PERTEMUAN KESEPULUH

13
PERTEMUAN KESEPULUH PERTEMUAN KESEPULUH ALIRAN ASY ALIRAN ASY ARIYAH DAN ARIYAH DAN MATURIDIYAH MATURIDIYAH

description

PERTEMUAN KESEPULUH. ALIRAN ASY ’ ARIYAH DAN MATURIDIYAH. ASAL USUL ASY ’ ARIYAH. Nama ini diambil dari nama pendirinya yaitu Abu Hasan Ali bin Ismail al-Asy ’ ari (873 – 935 M). Dia adalah seorang pengikut Mu ’ tazilah, yakni murid dari al-Juba ’ I (tokoh Mu ’ tazilah). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PERTEMUAN KESEPULUH

Page 1: PERTEMUAN KESEPULUH

PERTEMUAN KESEPULUHPERTEMUAN KESEPULUH

ALIRAN ASYALIRAN ASY’’ARIYAH DAN ARIYAH DAN MATURIDIYAHMATURIDIYAH

Page 2: PERTEMUAN KESEPULUH

ASAL USUL ASYASAL USUL ASY’’ARIYAHARIYAHNama ini diambil dari nama pendirinya yaitu Nama ini diambil dari nama pendirinya yaitu

Abu Hasan Ali bin Ismail al-AsyAbu Hasan Ali bin Ismail al-Asy’’ari (873 ari (873 –– 935 M). Dia adalah seorang pengikut 935 M). Dia adalah seorang pengikut MuMu’’tazilah, yakni murid dari al-Jubatazilah, yakni murid dari al-Juba’’I (tokoh I (tokoh MuMu’’tazilah).tazilah).

Alasan dia keluar dari MuAlasan dia keluar dari Mu’’tazilah, tidak ada tazilah, tidak ada informasi yang tegas, kecuali:informasi yang tegas, kecuali:

1. Suatu malam dia bermimpi ketemu Nabi 1. Suatu malam dia bermimpi ketemu Nabi Muhammad dan mengatakan kepadanya Muhammad dan mengatakan kepadanya bahwa aliran Mubahwa aliran Mu’’tazilah salah, yang benar tazilah salah, yang benar aliran ahlu hadis. (ibnu Asakir).aliran ahlu hadis. (ibnu Asakir).

2. Setelah berdebat dengan gurunya al-2. Setelah berdebat dengan gurunya al-JubaJuba’’i. i.

Page 3: PERTEMUAN KESEPULUH

Setelah perdebatan itu AsySetelah perdebatan itu Asy ’’ari mulai ari mulai meragukan kayakinan mumeragukan kayakinan mu ’’tazilah, dan tazilah, dan secara perlahan-lahan dia meninggalkannya secara perlahan-lahan dia meninggalkannya dan mengganti dengan keyakinan yang dia dan mengganti dengan keyakinan yang dia bangun sendiri, yang kemudian dikenal bangun sendiri, yang kemudian dikenal dengan nama aliran Asydengan nama aliran Asy ’’ariyah.ariyah.

Keyakinan dia semakin mantap ketika aliran Keyakinan dia semakin mantap ketika aliran MuMu’’tazilah dilarang sebagai mazhab negara tazilah dilarang sebagai mazhab negara oleh al-Mutawakkil, dan diganti dengan oleh al-Mutawakkil, dan diganti dengan aliran yang dianut oleh Ahmad bin Hambal.aliran yang dianut oleh Ahmad bin Hambal.

Semenjak itulah dia semakin intens untuk Semenjak itulah dia semakin intens untuk merumuskan keyakinan-keyakinan dalam merumuskan keyakinan-keyakinan dalam aliran teologi baru yang dia bangun. aliran teologi baru yang dia bangun.

