PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASAR TRADISIONAL …
Transcript of PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASAR TRADISIONAL …
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASAR TRADISIONAL DALAM
MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0 NAGARI PADANG LUA
KECAMATAN BANUHAMPU KABUPATEN AGAM
SKRIPSI
Ditulis sebagai salah satu syarat untuk dimunaqasahkan pada Prodi Sosiologi
Agama Strata 1 (S-1)
Disusun Oleh:
YUSRAN ASMAR
NIM. 4615.043
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2019 M/ 1440 H
ABSTRAK
Skripsi atas Nama Yusran Asmar NIM. 46150.43 Berjudul “Perubahan Sosial
Masyarakat Pasar Tradisional Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Nagari Padang Lua, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam”. Program
studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama
Islam Negeri Bukittinggi 2019.
Pasar Tradisional Padang Lua merupakan tempat transaksi jual beli yang
tercipta antas unsur nilai budaya, norma dan agama yang bersifat tradisional.
Pasar Tradisional yang berada di Padang Lua merupakan pasar yang dikelola oleh
Nagari Padang Lua dan berdasarkan UU yang ada. Dalam perkembangan zaman
yang semakin cepat telah merubah pola pikir manusia yang ditandai dengan
kemunculan teknologi diberbagai bidang kehidupan. Ini ditanadai dengan
munculnya Revolusi Industri yang pertama kali terjadi di Eropa tepatnya Negara
Inggris dan Prancis. Revolusi Industri 4.0 merupakan pengembangan tercanggih
dari Revolusi Industri sebelumnya. Akan tetapi Revolusi Industri 4.0 membawa
dampak yang akan membuat perubahan tersendiri di tengah masyarakat.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Pasar Tradisional
menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan perubahan yang terjadi pada Pasar
Tradisional Padang Lua
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data
observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam
pengumpulan data kualitatif ini peneliti menjadikan masyarakat pasar yang terdiri
pengurus Pasar Tradisional sebagai informan kunci dan pedagang dan pembeli
sebagai informan pendukung. Teknik anaisis data dilakukan dengan cara reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yaitu masyarakat Pasar Tradisional Padang Lua menerima
kemajuan yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 karena bagi masyarakat Pasar
Tradisional Padang Lua kemajuan dari Revolusi Industri 4.0 sangat memudahkan
pekerjaan dan mempercepat jual-beli. Dibalik kemudahan yang diberikan
Revolusi Industri 4.0 yang mengusung kemajuan teknologi sangat berdampak
kepada masyarakat Pasar Tradisional Padang Lua diantaranya muncul
Kapitalisme, Perubahan Sosial dan Penggunaan Teknologi sehingga masyarakat
tidak menyadari dampak perubahan yang terjadi di Pasar Tradisional Padang Lua.
Kata Kunci : Pasar Tradisional, Revolusi Industri 4.0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa
selalu menganugerahkan kekuatan lahir dan bathin, petunjuk, serta keridhoan-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan sikripsi ini.Salawat beserta salam
Penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
meninggalkan dua pedoman hidup bagi umat yang dicintainya sebagai bekal
dunia akhirat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terimakasih buat
Ayah ASMAR dan Ibu MARDIANIS serta adik SYARIFAH AINI, serta
segenap keluarga dan seluruh famili yang telah membesarkan, mendidik dan
memberikan dorongan moril dan materil dalam mewujudkan cita-cita penulis.
Dalam penulisan skiripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih juga kepada:
1. Ibuk Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
2. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi beserta jajarannya.
3. Ibuk Yulia Rahmi, S.Th.I, M.Ag sebagai Ketua Jurusan
Sosiologi Agama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
4. Ibuk Dra. Hj. Hasramita sebagai Penasehat Akademik
5. Bapak Dr. Darul Ilmi, M.Pd selaku pembimbing I dan serta
Bapak Noor Fadli Marh, MA selaku pembimbing II. Terima
kasih atas waktu, tenaga, llmu, nasehat serta bimbingannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Dan lain-lain yang dianggap mempunyai andil dalam
menyelesaikan skripsi. Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang
Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Terakhir penulis mendoa’akan mudah-mudahan seluru bentuk
bantuan yang telah penulis terima dari semuanya, semoga dibalas oleh
Allah SWT dengan kebaikan yang berlibat ganda Amin. Dan penulis
menyadari skripsi ini tidak luput dari kekurangan untuk itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca semoga skripsi ini dapat menambah ilmu pembaca, dan akhirnya
kepada Allah SWT dikembalikan segala urusan dan dipertanggung
jawabkan oleh penulis di akhir zaman nanti, semoga menjadi amal baik
bagi pembaca dan penulis.
Bukittinggi, 30 April 2019
Penulis
YUSRAN ASMAR
4615.043
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………. ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR…… ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI……………… .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR……. ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Fokus Masalah ................................................................................................ 8
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
F. Kegunaan Hasil Penelitian .............................................................................. 9
G. Penjelasan Judul .............................................................................................. 10
H. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Tradisional
1. Pengertian Pasar tradisional ......................................................................... 13
2. Ciri-ciri Pasar Tradisional ............................................................................ 14
3. Sistem Pasar Tradisional .............................................................................. 16
4. Pasar Tradisional menghadapi Revolusi Industri ......................................... 17
B. Revolusi Industri 4.0
1. Sejarah Revolusi Industri 4.0 ...................................................................... 20
2. Dampak Revolusi Industri 4.0 ..................................................................... 22
3. Penelitian Relevan ....................................................................................... 30
4. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 33
B. Lokasi Penelitian............................................................................................. 34
C. Informan Penelitian......................................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................. 35
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 37
F. Teknik Keabsahan Data .................................................................................. 39
BAB IV PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Pasar Padang Lua ........................................................................... 42
2. Monografi ................................................................................................ 44
3. Kondisi Demografi ...................................................................................... 45
4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................................ 46
5. Tingkat Pendidikan...................................................................................... 47
6. Letak dan Geografis Pasar Tradisional ....................................................... 48
7. Struktur Pengurus Pasar Tradisional ........................................................... 49
8. Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional ...................................................... 51
B. Temuan Khusus
1. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri ....................................... 56
2. Perubahan Pasar Tradisional ....................................................................... 65
C. Pembahasan
1. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri ....................................... 72
2. Perubahan Pasar Tradisional ....................................................................... 75
BAB V KESIMPULAN
1. Kesimpulan ................................................................................................ 83
2. Saran…………….. ...................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar tradisional yang ada di Padang Lua, kec. Banuhampu ini
merupakan tradisional yang khusus menjual sayur-mayur dalam jumlah
besar dan pengelolaan pasar masih bersifat tradisional dan berpedoman
kepada norma dan nilai tertentu yang ada dalam pasar itu sendiri. Padang
Lua rata-rata berumat muslim sangatlah berpegang teguh kepada ajaran
agama islam itu sendiri dan menjadi landasan dalam transaksi atau segala
kegiatan yang ada di pasar Padang Lua tersebut.
Eksistensi pasar sangat mempengaruhi perkembangan proses sosial
dari masyarakat tersebut. Proses sosial yang terjadi berupa integrasi, yakni
menerima pasar sebagai bagian dari aktifitas sosial dengan konsekuensi
bahwa kebiasaan dan tradisi beradaptasi dalam pasar, berupa resistensi
yakni menolak pasar atau menolak dalam mengadaptasikan pasar dalam
kebiasaan dan tradisi sosial masyarakat setempat. Operasional pasar
tradisional dalam jangka waktu yang lama menandakan telah terjadinya
integrasi pasar dalam sistem sosial.1
Pasar tradisional menjadi tolak ukur tingkat perkembangan ekonomi
suatu masyarakat yang heterogen, dengan melihat kepada produk dan
tingkat aktifitas ekonomi dalam pasar. Contoh kongkrit, pasar tradisional
1Nursyiwan Effendi, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Provinsi Sumatera Barat,
dalam Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2, hal 115
tidak selalu menjualkan kebutuhan pokok seperti beras, sayur dan
sebagainya, tetapi pasar juga menjual kebutuhan lainnya.
Perubahan pasar tradisional merupakan salah satu bentuk realitas
sosial. Dan keberadaan dari pasar tradisional itu sendiri akan terancam
baik dari segi fisik/tempat keberadaan maupun budaya yang mendasari.
Ancaman yang paling utama adalah perkembangan revolusi industri 4.0
yang sangat signifikan karena dapat memudarkan nilai-nilai tradisional
yang ada pada pasar tradisional tersebut.
Perkembangan dan kemajuan yang dimiliki manusia akan selalu
membentuk suatu perubahan yang akan terjadi pada masyarakat itu
sendiri. hal ini juga dipengaruhi oleh pola pikir manusia yang ingin
kemajuan dan perubahan. Revolusi Industri berkembang dari 1.0 sampai
pada 4.0 yang berkembang sangat pesat. Istilah revolusi industri 4.0 lahir
di Jerman tepatnya saat diadakan Hannover Fair pada tahun 20112
“Kemajuan dunia bagaikan kuda balap yang menderap kencang. Apa
saja tak dapat mengubah dirinya dengan cekatan dan apa saja yang maju
bersama dunia maka akan disisihkan oleh seleksi alamiah” ini kata dari
Chen Tu hsiu kepada pemuda China di tahun 1915. Seruan ini masih
diteruskan kepada kekuatan sejarah, kita harus menyadari bahwa tugas itu
2 Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riseti,dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal 18
rumit dan banyak syaratnya dan manusia harus bertindak dalam suasana
yang tengah berubah dengan cepat.3
Perubahan keadaan masyarakat dari tradisional ke modern ataupun
sebaliknya tersebut sudah menjadi sunnatullah. Allah telah membuat
aturan-aturan baku di alam ini, siapapun yang dapat menjalankan aturan-
aturannya ini maka ia telah berhasil merengkuh sunnatullah.
Dan ayat yang berbunyi tentang jual beli yang baik terdapat dalam
surah al fathir ayat29:
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah
dan mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan,
mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.4
Surah ini mengajak kaum muslimin untuk melakukan transaksi jual
beli yang baik dan berlandaskan keimanan kepada Allah SWT. Dalam
surah ini juga menyerukan untuk bersedekah agar mendapat ridho dari
Allah SWT. Karena sejatinya manusia tidak meninginkan kerugian dalam
berniaga atau jual-beli.
Sekarang dunia telah memasuki era baru revolusi industri 4.0 dimana
kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Dalam abad ini,
3Robert H. Lauer, Perspektif tentang perubahan sosial, terj. Alimandan (Jakarta : PT
RINEKA CIPTA, 2003), hal 475 4Al-quran Terjemah Tajwid Warna Ar-Rafi’, 2016 Q.S Al-Fathir : 29, Kamil Jaya ilmu
revolusi industri ditandai dengan bersatunya beberapa teknologi sehingga
kita melihat suatu area baru yang terdiri dari bidang ilmu yang independen
dan terfokus pada era digital.5
Revolusi industri 4.0 menawarkan banyak mamfaat, namun juga
memiliki tantangan yang dihadapi ketika mulai menerapkan Revolusi
Industri 4.0 akan munculnya resistensi terhadap perubahan demografi dan
aspek sosial, ketidakstabilan kondisi politik, keterbatasan sumber daya,
resiko bencana alam dan tuntutan penerapan teknologi yang ramah
lingkungan.6
Pandangan ini menyatakan bahwa semua institunsi sosial, termasuk
agama, didirikan atas infrastruktur ekonomi dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan-tuntutan dan persyaratan-persyaratan yang dimiliki infrastruktur
ekonomi tersebut.7
Castells memeriksa kemunculan masyarakat, kultur, dan ekonomi yang
baru dari sudut pandang revolusi teknologi informasi (televisi, komputer,
dan sebagainya) yang dimulai di Amerika pada tahun 1970-an. Revolusi
ini mengakibatkan rekronstruksi fundamental terhadap sistem kapitalis
yang dimulai 1980-an dan memunculkan apa yang disebut oleh Castells
dengan “kapitalisme informasional”.8
5 Raymod R. Tjandrawinata, Industri 4.0 : Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya
pada bidang kesehatan dan bioteknologi, dalam jurnal Medicinus, Vol.29, No. 1, hal 31 6Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset, dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal 18 7Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta : Kencana, 2016), hal 115 8George Ritzel, Teori Sosiologi Modern, terj.Triwibowo B.S. (Jakarta : Kencana, 2014)
,Hal 529
Adanya perubahan transaksi jual beli juga disampaikan dalam Al-
quran yang di jelaskan dalam surah Ar-rad ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan
tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(QS : 13 ayat 11)9
Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia senantiasa akan
mengalami perubahan dan dimana setiap perubahan akan memberikan
dampak kepada kehidupan manusia itu sendiri dan pada kehidupan saat ini
manusia telah mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam
kehidupan saat ini. Manusia di tuntut untuk dapat menfilter setiap
perubahan yang baik dan buruk dalam kehidupan saat ini sehingga tidak
terjerumus kedalam perbuatan mungkar.
Akibat dari revolusi industri 4.0 lahir perubahan diberbagai bidang
kehidupan. Perubahan dapat terjadi dibidang demografi, sistem stratifikasi,
pemerintahan, pendidikan, sistem kekeluargaan dan nilai, sikap
kepribadian.
9Al-quran Terjemah Tajwid Warna Ar-Rafi’, 2016, QS. AL-Ra’ad : 11, Kamil Jaya Ilmu
Di dalam masyarakat modern, dimana orang tidak perlu saling
mengenal, orang mempunyai kecendrungan menilai seseorang dari apa
yang nampak, khususnya dibidang materi. Di dalam masyarakat
tradisional dimana orang saling mengenal dan saling tergantung, maka
orang cendrung menilai seseorang dari sifat-sifatnya yang sangatlah
subyektif, karena kaitanya subyek sedangkan masyarakat modern kaitanya
pada obyeknya.10
Salah satu aspek yang tergerus oleh perubahan adalah pasar
tradisional. Untuk mengatasi persaingan di zaman modern ini, pasar
tradisional perlu adanya inovasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya
inovasi yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah pada pasar
tradisional akan berakibat terjadinya perubahan sosial.11
Ditengah kemajuan dari pengembangan revolusi industri 4.0 pada saat
ini pasar tradisional harus dapat bertahan. Karena pasar tradisional bukan
saja menjadi tempat transaksi jual beli tetapi melainkan representasi
budaya ekonomi suatu masyarakat. Pasar tradisional juga menyajikan
aktifitas yang khas karena dilatarbelakangi oleh seperangkat nilai tertentu,
dikelola oleh norma etika serta dilembagakan dalam suatu proses sosial
konteks budaya. Dengan demikian, pasar tradisional bernuansa unik yakni
10Soedjito Sosrodiharjo, Transformasi Sosial, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana, 1986) hal
5 11Nur Indah Ariyani dan Okta Hadi Nurcahyono, Digitalisasi Pasar Tradisional,
Prespektif Teori Perubahan Sosial, dalam Jurnal Analisa Sosiologi, Vol 3, No 1, 2014 hal 1-2
karakter sosial budaya masyarakat lokal dimana pasar tersebut
terselenggara.12
Perubahan sosial dapat terjadi pada satu tingkatan tertentu atau
menggunakan kawasan studi dan satuan analisis. Jelaslah bahwa
perubahan sikap ini penting dan logisnya dengan perubahan
institusuionalnya. Namun perlu diperhatikan adalah bahwa perubahan
penting pada satu tingkatan tertentu tidak harus penting pula pada
tingkatan lain. Perubahan mungkin mencerminkan perubahan hubungan
antar individu antar organisasi atau instuisi, atau ada faktor lain yang
mempengaruhi perubahan.13
Dengan begitu keberadaan pasar tradisional semakin terancam dengan
adanya perubahan yang terjadi pada saat ini. Ancaman yang paling
mendasari adalah perkembangan ekonomi global pada titik puncak
perubahan besar yang sebanding besarnya dengan munculnya revolusi
industri. Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi
hampir di semua bidang . Hal ini sangat mempengaruhi bagaimana terjadi
perubahan gaya hidup yang berbeda dari sebelumnya.
