BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1...

23
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti ‟tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2011) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Lesle J. Briggs (dalam Sanjaya, 2010), menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai the physical means of converyng Intructional cintens........book, films, videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah “ alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Rossi dan Breidle (1966 ) memiliki pengertian yang berbeda mengenai pengertian media. Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2010), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran (Sanjaya, 2010).

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Media

2.1.1.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti

‟tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam Bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &

Ely (dalam Arsyad, 2011) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Lesle J. Briggs (dalam Sanjaya, 2010), menyatakan bahwa media

pembelajaran sebagai “the physical means of converyng Intructional

cintens........book, films, videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media

adalah “ alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses

belajar.

Rossi dan Breidle (1966 ) memiliki pengertian yang berbeda mengenai

pengertian media. Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2010), mengemukakan

bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai

untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan

sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan

dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran (Sanjaya,

2010).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

10

Merujuk dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh para ahli dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam

pembelajaran sebagai perantara untuk menyampaikan pesan (materi) dalam proses

belajar mengajar. Media pembelajaran dalam penelitian ini yaitu alat yang

digunakan untuk membangun kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok.

Penggunaan media dengan baik diharapkan mampu menunjang proses

pembelajaran yang aktif, efektif, dan inovatif.

2.1.1.2 Manfaat Media

Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran tidak

mutlak harus diadakan. Namun lebih baik jika digunakan media pembelajaran

karena media pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat

dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Suamiati dan Asra

(2007) mengemukakan manfaat media pembelajaran antara lain:

1. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata)

menjadi konkrit (nyata).

2. Memberiakan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat

berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.

3. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.

4. Memungkinkan adanya persamaaan pendapat dan persepsi yang benar

terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.

5. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas,

dan kreativitas belajar siswa. Pada saat memberikan pelajaran guru tidak

hanya berceramah, melainkan juga sambil menunjukkan media pembelajaran,

maka akan menarik perhatian siswa. Setelah tertarik perhatiannya, siswa akan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

11

tertarik minatnya untuk mencoba media pembelajaran tersebut, lalu tumbuh

motivasi, aktivitas, dan kreativitasnya dalam memperlakukan media

pembelajaran tersebut sesuai dengan perintah guru atau menurut

keinginannya sendiri.

6. Membantu siswa secara individual, kelompok, atau klasikal. Media

pembelajaran yang digunakan guru bisa digunakan secara individual agar

mudah dipahami oleh individu siswa, atau berkelompok karena memerlukan

atau melatih kerjasama diantara beberapa siswa. Penggunaan media secara

klasikal untuk memusatkan perhatian siswa pada suatu materi pembelajaran

yang disampaikan melalui media pembelajaran.

7. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan

dengan cepat dan tepat. Materi pembelajaran yang disampaikan dengan media

akan merangsang berbagai indra siswa untuk memahaminya.

8. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran

dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan

memahaminya.

Merujuk dari uraian tentang manfaat media yang dikemukakan Sumiati

dan Asra peneliti menarik kesimpulan bahwa media pembelajaran dapat

membantu kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok, atau klasikal.

Secara individual media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memperjelas

materi pembelajaran yang abstrak menjadi konkrit, menarik perhatian siswa

sehingga membangkitkan motivasi belajarnya. Dalam kelompok penggunaaan

media pembelajaran dapat melatih kerjasama diantara beberapa siswa. Secara

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

12

klasikal media pembelajaran dapat memusatkan perhatian siswa pada suatu materi

pembelajaran dan menyamakan persepsi yang benar terhadap suatu materi.

