111). Jika dibayar dalam bentuk dinar (uang emas) atau dirham (uang

perak), maka diyatnya adalah 1000 dinar, atau senilai 4250 gram emas (1 dinar = 4,25

gram emas), atau 12.000 dirham, atau senilai 35.700 gram perak (1 dirham = 2,975

gram perak).

Sesungguhnya pidana mati diundangkan Alloh SWT dalam hukumnya

yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan kelangsungan hidup manusia secara

umum. Dalam hukum qishash terdapat jaminan yang cukup besar bagi perlindungan

terhadap Hak Azasi Manusia. Adapun dalam keadaan di mana hukum syari’at tidak

dijalannkan, maka nyawa manusia lebih murah dari nyawa seekor ayam. Kemudian

hokum harus sesuai dengan rasa keadilan. Rasa keadilan di sini yang dijadikan

sebagai parameter adalah rasa keadilan Tuhan.

Dalam pandangan Islam, menghilangkan nyawa orang lain hanya boleh

karena dua faktor : 1) Kehendak Alloh SWT, 2) Konsekuensi penegakan hukumnya

(eksekusi atas putusan hakim). Sedangkan Ancaman pidana mati dalam pidana islam

menackup empat kejahatan : 1) perbuatan zina, 2) perampokan, 3) pembunuhan dan

subversi, 4) pengkhianatan terhadap agama (murtad). Dengan demikian sasaran yang

ingin di capai dibalik penerapan hukum islam adalah terwujudnya keamanan,

ketenteraman dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia di dunia dan di akhirat

( Rudy Satrio M, 2004)

3. Pidana Mati dalam Perundang-undangan di Indonesia

Roeslan Saleh dalam Syahruddin Husein (2003) mengatakan bahwa

KUHP Indonesia membatasi kemungkingan dijatuhkannya pidana mati atas beberapa

7

Page 8: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

kajhatan yang berat-berat saja. Yang dimaksudkan dengan kejahatan yang berat itu

adalah :

a. Pasal 104 yaitu makar terhadap Presiden dan Wakil Presiden

b. Pasal 111 ayat 2 yaitu membujuk negara asing untuk bermusuhan atau

berperang, jika permusuhan itu dilakukan atau jadi perang

c. Pasal 124 ayat 3 yaitu membantu musuh waktu perang

d. Pasal 140 ayat 3 yaitu makar terhadap raja atau kepala negara-negara

sahabat yang direncanakan dan berakibat maut

e. Pasal 340 yaitu pembunuhan berencana

f. Pasal 365 ayat 4 yaitu pencurian dengan kekerasan yang

mengakibatkan luka berat atau mati

g. Pasal 368 ayat 2 yaitu pemerasan dengan kekerasan yang

mengakibatkan luka berat atau mati

h. Pasal 444 yaitu pembajakan di laut, pesisir dan sungai yang

mengakibatkan kematian

Beberapa peraturan di luar KUHP juga mengancamkan pidana mati bagi

pelanggarnya, antara lain:

a. Pasal 2 Undang-undang No. 5 Tahun 1959 tentang wewenang Jaksa Agung/Jaksa

Tentara Agung dan tentang memperberat ancaman hukuman terhadap tindak

pidana yang membahayakan pelaksanaan perlengkapan sandang pangan

b. Pasal 2 Undang-undang No. 21 Tahun 1959 tentang memperberat ancaman

hukuman terhadap tindak pidana ekonomi

8

Page 9: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

c. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Darurat No.12 tahun 1951 tentang senjata api,

amunisi atau sesuatu bahan peledak

d. Pasal 36 ayat 4 Sub b Undang-undang No. 9 tahun 1976 tentang Narkotika, j.o

UU No 22 Tahun 1997 tentang Narkotika

e. Undang-undang No. 4 tahun 1976 tentang kejahatan penerbangan dan kejahatan

terhadap sarana/prasarana penerbangan

4. Pidana Mati dalam Rancangan KUHP

Konsep rancangan KUHP mengeluarkan pidana mati dari stelsel pidana

pokok dan mencantumkannya sebagai pidana pokok yang bersifat khusus atau

sebagai pidana eksepsional. Penempatan pidana mati terlepas dari pidana pokok

dipandang penting.

