Peserta Sesi 6
-
Upload
henigizi07 -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Peserta Sesi 6
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
1/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
56
Sesi 6
MENDENGARKAN DAN MEMPELAJARI
Tujuan
Pada akhir sesi ini, para peserta sebaiknya mampu:- menggunakan teknik non-verbal dan verbal untuk
mendorong ibu bicara, tanpa terlalu banyak bertanya;- merespon perasaan ibu dengan empati;- menghindarkan pemakaian kata-kata yang menghakimi ibu
dan bayi.
Pendahuluan
Konseling adalah cara bekerja sama dengan orang, di mana kitaberusaha memahami perasaan mereka, serta membantu merekamemutuskan apa yang dilakukan .Dalam sesi-sesi berikut ini kita akan mendiskusikan ibu menyusui danbagaimana perasaan mereka.
Menyusui bukan satu-satunya situasi di mana konseling berguna .Keterampilan konseling juga berguna saat berbicara dengan pasienatau klien dalam situasi lain. Kita juga merasakan manfaatnya saatbersama keluarga dan teman-teman, atau bersama kolega di tempat
kerja. Praktikkanlah beberapa teknik konseling dengan mereka -hasilnya akan mengejutkan dan bermanfaat.
Dua sesi pertama tentang keterampilan konseling adalah tentang‘mendengarkan dan mempelajari’ .Seorang ibu menyusui mungkin tidak mudah mengungkapkanperasaan, terutama jika ia malu, dan terhadap orang yang belum iakenal.Kita memerlukan keterampilan mendengarkan, dan membuat ibumerasa bahwa kita menaruh perhatian terhadapnya.Ini akan mendorong ibu berbicara lebih banyak. Dan mungkin akanlebih kecil kemungkinan ibu ‘tutup mulut’, dan diam.
Penting untuk ‘mendengarkan dan mempelajari’ terlebih dahulu, gunamemahami kesulitan-kesulitan yang adaKemudian kita bisa memberikan informasi dan bantuan yang palingtepat sehingga konseling kita benar-benar efektif.
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
2/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
57
Keterampilan Mendengarkan dan Mempelajari
Keterampilan 1. Menggunakan komunikasi non-verbal
________________________________________________________
Demonstrasi A: Komunikasi non-verbal
1. Sikap tubuh:Menjaga agar kepala tetap sama tinggi dengan ibu, duduklahapabila dimunginkan.
2. Beri perhatian: Menghadap ke ibu dan menapatnya.(Catatan: kontak mata bisa memiliki beragam arti dalam budaya yangberbeda-beda. Kadang, saat seseorang memandang ke arah lain, maka ituberarti ia siap mendengarkan. Bila perlu, sesuaikan kontak mata dengansituasi.)
3. Penghalang: Singkirkan meja atau buku catatan4. Ketersediaan waktu: Buatlah ibu merasa bahwa kita punya waktu. Duduk
dan berilah salam tanpa terburu-buru5. Sentuhan: Sentuh ibu secara wajar, sesuai dengan kondisi.
KOMUNIKASI NON-VERBAL YANG BERMANFAAT
Usahakan kepala sama tinggiBeri perhatianSingkirkan penghalangSediakan waktuSentuhlah secara wajar
Keterampilan 2. Mengajukan pertanyaan terbuka
Untuk mulai berbincang dengan seorang ibu, atau untuk mencatat riwayatmenyusuinya (Sesi 17, ‘Mencatat riwayat menyusui’), kita perlu mengajukanbeberapa pertanyaan.
Penting sekali untuk mengajukan pertanyaan dengan cara yang mendorongibu untuk bicara dan memberi informasi pada kita. Cara ini mencegah kitamengajukan terlalu banyak pertanyaan, dan memungkinkan kita mempelajarilebih banyak dalam waktu yang tersedia.
Pertanyaan terbuka biasanya sangat membantu. Untuk menjawab pertanyaanseperti ini, ibu harus memberi beberapa informasi.Pertanyaan terbuka biasanya dimulai dengan “Bagaimana? Apa?
Kapan? Di mana? Mengapa?”Misalnya, “Bagaimana Ibu memberi makan bayi ibu?”
