Opini; PT Pln

8
PT. PERUSAHAAN LILIN NEGARA Oleh Salman Munthe, S.Pd. SE.M.Si Pendahuluan Jika kita awali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan “mengapa usaha besar yang memiliki ribuan pelanggan malah devisit pelayanan!” jika boleh kita menjawab secara awam mungkin saja pelanggan banyak yang “sewa batu” alias nunggak pembayaran rekening listrik sehingga PLN tidak optimal memberikan pelayanan prima, tapi jika persoalannya bukan masalah “sewa batu”, lalu apa gerangan yang terjadi ditubuh PT. PLN (Persero) Sumbagut yang sampai hari ke 15 ramadhan pemadan listrik terus terjadi, menurut pihak PLN masih ada mesin pembangkit yang sakit jiwa jadi butuh perawatan yang sangat ekstra hati -hati sehingga memerlukan waktu panjang untuk bisa menormalkan urat syaraf yang telah banyak putus, agak geli jika kita mendengar persoalan PT. PLN (Persero) Sumbagut dijaman era globalisasi, era perdagangan bebas, era dimana transformasi teknologi tidak bisa dibendung, era beberapa belahan negara di dunia sudah menggunakan listrik tenaga nuklir bahkan suatu saat nanti sudah ditemukan listrik tenaga petir malah kita berkecamuk dengan mesin-mesin tua yang sudah habis umur ekonomisnya tetapi masih saja diandalkan untuk bisa menerangi Sumatera Utara, alangkah tidak logis dan sangat lemah pikir pengelola PLN dinegeri ini semua sudah terkena penyakit “sindrom” yaitu penyakit yang sulit menerima pendapat dan pandangan orang lain bagaimana mengelola perusaan besar yang telah melimpah pelanggan menjadi perusaan yang disenangi konsumen jangan sampai masyarakat saat ini memberi julukan yang miris “PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi PT. Perusahaan Lilin Negara (PLN) ” sebab setip hari baik siang maupun malam peristiwa listrik padam terus menjadi momok yang menghantui masyarakat sehingga PT. Perusahaan Lilin Negara

Transcript of Opini; PT Pln

Page 1: Opini; PT Pln

PT. PERUSAHAAN LILIN NEGARA

Oleh Salman Munthe, S.Pd. SE.M.Si

Pendahuluan

Jika kita awali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan “mengapa usaha besar yang memiliki ribuan pelanggan malah devisit pelayanan!” jika boleh kita menjawab secara awam mungkin saja pelanggan banyak yang “sewa batu” alias nunggak pembayaran rekening listrik sehingga PLN tidak optimal memberikan pelayanan prima, tapi jika persoalannya bukan masalah “sewa batu”, lalu apa gerangan yang terjadi ditubuh PT. PLN (Persero) Sumbagut yang sampai hari ke 15 ramadhan pemadan listrik terus terjadi, menurut pihak PLN masih ada mesin pembangkit yang sakit jiwa jadi butuh perawatan yang sangat ekstra hati -hati sehingga memerlukan waktu panjang untuk bisa menormalkan urat syaraf yang telah banyak putus, agak geli jika kita mendengar persoalan PT. PLN (Persero) Sumbagut dijaman era globalisasi, era perdagangan bebas, era dimana transformasi teknologi tidak bisa dibendung, era beberapa belahan negara di dunia sudah menggunakan listrik tenaga nuklir bahkan suatu saat nanti sudah ditemukan listrik tenaga petir malah kita berkecamuk dengan mesin-mesin tua yang sudah habis umur ekonomisnya tetapi masih saja diandalkan untuk bisa menerangi Sumatera Utara, alangkah tidak logis dan sangat lemah pikir pengelola PLN dinegeri ini semua sudah terkena penyakit “sindrom” yaitu penyakit yang sulit menerima pendapat dan pandangan orang lain bagaimana mengelola perusaan besar yang telah melimpah pelanggan menjadi perusaan yang disenangi konsumen jangan sampai masyarakat saat ini memberi julukan yang miris “PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjadi PT. Perusahaan Lilin Negara (PLN) ” sebab setip hari baik siang maupun malam peristiwa listrik padam terus menjadi momok yang menghantui masyarakat sehingga PT. Perusahaan Lilin Negara menjadi alternative penghibur lara dari kegelapan malam yang senantiasa datang menghampiri ruang rumah tangga.