2.1.2 Media Ular Tangga

2.1.2.1 Pengertian Media Ular tangga

Media permaian ular tangga adalah sebuah media visual dua dimensi

dengan konsep permainan ular tangga pada umumnya, namun ada unsur edukasi

dalam permainan tersebut (Aniq, 2013). Menurut Syahrial (2016) media ular

tangga merupakan pengembangan dari permainan ular tangga yang diadopsi dan

dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan yaitu dengan adanya pemberian kartu

soal yang diletakkan pada petak-petak tertentu serta aturan main yang disesuaikan

Menurut Yudha (dalam Febryna, 2014) bahwa permainan ular tangga merupakan

jenis permainan kompetisi yang diarahkan pada kemampuan kerjasama dan

sportivitas sehingga mampu merekayasa pengalaman sosial dan moral

anak.dengan kebutuhan pembelajaran.

Permainan ular tangga merupakan salah satu jenis permainan yang sering

dimainkan oleh anak-anak. Permainan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih

ini dapat melatih anak untuk berkompetisi. Selain itu, melalui permainan ular

tangga dapat melatih anak untuk bekerjasama serta melatih anak untuk bertindak

sportif (Zuhdi, 2010).

Berdasarkan beberapa perngertian tentang media ular tangga, maka dapat

disimpulkan bahwa media ular tangga merupakan media edukatif yang

mengadopsi dari permainan ular tangga yang telah dimodifikasi. Pada penelitian

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

13

ini media ular tangga dimodifikasi untuk dapat meningkatkan kemampuan

kerjasama siswa.

2.1.2.2 Keunggulan Media Ular Tangga

Menurut Febryna (2014) keunggulan dari media ular tangga yaitu gambar

biduk yang dipindah-pindahkan dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat

berperan aktif untuk memindahkan objek tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

siswa terlibat tidak hanya secara intelektual namun juga fisik. Penggunaan media

ular tangga dalam pembelajaran dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yaitu

individual maupun secara kelompok. Dalam pembelajaran berkelompok siswa

dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Menurut Afandi (2015) kelebihan media pembelajaran ular tangga yaitu

(1) siswa belajar sambil bermain, (2) siswa tidak belajar sendiri, melainkan harus

berkelompok, (3) memudahkan siswa belajar karena dibantu dengan gambar yang

ada dalam permainan ular tangga, dan (4) tidak memerlukan biaya mahal dalam

membuat media pembelajaran.

Sedangkan menurut Aniq (2013) keunggulan mediaular tangga yaitu (1)

angat menyenangkan, penuh tantangan, (2) anak menjadi termotivasi untuk

belajar, (3) murah efektif, dan efesien, (4) dapat digunakan dalam jangka waktu

yang lama, tinggal disesuaikan materinya.

Berdasarkan beberapa uraian tentang keunggulan ular tangga, peneliti

merujuk pada keunggulan ular tangga yang dikemukakan oleh Febryna (2014)

yaitu gambar biduk yang dipindah-pindahkan dapat menarik perhatian siswa,

siswa dapat berperan aktif untuk memindahkan objek tersebut. Hal ini

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

14

menunjukkan bahwa siswa terlibat tidak hanya secara intelektual namun juga

fisik. Penggunaan media ular tangga dalam pembelajaran dapat diatur sesuai

dengan kebutuhan yaitu individual maupun secara kelompok. Dalam

pembelajaran berkelompok siswa dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas

yang diberikan guru.

Aturan dalam permainan ular tangga, pion yang sampai pada kotak finish

terlebih dahulu dinyatakan sebagai pemenangnya. Pada perjalanannya untuk

sampai dikotak finish terdapat hambatan berupa katu soal yang berada pada

beberapa kotak yang ada pada media ular tangga. Pion akan dapat maju jika

kelompok dapat menjawab pertanyaan yang ada dengan benar dan tepat waktu.

Jika dalam menjawab soal salah atau kehabisan waktu maka pion harus mundur 3

petak. Hal ini akan menghambat pion untuk maju sampai ke kotak finish terlebih

dahulu. Sehingga dibutuhkan kerjasama antar semua anggota kelompok agar

dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat waktu sehingga dapat

memenangkan permainan tersebut. Semakin kelompok bekerjasama dalam

menjawab soal yang ada semakin cepat kelompok tersebut sampai pada kotak

finish.

