PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

17
PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja, yaitu suatu tindakan mengakiri hubungan kerja antara buruh dengan pengusaha yang disebabkan sesuatu hal dengan cara yang telah diatur dalam undang- undang. Pasal 151 UU 13/2003 menyebutkan bahwa pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. Jadi PHK adalah upaya terakhir yang dilakukan oleh pengusaha karena suatu keadaan yang tidak bisa dihindarkan. Sebagai buruh kita tidak boleh alergi dengan kata PHK, bukankah pensiun itu termasuk PHK? Yang terpenting dan perlu dipersiapkan adalah pengetahuan kita tentang ketentuan PHK yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003. Sehingga bila suatu hari kita di- PHK kita tidak akan ditipu atau dibohongi oleh pengusaha. Berikut saya share hal-hal yang bisa menyebabkan PHK sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003. 1. Karena Pekerja/Buruh telah melakukan Kesalahan Berat. Pasal 158, ayat 1 berbunyi, "Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut: melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan; memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan; mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja; melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;

description

pengertian phk

Transcript of PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

Page 1: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja, yaitu suatu tindakan mengakiri hubungan kerja antara buruh dengan pengusaha yang disebabkan sesuatu hal dengan cara yang telah diatur dalam undang-undang. Pasal 151 UU 13/2003 menyebutkan bahwa pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. Jadi PHK adalah upaya terakhir yang dilakukan oleh pengusaha karena suatu keadaan yang tidak bisa dihindarkan.

Sebagai buruh kita tidak boleh alergi dengan kata PHK, bukankah pensiun itu termasuk PHK? Yang terpenting dan perlu dipersiapkan adalah pengetahuan kita tentang ketentuan PHK yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003. Sehingga bila suatu hari kita di-PHK kita tidak akan ditipu atau dibohongi oleh pengusaha.

Berikut saya share hal-hal yang bisa menyebabkan PHK sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003.

1. Karena Pekerja/Buruh telah melakukan Kesalahan Berat.

Pasal 158, ayat 1 berbunyi, "Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut:

melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan;

memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;

mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;

melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;

menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja;

membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;

dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja;

Page 2: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau

melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih."

Kesalahan berat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ) harus didukung dengan bukti sebagai berikut :

pekerja/buruh tertangkap tangan;

ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau

bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

2. Karena ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana.

Pasal 160, ayat (3) menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan pekerjaan dst..."

Selanjutnya dalam ayat (5) disebutkan "Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 bulan berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan bersalah, maka pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja...dst".

3. Karena melakukan pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Pasal 161, ayat 1 menyebutkan, "Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut."

4. Karena Pekerja Mengundurkan Diri

Pasal 162, ayat (1) menyebutkan "Pekerja/buruh yang mwngundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

5. Karena terjadi perubahan status perusahaan dan buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.

Page 3: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

Pasal 163, ayat 1 menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dalam hal terjadi peru-bahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.........."

6. Karena terjadi perubahan status perusahaan dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya.

Kasus ini merupakan kebalikan dari kasus nomor 5 diatas yaitu masalah perubahan status perusahaan, tetapi bedanya disini yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja adalah pengusaha bukan pekerja/buruh.

Pasal 163, ayat 2 menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh di perusahaannya, ....."

7. Karena Perusahaan tutup akibat mengalami kerugian terus menerus selama dua dua (2 tahun).

Pasal 164, ayat (1) menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force majeur)...."

Kerugian perusahaan yang dimaksud dalam ayat (1) harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.

8. Karena Perusahaan melakukan efisiensi.

Pasal 164, ayat 3 menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan karena keadaan memaksa (force majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi,...dst"

9. Karena Perusahaan Pailit.

Pasal 165 menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena perusahaan pailit,.."

Page 4: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

10. Karena Pekerja/Buruh Meninggal Dunia.

Pasal 166 menyebutkan "Dalam hal hubungan kerja berakhir karena pekerja/buruh meninggal dunia, kepada ahli waris diberikan sejumlah uang yang besar perhitungannya sama dengan ....dst"

11. Karena Memasuki usia Pensiun.

Pasal 167 ayat 1 menyebutkan, "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena memasuki usia pensiun..." Ini merupakan alasan PHK yang normal.

12. Karena Pekerja/buruh mangkir selama lima (5) hari berturut-turut.

Pasal 168, ayat (1) menyebutkan, "Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara ter tulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri."