Beberapa minggu yang lalu kita dihebohkan peristiwa penting yang banyak menarik perhatian publik nasional maupun internasional menyangkut kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta Medan Sumatera Utara mengakibatkan kaburnya sekitar 200an napi (kasus narkoba, korupsi, teroris, perampokan dll), para napi menuding dengan hipotesa ada hubungan positif antara putusnya hubungan listrik dan tidak menetesnya air menjadi penyebab kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta dan berakhir bentrok dan pembakaran yang menelan beberapa korban sipir dan tahanan yang menjadi saksi-bisu dampak negatif pemadaman listrik bergilir oleh PT. PLN (Persero) Sumbagut yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak- hak azasi manusia yang memerlukan penerangan dan sanitasi di lapas Tanjung Gusta maupun di seluruh Lapas di Indonesia, boleh jadi ini adalah puncak gunung es yang terjadi di seluruh lapas di santeiro negeri ini, belum lagi over kapasitas jumlah napi dengan ruang tahanan rasionya tidak proforsional boleh dikata kerusuhan LP. Tanjung Gusta dipicu faktor internal ( Rasio Rungan, pilih kasih dll) faktor eksternal pemadaman listrik yang terus terjadi dan

Page 2: Opini; PT Pln

turunannya masalah air tidak menetes sehingga lengkaplah penderitaan para napi serasa bagai hidup dineraka oleh perilaku PT. PLN, PDAM dan Pelayanan LP. Tanjung Gusta Sendiri.

Kita juga menyadari tidak ada manusia dan badan usaha yang 100% sempurna tapi pantas jika permasalahan terus itu- itu saja alias kekuarangan daya hampir 150 MW/hari akibat beberapa mesin pembangkit dalam perawatan intensif boleh jadi yang dirawat tidak bakalan pulih sebab yang dirawat sudah usang alias sudah habis umur ekonomisnya jadi untuk apa dirawat jika demikian adanya, bila perlu diganti secepatnya dengan mesin-mesin baru yang didatangkan dari negera-negara maju agar mampu menghasilkan daya yang bisa menerangi seluruh Sumatera Utara, sangat tidak masuk akal jika PT. PLN (Persero) Sumbagut tidak mampu membeli mesin pembangkit listrik baru yang kapasitas besar menggantikan mesin yang telah usang, atau telah terjadi permainan kotor ditubuh PT. PLN (Persero) Sumbagut anggaran yang diperuntukkan cukup untuk membeli mesin baru malah yang dibeli yang sudah “secend hand” selisih harga yang fantantis ini membuat semua orang khilap mata alias korupsi hasilnya adalah mesin tidak maksimal mampu memberikan daya yang memuaskan sehingga terjadilah defisit supply listrik kepada masyarakat di Sumatera Utara yang menyebabkan pemadaman terus berlanjut, hipotesa ini bisa ia bisa tidak tapi sebagai penguatan hipotesa bukan jadi rahasia lagi bila Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) negeri ini sering diselimuti dengan perilaku korupsi dan nepotisme dalam merekrut karyawan sehingga usahanya banyak yang merugi disisi lain para pejabat dan staf banyak yang hidup bergelimang kemewahan gaji tinggi dan fasilitas lengkap intinya semua serba berkecukupan tapi dinamika usahanya tetap jalan ditempat bahkan merugi yang berujung tidak mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan jasa listrik, air dll.

