Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item ›...

26
Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak Kerja Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami kontrak bisnis, membuat kontrak bisnis, dan melaksanakan kontrak bisnis. Sumber: Sukandar, Dadang. (2017). Panduan Membuat Kontrak Bisnis. Cet. 1. Jakarta: Visi Media. Memulai Bisnis Dalam berbisnis, membuat kontrak kadang menjadi kompleks. Bisnis diartikan sebagai usaha komersil di dunia perdagangan. Istilah bisnis sering melekat pada kontrak sebagai perjanjian yang dibuat secara tertulis. Bisnis mengisi kontrak dan kontrak melindungi kepentingan bisnis. Kolaborasi keduanya sering memaksa pelaku usaha untuk konsisten menghitung keuntungan dan waktu demi mencapai target bisnis. Dalam berbisnis barang atau jasa, tentunya lekat dengan resiko dan ketidakpastian sebagai faktor yang sangat dipertimbangkan sebelum memulai bisnis. Bisnis tidak lancar, tertipu, kecelakaan, atau sederet resiko lainnya yang sanggup menggiring pebisnis kepada kebangkrutan. Bisnis UMKM Sektor bisnis UMKM banyak diminati karena bentuknya yang sederhana, baik dari segi pemodalan, sumber daya, teknologi, pasar dan legalitasnya. UMKM merupakan kelompok usaha yang cukup besar di Indonesia. Terbukti pada tahun 1997 dan 2008, UMKM mampu menahan krisis ekonomi di Indonesia. Ketahanan ini muncul salah satunya karena mengandalkan sumber daya yang mudah diperoleh di sekitar kita. Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia yang lebih dari 50 juta unit mampu menyerap lebih dari 50% GDP nasional. Namun UMKM memiliki tantangan dalam hal kualitas sumber daya manusia, akses teknologi, keterbatasan pasar (niche market), dan pembiayaan. Biasanya pelaku bisnis UMKM melakukan kegiatan kemitraan sebagai upaya bertahan di dunia bisnis. Sehingga untuk melindungi diri dari kemitraan yang tidak adil, setiap pebisnis UMKM harus siap menyusun kontrak bisnis. Undang-undang no. 20 Tahun 2008 Menurut UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, setiap bentuk kemitraan yang dilakukan oleh UMKM dituangkan ke dalam perjanjian kemitraan yang dibuat secara tertulis. Dalam UU tersebut, Klasifikasi UMKM dilakukan berdasarkan nilai kepemilikan aset dan omzet usaha, dengan ciri-ciri: 1) Usaha Mikro Merupakan usaha produktif milik perseorangan atau badan usaha, memiliki kekayaan bersih sampai dengan maksimal Rp. 50.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan

Transcript of Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item ›...

Page 1: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

Menyusun Kontrak Kerja

Kompetensi Dasar:

Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami kontrak bisnis, membuat kontrak bisnis,

dan melaksanakan kontrak bisnis.

Sumber:

Sukandar, Dadang. (2017). Panduan Membuat Kontrak Bisnis. Cet. 1. Jakarta: Visi Media.

Memulai Bisnis

Dalam berbisnis, membuat kontrak kadang menjadi kompleks. Bisnis diartikan sebagai usaha

komersil di dunia perdagangan.

Istilah bisnis sering melekat pada kontrak sebagai perjanjian yang dibuat secara tertulis.

Bisnis mengisi kontrak dan kontrak melindungi kepentingan bisnis. Kolaborasi keduanya

sering memaksa pelaku usaha untuk konsisten menghitung keuntungan dan waktu demi

mencapai target bisnis.

Dalam berbisnis barang atau jasa, tentunya lekat dengan resiko dan ketidakpastian sebagai

faktor yang sangat dipertimbangkan sebelum memulai bisnis. Bisnis tidak lancar, tertipu,

kecelakaan, atau sederet resiko lainnya yang sanggup menggiring pebisnis kepada

kebangkrutan.

Bisnis UMKM

Sektor bisnis UMKM banyak diminati karena bentuknya yang sederhana, baik dari segi

pemodalan, sumber daya, teknologi, pasar dan legalitasnya.