Ayat (2) menyebutkan "Keterangan tertulis dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus diserahkan paling lambat pada hari pertama pekerja/buruh masuk bekerja.

Itulah beberapa alasan yang bisa menyebabkan kita di PHK, silahkan pelajari selengkapnya didalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Sudah bukan jamannya seorang buruh/pekerja buta informasi mengenai hak-hak dan kewajibannya. Sebagai buruh yang cerdas kita harus mempelajari dan memahami peraturan atau per-undang-udangan yang berlaku terutama yang menyangkut masalah ketenaga kerjaan.

Jika anda mengalami atau merasakan indikasi akan adanya PHK pada diri atau perusahaan anda sebaiknya lakukan hal-hal berikut :

Baca dan pelajari alasan PHK yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama Perusahaan Anda.

Terutama perhatikan bab yang mengatur bagaimana uang pesangon, uang penghargaan (bila ada) atau uang pisah berkaitan dengan PHK.

Page 5: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

Download dan pelajari Undang-Undang No. 13 tahun 2003 untuk mendapatkan gambaran tentang aturan PHK secara utuh, terutama yang diatur dalam Bab XII pasal 150 sampai dengan pasal 172.

Sumber : Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

Berikut adalah jenis-jenis PHK menurut UU No. 13/2003 yang dapat kita pelajari:

1. PHK yang dilakukan oleh pihak pengusaha.

Pihak pengusaha dapat saja melakukan PHK dalam beberbagai kondisi seperti di bawah ini:

a. Apabila karyawan melakukan pelanggaran baik itu pelanggaran terhadap peraturan perusahaan ataupun pelanggaran terhadap perjanjian kerja. Untuk hal ini, biasanya PHK diberikan setelah pihak perusahaan dalam hal ini pihak HR memberikan surat peringatan sebanayak 3 kali berturut-turut (Pasal 161 ayat 3).

b. Apabila terdapat perubahan status perusahaan, adanya penggabungan atau peleburan (pasal 163 ayat 2).

c. Apabila perusahaan dilikuidasi dan bukan disebabkan akrena merugi (pasal 164 ayat 2).

d. Apabila karyawan mangkir kerja (pasal 168)

e. Apabila pengusaha (dalam hal ini perorangan) meninggal dunia (pasal 61 ayat 4).

2. PHK oleh (inisiatif) pekerja

Dalam hal ini pekerja dapat berinisiatif untuk memutuskan hubungan kerja berdasarkan:

a. Pengunduran diri (pasal 162)

f. Tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja karena adanya perubahan status perusahaan, adanya penggabungan atau peleburan maupun perubahan kepemilikan perusahaan (pasal 163 ayat 1).

b. Permohonan yang diajukan oleh karyawan kepada lembaga PPHI (Penyelesaian Permasalahan Hubungan Industrial) oleh karena pengusaha melakukan kesalahan dan kemudian terbukti benar bahwa ia bersalah. (pasal 169 ayat 2)

c. Permohonan pekerja dikarenakan sakit berkepanjangan atau cacat total akibat kecelakaan kerja (pasal 172).

Page 6: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

3. PHK (yang terjadi) demi hokum

Dalam hal ini, pemutusan hubungan kerja yang terjadi lebih kepada berakhirnya masa kontrak sesuai dengan kesepakatan yang ada.

4. PHK oleh pengadilan

Dalam hal ini pemutusan hubungan kerja terjadi oleh karena karyawan melakukan kesalahan yang berat (pasal 158).

Dengan demikian PHK bukan saja suatu Pemutusan Hubungan Kerja sepihak oleh pengusaha dengan cara paksaan namun juga dapat melibatkan beberapa pihak.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Dalam dunia kerja, kita lazim mendengar istilah Pemutusan Hubungan Kerja atau yang sering disingkat dengan kata PHK. PHK sering kali menimbulkan keresahan khususnya bagi para pekerja. Bagaimana tidak? Keputusan PHK ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup dan masa depan para pekerja yang mengalaminya. Bagaimana aturan Pemutusan Hubungan Kerja menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan?

Apa yang dimaksud dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)?

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak.

Apa yang menyebabkan hubungan kerja dapat berakhir?