Menyikapi defisit listrik

Banyak masyarakat dan pelaku dunia usaha yang gerah akibat pemadaman listrik oleh PT. PLN (persero) Sumbagut, tentunya menghambat para investor yang mau memulai usaha di Sumatera Utara, analisisnya sederhana jika listrik belum normal sulit bagi investor untuk membangun usaha baru sebab nadinya adalah listrik, perijinan dan inprastruktur yang memadai untuk bisa mendorong investor datang ke Sumatera Utara, jika ini belum dibenahi dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara jauh tertinggal dibandingkan Propinsi lain di luar Sumatera Utara, Bandara International Kualanamu (KNIA) akan dioperasikan tanggal (25 Juli 2013), sebuah terobosan besar hasil daya cipta anak negeri yang tentunya juga sangat membutuhkan aliran listrik yang maksimal jangan sampai terjadi pemadaman sehingga berujung permasalahan baru bagi bandara ini. Semuanya kita memikirkan secara konfrehensip dan berkesinambungan agar KNIA yang menjadi aicon Sumatera Utara mampu menghadirkan turis manca negara sehingga tentunya menambah devisa dari sektor parawisata yang bisa kita kembangkan, semua siklus ekonomi ini juga tergantung fasilitas listrik yang mencukupi untuk dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

Disisilain suara sumbang sering kita dengar di media masa Waspada (24/7/2013) “boikot bayar rekening listrik” akibat akumulasi kekecewaan masyarakat atas sering byar-

Page 3: Opini; PT Pln

pet Listrik PLN akumulasi kekecewaan ini menjadi pemicu konsumen enggan membayar tagihan listrik yang senantiasa ditagih pihak PLN, tidak tanggung-tanggung jika konsumen telat bayar konsekwensinya adalah denda sampai kepada pemutusan secara sepihak oleh petugas PT. PLN, kebijakan yang tidak mementingkan hak-hak konsumen menjadi bulan-bulanan pihak PLN dalam mengambil tindakan yang tergolong pada melihat kesalahan orang lain tapi menapikan kesalahan sendiri, belum pernah ada denda bagi pengelola PLN yang lalai dalam tugas pelayanan terhadap masyarakat dan belum pernah satupun pimpinan PT.PLN (Persero) Sumbagut dengan sukarela meletakkan jabatan oleh karena tidak bisa memberikan pelayanan terbaik baik seluruh warga Sumetera Utara, saat ini yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin setiap BUMN/BUMD yang mengerti akan kebutuhan konsumen dan bukan kepentingan jabatan sehingga terlena akan hak asasi orang lain yang terlanggar, berapa banyak usaha mikro yang terganggu produksinya akibat byar-pet, berapa banyak lilin terjual kepada masyarakat yang tentunya menguntungkan pengusaha lilin dan berapa banyak BBM terkuras hanya untuk menghidupkan genset untuk penerangan alternative di masing-masing rumah tangga, dan berapa banyak rambu-rambu lalau lintas yang tidak berpungsi sehingga menimbulkan kemacetan di setiap persimpangan jalan dengan kata lain cost yang dikeluarkan konsumen terus bertambah oleh karena pemadaman listrik PLN, kita mengharapkan tentunya melalui wakil rakyat kita di DPRD-SU dan DPD RI turut ambil bagian dalam kisruh PLN Sumbagut ini ambil langkah kongkrit untuk mengaudit secara indevenden permasalahan pokok yang dihadapi PT. PLN (Persero) Sumbagut sebab DPRD-SU dan DPD RI juga penduduk Sumatera Utara yang juga terkena dampak perilaku PLN yang tidak punya malu dan tidak mampu mengelola Listrik Negara sehingga cara yang efektif dengan mematikan listrik karena kekurangan daya untuk memenuhi devisit listrik di Sumatera Utara .