Untuk melihat perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang sangat pesat
dihadapkan dengan budaya pasar tradisional Padang Lua yang sangat
menjujung nilai lokal seperti budaya, sosial, agama dan sebagainya dalam
setiap aktifitas. Perubahan apakah yang akan terjadi? bergeserkah nilai dan
12Nursyiwan Effendi, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Provinsi Sumatera Barat,
dalam Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2, hal 107-108 13Robert H. Lauer,Perspektif Tentang Perubahan Sosial, terj. Alimandan, (Jakarta : PT
RINEKA CIPTA, 2003) hal 5
tata cara mayarakat pasar padang lua, ketika Revolusi Industri 4.0 masuk
ketengah masyarakat cendrung bersifat bebas. Tentu hal inilah yang perlu
disoroti untuk mengetahui pola masyarakat di pasar Padang Lua ketika
menghadapi perubahan besar dalam revolusi industri 4.0.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diidentifikasi beberapa
fokus penelitian yang ada sebagai berikut :
1. Peranan pasar tradisional Pasar Padang Lua.
2. Perubahan sosial masyarakat yang ada di pasar Padang Lua.
C. Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam skripsi ini adalah mendeskripsikan pasar
tradisional merupakan suatu pengendali masyarakat baik secara ekonomi,
sosial, budaya dan agama. Dan pasar tradisional hingga saat ini masih
bertahan ditengah perkembangan zaman yang sudah maju, juga hal ini
berdampak pada pasar tradisional itu sendiri seperti adanya perubahan
yang disebabkan oleh perkembangan revolusi industry 4.0 pada saat ini.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan permasalahan yang
akan dibahas lebih lanjut, diantaranya :
1. Bagaimana pasar tradisional menghadapi revolusi industri 4.0.?
2. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 pada masyarakat pasar Padang Lua.?
E. Tujuan Penelitian
Adanya tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dampak revolusi industri 4.0 yang ada di tengah
Pasar Tradisional Padang Lua.
2. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada masyarakat Pasar
Tradisional Padang Lua.
F. Kegunaan Penelitan
1. Bagi Peneliti
a. Untuk memperkaya pengetahuan dalam megembangkan ilmu
pengetahuan di bidang sosiologi agama.
b. Sebagai salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program
Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
IAIN Bukittinggi.
2. Bagi Institut
a. Sebagai bahan tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam
menyerap ilmu yang diperoleh selama kuliah terutama pada
mata kuliah Teori Sosiologi Modren dan bagaimana diterapkan
dan diamalkan baik di dalam masyarakat maupun di dunia
kerja sesuai dengan bidang keilmuan.
b. Sebagai referensi bagi usaha-usaha penelitian untuk
dikembangkan lebih lanjut.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat mengetahui fenomena budaya modern yang
berkembang saat ini.
b. Untuk memahami keberadaan pasar tradisional di tengah
budaya modern yang berkembang saat ini.
G. Penjelasan Judul
1. Pasar tradisional : merupakan pasar yang dikelola dengan
manajemen yang lebih tradisional.
2. Perubahan sosial : perubahan yang terjadi mempengaruhi sistem
sosial di masyarakat.
3. Revolusi Industri 4.0 : kemajuan pada bidang teknologi dan
jaringan digital.
H. Sistematika Penulisan
Penelitian ini tersusun secara sistematis dan terarah dari pokok
permasalahan yang telah dirumuskan, maka penulis menyusunnya dalam
sistematika sebagai berikut :
Bagian awal berisi Halaman, Sampul Depan, Abstrak, Halaman
Pengesahan, Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Daftar IsiDan
Daftar Lampiran.
Bab I : membahas pendahuluan terdiri dari (a) Latar Belakang (b)
Identifikasi Masalah (c) Batasan Masalah (d) Rumusan Masalah (e)
Tujuan Penelitian (f) Kegunaan Penelitian (g) Penjelasan Judul (h)
Sistematika Penulisan.
Bab II : membahas tinjauan pustaka dari (a) Tinjuan Pustaka (b) Penelitian
Relevan (c) Kerangka Berfikir
Bab III : membahas metode penelitian dari (a) jenis penelitian (b) Lokasi
Penelitian (c) Informan Penelitian (d) Teknik Pengumpulan Data (e)
Teknik Analisis Data (f) Teknik Keabsahan Data.
Bab IV : membahas hasil penelitian terdiri dari temuan umum (a) sejarah
Pasar Tradisional Padang Lua, (b)monografi, (c)demografi (d)jumlah
penduduk sesuai mata pencaharian, (e)tingkat pendidikan (f)letak
geografis, (g)struktur pengurus Pasar Tradisional Padang Lua, (h)sarana
dan prasarana Pasar Tradisional Padang Lua
temuan khusus (a)Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
(b)perubahan sosial masyarakat terhadap Revolusi Industri 4.0
(c)pembahasan dari temuan khusus
Bab V : penutupan dari keseluruhan pembahasan yang terdiri dari
kesimpulan dan saran, fungsinya sebagai sumbangan informasi yang teruji
kebenaran penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Tradisional
1. Pengertian Pasar Tradisional
Dalam teori sosiologi, pasar mulai bangkit pada abad 20 sebagai
buktinya adalah muncul adanya subdisiplin ilmu sosiologi, yaitu
sosiologi ekonomi. Secara sosiologis, menurut Greetz, pengertian
pasar sebenarnya tidak menyangkut aspek-aspek ekonomi atau proses
jual beli barang saja, tetapi pasar merupakan pranata ekonomi
sekaligus cara hidup. Dilihat dari struktur sosial suatu pasar, hubungan
antara penjual dan pembeli, membentuk suatu jaringan sosial. Jaringan
tersebut merupakan hasil dari hubungan sosial antara individu dan
individu atau kelompok. Dan proses produksi, distribusi, dan konsumsi
dipengaruhi oleh keterlekatan orang dalam suatu hubungan sosial.14
Menurut Perpres No.112 Tahun 2007, pasar tradisional adalah
pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang
kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha
14Nur Indah Ariyani dan Okta Hadi Nurcahyono, Digitalisasi Pasar Tradisional,
Prespektif Teori Perubahan Sosial, dalam Jurnal Analisa Sosiologi, Vol 3, No 1, 2014 hal 5
skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan
melalui tawar menawar.38
Dalam penelitian S.Leksono menemukan bahwa pasar tradisional
adalah sebagai modus interaksi sosial-budaya bahkan pasar juga
mengandung fungsi religius sebagai sarana ibadah. Selain itu pasar
tradisional dengan harga luncurnya, padanya terkandung transaction
cost dan bahkan asymmetric information. Dari korbanan waktu, proses
tawar-menawar adalah merupakan biaya transaksi, akan tetapi jika
didalamnya berlangsung pula proses komunikasi yang dapat
menunjukkan kejelasan tentang karakter obyek barang yang diperjual-
belikan serta terjadi proses penyesuaian harga maka asymmetric
information akan menyusut jauh. Disini proses transaksi mempunyai
peluang akan berkelanjutan berdasarkan interaksi sosial yang terjadi
karena diantara keduanya menjadi saling kenal.39
2. Ciri-ciri Pasar Tradisional
Ciri-ciri pasar tradisional yang paling mudah diamati menunjukkan
tempat yang digunakan bagi kegiatan yang bersifat indigenous market
trade sebagaimana telah dipraktekkan sejak lama menjadi tradisi juga
merupakan asset budaya yang mempunyai peran yang penting dalam
38Anung Pramudyo, Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta, (Yogyakarta :
JBMA Maret 2014),Vol. II, No. 1, hal 82 39Siti Fatimah Nurhayati, Pengelolaan Pasar Tradisional Berbasis Musyawarah untuk
Mumfaka, (Surakarta : BENEFIT, 2014), Vol. 18, No. 1, hal 51
kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah ciri-ciri lain pasar tradisional
yaitu sebagai berikut:
1. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh
pemerintah daerah.
2. Sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Tawar
menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk didalam
pasar. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara
pedagang dan pembeli yang lebih dekat.
3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barag yang
berbeda-beda. Selain itu juga terdapat pengelompokan dagangan
sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang
ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging.
4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal.
Barang dagangan yang dijual dipasar tradisional ini adalah hasil
bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah lain
yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai
mengimport hingga keluar pulau atau negara.dan sebagian besar
komoditi yang diperdagangkan adalah komoditi kebutuhan hidup
sehari-hari.
5. Letaknya yang strategis, dimana sebagian besar pasar tradisional
terletak dekat wilayah permukiman.40
Berdasarkan hal tersebut maka budaya pasar dapat dipahami dalam
empat wujud yaitu :
a. Eksistensi fisik tempat dimana suatu pasar tradisional itu
berlangsung.
b. Seperangkat aktifitas yang berpola dan kontinyu dari berbagai
pelaku pasar serta variasi peran dan fungsi
c. Sistem gagasan yang melatarbelakangi berlangsungnya eksistensi
aktifitas pelaku pasar untuk menjalankan fungsi dan peran mereka.
d. Nilai yang menjadi dasar bagi sistem penyelenggara budaya pasar
tradisional tersebut, seperti nilai persaudaraan, solidaritas, nilai
keakraban dan lain-lain.41
3. Sistem Pasar Tradisional
Sistem yang terdapat pada pasar tradisional adalah pedagang
melayani pembeli yang datang ke stan atau tempat usaha mereka,
kemudian melakukan tawar menawar untuk menentukan kata sepakat
pada harga dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya. Pasar
seperti ini umumnya dapat ditemukan dikawasan permukiman agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Di pasar tradisional inmi
40 Yulia Nurliani Lukito, Revitalisasi Pasar Tradisional Melalui Pendekatan Desain dan
Interaksi Pengguna Ruang, (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 17-18. 41Nursyiwan Effendi, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Provinsi Sumatera Barat,
dalam Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2, hal 107
orang dapat berjual beli, dan melakukan aktifitasnya para pedagang dan
pembeli masih berpegang pada norma dan kebiasaan yang ada srcara
turun-temurun.42
Pasar tradisional merupakan pasar yang paling efektif untuk sarana
interaksi dan berkumpulnya orang-orang dari berbagai suku di tanah air
sebagai sarana yang penting untuk berinteraksi dan berkreasi.
Terciptanya suasana damai dan harmonis antara penjual dan pembeli di
dalam pasar tradisional.
Dalam pasar tradisional penjual memiliki kesadaran tinggi akan
pentingnya menjaga agar para pelanggan merasa betah berbelanja dan
merasa terpanggil untuk selalu berbelanja dipasar tradisional. Tidak
terjadinya penipuan dalam hal penggunaan timbangan serta alat ukur
lainnya. Harga yang kompetitif sesuai dengan kualitas dan jenis barang
yang dijual, serta selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan pelanggan.43
4. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Pada sisi lainnya pasar tradisional sekarang masih tetap
memainkan peran penting. Pasar harian atau mingguan pada banyak
daerah sebagai contoh menciptakan hubungan sosial yang lebih kuat.
Pilihan untuk berbelanja pada penjual yang mana dan komunikasi di
pasar tidak mengenai barang yang diperdagangkan. Kebutuhan untuk
42 Yulia Nurliani Lukito, Revitalisasi Pasar Tradisional Melalui Pendekatan Desain dan
Interaksi Pengguna Ruang, (Yogyakarta: Deepublish, 2018) hal. 17. 43 I Made Puja, “ Analisis Kelayakan Investasi Pasar Tradisional Desa Padang Sambian di
Denpasar Bali”, dalam Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya, Vol. 8 No. 1, hal. 79-94.
bertemu dan memperoleh informasi merupakan salah satu motivasi
orang untuk datang ke pasar.44
Pasar tradisional adalah cermin dari keberadaan kehidupan sosial
di dalam satu wilayah tertentu. pasar tradisional merupakan pusat
kebudayaan, dimana segala macam ekspresi dan prilaku nilai yang
melekat dalam masyarakat terekspresikan di dalamnya. Intensitas
interaksi di dalam pasar tradisional sangat memiliki ciri khas
tersendiri. Pasar tradisional tidak hanya menjadi ruang jual beli tetapi
lebih dari itu, pasar tradisional menjadi ruang ekspresi sosial-budaya.45
Beberapa kesatuan sosial tentu akan mempunyai perubahan dalam
hubungan antar kesatuan di dalam suatu masyarakat, maka
keseimbangan yang terdapat di dalamnya itu untuk waktu tertentu akan
terganggu, karena suatu perubahan sikap dan kesatuan sosial yang satu
minta perubahan sikap pula pada kesatuan sosial lainnya, dan berakibat
akan terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut. Dalam
perubahan multi komplek ini mempunyai dua kemungkinan akibat
yaitu :
a. Manusia menemukan sistem penilaian dan filsafat hidup baru.
44Adri Febrianto dan Erianjoni, Buku Ajar Sosiologi Ekonomi, (Padang : Kegiatan Forum
HEDS, 2006), hal 76 45Mulyadi , Model Pengelolaan Pasar Tradisional Dalam Prespektif Kemandirian
Daerah Kota Surakarta. (Surakarta : STIE AUB, 2012) hal 21
b. Manusia tenggelam dalam persoalan yang dihadapi tetapi tidak
dapat mengambil suatu sikap.46
Tahap pertama tingkat perubahan adalah suatu kecepatan yang
dipengaruhi berbagai unsur struktur budaya, dan sosial muncul,
sehingga melenyapkan unsur-unsur lain. Suatu perbedaan sangat
penting di dalam perubahan. Hal itu dapat dinyatakan dengan sejumlah
inovasi-inovasi teknologis dan sosial yang dilaksanakan dalam waktu
tertentu. Ini di awali dengan periode awal dimana adanya penemuan-
penemuan baru yang dilaksanakan pada masyarakat tertentu.