Media ular tangga merupakan media permainan yang menerapkan sistem

ganjaran berupa kemenangan bagi kelompok yang dapat terlebih dahulu sampai

dikotak finish. Struktur ganjaran yang diterapkan pada permainan ular tangga ini

yaitu struktur ganjaran yang kooperatif, dimana ganjaran perorangan terkait secara

positif, sehingga apa yang terjadi pada salah seseorang mempengaruhi yang lain.

Semakin baik permainan setiap orang, semakin besar kemungkinan tim itu untuk

menang. Menurut David O. Sears (1985) ganjaran dapat meningkatkan kerjasama.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

15

Dalam penelitiannnya melalui permaianan menunjukkan bahwa kerjasama

merupakan strategi yang paling tepat untuk mendapatkan ganjaran yang

maksimal.

2.1.2.3 Cara Bermain Ular Tangga

Cara bermain permainan ular tangga pada dasarnya sama dengan cara

bermain permainan ular tangga pada umumnya yaitu setiap pemain mulai dengan

bidaknya di kotak pertama dan secara bergiliran melempar dadu. Bidak dijalankan

sesuai dengan jumlah mata dadu yang muncul. Bila pemain mendarat diujung

bawah sebuah tangga pemain dapat langsung pergi ke ujung tangga lainnya. Jika

mendarat dikotak dengan ular, pemain harus turun ke kotak diujung bawah ular.

Pemain yang pertama sampai pada kotak terakhir dinyatakan sebagai pemenang.

Dalam permaianan ular tangga cara bermain dimodifikasi dengan menambahkan

kartu soal pada papan permainan sesuai materi yang diajarkan. Kartu soal dijawab

oleh siswa yang berada pada kotak yang terdapat kartu soal tersebut.

Media ular tangga dalam penelitian ini digunakan secara berkelompok

untuk meningkatkan kerjasama sehingga terdapat modifikasi yang dilakukan

peneliti terhadap cara bermain ular tangga. Cara bermain ular tangga pada

penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok beranggotakan 5

siswa.

2. Kelompok berdiskusi untuk menentukan anggota kelompok yang bermain

pertama kali di arena permaianan ular tangga.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

16

3. Permainan dimulai dari petak start, pemain yang mendapat giliran pertama

berjalan sebanyak jumlah yang ditunjukkan oleh mata dadu yang ditunjukkan

oleh mata dadu.

4. Pemain yang berada pada petak yang terdapat ujung tangga dapat langsung

naik ke petak yang terdapat ujung tangga lainnya

5. Pemain yang berada pada petak yang terdapat ekor ular harus turun ke petak

yang terdapat kepala ular

6. Pemain yang berada pada petak yang terdapat kartu soal harus menjawab

pertanyaan dengan mendiskusikan dengan teman kelompoknya. Pada saat

menjawab soal siswa diberikan waktu 3 menit untuk mendiskusikannya

dengan kelompok. Jika jawaban salah atau siswa kehabisan waktu dalam

menjawab soal, maka siswa harus mundur 3 petak.

7. Setelah menjawab soal anggota kelompok yang telah bermain di arena

permainan digantikan oleh anggota kelompok lain yang belum bermain,

begitu seterusnya.

8. kelompok yang pemainnya sampai finish terlebih dahulu dinyatakan sebagai

pemenang.

2.1.3 Kerjasama

2.1.3.1 Pengertian Kerjasama

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kerjasama yaitu melakukan

(melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha yang ditangani oleh dua (pihak) atau

lebih. Sumiati dan Asra (2008) mendefinisikan kerjasama sebagai kemampuan

berbagi kepemimpinan atau kegiatan seperti kemampuan menyampaikan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

17

pendapat, memperhatikan dan menghargai pendapat orang lain, atau mengambil

keputusan dengan cepat dan tepat berdasarkan hasil musyawarah bersama.