UMKM merupakan kelompok usaha yang cukup besar di Indonesia. Terbukti pada tahun

1997 dan 2008, UMKM mampu menahan krisis ekonomi di Indonesia. Ketahanan ini muncul

salah satunya karena mengandalkan sumber daya yang mudah diperoleh di sekitar kita.

Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia yang lebih dari 50 juta unit mampu menyerap lebih dari

50% GDP nasional. Namun UMKM memiliki tantangan dalam hal kualitas sumber daya

manusia, akses teknologi, keterbatasan pasar (niche market), dan pembiayaan. Biasanya

pelaku bisnis UMKM melakukan kegiatan kemitraan sebagai upaya bertahan di dunia bisnis.

Sehingga untuk melindungi diri dari kemitraan yang tidak adil, setiap pebisnis UMKM harus

siap menyusun kontrak bisnis.

Undang-undang no. 20 Tahun 2008

Menurut UU no 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, setiap bentuk

kemitraan yang dilakukan oleh UMKM dituangkan ke dalam perjanjian kemitraan yang

dibuat secara tertulis. Dalam UU tersebut, Klasifikasi UMKM dilakukan berdasarkan nilai

kepemilikan aset dan omzet usaha, dengan ciri-ciri:

1) Usaha Mikro

Merupakan usaha produktif milik perseorangan atau badan usaha, memiliki kekayaan

bersih sampai dengan maksimal Rp. 50.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan

Page 2: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

tempat usaha), atau memiliki hasil penjualan tahunan sampai dengan maksimal Rp.

300.000.000.

2) Usaha Kecil

Merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, baik dilakukan oleh orang

perorangan maupun badan usaha. Usaha kecil bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan milik Usaha Menengah atau Usaha Besar. Usaha Kecil memiliki

kekayaan bersih antara Rp. 50.000.000 sampai dengan maksimal Rp. 500.000.000 (tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau memiliki hasil penjualan tahunan

antara Rp. 300.000.000 sampai dengan maksimal Rp. 2.500.000.000.

3) Usaha Menengah

Merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, baik dilakukan oleh orang

perorangan maupun badan usaha. Usaha Menengah bukan merupakan anak perusahaan

atau cabang perusahaan milik Usaha Kecil atau Usaha Besar. Usaha Menengah memiliki

kekayaan bersih antara Rp. 500.000.000 sampai dengan maksimal Rp. 10.00.000.000

(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau memiliki hasil penjualan tahunan

antara Rp. 2.500.000.000 sampai dengan maksimal Rp. 50.000.000.000.

4) Usaha Besar

Merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang

meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang

melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Hubungan Kemitraan

Hubungan kemitraan antara UMKM dan Usaha Besar harus dilandasi prinsip saling

membutuhkan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan.

Hubungan itu juga harus menjunjung tinggi etika bisnis yang sehat dan dijalankan dalam

kedudukan hukum yang setara.

Dalam hubungan kemitraan, Usaha Besar harus memberikan bantuan dan memperkuat

UMKM. Hubungan tersebut mencakup proses alih keterampilan bidang produksi dan

pengelolaan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia dan teknologi.

Berikut pola-pola kemitraan meliputi kerja sama, yaitu:

Inti-plasma, Subkontrak, Waralaba, Perdagangan Umum, Distribusi/Keagenan, Bagi

Hasil, Kerjasama Operasional, Usaha Patungan (Joint Venture), Alih Daya

(Outsourching), dan lain sebagainya.

Kelengkapan Legalitas Usaha

Untuk mewujudkan sebuah kemitraan dan kontrak bisnis, sebuah UMKM harus melengkapi

dirinya dengan bukti legalitas usaha dalam bentuk sebagai berikut:

1. Surat Ijin Usaha

Surat ijin usaha diberlakukan bagi Usaha Kecil Non Perseorangan, Usaha Menengah dan

Usaha Micro/Kecil Perseorangan apabila berhubungan dengan kriteria kesehatan, moral,

Page 3: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional serta kepentingan

nasional lainnya.

2. Tanda Bukti Pendaftaran diberikan kepada Usaha Kecil Perseorangan.

3. Tanda Bukti Pendataan diberikan kepada Usaha Micro

Prinsip-Prinsip Kemitraan

Prinsip-prinsip di bawah ini harus tertuang jelas dan tertulis di dalam kontrak kemitraan,

yaitu:

1. Di dalam kemitraan, UMKM dan Usaha Besar dilarang saling memutuskan hubungan

secara sepihak.

