Pertemuan ke-9

6
UBD_HASTARI 2009 1 Pertemuan ke-9 FONEMIK: FONEM, DASAR-DASAR ANALISIS FONEM, PROSEDUR ANALISIS FONEM

description

Pertemuan ke-9. FONEMIK: FONEM, DASAR-DASAR ANALISIS FONEM, PROSEDUR ANALISIS FONEM. Definisi Fonem dan Jenisnya Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi membedakan makna. DASAR-DASAR ANALISIS FONEM. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pertemuan ke-9

Page 1: Pertemuan ke-9

UBD_HASTARI 2009 1

Pertemuan ke-9

FONEMIK: FONEM, DASAR-DASAR ANALISIS FONEM, PROSEDUR

ANALISIS FONEM

Page 2: Pertemuan ke-9

UBD_HASTARI 2009 2

Definisi Fonem dan Jenisnya Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu

bahasa yang berfungsi membedakan makna.

Page 3: Pertemuan ke-9

UBD_HASTARI 2009 3

DASAR-DASAR ANALISIS FONEM

Dasar-dasar analisis fonem adalah poko-pokok pikiran yang dipakai sebagai pegangan untuk menalisis fonem-fonem suatu bahasa.

Karena pokok-pokok pikiran tentang bunyi itu berbentuk pernyataan-pernyataan yang lumrah atau maklum sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi, maka pokok-pokok pikiran itu bisa disebut premis-premis.

Page 4: Pertemuan ke-9

UBD_HASTARI 2009 4

Pokok-pokok pikiran atau premis-premis yang dimaksud adalah sebagai berikut: Bunyi-bunyi suatu bahasa cenderung dipengaruhi oleh

lingkungannya. Sistem bunyi suatu bahasa berkecenderungan bersifat

simetris. Bunyi-bunyi suatu bahasa cenderung berfluktuasi Bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis

digolongkan tidak berkontras apabila berdistribusi komplementer dan/atau bervariasi bebas.

Bunyi-bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis digolongkan ke dalam fonem yang berbeda apabila berkontras dalam lingkungan yang sama atau mirip.

Page 5: Pertemuan ke-9

UBD_HASTARI 2009 5

PROSEDUR ANALISIS

Analisis fonologis bertolak pada pengamatan real (apa adanya) terhadap perilaku atau distribusi bunyi pada kata-kata yang diucapkan oleh penutur bahasa yang bersangkuta.

Penjelasan-penjelasan yang menyangkut bunyi dan variasi-variasinya selalu berdasarkan posisi dan lingkungan.

Page 6: Pertemuan ke-9

UBD_HASTARI 2009 6

Contoh: untuk menjelaskan alofon suatu fonem digunakan ungkapan: “fonem x beralofon y jika diketahui oleh z” “fonem x beralofon y jika didahului oleh z” “fonem x beralofon y hanya atau selalu terjadi sebelum z” “fonem x beralofon y hanya/selalu terjadi sesudah z”

Sebaiknya, penjelasan-penjelasan yang bersifat kesan, historis, subjektif, dan normatif dihindari dalam analisis fonologis. Sebab, penjelasan-penjelasan demikian “berbau presprektif”.