Peu Haba PenyuluH agama -...

60
Pelunasan BPIH, Mei 2013 MAJALAH ISSN 0216-0790 Edisi 04, April 2013 M/Jumadilakhir 1434 H Rp. 10.000,- PEU HABA PENYULUH AGAMA

Transcript of Peu Haba PenyuluH agama -...

Page 1: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

Pelunasan BPIH, Mei 2013

Majalah

ISSN 0216-0790

Edisi 04, april 2013 M/jumadilakhir 1434 h

Rp.

10.

000,

-

Peu Haba PenyuluHagama

Page 2: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

Sehubungan dengan banyaknya tunggakandan untuk kesinambungan

penerbitan Majalah Santunan,

mohon biaya pengganti ongkos cetak majalah setiap bulan Segera dilunaSi,

dan dikiriM langSung ke rekening

Bri Banda aceh no. 00000037-01-002219-30-7BSM Banda aceh no. 7070777775

atas nama Majalah Santunan

Mohon Perhatian

Page 3: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

ISI

Edisi 04, april 2013 M/jumadilakhir 1434 h

Majalah

Pesantren Moderndengan PSI,Peraih MURI

Anggito: Pembayaran Zakat Kurang Praktis

12-17 KANWIL

54-56 DAYAH

50 ISLAMIKA

Peu Haba Penyuluh Agama

06-11 UTAMA

PERISTIWA

LENSA

TAFSIRRahasia Siang Malam

KELUARGASuami Pemalas di Warung Kopi

BUDAYAKebudayawanan danKeulamaan Ali Hasjmy

MADRASAHMadrasah AdabiyahAbu Krueng ManeSemangat Murid LewatMulod Akhee

OPINI

SIRAHPerang Badar Sebagai AwalPerubahan Dunia

STYLEAnti Galau Ala ‘Aid Alqarni

BAHASA ACEH

BAHASA ARAB

BAHASA INGGRIS

TTS

CERPENMaafkan Aku, Kak...

SOSOKHidayah Mengantar Kara Allouzi pada Islam

18

30

32

34

36

38

40

46

48

50

51

52

53

57

58

Kuota JamaahHaji Reguler Aceh 3.888 Orang

Page 4: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

04 SantunanApril 2013

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

Assalamu’alaikum.Wr.WbSalam Sukses selalu kepada pembaca setia Santunan.

Saya ingin menyampaikan sedikit saran yang mungkin dapat bermamfaat bagi kita semua.1. Mohon kiranya di dalam ruang “Sosok” agar dapat

menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif yang lebih bervariasi. Bisa siapa saja, misalnya: guru teladan, penulis teladan, orang tua teladan, pelaku usaha yang berhasil atau siswa-siswa yang memiliki prestasi luar biasa dan lain sebagainya yang dapat menambah inspirasi pembaca setia santunan tentunya;

2. Jika memang redaksi Santunan punya kelebihan rezeki, apakah tidak sebaiknya bagi mereka yang tulisannya sudah dimuat di majalah ini, diberikan sedikit sovenir sederhana. Bisa berupa pena-pena unik atau buku saku cantik ataupun sovenir-sovenir khas Aceh lainnya. Siapa tahu saja,ini bisa

Penghargaan kepada Penulis

>>SURAT

menjadi motivasi pembaca untuk lebih bersemangat dalam menulis. Semoga...Salam,

Rachmah, S.Pd.I([email protected])

Ya, Insya Allah saran bagus ini, kita pertimbangkan. Memang bagi penulis opini, puisi, dan cerpen (selain berita dan foto), ada disediakan alakadar honor. Namun, tapi tak mungkin dikirim karena, antara lain, banyak alamatnya yang tak ada, atau ada penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan rekeningnya, atau hanya ada penulis yang hanya ada alamat email. Bagi penulis yang tulisannya pernah dimuat di majalah Santunan yang belum dikirim honor silakan menghubungi bagian usaha.

Terima kasih.Redaksi

Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh bersama sponsor local dan nasional lainnya, ikut mensponsori “Fun Walk” yang diadakan Tribun News kelompok media Harian Serambi Indonesia, Minggu, 5 Mei 2013. Jalan sehat yang mengambil star dan finish di lapangan Blang padang Banda Aceh diikuti 7000 peserta dan sempat memeriah Kota Banda Aceh yang sedang berulang tahun yang ke 808 tahun ini.

Fun Walk yang mengambil tema “Melangkah Bersama Tribun 2013” dicatat dalam Musium Rekor Indonesia (MURI) sebagai jalan santai yang diikuti jutaan peserta yang dilaksanakan serentak di 21 kota di Indonesia.

Mengapa Santunan ambil bagian dalam kegiatan ini, menurut Juniazi, Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Majalah Santunan, ini adalah bentuk partisipasi Majalah Santunan dalam rangka meningkatkan jiwa sportifitas dan jiwa sehat di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Selain itu, sebagai sarana untuk meningkatkan brand image dan brand awareness Majalah Santunan dihadapan public. “Saya pikir ke depan

Majalah Santunan harus bisa expans ke publik. Majalah Santunan harus bisa diterima tidak hanya dalam komunitas Kantor Wilayah Kementerian Agama dan jajarannya, namun dapat diterima oleh masyarakat luas. Saya pikir ini sebuah cita-cita ideal,” ujarnya.

Juniazi menambahkan bahwa sponsorship ini merupakan bagian dari kerjasama Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh melalui Majalah Santunan dengan Harian Serambi Indonesia yang selama ini mencetak majalah ini. “Nilai positif kan dapat dilihat, sudah sebulan ini hampir saban hari logo Majalah Santunan menghiasi iklan “Fun Walk” pada Harian

Serambi Indonesia. Saya pikir ini terobosan yang memiliki nilai positif untuk membangun brand image dan brand awareness majalah ini,” ungkapnya.

Pemimpin Perusahan Harian Serambi Indonesia, Mohd Din, menjelaskan bahwa setiap event yang dilakukan Harian Serambi Indonesia selama ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat, termasuk jalan sehat ini. “Berjalan kaki adalah olah raga yang murah dan mudah dilakukan, inilah yang membuat berjalan kaki

menjadi favorit banyak orang. Tak hanya menyenangkan, jalan santai ini juga menyenangkan,” ungkapnya.

Mohd Din, yang ditemui Santunan di ruang kerjanya Rabu (11/4), secara khusus mengucapkan terima kasih atas dukungan pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh melalui Majalah Santunan untuk menyukseskan kegiatan ini. “Saya kira ini juga bagian dari kerjasama yang pernah kita tanda tangani beberapa waktu lalu,” ungkapnya

Sebelumnya, Majalah Santunan ikut sponsori jalan sehat dalam rangka Hari Amal Bhakti Kementerian Agama yang ke 67 tahun 2013 lalu di Banda Aceh. (aji)

Santunan Co Sponsorship Fun Walk

Page 5: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

05SantunanApril 2013

Masa Depan AgamaDi Tangan Penyuluh Agama

Rencana Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh tahun 2013 ini, setiap gampong di Aceh harus memiliki penyuluh agama, mesti diberi apresiasi dan direspon positif. Latar belakang mengapa ini diperlukan, menurut Kakanwil karena saat ini masyarakat perlu dilakukan advokasi atau pembelaan terhadap segala bentuk kegiatan dan pemikiran yang dapat merusak aqidah dan tatanan kehidupan masyarakat. Kakanwil memberi contoh maraknya aliran sesat di Aceh akhir-akhir ini salah satu penyebabnya adalah tidak ada lagi yang mendampingi dan membela masyarakat dari pengaruh kegiatan dan pemikiran yang merusak aqidah dan tatanan kehidupan beragama.

Penyuluh agama adalah Pegawai Negeri Sipil atau honorer yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama di tengah masyarakat.

Istilah penyuluh agama ini mulai disosialisasikan sejak tahun 1985 yaitu dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 791 Tahun 1985, istilah penyuluh agama digunakan kala itu untuk mengganti istilah Guru Agama Honorer (GAH) yang dipakai sebelumnya di lingkungan Kementerian Agama.

Dalam pelaksanaan tugasnya, para penyuluh dihadapkan pada beragam persoalan social keagamaan yang disebabkan oleh dinamika masyarakat yang terus berkembang. Hal ini jelas menuntut kemampuan penyuluh untuk memiliki kecakapan dalam berinteraksi, berkomunikasi, memahami dan mendalami setiap fenomena yang terjadi di masyarakat.

Sejatinya, sebagai sebuah profesi, setiap penyuluh juga dituntut untuk terus mengasah diri dan meningkatkan profesionalitas. Misalnya, keberhasilan dalam berinteraksi dan berkomunikasi menjadi syarat tercapainya misi dakwah yang disampaikan. Artinya, bagaimana pesan dakwah seorang penyuluh sampai kepada audien atau masyarakat, jika yang bersangkutan tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Bagaimana seorang penyuluh turut memikirkan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi umat, jika interaksinya dengan umat tidak bagus.

Pada sisi lain, setiap penyuluh agama mesti memposisikan dirinya sebagai orang yang berkewajiban menyampaikan pesan-pesan ajaran agama. Berkewajiban membina dan mendidik masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi.

Kita merasa kasihan melihat peran dan fungsi penyuluh yang demikian besar, namun di lapangan keberadaan penyuluh agama, mereka ada tetapi seperti tidak ada. Artinya keberadaan

SALAM<<

juniazi

Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: kepala kantor Wilayah kementerian agama Provinsi aceh. Dewan Pengarah: kepala Bagian tata usaha, Para kepala Bidang Pada kantor Wilayah kementerian agama Provinsi aceh. Penanggungjawab: h. akhyar, S.ag, M.ag. Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi: h. juniazi, S.ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.ag, M.ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur Pelaksana: ahsan khairuna, S.Sos.i. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra, S.hi, drs. taharuddin, Ma, dra.hj. Suri arniansyah, drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: jabbar Sabil, Ma, khairul umami, S.Sos.i. Bidang Usaha. Koordinator: Munawar, Se, Marketing dan Iklan: alfaizin, MM, Sirkulasi: amwar Citra hutabarat, S.Sos, Bendahara: darwin, Se, Keuangan: Zamzarina, a.Md. Staf Sekretariat: nurbaiti, Sh, hartati, a.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, a.Md. Alamat Redaksi: jl. tgk. abu lam u no. 9 Banda aceh. Website: http://aceh.kemenag.go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank rakyat indonesia no. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri no. 7070777775 a.n. Majalah Santunan.Biro Daerah: Para kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota se-Provinsi aceh

dan kiprah mereka di tengah-tengah umat hampir-hampir tidak kelihatan. Jangan-jangan mohon maaf, fungsi dan tugas mereka pun tidak tahu. Mereka berkantor dimana, wilayah kerja mereka dimana, laporannya seperti apa, kenaikan pangkatnya bagaimana? Inilah pertanyaan yang melilit keberadaan teman-teman penyuluh di lapangan. Nah, pertanyaan kemudian, siapa yang bertanggung jawab soal ini? Siapa hari ini yang bertanggung jawab terhadap pembinaan umat. Lebih jauh lagi, siapa hari ini yang bertanggung jawab menyampaikan pesan-pesan ajaran agama Islam kehadapan umat.

Kita tidak ingin menyalahkan siapa-siapa dalam hal ini. Namun, jika melihat dari tugas dan fungsinya, penyuluh agama salah satu pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap kondisi umat hari ini.

Jika boleh diumpamakan, umat hari ini seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Tidak ada lagi pemimpin umat yang berkharisma yang dapat dijadikan contoh tauladan di tengah masyarakat. Sudah berkurang orang yang mencoba memikirkan dan memecahkan permasalahan umat. Umat hampir tidak tahu lagi kemana melapor dan mengadu jika ada masalah pribadi yang dihadapinya. Masyarakat sudah tidak ada lagi tempat bertanya. Masalah kehidupan keluarga, soal privasi di rumah tangga yang mestinya bisa diselesaikan di gampong sering berujung di pengadilan.

Tumbuhnya aliran sesat, praktik dukun santet, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, maraknya kriminalitas di tengah masyarakat dan sebagainya, bukan tidak mungkin karena semakin longgarnya pegangan agama yang berfungsi sebagai alat control pada setiap pribadi umat.

Pada bagian lain, harus ada reaktulisasi dan reposisi dakwah dan pembinaan kepada umat. Sudah saatnya dipikirkan model-model dakwah yang sesuai dengan dinamika umat. Dakwah tidak hanya bil lisan, bicara dari mimbar ke mimbar. Dakwah islamiyah bukan yang dipahami setahun sekali saat perayaan maulid nabi. Bagaimana berdakwah dapat mencerahkan umat sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi umat, baik soal pribadi, keluarga maupun keumatan secara umum. Pola dakwah monolog diganti dengan dakwah dialogis. Penyuluhan agama secara bil hal, bil kalam, lewat media cetak dan elektronik perlu diperbanyak.

Akhirnya, walaupun tugas dakwah ada dipundak setiap pribadi muslim, harapan kita penyuluh agama Islam yang akan ditempatkan di seluruh gampong di Aceh akan jadi garda terdepan pembela agama dan umat di masa akan datang. []

05SantunanApril 2013

Page 6: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

06 SantunanApril 2013

Peu Haba Penyuluh

agama

>>UTAMASelain memberikan penyuluhan agama, penyuluh juga diharapkan dapat menjadi pendeteksi dan dapat mengantisipasi berkembangnya pemahaman yang menyimpang pada masyarakat. demikian petikan kalimat yang diungkapkan ibnu Sa’dan pada pada acara yudisium sarjana Fakultas ushuluddin iain ar-raniry beberapa waktu yang lalu.

“dengan terdeteksi lebih dini, kita bisa mengantisipasi tindakan anarkis dan hal-hal berbahaya lainnya yang dapat merusak tatanan kehidupan sosial agama masyarakat,” katanya.

dalam sambutannya saat membuka rakor Bidang Penais Zawa dengan kasi Bimas islam kankemenag kabupaten kota dan ketua Pokjaluh di Sulthan hotel, hal yang hampir sama dipaparkan kakanwil, drs. h. ibnu Sa’dan, yang menyatakan bahwa pascatsunami aceh mempunyai tatantangan besar dalam penguatan aqidah dan akhlak masyarakat, maka dari itu perlu adanya model baru yang lebih efektif dan efisien dalam penyuluhan. “Saya berharap di akhir rakor ini adanya suatu model penyuluhan yang lebih baik, lebih efektif dan efisien. Sehingga model ini bisa menjadi modal untuk menghadapi tantangan kedepan,” harapnya.

“Penyuluh diharapkan bisa menyampaikan bagaimana haM yang benar. karena dengan isu haM yang beredar di aceh membuat pergeseran nilai kehidupan di aceh. kontrol sosial sudah mulai terkikis, tetangga tidak berani lagi mengingatkan tetangganya,” tambahnya. nah, Berbicara deteksi berarti juga berbicara kualitas sang pendeteksi. dalam hal ini penyuluhkah yang menjadi sorotan, berkualitas atau biasa-biasa sajakah mereka?

oleh Ahsan Khairuna

Page 7: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

07SantunanApril 2013

UTAMA>>

Terkait dengan paradigma yang beredar di masyarakat, Penyuluh Agama Honorer (PAH) selama ini

lebih terkesan biasa-biasa saja atau tidak berfungsi, Ibnu Sa’dan mengatakan bahwa paradigma tersebut harus benar-benar dirubah. Menurutnya, permasalahan tidak pada penyuluh saja, dari segi honor misalnya, kakanwil mengatakan sangat prihatin dengan kondisi PAH, dengan kondisi tugas yang sangat besar mereka hanya memperoleh honor yang sangat sedikit, meski dikumpulkan, dana yang dikeluarkan pemerintah tersebut sangat besar.

Saat ada pertemuan-pertemuan di Pusat, Kanwil Kemenag Provinsi Aceh sudah ber-usaha untuk menyampaikan kondisi bahwa honor penyuluh untuk ditingkatkan. “Maka untuk tahun ini sudah ditambah walaupun masih kecil, tapi tetap ada perhatian peme-rintah terhadap mererka,” ujar Kakanwil.

Maka sehubungan adanya peningkatan kepada penyuluh honorer kakanwil berharap agar kinerja penyuluh juga ditingkatkan, sehingga anggapan masyarakat yang negatif tentang penyuluh seperti hanya teken honor saja bisa terbantahkan. “Kesan hanya teken honor saja jangan sampai menjadi opini yang negatif di masyarakat, karena ada juga penyuluh yang kerjanya sangat luar biasa, artinya mereka tidak melihat dari honornya” kata Ibnu Sa’dan.

Ibnu Sa’dan berharap agar pekerjaan dilakukan dengan ikhlas dan serius. ”Kalau bekerja dengan ikhlas dan serius Insya Allah ada rezeki lain. Bila penyuluh bekerja bagus dan diterima masyarakat, tentunya mereka akan mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat,” ujarnya.

Kebijakan kementerian agama provinsi Aceh untuk penempatan penyuluh disetiap desa tentunya bisa mendeteksi ajaran-ajaran aneh yang berkembang selama ini. “Harapan kita penyuluh-penyuluh yang akan ditempatkan nantinya bisa mendeteksi dan memantau dari awal aliran apa yang diajarkan serta siapa yang mengajarkan. Mereka didesa dan lebih tahu apa yang terjadi disana,” tambahnya.

Mantan Kabid Urais Kantor Wilayah Depag Provinsi Aceh ini juga mengingatkan, apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti aliran sesat agar terus dilaporkan secara berjenjang melalui KUA, lalu ke Kankemenag dan diteruskan ke tingkat provinsi di Kanwil Kemenag Prov Aceh. “Sehingga tidak terjadi lagi seperti beberapa waktu yang lalu, ada beberapa tempat yang bakar seperti di Jeunieb,” katanya.

Untuk mengantisipasi ketidaknyamanan itu Ibnu Sa’dan berharap penyuluh yang nantinya ditempatkan di setiap gampong bisa mencegah lebih dini. “Kalau mereka sudah

mengkoordinir kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang benar-benar rutin dilakukan masyarakat,” kata Bukhari. Pria yang akrab dipanggil Waled ini berharap dengan kegiatan tersebut bisa membatasi remaja-remaja dari kegiatan-kegiatan yang dapat merusak moral mereka.

Untuk memiliki penyuluh-penyluh yang berkualitas, kakanwil berharap kepada kakankemenag di kabupaten kota agar benar-benar menyeleksi penyuluh yang akan diangkat. “Kita berharap kepada teman-teman didaerah harus ada pertimbangan khusus untuk merekrut tenaga yang betul-betul punya SDM,” katanya.

Alumni Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry tersebut, mengatakan bahwa zaman sudah berubah, cara berdakwah juga berubah, semua harus harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. “Metode harus disesuaikan dengan saat ini, bagaimana kita memberikan informasi dizaman seperti saat ini, sementara penyuluh itu sendiri tidak menguasai tehnologi. Saya pikir harus direkrut penyuluh yang memiliki SDM yang kuat yang sesuai dengan perkembangan zaman ini,” tambah kakanwil.

Pada kesempatan lain, Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam Bidang Penais Zawa Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Sayed Khawaled, S.Ag mengatakan penyuluh yang nantinya akan ditempatkan di gampong-gampong akan terus dipantau dalam melaksanakan tugas mereka seperti mengkampanyekan magrib mengaji, sehingga pengajian dalam masyarakat terus ‘menjamur.’

Sayed juga menekankan bahwa kepada seluruh penyuluh honorer harus

besar nanti akan sulit untuk dicegah, sudah banyak pengikutnya karna sudah terlalu lama dibiarkan,” katanya. Dia menambahkan, tanpa ada pantauan yang dilakukan secara efektif tentunya akan menjadi sulit “Maka kita jangan lagi seperti pemadam kebakaran, baru tiba saat kebakaran sudah terjadi, apa gunanya lagi,” katanya.

Kontrol sosialSeperti berita-berita yang ‘terhidang’

dimedia-media saat ini, merosotnya moral dikalangan remaja-remaja mulai dari penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, free sex sampai terjadinya hamil di luar nikah tentunya menjadi sebuah pertanyaan sebenarnya di mana peran penyuluh saat ini.

Saat dikaitkan dengan penyuluh, Kakanwil, H. Ibnu Sa’dan mengatakan hal tersebut juga menjadi jawaban bahwa masih kurang efektifnya penyuluh dalam bekerja. “Maka kita harus bekerjasama dengan semua pihak untuk sama-sama mengontrol hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya. Ibnu Sa’dan mengatakan dengan melibatkan masyarakat untuk kontrol sosial lebih efektif, karena menurutnya dengan mengharapkan tenaga penyuluh atau WH dari Pemda saja tentu tidak mungkin bisa mengawasi semua kejadian yang dapat memperparah moral-moral putera-puteri Aceh.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh Drs. H. Bukhari, MA, Kabid Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf itu berpendapat, merosotnya moral masyarakat khususnya remaja-remaja Aceh juga diakibatkan oleh kualitas kerja penyuluh dilapangan. “Ke depan kita berharap dengan adanya program magrib mengaji, penyuluh bisa

Page 8: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

08 SantunanApril 2013

memiliki laporan pekerjaan nantinya. “PAH harus melaporkan semua kegiatannya mulai dari materi, lokasi, jumlah peserta, sampai peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasyarakat,” katanya.

Menurutnya PAH sendiri akan terus didampingi oleh PAIF (Penyuluh Agama Islam Fungsional) dalam kegiatan maupun teknis pelaporan. “Siklus pelaporan nantinya dimulai dari PAH, lalu ke PAIF (KUA) kemudian dilanjutkan ke Seksi Bimas Islam pada kankemenag kabupaten kota masing-masing,” jelas Sayed.

Menurut mantan Kasi Produksi Halal pada Bidang Urais itu Aceh patut berbangga karena Aceh adalah satu-satunya contoh provinsi yang memiliki PAH di setiap desa. “Itu disampaikan Kasubdit Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam Kementerian Agama Indonesia pada pertemuan beberapa lalu di Jakarta,” terang Sayed.

Lemahnya Pengawasan PAIF Tidak hanya PAH, PAIF juga menjadi

sorotan tajam saat ini, adanya rumor bahwa ada oknum PAIF yang tidak bekerja secara maksimal dilapangan dibenarkan oleh Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam Bidang Penais Zawa Kanwil.

Sayed Khawalid, S.Ag mengatakan lemahnya pengawasan menjadi alasan tidak profesionalnya Penyuluh Agama Islam Fungsional di daerah. “Lemahnya pengawasan mengakibatkan kualitas kerja,” kata Sayed. Dia berharap kedepan harus ada pengawasan yang intensif dari kasi Bimas islam didaerah, sehingga oknum PAIF yang masih bermalas-malasan bisa ditindak tegas.

Menurutnya, sampai ada penyuluh yang tidak mengurus angka kredit mereka sendiri, berbagai hal dijadikan alasan. “Ini bisa jadi faktor tidak peduli, kesibukan dan lain-lain, namun kita sudah sampaikan dan akan ada surat teguran kepada mereka,” katanya.

Kakanwil Drs.H. Ibnu Sa’dan, M.Pd menghimbau kepada rekan-rekan di kemenag kabupaten kota agar benar-benar mengawasi dan memberikan kesadaran terhadap oknum-oknum penyuluh yang menghindar dari tugas mereka. “Buat pertemuan dengan mereka, diberikan tugas yang jelas, serta dievaluasi setiap saat. Mereka pegawai negeri, menerima gaji, apalagi nantinya kita ditantang dengan audit kinerja, termasuk kinerja PAIF juga akan

diaudit,” kata Ibnu Sa’dan.Ibnu Sa’dan menekankan kepada setiap

penyuluh agar hasil di lapangan dilaporkan kepada atasan. Menurutnya penempatan penyuluh di KUA agar mudah berkoordinasi dan bekerja di kecamatan, jadi bukan stafnya kepala KUA.

Hal yang sama dinyatakan oleh Drs. H. Bukhari, MA, bahwa sebenarnya penyuluh yang ditempatkan di KUA bukan berarti mereka adalah staf di KUA. Menurut Waled, posisi mereka di KUA tersebut agar lebih memudahkan mereka bekerja di lapangan saat terjun langsung berhadapan dengan masyarakat.

Namun juga terjadi permasalahan lain pada pemerataan PAIF di kecamatan. Tenaga penyuluh fungsional belum benar-benar rata disetiap kecamatan. “Jadi mohon kerja keras teman-teman di Penais atau Bimas Islam di kabupaten kota. Nanti di daerah yang sudah cukup tenaga PAIF agar bisa bekerja keras,” harap kakanwil.

Permasalah itu memang tidak bisa disembunyikan, Kepala Bidang Penais Zawa mengatakan pemerataan PAIF di daerah memang belum tersebar secara merata. Menurutnya ada daerah yang kurang bahkan belum ada penyuluh. “Kesan yang kita alami sekarang adalah pincang, kalau kita perhatikan wilayah Aceh Besar sudah banyak memiliki tenaga penyuluh, namun di Aceh

Jaya masih kurang,” katanya. Waled menekankan untuk kedepan Bi-

dang Penais Zawa tidak akan mengijinkan permintaan penyuluh yang mengusulkan pindah dari satu tempat ke tempat lain, atau dari penyuluh sebagai tenaga fungsional ke tenaga struktural. “Belum meratanya pe-nyuluh di semua kecamatan kabupaten kota menjadi alasan kita untuk menunda permo-honan-permohonan pindah yang masuk ke bidang Penais Zawa,” terang Waled.

Untuk peningkatan kualitas penyuluh, Bidang Penais Zawa sendiri mengakui telah melakukan beberapa kegiatan yang dapat mengoptimalkan penyuluh di daerah. Itu diakui oleh Kabid Penais Zawa Drs. H. Bukhari, MA saat ditemui Santunan di ruangannya. “Kita sudah melakukan beberapa kegiatan di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Kota Lhokseumawe, kegiatan itu bertujuan untuk mempertajam sebenarnya apa tugas mereka dilapangan nantinya.

Kepada Santunan, Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam Sayed Khawalid, S.Ag juga mengatakan akan ada pembinaan-pembinan kepada penuyuluh, seperti pem bi naan angka kredit, pembekalan penyuluhan, silabus/kurikulum sampai akan ada pelatihan seperti tehnik menulis karya ilmiah. “Kegiatan tersebut kita lakukan agar penyuluh lebih bisa bekerja secara optimal,” tutup Sayed. []

Buat pertemuan dengan mereka, diberikan tugas yang jelas,

serta dievaluasi setiap saat. Mereka pegawai negeri,

menerima gaji, apalagi nantinya kita ditantang dengan audit kinerja,

termasuk kinerja PAIF juga akan diaudit.

>>UTAMA

Page 9: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

09SantunanApril 2013

1. Mengumpulkan data identifikasi po-tensi wilayah /kelompok sasaran

Kegiatannya menghimpun atau meng-umpulkan data oleh penyuluh agama dengan menggunakan instrument pengumpulan data, formulir-formulir, blanko-blanko isian dan daftar pertanyaan yang berisi semua bahan berupa data/informasi tentang data potensi wilayah/kelompok yang berkaitan dengan data pembinaan kehidupan beragama dan pembangunan yang ada dalam suatu wilayah atau kelompok sasaran.

Kegiatan ini dilakukan minimal 1 tahun 6 kali atau setiap 2 bulan sekali data terse-but diperbaiki. Volume 6 kali per tahun apa-bila seorang penyuluh ditugaskan berdasar-kan berdasarkan wilayah binaan, tetapi bila seorang penyuluh ditugaskan berdasarkan kelompok binaan maka volume pengumpulan data didasarkan atas jumlah kelompok binaan.

Bentuk fisik adalah formulir-formulir, blanko-blanko yang telah di isi atau daftar-daftar pertanyaan yang telah dijawab oleh responden yang dihimpun dalam satu paket.

2. Menyusun rencana kerja operasionalPoint kegiatan ini adalah menyusun Term

of Reference (TOR) yang bersifat penjabaran setiap kegiatan yang tertuang dalam rencana kerja (program kerja) tahunan sehingga ter-gambar secara jelas tujuan, sasaran, waktu, pelaksanaan dan pokok-pokok materi serta teknis pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan pembangunan yang akan dilakukan untuk suatu kelompok sasa-ran/binaan yang ada.

Kegiatan ini dilakukan minimal 1 tahun 12 kali/ setiap bulan sekali.

Bentuk fisik kerja adalah asli/ foto copy naskah rencana kerja operasional sejumlah yang dibuat.

3. Mengumpulkan bahan materi bimbin-gan dan penyuluhan

Adalah kegiatan menghimpun dan mem-pelajari bahan-bahan bimbingan atau penyulu-han dari kitab suci, hadits, buku keagaman dan kebijakan pemerintah untuk melengkapi penyusunan materi.

Kegiatan dilakukan minimal 1 tahun 18 kali.

Bentuk fisik adalah resume atau kompi-lasi pokok-pokok materi dan sumber-sumber materi

4. Menyusun konsep tertulis materi BP dalam bentuk naskah

Kegiatan ini terdiri dari penyusunan ma-teri tertulis yang akan dipergunakan untuk bahan pelaksanaan bimbingan/ penyuluhan dengan topic, sistematika tertentu dan dibuat

dalam bentuk naskah ketikan 1,5 spasi den-gan jumlah halaman minimal 10 halaman ker-tas folio.

Kegiatan ini dilakukan minimal 1 tahun 48 kali atau setiap bulan 4 naskah.

Bentuk fisik adalah naskah materi yang telah dibuat.

5. Menyusun konsep materi BP dalam bentuk poster

Adalah kegiatan penyusunan materi ditu-angkan dalam poster atau spanduk berdasar-kan desain materi dan bahan yang berhasil dihimpun.

Kegiatan ini tidak mengikat, artinya boleh dilakukan dan boleh juga tidak dilakukan.

Bentuk fisik adalah naskah konsep materi.

6. Melaksanakan BP melalui tatap muka kepada masyarakat pedesaan

Adalah kegiatan pelaksanaan bimbingan/ penyuluhan yang dialakukan dalam suatu per-temuan saling berhadapan antara penyuluh agama dengan kelompok binaan/ kelompok sasaran masyarakat umum yang berada di pedesaan.

Kegiatan ini dilakukan minimal 1 tahun 208 kali / 4 kali seminggu.

PELAKSANAAN BPBentuk fisik adalah bukti bahwa yang ber-

sangkutan telah melakukan kegiatan bimbin-gan penyuluhan, bukti fisiknya dapat berupa surat keterangan dari penyelenggara atau daftar kehadiran penyuluh yang dibuat secara keseluruhan selama 1 bulan atau 1 tahun dengan mencantumkan bulan, hari, tanggal, dan jam pelaksanaan bimbingan penyuluhan.

7. Melaksanakan BP melalui pentas per-tunjukan sebagai pemain.

Adalah kegiatan pelaksanaan bimbingan/ penyuluhan yang dialakukan secara lisan atau-pun dengan gerakan yang dilakukan dalam suatu pertunjukan di mana seorang penyuluh agama bertindak sebagai salah satu pemain/ pemegang peran.

Kegiatan ini sifatnya tidak mengikat, arti-nya boleh dilakukan boleh tidak.

Bentuk fisik adalah surat keterangan dari penyelenggara pertunjukan atau sutradara yang bertanggungjawab atas pentas pertunju-kan tersebut.

8. Menyusun laporan mingguan pelaksa-naan BP

Adalah kegiatan penyusunan dan pem-buatan laporan pelaksanaan kegiatan bimb-ingan atau penyuluhan yang dilakukan secara tatap muka, yang meliputi antara lain, lokasi pelaksanaan, tema, jumlah peserta, peralatan

yang digunakan, masalah yang ada, dan lain-lain yang dilaksanakan setiap minggu sekali.

Kegiatan ini dilakukan minimal setiap tahun 52 kali atau setiap minggu 1 laporan. Apabila mempunyai 5 kelompok binaan tetap dan setiap kelompok binaan dilaksanakan 1 minggu sekali maka jumlah laporan ming-guannya menjadi 5 laporan, sehingga dalam 1 tahun menjadi 5 x 4 x 12 = 240 laporan mingguan.

Bentuk fisik adalah setiap laporan ming-guan yang dibuat.

9. Melaksanakan konsultasi secara per-orangan

Adalah kegiatan pemberian infoprmasi, penjelasan, jalan keluar pemecahan terhadap suatu persoalan yang dihadapi oleh peroran-gan yang secara tegas memohon bantuan kepada penyuluh agama. Materi konsultasi berkaitan dengan keagamaan. Konsultasi bisa dilakukan di tempat manapun dan tidak men-jadi keharusan bertempat di kantor.

Kegiatan ini dilakukan minimal 1 tahun 12 kali atau setiap bulan 1 kali.

BIMBINGAN CATINBentuk fisik adalah formulir permohonan

konsultasi yang ditandatangani oleh pemo-hon.

10. Melaksanakan konsultasi secara ke-lompok

Adalah kegiatan pemberian informasi, penjelasan dan jalan keluar yang dilakukan penyuluh agama terhadap kelompok masyara-kat yang secara tegas meminta jasa konsultasi dalam rangka memecahkan suatu persoalan di bidang keagamaan atau pembangunan me-lalui bahasa agama.

