KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya...

7
KETERKAITAN ANTARSEKTOR EKONOM.I DAN PERANI{YATERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH PROPINSI JAMBI THE ECONOMIC SECTOR INTERLINK AND ITS ROLE TO REGIONAL DEVELOPMENTIN JAMBI PROVINCE Kata Kunci Keterkaitan, sektor, Pengembangan Wilayah, dispersi ke belakang, dan dispersi ke depan I. PBNDAHULUAN l. Latar Belakang Semakin terpuruknya pereko-nomian Indonesia belakangan ini telah rnenyeret kelumpuhan berbagai sisi bidang kehidupan. Rangkaian krisis diawali oleh krisis moneler yang berkepanjangan,krisis ekonomi terutama diperlihatkan melalui semakin melambungnya harga sembako serta semakin tingginya tingkat inflasi dan semakin besamya pemutusan hubungankerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran terbuka. Gejala iru telah merumbulkan berbagaiimplikasi dalam kehidupanbemegara dan berbangsa. Bahkan di bidang sosial politik telah pula menjalar kepada semakin menipisnya kepercayaan kepada pemerintah serta merta membawa akibat dalam tindakan kriminalitas. Berbagai sebab terjadinya krisiq tersebutkarena : a. Adanya pinjaman dolar swasta janfl<a pendek yang dipergunakan untuk pembiayaan investasi j *gka panjang. b. Adanya sikap "overconfidence" terhadap Oleh : RAMLIE DJALIL ABSTRACT This study reveals the formulation of rescue and recoveryprogrant among econondc sectors which started by analyzing Linl<ages among economicsectors in local economicsystem. By using input output table analysis, we have the kzy sectors in local ecorrcnic system. Results of Input-Output.Table analysis revealed that the main key sectors are agribusiness, agroindustry, and base infra structure. So it is reasonable to consider the effect of those key sectors in establishing every local development programs particularly inforntulating rescue and recovery pragram. keberhasilan p embangunan masalalu. c. Lemahnya *industrial Linkages" yang memanfaatkan potensidomestik. d. Adanya distorsi pasar yang tidak menguntungkan. e. Adanya gejala praktek KKN yang meluas dalamhampir seluruhlini kehidupan. Keseluruhan gejala tersebut di atas merupakan bangunan landasan yang amat rapuh serta rentan terhadap perubahan. Oleh karena itu membangun suatu landasan perekonomian yang berakar dad potensi domestik memerlukan suatu langkah sineryi dalam semua sisi bidang ketridupan. Kelerkaitan antarsektor ekonomi dan perkembangannya perlu dilacak guna tersusunnya suatu kebijaksanaan stratqis denganberlumpu kepada potensi domestilg , Guru besar madya Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, sefutrang Ketua Bappeda Dati I Provinsi Jambi Jurnal Manajemen dan Pembangunan, Volume 9, I99B

Transcript of KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya...

Page 1: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN PERANI{YATERHADAPPENGEMBANGAN WILAYAH PROPINSI JAMBI

THE ECONOMIC SECTOR INTERLINK AND ITS ROLE TO REGIONALDEVELOPMENT IN JAMBI PROVINCE

Kata Kunci

Keterkaitan,sektor,PengembanganWilayah, dispersike belakang, dandispersi ke depan

I. PBNDAHULUAN

l. Latar Belakang

Semakin terpuruknya pereko-nomianIndonesia belakangan ini telah rnenyeretkelumpuhan berbagai sisi bidang kehidupan.Rangkaian krisis diawali oleh krisis moneleryang berkepanjangan, krisis ekonomi terutamadiperlihatkan melalui semakin melambungnyaharga sembako serta semakin tingginyatingkat inflasi dan semakin besamyapemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalamgilirannya memperbesar angka pengangguranterbuka. Gejala iru telah merumbulkanberbagai implikasi dalam kehidupan bemegaradan berbangsa. Bahkan di bidang sosialpolitik telah pula menjalar kepada semakinmenipisnya kepercayaan kepada pemerintahserta merta membawa akibat dalam tindakankriminalitas.