Hawadi (dalam Reysika 2015) menjelaskan bahwa kerjasama adalah

membagi kegiatan dalam tugas-tugas kecil pada anggota kelompok.

Dengan kegiatan bekerjasama maka pekerjaan akan menjadi lebih ringan,

cepat selesai, dan menumbuhkan semangat gotong royong, tolong-menolong

pada masing-masing anak.

Kerjasama dalam konteks pembelajaran yang melibatkan peserta didik.

Huda (2011) menjelaskan lebih rinci yaitu ketika peserta didik bekerjasama untuk

menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka memberikan dorongan, anjuran,

dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Hal ini

berarti dalam kerjasama, siswa yang lebih paham akan memiliki kesadaran untuk

menjelaskan kepada teman yang belum paham.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kerjasama

merupakan usaha terkoordinasi dari dua orang atau lebih yang diarahkan untuk

mencapai tujuan bersama. Kerjasama dalam penelitian ini adalah suatu bentuk

interaksi atau usaha yang terkondisi diantara anggota kelompok yang terdiri dari

5-6 siswa untuk menyelesaikan tujuan untuk memenangkan permainan ular

tangga pintar.

2.1.3.2 Indikator Kerjasama

Isjoni (2010) berpendapat bahwa dalam pembelajaran yang menekankan

pada prinsip kerjasama siswa harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus.

Keterampilan khusus ini disebut dengan keterampilan kooperatif. Dalam kamus

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

18

Bahasa Indonesia keterampilan kooperatif merupakan keterampilan yang bersifat

kerjasama. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut dikemukakan oleh

Lungdren dalam Isjoni (2010) sebagai berikut:

1. Menyamakan pendapat dalam suatu kelompok sehingga mencapai suatu

kesepakatan bersama yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja.

2. Menghargai kontribusi setiap anggota dalam suatu kelompok, sehingga tidak

ada anggota yang merasa tidak dianggap.

3. Mengambil giliran dan berbagi tugas. Hal ini berarti setiap anggota kelompok

bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung jawab

tertentu dalam kelompok.

4. Berada dalam kelompok selama kegiatan kelompok berlangsung.

5. Mengerjakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya agar tugas dapat

diselesaikan tepat waktu.

6. Mendorong siswa lain untuk berpartisipasi terhadap tugas.

7. Meminta orang lain untuk untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas

8. Menyelesaikan tugas tepat waktu.

9. Menghormati perbedaan individu.

Indikator perilaku kerjasama pada penelitian ini merujuk pada

keterampilan kooperatif (kerjasama) yang dikemukakan oleh Lungrend (dalam

Isjoni, 2010), hanya saja pada penelitian ini indikator diringkas kembali oleh

peneliti menjadi lima indikator dikarenakan ada beberapa indikator yang hampir

sama. Adapun indikator pada penelitian ini yaitu:

1. Kemampuan menghargai kontribusi

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

19

Kemampuan menghargai kontribusi dapat dilihat saat anggota kelompok

berdiskusi menyelesaikan soal yang ada pada media ular tangga. Pada saat

berdiskusi tersebut berlangsung dapat kita lihat apakah siswa dapat menghargai

pendapat siswa lain atau tidak. Selain itu dapat dilihat juga melalui anggota

kelompok yang berada di arena permainan, apakah anggota kelompok yang

berada pada arena permainan dapat menghargai kontribusi jawaban yang

diberikan anggota kelompoknya yang berdiskusi menjawab soal atau tidak.

2. Kemampuan berpartisipasi dalam kelompok

Kemampuan berpartisipasi dalam kelompok dapat dilihat melaui kegiatan

diskusi untuk menjawab soal yang ada pada media. Pada saat diskusi apakah

siswa dapat berpartisipasi dalam menjawab soal atau tidak. Selain itu dapat

dilihat apakah siswa bersedia ikut serta mengambil gilirannya untuk bermain

diarena permainan ular tangga atau tidak. Jika siswa mampu berpartisipasi dalam

menjawab soal yang ada pada petak dan bersedia mengambil giliran untuk

bermain diarena ular tangga maka dapat dikatakan kemampuan berpartisipasi

dalam kelompoknya baik.