2. Dalam kemitraan, Usaha Besar juga dilarang untuk menguasai UMKM yang menjadi

mitranya.

3. Demikian pula Usaha Menengah dilarang untuk menguasai Usaha Micro atau Kecil yang

menjadi mitranya.

4. UMKM dan Usaha Besar harus membangun konstruksi hubungan bisnis yang kuat serta

dilaksanakan dalam hubungan setara dan menjunjung tinggi etika bisnis yang sehat.

Bentuk-bentuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

1. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan adalah bentuk usaha yang paling sederhana karena didirikan

oleh satu orang, yakni satu pemodal, pengurus, dan penganggung jawab usaha.

Bentuk usaha ini dimiliki oleh orang perseorangan secara pribadi yang sekaligus

bertindak sebagai pengurus dan pengawas usahanya. Perusahaan Perseorangan bukan

merupakan persekutuan maupun badan hukum.

Pendirian Perusahaan Perseorangan dapat dilakukan tanpa izin serta tata cara khusus.

Anda dapat menjadikan salah satu pojokan rumah sebagai gudang untuk menyimpan

produk jualan online anda atau mengubah halaman rumah anda sebagai warung bubur

ayam dan untuk melakukannya tidak memerlukan izin khusus.

Perusahaan Perseorangan dibuat oleh pengusaha yang modal, sumber daya dan kuantitas

produknya terbatas.

Pembubaran Perusahaan Perseorangan semudah pendiriannya. Hal ini karena pemiliknya

hanya seorang, sehingga pembubarannya tidak memerlukan persetujuan dari pihak lain

atau otoritas yang berwenang – kecuali pada saat pendiriannya memerlukan perizinan

khusus.

2. Persekutuan Perdata

Jika Perusahaan Perseorangan telah berkembang dan pebisnis ingin menaikkan level yang

lebih tinggi, maka sudah saatnya pebisnis mencari partner bisnis untuk meningkatkan

Perusahaan Perseorangan itu menjadi Persekutuan Perdata.

Menurut Pasar 1618 Kitab UU Hukum Perdata (KUHPerdata), Persekutuan Perdata

adalah suatu persetujuan atau perjanjian antara dua orang atau lebih yang berjanji untuk

Page 4: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud supaya keuntungan yang

diperoleh dari persekutuan itu dibagi di antara mereka.

Dalam perjanjian Persekutuan Perdata, para sekutu berjanji untuk memasukan sesuatu ke

dalam persekutuan yang tujuannya agar hasil atau keuntungan pemasukan itu dapat dibagi

di antara mereka.

Pendirian Persekutuan Perdata dilakukan berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh para

sekutu. Dalam perjanjian itu, para pihak mengatur modal-modal yang dimasukkan ke

dalam persekutuan serta pembagian keuntungan dan kerugiannya. Perjanjian Persekutuan

Perdata dapat dibuat secara sederhana, tanpa proses dan prosedur yang khusus, serta

cukup dengan akta di bawah tangan yang bisa ditingkatkan nilai hukumnya dengan

pembuatan akta otentik.

Modal-modal yang dimasukkan para sekutu dapat berupa uang, barang atau tenaga.

Pemasukan modal tersebut disebut juga dengan inbreng dinyatakan dalam perjanjian dan

para sekutu wajib untuk menyerahkannya. Selain menentukan inbreng, perjanjian juga

hendak mencantumkan pembagian keuntungan dan kerugian di antara para sekutu.

3. Persekutuan Firma

Persekutuan Firma merupakan Persekutuan Perdata dalam bentuk yang lebih khusus,

yaitu didirikan untuk menjalankan perusahaan, menggunakan nama bersama, dan

tanggung jawab para pemilik Firma (sekutu) bersifat tanggung renteng.

Sebagai sebuah Persekutuan Perdata, Firma diirikan berdasarkan perjanjian oleh beberapa

orang sekutu. Seperti halnya CV dan PT, Firma juga memiliki nama perusahaan. Nama

Firma dibuat dengan menggunakan nama bersama, yang umumnya diambil dari nama

salah satu pendiri atau gabungan dari nama-nama para pendirinya. Misalnya: Razon & Co

(Razon and Compagnion) atau Firma RUDAL yang merupakan singkatan dari nama

pada pendirinya yaitu Rusdi, Anton dan Lim.

