Peserta Sesi 8

download Peserta Sesi 8

of 25

Transcript of Peserta Sesi 8

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    1/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    72

    Sesi 8

    PRAKTIK PELAYANAN KESEHATAN

    Tujuan

    Pada akhir sesi ini para peserta diharapkan mampu:-  Menjelaskan konsep Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi-  Menyebutkan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui-  Menjelaskan pentingnya kontak kulit segera setelah persalinan dan

    dimulainya menyusu dalam satu jam-  Menjelaskan prosedur meletakkan bayi untuk kontak kulit segera

    setelah persalinan-

      Menjelaskan bagaimana bagaimana bayi bergerak menuju payudaradan melekat sendiri, dan bagaimana membantu bayi jika dibutuhkan-  Menjelaskan bagaimana praktik pelayanan kesehatan berdampak pada

    dimulainya menyusui eksklusif-  Menjelaskan menyusu semau bayi dan pola menyusui yang optimal

    Pendahuluan 

      Praktik pelayanan kesehatan dapat berpengaruh besar terhadap menyusui.Praktik yang buruk mengganggu menyusui, dan berkontribusi terhadap penyebaranpemberian susu formula.Praktik yang baik mendukung menyusui, dan lebih memungkinkan para ibu akan sukses

    menyusui, dan akan meneruskannya untuk waktu yang lebih lama.

      Pada sesi ini kita akan berdiskusi tentang Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi, atau BFHI,yang mencakup praktik yang baik di fasilitas perawatan ibu untuk mendukung dimulai dandipertahankannya menyusui. Praktik yang baik di bagian lain dari pelayanan kesehatandapat membantu mempertahankan menyusui sampai 2 tahun atau lebih (lihat Sesi 27Mempertahankan Menyusui) 

      Kita juga akan melihat perkembangan saat ini, termasuk praktik persalinan dan kebutuhan-kebutuhan dari ibu yang HIV positif.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    2/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    73

      BFHI dimulai sebagai inisiatif WHO dan Unicef pada 1991. Sejak saat itu inisiatif ini sudahdiadopsi oleh banyak negara dan organisasi, dan di tahun 2006 Unicef dan WHO merevisi,memperbarui, dan memperluas bahan-bahan untuk itu, berdasarkan pengalaman danpengetahuan yang baru.

      Tujuan BFHI adalah untuk menyediakan lingkungan fasilitas kesehatan yang memberikanibu keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan melanjutkan menyusui. Ada duaperrsyaratan minimal bagi sebuah fasilitas perawatan ibu untuk menjadi ‘Sayang Bayi’.

      Pertama, fasilitas tersebut harus menerapkan semua ‘Sepuluh Langkah MenujuKeberhasilan Menyusui’. Ini adalah ringkasan dari anjuran ‘Melindungi, meningkatkan, danmendukung menyusui: fungsi khusus layanan perawatan ibu’-sebuah Pernyataan BersamaWHO/UNICEF yang diumumkan pada 1989. ‘Sepuluh Langkah berlanjut menjadi absah diseluruh dunia sebagai dasar dari BFHI.

      Kedua, fasilitas harus patuh pada Kode Pemasaran Internasional Pengganti ASIdan mengikuti relevansi Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (lebih dikenal sebagaiCode). Fasilitas harus tidak menyebarluaskan pengganti ASI yang murah dan

    gratis, atau mempromosikan produk yang berhubungan dengan formula bayi difasilitas (Lihat Sesi 31 ‘Promosi Komersial Pengganti ASI.’) 

      Pada 2007 sudah terdapat 20000 rumah sakit di 152 negara di dunia yangmenyandang status Sayang Bayi. Kita perlu mempertimbangkan cara-cara untukmempertahankan rumah sakit yang dulunya bertujuan seperti ini dan jugamenyebarluaskan BFHI ke fasilitas perawatan ibu lainnya. 

    Slide 8/1- Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui – Langkah 1-5Slide 8/2- Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui – Langkah 6- 10

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    3/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    74

    ‘Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui’

    Slide 8/3 Langkah 1.

      Langkah 1; Memiliki Kebijakan Tertulis yang dikomunikasikan secara rutinpada seluruh staff pelayanan kesehatan.

    Kebijakan adalah hal-hal yang diseyujui oleh pengelola fasilitas, Ini adalah bagian yang

    penting dari BFHI, dan hal ini memberitahukan apa yang harus dikerjakan:-  Untuk mnerapkan SEMUA Langkah dari ‘Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan

    Menyusui’-  Untuk patuh dengan Code-  Untuk mendukung ibu yang sudah memutuskan untuk tidak menyusui, terutama

    mereka yang HIV positif-  Mengevaluasi efektifitas dari Kebijakan

    Dokumen penuh kebijakan, termasuk panduan secara terperinci, harus sudah tersediadi seluruh areal klinik agar staff bisa merujuknya. Sebaiknya tidak berada di lemariatau di laci. Sebaiknya ditulis dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh staf dan ibu.

    Rangkuman kebijakan sebaiknya diletakkan di tempat terbuka di dinding pada daerahyang digunakan ibu-ibu dan wanita hamil.

    Seluruh staf baru sebaiknya berorientasi pada kebijakan tersebut ketika mereka mulaibekerja.

    Slide 8/4 Langkah 2.Langkah 2: Latih semua staf pelayanan kesehatan dengan keterampilan yangdibutuhkan untuk menerapkan kebijakan ini.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    4/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    75

     

    Sebuah kebijakan tidak dapat diterapkan kecuali seluruh staf dilatih untukmelaksanakannya di dalam kegiatan. 

    BFHI menyadari bahwa tenaga kesehatan memerlukan pengetahuan dan keterampilanyang berdasarkan bukti-bukti untuk mengawali, membentuk, dan melanjutkanmenyusui eksklusif, kapanpun mereka menerima perawatan ketika hamil, melahirkan,

    dan periode pascalahir. 