Page 4: PERTEMUAN KESEPULUH

KONSEP AKIDAHNYAKONSEP AKIDAHNYASecara umum, konsep akidahnya lebih Secara umum, konsep akidahnya lebih

merupakan sebuah antitesa dari akidah merupakan sebuah antitesa dari akidah MuMu’’tazilah, terutama berkaitan dengan tazilah, terutama berkaitan dengan sifat Tuhan, hal melihat Tuhan, al-Qursifat Tuhan, hal melihat Tuhan, al-Qur ’’an an qadim, perbuatan manusia, keadilan qadim, perbuatan manusia, keadilan Tuhan, manzilah baina manzilatain.Tuhan, manzilah baina manzilatain.

1. Tentang sifat Tuhan, baginya Tuhan 1. Tentang sifat Tuhan, baginya Tuhan punya sifat. Karena mustahil Tuhan bisa punya sifat. Karena mustahil Tuhan bisa mengetahui tanpa pengetahuan, dan mengetahui tanpa pengetahuan, dan pengetahuan itu adalah sifat Tuhan. pengetahuan itu adalah sifat Tuhan.

2. Tuhan dapat dilihat dengan mata 2. Tuhan dapat dilihat dengan mata kepala pada hari akhirat, karena tidak kepala pada hari akhirat, karena tidak ada halangan untuk itu. ada halangan untuk itu.

Page 5: PERTEMUAN KESEPULUH

3. al-Qur3. al-Qur’’an bersifat qadim, bukan an bersifat qadim, bukan diciptakan. Karena proses penciptaan diciptakan. Karena proses penciptaan memerlukan proses kun, yang tidak memerlukan proses kun, yang tidak berkesudahan, sedang al-Qurberkesudahan, sedang al-Qur’’an tidak an tidak mengalami hal tersebut. mengalami hal tersebut.

4. Teori kasab, bahwa perbuatan manusia 4. Teori kasab, bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh Tuhan (jabariyah). Manusia diciptakan oleh Tuhan (jabariyah). Manusia tidak punya kemampuan untuk berbuat.tidak punya kemampuan untuk berbuat.

5. berkaitan dengan keadilan Tuhan, 5. berkaitan dengan keadilan Tuhan, baginya Tuhan berkuasa mutlak, dan tidak baginya Tuhan berkuasa mutlak, dan tidak ada yang bisa mewajibkan sesuatu pada ada yang bisa mewajibkan sesuatu pada Tuhan. Persoalan masuk sorga atau neraka Tuhan. Persoalan masuk sorga atau neraka adalah atas kekuasaan Tuhan semata. adalah atas kekuasaan Tuhan semata.

Page 6: PERTEMUAN KESEPULUH

6. 6. Manzilah baina manzilatain juga Manzilah baina manzilatain juga ditolak oleh Asy-ari, karena mustahil ditolak oleh Asy-ari, karena mustahil terjadi seseorang tidak mukmin dan terjadi seseorang tidak mukmin dan tidak kafir, seperti posisi antara tidak kafir, seperti posisi antara teman dan musuh. teman dan musuh.

7. Tidak ada larangan untuk 7. Tidak ada larangan untuk mengatakan bahwa Tuhan punya mengatakan bahwa Tuhan punya mata, telinga, tangan dan lainnya. mata, telinga, tangan dan lainnya. Yang dilarang adalah menanyakan Yang dilarang adalah menanyakan mengapa dan bentuknya bagaimana. mengapa dan bentuknya bagaimana.

Page 7: PERTEMUAN KESEPULUH

Tokoh lain dari aliran AsyTokoh lain dari aliran Asy’’ariyah adalah ariyah adalah al-al-BaqilaniBaqilani. Pendapatnya sedikit berbeda . Pendapatnya sedikit berbeda dengan Asydengan Asy’’ari: 1) baginya sifat Tuhan ari: 1) baginya sifat Tuhan disebut dengan hal, 2) manusia punya andil disebut dengan hal, 2) manusia punya andil dalam perbuatannya untuk menentukan dalam perbuatannya untuk menentukan bentuk gerak yang diciptakan Tuhan. bentuk gerak yang diciptakan Tuhan.

