Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI...

14
Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Prospek pengembangan pestisida nabati masih sangat menjanjikan, banyak hal yang bisa dihematdengan menggantikan pestisida sintesis dengan pestisida nabati yang bisa dibuat atau diproduksi sendiri.Dewasa ini, penggunaan pestisida kimia dalam bidang pertanian menjadi masalah yang serius. Petani secara rutin melakukan penyemprotan 3 - 7 hari sekali untuk mencegah serangan hama dan penyakit serta kegagalan panen. Hampir semua petani melakukan pencampuran 2 – 6 macam pestisida dan melakukan penyemprotan 21 per musim tanam (Adiyoga, 2001).Kebiasaan tersebut memicu timbulnya beberapa dampak negatif anatara lain: polusi lingkungan, perkembangan serangga menjadi resisten, resurgen ataupun toleran terhadap pestisida (Moekasan dkk, 2000). Sudarmo (2005), menyatakan bahwaperlu dicari pestisida alternatif untuk menggantikan pestisida kimia tersebut. Salah satunya adalah penggunaan senyawa kimia alami yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan pestisida nabati.Lebih lanjut Hasyim A, dkk (2010), menyatakan tanaman yang potensial sebagai

Transcript of Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI...

Page 1: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Pestisida Nabati dan Aplikasinya

Oleh: YULFINA HAYATI

PENDAHULUAN

Prospek pengembangan pestisida nabati masih sangat

menjanjikan, banyak hal yang bisa dihematdengan menggantikan

pestisida sintesis dengan pestisida nabati yang bisa dibuat atau

diproduksi sendiri.Dewasa ini, penggunaan pestisida kimia dalam

bidang pertanian menjadi masalah yang serius. Petani secara rutin

melakukan penyemprotan 3 - 7 hari sekali untuk mencegah

serangan hama dan penyakit serta kegagalan panen. Hampir

semua petani melakukan pencampuran 2 – 6 macam pestisida dan

melakukan penyemprotan 21 per musim tanam (Adiyoga,

2001).Kebiasaan tersebut memicu timbulnya beberapa dampak

negatif anatara lain: polusi lingkungan, perkembangan serangga

menjadi resisten, resurgen ataupun toleran terhadap pestisida

(Moekasan dkk, 2000).

Sudarmo (2005), menyatakan bahwaperlu dicari pestisida

alternatif untuk menggantikan pestisida kimia tersebut. Salah

satunya adalah penggunaan senyawa kimia alami yang berasal dari

tanaman yang dikenal dengan pestisida nabati.Lebih lanjut Hasyim

A, dkk (2010), menyatakan tanaman yang potensial sebagai

Page 2: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

pestisida nabati umumnya mempunyai karakteristik rasa pahit

(mengandung alkaloid dan terpen), berbau busuk dan berasa agak

pedas. Tanaman ini jarang diserang oleh hama sehingga banyak

digunakan sebagai ekstrak pestisida nabati dalam pertanian

organik.

Penerapan pestisida nabati di lapangan pastinya dilakukan

dengan campuran bahan lain dan dibuat dalam bentuk ramuan

seperti membuat jamu. Ramuan pestisida ini tidak menjamin

berhasil atau efektif di semua lokasi atau daerah. Dengan cara

sederhana maka petani dapat membuat sendiri ramuan pestisida

nabati yang dibutuhkan.Dalam penggunaanya, pestisida nabati

cenderung bersifat mudah terurai di alam, residunya cepat hilang,

tidak mencemari lingkungan, dan aman bagi makhluk hidup. Selain

itu, pestisida nabati memiliki kandungan bioaktif yang kurang kuat

sehingga daya bunuhnya lemah. Oleh karena itu, pestisida ini lebih

tepat disebut sebagai pestisida pengendali pathogen dan bukan

sebagai pembasmi patogen (Setiadi, 2012).

Pada makalah ini akan diuraikan beberapa macam pestisida

nabati dan pengaplikasiannya.