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
3/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
58
Pertanyaan tertutup biasanya kurang bermanfaat. Pertanyaan semacam inimemberitahu ibu jawaban yang kita harapkan, dan ia dapat menjawabnyadengan “Ya” atau “Tidak”.
Pertanyaan tertutup biasanya dimulai dengan kata “Apakah Ibu .......?” atau “Apakahwaktu itu dia?” atau “Sudahkah dia?” atau “Apakah sekarang dia?” Misalnya, “Apakah
Ibu menyusui bayi ibu yang terakhir?”
Bila ibu menjawab “Ya” terhadap pertanyaan tersebut, kita masih belum tahuapakah dia menyusui secara eksklusif, atau memberikan pula susu formula.Kita bisa menjadi frustrasi, dan mengira ibu tidak mau bicara, atau tidakberterus terang.
____________________________________________________________
Demonstrasi B. Pertanyaan tertutup yang hanya dapat ibu jawab dengan ”Ya” atau”Tidak”
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Saya (nama), bidan desa. Apakah (namabayi) sehat?”
Ibu: “Ya, terima kasih.”
PK: “Apa Ibu menyusuinya?”Ibu: “Ya.”PK: “Apa ada kesulitan?”Ibu: “Tidak.”PK: “Apa (nama bayi) sering menyusu?”Ibu: “Ya.”
Demonstrasi C. Pertanyaan terbuka
PK: “Selamat pagi, Bu (nama)? Saya (nama), bidan desa. Bagaimana keadaan (namabayi)?”Ibu: “Baik, dia kelaparan.”PK: “Boleh saya tahu, bagaimana Ibu memberinya minum?”Ibu: “Dia menyusu. Saya cuma memberi susu satu botol kalau sore.”PK: “Apa yang membuat Ibu memutuskan untuk memberi botol?”Ibu: “Kalau sore dia minum banyak sekali, jadi saya pikir ASI saya kurang.”
Memulai dan melanjutkan percakapan
Kita perlu mengajukan pertanyaan untuk memulai sebuah percakapan. Untukitu, pertanyaan terbuka yang bersifat umum seringkali berguna. Pertanyaanseperti ini memberi ibu kesempatan untuk menyampaikan apa yang pentingbaginya. Misalnya:
“Bagaimana menyusuinya, Bu?”“Tolong ceritakan tentang bayi Ibu, ya.”
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
4/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
59
Akan tetapi, kadang ibu hanya menjawab “Oh baik-baik saja, terima kasih.”Jadi kita perlu mengajukan pertanyaan untuk melanjutkan percakapan. Untukitu, pertanyaan yang lebih spesifik akan bermanfaat. Misalnya:
“Berapa usia bayi Ibu sekarang?”“Berapa jam setelah lahir bayi Ibu pertama kali menyusu?”
Kadang mungkin perlu mengajukan pertanyaan tertutup, misalnya: “Apakah
Ibu memberi bayi ibu makanan atau minuman lain?” atau “Apakah Ibumemberi minuman lain dengan botol?”
Ketika ibu telah menjawab, kita dapat melanjutkan dengan pertanyaanterbuka. Contoh:
“Apa yang membuat Ibu merasa begitu?”“Apa yang membuat Ibu memutuskan melakukan itu?”
Demonstrasi D. Memulai dan melanjutkan percakapan.PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Bagaimana perkembangan Ibu
dan (nama bayi)?”Ibu : “Oh, kami berdua baik-baik saja, terima kasih.”
PK : “Berapa umur (nama bayi) sekarang?”Ibu : “Hari ini umurnya dua hari.”PK : “Makanan dan minuman apa yang Ibu berikan?”Ibu : “Ia menyusu dan minum air putih.”PK : “Apa yang membuat Ibu memutuskan untuk memberi air putih?”Ibu : “Tidak ada ASI di payudara saya, dan dia tidak mau menyusu.”
Keterampilan 3. Menggunakan respon dan gerakan tubuh yangmenunjukkan perhatian.
Bila kita ingin ibu melanjutkan percakapan, tunjukkan bahwa kitamendengarkan dan menaruh perhatian terhadap apa yang ia katakan.