Dalam konsep Rancangan KUHP 1991/1992 terdapat beberapa macam

tindak pidana yang dinacm dengan pidana mati, antara lain:

a. Pasal 164 tentang menentang ideologi negara Pancasila : barang siapa secara

melawan hukum dimuka umum melakukan perbuatan menentang ideologi negara

Pancasila atau Undang-undang Dasar 1945 dengan maksud mengubah bentuk

negara atau susunan pemerintahan sehingga berakibat terjadinya keonaran dalam

masyarakat, dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau

pidana penjara paling lama dua puluh tahun dan paling rendah lima tahun

b. Pasal 167 tentang makar untuk membunuh Presiden dam Wakil Presiden

c. Pasal 186 tentang pemberian bantuan kepada musuh

d. Pasal 269 tentang Terorisme :

9

Page 10: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

1) ayat 1 : Dipidana karena melakukan terorisme, dengan pidana penjara paling

lama lima belas tahun dan paling rendah tiga tahun, barang siapa

menggunakan maksud menimbulkan suatu suasana teror atau ketakutan yang

besar dan mengadakan intimidasi pada masyarakat, dengan tujuan akhir

melakukan perubahan dalam sistem politik yang berlaku

2) ayat 2 : Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara

paling lama dua puluh tahun dan paling rendah lima tahun, jika perbuatan

terorisme tersebut menimbulkan bahaya bagi nyawa orang lain

3) Dipidana mati atau pidana penjara paling lama dua puluh tahun dan paling

rendah lima tahun, jika perbuatan terorisme tersebut menimbulkan bahaya

bagi nyawa orang lain dan mengakibatkan matinya orang.

TINJAUAN ASPEK NILAI DASAR PANCASILA TERHADAP PIDANA MATI

Dalam suatu negara yang merdeka pasti mempunyai tujuan, bentuk dan dasar

negara, tak terkecuali Indonesia. Tujuan yang ingin di capai dari kemerdekaannya antara

lain: ingin terwujudnya masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat, hidup damai

diantara bangsa-bangsa serta bersahabat dengan bangsa-bangsa di dunia, atas dasar

kemerdekaan abadi dan keadilan sosial.

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,

terbentuk melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara

kausalitas Pancasila sebelum disyahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah

ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat,

kebudayaan dan nilai-nilai religius. Kemudian para pendiri negara mengangkat nilai

tersebut dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara

10

Page 11: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

lain dalam sidang-sidang BPUPKI danPPKI yang akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945

dinyatakan syah oleh PPKI sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara Republik Indonesia mempunyai fungsi

dan peranan yang antara lain :

1. Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terkandung makna bahwa

Pancasila merupakan rangakaian nilai-nilai luhur, yang menyeluruh terhadap

kehidupan itu sendiri yang berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata

kehidupan diri pribadi maupun dalam berinteraksi antar manusia dalam masyarakat

serta alam sekitarnya.

Dengan Pancasila menjadi pandangan hidup, maka bangsa Indonesia akan

mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya, akan mampu memandang

dan memecahkan segala persoalan yang dihadapinya secara tepat. Pada puncaknya

Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan

rokhaniah bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara mempunyai maksud bahwa Pancasila

merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara

/penyelenggara Negara. Pancasila dalam kedudukan sebagai Dasar Negara sering

disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (philosofische Gronslas)

dari negara, ideologi negara atau (staatsidee). Konsekuensinya seluruh pelaksanaan

11

Page 12: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan negara

dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.

