Petrogenesa Batuan Beku
Transcript of Petrogenesa Batuan Beku
Petrogenesa Batuan Beku
A. Terminologi
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan
daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari
bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900
– 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan
cenderung menuju ke permukaan bumi.
Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke
padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka
akan terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar sedangkan bila energi
pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan
magma membeku menjadi gelas.
B. Proses kristalisasi magma
Karena magma merupakan cairan yang panas, maka ion-ion yang
menyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saat
magma mengalami pendinginan, pergerakan ion-ion yang tidak beraturan ini
akan menurun, dan ion-ion akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk
yang teratur. Proses inilah yang disebut kristalisasi. Pada proses ini yang
merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion akan saling mengikat satu
dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-ion
tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur.
Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktu
yang bersamaan.
Kecepatan pendinginan magma akan sangat berpengaruh terhadap proses
kristalisasi, terutama pada ukuran kristal. Apabila pendinginan magma
berlangsung dengan lambat, ion-ion mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan dirinya, sehingga akan menghasilkan bentuk kristal yang
besar. Sebaliknya pada pendinginan yang cepat, ion-ion tersebut tidak 1
mempunyai kesempatan bagi ion untuk membentuk kristal, sehingga hasil
pembekuannya akan menghasilkan atom yang tidak beraturan (hablur), yang
dinamakan dengan mineral gelas (glass).
Pada saat magma mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon
akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-
silikon. Kemudian tetahedra-tetahedra oksigen-silikon tersebut akan saling
bergabung dan dengan ion-ion lainnya akan membentuk inti kristal dan
bermacam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk
jaringan kristalin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral
tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral
lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat
yang dikelilingi oleh material yang masih cair.
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahan volatil juga
mempengaruhi proses kristalisasi. Karena magma dibedakan dari faktor-faktor
tersebut, maka penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat
bervariasi. Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku
dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut di atas. Kondisi lingkungan pada
saat kristalisasi dapat diperkirakan dari sifat dan susunan dari butiran mineral
yang biasa disebut sebagai tekstur. Jadi klasifikasi batuan beku sering
didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya.
C. Golongan batuan beku berdasarkan genesa
Batuan Intrusi
Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada
jauh di dalam bumi (15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat
dengan astenosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu
bentuk batuannya besar – besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan
bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna),
karena pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat waktu
penghablurannya sangat lama. (Munir, 1995). Contoh batuan beku plutonik ini
2
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan
lain-laijn
Gambar 1, Gabro
Batuan Ekstrusi
Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar
membeku di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang
membeku di permukaan bumi dan dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau
vulkanik. Suatu aktivitas vulkanisme akan mengeluarkan materi – materi
berupa gas, cair dan padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua
material yang dikeluarkan ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di
bawah permukaan laut.
Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu
atau suatu larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe
magma intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan
vikositasnya rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang
memiliki kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi. (Graha,
1987)
Contoh batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite.
3
Gambar 2, Basalt
Batuan Gang
Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala
antara batuan yang terbentuk dalam celah – celah serta rekahan – rekahan
dalam kerak bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan
korok disebut juga batuan hypo-abisik.
Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab
besar. Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju
ke permukaan bumi atau membeku dalam celah – celah di kerak bumi.
Misalnya magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah
gang, maka batuan yang terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan
granit bertekstur porfiri. (Munir, 1995)
D. Genesa batuan beku berdasarkan sifat fisik
1. Warna Batuan
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral dan
waktu serta tempat pembekuan batuan tersebut. Semakin terang warna
batuan tersebut, maka pembekuan batuan tersebut berlangsung secara
ekstrusif serta waktu pembekuan yang lebih cepat di banding pembekuan
secara intrusive, begitupun sebaliknya, batuan yang membeku secara
intrusive memiliki warna relatif gelap. Mineral penyusun batuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna
dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang
mempunyai tekstur gelasan.
4
2. Struktur Batuan
Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan
yang berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu
pada pengamatan dalam skala besar atau singkapan di lapangan. Pada
bekuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah :
Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.
Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan
ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini
dibagi lagi menjadi tiga, yaitu :
a) Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
b) Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
c) Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-
lubang gas.
Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
3. Tekstur Batuan
Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan
butir-butir mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran
butir, bentuk butir, granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berkaitan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka
tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya.
Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, selama dan
sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi:
Tingkat Kristalisasi
Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses
pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan berlangsung lambat maka akan
terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati
perubahan dari fase cair ke fase padat sehingga akan terbentuk kristal-
kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relatif cepat maka
kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila
5
pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk
karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan
kristal sehingga akan dihasilkan gelas.
Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :
1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.
2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain
berbentuk mineral gelas.
3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian
gelas disini adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf.
Granularitas
Dalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan ukuran
butir dari kristal penyusun batuan. Pada batuan beku non-fragmental,
granularitas dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Equigranular
Disebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang seragam.
Tekstur equigranular dibagi lagi menjadi:
1. Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat dibedakan
dengan mata telanjang dan berukuran seragam. Contoh : granit,
gabbro.
2. Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat
dibedakkan dengan mata telanjang. Contoh : basalt.
2. Inequigranular
Disebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak
seragam. Tekstur ini dibagi menjadi:
1. Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi
kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali
dengan mata telanjang. Contoh : diorit porfir.
2. Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang
afanitik. Contoh : andesit porfir.
6
3. Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya
tersusun atas gelas. Batuan ini terbentuk secara ekstrusif dan membeku
sangat cepat, sehingga tidak sempat mengkristal dan membentuk
gelasan, Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran
butir yang menyolok.
Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari mineral
lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan bentuk
subhedral hingga euhedral.
Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar fenokris.
4. Bentuk Kristal
Untuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat
kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberi gambaran
mengenai proses kristalisasi mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal
dibedakan menjadi:
a) Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oeh bidang
yang jelas.
b) Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian
saja yang dibatasi bidan kristal.
c) Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/13/petrologi-batuan-beku/ (Diakses
pada 4/10/2012 pukul 21.51 WIB)
http://nationalinks.blogspot.com/2008/11/golongan-batuan-beku-berdasarkan-
genesa.html (Diakses pada 4/10/2012 pukul 21.45 WIB)
8