Page 3: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

A. RAMUAN UNTUK MENGENDALIKAN HAMA SERANGGA

Jenis hama yang bergerak, terbang dan suka berpindah-

pindah seperti belalang dan walang sangit relatif sulit

ditanggulangidibandingkan dengan hama yang tidak lincah dan

tidak berpindah-pindah, seperti beberapa jenis ulat.Meskipun

minyak tanah dan solar dapat meningkatkan daya bunuh ramuan,

namun pada pembuatan ramuan pestisida nabati ini tidak

digunakan karena apabila kedua bahan tersebut digunakan dengan

dosis yang kurang tepat maka akan mengakibatkan tanaman akan

teracuni (fitotoksitas).

1. Ramuan untuk mengendalikan hama serangga secara umum

Bahan:

- Daun Mimba 8 kg

- Lengkuas 6 kg

- Serai 6 kg

- Detergen/ sabun colek 20 gram

- Air 20 liter

Proses pembuatan:

Daun mimba, lengkuas dan serai ditumbuk atau dihaluskan.

Seluruh bahan diaduk dalam 20 liter air lalu direndam selama

24 jam. Setelah itu larutan disaring, larutan hasil penyaringan

Page 4: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

diencerkan kembali. 1 liter larutan dilarutkan dengan 30 liter

air, larutan ini dapat digunakan untuk luasan lahan 1 hektar.

Aplikasi:

Ramuan yang telah dilarutkan disemprotkan pada tanaman

yang akan dilindungi

2. Ramuan untuk mengendalikan hama ulat

Bahan:

- Ranting atau kulit batang tanaman pacar cina 50 – 100

gram

- Detergen 1 gram

- Air 1 liter

Proses pembuatan:

Tumbuk ranting atau kulit batang tanaman pacar cina

,tambah 1 liter air, tambah 1 gram detergen kemudian rebus

selama 45 – 75 menit dan diaduk hingga menjadi larutan.

Kemudian saring dengan kain halus dan siap digunakan.

Aplikasi:

Larutan yang telah di saring, langsung disemprotkan ke

tanaman.

Page 5: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

3. Ramuan untuk mengendalikan hama thrips pada cabai,

kentang dan bawang

Bahan:

- Daun sirsak 50 – 100 lembar

- Air 5 liter

- Detergen/ sabun colek 15 gram

Proses pembuatan:

Daun sirsak ditumbuk halus, rendam ke dalam 5 liter air

tambah detergen dan didiamkan semalam. Kemudian larutan

disaring, setiap 1 liter hasil saringan diencerkan lagi dengan

10 – 15 liter air dan siap disemprotkan ke tanaman.

Aplikasi:

Ramuan yang telah diencerkan dengan air disemprotkan ke

tanaman yang terserang hama.

4. Ramuan untuk mengendalikan hama penghisap

Bahan:

- Daun tembakau 250 gram

- Air 8 liter

- Detergen 2 sendok

Proses pembuatan:

Page 6: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Rajang daun tembakau dan direndam ke dalam 8 liter air

selama semalam. Tambahkan detergen, aduk merata

kemudian disaring.

Aplikasi:

Ramuan yang telah disaring disemprotkan ke tanaman yang

akan dilindungi.

5. Ramuan untuk mengendalikan wereng cokelat

Bahan:

- Daun sirsak 1 genggam

- Rimpang jeringau 1 genggam

- Bawang putih 20 siung

- Detergen/ sabun colek 20 gram

- Air 20 liter

Cara membuat:

Daun sirsak, rimpang jeringau dan bawang putih ditumbuk

atau dihaluskan. Seluruh bahan dicampur dengan detergen

kemudian direndam dalam 20 liter air selama 2 hari. Keesokan

harinya larutan bahan disaring dengan kain halus. Setiap 1

liter larutan hasil saringan dapat diencerkan dengan 10 – 15

liter air dan siap digunakan.

Aplikasi:

Page 7: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Larutan yang telah disaring dan diencerkan dengan air

disemprotkan/ disiram pada tanaman yang terserang hama.