3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Pancasila sebagai ideologi bagi bangsa Indonesia pada hakekatnya Pancasila

diangkat dari pandangan masyarakat Indonesia, ideologi sebagai ajaran/doktrin/theori

yang diyakini kebenarannya, disusun secara sistematis, dan diberi petunjuk

pelaksanaannya dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Pancasila sebagai ideologi negara bersifat terbuka, aktual, dinamis,

antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan masyarakat. Keterbukaan

ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung di

dalamnya, akan tetapi dalam aplikasinya ideologi Pancasila yang bersifat terbuka,

dikenal ada 3 tingkatan nilai yaitu nilai dasar yang tidak berubah yaitu Pembukaan

UUD 1945 yang merupakan pencerminan dari Pancasila, kemudian nilai instrumental

sebagai sarana mewujudkan nilai dasar yang senantiasa sesuai dengan keadaan, dan

nilai praktis berupa nilai pelaksanaan secara nyata yang sesungguhnya dalam

kehidupan yaitu Undang-undang dan peraturan pelaksana lainnya, yang sewaktu-

waktu dapat berubah seiring dengan perkembangan jaman (Ali Mansyur, 2007 : 146-

148).

Penegakan hukum khususnya penanganan terhadap pelaku kejahatan yang

diputus hukuman mati dalam negara dapat dilakukan secara preventif dan represif.

12

Page 13: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

Secara preventif diadakan untuk mencegah agar tidak dilakukan pelanggaran hukum

oleh warga masyarakat, sedangkan penegakan hukum represif dilakukan apabila

usaha preventif telah dilakukan ternyata masih juga terdapat pelanggaran hukum

(Teguh Prasetyo dkk, 2005: 111-112). Kemudian beberapa pendapat mengenai

pidana mati : Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh menilai hukuman mati masih relevan

diterapkan di Indonesia. Bahkan, pihaknya mewacanakan perubahan cara eksekusi

terhadap terpidana mati dari hukuman tembak menjadi injeksi (suntik mati).

"Eksekusi dengan injeksi itu sudah pernah dibicarakan, namun belum kita dalami.

Rencananya, kita akan meminta pertimbangan pada IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

untuk eksekusi dengan injeksi,"

Menurut Jaksa Agung, dasar ide injeksi itu mengacu pada jenis hukuman

mati yang diterapkan di Amerika Serikat. Dia menambahkan, di AS terpidana mati

disuntik dua kali dengan bahan mematikan Suntikan pertama diberikan agar terpidana

tersebut pingsan terlebih dulu. Kemudian, diberikan suntikan kedua yang

mengandung racun mematikan. "Sehingga, meninggalnya terpidana tersebut terlebih

dulu diawali dengan pingsan. Untuk saat ini eksekusi di Indonesia dilakukan oleh

regu tembak. Setelah penembakan dilakukan, eksekutor meminta bantuan dokter

untuk memastikan apakah terpidana sudah meninggal. "Jika ternyata belum

meninggal,terpidana tersebut akan ditembak di bagian belakang (kepala)".

Hukuman Mati masih relevan, pasal pasal dalam UU Narkotika yang

menyebutkan hukuman mati bertentangan dengan Pasal 28i ayat 1 UUD 1945 yang

menekankan hak untuk hidup dan hak untuk tidak disiksa. Pasal 28i ayat 1 UUD 1945

telah dibatasi dengan Pasal 28J ayat 2 UUD 1945. "Dalam Pasal 28j ditegaskan

13

Page 14: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

bahwa hak dan kebebasan harus tunduk pada pembatasan yang ditetapkan undang-

undang.

Maka, pembatasan itulah yang telah membuat hukuman mati tetap

dilaksanakan. Dengan adanya Pasal 28j tersebut, hukuman mati masih relevan. Hal

senada disampaikan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Hamid

Awaluddin. Hamid mengungkapkan, untuk kejahatan narkoba, hukuman mati masih

diterapkan. Alasannya, penggunaan narkoba memberikan efek yang sangat

merugikan. Hamid membeberkan, saat ini pengguna narkoba sudah mencapai 3,2 juta

yang berarti 1,5% dari jumlah penduduk Indonesia. "Dari 3,2 juta tersebut, 79

persennya adalah pencandu," katanya. Hamid juga mengungkapkan, biaya ekonomi

dan sosial yang dibutuhkan untuk penyalahgunaan narkoba mencapai Rp23,6 triliun.