3. Kemampuan berinteraksi antar anggota kelompok

Kemampuan berinteraksi antar anggota dapat dilihat saat siswa

berdiskusi untuk mengerjakan soal yang ada pada media. Pada saat berdiskusi

apakah siswa bersedia untuk berinterksi dengan semua anggota kelompok atau

tidak.

4. Kemampuan membantu anggota kelompok

Kemampuan membantu anggota kelompok dapat dilihat saat siswa

berdiskusi. Pada saat berdiskusi apakah siswa bersedia membantu teman

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

20

kelompoknya yang mengalami kesulitan atau tidak. Jika siswa bersedia dan

berusaha membantu teman sekelompoknya dalam menjawab pertanyaan yang ada

maka dapat dikatakan kemampuan membantu anggota kelompoknya baik.

5. Sikap tanggung jawab terhadap tugas kelompok.

Sikap tanggung jawab terhadap tugas kelompok ini dapat dinilai melalui

tanggung jawab siswa saat mengambil giliran dan berbagi tugas. Dalam hal ini

melihat ketersediaan siswa dalam derdiskusi menjawab soal dan melaksanakan

gilirannya untuk bermain diarena permain ular tangga.

Pada dasarnya media permainan ular tangga berfungsi untuk memacu

siswa bekerjasama dalam pembelajaran kelompok. Siswa akan terparcu untuk

bekerjasama karena pada permainan ini terdapat ganjaran berupa kemenangan

bagi kelompok yang pionnya dapat mencapai finish terlebih dahulu. Kerjasama

dibutuhkan saat menjawab soal yang ada pada media, karena jika kelompok

terlalu lama dalam menjawab soal atau salah dalam menjawab soal maka pionnya

harus mundur 3 petak. Hal tersebut akan menghambat kelompok untuk sampai

pada petak finish.

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Menentukan dalam Kerjasama

Menurut Kartino (dalam Yani, 2013) faktor-faktor yang mempengaruhi

kerja kelompok adalah sebagai berikut:

1. Adanya rasa percaya (Trust) diantara sesama anggota kelompok.

2. Adanya keterbukaan (Openness) diantara sesama anggota kelompok.

3. Adanya kesempatan mengekspresikan perwujudan diri (Self Realization) bagi

setiap anggota kelompok.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

21

4. Adanya rasa ketergantungan (Interdependence) diantara setiap anggota

kelompok dalam melaksanakan tugasnya masing-masing untuk mencapai

tujuan kelompok.

Faktor yang mempengaruhi kerjasama kelompok pada penelitian ini yaitu:

1. Adanya rasa percaya (Trust) diantara sesama anggota kelompok. Pada saat

bermain permainan ular tangga setiap anggota kelompok diharapkan

untuk percaya satu sama lain. Anggota kelompok yang bermain di arena

permainan ular tangga harus percaya bahwa anggota yang bertugas

menjawab soal dapat menjawab soal yang ada dengan benar dan tepat

waktu, sehingga kerjasama dapat terjalin dengan baik.

2. Adanya keterbukaan (Openness) diantara sesama anggota kelompok. Pada

saat menjawab soal yang ada pada media ular tangga diharapkan adanya

keterbukaan setiap anggota kelompok untuk menerima setiap pendapat

berupa jawaban yang diberikan anggota kelompok lain.

3. Adanya kesempatan mengekspresikan perwujudan diri (Self Realization)

bagi setiap anggota kelompok. Pada saat bermain permainan ular tangga

setiap anggota kelompok mendapat kesempatan untuk bermain di arena

permainan dan berdiskusi untuk menjawab soal yang ada, karena pada

pada permaianan ini terdapat pergantian pemain.