    Slide 8/5 Langkah 2: Pelatihan untuk BFHI

    Slide ini menunjukkan apa yang harus tercakup dalam pelatihan untuk BFHI. Pelatihansetidaknya dilakukan selama 20 jam, termasuk setidaknya 3 jam praktik klinik meskisebenarnya dibutuhkan lebih lama dari 3 jam untuk memastikan perkembanganketerampilan yang sesuai kebutuhan.Pelatihan harus mencakup:

    -  ‘Sepuluh Langkah’ dan penatalaksanaan menyusui secara rinci-  Bukti-bukti yang mendukung praktik ini-  Peranan fasilitas kesehatan dan staf nya dalam menjunjung Code

    -  Memberi makan bayi yang ibunya sudah memutuskan untuk TIDAK menyusui

    -  Pelatihan untuk staf yang baru masuk dalam masa perjanjian 6 bulan

    Slide 8/6 Langkah 3

    Langkah 3: Menginformasikan semua ibu hamil tentang keuntungan dantatalaksana menyusui

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    5/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    76

    Berbicara pada semua ibu hamil tentang rencana pemberian makan bayi mereka.Tunjukkan secara jelas bahwa anda mendukung menyusui, dan ingin membantumereka; jangan membuat mereka merasa dikritik atau disalahkan jika mereka tidakmenyusui.

    Berbicaralah terutama pada ibu-ibu muda yang hamil anak pertama. Merekalah yangtampaknya paling membutuhkan bantuan.

    Bicaralah pada ibu setidaknya dua kali jika memungkinkan, termasuk tentangpenatalaksanaan praktis menyusui setidaknya pada satu pertemuan. Kita tidak tahuberapa kali periksa hamil yang dilakukan ibu, jadi mulailah membicarakan tentangmenyusui pada pertemuan pertama. (lihat Sesi 27 ‘Mempertahankan menyusui’ dimana akan dijelaskan tentang Tujuh Kontak).

    Dorong ibu untuk meminta pada petugas kesehatan yang membantu melahirkan agardapat dilakukan IMD dengan bayinya.

    Informasi lanjutanPemeriksaan PayudaraTidak penting untuk memeriksa payudara ibu secara rutin, karena tidak berguna, dan dapat membuat ibu

     jadi khawatir ketika di awalnya dia sudah percaya diri. Namun bisa jadi ini adalah sebuah kebijakan difasilitas kesehatan kita. Jika ya, maka ini adalah kesempatan bagi kita untuk bisa membicarakan tentangmenyusui. Kita hampir selalu bisa untuk meyakinkan ibu bahwa payudaranya bagus untuk menyusui.

    Mempersiapkan secara fisik payudara untuk menyusuiHal ini tidak perlu. Namun cara tradisional yang mempersiapkan payudara, yang penting secara budaya,dapat memberikan ibu rasa percaya diri. Jika hal ini tidak berbahaya dan dapat membantu ibu secarapsikologis, tidak perlu menghalanginya. Namun jika bisa mempengaruhi menyusui, sebaiknya tidakdianjurkan.

    Penelitian sudah membuktikan bahwa jika ibu memiliki puting datar atau terbenam, melakukan kegiatan

    menrik puting, atau memakai nipple shells ketika hamil, tidaklah membantu. Kebanyakan puting membaikdiakhir masa kehamilan, dan di minggu pertama setelah melahirkan. Puting yang tampak menyulitkanketika hamil, mungkin tidak akan jadi masalah setelah bayi lahir. Waktu terpenting untuk membantu ibuadalah segera setelah persalinan. Jika ibu khawatir tentang putingnya yang terbenam, jelaskan bahwa halini akan membaik, dan kita bisa membantunya menyusui (lihat Sesi 15). Jelaskan bagaimana bayimenyusu dari payudara di belakang puting, dan bukan dari puting.

    Jika ibu punya masalah payudara yang kita tidak yakin, seperti operasi payudara sebelumnya, atauterbakar, cobalah untuk mencari masukan dari orang yang lebih berpengalaman. Sementara itu, mintalahibu untuk mencoba, dan jelaskan bahwa bayi seringkali bisa menyusu dari payudara yang pernahdioperasi, atau bahwa bayi bisa mendapat ASI dengan cukup hanya dari satu payudara jika perlu. (LihatSesi 14 ‘Kondisi Payudara’)

    Slide 8/7 Langkah 3 – Berbicara pada ibu hamil di dalam kelompok

    Ada beberapa hal yang bisa didiskusikan dengan ibu hamil di dalam kelompok secara bersama-sama, ketika kelas antenatal, atau sesi pendidikan kesehatan. Topik lain mungkin lebih baik jikadidiskusikan secara pribadi dengan ibu. Informasi yang berguna tergantung pada praktiksetempat dalam menyusui dan kesulitan yang biasa terjadi.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    6/25

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    7/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    78

    Slide 8/8 Langkah 3 - Bicara pada ibu secara pribadi

    Berikan kesempatan pada setiap ibu hamil untuk berbicara dengan anda secara pribadi.Pastikan bahwa ia telah mendengar semua butir yang didiskusikan bersama dalam kelompok.

      Tanyakan tentang pemberian makan bayi sebelumnya, jika ia punya anak sebelumnyaJika ibu menyusui dengan sukses, kemungkinan dia ingin melakukannya lagi.Jika ibu mengalami kesulitan, apa kemungkinan penyebabnya (contohnya saran yangburuk dari tenaga kesehatan, atau pengaruh dari tamannya atau keluarga)?Jika ibu memberikan susu formula atau memberi botol, jelaskan bagaimana ibuakanberhasil menyusui kali ini. Yakinkan ibu bahwa kita akan membantunya.