Menurut pasal 61 Undang – Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, perjanjian kerja dapat berakhir apabila :

pekerja meninggal dunia

jangka waktu kontak kerja telah berakhir

adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Page 7: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

Jadi, pihak yang mengakhiri perjanjian kerja sebelum jangka waktu yang ditentukan, wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

Apa yang dimaksud dengan PHK sepihak oleh perusahaan/majikan?

Perusahaan dapat melakukan PHK apabila pekerja melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB). Akan tetapi sebelum mem-PHK, perusahaan wajib memberikan surat peringatan secara 3 kali berturut-turut. Perusahaan juga dapat menentukan sanksi yang layak tergantung jenis pelanggaran, dan untuk pelanggaran tertentu, perusahaan bisa mengeluarkan SP 3 secara langsung atau langsung memecat. Semua hal ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan masing-masing. Karena setiap perusahaan mempunyai peraturan yang berbeda-beda.

Selain karena kesalahan pekerja, pemecatan mungkin dilakukan karena alasan lain. Misalnya bila perusahaan memutuskan melakukan efisiensi, penggabungan atau peleburan, dalam keadaan merugi/pailit. PHK akan terjadi karena keadaan diluar kuasa perusahaan.

Bagi pekerja yang diPHK, alasan PHK berperan besar dalam menentukan apakah pekerja tersebut berhak atau tidak berhak atas uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak. Peraturan mengenai uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak diatur dalam pasal 156, pasal 160 sampai pasal 169 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Page 8: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

Krisis gobal yang melanda dunia sangat mempengaruhi nasib para tenaga kerja diseluruh penjuru dunia yang dampaknya juga dirasakan oleh perusahan-perusahan yang beropesi di wilayah hukum Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pengusaha untuk menyelesaikan kasus ketenagakerjaan ini.Namun apa hendak di kata Pemutusan Hubungan Kerja merupakan pilihan pahit yang harus diputuskan oleh para pengusaha demi kelangsungan hidup perusahaan mereka.

Keputusan Pemutusan Hubungan kerja (PHK)tentu saja akan berdampak sekali bagi kelangsungan hidup dan masa depan para buruh yang mengalamaminya. Kehidupan yang sulit akibat belum pulihnya kisis ekonomi akan menjadi semakin terasa berat. Pengangguran merajalela, ditambah lagi situasi ekonomi yang tidak menentu kapan berakhirnya, tentu saja akan menyebabkan angka kriminalitas semakin tinggi

Dari sudut pandang hukum saya akan mencoba meneropong permasalahan ini khususnya mengenai hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dengan pengusaha akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Definisi PHK

adalah Pegankhiran hubungan kerja antara buruh/pekerja dengan pengusaha yang dapat menyebabkan berakhirnya hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.

A. Macam-Macam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):

1. PHK karena pekerja/buruh melakukan kesalahan berat

Terhadap pekerja/buruh yang telah melakukan kesalahan berat, sebagaimana tersebut di bawah ini pengusaha dapat melakukan PHK yaitu antara lain :(dianulir keputusan Mahkamah Konstitusi)

a. Pekerja/buuh telah melakukan penipuan, pencurian, penggelapan barang dan atau uang milik perusahan.

b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahan.

c. Pekerja/buruh mabuk, minum-minuman keras,yang dapat memabukan, memakai atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat aktif lainnya, dilingkungan kerja.

Page 9: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian dilingkungan kerja.

e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi, teman sekerja atau pengusaha dilingkungan kerja.

f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Undang-undang

g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan bagi perusahaan

h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya ditempat kerja

i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara.

j. Melakukan perbuatan lainnya dilingkungan perusahaan yang diancam hukuman pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Adapun kesalahan tersebut diatas (butir a,b,c,d,e,f,g,h,i,j) harus didukung oleh bukti-bukti sebagai berikut:

1. Pekera/buruh tertangkap tangan.

2. Ada pengakuan dari pekerja atau buruh yang bersangkutan.

3. Bukti-bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang diperusahaan yang bersangkutan dan didukung sekurang-kurangnya 2 (dua)orang saksi.

Pekerja/buruh yang diputuskan hubungan kerjanya berdasarkan kesalahan berat hanya dapat memperoleh uang pengganti hak sedang bagi pekerja/buruh yang tugas dan fungsi tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung,selain memperoleh uang pengganti, juga diberikan uang pisah yang besarnya diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, dan atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

2. PHK karena pekerja ditahan Pihak yang Berwajib

Bagi pekerja/buruh yang ditahan pihak berwajib yang diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha, maka Pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadapa pekerja/buruh setelah 6 (enam) bulan tidak melakukan pekerjaan yang disebabkan masih dalam proses pidana. Dalam ketentuan bahwa pengusaha wajib membayar kepada pekerja atau buruh uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ditambah uang pengganti hak.