4. Adanya rasa ketergantungan (Interdependence) diantara setiap anggota

kelompok dalam melaksanakan tugasnya masing-masing untuk mencapai

tujuan kelompok. Hal ini sesuai dengan cara bermain dari permainan ular

tangga yaitu adanya ketergantungan anggota kelompok yang bermain

diarena ular tangga dengan anggota kelompok yang berdiskusi menjawab

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

22

soal yang ada pada permainan ular tangga untuk mencapai tujuan bersama

yaitu memenangkan permainan ular tangga tersebut. Karena jika anggota

kelompok yang bertugas menjawab soal terlalu lama dan salah maka

anggota kelompok yang bermain diarena ular tangga harus mundur dan hal

tersebut akan menghambat kelompok untuk memenangkan permainan.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa media permainan

ular tangga dapat mempengaruhi kerjasama siswa. Seperti yang dikemukakan

Zuhdi (2010) bahwa melalui permainan ular tangga dapat melatih anak untuk

bekerjasama serta melatih anak untuk bertindak sportif.

2.1.3.4 Manfaat Kerjasama

Belajar bekerjasama akan dapat mengembangkan kemampuan sosial

anak dan juga dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal anak. Sharan dan

Sharan dalam Astuti (2014) mengatakan kegiatan kerjasama dapat

membangun kemampuan kerjasama seperti komunikasi, interaksi, rencana

kooperatif, berbagi ide, pengambilan keputusan, mendengarkan, bersedia

untuk berubah, saling tukar ide, dan memadukan ide.

Johson dan Johson dalam Astuti (2005) menerangkan dari data hasil

penelitian menunjukkan bahwa belajar bekerjasama akan mendorong anak

belajar lebih banyak materi pelajaran, merasa lebih nyaman dan termotivasi

untuk belajar, mencapai hasil belajar yang tinggi, memiliki kemampuan yang

baik untuk berfikir kritis, memiliki sikap positif terhadap obyek studi,

menunjukkan kemampuan yang baik dalam aktivitas kerjasama, memiliki

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

23

aspek psikhis yang lebih sehat dan mampu menerima perbedaan yang ada

diantara teman satu kelompok.

Berdasarkan uraian tentang manfaat kerjasama dapat disimpulkan

bahwa kerjasama dapat mengembangkan kemampuan sosial dan kecerdasan

interpersonal anak, membangun kemampuan komunikasi, interaksi, rencana

kooperatif, berbagi ide, pengambilan keputusan, mendengarkan, bersedia

untuk berubah, saling tukar ide, dan memadukan ide. Manfaat kerjasama

dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan sosial dan

kecerdasan interpersonal anak, membangun kemampuan komunikasi, interaksi,

rencana kooperatif, berbagi ide, serta pengambilan keputusan

2.1.4 Pembelajaran Kelompok

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Kelompok

Pembelajaran kelompok adalah suatu model pembelajaran dimana

sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah

antara 4 sampai 6 secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih

bergairah belajar (Isjoni, 2009).

Menurut Wina Sanjaya (2008) belajar kelompok dilakukan secara beregu.

Sekelompok siswa diajar oleh orang atau beberapa orang guru. Bentuk

pembelajarannya dapat berupa kelompok besar atau pembelajaran klasikal atau

bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil.

Menurut Wina Sanjaya (2011) pembelajaran kelompok merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

24

empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,

jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).

Depdiknas dalam Kokom Komalasari (2010) pembelajaran kelompok

merupakan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerjasama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran kelompok pada penelitian ini yaitu model pembelajaran

dengan sistem pengelompokkan yang terdiri dari 5–6 orang yang saling

berkolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah belajar. Pada

penelitian ini pembelajaran kelompok dibantu dengan menggunakan media ular

tangga. Adanya media tersebut bertujuan merangsang siswa untuk berkolaboratif

dengan anggota kelompoknya.

