Pertemuan Ke 12
-
Upload
imroatus-sh -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Pertemuan Ke 12
INDIKATOR UTAMA KEBERHASILAN
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
Pada kawasan DAS, berhasil tidaknya
pengelolaan DAS tentu tidak terlepas dari tata
ruang wilayah.
ada persoalan dalam batas kawasan antara
daerah aliran sungai dengan batas administrasi
wilayah yang selama ini digunakan dalam
perencanaan tata ruang wilayah.
Indikator utama keberhasilan pengelolaan DAS
pada kawasannya adalah besarnya limpasan
permukaan, besaran erosi yang terjadi,
produktifitaslahan, kekeringan, rasio kawasan
resapan dan kedalaman air tanah.
Badan sungai, indikatornya adalah adanya
perubahan morfologi sungai, kualitas air sungai,
sedimentasi dan rasio debit Qmaksimum dan
Qminimum.
Sempadan sungai, indikatornya adalah luasan
pelanggaran peruntukan sempadan sungai
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
A. LIMPASAN PERMUKAAN
Limpasan permukaan (surface run off) adalah
jumlah air yang melimpas di atas permukaan
tanah akibat curah hujan.
B. EROSI
Pada dasarnya erosi merupakan proses
perataan kulit bumi.
DAS Tahun Pengukuran
Erosi (mm /th)
Sumber
Cilutung 1991 – 1912 0,9 – 1,1 Van Dijk Dan
Cilutung 1934 – 1935 1,9 – 2,8 Vogelzang (1948)
Cilutung 1948 – 1969 9,0 SMEC (1978)
Cilutung 1973 6,8 Hammer (1980)
Serayu 1911 1,6 Rutten (1974)
Serayu 1954 – 1973 3,9 – 4,2 SMEC (1974)
Citarum 1974 – 1975 2,1 NEW JEC (1978)
Citarum 1974 – 1977 3,4 IOE (1979)
Pakacangan 1954 – 1973 5,6 SMEC (1974)
Merayu 1954 – 1973 8,0 SMEC (1974)
Bengawan Solo 1976 – 1979 4,5 PBS (1980)
Karangkates Sebelum 1973 0,25 Proyek Brantas
Karangkates 1973 – 1978 3,4 Braben (1980)
Selorejo Sebelum 1973 0,25 Proyek Brantas
Selorejo 1973 – 1978 3,3 Braben (1980)
Tingkatan Erosi di beberapa DAS di Indonesia
Kelas Tingkat Bahaya Erosi
Solum Tanah (cm)
Kelas Erosi
I II III IV V
Erosi (ton/ha/tahun)
< 15 15 – 60 60 – 180 180 – 480 > 480
Dalam( > 90 )
SR0
RI
SII
BIII
SBIV
Sedang( 60 – 90)
RI
SII
BIII
SB IV
SBIV
Dangkal( 30 – 60)
SII
BIII
SBIV
SBIV
SBIV
Sangat Dangkal( < 30 )
BIII
SBIV
SBIV
SBIV
SBIV
C. PRODUKTIVITAS LAHAN
Produktivitas lahan dapat didefinisikan
sebagai jumlah produksi yang dihasilkan dari
hasil usaha pada satu kawasan DAS.
Cag
ar A
lam
Hut
an
Peng
emba
laan
Ter
bata
s
Peng
ebal
aan
Seda
ng
Peng
emba
laan
Inte
nsif
Pertan
ian
Ter
bata
s
Pertan
ian
Seda
ng
Pertan
ian
Inte
nsif
Pertan
ian
Sang
at
Inte
nsif
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Skema Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan Intensitas dan Macam Penggunaan Tanah
Intensitas dan Macam Penggunaan Meningkat
KELAS KEMAMPUAN LAHAN
Ham
bata
n/
Anc
aman
Men
ingk
at
Pilih
an
Peng
guna
an
Ber
kura
ng
Kelas Permeabilitas menurut sistem USDA dan Indonesia
Tingkat Permeabilitas(cm per jam)
USDA Indonesia
< 0.1250.125 – 0.50.5 – 2.0 2.0 – 6.25
6.25 – 12.5 12.5 – 25.0
> 25.0
Sangat lambat (1)Lambat (2)Agak lambat (3)Sedang (4)Agak cepat (5)Cepat (6)Sangat cepat (7)
Lambat (p1)Agak lambat
(p2)Sedang (p3)
Agak cepat (p4)Cepat (p5)
Catatan : Untuk Indonesia, P1 (<0.5), dan P5 (>12.5)
Kelas Kemampuan Lahan
Faktor PembatasKelas Kemampuan
I II III IV V VI VII VIII
1. Tekstur tanah
a. Lapisan atas (40 cm) * * * *
b. Lapisan bawah * * * *
2. Lereng (%) *
3. Drainase ** * * *
4. Kedalaman Efektif * * *
5. Tingkat Erosi * *
6. Batu/ kerikil * *
7. Bahaya banjir * * *
41/tt
32/tt
32/tt
41/tt41/tt
41/tt
0l 1l 2l 3l 4l 5l 6l
5t
5t
10/dd
00 10 20 30 40
3b2b
3e 4e
3k
2d 3d 4d
0k 0k 1k 2k
0e 1e 1e 2e
0b 0b 0b 1b
D. KEKERINGAN
Pengelolaan DAS yang baik dan berhasil,
kondisi kawasan yang mengalami kekeringan
bisa dikurangi dengan berbagai teknologi
pengadaan air dan pemerataan air, bahkan
dengan teknologi hujan buatan.