Kegiatan ini dilakukan minimal 1 tahun 12 kali

Bentuk fisik adalah bahan yang dijadikan sebagai dasar penilaian adalah formulir per-mohonan konsultasi yang ditandatangani oleh pimpinan kelompok.

11. Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/ kelompok

Adalah kegiatan penyusunan dan pem-buatan laporan pelaksanaan kegiatan bimb-ingan penyuluhan melalui proses konsultasi, meliputi : jumlah sasaran/jumlah peserta, frekuensi, masalah yang dipecahkan, langkah pemecahan yang disampaikan serta hasilnya.

Kegiatan dilakukan sesuai dengan ada ti-daknya pelaksanaan konsultasi.

Bentuk fisik adalah laporan yang dibuat perminggunya.

[Yusmadi Abdullah, M. PdKasi Bimais Islam Kemenag Pidie Jaya]

Tugas Pokok Penyuluh agama Islam HonorerUTAMA>>

Page 10: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

10 SantunanApril 2013

berharap lebih banyak dari PenyuluhUntuk menjadi sang teladan, seorang penyuluh harus maksimal bekerja dalam pembinaan umat. H.Azhar, S.Ag, MA, Penyuluh Agama Islam teladan pertama tahun 2003 dari Aceh Tenggara yang saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Pendidikan Alquran di Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Aceh memberikan trik khusus bagaimana menjadi Penyuluh Teladan dalam melakukan pembinaan masyarakat.

Menurutnya, "Penyuluh itu harus memenuhi tiga aspek minimal untuk menjadi Penyuluh Teladan. Pertama, Aspek bimbingan dan penyuluhan. Aspek ini harus betul-betul maksimal karena memang fungsi sebagai penyuluh adalah melakukan bimbingan dan penyuluhan agama Islam kepada masyarakat," kata H.Azhar.

"Sementara yang Kedua, menurutnya, penyuluh itu harus memenuhi aspek pengabdian pada masyarakat. Penyuluh teladan harus mengabdi pada masyarakat dan terlibat dalam setiap agenda-agenda masyarakat untuk diwarnainya dengan nilai-nilai Islam. penyuluh teladan itu tidak boleh banyak tidur, tegasnya. Dan yang ketiga, penyuluh itu harus memiliki kesetiaan dalam

m e l a k s a n a k a n tugas," tegas H. Azhar.

Jika meme-nuhi tiga aspek ini dan maksimal maka ke sempatan dan kemungkinan menjadi teladan akan sangat ter-buka. Menjadi penyu luh teladan, disamping akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah, insya Allah juga akan mendapatkan balasan pahala yang besar dari sisi Allah Swt jika semuanya ikhlas.

Sementara itu, Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) berharap agar Kementerian Agama (Kemenag) memperbaiki proses rekrutmen penyuluh honorer. Penyuluh honorer yang diangkat diharapkan berasal dari orang-orang yang memang sudah aktif mengabdi di masyarakat. Jangan sampai mereka yang tidak shalat dan jarang ber-interaksi dengan kehidupan agama diangkat menjadi penyuluh di Kementerian Agama.

Hal itu diung-kapkan oleh Sek-re taris Jendral (Sekjend) HUDA, Tgk.H.Faisal Ali saat dihubungi via telepon di Banda Aceh (12/4). “Ka-lau penyuluh hon-orer yang diangkat tidak memenuhi kriteria sebagai dai (da’i-da’i) atau

teungku-teungku yang sebelumnya memang sudah aktif membina masyarakat, maka itu akan merugikan semua, rugi uang, rugi ma-syarakat dan semuanya”, tegas ulama, yang akrab disapa Lem Faisal ini.

Lem Faisal mengatakan bahwa saat ini banyak teungku-teungku dan Ustadz-ustadz yang aktif mengajar di TPA-TPA, mengajar di mesjid, di dayah dan sebagainya, merekalah yang seharusnya diprioritaskan menjadi penyuluh honorer sehingga akan memudahkan tugas Kementerian Agama, di samping juga akan menjadi stimulus bagi yang bersangkutan agar mereka.[]

oleh Teuku Zulkhairi

>>UTAMA

Page 11: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

11SantunanApril 2013

Penyuluh Harus BerbenahHARAPAN kepada Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama untuk terus berbenah juga disuarakan oleh pengguna situs jejaring sosial Facebook saat dimintai pendapat mereka. Mereka menganggap posisi sebagai Penyuluh Agama Islam memegang peranan penting dalam menciptakan kehidupan beragama yang harmonis di masyarakat. Facebokers umumnya juga memandang bahwa pentingnya peran maksimal penyuluh agama dalam memperbaiki akhlak dan moral masyarakat.

Jangan Hanya Pandai Bikin LaporanSALAH satu akun Facebook atas nama Ridwan Amiruddin mengatakan, “Kelihatannya penyuluh Agama Islam Kemenag kebanyakan pandai membut laporan serta selalu minta tanda tangan pihak tertentu untuk mendukung laporannya. Kasi yang berkenaan dengan penyuluh sekali-kali tolong terjun dan memonitoring secara intensif”.

Akun atas nama Ridwan Amiruddin juga menulis, “Saya pikir bukan saja dai dikirim ke perbatasan Aceh-Sumut, namun di Kabupeten lain pun perlu, juga dai perlu membina teman-teman yang ada di terminal-terminal bus, karena selama ini banyak aliran-aliran yang berkembang di Aceh melenceng dari ajaran Islam yag sebenarnya, ini perlu dipikirkan oleh DPRA.”

Selain itu, akun tersebut juga berharap: “Memang na gampong, menye hana dai (dai kebetulan ada tugas luar) ka keuh hana dipeuget shalat maghrib dan isya berjamaah, peulom suboh, lon pike hai Kakankemenag mari berpikir untuk ta training para remaja, pemuda, juga imam dalam bidang kepemimpinan Islam.”

Penyuluh agar Mendata tingkat Keislaman UmatAKUN atas nama Fajri Alchemis berharap, “Penyuluh harus bisa mendata tingkat keislaman dalam suatu desa sehingga kebutuhan dai, imam dan khatib dapat terukur, karena ada desa yang sudah hampir tidak punya tengku gampong dan imam menasah.”

Penyuluh Harus Bangun Kerjasama dengan Imum MeunasahAKUN Facebook atas Muhammad Taher mengusulkan, “Dalam konteks Aceh meunasah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat. Meunasah adalah tempat pembinaan umat baik agama dan dan adat, sebaiknya penyuluh agama bekerjasama dengan imam meunasah untuk mengembalikan marwah aceh zaman dahulu. Sekurang-kurangnya mendukung Tgk imam meunasah dalam menyelenggarakan magrib mengaji yang di canangkan oleh mentri agama."

Lanjutnya, "Sekitar tahun 80 han diaceh masih kita dengar bacaan Alquran setiap magrib baik di rumah atau di meunasah, sekarang yang kita dengan suara tv senetron si Madun setiap magrib. Kami rasa tidak ada salahnya Kementrian agama untuk

bekerjasama dengan imam meunasah untuk membina ahklak lewat jalur ini yang diseponsori oleh penyuluh agama.”

Penyuluh Jarang Shalat Jamaah di MasjidSEMENTARA itu, kritikan untuk penyuluh datang dari akun atas nama Ibnu Yunus, akun ini menjelaskan: “Saya mengenal beberapa penyuluh, dia merangkap imum gampong dan khatib masjid, tapi dia nongol ke masjid hanya di hari Jumat untuk umumkan kas masjid, selebihnya dia shalat sendirian di rumah, tugasnya sebagai imam diganti orang lain yang tidak dibayar sebagai imam, ini salah satu contoh penyuluh, teungku.”

AKUN ini juga menjelaskan; “Penyuluh adalah tukang bawa suluh, tukang bawa obor, tukang tunjuk jalan. Ini tugas mulia. Ini meneruskan misi Rasul. Dakwah jangan pernah berhenti. Makanya penyuluh harusnya orang yang pantas diteladani dalam segala aspek kehidupan, minimal aspek akhlaq dan pengamakan syariat Islam. Umat hari ini seperti kehilangan suluh. Makanya perbaiki kapasitas pembawa suluh itu, lagee nyan dilee teungku.”

SDM Penyuluh Harus Terus Ditingkatkan AKUN atas nama Aceh ReseachInstitute berharap agar penyuluh terus dibina, akun ini menulis “Penyuluh agama adalah Jafung Khusus, oleh karena itu perlu dipikirkan mekanisme pembinaan, perlu ditingkatkan kwalitas SDMnya. Semoga eksistensi Penyuluh mempunyai makna, bukan hanya sekedar menggorogoti uang Negara

Sementara itu akun atas nama Muztafa M Radhi menulis, “menghadapi globalisasi sekarang ini, peran penyuluh agama sangat penting di masyarakat. Sekarang ini penyuluh agama hanya bekerja di kecamatan saja. Untuk ke depan alangkah baik nya mereka turun ke Desa-desa secara rutin. Tupoksi harus dijalankan bukan saja formalitas saja.”

Manfaatkan Dai yang Sudah Aktif AKUN atas nama Abi Maryam menulis, “Di Aceh kan sudah ada banyak dayah hampir setiap kecamatan ada 2 sampai 5 dayah, sebaiknya difungsikan saja mereka. Untuk menghindari perbedaan pendapat antara penyuluh mungkin dengan latar belakang keilmuan nondayah dengan pihak dayah nantinya yang justru membuat resah di masyarakat bukannya membawa suluh malah kekacauan."

Akun atas nama Kafrawi Abubakar juga menulis, “Penyuluh itu harus orang yg didengar suluhannya oleh masyarakat. Kalau memang ada tenaga honorer, sebaiknya dimanfaatkan saja Tgk-tgk yang ada di lingkungan masyarakat yang suaranya didengar. Berikan mereka strategi sesuai dengan tujuan dari penyuluhan itu sendiri. Dari pada mencari orang lain yang hanya menjadi cemoohan masyarakat, kecuali mereka yang punya citra, kapasitas, kualitas yang layak diberikan otoritas untuk menyuluh.” []

Suara FacebookerPenyuluh adalah tukang bawa suluh, tukang bawa obor, tukang tunjuk jalan.

Ini tugas mulia. Ini meneruskan misi Rasul.

UTAMA<<

Page 12: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

12 SantunanApril 2013

Menjalin Kemitraan dengan Semua Komponen

Hari kedua di sesi kedua materi Rapat Koordinasi Bidang Penaiszawa Tahun 2013, T. Ahmad, S.Ag. Kepala Seksi Kemitraan Umat, Publikasi Dakwah dan HBI Pada Bidang Penaiszawa Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menyampaikan pemaparan tentang tugas pokok dan fungsi dari seksinya, Kamis (4/4).

Dalam pemaparannya yang di

moderator oleh Zulkhairiyati itu, T. Ahmad menyebutkan ada 3 hal yang harus dilaksanakan untuk pengembangan Kemitraan Umat, yaitu Inventarisasi dan pendataan, Pembinaan Kemitraan Umat dan Pengendalian Permasalahan Umat.

Dalam kesempatan itu T. Ahmad yang juga sebagai Ketua Panitia Penyelenggara menekankan bahwa Kemitraan harus

Jajaran Pengurus dan anggota DWP (Dharma Wanita Persatuan) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh adakan pelatihan fardhu kifayah. ‘Demo tajyiz mayat’ yang dirangkai dalam arisan bulanan itu, berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Aceh (siang Selasa, 9/4).

Dipandu dan dibekali oleh Kasi Madrasah Kankemenag Kota Banda Aceh, Drs. H. Abdul Syukur, M.Ag, dengan mempraktekkan proses memandikan dan mengafankan ‘mayat’, acara nampaknya sangat bersahaja dan sejuk, apalagi diiringi dengan hujan deras, sebelumnya Aceh dilanda kemarau dan panas menyengat.

Diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi dan pembacaan Asmaul Husna yang dipandu Fajriah Bakri, S.Ag (staf Subbag Informasi dan Humas), acara ditutup dengan doa yang dipandu oleh Yuliana A. Gani, S.Si (guru SMK 5 Telkom , istri Muhammad Yakub Yahya, M.Ag

Semoga materi kali ini dapat bermanfaat dan diamalkan oleh anggota DWP sesuai dengan kebutuhan akan fardhu kifayah di lingkungan kita. Demikian harapan Ketua DWP Kanwil Kemenag Aceh, Misnawati, M.Ag.

Audien pelatihan bersama Abdul Syukur, guru yang piawai berbahasa Arab dan lama aktif secara formal sebagai guru madrasah (termasuk guru di Madrasah Darusysyariah Masjid Raya Baiturrahman) itu, terlihat

menikmati sekali setiap sesi praktik fardhu kifayah, termasuk saat memandikan, membersihkan tinja, dan saat merobek dan mengafankan ‘mayat’. [yakub/hartati/fajriah]

DWP Kanwil Gelar `Demo Tajyiz Mayat`

dikembangkan, karena kemitraan adalah suatu proses yang tidak berhenti, dalam artian bahwa kemitraan yang terbentuk dalam lingkup sekecil apapun perlu didorong untuk terus berkembang, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi kehidupan umat dan berguna bagi kemaslahatan agama, bangsa dan negara.

T. Ahmad berharap dengan kemitraan yang terjalin baik dapat mengantisipasi masuknya aliran aliran sesat dan mampu menekan, menimalisir gejolak yang ada.“Kami usahakan akan terus menjalin kemitraan dengan segala komponen agar dapat bersama sama menekan dan meminimalisir gejolak yang ada, termasuk aliran sesat,” ungkapnya

“Tempat ibadah yang didirikan tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan umat beragama setempat, sering menciptakan ketidak harmonisan. Maka Untuk pendirian rumah ibadah harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, untuk Provinsi Aceh harus sesuai dengan peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2007 tgl 19 Juli 2007 tentang Pedoman Pendirian Rumah Ibadah,” tambahnya. [citra]

>>KANWIL

Page 13: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

13SantunanApril 2013

Pelunasan BPIH, Mei 2013

Awal Mei 2013, Jamaah Calon Haji Reguler sudah bisa melunasi BPIH Tahun 2013, demikian terungkap dalam jumpa pers Direktorat Jenderal Haji dengan sejumlah media di Jakarta, Rabu (17/4). “Pelunasan direncanakan baru bisa dilakukan pada awal Mei,” ujar Sri Ilham Lubis, Direktur Pelayanan Haji.

Menurut Sri, proses pelunasan BPIH masih menunggu diterbitkannya Peraturan Presiden tentang BPIH tahun 2013. “Pelunasan BPIH dilakukan pada Bank Penerima Setoran (BPS) tempat setoran awal, dan dimulai pada pukul 11, setelah besaran kurs dollar diterima dari Bank Indonesia, sampai pukul 13,” tambah Sri.

Calon jamaah yang masuk kuota

keberangkatan Tahun 1434 H/ 2013, dihimbau tidak lalai untuk melunasi pada tahap pertama. “Calon jamaah masuk kuota berangkat, hanya boleh melakukan pelunasan pada tahap pertama,” tegas Sri.

Sehubungan itu, Sri berharap agar teman-teman media juga ikut mensosialisasikan kepada jamaah agar segera melakukan pelunasan. “Jamaah harus mengetahui bahwa mereka harus segera melunasi pada tahap pertama, karena tidak diberikan toleransi untuk melakukan pelunasan pada tahap kedua. Nanti akan diterbitkan PMA tentang pengisian sisa kuota atau pengisian untuk kuota nasional yang nanti akan kita sampaikan informasinya,” tambah Sri. [aba/zainal/y]

103 Orang Perebutkan 29 Jatah Petugas Haji Aceh 1434 HSesuai Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Nomor S-1222/Kw.01.5/2/HJ.00/4/2013 tertanggal 19 April 2013, tentang hasil Seleksi Administrasi Tingkat Provinsi Rekruitmen Calon Petugas Haji Tahun 1434 H/ 2013, yang ditujukan kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten / Kota se-Aceh, sejumlah 103 orang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti seleksi selanjutnya di Banda Aceh.

Seleksi Tingkat Provinsi Aceh ini akan dilaksanakan di Asrama Haji Banda Aceh pada tanggal 24 April 2013 dengan materi Ujian Kompetensi dan Wawancara. 103 orang peserta ini adalah yang telah lulus seleksi administrasi di tingkat Provinsi, setelah mengikuti seleksi awal di Kemenag Kabupaten/ Kota masing-masing atau di Kanwil Kemenaterian Agama Aceh.

Berdasarkan pengalaman tahun 1433 H / 2012 M, jumlah kursi petugas haji yang diperebutkan adalah 29 orang, masing-

Kuota JamaahHaji Reguler Aceh

3.888 orangJumlah kuota haji reguler untuk Provinsi Aceh, berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 58 Tahun 2013 tertanggal 5 April 2013 adalah 3.888 orang JCH, ditambah dengan TPHD 36 orang, jumlah seluruhnya 3.924 orang. Dengan demikian, kuota haji reguler untuk Provinsi Aceh Tahun 1434 H/2013 M sama dengan Tahun sebelumnya.

Terkait nomor porsi jamaah calon haji yang akan berangkat pada tahun 1434 H/2013 M kan diumumkan secara resmi melalui Keputusan Menteri Agama RI atau Edaran Dirjen Peneyelnggara Haji sesudah adanya Keputusan Presiden RI tentang Besaran Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1434 H/2013 M. Masyarakat yang ingin melihat estimasi tahun keberangkatan haji-nya bisa menggunakan sistem yang ada di website http://haji.kemenag.go.id.

Selain itu, berdasarkan sistem SISKOHAT Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, hingga Jumat (19/4), jumlah waiting list Jamaah Calon Haji Reguler Provinsi Aceh sejumlah 56.161 orang. [aba/y]

masing 24 orang petugas yang mendampingi jamaah haji (kloter) dan 5 orang yang akan bertugas di Arab Saudi tanpa pendampingi jamaah secara langsung (non kloter).

103 orang yang akan mengikuti seleksi ini terdiri dari kategori:

TPHI sejumlah 36 orang; TPIHI sejumlah 32 orang; Ketua/Waka Sektor di Arab Saudi 2 orang; Pelaksana Layanan Umum di Arab Saudi 23 orang; Pembimbing Ibadah di Arab Saudi 2 orang; dan SISKOHAT 8 orang. [aba/y]

KANWIL>>

Page 14: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

14 SantunanApril 2013

Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Isi Materi Rakor PenaiszawaKepala Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kementerian Agama Aceh Jamaluddin, SE menjadi Narasumber pada Rapat Koordinasi Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf (Penaiszawa) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, di Sulthan Hotel Banda Aceh, Jumat (5/4).

Materi yang disampaikan di sesi pagi hari itu tentang Teknik Pengajuan Anggaran dan Laporan Keuangan di Lingkungan Kementerian Agama. Dalam pemaparan materinya Jamaluddin mengatakan bahwa proses pengusulan rencana kerja dan anggaran di Kementerian Agama dilakukan secara terkoordinasi antara satuan kerja di pusat dan di daerah yang terkait.

“Mekanisme pengusulan rencana kerja dan anggaran dilakukan secara berjenjang dari satuan kerja daerah kepada satuan kerja pusat untuk selanjutnya diusulkan kepada pemerintah,” katanya.

Pada sesi yang dipandu oleh Fuadi itu, Jamaluddin menegaskan, “Dalam pengusulan yang akan disampaikan oleh satuan kerja disusun dengan menimbang dan memperhatikan beberapa hal seperti, telah sesuai dengan tugas dan fungsi, merupakan hasil dari penelaahan berbagai kebijakan

terkait, Selaras dengan tujuan yang ingin di capai, Disertai dengan data dukung yang memadai, dan usulan telah diinventarisasi sesuai dengan kebutuhan dan urutan prioritasnya, serta usulan disertai dengan jabatan yang berisi berbagai informasi terkait dengan pelaksanaan nantinya.”

Dalam kesempatan yang sama, Ida yang

mendampingi Kasubbag-nya mengingatkan untuk para peserta Rakor dan diminta untuk diteruskan ke Satker pada masing masing Kabupaten/ Kota untuk mempercepat laporan keuangan triwulan pertama. Laporan diterima paling akhir pada tanggal 8 April ini, karena akan di periksa oleh DJPP Banda Aceh terlebih dahulu. [amwar]

Implementasi kesederhanaan namun tidak mengurangi substansi dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Aceh Kamis 18 April 2013. Kesederhaan sangat terlihat dari kebersamaan duduk di lantai tidak ada beda antara pejabat dan staf biasa, menu makanan tidak varian hanya kuah belangong dan eungkot keumamah.

Kakanwil Kementrian Agama Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa, ia sangat bahagia hari ini karena dapat bersilaturahim bersama sesepuh. Mantan Kanwil, mantan Kabag dan pejabat eselon IV juga hadir ini akan menambah energi positif dalam kita bekerja. Mari kita teladani kehidupan Rasulullah dalam keseharian kita baik di kantor, di rumah dan di mana saja kita berada.

Penceramah Tgk.H.M.Yusuf A.Wahab (panggilan akrabnya, Tu Sop) mengatakan bahwa memperingati Hari kelahiran Rasul artinya kita mengingat kembali sepak terjang beliau dalam mengembangkan Agama Allah Swt. Dengan gaya yang santai, tutur kata yang santun pimpinan pesantren Darussalam Al Aziziyah Jeunib ini mengajak seluruh karyawan dan karyawati Kantor Kementrian Agama Aceh untuk menjadi

Maulid di Kanwil, Sederhana tapi Khidmat

pribadi yang utuh dan memahami agama Islam secara holistik (menyeluruh), tidak parsial sehingga kita merasakan nikmatnya iman kepada Allah Swt.

Hidup di dunia ini adalah sementara dan ada suatu kehidupan yang lebih kekal dan abadi yaitu kehidupan di akhirat di mana

kita semua akan mempertanggungjawabkan semua yang kita lakukan kepada Allah.

Peringatan maulid di hadiri seluruh karyawan dan Dharma Wanita Persatuan serta Kakankemenag Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Tamiang dan Sabang. [akhyar/y]

>>KANWIL

Page 15: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

15SantunanApril 2013

PSW IAIN Audiensi dengan KakanwilKakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd, didampingi oleh Kepala Sub Bagian Informasi dan Humas, H.Akhyar, S.Ag, M.Ag menerima audiensi 9 orang pengurus Pusat Studi Wanita (PSW) IAIN Ar Raniry di ruang kerja Kakanwil Kemanag Aceh, Banda Aceh (17/4).

Dalam pertemuan sekitar 1 jam itu Ketua PSW IAIN Ar Raniry, Rasyidah, M.Ag menperkenalkan kepada Kakanwil bahwa PSW IAIN Ar-Raniry didirikan pada tahun 1989 berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Ar-Raniry, sebagai lembaga riset dan advokasi isu-isu perempuan yang berbasis perguruan tinggi, dengan tujuan mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui penguatan kesempatan, partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap proses pembangunan bagi perempuan.

Dalam kesempatan itu Rasyidah mengatakan, “Di antara peluang yang sekaligus menjadi kekuatan PSW adalah PSW beranggotakan para dosen yang memiliki kekayaan sumber daya baik dari segi expertnya maupun dari segi variasi keilmuan.”

“Sebagian besar anggota PSW terlibat aktif sebagai pengembang masyarakat baik ditempat tinggalnya, maupun di kelompok-kelompok Majelis Taklim yang dibinanya. Kesemua ini menjadi modal yang besar bagi PSW untuk mengelola program secara efektif dan efesien,” tambahnya.

Pada audiensi itu juga, Dra. Mustabsyirah M. Husein, M.Ag selaku Divisi Pengabdian Masyarakat PSW IAIN Ar Raniry mengemukakan bahwa Kelompok Majelis Taklim kaum ibu yang ada di desa di Aceh, sering ditemukan berbagai

permasalahan yang menjadi penghambat perkembangan Majelis Taklim itu sendiri, seperti penerapan manajemen yang kurang baik, pengelolaan dana yang belum profesional dan sistem administrasi yang masih memerlukan pembenahan yang akhirnya sering membuat kelompok Majelis Taklim menjadi vakum, bertahan dengan pas-pasan tanpa kreatifitas dan inovasi, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.

“Perlu adanya beberapa kegiatan untuk itu seperti workshop penyusunan dan cetak modul training penguatan Majelis Taklim,penguatan manajemen, pengadaan brosur dan media tulisan selebaran untuk penguatan motivasi mendukung penguatan Majelis Taklim”, ungkap Mustabsyirah memberi solusi tentang realita problema Majelis taklim sekarang ini.

“Kita berharap akan beroutput dengan tersedianya modul yang tepat untuk penguatan skill Majelis Taklim kaum ibu, meningkatnya skill pengelolaan Majelis Taklim sesuai dengan prinsip-prinsip dasar manajemen, meningkatnya skill organisasi perempuan Islam dalam menguatkan Majelis Taklim dan terbangunnya kesadaran pengurus Majelis Taklim tentang pentingnya manajemen Majelis Taklim,” tambahnya.

Kakanwil dalam akhir sambutannya mengatakan, “Terimakasih atas masukannya, saya sepakat dengan dilakukanya beberapa kegiatan untuk meningkatkan kualitas Majelis Taklim, nanti kita akan lihat beberapa kegiatan di Bidang pada Kanwil yang bisa bersinergi dengan itu.” [amwar]

Sejak 1 Januari hingga akhir Maret 2013, website Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh yang berlamat di http://aceh.kemenag.go.id sudah terisi sejumlah 276 berita yang 47 persennya merupakan kontribusi kawan-kawan di satuan kerja daerah.

Dari 23 Kabupaten dan Kota dalam lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh, yang paling aktif mengirimkan berita adalah satuan kerja di lingkungan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Aceh Timur.

“Meskipun demikian, kita berharap semua satuan kerja turut berpartisipasi

Hingga Maret 2013,Aceh Tengah dan Aceh Timur Paling Aktif Isi Berita

dalam membesarkan website ini sebagai salah satu corong informasi kepada masyarakat,” kata Akhyar, Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh ketika memeriksa hasil perabgkingan sementara, Rabu (10/4).

Sebagaimana saran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, hasil perangkingan sementara ini akan dikirimkan ke Kemenag Kabupaten / Kota setiap 3 bulanan. dan pada akhir tahun 2013, akan diberikan pernghargaan bagi daerah dengan penyumbang berita terbanyak. Demikian Akhyar.[aba]

KANWIL>>

Page 16: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

16 SantunanApril 2013

Dalam rangka upaya peningkatan mutu dan kualitas lulusan pondok pesantren atau dayah, Kanwil Kemenag Aceh mengharapkan penyelenggaraan UN pendidikan kesetaraan sukses di Ponpes atau dayah di Aceh. Hal itu ditegaskan Drs. Mukhlis Hasan, Kepala Seksi Pendidikan

62 Dayah Selenggarakan UN Kesetaraan

Diniyah Formal dan Keseteraan Bidang Pekapontren Kanwil.

“UN paket C lembaga pesantren (setara SMA/MA) akan dilaksanakan pada tanggal 15 April sampai dengan 18 April 2013. UN paket B/Wustha (setara SMP/MTs) dilaksanakan pada 22 April s/d 24 April

2013. Sedangkan UN paket A/ Ula (setara SD/MI) dilaksanakan pada 6 s/d 8 Mai 2013,” ujar Mukhlis Hasan yang juga ketua Panitia Pelaksana Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Lembaga Pendidikan Pesantren Kanwil, Tahun pelajaran 2013.

Mukhlis Hasan menyebutkan, hasil rekapitulasi pihaknya, pada tahun 2013 ini terdapat 62 lembaga Pendidikan Ponpes (dayah) di Aceh yang akan menyelenggarakan UN paket A, B dan C.

Sementara Pondok Pesantren penerima dana BOS yang akan menyelenggarakan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan program Wajar Dikdas tingkat Ula dan Wustha, Mukhlis Hasan mengakui pihaknya sedang merekap jumlah pesantren yang akan ikut serta.

Abrar Zym, S.Ag. kabid Pekapontren mengusulkan, bagi dayah yang ingin menyelenggarakan pendidikan kesetaraan program paket dan Wajardikdas, ia mengusulkan agar bisa mendaftar ke Kemenag Kabupaten/Kota seksi PD Pontren, Pendis atau seksi lain yang menangani urusan pesantren.

“Kalau mendaftar tahun ini, insya Allah tiga tahun pendidikan sudah bisa menyelenggarakan UN” pungkas Abrar Zym yang didampingi Mukhlis Hasan. (teuku zulkhairi)

Kakanwil kementrian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd didampingi Kabid Pendidikan Madrasah Drs. H. Efendi, M.Si dan Kasubbag Inmas H. Akhyar, M.Ag turut dalam rombongan Muspida Aceh yang diwakili oleh Sekda Aceh T. Setia Budi meninjau beberapa sekolah yang ada di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Sekolah yang pertama sekali ditinjau adalah SMAN Peukan Bada. Dari 111 peserta semuanya hadir. Kemudian rombongan melanjutkan ke MAN 2 Banda Aceh di kawasan Lamteumen dari 163 peserta ada 1 orang yang tidak hadir alasan sakit dan masih di opname di Rumah Sakit atas nama M.Iqbal, ujar Ihsan, M.Pd, Kamad MAN 2.

Selanjutnya perjalanan di teruskan ke SMK 1, 2, dan 3 di Lhong Raya. Wakil ketua DPRA Aceh Drs. H. Sulaiman Abda, M.Si yang ikut dalam rombongan tersebut mengatakan bahwa beliau ditunjuk sebagai Komite di SMK ini.

Akhirnya kunjungan dalam rangka monev UN diakhiri di SMA Fajar Harapan. Di sekolah inilah para Muspida mengadakan

Kakanwil Tinjau UN Bersama Muspida

jumpa pers dengan para wartawan yang menyertai kunjungan tersebut. Salah seorang wartawan mengajukan pertanyaan kepada Sekda Aceh, siapkah pemerintah Aceh bila 50 % dari peserta UN ini gagal, Sekda secara diplomatis mengatakan bahwa

kita tetap harus selalu siap dengan berbagai kemungkinan yang terjadi.

Tapi Dinas Pendidikan terus berupaya sekuat tenaga meningkatkan kualitas agar pendidikan kita lebih baik dari tahun sebelumnya. [akhyar/y]

>>KANWIL

Page 17: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan
Page 18: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

18 SantunanApril 2013

Sidak Kakanwil ke Krueng SabeeSantunan-Calang. Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan M.Pd di sela-sela kunjungan kerja sekaligus membuka secara resmi rapat koordinasi RKA SK Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya, menyempatkan diri melakukan sidak (silaturrahmi men-dadak) pada KUA Kecamatan Krueng Sabee.

Dalam sidak yang turut di hadiri oleh Kakankemenag Aceh Jaya Drs. H. Amiruddin, M.A, Humas Kemenag Aceh, dan seluruh Kasi Kankemenag Aceh Jaya tersebut, beliau sempat melihat dan memeriksa proses pencatatan dan penulisan buku nikah yang sudah menggunakan sistem cetak komputer melalui aplikasi simkah.

Pada kesempatan tersebut beliau mengharapkan agar KUA Krueng Sabee sebagai KUA Percontohan penggunaan IT di dalam Kabupaten Aceh Jaya dapat terus meningkatkan mutu pelayanan dan menjalin hubungan lintas sektoral dalam Kabupaten Aceh Jaya.

Disamping itu beliau juga memberikan apresiasi kepada seluruh Karyawan/Karyawati Kankemenag Aceh Jaya khususnya KUA Krueng Sabee yang telah berpartisipasi pada pemberitaan Kemenag Kabupaten/Kota

melalui website Kanwil Kementerian Agama Aceh sehingga Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya mendapat peringkat ke 8 dari 25 Kemenag Kabupaten/Kota dalam Provinsi Aceh. [kua kreung sabee/akhyar]

Banjir lagi, KUA Terendam, UN LancarSantunan-Calang. Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Aceh Jaya sejak Selasa (16/04) menyebabkan sebagian wilayah Kabupaten Aceh Jaya tergenang banjir. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Krueng Sabee yang terletak di Desa Monmata, juga tidak luput dari terjangan banjir kiriman tersebut.

Aktifitas kantor KUA yang biasanya sibuk melayani masyarakat sejak rabu siang (17/04) terpaksa dihentikan untuk sementara ini di sebabkan sebagian aset dan ruangan kantor di genangi banjir luapan sungai Krueng Sabee.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya Drs. H. Amiruddin, MA di dampingi Kepala Seksi Bimas Islam

langsung turun ke lokasi untuk meninjau sekaligus memberi arahan langsung kepada pegawai kemenag untuk membantu proses evakuasi barang agar terhindar dari banjir. Insya Allah besok pelayanan Kantor KUA akan kembali normal. “Jika banjir belum surut, maka proses pelayanan kantor KUA untuk sementara akan dipindahkan ke Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Jaya,” ujar Kakankemenag, Pak Amir.

Soal UN di pantai Barat, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Aceh, Anas M Adam mengatakan pendistribusian soal UN SMP/MTs lebih awal ke daerah-daerah agar pelaksanaan UN di masing-masing kabupaten/kota tidak digusarkan dengan kekurangan atau keterlambatan tiba soal

di lokasi. “Apalagi saat ini sedang musim penghujan. Kita berharap soal itu bisa tiba lebih cepat,” katanya.

