PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN...

51
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISUMATERA UTARA TAHUN 2014 i PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam TAP MPR No. IX Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015. Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas penggunaan anggaran selama tahun 2015. Laporan kinerja tahun 2015 ini telah membandingkan antara realisasi kinerja tahun 2015 dengan Perjanjian Kinerja tahun 2015 serta capaian kinerja tahun ini dengan lima tahun terakhir tahun 2019 dan melakukan analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Hasil pengukuran capaian kinerja outcome tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan secara mandiri (self assessment), adalah sebagai berikut: Sasaran Program 1: Dari IKU 1, capaian 158,15%. Sasaran Program 2: Dari IKU 1, capaian 23,52%. Sasaran Program 3: Dari IKU 1, capaian 0,00%. Sasaran Program 4: Dari IKU 1, capaian 106,86%. Sedangkan hasil pengukuran capaian kinerja output tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut: Sasaran Kegiatan 1: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 2: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 3: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 4: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 5: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 5: Dari IKK 2, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 5: Dari IKK 3, capaian 100,00%. Capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2015 ini tidak terlepas dari dukungan seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, baik bidang teknis maupun non teknis serta adanya dukungan dari stakeholders/mitra kerja.

Transcript of PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN...

  • LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSISUMATERA UTARA TAHUN 2014

    i

    PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA

    KATA PENGANTAR

    Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam TAP MPR No. IX Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015.

    Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas penggunaan anggaran selama tahun 2015. Laporan kinerja tahun 2015 ini telah membandingkan antara realisasi kinerja tahun 2015 dengan Perjanjian Kinerja tahun 2015 serta capaian kinerja tahun ini dengan lima tahun terakhir tahun 2019 dan melakukan analisis efisiensi penggunaan sumber daya.

    Hasil pengukuran capaian kinerja outcome tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan secara mandiri (self assessment), adalah sebagai berikut: Sasaran Program 1: Dari IKU 1, capaian 158,15%. Sasaran Program 2: Dari IKU 1, capaian 23,52%. Sasaran Program 3: Dari IKU 1, capaian 0,00%. Sasaran Program 4: Dari IKU 1, capaian 106,86%. Sedangkan hasil pengukuran capaian kinerja output tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut: Sasaran Kegiatan 1: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 2: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 3: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 4: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 5: Dari IKK 1, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 5: Dari IKK 2, capaian 100,00%. Sasaran Kegiatan 5: Dari IKK 3, capaian 100,00%.

    Capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2015 ini tidak terlepas dari dukungan seluruh pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, baik bidang teknis maupun non teknis serta adanya dukungan dari stakeholders/mitra kerja.

  • LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2012 ii

    Akhir kata, melalui laporan ini diharapkan pencapaian kinerja pada masa mendatang dapat lebih ditingkatkan, baik perbaikan pelaksanaan tugas maupun melalui penyempurnaan perencanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

    Medan, 8 Januari 2016 Kepala Perwakilan,

    Mulyana NIP 19621122 198302 1 001

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    1

    I. PENDAHULUAN

    adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI

    Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP merupakan aparat pengawas intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas utama menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi di daerah, BPKP membentuk Kantor Perwakilan BPKP disetiap Provinsi.

    Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal BPKP yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pembentukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara masih mendasarkan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Nomor Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas-tugas BPKP menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional di wilayah kerja daerah Sumatera Utara.

    Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan, sasaran, program serta rencana kerja yang terukur dan selaras dengan organisasi BPKP serta dilaksanakan setiap tahun. Selanjutnya, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas penggunaan anggaran selama tahun 2015. Tujuan pelaporan kinerja adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kinerja.

    B

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    2

    A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

    Tugas dan fungsi BPKP mengalami beberapa kali perubahan sejak terbentuk tahun 1983, terakhir diatur dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan dan Keuangan. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

    negara/ daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

    2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;

    3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah;

    4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan pemerintah yang strategis;

    5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigasi terhadap kasus kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;

    6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

    7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat; 8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem

    pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan;

    9. Pembinaan kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor;

    10. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    3

    11. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

    12. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan 13. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,

    ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

    Selain itu BPKP berperan sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden seperti dinyatakan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008. Peran BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara melalui fungsi : 1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan tertentu

    yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral; kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN);

    2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah; 3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

    Keuangan kepada Presiden; 4. Pengawasan ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil

    pengawasan BPKP dan APIP lainnya).

    Sedangkan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/ daerah, meliputi: 1. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; 2. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada

    Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar; 3. Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; 4. Audit dan evaluasi terhadap pemanfaatan aset negara/ daerah; 5. Audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang kemaritiman,

    ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan; 6. Audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/ daerah; 7. Evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem pengendalian

    kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan menangkal korupsi; 8. Audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan

    negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang efektif; 9. Audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan pemberian

    keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

    Secara khusus kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    4

    B. Aspek Strategis Organisasi Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan untuk mendukung keberhasilan pembangunan sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2015 – 2019. Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat pengawasan intern adalah hasil pengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaiki pengelolaan risiko dan menguatkan system pengendalian intern. Dengan demikian, pembangunan tata kelola pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari pengawasan intern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

    1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya, mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan efektif. Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci, sebagai berikut : a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang

    mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (KLPK) dan mampu bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional;

    b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan sinergis bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019;

    c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer);

    d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

    2. Strategi Pengawasan BPKP Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi operasional.Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi pimpinan

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    5

    BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional.Strategi operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP. Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui program-program induktif, sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 berikut :

    Gambar 1.1.

    Strategi Pengawasan BPKP

    C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

    Kegiatan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan pengawasan akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan juga termasuk di dalamnya.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    6

    Konsisten dengan nomenklatur perencanaan dan penganggaran, terdapat 1 kegiatan pengawasan (program 06) dan 3 kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (program 01) di lingkungan BPKP, yaitu: 1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

    Penyelenggaraan SPIP; 2. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan serta Pembayaran

    Gaji/Tunjangan-BPKP; 3. Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP; 4. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP.