E. RASIO KAWASAN RESAPAN
Rasio kawasan resapan adalah perbandingan
antara daerah resapan dengan total luasan
daerah.
Kawasan resapan bisa berupa hutan, lahan
terbuka hijau, sumur resapan, waduk dan
teknologi lainnya yang menyebabkan air
mudah meresap kedalam tanah, sehingga
sangat banyak mengurangi limpasan
permukaan atau banjir.
F. KEDALAMAN AIR TANAH
G. PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI
Bentuk alur sungai bisa berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara angkutan sedimen yang
masuk dan keluar.
Kerusakan kawasan DAS, menyebabkan debit banjir
yang melewati alur sungai sangat besar dengan
kekeruhan yang tinggi pada musim hujan.
Kondisi inilah yang menyebabkan perubahan morfologi
sungai, agradasi, degradasi, tebing longsor, bahkan
terjadi alur sungai yang berkelok- kelok (meander)
H. KUALITAS AIR SUNGAI
Penilaian ini pada dasarnya dilakukan dengan
membandingkan nilai parameter kualitas air
dari hasil pengukuran di sungai dengan baku
mutu air sesuai peruntukannya yang berlaku
di Indonesia.
G. SEDIMENTASI
Perkiraan Sediment Delivery Ratio (SDR)
No.
Luas DAS (km2) SDR
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
0,0500,1000,5001,0005,00010,00050,000100,000500,0001000,000
0,5800,5200,3900,3500,2500,2200,5130,1270,0790,059
J. RASIO DEBIT MAKSIMAL DAN MINIMUM
Nisbah Qmaks dan Qmin Beberapa Sungai di Pulau Jawa
No. Nama Sungai Qmaks/ Qmin
Tahun 1973 Tahun 1974 Tahun 1975 Tahun 1976
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Citandui – Petaruman
Cimanuk – Wado
Progo – Kraggan
Serayu – Rawalo
Solo – Napel
Citarum
Brantas
1050/175 = 60
214/11,1=19
161/3,32 = 48
1728/106 = 16
1768/17,1 =103
1266/24,6 =51
578/53,6 = 10
1110/16,9 =66
388/11,6 = 33
171/5,51 = 31
1789/85,8 =20
2395/17,1 =140
683/38,2 =17
520/47,7 =10
1251/8,68 =144
411/9,16 =45
141/3,13 =45
1741/54 =32
2563/12,1 =205
1911/22,8 = 39
623/63,6 =9,8
693/0,54 =1283
189/6,04 =31
122/2,45 =49
1850/26 =71
1946/3,4 = 572
937/10,4 =90
623/51,1 =12
K. LUASAN PELANGGARAN PERUNTUKAN
SEMPADAN SUNGAI
Berdasarkan perundangan yang berlaku, maka
keberhasilan pengelolaan DAS juga harus dilihat
seberapa jauh pelanggaran yang terjadi pada
sempadan atau bantaran sungai. Indikator yang
bisa dinilai adalah berapa luasan sempadan
yang digunakan selain penggunaan yang sesuai
dengan perundangan yang berlaku.
Indikator Utama Keberhasilan Pengelolaan
No.
Daerah Aliran Sungai
Indikator Utama Keberhasilan Pengelolaan DAS
1. Kawasan DAS 1. Limpasan Permukaan2. Erosi3. Produktifitas Lahan4. Kekeringan5. Rasio Kawasan Resapan6. Kedalaman Air tanah
2. Badan Sungai 1. Morfologi Sungai2. Kualitas Air Sungai3. Sedimentasi4. Rasio Debit Maks dan Min
3. Sempadan Sungai 1. Luasan Pelanggaran Peruntukan Sempadan Sungai