Tahap kedua, pada bagian ini di golongkan pada tingkat perubahan
subjektif dan relatif.
Pada tingkat ini sangat cocok untuk mengukur intensitas antara
lingkungan sosial dan benar-benar dirasakan oleh aktor sosial tersebut.
Pada tingkat ini menghasilkan konsekuensi-konsekuensi sosial yang
nyata dari pada perubahan yang murni secara kuantitatif.47
Selanjutnya, pada awalnya pasar tradisional ini, tentunya, hanya
terbatas dipahami, dimengerti, dinikmati oleh masyarakat di sekitar
situ saja. Dalam perkembangannya, secara sosial masyarakat
dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka tidak hanya berada di
46Buddy L. Worang, Pengantar Sosiologi Suatu Ringkasan, (Yogyakarta : Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 1983) hal 158 47Mustafa O. Attir, Burkart Holzner dan Zdenek Suda, Sosiologi Modrenisasi, terj
Hartono Hadikusumo, (TIARA WACANA YOGYA : Yogyakarta, 1989), hal 200
lingkungannya saja yang terbatas. Lambat laun dengan sifat sosialnya
masyarakat akan berubah seiring perubahan zaman.
B. Revolusi Industri 4.0
1. Sejarah Revolusi Industri 4.0
Kehadiran teknologi modern, mula mula perlahan kemudian
semakin cepat, secara radikal mengubah situasi. Teknologi mengubah
realita manusia begitu cepat dan tak pernah terjadi sebelumnya. Jadi
ungkapan konvensional “revolusi industri” adalah benar-benar cepat.48
Tahun 1784 merupakan tonggak sejarah dimulainya sistem baru
dengan kehadiran sebuah mesin yang disebut mechanical weaving
loom. Pada saat itu cara kerja menenun semula dengan tangan
(manual), diganti dengan mesin. Tahun 1784 merupakan akhir abad 18
yang digunakan sebagai tanda dimulainya revolusi industri pertama,
suatu babak baru yang menjadi bagian awal yang dihasilkannys
produk-produk baru dengan bantuan mesin-mesin canggih.49
Revolusi industri kedua terjadi pada akhir abad 19 dimana mesin-
mesin produksi ditenagai oleh listrik yang digunakan untuk kegiatan
produksi secara massal.50 Sementara itu pada tahun 1776 Adam Smith
48Peter L Berger, Revolusi Kapitalis, terj. Mohammad Oemar, (Jakarta : LP3ES, 1990)
,hal. 45 49Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementrian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, (Jakarta : Ristekdikti, 2017) hal 58 50 Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 :Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset,dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal. 17
dalam bukunya The Wealth of Nation dan pada tahun 1832 Charles
Babbage dalam bukunya On Economy of Machinery and
Manufacturers, membuahkan konsep untuk meningkatkan
produktifitas dengan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi atau
keahlian dan efesiensi penggunaan tenaga kerja.51
Selanjutnya pada tahun 1969 tercipta programmable logic dan ini
menandai revolusi industri ketiga. Dengan aplikasi dan teknologi
informasi, melalui program tersebut, proses produksi menjadi semakin
canggih dan otomatis.52 Sedangkan Revolusi Industri ketiga yang
dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi
informasi untuk otomatisasi proses produksi.53
Revolusi industri 4.0 atau revolusi industri keempat adalah suatu
era yang memandang teknologi informasi menjadi basis dalam
kehidupan manusia. Penggunaan daya komputasi dan data yang tidak
terbatas akibat perkembangan internet dan teknologi digital yang masif
sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan
mesin menyebabkan segala hal menjadi tanpa batas.
51Yustina Tritularsih dan Wahyu Sutopo, Peran Keilmuan Teknik Industri Dalam
Perkembangan Rantai Pasokan Menuju Era Industri 4.0,Surakarta, Seminar dan Konferensi
Nasional IDEC 2017, hal. 2 52 Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementrian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, (Jakarta : Ristekdikti, 2017) hal 58 53 Raymond R. Tjandrawinata, Industri 4.0: Revolusi Industri Abad Ini dan Pengaruhnya
pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi, dalam jurnal MEDICINUS, Vol. 29, No. 1, April
2016, hal. 31
2. Dampak Revolusi Industri 4.0
a. Muncul Kapitalisme
Kapitalisme dari awal sampai waktu tertentu merupakan konsep
ekonomi. Ide tentang masyarakat kapitalis merupakan hubungan antara
ekonomi dan sosial masyarakat. Namun demikian, tidak semua unsur
ekonomi dapat disatukan dengan nilai sosial. Dalam menjelaskan
sosial dan ekonomi yang muncul akibat revolusi industri, Marx
menekankan kepada kepemilikan secara pribadi alat-alat produksi,
para buruh menjual jasa mereka, penciptaan nilai dan mekanisme
produksi.54
Menurut Marx, setiap masyarakat ditandai oleh suatu infrastruktur
dan supratruktur. Infrastruktur menurutnya bagian dari ekonomi.
Supratruktur meliputi ideologi, hukum, pemerintahan, keluarga dan
agama. Struktur ekonomi merupakan landasan tempat membangun
semua basis kekuatan lainnya. Dengan demikian perubahan secara
produksi menyebabkan perubahan dalam sosial manusia.55
Dalam pembahasan Marx tentang perubahan sosial, ia tidak
membahas dalam konteks mikro, namun masih berpegang kepada
pembahasan sebelumnya tentang stratifikasi sosial. Marx dapat
mengetahui penyebab dari perubahan sosial kembali kepada pola-pola
struktur sosial. Menurut Marx pertentangan sosial bukan kejadian yang
54Ralf Dahrendrof, Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri, terj.Ali Mandan,
(Jakarta, CV Rajawali, 1986) hal, 46 55 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2011)
hal, 38
tidak dapat diramalkan, pertentangan sosial ini merupakan hasil
pertumbuhan penting dari struktur masyarakat tertentu dan terutama
merupakan hasil pertumbuhan dari struktur masyarakat kapitalis.56
Bentuk kapitalis terdiri atas tiga tahapan. Seperti sudah kami
gambarkan dalam Buku I, ini merupakan rangkaian berikut ini:
a. Tahapan pertama:
Kapitalis muncul di pasar barang-dagangan dan kerja sebagai
seorang pembeli; uangnya diubah menjadi barang-dagangan.
b. Tahapan kedua:
Konsumsi produktif oleh kapitalis atas barang-dagangan yang
dibeli. Ia berfungsi sebagai kapitalis produsen barang-dagangan;
kapitalnya melalui proses produksi. Hasilnya: barang-dagangan
bernilai lebih besar ketimbang unsur-unsur produksinya.
c. Tahapan ketiga:
Kapitalis kembali ke pasar sebagai seorang penjual; barang-
dagangannya ditransformasi menjadi uang.57
Persyaratan penting dalam menentukan cara produksi di suatu
zaman, oleh karena itu yang menyediakan unsur-unsur pokok kelas
maupun momentum perubahan sosial, adalah kekayaan.
Oleh karena kapitalisme didasarkan atas persaingan dalam hal
pengejaran keuntungan, maka peningkatan teknologi, terutama
mekanisme produksi yang semakin berkembang, merupakan senjata
56 Ralf Dahrendrof, Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri, terj.Ali Mandan,
(Jakarta, CV Rajawali, 1986) hal, 153 57Karl Marx, Kapital II, terj. Oey Hay Djoen, (Yogyakarta : Hasta Mitra, 2007), hal, 4
ampuh bagi setiap kapitalis di dalam perjuangannya untuk
mempertahankan hidup di pasaran sehingga seorang pengusaha dapat
mencari keuntungan sebesar-besarnya.58
Selanjutnya, atas dasar cara produksi kapitalis, sebagai cara yang
berlaku semua barang-dagangan harus merupakan kapital barang-
dagangan di dalam tangan para penjual mereka. Mereka terus seperti
itu di dalam tangan para saudagar, atau mereka menjadi seperti itu jika
mereka sebelumnya tidak seperti itu. Sebagai kemungkinan lain,
mereka adalah barang-dagangan seperti barang-barang impor, yang
menggantikan kapital barang-dagangan orisinil, karena itu sekadar
memberinya suatu bentuk keberadaan lain.59
Masyarakat yang hidup di zaman kapitalisme adalah masyarakat
konsumen. Masyarakat seperti demikian sebenarnya adalah masyarakat
yang telah menjadi hamba dari ciptaannya sendiri, yaitu kapitalisme
global. Kemajuan yang diusung dalam revolusi 4.0 telah membawa
masyarakat dalam situasi terkungkung dalam jerat-jerat dan “rayuan”
kapitalisme, tatanan yang menawarkan berbagai kemudahan,
keindahan, dan pemenuhan kebutuhan yang serba instan. Dengan
budaya konsumsi yang dipegangnya, masyarakat konsumen
sebenarnya merupakan hasil kreasi kapitalisme global.60
58Anthony Giddens, Kapitalisme dan Teori Sosial Modern, terj Soeheba Kramadibrata,
(Jakarta : Universitas Indonesia PRESS, 1986), hal. 65 59Karl Marx, Kapital II, terj. Oey Hay Djoen, (Yogyakarta : Hasta Mitra, 2007), hal, 71 60Selu Margaretha Kushendrawati, Masyarakat Konsumen Sebagai Ciptaan Kapitalisme
Global: Fenomena Budaya Dalam Realitas Sosial,dalam Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol.
10, NO. 2, Desember 2006, hal 53
b. Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang
terjadi di dalam suatu sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan
antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu yang berlainan.
Untuk itu konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga
hal, yaitu : pertama, studi mengenai perbedaan, kedua studi dilakukan
diwaktu yang berbeda, ketiga pengamatan sosial yang sama.61
Bicara mengenai perubahan, kita membayangkan sesuatu yang
terjadi setelah jangka waktu tertentu, kita berurusan pada perbedaan
diantara sebelum dan sesudah dalam jangka tertentu. Perubahan sosial
merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus
menerus dan tidak pernah berhenti, karena tidak ada masyarakat yang
akan berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa.62
Ahli berpendapat lain bahwa perubahan sosial terjadi karena
adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsure-
unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian, ada
pula yang berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat
periodik dan non periodik. Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya
menyatakan bahwa perubahan lingkaran kejadian-kejadian.63
61Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial Prespektif Klasik, Modren, Postmodren
dan Postkolonial, (Depok : PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012) hal 2 62Nur Djazifah ER, Modul pembelajaran Sosiologi,(Yogyakarta : LP2M UNY, 2012), hal
5 63Soejoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012) hal 263
Teori-teori kecendrungan dalam perkembangan ini yang dipahami
dalam rangka “semangat suatu zaman” yang unik, paling tidak
memiliki alasan untuk dihindari. Ketika berhenti berbicara dalam
metafora, tidaklah mudah untuk segera merumuskan jenis-jenis
kejadian-kejadian, yang biasanya merupakan rujukan bagi ungkapan
revolusi sosial. Sementara revolusi sosial kelihatannya mengandung
gagasan tentang kontiniunitas, dalam pengertian dimana kita telah
merujuk pada suatu perubahan yang kasar, maka pengertian
sederhananya hilang takkala kita berhenti mengekspresikan dalam
analogi-analogi ruang waktu. Sekali lagi, karena revolusi semacam itu
jelas mencakup gagasan tentang percepatan tempo perubahan,
pengertiannya tidak dibatasi waktu.64
Sumber energi membentuk sifat peradaban. Mulai dari bagaimana
energi itu dimanajemen, bagaimana hasil diperdagangkan dan
perdagangan didistribusikan, bagaimana kekuasaan politik dan
hubungan sosial dilakukan. Untuk mememahami bagaimana
infrastruktur Revolusi Industri bisa secara dramatis mengubah
distribusi kekuatan ekonomi di abad ke 21.65
Beberapa sosiolog berpendapat bahwa ada kondisi sosial yang
primer yang menyebabkan terjadinya perubahan. Misal kondisi
ekonomis, teknologi, geografi atau biologis menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya.
64M. Dawan Raharjo, Kapitalisme Dulu dan Sekarang, (Jakarta : LP3ES, 1987), hal 46 65Astrid Savitri ,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019), hal 48-49
Sebaliknya ada pula yang mengatakan bahwa semua kondisi tersebut
sama pentingnya, satu atau semua akan menelularkan perubahan-
perubahan sosial.66
Ringkasnya, proses diferensiasi yang dikupas diatas cendrung
memperkuat keraguan legitimasi tatanan sosial lewat akumulasi
sumber-sumber teknologi dan komunikasi, dan munculnya komponen-
komponen sub-sistem kelembagaan yang relatif otonom. Kemungkinan
bagi tumbuhnya perubahan yang disebabkan oleh proses diferensiasi,
diperkuat oleh kemunculan berbagai tipe usahawan yang menjadi
pengerak dalam tatanan sosial, kebudayaan maupun solidaritas
kolektif.67
c. Penggunaan Teknologi Era 4.0
Revolusi Industri memicu pergeseran budaya, sosial, agama dan
ekonomi secara signifikan dari pertanian tradisional dan kegiatan pasar
tradisional perlahan berubah menuju kegiatan berbasis teknologi dan
digital. Sistem tersebut melibatkan penggunaan kemajuan teknologi
berkelanjutan dan sarana transportasi. Ketika Revolusi Industri 4.0
berlangsung, perhatian masyarakat beralih dari kehidupan tradisional
menuju modern.68
66Soejoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012) hal 262 67S.N Eisenstadt, Revolusi dan Transformasi Masyarakat, terj. Chandra Johan, (Jakarta :
CV. Rajawali, 1968), hal 72 68Astrid Savitri ,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019), hal 5
E-commerce merupakan proses pembelian, penjualan atau
pertukaran barang/jasa dan informasi melalui jaringan komputer
termasuk internet. Bagi sebagian perusahaan besar E-commerce
menjadi bagian dalam pengembangan, pemasaran, penjualan,
pengiriman, pelayanan dan pembayaran para pelanggan dengan
dukungan dari jaringan para mitra bisnis di seluruh dunia.69
Membangun infrastruktur digital artinya membangun jaringan dan
platform digital. Dan dibutuhkan usaha untuk mewujudkannya karena
itu akan mengarah ke dampak sosial masyarakat. Karena adanya
platform ini akan mempermudah pekerjaan manusia pada saat
sekarang. Sebagai contoh, terdapatnya aplikasi belanja online yang
mempertamukan pembeli dan penjual di dunia maya. 70
Sebelumnya, hubungan antara teknologi digital dengan sosial
innovation yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan jaringan,
seperti handphone, website, dan media. Selanjutnya muncul pula
platform sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya
yang mengubah berbagai aspek kehidupan. Seiring waktu,
berkembangnya teknologi di masa revolusi industri 4.0 memungkinkan
69Hoga Saragih dan Rizky Ramdhany, Pengaruh Iintensi Pelangan Dalam Berbelanja
Online Kembali Melalui Media Teknologi Informasi Forum Jual Beli (FJB), dalam jurnal Kaskus,
Journal of Inf ormation Systems,Volume 8, Issue 2,Oktober 2012, hal 101 70FORKOMSI FEB UGM, Revolusi Industri 4.0, (Sukabumi : CV Jejak, 2019), hal 43
perkembangan e-commercedan social marketing dengan berbagai
macam model dan inovasi.71
Defenisi mengenai Revolusi Industri 4.0 beragam karena masih
dalam tahap penelitian dan pengembangan. Kanselir Jerman, Angela
Merkel berpendapat bahwa keseluruhan aspek produksi di industri
melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri
konvensional. Unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu
sebuah lingkaran industri dimana seluruh entisitasnya selalu terhubung
dan mampu membagi informasi satu dengan yang lain.72
Produksi yang terus meningkat selama beberapa dekade dan
adanya peningkatan permintaan secara proposional. Untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia agar memiliki lebih banyak, maka tumbuhlah
siklus konsumsi dan juga banyak produksi sehingga menyebabkan
munculnya matrealisme dan konsumerisme.73
Penggunaan gadget, komputer, mesin industri, teknologi
transportasi dan lain sebagainya yang serba online pada akhirnya
menuntut gerak manusia semakin dinamis dan cepat tanggap. Apa
yang dulu hanya sebatas kebutuhan, sekarang bergeser menjadi gaya
hidup, begitu pula sebaliknya. Efektifitas waktu, tenaga dan biaya juga
71Nitia Agustini Kala Ayu, Peluang Social Innovation dalam Revolusi Industri 4.0:
Bagaimana Perkembangannya di Indonesia, (Yogyakarta : Forbil Institute, 2017), hal 7-9 72 Hoedi Prasetyo dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 :Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset,dalam Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1, Januari 2018, hal. 19 73 Astrid Savitri ,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019), hal 24
kemudian menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh invasi yang
berkembang saat ini.74
C. Penelitian Relevan
Penelitian relevan sangat penting sekali untuk mengetahui letak
perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
yang akan diteliti, selain itu kajian terdahulu juga berguna sebagai
perbandingan sekaligus landasan dalam penelitian ini. Adapun hasil
penelitian terhadap sumber yang mempunyai kaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Pertama dari jurnal Nursyirwan Effendi yang berjudul Studi
Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya Hidup Masyarakat
Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat Nagari di Propinsi
Sumatera Barat pada tahun 2017. Penelitian ini mencari jawaban
tentang perubahan yang terjadi di tengah pasar tradisional dan
penyebab-penyebab perubahan yang ada pada pasar tradisional
tersebut.