Dalam Firma, masing-masing sekutu berperan secara aktif menjalankan perusahaan.

Dalam rangka menjalankan perusahan itu, mereka bertanggung jawan secara tanggung

renteng. Utang yang dibuat oleh salah satu sekutu akan mengikat sekutu yang lain,

demikian pula sebaliknya.

4. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennotschaap – CV)

Persekutuan Komanditer (CV) merupakan perkembangan lebih lanjut dari Persekutuan

Firma. Jika firma hanya terdiri dari para sekutu yang secara aktif menjalankan

perusahaan, dalam Komanditer terdapat sekutu pasif yang hanya memasukkan modal.

Persekutuan Firma dalam perkembangannya membutuhkan tambahan modal, Firma

tersebut dapat memasukkan pihak lain sebagai sekutu baru yang hanya memasukkan

modalnya tetapi tidak terlibat secara aktif dalam menjalankan perusahaan.

Dalam hal ini, sekutu yang baru masuk tersebut merupakan sekutu pasif. Jika sekutu

aktif menjalankan perusahaan dan menanggung kerugian sampai harta kekayaan

pribadinya, tanggung jawab sekutu pasif terbatas hanya pada modal yang dimasukkannya

ke dalam perusahaan dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.

5. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,

didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi dalam saham.

Page 5: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

Sebagai sebuah badan hukum, PT dianggap layaknya orang perorangan secara individu

yang dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta kekayaan sendiri dan

dapat menuntut serta dituntut di muka pengadilan.

Untuk menjadikannya sebagai badan hukum PT, sebuah perusahaan harus mengikuti tata

cara pembuatan, pendaftaran dan pengumuman sebagaimana yang diatur dalam Undang-

Undang no. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT).

Sebagai persekutuan modal, sebuah PT didirikan oleh para pendiri yang masing-masing

memasukkan modalnya berdasarkan perjanjian. Modal tersebut terbagi secara

keseluruhan menjadi modal perusahaan. Tanggung jawab pendiri PT adalah sebatas

modal yang disetorkannya ke dalamnya dan tidak meliputi harga kekayaan pribadi

mereka.

Menurut UU PT, modal PT terbagi atas 3 modal, yaitu Modal Dasar, Modal

Ditempatkan, dan Modal Disetor.

(a) Modal Dasar adalah modal keseluruhan PT sebagaimana yang dinyatakan dalam

Anggaran Dasarnya.

(b) Modal Ditempatkan adalah bagian dari Modal Dasar yang wajib dipenuhi/disetor

oleh masing-masing pemegang saham ke dalam perusahaan.

(c) Modal Disetor adalah Modal Ditempatkan yang secara nyata telah disetorkan.

Untuk menjalankan perusahaan, sebuah PT dilengkapi dengan organ-organ yang memiliki

fungsi masing-masing, yaitu: Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan

Dewan Komisaris.

Menurut UU PT:

RPUS adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada

Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas-batas yang ditentukan dalam undang-undang.

Secara umum, tugas RUPS adalah menentukan kebijakan perusahaan.

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas

pengurusan perseroan, sehingga Direksi dapat mewakili perseroan itu baik di dalam

maupun di luar pengadilan. Karena fungsinya yang dapat mewakili perusahaan, maka

kontrak-kontrak dengan perusahaan eksternal harus dibuat dan ditandatangani oleh

Direksi.

Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap perseroan, baik secara umum

maupun secara khusus, termasuk memberi nasihat kepada Direksi dalam menjalankan

perusahaan.

Perikatan, Perjanjian dan Kontrak

A. Perikatan

Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,

berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain, dan pihak

yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

Sebagai suatu hubungan hukum, perikatan berisi seperangkat hak dan kewajiban yang

dijamin oleh hukum dan karenanya memiliki akibat hukum-dapat dipaksakan secara

hukum.