Hamid menambahkan, dari 111 ribu terpidana di seluruh Indonesia, 30

persennya adalah kasus narkoba. Bahkan, untuk kota tertentu prosentase terpidana

narkoba lebih dari 30%. Di Jakarta, misalnya, terpidana narkoba mencapai 60%,

sedangkan di Samarinda dan Balikpapan mencapai 80%. Kepala Pelaksana Harian

Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol I Made Mangku Pastika mengatakan,

hukuman mati untuk kasus narkoba masih diperlukan. Dalam UUD 1945 telah

disebutkan bahwa hak hidup adalah hak asasi. "Hak hidup adalah hak asasi yang tidak

dapat dikurangi dengan keadaan apapun,"

Situasi yang berkembang sebagai kasus yang dilematis itu berlangsung

dalam kondisi masyarakat bangsa kita yang sedang cenderung serba sensitif dalam

hal-hal yang menyangkut perikehidupan kita bersama sebagai bangsa yang

bermasyarakat majemuk. Persoalan daerah, suku, ras, serta agama sedang mencair.

14

Page 15: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

Perkembangan itu tidak pula lepas dari berlangsungnya pola dan nilai-nilai reformasi

prodemokrasi dan hak-hak asasi dalam upaya menegakkan dan menghormati

martabat manusia yang sekaligus berinteraksi dengan hak-hak kebutuhan pokok

sosial, ekonomi, dan budaya.

Dihadapkan pada kondisi transisi semacam itu, sebaiknya pemikiran,

pendekatan, dan sikap kita bersama, pemerintah, masyarakat madani, dan masyarakat

luas, agar pula mampu bukan sekadar mengambil arus baru dari luar, tetapi

menumbuhkan arus baru itu dalam interaksi serta dalam kerangka referensi dengan

jati diri dan sikap bangsa bermasyarakat majemuk yang komprehensif termasuk

dalam memahami paham kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Tanpa sekaligus menempatkan beragam gerakan dan pembaruan itu dalam

realitas masyarakat bangsa berikut kerangka referensi dasarnya yang telah kita

sepakati bersama, pengalaman kita terbentur-bentur dan proses kita mencair bisa

lebih serius pembaruan hukum pidana nasional dan harmonisasi peraturan,

perumusan, penerapan, dan pelaksanaan pidana mati di Indonesia harus benar-benar

memerhatikan bahwa hukuman mati bukan merupakan pidana pokok.

Hukuman mati bersifat pidana khusus dan alternatif, pidana mati dapat

dijatuhkan dengan masa percobaan selama sepuluh tahun, dan kalau terpidana

berkelakuan terpuji, dapat diubah dengan pidana penjara seumur hidup atau selama

20 tahun. Pidana mati tidak dijatuhkan kepada anak-anak dan eksekusi pidana mati

pada perempuan hamil atau seseorang yang sakit jiwa ditangguhkan sampai

perempuan tersebut melahirkan dan terpidana yang sakit jiwa itu sembuh. MK

15

Page 16: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

meminta eksekusi hukuman mati bisa segera dilaksanakan bagi terpidana yang

perkaranya sudah berkekuatan hukum tetap.

Adapun Perspektif HAM yang menolak hukuman mati dapat dilihat di

banyak negara di dunia. Kecenderungan di dunia saat ini adalah penghapusan

hukuman mati. Banyak pula negara yang mendukung penghapusan hukuman mati.

Hal itu membuktikan banyaknya negara yang ingin menjunjung tinggi HAM.

Salah satu persoalan serius yang dihadapi dalam penegakan hukum pidana

kita adalah seputar hukuman mati yang dianggap tidak manusiawi. Di dunia terjadi

perbedaan pemahaman terhadap makna dan hakikat hukuman, terutama para ahli

hukum dan praktisi hak asasi manusia (HAM). Berbagai kritik tajam diarahkan,

bahkan ada gerakan menentang hukuman mati. Konsep hukuman mati seringkali

digambarkan sebagai sesuatu yang kejam, tidak manusiawi, dan sadis. Hal ini semata-

mata hanya dilihat dari satu aspek, yaitu kemanusiaan menurut standar dunia modern,

tanpa melihat alasan, maksud, tujuan, dan keefektifannya.

