peta usgs.docx
-
Upload
david-smith -
Category
Documents
-
view
55 -
download
0
Transcript of peta usgs.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kompetensi
Adapun kompetensi dari materi kuliah kali ini adalah:
1. Mempelajari penggunaan data DEM dan penginderaan jauh
2.Mempelajari pembuatan kontur dengan aplikasi penginderaan jauh
3. Mempelajari cara mengelola data lokasi menjadi gambar yang
Berkontur dengan aplikasi Global Mapper, Goggle Earth dan SRTM
4. Memahami, menerapkan, dan menganalisis hasil pembuatan kontur.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum Sistem Informasi
Geografis dengan bab bahasan “DEM dan Pengindraan Jauh” sebagai
berikut:
1. Praktikan dapat mengenal data DEM dan penginderaan jauh .
2. Praktikan dapat menentukan morfologi daerah dengan melihat
kontur yang dibuat dengan aplikasi penginderaan jauh.
3. Praktikan dapat menganalisis suatu data dan menggambarkan
bentang alam dengan menggunakan aplikasi Goggle Earth, Global
Mapper, SRTM.
1.3 Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum Sistem Infomasi
Geografis dengan bab bahasan “ DEM dan Pengindraan Jauh” yaitu:
- Aplikasi USGS
- Aplikasi Global Mapper V12
- Aplikasi Google Earth
- Aplikasi Map Source
- Laptop
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEM (Digital Elevation Model)
Pengertian DEM
Digital Elevation Model (DEM) merupakan bentuk penyajian
ketinggian permukaan bumi secara digital. Dilihat dari distribusi titik yang
mewakili bentuk permukaan bumi dapat dibedakan dalam bentuk teratur,
semi teratur, dan acak. Sedangkan dilihat dari teknik pengumpulan datanya
dapat dibedakan dalam pengukuran secara langsung pada objek (terestris),
pengukuran pada model objek (fotogrametris), dan dari sumber data peta
analog (digitasi). Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris,
Fotogrametris, dan Digitasi adalah dengan pengukuran pada model objek,
dapat dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki bisa direkonstruksikan
dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra
yang mencakup wilayah yang sama.
Terdapat beberapa definisi tentang DEM, yaitu :
- “DEM adalah teknik penyimpanan data tentang topografi suatu terrain.
Suatu DEM merupakan penyajian koordinat (X, Y, H) dari titik-titik
secara digital, yang mewakili bentuk topografi suatu terrain.”
[Dipokusumo dkk, 1983]
- “Digital Elevation Model (DEM) adalah representasi statistik
permukaan tanah yang kontinyu dari titik-titik yang diketahui koordinat
X, Y, dan Z nya pada suatu sistem koordinat tertentu.” [Petrie dan
Kennie, 1991]
- “DTM/DEM adalah suatu set pengukuran ketinggian dari titik-titik yang
tersebar di permukaan tanah. Digunakan untuk analisis topografi
daerah tersebut.” [Aronoff, 1991]
2
- “DEM adalah suatu basis data dengan koordinat X, Y, Z, digunakan
untuk merepresentasikan permukaan tanah secara digital.” [Kingston
Centre for GIS,2002]
DEM terbentuk dari titik-titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z).
Permukaan tanah dimodelkan dengan memecah area menjadi bidang-
bidang yang terhubung satu sama lain dimana bidang-bidang tersebut
terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik tersebut dapat berupa titik
sample permukaan tanah atau titik hasil interpolasi atau ekstrapolasi titik-titik
sample. Titik-titik sample merupakan titik-titik yang didapat dari hasil
sampling permukaan bumi, yaitu pekerjaan pengukuran atau pengambilan
data ketinggian titik-titik yang dianggap dapat mewakili relief permukaan
tanah. Data sampling titik-titik tersebut kemudian diolah hingga didapat
koordinat titik-titik sample.
Aplikasi Penggunaan DEM
DEM digunakan dalam berbagai apllikasi baik secara langsung dalam
bentuk visualisasi model permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih
dahulu sehingga menjadi produk lain. Informasi dasar yang diberikan DEM
dan digunakan dalam pengolahan adalah koordinat titik-titik pada permukaan
tanah.