Cara penting untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan dan menaruhperhatian adalah:
- dengan isyarat, misalnya memandang padanya, mengangguk dantersenyum;
- dengan respon sederhana, misalnya, mengatakan “Ooh”,“Mmm”
Di beberapa negara yang berbeda, orang menggunakan respon yang berbedapula, contohnya, “Nnn”, “Eeehh”. Semuanya merupakan bagian dari bahasasetempat.
_______________________________________________________________Demonstrasi E. Menggunakan respon dan isyarat yang menunjukkan perhatianPK: “Selamat pagi, Bu (nama). Bagaimana menyusuinya berlangsung?”Ibu: “Selamat pagi. Rasanya baik-baik saja.”PK: “Mmm.” (mengangguk dan tersenyum.)
Ibu: “Yah, saya agak kuatir kemarin, karena dia muntah-muntah.”PK: “Oh ya” (mengangkat alis, tampak tertarik )Ibu: “Saya pikir-pikir, jangan-jangan ada sesuatu yang saya makan, sehingga
ASI saya tidak cocok buat dia.”PK: “Ooh!” (mengangguk dengan simpatik.)
_____________________________________________________________________
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
5/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
60
Keterampilan 4. Mengatakan kembali (reflect back) apa yang dikatakan ibu.
Para petugas kesehatan kadang memberondong ibu dengan pertanyaanfaktual. Akan tetapi, jawaban terhadap pertanyaan tersebut sering tidakberguna. Makin lama, ibu mungkin makin sedikit bicara dalam menjawabpertanyaan.
Misalnya, jika ibu mengatakan, “Bayi saya menangis terus tadi malam,”Kitamungkin ingin bertanya: “Berapa kali dia terbangun?”. Namun jawabannyatidak berguna.
Akan lebih bermanfaat mengulangi atau mengatakan kembali apa yang ibukatakan. Ini menunjukkan bahwa kita mengerti, dan akan lebih besarkemungkinannya ibu bicara lebih banyak lagi. Paling baik adalahmengucapkannya dengan cara yang agak berbeda, sehingga tidak terdengarseolah kita sedang ‘membeo’. Respons kita juga bisa lebih singkat daripadaapa yang dikatakan ibu.
_______________________________________________________________
Demonstrasi F. Melanjutkan pertanyaan
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi) hari ini?Ibu: “Bayi saya ingin minum terus – dia menyusu setiap saat!”PK: “Kira-kira seberapa sering ya Bu?”Ibu: “Kira-kira tiap setengah jam.”PK: “Apa bayi ibu juga menyusu kalau malam?”Ibu: “Iya.”
_________________________________________________________________
Demonstrasi G. Mengatakan kembali (reflect back )
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi) hari ini?”Ibu: “Bayi saya ingin minum terus – dia menyusu setiap saat!”PK: “(Nama bayi) sering sekali menyusu?”Ibu: “lya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.”PK: “Bayi ibu sepertinya lebih lapar seminggu ini, ya?”Ibu: “Iya, dan saudara saya bilang, saya harus memberi susu botol juga.”PK: “Saudara Ibu bilang bahwa bayi ibu perlu tambahan?”Ibu: “Iya. Susu formula mana sih yang paling bagus?” ________________________________________________________________
Bila terus-menerus mengatakan kembali apa yang ibu katakan, bisaterdengar kurang sopan. Lebih baik padukan mengatakan kembalidengan respon lainnya.Contohnya: “Sungguh?” atau “Ooh!”, atau sebuah pertanyaanterbuka.
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
6/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
61
Demonstrasi H. Memadukan mengatakan kembali dengan respon lainnya.PK: “Selamat pagi. Apa kabar ibu dan (nama bayi) hari ini?”Ibu: “Bayi saya minumnya terlalu banyak – dia menyusu terus!”PK: “(Nama bayi) sering sekali menyusu?”Ibu: “Iya. Minggu ini dia lapar sekali. Saya pikir ASI saya kering.”PK: “Masya Allah!” Ibu: “Ya, melelahkan sekali. Saudara saya bilang, sebaiknya saya memberi
susu botol supaya bisa istirahat.”PK: “Saudara Ibu menyarankan Ibu memberi susu botol?”Ibu: “Iya – dia bilang saya konyol kalau susah payah begini.”PK: “Perasaan Ibu sendiri bagaimana?”Ibu: “Yah, saya tidak mau memberi susu botol.”