Setidaknya, ada beberapa implikasi yang menyebabkan banyak para pakar

hukum dan HAM, termasuk di Indonesia, menolak hukuman mati. Pertama, dianggap

kejam dan mengerikan, yang mengingatkan kepada hukum rimba. Kedua, tidak

mampu memberantas tindak pidana atau tidak akan mencegah seseorang untuk

melakukan pembunuhan.

Ketiga, eksekusi hukuman mati bersifat abadi, tidak bisa diubah jika di

kemudian hari ternyata tidak memiliki dasar yang kuat. Keempat, berlawanan dengan

kebebasan orang (pribadi), karena hidup manusia adalah milik pribadi yang esensial

dan tidak bisa diganggu oleh orang lain. Jika diteliti secara lebih mendalam, setiap

16

Page 17: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

hukuman pada hakikatnya mengandung unsur kekejaman. Sekiranya hukuman mati

dihapuskan, hukuman-hukuman lain pun harus dihapuskan. Bukankah hukuman

penjara seumur hidup dengan kerja paksa juga mengekang kebebasan dan bersifat

kejam? Bagi si terpidana, bisa jadi akan lebih memilih hukuman mati ketimbang

menderita seumur hidup di dalam penjara. Tujuan hukuman, sebagaimana

kecenderungan pemikiran hukum positif akhir-akhir ini, lebih berorientasi untuk

mendidik dan memperbaiki si terhukum.

Menurut Barda Nawawi Arief (1996) mengatakan bahwa pertimbangan

digesernya kedudukan pidana mati itu didasarkan pada pemikiran, bahwa dilihat dari

tujuan pemidanaan dan tujuan diadakannya/digunakannya hukum pidana sebagai

salah satu sarana kebijakan kriminal dan kebijakan sosial.

Untuk itu bagi orang yang menghilangkan nyawa orang lain tanpa hak,

menunjukkan ia tidak lagi mempertimbangkan akibat-akibat hukumnya. Apalagi,

orang yang terbunuh juga memiliki hak hidup sebagaimana orang yang

membunuhnya. Dengan kata lain, setiap orang juga punya kewajiban untuk tidak

menyebabkan orang lain mati. Atau, setiap orang punya hak untuk tidak dikorbankan

sampai mati. Karena itu, adalah wajar jika orang yang membunuh dengan sengaja,

harus dihilangkan nyawanya pula dari kehidupan masyarakat (dunia).

Di sisi lain, kekeliruan putusan hakim pada dasarnya berlaku juga bagi

hukuman-hukuman lain. Misalnya, apakah seseorang yang dijatuhi hukuman sepuluh

tahun penjara, kemudian setelah menjalani hukuman tersebut ternyata ditemukan

bukti-bukti baru yang menunjukkan kesalahan pada putusan hakim, maka putusan itu

dapat diubah? Yang jelas, jika ketelitian dan keadilan dapat dijalankan, maka adanya

17

Page 18: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

kesalahan dalam menetapkan putusan hukuman mati kemungkinannya akan sangat

kecil. Tentunya, pelaksanaan hukuman mati setelah melalui proses pemeriksaan dan

pembuktian yang sangat ketat dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat

memberikan keyakinan kepada hakim.

Dengan kata lain, pada tiap-tiap hukuman ada dua tujuan, yaitu memberi

pengajaran terhadap diri pelaku kejahatan dan menjadi pencegahan terhadap orang

lain. Apabila hukuman mati tidak memiliki implikasi atau tidak ada nilainya bagi si

terhukum, maka nilainya terletak pada kesannya terhadap orang lain sebagai

pencegahan umum.