Kedua Nur Indah Ariyani dan Hadi Nurcahyono dalam jurnal
Digitalisai Pasar Tradisional ; Prespektif Teori Perubahan Sosial pada
tahun 2014. Di dalam jurnal ini menjawab perubahan sosial yang
74Dini Amalia, Dinamika Konvergensi Peran Perempuan Di Era Ekonomi Digital, dalam
jurnal Al-Musthofa : Journal of Sharia Economics, Volume 1 Nomor 2 Desember 2018, hal 80
terjadi disebabkan oleh kemajuan teknologi dan era digital yang sangat
pesat pada saat ini.
Dalam jurnal tersebut menjelaskan ada unsur-unsur penting yang
berubah di dalam pasar tradisional tersebut yang disebabkan oleh
kemajuan teknologi yang ada pada saat sekarang. Pengadaan teknologi
dari yang ringan sampai virtual dijadikan sebagai pemenuhan
kebutuhan yang berusaha membantu pekerjaan masyarakat pasar
tradisional.
Persamaan dari penelitian ini adalah membahas perubahan yang
terjadi di tengah pasar tradisional yang disebabka oleh kemajuan
teknologi tersebut. Dan metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif. Berdasarkan teknik pengumpulan data melalui
wawancara, dokumentasi, dan observasi. Persamaan metode analisis
data menggunakan triangulasi sumber dengan tahap pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada lokasi dan bidang
kajiannya. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Tanah Datar.,
Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan penelitian dilakukan di Pasar
Tradisional Padang Lua. Perbedaan yang lain terdapat pada kajiannya
yang terfokus pada perubahan gaya hidup dan digitalisasi. Sedangkan
peneliti melakukan penelitian mengenai “Perubahan Sosial masyarakat
Pasar Tradisional menghadapi Revolusi Industri 4.0 Padang Lua Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat.
D. Kerangka Berfikir
Penelitian ini dilakukan untuk melihat seperti apa perubahan sosial
pasar tradisional dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 di
masyarakat dan bagaimana posisi Pasar Padang Lua, Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Prov Sumatera Barat dapat bertahan dan
tetap menjadi pengendali ekonomi, sosial, budaya dan nilai agama
Skema : kerangka berpikir
Pasar Tradisional
Padang Lua
Revolusi Industri
4.0
Pasar tradisional
menghadapi
revolusi industri 4.0
Perubahan yang terjadi di pasar
tradisional menghadapi
Revolusi Industri
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah upaya mengungkap Perubahan Pasar
Tradisional dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Padang Lua, Kec.
Banuhampu, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat. Adapun jenis penelitian
yang dilakukan adalah penelitian kulitatif dengan menggunakan metode
deskriptif analisis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan
dengan latar belakang yang wajar dan alamiah serta menyeluruh.
Penelitian kualitatif berusaha melihat, mencermati, dan menghayati
masalah yang akan diteliti sebagai fenomena yang kompleks yang harus
diteliti secara menyeluruh.75
Menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskritif, ucapan atau tulisan dan
prilaku yang dapat diamati dari orang- orang (subjek) itu sendiri.76
Sementara itu menurut Lodico, Spaulding, dan Voegtle mengatakan
penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian
lapangan adalah suatu metodologi yang di pinjam dari disiplin ilmu seperti
sosiologi dan antropologi dan diadaptasi kedalam setting pendidikan.
75Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. XXXIX, hal 6 76 Rulam Ahmadi, Meodologi Penelitan Kualitatif, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2014)
cet. 1, hal 15
Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian
suara pada perasaan dan persepsi dari pertisipan di bawah studi.54
Data yang didapatkan melalui metode kualitatif adalah data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna yaitu daya yang
sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai yang tampak.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi
dapat didapat dari sasaran/ sumber lokasi. penelitian ini dilakukan di
Nagari Padang Lua, Kec. Banuhampu, Kab. Agam
C. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian kualitatif memiliki posisi yang sangat
penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik
informasi. Oleh karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan
informasi, sumber informasi dan sumber data) atau disebut juga sebagai
subjek penelitian. Informan juga aktor atau pelaku yang menentukan
berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
Informan dalam penelitian ini yaitu informan kunci (Key Informant).
pada penelitian ini informan kunci adalah pengurus pasar pedagang dan
petani. Peneliti mengambil informan lapangan sebanyak yang dibutuhkan
54 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), Cet. 3, hal 1-2
sampai terjawab pertanyaan penelitian yang dicari, dari situlah informan
diketahui jumlahnya.55
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan penelitian kualitatif, maka peneliti mengunakan
prosedur pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi Partisipasi
Menurut Riyanto sebagaimana dikutip Ahmad Tanzeh, Observasi
Partisipasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara
lansung maupun tidak lansung.56
Menurut Suharsimi Arikunto, teknik observasi partisipasi adalah
suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti serta pencatatan secara sistematis kemudian mengadakan
pertimbangan dan mengadakan penilaian kedalam skala bertingkat.57
Dengan demikian pengunaan teknik ini mengharuskan penulis hadir
dilokasi penelitian, hal ini sangat tepat sekali dengan Sutrisno Hadi
55 Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), 2005, hal 163-166 56 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), hal
58 57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis , Edisi Revisi
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. XIV, hal. 234
yang mengartikan observasi sebagai pengamatan dan catatan dengan
sistematis mengenai fakta- fakta yang telah dialami dan dilihat.58
Dalam hal ini peneliti hadir di lokasi dan berusaha memperhatikan
dan mengamati Perubahan Sosial Masyarakat Pasar Tradisional dalam
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Padang Lua, Kec. Banuhampu,
Kab. Agam, Provinsi Sumatera Barat.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.59 Nasution, dalam metode reseach
menjelaskan pengertian wawancara adalah “ suatu bentuk komunikasi
verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh
informasi.”60
Metode ini juga merupakan suatu dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari orang yang
diwawancarai. Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data
atau keterangan yang belum tertulis. Dan pedoman interview yang
berupa sejumlah pertanyaan dalam garis besarnya adalah sebagai
instrumen.
58Sutrisno Hadi , Metodologi Reseach, untuk Penulisan paper, skripsi, thesis, dan
disertasi, ( Yogyakarta: Andi Offset), hal 136 59 Sugiyono, Memahami Peneliti Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal. 72 60S. Nasution, Metode Reseach, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. XII hal. 113
Disini penelitilah yang berperan aktif untuk bertanya dan
memancing pembicaraan menuju masalah tertentu kepada sumber data
atau informan agar memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada,
sehingga diperoleh data penelitian. peneliti melakukan wawancara
langsung kepada informan terkait judul Globalisasi dan Perubahan
Sosial Masyarakat Padang Lua, Kec. Banuhampu, Kab Agam.
3. Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
pengunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitaian
kualitatif.61Dokumen dalam penelitiaan ini yaitu: gambar dan buku
KKB (Kesepakatan Kerja Bersama).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
61 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), Cet. 3, hal 75
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.62
Adapun proses analisis data yang dilakukan mengadopsi dan
mengembangkan pola interaktif yang dikembangkan oleh Matthew B.
Miles dan A. Michael Huberman yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Di dalam penelitian ini data yang didapat berupa kalimat,
kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian
data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis
yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
3. Penarikan Kesimpulan
Yaitu analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data
sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk
62 Sugiyono, Memahami Peneliti Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hal. 89
menerima masukan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang
kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan tahap awal, didukung oleh
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.63
F. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Dalam upaya mendapat data yang valid, peneliti melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Memperpanjang Waktu Kehadiran
Posisi peneliti sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan
data, menuntut peran serta untuk terjun langsung dalam komunitas
masyarakat yang berkonflik sesuai alokasi yang ditentukan dan
sekaligus melakukan pengecekan validitas data dan menghindari
distorsi pribadi yang berupa subyektifitas peneliti dan distorsi dari
63Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif; Buku Sumber
Tentang Metode-metode Baru, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1992), hal. 16-21
informan baik yang disengaja seperti berbohong, menipu, maupun
yang tidak disengaja seperti karena ingin menyenangkan peneliti atau
tidak semangat menanggapi peneliti.
Dalam alokasi waktu yang telah diberikan pada peneliti, peneliti
memperpanjang waktu dari alokasi waktu yang telah diberikan. Hal ini
peneliti lakukan untuk mencari kelengkapan data-data yang terkait
dengan konflik yang terjadi, letak geografis lokasi penelitian, struktur
kepengurusan, melakukan wawancara dan observasi di lokasi
penelitian.
2. Triangulasi
Triangulasi ini adalah cara yang paling umum digunkan bagi
peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam
pandangan Moleong, triangulasi adalah “ teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu”.64
Untuk mengecek keabsahan data, penulis menggunkan teknik
triangulasi sumber dan teknik triangulasi metode. Menurut Moleong,
triangulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berada dalam penelitian kualitatif. Sedangkan teknik triagulasi
64 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. XXXIX, hal. 330
metode adalah dengan selalu memanfaatkan peneliti atau pengamatan
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
Dengan cara ini penulis dapat menarik kesimpulan yang mantap tidak
hanya dari satu cara pandang saja sehingga bisa diterima
kebenarannya.
Penerapannya, penulis membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara serta data yang berkaitan. Dengan
demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu bisa lebih teruji
kebenarannya, bila mana dibandingkan data yang sejenis yang
diperoleh dari sumber lain yang berbeda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Pasar Padang Lua
Sejarah munculnya Pasar Tradsional padang lua pertama kali
dimulai tahun 1951 atas swadaya dari masyarakat. Pendirian pasar
tradisional padang lua dipelopori oleh tujuh kepala suku (niniak
mamak) yang berada di daerah Padang Lua. Pendirian pasar
Padang Lua tidak lepas dari lokasi yang strategis dan berada di dua
gunung merapi singgalang dan jalur penghubung antara kota-kota
yang ada di sumatera barat maka dipilihi padang lua sebagai pusat
perdagangan hasil bumi masyarakat setempat.
Penjelasan tersebut didukung oleh Bapak Edison yang
menjabat sebagai Wali Nagari Padang Lua saat ini. Beliau
menceritakan bagaimana awal terbentuknya Pasar Tradisional
Padang Lua.
“Pendirian Pasar Tradisional didasari oleh keinginan
masyarakat untuk membentuk tempat dimananya ada transaksi
agar memudahkan masyarakat Padang Lua mencari kebutuhan
sehari-hari. Pendirian pertama kali digagas oleh tujuh niniak
mamak pasukuan yang ada di Padang Lua yaitu : Suku Pisang,
Suku Simabua, Suku Jambak, Suku Silayan, Suku Payobada,
Suku Koto, dan Suku Piliang”.65
65Edison, Wali Nagari Padang Lua, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 31 Mei 2019
Pengembangan Pasar Tradisional Padang Lua antara tahun
1962-1963 dimulailah yang pertama untuk menampung berbagai
komoditas yang sudah mulai banyak masuk ke pasar padang lua
seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Ini dikarenakan
pasar padang lua menjadi jalur strategis transportasi umum dan
kereta api menyebabkan pertumbuhan sangat pesat di pasar padang
lua membuat komuditas pertanian mudah masuk ke pasar tersebut.
Kereta api terakir melakukan operasi pada tahun 1982 hal ini tidak
menjadikan kegiatan pasar menurun.
Kegiatan jual-beli masyarakat di Pasar Tradisional Padang Lua
sangat tinggi, maka pemerintah pusat berinisiatif perluasan wilayah
dan kemudian dijadikan pasar inpres. Hal ini membuat aktifitas
yang ada di pasar semakin banyak dengan komuditas yang
beraneka sehingga memudahkan transaksi jual-beli yang ada
dilingkungan pasar tradisional. Hal ini kembali dijelaskan Bapak
Edison bahwa :
“Pada tahun 1984 Pasar Tradisional Padang Lua mendapat
bantuan dari pemerintah pusat untuk menjadi Pasar Inpres dan
mulai pembangunannya dalam bentuk yang bagus seperti kios,
los, dan sarana jual beli yang lebih bagus untuk memudahkan
masyarakat. Pembangunan ini tidak terlepas dari aktifitas
kereta api masih beroperasi sehingga mempermudah suplai
barang dan meningkatkan transaksi jual-beli di pasar
tersebut.”.66
Dengan status pasar yang mulai berubah Pasar Tradisional
Padang Lua sudah mulai berkembang Aktifitas yang awalnya
66Edison, Wali Nagari Padang Lua, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 31 Mei 2019
berada di daerah dan bersifat regional mulailah melayani jual-beli
yang bersifat antar daerah para pedagang yang ada di pasar padang
lua mendapatkan kemudahan dalam mendistribusikan barang
kepada pedagang-pedagang yang datang dari luar. Pelan dan pasti
Pasar Tradisional Padang Lua sebagai icon pasar sayur yang ada di
sumatera barat. Pasar Tradisional Padang Lua sendiri juga
memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat Padang Lua
sendiri karena Pasar Tradisional menjadi tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli.
