Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
-
Upload
faisal-maulana -
Category
Economy & Finance
-
view
7.643 -
download
55
Transcript of Laporan observasi pasar tradisional dan pasar modern
Laporan Observasi
Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Di Wilayah Purworejo dan Kebumen
Tugas Mata Kuliah Manajemen Ritel
Nama:
1. Agus Prasetiyo 122210140
2. Faisal Maulana 122210106
3. Gufron Nurcholish 122210108
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Purworejo
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Pasar Tradisional dan Pasar Modern Pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual
beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi
pada waktu dan tempat tertentu, Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh
anggapan yang menyatakan antara pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung
untuk mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya
benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat.
Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat
yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya
dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang yang diperjualbelikan serta adanya
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara
langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual
kebutuhan seharihari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran,
telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak
ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan dan
perkampungan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Pasar modern tidak
banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak
bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum
dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain
bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya
yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas,
dan lain-lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan lingkungannya yang
kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung
memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan, hypermarket, supermarket, dan
minimarket. Ciri – ciri Pasar Tradisional dan Pasar Modern Ada beberapa Ciri-ciri dari
Pasar tradisional dan modern yaitu :
1. Pasar traisional : Kotor dan tidak teratur ciri pasar tradisioal yang selanjutnya yaitu
pada sistem jual belinya.,pada pasar tradisioal sistem tawar - menawar biasa
dilakukan. Pembeli boleh menawar harga barang yang di tentukan oleh para penjual
hingga terjadi suatu kesepakatan diantara keduanya. harga yang relatif lebih murah
Area yang terbuka dan tidak ber-AC
2. Pasar Modern Pasar tradisional memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan
dilengkapi dengan pendingin ruangan Tidak ada tawar menawar karena semua
barang telah dipatok dengan harga pas Harga lebih mahal dari pasar tradisional
Pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.
B. Sejarah Terbentuknya Pasar Tradisional
Sudah sejak zaman dahulu kota tidak akan pernah terlepas dari pusat
kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejarah pasar di awali pada zaman pra
sejarah, dimana didalam memenuhi kebutuhan manusia melakukan sistim barter
yaitu suatu sistim yang diterapkan antara duaindividu dengan cara menukar barang
yang satu dengan barang yanglainnya dan akhirnya sistim barter ini berkembang
secara luas. Proses penukaran barang tersebut menimbulkan masalah akan tempat di
mana tempat sendiri berkaitan dengan jarak dan waktu tempuh. Semakin dekat jarak
pertukaran semakin memudahkan memindahkan barang-barang sehingga terbentuk
sebuah pertukaran barang-barang yang tidak jauh dari lingkungan kediaman mereka.
Tempat tukar menukar inilah disebut dengan pasar. Dan setelah manusia
mengenalmata uang sebagai alat tukar menukar yang menjadi dasar perhitungan bagi
seluruh proses pertukaran barang maka proses tersebut disebut dengan proses jual
beli. Dengan meningkatnya perkembangan penduduk, kehidupan sosial, ekonomi
dan juga kemajuan teknologi khususnya dibidang perdagangan timbullah
sekelompok individu baru yang bergerak dalam bidang pedagang. Pedagang-
pedagang inilah yang membuat tempat-tempatyang lebih permanen untuk
berdagang.
C. Sejarah Terbentuknya Pasar Modern
Supermarket adalah kata yang digunakan untuk menyebut sebuah pasar
modern yang membiarkan pembelinya memilih dan menimbang sendiri barang-
barang yang diperlukan. Biasanya supermarket memiliki ukuran yang lebih besar
daripada toko yang ada di pasar tradisional karena barang yang dijual lebih beragam
dan memiliki sistem self-service. Beberapa contoh barang yang dijual adalah produk
makanan, peralatan dapur, perlengkapan alat tulis, barang elektronik dan pajangan
rumah. Pada awal perdagangan aceran, semua produk di letakan di belakang meja
panjang sehingga penjaga tokolah yang harus melakukan semuanya baik dari
menimbang, membungkus dan memilih karena pembeli tidak bisa masuk. Sistem ini
boleh dibilang kurang menguntungkan karena proses belanja yang berjalan sangat
lambat. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani pada satu waktu dibatasi oleh jumlah
staf yang ada di toko. Sistem ini juga memberatkan para staf.