Penutup

Banyak hal yang bisa dijadikan sumber pembangkit listrik di Sumatera Utara yang mempunyai potensi cukup besar bila dikelola dengan benar, pembangkit listrik tenaga air laut, pembangkit listrik tenaga angin, pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga panas bumi dll, tapi belum termanfaatkan oleh pihak PT. PLN (Persero) Sumbagut, dan PLN bisa membenahi manajemennya dengan menindak para pelaku pencurian arus yang sering terjadi disetiap rumah tangga, dan perusahaan dan perkantoran, para petugas PLN mendatangi rumah tangga konsumen untuk meneliti pencurian arus tapi jangan sebaliknya bermain mata dengan pelaku pencurian dengan sedikit sogokan malah perbuatan mencuri menjadi wajar asal uang suap terus mengalir kepada petugas PLN, perilaku seperti ini perlu dikikis dalam kinerja pegawai PLN dan masyarakat juga jangan terbiasa menggunakan aliran listrik yang tidak sah untuk kepentingan peribadi, kita semua menyadari tidak ada yang mampu memperbaiki nasib kita kecuali bangsa kita sendiri, kita tidak ingin kembali terjajah oleh pihak lain setidaknya kita bangkit bersama debu-debunya kemerdekaan dengan jiwa patriotisme dan mencintai asset bangsa agar terjaga berkesinambungan sampai kegenerasi anak cucu kita, hilangkan sikap menyepelekan bangsa sendiri mari kita berjuang bersama demi kemajuan bangsa dan negara. Amin (Penulis; Mantan Dekan Fakultas Ekonomi

Page 4: Opini; PT Pln

Universitas Tri Karya Medan dan staf pengajar di Pemerintahan Kabupaten Langkat SU- Email:[email protected])

Penulis

Salman Munthe, S.Pd,SE.M.Si

Salman Munthe, lahir pada 20 April 1978 di Labuhanbatu Utara, Menyelesaikan Pendidikan Ekonomi

Page 5: Opini; PT Pln

Pada Fakutas Ilmu Pengetahuan Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada tahun 2002. Kemudian, ia bekerja sebagai Pembimbing pada Pendidikan Ahli Bisnis Terapan (PABT) Medicom Medan sejak Tahun 1999, sewaktu itu beliau masih bersetatus mahasiswa. Kemudian menjadi Staf Pengajar Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Pulau Berayan Darat (PBD) Medan, dan Sekolah Menegah Atas Prayatna Medan

Bakat menulisnya ter asah sejak mahasiswa dengan menjadi wartawan lepas pada Harian Lokal di Medan. Ketika menjadi Mahasiswa, ia berhasil Menulis Artikel Iptek berjudul “Peranan Sistem Informasi Manajemen Abad-21” dan beberapa Tulisan Ilmiah yang mendapat penghargaan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan Dengan Judul “Peranan PDAM Tirtanadi Sebagai Penyedia Air Bersih dan Kepedulian Masyarakat Terhadapnya”, Bukan hanya sekedar itu beliau mendapat penghargaan dari Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sumatera Utara karna berhasil menulis karya ilmiah dengan judul “Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Untuk Kesehatan Rakya Sumatera Utara”. Serta mendapat penghargaan dari PT. PLN (Persero) Sumbagut karena berhasil menulis dengan Judul ”Kepedulian Masyarakat Terhadap Krisis Listrik PLN”

Disela kesibukan beliau dapat menyelesaikan pendidikan Pascasarjana di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tahun 2006 pada Program Studi Ilmu Ekonomi da Studi Pembangunan (IESP) dan beliau sempat menjadi dosen di Universitas Tri Karya medan sejak tahun 2004, dan menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas yang sama tahun (2006-2008), dan Menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Univ. Tri Karya Medan (2009) saat ini penulis menjadi Dosen dan Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tjut Nyak Dhien Medan sejak tahun 2009 sampai tulisan ini diturunkan, Penulis berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Langkat sejat tahun 2010. Hp. 085 213 907 500, Email: [email protected]