Informasi lain yang dapat diturunkan dari DEM adalah :
- Jarak pada relief atau bentuk permukaan tanah
- Luas permukaan suatu area
- Volume galian dan timbunan
- Slope dan Aspect
- Kontur
- Profil
Contoh aplikasi-aplikasi yang menggunakan DEM, yaitu :
- Rekayasa teknik sipil
- Pemetaan hidrografi
- Pemetaan topografi
- Pemetaan geologi dan geofisiska
3
- Rekayasa pertambangan
- Simulasi dan visualisasi permukaan tanah
- Rekayasa militer
Data DEM
a. Sumber Data DEM- FU stereo- Citra satelit stereo- Data pengukuran lapangan : GPS, Theodolith, EDM.- Peta topografi- Linier array image
b. Struktur Data DEM
- Grid
Grid atau Lattice menggunakan sebuah bidang segitiga teratur,
segiempat, atau bujursangkar atau bentuk siku yang teratur grid. Perbedaan
resolusi grid dapat digunakan, pemilihannya biasanya berhubungan dengan
ukuran daerah penelitian dan kemampuan fasilitas komputer. Data dapat
disimpan dengan berbagai cara, biasanya metode yang digunakan adalah
koordinat Z berhubungan dengan rangkaian titik-titik sepanjang profil dengan
titik awal dan spasi grid tertentu (Moore et al., 1991).
- TIN
TIN adalah rangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih pada ruang
tak beraturan dengan koordinat x, y, dan nilai z yang menyajikan data
elevasi. Model TIN disimpan dalam topologi berhubungan antara segitiga
dengan segitiga didekatnya, tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga
titik segitiga yang dikenal sebagai facet. Titik tak teratur pada TIN biasanya
merupakan hasil sampel permukaan titik khusus, seperti lembah, igir, dan
perubahan lereng (Mark 1975)
- Kontur
Kontur dibuat dari digitasi garis kontur yang disimpan dalam format
seperti DLGs (Digital Line Graphs koordinat (x, y) sepanjang tiap garis kontur
yang menunjukkan elevasi khusus. Kontur paling banyak digunakan untuk
4
menyajikan permukaan bumi dengan simbol garis.Kontur dibuat dari digitasi
garis kontur yang disimpan dalam format seperti DLGs (Digital Line Graphs
koordinat (x, y).
2.2 Pengindraan Jauh
Pengertian penginderaan
Pengideraan jauh adalah tekhnik dan seni untuk memperoleh
informasi tentang suatu sasaran/objek, wilayah atau fenomena dengan
menganalisa data yang diperoleh dari alat, tanpa menyentuh/kontak
langsung dengan objek, wilayah atau fenomena yang dikaji. Objek yang
diambil berupa gejala di permukaan bumi atau ruang angkasa terbatas pada
objek yang tampat, yaitu objek permukaan bumi (atmosfer, biosfer, hodrosfer
dan litosfer) yang tidak terlindungi oleh objek lain.
Berikut ini beberapa definisi dari para ahli mengenai definisi
penginderaan jauh sebagai berikut:
a. Lindgren
Penginderaan jauh adalah tekhnik yang digunakan untuk memperoleh dan
menganalisis tentang bumi.
b. Welson dan Bufon
Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan tekhnik untuk
memperoleh informasi tentang objek, area dan gejala dengan menggunakan
alat dan tanpa kontak langsung dengan objek area dan tersebut.
c. Lillesand and Keifer
Penginderaan jauh adalah ilmu atau tekhnik dan seni untuk mendapatkan
informasi tentang objek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data-
data yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa hubungan langsung dengan
objek wilayah atau gejala yang dikaji.
Macam-macam Penginderaan jauh
Berdasarkan tempat atau wahana yang digunakan untuk melakukan
penginderaan jauh dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Penginderaan jauh dari udara
5
Penginderaan jauh dari udara pada umumnya menggunakan pesawat
terbang. Penginderaan melalui pesawat udara dengan sistem rekaman
kamera dari pesawat terbang masih merupakan penyaji data yang potensial.
b. Penginderaan jauh dari ruang angkasa
Pengideraan jauh dari ruang angkasa menggunakan satelit,
merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi atau data tentang
keadaan permukaan bumi dengan sensor buatan yang ditempatkan pada
satelit yang mengorbit bumi. Penginderaan jauh melalui satelit
memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang diradiasikan dari matahari.
