PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN ...repository.uinjambi.ac.id/3356/1/ASRA...

86
PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA CERAI TALAK SEBAGAI DAMPAK SOSIAL MEDIA DI PENGADILAN AGAMA SENGETI Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Hukum Keluarga Islam Pada Fakultas Syariah Oleh: ASRA NIKMATUN SHK. 162098 PEMBIMBING: Dr. FUAD RAHMAN, S.Ag.,M.Ag ALHUSNI, S.Ag.,M.HI PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Transcript of PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN ...repository.uinjambi.ac.id/3356/1/ASRA...

  • PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA CERAI

    TALAK SEBAGAI DAMPAK SOSIAL MEDIA DI PENGADILAN AGAMA

    SENGETI

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

    Dalam Hukum Keluarga Islam

    Pada Fakultas Syariah

    Oleh:

    ASRA NIKMATUN

    SHK. 162098

    PEMBIMBING:

    Dr. FUAD RAHMAN, S.Ag.,M.Ag

    ALHUSNI, S.Ag.,M.HI

    PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

    FAKULTAS SYARI’AH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

  • iii

    Pembimbing I : Dr. FUAD RAHMAN, S.Ag.,M.Ag

    Pembimbing II : ALHUSNI, S.Ag.,M.HI

    Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

    Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

    Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

    Jambi, 2020

    Kepada Yth.

    Dekan Fakultas Syariah

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Di-

    JAMBI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Assalamualaikum wr wb.

    Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi Asra

    Nimatun.SHK. 162098 yang berjudul:

    “Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Cerai Talak Sebagai

    Dampak Sosial Media di Pengadilan Agama Sengeti”

    Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi

    syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S1) dalam jurusan Hukum

    Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

    Jambi.

    Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan

    Agama, Nusa dan Bangsa.

    Wassalamualaikum wr wb.

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Fuad Rahman, S.Ag.,M.Ag Alhusni, S,Ag.,M,HI

    NIP: 19730130 200003 1 001 NIP: 19700706 199803 2 003

  • 6

  • v

    MOTTO

    ْعُروٍف أاْو تاْسِريٌح بِإِْحساانٍ تااِن ۖ فاإِْمسااٌك بِما رَّ ُق ما الطََّلا

    Artinya : “Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi

    dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang

    baik1

    1 Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1996) Al-Baqarah (2) : 229

  • vi

    ABSTRAK

    Skripsi berjudul “Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Cerai Talak

    Sebagai Dampak Sosial Media di Pengadilan Agama Sengeti”. Permasalahan

    mengenai pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan perkara perceraian di

    Pengadilan Agama Sengeti. Di dalam putusan Pengadilan Agama Sengeti pada perkara

    nomor (61/Pdt.G/2018/PA.Sgt) terdapat pertimbangan hakim dalam memutuskan

    perkara perceraian mengenai perselingkuhan yang berakibatkan Sosial Media. Skripsi

    ini bertujuan untuk mengetahui faktor perselingkuhan dan pertimbangan hakim dalam

    memutuskan perkara perceraian akibat media sosial yang menjadi pemicu perceraian

    dalam rumah tangga sehingga dapat dijadikan alasan untuk bercerai. Pada penelitian

    ini penulis memilih objek penelitian di Pengadilan Agama Sengeti (Muaro Jambi).

    Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field reseach) dengan menggunakan

    metode kualitatif, yang mengambil lokasi di Kantor Pengadilan Agama Sengeti Kelas

    1B, Kabupaten Muaro Jambi, sedangkan responden nya adalah hakim-hakim yang ada

    di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah

    data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data menggunakan Wawancara dan

    dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah Media Sosial (Facebook) menjadi faktor

    penyebab terjadinya masalah dalam rumah tangga bagi orang yang salah

    menyalagunakan media sosial. Selain itu, media sosial juga membuat seseorang lebih

    mementingkan diri sendiri. Berawal dari media sosial sering terjadi perselingkuhan,

    penipuan dan lain sebagainya.

    Kata Kunci : Perceraian, Perselingkuhan, Facebook

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Sujud syukurku kupersembahkan kepadamu ya Allah, Tuhan yang Maha Agung

    dan Maha Tinggi. Atas takdirmu saya bisa menjadi priadi yang berpikir, berilmu,

    beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk

    masa depanku, dalam meraih cita-cita saya.

    Skripsi ini saya persembahkan kepada orang yang saya cintai yaitu kedua

    orang tua saya Ayah M. Hasir dan Ibu Rusdah yang selalu memberi kasih sayang yang

    berlimpah dari mulai saya lahir, hingga saya sudah sebesar ini. Dan telah banyak

    berkorban untuk saya baik tenaga maupun pikiran, dan tidak henti-henti menyelipkan

    nama saya di setiap do’anya.

    Terima kasih selanjutnya untuk kakak-kakak dan adik saya yang sangat luar

    biasa, dalam memberikan dukungan dan do’a tanpa henti. Teta mariya, Abang Syafi’i,

    Abang Zikrillah, Abang Muzakkir dan Adik Ardiansyah yang selama ini menjadi kakak

    dan adik yang baik dan selalu mensupport saya. Kalian adalah tempat saya berlari

    dan mengadu ketika saya merasa tidak ada yang memahami di luar rumah.

    Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada sahabat dan keluarga

    Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Angkata 2016. Semoga kita semua

    menjadi orang yang sukses dan dapat membanggakan orang tua serta bertemu kembali

    suatu saat nanti. Saya juga berharap agar hubungan kita selalu terjalin walau

    dipisahkan oleh jarak dan waktu.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

    penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat serta

    salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

    Skripsi ini diberi judul “Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara

    Carai Talak Sebagai Dampak Sosial Media di Pengadilan Agama Sengeti.”

    merupakan suatu kajian hukum terhadap putusnya sebuah perkawinan.

    Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu

    syariah dalam bagian hukum keluarga dan juga memenuhi sebagian persyaratan guna

    memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum Keluarga pada

    Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

    Indonesia.

    Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikitnya

    hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun

    dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama

    bantuan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat

    diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah

    jutaan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu baik secara langsung

    maupun tidak langsung penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada yang

    terhormat:

    1. Bapak Prof Dr. H. H Su’aidi Asy’ari, M. A, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • ix

    2. Ibu Dr. Rafiqah Ferawati, SE.,M.EI selaku Wakil Rektor 1, Bapak Dr. As’ad Isma’

    M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA selaku Wakil

    Rektor III Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Sayuti, S.Ag,. M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    4. Bapak Agus Salim, M.A.,M.I.R., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik,

    Bapak Ruslan Abdul Gani.,Sh.M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi

    Umum Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. H. Ishaq, SH. M.Hum, sebagai

    Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

    5. Ibu Mustiah, S. Ag., M.Sy Sebagai Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    6. Bapak Irsadunas Noveri, SH., M.H. Sebagai Sekretaris Prodi Hukum Keluarga

    Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    7. Bapak Dr. Fuad Rahman, S.Ag.,M.Ag, sebagai Pembimbing I.

    8. Bapak Alhusni, S.Ag.,M.HI, sebagai Pembimbing II

    9. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati Fakultas

    Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

    10. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan

    Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

    11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun

    tidak langsung.

  • x

    Akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon agar jerih payah Bapak/Ibu

    dan teman-teman semua menjadi amal shaleh bagi mereka semua dan mendapatkan

    ridha Allah SWT serta mendapatkan balasan yang setimpal di hari kemudian nantinya.

    Di samping itu dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

    terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

    bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini, kepada Allah SWT kita

    memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita memohon kemanfaatannya, semoga

    amal kebajikan kita ini dinilai seimbang oleh Allah SWT.

    Jambi, 27 April 2020

    ASRA NIKMATUN

    NIM.SHK.162098

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................... iv

    MOTTO ............................................................................................................... v

    ABSTRAK .......................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

    DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6

    C. Batasan Masalah .................................................................................. 6

    D. Tujuan dan Kegunaan penelitian ......................................................... 8

    E. Kerangka Teoristis .............................................................................. 9

    F. Kerangka Konseptual ........................................................................ 10

    G. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 18

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 20

    B. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................ 20

    C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 21

    D. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 22

    E. Unit Analisis ..................................................................................... 24

    F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 24

    G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 26

  • xii

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti .................................................. 27

    B. Visi Misi Pengadilan Agama Sengeti ............................................... 29

    C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti ............................... 33

    D. Sarana dan Prasarana Di Pengadilan Agama Sengeti ....................... 35

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Faktor Utama Penyebab Gugat Cerai Talak Putusan Nomor

    61/Pdt.G/2018.PA.Sgt ...................................................................... 37

    B. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Nomor Perkara

    61/Pdt.G/2018.PA.Sgt ....................................................................... 43

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 60

    B. Saran .................................................................................................. 61

    C. Kata Penutup .................................................................................... 62

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR PERTANYAAN

    CURRICULUM VITAE

  • xiii

    DAFTAR SINGKATAN

    1. PA : Pengadilan Agama

    2. KMA : Ketua Mahkamah Agung

    3. UUP : Undang-Undang Perkawinan

    4. KHI : Kompilasi Hukum Islam

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Cerai talak yaitu cerai yang dijatuhkan suami di depan Pengadilan sesuai

    dengan hukum Islam. Didalam pengadilan Agama selain cerai talak ada juga

    istilah cerai gugat. Talak menurut Pasal 117 KHI adalah ikrar suami di hadapan

    Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan.2 Dengan

    demikian, bahwa cerai talak adalah terputusnya tali perkawinan (akad nikah)

    antara suami dan istri dengan talak yang di ucapkan suami di depan sidang

    pengadilan Agama. Al-Qur’an menyeru bahwa laki-laki dan perempuan tidak

    dibeda-bedakan, laki-laki dan perempuan memiliki kesamaan tanggung jawab

    dan balasan amal, ada keseimbangan (timbal balik) antara hak dan kewajiban

    suami dan istri.3

    Ketika suami istri yang tidak dapat lagi meneruskan perkawinan, dalam arti

    adanya ketidak cocokan pandangan hidup dan percekcokan rumah tangga yang

    tidak bisa didamaikan lagi, maka Islam memberikan jalan keluar yang dalam

    istilah fiqh disebut dengan Thalaq (perceraian). Agama Islam membolehkan

    suami istri bercerai, tentunya dengan alasan-alasan tertentu, meskipun percerai

    itu (sangat) dibenci Allah SWT. Perceraian merupakan solusi terakhir yang dapat

    2Kompilasi Hukum Islam Pasal 117 3 Amir Syaifuddin, Ushul Fiqih, (Jakarta: Perpustakaan Nasional KDT, 1999), hlm. 235.

