Pharmacy Practices in IV Admixture in the Hospitals

145
Pharmacy Practices in IV Admixture in the Hospitals Setting: Praktek Aseptik Dispensing di Rumah Sakit Kuliah Tamu Program Pasca Sarjana S2 Magister Farmasi Klinis Universitas Surabaya 2014 By: Robby Purnamasidhi, M.Farm-Klin., Apt. & Team

description

Pharmacy Practices in IV Admixture in the Hospitals

Transcript of Pharmacy Practices in IV Admixture in the Hospitals

  • Pharmacy Practices in IV Admixture

    in the Hospitals Setting:

    Praktek Aseptik Dispensing di Rumah Sakit

    Kuliah Tamu Program Pasca Sarjana S2 Magister Farmasi Klinis

    Universitas Surabaya

    2014

    By: Robby Purnamasidhi, M.Farm-Klin., Apt. & Team

  • Outlines

    1. Pendahuluan 2. Cairan Tubuh 3. Terapi Obat Parenteral dan Risikonya 4. Osmolaritas 5. Aplikasi Pelayanan Pharmacy IV Therapy di

    Rumah Sakit 6. Referensi

  • PENDAHULUAN

    Sebagian besar perawatan di rumah sakit terutama di rawat inap mendapatkan pengobatan secara parenteral (iv, im, sc, infus iv, dll).

    Tujuan pemberian sediaan parenteral :

    Mengganti cairan & elektrolit yg hilang.

    Memenuhi kebutuhan air, elektrolit dan nutrisi.

    Terutama untuk pengobatan

  • 5

    DASAR HUKUM

    Berdasarkan SK Menkes no.436/MenKes/SK/VI/1993 tentang

    Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan

    Medis, Jangkauan pelayanan farmasi klinis yang

    dilakukan yaitu:

    1. Melakukan konseling

    2. Monitoring efek samping obat

    3. Pencampuran obat suntik secara aseptis

    4. Menganalisis efektivitas biaya

    5. Penentuan kadar obat dalam darah

    6. Penanganan obat sitostatika

    7. Penyiapan total parenteral nutrisi

    8. Pemantauan penggunaan obat

    9. Pengkajian penggunaan obat

  • CAIRAN TUBUH

  • KOMPOSISI CAIRAN TUBUH

    Cairan tubuh terdiri dari:

    a. Solvent (air)

    b. Solutes/zat yang terlarut, secara umum diklasifikasikan menjadi 2:

    Elektrolit

    Asam, basa, garam

    Non-elektrolit

    Protein, glukosa, lipid, kreatinin dan urea

  • TOTAL BODY WATER (TBW)

    Persentase berat air dibanding BB total

    Bervariasi, dipengaruhi beberapa faktor: Jenis kelamin, terkait:

    1. Masa otot: kandungan air tinggi

    2. Jaringan lemak: bebas air

    TBW orang gemuk < orang kurus TBW pria > wanita Wanita: higher body fat, smaller amount of skeletal

    muscle

    Usia (makin bertambah usia, persentase lemak tubuh meningkat)

  • VARIASI TOTAL BODY WATER

  • FUNGSI CAIRAN

    1 Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

    2 Media transport (nutrisi dan elektrolit)

    3 Mempertahankan volume darah

    4 Untuk metabolisme di dalam sel

    5 Pelarut (hormon, vitamin dll)

    6 Mempermudah eliminasi

  • TIPE CAIRAN

  • 15

    TIPE CAIRAN

    Ada 3 tipe utama cairan:

    Cairan isotonik

    Cairan hipotonik

    Cairan hipertonik

  • 16

    Cairan Isotonik

    mempunyai osmolaritas yang hampir sama seperti serum.

    berada dalam kompartemen intravaskuler.

    sangat membantu pada pasien hipotensi atau hipovolemik, namun juga bisa berbahaya resiko overload cairan, terutama pada pasien dengan gagal jantung kongestif dan hipertensi.

  • 17

  • 18

  • 19

    Cairan Hipotonik

    mempunyai osmolaritas yang lebih rendah

    daripada serum (yang artinya konsentrasi ion

    natrium yang lebih rendah daripada serum).

    mengencerkan serum, yang menurunkan

    osmolaritas serum.