Berbagai sebab terjadinya krisiqtersebut karena :a. Adanya pinjaman dolar swasta janfl<a

pendek yang dipergunakan untukpembiayaan investasi j *gka panjang.

b. Adanya sikap "overconfidence" terhadap

Oleh : RAMLIE DJALIL

ABSTRACTThis study reveals the formulation of rescue and recovery prograntamong econondc sectors which started by analyzing Linl<agesamong economic sectors in local economic system. By using inputoutput table analysis, we have the kzy sectors in local ecorrcnicsystem. Results of Input-Output. Table analysis revealed that themain key sectors are agribusiness, agroindustry, and base infrastructure. So it is reasonable to consider the effect of those keysectors in establishing every local development programsparticularly inforntulating rescue and recovery pragram.

keberhasilan p embangunan masa lalu.c. Lemahnya *industrial Linkages" yang

memanfaatkan potensi domestik.d. Adanya distorsi pasar yang tidak

menguntungkan.e. Adanya gejala praktek KKN yang meluas

dalam hampir seluruh lini kehidupan.Keseluruhan gejala tersebut di atas

merupakan bangunan landasan yang amatrapuh serta rentan terhadap perubahan. Olehkarena itu membangun suatu landasanperekonomian yang berakar dad potensidomestik memerlukan suatu langkah sineryidalam semua sisi bidang ketridupan.Kelerkaitan antarsektor ekonomi danperkembangannya perlu dilacak gunatersusunnya suatu kebijaksanaan stratqisdengan berlumpu kepada potensi domestilg

, Guru besar madya Fakultas EkonomiUniversitas Jambi, sefutrang Ketua BappedaDati I Provinsi Jambi

Jurnal Manajemen dan Pembangunan, Volume 9, I99B

Page 2: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

t agar dapat segera keluar dari berbagaikesulitan.

1. Perumwan MasalahPeranan suatu sektor ekonomi dalam

pengembangan wilayah berkaitan dengankemampuannya memberi dampak terhadapoutput, pendapatan dan kesempatan kerlasekLor-sellor ekonomi dalam sistem ekonomiwilayah.

Secara agregat perekonomian yangdemikian diusahakan mengurangi keter-gantungan dari impor dalam arti mengharnbat" re gional likage s" sebagai syaratnya.

Dari itu dalam merumuskan ke-bijaksanaan perekonomian regional tersebutperlu dikaji tentang keberhasilan artarasektor-sektor ekonomi yang memiliki potensiterhadap pengembangan ekonomi wilayah.

2. Tujuan PenelitianMengungkapkan gambaran pola

keterkaitan antarsektor-sektor ekonomi wi-layah yang dalam gilirannya diperoleh sektor-sektor strategis sebagai prime mover ekonomiwilayah.

tr, TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Orientasi Pembangunan danPerkembangannya

Selepas perang dunia ketr yang ditandaidengan kehancuran ekonomi sebahagian besarnegara, telah memberi keyakinan yang pekatpada berbagai pakar ekonomi untukmempercepat pertumbuhan ekonomi sebagaiisyarat bagr terciptanya kesejahteraanmasyarakat. Tak ayal l^g. pengaruhkeyakrnan ini, telah berhasil membuahkanmodel penibangunan yang berorientasi kepadatingkat pertumbuhan.

Selan-ra dekade 1950-an dan 1960-anpembangunan yang dilakukan sebagian besarnegara di dunia, terpaku pada pertarnbahanGross Domestic Product (GDP) (Todaro,1978). Dilatar belakangr oleh tingkatpertunrbr.rhan penduduk yang cepat dankeadaan ekonomi bans.sa berada dalanr

keadaan statis, maka pada tahun 1960-anPBB menetapkan sebagai *dekade

pembangunan" dengan tingkat pertumbuhanGDP sebesar 6 % setahun. Hal lni didasarkanpada keyahnan bahwa bila tingkatpertumbuhan yang trnggl akan berpengaruhterhadap kegiatan masyarakat luas melaluitrickling down, sehingga memperluaslapangan kerja dan kesempatan kerja yang

.dalam giliran selanjutnya dapat memperbaikidistribusi p andap atan masya-rakat.