2. Monografi Nagari Padang Lua
Nagari Padang Lua terbentuk pada tahun 1824 dan terjadi
pemekaraan.
a. Tahun 1942 pemekaran Jorong Pakan Sinayan menjadi
Nagari Pakan Sinayan
b. Tahun 2005 pemekaraan jorong Sungai Tanang menjadi
Nagari Sungai Tanang.
c. Di dalam kenagarian Padang Lua mempunyai empat Jorong
sebelum pemekaraan
1. Jorong Padang Lua
2. Jorong Pakan Sinayan
3. Jorong Sungai Tanang
4. Jorong Toboh nan tigo
Nagari Padang Lua sekarang terdiri dari empat Jorong :
a. Jorong Padang Lua I
b. Jorong Padang Lua II
c. Jorong Salimpariak
d. Jorong Bintuangan
Pasar tradisional Padang Lua sendiri berada pada Jorong Padang
Lua II67
3. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Nagari Padang Lua berdasarkan monografi
memiliki jumlah total penduduk sebanyak ±6783 jiwa, yaitu ±1445
KK.
Berikut jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin :
Tabel 4.1 jumlah penduduk Nagari Padang Lua68
No Jorong Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Padang Lua I 1.628 1664 3292
2 Padang Lua II 1.386 1358 2744
3 Salimpariak 260 274 534
4 Bintuangan 111 102 213
Jumlah 3.385 3.398 6.783
67 Topografi dan Monografi Nagari Padang Lua 68 Topografi dan Monografi Nagari Padang Lua
4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Nagari Padang Lua
mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah
penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan lainnya.
Secara lengkap mengenai jenis pekerjaan penduduk masyarakat
Nagari Padang Lua dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.2 jumlah penduduk menurut mata pencaharian69
No Uraian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tidak Bekerja 442 415 857
2 Mengurus RT - 1141 1141
3 Pelajar/Mahasiswa 825 875 1700
4 Petani 435 300 735
5 Dagang 383 152 535
6 Pegawai Swasta 301 203 504
7 Wiraswasta 171 89 260
8 Buruh Harian 312 13 325
9 Tukang 154 10 164
10 Penjahit 135 64 199
11 Sopir 134 - 134
12 PNS 79 36 115
13 Pensiunan 42 32 74
14 Pegawai BUMN 14 26 40
69 Topografi dan Monografi Nagari Padang Lua
Jumlah 3427 3356 6783
5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan posisi pertama yang sentral
pembangunan dalam masyarakat karena sasaran utamanya adalah
sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan hal
yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut data yang diperoleh mengenai jumlah tingkat
pendidikan yang ada di Nagari Padang Lua.
Tabel 4.3 lulusan pendidikan umum70
a. Lulusan Pendidikan Umum
No Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak 105
2 Sekolah Dasar 906
3 SLTP 611
4 SLTA 944
5 D1-D3 71
6 Sarjana 74
7 Pasca Sarjana S2 = 5 orang
S3 = 0
70 Topografi dan Monografi Nagari Padang Lua
Tabel 4.4 lulusan pendidikan khusus
b. Lulusan Pendidikan Khusus71
No Pendidikan Jumlah
1 Pondok Pesantren 31
2 Pendidikan Keagamaan 62
3 Sekolah Luar Biasa -
4 Kursus Keterampilan 44
6. Letak Geografis Pasar Padang Lua
Nagari Padang Lua tempat beradanya Pasar Tradisional berada
di Jalan Raya Bukittinggi-Padang, Km.4 Kenagarian Padang Lua.
Padang Lua ini berbatasan dengan Kenagarian Ladang Laweh
sebelah utara dan timur, Kenagarian Cingkariang sebelah selatan
dan Kenagarian Sungai Tanang sebelah barat. Posisi Pasar
Tradisional Padang Lua berada diantara dua gunung yang yaitu
gunung Merapi dan Singgalang. Pasar Tradisional berada pada titik
koordinat latitude : 0’20’28.80” S, longitude 100’23’0,29”E.
memiliki luas Pasar Tradisional Padang Lua 10.000 m272
71 Topografi dan Monografi Nagari Padang Lua 72 Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional Padang Lua, 2019
7. Struktur Pengurus Pasar Tradisional
Pengurus Pasar Tradisional Padang Lua dikelola oleh beberapa
orang yang terdiri dari ketua pasar, wakil ketua pasar, sekretaris,
bendahara, dan beberapa koordinator yang bekerja dilapangan
sesuai kebutuhan Pasar Tradisional. Pengurus Pasar Tradisional ini
dilantik oleh Wali Nagari dan memiliki masa jabatan 6 tahun.
Berikut struktur pengurus Pasar Padang Lua :
Tabel 4.5 Struktur Pengurus Pasar Tradisional Padang Lua
PEMBINA
CAMAT BANUHAMPU
PENANGGUNG JAWAB
KETUA BAMUS WALI NAGARI KETUA KAN
PENGAWAS PASAR
ADE MAULIA
KETUA
YAN EKA PUTRA
WAKIL KETUA
SRI ANDRIANI
SEKRETARIS
SISNEKAWATI
BENDAHARA
ADIWIRA PERDANA
KOOR BEO
SAHRUL
KOOR TERMINAL
FERI ANDRIANES
KOOR K3
YASRI DAN HENDRI
KEAMANAN
8. Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional
Pasar Tradisional beraktifitas enam hari dalam seminggu
dimulai hari Selasa sampai dengan Minggu. Sarana dan Prasarana
yang berada pada pasar Tradisional Padang Lua.
a. Kios
Kios merupakan bangunan permanen di area pasar yang
beratap dan dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan
pemisah mulai dari lantai sampai langit-langit yang
dipergunakan untuk jualan.
Berikut tabel dari kios yang ada di Pasar Tradisional
Tabel 4.6 data dan prasarana Pasar Tradisional Padang Lua berupa
Kios73
No Kios Ukuran Jumlah Tahun Jumlah
Pedagan
g
1 Kios
Inpres
3x3 m 20 petak 1986 20 orang
2 Kios
deretan
Kantor
3x3 m 18 petak 1989 18 orang
73 Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional Padang Lua 2019
3 Kios
Samping
rumah
potong
3x3 m 11 petak 2001 11 orang
4 Kios
Sebelah
3x3 m 11 petak 2001 11 orang
5 Kios
Pakan
Atas
3x3 m 6 petak 2014 6 orang
b. Los
Los adalah bangunan permanen di area pasar yang beratap,
dibentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi dengan
dinding atau penyekat yang dipergunakan untuk usaha
berjualan di pasar.
Berikut tabel Los yang ada di Pasar Tradisional Padang
Lua :
Tabel 4.7 data dan prasarana Pasar Tradisional Padang Lua berupa
Los
No Los Ukuran Jumlah Tahun
pengembangan
Jumlah
Pedagang
1 Los 30x30 1 unit 1986 150
Inpres m
2 Los
Lobak
Bungo
8x25 m 1 unit 2011 60
3 Los
Blok C
20x25
m
1 unit 1986 100
4 Los
Lobak
4x20 m 1 unit 2002 25
5 Los
Blok D
12x8 m 1 unit 1986 20
6 Los
Tomat
5x20 m 1 unit 2010 40
7 Los
Pakan
Tangah
25x10
m
2 unit 1951 150
c. Ruang Terbuka
Ruang terbuka adalah bagian dari bangunan yang
berada di Pasar Tradisional baik yang beratap maupun
terbuka yang dipergunakan untuk berdagang.
Berikut tabel dari ruangan terbuka yang ada di Pasar
Tradisional :
Tabel 4.8 data dan prasarana Pasar Tradisional Padang Lua berupa
Ruang Terbuka.
No. Ruang
terbuka
Ukuran Jumlah Tahun Jumlah
Pedangan
g
1 Untuk petani 500 m2 - - ≥300
2 Untuk
pedagang
eceran
500 m2 - - ≥250
d. Sarana dan Prasarana lainnya
Fasilitas lainnya yang ada di Pasar Tradisional Padang
Lua yang membantu dalam kegiatan yang ada di Pasar
Padang Lua.
Berikut sarana dan prasarana yang ada di Pasar Tradisional
:
Tabel 4.9 data dan prasarana Pasar Tradisional Padang Lua yang
lainnya
No Sarana dan Prasarana Jumlah Tahun Ket
1 Kantor Pasar 1 unit 1990 -
2 Tempat Parkir - - -
3 Drainase - - -
4 Mushala 1 unit 2011 -
5 WC 2 unit 2006 -
6 Gerobak sampah 2 unit 2013 -
7 Gerobak dorong 2 unit 2013 -
B. Temuan Khusus
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui proses
wawancara dan observasi partisipan informasi yang telah
didapatkan, peneliti menemukan beberapa data yang dibutuhkan
dalam mengkaji perubahan sosial masyarakat pasar tradisional
dalam menghadapi revolusi 4.0 Nagari Padang Lua, Kecamatan
Banuhampu, Kabupaten Agam. Peneliti melakukan wawancara
dengan informan kunci Wali nagari, pengurus pasar dan petani
yang menjual hasil pertanian ke pasar tradisional hal ini bertujuan
untuk mengetahui keadaan yang ada di tempat penelitian.
Penelitian ini diharapkan untuk dapat mengetahui pasar tradisional
dan perubahan yang terjadi dalam menghadapi revolusi 4.0 yang
terjadi di Pasar Tradisional Padang Lua, Kecamatan Banuhampu,
Kabupaten Agam.
1. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
a. Pasar Tradisional Sebelum Era Revolusi Industri 4.0
Pasar yang berada di Padang Lua merupakan Pasar yang masih
Tradisional dan aktifitas penjual dan pembeli masih dibatasi
dengan nilai-nilai dan norma yang masih ada di tengah masyarakat
sekarang. Seiring perkembangan Pasar Tradisional Padang Lua dan
di iringi dengan kemajuan zaman yang modern, ditandai dengan
Revolusi Industri 4.0 bagaimana pasar ini menghadapi perubahan
tersebut. Mengingat Pasar tradisional yang menyuplai sayur
terbesar di wilayah Sumatera Barat. Penjual dan pembelinya dan
sudah mulai akrab dengan teknologi tersebut.
Dalam wawancara yang dilakukan peneliti kepada wali nagari
yaitu bapak Edison mengenai pasar tradisional Padang Lua, bapak
Edison menjelaskan sebagai berikut :
“Pasar tradisional Padang Lua dibentuk karena swadaya
masyarakat dan memiliki nilai-nilai dan norma. Ini mendasari
pendirian pasar tradisional yang ada di Padang Lua itu sendiri.
dalam hal transaksi dan segala kegiatan masih tradisional
seperti jual-beli orang langsung ke pasar untuk menjual dan
membeli barang yang dibutuhkan. Dalam pasar tradisional
terdiri dari los, kios dan tempat terbuka, sehingga para petani
dan pedagang melakukan aktifitas jual-beli di pasar
tradisional”74
Kemudian peneliti mewawancarai bapak Yan Eka Putra yang
merupakan wakil ketua pengurus pasar tradisional bapak Yan Eka
Putra menjelaskan sebagai berikut :
“Pasar Tradisional merupakan Pasar yang memiliki ciri khas
tersendiri dalam melakukan transaksi dan juga memiliki unsur
nilai sosial yang lahir dari persatuan masyarakat Padang Lua itu
74 Edison, Wali Nagari Padang Lua, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 31 Mei 2019
sendiri. Pasar tradisional adalah pasar yang pelaksanaannya
bersifat tradisional tempat bertemunya penjual pembeli,
terjadinya kesepakatan harga dan terjadinya transaksi setelah
melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar
tradisional umumnya menyediakan berbagai macam bahan
pokok keperluan rumah tangga, dan pasar ini biasanya
berlokasi di tempat yang terbuka, karena hal itu dalam kegiatan
yang ada di pasar tradisional ini masih dibilang masih
tradisional”.75
Dari pernyataan yang diungkapkan oleh bapak Edison dan
Bapak Yan Eka Putra di atas mengenai pasar tradisional dapat
disimpulkan bahwa segala kegiatan yang ada di pasar tradisional
masih bersifat tradisional dan juga perkembangan dari aktifitas
masyarakat masih dilakukan dengan cara yang tradisional juga.
Dapat disimpulkan bahwa pasar tradisional sangat identik dengan
interaksi penjual dan pembeli.
Dalam pasar tradisional juga menyediakan tempat untuk
melakukan transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual
seperti los, kios dan ruang terbuka hal ini bertujuan untuk
mempermudah para penjual mengantarkan hasil pertaniannya dan
juga melakukan transaksi jual-beli. Kegiatan tawar menawar
menjadi ciri khas dari pasar tradisional karena adanya interaksi
langsung antara penjual dan pembeli.
Secara fungsional, keberadaan pasar tradisional Padang lua
menjalankan sejumlah fungsi utama yaitu:
75Yan Eka Putra, Wakil Ketua Pasar Tradisional Padang Lua, Wawancara Pribadi,
Padang Lua, 31 Mei 2019
1. Tempat atau arena dimana pembeli (permintaan) dan
penjual(penawaran) bertemu dan terlibat untuk tujuan tukar
menukar secara langsung. Dalam fungsi ini diperlukan
wilayah/ruang, pelaku, pemintaan dan penawaran,
transaksi, harga.
2. Tempat berlangsungnya mekanisme komersialisasi dalam
konteks masyarakat lokal. Mekanisme pasar bersifat swa
kelola dan intervensi
3. Tempat saluran keluar dari karakter sosial budaya yang
berlaku didalam masyarakat secara keseluruhan
Pada dasarnya Pasar Tradisional Padang Lua berdirinya untuk
kebutuhan sayur-mayur tidaklah berubah secara fisik sejak
pengembangan dari pemerintah pusat dan menjadi pasar inpres.
Perubahan dan perkembangan justru banyak terjadi dipengaruhi
oleh teknologi baru seperti Revolusi Industri 4.0 yang digunakan
oleh pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi jual-beli.
b. Pasar Tradisional di Era Revolusi Industri 4.0
Revolusi industri 4.0 menjadi lompatan besar bagi masyarakat
Pasar Tradisional Padang Lua, dimana teknologi informasi dan
komunikasi dimanfaatkan untuk transaksi jual-beli sehingga
melahirkan cara baru dalam melakukan kegiatan bisnis sehingga
kinerjanya lebih efektif para pedagang dan pembeli tidak perlu lagi
bersusah payah dalam menjual dan membeli sayur-mayur.