    Air kemudian ditarik dari kompartemen vaskular

    ke dalam kompartemen cairan interstisial. Saat

    cairan interstisial diencerkan, osmolaritasnya

    menurun, dimana air masuk ke dalam sel.

  • 20

    Cairan Hipotonik (lanjutan)

    Cairan hipotonik dapat berguna ketika sel-

    sel mengalami dehidrasi, seperti pada pasien

    cuci darah pada terapi diuretik.

    Dapat digunakan untuk kondisi

    hiperglikemik seperti diabetes ketoasidosis,

    di mana serum glukosa yang tinggi keluar

    dari sel dan masuk ke dalam kompartemen

    vaskuler dan interstisial.

  • 21

    Cairan Hipotonik (lanjutan)

    Cairan hipotonik bisa berbahaya untuk

    digunakan karena perpindahan cairan yang

    mendadak dari ruang intravaskuler ke dalam

    sel.

    Hal ini dapat menyebabkan kolaps

    kardiovaskular dan tekanan intrakranial

    meningkat pada beberapa pasien.

  • 22

  • 23

  • 24

    Cairan Hipertonik Hypertonic mempunyai osmolaritas cairan yang lebih tinggi daripada serum.

    menarik cairan dan elektrolit dari kompartemen intraseluler dan interstisial ke dalam kompartemen intravaskuler dan dapat membantu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin dan mengurangi edema.

    jarang digunakan dan harus diperhatikan penggunaannya. Cairan hipertonik dapat menjadi berbahaya dalam kasus dehidrasi sel.

  • 25

  • 26

  • OSMOSIS

  • 28

    KELOMPOK UTAMA

    CAIRAN

  • 29

    KELOMPOK CAIRAN

    Ada 2 kelompok utama cairan:

    Kristaloid

    Koloid

  • 30

    KRISTALOID Cairan kristaloid merupakan cairan isotonic dan merupakan pengganti volume cairan yang efektif untuk periode waktu yang singkat.

    Namun, baik air dan elektrolit dalam larutan dapat dengan bebas melewati membran semipermeabel dari dinding pembuluh (tetapi tidak membran sel) ke dalam ruang interstisial dan akan mencapai keseimbangan dalam dua atau tiga jam.

    Cairan kristaloid cocok untuk pasien yang membutuhkan penggantian cairan.

  • 31

    KRISTALOID (lanjutan)

    Saat menggunakan kristaloid isotonic untuk

    pengganti cairan dalam mendukung tekanan darah

    dari kehilangan darah, harus diingat bahwa:

    3 mL larutan kristaloid isotonik dibutuhkan untuk

    mengganti 1 mL darah pasien.

    Hal ini dikarenakan sekitar dua pertiga larutan

    kristaloid yang diinfus akan meninggalkan ruang

    vaskuler sekitar satu jam.

  • 32

    KRISTALOID (lanjutan)

    Umumnya, aturan umum yang baik adalah bahwa

    awal penggantian kristaloid tidak boleh melebihi 3

    liter sebelum seluruh darah digantikan.

    Penggunaan kristaloid yang terus menerus akan

    menyebabkan resiko dimana cairan yang bocor ke

    ruang interstisial menyebabkan edema, terutama di

    paru-paru (edema paru). Contohnya adalah Cairan

    Ringer Laktat, Normal Saline.

  • 33

    KOLOID Koloid mengandung molekul (biasanya protein) yang terlalu besar untuk melewati membran kapiler dan karena itu tetap berada di kompartemen vaskuler.

    Molekul protein yang besar menyebabkan osmolaritas tinggi pada larutan koloid akibatnya, mereka menarik cairan dari kompartemen intraseluler dan interstisial ke dalam kompartemen vaskuler.

    bekerja dengan baik dalam mengurangi edema (seperti edema paru atau otak) selama perluasan kompartemen vaskular.

  • 34

    KOLOID (lanjutan)

    Koloid dapat menghasilkan perubahan cairan yang dramatis dan menempatkan

    pasien dalam bahaya besar, jika diberikan

    dalam kondisi yang tidak terkontrol. Contoh:

    albumin dan steroid.