Anas didampingi Ketua Panitia UN Provinsi Aceh, Laisani menambahkan, soal yang didistribusikan serentak itu terdiri atas soal utama plus soal cadangan sesuai dengan jumlah siswa peserta UN tingkat SMP dan MTs tahun 2013. Tahun ini, jumlah siswa peserta UN SMP sederajat seluruhnya 82.041 orang, terdiri 60.623 siswa SMP, 21.285 siswa MTs, dan 133 siswa SMPLB.

Diinformasikan, akibat banjir yang melanda Aceh Barat, Ribuan warga dari enam desa di Kecamatan Woyla Barat, Aceh Barat, Rabu (17/4/2013) malam dilaporkan mulai mengungsi ke posko yang dibuka oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten setempat. “Tim kita malam ini membuka dapur umum di Napai, lokasi banjir,” ujar Kepala BPBD setempat, T Nofrizal SSTP.

Menurutnya, dari data diperoleh malam ini penduduk dari enam desa dari Kecamatan Woyla Barat mengungsi baik ke posko dibuka Pemkab dan ke tempat lebih tinggi karena ketinggian banjir banjir yang melanda Woyla Barat semakin tinggi. Sedangkan enam desa penduduk mengungsi yakni dari Desa Napai, Blang Cot Rubek, Blang Cot Mameh, Alue Leuhop, dan Lhok Balee.

Ia mengaku sejumlah kecamatan lain juga masih direndami banjir, tetapi penduduk tidak mengungsi dan masih bertahan di rumah masing-masing. [kua kruengsabee/serambi/y]

>>PERISTIWA

Page 19: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

19SantunanApril 2013

Gerbang RajaAceh Jaya

Santunan - Calang. Gerakan pembangunan Rakyat Aceh Jaya (Gerbang Jaya) itu program yang di luncurkan Bupati Aceh Jaya Drs.Ir.Azhar Abdurrahman dalam rangka hari jadi yang ke XI Aceh jaya.

Dalam sambutannya, ketika hadir dalam rapat kerja Anggaran satuan kerja (RKA-SK) baru-baru ini, pemerintah dalam hal ini Kabupaten Aceh Jaya menaruh perhatian yang serius terhadap kementrian Agama terutama Madrasah, karena animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke Madrasah semakin hari semakin meningkat,oleh sebab itu kemenag harus terus meningkat kualitas.

Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya dalam hal ini Dinas Pendidikan telah membantu sebanyak 32 orang guru Dinas yang mengajar di berbagai Madrasah di Kabupaten Aceh Jaya.

Di era global sekarang di mana arus informasi sudah begitu mewabah dalam kehidupan kita sehari-hari, akibatnya pola hidup kebaratan dan pemikiran sekuler tentunya akan merebak dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tiada daya untuk menghadang laju sekularisasi tersebut kecuali membentengi generasi kita, Madrasah memiliki andil besar untuk menjadi tameng bagi kita semua.

Pernyataan bupati tersebut mendapat aplus dari peserta rapat.Kakanwil Kementrian Agama mengucapkan trima kasih banyak kepada Bupati Aceh Jaya yang memiliki komitmen besar teruma dengan kementrian Agama.

Insya Allah dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB) Kementrian tahun 2014, Bupati Aceh Jaya Layak untuk kita ajukan salah seorang bupati yang mendapat penghargaan dari Menteri Agama. Insya Allah…. [akhyar]

Sejumlah Kamad DilantikSantunan - Lhoksukon. Sebanyak 675 PNS di lingkungan Kankemenag Aceh utara, yang terdiri dari pegawai kantor, guru madrasah dan pegawai pada KUA di 27 kecamatan dan dari berbagai golongan jabatan, diambil sumpah PNS atau janji pegawai negeri sipil di Aula IPHI Aceh Utara (26/2).

“Kakankemenag Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd memimpin langsung pengambilan sumpah tersebut. Dalam sambutannya Drs. H.Zulkifli Idris, M.Pd menyampaikan bahwa, ikrar sumpah PNS bukan hanya disampaikan dalam bentuk seremonial saja, namun para PNS wajib mewujudkannya dengan berkomitmen untuk menjalani segala tugas secara totalitas, konsisten dan jujur serta setia kepada negara di samping menjauhkan diri dari korupsi serta nepotisme,” jelas kata Zulfahmi, staf PPID Kemenag Aceh Utara.

“Dalam penjelasan pasal 26 ayat (1) dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 jo UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian disebutkan bahwa, ”Sumpah/Janji adalah suatu kesanggupan untuk mentaati keharusan

atau untuk tidak melakukan larangan yang ditentukan, yang diikrarkan dihadapan atasan yang berwenang menurut agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.” Jadi, pada hakikatnya sumpah dan janji yang diucapkan merupakan tanggung jawab moral yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu para PNS diharapkan selalu ingat dan berpegang pada nilai-nilai religius, dalam menjalankan tugas dan menjunjung profesionalisme dalam menjalankan pekerjaan,” jelas Zulkifli

Sementara Kepala Subbag Tata Usaha, H. Asnawi, S.Ag menyatakan, bahwa acara pengambilan sumpah pegawai negeri sipil merupakan program yang harus dilaksanakan, mengingat pada PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil, ditegaskan bahwa Setiap Calon Pegawai Negeri Sipil segera setelah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, wajib mengangkat Sumpah/ Janji Pegawai Negeri Sipil menurut agama/kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. [zf/y]

Sosialiasi Jabatan FungsionalSantunan - Lhoksukon. Bertempat di Aula MPU Aceh Utara dilaksanakan Sosialisasi Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru, yang dihadiri oleh 52 orang Kepala Madrasah Negeri, yaitu MIN 36 orang, MTsN 10 orang dan MAN 6 orang di lingkungan Kankemenag Kabupaten Aceh Utara. Dalam acara ini disampaikan Peraturan, prosedur dan syarat usul Penyesuaian Jabatan Fungsional Guru. Pematerinya, Ojak Murdani, S.Sos (Kabid Mutasi Kepegawaian BKN Medan).

“Acara sosialisai (18/2) dibuka Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd (Kakankemenag Aceh Utara). Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa para guru di

madrasah diharapkan meningkatkan kualitas pengajaran dan tidak terlalu disibukkan dengan angka kredit,” kata Zulfahmi, staf PPID Kemenag Aceh Utara.

“Saya mengharapkan para guru di madrasah agar meningkatkan kualitas pengajaran sehingga menghasilkan anak didik yang berkualitas serta jangan disibukkan dengan angka kreditnya. Karena semenjak di Perguruan Tinggi sudah disibukkan dengan kredit hingga telah menjadi pegawai masih disibukkan dengan kredit, baik angka kredit, kredit bank, kredit bahan rumah tangga, bahkan banyak yang ditawarkan menjadi petugas kredit,” ujar Zulkifli. [ja/y]

Santunan - Lhokseumawe. Pelaksanaan UN tingkat MA di Kota Lhokseumawe hingga hari terakhir, Kamis 18 April 2013 dilaporkan berjalan lancar. UN yang diselenggarakan mulai 15 April sampai 18 April 2013 di tingkat MA ini diikuti oleh 208 siswa. Hingga berakhir semua siswa hadir mengikuti UN di lokasi MAN Lhokseumawe.

Selain siswa MAN Lhokseumawe, UN juga diikuti oleh siswa MAS Muhammadiyah,

MAS Ihyaussunnah MAS Padang Sakti dan MAS Yapena pada lokasi yang sama.

Dari seluruh rangkaian UN yang berjalan tertib tersebut, umumnya siswa mengeluhkan masalah kualitas lembar jawaban komputer yang terlalu tipis, sehingga mudah robek bila tidak diperlakukan dengan sangat hati-hati. Semoga saja masalah serupa tidak terjadi pada UN MTs yang akan dimulai Senin, 22 April 2013. [rahmat m/aba/y]

Siswa Keluhkan LJK, tapi UN Tertib

PERISTIWA>>

Page 20: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

20 SantunanApril 2013

Workshop MGMP PAI SMPSantunan - Lhoksukon. Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI SMP Kabupaten Aceh Utara bekerja sama dengan Seksi PAI Kankemenag Aceh Utara mengadakan Workshop Rencana Pelaksanaan Pembe-lajaran (RPP) berbasis karakter tingkat SMP yang diikuti oleh 50 orang peserta terdiri dari Guru PAI yang bertugas pada SMP di kabupaten Aceh Utara. Acara workshop (8/3) dilaksanakan di gedung Aula MPU Kabupaten Aceh Utara, dan dibuka oleh Drs.H. Zulkifli Idris, M.Pd selaku Kepala Kankemenag Aceh Utara.

“Dalam sambutannya Kakankemenag menyampaikan bahwa sangat mendukung workshop ini, karena dengan adanya workshop seperti ini guru diharapkan akan lebih kompoten dan professional dalam menjalankan tugasnya terutama dalam menyusun perangkat pembelajaran, dalam hal ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran,” jelas Zulfahmi, staf PPID Kemenag Aceh Utara.

“Jika Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun sudah ideal dan bagus, maka kegiatan pembelajaran, terutama dalam hal pendidikan agama Islam akan dapat dilaksanakan dengan baik, hal ini sangatlah diperlukan, karena jika pembelajaran telah terlaksana dengan baik maka akan menghasilkan siswa-siswa yang berakhalakul karimah, berprestasi dan berkarakter islami dan jauh dari pergaulan bebas,” papar Pak Zul (panggilan Kakankemenag).

Kasi PAI, Drs, Jamaluddin, M.Pd menambahkan bahwa workshop tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam melahirkan siswa yang berprestasi dan berkarakter terutama dalam bidang agama Islam.

Sebagai narasumber panitia mengundang bapak Drs. Syafii dan Drs. Ismail (Pengawas dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Aceh utara). [zf/y]

Partisispasi Warga Lampuuk Meriahkan Maulid MINSantunan - Kota Jantho. Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw masih gencar dilakukan dimana – mana di Maulud Akhe ( Maulid Terakhir ), acara yang dianggap sakral itu bahkan juga dilakukan di MIN Lampuuk Aceh Besar yang siswanya hanya 95 orang, namun kali ini setelah setahun sebelumnya juga dilakukan pada madrasah yang kembali dibangun setelah musibah tsunami tahun 2004 itu acara kali ini juga diramu dengan pelantikan Pengurus Komite Madrasah untuk periode 2013 – 2016.

Tampak hadir pada acara tersebut adalah Unsur Muspika dan Muspika Plus kecamatan Lhoknga, Kepala MIN se Aceh Besar dan Juga Kepala SD dalam Wilayah Gugus 1 Lhoknga,tokoh Masyarakat Lampuuk dan Sekitarnya dan diperkirakan tamu yang hadir ± 700 orang.

Dalam acara yang khidmat itu juga Hadir adalah orang nomor satu di jajaran Kementerian agama kabupaten Aceh Besar,yaitu Drs. H. Salahuddin, M. Pd sebagai orang yang melantik pengurus Komite.

Dalam amanatnya beliau menyampaikan bahwa beliau sangat terharu dan bangga dengan Peringatan Maulid nabi Muhammad kali ini, karena acaranya dianggap sukses dan meriah, sebab acaranya mendapat partisipasi orang Tua murid dan tokoh masyarakat Lampuuk yang sangat luar biasa bahkan ketua panitia acaranya dipercayakan

kepada orang tua murid, Pak Sala yang biasa disapa juga menambahkan bahwa Inilah sebenarnya yang diharapkan oleh Pemerintah Kita, Pendidikan itu bukan hanya milik pemerintah / sekolah saja, akan tetapi Orang tua dan Masyarakat juga punya peranan penting dalam mencerdaskan anaknya sebagai mana terlihat hari ini ( hari Senin tanggal 01 April 2013).

SalahuddinJuga mengapresiasikan kepada Kepala Madrasah MIN Lampuuk yaitu Marwan, S. Ag yang merupakan Winner Porseni tingkat Propinsi tahun 1987 di Lhokseumawe pada cabang Qasidah dan Nyanyian Solo (beberapa tahun terkhir

cabang itu sudah tidak muncul lagi di ajang porseni ).yang sudah menggagas acara begini rupa, supaya ada madrasah lain yang meniru gayanya dalam perayaan ini.

Nah Penceramah yang hadir pada acara itu adalah Ustaz Husni Suardi, S. Pd, beliau dalam ceramahnya selain menguraikan masalah Kelahiran Nabi Muhammad Saw yang dalam gaya kocaknya, juga menilai bahwa kegiatan Perayaan seperti ini sudah termasuk kedalam salah satu MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah ) dan perlu di pertahankan, semoga MIN Lampuuk kedepan akan lebih maju, Amiin pintanya. [yakub]

Manasik Haji di AbdyaSantunan - Blangpidie. Seiring dengan datang-nya musim haji banyak calon jamaah haji yang telah ditetapkan Nomor Porsi keberangkatan tahun 2013, calon haji bergegas untuk mengi-kuti pelatihan tata cara pelaksnaan ibadah haji (manasik) di masing-masing daerah. Sama halnya dengan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Kakankemenag Abdya sejak Selasa (9/4), resmi membuka pelatihan/manasik haji tingkat keca-matan yang diikuti oleh calon jamaah haji dari lima kecamatan, yang terdiri dari kecamatan Babahrot, Kuala batee, Jumpa, Susoh, serta Blang-pidie, yang diadakan di mesjid Pancasila Susoh.

Dalam laporan ketua panitian yang disampaikan Kepala KUA Susoh, Drs. Hamdani, menyatakan bahwa jumlah calon jamaah haji tahun 2013 dari lima kecamatan sebanyak 59 orang yang terdiri dari kecamatan Babahrot 4 orang, Kuala Batee 5 orang, Jeumpa 6 orang, Susoh 17 orang, dan Blangpidie 27 orang dan jumlah laki-laki 16 orang dan perempuan 43 orang. Adapun pertemuan manasik haji ini direncanakan sebanyak tujuh kali pertemuan, setiap Selasa, dari jam 14.00 - 16.00 WIB. [syahrul/y]

>>PERISTIWA

Page 21: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

21SantunanApril 2013

Kakanwil Buka RKA SK di MeulabohSantunan - Meulaboh. Diawali dengan lantunan bacaan Ayat Suci Alqur’an bersama Tgk. Nyak Ara, sambutan Kakankemenag Aceh Barat, Drs. H. M. Arif Idris, MA, yang menyampaikan laporan sebagai Ketua Panitia, acara Rakor RKA SK (Rapat Koordinasi Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja) Kemenag Aceh Barat, kian bershaja.

Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Senin 22 April 2013 yang menghadiri pembukaan Rakor RKA-SK tahun 2014 Kankemanag Aceh Barat, yang bertempat di Aula Dinas Sosial Kabupaten Aceh Barat itu, juga ikut dihadiri oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum

yang mewakili Bupati Aceh Barat. Di samping itu juga turut di hadiri

unsur Muspida Plus setempat, di antaranya Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Syariat Islam. Dalam arahan nya bupati juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada Bapak Kakanwil di Aceh Barat, bupati memberikan apresiasi kepada jajaran Kemenag, khususnya Kankemenag Aceh Barat. Dalam hal kegiatan Rakor tersebut, karena sambung Bupati, Rakor RKA-SK mengandung makna yang sangat baik, karena tanpa adanya perencanaan maka tidak akan pernah diraih anggaran yang efesien dan akuntabel, seperti tema Rakor,

“Mewujudkan Rencana Anggaran Yang Efisien dan Akuntabel pada Satuan Kerja.”

Kakankanwil Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dalam sambutan dan arahan dalam rangka Rakor RKA-SK menyampaikan apresiasi kepada Kakankemenag dan seluruh anggota keluarga besar Kankemenag Aceh Barat atas partisipasinya dalam Rakor tersebut. Kakanwil meminta kepada seluruh peserta agar benar-benar mengikutinya dengan khidmat serta serius guna mendapatkan tujuan yang sebenarnya.

Dalam kesempatan itu di depan bupati dan unsur Muspida Plus, Kakanwil juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati karena berkenan hadir dalam pembukaan acara Rakor terebut. Kakanwil juga mengatakan betapa pentingnya suatu kebersamaan, karena dengan kebersamaan akan di raihlah suatu hasil yang baik.

Di sela-sela arahannya, dalam pembukaan Rakor RKA-SK, menyampaikan beberapa ucapan bijak, di antaranya “Jadi orang penting itu baik, tapi lebih penting jadi orang baik.” Mengandung makna bahwa menjadi orang baik itu lebih bagus adanya dari pada menjadi orang penting, itulah yang seharusnya diterapkan dalam lingkungan kerja kita di kementerian agama. “Karena jika kita telah menjadi orang baik, maka menjadi orang penting akan hadir dengan sendirinya,” ungkap Kakanwil. [ijal/y]

Kankemenag Aceh Barat, TerbersirSantunan - Meulaboh. Predikat dan penilaian yang disampaikan bahwa, “Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, “Terbersih” di antara Kankemenag yang lainnya di Aceh,” merupakan suatu kebanggaan dan kebahagian bagi seluruh karyawan dan karyawati Kankemenag Kabupaten Aceh Barat. Khususnya Drs. H. M. Arif Idris, MA Selaku Kakankemenag setempat. Sebab pernyataan tersebut keluar dari mulut orang “nomor 1” di Kementerian Agama Provinsi Aceh, Kakanwil.

Pernyataan itu disampaikan oleh Bapak Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh yang disambut dengan tepuk tangan para undangan dan peserta Rakor RKA-SK Kankemenag di Aceh Barat, di hadapan Bupati dan Unsur Muspida Plus Kabupaten Aceh Barat.

Kakanwil memberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut, “Selama Kunjungan Kerja Saya Ke Kankemenag yang ada di Aceh, Kankemenag Aceh Barat lah yang terbersih, baik tata ruang dan penghijauan nya yang menambah keindahan halaman kantor,” demikian ungkap Kakanwil .

Pantau UNKakanwil Kemenag Provinsi Aceh,

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dalam rangka kunjungan kerja dan pembukaan Rakor RKA-SK Kankemenag Kab. Aceh Barat Tahun 2014, yang di dampingi oleh Kakankemenag Drs. H. M. Arif Idris, MA dan Kasi Pendidikan Madrasah Drs. Tharmizi, menyempatkan diri untuk meninjau pelaksanaan UN di beberapa MTs,

di antara nya MTsN Model Meulaboh I dan MTs Nurul Falah, yang diterima langsung oleh masing- masing Kepala Madrasah tersebut.

Alhamdulillah pelaksanaan UN hari pertama sukses dan berjalan dengan lancar. Kakanwil juga meninjau Pembagunan Mushalla MTsN Model, yang merupakan Bantuan dari Pemda Kabupaten Aceh Barat. [ijal/admin/y]

PERISTIWA>>

Page 22: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

22 SantunanApril 2013

Di Meulaboh, Kakanwil Pimpin ApelSantunan - Meulaboh. Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Senin (22/40, menjadi pembina pada apel pagi di halaman KankemenagAceh Barat. Apel

bersama dihadiri pejabat eselon IV dan Kepala KUA juga seluruh Kepala Madrasah negeri dan swasta, berlangsung dengan khidmad dan tertib.

Dalam arahannya, Kankanwil menyampaikan apresiasi kepada Kakankemenag dan seluruh anggota keluarga besar Kankemenag Aceh Barat atas partisipasinya dalam mengikuti apel bersama, yang selalu diadakan setiap sebulan sekali minggu pertama, dalam hal ini Kakanwil juga merasa bangga dengan apa yang telah di laksanakan oleh Kakankemenag. Kakanwil lanjutkan, “Apel bersama yang dilaksanakan ini hendaknya menjadi contoh bagi Kankemenag yang ada di Aceh.”

“Dari seleuruh Kankemenag yang ada di provinsi Aceh, Aceh Barat-lah yang telah melaksanakan Apel Bersama Rutin setiap awal bulan minggu pertama,” kata Kakanwil.

Kunjungan Kakanwil ke Aceh Barat dalam rangka memantau pelaksanaan UN tingkat MTs dan membuka Rakor RKA-SK di Kemenag Aceh Barat. Kakanwil yang didampingi Kasubbag Informasi dan Humas, H. Akhyar, MAg, pada Selasa (23/4) akan berkunjung ke Kabupaten Aceh Barat Daya dalam rangkaian kegiatan yang sama. [ijal/aba/y]

Pembinaan Keuangan di Aceh UtaraSantunan - Lhoksukon. Kankemenag Acut (Aceh Utara) adakan acara pembinaan administrasi keuangan, acara yang digelar baru-baru ini, diselenggarakan di gedung IPHI Aceh Utara, Jln Nyak Adam kamil Lhokseumawe, selama satu hari penuh, dan diikuti oleh 112 perserta. Peserta merupakan Bendahara dan Operator pada Madrasah Negeri di lingkungan Kemenag serta Pegawai Kankemenag Acut.

Kasubbag Tata Usaha, H. Asnawi, S.Ag mewakili Kakankemenag membuka acara,dan dalam sambutannya, ia

mengharapkan agar acara yang dilaksanakan ini bermanfaat bagi para bendahara dan pelaksana keuangan di Satker-satker yang ada. “Saya sangat mengharapkan agar para peserta mengikuti dengan serius rangkaian acara pembinaan administrasi keuangan, mengingat acara ini sangat penting. Kemudian saya mengharapkan acara yang kita adakan ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat kita implemtasikan dalam melaksanakan anggaran belanja dan pendapatan negara sehingga lebih tertib,” papar Kasubbag tata usaha. [zulfahmi/y]

CINTA Jumat di Peureulak

Santunan - Idi. MTsN Peureulak Kabupaten Aceh Timur kembali mencetuskan program baru yang berpihak kepada siswa. Program itu diberi nama CINTA-Jum’at (Cara Indah Tabina Anak) hari Jum’at. Kegiatannya adalah pidato siswa pada setiap pagi jum’at berdurasi 10 menit dimulai pukul 07.50 – 08.00 WIB yang bertempat di halaman madrasah setempat.

Jika hari Senin ada apel pagi dan diiringi pidato guru, maka setiap apel pagi Jum’at podium dikuasai oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa juga mampu berpidato di depan khalayak ramai. Memang diakui ada sedikit kendala, yaitu para siswa masih mempunyai rasa minder alias malu-malu. Namun Kepala MTsN Peureulak Darwan,S.Pd punya ide cemerlang mengenai masalah tersebut dengan cara memberikan hadiah bagi siswa-siwi yang mau tampil pertama, kedua dan ketiga.

Bahkan guna memotivasi para siswa setiap bulannya akan dipilih pidato terbaik dan tentunya akan mendapat penghargaan dari Kamad Peureulak, adanya dukungan dari para dewan guru serta wali siswa juga turut mensukseskan program ini. “Melalui program ini kita harapkan akan melahirkan siswa-siswi yang mampu mengaktualisasikan ilmu ditengah-tengah masyarakat,” ujar Darwan. [jamaluddin/y]

>>PERISTIWA

Page 23: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

23SantunanApril 2013

Lomba Baca Kitab di AbdyaSantunan - Blangpidie. Seksi Bimas (Bimbingan Masyarakat) Islam Kemenag Aceh Barat Daya, ksanakan seleksi baca kitab tingkat Kabupaten Aceh Barat Daya (11/4). Seleksi yang berlangsung di Oproom Kemenag Abdya (Aceh Barat Daya), diikuti oleh seluruh Kepala KUA dan Penghulu yang bertugas di KUA Kabupaten Aceh Barat Daya.

Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun itu, selain untuk memilih perwakilan Kemenag Abdya saat seleksi di Kemenag Propinsi nanti, juga bertujuan mendorong Kepala KUA dan Penghulu se-Kabupaten Aceh Barat Daya agar terus meningkatkan pemahamannya membaca kitab serta menambah referensi dalam menyelesaikan permasalahan yang sering timbul dalam masyarakat sekarang ini.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya, Drs. H. Arijal, dalam sambutannya saat pembukaan acara mengatakan, Kepala Kantor Urusan Agama dan Penghulu, adalah perpanjangan tangan Kementerian Agama Kabupaten dalam melayani masyarakat yang ada di Kecamatan.

Jadi, jika ada masyarakat yang memerlukan bantuan dalam menyelesaikan masalahnya, selesaikanlah dengan arif dan bijaksana. “Kita harus melayani masyarakat dengan ikhlas, karena dari keikhlasan itulah kita bisa mendapatkan penyelesaian yang diharapkan. Kitab salah satu referensi bagi kita dalam mencari jawaban dari permasalahan yang terjadi, serta mereka juga harus tahu tugas dan fungsi Kepala

KUA dan Penghulu,” ujar Kakankemenag. Kegiatan yang mengupas kitab gundul (tidak mempunyai baris) ini, dinilai oleh tiga dewan juri yang dianggap mampu serta cakap dalam membaca dan menafsirkan kitab, seperti Muhammad Slamet, S. Ag, Said Fairus Satar, S. Ag (Peraih Kepala KUA teladan Propinsi Aceh tahun 2011 dan sekarang menjabat Kasi Haji dan Umrah Kemenag Abdya), serta M. Yatim, MA (Kasubbag TU Kemenag Abdya).

Muhammad Slamet, salah seorang dewan juri mengingatkan, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi kegiatan tahunan untuk menghabiskan anggaran saja, tetapi diharapkan mampu menjadi motifasi bagi Kepala KUA dan Penghulu khususnya serta keluarga besar Kemenag umumnya, agar mau

membaca dan memahami serta menafsirkan kitab secara baik.

“Selain kitab kuning, kitab-kitab yang lain juga harus kita pelajari dan pahami. Walaupun kurang bisa membacanya, tidak ada kata terlambat dan malu untuk belajar,” kata Slamet yang juga menjabat Kasi Bimas Islam Kemenag Abdya. Drs. Hamdani, salah seorang peserta juga menginginkan agar kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan.

“Selain kegiatan seleksi, forum seperti ini bisa kita jadikan untuk berdiskusi dan tukar pendapat tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi sekarang ini, sehingga pemecahannya bisa kita simpulkan secara bersama-sama,” harap Kepala KUA Kecamatan Susoh tersebut. [nizwar/kemenag abdya/y]

Rakor RKA-SK 2014 di Kemenag Aceh SelatanSantunan - Tapaktuan. Rabu (10/4), Kemenag Aceh Selatan melaksanakan Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja (RKA-SKA) Tahun 2014. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari kerja yang dilaksanakan di Hotel Chaterine Tapaktuan dengan Peserta yang diundang sebanyak 150 orang.

150 peserta tersebut masing-masinga adalah Kepala Madrasah Negeri sebanyak 35 orang; Kepala Madrasah Swasta sebanyak 78 orang; Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Aceh Selatan sebanyak 16 orang; Penyuluh 5 orang; Pengawas 5 orang dan sisanya undangan dari lingkungan Kankemenag 11 orang.

Kegiatan Rakor ini dibuka langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan Drs. H. Asy’ari. Kegiatan Rakor tahun ini dibagi kepada dua Fokus pembahasan. Pada Chaterine

Hotel dilaksanakan Rakor Madrasah yang dipimping oleh Kasi Mapenda, Kasi Pais dan Kasi PD Pontren. Sedangkan Rakor KUA dipimpin oleh Kasi Bimas Islam, Kasi

Haji dan Peny. Syariah. Hasil Rakor ini akan dirumuskan untuk dibawa pada Rakor tingkat Provinsi nantinya. [humas aceh selatan/y]

PERISTIWA>>

Page 24: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

24 SantunanApril 2013

Abu Musodik Juara Baca Kitab KuningSantunan - Takengon. Sesuai dengan peng-umuman Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah, Penghulu KUA Kecamatan Jagong Jeget, Abu Musodik, SHI berhasil meraih juara I dalam seleksi baca kitab kun-ing yang diadakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten yang digelar bersamaan dengan pemilihan Keluarga Sakinah Teladan, KUA Teladan serta Pembacaan Kitab Kuning para Kepala KUA dan para Penghulu di Da-taran Tinggi Gayo, pada Minggu ke II bulan April belum lama ini.

Menyusul juara II baca kitab kuning kalangan penghulu adalah Ruhdiya, SHI (Penghulu KUA Lut Tawar/Kota) dan Juara III diraih oleh Zuhri, SHI Penghulu KUA Kecamatan Linge. Adapun pemenang lomba baca kitab kuning di kalangan Kepala KUA juara I, II dan III masing-masing diraih oleh Hasan Basri, SAg (Kepala KUA Kecamatan Celala), Drs.H.Thamrin (Kepala KUA Lut Tawar/ Kota), dan Ihsanuddin, S.Ag (Kepala KUA Kcamatan Kebayakan).

Sementara itu, juara I pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Kabupaten Aceh Tengah tahun ini dipegang oleh Pasangan

Suami-Istri: Tgk. H. Abdullah Ali – Aisyah ABD dari Kecamatan Bebesen. Juara II diraih oleh pasangan H. HC. Bakar Jali – Hj. Jubaidah dari Kecamatan Kebayakan dan Juara III didapat oleh pasangan Tgk. Diana Mesra – Joharia A.

Sedangkan dalam penentuan KUA Teladan tingkat Kabupaten Kota Dingin ini, Juara I digadang oleh KUA Kecamatan Silih Nara; KUA Kecamatan Kebayakan yang pada tahun 2012 mendapat juara I,

kali ini menempati posisi sebagai juara II dan KUA Kecamatan Bintang memperoleh keberuntungan sebagai juara III.

Menurut informasi, para juara I lomba dan seleksi tersebut di atas akan dikirim ke Banda Aceh dalam waktu yang belum ditentukan untuk mengikuti lomba tingkat Kanwil Kemenag Aceh. Selamat dan sukses, semoga mendapat prestasi yang terbaik dan selalu dalam ridha Allah SWT. Amin. [mahbub fauzie/y]

FUSPITA Sosialisasi Penanggulangang HIV-AIDSSantunan- Takengon. FUSPITA Kecamatan Bies, Kabupaten Aceh Tengah gelar sosialiasi penanggulangan HIV AIDS bagi jajaran dan warga sekitar Sungai Peusangan, yang menjadi sentra PLTA Aceh Tengah (Senin, 22/4). FUSPITA atau Forum Ukhuwah dan Silaturrahmi Pengajian Ibu-ibu Takengon yang merupakan wadah kelompok pengajian binaan Kankemenag Ateng (Aceh Tengah).

Sosialisasi pencegahan bahaya HIV/AIDS dikampanyekan pihak Karsa Kemanusiaan Indonesia (KKI) di Aceh Tengah seiring dengan adanya pembangunan PLTA Peusangan. Ahmad Marjan selaku PO KKI Aceh Tengah kembali memberikan penyuluhan ‘anti HIV/AIDS’ di hadapan 200-an jamaah pengajian FUSPITA Kecamatan Bies yang pada Senin (22/4), di Mesjid Munawarah Uning.

Ahmad Marjan yang juga Kepala Penyelenggara Syariah Kankemenag Aceh Tengah mengajak jamaah FUSPITA Bies untuk ikut berperan dalam mengantisipasi bahaya HIV/AIDS.

“Sehubungan dengan proyek PLTA Peusangan, dimana Bies juga merupakan wilayah yang masuk dalam zona proyek tersebut, tentu dampak-dampak juga akan dirasakan masyarakat di sini,” ingat Marjan sambil menjelaskan bahwa kegiatan proyek PLTA itu melibatkan perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan banyak dari luar

daerah termasuk pekerja asing. “Tentu kita bisa faham tentang dampak

yang dimaksudkan,” ujarnya. Karena itu, melalui pengajian ini kami mengajak jamaah untuk membentengi putra putri remaja kita. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Setelah sambutan-sambutan, pengajian FUSPITA Kec. Bies kali ini diisi ceramah inti oleh Tgk. Hazairin Hasan, S.Pd.I (Pimpinan Dayah Ruhul Islam MAN 2 Takengon). Dalam ceramahnya mengajak jamaah untuk komit membina generasi muda. Syukur nikmat dan ingat azab.

Sebelumnya, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unit Agama Kankemenag Aceh Tengah (Senin, 8 April) gelar kegiatan rutin di Aula Umah Pesilangan. Pekan kedua April ini mematerikan tentang pencegahan AIDS dan HIV.

Acara ini merupakan wahana komunikasi dan silaturrahmi setiap bulan, bagi para istri-istri Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Kementerian Agama Aceh Tengah, selain program-program lainnya dengan demikian keakraban terjalin di antara yang satu dengan yang lainnya. [mub/humas kankemenag /y]

>>PERISTIWA

Page 25: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

25SantunanApril 2013

Wabub dan Kakankemenag Pantau UN di TakengonSantunan - Takengon. Kakankemenag Aceh Tengah yang diwakili Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Drs. M. Syahri) bersama wakil Bupati Aceh Tengah (Drs. H. Khairul Asmara), Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tengah (Drs. Nasiruddin), anggota DPRK Aceh Tengah (Bardan Sahidi, M.Hum) dan rombongan memantau pelaksanaan kegiatan Ujian Nasional (UN) ke sejumlah Madrasah Aliyah dan SMS/SMK di wilayah Aceh Tengah (15/4).

Jumlah Madrasah Aliyah penyelenggara UN di Aceh Tengah sebanyak 6 dengan jumlah siswa/i 630 orang siswa. Sementara jumlah penyelenggara UN tingkat SMA/SMK di Aceh Tengah sebanyak 30 dengan jumlah siswa/i 2.607 orang siswa.