  • 2

    ditempuh oleh suami isri dalam mengakhiri ikatan perkawinan setelah

    mengadakan upaya perdamian secara maksimal.4

    Firman Allah:

    هُوا شاْيئًا ْعُروِف ۚ فاإِْن كاِرْهتُُموُهنَّ فاعاساٰى أاْن تاْكرا عااِشُروُهنَّ بِاْلما وا

    ثِيًرا ْيًرا كا ياْجعالا اللَّهُ فِيِه خا وا

    Artinya : kalau kamu membenci mereka itu (istrimu), maka hendaklah kamu

    sabar dan jangan segera menjatuhkan talaknya, karena boleh jadi kamu

    bencikan sesuatu, sedangkan Allah menjadikan kebaikan yang banyak

    didalamnya.”5

    Lain daripada itu Islam menganjurkan supaya suami memberi nasihat

    kepada istrinya, jika ia bersikap nusyuz dan jangan mengambil keputusan untuk

    cepat-cepat menjatuhkan talak. Kalau terjadi perselisihan dan perselisihan hebat

    antara kedua suami istri, maka Islam menganjurkan, supaya diadakan dua orang

    hakam (pendamai) antara keduanya, seorang dari keluarga suami dan seorang

    lagi dari keluarga isteri.

    Kedua hakam itu berdaya upaya untuk mendamaikan kedua bela pihak

    yaitu suami dan istri tersebut. Kalau tidak juga berhasil perdamaian, maka waktu

    itulah hakam menetapkan perceraian antara keduanya dengan menjatuhkan talak

    satu atau talak ba’in sugro.

    4uthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, (Yogyakarta: Pustaka Bru Press,

    2016) hlm. 141. 5 Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1996) An-Nisa’ (4): 19

  • 3

    Dengan keterangan diatas jelaslah bahwa menjatuhkan talak adalah jalan

    terakhir, karena tidak dapat lagi dipersatukan antara kedua suami istri itu dengan

    segala daya upaya.

    قُ ِل إِلاى اللَِّه تاعاالاى الطََّلا َلا أاْبغاُض اْلحا

    “Halal yang paling dibenci Allah adalah thalak”,(HR. Abu Daud)6

    Talak boleh dijatuhkan apabila suami merasa tidak tenang menjadikannya

    sebagai istri, karena suami melihat istrinya tidak menolak tangan laki-laki lain

    dan tidak dapat dipercaya untuk menjaga harta dan rahasia, atau si istri tidak bisa

    memelihara keutuhan rumah tangga atau kehormatan suami, atau tidak taat

    kepada suaminya. Kemajuan teknologi elektronik komunikasi juga semakin

    berkembangan seiring berjalannya waktu yang mana dengan perkembangan

    tersebut semakin membuka peluang kepada pasangan suami istri untuk berbuat

    curang/selingkuh dengan seorang yang bukan mahromnya.

    Perselingkuhan secara terminologi adalah kegiatan seksual atau emosional

    dilakukan oleh salah satu kedua individu terkait dalam hubungan berkomitmen

    dan dianggap melanggar kepercayaan atau norma-norma (terlihat maupun tidak

    terlihat) hubungan dengan eksklusivitas emosional seksual.7

    6 HR. Abu Daud

    7 Anwar Bastian, “Perselingkuhan sebagai Kenikmatan Menyesatkan.” Jurnal Psikologi Perkembangan, Volume 8, No. 2, Juni 2012

  • 4

    Trend perselingkuhan bnayak terjadi dalam kehidupan keluarga.

    Perselingkuhan merupakan salah satu aspek kehidupan keluarga dan sering

    menjadi sumber permasalahan. Perselingkuhan seorang istri merupakan bentuk

    penyimpangan tindakan anggota keluarga dilakukan tanpa sepengetahuan

    suaminya, demikian juga sebaliknya. Perselingkuhan dilakukan diberbagai aspek

    kehidupan keluarga, seperti keuangan, kebijakan keputusan, seksual,

    persahabatan, hubungan dengan orang tua, pekerjaan dan sebagainya.

    Perselingkuhan biasanya ditandai dengan perubahan sikap. Perubahan sikap

    saling nyata dan sering terjadi dalam kasus perselingkuhan adalah

    kecenderungan untuk merahasiakan sesuatu, bertindak defensi (bersikap

    bertahan), dan berbohong.8

    Perceraian berdampak Sosial Media sebagai fokus pembahasan peneliti

    perlu dikaji dan diteliti karena relevan dengan maksud dan tujuan perkawinan

    yaitu membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Perselingkuhan

    dapat mengurangi makna kebahagiaan perkawinan, namun masih saja terjadi

    sesuai dengan dinamika masyarakat dan perkembangan zaman. Interaksi yang

    tidak Islami terutama didunia Sosial Media menjadi salah satu penyebab

    perselingkuhan selain faktor minimnya iman. 9

    Dari observasi awal penulis lakukan di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1

    B, dapat dijumpai perceraian yang berdampak sosial media. Dalam skripsi ini

    8Monty P. Satiadarma, Menyikapi Perselingkuhan, Jakarta, Pustaka Populer, 2010, hlm 29 9Abu Al-gifari, Selingkuh Nikmat yang Terlaknat, Bandung, Mujahid, 2012, hlm 5

  • 5

    penulis menfokuskan pada cerai talak karena perselingkuhan melalui sosial

    media, dimana penulis menemukan enam nomor perkara cerai talak pada tahun

    2018. Seperti dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

    Tabel.110

    Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tahun 2018 kasus cerai disebabkan

    sosial media yang telah diputuskan hakim Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B

    Muaro Jambi sebanyak lima nomor perkara cerai talak dan satu perkara dicabut

    oleh penggugat. Penulis hanya memfokuskan pada satu nomor perkara saja yaitu

    seorang istri selingkuh dengan laki-laki lain melalui aplikasi Facebook dan

    suaminya juga pernah melihat ada foto seorang laki-laki di HP istrinya dan juga

    ditemukan bukti transfer uang untuk laki-laki selingkuhannya tersebut. Dengan

    kasus tersebut suami merasa tidak senang terhadap perilaku isrtinya, maka sang

    suami mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama Sengeti. Setelah melihat kasus

    tersbut hakim menimbang, bahwa melihat keretakan rumah tangga antara

    10 “Daftar Putusan Nomor Perkara Perceraian Yang disebabkan Sosial Media Pada Tahun 2018 PA.Sgt. Kelas 1B”.

    No Nomor Perkara Diputus/Dicabut

    1 502 Putus

    2. 400 Putus

    3. 463 Putus

    4. 419 Putus

    5. 61 Putus

    6. 413 Dicabut

  • 6

    pemohon dengan termohon, majelis hakim berpendapat, melanjutkan dan

    mempertahankan rumah tangga keduanya lebih besar keburukannya dibanding

    kebaikannya, diantara pemohon dan termohon sudah tidak ada lagi rasa saling

    cinta mencintai, karena telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara

    pemohon dan termohon yang sulit untuk didamaikan yang disebabkan pemohon

    curiga termohon selingkuh dengan laki-laki lain karena termohon sering bermain

    facebook, sehingga akhirnya pemohon dan termohon berpisah rumah sejak lebih

    kurang tiga bulan lalu.11

    Hakim membuat pertimbangan dengan memperhatikan alasan-alasan dari

    pemohon. Alasan pemohon ini akan dikaji untuk akhirnya dibuat putusan. Oleh

    karena itu putusan hakim sepatutnya harus sesuai dengan permohonannya baik

    itu mengabulkan atau menolaknya.12

    Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dilakukan

    penelitian berjudul Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Cerai

    Talak Sebagai Dampak Sosial Media di Pengadilan Agama Sengeti.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa saja yang menjadi faktor utama penyebab putusan nomor

    61/pdt.G/2018.PA.Sgt?

    11 Sebab-sebab terjadinya Perceraian, Sebagaimana Diatur Dalam HKI Pasal 116

    12 Akhmad Sukardja, Hukum Keluarga dan Peradilan Agama di Indonesia (Mahkamah Agung

    RI 2001).

  • 7

    2. Apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara nomor

    61/Pdt.G/2018.PA.Sgt?

    C. Batasan Masalah

    Pembahasan mengenai cerai talak sangatlah luas. Oleh karena itu

    berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, agar tidak terjadi perluasan

    dalam penulisan karya ilmiah, dan agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu

    adanya pembatasan masalah yang diteliti, yang mana penulis membatasi

    pembahasan hanya pada Perkara cerai talak yang terdampak sosial media

    berdasarkan putusan Nomor 61 Tahun 2018 di Kantor Pengadilan Agama Sengeti

    Kelas 1 B Muaro Jambi.