  • 35

  • 36

  • TERAPI OBAT

    PARENTERAL DAN

    RISIKONYA

    37

  • 38

    Definisi Pemberian Obat secara

    Parenteral

    Merupakan rute pemberian obat yang

    dilakukan dengan cara

    menginjeksi/menyuntik di bawah/melalui

    satu atau lebih lapisan kulit atau membran

    mukosa.

    Contoh: intravena (infus, injeksi),

    intramuskular, sub kutan, dll.

  • 39

  • 40

    Lokasi Injeksi parenteral

    subkutan

    intramusculer

    intravena

  • 41

  • 42

  • 43

  • 44

    KOMPLIKASI TERAPI

    INTRAVENA

  • 45

    Komplikasi Terapi Intravena

    Berdasarkan lokasinya, dibedakan menjadi:

    Komplikasi Lokal

    Pada atau dekat tempat insertion atau sebagai akibat kegagalan mekanisme.

    Komplikasi Sistemik

    terjadi dalam sistem pembuluh darah, jauh dari site intravena. Dapat menjadi serius dan berbahaya.

  • 46

  • 47

    Komplikasi Terapi Intravena

    Komplikasi Lokal

    Hematoma

    Thrombosis

    Phlebitis

    Thrombophlebitis

    Infiltrasi

    Ekstravasasi

    Venous Spasm

    Local Infection

    Komplikasi Sistemik

    Infeksi Septikemia

    Embolisme Udara

    Fluid Overload/ Pulmonary

    Edema

    Speed Shock

    Catheter Embolism

  • 48

    KOMPLIKASI LOKAL

  • 49

    1. Hematoma Suatu bentukan akibat dari infiltrasi darah dari jaringan ke venipuncture site.

    Penyebab:

    Pecahnya vena selama tindakan venipuncture yang tidak

    berhasil.

    Penghentian iv canulla/jarum tanpa tekanan yang cukup.

    Penggunaan torniquet yang terlalu ketat diatas tempat

    venipuncture site yang sebelumnya.

  • 50

    Hematoma (lanjutan) Sign & Symptoms

    Perubahan warna kulit

    Bengkak dan rasa tidak nyaman pada site

    Ketidakmampuan untuk memasukkan canulla ke dalam

    pembuluh darah selama penyisipan (insertion)

  • 51

  • 52

    2. Thrombosis

    Trauma pada sel-sel endotel dari dinding vena yang menyebabkan sel darah merah menempel pada dinding

    vena membentuk gumpalan atau thrombosis.

    Kecepatan tetesan melambat, line tidak dapat di-flush dengan mudah, terasa terhambat.

  • 53

    Thrombosis (lanjutan) Sign & Symptoms

    Demam dan rasa tidak enak badan (malaise)

    Kecepatan infus yang melambat/ berhenti

    Tidak dapat dilakukan flush

  • 54

  • 55

  • 56

  • 57

  • 58

  • 59

    3. Phlebitis

    Peradangan pada vena, dimana sel-sel endothelial pada dinding pembuluh darah manjadi iritasi, yang

    memungkinkan platelet untuk menempel dan

    mempengaruhi vena untuk timbul peradangan (inflamasi)

    yang disebabkan oleh flebitis.

    peka kalau disentuh dan dapat menjadi menyakitkan.

  • 60

    Penyebab Phlebitis

    1. Mekanis

    Kateter yang terlalu besar daripada ukuran vena

    Pemasangan kateter yang tidak tepat

    2. Kimia

    Vena menjadi radang karena teriritasi atau karena obat/larutan yang vessicant

    Obat/larutan yang mengiritasi

    Pencampuranpelarutan yang tidak tepat

    Infus yang terlalu cepat

    Adanya partikel

  • 61

    Penyebab Phlebitis (lanjutan) Larutan intravena yang semakin bersifat terlalu asam/basa

    risiko semakin besar (pH di luar 5,5-8,5 dapat mencederai jaringan)

    Bahan tambahan (additives) spt potassium

    Jenis bahan/kandungan

    Kecepatan infus yang semakin lambat, risiko teriritasi lebih

    rendah

  • 62

    Phlebitis (lanjutan) Sign & Symptoms

    Kemerahan pada site

    Pada site, hangat bila disentuh dan tampak pembengkakan

    lokal

    Pembuluh darah tampak jelas

    Kecepatan infus lambat

    Temperatur basal meningkat 1oC/lebih

  • 63

    Ph

    leb

    itis

    Sco

    re

  • 64

  • 65

    4. Thrombophlebitis Thrombosis dan Peradangan

    Dapat menyebabkan bekuan darah

    Berhubungan dengan:

