ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN....

74
ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG ARONGAN LAMBALEK PASCA TSUNAMI DI KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Syarat-syarat guna memperoleh Gelar sarjana sosial Oleh : ZAHARA SETIAWATI NIM : 07C20210042 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI SOSIOLOGI MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2014

Transcript of ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN....

Page 1: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT

GAMPONG ARONGAN LAMBALEK PASCA TSUNAMI

DI KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK

KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

Syarat-syarat guna memperoleh

Gelar sarjana sosial

Oleh :

ZAHARA SETIAWATI

NIM : 07C20210042

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

MEULABOH – ACEH BARAT

TAHUN 2014

Page 2: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

ANALISIS KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT

GAMPONG ARONGAN RELOKASI PASCA STUNAMI

DI KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK

KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh :

Nama : Zahara Setiawati

Nim : 07C20210042

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Sosiologi

Telah dipertahankan di depan komisi pengujian pada tanggal 23 juli 2014 dan

dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

KOMISI PENGUJI

Said Fadhlain. S. Pd

NIDN. 01-0501-7003 Ketua

Saiful Asra, M. Soc. Sc

NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1

Muhammad Idris, M. Pd

NIDN. 01-2303-7902 Anggota II

Hj. Afriani, M. Si

NIDN. 01-1205-7901 Anggota III

Alue Penyareng, 23 Juli 2014

Plt. Ketua Program Studi

Ilmu Sosiologi

Muhammad Idris, M. Pd

NIDN. 01-2303-7902

Page 3: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

iii

LEMBAR PENGESEHAN

Judul Skripsi/tugas akhir : Analisis Kondisi Kemiskinan

Masyarakat gampong Arongan Relokasi

Pasca Tsunami di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat

Nama Mahasiswa : Zahara Setiawati

Nim : 07C20210042

Program Studi : Ilmu Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mengetujui

Komisi Pembimbing

Mengetahui,

Tanggal Sidang :23 Juli 2014

Pembimbing I

Said Fadhlain. S. Pd

NIDN. 01-0501-7003

Pembimbing II

Muhammad Idris, M.

PdNIDN. 01-1305-8201

Plt. Ketua Program Studi

Muhammad Idris, M.

PdNIDN. 01-2303-7902

Dekan,

Sudarman Alwy, M. Ag

NIDN. 01-2504-7601

Page 4: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

iv

SURAT PERNYATAAN ORINSINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini “

Nama : Zahara Setiawati

Nim : 07C20210042

Program Studi : Ilmu Sosiologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Universitas Teuku Umar

Dengan menyatakan bahwa skipsi ini benar dibuat oleh penulis

sendiri dan orisinal, serta belum pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar sarjana akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak

terhadap karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain,

kecuali secara tertulis dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apalagi ternyata di dalam skripsi ini semua atau sebagian isinya

terdapat unsur-unsur plagiat, maka saya akan bersedia skripsi ini di

gugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh dapat dicabut/dibatalkan,

serta dapat di proses sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini di buat dan di tanda tangani dalam keadaan

sadar tanpa tekanan/paksaan oleh siapapun.

Meulaboh,23 juli 2014

Pembuat penyataan

Zahara setiawati

Page 5: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

v

ABSTRAK

Zahara Setiawati, Analisis Kondisi Kemiskinan Masyarakat gampong Arongan

Relokasi Pasca Tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

Di bawah bimbingan Said Fahlain, S. IP dan Saiful Asra. M. Sos. Sc

Kemiskinan merupakan suatu permaslahan yang terjadi sosial masa kini, karena

masyarakat sangat sulit keluar dari kondisi kemiskinan yang terjadi. Hal ini

disebabkan oleh kehidupan masyarakat hanya cukup memenuhi kebutuhan

konsumtif rumah tangga, sehingga kemampuan yang diperoleh tidak mampu

untuk melakukan iventasi dalam dunia pendidikan maupun dunia usaha. Lebih

menarik perhatian Aceh pasca tsunami, sebahagian kecil masyarakat persisir yang

desanya tidak layak dijadikan pemukiman penduduk maka direlokasikan ketempat

yang baru, sehingga dari tempat yang baru masyarakat sulit meradaptasi karena

kondisi alam yang tidak potensial dalam mengembangkan ekonomi rumah tangga,

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa akibat fenomena bencana tsunami tersebut mayoritas para

suami bekerja beralih profesi dari nelayan dan petani menjadi buruh, sedangkan

para istri hanya menjadi ibu rumah tangga yang tidak produktif, karena

pengangguran yang dihadapinya. Hanya mengharapkan dari hasil kelautan dan

penangkapan ikan di sungai. Sayangnya juga terjadi pada kemiskinan juga terjadi

pada kaum lansia yang tidak memiliki keluarga yang tidak produkti, dimana lansia

tersebut walaupun akses transportasi yang jauh tetap mencari nafkah kesunyai

untuk mempertahankan hidup. Jauhnya akses ekonomi masyarakat, kegagalan

pemberdayaan masyarakat oleh Pemerintah dan LSM dan ketergantungan yang

berlebihan masyarakat kepada Pemerintah. Serta lapangan kerja yang sangat

kurang dan sumberdaya yang sangat minim.

KATA KUNCI : Kemiskinan,Masyarakat, Relokasi,Pemberdayaan

Page 6: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

vi

KATA PENGANTAR

Puju syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapan menyelesaikan Skripsi /Tugas Akhir yang

berjudul, “KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT RELOKASI PASCA

TSUNAMI ARONGAN LAMBALEK KABUPATEN ACEH BARAT”, dengan

baik dan lancar sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Program Sarjana

(S1) Jurusan Ilmu Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Teuku Umar, Meulaboh.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi/Tugas Akhir ini tidak

lepas dari berbagai kesulitan. Tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, maka kesulitan dapat diatasi. Oleh karena itu, penulisan menyampaikan

ucap terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan

dukungan baik secara moril maupun materil kepada :

1. Rektor Universitas Teuku Umar

2. Bapak Sudarman Alwy, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosialogi dan

Ilmu Politik Universitas Teuku Umar.

3. Ibu Nurlian, S.Sos Selaku Mantan Ketua Jurusan Ilmu Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar

4. Bapak Muhammad Idris, M.Pd Ibu selaku Plt. Ketua Jurusan Ilmu

Sosialogi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar.

Page 7: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

vii

5. Bapak Said Fadhillah, S. IP selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan Bimbingan dan semangat sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

6. Bapak Saiful Asra, M. Sos sekolah Dosen Pembimbing II yang telah

mebantu saya dan membimbing saya dalam menyelesaikan

skripsi/karya ilmiah ini.

7. Para Desen dan staf akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Teuku Umar

8. Selanjutnya ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluaga saya

terutama kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan

dukungan moril dan materil, tampa kedua doa dan dukungan dari

kalian, saya tidak akan mampu bertahan sampai saat ini. Semoga Allah

mencintai dan menyeyangi Zahra diwaktu Zahra masih kecil hingga

sekarang, amin. Kiranya semoga Allah memberikan panjang umur dan

kesehatan buat orang-orang yang saya sayangi.

9. Sahabat-sahabat di jurusan Sosilogi angkatan 07, Mahasiswa/I fisik

yang selalu bersama disaat kuliah dan kepada teman-teman yang telah

menbuat saya dan memberi masukan dalam menyelesaikan pembuatan

skripsi yang sederhana ini tetapi mempunyai manfaat.

Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu

dari awal hingga terselesainya skripsi ini, Pepulasi menyadari adanya keterbatasan

kemampuan sehingga hasil penulisan skripsi ini masih jauh

Page 8: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

viii

Dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik guna memperhatikan skripsi.

Akhir kata, semoga skripsi dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan pihak-pihak yang berkepentingan pada khususnya.

Alue Peunyareng, 23 Juli 2014

Penulis

ZAHARA SETIAWAN

Page 9: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESEHAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESEHAN PENGUJI iii

SURAT PERNYATAAN ORINSINALITAS SKRIPSI iv

ABSTRAK v

KATA PENGNTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xiii

MOTTO xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masaalah 4

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Mamfaat Penelitian 5

1.4.1 Mamfaat Teoritis 5

1.4.2 Mamfaat Praktis 5

1.5 Sistematis penulisan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 penelitian Terdahulu 7

2.2 Kemiskinan 8

2.2.1 Pengertian Kemiskinan 8

2.2.2 Penyebab Kemiskinan 9

2.2.3 Jenis Kemiskinan 10

2.2.4 Indikator Kemiskinan 12

2.2. Strategi dan Program Pengetasan Kemiskinan 13

2.3.1 Teori Lingkaran Setan 14

2.4 Pengertian Masyarakat 16

2.4.1 Proses dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat 18

2.4.2 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat 21

2.4.3 Kapasitas Masyarakat 22

2.5 Konseb Kondisi Sosial-Ekonimi Masyarakat 23

2.6 Perubahan Mata Pencarian 29

2.7 Teori Fungsionalisme Struktural 30

BAB III METODELOGI PENCARIAN 32

3.1 Metode Penelitian 32

Page 10: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

x

3.2 Sumber Data 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data 34

3.4 Teknik Penentuan Informan 36

3.5 Instrumen Penelitian 37

3.6 Teknik Analisis Data 37

3.7 Pengujian Kredibilitas Data 38

3.8 Lokasi Penelitian 40

3.9 Jadwal Penelitian 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42

4.1 Diskripsi Wilayah Penelitian 42

4.1.1 Kondisi Geografik 42

4.2 Kondisi Sosial Ekonomi 44

4.3 Kondisi Sosial dan Budaya 45

4.4 Hasil Penelitian 46

4.4.1 kemiskinan yang terjadi pada kalangan

Masyarakat 46

4.4.2 Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi

Kemiskinan Pada Masyarakat Relokasi 48

4.4.3 Hambatan Pemerintah dalam Menangani

Kemiskinan pada Masyarakat Relokasi Pasca

Tsunami 51

4.5 Pembahasan 52

4.5.1 Kemiskinan yang Terjadi pada Kalangan

Masyarakat 52

4.5.2 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan

Pada Masyarakat Relokasi 53

45.3 Hambatan Pemerintah dalam Menangani

Kemiskinan pada Masyarakat Relokasi Pasca

Stunami 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1 Kesimpulan 54

5.2 Saran 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

xi

DAFTAR PUSTAKA

Tabel : 3.1 Jadwal Penelitian 40

Tabel : 4.1 Nama Gampong pada Kecamatan Arongan Lambalek 40

Tabel : 4.2 Jumlah penduduk Menurut dan jenis kelamin

Dalam Kecamatan Arongan Lambalek 43

Tabel : 4.3 Jumlah mata Pencarian penduduk Kecamatan Arongan

Lambalek 45

Tabel : 4.4 Penyebab Kemiskinan yang Terjadi pada Masyarakat

Kecamatan Arongan Lambalek 52

Tabel : 4.5 Upaya Pemerintah dalan Menangani Kemiskinan pada

Masyarakat Kecamatan Arongan Lamabek 53

Page 12: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian Lapangan dari FISIP-UTU kepala

Kechik Arongan

Lampiran 2 Surat Keterangan telah Melaksasnakan Penelitian dari Pihak

Geuchik Arongan

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Dokumentasi di Lapangan

Page 13: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan hal yang kompleks. Kemiskinan berkaitan erat

dengan kualitas sumber daya manusia. Kemisikinan muncul karena sumber

daya manusia yang tidak berkualitas, begitu sebaliknya. Membangunan

pengertian kemiskinan bukanlah perkara yang mudah karena kemiskinan

mencakup berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat di

identifikasikan menurut ekonomi, sosial, politik. Kemiskinan secara ekonomi

dapat diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kesejahteraan. Kemiskinan ini dapat diukur secara langsung

dengan menetapkan ketersediaan sumber daya yang tersedia dan

membandingkannya dengan ukuran baku. Kemiskinan sosial dapat diartikan

sebagai kekurangan jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung untuk

mendapatkan kesempatan agar produktifitas seseorang meningkat. Kemiskinan

sosial dibedakan berdasarkan faktor yang menyebabkan kemiskinan itu terjadi.