Dengan adanya teknologi informasi (Revolusi Industri 4.0),
masyarakat penjual yang ada di Padang Lua ataupun yang berada
di luar Padang Lua melakukan transaksi dengan mudah dan cepat.
Dahulu penjual sayur atau petani harus menunggu kepastian dari
pembeli yang akan membeli sayur mereka, akan tetapi saat ini
dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0 para penjual dan
pembeli sudah bisa melakukan transaksi walaupun mereka tidak
pernah bertatap muka di area Pasar Tradisional Padang Lua. Untuk
memastikan kualitas sayur-mayur oleh pembeli hanya
dipercayakan kepada orang kepercayaan di Pasar Tradsional
Padang Lua tersebut.
Dari hasil wawancara dengan bapak Ade Maulia yang menjabat
sebagai ketua pasar tradisional Padang Lua mengatakan bahwa
“Dengan adanya kecanggihan teknologi pada saat ini para
penjual dan pembeli bisa melakukan pengiriman foto kepada
pembeli akan tetapi fungsi pasar tetaplah sama karena setiap
transaksi akan terjadi di pasar tradisional ini. Sehingga pasar
berfungsi sebagai tempat transaksi yang dilakukan oleh penjual
dan pembeli. Kegunaan teknologi sebenarnya untuk
memudahkan pekerjaan para penjual pembeli. Kalau dahulu
untuk memastikan sayur yang akan dijual sangat lah susah
karena akses untuk memastikan barang tersebut tidak sebaik
pada saat sekarang”.76
76Ade Maulia, Ketua Pasar Tradisional Padang Lua, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 31
Mei 2019
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan dengan
adanya Revolusi Industri 4.0 kemudahan yang terjadi dalam
transaksi yang dilakukan oleh para penjual dan pembeli, sehingga
para penjual cukup menyediakan sayur yang akan di jual kepasar
dan begitu juga yang terjadi ketika sayur yang akan dijual lagi
keluar daerah. Dalam hal ini penggunaan teknologi berbasis
jaringan ini memudahkan dalam melakukan pekerjaan sehingga
para penjual dan pembeli dapat bertransaksi dengan cepat.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan bapak Sutan Rajo
Endah yang merupakan petani dan juga sebagai penjual sayur
menilai bahwa keadaan pasar tradisional semejak kemajuan zaman
adalah
“Pasar yang dahulu merupakan pusat segala kegiatan
masyarakat mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan
kemajuan teknologi 4.0 dimana hubungan antara penjual dan
pembeli dapat bertransaksi melalui online. dan para toke
sayur(pengempul) tidak susah dalam mengumpulkan sayur
yang akan dijual. Jadi para pengempul sayur hanya menunggu
dan memastikan barang yang akan datang dan ada juga
transaksi yang dilakukan langsung di sawah atau ladang para
petani. Hal ini terjadi apabila sayur yang diminati mengalami
permintaan yang tinggi dan para pengempul berusaha
mendapatkan sayur langsung ke sawah dan ladang para petani
tersebut atau bahkan menggunakan android untuk bisa
mendapatkan sayur tersebut”.77
77 Sutan Rajo Endah,Petani, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 18 Juni 2019
Hal yang serupa juga di sampaikan oleh bapak Muhammad
Rizal yang merupakan petani dan menjual hasil pertaniannya ke
pasar tradisional mengatakan bahwa.
“Perkembangan teknologi 4.0 sangat mempengaruhi bagaimana
sistem penjualan dan pembelian yang terjadi di pasar
tradisional sendiri. bahkan untuk penjualan sayur mayur
sekarang saya sudah tidak susah harus mencari-cari pembeli
untuk menjual hasil pertanian saya. Karena adanya android
saya sudah bisa memfoto dan memastikan sayuran yang akan
dijual ke pembeli. Dan pada saat ini adanya perkembangan
teknologi jaringan sangat membantu dalam kegiatan jual-beli di
tengah masyarakat”.78
Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa perkembangan
teknologi jaringan sangat membantu dalam pekerjaan masyarakat
pada saat ini seperti dalam jual-beli sayur yang tidak perlu adanya
kegiatan yang sulit seperti dulu yang mana para penjual dan
pembeli susah untuk melakukan transaksi dan juga membutuhkan
waktu lama. Dengan adanya perkembangan teknologi 4.0 terjadi
perubahan dalam setiap transaksi yang ada di Padang Lua yang
awalnya permintaan sedikit mengalami perubahan dengan
meningkatnya transaksi jual-beli walaupun pembelinya tidak
langsung ke Pasar Tradisional Padang Lua. Disamping itu untuk
mendapatkan sayur-mayur yang diinginkan oleh konsumen di luar
Pasar Tradisional Padang Lua maupun di luar daerah. Tentunya hal
78 Muhammad Rizal,Petani, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 25 Juni 2019
ini menjadi daya dobrak bagi pengembangan bisnis di Pasar
Tradisional Padang Lua.
c. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Ketika pasar tradisional masuk ke era Revolusi Industri 4.0,
maka cenderung terjadi pertumbuhan dan perkembangan teknologi
jaringan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Cara menghadapi
revolusi industri 4.0 ini pasar tradisional punya strategi tersendiri.
Dengan berubahnya sistem ekonomi dan sosial masyarakat ini
maka muncul juga organisasi tenaga kerja yang mulai terstruktur.
Dengan semakin meningkatnya produktivitas maka pendapatan
mengalami peningkatan juga. Dengan pendapatan yang semakin
tinggi maka pendapatan per kapita masyarakat semakin tinggi dan
dampaknya membuat perubahan gaya hidup dan pola konsumsi
masyarakat. Selain itu perubahan tatanan sosial yang sebelumnya
bersifat tradisional dan kekerabatan yang ditemui di pasar
tradisional.
Masyarakat saat ini melihat teknologi tanpa adanya rasa takut,
sebagai perantara yang canggih yang akan memberikan banyak
akses ke berbagai bidang, seperti pekerjaan, atau sistem
pembayaran yang menjadi lebih mudah dan instant.. Saat ini,
masyarakat menyadari bahwa banyak perubahan yang terjadi di
tengah masyarakat dan banyak yang belum menyadari sepenuhnya
di pasar tradisional saat ini.
Tanggapan dari bapak Sahrial dengan model baru dalam
transaksi jual-beli yang ada di Pasar Tradisional Padang Lua yaitu :
Tantangan ekonomi pada saat ini adalah tuntutan permintaan
masyarakat bukan saja produk yang dibutuhkan namun sudah
bergeser kepada kebutuhan pemasaran. Selain itu penggunaan
android menjadi modal dalam hal pengembangan para
pedagang dan pembeli. Para pembeli berlomba-lomba untuk
mengembangkan usahanya ke semakin luas. Usaha saat ini
yang mulai berkembang dengan memanfaatkan aplikasi
android seperti E-Banking.79
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya kemajuan ini menjadi tantangan baru dalam perekonomian
Pasar Tradisional Padang Lua dimana para penjual dan pembeli
berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan dan juga
mendapatkan hasil yang lebih banyak untuk kegiatan jual-beli yang
dilakukan di Pasar Tradisional Padang Lua. Dengan adanya
permintaan yang tinggi maka penggunaan aplikasi android seperti
E-Banking sangat dibutuhkan untuk mempercepat kegiatan
transaksi jual-beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Dari hasil wawancara dengan bapak Yan Eka Putra juga
menjelaskan bahwa pasar tradisional dalam menghadapi revolusi
industri 4.0 adalah :
79 Sahrial, Pedagang, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 16 Juli 2019
Aktifitas yang ada di Pasar Padang Lua ini juga dipengaruhi
oleh android karena penjualan antara penjual dan pembeli
terjadi sangat cepat dan mudah tetapi dalam transaksi masih
menggunakan pihak ketiga dalam meyakinkan pembeli yang
berada diluar daerah seperti Duri, Dumai, Pekanbaru dan lain-
lain. Sangat berbeda ketika awal berdiri pasar tradisional yaitu
para pembeli berdatangan ke pasar Padang Lua dan membeli
langsung ke lokasi dan juga membutuhkan waktu yang lama
dalam melakukan jual beli.80
Kesimpulan dari wawancara dengan bapak Yan Eka Putra
bahwa keadaan ekonomi yang berubah dari yang transaksi
langsung. Dalam hal ini pasar tradisional berusaha untuk
meningkatkan produktifitas di tengah kemajuan zaman dan juga
mulai memamfaatkan teknologi jaringan dan tetap
mempertahankan cara transaksi dalam jual-beli yang dilakukan di
pasar tradisional Padang Lua.
Transaksi yang jarak jauh tidak membutuhkan waktu lama
mengakibatkan putaran uang yang ada di pasar Padang Lua
semakin banyak dan besar. Dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0
pasar tradisional dapat menghasilkan uang banyak dalam waktu
yang singkat.
80 Yan Eka Putra, Wakil Ketua Pasar Tradisional Padang Lua, Wawancara Pribadi,
Padang Lua, 31 Mei 2019
2. Perubahan Yang Terjadi Dalam Menghadapi Revolusi
Industri 4.0 Pada Masyarakat Pasar Padang Lua
a. Munculnya Kapitalisme
Stuktur harga sebagai titik pertemuan antara penawaran
produsen dan permintaan konsumen merupakan metode distribusi
dalam sistem ekonomi kapitalis. Pertemuan antara tingkat harga
yang berlaku di pasar dengan keputusan konsumen untuk membeli
barang dan jasa merupakan sarana penyaring mana barang yang
laku dan tidak laku.
Dari hasil wawancara dengan bapak Yan Eka Putra yang
mengenai tentang kapitalisme mengatakan bahwa :
“Salah satunya pendorong kapitalisme ini muncul adalah
bagaimana transaksi yang dilakukan di pasar tradisional dan
untuk mengetahui putaran uang yang ada di pasar dalam sehari
saja sudah mencapai lima milliyar itu uang yang beredar di
dalam pasar tradisional ini dan sudah tercatat di BI. Karena
putaran uang yang sangat besar mendorong masyarakat
mengikuti sistem kapitalisme secara tidak sadar”81
Bapak Sahrial juga menyebutkan bahwa kegiatan di pasar
tradisional Padang Lua perkembangan pendapatan yang mudah dan
cepat sangat berpotensi munculnya kapitalisme bapak Sahrial
menyatakan bahwa :
“Potensi dari kapitalisme bisa dibilang sudah berkembang di
tengah masyarakat karena pembeli sangat membutuhkan modal
untuk mengembangkan pembelian sayur untuk dijual sehingga
81 Yan Eka Putra, Wakil Ketua Pasar Tradisional Padang Lua, Wawancara Pribadi,
Padang Lua, 31 Mei 2019
kami sebagai pembeli hasil tani membutuhkan modal untuk
melancarkan kegiatan jual-beli.”82
Dapat disimpulkan bahwa transaksi yang ada di Pasar
Tradisional Padang Lua sangat besar dan sehingga menjadi faktor
pendorong munculnya kapitalisme di tengah masyarakat Pasar
Tradisional Padang Lua. Dalam sistem ekonomi kapitalis nilai
merupakan sesuatu yang sangat penting. Karena nilai merupakan
suatu sarana untuk melihat suatu barang dan jasa, juga untuk
menentukan kemampuan produsen dan konsumen. Ada dua
kategori tentang nilai barang dan jasa yaitu yang berkaitan dengan
nilai kegunaan suatu barang bagi individu yang disebut nilai guna
dan yang berkaitan dengan nilai suatu barang terhadap barang
lainnya disebut nilai tukar.
Hal lain yang mempengaruhi munculnya kapitalisme yaitu
adanya permintaan dari konsumen yang tinggi karena sangat
mempengaruhi bagaimana perkembangan dalam jual-beli yang ada
dimasyarakat.
Bapak Sutan Rajo Endah mengatakan adanya faktor lain
munculnya kapitalisme yaitu :
“adanya permintaan yang sangat tinggi dari konsumen karena
semakin tinggi permintaan dari konsumen para petani akan
mendapatkan hasil yang lebih memuaskan akan tetapi
sebaliknya apabila permintaan kurang maka petani akan
mendapatkan hasil yang sederhana saja”83
82 Sahrial, Pedagang, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 16 Juli 2019 83Sutan Rajo Endah, Petani, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 18 Juni 2019
Dari wawancara dengan bapak Sutan Rajo Endah disimpulkan
bahwa dalam bidang konsumen, harga merupakan alat pengendali
yang menentukan kemampuan konsumen dalam memenuhi
berbagai kebutuhan dan keinginannya. Harga merupakan
mekanisme yang mempersilahkan orang-orang mampu untuk
membeli hasil pertanian dari pasar tradisional yang mereka
kehendaki dengan uang yang mereka miliki.
b. Perubahan Sosial Masyarakat Pasar Tradisional
Maka jika perubahan yang kian cepat dan kemajuan teknologi
serta tuntutan masyarakat pada saat ini sangat cepat tanpa adanya
penyesuaian tuntutan zaman, maka pasti akan terjadi perubahan
sosial dan budaya yang semakin besar.
Dengan kemajuan yang dibawa Revolusi Industri 4.0 seperti
saat ini sangat mempengaruhi sosial masyarakat dan terjadinya
perubahan ditengah masyarakat. Hal itu sangat dirasakan oleh
masyarakat pasar tradisional itu sendiri. karena dengan kemudahan
yang diberikan oleh Revolusi Industri 4.0 sangat memicu
peningkatan pendapatan uang ditengah masyarakat dan juga
menghadirkan suatu perubahan sosial ditengah masyarakat.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak
Muhammad Rizal menjelaskan bahwa :
“Perubahan pada zaman sekarang sangat terasa dalam
kehidupan bermasyarakat sekarang, hal ini terjadi karena
dipengaruhi dari beberapa faktor dan juga termasuk kemajuan
teknologi yang kita rasakan saat ini. Karena pada dasarnya
masyarakat kita yang dahulu bisak dikatakan sangat kompak
dan ada juga para petani membuat kelompok julo-julo. Dan
pada saat ini sudah bisa dikatakan jarang ditemukan adanya
kelompok tani seperti itu. 84”
Dapat diuraikan dari wawancara dengan bapak Muhammad
Rizal yaitu pada saat ini telah terjadi perubahan sosial di tengah
masyarakat yang memicu adanya sifat individu. Ini dijelaskan dari
bapak Rizal tersebut bahwa dahulu ada kelompok yang berguna
untuk menjaga persatuan antar petani seperti julo-julo. Dan pada
saat sekarang persatuan seperti tersebut sudah jarang ditemukan
dalam masyarakat.