Page 6: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

Dalam transaksi jual beli, hukum memberikan jaminannya bahwa penjual berhak

menerima pembayaran harga dan pembeli berhak menerima barangnya. Sementara dari

sisi kewajibannya, penjual berkewajiban untuk menyerahkan barang sedangkan pembeli

berkewajiban untuk membayar.

Pihak-pihak di dalam perikatan bisa terdiri dari dua pihak. Misalnya dalam kontrak

pendirian usaha bersama (persekutuan perdata), tiga orang sekaligus dapat terlibat sebagai

pihak pendiri dalam sebuah kontrak.

B. Perjanjian

Sesuai ketentuan Pasal 1233 KUHPerdata, perikatan lahir karena suatu persetujuan atau

karena undang-undang. Lebih jelasnya, UU dan perjanjian (persetujuan) merupakan

sumber dari perikatan. Undang-undang dan perjanjian merupakan penyebab dari lahirnya

perikatan. Jika perikatan berisi hak dan kewajiban, perjanjian dan undang-undang

merupakan mesin produksi dalam menciptakan seperangkat hak dan kewajiban dalam

perikatan tersebut.

Dalam perjanjian jual beli, hak dan kewajiban di atara penjual dan pembeli lahir karena

keduanya sama-sama menghendaki pertukaran uang dan barang. Para pihak yang

menandatangani perjanjian menyadari bahwa mereka menghendaki adanya hubungan

perikatan secara hukum.

Jika perikatan adalah suatu hubungan hukum, perjanjian adalah perbuatan hukum.

Sebagai bentuk hubungan hukum, perikatan bersifat abstrak, sedangkan perjanjian

merupakan gerak fisik yang kongkret.

C. Kontrak

Selain perikatan dan perjanjian, dalam hukum juga mengenal istilah kontrak yang biasa

digunakan dalam praktek bisnis. Seperti perikatan, pengertian kontrak juga jarang ditemui

dalam undang-undang. Antara perjanjian dan kontrak memiliki pengertian yang sama,

tetapi pengertian kontrak lebih spesifik.

Kontrak adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis.

Selain kontrak, istilah perjanjian juga sering dipadankan dengan istilah-istilah praktis

seperti SPK (Surat Perjanjian Kerja) atau PKS (Perjanjian Kerja Sama). Suatu perjanjian

yang dibuat tertulis disebut Kontrak.

Azas-azas Kontrak

Ada lima azas yang perlu menjadi pedoman dalam membuat kontrak, yaitu:

1. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract)

Pada prinsipnya, setiap orang bebas untuk membuat kontrak tentang apa pun dan dengan

siapa pun. Namun, kebebasan ini bukanlah kebebasan yang mutlak, karena bagaimanapun

undang-undang tetap membatasinya.

2. Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda)

Asas kepastian hukum berarti setiap kontrak yang dibuat secara sah akan dijamin

perlindungannya oleh hukum. Bagi para pihak yang membuatnya, kontrak tersebut

berlaku layaknya undang-undang dan harus dihormati oleh siapa pun.

Page 7: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

3. Asas Konsensualisme (Concencualism)

Salah satu syarat kontrak adalah adanya kesepakatan atau konsensus di antara para pihak.

Asas konsensualisme berarti suatu kontrak telah lahir sejak detik tercapainya kata

sepakat.

4. Asas Itikad Baik (Good Faith)

Itikad baik berarti motivasi para pihak dalam membuat dan melaksanakan kontrak harus

jujur, terbuka dan saling percaya. Motivasi tersebut tidak boleh dicemari oleh maksud-

maksud untuk melakukan tipu daya atau menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya.

5. Asas Kepribadian (Personality)

Asas kepribadian berisi isi kontrak hanya mengikat para pihak yang membuatnya secara

personal dan tidak mengikat pihak-pihak lain yang tidak memberikan kesepakatannya.

Syarat-syarat Sahnya Kontrak

Syarat-syarat sahnya kontrak merupakan alat ukur untuk menentukan sah atau tidaknya suatu

kontrak ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian

3. Mengenai suatu hal tertentu

4. Sesatu sebab yang halal

Kemudian syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

A. Syarat Subjektif : Kesepakatan para pihak dan kecakapan para pihak.

B. Syarat Objektif : Suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.

Persiapan Membuat Kontrak

1. Surat Penawaran

Dalam lingkungan bisnis, surat penawaran digunakan untuk membuka jalan bagi sebuah

kerja sama, baik penjualan barang maupun jasa. Pentingnya prosedur ini bukan cuma

untuk perusahaan besar, tetapi juga perusahaan menengah dan kecil. Karena kerja bisnis

umumnya dilakukan dengan kontrak, surat penawaran merupakan jalan pembuka bagi

tercapainya kesepakatan sebagai syarat sahnya kontrak.