2.1.4.2Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kelompok

Jarolimek & Parker dalam Isjoni (2016) mengatakan keunggulan yang

diperoleh dalam pembelajaran kelompok adalah: (1) Saling ketergantungan

positif, (2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, (3) siswa

dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, (4) suasana kelas yang rileks

dan menyenangkan, (5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara

siswa dengan guru, dan (6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan

pengalaman emosi yang menyenangkan.

Kelemahan pembelajaran kelompok bersumber dari dua faktor, yaitu

faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam, yaitu:

(1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

25

memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu, (2) agar proses pembelajaran

berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang

cukup memadai, (3) selama kegiatan diskusi berlangsung, ada kencenderungan

topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak

sesuai dengan waktu yang ditentukan, (4) saat diskusi kelas, terkadang didominasi

seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif

2.1.4.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kelompok

Menurut Slavin (2008), langkah-langkah pembelajaran kelompok yaitu

sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-6 orang secara heterogen.

2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota

kelompok.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab

kuis siswa tidak boleh saling membantu.

5. Memberi evaluasi

6. Kesimpulan.

Pada penelitian ini pembelajaran kelompok dengan menggunakan media

ular tangga. Media ular tangga digunakan pada saat langkah ke 3 yaitu guru

memberikan tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.

Tugas kelompok tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang ada pada petak-

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

26

petak media ular tangga. Pertanyaan tersebut harus didiskusikan dengan anggota

kelompok lainnya.

2.1.5 Hubungan Media Ular Tangga terhadap Kerjasama dalam

Pembelajaran Kelompok

Kerjasama merupakan usaha terkoordinasi dari dua orang atau lebih yang

diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dapat dicapai melalui

pembelajaran kelompok. Pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran

melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerjasama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Penggunaan media dalam proses

pembelajaran dapat menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran berkelompok media dapat membantu melatih kerjasama

diantara beberapa siswa. Adanya media dalam pembelajaran kelompok dapat

merangsang siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Media ular tangga merupakan media permainan kompetisi yang diarahkan

pada kemampuan kerjasama dan sportivitas sehingga mampu merekayasa

pengalaman sosial moral anak. Media ular tangga dapat memotivasi siswa untuk

bekerjasama dalam kelompoknya karena media ini menerapkan sistem ganjaran

berupa kemenangan bagi kelompok yang dapat terlebih dahulu sampai dikotak

finish. Menurut penelitian yang dilakukan oleh David O. Sears ganjaran dapat

meningkatkan kerjasama. Dalam penelitiannnya menunjukkan bahwa kerjasama

merupakan strategi yang paling tepat untuk mendapatkan ganjaran yang

maksimal.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

27

Pada permainan ular tangga pion yang sampai pada kotak finish terlebih

dahulu dinyatakan sebagai pemenangnya. Pada perjalanannya untuk sampai

dikotak finish terdapat hambatan berupa katu soal yang berada pada beberapa

kotak yang ada pada media ular tangga. Pion akan dapat maju jika kelompok

dapat menjawab pertanyaan yang ada dengan benar dan tepat waktu. Jika dalam

menjawab soal salah atau kehabisan waktu maka pion harus mundur 3 petak. Hal

ini akan menghambat pion untuk maju sampai ke kotak finish terlebih dahulu.

Sehingga dibutuhkan kerjasama antar semua anggota kelompok agar dapat

menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat waktu sehingga dapat

memenangkan permainan tersebut. Semakin kelompok bekerjasama dalam

menjawab soal yang ada semakin cepat kelompok tersebut sampai pada kotak

finish.

2.2 Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelilitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Aniq, dkk (2013) pada penelitiannya yang berjudul “Terapan Media

Permainan Ular Tangga Pintar Dalam Meningkatan Motivasi dan Hasil

Belajar” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

motivasi belajar dan hasil belajar melalui pemanfaatan media

permaianan ular tangga pintar dalam pembelajaran tematik integratif.