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Oleh

karena itu pembebasan rakyat dari jeratan kemiskinan adalah tujuan yang

paling fundamental yang kita hadapi dalam pembangunan nasional indonesia

karena kemiskinan adalah musuh kolektif bangsa. Kajian tentang kemiskinan

telah dibuat sejak tahun 1800-an. Antara yang terawal dan yang penting ialah

yang telah dibuat mabrur, 2012. Berdasarkan pada kajian yang dijalankannya

beliau berpendapat bahwa mereka yang tergolong dalam kemiskinan utama

1

Page 14: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

2

ialah keluarga-keluarga yang jumlah pendapatannya tidak cukup untuk

mendapatkan keperluan menimal untuk mengekalkan kecekapan fizikal.

Dalam hal ini menunjukan bahwa ternyata persoalan kemiskinan bukan

semata-mata mempengaruhi ketahuan ekonomi yang ditampilkan oleh

rendahnya daya beli masyarakat saja, tetapi juga mempengaruhi ketahuan

nasional masyarakat dan ketahanan nasional.

Berdasarkan Badan Pusat Satatistik (BPS) jumlah penduduk miskin

( Penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan ) di Indonesia pada bulan

Maret 2008 sebesar 34,96 juta orang (15,42 persen). Dibandingkan dengan

penduduk miskin pada bulan Maret 2007 yang berjumlah 37,17 juta orang

(16.58 persen), berarti jumlah penduduk miskin tutun sebesar 2,21 juta orang.

Selama periode Maret 2007-Maret 2008, penduduk miskin di daerah perdesaan

berkurang 1,42 juta orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,79 juta

orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan

tidak banyak berubah. Pada bulan Maret 2008, sebagian besar (63,47 persen)

penduduk miskin berada di daerah perdesaan.

Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 1996-2007

berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk

miskin meningkat sebesar 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01

juta pada tahun 1996 menjadi 47,97 juta pada tahun 1999. Persentase penduduk

miskin meningkat dari 17,47 persen menjadi 23,43 persen pada periode yang

sama.

Periode 2000-2005 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari

38,70 juta pada tahun 2000 menjadi 35,10 juta pada tahun 2005. Secara relatif

Page 15: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

3

juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 19,14 persen pada

tahun 2000 menjadi 15,97 persen pada tahun 2005. Namun pad atahun 2006,

terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitudari 35,10

juta orang (15,97 persen) yang di pada bulan Februari 2005 menjadi 39,30 juta

(17,75 persen) pada bulan Maret 2006. Peningkatan jumlah dan persentase

penduduk miskin terjadi karena adanya kenaikan harga BBM yang

menyebabkan naiknya harga berbagai barang sehingga inflasi mencapai 17,95

persen selama periode februari 2005-Maret 2006. Akibatnya penduduk yang

tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada disekitar garis

kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin. Jumlah penduduk

miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17 juta (16,58 persen),

turun 2,13 juta dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2006.

Angka-angka diatas belum diperhitungkan lagi dari sisi penduduk yang

seharusnya masuk usia sekolah namun tidak mampu masuk sekolah karena

faktor kemiskinan.

Meulaboh merupakan salah satu Kabupaten tertinggal dengan angka

kemiskinan masih tinggi, masyarakat Kota Meulaboh rata-rata bekerja sebagai

nelayan dan petani. Pada tahun 2014 ini pemerintah Aceh Barat lagi

meningkatkan pembangunan publik, terutama pada jalan raya, dan sudah mulai

masuknya perusahaan-perusahaan baru di Kota Meulaboh. Dengan kehadiran

perusahaan-perusahaan ini diharapkan tingkat pengangguran dan kemiskinan

dapat menurun pada Kota Meulaboh.

Pemerintah Pusat melakukan intervensi secara khusus menghitung

desa-desa tertinggal dan termiskin, untuk Aceh Barat, Arongan Lambalek

Page 16: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

4

merupakanKecamatan termiskin di Aceh Barat. Jumlahnya angka

kemiskinannya mencapai 36 persen dari total jumlah penduduk.

Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat merupakan

Kecamatan termiskin di kawasan Kabupaten Aceh Barat. Hal tersebut

berdasarkan data hasil perhitungan yang dilakukan pemerintah pusat melalui

program PNPM perdesaan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam bentuk ilmiah atau skripsi di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat dengan judul “Kondisi Kemiskinan

Masyarakat Relokasi Pasca Tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek

Kabupaten Aceh Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimanakah peran pemerintah dalam mengurangi angka

kemiskinan pada Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat ?

2. Apa saja kendala pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan

pada Kecamatan Arongan Lambalek ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah peran pemerintah dalam mengurangi

angka kemiskinan pada Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat.

Page 17: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

5

2. Untuk mengetahui apa saja kendala pemerintah dalam mengurangi

angka kemiskinan pada Kecamatan Arongan Lambalek.

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Penulis

Melalui penelitian ini, diharapkan akan menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis sebagai bahan perbandingan antara teori

yang telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan.

b. Lingkungan Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi mahasiswa

atau pembaca lain khususnya mahasiswa fakultas ilmu sosial dan

politik Universitas Teuku Umar dalam menambah wawasan,

memperkaya khasanah bahan penelitian dan sumber bacaan di

perpustakaan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian tentang kondisi kemiskinan masyarakat

relokasi pasca tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh

Barat, maka dapat diperoleh khususnya bagi peneliti yaitu dapat memperkaya

ilmu yang di miliki. Kemudian untuk pihak terkait dalam penelitian kondisi

kemiskinan masyarakat relokasi pasca tsunami di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat, agar kelak menjadi masukan yang berarti

dalam mengurangi angka kemiskinan di daerah terpencil.

Page 18: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

6

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini,

maka sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur berikut ini :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini memuat tentang teori-teori yang mendukung penelitian.

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisi tentang metodologi Penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan

pengujian kredibilitas data.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Memuat tentang uraian laporan hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian. Yakni deskripsi dari interprestasi data-data yagn diperoleh.

Bab V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran

Page 19: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terhadap program relokasi sebelumnya sudah pernah diteliti

oleh Zaini yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Program Relokasi Pemukiman

Kumuh (Studi Kasus : Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota

Surakarta). Unit analisisnya adalah program relokasi pemukiman kumuh,

dengan menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif

dan kuantitatif. Menurut penelitian Zaini menunjukan bahwa, relokasi yang

dilakukan di kelurahan Pucang sawit sudah sangat berhasil dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan. Relokasi juga berhasil dalam memberikan perubahan

fisik permukiman yang lebih baik, pada aspek ekonomi relokasi menimbulkan

dampak yang buruk terhadap kondisi ekonomi masyarakat dan tidak berhasil

dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Pada aspek sosial relokasi di nilai

berhasil dalam mempertahankan kondisi sosial dan cenderung mengalami

peningkatan. Masyarakat juga telah menilai sangat puas terhadap program

relokasi.

Penelitian terhadap kemiskinan pada masyarakat sebelumnya sudah

pernah diteliti oleh Mabrur yang berjudul Kemiskinan pada masyarakat Agraris

(Studi Kasus Petani di Desa Kasiwiang Kecamatan Suli Kabupaten Luwu). Unit

analisisnya adalah kemiskinan pada masyarakat agratis, dengan menggunakan

metode keualitatif. Menurut penelitian Mabrur menunjukan bahwa, yang

melandasi penyebab kemiskinan pada petani sawah adalah meningkatnya faktor

kebutuhan

7

Page 20: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

8

penyebab kemiskinan pada petani sawah adalah meningkatnya faktor kebutuhan

hidup keluarga yang tidak seimbang dengan penghasilan mereka, sehingga

mempengaruhi pola kehidupan para petani sawah, hal ini dapat dilihat dari

penghasilan mereka dan pola hidup para petani. Dan yang paling menjadi

penghambat para petani sawah dalam mengatasi kemiskinan adalah kurangnya

perhatian pemerintah setempat dalam memberikan solusi atau bantuan bagi para

petani untuk meningkatkan hasil panen mereka dan juga para petani dalam

teknik pengelolaan sawah.

Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu

adalah terletak pada fokus yang menjadi masalah penelitian dan lokasi penelitian

yang berbeda. Peneliti lebih memfokuskan pada kondisi kemiskinan masyarakat

relokasi pasca tsunami.

2.2 Kemiskinan

2.2.1 Pengertian Kemiskinan

Menurut Badan Pusat Statistik dan Departemen Sosial (2002:h. 3-4)

kemiskinan adalah ketidak mampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar

minimum untuk hidup layak.

Menurut Chambers dalam Mikkelsen (2003:h. 193) kemiskinan adalah

“Suatu kemeralatan dan ketidak mampuan masyarakat yang diukur dalam suatu

standar hidup tertentu yang mengacu kepada konsep miskin relatif yang

melakukan analisis perbandingan di negara-negara kaya maupun miskin.

Sedangkan konsep absolut dari kemiskinan adanya wabah kelaparan, ketidak

mampuan untuk membesarkan atau mendidik anak dan lain-lain”.

Page 21: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

9

Menurut Usman (2003 :h. 33) mengatakan bahwa, kemiskinan adalah

kondisi kehilangan (deprivation) terhadap sumber-sumber pemenuh kebutuhan

dasar yang berupa pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan serta

hidupnya serba kekurangan.

Pemikiran mengenai kemiskinan berubah sejalan dengan berlalunya

waktu, tetapi pada dasarnya berkaitan dengan ketidak mampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar.

Berdasarkan pengertian kemiskinan menurut para ahli diatas mak

disimpulkan bahwa, kemiskinan adalah suatu ketidak mampuan masyarakat

dalam segi hal finansial diakibatkan oleh faktor-faktor yang tidak mendukung

dalam pertumbuhan perekonomiannya.

2.2.2 Penyebab kemiskinan

Menurut Nugroho dan Dahuri (2004:h. 167-168) penyebab kemiskinan

dapat terjadi karena kondisi alamiah dan ekonomi, kondisi struktural dan sosial,

serta kondisi kultural (budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat

keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumber daya lain sehingga

peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan dalam pembangunan.

Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan hasil pembangunan yang belum

merata, tatanan kelembagaan dan kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan

kemiskinan kultural (budaya) disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang

merasa kecukupan sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Propenas menyebutkan

berdasarkan penyebabnya kemiskinan dapat dibedakan menjadi tua, yaitu

kemiskinan kronis (chronic poverty) yang disebabkan :

Page 22: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

10

1. Sikap dan kebiasaan hidup masyarakat yang tidak produktif

2. Keterbatasan sumber daya dan keterisolasian

3. Rendahnya taraf pendidikan dan derajat kesehatan, terbatasnya lapangan

kerja dan ketidak berdayaan masyarakat, dan kemiskinan sementara

(transient poverty) yang disebabkan,

a. Perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi krisis ekonomi

b. Perubahan yang bersifat musiman seperti kasus kemiskinan nelayan dan

pertanian tanaman pangan.

c. Bencana alam atau dampak dari suatu kebijakan.

Penyebab utama kemiskinan desa adalah :

1. Pendidikan yang rendah

2. Ketimpangan kepemilikan modal dan lahan pertanian

3. Ketidak merataan investasi di sektor pertanian

4. Alokasi anggaran kredit yang terbatas

5. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar

6. Pengelolaan ekonomi secara tradisional

7. Rendahnya prduktivitas dan pembentukan modal

8. Budaya menabung yang belum berkembang

9. Tidak adanya jaminan sosial bagi masyarakat desa

10. Rendahnya jaminan kesehatan

2.2.3 Jenis Kemiskinan

Pembagian jenis kemiskinan dapat dibagi berdasarkan pola waktu.

Menurut Ginandjar Karta Sasmita dalam Ridho (2001:h. 11) menurut pola waktu

tersebut kemiskinan dapat dibagi menjadi :

Page 23: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

11

1. Persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun temuran

yang di antaranya merupakan daaerah kritis sumber daya alam atau

terisolasi

2. Cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi

secara keseluruhan.

3. Seasonalpoverty, yaitu kemiskinan musiman seperti sering di jumpai

kasus-kasus nelayan dan petani tanaman pangan.

4. Accidental poverty, yaitu kemiskinan karena bencana alam atau dampak

dari suatu kebijakan.

Berdasarkan jenisnya kemiskinan secara umum dapat dibagi menjadi

kemiskinan absoulut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut terjadi apabila

tingkat pendapat seseorang di bawah garis kemiskinan absolut yang telah

ditetapkan, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup menimum yang

antara lain terdiri dair kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, perumahan dan

pendidikan.

Menurut Soegijoko dalam Ridlo(2001:h.10) kemiskinan relatif merupakan

perbandingan antara kelompok pendapatan dalam masyarakat tersebut.

Meskipun seseorang/masyarakat telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara layak (tidak miskin), tetapi masih rendah kualitasnya dibandingkan

masyarakat sekitarnya yang relatif lebih kaya.

2.2.4 Indikator Kemiskinan

Indikator kemiskinan dibedakan antara-antara kemiskinan absolut

dengan kemiskinan relatif.

Page 24: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

12

1. Indikator Kemiskinan Absolut

Menurut BKKBN kemiskinan untuk kelurga pra sejahtera terdiri dari :

seluruh anggota keluarga tidak bisa makan dua kali sehari atau lebih; tidak

memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja, sekolah dan bepergian;

bagian lantai terluas dari tanah. Sedangkan indikator kemiskinan untuk keluarga

sejahtera I terdiri dari: seminggu sekali keluarga tidak selalu dapat makan

daging/ikan/telur; belum tentu setahun sekali anggota keluarga memperoleh

minimal satu stel pakaian baru; lantai rumah kurang dari 8 m2 untuk tiap

penghuni.

Indikator kemiskinan yang lain yaitu sebagai berikut :

a. Kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak

b. Terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produktif

c. Kurangnya kemampuan membaca dan menulis

d. Kurangnya jaminan dan kesejateraan hidup

e. Kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial dan ekonomi

f. Ketidak berdayaan atau daya tawar yang rendah

g. Akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.

2. Kemiskinan relatif menunjukkan ketidak meratan pendapatan antara

seorang dengan orang lain dalam suatu kelompok atau satu kelompok dengan

kelompok masyarakat yang lain. Bank Dunia menggunakan ukuran ketidak

merataan sebagai berikut: Tingkat ketidakmerataan tinggi bila 40% penduduk

terbawah menerima kurang dari 12% jumlah pendapatan. Tingkat ketidak

merataan sedang bila menerima antara 12-17%. Tingkat ketidak merataan rendah

bila menerima lebih dari 17%.

Page 25: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

13

2.3 Strategi dan Program Pengentasan Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan menurut Undang-undang Nomor 25

Tahun 2000 tentang Propenas ditempuh melalui dua strategi utama. Pertama,

melindungi keluarga dan kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan

sementara. Kedua, membantu masyarakat yang mengalami kemiskinan kronis

dengan memberdayakan dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi

tersebut selanjutnya dituangkan dalam tiga program yang langsung diarahkan

pada penduduk miskin yaitu :

1. Penyediaan Kebutuhan Pokok

2. Pengembangan Sistem Jaminan Sosial

3. Pengembangan Budaya Usaha Masyarakat Miskin

Kebijakan pengentasan kemiskinan di Indonesia yang tebaru tertuang

dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional, yang menyatakan bahwa kebijakan penanggulangan

kemiskinan meliputi: kebijakan pemenuhan hak-hak dasar dan kebijakan

pembangunan wilayah untuk mendukung pemenuhan hak dasar.

Sepanjang kebijakan pemerintah belum dapat mengatasi kemiskinan,

masyarakat miskin mempunyai strategi sendiri untuk mengatasi kemiskinanya

dengan cara: berhutang pada berbagai sumber pinjaman informal, bekerja

serabutan, istri dan anak turut bekerja, memanfaatkan sumber daya alam di

sekelilingnya, bekerja di luar daerah, dan berhemat melalui mengurangi atau

menggati jenis makanan dan mengatur keuangan

Page 26: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

14

2.3.1 Teori Kemiskinan

Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000 :h 46) sebagai berikut :

1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan

polakepemilikan sumber daya yang menumbulkan distribusi pendapat

timpang penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah

yang terbatas dan kualitasnya rendah.

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia

karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berati produktivitas

juga rendah, upahnya pun rendah.

3. Kemiskinan muncul disebabkan akses dan modal.

Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan

kemiskinan. Adanya keterbelakangan,ketidak sempurnaan pasar, kurangnya

moral menyebabkan kurangnya produktivitas. Rendahnya produktivitas

mengakibatkan rendahnya pendapat yang mereka terima. Rendahnya pendapat

yang berimplikasi pada rendahnya tabungan dan invertasi, rendahnya invertasi

akan berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya.

Logika berpikir yang di kemukakan Nurkse dalam Kuncoro (2000: h.48)

yang mengemukakan bahwa negara miskin itu miskin karena dia miskin (apoor

country is poor because it is poor)

Page 27: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

15

Gambar : 2.1 Lingkungan setan Kemiskinan

Ketidak sempurnaan pasar,

Keterbelakangan

Ketertinggalan

Kekurangan Moral

Produktivitas Rendah

Invertasi Rendah

Tabungan Rendah Pendapat Rendah

Sumber : Nurkse dalam Kuncoro 2000

Dalam mengemukakan teorinya tentang lingkaran setan kemiskinan,

pada hakikatnya Nurkse pendapat bahwa kemiskinan bukan saja disebabkan oleh

ketiadaan pembangunan masa lalu tetapi juga disebabkan oleh hambatan

pembangunan di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal ini

Nurksemengatakan : “ suatu negera menjadi meskin karena ia merupakan negara

miskin”(A country is poor because it is poor).

Menurut pendapatnya, inti dari linkaransetan kemiskinan adalah keadaa-

keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terciptanya tingkat

pembentukan tingkat modal yang tinggi. Di satu pihak pembentukan modal di

tentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak oleh perangsang untuk

menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan

dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi pandangan

Nurkse, terhadap dua jenis lingkaran setan kemiskinan yang mehalangi negara

berkembang mencapai tingkat pembangunan yang pesat, yaitu dari segi

penawaran modal dan segi permintaan modal.

Page 28: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

16

Dari segi penawaran modal lingkaran setan kemiskinan dapat dinyatakan

secara berikut. Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang diakibatkan

oleh tingkat produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat

untuk menabung juga rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan dapat

menyebabkan suatu negara mehadapi kekurangan barang modal dan dengan

demikian tingkat produktivitas akan tetap rendah.

Dari segi permintaan modal, corak lingkaran setan kemiskinan

menpunyai penaman modal rendah karena luar pasar untuk melaksanakan

penanaman modal rendah karena luar pasar untuk berbagi jenis barang terbatas,

ada hal yang belakangan di sebut ini disebabkan oleh Produktivitas yang rendah.

Sedangkan pendapat yang rendah yang diwujutkan oleh pembentukan modal

yang terbatas pada masa lalu. Pembentukan modal yang terbatas ini di sebabkan

oleh kekurangan perang sang untuk menanam modal.

Nurkse juga menyatakan bahwa peningkatan pembentukan modal bukan

saja dibatasi oleh lingkaran perangkap kemiskinan yang dijelaskandi atas, tetapi

juga oleh adanya international demontration effect. Yang dimaksudkan dengan

ini adalah kecenderungan untuk mencontoh gaya konsumsidi kelangan

masyarakat yang lebih maju.

2.4 Pengertian Masyarakat

Menurut Koentjoronginrat dalan Basrowi (2005 :h.37) istilah masyarakat

Berasal dari bahasa arab :syaraka” yang berati ikut serta, berpartisipasi, atau

“musyaraka” yang berati saling bergaul. Masyarakat dalam bahasa inggris

Page 29: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

17

Disebut „society” yang sebelumnya berasal dari kata latin “socius” berati

“kawan”.

Menurut Abdul Syani dalam Bosrowi (2005 :H.37) di jelaskan bahwa

perkataan masyarakat berasak dari kata musyarak (arab) yang artinya bersama-

sama kemudian berubah yang artinya masyarakat yang berkelompok manusia

(minimal dua orang) yang hidup bersama, saling berhubungan dan saling

mempengaruhi, selajutnya mendapat kesempatan menajdi masyarakat.

Beberapa pakar juga mengemukakan pendapatnya, tetapi Selo

Soemarjuan dalam Basrowi (2005 : h.39) mengatakan masyarakat adalah orang-

orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. M.J. Herkovits

dalam Basrowi (2005 :h.39) juga mengemukakan bahwa masyarakat adalah

kelompok individu yang di organisasikan dan mengikuti tata cara hidup tertentu.

Demikian juga Koentjaraningrat dalam Basrowi (2005 :h.39) mengartikan

masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi, memiliki

prasarana untuk kegiatan tersebut, dan adanya saling keterkaitan untuk mencapai

tujuan bersama.