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Tahun Ajaran 2012/2013 berlangsung selama 4 hari , Senin s/d Kamis tanggal 15 April 2013

s/d 18 April 2013 mendatang, dengan mata pelajaran sebagai berikut; Senin, Bahasa Indonesia (program IPA/IPS), Selasa, Fisika (program IPA), Ekonomi (program IPS),

Rabu, Matematika, Kimia (program IPA), Matematika, sosiologi (program IPS) dan Kamis, Biologi (program IPA), Geografi (program IPS). [humas kankemenag/y]

Teken Pakta Integritas di Kankemenag AtengSantunan - Takengon. Kankemenag Aceh Tengah, menggelar acara Penandatanganan Pakta Integritas (Selasa, 26 Maret) di Aula Umah Persilangan Kankemenag Aceh Tengah.

Seluruh pimpinan satker hadir mulai dari, kepala MI, MTs, MA, dan 14 Kepala KUA Kecamatan serta seluruh Kepala Seksi di Lingkungan Kankemenag Ateng (Aceh Tengah). Kegiatan tersebut didasarkan atas Surat Edaran Sekjen Kemenag RI Nomor: SJ/B.III/4/HK.00.7/372/2013 tentang Akse-lerasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2013.

KaKanKemenag Kab. Aceh Tengah, Drs. H. Hamdan, dalam arahannya menyampaikan Pakta integritas itu sama halnya dengan pernyataan, janji atau sumpah setia kepada diri sendiri, tetap komitmen menjalankan seluruh tugas, fungsi, tanggungjawab, wewenang dan peran sesuai peraturan dan perundang-undangan serta sanggup untuk tidak melakukan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Mengenai Pakta integritas, telah di undangkan pada tahun 2011 lalu melalui

peraturan MenPan Birokrasi Nomor : 49 tahun 2011.

Dengan tujuan antara lain; untuk memperkuat komitmen bersama dalam mencegah dan memberantas KKN; menumbuhkembangkan budaya keterbukaan, kejujuran serta memperlancar pelaksanaan tugas, yang berkualitas, efektif dan akuntabel; mewujudkan pemerintahan dan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri dan tanggungjawab, bermartabat dengan landasan nilai-nilai mulia, budaya, bangsa, UUD 1945 dan Pancasila.

Diakhir arahannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Tengah menginstruksikan kembali keseluruh pimpinan satker, baik Kantor Urusan Agama Kecamatan maupun Madrasah di Kabupaten Aceh Tengah, per 1 april 2013 sudah memiliki absen pinger print (absen sidik jari), tujuannya untuk mengupayakan kedisiplinan pegawai melalui absen, dengan adanya pinger print (absen sidik jari) maka kita dapat mengontrol pegawai lewat hasil pinger print (absen sidik jari) pada setiap bulannya, dan hasil pinger print (absen sidik jari) ini akan dikirim secara kolektif ke Kanwil Kemenag Aceh.

Berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan informasi dan penyelesaian berbagai persoalan keagamaan, terus meningkatkan ilmu pengetahuan melalui membaca, menguasai ilmu teknologi (IT) serta memahamai berbagai aturan, sebagai penunjang dalam menyelesaikan tugas serta melakukan koordinasi dengan semua pihak untuk kelancaran pelaksanaan tugas. [humas kankemenag ateng/y]

PERISTIWA>>

Page 26: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

26 SantunanApril 2013

RKA-SK Pedomani Apa yang Dibutuhkan bukan yang DiinginkanSantunan - Takengon. Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah baru-baru ini, dalam rangka membuka Rapat Kerja Angggaran Satuan Kerja (RKA-SK), Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd menitikberatkan bahwa dalam penyusunan anggaran hendaknya mengacu kepada apa yang dibutuhkan bukan yang diinginkan karena banyak keinginan tapi belum tentu di butuhkan dalam sebuah satker.

“Hal ini menanggapi permintaan penambahan pegawai ADM untuk KUA Kec.Karena ada beberapa staf di tarik ke provinsi,” kata Drs. H. Hamdan Kakankemenag Kabupaten Aceh Tengah.

Kakanwil menambahkan bahwa ke de-pan setiap pegawai yang dinyatakan lulus PNS tersebut sudah memiliki pekerjaan yang jelas, bukan seperti selama ini tidak tau mau mengerjakan apa. Hal ini di dasari dengan analisis jabatan (anjab) yang dibuat oleh mas-ing-masing Satker dan PNS yang bersangkut-an, oleh sebab itu Kakanwil meminta agar setiap PNS melaksanakan ANJAB.

Sementara itu Wakil Bupati Aceh Tengah Drs.H.Khairul Asmara,MM dalam sambutannya mengatakan bahwa sesuai dengan UU No. 25 tahun 2004 agar kita dalam menyusun rencana kerja kemempedomani perencanaan jangka panjang agar pembangunan berkesinambunganing dan

tidak over laving. Pemkab Aceh Tengah sangat respek dengan jajaran Kemenag namun ada kendalanya yaitu bantuan Hibah yang di berikan tidak boleh terus menerus.

Ekspektasi masyarakat terhadap Kemenag juga sangat baik dan antusias oleh sebab itu Pemkab Aceh tengah terus bermitra. Saat ini ada sejumlah 8300 PNS di lingkungan Pemkab dan Kemenag yang akan melayani.

Sejumlah 224.000 penduduk di dataran tinggi Gayo ini, jadi 1 orang PNS akan melayani 33 orang masyarakat. Oleh sebab itu mari kita tingkat pelayanan agar masyarakat dapat hidup tenang dan bahagia.

Dalam kunjungan ke Aceh Tengah di samping membuka rapat RKA-SK juga mengunjungi MIN dan MTsN I Takengon yang kondisi kurang refresentatif, mengingat animo masyarakat sangat luar biasa namun fasilitas belajar seadanya, juga Kakanwil berkesempatan mengunjungi KUA Kecamatan Kebayakan. Ada beberapa catatan untuk KUA kec tersebut di antaranya adalah tata kelola ruangan yang belum tepat.

“Mohon menjadi perhatian bersama,” ujarnya sambil menuju Mobil meninggal KUA Kecamatan tersebut. “Insya Allah Pak Kakanwil,” sahut Ihsanuddin, S.Ag, Kepala KUA Kecamatan. [akhyar]

UN di Aceh Tengah, SuksesSantunan - Takengon. Sebanyak 944 siswa dari 10 MTsN/MTsS se Kabupaten Aceh Tengah (Ateng) serempak mengikuti Ujian Nasional SMP/MTs. Demikian Tanwirul Aqli, S.Pd.I Staf Pendidikan Madrasah Kankemenag Aceh Tengah menyampaikan kepada konstributor Kemenagnews di Takengon (22/4).

Di MTsN Jagong, pelaksanaan UN di hari pertama berjalan lancar di bawah pengamanan personil Polisi Subsektor Jagong Jeget. Menurut Ahmad Dardiri, S.Ag Kepala MTsN Jagong bahwa peserta UN yang mengikuti ujian sebanyak 33 siswa. Waktu ujian dimulai pukul 07.30 s/d 10.00.

Pengawas UN berasal dari panitia Pengawas Silang terdiri dari Guru-guru SMPN 16 Takengon Jeget Ayu, SMPN 20 Takengon – Atu Lintang , SMPN 25 Takengon – Gegarang dan MTsN Jagong . “Pengawasannya dilakukan secara silang antar guru di SMP/MTs tersebut,” ujar Ahmad.

Sesuai jadwal, UN berlangsung selama 4 hari. Hari pertama, Senin, 22 April 2013 Bidang Studi Bahasa Indonesia. Selanjutnya,

Selasa 23 April 2013 Mata Pelajaran Matematika. Hari Ketiga, Rabu 24 April 2013 Pelajaran Bahasa Inggris dan hari terakhir, Kamis 25 April 2013 Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Sementara itu, dari informasi yang ber-hasil dihimpun, pada umumnya pelaksanaan UN di semua Madrasah Tsanawiyah dalam Kabupaten Aceh Tengah di hari pertama ini berjalan lancar dan aman-aman saja. “Semo-ga berjalan lancar hingga selesai UN dan ber-hasil sukses”, Ujar Tanwirul Aqli.

Syamsu Dhuha, S.Ag Kepala MTsN 1 Takengon menginformasikan bahwa peserta ujian dari madrasahnya total 273 yang terdiri dari 234 siswa MTsN 1, 30 siswa berasal dari MTsS Kebayakan dan 9 siswa dari MTsS Ainul Yakin. “Untuk sementara pelaksanaan ujian tidak ada kendala. Semua peserta hadir semua termasuk siswa yang berasal dari keluarga musibah kebakaran belum lama ini di Takengon”, lapor Tgk.Syamsu Dhuha.

Dari MTsN 2 Takengon, peserta ujian sebanyak 61 orang. Mariani,MP.d selaku Kepala Madrasah ini menyampaikan bahwa lembaganya mempunyai target kelulusan

siswa 100%. Jauh-jauh hari di lembaga yang dipimpinnya sudah melakukan banyak ikhtiar dalam menyambut UN. “Hanya ada sedikit kondisi psikologis yang dihadapi siswa terkait denghan paket soal yang berbera dari UN sebelumnya. Termasuk bentuk kertas lembar jawaban yang tipis. Namun kami optimis,” ujar Mariani.

Pelaksanaan ujian di MTsN Ratawali dan MTsN Bintang juga berjalan lancar. Kedua pimpinan lembaga itu ketika dihubungi Kemenagnews menyampaikan bahwa peserta UN di MTsN Ratawali sebanyak 38 siawa ditambah dengan peserta yang berasal dari MTsN Blang Mancung sebanyak 30 Siswa. “Peserta UN dari MTsN Blang Mancung, tahun ini masih digabung dengan MTsN Ratawali pelaksanaan UN-nya,” kata Abdurrahman, S.Pd.

Sedangkan di MTsN Bintang, menurut Kepalanya, Riswan Basri, M.Pd, peserta ujiannya sebanyak 49 siswa. “Kami telah berupaya mempersiapkan dan membekali anak didik kami yang mengikuti UN. Mudah-mudahan berhasil semua,” ujarnya. [mahbub/yyy]

>>PERISTIWA

Page 27: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

27SantunanApril 2013

Madrasah Cendekia Bakal Berdiri di Idi

Santunan - Idi. Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Atim (Aceh Timur), Kakanwil Kementerian Aceh (Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd) didampingi Kakankemenag Atim (Drs. H. Faisal Hasan), Kasi Sarana pada Bidang Mapenda Kanwil dan Kasi Pendidikan Islam (Fadli, S.Ag) meninjau langsung lokasi rencana pembangunan gedung madrasah Insan Cendikia di Kuta lawah Idi Rayeuk.

Turut hadir Bupati Aceh Timur, Hasballah M. Thaib didampingi Asisten II, Ketua Komisi D DPRK, Kabag Istimewa, Kadis PU dan beberapa pejabat di lingkungan Pemda Aceh Timur, Senin (25/3).

Sebelum meninjau lokasi tersebut, terlebih dahulu dilakukan pertemuan di ruang Kepala Bappeda Aceh timur. Dalam pertemuan yang juga dihadiri Bupati Aceh Timur tersebut Kakanwil menjelaskan

mengenai sejarah awal lahirnya inisiatif pembangunan Madrasah Aliyah Insan Cendikia tersebut.

Dengan waktu yang sedikit dan desakan dari pihak pusat yang menginginkan kesiapan pihak di daerah hingga akan lahirnya cikal bakal madrasah yang lebih kurang membutuhkan lahan 10 hektar lebih itu.

“Madrasah ini tidak hanya untuk Aceh Timur saja, tetapi untuk seluruh Aceh, hanya saja lokasinya di Idi,” begitu kata beliau.

Dalam pertemuan tersebut juga telah di-sepakati mengenai model denah atau set plane pembangunan gedung MA Insan Cendikia yang akan mencetak kader terbaik itu dengan mengambil contoh model di Palu, Sulawesi Tengah.

Ada beberapa persyaratan penting yang harus dipenuhi segera, di antaranya yaitu Berita Acara Serah Terima Aset, Surat Keputusan Bupati tentang hibah atas persetujuan DPRK Atim, Perjanjian Hibah, Surat Pernyataan Lokasi siap bangun dan surat pernyataan pemilihan gambar. [jamaluddin/y]

KUA Teladan, NurussalamSantunan - Idi. KUA Kecamatan Nurusalam, Bagok, Kabupaten Aceh Timur (Atim) terpilih sebagai KUA Teladan di kabupaten tersebut. Sementara di urutan kedua dan ketiga ditempati KUA Pureulak Kota dan KUA Madat.

Kasi Bimas Islam Kemenag Aceh Timur Akly Zikullah, S.Ag, MH mengatakan, dengan terpilihnya KUA Nurussalam sebagai KUA Teladan maka KUA setempat berhak mewakili Aceh Timur untuk mengikuti perlombaan KUA tingkat Propinsi yang akan berlangsung di Banda Aceh dalam waktu dekat.

Akly menambahkan untuk KUA Nurus-salam dibawah kepemimpinan Lukman Hakim, S.Ag dan KUA Peureulak dipimpin Muhammad Mansyur, S.Sos.I, saat ini sudah menerapkan sistem informasi nikah (Sinkah) dengan menggunakan IT untuk proses buku nikah, Model MB dan NC, demikian juga dengan KUA Nurussalam juga sudah mener-apkan program unggulan yakni managemen nikah dengan program Sinkah, Safari Jum’at dan pengajian di desa-desa.

Kakankemenag Atim Drs. H. Faisal Hasan mengharapkan kepada KUA Nurussalam untuk mempersiapkan diri menghadapi perlombaan KUA Teladan tingkat provinsi. “Dalam waktu dekat akan segera datang tim dari Provinsi untuk memantau pelayanan yang ada di KUA Nurussalam, dimana

nantinya juga akan diberikan arahan dan gambaran ketika akan menjadi peserta atau duta dari Aceh Timur pada tingkat provinsi,” ujar Kakankemenag.

Keluarga SakinahSementara itu, untuk kategori pemilihan

Keluarga Sakinah Teladan tingkat Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013, juara pertama jatuh pada Kecamatan Simpang Ulim atas nama pasangan Drs.H.M.Yusuf Abdullah dan Hj.Kartini Ibrahim.

Di tempat kedua adalah pasangan Tgk.H.M.Ali dan Hj.Rahayati dari Idi Tunong, dan di tempat ketiga pasangan Zaini, S.Pd dan Nurhayati dari Idi Timur. [jamaluddin/aba/y]

Idi-Kepala Kantor Kementrian Agama(Kakankemenag) Aceh Timur, Faisal Hasan ,Mengadakan pelatihan metode Iqra bagi guru di Kecamatan Indra Makmue di mesjid Nurul Iman , Desa Julok Rayeuk , selasa (2/4)

Kakankemenag Aceh Timur, Faisal Hasan, mengatakan pelatihan metode Iqra tersebut di ikuti sekitar 60 guru TPQ, selain itu pihaknya juga mengadakan pelatihan remaja Mesjid dan Penyuluhan Agama.

''Kepada remaja Mesjid kita imbau untuk selalu memakmurkan Mesjid dengan mengadakan Program yang dapat menyentuh kepentingan umat agar selalu mencintai mesjid dan selalu meramaikan Mesjid dengan kegiatan yang berfaidah .''tambahnya.

Sementara itu ,untuk para penyuluh agama,Faisal Hasan berperan agar para Penyuluh meningkatkan sosialisasi pentingnya busana muslim,Menghidupkan kegiatanbakda magrib, dan memberantas praktik nikah liar.(juw)

Kemenag Aceh Timur Gelar Pelatihan Iqra

PERISTIWA>>

Page 28: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

28 SantunanApril 2013

Alhamdulillah Sukses, UN Paket C di Peudawa AtimSantunan - Idi. UN Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C yang diselenggarakan di SMPN 1 Peudawa berlangsung aman, tertib dan lancer. Alhamdulillah. Ujian yang dilaksanakan mulai Senin (15/4) hingga Kamis (18/4) itu diikuti oleh sejumlah pondok pesantren salafiyah (PPS) yang ada di Kabupaten Aceh Timur (Atim).

Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Said Muhammad, S.Ag, M.Pd mengatakan ada 5 PPS yang mengikuti Ujian paket C ini yaitu PPS An-Nur Al-Azizyah Nurussalam dengan jumlah peserta 24 orang, yang hadir 17 orang; PPS Babut Taqwa Idi Tunong dengan jumlah peserta 26 orang, 2 peserta tidak hadir, sehingga hanya 24 orang yang ikut ujian; sedangkan PPS Budi Malikussaleh Darul Aman jumlah peserta 8 orang, hanya satu orang tidak hadir, PPS Darut Thalibin Peureulak barat, jumlah peserta 15 orang, yang hadir 12 orang; dan PPS Istiqamatuddin Darunnaja Banda Alam dengan jumlah peserta 25 orang, tidak hadir 4 orang.

M. Gade Ibrahim, S.Pd staf Pendidikan Diniyah dan Ponpes Kanwil Kemenag Aceh yang ikut meninjau langsung pelaksanaan UNPK mengatakan, “Menurut Kemdiknas setiap orang yang lulus UNPK Paket A, B atau C memiliki hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijasah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.

Dengan demikian, mereka akan lebih

diakui dalam pendidikan selanjutnya. Tegasnya status kelulusan program pendidikan kesetaraan Paket C memiliki hak eligibilitas atau hak memperoleh hasil dan kesempatan belajar yang sama atau setara dengan pendidikan formal dalam memasuki lapangan kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Karena itu, setiap lembaga diminta untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan tersebut di atas. Hal itu, agar tidak diindikasikan melanggar hak azasi manusia. Karena setiap warga negara berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak, sehingga semuanya bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan bekerja.”

Kakankemenag Atim Drs. H.Faisal Hasan mengharapkan agar pelaksanaan UNPK ini dapat berlangsung dengan aman dan tertib. “Karena selain diawasi oleh Kanwil Kemenag Aceh, juga ada tim dari Unsyiah yang ditunjuk langsung oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai koordinator penyelenggara, pengawas dan pemindai UN SMA/SMK/MA/Paket C Tahun 2013,” ujar Kakankemenag.

Ujian yang berlangsung 4 hari itu akan menguji mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Bahasa Inggris dan Matematika. [jamaluddin/yyy]

Tari Guwel Sambut Kanwil di Bener MeriahSantunan - Simpang Tiga. Meskipun hawa dingin menyelimuti udara Kab.Bener Meriah namun tidak mengurangi langkah Kakanwil Kemenag Aceh dalam melakukan kunjungan kerja, sebelum menuju tempat acara Rombongan terlebih dahulu singgah ke Kantor Bupati setelah itu berangkat bersama Wakil Bupati Menuju Kemenag Kab. Bener Meriah.

Di halaman Kantor ratusan pegawai menanti kehadiran Kakanwil dan Rombongan lalu di sambut dengan tari Guwel yang menceritakan pemulia Jame miripnya tari Ranup Lampuan. Dalam arahannya Kakanwil meminta kepada seluruh jajaran Guru hendaknya memberikan Uswan Hasanah dan dalam mengajar tidak hanya transper Ilmu namun yang lebih penting adalah transfer value (nilai) dalam keseharian guru,siswa dan kepala harus kompak, tanpa kekompakan sulit tujuan akan tercapai.

Wakil Bupati Kab.Bener Meriah Drs.Rusli M.Saleh dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemkab dan Kemenag saling mengisi dan komplementer dalam membangun

Kabupaten Bener Meriah.Kemitraan selama ini tidak ada kendala pemkab sangat perhatian dengan jajaran Kemenag.

Kankemenag Kab. Bener Meriah, Drs.H. Amrun Saleh,MA mengatakan bahwa pem-bangunan agama dan keagamaan di Kab.Bener Meriah mengalami kemajuan yang berarti, seluruh proses belajar dan mengajar berjalan dengan baik,semua Madrasah,KUA telah memakai Absensi Finger Print.Ada satu

madrasah ketika itu mati lampu hingga akhir mesin Finger di bawa ke Madrasah yang hid-up lampunya, lalu seluruh peserta ketawa. Setelah selesai membuka acara Kakanwil menuju masjid Agung karena beliau ber-tindak sebagai khatib dan Kasubbag Humas menjadi Khatib di Masjid Besar Pante Raya. Setelah Makan siang Kakanwil mengunjungi MIN I dan MTsn I Simpang Tiga dan KUA Kec. Bukit. [akhyar/y]

>>PERISTIWA

Page 29: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

29SantunanApril 2013

Kakanwil Hadiri Haul Abon SamalangaSantunan - Bireuen. Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd hadir pada acara Haul Allah Yarham Tgk. Abdul Aziz bin Shaleh (Abon) ke 24 yang di laksanakan di Komplek Pesantren MUDI Mesjid Raya Samalanga di Kabupaten Bireuen. Sabtu (20/4).

Pada peringatan itu hadir ribuan undangan yang terdiri dari para pejabat, tokoh masayarakat, ulama, pimpinan lembaga pendidikan Islam, serta alumni MUDI, baik dari Aceh maupun luar Aceh.

Hadir Wakil Ketua MPR-RI, H.DR.Ahmad Farham Hamid, Ketua Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh Prof DR Syahrizal Abbas serta sejumlah pejabat dari jajaran Muspida Provinsi Aceh, Kabupaten Bireuen, Rombongan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh yang didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen Drs.H. Zulhelmi, Kepala Bidang Penaiszawa Kanwil kemenag Aceh, Drs. H. Bukhari, Kasi Pondok Pesantren pada Bidang PDPontren Kanwil Kemenag Aceh, Drs.H. Rusdy, dan Kasi PDPontren Kankemenag Kabupaten Bireun Drs Maiyusri.

Peringatan Haul yang setiap tahun dilaksanakan ini diisi dengan beberapa acara, yaitu Doa Bersama kepada Almarhum Tgk. Hanafiah bin Ibnu Abbas (Tgk Abi)

dan Tgk. H. Abdul Aziz Bin Shaleh (Abon) yang dipusatkan di Masjid Kompleks Dayah, Bahsul Masail Fiqhiyah oleh para alumni dan para ulama yang dipusatkan di Bale Utama Dayah Mudi, Makan Siang Bersama dan Shalat Zuhur Berjamaah di Masjid Kompleks, Ceramah/Tausiah.

Ibnu Sa’dan dalam kunjungannya itu merasa takjub dengan semangat silaturrahmi

yang terjalin sesama alumni. “Saya sangat takjub dengan sangat ramainya yang hadir dalam Haul ini. Semangat silaturrahmi sangat kental terlihat. Tua muda dari segala penjuru hadir memperingatai Haul Abon,” Katanya sembari memperkenalkan kegiatan pesantren itu kepada putranya, Maula yang rencananya akan melanjutkan pendidikan di Pesantren/ Dayah nantinya. [amwar/y]

Sidak Kakanwil ke MIN Cot Meurak, SamalangaSantunan - Bireuen. Dalam perjalan pulang dari acara Haul Allah Yarham Tgk. Abdul Aziz bin Shaleh (Abon) ke 24 yang di laksanakan di Komplek Pesantren MUDI Mesjid Raya Samalanga, diluar jadual Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan diundang oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen Drs Zulhelmi mampir ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Cot Meurak Samalanga, Kabupaten Bireuen, yang sedang memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, Sabtu (20/4).

Kakanwil yang didampingi Kepala Bidang Penaiszawa Drs. H. Bukahri, dan Kasie Pondok pesantren Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Rusydi disambut oleh para guru MIN Cot Meurak dan langsung diarahkan ke ruang kelas yang telah dihidangkan berbagai hindangan kenduri Maulid.

Peringatan Maulid Nabi yang dimulai dari pagi hari itu di berlangsung khidmat. hanya diadakan penampilan meudikee yang dilakukan oleh sekelompok murid MIN Cot meurak. “Acara diadakan secara sederhana tapi penuh makna, hanya kita tampilkan meudike yang terdiri dari beberapa murid yang tercampur dari kelas satu sampai kelas

enam,” ungkap salah seorang guru.Para guru berseragam nan indah yang

sempat dipuji Kakanwil itu sangat senang dengan kehadiran kakanwil di Madrasah mereka. Terlihat dari raut wajah yang gembira walau hari itu sudah menujukkan jam 13 lewat. “Kami sangat senang

Kakanwil hadir ke Madrasah kami, biasanya kami hanya melihat di Majalah Santunan, kini hadir ditengah tengah kami,” kata seorang Ibu Guru, sambil menunjuk Pak Ibnu Sa’dan, ketika dicandai dengan pertanyaan yang mana Kakanwil Kemenag Aceh? [amwar/y]

PERISTIWA<<

Page 30: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

30 SantunanApril 2013

Jajaran DWP Kanwil gelar pelatihan tajyiz mayat dalam sebuah arisan di Aula Kanwil (9/4).

Kabag TU Kanwil, Kakankemenag Pidie, saat Rakor RKA SK 2014 Kemenag Pidie (19/4).

Kakanwil dan Kakankemenag Aceh saat memonitoring dan evaluasi UASBN di Idi (25/3).

Karyawan Kanwil Kemenag dalam persiapan maulid (17/4)

Kakanwil memberi sambutan pada acara maulid 1434 H/2013 M di aula Kanwil Kemenag Aceh (18/4).

>>LENSA

Page 31: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

31SantunanApril 2013

Kakanwil Kemenag Aceh pada acara Haul ke-24 Abon Samalanga (20/4). Kakanwil dan Kakankemenag Kota Sabang bersama jajarannya saat monev di Kota Sabang (16/4).

Kakanwil dan Kakankemenag Aceh Barat berfoto bersama jajarannya saat Rakor RKA- SK Kemenag Aceh Barat (22/4).

Kakanwil memberi sambutan pada Rakor Penaiszawa (3/4).

Dalam kunjungan kerja ke Aceh Timur, Kakanwil memantu jajanan siswa di sebuah madrasah di Idi (25/3).

Kakanwil Foto bersama guru MIN Cot Meurak Samalanga (20/4).

Kakanwil bersama salah satu tim Irjen Kemenag RI, sedang memantau tes petugas haji 2013 di Asrama Haji (24/4).

Kakanwil Foto bersama pengurus PSW IAIN Arraniry di Ruang kerja kakanwil (17/4).

LENSA<<

Page 32: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

32 SantunanApril 2013

Rahasia Siang Malam(Kajian QS. Al-Furqan 62)DR. Fauzi Saleh, Lc, MADosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap sesuatu berotasi sesuai dengan falak (orbit) yang telah digariskan Allah Swt. Malam tidak akan mendahului siang dan siang tidak akan mendahului malam. Benda-benda langit, bahkan makhluk Allah secara keseluruhan menaati hukum yang telah ditetapkan oleh-Nya sehingga ketaturan itu tetap terjaga hingga akhir masa.

Siang dan malam merupakan salah satu di antara tanda kebesaran Allah Swt tidak hadir begitu saja, tetapi membawa data dan fakta dalam kehidupan manusia. Seribu satu rahasia terkandung di dalamnya yang kini semakin banyak peneliti menarik mengkaji lebih jauh tentang makna kedua tanda itu. Entah manakah yang lebih afdhal, apakah siang karena ada matahari bersinar atau malam yang penuh dengan bintang gemintang.

Bila ditelusuri lebih jauh, ada perbuatan yang cocok di waktu malam dan ada pula yang relevan di saat siang. Bila di balik, justru akan berdampak negatif bagi kehidupan. Seumpama tidur di malam hari lebih optimal baik secara medis atau psikologis terhadap manusia. Sementara tidur siang (qailulah) menurut rilis stasiun TV CNN sebagai dikutip Wahyudi dalam kompasina.com yang bertajuk “Tidur Siang di Kantor, Menyehatkan”, menyebutkan dapat mengurangi penyakit jantung karena dapat mengurangi stres dan detak jantung yang berlebihan. Atas penelitian ini, beberapa perusahaan memberikan kesempatan untuk tidur siang bagi karyawannya karena dianggap menambahka produktivitas kerja. Siang menjadi waktu special untuk qailulullah yaitu beberapa sebelum dhuhur. Rasulullah saw menganjurkan hal itu dalam sabdanya: “Tidur sianglah, karena setan tidak tidur siang.” (HR. Tabrani).

Dalam konteks ini, fenomena siang dan malam ternyata membawa hikmah yang luar biasa. Maka, penulis kali ini mencoba mengkaji rahasia siang dan malam yang terkandung dalam QS. Al-Furqan 62 Allah Swt berfirman:

«Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.»

Al-Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya bahwa lafaz khilfah bermakna bergantian sesuatu dengan sesuatu yang lain. Dalam konteks ini, malam menggantikan siang dan siang menggantikan malam. Orang yang sakit perut (mabthun) disebut khilfah karena orang tersebut duduk - bangun kesakitan. Contoh lain: khilfatun nabat yang bermakna bahwa pergantian daun ketika musim panas dengan yang baru.

Al-Qurtubi kemudian menerangkan faedah dalam pergantian ini sebagaimana dijelaskan pada penghujung ayat. Lafaz yadzdzakkara dalam tersebut bermakna yatadzakkara yaitu mengambil pelajaran. Penekanannya adalah agar manusia memaklumi dan memahami bahwa Allah swt tidak pernah menciptakan sesuatu sia-sia apabila

ia berpikir dan mengambil pelajaran dari setiap perubahan yang terjadi. Kedua, mensyukuri nikmat pergantian malam dan siang. Mensyukuri nikmat harus berangkat dari pemahaman apa rahasia yang terkandung dalam perjalanan siang dan malam.

Dalam tafsir Departemen Agama disebutkan bahwa Allah swt menjadikan malam dan siang silih berganti agar supaya yang demikian itu jadi pelajaran dan i’tibar bagi orang-orang yang selalu mengingati nikmat Allah dan bertafakur tentang keajaiban ciptaan-Nya, sehingga timbul rasa dan dorongan hatinya untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah itu. Jika seandainya malam dan siang tidak bergiliran, dan matahari terus saja bersinar, niscaya hal demikian itu membawa perasaan jemu atau bosan dan lelah karena tidak dapat istirahat di malam harinya. Demikian pula jika malamnya terus berlangsung tanpa kelihatan sinar matahari, niscaya membawa perasaan kurang tenang.

Rahasia siangSiang merupakan waktu beraktifitas bagi manusia. Siang

ini diawali dengan bangun tidur dan gerakannya sejak sebelum subuh. Islam mengapresiasikan orang yang shalat dua rakaat sebelum shubuh diganjar dengan pahala yang besar, lebih baik dari dunia dan segala isinya. Kemudian ditegaskan pula bahwa tidur pagi mewariskan kefakiran. Fakir tentu lebih jelek kondisinya dibandingkan dengan miskin. Artinya orang tidak menggunakan waktu pagi untuk beraktifitas maka yang berdampak kefakiran dalam kehidupannya baik secara sosial, ekonomi, edukasi dan seterusnya.

Bila pemahaman di atas dikaitkan dengan QS. Al-Naba’: 11 di mana Allah Swt berfirman ketika Allah berfirman: maknanya dipahami dengan dua perspektif, pertama, siang adalah waktu kehidupan, kedua: penciptaan siang ini memungkinkan manusia bergerak untuk memperoleh hajat kebutuhannya. Lafaz ma’asy dalam dalam ayat ini dimaknai dengan jalan hidup atau lifestyle oleh sebagian mufassir. Siang hari adalah waktu untuk melakukan aktivitas jasadiyah karena ada sinar matahari, bila sinar sudah redup (malam hari), maka itulah saatnya melakukan aktivitas ruhiyyah.

Menjelajah waktu siang diformat dalam berbagai nama yakni asy-syuruq, al-bukur, al-ghuduwwah, adh-dhuha, al-hijarah, adh-dhahirah, ar-rawah, al-‘ashr, al-qashr, al-ashiil, al-‘asyiy dan al-ghurub. Setiap nama-nama ini memiliki makna dan rahasia mendalam bila ditelusurinya dengan baik.

Rahasia Malam

>>TAFSIR

Page 33: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

33SantunanApril 2013

“Tidaklah seseorang (hendak) melakukan shalat pada malam hari lalu ia shalat antara terbit matahari hingga shalat dhuhur melainkan Allah menulis baginya pahala shalatnya, sementara tidurnya itu sebagai sedekah.”

Ibn ‘Arabi berkata: aku mendengar Dzu al-Syahid a-Akbar berkata: sesungguhnya Allah Swt menciptakan manusia dalam keadan hidup dan alim. Dengan itulah kesempurnaan manusia itu. Lalu manusia itu itu ditundukkan (menghabiskan sebagian waktunya) untuk tidur, berhadas (berhajat ke toilet, pent.), dan kekurangan fisikal (lemah otot, pent). Kesempurnaan itu ada pada Allah Swt. Barangsiapa yang dapat menahan sedikit tidur dan berjaga di malam hari untuk taat kepada Allah, maka hendakla ia lakukan.