Keterampilan 5. Berempati – menunjukkan kita paham perasaaan ibu
Bila ibu mengatakan sesuatu yang menunjukkan perasaannya, akan berguna sekali jika kita berespon dengan cara yang menunjukkan bahwa kita mendengarkan apayang ia ungkapkan, dan bahwa kita memahami perasaannya dari sudut pandangnya .Contohnya, jika ibu mengatakan:“Bayi saya sering sekali minta disusui, saya jadi capek sekali!”Kita berespon terhadap apa yang ia rasakan , mungkin seperti ini:“Ibu merasa capek sekali ya?”
Butir kunci: Empati berbeda dengan simpati. Jika bersimpati, kita mengasihaniseseorang, tapi melihatnya dari sudut pandang KITA.Jika bersimpati, mungkin kita mengatakan: “Oh, saya mengerti perasaan ibu. Bayisaya dulu juga sering sekali minta disusui, dan saya merasa capek!” Respon sepertiini mengarahkan perhatian kepada kita, dan tidak membuat ibu merasa bahwa kitamemahaminya.
Kita mungkin menanyakan lebih banyak fakta. Contoh:“Berapa kali dia minum? Apa saja yang Ibu berikan padanya?”Tapi pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak membuat ibu merasa kitamemahaminya.
Kita dapat mengatakan kembali apa yang ibu katakan tentang bayinya.Contoh: “Bayi ibu sering sekali minta minum?”Tapi respon ini mengatakan kembali apa yang ibu katakan tentangperilaku bayi, dan mengabaikan apa yang ibu katakan mengenaiperasaannya. Ibu merasa lelah. Jadi, empati lebih dari sekadar mengatakankembali apa yang ibu katakan.
Akan bermanfaat pula jika kita berempati terhadap perasaan positif ibu. Empati tak
sekedar menunjukkan bahwa kita mengerti perasaan negatif ibu.
Terkadang, ketika kita mendiskusikan perasaan ibu, mungkin ia akan bersikapemosional, misalnya menangis, dan kita perlu bersiap untuk memberi dukunganemosional kepadanya.
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
7/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
62
Demonstrasi J. Melanjutkan pertanyaan tentang fakta
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi) hari ini?”Ibu: “(Nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak suka
ASI saya!”PK: “Sejak kapan dia tidak mau menyusu?”Ibu: “Baru minggu ini.”PK: “Sekarang umurnya berapa?”Ibu: “Enam minggu.”
Demonstrasi K. Bersimpati
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi)?”Ibu: “(Nama bayi) tidak mau menyusu - sepertinya sekarang dia tak suka
ASI sayaPK: “Oh! Saya mengerti perasaan Ibu. Bayi saya dulu juga tidak mau menyusuketika saya kembali bekerja.”
Ibu: “Lalu apa yang dilakukan?”
Demonstrasi L. Mengatakan kembali
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi) hari ini?”Ibu: “(Nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak
suka ASI saya!”PK: “Dia menolak menyusu?”Ibu: “Iya, dia hanya mengisap sekali, lalu menangis dan menghindar.”
Demonstrasi M(i). Berempati (1)
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi) hari ini?”Ibu: “(Nama bayi) tidak mau menyusu - kelihatannya sekarang dia tidak
suka ASI saya!”PK: “Sekarang Ibu merasa bayi ibu tidak menyukai Ibu?”Ibu: “Iya, sepertinya dia tidak begitu menyayangi saya – mulainya tiba-
tiba saja di minggu ini, setelah neneknya tinggal bersama kami. Diasenang sekali memberinya susu botol!”
PK: “Ibu merasa, neneknya mau menjadi satu-satunya orang yangMemberi dia minum?”
Ibu: “Iya - neneknya ingin merebut dia dari saya!”