    Sedangkan layanan produk organisasi yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan dan mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut:

    1. Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan 2. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara 3. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi 4. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah 5. Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi 6. Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan 7. Rekomendasi Keinvestigasian 8. Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L 9. Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemda 10. Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi 11. Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Korporasi 12. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Nasional 13. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP K/L 14. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemda 15. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L 16. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

    D. Struktur Organisasi Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No.KEP- 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A), Mulyana) berdasarkan SK Kepala BPKP Nomor Kep-/K/SU/2014 tanggal ....... Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh:

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    7

    • Kepala Bagian Tata Usaha, yang membawahi; • Kepala Subbagian Keuangan; • Kepala Subbagian Kepegawaian; • Kepala Subbagian Program dan Pelaporan; • Kepala Subbagian Umum;

    • Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat; • Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah; • Kepala Bidang Akuntan Negara; • Kepala Bidang Investigasi; • Kelompok Pejabat Fungsional.

    Gambar 1.2.

    Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

    Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Sebagian besar memiliki kompetensi sebagai auditor. Posisi pegawai per 31 Desember 2015 berjumlah 175 orang, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    8

    Tabel 1.1. Komposisi SDM Menurut Jabatan

    Jabatan Jumlah (orang)

    Persentase (%)

    Pejabat Struktural 10 5,71 Pejabat Fungsional Auditor 129 73,71 Calon Pejabat Fungsional Auditor 2 1,14 Fungsional Arsiparis 5 2,86 Fungsional Pranata Komputer 1 0,57 Fungsional Umum 28 16,00

    Jumlah 175 100,00

    Tabel 1.2.

    Komposisi SDM Menurut Jabatan dan Gender (Jenis Kelamin)

    Jabatan Jumlah (orang)

    Gender Pria %-tase Wanita %-tase

    Pejabat Struktural 10 9 90,00 1 10,00 Pejabat Fungsional Auditor 129 88 68,22 41 31,78 Calon Pejabat Fungsional Auditor 2 1 50,00 1 50,00 Fungsional Arsiparis 5 3 60,00 2 40,00 Fungsional Pranata Komputer 1 1 100,00 0 0,00 Fungsional Umum 28 20 71,43 8 28,57

    Jumlah 175 122 69,71 53 30,29

    Tabel 1.3.

    Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan

    Pendidikan Jumlah (orang) %-tase

    Sarjana S2/Magister 10 5,71 Sarjana S1/DIV 96 54,86 Sarjana Muda/Diploma DIII 42 24,00 SMA/SMK 26 14,86 SD 1 0,57

    Jumlah 175 100,00

    Tabel 1.4. Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai

    Usia Jumlah (orang) %-tase

    > 58 8 4,57 51 s.d 58 61 34,86 41 s.d 50 58 33,14 31 s.d 40 9 5,14

    < 30 39 22,29 Jumlah 175 100,00

    Tabel 1.5. Komposisi SDM Golongan

    Golongan Jumlah (orang) %-tase

    IV 42 24,00 III 114 65,14 II 19 10,86

    Jumlah 175 100,00

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    9

    Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 2015 disajikan dalam bentuk grafik, tampak sebagai berikut :

    Grafik 1.1.

    Komposisi SDM Berdasarkan Jabatan dan Gender

    Grafik 1.2. Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan

    Grafik 1.3.

    Komposisi SDM Berdasarkan Usia Pegawai

    Grafik 1.4. Komposisi SDM Golongan

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    10

    E. Sistematika Penyajian

    Pada dasarnya Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

    Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015. Capaian kinerja (performance results) tahun 2015 diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) Tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Perjanjian Kinerja (Tapkin) sendiri merupakan penjabaran Renstra Tahun 2015-2019. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2015 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.

    Sistematika penyajian Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

    Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, serta struktur organisasi.

    Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang rencana strategis dan perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015.

    Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, dan menguraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

    Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.

    Alur pikir penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.2 berikut ini.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    11

    Gambar 1.3. Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

    Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

    Referensi Bab

    PENDAHULUAN Bab I

    Bab IV PENUTUP

    RencanaStrategis 2015-2019

    Perjanjian Kinerja 2015 BabII

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    12

    II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    ndang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menyebutkan, bahwa setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk periode

    lima tahun. Menindaklanjuti UU tersebut, BPKP telah menyusun Renstra Tahun 2015–2019 yang merupakan perencanaan jangka menengah BPKP yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan pengawasan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPKP periode lima tahun sesuai Peraturan Kepala BPKP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2015-2019.

    Penyusunan Renstra BPKP telah mendasarkan pelaksanaan program yang tertuang dalam Paturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Penugasan RPJMN 2015-2019 terhadap BPKP tercakup pada Program Pembangunan Bidang Hukum dan Aparatur, fokus prioritas ke-4 yaitu, Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang dilaksanakan dengan kegiatan prioritas Pengendalian Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Kkeuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

    A. Rencana Strategis 2015-2019 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari organisasi BPKP telah menyusun Renstra yang sinkron dan mengacu Renstra BPKP Tahun 2015-2019 sebagaimana Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Nomor KEP-537/PW02/1/2015 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019. Penyusunan Renstra dimaksudkan untuk mendukung pencapaian program pembangunan bidang hukum dan aparatur di daerah Sumatera Utara dengan fokus prioritas peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

    U

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    13

    Dengan tersusunnya Renstra 2015-2019, berarti Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan perencanaan pengawasan periode 2015-2019 yang berisi visi yaitu keadaan umum yang diinginkan pada akhir tahun 2019 atau setelahnya, misi atau rumusan umum tentang upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, strategi atau program-program indikatif untuk mencapai visi dan misi.

    Perencanaan Strategis berisi visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara pencapaian tujuan melalui pelaksanaan program, secara ringkas diuraikan sebagai berikut:

    1. Pernyataan Visi Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019 yang disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan, yaitu:

    Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional. Komitmen yang terkandung dalam pernyataaan visi tersebut adalah:

    a. Auditor Internal Pemerintah RI Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias, dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi. Terdapat dua hal penting dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit intern dan auditor pemerintah RI.

    1) Audit Intern Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua sifat aktivitas yaitu sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Untuk program atau kebijakan pembangunan nasional, pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.

    “Auditor Internal Pemerintah R I Berkelas D unia untuk M eningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan K euangan dan

    Pembangunan N asional”

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    14

    2) Auditor Pemerintah RI Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi akuntabilitas. BPKP mengemban amanah dan tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi ataupun sintom-sintom kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara.

    b. Auditor Berkelas Dunia Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal berkelas dunia, yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk. 1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia

    Sumber daya manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi persyaratan minimal.