      Tanyakan apakah ibu memiliki pertanyaan atau kekhawatiranDorong ibu untuk menyampaikan kekhawatiran atau keragu-raguannya tentang menyusui,dan cobalah untuk menjawabnya.

      Periksa payudaranya jika ibu merasa khawatirIbu mungkin khawatir dengan ukuran payudaranya atau bentuk putingnya.

    Tidak perlu memeiksa payudara secara rutin jika ibu tidak merasakan adanyakekhawatiran.

      Bangun percaya dirinya dan jelaskan bahwa kita akan membantunyaKita hampir selalu bisa meyakinkan ibu bahwa payudaranya baik, dan bayinya akan dapatmenyusu. Sampaikan pada ibu bahwa kita atau petugas lain akan membantunya ketikadiperlukan sewaktu bayinya lahir.

      Pertimbangkan kemungkinan infeksi HIVJika infeksi HIV pada ibu merupakan masalah di daerah tersebut, mungkin ibu hamil perludikonseling agar melakukan tes, dan tentang kemungkinan mengenai pilihan pemberianmakan bayi, dan bagaimana memutuskan pilihan mana yang tepat untuk mereka (LihatSesi 29 ‘Gizi, Kesehatan, dan Kesuburan Ibu)

    Slide 8/9 Langkah 4 Penafsiran

    Langkah 4: Bantu ibu mengawali menyusu dalam setengah jam kelahiran

    Agar fokus pada pentingnya kontak kulit dan dan melihat kesiapan bayi, langkah ini sekarangdiinterpretasikan menjadi:

    Letakkan bayi kontak kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama setidaknyasatu jam dan anjurkan ibu untuk mengenali tanda-tanda ketika bayinya siapmenyusu, tawarkan bantuan jika diperlukan.

    Ibu ini menggendong bayinya dalam lima menit setelah persalinan. Keduanya telanjang,sehingga bisa terjadi kontak kulit. Ibu sebaiknya dapat membiarkan bayi menyusu ketika bayi

    sudah siap, biasanya di antara 10-60 menit. Beberapa bayi memerlukan waktu lebih lama dariini, sampai 120 menit.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    8/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    79

     

    Jika bayi tidak menyusu pada saat ini, kontak kulit tetap dilanjutkan. Ibu dan bayi bisa diselimutisecara bersama-sama.

      Kontak dini membantu ibu mengembangkan bonding dengan bayinya, yaitu membangunhubungan yang dekat dan penuh kasih sayang. Akan lebih mudah bagi ibu untuk mulaimenyusui dan memepertahankannya dengan lebih lama.

      Kontak kulit membantu bayi tetap hangat dan menjaga kadar gula darah tetap sehat. Hal inisangat penting terutama bagi bayi berat lahir rendah.

      Kontak kulit juga membantu kolonisasi bakteri ibu pada kulit, permukaan mukosa, dansaluran cerna bayi. Hal ini membantu melindungi bayi dalam melawan infeksi dari bakteriberbahaya.

      Bayi-bayi yang menyusu dalam satu jam pertamajuga akan lebih bisa bertahan selamabulan pertamakehidupan. Semakin lama penundaannya, semakin besar resikokematiannya.

    Informasi lanjutan

    Jika bayi kedinginan, tubuhnya akan membakar glukosa untuk membuat energi agar tetaphangat, dan hal ini bisa menurunkan kadar gula darah. Hal ini berbahaya, terutama pada BBLR.Kontak kulit akan menjaga bayi tetap hangat dan mencegah hal ini terjadi.

    Slide 8/10 Langkah 4 – Kontak kulit

    Ibu ini juga mulai menggendong bayinya dalam 5 menit setelah melahirkan.Bayi diletakkan menghadap dada dan perut ibunya, kepalanya berada di anatar payudara ibu.Dada ibu telanjang, bayi telanjang, dan banyak bagian tubuh bayi yang melakukan kontak kulitdengan ibu.

    Menyentuh payudara ibu dengan pipi bayi. Bayi tidak memakai apa-apa selain popok. Untukmenjaga ibu dan bayi tetap hangat, selimuti mereka dengan selimut hangat yang ringan dan

     jaga suhu ruang pada 25-28 derajat.

    Ibu sebaiknya menggendong bayi seperti ini sebanyak mungkin selama setidaknya satu jamsetelah melahirkan. Ibu tidak perlu berbaring rata saat ini. Mungkin ibu akan merasa lebihnyaman jika duduk atau bersandar ke belakang, menggendong bayi pada payudaranya, danbiarkan bayi merespon secara alamiah.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    9/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    80

     

    Jangan membungkus atau membedong bayi. Sebaiknya bayi tidak memakai apapun kecualipopok. Untuk membuat ibu dan bayi tetap hangat tutupi mereka berdua dengan selimut ringan

    yang hangat dan jagalah suhu ruang persalinan pada 25-28 Centigrade.

    Ibu sebaiknya mendekap bayi seperti ini sebanyak mungkin selama setidaknya satu jamsetelah persalinan. Ibu sebaiknya tidak berbaring rata pada saat ini. Ibu mungkin akan merasalebih nyaman jika berada dalam posisi duduk atau bersandar ke belakang, menggendong bayidi payudaranya, dan biarkan bayi merespon secara alami.-

    Slide 8/11 Langkah 4 Kesiapan menyusu

    Di bawah ini adalah dua gambar bayi yang sedang kontak kulit segera setelah persalinan. Iamenunjukkan perilaku alamiah dari bayi baru lahir dalam jam pertama, ketika ibunya tidak diberiobat-obatan ketika melahirkan.

    Gambar bayi diatas, dia sedang beristirahat, seperti yang banyak dilakukan bayi antara 10-60menit. Ibu hanya perlu membiarkan saja bayinya, sampai ia siap menyusu. Beberapa bayi perlu1 dan 2 jam.