Namun keyakinan para pakar yang jugamenjadi keyakinan PBB itu telah mendapatkritik tajam dari Mahbub Ul Haq (1969) danAhlulwalia (1974). Negara-negara yangmampu memenuhi target pertumbuhan sepertiyang ditaapkan PBB taap tidak mampumenyelesaikan berbagai masalah sosia-l.

Pengalaman empirik ini memberipelajaran berharga bagr berbagai n€araberkembang termasuk lndonesia. Oleh karenaitu strategi pembangunan yang semuladidasarkan pada "accelarated industry" sekitartahun 1966 hingga awal 1970-an telahbergeser kepada strategr yang memilihdimensi sosial dan bahkan akhimyaberkembang menjadi strategi target grouppada waktu belakangan ini (Affandi Anwar,1e87).

Dalam strategi seperti yang disebutbelakangan ini menekankan peranan sektor-seklor ekonomi yang memiliki potensi bagiterwujudnya tujuan pembangunan nasionalyang terdiri dari pertambahan pendapatanmasyarakat, memperluas kesernpatan ker1a,mengurangi ketimpangan pendapatan danmeningkatkan pembangunan daerah. Sears(1969) mengajukan tiga pertanyaan utamatentang hakekat pembangunan yaitu (l)kenriskinan, (2) pengangguran, dan (3) ketidakmerataan atau ketimpangan. Apakah kaigahal itu dalam proses pembangunan semakinberkurang atau tidak. Selanjutnya Todaro(1978) mengemukakan adanya hubungan yangerat antara kemiskinan dengan ketersediaanlapangan kerja. Tersedianya lapangan kerlayang lebih besar cenderung nlengurangrkemiskinan.

Jrrrnal lVlanajenren clon Penbongunon, Volttnte 9, l99B

Page 3: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

2.2. Peranan Sektoral TerhadapPerekonomian.

Banyak studi yang telah dilakukanmenunjukkan bahwa industri yang berbasispada potansi lokal mampu merungkatkanpernbangunan pedesaan yang rnerupakantu1uan sosial di berbagai negara berkembang(LINIDO, 1983) Pembelian bahan rnentahlokal secara langsung merungkatkan tenagakerja dan pendapatan. Dengan demikian akanmeningkatkan berbagai kqratan jasa dankegiatan sektor-sektor lainnya, yangkesemuanya sebagian besar di supply olehperusahaan lokal. Dengan singkat, industnyang berbasis sumberdaya alam lokal dapatmewujudkan dan berperan sebagai picuoertumbuhan serta memoermudahpengembangan teknologi tradisional.

Oleh karena itu dalam situasi pasardomestik yang lesu peranan ekspor nonrninyak dan gas bumi, khususnya hasil-hasilolahan potensi lokal dapat dipandang sebagaipenggerak sektor produksi, investasi,kesempatan kerja serta kegiatan lain yang nonekspor (Kompas, 3 Desember 1987).

Beberapa alasan bagr industrialisasiyang berdasarkan sumberdaya yang ada dapatdisimpulkan sebagai berikut : (Takeuchi,1981;UNIDO, 1983)l) Meningkatkan nilai tarnbah dan

meningkatkan p embangunan ekonomi.2) Perluasan kesempatan kerja dan

rneningkatkan keterampilan tenaga kerj a,oleh karqta itu secara langsunglnenyerap tenaga kerja.

3) Berpengaruh terhadap neracapembayaran.

