Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

14
PERUBAHAN LAHAN PASCA TSUNAMI DI KOTA BANDA ACEH (Tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu matakuliah Tata guna Dan Pengembangan lahan) Disusun oleh : Tasa Andrian 10610019 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

Transcript of Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

Page 1: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

PERUBAHAN LAHAN PASCA TSUNAMI DI KOTA BANDA ACEH

(Tugas ini di ajukan untuk memenuhi salah satu matakuliah

Tata guna Dan Pengembangan lahan)

Disusun oleh :

Tasa Andrian

10610019

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2012

Page 2: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bencana alam dapat merubah semua keadaan guna lahan yang ada di

muka bumi ini, pada tahun 2004 yang lalu di Indonesia telah terjadi bencana alam

yang sangat besar yaitu Gempa Bumi dan Tsunami, yang telah meluluh lantakan

Kota Banda aceh pada tanggal 24 Desember 2004, akibat dari bencana alam

tersebut ada sebagian di daerah Kota Banda Aceh yang terjadi perubahan guna

lahan dari lahan yang sebelum bencana Tsunami tersebut.

Kota Banda Aceh adalah Ibu Kota dari Provinsi Nanggroe Aceh

Darrusalam, Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16' 15" - 05° 36' 16" lintang

Utara dan 95° 16' 15" - 95° 22' 35” Bujur timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter

diatas permukaan laut, berbatasan di sebelah utara dengan selat malaka, sebelah

selatan dengan kabupaten aceh besar, sebalah barat dengan samudra hindia dan

sebelah timur dengan kabupaten Aceh besar

Pada tanggal 26 Desember 2004, kota ini dilanda gelombang pasang

Tsunami yang diakibatakan oleh gempa 9,2 Skala Richter di Samudera Indonesia.

Bencana ini menelan ratusan ribu jiwa penduduk dan menghancurkan lebih dari

60% bangunan kota ini.

1.1 Tujuan

Tujuan dalam penyusunan paper ini yaitu untuk mendeskripsikan

perubahan Tataguna lahan yang terjadi di Kota Banda Aceh Pasca Tsunami pada

tahun 2004.

Page 3: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

II. TINJAUAN PUSTAKA

Teroi yang di gunakan dalam penyusunan paper ini adalah sebagai

berikut :

2.1 Teori lahan perkotaan

Kota dapat berfungsi sebagai tempat pelayanan, pemasaran, kegiatan

industri, peribadatan, pendidikan dan sebagainya.

Pola lahan perkotaan terbagi menjadi tiga macam pola keruangan yaitu sebagi

berikut :

2.1.1 Teori Burges

Terori burgess adalah teori yang jalurnya terpusat di mana wilayah

kota dibagi enam zona Terori burgess adalah teori yang jalurnya terpusat di

mana wilayah kota dibagi enam zona.

2.2.2 Teori sektor ( Hyot )

Teori ini menyatakan bahwa CBD memiliki pengertian yang dengan

yang diungkapkan oleh Teori Konsetris.

Page 4: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

2.2.3 Teori Multiple Nuclei

Teori ini menyatakan CBD adalah pusat kota yang letaknya relatif di

tengah-tengah sel-sel lainnya dan berfungsi sebagai salah satu “growing points”.

Zona ini menampung sebagian besar kegiatan kota, berupa pusat fasilitas

transportasi dan di dalamnya terdapat distrik spesialisasi pelayanan, seperti

“retailing” distrik khusus perbankan, teater dan lain-lain. Namun, ada perbedaan

dengan dua teori yang disebutkan di atas, yaitu bahwa pada Teori Pusat Berganda

terdapat banyak CBD dan letaknya tidak persis di tengah kota dan tidak selalu

berbentuk bundar.

2.2 Teori perubahan guna lahan

Perubahan Penggunaan Lahan

Menurut Malingreau (1979), penggunaan lahan merupakan campur

tangan manusia baik secara permanen atau periodik terhadap lahan dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun

gabungan keduanya. Penggunaan lahan merupakan unsur penting dalam

perencanaan wilayah. Bahkan menurut Campbell (1996), disamping sebagai

faktor penting dalam perencanaan, pada dasarnya perencanaan kota adalah

perencanaan penggunaan lahan.

Kenampakan penggunaan lahan berubah berdasarkan waktu, yakni

keadaan kenampakan penggunaan lahan atau posisinya berubah pada kurun waktu

tertentu. Perubahan penggunaan lahan dapat terjadi secara sistematik dan non-

sistematik. Perubahan sistematik terjadi dengan ditandai oleh fenomena yang

berulang, yakni tipe perubahan penggunaan lahan pada lokasi yang sama.

Kecenderungan perubahan ini dapat ditunjukkan dengan peta multiwaktu.

Fenomena yang ada dapat dipetakan berdasarkan seri waktu, sehingga perubahan

penggunaan lahan dapat diketahui. Perubahan non-sistematik terjadi karena

kenampakan luasan lahan yang mungkin bertambah, berkurang, ataupun tetap.