    Bayi pada gambar dibawah, sudah jadi lebih siaga, dan membuka matanya untuk mulaimerespon aroma payudara ibunya.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    10/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    81

    Dia menunjukkan sebagian ataun seluruh tanda berikut:-  Menggelengkan kepalanya-  Membuka mata dan mencari puting (seperti yang dilakukan bayi ini)-  Membuka mulutnya dan menjulurkan lidah keluar (seperti pada gambar di bawah)-  Mengeluarkan air liur

    -  Menggapai puting dan areola dengan jarinya

    -  Memasukkan tangan ke dalam mulut

    Bantu ibu untuk mengenali tanda-tanda ini, dan tawarkan bantuan jika diperlukan, usahakan ibutidak diberi obat-obatan ketika melahirkan agar ibu dan bayi saling berespon alamiah satu samalainnya. Jika ibu diberi obat, mungkin respon bayi akan lebih lambat.

    Slide 8/12 Merangkak menuju payudara

    Bayi dalam slide 8/12, dia mengangkat kepala dan tubuhnya, lalu merangkak menuju payudarauntuk mencari puting. Dapat terlihat bahwa matanya terbuka, mulutnya terbuka danmenjulurkan lidah keluar, juga mengeluarkan air liur sambil bergerak menuju puting.

    Slide 8/13 Melekat sendiri

    Bayi dalam slide 8/13 ini melekat sendiri ke payudara dan mulai menyusuBanyak bayi yang melekat sendiri ke payudara dan menyusu tanpa kesulitan.Seperti disampaikan di Slide 8/11 bahwa bisa membutuhkan 10-60 menit bagi bayi untuk mulaimenyusu – pada beberapa kasus memerlukan 120 menit. Setiap bayi berbeda, dan pentingbagi ibu serta tenaga kesehatan untuk sabar.

    Apa yang sudah dilihat pada slide ini seharusnya adalah perawatan normal yang diberikanpada setiap ibu dengan bayi yang sehat. Di sini ditunjukkan seorang ibu yang tidak diberi obat,ibu dan bayinya saling merespon secara alamiah setelah kelahiran.

    Jika ibu dan bayi dipisahkan, pola perilaku bayi berubah. Bayi jadi kurang teratur, dan perluwaktu lebih lama untuk mulai menyusu. Ini akan membuat menyusui jadi terlihat gagal.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    11/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    82

    Slide 8/14 Langkah 4 – Setelah Operasi Caesar

    Slide ini menunjukkan seorang bayi yang lahir dengan operasi caesar menggunakan anatesi

    epidural.Dapat terlihat bahwa bayi berkontak kulit, dan menyusui bisa dimulai begitu bayi siap dan ibumerasa nyaman.

    Bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar dengan menggunakan anastesi umum dapatmemulai kontak kulit sesegera mungkin setelah ibunya sadar dan responsif.

    Setelah anastesi umum ataupun dengan epidural, ‘keluar’nya ASI akan membutuhkan waktusatu hari lebih lama. Untuk bayi sehat yang tidak prematur, penundaan ini bukanlah masalah,tapi ibu perlu bantuan ekstra untuk memastikan bahwa bayi mulai menyusu dan melekatdengan baik sesegera mungkin agar mendapat kolostrum, dan ASI akan sesegera mungkintersedia.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    12/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    83

    Slide 8/15 Langkah 4 – Menawarkan bantuan

    Sebagai bagian dari langkah 4, seorang petugas kesehatan sebaiknya ‘menawarkan bantuan jika diperlukan’. Membantu ibu pada saat ini adalah Kontak 3 menyusui (lihat Sesi 27‘Mempertahankan menyusui’)

    Petugas kesehatan dalam slide ini mencoba melekatkan bayi ke payudara ibunya untuknya,segera setelah persalinan. Ini BUKAN yang dimaksud dengan ‘menawarkan bantuan jikadiperlukan’. Petugas kesehatan ini mengambil alih dan mencoba melekatkan bayi. Kegiatan inisering menyebabkan bayi menolak proses menyusu pertamanya, dan sangat tidak dianjurkan.Sebaiknya bayi dibiarkan menyusu sendiri.

    ‘tawarkan bantuan jika diperlukan’, m aksudnya memberi ibu informasi, dan jika dibutuhkan,bantu untuk memastikan bahwa bayi telanjang, (selain popok); dan dalam posisi yangmemudahkan bayi untuk bergerak ke arah puting ketika ia siap menyusu. Posisi terbaik adalahsedikit di bawah atau di antara dada ibu yang telanjang, seperti yang ada di slide sebelumnya,

    dengan hidung yang sejajar puting.Jika dibutuhkan, kita bisa membantu ibu atau bayinya untuk menemukan posisi yang lebihnyaman, agar ibu bisa menopang bayinya supaya tidak jatuh, ketika si bayi mencari putingsendiri.

    Slide 8/16 Langkah 4 Satu jam pertama setelah persalinan

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    13/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    84

     Slide ini menunjukkan ibu yang baru saja melahirkan, dan ibu memiliki kerabat yang menemani,berdiri di sampingnya.

    Jangan tinggalkan ibu dan bayinya berdua saja pada satu jam pertama setelah persalinan.

    Anjurkan ibu untuk didampingi ketika melahirkan, dan pendamping ini dapat tinggal setidaknyasetelah proses menyusu pertama selesai. Pendamping ini juga dapat membantu dan bayi ibumenemukan posisi yang nyaman. Tenaga kesehatan sebaiknya memantau keadaan ibu danbayi, tapi tidak perlu selalu berada di situ setiap waktu.