4) Menurunkan biaya angkut.5) Berpengaruh terhadap pembangunan

daerah. Daerah yang tadinya terisolirsetelah dibuka dengan kegiatansumberdaya alam akan meningkatkanaktivitas ekonominya. Hal ini dapat pulamengundang penduduk luar untukmenetap selringga akan lebihmeningkatkan lagl aktivitas ekonomiyang dalam gilirannya diperlukanprasarana berupa jalan, jembatan dan

fasilitas kon-runikasi lainnya yangakllmya akan dimanfaatkan oleh pe'ngusaha lain yang memasuki daerahtersebut (Scott, I 98 I ).Lazinnya, tahap awal pernbangunan

industn pada negara berkembang yangberpenduduk lebih dari 20 juta diterapkanstrat€l substitusi impor dengan berorientastke dalam negeri (inward looking policies).Hinga tingkat pendapatan perkapitamencapai sekitar US $ 200 peranan industnderrukran rnalah sangat kecil atau tidak adasama sekali terhadap perkembangan (CPS,1984). Gejala seperti ini juga telah mangawaliperkembangan industri di lndonesia, sehinggakebanyakan industri pengolahan kurangmemilikr kemampuan bersaing baik dalamnegen dan lebih-lebih di pasar intemasional.Strukur insentif berupa proteksi impor set'caseperangkat peraturan yang menguntungkanprodulcsi untuk pasar dalam negen dadpadaberorientasi untuk ekspor. Kebi jak.sarraanyang demikian murghasilkan situasi apa yar:)g,disebut "anti ekspor bias" (Wie, 1986).Kecenderungan anti ekspor bias irumerupakan buah dari kebijaksanaan strategrsubstitusi impor.

Sebenamya kegagalan strategr sub-stitusi impor ini telah dialami oleh negara-ngara Amerika Latin pada tahun 1970-an.Kegagalan tersebut ditandai denganmeningkatrya p engangguran, tidak meratanyadistribusi pendapatan, terbatasnya pasardalam negeri dan lagi pula strategi substjtusiimpor memerlukan modal intensif (Isang,l 987)

Takeuchi (1981) mengutarakan bahwauntuk memperlancar pertumbuhan industripengolahan, pemerintah harus menerapkankebijaksanaan strategi promosi ekspor. Suatupengalaman empink yang sangat berhargayang diperoleh dari negara-Negara IndustnBaru (NIB) seperti Korea Selatan, Taiwandan Singapura ialah dengan strategi promosiekspor telah menghasilkan alolcasisumberdaya yang efisien, karena strategipromosi ekspor didasarkan atas strukturproduksi dan pola perdagangan internasionalyang lebih sesuai dengan keunggulan

Jurnal Manajemen dqn Pembangunan, Volume 9, l99B

Page 4: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

komparatif n€ara-n€ara tersebut (Wie.r 986).

Negara-negara NIB di sampingmemperoleh keuntungan yang bersifat statisdan alokasi sumberdaya yang lebih efisrenluga telah memperoleh keuntungan dinanus.Keuntungan-keuntungan dinarnis tersebutmeliputr (Riedel, 1985) :l) Sumbangan langsung dari perturnbuhan

pesat dan industn-industri eksporterhadap pertumbuhan produk domestikbruto.

2) Keuntungan-keuntungan yang diperolehsektor-sektor non ekspor, yaitu berupaperungkatan dalam keseluruhanproduktivitas faktor-faktor produksiakrbat peningkatan efisiensi alokasisumberdaya.

3) Penggunaan kapasitas yang lebih tinggi.4) Skala ekonomi yang lebih baik.5) Kemajuan teknologi yang lebih pesat.6) Kemampuan bersaing yang lebih besar.7) Terdapatnya fleksibilitas dalam

keseluruhan ekonomi.8) Penciptaan lapangan kerja baru akibat

ekspansi ekspor.9) Pembagian pendapatan yang sernakin

merata.Sudomo (1987) mengutarakan ada 3

syarat yang harus teqpatuhi agar supayakomoditas ekspor non minyak dan gas bumrdapat bersaing dalam harga dan mutudipasaran luar negeri yaitu (l) tersedianyabahan baku yang cukup yang tidak tergantungpada impor, (2) ka.erampilan sumberdayamanusia yang trng,i yang dapat murghasilkanproduk yang bermutu tinggi dengan hargayang murah dan, (3) keunggulan dalammenciptakan nilai tambah baik terhadapproduk domestik bruto maupun terhadappartisipasi angkatan kerja.

