PERTEMUAN KE DUA MANAJEMEN HUMAS (OPINI PUBLIK)

download PERTEMUAN KE DUA MANAJEMEN HUMAS (OPINI PUBLIK)

of 2

Transcript of PERTEMUAN KE DUA MANAJEMEN HUMAS (OPINI PUBLIK)

PERTEMUAN 2 OPINI PUBLIKOpini publik berasal dari dua kata berbahasa Latin, yakni opinari dan publicus. Opinari berarti berpikir atau menduga. Kata Opinion sendiri mengandung akar kata Onis yang berarti Harapan. Kata Opinion sendiri dalam bahasa Inggris berhubungan erat dengan kata Option dan Hope, yang berasal dari bahasa Latin Optio yang artinya pilihan atau harapan. Sedangkan kata Publicus mempunyai arti, milik masyarakat luas. Dengan demikian, hubungan antara kedua kata itu, Opini Publik, menyangkut hal seperti dugaan, perkiraan, harapan, dan pilihan yang dilakukan orang banyak.1

Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni : 1. Belief (kepercayaan tentang sesuatu) 2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) 3. Perception (persepsi) Bila attitude dimaksudkan sebagai apa yang sebenarnya dirasakan oleh seorang individu (what the individual really feets), opinion lebih dimaksudkan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang melalui pernyataan (what the individual says or puts on a questionnaire).2

B. Konsensus Pernyataan masing-masing individu (baca: opini) bisa berkembang menjadi luas, menjadi milik suatu segmen masyarakat, Opini yang terkristal menjadi luas itu disebut opni publik. Untuk berkembang menjadi opini publik, opniopini tersebut melewati sejumlah dimensi, yakni : 1. Waktu Konsensus atas masing-masing individu itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan memerlukan beberapa waktu. Berapa lama waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada unsur emosi anggota segmen masyarakat, kesamaan persepsi, kepercayaan atas isu yang dibicarakan, pengalaman yang sama, tekanatekanan dari luar, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sumber berita.3

2. Cakupan (Luasnya Publik) Konsensus atas masing-masing individu terhadap suatu opini tertentu biasanya dimulai dari suatu kelompok segmen yang paling kecil. Kemudian berkembang menjadi suatu kelompok yang lebih luas. Kadang-kadang ia hanya mempengaruhi suatu segmen publik tertentu saja, misalnya konsumen. 3. Pengalaman Masa Lalu Audience Audience atau khalayak, umumnya pernah memiliki suatu pengalaman tertentu atas objek yang dibicarakan. Makin intensif hubungan antara objek tersebut dengan audience, maka akan semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh audience. Selama audience menjalin hubungan dengan objek, ia akan melakukan penilaian.4

4. Media Massa Konsensus biasanya akan berkembang lebih pesat lagi apabila suatu kejadian diekspos oleh media massa. Bahkan, media massa sering disebut sebagai alat pembentukan opini publik. Apakah melalui pilihan kata, cerita, foto, yang ditampilkan atau rekaman video yang ditayangkan. Sulit dihindari bahwa media massa hanya menyajikan fakta. Sejak fakta itu ditulis dan dibaca oleh manusia, hampir dapat dipastikan berita mengandung opini. 5. Tokoh Hampir dalam setiap kasus selalu tampil seorang tokoh. Konsensus yang muncul biasanya amat tergantung pada tokoh yang menangani kasus tersebut. Kasus yang menimpa Bank Summa misalnya, memakan waktu cukup lam bagi pemegang deposito besar untuk bertindak karena tokoh yang ditampil adalah seorang tua yang namanya cukup harum di jajaran pengusah, yakni William Soeryadjaya.5

C. Persepsi Akar dari opini sebenarnya tak lain adalah persepsi. Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor seperti : 1. Latar belakang budaya. 2. Pengalaman masa lalu. 3. Nilai-nilai yang dianut. 4. Berita-berita yang berkembang. D. Pendirian Pendirian adalah apa yang sebenarnya dirasakan oleh seseorang (what the individual really feels). Pendirian, sering disebut juga sebagai sikap, merupakan opini yang masih tersembunyi di dalam batin seseorang (latent opinion). Pendirian yang diungkapkan, dalam bentuk apapun (verbal, bahasa tubuh, simbol, raut muka, ekspresi, warna, pakaian yang dikenakan, ruangan yang disediakan untuk bertemu, dsb) disebut opini. 6

1

E. Hubungan antara Persepsi - Pendirian - Opini Sebagai bahan ramuan pembentuk opini, pendirian mempunyai tiga komponen pembentuk yang secara sederhana dikenal sebagai A -B Cs of attitude. Komponen-komponen ABC tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Komponen A : Affect atau Perasaan (Emosi) Bayangkan ketika saudara/i masih duduk dibangku SLTA dan mempunyai seorang kepala sekolah yang disegani. Saudara/i tahu bahwa yang bersangkutan biasa memkaia sepatu kulit yang berdetak keras di lantai bila ia sedang berjalan. Suatu ketika Saudara/I mendengar langkah tersebut, perasaan apa yang timbul dalam hati Saudara/I ? Takut ? Atau senang ? Suka ? Bahasa memberikan label perasaan pada unsur-unsur affect, Singkat kata, komponen afektif ini merupakan element evaluasi dalam unsur pendirian berdasarkan perasaan seseorang untuk menilai sesuatu : baik atau buruk.7

Komponen B : Behaviour atau Perilaku Hal lain yang akan muncul dalam pendirian seseorang murid SLTA ketika mendengar langkah kepala sekolahnya adalah perkiraan perilakunya masa lalu, sekarang, dan masa depan terhadap orang tersebut. Jadi komponen B ini merupakan elemen penggerak aktif (international elements) dalam pendirian (attitude) seseorang. Komponen C : Cognition atau Pengertian Kata cognition mencakup suatu variasi yang sangat luas. Tetapi kita mendefinisikannya sebagai segala informasi, fakta, atau pengertian yang relevan terhadap suatu objek pendirian. Jadi cognition menjelaskan kita tentang fungsi, implikasi, dan konsekuensi atas objek pendirian. Misalnya, kena api akan panas; menyentuh es akan dingin; memukul orang akan dibalas; dipukul terasa sakit; dipecat menanggung malu, dsb.8

F. PR Transfer Procces Pada Pembentukan Opini Yang perlu dipahami oleh para praktisi public relations terutama adalah kaitan antara opini dan citra. Public relations bukanlah iklan semata-mata. Iklan melakukan tugasnya secara monolog (satu arah), sebaliknya public relations melakukannya secara dialog dengan memperhatikan input dari masyarakat dan memberikan respons-respons positif kepadanya. Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap juga akan menghasilkan citra yang tidak sempurna. Tugas public relations di sini adalah melakukan transfer agar publik menaruh simpati. Situasi kedua di sebut prasangka, dan tugas public relations adalah mentransfernya menjadi menerima. Situasi ketiga, mungkin ditemui publik yang tidak peduli. Tugas public relations disini adalah menanamkan minat agar mereka lalu tertarik. Terakhir mungkin ditemui publik yang tidak tahu. Tugas public relations adalah meningkatkan pemahaman mereka.9

2