D. Kebijakan Pemerintah Terhadap Keberadaan Pasar Modern dan Pasar Tradisional
Pemerintah mencoba membuat peraturan dengan konsep bahwa peraturan
tersebut tidak merugikan pasar tradisional maupun pasar modern. Peraturan yang ada
harus mampu melindungi dan memerdayakan pasar tradisional sekaligus melakukan
penataan pasar modern. Sehingga pemerbdayaaan pasar tradisional tidak menghalangi
pertumbuhan pasar modern dan sebaliknya, penataan pasar modern tidak mematikan
eksistensi pasar tradisional. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, serta Toko
Modern (biasa disebut Perpres Pasar Modern yang ditandatangani oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Desember 2007 lalu seharusnya mampu
mengakomodir kepentingan pada pasar tradisional dan modern. Dalam Perpres ini
mengatur definisi, zonasi, kemitraan, perizinan, syarat perdagangan (trading term),
kelembagaan pengawas, dan sanksi. Perpres ini intinya mengatur masalah zonasi,
bagaimana perlindungan pasar tradisional dan ekspansi. Juga, bagaimana supaya
pengaturan lokasi pasar tradisional dan ritel modern bisa menjadi lebih baik. Arah
kebijakan Perpres No 112 Tahun 2007 yaitu: Pemberdayaan pasar tradisional agar
dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta
saling menguntungkan; Memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pasar
tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern; Memberikan norma-norma keadilan,
saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan antara pemasok barang
dengan toko modern; Pengembangan kemitraan dengan UK, sehingga tercipta tertib
persaingan dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan
konsumen. Perpres ini juga mengatur pemberian bantuan dana pada kredit mikro dan
perbaikan bangunan pasar tradisional. Program pemerintah yang dikemas dalam
menjalankan aturan tersebut adalah dengan membangun Usaha Kecil Menengah dan
Koperasi (UKMK) dengan meningkatkan kredit terhadap usaha-usaha masyarakat
dalam bentuk usaha kecil seperti warung, kios dan usaha ternak. Pada pasal 15
perpres ini menyebutkan bahwa pemerintah propinsi berkewajiban melakukan
pembinaan dan pengawasan sedangkan dalam penentuan lokasi pembangunan pasar
tetap berada ditangan pemerintah daerah. Dalam Perpes ini pengaturan zonasi atau
letak tata pasar tradisional dan modern diatur oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
Pengaturan tata letak merupakan hal yang sangat krusial dalam persaingan antara
pasar tradisional dan pasar modern dalam menarik konsumen. Pemerintah daerah
seharusnya mampu mengakomodir pedagang baik pada pasar tradisional maupun
pasar modern dan tidak melakukan keberpihakkan.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam mengatur
keseimbangan antara pasar tradisonal dan pasar modern, yaitu :
1. Perlu terciptanya koordinasi antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah. Hal
itu dikarenakan ketiga elemen pemerintahan tersebut memiliki perannya masing-
masing dalam menjaga keseimbangan antara pasar tradisional dan pasar modern.
Pemerintah daerah kadang kesulitan mengatur jumlah yang ideal pada pasar
modern sehingga perlu adanya aturan khusus yang dapat dijadikan acuan.
2. Di Indonesia seharusnya ada system pembatasan jenis barang yang dijual seperti
yang telah dianut di beberapa negara maju sebagai bentuk perlindungan terhadap
pasar tradisional.
3. Pemerintah lebih memberikan dukungan perbaikan infrastruktur serta penguatan
manajemen dan modal pedagang di pasar tradisional. Dukungan infrasruktur
dapat berupa perbaikan pada pasar misalnya panataan pasar tradisional
berdasarkan jenis barang penjualan, perbaikan sarana umum seperti WC, tempat
ibadah dan tempat parkir. Selain itu pemerintah juga harus mampu menyediakan
penambahan modal bagi pedagang kecil baik berupa bantuan maupun pinjaman
tanpa bunga.
4. Pengaturan zonasi yang jelas antara pasar tradisional dan pasar modern.
Pengaturan letak juga harus mampu mengakomodasi masyarakat untuk
mengakses pelayanan baik dari pasar tradisional maupun pasar modern. Semua
kebijakan pemerintah pada dasarnya memiliki tujuan yang baik jika di terapkan
dengan benar dan komitmen, bukan kebijakan yang dapat berubah sewaktu-
waktu dan tidak adanya konsistensi yang hanya mengejar peningkatan
Pendapatan Asli Daerah agar pemimpin daerah tersebut mendapat citra baik dari
publik dan bukan hanya menguntungkan orang-orang tertentu tanpa
memperdulikan padagang-pedagang kecil yang memiliki karakter ekonomi
menengah kebawah.