Page 10: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

Untuk Pemutusan Hubungan Kerja ini tanpa harus ada penetapan dari lembaga Penyelesaian Hubungan Industrial tetapi apabila Pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum 6 (enam) bulan dan pekera/buruh dinyatakan tidak bersalah, pengusaha wajib mempekerjakan kembali.

3. PHK karena Pengusaha mengalami Kerugian

Pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja/buruh karena tutup yang disebabkan karena perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selam 2 (dua) tahun. Kemudian juga harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntak publik dengan kewajiban memberikan uang pesangon 1 (satu) kali ketentuan dan uang pengganti hak.

4. PHK karena Pekerja/buruh Mangkir

Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari berturut-turut tanpa keterangan tertulis yang dilengkapi bukti-bukti yang sah dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dapat diputuskan hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan diri. Adapun keterangan secra tertulis dan bukti yang sah harus diserahkan paling lambat pada hari pertama pekerja/buruh masuk kerja dan untuk panggilan patut diartikan bahwa panggilan dengan tenggang waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja dengan di alamatkan pada alamat pekerja yang bersangkutan atau alamat yang dicatatkan pada perusahaan.

Terhadap Pemutusan Hubungan Kerja tersebut pekerja/buruh berhak menerima uang pengganti hak dan uang pisah yang besarnya dalam pelaksanaannya diatur dalam Perjanjian kerja, Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama.

5. PHK karna Pekerja Meninggal Dunia

Apabila pekerja meninggal Dunia, maka hubungan kerja secra otomatis berakhir. Kepada ahli waris diberikan sejumlah uang yang besarnya 2 (dua) kali uang pesangon, 1 (satu) kali uang penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak. Adapun sebagai ahli waris janda/duda atau kalau tidak ada anak atau juga tidak ada keturunan garis lurus keatas/kebawah selam tidak diatur dalam perjanjian kerja, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama.

Page 11: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

6. PHK karena pelanggaran yang dilakukan oleh Para Pekerja

Di dalam hubungan kerja ada sutau ikatan antara pekerja dengan pengusaha yang berupa perjanjian kerja , peraturan perusahaan,dan perjanjian Kerja Bersama yang dibuat oleh pengusaha atau secara bersama-sama antara pekerja/serikat pekerja dengan pengusaha, yang isinya minimal hak dan kewajiban masing-msing pihak dan syarat-syarat kerja, dengan perjanjian yang telah disetujui oleh masing-masing pihak diharapkan didalam implementasinya tidak dilanggar oleh salah satu pihak.

Pelanggaran terhadap perjanjian yang ada tentunya ada sangsi yang berupa teguran lisan atau surat tertulis, sampai ada juga yang berupa surat peringatan. Sedang untuk surat peringatan tertulis dapat dibuat surat peringatan ke I, ke II, sampai ke III. masing-masing berlakunya surat peringatan selam 6 (enam) bulan sehingga apabila pekerja sudah diberi peringatan sampai 3 (tiga) kali berturut-turut dalam 6 (enam) bulan terhadap pelanggaran yang sama maka berdasarkan peraturan yang ada kecuali ditentukan lain yang ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan ,Perjanjian kerja Bersama, maka pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. Pengusaha Berkewajiban memberikan uang pesangon 1 (satu) dari ketentuan, uang penghargaan masa kerja 1 (satu)kali ketentuan dan uang pengganti hak yang besarnya ditentukan dalam peraturan yang ada

Pengusaha Dilarang memutuskan hubungan kerja pada pekerja/buruh dengan alasan sebagai berikut:

a. Pekerja/buruh sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui dua belas bulan secara terus-menerus

b. Pekerja/buruh berhalangan bekerja karena memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai undang-undang yang berlaku.

c. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.

d. Pekerj/buruh menikah

e. Pekerja/buruh hamil, melahirkan, gugur kandungan atau menyusui bayi

f. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah atau ikatan perkawinan dengan pekerja lain dalam satu perusahaan, kecuali telah diatur dalam PK, PP, dan PKB.

g. Pekerja mendirikan /menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/buruh, melakukan kegiatan serikat pekerja/buruh diluar jam kerja atau didalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam PK,PP, dan PKB.