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya

    suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam

    skripsi ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai

    berikut:

    a. Ingin mengetahui faktor penyebab cerai talak dalam putusan perkara

    61/Pdt.G/2018/PA.Sgt

    b. Ingin mengetahui dasar hukum hakim dalam memutuskan perkara Nomor

    61/Pdt.G/2018/PA.Sgt

  • 8

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah

    a. Manfaat Teoretis

    Penelitian ini diharapkan akan menjadi kontribusi positif secara teoritis

    dalam rangka mengembangkan khazanah keilmuan dibidang hukum

    khusunya dalam bidang perkawinan.

    b. Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi rujukan bagi pihak-pihak

    yang berkepentingan khususnya bagi pasangan suami istri yang

    menggunakan sosial media.

    E. Kerangka Teoristis

    Kerangka teori merupakan teori yang dibuat untuk memberikan gambaran

    yang sistematis mengenai masalah yang akan diteliti. Teori ini masih bersifat

    sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dengan cara meneliti dalam

    realitas. Kerangka teori lazimnya dipergunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial

    dan juga dapat dipergunakan dalam penelitian hukum yaitu pada pada penelitian

    hukum sosiologis / empiris.13

    a. Teori Keadilan

    Menurut Aristoteles keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara

    moral mengenai suatu hal baik menyangkut benda atau orang. Pada pokoknya

    13 Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1996, hlm. 127

  • 9

    pandangan keadilan ini sebagai suatu pemberian hak persamaan tapi bukan

    persamarataan. Aristoteles membedakan hak persamaannya sesuai dengan hak

    profesional. Kesamaan hak dipandang manusia suatu unit atau wadah yang

    sama. Inilah yang dapat dipahami bahwa semua orang atau setiap warga negara

    dihadapan hukum sama. Ada beberapa jenis keadilan menurut pandangan

    Aristoteles dibagi kedalam dua macam keadilan, keadilan “distributief” dan

    keadilan “commutetief” keadilan Distributief ialah keadilan memberikan

    kepada tiap orang porsi menurut prestasinya. Keadilan Commutatief

    memberikan sama banyaknya kepada setiap orang tanpa membeda-bedakan.14

    b. Maslahah Al-Mursalah

    Secara etimologi, kata " الصل ح" , "الصلحة" berarti sesuatu yang

    baik, yang bermanfaat, dan ia merupakan lawan dari keburukan atau kerusakan

    dan di dalam bahasa Arab sering pula disebut dengan "الخير والصواب" , yaitu

    yang baik dan benar.15 Teori Maslahah Al-Mursalah ini mempunyai keterkaitan

    dengan permasalahan yang peneliti kaji. Yaitu bagaimana cara Majelis Hakim

    serta pihak-pihak yang terkait mencari jalan keluar serta pemecahan masalah,

    dan bagaimana bentuk jalan keluar yang baik. Karna bahwasanya maslahah

    14 L..J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Pradnya Paramita, cetakan kedua puluh enam, 1996, hlm. 11-12.

    15 Romli, Pengantar Ushul Fiqh Metode Penelitian Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2017),

    hlm. 188-189.

  • 10

    mursalah dalam realisasinya harus dapat menarik manfaat dan menolak

    mudharat.

    F. Kerangka Konseptual

    Kerangka konseptual adalah penggambaran antara konsep-konsep khusus

    yang merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan dengan istilah yang akan

    diteliti atau diuraikan dalam karya ilmiah. Kerangka konseptual pada pengertian

    ini adalah sebagai berikut:

    a. Pertimbangan Putusan Hakim

    Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam

    memutuskan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung

    keadilan (ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, disamping itu

    juga mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga

    pertimbangan hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermat. Apabila

    pertimbangan hakim tidka teliti, baik, dan cermat, maka putusan hakim yang

    berasal dari pertimbangan hakim tersebut dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi

    Mahkamah Agung.

    b. Cerai Talak

    Secara harfiyah, talak berarti lepas dan bebas. Dihubungkannya kata

    talak dalam arti kata ini dengan putusnya perkawinan, karena antara suami dan

    istri sudah lepas hubungannya atau masing-masing sudah bebas. Dalam

    menggunakan arti talak secara terminologis, ulama mengemukakan rumusan

  • 11

    yang berbeda, namun esinsisnya sama, yakni melepaskan hubungan pernikahan

    dengan menggunakan lafaz talak dan sejenisnya.16

    Para ahli hukum islam (fukaha) berpendapat bahwa bila seseorang

    menggucapkan kata-kata talak atau semisalnya terhadap istrinya maka talaknya

    dianggap sah dan haram hukumnya bagi keduanya melakukan hubungan

    biologis sebelum melakukan rujuk atau hukum lain yang membolehkan mereka

    bersatu sebagai suami istri. 17

    1. Dasar hukum talak

    Menurut dasar hukum perceraian Undang-Undang No 1 Tahun 1974 dalam

    pasal 39 berbunyi :

    a) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah

    pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil

    mendamaikan kedua belah pihak.

    b) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara

    suami istri tidak dapat hidup rukun sebagai suami istri.

    c) Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan

    perundang-undangan itu sendiri18

    Dari penjelasan pasal diatas dapat kita lihat bahwa melakukan perceraian

    harus dengan alasan yang kongkrit dan hanya bisa dilakukan di depan sidang

    16 Dr. Muhammad Syaifuddin, S.H., M.Hum dkk, Hukum Perceraian PT. Sinar Grafika hlm. 117-118.

    17Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Amza, 2011), hlm 157. 18Undang-Undang No 1 tahun 1974 dalam pasal 39 tentang perkawinan.

  • 12

    pengadilan, itupun setelah Majelis Hakim telah berusaha mencari jalan damai

    dan ternyata tidak berhasil untuk mendamaikan kedua belah pihak. Dalam Islam

    maupun hukum positif tidak ada larangan perceraian secara mutlak namun

    perceraian harus didahului dengan upaya perdamaian anatar kedua belah pihak.

    Akan tetapi jika perdamaian antara suami dan istri tidak terwujud dan

    perselisihan semakin memuncak, maka perceraian adalah jalan yang terbaik.

    Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang

    Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan hanya

    mengatur tentang tata cara perceraian, yaitu dalam Pasal 114 yang menyatakan

    bahwa: “seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut Agama

    Islam, yang akan menceraikan istrinya mengajukan surat kepada pengadilan

    ditempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud

    menceraikan istrinya dengan alasan-alasannya, serta meminta kepada pengadilan

    agar diadakan sidang untuk keperluan itu”.19

    Alasan-alasan yang dimaksud dalam pasal 114 tersebut adalah

    sebagaimana diatur dalam pasal 116 KHI, yaitu terjadinya perceraian pasangan

    suami istri dapat disebabkan karena:

    a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, punjudi atau lain

    sebagainya yang sulit disembuhkan.

    19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1

    Tahun 1974.

  • 13

    b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut

    tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar

    kemampuan.

    c. Salah satu pihak melakukan kekejaman dan penganiayaan berat yang

    membahayakan pihak lain.

    d. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang

    lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

    e. Terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara suami dan istri secara terus

    menrus dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah

    tangganya.

    f. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

    menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri.

    g. Terjadinya peralihan agama atau murtad oleh salah satu pihak yang

    menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

    h. Suami melanggar taklik Thalak.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perceraian adalah

    lepasnya ikatan perkawinan dan berakhirnya perkawinan.20

    a. Talak dalam Kompilasi Hukum Islam

    20 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 116.

  • 14

    Perceraian merupakan salah satu penyebab putusnya perkawinan.

    Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 113 KHI, yang mengatur bahwa

    putusnya perkawinan dapat dikarena 3 alasan sebagai berikut:

    a. Kematian

    b. Perceraian

    c. Putusnya Pengadilan21

    Perceraian yang terjadi karena Talak suami istrinya ditandai dengan

    adanya pembacaan ikrar talak (pasal 117 KHI), yaitu ikrar suami dihadapan

    sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu penyebab putusnya

    perkawinan dan dilakukan sesuai tata cara perceraian yang diatur dalam

    pasal 129, 130, 131.

    c. Sosial Media

    Sosial media adalah media online, dengan para penggunanya bisa

    dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

    jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog jejaring sosial dan wiki

    merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh

    masyarakat di seluruh dunia.

    Andreas Kapla dan Michael Haenlein mendifinisikan Sosial media

    sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas

    dasar ideologi dan teknologi web 2.0 dan yang memungkinkan penciptaan

    21 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 113.

  • 15

    dan pertukaran user-generated content” jejaring sosial merupakan situs

    dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung

    dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan komunikasi. Jejaring

    sosial terbesar antara lain Fecebook, Path, Instagram, myspace dan Twitter.

    Jika media tradisional menggunakan media ceak dan media broadcest, maka

    media sosial menggunakan media internet. Media sosial mengajak siapa saja

    yang tertarik untuk perpartisipasi dengan member kontribusi dan feedback /

    umpan balik secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi

    dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobile

    phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini

    untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana

    saja. karena kecepatan media sosial juga mulai tampak menggantikan

    peranan media massa konvensional dalam menyebarlan berita-berita.

    Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang

    bisa memiliki media sendiri. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses

    menggunakan sosial media dan jajaring internet. Kita sebagai pengguna

    media sosial dengan bebas mengedit, menambahkan, memodifikasi baik

    tulisan, gambar, video, dan berbagai model content lainnya.22

    22 Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Sosial Media Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia” Jurnal Publiciana 9 (1), 2016 hlm. 6

  • 16

    Dari awal penjelasan penulis lakukan sosial media dapat mempengaruhi

    dampak negatif dan dampak positif dalam rumah tangga. Adapun dampak negatif

    dan positif sosial media adalah sebagai berikut:

    a. Dampak Negatif

    1) Batasan ranah pribadi menjadi kabur, dalam dunia jaringan sosial kita

    bebas menulis apa saja dan seringkali tanpa sadar kita menulis hal yang

    seharusnya tidak disampaikan melalui jaringan sosial. Maka tak jarang

    pengguna akun jaringan sosial terkadang tanpa sadar menulis tentang

    aibnya sendiri pada wall jaringannya, seperti luapan perasaan, curahan hati,

    meratap atau semacam pengaduan yang seharusnya hanya ditunjukkan

    kepada Allah, namun apabila sedang bermasalah dengan pasangan (suami-

    istri) tersebut, mereka ungkapkan lewat statusnya sehingga akan muncul

    tanggapan beragam dari teman-teman jaringan sosial yang memberikan

    komentar terhadap masalah yang dihadapinya, yang tidak selayaknya

    ditampakkan dimuka umum.