Termasuk kekeliruan besar bagi orang yang hidup selama enam puluh tahun, ia tidur malamnya maka telah menghabiskan setengah umurnya sia-sia, lalu istirahat siangnya maka ia telah menghabiskan seper enam umurnya yang lain. Tingallah umur (jumlah bersih atau netto, pent.) dua puluh tahun. Merupakan sebuah kebodohan mereka yang menggunakan umur dua pertiga untu kelezatan sementara (dunia) sementara tidak pernah menghabiskan usianya untuk kelezatan abadi di sisi Dzat Yang Maha Kaya Yang Menepati janji, tidak pernah sirna dan tidak mendhalimi.

Poin penting ditekankan al-Qurthubi adalah sesuatu tidak tidak memiliki kelebihan pada zatnya, tetapi ada pada sifatnya. Dengan kata lain, malam dan siang tidak memiliki kelebihan pada wujudnya. Dari sisi zat, antara satu benda dengan yang lain mungkin memiliki kemiripan dan kesamaan, namun yang membuat berharga ada pada sifatnya. Manusia pada zatnya sama, tetapi yang membuat seseorang lebih daripada yang lain adalah sifatnya termasuk ketakwaan, ketawadhu’an, kerendahan hati, budi pekerti, ramah tamah, menghargai orang lain, menahan amarah, dan seterusnya. Hal tersebut jelas disebutkan dalam al-Qur’an bahwa orang yang paling bertakwa di antara kamu adalah orang yang bertakwa.

Persoalan yang menarik lainnya adalah mana yang lebih afdhal antara siang dengan malam. Al-Qurthubi cenderung berpandangan bahwa malam itu lebih mulia daripada siang. Landasan pijakan beliau adalah kemuliaan malam itu tergambar pada perintah Allah kepada nabinya saw untuk melaksanakan qiyamullail seumpama yang terdapat dalam QS. Al-Isra’: 79, al-Muzammil: 2 dan seterusnya. Allah juga memuji orang beriman yang menggunakan malam hari sebagai waktu beribadah dan bermunajat kepadanya sebagaimana yang disebutkan dalam QS. As-Sajdah: 16

Rasulullah Saw bersabda:

“Sedekah itu menghapuskan kesalahan seperti air mematikan api dan shalat seseorang di tengah malam, di waktu itu ada satu saat dimana doa dikabulkan dan saat itu pula Allah tabaraka wata’ala turun.” (Hr. Turmizi dan Ibn Majah).

Kelebihan malam di antaranya adalah: Pertama, malam waktu mengistirahatkan diri, menyegarkan

badan untuk menghadapi aktivitas di waktu siang. Hal tersebut dapat dilihat tafsirnya dengan ayat yang lain seumpama dalam QS: 25: 47

Memang tidur dan istirahat tidak dapat digantikan dengan waktu siang. Ayat di atas Allah swt menyebutkan istilah “selimut” yang dilengketkan dengan waktu malam. Secara tidak langsung

Allah swt mengisyaratkan bahwa malam merupakan waktu terbaik untuk istirahat. Apabila orang bergadang di malam hari lalu menggunakan untuk hal-hal yang berguna dalam waktu yang lama pasti akan merusak kesehatannya di kemudian hari. Lebih lagi, sebagaimana kata sebagian ilmuan, tanaman dan tumbuhan pada malam hari mengeluarkan Karbon dioksida (CO2) yang merupakan racun bagi pernafasan. Apalagi manusia menghirup CO2 tentu akan berdampak negatif secara kesehatannya.

Lebih lanjut, Ar-Razi menafsirkan fungsi malam dalam QS. An-Naba’ sebagai libas (pakaian) sebagai makna metaforik yang secara lughawi sebagai penutup atau pembalut badan. Makna seperti itu karena malam itu menutupi manusia dari musuhnya, menutupi cahaya agar tidur nyenyak atau menghindari hal-hal tidak nyaman bila orang lain melihatnya.

Kedua, malam waktu berkesan. Kegiatan beribadah, bermunajat dan menekuni ilmu pengetahuan lebih impressif dibandingkan pada siang hari. Karena itu, ibadah malam hari—umpamanya— dianggap sebagai da’batush shalihin (jalan hidup) orang-orang saleh.

“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa) dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan. Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang. Dan sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepadaNya dengan sepenuh hati.” (al-Muzzammil, 73: 6-8).

“Wahai orang yang berselimut. Bangunlah untuk shalat pada malam hari….dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (al-Muzzammil: 1-4.

Ketiga, malam hari saat meninggikan derajat. Allah swt memerintahkan Nabi-Nya saw untuk bertahajjud di malam hari, melawan kantuk dan nafsu tidurnya lalu kemudian menghadap Allah swt agar menggapai nafilah (tambahan) amalan. Ibadah ini semoga Allah menganggatkan dan menempatkannya pada maqam mahmud (tempat yang terpuji).

Dalam Islam, hitungan masa itu lebih banyak digunakan malam sebagai ukuran dibandingkan siang. Rahasia malam itu kelihatannya lebih banyak dan berkesan. Waktu-waktu untuk penyebutan malam itu juga banyak, di antaranya adalah: asy-syafaq, al-ghasaq, al-‘atamah, as-sidzfah, al-fakhmah, az-zilah, az-zalfah, al-buhrah, as-sahr, al-fajr, ash-shubh dan al-shabah.

Semoga pergantian siang dan malam memberikan pencerahan bagi kita untuk dapat menghisab diri kita sendiri sejauh amal perbuatan yang kita kerjakan. Tafsir Departemen Agama menjelaskan bahwa bergiliran siang dan malam itu memberikan kesempatan untuk menyempurnakan kekurangan dalam soal peribadatan yang sunah yaitu bilamana seseorang karena kesibukan bekerja pada siang harinya tidak sempat berdoa atau membaca wiridnya, maka dapat dilaksanakan pada malam harinya, seperti tersebut dalam sebuah hadis sahih:

“Sesungguhnya Allah SWT mengulurkan tangan-Nya di malam hari supaya orang yang berbuat dosa pada siang hari dapat bertobat dan mengulurkan tangan-Nya pada siang hari supaya dapat bertobat orang yang berdosa pada malam harinya, sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya.” (H.R. Muslim dari Abu Musa)

Semoga kesempatan ini dapat dipergunakan dengan sebaiknya agar kita dapat menggapai keselamatan dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi, amin…[]

TAFSIR<<

Page 34: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

34 SantunanApril 2013

Suami Pemalas di Warung KopiAssalamu'alaikum Wr. Wb. Pengasuh Yth, saya mau menanyakan solusi atas masalah kami. Umur saya kini 29 tahun, kami menikah hampir 6 tahun, dan telah dikaruniai 1 putri. Sekarang saya sedang hamil 8 bulan. Setelah hamil yang kedua ini, saya sering sakit-sakitan, terutama sesak nafas, karena porsi kerja saya terlalu banyak selama ini (saya sebagai PNS/ guru, ditambah dengan sampingan lain).

Di tempat kerja, saya selain guru, saya juga bendahara, dan merangkap juga TU. Plus dengan beragam masalah sendiri. Beban berat ini telah 5 tahun saya alami. Saya ingin mengundurkan diri, tapi kata atasan, belum ada yang menggantikan saya. Mengapa PNS lain bisa berkilah belum bisa saat disodorkan kerja, sedangkan saya dulu, ditanyai pun bisa atau tidak, langsung diberi tugas.

Sebelum menikah, saya telah terbiasa bekerja sendiri. Kedua orang tua saya korban tsunami, dan saya harus menanggung kebutuhan hidup sendiri, ditambah untuk 3 orang adik saya (mengingat derita saya usai kawin, bahkan saya berpikir, kenapa Allah tidak mengambil saya waktu tsunami!).

‘Akal bulus’ suami saya, barulah terasa sekarang. Jangankan memberikan perhatian lebih kepada saya yang sedang hamil, kalau anak sakit saja, dia tidak dia tidak mau peduli apalagi jika sudah malam, karena anak saya ini jika sakit sering kambuh malam. Jadi terpaksa saya bergadang, dan kalau pada suami saya minta bantu, pasti ia marah lagi. Di sinilah saya komplain karena saya pikir saya bisa drop jika begini terus, harus bekerja mengurus RT, dan seben-tar lagi akan melahirkan dan punya 2 anak. Apakah saya akan begini terus?

Setelah menikah, suami malas bekerja. Pekerjaannya memang bukan pekerjaan tetap, tapi saya pikir itu tak masalah, yang penting halal. Di awal menikah saya berharap bisa cukup bersabar terhadap suami saya yang tidak memberikan nafkah kepada keluarga sepenuhnya. Saya pikir lama kelamaan, tabiat itu akan berubah, setelah kami punya anak. Namun tidak seperti itu, bahkan rupanya setelah dia tahu, saya yang membelanjakan penghasilan saya untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga kami, malah suami tidak lagi bekerja. Setiap hari hanya putar-putar di warung kopi.

Suami saya hanya meminta hak dilayani, sedangkan kewajiban sebagai suami/ ayah tidak dipenuhi. Kalau saya menuntutnya, selalu marah. Daripada ribut saya mengalah saja. Sebab saya malu sama keluarga. Jika mengingat penderitaan saya, saya nyaris putus asa. Saya berdoa agar Allah segera mengubah keadaan saya (bukan malah orang seakan memanfaatkan saya). Makanya, saya mohon solusi atas masalah saya kepada Bapak. Atas bantuan Bapak, saya ucapkan terima kasih.

EllyGp. Kajhu, Kec. Baitussalam,

Kab. Aceh Besar

Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Sebelum pengasuh menjawab pertanyaan Anda, sebaiknya dipahami

dulu, hakikat dari sebuah pernikahan. Pernikahan dalam syari’at Islam, sesuatu yang sakral dan suci. Islam memberikan legalitas sahnya hubungan antara dua insan berlainan jenis lewat prosesi aqad nikah, yang disebut “ijab qabul”. Aqad nikah dilambangkan sebagai sebuah ikatan (kontrak) yang kokoh dan kuat, artinya tidak boleh bubar atau dibubarkan.

Jadi aqad nikah tidak bisa disamakan dengan transaksi mu’amalah lainnya, yang kadangkala begitu mudah dibatalkan. Hakikat sebuah pernikahan seperti diisyaratkan Allah: “Wa akhadzna minkum mitsaqan ghalidza.” (Dan mereka isteri-isteri telah mengambil dari kamu sekalian perjanjian yang kuat).” (Q, al-Nisa`: 21).

1. Seorang istri yang meminta cerai kepada suaminya dipandang kurang

baik, bahkan sangat dilarang oleh agama, kecuali bila ada alasan-alasan yang dibenarkan syar’i. Seorang istri yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan syar’i, tidak akan dekat dengan bau surga, seperti diingatkan Rasulullah SAW: ”Ayyumam raatin sa-alat zawjaha talaqan min ghairi ba`sin faharamun ‘alaiha ra-ihatul jannah.” (Siapa pun perempuan yang minta cerai kepada suaminya tanpa suatu sebab, maka haram baginya bau surga),” (HR. Ashhabus Sunan, dihasankan Tirmidzi).

Pengasuh mengingatkan, agar Anda (suami istri) tidak begitu mudah menggunakan kata talaq atau cerai. Karena kedua istilah itu, akan berimplikasi pada hukum akibat penggunaannya, baik secara kata sharih (terang) maupun kinayah (kiasan). Belum adanya pekerjaan tetap suami anda, bukanlah alasan untuk meminta cerai, kecuali suami Anda seorang penjahat, penjudi, pemabuk, pezina dan seumpamanya.

Ingat! kebahagiaan seseorang tidaklah semata-mata pada materinya. Tetapi kebahagiaan itu ada di hati, dan disiplinnya seseorang dalam menjalankan serta mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya. Memutuskan ikatan pernikahan tidaklah begitu sulit, tetapi dampaknya akan menjadi beban psikologis bagi Anda berdua, seperti bagaimana dan apa yang terjadi setelah bercerai, tegakah Anda mengurbankan masa depan anak yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya?

Anda berdua mungkin bisa mencari istri atau suami lain, tetapi anak tidak akan mendapatkan orang tuanya seperti yang selama ini diperoleh kasih sayang dari Anda berdua. Karena itu harus anda pahami, bahwa talaq atau cerai, merupakan upaya terakhir, setelah upaya damai tidak berhasil dilakukan. Talaq sesuatu yang halal, tetapi sangat dibenci oleh Allah, “Abghadhul halali ilallah al-talaq,” sabda Nabi SAW.

2. Atas dasar itu, maka saran pengasuh kepada Anda adalah: Pertama, kuatkan “komitmen” Anda seperti awal membangun mahligai

rumah tangga, dengan moto: “Satu untuk berdua dan dua seperti satu”. Bila dilihat dari masa dan rentang waktu pernikahan Anda, Anda sebenarnya sudah melewati masa-masa kritis, karena masa pernikahan Anda sudah memasuki tahun ke delapan;

Kedua, teguhkan pendirian dan selalulah sabar. Mungkin Allah Swt, menguji sejauh mana tingkat keimanan dan kesabaran Anda. Pada awal pernikahan suami Anda punya pekerjaan tetap, namun dalam perjalanan bahtera rumah tangga Anda, suami anda di PHK oleh perusahaan di mana ia bekerja. Mungkin dengan anda sabar, Allah memberi cara lain atau pekerjaan lain yang lebih baik dari sebelumnya, “Innallaha ma’as shabirin”. “Fasabrun jamilun wallahul must’an”.

Ketiga, fokuskan misi Anda bekerja sebagaimana biasa, dan berilah perhatian penuh kepada anak Anda, serta semangati suami anda dengan motivasi yang tinggi, agar mau bekerja dengan cara-cara halal, agar rezekinya diberkati;

Keempat, anda sebagai seorang istri, tidaklah dilarang bekerja di luar rumah, asal Anda mampu menjaga diri, namun tidak pula mengabaikan tanggung jawab sebagai seorang istri, sebagai seorang ibu, baik terhadap suami maupun anak, termasuk hubungan baik dengan orang tua Anda;

Kelima, selalulah mendekatkan diri kepada Khaliq diringi shalat yang disiplin, dan do’a, agar kehidupan Anda dan seluruh keluarga Anda selalu dalam ridha dan petunjuk-Nya. Ingat pula, rahmat Allah seluas langit dan bumi. Siapa pun akan memperolehnya, asal ia mau berusaha dan bekerja, tidak berpangku tangan. Dan bila selama ini Anda merasa khilaf (tutur kata, sikap, dan perbuatan) di dalam rumah tangga terutama terhadap suami Anda, sebaiknya mintalah maaf. Pengasuh turut mendo’akan agar Anda dan seluruh keluarga mendapat petunjuk dan ma’unah-Nya. Wassalam Pengasuh. []

KoNSULTASI KELUARgADiasuh oleh Dr. H. Abd. Gani Isa, SH, M.AgKetua BP4 Provinsi Aceh

Bagi pembaca atau masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang keluarga, dapat juga mengirim surat ke alamat Redaksi Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Aceh, Jl. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh, atau mengirim email ke [email protected]. Terima kasih.

Page 35: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

35SantunanApril 2013

Page 36: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

36 SantunanApril 2013

Dalam satu tulisannya di majalah Tempo, 20 Desember 1986, Fachry Ali menulis bahwa kelemahan Aceh terbesar setelah menghadapi perang saat itu—yang dimaksudkan mungkin perang setelah peristiwa DI/

TII—bukan terletak pada kon disi fisiknya, melainkan kelemahan Aceh pasca perang itu adalah pada ketiadaan seniman dan budayawannya. Kalau misalnya ketiadaan Rendra atau kepergian Umar Kayam, YB. Mangunwijaya, Dikhartoko, Kuntowidjoya, atau bahkan Emha Ainun Nadjib dalam masyarakat Jawa, menurut Fachry, mereka tak perlu harus menangis terlalu lama, karena dalam waktu bersamaan dalam masyarakat itu akan muncul budayawan-budayawan atau seniman lain sekaliber itu.

Demikian pula dalam masyarakat Minang, mereka tak perlu bersedih terlalu lama dengan kematian penyair Chairil Anwar, atau kepergian Sutan Takdir Alisjahbana atau juga ketiadaan AA Navis, karena di belakang itu akan segera muncul generasi budayawan atau seniman lain sehebat mereka.

Tapi kalau Aceh kehilangan A. Hasjmy atau ketiadaan Zakaria M Pase, atau kepergian T.A. Talsya hampir tak ditemukan budayawan atau seniman yang tekun sekaliber itu. Sehingga Aceh harus meratap demikian lama menanti munculnya budayawan-budayawan yang memiliki repu tasi sehebat Ali Hasjmy. Kalaupun belakangan ini muncul satu-dua seniman atau budayawan di Aceh—meskipun tidak sehebat Hasjmy—itu lebih disebabkan oleh ketidaksabaran Aceh dalam menghamilkan zaman nya untuk melahirkan budayawan-budayawan yang “berseberangan dengan tradisi pemikiran budaya partisan” yang digeluti oleh banyak seniman Aceh sekarang ini.

Maka boleh jadi, kelema han Aceh seusai perang (pasca MoU Helsinki) saat ini bukan lagi terletak pada ketiadaan intelektual adademisi atau kaum politisinya. Melainkan kelemahan terbesar Aceh sekarang adalah pada ke tiadaan pemikir-pemikir strategi kebudayaan secara kritis. Ketiadaan pemikir-pemikir budaya inilah yang menjadi persoalan dalam membangun masa depan kebudayaan dan peradaban Aceh masa sekarang dan yang akan datang.

Ali Hasjmy dalam kapasitasnya sebagai budayawan telah banyak menjawab tantangan dalam menyelamatkan nilai-nilai kebudayaan Aceh, yang hari ini apa yang dipikirkan A. Hasjmy semasa hidupnya, diakui atau tidak, telah menjadi landasan kerangka berfikir kita terhadap pengembangan kebudayaan Aceh khususnya dan kebudayaan bangsa secara nasional.

Berdinya Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh (LAKA) tahun 1986 di Aceh adalah bentuk perlawan cultural Ali Hasjmy terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, yang menyeragamkan Pemerintahan Desa seluruh Indonesia. Dengan Undang-Undang itu secara tidak langsung telah mengakibatkan

hilangnya hak “Keistimewaan” yang diberikan negara kepada daerah Aceh di bidang adat, pendidikan dan agama tidak lagi efaktif untuk dijalankan.

Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 itu telah mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan kultur masyarakat Aceh, terutama dalam pengembangan nilai adat dan budaya masyarakat. Yaitu dengan berubahnya nomenklatur Gampong menjadi desa, Keuchik menjadi Kepada Desa, peran Mukim dan Tuha Peut dihilangkan dan diganti dengan Lembaga Musyawarah Desa (LMD) dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).

Untuk menjawab tantangan itu, yakni bagaimana menyelamatkan lembaga-lembaga adat dan nilai-nilai kebudayaan Aceh yang ada di dalamnya untuk tetap hidup dalam masyarakat, Ali Hasjmy mendirikan Lembaga Adat dan Kebudayaan Aceh. Itu sebabnya mengapa LAKA hadir di Aceh, yang sekarang berubah menjadi Majelis Adat Aceh (MAA), yang kononnya satu-satunya (Provinsi) yang memiliki Lembaga pengembangan dan pembinaan adat-istiadat masyarakat lokal dalam struktur Pemerintah Daerah hanya terdapat di Aceh.

Akan tetapi, kebudayawanan yang melekat A. Hasjmy bukan hanya milik masyarakat Aceh, melainkan juga milik masyarakat-bangsa Indonesia dan milik masyarakat Asia Tenggara. Karena pengaruh pemikirannya, terutama dalam hal sejarah dan kebudayaan Melayu bukan hanya di Indonesia, tapi melampaui negara-negara di kawasan Asean. Mungkin tidak ada tokoh budaya dan ilmuan (budayawan) di Asia Tenggara yang tidak mengenal Prof. Ali Hasjmy. Ia termasuk budayawan yang mampu mempertautkan hubungan kebudayaan Aceh-Melayu dengan kebudayaan-kebudayaan Melayu lainnya di seluruh wilayah Nusantara, sebagaimana terungkap dalam bukunya Jembatan Selat Malaka (1997).

Dalam konteks Aceh, A. Hasjmy adalah tokoh budaya yang telah berhasil mempertemukan nilai-nilai kebudayaan Aceh dengan nilai-nilai Islam, yang kemudian dasar pemikirannya itu menjadi rujukan dan tela’ahan dalam setiap kita membicarakan bagaimana nilai-nilai kebudayaan Aceh berkalaborasi dengan unsur-unsur Islam, baik dalam benutuk seni budayanya, adat istiadatnya, maupun dalam bentuk-bentuk aktifitas sosial lainya. Oleh sebab itu, ketika orang makin mendalami falsafah kebudayaan Aceh, mereka akan cenderung mengatakan berbicara kebudayaan Aceh sebenarnya kita berbicara kebudayaan Islam.

Lalu bagaimana kapsitas A. Hasjmy sebagai ulama atau agamawan? Ditilik dari latar pendidikannya sebagai alumni Dayah Montasik dan Dayah Keunalou Seulimum, dan alumni Tsanawiyah Madrasah Thawalib Padang Panjang (Wildan, 2011), saya tidak ragu mengatakan Prof. Ali Hasjmy adalah seorang

Kebudayawanan dan Keulamaan Ali Hasjmy

>>BUDAYA

Page 37: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

37SantunanApril 2013

Nab Bahany AsBudayawan, tinggal di Banda Aceh

ulama besar dan agamawan paling perpengaruh pada zamannya. Keulamaan Hasjmy tidak hanya karena sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Aceh selama beberapa periode ia menjabatnya, tapi keulamaan itu dikuatkan dalam bebagai pemikirannya melalui buku-buku keagamaan yang dihasilkannya.

Lebih dari separuh buku-buku yang ditulis A. Hasjmy—lebih kurang 80 judul—membahas masalah keagamaan yang berkaitan dengan persoalan sosial umat. Nuansa keulamaan Hasjmy juga ditemukan dalam novel-novel karyanya. Seperti dalam novel Suara Azan dan Lonceng Gereja (1940). Dalam novel itu Hasjmy jelas berdakwah untuk membuat orang tertarik pada agama Islam. Sehingga tokoh yang bernama Ramayati yang berlainan agama (kristiani) dengan Amiruddin yang beragama Islam dalam novel itu, telah membuat Ramayati menjadi tertarik pada cara berfikir Islami yang ada pada Amiruddin.

Sehingga di akhir cerita novel itu, ketika Ramayati jatuh sakit yang bertepatan pada perayaan Natal, Amiruddin datang ke rumah sakit menjenguknya, saat itulah Ramayati mengikrarkan dirinya pada Amiruddin bahwa ia telah meninggalkan agama Nasrani dan memilih agama Islam sebagai agama yang benar.

Begitulah cara Hasjmy menyampaikan dakwah Islam melalui karya-karya sastra yang dihasilkannya. Apakah cara berdakwah seperti itu tidak bisa digolongkan sebagai dakwah seorang ulama. Saya kira keulamaan yang melekat pada A. Hasjmy hampir tak jauh beda dengan keulamaan dan keagamawanan yang ada pada diri hamka. Yang membedakan mungkin kalau Hamka memiliki karya tafsir lengkap dan serial sejarah Islam, Ali Hasjmy tidak memformatkan karya-karyanya itu dalam bentuk serial tersebut, terutama dalam menulis sejarah Islam.

Namun apa yang kita dapati dalam serial buku sejarah Islam yang ditulis Hamka juga kita dapati dalam karya-karya Ali Hasjmy. Seperti dalam buku Sejarah dan Tamaddun Islam (1969), Kerajaan Saudi Arabia (1957) dan Sejarah Kebudayaan Islam (lima kali cetak ulang—terakhir 1993). Buku-buku ini mereferensikan bahwa penguasaan sejarah Islam yang dimiliki A. Hasjmy tidak jauh mengurangi apa yang dipikirkan oleh Hamka.

Di sis lain, yang membedakan Prof. A. Hasjmy dengan Prof. Hamka, mekipun keduanya sama-sama tokoh nasional, baik dari segi keulamaannya, keagamawanannya, kesejarawanannya, dan bahkan kebudayawanannya, A. Hasjmy lebih memilih

daerah kelahirannya (Aceh) sebagai tempat tinggal dalam mendistribusikan pemikiran-pemikirannya untuk kepentingan bangsa dan negara. Mungkin satu-stunya tokoh bangsa secara nasional yang rela tinggal di daerah kelahirannya adalah sosok Ali Hasjmy. Jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh panutan nasional lainnya, mereka lebih memilih hijrah meninggalkan daerah kelahiran dan menetap di ibu kota negara Jakarta.

Ali Hasjmy dalam hemat saya memang sosok manusia yang sengaja diberikan kelebihannya oleh Tuhan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat Aceh pada zamannya. Yaitu pada saat Aceh menghadapi berbagai gejolak dan krisis yang mempengahui hampir semua lini tatanan sosial masyarakat, A. Hasjmy sebagai manusia multi demensi yang dititipkan Tuhan dalam masyarakat Aceh, baik sebagai budayawan atau sebagai agamawan selalu tampil menyelesaikan persoalannya, baik secara internal Aceh, ataupun karena masalah eksternal lainnya, seperti masalah yang membuat Aceh selalu menjadi daerah yang bermasalah dengan negara (Jakarta), Hasjmy adalah tokoh yang selalu dapat menyelesaikan persoalan itu dengan berbagai pendekatan keahliannya sebagai manusia yang cukup multidemensi dalam mengusai keilmuannya.

Sangking multidemensinya keilmuan yang melekat dalam diri Ali Hasjmy, sulit rasanya kita menentukan dirinya sebagai ahli dalam bidang tertentu. Kalau ia disebut sebagai budayawan tidak kalah menonjonya sebagai seorang ulama. Mau digolongkan sebagai sastrawan, dari segi politik ia juga sebagai negarawan. Begitu juga bila A. Hasjmy kita posisikan sebagai sejarawan, juga tidak mengalahkan reputasinya sebagai seorang penyair dan seniman besar pada zamannya.

Malah bila kita baca: “Delapan Puluh Tahun Melalui Jalan Raya Dunia: A. Hasjmy Aset Sejarah Masa Kini dan Masa Depan” (1994), hampir tak ada lagi ruang atau celah yang tersisa bagi kita untuk memberikan penilaian kereputasiannya bagi sosok budayawan A. Hasjmy. Karena dalam buku itu lebih dari 60 tokoh bangsa telah memberikan penilaian dari berbagai sudut pandangnya terhadap ketokohan Prof. Ali Hasjmy. Jadi, kalau pun saya menulis tentang sosok A. Hasjmy sebagai budayawan atau agamawan, saya hanya memungut dari apa yang tercecer dalam penilaiaan 60 tokoh bangsa terhadap ketokohan Pak Hasjmy yang dimuat dalam buku “80 Puluh Tahun A. Hasjmy Sebagai Aset Sejarah Masa Kini dan Masa Depan.” []

sulit rasanya kita menentukan dirinya sebagai ahli dalam bidang tertentu. Kalau ia disebut sebagai budayawan tidak kalah menonjonya sebagai seorang ulama.

Mau digolongkan sebagai sastrawan, dari segi politik ia juga sebagai negarawan. Begitu juga bila A. Hasjmy kita posisikan sebagai sejarawan, juga tidak mengalahkan

reputasinya sebagai seorang penyair dan seniman besar pada zamannya

BUDAYA<<

Page 38: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

38 SantunanApril 2013

Madrasah Adabiyah Abu Krueng Mane

MIN Matang Raya, Meurah Mulia, kab. aceh utara

Madrasah ibtidaiyah Negeri (MIN) Matang Raya berdiri pada tahun1939 dengan nama dasar Madrasah Adabiyah. Seiring perkembangan madrasah di Aceh pada 1953, Madrasah Adabiyah disesuaikan menjadi Sekolah Rendah Islam (SRI) yang di ketuai oleh Abu Krueng Mane.

Madrasah ini, sepeninggalan Abu Krueng Mane ini menajemen kependidikan agama sempat vakum, kosong pimpinannya. Atas kesepakatan dan partisipasi masyarakat dan tokoh, pada 1953, diangkatlah Teungku Ibrahim Jeunib sebagai kepala SRI.

SRI tersebut merupakan Madrasah Dasar yang lanjutannya belum ada di Jungka Gajah, Kabupaten Aceh Utara. Untuk jenjang berikutnya sebagai lanjutan SRI maka didirikanlah Pendidikan Guru Agama (PGA) tingkat 3 tahun pada 1966.

Kemudian tahun 1969 PGA tersebut diubah menjadi Madrasah Ibtidayah (MI) Swasta. MI tersebut dinegerikan oleh pemerintah dan dan diubah namanya menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Matang Raya.

MI tersebut juga 'nama'nya berasal dari Matang Raya Alue Ie Puteh Kecamatan

Baktiya, karena dalam dalam kasus pembebasan tanah untuk madrasah yang tidak jelas maka dipindahkan MI tersebut ke Kecamatan Meurah Mulia, pada 1974. Kepala Madrasah di ganti oleh Bapak Jalaluddin sebagai kepala MIN yang kedua, sampai 1985. Sepindahan beliau, Kepala MIN digantikan oleh Bapak Abdul Aziz Telza, BA, dari Desa Baroh Kuta Batee, sampai 1990 sebagai kepala MIN yang ketiga.

Setelah pindahan beliau, digantikan oleh Bapak Syamsyuddin,S.Ag dari Desa Mancang Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara, sebagai kepala MIN yang keempat, sampai 1993. Lalu digantikan oleh Ibu Nursaktah Ali, A.Ma, dari Desa Rheng Bluck Kecamatan Meurah Mulia, hingga 1999, sebagai kepala MIN Matang Raya yang kelima.

Kemudian diganti kan oleh Bapak Musa Cut Amat, A.Ma dari Blang cut Kecamatan Meurah Mulia hingga 2007, sebagai kepala MIN Matang Raya yang keenam. Pada 2007 diganti kan oleh Bapak Ibrahim, A.Ma dari Blang Kabu Kecamatan Samudera, hingga 2010 sebagai kepala MIN Matang Raya yang ketujuh.

Sepindahan beliau, Kepala MIN Matang Raya digantikan oleh Bapak Drs. Najmuddin dari Desa Murong Kecamatan Samudera, hingga sekarang, sebagai kepala MIN Matang Raya yang kedelapan

Tenaga Pendidik (Guru) yang ada pada MIN Matang Raya sekarang, yaitu 20 orang PNS terdiri dari Kepala, guru, dan pegawai. [yakub/juanda]

MIN Matang Raya yang saat ini saya pimpin menggantikan Kepala Sekolah sebelumnya, yaitu Bapak ibrahim, A.Ma, memiliki enam kelas dengan delapan rombongan belajar.

Karena lokal kurang dua rombel (rombongan belajar), terpaksa harus duduk di tempat darurat, yaitu kelas I.B (terpaksa harus duduk dalam ruang yang berukuran 2,5 x 7 meter). Sedangkan kelas II.A juga terpaksa kami menumpang di Balai Pengajian milik Tgk. Fauzi tetangga sekolah kami.

Oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan minimal dua lokal demi kelancaran proses belajar mengajar. Kami masih mempunyai lokasi untuk tempat pembangunan lokal. Bahkan untuk dua lokal. Kami sangat mengharapkan bantuan lokal secepatnya.

Jika harapan ini dipenuhi, jika lokal baru ada kita akan menerima sejumlah calon murid yang akan meramaikan MIN Matang Raya ini. Semoga pengadaan lokal untuk MIN Matang Raya Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara diaminkan oleh pihak yang sudah di posisikan, termasuk Kanwil Kemenag kan? [yakub/juanda]

Drs. Najmuddinkepala Min Matang raya

Bantu Lokal Madrasah Kami

>>MADRASAH

Page 39: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

39SantunanApril 2013

Semangat Murid Lewat Mulod Akhee

MA Kuta Binjai

Tradisi peringatan Maulid di Aceh, sejak bulan Rabiul Awal hingga Rajab, hingga adoe dan cuco mulod. MA (Madrasah Aliyah) Kuta Binjai mengadakan maulid untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Acara pada Kamis (4 April) itu, bertempat di Sekolah MA Kuta Binjai, walaupun muled ini dilaksanakan pada diakhir bulan maulid (mulod, molod akhee).

Namun acara berlangsung dengan khidmad dan sangat tertib. Selain itu dalam acara terlihat juga hadir Kapolsek dan beberapa jajaran, Camat, Wakil Camat, Kepala Desa yang ada di sekitar lokasi MA Kuta Binjai, dan Dewan Guru dari perwakilan beberapa sekolah di Kecamatan Julok dan Simpang Ulim, turut diundang.

Kesuksesan acara yang berlangsung juga sangat didukung oleh Dewan Guru, kepala sekolah, murid serta jajaran organisasi sekolah yang kompak dalam hal mengurusi segala keperluan dan perlengkapan acara. “Alhamdulillah hampir semua tamu yang diundang datang dan acaranya pun berjalan sesuai dengan rencana yang telah kami susun,” ujar Kepala MA Kuta Binjai, Ibu Dra Fauziah, S Pd.I.

Acara yang dimulai dari pukul 10.30 WIB sampai jam 14.00 WIB ini juga dimeriahkan oleh penampilan siswa dan siswi yang antusias untuk ikut serta dalam memeriahkan acara maulid. Hal ini ditunjukkan oleh para siswa dengan membuat grup zikir atau yang lebih dikenal masyarakat dengan dikee, likee.