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Kronggen. Hasil analisis

data menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari

pra siklus 61,11% sedangkan dari siklus I sedangkan 94,44% pada siklus II.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

28

Kemudian hasil belajar siswa pada aspek kognitif menunjukkan peningkatan,

rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi 72,78%. Sedangkan

pada siklus II rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat menjadi 93,34.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media permaianan ular tangga pintar dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar tematik integratif siswa kelas IV SD Negeri

2 Kronggen. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Moh. Aniq Kh. B, Ian

Bagus Koko Darminto dengan penelitian yang akan dialkukan oleh peneliti

yaitu aspek yang akan ditingkatkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Aniq, dkk media ular tangga pintar digunakan untuk meningkatkan motivasi

belajar dan hasil belajar siswa sedangkan pada penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti media ular tangga pintar digunakan untuk

meningkatkan kerjasama kelompok.

2. Ekawati, dkk (2015) pada penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan

Permainan Tradisional Tegal Terhadap Kemampuan Kerjasama Anak-Anak”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan permainan

tradisional Tegal sebagai teknik pembelajaran terhadap kemampuan

kerjasama anak-anak. Jenis penelitian ini kuantitatif deskriptif. Pengumpulan

data dilakukan dengan observasi langsung dan kuesioner. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan permainan

berkelompok seperti tempolong dan gobak sodor terbukti efektif untuk

melatih kemampuan kerjasama anak-anak. Perbedaan penelitian yang

dilakukan oleh Ekawati, dkk dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu media permainan yang digunakan untuk meningkatkan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

29

kerjasama siswa. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ekawati, dkk media

yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa yaitu

permainan tradisional Tegal, sedangkan media yang akan digunakan pada

penelitian ini yaitu media ular tangga.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

30

2.3 Kerangka Pikir

kerangka pemikiran ditujukan untuk mengarahkan jalanya penelitian agar

tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka tindakan pemecahan untuk

melihat hasil kerjasama pada siswa kelas IV SDN Karangketug II kota Pasuruan

adalah dengan melihat seberapa keberhasilan dengan menggunakan media ular

tangga. Kerangka pemikiranya digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Pembelajaran kelompok

menggunakan media ular

tangga

Pembelajaran kelompok

menggunakan LK

Media permainan ular tangga merupakan

jenis permainan kompetisi yang diarahkan

pada kemampuan kerjasama dan sportivitas

sehingga mampu merekayasa pengalaman

sosial dan moral anak.

LKS (lembar kerja siswa) adalah materi

ajar yang dikemas secara integrasi

sehingga memungkinkan siswa

mempelajari materi tersebut secara

mandiri.

Siswa akan bekerjasama dalam kelompok.

Anggota kelompok berkolaborasi dan saling

membantu untuk menyelesaikan soal yang

ada pada permainan ular tangga guna

memenangkan permainan tersebut

Siswa kurang bekerjasama dalam

kelompok. Masing – masing anggota

jarang membantu anggotanya yang

mengalami kesulitan.

Pembelajaran yang menyenangkan. Melatih

untuk bersosialisasi dengan baik, saling

membantu memecahkan masalah dan saling

memdorong untuk memenangkan permainan

Pembelajaran yang membosankan.siswa

kurang bersosialisasi dan bersifat

individualis.

Kecakapan kerjasama dalam

pembelajaran kelompok

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media 2.1.1.1 ...eprints.umm.ac.id/37215/3/jiptummpp-gdl-ratnadwida-53126-3-babii.… · Suamiati dan Asra (2007) mengemukakan manfaat

31

2.1 Hipotesis Penelitian

Sudjana (2005), mengemukakan bahwa hipotesis adalah asumsi atau

dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal yang

sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Hipotesis pada penelitian ini

adalah:

HO : Tidak ada pengaruh media ular tangga terhadap kerjasama dalam

pembelajaran kelompok pada siswa kelas IV SDN Karangketug

II kota Pasuruan.

Ha : Ada pengaruh media ular tangga terhadap kerjasama dalam

pembelajaran kelompok pada siswa kelas IV SDN Karangketug

II kota Pasuruan.