Ada beberapa peraturan tentang pasar tradisional dan pasar modern seperti
peraturan menteri perdagangan republik indonesia Nomor : 53/MDAG/PER/12/2008
tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan
toko modern serta peraturan presiden Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007
tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko
modern. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern,
wajib :
a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan Pasar
Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di wilayah
yang bersangkutan;
b. Memperhatikan jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional
yang telah ada Sebelumnya
c. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu)
unit kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam puluh meter per
segi) luas lantai penjualan Pusat Perbelanjaan dan/atau Toko Modern;
dan
d. Menyediakan fasilitas yang menjamin Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik
yang nyaman.
Hal ini sudah sangat jelas untuk dijadikan acuan DPRD dan Kepala Daerah
untuk merumuskan produk hukum berupa Perda Tentang Penataan Dan Pembinaan
Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern. Mengamati perkembangan
dan sebaran pasar modern di daerah yang tidak memenuhi kriteria atau syarat wajib
terbitnya Izin Usaha Toko Modern (IUTM) maka sudah seharusnya adanya
penertiban dari pemerintah pusat untuk menindak tegas Kepala Daerah yang nakal
menimbang pengaruhnegatif keberadaan pasar modern terhadap penyelenggaraan
pasar tradisional dan UMKM dalam kondisi terancam.
BAB II
HASIL OBERVASI
Berikut ini adalah hasil observasi yang dilakukan kelompok kami di pasar tradisional dan pasar modern.
Profil Pasar :
A. Pasar Tradisional
1. Pasar Lawas Kutowinangun
- Nama Pasar : Pasar Lawas Kutowinagun
- Alamat : Jl. Pencil km 2 Kutowinangun, Kebumen
2. Pasar Kutoarjo
- Nama Pasar : Pasar Kutoarjo, Pasar dan Toko Serbaneka
- Alamat : Jl. MT. Haryono, Kutarjo, Purworejo.
B. Pasar Modern
1. Toserba Jadi Baru Kebumen
- Nama Pasar : Toserba “Jadi Baru “
- Alamat : Jalan Kusuma no. 7 Kebumen
2. Swalayan Laris Kutoarjo
- Nama Pasar : Laris Supermarket Departemen Store Kutoarjo
- Alamat : Jl. Gajah Mada no. 3 Purworejo, Jawa Tengah
Aspek yang di Perbandingkan :
1. Tampilan Fisika. Tempat Parkir
Pasar lawas Kutowinangun Toserba Jadi Baru Kebumen
Pasar Kutoarjo Laris Purworejo
Pasar Tradisional :
- Kurang rapi dalam penataan parkir kendaraan
- Tempat parkir sempit
Pasar Modern :
- Lebih rapi dalam penataan parkir kendaraan
- Tempat parkir lebih luas
b. Pintu Masuk
Pasar lawas Kutowinangun Toserba Jadi Baru Kebumen
Pasar Kutoarjo Laris Kutoarjo
Pasar Tradisional :
- Pintu masuk langsung dari jalan dan tidak ada gerbang pada pasar lawas
Kutowinangun
- Ada gerbang besi di Pasar Tradisional Kutoarjo
Pasar Modern :
- Pintu masuk di buat menarik agar konsumen terkesan di Toserba Jadi Baru
Kebumen
- Pintu masuk langsung dari tempat parkir dan terlihat langsung produk yang
ada di dalam swalayan Laris Kutoarjo
c. Lantai
Pasar lawas Kutowinangun Toserba Jadi Baru Kebumen
Pasar Kutoarjo Laris Kutoarjo
Pasar Tradisional :
- Lantai terbuat dari paving dan kebersihan kurang terjaga
- Lantai terbuat dari bata dan kebersihan cukup terjaga tetapi di lain sisi masih
terdapat lantai yang masih kotor.
Pasar Modern :
- Lantai terbuat dari Keramik dan kebersihan sangat terjaga.
- Bila lantai kotor langsung dibersihkan oleh petugas kebersihan.
d. Tangga
Pasar lawas Kutowinangun Toserba Jadi Baru Kebumen
Tidak terdapat tangga
Pasar Kutoarjo Laris Kutoarjo
Pasar Tradisional :- Tidak terdapat tangga karena tidak ada lantai kedua di pasar lawas
kutowinangun
- Terdapat tangga dari cor untuk akses ke lantai 2 pasar kutoarjo
Pasar Modern :
- Terdapat tangga keramik bersih dan tangga escalator untuk memudahkan
pembeli ke lantai 2 di Toserba jadi Baru Kebumen.