Tidak kurang dari dua jam para siswa yang tergabung dari beberapa siswa kelas satu, dua dan tiga melakukan dikee bersama diluar kelas tepatnya di atas balai yang biasa

digunakan sebagi mushalla. “Kurang lebih dua jam dikee-nya. Kami

senang dan menurut saya kawan-kawan sangat bersemangat dalam melakukan dikee ini. Hal ini jelas sekali bahkan rangkang yang kami duduki pun retak dan hampir patah karena badan kami terlalu banyak bergerak,” jelas Chaizier, salah satu siswa kelas tiga yang turut andil dalam kegiatan dikee ini. Setelah penampilan dari para siswa, giliran para siswi yang membawakan beberapa salawat dan lagu-lagu islami sebagai selingan dalam acara ini

Mauled seperti ini hapir setiap tahun diadakan oleh MA Kuta Binjai. Diharapkan Dengan adanya perayaan hari besar islam yang seperti ini dapat meningkatkan tali persaudaraan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah MA Kuta Binjai.

“Saya sangat berharap dengan adanya acara mauled yang kami rayakan dapat menjadikan ukhuah yang ada semakin akrab dan lebih baik,” tegasnya.

Selain itu belaiau menambahkan, “Dengan kami mengadakan acara ini semoga kedepannya para siswa maupun generasi penerus kami tetap melaksanakan budaya ini sebagai warisan agama dan warisan leluhur Aceh.”

30% anak yatimMA Kuta Binjai merupakan Madrasah

Aliyah yang pertama berdiri di Kuta Binjai. Sebelum memiliki gedung sendiri, dulunya sekolah ini bertempat di salah satu MTsN yang ada di Kuta Binjai. Madarsah ini didirikan pada tahun 2002. Saat ini usia

Madrasah Aliyah Kuta Binjai menginjak angka 11 tahun.

Namun demikian madrasah ini sudah memiliki gedung sendiri yang dilengkapi koleksi buku-buku yang mulai terjawab terhadap kebutuhan para murid dan guru. Fasilitas lapangan bola volly dan mushalla sederhana yang terbuat dari kayu berbentuk balai.

Ketika pertama kali didirikan oleh Bapak Amiruddin Hasan, MA ini hanya memiliki 42 siswa dan delapan tenaga pengajar. Setelah 11 tahun berlalu, banyak kepala sekolah yang telah duduk dan membangun MA Kuta Binjai. Dan kini MA ini dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Dra. Fauziah S.Pd.I memiliki dewan guru sebanyak 22 orang dan murid sebanyak 104 siswa.

Siswa yang bersekolah disini mayoritas berasal dari Kecamatan Julok, Simpang Ulim atau Kecamata Nurussalam. Namun demikian ada juga siswa yang berasal dari berbagai kecamatan lain yang ada di Aceh Timur. Tidak hanya daerah asal yang beragam, taraf ekonomi juga demikian, 30% di antaranya merupakan anak yatim, 40% lainnya merupakan anak-anak miskin dan selebihnya merupakan siswa kelas menengah.

Dari perayaan maulid yang dilaksanakan, kepala sekolah berharap. “Dengan semangat maulid yang kita rasakan pada hari ini, semoga murid lulusan disini nantinya dapat berguna bagi bangsa dan agama, dan minimal prestasi kemasyarakatan dan akademikmereka bisa ditunjukkan minimal di desa mereka dengan memimpin desa ke arah yang lebih baik,” jelasnya. [rita zahara/y]

MADRASAH<<

Page 40: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

40 SantunanApril 2013

PendahuluanJika kita melangkah ke suatu dataran di pesisir pantai antara Barat dan Selatan, di situ akan kita temui sebuah ‘peradaban’ yang sekarang disebut dengan ‘peradaban masyarakat Rameune’. Yang sejak 2002 telah dimekarkan dari Kabupaten Aceh Barat menjadi Kabupaten Nagan Raya. Penduduknya sangat kental dengan berbagai tradisi adat dan budaya yang menjadi satu nafas dalam kehidupan masyarakat Nagan Raya. Karena dari semua golongan masyarakat Nagan Raya ini wajib atau harus menjalankan adat dan budaya yang sudah membumi di kabupaten yang baru mekar tersebut.

Adat dan budaya di Kabupaten Nagan Raya ini di ibaratkan lagee zat ngon sifeuet (seperti zat dengan sifat). Hal ini dapat kita lihat dalam tradisi kesehari-harian masyarakat Nagan Raya yang punya suatu keunikan dalam menghadapi berbagai masalah. Di antaranya masalah adat perkawinan, turun ke sawah, ta’ziyah pada orang meninggal, dan acara walimah lainya.

Hal ini sudah mentradisi dalam peradaban masyarakat Nagan Raya,yang harus dijunjung tinggi dari masyarakat yang berasal dari berbagaj lapisan,seperti lapisan orang-orang Habib (kelompok dari keturunan Said) orang-orang Ampon (kelompok dari keturunan Teuku), dan juga lapisan orang-orang Bala (masyarakat biasa).

Di samping itu ada juga kelas-kelas orang wajib di muliakan dengan adat seperti pada orang cerdik pandai, orang alim,’ilmuwan’, tokoh masyarakat atau tokoh adat serta pejabat-pejabat di jajaran pemerintahan. Dari berbagai lapisan demikian punya tradisi tersendiri dalam cara melayani atau penjamuan dalam suatu pertemuan.

Tradisi dalam masyarakat Nagan Raya yang juga sering di sebut dengan “Rameune” ini dibahas dalam makalah ini. Dengan mengetahui asal kata istilah Rameune Nagan serta dari mana asal kata “Nagan” yang sekarang acap sekali kita dengar di mana-mana. Sehingga dalam tulisan ini akan kami ulas sedikit tentang asal usulnya Negeri Nagan Raya ini.

Asal-usul Negeri SeunaganNagan Raya berasal dari kata “Seunagan”, yang pada saat masih Kabupaten Aceh Barat, Seunagan merupakan nama sebuah Kecamatan, yang sejak 2002 terjadi pemekaran di beri nama dengan Kabupaten Nagan Raya.

Istilah “Seunagan” asal mulanya dari sebuah kisah perjalanan raja pertama di Seunagan adalah Meurah Djernang, anak dari Meurah Mesir, cucu dari Meurah Ishak, piyut dari Sultan Makdum Alaidin Abdul Malik Syah yang datang dari Meureudu. Moyangnya adalah Meurah Syahrial Salman. Meurah Djernang (Meurah Sulaiman), dialah yang disebut Teuku Meurah Seudang Get, yang diantar oleh gajah ke hulu sungai Seunagan dari Lingga melalui Gunung yang dinamakan Gunung Seunagan (Gunong Seudang-Get).

Beliau beristirahat bersama adiknya, Cut Meurah Puteh, sambil makan dan menjemur emas urai di dalam kulit kambing. Emas itu adalah pemberian Pari waktu mereka sampai di Paya Laloe. Secara kebetulan ketika adiknya lagi makan ada yang melihat dan segera mengabarkan kepada Teungku di Kulu yang dianya lebih duluan datang ke negeri tersebut untuk menangkap Eumping Beusoe, yang ingkar membayar pajak kepada Sultan. (Pemda Nagan Raya, 2004)

Cerita di atas di perkuat kembali oleh Tgk. H. Abu Amri Z. Yunus, tokoh agama dan adat di Kabupaten Nagan Raya. Bahwa asal usulnya istilah “Seunagan” dari kisah Raja Seunagan yang pertama yaitu Meurah Sulaiman (Meurah Djernang) yang saat perjalanannya menuju ke suatu

tempat atau negeri yang sekarang Nagan Raya ini melalui sebuah gunung yang saat itu ditancapkan kayu bekas panggang ikan Meurah Sulaiman di puncak gunung itu, sehingga gunung tersebut diberi nama dengan Gunong Seudang Get (Gunung Seunagan) yang letaknya di tepi sungai yang juga di beri nama sungai Seunagan (Pemda Nagan Raya, 2004).

Berdasarkan sumber yang di peroleh maka jelasnya istilah kata “Seunagan” berawal dari kata Seudang Get, yaitu sebuah gunung yang berada di wilayah Nagan Raya di hulu sungai, yang juga diberi nama sungai Seunagan. Gunung tersebut yang disinggahi oleh raja pertama negeri Seunagan, Meurah Djernang (Meurah Sulaiman) pada saat berjalan menuju negeri Seunagan. Akhirnya akibat dari perobahan dialek keacehan, kata Seudang Get berobah menjadi Seunagan. Ketika belum terjadi pemekaran Seunagan ini hanya sebuah Kecamatan yang letak di pusat perkotaan.

Pada saat pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat yang diberi nama Kabupaten Nagan Raya, dengan luas Wilayah 3.363,72 Km2 (336.372 Ha), yang berbatas:

Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah.Sebelah Timur dengan Gayo Lues dan Aceh Barat Daya.Sebelah Barat dengan Aceh Barat, danSebelah Selatan dengan Samudra Indonesia.Demikianlah Wilayah Nagan Raya sekarang yang memiliki potensi

andalan di wilayah ini adalah pertanian, perkebunan, pengairan, transmigrasi, perindustrian dan juga pengolahan hutan. Dengan tidak kurang banyaknya aAdat serta budaya Nagan yang sering disebut dengan Rameune Nagan.

Ontologis Rameune NaganKata “rameune”, asal katanya dari Bahasa Arab, yaitu Rahmani yang berarti “rahmat-Ku”. Segala masalah yang di hadapi oleh masyarakat Nagan Raya pasti akan pendapat rahmat dari Allah untuk menyelesaikannya, dengan memiliki kekuatan atau kemampuan akal sebagai subjek untuk tercapainya sesuatu masalah yang diinginkan.

Pendapat yang lain mengatakan bahwa «rameune» itu mengandung makna

”Kiat”, dalam menggunakan akal atau pikiran untuk mencapai sesuatu tujuan, contohnya bisa melepaskan diri dari sergapan tentara Belanda, dengan menggunakan akal secara spontan agar terlepas dari bahaya atau bencana. Senada dengan bahasa Aceh “rameune”, itu adalah “kieh” yang artinya cara atau strategi, metode serta jalan yang diambil untuk terlepas atau melakukan sesuatu, hal ini lebih cenderung kepada penggunaan akal pikiran, serta berfikir apa yang harus dilakukan untuk membuat orang senang tidak marah lagi terhadap kita, hal ini bisa saja diimplementasikan dalam bentuk adat dan budaya.

Rameuneu yang sekarang sering kita dengar lebih cendrung kepada suatu tradisi Adat dan Budaya yang muncul dari hasil pemikiran-pemikiran tokoh adat serta budayawan Nagan Raya yang sekarang masih sangat kental dan membumi dalam masyarakat Nagan Raya. Salah satu contohnya adalah pada jenis kue (juadah) karah, lebih besar dari kue karah dari daerah-daerah Aceh yang lain. Hal ini di sebabkan karena untuk membuat orang yang datang ke Nagan Raya merasa senang dan terkesan dengan juadah karah Nagan yang besarnya seperti talam.

Di antara contoh yang lain, di sini penulis paparkan adalah pada saat salah satu kenduri perkawinan, adat yang berlaku di Nagan Raya saat menjamu tamu yang datang adanya perbedaan di antara tamu yang hadir. Jika yang datang itu seorang ulama atau guru besar, habib,

Pendidikan dari Rameune NaganDra. Samsuni AH, Kepala MAN Jeuram Kab. Nagan Raya

>>oPINI

Page 41: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

41SantunanApril 2013

ampon,atau pun pejabat pemerintah dan sebagainya, hidangan yang disajikan dalam bentuk bu meuraket (nasi yang dirakit dalam sebuah dalung atau talam, bersamaan lengkap dengan lauk pauknya).

Ini disediakan untuk satu orang tamu satu buah dalung atau talam. Hal ini dikarenakan agar tamu tersebut dapat menikmati sepuasnya apa yang disukai sudah lengkap tersedia di depannya. Sedangkan bagi tamu-tamu yang lain orang biasa, hidangan yang di sediakan secara satu talam betiga atau berempat dan seterusnya atau juga di suguhi hidangan ala Barat (di atas meja).

Seperti itulah contoh rameune Nagan ,yang sekarang ini mentradisi secara sinergis dengan perkembangan zaman, baik bagi kalangan kaum muda maupun yang tua, sehingga di antara sesama masyarakat mereka sudah paham dan mau menerima dengan senang hati dari perlakuan adat yang demikian itu.

Epistemologis Rameune NaganEpistimologi disebut juga sebagai teori pengetahuan yang membahas secara mendalam dan konprehensif dari segala aktivitas yang merupakan proses untuk mencapai sebuah pengetahuan (Nata, 2010).

Sebagai bagian dari pengetahuan, tradisi adat dan budaya (rameune) memiliki cara-cara tersendiri untuk mendapatkannya, cara tersebut dikenal dengan metode keilmuan, dari sini tampak sebuah gambaran bahwa jika dilihat dari sudut pandang pengetahuan, maka rameune ini bukan merupakan barang jadi yang siap dikonsumsikan untuk manusia, tapi lebih dari itu, merupakan sebuah proses kegiatan sesuatu yang statis, tetapi bersifat dinamis.

Pada dimensi epistemologi ini, dibahas tentang hukum dan tujuan tentang rameune Nagan menurut Islam, kiranya adat dan budaya ini dapat mendekatkan diri kepada Allah dan kondisi seperti ini di Kabupaten Nagan Raya yang dapat menjadi perekat silaturrahmi dan kesalehan sosial dalam masyarakat. Pendekatan rameune ini kadangkala ada yang dapat membawa kepada mendekati kesyirikan, seperti bakar kemenyan pada saat ada orang meninggal selama tujuh hari, kenduri maulid, pembukaan wirid yasin atau doa, awal turun ke sawah dan banyak lagi pada peristiwa-peristiwa yang lain, seperti bakar kemenyan itu salah satu keharusan (Nurlisma, 2012).

Tgk Muhammad Khaliq al-Youmla (Ketua MPU Nagan Raya), mengatakan bahwa bakar kemenyan itu bukan suatu kepercayaan tetapi hanya sekedar membakar agar adanya keharuman kemenyan dalam suatu acara atau kegiatan. Hai ini jangan dikaitkan dengan ketauhidan, dan jelasnya ini adalah merupakan tradisi dari nenek-nenek kita terdahulu. Kalau kita telusuri peradaban masyarakat Nagan Raya masih banyak yang fanatisme terhadap sesuatu yang memang suatu tradisi masa lampau, dan harus di lestarikan dan dijalankan, dan tidak bisa dibantah dan ditinggalkan, hal ini akan membuat kaum tua menjadi kurang sependapat, kadang-kadang bisa marah kepada yang membantahnya.

Sedangkan tradisi rameune yang lain yang bisa membawa pada yang haram seperti kenduri besar-besaran pada acara meninggal orang tuanya selama tujuh hari tujuh malam, padahal bahan untuk dikendurikan itu semuanya hasil dari berhutang sama pihak yang lain, saat setelah tujuh hari itu bingung mikirin hutang yang sudah menumpuk, dan harus segera dilunasi. Dengan demikian akan membawa kepada yang tidak baik acara kenduri seperti itu.

Aksiologis Rameune NaganRameune Nagan secara aksiiologi merupakan kajian tentang nilai-nilai yang terkandung dalam adat dan budaya rameune Nagan. Hal ini dapat kita tinjau dari dua dimensi nilai yang berlaku dikalangan masyarakat Nagan Raya itu sendiri yaitu nilai positif dan nilai negatifnya.

Nilai positif dari rameune Nagan ini antara lain:1. Tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin dalam melakukan

suatu adat dan budaya di Nagan Raya. Salah satu contohnya, jika salah seorang keluarga yang meninggal dunia, maka keluarga yang di tinggalkan itu harus dan wajib kenduri selama tujuh hari dan tujuh malam, dan hari ke sepuluh, kedua puluh, ketiga puluh, keempat puluh, keempat puluh empat, keseratus hari dan juga pada sampai setiap tahun (ulang tahun kematian). Ini tidak ada pengecualian bagi keluarga miskin ataupun keluarga kaya.

2. Terciptanya silaturrahmi yang sangat baik dengan sesama masyarakat Nagan Raya dan juga dengan masyarakat lain yang berkunjung atau berdomisili di Nagan Raya. Salah satu contohnya pada tamu yang datang ke Nagan Raya akan terkesan menyenangkan atas jamuan serta suguhan yang luar biasa dari pihak orang yang menjamu tamu tersebut.

3. Terjalin sifat gotong royong yang sangat kuat sesama saudara dan masyarakat sekitarnya. Salah satu contoh adanya adat jak bisan (datang ke tempat besan, seperti mertua, atau saudara dari pihak mertua), yang adanya musibah atau kemalangan, maka oleh pihak menantu atau keluarga menantu akan datang ke rumah yang musibah itu dengan mengajak teman, kerabat dekat dan saudara untuk membantu temani dan sekaligus dengan bawaannya yang sudah di tentukan oleh yang mengajak tersebut seperti membawa jenis kue, gula, kambing, kelapa, nasi rantangan dan sebagainya.

4. Dapat melestarikan adat dan budayanya sebagai salah satu aset sejarah. Di sini dapat kita ambil contohnya adalah budaya kenueri jeurat (kenduri di kuburan), kenueri blang (kenduri sawah) dan sebagainya.

Sedangkan nilai negatif dari rameune Nagan yang dapat kita lihat dalam kehidupan bermasyarakat Nagan Raya antara lain:1. Adat dan budaya di Nagan Raya bisa diibaratkan seperti suatu

kewajiban, salah satu contoh harus kenduri pada saat ada kemalangan atau kematian di rumah kita, walaupun ada atau tidak adanya uang, jika tidak ada minta pinjam sama pihak yang lain.

2. Jika salah-salah dalam penafsiran atau niatnya akan terjurus kepada kesyirikan, contahnya tradisi bakar kemenyan di kuburan orang keramat, atau di masjid-masjid yang dianggap keramat dan sebagainya.

3. Terjadinya cemoohan bagi seseorang yang kadangkala ada yang tidak mau melakukan adat atau tradisi tertentu, dikarenakan tidak punya uang dan tidak mau berhutang dengan orang lain.

Kesimpulan1. Rameune asal katanya dari bahasa Arab “Rahmani” yang artinya

rahmat-Ku. Allah akan selalu merahmati kita hamba-Nya yang mau berpikir dan berusaha.

2. Kata “Nagan” adalah asal kata dari “Seunagan”, yang diambil dari nama seorang raja pertama Seunagan yaitu Meurah Seudang-Get (Meurah Sulaiman).

3. Pengetahuan yang dapat diambil dari rameune adalah adanya adat dan budaya sebagai suatu wujud silaturrahmi yang baik dalam masyarakat Nagan Raya.

4. Kiranya tidak terjadi kesalahan pemahaman sehingga dapat menjadikan kesyirikan dalam pelaksanaannya.

5. Ada nilai positif dan negatifnya dari persoalan pelaksanaan tradisi rameune Nagan ini.

6. Lestarikan rameune Nagan ini agar menjadi suatu catatan sejarah dimasa yang akan datang. []

oPINI>>

Rameune Nagan secara aksiiologi merupakan kajian tentang nilai-nilai yang terkandung dalam adat dan budaya rameune Nagan.

Page 42: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

42 SantunanApril 2013

Ikhlaskan Hati,Samakan Persepsi, dan Teguhkan HatiM. Nur. S.Pd.I, Guru MIN Rukoh Banda Aceh

Bekerja, sesuatu yang amat didambakan oleh setiap orang. Hal itu ditandai dengan makin banyaknya orang yang mencari pekerjaan. Masyarakat yang membutuhkan pekerjaan pun tak terhitung lagi jumlahnya, mulai dari anak putus sekolah, tua atau muda. Apakah dia kaya atau rakyat jelata sekalipun. Sarjana ataupu Buta Huruf Perkotaan penuh sesak oleh manusia.

Bahkan tak jarang, demi sebuah pekerjaan masyarakat merelakan dirinya untuk pergi jauh meninggalkan kampung halaman dan keluarganya sendiri. Begitu banyak manusia yang butuh pekerjaan, banyak pula cara yang ditempuh. Adakalanya cara yang ditempuh itu tak masuk akal. Pakai jalan pintas alias potong kompas. Masing-masing mencari koneksi. biar mengeluarkan kocek pun tak jadi soal, yang penting dapat kerja.

Ironis sekali memang, tetapi itulah kenyataan yang harus diterima pada masa sekarang ini. Sebagai pekerja, manusia adalah penghamba yang mengabdikan diri untuk rajanya. Pekerja yang memang benar-benar mendapatkan pekerjaannya dengan jalan yang benar. Pekerjaan yang ditempuhnya pun tidaklah sebatas bahu semata, namun dibarengi dengan niat suci dan perasaan. Sedangkan sebagai topeng, dia memiliki perubahan dari segala hal.

Percaya atau tidak, Anda sendirilah yang menilainya.Sebagai pekerja yang memiliki landasan agama yang kuat, melaksanakan kerja suci yang penuh pengabdian, sudah tentu orang itu bekerja dengan sungguh-sungguh, rajin, ulet, dan tidak kenal putus asa. Tiada waktu luang yang terbuang percuma. Semua waktunya diisi dengan kegiatan yang menunjang pekerjaannya.

Berapa pun detik waktu yang ada akan didapatnya dengan menciptakan suatu perkerjaan yang menguntungkan semua pihak. Yang pasti, kerja yang dilakukan sesuai dengan pendidikan yang pernah dikecapnya. Kerja yang dilakukan pun tidak sembarangan atau serampangan. Semua dilakukan menurut aturan yang ada. Hasilnya baik dan menguntungkan, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya. Suci tidaknya kerja yang dilakukan tergantung dari insannya juga. Sampai sejauh mana dia memahami makna kerja

keadilan, dan sebagainya. Dengan kesadaran bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk melakukannya secara benar.

2. Kerja itu sehat; kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras: Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan, karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial.

Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal,kita akan sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah setengah.

3. Kerja itu rahmat; kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja tulus :Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Respon yang tepat adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua keuntungan dari bekerja sebagai rahmat, (1) Tuhan memelihara kita, dan (2) disamping secara financial kita mendapat upah,juga ada kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman demikian akan mendorong orang untuk bekerja secara tulus.

4. Kerja itu amanah; kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas :Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah, kita dipercaya, berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, akhlak terpercaya dan tanggung jawab akan makin menguat.

Di pihak lain hal ini akan menjadi jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi kerja dan penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.

5. Kerja itu seni/ permainan; kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif:Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik seperti halnya seni.

yang sesungguhnya. Apakah kerjanya itu hanya sekedar memenuhi materi belaka, menurut hati nurani sebagai amanah dari Maha Pencipta, ataukah ada sisi lain yang hanya mengharapkan pujian semata..

Berbahagialah Anda para pekerja yang telah mencurahkan segala perhatiannya terhadap tugas yang dibebankan ke pundak kita. Meskipun pekerjaan bertumpuk, menggunung, yang menurut perkiraan tak mungkin bisa diselesaikan, namun dengan memiliki sifat kesabaran yang tinggi, niscaya tugas pekerjaannya itu dapat diselesaikan. Inilah mungkin yang terbaik. Sebab, orang sabar amat dekat dengan rahmat Tuhan.

Sucinya kerja yang dilakukan bisa jadi karena pekerja melaksanakan tugasnya diiringi rasa cinta yang amat dalam. Bekerja tidak harus ada orang yang mengawasinya, namun melaksanakan kerja itu merupakan suatu panggilan jiwa, bukan karena nafsu badaniah. Pekerja seperti ini ibaratnya mencintai pekerjaan layaknya mencintai dirinya sendiri.

Dia merasakan benar nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya.Menyadari hal demikian, sudah tentu pekerja yang bekerja menurut kesanggupannya dan tidak ngoyo atau serakah, akan merasa puas batinnya. Pekerja itu akan semakn bahagia ketika tahu kerja yang dilakukan itu berhasil sesuai aturan agama. Sebab, dia bekerja memiliki landasan yang sangat kuat semata-mata mengharapkan ridho Allah.

Kerja baginya merupakan ibadah suci dan bersih dari noda, yang dilakukannya penuh denga kreativitas, selaras dengan edukatif yang dimiliki, rajin, jujur, dan amal diwujudkannya dengan sabar, usaha, cinta, dan ikhlas yang mengantarkannya menjadi ihsanulkamil

Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut :1. Kerja itu suci; kerja adalah

panggilanku, aku sanggup bekerja benar. Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang Suci.

Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Bukan harus dari Tuhan, tapi bisa juga dari idealisme, kebenaran,

>>oPINI

Page 43: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

43SantunanApril 2013

Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu kreativitas untuk engembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan.Jadi bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.

6. Kerja itu ibadah; kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius:Tuhan mewajibkan manusia ber-ibadah (dalam arti ritual) dan beribadah (dalamartian kerja yang diabdikan pada Tuhan).

Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan kebajikan seperti: untuk pembangunan bangsa, untuk kemak-muran, untuk demokrasi, keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb.

Jadi bekerja harus serius dan sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk pengabdian pada Tuhan.

7. Kerja itu mulia; kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia.

Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada untuk orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan yang hidup untuk dirinya sendiri.

Manusia moral seharusnya mampu proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja secara sempurna.

8. Kerja itu kehormatan; kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul: Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi :

(1) pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri, (3) hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4) pendapatan sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi tanggungan atau beban orang lain, (5) pendapatan bisa menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi–tingginya.

Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan persaingan. []

Podium Kata-KataUbaidillah, S.Pd., Guru Honorer MAN Terpadu Suak Timahdan MTsN Blang Balee, Kec. Samatiga, Kab. Aceh Barat

Mendengar Kultum atau kuliah tujuh menit, mungkin Anda akan terbayang pada seorang ulama besar di atas mimbar atau di televisi menjelang buka puasa bulan Ramadhan. Kultum memang sangat berhubungan dengan hal itu, penceramah memberikan tausiyah, mengajak mengerjakan yang baik dan meninggalkan yang tidak baik. Semua terangkum dalam putaran waktu tidak lebih dari tujuh menit saja. Seorang pemberi pencerahan pun diharuskan menyampaikan intisari saja sebuah ulasan.

Untuk mereka yang sudah terbiasa menjadi penceramah ulung, waktu tujuh menit tentu bukan hal yang akan memberi beban. Namun untuk mereka yang – mungkin – baru pertama sekali menjadi pembicara di atas mimbar, atau di depan orang banyak, angka tujuh itu akan jadi api sangat panas agar bisa segera menyelesaikan kuliah mereka. Apalagi untuk mereka yang dikategorikan masih berumur sangat remaja. Baru berinjak dari anak-anak ke masa remaja. Baru menyadari keberadaan mereka dibutuhkan di suatu kelompok. Baru mengerti baik buruk walau hanya secuil saja. Baru mengenal berteman dengan siapa saja. Baru ada di umur belasan tahun.

Tentu, mereka yang polos ini merasa sedikit terbeban berdiri di depan orang banyak dengan memberikan kuliah singkat. Kata kuliah dianggap belum sesuai untuk usia mereka yang masih belia. Umur belasan tahun berdiri di depan orang, memberikan pencerahan, akan dianggap banyak tahu oleh sebagian yang lain. Hal ini akan terjadi jika tidak melihat latar belakang mereka berdiri di atas mimbar bagai ulama besar.

Benar. Kuliah tujuh menit ini untuk siswa dan siswi di madrasah-madrasah seusai shalat dhuhur, mungkin shalat lima waktu jika madrasah berasrama. Kali ini saya menyorot salah satu madrasah yang dulu pernah membuat saya mengenal banyak ilmu. Dan sekarang saya kembali kesini untuk mengajar ilmu kepada mereka-mereka yang masih sangat belia. Madrasah itu MTsN Blang Balee, salah satu madrasah yang sangat populer di daerah saya. Walau bukan di tingkat Kabupaten Aceh Barat, namun untuk kecamatan tempat saya

berdiri, gaung merdu madrasah ini dari dulu sampai sekarang masih sangat bergema. Banyak alumni yang menjadi orang hebat. Banyak yang menyanjung. Banyak orang tua yang mengantarkan anak-anak mereka mengais ilmu di sini.

Dan sekarang, ketika saya kembali ke sini setelah sekian tahun. Kuliah tujuh menit itu masih berlaku. Setiap siswa dan siswi diharuskan mampu berdiri di depan podium dan menyampaikan satu materi ceramah. Sebuah pembiasaan yang turun-temurun masih dilakukan. Siswa atau siswi yang sudah dijadwalkan menjadi calon penceramah itu, mau tidak mau harus siap. Mereka disediakan waktu paling tidak sebulan lebih untuk menyiapkan isi ceramah.

Cukup mencengangkan jika dalam keseharian siswa tidak berani tampil ke depan, berkat Kultum ini mereka mampu berdiri dan menyampaikan ceramah. Paling tidak ini cambukan agar mereka terbiasa, termasuk menilai bahwa mereka mampu dan siap mental jika ditantang dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan moral.

Pembiasaan yang dilakukan ini bukan tidak ada alasan. Setiap madrasah yang sudah mencanangkan program ini mengharapkan siswa dan siswi mampu dan siap mental untuk berdiri di depan orang lain. Setelah lulus mereka tidak diragukan lagi untuk tampil di dalam lingkungan masyarakt yang kerap sekali sangat berbeda dengan sekolah.

Sudah banyak madrasah yang melakukan ini, bahkan sudah jadi sebuah kebiasaan. Cerminan ini memberikan motivasi untuk siswa dan siswi bahwa mereka sangat dihargai dan dituntut untuk menjadi pribadi yang tangguh, bertanggung jawab dan berilmu pengetahuan.

Memulai dari hal kecil memang sangat sulit, apalagi dari madrasah tsanawiyah yang siswanya masih di bawah lima belas tahun. Namun, dari sinilah pembentukan karakter itu menentukan arah perubahan dalam diri mereka. Alangkah tidak cukup jika berpuas di sini saja. Berharap semua madrasah bisa melakukan ini. Memberi yang positif. Inspirasi dan motivasi. Pada mereka yang masih mencari jati diri. []

oPINI>>

Page 44: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

44 SantunanApril 2013

Untaian bait bait lagu di atas pernah di populerkan oleh Koes Plus pada era 80-an dan masih banyak lirik-lirik lagu yang melukiskan tentang bagaimana kebanggaan seorang anak terhadap Ayahnya, baik mereka yang masih memiliki Ayah maupun yang sudah tiada, semua itu mengambarkan betapa Ayah adalah sosok yang selalu di rindukan dalam bingkai kebanggaan bagi setiap anak, seperti kata George Herbert, “Satu Ayah lebih berarti dari 100 guru disekolah”. Ungkapan ini seakan tidak berlebihan jika kita mengingat kembali tentang tembang lama yang pernah di populerkan oleh kelompok musik, seperti The Mercy’s yang selalu merindukan sosok Ayah mereka meskipun telah tiada “...untuk ayah tercinta daku ingin bernyanyi walau air mata di pipiku, Ayah dengarkanlah, aku ingin berjumpa, walau hanya dalam mimpi..”

Tanpa kita sadari dari sosok seorang ayahlah kita belajar banyak hal tentang irama kehidupan, juga tentang bagaimana bertahan hidup melalui tanggungjawab menafkahi keluarga tentang bagaimana memperlakukan seorang ibu dengan baik dan menyayangi anak-anaknya (yang kelak akan diduplikasi seorang anak dalam kehidupannya kelak ketika dewasa) dan juga tentang bagaimana pola hidupnya, tutur katanya, cara makan, bahkan sampai cara tidurnya, dan lain sebagainya. Pernah ada sebuah kisah, tentang seorang ayah yang sudah lama berpisah dengan anaknya dan merindukannya karena suatu persoalan, si anak pergi dari rumah dan sang ayah mencarinya selama berbulan-bulan tanpa hasil yang didapatnya. Akhirnya sang ayah

muncul ide untuk memasang iklan di sebuah media cetak, surat kabar yang paling besar dan terkenal. Bunyi iklan tersebut: “Anakku sayang “Parto”, temui aku di depan kantor surat kabar ini, jam 12 siang hari sabtu ini. Semua sudah Ayah maafkan, Ayah mencintaimu, Ayah mengasihimu nak”. Lalu hari yang di tunggu tiba, ternyata ada 800 orang bernama Parto berkumpul mencari pengampunan dari seorang ayah yang sangat mengasihi.

Ayah merupakan model bagi anak-anaknya. Keinginan anak untuk selalu ingin meniru perilaku baik ayah. Meskipun tanpa kita sadari anak-anak bisa saja meniru perilaku sebaliknya. Tak sedikit ayah menyadari apa yang mereka lakukan tidak ingin ditiru oleh anak-anaknya. Para ayah juga tidak ingin apa yang semestinya mereka lakukan. Misalnya saja hal hal kecil yang tidak disadari oleh sang Ayah seperti bermalas- malasan di hari libur tanpa membantu ibu membersihkan bak mandi yang semestinya mengajak anak anaknya untuk melakukan hal hal seperti itu

Sikap ayah akan direkam oleh anak. Ayah tahu ini tidak baik dan tentu saja ayah juga tidak ingin anak-anaknya kelak juga berperilaku demikian. Sikap ayah terhadap rumah, keluarga dan orang lain, terekam dengan baik dalam memori anak. Dibanding anak perempuan, anak lelaki lebih senang meniru perilaku ayah. Ayah yang bermalas-malasan, memberi jejak pada anak lelaki untuk juga bersikap demikian.Pada anak perempuan, akan muncul pemahaman nega-tif tentang lelak. Dia akan menyimpulkan, memang begitulah sifat lelaki!