Tokoh berikutnya Tokoh berikutnya al-Juwaini.al-Juwaini. Pendapatnya: Pendapatnya: 1) pendapat bahwa Tuhan punya tangan 1) pendapat bahwa Tuhan punya tangan harus ditaharus dita’’wil, 2) mengakui hukum kausalitas. wil, 2) mengakui hukum kausalitas.

Tokoh lain adalah Tokoh lain adalah al-Gazali.al-Gazali. Pendapatnya Pendapatnya sama persis dengan Asyasama persis dengan Asya’’ari. Karena itulah ari. Karena itulah dalam sejarah disebutkan bahwa ditangan al-dalam sejarah disebutkan bahwa ditangan al-Gazali aliran AsyGazali aliran Asy’’ariyah berkembang luas. ariyah berkembang luas.

Page 8: PERTEMUAN KESEPULUH

ASAL USUL MATURIDIYAHASAL USUL MATURIDIYAHNama aliran ini diambil dari nama pendirinya Nama aliran ini diambil dari nama pendirinya

yakni Muhammad bin mahmud al-Maturidi yakni Muhammad bin mahmud al-Maturidi (lahir di Samarkhan). Dia adalah pengikut (lahir di Samarkhan). Dia adalah pengikut Abu Hanifah. Abu Hanifah.

Ciri khas pemikiran Abu Hanifah adalah Ciri khas pemikiran Abu Hanifah adalah banyak menggunakan akal. Karena itulah banyak menggunakan akal. Karena itulah pendapat al-maturidiyah juga banyak pendapat al-maturidiyah juga banyak bersumber kepada akal, namun tidak seluas bersumber kepada akal, namun tidak seluas mumu’’tazilah. tazilah.

Hal ini sedikit berbeda dengan AsyHal ini sedikit berbeda dengan Asy’’ariyah, ariyah, yang sedikit sekali menggunakan akal. yang sedikit sekali menggunakan akal. Namun tujuan dari kemunculan mereka sama Namun tujuan dari kemunculan mereka sama yaitu antitesa terhadap aliran Muyaitu antitesa terhadap aliran Mu’’tazilah. tazilah.

Page 9: PERTEMUAN KESEPULUH

KONSEP AKIDAHNYAKONSEP AKIDAHNYASecara umum akidahnya hampir sama Secara umum akidahnya hampir sama

dengan Asydengan Asy’’ariyah. Namun dalam ariyah. Namun dalam beberapa ada perbedaan: perbuatan beberapa ada perbedaan: perbuatan manusia, janji Tuhan, posisi akal.manusia, janji Tuhan, posisi akal.

1. Menurutnya manusia berkuasa atas 1. Menurutnya manusia berkuasa atas perbuatannya (qadariyah), bukan perbuatannya (qadariyah), bukan diciptakan oleh Tuhan. Hal ini sama diciptakan oleh Tuhan. Hal ini sama dengan Mudengan Mu’’tazilah. tazilah.

2. Tuhan wajib memenuhi janji-Nya kelak 2. Tuhan wajib memenuhi janji-Nya kelak di akhirat, tentang balasan kebaikan dan di akhirat, tentang balasan kebaikan dan kemaksiatan. kemaksiatan.

3. Menolak antropomorfisme dengan 3. Menolak antropomorfisme dengan menggunakan tamenggunakan ta’’wilwil

Page 10: PERTEMUAN KESEPULUH

4. Tentang posisi akal, menurutnya: 4. Tentang posisi akal, menurutnya: - akal dapat mengetahui kewajiban - akal dapat mengetahui kewajiban

mengenal Tuhan, namun tidak dapat mengenal Tuhan, namun tidak dapat mengetahui hukum syaramengetahui hukum syara’’..

- akal dapat mengetahui kebaikan dan - akal dapat mengetahui kebaikan dan keburukan, namun tidak dapat keburukan, namun tidak dapat mengetahui kewajiban melakukan yang mengetahui kewajiban melakukan yang baik dan menjauhi yang buruk. baik dan menjauhi yang buruk.