Menurut Saerjono Soekarto (2006.h. 136) masyarakat terbagi menjadi

dua jenis, yaitu mesyarakat perdesaan (rural community) dan masyarakat

perkotaan (urban community). Dalam masyarakat modern, sering di bedakan

antara masyarakat perdesaan (rural community) dengan masyarakat perkotaan

(urban community). Perbedaan tersebut sebenarnya tidak ada hubungan dengan

pengertian masyarakat sederhana karena dalam masyarakat modern betapapun

kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Sebaiknya pada

masyarakat bersahaja pengaruh-pengaruh dari kota secara relatif tidak ada.

Page 30: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

18

Menurut Koentjaraningrat (2005 :h. 120) masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki

prasarana yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi. Suatu negara

modern adalah contoh dari suatu kesatuan manusia yang memiliki berbagai jenis

prasarana, seperti misalnya suatu jaringan komunikasi berupa jaringan jalan raya,

kereta api, perhubungan udara, media elektronika, media cetak, sistem upacara

dan lain-lain. Sehingga warga suatu negara dengan wilayah yang yang kecil

tentu memiliki potensi untuk berinteraksi secara lebih intensif dari pada warga

dari suatu negara yang sangat luas.

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa, masyarakat

adalah sekelompok manusia (minimal dua orang) yang hidup bersama, saling

berinteraksi, saling berhubungan, dan saling mempengaruhi, yang mengikuti tata

cara hidup yang disepakati sehingga menghasilkan suatu kebudayaan dan untuk

mencapai tujuan bersama.

2.4.1 Proses dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Suharto (2006:h. 59) pemberdayaan adalah sebuah proses dan

tujuan, sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk

memperkuat kekusasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,

terutama individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

Page 31: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

19

baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,

berpartisipasi

Dalam rangka sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya. Pengertian perbedaan sebagai tujuan sering kali di gunakan

sebagai indikator sebuah kebehasilan pembedayaan.

Menurut United Nations dalam Tampubolon (2006 :h.25) proses-proses

perbedayaan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Gentting to know the local community, mengetahui kerakteristik

masyarakat setempat (lokal) yang akan di perdayakan, termasuk

perbedaan karateristik yang membedakan masyarakat desa satu dengan

yang lainnya. Mengetahui artinya untuk memberdayakan masyarakat di

perlukan hubungan timbal balik antara petugas dengan masyarakat.

2. Gathering knoladge about the local community, menyumpulkan

pengetahuan yang mengangkut informasi fakultas tentang distribusi

penduduk menurut umum, sex, pekerjaan, tingkat pendidikan, status

sosial ekonomi, termasuk pengetahuan tentang nilai, sikap, ritual dan

custom, jenis pengelompokan, serta faktor kepemimpinan baik formal

maupun informal.

3. Identiflying the local leader, segala usaha pembedayaan masyarakat akan

sia-sia apabila tidak memperoleh dukungan dari pimpinan/tokoh-tokoh

masyarakat setempat. Untuk itu, faktor “the local leaders” harus selau di

perhitungan karena mempunyai pengaruh yang kuat di dalam masyarakat.

Page 32: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

20

4. Stimulating the community to realize that it has problems, di dalam

masyarakat yang terikat terhadap adat kebiasaan, sadar atau tidak sadar

Mereka tidak merasakan bahwa mereka punya masalah yang perlu

dipecahkan. Karena itu, masyarakat perlu pendekatan persuasif agar

mereka sadar bahwa mereka punya masalah yang perlu dipecahkan, dan

kebutuhan yang perlu dipenuhi.

5. Helping people to discuss their poblem, memperdayakan masyarakat

bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya

serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan.

6. Helping people to identify their most pressing problems, masyarakat

perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasikan permasalahan yang

paling menekan. Dan masalah yang paling menekan inilah yang harus di

utamakan pemecahannya.

7. Fostering self-confidence, tujuan perbedayaan masyarakat adalah

membangun rasa pecaya diri masyarakat. Rasa pecaya diri merupakan

moral utama masyarakat untuk berswadaya.

8. Deciding on a program action, masyarakat perlu diberdayakan untuk

menetapkan suatu program suatu yang dilakukan. Program action

tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yaitu rendah, dan tinggi.

Tentunya program dengan skala prioritas tinggilah yang perlu

didahulukan pelaksanaannya.

Page 33: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

21

9. Recognition of strengths and resourses, memperdayakan masyarakat

berati membuat masyarakat mengerti bahwa mereka memiliki kekuatan-

kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk

memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhannya.

10. Helping people to continue to work on solving their problems, perbedaan

masyarakat adalah suatu kesempatan yang berkesimbangan. Karena itu,

masyarakat diberdayakan agar mampu bekerja memecahkan masalah

secara kontinyu.

11. Increasing people’s ability for self-help, salah satu tujuan pembedayaan

masyarakat adalah tumbuhnya kemandirian masyarakat. Masyarakat

yang mandiri adalah masyarakat yang sudah mampu menolong diri

sendiri. Untuk itu, perlu selalu ditingkatkan kemampuan masyarakat

untuk berswadaya. Ide menempatkan manusia lebih sebagai subjek dari

dunianya mendasari dibakukannya konsep pemberdayaan

(empowerment).

2.4.2 Tahapan Pembedayaan Masyarakat

Susisliyani (2004 :h.83-84) menyatakan bahwa proses belajar dalam

rangka pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap-

tahap yang harus dilalui tersebut meliputi :

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar

dan peduli sehingga meras membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

Page 34: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

22

2. Tahap transpormasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan-ketrampilan agar terbuka wawasan dan pemberian

ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam

pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan

sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan untuk mengantarkan

pada kemandirian.

2.4.2 kapasitas masyarakat

Menurut Tim Studi pengajian kebutuhan pengembangan Kapasitas bagi

Pemerintah Daerah, Kerjasama antara BAPPENAS dan Departemen dalam

Negeri dan Otonomi Daerah (1999-2000), di nyatakan bahwa pengertian

kapasitas sebagai berikut: “kapasitas adalah kemampuan seseorang atau individu,

suatu organisasi atau suatu sistem untuk melaksanakan dan fungsi-fungsi atau

kewenangannya untuk mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efesien. Hal

ini harus didasarkan oleh pengajian terus-menerus kondisi-kondisi kerangka

(framework conditions), dan pada suatu penyusuaian di namis dari fungsi-fungsi

dan tujuan-tujuan.” Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai

kinerja, untuk mehasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil

(outcomes). Menurut Soekarno (2002 :h.3) kata komunitas (masyarakat yang

berkelompok) dan partisipasi merupakan pasangan yang selalu akan muncul

ketika menbicarakan komunitas dalam pembangunan. Keduanya selalu muncul

dan pengertiannya saling mengisi dan menggantikan. Karenanya dalam

membahas kapasitas membangun suatu komunitas kita dapat mengartikannya

Page 35: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

23

sebagai seberapa tingkat partisipasi yang mungkin dilakukan atau diambil oleh

suatu komunitas.

Dalam hal ini kapasitas pembangunan dapat dilihat sebagai kemampua di

dalam manfaat dan mengelola sumberdaya, baik dalam maupun sosial, dengan

teknologi yang ada untuk memenuhi kebutuhan pengembangan fisik dan sosial

kehidupan manusia. Ada beberapa aspek yang menentukan kepasitas

Komunitas dan keterlibatannya dalam pebangunan yakni ketersediaan pranata,

sumberdaya manusia dan kondisi yang menunjang.

2.5 konsep Kondisi Sosial-Ekonimi Masyarakat

Menurut Sumardi (2001 :h. 21) kondisi sosial ekonomi adalah suatu

kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi

tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu desertai pula dengan

seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Kondisi sosial menurut M. Sastropraja (2000:H.48) adalah keadaan atau

kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya, selanjutnya kondisi sosial

ekonomi yaitu, merupakan suatu kedudukan yang di atur secara sosial dan

menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat.

Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang

harus dipermainkan oleh sipembawa status.

Sementara W.S Winke dalam Salim (2002 :h 100) menyatakan bahwa

pengertian status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang

Page 36: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

24

menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan pelengkapan material yang

dimiliki, dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang.

Selanjutnyaa Mubyanto (2001 :h.65) berpendapat tinjauan sosial

ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek desa

yang berkaitan dengan kelembagaan dan aspek peluang kerja. Aspek Ekonomi

desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat

Desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru

terjangkau bila pendapat rumah tangga mereka cukup untuk menutupi keperluan

rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya.

Menurut Mulyono Sumardi dan Hans Dieter Evers (2002:h. 21) keadaan

sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara resional dan penetapan

seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai

pula dengan seperangkap hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si

pembawa status. Menurutnya pula ada ciri-ciri keadaan sosial ekonomi yaitu

sebagai berikut :

a. lebih berpendidikan

b. mempunyai status sosial yang ditandai dengan tingkat kehidupan,

kesehatan, pekerjaan, dan pengenalan diri terhadap lingkungan

c. mempunyai tingkat mobilitas ke atas lebih besar

d. mempunyai ladang luas

e. lebih berorientasi pada ekonomi komersial produk

f. mempunyai sikap yang lebih berkenaan dengan kredit

g. pekerjaan lebih spesifik.

Page 37: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

25

Menutut Mubyanto (2001 :h.42) aspek sosial ekonomi desa dan peluang

kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat desa. Kecukupan

pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat bari terjangkau bila pendapat

rumah tangga cukup menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan

usaha-usashanya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa kondisi

sosial ekonomi adalah posisi individu dan kelompok yang berkenaan dengan

ukuran rata-rata yang berlaku umum tentang pendidikan, pemilikan barang-

barang, dan kapasitasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya, sedangkan

Kondisi sosial ekonomi kaitannya dengan status sosial ekonomi itu sendiri

dengan kebiasaan hidup sehari-hari individu atau kelompok.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2000:h.520) Kondisi diartikan

sebagai suatu keadaan atau situasi. Jadi kondisi sosial adalah suatu keadaan yang

berkaitan dengan keadaan atau situasi dalam masyarakat tertentu yang

berhubungan dengan keadaan sosial.

Menurut Dalyono (2005:h.133) “kondisi sosial adalah semua orang atau

manusia lain yang mempengaruhi kita.” Hal ini berati bahwa lingkungan sosial

juga mempengaruhi pencapaian pendidikan anak.

Kondisi sosial yang mempengaruhi individu dijelaskan Dalyono

(2005:h.133) melalui dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Secara

langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari dari keluarga, teman dan

pekerjaan. Secara tidak langsung melalui media masa baik cetak,audio maupun

audiovisual. Selanjutnya juga dijelaskan lingkungan sosial yang sangat

Page 38: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

26

berpenaruh pada proses dan hasil pendidikan adalah teman bergaul, lingkungan

tetangga dan aktivitas dalam masyarakat.