    2) Berkurangnya interaksi antara keluarga, seorang yang sudah ketagihan

    menggunakan jaringan sosial waktunya banyak dihabiskan untuk sekedar

    update status, posting atau yang lainnya sehingga waktu berinteraksi

    dengan lingkungan keluarga berkurang. Interaksi intim yang seharusnya

    terjadi dalam kehidupan keluarga telah digantikan oleh sesi texting karena

    bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

  • 17

    3) Membuang waktu dengan sia-sia, update status, upload foto, bermain

    games, mengobrol atau melihat dinding jaringan sosial sangat

    mengasyikkan dan akhirnya bisa membuat lupa waktu. Waktu yang

    seharusnya bermanfaat akhirnya terbuang dengan sia-sia karena

    melalaikan pekerjaan dan kewajiban yang seharusnya dikerjakan. Sehingga

    hal ini dapat melemahkan fungsi keluarga dalam memberikan hiburan dan

    kasih sayang antar pasangan dan anggota keluarga satu sama lainnya.

    4) Membuat pasangan cemburu, tim peneliti dari universitas of Guelph,

    Kanada menemukan bahwa jaringan sosial dapat meningkatkan rasa

    cemburu pasangan. Mereka menemukan bahwa makin seing seseorang

    mengabiskan waktunya pada jaringan sosial maka akan menimbulkan rasa

    cemburu dan tingkat kecurigaannya pada pasangan semakin tinggi, dan ini

    beresiko terhadap pasangan yang telah menikah.

    b. Dampak Positif

    1) Sebagai sarana untuk menjalin hubungan sesama manusia, baik hubungan

    silaturrahmi antar kerabat, hubungan dengan sesama teman, atau

    hubungan relasi kerja. Tidak sedikit, banyak juga orang yang

    menjadikannya sebagai saran mencari jodoh atau pasangan hidup.

    2) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

    kualitas hubungan dan keharmonisan diantara anggota keluarga /

    pasangan suami-istri. Apalagi bagi pasangan suami istri yang tinggal

    tidak satu atap karena tuntutan pekerjaan atau tugas belajar.

  • 18

    3) Memudahkan terjadinya transfer of knowledge dalam sebuah keluarga.

    Mereka akan saling menambah wawasan dan bertukar ide, gagasan, dan

    pengetahuan sehingga menambah wawasan anggota keluarga dalam

    kaitannya menuju kelangsungan hidup keluarga yang sejahtera dalam

    masyarakat.

    4) Memanfaatkan yang spektakuler dari keberadaan media jaringan sosial

    ini adalah kemampuannya untuk menjadi tempat perubahan sosial jika

    disertai dengan tujuan-tujuan yang positif.23

    G. Tinjauan Pustaka

    Dalam melakukan penelitian, langkah terpenting harus dilakukan seorang

    peneliti adalah melakukan tinjauan pustaka atau penelusuran terhadap hal-hal yang

    berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Bahkan tinjauan pustaka sangat

    perlu dilakukan sebelum penelitian menemukan permasalahannya. Tinjauan

    pustaka perlu dilakukan untuk menambah wawasan peneliti sebelum peneliti

    melangkah lebih jauh dalam permasalahan yang telah ditemukan. Dalam

    penelitian ini penulis menemui suatu hasil penelitian yaitu skripsi yang dilakukan

    oleh:

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh M. Saifudin dengan judul skripsi

    analisis hukum islam terhadap pengguna sosial media sebagai penyebab

    23Yuni Harlina ”Dampak Komunikasi Jejaring Sosial Terhadap Kehidupan Perkawinan dalam Islam” Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sultan Syrif Kasim Riau, 2015.

  • 19

    perceraian. Skr'ipsi ini membahas tentang dampak negatif sosial media yang

    banyak menjadi kerusakan dalam rumah tangga.24

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Siti Hajar dengan judul Gugatan

    Perceraian dikarenakan Perselingkuhan di Media Sosial Menurut Hukum Islam.

    Skripsi ini membahas tentang perceraian karena perselingkuhn melalui media

    sosial melalui media sosial seperti SMS, Facebook, CHAT (BBM, Line,

    instagram, dan WhatsApp). Adalah sah dan diqiyaskan kepada talak dengan

    tulisan dengan Illatnya adalah keduanya merupakan pesan melalui teks yang bukan

    verbal (lisan). Para ulama fiqh sepakat bahwa hal itu efektif jatuh talak (tulisan

    dinilai sama dengan ucapan). Pertimbangan Hakim memutuskan perkara gugatan

    perceraian karena perselingkuhan. Hakim telah mempelajari alasan-alasan yang

    dapat dipertanggung jawabkan untuk memutuskan perkara perceraian

    sebagaimana yang telah ditentukan didalam penjelasan UU No. 1 Tahun 1974

    Pasal 39 ayat (2) dan PP No. 9 Tahun 1975 Pasal 19 saerta KHI Pasal 116,

    disamping itu hakim juga mempertimbangkan dengan seksama mana yang harus

    didahulukan antara mempertahankan ikatan perkawinan atau memutuskannya.

    Dengan mempertimbangkan keadaan rumah tangga harmonis yang sulit

    24 M Saifudin, “Analisis Hukum Islam Terhadap Penggunaan Sosial Meida Sebagai Penyebab

    Perceraian”, Skripsi Mahasiswa Jurusan Hukum Islam Program Studi Ahwal Al Syakhsiyah, Fakultas

    Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Sunan Ampel, 2014.

  • 20

    diwujudkan, maka hakim memilih untuk menjatuhkan putusan perceraian daripada

    mempertahankan rumah tangga tersebut.25

    Ketiga Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Astuti dengan judul skripsi

    Facebook Sebagai Pemicu Perselingkuhan yang Berdampak pada Perceraian.

    Skripsi ini membahas tentang facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang

    berdampak perceraian, perselingkuhan adalah permasalahan dari sekian banyak

    masalah yang ada di Pengadilan Agama Tegal. Perselingkuhan merupakan suatu

    penyakit moral, facebook sebagai tren jejaring sosial baru, pasti punya sisi

    negative, tidak menyangka memang, sudah tidak mengkagetkan lagi, karena HP

    mulai muncul dan menjadi kebutuhan di masyarakat, sudah banyak cerita

    bagaimana HP bisa “memperlancar” perselingkuhan, dan sekarang via facebook

    pasti akan lebih dahsyat lagi. Keistimewaan facebook dalam mempermudah

    sosialisasi, menampilkan foto, hingga menyajikan berbagai informasi tentang diri

    membuat jejaring sosial ini dicintai oleh orang-orang yang ingin eksis dan suka

    tampil narsis. Berbagai kelebihan facebook itu ternyata membawa konsekuensi

    pada cara orang menarik perhatian lawan jenisnya.

    Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat diambil kesimpulan pada kasus

    ini merupakan antara penulis mempunyai persamaan karena sama-sama mengkaji

    tentang kasus cerai yang berdampak sosial media, dengan menggunakan metode

    25 Siti Hajar, “Gugatan Perceraian dikarenakan Perselingkuhan di Media Sosial Menurut

    Hukum Islam”, Skripsi Mahasiswa Hukum Perdata BW, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara.

    2019.

  • 21

    kualitatif, akan tetapi isi dari penelitian tersebut berbeda dengan penulis lainnya.

    Karena berdasarkan penelitian yang penulis ajukan yaitu pada objeknya adalah

    untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara cerai talak

    yang berdampak sosial media di Pengadilan Agama Sengeti

  • 22

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-

    peraturan yang terdapat dalam penelitian. Dalam menulisan proposal ini penulis

    melakukan penelitian untuk memperoleh data atau menghimpun berbagai data,

    fakta dan informasi yang diperlukan. Data yang didapatkan harus mempunyai

    hubungan relevan dengan permasalahan yang dikaji, sehingga memiliki

    kualitifikasi sebagai sistem penulisan penellitian ini adalah sebagai berikut:

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Salah satu hal yang harus ada dalam penelitian hukum empiris adanya

    lokasi penelitian yang menunjukkan pada tempat dilakukan penelitian. Lokasi

    penelitian dilakukan di Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi,

    Provinsi Jambi, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut dapat

    memperoleh data yang diperoleh untuk menyusun serta menyelesaikan tugas

    dan fungsinya untuk mengetahui perkara perceraian yang berdampak sosial

    media, dan pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara perceraian. Dan

    di Kantor Pengadilan Agama Sengeti ini mempermudah penulis memperoleh

    data yang diperlukan untuk menyusun serta menyelesaikan skripsi ini.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu untuk penelitian ini adalah dari tahu 2019 sampai dengan 2020.

    Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2020.