    2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. Disamping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang pengawasan.

    3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko, aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan.

    c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran strategis.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    15

    2. Pernyataan Misi Misi BPKP merupakan pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan misi BPKP adalah:

    Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

    Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP. Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui jasa assurance, jasa consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan,

    1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif;

    2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; dan

    3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

    MISI PERTAMA

    “Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola

    Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif”

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    16

    kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional. BPKP harus berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015 − 2019.

    Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi.

    Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK. Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.

    MISI KETIGA

    “Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif”

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    17

    Misi ini juga terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

    Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.

    3. Tujuan Dalam menyelenggarakan misinya, BPKP menetapkan tiga tujuan utama, yaitu kondisi yang ingin dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu, yaitu satu sampai dengan lima tahun kedepan dalam tahun 2015-2019, serta menggambarkan arah strategik organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu:

    1. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif;

    2. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; dan,

    3. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

    MISI KETIGA

    “Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten”

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    18

    4. Sasaran Strategis Sasaran strategis dalam rumusan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019 merupakan indikator pencapaian tujuan strategis. Sasaran strategis merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dari tujuan dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah ditetapkan. Untuk menjabarkan tujuan agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, sasaran strategis yang disusun BPKP untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

    Nasional. 2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga,

    Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional. 3) Meningkatkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga

    dan Pemerintah Daerah serta Korporasi.

    5. Sasaran Program Sasaran program merupakan ukuran kinerja utama pencapaian dan mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program dan kegiatan yang ditetapkan. Sasaran yang akan dicapai dari program-program tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara. 2) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L/Pemda dan SPI pada Korporasi 3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah. 4) Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan.

    6. Indikator Kinerja Utama Indikator kinerja utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. IKU BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

    IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output). IKU Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    19

    Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama

    No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Outcome/Output A Perbaikan pengelolaan Keuangan Negara Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen

    Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

    1 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan

    1 Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan

    B Meningkatnya Kuaitas Penerapan SPIP K/L/Pemda/Korporasi serta Upaya Pencegahan Korupsi

    Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara memadai

    1 Tersedianya informasi Penyelenggaraan SPIP

    1 Jumlah Rekomendasi Hasil Pembinaan SPIP

    C Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

    Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)

    1 Tersediannya Informasi Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

    1 Jumlah Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

    D Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

    Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan

    1 Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan

    1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

    2 Termanfaatkannya Aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan kesemaan

    1 Tersedianya alat pengolahan data BPKP 2 Tersedianya alat rumah tangga BPKP 3 Terlaksananya Rehabilitasi Rumah

    Negara dan Gedung Kantor

    7. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas. Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

    Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas dan Renstra BPKP 2015-2019, program yang telah ditetapkan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2015 terdiri atas dua program, yaitu:

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    20

    Program Teknis Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Program 06), dengan anggaran sebesar Rp5.365.227.000,00.

    Program Generik Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP (Program 01), dengan anggaran sebesar Rp32.716.259.000,00.

    Total anggaran Tahun 2015 untuk kedua program tersebut adalah sebesar Rp38.081.486.000,00. Baik program teknis pengawasan (Program 06) maupun program dukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan oleh unit kerja atau satuan kerja di lingkungan BPKP.

    Untuk menjaga konsistensi nomenklatur perencanaan dan penganggaran, kegiatan pengawasan BPKP disesuaikan dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II/satker yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari masing-masing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools) pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman, pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain. Selain itu, terdapat pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi, penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan, penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak langsung kegiatan teknis pengawasan. Penyediaan sarana dan prasarana pengawasan juga termasuk di dalamnya. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Program dan Kegiatan

    No Program Kegiatan 1 Program Pengawasan intern Akuntabilitas

    Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

    1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

    2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

    1. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan dan Pembayaran Gaji/Tunjangan-BPKP

    2. Fasilitas Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

    3. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    21

    B. Perjanjian Kinerja 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, telah ditandatangani Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2015 yang merupakan bentuk perjanjian dari Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara kepada Kepala BPKP pada tanggal 29 Januari 2015. Perkin merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perkin Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2015 disajikan pada Tabel 2.3 di bawah ini.

    Tabel 2.3.

    Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015

    No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Outcome/Output Target

    Satuan Jumlah A Perbaikan pengelolaan Keuangan

    Negara Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

    % 40

    1 Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan

    1 Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan

    Rekomendasi 164

    B Meningkatnya Kuaitas Penerapan SPI K/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

    Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara memadai

    % 50

    1 Tersedianya informasi Penyelenggaraan SPIP

    1 Jumlah Rekomendasi Hasil Pembinaan SPIP

    Rekomendasi 2

    C Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/P

    Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)

    % 5

    1 Tersedianya Informasi Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/Pemda

    1 Jumlah Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

    Rekomendasi 2

    D Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

    Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan

    Skala Likert 1 -10

    7

    1 Tersedianya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan

    1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

    Laporan 60

    2 Termanfaatkannya Aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan kesesmaan

    1

    Tersedianya alat pengolahan data BPKP

    Unit 29

    2 Tersedianya alat rumah tangga BPKP

    Unit 59

    3 Terlaksananya Rehabilitasi Rumah Negara dan Gedung Kantor Perwakilan BPKP

    M2 300

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    22

    III. AKUNTABILITAS KINERJA kuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai

    misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja diwajibkan menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.

    A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran capaian kinerja organisasi tahun 2015 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja program (outcome) dan capaian kinerja kegiatan (output) dibandingkan target yang diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja 2015. BPKP telah merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur berdasarkan kinerja sasaran program pendukungnya. Capaian sasaran program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program. Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis mendalam dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai kinerja IKU. Hasil pengukuran kinerja outcome dan output tahun 2015 terhadap capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut.

    Tabel 3.1.

    Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program (Outcome)

    Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target 2015

    Realisasi Capaian (%)

    SP1 Perbaikan pengelolaan Keuangan Negara

    Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

    % 40 63,26 158,15

    SP2 Meningkatnya Kuaitas Penerapan SPIK/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

    Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada Pemda dan Efektivitas SPI Korporasi secara memadai

    % 50 11,76 23,52

    SP3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/P

    Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)

    % 5 0,00 0,00

    SP4 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan

    Persepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan

    Skala Likert 1 -10

    7 7,48 106.86

    A

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    23

    Tabel 3.2. Capaian Kinerja Kegiatan (Output)

    Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target

    2015 Realisasi Capaian

    (%) SP 1. Perbaikan pengelolaan Pengelolaan Keuangan Negara SK1. Tersedianya Informasi Hasil

    Pengawasan Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan

    Rekom 164 164 100,00

    SP 2. Meningkatnya Kuaitas Penerapan SPIK/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

    SK1. Tersedianya informasi Penyelenggaraan SPIP

    Jumlah Rekomendasi Hasil Pembinaan SPIP

    Rekom 2 2 100,00

    SP 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah K/L/P SK1. Tersediannya Informasi

    Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

    Jumlah Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

    Rekom 2 2 100,00

    SP 4. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan SK1. Tersedianya Dukungan

    Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dalam Mencapai Kepuasan Layanan

    Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

    Laporan 60 60 100,00

    SK2. Termanfaatkannya Aset secara optimal

    Tersedianya alat pengolahan data BPKP

    Unit 29 29 100,00

    Tersedianya alat rumah tangga BPKP

    Unit 59 59 100,00

    Terlaksananya Rehabilitasi Rumah Negara dan Gedung Kantor

    M2 300 300 100,00

    Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis berserta realisasi anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    24

    B. Analisis Capaian Kinerja

    Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian sasaran program. Dalam menyimpulkan keberhasilan atau ketidakberhasilan pencapaian tujuan strategis dilakukan dengan mengukur sasaran strategis dan sasaran program yang menjadi indikator dan terkait langsung dengan pencapaian tujuan strategis. Dari empat sasaran program, seluruhnya menjadi indikator kinerja tiga tujuan strategis. Analisis capaian kinerja sasaran program dilakukan terhadap indikator kinerja outcome. Analisis juga dilakukan terhadap indikator kinerja yang tidak secara langsung mendukung capaian kinerja, namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran program. Analisis efisiensi penggunaan input berupa sumber daya keuangan dan manusia dilakukan terhadap tiap indikator kinerja dengan cara membandingkan capaian outcome dengan capaian penggunaan sumber daya. Efisiensi sumber daya terjadi manakala capaian outcome lebih tinggi dari pada capaian penggunaan sumber daya. Efisiensi penggunaan sumber daya manusia terjadi manakala capaian indikator kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan capaian SDM (OH). Analisis efisiensi dilakukan terpisah antara sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.

    Analisis terhadap empat sasaran program yang ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai alat untuk mewujudkan tujuan strategis pada akhir masa enstra, disajikan sebagai berikut:

    Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan masyarakat dan stakeholders lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan.

    Sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara” terkait dengan tujuan pertama BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu “Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif”. Sasaran program ini merupakan perwujudan peran pengawasan intern oleh BPKP dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional di samping consultancy sebagai pengungkit bagi peningkatan tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian intern. BPKP bertekad untuk berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019.

    Sasaran Program 1: Perbaikan pengelolaan program Keuangan Negara

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    25

    Sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara” dilengkapi satu indikator kinerja program yaitu “Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan keuangan negara” yang diukur dengan menghitung persentase perbaikan yang telah terjadi dari hasil pengawasan BPKP terhadap rekomendasi yang disampaikan.

    Realisasi indikator sasaran program ini sampai dengan tahun 2015 sebesar 63,26% atau mencapai 158,15% dari target periode yang sama sebesar 40%. Capaian tersebut, jika dikaitkan dengan target Renstra tahun 2019 sebesar 70%, maka perkembangan pencapaian IKU tahun 2015 baru mencapai 90,37%, sehingga realisasinya perlu ditingkatan. Perkembangan capaian indikator kinerja sasaran program disajikan dalam tabel 3.3.

    Tabel 3.3.

    Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program

    Sasaran Program/ Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan

    Capaian Outcome Tahun 2015

    Capaian 2015 Thdp Target 2019(%)

    Target Realisasi % Target % SP1 Perbaikan Pengelolaan Keuangan

    Negara

    IKP Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

    % 40 63,26 158,15 70,00 90,37

    Realisasi outcome sebesar 63,26% merupakan perbaikan yang terjadi sebanyak 130 tindak lanjut dari 164 rekomendasi hasil pengawasan yang disampaikan. Belum tercapainya target, disebabkan 34 rekomendasi belum dapat ditindaklanjuti oleh mitra. Hambatannya adalah, proses tindak lanjut memerlukan persetujuan Kepala Daerah, DPRD, dan Menteri terkait, serta kesiapan insfrastruktur, SDM, dan komitmen para pengambil keputusan terhadap upaya perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program strategis yang terjadi di tahun 2015. Perhitungan capaian realisasi outcome disajikan sebagaimana tabel 3.4, di bawah ini.

    Tabel 3.4. Realisasi IKK“Persantase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan

    Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara”

    No Bidang Rekomendasi TL atas Rekomendasi Realisasi

    (%) Bobot (%)

    Realisasi IKU (%)

    1 Instansi Pemerintah Pusat (IPP) 16 9 56,25 25,00 14,06 2 Akuntabilitas Pemerintah Daerah

    (APD) 13 8 61,54 25,00 15,38

    3 Akuntan Negara (AN) 34 12 35,29 25,00 8,82 4 Investigasi 101 101 100,00 25,00 25,00 Jumlah 164 130 63,26

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    26

    Sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara” dihasilkan melalui pencapaian sasaran kegiatan “Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan” dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dengan indikator kinerja kegiatan (output) “Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan”. Realisasi indikator output ini diukur dengan menghitung persentase realisasi jumlah penugasan pengawasan yang dilaksanakan dibanding penugasan yang direncanakan dikalikan target rekomendasi yang dihasilkan. Realisasi indikator kinerja output “Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan” sebanyak 164 rekomendasi atau mencapai 100,% dari target tahun 2015 sebanyak 164 rekomendasi. Realisasi tersebut diwujudkan melalui kegiatan, audit, evaluasi, bimtek, asistensi pada satu pemerintah provinsi, dua puluh lima pemerintah kabupaten, delapan kota, dan empat korporasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan untuk mencapai indikator kinerja program menggunakan dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015 sebesar Rp4.505.245.258,00 atau 94,28% dari anggaran sasaran program sebesar Rp4.778.619.000,00, dengan SDM sebanyak 27.600 OH atau 131,28% dari rencana sebanyak 21.024 OH. Dari sisi penggunaan sumber daya keuangan dan manusia, indikator kinerja sasaran program bisa digolongan telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 152,12%, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian dana sebesar 94,28%. Demikian pula dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), capaian indikator kinerja tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan capaian OH tahun 2015 sebesar 131,28%, sebagaimana tampak dalam tabel 3.5.