Menurut Ihsan (2003:h.10) “kondisi masyarakat dimana memiliki latar

belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan

sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh pisitif terhadap

semangat dan perkembangan belajar generasi muda”. Dalam hal ini dimana

kondisi sosial ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka kondisi

ini menjadi pembatas pendidikan. Orang tua sebagai pendidikan secara kondrati

harus mampu

Mengantisipasi pengaruh yang ada karena tidak semua pengaruh kondisi sosial

merupakan pengaruhnya yang baik.

Menurut Lindon (200:h. 42) kondisi sisial masyarakat mempunyai lima

indikator yaitu: umur dan kelamin, pekerjaan,prestise,famili atau kelompok

rumah tangga, dan keanggotaan dalam kelompok perserikatan. Dari kelima

indikator tersebut, hanya indikator umum dan kelamin yang tidak terpengaruh

oleh proses pendidikan, sehingga tinggal empat indikator yang perlu diukur

tingkat pembaikannya, guna mengetahui tinggina manfaat sosial bagi

masyarakat

Menurut Ahmed (2001:h. 41) manfaat dalam konteks sosial ekonomi

bagi masyarakat dari suatu program pendidikan adalah berupa perbaikan dalam

hal penghasilan, dan partisipasi masyarakat. Perbaikan penghasilan dan sebagian

produktivitas, adalah merupakan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Perbaikan

Page 39: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

27

dari sebagian produktivitas,kesehatan, makanan, kehidupan keluarga,

kebudayaan, rekreasi, dan partisipasi adalah merupakan manfaat sosial bagi

masyarakat. Agar anak dapat memperoleh pendidikan yang baik maka orang tua

pandai mengarahkan agar anaknya tidak terpengaruh apabila kondisi sosial

mereka tidak mendukung tercapainya pendidikan dengan baik. Orang tua juga

harus mengusahakan agar lingkungan sosial disekitar dapat dijadikan sebagai

penduduk tercapainya pendidikan yang maksimal.

Sementara W.S Winkel dalam Salim (2001:h. 100) menyatakan bahwa

pengertian kondisi sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang

menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan material

yang dimiliki, dimana keadaan ini bertaraf baik, cukup, dan kurang.

Selanjutnya Mubyanto (2001:h. 12) berpendapat tinjauan sosial ekonimi

masyarakat meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek ekonomi Desa

dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Desa.

Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila

pendapat rumah tangga mereka cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga

dan pengembangan usaha-usahanya.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa kondisi

sosial ekonomi adalah posisi individu dan kelompok yang berkenaan dengan

ukuran rata-rata yang berlaku umum tentang pendidikan, pemilikan barang-

barang dan pasitipasi kelompok dari komunitasnya, sedangkan kondisi sosial

ekonomi kaitanya dengan status sosial ekonomi itu sendiri dengan kebiasaan

ekonomi itu sendiri dengan kebiasaan hidup sehari-hari individu atau kelompok.

Page 40: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

28

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak

bekerja sama sekali, sedangkan mencari kerja, bekerja kurang dua hari selama

seminggu, atau seorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang

layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau

pencari para kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada.

Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian kerena dengan

adanya dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainya.

Tingkat pengangguran lainya dapat dihitung dengan cara

membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang di

Nyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapat pengangguran harus mengurangi

pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurutnya tingkat kemakmuran

dan kesejahteraan masyarakat di Desa. Pengangguran berkepanjangan juga dapat

menimbulkan efek psilogi yang buruk terhadap pengangguran dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tingi juga dapat menyebabkan

kekacoan politik keamanan dan sosial, sehingga meganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi.

Jenis-jenis pengangguran menurut Nur Wahid (2000: 45) yaitu sebagai

berikut :

Page 41: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

29

a. Friksional/Frictional Unemplyment, adalah pengangguran yang sifatnya

sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi

giografis anatar pelamar kerja dengan pembuka pekerjaan.

b. Struktural/Structural unemployment,adalah keadaan dimana penganggur

yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi pesyaratan

yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu

perekonomian daerah dapat meningkatkan kebutuhan akan sumber daya

manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

c. Musimal/Seasonal Unemploment, adalah keadaan menganggur karena

adanya fluktuasi kenyataan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan

seorang harus menganggur. Contohnya seperti petani yang memanen

musim tanam, pedagang durian menanti musim durian.

d. Seklikal, adalah pengangguran yang mengaggur akibat imbas naik turun

siklus ekonomi sehingga tenaga kerja lebih rendah dari pada penawaran

kerja.

2.6 Perubahan Mata Pencarian

Menurut Supriadi (2007:h. 20) mata pencarian adalah pekerjaan pokok

yang dikakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk

membangun kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan

memperhatikan faktor seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga

dan hubungan politik. Dalam perkembangannya, maka pencarian seseorang

Page 42: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

30

sering kali berubah baik karena faktor internal,eksternal,adapun kombinasi dari

keduanya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, perubahan atau biasa

desebut tranformasi pekerjaan adalah pergeseran atau perubahan dalam

pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang

tersedia untuk membangun kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf

hidup).

Perubahan mata pencarian ini dengan adanya perubahan orientasi

masyarakat mengenai pencarian. Mata pencarian masyarakat di indonesia pada

umumnya berasa dari sektor agraris. Perubahan orientasi mata pencarian di sini

di artikan sebagai perubahan pemikiran masyarakat yang akan menentukan dan

memepengaruhi tindakannya di kemudian hari, dari pekerjaan-pekerjaan pokok

masyarakat yang dahulunya di sektor agraris bergeser atau berubah ke sektor

non-agraris.

2.7 Teori Fungsionalisme Struktural

Menurut george ritzer dan (2007;h. 118 ) fungsionalisme struktural

menekankan pada peryaratanfungsional yang dibutuhkan oleh masyarakat

sebagai sebuah sistem untuk terus bertahan,kecenderungan masyarakat

menciptakan konsensus (kesepatan) antara anggotanya dan kontribusi peran dan

status yang dimainkan individual/institusi dalam keberlangsungan sebuah

masyarakat.

Page 43: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

31

Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana seluruh struktur

sosialnya serintegrasi menjadi suatu, masing-masing memiliki fungsi yang

berbeda tapi saling berkaitan dan menciptakan konsesus dan keteraturan sosial

serta keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik terhadap perubahan

internal dan eksternal dari masyarakat.

Fungsionalisme struktural mengkaji peran atau fungsi dari suatu struktur

sosial atau institusi sosial dan tipe-perilaku/tindakan sosial tertentu dalam sebuah

masyarakat dan pola hubungnnya dengan elemen-elemen lainya. Selain itu, juga

mengkaji status, peran dan proses kerja seluruhnya masyarakat. Menurut Talcott

Parsons, keberlangsungan masyarakat sebagi sistem dan bertahan dari berbagai

perubahan internal dan eksternal.

Menurut George Ritzer dan George (2007:h. 118) ada empat persyaratan

fungsional masyarakat yang dikemukakan oleh persons. Persyaratan fungsional

masyarakat tersebut adalah adaptasi, goal attainment, integrasi dan latancy.

Adaptasi ditunjukan untuk memperoleh sumber daya yang memandai dari

lingkungan sekitar dan mendistribusikan ke seluruh sistem. Goal attainment

ditinjukan untuk menformulasikan tujuan utama dari suatu sistem/masyarakat.

Intergrasi dipahami sebagai upaya mengkoordinasikan, mengatur hubungan

antara elemen dan sistem. Latancy (nilai-nilai kolektif) di antaranya pendidikan,

agama dan keluarga berperan mentranfer nilai kolektif yang dibutuhkan untuk

kelangsungan masyarakat, melalui proses sosialisasi, institusionalisasi dan

internalisasi.

Page 44: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

32

BAB III

METODELOGI PENILAIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

pendekatan kualitatif secara deskriptif. Menurut Denzim dan Licoln dalam

Juliansyah Noor (2009:h 33) kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses

dan makna yang tidak di kaji secara ketat atau belum di ukur dari sisi kualititas,

jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Pendekatan kualititas adalah “suatu proses

penelian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang mengelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia”. Pada pendekatan ini, penelitian

menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara

peneliti dan subjet yang diteliti.

Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian

kualitatf digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang

tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori,

memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Pengertian deskriptif adalah “pengertian yang berusaha mendiskripsikan

suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang”. Pengertian

deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada

saat penelitian berlangsung. Melalui pengertian deskriptif, berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tampa

memberikan perlakuan yang khusus terhadap peristiwa tersebut.

32

Page 45: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

33

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah

tertentu dalam pelaksaannya. Langkah-langkah ini sebagai berikut: di awali

dengan menentukan prosedur pengumpulan data melalui abservasi atau

pengamatan, pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan penelitian.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, makan perhatian ini diharapkan

mampu memberikan gambaran kondisi kemiskinan Masyarakat Relokasi Pasca

Tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

3.2 Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua jenis

data yaitu:

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002, h. 82) data primer ialah “Data yang diperoleh atau

dikumpulkan di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang memerlukan”. Data primer di dapat dari sumber informal

yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti. Data primer ini antara lain:

a. Catatan hasik wawancara

Wawancara dikakukan kepada informan yang lebih mengetahui tentang

pemasalahan ini, yang dapat dijadikan hasik peneliti dalam melakukan

penelitian di lapangan.

b. Hasil obervasi lapangan

Page 46: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

34

Obervasi lapangan di lakukan di lapangan, fokus pada masyarakat

relokasi yang terkenak dampak Tsunami di Kecamatan Arongan

Lambalek Kabupaten Aceh Barat.

c. Data-data mengenai informan

Data informal telah ada dan sudah ditentukan informal oleh peneliti

supaya memudahlan mendapatkan informasi di lapangan.

2. Data Sekunder

Menurut Hasan (2002:h 82) data sekunder adalah “data yang diperoleh

orang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada”. Data

sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan, dokumen,koran,

internet dan lannya, yang berkaitan dengan kajian yang teliti oleh penulis.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Umumnya cara

mengumpul data menggunakan teknik: pengamatan, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap objet penelitian. Intrumen yang

dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa

informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain : ruang (tampak),

pelaku, kegiatan, objet, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.

Alasan peneliti melakukan observasi yaitu menyajikan gambaran realitis

perilaku atau kejadian.

Page 47: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

35

Menjawab pertanyaan, mebantu pengertian perilaku manusia, dan evaluasi

melakukan pengukuran tersebut.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancari tetapi

dapat juga diberikan daftar pernyataan dahulu untuk dijawab pada kesempatan

lain. Wawancara merupakan alat re-cheking (pembuktian terhadap informasi

atau keterangan yang di peroleh sebelumnya). Teknik wawancara yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.wawancara

mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan

cara tanya jawab ssambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan

atau orang yang diwawancarai,dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara ,dimana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama.

3.Dokumentasi

Menurut soehartono(2008,h .70)studi dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek

penelitian.dokume yang diteliti dapat berupa berbagai macam,tidak hanya

dokumen resmi.dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer,jika

dokumen ini ditulis oleh oramng yang langsung mengalami suatu peristiwa,dan

dokumen sekunder,jika peristiwa di laporkan kepada orang lain yang

selanjutnya ditulis oleh orang ini.