Page 12: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

h. Pekerja/buruh mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindakan pidana

i. Disebabkan perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan.

j. Pekerja/buruh dalam kondisi keadaan cacat, sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterngan dokter jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.

Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan pengusaha terhadap pekerja/buruh seperti diatas batal demi hukum dan pengusaha wajib mempekerjakan kembali pekerja/buruh yang bersangkutan.

B. Pemutusan Hubungan Kerja dari Pekerja/Buruh

Pemutusan Hubungan Kerja dari pekerja/buruh disebabkan sebagai berikut :

a. Pengusaha melakukan penganiayaan, menghina secara kasar atau mengancam pekerja/buruh.

b. Pengusaha membujuk, dan/atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

c. Pengusaha tidak membayar upah tepat waktu yang telah ditentukan selam 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih.

d. Pengusaha tidak melakukan kewajiban yang telah di janjikan kepada pekerja atau buruh.

e. Pengusaha memerintahkan pekerja/buruh untuk melakukan pekerjaan diluar yang diperjanjikan untuk memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa.

f. Keselamatan, kesehatan, dan kesusilaan pekerja/buruh , sedangkan pekerjaan tersebut tidak dicantumkan pada perjanjian kerja.

Terhadap Pemutusan hubungan kerja tersebut diatas pekerja/buruh berhak mendapatkan uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan, uang penghargaan masa kerja dari 1(satu) kali ketentuan dan uang pengganti hak.

Tetapi apabila pengusaha dinyatakan oleh lembaga Penyelesaian Hubungan Industrial tidak melakukan perbuatan tersebut diatas maka pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja tanpa penetapan Lembaga Penyelesaian Perselesaian Hubungan Industrial dan pekerja/buruh

Page 13: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

yang bersangkutan tidak berhak atas pesangon dan uang penghargaan masa kerja yang artinya pekerja/buruh hanya mendapat uang pengganti.

C. Pemutusan Hubungan Kerja Tanpa harus ada penetapan dari lembaga yang berwenang.

Bagi seorang pekerja/buruh yang diputuskan hubungan kerjanya oleh pengusaha maka untuk sahnya hal tersebut harus ada suatu penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. hal itu sesuai dengan amanat undang-undang.

Akan tetapi ada beberapa peristiwa yang tidak diharuskan untuk adanya penetapan dari lembaga tersebut, yaitu sebagai berikut ;

a. Pengunduran Diri

Pengunduran diri yang diajukan oleh pekerja/buruh kepada pengusaha secara sukarela dengan suatu syarat bahwa didalam pengajuan harus dengan tertulis selambat-lambatnya 30 (tigapuluh hari) dari sebelum tangal pengunduran diri dengan catatan tidak ada suatu ikatan dinas yang berlaku diperjanjikan dengan ketentuan bahwa pekerja/buruh harus tetap melakukan kwajiban bekerja sampai tanggal pengunduran dirinya, mereka memberi uang pengganti hak.

b. Pekerja/buruh dalam masa Percobaan.

Pekerja/buruh dalam masa percobaan yang telah diperjanjikan oleh kedua belah pihak paling lama 3 (tiga) bulan jika sebelum masa itu berakhir apabila pekerja/buruh tidak senang dengan pekerjaan yang dipekerjakan atau pengusaha merasa tidak puas dengan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja. masing-masing pihak dapat mengakhiri hubungan kerjanya tanpa ada suatu kuajiban yang harus dipenihi oleh pengusaha atau kwajiban-kwajiban lainnya.

c. Hubungan Kerja Yang dilakukan dengan sistem perjanjian kerja waktu Tertentu.

Hubungan kerja yang dilakukan dengan sistem perjanjian kerja watu tertentu dilakukan dengan cara apabila seseorang pekerja yang telah diterima oleh pengusaha sebagai karyawan dengan status pekerja kontrak dengan jangka waktu Tertentu dengan batas waktu yang telah ditentukan sesuai

Page 14: PHK merupakan singkatan dari Pemutusan Hubungan Kerja.docx

kesepakatan kedua belah pihak. Bila waktunya habis dan tidak diadakan perpanjangan maka demi hukum perjanjian kerja berakhir, dan masing-masing pihak tidak ada kwajiban yang harus dilaksanakan/diberikan pada mereka.