  • 23

    B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris

    yaitu pendekatan yang digunakan untuk melihat gejala-gejala sosial yang

    berkaitan dengan hukum dalam praktik legislasi di Indonesia.26 Dalam

    penelitian kasus bertujuan untuk mengetahui secara mendalam terhadap suatu

    individu, kelmpok, institusi, atau masyarakat tertentu tentang latar belakang,

    keadaan/kondisi, faktor-faktor atau interaksi sosial yang terjadi didalam

    masyarakat. 27

    2. Jenis Penelitian

    Penelitiaan disini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data-

    data yang diperoleh berdasarkan temuan dilapangan mengenai masalah yang

    diangkat dalam judul ini. Yaitu dengan menggunakan analisa isi, dengan cara

    mengguraikan dan mendeskripsikan isi dari putusan yang penulis dapatkan,

    kemudian menghubungkan dengan masalah yang diajukan sehingga dapat

    menemukan kesimpulan yang objektif, logis, konsisten, dan sistematis sesuai

    dengan tujuan yang dikehendaki dalam penulisan skripsi ini. Metode penelitian

    deskriptif juga dapat menjelaskan suatu masalah yang bersifat kasuistik dengan

    26Noor Muhammad Aziz, “Urgensi Penelitian dan Pengkajian Hukum dalam Pembentukan

    Peraturan Perundang-undangan,” Jurnal RechtsVinding BPHN, Vol. 1 No. 1, (Januari-April 2012), hlm.

    19. 27Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm. 13.

  • 24

    cara menggambarkan kasus yang sedang diteliti berdasarkan hubungan antara

    teori dengan kenyataan di lapangan.

    C. Jenis dan Sumber Data

    Ada dua jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu data

    primer dan sekunder

    a. Data Primer

    Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang

    diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi objek penelitian

    atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan.28 Adapun

    sumber datanya adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian berkenaan

    dengan mediasi dalam hal perceraian. Dengan cara melakukan wawancara

    secara terstruktur dengan berpedoman kepada daftar pertanyaan yang telah

    disiapkan kepada sejumlah responden seperti hakim dan mediator, dan yang

    berkaitan dengan permasalahan penelitian seperti dokumen dan arsip yang ada

    di Pengadilan Agama sengeti. . Data primer diperoleh peneliti sendiri secara

    mentah-mentah dari responden dan masih memerlukan analisa lebih lanjut

    dengan cara menguraikan dan menghubungkan dengan masalah yang dikaji.

    28 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), ( Jambi: Syari’ah Press, 2012),hlm.

    45

  • 25

    b. Data Sekunder,

    Sedangkan Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan

    melakukan studi kepustakaan.29 Data sekunder bersumber dari dokumen-

    dokumen, materi yang terdapat dalam buku-buku dan literatur yang ada

    kaitannya dengan permasalahan yang dikaji.

    D. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan data dan fakta penelitian. Untuk penelitian kualitatif, alat yang

    digunakan adalah si peneliti itu sendiri (human instrument).30 Instrumen

    pengumpulan data juga termasuk cara mengumpulkan data yang dibutuhkan

    untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian jenis lapangan

    ini (field research), penulis menggunakan dua instrumen data, berupa analisis

    data, wawancara, dan dokumentasi

    1. Wawancara

    Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

    secara langsung oleh peneliti kepada responden dalam melakukan wawancara.

    Sebelum peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu mempersiapkan

    pedoman wawancara agar wawancara berjalan lancar, sitematis dan sesuai

    dengan rencana. Dalam pelaksanaan wawancara ini peneliti menyiapkan

    29 Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi. (STAIN

    Kerinci Press, Edisi Revisi 2015). Hlm 156. 30 Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertas, (Bandung:

    Alfabeta, 2017), hlm. 37.

  • 26

    beberapa pertanyaan sebagai pedoman wawancara yang sesuai dengan

    permasalahan agar tidak terjadi penyimpangan dalam mencari data.

    Wawancara secara garis besar terbagi dua, yaitu wawancara tak terstruktur

    dan wawancara terstruktur.31 Dalam wawancara peneliti sengaja menentukan

    pihak yang akan diwawancarai baik terhadap pimpinan, hakim mediator,

    panitera, pegawai, dan pihak yang berperkara di Pengadilan Agama Sengeti.

    Sumber data primer diperoleh dari narasumber Pengadilan Agama Sengeti,

    adalah sebagai berikut:

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam

    mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi adalah data

    sekunder yang diperoleh dari arsip dan dokumen dari Pengadilan Agama

    Sengeti, serta dokumen lainnya yang mendukung data primer peneliti. Seperti

    Sejarah Kantor Pengadilan Agama Sengeti, Struktur Oraganisasi dan

    Deskripsi Tugas, dan hal-hal yang menjadi pelengkap penelitian ini.

    E. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

    tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel,

    baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.

    Unit analisis juga menjelaskan kapan waktu (Tahun berapa, atau bulan apa)

    31 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

    2008), hlm. 180.

  • 27

    penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak secara jelas menggambarkan

    mengenai batasan waktu tersebut.32

    Maka yang menjadi informanya adalah: Hakim Pengadilan Agama

    Sengeti, Panmud Pengadilan Agama Sengeti, dan pegawai-pegawai Pengadilan

    Agama Sengeti, pada Bulan Februari Tahun 2020. Jadi, keseluruhan informanya

    berjumlah 5 orang, informanya yang berasal dari eksternal Pengadilan Agama

    Sengeti diperlukan sebagai data pembanding bagi data-data yang diperoleh dari

    internal Kantor Pengadilan Agama Sengeti.

    F. Teknik Analisis Data

    Setelah data yang diperlukan dalam penelitian terkumpul, maka langkah

    selanjutnya penulis menganalisis data. Analisis data mempunyai kedudukan

    penting dalam penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam menganalisa

    data tersebut penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu yang

    bersifat interaktif dimana antara satu tahap dengan tahap yang lain saling terkait

    (berinteraksi). Yaitu dengan cara mereduksi data, menyajikan, dan kemudian

    penulis menarik kesimpulan. Kegiatan komponen itu dapat penulis jelaskan

    sebagai berikut:

    1. Reduksi Data (Data Reduction)

    Reduksi data adalah proses berfikir yang memerlukan kecerdasan dan

    kedalaman wawasan yang tinggi. Dengan demikian data yang sudah di

    32 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm. 62.

  • 28

    reduksikan memberikan gambaran yang luas tentang objek yang diteliti.

    Selanjutnya penulis merangkum, memilih hal-hal yang pokok, dan

    menfokuskan hal-hal yang penting. Data reduksi dapat dibantu dengan

    menggunakan peralatan elektronik.

    2. Penyajian Data (Data Display)

    Setelah data diperoleh dilapangan, maka data yang masih berupa

    gambaran umum yang belum bisa di pahami. Maka langkah selanjutnya

    adalah menyajikan data yang telah diperoleh dari lapangan tersebut untuk

    diolah menjadi data yang telah terstruktur sehingga mudah dipahami. Jadi

    menyajikan data adalah memilih data untuk dijadikan dalam bentuk uraian

    singkat dan menfokuskan permasalahan.

    3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

    Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir

    penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan

    verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati

    oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan berisi tentang deskriptif daftar isi karya tulis bab

    perbab. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut :

    BAB I : Membahas mengenai pendahuluan yang membahas mengenai latar

    belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan

    penelitian, kerangka teoritis dan konseptual, dan tinjauan pustaka.

  • 29

    BAB II : Membahas mengenai metode penelitian, jenis dan pendekatan

    penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis

    data, sistematika penulisan, dan jadwal penelitian

    BAB III: Membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang

    mengandungi sub-sub bab seperti sejarah dan perkembangan Pengadilan Agama

    Sengeti Kelas 1B, vis dan misi, tugas dan fungsi pokok Pengadilan Agama

    Sengeti Kelas 1B, dan struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B.

    BAB IV: Membahas mengenai pertimbangan Hakim dalam memutuskan

    Perkara, dasar-dasar putusan hakim dalam memutuskan perkara di Pengadilan.

    Putusan Perkara Nomor 61/Pdt.P/2018 Tentang Cerai Talak. Faktor terjadinya

    Perceraian dan Pertimbangan Hakim Terhadap perkara tersebut.

    BAB V : Penutupan dalam skripsi ini terdiri dari kesimpulan hasil penulisan

    skripsi ,saran-saran dan penutup.

  • 30

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti Muara Jambi

    Eksistensi PA Sengeti didasarkan pada Keputusan Presiden Indonesia

    Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002. PA Sengeti sebelumnya

    merupakan bagian dari PA Muara Bulian. PASengeti diresmikan oleh Direktur

    Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji rs. H. Taufiq

    Kamil pada tanggal 23 April 2003 di Kantor Bupati Muaro Jambi. Pada periode

    awal Kantor PA Sengeti menempati rumah penduduk Desa Sengeti yang

    bernama Drs. Thohri Yasin dan Endrawati. Pada tahun 2004 Kantor PA pindah

    dan memakai gedung Dinas Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi.33

    Pada tahun 2005 mulailah dibangun Gedung PA Sengeti yang permanen

    dan selesai pada tahun itu. Gedung PA Sengeti terletak di komplek perkatoran

    Bukit Cinto Kenang Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi yang

    diresmikan pada hari Senin tanggal 20 Februari 2006 M bertepatan dengan

    tanggal 21 Muharram 1427 H oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik

    Indonesia Bidang Non Yudisial dan ditanda tangani oleh Drs. H. Syamsuhadi

    Irsyad, SH.,MH. Pada saat yang sama diresmikan pula Gedung PA Tebo dan

    Sabak yang juga masuk Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Jambi Ketua PA

    Sengeti yang pertama dijabat oleh Drs. Usman Karim dan wakilnya adalah Drs.

    33 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 4 Februari 2020.

  • 31

    H. Wachid Ridwan. Panitera/Sekretaris dijabat oleh Drs. Thohri Yasin. Setelah

    Ketua memasuki masa purnabakti tahun 2004, jabatan Ketua dilaksanakan oleh

    wakil ketua sebagai PLH Ketua PA Sengeti.34

    Tabel II

    Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti35

    No Nama Masa Jabatan

    1. DRS. USMAN KARIM 2003-2004

    2. DRS. SYEKHAN AL JUFRI 2005-2009

    3. DRS. AZWAR, S.H. 2009-2013

    4. DRA. HJ. SARTINI,S.H. MH 2014-2016

    5. DRS.M. JHON AFRIJAL, SH.,M.H 2016-2017

    6. DRS. H. ABDAN KHUBBAN, S.H.

    M.H

    2018-2019

    34 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04 Februari 2020 35Nama-Nama Kepala Pengadilan Agama Sengeti Tahun 2019.