6. Ramuan untuk mengendalikan hama belalang dan ulat

Bahan:

- Daun sirsak 50 lembar

- Daun tembakau 1 genggam

- Detergen/ sabun colek 20 gram

- Air 20 liter

Proses pembuatan:

Daun sirsak dan daun tembakau dihaluskan. Seluruh bahan

diaduk rata dalam 20 liter air lalu diendapkan selama

semalam. Keesokan harinya larutan disaring. Larutan hasil

saringan diencerkan dengan air sebanyak 50 – 60 liter dan

larutan siap untuk digunakan.

Aplikasi:

Larutan yang telah diencerkan disemprotkan pada tanaman

yang akan dilindungi.

7. Ramuan untuk beberapa jenis serangga

Bahan:

- Bawang putih 100 gram

- Air 0.5 liter

- Detergen 10 gram

Page 8: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

- Minyak goreng 2 sdm

Proses pembuatan:

Gerus dan parut bawang putih campur dengan air dan minyak

goreng diamkan selama 24 jam. Larutan disaring dan hasil

penyaringan diencerkan hingga 20 kali volumenya dan siap

digunakan.

Aplikasi:

Ramuan yang telah diencerkan dan disaring disemprotkan

pada tanaman yang terserang hama.

8. Ramuan untuk mengendalikan hama – hama pada tanaman

bawang merah

Bahan:

- Daun Mimba 1 kg

- Umbi gadung racun 2 buah

- Detergen/ sabun colek sedikit

- Air 20 liter

Proses pembuatan:

Daun mimba dan umbi gadung dihaluskan. Selanjutnya

seluruh bahan diaduk dengan 20 liter air dan diendapkan

semalam. Keesokan harinya larutan disaring dan siap

digunakan.

Aplikasi:

Page 9: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Seluruh ramuan pestisida nabati yang telah siap digunakan

disemprotkan pada tanaman yang akan dilindungi atau

terserang hama.

B. RAMUAN UNTUK MENGENDALIKAN HAMA RODENTIA

Pengendalian hama rodentia yaitu tikus harus dilakukan

dengan hati-hati, karena biasanya keberhasilan pengendalian ini

hanya berhasil pada tahap awal saja. Hama dari kelompok rodentia

termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

satu diantara hama tersebut teracuni dan mati maka yang lainnya

tidak mau memakan umpan yang sejenis.

Bahan:

- Umbi gadung racun 1 kg

- Dedak (padi atau jagung) 10 kg

- Tepung ikan 1 ons

- Kemiri (sebagai bahan penarik) sedikit

- Air sedikit

Proses pembuatan:

Umbi gadung dikupas lalu dihaluskan, semua bahan dicampur,

diasuk rata dan dibuat dalam bentuk pellet kering. Perbandingan

antara umbi gadung dan campuran bahan lainnya adalah 1 : 10.

Aplikasi:

Page 10: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Pellet – pellet umbi gadung ditebarkan di pematang, di sarang tikus

atau di jalan-jalan yang dilewati tikus. Ramuan ini tidak bersifat

mematikan namun dapat membuat tikus mandul sehingga

berpengaruh pada pengendalian populasinya.

C. RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN HAMA MOLUSKA

Bahan:

- Akar tuba 5 – 10 gram

- Daun sembung 10 – 20 gram

- Air 1 liter

- Detergen/ sabun colek 1 gram

Cara membuat:

Akar tuba dan daun sembung dihaluskan dan diaduk merata dalam

1 liter air. Tambahkan 1 gram detergen atau sabun colek. Larutan

diendapkan lalu disaring.

Aplikasi:

Semprotkan atau siramkan larutan pada lahan sawah yang dihuni

keong mas.

D. RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN HAMA GUDANG

Bahan:

- Bunga piretrum

- Daun mimba

- Air

Page 11: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

- Detergen

Proses pembuatan:

Tumbuk halus bunga piretrum dan daun mimba dalam keadaan

terpisah, rendam 2 – 5 gram serbuk bunga piretrum tambah 5 –

10 gram serbuk daun mimba dalam 1 liter air dan 1 liter detergen.