Kemudian Gitosardjono (1987)mengemukakan bahwa sebagai upaya untukmanghemat peng,unaan minyak dan gas bumrbeserta komoditas primer maka negara-negarama1u telah berhasil mengadakanrestrukturisasi ini telah pula membawadampak yang n€atif bagr permintaankomoditas dari negara-negara berkembang

Jurnal Manajenen dan Pembangunan, Volunte 9,

yang belum mampu mer.rgadakan strukurisasidalam bidang produksi ekspomya. Negara-negara industn baru seperti Korea Selatan,Taiwan, Hongkong dan Brazil yangmerupakan negara-negara yang telah pulamengadakan perubahan dalam strukturproduksi ekspor malahan mautpllmenranfaatkan peluang pasar dunia.

Selanjutnya Grtosardjono menegaskanbahwa restruktunsasi sekor industn eksporadalah mutlak, menglngat kapasitas terpasangindustri di Indonesia didirikan atas dasarpertimbangan substitusi impor yang sekarangharus disesuaikan dengan tujuan baru industnekspor. Struktur industri tersebut oleh behaudinnci sebagai struktur teknis, struktur modalyang menyangkut ntanajernen, strukturkapasitas industri, struktur keterkaitanindustri untuk ekspor yaitu keterkaitanantanndustri, keterkaitan antarsekorekonomi, keterkaitan antarskala produksibesar, menengah dan kecil. lntegrasi industnbaik yang bersifat vertikal maupun honzontalmerupakan bagran dan strukturisasi industndimaksud.

2.3. PengembanganWilayalr-

Pada dasamya dampak industnterhadap pertumbuhan dan pembangunandaerah mempunyai dimensi yang luas.Dampak tersebut mencakup antara lain . (a)pendapatan wilayah, (b) perungkatankesempatan kerja, (c) pertambahan output,pendapatan dan penyerapan tanaga kerja padaindustri hulu maupun industri hilir.

Nasoetion ( 1987) mengenrukakanbahwa pada dasamya pengembangan *'ilavah"baru" di Indonesia berpijak padakebijaksanaan melalui dua jalur srrar€lsyakni :1) Strategi dari arah permintaan (demand

side stratqy) yaitu upaya untukmendorong peningkatan pennintaan suatuwilayah terhadap barang dan JasaDiharapkan permintaan tersebut akanmenarik industri yang menjadi produsenbarang dan jasa untuk datang Canberoperasi di wilayah tersebut -{danva

/

I 998

Page 5: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

permintaan terhadap barang dan jasa yangkuat, disertai oleh tersedianya penawaranyang berkesinambungan diperkirakandapat menjadi motor perkembangan suatuwilayah.

2) Strategi dari arah penawaran, yaitusebagai upaya untuk merangsangpaningkatan penawaran komoditastertentu oleh suatu wilayah. Padaumumnya strategi ini didasarkan padainvestasi untuk mangeksploitasisumberdaya alam dimana suatu wilayahmemil iki keunggulan kornp aratif.