  • 32

    B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sengeti

    1. Visi:

    “Terwujudnya Pengadilan Agama Yang Agung”

    Visi Pengadilan Agama Sengeti tersebut merupakan kondisi yang

    diharapkan dapat memotivasi seluruh karyawan-karyawati Pengadilan Agama

    Sengeti dalam menjalankan aktivitas. Pernyataan visi Pengadilan Agama Sengeti

    tersebut memiliki pokok pengertian sebagai berikut:

    Bahwa yang ingin dicapai melalui visi ini adalah menjadikan Pengadilan

    Agama Sengeti sebagai lembaga peradilan yang dihormati, yang dikelola dan

    diawasi oleh hakim dan pegawai yang memiliki kemuliaan, kebesaran dan

    keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan tugas pokoknya memutus

    perkara.36

    2. Misi

    a. Menjaga kemandirian lembaga peradilan

    Maksudnya adalah bahwa syarat utama terselenggaranya suatu proses

    peradilan yang obyektif adalah adanya kemandirian lembaga yang

    menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian badan peradilan sebagai sebuah

    lembaga (kemandirian institusional), serta kemandirian hakim dalam

    menjalankan fungsinya (kemandirian individual/fungsional).

    36Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04 Februari 2020.

  • 33

    Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha melaksanakan tugas pokok dan

    fungsi badan peradilan secara efektif.

    Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, dimana badan peradilan telah

    mendapatkan kewenagan atas urusan organisasi, administrasi, dan finansial

    (konsep satu atap), maka fungsi perancanaan, pelaksanaan, serta pengawasan

    organisasi, administrasi, dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia

    harus dijalankan secara baik. Hal ini dimaksudkan agar tidak menganggu

    pelaksanaan tugas kekuasaan kehakiman yang diembangnya. Hal penting lain

    yang perlu diperjuangkan adalah kemandirian pengelolaan anggaran berbasis

    kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam bentuk alokasi yang pasti

    dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk memberikan jaminan

    penyelenggaraan Pengadilan di seluruh Indonesia.37

    Selain kemandirian institusional, kemandirian badan peradilan juga

    mengandung aspek kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian

    individual/fungsional) yang terkait erat dengan tujuan penyelenggaraan

    Pengadilan. Tujuan penyelenggaraan Pengadilan yang dimaksud adalah untuk

    menjamin adanya pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

    yang adil bagi setiap manusia. Selain itu, juga perlu membangun pemahaman

    dan kemampuan yang setara di antara para hakim menegenai masalah-

    masalah hukum yang berkembang.

    37. Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04 Februari 2020.

  • 34

    b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan,

    Maksudnya adalah tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan

    peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi

    perbaikan yang dilakukan Pengadilan Agama Sengeti mempertimbangkan

    kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan. Adalah keharusan

    bagi setiap badan peradilan untuk meningkatkan pelayanan public dan

    memberikan jaminan proses peradilan yang adil. Keadilan bagi para pencari

    keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai yang subyektif, Karena adil

    menurut satu pihak belum belum tentu adil bagi pihak lain. Penyelenggaraan

    peradilan atau penegakkan hukum harus dipahami sebagai sarana untuk

    menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan putusan

    yang mempertimbangkan kepentingan (keadilan menurut) kedua belah

    pihak.38

    Perbaikan yang akan dilakukan oleh Pengadilan Agama Sengeti, selain

    subtansi putusan yang dapat dipertanggungjawabkan, juga akan meliputi

    peningkatan pelayanan administrative sebagai penunjang berjalannya proses

    yang adil. Sebagai contoh adalah adanya pengumuman jadwal sidang secara

    terbuka dan pemberian salinan putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi

    pencari keadilan.

    38 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04 Februari 2020.

  • 35

    c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan,

    Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan kualitas dan

    kecepatan gerak perubahan badan peradilan. Dalam system satu atap, peran

    pimpinan badan peradilan, selain menguasai aspek teknis yudisial, diharuskan

    juga mampu merumuskan kebijakan-kebijakan non-teknis (kepemimpinan

    dan manajerial). Terkait aspek yudisial, seorang pimpina Pengadilan

    bertanggungjawab untuk menjaga adanya kesatuan hukum diPengadilan yang

    dipimpinnya. Untuk area non-teknis, secara operasional, pimpina badan

    peradilan dibantu oleh pelaksanaan urusan administrasi.

    Dengan kata lain, pimpinan badanperadiln harus memiliki kompetensi

    yudisial dan non-yudisial. Demi terlaksannya upaya-upaya tersebut,

    Pengadilan Agama Sengeti menitikberatkan pada peningkatan kualitas

    kepemimpinan badan peradilan dengan membangun dan mengembangkan

    kompetensi teknis yudisial dan non-yudisial (kepemimpinan dan

    manajerial).39

    d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

    Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan factor penting

    untuk mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan.

    Upaya menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan mengefektifkan sistem

    pembinaan, pengawasan, serta publikasi putusan-putusan yang dapat

    39 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04 Februari 2020.

  • 36

    dipertanggungjawabka. Selain sebagai pertanggungjawaban publik, adanya

    pengelolaan organisasi terbuka, juga akan membangun kepercayaan

    pengemban kpentingan di dalam badan peradilan itu sendir. Melalui

    keterbukaan informasi dan pelaporan internal, personil peradilan akan

    mendapatkan kejelasan mengenai jenjang karir, kesempatan pengembangan

    diri dengan pendidikan dan pelatihan, serta penghargaan ataupun hukuman

    yang mungkin mereka dapatkan. Terlaksannya prinsip transparansi,

    pemberian perlakuan yang setara, serta jaminan proses yang ujur dan adil,

    hanya dapat dicapai dengan usaha para personil peradilan untuk bekerja secara

    professional dan menjaga integritasnya.40

    C. Sturktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti

    Setiap Organisasi berkeinginan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan dan untuk mencapainya perlu didukung dengan adanya struktur

    organisasi yang baik. Struktur tersebut dibuat untuk mengatur tugas dan

    tanggung jawab masing-masing bagian, guna membentuk kerjasama yang terarah

    dan terorganisir dalam mencapai tujuan.

    Struktur organisasi dapat menunjukkan wewenang dan tanggung jawab

    dalam setiap bagian, sehingga masing-masing individu dapat mengetahui

    tugasnya dan dapat bekerja sama satu sama lain. Susunan organisasi di

    Pengadilan Agama diatur dalam pasal 9 ayat 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun

    40 Dokumentasi Pengadilan Agama Sengeti, Kabupaten Muaro Jambi, 04 Februari 2020.

  • 37

    1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 kemudian

    dirubah kedua kalinya dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 yang

    berbunyi “ Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,

    Panitera, Sekretaris, dan Jurusita”. Untuk mengetahui Struktur Organisasi

    Pengadilan Agama Sengeti, dapat dilihat dari gambar berikut ini:

  • 38

    Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B

    Ketua Pengadilan

    Ma’rifah

    Wakil Ketua Pengadilan

    Muliyamah

    Hakim

    1. Dra. Emaneli, MH

    2. Siti Fatimah,.SHI,.MHI

    3. H. Rizlan Hasanuddin, Lc

    4. Rahmatullah Ramadan D,

    SHI

    Panitera

    Drs. Idwal Maris, SH

    Sekertaris

    Yudhstira Adi Pinto SE,. MH

    Kasubbag Kepegawaian

    M. Solihin, S.Sos,.MHI

    Kasubbag Umum

    Angga Setiawan SH,.MH

    Panitera Muda

    Permohonan

    Siti Khairiah, SHI

    Panitera Muda Gugatan

    Drs. Said Hasan A,MH

    Panitera Muda

    Hukum

    Romi Herumas S,SHI,

    MH

  • 39

    D. Sarana dan Prasarana Pengadilan Agama Sengeti

    Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan

    suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila

    kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat

    mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

    Dalam rangka melaksanakan tugas pokoknya, Pengadilan Agama Sengeti

    selain didukung oleh Sumber Daya Manusia juga didukung oleh Sarana dan

    Prasarana yang lebih jelasnya akan diuraikan nantinya. Selain itu pihak

    Pengadilan Agama Sengeti juga mempunyai beberapa portal laman web resmi

    bagi memudahkan masyarakat mendapatkan informasi serta aktivitas berkenaan

    dengan Pengadilan Agama sengeti secara tepat tanpa perlu pergi ke kantor

    Pengadilan Agama Sengeti Berikut ini adalah uraian daftar sarana dan prasarana

    di Pengadilan Agama Sengeti:

  • 40

    Tabel. III

    Daftar Sarana Dan Prasarana41

    Identitas

    Barang

    Jumlah

    Barang

    penguasaan

    No Nama barang Merk/type Kd Barang Th.prlh

    n

    1. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri

    2. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri

    3. Meja kerja kayu 3.05.02.01.002 2015 1 buah Milik sendiri

    4. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    5. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    6. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    7. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    8. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    9. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    10. Kursi besi/metal Lipat merah baru 3.05.02.01.003 2010 1 buah Milik sendiri

    11. A.C Split LG 3.05.02.04.004 2006 1 buah Milik sendiri

    12. A.C Split LG 3.05.02.04.004 2006 1 buah Milik sendiri

    13. P.C Unit Polysonic 3.10.01.02.001 2008 1 buah Milik sendiri

    14. P.C Unit Lenovo 3.10.01.02.001 2016 1 buah Milik sendiri

    41Daftar Sarana Dan Prasarana Tahun 2019

  • 41

    BAB IV

    PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Faktor Utama Penyebab Putusan Nomor 61/Pdt.G/2018

    Salah satu faktor utama penyebab persamalahan rumah tangga adalah

    penyalagunaan sosial media, sosial media sebagai alat untuk melakukan

    hubungan perselingkuhan adalah sebuah hal yang tidak familiar untuk zaman

    sekarang. Namun sebenarnya sosial media diciptakan bukan untuk fungsi

    tersebut. Sebuah permasalahan yang timbul itu semua karena manusia yang

    mengoperasikannya kurang bijak dan tidak memikirkan efek dari perilakunya.