Dokumen dapat berupa buku harian,surat pribadi,laporan rapat,catatan

kasus(case record ) dalam pekerjaan sosial,dan dokumen lainnya.akan

Page 48: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

36

Tetapi,perlu di ingat bahwa dokumen-dokumen ini ditulis tidak untuk

tujuan penelitian sehingga penggunaannya memerlukan keceratan penelitian.

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan hanya sebagai

pelengkap dari teknik pengumpul data lainnya.data-data yang di ambil dari

dokumen haya hanya meliputi gambaran untuk wilayah penelitian, yang

diperoleh dari dari monografi Kecamatan Arongan Lambalek, yaitu meliputi

luas wilayah, jumlah penduduk, mata pencarian penduduk, sarana

perekonomian, tingkat pendidikan, sarana pendidikan, prasarana umum.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini pihak yang dijadikan informasi adalah dianggap

mempunyai informasi (key-informan) yang dibutuhkan diwilayah penelitian.

Cara yang digunakan untuk menentukan informasi tersebut maka penulis

menggunakan untuk menggunakan informasi tersebut maka tertulis

menggunakan “purposive sampling”, menurut Noor (2009, h. 155)

purposivesampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

khusus sehingga dijadikan simpel.

Berdasarkan purposive sampling atau sampling tujuan, maka yang terjadi

informasi bagi penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aparatur Desa 3 Orang

2. Pemerintah Daerah 2 Orang

3. Masyarakat 12 Orang

Jumlah keseluruhan 17 Orang

Informasi tersebut dikarenakan subjek yang telah di tetapkan di anggab

mengetahui dan memahami maslah penelitian yang dilakukan oleh penelitian.

Teknik penentuan informasi ini yang digunakan.

Page 49: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

37

3.5 Intrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitas, menurut Meleong (2002, h.

4) metode kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi objet yang alami, maka penelitian adalah sebagian

instrumen kunci. Peneliti merupakan instrumen kunci utama, karena penelitian

sendiri yang menentukan keseluruhan skenario penelitian serta langsung turun

kelapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan informal.

Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian untuk mendapatkan data yang

valid dan realible.

Selain dari pada itu, untuk mebantu dalam kelancaran dalam melaksanakan

peneliti ini, juga di dukung oleh instrumen pembantu sebagai panduan

wawancara. Oleh karena itu, sebelum turun kelapangan, peneliti akan mebentuk

wawancara untuk kemudahan pelaksanaan peneliti di lapangan dan melakukan

interview (wawancara) ke semua informal. Alat bantu yang digunakan dalam

pengumpulan data yaitu panduan wawancara, catatan, dokumen, laporan,

dokumentasi dan lain sebaginya.

3.6 Teknik Analisa Data

Menurut Meleong (2013, h,248) Analisis data adalah proses

mengogarnisasikan dari mengututkan data kedalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapsat dirumusxkan hipotesis

kerja seperti yang dirasakan oleh data.

Dalam penelitian ini, teknis analisis data yang digunakan adalah teknik

alisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian

sebagimana adanya. Data yang telah didapatkan dari hasil penelitian di lapangan

Page 50: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

38

Kemudian dikumpulkan dan diolah dan dianalisi dengan memaparkan atau

mendeskripsikan dan memberikan komentar berdasarkan temuan yang ada di

lapangan.

3.7 Pengujian Kredibilitas Data

Menurut Sugiono (2012, h.270) uji kreditibilitas atau kepercayaan

terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan

berpanjangan pengamatan, pengamatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat dan member check. Digunakannya uji ini

dimaksudkan untuk mendapat data yang lebih mendalam mengenai subjet

penelitian.

Adapun pengujian kredibititas data adalah sebagai berikut :

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatan

yang telah dilakukan, di dasarkan data yang telah diperoleh masih kurang

memandai. Menurut Meleong (2013, h 327) perpanjangan pengamatan berarti

penelitian tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data

tercapai.

2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

mendalam untuk memperoleh kepastian data. Meningkatkan ketekunan

dilakukan dengan membanca berbagai referensi baik buku maupun dokumen

yang terkait dengan temuan yang diteliti sehingga berguna untuk memeriksa

data apakah benar dan bisa dipecaya atau tidak.

3. Triangulasi

Page 51: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

39

Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa

pihak secara berpisah namun dengan kerakteristik yang sama, kemudian

hasilnya dicreck check antara jawaban yang satu dengan yang lain. Triangulasi

dalam penelitian ini. Dari hasil jawaban beberapa pihak tersebut kemudian

dilihat kesamaan, dan perbedaannya, sehingga dapat dilihat penerimaan diri

berdasarkan pengalaman psikologis obersitas dari orang yang satu dengan orang

yang lain.

1. Pemerikasaan teman sejawat

Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil

temuan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa maupun teman yang bukan

mahasiswa. Melalui diskusi ini diharapkan akan ada saran atau masukan yang

berguna untuk proses penelitian.

2. Member Check

Member Check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara

mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan

data untuk mengecek kebenaran data dan interprestasinya.

Menutut Moleong, (2013, h. 335) Pengecekan dilakukan dengan jalan :

a. Penilaian dilakukan oleh informal

b. Mengkoreksi kekeliruan

c. Menyediakan tambahan informasi secara sukarela

d. Memasukkan informasi dalam lingkup penelitian, menciptakan

kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisi data.

Page 52: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

40

Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari

temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditujukan ketika partisipan

Mengungkapkan bahwa transkip penelitian memang benar-benar sebagai

pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini penelitian akan memberikan data

yang telah di transkipkan untuk dibaca ulang oleh partisipan.

3.8 Lokasi Penelitian

Lokasi penelian merupakan tempat dimana peneliti merupakan, dengan

ditetapkan dilokasi ini sebagai tempat penelitian, merupakan atas pertimbangan

penulis bahwa lokasi ini pembangunannya masi kurang baik semenjak terkenak

musibah Tsunami serta kurangnya lapangan pekerjaan, alasan lain penulis

mengambil lokasi ini yaitu untuk mempermudahkan proses pengumpulan data.

3.9 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dimulai dari tanggal 25 Maret s/d 10 April 2014, dengan

perincian dalam tabel sebagai berikut :

Page 53: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

41

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Maret

2014

April

2014

Mai

2014

Juni

2014

Juli

2014

Tahap perpisahan :

1. Penjajahan ke lokasi

2. Usulan penelitan

3. Penyusulan pedoman

wawancara

Tahab pengelahan data

Tahap penulis atau

penyusunan

Sedang

Waktu

Kegiatan

Page 54: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis

Kecamatan Arongan Lambalek memiliki luas ± 130,06 Km2persantase

kuas Kecamatan terhadap luas Kabupaten 4,44% jumlah kemukiman dua mukim

dan 27 desa/gampong.

Adapun secara administratif, wilayah Kecamatan Arongan Lambalek

berbatas sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatas dengan Kecamatan Woyla Barat

2. Sebelah Selatan bersebelahan dengan Samudra Indonesia

3. Sebelah Barat berbelahan dengan Aceh Jaya

4. Sebelah Timur bersebelahan dengan Kecamatan Samatiga

Tabel 4.1 Nama-nama Gampong pada Kecamatan Arongan 1 Lambalek.

No Nama Gampong

1 Pante Mutia

2 Suak Bidok

3 Suak Ie Beusou

4 Suak Kemude

5 Arongan

6 Cot Kumbang

7 Keuh

8 Peuribu

9 Teupin Peuraho

10 Ujong Beuso

11 Kebu

42

Page 55: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

43

12 Seunebok Lueng

13 Drien Rampak

14 Cot Buloh

15 Simpang Peut

16 Rimba Langeh

17 Seuneubok Tengoh

18 Gunong Pulo

19 Karang Hampa

20 Peulante

21 Ujong Simpang

22 Panton Makmur

23 Panton Bahagia

24 Cot Jurumudi

25 Alue Sundak

26 Alue Bagok

27 Alue Batee

Sumber : Bps Aceh Barat.

Tabel 4.2 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada Kecamatan Arongan

Lambalek.

No Nama Gampong Laki-laki Perempuan

1 Panteu Mutia - -

2 Suak Bidok - -

3 Suak Ie Beusou - -

4 Suak Kemude 127 130

5 Arongan 98 100

6 Cot Kumbang - -

7 Keuh 641 656

8 Peuribu 1116 1141

9 Teupin Peuraho 731 748

10 Ujong Beusa 205 209

11 Kubu 407 416

Page 56: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

44

12 Seunebok Lueng 215 220

13 Drien Rampak 734 750

14 Cot Buloh 401 410

15 Simpang Peut 819 838

16 Rimba Langeh 459 469

17 Seuneubok Tengoh 1668 1715

18 Gunong Pulo 334 342

19 Karang Hampa 189 193

20 Peulante 687 702

21 Ujong Simpang 536 548

22 Panton Makmur 233 238

23 Panton Bahagia 170 174

24 Cot Jurumudi 194 198

25 Alue Sundak 291 297

26 Alue Bagok 405 414

27 Alue Batee 187 191

Jumlah Total 10.847 11.099

Sumber : Bps Aceh Barat.

Berdasarkan tabel diatas, maka jumlah penduduk pada Kecamatan

Arongan Lambalek berjumlah 21.946, laki-laki berjumlah 10. 847 sedangkan

perempuan berjumlah 11.099. ada beberapa gampong yang tidak ditempati oleh

penduduk setempat yaitu gampong Pante Mutia, Suak Bidok, Suak Ie Beusou

dan Cot Kumbang.

4.2 Kondisi Sosial

Kehidupan masyarakat Kecamatan Arongan Lambalek. Bermata pencarian

yang mayoritasnya sebagai petani,pedagang, jasa-jasa dll. Untuk jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Page 57: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

45

Tabel 4.3. Jumlah penduduk Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat berdasarkan mata pencarian.

No Lapangan Usaha Jumlah Penduduk Persentase

1 Pertanian, pemburuan dan

kehutanan

12,022 54,77

2 Pertambahan dan Perggalian 42 0,19

3 Industri Pengelolaan - -

4 Listrik, Gas dan Air 12 0,05

5 Bangunan dan Kontruksi 1,240 5,65

6 Perdagangan 7,089 32,30

7 Angkutan dan Komunikasi 22 0,10

8 Lembaga Keuangan - -

9 Jesa-jasa lainnya 1,519 6,92

Jumlah 21,946 100,00

Berdasarkan : Badan Pusat Statistik Aceh Barat.

Berdasarkan mata pencarian, Penduduk Kecamatan Arongan Lambalek

Sebanyak 54,77 persen bergerak di sektor pertanian, yang disebabkan oleh

banyaknya masyarakat tinggal di daerah perdesaan. Kemudian sebesar 32,30

persen bekerja pada sektor perdagangan. Penduduk yang bekerja di sektor jasa

kemasyarakatan sebesar 6,92 persen penduduk. Sektor pertambangan dan

penggalian hanya mampu menyerap 0,19 persen tenaga kerja.