Penginderaan jauh dilakukan dengan pesawat udara dan satelit dapat
memberi keuntungan antara lain pengadaan data relatif tepat, mudah dan
murah serta data-data gesfer yang terjadi atas litosfer, hidrosfer, atmosfer,
dan biosfer lebih mudah diperoleh.
INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra merupakan kegiatan menaksir, mengkaji,
mengidentifikasi, dan mengenali obyek pada citra, selanjutnya menilai arti
penting dari obyek tersebut. Dalam interpretasi citra terdapat dua kegiatan
utama yaitu pengenalan obyek dan pemanfaatan informasi. Langkah-
langkah yang biasanya dilakukan untuk memperoleh data pengindraan jauh
adalah menditeksi dan menganalisis obyek pada citra sehingga dapat
bermanfaat bagi berbagai citra.
Pengenalan obyek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra.
Prinsip pengenalan obyek pada citra didasarkan pada penyelidikan
karakteristik obyek yang terdapat pada citra. Berbagai karakteristik untuk
mengenali obyek pada citra disebut unsure interpretasi citra, sebagai berikut:
1. Rona dan Warna
Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra,
sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan
spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Sungai mempunyai
6
warna lebih gelap dari pada jalan dikarenakan air mempunyai sifat lebih
banyak menerima tenaga dan sedikit memantulkan tenaga sedangkan jalan
aspal lebih sedikit menyerap tenaga dan banyak memantulkan tenaga.
2. Bentuk
Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka
suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada suatu foto
udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa
mengenali gunung api dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk
I, L, U, atau kotak.
3. Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas,
tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu
dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat
skalanya.. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi
empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m - 100 m).
4. Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang
mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek
yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan
dengan: kasar, halus, dan sedang. Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar
bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.
5. Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi
banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh:
Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai
7
struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur,
yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan.
6. Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di
daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci
pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya
bayangan menjadi lebih jelas. Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas
dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak
lebih jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya
permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul
alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah
dataran rendah, dan sebagainya.
8. Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek
yang lainnya.Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api
yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan
bandara.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Geomorfologi Daerah Telitian
Setelah melakukan pencarian daerah dengan aplikasi Google Earth,
USGS, Google Source, dan Global Mapper didapatkanlah kawasan daerah
yang akan di analisa yaitu daerah rumah praktikan pada posisi. Wilayah ini
berada pada Jalan Jendral Sudirman kota Prabumulih Provinsi Sumatera
Selatan. Prabumulih Setelah daerah tersebut dikelolah menjadi peta kontur,
praktikan dapat mengamati daerah tersebut berdasarkan kenampakan kontur
pada peta topografi tersebut.
Berdasarkan analisa pada peta kontur tersebut terlihat bahwa kontur
pada peta tersebut terlihat agak renggang. Hal ini menandakan bahwa
daerah tersebut adalah daerah yang landai. Hal ini turut didukung dengan
data titik ketinggian daerah tersebut yang rata-rata terletak pada ketinggian
35-60 m di atas permukaan laut. Selain itu, kenampakan garis kontur yang
renggang turut menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki litologi batuan
yang relatif kurang resisten.
3.2 Tutorial Manual
Dalam menyelesaikan tugas Sistem Informasi Geografis diperlukan
tata cara serta tahap-tahap penggunaan aplikasi serta software secara
sistematis. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membuka situs web
9
http://www.gistutorial.net/content/data-srtm/srtm_indexs.swf selain itu bisa
juga membuka http://eros.usgs.gov/. Berikut adalah langkah-langkahnya
setelah anda membuka salah satu situs internet tersebut. Kemudian yang
akan dijelaskan disini adalah saat membuka situs yang kedua.
Berikut langkah-langkah cara mendownload data srtm:
1. Membuka situs http://eros.usgs.gov/.
2. Pilih Find data
3. Kemudian pilih earth explorer
4. Login (apabila anda belum mempunyai akun silahkan registrasi)
5. Ketik nama wilayah pada kolom search (wilayah akan tampil secara
otomatis sesuai yang anda inginkan)
6. Tentukan titik batas wilayah yang akan dibuat modelnya (minimal 3
titik)
7. Kemudian klik data set
8. Pilih kategori digital elevation
9. Setelah itu klik result untuk menampilkan hasil pencarian
10.Setelah data srtm yang mengandung wilayah yang diinginkan tampil,
maka download data tersebut.