    Penggunaan vena di tungkai bawah

    Penggunaan larutan infus yang hipertonis/ sangat asam

    Penyebab hampir sama dengan penyebab phlebitis dan

    ekstravasasi

  • 66

    Thrombophlebitis (lanjutan)

    Sign & Symptom

    Kecepatan aliran infus (flow rate) lambat

    Edema pada tungkai

    Nyeri dan pembuluh darah tampak jelas

    Hangat bila disentuh

    Tampak seperti garis merah di atas venipucture site

    Denyut nadi arteri berkurang

    Bintik-bintik dan cyanosis pada bagian extremitas

  • 67

  • 68

  • 69

  • 70

    5. Infiltrasi

    Pemberian yang tidak hati-hati dari larutan non vesicant ke dalam jaringan

    Pemindahan (tercabutnya, bergesernya) kateter dari vena

    Penyebab kedua morbiditas terapi intravena setelah phlebitis

  • 71

    Infiltrasi (lanjutan) Berhubungan dengan:

    Tusukan ke dinding pembuluh darah distal selama akses

    Tusukan ke dinding pembuluh darah dengan gesekan

    mekanis

    Pemindahan kateter dari pembuluh darah intima

    Keamanan yang kurang

    Kecepatan pemberian yang tinggi

  • 72

    Infiltrasi (lanjutan) Sign & Symptoms

    Terasa sejuk di kulit sekitar site

    Kulit tegang

    Edema

    Tidak adanya darah yang kembali

    Kecepatan infus melambat

  • 73

  • 74

  • 75

    6. Ekstravasasi Pemberian yang tidak hati-hati dari larutan yang bersifat vesicant ke dalam jaringan

    (Vesicant merupakan cairan atau obat yang dapat

    menyebabkan pelepuhan, kemudian terjadi pengelupasan

    jaringan yang terjadi karena nekrosis jaringan.

    Berhubungan dengan:

    Tusukan pada dinding pembuluh distal

    Gesekan mekanis

    Pemindahan (tercabutnya, bergesernya) kateter

  • 76

    Contoh Vesicants

    Nama Obat pH

    Phenergan 4 - 5,5

    Dilantin 12

    KCL konsentrasi pekat 5 - 7,8

    Calcium Gluconate 6,2

    Ampothericin B 5,7 8

    Dopamin 2,5 5

    Nipride 3,5 5

    Dextrose 10%, 20%, 50%

    3,5 - 6,5

    Sodium Bicarbonate 7 - 8,5

  • 77

    Ekstravasasi (lanjutan) Sign & Symptoms

    Keluhan nyeri dan rasa terbakar

    Pembengkakan proximal atau distal sampai ke site iv

    Pembengkakan pada bagian yang tergantung pada lengan

    Skin tightness pada venipuncture site

    Kulit terasa dingin dan pucat

    Infus melambat atau berhenti

    Perban basah atau berair

  • 78

    Obat-obat yang berisiko menyebabkan

    kerusakan jaringan

  • 79

  • 80

  • 81

    Ekstravasasi karena Phenergan

    Intra arterial

  • 82

    Ekstravasasi karena Dilantin

  • 83

  • 84

  • 85

    Obat-obat yang biasanya menimbulkan

    rasa nyeri pada saat diinjeksikan

    Obat Penyebab Rasa Nyeri

    Eritromisin Iritasi kimiawi

    Infus Kalium Klorida Hiperosmolar, iritasi kimiawi

    Natrium Bikarbonat 8,4% pH, Hiperosmolar

    Larutan Glukosa >10% Hiperosmolar, pH

    Tetrasiklin Iritasi kimiawi, pH

    Fenitoin pH

  • 86

    Larutan Injeksi yang Osmolaritasnya

    sangat tinggi

    Injeksi Intravena Osmolaritas (mOsm/L)