- secara akal, setiap perbuatan Tuhan - secara akal, setiap perbuatan Tuhan pasti mengandung hikmah, namun adanya pasti mengandung hikmah, namun adanya hikmah tersebut bukanlah suatu kewajiban hikmah tersebut bukanlah suatu kewajiban Tuhan, karena adanya kewajiban Tuhan Tuhan, karena adanya kewajiban Tuhan bertentang dengan iradah Tuhan. bertentang dengan iradah Tuhan.

Page 11: PERTEMUAN KESEPULUH

MATURIDIYAH BUKHARAMATURIDIYAH BUKHARA- akal tidak dapat mengetahui kewajiban - akal tidak dapat mengetahui kewajiban

mengenal Tuhan, begitu juga mengetahui mengenal Tuhan, begitu juga mengetahui hukum syarahukum syara’’..

- akal tidak dapat mengetahui kebaikan - akal tidak dapat mengetahui kebaikan dan keburukan, begitu juga kewajiban dan keburukan, begitu juga kewajiban melakukan yang baik dan menjauhi yang melakukan yang baik dan menjauhi yang buruk. buruk.

- secara akal, setiap perbuatan Tuhan - secara akal, setiap perbuatan Tuhan pasti mengandung hikmah, namun adanya pasti mengandung hikmah, namun adanya hikmah tersebut bukanlah suatu kewajiban hikmah tersebut bukanlah suatu kewajiban Tuhan, karena adanya kewajiban Tuhan Tuhan, karena adanya kewajiban Tuhan bertentang dengan iradah Tuhan. bertentang dengan iradah Tuhan.

Page 12: PERTEMUAN KESEPULUH

AHLU SUNNAH WAL JAMAAHLU SUNNAH WAL JAMA’’AHAHSecara bahasa berarti: pengikut sunnah Secara bahasa berarti: pengikut sunnah

(Nabi) yang mayoritas. (Nabi) yang mayoritas. Secara istilah berarti: kelompok umat Islam Secara istilah berarti: kelompok umat Islam

yang berpegang teguh kepada sunnah yang berpegang teguh kepada sunnah Nabi, yang jumlahnya sangat banyak Nabi, yang jumlahnya sangat banyak (mayoritas) dalam masyarakat Islam di (mayoritas) dalam masyarakat Islam di seluruh dunia. seluruh dunia.

Nama ini muncul sebagai reaksi terhadap Nama ini muncul sebagai reaksi terhadap MuMu’’tazilah yang tidak banyak berpegang tazilah yang tidak banyak berpegang pada sunnah, karena mereka lebih pada sunnah, karena mereka lebih mengutamakan akal atau rasio.mengutamakan akal atau rasio.

Setelah muSetelah mu’’tazilah dihapus sebagai mazhab tazilah dihapus sebagai mazhab negara, pengikutnya semakin berkurang. negara, pengikutnya semakin berkurang.

Page 13: PERTEMUAN KESEPULUH

Atas alasan itulah kemudian, MuAtas alasan itulah kemudian, Mu’’tazilah tazilah dipandang berada diluar kelompok ahlu dipandang berada diluar kelompok ahlu sunnah wal jamasunnah wal jama’’ah. ah.

Aliran yang dipandang masuk kelompok Aliran yang dipandang masuk kelompok ahlu sunnah adalah Asyahlu sunnah adalah Asy’’ariyah dan ariyah dan Maturidiyah, dengan alasan mereka Maturidiyah, dengan alasan mereka banyak berpegang pada sunnah dalam banyak berpegang pada sunnah dalam menjelaskan akidahnya, serta mendapat menjelaskan akidahnya, serta mendapat dukungan dari mayoritas masyarakat. dukungan dari mayoritas masyarakat.

Dalam perkembangan berikutnya, makna Dalam perkembangan berikutnya, makna ahlu sunnah wal jamaahlu sunnah wal jama’’ah meluas ke ah meluas ke setiap kelompok yang merujuk kepada setiap kelompok yang merujuk kepada hadis dalam mengemukakan hadis dalam mengemukakan pendapatnya. pendapatnya.