    Ibu yang tidak mau menyusui sebaiknya juga dilakukan kontak kulit dengan bayinya yang barulahir, karena pentingnya keuntungan secara kejiwaan dan fisiologis dari kegiatan ini.Jika ibu dan bayi harus dipisah segera setelah persalinan, kontak kulit mungkin tertunda, tapisebiknya dilakukan sesegera mungkin begitu keadaan mengizinkan.Hal ini terutama pentinguntuk bayi yang berada di NICU.

    Terkadang ruang bersalin sangat sibuk dan tidak mungkin bagi ibu untuk tetap berada di sana.Pindahkan ibu dan bayi ke bangsal perawatan tanpa dipisahkan kontak kulitnya, dapat

    menggunakan kursi roda atau tempat tidur dorong.

    Informasi lanjutanMenunda awal kontak kulitAwal kontak kulit seringkali tertunda ketika prosedur tertentu dijalankan. Hal ini jarang sekali diperlukan.

    Prosedur yang perlu dilakukan sebelum kontak kulit adalah:•  Menilai pernafasan bayi, warna, pergerakan, dan suara

    •  Memberikan pertolongan jika ada masalah pada bayi•  Menegeringkan bayi

    Tali pusat bayi perlu dipotong dalam waktu 2-3 menit, setelah denyut berhenti. Jika tali pusat membuatbayi tidak mungkin diletakkan di dada ibu, kontak kulit bisa dimulai dari perut ibu, lalu bayi bisa bergerakmenuju daerah dada yang dekat dengan payudara setelah tali pusat dipotong.

    Kegiatan yang bisa ditunda sampai menyusu pertama selesai diantaranya:•  Menimbang dan mengukur panjang bayi•  Memandikan ibu dan bayi

    •  Memakaikan baju bayi•  Memeriksa bayi

    •  Memberikan tetes mata dan suntikan lain – misalnya Vitamin K

    Slide 8/17 Langkah 5Langkah 5: Tunjukkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan mempertahankannya,meskipun ibu dan bayi harus terpisah.

    Langkah ini memastikan bahwa keterampilan yang dibutuhkan untuk menyusui sudah diajarkanpada ibu sebelum ia meninggalkan fasilitas kesehatan.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    14/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    85

     

    Minta peserta untuk membaca butir-butir di dalam slide secara bergantian:

      Ajarkan setiap ibu untuk memposisikan dan melekatkan bayinya  Ajarkan ibu untuk memerah ASI dengan tangan

      Jika bayi berada di unit perawatan khusus:-  Tawarkan bantuan pada ibu untuk memulai laktasi dalam 6 jam setelah

    melahirkan, atau sesegera mungkin begitu kondisinya siap-  Ajarkan ibu untuk memerah ASI menggunakan tangan, dan memberikannya ke

    bayi dengan menggunakan selang atau cangkir.  Jika ibu sudah memutuskan untuk tidak menyusui, ajarkan ia untuk:

    -  Membuat formula dengan aman-  Memberikan formula pada bayi secara aman, dengan cangkir-  Merawat payudaranya

      Kita akan membahas secara lebih rinci tentang keterampilan ini di sesi yang lain.

    Slide 8/18 Langkah 5 Perlunya bantuan saat menyusui awal

    Ibu dalam slide 8/18 mengalami kesulitan membuat bayinya menyusu. Tidak ada yangmembantunya. Ini adalah masalah rutin di banyak fasilitas kesehatan dan dapat menyebabkanibu mengalami kesulitan serta akhirnya akan gagal. Petugas kesehatan seringkali merasa tidakpunya cukup waktu untuk menolong semua ibu. Pada beberapa fasilitas kesehatan, ibu

    dipulangkan dalam beberapa jam setelah melahirkan, sehingga kecil sekali kesulitannya untukmembantu mereka menyusui. Sebenarnya, alasan lain yang lebih penting adalah masih banyaktenaga kesehatan yang belum dilatih untuk memberikan bantuan, dan tidak memilikiketerampilan yang diperlukan.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    15/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    86

    Di gambar 2, seorang petugas kesehatan membantu ibu untuk menyusui.

    Baik sekali jika bidan atau orang lain yang terlatih dapat menyediakan waktu dengan semua ibuketika awal menyusui, untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Ini seharusnyadijadikan rutinitas sebelum ibu dipulangkan. Ada beberapa ibu yang hanya memerlukan sedikit

    pertolongan atau malahan tidak perlu sama sekali. Tapi mungkin ibu tidak tahu, apakah diaperlu bantuan atau tidak. Di fasilitas perawatan ibu, bantuan sebaiknya diberikan dalam 6 jamsetelah persalinan. Jika melahirkan di rumah, sebaiknya dalam 24 jam pertama. Bantuan yangdiberikan pada ibu pada saat ini adalah Kontak 4 menyusui (lihat Sesi 27 ‘Mempertahankanmenyusui)

    Slide 8/19 Langkah 5 Bagaimana cara membantu ibu di awal menyusui

    ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------BAGAIMANA CARA MEMBANTU IBU DI AWAL MENYUSUI

    Hindari ketergesaan dan keributan.   Bicaralah perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa, sekalipun hanya punya waktu

    beberapa menit.

    Tanyakan pada ibu perasaannya dan bagaimana kegiatan menyusui  berlangsung.  Biarkan ibu mengungkapkan perasaannya, sebelum memberinya informasi atau saran.

    Amatilah kegiatan menyusui.   Usahakan melihat ibu ketika sedang menyusui bayinya, dan diam-diam amatilah apa

    yang terjadi. Bila posisi dan pelekatan bayi benar, pujilah apa yang sudah dilakukan ibudan bayinya dengan benar. Tunjukkan hal-hal yang benar dari cara bayi menyusu. Iniakan meningkatkan percaya diri ibu dan membuatnya melanjutkan hal ini. 