Ada beberapa hal penting yang patut kita catat dari peran seorang Ayah dalam menjembatani kehidupan putra putrinya yang mana pola yang dilakukan seorang ayah akan jauh lebih membekas dalam diri anak daripada sekedar perkataannya, maka tidaklah berlebihan sebuah ungkapan bijak mengatakan, “Jangan takut anak-anak anda tidak mendengarkan anda, tapi takutlah ketika anak anda mengamati tindakan anda” . Disini jelas digambarkan bahwa dari pengamatan itu, akan muncul kesan yang terpatri dalam bingkai ingatan yang lebih kuat dibanding dengan ribuan ungkapan kata-kata mesra sang Ayah. Oleh sebab itu, sikap seorang Ayah harus jauh lebih konsisten dalam tindakan adalah suatu komitmen moral yang harus tetap dijaga oleh seorang Ayah yang bijaksana.

Sosok seorang ayah yang tangguh dan handal adalah suatu hal yang mutlak, meskipun harus kita akui saat ini banyak anak kehilangan akan sosok itu. Entah karena peran ayah yang tidak berjalan sesuai fungsi atau karena memang wujudnya yang tidak ada. Sebab pertama banyak terjadi pada anak-anak yang berasal dari keluarga retak (broken home). Ayahnya sibuk bekerja siang malam, berangkat saat sang anak masih terlelap dan pulang saat mata sang anak sudah terpejam. Meraka beralasan melakukan semua itu demi kehahagiaan sang anak.

Kita menyadari dan tidak menafikan bahwa materi memang dibutuhkan dalam sebuah keluarga, namun anak tidak hanya butuh materi. Namun anak juga butuh sentuhan dari sosok ayah,dadanya butuh sandaran pelukan hangat sang Ayah, butuh sikap ketegasannnya. Sementara alasan bekerja siang malam demi sang anak tidak bisa diterima secara sepenuhnya. Banyaknya uang yang dihasilkan dengan bekerjanya sang ayah berapapun jumlahnya itu, tidak akan mampu membayar kerinduan sang anak akan cinta dan kehangatan pelukan sang Ayah yang telah lama dirindukannya.

Perlu kita sadari bahwa menjadi sosok ayah yang ideal dan kebanggaan keluarga membutuhkan proses panjang, yang diawali

Ayah, Betapa Kuharapkan Juhaimi Bakri

Kasi pada Bidang Pendidikan Agama IslamKanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh

“Ayahhh, betapa ku agungkan, betapa ku harapkanAyahhh, betapa kau berpesan, betapa kau doakanAyahhh, betapa pengalaman dahulu dan sekarang

Ayahhh, rambut mu telah memutih cermin duka dan sedih,Ayahhh, ceritakan kembali, riwayat yang indah waktu dahulu

Ayahhh, ku takkan bosan mendengar, riwayat waktu kau muda perkasa, oooooAyahhh kau dapat merindukan, kau dapat mengenangkan

Ayahhh, waktu terus berlalu sampai ke anak cucu(“Ayah”, Koes Plus)

>>oPINI

Page 45: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

45SantunanApril 2013

sejak masa kanak-kanak. Ayah yang santun, dan menghargai istri serta anak-anaknya, juga peduli dengan urusan rumah, dan sadar perilakunya menjadi teladan bagi anak, tidak terbentuk secara seketika pada saat ia sudah menjadi ayah. Irama dari karakter ini sudah terbawa dalam dirinya sejak di lingkungan keluarganya, pada masa kecilnya. Meski bukan berarti, tiada harapan bagi para ayah yang ingin menjadi sosok ayah yang lebih ideal. Ada langkah-langkah yang lebih bijak yang dapat dilakukan yaitu ketulusan dengan penuh rasa tanggung jawab dalam melakukannya, antara lain,

Pertama, Perlakukan ibunya anak-anak dengan baik. Menjaga keutuhan perkawinan, mendengar pendapat istri dan menanggapi kebutuhannya merupakan wujud dari perilaku berbuat baik terhadap ibunya anak-anak. Anak-anak mengamati dan kemudian membentuk karakter dan pikiran mereka tentang menghargai pasangan.

Kedua, Peka kondisi rumah. Memper-hati kan hal-hal kecil di rumah. Seperti tidak berlaku acuh pada saat melihat bola lampu diteras sudah mulai redup. Tak perlu menunggu sampai anak dan istri mengingatkan, “Ayah, lampu teras perlu diganti tu, udah 2 hari tidak lagi menyala.” Segera memperbaiki.

Ketiga, Luangkan waktu bersama dengan anak. Cara Ayah menggunakan waktu luang untuk memberi pemahaman pada anak tentang hal penting dalam hidup ayah. Bila ayah menggunakan waktu luangnya bersama anak, sianak akan paham bahwa ia penting dalam kehidupan ayahnya. Bila ayah asyik bermain sendiri, anak menafsirkan, ayah mementingkan dirnya sendiri.

Keempat, Bicara pada anak. Biasanya ayah hanya mau berbicara dan menyapa pada pada saat anak melakukan kesalahan. Mulailah berbicara dengan anak sejak masih kecil. dengarkan ide serta keluhannya.

Kelima, Jadilah guru bagi anak. Ajarkan anak-anak hal baik dan buruk. Dengan demikian mereka dapat membuat keputusan yang baik untuk dirinya.

Keenam, Disiplinkan anak dengan cinta. Anak butuh bimbingan dan teladan, bukan ‘cuma’ hukuman. Tunjukkan pada anak tentang dampaknya bila anak tidak disiplin, tetapi tidak dengan menghukumnya.

Ketujuuh, Sediakan waktu untuk makan bersama. Makan malam bersama misalnya, dapat anda jadikan kesempatan untuk mendengarkan hal-hal yang dilakukan anak sepanjang hari.

Kedelapan, Tunjukkan perasaan pada anak. Anak-anak butuh rasa aman dengan cara mereka mengetahui bahwa mereka dibutuhkan dan dicintai ayahnya. Mereka juga butuh pelukan ayah. Tunjukkan

perasaan anda agar anak-anak anda yakin anda mencintainya.

Figur seorang Ayah adalah figur yang sangat penting di zaman seka-rang ini. Karena banyak sekali anak yang ke-hilangan figur seorang ayah dan mencari per-hatian ayahnya dengan melakukan apa yang kita sebut “kenakalan”.

Ungkpan klasik yang sering muncul dari mu-lut sang Ayah adalah “Kulakukan ini semua untuk keluarga” atau, “saya bekerja untuk siapa kalau bukan untuk keluarga”, tetapi yang sering terjadi adalah ke-luarga menjadi korban. Keinginan untuk ber-buatyang terbaik bagi keluarga teta-pi keluarga jadi korbannya kelak dan dimasa tuanya terjadi kebingungan, kenapa keluarga kok amburadul semua, “salah dimana?” Ten-tunya jawabannya ada pada sosok ayah.

Seorang manusia, akan mempunyai kehidupan yang maksimal jika “dia diampuni dan mau mengampuni”. Ini adalah dasarnya. Bagi kita seorang ayah, maukah kita mengampuni anak dan meminta maaf kepada anak untuk kebaikannya kelak dikehidupan masa depan? Dan kita sendiri sebagai ayah akan menjadi ayah yang sangat maksimal bagi keluarga dan lingkungan sekitar anda.

Para Ayah, adalah sosok yang sangat dirindukan dan dibutuhkan anak-anak untuk bekal kehidupan di masa depannya. Jangan kita habiskan seluruh energi dan waktu di tempat kerja, sehingga waktu dirumah hanyalah sisa energi dan duduk menonton tv atau membaca koran. Seorang anak membutuhkan pelukan dan kecupan penuh kasih sayang dari sang ayahnya untuk mendengar, mengerti apa yang diceritakan sang anak.

Ajarkan kebenaran tentang moral dan sopan santun dan tentunya para ayah tidak akan menyesal kelak dalam kehidupan dewasa sang anak akan mengamalkan didikan dari sang ayah.

Dari ayah kita akan belajar tentang pelajaran yang sangat kompleks tentang cara bertahan hidup, menjaga kestabilan dalam hidup, menata kehidupan ekonomi keluarga, bagaimana Ayah berperan dalam hal memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam hal bertahan hidup kita akan belajar dari seorang ayah. Juga dari sosok Ayah kita belajar tentang kesuksesan karir dan keuangan, dari

s e o r a n g Ayah, anak akan melihat sebuah

harapan akan kegemilangan kelak si anak dewasa. Oleh karena itu, jangan biarkan anak anak kehilangan sosok Ayah yang ideal, katika anak membutuhkan sentuhan itu, hanya karena Ayahnya sibuk dengan urusan mengejar karir dan status sosial atas nama jabatan yang terhormat, lalu kita kesampingkan kemesraan dan harapan bersama anak.

Di akhir tulisan ini tidaklah berlebihan jika kita coba merenungi bait lagu Ebiet G. Ade tentang “Titip Rindu Buat Ayah”,

“Dimata mu masih tersimpan selaksa peristiwa,

Benturan dan hempasan terpahat dikening mu,

Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras,

Namun kau tetap tabah,Meski nafasmu kadang tersenggalMemikul beban yang makin sarat,Kau tetap bertahan.Engkau telah mengerti hitam dan merahJalan iniKeriput tulang pipimu gambaran

perjuanganBahu mu yang dulu kekar legam terbakar

matahariKini kurus dan terbungkuk.Namun semangat tak pernah pudarMeski langkah mu kadang gemetarKau tetap setia..Ayahhh... dalam hening sepi ku rinduUntuk menuai padi milik kitaTapi kerinduan tinggal hanya kerinduanAnak mu sekarang banyak menanggung

beban”.[]

oPINI>>

Page 46: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

46 SantunanApril 2013

>>SIRAH

Perang Badar terjadi pada malam Jum’at 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah, bertepatan dengan 624 M, perang itu disebut juga Perang Badar Al-Kubra (Perang Badar Terbesar) yang merupakan penentu berlanjut tidaknya dakwah Islam pada masa itu.

Adapun sebab-sebab terjadinya perang tersebut, antara lain:1. Pengusiran kaum muslimin dari Kota Makkah serta perampasan harta mereka.

Genderang perang terhadap kaum Muslimin sebenarnya sudah ditabuh oleh orang-orang musyrikin sejak Rasulullah SAW mengumandangkan risalah dakwah yang ia bawa. Mereka menghalalkan darah kaum Muslimin dan harta benda mereka di kota Makkah, khususnya terhadap orang-orang Muhajirin. Mereka rampas rumah dan kekayaan kaum Muhajirin. Orang Islam pun melarikan diri ke Madinah. Sebagai contoh orang kafir Quraisy merampas dan menguasai harta benda Shuhaib sebagai imbalan diizinkannya ia untuk berhijrah ke Madinah, mereka juga menduduki rumah-rumah dan peninggalan kaum muslimin yang ditinggal oleh pemiliknya.

2. Penindasan terhadap umat Islam hingga Kota Madinah.

Apa yang dilakukan orang Quraisy terhadap umat Islam ternyata tidak hanya ketika mereka berada di Kota Makkah. Di bawah pimpinan Kurz bin Habbab al Fihri, mereka memprovokasi kaum Musyrikin lainnya untuk menyerang, menteror, dan menguasai harta benda milik kaum Muslim-in yang ada di Kota Madinah (sebagaimana yang terjadi pada perang Badr Shughra).

3. Memberi pelajaran kepada Quraisy.Ketika kafilah dagang Quraisy yang

dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb dan ‘Amr bin al ‘Ash bersama 40 orang bergerak dari Syam membawa harta orang-orang Quraisy yang mencapai seribu ekor unta, Raulullah SAW mengajak kaum Muslimin untuk bergerak mendatanginya. Rasulullah SAW mengatakan:

”Ini adalah perdagangan Quraisy. Maka keluarlah kalian, semoga Allah

SWT akan memberikannya kepada kalian.” Mendengar seruan ini, sebagian kaum Muslimin menyambutnya sementara yang lainnya merasa sedikit berat dengannya. Mereka menggangap bahwa ketika itu Rasulullah SAW tidak bermaksud mengumandangkan sebuah peperangan. Karena beliau mengatakan, ”Barang siapa yang saat ini memiliki tunggangan, maka hendaklah ia ikut bersama kami.” Beliau tidak menunggu sahabat yang tunggangannya tidak ada pada saat itu.

Rasulullah SAW keluar untuk mencegar kafilah Quraisy yang membawa harta dagangan. Beliau benar-benar tidak mengetahui keberadaan pasukan Quraisy yang sedang bergerak mendatanginya. Beliau pun tinggal di luar Kota Madinah, sambil mempersiapkan pasukan dan mengembalikan mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk berperang.

Pasukan kaum Muslimin di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW berjumlah 313 orang. Bersama mereka terdapat dua ekor kuda, satu milik Zubair bin ‘Awwam dan seekor lainnya milik Miqdad bin ‘Amr serta tujuh puluh unta yang mereka tunggangi secara bergantian.

Abdullah bin Mas’ud berkata: ”Ketika perang Badar, setiap tiga orang dari kami menunggangi seekor unta. Abu Lubabah, ‘Ali, dan Rasulullah SAW bergantian menaiki unta. Ketika giliran Rasulullah SAW untuk berjalan kaki, keduanya berkata,’kami akan menggantikanmu untuk berjalan kaki.’ Rasulullah SAW berkata: ”Kalian berdua tidaklah sekuat diriku, dan aku tidak lebih membutuhkan pahala dari kalian berdua.”

Rasulullah SAW mempercayakan panji berwarna putih kepada Mush’ab bin ‘Umair. Sementara di hadapan beliau sendiri terdapat dua buah bendera. Di sebelah kanan beliau terdapat Zubair bin al ‘Awwam, dan di sebelah kiri terdapat Miqdad bin al Aswad, serta di belakangnya terdapat Qais bin Abi Sha’sha’ah.

Kekuatan Kaum MusyrikinPasukan musyrikin berhasil

memobilisasi 950 orang yang kebanyakan mereka berasal dari Quraisy. Bersama

mereka terdapat 200 ekor kuda dan unta untuk mereka tunggangi sekaligus membawa perbekalan dan makanan selama di perjalanan.

Orang-orang musyrikin tidak memiliki seorang pemimpin umum. Hanya saja di antara mereka terdapat dua orang terpandang yaitu ‘Utbah bin Rabi’ah dan Abu Jahal beserta sekian orang pemuka Quraisy lainnya.

Semua yang telah direncanakan kaum Muslimin akhirnya berubah. Hal-hal baru yang tak terduga sebelumnya tampak ke permukaan. Di antara permasalahan tersebut adalah, Tujuan pertama kaum muslimin adalah untuk mencegat rombongan kafilah dagang bukan untuk berperang, minimnya persiapan dan jumlah kaum muslimin ketika itu, perjanjian yang mengikat antara Rasulullah SAW dan kaum Anshor pada saat itu adalah memberikan pertolongan di kota Madinah, bukan di luar wilayah tersebut.

Rasulullah SAW kemudian mengumpulkan umat Islam untuk bermusyawarah menghadapi kenyataan buruk tersebut, dan akhirnya Beliau berhasil mengkosolidasi kekuatan umat Islam.

Rasulullah SAW juga berdoa kepada Allah meminta pertolongan supaya perang tersebut mendapat kemenangan:

“Ya Allah , orang-orang Quraisy telah datang dengan kesombongannya. Mereka ingin mendustakan rasulMu. Ya Allah aku bermunajat memohon janjiMu. Ya Allah , tunaikanlah apa yang telah menjadi ketetapanMu. Ya Allah, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah jika kelompok yang kecil dari umat ini binasa sekarang, maka Engkau tidak akan disembah di muka bumi ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

Demikianlah beliau terus bermunajat memohon kepada Allah SWT sambil mengangkat kedua tangannya sampai sorbannya jatuh dari atas pundaknya. Abu Bakar pun mendatanginya dan meletakkan sorban itu pada kedua pundaknya. Lalu ia berkata dari belakangnya: ”Wahai Rasulullah, cukuplah apa yang telah

Perang BadarSebagai AwalPerubahan DuniaMulyadi Nurdin, Lc, MH

Page 47: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

47SantunanApril 2013

Semangat kemandirian Nabi Muhammad SAW harus kita sosialisasikan kepada umat Islam, karena terbukti Beliau menjadi seorang manusia

luar biasa, setelah melewati masa-masa sulit kehidupannya.

kau minta kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya Ia akan memberikan apa yang telah dijanjikannya kepada-Mu.” Namun Rasulullah SAW tidak berhenti berdoa sampai Allah SWT menurunkan firman-Nya:

”Ingatlah ketika kalian memohon pertolongan kepada Tuhan kalian. Maka Ia pun mengabulkannya bagi kalian. Sesungguhnya Aku benar-benar membantu kalian dengan seribu malaikat yang berada di belakang. Dan Allah tidaklah menjadikan hal tersebut kecuali sebagai sebuah kabar gembira dan agar hati-hati kalian bisa tenang dengannya. Dan tidaklah kemenangan itu kecuali hanya datang dari Allah. sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surah Al Anfal: 9-10)

Kemudian Rasulullah SAW berkata,”Bergembiralah, wahai, Abu Bakar, pasukan itu akan dilumatkan dan lari ke belakang. Bergembiralah karena pertolongan Allah SWT telah datang. Ini Jibril memegang kendali kuda dan menungganginya. Pada giginya terdapat debu.” (Sirah Nabawiah, Ibnu Hisyam 1/627).

Selama perang Badar berlangsung terjadi satu pergolakan antara ikatan emosional dengan aqidah yang ia perjuangkan selama ini. Tidak sedikit kaum muslimin (demikian pula Rasulullah SAW) yang harus mendapati keluarga mereka berada di tengah barisan kaum musyrikin. Seseorang mungkin akan menemukan saudara, orang tua, paman, atau bahkan menantunya selama ini.

Sebagai contoh Abu Hudzaifah bin ‘Utbah yang berada di barisan kaum muslimin sementara orang tuanya ‘Utbah bin Rabi’ah berada di pihak orang musyrik. Abu Hudzaifah mengajak ayahnya untuk memenuhi seruan kebenaran. Namun sang ayah yang sudah begitu jauh terjebak di dalam kejahiliahan tetap kukuh di dalam kesesatan sampai akhirnya kesesatan tersebut mengantarkannya kepada ujung kehidupan yang sangat buruk sekali. Ia tewas di tangan kaum muslimin di tengah peperangan.

Setelah perang dimenangkan oleh kaum Muslimin, Rasulullah SAW pun

memerintahkan sahabatnya untuk memasukkan orang-orang musyrikin yang telah tewas ke dalam kuburan besar. Dan ketika tubuh ‘Utbah bin Rabi’ah diangkat, beliau pun memandang ke arah Hudzaifah bin ‘Utbah. Beliau tampak berubah. Ia berkata kepadanya: ”Wahai Hudzaifah, mungkin di dalam hatimu terdapat sesuatu tentang apa yang telah menimpa orang tuamu?”

Hudzaifah menjawab: ”Tidak, wahai Rasulullah, aku tidak ada keraguan sedikitpun pada diriku tentang ayahku dan kematiannya, namun aku tahu benar kelembutan, pandangan, dan kelebihannya, aku begitu berharap seandainya saja Allah memberikan hidayah kepadanya, ketika aku melihat apa yang telah menimpa dirinya, aku pun teringat bagaimana ia mati dalam keadaan kafir setelah aku berharap sebaliknya, hal itulah membuatku sedih.” Maka Rasulullah SAW pun mendoakan dan menghiburnya.

Para TawananPada peperangan ini, kaum Muslimin

berhasil membunuh 70 orang dari kalangan orang-orang musyrikin dan menahan sekitar tujuh puluh orang. Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh dua orang tawanan karena permusuhan dan kebencian mereka yang sudah di luar batas.

Rasulullah SAW meminta pendapat para sahabatnya seputar apa yang akan mereka perbuat terhadap tawanan perang tersebut. Umar bin Khaththab berkata: ”Wahai, Rasulullah, mereka telah mendustakan, memerangi, dan mengusirmu. Menurutku sebaiknya kau izinkan aku untuk menebas leher fulan (yaitu kerabatnya sendiri). Dan kau izinkan Hamzah untuk membunuh ‘Abbas, dan ‘Ali membunuh ‘Uqail. Begitulah agar orang tahu bahwa tidak ada kecintaan sedikitpun di dalam hati kami terhadap orang-orang yang musyrik. Aku melihat bahwa engkau tidak perlu menjadikan mereka sebagai tawanan. Tebaslah semua leher mereka. Prajurit, para pemimpin, dan pemuka mereka.” Usulan ini disetujui oleh Sa’d bin Mu’adz dan ‘Abdullah bin Rawahah.

Sementara Abu Bakar berkata,”Wahai Rasulullah , mereka itu adalah kaum dan keluargamu juga. Allah SWT telah menganugerahkan kemenangan kepadamu. Menurutku sebaiknya engkau biarkan saja mereka sebagai tawanan dan kau minta dari mereka tebusan. Sehingga tebusan tersebut dapat menjadi sumber kekuatan kita untuk menghadapi orang-orang kafir. Dan semoga Allah SWT memberikan petunjuk-Nya kepada mereka melalui dirimu sehingga mereka pun akan menjadi pembelamu.”

Akhirnya Rasulullah SAW mengambil pendapat Abu Bakar. Beliau pun membagi-bagikan sisa tawanan (68 orang) kepada sahabat-sahabatnya sambil berpesan,”Perlakukanlah para tawanan itu dengan baik” kemudian beliau menerima tebusan dari para tawanan tersebut. Orang kaya akan membayar satu orang tawanan sebesar sekitar seribu hingga empat ribu dirham. Sementara orang-orang miskin, sebagian mereka dibebaskan begitu saja tanpa dimintai tebusan. Beliau pun menuntut dari para tawanan yang memiliki ilmu untuk mengajarkan kepada anak-anak kaum muslimin membaca dan menulis sebagai tebusan bagi diri mereka.

Pelajaran dari Perang BadarDi antara pelajaran yang dapat diambil

dari perang badar adalah:1. Janji Allah SWT bagi orang-orang yang

beriman dan berusaha dengan penuh kesungguhan berupa kemenangan pasti akan ditepati.

2. Allah SWT akan menegakkan yang hak dan meruntuhkan kebatilan melalui tangan orang-orang yang senantiasa sabar dan berjihad.

3. Kebersamaan, kesatuan, persatuan merupakan jalan yang akan mengantarkan kepada kemenangan dan keberhasilan.

4. Strategi perang serta persiapan yang matang merupakan salah satu faktor kemenangan di dalam peperangan.

5. Kekokohan akidah mampu memberikan satu perasaan tsiqah yang sangat kuat, meningkatkan semangat, dan mendidik prajurit sejati. []

SIRAH<<

Page 48: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

48 SantunanApril 2013

Anda gelisah, galau, gundah gulana atas permasalahan yang membuat hati tidak tenang? Dr A’id AlQarni

dalam karangan fenomenalnya La Tahzan mengupas salah satu penyakit hati tersebut.

Bagi Alqarni, tiada suatu amal pun yang lebih melapangkan dada dan lebih membesarkan pahala, selain berdzikir mengingat Allah.

“Berdzikirlah kalian kepada-Ku. niscaya Aku akan mengingat kalian.” (QS. Albaqarah: 132),'' jelas Alqarni mengutip sebuah ayat Alquran.

Dzikirullah adalah surga Allah yang ada di bumi-Nya. Barang siapa yang tidak memasukinya, niscaya dia tidak akan memasuki surga-Nya di akhirat nanti.

Dzikrullah adalah penyelamat jiwa dari kepayahan, kelelahan, dan keguncangannya. Bahkan, ia merupakan jalan yang mudah dan singkat untuk meraih setiap keberuntungan dan keberhasilan.

Bacalah dengan tekun lembaran-lembaran wahyu agar dapat merasakan keuntungan berdzikir. Cobalah pengobatannya selama beberapa waktu agar

dapat memperoleh kesembuhan.Dengan berdzikir kepada Allah, akan

terenyahkan berbagai awan ketakutan, kepanikan, kesusahan, dan kesedihan. Dengan berdzikir, akan lenyaplah segunung kesusahan, duka cita, dan kemurungan.

Tidaklah mengherankan bila ahli dzikir hatinya tenang dan tenteram, karena dzikir memang sumber utama dari ketenangan dan ketenteraman.

Akan tetapi, hal yang sangat mengherankan adalah bagaimana orang-orang yang lalai dari dzikir dapat menjalani hidupnya dengan tenang.

Firman Allah SWT, “Mereka benda mati tidak hidup, dan mereka tidak mengetahui kapan diri mereka akan dibangkitkan. ” (QS. 16:21).

Wahai orang yang mengeluh karena tidak bisa tidur, menangis karena pedih, dan mengeluh karena didera bermacam-macam musibah dan tertimpa oleh berbagai macam bencana, serulah dengan memanggil nama-Nya yang suci.

Firman Allah SWT, “Apakah kamu mengetahui ada sesuatu yang setara dengan Dia?"(QS. 19:65).

Anti Galau Ala 'Aid Alqarni

Dengan banyak berdzikir kepada Allah SWT, akan terasa lapanglah pikiran. Demikian juga hati akan terasa tenang, jiwa akan terasa bahagia, perasaan akan terasa senang.

Hal itu disebabkan dzikir kepada Allah mengandung pengertian tawakkal kepada-Nya, percaya kepada-Nya, berpegang kepada-Nya, kembali kepada-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menanti kemudahan dari-Nya.

Allah Maha dekat apabila diseru. Dia Maha Mendengar apabila dipanggil, Maha Memperkenankan apabila diminta. Oleh sebab itu, rendahkan diri serta tunduk dan patuhlah di hadapan-Nya.

Sebutlah nama-Nya yang baik lagi mengandung barakah oleh lisan Anda dengan mengesakan, memuji, menyanjung, berdo'a, meminta, dan memohon ampun kepada-Nya. Niscaya akan ditemukan kebahagiaan, keamanan, kesenangan, cahaya, dan kegembiraan berkat pertolongan dan kekuatan-Nya.

“Maka Allah memberikan kepada mereka pahala dunia dan pahala terbaik di akhirat.”(QS. 3:148).

>>STYLE

Page 49: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

49SantunanApril 2013

Anggito: Pembayaran Zakat Kurang Praktis

BOGOR -- Duta Badan Zakat Nasional Anggito Abimanyu mengatakan pembayaran zakat harus lebih praktis dan mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga pengumpulan zakat bisa lebih optimal.

“Saya melihat pembayaran zakat itu kurang praktis, mungkin karena itu orang-orang menjadi malas untuk mengurus karena harus mengisi formulir terlebih dahulu,” ujar Anggito saat ditemui usai menjadi pembicara dalam workshop internasional tentang zakat di Bogor, Senin.

Saat ditanya kecilnya jumlah pengumpulan zakat dibanding potensi zakat yang ada menurut Anggito salah satunya karena belum praktisnya mekanisme pembayaran zakat.

“Tercatat memang jumlah zakat yang terserap baru kecil, tapi kita tidak tahu yang tidak tercatat berapa. Kendala utama kenapa daya serap zakat rendah saya tidak tahu persis tapi saya melihat itu tadi pembayaran zakat belum praktis,” katanya.

Menurut Anggito sudah saatnya pembayaran zakat lebih praktis sehingga memudahkan masyarakat untuk membayar zakat tanpa dibebani oleh urusan lainnya.

Dengan adanya form pembayaran pajak dan zakat menjadikan pembayaran zakat lebih praktis. Namun masih banyak masyarakat yang belum memahaminya.

“Dengan adanya terobosan ini jadi lebih praktis. Pembayaran juga kalo bisa online biasanya orang kalau mau bayar zakat disuruh ngisi foam itu tidak mau. Harusnya pembayaran zakat sudah bisa lewat atm, lebih memudahkan lagi,” katanya.

Anggito mengatakan untuk memudahkan pembayaran zakat bisa dilakukan melalui kantor-kantor, setelah gaji keluar bisa dipotong langsung 2,5 persen dari pendapatan.

“Seperti di Kementerian Agama juga begitu setelah penghasilan keluar langsung dipotong 2,5 persen, jadi tidak repot-repot bayar zakat,” katanya.[rol[

LILONGWE -- Muslim Malawi tak lama lagi akan membuka Universitas Islam pertama di negara itu. Pembangunan kampus ini diharapkan dapat mempro-mosikan pendidikan modern dikalan-gan Muslim.

Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi, Sidik Mia mengatakan pemerintah memandang penting pem-bangunan kampus ini guna mening-katkan kualitas sumber daya manusia Malawi.

"Saya kira, semua pihak memiliki tujuan yang sama dalam memandang Malawi sebagai negara berkembang yang berusaha untuk melahirkan kepe-mimpinan yang kuat," kata Mia seperti dikutip Nyasa Times, Selasa (30/4).

Menurutnya, rencana ini mendapat sambutan hangat para pemimpin ko-munitas Muslim dalam pertemuan di Masjid Magochi Boma baru-baru ini. Pembangunan universitas ini nantinya akan didanai lembaga nirlaba AID So-ciety dari Kuwait. Pembangunan uni-versitas ini akan melengkapi sejumlah infrastruktur pendukung aktivitas Mus-lim yang lebih dahulu dibangun, seperti masjid dan lainnya.

"Saya menyerukan kepada komu-nitas Muslim untuk menyadari betapa pentingnya kualitas sumberdaya Mus-lim. Ini juga sekaligus diharapkan dapat menekan angka kemiskinan dikalangan Muslim," kata Mia yang juga kepala Aso-siasi Dewan Muslim Malawi (MAM).

Di Malawi, populasi Muslim men-capai 12 persen dari populasi total. Selama ini, tingkat kualitas sumberdaya Muslim sangat rendah. Kondisi ini jauh berbanding terbalik dengan komunitas Kristen yang memiliki kualitas lebih baik dari segi pendidikan dan ekonomi.[rol]

Malawi Bangun Universitas Islam

Pertama

MAKKAH -- Kantor Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi mengislamkan 97 pekerja asing asal Filipina dalam semalam.

Capaian ini merupakan buah dari kerja keras dalam menyebarkan pesan Islam di kalangan pekerja asing.“Alhamdulillah, para staf begitu luar biasa dalam mendakwahkan pesan Islam,” komentar Kepala Bimbingan Mualaf, Mohammad Al-Dosary, seperti diku-tip arabnews.com, Rabu (24/4).

Menurut Dosary, pihak kantor dakwah telah menyiapkan satu mekanisme untuk melakukan pembinaan terhadap mereka. Se-bab, membimbing seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat adalah awal.

Perlu ada langkah lanjutkan guna membantu para mualaf menjadi Muslim yang kaffah.“Kami telah berkordinasi den-gan seluruh elemen untuk mendidik mer-eka,” kata dia.[rol]

Dalam Semalam, Ada 97 Pekerja Filipina Masuk Islam

ISLAMIKA>>

Page 50: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

50 SantunanApril 2013

Bahasa di Aceh April 2013

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai.

Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary/Satria, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman/Firman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang Hulu-Lukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan.

Padanan kata untuk edisi berikutnya: Batuk, Bersin, Nguap, Kumis, Jenggot, Liur, Jambang, Pelipis, Gigi, Gusi, Bibir, Dagu, Pipi, Dahi, Otak, Kuduk, Leher, Lidah, Tenggorokan, Rahang.