    Tabel 3.5

    Capaian Indikator Kinerja Kegiatan

    Sasaran Kegiatan/Indikator

    Kinerja Kegiatan

    Target Realisasi Target Output

    Capaian (%)

    PP Dana

    (Rp000) OH PP Dana

    (Rp000) OH Output Dana OH

    Tersedianya Informasi Hasil Pengawasan

    1 Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan

    413 4.778.619 21.024 402 4.505.245 27.600 164 160 94,28 131,28

    Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan pengelolaan keuangan negara yang terjadi di tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat (IPP)

    1) Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan (1) Dilakukannya pengkajian dan perumusan strategi pelaksanaan dan pengawasan

    atas penangkapan/pengangkutan ikan termasuk peran dan kontribusi masing-masing institusi dalam kaitan pengendalian dan pengawasan;

    (2) Dirumuskannya strategi dan upaya mendorong nelayan untuk beralih dari nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    27

    (3) Dilakukannya pengkajian dan perumusan strategi pelaksanaan dan pengawasan atas penangkapan/pengangkutan ikan termasuk peran dan kontribusi masing-masing institusi dalam kaitan pengendalian dan pengawasan;

    (4) Dirumuskannya strategi dan upaya mendorong nelayan untuk beralih dari nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya;

    (5) Dilakukannya pengawasan atas izin-izin yang telah diterbitkan dan memanfaatkan instrumen perizinan sebagai alat pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan alat penegakan hukum dengan pengenaan sanksi pencabutan izin jika terdapat pelanggaran atas ketentuan berlaku untuk memberikan efek jera;

    (6) Dilakukan Inventarisasi Aset hasil pembangunan Program PNPM Mandiri Perdesaan untuk diserahterimakan dari Satker PNPM Mandiri Perdesaan/ Perkotaan kepada Desa/Lurah agar dicatat sebagai aset desa dalam Laporan Keuangan Desa;

    (7) Dilakukannya inventarisasi dan hasil kegiatan WISMP pada beberapa Pemda dan serah terima secara formal baik dari tingkat pelaksana ke satker maupun dari tingkat satker ke Pemda;

    (8) Ditetapkan kebijakan maupun peraturan yang melindungi lahan pertanian dari kegiatan untuk melakukan perubahan/konversi lahan beririgasi untuk kegiatan non pertanian guna mencegah alih fungsi lahan dan segera mempercepat penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);

    (9) Meningkatnya penyelesaian Pembebasan Tanah Jalan Tol, baik terhadap bukti-bukti kepemilikan tanah maupun ganti rugi tanah dengan mempedomani Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Sehingga terjadi peningkatan progres percepatan pembangunan fisik jalan tol terkait dengan tanah yang sudah dibebaskan;

    (10) Dibuatnya kebijakan implementasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Kabupaten Serdang Bedagai ke DPRD dan melaksanakan Undang-Undang No 36 tahun 2009 pasal 171 untuk menetapkan anggaran kesehatan pemerintah daerah minimal 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji pada kesempatan pertama;

    (11) Telah terisinya rumah relokasi pengungsi gunung Sinabung sebanyak 75% dari sebanyak 370 unit yang telah selesai dibangun.

    2. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD)

    1) Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah APD (1) Diperbaharuinya regulasi terkait pengelolaan SDM, termasuk penempatan dan

    pengembangan SDM, antara lain mengatur penempatan SDM disesuaikan dengan kompetensi dan pelatihan yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan mempertahankan kompetensi SDM di Pemerintah Daerah serta mengatur pola mutasi yang terstruktur, sehingga dapat menjamin terpenuhinya kompetensi SDM yang sesuai kebutuhan (SIMDA, Pengelolaan Aset, Penyusunan APBD, Penyusunan Renstra); APD

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    28

    (2) Ditetapkannya kebijakan mengoptimalkan peran Inspektorat memberikan jasa-jasa konsultasi kepada Auditee agar dapat menyusun Laporan Keuangan sesuai dengan SAP dan melaporkan seluruh aset serta transaksi yang ada di dalam LKPD;

    (3) Dibuat mekanisme untuk memastikan bahwa sistem pengendalian intern dalam pengelolaan keuangan daerah sudah berjalan dengan baik yaitu dengan mengoptimalkan peran inspektorat untuk melaksanakan fungsi assurance dan consulting, yang dimuat dalam PKPT;

    (4) Menetapkan satu kebijakan yang dapat mendukung Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk tertib administrasi dalam pengelolaan dan pertanggung jawaban APBD berupa penyusunan SOP terkait perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran, SOP Pengadaan Barang dan Jasa serta SOP Pengelolaan bantuan hibah dan bantuan sosial;

    (5) Ditetapkannya alokasi Pendapatan Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya (Lain-lain Pendapatan Yang Sah) yang akan dimasukkan ke dalam RAPBD Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara sebelum jadwal waktu evaluasi Raperda APBD dan Raperkada Penjabaran APBD Kabupaten/Kota oleh Tim Evaluasi Provinsi mengingat masih terjadi keterlambatan penetapan alokasi sampai melewati batas akhir penetapan APBD Kabupaten/Kota, sehingga asumsi alokasi yang digunakan adalah jumlah alokasi Pendapatan DBH Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya TA sebelumnya;

    (6) Menetapkan satu kebijakan yang mendukung Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menerbitkan Peraturan Kepala Daerah tentang petunjuk teknis penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa dan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan desa untuk menjadi acuan kepada desa dalam menyusun dokumen perencanaan desa serta neberbitkan Peraturan Kepala Daerah lainnya yang terkait seperti Peraturan Kepala Daerah tentang pengelolaan keuangan desa dan peraturan Kepala Daerah tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah.