Di sinilah, sistem hukum kita hendaknya tidak meninggalkan sama sekali

teori pembalasan. Jika dicermati lebih mendalam, hukum kita ternyata lebih banyak

berpihak kepada pelaku tindak kejahatan ketimbang berorientasi kepada kepentingan

umum atau masyarakat luas, terutama pihak korban dan keluarganya. Padahal,

sebagai hukum publik, hukum pidana di Indonesia seharusnya lebih berorientasi

kepada perlindungan masyarakat banyak dan pihak korban, meski tidak harus

mengabaikan nasib atau hak-hak pelaku kejahatan itu sendiri.

Pidana mati, menurut Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, tidak

bertentangan dengan hak untuk hidup yang dijamin oleh UUD 1945, karena konstitusi

Indonesia tidak menganut azas kemutlakan hak asasi manusia.

Hak azasi yang diberikan oleh konstitusi kepada warga negara mulai dari

pasal 28A hingga 28I Bab XA UUD 1945, menurut MK, dibatasi oleh pasal

selanjutnya yang merupakan pasal kunci yaitu pasal 28J, bahwa hak azasi seseorang

18

Page 19: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

digunakan dengan harus menghargai dan menghormati hak azasi orang lain demi

berlangsungnya ketertiban umum dan keadilan sosial.

Pandangan konstitusi itu, menurut MK, diteruskan dan ditegaskan juga oleh

UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM yang juga menyatakan pembatasan hak azasi

seseorang dengan adanya hak orang lain demi ketertiban umum.

Dengan menerapkan pidana mati untuk kejahatan serius seperti narkotika,

terorisme, MK berpendapat Indonesia tidak melanggar perjanjian internasional apa

pun. Bahkan, MK menegaskan pasal 6 ayat 2 ICCPR itu sendiri membolehkan masih

diberlakukannya hukuman mati kepada negara peserta, khusus untuk kejahatan yang

paling serius. Sebaliknya, MK menyatakan Indonesia memiliki kewajiban untuk

mematuhi konvensi internasional narkotika dan psikotropika yang telah diratifikasi

oleh Indonesia dalam bentuk UU Narkotika. Konvensi itu justru mengamanatkan

kepada negara pesertanya untuk memaksimalkan penegakan hukum secara efektif

terhadap pelaku kejahatan narkotika.

Konvensi juga mengamanatkan negara peserta untuk mencegah serta

memberantas kejahatan-kejahatan narkotika yang dinilai sebagai kejahatan sangat

serius, terlebih lagi yang melibatkan jaringan internasional. Dengan demikian,

penerapan pidana mati dalam UU Narkotika bukan saja tidak bertentangan, Dan

hukum-hukum internasional seperti ICCPR, Rome Statue of International Criminal

Court, dan deklarasi HAM Eropa, menurut MK, masih memungkinkan diterapkannya

hukuman mati.

Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dan anggota Organisasi

Konferensi Islam (OKI), justru harus menganut Protokol Kairo yang disahkan oleh

19

Page 20: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

OKI bahwa hak hidup adalah karunia dari Tuhan dan harus dilindungi kecuali oleh

keputusan syariah, sehingga hak untuk hidup itu tidak boleh dikurangi, kecuali

diputuskan oleh pengadilan

Ancaman pidana mati dalam UU Narkotika dirumuskan secara cermat dan

hati-hati, tidak diancamkan kepada semua pidana narkotika, seperti kepada para

penyalah guna dan pengguna. Hukuman mati hanya diancamkan kepada produsen

dan pengedar secara gelap dan hanya untuk golongan I, seperti ganja dan heroin.

Pidana mati dalam Undang-undang tersebut juga disertai dengan ancaman

pidana minimum, sehingga pidana mati hanya dapat dijatuhkan apabila terdapat bukti

yang sangat kuat. Dengan demikian, jelaslah ancaman pidana mati tidak boleh

sewenang-wenang dijatuhkan oleh hakim pidana mati hanya dijatuhkan untuk pidana

yang sifatnya khusus dan alternatif. Selain itu, pidana mati dapat diperingan melalui

masa percobaan selama 10 tahun menjadi hukuman seumur hidup atau penjara 20

tahun, serta dapat ditunda untuk ibu hamil atau orang sakit jiwa.