Kemudian peneliti juga mewawancarai Ibu Asmaniar yang juga
merupakan petani menjelaskan bahwa :
”Untuk masyarakat sekarang perubahan yang dirasakan
ditengah masyarakat yaitu solidaritas antar masyarakat yang
ada, kalau dahulu para petani memiliki ladang yang luas dan
dikerjakan bersama-sama dan juga hasil dibagi bersama, tetapi
kalau sekarang untuk lahan yang ada sudah dibagi-bagi karena
tuntutan dari kehidupan karena untuk menjual hasil tani harus
dalam jumlah yang banyak tetapi sekarang sudah bisa dijual
dengan hitungan kecil seperti satu kantong plastik dapat dijual
di pasar”.85
Dari pernyataan ibu Asmaniar dapat disimpulkan bahwa
perubahan yang terjadi dapat dilihat dari bagaimana solidaritas
84 Muhammad Rizal, Petani, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 25 Juni 2019 85 Asmaniar, Petani, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 19 Juni 2019
masyarakat yang dahulu dan sekarang dan juga adanya permintaan
dari pasar tanpa harus mengumpulkan jumlah banyak jadi yang
terjadi pada masyarakat sekarang adalah adanya kompetisi untuk
menjual dan mendapatkan hasil secara individu.
Era ini menuntut perubahan sosial pada masyarakat, dimana
pergerakan dunia saat ini atau persaingan kerja dan perdagangan.
Perubahan sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola
tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru cakupan
perubahannya juga besar pada sosial masyarakat.
c. Penggunaan Teknologi di Era 4.0
Dan saat ini, segala aspek kehidupan tersebut telah mampu
berkembang dengan pesatnya, perkembangan tersebut beriringan
pula dengan perkembangan masyarakat dari tradisional menjadi
masyarakat moderen, kemudian secara otomatis perkembangan
tersebut menuntut masyarakat menuju kearah yang lebih maju.
Penyebab utama yang paling terasa pada perubahan tersebut adalah
pada aspek Teknologi Informasi, contoh paling sederhana tentang
hal ini adalah bila pada masyarakat yang masih tradisional dahulu
dalam pencapaian informasi dari jarak jauh memerlukan waktu
yang begitu lamanya, karena saat itu masih menggunakan cara
pengiriman barang, kemudian berkembang menjadi faksimile
kemudian telepon dan sekarang pada tingkat yang lebih moderen
telah muncul telepon genggam dalam beragam jenis dan fitur-fitur
canggih yang mendominasinya.
Dari hasil wawancara dengan bapak Sahrial yang merupakan
pembeli sayur dari petani mengatakan bahwa :
“Perubahan zaman pada saat ini banyak dan dapat dirasakan
oleh kita pada saat ini seperti dahulu untuk penjualan sangat
susah karena para petani dan pembeli sayur sangat rumit dan
memakan waktu yang lama dalam hal transaksi jual-beli. Tapi
sekarang kita dapat melihat betapa mudahnya kegiatan
transaksi jual-beli karena dengan adanya kemajuan teknologi
jaringan kita dapat melihat sekarang transaksi tidak susah
dalam jual-beli.”86
Hal serupa juga disampaikan oleh ibuk Yesmini yang
merupakan pedagang di pasar tradisional Padang Lua juga
mengatakan bahwa :
“Ðengan adanya teknologi jaringan sangat mempermudah
dalam melakukan kegiatan jual beli, sehingga para petani
dengan mudah mengetahui harga dan juga mempercepat
kegiatan jual-beli. Pada saat ini memang sangat mudah karena
adanya kemajuan teknologi jaringan karena apa yang kita
butuhkan sangat cepat dan mudah.”87
Fenomena yang terjadi saaat ini adalah kemajuan di sektor
teknologi jaringan yang dibawa oleh revolusi industri 4.0 sangat
memudahkan kegiatan jual-beli dimasyarakat sekarang dan
86 Sahrial, Pedagang, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 16 Juli 2019 87 Yesmini, Pedagang, Wawancara Pribadi, Padang Lua, 18 Juli 2019
perubahan itu terjadi dengan cepat karena masyarakat sangat
meninginkan kegiatan yang mudah dan cepat seperti yang
disampaikan oleh bapak Sahrial dan ibuk Yesmini di atas.
Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang
begitu besar pada kehidupan umat manusia. Perubahan ini juga
memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-
nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan
budaya dan norma yang masih berlaku. Saat ini, di pasar
tradisional Padang Lua dapat kita saksikan begitu besar pengaruh
kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang di ada di
tengah masyarakat. Kemajuan teknologi seperti android bahkan
internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah
dapat dinikmati oleh masyarakat yang ada di pasar tradisional
Padang Lua.
C. Pembahasan
Pembahasan sangat diperlukan untuk menjelaskan lebih rinci
tentang temuan peneliti selama dilapangan sebagaimana yang
diuraikan di atas. Temuan khusus yang membahas tentang perubahan
masyarakat pasar tradisional Padang Lua dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0. Pada pembahasan ini, dapat dianalisis cara pasar
tradisional menghadapi dan beberapa perubahan yang ada dalam
Revolusi Industri 4.0.
1. Pasar Tradisional Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Pasar Tradisional Padang Lua sebelum Revolusi Industri 4.0
transaksi masih dilaksanakan secara konvensional dengan saling
berinteraksi antara penjual dan pembeli atau dalam bahasa lainnya
terjadi interaksi langsung. Suasana pasar riuh dengan adanya saling
tawar menawar antara pedagang dan menjajakan barang dagangan dari
masyarakat setempat dengan pembeli yang beraneka ragam. Kondisi
ini sudah menjadi lumrah karena masyarakat masih menjalankan
transaksi dalam era konvensional.
Dari fakta tersebut tidak ada perubahan yang signifikan dalam
proses transaksi jual-beli di Pasar Tradisional Padang Lua sampai
ditemukannya teknologi 4.0 yang berbasis aplikasi. Dalam
pergeserannya masyarakat tidak menyadari melakukan kegiatan ini.
Dengan hadirnya Revolusi Indusri 4.0 berbasis aplikasi dengan ujung
tombak Handphone android membuat masyarakat sudah larut dalam
pergeseran transaksi jual-beli. Secara tidak langsung masyarakat
menerima pergeseran kebiasaan dalam transaksi jual-beli yang semula
bersifat konvensional menuju transaksi Revolusi Industri 4.0.
Dengan adanya kemajuan diera Revolusi Industri, karena adanya
pergeseran nilai sosial dan ekonomi yang berakibat akan terjadinya
perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut. Dalam perubahan yang
akan terjadi mempunyai dua kemungkinan akibat yaitu :
c. Manusia menemukan sistem penilaian dan filsafat hidup baru.
d. Manusia tenggelam dalam persoalan yang dihadapi tetapi tidak
dapat mengambil suatu sikap.88
Dari dua kemungkinan yang ada dalam teori di atas menyatakan
bahwa manusia menemukan filsafah hidup baru dan juga berusaha
mempertahankan Pasar Tradisional Padang Lua dan juga berusaha
memamfaatkan teknologi yang ada diera Revolusi Industri 4.0 yang
terjadi saat ini. Karena fakta lapangan yaitu masyarakat berusaha
memamfaatkan kemajuan Revolusi Industri 4.0 agar dapat bertahan.
Dahulu kegiatan jual-beli masyarakat masih bersifat tradisional
kegiatan tawar-menawar dan adanya interaksi langsung antar pembeli.
Sekarang mulai berubah dengan adanya kemajuan Revolusi Industri
4.0 dibidang komunikasi. Masyarakat mulai memamfaatkan kemajuan
tersebut dan mengakibatkan adanya perubahan di tengah masyarakat
Pasar Tradisional Padang Lua. Perubahan yang terjadi memicu
bagaimana masyarakat yang ada di Pasar Tradisional Padang Lua
88Buddy L. Worang, Pengantar Sosiologi Suatu Ringkasan, (Yogyakarta : Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 1983) hal 158
untuk bertahan dalam segi ekonomi maupun sosial diera Revolusi
Industri 4.0.
Masyarakat yang telah menemukan cara baru dalam melakukan
transaksi di dalam Pasar Tradisional Padang Lua dengan
memamfaatkan teknologi yang ada diera Revolusi Industri 4.0 hal ini
membuat masyarakat mengalami kemajuan dalam transaksi jual-beli
dan juga mempercepat transaksi jual-beli. Hal ini membuat masyarakat
Pasar Tradisional Padang Lua mulai dengan cara baru dalam
melakukan kegiatan jual-beli karena dengan ini masyarakat mulai
mengembangkan cara untuk mempercepat pekerjaan.
Penerimaan masyarakat terhadap Revolusi Industri 4.0 berjalan
dengan pelan tanpa mereka sadari tapi dalam kegiatan ekonomi
terutama jual-beli sayur-mayur di Pasar Tradisional Padang Lua
mengalami perubahan yang signifikan. Kegiatan yang semula hanya
dapat dilakukan disekitar pasar saja dimana penjual dan pembeli saling
berinteraksi. Dengan teknologi 4.0 kegiatan tersebut sudah
diperpendek dimana penjual tidak harus berhadapan langsung dengan
pembeli bahkan kegiatan bisa dilakukan sebelum para penjual datang
kepasar. Kegiatan dipasar hanya dilakukan untuk menjadi titik temu
penjemputan dan pengiriman sayur-mayur kelokasi pembeli.
2. Perubahan Yang Terjadi Dalam Menghadapi Revolusi
Industri 4.0 Pada Masyarakat Pasar Padang Lua
Perubahan sosial di Pasar Tradisional dalam menghadapi Revolusi
Industri 4.0 dapat dilihat dari dampak yang akan terjadi pada
masyarakat pasar tradisional Padang Lua. Dampak yang akan terjadi
akan membuat Pasar Tradisional Padang Lua mengalami perubahan
secara sosial masyarakat ketika menghadapi Revolusi Industri 4.0
karena mengakibatkan beberapa dampak yang akan terjadi pada
masyarakat Pasar Tradisional Padang Lua yaitu :
a. Kapitalisme
Pemilik modal dengan anggaran besar memamfaatkan Revolusi
Industri 4.0 untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya. Bagi pemilik modal biasanya sudah memiliki gudang
sayur-mayur yang besar di Pasar Tradisional Padang Lua karena
memudahkan transaksi jual-beli. Karena dengan dana yang sangat
besar dikeluarkan membuat para pemilik modal berusaha
mendapatkan keutungan yang lebih banyak lagi. Dengan kemajuan
Revolusi Industri 4.0 menjadikan sarana dari pemilik modal untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.
Pedagang dengan modal pas-pasan atau tengkulak harus
menyuplai barang ke pemilik modal yang besar walaupun telah
menguasai teknologi 4.0. karena keterbatasan modal para pedagang
yang memiliki modal pas-pasan berusaha mendapatkan uang
dengan cara menyuplai barang ke pemilik modal, karena tengkulak
tidak dapat melakukan transaksi besar dengan modal seadanya.
Meskipun tengkulak tersebut menguasai teknologi Revolusi
Industri 4.0 tetap tidak bisa melakukan transaksi yang besar karena
membutuhkan modal yang besar. Tengkulak memiliki tempat di
Kios tersendiri di Pasar Tradisional Padang Lua dalam
mengumpulkan sayur-mayur yang diperoleh dari petani dan
disuplai ke pedagang yang lebih besar.
Petani hanya bisa memberikan hasil pertanian kepasar melalui
tengkulak tanpa terlibat dalam ranah Revolusi Industri 4.0. bagi
petani yang merupakan bagian terkecil dari sistem kapitalisme ini
hanya dapat melakukan transaksi dengan hasil yang seadanya dan
juga mejual ke tengkulak. Dan hasil yang diperoleh petani berbeda
dengan para tengkulak dan pemilik modal yang besar. Ini
dipengaruhi oleh keterbatasan modal maupun penggunaan
teknologi 4.0.
b. Perubahan sosial
Perubahan yang muncul di Pasar Tradisional Padang Lua
dengan kehadiran Revolusi Industri 4.0 cukup signifikan.
Terjadinya perubahan yang sangat tajam dimana masing-masing
berefek pada penguasaan di Pasar Tradisional Padang Lua.
Perubahan yang terjadi membentuk kelompok masyarakat yang
terbentuk dengan sendirinya tanpa disadari perubahan di tengah
masyarakat dapat dilihat kelompok yang ada di Pasar Tradisional
Padang Lua.
1. Pemilik modal besar
Pemilik modal besar menjadi puncak teratas dalam
perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena pemilik
modal menguasai sektor perekonomian yang ada di Pasar
Tradisional Padang Lua. Pemilik modal juga didukung dengan
memamfaatkan Revolusi Industri 4.0 dan juga sebagai pengatur
harga sayur-mayur yang akan diperjual-belikan oleh para
pedagang lainnya. Hal ini ditunjang dengan luasnya informasi
yang didapat berkaitan dengan harga sayur-mayur diseluruh
komoditas yang ada di wilayah Sumatera sehingga dia dengan
mudah menentukan harga yang tepat bagi suatu komoditas
sayur-mayur.
Bagi pedagang bawah mau tidak mau mereka secara tidak
langsung harus menjual komoditas yang ada pada mereka
kepada pemilik modal besar. Karena rantai harga tidak dimiiliki
oleh pedagang yang ada dibawah mereka, sehingga terjadi
penumpukan distribusi disatu titik. Pedagang besar ini bisa
mengeksploitasi harga kepada pedagang yang dibawah untuk
dijual kepada pembeli yang ada diluar daerah. Terjadi jenjang
yang cukup rumit dalam menentukan harga pada masing-
masing tingkatan yang ada di Pasar Tradisional Padang Lua.
Dalam realitasnya Revolusi Industri 4.0 justru menguntungkan
pemilik modal besar dengan memamfaatkan teknologi dan
sumber uang yang melimpah. Untuk hubungan keluar dan
seluruh distribusi antara penjual ditingkat atas (pemilik modal)
sebagai ujung tombak distribusi sayur-mayur di Pasar
Tradisional Padang Lua.
Kehadiran pembeli diwakili oleh beberapa orang hanya
berurusan dengan pedagang besar ini tanpa tau pemilik asal
dari komoditas sayur-mayur yang akan mereka beli. Kemudian
seluruh transaksi berlangsung dengan mengunakan teknologi
4.0 tanpa harus berhadapan muka antara penjual (pemilik
modal) yang ada di Pasar Tradisonal Padang Lua dengan
pembeli yang ada di luar daerah. Untuk pengambilan dan
pengiriman komoditas sayur-mayur yang sudah dibeli oleh
pembeli dipercayakan kepada penjual untuk dikirimkan
kelokasi yang dituju. Jadi proses transaksi hanya dilakukan
dengan perantara teknologi 4.0
2. Tengkulak/Toke
Tengkulak/Toke memiliki pengaruh dalam sektor
perdagangan di Pasar Tradisional dimana merekalah yang
mengumpulkan dan menyuplai barang ke pemilik modal besar
agar dapat dijual keluar daerah. Tengkulak/Toke berusaha
memamfaatkan pengaruh besar dari pemilik modal dalam
penentuan harga yang ada di Pasar Tradisional Padang Lua.