    Alasan sosial media dapat menjadi penyebab perceraian adalah terlalu aktif

    ber-Sosial Media, sebanyak enam nomor perkara kasus perceraian disebabkan

    oleh adanya pihak ketiga tercatat di Pengadilan Agama Sengeti sepanjang 2018.

    Penggunaan sosial media yang semakin berkembang dituding menjadi salah satu

    penyebab dari meningkatnya angka percerain tersebut. Panitera Muda Hukum

    Pengadilan Agama sengeti menjelaskan, meningkatnya kasus perceraian tersebut

    memang diduga dampak dari sosial media. Lantaran aktif menggunakan sosial

    media antara suami dan istri jadi lupa akan tugas dan kewajiban masing-masing.

    Ini yang menimbulkan perselisihan dalam pernikahan.42

    42Wawancara bersama Bapak Romi, Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Sengeti 04 Februari 2020.

  • 42

    Media sosial yang seharusnya digunakan sebagai alat untuk

    mempermudah komunikasi disalah gunakan untuk melampiaskan rasa ketidak

    puasan terhadap pasangan, seperti menyebarkan aib dari pasangan, menfitnah,

    dan berhubungan dengan bukan mahromnya. Penyalagunaan inilah yang

    sekarang menjadi masalah serius dan diperlukan pemecahan. Karena

    berhubungan dengan bukan pasangannya masih terkait dalam suatu

    perkawinan, hal tersebut termasuk dosa dan akan menghancurkan hati

    pasangannya.43 Seperti halnya dengan putusan Nomor 61/Pdt.G/2018/PA.

    Sgt.

    Dalam kasus perceraian yang disebabkan media sosial sudah banyak

    kami terima dalam tahun 2018, seperti dengan nomor perkara

    61/Pdt.G/2018. Tentu masalah ini sudah tidak familiar lagi terjadi pada

    zaman yang serba teknologi, adapun media-media yang banyak kami

    temui untuk pasangan suami istri berselingkuh adalah seperti

    Facebook, SMS, WhatsApp dan lain sebagainya.44

    Hasil wawancara diatas dapat kita jumpai bahwa kasus perselingkuhan

    yang disebabkan sosial media sudah banyak terjadi, perselingkuhan

    merupakan hubungan antara seseorang yang sudah menikah dengan orang lain

    yang bukan merupakan suami / istri yang sah. contohnya putusan nomor

    61/Pdt.G/2018, didalam nomor perkara ini dapat jumpai bahwa seorang istri

    43 Rima Safria, “Perselingkuhan Melalui Facebook dan SMS Penyebab Perceraian (Study Pada

    Pengadilan Agama Jakarta Selatan”, Skripsi Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah dan

    Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. 44 Wawancara bersama Bapak Rahmatullah Ramadhan S.HI Halim Pengadilan Agama Sengeti,

    Pada Tanggal 04 Februari 2020.

  • 43

    selingkuh dengan laki-laki lain melalui media internet yaitu Facebook, selain

    itu menurut keterangan saksi sang suami pernah melihat foto laki-laki lain di

    Hp istrinya dan menemukan bukti pengiriman uang kepada laki-laki tersebut.

    Berikut dapat dilihat isi dari putusan Nomor 61/Pdt.G/2018/PA.Sgt

    Bahwa, pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon telah

    hadir sendiri, sedangkan Termohon tidak pernah hadir dan tidak pula

    menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakil atau kuasanya, meskipun

    menurut Relas Panggilan Nomor 61/Pdt.G/2018/PA.Sgt, tanggal 02 Februari

    2018 dan 13 Februari 2018, Termohon telah dipanggil secara resmi dan patut.

    Sehingga Termohon tidak dapat didengar keterangannya dan persidangan

    dilanjutkan dengan tanpa hadirnya Termohon. Bahwa, atas permohonan

    pemohon tersebut Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan pihak yang

    berperkara di persidangan dengan menasihati Pemohon agar tetap

    mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Termohon, tetapi usaha

    tersebut tidak berhasil; Bahwa, upaya mediasi tidak dapat dilaksanakan,

    karena Termohon tidak pernah hadir ke persidangan, maka pemeriksa

    dilanjutkan dengan membacakan Permohonan pemohon yang isinya tetap

    dipertahankan oleh Pemohon; 45

    Dari isi putusan perkara 61/Pdt.G/2018 kami liat bahwa dengan keterangan

    dari pemohon dan saksi-saksi dari pemohon bahwa benar adanya

    perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan suami termohon curiga

    45 Putusan Pengadilan Agama Sengeti Nomor. 61/Pdt.G/PA.Sgt, Tentang Perceraian Karena

    Perselingkuhan Akibat Media Sosial.

  • 44

    bahwa termohon berselingkuh dengan laki-laki lain karena termohon

    sering bermain facebook dan pemohon pernah melihat foto laki-laki

    tersebut dan bukti pengiriman uang dari termohon untuk laki-laki tersebut.

    dan saksi tidak mendengar langsung pemohon dan termohon bertengkar,

    hal tersebut saksi ketahui dari cerita pemohon kepada saksi, bahkan

    pemohon pernah meminta bantuan saksi untuk mendamaikan pemohon dan

    termohon. Dan bahkan pihak keluarga pun sudah berupaya untuk

    merukunkan pemohon dan termohon, namun tidak berhasil46

    Penggunaan sosial media yang semakin berkembang dituding menjadi

    salah satu penyebab meningkatnya angka perceraian tersebut. Panitera Muda

    Hukum Pengadilan Agama Sengeti Romi, menjelaskan meningkatnya kasus

    perceraian diduga dampak dari sosial media. Lantaran aktif menggunakan

    sosial media, suami istri lupa tugas dan kewajiban “mereka lalai atas tugas

    masing-masing. Mereka lupa mengatur waktu. Akhirnya menimbulkan

    perselisihan dalam pernikahan”.

    B. Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara Nomor perkara

    61/Pdt.G/2018.PA.Sgt

    Peradilan yang dilaksanakan Nabi Muhammad Shalallah Alaihi Wa

    Salam, dan para Khalifah setelahnya adalah dengan terbuka atau di tempat

    umum, seperti masjid atau suatu tempat yang seseorang tidak dilarang

    memasukinya. Sebab alasannya peradilan Islam adalah terbuka, sehingga

    kasusnya dapat di akses oleh publik.47

    46Wawancara bersama Bapak Rahmatullah Ramadhan selaku Hakim di Pengadilan Agama

    Sengeti, 04 Februari 2020 47 Samir Aliyah, System Pemerintah Peradilan Dan Adat Dalam Islam, (Jakarta: Khalifa,

    2004), hlm. 83.

  • 45

    Kewenangan Peradilan Agama yang semula bertugas dan berwenang

    memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara tingkat pertama antara

    orang-orang berAgama Islam dibidang: a.perkawinan; b.kewarisan, wasiat, dan

    hibah; c.waqaf dan shadaqah. Berdasarkan UU No. 3 tahun 2006,48

    kewenangannya diperluas dalam bidang ekonomi syariah, meliputi: Bank

    syariah, Asuransi, Ansuransi Syariah, Reansuransi Syariah dan Surat Berharga

    Berjangka Menengah Syariah, Sekuritas Syariah, Pengadilan Syariah, Dana

    Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, Bisnis Syariah, Dan Lembaga Keuangan

    Mikro Syariah.49

    Qadha’ adalah fardhu kifayah. Seorang imam (penguasa) di setiap

    negera wajib mengangkat qadhi (hakim) di wilayah kekuasaannya sebagai

    pengganti dirinya didalam menjelaskan hukum-hukum syariat dan mewajibkan

    rakyatnya menaatinya.50

    Putusan hakim merupakan mahkota dan puncak dari suatu perkara yang

    sedang diperiksa dan diadili oleh hakim tersebut. Oleh karena itu, tentu saja

    hakim dalam membuat putusan harus memperhatikan segala aspek didalamnya,

    mulai dari perlunya kehati-hatian, dihindari sedikit mungkin ketidakcermatan,

    48 Undang-Undang No. 3 tahun 2006, Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

    1989 Tentang Peradilan Agama. 49 Mardani, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari’ah, (Jakarta: Sinar

    Grafika, 2017), hlm. 14. 50 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, Minhajul Muslim, (Jakarta: Darul Haq, 2018), hlm. 944.

  • 46

    baik yang bersifat formal maupun materil sampai adanya kecakapan teknik

    membuatnya.51

    Selain itu, pada hakikatnya pertimbangan hakim hendaknya juga memuat

    tentang hal-hal sebagai berikut :

    1. Pokok persoalan dan hal-hal yang diakui atau dalil-dalil yang tidak disangkal.

    2. Adanya analisis secara yuridis terhadap segala aspek menyangkut semua fakta

    / hal-hal yang terbukti dalam persidangan.

    3. Adanya pertimbangan-pertimbangan hakim secara yuridis (ratio decidend)

    dengan titik tolak pada pendapat para doktrin, alat bukti, dan yurisprudensi.

    Pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya harus disusun secara logis,

    sistematis, saling berhubungan, dan saling mengisi.