Pada bagian lain Nasoetion (1986)mengemukakan pula bahwa keuntungan daristrategi dari arah penawaran yang mempunyaitenggang waku (time lag) yaitu antara waktuinvestasi dengan terjadinya peningkatanpermintaan akan tenaga kerja relatif pendek.Berdasarkan pengalaman kelemahan daristrategi iru adalah (a) pada umumnyamenimbulkan dampak lingkungan yang relatifbesar, (b) pada umumnya mempunyai efekganda (multipliercffu"t) pendapatan dantenaga kerja yang relatif kecil, akibat strategiiru seringkali meng,unakan teknologi canggihdan berorierrtasi ekspor. Strategi ini secaranasional tak diragukan l"g dapatmeningkatkan Gross Domestic Product(GDP) Boekoe dalam Nasoetion (1987)mengatakan bahwa effek distribusi inimerupakan akibat dari dualisme ekonomi. Disarnping ekonomi modem masih terdapatekonomi tradisional.

Richardson (1977) mengutarakanperbedaan antara analisis pertumbuhanperekonomian nasional dengan perekonomianwilayah terletak pada perpindahan faktor(factor ntoventent). Kemungkinan keluarmasuknya arus perpindahan tenaga kerja danmodal sangat memperbesar peluang perbedaantingkat pertumbuhan wilayah. Selanjutnyabeliau mengemukakan pula kaidakseimbangan proses perturnbuhan wilayahdapat berasal dari (a) keuntungan-keuntunganaglomerasi, (b) indivisibilitas investasi, (c)perbedaan kekayaan sumberdaya, (d) ketidakmerataan distribusi spasial dari penduduk, dan(e) penuntaan pasar.

' .Ca:iz- pendekatan mdodologis terhadappertumbuhan ekonomi wilayah dapatdilakukan dengan mengadaptasi model-modelekonomi makro yang dipergunakan dalamteori pertumbuhan agregatif atau dapat puladengan menggunakan dinamika strukturindustn. Perloff et al (1960) n'renjelaskantentang pendekatan struktur industri dalamperbmbuhan ekonomi wilayah menekankantentang kebaikan dan kelemahan yangdimiliku suatu daerah bagi pengembangansuatu industri tertentu, dalam kaitannyadengan usaha memasuki pasar intem atauekstem dan kemungkinan memperoleh inputdan' faktor-fakor lainnya. Dalam pendekatanini dianggap wilayah yang bersangkutansebagai wakil tertimbang dari seperangkutindustri-industri nasional, menerapkan tingkatp ertumbuhan na s i onal kep ada industri -industriini tanpa mem-perhatikan tempat lokasinya,dan menguji apakah pertumbuhan sesuatudaerah dapat terwujud, dapat dijelaskan olehefek kom-posisi industri (perubahanproporsional).

Pada hakekatnya perbedaan pertum-buhan wilayah berpangkal dari faktor yangbersifat alamiah dan fakLor yang bersifat nonalamiah. Sumberdaya alam sebagai faktoralamiah memiliki pula berbagai keurtungan.Nasoetion (1987) membedakan keuntungan(Rent) tersebut sebagai (1) Ricardian Rent,(2) Locational Rent dan, (3) EnvironmentalRent. Ricardian Rent diperoleh karena adanyakemampuan sumberdaya untuk menciptakanefisiensi yang lebih tingi dibanding dengansumberdaya lainnya. Lokasional Rent adalahrent yang ditenma sumberdaya sebagaipenghematan biaya transportasi inputdan/atau outpr.rt akibat lokasi spesifiksumberdaya tersebut. Sedangkanenvironmental rent berkaitan dengan f.-gsisumberdaya yaitu rent yang diterirnasurnberdaya semata-mata karena lingkunganekologinya.

Jurnal Manajemen clan Pentbqngunan, Volume 9, I99B

Page 6: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

2.4. Pengukuran Prospek dan DampakTerhadap Pengemb angan Wilayah

Untuk menilai sampai seberapa jauhkemampuan sektor-sektor ekonomi dalam ikutserta mewujudkan tu1uan pembangunan yangsecara spesifik dirumuskan sebagai ( 1)nreningkatkan pandapatan, (2) perluasankesempatan kerja, (3) pemerataan pendapatandan pembangunan rvilayah, dalam studi irudidekati dengan model analisis lnput-Output(r-o)

Menurut Miemyk (1969), Isard (1960),Richardson (1970), Kaneka (1972), O ComerHenri (1975) bahrva penggunaan analisisinput output dapat dipakai untuk berbagaitujuan, antara lain sebagai berikut:l) Tabel input output secara simultan

melukiskan hubungan permintaan danpenawaran pada tingkat keseimbangan.