Perubahan ini pada umumnya tidak linear karena kenampakannya berubah-ubah,

baik penutup lahan maupun lokasinya (Murcharke, 1990).

Page 5: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

III. GAMBARAN UMUM

Kota Banda Aceh adalah ibu Kota dari Provinsi Nanggroe Aceh

Darrusalam, Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16' 15" - 05° 36' 16" lintang

Utara dan 95° 16' 15" - 95° 22' 35” Bujur timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter

diatas permukaan laut.

3.1 Batas administrasi Kota Banda aceh

Adapun batas administrasi Kota Banda Aceh yaitu :

Sebelah Utara dengan Selat Malaka,

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Besar,

Sebalah Barat dengan Samudra Hindia dan

Sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Besar

3.1.1 pengertian tsumani

Tsunami (bahasa Jepang: tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara

harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang

disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.

Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang

berpusat di bawah laut.

3.2 Kondisi

Pasca Tsunami pada tahun 2004 di Kota Banda Aceh, banyak terjadi

perubahan guna lahan yang ada Kota ini, kurang lebih 60 % kawasan terbangun

berubah menjadi kawasan tidak terbangun.

Berikut ini foto dari kondisi Kota Banda Aceh setelah terjadi tsunami di

mana hanya tertinggal satu bangunan tempat beribadah yaitu Mesjid

Baittulrahman :

Page 6: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

Dapat di lihat pada gambar di atas, di mana kawasan Kota Banda Aceh

hanya tinggal sebuah bangunan mesjid Raya Baittulrahman yang terletak di Pusat

Kota, Seiring jalannya waktu, Kota Banda Aceh terus memperbaikin kawasanya

yang rusak akibat bencana ini, salah satunya adalah membuat kawasan wisata dari

peninggalan tsunami ini.

Page 7: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

IV. PEMBAHASAN

3.1 Perubahan Guna Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

Pasca Tsunami pada tahun 2004 di Kota Banda Aceh, banyak terjadi

perubahan guna lahan yang ada Kota ini, kurang lebih 60 % kawasan terbangun

berubah menjadi kawasan tidak terbangun, berikut ini adalah foto dari udara yang

menunjakan perbedaan Kota Banda Aceh sebelum terjadi bencana Tsunami dan

sesudah terjadi bencana.

Sumber http//

Dari peta di atas menunjukan adanya peruahan di Kota Banda Aceh ini,

salah satu perubahan yang terjadi pasca tsunami adalah perubahan guna lahan dari

Page 8: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

lahan permukiman menjadi tempat wisata seperti yang akan di deskripsikan dalam

paper ini.

Berikut ini adalah perubahan yang terjadi di Kota Banda Aceh pasca

tsunami 2004 yang lalu :

3.1.1. Dari lahan permukiman menjadi tempat Wisata ( peninggalah setelah

Tsunami )

Bencana alam gelombang tsunami 26 Desember 2004 telah membawa Kapal PLTD Apung dari kawasan pantai Ulee Lheu ke daratan Gampong Punge Blang Cut yang berjarak sekitar 2,5 Km.

PT PLN (Persero) menyerahkan palka Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Apung yang terhempas gelombang tsunami tahun 2004 di Gampong atau Desa Punge Blang Cut Kecamatan Meuraxa kepada Pemerintah Kota Banda Aceh untuk dikelola menjadi objek wisata.

Berikut ini adalah foto kawasan wisata kapal apung di Kota Banda Aceh

yang telah menjadi objek wisata Kota Banda Aceh.

3.1.2. Dari

lahan

permukiman menjadi kuburan massal

Ratusan ribu nyawa meninggal akibat guncangan gempa dan hantaman

air tsunami.Saat itu ratusan ribu nyawa dikuburkan  secara massal di satu

tempat,yang salah satunya terdapat di daerah Ulee Lheu,kota Banda Aceh.

Setelah terjadi bencana didaerah ini menjadi lahan kosong, karena daerah

ini dekat dengan pelabuhan atau laut, maka dari itu lahan yang semulanya adalah

Page 9: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

permukiman berubah menjadi kuburan massal, yang menjadi tempat wisata relegi

bagi masyarakat Aceh.

Berikut ini adalah foto kawasan kuburan massal yang berada di Kota

Banda Aceh

3.1.3. Dari lahan permukiman menjadi Musium Tsunami

Setelah timbul beberapa temapat wisata akibat dari tsunami, pemerintah

Kota Banda Aceh juga memanfaatkan lahan yang sudah kosong untuk

membangun Musium tsunami di Kota ini, untuk memberi informasi sekaligus

membuat tempat wisata peninggalan pasca tsunami,

Berikut ini adalah foto Musium tsunami yang berada di Kota Banda Aceh

Page 10: Perubahasan Lahan Pasca Tsunami di Kota Banda Aceh

4. KESIMPULAN

5. DAFTAR PUSTKA

http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2011/10/pln-serahkan-palka-pltd-

apung-kepada-pemkot-aceh/