    Bantulah mengatur posisi dan pelekatan bayi, bila perlu.  Bila ibu mengalami kesulitan dengan pelekatan, atau bayinya tidak melekat dengan

    baik, berilah bantuan yang tepat. Penting untuk meiliki boneka agar kita bisamenunjukkan pada ibu apa yang kita maksudkan, seperti di gambar ini.

    Berilah informasi yang relevan.   Pastikan ibu memahami apa itu menyusui semau bayi, tanda-tanda bayi siap menyusu

    (slide 25-27). Jelaskan bagaimana di hari-hari awal bayi mendapatkan kolostrum,hanya inilah yang dibutuhkan bayi; dan jelaskan bagaimana ASI-nya akan ‘keluar’dalam jumlah lebih banyak dalam 2-3 hari.

    Jawablah pertanyaan ibu.  Ibu mungkin mempunyai beberapa pertanyaan; atau selama berbicara dengannya, Kita

    mungkin melihat ibu mencemaskan sesuatu, atau tidak yakin mengenai sesuatu.

    Jelaskan dengan sederhana dan jelas apa yang perlu ia ketahui.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    16/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    87

     

    Slide 8/20 Langkah 5 Memerah dengan tangan

    Slide ini menunjukkan seorang petugas kesehatan yang sedang menunjukkan pada ibubagaimana cara memerah ASI dengan tangan. Dia memeragakan dengan memakai modelpayudara di daerah mana ibu sebaiknya meletakkan jarinya, dan menunjukkan padanyabagaimana menekan daerah sekeliling areola. 

    Semua ibu harus diajarkan tentang bagaimana caranya memerah ASI dengan menggunakantangan, dan mereka sebaiknya diberikan informasi tertulis serta diberitahu dimana dapatmemperoleh bantuan jika dibutuhkan. 

    Ibu perlu didukung dan dibantu untuk memerah ASI jika ia terpisah dari bayi karena bayinyaatau dirinya sakit, atau jika bayinya BBLR dan perlu perawatan khusus.  

    Dia sebaiknya mulai memerah dalam enam jam setelah persalinan dan diminta memerahsebanyak enam sampai delapan kali tiap dua puluh empat jam. Hal ini penting untuk menjagapasokan ASI dan memberikan ASI ke bayinya. (Lihat juga sesi 19 ‘Memerah ASI)  

    Ibu mungkin perlu bantuan untuk mempercayai bahwa ASI nya penting, dan denganmemberikannya akan sangat menolong bayi. Ibu juga mungkin perlu bantuan untuk membuatbayinya menyusu dari payudara sesegera mungkin begitu bayi bisa. 

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    17/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    88

    Slide 8/21 Langkah 6

    Langkah 6: Tidak memberikan bayi makanan atau minuman selain ASI, kecuali atasindikasi medis.

    Tujuan langkah ini adlah memastikan bahwa bayi disusui secara eksklusif atau diberikan ASIsejak lahir. Semua asupan yang diberikan pada bayi sebelum menyusui dimantapkan disebutasupan pra-menyusu (prelacteal feed) 

    Slide 8/22 Langkah – Bahaya asupan pra-menyusu

      Asupan pra-menyusu akan menggantikan kolostrum sebagai makanan pertama bayi.-  Bayi akan lebih mudah terkena infeksi seperti diare, septikemia, dan meningitis;-  Lebih mudah terjadi intoleransi pada bayi terhadap protein dari makanan

    buatan, dan alergi seperti eksim.

      Asupan pra-menyusu mengganggu kegiatan menyusu.

    -  Rasa lapar bayi terpuaskan sehingga lebih sedikit menyusu

    -  Jika bayi diberi makanan buatan dengan memakai botol dan dot, dia mungkinakan lebih sulit untuk menyusu.

    -  Bayi lebih jarang menyusu sehingga lebih jarang merangsang payudara-  Lebih sulit untuk memantapkan menyusui

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    18/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    89

      Jika bayi sudah mendapatkan beberapa kali asupan pra-menyusu, ibunya akan lebihmungkin mengalami kesulitan seperti bengkak. Menyusui akan lebih mungkindihentikan daripada bayi yang disusui eksklusif sejak lahir.

    Asupan pra-menyusu dan tambahan hanya diberikan jika terdapat alasan medis yangdisebutkan bisa diterima, atau ibu membuat keputusan yang sudah berdasarkan pemberianinformasi secara lengkap. (Lihat Annex 1: ‘Acceptable Medical Reasons for Use of Breast-milkSubstitues’)

    Informasi lanjutanPada beberapa ibu terdapat alasan medis yang jelas untuk memberi makanan lain pada bayi. Ibu yangmemilih memberikan bayi mereka formula ketika tidak ada alasan medis harus mendapat informsai yanglengkap mengenai dampak dari pilihannya, namun dukung pilihannya tersebut. Rumah sakit harusmenyediakan fasilitas dan peralatan yang memadai untuk memperagakan bagaimana caramempersiapkan formula bagi ibu yang tidak menyusui. Peragaan ini harus dilakukan secara individu, diluar pandangan ibu-ibu menyusui.

    Slide 8/23 – Langkah 7: Rawat gabung dan ranjang gabung

    Langkah 7: Penerapan rawat gabung – memungkinkan ibu dan bayi selalubersama – selama 24 jam sehari

    Bayi-bayi pada slide ini dirawat gabung dengan ibunya.Rawat gabung artinya bayi tinggal di ruang yang sama dengan ibunya, siang danmalam, segera setelah lahir.

    Bayi dalam gambar 1 berada di ranjang bayi di sebelah tempat tidur ibunya. Dia dekatdengan ibunya, ibu bisa menyentuhnya dengan mudah sambil berbaring di tampattidur. Di beberapa rumah sakit, ranjang bayi diletakkan di bagian kaki tempat tidur ibu,

    sehingga ibu tidak bisa menyentuh bayinya dengan mudah. Lebih baik jika ranjangbayi berada di samping tempat tidur ibu.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    19/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    90

    Di beberapa rumah sakit ranjang sespan digunakan, menempel di tempat tidur,memberikan ruang lebih banyak buat bayi, tapi sangat dekat dengan ibu.