Dengan demikian implementasi pidana mati yang dijatuhkan dengan

pembuktian dan pemeriksaan yang sangat ketat, dengan berbagai pertimbangan

keamanan dan ketertiban masyarakat umum, maka jelas tidak bertentangan dengan

nilai kemanusian yang adil dan beradab, justru kalau pidana mati tidak dilaksanakan

padahal jelas-jelas telah terbukti berkekuatan tetap melanggar hukum, maka

perwujudan rasa keadilan dan HAM telah diabaikan.

PENUTUP

20

Page 21: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

Pemidanaan adalah salah satu bentuk upaya manusia untuk mencegah

timbulnya kejahatan dan pelanggaran. Kejahatan dan pelanggaran yang berat dan istilah

pidana mati dalam sejarah hukum pidana adalah merupakan dua komponen permasalahan

yang saling berhubungan. Hal ini diwujudkan dalam KUHP Indonesia yang mengancam

kejahatan tertentu (kejahatan berat) dengan pidana mati.

Hukuman mati bersifat pidana khusus dan alternatif, pidana mati dapat

dijatuhkan dengan masa percobaan selama sepuluh tahun, dan kalau terpidana

berkelakuan terpuji, dapat diubah dengan pidana penjara seumur hidup atau selama 20

tahun. Pidana mati tidak dijatuhkan kepada anak-anak dan eksekusi pidana mati pada

perempuan hamil atau seseorang yang sakit jiwa ditangguhkan sampai perempuan

tersebut melahirkan dan terpidana yang sakit jiwa itu sembuh. Mahkamah Konstitusi

meminta eksekusi hukuman mati bisa segera dilaksanakan bagi terpidana yang

perkaranya sudah berkekuatan hukum tetap.

Hukuman mati masih relevan, walaupun bertentangan dengan Pasal 28i

ayat 1 UUD 1945 yang menekankan hak untuk hidup dan hak untuk tidak disiksa.

Akan tetapi Pasal 28i ayat 1 UUD 1945 telah dibatasi dengan Pasal 28J ayat 2 UUD

1945. Dalam Pasal 28j ditegaskan bahwa hak dan kebebasan harus tunduk pada

pembatasan yang ditetapkan undang-undang.

Dalam pandangan Islam, menghilangkan nyawa orang lain hanya boleh

karena dua faktor : 1) Kehendak Alloh SWT, 2) Konsekuensi penegakan hukumnya

(eksekusi atas putusan hakim). Sedangkan Ancaman pidana mati dalam pidana islam

menackup empat kejahatan : 1) perbuatan zina, 2) perampokan, 3) pembunuhan dan

subversi, 4) pengkhianatan terhadap agama (murtad). Dengan demikian sasaran yang

21

Page 22: PIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA … · Web viewPIDANA MATI DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA DITINJAU DARI ASPEK NILAI DASAR PANCASILA Oleh Rohmawati PENDAHULUAN Hidup, mati,

ingin di capai dibalik penerapan hukum islam adalah terwujudnya keamanan,

ketenteraman dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.

Dengan demikian implementasi pidana mati yang dijatuhkan dengan

pembuktian dan pemeriksaan yang sangat ketat, dengan berbagai pertimbangan

keamanan dan ketertiban masyarakat umum, maka jelas tidak bertentangan dengan

nilai kemanusian yang adil dan beradab, justru kalau pidana mati tidak dilaksanakan

padahal jelas-jelas telah terbukti berkekuatan tetap melanggar hukum, maka

perwujudan rasa keadilan dan HAM telah diabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Mansyur, 2007, Aneka Persoalan Hukum, Semarang, Unissula Press

Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bhakti.

Rudy Satrio M, 2004, Rancangan KUHP Menghindari Hukuman Mati, Jakarta: Departemen Hukum dan HAM.

Syahruddin Husein, 2003, Pidana Mati Menurut Hukum Pidana Indonesia, Sumatera Utara: USU Digital Library.

Teguh Prasetyo, dkk., 2005, Politik Hukum Pidana, Yogyakarta: Pustaka Belajar

-----------------, Undang-undang Dasar 1945 Hasil Amandemen.

22