    Glukosa 10 % 535

    Glukosa 20 % 1.110

    Glukosa 50 % 2.775

    Kalsium Glukonat 10 % 670

    Kalsium Klorida 5 mmol/10 ml

    1.500

    Diazepam 7.775

    Kotrimoksazol 480 mg/5 ml

    541

  • 87

    Larutan Injeksi yang Osmolaritasnya

    sangat tinggi (lanjutan)

    Injeksi Intravena Osmolaritas (mOsm/L)

    Manitol 10 % 550

    Manitol 20 % 1.100

    Magnesium Sulfat 50 % 4.060

    Kalium Klorida 20 mmol/10 ml

    4.000

    Natrium Bicarbonat 4,2 % 1.004

    Natrium Bicarbonat 8,4 % 2.008

  • 88

    Daftar Injeksi dengan pH tinggi

    atau pH rendah Injeksi pH

    Aciclovir 11

    Allopurinol 10,8-11,8

    Aminofilin 8,8-10

    Amiodaron 3,5-4,5

    Atrakurium 3,5

    Atropin 3-6,5

    Azatioprin 10-12

    Buprenorfin 3,5-5,5

    Klonazepam 3,5-4,5

  • 89

    Daftar Injeksi dengan pH tinggi

    atau pH rendah (lanjutan)

    Injeksi pH

    Ko-Trimoksazol 9-10,5

    Dobutamin 3,5-4,5

    Dopamin 2,5-4,5

    Droperidol 2,7-4,7

    Epinefrin 2,5-3,6

    Ergometrin 2,7-3,5

    Fentanil 3,3-6,3

    Furosemid 8,7-9,3

    Gentamisin 3-5

  • 90

    Daftar Injeksi dengan pH tinggi

    atau pH rendah (lanjutan)

    Injeksi pH

    Glukagon 2,5-3

    Glukosa (tergantung konsentrasinya)

    3,5-6,5

    Gliseril Trinitrat 3,5-6,5

    Haloperidol 3-3,8

    Lignokain 3,5-6

    Metildopa 3-4,2

    Metoklopramid 3-5

    Midazolam 3

    Morfin 2,3-4,5

  • 91

    Daftar Injeksi dengan pH tinggi

    atau pH rendah (lanjutan)

    Injeksi pH

    Norepinefrin 3-4,5

    Omeprazole 9-10

    Ondansetron 3,4-3,8

    Fenobarbital 9-10,5

    Fenitoin Na 12

    Propranolol 3

    Salbutamol 3,5

    Terbutalin 3-5

    Tetrasiklin 1,8

  • 92

    Daftar Injeksi dengan pH tinggi

    atau pH rendah (lanjutan)

    Injeksi pH

    Tiamin 2,5-4,5

    Vankomisin 2,8-4,5

    Protamin Sulfat 2,5-3,5

    Natrium Nitroprusid 3,5-6

    Pankuranium 3,8-4,2

    Methilen biru 3-4,5

    Hiosin butilbromida 3,7-5,5

    Dan masih banyak yang lainnya.

  • 93

    7. Venous Spasm Kontraksi yang tanpa sengaja secara tiba-tiba dari vena atau arteri yang mengakibatkan penghentian sementara

    aliran darah melalui pembuluh darah.

  • 94

    Sign & Symptoms

    Nyeri yang tajam di iv site yang menjalar ke lengan, yang

    disebabkan oleh aliran cairan secara akut yang mengiritasi

    dinding vena

    Memperlambat infus

  • 95

    8. Local Infection Kontaminasi mikroorganisme pada canulla atau infusate

    Thrombus menjadi terinfeksi

  • 96

    Sign & Symptoms

    Kemerahan dan bengkak pada iv site, kemungkinan

    mengeluarkan eksudat yang bernanah

    Peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit)

    Peningkatan suhu tubuh

  • 97

    KOMPLIKASI

    SISTEMIK

  • 98

    1. Infeksi Septikemia Suatu proses penyakit demam sebagai akibat adanya mikroorganisme atau produk beracun yang dihasilkan

    mikroorganisme tersebut ke dalam sistem peredaran darah

  • 99

    Infeksi Septikemia (lanjutan) Sign & Symptoms

    Demam yang fluktuatif

    Tremor

    Keringat dingin

    Mual dan muntah

    Diare

    Nyeri abdominal

    Takikardi

    Peningkatan respirasi atau hiperventilasi

    Perubahan status mental

    Hipotensi

  • 100

    2. Embolisme Udara Sumbatan yang disebabkan oleh udara yang masuk ke vena

    udara yang masuk ke vena sentral, yang dengan cepat terjebak dalam darah dan mengikuti aliran darah