4.3 Kondisi Sosial dan Budaya

Kondisi sosial budaya Masyarakat Kecamatan Arongan Lambalek

merupakan sistem sosial budaya kebersamaan yang bernuansa islami. Hak ini

terlihat dengan masih tergalangnya kegiatan sosial seperti gotong royong,

masyarakat Kecamatan Arongan Lambalek masih menjaga serta melestarikan

Page 58: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

46

Budaya leluhur seperti, dalail khairat, meudike, adat peusijuk pada warga dan

ikut perpatisipasi dalam kegiatan perkawinan (Tung linto dan dara baro)

4.4 Hasil Penelitian

4.4.1 kemiskinan yang terjadi pada Kalangan Masyarakat

Kemiskinan memang sudah menjadi masalah yang berkepanjangan pada

wilayah negara Indonesia. Setiap daerah-daerah yang berada dikepulauan

Indonesia masih banyak masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan,

salah satu daerah yang terkenak dampak kemiskinan yaitu, daerah Meulaboh. Ini

adalah salah satu daerah musibah pada tahun 2004 silam yaitu bencana tsunami.

Masih banyak nya penderitaan yang diterima oleh para korban tsunami hingga

saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti, berdasarkan pernyataan dari

informan I. Ia mengatakan bahwa,

“Hilangnya mata pencarian yang dulu sebelum tsunami, dulunya

sebagai nelayan sekarang sudah berubah profesi menjadi seorang

buruh, yang jumlah pendapatnya sangat minim, untuk makan saja

harus di hemat-hemat, apalagi sekarang harga bahan pokok naik,

kami sangat terkenak dampak dari semua ini, kemiskinan yang

selalu mehantui kami. Bantuan untuk masyarakat miskin sudah

jarang kami dapatkan, kami harapkan pemerintah memperhatikan

rakyatnya yang hidup dalam kemiskinan”. (Hasil wawancara

dengan informal I Rustam Sekdes, tanggal 01 Mei 2014)

Selanjutnya salah seorang informal 2 mengatakan bahwa,

“kemiskinan saat ini semakin terasa pada kami, apalagi pada saat kami

Irelokasi pada tempat yang jauh dari tempat kami tinggal

Page 59: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

47

Dulu, kami menempuh jarak yang jauh untuk mencari nafkah”. (Hasil

wawancara peneliti dengan informan 2 tanggal 02 Mei 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informal 2. Ia mengatakan

bahwa,

“Masyarakat di gampong ini rata-rata berada pada taraf kemiskina,

bantuan dari pemerintah sangat jarang disalurkan, akses untuk ke

kota sangat jauh jarak yang harus kami tempuh, gampong kami

termasuk daerah terisolir, kami harap pemerintah mau mebantu

masyarakat yang berada pada daerah ini, dengan membuat

program-pogram dan menciptakan lapangan kerja yang bisa

menbuat perkekonomian masyarakat di gampong ini”. (Hasil

wawancara dengan informan 2 Saidah, tanggal 03 Mei 2014).

Informasi 2 juga menyatakan bahwa,

“ Kami sangat merasakan dampak dari stunami, rumah jami

direlokasikan, kehidupan kami sangat menderita dengan keadaan

yang seperti ini”.(Wawancara peneliti dengan informan, tanggal 04

Mei 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 3. Ia

mengatakan bahwa,

“Masyarakat yang berada pada gampong rata-rata tidak ada

pekerjaan yang menetap, masyarakat disini bekerja di sawah dan di

hutan, apa saja yang bisa menghasilkan uang secara halal tetap di

kerjakan, karena lapangan kerja disini sangat kurang”. (hasil

wawancara dengan informan 3 nurma, tanggal 04 Mei 2014).

Berdasarkan pernyataan dari informan 4. Ia mengatakan bahwa,

“Lapangan kerja yang berbatas, sehingga masyarakat disini banyak yang

menganggur, dan ada juga yang bekerja sebentar, 2 hari kemudian menganggur

lagi, kerja nya yang tidak menentu”. (Hasil wawancara dengan informan 4

Zalikha tanggal 06 Mei 2014)

Page 60: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

48

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 5. Ia mengatakan

bahwa,

“Kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah, ini

menjadi suatu masalah besar bagi kehidupan masyarakat relokasi,

karena pemberdayaan masyarakat yang mandiri, Namun saat ini

kehidupan masyarakat relokasi sangat sulit untuk

mengembangkan diri, karena perbedaan yang dilakukan baik dari

organisasi non-pemerintah maupun pemerintah hanya untuk

menjalankan program semata, selesai program makan masa

pemberdayaan berakhir”. (Hasil wawancara dengan informan 5,

Fatimah tanggal 08 Mei 2014).

Selanjutnya informan 5 menambahkan bahwa,

“Pasca relokasi masyarakat mengalami kemiskinan karena jauhnya

akses transprortasi dalam menuju tempat untuk mencari nafkah,

karena sandang, pangan dan papan yang menjadi konsumtif lebih

tinggi, maka membutuhkan pendapatan yang layak untuk

mewujudkan kesejahteraan. Namun dari pada itu akses transportasi

yang sangat jauh hingga mempersulit para kaum ibu untuk bekerja.

Sedangkan dilokasi direlokasi tidak mempunyai lahan yang

produktif. Dengan tidak ada lahan yang produktif sehingga kaum

ibu banyak yang menganggur. Perlakuan pemerintah terhadap

pemanfaatan potensi sumber daya lokal penduduk miskin dengan

tidak melakukan pemberdayaan secara efesien, sehingga

kemiskinan tidak bisa dihindari dari kehidupan masyarakat relokasi

saat ini merupakan kemiskinan yang terjadi secara alamiah.

Dimana kemiskinan ini terjadi akibat kondisi tempat tinggal

masyarakat yang tidak produktif, disamping lahan yang diberikan

sangat sempit juga tidak memiliki potensi alam perikanan dan

pertanian”. (Hasil wawancara dengan informan 2 Fatimah, tanggal

04 Mei 2014).

4.4.2 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan pada masyaralat

Relokasi

Page 61: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

49

Dalam penduduk yang mayoritasnya masih berada pada taraf kemiskinan,

pemerintah harus mengambil kebijakan melalui program-program perbedayaan

serta

mengikutsertakan masyarakat tersebut dalam kegiatan yang diselenggarakan

pemerintah setempat. Banyak daerah-daerah yang penduduknya masih berada

dalam kemiskinan pada provinsi Aceh.

Berdasarkan pernyataan dari informan 1. Ia mengatakan,

“pemerintah sudah melakukan sebagai macam program dalam

Pemberdayaan masyarakat di daerah tersebut, tetapi ada daerah-

daerah yang akses nya sulit ditempuh, ada juga bantuan-bantuan

untuk masyarakat yang berada pada Kecamatan Arongan

Lambalek yang diberikan oleh pemerintah”. (Hasil Wawancara

dengan informan 1 Rustam Sekdes, tanggal 6 Mei 2014).

Selanjutnya berdasarkan ungkapan dari informan 2. Ia

mengatakan bahwa,

“Selama ini memang ada bantuan yang diterima oleh pemerintah,

seperti, bantuan dari pertaniaan dari tirfan, bantuan nelayan dari

CWS, bantuan peternakan lembut dari Pemkab Aceh Barat 27

ekor, raskin. Namun dari penduduk miskin yang ada tidakl merata

memperolehnya”. (Hasil wawancara dengan informan Saidah,

tanggal 5 Mei 2014).

Berdasarkan pernyataan dari informan 3. Ia mengatakan bahwa,

“Pemerintah juga memberikan bantuan kepada masyarakat

setempat dengan syarat mengajukan proposal kepada pemerintah,

proposal usaha yang akan dilakukan oleh masyarakat di gampong

tersebut”. (Hasil wawancara dengan informan 3 Nurma, tanggal 6

Mei 2014).

Selanjutnya seorang informan 4 mengatakan bahwa,

Page 62: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

50

“Sudah ada program dari pemerintah untuk masyarakat disini,

tetapi selama ini masih kurangnya kontral pemerintah terhadap

bantuan yang telah diberikan, sehingga menimbulkan kegagalan

pemberdayaan dalam masyarakat di gampong kami”. (Hasil

wawancara dengan informan 4 Zalkha, tanggal 7 Mei 2014)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 5. Ia mengatakan

bahwa,

“Ada sebagian program-program yang direalisasikan oleh

pemerintah yang langsung dipekerjakan masyarakat gampong

tersebut, tapi program nya hanya sementara dan tidak berlangsung

lama”. (Hasil wawancara dengan informan 5 Fatimah, tanggal 7

Mei 2014)

Selanjutnya berdasarkan dari pernyataan dari informan 2. Ia

mengatakan bahwa,

“Sebagian masyarakat jug mendapatkan bibit-bibit perkebunan,

seperti karet, sawit, padi, dan juga bibit peternakan seperti kerbau

dan sapi dll. Bantuan itu hanya sebahagian masyarakat saja yang

dapat menikmati nya tidak semua masyarakat miskin dapat

merasakan nya”. (Hasil wawancara dengan informan Saidah,

tanggal 08 Mei 2014).

Selanjutnya informan 3 mengatakan bahwa,

“Perhatian pemerintah hanya dengan memberikan bantuan lembu,

namun lembu itu harus dikembangkan untuk mendapatkan untuk

dapat dibagi seadil-adilnya kepada masyarakat, perhatian

pemerintah dalam memberikan dan jarang untuk mengontrol

bantuan-bantun yang

Page 63: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

51

sudah direalisasikan kepada masyarakat”. (Hasil wawancara

dengan informal 3 Nurma, tanggal 09 Mei 2014).

4.4.3 Hambatan Pemerintah dalam Menangani Kemiskinan pada

Masyarakat Relokasi Pasca Tsunami

Dalam kehidupan masyarakat pedesaan saat lazimnya dapat banyak

Masyarakat berada pada taraf kemiskinan, banyak disebabkan oleh faktor-foktor

yang kurang mendukung daerah pedesaan sehingga mengalami kegagalan

perekonomian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informal 1. Mengatakan

bahwa,

“Akses untuk menuju pada daerah-daerah pedesaannya sangat

susah kita lewati, apalagi bila musim hujan, hampir tidak bisa

dilewati, pihak pemerintah mendahulukan daerah yang mudah

diakses”. (Hasil wawancara dengan informan 1 Rustam Sekdes,

tanggal 05 Mei 2014).

“Sumberdaya manusia nya sangat minim di daerah tersebut,

masyarakat sangat ketergantungan kepada pemerintah dalam segi

hal teknik dalam perkebunan maupun yang lainnya”. (Hasil

wawancara dengan informan 1 Rustam Sekdes, tanggal 05 Mei

2014).

Page 64: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

52

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1. Ia mengatakan

bahwa,

“Akses masyarakat untuk kekota sangat jauh, jadi masyarakat

yang berada di daerah tersebut perekonomian tidak stabil,

sungguh lamban untuk bertransaksi langsung dengan

perekonomian dikota”. (Hasil wawancara dengan informan 1.