    2) Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola kebendaharaan Umum Negara APD (7) Ditetapkannya kebijakan yang mendukung Pemerintah Provinsi dan

    Kabupaten/Kota untuk meningkatkan pendapatan pajak Daerah melalui penyusunan pedoman dan SOP pemeriksaan pajak Daerah serta menerapkan sanksi yang tegas dan konsisten terhadap WP maupun petugas pajak yang melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. APD

    3) Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi APD

    (8) Penetapan secara formal organisasi Tim Penanganan Illegal Fishing yang terdiri dari Instansi terkaitdengan menetapkan uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas sehingga koordinasi terhadap penanganan Illegal Fishing diatas dapat dilaksanakan secara efektif. APD

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    29

    3. Bidang Pengawasan Akuntan Negara

    1) Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi (1) Meningkatnya cakupan pelayanan antara lain dengan pembangunan dan

    optimalisasi unit produksi berupa pembangunan instalasi pengolahan air, pembuatan sumur bor lengkap dengan bangunan pendukung;

    (2) Terselenggara koordinasi antara Jajaran Pemda terkait dengan RSUD serta DPRD sehingga diperoleh kesamaan persepsi dalam rangka penerapan PPK BLUD;

    (3) Pimpinan RSUD Rantauprapat mengkomunikasikan secara efektif ketentuan tentang pembayaran jasa pelayanan kesehatan yang menjadi hak para dokter dan tenaga medis lainnya kepada Petugas Pembuat Daftar Pembayaran Jasa Pelayanan Kesehatan;

    (4) Kepala Dinas Pendapatan Pemprovsu telah mengevaluasi kembali keberatan yang diajukan oleh PT. Inalum (Persero) terkait pajak air permukaan instalasi pembangkit listrik yang dimanfaatkan untuk pemakaian sendiri sesuai dengan Surat Direksi PT. Inalum (Persero) Nomor. 128/L-Dirut/XII/2014 tanggal 24 Desember 2014;

    (5) Walikota Padangsidimpuan c.q. Dinas PU Tata Ruang dan Pemukiman Kota Padangsidimpuan melakukan Penyerahan Status Kepemilikan dan Rincian Aset beserta nilainya terhadap 2 paket Bangunan perpipaan yang telah dibangun dan telah diserahkan pemanfaatan/operasionalnya kepada PDAM Tirta Ayumi.

    2) Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah, dan Korporasi

    (6) Dicadangkan Investasi/Penyertaan Pemerintah Daerah didalam penyusunan APBD serta diupayakan adanya keselarasan antara RPJP, RPJM dan RKPD dalam melaksanakan Program Penyediaan Air Minum;

    (7) Dilakukan percepatan proses perijinan pembangunan Prasarana Umum sesuai dengan ketentuan serta Pengguna barang / jasa berkoordinasi dengan pihak PT PLN (Persero) guna percepatan pemasukan aliran/daya listrik agar infrastruktur dapat bermanfaat, tepat waktu dan sesuai peruntukannya;

    (8) Dikoordinasikan dengan Menteri Koordinator Perekonomian, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kepala BPN, Kepala Otorita Asahan dan Direksi PT. Pelindo I (Persero) atas lahan 9,04 Ha yang hanya disetujui 0,62 Ha untuk menghindari terjadinya tumpang tindih pekerjaan yang berakibat pada kerugian keuangan PT. Inalum (Persero);

    (9) Pembangunan pabrik CPC PT. Inalum tetap berada dilokasi area costal sebelah barat trestle (9,04 Ha) dan luasan areal yang akan digunakan oleh PT. Pelindo I untuk kebutuhan emplasment kereta api akan dihitung bersama dan PT. Inalum sepakat untuk memberikan lahan kebutuhan emplasment kereta api kepada PT. Pelindo I dengan menggunakan hasil perhitungan bersama dimaksud;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    30

    (10) Diperoleh kesepakatan PT. Pelindo I dan PT. Inalum akan lebih mengutamakan

    sinergi BUMN dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ditemukan dalam proses perhitungan bersama, serah terima lahan dan pembeirian kompensasi lahan;

    (11) Dibuat rencana kontijensi terhadap semua kegiatan pembangunan infrastruktur di KEK Sei Mangkei yang melibatkan PTPN III (Persero).

    3) Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi (12) SPI PT. Inalum (Persero) mampu melakukan probity audit atas proses

    pemilihan rekanan yang akan mengerjakan Proyek Smelter Expansion.

    4. Bidang Investigasi

    1) Rekomendasi Keinvestigasian (1) Pengendalian oleh Pengguna Anggaran dalam Penyelenggaraan Kegiatan

    Pembangunan gudang dan aula Setda Kabupaten Mandailing Natal TA 2012.; (2) Pengendalian oleh Pengguna Anggaran dalam Penyelenggaraan Kegiatan

    Pembangunan STEIGER DI Binasa Kec. Sorkam pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Tapanuli Tengah TA.2013. Tindak Lanjut dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum;

    (3) Pengendalian oleh Pengguna Anggaran dalam kegiatan pembangunan ruang laboratorium IT dan ruang perpustakaan di SMKN I Meranti Kabupaten Asahan TA 2013;

    (4) Pengendalian oleh Pengguna Anggaran dalam Penyelenggaraan Kegiatan revitalisasi/rehabilitasi pasar Kapuas Kel. Belawan II TA 2012;

    (5) Pengendalian oleh Pengguna Anggaran dalam Penyelenggaraan Kegiatan pemasangan pipa transmisi air minum di Kec. Sipoholon.