    Dapat menjadi fatal jika terinfus lebih dari 20 mL

    Pencegahan adalah kunci terpenting

  • 101

    Embolisme Udara (lanjutan) Sign & Symptoms

    Palpitasi dan weakness

    Pulmonary: dyspnea, cyanosis, tachypnea, expiratory,

    wheezes (berbunyi saat nafas), batuk, edema paru

    Cardiovaskuler: murmur, lemah,takikardi, nyeri dada,

    hipotensi, distensi vena jugularis

    Neurologi: perubahan status mental, depresi, koma, cemas,

    dan kejang

  • 102

  • 103

    3. Fluid Overload/ Pulmonary

    Edema

    disebabkan karena menginfus larutan kristaloid isotonik atau hipertonik secara cepat dengan jumlah yang

    berlebihan

    kegagalan untuk memantau infus IV atau infus cairan apapun yang terlalu cepat pada pasien dengan

    cardiopulmonary dan penyakit ginjal

  • 104

    Fluid Overload/ Pulmonary

    Edema (lanjutan) Sign & Symptoms

    Gelisah (Restlesness)

    Headache

    Takikardi

    Peningkatan berat badan dalam periode waktu yang singkat

    Batuk

    Edema

    Hipertensi

    Perbedaan yang jauh antara intake dan output

    Vena pada leher menggelembung

  • 105

  • 106

    4. Speed Shock terjadi ketika bahan asing (biasanya obat) dengan cepat dimasukkan ke dalam sirkulasi

    Bila obat diberikan terlalu cepat, dapat menyebabkan berbagai komplikasi antara lain: hipotensi, kolaps,

    bradikardi, dan kesulitan pernafasan (respiratory

    difficulties).

  • 107

    Speed Shock (lanjutan) Sign & Symptoms

    Pusing

    Sakit kepala

    Rasa sesak pada bagian dada

    Hipotensi

    Denyut nadi yang tidak teratur

    Shock

  • 108

    5. Catheter Embolism Bagian dari kateter rusak dan berjalan mengikuti sistem

    vaskular

  • 109

    Catheter Embolism (lanjutan) Sign & Symptoms

    Rasa nyeri tiba-tiba dan tajam pada iv site

    Blood return minimal

    Kateter kasar dan tidak rata pada saat kateter ditarik

    Cyanosis

    Nyeri dada

    Takikardi

    Hipotensi

  • 110

  • OSMOLARITY

  • OSMOTIC ACTIVITY

    Aktivitas Osmotik dimana suatu larutan, biasanya dengan kandungan mineral yang rendah

    berpindah melewati membran semipermeabel bertujuan untuk melarutkan konsentrasi larutan di

    bagian lain, yang biasanya mengandung

    kandungan mineral/konduktivitas yang lebih

    tinggi.

    Osmoles dan milliosmoles untuk mendeskripsikan konsentrasi partikel yang

    terkandung dalam suatu larutan.

  • CONTOH OSMOLARITY VS

    OSMOLALITY

  • OSMOLARITY

    Osmolaritas merupakan jumlah

    milliosmol/liter (mOsm/L) dari suatu larutan.

    Merupakan konsentrasi suatu larutan

    osmotik. perhitungan umum yang digunakan dalam setting klinis untuk

    aktivitas osmotik.

    Contoh: Osmolaritas plasma dan cairan

    tubuh yang lain: 270 300 mOsm/L

  • TIPE CAIRAN IV fluid solutions 270-300 mOsm/L Isotonic [eg: 0.9% Sodium Chloride (308 mOsm), D5W (260 mOsm), Ringer Lactate (275 mOsm)]

    IV fluid solutions < 270 mOsm/L Hypotonic [eg: 0,45% Saline (154 mOsm), D2.5% in Water (126 mOsm), 0,33% Saline (103 mOsm)]

    IV fluid solutions > 300 mOsm/L Hypertonic [eg: D5 NS (406 mOsm), D5NS (560 mOsm), D5RL (575 mOsm), albumin, TPN, produk asam amino, antibiotik]

  • Cairan Hipotonik

    Cairan Hipotonik akan menyebabkan air

    berpindah ke dalam sel dan menyebabkan

    sel menjadi bengkak dan kemungkinan

    pecah.