2) Sebagai alat evaluasi pengaruh ataupantulan ekonomi dari pada investasimasyarakat terhadap perekonomianregional atau nasional.

3) Sebagai alat peramalan dan perencanaanmelalui mekanisme hubungan antarapermintaan akhir dengan tingkat output,dalam tabel yang mempunyai sifathubungan linier dapat dibuat peramalan.Sehingga dapat dibuat perencanaanpembangunan yang konsisten antarakqiatan ekonomi secara makro dengankqgiatan sektoral.

4) Sebagai alat analisis regional daninterregional.

5) Untuk analisis dampak dengan meng-gunakan koefisien-koefisien yangdihasilkan dari tabel input output, se'pertidampak pendapatan, tenaga kerja danterhadap sektor-sektor ekonomi.

6) Untuk analisis kepekaan dan ujikelayakan yaitu dangan diketahuinyasektor-sektor yang paling besar mem-pengaruhi pertumbuhan pere.konomian.

Dalam model analisis input output,industri kehutanan dan sektor ekononi lainnyadalam wilayah dipandang sebagai suatusistem perekonomian, yang rnasing-masing

Jurnal Manajemen dan Pembangunan, Volume 9,

sektor mempunyai hubungan keterkaitanantara satu sama lain. Keterkaitan tersebutdalam arus output suatu sektor untr.rk inputsektor lainnya. Aliran input berasal pula dariluar sistem yaitu berupa impor, dan demikranpula arus output berupa ekspor keluarwilayah.

Sisteni industri perkayuan dan sektorekonomi lainnya akan berada dalamkeseimbangan arus input output. Dalamproses keseimbangan tersebut akan terjadidampak terhadap perekonomian tenaga kerjadan perungkatan pendapatan dalam suatlrwilayah.

Adapun asumsi dasar yang perludiperhatikan dalam model lnput-Output iruadalah :l) Homogenitas, asumsi iru menyatakan

bahwa suatu barang hanya dihasilkansecara tunggal oleh suatu seltor dengansusunan input tunggal.

2) Proporsionalitas, asumsi ini rnenyatakanbahwa perubahanr.;suatu tingkat, outputselalu didahului oleh perubahanpenggunaan input yang seimbang.

3) Addivrtas, asumsi ini menyatakan bahwaakibat total dari pelaksanaan produksidiberbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah. Kemudiandianggap pula teknologi baru berubahdalam jangka u,aktu yang cukup lama.Nasoetion (1 985) mengemukakan bahwa

pada dasamya model lnput-Output dalamperencanaan pengembangan wilayah palingsedikit mempunyai keuntungan yakni :a) Model lnput-Output dapat membenkan

diskripsi yang detail mengenai pers.konomian nasional ataupun perekono-mian regional dengan pengkuan-tifi kasikan ketergantungan antarsekor danasal (sumber) dari ekspor dan impor.

b) Untuk suatu set permintaan aktur, dapatditentukan besamya output dari setiapsektor, dan kebutuhannya akan faktorproduksi dan sumbemya.

c) Dampak perubahan permintaan akhrrterhadap perekononian baik yangdisebabkan oleh swasta maupunpemerintah, dapat ditelusuri dan dirama-

I 998

Page 7: KETERKAITAN ANTARS EKTOR EKONOM.I DAN … · pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dalam gilirannya memperbesar angka pengangguran ... tu1uan sosial di berbagai negara berkembang (LINIDO,

lkan secara terperinci.d) Perubahan teknologl dan harga relatif

dapat diintegrasikan ke dalam modelrnelaiui perubahan koefi sien tekruk.

e) Memrliki sifat mampu meramalkandampak langsung ataupun tidak langsungdan kegiatan ekonomi yang direncanakan.

f) Mampu secara konsisten meramalkankecenderungan perturnbuhan pere-konomian sekurang-kurangnya 3-5 tahun.