    4. Adanya semua bagian dari petitum Penggugat harus dipertimbangkan / diadili

    secara satu demi satu sehingga hakim dapat menarik kesimpulan tentang

    terbukti / tidaknya dan dapat dikabulkan / tidaknya tuntutan tersebut dalam

    amar putusan.

    Di antara ayat-ayat Al-Qur’an terdapat yang ditunjukan kepada Nabi

    Shalallah Alaihi Wa Sallam seperti:

    را باۡيناُهۡم ثُمَّ َلا ياِجدُواْ فِي ا شاجا ُموكا فِيما ك ِ تَّٰى يُحا ب ِكا َلا يُۡؤِمنُونا حا را فاَلا وا

    ل ُِمواْ تاۡسِليٗما يُسا ۡيتا وا ا قاضا مَّ ٗجا م ِ را ٥٦ أانفُِسِهۡم حا Artinya:Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga

    mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka

    perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu

    51 Ahmad Rifa’i, Penemuan Hukum Oleh Hakim, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), hlm. 94.

  • 47

    keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima

    dengan sepenuhnya52

    Rasulallah Shalallah Alaihi Wa Salam memutuskan perselisihan antara

    Abu Bakar dan Rabi’ah Al-Aslami tentang tanah yang terdapat pohon korma

    yang miring, adapun batangnya di tanah Rabi’ah, sedangkan rantingnya di tanah

    Abu Bakar, dan masing-masing mengakui bahwa pohon tersebut miliknya. lalu

    keduanya pergi kepada Nabi Shalallah Alaihi Wa Sallam, maka beliau

    memutuskan bahwa ranting menjadi milik orang yang memiliki batang pohon.53

    Untuk lebih mendekatkan dan fokus pada permasalahan penelitian yang

    ada, dan memberikan deskripsi yang jelas tentang pertimbangan hakim dalam

    memutuskan perkara cerai talak sebagai dampak sosial media yang diputus oleh

    Pengadilan Agama Sengeti pada No. 61/Pdt.G/2018/PA.Sgt. Dimana dalam

    kasus tersebut seorang Istri selingkuh dengan laki-laki lain melalui media

    Facebook yang menyebabkan Penggugat merasa tidak senang, dan menyebabkan

    sering terjadi perselisihan dan pertengkaran antara keduanya. Dapat kita lihat isi

    putusan 61/Pdt.G/2018/PA.Sgt sebagai berikut:

    Maksud dan tujuan gugatan Penggugat perceraian adalah agar hakim

    mengabulkan gugatan penggugat; memutuskan perkawinan antara Pemohon dan

    Termohon. Majelis Hakim telah berusaha dengan sunguh-sungguh mendamaikan

    dengan menasihati Pemohon agar tetap mempertahankan rumah tangganya

    52 Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1996) An-Nisa’(4): 65. 53 Samir aliyah, system pemerintah, peradilan dan adat dalam islam, (jakarta: khalifa, 2004),

    hlm. 299.

  • 48

    dengan Termohon di setiap persidangan quod est pasal 82 Undang-Undang

    Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan

    Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1006 dan Undang-Undang Nomor 50 Tahun

    2009 Jo. Pasal 31 Peraturan Pemerintah54 Nomor 9 Tahun 1975 Tentang

    Pelaksaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, akan

    tetapi usaha tersebut tetap tidak berhasil sampai putusan ini di jatuhkan.

    Sebagaimana yang disampaikan Bapak Rahmatullah Ramadhan selaku Hakim

    Anggota di Pengadilan Agama Sengeti, sebagai berikut:

    Kita sudah melakukan pengadilan berdasarkan ketentuan yang ada, agar

    semuanya bisa dipertanggungjawabkan putusan tersebut. Sehingga apa

    yang sudah diberikan bisa menjadikan pelajaran kepada Penggugat

    maupun Tergugat, sehingga semuanya dapat dirasakan keputusan ini

    memang betul dan benar adanya dengan peraturan hukum yang sudah

    ada.55

    Hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan ketentuan

    Pasal 154 R.Bg. Jo Pasal 3 ayat (1) dan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Mahkamah

    Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi di

    Pengadilan, oleh karena Termohon tidak hadir selama proses persidangan, maka

    mediasi tidak dilaksanakan; Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan

    pokok perkara, Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu legal

    standing Pemohon dalam mengajukan perkara a quo; Menimbang, bahwa dalam

    54 Putusan Pengadilan Agama Sengeti Nomor. 61/Pdt.G/PA.Sgt, Tentang Perceraian Karena

    Perselingkuhan Akibat Media Sosial. 55Wawancara bersama Bapak Rahmatullah Ramadhan selaku Hakim di Pengadilan Agama

    Sengeti, pada 04 Februari 2020

  • 49

    mengajukan perkara a quo Pemohon mendalilkan bahwa Pemohon dan

    Termohon adalah pasangan suami istri sah, yang telah melaksanakan

    pernikahansesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang perkawinan

    yang berlaku di Negara kesatuan Republik Indonesia.

    Berdasarkan pengamatan dari hasil wawancara penulis di kantor

    Pengadilan Agama Sengeti terkait dasar hukum hakim dalam memutuskan

    perkara gugat cerai seorang suami karena istri selingkuh dengan laki-laki lain

    pada putusan Nomor 61/Pdt.G/2018/PA Sgt, bahwa pemohon dalam surat

    permohonannya tertanggal 23 Januari 2018, yang terdaftar di Kepaniteraan

    Pengadilan Agama Sengeti Nomor 61/Pdt.G/2018/PA.Sgt, tanggal 23 Januari

    2018, telah mengemukakan hal-hal yang pada pokonya adalah sebagai berikut:

    1. Pada tanggal 22 Juli 1995, Pemohon dan Termohon melangsungkan

    pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatatan Nikah Kantor Urusan

    Agama Kecamatan Kecamatan, Kabupaten Batanghari, (Kutipan Duplikat

    Akta Nikah Nomor 130/6/VIII/1995, Agustus 1995);

    2. Setelah pernikahan tersebut, Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di

    rumah milik bersama, di RT 16, Desa Desa, Kecamatan Kecamatan,

    Kabupaten Muaro Jambi, sampai terjadi pisah. Selama pernikahan tersebut

    Pemohon dengan Termohon telah melakukan hubungan layaknya suami istri

    (ba’da dukhul) dan telah dikaruniai tiga orang anak yang bernama Nama Anak

    1, Nama Anak 2 dan Nama Anak 3;

  • 50

    3. Kurang lebih sejak bulan Juli 2017, ketenteraman rumah tangga Pemohon

    dengan Termohon mulai goyah, antara Pemohon dan Termohon sering terjadi

    perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan sudah tidak ada kecocokan

    lagi antara Pemohon dan Termohon dan Termohon selingkuh dengan pria

    lain;

    4. Puncak keretakan hubungan antara Pemohon dengan Termohon tersebut

    terjadi kurang lebih pada bulan Agustus 2017, yang akibatnya antara Pemohon

    dan Termohon telah pisah rumah. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan

    baik lahir maupun batin, dan Termohon sudah tidak lagi menjalankan

    kewajiban sebagai seorang istri;

    5. Berdasarkan permasalahan di atas maka tidak mungkin lagi tercipta keluarga

    yang sakina mawaddah dan rahmah:

    6. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini;

    Berdasarkan alasan/dalil-dali diatas, Pemohon mohon agar Ketua

    Pengadlian Agama Sengeti segera memeriksa dan mengadili perkara ini,

    selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: “Primer:

    Mengabulkan permohonan Pemohon; Memberikan izin kepada Pemohon untuk

    ikrar menjatuhkan talak satu kepada Termohon di hadapan sidang Pengadilan

    Agama Sengeti; dan Memberikan biaya perkara kepada Pemohon” “Subsider:

    Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya”.

    Semua sudah ada mekanismenya, kalau ada seseorang yang ingin

    menggugat sesuatu, tentu harus sesuai dengan prosedur yang ada di sini,

  • 51

    dari mulai pengisian formulir sampai penyerahan bukti-bukti Pemohon

    dalam perkara yang dia ajukan, jika tidak adanya bukti-bukti pemohon

    maka itu bisa menyulitkan untuk bisa sampai persidangan. Tapi tetap

    dengan alasan tertentu56

    Hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa hakim sebagai pelaksana

    melihat, menilai dan memutuskan atau membenarkan telah terjadi peristiwa yang

    diajukan pemohon dan membuktikan benar atau tidaknya peristiwa/fakta yang

    diajukan para pihak melalui alat-alat bukti yang sah menurut hukum pembuktian

    yang diuraikan dalam duduk perkara dan berita acara. Hakim juga melihat dan

    memeriksa identitas para pihak. Sealain itu hakim juga dituntut untuk

    mendamaikan pihak-pihak dan juga memeriksa seluruh fakta/ peristiwa yang

    ditemukan para pihak dan memeriksa alat-alat bukti sesuai tata cara pembuktian

    serta memeriksa jawaban, sangkalan, keberatan dan bukti-bukti pihak lawan

    hingga menetapkan pemeriksaan sesuai hukum yang berlaku.

    Hakim menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatan tersebut

    Pemohon mengajukan alat bukti tulis berupa P yang aslinya merupakan akta

    autentik yang mana alat bukti tersebut telah dicocokkan dengan aslinya, maka

    sesuai dengan ketentuan Pasal 285 R.Bg, alat bukti tersebut memiliki kekuatan

    pembuktian yang mengikat dan sempurna. Oleh karena itu berdasarkan

    Ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

    Jo. Pasal 4,5 dan 6 Kompilasi Hukum Islam, harus dinyatakan terbukti bahwa

    56 Wawancara bersama Bapak Ramhatullah Ramadhan selaku Hakim di Pangadilan Agama

    Sengeti, pada 04 Februari 2020.

  • 52

    Pemohon dan Termohon telah terikat dalam pernikahan sah, sehingga Pemohon

    memiliki legal standing untuk mengajukan perkara aquo, ba