Diamkan semalam saring larutan dan siap digunakan pada

kemasan atau karung penyimpan benih.

E. RAMUAN UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT

1. Penyakit oleh Fusarium sp (busuk batang oleh cendawan)

Bahan:

- Biji nimba 2 – 6 gram

- Air 1 liter

- Daun cengkih 50 – 100 gram

Proses pembuatan:

Biji nimba dihaluskan dan direndam selama 3 hari dalam 1

liter air, disaring dan disemprotkan ke tanaman.

Aplikasi:

Daun cengkih kering dihaluskan dan dibenamkan ke dalam

tanah sekitar perakaran tanaman.

2. Penyakit karena Jamur, Bakteri dan Nematoda

Page 12: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Bahan:

- Daun tembakau (sebaiknya limbah) 200 kg

Proses pembuatan:

Daun tembakau dihancurkan dengan mesin penghancur atau

pisau menjadi serpihan kecil.

Aplikasi:

Benamkan serpihan limbah daun tembakau per hektar lahan

sekitar perakaran tanaman atau dibenamkan bersama dengan

pupuk.

3. Penyakit Nematoda puru akar dan bakteri

Bahan:

- Daun mimba kering 15 – 30 gram, atau

- Biji mimba 5 – 10 gram

- Air 1 liter

- Detergen 1 gram

Proses pembuatan:

Haluskan biji atau daun mimba dicampurkan dengan semua

bahan, diamkan semalam lalu disaring.

Aplikasi:

Page 13: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

Semprotkan ke tanaman yang terserang penyakit. Apabila

sasarannya nematoda, campuran bahan tidak perlu disaring

tetapi langsung dibenamkan ke daerah perakaran.

KESIMPULAN

Penerapan pestisida nabati di lapangan pastinya dilakukan

dengan campuran bahan lain dan dibuat dalam bentuk ramuan

seperti membuat jamu. Ramuan pestisida ini tidak menjamin

berhasil atau efektif di semua lokasi atau daerah. Dengan cara

sederhana maka petani dapat membuat sendiri ramuan pestisida

nabati yang dibutuhkan.

Dalam penggunaannya, pestisida nabati cenderung bersifat

mudah terurai di alam, residunya cepat hilang, tidak mencemari

lingkungan, dan aman bagi makhluk hidup. Selain itu, pestisida

nabati memiliki kandungan bioaktif yang kurang kuat sehingga

daya bunuhnya lemah. Oleh karena itu, pestisida ini lebih tepat

disebut sebagai pestisida pengendali patogen dan bukan sebagai

pembasmi patogen.

Dalam pembuatan ramuan pestisida nabati tidak

menggunakan campuran minyak tanah atau solar walaupun kedua

bahan tersebut dapat meningkatkan daya bunuh ramuan, karena

apabila dosis dari kedua bahan tersebut kurang tepat maka

mengakibatkan tanaman teracuni (fitotoksitas).

Page 14: Pestisida Nabati dan Aplikasinya Oleh: YULFINA HAYATI ...nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/38-PESTISIDA.pdf · termasuk hewan yang bersifat jera umpan sehingga apabila salah

DAFTAR PUSTAKA

Adiyoga, W. 1987. Overview of Production, Consumption and Distribution Aspect of Hot Pepper in Indonesia. Annual Report Indonesian Vegetable Research Institute. Unpublish Report.

Hasyim, A. dkk. 2010. Efikasi dan Persistensi Minyak Serehwangi sebagai Biopestisida terhadap Helicoverpa aemigera. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.

Kardinan, Agus. 2002. Pestisida Nabati. Penebar Swadaya. Jakarta.

Moekasan, Tonny, dkk. 2000. Penerapan PHT pada Sistem Tumpang Gilir Bawang Merah dan Cabai.

Rizal, Molide. 2009. Pemanfaatan Tanaman Atsiri sebagai Pestisida

Nabati. Balitro. Bogor

Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati. Kanisius. Jakarta.

Setiadi. 2012. Bertanam Cabai di Lahan Pot. Penebar Swadaya.

Jakarta.