- Terdapat tangga keramik bersih untuk memudahkan pembeli ke lantai 2 pada
Laris Kutoarjo
e. Penerangan
Pasar lawas Kutowinangun Toserba Jadi Baru Kebumen
Pasar Kutoarjo Laris Kutoarjo
Pasar Tradisional
- Penerangannya kurang, terbatas dan hanya mengandalkan penerangan dari
sinar matahari dari luar.
Pasar Modern
- Penerangnnya sangat baik, dengan lampu-lampu penerangan yang tertata dan
merata membuat produk menjadi terlihat mewah, menggugah keinginan
konsumen untuk membeli.
f. Layout Produk
Pasar tradisional
- Kurang tertata rapi, contohnya penataan antara penjual sayuran, ikan, dan
tempat parkir saling berdekatan seperti yang terjadi di pasar kutowinangun
- Pasar kutoarjo layout produk sedikit lebih baik walaupun masih banyak yang
kurang teratur keberadaannya.
Pasar Modern
- Layout produk di Toserba Jadi Baru Kebumen dan Laris Kutoarjo terlihat
sangat rapi di sesuaikan dengan jenis-jenis barangnya, dengan tampilan rak-
rak modern membuat orang betah berbelanja.
2. Produk
Pasar lawas Kutowinangun Toserba Jadi Baru Kebumen
Pasar Kutoarjo Laris Purworejo
Pasar Tradisional :
- Produk dagangan ditempatkan di wadah seperti tampah dan penataannya
kurang teratur.
Pasar Modern :
- Produk di tempatkan pada rak-rak khusus dan sesuai dengan jenis produk
sehingga memudahkan pembeli.
3. Pramuniaga
Pasar Tradisional :
- Penjual sekaligus pramuniaga yang berinteraksi langsung dengan pembeli.
Pasar Modern :
- Terdapat pramuniaga yang melayani pembeli.
4. Kenyamanan
Pasar Tradisional :
- Tidak terdapat fasilitas khusus seperti AC dll, serta bau tidak sedap di pasar
tradisional terasa menyengat
Pasar Modern :
- Terdapat fasilitas khusus seperti AC, Tempat duduk santai, Toilet yang bersih
dan berbau cukup wangi.
5. Keamanan
Pasar Tradisional :
- Tidak terdapat security hanya petugas pasar dan keamanan kurang terjaga.
Pasar Modern :- Terdapat security yang bertugas menjaga keamanan swalayan dan barang
bawaan pembeli
- Terdapat tempat penitipan barang untuk pembeli.
- Terdapat CCTV di berbagai sudut ruangan
- Terdapat scanner produk agar tidak mudah dicuri pembeli.
- Terdapat karcis kendaraan.
6. Harga
Pasar Tradisional :- Tidak dicantummkan harga pada produk, pembeli bertanya langsung pada
penjual.
Pasar Modern :
- Harga dicantumkan pada rak-rak daftar harganya dan detail nama produknya
dan tertata sangat rapi.
Berikut gambar perbandingannya :
Pasar Lawas Kutowinangun Toserba Jadi baru Kebumen
Tidak terdapat daftar harga
Pasar Kutoarjo Swalayan Laris Kutoarjo
Tidak terdapat daftar harga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi kami di pasar tradisioal dan pasar modern, kami
menyimpulkan bahwa pasar tradisional tertinggal dengan pasar modern. Dilihat dari
interior, eksterior, keamanan, kenyamanan, kebersihan, lengkap tidaknya produk yang
disediakan, serta penataan produk yang di jual.
B. Saran
Dari hasil observasi yang kami lakukan kami memberikan saran antara lain
- Pasar Tradisional
1. Pemerintah wajib membangun kembali pasar-pasar tradisional dan menata
tata letak para penjualnya agar tidak tertinggal jauh dengan keberadaan
pasar modern.
2. Penjual seharusnya bisa menjaga kebersihan dan kenyamanan fasilitas
yang diberikan pemerintah kelak di bangunkan pasar tradisional yang baru.
- Pasar modern
1. Tetap menjaga apa yang ada sekarang dan meningkatkan fasilitas mulai
dari interior, eksterior, keamanan, kenyamanan, kebersihan, serta tata letak
produk.