    Bayi di gambar 2 berada di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini disebut ranjang

    gabung. Ranjang gabung memiliki keuntungan tambahan untuk menyusui, karenalebih mudah bagi ibu untuk istirahat dan menyusui. Bayi dapat menyusu ketika ibusedang tidur, tanpa mengganggu ibunya. Ranjang gabung juga mengatasipermasalahan kekurangan ruangan di bangsal untuk meletakkan ran jang bayi.

    Slide 8/24 Keuntungan rawat gabung

    Keuntungan dari rawat gabung adalah:

    -  Memungkinkan ibu merespon bayi dan menyusuinya kapanpun bayi lapar.

    Ini membantu bonding dan menyusui.-  Bayi lebih jarang menangis, jadi lebih sedikit keinginan untuk memberi botol-  Bayi menyusu lebih sering dan peningkatan beratnya lebih cepat di mingga

    pertama-  Ibu merasa lebih percaya diri menyusui.-  Menyusui berlangsung lebih lama setelah ibu meninggalkan rumah sakit.

    Selama waktu bersama-sama ini, ibu bisa mengetahui tanda bayi ingin menyusu.Tanda-tanda ini sering kali luput jika ibu dan bayi tidak bersama-sama, misalnyakarena bayi berada di ruang bayi.

    Keuntungan lainnya dari rawat gabung adalah tidak diperlukannya staff tambahanuntuk memantau ruang bayi.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    20/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    91

    Slide 8/25 – Langkah 8 Menyusui semau bayi

    Langkah 8: Anjurkan menyusui semau bayi.

    Menyusui semau bayi artinya adalah ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya kapanpunbayi mau. Ibu tidak perlu menunggu sampai waktu tertentu, atau mengikuti jam, untukmenentukan kapan menyusui berikutnya.

    Bayi-bayi berbeda dalam jumlah menyusunya, antara 6-15 kali sehari. Jarak antarwaktu menyusu juga bervariasi antara kurang dari satu jam sampai beberapa jam.

    Biarkan bayi menyusu selama ia mau, asalkan ia melekat dengan baik. Tidak perluada pembatasan untuk lamanya satu kali penyusuan. Jika bayi melekat dengan baikpada payudara, ibunya tidak akan mengalami nyeri puting.

    Bayi menyusu dengan waktu yang berbeda-beda. Sebagian bayi memperoleh semuaASI yang mereka inginkan dalam beberapa menit; bayi lain mungkin perlu setengah

     jam untuk mendapatkan jumlah ASI yang sama, terutama dalam minggu pertama ataukedua. Semuanya normal. Ibu sebaiknya tidak dianjurkan oleh petugas kesehatan

    untuk menyusui dalam jangka waktu tertentu, atau membatasi bayi menyusu hanya 5-10 menit dari tiap payudara.

    Biasanya jika bayi sudah mendapatkan semua yang ia inginkan, ia akan lepas sendiridari payudara. Ibu sebaiknya membiarkan bayi melanjutkan sampai bayi melepassendiri dari payudara, dan tidak melepaskannya sebelum bayi selesai.

    Bayi mungkin tidak akan mendapat ASI akhir yang kaya lemak di akhir menyusu. Jadidia akan merasa kurang puas dan lapar lagi lebih cepat.

    Biarkan bayi selesai menyusu pada payudara pertama, agar memperoleh ASI akhiryang kaya-lemak. Kemudian berikanlah payudara kedua, yang mungkin ia inginkan

    atau mungkin juga tidak.

    Tidak perlu menyusui dari kedua payudara tiap kali menyusui. Bila bayi takmenginginkan payudara yang kedua, ibu dapat menyusui payudara tersebut lebih dulupada saat menyusui yang berikutnya, sehingga kedua payudara mendapatrangsangan yang sama.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    21/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    92

     Beberapa orang lebih memilih istilah ‘menyusui tanpa pembatasan’ atau ‘menyusuiyang diatur bayi’ untuk ‘menyusui semau bayi’, karena istilah tersebut dapat lebihmenjelaskan secara akurat tentang cara menyusui yang responsif ini.

    Slide 8/26 Tanda-tanda bayi siap menyusu

      Tanda-tanda awal kesiapan menyusu adalah:-  Membuka mulutnya dan memutar kepalanya untuk mencari payudara (seperti

    pada gambar di atas). Ini disebut rooting atau mencari.-  Bangun dan tidak bisa diam-  Mengeluarkan suara-suara kecil-  Membuat gerakan mendekatkan tangan ke mulut dan gerakan menghisap-  Menghisap jarinya, (seperti pada gambar di bawah)

    Slide 8/27 Keuntungan menyusui semau bayi

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    22/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    93

    Menyusui semau bayi memberi keuntungan sebagai berikut:

    -  ASI ‘keluar’ lebih cepat;-  Berat badan bayi naik lebih cepat;

    -  Kesulitan lebih sedikit seperti payudara bengkak;

    -  Kegiatan menyusui lebih mudah dimantapkan.