Tanggal 05 Mei 2014)

Selanjutnya informasi 1 menembahkan bahwa,

“Masyarakat relokasi tidak lepas dari ketergantungan, dimana

kondisi masyarakat dengan alasan lahan sempit yang diberikan

oleh pemerintah dan tidak memiliki sumber daya alam

disekelilingnya sehingga selalu menumpu harapan pada sifat

ketergantungan diri pada pemerintah, senenarnya pemerintah

sudah sangat banyak memberikan bantuannya kepada masyarakat

relokasi namun masyarakat tidak mengelola secara efisien.

Karena masyarakat memamfaatkan bantuan pemerintah untuk

memamfaatkan untuk mewujutkan kesejahteraan hidup

sementara , sehingga sangat sulit memandirikan masyarakat

delokasi untuk menjadi masyarakat yang produktif”. (Hasil

wawancara dengan informan 1, tanggal 05 Mei 2014)

4.5 Pembahasan

4.5.1 Kemiskinan yang terjadi pada Kalangan Masyarakat

Dengan mengatasi kemiskinan, pemerintah memang sudah banyak

membuat program-pogram untuk mengurangi angka kemiskinan, tetapi hal ini

sangat sulit untuk di hilangkan, kemiskinan yang terjadi pada masyarakat

Kecamatan Arongan Lambalek disebabkan oleh banyak faktor, yaitu dari segi

faktor sumber daya manusia, faktor kurang nya lapangan pekerjaan, lahan

pekerjaan mereka sudah berubah, yang dulunya di laut sekarang menjadi

Page 65: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

53

pertanian atau pekebunan, pemberdayaan dari pemerintah yang kurang. Hal ini

sudah tidak lazim lagi pada masyarakat yang ekonominya rendah.

Tabel 4.4 penyebab kemiskinan yang terjadi pada masyarakat Kecamatan

Arongan Lambalek

N

o

Penyebab banyaknya Masarakat Miskin

1. Lapangan kerja yang sangat minim

Pemberdayaan Pemerintah yang kurang dan gagal

3 akses perekonomian juah dari perkotaan

4 Berubahnya mata pencarian masyarakat yang dulu banyak

sebagian nelayan sekarang menjadi petani/pekebun maupun

peternakan

Sumber : Hasil wawancara dengan informan

4.5.2 Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kemiskinan pada

Masyarakat Relokasi

Pemerintah setiap tahunnya membuat dan mengeluarkan

kebijakan-kebijakan dalam mengatasi permasalahan kemiskinan yang

berada di wilayah Indonesia. Beberapa upaya pemerintah yang dilakukan

oleh pemerintah terhadap Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten

Aceh Barat. Yaitu, program pemberdayaan masyarakat, pemberian

bantuan dalam bidang peternakan dan pertanian kepada masyarakat

setempat, pemberian kewewenang kepada pemerintah gampong dalam

membuat suatu kegiatan pada masyarakat dengan mengajukan proposal

kepada pemerintah daerah.

Tabel 4.5upaya pemerintah dalam menangani kemiskinan pada

masyarakat Kecamatan Arongan Lambalek

No Upaya Pemerintah Kecamatan Arongan Lambalek

1 Memberikan bantuan pertanian dan peternakan

2 Membuat program gampong

3 Memberikan kekuasaan dalam membuat program melalui

pengajuan proposal kepada pemerintah

4 Memberikan bantuan sosial

5 Melakukan pemberdayaan kepada masyarakat

Sumber : Hasil Wawancara dengan informan

Page 66: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

54

4.5.3 Hambatan Pemerintah dalam Menangani Kemiskinan pada

Masyarakat Relokasi Pasca Tsunami

Dalam merayalisasikan pogram-program maupun kegiatan yang telah

dicanangkan oleh pemerintah tidak luput dari pada hambatan-hambatan yang

terjadi ketika di lapangan, salah satu hambatan yang terjadi pada Kecamatan

Arongan Lambalek adalah akses jalan pada gampong-gampong sangat susah

untk dilewati, serta sangat tergantungnya masyarakat kepada pemerintah karena

sumber daya manusia masih sangat minim.

Page 67: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Kondisi Kemiskinan Masyarakat Relokasi Pasca

Tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat ini dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemerintah setempat telah melakukan berbagai program-program serta

pemberian bantuan sosial serta bantuan pangan kepada masyarakat yang

terkena dampak stunami yang berada pada daerah rolokasi, pemerintah

juga mengikut sertakan masyarakat setempat bila ada kegiatan pekerjaan

di daerah tersebut, rancangan program dari desa untuk bisa langsung

membuat proposal bila ingin membuat suatu kegiatan pada masyarakat

juga sudah dilaksanakan.

2. Akses tranfortasi yang sangat erat dilewati, SDM masyarakatnya masih

banyak kurang, pemberdayaan dari aparatur kita juga sangat minim dan

jarang sehingga menghambat masyarakat dalam melakukan suatu

kegiatan yang sudah diberikan oleh pemerintah. Masyarakat setempat

masih sangat bergantung pada pemerintah. Akses perjalanan ke

gampong-gampong yang berada di Kecamatan Arongan Lambalek

sangan susah di lalui.

Page 68: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

55

5.2 Saran

Setelah penelitian mendapatkan hasil penelitian, maka peneliti mencoba

memberikan saran-saran mengenai Kondisi Kemiskinan Masyarakat Relokasi

Pasca Tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat sebagai

berikut:

1. Pemerintah lebih menfokuskan daera-daerah perpencil memajukan suatu

daerah, pemerintah harus lebih efektif dan efesien lagi dalam hal

pemberdayaan serta mampu mendidik dalam meningkatkan semberdaya

manusia pada daerah Arongan Lambalek dan membuka lapangan kerja

baru untuk masyarakat setempat.

2. Masyarakat harus bisa mandiri tampa harus selalu ketergantungan pada

pemerintah dalam hal pencapaian hasil, masyarakat harus lebih kompak

dan bekerjasama dalam hal pencapaian hasil, masyarakat harus lebih

kompak dan bekerjasama dalam peningkatan produktivitas pertanian dan

peternakan.

54

Page 69: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

56

Page 70: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Susityani, 2014 kemitraan dan model-model

Pemberdayaan. Ghara Ilmu. Yogyakart

Dalyono. 2015. Psikologi Pendidikan. PT Reneka Cipta. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat, 2001, Ekonomi Pembangunan, teori masalah dan kebijakan,

UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Mambrur, 2012, Kemiskinan masyarakat Agraris (Studi Kasus di Desa

Kasiwiang, Kecamatan Suli Kabupaten Luwu. Fisp-Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Mikkelsen, Britha., 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya

Pemberdayaa. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Mubuarto. 2000. Membangun Sistem Ekonomi. BPFE. Yogyakarta.

Bandung.

Nugroho. Iwan dan Rokhmin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah: perspektif

Ekonom, Sosial dan Lingkungan. LP3ES. Jakarta.

Noor. 2011. Metodologi Penelitian : Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Ridlo, Mohammad Agung. 2001, Kemiskinan di Perkotaan. Penerbit Unissula

Press. Semarang.

Ritzer, geoge, dan, Goodman, j, Douglas, 2007, Teori Sosiologi Modern,

Prenada

Media Group Jakarta.

Sugiyono. 2012, Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D: Alfabeta.

Bandung.

Suharto, edi. 2006 a. Analisi Kebijakan Publik : PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Page 71: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

Zaini, 2011. Evaluasi Pelaksanaan Program Relokasi Pemukiman Kumuh,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Propenas.

Page 72: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Wawancara dengan Masyarakat Arongan.

Masyarakat :

1. Bagaimanakah perekonomian masyarakat setempat setelah tsunami ?

2. Apakah semua masyarakat disini terkena dampak dari stunami ?

3. Bagaimanakah kondisi kemiskinan semakin banyak pada daerah ini ?

4. Bagaimanakah kondisi kemiskinan belum bisa di hilangkan pada

masyarakat yang berada di daerah ini ?

5. Apa saja pemberian bantuan yang disalurkan oleh pemerintah ?>

Pedoman Wawancara pada Pemerintah

Pegawai Arongan :

1. Sejauh ini apa saja upaya yang dilakukan oleh pemerintah terhadap

daerah arongan ?

2. Apa saja program dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah sudah

berjalan dengan lancar ?

3. Apakah program dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah sudah

berjalan dengan lancar ?

4. Apa saja hambatan pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran

di daerah arongan ?

Page 73: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MEULABOH –BANDA ACEH

Telp : (0655) 7001959 Laman : www.utu.ac.id. Email : [email protected] Kode pos 23615

Nomor : /UN59.5/LT/IX/2014

Lampiran :

Hal : Permohonan penelitian Lapangan

Kepada Yth,

Keuchik Gampong Arongan Lambalek

Kec. Arongan Lambalek

Kab. Aceh Barat

Dengan hormat.

1. Program Studi Sosiologi. Fakulltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat. Menerangkan

bahwa nama di bawah ini :

2. Adapun tujuan kegiatan di maksud agar mahasiswa dapat

mengetahui secara langsung deskripsi lapangan dalam bentuk

tinjauan ilmuah, guna menambah pengetahuan dan wawasan

mahasiswa (i) untuk mendukung penyelesaian tugas akhir

mahasiswa (skripsi) tersebut yang diwujudkan dalam sebuah data

informasi dan tugas ilmiah dengan judul “kondisi Kemiskinan

Masyarakat Relokasi Pasca Tsunami”

3. Berkenaan dengan hal tersebut di atas. Kami mohon kesediaan

Bapak/Ibu agar sudi kiranya menerima mahasiswa (i) kami di

lapangan /tempat yang Bapak Pinpin untuk menyelesaikan tugas

yang dibebankannya.

4. Demikian kami sampaikan, atas bantuan serta kerjasama yang baik

kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui

Pembantu Dekan I

Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

(Muhammada Idris, M. Pd)

NIDN : 0123037902

Page 74: ANALISI KONDISI KEMISKINAN MASYARAKAT GAMPONG …repository.utu.ac.id/815/1/I-V.pdf · NIDN. 01-0501-7003 Ketua Saiful Asra, M. Soc. Sc NIDN. 01-1305-8201 Anggota 1 Muhammad Idris,

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT

KECAMATAN ARONGAN LAMBALEK

GAMPONG ARONGAN

SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN TUGAS

Nomor : 089/11.05.07.01.2001/2014

Keuchik Gampong Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, Dengan ini

menerangkan bahwa :

Nama : ZAHRA SETIAWATI

NIM : 07C2021 0042 / Mahasiswa Universitas Teuku Umar Meulaboh

Fakultas : Sosial Ilmu Politik

Jurusan : Sosiologi

Benar yang namanya tersebut diatas adalah pernah melakukan penelitian di

daerah relokasi Gampong Arongan Kec. Arongan Lambalek pada tanggal 01

Mai 2014 dengan judul penelitiannya “Kondisi Kemiskinan Masyarakat

relokasi Pasca Tsunami di Kecamatan Arongan Lambalek “

Demikianl Surat Keterangan ini dikeluarkan untuk dipergunakan seperlunuya.

Arongan 27 September 2014

Keuchik Gampong Arongan

JAUHARISYAM