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
8/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
63
Demonstrasi M(ii). Berempati (2)
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa kabar Ibu dan (nama bayi) hari ini?”
Ibu: “(Nama bayi) menyusunya kuat sekali, payudara saya sampai sakit!”PK: “Rasanya sakit sekali ya bu.. Pasti sangat tidak nyaman”Ibu: “Ya, saya sudah berusaha keras, tapi tampaknya saya tidak bisa
melanjutkan hal ini”PK: “Rasanya pasti membuat orang ingin menyerah saja ya bu..”Ibu: “Ya, tapi saya ingin sekali bisa menyusui untuk waktu yang lama”
_______________________________________________________________ _______________________________________________________________Demonstrasi N. Berempati terhadap perasaan positif ibu.
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Bagaimana menyusui (nama bayi), Bu?”Ibu: “(Nama bayi) menyusunya baik, dan sekarang dia kelihatan puas tiap
habis menyusu.”PK: “Ibu pasti senang ya menyusuinya lancar.”Ibu: “Ya, saya senang sekali tidak harus memberi susu botol.”PK: “Ibu benar-benar menikmati menyusui, ya. Bayi ibu juga tampaknya benar-
benar menikmati.”
Keterampilan 6. Hindari kata-kata yang menghakimi
‘Kata-kata yang menghakimi’ adalah kata-kata seperti: benar, salah,baik, buruk, bagus, cukup, tepat. Jika menggunakan kata-kata yangmenghakimi ketika bicara dengan ibu mengenai kegiatan menyusui,terutama saat mengajukan pertanyaan, kita bisa membuat ibu merasadirinya salah, atau ada yang salah dengan bayinya.
Contoh: Jangan mengatakan: “Apakah bayi Ibu tidur dengan baik?”Sebagai gantinya, katakan: “Bagaimana bayi Ibu tidur?”
Demonstrasi O. Menggunakan kata-kata yang menghakimi
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Apa (nama bayi) menyusunya normal?”Ibu: “Yah - saya rasa begitu.”PK: “Apa Ibu menganggap ASI Ibu cukup untuk bayi ibu?”Ibu: “Nggak tahu, ya... Saya harap sih begitu, tapi mungkin juga tidak
cukup...” (Ibu kelihatan cemas).
PK: “Apa berat badannya bertambah dengan baik bulan ini? Boleh sayalihat KMS-nya?”Ibu: “Nggak tahu, ya...” ____________________________________________________________
-
8/17/2019 Peserta Sesi 6
9/9
Sesi 6 Mendengarkan dan Mempelajari
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net
64
Demonstrasi P. Menghindarkan kata-kata yang menghakimi
PK: “Selamat pagi, Bu (nama). Bagaimana menyusui (nama bayi)-nya,
Bu?”Ibu: “Lancar sekali. Kami berdua menikmatinya, lho!”PK: “Bagaimana berat badannya? Boleh saya lihat KMS-nya?”Ibu: “Perawat bilang, bulan ini bayi bertambahnya lebih dari 1/2 kg.
Saya senang sekali.”PK: “Wah, jelas bayi mendapatkan semua ASI yang dibutuhkan ya.” ____________________________________________________________
Ibu dapat menggunakan kata-kata yang menghakimi. Kadang kitasendiri perlu menggunakannya; terutama kata-kata yang positif, yaituketika sedang membangun percaya diri ibu. Tapi berlatihlahmenghindari kata-kata tersebut sebanyak mungkin, kecuali ada alasan
yang sangat penting untuk menggunakannya.
Kita mungkin memperhatikan bahwa pertanyaan yang menghakimiseringkali berupa pertanyaan tertutup. Menggunakan pertanyaanterbuka sering kali membantu menghindari penggunaan kata-kata yangmenghakimi.
KETERAMPILAN MENDENGARKAN DAN MEMPELAJARI
Menggunakan komunikasi non-verbal Mengajukan pertanyaan terbuka Menggunakan respon dan gerakan tubuh yang
menunjukkan perhatian Mengatakan kembali yang ibu katakan Berempati – menunjukkan kita paham perasaan ibu. Hindari kata-kata yang menghakimi