Toke atau tengkulak memamfaatkan jalur yang dia dapat
dengan pemilik modal dengan mengunakan Revolusi Industri
4.0 untuk mengambil keuntungan. Mereka berusaha
memamfaatkan ketidaktahuan dari para petani tentang harga
setiap komoditas yang akan masuk ke Pasar Tradisional Padang
Lua. Biasanya para toke atau tengkulak mengambil komoditas
sayur-mayur dari petani lebih murah dibandingkan pemilik
modal yang langsung mengambilnya atau membelinya. Dalam
satu sisi tengkulak atau toke ini bisa mendapatkan keuntungan
yang berlipat karena ketidaktahuan petani atau bisa merugi
karena perubahan harga yang begitu cepat dari pemilik modal.
Daam perjalanannya tengkulak dan toke banyak mengambil
keuntungan dalam transaksi jual-beli di Pasar Tradisional.
3. Pedagang kecil dan Petani
Pedagang kecil dan Petani senantiasa hanya berada pada
perekonomian yang terendah dalam Pasar Tradisional. Karena
pedagang kecil dan petani hanya menerima hasil jualan dengan
harga apa-adanya. Dan bagi para pedagang kecil dan petani
yang tidak mau bergantung kepada tengkulak atau pemilik
modal besar akan berusaha menjual sayur-mayurnya sendiri.
Dalam realitasnya para petani dan pedagang kecil yang
akan menjual daganganya ke Pasar Tradsional Padang Lua
sudah berada pada tahap Revolusi Industri 4.0 sayangnya untuk
akses distribusi keluar mereka dihambat oleh jenjang yang
dibuat para tengkulak atau toke. Ketika suatu komoditas sayur
mayur berkisar 80.000/kg dan informasi itu beredar ditengah
Pasar Tradisional Padang Lua oleh para tengkulak tidak diberi
tahu dan tengkulak menawar harga dagangan mereka dengan
lebih murah dengan harga yang sebenarnya. Sehingga para
petani lebih memilih melakukan jual-beli dengan cara
konfensional (eceran).
Para petani menyadari ketika diberikan komoditas sayur-
mayur kepada tengkulak proses pembayarannya dilakukan
secara bertahap sehingga para petani tidak mendapatkan uang
secara langsung. Sementara untuk menjual kepada pemilik
modal besar mereka tidak mempunyai jalur khusus, sehingga
dagangang mereka sering dipermainkan oleh para tengkulak
atau toke.
Bagi yang tidak mengetahui dan tidak punya akses terhadap
teknologi 4.0 menjadi rantai yang paling banyak dieksploitasi
oleh tengkulak atau toke mereka tidak berdaya menghadapi
serbuan dan rayuan dari tengkulak atau toke yang langsung
membeli seluruh sayur-mayur yang mereka bawa. Hal ini
didukung oleh kebutuhan para petani yang ingin mendapatkan
uang secara langsung tanpa harus menunggu lama menjajakan
dagangnya di Pasar Tradisional Padang Lua.
Walaupun proses pembayaran dari tengkulak terkesan tidak
lunas bagi mereka tidak masalah asalkan ada pembayaran awal
sebagai jaminan bahwa sayur-mayur yang mereka bawa tidak
terbuang. Disamping itu mereka sudah mendapatkan uang
sebagai jerih payah membawa sayur-mayur dari ladang. Uang
tersebut juga bisa dipakai pembayaran untuk pekerja di ladang.
c. Penggunaan Teknologi Era 4.0
Di dalam Revolusi Industri 4.0 sangat memamfaatkan
teknologi seperti android karena masyarakat akan berusaha
mempercepat transaksi jual-beli. Penggunaan gadget, komputer,
mesin industri, teknologi transportasi dan lain sebagainya yang
serba online pada akhirnya menuntut gerak manusia semakin
dinamis dan cepat tanggap. Apa yang dulu hanya sebatas
kebutuhan, sekarang bergeser menjadi gaya hidup, begitu pula
sebaliknya. Efektifitas waktu, tenaga dan biaya juga kemudian
menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh invasi yang berkembang
saat ini.89
89Dini Amalia, Dinamika Konvergensi Peran Perempuan Di Era Ekonomi Digital, Al-
Musthofa : Journal of Sharia Economics, Volume 1 Nomor 2 Desember 2018, hal 80
Pasar Tradisional Padang Lua sudah memamfaatkan teknologi
diera 4.0 dimana masyarakat sudah dapat mengembangkan usaha
jual-beli dengan cepat dan mudah. Berdasarkan fakta dan teori
diatas, aktifitas kehidupan orang masyarakat Pasar Tradisional
Padang Lua yang berlangsung diera Revolusi Industri 4.0
dipengaruhi besar dengan kemajuan teknologi komunikasi. Agar
terwujudnya kebutuhan masyarakat maka masyarakat mulai
beradaptasi dengan kemajuan yang dibawa oleh Revolusi Industri
4.0 hal ini berkaitan dengan mulainya penggunaan android dalam
melakukan transaksi jual-beli.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang diungkap dalam pembahasan maka
peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dapat dilihat bahwa Pasar Tradisional Padang Lua, maka aktifitas
yang biasa dilakukan masyarakat akan mengalami perubahan
dengan adanya kemajuan diera Revolusi Industri 4.0, karena
adanya pergeseran nilai sosial dan ekonomi yang berakibat akan
terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakat tersebut.
Masyarakat yang telah menemukan cara baru dalam melakukan
transaksi di dalam Pasar Tradisional Padang Lua dengan
memamfaatkan teknologi yang ada diera Revolusi Industri 4.0 hal
ini membuat masyarakat mengalami kemajuan dalam transaksi
jual-beli dan juga mempercepat transaksi jual-beli. Hal ini
membuat masyarakat Pasar Tradisional Padang Lua mulai dengan
cara baru dalam melakukan kegiatan jual-beli karena dengan ini
masyarakat mulai mengembangkan cara untuk mempercepat
pekerjaan
2. Dampak yang akan terjadi akan membuat Pasar Tradisional
Padang Lua mengalami perubahan secara sosial masyarakat ketika
menghadapi Revolusi Industri 4.0 yaitu Kapitalisme, Perubahan Sosial
dan Penggunaan Teknologi diera Revolusi Industri 4.0. Dari dampak
yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 membentuk masyarakat dalam
kelompok kelas ekonomi yang berbeda dimana ada unsure
kepentingan dan kebutuhan diantara kelompok masyarakat yang
terbentuk adalah :
a. Pemilik modal besar
Pemilik modal besar menjadi puncak teratas dalam perubahan
yang terjadi. Hal ini disebabkan karena pemilik modal menguasai
sektor perekonomian yang ada di Pasar Tradisional Padang Lua.
Pemilik modal juga didukung dengan memamfaatkan Revolusi
Industri 4.0 dan juga sebagai pengatur harga sayur-mayur yang
akan diperjual-belikan oleh para pedagang lainnya.
b. Tengkulak/Toke
Tengkulak/Toke memiliki pengaruh dalam sektor perdagangan
di Pasar Tradisional dimana merekalah yang mengumpulkan dan
menyuplai barang ke pemilik modal besar agar dapat dijual keluar
daerah. Tengkulak/Toke berusaha memamfaatkan pengaruh besar
dari pemilik modal dalam penentuan harga yang ada di Pasar
Tradisional Padang Lua.
c. Pedagang kecil dan Petani
Pedagang kecil dan Petani senantiasa hanya berada pada
perekonomian yang terendah dalam Pasar Tradisional. Karena
pedagang kecil dan petani hanya menerima hasil jualan dengan
harga apa-adanya
B. Saran
Untuk peneliti melihat dari aspek perubahan yang akan terjadi pada
masyarakat setempat sangat penting untuk memahami apa yang akan
terjadi dengan perubahan yang secara perlahan masuk dalam tatanan sosial
masyarakat. Karena dalam hal ini perubahan yang tidak terduga bisa
terjadi kapan saja dan pasar tradisional sendiri merupakan pengatur dalam
tatanan sosial yang ada. Penting hal ini menjadi perhatian masyarakat
Padang Lua dalam melihat perubahan yang terjadi tanpa disadari oleh
masyarakat Padang Lua.
Kepada peneliti lainnya yang ingin mengangkat tema ini agar dapat
dikembangkan lagi secara mendalam dan tuntas, peneliti menyarankan
untuk mengkaji lebih lanjut dan mengembangkan penelitian dengan
meneliti pasar bertahan dan dampak revolusi industri 4.0 lainnya yang
belum diteliti yang memiliki pengaruh dalam Perubahan Sosial
Masyarakat Pasar Tradisional dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Nitia Kala Ayu, Peluang Social Innovation dalam Revolusi Industri
4.0: Bagaimana Perkembangannya di Indonesia, (Yogyakarta : Forbil
Institute, 2017)
Ahmadi, Rulam, Meodologi Penelitan Kualitatif, (Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media, 2014)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis , Edisi
Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. XIV
Bahari, Yohanes, Karl Marx:Sekelumit Tentang Hidup Dan Pemikirannya,
Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora Vol. 1. No. 1. April 2010
B. Matthew Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif; Buku
Sumber Tentang Metode-metode Baru, (Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press), 1992)
Dahrendrof, Ralf, Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri, terj.Ali
Mandan, (Jakarta, CV Rajawali, 1986)
Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta : Kencana, 2016)
Djazifah, Nur ER, Modul pembelajaran Sosiologi,(Yogyakarta : LP2M UNY,
2012)
Dawan, M. Raharjo, Kapitalisme Dulu dan Sekarang, (Jakarta : LP3ES, 1987)
Engels, Frederick, Tentang Das Kapital Marx, terj. Oey Hay Djoen, (Oey’s
Renaissance, 2007)
Effendi, Nursyiwan, Studi Budaya Pasar Tradisional dan Perubahan Gaya
Hidup Masyarakat Perdesaan : Kasus Pasa Nagari dan Masyarakat
Nagari di Provinsi Sumatera Barat, Jurnal Antropologi, Vol. 18, No. 2
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012)
Fatimah, Siti Nurhayati, Pengelolaan Pasar Tradisional Berbasis
Musyawarah untuk Mumfaka, (Surakarta : BENEFIT, 2014), Vol. 18,
No. 1
Febrianto, Adri dan Erianjoni, Buku Ajar Sosiologi Ekonomi, (Padang :
Kegiatan Forum HEDS, 2006)
FORKOMSI FEB UGM, Revolusi Industri 4.0, (Sukabumi : CV Jejak, 2019)
Giddens, Anthony, Kapitalisme dan Teori Sosial Modern, terj. oleh Soeheba
Kramadibrata, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986)
H. Robert Lauer, Perspektif tentang perubahan sosial, terj. Alimandan
(Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2003)
Hadi, Sutrisno , Metodologi Reseach, untuk Penulisan paper, skripsi, thesis,
dan disertasi, ( Yogyakarta: Andi Offset)
Indah, Nur Ariyani dan Okta Hadi Nurcahyono, Digitalisasi Pasar
Tradisional, Prespektif Teori Perubahan Sosial, Jurnal Analisa
Sosiologi, Vol 3, No 1, 2014
J. Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. XXXIX
Jones, Pip dkk, Pengantar Teori-Teori Sosial, terj. Achmad Fedyani
Saifuddin (Jakarta : Pustaka Obor Indonesia,2011)
L. Buddy Worang, Pengantar Sosiologi Suatu Ringkasan, (Yogyakarta :
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1983)
L, Peter Berger, Revolusi Kapitalis, terj. Mohammad Oemar, (Jakarta :
LP3ES, 1990)
Made, I Puja, “ Analisis Kelayakan Investasi Pasar Tradisional Desa Padang
Sambian di Denpasar Bali”, Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya, Vol.
8 No. 1
Martono, Nanang, Sosiologi Perubahan Sosial Prespektif Klasik, Modren,
Postmodren dan Postkolonial, (Depok : PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2012)
Mulyadi , Model Pengelolaan Pasar Tradisional Dalam Prespektif
Kemandirian Daerah Kota Surakarta. (Surakarta : STIE AUB, 2012)
Nasution, S., Metode Reseach, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. XII
Nurliani, Yulia Lukito, Revitalisasi Pasar Tradisional Melalui Pendekatan
Desain dan Interaksi Pengguna Ruang, (Yogyakarta: Deepublish,
2018)
O, Mustafa. Attir, Burkart Holzner dan Zdenek Suda, Sosiologi Modrenisasi,
terj Hartono Hadikusumo, (TIARA WACANA YOGYA : Yogyakarta,
1989)
Paul B. Horton dan Chester L. hunt Sosiologi, terj Aminuddin Ram, (Jakarta :
ERLANGGA)
Prasetyo, Hoedi dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek
dan Arah Perkembangan Riset, Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1,
Januari 2018
Pramudyo, Anung, Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta,
(Yogyakarta : JBMA Mar et 2014),Vol. II, No. 1
QS. AL-Ra’ad : 11
R, Raymod. Tjandrawinata, Industri 4.0 : Revolusi Industri Abad Ini dan
Pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi, Medicinus,
Vol.29, No. 1
Ritzel, George, Teori Sosiologi Modern, terj.Triwibowo B.S. (Jakarta :
Kencana, 2014)
Ritzel, George, Sosiologi, terj. Daryatno, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013)
S.N Eisenstadt, Revolusi dan Transformasi Masyarakat, terj. Chandra Johan,
(Jakarta : CV. Rajawali, 1968)
Savitri, Astrid,Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta : Genesis, 2019)
Soekanto, Soejoeno, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : PT
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2012)
Sosrodiharjo, Soedjito, Transformasi Sosial, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana,
1986)
K, Stephen Sanderson, Makrososiologi edisi kedua, terj.(Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada) ,hal 199
Sugiyono, Memahami Peneliti Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005)
Suprayogo, Imam, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya), 2005
Tanzeh, Ahmad, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Teras,
2009)
Tritularsih, Yustina dan Wahyu Sutopo, Peran Keilmuan Teknik Industri
Dalam Perkembangan Rantai Pasokan Menuju Era Industri
4.0,Surakarta, Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017
Paul B. Horton dan Chester L. hunt Sosiologi, terj Aminuddin Ram, (Jakarta :
ERLANGGA)
Pramudyo, Anung, Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta,
(Yogyakarta : JBMA Mar et 2014),Vol. II, No. 1
Prasetyo, Hoedi dan Wahyudi Sutopo, Industri 4.0 : Telaah Klasifikasi Aspek
dan Arah Perkembangan Riset, Jurnal Teknik Industri, Vol. 13, No. 1,
Januari 2018