    (6) Membantu Kejaksaan melakukan Audit Investigatif atas dugaan Penyalahgunaan PNPM Mandiri kab. Labuhanbatu Utara;

    (7) Membantu Kejaksaan melakukan Audit Investigatif atas Pengadaan alat kedokteran, kesehatan, dan keluarga beencana yang bersumber dari dana APBN-P TA.2012 pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara;

    (8) Membantu Kepolisian melakukan Audit Investigatif atas Dugaan Penyimpangan pada Pengadaan Bibit Ternak Sapi untuk Pengembangan Village Breeding Centre pada Dinas Peternakan Kabupaten Asahan Tahun Anggaran 2012;

    (9) Membantu Kepolisian melakukan Audit Investigatif atas dugaan Penyalahgunaan Wewenang karena Jabatan Kepala Unit dan Petugas Teller pada BRI Unit Sawit Sebrang Kabupaten Langkat;

    (10) Membantu Kepolisian melakukan Audit Investigatif atas dugaan penyimpangan pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB pada RSUD Gunungsitoli Kab. Nias TA 2013;

    (11) Membantu Kejaksaan melakukan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara Atas Dugaan Kasus Penyimpangan Pengadaan Keramba Dan Kelengkapannya Pada Dinas Perikanan Dan Kelautan Kota Tanjungbalai Tahun Anggaran 2011;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    31

    (12) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN dalam perkara TPK Pengelolaan Dana Hibah Penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2013 pada Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara;

    (13) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN atas Dugaan Penyimpangan Pembangunan Gedung Unit Sekolah Baru (USB) SMP Negeri 7 Lolomatua Kabupaten Nias Selatan Tahun Anggaran 2012;

    (14) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas dugaan Penyimpangan Pengadaan Alat Kedokteran, Kesehatan, dan KB pada RSUD Sultan Sulaiman Kabupaten Serdang Bedagai APBN-P TA. 2012;

    (15) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas dugaan Penyimpangan Penggunaan Dana Dekonsentrasi dan TP pada Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes untuk RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun Anggaran 2012;

    (16) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam Rangka Penghitungan kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Proyek Pembangunan Steiger di Binasa Kecamatan Sorkam pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Tapanuli Tengah TA 2013;

    (17) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN kasus Penyimpangan Kegiatan Revitalisasi Pasar Kapuas Kel. Belawan II TA 2012;

    (18) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam rangka PKKN atas Perkara TPK kasus Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan pada RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Anggaran 2010;

    (19) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam rangka PKKN atas dugaan TPK Penyalahgunaan Dana Hibah yg bersumber dari APBD Kab. Deli Serdang TA. 2013 & 2014 utk pemilihan Bupati & Wakil Bupati Kab. Deli Serdang periode 2014-2019;

    (20) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN atas dugaan penyimpangan pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB pada Dinas Kesehatan Kota Binjai yang Bersumber dari Dana APBN TA 2012;

    (21) Membantu Kejaksaan melakukanAudit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas dugaan Tindak Pidana Korupsi penyelenggaraan pendidikan jarak jauh Universitas Setia Budi Mandiri (USBM) di Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan Tahun anggaran 2012;

    (22) Membantu Kejaksaan melakukan Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pemberian Kredit oleh BRI Agro KCP Medan S.Parman kepada karyawan PT.Pertamina Medan melalui koperasi karyawan Pertamina UPMS-I Medan;

    (23) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam rangka PKKN atas Kasus Penyimpangan pada Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan di RSUD Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir yang Bersumber dari Dana APBN-P TA 2012;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    32

    (24) Membantu Kejaksaan melakukan Audit PKKN atas dugaan Tipikor Pembayaran Ganti Rugi Tanah & Bangunan BLK Yayasan Pembangunan nairasaon di Aek natolu Desa Sionggang Utara kec. Lumban julu Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kab. Toba Samosir TA. 2006;

    (25) Membantu Kejaksaan melakukan Audit PKKN atas dugaan TPK Pembuatan Peta Rawan Bencana Tingkat Kabupaten / Kota di Kabupaten karo, Dairi dan Pakpak Barat TA. 2012 pada Badan Penanggulangan bencana Daerah Provinsi Sumut;

    (26) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas Dugaan Perkara Tindak Pidana Korupsi Penggunaan Dana Operasional TPR2K dan Biaya Perencana / Pengawas Rehabilitasi ruangan kelas Sekolah Dasar di Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara APBN TA. 2012;

    (27) Membantu Kejaksaan melakukan Audit PKKN atas dugaan TPK penyimpangan kegiatan cetak sawah di desa Garonggang yg dikerjakan oleh Kelompok Tani Aek Sibarabara dgn sumber dana APBN TA. 2012;

    (28) Membantu Kejaksaan melakukan Audit PKKN atas dugaan penyimpangan pengadaan alat kedokteran, kesehatan dan KB pada RSUD H. Abdul Manan Simatupang Kisaran yang bersumber dari APBD-P TA 2012;

    (29) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN kasus TPK dalam Pembangunan Jembatan Sei Sibaro Ruas Jalan Pangkalan Dodek menuju Desa Durian TA 2013 ;

    (30) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN dugaan penyimpangan pengadaan bibit tanaman pada kegiatan perluasan tanaman reboisasi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nias Selatan TA 2014;

    (31) Membantu Kejaksaan melakukan Audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara dalam dugaan TPK Pengadaan Sarana dan Alat Penangkap Ikan pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan TA. 2014;

    (32) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadaan Mesin Pengolah Sampah Organik (Mesin Pencacah) di Kantor Lingkungan Hidup Kab. Serdang Bedagai Tahun Anggaran 2012;

    (33) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN pada perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan kapal 5 GT dan alat tangkap ikan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2011;

    (34) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam rangka PKKN atas Kasus Penyimpangan pada Kegiatan Materaialisasi Lampu Penerangan Jalan pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Batubara Tahun Anggaran 2014;

    (35) Membantu Kejaksaan melakukan PKKN atas dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam kegiatan Pengadaan Revitalisasi Peralatan Praktek dan Perlengkapan Pendukung Teknik Permesinan pada SMK Negeri Binaan Provinsi Sumatera Utara APBD TA. 2014;

    (36) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi pada Kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan Kedokteran dan KB di RSUD dr. Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai APBD TahunAnggaran 2012;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    33

    (37) Membantu Kejaksaan melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas Dugaan Perkara Tindak Pidana Korupsi Kredit Fiktif pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Iskandar Muda Medan;

    (38) Membantu Kejaksaan melakukan Audit PKKN atas TPK Penyimpangan Dana Bantuan Langsung Masyarakat melalui Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) TA 2012 di Desa Bukit Mas Kab. Langkat;

    (39) Membantu Kejaksaan melakukan Audit PKKN atas dugaan TPK Pengadaan Alat-alat Kesehatan, Kedokteran Umum sumber dana APBD LABURA 2010;