Salah satu syarat sahnya kontrak adalah kesepakatan di antara pihak yang tanpa

kesepakatan itu, kontrak tersebut menjadi tidak sah dan karenanya dapat dibatalkan.

Penawaran merupakan suatu pernyataan kehendak tentang kerja sama yang diharapkan

salah satu pihak. Sebuah penawaran merupakan tindakan yang sepihak yang tidak akan

menghasilkan kesepakatan maupun kontrak. Sebuah kesepakatan akan muncul jika

penawaran dan penerimaan itu bertemu secara timbal balik, yakni penawaran tersebut

diterima secara positif oleh lawan kontraknya dan calon pengguna jasa setuju untuk

menggunakan jasa yang ditawarkan.

Surat penawaran berisi pengenalan diri, surat penawaran juga berisi spesifikasi produk

(barang atau jasa) yang ditawarkan termasuk harga dan dapat dilampiri informasi spesifik

Page 8: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

baik mengenai identitas pihak dan spesifikasi barang atau jasa yang ditawarkan dan daftar

klien serta proyek-proyek yang pernah dikerjakan.

Setelah memahami isi surat penawaran dan mampu menilai keuntungan yang bisa

diharapkan, pihak yang ditawarkan akan membalas penawaran itu dengan surat

penerimaan.

Gambar 1. Contoh Surat Penawaran

2. Negosiasi

Dalam membuat kontrak, pengusaha harus melakukan negosiasi. Negosiasi

merupakan proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai

kesepakatan antara satu pihak dan pihak lain. Tujuan negosiasi adalah kesepakatan.

Berikut tahapan negosiasi yang harus dipenuhi untuk mencapai kesepakatan, meliputi:

Page 9: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

a) Pengumpulan Informasi

Dalam mengatur strategi negosiasi kontrak, penting bagi para pihak untuk

mengumpulkan informasi sebanyak mungkin persis sebelum mengelilingi meja

negosiasi. Informasi yang penting dikumpulkan meliputi Konsep Bisnis, Regulasi

terkait, kebutuhan dan kemampuan pribadi, dan informasi lawan negosiasi.

b) Kesepakatan

Kesepekatan merupakan syarat sahnya sebuah kontrak. Ketika membuat kesepakatan,

perlu mempertemukan penawaran dan penerimaan dengan mitra bisnis yang

diarahkan pada penandatanganan kontrak.

3. Menyusun Draft Kontrak

Setelah menutup negosiasi dengan kesepakatan hal yang harus dilakukan adalah

menyusun draft kontrak. Dalam menyusun draft kontrak diperlukan mengumpulkan

daftar-daftar keinginan dua pihak yang melakukan kesepakatan kemudian dimasukkan

dalam klausul-klausul kontrak.

Daftar-daftar keinginan antara kedua pihak biasanya tertuang dalam Notula (Minutes

of Meeting - MOM). Notula adalah catatan singkat mengenai jalannya

rapat/pertemuan negosiasi serta hal yang dibicarakan dan diputuskan.

4. Mengikat Kesepakatan Awal dengan MoU

Memorandum of Understanding (MoU) disebut juga Nota Kesepahaman atau nota

kesepakatan. Mou merupakan prakontrak atau pengikatan kesepakatan awal sebelum

para pihak membuat kontrak sebelum sebuah perjanjian dilakukan. Mou dapat juga

disebut sebagai kontrak. Tujuan dibuatnya MoU karena para pihak belum siap untuk

menandatangani kontrak. Hal ini terjadi karena para pihak masih perlu dilakukan studi

kelayakan kerjasama, masih menunggu keluarnya perizinan, alasan finansial dan

permodalan.