    Pola menyusu yang optimal adalah tidak dijadwal:-  Menyusui bayi sesring dia mau, sesuai keinginan-  Merespon tanda-tanda bayi siap menyusu, atau menyusui diatur bayi-  Biarkan bayi menyusu pada satu payudar selama dia mau dan biarkan

    ia melepas sendiri – tidak melepasnya sebelum ia selesai-  Tawarkan payudara kedua jika ia mau, tapi biarkan bayi memutuskan

    sendiri apakah ia mau satu atau dua payudara pada sekali penyusuan

    Slide 8/28 – Langkah 9Langkah 9 : Tidak memberikan dot atau empeng pada bayi yang menyusu

    Slide ini menunjukkan bayi yang sedang diberi minum dari sebuah cangkirLangkah ini memastikan bahwa bayi yang disusui tidak diberikan botol dan dot,serta empeng. Bayi yang menghisap dari botol mungkin akan mengalamikesulitan menyusu dari payudara, dan jumlah ASI akan berkurang. Bayi yangmenghisap empeng juga akan berhenti menyusu lebih cepat.Jika menyusui tidak memungkinkan untuk sementara waktu, maka bayi bisadiberikan ASI perah atau tambahan lain dengan menggunakan cangkir.Setiap ibu yang ingin menggunakanbotol atau empeng harus diinformasikanbahayanya terhadap menyusu pasokan ASI-nya.

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    23/25

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    24/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    Sentra Laktasi Indonesia (SELASI)www.selasi.net

    95

    Sebelum ibu meninggalkan fasilitas kesehatan setelah melahirkan bayinya, penting untukmemastikan bahwa ia mendapat dukungan berkelanjutan, dan mendiskusikannya dengan ibutentang bagaimana cara memperoleh bantuan jika dibutuhkan.

    Slide ini meringkas hal-hal yang harus dilakukan staf rumah sakit sebagai bagian dari proses

    kepulangan. Mereka sebaiknya:-  Mencaritahu dukungan apa yang sudah ada di rumah, dari keluarga atau teman, dan jika

    memungkinkan bicara pada mereka tentang kebutuhan ibu.-  Pastikan ibu akan mendapatkan kontak pascabersalin dalam minggu pertama, dan yang

    lainnya dalam bulan pertama, dan pemeriksaan rutin pasabersalin 6 minggu. Ibusebaiknya mendapatkan konseling menyusui dalam kontak-kontak tersebut.

    -  Pastikan bahwa ibu tahu bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan yang bisamenolong tentang menyusui jika ia mendapat kesulitan di lain waktu.

    -  Rujuk ibu kepada kelompok pendukung di lingkungannya, jika tidak ada yang bisadidatangi untuk memberi pertolongan.

    Komponen BFHI pilihan

    Sejak 2006 dua komponen pilihan BFHI sudah ditambahkan, yang bisa dimasukkan untukpenilaian jika otoritas BFHI nasional menginginkan. Komponen tersebut adalah:-  HIV dan Pemberian makan bayi -  Pelayanan sayang ibu 

    Slide 8/31 – HIV dan Pemberian makan bayi

    Sangat disarankan bahwa komponen pilihan HIV menjadi bagian dari BFHI, terutama padatempat di mana HIV merupakan masalah kesehatan di masyarakat.Ibu dengan HIV positif membutuhkan semua dukungan dari ‘Sepuluh Langkah’, yang diadaptasi

     jika perlu dan sesuai kebutuhan.Sebagai tambahan komponen pilihan HIV menyaratkan bahwa tenaga kesehatan:

    -  Diberikan pelatihan tambahan yang komprehensif dalam HIV dan pemberian makanan

    bayi-  Menyediakan rujukan atau tes status HIV di masa kehamilan dan konseling khusus

    tentang HIV-  Menyediakan konseling tentang pilhan pemberian makan pada bayi untuk ibu HIV

  • 8/17/2019 Peserta Sesi 8

    25/25

    Sesi 8 Praktik Pelayanan Kesehatan

    S t L kt i I d i (SELASI)

    96

    Jika ini adalah kebijakan nasional, maka rumah sakit harus menyediakan fasilitas untukperagaan menyiapkan susu formula bagi ibu yang memilih untuk tidak menyusui. Peragaandiberikan secara pribadi pada ibu, tidak di dalam kelompok, dan tidak terlihat oleh ibu-ibu yangmenyusui.

    Slide 8/32 – Perawatan sayang ibu

    Komponen pilihan perawatan sayang ibu di BFHI bertujuan untuk meningkatkan praktikpersalinan yang sudah terbukti meningkatkan pengalaman melahirkan dan berpengaruhterhadap dimulainya menyusui.Untuk mencapai hal ini dibutuhkan:

    -  Ibu dianjurkan untuk didampingi oleh orang yang dia pilih ketika melahirkan,pendamping ini akan tetap ada ketika proses melahirkan dan periode pascabersalinawal.

    -  Ibu dibolehkan minum dan makan makanan ringan ketika akan melahirkan-  Ibu dianjurkan untuk berjalan dan bergerak ketika akan bersalin, dan memilih posisi

    melahirkan yang diinginkan, sebaiknya duduk tegak. Tidur telantang sebaiknyadihindari.

    -  Ibu dianjurkan untuk menggunakan metode penghilang sakit tanpa obat kecuali

    analgesik atau anastesi memang dibutuhkan karena ada komplikasi atau ibu telahmemilih obat tertentu.

      Prosedur invsif berikut digunakan hanya ketika dibutuhkan, misalnya terdapat komplikasi,dan tidak digunakan rutin: robeknya selaput; episiotomi; induksi persalinan; operasicaesar atau penggunaan alat; infusi intravena; pemantauan janin secara elektronik.

    Ringkasan

      Sebuah fasilitas kesehatan yang menerapkan ‘Sepuluh Langkah Menuju KeberhasilanMenyusui’ dan menerima status Sayang Bayi akan menyediakan lingkungan pelayanankesehatan terbaik bagi ibu dan bayi untuk memulai dan mempertahankan menyusui.

      Jika fasilitas kesehatan anda belum menerapkan keseluruh ‘Sepuluh Langkah’, cara yang

    berguna untuk memulainya adalah dengan mengisi ‘Hospital Self Appraisal Form’ (Annex2).