11.Setelah proses download selesai kemudian crop data untuk dapat
diolah menggunakan websource, goggle earth, dan global mapper.
Setelah data srtm telah selesai dibuat, selanjutnya adalah mengolah data
pada aplikasi global mapper, berikut langkah-langkah mengolah data srtm:
1. Buka aplikasi global mapper
2. Pilih open your own data files (Pilih data srtm yang telah di download)
3. Setelah data srtm yang muncul mencakup wilayah yang luas perlu
dilakukan crop data di mapsource.
4. Lalu buat 2 titik batas wilayah yang akan menjadi batas crop
5. Setelah terbentuk simpan titik yang telah dibuat
6. Kemudian save pada menubar (save dengan nama titik batas dari
mapsource)
10
7. Save dengan type GPS exchange format
8. Wilayah dasar menggunakan goggle earth
9. Kemudian pilih add polygon
10.Tentukan ttik batas wilayah
11.Simpan polygon yang telah dibuat
12.Simpan dengan nama titik batas dari goggle earth
13.Tutup goggle earth kemudian buka 2 file yang dibuat tadi melalui
global mapper
14.Akan terlihat 2 objek yang terbentuk
15.Setelah itu sorot overlay control center pada global mapper
16.Akan muncul wilayah polygon yang telah dibuat pada aplikasi
sebelumnya
17.Lakukanlaah digitasi dengan titik yang ada menjadi batas 2 wilayah
yang nantinya akan dicrop.
18. Selanjutnya adalah pillih digitizer tools, create new area feature
19.Setelah terbentuk pilih edit>select all feauters with digitizer tool
20.Untuk dapat mengcropnya pilih file> export raster dan data elevation>
export DEM
21.Pada tap export bound pilih crop to selected area features kemudia ok
22.Simpan data DEM sesuai dengan nama dan folder yang anda
inginkan
23. Kemudian tutup global mapper atau unload all atau ctrl+u
24.Setelah itu buka data DEM yang telah dicrop tadi
25.Langkah selanjutnya adalah membuat contour
26.Pilih file>generate contours
27.Tentukan interval kontur dan derajat penghalusan kontur kemudian ok
28. Sembunyikan data DEM dengan overlay control center
29.Export data kontur menjadi file ke kmz agar dapat dibuka ke goggle
earth
30.Selanjutnya pilih file type png agar memiliki efek transparant
31.Selanjutnya simpan data yang telah jadi
32.Buka file kmz yang dibuat tadi
11
33.Kemudian buka goggle earth, akan Nampak wilayah daerah yang di
overlay dengan peta kontur
34.Setelah itu simpan gambar dengan cara print screen atau file – save –
save image as
35.Untuk memastikan file tersebut telah tersimpan atau belum maka buka
data tempat gambar tersebut tersimpan. Dem selesai lah elah ditulis.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan, pengamatan dan analisa praktikan terhadap
peta topografi yang telah praktikan buat, praktikan dapat menyimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Kombinasi antara aplikasi Google Earth, Google Source, Global
Mapper,USGS, dapat membuat suatu model peta topografi.
2. Kontur pada daerah tersebut cenderung renggang.
3. Daerah tempat tinggal praktikan adalah dataran landai
4. Titik tertinggi berada pada daerah sebelah timur yaitu 70 m di atas
permukaan laut.
5. Titik terendah yaitu pada 35 m di atas permukaan laut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Budi,susanto.2008.DEM.(http://ilmukomputer.org/2008/05/28/konsep-dasar-
web-gis/) diakses 15 September 2014.
Kasmat.2012. penginderaan Jauh .(http :/ /ilmukomputer.
org/2008/05/28/konsep-dasar-web-gis/) diakses 15 september 2014.
Yusuf,kasmat.2011.pengertiankonturdankemiringanlereng.(http://
kasmatyusufgeo10.blogspot.com/2012/11/pengertian-kontur-dan-
kemiringan-lereng.html) diakses 15 september 2014.
13