    Apabila osmolaritas suatu larutan yang

    dihitung sangat hipotonik, dengan kata lain

    < 154 mOsmol/L tidak boleh diberikan melalui rute iv, karena dapat menyebabkan

    sel darah merah membengkak dan pecah.

  • Cairan Hipertonik

    Cairan Hipertonik menyebabkan air dalam sel bergerak keluar menuju kompartemen cairan ekstraseluler dan menyebabkan sel menjadi mengkerut.

    Apabila osmolaritas suatu larutan yang dihitung sangat hipertonik, dengan kata lain

    > 600 mOsmol/L harus diberikan melalui central venous catheter. Namun dalam kondisi emergency klinis, dapat digunakan vena perifer yang besar.

  • Central Venous System

    Peripheral System

  • PERHITUNGAN-PERHITUNGAN

  • Mol

    Mol = berat molekul (massa atom ion)

    NaCl = Na+ dan Cl-

    Na = 23; Cl = 35,5

    1 mol NaCl mengandung 58,5 gram NaCl.

    1 mol KCl mengandung 74,5 gram KCl.

    1 mol = 1000 milimol

  • Molaritas dan Molalitas

    Molaritas

    Berat molekul solute dalam 1000 ml solvent (mol/L).

    Molalitas

    Berat molekul solute dalam 1000 kg solvent (mol/kg).

    NaCl

    1 Molaritas = 58,5 gram NaCl dalam 1000 ml air (pelarut).

    1 Molalitas = 58,5 gram NaCl dalam 1000 kg (pelarut).

  • Osmol, Osmolaritas, Osmolalitas

    Osmol

    Konsentrasi osmotik partikel aktif dalam larutan (jumlah ion

    yang terdisosiasi).

    NaCl = 2 osmol (Na+ dan Cl-)

    Glukose dan albumin tidak terdisosiasi ( 1 osmol).

    Osmolaritas

    Konsentrasi suatu larutan dalam 1 liter pelarut.

    Osmolaritas = molar x jumlah ion yang terdisosiasi (osmol/L).

    Osmolalitas

    Konsentrasi suatu larutan dalam 1 kg pelarut.

    Osmolalitas = molal x jumlah ion yang terdisosiasi (osmol/kg).

  • Cairan Infus

    Jenis Infus Sediaan Osmolaritas

    NaCl 0,9% 500 ml 308 mOsm/L

    NaCl 0,45% 500 ml 153 mOsm/L

    Ringer Laktat 500 ml 278 mOsm/L

    Dektrose 5% 500 ml 270 mOsm/L

    Dekstrose 10% 500 ml 555 mOsm/L

    D 2,5 NS 500 ml 280 mOsm/L

    D 5 NS 500 ml 406 mOsm/L

    D 10 1/5 NS 500 ml 616,5 mOsm/L

    Asering 500 ml 273,4 mOsm/L

    KAEN 3B 500 ml 290 mOsm/L

  • Cairan Khusus

    Jenis Cairan Sediaan Osmolaritas

    KCl 25 ml 2000 mOsm/ml

    NaCl 3% 500 ml 1026 mOsm/L

    Na bicarbonate 8,4% 25 ml 2000 mOsm/ml

    MgSO4 20% 25 ml 1623 mOsm/L

    MgSO4 40% 25 ml 3246 mOsm/L

    Manitol 20% 250 ml, 500 ml 1098 mOsm/L

  • Total Parenteral Nutrition

    Jenis TPN Sediaan Osmolaritas

    Aminofusin L 600 500 ml 110 mOsm/L

    Aminosteril infant 6% 100 ml 531 mOsm/L

    Aminovel 600 500 ml 1160 mOsm/L

    Aminoleban 500 ml 768 mOsm/L

    HAES Steril 6% 500 ml 308 mOsm/L

    Lipofundin 20% 1000 ml 380 mOsm/L

    Tetraspan 6% 500 ml 296 mOsm/L

    Nutriflex Lipid Peri 1250 ml 920 mOsm/L

    FimaHES 200 500 ml 280 mOsm/L

  • Cara Perhitungan Osmolaritas

    NaCl (58,5 gram), jumlah ion terdisosiasi (2)