    (40) Membantu Kepolisian melakukan PKKN atas dugaan TPK kasus dana bantuan sosial untuk program pengendalian sapi/kerbau betina dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan TA 2012 yang disalurkan kepada Kelompok Ternak Makmur Sejahtera Desa Tanjung Prapat Kecamatan Sei Suka Kab. Batu Bara;

    (41) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Alat-alat Kedokteran Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Ponek) di RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi yang Dananya bersumber dari APBD TA. 2012;

    (42) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas dugaan Perkara Tindak Pidana Korupsi Kasus Pembangunan Gudang dan Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun Anggaran 2012;

    (43) Membantu Kepolisian melakukan PKKN atas dugaan Penyimpangan Penyertaan Modal Pemerintah Kab. Tapanuli Utara kepada PDAM Mual Natio Kab. Tapanuli Utara TA 2013 untuk Pemasangan Pipa Transmisi Air Minum di Kec. Sipoholon;

    (44) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas Dugaan TPK Kegiatan Pembangunan Ruang Laboratorium IT dan Ruang Perpustakaan di SMKN-1 Meranti Kabupaten Asahan TA 2013;

    (45) Membantu Kepolisian melakukan Audit PKKN Dugaan TPK dalam Pengelolaan Dana Hibah KONI Pematang Siantar Sumber Dana APBD Kota Pematang Siantar TA 2014;

    (46) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas Dugaan Penyimpangan dalam Pengadaan Bibit Ternak Sapi untuk Kegiatan Village Breeding Center (VBC) pada Dinas Peternakan Kabupaten Asahan TA 2012;

    (47) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam Rangka PKKN atas Dugaan TPK pada Pelaksanaan Pesta Danau Toba Tahun 2012 yang Dilaksanakan Panitia dengan Menggunakan APBD Provinsi Sumatera Utara TA. 2012;

    (48) Membantu Kepolisian melakukan Audit PKKN Dugaan TPK Penggunaan Bantuan DAK Bidang Pendidikan TA. 2012 Pekerjaan Rehab Ruang Belajar Rusak Berat di SMP Swasta Oikumene Sarudik Kab. Tapanuli Tengah;

    (49) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Kegiatan Belanja Modal Pengadaan Handy Talkie Tahun 2014 di Kantor Sandi Daerah Kota Medan dengan Sumber Dana APBD Pemko Medan TA.2014;

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    34

    (50) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam rangka PKKN atas Dugaan TPK pada Pembangunan Dinding Penahan Tanah Area balai benih Ikan Air Tawar TA. 2014 Desa Lengau Seprang Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang;

    (51) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam rangka PKKN atas Dugaan Tindak Pidana Korupsi Dana Tahap I (Pertama) Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2010;

    (52) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi Kegiatan Pengadaan Alat Kedokteran, Kesehatan dan KB pada RSU Swadana Daerah Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Tahun Anggaran 2012;

    (53) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam rangka PKKN sehubungan perkara Tindak Pidana Korupsi terkait Kegiatan Pembangunan Terminal Type A Penyabungan Sumber Dana DAU TA 2013 dan 2014 pada Dinas Perhubungan dan Informatika Kab. Madina;

    (54) Membantu Kepolisian melakukan Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara sehubungan dengan perkara dugaan Tindak Pidana Korupsi atas pelaksanaan Swakelola Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Air Bersih pada Dinas PU Pemkab Pakpak Bharat Tahun 2013;

    (55) Membantu Kepolisian melakukan Audit PKKN Dugaan TPK Pelaksanaan Kegiatan Fasilitas dan Stimulasi pembangunan perumahan rakyat kurang mampu di Kab. Batu bara TA. 2014;

    (56) Membantu Kepolisian melakukan Audit PKKN Dugaan TPK pada kegiatan Pengadaan Alat Kesehatan, Kedokteran dan KB pada RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi yang bersumber dari dana APBN TP TA. 2012;

    (57) Sebanyak 55 kali membantu memberikan keterangan ahli pada Pengadilan Tipikor, Penyidik Kejaksaan dan Penyidik Kepolisan atas 115 kasus atau perkara-perkara dugaan tindak pidana korupsi di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    35

    Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota. BPKP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.Tujuan penyelenggaraan SPIP adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bagitercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaiantujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asetnegara, dan ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan.

    Sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi” terkait dengan tujuan kedua BPKP dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu “Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”. Sasaran program ini merupakan perwujudan peran pengawasan intern BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIPuntuk memastikan bahwa kelima unsur SPIP yang terdiri atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian intern telah dijalankan secara efektif. Sasaran program ini dilengkapi satu indikator kinerja program yaitu, “Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP padaK/L/Pemda/EfektivitasSPI Korporasi secara memadai” yang diukur dengan menghitung persentase jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima unsur SPIP secara memadai dibandingkan jumlah Pemda.

    Realisasi indikator sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP K/L/ Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi” sampai dengan tahun 2015 sebesar 11,76% atau mencapai 23,52% dari target yang dittetapkan pada periode yang sama sebesar 50,00%. Capaian tersebut, jika dikaitkan dengan target Renstra tahun 2019 sebesar 85%, maka perkembangan pencapaian IKU tahun 2015 masih 13,84%, sehingga realisasinya perlu dioptimalkan. Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program ini disajikan dalam tabel 3.6, di bawah ini.

    Sasaran Program 2: Meningkatnya Kuaitas Penerapan SPIP K/L/Pemda/Korporasi serta

    Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

  • LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    36

    Tabel 3.6.

    Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Program

    Sasaran Program/ Indikator Kinerja Program (Outcome) Satuan

    Capaian Outcome Tahun 2015

    Capaian 2015 Thdp Target 2019(%)

    Target Realisasi % Target % SP1 Meningkatnya Kualitas Penerapan

    SPIP K/L/Pemda/Korporasi serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

    IKP Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP padaK/L/Pemda/ Efektivitas SPI Korporasi secara memadai

    % 50,00 11,76 23,52 85,00 13,84

    Realisasi outcome sebesar 11,76% merupakan perbaikan yang terjadi sebanyak 2 tindak lanjut dari 17 rekomendasi hasil pembinaan SPIP yang disampaikan. Pemda