>>BAHASA ACEH

No. Bahasa Indonesia

Bahasa Aceh

Bahasa Gayo Bahasa Aneuk Jamee

Bahasa Alas Bahasa Lamamek Simeulue

Bahasa Devayan Simeulue

Bahasa Singkil

Bahasa Pak-pak Boang Singkil

Bahasa Tamiang Hulu

Bahasa Kluet

Bahasa Haloban

1 Ombak/riak

Riyeuk/Bakat

Gelumbang/bering

Ombak Gelombang/khiak

Bakat Bakat/riakat alun

Ombak Ombak Ombak Glombang Bakat

2 Karang Kareung Karang Karang Kakhang Batu Batu karang

Kakhang Kaghang Kaghang Karang Kharang

3 Lumut Siseuk Lumut Lumuik Lumut Dambu tambu Tabu-tabu rumut Lumut Lumuk Lumut Lumut

4 Jala Jeue Jele Jalo Jale Dela Dela Jala Jala Jalo Jalo Rela

5 Jaring Jareng Doran Jariang Jakhing Jaring Jareng Jakhing Jakhing Jaghing Jaring Jareng

6 kail Kawe Kik Kanyia Kawil Daligai Awel/antoik

Kail Kail Ka'al Kawe Ulek sael

7 Siput Sipoet Ketor Cipuik Ciih Simput Sifut Cih Cih/bekhunyik

Siput Ciput Siput

8 Tiram Tirom Memin Tiram Kepah Dilam Tiram Khimis Khimis Tiram Tirom Tiram

9 Ikan asin Ungkot masen

Gule masin Lauak Masiak

Ikan masin Inaklan aahi Naik daet Ikan Asin Ikan asin Ikan Masing

Ikan masin Nat-nat

10 Ubur-ubur

Abo-abo Ubur-ubur Ubur-ubur Tetuke Ubur-ubur Ubur-ubur ubur-ubur

Ubukh-ubukh

Ubur-ubur

Ubur-ubur Rabu-rabu

11 Belut Ileh Belut Belut Belut Bauya Sawali Welut Belut Blut Belut Sawali

12 Udang Udeueng Udang Udang Udang Bailing Urang Urang Udang Udang Udang Urang

13 Kerang Kreung Kepah Kerang Kekhang Geli Kleng Gling geling Kghang Kerang Lokan/kheleng

14 Cumi-cumi

Cumu-cumi

Cumi-cumi Cumi-cumi

Sotong Enganan Cumi-cumu

Cumi-cumi

Cumi-cumi Cumi-cumi

Cumi-cumi mansi-Mansi

15 Kura-kura Baneng Baning Kuro-kuro Lebou Fefelumbong Nonobong Gakhap Baning Kugho-kugho

Baning Kuro-kuro

16 penyu Punyie Penyo Katuang Baning Fenu Enno Penyu Kekhab Penyu Penyu Katong

17 Kepiting Bieng Gerep Kapitiang Gegayou Lanai Lanek Kpiteng Kepiting Kpiting kengkeng Kalimau

18 Ulat Ulat Yok Ulek Uleng Bonga Bengai Olong Olong Ulek Ulong Wenge

19 Ular Uleue Nipe/Lipe Ula Nipei Awa Sawa Nipe Nipe Ulogh Nipe Sawali

20 Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Lintah Talimatak

Page 51: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

51SantunanApril 2013

BAHASA ARAB>>Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

Page 52: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

52 SantunanApril 2013

Are you a discipline person? The true answer is at you yourself. Every human being wants to be successful in life. Ask almost anyone – even a small child – and they will probably share some grandiose plan or other they have to ensure that they achieve their goals and dreams. Yet, in spite this common desire for success, those of us who ac-tually go on to become successful are very few with the vast majority achieving little or nothing in their lives. The underlying reason for this is mainly due to lack of self-discipline.

All successful men and women are highly disciplined in the important work that they do. All unsuccessful men and women are undisciplined and unable to control their behaviors and their appetites. And when you develop the same levels of high, personal discipline possessed by the most successful people in our society, you will very soon begin to achieve the same results that they do.

So, what is self-discipline? According to Elbert Hub-bard, “Self- discipline is the ability to make yourself do what you should do, when you should do it, whether you

feel like it or not.” So, self discipline is a most needed and useful skill that everyone should possess. Self disci-pline gives you the power to stick to your decisions and follow them through, without changing your mind, and is therefore, one of the important requirements for achiev-ing goals.

Successful people plan their work, and work their plan. They take the time to think through their responsibilities before they begin. They make clear decisions which they then implement immediately. They get a lot more done in a shorter period of time than the average person. And it all has to do with their disciplines.

Self-discipline is a skill and a habit that can be learned by practice. Every time you practice a little self-discipline, you become stronger and stronger. Bit by bit, you become more capable of even greater disciplines. As you become a totally self-disciplined individual, your entire future opens up in front of you like a broad highway. Everything be-comes possible for you and your future becomes unlim-ited.

Self-Disciplineas an Important Issue

share (v) : memberikanappetite (n) : nafsugrandiose (adj) : berkesandecision (n) : keputusan

Written by:Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum

achieve (v) : mencapaicapable (adj) : mampudesire (n) : keinginan behavior (n) : perilaku

Glossary

>>BAHASA INGGRIS

Page 53: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

53SantunanApril 2013

Mendatar3. Pengumpulan pendapat5. Illat8. tanah terbuka; tanah garapan10. orang banyak12. Kelompok masyarakat yang

berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan

13. sesuatu yg menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, dsb):

14. Kelompok Kerja15. Berkeliling menjumpai manusia

untuk mengajak taat kepada Allah(istilah dalam jamaah tabligh)

19. alamat web20. roh kehidupan yg menjiwai

segala makhluk22. pemberi penerangan; penunjuk

jalan23. Administrator24. Pemetaan (English)

Menurun1. yg dikirimkan (surat dsb)2. Pendakwah4. sedang terhubung dalam

jaringan6. menyala besar7. Tsiqah (Istilah dalam Ilmu

hadits)9. Bersuci (Arabic)11. Badan Koordinasi Intelijen

Negara14. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat16. kependekan17. Buang Air Besar18. penyiaran agama dan

pengembangannya di kalangan masyarakat

21. pentas tempat berpidato dsb; mimbar

Pertanyaan TTSEdisi April 2013

Jawaban TTS Edisi Desember 2012

TTS<<

Page 54: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

54 SantunanApril 2013

Pesantren Modern dengan PSI, Peraih MURI

Jika Anda yang ke pantai timur Aceh, setelah singgah dan rehat di Masjid Agung Al-Falah, Kota Sigli, ada beberapa dayah yang akan Anda dapati (misalnya Pesantren Al-Frqan,

di Bambi), di samping rute Anda. Jika Anda beli emping melinjo (keurupuk mulieng) di Beureunueun, Kecamatan Mutiara, Pidie --juga ziarahi makam almarhum Abu Daud Beureueh-- seterusnya Anda akan masuki gerbang perbatasan Pidie-Pidie Jaya (Pijay), jika masih dari arah Banda Aceh. Anda langsung menemui Pesantren DJA (Dayah Jeumala Amal), di kiri dan kanan jalan. Kecamatan Bandar Baru ialah kacamatan pertama yang Anda ‘sapa’, beribukota Lueng Putu, barat Pijay.

Dalam dayah akhwat, di sisi kiri jalan, bahkan ada rumah Aceh, di sisi dayah dan perkantorannya. Sebelum pasar Luengputu dan Polsek Bandar Baru --yang mewilayahi total 281,24 km2 (darat 223,64 km2, laut 4 mil 57,60km2), delapan mukim, dan 43

gampong-- itu, dayah modern di bawah Yayasan Teuku Laksamana Haji Ibrahim, insya Allah masih dan terus akan berdiri megah, sejak puluhan tahun silam, dan eksis di masa depan.

Karena berada di pinggir jalan Banda Aceh-Medan, dan dua komplek dayah dipisahkan oleh jalan raya, maka jembatan penyeberangan dinantikan anak didik dan masyarakat yang akan menyeberang. Dinas

Dayah Jeumala Amal, lueng Putu, kec. Bandar Baru, kab. Pidie jaya

>>DAYAH

Page 55: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

55SantunanApril 2013

Perhubungan Parawisata Komunikasi dan Informasi (Dishubparkominfo) Pidie Jaya, akan membangun jembatan penyeberangan di jalan Nasional itu, mungkin akhir 2013 ini.

“Pembangunan jembatan penyeberangan tersebut untuk menghindari kecelakaan bagi santri Dayah Jeumala Amal Luengputu,”sebut Kadishubpar dan Kominfo Pidie Jaya, Drs H Rizal Mahfud MSi. Untuk mewujudkan pembangunan jembatan penyeberangan tersebut, pihaknya telah mengusulkan dana sejak 2012 lalu sebesar Rp 1,2 miliar ke provinsi dan mudah-mudahan program tersebut akan terwujud dalam tahun ini.

Ia mengatakan, pembangunan sarana penyeberangan itu dibangun setelah mengkaji padatnya arus hilir mudik pada ruas jalan negera terutama pada saat jam masuk sekolah dipagi hari dan pada waktu pulang sekolah disiang hari. “Jadi, dengan terwujudnya jembatan ini, paling tidak target meminimalisir angka lakalantas sekaligus mempermudah para santri ketika

Terakhir ratusan alumni Dayah Jeumala Amal menghadiri maulid akbar di Asrama Haji Banda Aceh (Ahad, 24/3). Alumni DJA diharapkan menjadi pelopor perubahan di Aceh. Maulid akbar alumni Jeumala Amal dihadiri alumni dari angkatan pertama (1993) hingga angkatan ke 20 (2012).

Maulid ikut dihadiri Direktur DJA, Abi Daud (nama akrab Tgk. M. Daud Hasbi) --yang masih aktif mengusrus Organisasi (Dayah) Inshafuddin-- dan juga hadir dewan guru seperti Tgk. Hamdani AR, M. Yamin Benseh, Nurdin AW, dan mantan Direktur DJA M. Jamil Ibrahim, itu sangat meriah.

Direktur DJA Teungku M. Daud Hasbi, yang kocak namun bersahaja itu, meminta alumni Jeumala Amal untuk meneladani teladan Nabi Muhammad s.a.w. “Kita harus memiliki sifat yang shiddik, amanah, tabligh, dan fathanah,” kata Daud Hasbi. “Ini merupakan kunci bagi kita dalam

kita yang satu demi satu kembali kepada penciptanya,” sambung Tgk. H. Daud Hasbi M.Ag, Ketua Umum Perhimpunan Dayah Inshafuddin.

“Selamat jalan Abu Semoga semua amal ibadahnya diterima oleh Allah dan dapat ditempatkan dalam syurga Jannatul Na’im, dan kami yang ditinggalkan dapat mengikuti jejak Abu, Amin,” penggalan doa Tgk Daud Hasbi, yang setiap jumpa siapa pun seakan tak lepas dengan canda, namun jika taushiyah-nya tentang maut, kesan kita pada Abi Daud yang pernah sebelumnya, sebelum 'ke mana-mana', juga sudah mengajar di Dayah Jeumala Amal.

Soal silaturrahmi alumni, "Hari ini kita sudah harus berpikir untuk mempererat silaturrahmi sesama alumni dan perlu kita bangun komunikasi dan acara yang bermanfaat,” sahut Mufarrah, Ketua Panitia 'Reuni Alumni'. Acara tersebut, yang pertama diselenggarakan oleh alumni Dayah Jeumala Aman. Acara ini akan menjadi momen untuk mempersatukan seluruh alumni yang sudah ada 20 angkatan lebih. Selain itu, Mubes juga digelar untuk memilih ketua alumni. "Kami memiliki Forum Silaturrahmi dan Komunikasi Alumni Dayah Jeumala Amal (Foskadja) yang akan melaksanakan Mubes pada hari yang sama untuk meregenerasikan pengurusnya," ujar Mufarrah alumni angkatan 2009. []

Reuni Alumni, Abi Daud Ajak Teladani Nabi

menyeberang jalan,”ungkapnya.Selain ‘jalan penyeberangan’, soal

banjir, jika meluap air sungai, juga masih ada masalah keseharian santri, meski sesekali saja. Namun semua kendala bisa diatasi dan kenangan banjir bisa terobati, dengan prestasi dan pembangunan dayah. Misalnya pada awal tahun lalu hadirnya Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr H Nur Syam MSi, mewakili Menteri Agama Sabtu (12/1), yang ‘menghadirkan Madrasah Unggul’ dan meletakkan batu pertama pembangunan gedung Penggunaan Sistim Informasi (PSI), tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

Hadir dalam acara penting dan ‘lustrum’ itu, selain Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah, Ketua DPRA, Hasbi Abdullah, MSi, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. Ibnu Sa`dan, M.Pd, ada Bupati Pidie Jaya, Drs. HM. Gade Salam yang kini masih sakit, Kapolres Pidie AKBP Dumadi, SSTmk, Dandim 0102 Pidie, Letkol. Inf. Ahmad Mahmud Amir, serta segenap alim ulama

mengarungi hidup.”Maulid juga diisi dengan ceramah yang

diisi oleh Teungku Masrul Aidi (putra Abu Madinah, Muhammad Ismy Lc), dari Dayah Babun Najah Ulee Kareng. Ia berharap alumni Dayah Jeumala Amal menjadi pelopor perubahan di kalangan umat. “Alumni dayah itu harus mandiri. Karena di Aceh dayah merupakan lembaga mandiri yang tidak bergantung pada pemerintah,” ujarnya.

Dalam ceramah pada alumni, Abi Daud, mantan Kakankemenag Kota Lhokseumawe, yang berjambang bagus itu, juga sering menyindir kita yang mungkin cenderung materialistik, serta kiat kita menggapai husnul khatimah, di akhir zaman.

Di kali yang lain, Abi Daud misalnya 'mengantar Abuya Syeikh Tgk H Ruslan Waly (58), Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, yang menghadap Ilahi di RSUZA Banda Aceh, (Kamis 31/5/2012) dengan, “Satu demi satu lampu penerang ummat dijemput oleh Yang Maha Kuasa, marilah kita semua inshaf dan sadar dalam menegakkan syariat islam secara kaffah.”

“Dari hari kehari semua kita dapat melihat generasi penerus kita semakin tidak jelas arah kehidupan beragama. Oleh karena itu mari kita cetak kader-kader baru sebagai penerus ulama panutan

dan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Dalam amanat singkatnya --yang

kami serombongan termasuk para Kakankemenag, sepulang dari meresmikan Kankemenag Pidie Jaya di Cot Trieng, Februari 2013, sudah ‘nonton’ CD-nya-- Prof. H. Nur Syam mengatakan, “Pondok Pesantren (Pontren) terpadu Dayah Jeumala Amal, Lueng Putu, Kecamatan Bandarbaru, Pidie Jaya, patut menjadi rujukan bagi Pondok Pesantren terpadu di Indonesia”. Pontren terpadu Dayah Jeumala Amal selain mampu mengupas kitab kuning juga mampu menguasai tiga bahasa yakni, Bahasa Ingggris, Arab, dan Bahasa Jepang.

“Jadi dengan adanya fasilitas Penggunaan Sistim Informasi MTs dan MA setidaknya nanti akan menjadi fasilitas penguasaan jaringan informasi secara menyeluruh dalam dunia pendidikan,”ungkap Nur Syam terhadap pembangunan di atas lahan yang simbolisnya ‘lahan’ telah diserahkan Bupati Pidie Jaya, M. Gade Salam, 3 hektare untuk pertapakan Madrasah Unggul. []

DAYAH>>

Page 56: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

56 SantunanApril 2013

Dalam dekade lalu dan kini, DJA yang dalam registrasi pemerintah bernomor induk 042110706005, yang masih tercatat di Jln, Sultan Iskandar Muda, telepon 0653-821723, Kecamatan Bandar Baru, Pidie (kini Pidie Jaya), Aceh, yang didirikan T. Abdullah Laksana, dan tercatat di masa Tgk. H. Anwar Yusuf. MA itu, mencatat ragam prestasi yang 'mencemburui' dayah lain, dan walimurid mengantar anaknya ke sini. Meskipun berseberangan kabupaten, orang tua rela menjenguk anaknya di musim libur atau bukan, dari nun dari pantai barat dan selatan.

UN 2013 yang kontroversi dan banyak masalah memang hasilnya belum diumumkan (sebanyak 162 siswa MTs DJA ikut UN), namun hasil Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2009/2010, dari 'kampus' Aliyah DJA, meraih urutan kedua perolehan nilai UN, dengan nilai rata-rata 49,08. Lengkapnya untuk 10 besar, jurusan IPA, tingkat Madrasah Aliyah (MA): MAN Model Banda Aceh dengan nilai rata-rata (49,85), MAS Jeumala Amal Luengputu (49,08), MAN Unggul Tapaktuan (48,98), MAS Tgk. Chik Oemar Diyan (48,90), MAS Ruhul Islam Anak Bangsa (48,89), MAS Nurul Islam (48,28), MAS Nurul Ulum (48,27), MAN Ulim (48,23), MAN Lawe Sigala-gala (48,08), dan MAN Rukoh (48,01).

Sekadar perbandingan, untuk tingkat SMA/ sederajat di Aceh, SMA Negeri 2 Modal Bangsa Kutabaro Aceh Besar menduduki ranking pertama dengan nilai rata-rata siswanya 53,86, berikutnya nama 10 besar untuk Jurusan IPA tingkat SMA yakni SMA Negeri 2 Modal Bangsa nilai

rata-rata siswanya 53,86, SMA Negeri 10 Fajar Harapan (53,46),SMA Fatih Billingual School (53,25), SMA Negeri Unggul Sigli (52,76), SMA Negeri Unggul Tapaktuan (52,40), SMA Lab School Unsyiah (51,99), SMA Negeri 3 Banda Aceh (51,62), SMA Negeri 4 Banda Aceh (51,09),SMA Swasta Yapena (51,00), dan SMA Negeri I Lhokseumawe (50,83)

MTsS Jeumala Amal dan MAS Jeumala Amal berhasil memborong juara pada Lomba Berhitung Fakultas Teknik (LBFT) Unsyiah yang digelar di Pidie Jaya (24/3/2013). Agenda tahunan Fakultas Teknik yang dilakukan di beberapa wilayah menjadi ajang lomba kecepatan menghitung bagi siswa-siswa. Untuk wilayah Pidie Jaya dilaksanakan di Aula Bappeda kabupaten setempat diikuti oleh 1.357 peserta dari berbagai kategori (SD A, SD B, SD C, SMP, SMA dan Umum).

Uniknya, dari 6 (enam) kategori, 3 kategori diborong oleh Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Pidie Jaya, yaitu kategori SMP, SMA dan Umum. Selegkapnya, perolehan juaran untuk masing-masing tingkatan yaitu sebagai berikut . Tingkat SD/MI katagori A, juara pertama diraih Alya Sahira dan MIN Meureudu, juara kedua Aidila Magfirah dari SDN Simpangtiga dan juara ketiga Arifa Nabila dari SDN 5 Meureudu.

Katagori SD B, juara 1 Rifki (SDN Rhieng) juara 2 Nur Fazri (SD Rhieng) dan juara 3 Rauzatul Faradisa (SD Meunasah Mulieng). Sementara katagori C juara 1 dan 2 Nurchalis dan M.Zaki Hardika keduanya dari SDN 5 Meureudu sedangkan juara 3 berhasil direbut oleh M.Abrar dari MIN Meugit.

Untuk tingkat SMP juara 1, 2 dan 3 masing-masing Nauval Akmal, Chaidir Fajari dan Nauratul Islami ketiganya dari MTsS Jeumala Amal. Tingkat SMA juara 1, 2 dan 3 semua diraih oleh MAS Jeumala Amal yaitu Mirajuddin Anhar, Nurhayatun Nufus dan Ayu Mastura. Katagori umum juga Jeumala Amal sukses meraih juara 1, 2 dan 3 yaitu Ayu Mastura, Chaidir Fajari dan M. Rizqan.

Keberhasilan Jeumala Amal dalam Lomba Berhitung Fakultas Teknik kembali diukir di wilayah Pidie pada Ahad (31/3). MAS Jeumala Amal berhasil meraih Juara 1 dan 2 untuk katagori SMA yaitu Muhammad Rizqan dan Ella Tursina sedangkan juara tiga diraih oleh siswa Sukma Bangsa Pidie. Untuk katagori Umum MAS Jeumala Amal kembali menempatkan wakilnya dengan meraih juara 1 dan 3.

Keberhasilan Murid Dayah Jeumala Amal Pidie Jaya merupakan kebanggaan bagi siswa-siswi dan juga para guru. Direktur Dayah Jeumala Amal ‘Abi Daud Hasbi’ secara khusus memberikan hadiah kepada para pemenang pada acara apel pagi Sabtu tanggal 6 Mei 2013 di Kampus 1 Dayah Jeumala Amal. Pemberian hadiah sebagai wujud apresiasi terhadap setiap prestasi murid di Dayah ini. Demikian cerita M. Hanafah, S.Pd, Guru Dayah Jeumala Amal.

Itulah di antara prestasi terakhir yang diraih 'anak kita' dari DJA yang telah meraih Sertifikat ISO 9001 : 2008 dari WQA (Worldwide Quality Assurance) di bidang Provision of Islamic Boarding School Dayah Jeumala Amal; Islamic Junior High School (Tsanawiyah) and Islamic Senior High School (Aliyah) Education Services. Dan telah ini masuk MURI (Museim Rekor Indonesia).

Setelah Anda 'singgah' dan simak 'sekilas info' DJA (Dayah Jeumala Amal) yang bermakna kira-kira: "bekerja itu segalanya" atau "di pundak kita ada tanggung jawab", yang berhasil meraih juara umum di kejuaraan Dispora tingkat pelajar se-Pidie Jaya 2013 (10-16 April 2013), mari lanjutkan perjalanan ke timurnya, dan Anda akan lewati Kecamatan Pante Raja (ibukota Keude Pante Raja), Kecamatan Trieng Gadeng (Trieng Gadeng), Kecamatan Meureudu (Meureudu) --yang Anda perbah baca di majalah Santunan ini pada 2012 profil Masjid Beuracan yang kami rangkumkan, Kecamatan Meurah Dua (Simpang Puet), Kecamatan Ulim (Keude Ulim), Kecamatan Jangka Buya (Jangka Buya), dan sebelum Anda jumpa Batee Iliek, Anda lewati Kecamatan Bandar Dua (Ulee Gle), hingga Anda masuki Kabupten Bireuen. []

Terus Juara, Juara Terus>>DAYAH

Page 57: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

57SantunanApril 2013

ku kedatangan tamu. Kak Fefi namanya. Ia murid bunda dulu sewaktu tinggal di Aceh, waktu itu Ayahku bekerja disebuah NGO, untuk pembangunan perumahan Pasca Tsunami di sana.

Setiap sore kak Fefi dan teman-temannya ke rumahku, mereka belajar bahasa Inggris dengan Bundaku, sekarang Ayahku sudah selesai tugas dan Kami kembali ke Bandung .

Bundaku dekat banget dengan kak Fefi, Aku jadi khawatir, masalahnya Kak Fefi kalau tersenyum manis sekali. Ini hari pertama Kak Fefi di rumahku, ketika ia sampai Bunda langsung cipika-cipiki. Ih…

Kak Fefi menyapaku sih… “Hai, Tifal, apa kabarnya?” Aku tersenyum tipis lalu

menyalaminya. Bunda menunjukan kamarku untuk istirahat Kak Fefi,

Aku sih no problem. Sebelum istirahat Kak Fefi dan Bunda, Aku ikut mendengar juga … bercerita tentang acaranya di Depok, tentang dunia tulis menulis, tentang Hernowo, Helvi Tiana Rosa Asma Nadia, Habiburrahman El Shirazy, dan lain-lain. Di pustaka keluarga, buku-buku Mereka bertebaran. Ayah, Bunda juga Tanteku peminat berat buku-buku Mereka.

Mereka bercerita saling menimpali, hidup banget. Serasa dua bersaudara yang sudah sekian tahun tak berjumpa.

Besoknya kami jalan-jalan ke Gunung Tangkuban Perahu, Taman Strawberry, Kawasan Wisata Air Panas Sari Ater, Kebun Teh, juga Kebun Bunga. Wah…Pokoknya kak Fefi jadi modelnya.

Ayah dan Bundaku sibuk memotret kak Fefi, walau terkadang kak Fefi tidak berfoto sendirian, tapi dia pasti ada, Aku tambah sebel.

Kami sedang santai di Sari Ater. Bunda, Aku, Tante juga kak Fefi sedang merendamkan kaki masing-masing di Air panas. Ayah sibuk dengan kameranya. Aku melihat sekilas Kak Fefi memandang Ayah. Aku yang tidak tahan lagi, spontan nyeletuk

“Kenapa sih memandang Ayahku” sedetik kemudian Kak Fefi kaget juga yang lainnya, lalu mereka tertawa lebar

“Wah, Ayah Firyal nggak masuk kategori Kak Fefi tuh…” masih dengan tawanya yang mengembang, Bunda ikut-ikutan ngeledekku

“Emangnya Fahri…” Aku tahu, yang dimaksud Fahri itu, tokohnya Ayat-

Ayat Cinta di novel Habiburahman El Shirazy yang sudah difilmkan itu,

Akhirnya mereka tertawa bersama, tepatnya menertawakanku. lalu Tanteku menunjukkan tangan kearahku membentuk zig-zag dari atas kebawah seraya berkata

“Kacian deh lho…” Duh, kasihan memang Aku! Aku tidak mau Ayahku

berpaling dari Bundaku. Besok Kak Fefi pulang ke Aceh. Malam ini hanya ada

Aku dan dia di kamar. Bunda dan Ayah keluar mencari makanan, Tanteku di kamarnya, Kak Fefi sibuk membolak-balikan fotonya yang sudah dicetak .

“Kak, coba lihat apa ada gambar Ayahku di sana .” Kembali kecurigaanku hadir, Kak Fefi reflek

memandangku, lama…. Kulihat wajahnya berubah sendu, Aku jadi serba salah, Aku jadi menyesal telah mengucapkan kalimat itu, Aku pasti telah melukai hatinya.

Lalu... “Tifal ” serak suaranya , ia menarik tanganku dan

membawaku kehadapannya. “Ayo kita bicara dari hati ke hati” lekat matanya memandangku “Apakah Aku ini sebegitu buruk dalam pandanganmu…?” “Tidak sih…. Kamu sopan Kak” sebenarnya Aku ingin

melanjutkan kalimatku, bahwa Aku takut seperti yang di sinetron-sinetron itu, seorang Ayah yang tidak lagi peduli pada Anak dan Istrinya karena tergoda Wanita lain. tapi sepertinya Kak Fefi membaca pikiranku, wah kacau!

Ia memburu. “Apakah Aku ini penggoda, pandanglah Aku Tifal…” Aku sadar, Kak Fefi menjaga jarak dengan Ayahku,

pakaiannya juga sopan bahkan ia memakai kerudung. Aduh Tifal ada apa denganmu, Aku jadi menyalahi diriku sendiri.

“Tifal, percayalah, Aku ini bukan pecundang, Aku menganggap Ayah dan Bunda adalah Ayah dan Bundaku kalau Kamu…” sampai di sini Kak Fefi diam, cukup lama.

“Kalau kamu izinkan…” tes air matanya luruh, deras tapi tiada isakan di sana

“Sudah, sudah,” Aku memalingkan wajahku, Aku takut ini diketahui Bunda, Bunda pasti menertawakanku.

“Kamu baik, kamu sopan, Aku percaya apa yang kamu katakan, maafkan Aku.”

Aku hendak kabur, ke luar kamar. Sungguh ini lelucon yang tidak lucu pikirku.

“Tenang Tifal, tak seorang pun tahu, ini rahasia kita berdua.”

Akhirnya dia membenamkanku dalam pelukannya. Ah Kak Fefi, maafkan Aku, maafkan Aku yang

takut berlebihan padamu. Tentunya boleh dong kamu menganggap Ayah dan Bundaku sebagai Ayah dan Bundamu juga, duh egoisnya Aku. padahal Aku tahu Kak Fefi tidak punya siapapun lagi di Aceh, sejak Tsunami merenggut semua darinya, kini dia sebatang kara, maafkan Aku kak… []

Maafkan Aku, Kak...

AEvi Susilawati, S.Pd

Guru Biologi MAN Kota Sabang

Ah Kak Fefi, maafkan Aku,maafkan Aku yang takut berlebihan padamu. Tentunya boleh dong kamu menganggap Ayahdan Bundaku sebagai Ayah dan Bundamu juga,duh egoisnya Aku.

CERPEN>>

Page 58: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan

58 SantunanApril 2013

Hidayah Mengantar Kara Allouzi pada Islam

Menikah dengan seorang pria Muslim tak serta-merta membawa Kara Allouzi pada hidayah. Ia tetap

kokoh pada agama yang diajarkan kedua orang tuanya hingga ia memiliki anak yang bersekolah di sekolah Islam.

Awalnya, wanita Amerika ini enggan menyekolahkan anak-anaknya di madrasah. Namun, atas permintaan suaminya yang sakit, ia pun terpaksa memasukkan buah hatinya ke sana dengan berat hati.

Tak disangka, sekolah Islam sang anak justru membuatnya mengenal Islam. Wanita 45 tahun ini pun tak segan belajar agama Islam bersama dengan anaknya. “Setelah saya menempatkan mereka di sekolah, saya datang ke sana dan merasa betapa indah Islam itu. Sekolah mereka benar-benar menunjukkan keindahan agama. Bukan hanya sisi agama, tapi juga cara hidup,” ujar Kara.

Kisah hidayah Kara sebenarnya telah dimulai sejak ia menikah dengan seorang Muslim. Suaminya seorang Muslim yang taat dan baik hati. Kara pun belajar sedikit demi sedikit tentang Islam dari sang suami. Namun, saat itu hati Kara belum merasakan manisnya hidayah. Wanita kelahiran Amerika ini hanya belajar, namun sama sekali tak berniat untuk pindah agama.

Hingga kemudian suaminya jatuh sakit. Pada saat yang sama, sebuah sekolah Islam dibuka. Sang suami pun segera ingin memasukkan anak-anaknya ke sana. “Karena dia sakit, aku pun setuju. Tapi, sebenarnya aku tak ingin menempatkan mereka di sana. Bukan karena aku tidak ingin anak-anakku menjadi Muslim, tapi karena aku takut

mereka menjadi unit kecil Muslim. Suamiku dan anak-anak sebagai Muslim dan aku akan menjadi orang luar, orang asing,” kata Kara.

Sejak kecil, Kara dibesarkan dekat dengan gereja. Ayahnya merupakan seorang Katolik dan ibunya beragama Protestan. Keduanya merupakan nasrani yang taat. Namun, Kara berkisah ia mendapat teka-teki tentang Tuhan Allah saat mengingat masa lalu. Teka-teki konsep ikhlas dari orang tuanya yang selau mengajarkan Kara agar melakukan segala sesuatu karena Allah.

“Orang tua membesarkan saya sebagai kristiani, tetapi pada saat yang sama mereka juga membesarkan saya layaknya seorang Muslim. Mereka dulu selalu mengatakan, ‘Jangan lakukan ini, jangan lakukan itu karena kami yang melarangnya. Tapi karena Allah-lah yang meminta untuk tidak melakukan itu’,” ujar Kara.

Dengan kata lain, Kara telah belajar konsep ikhlas di masa lalu, sedangkan konsep Islam setelah menikah. Mempelajari tiga tiang agama secara terbalik, Kara pun kemudian mencari tahu tentang konsep iman.

Hati kara telah dipenuhi moralitas agama sejak kecil. Namun, keyakinan Islam belum dirasa cukup bagi Kara. Hingga ia berkunjung ke sekolah Islam tempat anak-anaknya belajar. “Sekolah mereka benar-benar menunjukkan keindahan agama, bukan hanya sisi agama, tapi juga cara hidup,” kata Kara.

Maka, dimulailah saat bagi Kara melakukan pencarian hidayah. Berbekal apa yang telah terjadi dalam kehidupannya yang seakan-akan telah mengantarkannya

pada hidayah, Kara pun mencari bimbingan tentang Islam. Tak sulit bagi Kara mendapatkannya dan tak memakan waktu lama hingga akhirnya ia mantap berislam. Pada 1993 Kara pun memeluk Islam. Sudah hampir 20 tahun Kara menjadi mualaf dan ia sangat bahagia dan besyukur.

Setelah berislam, Kara tak pernah merasa mendapat tantangan yang berat. Ia dapat hidup normal meski Islam merupakan agama minoritas di AS. “Ketika kita non-Muslim menjadi Muslim, kita dapat hidup normal. Jangan berpikir tentang apa yang mungkin terjadi kepada Anda, tapi cari tahulah apa yang akan terjadi pada hidup Anda yang akan menjadi indah. Dengarkan hati Anda dan jangan mendengarkan orang lain,” ujar Kara memberikan saran kepada para non-Muslim yang membaca kisahnya.

Kara membagi perasaannya yang begitu bahagia setelah berislam. Menurutnya, kedamaian meliputi hidupnya pascamemeluk Islam. Sukacita juga memenuhi hidup Kara setelah menjadi mualaf. Ia pun tak pernah berpikir untuk melepaskan hidayahnya. Pindah ke Yordania

Setelah merasakan manisnya hidayah, Kara memulai hidup baru. Ia memilih hijrah ke Aman, Yordania. Di sana ia pun membangun bisnis les bahasa Inggris untuk orang Arab. Suaminya yang telah sehat pun membantunya membangun bisnis tersebut.

Kara memiliki kekuatan akademis, sedangkan suaminya pandai membangun hubungan dengan orang-orang Arab, termasuk mengurus ke kementerian. Jadilah keluarga Kara bekerja sama mempromosikan tempat belajar bahasa Inggris tersebut.

“Saya direktur untuk ESC Center di Amman, Yordania. Kami mengajarkan bahasa Inggris untuk kalangan dewasa. Ini benar-benar diurus keluarga. Suami saya sangat membantu saya. Ke depan, kami berharap membuka center lain di kawasan Timur Tengah, di wilayah Teluk, bahkan di Suriah dan Lebanon. Insya Allah,” ujar Kara. [Afriza Hanifa]

Sekolah Islam anaknya membuatnya mengenal Islam.

>>SoSoK

Page 59: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan
Page 60: Peu Haba PenyuluH agama - aceh.kemenag.go.idaceh.kemenag.go.id/file/file/Santunan2013/leof1367696242.pdf · penulis yang sudah naik kelas/ pindah sekolah, atau tak semua melampirkan