    NaCl 0,9% = 0,9 gram/100 ml

    = 9 gram/1000 ml (9 g/L)

    Osmolaritas = 9/58,5 x 1000 x 2

    = 308 mOsm/L

    NaCl 3% = 3 gram/100 ml

    = 30 g/L

    Osmolaritas = 30/58,5 x 1000x 2

    = 1026 mOsm/L

  • Prinsip Perhitungan Osmolaritas Beberapa

    Cairan (Osmolarity of admixture)

    Osmolaritas dari beberapa cairan dapat

    dihitung dengan menjumlahkan molaritas

    dari beberapa cairan tersebut.

    Jika diketahui jumlah volume dari cairan

    tersebut maka perlu dilakukan perhitungan

    jumlah total volume sebagai nilai pembagi

    dari total perhitungan osmolaritas dari

    seluruh cairan yang sudah diketahui.

  • PERHITUNGAN OSMOLARITAS

  • CONTOH PERHITUNGAN

  • Contoh Perhitungan

    IV infusion

    component

    Volume (L)

    (A)

    Osmolaritas

    (Osm/L) (B)

    A x B

    NaCl 0,9% 0,06

    KCl 0,04

    Total

    Osmolaritas dari campuran

    tersebut = ? mOsm/L

  • Contoh Perhitungan

    IV infusion

    component

    Volume (L)

    (A)

    Osmolaritas

    (Osm/L) (B)

    A x B

    NaCl 0,9% 0,06 0,308 0,01848

    KCl 0,04 2 0,08

    Total 0,1 0,09848

    Osmolaritas dari campuran

    tersebut

    = 0,9848 (Osm/L)/0,1 (L) x

    1000

    = 984,8 mOsm/L

  • Contoh Perhitungan

    IV infusion

    component

    Volume (L)

    (A)

    Osmolaritas

    (Osm/L) (B)

    A x B

    NaCl 0,9% 0,5

    KCl 0,025

    Total

    Osmolaritas dari campuran

    tersebut = ? mOsm/L

  • Contoh Perhitungan

    IV infusion

    component

    Volume (L)

    (A)

    Osmolaritas

    (Osm/L) (B)

    A x B

    NaCl 0,9% 0,5 0,308 0,154

    KCl 0,025 2 0,05

    Total 0,525 0,204

    Osmolaritas dari campuran

    tersebut

    = 0,204/0,525 x 1000

    = 388 mOsm/L

  • APLIKASI PELAYANAN

    IV THERAPY DI RUMAH SAKIT

  • Aplikasi di Rumah Sakit

    1. Informasi stabilititas, kompatibilitas, pemilihan cairan pada kondisi tertentu, cara pemberian.

    2. Drug Compatibility/Incompatibility rekomendasi pemilihan terapi cairan

    3. Osmolaritas cairan 4. Pemantauan risiko komplikasi intravena 5. Infection Control (Hand Hygiene, Aseptic

    Dispensing)

  • Assesment dan merencanakan

    regimen untuk menghindari

    pencampuran obat yang

    seharusnya diadministrasikan

    secara terpisah.

    Pengecekan kompatibilitas

    menggunakan literatur,

    database

    sumber informasi dan

    pelayanan.

  • REFERENSI

    Erstad BL. Osmolarity and Osmolality:

    narrowing the terminology gap.

    Pharmacotherapy 2003;23(9):1085-1086

    Phillips LD. IV therapy notes: nurses

    pharmacology therapy guide. 2005. F.A

    Davis Company. Philadelphia PA.

    Lawrence A. Trissel. Handbook of Injectable

    Drugs. 16 th Edition. 2011.

  • 144

    REFERENSI

    Steve M. Intravenous therapy. 2003. Availabe

    at http://www.touchbriefings.com/pdf/14/ACF7977.PDF

  • CHECK IT FIRST.

    THANK YOU