Di samping kebaikan seperti telahdiungkapkan di atas, model lnput-Outputmempunvai beberapa kelemahan yangmeliputi (l) asumsi-asumsi yang agakrestnkif, (2) biaya yang diperlukan untukpengumpulan data dan pengolahan komputerrelatif besar, (3) hambatan-hambatan dalampengembangan model dinamik dan (4) asumsryang paling menonjol kelemahannya adalahmenganruap sumberdaya tidak terbatas atau"excess resources". Mengngat kelemahantersebut di atas maka dalam "breedingntodel" dengan mengaitkan model I-O yanglebih berorientasi kepada analisis maftrodengan model-model yang berorientasi kepadaanalisis meso dan atau mikro (Andi Nuhung,r e86)

Kesulitan yang berpangkal padabesamya biaya, waktu serta tenaga yangdrperlukan maka dalam studi ini diternpuhalternatif dengan menggunakan tabel transaksi

1.'ang telah tersedia dengan terlebih dahulunrangelompokkkan sektor-sektor ekonomisesuai dangan kebutuhan studi, kemudian:rbuat konstruksi tabel I-O dens.an ukuran::-,:triks 60 X 60.

tII. NIETODE PENELITIAN

3.1. \Ietode Input OutputBeberapa telsdk perencanaan

:'a"nbangunan wilayah telah diutarakan olehr--:hardson (1976). Satu di ant^ra delapan-=r:-ik !'ang dikemukakan beliau adalah.:.:irsis input output yang merupakan meloda,:.:-g senng dipergunakan dalam perencanaan::mbangr-rnan *'ilavah. Dari model inr- : erirhalken pelrgaruh permintaan akhr:;::-,1tr;p rerdaparan dan kesempatan kerja di

suatu rvilayah. Dan diperlihatkan ptrlatransaksi-transaksi antara dengan dunia luar,serta sesama aktivitas di dalam wilayah itusendin (lloover, 1977). Hubungan akttvrtasrni n-remperlihatkan pula tingkatketergantungan antarsekor ekonomi.Yotopoulus (1975) mengutarakan bahwa efekdan kaitan akivitas secara umum dapatdiklasifikasikan ke dalam tiga kategon yangmeliputi :

a) Kaitan antarindustri (inter industryLinkages)

b) Kaitan dalam ketenagakerjaan(e ntpl oyme nt Linkages)

c) Kaitan terhadap pendapatan (incontegeneration Linkages).

Sementara itu model input output immempunyai kebaikan dan keburukan sebagaibenkut :a) Dapat membenkan informasi secara rinci

dan relatif lengkap terhadap fenomenaekonomi dari suatu kegiatan, sertaketerkaitan sektor yang menyusunperekonomian wilayah baik langsungmauptur tidak.

b) Dapat memprediksi dan fleksibelitasdalam analisis, sehingga sekaligus sebagaisentifitas analisis.

c) Narmrn tak dapat dipungkiri bahwa rnodelinput output iru memerlukan data seluruhsektor ekonomi, yang sudah barang tentumemedukan dana dan waktu yang cukupbesar dan lama.

Secara sederhana model input output inidijelaskan sebagai berikut :

AlokasiOutpnt Sekttrr Kcnsrtmsi

S\rsmur 1. . . . . j . . . . . . . .OutputInput

Permintaa Totaln akhir

SekttxProduhsi

Input himer Lt I" lx

Total lnpul

I : Xlr Xrj Xm Yr Xli : X;; X,1 Xin Yi Xin : )Gr )q )tun Y" >q

-".4'-:- ,\!;,;-';n;;,; ,itzn Penfuigioian. I'olunte 9. I99E

XrAXn