Dokumen Pendukung Kontrak

Berikut daftar dokumen pendukung kontrak untuk diperiksa sebelum menandatangani

kontrak

Subjek

Kontrak

Perorangan ✓ KTP (Kartu Tanda Penduduk

✓ NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Badan Hukum ✓ Akta Perusahaan (Akta Pendirian dan

Perubahannya)

✓ SK Pengesahan Akta Perusahaan

✓ SKDP (Surat Keterangan Domisili

Perusahaan)

✓ NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

✓ TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

✓ SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

✓ UUG (Undang-undang Gangguan)

Page 10: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

✓ SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

✓ KTP Direktur (Penandatangan Kontrak)

Wakil

Perorangan/Badan

Hukum

✓ KTP (Kartu Tanda Penduduk)

✓ Surat Kuasa

Objek Kontrak Dokumen Perizinan

Khusus

✓ SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa

Konstruksi)

✓ API (Angka Pengenal Importir)

✓ IUP (Izin Usaha Pertembangan)

✓ IUP (Izin Usaha Perkebunan)

✓ Dokumen lainnya

Dokumen Kepemilikan

Barang

✓ Sertifikat Tanah

✓ BPKB (Bukti Kepemilikan Kendaraan

Bermotor)

✓ Dokumen Lainnya

Dokumen Kepemilikan

Hak Kekayaan

Intelektual

✓ Sertifikat Hak Cipta

✓ Sertifikat Hak Merek

✓ Dokumen Lainnya

Anatomi Kontrak

Unsur-unsur menyusun bodi kontrak, yaitu klausul-klausul yang dikonstruksi atas hal-hal

sebagai berikut:

1. Pembuka

Umumnya bagian pembuka kontrak berisi formal kontrak yang terdiri dari judul,

nomor, pembukaan, identitas para pihak, dan latar belakang kontrak.

2. Isi Kontrak

Bagian isi kontrak terdiri dari klausul-klausul mengenai pokok-pokok kerjasama yang

diatur di dalam kontrak. Bagian ini terdiri dari kesepakatan para pihak untuk

melaksanakan hubungan hukum yang rinciannya terdiri dari klausul-klausul umum

maupun khusus.

Klausul umum biasanya menyangkut standar pelaksanaan hubungan kerja sama sesuai

undang-undang seperti klausul kerahasiaan, adendum, keadaan memaksa (force

majeure) dan penyelesaian perselisihan.

Klausul khusus lebih spesifik menentukan hubungan khusus yang dikehendaki para

pihak, seperti barang atau asa, serah terima barang, jangka waktu dan ketentuan-

ketentuan khusus lainnya.

Unsur-unsur menyusun bodi kontrak, yaitu klausul-klausul yang dikonstruksi atas hal-

hal sebagai berikut:

Page 11: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

3. Penutup

Selain berisi testimonium clause, bagian ini juga berisi tanda tangan, materai dan

lampiran.

Di samping ini adalah contoh anatomi kontrak, namun tidak baku dapat disesuaikan

dengan kebutuhan kedua pihak.

Page 12: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

Contoh Perjanjian Kontrak Kerja Sama

1

Page 13: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

2

Page 14: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

3

Page 15: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

4

Page 16: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

5

Page 17: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

6

Page 18: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

7

Page 19: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

8

Page 20: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

9

Page 21: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

10

Page 22: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

11

Page 23: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

12

Page 24: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

Page 25: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

14

Page 26: Pertemuan 9 Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 ... › index.php › unduh › item › 240434 › P09.pdf · Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295 Menyusun Kontrak

Pertemuan 9

Manajemen Klien dan Bisnis Periklanan - 295

Berakhirnya Kontrak

Dalam perikatan kontrak yang sederhana, berakhirnya kontrak dapat terjadi karena telah

dilaksanakannya hak dan kewajiban. Berakhirnya suatu kontrak dapat berakhir karena hal

berikut, yaitu:

1. Pembayaran

2. Penawaran Pembayaran Tunai Diikuti Dengan Penyimpanan atau Penitipan

3. Pembaharuan Utang (Novasi)

4. Perjumpaan Utang (Kompensasi)

5. Percampuran Utang

6. Pembebasan Utang

7. Musnahnya Barang yang Terutang

8. Kebatalan atau Pembatalan

9. Berlaku suatu Syarat Pembatalan

10. Lewatnya Waktu